PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA...

101
i PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Disusun dalam rangka memenuhi Tugas Skripsi Disusun Oleh : Yohanes Hanggoro (099114114) FAKULTAS PSIKOLOGI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA...

Page 1: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

i

PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE

WELL-BEING PADA BIARAWATI DI

YOGYAKARTA

Disusun dalam rangka memenuhi Tugas Skripsi

Disusun Oleh :

Yohanes Hanggoro

(099114114)

FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

iv

Hari Esok Akan Lebih Indah

Dari Hari Ini

Maka

Terus Berusaha, Percaya,

Dan Berdoa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

v

Karyaku ini kupersembahkan untuk :

Kedua Orang Tuaku yang setia menunggu kelulusanku...

Kakak-Kakakku dan Keluarga besar...

Teman Psikologi 2009 yang sudah tersebar keseluruh

Indonesia...

Keluarga besar GKN Gloria...

Kakak dan adik-adik “Tresno Soul Management”...

Mis E yang pernah menemani...

Sahabat-sahabat “Geng Coro Balap”...

Sahabat-sahabat “The Brothers”...

-Just for you All-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

vii

PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA

BIARAWATI DI YOGYAKARTA

Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui subjective well-being pada biarawati

atau suster biara. Subjek dalam penelitian ini adalah para biarawati atau suster biara yang

berada di Yogyakarta. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 69 orang. Hipotesis

dalam penelitian ini adalah biarawati akan tetap merasakan subjective well-being dengan

hidupnya. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan satu skala Likert, yaitu skala

subjective well-being. Reliabilitas skala subjective well-being adalah 0,951. Reliabilitas

ini diperoleh dengan menggunakan korelasi Cronbach’s Alpha. Data dalam penelitian ini

dianalisis dengan melakukan kategorisasi terhadap subjek penelitian dan diperoleh hasil

biarawati atau suter biara cenderung memiliki subjective well-being yang tinggi, yaitu

sebanyak 41 orang atau 59,4%.

Kata kunci : subjective well-being, biarawati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

viii

DESCRIPTIVE RESEARCH: SUBJECTIVE WELL-BEING

TOWARDS NUNS IN YOGYAKARTA

Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas

ABSTRACT

This research aims to determine the subjective well-being towards nuns or

sisters. The subjects in this research are the nuns or sisters in Yogyakarta. The total

number of subjects in this research is 69 people. The hypothesis in this report is that the

nuns or sisters will still feel the subjective well-being in their lives. The research’s data is

collected by using a Likert scale, which is subjective well-being scale. The reliability of

subjective well-being scale is 0,951. This reliability is obtained by using the Cronbach’s

Alpha correlation. The data in this research is analyzed by using categorization towars the

research’s subjects and it will be obtained the result of the nuns or sisters which are tend

to have the high subjective well-being, as many as 41 people or 59,4%.

Keywords : subjective well-being, nuns.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa karena

dengan penyertaan dan tuntunanNya penulis dapat menyelesaikan skripsinya yag

berjudul “Penelitian Deskriptif : Subjective Well-Being Pada Biarawati di

Yogyakarta”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan banyak

pihak. Maka dari pada itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma.

2. Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Psi., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi selaku dosen pembimbing akademik.

Terimakasih atas kesediaan bapak dalam mendampingi saya dalam

menyelesaikan masalah akademik dan membantu dalam administrasi

akademik.

4. Sylvia Carolina MYM, S.psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi.

Terimakasih untuk waktu dan tenaganya untuk membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan bimbingan dan diskusinya selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

xi

5. Seluruh staf pengajar di Fakultas Psikologi. Terimakasih karena telah

membimbing, mengajar, dan membagi ilmunya kepada saya.

6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Sanata Dharma, Bu Nanik, Mas

Gandung, Pak Gik, Mas Doni,dan Mas Muji yang sudah membantu dalam

menyediakan alat-alat tes yang diperlukan dan bantuan-bantuan yang lain.

Pelayanan yang memuaskan dari kalian.

7. Keluarga saya (babe, mamah, mas, dan mbak) yang senantiasa mendoakan

dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi. Saya minta maap

karena menunggu lama dalam menyelesaikan skripsi.

8. Para suster-suster dan terkhusus pada suster Marsel dan suster Petra yang

membantu saya dalam mengumpulkan data penelitian. Saya ucapkan

terimakasih.

9. Seluruh keluarga besar GKN Gloria yang senantiasa mendoakan dan

mendukung saya. Saya ucapkan terimakasih atas semuanya.

10. LC Tresno (Mas Nomo, Didit, Igar, Anggi, Dhana, Yogi, dan Kris) yang

selalu ada untuk berbagi cerita, berbagi kebahagiaan, dan berbagi kesusahan

untuk saya. Terimakasih saya ucapkan pada kalian semua. Kalian adalah

keluarga baru saya.

11. The Brothers “Kelelawar Berkalung Sorban” (Togar, Hani, Fandra, Julius,

Uki, dan Gatyo) yang senantiasa menemani saya, menjadi tempat berbagi

cerita,dan tempat berbagi tawa. Terimakasih atas pengalaman-pengalaman

selama ini. Kalian adalah sahabat-sahabat yang luar biasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

xii

12. Teman-teman C-Class 09 yang menemani hari-hari saya baik didalam dan

diluar kelas. Terimakasih telah menjadi tempat yang menyenangkan untuk

belajar, bercanda, dan berkumpul bersama. Saya bersyukur bisa berdinamika

bersama kalian selama ini.

13. Keluarga besar “Coro Balap” yang selalu mengingatkan saya untuk

mengerjakan skripsi meskipun dengan ejekan-ejekan. Terimakasih atas

perhatiannya dan dukungannya selama ini.

14. Teman-teman Mitra Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Paingan.

Untuk mbak Judit, Tika, Remma, Lana, Rea, Odil, Prima, Iwan, Nasa, Nisa,

Nia, Chintya, Istri, Agung, dan Yovi. Terimakasih untuk kebersamaannya dan

senang bisa memiliki pengalaman berdinamika dengan kalian diperpustakaan.

15. Orang-orang yang mungkin saya lupa atau tidak sempat saya tuliskan.

Terimakasih atas bantuan dan dukungannya baik langsung maupun tidak

langsung sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan, baik dalam segi metode maupun pelaporannya. Oleh karena itu,

penulis menerima segala masukan yang membangun demi perbaikan penelitian

selanjutnya. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang dan kiranya

Tuhan senantiasa memberkati kita semua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING........................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

HALAMAN MOTTO.............................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................vi

ABSTRAK.............................................................................................................vii

ABSTRAK............................................................................................................viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...............................ix

KATA PENGANTAR.............................................................................................x

DAFTAR ISI.........................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL.................................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii

BAB I: PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................5

C. Tujuan Penelitian.......................................................................5

D. Manfaat Penelitian.....................................................................5

BAB II: LANDASAN TEORI.......................................................................7

A. Subjective Well-Being................................................................7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

xiv

1. Pengertian Subjective Well-Being........................................7

2. Komponen-Komponen yang Membentuk

Subjective Well-Being..........................................................8

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Subjective Well-Being........................................................15

4. Perwujudan Tinggi dan Rendahnya

Subjective Well-Being........................................................18

B. Biarawati..................................................................................19

1. Pengertian Biarawati.........................................................19

2. Gaya Hidup Biarawati.......................................................20

3. Tahapan Dalam Menjadi Biarawati.....................................23

C. Reward.....................................................................................24

D. Subjective Well-Being pada Biarawati.....................................25

E. Kerangka Berpikir....................................................................27

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN.....................................................28

A. Jenis Penelitian........................................................................28

B. Identifikasi Variabel................................................................28

C. Definisi Operasional................................................................29

1. Subjective Well-Being........................................................29

D. Subjek Penelitian.....................................................................32

E. Metodologi Pengambilan Sampel............................................32

F. Metodologi dan Alat Pengumpulan Data.................................32

G. Validitas dan Reliabilitas.........................................................35

1. Validitas Skala...................................................................35

2. Seleksi Aitem.....................................................................35

3. Reliabilitas..........................................................................38

H. Analisi Data..............................................................................39

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................41

A. Pelaksanaan Penelitian.............................................................41

B. Deskripsi Subjek......................................................................43

C. Deskripsi Data Penelitian.........................................................45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

xv

D. Kategorisasi..............................................................................46

E. Analisis Data Penelitian...........................................................48

F. Pembahasan..............................................................................49

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN......................................................54

A. Kesimpulan..............................................................................54

B. Saran.........................................................................................55

1. Bagi pengelola Biara..........................................................55

2. Bagi Biarawati...................................................................55

3. Bagi Penelitian Selanjutnya...............................................55

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................56

LAMPIRAN...........................................................................................................59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.Blue Print Skala Subjective Well-Being.................................................34

Tabel 3.2.Pemberian Skor pada Subjective Well-Being.........................................35

Tabel 3.3.Komponen dan Distribusi Aitem Skala Subjective Well-Being ............38

Tabel 4.1.Kongregasi atau Ordo Subjek Penelitian...............................................42

Tabel 4.2.Identitas Subjek Penelitian.....................................................................44

Tabel 4.3.Hasil Pengukuran Statistik Deskriptif....................................................46

Tabel 4.4.Hasil Kategorisasi Subjective Well-Being pada Subjek Penelitian........47

Tabel 4.5.Hasil Analisis Subjective Well-Being Biarawati Berdasarkan Lamanya

Hidup Membiara....................................................................................48

Tabel 4.6.Hasil Analisis Data Subjective Well-Being Berdasarkan

Tingkatan dalam Biara...........................................................................49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Subjective Well-Being...............................................................60

Lampiran 2 Reliabilitas Skala Penelitian...............................................................72

Lampiran 3 Statistik Deskriptif Subjecive Well-Being...........................................82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan yang bahagia merupakan dambaan semua manusia.

Aristoteles dalam Bertens (2007) bahkan menjelaskan kehidupan yang

bahagia merupakan tujuan utama dari eksistensi manusia. Maka tidak

salah manusia selalu mengusahakan diri mereka untuk meraih kehidupan

yang bahagia.

Kebahagiaan juga merupakan sesuatu yang bersifat individual.

Masing-masing orang memiliki cara pandangnya sendiri dalam melihat

dan memaknai arti kebahagiaan. Melihat hal tersebut, maka Diener

menjelaskan kebahagiaan yang individual ini dengan konsepnya yang

disebut subjective well-being.

Diener, Lucas, & Oishi, 2009 mendefinisikan subjective well-being

adalah hasil evaluasi atau penilaian seseorang secara kognitif dan afektif

terhadap seluruh pngalaman kehidupannya. Evaluasi kognitif merupakan

penilaian terhadap kepuasan hidup seseorang dan evaluasi afektif

merupakan respon emosional yang timbul dari setiap pengalaman hidup

seseorang.

Pada umumnya, kebahagiaan sering dikaitkan dengan hal-hal yang

bersifat materi. Seseorang yang memiliki materi yang berlimpah

dipandang memiliki kehidupan yang bahagia. Mobil, rumah yang mewah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

2

barang-barang yang berkualitas, dan barang mewah lainnya digunakan

sebagai acuan untuk melihat kebahagiaan seseorang. Maka tidak salah jika

materi dan kondisi finansial dijadikan standar untuk melihat kebahagiaan.

Soleman H, dkk (2002) bahkan menjadikan kondisi finansial menjadi

salah satu indikator untuk melihat kebahagiaan seseorang.

Kebahagiaan juga erat kaitannya dengan menikah dan memiliki

keluarga. Soleman H, dkk (2002) menjelaskan social support yang salah

satunya adalah keluarga memberikan dampak bagi seseorang dalam

terciptanya perasaan puas pada hidup mereka. Lebih lanjut dijelaskan,

menurut hasil penelitian di Amerika (dalam buku Psikologo Wanita Jilid 2

karya Dr. Kartini Kartono, 1992), fungsi keibuan atau menjadi seorang ibu

merupakan sumber kepuasan dan kebahagiaan dalam hidup mereka. Maka

tidak salah jika menciptakan keluarga yang harmonis menjadi dambaan

seiap orang yang menikah. Lalu bagaimana dengan kelompok masyarakat

tertentu yang memilih untuk hidup dengan gaya hidup yang berbeda,

seperti biarawati atau suster biara.

