Penelitian Kualitatif

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Penelitian Kualitatif di kenal istilah key instrument artinya peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Instrument sebagai manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peniliti sebagai instrument. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti di lapangan untuk peneliti ini harus dilukiskan secara ekspilit dalam laporan penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamatan partisipan, atau pengamatan penuh. Catatan lapangan merupakan bentuk lengkap dari rekaman data lapangan yang diperoleh dari buku catatan lapangan, rekaman dari tape recorder, hasil jepretan foto, atau rekaman video. Dalam penelitian kualitatif, catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang di dengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Menulis catatan lapangan bertujuan untuk mencatat segala sesuatu dengan rinci. Catatan lapangan bukan laporan atau rangkuman atau sekedar seleksi dari hal-hal yang menarik. Catatan lapangan adalah bahan mentah lengakap riset peneliti yang dituliskan semuanya, atau peneliti akan lupa pada begitu banyak hal yang atau hanya ingat sebagian hal-hal tertentu saja. Data dalam penelitian kualitatif berfungsi sebagai landasan refleksi. Data mewakili tindakan dalam arti bahwa data itu memungkinkan peneliti untuk 1

description

metodologi penelitian

Transcript of Penelitian Kualitatif

Page 1: Penelitian Kualitatif

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Penelitian Kualitatif di kenal istilah key instrument artinya peneliti bertindak

sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Instrument sebagai manusia dapat pula

digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peniliti sebagai instrument.

Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.

Kehadiran peneliti di lapangan untuk peneliti ini harus dilukiskan secara ekspilit dalam

laporan penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh,

pengamatan partisipan, atau pengamatan penuh. Catatan lapangan merupakan bentuk lengkap

dari rekaman data lapangan yang diperoleh dari buku catatan lapangan, rekaman dari tape

recorder, hasil jepretan foto, atau rekaman video.

Dalam penelitian kualitatif, catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang

di dengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi

terhadap data dalam penelitian kualitatif. Menulis catatan lapangan bertujuan untuk mencatat

segala sesuatu dengan rinci. Catatan lapangan bukan laporan atau rangkuman atau sekedar

seleksi dari hal-hal yang menarik. Catatan lapangan adalah bahan mentah lengakap riset

peneliti yang dituliskan semuanya, atau peneliti akan lupa pada begitu banyak hal yang atau

hanya ingat sebagian hal-hal tertentu saja. Data dalam penelitian kualitatif berfungsi sebagai

landasan refleksi. Data mewakili tindakan dalam arti bahwa data itu memungkinkan peneliti

untuk merekonstruksi tindakan terkait, bukan hanya mengingat kembali. Oleh sebab itu,

pengumpulan data tidak hanya untuk keperluan hipotesis, melainkan sebagai alat untuk

melakukan hasil pengamatan dan menjembatani antara momen-momen tindakan dan refleksi

dalam putaran penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan catatan lapangan?

2. Apa saja yang termaksud kedalam bagian-bagian catatan lapangan?

3. Apa saja Janis-jenis penelitian lapangan?

4. Bagaimana karakteristik catatan lapangan?

5. Apa saja bentuk-bentuk catatan lapangan?

6. Apa fungsi catatan lapangan?

7. Bagaiman proses catatan lapangan?

1

Page 2: Penelitian Kualitatif

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan rumusan masalah yang telah di

tentukan sebelumnya.

2

Page 3: Penelitian Kualitatif

BAB II ISI

2.1 Pengertian Catatan Lapangan

Catatan lapangan terdiri dari dua suku kata, yakni catatan dan lapangan. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “catatan“ mengandung arti; hasil pencatatatan;

peringatan. Sedangkan kata “lapangan” sebagai bentuk kata benda mengandung tiga arti,

yakni tempat atau tanah yang luas (biasanya rata); alun-alun; medan; tempat (gelanggang)

pertandingan (bulutangkis, bola voli, bola basket); atau bidang (pekerjaan, pengetahuan, dan

sebagainya), (Pusat Bahasa,2008). Catatan lapangan secara bahasa berarti hasil mencatat

suatu bidang pengetahuan.

