Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas...

14
Seminar Nasional Ke III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan 1 ,danMuchammad Yusrizhal 2 1 Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Jl. Prof Soedharto, Semarang, 50275,Jawa Tengah [email protected] [email protected] Abstrak Berdasarkan data riwayat kebencanaan yang terjadi di Kota Semarang diketahui bahwa Kota Semarang memiliki permasalahan serius terhadap bencana gerakan tanah berupa tanah longsor.Salah satu daerah yang sering mengalami gerakan tanah adalah Kecamatan Gunung Pati.Penelitian ini bermaksud untuk memetakan daerah mana saja yang mengalami kerawanan tinggi terhadap potensi gerakan tanah.Penelitian tersebut difokuskan pada Desa Sadeng, Sekaran, Pugangan, Kalisegoro, dan Sukorejo.Karena pada daerah tersebut yang memiliki potensi cukup tinggi berdasarkan data bencana tanah longsor yang pernah terjadi di Kecamatan Gunung Pati.Dengan mengumpulkan data kelerengan, kondisi geologi, curah hujan dan tata guna lahan Kecamatan Gunung Pati kemudian data data tersebut disusun menjadi Peta Kerentanan Gerakan Tanah Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang.Pada peta tersebut dihasilkan informasi daerah mana saja yang sangat rawan atau aman terhadap gerakan tanah.Pada peta tersebut terlihat bahwa kelima desa tersebut memiliki beberapa bagian yang rentan terhadap gerakan tanah yang ditunjukkan dengan warna merah pada peta.Daerah rentan didominasi pada lereng yang curam.Namun beberapa daerah aman juga terdapat di beberapa lokasi yang ditunjukkan dengan warna hijau.Yaitu dibagian Selatan Desa Sekaran, bagian Utara Sukorejo, bagian selatan Kalisegoro, dan bagian selatan Desa Pugangan.Setelah diketahui daerah mana saja yang rawan atau aman maka dapat dibuat rekomendasi mitigasi bencana apabila terjadi gerakan tanah.Saat terjadi gerakan tanah diharapkan masyarakat mengevakuasi diri ke daerah landai atau berwarna hijau pada peta yang tergolong aman.Untuk menanggulangi permasalahan gerakan tanah di daerah tersebut dapat dilakukan metode geoteknik seperti grouting, dinding pendahan, dan angkur pada lereng batuan. Kata Kunci : Gerakan Tanah, Tanah Longsor, Kerentanan, Kecamatan Gunung Pati Pendahuluan Bencana alam gerakan tanah merupakan suatu permasalahan serius yang sedang dihadapi oleh Kota Semarang.Beberapa kali bencana gerakan tanah seperti tanah longsor, rekahan pada tanah kerap kali terjadi.Hal tersebut membawa kerugian tersendiri bagi Kota Semarang.Karena dengan adanya gerakan tanah dapat mengancam keselamatan penduduk disekitarnya.Mulai dari tanah longsor yang dapat menimpa rumah warga, jalanan menjadi rusak, serta bangunan yang juga dapat mengalami kerusakan akibat gerakan tanah.Kerugian yang ditimbulkan dari bencana ini cukup besar, karena dapat menimbulkan korban jiwa, dan merugikan

Transcript of Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas...

Page 1: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati

Kota Semarang Beserta Penanggulangannya

Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad Yusrizhal2 1Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Jl. Prof Soedharto, Semarang, 50275,Jawa Tengah

[email protected]

[email protected]

Abstrak

Berdasarkan data riwayat kebencanaan yang terjadi di Kota Semarang diketahui bahwa Kota

Semarang memiliki permasalahan serius terhadap bencana gerakan tanah berupa tanah

longsor.Salah satu daerah yang sering mengalami gerakan tanah adalah Kecamatan Gunung

Pati.Penelitian ini bermaksud untuk memetakan daerah mana saja yang mengalami

kerawanan tinggi terhadap potensi gerakan tanah.Penelitian tersebut difokuskan pada Desa

Sadeng, Sekaran, Pugangan, Kalisegoro, dan Sukorejo.Karena pada daerah tersebut yang

memiliki potensi cukup tinggi berdasarkan data bencana tanah longsor yang pernah terjadi di