Biarawati adalah wanita yang memfokuskan hidupnya dalam

kehidupan membiara dan hidup dengan memegang teguh kaul suci yang

mereka hayati. Gaya hidup seorang biarawati atau suster adalah hidup

untuk lebih melayani sesama dan menghayati ajaran-ajaran Injil dalam

hidup berdoa. Melayani sesama ini diwujud nyatakan dalam semangat

kerasulan ordo atau tarikat yang mereka ikuti, baik dibidang pendidikan,

sosial, kesehatan, ataupun pastoral. Kemudian, menghayati ajaran-ajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

3

Injil dalam hidup berdoa diwujud nyatakan para biarawati dengan

melakukan doa, baik itu dilakukan secara pribadi ataupun secara bersama.

Selain itu, biarawati atau suster biara hidup dengan berpegang teguh oleh

kaul suci yang mereka hayati dan peraturan-peraturan biara menurut Ordo

mereka masing-masing. Kaul suci yang mereka hayati dan hidupi adalah

kaul selibat atau keperawanan, kaul ketaatan, dan kaul kemiskinan.

Dalam menjalani kehidupannya sebagai seorang biarawati, mereka

juga mengalami masalah dan tantangan. Paulus Suparmo, Sj (2007)

menjelaskan bahwa biarawati mengalami krisis dalam menanggapi

panggilan hidupnya. Lebih lanjut, Paulus Suparmo, Sj

mengklasifikasikannya dalam 3 masa hidup membiara yaitu masa biara

awal, masa biara tengah, dan masa biara lanjut usia.

Masa biara awal biasanya dialami oleh biarawati yang berada pada

tingkatan aspiran dan novice. Pada masa biara awal, biarawati mengalami

krisis identitas. Biarawati merasakan kebingungan mengenai apakah

panggilan hidupnya sebagai biarawati adalah jalan hidup yang harus

dilalui selama hidupnya. Krisis seksualitas menjadi krisis selanjutnya yang

dialami biarawati dalam kehidupan. Saat seseorang merasakan perasaan

jatuh cinta dengan lawan jenisnya itu adalah hal yang biasa dan wajar

namun bagi seorang biarawati ini hal yang dilarang. Mengingat hal

tersebut dapat mengganggu dalam panggilan hidup membiaranya.

Selanjutnya, krisis sosial juga terjadi dalam kehidupan membiara. Hal ini

disebabkan oleh suasana komunitas yang tidak sesuai dengan harapan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

4

keinginan biarawati tersebut. Selanjutnya adalah krisis pekerjaan. Hal ini

terjadi karena biarawati tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan

dimana ia melayani. Mereka akan merasakan kebingungan dan frustasi

dalam menjalankan tugas pelayanannya. Kemudian, biarawati masih

berada pada tahapan aspiran dan novise adalah biarawati yang berada pada

masa transisi dari masa kanak-remaja menuju masa dewasa awal. Mereka

belum mau untuk berubah dan berpindah dari “zona nyaman” mereka. Hal

ini disebut dengan krisis awal yaitu mau berubah.

Pada masa biara tengah, masalah biasanya terjadi pada para

biarawati mediator. Ada beberapa masalah yang dialami pada masa ini.

Pertama adalah krisis tengah umur. Krisis ini terjadi karena biarawati

merasa apa yang dilakukan dalam pelayanannya tidak sesuai dengan apa

yang diinginkan dan diharapkannya. Kedua adalah masalah menopause.

Masalah ini adalah masalah yang pasti terjadi dengan wanita, terkhusus

pada wanita yang sudah memasuki usia tua. Selanjutnya, biarawati

mengalami perasaan kesepian. Hal ini terjadi karena para biarawati merasa

tidak punya sahabat atau teman karena mereka disibukkan dengan tugas

pelayanan yang diberikan kongregasi. Yang keempat adalah krisis

keturunan. Biarawati juga memiliki keinginan untuk menjadi seorang ibu

dan melahirkan seorang anak. Menjadi masalah karena peraturan sebagai

biarawati membuat mereka tidak dapat melakukannya. Hidup selibat

adalah salah satu kaul suci yang harus dipegangnya untuk menjadi seorang

biarawati. Kemudian, krisis kekuasaan, kekayaan, dan popularitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

5

Masalah ini muncul karena terkadang biarawati tidak rela melepaskan

posisinya pada biarawati lebih muda.

Masa biara lanjut usia. Biasanya terjadi pada usia 60-65 tahun.

Pada masa ini krisis yang dihadapi adalah bagaimana mereka menghadapi

masa pensiun dan masalah kesehatan yang dialaminya. Hal ini terjadi

karena keterbatasan fisiknya yang semakin tua dan hal tersebut wajar

dialami dimasa tua oleh semua orang.

Melihat begitu banyaknya masalah yang dialami biarawati dalam

menjalani panggilannya, seperti masalah krisis identitas pada masa biara

awal, krisis ingin memiliki keturunan pada masa biara tengah, krisis

kesehatan pada masa lanjut usia, dan masih banyak masalah lainnya maka

peneliti tertarik untuk meneliti tentang subjective well-being pada

biarawati.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat subjective well-being pada biarawati?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui subjective well-

being pada biarawati atau suster biara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk ilmu

psikologi, khususnya pada bidang perkembangan tentang

kesejahteraan diri atau subjective well-being, terkhusus pada biarawati.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang

kondisi kesejahteraan diri atau subjective well-being pada biarawati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Subjective Well-Being

1. Pengertian Subjective Well-Being

Subjective well-being merupakan evaluasi atau penilaian terhadap

kehidupan individu, penilaian terhadap kepuasan hidupnya dan

evaluasi terhadap suasana hati dan emosi individu tersebut (Diener &

Lucas, 1999). Diener dan Larsen (dalam Edington, 2005)

mengungkapkan definisi subjective well-being adalah kondisi yang

cenderung stabil sepanjang waktu dan sepanjang rentang kehidupan.

Diener, Lucas dan Oishi (2009) mendefinisikan subjective well-

being atau kesejahteraan subjektif sebagai hasil evaluasi atau penilaian

seseorang secara kognitif dan afektif terhadap seluruh pengalaman

hidup seseorang. Evaluasi kognitif merupakan penilaian terhadap

kepuasan hidup seseorang dan evaluasi afektif merupakan respon

emosional yang timbul dari setiap pengalaman hidup seseorang.

Kepuasan hidup terdiri dari kepuasan hidup secara global dan

kepuasan hidup dalam domain khusus, seperti pendapatan, keluarga

dan relasi sosial, pekerjaan, dan kesehatan. Kemudian, respon

emosional terdiri dari respon emosional positif misalnya perasaan

senang dan respon emosional negatif misalnya perasaan sedih atau

cemas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

8

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa subjective well-being adalah hasil evaluasi individu secara

kognitif (kepuasan hidup) dan afektif (positive & negative affect)

terhadap seluruh pengalaman hidup individu.

2. Komponen-Komponen yang Membentuk Subjective Well-Being

Terdapat 2 komponen pembentuk subjective well-being (Andrews

& Robinson, 1992 ; Argyle, 2001; Diener, 2000; Diener et al., 1999) :

a. Komponen Kognitif

Komponen kognitif merupkan hasil evaluasi terhadap

kepuasan hidup individu. Terdapat dua bentuk evaluasi terhadap

kepuasan hidup yaitu kepuasan hidup secara global dan kepuasan

hidup dalam domain khusus. Diener, Sandvik, dan Seidltizt (1993)

menggambarkan kepuasan hidup secara global dengan kehidupan

seseorang yang dekat dengan kehidupan ideal yang diinginkan,

mampu menikmati hidup, merasa puas dengan hidupnya yang

sekarang, merasa puas dengan hidupnya dimasa lalu, dan ada

tidaknya keinginan untuk merubah hidupnya yang sekarang.

Kemudian, Diener menjelaskan kepuasan hidup yang dalam

domain khusus yang terdiri dari :

1. Pendapatan

Pendapatan adalah sejumlah uang atau barang yang

diterima seseorang dari hasil pekerjaannya yang didigunakan

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

9

wawancara informal dengan biarawati KSFL, ketercukupinya

kebutuhan bulanan sudah cukup memberikan kepuasan bagi

diri biarawati.

2. Relasi dengan lingkungan sosial

Relasi yang positif ditandai dengan adanya kemampuan

individu untuk membangun relasi yang baik dengan individu

lain. Biarawati yang memiliki relasi yang baik dapat dilihat

dari sejauh mana biarawati tersebut mampu menunjukkan

sikap yang hangat, menunjukkan perhatian, memiliki rasa

percaya, memiliki empati, merasakan perasaan nyaman, dan

mampu membangun keakraban dengan biarawati sekomunitas,

biarawati diluar komunitas, dan orang umum.

3. Pekerjaan

Menurut hasil wawancara informal dengan biarawati

KSFL, kongregasi pusat memiliki wewenang untuk

memberikan tugas dan kewajiban pada biarawatinya.

Biarawati yang merasakan kepuasan terhadap tugas yang

diberikan kongregasi akan menunjukkan semangat dalam

mengerjakan tugas yang diberikan dan berusaha

menyelesaikannya dengan sebaik mungkin.

4. Kesehatan

Kesehatan erat kaitannya dengan kondisi fisiologis

seseorang. Kondisi tubuh yang segar dan tidak mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

10

keluhan sakit saat melakukan tugas pelayanannya membuat

biarawati mengalami kepuasan.

b. Komponen Afeksi

Komponen afeksi merupakan hasil evaluasi perasaan

terhadap pengalaman yang pernah terjadi. Komponen afeksi dibagi

kedalam dua jenis, yaitu positive affect dan negative affect.

Positive Affect berbicara tentang perasaan yang menyenangkan

dialami oleh seseorang. Watson dan Tellegen (1985)

mengklasifikasikan perasaan positif dalam PANAS-X (Positive

Affect and Negative Affect Schedule). Mereka mengklasifikasikan

positive affect ke dalam tiga bagian, yaitu :

1. Joviality

Joviality merupakan perasaan bahagian yang dirasakan

seseorang. Perasaan ini terdiri dari rasa bersemangat dan

antusias yang ditunjukan biarawati dalam melakukan sesuatu.

2. Self Assurace

Self Assurace merupakan perasaan aman yang dirasakan

seseorang. Perasaan ini terdiri atas perasaan proud (rasa

bangga) dan confident (ketenangan atau kenyamanan) menjadi

seorang biarawati.

3. Attentiveness

Attentiveness merupakan rasa diperhatikan oleh orang lain.

Perasaan ini terdiri atas perasaan attentive (perhatian) dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

11

kasih sayang yang diperoleh biarawati, baik dari biarawati

sekomunitas ataupun orang lain diluar komunitasnya.

Menurut Diener (1993) terdapat beberapa perasaan yang

muncul untuk menjelaskan tentang postitive affect yaitu :

1. Ketenangan

Ketenangan adalah keadaan dimana biarawati merasa

tenang baik secara hati, batin, dan pikiran.

2. Kasih sayang

Kasih sayang adalah perasaan cinta kasih yang dirasakan

biarawati.

3. Kedermawana

Kedermawanan adalah kebaikan hati untuk membantu

sesamanya.

4. Pengampunan

Pengampunan adalah memberikan maaf terhadap

kesalahan yang dilakukan orang lain.

Perasaan yang positif atau perasaan yang menyenangkan

dengan frekuensi yang tinggi akan membuat seseorang mengalami

subjective well-being dalam kehidupannya. Mereka cenderung

akan mampu menikmati perjalanan hidupnya dan memandang

masa depannya lebih baik.

Negative affect merupakan kebalikan dari positive affect ,

yaitu perasaan yang tidak menyenangkan dalam kehidupannya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

12

baik itu perasaan yang sedih atau cemas. Watson dan Tellegen

(1985) mengklasifikasikan perasaan negatif dalam PANAS-X

(Positive Affect and Negative Affect Schedule). Mereka

mengklasifikasikan negative affect ke dalam empat bagian, yaitu :

1. Fear

Fear merupakan perasaan takut yang muncul dalam diri

seseorang. Perasaan ini terdiri dari perasaan takut, perasaan

gugup, dan perasaan gelisah yang pernah dialami oleh

biarawati.

2. Hostility

Hostility merupakan perasaan permusuhan yang dialami

dalam diri seseorang yang secara umum disebut dengan

perasaan angry atau marah.

3. Guilty

Guilty merupakan rasa bersalah yang dialami seseorang.

Pada biarawati, perasaan ini muncul saat dirinya melakukan

suatu kesalahan atau melanggar suatu aturan.

4. Sadness

Sadness adalah perasaan sedih yang dialami seseorang.

