penelitian ex post facto, deskriptif, historis

19
PENELITIAN EX POST FACTO, DESKRIPTIF, DAN HISTORIS KELOMPOK 7: 1.ADHITYA EKO H. 2.HANUNG TEGAR P. 3.SAYYIDA SARAH 4.YOGI ARDIANI PG-PAUD / 5B UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of penelitian ex post facto, deskriptif, historis

Page 1: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

PENELITIAN EX POST FACTO, DESKRIPTIF, DAN HISTORIS

KELOMPOK 7:

1. ADHITYA EKO H.2. HANUNG TEGAR P.3. SAYYIDA SARAH4. YOGI ARDIANI

PG-PAUD / 5BUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA2012

Page 2: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

A. PENELITIAN EX POST FACTO

Pengertian ex post facto

dalam bahasa latin : dari sudut fakta (penelitian dilakukan sesudah perbedaan perbedaan dalam variabel bebas terjadi karena perkembangan kejadian secara alami)

penyelidiakan empiris yang sistematis di mana ilmuan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi

Page 3: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

1. Perbandingan Antara Pendekatan Ex Post Facto dengan Pendekatan Eksperimen

Ex post facto

1. menunjukan bahwa perubahan dalam variabel bebas itu telah terjadi. Maka, dalam lebih sulit untuk menyimpulkan bahwa X benar ada hubunganya dengan Y

2. Data yang sudah ada kemudian diteliti, sehingga peneliti tidak memberikan perlakuan

Eksperimen1. hubungan fungsional di

antara variabel yang jauh lebih menjanjikan.

2. Harus ada perlakuan, sehingga peneliti mengadakan atau tindakan tertentu pada objek penelitian

Page 4: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

2. Kondisi Yang Diperlukan untuk Menyimpulkan Adanya Hubungan Kausal

Karena adanya pengamanan dalam desain eksperimen, maka eksperiemen dapat mamberikan ketiga bukti berikut :

1. Hubungan statistik antara X dan Y telah ditetapkan

2. X terjadi lebih dahulu daripada Y3. Faktor lain tidak ikut menenetukan Y

• penelitian ex post facto dengan eksperimen dapat diambil kesimpulan, yakni X bukanlah penyebab bagi Y atau hubungan antara X dan Y itu tidak asli.

Page 5: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

3. Kemungkinan Adanya Hasil yang Tak Sebenarnya dalam Penelitian Ex Post Facto

• Penyebab Umum: tidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa variabel- terikatnya adalah dua akibat terpisah

• Hubungan Kausal yang Terbalik: Y menyebabkan X dan bukan X yang menyebabkan Y

• Kemungkinan Adanya Variabel Bebas yang Lain: adanya variabel bebas yang lain, selain variabel bebas yang sedang diselidiki yakni disamping varaiabel X1. mungkin adanya variabel lainnya, misal X2 dan X3

Page 6: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

4. Pengendalian Parsial dalam Penelitian

Ex Post Facto• Skor Perubahan Peneliti harus memperhitungkan skor variabel

Y dan bukan hanya menggunakan skor variabel Y pada waktu itu saja.

• Pemadanan (Matching)Pemadanan dilakukan atas dasar subjek dengan subjek sehingga terbentuklah pasangan yang sepadan

Page 7: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

5. Peranan Penelitian Ex Post Facto

• Menyelidiki hubungan antara variabel atribut dengan variabel yang lain, yang tidak dapat diteliti secara eksperimental.

• Untuk menyelidiki masalah penelitian di bidang ilmu sosial dan pendidikan tidak mudah diselidiki secara eksperimen.

• Serta menyelidiki masalah penelitian di bidang psikologis dan sosiologis yang tidak dapat diketahui melalui pengamatan metodologis.

Page 8: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

B. PENELITIAN DESKRIPTIF

dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan

tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan seperti yang dapat ditemui dalam penelitian

eksperimen.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi “apa yang ada” dalam suatu situasi.

diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penyelidikan itu dilakukan.

Page 9: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

Jenis-jenis penelitian yang dapat digolongkan sebagai penelitian deskriptif

a. Studi Kasusb. Surveic. Studi Perkembangand. Studi Tinjak Lanjut e. Analisis Dokumenterf. Analisis Kecenderungang. Studi Korelasi

Page 10: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

a. Studi Kasus

• dapat memberikan informasi tentang variabel• bukan saja untuk melukiskan kondisi yang ada, • melainkan juga untuk membandingkan kondisi-

kondisi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya atau untuk menilai keefektifan program.

• untuk menyelidiki hubungan atau untuk menguji hipotesis.

B. Survei

• Contoh khas : suatu penyelidikan intensif tentang seseorang individu bisa juga digunakan untuk menyelidiki unit sosial yang kecil, seperti keluarga, sekolah, atau “gang” anak remaja.

• Keuntungan : melakukan penyelidikan secara mendalam, bukan hanya tindakan individu pada waktu kini saja yang dapat diselidiki, melainkan juga tindakannya di masa lalu, lingkungan, emosi, dan pikirannya.

