PENELITIAN KUALITATIF

214

Transcript of PENELITIAN KUALITATIF

Page 1: PENELITIAN KUALITATIF
Page 2: PENELITIAN KUALITATIF

PENELITIANKUALITATIF

Page 3: PENELITIAN KUALITATIF

ii

Page 4: PENELITIAN KUALITATIF

iii

PENELITIANKUALITATIF

Dr. M. Sobry SutiknoProsmala Hadisaputra, M.Pd.I

Holistica

Lombok, 2020

Page 5: PENELITIAN KUALITATIF

iv

PENELITIAN KUALITATIF

Penulis:Dr. M. Sobry SutiknoProsmala Hadisaputra, M.Pd.I

Editor : Nurlaeli, SE.Disain Cover : Tim HolisticaTata Letak : Tim Holistica

Penerbit: Holistica

Lombok

e-mail: [email protected]

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT)

ISBN 978-602-18045-6-8

Cetakan, April 2020

-------------------------------------------Dilarang keras mengutip, menjiplak, memphoto copy, atau memperbanyakdalam bentuk apa pun, baik sebagian atau keseluruhan isi buku ini sertamemperjualbelikan tanpa izin dari Penerbit.

Page 6: PENELITIAN KUALITATIF

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah. Shalawat dansalam kepada Rasulullah. Mudah-mudahan buku yang beradadi tangan Anda saat ini bermanfaat dan berkah, dalam rangkamengembangkan keilmuan dan kreativitas Anda dalam me-lakukan penelitian, khususnya penelitian kualitatif.

Buku ini sengaja kami hadirkan dalam rangka untukmenambah literatur Anda tentang penelitian kualitatif(qualitative research). Inti pembahasan dalam buku ini adalahmemaparkan tentang kajian konseptual seputar apa itupenelitian kualitatif serta bagaimana cara praktis menulis danmelakukan penelitian kualitatif secara benar sesuai dengankaidah metodologi riset yang berlaku.

Penulis menyadari bahwa isi buku ini masih belumsempurna, namun penulis yakin bahwa buku ini dapatmewakili buku-buku penelitian yang lazim digunakan maha-siswa, guru, dosen, dan praktisi penelitian, baik secara teoretikmaupun praktis. Oleh karena itu kritik dan saran yangmembangun tentu diperlukan untuk menyempurnakan buku ini.Pembaca dapat berdiskusi dengan penulis melalui E-Mail:[email protected] (Dr. M. Sobry Sutikno) [email protected] (Prosmala Hadisaputra).

Lombok, April 2020

Penulis

Page 7: PENELITIAN KUALITATIF

vi

Page 8: PENELITIAN KUALITATIF

vii

DAFTAR ISI

Bagian 1

KONSEP UMUM PENELITIAN KUALITATIF ……… 1A. Definisi Penelitian …………………………………… 1B. Penelitian Kualitatif …………………………………. 4C. Karakteristik Penelitian Kualitatif ………………….. 6D. Perbedaan Antara Penelitian Kualitatif

dan Kuantitatif ……………………………………… 12E. Kegunaan Penelitian Kualitatif ……………………… 20F. Keunggulan Penelitian Kualitatif ………………….… 23

Bagian 2

PROPOSAL DAN LAPORANHASIL PENELITIAN KUALITATIF …………………… 25A. Proposal Penelitian …………………………………… 251. Definisi dan Manfaat Proposal Penelitianc …………... 252. Sistematika Penyusunan Proposal …………………… 27

B. Laporan Penelitian …………………………………… 311. Jenis dan Manfaat Laporan Penelitian ………………. 312. Sistematika Laporan Penelitian ………………………. 32

Bagian 3

TOPIK, IDENTIFIKASI MASALAH& JUDUL PENELITIAN ………………………………… 35A. Topik …………………………………………………. 351. Definisi Topik ……………………………………….. 352. Tips Memilih Topik …………………………………. 363. Cara Praktis Menemukan Topik ……………………. 37

Page 9: PENELITIAN KUALITATIF

viii

B. Identifikasi Masalah ………………………………….. 381. Definisi Identifikasi Masalah ……………………….. 382. Kriteria Masalah yang Baik ………………………… 413. Cara Praktis Identifikasi Masalah Penelitian ………. 434. Model-Model Identifikasi Masalah …………………. 445. Contoh Identifikasi Masalah ………………………… 46

C. Merumuskan Judul ………………………………….. 481. Kriteria Judul Penelitian ……………………………. 482. Komposisi Judul Penelitian Kualitatif ……………… 51

Bagian 4

LATAR BELAKANG,FOKUS, RUMUSAN MASALAH,TUJUAN PENELITIAN, MANFAAT PENELITIAN,DAN PENELITIAN YANG RELEVAN ………………. 53A. Latar Belakang Masalah …………………………….. 531. Komposisi Latar Belakang Masalah (LBM) ……….. 532. Cara Praktis Menulis LBM …………………………. 57

B. Fokus Penelitian ……………………………………… 59C. Rumusan Masalah …………………………………… 611. Definisi Rumusan Masalah ………………………….. 612. Karakteristik Rumusan Masalah ……………………. 623. Kesalahan Umum dalam Membuat Rumusan Masalah 644. Langkah Praktis Membuat Rumusan Masalah ……… 66

D. Tujuan Penelitian ……………………………………… 681. Tujuan Penelitian ……………………………………... 682. Menulis Tujuan Penelitian …………………………… 69E. Manfaat Penelitian ……………………………………. 701. Macam-Macam Sifat Manfaat Penelitian …………… 71

Page 10: PENELITIAN KUALITATIF

ix

2. Langkah Praktis Menulis Manfaat Penelitian ………. 71F. Penelitian yang Relevan ……………………………. 72

Bagian 5

PENDEKATAN, JENIS,LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ……………… 73A. Pendekatan dan Jenis Penelitian …………………… 73B. Lokasi dan Watu Penelitian ………………………… 82

Bagian 6

SUMBER DATA (Populasi & Sampel) ………………. 83A. Konsep Populasi dan Sampel ……………………... 831. Definisi Populasi …………………………………… 832. Definisi Sampel …………………………………….. 86

B. Teknik Sampling …………………………………… 871. Probability Sampling ………………………………. 89

2. Nonprobability sampling …………………………… 92

C. Teknik Sampling Penelitian Kualitatif …………….. 95D. Ukuran Sampel dalam Penelitian Kualitatif ………. 97

Bagian 7

TEKNIK PENGUMPULAN DATA …………………… 99A. Observasi (Pengamatan) …………………………….. 991. Definisi Observasi …………………………………… 992. Macam-Macam Observasi …………………………. 1003. Manfaat Observasi …………………………………. 1024. Persiapan Sebelum Observasi ……………………… 1045. Merekam Data Observasi …………………………… 1096. Kelebihan dan Kekurangan Observasi ……………… 1137. Etika Observasi ……………………………………… 114

Page 11: PENELITIAN KUALITATIF

x

B. Wawancara …………………………………………… 1151. Definisi Wawancara ………………………………… 1152. Klasifikasi Wawancara …………………………….. 1163. Wawancara Efektif ………………………………….. 1214. Kelebihan dan kekurangan wawancara …………….. 1265. Etika Wawancara …………………………………… 126

C. Dokumentasi ………………………………………… 1291. Konsep Dokumentasi ……………………………….. 1292. Macam-Macam Dokumen …………………………… 1313. Langkah-Langkah Menyeleksi Dokumen …………… 1324. Keunggulan dan Kelemahan Dokumentasi …………. 133

Bagian 8

ANALISIS DATA ……………………………………….. 135A. Konsep Analisis Data Kualitatif ……………….…… 135B. Tahapan dan Teknik Analisis Data Kualitatif ……… 1371. Analisis Sebelum di Lapangan ……………………… 1372. Analisis Selama di Lapangan ……………………….. 138

Bagian 9

PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA ………………. 151A. Perpanjangan Kehadiran Peneliti …………………….. 151B. Observasi mendalam ………………………………….. 152C. Pembahasan teman sejawat …………………………… 153D. Triangulasi Data ……………………………………… 153

Bagian 10

KAJIAN PUSTAKA, DATA TEMUAN,DAN PEMBAHASAN …………………………………. 157A. Kajian Pustaka ……………………………………… 157B. Data Temuan ………………………………………… 160

Page 12: PENELITIAN KUALITATIF

xi

C. Pembahasan …………………………………………. 160

Bagian 11

DATA DAN KRITERIANYA ………………………… 161A. Definisi Data ……………………………………….. 161B. Kriteria Data ……………………………………….. 162

Bagian 12

PENUTUP (Bagian Akhir Penelitian) ………………….. 165A. Simpulan …………………………………………….. 165B. Saran ………………………………………………… 166

Bagian 13

SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL& LAPORAN PENELITIAN …………………………… 167A. Pendahuluan ………………………………………… 167B. Teknik Penyajian Proposal dan Laporan Penelitian .. 167C. Teknik Penulisan …………………………………….. 170

Bagian 14

PENELITIAN CAMPURAN (MIXED METHODS):SEBUAH PENGATAR ………………………………… 183A. Konsep Penelitian Metode Campuran (Mixed Methods) 183B. Mengapa Mixed Methods digunakan? ……………….. 184C. Cara Praktis Menulis Tujuan Penelitian

Metode Campuran ………………………………….. 185D. Hal-Hal Penting Sebelum Penelitian Mixed Methods … 187

E. Strategi Penelitian Mixed Method ……………………. 188

DAFTAR PUSTAKA …………………………………… 193BIODATA PENULIS …………………………………… 199

Page 13: PENELITIAN KUALITATIF

xii

Page 14: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 1

Bagian 1

KONSEP UMUM

PENELITIAN KUALITATIF

A. Definisi Penelitian

Aktivitas penelitian pada dasarnya dilatarbelakangioleh sifat fitrah manusia yang selalu ingin tahu (penasaran).Terlebih jika hasrat keingintahuan mereka didasari oleh pe-ngetahuan ilmiah. Dengan dasar inilah, mereka tergerak untukmencari jawaban atas ketidaktahuan mereka.

Secara sederhana, manusia sering melakukan aktivitasmeneliti dalam kehidupan sehari-hari. Namun mereka tidaktahu teori dan metodologi penelitian yang digunakan. Sehinggaapa yang diteliti sering kali tidak dapat ditemukan jawabannya,atau ditemukan jawabannya namun hasilnya tidak maksimalatau bahkan tidak ada yang diperoleh sedikit pun.

Penelitian dalam bahasa Inggris dapat disepadandengan kata research. Adapun research berasal dari kata re

dan to search yang berarti mencari kembali, atau dalam bahasaLatin disepadankan dengan kata reserare yang berarti meng-ungkap atau membuka. Jadi penelitian, research atau riset padadasarnya dimaknai mencari atau mengungkap kembali.

Menurut Creswell (2008), research is a process of

steps used to collect and analyze information to increase our

understanding of a topic or issue. – penelitian merupakan

Page 15: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif2

proses dari langkah-langkah untuk mengumpulkan data danmenganalisisnya, untuk mengembangkan pemahaman terhadapisu-isu atau pokok pembicaraan umum. Definisi tersebutmelihat penelitian dari segi proses objek dan tujuanya. Darisegi proses Creswell ingin menegaskan bahwa penelitiansecara umum dilakukan melalui proses pengumpulan data danmenganalisisnya. Dari segi objek, penelitian pada dasarnyabersumber dari isu atau masalah-masalah yang sedang dihadapisehingga membutuhkan pemecahan, dan dari segi tujuan,penelitian bertujuan untuk memahami atau mendapatkanjawaban dari isu-isu atau masalah tersebut.

Selanjutnya dalam kamus Webster’s New Inter-

national sebagaimana yang dikutip oleh Nazir (2005), pe-nelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalammencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yangamat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Lebih lanjut ia me-ngutip pendapat Hillway (1956) yang menyatakan bahwa pe-nelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukanseseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurnaterhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yangtepat terhadap masalah tersebut. Definisi kutipan Nazir di atasmembidik penelitian dari segi sifat prosesnya. Penelitian bukansemata-mata aktivitas penyelidikan, pencarian dan pengumpul-an data, namun yang lebih esensi adalah ia dilakukan melaluiproses yang kritis, skeptis dan hati-hati, agar jawaban yangdiperoleh lebih tepat dan akurat.

Sedangkan menurut Satori dan Komariah (2012), pe-nelitian merupakan sebuah investigasi sistemik yang dirancanguntuk menghasilkan suatu pengetahuan, alat atau metode. Halsenada juga didefinisikan oleh Parson sebagaimana yang di-kutip Nazir (2005) bahwa penelitian adalah pencarian atassesuatu (inquiry) secara sistemis dengan penekanan bahwa

Page 16: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 3

pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapatdipecahkan. Kedua definisi tersebut menekankan penelitiandari segi hasilnya, berupa penemuan metode, teori, alat danlain-lain. Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas,dapat dapahami bahwa penelitian adalah upaya pencaritahuansecara terorganisir dan sistemik melalui pengumpulan dananalisis data untuk memahami, mendapatkan jawaban atausolusi mengenai isu atau masalah yang dihadapi oleh seseorangatau kelompok manusia tertentu, secara hati-hati, skeptis, kritisSehingga jawaban atau hasil yang diperoleh memiliki nilaikebenaran ilmiah.

Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapatdisimpulkan bahwa penelitian ilmiah dapat dipahami sebagaiaktivitas penyelidikan terorganisir lagi sistemik, yang dilaku-kan dengan kritis, skeptis dan penuh kehati-hatian, guna mem-peroleh jawaban yang paling tepat dari suatu permasalahan.

Kriteria Penelitian Ilmiah

Page 17: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif4

B. Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif sebagai salah satu metodologidalam penelitian belum memiliki definisi yang baku dandisepakati penggunaannya secara umum. Kendati demikian,definisinya dapat disimpulkan lebih komprehensif-integratifmelalui penelusuran definisi-definisi yang telah dikemukakanoleh para ahli, sehingga membentuk sebuah definisi yang utuh.Oleh karena itu pada bagian ini akan dikemukakan sejumlahdefinisi penelitian kualitatif, di antaranya:1. Creswell (2008) mendefinisikan penelitian kualitatif

sebagai berikut: “Qualitative research is a type of

educational research in which the researcher relies on the

views of participants; asks broad, general questions;

collects data consisting largely of words (or text) from

participants; describes and analyzes these words for

themes; and conduct the inquiry in a subjective, biased

manner.” – Penelitian kualitatif adalah jenis penelitianpendidikan di mana peneliti bergantung pada pandanganpartisipan atau informan: peneliti bertanya panjang lebar,mengajukan pertanyaan-pertanyaan umum, pengumpulandata sebagian besar terdiri dari kata-kata (atau teks) daripeserta, menggambarkan dan menganalisis teks tersebutmenjadi tema-tema, dan melakukan permintaan secarasubyektif dan secara bias (memancing pertanyaan lainnya).

2. Bongdan dan Taylor dalam Moleong (2013) menyatakanbahwa metodologi penelitian kualitatif merupakan pe-nelitian yang menghasilkan data deskriptif, baik berupakata-kata lisan maupun tertulis dari orang-orang atauperilaku yang diamati.

3. Kirk dan Miller dalam Moleong (2013) mendefinisikanpenelitian kualitatif sebagai sebuah tradisi tertentu dalamilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental ber-

Page 18: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 5

gantung dari pengamatan pada manusia, baik dalamkawasannya maupun dalam peristilahannya.

4. Strauss dan Corbin (2009) mendefinisikan penelitian kuali-tatif, yaitu jenis penelitian yang temuan-temuannya tidakdiperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitunganlainnya.

5. Schensul (2011) menyatakan: “Qualitative research is an

approach that enables researchers to explore in detail

social and organizational characteristic and individual

behaviors and their meaning” – Penelitian kualitatifmerupakan pendekatan yang memungkinkan peneliti untukmengeksplorasi secara rinci karakteristik perilaku individu,sosial dan organisasi serta maknanya.

6. Menurut Sugiyono (2013), penelitian kualitatif adalahmetode penelitian yang digunakan untuk meneliti padakondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah eksprimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknikpengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatiflebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Dari beberapa definisi di atas dapat disarikan bahwayang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah metodepenelitian yang digunakan untuk meneliti dan memahamiperilaku individu atau kelompok, dan fenomena sosial dalamkondisi alamiah (natural), sehingga diperoleh data-data des-kriptif (non kuantitatif) dalam bentuk lisan dan atau tulisan,yang kemudian diinterpretasi secara deskriptif pula. Ataudengan bahasa yang sederhana, penelitian kualitatif adalahpenelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejalasecara holistic-kontekstual melalui pengumpulan data dari lataralami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumenkunci.

Page 19: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif6

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiahdan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, penelitiadalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus me-miliki bekal teori dan wawasan yang luas, bisa bertanya, meng-analisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebihjelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikatnilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas,untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahamiinteraksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memasti-kan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

Berbagai definisi penelitian kualitatif yang disebutkansebelumnya menjadi klaim jelas bahwa penelitian kualitatifjuga disebut inkuiri naturalistik atau penelitian alamiah, feno-menologis, studi kasus, interpretatif, ekologis, deskriptif dansebagainya. Di samping itu, metode penelitian kualitatif di-sebut juga penelitian etnografi. Karena pada awalnya metodepenelitian ini seringkali digunakan dalam bidang antropologibudaya (Sugiyono, 2013).

C. Karakteristik Penelitian Kualitatif

Karakteristik penelitian kualitatif dikemukakan ber-beda-beda oleh para ahli. Namun sebenarnya hal tersebut tidakdipandang sebagai sebuah perbedaan yang saling menyalahkanatau saling klaim kebenaran dan keunggulan pendapat. Karenapada dasarnya perbedaan tersebut saling melengkapi antarayang satu dengan yang lainnya. Sharan B. Merriem (2009)misalnya mengemukakan: “A central characteristic of quail-

tative research is that individual construct reality in interaction

with their social world.” – Karakteristik utama dari penelitiankualitatif adalah individu membangun realitas dalam interaksidengan dunia sosial mereka (yang diteliti).

Page 20: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 7

Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus mampumemasuki realitas sosial objek yang diteliti. Jika ia menelititentang sekolah, ia harus memasuki dunia sekolah itu. Jika iameneliti tentang pesantren, ia dituntut untuk memasuki realitakehidupan pesantren. Jika ia hendak meneliti perilaku seorangtokoh, ia harus ikut serta dalam realita sosial kehidupan tokohyang diteliti, dan seterusnya. Hal ini dimaksudkan agar penelitidapat melakukan pengamatan secara langsung, utuh dan me-nyeluruh terhadap objek penelitian.

Berbeda dengan pendapat Miles dan Huberman dalamGray (2009) yang mengemukakan empat karakteristik peneliti-an kualitatif, yaitu: (1)It is conducted through intense contact

within a ‘field’ or real life setting; (2) The researcher’s role is

gain a ‘holistic’ or integrated overview of the study, including

the perceptions of participants; (3) Themes the emerges from

the data are often reviewed with informants for verification;

(4) The main focus of research is to understand the ways in

which people act and account for their actions.Keempat karakteristik penelitian kualitatif perspektif

Miles dan Huberman di atas dapat dijelaskan secara sederhanasebagai berikut:1. Penelitian kualitatif bersifat intensif. Penelitian kualitatif

tidak seharusnya dilakukan dengan setengah hati. Melain-kan harus dilakukan melalui hubungan intensif denganyang diteliti. Yaitu melaksanakan penelitian dengansungguh-sungguh di lapangan (lokasi penelitian), gunamemperoleh hasil yang maksimal. Hal tersebut dilakukandengan menjaga harmonisasi hubungan dengan yangditeliti ataupun dengan para partisipan dan informansebagai sumber data.

2. Penelitian kualitatif bersifat holistik. Peneliti dituntutuntuk sedapat mungkin memperoleh data secara holistik

Page 21: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif8

atau menyeluruh. Peneliti tidak memandang data yang iaperoleh sebagai sesuatu yang terpisah melainkan sebagaisesuatu yang memiliki kesatuan antara data yang satudengan lainnya.

3. Penelitian kualitatif bersifat verifikatif. Artinya data yangtelah diperoleh harus senantiasa diulas dan dirundingkandengan para informan untuk diverifikasi atau dicek.Menurut Moleong (2013) hal ini disebabkan oleh beberapahal; pertama, susunan dari merekalah (informan) yangakan diangkat oleh peneliti. Kedua, hasil penelitian ber-gantunng pada hakikat dan kualitas hubungan antara pen-cari (peneliti) dengan yang dicari (yang diteliti). Ketiga,konfirmasi hipotesis kerja akan menjadi lebih baikverifikasinya apabila diketahui dan dikonfirmasikan olehorang-orang yang ada kaitannya dengan yang diteliti.

4. Penelitian kualitatif memiliki fokus utama yaitu memahami

tindakan seseorang dan pertanggungjawabannya atas

tindakan itu. Dalam penelitiannya, peneliti tidak sekedarmengamati perilaku objek semata. Melainkan ia dituntutuntuk memahami perilaku tersebut, dengan meminta infor-masi pertanggungjawaban atau alasan terhadap perilakutersebut. Jadi seorang peneliti kualitatif tidak sekadar me-minta informasi lalu membenarkannya langsung, namunlebih dari itu peneliti harus mengetahui dan memahamimotif di balik perilaku subjek atau jawaban pertanyaan dariinforman. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan datayang berkualitas.

Demikian pula Klenke (2008) dalam bukunya “Quali-

tative Research in The Study Leadership” memaparkan empat

karakteristik penelitian kualitatif: (1)Qualitative research is

predominantly inductive and conducted in natural-settings; (2)

In qualitative research, sample size does matter; (3)

Page 22: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 9

Qualitative data are derived from the participants perspective;

(4) Qualitative design are flexible (reflexive) and can, and

should be changed to match the dynamics of the evolving

research process.Dari pemaparan Klenke di atas dapat diuraikan secara

sederhana bahwa penelitian kualitatif memiliki empat karak-teristik dalam pandangannya yaitu:

1. Data lebih dominan dianalisis secara induktif dan pe-nelitian dilakukan dalam kondisi alamiah (natural setting).

Analisis induktif digunakan dalam penelitian kualitatifkarena beberapa alasan. Pertama, proses induktif lebih dapatmenemukan kenyataan-kenyataan penelitian sebagai yangterdapat dalam data. Kedua, analisis induktif lebih dapatmembuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapatdikenal dan akuntabel. Ketiga, analisis demikian lebih dapatmengurai latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat-tidaknya pengalihan kepada suatulatar yang lain. Keempat, analisis induktif lebih dapat me-nemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan. Kelima, analisis demikian dapat memperhitungkannilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik(Endraswara, 2006).

Di samping itu, sifat dasar penelitian kualitatif adalahberlatar alamiah (natural setting). Penelitian dilakukan tanpaada rekayasa sedikit pun dari peneliti. Peneliti benar-benarsecara alami memasuki dunia yang ditelitinya. Peneliti datangke lokasi penelitian dan berbaur alami dengan objek penelitian.Ia mengobservasi, merekam, memotret, dan membuat catatan-catatan lapangan dalam kondisi alami sesuai dengan fakta yangditemukan di lapangan. Inilah yang diistilahkan oleh Merriemdengan construct reality (membangun realitas) – sebagaimana

Page 23: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif10

yang dijelaskan diawal pembahasan “karakteristik penelitian

kualitatif” ini.

2. Dalam penelitian kualitatif, ukuran sampel tidak terlaludipedulikan.

Dalam Penelitian kualitatif tidak tepat untuk mem-perkirakan jumlah sampel. Pentingnya ukuran sampel dalampenelitian kualitatif benar-benar tidak relevan. Karena betapabanyak orang yang akan diwawancarai dengan jumlah per-tanyaan dan tingkat keluangan informan yang tidak terjamin.Oleh karena itu ukuran sampel bukan menjadi hal yang utama,karena yang paling ditekankan adalah kekayaan dan kualitasinformasi.

3. Data kualitatif berdasarkan perspektif partisipan atauinforman (subyektif)

Penelitian kualitatif merupakan aktifitas menggalimakna yang diteliti berdasarkan perspektif partisipan. Di manasubjek membangun atau menyusun makna berdasarkan prosespendeskripsian makna yang disusun subjek. Oleh karena ituriset kualitatif bersifat subjektif. Sarwono (2011) menjelaskanmengapa penelitian kualitatif bersifat subjektif?. Menurutnya,riset kualitatif menggambarkan suatu masalah atau kondisi darisudut pandang individu-individu yang mengalaminya. Pemilih-an individu-individu tersebut didasarkan pada kekayaan infor-masi mereka dalam kaitannya dengan masalah yang sedangdikaji.

Page 24: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 11

4. Desain kualitatif bersifat fleksibel (refleksif) dan dapat,bahkan harus diubah agar sesuai dengan dinamika prosesperkembangan penelitian.

Desain penelitian kualitatif tidaklah bersifat baku.Kenyataannya, hal ini berimplikasi pada tidak adanya formatatau sistematika baku dalam penulisan proposal penelitian.Sebagaimana fakta yang terjadi di masing-masing perguruantinggi (PT), sistematika penulisan proposal antara PT yang satudengan yang lainnya berbeda-beda, walaupun ada bagian-bagian pokok yang harus ada.

Sebagaimana yang tercermin dari penamaannya yaitu“kualitatif”, maka maksud penelitian ini adalah untuk me-nemukan data dan informasi yang berkualitas. Untuk men-dapatkan data-data berkualitas tersebut, maka penelitian kuali-tatif diformat dalam bentuk yang fleksibel, yaitu terbukaterhadap kemungkinan-kemungkinan masalah yang terus ber-kembang dengan data yang bervariasi di luar dugaan peneliti.

Oleh karena itu ada beberapa alasan yang dikemuka-kan oleh Moleong mengenai “mengapa desain kualitatif ber-sifat fleksibel?”yaitu: pertama, tidak dapat dibayangkan se-belumnya tentang kenyataan-kenyataan jamak, biasa dilapang-an; kedua,tidak dapat diramalkan sebelumnya apa yang akanberubah, karena hal itu akan terjadi dalam interaksi antarapeneliti dengan kenyataan; ketiga, bermacam-macam sistemnilai yang terkait berhubungan dengan cara yang tidak dapatdiramalkan.

Lebih rinci Jones, Brown dan Holloway (2013)menjelaskan dalam bukunya “Qualitative Research in Sport

and Physical Activity”. bahwa: “the essential traits of

qualitative explain its character, they are:flexibility, coherence

and consisitency, priority of data, context sensitivity, Thick

description, Immersion in the setting (natural setting),

Page 25: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif12

Insider/outsider perspectives, Reflexivity and ‘critical

subjectivity’. –Menurut mereka karakteristik penelitian kuali-tatif meliputi: fleksibilitas, koherensi dan konsisten, prioritasdata, sensitivitas konteks, deskriptif, alamiah (natural setting),insider/outsider perspektif, refleksif dan subjektif.

----------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------

D. Perbedaan Antara Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Pada dasarnya penelitian kualitatif dan kuantitatifdapat dibedakan melalui tinjauan tiga aspek yaitu perbedaan

Karakteristik penelitian kualitatifmenurut beberapa ahli

Page 26: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 13

aksioma, proses penelitian dan karakteristik penelitian. Pen-jelasan dari aspek-aspek tersebut, berikut ini:

1. Perbedaan dari segi aksioma

Aksioma dapat dipahami sebagai pandangan dasar diawal penelitian yang meliputi sifat realitas, hubungan penelitidengan yang diteliti, hubungan antar variabel, kemungkinangeneralisasi dan nilai. Lebih detail dapat dilihat dalam tabelberikut ini:

No. Aksioma Kualitatif Kuantitatif

1 Sifat realitas Realitas dipandangabstrak karenamenghendakimakna dibaliknya,dan belum dapatdikategorisasikarena bersifatholistik dandinamis.

Realitasdipandangkonkrit, dapatdikategorisasimenurut jenis,warna, bentukdan sebagainya.

2 Hubunganpenelitidengan yangditeliti

Dependen:penelitianbergantung padahubungan antarapeneliti denganyang diteliti danatau narasumberatau informan.

Independen:peneliti tidakmengenalrespondennya

3 Hubunganantar variabel

Variabel lebihinterkatif (salingmempengaruhi)

Variabel lebihbersifat klausalatau hubungan

Page 27: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif14

sebab akibatantara variabelinpenden dandependen

4 Kemungkinangeneralisasi

Lebih menekankankedalamaninformasi, sehinggatidakmemungkinkanuntuk melakukangeneralisasi

Lebihmenekankan padakeluasaninformasi daribanyak populasidengan jumlahsampel terbatas,sehingga hasilnyadapatdigeneralisasiterhadap populasilainnya

5 Nilai Bebas nilai Terikat nilaikarena senantiasaberinteraksidengannarasumber

Perbedaan kualitatif & kuantitatif daris segi aksioma

Sumber: Sugiyono (2013) telah dimodifikasi

2. Perbedaan dari segi proses penelitian

Tidak hanya berbeda dari segi aksioma, penelitiankualitatif dan kuantitatif juga berbeda dari segi proses. Untuklebih jelasnya, perbedaan proses tersebut dapat dilihat padaskema berikut ini:

Page 28: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 15

Identifikasi masalah

KUALITATIF KUANTITATIF

Fokus masalah

Merumuskan masalah

1) Pengkajian teori;2) Menentukan metodepenelitian

Studi pendahuluan: melalui faktaempiris dan penguasaan teori

Merumuskan masalah:sesuaipenemuan dalam studi

pendahuluan

Membuat hepotesis masalah

1) Menentukan metode penelitian2) Membuat instrument pengujian

hepotesis

Menyebarkan instrument penelitian

Pengumpulan data hasil pengujianhepotesis

Analisis data

Interpretasi data

Pengumpulan data:observasi, wawamcara,dokumentasi, analisis teks

Analisis data

Interpretasi data

Hasil pengujian hepotesisPenemuan

Page 29: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif16

3. Perbedaan dari segi karakteristik penelitian

Pada pembahasan sebelumnya telah dipaparkanpendapat para ahli mengenai karakteristik penelitian kualitatif,namun pada bagian ini akan dipaparkan perbedaan karak-teristik antara penelitian kualitatif dan kuantitatif secara lebihjelas dan komprehensif, yang dapat dilihat dalam tabel berikutini:

No. Karakteristik Kualitatif Kuantitatif

1 Desain 1. Bersifat umum 1. Spesifik, rinci

2. Permasalahanbersifatfleksibel,tentatif,

2. Permasalahanbersifatpermanensejak awal

3. Dinamis 3. Stagnanmengikutipermasalahan

2 Tujuan 1. Menemukanpola hubunganyang bersifatinteraktif

1. Menunjukkanhubunganantar variabel

2. Menelitifenomena yangkompleks danholistic

2. Menguji teoridalam bentukhipotesis

3. Menemukanpemahamanmendalamsehinggamemungkinkandiperoleh teoribaru

3. Menjeneralisasi secaraprediktif

Page 30: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 17

3 Teknikpenelitian

1. Observasipartisipatif

1. Eksprimen,survey

2. Wawancaramendalam

2. Kuesioner

3. Dokumentasi 3. Observasi danwawancaraterstruktur

4 Instrumentpenelitian

1. Peneliti sendiri 1. Test, angket,drafwawancaraterstruktur

2. Buku catatanlapangan,handycam,kamera, taperecorder dansebagainya.

2. Instrumenyang telahdibuat sendirioleh peneliti

5 Data 1. Deskriptif,naratif

1. Kuantitatif,numerik

2. Dokumenpribadi, catatanlapangan;ungkapan dantindakannarasumber,transkrip,artefak

2. Hasilpengukuranvariabeldioperasionalkan denganmenggunakaninstrument

3. Random/acak: memilihpapulasisecara acakuntukdijadikansampel

6 Sampel 1. Kecil 1. Besar2. Tidak harus 2. Repsentatif

Page 31: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif18

repsentatif3. Purposive,

snowball3. Sedapat

mungkinrandom

4. Dinamis:diharapkanmemperolehpemahamanyang mendalam

4. Permanen:ditentukansejak awalpenelitian

7 Analisis 1. Induktif 1. Deduktif2. Menggunakan

tema, teori,pola tertentu.

2. Menggunakanstatistic

3. Proses analisisdari sejak awalpenelitianhingga akhirpenelitian, terusmenerus

3. Prosesanalisissetelahpengumpulandata

8 Hubungandenganresponden/informan

1. Intraktif,empati, akrab,tanpa jarak

1. Berjarak,bahkan tanpakontak

2. Hubunganjangka panjang

2. Jangkapendek

3. Antara penelitidan informanlebih egaliter

3. Penelititerkesan lebihtinggi

9 Usulan desain 1. Singkat 1. Spesifik2. Literatur

bersifattentative

2. Literatur yangberhubungandenganmasalah, danvariabel yangditeliti

3. Prosedur 3. Prosedur

Page 32: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 19

bersifat umum spesifikdenganlangkah-langkah yangrinci

4. Masalahbersifat tentatif

4. Masalahdirumuskansecarapermanen

5. Tidak adaperumusanhepotesis

5. Memilikirumusanhipotesis yangjelas

6. Fokus utamaditetapkansetelahdiperoleh dataawal dilapangan

7. Ditulis secararinci dan jelassebelummelakukanpenelitian

10 Kapanpenelitiandianggapselesai?

Setelah tidak adalagi data yangdianggap baru

Setelah semuadata yangdirencanakan diawal penelitianterkumpul

11 Kepercayaanterhadap hasilpenelitian

Pengujiankredibilitas prosesdan hasil penelitian

Pengujianvaliditas danrealibilitasinstrument

Perbedaan penelitian kualitatif

dan kuantitatif dari segi karakteristik

Sumber: Sugiyono (2012) telah dimodifikasi

Page 33: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif20

E. Kegunaan Penelitian Kualitatif

Kualitatif dan kuantitatif merupakan dua model pen-dekatan penelitian yang umum digunakan. Sehingga barangkalimuncul pertanyaan dalam diri kita, pendekatan mana yangpaling ilmiah? Tentu di antara kedua pendekatan penelitiantersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung kapan,di mana dan dalam kondisi apa ia digunakan. Penelitiankualitatif dan kuantitatif dapat diibaratkan seperti kunci yangberbeda, sedangkan masalah penelitian dapat diibaratkan se-perti pintu. Tentunya pintu akan terbuka bila sesuai dengankunci yang digunakan. Demikian pula masalah akan terurai,terjawab bila sesuai dengan pendekatan penelitian yang di-gunakan. Oleh karena itu peneliti harus mengetahui kapandirinya akan menggunakan penelitian kualitatif atau kuantitatif.

Sugiyono (2012) menyebutkan mengenai kapan pe-nelitian kualitatif digunakan, yaitu sebagai berikut:

1. Bila masalah penelitian belum jelas, masih bias bahkan

gelap

Salah satu karakteritik penelitian kualitatif adalahpeneliti berangkat dari kondisi kosong tanpa masalah. Per-masalahan belum dapat dideteksi secara rinci. Ibaratnyaseseorang yang hendak diajak pesiar ke suatu lokasi yangpertama kali ia kunjungi. Ia hanya diberitahu mengenai lokasipesiarnya, namun tidak dijelaskan mengenai keadaan, situasidan kondisi lokasi tersebut.

2. Untuk memahami makna di balik data yang nampak

Kejadian, peristiwa atau perilaku yang nampak sering-kali tidak dapat dimaknai dan difahami secara kasat mata,namun harus diteropong secara kualitatif melalui kegiatansemisal wawancara mendalam, observasi, dokumentasi. Me-

Page 34: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 21

lalui kegiatan tersebut peneliti dapat mengetahui motifkejadian, peristiwa maupun perilaku tersebut. Misalnya siswabersaf rapi setiap shalat zuhur berjamah di mushalla sekolah.Kondisi yang demikian bisa saja diklaim secara kuantitatifsebagai sebuah kegiatan yang telah berhasil membentukkarakter siswa. Namun, mungkin secara kualitatif tidakdemikian, bisa saja siswa melakukan hal tersebut karena takutkepada gurunya, atau ingin dipuji dan sebagainya.

3. Untuk memahami interaksi sosial

Interaksi sosial merupakan persoalan yang sangatkompleks. Persoalan sangat mungkin diurai secara tuntas dankonprehensif dengan metode kualitatif, misalnya penelitiberpartisipasi aktif dalam observasi dan melakukan wawancarasecara mendalam, sehingga dapat ditemukan pola interaksiyang jelas antara satu masalah (fenomena, gejala, peristiwa,perilaku dan lain-lain) dengan masalah (fenomena, gejala,peristiwa, perilaku) lainnya.

4. Untuk memahami perasaan orang

Perasaan seseorang yang meliputi bahagia, susah,marah, khawatir, sedih, terharu dan sebagainya hanya dapatdiketahui dengan secara holistik-konprehensif melalui pen-dekatan kualitatif seperti wawancara mendalam. Sebab, pe-rasaan dapat dideskripsikan secara luas, detail dan mendalamoleh subjek atau informan hanya melalui wawancara.

5. Untuk mengembangkan teori

Penelitian kualitatif sangat cocok digunakan untukmengembangkan teori yang dibangun berdasarkan data yangdiperoleh di lapangan melalui survei awal dan telaah literatur.Melalui dua kegiatan tersebut peneliti dapat menemukan teori

Page 35: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif22

yang sudah ada secara praktis di lapangan dan secara teoretisdalam literatur, selanjutnya dikembangkan atau bahkan dapatmelahirkan teori baru.

6. Untuk memastikan kebenaran data

Menggunakan teknik pengumpulan data kadang-kadang tidak dapat menjawab permasalahan penelitian denganpasti. Maka penelitian kualitatif merupakan pilihan yang tepatuntuk mendapatkan kualitas data yang dapat diyakini ke-benarannya. Sebab dalam penelitian kualitatif, peneliti dapatmemastikan kebenaran atau tingkat validitas data-data yangdikumpulkan dan diuji keabsahannya melalui triangulasi.

7. Untuk meneliti sejarah perkembangan

Dalam penelitian yang berhubungan dengan sejarah,penelitian kualitatif dilengkapi dengan teknik pengumpulandata yang efektif yaitu dokumentasi dan wawancara. Keduateknik tersebut bila digunakan dengan baik dapat menguraiperkembangan sejarah yang diteliti lebih detail, holistik, salingberkaitan dan sambung menyambung.