Data yang terekam supaya tidak lupa saat menyusunnya secara utuh digunakan alat

bantu seperti buku catatan, tape recorder, kamera. Pada waktu berada di lapangan peneliti

membuat catatan, setelah pulang ke rumah atau selesai melakukan pengamatan atau

wawancara barulah menyusun catatn lapangan secara utuh. Catatan yang di buat di lapangan

sangat berbeda dengan catatan lapangan. Pada saat peneliti melakukan wawancara atau

pengamatan digunakan alat bantu berupa catatan/buku kecil/note untuk membantu

mengingat hal-hal yang dikemukakan/terjadi atau ada istilah/kata-kata sulit.

Catatan saat pengumpulan data ini berupa coretan seperlunya yang sangat

dipersingkat (bisa steno), berisi kata-kata inti, frase, pokok-pokok isi pembicaraan atau

pengamatan, mungkin gambar, sketsa, sisiogram, diagram dan lain-lain. Catatan ini berguna

sebagai alat perentara antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium dan diraba dengan

catatan sebenarnya dalam bentuk “catatan lapangan”. catatan lapangan diubah kedalam

catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti lepas dari interaksi

dengan informan atau setelah tiba di rumah. Proses penyusunan catatan lapangan tersebut

terus berlanjut selama ada catatan dari lapangan hasil observasi, pengamatan dan studi

dokumentasi. Catatan lapangan tidak boleh diabaikan karena akan tercampur dengan

informasi lain dan menghindari kemungkinan lupa yang disebabkna karena keterbatasan

ingatan seseorang.

Menulis catatan lapangan bertujuan untuk mencatat segal sesuatu dengan rinci.

Catatan lapangan bukan laporan tau rangkuman atau sekedar seleksi dari hal-hal yang

menarik. Catatatan lapangan adalah hal mentah lengkap riset peneliti yang dituliskan

semuanya, atau peneliti akan lupa pada begitu banayak hal atau akan ingat pada sebagian

tertentu saja.

3

Page 4: Penelitian Kualitatif

Menurut Bogdan dan Biklen (1982) catatan lapangan merupakan catatan tertulis

mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan

data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

Idrus (2007:85) juga berpendapat bahwa catatan lapangan merupakan catatan yang

ditulis secara rinci, cermat, luas, dan mendalam dari hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan peneliti tentang aktor, aktivitas ataupun tempat berlangsungnya kegiatan tersebut.

Perbedaan dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif terhadap catatan lapangan

terletak pada sumber data yang akan digunakan. Metode penelitian kuantitatif  bersifat

kuantitatif dari hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan

instrumen. Sedangkan pada metode penelitian kualitatif, bersifat deskripitif kualitatif dari

dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden. Maka dalam bahasan ini

akan lebih berfokus pada penelitian kualitatif.

2.2 Bagian-bagian Catatan lapangan

1. Kode catatan

Membuat kode penting untuk mengelompokkan catatan-catatan lapangan supaya tidak

bingung bila suatu waktu peneliti menyusun laporan penelitiannya.Membuat kode penting

untuk mengelompokkan catatan-catatan lapangan supaya tidak bingung bila suatu waktu

peneliti menyusun laporan penelitiannya.

2. Teknik pengumpulan data

Beri judul pada kepala catatan teknik pengumpulan data apa yang digunakan dalam

pengumpulan data. Misalnya wawancara, observasi atau studi dokumen.

3. Identitas setting social

Menulis secara jelas identitas setting social, yaitu waktu, tempat, pelaku dan aktivitas.

Waktu pelaksanaan pengumpulan data yaitu : hari, tangga dan pukul berapa. Tempatnya

dimana, siapa informannya dan apa aktivitasnya. Chiseri-Strater dan Susntein (2001)

memisahkan daftar yang dapat digunakan pada semua catatan lapangan. Daftar ini termaksud

tanggal, waktu dan tempat pengamatan; fakta-fakta spesifik, angka-angka dan kejadian-

kejadian rinci yang terjadi di lapangan.