Pada biarawati, perasaan ini muncul saat dirinya teringat akan

pengalaman yang tidak menyenangkan dimasalalu dan berada

pada kondisi yang tidak menyenangkan atau disaat tertekan

dalam hidupnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

13

Menurut Diener (1993) terdapat beberapa perasaan yang

muncul untuk menjelaskan tentang perasaan negatif yaitu :

1. Marah

Marah adalah perasaan tidak senang karena diperlakukan

tidak semestinya.

2. Rasa Bersalah

Perasaan tidak nyaman karena melakukan sesuatu yang

tidak benar atau melanggar peraturan.

3. Egois

Egois adalah perasaan yang selalu mementingkan

kehendak atau keinginan diri sendiri.

4. Kekecewaan

Kekecewaan adalah perasaan tidak puas karena

keinginannya tidak terpenuhi.

5. Sedih

Sedih adalah perasaan pilu didalam hati karena suatu

keadaan yang tidak nyaman.

6. Frustrasi

Frustrasi adalah rasa kecewa akibat kegagalan dalam

melakukan sesuatu atau mencapai sesuatu.

Perasaan negatif atau perasaan yang cenderung tidak

menyenangkan dengan frekuensi yang tinggi akan

mengindikasikan seseorang tidak merasakan subjective well-being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

14

dalam hidupnya. Mereka akan merasa bahwa hidupnya berjalan

dengan buruk. Hal ini mengakibatkan seseorang akan mengalami

gangguan efektivitas keberfungsian hidup, misalnya memandang

dirinya tidak berguna dan tidak berarti.

Berdasarkan rincian diatas terdapat dua aspek yang

berpengaruh dalam pembentukan subjective well-being, yaitu

aspek kognitif dan emosi. Aspek kognitif tersebut dapat dilihat dari

hasil evaluasi terhadap kepuasan hidup atau life satisfaction. Life

satisfaction dapat diukur dengan melihat kepuasan hidup secara

global dan kepuasan hidup dalam domain khusus. Kepuasan hidup

secara global dapat diukur melalui kehidupan seseorang yang dekat

dengan kehidupan ideal yang diinginkan orang tersebut, menikmati

kondisi hidupnya sekarang, puas dengan hidupnya yang sekarang,

puas dengan hidupnya dimasa lalu, dan seberapa besar keinginan

untuk merubah hidup mereka sekarang. Kepuasan hidup dalam

domain khusus dapat diukur dari tingkat pendapatan, relasi dengan

lingkungan sosial, kesesuanan pekerjaan, dan kesehatan.

Kemudian, aspek emosi dapat dilihat dari banyaknya positive affect

dan rendahnya negative affect yang dirasakan seseorang. Positive

affect ditandai dengan seberapa sering mereka merasakan

ketenangaan, kasih sayang, kedermawanan, pengampunan,

perhatian, rasa bersemangat, antusias, dan rasa bangga. Negative

affect dapat dilihat dari seberapa sering merasakan perasaan marah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

15

rasa bersalah, egois atau mementingkan dirisendiri, kekecewaan,

sedih, kegagalan atau frustasi, takut, gugup, gelisah, dan rasa

tertekan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Subjective Well-Being

Menurut Diener dalam jurnalnya berjudul “Subjective Well-Being:

The Science of Happiness and a Proposal for a National Index”,

terdapat 3 aspek yang mempengaruhi pembentukan subjective well-

being, yaitu:

a. Emosi

Temperamen dan kepribadian terlihat menjadi salah satu

faktor kuat yang mempengaruhi subjective well-being. Lykken dan

Tellegen (dalam Diener & Lucas, 1999) menjelaskan bahwa

kepribadian memberikan pengaruh sebesar 50 % dalam

pembentukan subjective well-being dan berpengaruh sebesar 80 %

pada jangka panjang.

b. Kognitif

Nilai-nilai dan tujuan mempengaruhi seseorang dalam

melihat apa yang terjadi atau melihat peristiwa sebagai hal baik

atau buruk.

c. Sosial

Budaya dan kondisi sosial mempengaruhi subjective well-

being seseorang. Pertama, apakah lingkungan sosial dapat

memenuhi kebutuhan mendasar manusia, seperti makan, air bersih,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

16

dan kesehatan. Kedua, budaya berkorelasi pada pembentukan

tujuan dan nilai-nilai seseorang. Kondisi sosial dan budaya tersebut

mempengaruhi level subjective well-being.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pembentukan subjective

well-being antar lain adalah :

a. Finansial

Kondisi finansial erat kaitannya dengan pendapatan yang

diterima seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut

hasil penelitian Gross National Happiness Survey Findings, 51%

responden menjawab bahwa keamanan finansial menjadi faktor

utama dalam pembentukan kebahagiaan. Kondisi finansial yang

baik memberikan jaminan terhadap kelayakan hidup bagi mereka.

b. Pendidikan

Pendidikan merupakan kunci bagi seseorang untuk

bergerak ke masa depan. Menurut hasil penelitian Gross National

Happiness Survey Findings, pendidikan memperoleh 26% suara

responden dalam pembentukan kebahagiaan. Fasilitas, sarana

prasarana pendidikan yang memadai, dan kualitas pendidik

merupakan hal-hal yang mempengaruhi kebahagiaan dalam hal

pendidikan.

c. Kesehatan

Kondisi tubuh yang sehat juga berpengaruh dalam

pembentukan kebahagiaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

17

d. Keluarga dan relasi sosial

Keluarga merupakan faktor penting dalam pembentukan

kebahagiaan seseorang. Perasaan nyaman, aman, dan hangat dapat

diperoleh dari keluarga yang baik. Menurut hasil penelitian Gross

National Happiness Survey Findings, memperoleh 26% suara

responden yang menyatakan bahwa hubungan keluarga yang baik

menjadi salah satu potensi yang besar dalam pembentukan

kebahagiaan.

e. Pekerjaan

Pekerjaan juga menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kebahagiaan. Kesempatan kerja dan lingkungan

kerja yang baik berpengaruh dalam pembentukan kebagiaan.

f. Kepercayaan dan spiritulalitas

Mengikuti acara keagamaan, mengunjungi rumah ibadah,

dan beribadah dapat menjadi sarana untuk meningkatkan

kebahagiaan. Menurut hasil penelitian Gross National Happiness

Survey Findings, kurang lebih 9% responden mengatakan bahwa

agama dan kegiatan spiritual dapat meningkatkan kebahagiaan

hidup mereka.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga

aspek yang dapat mempengaruhi subjective well-being seseorang, yaitu

aspek emosi, kognitif, dan sosial. Temperamen dan kepribadian adalah

faktor emosi yang dapat mempengaruhi pembentukan subjective well-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

18

being. Kemudian, faktor kognitif yang mempengaruhi subjective well-

being adalah nilai-nilai dan tujuan hidup seseorang. Budaya dan

kondisi sosial merupakan faktor sosial yang mempengaruhi subjective

well-being seseorang. Selain itu terdapat beberapa faktor lain yang

juga mempengaruhi pembentukan subjective well-being atau

kebahagiaan seseorang, yaitu kondisi finansial, pendidikan, kesehatan,

keluarga dan relasi sosial, pekerjaan, dan kepercayaan dan spiritualitas

seseorang.

4. Perwujudan Tinggi dan Rendahnya Subjective Well-Being

Biarawati yang memiliki subjective well-being yang tinggi

memiliki kepuasan terhadap hidupnya. Secara umum, mereka akan

cenderung menggambarkan kehidupan mereka dekat dengan

kehidupan ideal yang diinginkannya, mampu menikmati hidup, merasa

puas dengan hidupnya yang sekarang, merasa puas dengan hidupnya

dimasa lalu, dan ada tidaknya keinginan untuk merubah hidupnya yang

sekarang (Diener, Sandvik, dan Seidltizt, 1993). Selain itu, biarawati

dengan subjective well-being yang tinggi akan merasa puas dengan

ketercukupinya kebutuhan hidup yang diberikan kongregasi, memiliki

relasi yang baik dengan lingkungan sosialnya, baik itu biarawati

sekomunitas dan orang di luar komunitas, mampu menikmati tugas

pelayanannya sebagai seorang biarawati, dan merasakan kepuasan

terhadap kondisi kesehatannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

19

Ketika biarawati memiliki subjective well-being yang tinggi,

mereka cenderung sering merasakan perasaan yang menyenangkan.

Perasaan ini dapat dialami saat mereka merasakan ketenangan dalam

dirinya, merasakan kasih sayang, merasakan kepuasan, melakukan

kedermawanan, dan memberikan pengampunan pada orang lain.

Biarawati dengan subjective well-being yang rendah memiliki

kecenderungan sering merasakan perasaan yang tidak menyenangkan.

Perasaan ini dialami saat mereka marah, merasa bersalah, egois,

merasa iri, merasakan kecewa, sedih, dan merasa frustrasi karena

kegagalan dalam menjalankan tugas pelayanannya sebagai biarawati.

B. Biarawati

1. Pengertian Biarawati

Dalam Kamus Besar Indonesia edisi 4 dijelaskan bahwa biarawati

berasal dari kata dasar biara yang berarti bangunan tempat tinggal laki-

laki atau perempuan yang memfokuskan diri terhadap ajaran dibawah

pimpinan seorang ketua menurut aturan alirannya.

Dalam buku Iman Katholik (1996), biarawati diartikan sebagai

anggota kelompok yang memfokuskan diri mereka dalam kehidupan

kebiaraan dan bertugas untuk membantu uskup. Meski begitu,

biarawati atau suster tidak termasuk dalam hierarki gereja Katolik. Hal

ini dipertegas oleh Konsili Vatikan II yang mengajarkan “Meskipun

status yang terwujudkan dengan pengikraran nasihat-nasihat Injil,

tidak termasuk susunan hierarki Gereja, namun juga tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

20

diceraikan dari kehidupan dan kesucian Gereja (LG44), sebab hidup

membiara berkembang dari kehidupan Gereja sendiri, bahkan

“nasihat-nasihat Injil didasarkan pada sabda dan teladan Tuhan”

(LG43)” (dikutip dari Konferensi Waligereja Indonesia dalam

bukunya yang berjudul Iman Katolik, 1996, hal.375).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa biarawati

adalah wanita yang memfokuskan hidupnya dalam kehidupan

membiara dan hidup dengan memegang teguh kaul suci yang mereka

hayati.

2. Gaya Hidup Biarawati

Gaya hidup seorang biarawati atau suster adalah hidup untuk lebih

melayani sesama dan menghayati ajaran-ajaran Injil dalam hidup

berdoa. Melayani sesama ini diwujud nyatakan dalam semangat

kerasulan ordo atau tarikat yang mereka ikuti, baik dibidang

pendidikan, sosial, kesehatan, ataupun pastoral. Semangat kerasulan di

bidang pendidikan diwujud nyatakan biarawati dengan menjadi

pengelola dan pendidik di sekolah Katholik yang dimiliki kongregasi,

seperti sekolah Ursulin yang dimiliki Ordo Santa Ursula (OSU).

Semangat kerasulan di bidang sosial diwujud nyatakan biarawati

dengan memberikan pendampingan dan konseling, seperti yang

dilakukan Ordo Klaris Kapusines (OSC Cap.) yang memberikan

perhatian khusus untuk melayani para wanita yang tersesat, tertindas,

dan tersingkir. Semangat kerasulan dibidang kesehatan diwujud

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

21

nyatakan biarawati dengan mengelola rumah sakit, poliklinik, dan

pusat kesehatan di desa-desa yang dimiliki kongregasi. Hal ini juga

dilakukan oleh para biarawati Carolus Borromeus (CB). Selain itu,

semangat kerasulan dibidang pastoral diwujud nyatakan dengan

pengelolaan rumah retret dan aktif dalam kegiatan gereja

(http://www.indonesianpapist.com/2011/04/situs-ordo-dan-

kongregasi-suster-di.html). Kemudian, menghayati ajaran-ajaran Injil

dalam hidup berdoa diwujud nyatakan para biarawati dengan

melakukan doa, baik itu dilakukan secara pribadi ataupun secara

bersama.