Kecamatan Gunung Pati.Dengan mengumpulkan data kelerengan, kondisi geologi, curah

hujan dan tata guna lahan Kecamatan Gunung Pati kemudian data data tersebut disusun

menjadi Peta Kerentanan Gerakan Tanah Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang.Pada peta

tersebut dihasilkan informasi daerah mana saja yang sangat rawan atau aman terhadap

gerakan tanah.Pada peta tersebut terlihat bahwa kelima desa tersebut memiliki beberapa

bagian yang rentan terhadap gerakan tanah yang ditunjukkan dengan warna merah pada

peta.Daerah rentan didominasi pada lereng yang curam.Namun beberapa daerah aman juga

terdapat di beberapa lokasi yang ditunjukkan dengan warna hijau.Yaitu dibagian Selatan

Desa Sekaran, bagian Utara Sukorejo, bagian selatan Kalisegoro, dan bagian selatan Desa

Pugangan.Setelah diketahui daerah mana saja yang rawan atau aman maka dapat dibuat

rekomendasi mitigasi bencana apabila terjadi gerakan tanah.Saat terjadi gerakan tanah

diharapkan masyarakat mengevakuasi diri ke daerah landai atau berwarna hijau pada peta

yang tergolong aman.Untuk menanggulangi permasalahan gerakan tanah di daerah tersebut

dapat dilakukan metode geoteknik seperti grouting, dinding pendahan, dan angkur pada

lereng batuan.

Kata Kunci : Gerakan Tanah, Tanah Longsor, Kerentanan, Kecamatan Gunung Pati

Pendahuluan

Bencana alam gerakan tanah merupakan

suatu permasalahan serius yang sedang

dihadapi oleh Kota Semarang.Beberapa kali

bencana gerakan tanah seperti tanah longsor,

rekahan pada tanah kerap kali terjadi.Hal

tersebut membawa kerugian tersendiri bagi

Kota Semarang.Karena dengan adanya

gerakan tanah dapat mengancam keselamatan

penduduk disekitarnya.Mulai dari tanah

longsor yang dapat menimpa rumah warga,

jalanan menjadi rusak, serta bangunan yang

juga dapat mengalami kerusakan akibat

gerakan tanah.Kerugian yang ditimbulkan

dari bencana ini cukup besar, karena dapat

menimbulkan korban jiwa, dan merugikan

Page 2: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

secara materi akibat kerusakan

bangunan.Menurut Karnawati (2005),

longsoran merupakan salah satu jenis gerakan

massa tanah atau batuan yang umunya terjadi

pada kemiringan lereng 20°-40° dengan

massa yang bergerak berupa tanah residual,

endapan koluvial dan batuan vulkanik yang

lapuk. Berdasarkan material dan

mekanismenya, tanah longsor dibagi menjadi

6 jenis yaitu longsoran translasi, longsoran

rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu,

rayapan bahan rombakan, dan aliran bahan

rombakan.

Penyebab terjadinya gerakan tanah di

Kota Semarang karena terdiri dari daerah

pantai, dataran, dan perbukitan dengan

kemiringan lahan berkisar antara 0%-

45%.Pada daerah dengan morfologi

perbukitan inilah yang kerap kali memiliki

potensi gerakan tanahSalah satu daerah yang

memiliki kerentanan terhadap gerakan tanah

adalah Kecamatan Gunung Pati.Kecamatan

ini terletak di sebelah selatan Kota Semarang,

dan memiliki morfologi berupa

perbukitan.Dengan topografi yang cukup

terjal membuat daerah ini memiliki potensi

yang besar untuk terjadi gerakan tanah.Selain

itu dari faktor kondisi geologi yang tersusun

atas litologi batulempung, breksi volkanik,

batupasir krakalan, endapan alluvium, dan

batugamping klastikcukup memiliki

kerentanan terhadap proses pelapukan,

terlebih pada batulempung. Terdapat pula

beberapa struktur geologi yang cukup

berpengaruh terhadap gerakan tanah, karena

menjadi zona lemah yang dapat memicu

gerakan tanah.

Dengan melihat riwayat bencana

gerakan tanah yang pernah terjadi di

Kecamatan Gunung Pati, maka dari itu

dilakukan penelitian terhadap potensi gerakan

tanah di daerah tersebut. Penelitian ini

bertujuan untuk memetakan daerah mana saja

yang rentan terhadap potensi gerakan tanah,

Setelah mengetahui daerah rentan dapat

diberikan rekomendasi mengenai cara

penanggulangan permasalahan gerakan tanah

yang sifatnya membahayakan bagi

masyarakat sekitar.