Page 11: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

c. Studi Perkembangan

Penting bagi para pendidik untuk mendapatkan informasi yang dapat dipercaya tentang bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana perbedaan mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan berkembang. Ada dua teknik pelengkap yang telah timbul untuk menyelidiki karakteristik anak-anak serta bagaimana karakteristik ini berubah bersama dengan pertumbuhan anak tersebut. Kedua teknik ini biasanya disebut metode longitudinal (menyelidiki sampel subjek yang sama dan dipelajari selama jangka waktu tertentu) dan metode cross-sectional (menyelidiki subyek dari berbagai tingkatan usia pada saat yang sama

Page 12: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

e. Analisis Dokumenter Analisis dokumenter , yang sering disebut

juga analisis isi (content analysis), tidak terbatas pada penghitungan sederhana saja, melainkan dapat juga digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis

d. Studi Tindak Lanjut

Studi ini menyelidiki perkembangan subyek sesudah diberikan perlakuan atau kondisi tertentu. Penyelidikan tindak-lanjut sering dilakukan untuk menilai keberhasilan program tertentu.

Page 13: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

f. Analisis kecederungan

• adalah penelitian deskriptif yang sering digunakan untuk tujuan menetapkan besarnya hubungan antara variabel-variabel. Studi korelasi memungkinkan peneliti memastikan perbedaan di salah satu variabel dengan variabel yang lain. Besarnya hubungan dipengaruhi oleh koefisien korelasi (suatu angka desimal yang menunjukkan tingkat hubungan yang diamati di antara dua variabel)

g. Studi Korelasi

dapat digunakan untuk membuat rencana seefektif mungkin, dalam meramalkan keadaaan di masa depan

Page 14: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

Langkah-Langkah Penelitian Deskriptif

1. Pernyataan masalah. Peneliti harus memulai penyelidikan dengan pernyataan masalah yang jelas.

2. Identifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, peneliti merinci informasi yang akan dikumpulkan.

3. Pemilihan atau pengembangan instrumen pengumpulan data, yang akan memberikan definisi kepada variabel penyelidikan.

4. Identifikasi populasi-sasaran dan penentuan prosedur pengambilan sampel yang diperlukan. Peneliti harus berusaha memilih sampel yang akan mewakili populasi induknya.

5. Rancangan prosedur pengumpulan data. Peneliti menguraikan jadwal praktis untuk memperoleh sampel dan menggunakan instrumen.

6. Pengumpulan data7. Analisis data8. Pembuatan laporan

Page 15: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

C. PENELITIAN HISTORIS

Penelitian historis adalah usaha untuk menetapkan fakta dan mencapai kesimpulan mengenai hal-hal yang telah lalu

peneliti (ahli sejarah) mencari, megevaluasi, dan menafsirkan bukti-bukti yang dapat dipakai untuk memperlajari masa lalu. Berdasarkan bukti yang dikumpulkan,kemudian diambil kesimpulan guna memperkaya pengetahuan tentang bagaiman dan mengapa sesuatu terjadi d masa lalu serta bagaimana proses masa lalu menjadi masa kini

Page 16: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

Perbedaan-perbedaan antara penelitian deskriptif dan penelitian ex post facto dengan

penelitian historis

Penelitian ex post facto dan penelitian deskriptif

a. Variabel bebas dan variabel perlakuan tidak dikendalikan peneliti

b. Pengukuran dapat dikendalikan dengan menetapkan ukuran-ukuran apa yang akan diambil sebagai variabel terikat

Penelitian historis

a. Pengukuran dapat dikendalikan dengan jalan menetapkan ukuran-ukuran apa yang akan diambil sebagai variabel terikat. Peneliti mempunyai pengendalian terbatas terhadap pertanyaan apa yang akan diajukan dan diukur terhadap sumber-sumber.

b. Pengendalian atas perlakuan, pengukuran, dan pengambilan sampel terbatas serta tidak ada kesempatan bagi peneliti untuk melakukan replikasi

Page 17: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

Sumber Pertama dan Sumber Kedua

Ahli sejarah mengelompokkan materi penyelidikannya menjadi dua, sumber pertama dan sumber kedua. Sumber pertama adalah dokumen relic, peninggalan atau artefak yang orisinil, yang merupakan hasil langsung dari kejadian atau catatan para saksi mata. Sumber kedua adalah pikiran orang lain yang bukan pengamat juga masuk di antara kejadian dengan pemakai catatan itu. Contoh umum dari sumber kedua adalah buku sejarah, artikel dalam ensiklopedi, dan kupasan hasil penelitian lain.

Page 18: penelitian ex post facto, deskriptif, historis

Kritik Eksternal dan Kritik Internal

• Dua hal yang telah terbukti berguna untuk mengevaluasi sumber sejarah adalah kritik eksternal dan kritik internal. Pada dasarnya, kritik eksternal mempertanyakan apakah bukti diselidiki itu asli dan tergantung pada sifat penyelidikan itu (memerlukan teknik-teknik pembuktian keaslian, misalnya dengan analisis kimiawi atau penetapan tahun artefak melalui zat karbon)

• Setelah keaslian bukti ditetapkan, kemudian mengarah ke kritik internal, yang mengevaluasi nilai bukti sejarah tersbut, misalnya apakah dokumen itu memberikan laporan sebenarnya tentang kejadian.

Page 19: penelitian ex post facto, deskriptif, historis