Selain itu, hidup dengan memegang teguh kaul suci yang mereka

hayati dan peraturan-peraturan biara menurut ordo mereka masing-

masing. Selain itu dalam menghidupi kaul-kaul suci, suster atau

biarawati memilih hidup membiara dan menjaga kesucian mereka

dengan tidak menikah. Hal ini dilakukan sebagai komitmen mereka

akan kaul selibat atau keperawanan. Kaul selibat atau keperawanan

berbicara tentang totallitas dalam melayani Tuhan dan terus menerus

berusaha mengarahkan hidup mereka kepada Kristus, khususnya

dalam hidup doa (Iman Katolik, 1996). Biarawati atau suster dituntut

untuk taat dan hidup sesuai dengan aturan-aturan. Hal ini dilakukan

dengan berpegang pada janji suci atau kaul ketaatan. Kaul ketaatan

berbicara tentang melayani satu sama lain diantara mereka (antara

biarawati atau suster dengan biarawati atau suster) dan hidup taat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

22

terhadap ajaran-ajaran Injil, yang secara khusus diajarkan oleh

masing-masing “lembaga-lembaga religius” atau yang sering kita

dengar sebagai Ordo (Iman Katolik, 1996). Biarawati atau suster yang

dituntut untuk hidup dalam kesederhanaan bahkan hidup dalam

kemiskinan. Hal ini dilakukan mereka sebagai wujud komitmen

mereka terhadap kaul kemiskinan yang mereka hidupi. Kaul

kemiskinan berbicara tentang meninggalkan segala yang dimiliki

untuk hidup seperti “hamba” seperti ajaran Yesus (Iman Katolik,

1996). Hal ini diwujud nyatakan dengan gaya hidup sederhana yang

dilakukan oleh biarawan atau suster dan nampak jelas dari gaya

berpakaian, hidup keseharian di biara, dan hidup membantu mereka

yang lemah, miskin, sakit, dan dipandang tidak berguna di

masyarakat.

Berdasarkan penjelasan diatas maka gaya hidup biarawati adalah

hidup untuk melayani sesama dan menghayati ajaran-ajaran Injil

dalam hidup berdoa. Melayani sesama ini diwujud nyatakan dalam

semangat kerasulan ordo atau tarikat yang mereka ikuti, baik dibidang

pendidikan, sosial, kesehatan, ataupun pastoral. Kemudian,

menghayati ajaran-ajaran Injil dalam hidup berdoa diwujud nyatakan

para biarawati dengan melakukan doa, baik itu dilakukan secara

pribadi ataupun secara bersama. Selain itu, hidup mereka sangat

memegang teguh kaul suci yang mereka hayati dan peraturan-

peraturan biara menurut Ordo mereka masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

23

3. Tahapan Dalam Menjadi Biarawati

Menurut hasil wawancara informal dengan salah biarawati dari

Kongregasi Suster Fransiscan St. Lusia (17 Agustus, 2014), terdapat 4

tahapan dalam seseorang menjadi seorang biarawati secara umum,

yaitu:

1. Aspiran atau juvenis

Aspiran atau juvenis merupakan tahapan awal untuk

menjadi seorang biarawati. Mereka adalah wanita yang baru

beberapa bulan masuk dalam kehidupan membiara.

2. Postulant atau novice

Postulant atau novice adalah mereka sudah hidup membiara

selama 1 hingga 2 tahun.

3. Junior atau biarawati mediator

Pada tahap ini mereka memiliki para biarawati sudah

diberikan kepercayaan untuk menjalankan tugas kerasulan ordo

atau kongregasi. Bisa dikatakan mereka adalah tonggak dalam

pekerjaan misi sebuah ordo atau kongregasi karena mereka

memiliki peran dan tanggung jawab dalam menjalankan misi

ordo, baik itu disekolah-sekolah, dibiara, ataupun ditempat

pelayanan mereka yang lain.

4. Kaul kekal

Pada tahapan ini para biarawati mengucapkan janji setia

pada kehidupan yang akan dijalaninya selama hidup sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

24

seorang biarawati. Kaul kekal juga berbicara tentang

penyerahan total pada kehidupan pada pelayanan sesuai ajaran

Kristus.

C. Reward

Hukum Thorndike (1911) menjelaskan bahwa pemberian reward

atau hadiah meningkatkan frekwensi dan intensitas seseorang untuk

melakukan sesuatu. Pavlov (1927) mendefinisikan reward sebagai sebuah

objek yang menghasilkan perubahan perilaku subjek. Kemudian, Skinner

(dalam jurnal Behavioral Theories and The Neurophysiology of Reward

tahun 2006) menjelaskan bahwa reward sebagai suatu penguat jalur

stimulus dan respon dalam perilaku individu. Berdasarkan penjelasan

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa reward merupakan suatu imbalan

yang diberikan untuk mengubah atau menguatkan suatu perilaku manusia.

Schultz (2006) menuliskan terdapat dua persepsi umum untuk

menjelaskan tentang reward atau imbalan. Pertama adalah seseorang akan

melakukan sesuatu dengan baik untuk mendapatkan hadiah. Kedua adalah

seseorang akan melakukan perilaku yang sama untuk mendapatkan

kesenangan yang sama seperti saat individu melakukan perilaku yang

sama dimasa yang lalu. Selain itu, Schultz juga menjelaskan terdapat

beberapa bentuk umum reward pada manusia, antara lain adalah uang,

kedudukan atau kekuasaan, perasaan aman, pujian, pengakuan, dan masih

banyak lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

25

D. Subjective Well-Being Pada Biarawati

Subjective well-being adalah penilaian individu secara kognitif dan

afektif terhadap keseluruhan pengalaman hidup. Subjective well-being ini

dapat tercipta saat seseorang merasakan kepuasan di dalam hidupnya (life

satisfaction). Life satisfaction tentang bagaimana seseorang memandang

atau menilai kehidupannya sekarang. Selain itu, disaat seseorang lebih

banyak mengalami pengalaman dan merasakan perasaan yang

menyenangkan dalam hidupnya (positive affect) dan mengalami sedikit

perasaan yang tidak menyenangkan (negative affect). Perasaan positif

mencangkup perasaan seseorang yang mengalami ketenangaan, kasih

sayang, kedermawanan, kepuasan, dan pengampunan. Serta perasaan

negative yaitu marah, rasa bersalah, egois atau mementingkan dirisendiri,

iri, kekecewaan, sedih,dan kegagalan atau frustasi yang cenderung lebih

sedikit yang dirasakan dan dialami seseorang dalam hidupnya.

Untuk dapat mencapai subjective well-being, orang pada umumnya

terus mengusahakan diri mereka untuk mencapai kondisi financial yang

baik, pendidikan yang tinggi, menjaga kesehatan yang baik dengan hidup

sehat atau bahkan mengikuti asuransi kesehatan, membangun keluarga dan

membangun relasi sosial yang baik dengan lingkungannya, mendapatkan

dan meraih posisi pekerjaan yang baik, dan ikut dalam kegiatan

keagamaan dan spiritual. Mungkin bagi orang pada umumnya beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

26

hal tersebut dapat dilakukan untuk meraih dan mecapai subjective well-

being dan kebahagiaan dalam hidupnya. Tapi bagaimana dengan

kelompok masyarakat tertentu yang hidup dengan cara berbeda dengan

orang-orang pada umumnya seperti biarawati.

Biarawati adalah cerminan kelompok masyarakat yang ada dan

tetap ada hingga sekarang, memilih hidup dengan cara hidup berbeda

dengan orang pada umumnya. Biarawati adalah wanita yang

memfokuskan diri untuk hidup membiara dan bertugas untuk membantu

uskup serta hidup dengan menghayati ajaran-ajaran Injil. Selain itu, cara

hidup yang mereka lakukan cenderung berbeda dengan orang-orang pada

umumnya. Tercermin nyata dalam tiga kaul-kaul suci yang mereka

pegang dan mereka hayati. Kaul selibat atau kesucian adalah kaul yang

mengharuskan mereka untuk hidup tidak menikah dan membangun

keluarga. Hal ini dilakukan sebagai komitmen mereka akan kaul selibat

atau keperawanan. Kaul selibat atau keperawanan berbicara tentang

totallitas dalam melayani Tuhan dan terus menerus berusaha mengarahkan

hidup mereka kepada Kristus, khususnya dalam hidup doa. Kaul ketaatan

berbicara tentang melayani satu sama lain diantara mereka (antara

biarawati atau suster dengan biarawati atau suster) dan hidup taat terhadap

ajaran-ajaran Injil, yang secara khusus diajarkan oleh masing-masing

“lembaga-lembaga religius” atau yang sering kita dengar sebagai Ordo.

Kemudian yang ketiga adalah kaul kemiskinan berbicara tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

27

meninggalkan segala yang dimiliki untuk hidup seperti “hamba” seperti

ajaran Yesus.

Untuk mewujud nyatakan panggilan hidupnya, biarawati nantinya

akan mengikrarkan janji sucinya yang disebut kaul kekal. Untuk mencapai

kesana, seorang biarawati harus melalui proses yang lama dan tidak

mudah. Secara umum, terdapat empat tahapan yaitu aspiran atau juvenis,

postulan atau novice, junior atau mediator, hingga nantinya mencapai kaul

kekal.

E. Kerangka Berpikir

Bagan 2.1 Dinamika Subjective Well-Being pada Biarawati

Biarawati

Apakah

biarawati

mengalami SWB

dalam hidupnya?

Gaya hidup biarawati,

yaitu:

1. Hidup untuk

melayani sesama dan

hidup berdoa.

2. Menghidupi kaul

sucinya sebagai

biarawati dengan

hidup selibat, hidup

dalam kemiskinan,

dan hidup taat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan jenis penelitian yang menggunakan analisis data

dengan menggunakan prosedur statistik. Juliansyah Noor menjelaskan,

penelitian kuantitatif adalah metode pengujian teori tertentu dengan cara

meneliti suatu variabel. Variabel atau instrumen penelitian ini terdiri atas

data-data numerik yang dianalisis dengan menggunakan prosedur statistik

tertentu (dalam bukunya berjudul Metodologi Penelitian, 2011, hal.38).

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi mengenai

situasi-situasi atau kejadian-kejadian (dalam buku berjudul Metodologi

Penelitian, 2011, hal.34). Penelitian ini terdiri dari satu skala yang berisi

pernyataan-pernyataan untuk mengukur tentang subjective well-being

biarawati yang dilihat dari lamanya hidup membiara biarawati.

B. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah subjective well-

being. Subjective well-being adalah adalah hasil evaluasi individu secara

kognitif dan afektif terhadap seluruh pengalaman hidup individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

29

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjabaran dari suatu konsep teoritik

kedalam bentuk yang bisa diukur. Definisi operasional di dalam penelitian

ini adalah :

1. Subjective Well-Being

Dalam penelitian ini, subjective well-being akan dilihat dari skor

total dari alat ukur subjective well-being yang disusun oleh peneliti.

Skor total yang diperoleh merupakan skor dari setiap komponen

pembentuk subjective well-being, yaitu evaluasi terhadap komponen

kogniti dan afektif.

a. Evaluasi Kognitif

Evaluasi kognitif merupakan evaluasi dari kepuasan hidup

secara global dan domain khusus. Alat ukur yang digunakan untuk

pengukuran kepuasan hidup secara global didasarkan pada SWLS

(Satisfaction With Life Scale) oleh Diener, dkk (1985).

Alat ukur yang digunakan untuk pengukuran kepuasan

hidup dalam domain khusus didasarkan pada indikator-indikator

yang terdapat dalam komponen-komponen kognitif pembentuk

subjective well-being yaitu kepuasan hidup yang dikemukakan

Diener, Sandvik, dan Seidltizt (1993), yaitu :

a. Pendapatan

1. Ketercukupan kebutuhan hidup dengan uang atau barang

diterima biarawati dari ordo atau kongregasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

30

b. Relasi dengan lingkungan sosial

1. Kemampuan biarawati menunjukkan sikap yang hangat,

merasa puas, mampu menunjukkan perhatian, memiliki

rasa percaya, memiliki empati, merasakan perasaan

nyaman, dan mampu membangun keakraban dengan

anggota komunitas dan orang di luar komunitas.

c. Pekerjaan

1. Menunjukkan semangat mengerjakan tugas yang diberikan

oleh kongregasi.

2. Menyelesaikan tugas yang diberikan kongregasi dengan

baik.

d. Kesehatan

1. Kondisi tubuh yang segar dan tidak mengalami keluhan

sakit saat melakukan tugas pelayanannya.

Perolehan skor yang tinggi pada skala kepuasan hidup akan

menunjukkan seseorang memiliki tingkat kepuasan hidup yang

tinggi atau positif, namun perolehan skor yang rendah pada skala

kepuasan hidup akan menunjukkan bahwa tingkat kepuasan

hidupnya rendah atau negatif.

b. Evaluasi Afektif

Evaluasi afektif merupakan hasil evaluasi perasaan

terhadap pengalaman yang pernah terjadi. Alat ukur yang

digunakan untuk pengukuran didasarkan pada indikator-indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

31

yang terdapat dalam komponen afektif pembentuk subjective well-

being yang dikemukakan oleh Watson dan Tellegen (1985) dalam

PANAS-X (Positive Affect and Negative Affect Schedule) dan

Diener (1993), yaitu

a. Positive Affect

1. Merasakan ketenangaan, kasih sayang, kedermawanan,

pengampunan, perhatian, rasa bersemangat, antusias,

dan rasa bangga dalam menjalani hidup hingga sekarang

menjadi biarawati.

b. Negative Affect

1. Merasakan perasaan marah, rasa bersalah, egois atau

mementingkan dirisendiri, kekecewaan, sedih,

kegagalan atau frustasi, takut, gugup, gelisah, dan rasa

tertekan yang pernah dirasa selama hidup hingga

sekarang menjadi biarawati.