Kondisi Geologi

Kondisi Geologi, Kota Semarang

berdasarkan Peta Geologi Lembar Magelang -

Semarang (RE. Thaden, dkk; 1996), susunan

stratigrafinya adalah sebagai berikut Aluvium

(Qa), Batuan Gunungapi Gajahmungkur

(Qhg), Batuan Gunungapi Kaligesik (Qpk),

Formasi Jongkong (Qpj), Formasi Damar

(QTd), Formasi Kaligetas (Qpkg), Formasi

Kalibeng (Tmkl), Formasi Kerek (Tmk). Pada

dataran rendah berupa endapan aluvial sungai,

endapan fasies dataran delta dan endapan

fasies pasang-surut.Endapan tersebut terdiri

dari selang-seling antara lapisan pasir, pasir

lanauan dan lempung lunak, dengan sisipan

lensa-lensa kerikil dan pasir

vulkanik.Sedangkan daerah perbukitan

sebagian besar memiliki struktur geologi

berupa batuan beku.

Struktur geologi yang cukup mencolok

di wilayah Kota Semarang berupa kelurusan-

kelurusan dan kontak batuan yang tegas yang

merupakan pencerminan struktur sesar baik

geser mendatar dan normal cukup

berkembang di bagian tengah dan selatan

kota. Jenis sesar yang ada secara umum terdiri

dari sesar normal, sesar geser dan sesar

naik.Sesar normal relatif ke arah barat - timur

sebagian agak cembung ke arah utara, sesar

geser berarah utara selatan hingga barat laut -

tenggara, sedangkan sesar normal relatif

berarah barat - timur.Sesar-sesar tersebut

umumnya terjadi pada batuan Formasi Kerek,

Formasi Kalibeng dan Formasi Damar yang

berumur kuarter dan tersier.

Formasi Jongkong

Page 3: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

Breksi andesit hornblende augit dan

aliran lava, sebelumnya disebut batuan

gunungapi Ungaran Lama. Breksi andesit

berwarna coklat kehitaman, komponen

berukuran 1 - 50 cm, menyudut - membundar

tanggung dengan masa dasar tufaan, posositas

sedang, kompak dan keras.Aliran lava

berwarna abu-abu tua, berbutir halus,

setempat memperlihatkan struktur vesikuler

(berongga).

Formasi Damar

Batuannya terdiri dari batu pasir tufaan,

konglomerat, dan breksi volkanik. Batu pasir

tufaan berwarna kuning kecoklatan berbutir

halus - kasar, komposisi terdiri dari mineral

mafik, felspar, dan kuarsa dengan masa dasar

tufaan, porositas sedang, keras. Konglomerat

berwarna kuning kecoklatan hingga

kehitaman, komponen terdiri dari andesit,

basalt, batuapung, berukuran 0,5 - 5 cm,

membundar tanggung hingga membundar

baik, agak rapuh. Breksi volkanik mungkin

diendapkan sebagai lahar, berwarna abu-abu

kehitaman, komponen terdiri dari andesit dan

basalt, berukuran 1 - 20 cm, menyudut -

membundar tanggung, agak keras.

Formasi Kaligetas

Batuannya terdiri dari breksi dan lahar

dengan sisipan lava dan tuf halus sampai

kasar, setempat di bagian bawahnya

ditemukan batu lempung mengandung

moluska dan batu pasir tufaan. Breksi dan

lahar berwarna coklat kehitaman, dengan

komponen berupa andesit, basalt, batuapung

dengan masa dasar tufa, komponen umumnya

menyudut - menyudut tanggung, porositas

sedang hingga tinggi, breksi bersifat keras dan

kompak, sedangkan lahar agak rapuh. Lava

berwarna hitam kelabu, keras dan kompak.

Tufa berwarna kuning keputihan, halus -

kasar, porositas tinggi, getas. Batu lempung,

berwarna hijau, porositas rendah, agak keras

dalam keadaan kering dan mudah hancur

dalam keadaan basah. Batu pasir tufaan,

coklat kekuningan, halus - sedang, porositas

sedang, agak keras.

Formasi Kalibeng

Batuannya terdiri dari napal, batupasir

tufaan dan batu gamping. Napal berwarna

abu-abu kehijauan hingga kehitaman,

komposisi terdiri dari mineral lempung dan

semen karbonat, porositas rendah hingga

kedap air, agak keras dalam keadaan kering

dan mudah hancur dalam keadaan basah. Pada

napal ini setempat mengandung karbon

(bahan organik). Batupasir tufaan kuning

kehitaman, halus - kasar, porositas sedang,

agak keras, Batu gamping merupakan lensa

dalam napal, berwarna putih kelabu, keras dan

kompak.