4. Aspek/fokus kajian

Aspek/fokus kajian dicatat sesuai kode dan dirinci lagi sesuai kondisi lapangan.Misalnya

penelitian tentang budaya sekolah efektif. Maka aspek yang ditulis adalah kajian yang

berkaitan dengan sekolah efektif, misalnya manajemen kesiswaannya, manajemen tenaga

kependidikannya, manajemen keuangan, dan lain-lain.

4

Page 5: Penelitian Kualitatif

5. Deskripsi

Deskripsi adalah catatan-catatan sesungguhnya hasil wawancara/pengamatan/studi

dokumen. Kalau ada yang tidak dimengerti atau memiliki konotasi yang berbeda bisa diberi

fieldnote atau catatan kaki untuk ditelusuri lagi secara empirik maupun teoritik ataupun akan

dijadikan bahan reflaksi. Deskriptif catatan lapangan merupakan bagian yang paling panjang

dan menggambarkan segala upaya peneliti untuk merekam secara objebtif rincian apa yang

terjadi di lapangan.

Hal yang harus diperhatikan dalam upaya deskripsi, yaitu:

1) Tulislah deskripsi sedeskriptif mungkin artinya bahwa apa yang diamati hendaknya

disajikan secara rinci dari pada dirangkum.

Fokus Deskripsi Refleksi

Artifak budaya

(rapat pimpinan)

rapat pimpinan itu begitu tertib dan

mengikuti aturan birokratik-

Sebaiknya peneliti melukiskan seperti apa rapat itu berlangsung, misalnya:

Fokus Deskripsi Refleksi

Artifak budaya

(rapat pimpinan)

Rapat pimpinan itu dipimpin langsung oleh

kepala dinas pendidikan dan dibantu oleh

seorang notulen dari staf TU, rapat ini

dihadiri kepala bagian, seluruh kepala

bidang, kepala sub bagian, kepala seksi

dan 3 orang staf tata usaha. Rapat dimulai

pukul 8.00 wib sesuai dengan yang tertera

dalam surat undangan. Kepala dinas

memulai dengan memberi salam dan

mengemukakan aturan rapat, ia

mengevaluasi program secara tuntas

selanjutnya dilakukan tanya jawab.....rapat

diakhiri pukul 12.00 dengan menghasilkan

kesimpulan sbb............,

-

2) Dalam mendeskripsikan hasil lapangan hendaknya tidak diambil kesimpulan ataupun

penilaian dari peneliti. Misalnya:

5

Page 6: Penelitian Kualitatif

Fokus Deskripsi Refleksi

Artifak budaya

(rapat pimpinan)

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

kepala dinas terlihat bahwa kepala bidang

tidak menguasai bahan

-

Sebaiknya :

Fokus Deskripsi Refleksi

Artifak budaya

(rapat pimpinan)

kepala bidang menjawab: saya akan coba

cek lagi ke kepala seksi yang menangani

dan kebenaran saya masih mempelajari

cara-cara menyeleksi dan menjaring siswa

yang memperoleh beasiswa. Mungkin saya

akan meminta data dari kepala UPTD

kecamatan untuk menjaring data siswa

SMA tidak mampu)*,

UPTD kecamatan

untuk siswa SMA

?! Bukankah

kecamatan itu

untuk siswa SD.

3) Dalam membuat deskripsi diuapayakan tidak menggunakan kata-kata abstrak, kecuali

jika dikutip dari ucapan subjek.

Fokus Deskripsi Refleksi

Sistem Pengajian Kepala sekolah mengatakan bahwa dalam

menerapkan aturan kompensasi, kepala

sekolah menggunakan pendekatan merit

system.

-

Sebaiknya:

Fokus Deskripsi Refleksi

Sistem Pengajian Kepala sekolah mengatakan bahwa dalam

menerapkan aturan penggajian dan

pemberian insentif untuk guru dan staff

lainnya seperti TU, Laboran, Pustakawan

tidak di pukul rata tetapi didasarkan pada

prestasi kerja mereka, hasil penilaian

kinerja yang dilakukan setiap 2 tahun

-

6

Page 7: Penelitian Kualitatif

sekali. Disamping itu, mereka diberikan

insentif sesuai dengan beban kerja yang

ditanggung dan ada perhitungan tersendiri

sesuai dengan kontribusi yang diberikan

mereka dalam pelaksanaan program

sekolah.

4) Senantiasa memulai denga alenia baru setiap terjadi peristiwa atau kejadian baru

betapapun kecilnya perubahan.

6. Makna/refleksi

Refleksi adalah pemikiran, tafsiran, atau komentar tentang apa yang diamati. Peneliti

mengolah apa yang diobservasi, ia mencari maknanya, untuk kemudian menemukan pola

atau thema rangkaian kejadian-kejadian. Lewat refleksi peneliti berusaha:

(1) memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan

strategik, dengan mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam

situasi tertentu

(2) memahami persoalan dimana penelitian dilaksanakan.

Suatu reflaksi pengamatan tentang deskripsi hasil penelitian dapat berisikan hal-hal

sebagai berikut:

a. Reflaksi tentang analisis

Pada tahap ini, menduga-duga apa yang sedang dipelajari, tema yang muncul, pola

yang ada, hubungan antara butir-butir data, penambahan gagasan dan pemikiran-

pemikiran yang muncul.

b. Reflaksi panjang yang berpusat pada analisis disebut memeo analisis

c. Reflaksi tentang mode

Catatan lapangan memuat bahan-bahan mengenai prosedur dan siasat yang

dipergunakan dalam studi, dan putusan-putusan yang diambil mengenai rancangan

studi.

d. Refleksi tentang dilema etik dan konflik

Karena pekerjaan penelitian lapangan ii melibatkan diri dalam kegiatan subjek,

maka akan terjadi permasalahan hubungan nilai anda sendiri dan tanggung jawab

terhadap subjek maupun profesi. Peneliti juga harus bisa menyelesaikan

permasalahan yang terjadi.

7

Page 8: Penelitian Kualitatif

e. Refleksi tentang kerangka pikiran pengamat

Walaupun tidak berniat demikian, pada umumnya peneliti terjun ke dalam studi

dengan asumsi-asumsi tertentu mengenai subjek dan latar yang ditelitinya.

f. Refleksi yang pertama kali masuk biasanya masuk catatan sebelum anda terjun ke

lapangan

g. Sebagai seorang pengamat anda hendak memeprhatikan praduga yang anda

punyai.

h. Hal-hal yang memperjelas

Peneliti dapat menambahkan kalimat didalam catatan sebagai keterangan

sampingan ataua untuk menunjukkan seseuatu yang barangkali membingungkan.

2.3 Jenis-jenis Catatan Lapangan

1. Jotted Notes

Merupakan catatan yang dibuat di tempat penelitian. Catatan ini ringkas dan hanya

berisi kata-kata yang dapat mengingatkan memori di tempat kejadian.

2. Catatan pengamatan langsung (Direct Observation Notes)

Merupakan catatan yang dibuat langsung setelah peneliti meninggalkan tempat

kejadian. Catatan ini disusun secara kronologis berdasarkan tempat, waktu, dan urutan

kejadian.

3. Catatan interpretasi peneliti (Researcher Inference Notes)

Berisi interpretasi dari peneliti mengenai suatu kejadian tertentu.

4. Catatan analitis

Menuliskan taktik, rencana, keputusan prosedural, serta kritik pribadi mengenai

keputusan yang diabilnya sendiri.

5. Catatan pribadi

Berisi catatan pribadi peneliti mengenai segala hal yang peneliti rasakan dalam

mengadakan penelitian.

6. Peta dan diagram

Berperan menggambarkan situasi di tempat kejadian dan memudahkan pembaca

untuk memahaminya.

7. Rekaman video dan suara

Sangat membantu peneliti untuk mengingat kembali suatu kejadian dan percakapan

ketika tahap pengumpulan data.

8

Page 9: Penelitian Kualitatif

8. Catatan wawancara

Berisi catatan yang menerangkan kapan, siapa, bagaimana, dan isi dari pokok-pokok

wawancara yang dibahas.

2.4 Karakteristik Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif.

Menurut Mandolang (2007) catatan lapangan adalah tulang punggung riset aksi etnografis

(ethnographic action research). Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat peneliti dalam

sebuah penelitian etnografi dari lapangan. Catatan tersebut dapat bersifat deskriptif (sesuai

yang teramati) atau reflektif (mengandung penafsiran peneliti).

Adapun karakteristik catatan lapangan, yakni meliputi:

1. Akurat

2. Rinci, namun bukan berarti memasukkan semua data yang tidak berkaitan

3. Luas, agar pembaca memahami situasi dijelaskan

4. Data dapat menyediakan ikhtisar budaya atau pengaturan.

5. Para pengamat harus melakukan lebih dari sekedar melakukan perekaman situasi

sederhana

2.5 Bentuk Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan cara peneliti memutuskan perhatian tentang apa yang

dilihat dan didengar dalam suatu setting sosial. Dengan pekataan lain peneliti mencatatkan

apa yang diperhatikan secara langsung seperti:

1. Pernyataan-pernyataan ; seperti pernyataan yang dibuat oleh kepala sekolah tentang

penilainnya terhadap implementasi pp 48 tahun 2008, pernyataan guru tentang

kompensasi, dan sebagainya.

2. Fenomena yang dilihat seperti gerak-gerik, bercakap-cakap, enggan bergaul,

menunjukkan minat, tidak minat dan sebagainya.

Format Catatan Lapangan

Kode : I.1.a

Wawancara/Observasi/Studi Dokumntasi

Hari/tgl :Waktu :Tempat :Informan :

9

Page 10: Penelitian Kualitatif

Aspek/Fokus

KajianDeskripsi Makna

Menurut Moelong (2001:154) bentuk catatan lapangan pada dasarnya adalah wajah

catatan lapangan yang terdiri dari halaman depan dan halaman-halaman berikutnya disertai

petunjuk paragraf dan baris tepi.

1. Halaman Pertama

Menurut Lexy J. Moleong (2001:154) pada halaman pertama  setiap catatan lapangan

diberi judul informasi yang dijaring, waktu yang terdiri dari tanggal dan jam dilakukannya

pengamatan dan waktu menyusun catatan lapangan, tempat dilaksanakannya pengamatan itu,

dan diberi nomor urut sebagai bagian dari seluruh perangkat catatan lapangan.

2. Alinea dan batas tepi

Alinea atau paragraf dalam catatan lapangan memegang peranan khusus dalam kaitannya

dengan analisis data. Oleh karena itu, setiap kali menuliskan satu pokok persoalan, peneliti

harus membuat alinea baru. Kemudian, batas tepi kanan catatan lapangan harus diperlebar

dari biasanya karena akan digunakan untuk memberikan kode pada waktu analisis. Kode

tersebut berupa nomor dan judul-judul tertentu. Atas dasar pemberian kode dengan judul-

judul tersebut dapat diperkirakan berapa lembar batas tepi yang perlu disisakan. Menurut

Idrus (2007:93) mengenai bentuk catatan lapangan pada dasarnya belum ada kesepakatan

antar para ahli ethnografi tentang bagaimana bentuk catatan lapangan yang baik. Namun

demikian sebagai persiapan tentang isi catatan lapangan itu harus memuat:

a. Judul atau tema yang ditulis

Penulisan tema ini penting agar memudah peneliti dalam membuat kategori-kategori.

Tentu saja tema ini dapat diambil sesuai topik yang dibicarakan. Hanya saja perlu

diingat tema tersebut tidak boleh lepas dari kerangka besar desain penelitian yang

sedang dirancang.

b. Menjelaskan tentang kapan aktivitas itu terjadi (jam, tanggal, hari).

Peneliti hendaknya menuliskan secara rinci kapan suatu dialog itu terjadi lengkap

denga tanggal, hari, jam saat di mulai dan saat wawancara itu selesai dilakukan.

Proses ini berguna saat peneliti hendak melakukan uji keabsahan data. Dari catatan

10

Page 11: Penelitian Kualitatif

tersebut peneliti dapat memperkirakan kapan lagi jika suatu data hendak dilakukan

keabsahannya.

c. Menyebutkan siapa yang terlibat dalam aktivitas itu (baik si pengamat maupun yang

diamati).