Perolehan skor yang tinggi pada skala positife affect dan

negative affect akan menunjukkan seseorang memiliki positife

affect dan negative affect yang tinggi atau positif, namun perolehan

skor yang rendah pada skala positife affect dan negative affect akan

menunjukkan tingkat positife affect dan negative affect yang

rendah atau negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

32

D. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah biarawati.

Biarawati adalah perempuan yang tinggal dibiara dan hidup dengan

memegang teguh kaul suci yang mereka hayati.

Gaya hidup atau corak hidup seorang biarawati adalah hidup untuk

lebih melayani sesama dan menghayati ajaran-ajaran Injil dalam hidup

berdoa. Melayani sesama ini diwujud nyatakan dalam semangat kerasulan

ordo atau tarikat yang mereka ikuti.

E. Metode Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik sample non

probability. Tehnik sample non probability adalah tehnik pengambilan

sempel dengan tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama

bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sempel dalam penelitian (Etta

dan Sopiah, 2010). Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan

tehnik purposive samplig. Tehnik ini dilakukan dengan memilih sempel

penelitian yang sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang

ditentukan dalam penelitian ini adalah para biarawati.

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan skala Likert. Peneliti memilih menggunakan skala Likert untuk

mengungkapkan sikap setuju atau tidak setuju terhadap suatu fenomena

sosial. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala subjective

well-being.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

33

Pernyataan-pernyataan yang ada dalam skala penelitian ini terbagi

atas dua macam jenis item yaitu aitem favorable dan unfavorable. Aitem

favorable berisikan pernyataan-pernyataan yang mendukung indikator dari

variabel yang ingin diteliti. Aitem unfavorable berisikan pernyataan-

pernyataan yang tidak mendukung indikator dari variabel yang ingin

diteliti (Azwar,2009). Pada skala tersebut terdapat empat alternatif

jawaban yang diberikan yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat

tidak setuju.

Dibawah ini merupakan rincian dari skala penelitian tersebut yaitu,

1. Skala Subjective Well-Being

Skala yang digunakan ini digunakan untuk mengukur tingkat

subjective well-being pada subjek penelitian adalah skala subjective

well-being. Aitem-aitem pada skala penelitian ini dibuat dalam dua

macam, yaitu favorable dan unfavorable. Aitem favorable berisikan

pernyataan-pernyataan yang mendukung terbentuknya subjective well-

being yang terdiri dari komponen kognitif dan afektif. Aitem

unfavorable berisikan pernyataan-pernyataan yang tidak mendukung

terbentuknya subjective well-being yang terdiri dari komponen

kognitif dan afektif. Skala ini dibuat dengan memberikan empat

alternatif jawaban yang diberikan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Jumlah aitem dalam

penelitian ini adalah 92 aitem yang terdiri atas 43 aitem favorable dan

49 aitem unfavorable.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

34

Tabel 3.1

Blue Print Skala Subjective Well-Being

No Aspek Sub-Aspek Item Total

Favorable Unfavorable

1 Kognitf Kepuasan 1,2,3,11,12,13,21 26,27,28,29,30,46, 38

Hidup 44,45,51,52,53,54 47,48,49,50,79,80, (41,3%)

55,71,72,90,91,92 81,82,85,86,87,88,

89

2 Afektif Positive 4,5,14,15,22,23,24 54

Affect ,25,31,32,33,34,35 (58,7%)

,41,42,43,61,62,63

,64,65,73,83,84

Negative 6,7,8,9,10,16,17,18

Affect , 19,20,36,37,38,39,

40,54,57,58,59,60,

66,67,68,69,70,74,75

,76,77,78

Total aitem 92

(100%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

35

Tabel 3.2

Pemberian Skor pada Skala Subjective Well-Being

Alternatif Jawaban Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas Skala

Validitas adalah suatu pengukuran yang digunakan untuk melihat

sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang ingin

diukur dalam suatu penelitian (Etta dan Sopiah, 2010). Validitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah jenis validitas isi. Validitas isi

adalah validitas yang didasarkan pada pendapat profesional

(profesional judgement). Pada penelitian ini penilaian alat ukur

dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi sebagai seorang profesional.

Dosen pembimbing skripsi menguji kesesuaian antara aitem-aitem

pada skala dengan komponen-komponen yang akan diukur

(Suryabrata, 2008).

2. Seleksi Aitem

Seleksi aitem digunakan untuk melihat aitem mana yang memiliki

skor tinggi dan mana yang memiliki skor yang rendah. Peneliti

melakukan seleksi aitem dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

36

for Windows. Seleksi aitem didasarkan pada pada daya diskriminasi

aitem yang akan menghasilkan koefisiensi korelasi aitem total (rix).

Daya deskriminasi aitem adalah kondisi dimana aitem yang ada

mampu membedakan antara individu atau sbjek penelitian yag

memiliki dan yang tidak memiliki atribut-atribut yang diukur

(Azwar,2006).

Koefisiensi korelasi aitem total (rix) merupakan korelasi antara skor

aitem dengan skor aitem total. Besarnya koefisiensi korelasi aitem total

(rix) bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 baik itu positif maupun

negatif. Skor yang semakin mendekati 1,00 akan memiliki daya

deskriminasi yang tinggi dan apabila skor mendekati angka 0 maka

aitem tersebut memiliki daya deskriminasi yang rendah. Kemudian,

batasan yang digunakan dalam pemilihan aitem adalah rix ≥ 0,3. Hal ini

berarti semua aitem yang mencapai koefisiensi korelasi aitem total

minimal 0,30 dan dapat dikatakan aitem tersebut memuaskan. Namun,

aitem dengan koefisiensi korelasional aitem total ≤ 0,3 maka aitem

tersebut memiliki daya deskriminasi yang rendah dan akan digugurkan

(Azwar, 2006).

Pada skala ini terdapat dua komponen pembentuk subjective well-

being yaitu komponen kognitif dan afektif. Pada komponen kognitif,

terdapat 38 aitem yang terdiri atas 19 aitem favorable dan 19 aitem

unfavorable. Hasil pengujian data pada komponen kognitif

menunjukkan bahwa terdapat 30 aitem yang memiliki rix ≥ 0,3,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

37

sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0,3 adalah aitem 2, 26, 30,

71, 85, 87, 90, dan 91. Jadi dalam komponen kognitif terdapat 8 aitem

yang gugur. Kemudian, pada komponen afeksi terbentuk atas positive

affect dan negative affect. Positive affect merupakan aitem-aitem

favorable dan negative affect merupakan aitem-aitem unfavorable

pembentuk komponen afektif. Pada komponen afektif menunjukkan

bahwa terdapat 54 aitem yang terdiri atas 24 aitem favorable dan 30

aitem unfavorable. Hasil pengujian data menunjukkan bahwa terdapat

34 aitem yang memiliki rix ≥ 0,3, sedangkan aitem yang memiliki nilai

rix ≤ 0,3 adalah aitem 6, 7, 8, 9, 10, 16, 17, 19, 23, 35, 57, 59, 61, 64,

66, 67,68, 74, 75, dan 77. Jadi dalam komponen afektif terdapat 20

aitem yang gugur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

38

Tabel 3.3

Komponen dan Distribusi Aitem Skala Subjective Well-Being

No Aspek Sub-Aspek Item Total

Favorable Unfavorable

1 Kognitf Kepuasan 1,3,11,12,13,21 27,28,29,46, 30

Hidup 44,45,51,52,53,54 47,48,49,50,79,80, (46,9%)

55,72,92 81,82,86,88, 89

2 Afektif Positive 4,5,14,15,22,24 34

Affect ,25,31,32,33,34 (53,1%)

,41,42,43,62,63

,65,73,83,84

Negative 18,20,36,37,38,39,

Affect 40,54,58,60, 69,70

,76,78

Total aitem 64

(100%)

3. Reabilitas

Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi berarti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

39

pengukuran tersebut reliabel, sedangkan pengukuran yang memiliki

reliabilias yang rendah menunjukkan bahwa pengukuran tersebut tidak

reliabel dan tidak dapat dipercaya (Azwar, 2011). Reliabilitas

dinyatakan oleh koefisiensi reliabilitas (rxx’) yang berada dari rentang 0

sampai dengan 1,00. Pengukuran yang reliabel jika skor koefisiensi

reliabilitasannya mendekati angka 1,00 (Azwar, 2011).

Skala subjective well-being diuji dengan menggunakan tehnik

Alpha Cronbach dan didapatkan hasil (r) = 0,940, dan koefisiensi

Alpha Cronbach setelah seleksi aitem adalah (r) = 0,951. Nilai Alpha

Cronbach menjadi naik dikarenakan adanya 28 aitem yang kurang

baik digugurkan sehingga meningkatkan koefisiensi Alpha Cronbach.

H. Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan

katagorisasi. Pengkatagorisasian dilakukan dengan mengkatagorisasikan

subjek berdasarkan tingkatan subjective well-being biarawati yang dilihat

dari lamanya waktu membiara. Tujuan pengkatagorisasian adalah untuk

menempatankan individu kedalam kelompok-kelompok secara berjenjang

berdasarkan atribut yang ingin peneliti lihat, yaitu dari yang sangat rendah

ke yang sangat tinggi (Azwar, 2006). Luas interval setiap katagori

diperoleh melalui beberapa tahapan perhitungan, diantaranya adalah :

a) Menentukan skor maksimum : Nilai tertinggi tiap aitem x

jumlah terpakai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

40

b) Menentukan skor minimun : Nilai terendah tiap aitem x jumlah

terpakai

c) Menghitung mean teoritik : (skor maksimum + skor minimum)

: 2

d) Standart Deviasi : (skor maksimum – skor minimum) : 6

Norma katagorisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(Azwar, 2006):

X ≤ (Mean – (1,5.σ)) katagori Sangat Rendah

(Mean – (1,5.σ)) < X ≤ (Mean – (0,5.σ)) katagori Rendah

(Mean – (0,5.σ)) < X ≤ (Mean + (0,5.σ)) katagori Sedang

(Mean + (0,5.σ)) < X ≤ (Mean + (1,5.σ)) katagori Tinggi

(Mean + (1,5.σ)) < X katagori Sangat Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2014 sampai

dengan 30 Januari 2015. Pengambilan data dilakukan dengan meminta

bantuan kepada para suster untuk mengisi skala. Setiap subjek penelitian

mendapatkan satu buah kuesioner yang berisi skala subjective well-being.

Peneliti menggunakan beberapa metode dalam menyebarkan skala

kepada pada suster. Pertama adalah dengan meminta bantuan pada suster

secara personal dan langsung untuk mengisi skala. Kedua adalah dengan

datang door to door ke biara-biara untuk meminta ijin untuk membagikan

skala. Ketiga adalah dengan meminta ijin pada suster untuk membagi

skala dalam acara Natalan Gabungan Frater dan Suster. Berikut pemaparan

dari sample penelitian yang diperoleh oleh peneliti:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

42

Tabel 4.1

Kongregasi atau Ordo Subjek Penelitian

No Nama Ordo / Kongregasi Jumlah

1 PIJ (Sang Timur) 10

2 PBHK 2

3 SCMM 1

4 JMJ 4

5 KYM 7

6 FSE (Fransiskan Santa Elisabeth) 5

7 FDCC 3

8 SFD 5

9 Charitas 2

10 FCH 3

11 KSFL (kongregasi Fransiskan Santa Lusia) 8

12 SPM (Santa Perawan Maria) 4

13 FCM 3

14 PPYK (Putri-Putri Yesus Kristus) 2

15 OSF 2

16 SSCC 8

Total 69

Skala yang tersebar sebanyak 80. Setelah menunggu sampai batas

waktu yang ditentukan, sebanyak 74 skala yang terkumpul. Skala yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

43

tidak kembali karena sebagian skala hilang. Selain itu, skala tidak kembali

karena skala kembali setelah batas waktu yang ditentukan oleh peneliti.

Kuesioner yang terkumpul selanjutnya diperiksa. Terdapat 5 skala yang

tidak terisi dengan baik. Jadi jumlah skala yang dapat dijadikan data

adalah 69.