Formasi Kerek

Perselingan batu lempung, napal, batu

pasir tufaan, konglomerat, breksi volkanik

dan batu gamping. Batu lempung kelabu

muda - tua, gampingan, sebagian bersisipan

dengan batu lanau atau batu pasir,

mengandung fosil foram, moluska dan koral-

koral koloni. Lapisan tipis konglomerat

terdapat dalam batu lempung di K. Kripik dan

di dalam batupasir. Batu gamping umumnya

berlapis, kristallin dan pasiran, mempunyai

ketebalan total lebih dari 400 m

Berdasarkan struktur geologi yang ada

di Kota Semarang terdiri atas tiga bagian

yaitu struktur joint (kekar), patahan (fault),

dan lipatan. Daerah patahan tanah bersifat

erosif dan mempunyai porositas tinggi,

struktur lapisan batuan yang diskontinyu (tak

teratur), heterogen, sehingga mudah bergerak

atau longsor. Pada daerah sekitar aliran Kali

Garang merupakan patahan Kali Garang, yang

membujur arah utara sampai selatan, di

sepanjang Kaligarang yang berbatasan dengan

Bukit Gombel. Patahan ini bermula dari

Ondorante, ke arah utara hingga Bendan

Duwur. Patahan ini merupakan patahan geser,

yang memotong formasi Notopuro, ditandai

adanya zona sesar, tebing terjal di Ondorante,

dan pelurusan Kali Garang serta beberapa

Page 4: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

mata air di Bendan Duwur. Daerah patahan

lainnya adalah Meteseh, Perumahan Bukit

Kencana Jaya, dengan arah patahan melintas

dari utara ke selatan.

Metodologi

Dalam penentuan daerah potensi

gerakan tanah dilakukan berdasarkan

beberapa aspek, diantaranya Peta Tata Guna

Lahan Kecamatan Gunung Pati, Peta Curah

Hujan Kota Semarang, Peta DEM (Digital

Elevation Model), dan Peta Geologi Lembar

Magelang-Semarang. Keempat peta tersebut

kemudian dilakukan skoring berdasarkan

tingkat kerentanannya terhadap gerakan

tanah. Setelah itu dilakukan overlay terhadap

peta-peta tersebut menggunakan software

ArcGIS sehingga dihasilkan satu peta

kerentanan bencana gerakan tanah di daerah

tersebut.

Untuk mendukung akurasi data

dilakukan pemetaan geologi di daerah

tersebut, khususnya pada daerah yang pernah

mengalami tanah longsor.Data pemetaan

geologi yang diambil berupa deskripsi litologi

foto singkapan, dan identifikasi struktur

geologi di daerah tersebut.

Diskusi

Dalam penelitian ini akan dibuat peta

kerentanan gerakan tanah pada Kecamatan

GunungpatiKota Semarang yang meliputi

Desa Sadeng, Sukorejo, Sekaran, Kalisegoro,

dan Pongangan. Daerah tersebut dipilih

karena memiliki potensi yang cukup tinggi

dibandingkan dengan daerah lainnya. Karena

berdasarkan riwayat bencana tanah longsor

yang ada di Kota Semarang daerah tersebut

yang paling sering mengalami tanah longsor.

Dalam pembuatan peta kerentanan gerakan

tanah ini perlu adanya variabel-variabel yang

dapat mengontrol gerakan tanah tersebut.

Variabel tersebut meliputi besar kelerengan

(slope), jenis batuan, curah hujan, dan

tatagunalahan. Dari keempat variabel tersebut

akan dibuat ranking yaitu dari variabel yang

memiliki ranking tertinggi dalam mengontrol

gerakan tanah hingga variabel yang memiliki

ranking lebih rendah.Selanjutnya dari

keempat variabel tersebut akan dibuat sistem

skoring. Dalam skoring tersebut akan dibuat

lima skor, dengan skor tertinggi

merupakanvariabel yang paling rentan

terhadap gerakan tanah. Sehingga dari

masing-masing variabel akan memiliki bobot

yang berbeda terkait dengan gerakan tanah

yang ada di Kecamatan Gunungpati ini.

1. Peta Kelerengan

Tingkat kemiringan suatu lereng (slope)

merupakan faktor utama yang menyebabkan

terjadinya tanah longsor. Semakin besar nilai

kemiringan suatu daerah maka semakin besar

pula peluang terjadinya longsor. Namun

pengontrol gerakan tanah tidak hanya dilihat

dari tingkat kelerengan suatu daerah, masih

banyak faktor yang ikut serta berpengaruh

kaitannya dengan proses gerakan tanah.

Sehingga tingkat kelerangan ini memiliki

rangking tertinggi kaitannya dengan suatu

gerankan tanah. Peta kelerangan ini dibuat

untuk mengetahui tingkat kemiringan lereng

yang ada di daerah penelitian. Besarnya nilai

kelerengan dari setiap lokasi dikelompokkan

berdasarkan klasifikasi Van Zuidam 1985

dalam satuan derajat. Pada lokasi penelitian

didapatkan besar kelerengan mulai 0°-35°

(landai-curam). Diman besarnya kelerengan

tersebut masih dikelompokkan dalam interval

sesuai klasifikasi Van Zuidam 1985 yaitu,

kelerengan 0°-2° dengan kondisi lahan datar-

hampir datar, tidak terdapat erosi, serta dapat

diolah dalam kondisi kering, simbol warna

yang disarankan yaitu warna hijau, skor yang

diberikan dari kelerengan tersebut adalah 1.

Kelerengan 2°-4° dengan kondisi lahan

memiliki kemiringan lereng landai, bila

terjadi longsor bergerak dengan kecepatan

rendah, erosi akan meninggalkan bekas yang

cukup dalam, simbol warna yang disarankan

yaitu warna hijau muda, skor yang diberikan

untuk kelerengan ini adalah 2. Kelerengan 4°-

8° dengan kondisi lahan memiliki kemiringan

lereng landai-curam, bila terjadi longsor

bergerak dengan kecepatan rendah, sangat

Page 5: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

rawan terhadap erosi, simbol warna yang

diberikan yaitu kuning, skor yang diberikan

untuk kelerengan ini adalah 3. Kelerengan 8°-

16° dengan kondisi lahan memiliki

kemiringan lereng yang curam, rawan

terhadap bahaya longsor, erosi permukaan dan

erosi alur, simbol warna yang diberikan yaitu

orange, skor yang diberikan untuk kelerengan

tersebut adalah 4. Kelerengan 16°-35° dengan

kondisi lahan memiliki kemiringan lereng

yang curam sampai terjal, sering terjadi erosi

dan gerakan tanah, simbol warna yang

diberikan yaitu merah, skor yang diberikan

pada . Daerah yang memiliki nilai kelerengan

yang cukup tinggi berada pada Desa Sekarang

dan Desa Sadeng.

Gambar 1. Peta Kelerengan Kecamatan Gunung Pati Kota

Semarang

2. Peta Litologi

Terjadinya suatu gerakan tanah juga dipengaruhi oleh jenis litologi pada suatu

daerah. Litologi yang sifatnya kurang

kompak/resisten akan mudah terjadinya suatu

gerakan tanah. Selain itu juga litologi yang

memiliki sifat khusus seperti batulempung

yang memiliki sifat kembang susut tinggi

akan sangat berpengaruh terhadap terjadinya

gerakan tanah. Litologi yang kompak kecil

kemungkinan terjadinya suatu gerakan tanah,

litologi ini akan resisten terhadap proses-

proses erosi. Pengaruh jenis litologi terhadap

gerakan tanah tetap mengacu dengan tingkat

kelerengan suatu daerah. Sehingga jenis

litologi ini memiliki ranking kedua kaitannya

terhadap suatu gerakan tanah. Peta jenis

litologi ini dibuat berdasarkan jenis litologi

yang ada di daerah penelitian. Litologi

pertama berupa breksi volkanik, dimana

persebarannya meliputi bagian selatan Desa

Sekaran, Kalisegoro, dan Pungangan. Litologi

tersebut tersusun atas fragmen-fragmen

andesit, sehingga litologi tersebut memiliki

tingkat resistensi paling tinggi, skor yang

diberikan pada litologi breksi volkanik adalah

1. Litologi kedua berupa batupasir kerakalan,

dimana persebarannya meliputi sebagian

besar Desa Sadeng dan bagian selatan Desa

Sukorejo. Litologi tersebut tersusun atas

fragmen-fragmen berukuran pasir dan

kerakal, tingkat kompaksi dari litologi ini

berada di bawah breksi volkanik, namun

batuan tersebut masih cukup resisten terhadap

proses eksogenik, skor yang diberikan pada

litologi batupasir kerakalan adalah 2. Litologi

ketiga berupa batugamping klastik, dimana

persebarannya meliputi sebagian besar Desa

Sukorejo dan bagian utara Desa Sadeng.