Pada bagian ini sebutkanlah siapa yang diamati dan siapa yang berposisi sebagai

pengamat. Menjelaskan aktivitas apa yang sedang terjadi. Paparkan aktivitas apa yang

sedang dilakukan oleh subyek. Penggambaran aktivitas ini penting agar peneliti dapat

memahami perilaku sesuai konteks yang dialami oleh informan. Di mana aktivitas itu

terjadi. Jelaskan di mana aktivitas itu berlangsung.

2.6 Fungsi Catatan Lapangan

Dalam penjelasannya, Moleong mengungkapkan bahwa model suatu catatan lapangan

membaginya ke dalam tiga macam, yakni catatan pengamatan, catatan teori, dan catatan

metodologi (2001:154-156).

1. Catatan Pengamatan (CP)

Catatan pengamatan adalah pernyataan tentang semua yang dialami yaitu yang dilihat dan

didengar dengan menceritakan siapa yang menyatakan atau melakukan apa dalam situasi

tertentu (Moleong, 2001:155). Catatan pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung

(Widyawati, 2008). Pernyataan tersebut tidak boleh berisi penafsiran, hanya merupakan

catatan sebagaimana adanya dan pernyataan yang datanya sudah teruji kepercayaan dan

keabsahannya.

Setiap catatan pengamatan mewakili peristiwa yang penting sebagai bagian yang akan

dimasukkan ke dalam proposisi yang akan disusun atau sebagai kawasan suatu konteks atau

situasi. Moleong (2001:155) menambahkan bahwa catatan pengamatan merupakan catatan

tentang siapa, apa, bilamana, di mana, dan bagaiamana suatau kegiatan manusia. Hal itu

menceritakan ”siapa mengatakan” atau ”melakukan apa” dalam kondisi tertentu.

Setiap catatan pengamatan merupakan suatu kesatuan yang menunjukkan adanya satu

datum atau sesuatu yang sangat berkaitan atau menjelaskan peristiwa atau situasi yang ada

pada catatan pengamatan lainnya. Jika catatan pengamatan itu merupakan kutipan, sebaiknya

dikutip secara tepat.

2. Catatan Teori (CT)

Catatan teori yakni digunakan untuk menampung peneliti yang ingin mempersoalkan

melebihi fakta. Catatan teori mewakili usaha yang terkontrol dan dilakukan secara sadar

untuk memperoleh pengertian dari satu atau beberapa catatan pengamatan. Peneliti sebagai

11

Page 12: Penelitian Kualitatif

pencatatan senantiasa berpikir tentang apa yang dialaminya dan membuat pernyataan khusus

tentang arti sesuatu yang dirasakannya sebagai sesuatu yang menghasilkan suatu pemikiran

konseptual. Dengan demkian ia mulai menafsirkan, menyimpulkan, berhipotesis, bahkan

berteori. Ia mulai mengembangkan konsep baru, menghubungkannya dengan konsep lama,

atau menghubungkan antara sesuatu yang diamatinya dari segi lain yang akan menghasilkan

suatu perubahan sosial.

3. Catatan Metodologi (CM)

Menurut Moleong (2001:156) catatan metodologi ialah pernyataan yang berisi tindakan

operasional yang berpengaruh terhadap suatu kegiatan pengamatan yang direncanakan atau

yang sudah diselesaikan. Jadi, catatan metodologi berupa instruksi-instruksi terhadap

pengamat sendiri, peringatan, kritik terhadap taktiknya. Hal itu berisi soal waktu, penata

urutan kegiatan, penetapan dan kestabilan langkah, pengaturan situasi dan tempat, cara

pengamat berkelit dalam taktik, dan lain sebagainya. Catatan metodologi mempermasalahkan

tindakan diri peneliti dan proses metodologinya.

2.7 Proses Catatan Lapangan

Menunda pekerjaan pencatatan lapangan berarti menyia-nyiakan upaya yang telah

dikerjakan dalam pengumpulan data, karena kemungkinan akan ingat secara utuh seperti

segera setelah setelah mengumpulkan data mustahil. Penelitin kualitatif harus

mengalokasikan waktunya secara panjang dan intensif, jangan sampai memotong atau

menghentikan pencatatan sebelum selesai pencatatan secara utuh.