Dalam penelitian ini juga, peneliti menggunakan uji coba terpakai.

Peneliti menggunakan uji coba terpakai dengan beberapa alasan yang

mendasarinya. Pertama adalah pada bulan Desember pastilah banyak

universitas yang libur karena libur Natal ataupun libur semester sehingga

ada kemungkinan akan banyak suster yang akan kembali ke daerah

asalnya melihat sebagian suster di Jogja adalah pelajar. Kedua adalah akan

banyak suster yang sibuk karena Natal sehingga akan sulit untuk meminta

ijin ke biara-biara untuk meminta ijin melakukan penelitian. Ketiga adalah

cukup lamanya mengurus perijinan penelitian dibiara. Hal ini dikarnakan

harus adanya persetujuan dari kepala biara untuk melakukan penelitian

dan menurut hasil lapangan kepala biara sering tidak ada ditempat karena

adanya tugas keluar. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kurangnya

subjek penelitian maka peneliti menggunakan uji coba terpakai dalam

penelitian ini.

B. Deskripsi Subjek

Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah biarawati atau

suster yang hidup membiara dan sekarang tinggal di Yogyakarta. Subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

44

dalam penelitian ini berjumpah 69 orang. Berikut ini tabel deskripsi subjek

penelitian :

Tabel 4.2

Deskripsi Subjek Penelitian

Ordo Tingkatan

dalam biara

Rentang

lamanya hidup

membiara

Rentang usia

biologis

Jumlah

PIJ (Sang

Timur)

Junior 6-7 tahun 23-26 tahun 2

Kaul Kekal 23-47 tahun 47-75 tahun 8

PBHK Kaul Kekal 12-14 tahun 33-36 tahun 2

SCMM Junior 9 tahun 28 tahun 1

JMJ Junior 8 tahun 27-31 tahun 2

Kaul Kekal 8-13 tahun 27-33 tahun 2

KYM Junior 7-9 tahun 25-30 tahun 6

Kaul Kekal 15 tahun 35 tahun 1

FSE Junior 6-10 tahun 25-29 tahun 5

FDCC Junior 3-9 tahun 23-29 tahun 2

Kaul Kekal 10 tahun 33 tahun 1

SFD Junior 4-5 tahun 23-24 tahun 2

Kaul Kekal 10-16 tahun 29-34 tahun 3

Charitas Kaul Kekal 15-16 tahun 30-39 tahun 2

FCH Junior 3-6 tahun 24-25 tahun 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

45

KSFL Junior 4-10 tahun 25-28 tahun 5

Kaul Kekal 6-15 tahun 24-33 tahun 3

SPM Junior 6 tahun 27 tahun 1

Kaul Kekal 13-16 tahun 39-42 tahun 3

FCM Junior 5-7 tahun 24-25 tahun 2

Kaul Kekal 9 tahun 28 tahun 1

PPYK Junior 9 tahun 35 tahun 1

Kaul Kekal 14 tahun 39 tahun 1

OSF Junior 10 tahun 29 tahun 1

Kaul Kekal 18 tahun 41 tahun 1

SSCC Junior 5-9 tahun 27-36 tahun 3

Kaul Kekal 9-15 tahun 37-44 tahun 5

Total 69

C. Deskripsi Data penelitian

One-Sample T-Test adalah suatu tes yang digunakan untuk

menguji apakah suatu nilai tertentu berbeda secara nyata atau tidak dengan

rata-rata sebuah sampel atau mean empirik (Santoso, 2010). Pada

penelitian ini, rata-rata sampel penelitian (mean empirik) akan

dibandingkan dengan mean teoritik. Mean teoritik didapat dengan

menggunakan rumus, yaitu mean teoritik = (Xmin + Xmax) : 2.

Sedangkan mean empirik diperoleh dari rata-rata skor responden.

Berikut adalah tabel deskripsi data penelitian :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

46

Tabel 4.3

Hasil Pengukuran Statistik Deskriptif

Skor Empirik Skor Teoritik

Skala

Xmin Xmax Mean SD Xmin Xmax Mean SD

SWB 161 253 201,17 18,538 64 256 160 32

Berdasarkan hasil perbandingan mean empiris dengan mean

teoritis diatas, maka dapat disimpulkan bahawa mean empiris memiliki

skor lebih besar daripada mean teoritis (201,17 > 160) dan sig = 0,000. Hal

ini menunjukkan bahwa subjek cenderung memiliki rata-rata subjective

well-being yang lebih tinggi dari standar (mean teoritis).

D. Kategorisasi

Peneliti akan menggolongkan subjek-subjek penelitian ke dalam

kelompok berdasarkan kriteria tertentu dengan menggunakan suatu norma

(Azwar, 2006). Norma tersebut adalah sebagai berikut :

1. X ≤ (Mean – (1,5.σ)) : katagori Sangat Rendah

2. (Mean – (1,5.σ)) < X ≤ (Mean – (0,5.σ)) : katagori Rendah

3. (Mean – (0,5.σ)) < X ≤ (Mean + (0,5.σ)) : katagori Sedang

4. (Mean + (0,5.σ)) < X ≤ (Mean + (1,5.σ)) : katagori Tinggi

5. (Mean + (1,5.σ)) < X : katagori Sangat Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

47

Berdasarkan norma diatas, maka peneliti dapat membuat

katagorisasi subjek berdasarkan skala subjective well-being sebagai

berikut:

Tabel 4.4

Hasil Kategorisasi Subjective Well-Being pada Subjek Penelitian

Skala Rentang Nilai Jumlah Presentasi Katagori

Subjective 114 < X ≤ 176 3 4,4 % Sedang

Well-Being 176 < X ≤ 208 41 59,4 % Tinggi

208 < X 25 36,2 % Sangat Tinggi

Total 69 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa subjek cenderung

memiliki subjective well-being yang masuk dalam katagori tinggi

sebanyak 41 subjek atau 59,4 %. Kemudian, sebanyak 25 subjek atau 36,2

% termasuk dalam sangat tinggi dan sebanyak 3 subjek atau 4,4 % subjek

memiliki subjective well-being yang termasuk dalam katagori sedang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

48

E. Analisis Tambahan

1. Analisis Data Subjective Well-Being Biarawati Dilihat dari

Lamanya Hidup Membiara

a. Dibawah dan Diatas 10 Tahun

Tabel 4.5

Hasil Analisis Data Subjective Well-Being Biarawati

Berdasarkam Lamanya Hidup Membiara

Lamanya Hidup

Membiara

Katagorisasi

Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

≤ 10 tahun 3 (6,98%) 24 (55,81%) 16 (37,21%)

> 10 tahun 0 (0%) 17 (65,38%) 9 (34,62%)

Dari tabel diatas dapat dilihat biarawati dengan lamanya

hidup dibawah 10 tahun, terdapat 3 atau 6,98% subjek tergolong

dalam katagori sedang dalam subjective well-being. Pada katagori

tinggi, terdapat 24 atau 55,81% subjek dan 16 atau 37,21 subjek

memiliki subjective well-being yang termasuk dalam katagori

sangat tinggi. Pada biarawati yang hidup membiara diatas 10

tahun diperoleh hasil, terdapat 17 atau 65,38% subjek memiliki

subjective well-being yang termasuk dalam katagori tinggi dan 9

atau 34,62% subjek termasuk dalam katagori sangat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

49

b. Tingkatan Dalam Biara

Tabel 4.6

Hasil Analisis Data Subjective Well-Being Biarawati

Berdasarkan Tingkatan dalam Biara

Tingkatan

Dalam Biara

Katagorisasi

Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

Junior 3 (8,33%) 19 (52,78%) 14 (38,89%)

Kaul

Kekal

0 (0%) 22 (66,67%) 11 (33,33%)

Dari tabel diatas dapat dilihat subjective well-being

biarawati dilihat dari tingkatan dalam biara. Pada tahapan junior,

terdapat 3 atau 8,33% subjek termasuk dalam katagori sedang.

Kemudian, terdapat 19 atau 52,78% subjek termasuk katagori

tinggi dan 14 atau 38,89% subjek termasuk dalam katagori sangat

tinggi dalam subjective well-being. Selanjutnya dalam kelompok

biarawati pada tingkatan kaul kekal, terdapat 22 atau 66,67%

subjek termasuk dalam katagori subjective well-being yang tinggi

dan 11 atau 33,33% subjek termasuk dalam katagori sangat tinggi.

F. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah biarawati atau

suster di Yogyakarta mengalami subjective well-being pada hidupnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

50

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kategorisasi untuk

mengelompokkan biarawati atau suster sesuai tingkatan subjective well-

being.

Subjective well-being ini dibentuk dari 2 komponen (Andrews &

Robinson, 1992 ; Argyle, 2001; Diener, 2000; Diener et al., 1999) yaitu

kognitif dan afektif. Komponen kognitif merupakan evaluasi terhadap

kepuasan hidup dan komponen afektif yang merupakan hasil evaluasi dari

positive dan negative affect dari subjek penelitian yang dalam penelitian

ini adalah para biarawati.

Berdasarkan skor total aitem dari seluruh biarawati yang menjadi

subjek penelitian diketahui sebanyak 36,2% biarawati masuk dalam

katagori sangat tinggi. Kemudian, sebanyak 59,4% subjek penelitian

masuk dalam katagori tinggi dan 4,4% termasuk dalam katagori sedang.

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa biarawati memiliki

tingkat subjective well-being yang tinggi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan dugaan peneliti bahwa meski

dengan gaya hidup yang cenderung berbeda, biarawati akan tetap mampu

mengalami subjective well-being dalam hidup membiaranya. Gaya hidup

untuk melayani sesama dan menghayati ajaran Injil, menghayati kaul suci,

dan menaati aturan-aturan biara dan Ordo tidak membuat biarawati tidak

mengalami subjective well-being dalam hidupnya.

Analisis lebih lanjut dilakukan oleh peneliti. Jika diilihat dari

lamanya hidup membiara yang dikatagorikan dalam dua kelompok yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

51

dibawah 10 tahun dan diatas 10 tahun, maka di peroleh hasil pada

biarawati yang hidup membiara dibawah 10 tahun terdapat 55,81%

termasuk dalam katagori tinggi. Kemudian, 37,21% termasuk katagori

sangat tinggi dan hanya 6,98% termasuk dalam katagori sedang.

Selanjutnya biarawati yang hidup membiara diatas 10 tahun menunjukkan

65,38% termasuk dalam katagori tinggi dan 34,62% termasuk katagori

sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa baik biarawati yang hidup

membiara dibawah ataupun diatas 10 tahun, mereka mengalami subjective

well-being yang termasuk dalam katagori yang tinggi. Subjective well-

being yang tinggi akan membuat biarawati mengalami kepuasan hidup

dalam dirinya. Biarawati juga cenderung mengalami pengalaman dan

merasakan perasaan yang menyenangkan dalam hidupnya (positive affect)

dan mengalami sedikit perasaan yang tidak menyenangkan (negative

affect).

Kepuasan hidup yang tinggi yang dirasakan biarawati akan

membuat biarawati memandang hidup secara lebih positif. Biarawati akan

lebih dapat menikmati hidup, merasa puas dengan hidupnya yang

sekarang, merasa puas dengan hidupnya dimasa lalu, dan kehidupannya

dirasa dekat dengan kehidupan ideal yang diinginkan.

Subjective well-being yang tinggi pada biarawati juga terbentuk

karena biarawati lebih sering mengalami positive affect dari pada negative

affect dalam hidupnya. Watson dan Tellegen (1985) menjelaskan positive

affect menjadi tiga, yaitu joviality (rasa bahagia), self assurace (rasa aman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

52

dan nyaman), dan attentiveness (rasa diperhatikan). Menurut hasil survei

yang dilakukan oleh peneliti, biarawati akan mengalami kebahagiaan saat

mereka mampu melayani sesamanya dan memiliki relasi yang baik dengan

teman anggota komunitas atau biarawati yang lain.

Dalam penelitian ini, peneliti juga melihat subjective well-being

biarawati dilihat dari tingkatannya dalam biara. Dalam penelitian ini

biarawati digolongkan dalam biarawati junior dan biarawati yang telah

mengucapkan kaul kekal. Menurut hasil wawancara informal dengan salah

biarawati dari Kongregasi Suster Fransiscan St. Lusia, pada tahap

biarawati junior biarawati sudah mulai diberikan kepercayaan untuk

menjalankan tugas kerasulan ordo atau kongregasi. Bisa dikatakan mereka

adalah tonggak dalam pekerjaan misi sebuah ordo atau kongregasi karena

mereka memiliki peran dan tanggung jawab dalam menjalankan misi ordo,

baik itu disekolah-sekolah, dibiara, ataupun ditempat pelayanan mereka

yang lain. Kemudian, biarawati yang sudah mengucapkan kaul kekal.