Litologi tersebut tersusun atas fragmen-

fragmen karbonatan (CaCO3) berupa fragmen

molusca, tingkat kompaksi dari litologi

tersebut masih tergolong cukup tinggi, namun

sifat dari batuan tersebut yang rentan terhadap

proses pelarutan oleh air permukaan, sehingga

skor yang diberikan pada litologi

batugamping klastik adalah 3. Litologi

keempat tersusun alluvium, dimana

persebarannya meliputi bagian barat dan utara

Desa Sukorejo. Litologi tersebut tersusun atas

fragmen-fragmen berukuran pasir hingga

kerakal, namun fragmen tersebut masih

berupa material lepasan dari batuan yang

terdapat di hulu, dimanan tingkat kompaksi

dari litologi ini sangat rendah, sehingga

alluvium ini memiliki resistensi yang cukup

rendah terhadap proses eksogenik, skor yang

diberikan pada litologi alluvium adalah 4.

Litologi terakhir berupa batulempung, dimana

persebarannya meliputi sebagian Desa

Sekaran, Kalisegoro, Pungangan, serta

sebagian kecil Desa Sadeng dan Desa

Sukorejo. Litologi tersebut tersusun atas

material berukuran lempung, tingkat

kompaksi dari litologi tersebut rendah,

batulempung ini memiliki sifat kembang susut

Page 6: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan nilai

permeabilitas dari batulempung yang sangat

rendah, namun porositasnya cukup baik,

dimana pada musim penghujan litologi

tersebut akan menyimpan banyak air akan

tetapi tidak dapat mengalirkannya, sehingga

batulempung ini akan mengembang. Pada

musim kemarau air yang ada pada

batulempung akan hilang sehingga

batulempung ini akan menyusut, sehingga

banyak menghasilkan retakan-retakan pada

batuan yang akan mempermudah terjadinya

gerakan tanah. Selain itu, sifat dari

batulempung ini licin apabila terkena suatu

fluida (air), sehingga litologi tersebut dapat

berperan sebagai bidang gelincir bagi batuan

yang berada di atas batulempung ini,

kaitannya dengan gerakan tanah. Dimana

batulempung ini merupakan litologi yang

paling rentan terhadap gerakan tanah. skor

yang diberikan pada litologi batulempung

adalah 5.

Gambar 2. Peta Litologi Kecamatan Gunung Pati Kota

Semarang

3. Peta Curah Hujan

Variabel yang ketiga adalah curah

hujan. Secara umum Kecamatan Gunungpati

dan sekitarnya seperti wilayah lain di Jawa

Tengah merupakan daerah tropis basah yang

dipengaruhi oleh angin muson dengan curah

hujan yang cukup tinggi. Angin muson barat

yang bertiup pada bulan Oktober sampai

Maret membawa banyak uap air dan

menyebabkan terjadinya musim hujan.

Sedangkan pada bulan April sampai Agustus

bertiup angin timur atau tenggara yang relatif

kering, dan menimbulkan musim kering..

Hujan tahunan berkisar antara 2.000 mm

sampai 3.000 mm. Suhu udara relatif konstan

sepanjang tahun, dengan rata-rata harian

berkisar antara 21°C sampai 35°C.

Kelembaban udara relatif tinggi, berkisar

antara 70% sampai 85%.. Kecepatan angin

rata-rata tahunan adalah 9,84 km/jam (2,73

m/detik), dimana kecepatan rata-rata bulanan

minimum terjadi pada bulan Mei sebesar 8,12

km/jam (2,25 m/detik) dan kecepatan

maksimum terjadi pada bulan Januari sebesar

12,84 km/jam (3,57 m/detik) (sumber :

Stasium Klimatologi Semarang).

Gambar 3. Grafik Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan (hari)

rata-rata bulanan pada Kecamatan Gunungpati (1998 – 2007)

(Sumber : Stasiun Klimatologi Semarang dalam Sucipto)

Berdasarkan data curah hujan dari

Stasiun Klimatologi Semarang pada stasiun

pengamatan Gunungpati-Kota Semarang

menunjukkan bahwa hujan rata-rata (1998-

2007) setiap tahunnya rata-rata sebesar 2026

mm, sedangkan jumlah hari hujan tiap

tahunnya rata-rata 70 hari hujan atau ± 6 hari

setiap bulannya. Berdasarkan datadata

tersebut terlihat bahwa hujan yang terjadi

pada bulan Nopember – Maret rata-rata diatas

200 mm dan tertinggi terjadi pada bulan

Januari yaitu sebesar 390 mm dengan hari

hujan sebanyak 10-15 hari hujan. Sedangkan

pada bulan Juli dan Agustus hujan terjadi

rata-rata sebesar 25 mm. Untuk jumlah hari

hujan yang paling sedikit terjadi pada bulan-

bulan Juni, Juli dan Agustus yaitu sebesar 1

hari hujan (sumber : Stasiun Klimatologi Kota

Semarang). Dengan melihat tingginya curah

Page 7: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

hujan yang ada pada Kecamatan Gunungpati

ini yaitu 27,7 – 34,8 mm/tahun, maka skor

yang diberikan pada variabel curah hujan

adalah 4.