Selain ketujuh kegunaan penelitian kualitatif di atas,Moleong (2013) juga menyajikan lebih rinci mengenai ke-gunaan penelitian kualitatif sebagai berikut:1. Pada upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian

motivasional;2. Untuk penelitian konsultatif;3. Memahami isu-isu rumit suatu proses;4. Memahami situasi rinci tentang situasi dan kenyataan yang

dihadapi seseorang;5. Untuk memahami isu-isu yang sensitive;6. Untuk keperluan evaluasi;

Page 36: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 23

7. Untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dpatditeliti melalui penelitian kuantitatif;

8. Digunakan untuk meneliti tentang hal-hal yang berkaitandengan latar belakang subjek penelitian;

9. Digunakan untuk lebih dapat memahami setiap fenomenayang sampai sekarang belum banyak diketahui;

10. Digunakan oleh peneliti dengan maksud untuk menelitisesuatu secara mendalam;

11. Dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat untuk menelaahsesuatu latar belakang misalnya motivasi, peranan, nilai,sikap, dan persepsi;

12. Digunakan oleh peneliti yang berkeinginan untuk meng-gunakan hal-hal yang belum banyak diketahui ilmu pe-ngetahuan;

13. Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu darisegi proses.

F. Keunggulan Penelitian Kualitatif

Adapun keunggulan metode penelitian kualitatif di-banding kuantitatif secara umum dapat diuraikan sebagaiberikut:

Pertama, penelitian kualitatif lebih memungkin lahir-nya teori baru. Sebab prosedur pelaksanaannya sangat meng-andalkan data empiris lapangan yang dikuatkan oleh teori-teoriyang sudah ada. Juga cara kerja penelitian kualitatif lebihmengedepankan konseptualisasi yang dihasilkan dari data(induktif).

Kedua,lebih memungkin untuk menguak makna-makna subyektifitas sosial yang tersembunyi, seperti hal-halyang berkaitan dengan masalah nilai, agama atau pun ke-budayaan. Sebab, tidak semua fakta sosial dapat diidentifikasisecara kuantatif.

Page 37: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif24

Page 38: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 25

Bagian 2

PROPOSAL DAN LAPORAN

HASIL PENELITIAN KUALITATIF

A. Proposal Penelitian

1. Definisi dan Manfaat Proposal Penelitian

Setelah melalui tahapan-tahapan pra-penelitian yaituidentifikasi masalah, fokus masalah dan merumuskan judul,maka langkah selanjutnya adalah membuat proposal penelitiansebagai langkah profesional dalam melakukan penelitianilmiah. Artinya untuk melakukan penelitian dari awal hinggaakhir dengan hasil yang maksimal dibutuhkan manajemen yangtepat untuk mengelola sebuah penelitian. Karena bagaimana-pun penelitian yang tidak dimanaj dan tidak memiliki pe-rencanaan akan menjadikan proses penelitian tersebut ambu-radul bahkan tidak selesai.

Moleong (2013) mengamini proposal penelitian se-padan dengan istilah “research design” – desain penelitian -sebagaimana istilah yang banyak digunakan dalam literaturpenelitian. Ada juga yang mengistilahkan proposal penelitiansebagai “usulan penelitian”. Namun baik istilah “research

design” maupun “usulan penelitian” pada dasarnya me-ngandung pengertian proses perencanaan penelitian. Sehiggapenulis memahami bahwa proposal penelitian merupakanperencanaan penelitian yang memuat tahapan-tahapan sistemik

Page 39: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif26

dan prosedur pelaksanaannya, yang ditulis oleh peneliti untukdijadikan acuan atau pedoman dalam melaksanakan penelitiandi lapangan. Namun dalam konteks penelitian yang lebihkhusus yaitu kualitatif yang bersifat fleksibel dan dinamis yangmemiliki kemungkinan besar untuk mengalami perubahan danperombakan, sangat tepat apa yang dikatakan oleh Moleongbahwa penelitian adalah usaha merencanakan dan menentukansegala kemungkinan dan perlengkapan yang diperlukan dalamsuatu penelitian kualitatif. Jadi menurutnya proposal yangditulis dalam penelitian kualitatif bukanlah harga mati. Apayang ada di dalamnya merupakan kemungkinan-kemungkinanyang akan dilakukan di lapangan, dan bila tidak memungkin-kan maka akan dilakukan revisi dan digantikan dengan ke-mungkinan lainnya.

Penelitian kualitatif dengan karakteristiknya yangfleksibel dan dinamis, memiliki implikasi terhadap sistematikadan konten proposal. Di mana proposal penelitian sangat me-mungkinkan untuk mengalami perubahan berupa penambahanmaupun pengurangan rumusan masalah, perubahan teknikpengumpulan data, perubahan metode dan analisis data, dansebagainya, tergantung tuntutan objek dan kebutuhan sertakemampuan peneliti sendiri. Lain halnya dengan penelitiankuantitatif yang memiliki karakteristik jelas dan spesifik, makakonsekuensinya adalah proposal harus dibuat secara jelas danspesifik pula sebelum memulai penelitian. Sehingga dapatdikatakan bahwa proposal penelitian kuantitatif merupakanpanduan permanen yang harus dilaksanakan sesuai prosedurdan tahapan penelitian yang telah dibuat. Jika peneliti dari awaltelah menentukan masalah “A”, maka rumusan masalah, tujuan

penelitian, teknik pengumpulan data, dan sebagainya haruslah“A” baik dalam proposalnya maupun dalam pelaksanaannya dilapangan. Oleh karena itu baik menggunakan metode penelitian

Page 40: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 27

kualitatif atau kuantitatif, keberadaan proposal sangatlah esensidemi mengendalikan penelitian yang efektif sesuai tujuanpenelitian dan efisien sesuai dengan waktu, biaya dan tenaga.

Zuhriah (2006) menjelaskan bahwa dengan adanyaproposal penelitian, peneliti akan memiliki panduan yang jelasmengenai apa yang akan dilakukan, menghemat tenaga danwaktu, karena dengan proposal tersebut kekeliruan diharapkandapat diminimalisasikan, dan orang lain akan mengikuti secarajelas jalannya penelitian yang akan dilakukan. Di samping itu,ia juga menjelaskan bahwa manfaat lain dari penyusunanproposal adalah peneliti dapat melakukan evaluasi terus me-nerus terhadap apa yang dilakukan serta melakukan modifikasidan pengembangan jika diperlukan. Barangkali proposal dapatdikatakan sebagai sebuah peta untuk menelusuri jalannyapenelitian agar tidak tersesat dan sampai pada tujuan yaitumenemukan jawaban atau solusi dari masalah yang diteliti.

2. Sistematika Penyusunan Proposal

Tidak ada standar yang pasti tentang sistematikapenyusunan proposal penelitian. Struktur ini tergantung dariuniversitas/institusi dimana Anda belajar/bekerja, area peneliti-an, jenis penelitian (kuantitatif, kualitatif, mixed method).Dengan kata lain, dalam menyusun proposal penelitian, tidakditemukan sistematika baku dalam penulisan proposal baikkualitatif maupun kuantitatif. Hal tersebut dapat dilihat darisistematika penyusunan proposal sebuah lembaga penelitianyang satu dengan lainnya berbeda, antara perguruan tinggi (PT)“X” dengan PT “Y” berlainan, dan antara sponsor “A” dengan

sponsor “B” juga demikian. Namun ada bagian-bagian pokokyang tidak boleh hilang, yang harus tertera dalam proposalpenelitian. Dan perlu diketahui bahwa letak perbedaan nyataantara penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat dari

Page 41: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif28

judulnya dan beberapa istilah khusus dalam masing-masingpenelitian. Misalnya dalam penelitian kuantitatif dikenal istilahhipotesis sedangkan dalam penelitian kualitatif tidak ada.

Oleh karena itu penulis merasa sangat perlu untukmemaparkan beberapa sistematika penulisan proposal kualitatifyang dikutip dari berbagai sumber untuk dijadikan perbanding-an:

1. Menurut Satori dan Komariah (2012) bahwa rumusansistematika proposal penelitian kualitatif sebagai berikut:

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Fokus PenelitianC. Rumusan MasalahD. Tujuan PenelitianE. Manfaat Penelitian

II. STUDI PUSTAKAIII.METODE PENELITIAN

A. Pendekatan PenelitianB. Lokasi PenelitianC. Jenis Data PenelitianD. Sumber Data PenelitianE. Teknik Pengumpulan DataF. Teknik Analisis DataG. Keabsahan DataH. Waktu dan Tahapan Penelitian

Page 42: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 29

2. Sugiyono (2013) merumuskan sistematika penyusunanproposal kualitatif sebagai berkut:

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Fokus PenelitianC. Rumusan MasalahD. Tujuan PenelitianE. Manfaat Penelitian

II. STUDI KEPUSTAKAANA. Teori 1B. Teori 2C. Teori 3 dan seterusnya

III. PROSEDUR PENELITIANA. Metode, dan alasan menggunakan metodeB. Tempat penelitianC. Instrumen PenelitianD. Sampel Sumber DataE. Teknik Pengumpulan DataF. Teknik Analisis DataG. Rencana Pengujian Keabsahan data

IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIANA. Organisasi PenelitianB. Jadwal Penelitian

V. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Page 43: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif30

3. Menurut Moleong (2013) bahwa sistematika penyusunanproposal penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

Bab I. PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Fokus Penelitian dan Perumusan MasalahC. Tujuan PenelitianD. ParadigmaE. Manfaat Penelitian

Bab II. ACUAN TEORIA. Acuan Teori (yang berkaitan dengan fokus 1)B. Acuan Teori (yang berkaitan dengan fokus 2)C. Acuan Teori (yang berkaitan dengan fokus selanjutnya)

Bab III. METODOLOGI PENELITIANA. Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian, dan EntriB. Metode/Teknik PenelitianC. Data dan Sumber DataD. Prosedur Pengumpulan DataE. Analisis DataF. Pemeriksaan Keabsahan Data

4. Adapun sistematika penyusunan proposal penelitiankualitatif menurut penulis adalah sebagai berikut:Bab I. PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Fokus PenelitianC. Rumusan MasalahD. Tujuan PenelitianE. Manfaat PenelitianF. Penelitian yang Relevan

Page 44: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 31

Bab II. KAJIAN PUSTAKABab III. METODOLOGI PENELITIANA. Pendekatan dan Jenis PenelitianB. Tempat dan Waktu PenelitianC. Teknik Pengumpulan DataD. Analisis DataE. Pemeriksaan Keabsahan Data

B. Laporan Penelitian

1. Jenis dan Manfaat Laporan Penelitian

Laporan penelitian merupakan karya ilmiah yang di-tulis secara sistematis setelah rangkaian proses penelitiandianggap berakhir. Penulis melaporkan secara tertulis me-ngenai hasil yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan-nya. Laporan penelitian memiliki ragam jenis dan manfaat. Diantaranya yaitu:

Pertama, laporan penelitian untuk keperluan aka-demis, yaitu laporan yang dibuat oleh mahasiswa di tingkatpendidikan tinggi. Laporan penelitian dalam hal ini dibagimenjadi tiga jenis yaitu: skripsi bagi S1, tesis bagi S2, dandisertasi bagi S3. Ketiga jenis laporan tersebut merupakantugas akhir yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa dibawah bimbingan dosen yang telah ditentukan.

Kedua, laporan penelitian untuk keperluan publikasiilmiah, yaitu laporan penelitian yang ditulis untuk dimuatdalam jurnal ilmiah. Bentuk laporan penelitian ini tidak seluaslaporan penelitian untuk keperluan akademis di perguruantinggi. Biasanya penelitian ini dilakukan oleh kalangan dosendi bawah otoritas lembaga penelitian universitas/institut ataufakultas.

Ketiga, laporan penelitian untuk keperluan peng-ambilan kebijakan dan evaluasi. Dalam hal ini laporan

Page 45: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif32

penelitian merupakan hasil dari penelitian yang disponsori olehinstitusi tertentu. Misalnya pemerintah ingin memutuskansebuah kebijakan atau hendak mengevalusi kebijakannya,maka ia akan mensponsori untuk meneliti mengenai kebijakantersebut. Demikian pula yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta untuk keperluan bisnis dan sebagainya,seperti penelitian respon masyarakat terhadap suatu produk danlain-lain.

2. Sistematika Laporan Penelitian

Sistematika laporan penelitian sebenarnya tidaklahbaku. Hal tersebut tergantung pada lembaga penyelenggarapenelitian seperti apa yang dikehendaki. Namun secara umumlaporan penelitian memiliki standar minimal yang ditentukanoleh penyelenggara penelitian, yang tertuang dalam bukupedoman penulisan skripsi, tesis maupun disertasi. Laporanpenelitian biasanya tersusun dari sejumlah bab yang di-sesuaikan dengan pendekatan dan jenis penelitian yangdigunakan.

Khusus dalam laporan penelitian kualitatif, biasanyasistematika laporan penelitian sekurang-kurangnya memuatlima bab, yaitu:Bab I : PendahuluanBab II : Kajian PustakaBab III : Metodologi PenelitianBab IV: Data Temuan dan PembahasanBab V : Simpulan dan Saran(masing-masing bab di atas memuat sub-sub bab yang disesuaidengan kebutuhan peneliti).

Menurut Moleong (2013), kerangka (sistematika)laporan penelitian tersusun dari:Bab I : Latar Belakang, Masalah, dan Tujuan Penelitian

Page 46: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 33

A. Latar Belakang MasalahB. Masalah dan Pembatasan MasalahC. Tujuan, Kegunaan, dan Prospek Penelitian

Bab II : Acuan TeoriBab III : MetodologiBab IV: Penyajian DataBab V : Teknik Pemeriksaan Keabsahan DataBab VI: Kesimpulan

Menurut Sugiyono (2013) sistematika penulisan laporanpenelitian sebagai berikut:Bab I : PendahuluanBab II : Landasan TeoriBab III : Prosedur PenelitianBab IV: Hasil Penelitian dan PembahasanBab V : Kesimpulan dan Saran

Sistematika penulisan di atas merupakan isi pokokdari laporan penelitian. Namun lebih detail sistematika pe-nulisan laporan memuat tiga bagian yaitu:

Bagian pertama: bukan termasuk isi laporan, namun lebihmenerangkan isi laporan secara umum yang terdiri dari:1. Sampul Laporan Penelitian; sampul dalam dan luar yang

berisi judul penelitian, logo lembaga, nama peneliti dannama institusi/lembaga penyelenggara penelitian;

2. Halaman pernyataan keaslian karya ilmiah;3. Halaman pengesahan jika sudah disetujui oleh pem-

bimbing;4. Kata pengantar;5. Abstraksi; dan6. Daftar isi.Bagian kedua: isi laporan penelitian, danBagian ketiga: Lampiran penelitian (jika ada)

Page 47: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif34

Page 48: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 35

Bagian 3

TOPIK, IDENTIFIKASI MASALAH

& JUDUL PENELITIAN

A. Topik

1. Definisi Topik

Dalam setiap penelitian ilmiah, langkah yang palingawal dilakukan oleh peneliti adalah menentukan topik. Pe-milihan topik sebagai langkah awal memiliki implikasi ter-hadap tahapan-tahapan penelitian selanjutnya, seperti pe-nentuan masalah, merumuskan judul, latar latar belakang,rumusan masalah, menentukan literatur atau bahan bacaan,metode penelitian dan pengumpulan data.

Topik, secara bahasa, berasal dari bahasa Inggris yaitutopic yang diterjemahkan menjadi pokok pembicaraan (Echols& Shadili, 1988). Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008),topik dimaknai (1) Pokok pembicaraan diskusi, ceramah,karangan dan sebaginya; (2) Hal yang menarik perhatian umumpada waktu akhir-akhir ini atau bahan pembicaraan. Jadi, bilamerujuk kepada pemaknaan-pemaknaan tersebut, dapat di-simpulkan bahwa topik dalam konteks penelitian dapat di-pahami sebagai isu atau tema sentral yang aktual dalamberbagai aspek kehidupan manusia, meliputi agama, sosial,budaya, pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya.

Page 49: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif36

Topik-topik tersebut merupakan sesuatu yang menarik minatmasyarakat untuk dibicarakan, didiskusikan dan ditulis. Se-makin sering dibicarakan, topik tersebut semakin menarikuntuk diangkat menjadi sebuah penelitian.

2. Tips Memilih Topik

Dalam penelitian akan dijumpai berbagai topik, temaatau isu aktual, sehingga calon peneliti kadang-kadang merasabimbang menentukan topik penelitiannya. Hal ini disebabkanoleh berbagai alasan, seperti peneliti berpikir “apakah topik

yang telah ia tentukan itu benar-benar menarik untuk dirinyadan orang lain atau tidak?” apakah topik ini sudah sering

diteliti atau tidak?” dan sebagainya. Oleh karena itu calon pe-neliti harus menelusuri literatur-literatur yang relevan dengantopik penelitian yang dipilih, berupa buku-buku, jurnal danhasil-hasil penelitian ilmiah terdahulu, karena dengan cara iniakan banyak ditahu informasi mengenai topik tersebut.

Untuk mendapatkan topik yang baik dan layak untukdilanjutkan menjadi sebuah penelitian, diperlukan beberapapertimbangan yaitu:a. Topik disesuaikan dengan latar belakang pendidikan;b. Topik yang diangkat benar-benar menarik bagi peneliti

sendiri;c. Topik penelitian memuat permasalahan krusial yang urgen

untuk diteliti;d. Topik memiliki manfaat signifikan;e. Topik bersifat up to date;f. Permsalahan dalam topik dapat dijangkau oleh tenaga,

pikiran dan biaya.

Page 50: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 37

3. Cara Praktis Menemukan Topik

Memang menemukan topik bukanlah hal yang mudahterutama bagi peneliti pemula. Kadang-kadang calon penelitipemula merasa bingung mengenai topik yang hendak diangkatdalam penelitian. Oleh karena itu peneliti perlu melatih sen-sitivitas diri agar lebih peka terhadap permasalahan, fenomena,peristiwa dan gejala di tengah-tengah masyarakat. Kepekaansosial yang dimiliki seseorang memungkinnya untuk meng-update permasalahan-permasalahan yang penting diteliti.

Berikut ini akan dipaparkan beberapa langkah ataucara praktis yang dapat dilakukan untuk menemukan topikpenelitian yaitu:a. Tentukan aspek penelitian yang Anda minati!, apakah

ekonomi, pendidikan, sosial, agama, budaya dan sebagai-nya.

b. Buatlah tabel yang memuat: aspek penelitian dan topik!c. Telusuri topik aspek penelitian tersebut dengan meng-

gunakan teknik “deteksi sisi hulu hingga hilir”! (Masyhuri

& Zainudin, 2008). Misalnya aspek pendidikan, topikhulunya dapat berupa manajemen, kurikulum, belajar danpembelajaran, dan sebagainya. Jika manajemen, maka topikhilirnya dapat berupa perencanaan, pelaksanaan, dan peng-awasan. Jika kurikulum, sisi hilirnya dapat berupa kuri-kulum berbasis ICT, kurikulum 2013, kurikulum KBK dansebagainya. Dan jika belajar dan pembelajaran, sisi hilirnyadapat dipetakan menjadi teori pembelajaran, motivasi,pengelolaan kelas, etika belajar dan sebagainya.

d. Tulislah topik yang Anda temukan tersebut pada tabel yangtelah Anda buat!

Page 51: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif38

Dalam bentuk yang sederhana dapat dilihat dalamcontoh berikut ini:

Aspek

Penelitian

Topik

Hulu Hilir

Pendidikan Manajemen - Perencanaan- Pelaksanaan- Pengorganisasian- Pengawasan, dst.

Pendidikan Kurikulum - Implementasi kurikulim2013

- Kurikukulum berbasisICT

- Kurikulum berbasis lokal- Kurikulum PAI, dst.

Demikian pula dengan aspek penelitian yang lain

Semakin banyak aspek dan topik dapat dipetakan,maka semakin besar bagi calon peneliti untuk mendapatkankriteria topik yang layak untuk ditentukan dalam penelitiannya.

B. Identifikasi Masalah

1. Definisi Identifikasi Masalah

Setelah topik ditentukan, selanjutnya adalah iden-tifikasi masalah. Peneliti berusaha menemukan permasalahan-permasalahan yang mungkin muncul dalam topik yang telahditentukan. Tanpa identifikasi masalah, maka proses penelitianakan mengalami kebimbangan. Sebab masalah-masalah itulahyang akan mengarahkan peneliti mengenai data apa, bagaimanamengumpulkan dan menganalisisnya.

Page 52: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 39

Pada dasarnya suatu penelitian berawal dari masalahyang dihadapi, sehingga memubutuhkan solusi pemecahan ataujalan keluar. Namun dalam praktiknya, kadang-kadang penelitipemula lebih memikirkan judul yang hendak dirumuskanketimbang menemukan masalah. Padahal dapat diyakini bahwajudul akan demikian mudah dibuat manakala topiknya danmasalahnya sudah terdeteksi. Jadi pada dasarnya rumusan judulyang hendak dibuat bersumber dari masalah yang dapatdiidentifikasi melalui membaca literatur, merenungkan peng-alaman pribadi, menghadiri seminar ilmiah, membaca hasilatau laporan penelitian dan sebagainya.

Lalu apakah yang dimaksud dengan “identifikasi

masalah”?. Identifikasi berasal dari bahasa Inggris identi-

fication. Dalam kamus Oxford (1995) kata identification di-terjemahkan act of identifying yang berarti tindakan mengenalatau proof of who or what yang berarti membuktikan siapa atauapa. Jadi identifikasi adalah usaha mengenali atau mem-buktikan sesuatu. Dalam KBBI (2008) identifikasi diterjemah-kan sebagai perbuatan menetapkan identitas seorang benda.

Adapun masalah penelitian atau problem research

oleh Frankfort Nachmias dan Nachmias sebagaimana yangdikutip McNabb (2010) mendefinisikan masalah penelitiansebagai “an intellectual stimulus calling for a response in the

form of scientific inquiry”. – Stimulus intelektual yangmeminta respon dalam bentuk penelitian ilmiah. Definisisenada juga diutarakan oleh Creswell (2008), yang penekanan-nya lebih kepada pendidikan. Namun tidak sama sekalimerubah substansi dari definisi “masalah” itu sendiri. Ia me-nyatakan “Research problems are the educational issues,

controversies, or concerns that guide the need for conducting a

study.” – Isu-isu pendidikan, kontroversi dalam pendidikan,atau masalah-masalah yang memandu kebutuhan untuk me-

Page 53: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif40

lakukan studi (penelitian). Menurut Afifuddin dan Saebani(2012) masalah adalah sesuatu keadaan yang bersumber darihubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkansituasi yang membingungkan.

Jika demikian, masalah dalam penelitian bukanlahseperti masalah yang biasa dibayangkan semacam musibahatau malapeta, namun lebih kepada pendorong atau perangsangakademik yang menuntut jawaban dalam bentuk penelitianilmiah. Atau barangkali tepat jika “masalah” dalam penelitian

disebut dengan istilah “kegelisahan intelektual” atau “ke-galauan akademik” yang membutuhkan “jawaban akademis”

pula melalui serangkaian kegiatan penelitian ilmiah.Di samping itu, masalah penelitian juga dapat di-

pahami sebagai penyimpangan dari apa yang seharusnyadengan apa yang terjadi; Penyimpangan antara teori denganpraktik, penyimpangan antara perencanaan dengan pelaksana-an, dan penyimpangan pengalaman masa lampau dengan masasekarang (Sugiyono, 2013). Jadi masalah adalah fakta ataurealita yang tidak sesuai dengan kaedah, teori, kebijakan,aturan, norma, rencana, pengalaman lalu dan sebagainya.Contoh kecilnya dapat diilustrasikan dalam kalimat ceritapendek berikut: (1) Sebuah teori mengatakan “A” namun

kenyataan yang dipraktikkan adalah “B, C, D, E, F danseterusnya”. Keadaan ini merupakan “masalah” karena tidak

sesuai dengan teori; (2) Seluruh PNS direncanakan mulaimasuk kerja tanggal 19 Agustus, namun kenyataannya banyakyang tidak masuk bekerja pada tanggal tersebut. Ini jugamerupakan masalah karena tidak sesuai dengan rencana; (3)Tempo dulu sebelum listrik masuk kampung, anak-anak gemarsekali mengaji setelah magrib, tapi sekarang, ketika listrik telahmasuk kampung, kegemaran itu hilang. Ini pun adalah masalahkarena pengalaman sekarang tidak sama dengan pengalaman

Page 54: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 41

masa silam; (4) Aturan lalu lintas mengharuskan pengendarasepeda motor wajib menggunakan helm, namun banyakpengendara yang tidak menggunakan helm saat bekendaraan.Hal ini termasuk masalah juga karena tidak sesuai denganaturan. Demikian dan seterusnya.

Ilustrasi Masalah Penelitian

2. Kriteria Masalah yang Baik

Sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dalam ruangsosial, agama, budaya, politik, pendidikan, ekonomi, kesehatandan sebagainya, tentunya manusia memiliki banyak masalah,sehingga masalah “sebenarnya” dengan mudah dapat diiden-tifikasi. Walau mudah ditemukan, namun dalam proses pe-

HARAPAN

KENYATAAN

Page 55: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif42

milihan masalah sangat sulit untuk dilanjutkan ke levelpenelitian. Lebih-lebih jika kita menemukan atau ditawarkanmasalah penelitian yang beragam, sehingga dengan sendirinyakita menjadi bingung.

Dalam kondisi yang demikian maka perlu memilikidasar pertimbangan mengenai masalah penelitian yang hendakdipilih, karena salah, keliru atau kurang pertimbangan dalammemilih masalah akan berakibat pada kelancaran penelitian.Bahkan boleh jadi penelitian akan terputus di tengah jalan.Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus dijadikanpertimbangan dalam memilih dan menentukan masalah pe-nelitian yaitu sebagai berikut:a. Masalah harus memiliki nilai yang mencakup: pertama,

nilai keaslian yaitu bukan tiruan dan sudah banyak diteliti.Sehingga diharapkan yang up to date; kedua, masalahharus menyatakan suatu hubungan, ketiga, masalah harusmerupakan hal yang penting; keempat, masalah harus dapatdiuji; dan kelima, masalah harus dinyatakan dalam bentukpertanyaan.

b. Data harus fisibel yang meliputi: pertama, data dan metodepenelitian benar-benar tersedia; kedua, biaya untuk me-mecahkan masalah secara relatif harus dalam batas-bataskemampuan; ketiga, waktu untuk memecahkan masalahharus wajar; keempat, biaya dan hasil harus seimbang;kelima, administrasi dan sponsor yang kuat; dan keenam,tidak betentangan dengan hukum dan adat.

c. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti yangmeliputi: pertama menarik bagi peneliti; dan kedua cocokdengan kualifikasi ilmiah si peneliti (Nazir, 2005).

Page 56: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 43

3. Cara Praktis Identifikasi Masalah Penelitian

Ada banyak cara untuk menemukan masalah penelitian,namun secara praktis dapat dipoinkan sebagai berikut:

Pertama Amati kegiatan masyarakat di sekitar Anda!Kedua Bacalah literatur sesuai dengan kualifikasi dan

minat Anda!Ketiga Ulang dan perluas penelitian sebelumnya, jika

Anda pernah melakukan penelitian!Keempat Lihat kembali catatan pribadi Anda dan pikir-

kan!Kelima Serap keinginan masyarakat di sekitar Anda!Keenam Pikirkan materi yang Anda sedang pelajari!Ketujuh Hadiri seminar-seminar ilmiah!Kedelapan Mintalah saran dari dosen, teman, peneliti

senior dan sponsor Anda (jika ada)!Kesembilan Renungkan pengalaman pribadi dan profesi

Anda!Kesepuluh Lihat atau baca berita di media massa!

Cara-cara di atas merupakan cara alternatif manakalapeneliti tidak menemukan masalah dengan satu cara. Dengandemikian peneliti dapat mencoba cara yang lainnya. Untukmemudahkan hal tersebut hendaklah diiringi dengan doa,karena salah satu sumber penemuan ilham, termasuk di dalam-nya proses menemukan “kegelisahan akademik” (masalah

penelitian) adalah intuisi. Intuisi akan bekerja maksimalbilamana hati dalam keadaan tenang dan tentram, dan keadaantersebut tiada lain hanya diperoleh dengan berdo’a kepada-Nya.

Page 57: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif44

4. Model-Model Identifikasi Masalah

Agar identifikasi masalah yang dilakukan efektif, adatiga model identifikasi masalah yang dapat diterapkan. Ketigamodel tersebut diadaptasi dari laman staff.uny.ac.id (diunduh11/03/2014 pukul 17.30) sebagai berikut:

a. Model system-elements

Misalnya seorang peneliti hendak mengangkatmasalah “Analisis Kesiapan Guru Menghadapi Kurikulum2013”

an element

Kurikulum (a system)

Silabus

BukuPaket

Sumberdaya/guru

Saranaprasarana

RPP

Sumberdaya/guru Siswa

Page 58: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 45

b. Model view-points

Dalam menggunakan model ini peneliti memaparkanpoint-point penting berupa sudut pandang dari masalah yangditeliti. Contohnya, seorang peneliti ingin mengidentifikasimasalah “fenomena banjir setiap tahun”, maka peneliti dapatmembuat skema model view-points sebagai berikut:

agama

kesehatan sosial

moral budaya

psikologi

c. Model kombinasi

Dalam hal ini peneliti mengkombinasikan di antaradua sudut pandang atau lebih. Contohnya, seorang penelitihendak menganalisis karya sastra, misalnya nilai moral (moral

values) dalam novel Ketika Cinta Bertasbih, maka penelitidapat membuat peta identifikasi masalah dalam modelkombinasi sebagai berikut:

Fenomenamembuang

sampahsembarangan

Page 59: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif46

Unsurinstrinsik meliputi: -tema, penokohan, setting sosial

dll.

Unsur ekstrinsikmeliputi: nilai islami,

nilaibudaya/adat

istiadat,kebaktian

kepada orangtua, dll.

5. Contoh Identifikasi Masalah

Setelah peneliti mengidentifikasi masalah dengansalah satu model dari ketiga model di atas, maka langkahberikutnya adalah mendeskripsikannya. Berikut ini akan di-sajikan contoh hasil identifikasi masalah yang didapatkan darihasil observasi atau survei awal:

Novel

Page 60: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 47

Masalah: Peran Komite Madrasah di MI. Nurul

Karomah Sekotong Timur Lombok Barat

Sejak diberlakukan kebijakan disentralisasi di bidangpendidikan, peran Komite Sekolah/Madrasah semakin di-harapkan untuk bersinergi dengan pihak sekolah/madrasahuntuk membangun mutu pendidikan. Namun kenyataannyatidak sedikit sekolah/madrasah yang telah membentuk KomiteSekolah sampai dengan saat ini memiliki mutu pendidikanyang tergolong rendah, termasuk di antaranya adalah MI. NurulKaromah Sekotong. Dalam hal ini ada sejumlah masalah yangmungkin muncul yaitu:1. Apakah komite sekolah/madrasah telah berperan baik

dalam meningkatkan mutu pendidikan?2. Apakah pihak sekolah memberikan peran khusus kepada

komite sekolah/madrasah?3. Apakah peran yang diberikan pihak sekolah/madrasah

dapat meningkatkan mutu pendidikan?4. Bagaimana peran komite sekolah/madrasah dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan?5. Apakah bentuk kerja sama yang dilakukan pihak

sekolah/madrasah dengan komite sekolah/madrasahdalam meningkatkan mutu pendidikan?

6. Apakah kendala yang dihadapi oleh komite sekolah ataumadrasah dalam menigkatkan mutu pendidikan?

7. Apa solusi yang diupayakan untuk memecahkan masalahyang dihadapi?

8. Mengapa komite diperlukan peran sertanya?9. Apa perbedaan peran antara komite sekolah/madrasah

dengan BP3?10. Dan seterusnya.

Page 61: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif48

C. Merumuskan Judul

1. Kriteria Judul Penelitian

Syahrin Harahap (2011) mendefiniskan judul sebagainama yang diberikan untuk pokok bahasan. SedangkanMayshuri dan Zainuddin (2009) mengatakan bahwa judulmerupakan rangkaian kata-kata yang bisa berubah-ubahmenurut kepentingan peneliti, asal mengubahnya tidak keluardari substansi topik penelitian. Maka judul penelitian kualitatifdalam proposal pada dasarnya bersifat tentatif atau sementarasehingga dalam penelitian judul dapat berubah sesuai dinamikamasalah di lapangan, sedangkan definitifnya setelah laporanditulis. Bahkan Sugiyono (2013) menegaskan bahwa judullaporan penelitian kualitatif yang baik justru berubah, ataumungkin diganti. Ia beralasan bahwa judul penelitian kualitatifyang tidak berubah berarti peneliti belum mampu menjelajahsecara mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti, sehinggabelum mampu mengembangkan pemahaman yang luas danmendalam terhadap situasi sosial yang diteliti.

Judul sebagai bagian terpenting dari penelitian, yangmenggambarkan secara global mengenai fenomena ataumasalah yang sedang diteliti. Judul sebagai muka depan sebuahpenelitian, menjadi pertimbangan pembaca untuk tertarik atautidak untuk membacanya. Terrie Nolinske (2013) dalam situsresmi “American Academy of Orthotist and Prosthetists”

mengutip pendapat Portney LG. yang mengatakan bahwakekuatan judul tidak dapat diremehkan. Judul dapat membujukdan melibatkan seseorang untuk membaca abstrak dan, bagian-bagian penelitian selanjutnya. Oleh karena itu, judul harusbersifat informatif tanpa berbelit-belit atau bertele-tele. Juga,judul harus dirumuskan dengan baik dan benar dari kata-katakunci (key words) keseluruhan uraian, serta dapat merangsangperhatian dan minat orang lain untuk membacanya.

Page 62: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 49

Di samping kriteria di atas, Nolinske mengatakanbahwa judul proposal penelitian harus ringkas namun cukupuntuk memberikan pembaca gambaran tentang sampel danvariabel yang terlibat dalam penelitian panjang. Ringkasnyajudul penelitian dalam arti tidak terlalu panjang dan tidakterlalu pendek. Menurut Haryanto dkk. (2000) bahwa panjangmaksimum sebuah judul penelitian berkisar 10 hingga 15 kata.Sedangakan menurut Masyhuri dan Zainuddin (2009), judulpenelitian berkisar 6 hingga 12 kata. Lebih lanjut merekaberdua menyarankan; apabila sebuah judul yang disusunmelebihi 12 kata, disarankan agar dibuat menjadi judul dananak judul. Jadi dapat disimpulkan bahwa kriteria judul yangbaik adalah judul yang menarik, relevan dengan topik, men-cakup atau menggambarkan keseluruhan isi tulisan, informatifdan ringkas.

a) Menarik

Pada dasarnya menarik atau tidaknya sebuah judultergantung dari orang yang membaca. Jika ia peminat sastra,maka tentu judul yang menarik baginya adalah yang puitis.Namun jika orang itu peminat karya ilmiah, ilmuwan, ataupeneliti (researcher) semisal dosen, guru, dan mahasiswa,judul yang menarik bagi mereka adalah yang ilmiah. Olehkarena itu untuk merangsang minat mereka terhadap judul yangdibuat, sudah seharusnya judul penelitian dibuat dengan bahasayang ilmiah lagi benar.

Di samping itu, judul penelitian yang menarik jugadilihat dari substansinya. Apakah judul yang diangkat tersebuttergolong aktual atau expired (kadaluarsa), apakah judultersebut sering diangkat ataukah tidak. Apakah judul tersebuturgen untuk diteliti. Bila judul penelitiannya aktual lebih-lebihpertama kali diangkat, tentu akan lebih menarik untuk dibaca

Page 63: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif50

dan dijadikan refrensi. Namun jika sebaliknya, judul tersebutseringkali diangkat dan temanya juga sudah kadaluarsa, sangatsulit untuk menarik minat pembaca. Maka tidaklah herankadang-kadang penguji proposal penelitian semisal skripsi,merevisi total, menolak bahkan melempar proposal tersebutkarena sudah sering diangkat dan expired serta tidak mampudipertanggungjawabkan secara ilmiah. Terlebih saat ini sudahbanyak ditemukan judul penelitian yang persis mirip, hanyadiganti objek, lokasi penelitian dan waktunya saja sehinggahasilnya pun mirip atau bahkan sama. Judul yang demikiandiyakini tidak akan menarik minat untuk ditelaah, atau bolehjadi akan dicela.

b) Relevan dengan topik

Dalam merumuskan judul penelitian, peneliti harusmelihat relevansi antara topik dan judul. Keduanya laksanasepatu dan kaki yang harus sejalan. Jika topik penelitiantentang kurikulum, tentu judulnya pun harus dalam ranahpembahasan kurikulum. Tidaklah matching bila topiknyapembelajaran namun judulnya memuat tentang kebudayaan.Tidak tepat jika topiknya mutu pendidikan namun judulnyamemuat manajemen rumah sakit, atau topiknya pendidikankarakter namun judulnya berisi hal-hal yang berkaitan dengankomunikasi. Demikian seterusnya.

c) Informatif

Judul yang informatif adalah judul yang dapat mem-berikan informasi mengenai tema dan isi sebuah karya ilmiah.Judul yang informatif dalam karya ilmiah biasanya memuatobjek, subjek dan site (tempat) penelitian jika merupakanpenelitian lapangan, dan kadang-kadang mencantumkan tahun.Oleh karena itu peneliti harus mencantumkan dalam penelitian

Page 64: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 51

ilmiahnya secara jelas mengenai apa objek dan siapa subjekpenelitian, serta di mana dan kapan dilakukan penelitian itu.

d) Mencakup seluruh isi tulisan

Judul merupakan wajah tulisan yang menggambarkansecara umum mengenai isi tulisan. Baik tidaknya judul pe-nelitian juga ditentukan oleh ketercakupan judul terhadap apayang dibahas. Hal ini dimaksudkan agar orang yang inginmembaca atau menelaah proposal atau laporan penelitian,mendapatkan informasi awal tenatang isi buku walaupunsecara global. Dan judul penelitian seperti inilah yang di-katakan sebagai judul yang informatif.

e) Tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek

Judul penelitian yang baik adalah judul yang mudahdipahami oleh pembacanya. Judul yang mudah dipahamitentunya yang ringkas, padat dan jelas. Namun perlu diketahuibahwa judul yang pendek dalam perspektif penelitian/karyailmiah berbeda dengan tulisan-tulisan biasa semisal opini,cerpen, puisi dan sebagainya. Biasanya judul karya ilmiahsemisal skripsi, tesis dan disertasi berkisar antara 10 – 14 kata.