Biarawati yang sudah mengucapkan kaul kekal adalah para biarawati yang

sudah mengucapkan janji setia pada kehidupan yang akan dijalaninya

selama hidup sebagai seorang biarawati. Kaul kekal juga berbicara tentang

penyerahan total pada kehidupan pada pelayanan sesuai ajaran Kristus.

Berdasarkan analisis data tingkatan dalam biara diketahui bahwa

biarawati junior memperoleh hasil 52,78% biarawati termasuk dalam

katagori tinggi. Kemudian, 38,89% termasuk dalam katagori sangat tinggi

dan 8,33% termasuk dalam katagori sedang. Hal ini menunjukkan meski

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

53

dengan tanggung jawab yang dipercayakan oleh kongregasi atau ordonya

biarawati tetap memiliki subjective well-being yang tergolong tinggi.

Selanjutnya, pada kelompok biarawati yang sudah mengucapkan kaul

kekal diperoleh 66,67% termasuk dalam katagori tinggi dan 33,33%

termasuk dalam katagori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan dengan setia

dan menyerahkan secara total pada kehidupan pelayanannya biarawati

tetap memiliki subjective well-being yang tergolong tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara umum

biarawati di Yogyakarta memiliki subjective well-being yang termasuk

dalam katagori tinggi. Hasil data penelitian menunjukkan sebanyak 41

biarawati atau 59,4% dari jumlah keseluruhan biarawati yang menjadi

subjek penelitian memiliki subjective well-being yang tinggi. Lebih

spesifik dijelaskan baik biarawati yang hidup membiara dibawah 10 tahun

ataupun diatas 10 tahun memiliki subjective well-being yang termasuk

dalam katagori yang tinggi, yaitu sebanyak 24 biarawati yang hidup

membiara dibawah 10 tahun atau 55,81% dan sebanyak 17 biarawati yang

hidup membiara diatas 10 tahun atau 65,38%. Selain itu, biarawati junior

dan kaul kekal memiliki subjective well-being yang termasuk dalam

katagori tinggi, yaitu sebanyak 19 biarawati junior atau 52,78% dan 22

biarawati kaul kekal atau 66,67%. Jadi lamanya hidup membiara membuat

biarawati semakin merasakan subjective well-being.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa biarawati

mengalami kepuasan hidup terhadap hidupnya yang sekarang dan

cenderung banyak mengalami pengalaman dan merasakan perasaan yang

menyenangkan dalam hidupnya (positive affect) dan mengalami sedikit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

55

perasaan yang tidak menyenangkan (negative affect) dalam hidup

membiara.

B. Saran

1. Bagi Pengelola Biara

Berdasarkan penelitian ini diharapkan setelah pengelola biara

mengetahui kondisi para biarawati saat ini, pengelola biara dapat

merancangkan kebijakan atau rencana kegiatan untuk kemajuan

biarawatinya.

2. Bagi Biarawati

Disarankan untuk para biarawati untuk menjaga komunikasi yang

baik dan terbuka dengan biarawati lain. Hal ini dapat dilakukan dengan

sering melungkan waktu untuk sharing, bercerita baik pribadi atau

kelompok dengan biarawati lain guna menjaga komunikasi dalam biara

karena suasana dalam biara akan mempengaruhi subjective well-being

biarawati tersebut.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah

subjek penelitian. Selain itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat

memperluas cakupan subjek penelitian karena dalam penelitian ini

peneliti hanya mampu mengumpulkan biarawati junior dan kaul kekal

dan belum mencangkup aspiran dan novice.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

56

DAFTAR PUSTAKA

Abu-Bader, S. H., Rogers, A., & Barusch, A. S. (2003). Predictors of life

satisfaction in frail elderly. Journal of Gerontological Social Work,

38(3), 3-17.

Azwar, S., & Manusia, S. (2006). Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta; Pustaka

Belajar.

Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baumgardner, S. R., & Crothers, M. K. (2009). Positive psychology. Prentice

Hall/Pearson Education.

Boeree, C. G. (2004). Personality theories: Melacak kepribadian anda bersama

psikolog dunia. Yogyakarta: Prismasophi.

Departemen Pendidikan Nasional.(2011).Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa Edisi 4.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Diener, E. D., Emmons, R. A., Larsen, R. J., & Griffin, S. (1985). The satisfaction

with life scale. Journal of personality assessment, 49(1), 71-75.

Diener, E., Lucas, R. E., & Oishi, S. (2002). Subjective well-being. Handbook of

positive psychology, 63-73.

Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R. E. (2009). Subjective Well-Being : The science

of happiness and life satisfaction. In S J Lopez & C.R. Snyder (Eds.),

Oxford handbook of positive psychology (pp.187-194). New York :

Oxford University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

57

Diener, E., Suh, E. M., Lucas, R. E., & Smith, H. L. (1999). Subjective well-

being: Three decades of progress. Psychological bulletin, 125(2), 276.

http://www.indonesianpapist.com/2011/04/situs-ordo-dan-kongregasi-suster-

di.html

Indonesia, K. W. (1996). Iman Katolik. Yogyakarta: Kanesius.

Kapteyn, A., Smith, J. P., & Van Soest, A. (2009). Life satisfaction.

Kartono, K. (1992). Psikologi Wanita: Mengenal Wanita Sebagai Ibu & Nenek

(Jilid 2). Bandung: CV. Mandar Maju.

Kartono, K. (2006). Psikologi wanita (Jilid 1): Gadis remaja dan wanita dewasa.

Bandung: Alumni Penerbit.

Lopez, S. J., Pedrotti, J. T., & Snyder, C. R. (2014). Positive psychology: The

scientific and practical explorations of human strengths. Sage

Publications.

Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah.

Jakarta: Kencana.

Sangadji, E. M., & Sopiah, M. M. (2010). Metode Penelitian Pendekatan Praktis

Dalam Penelitian. Yogyakarta: CV. Andi.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi: Dari blog menjadi buku.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Santoso, S. (2014). SPSS 22 from Essential to Expert Skills. Jakarta: PT. Alex

Media Komputindo.

Schultz, W. (2006). Behavioral theories and the neurophysiology of reward. Annu.

Rev. Psychol., 57, 87-115.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

58

Suparmo, Paulus. (2007). Krisis Dalam Hidup Membiara. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Ura, K. (2012). A short guide to gross national happiness index.

Watson, D., & Clark, L. A. (1999). The PANAS-X: Manual for the positive and

negative affect schedule-expanded form.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

59

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

60

LAMPIRAN 1

Skala Subjective Well-Being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

61

SKALA PENELITIAN

Disusun Oleh :

Yohanes Hanggoro

(099114114)

FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

62

SKALA PENELITIAN

Yogyakarta, 2 Desember 2014

Kepada :

Yth. Biarawati partisipan dalam penelitian

Dengan hormat, saya

Nama/NIM : Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas/ 099114114

Saya meupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

yang sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir (skripsi). Oleh

karena itu saya membutuhkan sejumlah data yang akan saya dapatkan dari para

biarawati dengan mengisi skala berikut ini.

Dalam mengisi skala ini tidak ada jawaban benar atau salah. Saya

mengharapkan kejujuran dan keterbukaan para biarawati dalam pengisisan skala.

Semua jawaban para biarawati akan terjaga kerahasiaannya dan hanya

digunakan untuk penelitian ini saja.

Bantuan para biarawati dalam menjawab pernyataan pada skala ini

merupakan bantuan yang amat berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Untuk itu

saya mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Penyusun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

63

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tanpa adanya

paksaan dan dengan suka rela demi membantu terlaksananya penelitian.

Semua jawaban yang saya berikan sesuai dengan keadaan saya saat ini dan

bukan pada pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan ijin

untuk menjawaban saya dipergunakan sebagai data penelitian.

Yogyakarta, 2014

Menyetujui,

(...................................)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

64

IDENTITAS DIRI

Inisial :.........................................

Usia :...... tahun

Nama Ordo/Kongregasi : .........................................

Lama hidup membiara :.......tahun

Pendidikan terakhir : .........................................

Karya : .........................................

Tingkatan dalam biara : Aspiran/ Novice/ Junior/ Kaul Kekal/ .............

(coret yang tidak perlu)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

65

PETUNJUK PENGISISAN SKALA

Tugas biarawati memilih jawaban yang paling sesuai dengan kondisi diri

biarawati. Biarawati dapat menjawab pertanyaan dengan memberikan tanda silang

(X) pada salah satu dari empat (4) alternatif jawaban dibawah ini :

SS : apabila biarawati Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut

S : apabila biarawati Setuju dengan pernyataan tersebut

TS : apabila biarawati Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

STS : apabila biarawati Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

Biarawati bebas menentukan pilihan jawaban yang sesuai dengan diri

biarawati, tidak ada jawaban benar atau salah karena jawaban ini mencerminkan

diri biarawati sendiri. Usahakan agar setiap pernyataan dalam skala dapat dijawab

tanpa ada yang terlewati.

Berikut ini contoh menjawab pertanyaan :

No Pernyataan SS S TS STS

1. Meditasi memberikan rasa tenang pada diri

saya.

X

(keika ada kesalahan dalam pengisisan, biarawati dapat menggantinya jawaban

dengan memberikan coretan pada jawaban yang salah.)

~Selamat Mengerjakan~

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

66

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa nyaman tinggal di biara.

2. Saya dapat mencerita hal-hal pribadi saya

kepada biarawati lain.

3. Saya menikmati tugas-tugas yang diberikan

kongregasi pada saya.

4. Saya merasakan kelegaan setelah saya berdoa.

5. Saya merasakan kasih sayang dari teman-teman

biarawati.

6. Saya merasa bersalah saat melanggar peraturan

biara.

7. Saya merasa gagal saat saya tidak dapat

menyelesaikan tugas yang diberikan kongregasi

pada saya.

8. Saya merasa gelisah jika pekerjaan saya tidak

selesai tepat waktu.

9. Saya cenderung diam saat mendapatkan banyak

kritikan.

10 Saya kadang-kadang merasa senior tidak

berlaku adil.

11. Saya dapat menikmati tugas-tugas harian yang

ada di biara.

12. Kebutuhan bulanan saya dapat tercukupi

dengan uang yang diberikan oleh kongregasi.

13. Saya merasa segar setiap bangun pagi.

14. Saya akan memberikan waktu saya untuk

mendengarkan cerita atau curhatan teman saya.

15. Saya merasa bangga dengan pelayanan yang

saya lakukan sekarang.

16. Saya sering merasa jengkel melihat sikap

biarawati lain.

17. Saya hanya melakukan apa yang menurut saya

benar tanpa perduli penilaian orang lain.

18. Saya merasa takut saat harus berada

dilingkungan pelayanan yang baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

67

No Pernyataan SS S TS STS

19. Saya merindukan suasana rumah.

20. Saya merasa gugup saat harus berbicara di depan

umum.

21. Saya akan memberikan waktu saya untuk

mendengarkan cerita teman saya.

22. Saya dengan senang hati membantu biarawati

lain untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

23. Saya tidak mengingat kesalahan orang lain.

24. Saya akan menyelesaikan tugas yang diberikan

hingga selesai.

25. Saya akan mempersiapkan diri saat

mendapatkan tugas pelayanan dari kongregasi.

26. Saya merasa hidup orang lain lebih baik dari

pada hidup saya.

27. Uang saku yang diberikan kongregasi kurang

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan saya.

28. Saya sering menunda pekerjaan yang diberikan

senior kepada saya.

29. Saya sering merasakan sakit saat beraktifitas.

30. Saat memiliki waktu luang, saya lebih suka

berada di kamar dari pada berkumpul dengan

biarawati lain.

31. Saya bangga menjadi seorang biarawati.

32. Saya siap ditempatkan dimanapun oleh

kongregasi untuk melayani.

33. Saya siap menerima tugas apapun yang diberikan

suster kepala kepada saya.

34. Saya akan memberikan kata-kata motivasi untuk

menyemangati teman saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

68

No Pernyataan SS S TS STS

35. Saya akan memaafkan teman saya yang berbuat

salah terhadap saya.

36. Saya merasa tertekan saat mendapatkan banyak

tugas dari kongregasi.

37. Saya tidak dapat tidur dengan nyenyak jika

masalah belum terselesaikan.

38. Saya kurang bisa memberikan pendapat di ruang

kelas atau di depan orang banyak.