4. Peta Tata Guna Lahan

Variabel keempat adalah Tata Guna

Lahan, dimana variabel ini memiliki ranking

keempat dari semua variabel yang ada. Hal ini

dikarenakan Tata Guna Lahan memiliki

pengaruh paling kecil dari empat variabel

yang ada. Tataguna lahan yang terdapat pada

lokasi penelitian berupa tanah kosong dengan

skor 1, Perairan dengan skor 2, persawahan

dengan skor 3, pemukiman dengan skor 4,

dan perkebunan dengan skor 5.

Gambar 4. Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Gunung Pati

Kota Semarang

Dari keempat peta tersebut, selanjutnya

dilakukan overlay dengan menggunakan

software ArcGIS. Yaitu dengan melakukan raster calculator dari selruh peta yang telah

diubah kedalam bentuk raster. Dari hasil

overlay tersebut diperoleh suatu peta

Kerentanan gerakan tanah Kecamatan

Gunungpati. Dimana dari penggabungan

masing-masing peta akan menunjukkan nilai

kerentanan tersendiri, sesuai dengan besar

skor masing-masing peta. Skor kecil

menunjukkan nilai kerentanan rendah

sedangkan skor besar menunjukkan nilai

kerentanan tinggi. Dari peta kerentanan

gerakan tanah Kecamatan Gunungpati ini

dikelompokkan ke dalam 5 kelas, ditunjukkan

dengan warna peta sesuai Standar Nasional

Indonesia yaitu, warna hijau tua untuk daerah

dengan kerentanan sangat rendah, warna hijau

muda untuk kerentanan rendah, warna kuning

untuk daerah dengan kerentanan menengah,

warna orange untuk daerah dengan

kerentanan tinggi, dan warna merah untuk

daerah dengan kerentanan sangat tinggi.

Sehingga dari penggabungan masing-masing

peta, diperoleh suatu peta kerentanan gerakan

tanah Kecamatan Gunungpati.

Gambar 5. Peta Kerentanan Gerakan Tanah Kecamatan

Gunung Pati Kota Semarang

Berdasarkan Peta Kerentanan Gerakan

Tanah Kecamatan Gunung Pati Kota

Semarang yang telah dibuat (Gambar 2),

dapat dilihat bahwa beberapa daerah yaitu

Desa Sekaran, Sadeng, Sukorejo, Pongangan,

dan Kalisegoro memiliki tingkat kerentanan

dari yang paling rendah hingga paling tinggi.

Pada peta tersebut terlihat bahwa daerah

dengan kerentanan rendah terhadap gerakan

tanah sebagian besar terdapat pada daerah

dengan kontur renggang yang menandakan

bahwa daerah tersebut cukup

landai.Kemudian untuk daerah yang cukup

rentan hingga sangat rentan terhadap gerakan

tanah ditunjukkan dengan warna merah

sebagian besar terdapat pada daerah dengan

kontur rapat yang menandakan daerah terjal

atau kelerengan curam.Selain itu daerah yang

memiliki kerentanan tinggi juga dipengaruhi

oleh batuan penyusunnya, yang memiliki

resistensi rendah sehingga mudah mengalami

pelapukan dan terjadi erosi. Karena proses

erosi sangat mendorong terjadinya tanah

longsor. Daerah dengan kerentanan tinggi

sangat mengancam rumah penduduk sekitar,

Page 8: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

terlebih apabila rumah penduduk terdapat

pada bagian warna merah peta. Resiko tanah

longsor akan semakin besar apabila sedang

mengalami musim hujan. Karena pada saat

musim hujan erosi pada batuan akan semakin

intens sehingga membuat lapisan batuan

tererosi dan mengalami pergerakan masa

batuan atau pergerakan tanah.

Setelah mengetahui daerah mana saja

yang memiliki kerentanan tinggi terhadap

gerakan tanah dan daerah yang aman maka

dapat diberikan rekomendasi mengenai

mitigasi bencana apabila terjadi tanah

longsor. Daerah yang dapat digunakan

sebagai tempat evakuasi atau daerah aman

terdapat dibeberapa desa diantaranya Desa

Sekaran dibagian selatan, bagian utara Desa

Sukorejo, bagian selatan Desa Pugangan, dan

bagian selatan Desa Kalisegoro. Daerah

tersebut termasuk kedalam daerah landai yang

aman dari tanah longsor.Untuk

menanggulangi permasalahan tanah longsor

yang sering terjadi di daerah tersebut terdapat

beberapa rekomendasi Geoteknik yang dapat

dilakukan.Salah satunya adalah dilakukan

rekayasa grouting. Grouting merupakan

metode penginjeksian larutan semen ke dalam

pori pori batuan. Fungsi semen ini untuk

mengikat antar butir batuan agar kuat dan

dalam kondisi stabil saat pori batuan

mengandung air. Jadi batuan tidak akan

mengalami kembang susut saat terdapat air di

dalam porinya. Batuan yang biasanya

dilakukan proses grouting biasanya

batulempung. Karena batulempung memiliki

sifat kembang susut yang cukup tinggi yang

disebabkan oleh kandungan air.Metode

Grouting ini sebaiknya juga dilakukan pada

daerah rentan yang terdapat banyak aktivitas

manusia seperti jalan raya, dan perumahan

penduduk. Karena apabila dilakukan pada

tanah kosong yang tidak ada aktivitas

manusia akan membuat fungsi grouting

menjadi kurang bermanfaat atau kurang

efektif. Cara lain yang dapat dilakukan ialah

dengan membuat tembok penahan pada

daerah lereng, atau membuat angkur pada

lereng batuan.

Kesimpulan

Peristiwa gerakan tanah seperti tanah

longsor di Kecamatan Gunung Pati Kota

Semarang terjadi hampir setiap tahun

khsusunya pada saat musim hujan tiba.

Penelitian yang dilakukan di Kecamatan

Gunung Pati pada Desa Sadeng, Sekaran,

Kalisegoro, Pugangan, dan Sukorejo

menghasilkan data bahwa tanah longsor

dipengaruhi oleh aspek kelerengan, kondisi

batuan, curah hujan, dan tata guna lahan di

daerah tersebut. Berdasarkan aspek aspek

yang telah disusun dihasilkan informasi

daerah mana saja yang memiliki tingkat

kerawanan tinggi terhadap gerakan tanah dan

daerah aman dari gerakan tanah.Maka dapat

disimpulkan bahwa daerah yang mengalami

kerawanan tinggi terhadap gerakan tanah

didominasi pada daerah dengan kontur rapat

atau kelerengan curam yang ditunjukkan

dengan warna merah pada peta.Sedangkan

pada daerah yang aman terletak pada daerah

dengan kelerengan rendah atau landai yang

ditunjukkan dengan warna hijau pada

peta.Dengan mengetahui zona zona berbahaya

tersebut maka apabila pada saat musim hujan

telah tiba maka diharapkan masyarakat

disekitar daerah rawan untuk waspada dan

berhati hati terhadap potensi tanah longsor

yang dapat terjadi.Apabila terjadi peristiwa

tanah longsor maka masyarakat dapat

mengevakuasi diri menuju daerah aman yang

ditunjukkan dengan warna hijau pada

peta.Disarankan juga kepada masyarakat yang

ingin membangun rumah atau bangunan di

Kecamata Gunung Pati untuk tidak

mendirikan bangunan di lereng yang curam

atau zona kerentanan tinggi agar terhindar

Page 9: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

dari bencana tanah longsor.Selain itu untuk

menanggulangi bencana tanah longsor yang

terjadi hampir setiap taun dapat dilakukan

beberapa metode geoteknik seperti grouting,

dinding penahan ataupun angkur pada lereng

batuan.

Pustaka

Badan Geologi. 23 April 2015. Gerakan Tanah. Bandung. Kementrian Energi dan Sumber Daya Minreral Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Fahrudin. 2014. Geologi Struktur Bahan Ajar Mata Kuliah Geologi Struktur dan Tektonika Edisi 1. Semarang. Undip Press

Karnawati, D., 2005, Bencana Alam Gerakan Massa Tanah di Indonesia dan Upaya Penaggulangannya, Penerbit Jurusan Teknik Geologi FT Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.

http://semarangkota.go.id/portal/uploads/pdf/

2012_07_30_13_48_59.pdf(Diakses pada

3 April 2016 pukul 10.30 WIB)

Page 10: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

LAMPIRAN

Gambar 1. Longsor di Desa Sukorejo

Gambar 2. Longsor di Desa Kalisegoro

Page 11: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

Gambar 3. Longsor di Desa Pungangan

Page 12: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

Gambar 4. Jalan Rusak Akibat Gerakan Tanah di Desa Sekaran

Gambar 5. Jalan Rusak Akibat Gerakan Tanah di Desa Sekaran

Page 13: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

Page 14: Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati ... fileFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ... Kota Semarang Beserta Penanggulangannya Muhammad Alfa Jihan1,danMuchammad

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”