2. Komposisi Judul Penelitian Kualitatif

Pada dasarnya komposisi judul penelitian kualitatifdan kuantitatif adalah sama. Menurut Arikunto (2010) judulpenelitian memuat enam unsur yaitu:1) Sifat dan jenis penelitian (biasanya ditentukan dengan kata

operasionalnya, semisal kata; peran, analisis, studi kom-parasi, persepsi dan sebagainya)

2) Objek yang diteliti (fenomena yang diteliti)3) Subjek penelitian (informan atau narasumber)

Page 65: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif52

4) Lokasi atau daerah penelitian (tempat dilaksanakan pe-nelitian)

5) Tahun, atau tahun akademik (waktu penelitian)Contohnya:1) “Peran Guru Kelas dalam Meningkatkan Minat Belajar

Siswa Kelas V MI. NW Selaparang Kediri Tahun Pelajaran2012/2013”

Peran : Jenis penelitiandeskriptif

Guru kelas : Subjek penelitianMinat belajar siswa : Objek penelitianMI. NW Selaparang Kediri : Lokasi penelitianTahun pelajaran 2013/2014 : Waktu penelitian

2) “Respon Mahasiswa Fakutas Tarbiyah Terhadap KinerjaDosen Fakultas Tarbiyah di IAIN Mataram TahunAkademik 2012/2013”

Respon : Jenis penelitiandeskripsif

Mahasiswa : Subjek penelitianKinerja dosen Fakultas Tarbiyah : Objek penelitianIAIN Mataram : Lokasi penelitianTahun akademik 2012/2013 : Waktu penelitian

3) “Analisis Metode Mengajar Guru Matematika di SMA NWKediri Tahun Pelajaran 2010/2011”

Analisis : Jenis penelitian analisis-deskriptif

Matode mengajar : ObjekGuru matematika : SubjekSMA NW Kediri : Lokasi penelitianTahun pelajaran 2010/2011 : Waktu penelitian

Page 66: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 53

Bagian 4

LATAR BELAKANG,

FOKUS, RUMUSAN MASALAH,

TUJUAN PENELITIAN,

MANFAAT PENELITIAN,

DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Latar Belakang Masalah

1. Komposisi Latar Belakang Masalah (LBM)

Latar belakang masalah, setidaknya dari segi namanyadapat dipahami sebagai bagian dari proposal yang men-deskripsikan situasi dan kondisi objek penelitian serta alasanrasional, argumen dan teori ilmiah yang mendasari mengapamasalah yang diangkat dalam proposal itu layak untuk ditelitisecara akademik. Latar belakang masalah kadang-kadang di-sebut juga “Latar Belakang” saja. Atau dalam penelitianpustaka diistilahkan “Konteks Masalah”.

Secara umum dalam latar belakang masalah, calonpeneliti benar-benar harus mengeksplor hal-hal berikut ini: (1)Situasi, kondisi, fenomena, objek penelitian berdasarkan surveiawal sehingga menarik untuk diteliti; (2) Data empirik me-ngenai fakta yang tidak sesuai dengan harapan; (3) Alasanpentingnya permasalahan yang diangkat, yang dapat ditinjaudari perspektif sosial, ekonomi, pendidikan, budaya, agama,dakwah, kesehatan psikologi dan sebagainya. Juga, jika pe-nelitian tersebut merupakan penelitian kualitatif lapangan

Page 67: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif54

(field research), peneliti harus mendeskripsikan secara umummengenai tempat penelitiannya.

Masyhuri dan Zainuddin (2009) secara rinci me-rekomendasikan dua pokok komposisi latar belakang masalahyaitu:a. Analisis situasi (empirik) yang meliputi:

1) Menggambarkan potret atau profil kondisi wilayah, lokasipenelitian.

2) Menggambarkan keadaan obyek sasaran yang akan diteliti.3) Menggambarkan potensi keunggulan lokasi yang diteliti.4) Menggambarkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya

lokasi yang diteliti.5) Menggambarkan lingkungan yang relevan dengan per-

masalahan yang akan diteliti atau lainnya yang dianggapperlu untuk diinformasikan berkaitan dengan permasalahanpenelitian.

Analisis empirik tersebut merupakan hasil dari surveiawal peneliti. Di mana ia mengamati, memperhatikan danmembuat field note (catatan lapangan) mengenai fenomena,kejadian, dan kegiatan serta keadaan lokasi, tempat, instansi,ataupun orang yang akan dijadikan objek dalam penelitiannya.Kemudian catatan lapangan tersebut dianalisis dan diramumenjadi konsep empirik, tanpa diada-adakan, tanpa dilebih-lebihkan dan tanpa dikurangkan sedikit pun. Konsep empirikinilah yang dituangkan dalam latar belakang masalah, dengantujuan untuk meyakinkan pembaca bahwa memang masalahyang diteliti adalah fakta empirik yang terjadi di lapangan yangsangat urgen untuk diteliti. Oleh karena itu tanpa survei awal,latar belakang masalah akan sulit dideskripsikan secaraempirik. Demikian pula dengan tahapan-tahapan penelitianberikutnya sangat ditentukan dengan kemampuan calon penelitimenyerap informasi dan data pada saat survei awal.

Page 68: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 55

b) Analisis teori, yakni analisis pemikiran yang mendasari

penelitian atau dasar pemikiran.

1) Menjelaskan jawaban keingintahuan peneliti atas suatumasalah.

2) Mengungkapkan suatu gejala, tanda-tanda yang dapatdilihat dan dirasakan.

3) Mengungkapkan konsep (dari hasil analisis teori)4) Mengungkapkan dugaan pada permasalahan yang akan

diteliti.5) Menerapkan dugaan tersebut pada suatu tujuan tertentu.6) Mengemukakan hal-hal yang mendorong dalam melakukan

penelitian.7) Mengemukakan argumentasi penting dalam melakukan

penelitian.8) Memadukan hasil penelitian terdahulu yang telah diteliti.

Analisis teori dalam latar belakang masalah me-rupakan hasil dari me-review literatur atau menelaah kembalibahan-bahan bacaan berupa buku, jurnal, inseklopedi, hasilpenelitian ilmiah dan sebagainya, yang relevan mengenaimasalah yang akan diangkat. Sehingga dari review tersebutdapat diperoleh informasi berupa teori dan data yang kemudiandipaparkan dalam latar belakang masalah dengan maksuduntuk meyakinkan pembaca bahwa apa yang hendak ditelitimemiliki dasar teori untuk dijawab.

Perlu diingat bahwa tidak semua informasi dan datayang diinginkan tersedia baik dalam survei awal maupun dalamreview literatur. Atau semua data dan informasinya tersediatetapi menjadi terbatas dengan kemampuan yang dimiliki calonpeneliti. Namun secara substansial, yang diharapkan dalamlatar belakang masalah ini adalah kemampuan calon penelitimendeskripsikan situasi, fenomena dan gejala yang diperolehdari survei awal dengan baik dan mampu memaparkan

Page 69: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif56

konsepsi analisis teori yang didapatkan dari hasil membacaliteratur dengan apik, sehingga latar belakang menjadi uraianyang menarik dan mayakinkan bahwa masalah tersebut secarailmiah dan akademis layak diangkat ke permukaan atau diteliti.

Secara sederhana, menurut Soekamto sebagaimanayang dikutip oleh Rianto (2004) bahwa latar belakang masalahyang relatif dianggap baik mencakup hal-hal sebagai berikut:1) Situasi atau keadaan mengenai masalah yang ingin diteliti;2) Alasan maupun sebab-sebab ingin menelaah masalah yang

ingin diteliti;3) Hal-hal yang telah diketahui atau belum diketahui me-

ngenai masalah yang akan diteliti;4) Pentingnya penelitian tersebut, baik secara teoretik dan atau

secara praktis;5) Penelitian yang akan dilakukan dapat mengisi kekosongan

yang ada.Untuk mengetahui situasi atau keadaan masalah yang

ingin diteliti tentunya dapat dilakukan dengan melalui surveiawal. Dari hasil survei inilah kemudian akan berkembang men-

Komposisi Pokok Latar Belakang Masalah (LBM)

Page 70: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 57

jadi sebuah alasan-alasan ilmiah mengapa penelitian tersebutlayak diangkat, dan menjadi pengetahuan awal mengenaibelum atau sering tidaknya masalah tersebut diteliti. Disamping survei awal, juga diperlukan penggalian informasi dandata dari buku-buku yang relevan dengan masalah yang akandiangkat, sehingga jelas tujuan dan manfaat penelitian baik darisegi teoretik maupun praktis. walaupun biasanya, tujuan danmanfaat dipaparkan dalam bagian khusus baik dalam proposalmaupun laporan penelitian. Dalam hal ini peniliti berusahamengkorelasikan penelitian yang diangkat dengan banyakaspek kehidupan manusia seperti manfaatnya di bidang sosial,politik, budaya, pendidikan dan sebagainya.

2. Cara Praktis Menulis LBM

Sebenarnya, membuat deskripsi latar belakang ma-salah sangatlah mudah, jika sudah dilakukan survei awal danatau review literatur. Kekuatan sebuah LBM sangat ditentukanoleh dua tahapan prapenelitian tersebut. Peneliti harus ber-usaha mengemukakan alasan logis (masuk akal) dan empirismengapa ia meneliti suatu masalah, dengan tetap mengacupada data prapenelitian (survei awal dan atau review literatur).Agar lebih mudah dipraktikkan, penulis akan paparkan be-berapa point langkah praktis dalam menyusun latar belakangmasalah:a. Buatlah catatan sederhana dalam bentuk pointer atau dapat

juga dalam bentuk skema “jaringlaba-laba” mengenai

keadaan atau data yang Anda temukan di lapangan.b. Buatlah catatan sederhana dalam bentuk pointer mengenai

teori atau data secara umum yang Anda temukan dalamreview literatur!

c. Buatlah catatan sederhana mengenai alasan-alasan pentingmengenai ketertarikan Anda dalam masalah yang diangkat!

Page 71: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif58

d. Buatlah catatan sederhana mengenai manfaat penelitianyang Anda angkat!

e. Buatlah kerangka atau anatomi tulisan pembahasan “latar

belakang masalah” dengan mengacu pada catatan ataupointer sederhana yang Anda buat!

f. Kembangkanlah setiap pointer-pointer tersebut menjadiparagrap yang sambung-menyambung, berkorelasi, salingmemiliki keterkaitan antara paragrap yang satu denganyang lainnya!

g. Buatlah satu paragrap simpulan dari paragrap-paragrapsemua deskripsi yang telah Anda paparkan!

h. Konsistenlah terhadap masalah dan fokus penelitian yangAnda angkat!

i. Baca kembali setiap paragrap yang Anda buat!

Contoh anatomi dalam menulis LBM

Judul:“Analisis Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMA. X”

A. Latar Belakang Masalah

(Paragraf 1; apa isu pergantian kurikulum secara umum)(Paragraf 2; bagaimana sejarah pergantian kurikulum di Indonesia)(Paragraf 3; apa alasan pergantian kurikulum)(Paragraf 4; apa kurikulum 2013 itu? Kemukakan secara umum sesuai hasiltelah literatur awal!)(Paragraf 5; bagaimana keunggulan Kurikulum 2013? Kemukakan secara umumsesuai hasil telah literatur awal!)(Paragraf 6; mengapa penelitian dilakukan? Kemukakan “kegelisahan

akademik” sesuai identifikasi masalah empirik yang ditemukan pada observasi

awal di lapangan)(Paragraf 7; apa manfaat dan tujuan secara umum penelitian ini dilihat dari segipendidikan dan atau sosial)

B. Fokus PenelitianC. .....................................

Page 72: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 59

B. Fokus Penelitian

Pengertian Fokus Penelitian

Fokus penelitian atau dalam penelitian kuantitatifdikenal dengan batasan masalah. Tahapan ini merupakanproses spesifikasi masalah-masalah yang berhasil ditemukandalam tahapan identifikasi. Dalam hal ini peneliti akan me-nentukan fokus masalah yang masih bersifat umum danberserakan yang berupa domain tunggal atau beberapa domainyang memiliki hubungan dengan situasi sosial yang hendakditeliti. Di samping itu, peneliti harus memutuskan permasalah-an yang akan diteliti atas dasar tingkat kepentingan, urgensi,dan feasibilitas masalah yang akan dipecahkan. Juga mem-pertimbangkan tenaga, waktu dan biaya penelitian sesuaikemampuan si peneliti.

Lalu kapan masalah penelitian dianggap penting,urgen dan feasibel? Penting bilamana permasalahan tersebutakan semakin tidak terpecahkan bahkan akan memunculkanmasalah baru bila tidak dilakukan suatu penelitian, dikatakanurgen (mendesak) bila permasalahan tersebut tidak segeraditeliti maka akan semakin hilang kesempatan untuk meng-atasinya, dan dikatakan feasibel jika penelitian tersebut me-miliki sumber daya yang jelas yaitu para informan yang me-miliki kemampuan menjawab penelitian dan mudah diperolehguna memecahkan masalah tersebut.

Spradley merekomendasikan empat alternatif gunamemudahkan para calon peneliti dalam menentukan fokus,yaitu sebagai berikut:1) Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan

oleh informan;2) Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu;3) Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk

pengembangan iptek;

Page 73: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif60

4) Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkaitdengan teori-teori yang telah ada.

Fokus penelitian dalam penelitian harus dilakukan. Inimengingat adanya berbagai keterbatasan internal dan eksternalpenelitian. Keterbatasan internal penelitian mencakup ke-terbatasan kemampuan peneliti dalam memperoleh data danmengolahnya. Sedangkan keterbatasan eksternal meliputi ke-terbatasan waktu yang biasanya disesuaikan dengan ketentuansponsor atau penyelenggara penelitian. Juga, keterbatasan refe-rensi, literatur dan teori-teori yang melandasi penelitian ter-sebut. Oleh karena itu fokus penelitian harus didasari olehpenemuan-penemuan masalah dalam tahapan identifikasi ma-salah. Sehingga rumusan fokus penelitian tidak boleh munculmelainkan dari hasil identifikasi masalah tersebut.

Merumuskan fokus penelitian dapat diilustrasikansecara sederhana seperti seorang penjahit yang kebanjiranorderan menjelang lebaran. Maka tidak mungkin ia dapatmengerjakan semua orderan tersebut. Ia mesti memilih danfokus terhadap beberapa orderan sesuai dengan batas tenaga,modal dan waktu yang ia miliki atau yang ditentukan oleh sipengorder. Sehingga dapat dikatakan bahwa fokus penelitianadalah tahapan penelitian pra-lapangan untuk memusatkanpada permasalahan tertentu yang kemudian dijabarkan secararinci di dalam rumus masalah.

Agar fokus penelitian menjadi jelas, maka penelitiharus memaparkannya secara eksplisit dan tidak ambigu. Haltersebut dapat mempermudah peneliti dalam merencanakankegiatan-kegiatan umum sebelum turun ke lapangan. Fokuspenelitian merupakan gambaran umum sebuah penelitian, yangdapat mengarahkan teknik pengumpulan data dan analisisnyasesuai dengan masalah yang diteliti.

Page 74: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 61

C. Rumusan Masalah

1. Definisi Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan sketsa dari sebuahrencana penelitian. Ia dapat dikatakan sebagai ruh dari sebuahpenelitian. Tanpa rumusan masalah, arah penelitian tidak akanjelas dan hasilnya pun demikian bahkan gagal total. Rumusanmasalah atau juga dikenal dengan istilah research problem

oleh Usman dan Akbar (2009), rumusan masalah merupakanusaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitianapa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pe-mecahannya. Hal senada juga dikatakan oleh Ulber Silalahi(2010), di mana rumusan masalah menurutnya adalah sesuatuhal yang dipertanyakan dalam penelitian yang akan dicari danditemukan jawabannya. Dua definisi tersebut memberikan katakunci “kalimat tanya”. Artinya suatu rumusan masalah me-rupakan kalimat yang mempertanyakan suatu kondisi, gejala,fenomena, baik bersifat mandiri dan tidak terikat olehfenomena, gejala dan situasi lainnya, maupun yang salingterkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baikdalam kapasitasnya sebagai penyebab maupun akibat. Olehkarena itu calon peneliti dalam hal ini harus dapat merumuskantiap poin masalah yang hendak ia teliti dengan menggunakankalimat tanya yang baik dan benar.

Membuat rumusan masalah yang baik dan benar me-nuntut calon peneliti untuk mampu mengoperasikan beberapakata tanya dasar yang umum digunakan dalam merumuskanmasalah. Ulber (2010) misalnya menyebutkan kategorisasidasar untuk tipe pertanyaan penelitian (research question)seperti “what” (apa), “why” (bagaimana), “how” (bagai-mana), “which” (yang mana), “how far” (sejauh mana) dansebagainya. Pada umumnya, dalam penelitian kualitatif per-tanyaan-pertanyaan rumusan masalah lebih mengarah kepada

Page 75: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif62

jawaban-jawaban yang bersifat eksplanatoris dan deskriptifsehingga kata tanya yang sering digunakan adalah“what”“how”, dan “why”

Dalam membuat rumusan masalah, kata tanya “what”

dapat berfungsi sebagai pertanyaan klarifikatif, yang menuntutkejelasan mengenai fenomena tertentu. Contohnya, apa benarmasyarakat Sasak memiliki sikap keras?. Juga sebagai per-tanyaan desktiptif, yang menuntut penggambaran mengenaiobjek yang diteliti. Apa manfaat yang dirasakan oleh mas-yarakat setelah listrik masuk desa?

Adapun “how”(bagaimana) dapat berfungsi sebagaipertanyaan yang menuntut penjelasan atau deskripsi, peng-gambaran tentang suatu proses, fenomena, gejala dan situasibenda. Contoh, bagaimana persepsi Tuan Guru terhadap nikahsiri? Bagaimana peranan orang tua dalam meningkatkanmotivasi belajar peserta didik? dan seterusnya.

Sedangkan “why” (mengapa), menurut Ulber kata ter-sebut ternyata lebih menuntut jawaban yang lebih rumitdibandingkan dengan “how”, karena kata “why” seringkalimeminta jawaban yang lebih bersifat metodologis dan teoretik.Tentunya menjawab pertanyaan dengan “why” dalam suatupenelitian bergantung pada disiplin ilmu yang dikaji. Contoh,mengapa pondok pesantren di pulau Lombok didominasi olehlabel NW? Mengapa pendidikan multikultural perlu diaktual-isasikan? dan seterusnya.

2. Karakteristik Rumusan Masalah

Menurut Sugiyono (2013) rumusan masalah secaraumum mememiliki tiga sifat atau karakteristik berdasarkanlevel of explanation (level penjelasannya) yaitu rumusanmasalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.

Page 76: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 63

a. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalahyang memandu peneliti untuk mengungkapkan atau me-motret situasi sosial ayang akan diteliti secara menyeluruh,luas dan mendalam.Secara aplikatif rumusan masalah deskriptif memiliki duabentuk yaitu rumusan masalah deskriptif yang ber-hubungan dengan karakteristik dan yang berhubungandengan frekuensi (Ulber, 2010). Rumusan masalahdeskriptif yang berhubungan dengan karakteristik adalahbentuk rumusan masalah yang menuntut jawaban ber-dasarkan sifat, bentuk, model, jenis, ciri dan karakter objekyang diteliti. Contohnya. Apakah bentuk kemiskinan yangdialami oleh penduduk desa X? Bagaimana karakteristikkepemimpinan kepala sekolah yang bermutu? Bagaimanamodel pembelajaran TK yang efektif dan efesien? Danseterusnya. Sedangkan yang berhubungan dengan fre-kuensi merupakan rumusan masalah yang menuntutjawaban berdasarkan keadaan objek yang diteliti baik darisegi proses maupun fisik, yang meliputi keadaan sering-kadang-kadang, tinggi-rendah, banyak-sedikit, jauh-dekat,besar-kecil dan lain-lain. Contohnya: Seberapa tinggianimo masyarakat dalam melaksanakan program KB?Seberapa besar perkembangan pondok pesantren X dibidang pemberdayaan ekonomi?

b. Rumusan masalah komparatif merupakan perumusanpermasalahan yang membandingkan antara satu variabelatau lebih dengan variabel lainnya atau dengan sampelyang berbeda-beda (Masyhuri dan Zainuddin, 2009).Secara praktis, rumusan masalah komparatif dalampenelitian kualitatif dapat bersifat; pertama deskriptif(komparatif-deskriptif). Contohnya: Adakah perbedaan sig-nifikan antara keperibadian antara anak pesantren dengan

Page 77: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif64

anak sekolah umum? Apakah perbedaan pandangan antaraAmin Abdullah dan Hasan Hanafi terhadap pendidikanmultikultural? Kedua, kausal-komparatif. Contohnya: Se-jauh mana pengaruh kepemimpinan tuan guru dan kepaladesa dalam meredam konflik? Apakah pengaruh IQ danISQ terhadap etos kerja karyawan?

c. Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalahpenelitian yang bersifat pertanyaan mengenai hubunganantara dua variable atau lebih, baik hubungan simetris,kausal maupun interaktif.1) Hubungan asosiatif-simetris dapat dipahami sebagai

suatu hubungan antara dua variable atau lebih yangkebetulan muncul secara bersamaan bukan hubungansebab akibat atau pun saling mempangaruhi. Contoh-nya: Adakah hubungan antara motivasi kerja denganprofesionalisme? Adakah hubungan antara kelancaranmembaca dan kemampuan menulis?

2) Hubungan asosiatif-kausal adalah hubungan yangmenitikberatkan pada hubungan sebab akibat. Contoh-nya: Seberapa besar pengaruh metode pembelajaranterhadap hasil belajar siswa? Seberapa besar dampaklimbah tahu terhadap kesehatan warga sekitarnya?

3) Hubungan asosiatif-interaktif adalah hubungan timbalbalik yang saling mempengaruhi. Contohnya: Bagai-mana hubungan antara kharisma tuan guru dankepemimpinannya? Bagaimana hubungan antara etoskerja dan karir?

3. Kesalahan Umum dalam Membuat Rumusan Masalah

Kesalahan yang paling umum terjadi dalam merumus-kan masalah adalah “tidak terencananya penelitian awal denganmantap”. Di mana peneliti pemula biasanya memulai pe-

Page 78: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 65

nelitiannya dengan merumuskan judul terlebih dahulu tanpamelakukan tahapan identifikasi masalah. Tentunya jika dimulaidengan judul maka sudah pasti masalah yang akan dijabarkandari judul tersebut akan dibuat-buat. Maka penelitian yang baikadalah penelitian yang berangkat dari masalah.

Di samping itu ada beberapa kesalahan umum dalammerumuskan masalah yang harus diperhatikan oleh peneliti,yaitu sebagai berikut:a. Membuat-buat atau mengada-adakan masalah tanpa mem-

baca atau revewing literature yang relevan dengan pe-nelitian sebelumnya;

b. Merencanakan penelitian yang sifatnya terbatas denganalasan unik, sehingga berpengaruh terhadap terbatasnyapermasalahan;

c. Peniliti tidak mempertimbangkan kemampuan fisik, finan-sial, tenaga dan waktunya, sehingga memaksakan diriuntuk merumuskan masalah melebihi kemampuan yang iamiliki;

d. Peneliti kurang mempertimbangkan kelemahan metodologipenelitian yang hendak digunakan, sehingga rumusanmasalah dibuat sesuai selera pribadi peneliti;

e. Merumuskan masalah tanpa mempertimbangkan secaramatang kekuatan teori yang melandasi masalah tersebut;

f. Terlalu umum dalam membuat rumusan masalah, sehinggaberpengaruh pada umumnya simpulan hasil penelitian dantidak fokusnya tujuan penelitian.

g. Peneliti (khususnya peneliti pemula) kurang cermat meng-gunakan kata-kata operasional dalam rumusan masalah.Sering terjadi, seorang calon peneliti ingin menggunakanpendekatan kualitatif, namun rumusan masalah yang dibuatmenggunakan kata operasional kuantitatif. Demikian puladengan sebaliknya.

Page 79: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif66

Oleh karena itu agar para peneliti, terutama penelitipemula terhindar dari kesalahan-kesalahan di atas, maka perludiperhatikan beberapa solusi praktis berikut ini:a. Lakukan identifikasi masalah secara maksimal!b. Kumpulkan referensi yang relevan dengan penelitian!c. Tentukan masalah benar-benar menarik bagi peneliti!d. Carilah hasil-hasil penelitian terdahulu yang belum ter-

pecahkan!e. Pilihlah permasalahan yang sangat dibutuhkan oleh publik!f. Pilihlah permasalahan yang mudah dijangkau dan jangan

memaksa diri!g. Buatlah kalimat rumusan masalah yang singkat, padat dan

jelas!h. Konsultasikan/diskusikan rumusan yang telah dibuat ke-

pada teman sejawat atau pembimbing!

4. Langkah Praktis Membuat Rumusan Masalah

Sebelum membahas langkah praktis dalam merumus-kan masalah penelitian kualitatif, terlebih dahulu akan di-kemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penelitisebelum merumuskan masalah, di antaranya yaitu:a. Identifikasi masalah dengan cermat!b. Buatlah catatan-catatan pokok tentang identifikasi yang

dilakukan!c. Tetapkan fokus masalah sesuai dengan minat, urgensi,

kemampuan fisik, finansial dan keluangan waktu ber-dasarkan identifikasi masalah!

d. Rumuskan masalah dengan bahasa ilmiah, akademis,singkat dan jelas!

e. Konsistenlah menggunakan kata tanya operasional yangtepat dan sesuai dengan penelitian kualitatif!

Page 80: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 67

f. Buatlah rumusan masalah dengan memperhatikan landasanteori yang diperoleh dari telaah pustaka! Karena untukmenjawab setiap rumusan masalah diperlukan landasanteori yang kuat.

Adapun langkah praktis dalam menyusun rumusanmasalah, maka Moleong (2013) dalam bukunya “Penelitian

Kualitatif” merekomendasikan beberapa langkah sebagaiberikut:Langkahpertama

: Tentukan fokus penelitian!

Langkahkedua

: Cari berbagai kemungkinan faktor yang adakaitan dengan fokus tersebut, yang dalam hal inidinamakan subfokus!

Langkahketiga

: Dari faktor-faktor yang berkaitan tersebut,adakan pengkajian mana yang sangat menarikuntuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yangdipilih!

Langkahkeempat

: Kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yangdipilih dengan fokus penelitian!

Langkah-langkah tersebut secara manual dapat dilihatdalam ilustrasi sederhana berikut ini:

Fokus: Pengelolaan Kelas

Masalah yang menarik diteliti perspektif peneliti: (1) Kebersihan kelas; (2)Organisasi kelas; (3) Gaya kepemimpinan wali kelas

Rumusan Masalah:1. Apa kriteria kebersihan kelas dipandang dari pengelolaan kelas?2. Apa peran organisasi kelas dalam pengelolaan kelas?3. Bagaimana gaya kepemimpinan wali kelas dalam pengelolaan kelas?

Subfokus: kebersihan kelas, penataan sarana kelas, organisasi kelas,kepemimpinan wali kelas, inventaris peralatan kelas, dll.

Page 81: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif68

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan masalah, maka langkah selanjut-nya yang harus dilakukan adalah membuat tujuan penelitian(purpose statement). Secara konseptual, pada dasarnya semuapenelitian memiliki tujuan yang sama yaitu “to answer a

question”- untuk menjawab pertanyaan (Morse dan Field:2002). Namun dalam penelitian kualitatif, menurut Maxwelldalam Hanauer (2010) bahwa “state the first purpose of

qualitative research is: understanding the meaning, for

participants in the study, of the events, situations, and actions

they are involved with and of the accounts that they give of

their liver and experiences”.Hal senada juga dikatakan oleh Boswell and Cannon

(2011): “Generally, the purpose of qualitative studies is to

explore new concepts and ideas about which little is known, or

to discover new meanings for concepts. Kedua pendapattersebut merupakan tujuan penelitian kualitatif secara umumyaitu untuk memahami hakikat informan, peristiwa, situasi dantindakan dan pengalaman orang-orang yang terkait denganperistiwa dan situasi tersebut, dan untuk mengekplorasi konsepdan ide yang baru diketahui atau masih jarang diteliti.

Pendapat tersebut juga sama persis dengan apa yangdiungkap Marriem (2009) bahwa “The overall purposes of

qualitative research are to achieve an understanding of how

people make sense out of their lives, delineate the process

(rather than the outcome or product) of meaning-making, and

describe how people interpret what they experience.” Marriemmenyebutkan bahwa tujuan penelitian kualitatif secara ke-seluruhan adalah pertama, untuk memahami bagaimana me-mahami kehidupan masyarakat; kedua, untuk menggambarkan

Page 82: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 69

proses (bukan hasil), dan ketiga, untuk menggambarkan bagai-mana orang menafsirkan pengalaman mereka.

Dalam tataran aplikasi, tujuan penelitian dapat di-pahami sebagai pernyataan peneliti mengenai apa yang hendakdicapai (Husaini dan Purnomo, 2009). Jadi tujuan penelitianditulis dengan menggunakan kalimat “pernyataan”. Peneliti

menyatakan tujuannya, mengapa ia meneliti setiap rumusanmasalah yang telah dibuatnya. Karenanya, dalam merumuskantujuan, peneliti biasanya berpedoman kepada rumusan masalahyang telah dibuatnya. Artinya, keluar dari rumusan masalahberarti tersesat, peneliti tidak akan sampai kepada tujuan yanghendak dicapai dalam penelitiannya. Oleh karena itu tujuanpenelitian harus selaras dengan rumusan masalah. Jika rumusanmasalahnya bersifat deskriptif, maka tujuannya juga harusdeskriptif. Demikian pula pada rumusan masalah yang bersifatkomparatif dan asosiatif, maka tujuan penelitiannya pun harusdinyatakan secara komparatif dan asosiatif.

Menyatakan tujuan penelitian dianggap penting untukdinyatakan baik dalam proposal maupun laporan penelitian,karena dapat memberikan informasi yang jelas dan tegaskepada pembaca - khususnya pihak-pihak yang terkait denganpenelitian - mengenai tujuan utama “mengapa penelitian

tersebut dilakukan”. Di samping itu, adanya tujuan penelitiandapat menjadi instrumen evaluasi mengenai masalah manayang sudah dan belum ditemukan jawabannya.

2. Menulis Tujuan Penelitian

Sebenarnya, menulis tujuan penelitian tidaklah sulit,karena sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa tujuanpenelitian mengikuti rumusan masalah. Perbedaannya hanyaterletak pada penggunaan kalimat tanya dalam rumusanmasalah dan kalimat pernyataan dalam tujuan penelitian.

Page 83: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif70

Namun umumnya tujuan penelitian selalu diawali oleh kalimatoperasional. Sebab tujuan penelitian merupakan pernyataanoperasional yang merincikan apa yang akan diselesaikan dandicapai dalam penelitian (Moleong, 2013).

Biasanya peneliti menulis kalimat “Penelitian ini ber-tujuan untuk ......”, atau “Penelitian ini memiliki tujuan .....”

Contohnya:o Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ………..

o Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan …………..

o Penelitian ini memiliki untuk mengetahui ……… dll.

Contoh Tujuan Penelitian Kualitatif

Berikut ini akan disajikan beberapa contoh tujuan penelitian,yaitu:No. Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

1 Apakah persepsi Tuan Gurumengenai nikah siri?

Untuk memahami persepsi TuanGuru mengenai nikah siri.

2. Bagaimana perilaku nikah siridi desa x?

Untuk mendeskripsikan perilakunikah siri di desa x

3. Bagaimana peran Tuan Gurudalam meminimalisirpernikahan siri di desa x?

Untuk mengetahui peran TuanGuru dalam meminimalisirpernikahan siri di desa x

4. Apa latar belakang terjadinyanikah siri di desa x?

Untuk mengeksplor latar belakangterjadinya nikah siri di desa x

E. Manfaat Penelitian

Dalam sebuah penelitian baik kualitatif maupunkuantitatif diperlukan uraian manfaat penelitian. Dalam uraiantersebut, peneliti berusaha menjelaskan secara ilmiah danakademis mengenai manfaat penelitian yang direncanakan. Haltersebut dibuat untuk memperjelas kontribusi signifikan darihasil penelitian yang dilakukan, sehingga penelitian yang di-rencanakan benar-benar meyakinkan pembaca dan pihak-pihakyang terkait dengan penelitian.

Page 84: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 71

1. Macam-Macam Sifat Manfaat Penelitian

Secara umum, manfaat penelitian dibuat dalam duabentuk yaitu manfaat yang bersifat praktis dan teoretik.Adapun penjelasannya berikut ini:

a) Manfaat praktisManfaat praktis merupakan implikasi nyata dari hasil

penelitian yang dapat diterapkan atau diaplikasikan. Artinya,penelitian tersebut membantu memecahkan dan mengantisipasimasalah yang dialami oleh objek yang diteliti. Peneliti ber-usaha memaparkan secara logis mengenai manfaat hasil pe-nelitian tersebut. Kekeliruan yang sering terjadi dalam menulismanfaat penelitian adalah “peneliti menulis secara subjektif”,

sesuai keinginan peneliti sendiri.

b) Manfaat teoretikManfaat teoretik dapat dipahami sebagai sumbangan

ilmiah berupa penemuan teori baru atau penyempurnaan teorisebelumnya atau jawaban-jawaban ilmiah pendukung dalamrangka pengembangan ilmu pengetahuan di masa mendatang.Dalam hal ini, peneliti harus menegaskan bahwa penelitianyang dilakukan menghasilkan teori yang dapat dijadikanreferensi pada ranah a, b, c, d dan seterusnya.

2. Langkah Praktis Menulis Manfaat Penelitian

Ada beberapa langkah praktis yang dapat dilakukanuntuk memudahkan peneliti, terutama peneliti pemula dalammenulis manfaat penelitian yaitu:

a) Tentukan bentuk atau sifat manfaat penelitian yanghendak ditulis, apakah praktis ataukah teoretik!

Page 85: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif72

b) Kaitkan setiap sifat manfaat penelitian ditulis denganpartisipan, objek permasalahan dan tempat penelitian sertadisiplin ilmu yang diteliti!

Contohnya:

F. Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini perlu juga memuat hasil-hasilpenelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh penelitian lainnamun relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, denganmaksud untuk menghindari duplikasi. Di samping itu, untukmenunjukkan bahwa topik yang diteliti belum pernah ditelitioleh peneliti lain dalam konteks yang sama. Dengan demikianpenelitian yang relevan perlu menunjukkan masalah apa yangditeliti, apa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yangakan dilakukan dan perlu juga memunculkan kekurangan-kekuarangan apa yang terdapat dalam penelitian yang men-dahului tersebut sehingga perlu dilakukan penelitian kembali.Namun jika persoalan yang akan diteliti benar-benar baru danbelum pernah ada yang meneliti sebelumnya, maka penelitianyang relevan atau penelitian sebelumnya tidak harus dimuncul-kan.

1. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat dimanfaatkanoleh kepala sekolah, guru dan orang tua (partisipan)dalam mengurangi kemalasan murid (objek masalah)di sekolah x (tempat penelitian) dan sekolah lainnya.

2. Manfaat teoretikSecara teoretik, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkansebagai referensi bagi peneliti pada penelitian selanjut-nya dalam bidang pendidikan (disiplin ilmu).

Page 86: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 73

Bagian 5

PENDEKATAN, JENIS,

LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam proposal maupun laporan penelitian harusmencantumkan pendekatan yang digunakan, apakah kualitatifataukah kuantitatif. Untuk penelitian kualitatif memiliki jenisyang bervariasi. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yangmemang sudah memiliki pola yang standar. Oleh karena itupara ahli mengemukakan jenis penelitian kualitatif dalamjumlah yang berbeda-beda. Obiakor et. al. (2011) misalnyamengemukakan: “The types include case study (both single

case studies and collective case studies), grounded theory,

ethnography, action research, narrative research, phenol-

menology, discourse analysis, conversional analysis, and

ethnographic content analysis”.- Ada beberapa tipe atau jenispenelitian kualitatif yaitu; studi kasus, grounded theory,etnografi, penelitian tindakan, penelitian naratif, fenomenologi,analisis wacana, analisis konversional, dan analisis isi etno-grafi.

Matthews dan Kostelis (2011) menyatakan bahwa adabeberapa jenis penelitian kualitatif yang masih eksis, yangmeliputi penelitian etnografi, penelitian fenomenologi, studikasus, dan penelitian naratif. Sedangkan menurut Jacob dalamMarshall - sebagaimana yang dikutip oleh Raco (2010) –

bahwa jenis penelitian kualitatif ada enam yaitu; Ethology

Page 87: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif74

manusia (Human Ethology), Etnogarafi Holistic (Holistic

Ehtnographi), Antropology Kognitif (Cognitive Antropology),Ethnogrphi Komunikasi (Ethnographi Communication),Intraksi Simbolik (Simbolic Intraction), Psikologi Lingkungan(Ecology Psycology).

Creswell (1994) dalam Onwuegbuzie et. al. (2004)memberikan catatan bahwa: “the major types of qualitative

research are historical, case study, phenomenological,

ethnographic, and grounded theory.” – Jenis utama penelitiankualitatif adalah penelitian historis (biografi), studi kasus,fenomenologi, etnografi, dan grounded theory. Jadi, walaupunpenelitian kualitatif memiliki jenis yang banyak, namun secaraumum yang paling banyak digunakan dalam penelitian kuali-tatif hanya ada lima. Adapun penjelasannya berikut ini:

1. Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu danpengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpul-kan dokumen dan arsip-arsip. Menurut Creswell dalam Raco(2010) meneyebutkan bahwa biografi masuk dalam katagorijenis penelitian kualitatif. Metode penelitian ini biasanyadilakukan dalam ranah sosial. Biografi juga diistilahkan sejarahlisan, narasi personal dan outobiografi. Stebbins (2006) me-nyatakan:“Biographical research includes autobiographies,

biographies, diaries, oral histories, family stories and letters”.

Dia menjelaskan bahwa berbagai jenis dokumen dapat ditulisuntuk berbagai tujuan dan audien. Oleh karena itu ada teknikevaluasi khusus yang perlu digunakan dalam penelitian ketikamenggunakan jenis biografi.

Murray (2003) secara gamblang mendefinisikan pe-nelitian biografi sebagai “a record of another person’s life”,

sebuah catatan kehidupan orang lain. Burton dan Bartlett

Page 88: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 75

(2005) menambahkan definisi biografi tersebut yaitu; sebuahcatatatan kehidupan orang lain atau aspek yang penting darikehidupan orang lain tersebut. Lebih lanjut Murray men-jelaskan – sebuah catatan biasanya dalam bentuk tertulis, tapidapat juga berupa rekaman suara (audio recorded) ataupunrekaman video (video recorded). Atau bahkan dapat terdiri darikombinasi media, seperti catatan tertulis disertai dengan fotodan kutipan disertai dengan audio recorded atau video

recorded dari kehidupan itu.Dalam penelitian jenis biografi ini, yang paling

penting diperhatikan oleh seorang peneliti adalah kemampuanpeneliti untuk menggambarkan karakter unik dari kehidupanseseorang yang dia teliti, yaitu suatu kehidupan yang rinciandan pola kehidupannya tidak seperti orang lain. Sehinggabiografi dapat menginformasikan para pembacanya tentangkegigihan, konsistensi, dan inkonsistensi dalam kehidupansubyek, dengan memberikan keterangan berdasarkan konteksejarah-budaya di mana kepribadiannya berkembang. Pembacajuga dapat mengambil pelajaran tentang kehidupan yangdisimpulkan dari perilaku yang terungkap dalam akunbiographer yang diteliti (Burton dan Bartlett, 2005). Sebabsecara umum tujuan penelitian biografi adalah untuk melacakpemikiran, kegiatan, dan prestasi tokoh tertentu, untuk di-jadikan pembelajaran bagi orang-orang setelahnya. Sehinggatokoh yang dikaji memiliki sisi-sisi unik yang menarik danpenting diketahui khalayak.

Dalam penelitian biografi, Stebbins (2006) member-kan rambu-rambu penting sebelum melakukan penelitian jenisbiografi ini. Dia mengatakan:“Biographical research can

involve:Studying the life and social context of famous person

who had a significant impact on society, Developing an

enhanced understanding of the works of particular author,

Page 89: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif76

Researching the lives of lesser-known individuals …… to

develop a sense of how people experienced a particular

historical event or time period.”

Dari pemaparan Stebin tersebut dapat disimpulkanbahwa Penelitian biografis setidaknya memiliki tiga tujuanyaitu: (a) untuk mempelajari konteks kehidupan dan sosialorang terkenal yang memiliki dampak signifikan terhadapmasyarakat; (b) untuk mengembangkan pemahaman yang di-sempurnakan karya penulis tertentu; (c) untuk meneliti ke-hidupan yang kurang dikenal orang, untuk mengembangkanrasa bagaimana orang mengalami peristiwa sejarah tertentuatau periode waktu.

2. Fenomenologi

Fenomenologi adalah bagian dari metode kualitatif.Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau meng-ungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yangdidasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu.Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehinggatidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomenayang dikaji. Dasar metode ini adalah filsafat fenomenologi.Menurut Raco (2010), fenomenologi sebenarnya berarti mem-biarkan gejala-gejala yang disadari tersebut menampakkan diri(to show themselves). Sesuatu akan nampak sebagaimana danapa adanya (things as they appear). Lebih lanjut ia men-jelaskan bahwa dalam sejarahnya, filsafat fenomenologi di-kembangkan oleh Edmund Husserl dan kemudian dikembang-kan oleh Giambattista Vico, Franz Brentano dan WilliamDilthey.

Metode fenomenologi memiliki tujuan untuk me-nangkap dan memahami makna pengalaman, peristiwa dankeadaan sosial yang terjadi di sekitar kehidupan manusia.

Page 90: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 77

Fenomenologi yang dikembangkan oleh Husserl iniadalah fenomenologi transendental. Teori ini menekankan padasubjektivitas dan temuan esensi dari pengalaman serta me-nyediakan sebuah metodologi yang sistematis dan teraturdalam derivasi pengetahuan. Pendekatan Husserl ini disebutdengan pendekatan fenomenologi. Moustakes menjelaskan –

dinamakan demikian karena fenomenologi hanya memanfaat-kan data yang bersifat sadar (penampilan objek). Dan model inidianggap transendental karena mengandung apa yang dapatditemukan melalui refleksi pada tindakan subyektif danberkorelasi dengan sasaran mereka (Moustakes,1994).

3. Etnografi

Creswell (2008) dalam bukunya – Educational

Research; Planing, Conducting, and Evaluating Quantitaive

and Qualitative Research - menulis definisi jenis kualitatif-etnografi sebagai berikut: “Ethnografhic design are qualitative

research procedures for describing, analyzing, and inter-

preting a culture-sharing group’s shared patternd of behavior,

beliefs, and language that develop.”Melihat definisi di atas dapat dipahami bahwa

Creswell memberikan kata kunci “budaya” sebagai sentral dari

jenis penilitian kualitatif ini. Sedangkan budaya difahamisebagai sebuah “everything having it can include language,

ritual, economic, political structures, life stages, interaction,

and communication style”.

Jadi, jenis penelitian ini lebih fokus dalam menyelidikisuatu kelompok kebudayaan dilingkungan yang alamiah dalamrentan waktu yang cukup lama dalam proses pengumpulan databaik berupa data observasi maupun data wawancara. Modelpenelitian ini berupaya untuk mempelajari peristiwa kultural,

Page 91: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif78

yang menyajikan pandangan hidup subyek sebagai obyek studi.(Endraswara, 2006).

Disamping definisi Creswell (2008) di atas, Endras-wara juga mendefinisikan penelitian etnografi sebagai berikut:“Penelitian etnografi adalah kegiatan pengumpulan bahan ke-terangan atau data yang dilakukan secara sistematik mengenaicara hidup serta aktivitas sosial dan berbagai benda ke-budayaan dari suatu masyarakat.”

Mengacu kepada semua keterangan di atas, tentu saja,dalam kasus etnografi antropologi sosial dan budaya selalumenjadi metode utama, tetapi sekarang memiliki kehadiranyang kuat di bidang sosiologi dan psikologi, serta diterapkan dibanyak ranah seperti pendidikan dan kesehatan (Hammersley,2002). Namun pada dasarnya etnografi digunakan pada pe-nelitian antropologi. Jenis penelitian etnografi merupakan“penelitian dasar” (basic research) dalam mengkaji antro-pologi, yang mengutamakan perekaman data dan pencatataninformasi secara deskriptif dan kemudian menganalisis be-ragama kehidupan kelompok tradisonal, umumnya, terutamakomunitas pra baca-tulis (Liliweri, 2005).

Jelas di sini bahwa etnografi adalah uraian danpenafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. Dalamhal ini, peneliti mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan carahidup mereka. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil darisebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkanpengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok,dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalamkeseharian hidup responden atau melalui wawancara satu persatu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajariarti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksidalam kelompok.

Page 92: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 79

Berdasarkan definisi dan keterangan para ahli, jelasetnografi memiliki manfaat yang sangat besar dalam ranahsosio-antropologi dimana hasil penelitian etnografi akan dapatmemberikan informasi-informasi penting mengenai teori-teoriikatan budaya, memahami masyarakat yang kompleks, danmemahami perilaku manusia.

4. Grounded theory

Raco (2010) memaparkan bahwa grounded theory

adalah salah satu jenis penelitian kualitatif, karena analisanyatidak menggunakan angka. Coraknya induktif, karena hendakmenemukan teori baru. Objek penelitiannya adalah fenomenayang ada dalam konteksnya yang alamiah dan dimengertisesudah data lapangan diperoleh, entah melalui wawancaraatau observasi.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dasar filosofis darigrounded adalah interaksi simbolik. Interaksi simbolik sendiriberasal dari psikologi sosial. Pertanyaan yang sering diajukandalam penelitian adalah mana simbol yang umum atau biasadigunakan sehingga interaksi manusia dapat dimengerti. Inter-aksi simbolik menyatakan bahwa tindakan manusia selalubergantung pada arti yang dipahami oleh manusia dalamlingkungannya.

Peneliti dalam penelitian ini berasumsi bahwa tidakada kebenaran yang mutlak sekalipun sering kita percayabahwa hal itu ada. Kebenaran adalah hasil interpretasi. Karenaitu pengalaman langsung dan pengertian akan pengalamantersebut adalah hal yang sangat penting dalam penelitiankualitatif. Sehingga menurut Raco, metode ini sangat cocokdigunakan jika:

Pertama, digunakan untuk menangkap arti daripengalaman manusia. Setiap pengalaman manusia memiliki

Page 93: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif80

arti khusus, minimal untuk dirinya sendiri dan orang lain yangmembaca atau mendengar pengalaman tersebut. Kedua,

diyakini bahwa interaksi sosial bersifat dinamis. Artinyainteraksi sosial yang terjadi di antara manusia mengalamidinamika atau perkembangan. Sebagaimana manusia selalubergerak dan berubah secara dinamis, maka interaksi sosialnyapun bersifat dinamis dan terus mengalami perubahan. Ketiga,

untuk memahami arti kontekstualnya dan di mana penelititerlibat langsung dalam pemberian makna. Peneliti hanyadapat mengerti peristiwa, fakta, realita, atau gejala secaramenyeluruh apabila peneliti memahami latar belakang peris-tiwa fakta atau kejadian tersebut. Keempat, bila terdapatketerbatasan teori untuk menerangkan suatu gejala, fakta ataurealita. Peristiwa, fakta, gejala atau masalah, yang seringterjadi atau dialami oleh manusia setiap hari, tidak semuadapat diterangkan secara gamblang dan memuaskan secarailmiah. Hal ini disebabkan oleh keterbatan teori yang men-dukung pemahaman gejala atau peristiwa tersebut.

5. Studi Kasus (Case Study)

Secara historis, Emile Durkheim, seorang sosiologPrancis adalah orang yang mengembangkan penelitian studikasus. Ia termotivasi oleh dinamika fenomena-fenomena sosialyang kian hari makin kompleks di masyarakat. Studi kasus,atau oleh Woodside (2010) disingkat CSR (Case Study

Research) mendefinisikannya dengan mengutip pendapat Yinsebagai berikut:“A case study is an empirical inquiry that

investigates a contemporary phenomenon within its real life

context, especially when the boundaries between phenomenon

and context are not clearly evident; and in which multiple

sources of evidence are used”.–Woodside menjelaskan bahwastudi kasus adalah penyelidikan empiris yang meliputi pe-

Page 94: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 81

nyelidikan mengenai fenomena kontemporer dalam kontekskehidupan nyata, terutama ketika batas-batas antara fenomenadan konteks tidak jelas.

Swanborn (2010) menegaskan bahwa pendapat yanglebih tepat, studi kasus adalah studi tentang fenomena atauproses yang berkembang dalam satu kasus. Hal senada jugadikatakan oleh Gerring (2007) bahwa “ A case study may be

understood as intensive study of a single case….” Jadipenelitian studi kasus secara intensif hanya terpusat pada satubuah fenomena kasus di lapangan. Menurut Merriam dalamSimons (2009) bahwa“the qualitative case study can be

defined as an intensive, holistic description and analysis of

single entity, phenomenon or social unit. – Menurutnya, studikasus sebagai bagian dari jenis penelitian kualitatif di-definisikan sebagai sebuah penelitian yang dilakukan dengancara intensif, dengan proses pendeskripsian yang holistik(menyeluruh) dan hanya menganalisis entitas tunggal, satufenomena atau unit sosial saja. Sedangkan menurut Simonssendiri bahwa “Case study is an in-depth exploration from

multiple pesrspektives of complexity and uniqueness of a

particular project, policy, institution, programme, or system in

a real life context.”

Definisi pamungkas tersebut merupakan definisi yangkomplit. Simons mengemukakan ranah penelitian studi kasussecara luas dan kompleks yang meliputi studi kasus padaproyek tertentu, kebijakan, institusi, program, dan sistem dalamkehidupan bermasyarakat. Studi kasus dapat dikatakan sebagaijenis penelitian multi-ranah yang relevan digunakan pada objekyang berbeda-beda.

Secara praktis, studi kasus terfokus pada satu jeniskajian subjek atau fenomena yang diteliti secara mendalam.Sebab pada dasarnya studi kasus bertujuan untuk mengetahui

Page 95: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif82

tentang keadaan objek atau fenomena penelitian secara intensif.Misalnya peneliti mengkaji siswa SMP X sopir angkutan kotaMataram, karyawan perusahaan PT. “Bunga Rampai”, guruSMA X dan sebagainya.

B. Lokasi dan Watu Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian bukanlah tanpa per-timbangan seperti kesesuaiannya dengan topik yang diangkat,memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri bagi peneliti.Sebab, salah memilih lokasi penelitian berdampak pada hasilpenelitian yang tidak maksimal, atau bahkan mengalamikegagalan.

Melakukan pertimbangan yang matang dalam pe-nentuan lokasi penelitian diharapkan dapat diperoleh sesuatuyang berarti, bermanfaat dan baru. Tidak tepat dan logis bilapeneliti menentukan lokasi penelitian dilandasi alasan semisaldekat dengan tempat tinggal peneliti, peneliti marasa familiardengan lokasi penelitian, karena memiliki teman atau informanyang sudah terlebih dahulu dikenal bahkan mungkin sahabat-nya dan sebagainya. Oleh karena itu peneliti hendaknya men-deskripsikan lokasi penelitian berdasarkan alasan yang logisdan akademis. Di samping itu, peneliti juga menguraikandengan jelas mengenai letak dan keadaan geografis lokasipenelitian.

Di samping menjelaskan lokasi, sebaiknya dijelaskanjuga kapan waktu penelitian tersebut dilakukan serta berapalama proses penelitian dilasanakan. Adapun berapa lamapenelitian itu dilaksanakan, tergantung jenis masalah yangditeliti.

Page 96: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 83

Bagian 6

SUMBER DATA

(Populasi & Sampel)

A. Konsep Populasi dan Sampel

1. Definisi Populasi

Kata populasi diserap dari bahasa Inggris yaitu“population”. Populasi juga disebut universium, universe, danuniverse of discourse. Populasi atau universe adalah se-kelompok orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan obyekpenelitian.

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa definisipopulasi yang dapat dijadikan konsep dasar. Di antaranyasebagaimana yang dikutip Satori dan Komariah (2012) adalahsebagai berikut:a) Gregory dalam Djailani (1998) secara lebih tajam meng-

artikan popualsi sebagai keseluruhan objek yang relevandengan masalah yang diteliti.

b) Menurut Beiley, populasi adalah jumlah total dari seluruhunit atau elemen di mana penyelidik tertarik.

c) Congelosi dan Taylor dalam Djailani, populasi adalahkeseluruhan unsur yang diteliti.

d) Menurut Burn (2000), populasi dapat berupa organisme,orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi,benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya me-

Page 97: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif84

miliki dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidaksecara mendua.

Sedangkan menurut Sugiyono (2013), populasi di-artikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atausubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentuyang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudianditarik simpulannya.

Dari definisi-definisi di atas, jelas secara sederhanapopulasi dipahami sebagai semua subjek atau objek sasaranpenelitian. Dalam penelitian, subjek dapat berupa manusia,hewan, tumbuh-tumbuhan, barang-barang hasil produksi se-perti hasil kerajinan tangan, industri, pertanian, pertambangan,dan lain-lain, benda yang tidak diproduksi seperti angin, air,batu, pasir, tanah, dan lain-lain. Di samping itu, subjek jugadapat dalam bentuk ungkapan baik verbal berupa kata, frasa,kalimat, paragraf dan teks, maupun nonverbal seperti dokumentertulis.

Dalam penelitian, status populasi sebagai subjek danobjek tersebut terkadang membingungkan, kapan populasitersebut menyandang status objek dan kapan ia menyandangstatus subjek. Populasi penelitian bersatatus objek bila populasiitu bukan sebagai sumber informasi, melainkan sebagai materiyang diteliti baik yang bersifat abstrak maupun yang kongkrit.Dalam bahasa yang sederhana the object of research is the

ambient environment being faced by an investigator - objekpenelitian adalah lingkungan sekitar yang dihadapi olehpenyidik (Alexander M. Novikov and Dmitry A. Novikov,2013). Sedangkan populasi penelitian yang berstatus subjekadalah sumber informasi yang meliputi manusia dan dokumen.Memang, dalam penelitian sosial manusia secara individualmaupun komunal (kelompok) lumrah diposisikan sebagaiinforman. Dari merekalah peneliti dapat memperoleh informasi

Page 98: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 85

tentang diri mereka dan fenomena-fenomena sosial yang me-ngitari mereka.

Namun dalam penelitian tertentu populasi tidak hanyamenyandang status subjek atau objek melainkan kedua-duanyasekaligus. Artinya populasi tersebut di samping sebagai infor-man yang berfungsi memberikan data dan informasi mengenaidiri populasi tersebut dan segala sesuatu yang berhubungandengan mereka, juga sebagai objek, substansi atau materialyang diteliti. Contohnya penelitian tentang “kepemimpinan

spiritual Tuan Guru Pondok Pesantren X se-Lombok Barat”.

Dalam penelitian tersebut populasinya adalah Tuan Guru, yangdiposisikan sebagai informan atau sumber data (subjek) se-kaligus material penelitian (objek).

Jadi, populasi adalah sekumpulan objek atau sumberdata penelitian (Suhadi dkk., 2003). Mereka menegaskanbahwa populasi sebagai objek sejalan dengan pendapatTuckman yang menyatakan bahwa populasi adalah kelompokyang menjadi target atau sasaran studi (penelitian). Sedangkanpopulasi sebagai sumber data sejalan dengan pendapat Chaoyang menyatakan bahwa populasi itu terkait dengan semuasumber data dalam cakupan lingkup penelitian yang ditetapkan.

Sebenarnya istilah populasi dalam posisi sebagaiobjek tidak dipergunakan dalam penelitian kualitatif. Spradleydalam Sugiyono (2013) mengistilahkannnya dengan “sosial

situation” atau situasi sosial. Sebab, penelitian kualitatif se-sungguhnya dilatarbelakangi oleh kasus tertentu dalam situasisosial tertentu dan hasil kajiannya tidak diberlakukan terhadappopulasi tersebut, namun ditransfer ke tempat lain yangmemiliki kesamaan situasi sosial dengan situasi sosial padakasus yang diteliti. Spradley menguatkan bahwa setiap situasisosial yang terjadi, selalu dibentuk oleh tiga elemen yaitu

Page 99: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif86

tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yangberinteraksi secara sinergis.

Situasi sosial dapat dipahami sebagai peristiwa, ke-jadian, aktivitas, dan fenomena yang lumrah terjadi di semuatempat, yang melibatkan aktivitas serta pelaku tertentu. Bahkandi lingkungan yang sangat kecil pun seperti keluarga, situasisosial kerap dijumpai. Pada posisi sebagai objek penelitian,situasi sosial dikaji untuk mengetahui atau memahami situasiyang terjadi di dalamnya. Oleh karena itu untuk menge-tahuinya, peneliti dapat mengamati secara mendalam hal-halyang berhubungan dengan segala aktivitas dan orang-orangyang terlibat dalam situasi tersebut pada tempat di mana situasisosial tersebut terjadi.

2. Definisi Sampel

Kata sampel diserap dari bahasa Inggris yaitu“sample” yang berarti contoh. Sedangkan “sampling” berartipenarikan contoh (Echols dan Shadily, 2000). Dalam KBBI(2008) sampel diterjemahkan sebagai sesuatu yang digunakanuntuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar.Juga, diterjemahkan sebagai bagian yang mewakili kelompokatau keseluruhan yang lebih besar.

Dalam suatu penelitian, “sepertinya” mustahil meng-gali informasi dari semua populasi penelitian. Dalam situasidemikian, populasi harus diperkecil menjadi sebuah sampelyang benar-benar representasi atau yang mewakili seluruhpopulasi. Oleh karena itu dapat dikemukakan beberapa alasanlogis mengapa sampel lebih dipertimbangkan daripada populasidalam suatu penelitian, di antaranya yaitu:

Pertama pertimbangan efisiensi waktu, tenaga danbiaya yang dibutuhkan. Dengan adanya sampel memungkintenaga, waktu dan biaya menjadi relatif lebih efesien daripada

Page 100: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 87

mengandalkan informasi populasi. Dalam penelitian tertentusampel pun amat berpengaruh terhadap dana, tenaga dan waktuyang dibutuhkan. Oleh karena itu peneliti harus meng-kondisikan antara jumlah sampel yang dibutuhkan dengantenaga, waktu, dan biaya yang dimiliki.

Kedua, peneliti mempertimbangkan masalah ke-telitian. Pengambilan sampel dapat mempertajam ketelitianpeneliti. Sebab penelitian terhadap populasi sangat mungkinterjadi “keteledoran” pada saat meneliti, mengumpulkan, danmenganalisis data. Peneliti profesional adalah peneliti yangmampu memperhitungkan dan merasionalisasikan antara biaya,waktu, dan tenaga yang dikeluarkan dengan tingkat keakuratan(presisi) yang akan diperoleh.

B. Teknik Sampling

Sampling adalah cara atau teknik penarikan sampeldari populasi. Ada juga yang mendefiniskannya sebagai prosespemilihan atau penentuan sampel (Bungin, 2010). MenurutPunch (2005), sampling adalah bagian penelitian yang pentingbaik dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Penelititidak bisa menggali dan mempelajari informasi dari semuaorang di tempat yang varian. Keputusan sampling diperlukantidak hanya tentang orang-orang yang diwawancarai atauperistiwa mana yang hendak diamati, tetapi juga tentangpengaturan dan prosesnya.

Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya bahwasampel yang ditentukan atau dipilih adalah yang representatif,yang mewakili populasi penelitian. Hal tersebut bila dilihat dariperspektif kuantitatif. Sebab tujuan sampling dalam penelitiankuantitatif pada dasarnya bertujuan agar simpulan apa yangditeliti dari sampel tersebut dapat diberlakukan terhadappopulasi yang diwakili. Melalui teknik sampling diharapkan

Page 101: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif88

agar hasil yang telah diperoleh dapat memberikan simpulandan gambaran yang sesuai dengan karakteristik populasi.Artinya simpulan penelitian tersebut dapat digeneralisasiterhadap populasi.

Urgensi posisi sampling dalam penelitian “kuantitatif”

menuntut peneliti untuk memahami dengan baik mengenaikonsep sampling yang meliputi teknik atau prosedurnya,ukuran sampel, dan pemahaman yang mumpuni tentangpopulasi yang hendak dijadikan sampel. Pemahaman yang baiktentang teknik sampling dapat mengarahkan peneliti padapenentuan sampling yang baik pula.

Adapun dalam perspektif penelitian kualitatif, infor-man sebagai bagian dari populasi tidak relevan jika ditentukanbesaran ukuran informan dengan menggunakan statistik. Tidakada jaminan pasti bahwa yang terjaring dalam perhitunganstatitistik tersebut dapat memberikan data dan informasi yangdapat menjawab permasalahan penelitian. Bahkan mungkinterdapat banyak informan yang terjaring dengan kualifikasiyang tidak layak dijadikan nara sumber penelitian. Oleh karenaitu penentuan size (ukuran) sampel dalam konteks kuantitatiftidak terlalu dipentingkan. Yang terpenting adalah informanyang dipilih memiliki kemampuan, kredibilitas dan kapabilatasyang mumpuni untuk menjawab permasalahan penelitian. Olehkarena itu, ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambilmenjadi persoalan yang amat penting jika pendekatan pe-nelitian yang rencanakan adalah penelitian kuantitatif. Sedang-kan pada penelitian kualitatif, ukuran sampel tidak terlaludiperhitungkan, karena yang dipentingkan adalah kekayaaninformasi. Artinya walaupun jumlah informan hanya sedikit,namun memiliki informasi yang luas, maka sampelnya lebihbermanfaat daripada banyak namun minim informasi. Dalampenelitian terdapat sejumlah teknik sampling, namun dalam

Page 102: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 89

konteks kualitatif tidak semua teknik tersebut dapat digunakan.Secara umum teknik sampling yang digunakan dalam pe-nelitian dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling

dan nonprobability sampling.

1. Probability Sampling

Secara tradisional, penggunaan probability samplingmerupakan teknik standar dalam penelitian sosial (Denscombe,2007). Probability sampling merupakan teknik samplingdengan memberikan peluang yang sama kepada semua anggotapopulasi untuk dipilih menjadi bagian dari sampel. MenurutHarry T. Reis dan Chrales M. Judd (2000), probability

sampling mengacu pada prosedur dasar seleksi di mana unsur-unsur dipilih secara acak dari kerangka sampling dan setiapelemen telah diketahui.

Langkah awal yang harus dilakukan dalam tekniksampling ini adalah membuat sampling frame (kerangkasampel), yaitu daftar yang berisikan nama setiap anggotapopulasi yang dapat diambil sebagai anggota sampel. Dalamdaftar tersebut, tidak ada prioritas di antara populasi untukdijadikan sampel. Setiap anggota memiliki peluang yang samauntuk menjadi bagian dari sampel.

Melihat definisi di atas, maka dalam penelitiankualitatif teknik ini tidak layak digunakan, karena yangdiperlukan dalam kualitatif adalah kekayaan informasi. Se-hingga tidak semua anggota populasi memiliki peluang yangsama untuk menjadi sampel. Hanya anggota yang memilikikekayaan informasilah yang akan dipilih.

a. Simple random sampling

Simple Random Sampling (SRS) is a type of

probability sampling in which the units composing a

Page 103: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif90

population are assigned numbers. A set of random numbers is

then generated, and the units having those numbers are

included in the sample (Earl Babbie, 2013) –Simple RandomSampling (SRS) adalah jenis probability sampling di mana satuunit menyusun populasi yang ditandai dengan penomoran(sebagai kode). Satu unit bilangan acak kemudian dihasilkan,dan unit yang mendapatkan nomor tersebut dimasukkan dalamanggota sampel.

SRS merupakan teknik sampling yang sederhana. Itudapat diketahui dari penamaannya yaitu “simple”, yang berarti

mudah dan sederhana. Dikatakan sederhana karena teknik inidilakukan melalui prosedur yang sederhana yaitu secara acak.Dalam teknik ini peneliti tidak perlu memperhatikan strataapapun yang terdapat pada populasi itu. Biasanya, teknikseperti ini diterapkan pada anggota populasi yang dianggaphomogen.

Teknik sampling ini sering digunakan pada penelitianyang bersifat deskriptif dan umum. Karakater populasi yangberbeda-beda merupakan kondisi yang tidak penting untukdipermasalahkan dalam analisis yang direncanakan. Misalnya,populasi tersebut terdiri dari anggota dengan jenis kelaminyang berbeda, status sosial yang beranekaragam, serta jabatan,profesi, hoby yang berbeda dan perbedaan-perbedaan lainnya.Perbedaan tersebut sesungguhnya bukanlah hal yang diper-timbangkan, karena tidak memiliki relevansi dan korelasidengan hasil penelitian. Oleh karena itu semua anggotapopulasi diberikan peluang yang sama untuk menjadi bagiandari anggota sampel.

b. Proportionate stratified random

Proportionate stratified random sampling adalahteknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang

Page 104: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 91

dilakukan secara acak dan berstrata secara proporsional.Teknik ini dilakukan jika anggota populasi yang hendak ditelitiheterogen (tidak sejenis).

Prosedur teknik sampling ini adalah dengan caramembuat lapisan-lapisan (strata) atau klasemen. Kemudian,dari setiap lapisan diambil sejumlah subjek, responden secaraacak.

c. Disproportioned stratified random

Disproportionate stratified random sampling adalahpengambilan sampel populasi yang dilakukan secara acak danberstrata tetap, namun sebagian ada yang kurang proporsionalpembagiannya. Sampling ini dilakukan bila anggota populasiheterogen (tidak sejenis).

d. Area random

Area random disebut juga cluster sampling, yaituteknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakildari setiap wilayah geografis yang ada. Teknik ini dapatdigunakan pada kondisi populasi atau sumber data yang sangatluas. Misalnya seorang peneliti yang hendak meneliti keadaanpenduduk suatu propinsi. Maka tidak mungkin peneliti dapatmenggali data dan informasi dari seluruh penduduk propinsitersebut. Oleh karena itu peneliti harus mengambil perwakilansebagai sampel dari setiap kabupaten yang ada di propinsi.Penelitian yang dilakukan di wilayah kabupaten, maka penelitimengambil masing-masing perwakilan dari tiap kecamatan.Demikian pula peneliti yang hendak mengkaji populasi disebuah kecamatan, maka ia harus mengambil perwakilan darimasing-masing desa kecamatan tersebut. Untuk menentukanpenduduk mana yang akan dijadikaan sumber data, maka

Page 105: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif92

pengambilan sampelnya didasarkan pada daerah populasi yangtelah ditentukan.

Peneliti yang menggunakan teknik ini biasanya me-lalui dua tahapan; pertama, menentukan sampel daerah, dankedua, menentukan orang-orang yang ada di daerah itu secarasampling juga.

2. Nonprobability sampling

Nonprobability sampling merupakan kebalikan dariprobability sampling, yaitu teknik sampling yang tidakmemberikan peluang atau kesempatan sama kepada setiapanggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.Menurut Henry (1990) nonprobability samples are selected

based on the judgment of the researcher to achieve particular

objectives of research at hand. – Sampel nonprobabilitasdipilih berdasarkan penilaian dari peneliti untuk mencapaitujuan tertentu penelitian. Teknik ini tidak sebebas probability

sampling. Nonprobability lebih selektif memilih anggotapopulasi yang akan dijadikan anggota sampel. Sampel yangdipilih adalah sampel yang memiliki kemampuan dan we-wenang dalam menjawab permasalahan penelitian.

Dalam perspektif kualitatif, teknik ini tentu dapatdianggap relevan. Sebab sampel kualitatif tidak mensyaratkanukuran sampel. Namun lebih menitikberatkan pada kekayaaninformasi yang dimiliki oleh anggota yang dijadikan sampel(informan).

a. Sampling sistematisSampling sistematis ialah teknik sampling yang di-

lakukan dengan cara mengambil anggota sampel berdasarkanatas urutan dari populasi yang telah diberi nomor urut. Teknikini digunakan jika peneliti dihadapkan pada masalah ukuran

Page 106: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 93

populasi yang banyak dan tidak dapat mengambil sampelsecara random karena alasan tertentu misalnya peneliti tidakmemiliki alat untuk menggunakan random.

b. Sampling kuotaSampling kuota merupakan teknik sampling yang

digunakan untuk menetukan anggota sampel dari populasi yangmempunyai ciri-ciri tertentu sesuai kuota atau jumlah yangdiinginkan.

c. Sampling insidentalSampling insidental merupakan teknik pengambilan

sampel yang didasari atas kebetulan semata. Artinya siapa punanggota populasi yang secara kebetulan (incidental) bertemudengan peneliti dapat diambil sebagai anggota sampel. Namun,peneliti juga perlu mempertimbangkan orang yang kebetulanditemui itu, apakah ia cocok sebagai sumber data atau tidak.Jika sesuai dengan data yang diinginkan, peneliti dapatmemasukkannya dalam anggota sampel.

d. Purposive sampling

Purposive sampling merupakan teknik penentuansampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini menurut paraahli amat relevan digunakan dalam penelitian kualitatif. Darinamanya, teknik ini menggambarkan bahwa sampel yangdipilih berdasarkan tujuan dan maksud (purpose) tertentupeneliti. Poulasi yang dijadikan sampel dengan teknik iniadalah orang atau data yang diyakini memiliki informasi yangluas sesuai kebutuhan penelitian.

Page 107: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif94

e. Sampling jenuhSampling jenuh adalah teknik pemilihan sampel yang

digunakan jika anggota populasi dijadikan sebagai sampelsekaligus. Artinya, peneliti di lapangan menjumpai jumlahpopulasi yang relatif kecil, kurang dari 30 orang, sehingga“mau tidak mau” peneliti harus menjadikanya seluruh populasi

tersebut sebagai sampel. Atau sampling jenuh digunakan padapenelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahanyang sangat kecil. Sampling jenuh sering diistilahkan dengansensus, yaitu semua anggota populasi dijadikan sebagaisampel.

f. Snowball sampling

Dari segi nama, snowball sampling merupakan se-bagai teknik sampling yang diadopsi dari cara kerja bola salju.Bola salju kecil yang menggelinding lama-lama akan menjadibesar. Sehingga dapat dipahami bahwa teknik sampling inimerupakan penentuan sampel yang mula-mula jumlahnyakecil, kemudian menjadi besar.

Prosedur dalam penetuan sampel ini yaitu pertama-tama dipilih satu atau dua orang. Namun karena satu atau duaorang tersebut dianggap belum lengkap memberikan data daninformasi, maka peneliti mencari orang lain yang dianggapmampu melengkapi data yang telah diperoleh dari sampel atauinforman sebelumnya. Demikian seterusnya bertambah danbertambah sesuai dengan data yang dibutuhkan peneliti. Tidakhanya mencari, peneliti juga dalam hal ini dapat memintapetunjuk dari sampel (informan) sebelumnya mengenai siapainforman yang dapat melengkapi data dan informasi yang telahdiberikan tersebut. Biasanya dalam satu tema permasalahan,antara informan yang satu dengan yang lainnya saling

Page 108: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 95

mengenal. Teknik ini sering digunakan ketika peneliti tidakbanyak tahu tentang populasi penelitiannya.

C. Teknik Sampling Penelitian Kualitatif

Dari uraian sejumlah teknik sampling di atas, dapatdisimpulkan bahwa hampir semua teknik sampling di atashanya relevan digunakan pada penelitian kuantitatif, karenamemang penelitian kuantitatif amat bergantung pada kuantitassampel. Pemilihan sampel dalam penelitian kuantitatif tidakmementing kualitas sampel. Sebab, hasil yang diinginkan daripenelitian kuantitatif adalah generalisasi terhadap populasi.Oleh karena itu sampel seringkali ditentukan secara acak. Haltersebut berbeda dengan penelitian kualitatif yang bergantungpada kualitas sampel. Semakin baik kualitas sampel, semakinberkualitas pula penelitian tersebut. Oleh karena itu sampel(informan) penelitian harus dipilih secara sengaja denganpertimbangan kualitas sampel.

Kaitannya dengan hal tersebut, maka teknik samplingyang paling relevan dengan penelitian kualitatif adalah teknikpurposive sampling. Selanjutnya apabila dalam proses pe-ngumpulan data sudah tidak ditemukan informasi yangbervariasi, peneliti tidak perlu lagi mencari informan baru.Proses pengumpulan data dianggap selesai (Bungin, 2010).Namun, jika data yang ditemukan belum lengkap atau tidakbervariasi, peneliti sebaiknya melanjutkan dengan tekniksnowball sampling. Peneliti mencari informan lain untukmelengkapi data dan informasi yang tidak lengkap atau tidakbervariasi tersebut.

Oleh karena itu, untuk memperoleh informasi yangakurat dan lengkap, maka pemilihan sampel awal menjadisalah satu hal yang krusial untuk diperhatikan dalam prosessampling pada penelitian kualitatif. Informan sampel awal

Page 109: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif96

harus dicek apakah ia termasuk dalam kategori “informan

kunci” atau tidak. Ketepatan dalam pemilihan sampel awal

dengan kriteria “informan kunci” memiliki pengaruh terhadapkeberhasilan proses sampling dan kelancaran dalam pe-ngumpulan data. Kondisi tersebut dapat menentukan efisiensidan keefektifan penelitian. Dalam kaitan ini Spradley me-rekomendasikan lima kriteria yang perlu diperhatikan penelitidalam memilih sampel informan awal yaitu sebagai berikut:1. Memilih subjek yang telah cukup lama dan intensif

menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yangmenjadi informasi. Di samping itu, dia juga menghayatisecara sungguh-sungguh sebagai akibat dari keterlibatan-nya yang cukup lama dengan lingkungan atau kegiatanyang bersangkutan. Ini biasanya ditandai oleh kemampuan-nya dalam memberikan informasi dengan lancar, baik dandapat dipertanggungjawabkan mengenai masalah yang di-tanyakan.

2. Memilih subjek yang masih terlibat secara penuh atau aktifpada lingkungan atau kegiatan yang menjadi perhatianpeneliti.

3. Memilih subjek yang mempunyai cukup banyak waktu ataukesempatan untuk diwawancarai.

4. Memilih subjek yang dapat memberikan informasi yang,tidak cenderung diolah atau dipersiapkan terlebih dahulu,tanpa dibuat-buat. Mereka ini tergolong “lugu” (apa ada-nya) dalam memberikan informasi. Persyaratan ini cukuppenting, terutama bagi peneliti pemula, dan berkaitandengan upaya untuk memperoleh informasi yang lebihfaktual.

5. Memilih subjek yang sebelumnya tergolong masih “asing”

dengan penelitian, sehingga peneliti merasa lebih tertantanguntuk belajar sebanyak mungkin kepada subjek, yang

Page 110: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 97

berfungsi sebagai guru bagi peneliti. Pengalaman me-nunjukkan, persyaratan ini terbukti merupakan salah satufaktor penting bagi produktivitas perolehan informasi dilapangan (Sanggar Kato dalam Bungin, 2010).

Kelima rekomendasi kriteria subjek (informan) di atasperlu diperhatikan dalam proses awal sampling, terlebih bagipeneliti pemula. Sebab informan yang memenuhi kriteri-kriteria di atas memiliki kekayaan informasi yang dapat di-pertanggung jawabkan. Lebih lanjut, Sanggar Kato dalamBungin (2010) menjelaskan mengenai pentingnya perhatianpeneliti dalam menentukan sampel informan awal, khususnyadalam penggunaan teknik sowball sampling. Variasi sampelinforman memang diperlukan agar tidak terbatas pada se-kelompok individu saja yang seringkali memiliki kepentingantertentu, sehingga hasil penelitian menjadi bias. Terlepas dariitu semua subjek dalam penelitian kualitatif (baik yang dipilihsebagai sampel informan awal atau informan berikutnya), harusbenar-benar memiliki predikat sebagai key informant yangsarat dengan informasi yang diperlukan sesuai dengan tujuanpenelitian.

D. Ukuran Sampel dalam Penelitian Kualitatif

Dalam proses sampling, peneliti sebaiknya memahamidengan benar populasi yang hendak diteliti sebelum memulaipenelitian. Peneliti harus dapat memetakan siapa informan ataudata apa yang akan menjadi populasinya dan berapa jumlah-nya. Oleh karena itu, dalam proposal penelitian biasanyapeneliti disarankan untuk memberikan gambaran terperincimengenai populasi penelitiannya beserta alasan akademisnya,mengapa sampel tersebut dipilih dan mengapa jumlahnyasekian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebaiknya men-jelaskan dan menegaskan kriteria sampel yang dipilih menjadi

Page 111: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif98

informannya. Bahkan peneliti sebaiknya menyebutkan nama,kemampuan dan kewenangan informan sebagai sampel yangakan dimintai informasinya.

Berbicara mengenai besaran ukuran sampel dalampenelitian kualitatif, para ahli menjelaskan bahwa ukuransampel apakah kecil atau besar, itu tergantung pada jenispertanyaan penelitian, materi, waktu dan sumber daya pe-nelitian. Umumnya sampel kualitatif terdiri dari unit contohkecil diteliti secara mendalam. Ukuran sampel sangat berbedadalam studi kualitatif, sampel besar jarang diperlukan dalampenelitian kualitatif. Studi kualitatif yang mencakup sampelbesar memang ada tetapi jarang terjadi. Holloway dan Wheeler(2010) berpendapat: “sample size, however, does not

necessarily determine the importance of the study or the

quality of the data” – Ukuran sampel, bagaimanapun, tidakselalu menentukan pentingnya studi atau kualitas data.

Jadi dalam penelitian kualitatif ukuran sampel bagai-manapun, tidak selalu menentukan pentingnya studi ataukualitas data. Data dan informasi yang berkualitas adalah datayang diperoleh dari sampel (informan) yang berkualitas pulawalaupun jumlahnya sedikit. Sampel yang berkualitas adalahsampel yang mampu memberikan jawaban lengkap, cermat danakurat mengenai permasalahan yang sedang diteliti.

Page 112: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 99

Bagian 7

TEKNIK

PENGUMPULAN DATA

Istilah “tehnik pengumpulan data” kadang-kadangdiistilahkan dengan “metode pengumpulan data”. Dalam babini akan dibahas mengenai teknik pengumpulan data yangumum digunakan dalam penelitian kualitatif, yang meliputiobservasi atau pengamatan, wawancara, dan dokumentasi.Penjelasannya, berikut ini:

A. Observasi (Pengamatan)

1. Definisi Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulandata dalam penelitian kualitatif. Sebagai salah satu teknikpengumpulan data dalam penelitian kualitatif, observasimerupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwanhanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenaidunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi (Nasution,2003). Sehingga teknik ini sangat tepat digunakan dalampenelitian-penelitian sosial dan pendidikan. Sevilla dkk. (2006)mendefinisikan observasi secara sederhana sebagai proses dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.

Page 113: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif100

Definisi-definisi tersebut sesungguhnya memiliki pe-ngertian yang sama dan saling melengkapi. Sehingga observasidapat didefinisikan sebagai teknik pengumpulan data yangmengandalkan penginderaan baik secara langsung maupuntidak langsung terhadap objek yang diteliti. Sehingga datayang dihasilkan mampu mendeskripsikan setting penelitian,orang, kejadian, peristiwa dan makna-makna yang disampai-kan oleh partisipan (informan) mengenai hal-hal tesebut (Gray,2004). Penjelasan Gray tersebut merupakan tujuan observasidalam penelitian.

Teknik observasi dalam pengumpulan data lebihakurat dibandingkan dengan teknik wawacara dan dokumen-tasi. Di mana melalaui teknik observasi memungkinkan se-seorang atau peneliti dapat mengindera; melihat, mendengar,mencium, meraba dan merasakan fakta-fakta yang ada dilapangan. Oleh karena itu Nasution (2003) secara tegasmengatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pe-ngetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkandata, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperolehmelalui observasi.

Memang, hampir semua orang pernah melakukanobservasi dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, observasidalam sebuah penelitian berbeda dengan observasi ataupengamatan sehari-hari yang dilakukan bukan dalam kontekspenelitian ilmiah. Dalam observasi penelitian, ketepatan datadan teknik yang digunakan merupakan sebuah tuntutan. Prosesobservasi haruslah runtun. Peneliti menghimpun data sesuairumusan masalah yang ingin diketahui jawabannya.

2. Macam-Macam Observasi

Secara umum data observasi dikumpulkan dalam duacara yang berbeda yaitu laboratory observation (observasi

Page 114: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 101

laboratorium) dan naturalistic observation (observasi alami).Menurut Jhonson dan Chritensen (2012), “Laboratory obser-

vation is carried out in settings that are set up by the

researcher and inside the comfines of research lab”. Definisitersebut dapat dipahami secara sederhana bahwa observasilaboratorium merupakan observasi yang memerlukan pe-nyetingan sebelum melakukan observasi.

Biasanya obeservasi semacam ini digunakan dalampenelitian yang bersifat eksperimen. Sedangkan naturalistic

observation secara simple didefinisikan oleh keduanya sebagai“carried out in the real world” – pengamatan berbasis nyatadan alami. Untuk menjadikan “apa yang diamati” (objek)

tersebut alami, maka peneliti harus sedapat mungkin me-masuki dunia nyata objek. Tipe observasi inilah yang di-gunakan dalam penelitian kualitatif.

Berdasarkan peranan peneliti dalam proses observasi,maka observasi dibagi menjadi empat. Dalam hal ini, penelitidapat memilih peran dalam mengumpulkan data yang di-butuhkan sesuai dengan keinginan, kemudahan dan keakuratandata yang diperoleh. Penjelasan keempat peran tersebutsebagai berikut:

a) Complete participant (Berperanserta secara lengkap)Pengamat dalam hal ini menjadi anggota penuh dari

kelompok yang diamatinya. Dengan demikian ia dapat mem-peroleh informasi apa saja yang dibutuhkannya, termasuk yangdirahasikan sekalipun.

b) Observer as participant (Pengamat sebagai partisipan)Peranan pengamat secara terbuka diketahui oleh

umum bahkan mungkin ia atau mereka disponsori oleh subjek.

Page 115: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif102

Karena itu maka segala macam informasi termasuk rahasiasekalipun dapat dengan mudah diperolehnya.

c) Participant as observer (Partisipan sebagai pengamat)Pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai

partisipan tetapi melakukan fungsi pengamatan. Ia sebagaianggota pura-pura. Jadi tidak melebur dalam arti sesungguh-nya. Peranan demikian masih membatasi subjek menyerahkandan memberikan informasi terutama yang bersifat rahasia.

d) Complete observer (Peran lengkap pengamat)Biasanya hal ini terjadi pada penelitian eksprimen di

labaratorium yang menggunakan kaca sepihak (one way

screen). Peneliti dengan bebas mengamati secara jelas seubjek-nya dari belakang secara sedang subjeknya sama sekali tidakmengetahui bahwa ia sedang diamati.

Di samping itu, observasi juga dibagi menjadiobservasi “tidak tersetruktur dan terstruktur”. Pengamatan

tidak terstruktur bersifat fleksibel dan terbuka. Situasi terbukamenghendaki pengamat melihat kejadian secara langsungpada tujuan (Consuelo G. Sevilla at al., 2006). Dalam me-lakukan observasi ini, peneliti tidak menggunakan draft ren-cana kegiatan observasi yang sistematis terstruktur. Penelitisecara bebas melakukan aktivitas pengamatan. Namun bukanberarti observasi semacam ini tidak direncakan sebelumnya.

3. Manfaat Observasi

Observasi bermanfaat untuk mendapatkan data yanglebih ekstensif, luas dan faktual mengenai kondisi aktual objekyang diamati. Melalui observasi peneliti dapat dengan leluasamengindera apa yang terjadi di lapangan penelitian. Patton

Page 116: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 103

(1998) menyebutkan 6 manfaat observasi sebagaimana yangdikutip Nasution (2003) sebagai berikut:a) Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu me-

mahami konteks data dalam keseluruhan situasi. Ia dapatmemperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

b) Pengalaman langsung memungkinkan peneliti mengguna-kan pendekatan induktif. Peneliti tidak dipengaruhi olehkonsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekataninduktif membuka kemungkinan melakukan penemuan(discovery).

c) Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidakdiamati orang lain, khususnya orang yang berada dalamlingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karenaitu tidak akan terungkap dalam wawancara.

d) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akanterungkap oleh responden dalam wawancara karena bersifatsensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan namalembaga.

e) Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi res-ponden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yanglebih komprehensif.

f) Di lapangan, peneliti tidak hanya dapat mengadakan peng-amatan, akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi.Misalnya merasakan situasi sosial.

Keenam paparan Patton di atas dapat disimpulkanbahwa observasi memiliki manfaat yang tidak dapat diperolehdari teknik pengumpulan data lainnya semisal wawancara dandokumentasi. Teknik observasi dapat lebih luas merekamaktivitas, perilaku, perasaan, keadaan tempat penelitian dansebagainya secara alami sehingga dapat memungkinkan datadidapatkan lebih detail, akurat dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Page 117: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif104

4. Persiapan Sebelum Observasi

Untuk mendapatkan data yang akurat, terpercaya danmeyakinkan dalam observasi, maka diperlukan persiapan yangmatang sebelum memasuki lapangan. Dalam persiapan ini,peneliti melakukan perencanaan mengenai apa yang harusdiobservasi dan bagaimana diobservasi. Perencanaan yangdibuat bukan sekadar perencanaan, akan tetapi ia harus ditulisdengan rapi dan sistematis. Dengan cara ini, peneliti akan lebihmudah mengetahui apa yang sudah dan belum diobservasi.

Menurut Afifuddin dan Saebani (2012), ada beberapakegiatan persiapan pra-lapangan yang harus dipersiapkan olehseorang peneliti agar mendapatkan data yang layak dijadikansumber analisis, yaitu:1) Menyusun rancangan penelitian yang memuat latar be-

lakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, studipustaka, penentuan lapangan penelitian, penentuan jadwalpenelitian, pemilihan alat penelitian, rancangan pengum-pulan data, rancangan prosedur analisis data, rancanganperlengkapan yang diperlukan di lapangan, dan rancanganpengecekan kebenaran data.Namun, sebenarnya hal yang paling esensi sebelum me-masuki lapangan adalah membuat rumusan masalah.Rumusan masalah akan menuntun peneliti terhadap ma-salah, fenomena, gejala, variabel yang hendak diobservasi.

2) Memilih lapangan penelitian didasarkan pada kondisilapangan itu sendiri untuk dilakukan penelitian sesuaidengan tempat penelitian. Jadi peneliti harus memilihlapangan penelitian sesuai dengan fokus masalah yangditeliti. Kesalahan dalam memilih lapangan penelitianberimplikasi pada kurang atau bahkan tidak tersedianyadata.

Page 118: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 105

3) Melihat kondisi geografis, keterbatasan waktu, biaya dantenaga. Oleh karena itu dalam proposal skripsi, tesis,disertasi dan penelitian lainnya seringkali calon penelitidiminta untuk melampirkan jadwal penelitian. Dalam pe-nelitian yang disponsori oleh seseorang atau sebuah lem-baga, calon peneliti tidak hanya diminta melampirkan jad-wal penelitian, namun juga diminta melampirkan estimasidana yang dihabiskan dalam penelitian yang ditentukan.

4) Mengurus izin penelitian hendaknya dilakukan denganmengetahui terlebih dahulu siapa yang berwenang mem-berikan izin. Pendekatan yang simpatik sangat perlu, baikkepada pemberi izin di luar jalur formal maupun informal.Secara formal, surat izin penelitian umumnya diurus diBadan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLPH) Provinsi.Sedangkan secara informal, pemberi izin penelitian adalahdaerah, instansi atau lembaga yang dipilih sebagai lokasipenelitian. Oleh karena itu, calon peneliti harus melakukanmembangun komunikasi yang baik dengan orang yangmemiliki kewenangan di daerah, instansi atau lembagayang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian, agarpenelitian yang direncanakan diizinkan dan berjalan lancar.Karena fakta di lapangan mengungkapkan, walaupun suratizin penelitian dari BLHP telah dikantongi, tidak sedikitcalon peneliti yang tidak diberikan izin oleh instansi ataulembaga yang telah direncanakan sebagai tempat pe-nelitian.

5) Menjajaki lapangan penting, artinya selain untuk me-ngetahui apakah lokasi yang dipilih sebagai tempatpenelitian sesuai untuk penelitian yang ditentukan, jugauntuk mengetahui persiapan yang harus dilakukan peneliti.Secara terperinci, dapat dikemukakan bahwa penjajakanlapangan ini adalah untuk memahai pandangan hidup dan

Page 119: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif106

penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan tempattinggal.

6) Informan yang dipilih adalah orang-orang yang tahutentang sitausi dan kondisi lokasi penelitian, jujur, terbuka,dan mau memberikan informasi yang benar.Memilih informan memang harus selektif, karena tidaksemua orang dapat dijadikan referensi dalam penelitian.Memilih informan yang mengetahui setting lokasi pe-nelitian, jujur dan terbuka memang bukan perkara yangmudah. Namun hal tersebut akan menjadi mudah bilapeneliti membangun komunikasi yang baik dan me-nunjukkan perilaku yang beretika.

7) Persiapan perlengkapan penelitian berkaitan dengan per-izinan, perlengkapan alat tulis, alat perekam, jadwal waktupenelitian, obat-obatan dan perlengkapan lain sesuai ke-butuhan peneliti.

Di samping persiapan-persiapan di atas, perlu jugadipersiapkan semacam guidelines (petunjuk) yang dapat meng-arahkan peneliti mengetahui apa yang sudah diamati dan apayang belum, dan apa yang kurang. Sehinga peneliti dapatmenambahkan hal-hal yang perlu diobservasi. Dalam hal iniJohnson dan Christensen (2012) mengemukakan semacampetunjuk (guidelines) yang memuat hal-hal pokok yang perludiperhatikan dalam observasi langsung di lapangan yaitusebagai berikut:1) Siapakah kelompok itu? Berapa banyak orang di sana, dan

apa jenis kelamin, identitas, dan karakteristik mereka?Bagaimana bentuk keanggotaan dalam kelompok ataubentuk peristiwa yang didapatkan?

2) Apa yang terjadi di sini? Apa orang-orang dalam kelompokitu melakukan dan mengatakan satu lain hal?

Page 120: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 107

a) Apa perilaku berulang-ulang dan yang terjadi secarateratur? Dalam kejadian, aktivitas, atau rutinitas apa pesertaterlibat? Sumber daya apa yang digunakan dalam kegiatantersebut, dan bagaimana dialokasikan? Bagaimana kegiatantersebut diselenggarakan? Apa perbedaan konteks sosialyang dapat diidentifikasi?

b) Bagaimana orang-orang dalam kelompok berperilaku ter-hadap satu sama lain? Apa sifat partisipasi dan interaksimereka? Bagaimana orang-orang terhubung atau terkaitsatu sama lain? Apa status dan peran yang jelas dalaminteraksi ini? Siapa yang membuat keputusan, apa ke-putusan itu dan untuk siapa? Bagaimana orang-orangmengorganisir diri atau interaksi mereka?

c) Apa isi dari peserta percakapan? Apa pelajaran yang umumdan langka? Apa cerita, anekdot yang mereka pertukarkan?Apa bahasa verbal dan non-verbal yang mereka gunakanuntuk komunikasi? Apa keyakinan dengan isi percakapanmereka menunjukkan? Apa Format percakapan yang akandiikuti? Apa proses yang mereka cerminkan? Siapa yangberbicara dan mendengarkan?

3) Di mana kelompok atau peristiwa itu terjadi? Apa latarfisik dan lingkungan dari konteks mereka? Apa sumberdaya alam yang jelas, dan apa teknologi yang diciptakanatau digunakan oleh mereka? Bagaimana kelompok meng-alokasikan dan menggunakan ruang dan benda-benda? Apayang dikonsumsi, dan apa yang dihasilkan? Apa peng-lihatan, suara, bau, rasa, dan tekstur yang ditemukan dalamkonteks apa yang digunakan oleh suatu kelompok?

4) Kapan kelompok bertemu dan berinteraksi? Seberapasering pertemuan itu, dan berapa lama mereka bertemu?Bagaimana konsep kelompok tersebut menggunakan dan

Page 121: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif108

mendistribusikan waktu? Bagaimana peserta penelitianmelihat masa lalu, sekarang, dan masa depan?

5) Bagaimana mengidentifikasi elemen terhubung atau salingterkait, baik dari sudut pandang peserta atau dari perspektifpeneliti? Bagaimana stabilitas dipertahankan? Bagaimanaasal perubahan, dan bagaimana cara mereka berhasil?Bagaimana unsur-unsur terorganisir diidentifikasi? Apaaturan, norma, adat-istiadat atau yang mengatur organisasisosial suatu kelompok? Bagaimana kekuatan yang merekamiliki dikonsep dan didistribusikan ? Bagaimana kelompokterkait dengan kelompok, organisasi atau lembaga lain ?

6) Mengapa kelompok berperilaku seperti hal itu? Apa maknaatribut yang mereka gunakan? Apa sejarah kelompok? Apatujuan yang diartikulasikan dalam kelompok? Apa simbol,tradisi, nilai-nilai, dan pandangan umum yang dapat di-temukan dalam kelompok?

Tidak hanya itu, demi persiapan pengumpulan data dilapangan, Patton (2002) merekomendasikan kepada calonobserver (pengamat, peneliti) sebelum ia turun ke lapanganuntuk melatih hal-hal yang meliputi:1) Learning to pay attention, see what there is to see, and

hear what there is hear; (Belajar untuk memperhatikan,melihat apa yang ada untuk dilihat, dan mendengar apayang ada untuk didengar)

2) Practice in writing descriptively; (Praktek dalam menulisdeskriptif)

3) Acquiring discipline in recording field notes. (Memperolehdisiplin dalam catatan lapangan perekaman)

4) Knowing how to separate detail from trivia to achieve the

former without being overwhelmed by the latter; (Me-ngetahui bagaimana memisahkan detil dari hal-hal sepeleuntuk mencapai mantan tanpa kewalahan)

Page 122: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 109

5) Reporting the strengths and limitations of one’s own

perspective, which requires both self-knowledge and self-

disclosure. (Pelaporan kekuatan dan keterbatasan sudutpandang sendiri, yang membutuhkan pengetahuan dan ke-terbukaan diri).

5. Merekam Data Observasi

Hal yang terpenting dalam tahapan observasi adalahtahapan merekam data. Perekaman data mutlak dibutuhkandalam observasi, mengingat terbatasnya daya ingat yangdimiliki manusia. Oleh karena itu tahapan ini amat menentukankualitas dan kuantitas data yang diperoleh dalam penelitian.Baik tidaknya data yang didapatkan bergantung pada kreativ-itas pengamatan dan kemampuannya dalam menggunakanteknik observasi.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalammerekam data observasi yaitu sebagai berikut:

a) Membuat catatan lapangan (field notes)

Catatan lapangan merupakan cara klasik dalamobservasi yang mutlak digunakan sebelum ditemukan alat-alatperekam semisal tape recorder, camera, handy cam dansebagainya. Sebelum alat-alat tersebut ditemukan, dapat di-katakan bahwa catatan lapangan hampir merupakan satu-satunya cara bagi peneliti untuk merekam pengamatan terhadapkegiatan dan perilaku seseorang atau kelompok tertentu(Dewalt & Dewalt, 2002). Cara inilah yang memang palingumum digunakan dalam merekam data observasi (Donald Aryat all) Catatan lapangan sering juga disebut catatan anekdot,yaitu catatan-catatan singkat yang dibuat oleh observer sendiriyang berisi tentang sikap, tingkah laku, kejadian, danfenomena. Secara detail field notes memuat hal-hal berikut ini:

Page 123: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif110

1) Tempat terjadinya peristiwa (space)2) Orang-orang yang terlibat (actor).3) Aktivitas: seperangkat tindakan yang dilakukan orang

(activity),4) Hal-hal fisik yang ditunjukkan (object)5) Perilaku yang ditunjukkan (act)6) Seperangkat kegiatan(event)7) Waktu (time)8) Tujuan (goal)9) Perasaan atau emosi yang diekspresikan (feeling).

(Spradley dalam Crabtree dan Miller, 1999)Sesungguhnya konten-konten field notes di atas me-

nuntut kemampuan pengamat untuk dapat memainkan alatindera yang dimilikinya secara kreatif. Bogdan dan Biklen(dalam Morse dan Field, 1995) menegaskan bahwa dalamcatatan lapangan tersebut pengamat (peneliti) mencatat segalahal yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan oleh penelitidalam rangka pengumpulan data dalam penelitian kualitatif.Kemampuan pengamat dalam mengindera hal-hal yang terjadidi lapangan mempengaruhi tingkat kedetailan, keakuratan, dankeluasan data yang dibutuhkan.

Demi memperoleh data yang maksimal denganmenggunakan media field notes, Benjamin at.al. (1999) me-rekomendasikan hal-hal berikut ini:1) Record your notes as soon as possible after the observation

(Rekam catatan Anda sesegera mungkin setelah pe-ngamatan).Semakin cepat Anda mengamankan catatan Anda setelahobservasi, maka akan semakin akurat data yang Andaperoleh. Semakin lama Anda menunda perekaman ataupencatatan, maka semakin banyak data yang tidak akanterekam secara detail dan akurat akibat lupa yang

Page 124: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 111

manusiawi. Taylor dan Bongdan (dalam Merriam, 2009)mengingatkan urgensi menulis field notes sesegeramungkin. Keduanya berpendapat bahwa “the more time

that passes between observing and recording the notes, the

poorer your recall will be and the less likely you will ever

get to record your data” - Semakin banyak waktu yanglewat di antara pengamatan dan merekam catatan, (meng-ingatkan kembali) maka semakin miskin dan semakin kecilkemungkinan Anda untuk dapat merekam data".

2) Don’t discuss your observation with anyone until you have

it recorded (Jangan membicarakan pengamatan Andadengan siapa pun sampai semuanya terekam).Di antara sifat penelitian kualitatif adalah naturalistic

(alami). Objek yang diobservasi sudah seharusnya tidakmengetahui tentang observasi tersebut. Membicarakanmengenai observasi yang dilakukan sebelum proses pe-rekaman selesai dapat mempengaruhi objek yang diamati.Sehingga pengamatan dapat menjadi tidak alami ataukemungkinan besar apa yang hendak diteliti dibuat-buat.

3) Find a private place that has the equipment you need to do

your work. (Cari tempat pribadi yang memiliki peralatanyang Anda perlu untuk melakukan pekerjaan Anda)Tempat privasi diperlukan sebagai tempat mencatat field

notes yang kira-kira perlu dirahasiakan, sehingga tidakseorang pun yang tahu kecuali pengamat sendiri. Hal iniharus diupayakan demi kerahasiaan peristiwa dan ke-amanan semua unsur yang terlibat di dalamnya.

4) Plan sufficient time for recording.(Rencanakan waktu yangcukup untuk merekam)Waktu yang diperlukan dalam perekaman observasi ter-gantung pada kuantitas data yang diperlukan. Oleh karenaitu sebelum pengamatan dilakukan perlu direncanakan

Page 125: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif112

waktu yang cukup agar efesien tergantung pada data yangdibutuhkan.

5) Don’t edit as you write or dictate (Jangan mengedit saatAnda menulis atau mendikte)Pengamat menulis segala hal yang terjadi di lapangansecara alami tanpa melakukan editing. Pengamat sebaiknyamengedit setelah proses pengamatan benar-benar berakhir.Di samping itu, editing yang dilakukan di saat prosesperekaman dengan field note dapat memperlambat jalannyaobservasi, sehingga waktu yang telah direncanakan menjaditidak cukup (tidak efesien).

b) Membuat ceklis observasi

Pada dasarnya ceklis observasi secara sederhana dapatdipahami sebagai daftar yang memuat nama-nama objekpenelitian yang hendak diamati beserta gejala dan fenomenayang terjadi padanya. Ceklis dimaksudkan untuk mengecekkegiatan yang telah dilakukan sehingga dapat dibedakan manakegiatan observasi yang belum dan sudah dilakukan, manayang prioritas dan mana yang tidak. Dengan adanya ceklisdapat dipastikan kegiatan observasi akan mudah dilakukan,karena dalam daftar tersebut dicantumkan semua kegiatan yangdirencanakan dalam observasi. Sehingga kegiatan observasitersusun secara sistematis. Oleh karena itu ceklis harus di-persiapkan secara teliti sebelum melakukan observasi dilapangan.

c) Merekam dengan menggunakan media elektronik

Di era perkembangan teknologi ini memungkinkanseseorang dapat mencatat data dengan baik, mudah dan akuratdalam sebuah penelitian. Dalam observasinya peneliti dapatmenggunakan kamera untuk merekam segala bentuk kejadian

Page 126: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 113

atau peristiwa dalam bentuk visual, atau handy cam dalambentuk audio visual. Bahkan kedua media tersebut dapatdengan mudah ditemui dalam satu alat elektronik yaitu hand

phone (HP). Sehingga merekam data observasi dengan meng-gunakan media elektronik dapat dikatakan lebih mudah,efektif, praktis dan memiliki banyak manfaat di bandingdengan media lainnya yang lain.

6. Kelebihan dan Kekurangan Observasi

Sesungguhnya dari penjelasan-penejelasan di atasdapat disimpulkan mengenai kelebihan dan kekurangan obser-vasi sebagai salah satu teknik pengumpulan data yaitu sebagaiberikut:

a. Kelebihan observasi

Di antara kelebihan teknik observasi adalah:1) Memungkinkan bagi pengamat/peneliti secara langsung

merekam kejadian, peristiwa, perilaku, sikap, kebiasaan,program, aktivitas dan sebagainya di lapangan penelitian.Sehingga, peneliti tidak terlalu perlu mengandalkan peng-inderaan orang lain. Namun kadang-kadang penginderaanorang lain juga diperlukan karena suatu alasan tertentuyang sifatnya mendesak.

2) Lebih memudahkan pengamat/peneliti dalam memperolehdata, karena data dapat diperoleh tanpa melakukan ko-munikasi dengan informan. Sebab, kadang-kadang subjekyang diharapkan sebagai informan enggan diajak ber-komunikasi atau berwawancara dengan alasan-alasantertentu seperti informan tidak memiliki waktu luang, datahanya boleh diketahui oleh orang-orang tertentu dansebagainya.

Page 127: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif114

b. Kekurangan observasi

Di antara kekurangan observasi yaitu:1) Dari segi waktu, observasi membutuhkan waktu yang

relatif lebih lama dari pada teknik lainnya semisal wawan-cara. Misalnya, peneliti hendak meneliti tradisi Waktu Telu

suku Sasak, maka peneliti tersebut harus menunggupelaksanaan tradisi-tradisi tersebut yang kadang-kadangpelaksanaannya sekali seminggu, sekali sebulan bahkansekali setahun.

2) Dari segi motif, observasi tidak dapat mengungkap motifatau tujuan di balik kejadian, peristiwa, sikap, dan per-kataan objek yang diteliti. Motif sesungguhnya bersifatabstrak, sedangkan observasi hanya dapat mendeskripsikansecara indrawi mengenai perilaku secara rinci, dan lengkap,segala sesuatu hal yang sifatnya nampak.

7. Etika Observasi

Kegiatan observasi sangat erat kaitannya denganinteraksi sosial, karena observer (pengamat) melibatkan hu-bungannya dengan manusia dan lingkungan sosial objek pe-nelitiannya. Jalinan hubungan yang baik akan mempermudahpeneliti mendapatkan data yang diinginkannya. Salah satu yangmemperkuat jalinan relasi dalam sebuah observasi adalahkemampuan peneliti bersikap santun sesuai nilai moral, adat,budaya dan nilai agama yang dijunjung di lokasi penelitiannya.Mustahil seorang peneliti mendapatkan data yang diinginkan-nya jika sikapnya berlawanan dengan etika yang dijunjug olehmasyarakat tempat ia meneliti. Di antara etika tersebut adalah:a) Peneliti meminta ijin kepada orang atau institusi yang

memiliki wewenang secara birokrasi ke pmerintahansemisal dusun, kepala desa, lurah, kepala lingkungan dan

Page 128: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 115

ataupun secara adat semisal tokoh adat atau tokoh agama,dengan menunjukkan surat ijin meneliti jika diperlukan.

b) Peneliti memperhatikan tutur kata dan sikapnya, terutamadi awal pertemuan awalnya dengan masyarakat yang akanmenjadi objek pengamatannya. Oleh karena itu, ia harusmenggunakan bahasa halus daerah setempat jika me-mungkinkan. Jika tidak, gunakan bahasa Indonesia sesuaidengan tingkat pemahaman mereka.

c) Peneliti mempermaklumkan bahwa kegiatan penelitiannyabersifat sukarela, dan bagi masyarakat yang tidak berkenanuntuk diobservasi, maka tidak boleh dipaksakan.

d) Dalam penelitian yang bersifat eksprimetal, maka penelitiharus menjelaskan secara detail mengenai bentuk-bentukperlakuan terhadap calon objeknya.

e) Peneliti berusaha melindungi kejadian, peristiwa, perkataanatau perilaku objek penelitian yang bersifat privasi, yangkebetulan diperoleh secara tidak sengaja dalam observasi.

f) Peneliti tidak diperkenankan melakukan intervensi atau ikutcampur secara berelebihan terhadap masalah yang dihadapioleh narasumbernya.

g) Peneliti harus memperhitungkan waktu yang tepat untukmelakukan sebuah observasi.

B. Wawancara

1. Definisi Wawancara

Secara historis, terma “interview” sudah digunakan

pada abad XVII (Kvale dan Brinkma dalam Banister, Bunn,at. al., 2011). Teknik wawancara telah digunakan dalam pe-nelitian sejak sekitar seratus tahun lalu dan diasosiasikan padatahun 1930-an dan 1940-an (Fontana dan Frey dalam Banister,Bunn, at. al., 2011). Sejak tahun 1980-an, wawancara atauinterview menjadi topik yang hangat dibicarakan dalam metode

Page 129: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif116

diskusi (Kvale dan Brinkman dalam Banister, Bunn, at. al.,2011), dan pada tahun 1977 Atkinson dan Silverman men-deklarasikan bahwasanya kita hidup dalam sebuah ”lingkungan

wawancara” (Banister, Bunn, at. al., 2011).Wawancara dalam penelitian kualitatif secara gam-

blang dapat difahami sebagai teknik pengumpulan data dengancara melakukan serangkaian wawancara atau tanya jawabdengan informan atau narasumber yang telah ditentukan.Menurut Estenberg dalam Sugiyono (2013), wawancara di-definiskan sebagi pertemuan dua orang untuk bertukarinformasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapatdikonstruksi makna dalam suatu topik tertentu. Salah satu diantara keduanya berperan sebagai pewawancara (interviwer),yaitu yang mengajukan pertanyaan dan satunya lagi menjaditerwawancara (interviewee), yaitu yang menjawab pertanyaan.Proses semcam ini diistilahkan oleh Sevilla dkk. (2006)sebagai interaksi verbal.

Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat disimpulkanbahwa tehnik wawancara adalah proses memperoleh ke-terangan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antarapewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saatmewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatanberbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaannonverbal.

2. Klasifikasi Wawancara

Secara umum tehnik wawancara yang biasa digunakandalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam (in-

depth interview), yaitu ikhtiar memperoleh data penelitiandengan cara melakukan tanya jawab secara langsung (face to

face) antara peneliti sebagai pewawancara dan informan

Page 130: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 117

sebagai terwawancara baik secara terstruktur atau pun bebas,yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama dalam ke-hidupan sosial.

Menurut Rajendra Kumar Sharma (2008) para ilmu-wan sosial mengklasifikasikan interview (wawancara) sangatvariatif, yaitu sebagai berikut:a) Dilihat dari sisi keformalannya, interview dibagi menjadi

dua tipe:1) Interview formal. Pewancara/peneliti sudah mengetahui

dengan pasti mengenai data, informasi yang hendakdiperoleh dari terwawancara. Sehingga, ia terlebihdahulu menyusun dan memahami pertanyaan yanghendak diajukan kepada terwawancara secara sitematisuntuk mendapatkan jawaban yang lebih spesifik.Mengingat keterbatasan yang dimiliki manusia, makaselain itu, pewawancara juga perlu menggunakan alatbantu seperti tape recorder, gambar, alat peraga dansebagainya yang dapat membantu dalam proseswawancara.

2) Interview informal. Pewancara tidak memiliki ins-trument sebagai pedoman wawancara. Hubungan pe-wancara dan terwawancara dalam suasana biasa, wajardan pertanyaan beserta jawabannya berjalan layaknyapembicaraan biasa (Moleong, 2013). Jadi, ciri utamadari tipe ini adalah lebih bersifat “santai” di bandingkan

wawacara formal dan pertanyaan yang diajukan biasa-nya bersifat spontanitas-bebas tergantung apa yangterlintas dibenak pewawacara saat itu. Namun untuktetap mendapatkan informasi yang baik, tentu pe-wawacara perlu memiliki alat kontrol berupa garis-garisbesar permasalahan atau point-point penting yanghendak ditanyakan, agar pertanyaan tidak menjadi

Page 131: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif118

kabur. Sebagaimana halnya interview formal, padainformal juga disaran kepada pewawancara untukmenggunkan alat bantu rekam semisal tape recorder

dan alat elektronik lainnya yang memiliki fasilitasrecorder seperti hand phone (hp).

b) Dilihat dari sisi jumlah pelakunya, interview dibagi duatipe:1) Interview personal. Interview personal merupakan

proses wawancara yang dilakukan oleh pewawancarakepada terwawancara tunggal. Interview ini diharapkandapat membuka sekat pemisah antara pewawancaradengan terwawancara, sehingga terwawancara dapatlebih bebas dan terbuka dalam menjawab pertanyan danmenyampaikan informasi penting mengenai topik yangditeliti. Untuk melakukan wawancara tipe ini, pe-wawancara sebaiknya memilih informan (terwawan-cara) yang memiliki banyak pengalaman terhadap topikyang diteliti, serta memiliki kemampuan berkomunikasiyang baik agar informasi yang disampaikan menjadijelas dan mudah dianalisis.

2) Interview kelompok. Interview yang dilakukan terhadapsekelompok orang yang terdiri dari dua orang ataulebih. Wawancara ini digunakan ketika tujuannyaadalah untuk menggali persepsi atau pengalaman darisekelompok kecil orang yang memiliki beberapa dasarumum untuk memberikan respon. Wawancara ke-lompok kadang-kadang disebut juga wawancara ke-lompok fokus karena biasanya topik yang diidentifikasimembentuk fokus dari suatu wawancara (Marguerite G.Lodico, at. al. 2010). Dengan mewawancarai lebih darisatu orang pada satu waktu peneliti mampu secaradramatis meningkatkan jumlah dan jangkauan peserta

Page 132: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 119

yang terlibat dalam penelitian (Martyn Denscombe,2007)

c) Dilihat dari tujuannya, interview dibagi menjadi empat:1) Wawancara diagnosis (Diagnostic Interview). Wawan-

cara ini dilakukan untuk mendiagnosa penyakit ataumasalah yang dihadapi oleh seseorang. Interviewsemacam ini biasanya digunakan oleh psikiater ataukonselor untuk mengetahui permasalahn kliennya dandokter untuk mengetahui penyakit pasiennya.

2) Wawancara pengobatan (Treatment Interview). Wa-wancara semacam ini biasanya dilakukan pada ranahkonseling. Di mana konselor melakukan wawancarauntuk menganalisis mengenai jalan keluar atau carapengobatan yang akan diberikan kepada kliennya.

3) Wawancara penelitian (Research Interview) merupakanwawancara yang bertujuan untuk memperoleh jawabandari permasalahan akademis tertentu. Wawancara inilahyang digunakan dalam setiap penelitian ilmiah.

4) Wawancara untuk memenuhi rasa ingin tahu (Inter-

views to fulfil curiosity). Wawancara seperti ini seringdilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Wawancaradalam konteks ini hanya bertujuan untuk sekadarmenjawab rasa penasaran semata, tanpa ada tujuanilmiah.

d) Dilihat dari segi waktunya, interview dibagi menjadi dua:1) Short-contact interview (wawancara kontak pendek).

Wawancara yang dilakukan dalam limit waktu yangrelatif singkat. Wawancara ini biasanya dilakukan olehpara wartawan.

2) Prolonged contact interview (wawancara kontak ber-

kepanjangan). Wawancara ini dilakukan dalam waktuyang tidak terbatas atau berkepanjangan. Wawancara

Page 133: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif120

inilah yang sering digunakan dalam konteks penelitiankualitatif. Wawancara akan dihentikan jika data yangdidapatkan telah mencapai titik jenuh.

e) Dilihat dari jenis penelitiannya, interview dibagi menjaditiga:1) Interview kualitatif. Interview kualitatif adalah jenis

wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif.Di mana peneliti melakukan wawancara dengan sebaikdan selama mungkin demi mendapatkan kualitas datayang dicari.

2) Inteview kuantitatif. Interview kuantitatif adalah jeniswawancara yang digunakan dalam penelitian kuan-titatif. Peneliti dalam hal ini melakukan wawancaradengan banyak informan namun dalam jangka waktuyang relative singkat. Biasanya peneliti kuantitatifhanya membutuhkan jawaban singkat semisal jawaban“ya atau tidak”, “sering, sedang atau tidak sering”,

“benar atau salah” dan sebagainya.

3) Interview mixed (campuran). Interview jenis ini di-lakukan pada penelitian yang menggunakan jenis mixed

method (metode campuran) dalam satu penelitian secarabersamaan. Peneliti dengan jenis ini melakukan wawan-cara dengan dua jenis, yaitu kualitatif dan kauntitatif.Bila yang dibutuhkan data kualitatif, peneliti akanmenggunakan jenis wawancara kualitatif. Demikianpula jika peneliti membutuhkan data kuantitatif,wawancara yang digunakan bersifat kuantitatif pula.

f) Dilihat dari segi “aturan mainnya”, interview dibagi

menjadi dua:1) Interview tidak langsung. Wawancara tidak langsung

dapat dipahami sebagai wawancara yang dilakukandengan cara tidak bertemu langsung/bertatap muka

Page 134: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 121

dengan informannya. Biasanya peneliti/pewawancaraberwawancara melalui e-mail, telpon, sms, dan suratnon-elektrik. Wawancara semiasal ini biasanya diguna-kan bila informannya berdomisili di tempat yang jauh,atau dekat namun tidak dapat diakses karena sesuatudan lain hal yang membahayakan informan maupunpewawancara/peneliti.

2) Terfokus. Wawancara ini dilakukan dengan cara ber-temu langsung dengan informannya tanpa perantaraapapun.

3. Wawancara Efektif

Wawancara penelitian yang efektif adalah wawancarayang dapat memberikan informasi lengkap dan detail sesuaidengan waktu, dana dan tenaga yang dimiliki dalam suatupenelitian. Menciptakan wawancara yang efektif sesungguh-nya tidak sulit jika pewawancara/peneliti memperhatikan be-berapa hal yang direkomendasikan oleh Nasution (2003) yaitumemperhatikan isi wawancara, urutan pertanyaan dan rumusanpertanyaan. Penjelasannya berikut ini:

1) Isi wawancara

Pewawancara sebagai pihak yang membutuhkaninformasi atau data harus mampu mengendalikan isi wawan-cara agar tidak “ngalur ngidul”. Menurut Nasution, di antaraisi pertanyaan yang dapat ditanyakan sebagai berikut:a) Pengalaman dan perbuatan responden. Pewawancara me-

nanyakan pengalaman, pekerjaan, aktivitas, dan kegiatanyang dilakukan, serta rencana yang telah dibuat ataudilaksanakan. Contoh: Apa program yang telah dilakukanoleh Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dalam upaya memajukansekolah ini? Apa kegiatan siswa/wi Bapak pada saat jam

Page 135: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif122

istirahat (keluar main)? Apa strategi yang telah Bapaksusun untuk mengurangi kemalasan guru? dan sebagainya.

b) Pendapat, pandangan, tanggapan, penafsiran atau pikiran

tentang sesuatu. Pewawancara mengajukan pertanyaanmengenai pendapat informan mengenai topik yang diteliti.Agar mendapatkan respon yang memuaskan dari ter-wawancara, maka pewawancara sebaiknya terlebih dahulumenguasai topik yang dikaji secara umum, agar tidakterkesan blank. Contoh: Bagaimana pendapat ustaz/ustazahmengenai moral remaja di kalangan pesantren? Bagaimanapenafsiran Bapak terhadap undang-undang sisdiknas 2003?Apa tanggapan Saudari tentang pernikahan dini? dansebagainya.

c) Perasaan, respons emosional, yakni apakah ia merasa

bahagia, cemas, takut, curiga, dan sebagainya. Pe-wawancara menanyakan mengenai respons emosional yangdirasakan terhadap topik atau masalah yang diteliti.Contoh: Apa perasaan Anda bila putra Anda telat pulangmalam? Apakah Anda khawatir terhadap perilaku remajasaat ini? Bagaimana bentuk kekhawatiran masyarakat ter-hadap perilaku anak funk? dan seterusnya.

d) Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahui tentang

sesuatu. Pewawancara menanyakan fakta-fakta yang di-ketahui oleh informan. Seperti: Apa yang Anda tahutentang kuburan tua ini? Apa fakta yang dapat digunakandalam masalah ini? Bagaimana Anda dapat tahu kejadianatau peristiwa itu? dan seterusnya.

e) Penginderaan, apa yang dilihat, yang dirasakan, yang di-

dengar, diraba, dikecap atau dicium. Pewawancara me-nanyakan seputar penginderaan yang dialami informanpada masalah yang dikaji. Contoh: Perilaku apa yang Andasaksikan pada anak Anda pada saat ibunya bekerja menjadi

Page 136: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 123

TKW? Apa yang Anda rasakan setelah Anda ditinggal istribekerja sebagai TKW ? dan seterusnya.

f) Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat

tinggal, keluarga dan sebagainya. Pertanyaan mengenaihal-hal tersebut sebenarnya bukan sesuatu yang pokokdalam pengambilan data. Namun informasi tersebut dapatmeyakini pembaca bahwa informan yang dijadikan ter-wawancara memiliki kapasitas mumpuni dalam penelitianyang dikaji. Oleh karena itu informan harus dipilih sesuaidengan konteks penelitian agar informasi yang diperolehdapat dipertanggungjawabkan.

2) Urutan pertanyaan

Sebenarnya tidak ada ketentuan mengenai urutanpertanyaan dalam suatu wawancara, namun ada beberapa saranyang layak untuk dipertimbangkan agar wawancara dapatberjalan lancar:a) Mulailah membicarakan topik yang dapat menciptakan

kenyamanan di antara pewawancara dan terwawancara.Hindari isu-isu sensitif, yang dapat menyulut emosionalterwawancara sehingga suasana wawancara tidak kondusifbahkan terancam batal. Bisa jadi terwawancara yangsemula berkenan diwawancarai berubah menjadi menolak.

b) Lanjutkan wawancara dengan pertanyaan seputar aktivitas

dan kondis terwawancara saat ini. Gunakan bahasa-bahasayang dapat menciptakan suasana keakraban dan ke-keluargaan, seperti menanyakan kondisi kesehatan ter-wawancara, apa aktivitasnya saat ini, bagaimana kondisipekerjaannya dan sebagainya.

c) Pewawancara melakukan warming/pemanasan terlebih

dahulu. Artinya, sangat tidak etis bila pewawancara me-nanyakan mengenai informasi atau data yang diinginkan

Page 137: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif124

secara langsung. Pewawancara sebaiknya mencari jalanagar tidak langsung menuju pertanyaan inti.

d) Jangan segera bertanya mengenai masa lampau res-

ponden. Pertanyaan demikian dapat membuyarkan “good

mood” informan.

3) Rumusan pertanyaan

Pertanyaan inti dalam wawancara akan efektifbilamana dirumuskan dengan baik, cermat dan teliti. Penelitisebagai pewawancara harus terlebih dahulu merumuskanpertanyaan sebelum terjun ke lapangan. Amost (2002) me-rekomendasikan beberapa petunjuk praktis dalam merumuskanpertanyaan wawancara yaitu sebagai berikut:a) Question should be open-ended (pertanyaan bersifat

terbuka). Dalam hal ini pewawancara melemparkan per-tanyaan yang luas yang sifatnya terbuka dan mendorongterwawancara untuk menjawab dan berbicara secara bebas.Dalam hal ini pewawancara menghindari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat dikotomis, yang hanya me-merlukan jawaban “ya atau tidak”.

b) Question should used language that familiar to informants

(pertanyaan hendaknya menggunakan bahasa yang

familiar bagi terwawancara/informan). Poin ini kadang-kadang menjadi tantangan terberat pewawancara (peneliti).Pewawancara harus menyesuaikan kemampuan berbahasa-nya dengan tuntutan bahasa informan yang belum tentumemahami bahasa pewawancara. Jika hal itu tidak me-mungkinkan, maka pewawancara dapat menggunakan jasatranslator, sehingga informasi yang diterima lebih di-pahami. Seperti mewawancarai daerah-daerah pedalaman,kampung-kampung pelosok yang belum tentu memahamibahasa Indonesia.

Page 138: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 125

c) Question should be clear (pertanyaan hendaknya jelas).Pertanyaan hendaknya tidak bertele-tele, mengambang,mengandung keambiguan dan membutuhkan penafsiran.Dalam hal ini, pewawancara dituntut memiliki keterampil-an untuk merangkai pertanyaan yang singkat, padat, danjelas. Pertanyaan yang jelas memungkinkan nara sumberdapat memberikan jawaban yang jelas pula. Demikian pulasebaliknya, pertanyaan yang kurang jelas dapat memuncul-kan jawaban yang tidak efektif. Di samping itu pelaksanaanwawancara tidak efektif dari segi waktu, tenaga dan biayayang telah direncanakan sebelumnya.

d) Question should be neutral (pertanyaan hendaknya bersifat

netral). Dalam wawancara kelompok, pertanyaan yangdiberikan peneliti kepada setiap orang atau kelompokhendaklah berimbang. Dalam hal ini, peneliti tidak dalamposisi memihak salah seorang atau kelompok tertentu,melainkan berusaha “mengorek” semua informasi yang di-sampaikan oleh orang-orang atau kelompok-kelompokyang diwawancarai. Oleh karena itu, peneliti yang beretikaadalah yang mau mendengarkan informasi semua pihakyang diwawancarai dengan baik.

e) Question should respect informants and presume they have

valuable knowledge. (Pertanyaan harus menghormati in-

forman dan menganggap mereka memiliki pengetahuan

yang berharga). Sebagai pihak yang membutuhkan infor-masi dari informan, maka sudah sepantasnya peneliti meng-hormati dan menghargai informannya. Peneliti sebaiknyaselalu berperasangka baik bahwa mereka memiliki ke-kayaan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

f) Question should generate answers related to the objectives

of the research (Pertanyaan harus menghasilkan jawaban

yang berkaitan dengan tujuan penelitian). Pertanyaan

Page 139: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif126

penelitian yang efektif adalah pertanyaan yang dapatmembidik jawaban sesuai dengan kebutuhan penelitian.Peneliti sebaiknya merumuskan pertanyaan yang jelas,sehingga jawabannya pun jelas.

4. Kelebihan dan kekurangan wawancara

Seperti halnya teknik observasi, teknik wawancarapun memiliki kelebihan dan kekurangan. Di antara ke-lebihannya adalah sebagai berikut:a) Dalam proses wawancara, pewawancara dapat melakukan

tindakan persuasif yang dapat memotivasi terwawancarauntuk memberikan jawaban sebebas mungkin serta terbukaterhadap setiap pertanyaan yang diajukan.

b) Dalam wawancara tidak terstruktur dan informal, pe-wawancara dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaansesuai dengan alur wawancara yang berkembang.

c) Karena wawancara dilakukan dengan tatap muka (face to

face), maka pewawancara dapat membaca situasi, mimikatau raut muka terwawancara sehingga jawabannya dapatditaksir tingkat kebenarannya. Pewawancara pun dapatmencari jalan, cara atau strategi untuk bertanya kembali.

d) Dalam wawancara interpersonal, pewawancara dapat me-nanyakan kegiatan-kegiatan privasi yang dilakukan ter-wawancara atau yang dilakukan oleh objek yang di-wawancarai. Namun, kode etik harus tetap dijunjung, yaitutidak menyiarkan, menceritakannya kembali kepada oranglain.

Adapun kekurangan teknik wawancara adalah sebagaiberikut:a) Bagi pewawancara (peneliti) pemula, walau wawancara

dilakukan secara tatap muka, namun sulit sekali mem-

Page 140: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 127

prediksi jawaban yang diberikan informan itu benar atautidak. Atau sulit mentaksir tingkat kevalidannya.

b) Wawancara kadangkala menghambat kegiatan informanyang memiliki keterbatasan waktu, sehingga wawancaramenjadi tidak efektif.

c) Wawancara kadangkala memerlukan banyak biaya, se-hingga wawancara tidak efesien dan kurang ekonomis.Seperti pewawancara yang ingin mengetahui hal-hal yangsifatnya privasi, kadangkala terwawancara meminta imbal-an lebih untuk sesi-sesi wawancara yang dilakukan. ataupara informan yang hendak diwawancarai tersebar ditempat yang jauh dari tempat tinggal pewawancara, se-hingga memerlukan biaya transportasi bahkan akomodasiuntuk mendapatkan data dan informasi.

5. Etika Wawancara

Etika menjadi pembahasan yang tidak dapat dipisah-kan dari proses penelitian, karena penelitian merupakan bagiandari interaksi sosial. Wawancara sebagai bagian dari prosespenelitian hendaknya dilakukan dengan memperhatikan etikayang berlaku di lapangan. Ada beberapa etika umum yangdapat dipaparkan di sini yaitu sebagai berikut:a) Berkata, berperilaku dan menggunakan pakaian yang

sopan. Di belahan bumi mana pun, kesopanan menjadi dayatarik bagi orang untuk bersimpati dan memberikan layananyang terbaik. Sopan santun peneliti menentukan sikapterwawancara. Bila pewawancara/peneliti bersikap hormatdan menghargai terwawancara, dapat dipastikan pewawan-cara pun akan di hormati dan dihargai pula.

b) Bila pewawancara telah membuat janji untuk melakukanwawancara dengan informan dalam waktu yang telahditentukan, hendaknya pewawancara menepatinya dengan

Page 141: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif128

datang tepat waktu dan tidak membuat informan me-nunggu. Bila pewawancara berhalangan atau datang ter-lambat, hendaknya terwawancara/informan dikabari. Ter-lebih di era modern saat ini, pewawancara dapat meng-iformasikannya via sms, telepon, e-mail dan sebagainya.

c) Tidak mendebat narasumber/informan. Wawancara bukan-lah sebuah diskusi atau ajang perdebatan, melainkan salahsatu prosedur memperoleh data dan informasi per-masalahan yang dikaji. Pewawancara mendengar dan me-nulis jawaban dari informan tanpa melakukan bantahanyang dapat membuat informan tersinggung.

d) Mendengarkan dengan baik informasi yang disampaikaninforman. Salah satu bentuk penghormatan peneliti ataupewawancara kepada informan adalah mendengarkaninformasi dan paparan data yang disampaikan denganseksama, konsentrasi, dan terfokus, yang ditunjukkan itudengan bahasa tubuh.

e) Menghidari pertanyaan yang sifat menguji dan menggurui.Pertanyaan menguji dan menggurui dapat menjebakpewawancara dan informan dalam situasi yang tidak ber-sahabat. Informan merasa dijebak sehingga informasi yangdibutuhkan enggan dibeberkan. Situasi seperti memungkin-kan terwawancara merasa dilecehkan dan diremehkan.

f) Menghormati permintaan informan bila nama atau jabatan-nya enggan dipublikasikan. Ada sebagaian informan yangtidak ingin nama, alamat, jabatan dan hal-hal privasi lainyadipublikasikan dalam laporan penelitiannya. Dalam hal inibiasanya pewawancara menulis nama informan dengannama inisialnya, atau dengan nama samaran.

g) Mengucapkan terima kasih bila wawancara telah berakhir.Pewawancara/peneliti yang baik adalah yang tidak lupamengucapkan terima kasih kepada informannya. Ucapan

Page 142: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 129

terima kasih memiliki maksud untuk menguatkan ikatansilaturami dengan informan. Sehingga bilamana informasiyang diperoleh dirasa kurang, peneliti dapat kembalimeminta untuk melakukan wawancara tanpa perasaansungkan. Terutama bila peneliti menggunakan tekniktriangalusi, yaitu mengecek kembali data yang telahdikumpulkan agar lebih valid dan meyakinkan.

C. Dokumentasi

1. Konsep Dokumentasi

Untuk mengetahui konsep dokumentasi dalam kontekspenelitian, maka perlu dikemukakan konsep dasar mengenaidokumentasi berupa pengertiannya dari segi bahasa. Dokumendalam “A Dictionary of the derivations of the English

Language” diketahuai berasal dari bahasa Latin yaitudocumnetum, yang terambil dari kata docere, yang berarti to

teach, precept; - written instruction; - an official paper

conveying information, or establishing the allegation of fact.Menurut McMillan dan Schumacher dalam Satori danKomariah (2012), bahwa dokumen merupakan rekamankejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupacatatan anekdot, surat, buku harian, dan dokumen. Dokumenkantor termasuk lembaran internal, komunikasi bagi publikyang beragam, file siswa dan pegawai, deskripsi program dandata statistik pembelajaran. Menurut Moleong (2013),dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film. Jadidokumen merupakan rekam jejak yang memuat kejadian, ide,pandangan, penafsiran, jasa-jasa, dan kegiatan seseorang dalambentuk tulisan, photo, gambar, rekaman video, plakat, lembar-an, buku catatan harian, artefak, batu nisan, manuskrip, trans-krip nilai, raport, dan sebagainya.

Page 143: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif130

Melihat definisi dokumen di atas, maka secara se-derhana dokumentasi dalam penelitian kualitatif dapat di-pahami sebagai salah satu metode pengumpulan data yangdilakukan dengan cara melihat, mengkaji, dan menganalisisdokumen-dokumen dan hal-hal yang memiliki keterkaitandengannya, yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang laintentang subjek tersebut.

Sebenarnya teknik dokumentasi merupakan pelengkapdari teknik observasi dan wawancara. Artinya hasil penelitiankualitatif lebih akurat, kredibel dan dapat dipercaya jikadidukung oleh dokumen-dokumen yang ada. Dokumen tersebutberfungsi untuk menyelaraskan, meluruskan dan atau menguat-kan hasil observasi dan wawancara. Contohnya, dalam suatupenelitian, informan memberikan informasi bahwa telah terjadipeningkatan kelulusan dari tahun sekian hingga tahun sekian,namun setelah peneliti melihat nilai ijazah ujian akhir danrekapitulasi nilai raport siswa-siswi sekolah yang bersangkut-an, ternyata berlawanan dengan informasi yang diberikan.Maka dalam hal ini peneliti dapat meminta klarifikasi yangsebenarnya kepada informan.

Sebagai sumber data, dokumen telah lama dimanfaat-kan untuk menguji dan menginterpretasi dalam banyak hal.Bahkan dokumen sering dimanfaatkan untuk meramalkan faktamasa lalu yang terjadi. Menurut Guba dan Lincoln dalamMoleong (2013), dokumen digunakan karena beberapa alasanyang dapat dipertanggung-jawabkan di antaranya yaitu:a. Dokumen digunakan karena merupakan sumber yang

stabil, kaya, dan mendorong.b. Berguna sebagai bukti untuk pengujian.c. Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif

karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahirdan berada dalam konteks.

Page 144: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 131

d. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuklebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatuyang diselidiki.

2. Macam-Macam Dokumen

Pada umumnya dokumen dibagi menjadi dua macamyaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribaditerbagi menjadi buku atau catatan harian, surat pribadi, danotobiografi. Sedangkan dokumen resmi terbagi menjadi duayaitu dokumen internal dan eksternal. Adapun penjelasannyaberikut ini:

a. Dokumen Pribadi1) Buku Harian

Buku harian atau yang lebih sering disebut dengandiary merupakan catatan-catatan penting tentang kejadian atauperistiwa yang dialami sehari-hari. Biasanya buku harian berisikejadian yang amat berkesan, memiliki kenangan dan ber-sejarah. Juga, sebagai dokumen pribadi, diary merupakankumpulan tulisan-tulisan yang bersifat privasi. Dokumen se-misal ini sering digunakan oleh para peneliti yang mengkajipemikiran tokoh tertentu.

2) Surat PribadiSurat adalah sarana komunikasi pribadi untuk me-

nyampaikan informasi tertulis yang ditulis oleh seorangindividu kepada orang atau instansi tertentu, yang bertujuanuntuk memberitahukan, meminta, menyampaikan gagasan,pemikiran, dan sebagainya. Contohnya surat-surat RadenAjeng Kartini yang berisi pemikiran, ide, gagasan bahkanideologi yang terdokumentasi melalui surat menyurat.

Page 145: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif132

3) Otobiografi atau disebut juga autobiografi merupakanriwayat hidup pribadi seseorang yang ditulis sendiri.

b. Dokumen Resmi1) Dokumen internal dipahami sebagai dokumen yang di-

peroleh langsung dari pihak internal individu ataupun suatuinstansi/lembaga yang diteliti.

2) Dokumen eskternal dipahami sebagai dokumen yangdiperoleh dari eksternal/luar individu atau instansi yangditeliti.

3. Langkah-Langkah Menyeleksi Dokumen

Dalam penelitian kualitatif, tidak semua dokumenyang dikumpulkan memiliki nilai atau manfaat sesuai kontekspenelitian yang sedang dilakukan. Oleh karena itu dokumentersebut harus diseleksi sesuai dengan manfaat yang di-inginkan.

Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dalammenyeleksi dokumen dalam penelitian kualitatif sebagaiberikut:a. Mengidentifikasi situasi sosial di mana peristiwa atau kasus

memiliki makna yang sama. Situasi sosial mempertimbang-kan waktu dan tempat di mana peristwa terjadi.

b. Dalam hubungannya dengan identifikasi, perlu dikenalipersamaan dan perbedaannya, yaitu memfokuskan padasatu objek, suatu peristiwa, atau suatu tindakan, diperlaku-kan secara sama pada situasi yang sama, di dalam batas-batas situasi sosialnya. Pada waktu yang sama, juga perludikenali bahwa suatu peristiwa yang sama akan ditanggapisecara berbeda, oleh individu yang berbeda, dan dalamwaktu dan tempat yang berbeda.

Page 146: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 133

c. Selanjutnya mengenali relevansi teoretik atas dasar tersebut(Tadjoer Ridjal dalam Burhan Bungin, 2011).

4. Keunggulan dan Kelemahan Dokumentasi

Ada beberapa keunggulan dan kelemahan metodedokumentasi sebagai salah satu metode atau teknik pe-ngumpulan data yaitu:

a. Keunggulan Dokumentasi

Di antara keunggulan teknik dokumentasi sehinggalayak dipertimbangkan dalam penelitian kualitatif adalah se-bagai berikut:1) Metode dokumentasi menjadi pilihan terbaik bagi peneliti

yang ingin mengetahui masa lampau.2) Metode dokumentasi menjadi alternatif utama dalam pe-

nelitian kualitatif ketika informan sulit atau bahkan tidakdapat diwawancarai, seperti informan yang telah meninggaldunia.

3) Sangat memungkinkan peneliti untuk bersikap objektifdalam penelitian karena dokumen atau data tersebut tidakdipengaruhi oleh kehadiran peneliti.

4) Metode dokumentasi dapat menjembatani atau meng-hubungkan informasi masa lalu seseorang dengan masasekarang.

b. Kelemahan Dokumentasi

Di samping kelebihan-kelebihan di atas, metodedokumentasi juga memiliki sisi-sisi kelemahan yaitu:1) Metode atau teknik dokumentasi kadang kala membutuhkan

penafsiran yang mendalam tatkala dokumen yang dijumpaimenggunakan bahasa verbal atau simbolik yang sukardipahami.

Page 147: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif134

2) Dokumen atau tentang seorang tokoh yang tidak berkenandipopulerkan dengan alasan tertentu pada masa lampaukadangkala tidak tersimpan secara baik atau bahkan tidakada.

3) Data yang tersedia dalam sebuah dokumen kadangkalatidak lengkap karena dokumen ditulis bukan untuk pe-nelitian.

4) Dokumentasi yang tidak lengkap sangat rentan mem-berikan petunjuk atau informasi yang tidak lengkap pulaatau bahkan sesat.

Page 148: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 135

Bagian 8

ANALISIS DATA

A. Konsep Analisis Data Kualitatif

Analisis data merupakan tahapan terpenting dalampenelitian. Dalam penelitian kualitatif, data-data yang ber-serakan dan rancau tidak akan berarti apa-apa jika tidakdianalisis dengan baik dan benar. Dapat diibaratkan bahwadata-data berserakan tersebut layaknya bahan mentah yangharus diolah menjadi barang jadi dan bermanfaat. Maka dalamproses analisis, data diatur, diseleksi, dikelasifikasikan dandiolah sehingga benar-benar menjadi data yang dapat men-jawab permasalahan penelitian.

Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2013),analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan denganjalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesis-kannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yangpenting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yangdapat diceriterakan kepada orang lain. Ada juga yang men-definiskan analisis sebagai proses menyusun data agar dapatditafsirkan (Nasution, 2003). Sedangkan menurut Satori danKomariah (2012), analisis adalah suatu usaha untuk menguraisuatu masalah atas fokus kajian menjadi bagian-bagian se-

Page 149: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif136

hingga susunan atau tatanan bentuk sesuatu yang diurai itutampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih terangditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk per-karanya. Menurut Sugiyono (2013), analisis data adalah prosesmencari dan menyusun secara sistematis data yang diperolehdari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,dengan cara mengorganisasikan data ke dalam ketegori, men-jabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akandipelajari dan membuat simpulan sehingga mudah dipahamioleh peneliti sendiri dan orang lain. Definisi yang terakhirsenada dengan apa yang dikemukakan oleh Hennie Boeije(2010), bahwa analisis kualitatif adalah segmentasi data kedalam kategori yang relevan dan penamaan kategori ini dengankode sementara secara simultan menghasilkan kategori daridata. Pada tahap pemasangan kembali kategori yang terkaitsatu sama lain untuk menghasilkan pemahaman teoretik darifenomena sosial yang diteliti dalam hal pertanyaan penelitian.

Definisi-definsi di atas nampak saling menguatkan,sehingga dapat disimpulkan dalan bentuk definisi yang lebihsederhana bahwa analisis penelitian kualitatif adalah tahapanpenelitian untuk menyeleksi, mengklasifikasikan dan mengaturdata serta menghubungkan antara data yang satu dengan datayang lain, agar dapat ditarik simpulan-simpulan.

Jika definisi-definisi di atas dicermati, sesungguhnyaanalisis data kualitatif digambarkan sebagai proses yang meng-uras tenaga, waktu dan pikiran. Analisis data melibatkanrangkaian kegiatan-kegiatan fisik dan pikiran. Nasution meng-ingatkan agar peneliti cermat dan bersabar dalam prosesanalisis data. Sebab menurutnya, melakukan analisis dataadalah pekerjaan yang sulit.

Page 150: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 137

Jamie Harding (2013) pun mengungkapkan hal yangsama bahwa discussion of the process of qualitative data

analysis can sometimes bi confusing – diskusi tentang prosesanalisis data kualitatif kadang-kadang bias membingungkan.

B. Tahapan dan Teknik Analisis Data Kualitatif

Kadang-kadang analisis data diasumsikan hanya dapatdianalisis setelah pengumpulan data berakhir. Padahal analisisdata sebenarnya harus sudah dimulai sebelum peneliti me-masuki lapangan penelitian. Analisis data oleh Nasution di-sebut juga dengan interpretasi data. Ia menegaskan bahwainterpretasi (analisis) sebenarnya harus dilakukan sepanjangpenelitian.

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Sebagaimana yang dijelaskan dalam bab sebelumnya,penelitian kualitatif selalu dimulai dengan melakukan iden-tifikasi masalah yang dilakukan melalui observasi awal dantelaah literatur. Setelah kedua langkah tersebut dilakukan,peneliti melakukan analisis terhadap data observasi awal dantelaah literatur yang telah diperoleh, yang dimanfaatkan se-bagai landasan dalam menentukan fokus penelitian. Jadisebenarnya, sejak sebelum memasuki lapangan penelitian,peneliti sudah melakukan analisis data.

Namun demikian fokus penelitian yang dihasilkanmasih bersifat tentatif, yang memiliki peluang untuk berubah-ubah tergantung perkembangan masalah di lapangan. Dataawal inilah yang dinalisis menjadi gambaran awal mengenaidata dan informasi yang hendak dikumpulkan dari parainforman.

Page 151: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif138

2. Analisis Selama di Lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif hampirsemuanya dimulai pada waktu pengumpulan data. Jika analisisdata dimulai hanya setelah data terkumpul, peneliti akankehilangan banyak kesempatan berharga yang dapat diambilsekaligus. Menunggu sampai dengan data terkumpul seluruh-nya, kemudian memulai menganalisisnya dapat menyebabkanbeberapa masalah yang signifikan selama analisis data(Douglas Ezzy, 2002). Ibaratnya peneliti “menyelam sambil

minum air”. Hal tersebut dapat menjadi salah satu upaya

strategis untuk meminimalisir waktu, tenaga dan biaya pe-nelitian.

Namun perlu diperhatikan bahwa hal tersebut tidakdilakukan sambil melakukan sesi wawancara, melakukanobservasi dan dokumentasi. Namun dilakukan setelah suatusesi wawancara, observasi ataupun dokementasi selesai dalamperiode tertentu. Contohnya peneliti melakukan sesi wawan-cara atau observasi ke-1, setelah selesai baru ia boleh meng-analisis. Kemudian melakukan sesi wawancara/observasi ke-2,setelah wawancara ke-2 berakhir, ia boleh melakukan analisis,demikian seterusnya. Sebab tidak mungkin peneliti sambilmendengarkan atau mencatat hasil wawancara melakukananalisis. Cara tersebut dapat mencederai kesempurnaan proseswawancara, observasi dan dokumentasi.

William L. Goodwin and Laura D. Goodwin (1996)menambahkan bahwa analisis data selama pengumpulan datamemerlukan catatan peneliti (observer’s commont) ataukomentar pewawancara (interviewer’s comments) segerasetelah satu sesi wawancara lengkap. Komentar-komentartersebut adalah pikiran peneliti, perasaan, dan ide-ide untuktahap selanjutnya dalam pengumpulan data, gagasan awaltentang tema dan hubungan, dan sebagainya. Sejalan dengan

Page 152: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 139

itu, peneliti kualitatif menggunakan teknik penulisan memountuk dirinya sendiri selama pengumpulan data, bahkan, iniadalah teknik yang kadang-kadang disebut sebagai "memoing".

Memo ini adalah ringkasan singkat dari data yang dikumpulkandan poin penting yang muncul; memo cenderung mengalirbebas, informal, dan semakin analitik selama penelitian ber-langsung.

Untuk menganalisis data selama di lapangan, ada duateknik yang sering digunakan yaitu teknik Miles dan Hubermandan Teknik Spradley

a. Teknik Miles dan Huberman

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (1994)memetakan bahwa ada tiga komponen yang saling berinteraksidalam proses analisis penelitian kualitatif yaitu reduksi data(data reduction), penyajian data (data display) serta penarikansimpulan dan verifikasi (conclusion; drawing/verifying). Haltersebut dapat secara sederhana dilacak melalui gambar sketsaproses analisis data model interaktif, berikut ini:

Komponen Analisis Data; Model Interaktif

Perspektif Miles & Huberman (1994)

Pengumpulandata

SimpulanReduksi Data

PenyajianData

Page 153: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif140

Dalam diagram tersebut terlihat bahwa hubunganantar komponen model interaktif dalam analisis data kualitatifmerupakan proses yang berlanjut, berulang dan terus-menerusterutama antara reduksi data dan penyajiannya, antara reduksidan simpulan, sehingga pada ahkirnya diperoleh data jenuh.

1) Data reduction (reduksi data)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,klasifikasi, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasidata “kasar/mentah” yang muncul dari catatan-catatan tertulisdi lapangan. Jadi, reduksi data berfungsi membentuk data-datamentah yang banyak lagi terserak menjadi data yang lebih kecildan sederhana sambil tetap menjaga struktur tujuan penelitian.

Data yang dihasilkan dalam sebuah penelitian tidakterbatas jumlahnya. Semakin lama peneliti berada di lapangan,semakin kompleks pula data yang dihasilkan. Data-data yangterkumpul merupakan data kasar yang bercampur aduk antarainformasi penting dengan yang tidak mendukung sama sekaliberupa kata-kata dan kalimat-kalimat “sampah“ yang tidak

berguna dalam penelitian. Data-data“kasar atau mentah”dalam

bentuk transkrip tulisan biasanya tertulis dengan kata atau dankalimat yang tidak jelas dan kadang-kadang disingkat-singkat.Dalam bentuk transkrip percakapan, informasi yang disampai-kan saat wawancara kadang-kadang isinya tidak beraturan. Jikaterus menerus ditumpuk, data mentah akan semakin semerawut

dan sulit dipilah. Oleh karena itu peneliti harus segera me-lakukan langkah awal analisis yaitu reduksi data.

Reduksi data berarti menyaring data-data “kasar” yang

noninformatif menjadi data-data “halus” yang informatif. Pe-neliti membuang data-data yang dianggap “sampah”. Dalam

tahapan ini peneliti berusaha memilih dan memilah data-datayang penting, mendukung, dan sesuai dengan permasalahan

Page 154: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 141

yang diteliti. Hanya dengan cara inilah diperoleh gambaranyang jelas mengenai data yang telah terkumpul, yang padagilirannya memperlancar proses penelitian selanjutnya.

Untuk melakukan reduksi dengan baik dan benar,Parwito (2007) setidaknya merekomendasikan tiga langakah,yaitu pertama, melibatkan langkah-langkah editing, pe-ngelompokan, dan meringkas data. Kedua, menyusun kode-kode dan catatan-catatan (memo) mengenai berbagai hal,termasuk yang berkenan dengan aktivitas serta proses-proses,sehingga peneliti mendapatkan tema-tema, kelompok, ke-lompok, dan pola-pola data. catatan yang dimaksud di sinitidak lain adalah gagasan atau ungkapan yang mengarah padateorisasi berkenaan dengan data yang ditemui. Catatanmengenai data atau gejala tertentu dapat dibuat sepanjang satukalimat, satu paragraf, atau mungkin beberapa paragraf.Ketiga, sebagai langkah akhir dari tahapan reduksi, penelitimenyusun rancangan konsep-konsep serta penjelasan-pen-jelasan berkenaan dengan tema, pola, atau kelompok-kelompokdata yang bersangkutan.

2) Data display (penyajian data)

Display data merupakan tahapan kedua setelahreduksi data. Display tidak kalah penting dengan prosesreduksi. Melalui proses ini peneliti akan dapat menemukandata yang lebih jelas dan informatif. Sehingga tepat biladisplay didefinisikan sebagai “an organized, compressed

assembly of information that permits conclusion drawing and

action.”– Penyajian data adalah aktivitas terorganisir, yangdikompresi dengan perakitan informasi yang memungkinkanmenggambarkan simpulan dan tindakan. Peneliti juga dapatmemahami situasi sosial yang sedang terjadi dalam penelitian-

Page 155: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif142

nya. Sehingga ia lebih tahu tindakan apa yang harus dilakukanselanjutnya.

Untuk memperoleh hasil yang valid, Miles danHuberman (1994) mengingatkan agar proses display data

dilakukan dengan sebaik-baiknya. Semakin baik proses pe-nyajian, semakin valid pula analisis kualitatif yang dihasilkan.

Dalam tahapan ini, peneliti menyajikan data dalambentuk uraian singkat, yang tersusun dalam kalimat-kalimatyang sederhana. Kalimat-kalimat tersebut disusun saling ber-hubungan satu dengan lainnya secara naratif. Cara inilah yangpaling banyak digunakan dalam display data (Miles Huberman,1994).

3) Conclusion; Drawing/verifying

Analisis ketiga yang tidak kalah penting dengan duatahapan sebelumnya adalah conclusion, yaitu menarik simpul-an dan melakukan verifikasi data. Maksimal atau tidak tahapanini, baik atau tidak simpulan yang dihasilkan sangat di-pengaruhi oleh kedua tahapan sebelumnya; reduksi dan displaydata, dan kemampuan peneliti mencari tahu makna fenomena,kejadian, dan benda yang dijumpai sejak permulaan penelitian.Peneliti juga berusaha mencatat penjelasan mengenai sebabakibat dan proposisinya, serta konfigurasi-konfigurasi yangmungkin terjadi.

Dalam perspektif Miles dan Huberman (1994),penarikan simpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dankonfigurasi yang utuh. simpulan-simpulan juga diverifikasiselama penelitian berlangsung. Peneliti sebaiknya meng-utamakan sikap kritis, skeptis dan terbuka untuk mendapatkansimpulan yang valid. Oleh karena itu simpulan harus di-verifikasi terus menerus hingga diperoleh simpulan “jenuh”,

yang tidak memberikan peluang terhadap simpulan lain. Hal

Page 156: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 143

tersebut dilakukan mengingat penelitian ilmiah adalah pe-nelitian yang dilakukan secara skeptis dan kritis.

Ketiga tahapan analisis Miles dan Huberman di atasbila dilakukan dengan baik, benar, cermat dan tekun, sangatmemungkinkan untuk mendapatkan simpulan yang valid, yangberimplikasi pada temuan baru yang belum pernah ada, ataudapat pula untuk mengembangkan temuan yang sudah ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyekyang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehinggasetelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausalatau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2013).

b. Teknik Spradley

Teknik Spradley secara umum terdiri enam prosesanalisis, yaitu pengamatan deskriptif, analisis domein, peng-amatan terfokus, analisis taksonomi, pengamatan terpilih,analisis komponensial, dan diakhiri dengan analisis tema.

1) Analisis Domain (Domain Analysis)

Salah satu teknik analisis data yang sering digunakanadalah analisis domain yang dikembangkan oleh JamesSpradley. Teknik analisis ini sangat berguna untuk meng-identifikasi dan membedakan kelas item dalam konteks kajianbudaya. Analisis domain dimulai dengan menggunakan per-tanyaan deskriptif yang mendorong orang untuk menggambar-kan komponen-komponen dari dunia mereka tinggal(LeCompte dan Schensul, 2013).

Analisis domain dapat dipahami sebagai proses awaldalam analisis data di lapangan, sebagai upaya peneliti dalammenemukan gambaran umum dari data yang telah dikumpul-kan, yang bertujuan untuk menjawab fokus masalah penelitian.Teknik ini menuntut peneliti untuk membaca data yang berupa

Page 157: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif144

catatan wawancara atau lapangan (field note) secara umum danmenyeluruh untuk menemukan domain yang terdapat dalamdata tersebut.

Menemukan domain tidaklah mudah dalam data-data“kasar/mentah” yang dikumpulkan. Peneliti harus berusaha

membaca dengan teliti dan detail serta memahaminya secaraglobal. Pemahaman di sini bukanlah pemahaman mendalam,namun sekadar pengetahuan awal. Sebab dalam proses inipeneliti benar-benar dibebankan hanya memahami hal-halpenting mengenai kata, frasa dan kalimat untuk menemukandomain.

Untuk mempermudah peneliti menganalisis denganteknik domain, maka perlu dibuat guide line sederhana yaitusebagai berikut:a) Tentukan jenis hubungan semantik yang akan Anda

gunakan, apakah ruang (spatial), sebab-akibat (cause-

effect), rasional (rationale), lokasi kegiatan (location of

action), cara ke tujuan (means-end), fungsi (function),urutan (squence) atribut (atribution), ruang dan sebagainya(Bungin, 2010)

b) Siapkan lembar kerja analisis domain!c) Siapkan sampel yang hendak dianalisis!d) Tentukan istilah acuan dan bagian yang sesuai untuk

menemukan domain!e) Cek kembali domain yang telah ditemukan!f) Catatlah domain-domain yang telah ditemukan dalam

bentuk daftar yang teratur!Sedangkan Sanapiah Faisal dalam Bungin (2010)

merekomendasikan 6 langkah yang juga dapat dijadikanpijakan dalam melakukan analisis domain, yaitu sebagaiberikut:

Page 158: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 145

a) Memilih pola hubungan semantik tertentu atas dasarinformasi atau fakta yang tersedia dalam catatan harianpeneliti di lapangan.

b) Menyiapkan kerja analisis domain.c) Memilih kesamaan-kesamaan data dari catatan harian di

lapangan.d) Mencari konsep-konsep induk dan kategori-kategori sim-

bolis dari domain tertentu yang sesuai dengan suatu polahubungan semantic.

e) Menyusun pertanyaan-pertanyaan struktural untuk masing-masing domain.

f) Membuat daftar keseluruhan domain dari seluruh data yangada.

Contoh analisis domain hubungan semantikImplementasi Kurikulum 2013

Hubungan Bentuk Contoh

Sebab-akibat

X adalahakibat/akibatdari Y

Pergantian Kurikulum 2006menjadi Kurikulum 2013disebabkan oleh kebutuhanmasyarakat terhadappendidikan yang bermutu

Caramencapaitujuan

X merupakancaramencapaitujuan

Kurikulum 2013 merupakanjalan memperbaiki sistempendidikan di Indonesia.

Fungsi X berfungsiuntuk Y

Kurikulum 2013 diterapkanuntuk meningkatkan kualitaspendidikan Indonesia

Urutan X merupakantahapan

Implementasi Kurikulum 2013dilaksanakan terlebih dahulu di

Page 159: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif146

setelah Y sekolah-sekolah pilot project,kemudian semua sekolahsecara nasioanl

Atribut X adalahkarakteristik/atribut Y

Pendidikan karakter adalahsalah satu karakteristikKurikulum 2013

Lokasikegiatan

X adalahlokasikegiatn Y

Madrasah merupakan lokasipenyelenggaraan Kurikulum2013

2) Analisis Taksonomik (Taxonomy Analysis)

Pada tahapan ini, peneliti berusaha memahami tiap-tiap domain yang telah ditemukan dalam analisis domain.Sebab dalam tahapan analisis domain peneliti sekadar mem-baca data secara umum, dan tidak terperinci. Selanjutnyapeneliti memfokuskan diri pada domain yang relevan denganfokus masalah penelitian. Setiap domain dirinci menjadi sub-sub domain yang lebih khusus.

Ada beberapa langkah praktis yang dapat ditempuhpeneliti dalam analisis taksonomi, yaitu sebagai berikut:a) Pilih domein untuk dianalisis!b) Cari persamaan berdasarkan hubungan semantik yang sama

digunakan untuk domein itu!c) Cari tambahan-tambahan istilah bagian!d) Cari domein yang lebih besar dan lebih inklusif!e) Buatlah draft taksonomi sementara!f) Lakukan wawancara terfokus berdasarkan draft taksonomi

yang telah dibuat!g) Buat taksonomi secara lengkap berdasarkan hasil wawan-

cara terfokus!

Page 160: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 147

Contoh analisis taksonomi: penelitian tentang Kuri-kulum 2013:

Analisis DomainAtribut/Karakteristik

Kurikulum 2013

Analisis Taksonomik

Pendidikan

Karakter

Pendidikan

Anti Korupsi

- Jujur- Bertanggung jawab- Bermusyawarah- Rajin membaca- Disiplin- Toleransi- Demokratis- Kerja keras- Komunikatif- Dan seterusnya

- Jujur- Berani- Kerja keras- Kepedulian- Kemandirian- Tanggung jawab- Kesederhanaan

Page 161: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif148

3) Analisis komponensial (Componential Analysis)

Analisis komponensial berbeda dengan teknik analisistaksonomi yang menggunakan “pendekatan non-kontras antar-elemen”. Teknik analisis komponensial adalah teknik analisis

yang cukup menarik dan paling mudah dilakukan. MenurutBungin (2010), hal tersebut karena menggunakan “pendekatan

kontras antar elemen”. Namun menurut penulis, mudah atausukarnya kedua teknik analisis tersebut tergantung kemampuanberpikir dan minat peneliti.

Lebih lanjut Bungin menegaskan bahwa teknikanalisis komponensial secara keseluruhan memiliki kesamaancara kerja dengan teknik analisis taksonomik. Hal yang mem-bedakan antara kedua teknik tersebut adalah hanya pada pen-dekatan yang digunakan oleh masing-masing teknik analisis.Teknik analisis komponensial digunakan dalam analisis kuali-tatif untuk menganalisis unsur-unsur yang memiliki hubunganhubungan-hubungan yang kontras satu sama lain dalamdomain-domain yang telah ditentukan, untuk dianalisis secaraterperinci. Unsur-unsur atau elemen-elemen yang kontras akandipilah oleh peneliti dan selanjutnya akan dicari terma-termayang dapat mewadahinya.

Secara praktis peneliti dapat menempuh sejumlahlangkah dalam menerapkan teknik analisis komponensial yaitusebagai berikut:a. Pilihlah domain yang akan dianalisis!b. Identifikasi seluruh kontras (perbedaan) yang ditemukan!c. Siapkan lembar paradigma!d. Identifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai!e. Gabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi

satu!f. Siapkan pertanyaan kontras (berlawanan) untuk ciri yang

tidak ada!

Page 162: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 149

g. Lakukan pengamatan terpilih untuk melengkapi data!h. Menyiapkan paradigma (pola pikir) lengkap!

4) Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural

Themes)

Analisis ini lebih familiar disebut analisis tema, yaituseperangkat prosedur yang dilakukan untuk memahami secaramenyeluruh (holistic) mengenai pengamatan yang sedang di-teliti. Mengapa harus holistik, sebab setiap kebudayaan me-rupakan sesuatu yang terintegrasi dalam beberapa jenis polayang lebih luas.

Menurut Sanapiah dalam Sugiyono (2013) analisistema atau discovering cultural themes, sesungguhnya me-rupakan upaya mencari benang merah yang mengintegrasikanlintas domain yang ada.

Page 163: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif150

Page 164: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 151

Bagian 9

PEMERIKSAAN

KEABSAHAN DATA

Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha penelitiuntuk memperoleh keabsahan temuannya. Ada beberapa upayayang dilakukan oleh peneliti dalam proses pemeriksaan ke-absahan data, berikut ini:

A. Perpanjangan Kehadiran Peneliti

Perpanjangan kehadiran peneliti yaitu peneliti beradadi lapangan penelitian hingga data yang dikumpulkan bersifatmenjenuhkan. Menurut Moleong (2013) cara ini dapat;1. membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks,2. membatasi kekeliruan (biases) peneliti, dan3. mengkonpensasi pengaruh dari kejadian-kejadian yang

tidak biasa atau pengaruh sesaat.Perpanjangan penelitian menjadi salah satu cara yang

dapat digunakan dalam memeriksa kesahihan atau keabsahandata. Sebab dengan memperpanjang kehadirannya, penelitidapat lebih lama dan lebih mendalam untuk mempertanyakanmengenai data-data yang diperlukan untuk menjawab per-masalahan penelitian. Proses yang demikian panjang dapat

Page 165: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif152

meyakinkan peneliti bahwa data yang telah diperoleh adalahbenar-benar jenuh.

B. Observasi mendalam

Observasi/pengamatan mendalam sebagai salah satucara memeriksa keabsahan data dilakukan dengan melakukanpengamatan secara lebih teliti dibandingkan dengan observasisebelumnya, guna mengecek kevalidan data yang diperoleh.

Pada tahapan ini kemungkinan data yang diperolehlebih akurat jika hubungan peneliti dengan informan terjalinakrab. sehingga di antara keduanya telah diikat oleh hubunganemosional secara psikologis, yang berimplikasi pada sikapsaling mempercayai, terbuka, dan kekeluargaan. Kondisi yangdemikian, memberikan kepastian bahwa data yang diperolehdiyakini keabsahannya.

Lalu berapa lama peneliti memperdalam observasi-nya? Waktu yang dibutuhkan untuk memperdalam suatuobservasi tergantung pada tingkat kedalaman, keluasan dankevalidan data yang diinginkan. Semakin lama, semakin me-mungkinkan peneliti menemui data yang mendalam, yaitupeneliti menemukan makna-makna yang tersembunyi di balikfenomena yang nampak. Demikian pula semakin lamaobservasi dilakukan, keluasan dan kevalidan data sangat mung-kin diperoleh. Biasanya keluasan informasi diperoleh bilamanamuncul masalah baru, sehingga peneliti menambah fokus pe-nelitiannya, yang berimplikasi pada tambahan data atau infor-masi yang baru. Sedangkan kevalidan melalui observasi men-dalam merupakan pengecekan kembali apakah data yangdiperoleh sesuai dengan kenyataan di lapangan atau tidak.

Page 166: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 153

C. Pembahasan teman sejawat

Teknik ini lebih gamblang dipahami sebagai teknikdiskusi atau sharing dengan rekan-rekan peneliti yang kom-peten. Peneliti dalam hal ini meminta pertimbangan atau saranterhadap data yang telah dikumpulkan, sehingga dapat di-ketahui data mana yang kurang dan tidak valid.

Teknik ini menurut Moleong (2013) memiliki duamanfaat, yaitu: pertama, agar peneliti tetap mempertahankansikap terbuka dan kejujuran, dan kedua, diskusi dengan sejawatini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulaimenjajaki dan menguji hepotesis kerja yang muncul daripemikiran peneliti.

D. Triangulasi Data

Secara historis, popularitas triangulasi (penggabung-an) sebagai teknik pengumpulan data telah banyak digunakanpada sekitar tahun 1950-an dan 1960-an. Triangulasi me-rupakan teknik pengumpulan data yang paripurna dalam pe-nelitian kualitatif. Sebab teknik ini dapat meningkatkanvaliditas dan memperkuat kredibilitas data temuan.

Menurut Denzin dalam Padgett (1998), data

triangulation is the use of more than one data source

(interview, archival material, observational data etc.) –

Triangulasi data; penggunaan lebih dari satu sumberdata(wawancara, bahan-bahan arsip, data pengamatan, dll.).Sedangkan menurut Patton, pada dasarnya istilah triangulasiberasal dari kosakata navigasi, di mana lokasi ditentukan olehjarak dari dua atau lebih titik lain. Dalam penelitian kualitatif,triangulasi data berarti bahwa temuan Anda dapat diverifikasioleh sumber lain. Triangulasi merupakan strategi yang sangatbaik untuk memastikan kepercayaan, terutama bila dikombi-nasikan dengan pemeriksaan peserta (Pitney and Parker, 2009).

Page 167: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif154

Triangulasi berarti bahwa peneliti mengambil per-spektif yang berbeda pada masalah yang diteliti, atau lebihumum dalam menjawab pertanyaan penelitian. Oleh karena ituAnda dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan berikut yangdapat membimbing Anda dalam mengambil keputusan dalamproses triangulasi:1. Apakah masalah saya dalam studi ini memerlukan beberapa

pendekatan metodologis?2. Apakah pertanyaan penelitian saya fokus pada aspek yang

berbeda atau tingkat masalah saya?3. Apakah saya memiliki beberapa perspektif teoretik pada

masalah saya?4. Apakah ada tingkat yang berbeda dari informasi yang saya

butuhkan untuk mengumpulkan dan memahami masalahyang saya diteliti?

5. Apakah kerangka waktu untuk studi saya dan sumber dayapada umumnya memungkinkan triangulasi untuk diguna-kan?

6. Dapatkah saya berharap peserta saya untuk terkena be-berapa metode atau apakah ini terlalu menantang mereka?(Uwe Flick, 2009).

Triangulasi adalah gagasan bahwa Anda harusmelakukan lebih dari satu hal dalam sebuah penelitian. Artinya,Anda seharusnya menggunakan lebih dari satu metode pe-nelitian, menggunakan dua atau lebih teknik untuk me-ngumpulkan data, atau menggabungkan metode penelitiankualitatif dan kuantitatif dalam satu penelitian. Triangulasiadalah ide yang excellent jika Anda ingin melihat topik yangsama dari sudut yang berbeda (Michael D. Myers, 2013).

Jadi, triangulasi secara sederhana dapat dipahamisebagai teknik pengumpulan data dengan menggabungkanberbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah

Page 168: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 155

ada. Peneliti yang menggunakan triangulasi sebagai teknikpengumpulan data sebenarnya secara langsung dan bersamaanmenguji kredibilitas data yang diperoleh melalui teknikobservasi, wawancara dan dokumentasi. Artinya peneliti me-ngumpulkan data dan sumber data yang sama dengan teknik-teknik yang berbeda.

Dalam konteks praktis, triangulasi lebih meng-utamakan keefektifan proses dan hasil yang diinginkan. Olehkarena itu, triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakahproses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan denganbaik. Seperti (1) umpamanya peneliti menggunakan wawancaramendalam dan observasi untuk pengumpulan data. Pastikanapakah setiap hari telah terhimpun catatan harian wawancaradengan informan serta catatan harian observasi; (2) Setelah itudilakukan uji silang terhadap materi catatan-catatan harian ituuntuk memastikan tidak ada informasi yang bertentanganantara catatan harian wawancara dan catatan harian observasi.Apabila ternyata antara catatan harian kedua metode ada yangtidak relevan, peneliti harus mengonfirmasi perbedaan itukepada informan; (3) Hasil konfirmasi itu perlu diuji lagidengan informasi-informasi sebelumnya karena bisa jadi hasilkonfirmasi itu bertentangan dengan informasi-informasi yangtelah dihimpun sebelumnya dari informan atau dari seumberlainnya. Apabila ada yang berbeda, peneliti terus menerusmenelusuri perbedaan-perbedaan itu sampai peneliti menemu-kan sumber perbedaan dan materi perbedaannya, kemudiandilakukan konfirmasi dengan informan dan sumber-sumber lain(Burhan Bungin, 2010).

Dari penjelasn Bungin di atas, maka triangulasibertujuan untuk menyelaraskan dan mencocokkan antara dataatau informasi yang diberikan seorang informan dengan datainforman lainnya. Sehingga jika data-data tersebut tidak saling

Page 169: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif156

bertentangan dan menuju titik jawaban yang sama, dapatdikatakan bahwa peneliti telah menemukan data jenuh sebagaijawaban dari satu masalah yang diteliti.

Page 170: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 157

Bagian 10

KAJIAN PUSTAKA,

DATA TEMUAN,

DAN PEMBAHASAN

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka harus ada dalam penelitian kualitatif.Kajian pustaka oleh para ahli dikemukakan dengan istilah yangberbeda-beda. Ada yang mengistilahkan kajian teoretik, studipustaka, tinjauan pustaka, acuan teori, ada juga yang meng-istilahkan studi kepustakaan, dan ahli lain mengistilahkanacuan teoretik. Istilah-istilah tersebut sah-sah saja digunakandalam penelitian, namun penulis lebih tertarik menggunakanistilah “Kajian Pustaka”. Penggunaan istilah-istilah tersebut,pada dasarnya merujuk pada upaya umum yang harus dilaluiuntuk mendapatkan teori-teori yang relevan dengan topikpenelitian. Bila kita telah memperoleh kepustakaan yangrelevan, maka segera untuk disusun secara teratur untuk di-pergunakan dalam penelitian.

Jadi inti yang ingin disampaikan dalam bab ini adalahpemaparan teori-teori yang relevan dengan penelitian yangdilakukan, baik teori-teori yang bersumber dari pendapat paraahli yang dicuplik dari buku-buku, jurnal, majalah, hasil-hasilpenelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya

Page 171: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif158

yang sesuai (internet, artikel di koran dll). Keseluruhan upayatersebut, dikatakan sebagai upaya “Kajian Pustaka” untukpenelitian.

Kajian pustaka dalam bagian ini biasanya disajikanpada bab khusus (biasanya dimunculkan pada bab II) yangberisi teori yang dibutuhkan untuk memandu sistematika ataumenjelaskan hasil temuan untuk bahan analisis pada babberikutnya.

Kajian pustaka dibedakan menjadi dua bagian yaitu:pustaka konseptual dan pustaka penelitian. Pustaka konseptualmeliputi konsep-konsep atau teori-teori yang ada pada buku-buku, artikel atau makalah ilmiah yang ditulis oleh para ahli.Sebaliknya pustaka penelitian meliputi laporan penelitian yangtelah diterbitkan baik pada jurnal maupun majalah ilmiah. Bagipara pemula disarankan untuk menggunakan kajian pustakayang berasal dari pustaka konseptual, untuk lebih memudahkandalam merangkum dan mengkategorikan teori, sesuai dengankebutuhan.

Dalam hal ini, semua penelitian, baik penelitiankualitatif maupun kuantitatif bersifat ilmiah, oleh karena itusemua peneliti harus berbekal teori. Teori menurut Neumen(2003) adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, danproposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secarasistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel,sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkanfenomena.

Menurut Sugiono (2013) terdapat tiga kriteria ter-hadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian,yaitu relevansi, kemutakhiran dan keaslian. Relevansi berartiteori yang digunaan sesuai dengan permasalahan yang diteliti.Kalau yang diteliti masalah kepemimpinan, maka teori yangdikemukakan berkenaan dengan kepemimpinan, bukan teori

Page 172: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 159

sikap atau motivasi. Kemutakhiran berarti terkait dengankebaruan teori atau referensi yang digunakan. Keaslian terkaitdengan keaslian sumber, maksudnya supaya peneliti meng-gunakan sumber aslinya dalam mengemukakan teori jangansampai peneliti mengutip dari kutipan orang lain, dan se-baiknya dicari sumber aslinya. Dalam kaitan dengan sumberasli, menurut penulis tidak masalah peneliti mengutip darikutipan orang lain. Yang terpenting adalah adanya kejujuranpenulis untuk mencantumkan sumber di mana kutipan itudiambil.

Untuk menguasai teori, diharapkan agar para penelitirajin membaca. Sumber-sumber bacaan bisa berbentuk buku-buku, jurnal ilmiah, makalah ilmiah, kamus, maupun hasilpenelitian.

Menurut Sugiono (2013) peneliti kualitatif dituntutuntuk mampu mengorganisasikan semua teori yang dibaca.Landasan teori yang dituliskan dalam proposal penelitian lebihberfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh peneliti memilikiteori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupunpermasalahan tersebut masih bersifat sementara. Oleh karenaitu landasan teori yang dikemukakan tidak merupakan hargamati, tetapi bersifat sementara. Peneliti justru dituntut untukmenemukan teori berdasarkan data yang diperoleh di lapanganselama pelaksanaan penelitian.

Terdapat perbedaan mendasar antara peran teori dalampenelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalampenelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menujudata, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadapteori yang digunakan. Sedangkan dalam penelitian kualitatifpeneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang adasebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori.

Page 173: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif160

Sesungguhnya kajian pustaka mempunyai beberapafungsi, di antaranya: (1) Menyediakan berbagai konsep atauteori yang relevan dengan penelitian yang direncanakan; dan(2) Memberi rasa percaya diri bagi peneliti, karena melaluikajian pustaka semua konsep atau teori yang berhubungandengan penelitian telah tersedia.

B. Data Temuan

Dalam sub bab ini disajikan berbagai data temuanlapangan baik data hasil observasi, wawancara maupun do-kumentasi. Data-data yang ditampilkan adalah data sesungguh-nya atau apa adanya berdasarkan temuan peneliti saat berada dilapangan. Paparan data hasil observasi harus dikuatkan denganhasil wawancara dari berbagai sumber yang relevan sesuaidengan apa yang diharapkan dalam rumusan masalah sertadikuatkan juga dengan data-data yang yang didapatkan darihasil sudi dokumentasi.

Data hasil wawancara yang ditampilkan dalam subbab ini hanya cuplikan-cuplikan inti dari masing-masing nara-sumber. Adapun cuplikan utuh hasil wawancara dari berbagaisumber dimunculkan pada halaman lampiran.

Data-data yang ditampilkan harus tersusun secarasistematis dan harus bisa menjawab semua pertanyaan yangtercantum di dalam rumusan masalah. Jika dalam satu pe-nelitian terdapat 4 (empat) rumusan masalah, maka data temu-an harus bisa menjawab empat pertanyaan tersebut.

C. Pembahasan

Pemabahasan harus dilakukan secara tepat, cermat dansistematis. Uraian kalimat pada pembahasan harus dapat men-jawab pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada rumusanmasalah, dan harus singkron dengan data temuan.

Page 174: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 161

Bagian 11

DATA DAN KRITERIANYA

A. Definisi Data

Data, dalam bahasa Inggris merupakan bentuk pluraldari “datum” yang berarti materi atau kumpulan fakta yang

dipakai untuk keperluan analisis, diskusi, presentasi ilmiah,atau tes statistik. Ada juga yang mendefinsikan data sebagai“the description of things and events that we face” - deskripsidari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi. Secara umum dataadalah “a structured codification of single primary entities, as

well as of transactions involving two or more primary entities”.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010), dataditerjemahkan sebagai berikut: (1) kenyataan yanga ada, yangberfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun pendapat; (2)keterangan yang benar; (3) keterangan atau bahan yang dipakaiuntuk penalaran atau penyidikan.

Pada laman Boston University Libraries (diakses16/10/2013) dirilis bahwa “research data is data that

collected, observed or created for purposes of analysis produce

original research result.” – data penelitian merupakan datayang dikumpulkan, diamati, atau dibuat untuk tujuan analisisuntuk menghasilkan penelitian yang asli.

Dalam website University of Leicester (diakses16/10/2013), data penelitian didefiniskan sebagai “recorded

Page 175: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif162

factual material commonly retained by and accepted in the

scientific community as necessary to validate research

findings…” – bahan faktual yang direkam, yang secara umumdipertahankan oleh dan diterima dalam komunitas ilmiah yangdiperlukan untuk memvalidasi temuan penelitian.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwadata penelitian dipahami sebagai informasi yang sebenarnya,sesuai fakta atau apa adanya, yang diperoleh melalui prosespengumpulan, pengamatan yang dapat dijadikan sebagaisumber analisis dalam suatu penelitian ilmiah, yang bertujuanuntuk memvalidasi temuan dan menghasilkan penelian yangoriginal.

B. Kriteria Data

Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu harusdiketahui kriteria data yang akan dikumpulkan berdasarkansumber, cara memperoleh data dan waktu pengumpulan data.

1. Data Berdasarkan Sumbernya

Dalam setiap penelitian, data dapat dibedakan menjadidua macam yaitu data internal dan external. Data internalmerupakan data yang bersumber dari dalam seseorang atausebuah instansi semisal lembaga, organisasi, dan sekolah yangditeliti. Data tersebut merupakan informasi yang menggambar-kan kondisi, aktifitas, program atau struktur di dalamnya.Contohnya penelitian terhadap seseorang (penelitian pemikirantokoh). Dalam penelitian tersebut data internalnya dapat berupainformasi sifat, karakter, riwayat hidup dan pemikiran-pemikirannya dalam bidang tertentu. Dalam penelitian ter-hadap sebuah instansi, data internalnya dapat berupa strukturkepengurusan yayasan, daftar inventaris, grafik perkembanganyayasan, persepsi anggota yayasan dan sebagainya.

Page 176: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 163

Sedangkan data eksternal merupakan data yang ber-sumber dari luar instansi yang diteliti. Data ini meng-gambarkan kondisi, kegiatan atau persepsi masyarakat di luarorganisasi yang diteliti. Misalnya tanggapan masyarakat ter-hadap seorang tokoh atau terhadap suatu instansi yang diteliti.

2. Data Berdasarkan Cara Memperolehnya

Berdasarkan kriteria ini, data diklasifikasikan menjadidua kelompok yaitu data primer dan data sekunder. Dataprimer adalah data yang dikumpulkan secara langsung olehpeneliti sebagai orang yang memiliki kepentingan terhadapdata tersebut. Contohnya lembar observasi langsung, transkriprekaman wawancara, dan sebagainya yang diperoleh dan diolahlangsung oleh peneliti sendiri. Sedangkan data sekundermerupakan kebalikan dari data primer, yaitu data yang di-kumpulkan secara tidak langsung oleh peneliti sendiri, misal-nya data yang terkait dengan sebuah penelitian yang diperolehdari surat kabar, buletin, majalah, jurnal dan referensi lainnya,baik yang dipublikasikan maupun yang tidak.

3. Data Berdasarkan Waktu Pengumpulannya

Kriteria ini mengelompokkan data menjadi dua yaitu:cross-section, time series dan data panel. Pertama, data cross-

section merupakan data yang dikumpulkan pada waktu tertentuyang mendeskripsikan keadaan pada saat itu. Misalnya dataperkembangan peserta didik grafik seluruh madrasah di ke-camatan x per tahun 2012. Kedua, data time series atau databerkala merupakan data yang dikumpulkan dari waktu kewaktu yang menggambarkan kondisi, kecenderungan, minatdan sebagainya sesuai priode pengumpulan data. Contoh: nilairata-rata siswa per minggu dalam bulan Januari.

Page 177: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif164

Data-data penelitian tersebut baik dalam riset tradisi-onal maupun digital dapat berbentuk dokumen (teks, kata-kata), catatan lapangan, buku harian, notebook, transkrip,kuesioner, kaset audio dan video, foto, film, slide, artefak,koleksi materi digital yang diperoleh dan dihasilkan selamaproses penelitian, file data, dan lain-lain (University ofLeicester, diakses 17/10/2013).

Page 178: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 165

Bagian 12

PENUTUP

(Bagian Akhir Penelitian)

Dalam bagian akhir sebuah laporan ilmiah lazimditutup oleh bab penutup yang biasanya berisi dua poin pokokyaitu simpulan dan saran.

A. Simpulan

Simpulan merupakan bagian akhir dari sebuah laporanpenelitian. Simpulan bukan ikhtisar atau rangkuman dari babsebelumnya, melainkan hasil pemikiran reflektif yang me-wakili muatan utama dalam penelitian sesuai dengan rumusanmasalah. Pada bagian ini peneliti berusaha menyimpulkansecara singkat, padat dan jelas serta komprehensif dan holistik.Peneliti dalam menyimpulkan hasil penelitiannya, hendaknyadilakukan secara deskriptif dan menghindari simpulan dalambentuk pointer.

Untuk menghasilkan simpulan yang baik, ada be-berapa langkah praktis yang dapat dilakukan yaitu sebagaiberikut:

Langkah pertama : Mulailah menguraikan permasalahanpenelitian secara garis besar dandeskriptif!

Langkah kedua : Ringkaslah secara deskriptif isi setiap

Page 179: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif166

bab yang ada dalam penelitian!Langkah ketiga : Uraikan secara deskriptif mengenai

hubungan setiap fakta dengan per-masalahan sehingga menghasilkansimpulan berupa jawaban dari per-masalahan yang diteliti!

Langkah keempat : Uraikan implikasi, dampak dari sim-pulan atau jawaban penelitian jikaada!

Langkah kelima : Konsistenlah terhadap simpulan yangdibuat sehingga memiliki relevansidengan bab-bab terdahulu sesuaidengan pertanyaan dalam rumusanmasalah!

B. Saran

Yang dimaksud saran dalam bab penutup sebuahkarya ilmiah semisal skripsi, tesis dan disertasi adalahrekomendasi. Peneliti merekomendasikan mengenai ke-mungkinan adanya penelitian lanjutan yang dapat dilakukanoleh peneliti berikutnya yang relevan dengan penelitian.Sehingga rekomendasi tersebut merupakan jalan untukmenemukan permasalahan-permasalahan baru yang layakuntuk diteliti dengan topik dan tema yang sama.

Di samping itu, saran juga dapat berupa masukankepada instansi/lembaga yang dijadikan objek penelitian,serta karyawan dan stakeholders-nya. Biasanya uraian saranditulis dalam bentuk pointer. Karena antara saran yang satudengan yang lainya berbeda-beda tergantung kepada pihakmana saran itu dialamatkan.

Page 180: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 167

Bagian 13

SISTEMATIKA

PENULISAN PROPOSAL

& LAPORAN PENELITIAN

A. Pendahuluan

Pedoman penulisan proposal dan laporan penelitianbukanlah sesuatu yang baku. Masing-masing institusi/lembaga/organisasi penyelenggara penelitian memiliki pe-doman yang berbeda-beda. Namun ada bagian-bagian yanglazim dipergunakan oleh semua instansi. Oleh karena itu,bagian ini akan membahas hal-hal umum yang berhubungandengan penulisan proposal dan laporan penelitian secara teknis.

Bagian ini sangat penting diperhatikan oleh peneliti.Aturan teknik penulisan secara umum sesungguhnya bertujuanuntuk mengarahkan tulisan proposal dan laporan penelitianmenjadi sesuatu yang memiliki nilai estetika.

B. Teknik Penyajian Proposal dan Laporan Penelitian

1. Penyajian Verbal

Menurut Soemanto (2008) penyajian verbal adalahpenyajian hasil penelitian dalam bentuk kata-kata. Sebenarnyabukan hanya penyajian hasil penelitian, namun juga penyajianproposal. Proposal dan laporan penelitian merupakan karyailmiah yang harus diperhatikan teknik penyajian verbalnya.

Page 181: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif168

Dalam hal ini, ada beberapa hal yang perlu di-perhatikan oleh peneliti yaitu:a. Jelas dan Tegas

Penulis/peneliti menulis gagasan-gagasannya dengan jelas.Kata-kata yang ambigu dan membutuhkan penafsiran harusbenar-benar dihindari. Kejelasan dan ketegasan sebuahgagasan tergantung kemampuan penulis memilih kata-katadan menggunakan kalimat yang efektif. Jadi proposal danatau laporan penelitian benar-benar dapat meyakinkanpembacanya.

b. Obyektif.Obyektif adalah lawan dari kata subjektif. Penulis me-nuangkan seluruh gagasannya secara “apa adanya” sesuai

fakta yang terjadi. Ia tidak boleh melibatkan perasaan dankeinginannya secara subjektif. Sikap objektif merupakansalah satu dari kelengkapan sebuah karya ilmiah. Semakianobjek penulis memposisikan dirinya, karya yang dihasilkanpun makin ilmiah.

c. RingkasKalimat yang digunakan hendaknya ringkas, namun me-miliki makna yang padat. Demikian pula susunan paragrap-nya. Keringkasan kalimat dan paragrap dapat dipahamiisinya dengan mudah, dan sebaliknya akan sulit dipahamibila kalimat dan paragrap yang dibuat terlalu panjangdengan anak kalimat yang banyak.

d. Selektif.Ada sejumlah kata yang harus dihindari dalam sebuahkarya ilmiah semisal proposal dan laporan penelitian.Seperti penggunaan kata ganti “aku”, “saya”, “kami”, dan

“kita”, termasuk kata “penulis” atau “peneliti” harus di-hindari, dan diganti dengan kalimat intransitif.Contoh:

Page 182: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 169

Sebagaimana yang sering kita/saya/penulis/peneliti dengarbahwa ...(sebaiknya diganti dengan)Sebagaimana yang sering didengar bahwa ...

2. Penyajian Skematis dan Matematis

Penyajian skematis adalah penyajian proposal ataulaporan penelitian dalam bentuk skema, diagram dan atauilustrasi. Sedangkan penyajian matematis merupakan penyajianberupa angka-angka dan simbol-simbol. Bentuk skematis danmatematis sering digunakan dalam penelitian kualitatif dankuantitatif. Kedua penyajian tersebut digunakan untuk mem-berikan gambaran ringkas agar lebih mudah dipahami. Dalampenyajian ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitusebagai berikut:a. Isi tabel tidak perlu dideskrispsikan panjang lebar lagi.

Sebab, penyajian tabel dimaksudkan untuk meringkas datayang banyak sehingga mudah dicermati dan dipahami.

b. Tabel yang efektif adalah tabel yang disajikan dalam satuhalaman utuh, agar lebih mudah dipahami isinya. Sehinggaseorang penulis perlu menghindari pemotongan suatu tabeldalam bentuk terpisah.

c. Agar mudah dilacak hendaknya tabel dinomori.d. Kata TABEL beserta nomornya diketik di tengah-tengah

halaman kertas.e. Ukuran, keterangan atau simbul matematis sebaiknya di-

singkat, umpanya: persen ditulis %, nomor ditulis no.,tanggal ditulis dengan tgl. dan sebagainya.

3. Penyajian Visual

Penyajian visual adalah penyajian hasil penelitiandengan menampilkan grafik-grafik, peta, gambar, dan sebagai-

Page 183: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif170

nya. Penyajian visual biasanya dimaksudkan sebagai kom-binasi atau pelengkap sajian matematis dan verbal. Beberapahal yang harus diperhatikan dalam penyajian visual:a. Sajian visual hendaknya ditempatkan di belakang uraian

matematis atau verbal mengenai hal yang relevan sertamasih dalam teks.

b. Tidak seperti dalam tabel, nomor, dan judul gambar/sajianvisual hendaknya ditempatkan di bawah sajian visualnya(Soemanto, 2008)

C. Teknik Penulisan

1. Jenis dan Ukuran Kertas

Jenis kertas yang umum digunakan pada penulisanproposal dan laporan penelitian adalah kerta HVS berukuranA4 dengan ukuran margin; tepi kanan 3 cm., tepi kiri 4, tepiatas 4, dan tepi bawah 3.

2. Jenis dan Ukuran Huruf (Font).

Jenis huruf yang umum digunakan dalam karya ilmiahtermasuk proposal dan laporan penelitian adalah jenis TimesNew Roman dengan ukuran 12 pt.

3. Penomoran, tanda baca dan simbol

Angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya)biasanya digunakan sebagai penomoran halaman pada bagiandepan laporan penelitian. Sedangkan angka 1, 2, 3, danseterusnya digunakan pada halaman isi proposal yang dimulaidari bagian latar belakang hingga akhir, dan isi laporanpenelitian yang dimulai dari bab pendahuluan sampai babpenutup.

Nomor halaman pertama proposal dan nomor halamanpertama laporan penelitian dalam setiap halaman babnya,

Page 184: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 171

biasanya ditulis di bagian tengah bawah antara margin kiri dankanan, yang berjarak 1,5 cm dari margin bawah. Sedangkannomor halaman isi 2, 3, 4 dan seterusnya ditempatkan padabagian pojok kanan yang berjarak 1,5 cm dari margin atas dan0 cm dari margin kanan.

Penomoran bab ditulis dengan angka Romawi besar (I,II, III dan seterusnya), kemudian sub bab ditulis dengan hurufbesar atau kapital (A, B, C, D dan seterusnya), anak subbabnya ditulis dengan angka (1, 2, 3, 4 dan seterusnya).Penulisan nomor bagian dari anak sub bab ditulis dengan hurufkecil (a, b, c, d, dan seterusnya). Kemudian bagian-bagianberikutnya ditulis dengan angka 1, 2, 3, 4 dan seterusnya yangdiikuti kurung penutup. Untuk lebih jelas, dapat dilihat dalamcontoh berikut ini:

Contoh:BAB I

A. ………….

1. ………….

2. ...............a. …………

b. ..............1) ………….

2) ...............a) …………..

b) ................(1) …………

(2) ..............(a) …………

(b) ..............B. …….

1. ……….

Page 185: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif172

2. .............a. ………

b. ...........1) ………

2) ...........a) .........b) .........

(1) ........(2) ........

(a) .........(b) ......... demikian seterusnya.

4. Istilah Asing dan Daerah

Penulisan istilah-istilah asing atau daerah yang belumditemukan terjemahannya dalam baasa Indonesia diberi garisbawah (underline) atau dicetak miring (italic).Contoh:Transfer of technology (Inggris)Ora Ono (Jawa)Ara-ara bae (Lombok)Nyaman Tunu’ (Sumbawa Barat)Dll.

5. Footnote

Dalam penulisan proposal, laporan penelitian dankarya-karya ilmiah lainnya, penyebutan rujukan tambahanmenggunakan format catatan kaki (footnote). Footnote me-rupakan salah satu aplikasi otomatis dalam lembar kerjamicrisoft word. Jadi catatan kaki tidak ditulis (diketik) secara“manual”. Jika ditulis secara manual, catatan kaki tidak akan

teratur.

Page 186: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 173

Bagi penulis pemula, aplikasi footnote dapat diaksesmelalui langkah-langkah manual berikut:

a) Bukalah halaman kerja baru maka akan muncul deretanmenu aplikasi di bagian atas halaman.

b) Pilihlah menu “references” dan klik!

c) Setelah itu akan muncul menu pilihan dan pilihlah“insert footnote”!Setelah itu foot note akan secaraotomatis berfungsi.

Atau, dapat pula diakses secara langsung denganmenekan tombol (Alt+Ctrl+F).

Menulis footnote tidak terlepas dari aturan-aturanyang harus diikuti secara umum. Di antaranya adalah sebagaiberikut:a) Catatan kakiy ang merujuk kepada buku secara teknik

dimulai dengan menulis nama pengarang tanpa gelarapapun di depan dan belakang nama, kemudian diikutitanda koma (,), judul buku yang ditulis dengan model Italic

(miring), tanda kurung pembuka, nama tempat terbit, tandatitik dua (:), spasi, nama penerbit, tanda koma (,), tahunterbit, tanda tutup kurung, nomor halaman buku, dandiakhiri dengan tanda titik (.).

Contoh:M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan; Tinjauan

Umum dan Islam (Lombok: Holistika, 2012), 99.

b) Jika buku tersebut dikutip kembali tanpa diselingi olehbuku yang lain, tidak perlu ditulis lengkap, melainkancukup ditulis Ibid. yang dicetak miring, diikuti oleh tandakoma, nomor halaman buku, kemudian tanda titik.

Contoh:

Page 187: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif174

M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan; Tinjauan

Umum dan Islam (Lombok: Holistika, 2012), 99.Ibid., 95.Ibid., 30. Dan seterusnya.

c) Jika buku tersebut dikutip kembali dan diselingi oleh bukuyang lain, cukup ditulis nama populer pengarang buku,tanda koma, dua kata dari judul buku, tanda koma, nomorhalaman, dan mengakhirinya dengan tanda titik.Contoh:

Sobry, Manajemen Pendidikan, 45.

d) Jika dua buku dijadikan rujukan secara berurutan denganpengarang yang sama tetapi berlainan judul, penulisannyautuh seperti penulisan yang pertama (lihat point a).Contoh:

M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan: Tinjauan

Umum dan Islam (Lombok: Holistika, 2012), 99.M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran

(Lombok: Holistika, 2013), 37.

e) Jika artikel dalam jurnal dikutip, komponen footnote-nyaadalah nama penulis artikel tanpa gelar di depan danbelakang, tanda koma, judul artikel ditulis biasa (tidakItalic/mirig) yang diapit antara dua tanda petik, tandakoma, nama jurnal, nomor jurnal (jika ada), tanda koma,nomor volume (jika ada), tanda kurung pembuka, bulanterbit, tanda koma, tahun terbit, tanda tutup kurung, dannomor halaman yang diakhiri tanda titik.Contoh:

Prosmala Hadisaputra, “Pemanfaatan Potensi Lokal:

Upaya Strategis dalam Pemberdayaan Masyarakat”,

Page 188: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 175

Komunitas: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Vol.6 (Desember, 2013), 34.

f) Bila artikel dalam buku “bunga rampai” dikutip, penulisan

footnote-nya hampir sama dengan penulisan footnote artikeldalam jurnal. Nama pengarang tanpa gelar apapun di depandan belakang, tanda koma, judul artikel diapit oleh duatanda petik, tanda koma, bubuhan kata “dalam”, nama

lengkap editor, bubuhan singkatan “Ed.” di antara dua

kurung, judul buku “bunga rampai”, tanda kurung

pembuka, nama tempat terbit, tanda titik dua, namapenerbit, tahun terbit, tanda kurug penutup, nomorhalaman, dan tanda titik.Contoh:

Nur Syam, “Penguatan Kelembagaan Ekonomi

Berbasis Pesantren”, dalam A. Halim dkk. (Ed.), Manjemen

Pesantren (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), 248.Joan Dean, “Organising Learning”, dalam Margaret

Preedy at. al. (Ed.), Educational Management: Strategy,

Quality, and Resources (Berkshire: Open University Press,1997), 95.

g) Jika artikel tersebut dikutip dari surat kabar/koran,footnote-nya dimulai dengan menulis nama penulis artikel,tanda koma, judul artikel di antara dua tanda petik, tandakoma, nam surat kabar/koran, tanda kurung pembuka,tanggal, bulan dan tahun publikasi, tanda kurung penutup,tanda koma, nomor halaman dan tanda titik.Contoh:

Prosmala Hadisaputra, “Pentingnya Pendidikan

Lingkungan Hidup”, Lombok Post, (17 Januari 2013), 9.

Page 189: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif176

h) Jika materi kutipan diambil dari skripsi, tesis, atau disertasiyang tidak atau belum diterbitkan, penulisan footnote-nyaditulis mulai dari nama penulis skripsi/tesis/disertasi, tandakoma, kemudian judul skripsi/tesis/disertasi yang ditulisdalam posisi tegak (tidak Italic) di antara dua tanda petik,tanda kurung pembuka, tulisan “skripsi” jika skripsi, “tesis”

jika tesis, dan “disertasi” bila karya tesebut merupakan

disertasi, kemudian tanda koma, nama institusi, lokasiinstusi, tahun ditulis, tanda kurung penutup, tanda koma,nomor halaman, dan terakhir tanda titik.Contoh:M. Sobry, .........................................................................(Tesis, Universitas Sebelas maret, Surakarta, ........)M. Sobry, ..............................................................................(Disertasi, Uninus, Bandung, ......)

i) Jika materi yang dikutip adalah ayat al-Qur’an, footnote-nya dimulai dengan menulis Q.S., nama surah, spasi,nomor surat di antara dua tanda kurung, tanda titik dua,nomor ayat, dan tanda titik.Contoh:Q.S. al-Baqarah (1): 56.

j) Jika materi yang dikutip adalah hadis, footnote-nya dimulaidengan menulis nama lengkap perawi hadis, nama kitabhadis dengan cetak miring (Italic), tanda kurung pembuka,tempat terbit, tanda titik dua, nama penerbit, tanda koma,tahun terbit jika ada, jika tidak ada cukup ditulis “tt.” (tanpa

tahun), tanda kurung penutup, tanda koma, nomor halaman,dan tanda titik.Contoh:

Page 190: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 177

Abî Dâwûd Sulaimân bin Al-Asy’ats Al-Sajastânî,Sunan Abî Dâwûd (Riyadh: Bayt al-Afkâr al-Dawliyyah,tt.), 157.

k) Jika materi yang dikutip bersumber dari buku terjemahan,footnote-nya dapat ditulis dengan pertama-tama menulisnama lengkap pengarang tanpa gelar apapun, judul bukusetelah diterjemahkan yang ditulis miring, membubuhkankata “ter.” Yang diikuti dengan nama lengkap penerjemah

tanpa gelar apapun, tanda kurung pembuka, nama tempatterbit, tanda titik dua, nama penerbit, tanda koma, tahunterbit, tanda kurung penutup, nomor halaman, dan diakhiritanda titik.Contoh:

W. Montgomery Watt, Pengantar Studi Al-Qur’an,ter. Taufik Adnan Amal (Jakarta: Rajawali Press, 1991),83.

Jika penerjemahnya dua orang, kedua nama pengarangnyaharus ditulis lengkap tanpa gelar apapun.

Contoh:Erni Budiwanti, Islam Sasak: Wetu Telu Versus

Waktu Lima, ter. Noor Kholis dan Hairus Salim HS.(Yogyakarta: LKiS, 2000), 105.

Jika penerjemahnya lebih dari dua orang, cukup ditulisnama pengarang pertama tanpa gelar apapun dan dibubuhi“dkk.” (dan kawan-kawan).

Sa’ad Riyadh, Jiwa dalam Bimbingan Rasulullah,

ter. Abdul Hayyie al-Kattani dkk. (Jakarta: Gema InsaniPress, 2007). 7.

Page 191: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif178

l) Jika materi kutipan bersumber dari internet, cotohpengutipannya sebagai berikut:M. Sobry Sutikno, “.............................................” dalam

http//www.sobrycenter.com, diunggah tanggal 03 Mei2013, pukul 19.25 WITA.Jika materi bersumber dari wikipedia dan website yang

tidak memiliki penulis jelas, contoh footnotenya sebagaiberikut:

www.wikipedia.org., diunduh pada 10 April 2013, pukul20.01 WITA.

m) Jika memfootnote hasil wawancara, terlebih dahulu ditulisnama sumber/informan, kemudian dibubuhi kata wawan-

cara yang ditulis miring (Italic), tanda koma, lokasiwawancara, tanda koma, tanggal wawancara serta bulandan tahunnya yang diakhiri tanda titik.Contoh:L. Sohimun Faishal, wawancara, Mataram, 27 Maret 2013.

n) Jika memfootnote hasil observasi, terlebih dahulu dituliskata observasi yang ditulis miring (Italic), kemudian tandakoma, tanggal beserta bulan dan tanggalnya yang diakhiritanda titik.Contoh:Observasi,11 Januari 2013.

6. Kutipan

Dalam penulisan karya ilmiah termasuk proposal danlaporan penelitian, kutipan dibagi menjadi dua, yaitu kutipanlangsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalahteknik mengutip yang dilakukan secara langsung denganmenukil kalimat-kalimat yang ada di dalam buku yang di-

Page 192: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 179

jadikan rujukan, tanpa mengubah bunyi dan redaksi materiyang dikutip. Kalimat yang dinukil sama dengan kalimat yangada di buku sumber rujukan. Sedangkan kutipan tidak langsungadalah kutipan yang dilakukan secara tidak langsung yaitudengan mengutip gagasan-gagasan yang terdapat dalam bukuyang dijadikan rujukan.

Kutipan langsung dibagi menjadi dua yaitu kutipanlangsung kurang dari lima baris dan kutipan langsung limabaris atau lebih. Kutipan yang kurang dari lima baris biasanyaditempatkan dalam teks, yang diapit di antara dua tanda petik,dan jarak spasi yang digunakan adalah dua spasi. Sedangkankutipan langsung lima baris atau lebih ditempatkan di bawahteks yang mendahuluinya. Kutipan tersebut menjorok masuk 8atau 7 ketukan. Ada pula yang menggunakan 5 ketukan. Biasa-nya disesuaikan dengan letak alenia. Bila ketukan alenia meng-gunakan 8, ketukan kutipan langsungnya menggunakan 8ketukan, dan seterusnya.

7. Daftar Pustaka/Referesensi

Mencantumkan daftar pustaka merupakan suatu yangmutlak dilakukan di dalam sebuah karya ilmiah. Di sampinguntuk memperjelas sumber yang digunakan, juga merupakanetika intelektual seorang penulis.

Referensi yang dimasukkan dalam daftar pustakaadalah refrensi yang dikutip. Refresensi yang hanya digunakansebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidakdimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahanpustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasiharus dicantumkan dalam daftar rujukan.

Adapun teknik penulisan daftar pustaka pertama-tamadimulai dengan menulis nama lengkap pengarang tanpa gelardepan dan belakang, tanda titik, tahun terbit, tanda titik, judul

Page 193: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif180

buku yang ditulis miring (Italic), tanda titik, tempat terbit,tanda dua titik, nama penerbit, dan diakhiri tanda titik.

Perlu diketahui bahwa penulisan nama pengarangdalam daftar pustaka dapat ditulis dalam dua model, yaitupertama mempoisisikan nama belakang berada didepan.Kedua, tidak melakukan reposisi letak nama depan dan akhir.Artinya nama ditulis utuh tanpa dibalik.

Contoh daftar pustaka dengan memposisikan namabelakang berada di depan, sebagai berikut:

Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan Islam. Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu.

Jabali, Fu’ad. 2010. Sahabat Nabi: Siapa, ke Mana, dan

Bagaimana.Jakarta: PT. Mizan Publika.Sobry Sutikno, M. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan.

Lombok: Holistica.

Contoh daftar pustaka dengan tidak melakukan reposisiletak nama, sebagai berikut:

Masnur Muslichah. 2007. KTSP: Pemebelajaran Berbasis

Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.Zakiah Darajat. 2010. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan

Bintang.M. Sobry Sutikno. 2014. Metode dan Model-model

Pembelajaran. Lombok: Holistica.

8. Transliterasi Arab-Latin

Transliterasi Arab-Latin dilakukan bilamana terdapatkata atau frase dalam bahasa Arab yang belum diindonesiakan.Penulisannya dapat mengacu pada pedoman transliterasiberikut ini:

Page 194: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 181

Arab Latin Arab Latin Diptong/Mad

ا A ط TH آ Â/â

ب B ظ ZH يْ إِ Î/î

ت Ts ع ‘ وْ ُ أ Û/û

ج J غ Gh وْ أ Aw

ح H ف F يْ َ أ Ay

خ KH ق Q

د D ك K

ذ Dz ل L

ر R م M

ز Z ن N

س S و W

ش SY ه H

ص SH ء ‘

ض DL ي Y

Page 195: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif182

Page 196: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 183

Bagian 14

PENELITIAN CAMPURAN

(MIXED METHODS);

SEBUAH PENGATAR

A. Konsep Penelitian Metode Campuran (Mixed Methods)

Mixed Methods dilihat dari penamaannya yang berarti“metode campuran”, dapat diketahui bahwa metode ini di-terapkan dengan mencampurkan metode kualitatif dan kuanti-tatif dalam satu penelitian. Secara logika, penggabungan keduametode tersebut dalam satu penelitian tentu lebih kuat danlengkap dari pada menggunakan salah satu di antara keduanya.Sebab metode campuran merupakan pendekatan yang tidakhanya kuat dalam proses pengumpulan dan analisis data,namun juga dalam kesatuan fungsi di antara keduanya.

Secara historis mixed method telah dikenal sejak tahun1950-an dan seterusnya hingga tahun 1980-an. (Creswell &Clark, 2010) Pada tahun 1959 dua orang psikolog Campbelldan Fiske mencoba menggunakan banyak metode (multi-

methods) dalam meneliti kebenaran watak-wakatk psikologis.Dalam proses penelitian, mereka berdua menggunakan multi-methods untuk mengupulkan data-data penelitian.

Sedangkan Secara konseptual, metode campuran me-miliki ragam definisi di antaranya:1. Menurut Cresswell dan Clark (2011), metode campuran

merupakan desain penelitian dengan asumsi-asumsi filo-

Page 197: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif184

sofis serta metode inkuiri. Sebagai sebuah metodologi, iamelibatkan asumsi-asumsi filosofis yang memandu arahpengumpulan dan analisis campuran pendekatan kualitatifdan kuantitatif dalam banyak tahapan proses penelitian.Sebagai sebuah metode, berfokus pada pengumpulan,analisis, dan pencampuran kedua pendekatan kuantitatifdan kualitatif, dalam kombinasi, memberikan pemahamanyang lebih baik mengenai masalah penelitian.

2. Menurut Tashakkori & Teddlie (2010), metode campur-an(Mixed Method/MM) didefinisikan sebagai jenis desainpenelitian dimana pendekatan kualitatif dan kuantitatifdigunakan dalam ragam jenis pertanyaan, metode pe-nelitian, pengumpulan data dan prosedur analisis, dan ataukesimpulan.

3. Greene dalam Tashakkori & Teddlie(2010) “intentional

use of more than one method, methodology, and/or

methodological tradition in same study or program of

research– Penggunaan sengaja lebih dari satu metode,metodologi, dan/atau tradisi metodologis dalam studi atauprogram penelitian yang sama.

4. Bryman dalam Tashakkori & Teddlie (2010)“research that

entails the collection and analysis of quantitative and

qualitative data within a single project” – Penelitian yangmemerlukan pengumpulan dan analisis data kuantitatif dankualitatif dalam satu proyek.

B. Mengapa Mixed Methods digunakan?

Bergumulnya dua pendekatan dalam satu penelitianmerupakan sebuah kekuatan dalam proses penelitian. Mixed

methods menjadi sebuah pendekatan yang layak diper-timbangkan dalam penelitian, terutama penelitian berskala luassemisal desertasi. Creswell & Clark (2011) memaparkan se-

Page 198: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 185

bagian di antara alasan mengapa metode ini layak digunakandalam penelitian, yaitu:1. Metode campuran penelitian memberikan kekuatan yang

mengimbangi kelemahan dari kedua penelitian kuantitatifdan kualitatif.

2. Metode campuran penelitian membantu menjawabpertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab olehkuantitatif pendekatan kualitatif saja.

3. Metode campuran dapat menjembatani kesenjangan yangkadang-kadang berlawanan antara peneliti kuantitatif dankualitatif.

4. Metode campuran penelitian mendorong penggunaanbeberapa pandangan dunia, atau paradigma, bukan asosiasikhas paradigma tertentu dengan penelitian kuantitatif danlain-lain untuk penelitian kualitatif.

5. Metode campuran penelitian ini adalah "praktis" dalam artibahwa peneliti bebas untuk menggunakan semua metodeyang mungkin untuk mengatasi masalah penelitian.

6. Kidder & Fine dalam Lee (1997) menambahkan, penelitianmetode campuran memiliki keuntungan bahwa penelitidapat memodifikasi prosedur mereka, asumsi, proposisi danbahkan situs penelitian mereka.

7. Menurut Jick dalam Tashakkori & Teddlie (2013)menambahkan juga bahwa penggunaan beberapa metodedapat menetralisir atau membatalkanbeberapa kelemahandari metode-metode tertentu.

C. Cara Praktis Menulis Tujuan Penelitian Metode

Campuran

Secara teori penggunaan mixed methods bertujuanuntuk meneliti secara keseluruhan tentang data dan informasiyang memuat unsur-unsur penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Page 199: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif186

Dalam peroposal penelitian, peneliti harus mendeskripsikanmengenai tujuan mengapa ia menggunakan metode campurandalam penelitiannya secara akademis dan logis.

Proposal penelitian metode campuran perlu me-nyampaikan kedua pernyataan tujuan kuantitatif dan kualitatif.Pernyataan-pernyataan tersebut perlu diidentifikasi di awalpenelitian yaitu dalam latar belakang masalah. Hal tersebutdapat menjadi rambu-rambu bagi pembaca untuk memahamimana tujuan kuantitatif dan mana tujuan kualitatif suatupenelitian.

Pedoman perumuskan tujuan penelitian “metode

campuran” tidaklah baku. Namun dalam sebuah instansi atau

organisasi kadang-kadang membuat guideline sebagai pe-doman khusus dalam merumuskan tujuan. Secara umumperumusan tujuan dalam mixhed methods adalah seperti yangdirekomendasikan oleh Creswell (2003) sebagai berikut:1. Mulailah dengan kata-kata menandakan tujuan, seperti

"tujuan dari...." atau maksud dari..."2. Menunjukkan jenis metode desain campuran, seperti urut,

secara bersamaan, atau transformasional.3. Diskusikan alasan untuk menggabungkandata kuantitatif

dan kualitatif dalam mengusulkan studi.4. Jelaskan alasan mengapa data kualitatif dan kuantitatif

dikombinasikan.5. Terapkan karakteristik-karakteristik tujuan penelitian kuali-

tatif dengan baik, seperti fokus pada satu fenomena utamadan menyebutkan strategi penelitian dan lokasi penelitian.

6. Terapkan karakteristik-karakteristik tujuan penelitiankuantitatif dengan baik. Seperti menyebutkan teori danvariabel-variabel, menghubungkannya atau membandingkankelompok variabel-variabel, menyusun variabel-variabeldari variabel bebas terlebih dahulu, kemudian variabel

Page 200: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 187

terikat, menyebutkan strategi penelitian, merincikan parapartisipan dan lokasi penelitian.

7. Pertimbangkan informasi-informasi tambahan tentang jenis-jenis atau strategi-strategi pengumpulan data kualitatif dankuantitatif.

D. Hal-Hal Penting Sebelum Penelitian Mixed Methods

Untuk merancang suatu penelitian dengan meng-gunakan pendekatan mixed method, peneliti sebaiknya mem-perhatikan beberapa hal penting yang direkomendasikan olehCreswell (2013) yaitu: timing (waktu), weingthing (bobot),mixing (percampuran), dan theorizing (teoresasi).

1. Timing (waktu)Hal penting pertama yang harus diperhatikan peneliti

dalam menggunakan pendekatan mixed method adalah waktudalam melakukan pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif.Dalam hal ini peneliti perlu menegaskan apakah penelitianyang hendak dilakukan pengumpulan datanya dilakukansecara bertahap (sekuensial) atau sekaligus dalam satu waktu(konkuren).

2. Weigthing (bobot)Karena metode campuran melibatkan dua pendekatan

penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif, maka peneliti harusmempertimbangkan bobot campuran dalam penelitian. Dalamhal ini peneliti harus mempertimbangkan apakah bobot antarakedua pendekatan disamakan atau salah satu di antaranyamelebihi bobot yang lain. Jika tidak disamakan, sebaiknyapeneliti menentukan pendekatan yang mana (apakah kualitatifataukah kuantitatif) yang diprioritaskan memiliki bobot yang

Page 201: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif188

lebih banyak. Sehingga jenis data yang dikumpukan menjadilebih terang.

3. Mixing (pencampuran)Menggunakan mixing method dalam sebuah penelitian

tidaklah mudah. Ia memiliki konsekuensi tidak sekadar men-capur metodologi semata, namun melibatkan usaha seriusdalam mencampur jenis data, rumusan masalah, tujuanpenelitian, analisis atau unterpretasi data. Dapat dibayangkanbagaimana sulitnya menganalisis data yang berserakan yangterdiri dari data-data kualitatif semisal teks-teks hasil observasi,wawancara dokumentasi di lapangan, dan data-data kuantitatifyang terdiri tabel-tabel statistik yang dipenuhi oleh angka-angka.

4. Teorizing (teorisasi)Teorisasi juga perlu dipertimbangkan. Ia melibatkan

teori-teori yang berhubungan dengan rumusan masalahkualitatif dan kuantitatif. Sebab, kadang-kadang tidak semuateori tersedia dalam satu penelitian dengan dua teknik yangberbeda. Oleh karena itu, peneliti harus mempertimbangkanketersediaan kajian terdahulu dan kecukupan referensi yangsesuai dengan masalah yang diteliti.

E. Strategi Penelitian Mixed Method

Mixed method digunakan untuk membuat penelitianlebih komprehensif dengan sajian data-data kualitatif dankuantitatif yang saling menguatkan. Dalam pelaksanaannyasecara praktis di lapangan ada beberapa pedekatan yang dapatdilakukan peneliti sebagaimana yang direkomendasikan olehCresswell at. al. dalam Bowling dan Ebrahim (2005), sebagaiberikut:

Page 202: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 189

1. Sequential explanatory strategy (Strategi penjelasanberurutan)

Secara praktis peneliti pertama-tama menggunakanmetode kuantitatif, kemudian penelitian kualitatif secaraberurutan. Artinya, pada tahap pertama, peneliti melakukanpengumpulan dan analisis data dengan kuantitatif, kemudiantahap selanjutnya pengumpulan dan analisis data dilakukansecara kualitatif. Cara yang demikian bertujuan untuk mem-perkuat hasil penelitian tahap pertama yang dilakukan dengankuantitatif.

2. Sequential exploratory strategy (Strategi eksplorasiberurutan)

Strategi ini merupakan kebalikan dari sequential

explanatory strategy. Peneliti pertama-tama menggunakanmetode kualitatif, kemudian dilanjutkan dengan tahap keduadengan menggunakan metode kuantitatif.Pada tahap pertama, peneliti mengumpulan dan menganalisisdata dengan metode kualitatif, selanjutnya dilakukan denganmetode kuantitatif. Strategi tersebut bertujuan untuk mem-perkuat hasil penelitian kualitatif yang dilakukan di tahappertama.

3. Sequential transformative strategy (Strategi transformatifberurutan)

Strategi transformatif dilakukan dalam dua tahapsecara berurutan. Pada tahap pertama peneliti menggunakanmetode kuantitatif, selanjutnya pada tahap kedua ia meng-gunakan kualitatif, demikian pula sebaliknya. Jadi penelitidapat menentukan sendiri salah satu dari dua metode sebagaimetode pertama dan selanjutnya, apakah kualitatif ataukuantitatif terlebih dahulu. Dalam pelaksanaannya, perspektif

Page 203: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif190

teori peneliti merupakan dasar landasan keseluruhan prosespenelitian

4. Concurrent triangulation strategy (Strategi triangulasibersamaan)

Dalam mixed methods strategi triangulasi bersamaanmerupakan strategi lazim yang sering digunakan oleh parapeneliti. Strategi ini melibatkan satu tahap saja. Artinya penelitimenggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara ber-samaan pada waktu pengumpulan dan anlisis data, selanjutnyapeneliti membandingkan antara data kualitatif dan kuantitatifyang diperoleh. Cara demikian dimaksudkan agar ditemukanantara data yang dapat digabungkan dengan yang tidak.Strategi ini pada dasarnya mengharuskan bobot data yang samaantara kualitatif dan kuantitatif.

5. Concurrent nested/embedded strategy (Strategi bersarangbersamaan)

Strategi ini dapat dipahami sebagai strategi mixed

methods yang menuntut penelitian agar dapat mengkombinasi-kan penggunaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatifsecara bersamaan(simultan) dengan bobot yang berbeda.

Dalam pelaksaannya, stategi ini mengandalkan duametode yaitu primer dan sekunder. Metode primer digunakanuntuk memperoleh data yang utama, dan metode sekunderdigunakan untuk memperoleh data pendukung untuk metodeprimer.

6. Concurrent transformative strategy (Strategi transformatifbersamaan)

Strategi ini merupakan gabungan antara strategitriangulation dan embedded. Dalam pelaksanaannya, strategi

Page 204: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 191

ini melibatkan dua metode pengumpulan data yaitu kualitatifdan kuantitatif yang dilakukan pada satu tahap penelitian danpada waktu yang sama.

Mengenai bobot data, hal itu dapat sama juga dapatberbeda. Sedangkan untuk menggabungkan data dapat di-lakukan dengan cara merging, connecting atau embedding,yaitu peneliti mencampur dengan bobot sama, menyambungdan mencampur dengan bobot tidak sama.

Creswell at. al. dalam Bowling dan Ebrahim (2005)

Page 205: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif192

Page 206: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 193

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Tashakkori & Charles Teddlie, Sage Handbook of Mixed Methods in

Social and Behaviorial Research, 2nd Edition. California: Sage,2010.

Afifuddin & Beni Ahmad S., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:CV. Pustaka Setia.

Alexander M. Novikov and Dmitry A. Novikov, Research Methodology;

from Philosophy of Science to Research Design. Boca Raton:Taylor & Francis Group, 2013.

Allen S. Lee, Jonathan Liebenau, Janice I. DeGross (Ed.), Information

System and Qualitative Research. London: Chapman & Hall,1997.

Alo Liliweri, Prasangka dan Konflik. Yogyakarta: PT. LKiS PelangiAksara, 2005.

Ann Bowling & Shah Ebrahim, Handbook of Healt Research Methods:

Investigation, Measurement, and Analysis. Berkshire: OpenUniversity Press, 2005.

Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif:

Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data, terj.Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien. Yogyakarta:PustakaPelajar, 2009.

Anthony J. Onwuegbuzie, Qun G. Jiao et. all, Library Anxiety: Theory,

Research, and Application. USA: Scarecrow Press, 2004.Arch G. Woodside, Case Study Research:Theory, Method, Practice.

Wagon:Emerald, 2010.Benjamin F. Crabtree & William L. Miller, Doing Qualitative Research, 2nd

Edition. California: Sage, 1999.Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis

dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2010..

Burhan Bungin (Ed.), Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi

Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2010.

Burke Jhonson & Larry Christensen, Educational Research: Quantitative,

Qualitative, and Mixed Approaches. California: Sage, 2006.

Page 207: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif194

Clark Moustakes, PhenomenologicalResearch Methods. London: Sage,1994.

Carol Boswell and Sharon Cannon, Intoduction to Nursing

Research:Incorporating Evidence-Based Practice, Second

Edition. Canada: Jones and Bartlett Publishers, 2011.Chris Hart, Doing a literature review. London:Sage, 2005.David E. Gray, Doing Research in The Real World. California:Sage, 2009.David E. McNabb, Research Methods for Political Science: Quantitative

and Qualitative Approaches, Second Edition. New York: M.E.Sharpe, 2010.

David Ian Hanauer, Poetry as Research:Exploring second language poetry

writing. Amsterdam: John Benjamin Publishing Company, 2010.Diana Burton, Steve Bartlet, Practitioner Research for Teachers. London:

Sage, 2005.Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung:Alfaceta, 2012.Douglas Ezzy, Qualitative Analysis; Practice and Innovation. Oxon:

Routledge, 2002.Donald Ary at. al., Introduction to Research in Education. Belmont:

Cengage Learning, 2010.Earl Babbie, The Practice of Social Research 13

thEdition. Belmont:

Wadsworth, 2013.Festus E. Obiakor, Jeffry P. Bakken et. al, Current Issues and Trends in

Special Education: Research, Technology, and Teacher

Preparation. Bingley: Emerald, 2010.Gary T. Henry, Practical Sampling. California: Sage Publication, 1990.Gulo, W., Metodologi Penelitian. Jakarta:PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia,2002.Harry T. Reis dan Chrales M. Judd, Handbook of Research Methods in

Social and Personality Psycology. Cambridge: CambridgeUniversity Press, 2000.

Hennie Boeije, Analysis in Qualitative Research. California: Sage, 2010.Haryanto dkk., Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah:Buku Ajar

Untuk Mahasiswa. Jakarta: EGC, 2000.Hatch, J. Amos, Doing Qualitative Research In Education Settings. New

York: Sunny Press, 2002.Helen Simons, Case Study Research in Practice. London: Sage, 2009.Husaini Usman & Purnomo Setiady A., Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Page 208: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 195

Ian Jones et. al., Qualitative Research in Sport and Physical Activity.California: Sage, 2013.

Immy Holloway and Stephanie Wheeler, Qualitative Research in Nursing

and Healthcare , 3th Edition. Wiley-Blackwell: West Sussex,2010.

Janice M. Morse & Peggy Anne Field, Qualitative Research Methods For

Health Professionals. California: Sage, 1995.Janice M. Morse dan Peggy Anne Field, Nursing Research: The Application

of Qualitative Approaches, second edition. Cheltenham: NelsonThomes, 2002.

Jill K. Jesson Lydia at. al., Doing Your Literature Review; Traditional and

systematic techniques. London: Sage, 2011.Jamie Harding, Qualitative Data Analysis from Start to Finish. London:

Sage, 2013.Jean J. Schensul, Methodology, Methods, and Tools in Qualitative

Research, dalam Qualitative Research: An Introduction toMethods and Design, Ed. Stephen D. Lapan. New York: Wiley,2011.

John Gerring, Case Research: Prinsiple and Practices. New York:Cambridge University Press, 2007.

John M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia, 1988.

John W. Creswell, Educational Research:Planning, Conducting, and

Evaluating, Quantitative and Qualitative Research, Third

Edition. New Jersey: Pearson, 2008.John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Aproach. California: Sage, 2003.John W. Creswell dan Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting

Mixed Methods Research. California: Sage, 2011.Jonathan Sarwono, Mixed Methods: Cara Menggabung Riset Kuantitatif

dan Riset Kualitatif Secara Benar. Jakarta:PT. Elex MediaKomputindo, 2011.

Karin Klenke, Qualitative Research in the Study of Ledearship, First

edition. Bingley: Emerald, 2008.Kathleen M. Dewalt & Billie R. Dewalt, Participant Observation: A Guid

for Fieldworkers. Oxford:AltaMitra Press, 2002.Keith F. Punch, Introduction to Social Research: Quantitative and

Qualitative Approaches, 2nd Edition. London: Sage, 2005.

Page 209: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif196

Lawrance A. Machi and Brenda T. McEvoy, The Literature Review, Six

Steps to Success. London:sage, 2012.Leslie Foster Stebbins, Student Guide to Research in the Digital Age: How

to Locate and Evaluate Information Sources. USA:Greenwood,2006.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitaif: Edisi Revisi. Bandung:Rosdakarya, 2013.

Margaret D. LeCompte dan Jean J. Schensul, Analysis and Interpretation of

Ethnographic Data: A Mixed Methods Approach. Mayland: AltaMira Press, 2013.

Marguerite G. Lodico, Dean T. Spaulding, Katherine H. Voegtle, Method in

Educational Research; from Theory to Practice, 2nd Edition.Wiley, 2010.

Martyn Denscombe, The Good Research Guide; for small-scale social

research projects, 3th Edition. Berkshire: Open University Press,2007.

Martyn Hammersley, What’s Wrong With Ethnography, London:Routledge, 2002.

Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian:Pendekatan Paraktis

dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama, 2009.Michael D. Myers, Qualitative Research in Business & Management

California: Sage, 2013.Michael Quinn Patton, Qualitative Research and Evaluation. California:

Sage, 2002.Nasution, S., Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsindo,

2003.Nazir, Moh., Metode Penelitian. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2005.Neuman, W Lawrence. 2003. Social Research Methods, Qualitative and

Quantitative Approach. New York: AB Boston.Uwe Flick, An Introduction to Qualitative Research. London: Sage, 2009.Ulber Silalahi, Metodologi Penelitian Sosial.Bandung: Refika Aditama,

2009.Pamela J. Brink & Marylin J. Wood, Langkah Dasar dalam Perencanaan

Riset keperawatan: Dari Pertanyaan Sampai Proposal, terj.

Aniek Maryunani. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,1995.Padgett, K., Qualitative methods in social work research; Challenges and

Rewards. California:Sage, 1998.Parwito, Penelitian Komuniaksi Kualitatif. Yogyakarta: LkiS, 2007.

Page 210: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 197

Peter G. Swanborn, Case Study Research: What, Why and How?,. London:Sage, 2010.

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.Jakarta: Kencana, 2010.

Raco, J.R., Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan

Keunggulannya. Jakarta:Grasindo, 2010.Rajendra Kumar Sharma, Sociological Methods and Technique. New Delhi:

Atlantic, 2008.Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit,

2004.Sharan B. Merriam, Qualitative Research: A Guide to Design and

Implementation. San Fransisco: Jossey-Bass, 2009.Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta, 2013.Suhadi dkk., Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas

Negeri Malang, 2008.Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan:

Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: PustakaWidyatama, 2006.

Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Folklor. Yogyakarta:MedPress, 2009.

Syamsuddin A. R. & Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.Team, A Dictionary of the derivations of the English language, William

Collins, Sons, London, 1872.Terrie Nolinske, Writing a Research Proposal, dalam laman

http://www.oandp.org/jpo/library, diunduh pada tanggal 26Agustus 2013.

Thomas, R. Murray, Blending Qualitative and Quantitative Research

Methods in Theses and Dissertation. London: Sage, 2003.Tim, Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas, 2008.Tracy D. Matthews and Kimberly T. Kostelis, Designing and Conducting

Research in Health and Human Performance. SanFransisco:Jossey-Bass, 2011.

Wasty Soemanto, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi: Karya Ilmiah.

Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Page 211: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif198

William A. Pitney and Jenny Parker, Qualitative Research in Physical

Activity and the Health Professions. Campaign: Human Kinetics,2009.

William L. Goodwin and Laura D. Goodwin, Understanding Quantitative

and Qualitative Research in Early Childhood Education. NewYork: Teacher College, 1996.

Page 212: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif 199

BIODATA PENULIS

Dr. M. Sobry Sutikno, yang memiliki nama asli M. Sobry. lahirdi Jereweh Sumbawa, 9 Oktober 1977. Anak dari H.M. Sutikno dan Hj.Aminah. Ia memiliki seorang istri bernama Nurlaeli SE., dan barudikaruniai dua orang anak yaitu Pasya Albigus Perdana MS dan Sabrina ElFilia MS. Tahun 2000 lulus S.1 di STAIN Mataram (sekarang berubahmenjadi UIN Mataram). Meraih gelar S.2 Magister Pendidikan diUniversitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) (tahun 2002), dan Lulus S3Program Studi Ilmu Pendidikan di UNINUS Bandung pada tahun 2009.

Sejak tahun 2002 sampai 2006 bekerja di PT. Nadia TamarayaGroup Jakarta pada bagian Pengem-bangan Sumber Daya Manusia. Tahun2006-2011, bekerja sebagai dosen tetap di UIN Sunan Gunung DjatiBandung, Dosen Program Pascasarjana UNINUS Bandung (2009-2011),Tutor di Universitas Terbuka Bandung sejak 2007-2011. Direktur EksekutifYNTP for Research and Development (sampai sekarang).

Terhitung sejak April 2011 mutasi/pindah tugas sebagai Dosentetap pada Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram (saat ini berubah menjadi UINMataram), dan ikut memberi kuliah pada Program Pascasarjana di institusitersebut. Di samping bekerja sebagai Dosen, penulis juga diberikepercayaan sebagai Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan(LMPP) IAIN Mataram tahun 2011 sampai tahun 2013. Sekretaris LPMIAIN Mataram dari tahun 2013 sampai 2015. Ketua Lembaga Penelitiandan Pengabdian Pada Masyarakat (LP2M) IAIN Mataram dari tahun 2015sampai tahun 2017. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian PadaMasyarakat (LP2M) UIN Mataram tahun 2017 sampai tahun 2018 Danmulai tahun 2018 sampai 2020 sebagai Ketua Lembaga Penjaminan MutuUIN mataram.

Beberapa buku hasil karya penulis antara lain: Miskin BukanPenghalang untuk Sukses; Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan; 16Rahasis Sukses; Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman KonsepUmum dan Konsep Islami; Menggagas Pembelajaran Efektif danBermakna; Belajar dan Pembelajaran (Upaya Kreatif dalam MewujudkanPembelajaran yang berhasil); Menuju Pendidikan Bermutu; PendidikanSekarang dan Masa Depan; Pembelajaran Efektif, Apa dan BagaimanaMengupayakannya?; Manajemen Sumber Daya Manusia; PengelolaanPendidikan, Tinjauan Umum dan Konsep Islami; Landasan Pendidikan(Bekal Praktis bagi Para Pendidik dan Calon Pendidik); Media

Page 213: PENELITIAN KUALITATIF

M. Sobry Sutikno & Prosmala Hadisaputra

Penelitian Kualitatif200

Pembelajaran; Ingin Sukses? Anda harus Gila, (Rahasia Sukses dari Orang-orang Super Sukses); dan lain-lain.

Prosmala Hadisaputra alias Abdul Bari dilahirkan di Dusun Perengge,Kuripan Utara, Lombok Barat. Suami dari Baiq Rofiqoh Amalia Syah inipernah nyantri di Ponpes Selaparang (Perguruan Nahdlatul Wathan) Kediri,Lombok Barat dan Ponpes Syeikh Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani,Lombok Timur. Ia menyelesaikan S1-nya pada Prodi Pendidikan AgamaIslam (PAI) Institut Agama Islam Nurul Hakim (IAINH) Kediri dan JurusanPengembangan Masyarakat Islam (PMI) IAIN Mataram. Kemudianmelanjutkan S2 pada Prodi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana IAINMataram. Sekarang, dia aktif mengajar sebagai dosen luar biasa padaalmamaternya, IAIN Mataram. Di samping itu ia juga dipercaya sebagaiRedaktur Jurnal Cordova (Journal of Language Studies) di UPT. PusatPengembangan Bahasa IAIN Mataram. Dalam dunia tulis menulis, ia aktifmenulis di jurnal-jurnal ilmiah di antaranya: Pemanfaatan Potensi Lokal;

Upaya Strategis Dalam Pemberdayaan Masyarakat, dalam JurnalKomunitas dalam Jurnal Komunitas, Daurul Mar’ah fi Tanmiyatil

Mujtama’: Dirasah maudu’iyyah ‘ala Tafsir al-Mishbah Li Muhammad

Quraysh Shihab dalam Jurnal Cordova (Journal of Language Studies) dll.Ia juga aktif menuangkan idenya dalam bentuk artikel lepas di media massalokal. Ada sekitar 35 artikel yang telah dipublikasikan dalam kolom OPINI,di antaranya: Pendidikan Lingkungan Hidup (Lombok Post), Modal Sosial

Vs Finansial (Lombok Post), Pendidikan Jurnalistik? (Lombok Post),Memblokir Narkoba dengan Zikir dan Fikir (Lombok Post) [email protected]

Page 214: PENELITIAN KUALITATIF