Boldan dan Bilken (1982 : 92) menyarankan trik-trik dalam proses pencatatan lapangan

sebagai berikut:

1. Catatan lapangan agar langsung dikerjakan, jangan menunda sedikitpun.

2. Jangan berbicara kepada siapapun sebelum peneliti menyusun catatan lapangan.

3. Carilah tempat sepi yang memadai yang tidak terjangkau oleh gangguan dan

siapkanlah secara cukup alat—alat yang diperlukan

4. Jiak peneliti untuk pertama kali berada di lapangan dan hendak mengerjakan

penelitian , sediakan waktu secukupnya untuk keperluan pembuatan catatan

lapangan.

5. Mulailah dengan membuat kerangka, kemudian kerangka diperluas dengan

coretan seperlunya, tetapi semuanya harus diurutkan secara kronologis.

6. Disusun berdasarkan judul. Pilihan yang terbaik diantara keduanya terserah

kepada peneliti

12

Page 13: Penelitian Kualitatif

7. Biarkanlah “percakapan” dan “peristiwa” yang dialami dari dalam diri peneliti ke

jari-jemari dan seterusnya ke kertas diatas mesin ketik. Usahankan agar

percakapan dinyatakan dalam bentuk percakapan

8. Jika peneliti lupa jangan raguuntuk menambahkan. Jika selesai satu catatan

lapangan dan juga masih ada yang terlupakan, segera memasukkannya , tetapi

cukup pada bagian belakangnya saja

9. Sadarilah bahwa pekerjaan menyususn catatan lapangan membutuhkan waktu

yang lama dan usahan mencari jalan keluar untuk mengatasinya.

13

Page 14: Penelitian Kualitatif

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat,

dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam

penelitian kualitatif. Perbedaan dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif terhadap catatan

lapangan terletak pada sumber data yang akan digunakan. Bagian-bagian catatan lapangan

terdiri dari kode catatan, teknik pengumpulan data, identitas setting social, aspek/fokus

kajian, deskripsi, dan makna/refleksi. Jenis-jenis catatan lapangan terdiri dari jotted notes,

catatan pengamatan langsung (direct observation notes), catatan interpretasi peneliti

(researcher inference notes), catatan analitis, catatan pribadi, peta dan diagram, rekaman

video dan suara, serta catatan wawancara.

Menurut Moelong (2001:154) bentuk catatan lapangan pada dasarnya adalah wajah

catatan lapangan yang terdiri dari halaman depan dan halaman-halaman berikutnya disertai

petunjuk paragraf dan baris tepi. Namun demikian sebagai persiapan tentang isi catatan

lapangan itu harus memuat judul atau tema yang ditulis, menjelaskan tentang kapan aktivitas

itu terjadi (jam, tanggal, hari), menyebutkan siapa yang terlibat dalam aktivitas itu (baik si

pengamat maupun yang diamati). Fungsi catatan lapangan ada tiga yaitu Catatan Pengamatan

(CP), Catatan Teori (CT), dan Catatan Metodologi (CM)

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengadakan penelitian

kualitatif untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan.

14

Page 15: Penelitian Kualitatif

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Catatan Lapangan Penelitian Kualitatif. dalam

http://pengetahuanolahraga.wordpress.com/2011/08/24/catatan-lapangan-penelitian-

kualitatif/ diakses pada tanggal 08 Mei 2014 pukul 20.00 WIB

Anonim. 2011. Membuat Catatan Lapangan. dalam

http://tepenr06.wordpress.com/2011/10/04/membuat-catatan-lapangan/ diakses pada

tanggal 08 Mei 2014 pukul 20.30 WIB

Satori, Djam’an. Aan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta

Sibaweh, Imam. 2012. Bagian-bagian Catatan Lapangan. dalam http://imam-

sibaweh.blogspot.com/2012/04/bagian-bagiancatatan-lapangan-kode.html diakses

pada tanggal 08 Mei 2014 pukul 20.40 WIB

15