39. Saya takut mencoba sesuatu yang baru.

40. Terkadang apa yang saya terima tidak sesuai

dengan apa yang saya harapkan.

41. Saya akan dengan senang hati merawat biarawati

lain yang sakit.

42. Senior saya baik terhadap saya.

43. Bermeditasi membuat pikiran saya menjadi

tenang.

44. Tubuh saya terasa nyaman saat mengerjakan

tugas-tugas di biara.

45. Saya akan mengerjakan tugas yang diberikan

dengan sebaik mungkin.

46. Saya merasa kurang betah hidup di biara.

47. Kebutuhan bulanan saya tidak tercukupi dengan

uang yang diberikan oleh kongregasi.

48. Saya kurang peka terhadap kondisi orang lain.

49. Saya merasa bosan dengan tugas pelayanan yang

saya kerjakan sekarang.

50. Saya sering merasa lemas saat mengerjakan

tugas-tugas di biara.

51. Saya bahagia menjadi seorang biarawati.

52. Saya merasa cukup dengan uang bulanan yang

saya terima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

69

No Pernyataan SS S TS STS

53. Saya dapat menjalin pertemanan dengan siapa

saja

54. Saya akan mengerjakan pekerjaan saya sampai

selesai.

55. Saya tidak mudah lelah saat harus mengerjakan

pelayanan saya.

56. Saya sering merasa jengkel dengan perilaku

senior saya.

57.

Saya mudah teringat dengan kesalahan yang saya

lakukan.

58. Saya hanya mengerjakan apa yang menjadi

tanggungjawab.

59. Terkadang saya teringat oleh orang yang pernah

mengecewakan saya.

60. Saya akan menangis saat teringat keluarga saya.

61. Saya tidak malu mengakui kekurangan diri saya

pada orang lain.

62. Saya antusias mengikuti rekoleksi yang

diselenggarakan kongregasi

63. Saya segera mengerjakan tugas yang diberikan

agar nantinya tidak mengganggu tugas-tugas

yang lainnya.

64. Dengan melihat perubahan sikap orang lain saya

dapat mengetahui kondisi orang lain.

65. Saya merasa mengampuni orang lain akan

membuat saya lebih baik dari pada

membalasnya.

66. Saya merasa tidak berdaya saat menghadapi

konflik.

67. Saya akan mengerjakan tugas hingga larut

malam agar saya dapat tidur nyenyak.

68. Saya cenderung diam saat bertemu dengan orang

baru.

69. Saya akan mengerjakan tugas dengan sebaik-

baiknya agar tidak mendapatkan hukuman.

70. Saya merasa frustasi saat dibebani tugas yang

banyak dari kongregasi.

71. Hidup saya sesuai dengan apa yang saya

inginkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

70

No Pernyataan SS S TS STS

72. Saya merasa nyaman dengan komunitas saya.

73. Saya merasakan ketenangan tinggal dibiara.

74. Saya merasa marah saat saya ditegur di depan

umum.

75. Saya merasa bersalah saat terlalu keras dengan

junior saya.

76. Saya cenderung memikirkan kondisi diri sendiri

daripada orang lain.

77. Saya pernah kecewa dengan keputusan yang

dibuat oleh suter kepala.

78. Terkadang saya menangis karena mengingat

masalalu saya yang menyedihkan.

79. Saya merasa lelah dengan tugas-tugas yang

diberikan pada saya.

80. Saya sulit memulai pembicaraan dengan orang

lain.

81. Saya merasa lelah untuk mengerjakan tanggung

jawab saya di biara.

82. Saya mudah lelah saat mengerjakan tugas-tugas

biara.

83. Saat saya sakit, teman biarawati merawat saya

dengan baik.

84. Saya bersedia menggantikan tugas biarawati lain

saat mereka mengalami halangan untuk

mengerjakan tugasnya.

85. Saya akan menyimpan masalah saya sendiri dan

tidak menceritakannya pada siapapun.

86. Saya tidak peduli dengan masalah yang dihadapi

orang lain.

87. Saya senang menghabiskan waktu dengan

kegiatan pribadi.

88. Terkadang saya berpikir untuk berhenti menjadi

biarawati.

89 Terkadang saya ragu dengan pilihan hidup saya

sekarang sebagai biarawati.

90. Saya mudah untuk bergaul dan bercerita dengan

orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

71

Jika dapat dijelaskan dalam satu kalimat, apakah arti kebahagiaan bagi Anda?

Jawaban:

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

“Mohon diperiksa kembali jawaban Anda,

Jangan sampai ada yang terlewatkan”

Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya

No Pernyataan SS S TS STS

91 Saya mengetahui kondisi teman saya saat dia

memiliki masalah.

92. Saya tidak menyesal dengan pilihan hidup saya

menjadi biarawati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

72

LAMPIRAN 2

Reliabilitas Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

73

Reliabilitas Skala Penelitian Sebelum Seleksi Aitem

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 69 100.0

Excludeda 0 .0

Total 69 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.940 .943 92

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

i1 271.42 459.365 .534 . .939

i2 272.07 467.451 .130 . .941

i3 271.64 460.705 .486 . .939

i4 271.35 464.171 .330 . .940

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

74

i5 271.54 461.517 .459 . .939

i6 273.22 476.937 -.248 . .942

i7 272.71 476.856 -.183 . .942

i8 273.00 472.324 -.039 . .941

i9 272.65 466.201 .177 . .941

i10 272.25 466.394 .198 . .940

i11 271.57 458.543 .539 . .939

i12 271.62 456.415 .561 . .939

i13 271.87 457.086 .518 . .939

i14 271.65 460.995 .476 . .939

i15 271.75 461.483 .439 . .940

i16 272.03 464.087 .283 . .940

i17 272.03 464.940 .212 . .940

i18 272.23 458.328 .468 . .939

i19 272.97 463.852 .342 . .940

i20 272.57 457.279 .427 . .940

i21 271.80 457.870 .565 . .939

i22 271.87 458.439 .532 . .939

i23 272.13 471.174 .006 . .941

i24 271.62 460.709 .512 . .939

i25 271.57 460.691 .408 . .940

i26 272.26 462.343 .284 . .940

i27 272.01 457.191 .442 . .939

i28 272.04 458.454 .519 . .939

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

75

i29 271.91 458.198 .500 . .939

i30 272.10 460.651 .307 . .940

i31 271.39 459.859 .466 . .939

i32 271.43 461.161 .479 . .939

i33 271.54 458.458 .569 . .939

i34 271.65 460.377 .433 . .940

i35 271.74 468.372 .097 . .941

i36 272.20 454.841 .567 . .939

i37 272.80 460.282 .353 . .940

i38 272.17 460.558 .443 . .939

i39 272.10 460.063 .460 . .939

i40 272.90 460.298 .430 . .940

i41 271.83 460.646 .462 . .939

i42 271.78 463.261 .350 . .940

i43 271.46 459.576 .432 . .939

i44 271.86 460.096 .505 . .939

i45 271.58 457.571 .583 . .939

i46 271.55 456.692 .541 . .939

i47 271.72 458.173 .446 . .939

i48 272.00 460.824 .453 . .939

i49 271.91 459.904 .564 . .939

i50 271.80 457.782 .635 . .939

i51 271.33 461.108 .507 . .939

i52 271.67 457.667 .572 . .939

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

76

i53 271.65 463.201 .336 . .940

i54 271.68 462.014 .413 . .940

i55 272.06 460.379 .452 . .939

i56 272.12 459.957 .504 . .939

i57 272.42 465.335 .211 . .940

i58 271.99 458.544 .539 . .939

i59 272.68 463.044 .292 . .940

i60 272.25 458.865 .389 . .940

i61 271.96 463.277 .323 . .940

i62 271.65 461.171 .442 . .939

i63 271.70 460.921 .467 . .939

i64 272.00 466.118 .254 . .940

i65 271.52 460.959 .457 . .939

i66 272.25 464.071 .267 . .940

i67 272.29 459.679 .337 . .940

i68 272.28 463.144 .308 . .940

i69 272.13 461.586 .352 . .940

i70 271.96 460.748 .447 . .939

i71 272.29 468.327 .086 . .941

i72 271.58 463.541 .347 . .940

i73 271.58 460.894 .441 . .939

i74 272.57 463.691 .259 . .940

i75 272.91 474.816 -.147 . .942

i76 272.12 461.780 .382 . .940

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

77

i77 272.84 467.489 .181 . .940

i78 272.55 460.398 .339 . .940

i79 272.25 453.924 .603 . .939

i80 272.23 458.004 .499 . .939

i81 272.03 457.352 .576 . .939

i82 271.99 460.544 .479 . .939

i83 271.64 461.970 .428 . .940

i84 271.78 463.320 .330 . .940

i85 272.28 465.850 .189 . .941

i86 271.86 461.832 .404 . .940

i87 272.23 462.740 .307 . .940

i88 272.16 456.577 .474 . .939

i89 272.26 457.431 .432 . .939

i90 272.01 463.691 .292 . .940

i91 272.01 469.720 .116 . .940

i92 271.41 458.715 .536 . .939

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

78

Reliabilitas Skala Penelitian Setelah Seleksi Aitem

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 69 100.0

Excludeda 0 .0

Total 69 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.951 .953 64

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

i1 197.59 332.421 .571 . .950

i3 197.81 333.302 .537 . .950

i4 197.52 336.694 .358 . .951

i5 197.71 334.650 .476 . .950

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

79

i11 197.74 331.931 .564 . .950

i12 197.80 330.194 .579 . .950

i13 198.04 331.160 .519 . .950

i14 197.83 334.293 .488 . .950

i15 197.93 335.451 .411 . .951

i18 198.41 332.833 .442 . .951

i20 198.74 332.666 .377 . .951

i21 197.97 331.970 .559 . .950

i22 198.04 331.630 .567 . .950

i24 197.80 333.458 .558 . .950

i25 197.74 333.960 .421 . .951

i27 198.19 332.596 .391 . .951

i28 198.22 332.526 .510 . .950

i29 198.09 332.169 .498 . .950

i31 197.57 333.455 .470 . .950

i32 197.61 333.742 .529 . .950

i33 197.71 331.650 .606 . .950

i34 197.83 334.028 .430 . .951

i36 198.38 329.797 .545 . .950

i37 198.97 334.323 .335 . .951

i38 198.35 334.642 .418 . .951

i39 198.28 334.820 .406 . .951

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

80

i40 199.07 335.333 .363 . .951

i41 198.00 334.147 .465 . .950

i42 197.96 335.160 .415 . .951

i43 197.64 333.529 .421 . .951

i44 198.03 333.117 .538 . .950

i45 197.75 330.218 .653 . .950

i46 197.72 330.820 .541 . .950

i47 197.90 331.975 .450 . .951

i48 198.17 334.205 .461 . .951

i49 198.09 333.375 .576 . .950

i50 197.97 331.470 .652 . .950

i51 197.51 333.371 .580 . .950

i52 197.84 330.930 .609 . .950

i53 197.83 335.910 .359 . .951

i54 197.86 333.832 .494 . .950

i55 198.23 332.710 .514 . .950

i56 198.29 333.944 .487 . .950

i58 198.16 332.695 .525 . .950

i60 198.42 332.983 .377 . .951

i62 197.83 334.646 .443 . .951

i63 197.87 333.380 .523 . .950

i65 197.70 333.597 .503 . .950

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

81

i69 198.30 336.156 .302 . .951

i70 198.13 333.262 .498 . .950

i72 197.75 335.247 .422 . .951

i73 197.75 333.247 .500 . .950

i76 198.29 335.474 .367 . .951

i78 198.72 333.761 .346 . .951

i79 198.42 328.983 .582 . .950

i80 198.41 333.833 .415 . .951

i81 198.20 331.135 .590 . .950

i82 198.16 334.018 .484 . .950

i83 197.81 334.920 .450 . .951

i84 197.96 335.101 .397 . .951

i86 198.03 336.234 .353 . .951

i88 198.33 330.549 .480 . .950

i89 198.43 332.396 .396 . .951

i92 197.58 331.894 .570 . .950

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

82

LAMPIRAN 3

Statistik Deskriptif Subjective Well-Being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

83

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VAR00002 69 161 253 201.17 18.538

Valid N (listwise) 69

T-Test

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

VAR00002 69 201.17 18.538 2.232

One-Sample Test

Test Value = 160

T df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

VAR00002 18.450 68 .000 41.174 36.72 45.63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENELITIAN DESKRIPTIF - core.ac.uk · vii PENELITIAN DESKRIPTIF : SUBJECTIVE WELL-BEING PADA BIARAWATI DI YOGYAKARTA Yohanes Hanggoro Tri Pamungkas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI