PENELAAHAN ISU DAN DOKUMEN PERENCANAAN...
Transcript of PENELAAHAN ISU DAN DOKUMEN PERENCANAAN...
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 IV-1
LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 8 TAHUN 2019 TANGGAL : 4 MARET 2019 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAWA BARAT 2018-2023
PENELAAHAN ISU DAN DOKUMEN PERENCANAAN
LAINNYA
Sinkronisasi kebijakan dengan perencanaan pembangunan lainnya
dalam penyusunan RPJMD, dilakukan dengan penelaahan terhadap
dokumen perencanaan pembangunan nasional dan pembangunan daerah
lain dalam rangka sinkronisasi kebijakan pembangunan nasional dan daerah,
serta pembangunan antar daerah.
Penelaahan terhadap dokumen perencanaan pembangunan nasional
dilakukan dengan menelaah kebijakan nasional yang berdampak dan harus
dipedomani oleh daerah. Sementara penelaahan terhadap dokumen
perencanaan pembangunan Daerah lainnya dilakukan dengan menelaah
dampak pembangunan yang saling berpengaruh terhadap daerah lain dan
harus dijabarkan dalam dokumen perencanaan.
Melengkapi penelaahan terhadap dokumen perencanaan lainnya, pada
proses penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023 dilakukan juga
penelaahan terhadap isu internasional yang mempengaruhi Indonesia
termasuk Provinsi Jawa Barat. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan yang
dihasilkan komprehensif dengan mempertimbangan kondisi eksternal yang
ada sebagai dinamika internasional, nasional dan regional.
Beberapa isu dan dokumen perencanaan lainnya yang ditelaah,
meliputi:
1. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Pada tahun 2007, para pemimpin menegaskan komitmen kuat
mereka untuk mewujudkan Masyarakat ASEAN dan mempercepat target
waktunya dari 2020 menjadi 2015, atau lima tahun lebih cepat dari yang
sudah dijadwalkan sebelumnya. Konsep Masyarakat ASEAN terdiri dari tiga
pilar yang terkait satu dengan yang lain, yaitu: Masyarakat Politik
Keamanan ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Masyarakat Sosial
Budaya ASEAN.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC)
dibentuk untuk mewujudkan integrasi ekonomi ASEAN, yakni tercapainya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 IV-2
wilayah ASEAN yang aman dengan tingkat dinamika pembangunan yang
lebih tinggi dan terintegrasi, pengentasan masyarakat ASEAN dari
kemiskinan, serta pertumbuhan ekonomi untuk mencapai kemakmuran
yang merata dan berkelanjutan. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
memiliki karakteristik utama sebagai berikut: (a) pasar tunggal dan basis
produksi; (b) kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi; (c) kawasan
pengembangan ekonomi yang merata; dan (d) kawasan yang secara penuh
terintegrasi ke dalam perekonomian global.
Dalam menghadapi MEA 2015, Pemerintah Indonesia telah
menerbitkan beberapa kebijakan yang bersifat lintas sektoral dan memberi
perhatian khusus dalam meningkatkan daya saing, antara lain : a) Inpres
No. 5/2008 tentang Fokus Program Ekonomi Tahun 2008 – 2009, b) Inpres
No. 11/2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru masyarakat
Ekonomi ASEAN, c) Keppres No. 23/2012 tentang susunan keanggotaan
setnas ASEAN, d) program Pembangunan seperti MP3EI, e) Program
Sislognas, f) Penyusunan Roadmap dan Inpres Daya saing, g) Policy Paper
mengenai kesiapan Indonesia menghadapi AEC h) dan pembentukan
Komite Nasional AEC 2015, i) Unit Kerja Presiden di bidang Pengembangan
dan Pengendalian pembangunan (UKP4) Monitoring Langkah Pemerintah.
Lebih lanjut mengenai pelaksanaan MEA 2015, telah dibuat
komitmen yaitu Masyarakat ASEAN 2025. Masyarakat ASEAN 2025 telah
resmi disahkan oleh Kepala Negara/Pemerintahan anggota ASEAN pada
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-27 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Pengesahan tersebut dilakukan melalui penandatanganan The 2015 Kuala
Lumpur Declaration on the Establishment of ASEAN Community dan The
Kuala Lumpur Declaration on ASEAN 2025: Forging Ahead Together yang
akan menjadi panduan ASEAN dalam meningkatkan kualitas integrasi
ekonomi ASEAN dalam 10 tahun ke depan.
Pendeklarasian ASEAN Community 2025 menjadi momen penting
karena merupakan kelanjutan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
yang berlaku sejak 31 Desember 2015 lalu. ASEAN Community 2025
merupakan visi ASEAN 10 tahun ke depan. Masyarakat ASEAN 2025
meliputi ASEAN Economic Community (AEC) atau dikenal sebagai
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN Political-Security Community
(APSC), dan ASEAN Socio-Culture Community (ASCC). Terdapat lima pilar
dalam cetak-biru MEA 2025, yaitu: a. Ekonomi ASEAN yang terintegrasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 IV-3
dan kohesif; b. ASEAN yang kompetitif dan dinamis; c. Peningkatan
konektivitas dan kerja sama sektoral; d. ASEAN yang tangguh, inklusif, dan
berorientasi serta fokus ke masyarakat; serta e. ASEAN Global.
Memasuki era MEA, tentu menuntut kesiapan dari pemerintah
Indonesia dan secara khusus daerah (provinsi/kabupaten/kota) baik
sebagai pasar ataupun sebagai tempat berproduksi. Diharapkan daerah-
daerah di Indonesia dapat berperan aktif dan mampu membaca peluang
untuk tidak saja menjadi konsumen namun menjadi produsen. Sebab disisi
lain, Indonesia sangat membutuhkan pembukaan lapangan pekerjaan atau
usaha.
2. Isu Lingkungan Hidup
Isu terkait lingkungan hidup menjadi salah satu hal yang sangat
mengemuka belakangan ini. Dalam proses pembangunan, seringkali
kepentingan ekonomi dan sosial dihadapkan dengan kepentingan
lingkungan.
Permasalahan lingkungan pada dasarnya adalah irisan dari
permasalahan yang terjadi pada lingkungan alami (natural environment),
lingkungan buatan (man-made environment) terkait aktivitas perekonomian,
dan lingkungan sosial (social environment). Oleh sebab itu, penanganan
permasalahan lingkungan harus dilaksanakan secara holistik sesuai
dengan tujuan pembangunan berkelanjutan untuk memastikan bahwa
upaya peningkatan kondisi ekonomi dan sosial yang dilakukan di Jawa
Barat tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
Permasalahan lingkungan di Jawa Barat ditandai dengan
terlampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan. Degradasi
kuantitas air yang terjadi di Jawa Barat diantaranya diakibatkan oleh
pemanfaatan air tanah secara berlebihan, berkurangnya luas kawasan
resapan air (catchment area), dan berkurangnya fungsi sungai sebagai
sumber daya air akibat pencemaran dan sedimentasi. Adapun degradasi
kualitas air ditandai dengan banyaknya sungai di Jawa Barat yang tercemar
berat, salah satunya adalah Sungai Citarum, akibat belum terkendalinya
pencemaran oleh limbah domestik, industri, pertanian, peternakan, dan
pertambangan. Penurunan kualitas udara ambien di Jawa Barat
diakibatkan oleh meningkatnya emisi kendaraan bermotor, emisi cerobong
industri, dan emisi pembakaran sampah oleh masyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 IV-4
Meningkatnya frekuensi dan risiko bencana di Jawa Barat sangat
berkaitan dengan meningkatnya kerusakan lahan yang diakibatkan oleh
berkurangnya tutupan vegetasi dan meningkatnya luas lahan kritis. Selain
itu, pemanfaatan sumber daya alam berlebihan, meningkatnya kerusakan
habitat tanaman dan satwa langka, dan kerusakan ekosistem pesisir dan
laut, menyebabkan tingginya kerusakan sumber daya alam dan
keanekaragaman hayati.
Berbagai permasalahan pencemaran dan kerusakan lingkungan di
Jawa Barat juga dipengaruhi oleh belum optimalnya pengendalian
pemanfaatan dan pengawasan penataan ruang, serta kurangnya upaya
pengelolaan ekosistem berbasis DAS secara terpadu.
Berkaitan dengan isu perubahan iklim yang telah berkembang
menjadi isu global dan nasional, tingginya emisi gas rumah kaca diyakini
secara ilmiah menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global
dan perubahan iklim. Indonesia berkomitmen untuk turut berkontribusi
menurunkan emisi gas rumah kaca dengan menetapkan target sebesar 29%
melalui pendanaan domestik dan 41% dengan tambahan pendanaan dari
dukungan internasional pada Tahun 2030. Hal ini ditegaskan dengan
diratifikasinya Paris Agreement melalui penetapan Undang-undang Nomor
16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement to The United Nations
Framework Convention on Climate Change (Persetujuan Paris atas Konvensi
Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim).
Sebelumnya, Indonesia telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 61
Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah
Kaca (RAN-GRK), yang ditindaklanjuti oleh Pemerintah Jawa Barat dengan
penetapan Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun 2012 tentang Rencana
Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Provinsi Jawa
Barat.
Peningkatan emisi gas rumah kaca diakibatkan oleh meningkatnya
alih fungsi lahan, aktivitas pertanian dan peternakan yang tidak ramah
lingkungan, penggunaan energi fosil berlebihan, dan limbah domestik yang
tidak terkelola. Dari hasil proyeksi hingga Tahun 2030, besar emisi Gas
Rumah Kaca di Jawa Barat pada kondisi tanpa aksi mitigasi (Business as
Usual) mencapai 135.212.417 ton eCO2. Sumber emisi terbesar Jawa Barat
adalah sektor energi (41%), menyusul sektor lainnya yaitu sektor
transportasi sebesar 31%, sektor kehutanan sebesar 12%, sektor limbah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 IV-5
domestik sebesar 11%, dan sektor pertanian sebesar 5%. Selain dihasilkan
oleh aktivitas alamiah, emisi Gas Rumah Kaca akan terus bertambah dari
tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan
aktivitas antropogenik. Upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan
kegiatan-kegiatan mitigasi untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca yang
dihasilkan. Dengan ditetapkannya RAD-GRK, Provinsi Jawa Barat telah
berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan mitigasi pada berbagai sektor.
3. Penelaahan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals)
Agenda pembangunan dunia Millenium Development Goals (MDGs)
yang tidak lagi berlaku terhitung mulai akhir tahun 2015 telah digantikan
dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Program SDGs aktif mulai
Tahun 2016 hingga Tahun 2030.
Pasca agenda pembangunan 2015, yang dikenal dengan istilah
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) 2016-2030, diharapkan dapat
menanggulangi berbagai masalah, termasuk menghapuskan kemiskinan
dan kelaparan, memajukan kesehatan dan pendidikan, membangun kota-
kota secara berkelanjutan, memerangi perubahan iklim serta melindungi
samudera dan hutan.
Komitmen Indonesia untuk ikut mewujudkan tujuan pembangunan
berkelanjutan bersama dengan negara-negara lain, ditunjukkan dengan
diterbitkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan. Tujuan pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk
menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat,
menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan
terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas
kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Adapun 17 tujuan dan sasaran pembangunan berkelanjutan yang
harus diwujudkan bersama-sama oleh K/L dan pemerintah daerah
(provinsi/kabupaten/kota), yaitu:
1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di mana pun.
2. Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi
yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 IV-6
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan
seluruh penduduk semua usia.
4. Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta
meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan.
6. Menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang
berkelanjutan untuk semua.
7. Menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan
modern untuk semua.
8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh,
serta pekerjaan yang layak untuk semua.
9. Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri
inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi.
10. Mengurangi kesenjangan intra dan antarnegara.
11. Menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan.
12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
13. Mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan
dampaknya.
14. Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya
kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan.
15. Melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan
berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari,
menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta
menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati.
16. Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk
pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk
semua, dan membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan
inklusif di semua tingkatan.
17. Menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global
untuk pembangunan berkelanjutan.
Menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017, maka
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melakukan Studi Baseline Indikator
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 IV-7
(TPB/SDGs) di Provinsi Jawa Barat. Lampiran Peraturan Presiden Nomor 59
Tahun 2017 menjabarkan Tujuan Global, Target global, Target Nasional yang
tercantum dalam RPJMN 2015-2019 dan instansi pelaksana yang menjadi
penanggung jawab. Lingkup pemantauan dan evaluasi mencakup 17 Tujuan,
70 Target dan 147 indikator.
Tabel 1.1
Target dan Indikator TPB/SDGs Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Pilar Pembangunan
No. Pilar/Indikator Jumlah Indikator
PILAR SOSIAL
1 Tanpa Kemiskinan 16
2 Tanpa Kelaparan 13
3 Kehidupan Sehat Dan Sejahtera 18
4 Pendidikan Berkualitas 11
5 Kesetaraan Gender 7
Jumlah Pilar Sosial 65 PILAR EKONOMI
7 Energi Bersih Dan Terjangkau 6
8 Pekerjaan Layak Dan Pertumbuhan Ekonomi 13
9 Industri, Inovasi, Dan Infrastruktur 7
10 Berkurangnya Kesenjangan 8
17 Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan 2
Jumlah Pilar Ekonomi 36
PILAR LINGKUNGAN
6 Air Bersih Dan Sanitasi Layak 4
11 Kota Dan Permukiman Yang Berkelanjutan 5
12 Kosumsi Dan Produksi Yang Bertanggung Jawab 5
13 Penanganan Perubahan Iklim 4
14 Ekosistem Lautan 7
15 Ekosistem Daratan 10
Jumlah Pilar Lingkungan 35
PILAR HUKUM
16 Perdamaian Keadilan Dan Kelembagaan Yang
Tangguh 11
Jumlah 4 pilar 147 Sumber: Studi Baseline Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Jawa Barat, 2018
Hasil akhir dari RAD SDGs Provinsi Jawa Barat adalah
mengintegrasikan indikator RPJMD terhadap indikator SDGs yang terdapat
pada matrik satu RAD. Dalam penyusunannya menggunakan bahan indikator
SDGs dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, indikator
RKPD 2019 Provinsi Jawa Barat, serta data base program dari Bappeda,
diperoleh sandingan seperti pada Tabel 1.19 sampai dengan Tabel 1.22.
Sandingan tersebut mengacu kepada Meta Data SDGs dan cara perhitungan
yang terdapat pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 8
Tabel 1.2
Target Pencapaian Indikator Tujuan 1 Tanpa Kemiskinan TARGE
T KODE INDIKATOR
SUMBER
DATA SATUAN
BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 1.2 Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki, perempuan dan anak-anak dari semua usia, yang hidup dalam kemiskinan di semua dimensi,
sesuai dengan definisi nasional
. 1.2.1*
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional, menurut
jenis kelamin dan kelompok umur.
BPS Persentas
e 9.57 8.77 7.83 7.32 6.97 6.27 5.74 5.21 4.69
Target 1.3 Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial bagi kelompok miskin dan rentan.
* 1.3.1.(a)
Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Kesehatan.
Dinas Kesehatan
Persentase
60 65 70 85 85 90 95 95 95
* 1.3.1.(b)
Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan.
Dinas Tenaga Kerja
Persentase
12.21 12.06 12.63 13.05 14.04 15.45 17.85 21.66 27.87
. 1.3.1.(d)
Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan tunai bersyarat/ Program
Keluarga Harapan.
Dinsos Orang 599.696 2,825,431
4,139,860
6,265,771
7,116,015
7,201,200
7,201,200
7,201,200
7,201,200
Target 1.4 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan
yang tepat, termasuk keuangan mikro.
* 1.4.1.(a)
Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses
melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan.
BPS Persentas
e 79.57 78.09 79.57 81.05 82.53 84.01 85.49 86.97 88.45
* 1.4.1.(b)
Persentase anak umur 12-23 bulan yang menerima imunisasi dasar lengkap.
Dinas Kesehatan
Persentase
93.4 (2016)
93.4 93.8 94.3 94.8 95.3 95.5 96 96.3
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 9
TARGET
KODE INDIKATOR SUMBER
DATA SATUAN
BASELINE (2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
* 1.4.1.(c)
Prevalensi penggunaan metode
kontrasepsi (CPR) semua cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang berstatus kawin.
BKKBN Jawa Barat
Persentase
74.56 74.88 75.3 76.8 78.3 79.8 81.3 82.8 84.3
. 1.4.1.(d)
Persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan.
BPS Persentas
e 67.20 67.62 70.50 73.38 76.26 79.14 82.02 84.9 87.78
. 1.4.1.(e)
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan
sanitasi layak dan berkelanjutan.
BPS Persentas
e 59.43 63.79 64.40 65.01 65.62 66.23 66.84 67.45 68.06
. 1.4.1.(f) Persentase rumah tangga kumuh perkotaan.
BPS Persentas
e 13.73 10.83 8.08 5.33 2.58 0 0 0
* 1.4.1.(g) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/sederajat.
Dinas Pendidika
n
Persentase
95.04 95.11 96.03 96.95 97.87 98.79 99.71 100.63 101.55
* 1.4.1.(h)
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/sederajat.
Dinas Pendidika
n
Persentase
82.13 82.44 77.87 82.44 87.01 91.58 96.15 100.72 105.29
* 1.4.1.(i) Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/sederajat.
Dinas Pendidika
n
Persentase
45.89 52.18 57.59 63 68.41 73.82 79.23 84.64 90.05
* 1.4.1.(j)
Persentase
penduduk umur 0-17 tahundengan kepemilikan akta kelahiran.
BPS Persentas
e 78,06 79.25 80.22 83 86 89 93 95 97
* 1.4.1.(k)
Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber penerangan utamanya listrik
BPS Persentas
e 99,73 99.75 99.78 99.8 99.86 99.88 99.9 99.93 99.95
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 10
TARGET
KODE INDIKATOR SUMBER
DATA SATUAN
BASELINE (2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
baik dari PLN dan bukan PLN.
Target 1.5 Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana
. 1.5.3*
Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat nasional dan daerah.
BPBD Dokumen 5 5 5 5 7 7 7 7 7
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 11
Tabel 1.3
Target Pencapaian Indikator Tujuan 2 Tanpa Kelaparan
TARGE
T KODE INDIKATOR
SUMBER
DATA SATUAN
BASELIN
E (2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 2.1 Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.
* 2.1.1.(a)
Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita.
BPS Persentas
e 11.3 10.8 10.3 9.8 9.3 8.8 8.3 7.8 7.3
. 2.1.2*
Prevalensi penduduk dengan
kerawanan pangan sedang atau berat, berdasarkan pada Skala Pengalaman Kerawanan Pangan.
DKPP Presentas
e desa 29.23 12.84 10.5 10.5 9.5 9.5 8.5 8.5 7.5
* 2.1.2.(a)
Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di bawah 1400 kkal/kapita/hari.
BPS Persentas
e 11.08 11.25 11.42 11.59 11.76 11.93 12.1 12.27 12.44
Target 2.2 Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek
dan kurus di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.
. 2.2.1* Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di bawah lima tahun/balita.
BPS Persentas
e 34.58 (2016)
34.58 34.56 34.53 34.51 34.49 34.47 34.45 34.43
. 2.2.1.(a)
Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di bawah dua tahun/baduta.
BPS Persentas
e 11.91 (2016)
11.91 12.11 12.29 12.47 12.63 12.79 12.94 13.08
* 2.2.2*
Prevalensi malnutrisi (berat badan/ tinggi badan) anak
pada usia kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe.
Kementrian
Kesehatan RI
Persentas
e 25.56 25.1 24.8 23.2 22.3 21.4 19.3 18.7 17.5
* 2.2.2.(a)
Prevalensi anemia pada ibu hamil.
Dinas Kesehatan
Persentase
37.1 35.2 33.7 31.5 29.4 27.1 24.9 23.2 20
* 2.2.2.(b)
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.
BPS Persentas
e 59.82 59.13 59.82 60.51 61.2 61.89 62.58 63.27 63.96
. 2.2.2.(c)
Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat konsumsi ikan.
DKPP Persentas
e 81 84.3 85.2 85 85 86 87 88 89
Target 2.3 Pada tahun 2030, menggandakan produktivitas pertanian dan pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat penduduk asli, keluarga petani, penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan sama terhadap lahan, sumber daya produktif, dan input lainnya, pengetahuan, jasa keuangan, pasar, dan peluang nilai tambah, dan pekerjaan non-pertanian.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 12
TARGET
KODE INDIKATOR SUMBER
DATA SATUAN
BASELINE (2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
* 2.3.1*
Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga kerja di sektor
pertanian (rupiah per tenaga kerja).
BPS
rupiah per
tenaga kerja
42,802.7
3
46,621.6
5
50,817.6
0
55,391.1
8 60,376.39 65,810.26
71,733.1
9
78,189.1
7
85,226.2
0
Target 2.4 Pada tahun 2030, menjamin sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan menerapkan praktek pertanian tangguh yang me-ningkatkan produksi dan produktivitas,
membantu menjaga ekosistem, memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir, dan bencana lainnya, serta secara progresif memperbaiki kualitas tanah dan lahan.
. 2.4.1 Penetapan kawasan pertanian pangan berkelanjutan.
DKPP komoditas ternak
20 22 24 26 28 30 32 36 38
Target 2.5 Pada tahun 2020, mengelola keragaman genetik benih tanaman budidaya dan hewan ternak dan peliharaan dan spesies liar terkait, termasuk melalui bank benih dan
tanaman yang dikelola dan dianeka-ragamkan dengan baik di tingkat nasional, regional dan internasional, serta meningkatkan akses terhadap pembagian keuntungan yang adil dan merata, hasil dari pemanfaatan sumber daya genetik dan pertanian
. 2.5.1* Jumlah varietas unggul tanaman dan hewan untuk pangan yang dilepas.
DKPP Persentas
e 5 6 8 11 11 12 14 15 17
. 2.5.2*
Proporsi hewan ternak dan sejenisnya, diklasifikasikan menurut tingkat risiko
kepunahan: berisiko, tidak berisiko, dan risiko yang tidak diketahui.
DKPP Persentas
e 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 13
Tabel 1.4
Target Pencapaian Indikator Tujuan 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera
TARGET
KODE
INDIKATOR SUMBER DATA
SATUAN BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017
2018
2019 2020
2021
2022
2023
Target 3.1 Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
. 3.1.1* Angka Kematian Ibu (AKI).
Dinas Kesehat
an
100.000/kelahiran hidup
89 ( 2016) 89 88 87 86 85 84 83 82
.
3.1.2*
Proporsi perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
Dinas
Kesehatan
Persentase 89,18 89 90 91 92 93
* 3.1.2.(a)
Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan.
BPS Persentase 79.57 78.09 79.5
7 81.05
82.53 84.01
85.49
86.97
88.45
Target 3.2 Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25 per 1000.
.
3.2.1*
Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup.
Dinas
Kesehatan
Persentase 38 35 34 34 33 32 31 30 29
. 3.2.2*
Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran hidup. Dinas
Kesehatan
1000/ kelahiran
hidup 17 14 14 13 13 12 12 11 11
* 3.2.
2.(a)
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. Dinas
Kesehat
an
1000/ kelahiran
hidup
4.19 4.01 3.63 3.2
5 5.2 5 4.8 4.6 4.4
. 3.2.2.(b)
Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Dinas Kesehat
an Persentase 90.5 80 85 90 90
90.5
91 91.5 92
Target 3.3 Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta
penyakit menular lainnya.
* 3.3.
3*
Kejadian Malaria per 1000 orang. Dinas
Kesehat
an
Persentase 1.44 0.41 0.67 0.5
7 0.46
0.4
5 0.31 0.22 0.1
. 3.3.3.(a)
Jumlah kabupaten/kota yangmencapai eliminasi malaria Dinas
Kesehatan
Kabupaten / Kota
21,2 (2013) 23 23 23 24 24 25 25 25
Target 3.4 Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan
kesehatan mental dan kesejahteraan.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 14
TARGET
KODE
INDIKATOR SUMBER DATA
SATUAN BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017
2018
2019 2020
2021
2022
2023
.
3.4.1.(a)
Persentase merokok pada penduduk umur ≤18tahun.
Dinas
Kesehatan
Persentase 7.2 (2013) 6.95 6.7 6.45
6.2 5.95
5.7 5.45 5
. 3.4.1.(b)
Prevalensi tekanan darah tinggi. Dinas
Kesehatan
Persentase 31.56 30.16 28.7
6 27.36
32.06 32 31.9
4 31.8
8 31.8
4
. 3.4.1.(c)
Prevalensi obesitas pada penduduk umur ≥18 tahun. Dinas
Kesehatan
Persentase 8.83 8.33 7.83 7.33
6.83 6.33
5.83 5.33 4.83
Target 3.7 Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.
. 3.7.1.(a)
Angka prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) semua cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang berstatus kawin.
BKKBN Persentase 74.56 74.88 75.3 76.8
78.3 79.8
81.3 82.8 84.3
. 3.7.2.(a)
Total Fertility Rate (TFR). BPS Persentase 2.28 2.28 2.28 2.28
2.28 2.16
2.16 2.16 2.16
Target 3.8 Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat-obatan
dan vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua orang.
. 3.8.2*
Jumlah penduduk yang dicakup asuransi kesehatan atau sistem kesehatan masyarakat per 1000 penduduk.
Dinas Kesehat
an Persentase 60 65 70 85 85 90 95 95 95
. 3.8.2.(a)
Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dinas
Kesehatan
Persentase 60 65 70 85 85 90 95 95 95
Target 3.a Memperkuat pelaksanaan the Framework Convention on Tobacco Control WHO di seluruh negara sebagai langkah yang tepat.
. 3.a.1*
Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun. BPS Persentase 43.98 40.28 40.7
1 41.12
41.51 41.87
42.22
42.56
42.87
Target 3.b Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat penyakit menular dan tidak menular yang terutama berpengaruh terhadap negara berkembang,
menyediakan akses terhadap obat dan vaksin dasar yang terjangkau, sesuai the Doha Declaration tentang the TRIPS Agreement and Public Health, yang menegaskan hak negara berkembang untuk menggunakan secara penuh ketentuan dalam Kesepakatan atas Aspek-Aspek Perdagangan dari Hak Kekayaan Intelektual terkait keleluasaan untuk
melindungi kesehatan masyarakat, dan khususnya, menyediakan akses obat bagi semua.
. 3.b.1.(a)
Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas. Dinas Kesehatan Persentase
75.5 (2014)
77.94
80.38
82.82 90 95 95 95 95
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 15
Tabel 1.5
Target Pencapaian Indikator Tujuan 4 Pendidikan Berkualitas
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 4.1 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.
. 4.1.1.(a) Persentase SD/MI berakreditasi minimal B.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kemdikbud Persentase
65.5 (2016)
65.5 69.7 73.9 78.1 82.3 86.5 90.7 95
. 4.1.1.(b)
Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kemdikbud Persentase
72.8 (2016)
72.8 76 79.2 82.4 85.6 88.8 92 95
. 4.1.1.(c)
Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kemdikbud Persentase 68 (2016) 68 71.8 75.6 79.4 83.2 87 90.8 95
. 4.1.1.(d) Angka Partisipasi Kasar (APK)
SD/MI/ sederajat. Dinas Pendidikan Persentase 109.83 108.07 106.17 106.18 106.19 106.2 106.21 106.22 106.23
. 4.1.1.(e) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/sederajat.
Dinas Pendidikan Persentase 98.91 99.86 99.96 100.93 101.9 102.87 103.84 104.81 105.78
. 4.1.1.(f) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/MA/sederajat.
Dinas Pendidikan Persentase 62.11 67.56 76.62 81.25 85.88 90.51 95.14 99.77 104.4
. 4.1.1.(g) Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun.
BPS Persentase 8.42 8.60 8.71 8.82 8.93 9.04 9.15 9.26 9.38
Target 4.2 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini, pengasuhan,
pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap untuk menempuh pendidikan dasar.
. 4.2.2.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
BPS Persentase 64.11 65.71 68.67 71.63 74.59 77.55 80.51 83.47 86.43
Target 4.3 Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk universitas,
yang terjangkau dan berkualitas.
. 4.3.1.(b) Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT).
BPS Persentase 17,47 19,19 23.29 24.59 25.90 27.20 28.50 29.81 31.11
Target 4.5 Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan, dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan, bagi
masyarakat rentan termasuk penyandang cacat, masyarakat penduduk asli, dan anak-anak dalam kondisi rentan.
. 4.5.1* Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di (1) SD/MI/ sederajat;
BPS
Persentase 97.68 97.82 97.96 98.1 98.24 98.38 98.52 98.66 98.8
. Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di (2) SMP/MTs/sederajat;
79.55 79.76 79.97 80.18 80.39 80.6 80.81 81.02 81.23
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 16
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
. Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di
(3) SMA/SMK/MA/sederajat;
56.73 56.92 57.11 57.3 57.49 57.68 57.87 58.06 58.25
. Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di (4) Perguruan Tinggi.
17.47 19.19 20.91 22.63 24.35 26.07 27.79 29.51 31.23
Target 4.6 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi.
. 4.6.1.(a) Persentase angka melek aksara penduduk umur ≥15
tahun.
Dinas Kesehatan Persentase 98,01 98.22 98.57 98.92 99.27 99.62 99.97 100 100
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 17
Tabel 1.6
Target Pencapaian Indikator Tujuan 5 Kesetaraan Gender
TARGET
KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN BASELINE (2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 5.1 Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan dimanapun
. 5.1.1* Jumlah kebijakan yang responsif gender mendukung pemberdayaan perempuan.
DP3AKB dokumen 4 0 2 0 1 0 1 0 1
Target 5.2 Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai
jenis eksploitasi lainnya.
. 5.2.1.(a) Prevalensi kekerasan terhadap anak perempuan.
DP3AKB Persentas
e 0.01% 0.01% 0.0044% 0.01% 0.01% 0.01% 0.01% 0.01% 0.01%
. 5.2.2.(a) Persentase korban kekerasan terhadap perempuan yang mendapat layanan
komprehensif.
DP3AKB Persentas
e 95.61
100.0
0
100.00
100.0
0
100.0
0
100.0
0
100.0
0
100.0
0
100.00
Target 5.3 Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.
. 5.3.1*
Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang berstatus kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 15 tahun dan sebelum umur 18 tahun.
BPS Persentas
e 46 (2016) 46 45 44 43 42 41 40 39
. 5.3.1.(c) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/ sederajat.
Dinas Pendidikan Persentas
e 67,56 76.62 81.25 85.88 90.51 95.14 99.77 104.4 109.03
Target 5.5 Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk memimpin di semua tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan masyarakat.
. 5.5.1*
Proporsi kursi yang diduduki perempuan di parlemen tingkat pusat, parlemen daerah dan pemerintah daerah.
DP3AKB Persentas
e 19.32 19.32 19.32 19.32 19.32 19.32 19.32 19.32 19.32
. 5.5.2* Proporsi perempuan yang berada di posisi managerial.
DP3AKB Persentas
e 40.26 44.12 44.39 44.65 44.89 45.12 45.34 45.55 45.75
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 18
Tabel 1.7
Target Pencapaian Indikator Tujuan 6 Air Bersih dan Sanitasi Layak
TARGET
KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 6.1 Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua
. 6.1.1.(a)
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sumber air minum layak.
BPS Persentase 67.13 71.14 73.17 76 78 80 82 84 86
* 6.1.1.(b)
Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah tangga, perkotaan dan industri, serta penyediaan air baku untuk pulau-pulau.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Laporan
Tahunan
Persentase 30 35 37 37 40 38.42 40.29 40.81 41.56
Target 6.2 Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok masyarakat rentan
. 6.2.1.(b)
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak.
Dinas Kesehatan Persentase 59.43 64.15 66.25 68.35 70.46 72.56 74.66 76.77 78.87
* 6.2.1.(c)
Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Dinas Kesehatan desa/kelurah
an 3532 3945 4358 4771 5184 5962 5962 5962 5962
. 6.2.1.(d)
Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS).
Dinas Kesehatan desa/kelurah
an 704 917 1130 1343 1556 1769 1982 2195 2408
. 6.2.1.(e)
Jumlah kabupaten/kota yang terbangun infrastruktur air limbah dengan sistem terpusat skala kota, kawasan dan komunal.
Disperkim Kabupaten /
Kota 27 27 27 27 27 27 27 27 27
. 6.2.1.(f)
Proporsi rumah tangga (RT) yang terlayani sistem pengelolaan air limbah terpusat.
Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cirebon
Persentase 9.09 NA NA NA 155.6
0 176.9
0 198.2
0 219.5
0 240.80
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 19
TARGET
KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 6.3 Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia
berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman secara global.
. 6.3.1.(a)
Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan kualitas pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan dilakukan pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Disperkim Kabupaten /
Kota 23 23 23 23 27 27 27 27 27
. 6.3.1.(b)
Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan lumpur tinja.
Disperkim Persentase 0.80 NA NA NA 19.84 19.84 19.84 19.84 19.84
Target 6.4 Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi penggunaan air di semua sektor, dan menjamin penggunaan dan pasokan air tawar yang berkelanjutan
untuk mengatasi kelangkaan air, dan secara signifikan mengurangi jumlah orang yang menderita akibat kelangkaan air.
. 6.4.1.(a
)
Pengendalian dan penegakan hukum
bagi penggunaan air tanah.
Dinas ESDM Provinsi Jawa
Barat
Titik Pengambilan
Air tanah 338 1093 1336 1463 1600 1760 1936 2130 2343
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 20
Tabel 1.8
Target Pencapaian Indikator Tujuan 7 Energi Terbarukan
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 7.1 Pada tahun 2030, menjamin akses universal layanan energi yang terjangkau, andal dan modern.
. 7.1.1* Rasio elektrifikasi. Kementerian ESDM/
Dinas ESDM persentase 93.71 97.84 99.87 100 100 100 100 100 100
. 7.1.1.(a) Konsumsi listrik per kapita. Kementerian ESDM/
Dinas ESDM kWh 1,120 1,184 1,231 1,376 1,452 1,553 1,553 1,657 1,766
. 7.1.2.(a) Jumlah sambungan jaringan gas untuk rumah tangga.
Kementerian ESDM/ Dinas ESDM
Sambungan 2,012 2,013 2,015 2,016 2,016 2,022 2,020 2,021 2,022
. 7.1.2.(b) Rasio penggunaan gas rumah tangga.
Kementerian ESDM/ Dinas ESDM
persentase 81.45 83.89 86.33 88.77 88.77 88.77 88.77 88.77 88.77
Target 7.2 Pada tahun 2030, meningkat secara substansial pangsa energi terbarukan dalam bauran energi global.
. 7.2.1* Bauran energi terbarukan. Kementerian ESDM/
Dinas ESDM persentase 15.77 15.67 15.95 16.24 17.30 14.37 15.07 15.67 15.82
Target 7.3 Pada tahun 2030, melakukan perbaikan efisiensi energi di tingkat global sebanyak dua kali lipat.
. 7.3.1* Intensitas energi primer. Kementerian ESDM/
Dinas ESDM TOE/Milyar Rp. 23.2 23.9 24.1 24.2 24.4 24.3 24.3 24.1 23.8
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 21
Tabel 1.9
Target Pencapaian Indikator Tujuan 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
TARGE
T KODE INDIKATOR
SUMBER
DATA SATUAN
BASELIN
E (2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 8.1 Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai dengan kondisi nasional dan, khususnya, setidaknya 7 persen pertumbuhan produk domestik bruto per tahun di negara kurang berkembang.
* 8.1.1* Laju pertumbuhan PDRB per kapita. (ADHK)
BPS Persentas
e 5.04 5.67 5.29 >5 >5 >5 >5 >5 >5
* 8.1.1.(a
)
PDRB per kapita.
(ADHB) BPS
Juta
Rupiah 32.65 34.88 37.18 39.48 41.78 44.08 46.38 48.68 50.98
Target 8.3 Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.
. 8.3.1*
Proporsi lapangan kerja informal sektor non-pertanian, berdasarkan jenis
kelamin.
BPS Persentas
e 8.57 7.33 6.40 5.47 4.54 3.61 2.68 1.75 0.82
. 8.3.1.(a)
Persentase tenaga kerja formal.
BPS Persentas
e 49.61 51.36 50.22 51.36 52.5 53.64 54.78 55.92 57.06
. 8.3.1.(b)
Persentase tenaga kerja informal sektor pertanian.
BPS Persentas
e 2.80 3.60 3.01 3.60 4.19 4.78 5.37 5.96 6.55
.
8.3.1.(c
)
Persentase akses
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) ke layanan keuangan
BJB Orang 8.365 14.868 11.996 16.352 19.224 22.096 24.968 27.84 30.712
Target 8.5 Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki, termasuk bagi pemuda dan penyandang
difabilitas, dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
. 8.5.1* Upah rata-rata per jam pekerja.
Disnakertrans
Rupiah 13.483 15.339 16.604 18.050 19.496 20.942 22.388 23.834 25.280
. 8.5.2*
Tingkat
pengangguran terbuka berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur.
BPS Persentas
e 8.72 8.89 8.55 8.72 8.38 8.55 8.21 8.38 8.04
. 8.5.2.(a)
Persentase setengah pengangguran.
BPS Persentas
e 8.31 6.18 6.30 8.31 6.18 6.30 8.31 6.18 6.30
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 22
TARGET
KODE INDIKATOR SUMBER
DATA SATUAN
BASELINE (2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 8.6 Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi usia muda yang tidak bekerja, tidak menempuh pendidikan atau pelatihan.
. 8.6.1*
Persentase usia
muda (15-24) yang sedang tidak sekolah, bekerja atau mengikuti pelatihan (NEET).
Disnakertrans
Persentase
5.33 5.79 4.30 2.76 2.68 2.60 2.53 2.46 2.39
Target 8.9 Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan produk lokal.
.
8.9.1.(a)
Jumlah wisatawan mancanegara.
Parbud
Jabar Dalam Angka
orang per tahun
2,027,629 4,428,094 4,984,035 5,482,439 6,030,682 6,633,751 7,297,126 8,026,838 8,829,522
. 8.9.1.(b)
Jumlah kunjungan wisatawan nusantara.
Parbud Jabar Dalam Angka
orang per tahun
56,334,706
58,728,666
59,644,070
65,608,477
72,169,325
79,386,257
87,324,883
96,057,371
105,663,108
Target 8.10 Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan, asuransi dan jasa keuangan bagi semua.
. 8.10.1*
Jumlah kantor bank
BPS 4843 5027 5057 5087 5117 5147 5177 5207 5237
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 23
Tabel 1.10
Target Pencapaian Indikator Tujuan 9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER
DATA SATUAN
BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
9, Industri, Inovasi, dan Infrastruktur
Target 9,1 Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang terjangkau dan merata bagi semua,
* 9,1,2,(b) Jumlah dermaga penyeberangan, Dinas
Perhubungan unit
3 (2015)
3 3 3 3 3 3 3 3
* 9,1,2,(c) Jumlah pelabuhan strategis, BPS lokasi 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Target 9,2 Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto, sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali lipat proporsinya di negara kurang berkembang,
* 9.2.1* Proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur terhadap PDB dan perkapita.
BPS Persentase 4.25 10.08 14.33 18.58 22.83 27.08 31.33 35.58 39.83
* 9.2.1.(a) Laju pertumbuhan PDB industri
manufaktur. BPS Persentase 31.09 28.56 26.03 23.5 20.97 18.44 15.91 13.38 10.85
Target 9.4 Pada tahun 2030. meningkatkan infrastruktur dan retrofit industri agar dapat berkelanjutan. dengan peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya dan adopsi yang
lebih baik dari teknologi dan proses industri bersih dan ramah lingkungan. yang dilaksanakan semua negara sesuai kemampuan masing-masing.
9.4.1(a) Persentase Perubahan Emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca.
LKPJ 2017 Persentase 10.23 11.45 12.56 13.67 14.78 15.89 17 18.11 19.22
Target 9.c Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi. dan mengusahakan penyediaan akses universal dan terjangkau Internet di negara-negara kurang berkembang pada tahun 2020.
9.c.1* Proporsi penduduk yang terlayani
mobile broadband. BPS Persentase 59.5 60.99 62.48 63.97 65.46 66.95 68.44 69.93 71.42
* 9.c.1.(a) Proporsi individu yang menguasai/memiliki telepon genggam.
BPS Persentase 24.45 27.92 31.39 34.86 38.33 41.8 45.27 48.74 52.21
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 24
Tabel 1.11
Target Pencapaian Indikator Tujuan 10 Berkurangnya Kesenjangan
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER
DATA SATUAN
BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
10. Berkurangnya Kesenjangan
Target 10.1 Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang
lebih tinggi dari rata-rata nasional. 10.1.1* Koefisien Gini. BPS Persentase 0.426 0.402 0.403 0.402 0.378 0.379 0.378 0.354 0.355
10.1.1.(a)
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan
nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
BPS Persentase 9.57 8.77 7.83 7.32 6.97 6.27 5.74 5.21 4.69
10.1.1.(c) Jumlah desa tertinggal. Kemendesa Desa 1355 1220 1085 950 815 680 545 410 275
* 10.1.1.(d) Jumlah Desa Mandiri BPS Persentase 6.52 10.00 13.48 16.96 20.44 23.92 27.40 30.88 34.36
Target 10.3 Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum, kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan mempromosikan legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasi dan kebijakan tersebut.
10.3.1.(a) Indeks Kebebasan Sipil. Komnas HAM pengaduan 634
(2016) 634 100 100 100 100 100 100 100
10.3.1.(b) Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Biro Hukum Kasus - - - - 20 25 30 35 40
Target 10.4 Mengadopsi kebijakan, terutama kebijakan fiskal, upah dan perlindungan sosial, serta secara progresif mencapai kesetaraan yang lebih besar.
10.4.1.(b) Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan.
BPS Persentase 37.64 (2016)
37.64 38.44 39.24 40.04 40.84 41.64 42.44 43.24
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 25
Tabel 1.12
Target Pencapaian Indikator Tujuan 11. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
TARGET KODE INDIKATO
R
SUMBER
DATA SATUAN
BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
11. Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan
Target 11.1 Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar , serta menata kawasan kumuh.
11.1.1.(a)
Proporsi rumah tangga
yang memiliki akses terhadap hunian yang layak dan terjangkau.
Disperkim
Persentase
92.69 – 93.29
93.30 – 93.89
93.89 – 94.48
94.49 – 95.09
95.09 -95.70
95.70 – 96.33
96.32 – 96.98
97.59 – 98.34
98.24 – 99.05
Target 11.4 Mempromosikan dan menjaga warisan budaya dunia dan warisan alam dunia.
11.4.1.(
a)
Jumlah kota pusaka di kawasan perkotaan metropolita
n, kota besar, kota sedang dan kota kecil.
kota/ kawasan
1 1 1 1 1 1 1 1 1
Target 11.5 Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial mengurangi kerugianekonomi relatif terhadap PDB global yang disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.
. 11.5.1*
Jumlah
korban meninggal, hilang dan terkena dampak bencana per
BPBD Orang 152.063 (325,5) (2016)
152.063 (325,5)
50.195 (105,9)
45.000 (93,7)
40.000 (82,2)
35.000 (71,0)
30.000 (60,1)
25.000 (49,5)
20.000 (39,1)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 26
TARGET KODE INDIKATO
R
SUMBER
DATA SATUAN
BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
100.000 orang.
Target 11.6 Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk penanganan sampah kota.
* 11.6.1.(a)
Persentase sampah perkotaan yang tertangani.
Dinas Lingkungan Hidup
Persentase
65.65 66.26 67.1 70 72 74 76 78 80
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 27
Tabel 1.13
Target Pencapaian Indikator Tujuan 12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER
DATA SATUAN
BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
12. Kosumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Target 12.4 Pada tahun 2020 mencapai pengelolaan bahan kimia dan semua jenis limbah yang ramah lingkungan, di sepanjang siklus hidupnya, sesuai kerangka kerja
internasional yang disepakati dan secara signifikan mengurangi pencemaran bahan kimia dan limbah tersebut ke udara, air, dan tanah untuk meminimalkan dampak buruk
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
* 12.4.1.(a) Jumlah peserta PROPER yang
mencapai minimal ranking BIRU. DLH & KLHK Kegiatan / Usaha 197 372 389 390 400 410 420 430 440
. 12.4.2.(a)
Jumlah limbah B3 yang terkelola
dan proporsi limbah B3 yang
diolah sesuai peraturan
perundangan (sektor industri).
DLH & KLHK Perusahaan 197 372 NA NA NA NA NA NA NA
Target 12.5 Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi produksi limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali.
. 12.5.1 Jumlah TPS3R yang dibangun Disperkim Unit 17 24 4 2 10 10 10 10 10
* 12.5.1.(a) Jumlah timbulan sampah yang
didaur ulang. Disperkim 30 34 47.2 61.5 74.7 87.9 101.1 114.3
Target 12.8 Pada tahun 2030, menjamin bahwa masyarakat di mana pun memiliki informasi yang relevan dan kesadaran terhadap pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup
yang selaras dengan alam.
* 2.8.1.(a)
Jumlah fasilitas publik yang
menerapkan Standar Pelayanan
Masyarakat (SPM) dan teregister.
LKPJ Persentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 28
Tabel 1.14
Target Pencapaian Indtikator Tujuan 13 Penanganan Perubahan Iklim
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER
DATA SATUAN
BASELINE (2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
13. Penanganan Perubahan Iklim
Target 13.1 Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.
* 13.1.1* Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat nasional dan daerah.
Bappeda/ DLH
Dokumen 5 5 5 5 7 7 7 7 7
* 13.1.2* Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak bencana per 100.000 orang.
BPBD Orang 152.063 (325,5) (2016)
152.063 (325,5)
50.195 (105,9)
45.000 (93,7)
40.000 (82,2)
35.000 (71,0)
30.000 (60,1)
25.000 (49,5)
20.000 (39,1)
Target 13.2 Mengintegrasikan tindakan antisipasi perubahan iklim ke dalam kebijakan, strategi dan perencanaan nasional.
* 13.2.1* Dokumen Biennial Update Report (BUR) Indonesia.
Bappeda/ DLH
Dokumen 1 1 3 5 7 9 11 13 15
* 13.2.1.(a) Dokumen pelaporan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
BPBD Dokumen 1 1 3 5 7 9 11 13 15
13.2.2. Jumlah kota/kabupaten yang memiliki RAD-GRK
Bappeda/ DLH
Kab/Kota 0 0 2 4 6 8 10 12 14
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 29
Tabel 1.15
Target Pencapaian Indikator Tujuan 14. Ekosistem Lautan
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER
DATA SATUAN
BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
14. Ekosistem Lautan
14.2.1.(a) Tersedianya kerangka kebijakan, dan
instrumen terkait penataan ruang laut
nasional.
KKJI - KKP 1 0 0 1 0 0 0 0 0
Target 14.5 Pada tahun 2020, melestarikan setidaknya 10 persen dari wilayah pesisir dan laut, konsisten dengan hukum nasional dan internasional dan berdasarkan informasi
ilmiah terbaik yang tersedia.
14.5.1* Jumlah luas kawasan konservasi
perairan. KKJI - KKP Ribu Hektar 32.25 32.25 34.96 34.96 34.96 34.96 34.96 34.96 34.96
Target 14.b Menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale artisanal fishers) terhadap sumber daya laut dan pasar.
*
14.b.1* Ketersediaan kerangka hukum/
regulasi/ kebijakan/ kelembagaan yang
mengakui dan melindungi hak akses
untuk perikanan skala kecil.
JDIH Dokumen
1
(2011)
Perda No 7
1 1 1 1 1 1 1 1
* 4.b.1.(b) Jumlah nelayan yang terlindungi. KKJI - KKP Orang 35000(2016) 35000 19000 15000 12000 8000 6000 4000 2000
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 30
Tabel 1.16
Target Pencapaian Indikator Tujuan 15. Ekosistem Daratan
TARGET KODE INDIKATO
R SUMBER
DATA SATUA
N BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
15. Ekosistem Daratan
Target 15.1 Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, restorasi dan pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem daratan dan perairan darat serta jasa lingkungannya, khususnya
ekosistem hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan kering, sejalan dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional.
15.1.1.(a)
Proporsi tutupan
hutan terhadap luas lahan keseluruhan.
Dishut/KLHK
Persentase
22.02 22.02 22.02 22.02 22.02 22.02 22.02 22.02 22.02
15.1.2.
Luas taman kehati
DLH ha 121.5 151.23 151.23 152 153 154 155 156 157
Target 15.2 Pada tahun 2020, meningkatkan pelaksanaan pengelolaan semua jenis hutan secara berkelanjutan, menghentikan deforestasi, merestorasi hutan yang terdegradasi dan meningkatkan secara signifikan aforestasi dan reforestasi secara global.
15.3.1
Proporsi lahan kritis terhadap luas lahan keseluruhan.
Dishut/KLHK
Persentase
9.24 9.24 8.78 8.78 7.31 5.85 4.39 2.93 1.46
15.3.1.(a)
Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas lahan keseluruhan.
Dishut/KLHK
Persentase
3.0 3.8 5.4 5.9 6.4 6.9 7.4 7.9 5.9
Target 15.3 Pada tahun 2020, menghentikan penggurunan, memulihkan lahan dan tanah kritis, termasuk lahan yang terkena penggurunan, kekeringan dan banjir, dan berusaha mencapai dunia yang bebas dari lahan terdegradasi.
15.3.1
Proporsi lahan kritis terhadap luas lahan keseluruhan.
Dishut/KLHK
Persentase
9.24 9.24 8.78 8.78 7.31 5.85 4.39 2.93 1.46
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 31
TARGET KODE INDIKATO
R SUMBER
DATA SATUA
N BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
15.3.1.(a)
Proporsi luas lahan
kritis yang direhabilitasi terhadap luas lahan keseluruhan.
Dishut/KLHK
Persentase
3.0 3.8 5.4 5.9 6.4 6.9 7.4 7.9 5.9
Target 15.4 Pada tahun 2030, menjamin pelestarian ekosistem pegunungan, termasuk keanekaragaman hayatinya, untuk meningkatkan kapasitasnya memberikan manfaat yang
sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan.
15.4.1.
Persentase Tutupan Hutan
Dishut/KLHK
Persentase
22.02 22.02 32.81 33.06 33.31 33.56 33.81 34.06 34.31
Target 15.9 Pada tahun 2020, mengitegrasikan nilai- nilai ekosistem dan keanekaragaman hayati kedalam perencanaan nasional dan daerah, proses pembangunan, strategi dan
penganggaran pengurangan kemiskinan.
15.9.1.(a).
Dokumen rencana pemanfaat
an keanekaragaman hayati.
Dishut/KLHK
Dokumen
0 0 0 0 1 1 1 1 1
Target 15.a Memobilisasi dan meningkatkan sumber daya keuangan secara signifikan dari semua sumber untuk melestarikan dan memanfaatkan keanekaragaman hayati dan
ekosistem secara berkelanjutan.
15.a.1
.
Anggaran
pemerintah daerah untuk konservasi dan keanekaragaman hayati
DLH Rupiah Rp.7,331,0
00,000 Rp.8,718,0
00,000 Rp.9,988,5
85,550 Rp.10,000,0
00,000 Rp.11,000,0
00,000 Rp.12,000,0
00,000 Rp.13,000,0
00,000 Rp.14,000,0
00,000 Rp.15,000,0
00,000
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 32
Tabel 1.17
Target Pencapaian Indikator Tujuan 16 Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
16. PERDAMAIAN KEADILAN DAN KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
Target 16.2 Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.
.
16.2.3.(a) Proporsi perempuan dan laki-laki muda umur 18-24 tahun yang mengalami kekerasan seksual sebelum umur 18
tahun.
Kesbangpol persentase 33.5 29.15 29.15 29.15 29.15 29.15 29.15 29.15 29.15
Target 16.3 Menggalakkan negara berdasarkan hukum di tingkat nasional dan internasional dan menjamin akses yang sama terhadap keadilan bagi semua.
. 16.3.1.(b)
Jumlah orang atau kelompok masyarakat miskin yang
memperoleh bantuan hukum litigasi dan non litigasi.
Biro Hukum Perkara 40 (2016) 40 54 40 60 70 80 90 100
Target 16.6 Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan transparan di semua tingkat.
. 16.6.1.(a)
Persentase peningkatan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/ Kota).
Inspektorat WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
. 16.6.1.(b)
Persentase peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP)
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota).
Biro Dalbang Nilai (Predikat) 70.06(BB) 80,03 (A) 81,69 (A) 83,4(A) 85(A) 86.7(A) 88.3(A) 90(A) 91.7(A)
.
16.6.1.(d)
Persentase instansi pemerintah yang memiliki nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/
Kabupaten/ Kota).
Biro Dalbang Nilai (Kategori) 50,41(CC) 67,63(B) 71,64(BB) 75.65 79.7 83.7 87.7 91.7 95.7
Target 16.7 Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.
.
16.7.1.(a)
Persentase keterwakilan perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Sekretariat DPRD Persentase 20 20 20 20 30 30 30 30 30
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 33
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN BASELINE
(2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
.
16.7.1.(b)
Persentase keterwakilan perempuan sebagai
pengambilan keputusan di lembaga eksekutif (Eselon I dan II).
BKD Persentase 35 35 35 35 35 35 35 35 35
. 16.7.2.(a) Indeks Lembaga Demokrasi. BPS indeks 51.37 49.9 51.37 52.84 54.31 55.78 57.25 58.72 60.19
. 16.7.2.(b) Indeks Kebebasan Sipil. BPS indeks 79.1 73.37 67.64 68.65 69.66 70.67 71.68 72.69 73.7
. 16.7.2.(c) Indeks Hak-hak Politik. Kesbangpol 81.89 72.34 62.79 68.65 74.51 80.37 86.23 92.09 97.95
Target 16.9 Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, termasuk pencatatan kelahiran.
. 16.9.1.(b)
Persentase anak yang memiliki akta kelahiran.
Disdukcapil Persentase 72 75 78.6 82.2 85.8 89.4 93 96.6 98
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 34
Tabel 1.18
Target Pencapaian Indikator Tujuan 17 Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER
DATA SATUAN
BASELINE (2015)
Proyeksi Pencapaian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Target 17.1 Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk melalui dukungan internasional kepada negara berkembang, untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak dan pendapatan lainnya.
17.1.1* Total pendapatan pemerintah
sebagai proporsi terhadap PDB menurut sumbernya.
Bapenda Persentase 1.05 1.03 1.01 0.92 0.90 0.88 0.87 0.86 0.85
17.1.1.(a) Rasio penerimaan pajak terhadap PDB.
Bapenda Persentase 0.96 0.95 0.92 0.85 0.83 0.82 0.80 0.79 0.78
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 35
Tabel 1.19
Sandingan Indikator RPJMD Terhadap Indikator SDGs Provinsi Jawa Barat Pilar Sosial
NO KODE
INDIKATOR INDIKATOR SDGs
NO
INDIKATOR RPJMD
INDIKATOR RPJMD
IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
1 1.2.1*
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
A.1.AKM.7 Tingkat Kemiskinan IKU BPS
2 1.3.1 (a) Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui
SJSN Bidang Kesehatan
Persentase penduduk dengan jaminan kesehatan IKP Dinas Kesehatan
3 1.3.1.(b) Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan.
A.2.UWND.1.5 Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek
IKP BPS
4 1.3.1.(d) Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan tunai bersyarat/Program Keluarga Harapan.
A.2.UWD.6.1 Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial IKK Dinsos
5 1.4.1 (a)
Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan (kelompok penduduk 40% terbawah)
A.2.UWD.2.12 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan IKK BPS
6 1.4.1 (b) Persentase anak umur 12-23 bulan yang menerima imunisasi dasar lengkap (kelompok penduduk 40% terbawah)
A.2.UWD.2.13 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
IKK Dinas Kesehatan
7 1.4.1.(c)
Prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) semua cara pada
Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang berstatus kawin. (kelompok penduduk 40% terbawah)
A.2.UWND.8.10
Cakupan ketersediaan dan distribusi alat dan obat
kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat
IKK BKKBN Jawa Barat
8 1.4.1.(d)
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sumber air minum layak. (kelompok penduduk 40% terbawah)
A.2.UWD.3.1.15 Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan
IKK BPS
9 1.4.1.(e) Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak.
(kelompok penduduk 40% terbawah)
A.2.UWD.3.1.7 Persentase rumah tinggal bersanitasi IKK BPS
10 1.4.1.(f) Persentase rumah tangga kumuh perkotaan. (kelompok penduduk 40% terbawah)
A.2.UWD.4.6 Persentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
IKK BPS
11 1.4.1.(g) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/sederajat. (kelompok penduduk 40% terbawah)
A.2.UWD.1.4.1 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A ( Kewenangan Kab/Kota)
Dinas Pendidikan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 36
NO KODE
INDIKATOR INDIKATOR SDGs
NO
INDIKATOR RPJMD
INDIKATOR RPJMD
IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
12 1.4.1.(h)
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs/sederajat. (kelompok penduduk 40% terbawah)
A.2.UWD.1.4.2 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B ( Kewenangan Kab/Kota)
Dinas Pendidikan
13 1.4.1.(i)
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/sederajat. (kelompok penduduk 40% terbawah)
A.2.UWD.1.4.3 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
IKK Dinas Pendidikan
14 1.4.1.(j) Persentase penduduk umur 0-17 tahun dengan kepemilikan akta kelahiran.
(kelompok penduduk 40% terbawah)
A.2.UWND.6.2 Akurasi Data Kependudukan IKP BPS
15 1.4.1.(k)
Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber penerangan utamanya listrik baik dari PLN dan bukan PLN. (kelompok penduduk 40% terbawah)
A.2.UP.4.1 Persentase rumah tangga pengguna listrik IKK BPS
16 1.5.3* Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat nasional dan
daerah.
Tingkat Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana di Sektor Pembangunan
IKP BPBD
17 2.1.1.(a) Prevalensi Kekurangan Gizi (underweight ) pada anak balita.
A.1.AKM.14 A.1.AKM.15
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan IKK BPS
18 2.1.2*
Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang atau berat, berdasarkan pada Skala Pengalaman Kerawananan pangan.
A.1.AKM.30 Penanganan daerah rawan pangan IKK DKPP
19 2.1.2.(a) Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di bawah 1.400 kkal/kapita/hari.
A.2.UWD.2.15 Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita IKK BPS
20 2.2.1* Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak balita.
A.1.AKM.14 A.1.AKM.13
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan IKK BPS
21 2.2.1.(a) Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta.
A.1.AKM.14 A.1.AKM.14
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan IKK BPS
22 2.2.2*
Prevalensi malnutrisi/ wasting (berat badan/tinggi badan) anak pada usia kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe.
A.1.AKM.14 A.1.AKM.15
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan IKK Kementrian Kesehatan RI
23 2.2.2.(a) Prevalensi anemia pada ibu hamil. Meningkatnya jumlah posyandu mandiri Dinas Kesehatan
24 2.2.2.(b) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif.
1. Meningkatnya jumlah posyandu mandiri 2. Prevalensi Gizi Buruk 3. Persentase penduduk dengan jaminan kesehatan
BPS
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 37
NO KODE
INDIKATOR INDIKATOR SDGs
NO
INDIKATOR RPJMD
INDIKATOR RPJMD
IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
25 2.2.2.(c)
(i)Kualitas konsumsi pangan yang
diindikasikan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH); dan (ii) tingkat konsumsi ikan
A.2.UP.8.2 Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) IKK DKPP
26 2.3.1* Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga kerja di sektor pertanian (rupiah per tenaga kerja)
1. Produksi Pertanian (Pangan, Holtikultura, Perkebenunan, Peternakan, Perikanan) 2. Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan
IKP BPS
30 2.4.1 Penetapan kawasan pertanian pangan
berkelanjutan.
Tingkat kesesuaian pemfaatan ruang dengan
rencana tata ruang DKPP
2.5.1* Jumlah varietas unggul tanaman dan hewan untuk pangan yang dilepas.
Sertifikasi Varietas tanaman pangan/holtikultura/perkebunan/peternakan
DKPP
2.5.2*
Proporsi hewan ternak dan sejenisnya, diklasifikasikan menurut tingkat risiko kepunahan: berisiko, tidak berisiko, dan risiko yang tidak diketahui.
Produksi Komoditas Peternakan DKPP
31 3.1.1* Angka Kematian Ibu (AKI). A.2.UWD.2.5. Angka Kematian Ibu per 100,000 kelahiran hidup IKU Dinas Kesehatan
32 3.1.2*
Proporsi perempuan pernah kawin umur 15- 49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih.
A.2.UWD.2.12 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
IKK Dinas Kesehatan
33 3.1.2.(a)
Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan.
A.2.UWD.2.12 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
IKK BPS
34 3.2.1* Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup.
A.2.UWD.2.3 Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran hidup IKK Dinas Kesehatan
35 3.2.2* Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran hidup.
A.2.UWD.2.4 Angka Kematian Neonatal per 1000 kelahiran hidup IKK Dinas Kesehatan
36 3.2.2.(a) Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup.
A.2.UWD.2.1 Angka Kematian Bayi IKU Dinas Kesehatan
37 3.2.2.(b) Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi.
A.2.UWD.2.13 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
IKK Dinas Kesehatan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 38
NO KODE
INDIKATOR INDIKATOR SDGs
NO
INDIKATOR RPJMD
INDIKATOR RPJMD
IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
38 3.3.3* Kejadian Malaria per 1000 orang. A.2.UWD.2.26 Persentase penanganan kesehatan pada Kejadian Luar Biasa Penyakit
IKP Dinas Kesehatan
39 3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR). A.2.UWND.8.2 Total Fertility Rate (TFR) IKK BPS
40 3.8.2*
Jumlah penduduk yang dicakup asuransi kesehatan atau sistem kesehatan masyarakat per 1000 penduduk.
Persentase penduduk dengan jaminan kesehatan IKP Dinas Kesehatan
41 3.8.2.(a) Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN). Persentase penduduk dengan jaminan kesehatan IKP Dinas Kesehatan
42 3.a.1* Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun.
Persentase Rumah tangga yang berprilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
IKP BPS
3.b.1.(a) Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas.
Persentase ketersediaan obat esensial di instalasi farmasi kabupaten/kota
IKP Dinas Kesehatan
4.1.1.(a) Persentase SD/MI berakreditasi minimal
B. Kewenangan Kab/Kota Dinas Pendidikan
46 4.1.1.(b) Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B.
Kewenangan Kab/Kota Dinas Pendidikan
47 4.1.1.(c) Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B.
Kewenangan Provinsi Dinas Pendidikan
48 4.1.1.(d) Angka Partisipasi Kasar (APK)
SD/MI/sederajat. A.2.UWD.1.0 Angka partisipasi kasar (Kewenangan Kab/Kota) Dinas Pendidikan
49 4.1.1.(e) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/sederajat.
A.2.UWD.1.1 Angka partisipasi kasar (Kewenangan Kab/Kota) Dinas Pendidikan
4.1.1.(f) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/sederajat.
A.2.UWD.1.2 APK SMA/SMK Sederajat IKK Dinas Pendidikan
51 4.1.1.(g) Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun.
A.1.AKM.12 Rata - rata Lama Sekolah (RLS) IKU BPS
4.2.2.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) PendidikanAnak Usia Dini (PAUD).
A.2.UWD.1.2 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) IKK BPS
4.3.1.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/sederajat.
A.2.UWD.1.2 APK SMA/SMK Sederajat IKK
54 4.3.1.(b) Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT).
Kewenangan Pusat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 39
NO KODE
INDIKATOR INDIKATOR SDGs
NO
INDIKATOR RPJMD
INDIKATOR RPJMD
IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
56
4.5.1*
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM)
perempuan/laki-laki di (1) SD/MI/sederajat
A.2.UWD.1.4.1 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
(Kewenangan Kab/Kota) BPS
57 Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di (2) SMP/MTs/sederajat
A.2.UWD.1.4.2 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B (Kewenangan Kab/Kota)
BPS
58 Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di (3) SMA/SMK/MA/sederajat
A.2.UWD.1.4.3 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
IKK BPS
59
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM)
perempuan/laki-laki di (4) Perguruan Tinggi
Kewenangan Pusat BPS
60 4.6.1.(a) Persentase angka melek aksara penduduk umur ≥15 tahun.
A.2.UWD.1.18 Angka Melek Huruf (AMH) IKK
Dinas Pendidikan
76 5.1.1* Jumlah kebijakan yang responsif gender
mendukung pemberdayaan perempuan.
1. Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas terlatih di dalam Unit
Pelayanan Terpadu 2. Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang mendapatkan Layanan Bantuan Hukum
IKP DP3AKB
77 5.2.1.(a) Prevalensi kekerasan terhadap anak perempuan.
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas terlatih di dalam Unit Pelayanan Terpadu
IKP DP3AKB
5.2.2.(a) Persentase korban kekerasan terhadap perempuan yang mendapat layanan komprehensif.
A.2.UWND.2.7 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu
IKP DP3AKB
79 5.3.1*
Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang berstatus kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 15 tahun dan sebelum umur 18 tahun.
A.2.UWND.8.12 Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya dibawah 20 tahun
80 5.3.1.(c) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/ sederajat.
A.2UWD.1.2
Angka partisipasi kasar IKK Dinas Pendidikan
5.5.1* Proporsi kursi yang diduduki perempuan di parlemen tingkat pusat, parlemen daerah dan pemerintah daerah.
A.2.UWND.2.2 Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR IKK DP3AKB
5.5.2* Proporsi perempuan yang berada di posisi managerial.
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
IKK DP3AKB
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 40
Tabel 1.20
Sandingan Indikator RPJMD Terhadap Indikator SDGs Provinsi Jawa Barat Pilar Ekonomi
NO KODE
INDIKATOR INDIKATOR SDGs
NO
INDIKATOR
RPJMD
INDIKATOR RPJMD
IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
1 7.1.1* Rasio elektrifikasi. A.2.UP.4.1 Rasio Elektrifikasi Rumah Tangga IKP Kementerian ESDM/ Dinas ESDM
2 7.1.1.(a) Konsumsi listrik per kapita. A.2.UP.4.1 Konsumsi Listrik Per Kapita IKK Kementerian ESDM/ Dinas ESDM
4 7.1.2.(a) Jumlah sambungan jaringan gas
untuk rumah tangga* Kewenangan Pusat Kementerian ESDM/ Dinas ESDM
5 7.1.2.(b) Rasio penggunaan gas rumah
tangga. Kewenangan Pusat Kementerian ESDM/ Dinas ESDM
6 7.2.1* Bauran energi terbarukan. Bauran energi terbarukan Kementerian ESDM/ Dinas ESDM
7 7.3.1* Intensitas energi primer. Intensitas energi primer Kementerian ESDM/ Dinas ESDM
8 8.1.1* Laju pertumbuhan PDB per kapita A.1.AKM.1 PDRB per Kapita Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) IKK BPS
9 8.1.1.(a) PDB per kapita A.1.AKM.3 PDRB per Kapita Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) IKK BPS
11 8.3.1*
Proporsi lapangan kerja informal
sektor non-pertanian, berdasarkan
jenis kelamin
Program Pengembangan Kewirausahaan
dan Keunggulan Kompetitif Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah
BPS
12 8.3.1.(a) Persentase tenaga kerja formal Besaran pencari kerja yang terdaftar yang
ditempatkan IKP BPS
13 8.3.1.(b) Persentase tenaga kerja informal
sektor pertanian
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang
ditempatkan IKP BPS
14 8.3.1.(c)
Persentase akses UMKM (Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah) ke
layanan keuangan
1. Pertumbuhan Koperasi Berkualitas
2. Pertumbuhan Akses Modal KUK
3. Pertumbuhan Jumlah Rasio Wirausaha
IKK BJB
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 41
NO KODE
INDIKATOR INDIKATOR SDGs
NO
INDIKATOR
RPJMD
INDIKATOR RPJMD
IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
15 8.5.1* Upah rata-rata per jam pekerja Program Peningkatan Kualitas dan
Produktivitas Tenaga Kerja Disnakertrans
16 8.5.2*
Tingkat pengangguran terbuka
berdasarkan jenis kelamin dan
kelompok umur
A.1.AKM.19 Tingkat pengangguran terbuka IKU BPS
17 8.5.2.(a) Persentase setengah pengangguran Tingkat pengangguran terbuka IKU BPS
18
8. 6.1*
Persentase usia muda (15-24) yang
sedang tidak sekolah, bekerja atau
mengikuti pelatihan (NEET)
Program Peningkatan Kesempatan Kerja Disnakertrans
21 8.9.1.(a) Jumlah wisatawan mancanegara A.2.UP.1.1
1. Jumlah Event Pariwisata
2. Jumlah Event promosi pariwisata
3. Jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara ke Jawa Barat
4. Jumlah kunjungan wisatawan
Nusantara ke Jawa Barat
IKK Parbud Jabar Dalam Angka
22 8.9.1.(b) Jumlah kunjungan wisatawan
nusantara. A.2.UP.1.2
1. Jumlah Event Pariwisata
2. Jumlah Event promosi pariwisata
3. Jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara ke Jawa Barat
4. Jumlah kunjungan wisatawan
Nusantara ke Jawa Barat
IKK Parbud Jabar Dalam Angka
26 8.10.1* Jumlah kantor bank per 100.000
penduduk dewasa
Jumlah kantor bank per 100.000
penduduk dewasa BPS
31 9.1.2.(b) Jumlah dermaga penyeberangan. A.2.UWND.9.4 Jumlah dermaga penyeberangan Dinas Perhubungan
32 9.1.2.(c) Jumlah pelabuhan strategis. A.2.UWND.9.4 Jumlah pelabuhan Dinas Perhubungan
33 9.2.1*
Proporsi nilai tambah sektor industri
manufaktur terhadap PDB dan
perkapita.
A.1.AKM.42
PDRB sektor industri non-migas
Jumlah Unit usaha Industri
PMA sektor Industri
IKK BPS
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 42
NO KODE
INDIKATOR INDIKATOR SDGs
NO
INDIKATOR
RPJMD
INDIKATOR RPJMD
IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
34 9.2.1.(a) Laju pertumbuhan PDB industri
manufaktur. A.1.AKM.42
1. Nilai Tambah PDRB sektor industri
non-migas
2. Jumlah Unit usaha Industri
3. Nilai PMA sektor Industri
IKP BPS
37 9.4.1.(a) Persentase Perubahan Emisi
CO2/Emisi Gas Rumah Kaca. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) IKK
38
9.c.1*
Proporsi penduduk yang terlayani
mobile broadband. A.2.UWND.10.4
1. Proporsi rumah tangga dengan akses
internet
2. Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik
3. Jumlah Layanan Informasi Publik yang
Disediakan Pemerintah Daerah
IKK
BPS
39 9.c.1.(a)
Proporsi individu yang
menguasai/memiliki telepon
genggam.
A.2.UWND.10.3
Program Pengembangan Komunikasi,
Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi
BPS
41 10.1.1* Koefisien Gini. A.1.AKM.4 Indeks Gini BPS
42 10.1.1.(a)
Persentase penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan nasional,
menurut jenis kelamin dan kelompok
umur.
A.1.AKM.7
Persentase keluarga miskin dan kelompok
rentan yang meningkat produktivitas
sosial ekonominya
IKK BPS
43 10.1.1.(b) Jumlah daerah tertinggal yang
terentaskan.
Persentase tingkat perkembangan desa
mandiri IKP
Kementerian Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
44 10.1.1.(c) Jumlah desa tertinggal Persentase tingkat perkembangan desa
mandiri IKP
Kementerian Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
45 10.1.1.(d) Jumlah desa mandiri Persentase tingkat perkembangan desa
mandiri IKP BPS
47 10.3.1.(a) Indeks Kebebasan Sipil. Program Kesatuan Bangsa dan Politik Komnas HAM
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 43
NO KODE
INDIKATOR INDIKATOR SDGs
NO
INDIKATOR
RPJMD
INDIKATOR RPJMD
IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
48 10.3.1.(b)
Jumlah penanganan pengaduan
pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM).
Program Penataan Peraturan Perundang-
undangan, Kesadaran Hukum dan HAM Biro Hukum
10.4.1.(b) Proporsi peserta Program Jaminan
Sosial Bidang Ketenagakerjaan. A.2.UWND.1.5
Besaran pekerja/buruh yang menjadi
peserta program Jamsostek IKP BPS
53 17.1.1*
Total pendapatan pemerintah
sebagai proporsi terhadap PDB
menurut sumbernya.
A.1.AKM.26
Program Koordinasi dan Fasilitasi
Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pembangunan
54 17.1.1.(a) Rasio penerimaan pajak terhadap
PDRB. Pendapatan Asli Daerah (PAD) IKK
Bapenda
Sandingan Indikator RPJMD Terhadap Indikator SDGs Provinsi Jawa Barat Pilar Ekonomi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 44
Tabel 1.21
Sandingan Indikator RPJMD Terhadap Indikator SDGs Provinsi Jawa Barat Pilar Lingkungan
NO KODE
INDIKATOR INDIKATOR SDGs
NO
INDIKATOR
RPJMD
INDIKATOR RPJMD IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
1 6.1.1.(a) Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sumber air minum layak.
Cakupan Pelayanan Air Minum IKK BPS
2 6.1.1.(b)
Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah tangga, perkotaan
dan industri, serta penyediaan air baku untuk pulau-pulau.
Persentase peningkatan kapasitas
sumber daya air Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat: Laporan Tahunan
4 6.2.1.(b) Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak.
A.2.UWD.3.1.7
1. Presentase Pengurangan Luas Kawasan Permukiman Kumuh 2. Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik
IKK Dinas Kesehatan
5 6.2.1.(c) Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM).
1. Presentase Pengurangan Luas Kawasan Permukiman Kumuh
2. Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik
IKP Dinas Kesehatan
6 6.2.1.(d) Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS).
Persentase Penduduk Yang Menggunakan Jamban Sehat
IKP Dinas Kesehatan
7 6.2.1.(e)
Jumlah kabupaten/kota yang terbangun infrastruktur air limbah dengan sistem terpusat skala kota,
kawasan dan komunal.
Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik
IKP Disperkim
8 6.2.1.(f) Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan air limbah terpusat.
Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik
IKP Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota
Cirebon
9 6.3.1.(a)
Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan kualitas pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan dilakukan pembangunan Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik
IKP Disperkim
10 6.3.1.(b) Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan lumpur tinja.
Cakupan pelayanan air limbah domestik
11 6.4.1.(a) Pengendalian dan penegakan hukum bagi penggunaan air tanah.
Pembinaan,pengawasan dan pengendalian pengusahaan air tanah di Jawa Barat
Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat
12 11.1.1.(a). Proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap hunian yang layak dan terjangkau.
A.2.UWD.4.1 Rasio rumah layak huni Disperkim
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 45
NO KODE
INDIKATOR INDIKATOR SDGs
NO
INDIKATOR RPJMD
INDIKATOR RPJMD IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
13 11.4.1.(a).
Jumlah kota pusaka di kawasan
perkotaan metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil.
Program Pengembangan Nilai Budaya Disparbud
14 11.5.1*. Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak bencana per 100.000 orang.
A.2.UWD.6.8
1. Tingkat Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana di Sektor Pembangunan 2. Tingkat Pengurangan Korban Jiwa Akibat Bencana Alam
IKP BPBD
15 11.6.1.(a). Persentase sampah perkotaan yang
tertangani. A.2.UWD.3.1.17
Cakupan Pelayanan Persampahan
(Perkotaan) IKK Dinas Lingkungan Hidup
16 12.4.1.(a) Jumlah peserta Proper yang mencapai minimal ranking BIRU.
1. Indeks Kualitas Air 2. Indeks Kualitas Udara 3. Tingkat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Bidang Pengelolaan Limbah dan Sampah
IKK DLH & KLHK
17 12.4.2.(a)
Jumlah limbah B3 yang terkelola dan
proporsi limbah B3 yang diolah sesuai peraturan perundangan (sektor industri).
A.2.UWD.5.11 Jumlah limbah B3 yang dikelola (Kewenangan Pusat)
KLHK/DLH
18 12.5.1 Jumlah TPS3R yang dibangun Cakupan Pelayanan Persampahan (Perkotaan)
Disperkim
19 12.5.1.(a) Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang.
A.2.WND.5.44 Cakupan Pelayanan Persampahan (Perkotaan)
Disperkim
20 12.8.1.(a) Jumlah fasilitas publik yang menerapkan Standar Pelayanan
Masyarakat (SPM) dan teregister.
Program Koordinasi dan Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pembangunan
DPMPTSP
21 13.1.1*. Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat nasional dan daerah.
1. Tingkat Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana di Sektor Pembangunan 2. Tingkat pemulihan Pasca Bencana
IKP BPBD
22 13.1.2*. Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak bencana per 100.000 orang.
A.2.UWD.6.8
1. Tingkat Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana di Sektor Pembangunan
2. Tingkat pemulihan Pasca Bencana
IKP BPBD
23 13.2.1*. Dokumen Biennial Update Report (BUR) Indonesia.
Kewenangan Pusat KLHK/DLH
24 13.2.1.(a). Dokumen pelaporan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
A.2.UWND.5.9 Tingkat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Bidang Pengelolaan Limbah dan Sampah
IKK DLH
25 13.2.2 Jumlah kota/kabupaten yang memiliki RAD-GRK
Tingkat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
DLH
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 46
NO KODE
INDIKATOR INDIKATOR SDGs
NO
INDIKATOR RPJMD
INDIKATOR RPJMD IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
26 14.2.1 (a)
Tersedianya kerangka kebijakan, dan
instrumen terkait penataan ruang laut nasional.
Kewenangan Pusat KKP/KKJI
27 14.5.1* Jumlah luas kawasan konservasi perairan.
Jumlah Kawasan Konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil yang dikelola
IKP KKP/KKJI
28 14.b.1*
Ketersediaan kerangka hukum/ regulasi/ kebijakan/ kelembagaan yang mengakui dan melindungi hak akses untuk perikanan skala kecil.
Persentase Pelanggaran Kelautan dan Perikanan yang Ditangani
IKP JDIH/DISKANLA
29 14.b.1.(b) Jumlah nelayan yang terlindungi. Produksi Perikanan Tangkap IKP KKP/KKJI
47 15.1.1.(a). Proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan keseluruhan.
A.2.UWD.3.2.5 Persentase Tutupan Hutan IKP Dishut/KLHK
48 15.1.2 Luas taman kehati Indeks Tutupan Vegetasi DLH
49 15.3.1 Proporsi lahan kritis terhadap luas lahan keseluruhan.
Indeks Tutupan Vegetasi Dishut/KLHK
50 15.3.1.(a). Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas lahan keseluruhan.
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis IKK Dishut/KLHK
51 15.4.1 Persentase Tutupan Hutan Indeks Tutupan Vegetasi Dishut/KLHK
52 15.9.1.(a). Dokumen rencana pemanfaatan
keanekaragaman hayati.
1. Produksi Hasil Hutan 2. Jumlah Jasa Wisata Alam
3. Bertambahnya Unit Manajemen Hutan Rakyat
IKP Dishut/KLHK
53 15.a.1 Anggaran pemerintah daerah untuk konservasi dan keanekaragaman hayati
Indeks Tutupan Vegetasi DLH
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 47
Tabel 1.22
Sandingan Indikator RPJMD Terhadap Indikator SDGs Provinsi Jawa Barat Pilar Hukum & Tata Kelola
NO KODE
INDIKATOR INDIKATOR SDGs
NO
INDIKATOR RPJMD
INDIKATOR RPJMD IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
1 16.2.3.(a)
Proporsi perempuan dan laki-laki muda umur 18-24 tahun yang mengalami kekerasan seksual sebelum umur 18 tahun.
1. Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas terlatih di dalam Unit Pelayanan Terpadu 2. Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang mendapatkan Layanan Bantuan
Hukum
IKP Kesbangpol
2 16.3.1.(b)
Jumlah orang atau kelompok masyarakat miskin yang memperoleh bantuan hukum litigasi dan non litigasi.
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang mendapatkan Layanan Bantuan Hukum
IKP Biro Hukum
3 16.6.1.(a)
Persentase peningkatan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota).
Tingkat Kesesuaian Pelaporan Kinerja Dan Keuangan
IKK Inspektorat
4 16.6.1.( b)
Persentase peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota).
Nilai hasil evaluasi SAKIP Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat
Biro Dalbang
7 16.6.1.(d)
Persentase instansi pemerintah yang memiliki nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota).
1. Tingkat Kesesuaian Perencanaan Daerah dan
Perencanaan Perangkat Daerah 2. Tingkat Kesesuaian Pelaporan Kinerja Dan Keuangan Perangkat Daerah
IKK Biro Dalbang
8 16.7.1.(a)
Persentase keterwakilan perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
A.2.UWND.2.2 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
IKK Sekretariat DPRD
9 16.7.1.(b)
Persentase keterwakilan perempuan
sebagai pengambilan keputusan di lembaga eksekutif (Eselon I dan II).
A.2.UWND.2.1 Presentase partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah IKK BKD
10 16.7.2.(a) Indeks Lembaga Demokrasi. Program Kesatuan Bangsa dan Politik IKK BPS
11 16.7.2.(b) Indeks Kebebasan Sipil.
Program Kesatuan Bangsa dan Politik BPS
12 16.7.2.(c) Indeks Hak-hak Politik. Program Kesatuan Bangsa dan Politik Kesbangpol
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 48
4. Penelaahan RPJMN Tahun 2015-2019
Penelaahan kebijakan pembangunan nasional yang ditetapkan dalam
RPJMN merupakan salah satu identifikasi faktor-faktor eksternal yang
bertujuan untuk mendapatkan butir-butir kebijakan pemerintah terpenting,
yang berhubungan, dan berpengaruh langsung terhadap perencanaan
pembangunan daerah dalam 5 (lima) tahun ke depan. Hasil telaahan pada
dasarnya dimaksudkan sebagai sumber utama bagi identifikasi isu-isu
strategis. Kebijakan yang diidentifikasi dapat berupa peluang atau,
sebaliknya, ancaman bagi daerah selama kurun waktu 5 (lima) tahun yang
akan datang.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
2019 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program presiden yang
penyusunannya mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025. Dengan mempertimbangkan masalah pokok
bangsa, tantangan pembangunan yang dihadapi dan capaian
pembangunan selama ini, maka visi pembangunan nasional untuk tahun
2015-2019 adalah: TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT,
MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-
ROYONG.
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 (tujuh) Misi
Pembangunan yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 49
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Adapun prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang
berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan
berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda
prioritas. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit
bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Selain nawa cita sebagaimana telah disajikan diatas, RPJMN 2015-
2019 juga mengamanatkan antara lain akses air minum 100%, kawasan
permukiman kumuh perkotaan 0 Ha dan akses sanitasi layak 100% (air
limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan). Sebagai upaya
mempercepat terwujudnya visi dan misi pembangunan nasional, maka
pemerintah daerah dan kementerian/lembaga diharapkan mensinergikan
segala potensi dan sumberdaya untuk mendukung target pembangunan
tersebut.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 50
Dalam mewujudkan agenda prioritas nasional (nawa cita), maka perlu
memperhatikan strategi pembangunan nasional yang antar lain meliputi 3
(tiga) dimensi pembangunan. Tiga dimensi pembangunan meliputi: dimensi
pembangunan manusia, dimensi pembangunan sektor unggulan dan
dimensi pemerataan dan kewilayahan. Ketiga dimensi tersebut menjadi
bagian yang diprioritaskan dalam penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat
2018-2023.
Aspek pembangunan manusia menjadi prioritas sebab Provinsi Jawa
Barat merupakan daerah dengan penduduk terbanyak di Indonesia. Untuk
itu perlu adanya perhatian lebih pada penyiapan SDM yang andal dan
produksi serta mampu ikut serta dalam pembangunan. Diharapan SDM
Jawa Barat dapat mengelola sumber daya yang ada, terlebih dalam
pengelolaan sektor unggulan. Dengan demikian, diharapkan pembangunan
dapat mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru, sehingga
pembangunan tidak hanya terpusat pada daerah-daerah tertentu, tapi lebih
merata keseluruh wilayah Jawa Barat.
Dukungan terhadap pencapaian target pembangunan nasional antara
lain dapat ditunjukkan dari capaian pembangunan daerah. Berdasarkan
Buku III RPJMN 2015-2019 yang memuat agenda pembangunan wilayah,
Provinsi Jawa Barat ditargetkan dengan 3 (tiga) indikator sasasaran. Adapun
target ketiga sasaran dimaksud dan realisasi pencapaiannya disajikan di
tabel berikut ini. Berdasarkan capaian pembangunan Jawa Barat sampai
Tahun 2017, menunjukkan bahwa capaian indikator tingkat pengangguran
terbuka lebih kecil dari target nasional, ini berarti bahwa Jawa Barat mampu
melampaui target yang ditetapkan. Sementara indikator pertumbuhan
ekonomi dan persentase penduduk miskin menunjukkan kinerja yang belum
mencapai target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 51
Tabel 1.23
Target dan Realisasi Indikator Kinerja Pembangunan RPJMN untuk Provinsi Jawa Barat 2015-2019
No Indikator
Kinerja
2015 2016 2017 2018 2019
Target Realisasi Interpretasi
Capaian
Target Realisasi Interpretasi
Capaian
Target Realisasi Interpretasi
Capaian
Target Target
1 Pertumbuhan
ekonomi (%)
5,5 5,04 < 6,6 5,67 < 7,1 5,29 < 7,8 7,7
2 Tingkat
kemiskinan
(%)
8,9 9,57 < 8,2 8,77 < 7,6 8,22 < 6,9 6,3
3 Tingkat
pengangguran
(%)
8.6 8,72 < 8.3 8,89 < 8,0 7,83 > 7,7 7,4
Sumber: Buku III RPJMN 2015-2019 dan BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 52
Dalam pencapaian target pembangunan nasional, Pemerintah
menetapkan beberapa kegiatan strategis pembangunan untuk Provinsi Jawa
Barat. Kegiatan strategis dimaksud termuat dalam Buku III RPJMD 2015-
2019, sebagai berikut:
Tabel 1.24
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional Pada Buku III RPJMN
Di Provinsi Jawa Barat
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional di Jawa Barat
Evaluasi Keterangan
Tercapai Belum
PERKERETAAPIAN PERUNTUKKAN BAGI PENGANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG
1 Pembangunan Jalur KA Bandung-
Tanjungsari-Sumedang-Kertajati-
Kadipaten-Cirebon
2 Pembangunan Jalur KA Bogor-Sukabumi-
Cianjur-Padalarang
3 Pembangunan jalur ganda KA antara Padalarang - Bandung - Cicalengka (KA
Perkotaan Bandung termasuk elektrifikasi)
4 Pembangunan jalur KA baru lingkar luar
Jabodetabek antara Parungpanjang -
Citayam
5 Pembangunan double-double track (DDT)
antara Manggarai –Jatinegara – Bekasi – Cikarang
6 Lanjutan pembangunan shortcut antara
Cibungur - Tanjung Rasa
7 Pembangunan jalur KA antara Cangkring -
Pelabuhan Cirebon
8 Elektrifikasi rei ganda KA Cikarang-
Cikampek
9 Reaktivasi jalur KA antara Rancaekek -
Tanjung. Sari
10 Pembangunan jalur KA baru antara
Tanjung Sari – Kertajati
11 Reaktivasi jalur KA antara Cirebon -
Kadipaten dan pembangunan jalur KA baru antara Kadipaten - Bandara Kertajati
12 Reaktivasi jalur KA antara Banjar –Kroya
13 Reaktivasi jalur KA antara Banjar -
Pangandaran – Cijulang
14 Pembangunan monorail Bandung Raya
(Pemprov Jabar, KPS)
15 Pembangunan Jalur KA ganda Parsial Jalur KA Cisomang-Cikadongdong
16 Pembangunan Jalur KA ganda Jalur Cikadongdong-Padalarang
17 Pembangunan Jalur KA ganda KA
Parungpanjang-Tenjo
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 53
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
di Jawa Barat
Evaluasi Keterangan
Tercapai Belum
18 Pembangunan Jalur KA ganda Parsial
Purwakarta-Ciganea
19 Pembangunan Jalur KA Elektrifikasi
Citayam-Nambo
20 Pembangunan Jalur KA Shortcut Jalur KA
Cibungur-Tanjungrasa
21 Pembangunan Jalur KA Stasiun Kejaksan-
Pelabuhan Cirebon
22 Pembangunan Jalur KA Bandung-
Tanjungsari
23 Terminal Terpadu (Kereta Api) Gedebage
24 Light Rail Transit (LRT) Kota Bandung
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bandung*
2 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bogor*
3 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bekasi*
4 Pengembangan Sistem Transit dan Semi
BRT Kota Depok*
5 Pengembangan Sistem Transit dan Semi
BRT Kota Cimahi*
6 Pengembangan Sistem Transit dan Semi
BRT Kota Tasikmalaya*
PERHUBUNGAN UDARA
1 Pembangunan Bandara Kertajati*
2 Pengembangan Bandar Udara Nusawiru di
Kab. Pangandaran
3 Pengembangan Bandar Udara Cakrabhuwana Kab. Cirebon
4 Pembangunan Airstrip Pangandaran
PERHUBUNGAN LAUT
1 Pengembangan Pelabuhan Pemanukan
2 Pembangunan Pelabuhan Laut Regional di
Jawa Barat Selatan
3 Pengembangan Pelabuhan Laut Cirebon di
Kota Cirebon
4 Pembangunan Pelabuhan Laut di
Indramayu untuk mendukung pariwisata ke Pulau Biawak
5 Pembangunan Pelabuhan Muara Gembong
dan Tarumajaya di Kab. Bekasi
6 Pengembangan Pelabuhan Pangandaran
JALAN
1 Pembangunan Jalan Tol Ciawi-Sukabumi √
2 Pembangunan Jalan Tol Cibitung -
Cilincing
3 Pembangunan Jalan Tol Cikampek-
Palimanan
√
4 Pembangunan Jalan Tol Cileunyi -
Sumedang - Dawuan
√
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 54
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
di Jawa Barat
Evaluasi Keterangan
Tercapai Belum
5 Pembangunan Jalan Tol Cimanggis-
Cibitung
√
6 Pembangunan Jalan tol Pasir Koja-
Soreang
√
7 Pembangunan Jalan Tol Kota Bandung
(BIUTR)
√
8 Pembangunan Flyover Kopo (Bandung) dan
Bulak Kapal (Bekasi)
√
9 Pembangunan Flyover Kopo (Bandung) -
Keracondong
√ FO Kopo
belum dibangun
10 Pembangunan Flyover Bulak Kapal
(Bekasi)
√
ENERGI
1 Pipa Cirebon-Bekasi 220 km √
KETENAGALISTRIKAN
1 PLTGU Jawa-1 1600 MW √
2 PS Upper Cisokan Pump Storage (FTP2)
1040 MW
√
3 PLTU Jawa-1 (FTP2) 1000 MW √
4 PLTGU Muara Tawar Add-on 2,3,4 650 MW √
5 PLTGU Peaker Jawa Bali -1 400 MW √
6 PLTGU/MG Peaker Jawa-Bali 4 300 MW √
7 PLTGU/MG Peaker Jawa-Bali 4 150 MW √
8 PLTA Jatigede (FTP2) 110 MW √
9 PLTP Patuha (FTP2) 110 MW √
10 PLTP Tangkuban Perahu I (FTP2) 55 MW √
11 Pengembangan jaringan transmisi dan
distribusi
√
TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
1 Pembangunan Serat Optik antar seluruh
kabupaten/kota
2 Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
SUMBER DAYA AIR
1 Pembangunan Waduk Ciawi (2015-2018) Bogor
√
2 Revitalisasi Situ - Jawa Barat (25 Situ) √
3 Pembangunan SPAM Air Baku Kali Baru Barat dan Kali Baru Timur Bogor
√
4 Pembangunan Waduk Sadawarna Subang,
Indramayu
√
5 Rehabilitasi Jaringan Irigasi SS
Sukamandi Cs, SS Jengkol Cs, SS Gadung
Cs, SS Rancabango Cs, dan SS Beres - Kab Subang (Loan World Bank - WISMP2)
Bekasi
√
6 Pembebasan Tanah untuk Floodway
Cisangkuy Bandung
√
7 Pembangunan Floodway Cisangkuy
Bandung
√
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 55
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
di Jawa Barat
Evaluasi Keterangan
Tercapai Belum
8 Pembangunan Retensi Cieunteung
Bandung
√
9 Pembangunan relokasi tanggul s. Citarum
Hilir, desa Teluk Buyung Kab. Karawang
√
10 Pembebasan lahan untuk pembangunan
tanggul s. Citarum Hilir, desa Pantai
Sederhana Kab. Bekasi
√
11 Pembangunan tanggul s. Citarum Hilir,
desa Pantai Sederhana Kab. Bekasi
√
12 Sodetan Sungai Cilamatan Ds. Wanasari Kec Cipunagara Subang
√
13 Pembebasan Lahan untuk rehabilitasi 4 anak sungai - Loan JICA IP-559 Bandung
√
14 Upper Citarum Basin Flood Management
(Loan JICA IP-559) Bandung
√
15 Peningkatan Kapasitas Sungai Citarum
Hulu Rancamanyar s/d Nanjung Bandung
√
16 Pembebasan Lahan untuk peningkatan
kapasitas s. Citarum Hilir
√
17 Peningkatan Kapasitas Sungai Citarum
Hilir dari s. Cikao s/d Muara Gembong
Bandung
√
18 Pembangunan Check Dam di Sungai
Cipamingkis Bogor
√
19 Pembangunan Waduk Tegal Luar Bandung √
20 Pembangunan Waduk Santosa Bandung √
21 Pembangunan Waduk Sadawarna Bandung
√
22 Pembangunan Waduk Cimeta Bandung √
23 Pembangunan Waduk Sukawana Bandung √
24 Pembangunan Waduk Cikapundung Bandung
√
25 Pembangunan Waduk Citarik Bandung √
26 Rehabilitasi Saluran Tarum Barat ruas
Curug - Cibeet (Loan ADB - ICWRMIP) Karawang
√
27 Rehabilitasi Saluran Tarum Barat ruas Cibeet - Bekasi (Loan ADB - ICWRMIP)
Bekasi
√
28 Rehabilitasi Saluran Tarum Barat ruas
Bekasi-Cawang Bekasi
√
29 Operasi dan Pemeliharaan Sungai Citarum
Hulu Sapan-Nanjung dan Anak- anak Sungai Citarum Hulu Bandung
√
30 Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Leuwigoong AMS-19A Garut
√
31 Pembangunan Jaringan Irigasi DI.
Leuwigoong AMS-19B Garut
√
32 Perbaikan Irigasi Kecil 78 Desa Provinsi
Jawa Barat
√
33 Pengerukan Lembah Putri di Muara Sungai
Ciputrapinggan Kab. Pangandaran
√
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 56
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
di Jawa Barat
Evaluasi Keterangan
Tercapai Belum
34 Perbaikan dan Pengaturan Sungai
Cikidang di Ds. Babakan Kec.
Pangandaran Kab. Pangandaran Kab. Pangandaran
√
35 Pembangunan Acces Road Matenggeng Ciamis/Cilacap
√
36 Pembangunan Perkantoran Waduk Matenggeng Ciamis/Cilacap
√
37 Pembangunan Waduk Matenggeng
Ciamis/Cilacap
√
38 Pembebasan Tanah Bendungan
Matenggeng Kab. Ciamis/ Kab. Cilacap
√
39 Pembangunan Pipa Transmisi Air Baku
Tasikmalaya, Ciamis, Cilacap, Banyumas
√
40 Pembangunan Saluran pembawa Air Baku
dari Waduk Jatiluhur
√
41 Rehabilitasi Daerah Irigasi Rentang. √
AIR MINUM
1 Pembangunan Sistem Penyediaan Air
Minum Pondok Gede Bekasi
√ Tidak ada
data
SANITASI
1 Pengelolaan Persampahan Kota Bandung
(PLTSa Gedebage)
√ Batal
dilaksanakan
2 Pembangunan Pengelolaan dan
Pengolahan Akhir Persampahan Wilayah
Bogor dan Depok (TPPAS Regional Nambo)
√ Pembangunan
sedang
berjalan
3 Pembangunan TPA Legok Nangka
√ Pembangunan sedang
berjalan
PENDIDIKAN
1 Pendidikan gratis SD, SLTP, SLTA
diseluruh jawa barat, beasiswa pendidikan
untuk pemuda, tenaga medis, keluarga atlit
√ BOS Provinsi
SD/sederajat,
SMP/sederajat, SMA/SMK/
sederajat
2 Pembangunan dan pengembangan SMK
kelautan
√
3 BOS untuk SMA, SMK √
4 Pendirian akademi komunitas
√ Kewenangan pusat
5 Penegerian Politeknik Negeri Subang
√ Kewenangan pusat
KESEHATAN
1 Pembangunan RS Pratama di Rancabuaya-
Kab. Garut, Cidaun-Kab. Cianjur,
Cipatujah-Kab. Tasikmalaya.
√ Sumber dana
APBN
2 Pengembangan RS Daerah RSUD Garut,
RSUD Cililin-Kab. Bandung, RSUD Sukabumi.
√
PERUMAHAN
1 Pembangunan rumah layak huni bagi rakyat miskin dan buruh (masyarakat
berpenghasilan rendah / MBR)
√
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 57
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional
di Jawa Barat
Evaluasi Keterangan
Tercapai Belum
2 Pembangunan perumahan dan kawasan
siap bangun (Kasiba) dan lingkungan siap
bangun (Lisiba)
√
3 Pembangunan Rusunawa (Urban Renewal)
di Metropolitan Bandung Raya dan Metropolitan Bodebek Karpur
√
Sumber: Buku III RPJMN 2015-2019
5. Penelaahan Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024
Fokus tahapan RPJMN 2020-2024 pada Tahap IV RPJPN 2005-2025,
yaitu:
1. Kelembagaan, politik, dan hukum.
Kelembagaan Politik dan Hukum yang terpercaya dan kokoh ditandai
dengan terwujudnya hal-hal sebagai berikut:
1. Konsolidasi Demokrasi, yang terdiri dari: Supremasi Hukum dan
Penegak HAM.
2. Rasa aman dan damai pada seluruh rakyat
3. Keutuhan & kedaulatan NKRI, yang terdiri dari: Pertahanan &
keamanan (TNI Profesional), Sinergi TNI dan Polri, Intelijen dan
Kontra Intelijen, dan industri pertahanan andal.
4. Tata pemerintahan profesional dan netral
5. Sistem hukum berlandaskan UUD 1945
6. Terwujudnya masyarakat sipil, masyarakat politik, masyarakat
ekonomi yang mandiri, dan Terwujudnya kemandirian nasional
dalam konstelasi global.
2. Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat.
Meningkatnya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang berkarakter
cerdas, tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral Pancasila.
a. Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat ditunjukkan oleh
makin tinggi dan meratanya tingkat pendapatan masyarakat dengan
jangkauan lembaga jaminan sosial yang lebih menyeluruh.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 58
b. Mantapnya SDM yang berkualitas dan berdaya saing, yang ditandai
dengan meningkat dan meratanya akses, kualitas, dan relevansi
pendidikan, serta meningkatnya kemampuan Iptek.
c. Meningkatnya kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya
tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak,
terwujudnya kesetaraan gender, serta penduduk tumbuh seimbang.
d. SDM yang berkarakter, berakhlak mulia, toleran terhadap
keberagaman, bergotong royong, dan patriotik.
3. Struktur Perekonomian makin maju dan kokoh ditandai dengan daya
saing perekonomian yang kompetitif.
Terbentuknya struktur perekonomian yang semakin kokoh akan
berdampak pada daya saing perekonomian yang kuat dan meningkatkan
keterpaduan antara industri dan sektor jasa sehingga menimbulkan
pembangunan yang berkelanjutan.
a. Lembaga dan pranata ekonomi telah tersusun, tertata, serta
berfungsi dengan baik.
b. Kemampuan Iptek yang makin maju sehingga mendorong
perekonomian yang efisien dan produktivitas yang tinggi.
c. Berkembangnya usaha dan investasi dari perusahaan- perusahaan
Indonesia.
d. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas dan
berkesinambungan yang berdampak pada tingginya pendapatan
perkapita pada Tahun 2025.
e. Tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin yang
makin rendah.
f. Terselenggaranya jaringan transportasi, pos dan telematika yang
andal bagi seluruh masyarakat yang menjangkau seluruh wilayah
NKRI.
g. Tercapainya elektrifikasi perdesaan dan elektrifikasi rumah tangga.
h. Kebutuhan hunian terpenuhi dengan skema pembiayaan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 59
4. Terjaganya daya dukung dan daya tampung lingkungan, dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Terjaganya daya dukung dan daya tampung lingkungan sebagai upaya
dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di dalam rencana
pembangunan nasional.
a. Terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan SDA.
b. Meningkatnya nilai tambah dan daya saing dari SDA.
c. Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
Isu strategis pembangunan berdasarkan capaian pembangunan
RPJPN 2005-2025, yaitu:
1. Isu strategis bidang ekonomi, terdiri dari:
a. Pertumbuhan ekonomi stagnan, dan Defisit transaksi berjalan
masih tinggi.
Hal ini disebabkan oleh transformasi struktural tidak berjalan.
Indikasi premature deindustrialization: kontribusi industri turun
lebih cepat dibandingkan dengan negara tetangga sebelum
mencapai sumbangan tertinggi.
b. Penduduk usia produktif mencapai puncak pada 2020-2024
c. Tingkat Kemiskinan Kronis (Extreme Poverty)
d. Redistribusi pertumbuhan kesejahteraan
2. Isu strategis bidang sarana dan prasarana
b. Pelayanan dasar yang belum memadai
c. Infrastruktur pendukung pembangunan ekonomi belum optimal
d. Infrastruktur perkotaan (smart city) belum memadai
e. Energi, ketenagalistrikan dan TIK belum memadai
3. Isu strategis kewilayahan
a. Penurunan ketimpangan antar wilayah
b. Penguatan pusat pertumbuhan wilayah
c. Pemenuhan pelayanan dasar dan peningkatan daya saing daerah
d. Pengelolaan urbanisasi
e. Pemanfaatan ruang
4. Isu strategis lingkungan hidup
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 60
a. Dampak Perubahan Iklim:
1) Terjadi peningkatan suhu antara 0,3-1,5°C (skenario RCP4.5)
dan 0,5-1,5°C (skenario RCP8.5) dalam periode 2020-2045
(Proyeksi BMKG dalam Kaji Ulang RAN API 2018).
2) Peningkatan potensi bahaya perubahan iklim, antara lain:
− Potensi kekeringan: terutama Nusa Tenggara, Jawa dan
Sumatera bagian utara;
− Potensi abrasi: Lebih dari 1820 km garis pantai di seluruh
wilayah pulau besar di Indonesia berstatus sangat rentan;
dan
− Peningkatan tinggi gelombang ekstrem: kenaikan gelombang
hingga lebih dari 1 meter di hampir seluruh wilayah perairan
Indonesia sehingga memperkecil wilayah tangkap nelayan
dengan ukuran kapal <10 GT dan membahayakan
keselamatan pelayaran terutama untuk kapal-kapal di
bawah 30 GT
b. Daya Dukung dan Daya Tampung SDA dan LH:
1) Kualitas Air: peningkatan polutan BOD dan COD pada tahun
2024 diproyeksi mendekati ambang batas yang diperbolehkan
(KLHS RPJMN 2020-2024.
2) Proporsi Lahan: Share tutupan hutan nasional terhadap luas
daratan nasional menurun dari 54% (2000) menjadi 44% (2030)
dan Pulau Jawa memiliki kontribusi terkecil, dari 25% (2000)
menjadi 20% (2030).
3) Keanekaragaman Hayati: peningkatan ancaman terhadap
derajat keterpaduan habitat alami di seluruh Indonesia sehingga
diperlukan restorasi dan/atau pemulihan ekosistem yang
berada pada ambang batas daya dukung.
5. Isu strategis kehutanan
Fenomena Iceberg Fakta dan Permasalahan Utama Hutan Indonesia.
a. 0,5 juta hektar tutupan hutan hilang per tahun (rata-rata 1990 –
2017)
b. 14,5 juta hektar terdapat konflik tenurial
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 61
c. 32 juta hektar kawasan hutan tidak berhutan
d. 30% dari 554 kawasan konservasi tidak berfungsi sesuai mandat
e. Ketidakpastian kawasan hutan
f. Lemahnya governance
g. Unit manajemen tidak efektif
6. Isu strategis sumber daya air nasional
a. Secara total, kuantitas air seluruh pulau di Indonesia terjadi
surplus sebesar 449.045 juta m3 (2015). Namun untuk Jawa+Bali
terjadi defisit sebesar 105.786 juta m3 dan Nusa Tenggara defisit
sebesar 2.317 juta m3.
b. Seiring bertambahnya penduduk, maka defisit ini akan semakin
tinggi jika tidak ada upaya konservasi sumber daya air yang jelas
dan terukur
Tema rancangan teknokratik RPJMN 2020-2024, yaitu:
“Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi yang Sejahtera, Adil dan
Berkesinambungan”
Makna dari tema tersebut, yaitu:
a. Berpenghasilan Menengah-Tinggi, ditandai dengan:
− Transformasi struktural berjalan.
− Produktivitas tenaga kerja meningkat.
− Iklim investasi kondusif.
− GNI per kapita USD 3.896 – USD 12.055.
b. Sejahtera, ditandai dengan:
− Kualitas hidup meningkat.
− Perilaku disiplin dan beradab.
− SDM berkualitas dan berdaya saing.
− Indeks kebahagiaan meningkat.
c. Adil
− Ketimpangan menurun.
− Redistribusi berjalan baik.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 62
d. Berkesinambungan
− Memperhatikan daya dukung dan daya tampung (Low Carbon
Development).
− Selaras dengan agenda pembangunan global dan nasional.
Tabel 1.25
Proyeksi Target Indikatif Pembangunan 2020-2024
Uraian Pertumbuhan
Ekonomi
Kemiskinan Pengangguran Ketimpangan
Kondisi Saat
Ini (2018)
5,27%* 9,82% 5,13% 0,389
Sasaran dalam
RKP 2019
5,2-5,6% 8,5-9,5% 4,8-5,2% 0,38-0,39
Sasaran dalam
RPJPN
2005-2025
4,5-5,5%** ≤5% ≤5% 0,36
Proyeksi
Baseline SDGs
2024
4,2 %*** 8,21% 5,02% 0,387
Sasaran Dalam
RPJMN
2020-2024****
5,7% 5,0-5,7% 4,0-4,6% 0,371-0,373
Sumber: Bappenas, 2018
Keterangan:
*) Kuartal II 2018
**) Tertulis: setara negara berpendapatan menengah ***) Laju pertumbuhan PDB per kapita
****) Skenario moderat
Perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk Pulau Jawa adalah 2020:
5,8% dan 2024: 6,3%. Target ini akan menjadi pertimbangan untuk
penentuan target pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.
Sedangkan isu strategis pembangunan periode 2020-2024 yang
dirumuskan dalam Rencana Teknoratik RPJMN 2020-2024, meliputi:
1. Pembangunan manusia
2. Pembangunan ekonomi
3. Pembangunan infrastruktur
4. Pembangunan politik, hukum, pertahanan, dan keamanan
5. Pembangunan kewilayahan
Adapun Kerangka Pembangunan Rancangan Teknokratik RPJMN
2020-2024 disajikan pada Gambar 4.1.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 63
Gambar 1
Kerangka Pembangunan Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024
Sumber: Bappenas, 2018
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 64
6. Penelaahan RPJPD Provinsi Jawa Barat 2005-2025
Penelaahan RPJPD merupakan langkah utama dalam perumusan
RPJMD mengingat RPJMD merupakan penjabaran dari tahapan
pembangunan periode 5 (lima) tahunan berkenaan dalam RPJPD. RPJPD
Provinsi Jawa Barat ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025.
Isu strategis dalam dua puluh tahun (2005-2025) di Provinsi Jawa
Barat, yaitu:
1. Pertumbuhan penduduk dan persebarannya
2. Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan
3. Pengangguran dan ketenagakerjaan
4. Peran serta masyarakat terhadap budaya daerah dan penanganan
masalah sosial
5. Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
6. Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur
7. Kualitas lingkungan dan kesadaran masyarakat
8. Kualitas demokrasi dan pemerintahan daerah
Berdasarkan kondisi sampai dengan saat ini dan tantangan yang akan
dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta dengan mempertimbangkan
modal dasar yang dimiliki, maka Visi pembangunan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005 - 2025 adalah:
“DENGAN IMAN DAN TAKWA, PROVINSI JAWA BARAT TERMAJU
DI INDONESIA”
Pernyataan Visi pembangunan Provinsi Jawa Barat di atas, memiliki
makna:
1. Iman dan Takwa sebagai landasan dalam melaksanakan aktivitas guna
pencapaian visi dan misi yang ditetapkan melalui pengamalan ajaran
agama. Pengamalan ajaran agama secara konsisten dalam kehidupan
bermasyarakat akan mewujudkan situasi yang kondusif untuk
melaksanakan pembangunan daerah;
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 65
2. Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia dimaksudkan sebagai provinsi
yang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan provinsi lain di
Indonesia. Keunggulan tersebut ditunjukkan pada 6 (enam) aspek
kehidupan terutama aspek sumberdaya manusia, ekonomi,
pemerintahan, sosial, budaya dan lingkungan hidup.
Beberapa indikasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian visi
tersebut, yaitu:
1. Penyelenggaraan pemerintahan yang bermutu (beyond the expectation),
akuntabel dan berbasis ilmu pengetahuan.
2. Masyarakat yang cerdas, produktif dan berdaya saing tinggi.
3. Pengelolaan pertanian dan kelautan.
4. Energi baru dan terbarukan serta pengelolaan sumber daya air.
5. Industri manufaktur, industri jasa dan industri kreatif.
6. Infrastruktur yang handal dan pengelolaan lingkungan hidup yang
berimbang untuk pembangunan yang berkelanjutan.
7. Pengembangan budaya lokal dan menjadi destinasi wisata dunia.
Upaya perwujudan visi pembangunan jangka panjang Provinsi Jawa
Barat tersebut akan dicapai melalui 5 (lima) misi pembangunan jangka
panjang Jawa Barat tahun 2005-2025 sebagai berikut:
1. Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang berbudaya ilmu
dan teknologi, produktif dan berdaya saing; adalah membangun
sumber daya manusia yang sehat jasmani, rohani dan sosial, memiliki
tingkat pendidikan dan kompetensi yang tinggi, memiliki daya saing,
memiliki akhlak mulia, dan menjunjung nilai-nilai luhur agama dan
budaya, serta memiliki akses terhadap pendidikan dan pelayanan
masyarakat yang berkualitas, terpadu, adil dan merata di seluruh
lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan perekonomian yang berdaya saing dan berbasis
potensi daerah; adalah mengembangkan dan memperkuat
perekonomian regional yang berdaya saing global dan berorientasi pada
keunggulan komparatif, kompetitif dan kooperatif dengan berbasis pada
segenap potensi yang ada di daerah, untuk mewujudkan pemenuhan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 66
kebutuhan dasar masyarakat, pertumbuhan yang tinggi, dan
pemerataan yang berkeadilan. Perkembangan ekonomi regional
didukung oleh penyediaan infrastruktur yang memadai, tenaga kerja
yang berkualitas dan produktif, serta regulasi yang mendukung
penciptaan iklim investasi yang kondusif.
3. Mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan lestari; adalah
mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup secara
berkelanjutan, menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan, serta
menjaga keseimbangan pemanfaatan ruang yang serasi antara kawasan
lindung dan budidaya, dan antara kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan.
4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik; adalah
meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban, meningkatkan
partisipasi masyarakat, membangun akuntabilitas kepemerintahan
yang bertanggung jawab, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),
peningkatan efisiensi birokrasi, kemitraan yang serasi antarlegislatif
dengan eksekutif, dan penciptaan stabilitas politik dan konsistensi
dalam penegakan hukum.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan; adalah
mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, meningkatkan
keberpihakan kepada daerah tertinggal, menanggulangi kemiskinan
dan pengangguran, menyediakan akses yang sama bagi masyarakat
terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana dasar,
serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Jawa Barat Tahun 2018-2023 merupakan pelaksanaan pembangunan dari
RPJPD periode/tahap keempat (2018-2023). Arah pembangunan jangka
panjang tahap keempat ditujukan untuk mencapai kemandirian
masyarakat Jawa Barat. Kemandirian dimaksudkan untuk mewujudkan
kondisi daerah dan masyarakat Jawa Barat yang mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri tanpa bergantung pada pihak lain. Bahkan
diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi daerah sekitarnya,
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 67
khususnya bagi ibukota negara Republik Indonesia, yaitu Provinsi DKI
Jakarta. Selain itu pencapaian kemandirian juga dimaksudkan untuk
meningkatkan kontribusi Provinsi Jawa Barat terhadap pembangunan
nasional.
Indikator keberhasilan pembangunan tahap keempat pembangunan
jangka panjang ditandai oleh: (a). Indeks Pembangunan Manusia sebesar
74,1–74,68 (dengan metode baru); (b). Laju Pertumbuhan Ekonomi sebesar
5,67%–5,89%; (c). Laju Pertumbuhan Penduduk sebesar 1,34%–1,12%; (d).
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 48,00–50,00; (e). Nilai SAKIP kategori
A; (f). Opini BPK predikat WTP; (g). Persentase Penduduk Miskin sebesar
7,17%–6,80%; (h). Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 8,0%–7,45%;
dan (i). Indeks Gini sebesar 0,38–0,35.
Pencapaian target kinerja pembangunan diatas dilakukan melalui
prioritas pembangunan sebagai berikut:
Bidang Pendidikan. Prioritas Pembangunan pendidikan pada
periode 2018-2023 adalah Tuntas Program Wajib Belajar Dua Belas Tahun
yang disertai dengan peningkatan kualitas siswa, guru, dan sarana
prasarana. Melalui upaya-upaya yang terus dilakukan dalam rangka
penuntasan akselerasi tersebut yaitu peningkatan akses pelayanan
pendidikan menengah di daerah-daerah terpencil dan terus
ditingkatkannya bantuan beasiswa bagi siswa yang berasal dari keluarga
tidak mampu. Selain itu mulai dirintis Program Wajib Belajar lima belas
Tahun dan upaya peningkatan angka partisipasi pendidikan tinggi, melalui
peningkatan bantuan beasiswa bagi lulusan SMA/SMK yang akan
melanjutkan ke perguruan tinggi.
Adapun pengembangan pendidikan menengah kejuruan dan
pendidikan tinggi diupayakan melalui pengembangan sekolah kejuruan
berbasis industri jasa berskala nasional dan internasional, yang memiliki
keunggulan komparatif dalam era persaingan global. Upaya tersebut dapat
didukung melalui pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang
dipadukan dengan muatan-muatan kurikulum internasional.
Pada periode ini juga upaya pendidikan keterampilan dan
penguasaan multimedia bagi masyarakat, khususnya masyarakat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 68
perdesaan yang telah dikembangkan pada periode sebelumnya, mulai
diarahkan untuk membantu meningkatkan kehidupan ekonomi
masyarakat melalui kegiatan kewirausahaaan melalui penerapan
keterampilan dan penguasaan multi media yang telah diperoleh.
Sedangkan upaya pemerintah provinsi dalam mendukung
pembangunan pendidikan tinggi, diprioritaskan pada peningkatan
kuantitas dan kualitas implementasi hasil penelitian dan pengembangan
perguruan tinggi yang selaras dengan prioritas pembangunan daerah.
Bidang Kesehatan. Prioritas Pembangunan bidang kesehatan
diupayakan melalui peningkatan upaya pencegahan, pemberantasan dan
pengendalian penyakit menular serta tidak menular, pengembangan dan
penguatan sistem kesehatan, peningkatan jumlah, jenis, mutu tenaga
kesehatan serta pemberdayaan profesi kesehatan (institusi) serta
terwujudnya pemberian penghargaan dan sangsi untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang. Prioritas
pembangunan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang diarahkan
pada pemantapan pengelolaan infrastruktur transportasi jalan melalui
upaya-upaya peningkatan kualitas dan kemantapan infrastruktur yang
telah ada serta penyelesaian pembangunan infrastruktur strategis yang
telah dilakukan pada tahap sebelumnya, melalui penyelesaian
pembangunan jalan tol antar kota pada ruas Ciawi-Sukabumi, ruas
Sukabumi – Ciranjang, dan ruas Ciranjang – Padalarang, serta jalan tol
dalam kota pada ruas Terusan Pasteur - Ujung Berung – Cileunyi. Selain
itu dilakukan pula pembangunan jalan tol antar kota pada ruas Cileunyi-
Nagreg-Ciamis.
Dalam hal pembangunan sumber daya air dan irigasi, guna
meningkatkan konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta
pengendalian daya rusak air dilakukan melalui upaya–upaya penyelesaian
pembangunan Waduk Cipanas di Kabupaten Sumedang, Waduk
Sadawarna di Kabupaten Subang, Waduk Sukahurip, Waduk Cikembang,
dan Waduk Leuwikeris di Kabupaten Ciamis, Waduk Citepus di Kabupaten
Sukabumi, Waduk Santosa di Kabupaten Bandung, Waduk Cibatarua di
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 69
Kabupaten Garut, serta waduk-waduk strategis lainnya; serta penyelesaian
pembangunan DI strategis lainnya.
Prioritas pembangunan bidang tataruang diarahkan pada
pembangunan wilayah di seluruh pelosok Jawa Barat semakin merata
karena telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana sesuai dengan
kebutuhannya, sehingga kegiatan perekonomian akan semakin tumbuh
dan berkembang sesuai dengan potensi wilayahnya. Melalui upaya-upaya
koordinasi penataan ruang pelaksanaan kegiatan pembangunan di Jawa
Barat telah sesuai dengan rencana tata ruang dan keseimbangan
lingkungan dapat terjaga bahkan dapat meningkatkan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup, sehingga keberlanjutan pembangunan
dapat terwujud. Hal ini ditandai dengan terpeliharanya alokasi ruang
kawasan lindung, dan terjaminnya lahan untuk sawah, serta optimalnya
alokasi ruang di kawasan perkotaan untuk tumbuh dan berkembangnya
aktivitas perkotaan tanpa mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
Infrastruktur data spasial telah dapat digunakan dengan mantap dalam
mendukung pelaksanaan penataan ruang.
Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman. Prioritas
pembangunan bidang perumahan rakyat dan kawasan permukiman
diarahkan pada percepatan pembangunan rumah susun sederhana di
perkotaan serta peningkatan ketersediaan air bersih, kualitas sanitasi
lingkungan melalui upaya Peningkatan ketersediaan dan kualitas
perumahan; Peningkatan ketersediaan rumah layak huni untuk rakyat
miskin dan buruh (Masyarakat Berpenghasilan Rendah/MBR);
peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap hunian.
Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum, Dan Pelindungan
Masyarakat. Prioritas Pembangunan Bidang ketenraman, ketertiban
umum, dan perlindungan masyarakat diarahkan pada Ketentraman dan
Ketertiban Masyarakat melaui upaya-upaya mewujudkan dan memelihara
kondisi yang dapat memberikan rasa aman, tentram, kepastian hukum
dan bebas dari rasa takut baik secara fisik maupun psikis serta
peningkatan dan pelayanan potensi keamanan masyarakat dalam
mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 70
Bidang Sosial. Prioritas Pembangunan bidang sosial diarahkan pada
peningkatan kualitas dan kuantitas kesejahteraan perseorangan, keluarga,
kelompok dan komunitas masyarakat dan peningkatan penggalian potensi
sumber kehidupan penyandang masalah kesejahteraan sosial melalui
upaya-upaya peningkatan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial,
perlindungan sosial terhadap PMKS dan penghargaan kepada para Perintis
Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI)/Janda PKRI dan keluarga
pahlawan serta terpeliharanya nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan,
kejuangan dan kesetiakawanan sosial; Peningkatan peran dan fungsi
potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS) dalam penanganan PMKS,
serta pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi Sumber Kesejahteraan
Sosial (PSKS) dalam penanganan PMKS dan pembangunan kesejahteraan
sosial. Sementara untuk peningkatan penanggulangan bencana dan
perlindungan masyarakat, dilakukan melalui Penanggulangan korban
bencana.
Bidang Tenaga kerja. Prioritas Pembangunan bidang
ketenagakerjaan pada aspek peningkatan kompetensi dan daya saing,
diarahkan pada peningkatan sarana, prasarana dan memperluas
kurikulum yang terkait dengan dunia kerja pada pelatihan tenaga kerja
yang berbasis potensi lokal serta kewirausahaan melalui upaya-upaya
penumbuhkembangan pelaksanaan hubungan industril untuk
menciptakan peningkatan produktivitas, kualitas, dan kesejahteraan
pekerja.
Bidang Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak. Prioritas
Pembangunan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
diarahkan pada peningkatan pemberdayaan perempuan berbasis
kemandirian ekonomi, pendidikan dan kesehatan, melalui upaya-upaya
peningkatan perlindungan terhadap perempuan dan anak melalui
pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, pengembangan partisipasi
lembaga sosial masyarakat dalam penanganan permasalahan perempuan
dan anak dan peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam
pembangunan.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 71
Bidang Pangan. Prioritas pembangunan bidang pangan diarahkan
pada: peningkatan ketersediaan, akses pangan masyarakat, kualitas,
keragaman dan keamanan pangan, melalui upaya-upaya peningkatan
ketersediaan, penguatan cadangan, distribusi, akses dan
penganekaragaman pangan, serta keamanan konsumsi pangan
masyarakat dan penanganan daerah rawan pangan.
Bidang Pertanahan. Prioritas pembangunan bidang pertanahan
diarahkan pada: Mewujudkan tertib administrasi pertanahan.
Bidang Lingkungan hidup. Prioritas pembangunan bidang
lingkungan hidup diarahkan pada pemantapan daya dukung lingkungan
Jawa Barat, terus dijaga dan dipertahankan secara konsisten melalui
upaya-upaya pelestarian kualitas dan fungsi lingkungan, perbaikan
menerus pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
memberikan nilai tambah terhadap sumber daya alam dan lingkungan
hidup, serta selalu mendorong perilaku dan budaya ramah lingkungan di
masyarakat. Hal tersebut dicerminkan melalui, membudayanya perilaku
ramah lingkungan di masyarakat, semakin mantapnya sistem
pemantauan, penilaian dan informasi sumber daya alam dan lingkungan
hidup, semakin terpeliharanya kualitas lingkungan terutama semakin
membaiknya status mutu sungai-sungai dan waduk besar, fungsi kawasan
lindung, kondisi 15 (lima belas) cekungan air bawah tanah, kualitas udara
perkotaan, kondisi lahan bekas penambangan, bekas tempat pembuangan
sampah, serta kualitas lahan pertanian dan perkebunan. Bertambahnya
potensi dan cadangan sumberdaya alam dan terciptanya diversifikasi
pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan yang ramah lingkungan.
Menguatnya ketahanan masyarakat di kawasan resiko bencana, serta
tertatanya kawasan rawan bencana.
Bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Prioritas
pembangunan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
diarahkan pada: peningkatan pengelolaan kependudukan di Jawa Barat
melalui upaya Pengendalian dan penataan kependudukan.
Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Prioritas
pembangunan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa diarahkan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 72
pada konsep Jabar Cyber Province melalui upaya-upaya konsep Desa
Punya Internet (Desa Pinter) tahun 2020.
Bidang Pengendalian penduduk dan keluarga berencana. Prioritas
pembangunan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana
diarahkan pada pengendalian pertumbuhan penduduk melalui upaya-
upaya kemandirian keluarga, peningkatan kualitas data penduduk dan
peningkatan persebaran penduduk yang diiringi dengan peningkatan
kualitas hidupnya, dan lebih memantapkan lagi program transmigrasi.
Bidang Perhubungan. Prioritas pembangunan bidang perhubungan
diarahkan pada peningkatan konektivitas antarwilayah guna mendukung
pemerataan dan pertumbuhan ekonomi, pengembangan sistem
transportasi massal di wilayah metropolitan, dan peningkatan keselamatan
transportasi melalui pembangunan jalur kereta api semi cepat Jakarta-
Surabaya, reaktivasi empat jalur kereta api, yakni: jalur Bandung-Ciwidey,
jalur Cibatu-Garut-Cikajang, jalur Rancaekek-Tanjungsari, dan jalur
Banjar-Pangandaran-Cijulang, pembangunan bandar udara di Kabupaten
Sukabumi, pengembangan bandar udara Nusawiru di Kabupaten
Pangandaran, pembangunan airstrip di Pangandaran, pengembangan
bandar udara Cakrabhuana di Kota Cirebon, dan pengembangan bandar
udara Wiriadinata di Kota Tasikmalaya.
Pembangunan transportasi laut meliputi pembangunan pelabuhan
Patimban di Kabupaten Subang, pembangunan Inland Waterways
Cikarang-Bekasi-Laut di Kabupaten Bekasi, pembangunan pelabuhan
Losarang di Kabupaten Indramayu, pembangunan pelabuhan Muara
Gembong dan pelabuhan Tarumajaya di Kabupaten Bekasi, pembangunan
pelabuhan Pamanukan di Kabupaten Subang, pembangunan pelabuhan
Bojongsalawe dan pelabuhan penyeberangan Majingklak di Kabupaten
Pangandaran, pembangunan pelabuhan pengumpan regional
Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi, pembangunan dermaga kapal
wisata di Teluk Palangpang Kabupaten Sukabumi, dan pengembangan
pelabuhan Cirebon di Kota Cirebon.
Pengembangan sistem transportasi massal di wilayah metropolitan
dilakukan melalui pembangunan Light Rail Transit (LRT) atau Mass Rapid
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 73
Transit (MRT) di tiga wilayah metropolitan, yakni: Metropolitan
Bodebekarpur, metropolitan Bandung Raya, dan metropolitan Cirebon
Raya serta dengan pengembangan Bus Rapid Transit (BRT) di wilayah
perkotaan.
Adapun peningkatan keselamatan transportasi dilakukan melalui
upaya penyediaan fasilitas perlengkapan jalan pada ruas jalan provinsi
untuk memenuhi standar keselamatan transportasi.
Bidang Komunikasi dan informatika. Prioritas pembangunan
bidang komunikasi dan informatika diarahkan pada: peningkatan kualitas
pelayanan dan penerapan informasi, melalui upaya-upaya pengembangan
teknologi informasi dalam manajemen pemerintahan; peningkatan kualitas
Teknologi Informasi Komunikasi dalam pelayanan publik.
Bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. Prioritas
pembangunan Bidang Koperasi, usaha kecil dan Menengah diarahkan
pada pengembangan Koperasi dan usaha kecil melalui upaya-upaya
pengembangan jaringan kelembagaan koperasi dan usaha kecil, untuk
mengatasi persaingan global dilakukan melalui pola kemitraan yang
tersinergi, kebersamaan, kesetiakawanan yang harus dilakukan oleh
semua komponen yang terkait dalam pengembangan Koperasi dan usaha
kecil. Pada tahap ini koperasi dan usaha kecil diharapkan dapat menjadi
andalan perekonomian dan mampu berkiprah dalam persaingan
internasional.
Bidang Penanaman modal. Prioritas Pembangunan bidang
penanaman modal diarahkan pada Pembangunan investasi daerah melalui
upaya-upaya pengembangan investasi yang memiliki daya saing dengan
basis ilmu dan teknologi.
Bidang Kepemudaan dan olahraga. Prioritas Pembangunan bidang
pemuda dan olahraga diarahkan pada pencapaian kemandirian pemuda
melalui upaya peningkatan peran serta organisasi kepemudaan dalam
pembangunan, peningkatan pembinaan karakter pemuda yang mandiri
dan kreatif sehingga mampu mensejahterakan dirinya juga berkontribusi
secara nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 74
Sementara untuk pembangunan olahraga dalam mempertahankan
keunggulan prestasi olahraga Jawa Barat di tingkat nasional dan
internasional, serta mewujudkan olahraga sebagai bagian dari budaya
masyarakat Jawa Barat melalui upaya-upaya peningkatan pembinaan
olahragawan, peningkatan partisipasi masyarakat dalam berolahraga
melalui, serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana aktivitas
kepemudaan dan olahraga dalam rangka perwujudan pemuda mandiri.
Bidang Statistik. Prioritas Pembangunan Statistik diarahkan pada:
Peningkatan pengelolaan data dan informasi pembangunan daerah melalui
upaya-upaya Peningkatan pengelolaan Data Pembangunan.
Bidang Persandian. Prioritas Pembangunan bidang Persandian
diarahkan pada pengamanan informasi, melalui upaya peningkatan tata
kelola keamanan informasi dan resiko keamanan informasi.
Bidang Kebudayaan. Prioritas Pembangunan bidang kebudayaan di
Jawa Barat diprioritaskan pada penguatan nilai-nilai tradisional dan
kearifan lokal masyarakat Jawa Barat. Langkah dan upaya yang dilakukan
untuk mewujudkan prioritas pembangunan kebudayaan tersebut, antara
lain dengan aktualisasi nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal
masyarakat Jawa Barat dalam berbagai aspek kehidupan sebagai unsur
utama identitas dan jatidiri masyarakat Jawa Barat.
Bidang Perpustakaan. Prioritas Pembangunan bidang Perpustakaan
diarahkan pada: Pendukungan perpustakaan di Jawa Barat dan
peningkatan sarana dan prasarana perpustakaan berbasis informasi dan
teknologi melalui upaya-upaya terwujudnya perpustakaan Jawa Barat
bertaraf internasional dan berbasis digital guna mengembangkan
pengetahuan masyarakat serta meningkatkan keinginan masyarakat
untuk gemar membaca.
Bidang Kearsipan. Prioritas Pembangunan bidang Kearsipan
diarahkan pada: Peningkatan kinerja pengelolaan kearsipan daerah
melalui upaya-upaya peningkatan pengelolaan sistem kearsipan dinamis
dan statis.
Bidang Kelautan dan perikanan. Prioritas pembangunan bidang
kelautan dan perikanan diarahkan pada pengembangan perikanan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 75
komersial di Pantai Selatan dan Pantai Utara, pengembangan perikanan
rekreasi, pengembangan usaha pembuatan kapal penangkap ikan,
pengembangan usaha penunjang rekreasi, pengembangan usaha
pengolahan hasil, pengembangan usaha berbahan baku dari produk yang
tidak dimanfaatkan langsung, pengembangan usaha permodalan,
pengembangan usaha informasi kelautan, pengembangan budaya
kelautan (marine culture), pengembangan kota-kota pantai (coastal cities),
pengembangan wisata kelautan dan pengembangan usaha eko-konservasi.
Bidang Pariwisata. Prioritas pembangunan bidang pariwisata,
diarahkan pada pemantapan kinerja pemangku kepentingan pariwisata
Jawa Barat, melalui upaya-upaya pengembangan kelembagaan pariwisata
dan penataan destinasi pariwisata serta penciptaan daya tarik wisatawan
baik domestik maupun asing.
Bidang Pertanian. Prioritas pembangunan bidang pertanian,
diarahkan pada pengembangan pertanian Provinsi Jawa Barat harus
sudah menguasai jaringan bisnis yang luas. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya integrasi vertikal dan integrasi horizontal dalam sistem pertanian,
melalui upaya: (1) Perusahaan induk (Holding Company) dan integrasi
vertikal tingkat lokal, regional, dan internasional, (2) Kolaborasi bisnis di
tingkat Jawa Barat dan Provinsi lain, dan (3) Relasi bisnis di pasar
internasional. Pada tahap ini pertanian Provinsi Jawa Barat sudah
berkembang menembus batas-batas wilayah Provinsi dan negara.
Konsekuensinya adalah pada tahap ini persaingan global akan semakin
kuat. Selama tahapan sebelumnya dapat dilalui dengan baik, pada tahap
pengembangan jaringan ini akan dapat dilalui dengan baik.
Bidang Kehutanan. Prioritas Pembangunan bidang Kehutanan
diarahkan pada Peningkatan produktivitas hutan dan pengembangan
aneka usaha kehutanan melalui upaya-upaya peningkatan produktivitas
hutan dan pengembangan aneka usaha kehutanan, serta pemberdayaan
masyarakat sekitar hutan.
Bidang Energi dan sumber daya mineral. Prioritas pembangunan
bidang energi dan sumber daya mineral diarahkan pada pemantapan
kemandirian energi melalui upaya-upaya pemantapan desa mandiri energi,
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 76
infrastruktur energi, terwujudnya kehandalan pasokan energi,
peningkatan efisiensi pendayagunaan energi semakin baik, peningkatan
pengembangan energi alternatif, peningkatan investasi swasta dalam
pengembangan energi alternatif, dan peningkatan kemampuan masyarakat
dalam pengusahaan energi.
Bidang Perdagangan. Prioritas Pembangunan bidang perdagangan
diarahkan pada pemantapan perdagangan, melalui upaya-upaya
perkuatan penciptaan kesempatan kerja dalam jumlah besar dan
pengoptimalan pendayagunaan potensi dalam negeri serta perluasan
jaringan perdagangan luar negeri.
Bidang Perindustrian. Prioritas Pembangunan bidang perindustrian
diarahkan pada pemantapan industri, melalui upaya penciptaan
kesempatan kerja dalam jumlah besar dan pengoptimalan pendayagunaan
potensi dalam negeri.
Bidang Transmigrasi. Prioritas Pembangunan bidang Transmigrasi
diarahkan pada: Penataan persebaran penduduk baik didalam maupun
keluar wilayah provinsi melalui upaya-upaya kerjasama bidang
ketransmigrasian serta pengembangan kawasan transmigrasi,
Peningkatan kemampuan dan kemandirian calon transmigran, masyarakat
Kawasan transmigrasi Lokal (Resettlement) dan warga sekitar.
Bidang Perencanaan. Prioritas Pembangunan bidang Perencanaan
Pembangunan diarahkan pada: Peningkatan kerjasama pembangunan
melalui upaya-upaya Peningkatan Kerjasama Kemitraan Strategis lintas
provinsi, pemerintahan pusat, dan kabupaten/kota, Peningkatan Kualitas
pengelolaan kerjasama Jawa Barat melalui aliansi strategis multi pihak.
Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan dengan arah kebijakan
Peningkatan kualitas perencanaan daerah, Peningkatan pengendalian dan
evaluasi pembangunan daerah.
Bidang Keuangan. Prioritas Pembangunan bidang keuangan
diarahkan pada peningkatan tata kelola pemerintahan yang efektif
dilakukan melalui upaya-upaya Pengaturan pengelolaan keuangan daerah;
Peningkatan pelayanan pengelolaan dan pelaporan keuangan daerah;
Mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 77
keuangan pemerintah Provinsi Jawa Barat; Peningkatan koordinasi dengan
instansi vertikal dalam menyelesaikan aset-aset daerah yang bermasalah.
Bidang Kepegawaian serta Pendidikan dan pelatihan. Prioritas
pembangunan bidang kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan
diarahkan pada penguatan dan pemantapan profesionalitas aparatur
dalam pelayanan publik yang didukung oleh sistem dan dan prosedur serta
standarisasi kualitas pelayan serta mengembangkan budaya organisasi.
Bidang Penelitian dan pengembangan. Prioritas Pembangunan
bidang penelitian dan pengembangan diarahkan pada pemantapan
kerjasama dengan lembaga penelitian internasional serta pengembangan
ekonomi sebagai hasil penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG).
Fungsi lain. Prioritas pembangunan fungsi lain untuk bidang
Keagamaan di Jawa Barat diarahkan pada peningkatan fungsi dan peran
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai wadah kerukunan
hidup baik interumat beragama maupun antarumat beragama melalui
upaya-upaya pengimplementasian dan aktualisasi pemahaman dan
pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, penyelesaian berbagai permasalahan dalam kerukunan hidup
umat beragama, serta pengimplementasian dan pengaktualisasian
pemahaman dan pengamalan agama dalam kehidupan berpolitik, agar
penyelenggaraan kehidupan berpolitik tersebut dilandasi oleh nilai-nilai
dan etika agama.
Prioritas pembangunan Bidang Politik diarahkan pada membangun
konsensus antar pemangku kepentingan dalam penerapan demokrasi,
penataan daerah otonom di jawa Barat serta penguatan kerjasama antar
institusi.
Prioritas Pembangunan bidang Hukum dan HAM diarahkan pada
pemantapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan
harmonisasi produk hukum dari sisi substansi, pelaksanaan, dan
penegakkan hukum guna mendukung peningkatan pelayanan kepada
masyarakat dan perlindungan hak asasi.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 78
7. Penelaahan RTRW Provinsi Jawa Barat 2002-2029
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 menjadi
salah satu dokumen yang harus dipedomani dalam penyusunan RPJMD
Provinsi Jawa Barat 2018-2023. Perumusan substansi RTRW Provinsi Jawa
Barat yang memuat tujuan, kebijakan dan strategi, rencana, arahan
pemanfaatan dan pengendalian ruang, dimaksudkan untuk dapat menjaga
sinkronisasi dan konsistensi pelaksanaan penataan ruang serta mencegah
penyimpangan pemanfaatan ruang.
Penataan ruang wilayah Provinsi Jawa Barat bertujuan untuk
mewujudkan tata ruang wilayah yang efisien, berkelanjutan dan berdaya
saing menuju Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia. Sedangkan sasaran
penataan ruang yaitu:
a. tercapainya ruang untuk kawasan lindung seluas 45% dari wilayah Jawa
Barat dan tersedianya ruang untuk ketahanan pangan;
b. terwujudnya ruang investasi melalui dukungan infrastruktur strategis;
c. terwujudnya ruang untuk kawasan perkotaan dan perdesaan dalam
sistem wilayah yang terintegrasi; dan
d. terlaksananya prinsip mitigasi bencana dalam penataan ruang.
Prioritas penataan ruang Jawa Barat untuk pencapaian tujuan
penataan ruang Provinsi Jawa Barat Tahun 2029 sebagai berikut:
a. Meningkatkan daya dukung lingkungan melalui perwujudan 45%
kawasan lindung, mempertahankan sawah beririgasi teknis,
mengurangi pencemaran perkotaan, dan mengarahkan kegiatan sesuai
alokasi pemanfaatan ruang.
b. Membatasi perkembangan perkotaan dan mengintensifkan
pemanfaatan lahan di sekitar PKN.
c. Pemerataan pembangunan dengan mengarahkan kegiatan pada
wilayah yang didorong dan ditingkatkan perkembangannya.
d. Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah melalui percepatan
pembangunan infrastruktur wilayah.
e. Meningkatkan jasa pelayanan perhubungan, ekonomi, kesehatan,
budaya dan olahraga di PKN, PKW dan PKL.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 79
f. Meningkatkan kualitas pelayanan sarana dan prasarana
permukiman di PKN, PKW dan PKL.
g. Mendorong kerjasama pembangunan inter dan antar wilayah.
h. Meningkatkan pembangunan yang berbasis mitigasi bencana.
i. Mengembangkan potensi lokal & mensinergiskan hubungan fungsional
kota–desa.
j. Meningkatkan pembangunan di daerah perbatasan antar provinsi.
Kebijakan dan strategi penataan ruang, meliputi:
a. kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang;
b. kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang yang terdiri dari 1). Kebijakan
dan Strategi Pengembangan Wilayah dan 2). Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Struktur Ruang; dan
c. kebijakan dan strategi pengendalian pemanfaatan ruang.
Berikut ini akan dibahas lebih detail mengenai kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang yang erat kaitannya dengan perencanaan pembangunan.
Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah bertujuan untuk
meminimalisasi kesenjangan kesejahteraan masyarakat antar wilayah, dalam
hal ini kesenjangan antarwilayah baik antar Kabupaten/Kota maupun antara
wilayah perkotaan dan perdesaan.
Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah terdiri dari:
a. Pembagian 6 (enam) Wilayah Pengembangan (WP)
WP dilaksanakan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan
pembangunan dan merealisasikan rencana tata ruang, serta merupakan
penjabaran dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan Kawasan Andalan
pada sistem nasional. Strategi:
1. menetapkan konsep pemerataan pengembangan wilayah
2. menetapkan tema, fokus dan rencana pengembangan di setiap WP.
b. Pengembangan Wilayah melalui keterkaitan fungsional antar WP.
Keterkaitan fungsional antar WP dilakukan dalam rangka
meningkatkan fungsi antar WP, meliputi:
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 80
a. Kawasan yang terletak di bagian utara provinsi, mencakup WP
Bodebekpunjur dan sebagian WP Purwasuka, WP KK Cekungan
Bandung, dan WP Ciayumajakuning, menjadi kawasan yang
dikendalikan perkembangannya. Strategi mengendalikan pengembangan
wilayah:
1. Memenuhi kebutuhan pelayanan perkotaan yang berdaya saing
dan ramah lingkungan.
2. Membatasi kegiatan perkotaan yang membutuhkan lahan luas
dan potensial menyebabkan alih fungsi kawasan lindung dan
lahan sawah.
3. Menerapkan kebijakan yang ketat untuk kegiatan perkotaan yang
menarik arus migrasi masuk tinggi.
4. Mengembangkan sistem transportasi massal.
5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antarprovinsi dalam
mewujudkan kesetaraan peran dan fungsi di KSN.
6. Mengembangkan mekanisme pembagian peran (role sharing)
terutama dengan provinsi yang berbatasan dalam pengelolaan
kawasan lindung berbasis das dan pemanfaatan sumberdaya
alam.
b. Kawasan yang terletak di bagian timur provinsi, mencakup sebagian WP
Ciayumajakuning, WP KK Cekungan Bandung dan WP Priangan Timur-
Pangandaran, ditetapkan sebagai kawasan yang didorong
perkembangannya. Strategi mendorong pengembangan wilayah, meliputi:
1. Memprioritaskan investasi untuk mengembangkan kawasan
sesuai dengan arahan RTRWP.
2. Mendorong kegiatan ekonomi berbasis pertanian, kelautan dan
perikanan, pariwisata, industri dan perdagangan/jasa.
3. Memprioritaskan pengembangan infrastruktur wilayah.
4. Menjamin ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana
permukiman yang memadai, terutama di wilayah perbatasan.
5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antarprovinsi dalam
mewujudkan kesetaraan peran dan fungsi di wilayah perbatasan.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 81
c. Kawasan yang terletak di bagian selatan provinsi, meliputi sebagian WP
KK Cekungan Bandung, WP Sukabumi dan sekitarnya serta WP
Priangan Timur-Pangandaran, ditetapkan menjadi kawasan yang
dibatasi perkembangannya. Strategi membatasi pengembangan
wilayah, meliputi:
1. mempertahankan dan menjaga kelestarian kawasan lindung yang
telah ditetapkan.
2. meningkatkan produktivitas lahan dan aktivitas budidaya secara
optimal dengan tetap memperhatikan fungsi lindung yang telah
ditetapkan.
3. meningkatkan akses menuju dan keluar kawasan
4. meningkatkan sarana dan prasarana permukiman terutama di
wilayah perbatasan
5. meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar provinsi dalam
mewujudkan kesetaraan peran dan fungsi di KSN; dan
6. mengembangkan mekanisme pembagian peran (role sharing)
terutama dengan provinsi yang berbatasan dalam pengelolaan
kawasan lindung berbasis DAS.
d. Kawasan yang terletak di bagian barat provinsi, meliputi sebagian WP
Bodebekpunjur, WP KK Cekungan Bandung dan WP Sukabumi dan
sekitarnya, ditetapkan menjadi kawasan yang ditingkatkan
perkembangannya. Strategi meningkatkan pengembangan wilayah,
meliputi:
a. mendorong kegiatan ekonomi berbasis pertanian, kelautan dan
perikanan, pariwisata, industri, dan perdagangan/jasa
b. memprioritaskan pengembangan infrastruktur wilayah
c. mengembangkan sistem transportasi massal
d. menjamin ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana
permukiman yang memadai, terutama di wilayah perbatasan
e. meningkatkan koordinasi dalam mewujudkan kesetaraan peran
dan fungsi di wilayah perbatasan.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 82
Gambar 2
Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 83
Gambar 3
Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 84
Gambar 4
Peta Arahan Penanganan Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 85
Tabel 2
Hasil Telaahan Struktur Ruang
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 201
3-2018
201
8-2023
202
3-2028
202
8-2029
APBD
Kab/ Kota
APBD
Provinsi
APBN 2009
2010
2011
2012
2013
- Pengembangan Infrastruktur Strategis
A. INFRASTRUKTUR JALAN
1. Pembangunan Jalan Tol
- Jl. Tol Cileunyi–Sumedang-Dawuan
Kemen. PUPR, Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X X X
- Jl. Tol Cikopo-Palimanan Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Cikarang-Tj.Priok Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Bekasi-Cawang-Kp.Melayu
Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Serpong-Cinere Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Cimanggis-Cibitung Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Depok-Antasari Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Bogor Ring Road Kemen. PUPR X X X
- Jl. Tol Ciawi-Sukabumi Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Bojonggede-Balaraja Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Sukabumi-Ciranjang Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Ciranjang-Padalarang Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Dalam Kota Bandung (Terusan Pasteur – Ujung Berung – Cileunyi, Ujung Berung – Gedebage – Majalaya)
Kemen. PUPR, Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X X X
- Jl. Tol Kanci-Pejagan- Kab. Cirebon
Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Soreang-Pasirkoja Kemen. PUPR, Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X X X
- Jl. Tol Subang – Patimban Kemen. PUPR X X
- Akses Pelabuhan Patimban Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Cinere-Jagorawi Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Cibitung-Cilincing Kemen. PUPR X X
- Jl.Tol Jakarta- Cikampek II Sisi Selatan
Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Jakarta- Cikampek II Elevated
Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Jatiasih – Cipularang-Sadang
Kemen. PUPR X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 86
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
- Jl. Tol Banjar-Pangandaran Kemen. PUPR, Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X X
- Jl. Tol Cileunyi-Garut-Tasik-Banjar
Kemen. PUPR, Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X X
- Jl. Tol Banjar-Cilacap Kemen PUPR X X
- Akses Tol ke BIJB Kemen. PUPR, Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
2. Pembangunan/Peningkatan kapasitas dan ruas jalan strategis
- Jalan Nasional Sentul-Sukamakmur-Cipanas & Sukamakmur - Cariu, Ruas Sukamakmur – Kota Bunga – Cipanas, Cikidang – Pelabuhan Ratu, Cikidang-Cibadak, Cibadak-Ciawi, Bogor-Depok, Depok-Bts DKI
Kemen. PUPR
X X
- Jalan Nasional (Ruas Antasari - Depok - Susukan - Kemang – Dramaga - Caringin; Ruas Cimanggis – Cibitung; Ruas Bogor - Ciawi – Sukabumi; Bogor Outer Ring Road Ruas Kedung Halang - Kemang; Jakarta Outer Ring Road III Ruas Cibinong Tangerang; Akses Tol Sentul Selatan-Cipambuan; Ruas Sukaraja – Pandansari; dan Ruas Jasinga – Tenjo; Ruas Jalan Narogong – Cileungsi; Ruas Jalan Rumpin – Parung Panjang – Tenjo Maja)
Kemen. PUPR
X X
- Jalan lingkar Karawang Dinas Bina
Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Jalan lingkar Palabuhanratu sebagai PKW
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 87
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
- Jalan lingkar Ruas Ciseureuh – Arca, Kab. Cianjur
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Jalan Kolektor Primer 2 (Ruas jalan Cibingbin – Banjarharja, Sampora-Ciracas, Panawuan-Kedung Arum, Kertawangunan-Cipondok, Cihurip-Sumurkondang, Sukadana-Karangwuni, Wanasaraya-Ambit, Cangir-Capar, Cibingbin-Pananggapan-Malahayu, Cidahu-Waled, Kebun Raya Kuningan-Bobos, Gunungsirah-Cipulus, Cimengga-Gardu)
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Jalan Lingkar Selatan Kota Cirebon
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Jalan Lingkar Kab Bandung Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Jalan Lingkar Timur Kuningan (Ruas Jalan Sampora – Caracas – Panawuan -Kedungarum - Kertawangunan – Cipondok)
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Jalan Lingkar Utara dan Selatan Kabupaten Cirebon.
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Jalan Cihirup-Sumurkondang; Ruas jalan Sukadana-Karangwuni; Ruas jalan Wanasaraya-Ambit
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Jalan Ciangir-Capar; Ruas jalan Cibingbin-Pananggapan-Malahayu
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Jalan Cidahu – Waled; Ruas Jalan Kebun Raya Kuningan – Bobos; Ruas Jalan Gunungsirah – Cipulus; Ruas Jalan Cimenga – Gardu
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Jalan Sentul-Bojong-Gede-Parung
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 88
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
- Jalan Leuwiliang, Kab. Bogor Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Jalan Jalur Pantai Utara Subang-Karawang-Bekasi-Tanjung Priok
Kemen. PUPR, Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang,
X X X X
- Jalan Padalarang-Cimarame-Batujajar-Cipatik-Soreang-Banjaran-Dayeuh Kolot-Ciparay-Majalaya-Rancaekek-Cicalengka
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Pembangunan Simpang Susun Tidak Sebidang Kopo, Buah Batu, Cimareme, Supratman, Gedebage, Cileunyi, Overpass Padalarang, Cibitung, Tegal Gede, Overpass Tegal Danas.
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Jalan arteri primer yang menghubungkan PKN kws Perkotaan Bandung Raya dgn Bandara Husein Sastranegara
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Jembatan Lintas di Subang-Indramayu, Purwakarta-Subang, Purwakarta-Karawang, Karawang-Bekasi, Cianjur-Sukabumi, Tasik-Garut, Tasik-Pangandaran, Ciamis-Batas Jateng, Banjar-Batas Jateng
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Peningkatan kualitas sarana prasarana dasar di daerah perbatasan Jabar-Banten dan perbatsan Jabar-DKI
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Optimasi jalur vertikal Pelabuhan Ratu- Cikidang-Cibadak-Bogor-Depok-Jakarta
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Mengembangkan dan memantapkan jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan PKN kws Perkotaan bodetabek dengan Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandar Udara Soekarno Hatta
Kemen. PUPR, Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang,
X X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 89
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
3. Pembangunan jalan kolektor primer lintas utara Jawa Barat
Kemen. PUPR X
4. Pembangunan jalan lintas selatan Jawa Barat
Kemen. PUPR, Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
5. Peningkatan jalan lintas selatan Jawa Barat menjadi jalan nasional
- Bts. Prov. Banten (Cibareno) – Cisolok, Cisolok - Sp. Kr. Hawu, Jln. Raya Cisolok (Sp. Kr. Hawu - Pelabuhan Ratu), Jln. Raya Citepus (Sp. Kr. Hawu - Pelabuhan Ratu), Jln. Kidang Kencana (Sp. Kr. Hawu - Pelabuhan Ratu), Jln. Siliwangi (Sp. Kr. Hawu - Pelabuhan Ratu), Jln. Raya Pel. Ratu (Pelabuhan Ratu - Bagbagan), Bagbagan – Jampangkulon, Jampangkulon – Surade, Surade - Tegalbuleud (Cibuni),
Tegalbuleud (Cibuni) - Argabinta – Sindangbarang, Sindangbarang – Cidaun, Cidaun - Cisela – Cilaki, Cilaki - Rancabuaya – Cijayana, Cijayana - Sp. Cilauteuren, Sp. Cileuteuren – Pameungpeuk, Pameungpeuk – Cikaengan, Ciipatujah – Kalapagenep, Kalapagenep – Cimerak, Cimerak - Bts. Kota Pangandaran, Jln. Merdeka (Pangandaran), Pangandaran - Kali Pucang, Kali Pucang - Bts. Prov. Jateng
Kemen. PUPR
X
6. Pembangunan/Peningkatan jalur jalan poros
- Cirebon – Cikijing – Ciamis – Pangandaran (Akses menuju BIJB)
Kemen. PUPR, Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
- Bandung – Pangalengan Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 90
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
- Bandung-Ciwidey-Cidaun – Naringgul
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
- Jakarta – Depok – Bogor – Cibadak – Cikidang –Palabuanratu
Kemen. PUPR, Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang
X X
B. INFRASTRUKTUR PERHUBUNGAN
1 Pembangunan jaringan dan layanan kereta api antar kota
- Jalur KA Sukabumi - Pelabuhan Ratu
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA Tasikmalaya – Cijulang Kemen Perhubungan, Dinas
Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA Cijulang - Cipatujah - Pameungpeuk
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA Pameungpeuk - Cikajang
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA Cikarang - Tanjungpriok
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA Ciwidey - Rancabuaya Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA Lampegan - Ciwidey Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 91
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
- Shortcut Bogor - Jasinga Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Shortcut Nambo - Cileungsi - Cikarang
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Shortcut Cibungur - Tanjungrasa
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Shortcut Citayam - Parung Panjang
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
2 Pengembangan jaringan dan layanan kereta api perkotaan
- Kawasan Perkotaan Bandung Raya: 1. Jalur Perlintasan Leuwi
panjang - Jatinangor 2. Leuwi Panjang – Cimahi –
Padalarang – Padalarang - Ciburuy
3. Leuwi Panjang - Soreang 4. Babakan Siliwangi - Leuwi
Panjang 5. Cimindi - Tegaluar 6. Martadinata - Banjaran 7. Tegalluar - Majalaya 8. Babakan Siliwangi – Maribaya 9. Stasiun Hall-Otto
Iskandardinata-Dalem Kaum-Buah Batu-Ahmad Yani-Stasiun Hall
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Kawasan Perkotaan Bodebek-karawang 1. Jalur Perlintasan Cawang -
Cibubur 2. Jalur Perlintasan Cawang -
Bekasi Timur
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 92
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
3. Cawang – Bekasi Timur 4. Cibubur – Bogor
- Kawasan Perkotaan Cirebon Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
3 Pembangunan/ Pengembangan jaringan dan layanan kereta api menuju simpul-simpul transportasi (bandara
dan pelabuhan)
- Jalur KA Bandara BIJB/ Tanjungsari - Kertajati - Arjawinangun
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA Pelabuhan Patimban Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
4 Pengembangan jaringan dan layanan kereta cepat
- Jakarta - Bandung Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jakarta - Surabaya Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
5 Peningkatan kapasitas jaringan KA melalui pembangunan jalur ganda dan elektrifikasi
- Jalur KA ganda lintas stasiun Purwakarta - Ciganea
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA ganda lintas stasiun Sukatani - Padalarang
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA ganda lintas stasiun Kiaracondong -Banjar
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 93
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
- Jalur KA ganda lintas stasiun Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA ganda lintas stasiun Parungpanjang - Tenjo
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur lintas Padalarang - Kiaracondong – Cicalengka (elektrifikasi)
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Rel ganda KA lintas Cikarang – Cikampek (elektrifikasi)
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA empat lajur/ double-double track lintas Manggarai - Cikarang
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
6 Reaktivasi dan peningkatan (revitalisasi) jalur KA
- Jalur KA Cianjur-Padalarang Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA Rancaekek - Jatinangor – Tanjungsari
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA Bandung - Dayeuhkolot - Banjaran - Soreang - Ciwidey
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA Cangkring - Pelabuhan Cirebon
Kemen Perhubungan, Dinas
X X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 94
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
Perhubungan, PT. KAI
- Jalur KA Cirebon - Kadipaten Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA Banjar - Pangandaran - Cijulang
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA Cibatu - Garut - Cikajang
Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
- Jalur KA Indramayu - Jatibarang Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
7 Pembangunan sarana dan prasarana pendukung operasionalisasi dan keselamatan perkeretaapian
- Jawa Barat Kemen Perhubungan, Dinas Perhubungan, PT. KAI
X X X X
8 Pembangunan/ Rehabilitasi Terminal B
- Kab. Bekasi, Kab. Bogor, Kab. Sukabumi, Kab. Indramayu, Kab. Cirebon, Kab. Pangandaran, Kab. Tasikmalaya, Kab. Garut, Kota Bandung, dan Kab. Cianjur.
Dinas Perhubungan
X
9 Pembangunan Terminal Tipe A
- Kota Bandung, Kab. Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok, Kab. Karawang, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Banjar, dan Kab. Cianjur
Kemen. Perhubungan
X X X
- Kawasan Perkotaan Bodebek, Kawasan Perkotaan Bandung Raya dan Cirebon.
- WP Purwasuka, WP Priatim-Pangandaran dan WP Sukabumi.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 95
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
10 Pembangunan/ Pengembangan Transportasi laut
- Inland Waterways/ CBL Cikarang- Bekasi- Laut Jawa
Kemen. Perhubungan
X X X X
- Pelabuhan Tarumanegara (Kab. Bekasi)
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pelabuhan Utama Patimban (Kab. Subang)
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pelabuhan Pusakajaya (Kab. Karawang)
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pelabuhan Losarang, Eretan, Tirtamaya, Pulau Biawak (Kab. Indramayu)
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pelabuhan Cirebon (Kota Cirebon)
Kemen.
Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pelabuhan Muara Gebang (Kab. Cirebon)
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pelabuhan pengumpan regional Bojongsalawe di Kab. Pangandaran
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pelabuhan penyebrangan Majingklak (Kab. Pangandaran)
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pelabuhan penyebrangan Tirtamaya (Kab. Indramayu)
- Pelabuhan Pengumpan Regional Palabuhanratu (Kab. Sukabumi)
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 96
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
- Pelabuhan di Kab. Tasikmalaya Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pelabuhan di Kab. Garut Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pelabuhan di Kab. Cianjur Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pelabuhan Pengumpan Palangpang di Kab. Sukabumi
Kemen.
Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pelabuhan Pengumpan Lokal Muara Gembong di Kab. Bekasi
- Pelabuhan Pengumpan Regional Tarumajaya di Kab. Bekasi
- Pelabuhan Pengumpan Lokal Sindang Barang di Kab. Cianjur
- Pelabuhan Pengumpan Lokal Astanajapura, Bondet, Gebang Mekar, Kejawanan, di Kab. Cirebon
- Pelabuhan Pengumpan Lokal Pakenjeng, Pamenungpeuk, dan Caringin di Kab. Garut
- Pelabuhan Pengumpan Lokal Balongan, Eretan, Juntinyuat, Karangsong, Patrol, dan Sukra di Kab. Indramayu
- Pelabuhan Pengumpan Lokal Batu Karas, Majingklak, dan Parigi di Kab. Pangandaran
- Pelabuhan Pengumpan Lokal Muara Bendera dan Sungai Buntu di Kab. Karawang.
- Pelabuhan Pengumpan Lokal Ciasem, Mayangan, dan Muara Tawar di Kab. Subang.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 97
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
- Pelabuhan Pengumpan Lokal Cisolok, Ciwaru, dan Ujung Genteng di Kab. Sukabumi.
- Pelabuhan Pengumpan Lokal Cipatujan di Kab. Tasikmalaya.
11 Peningkatan PPI - Batukaras Kab. Pangandaran Dinas Kelautan dan Perikanan
X X
- Cisolok di Kab. Sukabumi Dinas Kelautan dan Perikanan
X X
- Jayanti di Kab. Cianjur Dinas Kelautan dan Perikanan
X X
- Gebang Mekar Kab. Cirebon Dinas Kelautan dan Perikanan
X X
- Tegal Agung Kab. Indramayu Dinas Kelautan dan Perikanan
X X
- Karangsong Kab. Indramayu Dinas Kelautan dan Perikanan
X X
- Nusa Cimanuk Kab. Tasikmalaya
Dinas Kelautan dan Perikanan
X X
- Pamayangsari Kab. Tasikmalaya Dinas Kelautan dan Perikanan
X X
- Rancabuaya Kab. Garut Dinas Kelautan dan Perikanan
X X
- Pasir Putih Kab. Karawang Dinas Kelautan dan Perikanan
X X
- Paljaya Kab. Bekasi Dinas Kelautan dan Perikanan
X X
- Ciwaru Kab. Sukabumi Dinas Kelautan dan Perikanan
- Dadap Kab. Indramayu Dinas Kelautan dan Perikanan
12 Pembangunan Pelabuhan Sungai Danau
- Cilamaya Kulon di Kab. Karawang
- Patok Beusi dan Sagalaherang di Kab. Subang
- Citarum Hilir di Kab. Bekasi
- Sindangkerta dan Batujajar di Kab. Bandung Barat
- Sindang, Lohbener, Jatibarang, Widasari, Kertasmaya, Bangodua, Losarang, Cikedung, dan Sindangbarang di Kab. Indramayu
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 98
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
- Losari, Ciledug, dan Waled di Kab. Cirebon
- Cidahu, Astanajapura, dan Lemahabang di Kab. Kuningan
- Gunung Sembung, Tomo, Panyingkiran, dan Jatigede di Kab. Sumedang
- Kalipucang dan Padaherang, Cijulang, dan Parigi di Kab. Pangandaran
- Lakbok di Kab. Ciamis
- Langensari, Purwaharja, dan Pataruman di Kota Banjar
- Cisewu dan Talegong di Kab. Garut
- Bojongpicung, Sukaluyu, Ciranjang, dan Naringgul di Kab. Cianjur
- Cibeber, Warungkiara, Cikembar, Nyalindung, dan Gegerbitung di Kab. Sukabumi
- Cibinong di Kab. Bogor
13 Pembangunan Transportasi Udara
- Optimalisasi fungsi Pangkalan Udara Atang Sanjaya di Kab, Bogor
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Bandar Udara di Kab. Karawang Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pangkalan Udara Kalijati di Kab. Subang (Optimalisasi fungsi)
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Bandar udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kab, Majalengka
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X X
- Bandar udara Cakrabuwana (Penggung) di Kota Cirebon (Optimalisasi fungsi)
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 99
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
- Bandar udara Nusawiru di Pangandaran (Optimalisasi fungsi)
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Pengembangan Bandara Wiriadinata (Kota Tasikmalaya)
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Bandar Udara Pamengpeuk di Kab. Garut
Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Bandar udara Husein Sastranegara di Kota Bandung (Optimalisasi fungsi)
Kemen.
Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
- Bandar Udara di Kab. Sukabumi Kemen. Perhubungan, Dinas Perhubungan
X X X
C. INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR
1. Pembangunan Sistem Penyediaan Air Baku
- waduk, embung dan tampungan air di WP. Bodebekpunjur, WP. Purwasuka, WP. Ciayumajakuning, WP. Priangan timur-pangandaran, WP. Sukabumi dan sekitarnya, WP. KK Cekungan Bandung
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
- Revitalisasi kapasitas situ dan embung di 6 (enam) Wilayah Sungai Jawa Barat
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
- Pembangunan Water District, sistem jaringan intake, dan reservoir air baku di WP. Bodebekpunjur, WP. Purwasuka, WP. Ciayumajakuning, WP. Priangan timur-pangandaran,
WP. Sukabumi dan sekitarnya, WP. KK Cekungan Bandung
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
- Pengelolaan Sungai di 6 (enam) Wilayah Sungai Jawa Barat
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 100
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
- Penataan, perlindungan, dan Pengelolaan Mata Air di 6 Wilayah Sungai
2. Pembangunan Sistem Pengendalian Daya Rusak Air
- Pembangunan waduk di Jawa Barat
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
- Peningkatan kapasitas situ di 6 (enam) Wilayah Sungai Jawa Barat
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
- Normalisasi sungai di 6 (enam) Wilayah Sungai Jawa Barat
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
- Pembuatan floodway di kawasan rawan banjir Jawa Barat
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
- Pembuatan kolam retensi/detensi, dan Embung di kawasan rawan banjir Jawa Barat
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
- Pembuatan long storage di kawasan rawan banjir Jawa Barat
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
- Pembangunan sistem polder dan pompanisasi di kawasan rawan banjir Jawa Barat
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
- Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase yang terhubung langsung dengan sungai
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
3 Pembangunan Waduk Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane:
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
Waduk Narogong, Waduk Genteng, Waduk Sodong, Waduk Tanjung, Waduk Parung Badak, Waduk Cijurai, Waduk Cidurian, Waduk Depok, Waduk Pongkor, Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi di
Kab. Bogor, Waduk Limo di Kota Depok
Wilayah Sungai Citarum: Kemen. PUPR, DSDA
X X X
Waduk Cipamingkis, Waduk Cibeet di Kab. Bogor, Waduk Sadawarna, Waduk Cilame, Waduk Kandung, Waduk Talagaherang, Waduk Maya, Waduk Cipunagara, Waduk Cibodas, Waduk Cibeber, Waduk Pancuh di Kab. Subang, Waduk
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 101
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
Nameng, Waduk Pangkalan di Kab. Karawang, Waduk Pasiranji di Kab. Bekasi, Waduk Santosa, Waduk Harian Cikalong, Waduk Cibodas, Waduk Cikitu, Waduk Cibintinu, Waduk Wakap, Waduk Ciwidey, Waduk Kadaleman, Waduk Tegaluar, Waduk Cikapundung, Waduk Cikuda, Waduk Sekerende, Waduk Tugu, Waduk Cikalimiring, Cikawari, Waduk Tareptep, Waduk Leuwiliang, Waduk Cigumentong,
Waduk Cimulu di Kab. Bandung, Waduk Cimeta, Waduk Sukawana di Kab. Bandung Barat, Waduk Citarik di Kab. Bandung dan Kab. Sumedang
Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung:
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
Waduk Cipasang, Waduk Cipanas Saat, Waduk Ujungjaya di Kab. Sumedang, Waduk Kadumalik di Kab. Majalengka, Waduk Gunung Karung, Waduk Ciwaru, Waduk Ciniru, Waduk Cimulya, Waduk Benda, Waduk Kuningan (Cileuweung), Waduk Cihirup (Cipanundaan) di Kab Kuningan, Waduk Cipanas di Kab. Sumedang dan Kab. Indramayu
Wilayah Sungai Cisadea-Cibareno:
Kemen. PUPR, DSDA
X X X
Waduk Cibareno, Waduk Citepus, Waduk Ciletuh, Waduk Cikaso, Waduk Warungkiara, Waduk Cikarang, Waduk Cimarinjung Kab. Sukabumi, Waduk Cibuni, Waduk Cipandak, Waduk Cimaskara/Cisadea, Waduk Cibalapulang, Waduk Cisadea di Kab. Cianjur
Wilayah Sungai Ciwulan-Cilaki: X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 102
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
Waduk Cibatarua, Waduk Cikandang, Waduk Cilayu, Waduk Citanggeuleuk di Kab. Garut, Waduk Ciwulan, Waduk Cipatujah di Kab. Tasikmalaya, Waduk Sukahurip, Waduk Cihiyang, Waduk Cilangla, Waduk Cimedang, Waduk Merjan di Kab. Pangandaran, Waduk Cisewu di Kab. Garut dan Kab. Cianjur
Kemen. PUPR, DSDA
Wilayah Sungai Citanduy: Kemen. PUPR, DSDA
X X X
Waduk Cikembang, Waduk Manonjaya, Waduk Ciamis di Kab. Ciamis, Waduk Leuwikeris di Kab. Ciamis dan Kab. Tasikmalaya, Waduk Matenggeng di Kab. Kuningan dan Kab. Ciamis
D. INFRASTRUKTUR ENERGI
1. Pengembangan Energi Terbarukan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
- Cibuni, Patuha, Kamojang, Wayang Windu, Papandayan, Tampomas, Gn Malabar di Kab. Bandung;
- Tangkubanparahu di Kab. Bandung Barat;
- Gunung Salak, Gunung Gede-Pangrango, Awi Bengkok, Ciseeng, Gunung Pancar Kab. Bogor;
- Sangkan Hurip Gunung Ciremai Kab. Kuningan;
- Gunung Kromong di Kabupaten Cirebon;
- Kawah Darajat, Kawash Kamojang, Papandayan, Cilayu, Ciarinem, Cikuray di Kab. Garut;
- Guntur Masigit di Kabupaten Garut dan Kab. Bandung;
- Sangkan Hurip, Cisolok-Cisukarame, Jampang, Kab. Sukabumi;
- Karaha Bodas, G. Galunggung, Cipancing, Ciheras, Cigunung,
Kemen. Energi dan Sumberdaya Mineral, Pertamina Gheotermal Energi, PT.PLN.
X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 103
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
Cibalong, Cipanas-Ciawi, Cakrabuana di kabupaten Tasikmalaya;
- Sagalaherang, Tangkuban Perahu, Ciater, Mangunan-Wanayasa di Kabupaten Subang;
- Tampomas di Kabupaten Sumedang;
- Gunung Gede Pangrango dan Tanggeung-Cibungur, Cipanas-Pacet di Kabupaten Cianjur; dan
- Gunung Sawal, Panulisan di Kabupaten Ciamis.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
- Upper Cisokan di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur,
- Saguling di Kabupaten Bandung Barat;
- Rajamandala, Cibuni, Cirata di Kabupaten Cianjur;
- Jatigede,Cipasang di Kabupaten Sumedang;
- Cimandiri, Cikaso, Upper Cisokan Kabupaten Sukabumi;
- Cipasang di Kabupaten Ciamis; - Cirata, Jatiluhur di Kabupaten
Purwakarta;
- Matenggeng di Kabupaten Kuningan, Kota Banjar dan Kabupaten Ciamis;
Kemen. Energi dan Sumberdaya Mineral, PT.PLN.
X X X
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Ciemas di Kabupaten Sukabumi
Kemen. Energi dan Sumberdaya Mineral, PT.PLN.
X X X
Gardu Induk Cianjur II di Kabupaten Cianjur,
Kemen. Energi dan Sumberdaya Mineral, PT PLN.
SUTET Cibeber-Bojongpicung-Haurwangi di Kabupaten Cianjur,
Kemen. Energi dan Sumberdaya Mineral, PT PLN.
- SUTT Haurwangi, SUTT Cugenang-Cianjur-Cilaku-Cibeber-Campaka-Sukanagara-
Kemen. Energi dan Sumberdaya Mineral, PT PLN.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 104
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
Pagelaran-Tanggeung, SUTT Jampangkulon – Tanggeung, SUTT Cianjur – Padalarang pada jalur Cugenang-Cianjur-Karangtengah-Sukaluyu-Mande-Ciranjang-Haurwangi di Kabupaten Cianjur.
2 Pengembangan Energi Tak Terbarukan
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Muara Tawar, Cikarang Listrindo di Kabupaten Bekasi
Kemen. Energi dan Sumberdaya Mineral
X X
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
- PLTU Jawa 5, Jawa 6, Pelabuhan Ratu di Kabupaten Sukabumi;
- PLTU Indramayu 4, Indramayu 1 di Kabupaten Indramayu;
- PLTU Jawa 1, Jawa 3 di Kabupaten Cirebon;
- PLTU Cirebon di Kota Cirebon.
Kemen. Energi dan Sumberdaya Mineral
X X
Pembangkit Listrik Gas dan Uap (PLTGU)
- PLTGU Jawa 1, Muara Tawar Blok 1&5, Bekasi Power, Muara Tawar add On 2,3,4 di Kabupaten Bekasi;
- PLTGU Jawa 1, Jawa 7 di Kabupaten Karawang.
Kemen. Energi dan Sumberdaya Mineral, Dinas ESDM
X X
Pengembangan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) Cicurug, Kab. Sukabumi
3 Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga
Jawa Barat (Kab.Subang, Kota Bekasi, Kota Bogor)
Kemen. Energi dan Sumberdaya Mineral, PT.PGN
X X
4 Pembangunan depo/ terminal BBM
Jawa Barat Kemen. Energi dan Sumberdaya Mineral, Dinas ESDM
X X
5 Pengembangan Energi Alternatif untuk kebutuhan pembangkit listrik
Jawa Barat Kemen. Energi dan Sumberdaya Mineral, Dinas ESDM.
X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 105
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
6 Up Grading Kilang - Kilang Pengolahan Dan Kilang LPG Balongan, Indramayu
- Kilang LPG Di Tugu Barat, Cirebon
- Kilang LPG Cemara, Kandang Haur, Indramayu
- Kilang Penampungan LPG, Eretan, Indramayu
- Depot (Darat) Di Kab. Sukabumi
- Depot (Darat) Di Kab. Bandung - Depot (Darat) Di Cirebon
Kemen. Energi dan Sumberdaya Mineral,
X X
- TLPG Press JBB Cilamaya di Kab. Karawang;
- Pembangunan TLPG PRESS JBB di Pelabuhan Ratu;
- Pengembangan terminal BBM Sukalarang, Kab.Sukabumi
Pengembangan pemanfaatan sampah
- Kab. Bogor, Kab. Bekasi, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok
Pengembangan pipanisasi gas regional dan gas kota
- Kota. Bogor, Kab. Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Karawang, Kab. Purwakarta, Kab Subang, Kota Cirebon, Kab. Cirebon, Kab. Majalengka, Kab. Kuningan, Kab. Indramayu
Pengembangan pemanfaatan energi terbarukan berupa energi air skala kecil, energi surya, energi angin dan bio-energi;
- Jawa Barat
Pengembangan pemanfaatan batubara untuk industri
Kabupaten Karawang, Kab. Purwakarta, Kab Subang, Kab. Indramayu, Kab. Cirebon
Pengembangan infrastruktur pemanfaatan gas alam
Pengembangan desa energy mandiri
Jawa Barat
E. INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 106
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
1 Pengembangan hunian vertikal (penyediaan lahan, pembangunan rusun, dan penyediaan PSU)
- PKN Kawasan Perkotaan Bodebek, PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya, dan PKN Cirebon Raya, Pusat Pertumbuhan Palabuhan Ratu, Rancabuaya, dan Pangandaran.
Kementerian PUPR, Disperkim
2 Peningkatan rumah layak huni
- Kab/Kota di Jawa Barat Kementrian PUPR, Disperkim
3 Penataan Permukiman Kumuh
- Kab/Kota di Jawa Barat Kementrian PUPR, Disperkim
4. Pembangunan TPA Regional
- TPPAS Nambo - Kab. Bogor Kemen. PUPR, Disperkim, Dinas Lingkungan Hidup
X X X
- TPPAS Legoknangka - Kab. Bandung
Kemen. PUPR, Disperkim, Dinas Lingkungan Hidup
X X X
- TPPAS Regional Cirebon Raya- Kab Cirebon
Kemen. PUPR, Disperkim, Dinas Lingkungan Hidup
- TPPAS Bekarpur – (Kota Bekasi, Bekasi, Karawang, Purwakarta)
Kemen. PUPR, Disperkim, Dinas Lingkungan Hidup
x x
5 Peningkatan Pengelolaan Persampahan
- TPK Sarimukti - Kab. Bandung Barat
Kemen. PUPR, Disperkim, Dinas Lingkungan Hidup
x x
6 Pembangunan SPAM - Regional Jatiluhur, Regional Cirebon Raya/Jatigede, Regional Metropolitan Bandung Raya, Pusat Pertumbuhan Palabuhan Ratu, Rancabuaya, dan Pangandaran.
Kementrian PUPR, Disperkim
X X X
7 Peningkatan sistem pengelolaan air limbah Domestik Sistem Setempat
- Kab/Kota Jawa Barat Disperkim
X X
8 Peningkatan Sistem Pengelolaan Limbah
- Kab/Kota di Jawa Barat Kementrian PUPR, Disperkim, DLHD
X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 107
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
Domestik Sistem Terpusat Perkotaan
9 Peningkatan Pengelolaan Persampahan
- Kab/Kota di Jawa Barat Kementrian PUPR, Disperkim, DLHD
X X X
10 Penataan dan Pengelolaan Persampahan Pasca Operasional
- TPA Leuwigajah Kementrian PUPR, Disperkim, DLHD
X X X
11 Pengendalian pencemaran limbah domestik
- Kab/Kota Jawa Barat Disperkim X X
12 Pengendalian
pencemaran limbah industri
- Kab/Kota Jawa Barat Kementrian
PUPR, KLHK, DLHD
X X
- Perwujudan Ruang untuk Kawasan Perkotaan
A. PUSAT KEGIATAN NASIONAL (PKN)
1. Pengembangan Rumah Sakit Tipe A
- Kawasan Perkotaan Bodebek, Kawasan Perkotaan Bandung Raya, Cirebon
Kemen. Kesehatan, Dinas Kesehatan
X X
2. Pembangunan Pasar Induk Regional
- Kawasan Perkotaan Bodebek, Kawasan Perkotaan Bandung Raya, Cirebon
Kemen. Perindag, Dinas Industri dan Perdagangan
X X
3. Pembangunan Kawasan OR Terpadu
- Kawasan Perkotaan Bodebek, Kawasan Perkotaan Bandung Raya, Cirebon
Dinas OR dan Pemuda
X X
4. Pengembangan Kawasan Pendidikan
- Kawasan Perkotaan Bodebek, Jatinangor, Cirebon
Kemedikbud, Disdik
X
5. Pembangunan Pusat Kebudayaan
- Kawasan Perkotaan Bodebek, Kawasan Perkotaan Bandung Raya, Cirebon
Kemenpar, Disparbud
X X
6. Pengembangan hunian vertikal (penyediaan lahan, pembangunan rusun, dan penyediaan PSU)
- PKN Kawasan Perkotaan Bodebek, PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya, dan
PKN Cirebon Raya
Kementerian PUPR, Disperkim
X X X X
7. Pengembangan Kasiba-Lisiba
- Kawasan Perkotaan Bodebek, Kawasan Perkotaan Bandung Raya, Cirebon Raya
Disperkim X X X
8. Peningkatan cakupan sistem pelayanan air bersih dan air limbah
- Kawasan Perkotaan Bodebek, Kawasan Perkotaan Bandung Raya, Cirebon Raya
Disperkim, BPLHD
X X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 108
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
9. Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)
- Kertajati Kab. Majalengka Kemenhub, Dishub
X X X
10. Optimalisasi fungsi Bandar dan Pangkalan Udara
- Atang Sanjaya Kab. Bogor; Husein Sastranegara Kota Bandung; Penggung (Cakrabuana) Kota Cirebon
Kemenhub, Dishub
X X
11. Pembangunan Terminal Tipe A
- PKN Cirebon, WP Priatim-Pangandaran, WP Sukabumi
Kemenhub, X X X
12. Pembangunan Pelabuhan
- Pelabuhan Khusus Industri di Kab. Bekasi
Kemenhub, X X X X
13. Peningkatan kapasitas dan fungsi pelabuhan
- Pelabuhan Cirebon Kemenhub, Dishub
X X X
14. Pengembangan sistem angkutan umum massal
- Kawasan Perkotaan Bodebek, Kawasan Perkotaan Bandung Raya, Cirebon
Kemenhub, Dishub
X X X X
15. Pembangunan TPA Regional
- TPPAS Nambo di Kab. Bogor, TPPAS Legok Nangka di Kab. Bandung, TPPAS Bekarpur
Kemen. PU, Disperkim, BPLHD
X X X
16. Peningkatan Pengelolaan Persampahan
- TPA Sarimukti Kab. Bandung Barat
Kemen. PU, Disperkim, BPLHD
X X X
-
B. PUSAT KEGIATAN WILAYAH (PKW)
1. Pembangunan Terminal Tipe B
- Kab. Indramayu, Kab. Sukabumi, Kab. Karawang, dan Kab. Cianjur.
Kemenhub, Dishub
X X X
2. Pengembangan hunian vertikal (penyediaan lahan, pembangunan rusun, dan penyediaan PSU)
- Kawasan industri Cikopo-Cikampek, Purwakarta, Cianjur, dan Sukabumi
Kementerian PUPR, Disperkim
X X X
3. Pembangunan Rumah Sakit Tipe B
- PKW Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan
X X X
4. Pembangunan pasar induk regional
- Cikampek-Cikopo, Kab Karawang dan Purwakarta, Kab. Indramayu
Disperindag X X
5. Optimalisasi fungsi pangkalan udara
- Kalijati Kab. Subang; Cibeureum Kab. Tasikmalaya, Nusawiru Kab. Pangandaran, Wiriadinata Kota Tasikmalaya
Kementerian Perhubungan, Dishub
X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 109
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
6. Pengembangan fasilitas bisnis pariwisata berskala internasional
- PKW Pangandaran Disparbud
X X X X
7. Pengembangan fasilitas bisnis perikanan
- PKW Palabuanratu Dinas Perikanan dan Kelautan
X X X X
8. Peningkatan cakupan sistem pelayanan air bersih dan air limbah
- Pusat Pertumbuhan Palabuhan Ratu, Rancabuaya, dan Pangandaran.
Kementerian PUPR, Disperkim
B. PUSAT KEGIATAN LOKAL (PKL)
1. Peningkatan cakupan pelayanan sarana prasarana pendidikan
- Cibadak, Ciemas, Cikembar, Cianjur, Sindangbarang, Purwakarta, Karawang, Telukjambe, Sumedang, Pamanukan, Pusakanagara, Subang, Jalan Cagak, Jatibarang, Majalengka, Kertajati, Kuningan, Garut, Pameungpeuk, Rancabuaya, Singaparna, Ciamis, Banjarsari, Banjar dan Parigi.
Dinas Pendidikan
X X X
2. Peningkatan cakupan pelayanan sarana prasarana kesehatan
- Cibadak, Ciemas, Cikembar, Cianjur, Sindangbarang, Purwakarta, Karawang, Telukjambe, Sumedang, Pamanukan, Pusakanagara, Subang, Jalan Cagak, Jatibarang, Majalengka, Kertajati, Kuningan, Garut, Pameungpeuk, Rancabuaya, Singaparna, Ciamis, Banjarsari, Banjar dan Parigi.
Dinas Kesehatan
X X X
3. Peningkatan cakupan pelayanan sarana prasarana ekonomi dan budaya
- Cibadak, Ciemas, Cikembar, Cianjur, Sindangbarang, Purwakarta, Karawang, Telukjambe, Sumedang, Pamanukan, Pusakanagara, Subang, Jalan Cagak, Jatibarang, Majalengka, Kertajati, Kuningan, Garut, Pameungpeuk, Rancabuaya, Singaparna, Ciamis, Banjarsari, Banjar dan Parigi.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Dinas Perikanan dan Kelautan
X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 110
No Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
2009-2013 2013-
2018
2018-
2023
2023-
2028
2028-
2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provins
i APBN
2009 2010
2011
2012
2013
4. Peningkatan infrastruktur dasar permukiman
- Cibadak, Ciemas, Cikembar, Cianjur, Sindangbarang, Purwakarta, Karawang, Telukjambe , Sumedang, Pamanukan, Pusakanagara, Subang, Jalan Cagak, Jatibarang, Majalengka, Kertajati, Kuningan, Garut, Pameungpeuk, Rancabuaya, Singaparna, Ciamis, Banjarsari, Banjar dan Parigi.
Kemen. PUPR dan Disperkim
X X X
5. Peningkatan sarana dan prasarana transportasi
- Cibadak, Ciemas, Cikembar, Cianjur, Sindangbarang, Purwakarta, Karawang, Telukjambe, Sumedang, Pamanukan, Pusakanagara, Subang, Jalan Cagak, Jatibarang, Majalengka, Kertajati, Kuningan, Garut, Pameungpeuk, Rancabuaya, Singaparna, Ciamis, Banjarsari, Banjar dan Parigi.
Dinas Perhubungan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 111
Tabel 3
Hasil Telaahan Pola Ruang
No. Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah Sumber
Dana Swasta
2009-2013 2013- 2018-2023
2023-2028
2028-2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provinsi
APBN 2009 2010 2011 2012 2013 2018
- Pencapaian 45% Kawasan Lindung
A. Peningkatan
luasan kawasan lindung hutan
1. Mengubah fungsi kawasan budidaya yang memiliki kesesuaian aspek fisik menjadi
kawasan berfungsi lindung
Jawa Barat KLHK, Dishut X X
2 Penataan Batas Kawasan Lindung
Jawa Barat KLHK, Dishut X X
B. Peningkatan fungsi kawasan
lindung
1. Optimalisasi pengelolaan hutan rakyat
Jawa Barat Dishut, DTPH, Disbun
X X
2. Konservasi lahan pertanian di kawasan rawan bencana.
Jawa Barat Dishut, DTPH, Disbun
X X
3. Penerapan pola Produksi Bersih (Clean Development Mechanism/ CDM) & Tanggung Jawab Sosial
Jawa Barat DLH, Perhutani, Dishut, DESDM, Disperindag, BKPPMD
X X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 112
No. Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah Sumber Dana
Swasta
2009-2013 2013- 2018-2023
2023-2028
2028-2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provinsi
APBN 2009 2010 2011 2012 2013 2018
Dunia Usaha (Corporate Sosial Responsibility/ CSR) dlm pengelolaan kaw. lindung
4. Evaluasi kawasan terbangun pada
kawasan lindung
Jawa Barat
BMPR X
5 Alih kelola Kawasan Perkebunan Eks HGU
Jawa Barat Kementan, KLHK, Disbun, Dishut, BPN
X X
6 Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan kawasan lindung
Jawa Barat KLHK, Dishut, BPBD, DLH
X X
C. Rehabilitasi lahan kritis di
kawasan
lindung
1. Rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan
Jawa Barat KLHK, Dishut, X X X
2. Rehabilitasi lahan masyarakat di kawasan rawan bencana
Jawa Barat KLHK, Dishut, DTPH, Disbun,
X X X
D. Pemantapan fungsi
konservasi kawasan lindung
1. Optimalisasi pendayagunaan
Jawa Barat Kemen. LHK, Dishut, DLH
X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 113
No. Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah Sumber Dana
Swasta
2009-2013 2013- 2018-2023
2023-2028
2028-2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provinsi
APBN 2009 2010 2011 2012 2013 2018
jasa lingkungan kawasan lindung
2. Peningkatan kerjasama internasional dalam pengelolaan kawasan
lindung
Jawa Barat Kemen. LHK, Dishut, Setda, DLH
X X X X
3. Rehabilitasi dan konservasi ekosistem wilayah pesisir
Kemen. LHK, KKP, DKP, Dishut
X X X X
- Penyediaan
Ruang Ketahanan
Pangan
1 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Seluruh DI di Jawa Barat
Kemen PUPR, KLHK, DSDA, PUPR Kab/ Kota
X X
2 Peningkatan Jaringan Irigasi
Seluruh DI di Jawa Barat
Kemen PUPR, KLHK, DSDA, DTPH, PUPR Kab/ Kota
X X
3 Pembangunan Jaringan Irigasi Baru
DI Rengrang di Kab. Sumedang, DI Leuwigoong dan DI Candragoyang di Kab. Garut, DI Caringin dan DI Cipeundeuy di Kab. Sukabumi, DI Parigi dan DI
Cimerak di Kab. Pangandaran, DI Cikalong di Kab. Tasikmalaya, DI Parung Bangkong, DI Tonjong Panto, DI Cidadali, DI
Kemen PUPR, DSDA, DTPH
X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 114
No. Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah Sumber Dana
Swasta
2009-2013 2013- 2018-2023
2023-2028
2028-2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provinsi
APBN 2009 2010 2011 2012 2013 2018
Curugdengdeng di Kab. Cianjur, DI Tambak di Kab.Subang dan DI strategis lainnya di Jawa Barat
4. Peningkatan fungsi sawah
beririgasi teknis
Seluruh DI di Jawa Barat
DTPH, Badan Ketahan Pangan
X X
5. Pengembangan pengaturan pola tanam sesuai dengan perubahan iklim
Seluruh DI di Jawa Barat
DTPH, DDSDA, Badan Ketahan Pangan
X X
6. Penyediaan prasarana
sumberdaya air untuk cadangan air
Pantura Kemen. PUPR, DDSDA
X X
7. Pemeliharaan saluran irigasi
Seluruh DI di Jawa Barat
Kemen. PUPR, DDSDA
X X X
9. Peningkatan balai benih padi
Pantura DTPH, Badan Ketahan Pangan
X X
11. Peningkatan Cetak Sawah Baru
Jawa Barat * Kementan, DTPH, Dinas SDA, TNI
X X
- Pelaksanaan Prinsip-prinsip
Mitigasi Bencana
1. Tahap
Pencegahan dan Mitigasi
a. Penyiapan pranata resiko bencana tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
Jawa Barat BPBD, X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 115
No. Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah Sumber Dana
Swasta
2009-2013 2013- 2018-2023
2023-2028
2028-2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provinsi
APBN 2009 2010 2011 2012 2013 2018
b. Penerapan kaidah mitigasi bencana dalam penataan ruang dan pembangunan fisik kawasan
Jawa Barat BPBD, Disperkim, BMPR, DLH
X X
c. Mitigasi bencana dan
adaptasi terhadap perubahan iklim
Pesisir Jawa Barat BPBD, DKP, DLH, DSDA
X X
d. Pembangunan sistem peringatan dini
Jawa Barat BPBD,Dinsos Kesbanglinmas, Diskominfo, Setda
X X
e. Pengamanan
pantai
Jawa Barat Kemen PUPR,
DSDA
X X X
2. Tahap
Kesiapsiagaan
a. Penetapan zona evakuasi
Jawa Barat BPBD X X
b. Penyediaan rambu-rambu kebencanaan
Jawa Barat BPBD X
c. Penyediaan hunian sementara
Jawa Barat Kemen PUPR, Disperkim,
X X
d Pembangunan kembali sarana prasarana terdampak bencana
Jawa Barat Kemen PUPR, Disperkim, BMPR, Dishub, DSDA, ESDM
X X
3. Mitigasi
Bencana
a. Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup di pesisir
Jawa Barat KKP, Dishut, DKP
X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 116
No. Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah Sumber Dana
Swasta
2009-2013 2013- 2018-2023
2023-2028
2028-2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provinsi
APBN 2009 2010 2011 2012 2013 2018
b. Pembangunan drainase perkotaan
Jawa Barat Disperkim, DSDA
X X X
c. Revitalisasi Sungai, Waduk, Situ
Jawa Barat DSDA
d. Penataan DAS dan bantaran sungai lintas
wilayah
Jawa Barat KLHK, PUPR, DSDA, Bappeda, BPDASHL, DLH,
Disperkim
X X X
e. Pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan resapan air
Jawa Barat DBMPR, Satpol PP
X X
f. Peningkatan penanganan
pencemaran dan kerusakan lingkungan
Jawa Barat DLH X X
g. Peningkatan penyediaan ruang terbuka hijau
Jawa Barat Disperkim, DLH X X
- Perwujudan Ruang
Investasi Sektor Perekonomian
A. Industri
1 Pengembangan Kawasan Peruntukan
Industri (KPI)
Kab. Bogor, Kab. Bekasi, Kab. Karawang, Kab.
Purwakarta, Kab. Subang, Kab. Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kab Majalengka.
Kemen Perindustrian, Disperindag,
DPMPTSP
X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 117
No. Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah Sumber Dana
Swasta
2009-2013 2013- 2018-2023
2023-2028
2028-2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provinsi
APBN 2009 2010 2011 2012 2013 2018
2 Pengembangan Kawasan Industri (KI)
Kab Bogor, Kab Bekasi, kab Cirebon, Kota Cirebon, Kab Indramayu, Kab Subang, Kab Purwakarta, Kab Karawang, Kab Majalengka,
Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bandung.
Kemen Perindustrian, Disperindag, DPMPTSP
X X
3 Pengembangan Industri Jabar Selatan
Kab./Kota Jabsel Kemen Perindustrian, Disperindag, DPMPTSP
X X
4 Pengembangan industri unggulan
Jawa Barat Kemen Perindustrian, Disperindag
X X
B. PERDAGANGAN
1. Pembangunan pusat distribusi regional
PKN, PKW Kemen Perindustrian, Disperindag
X X
C. PARIWISATA
1. Peningkatan infrastruktur pendukung pariwisata berstandar internasional
Jawa Barat Kemen. Pariwisata, Disparbud,
X X X X
2. Pengembangan Destinasi
Wilayah Unggulan
Jawa Barat Disparbud , DBMPR,
Disperkim,Setda, DPMPTSP
X X X X
3. Pengembangan desa wisata
Jawa Barat Kemenpar, Disparbud,
X X
D. Pertanian
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 118
No. Program Utama Lokasi Instansi
Pelaksana
Waktu Sumber Dana Pemerintah Sumber Dana
Swasta
2009-2013 2013- 2018-2023
2023-2028
2028-2029
APBD Kab/ Kota
APBD Provinsi
APBN 2009 2010 2011 2012 2013 2018
1. Pengembangan Agropolitan, Minapolitan
Jawa Barat Kementan, KKP, Kemen PUPR, DTPH, DKP
X X X X
2. Pengembangan desa mandiri benih dan padi
Jabsel Kementan, DTPH X X
3 Pengembangan dan penataan kawasan
tambak
Pantura,Pansela DKP X
4 Pengembangan dan penataan kawasan peternakan unggulan
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan, Kabupaten
Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor,
Kabupaten Ciamis, Kabupaten Indramayu; Kabupaten Bandung; Kabupaten Garut; Kabupaten Bandung Barat; Kabupaten
Cirebon; Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta;
Kementan, DKPP X X X
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 119
4.1.1. Penelaahan RPJMD Daerah Lain
Penyusunan RPJMD juga memperhatikan dokumen RPJMD daerah
lainnya agar tercipta keterpaduan pembangunaan jangka menengah daerah
dengan daerah sekitar, atau dalam satu wilayah kepulauan atau yang
ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan atau dengan daerah
lain yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan
pembangunan daerah.
Tabel 4
Identifikasi RPJMD Daerah Lain
No Daerah Lain Periode
RPJMD
Kebijakan Terkait Keterangan
1 Provinsi DKI
Jakarta
2017-
2022
Visi: Jakarta kota maju, lestari
dan berbudaya yang warganya
terlibat dalam mewujudkan
keberadaban, keadilan dan
kesejahteraan bagi semua.
Perda DKI Jakarta
No. 1 Tahun 2018
tentang Rencana
Pembangunan
Jangka Menengah
Daerah tahun
2017-2022 Misi:
1. Menjadikan Jakarta kota yang
aman, sehat, cerdas,
berbudaya, dengan
memperkuat nilai-nilai
kekeluarga dan memberikan
ruang kreativitas melalui
kepemimpinan yang
melibatkan, menggerakkan
dan memanusiakan.
2. Menjadikan Jakarta kota yang
memajukan kesejahteraan
umum melalui terciptanga
lapangan kerja, kestabilan
dan keterjangkauan
kebutuhan pokok,
meningkatkan keadilan sosial,
percepatan pembangunan
infrastruktur, kemudahan
investasi dan berbisnis, serta
perbaikan pengelolaan tata
ruang.
3. Menjadikan Jakarta tempat
wahana aparatur negara yang
berkarya, mengabdi,
melayani, serta
menyelesaikan berbagai
permasalahan kota dan
warga, secara efektif,
meritokratis dan berintegritas.
4. Menjadikan Jakarta kota yang
lestari, dengan pembangunan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 120
No Daerah Lain Periode
RPJMD
Kebijakan Terkait Keterangan
dan tata kehidupan yang
memperkuat daya dukung
lingkungan dan sosial.
5. Menjadikan Jakarta ibukota
yang dinamis sebagai simpul
kemajuan Indonesia yang
bercirikan keadilan,
kebangsanaan dan
kebhinekaan.
2 Provinsi Jawa
Tengah
2018-
2023
Saat ini sedang
menyusun RPJMD
3 Provinsi
Banten
2017-
2022
Visi: Banten Yang Maju, Mandiri,
Berdaya Saing, Sejahtera Dan
Berakhlaqul Karimah
Perda RPJMD
Provinsi Banten
2017-2022
Misi:
1. Menciptakan tata kelola
pemerintahan yang baik
(Good Governance)
2. Membangun dan
meningkatkan kualitas
infrastruktur.
3. Meningkatkan akses dan
pemerataan pelayanan
Pendidikan berkualitas.
4. Meningkatkan akses dan
pemerataan pelayanan
Kesehatan berkualitas.
5. Meningkatkan kualitas
pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi
Kebijakan Provinsi Banten yang
terkait dengan Provinsi Jawa
Barat, yaitu:
Rencana pengembangan sistem
transportasi darat di provinsi
Banten: Rencana Pengembangan
jalan nasional Bayah – Cibarenok
– Batas Provinsi Jawa Barat,
Teluknaga – Bandara Soekarno
Hatta, Serang – Pandeglang,
Pangarangan – Bayah – batas
Provinsi Jawa Barat, Simpang 3
(tiga) Cilegon, Simpang 3 (tiga)
Labuan, Simpang 3 (tiga)
Tarogong;; Merak – Suralaya –
Pulo Ampel Bojonegara – Cilegon,
Tangerang – Bandara Soekarno
Hatta, Labuan – Saketi –
Pandeglang – Rangkasbitung –
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 121
No Daerah Lain Periode
RPJMD
Kebijakan Terkait Keterangan
Cipanas – batas Provinsi Jawa
Barat.
Sumber:
- Perda Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2018 tentang RPJMD Provinsi DKI Jakarta
- Perda Provinsi Banten No 7 Tahun 2017 tentang RPJMD Provinsi Banten
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 122
8. Penelaahan KLHS RPJMD
Kajian Lingkungan Hidup Strategis atau disingkat KLHS adalah
rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,
rencana, dan/atau program. Kajian ini dimaksudkan untuk memastikan
bahwa pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar pembangunan
jangka menengah di Jawa Barat, dengan memperhatikan potensi dampak
pembangunan melalui penyusunan rekomendasi perbaikan berupa
antisipasi, mitigasi, dan adaptasi.
Lebih lanjut, KLHS RPJMD adalah analisis sistematis, menyeluruh, dan
partisipatif yang menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan
pembangunan berkelanjutan ke dalam dokumen RPJMD. Mengingat
pentingnya KLHS RPJMD, maka hasil nya akan digunakan sebagai salah
masukan bagi penyusun RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023.
Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023 juga diperkaya
dengan hasil KLHS RPJMD. Data dan informasi, hasil analisis, serta
rekomendari KLHS menjadi bagian dalam bab-bab RPJMD. Rekomendasi
disusun berdasarkan hasil pengkajian pencapaian indikator Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan dan kondisi lingkungan daerah yang meliputi 6
muatan KLHS, kondisi keuangan dan kelembagaan daerah. Rekomendasi ini
telah mempertimbangkan dokumen rancangan RPJMD Provinsi Jawa Barat
2018-2013, termasuk visi dan misi serta penjabarannya.
Hasil analisis KLHS terhadap rancangan RPJMD Provinsi Jawa Barat
2018-2023, sebagai berikut:
a. Visi gubernur terpilih yaitu “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin
dengan Inovasi dan Kolaborasi” telah berpihak pada usaha-usaha
pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
b. Lima (5) misi gubernur terpilih berpihak pada usaha-usaha pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
c. Tujuan dan sasaran gubernur terpilih telah berpihak pada usaha-usaha
pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Korelasi antara Visi dan Misi gubernur terpilih dengan pencapaian TPB
disampaikan dalam tabel 1.7.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 123
Tabel 1.1
Korelasi Visi dan Misi RPJMD Jawa Barat terhadap Pencapaian TPB
Misi RPJMD TUJUAN RPJMD TPB
Misi 1: Membentuk
Manusia Pancasila Yang
Bertaqwa Melalui Peningkatan Peran Masjid
dan Tempat Ibadah
Sebagai Pusat Peradaban
Tujuan 1.1
Meningkatkan
keimanan dan kerukunan umat
beragama dalam
kerangka demokrasi
Tujuan 16 Perdamaian Keadilan
Misi 2 : Melahirkan
manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia dan
produktif
Tujuan 2.1
Meningkatkan kebahagiaan dan
kesejahteraan
masyarakat
Tujuan 1 Tanpa Kemiskinan dan
Tujuan 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Tujuan 4 Pendidikan Berkualitas
Tujuan 5 Kesetaraan Gender
Tujuan 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Tujuan 9 Industri, Inovasi & Infrastruktur
Tujuan 10 Berkurangnya Kesenjangan
Tujuan 11 Kota dan Permukiman yang
Berkelanjutan
Tujuan 16 Perdamaian Keadilan
Misi 3 : Mempercepat
Pertumbuhan dan
Pemerataan
Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata
Ruang yang
Berkelanjutan
Tujuan 3.1
Mempercepat
pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan yang
berkelanjutan
Tujuan 1 Tanpa Kemiskinan dan
Tujuan 6 Air Bersih dan Sanitasi Layak
Tujuan 7 Energi Bersih & Terjangkau
Tujuan 9 Industri, Inovasi & Infrastruktur
Tujuan 10 Berkurangnya Kesenjangan
Tujuan 11 Kota dan Permukiman yang
Berkelanjutan
Tujuan 3.2
Meningkatkan daya
dukung dan daya tampung
lingkungan
Tujuan 12 Konsumsi & Produksi yang
Bertanggungjawab
Tujuan 13 Penanganan Perubahan Iklim
Tujuan 15 Ekosistem Daratan
Misi 4: Meningkatkan
Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi
Umat yang Sejahtera Dan
Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan
Kolaborasi Dengan Pusat-
Pusat Inovasi Serta
Pelaku Pembangunan
Tujuan 4.1
Mewujudkan pertumbuhan
ekonomi yang
berkualitas dan berdaya saing serta
mengurangi
disparitas ekonomi
Tujuan 2 Tanpa Kelaparan
Tujuan 8 Pekerjaan Layak & Pertumbuhan
Ekonomi
Tujuan 9 Industri, Inovasi & Infrastruktur
Tujuan 11 Kota & Permukiman Berkelanjutan
Tujuan 12 Konsumsi & Produksi yang
Bertanggungjawab
Tujuan 14 Ekosistem Lautan;
Misi 5: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang
Inovatif dan
Kepemimpinan Yang Kolaboratif Antara
Pemerintah Pusat,
Provinsi dan
Kabupaten/Kota
Tujuan 5.1 Mewujudkan good
governance dan
whole of goverment
Tujuan 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Tujuan 9 Industri, Inovas & Infrastruktur;
Tujuan 16 Perdamaian Keadlian dan
Kelembagaan yang Tangguh
Tujuan 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan
Tabel diatas telah menunjukkan bahwa visi dan misi rancangan RPJMD
telah berpihak pada pencapaian TPB, namun demikian kondisi pencapaian
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 124
TPB Jawa Barat saat ini masih relatif rendah, yaitu dari 183 indikator TPB
level provinsi yang dianalisis, terdapat 70 indikator yang sudah dilaksanakan
dan sudah mencapai target nasional (38,25%), 27 indikator yang sudah
dilaksanakan dan perlu peningkatan (14,75%), 33 indikator yang sudah
dilaksanakan dan belum mencapai target nasional (18,03%) dan 53 indikator
yang belum memiliki data (28,96%). Tentu saja, RPJMD perlu mencermati
pencapaian indikator-indikator tersebut, terutama 33 indikator yang sudah
dilaksanakan dan belum mencapai target nasional (18,03%). Khusus untuk
53 indikator yang belum memiliki data (28,96%), tentunya RPJMD harus
memprogramkan kegiatan pengumpulan data dari 53 indikator tersebut,
sehingga tidak ada lagi data yang kosong.
Tabel 1.7 telah menunjukkan bahwa misi RPJMD telah berpihak pada
pencapaian TPB, namun demikian ada rekomendasi KLHS terhadap misi
RPJMD dengan tujuan mempertajam misi tersebut demi untuk
memaksimalkan pencapaian TPB, yaitu:
a. Misi 1: semula Membentuk Manusia Pancasila yang Bertaqwa Melalui
Peningkatan Peran Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban
menjadi Membentuk Manusia Pancasila yang Bertaqwa Melalui
Peningkatan Peran Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban
dan Pusat Kesalehan Sosial.
b. Misi 2: semula Melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia
dan produktif menjadi Melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas,
berkepedulian sosial, bahagia dan produktif.
c. Misi 3: semula Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan
Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan
menjadi Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan
Berbasis Lingkungan, Rendah Karbon, Ketahanan Bencana, dan Tata
Ruang yang Berkelanjutan.
d. Misi 4: semula Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha
Ekonomi Umat yang Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi
Digital dan Kolaborasi Dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku
Pembangunan menjadi Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing
Usaha Ekonomi Umat yang Sejahtera, Adil, dan Menjaga Lingkungan
Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi Dengan Pusat-Pusat
Inovasi Serta Pelaku Pembangunan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 125
e. Misi 5: semula Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Inovatif dan
Kepemimpinan Yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota menjadi Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang
Inovatif dan Anti Korupsi serta Kepemimpinan yang Kolaboratif antara
Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Adapun catatan/rekomendasi KLHS terhadap program unggulan
RINDU adalah sebagai berikut:
a. Akses pendidikan untuk semua, yang meliputi (a) Kelas pintar untuk
semua, dan (b) 1 Universitas di setiap kabupaten/kota
1) Pemerataan pendidikan agar diprioritaskan didaerah dengan kualitas
pendidikan paling tertinggal di Jawa Barat (lihat Gambar 4.3), yaitu
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Subang.
2) Peningkatan akses pendidikan sehingga mencapai target TPB akan
memerlukan upaya tambahan berupa penambahan/optimalisasi
anggaran, kerjasama dengan swasta dan pelibatan organisasi
masyarakat dalam pelatihan/keterampilan informal
3) Pendidikan tidak didominasi dengan pengajaran teoritis melainkan
dipersiapkan untuk memasuki lapangan pekerjaan, pendidikan di
daerah pedesaan diprioritaskan untuk mengatasi pengangguran dan
masyarakat miskin pedesaan, dan pendidikan di perkotaan
diprioritaskan untuk mengatasi pengangguran dan masyarakat
miskin di perkotaan.
4) Mengurangi pelajaran yang tidak perlu dan menambah pelajaran yang
dapat meningkatkan kompetensi pelajar dan mahasiswa dalam
menghadapi masyarakat industri 4.0.
b. Desentralisasi pelayanan kesehatan, yang meliputi (a) Layat rawat, (b)
Pembangunan dan perbaikan rumah sakit, dan (c) Posyandu Juara
1) Pemerataan pelayanan kesehatan agar diprioritaskan didaerah dengan
indeks kesehatan paling rendah di Jawa Barat, yaitu Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Cianjur.
2) Saat ini rumah sakit swasta dengan modal sendiri seringkali lebih baik
pelayanannya dibandingkan dengan rumah sakit pemerintah yang
banyak didanai oleh negara. Hal ini sangat ironis, sehingga rumah
sakit pemerintah perlu direvitalisasi dengan pendekatan
kewirausahaan dan manajemen bisnis rumah sakit yang lebih
profesional.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 126
3) Peningkatan pelayanan BPJS sehingga bisa lebih cepat dan
profesional.
4) Pengintegrasian pemahaman kesehatan kedalam kurikulum di
sekolah/perguruan tinggi, sehingga pelajar dan mahasiswa lebih siap
untuk hidup sehat, tidak merokok, dan mencegah penyakit serta
penyalahgunaan narkoba.
5) Pelayanan kesehatan fokus pada penanganan kasus yang masih tinggi
di Jawa Barat seperti tingginya AKI dan AKB.
c. Pertumbuhan ekonomi umat berbasis inovasi, meliputi (a) Ekonomi digital,
(b) Inkubator bisnis, (c) Creative/Start-up hub, (d) Gudang tani dan ikan
Juara, (e) Kredit 0%
1) Akar budaya masyarakat Jawa Barat merupakan petani/berkebun,
bukan pedagang atau produsen, sehingga diperlukan revolusi budaya
dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri dan wirausaha
melalui jalur pendidikan, pesantren, dan komunitas. Karakter budaya
agraris yang bekerja berdasarkan siklus matahari (siang dan malam)
dan siklus alam (musim hujan dan kemarau) harus diubah secara
sistematis menjadi karakter wirausahawan dan industriawan yang
tekun dan rajin tanpa batasan siklus matahari dan alam, pantang
menyerah, selalu mencari inovasi baru, dan membuka pasar baru.
2) Pemanfaatan produk riset dan teknologi di perguruan tinggi untuk
peningkatan produksi pangan, industri dan kewirausahaan melalui
kerjasama dan program yang nyata hasilnya di lapangan.
d. Pengembangan destinasi dan infrastrukur pariwisata, meliputi (a) 1
kabupaten/kota 1 destinasi wisata unggul, (b) Infrastruktur pariwisata, (c)
Pengembangan SDM pariwisata:
1) Pariwisata harus ditujukan untuk menjaga budaya, alam dan
lingkungan Jawa Barat, sehingga pariwisata dirancang untuk menjaga
sekaligus memperbaiki lingkungan yang sudah terlanjur rusak.
2) Pembentukan daerah wisata baru, jika tidak diatur, akan
menimbulkan sprawling yang menimbulkan daerah kumuh dan tidak
teratur. Sehingga pembentukan daerah wisata baru harus diatur
dalam radius yang cukup luas termasuk daerah sekitarnya.
e. Pesantren juara, meliputi (a) Modernisasi dana umat, (b) Tunjangan santri
dan ulama, (c) Modernisasi manajemen pesantren, (d) 1 pesantren 1
produk (trenmarket):
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 127
1) Pengembangan pesantren sebaiknya diprioritaskan pada
pengembangan kesalehan sosial, sehingga peran pesantren langsung
dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai agen perubahan dalam
mengurangi kemiskinan dan ketertinggalan.
2) Pesantren sebaiknya menerjemahkan rahmatan lil alamin sebagai
agen perubahan dalam memperbaiki lingkungan alam Jawa Barat
yang sudah mulai rusak.
3) Tekstual ayat suci Al Quran sebaiknya lebih dipraktekkan dalam
kontekstual di lapangan.
f. Insfrastruktur konektivitas wilayah, meliputi (a) 100% jalan mulus di Jawa
Barat, (b) Pembangunan dan perbaikan jalan kereta antar kota, (c)
Pengembangan transportasi massal perkotaan, (d) Pembangunan
pelabuhan dan transportasi sungai
1) Konektivitas sebaiknya diprioritaskan untuk menjangkau daerah
terpencil dan tertinggal di Jawa Barat.
2) Pembangunan infrastruktur memperhatikan daerah rawan bencana.
3) Pembangunan infrastruktur menunjang pembangunan rendah karbon
dan pembangunan berkelanjutan.
4) Infrastruktur sanitasi dan air bersih sangat penting untuk menunjang
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
g. Gerakan bangun desa (Gerbang desa), meliputi (a) 1 desa 1 Bumdes
(OVOP), (b) Tunjangan desa, (c) Irigasi pertanian desa, (d) Internet masuk
desa:
1) Gerakan bangun desa diprioritaskan didaerah dengan tingkat
kemiskinan paling tinggi.
2) Gerakan bangun desa disertai dengan penguatan kelembagaan di
tingkat petani sehingga petani mampu mendistribusikan, menentukan
harga, dan menjaga kesejahteraan petani.
3) Petani tetap miskin karena petani hanya bekerja di sektor produksi
sedangkan harga ditentukan bukan oleh petani, sehingga gerakan
bangun desa harus membekali petani dalam keterampilan dalam
bisnis dan perdagangan.
h. Subsidi gratis golekmah, meliputi (a) Rumah gratis, (b) Transportasi gratis,
(c) Layanan kesehatan gratis, (d) Pendidikan gratis, (e) Sembako gratis
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 128
1) Subsidi gratis golekmah diprioritaskan didaerah dengan tingkat
kemiskinan paling tinggi, yaitu Kota Sukabumi, Kabupaten Bekasi dan
Kabupaten Sukabumi.
2) Subsidi gratis golekmah disertai dengan upaya pencarian akar
masalah kemiskinan dan solusi untuk menghapus angka kemiskinan.
3) Subsidi gratis golekmah diprioritaskan pada daerah rawan bencana.
i. Inovasi pelayanan publik dan penataan daerah, meliputi (a) Provinsi pintar
(E-planning, E-budgeting, E-money, E-remunerasi kinerja, dll), (b)
Kota/desa pintar, (c) Pemekaran wilayah
1) Inovasi pelayanan publik disertai penumbuhan jiwa anti korupsi.
Rekomendasi yang telah disampaikan diatas, disarankan
diintegrasikan kedalam laporan RPJMD dalam urutan bab sebagai berikut:
a. Integrasi kedalam BAB I RPJMD: menambahkan dasar dan uraian TPB dan
KLHS.
b. Integrasi kedalam BAB II RPJMD: menambahkan uraian daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup berdasarkan kajian lingkungan hidup
strategis.
c. Integrasi kedalam BAB V RPJMD: korelasi TPB terhadap visi, misi dan
tujuan RPJMD (tabel dibawah).
d. Integrasi kedalam BAB VI,VII,VIII RPJMD: masukan berupa rekomendasi
penyempurnaan KRP melalui hasil kajian analisis kondisi Provinsi Jawa
Barat, ketercapaian indikator TPB dan proyeksi indikator TPB.
Berdasarkan rekomendasi KLHS sebagaimana diuraikan diatas, maka
dilakukan integrasi kedalam Rancangan Akhir RPJMD. Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018-2023. Hasil analisis dan rekomendasi KLHS terhadap RPJMD
Provinsi Jawa Barat 2018-2023 pada umumnya telah diakomodir dan
diintegrasikan ke dokumen rancangan Akhir RPJMD. Adapun beberapa
catatan terkait proses pengintegrasi/adaptasi dari hasil analisis dan
rekomendasi KLHS ke dokumen rancangan Akhir RPJMD, sebagai berikut:
a. Dasar hukum dan penjelasan pentingnya KLHS ditelaah pada saat
penyusunan RPJMD telah dimuat dalam Bab I Rancangan Akhir RPJMD.
b. Analisis Daya dukung dan daya tampung di dokumen KLHS sebagian
besar telah diadaptasi masuk ke Bab II Rancangan Akhir RPJMD.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 129
c. Permasalahan pembangunan dan isu strategis daerah telah diintegrasikan
dengan isu terkait TPB.
d. Penjabaran visi dan misi kedalam tujuan dan sasaran, serta strategi dan
arah kebijakan telah memperhatikan prinsip pelaksanaan TPB dan dimuat
dalam Bab V dan Bab VI Rancangan Akhir RPJMD. Hal ini sejalan dengan
hasil analisis KLHS yang diuraikan diatas.
e. Program pembangunan daerah dan program perangkat daerah mulai
tahun 2019 sampai dengan 2023 telah diupayakan merespon seluruh TPB.
Sedangkan untuk kegiatan yang mendukungnya terdapat di Renstra
perangkat daerah terkait. Kegiatan tidak dimuat dalam dokumen RPJMD.
f. Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) telah
mengadaptasi indikator TPB pada Bab VIII Rancangan Akhir RPJMD.
g. Beberapa indikator KLHS yang direkomendasikan tidak diintegrasikan ke
RPJMD sebab akan direspon/diadaptasi kedalam Renstra perangkat
daerah terkait.
h. Beberapa rekomendasi KLHS tidak dapat diintegrasikan ke RPJMD karena
tidak terkait kewenangan pemerintah provinsi. Contoh rekomendasi KLHS:
Program Koordinasi dan Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pembangunan yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama. Terkait hal ini
tetap dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat karena terkait
dengan pencapaian misi pertama. Namun penjabarannya tetap
berdasarkan koridor kewenangan yang dimiliki pemerintah provinsi.
Tabel integrasi rekomendasi KLHS kedalam dokumen Rancangan Akhir
RPJMD Jawa Barat Tahun 2018-2023, disajikan pada tabel berikut ini.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 130
Tabel 1.2
Adaptasi Rekomendasi KLHS kedalam RPJMD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
KLHS RPJMD RPJMD
Bidan
g
Indikator
TPB belum tercapai
Isu
strategis klhs
Rekomendasi Perang
kat daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
MISI 1: Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa Melalui Peningkatan Peran Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban
Tujuan 16 Perdamaian Keadilan
Program Koordinasi dan Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan
Depag Dari hasil survei Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Balitbang dan Diklat Kemenag RI, Indek Kerukunan Umat Beragama Provinsi Jawa Barat dari awal Tahun 2015 berada pada angka 72,6. Tahun 2016 mengalami penurunan sebanyak 9 Poin
Munculnya berbagai ancaman serta gangguan terhadap ketenteraman dalam masyarakat sehingga menghambat pembangunan di masyarakat yang berdampak pada potensi kerawanan di
Lebih lanjut, permasalahan sosial lainnya yang potensial dapat terjadi yaitu Ancaman Tantangan, Hambatan, Gangguan (AHTG) terhadap stabilitas politik dan keamanan, pemahaman idiologi serta kerukunan beragama
Terwujudnya manusia yang berketuhanan, berdemokrasi, berkebangsaan dan berkeadilan sosial
Meningkatnya keimanan dan kerukunan umat beragama dalam kerangka demokrasi
Meningkatkan Penerapan Nilai-nilai Agama dan Pancasila dalam kehidupan masyarakat
a. Meningkatkan fasilitasi penguatan sumber daya dan lembaga keagamaan serta ekonomi umat
Program Kesatuan Bangsa dan Politik
Program Kesatuan Bangsa dan Politik
Program Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan
Indeks Kerukunan Umat Beragama
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 131
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
menjadi 63,39, dan meningkat pada Tahun 2017 menjadi 68,5. Posisi 2017 ini masuk dalam kategori rukun.
masyarakat
. Untuk itu, perlu langkah-langkah preventif dan advokasi yang intens demi terciptanya kerukunan umat beragama
Indeks Demokrasi
Tingkat Pemahaman Ideologi dan Wawasan Kebangsaan
Program Bina Ketahanan Ekonomi, Seni, Budaya, Agama dan Kemasyarakatan
Tingkat Ketahanan Lingkungan Strategis Daerah
Kecenderungan peningkatan
b. Meningkatkan wawasan
Program Pendidikan Politik
Program Pendidikan Politik
Program Bina Politik Dalam Negeri
Kualitas Pembangunan Politik Dalam Negeri
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 132
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
konflik sosial
ideologi kebangsaan
Masyarakat
Masyarakat
Melemahnya kehidupan Demokrasi
Program Bina Kewaspadaan Daerah
Tingkat Kualitas Kewaspadaan Daerah
Meningkatnya potensi konflik antar umat beragama
Misi 2: Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 133
KESEHATAN
1.3.1 (a) Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Kesehatan.
Masih rendah dalam penanganan tingkat kematian yang masih tinggi, pelayanan kesehatan yang belum optimal, peningkatan
kesehatan penduduk belum optimal, serta kepedulian terhadap kesehatan ibu dan bayi yang masih kurang. Kota/Kabupaten lainnya yang masih membutuhkan upaya penanganan dengan upaya tambahan
Meningkatkan pelayanan jaminan kesehatan untuk keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera I dan Keluarga Sejahtera II terutama di Kab.Kuningan, Kab.Sumedang, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kab.Bandung
Barat, Kab.Karawang, Kab.Cirebon, Kab.Subang, Kota Tasikmalaya, Kab.Bogor, Kab.Garut, Kab.Ciamis, Kab.Indramayu, Kota Banjar, Kab.Purwakarta, Kab.Majalengka, & Kab.Tasikmalaya. Melalui kegiatan pendataan masyarakat agar tepat sasaran, kecepatan layanan yang baik di rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya.
Dinas Kesehatan
1. Indeks Kesehatan di Provinsi Jawa Barat terus meningkat dari tahun ke tahun, di tahun 2013 sebesar 73,06 dan meningkat terus sampai tahun 2017
menjadi 80,72. Tren positif ini menunjukkan semakin baiknya derajat kesehatan masyarakat Jawa Barat.
Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan kesehatan
Pelayanan kesehatan di Jawa Barat pada saat ini menunjukan belum optimalnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan
Indeks Kesehatan belum optimal dan masih perlu ditingkatkan, dengan capaian sebesar 80,72 poin pada tahun 2017, masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan rasio balita per satuan posyandu yang
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan kualitas dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan
a. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang berdaya saing
Program Pelayanan Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan
Program Sumber Daya Kesehatan
Persentase Kab/Kota Yang Mendapatkan Pembiayaan Kesehatan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 134
dalam mencapai target indeks kesehatan yang baik adalah Kab.Kuningan, Kab.Sumedang, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kab.Ban
dung Barat, Kab.Karawang, Kab.Cirebon, Kab.Subang, Kota Tasikmalaya, Kab.Bogor, Kab.Garut, Kab.Ciamis, Kab.Indramayu, Kota Banjar, Kab.Purwakarta, Kab.Majalengka, & Kab.Tasikmalaya, Perlu upaya tambah
cenderung menurun.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 135
an untuk mencapai target Stop Buang Air Besar Sembarangan harus mencapai 5000 desa. Kerentanan bencana tinggi
terdapat di wilayah pantai utara dan Cekungan Bandung. Selain itu peisisr selatan meliputi Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi & Kab.Tasikmalaya.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 136
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persentase Penduduk Yang Menjadi Peserta Jaminan Kesehatan
b. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan
Usia Harapan Hidup
Indeks Kesehatan
Persentase Balita Gizi buruk
Persentase Kabupaten/kota dengan
minimal 50% puskesmas menyelenggarakan kesehatan tradisional
Persentase Kabupaten Kota dengan
minimal 50 % puskesmas sesuai standar
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 137
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persentase Kab /Kota yg mempunyai 80% Rumah Sakit dengan pencapaian SPM
Persentase RS Regional yg memenuhi standar
Persentase puskesmas siap akreditasi
Persentase Rumah Sakit siap Akreditasi
Persentase kab/kota memiliki laboratorium kesehatan terakreditasi
Persentase Rekomendasi Izin Rumah Sakit Kelas B dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Provinsi yang
diterbitkan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 138
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Program Desentralisasi Pelayanan Kesehatan
Persentase jumlah puskesmas di jawa barat menjadi juara tingkat nasional
Rasio kecukupan rumah sakit terhadap jumlah penduduk
Rasio Kecukupan Tempat Tidur
Rasio Kecukupan Tempat Tidur
Rasio Kecukupan Tempat Tidur
Persentase Kab/Kota Yang Merencanakan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Difasilitas Pelayanan Kesehatan
Persentase Puskesmas Yang Memiliki Minimal 5 Jenis Tenaga Kesehatan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 139
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persentase jumlah dokter, dokter gigi, bidan, perawat, sanitarian, promkes, nutrisionis di jawa barat menjadi juara tingkat nasional
Rasio dokter, dokter spesialis dan tenaga kesehatan lainnya
Persentase ketersediaan obat esensial di puskesmas
Persentase berita acara pengakuan cabang pedagang besar nfarmasi (pbf)
Persentase berita acara cabang penyalur alat kesehatan (pak)
Persentase berita acara usaha kecil obat tradisional (UKOT
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 140
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
3.2.1 * Proporsi perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. (TD)
Meningkatkan pelayanan bantuan melahirkan di tingkat terendah, Menyiapkan desa siaga melahirkan didukung oleh tenaga medis bidan.
Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Setempat, BPJS
1. Angka harapan hidup masyarakat Jawa Barat setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan masyarakat Jawa Barat semakin membaik. Pada tahun 2017 angka harapan
hidup mencapai 72,47 tahun. Angka ini berarti bahwa setiap bayi yang lahir pada tahun 2017 memiliki harapan
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi yang tidak merata, perilaku
masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat, kinerja pelayanan kesehata
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan kualitas dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang berdaya saing
Program Pelayanan Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan
Jumlah Kasus Kematian Ibu
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 141
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
untuk hidup hingga usia mencapai 72,47 tahun. Peningkatan Angka Harapan Hidup di Jawa Barat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain semakin baiknya akses pelayanan kesehatan bagi semua kelompok masyarakat, meningkatnya perilaku hidup sehat oleh masyarakat luas, kondisi kesehatan lingkungan yang
n yang rendah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 142
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
semakin membaik serta meningkatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat Jawa Barat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 143
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persentase Kab/Kota Yang Merencanakan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Difasilitas Pelayanan Kesehatan
Persentase Puskesmas Yang Memiliki Minimal 5 Jenis Tenaga Kesehatan
Persentase jumlah dokter, dokter gigi, bidan, perawat, sanitarian, promkes, nutrisionis di jawa barat menjadi juara tingkat nasional
Rasio dokter, dokter spesialis dan tenaga kesehatan lainnya
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 144
3.1.2 * Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan.
1. Pada tahun 2012, puskesmas/puskesmas keliling di Jawa Barat rata-rata melayani 56.462 orang penduduk dalam satu tahun. Sedangkan pada
tahun 2017, puskesmas/puskesmas keliling di Jawa Barat rata-rata melayani 44.782 orang penduduk dalam satu tahun.
Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan kesehatan
Permasalahan pelayanan kesehatan di Jawa Barat pada saat ini menunjukan belum optimalnya pelayanan kesehatan yang
ditandai dengan Indeks Kesehatan belum optimal dan masih perlu ditingkatkan, dengan capaian sebesar 80,72 poin pada tahun 2017, masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan rasio balita per satuan
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan kualitas dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan
a. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang berdaya saing
Program Pelayanan Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan
Program Kesehatan Masyarakat
Jumlah Kabupaten/Kota Dengan Persentase Persalinan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Minimal 88%
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 145
posyandu yang cenderung menurun. Hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayana
n kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi yang tidak merata, perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat, kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Jumlah Kabupaten/Kota Dengan Pemberian FE
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 146
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pada Bumil Minimal 95%
Program Desentralisasi Pelayanan Kesehatan
Persentase jumlah puskesmas di jawa barat menjadi juara tingkat nasional
2. Adapun rasio rumah sakit di Provinsi Jawa Barat tahun 2012, satu rumah sakit melayani 163.781 orang penduduk, sementara pada tahun 2016, satu rumah sakit di Jawa Barat secara rata-rata melayani 144.891 orang penduduk.
b. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan
Rasio kecukupan rumah sakit terhadap jumlah penduduk
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 147
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Rasio Kecukupan Tempat Tidur
Rasio Kecukupan Tempat Tidur
Rasio Kecukupan Tempat Tidur
Persentase ketersediaan obat esensial di puskesmas
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 148
3.2.2 *Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran hidup.
Jumlah kematian bayi di Provinsi Jawa Barat selama tahun 2012-2017 masih mengalami fluktuasi, jumlah kematian bayi tertinggi sebesar 4.803
kasus di Tahun 2012, dan terendah sebesar 1.321 kasus di Tahun 2014. Adapun rasio kematian bayi sebesar 5,2 di tahun 2012 dan kondisi akhir di tahun 2016 sebesar 3,93.
1. Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan kesehatan.
Permasalahan pelayanan kesehatan di Jawa Barat pada saat ini menunjukkan belum optimalnya pelayanan kesehatan yang
ditandai dengan Indeks Kesehatan belum optimal dan masih perlu ditingkatkan, dengan capaian sebesar 80,72 poin pada tahun 2017, masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan rasio balita per satuan
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan kualitas dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan
a. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang berdaya saing
Program Pelayanan Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan
Program Kesehatan Masyarakat
Jumlah Kematian Bayi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 149
posyandu yang cenderung menurun. Hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayana
n kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi yang tidak merata, perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat, kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Rasio Kematian Bayi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 150
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan
Persentase Kabupaten/kota dengan minimal 50 % puskesmas menyelenggarakan kesehatan tradisional
Persentase Kabupaten Kota dengan minimal 50 % puskesmas sesuai standar
Persentase RS Regional yg memenuhi standar
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 151
3.2.2 (b) Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Meningkatkan pelayanan posyandu di tingkat lingkungan terutama di Kab.Kuningan, Kab.Sumedang, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kab.Bandung Barat, Kab.Karawang, Kab.Cirebon, Kab.Subang, Kota Tasikmalaya,
Kab.Bogor, Kab.Garut, Kab.Ciamis, Kab.Indramayu, Kota Banjar, Kab.Purwakarta, Kab.Majalengka, & Kab.Tasikmalaya; Meningkatkan pemberian edukasi kesehatan ibu dan anak melalui kegiatan sosialisasi imunisasi dan vaksin, meningkatkan kerjasama perlibatan ibu PKK sebagai penggerak edukasi kesehatan bayi.
Posyandu, Petugas Posyandu, Kelurahan, Dinas Kesehatan, Puskesmas
Rasio Posyandu di Jawa Barat mencapai 1 : 80, dengan range 82 – 88. Rasio 1 : 80 artinya rata rata setiap satu Posyandu melayani 80 orang balita. Berapa
jumlah sasaran yang dilayani desa Posyandu tergantung pada proses musyawarah desanya, kondisi serta potensi wilayahnya termasuk jumlah penduduk dan jaraknya. Biasanya satu posyandu bisa melayani 50 -100 balita. Berarti rasio
Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan kesehatan
Permasalahan pelayanan kesehatan di Jawa Barat pada saat ini menunjukan belum optimalnya pelayanan kesehatan yang
ditandai dengan Indeks Kesehatan belum optimal dan masih perlu ditingkatkan, dengan capaian sebesar 80,72 poin pada tahun 2017, masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan rasio balita per satuan
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan kualitas dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan
a. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang berdaya saing
Program Pelayanan Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan
Persentase Desa/Kelurahan Yang Mencapai Uci >90%
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 152
Posyandu terhadap penduduk saat ini di Jawa barat sudah dalam kisaran 50-100
posyandu yang cenderung menurun. Hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayana
n kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi yang tidak merata, perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat, kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Jumlah Kematian Bayi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 153
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Rasio Kematian Bayi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 154
3.3.3 * Kejadian Malaria per 1000 orang.
Meningkatkan gerakan pencegahan penyakit menular dan tidak menular, meningkatkan gerakan hidup sehat (olahraga rutin, stop merokok, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan tempat tinggal,
melakukan penghijauan di sekitar tempat tinggal agar mendapatkan udara yang sehat), meningkatkan pemerataan tenaga kesehatan, meningkatkan pelayanan fasilitas kesehatan(puskesmas, klinik, rumah sakit, dan dokter praktik); meningkatkan layanan kesehatan (ambulance gratis, tenaga kesehatan siaga, pemeriksaan gratis di tingkat lingkungan)
Dinas Kesehatan
a. Masih tingginya penyakit menular dan tidak menular
Permasalahan pelayanan kesehatan di Jawa Barat pada saat ini menunjukan belum optimalnya pelayanan kesehatan yang
ditandai dengan Indeks Kesehatan belum optimal dan masih perlu ditingkatkan, dengan capaian sebesar 80,72 poin pada tahun 2017, masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan rasio balita per satuan
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan kualitas dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan
a. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang berdaya saing
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
Persentase Kab/kota yang sudah eliminasi malaria
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 155
terutama di Kab.Kuningan, Kab.Sumedang, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kab.Bandung Barat, Kab.Karawang, Kab.Cirebon, Kab.Subang, Kota Tasikmalaya, Kab.Bogor, Kab.Garut, Kab.Ciamis, Kab.Indramayu, Kota
Banjar, Kab.Purwakarta, Kab.Majalengka, & Kab.Tasikmalaya
posyandu yang cenderung menurun. Hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayana
n kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi yang tidak merata, perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat, kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 156
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat
b. meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan preventif
Program Promosi Kesehatan dan Program Kesehatan Masyarakat
Program Promosi Kesehatan
Program Kesehatan Masyarakat
Persentase Rumah tangga yang berprilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Persentase Kabupaten/Kota Yang Puskesmas Menyelenggarakan Kesehatan Olah Raga Pada Kelompok Masyarakat Di Wilayah Kerjanya
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 157
3.4.1 (a) Persentase merokok pada penduduk umur ≤18tahun.
Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat
Permasalahan pelayanan kesehatan di Jawa Barat pada saat ini menunjukan belum optimalnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan Indeks Kesehatan belum optimal dan masih perlu ditingkatkan, dengan capaian sebesar 80,72 poin pada tahun 2017, masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) dan rasio balita per satuan
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan kualitas dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan preventif
Program Promosi Kesehatan dan Program Kesehatan Masyarakat
Program Promosi Kesehatan
Program Kesehatan Masyarakat
Persentase Rumah tangga yang berprilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 158
posyandu yang cenderung menurun. Hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi yang tidak merata, perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat, kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 159
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persentase Kabupaten/Kota Yang Puskesmas Menyelenggarakan Kesehatan Olah Raga Pada Kelompok Masyarakat Di Wilayah Kerjanya
b. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan
Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Paru
Persentase Kinerja Pelayanan RS Paru Provinsi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 160
3.4.1 (b) Prevalensi tekanan darah tinggi.
Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat
Permasalahan pelayanan kesehatan di Jawa Barat pada saat ini menunjukan belum optimalnya pelayanan kesehatan yang
ditandai dengan Indeks Kesehatan belum optimal dan masih perlu ditingkatkan, dengan capaian sebesar 80,72 poin pada tahun 2017, masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan rasio balita per satuan
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan kualitas dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan preventif
Program Promosi Kesehatan dan Program Kesehatan Masyarakat
Program Promosi Kesehatan
Program Kesehatan Masyarakat
Persentase Rumah tangga yang berprilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 161
posyandu yang cenderung menurun. Hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayana
n kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi yang tidak merata, perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat, kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 162
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persentase Kabupaten/Kota Yang Puskesmas Menyelenggarakan Kesehatan Olah Raga Pada Kelompok Masyarakat Di Wilayah Kerjanya
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 163
3.7.2 (a) Total Fertility Rate (TFR). (TD)
a. Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan kesehatan.
Permasalahan pelayanan kesehatan di Jawa Barat pada saat ini menunjukan belum optimalnya pelayanan kesehatan yang
ditandai dengan Indeks Kesehatan belum optimal dan masih perlu ditingkatkan, dengan capaian sebesar 80,72 poin pada tahun 2017, masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan rasio balita per satuan
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan kualitas dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan
b. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan
Program Sumber Daya Kesehatan
Program Sumber Daya Kesehatan
Program Kesehatan Masyarakat
Jumlah Kabupaten/Kota Dengan Persentase Persalinan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Minimal 88%
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 164
posyandu yang cenderung menurun. Hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayana
n kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi yang tidak merata, perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat, kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 165
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata.
Jumlah Kabupaten/Kota Dengan Pemberian FE Pada Bumil Minimal 95%
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 166
3.8.2 *Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata
Permasalahan pelayanan kesehatan di Jawa Barat pada saat ini menunjukan belum optimalnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan Indeks Kesehatan belum optimal dan masih perlu ditingkatkan, dengan capaian sebesar 80,72 poin pada tahun 2017, masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) dan rasio balita per satuan
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan kualitas dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan
a. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang berdaya saing
Program Sumber Daya Kesehatan
Program Sumber Daya Kesehatan
Program Sumber Daya Kesehatan
Persentase Kab/Kota Yang Mendapatkan Pembiayaan Kesehatan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 167
posyandu yang cenderung menurun. Hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi yang tidak merata, perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat, kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Persentase Penduduk Yang Menjadi Peserta
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 168
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Jaminan Kesehatan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 169
3.a.1 * Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun.
Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat
Permasalahan pelayanan kesehatan di Jawa Barat pada saat ini menunjukan belum optimalnya pelayanan kesehatan yang
ditandai dengan Indeks Kesehatan belum optimal dan masih perlu ditingkatkan, dengan capaian sebesar 80,72 poin pada tahun 2017, masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan rasio balita per satuan
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan kualitas dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan preventif
Program Promosi Kesehatan dan Program Kesehatan Masyarakat
Program Promosi Kesehatan
Program Kesehatan Masyarakat
Persentase Rumah tangga yang berprilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 170
posyandu yang cenderung menurun. Hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayana
n kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi yang tidak merata, perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat, kinerja pelayanan kesehatan yang rendah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 171
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persentase Kabupaten/Kota Yang Puskesmas Menyelenggarakan Kesehatan Olah Raga Pada Kelompok Masyarakat Di Wilayah Kerjanya
b. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan
Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Paru
Persentase Kinerja Pelayanan RS Paru Provinsi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 172
PENDIDIKAN
1.4.1 (h) Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/sederajat.
Upaya tambahan untuk meningkatkan tingkat partisipasi penduduk adalah di Kab.Cianjur, Kab.Garut, Kab.Pur
wakarta, Kab.Sukabumi, Kab.Subang, Kab.Bandung Barat dan Kab.Majalengka, Masih belum meratanya akses dan partisipasi pendidikan terutama di pendidikan menengah dan tinggi; Daya dukung lahan terbang
Meningkatkan bantuan jaminan pendidikan gratis 12 tahun bagi anak kurang mampu terutama di Kab.Cianjur, Kab.Garut, Kab.Purwakarta, Kab.Sukabumi, Kab.Subang, Kab.Bandung Barat dan Kab.Majalengk
a; Meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan di Provinsi Jabar terutama untuk Kab.Cianjur, Kab.Garut, Kab.Purwakarta, Kab.Sukabumi, Kab.Subang, Kab.Bandung Barat dan Kab.Majalengka; pemerataan jumlah guru berkualitas di seluruh kota/kabupaten di Provinsi Jawa Barat; menambah jumlah sekolah yang layak dan jarak tempuh yang efektif di Kab.Cianjur,
Dinas Pendidikan
APM SMP/MTs sebesar 73,54 di tahun 2012, terus meningkat dan menjadi 80,29 di tahun 2017. Indikator ini merupakan kewenanga
n kabupaten/kota sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014.
Rendahnya tingkat partisipasi pendidikan di tingkat pendidikan menengah
Sedangkan nilai APM menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun pada seluruh jenjang pendidikan. Angka Partisipasi sekolah yang paling
rendah di Provinsi Jawa Barat yaitu pada kelompok usia 19-24 tahun atau pada jenjang perguruan tinggi
Meningkatnya Kebahagiaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Aksesibiltas dan Mutu Pendidikan
Menyelenggarakan Pendidikan yang Berkualitas, Merata dan Terjangkau
a. Meningkatkan Kualitas Pendidikan yang berdaya saing dan mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang menjang
kau seluruh wilayah
Harapan Lama Sekolah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 173
un di Provinsi Jawa Barat masih relatif cukup untuk pengembangan pembangunan dengan catatan tidak menggunakan kawasa
n fungsi lindung, Kerentanan bencana tinggi terdapat di wilayah pantai utara dan Cekungan Bandung. Selain itu peisisr selatan meliputi Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi & Kab.Tasikmalaya.
Kab.Garut, Kab.Purwakarta, Kab.Sukabumi, Kab.Subang, Kab.Bandung Barat dan Kab.Majalengka; meningkatkan bantuan penambahan sarana prasarana penunjang sekolah untuk pengembangan akademis dan
non akademis murid; Meningkatkan kerjasama antara dinas sosial dan dinas pendidikan dalam hal pemberian pendidikan bagi anak putus sekolah dan anak jalanan; meningkatkan layanan pendidikan bagi kaum diffable; Meningkatkan dana pendidikan sebesar target 20%; Meningkatkan kerjasama antara Provinsi Jawa Barat dan daerah dalam
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 174
pemberian bantuan pendidikan; Mengembangkan sekolah yang berwawasan lingkungan di Provinsi Jawa Barat terutama Kab.Cianjur, Kab.Garut, Kab.Purwakarta, Kab.Sukabumi, Kab.Subang, Kab.Bandung
Barat dan Kab.Majalengka; Mengembangkan sekolah tanggap bencana di daerah rawan bencana yaitu pesisir utara, Cekungan Bandung, Pesisir Selatan Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi & Kab.Tasikmalaya; Meningkatkan edukasi hidup sehat melalui pendidikan sekolah formal, Meningkatkan edukasi menjaga kualitas lingkungan melalui
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 175
pendidikan sekolah formal
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 176
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
4.1.1 (d) Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/ sederajat.
APK SD/MI tertinggi sebesar 109,42 di tahun 2015, terendah sebesar 103,28 di tahun 2012. Pada Tahun 2017, APK SD/MI pada angka 88,8. Indikator ini merupakan kewenangan
kabupaten/kota sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014.
Rendahnya tingkat partisipasi pendidikan di tingkat pendidikan menengah
Peningkatan kualitas manusia menjadi hal yang penting agar masyarakat Jawa Barat mampu bersaing secara global. Namun saat ini masih terkendala dengan beberapa permasalahan terkait perkemba
ngan sumber daya manusia antara lain masih rendahnya pelayanan pendidikan di Jawa Barat
Meningkatnya Kebahagiaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Aksesibiltas dan Mutu Pendidikan
Menyelenggarakan Pendidikan yang Berkualitas, Merata dan Terjangkau
a. Meningkatkan Kualitas Pendidikan yang berdaya saing dan mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang menjangkau seluruh wilayah
Harapan Lama Sekolah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 177
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
yang ditunjukan dengan adanya fluktuasi capaian Angka Partisipasi Kasar periode 2012-2017
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 178
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
4.1.1 (e) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/sederajat.
APK SMP/MTs tertinggi sebesar 90,07 di tahun 2015, terendah sebesar 85,26 di tahun 2013. Indikator ini merupakan kewenangan kabupaten/kota sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014.
Rendahnya tingkat partisipasi pendidikan di tingkat pendidikan menengah
Peningkatan kualitas manusia menjadi hal yang penting agar masyarakat Jawa Barat mampu bersaing secara global. Namun saat ini masih terkendala dengan beberapa permasalahan terkait perkemba
ngan sumber daya manusia antara lain masih rendahnya pelayanan pendidikan di Jawa Barat
Meningkatnya Kebahagiaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Aksesibiltas dan Mutu Pendidikan
Menyelenggarakan Pendidikan yang Berkualitas, Merata dan Terjangkau
a. Meningkatkan Kualitas Pendidikan yang berdaya saing dan mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang menjangkau seluruh wilayah
Harapan Lama Sekolah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 179
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
yang ditunjukan dengan adanya fluktuasi capaian Angka Partisipasi Kasar periode 2012-2017, sedangkan nilai APM menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun pada seluruh jenjang pendidikan. Angka Partisipasi sekolah yang paling rendah di Provinsi Jawa Barat yaitu pada kelompok usia 19-24 tahun
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 180
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
atau pada jenjang perguruan tinggi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 181
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
4.1.1 (f) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/sederajat.
APK SMA/MA/SMK tertinggi sebesar 76,48 di tahun 2017, terendah sebesar 60,12 di tahun 2013.
Rendahnya tingkat partisipasi pendidikan di tingkat pendidikan menengah
Peningkatan kualitas manusia menjadi hal yang penting agar masyarakat Jawa Barat mampu bersaing secara global. Namun saat ini masih terkendala dengan beberapa permasalahan terkait perkemba
ngan sumber daya manusia antara lain masih rendahnya pelayanan pendidikan di Jawa Barat
Meningkatnya Kebahagiaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Aksesibiltas dan Mutu Pendidikan
Menyelenggarakan Pendidikan yang Berkualitas, Merata dan Terjangkau
a. Meningkatkan Kualitas Pendidikan yang berdaya saing dan mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang menjangkau seluruh wilayah
Program Pendidikan Menengah
Program Pendidikan Menengah
Program Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Harapan Lama Sekolah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 182
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
yang ditunjukan dengan adanya fluktuasi capaian Angka Partisipasi Kasar periode 2012-2017, sedangkan nilai APM menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun pada seluruh jenjang pendidikan. Angka Partisipasi sekolah yang paling rendah di Provinsi Jawa Barat yaitu pada kelompok usia 19-24 tahun
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 183
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
atau pada jenjang perguruan tinggi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 184
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Rasio Siswa Per-Sekolah SMA
Rasio Siswa Per-Kelas SMA
Persentase Sekolah yang menjadi Sekolah SMA dengan Akreditasi B
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 185
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
4.1.1 (g) Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun.
Rata-Rata Lama Sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Barat pada tahun 2017 mencapai 8,14 tahun atau mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (7,95 tahun). Kondisi ini berarti bahwa rata-rata penduduk
Jawa Barat baru mampu menempuh pendidikan sampai dengan kelas 1 SMP atau putus sekolah di kelas 2 SMP.
Rendahnya tingkat partisipasi pendidikan di tingkat pendidikan menengah
Peningkatan kualitas manusia menjadi hal yang penting agar masyarakat Jawa Barat mampu bersaing secara global. Namun saat ini masih terkendala dengan beberapa permasalahan terkait perkemba
ngan sumber daya manusia antara lain masih rendahnya pelayanan pendidikan di Jawa Barat
Meningkatnya Kebahagiaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Aksesibiltas dan Mutu Pendidikan
Menyelenggarakan Pendidikan yang Berkualitas, Merata dan Terjangkau
a. Meningkatkan Kualitas Pendidikan yang berdaya saing dan mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang menjangkau seluruh wilayah
Program Pendidikan Menengah
Program Pendidikan Menengah
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Rata-rata Lama Sekolah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 186
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
yang ditunjukan dengan adanya fluktuasi capaian Angka Partisipasi Kasar periode 2012-2017, sedangkan nilai APM menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun pada seluruh jenjang pendidikan. Angka Partisipasi sekolah yang paling rendah di Provinsi Jawa Barat yaitu pada kelompok usia 19-24 tahun
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 187
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
atau pada jenjang perguruan tinggi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 188
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persentase Siswa Penerima Bantuan Operasioanl Sekolah (BOS) SD/SMP/SMA/SMK/SLB/Negeri Swasta
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 189
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
4.2.2 (a) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Indikator ini merupakan kewenangan kabupaten/kota sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014.
Rendahnya tingkat partisipasi pendidikan di tingkat pendidikan menengah
Peningkatan kualitas manusia menjadi hal yang penting agar masyarakat Jawa Barat mampu bersaing secara global. Namun saat ini masih terkendala dengan beberapa permasalahan terkait perkemba
ngan sumber daya manusia antara lain masih rendahnya pelayanan pendidikan di Jawa Barat
Meningkatnya Kebahagiaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Aksesibiltas dan Mutu Pendidikan
Menyelenggarakan Pendidikan yang Berkualitas, Merata dan Terjangkau
a. Meningkatkan Kualitas Pendidikan yang berdaya saing dan mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang menjangkau seluruh wilayah
Harapan Lama Sekolah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 190
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
yang ditunjukan dengan adanya fluktuasi capaian Angka Partisipasi Kasar periode 2012-2017, sedangkan nilai APM menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun pada seluruh jenjang pendidikan. Angka Partisipasi sekolah yang paling rendah di Provinsi Jawa Barat yaitu pada kelompok usia 19-24 tahun
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 191
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
atau pada jenjang perguruan tinggi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 192
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
4.3.1 (a) Tingkat partisipasi remaja dan dewasa dalam pendidikan dan pelatihan formal dan non formal dalam 12 bulan terakhir, menurut jenis kelamin.
Rendahnya tingkat partisipasi pendidikan di tingkat pendidikan menengah
Peningkatan kualitas manusia menjadi hal yang penting agar masyarakat Jawa Barat mampu bersaing secara global. Namun saat ini masih terkendala dengan beberapa permasalahan terkait perkemba
ngan sumber daya manusia antara lain masih rendahnya pelayanan pendidikan di Jawa Barat
Meningkatnya Kebahagiaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Aksesibiltas dan Mutu Pendidikan
Menyelenggarakan Pendidikan yang Berkualitas, Merata dan Terjangkau
a. Meningkatkan Kualitas Pendidikan yang berdaya saing dan mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang menjangkau seluruh wilayah
Program Pendidikan Menengah
Program Pendidikan Menengah
Program Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Rasio Siswa Per-Sekolah SMA
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 193
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
yang ditunjukan dengan adanya fluktuasi capaian Angka Partisipasi Kasar periode 2012-2017, sedangkan nilai APM menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun pada seluruh jenjang pendidikan. Angka Partisipasi sekolah yang paling rendah di Provinsi Jawa Barat yaitu pada kelompok usia 19-24 tahun
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 194
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
atau pada jenjang perguruan tinggi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 195
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Rasio Siswa Per-Kelas SMA
Persentase Sekolah yang menjadi Sekolah SMA dengan Akreditasi B
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 196
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
4.3.1 (b) Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT).
Indikator ini merupakan kewenangan Pemerintah Pusat sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014.
Masih belum meratanya akses dan partisipasi pendidikan terutama di pendidikan menengah dan tinggi
Peningkatan kualitas manusia menjadi hal yang penting agar masyarakat Jawa Barat mampu bersaing secara global. Namun saat ini masih terkendala dengan beberapa permasalahan terkait perkemba
ngan sumber daya manusia antara lain masih rendahnya pelayanan pendidikan di Jawa Barat
Meningkatnya Kebahagiaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Aksesibiltas dan Mutu Pendidikan
Menyelenggarakan Pendidikan yang Berkualitas, Merata dan Terjangkau
a. Meningkatkan Kualitas Pendidikan yang berdaya saing dan mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang menjangkau seluruh wilayah
Program Pendidikan Menengah
Program Pendidikan Menengah
Program Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Rasio Siswa Per-Sekolah SMA
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 197
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
yang ditunjukan dengan adanya fluktuasi capaian Angka Partisipasi Kasar periode 2012-2017, sedangkan nilai APM menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun pada seluruh jenjang pendidikan. Angka Partisipasi sekolah yang paling rendah di Provinsi Jawa Barat yaitu pada kelompok usia 19-24 tahun
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 198
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
atau pada jenjang perguruan tinggi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 199
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Rasio Siswa Per-Kelas SMA
Persentase Sekolah yang menjadi Sekolah SMA dengan Akreditasi B
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 200
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
4.4.1 * Proporsi remaja dan dewasa dengan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Meningkatkan kualitas pendidikan jenjang SMK sesuai keterampilan; Meningkatkan sarana prasarana untuk pengembangan kemampuan teknologi informasi; meningkatkan pemerataan guru yang berkualitas dalam hal teknologi informasi
Rendahnya tingkat partisipasi pendidikan di tingkat pendidikan menengah
Peningkatan kualitas manusia menjadi hal yang penting agar masyarakat Jawa Barat mampu bersaing secara global. Namun saat ini masih terkendala dengan beberapa permasalahan terkait perkemba
ngan sumber daya manusia antara lain masih rendahnya pelayanan pendidikan di Jawa Barat
Meningkatnya Kebahagiaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Aksesibiltas dan Mutu Pendidikan
Menyelenggarakan Pendidikan yang Berkualitas, Merata dan Terjangkau
a. Meningkatkan Kualitas Pendidikan yang berdaya saing dan mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang menjangkau seluruh wilayah
Program Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Program Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Program Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus
Rasio siswa per sekolah SLB
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 201
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
yang ditunjukan dengan adanya fluktuasi capaian Angka Partisipasi Kasar periode 2012-2017, sedangkan nilai APM menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun pada seluruh jenjang pendidikan. Angka Partisipasi sekolah yang paling rendah di Provinsi Jawa Barat yaitu pada kelompok usia 19-24 tahun
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 202
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
atau pada jenjang perguruan tinggi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 203
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Meningkatkan kesejahteraan, Kompetensi dan Profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah
Rasio siswa per kelas SLB
c. Meningkatkan minat baca masyarakat
Persentase SLB terakreditasi minimal B
Angka Kelulusan SLB
Jumlah Sekolah yang menyelenggarakan Pendidikan Jarak Jauh
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 204
SOSIAL
1.5.1 (a) Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana daerah.
Tingkat kesenjangan yang terjadi di beberapa kota/Kabupaten perlu ditangani secara fokus; Kota Bandung
memiliki koefisien gini tertinggi; PDRB cukup tinggi namun kesenjangan juga tinggi (kuadran II) yaitu Kota Bandung, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Cirebon. upaya tambahan untuk mempercepat
Meningkatkan kesiapan SDM tanggap bencana di daerah risiko bencana tinggi pesisir utara, Cekungan Bandung, pesisir selatan; Meningkatkan upaya mitigasi bencana melalui penghijauan lingkungan, penanaman pohon bakau
pinggir pantai; menjaga biota laut dan terumbu karang; Meningkatkan kebersihan kualitas lingkungan; Menjaga kebersihan DAS
BPBD; Dinas DAS, DLH, Dinas Kehutanan
Struktur geologi yang bersifat kompleks menjadikan sebagian wilayah Jawa Barat memiliki tingkat kerentanan yang tinggi dari ancaman bencana alam.
Jawa Barat secara geologi terletak di sebelah utara lajur pertemuan dua lempeng aktif yang saling bertumbukan. Kedua lempeng tektonik yang saling bertumbukan tersebut adalah lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eropa-Asia. Sumber-sumber
Belum optimalnya penanganan bencana sosial
a. Pertumbuhan dan pemerataan pembangunan sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya ketangguhan terhadap bencana
Mengurangi Risiko Bencana
Meningkatkan mitigasi dan penanggulangan bencana
Program Penanganan Fakir Miskin
Program Penanganan Fakir Miskin
Program Penanganan Fakir Miskin
Persentase keluarga miskin dan kelompok rentan yang meningkat produktivitas sosial ekonominya
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 205
penanganan kesenjangan dengan PDRB rendah dan kesenjangan tinggi di Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kab.Bogor, Kota
Cimahi, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Banjar, Kota Depok, Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi, Kab.Sumedang, Kab.Majalengka, Kab.Bandung Barat, Kab.Ciamis, Kab.Cirebon, Kab.Kuningan, Kab.Subang, Kab.Garut, Kota
potensi penyebab bencana alam di Jawa Barat yang perlu diwaspadai adalah 7 gunung api aktif, 5 sesar aktif serta aktivitas lempeng tektonik di selatan Jawa
Barat. Wilayah Jawa Barat terletak pada jalur Circum Pacific dan mediteran, sehingga sebagian besar wilayahnya termasuk daerah labil yang ditandai dengan masih banyaknya gunung berapi yang masih aktif bekerja sehingga memiliki resiko gempa
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 206
Tasikmalaya, dan Kota Sukabumi; Kerentanan bencana tinggi terdapat di wilayah pantai utara dan Cekungan
Bandung. Selain itu peisisr selatan meliputi Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi & Kab.Tasikmalaya. Daya dukung lahan terbangun masih relatf cukup untuk pengembangan pembangunan.
bumi. Bahaya lingkungan beraspek geologi yang sering terjadi di Jawa Barat antara lain masalah kegempaan, letusan gunungapi dan aliran lahar, longsor
(gerakan tanah), perubahan garis pantai dan erosi tebing sungai. Sumber penyebab bencana lainnya adalah tingginya intensitas curah hujan yang memicu gerakan tanah terutama di wilayah Jawa Barat bagian selatan, serta banjir di wilayah pantai
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 207
utara dan Cekungan Bandung. Selain itu, wilayah Jawa Barat bagian Selatan secara geologis memiliki kerentanan terhadap bencana Tsunami. Kawasan rawan
bencana banjir di Jawa Barat terkonsentrasi di Pesisir Pantai Utara Jawa Barat yang meliputi Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon (DAS Cimanuk dan Cipunagara), Cekungan Bandung (DAS Citarum), dan Kabupaten Ciamis (DAS
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 208
Citanduy). Rawan Bencana Tsunami, terutama terjadi di Palabuhan Ratu (Kabupaten Sukabumi), Pangandaran (Kabupaten Pangandaran), dan
Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan peta kawasan rawan bencana tsunami, terdapat tiga tingkat kerawanan yakni rendah (26,5%), menengah (34,5%), dan tinggi (40%). Tsunami umumnya disebabkan oleh gempa bumi dasar laut. Lebih dari 2/3 dari wilayah Jawa
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 209
Barat dikategorikan berpotensi rawan bencana gerakan tanah, dengan proporsi: 25,9% sangat rendah; 25,5% rendah; 40,4% menengah; dan 7,3%
tinggi.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 210
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Meningkatkan pendampingan dan rehabilitasi korban kekerasan, korban bencana alam
Dinas Sosial
Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Serta Perlindungan Masyarakat
Program Perlindungan Masyarakat
Tingkat Kesiapsiagaan penanganan bencana oleh Satlinmas
b. Wilayah di Provinsi Jawa Barat seringkali dilanda oleh bencana alam. Bahaya lingkungan beraspek geologi yang sering terjadi di Jawa Barat
Program Pengurangan Kerentanan Bencana
Program Kerentanan terhadap bencana
Tingkat sadar risiko bencana
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 211
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
antara lain masalah kegempaan, letusan gunung api dan aliran lahar, longsor (gerakan tanah), perubahan garis pantai dan erosi tebing sungai.
Program Peningkatan SDM dan Kelemb
agaan Penanggulangan Bencana
Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan penanggu
langan bencana
persentase fasilitator destana yang terbentuk
persentase posko kesiapsiagaan yang terbentuk
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 212
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.5.1 (b) Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana sosial.
Belum optimalnya penanganan bencana sosial
Permasalahan sosial muncul diakibatkan karena perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Sumber permasalahan sosial bisa terjadi dari proses sosial
kemasyarakatan dan bencana alam
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya upaya penanggulangan kemiskinan
Mempercepat Penanggulangan kemiskinan secara terpadu
a. Meningkatkan Perlindungan Sosial bagi Masyarakat Miskin
Program Pemberdayaan Sosial
Program Pemberdayaan Sosial
Program Pemberdayaan Sosial
Persentase PSKS yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
Program Pelayanan Rehabilitasi Sosial
Persentase PMKS yang pulih dan berkembang keberfungsian sosialnya
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 213
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Meningkatkan Pemenuhan Infrastruktur Dasar bagi Masyarakat Miskin
Program Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Program Pembinaan dan Pengembangan Perumahan
Program Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Program Pembinaan dan Pengembangan Perumahan
Prosentase Penanganan Hunian Rumah untuk Pendukungan Pelaksanaan Program Pemerintah dan Pasca Bencana
1.5.1 (c) Pendampingan psikososial korban bencana sosial.
Belum optimalnya penanganan bencana sosial
Permasalahan sosial muncul diakibatkan karena perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Sumber
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya upaya penanggulangan kemiskinan
Mempercepat Penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Meningkatkan Perlindungan Sosial bagi Masyarakat Miskin
Program Pelayanan Rehabilitasi Sosial , Program Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Akibat
Program Pelayanan Rehabilitasi Sosial
Program Pelayanan Rehabilitasi Sosial
Persentase PMKS yang pulih dan berkembang keberfungsian sosialnya
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 214
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
permasalahan sosial bisa terjadi dari proses sosial kemasyarakatan dan bencana alam
KLB Provinsi, dan Program Kesehatan Akibat Bencana Dan Kesehatan Akibat Klb Provinsi
Program Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Akibat KLB Provinsi
Program Kesehatan Akibat Bencana Dan Kesehatan Akibat KLB Provinsi
Persentase penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi yang mendapat pelayanan dasar
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 215
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.5.1 (e) Jumlah daerah bencana alam/bencana sosial yang mendapat pendidikan layanan khusus.
Belum optimalnya penanganan bencana sosial
Permasalahan sosial muncul diakibatkan karena perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Sumber permasalahan sosial bisa terjadi dari proses sosial
kemasyarakatan dan bencana alam
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya upaya penanggulangan kemiskinan
Mempercepat Penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Meningkatkan Perlindungan Sosial bagi Masyarakat Miskin
Program Pelayanan Rehabilitasi Sosial
Program Pelayanan Rehabilitasi Sosial
Program Pelayanan Rehabilitasi Sosial
Persentase PMKS yang pulih dan berkembang keberfungsian sosialnya
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 216
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.5.2 (a) Indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi.
Meningkatkan pendampingan dan rehabilitasi korban kekerasan, korban bencana alam
Dinas Sosial
Belum optimalnya penanganan bencana sosial
a, Pertumbuhan dan pemerataan pembangunan sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya ketangguhan terhadap bencana
Mengurangi Risiko Bencana
Meningkatkan mitigasi dan penanggulangan bencana
Program Penanganan Fakir Miskin
Program Penanganan Fakir Miskin
Program Penanganan Fakir Miskin
Persentase keluarga miskin dan kelompok rentan yang meningkat produktivitas sosial ekonominya
Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Serta Perlindungan Masyarakat
Program Perlindungan Masyarakat
Tingkat Kesiapsiagaan penanganan bencana oleh Satlinmas
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 217
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Wilayah di Provinsi Jawa Barat seringkali dilanda oleh bencana alam. Bahaya lingkungan beraspek geologi yang sering terjadi di Jawa Barat antara lain masalah kegempaa
n, letusan gunung api dan aliran lahar, longsor (gerakan tanah), perubahan garis pantai dan erosi tebing sungai.
Program Pengurangan Kerentanan Bencana
Program Kerentanan terhadap bencana
Tingkat sadar risiko bencana
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 218
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Penanggulangan Bencana
Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan penanggulangan bencana
persentase fasilitator destana yang terbentuk
persentase posko kesiapsiagaan yang terbentuk
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 219
10.1.1 * Koefisien Gini.
Meningkatkan pertumbuhan PDRB pada sektor industri dan pariwisata di mencapai garis PDRB provinsi yaitu 32,65 juta rupiah per kapita di Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kab.Bogor, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Banjar, Kota Depok, Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi, Kab.Sumedang, Kab.Majalengka, Kab.Bandung Barat, Kab.Ciamis, Kab.Cirebon, Kab.Kuningan, Kab.Subang, Kab.Garut, Kota Tasikmalaya, dan Kota Sukabumi; Meningkatkan investasi pada sektor pengembangan pertanian, kelautan dan perikanan,
industri kecil menengah, dan KUKM di Kota Bogor,
Dinas Industri, Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian
Indeks Gini Provinsi Jawa Barat masuk kategori ketimpangan sedang karena berada pada kisaran 0,3 sampai 0,5. Pada tahun 2012 sebesar 0,42 dan turun menjadi sebesar 0,40 di tahun 2013 dan 2014. Namun angka ini meningkat kembali pada tahun 2015 menjadi 0,43, menurun kembali tahun 2016 menjadi 0,40 dan di tahun 2017 sedikit mengalami
penurunan 0,01 persen sehingga
a. Masih tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran
a. Kemiskinan, pengangguran dan masalah sosial
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya upaya penanggulangan kemiskinan
Mempercepat Penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Meningkatkan Perlindungan Sosial bagi Masyarakat Miskin
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
Indeks Gini
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 220
Kota Sukabumi, Kab.Bogor, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Banjar, Kota Depok, Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi, Kab.Sumedang, Kab.Majalengka, Kab.Bandung Barat, Kab.Ciamis, Kab.Cirebon, Kab.Kuningan, Kab.Subang, Kab.Garut, Kota Tasikmalaya, dan Kota Sukabumi; Pengembangan jalur produksi, distribusi hingga marketing untuk produk - produk bernilai jual dan menumbuhkan ekonomi daerah di Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kab.Bogor, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Bekasi,
Kota Banjar, Kota Depok, Kab.Pangandaran,
menjadi 0,39 persen. Dengan semakin menurunnya Gini Ratio ini dapat diartikan bahwa distribusi pendapatan penduduk Jawa Barat semakin merata. Bila dibandingkan dengan nasional, indeks gini Provinsi Jawa Barat memiliki angka yang sama yaitu 0,39. Angka nasional tahun 2017 tidak bergerak dari angka tahun sebelumnya atau dengan kata lain tidak mengalami
penurunan sebagaimana Provinsi Jawa
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 221
Kab.Sukabumi, Kab.Sumedang, Kab.Majalengka, Kab.Bandung Barat, Kab.Ciamis, Kab.Cirebon, Kab.Kuningan, Kab.Subang, Kab.Garut, Kota Tasikmalaya, dan Kota Sukabumi Meningkatkan pelayanan rehabilitasi korban kekerasan; Meningkatkan kesehatan pikiran dan jiwa melalui gotong royong lingkungan, peningkatan interaksi sosial, aktif di kegiatan lingkungan; Meningkatkan layanan bantuan hukum bagi MBR
Barat. Indeks gini kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2016 yang lebih besar dari indeks gini Provinsi Jawa Barat sebesar 0,40 adalah: Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kota Tasikmalaya.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 222
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persentase keluarga miskin dan rentan yang meningkat kemandiriannya dalam mengakses layanan kebutuhan dasar
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 223
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Tingkat kemantapan jalan provinsi mencapai 98,01 persen di tahun 2016. Untuk mengoptimalkan kenyamanan dan kelancaran lalu lintas, maka kondisi
jalan masih perlu ditingkatkan lagi. Akar masalah dari kondisi jalan yang belum optimal
b. Pertumbuhan dan pemerataan pembangunan sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan
Terwujudnya percepatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan yang berkelanjutan
Meningkatnya aksesibilitas dan mobilitas transportasi menuju pusat-pusat perekonomian
Meningkatkan kapasitas dan kualitas sistem jaringan infrastruktur transportasi
Membangun prasarana angkutan laut, darat dan udara yang menghubungkan wilayah potensial
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Program Peningkatan Sarana Prasarana Perhubungan Darat di Jawa Barat
Jumlah Penumpang AKDP di Provinsi Jawa Barat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 224
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
, antara lain:Jaringan jalan belum merata, ketimpangan kawasan jalur utara, tengah dan selatan, sehingga tingkat mobilitas antar wilayah terbatas.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 225
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
c. Banyak kabupaten/kota yang kontribusi sektor pariwisata tehadap PDRB nya tergolong rendah, padahal daerah-daerah tersebut memiliki potensi pariwis
ata yang cukup baik.
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas ekonomi
a. Tercapainya pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif
Meningkatkan keunggulan daya tarik dan promosi wisata
a. Mengembangkan destinasi pariwisata dan produk wisata serta meningkatkan kualitas ekonomi kreatif, dan b. Peningkatan promosi pariwisata berbasis digital
Program pengembangan destinasi wisata dan Program Destinasi Pariwisata
Program pengembangan destinasi wisata
Program Destinasi Pariwisata
Persentase Destinasi Wisata yang dikembangkan
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata dan Progra
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Program Pemasaran Pariwisata
Persentase seni budaya dan destinasi wisata yang dipromosikan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 226
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
m Pemasaran Pariwisata
Program Industri Pariwisata
Persentase Industri kreatif yang dikembangkan
Kontribusi Pariwisata terhadap PDRB
c. Infrastruktur pendukung kawasan industri yang belum terintegrasi mengakibatkan tingginya biaya logistik dan ketimpangan pengembangan kawasan industri
b. Meningkatnya peran industri dan perdagangan dalam stabilitas perekonomian Jawa Barat
Meningkatkan daya saing industri
c. Mengembangkan klaster industri, kemitraan dan pemanfaatan teknologi
Program Pembangunan Industri, Program Pembangunan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Program Pemba
Program Pembangunan Industri
Program Pembangunan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE)
Laju pertumbuhan Sektor Industri
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 227
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
di Jawa Barat bagian Barat dengan Jawa Barat bagian Timur.
ngunan Industri Agro, Kimia, Tekstil dan Aneka, Program Pemberdayaan Industri Pangan, Olahan dan Kemasan, dan Program Pemberdayaan Industri Logam
Program Pembangunan Industri Agro, Kimia, Tekstil dan Aneka
Persentase pertumbuhan PMA/PMDN Sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 228
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Program Pemberdayaan Industri Pangan, Olahan dan Kemasan
Pertumbuhan jumlah Unit Usaha Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
Program Pemberdayaan Industri Logam
Pertumbuhan PMA/PMDN Sektor Industri Agro, Kimia, Tekstil dan Aneka
Pertumbuhan jumlah Unit Usaha Industri Agro, Kimia, Tekstil dan Aneka
Pesentase Industri Pangan, Olahan dan Kemasan yang dibina
Pesentase Industri Logam yang dibina
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 229
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
11.7.2 (a) Proporsi korban kekerasan dalam 12 bulan terakhir yang melaporkan kepada polisi. (TD)
Meningkatkan pelayanan rehabilitasi korban kekerasan; Meningkatkan kesehatan pikiran dan jiwa melalui gotong royong lingkungan, peningkatan interaksi sosial, aktif di kegiatan lingkungan; Meningkatkan layanan bantuan hukum bagi MBR
Dinas Sosial dan Dinas Kependudukan
Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Barat pada tahun 2017 yang dilaporkan oleh Motivator Keluarga Berencana (Motekar) ada sebanyak sebanyak 454 kasus. Mengingat Jawa Barat merupaka
n provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, sepertinya jumlah kasus tersebut belum semuanya terdata.
Masih rendahnya penanganan kasus-kasus kekerasaan anak, perempuan dan human trafficking
Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Jawa Barat pada saat ini masih perlu ditingkatkan, hal ini dikarenakan masih terjadinya diskriminasi pengupahan sektor informal terhadap perempuan, kualitas
tenaga kerja perempuan masih rendah, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan yang masih rendah,
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak
Menguatkan Peran Keluarga dan Kesetaraan Gender
Meningkatkan ketahanan keluarga serta Peran dan Perlindungan Perempuan dan Anak
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak lintas daerah Kabupaten/Kota
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak lintas daerah Kabupaten/Kota
Program Pengarusutamaan Gender dan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas terlatih di dalam Unit Pelayanan Terpadu
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 230
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Selain itu, Trafficking masih menjadi permasalahan di Jawa Barat. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan trafiicking yang meningkat selama 4 tahun terakhir dan posisi 2017 dilaporkan sebanyak 57 kasus.
paradigma pembangunan anak masih bersifat parsial, segmentatif, dan sektoral serta partisipasi perempuan di lembaga pemerintah baru mencapai 29,99 persen
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang mendapatkan Layanan Bantuan Hukum
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 231
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Cakupan perempuan korban kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi (KED) yang mendapat penanganan pengaduan oleh tenaga terlatih unit pelayanan terpadu
Cakupan anak korban kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi (KED) yang mendapat penanganan pengaduan oleh tenaga terlatih unit pelayanan terpadu
Cakupan anak berhadapan dengan hukum yang berhasil dibina
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 232
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
10.3.1 (c) Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).(TD)
Masih rentan terhadap konflik sosial
Lebih lanjut, permasalahan sosial lainnya yang potensial dapat terjadi yaitu Ancaman Tantangan, Hambatan, Gangguan (AHTG) terhadap stabilitas politik dan keamanan, pemaham
an idiologi serta kerukunan beragama. Untuk itu, perlu langkah-langkah preventif dan advokasi yang
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya upaya penanggulangan kemiskinan
Mempercepat Penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Meningkatkan Perlindungan Sosial bagi Masyarakat Miskin
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum dan HAM
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum dan HAM
Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum dan HAM
Persentase Harmonisasi dan Sinkronisasi terhadap Rancangan Prodak Hukum Daerah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 233
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
intens demi terciptanya kerukunan umat beragama
Persentase penyelenggaraan bantuan hukum dan HAM yang difasilitasi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 234
10.3.1 (c) Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) perempuan terutama kekerasan terhadap perempuan. (TD)
Masih banyaknya jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak
Sumber permasalahan sosial bisa terjadi dari proses sosial kemasyarakatan dan bencana alam. Penyandang Masalah Kesejahte
raan Sosial (PMKS) di Jawa Barat mengalami peningkatan. Hal tersebut disebabkan karena masih tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran, belum optimalnya penanganan bencana sosial, masih rendahnya penanganan kasus-
Meningkatnya Kebahagiaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak
Menguatkan Peran Keluarga dan Kesetaraan Gender
Meningkatkan ketahanan keluarga serta Peran dan Perlindungan Perempuan dan Anak
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak lintas daerah Kabupaten/Kota
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak lintas daerah Kabupaten/Kota
Program Perlindungan Perempuan dan Anak
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang mendapatkan Layanan Bantuan Hukum
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 235
kasus kekerasaan anak, perempuan dan human trafficking, belum optimalnya penanganan PMKS melalui rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial,
penanganan Fakir Miskin serta Perlindungan dan Jaminan Sosial, dan masih rentan terhadap konflik sosial dan kurangnya pemanfaatan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 236
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Cakupan perempuan korban kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi (KED) yang mendapat penanganan pengaduan oleh tenaga terlatih unit pelayanan terpadu
16.3.1 (b) Jumlah orang atau kelompok masyarakat miskin yang memperoleh bantuan hukum litigasi dan non litigasi.
Dalam aspek hukum, penegakkan hukum yang lemah dan tidak konsisten mempengaruhi pula kondisi ketentraman dan ketertiban masyarakat
Lebih lanjut, permasalahan sosial lainnya yang potensial dapat terjadi yaitu Ancaman Tantangan, Hambatan, Gangguan (AHTG) terhadap stabilitas politik dan keamanan,
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya upaya penanggulangan kemiskinan
Mempercepat Penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Meningkatkan Perlindungan Sosial bagi Masyarakat Miskin
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum dan HAM
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum dan HAM
Program Koordinasi dan Fasilitasi Pelayanan Sosial
Persentase Harmonisasi dan Sinkronisasi terhadap Rancangan Prodak Hukum Daerah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 237
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
pemahaman idiologi serta kerukunan beragama. Untuk itu, perlu langkah-langkah preventif dan advokasi yang intens demi terciptanya kerukunan umat beragama
Persentase Bahan Kebijakan
Umum Lingkup Pelayanan Sosial yang ditindaklanjuti
Indeks kepuasaan fasilitasi layanan keagamaan untuk mendukung Kerukunan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 238
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Umat Beragama
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 239
1.2.1 * Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
Meningkatkan bantuan jaminan sosial bagi MBR, meningkatkan bantuan kebutuhan pokok bagi keluarga Pra Sejahtera, Meningkatkan keterampilan SDM masyarakat miskin agar siap untuk menjadi tenaga kerja
yang terampil, Meningkatkan keterampilan berwirausaha di Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kab.Bogor, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Banjar, Kota Depok, Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi, Kab.Sumedang, Kab.Majalengka, Kab.Bandung Barat, Kab.Ciamis, Kab.Cirebon, Kab.Kuningan, Kab.Subang, Kab.Garut, Kota Tasikmalaya,
Dinas Sosial
1. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dari tahun ke tahun telah melaksanakan upaya penanggulangan kemiskinan, jumlah penduduk miskin pada tahun
2012 mencapai 4.485.654 jiwa dan menurun menjadi 3,774 juta jiwa pada bulan September tahun 2016. Pemerintah Jawa Barat dapat menurunkan jumlah penduduk miskin dari 9,89 persen pada tahun 2012 menjadi 7,83 persen pada tahun 2017.
Kurangnya pemanfaatan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Permasalahan sosial muncul diakibatkan karena perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Sumber permasal
ahan sosial bisa terjadi dari proses sosial kemasyarakatan dan bencana alam. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Jawa Barat mengalami peningkatan. Hal tersebut disebabkan karena masih tingginya tingkat
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya upaya penanggulangan kemiskinan
Mempercepat Penanggulangan kemiskinan secara terpadu
a. Meningkatkan Kemampuan Ekonomi bagi Masyarakat Miskin
Program Ketahanan Keluarga dan Kesejahteraan Keluarga
Program Ketahanan Keluarga dan Kesejahteraan Keluarga
Program Pelayanan Rehabilitasi Sosial
Persentase Penduduk Miskin
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 240
dan Kota Sukabumi.
Artinya pada periode tahun 2012 sampai 2017 Pemerintah Jawa Barat berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 2,06 persen. tahun
2012-2017 terjadi penurunan tingkat kemiskinan di Jawa Barat, di mana penurunan tingkat kemiskinan mencapai 2,06 persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perlambatan penurunan kemiskinan di Jawa Barat dari target yang telah ditetapkan tidak terlepas dari
kemiskinan dan pengangguran, belum optimalnya penanganan bencana sosial, masih rendahnya penanganan kasus-kasus kekerasaa
n anak, perempuan dan human trafficking, belum optimalnya penanganan PMKS melalui rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, penanganan Fakir Miskin serta Perlindungan dan Jaminan Sosial, dan masih rentan terhadap konflik sosial dan kurangny
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 241
kondisi makro ekonomi nasional, hal ini diperkuat dengan terjadinya kenaikan harga pangan terutama beras sebagai komponen utama konsumsi masyaraka
t miskin sebesar 24,58 persen dari 65 persen bahan makanan pada penghitungan garis kemiskinan dari bulan Februari – September 2017.
a pemanfaatan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 242
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2. Keluarga Pra Sejahtera semakin menurun yaitu 1.114.337 pada tahun 2017, dibandingkan dengan tahun 2015 yang berjumlah 2.390.125. Di sisi lain, jumlah Keluarga Sejahtera I tahun 2017
sebanyak 6.442.293. Angka ini meningkat drastis bila dibandingkan tahun 2015 yang berjumlah 3.570.220. Adapun jumlah Keluarga Sejahtera
Belum optimalnya penanganan PMKS melalui rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, penanganan Fakir Miskin serta Perlindungan dan Jaminan Sosial
b. Meningkatkan Pemenuhan Infrastruktur Dasar bagi Masyarakat Miskin
Persentase PMKS yang pulih dan berkembang keberfungsian sosialnya
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 243
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
II di tahun 2017 berjumlah 4.957.539, angka ini menurun drastis dari tahun 2015 yang berjumlah 6.443.833. Kondisi ini menunjukkan Keluarga Sejahtera II mengalami penurunan menjadi Keluarga Sejahtera I
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 244
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
5.5.1* Proporsi kursi yang diduduki perempuan di parlemen tingkat pusat, parlemen daerah dan pemerintah daerah.
Meningkatkan tingkat pendidikan perempuan; Sosialiasi pentingnya pendidikan bagi perempuan mencapai target 100%
Dinas Sosial
Berdasarkan data tahun 2012 sampai tahun 2016 diketahui bahwa Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah tahun 2012 sebesar 0,11 meningkat menjadi 29,99 persen pada tahun
2016.
Belum optimalnya penanganan kesetaraan dan diskriminasi gender
Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Jawa Barat pada saat ini masih perlu ditingkatkan, hal ini dikarenakan masih terjadinya diskriminasi pengupahan sektor informal terhadap perempuan, kualitas
tenaga kerja perempuan masih rendah, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan yang masih rendah,
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak
Menguatkan Peran Keluarga dan Kesetaraan Gender
Meningkatkan ketahanan keluarga serta Peran dan Perlindungan Perempuan dan Anak
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak lintas daerah Kabupaten/Kota
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak lintas daerah Kabupaten/Kota
Program Pengarusutamaan Gender dan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
Cakupan organisasi perempuan yang mendapat pembinaan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 245
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
paradigma pembangunan anak masih bersifat parsial, segmentatif, dan sektoral serta partisipasi perempuan di lembaga pemerintah baru mencapai 29,99 persen
Cakupan ketersediaan data terpilah yang up to date pada 27 kabupaten/kotadi Jawa Barat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 246
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Cakupan pembinaan Pengarusutamaan Gender ke kabupaten kota
Cakupan kelompok PEKKA yang mendapat program pembinaan Program PEKKA
Cakupan kepala keluarga yang mendapat pembinaan Program P2WKSS
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 247
TENAGA KERJA
8.3.1* Proporsi lapangan kerja informal sektor nonpertanian, berdasarkan jenis kelamin.
- Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang rendah
Peningkatan angka partisipasi kerja mencapai 80%, Peningkatan lapangan pekerjaan, Pengembangan kewirausahaan berbasis ekonomi lokal; Pengembangan SDM yang kreatif, inovatif dan produktif di Provinsi
Jawa Barat melalui kegiatan Pelatihan keterampilan sebelum terjun ke lapangan tenaga kerja, Pendidikan informal (kursus) sesuai kebutuhan lapangan pekerjaan, Sertifikasi keterampilan, Pelatihan ketrampilan gratis (membuat kue, memasak, membuat kerajinan) oleh PKK ; Program pengembangan lapangan kerja sektor informal melalui kegiatan
Dinas Ketenagakerjaan
Berdasarkan data BPS, dari 35.353.191 jiwa penduduk usia kerja ini 22.391.003 jiwa adalah angkatan kerja (terdiri dari yang bekerja dan mencari
kerja) dan 12.962.188 jiwa bukan angkatan kerja (terdiri dari mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya). Penduduk yang bekerja sejumlah 20.551.575 jiwa terdiri dari 13.531.806 jiwa laki-laki dan 7.019.769 jiwa perempuan.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang tinggi sebesar 8,89 persen di tahun 2016
Pengangguran merupakan salah satu masalah penting yang harus segera dituntaskan, dimana berdasarkan data BPS tercatat terjadi
penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari Februari Tahun 2012 sebesar 9, 84 persen menjadi 8,16 persen pada bulan Februari Tahun 2018 dan selama lima tahun terakhir terjadi penurunan pengangguran sebesar 1,68 persen.
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Menurunnya Tingkat Pengangguran
Memperluas Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
Meningkatkan Kapasitas dan Keterampilan Angkatan Kerja yang berbasis digital dan teknologi untuk memenuhi Kebutuhan
Pasar
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Program Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja
Persentase Tenaga Kerja yang Tersertifikasi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 248
Mengembangkan pertanian berdaya jual tinggi, Mengembangkan tambak perikanan bernilai jual tinggi
Meskipun terjadi penurunan secara persentase namun secara absolut jumlah pengangguran masih tinggi yaitu sebesar 1,86 juta orang pada
Februari Tahun 2018 hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan kesempatan kerja baru serta tidak adanya link and macth antara kompetensi yang dimiliki tenaga kerja dengan pasar kerja. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 249
terbatas, banyak PHK, kurangnya minat pencari kerja untuk usaha mandiri menjadi faktor-faktor pemicu angka pengangguran tinggi di
Jawa Barat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 250
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan di tahun 2012 sebesar 43,51 persen, menurun di tahun 2015 menjadi 38,74 persen. Namun angka ini meningkat kembali secara signifikan di tahun 2017 menjadi
43,89 persen.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 251
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang tinggi
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Jawa Barat cenderung mengalami fluktuatif. Pada tahun 2017, TPT terendah mencapai 8,22 persen. TPT tertinggi tahun 2013 yang mencapai 9,22 persen.
Dibandingkan dengan TPT nasional, maka TPT Jawa Barat berada pada posisi lebih tinggi. Pada saat
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 252
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
TPT nasional sebesar 5,50 persen, maka TPT Jawa Barat 8,22 persen.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 253
8.3.1* Persentase tenaga kerja formal.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja mengalami penurunan dan juga peningkatan, dimana pada tahun 2012 sebesar 63,78 persen, menurun di tahun 2013
menjadi 63,01 persen, pada tahun 2014 dan tahun 2015 menurun menjadi 62,77 persen dan 60,34 persen dan meningkat di tahun 2016 dan 2017 menjadi 60,65 dan 63,34 persen
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang rendah sebesar 60,65 persen di tahun 2016
Pengangguran merupakan salah satu masalah penting yang harus segera dituntaskan, dimana berdasarkan data BPS tercatat terjadi
penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari Februari Tahun 2012 sebesar 9, 84 persen menjadi 8,16 persen pada bulan Februari Tahun 2018 dan selama lima tahun terakhir terjadi penurunan pengangguran sebesar 1,68 persen.
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Menurunnya Tingkat Pengangguran
Memperluas Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
Mengembangkan Inkubator Bisnis
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Program Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja
Persentase Tenaga Kerja yang Tersertifikasi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 254
Meskipun terjadi penurunan secara persentase namun secara absolut jumlah pengangguran masih tinggi yaitu sebesar 1,86 juta orang pada
Februari Tahun 2018 hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan kesempatan kerja baru serta tidak adanya link and macth antara kompetensi yang dimiliki tenaga kerja dengan pasar kerja. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 255
terbatas, banyak PHK, kurangnya minat pencari kerja untuk usaha mandiri menjadi faktor-faktor pemicu angka pengangguran tinggi di
Jawa Barat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 256
8.3.1 (b) Persentase tenaga kerja informal sektor pertanian.
Penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian mengalami penurunan
Pengangguran merupakan salah satu masalah penting yang harus segera dituntaskan, dimana berdasarkan data BPS tercatat terjadi
penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari Februari Tahun 2012 sebesar 9, 84 persen menjadi 8,16 persen pada bulan Februari Tahun 2018 dan selama lima tahun terakhir terjadi penurunan pengangguran sebesar 1,68 persen.
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas
ekonomi
Jawa Barat sebagai daerah pertanian, Kelautan dan perikanan yang mandiri untuk mencapai kedaulatan pangan
Mengembangkan inovasi untuk peningkatan produksi/produktivitas dan nilai tambah hasil pertanian serta kelautan dan perikanan
Revitalisasi lahan, dukungan infrastruktur, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan sumber
saya manusia.
Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Tanaman Pangan dan Hortikultura
Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Tanaman Pangan dan Hortikultura
Program pelatihan tanaman pangan dan hortikultura
Persentase SDM TPH yang Terampil
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 257
Meskipun terjadi penurunan secara persentase namun secara absolut jumlah pengangguran masih tinggi yaitu sebesar 1,86 juta orang pada
Februari Tahun 2018 hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan kesempatan kerja baru serta tidak adanya link and macth antara kompetensi yang dimiliki tenaga kerja dengan pasar kerja. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 258
terbatas, banyak PHK, kurangnya minat pencari kerja untuk usaha mandiri menjadi faktor-faktor pemicu angka pengangguran tinggi di
Jawa Barat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 259
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Balai Pelatihan Pertanian
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 260
8.6.1* Persentase usia muda (15-24 tahun) yang sedang tidak sekolah, bekerja atau mengikuti pelatihan (NEET).
Kurangnya minat pencari kerja untuk usaha mandiri
Pengangguran merupakan salah satu masalah penting yang harus segera dituntaskan, dimana berdasarkan data BPS tercatat terjadi
penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari Februari Tahun 2012 sebesar 9, 84 persen menjadi 8,16 persen pada bulan Februari Tahun 2018 dan selama lima tahun terakhir terjadi penurunan pengangguran sebesar 1,68 persen.
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Menurunnya Tingkat Pengangguran
Memperluas Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
Meningkatkan Kapasitas dan Keterampilan Angkatan Kerja yang berbasis digital dan teknologi untuk memenuhi Kebutuhan
Pasar
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Program Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja
Persentase Tenaga Kerja yang Tersertifikasi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 261
Meskipun terjadi penurunan secara persentase namun secara absolut jumlah pengangguran masih tinggi yaitu sebesar 1,86 juta orang pada
Februari Tahun 2018 hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan kesempatan kerja baru serta tidak adanya link and macth antara kompetensi yang dimiliki tenaga kerja dengan pasar kerja. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 262
terbatas, banyak PHK, kurangnya minat pencari kerja untuk usaha mandiri menjadi faktor-faktor pemicu angka pengangguran tinggi di
Jawa Barat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 263
8.8.1 (a) Jumlah perusahaan yang menerapkan norma K3. (TD)
Program penjaminan sosial bidang ketenagakerjaan melalui kegiatan :
Pengangguran merupakan salah satu masalah penting yang harus segera dituntaskan, dimana berdasarkan data BPS tercatat terjadi
penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari Februari Tahun 2012 sebesar 9, 84 persen menjadi 8,16 persen pada bulan Februari Tahun 2018 dan selama lima tahun terakhir terjadi penurunan pengangguran sebesar 1,68 persen.
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Menurunnya Tingkat Pengangguran
Memperluas Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
Meningkatkan Kapasitas dan Keterampilan Angkatan Kerja yang berbasis digital dan teknologi untuk memenuhi Kebutuhan
Pasar
Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Program Pengawasan Ketenagakerjaan
Persentase perusahaan yang menerapkan norma ketenagakerjaan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 264
Meskipun terjadi penurunan secara persentase namun secara absolut jumlah pengangguran masih tinggi yaitu sebesar 1,86 juta orang pada
Februari Tahun 2018 hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan kesempatan kerja baru serta tidak adanya link and macth antara kompetensi yang dimiliki tenaga kerja dengan pasar kerja. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 265
terbatas, banyak PHK, kurangnya minat pencari kerja untuk usaha mandiri menjadi faktor-faktor pemicu angka pengangguran tinggi di
Jawa Barat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 266
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
a. Pengawasan perusahaan memberikan asuransi ketenagakerjaan
b. Jaminan sosial ketenagakerjaan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 267
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
8.9.2* Jumlah pekerja pada industri pariwisata dalam proporsi terhadap total pekerja. (TD)
Kontribusi Pariwisata terhadap PDRB Tahun 2014 sebesar 2,43 persen, di tahun 2015 tetap pada 2,43 persen, sedangkan di tahun 2016 naik menjadi 2,55 persen, dan di tahun 2017 menjadi sebesar 2,71
persen
Permasalahan lain yang penting adalah belum menguatnya pariwisata sebagai pendorong terciptanya perekonomian inklusif, hal tersebut disebabkan oleh masih lemahnya konektivitas
infrastruktur transportasi menuju destinasi wisata, terbatasnya atraksi di destinasi wisata yang menekan
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas ekonomi
Tercapainya pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif
Meningkatkan keunggulan daya tarik dan promosi wisata
Mengembangkan destinasi pariwisata dan produk wisata serta meningkatkan kualitas ekonomi kreatif
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Persentase pencari kerja terdaftar yang Bekerja
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 268
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
lama kunjung wisatawan, belum terinternalisasinya nilai-nilai hospitality di masyarakat, belum maksimalnya analisa pasar wisatawan, branding dan aktivitas promosi, keterbatasan produk ekonomi kreatif dan rendahnya konsumsi produk lokal.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 269
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
9.2.2* Proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur.(TD)
Terjadinya penurunan realisasi penanaman modal asing yang disebabkan oleh realisasi investasi di kabupaten/kota belum merata, ketersediaan dan kualitas infrastruktur penunjang
investasi belum merata, dinamika sosial mempengaruhi kepastian dan keamanan berusaha, belum optimalny
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Menurunnya Tingkat Pengangguran
Memperluas Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
a. Meningkatkan Kapasitas dan Keterampilan Angkatan Kerja yang berbasis digital dan teknologi untuk memenuhi Kebutuhan Pasar
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Persentase pencari kerja terdaftar yang Bekerja
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 270
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
a serapan tenaga kerja lokal pada perusahaan/kegiatan PMA/PMDN
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 271
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
5.1.1* Jumlah kebijakan yang responsif gender mendukung pemberdayaan perempuan.
Belum optimalnya penanganan kesetaraan dan diskriminasi gender
Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Jawa Barat pada saat ini masih perlu ditingkatkan, hal ini dikarenakan masih terjadinya diskriminasi pengupahan sektor informal terhadap perempuan, kualitas
tenaga kerja perempuan masih rendah, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan yang masih rendah,
Meningkatnya kebahagiaan dan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak
Menguatkan Peran Keluarga dan Kesetaraan Gender
Meningkatkan ketahanan keluarga serta Peran dan Perlindungan Perempuan dan Anak
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak lintas daerah Kabupaten/Kota
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak lintas daerah Kabupaten/Kota
Program Pengarusutamaan Gender dan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
Cakupan organisasi perempuan yang mendapat pembinaan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 272
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
paradigma pembangunan anak masih bersifat parsial, segmentatif, dan sektoral serta partisipasi perempuan di lembaga pemerintah baru mencapai 29,99 persen
Cakupan ketersediaan data terpilah yang up to date pada 27 kabupaten/kotadi Jawa Barat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 273
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Cakupan pembinaan Pengarusutamaan Gender ke kabupaten kota
Cakupan kelompok PEKKA yang mendapat program pembinaan Program PEKKA
Cakupan kepala keluarga yang mendapat pembinaan Program P2WKSS
Misi 3: Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 274
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
6.1.1 (a) Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sumber air minum layak.
Belum optimalnya pemenuhan sanitasi layak dalam mencapai target 100%; Kota/Kabupaten dengan ketercapaian akses air
minum rendah adalah Kota Cimahi, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bogor,Kota Tasikmalaya, Kab.Pangandaran dan Kab.Sukabumi; Kota/Kabupaten dengan pencapaian sanitasi dibawah
Meningkatkan konservasi DAS di daerah tangkapan terutama wilayah defisit air melingkupi Kab.Subang, Kab.Karawang, Kab.Indramayu, Kab.Bekasi, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Cimahi, dan Kota Cirebon;
Meningkatkan kerjasama kemitraan antar pemangku kepentingan BBWS, PDAM, DLH, BPDAS Dinas SDA,Dinas Kehutanan, Dinas PU; Membangun pintu air baru dari daerah surplus air ke daerah defisit air meliputi Kab.Subang,Kab.Karawang, Kab.Indramayu, Kab.Bekasi, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Cimahi, dan Kota Cirebon dari daerah sekitarnya;
Dinas DAS, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PU & Tata Raung, PDAM, Dinas Kehutanan; BPDAS
Jumlah rumah tangga pengguna air minum bersih di tahun 2014 sebesar 65,19 persen, meningkat di tahun 2015 menjadi 68,30 persen dan meningkat
kembali di tahun 2016 dan 2017 menjadi 68,81 persen dan 71,57 persen. Sedangkan untuk jumlah rumah tangga pengguna air minum layak di tahun 2014 sebesar 65,01 persen, meningkat di tahun 2015 menjadi 67,20 persen dan terus meningkat di tahun
Cakupan pelayanan air minum belum optimal dan masih perlu ditingkatkan dengan melihat target Universal Access.
Cakupan pelayanan air minum baru mencapai 73,17 persen di tahun 2017. Akar masalah terkait masalah cakupan pelayanan air minum, antara lain: 1) Kualitas air baku rendah
Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal, pelayanan air minum, air bersih dan air
baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatkan ketersedian air untuk menunjang produktifitas ekonomi dan domestik
Meningkatkan kelestarian dan pendayagunaan sumber daya air
Meningkatkan kelestarian dan perlindungan terhadap Sumber Daya Air
Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Situ, Sungai, Pantai, dan Sumber Daya Air lainnya
Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Situ, Sungai, Pantai, dan Sumber Daya Air lainnya
Program Bina Konstruksi Sumber Daya Air
Prosentase peningkatan kualitas pelaksanaan Konstruksi Sumber Daya Air
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 275
60% adalah Kab.Tasikmalaya, Kab.Sukabumi, Kab.Pangandaran dan Kota Tasikmalaya; Persoalan penumpukan sampah
terjadi di beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat seperti di Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota Depok; potensi timbulan sampah di Provinsi Jawa Barat terus mengalami peningkatan
meningkatkan konservasi lahan sekitar DAS; meneapkan sistem rain water harvesting; Menyusun laporan rencana induk DAS; meningkatkan jaringan layanan air minum di ota Cimahi, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bogor,Kota Tasikmalaya, Kab.Pangandaran dan Kab.Sukabumi
2016 menjadi 67,62 persen dan Tahun 2017 menjadi 70,50 %.
dan kuantitas air baku berfluktuasi di beberapa tempat. 2) Sebaran sumber air baku tidak merata berdasa
rkan pemusatan penduduk, sehingga pendistribusian air minum belum optimal. 3) Kinerja kelembagaan belum menerapkan prinsip Good Governance sehingga pengelolaan sistem tidak
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 276
setiap tahunnya di setiap Kabupaten/Kota; Kabupaten/Kota dengan potensi peningkatan timbulan sampah yang tinggi
adalah Kab.Bandung, Kab.Bandung Barat, Kab.Bekasi, Kab.Bogor, Kab.Karawang, Kota Bandung, Kota Bekasi, dan Kota Depok; Target peningkatan sanitasi baru mencapai 66,25 % dari target 100%, Target desa/kel
optimal, baik di PDAM maupun pada lembaga pengelola SPAM yang dikelola masyarakat. 4) Keterbatasan
pendanaan APBD untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum. Belum semua pemerintah kab/kota memiliki kebijakan dan rencana pemenuhan kebutuhan air minum
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 277
urahan dengan stop BABS masih rendah; Peningkatan rumah layak huni belum optimal; beberapa kota/kabupaten yang
akan terlampaui daya tampungnya pada tahun 2024 meliputi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Cimahi; Defisit air berada di Kabupaten Subang, Kabupat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 278
en Karawang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cirebon, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota
Bandung, Kota Bogor, Kota Cimahi, dan Kota Cirebon.
Indeks Pemakaian Air
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 279
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Cakupan Pelayanan Air Minum
6.1.1 (b) Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah tangga, perkotaan dan industri, serta penyediaan air baku untuk pulau-pulau.
Cakupan Pelayanan Air Minum di Provinsi Jawa Barat terus meningkat dari tahun ke tahun, di tahun 2013 sebesar 60,52 persen dan meningkat terus sampai tahun 2017 menjadi 73,17 persen.
Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal, pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatkan ketersedian air untuk menunjang produktifitas ekonomi dan domestik
Meningkatkan kelestarian dan pendayagunaan sumber daya air
a. Meningkatkan kelestarian dan perlindungan terhadap Sumber Daya Air
Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Situ, Sungai, Pantai, dan Sumber Daya Air lainnya
Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Situ, Sungai, Pantai, dan Sumber Daya Air lainnya
Program pengembangan air baku
Indeks Pemakaian Air
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 280
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Jumlah pelayanan ketersediaan air baku
b. Meningkatkan pengelolaan layanan air untuk
domestik, industri dan pertanian
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 281
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
6.5.1 (a) Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu (RPDAST) yang diinternalisasi ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). (TD)
Kondisi baik jaringan irigasi kewenangan provinsi baru mencapai 72,06 persen di tahun 2016. Sekitar 27,94 persen irigasi dalam kondisi rusak berat dan ringan,
hal ini disebabkan karena umur jaringan irigasi yang sudah terlalu tua dan kerusakan karena
Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal, pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan
distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatkan ketersedian air untuk menunjang produktifitas ekonomi dan domestik
Meningkatkan kelestarian dan pendayagunaan sumber daya air
a. Meningkatkan kelestarian dan perlindungan terhadap Sumber Daya Air
Program Pengelolaan Kelembagaan, Data dan Sistem Informasi Sumber Daya Air
Program Pengelolaan Kelembagaan, Data dan Sistem Informasi Sumber Daya Air
Program Perencanaan Teknis Sumber Daya Air
Prosentase penerapan perencanaan teknis sumber daya air
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 282
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
tinggi dan rentannya kejadian bencana alam di Provinsi Jawa Barat
dikelola secara tepat guna
b. Meningkatkan kinerja jaringan irigasi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 283
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
6.5.1 (b) Jumlah stasiun hidrologi dan klimatologi yang dilakukan updating dan revitalisasi. (TD)
Aspek pemanfaatan ruang terkendala pada pelaksanaan pemanfaatan ruang (pembangunan) yang tidak sesuai dengan RTRW Provinsi Jawa Barat
Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal, pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan
distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatkan ketersedian air untuk menunjang produktifitas ekonomi dan domestik
Meningkatkan kelestarian dan pendayagunaan sumber daya air
Meningkatkan pengelolaan layanan air untuk domestik, industri dan pertanian
Program Pengendalian Daya Rusak Air
Program Pengendalian Daya Rusak Air
Program hidrologi dan sistem data Sumber Daya Air
Tingkat pelayanan informasi publik sumber daya air
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 284
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
dikelola secara tepat guna
6.5.1 (f) Jumlah wilayah sungai yang memiliki partisipasi masyarakat dalam pengelolaan daerah tangkapan sungai dan danau. (TD)
Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal, pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatkan ketersedian air untuk menunjang produktifitas ekonomi dan domestik
Meningkatkan kelestarian dan pendayagunaan sumber daya air
Meningkatkan kelestarian dan perlindungan terhadap Sumber Daya Air
Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Situ, Sungai, Pantai, dan Sumber Daya Air lainnya
Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Situ, Sungai, Pantai, dan Sumber Daya Air lainnya
Program Kelembagaan Sumber Daya Air
Jumlah lembaga di Wilayah Sungai
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 285
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 286
6.5.1 (g) Kegiatan penataan kelembagaan sumber daya air. (TD)
Aspek perencanaan tata ruang terkendala pada ketersediaan rencana rinci dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029, yaitu Rencana Tata Ruang untuk 24 Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang belum seluruhnya disusun, dan masih berupa hasil kajian yang belum ditetap
Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal, pelayanan air minum, air bersih dan air
baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatkan ketersedian air untuk menunjang produktifitas ekonomi dan domestik
Meningkatkan kelestarian dan pendayagunaan sumber daya air
a. Meningkatkan kelestarian dan perlindungan terhadap Sumber Daya Air
Program Pengelolaan Kelembagaan, Data dan Sistem Informasi Sumber Daya Air
Program Pengelolaan Kelembagaan, Data dan Sistem Informasi Sumber Daya Air
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Irigasi
Jumlah Kelembagaan Irigasi yang terbina dengan baik
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 287
kan dalam peraturan daerah. Salah satu kendala pada kegiatan penyusunan KSP adalah belum terbitnya
pedoman penyusunan KSP. Setelah pedoman penyusunan KSP terbit pada tahun 2016, kajian RTR KSP perlu disesuaikan dengan pedoman tersebut, dan perlu menyesuaikan pula dengan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 288
perubahan substansi KSP dalam Revisi RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 289
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
6.5.1 (i) Jumlah DAS Prioritas yang dipulihkan kesehatannya melalui pembangunan embung, dam pengendali, dam penahan skala kecil dan menengah. (TD)
Tingginya frekuensi kejadian banjir yang salah satunya disebabkan rendahnya kapasitas daya tampung sungai, situ dan sumber air lainnya serta lamany
a proses pembangunan infrastuktur sumber daya air lainnya
Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal, pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan
distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatkan ketersedian air untuk menunjang produktifitas ekonomi dan domestik
Meningkatkan kelestarian dan pendayagunaan sumber daya air
a. Meningkatkan kelestarian dan perlindungan terhadap Sumber Daya Air
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Tambak dan Jaringan Pengairan Lainnya
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Tambak dan Jaringan Pengairan lainnya
Program Bina Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air
Prosentase peningkatan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Sumber daya Air
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 290
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
dikelola secara tepat guna
b. Meningkatkan pengelolaan layanan air untuk domestik, industri dan pertanian
c. Meningkatkan kinerja jaringan irigasi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 291
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
6.6.1 (d) Jumlah DAS Prioritas yang dipulihkan kesehatannya melalui pembangunan embung, dam pengendali, dam penahan skala kecil dan menengah. (TD)
Aspek pengendalian pemanfaatan ruang terkendala pada belum disusunnya seluruh perangkat pengendalian pemanfataan ruang sebagai acuan pelaksanaan tertib
tata ruang dan pengawasan penataan ruang
Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal, pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan
distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatkan ketersedian air untuk menunjang produktifitas ekonomi dan domestik
Meningkatkan kelestarian dan pendayagunaan sumber daya air
a. Meningkatkan kelestarian dan perlindungan terhadap Sumber Daya Air
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Tambak dan Jaringan Pengairan Lainnya
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Tambak dan Jaringan Pengairan lainnya
Program Bina Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air
Prosentase peningkatan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Sumber daya Air
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 292
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
dikelola secara tepat guna
b. Meningkatkan pengelolaan layanan air untuk domestik, industri dan pertanian
c. Meningkatkan kinerja jaringan irigasi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 293
6.2.1.(b) Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak.
Meningkatkan pelayanan sanitasi lumpur tinja dalam lingkungan permukiman mencapai 100% di Kab.Tasikmalaya, Kab.Sukabumi, Kab.Pangandaran dan Kota Tasikmalaya; Meningkatkan pelayanan
sanitasi limbah rumah tangga mencapai 100% di lingkungan permukiman di Kab.Tasikmalaya, Kab.Sukabumi, Kab.Pangandaran dan Kota Tasikmalaya; Meningkatkan hidup bersih dan sehat; Stop BABS
Dinas PU dan Tata Ruang
Rumah Tangga Bersanitasi di tahun 2014 sebesar 60,96 persen, meningkat di tahun 2015 menjadi 70,79 persen, dan meningkat kembali di tahun
2016 menjadi 75,67 persen. Sedangkan Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik di tahun 2013 sebesar 63,40 persen, terus meningkat sampai tahun 2017 menjadi 67,01 persen.
Cakupan pelayanan air limbah domestik baru mencapai 67,01 persen di tahun 2017. Akar masalah dari cakupa
n pelayanan air limbah domestik yang belum optimal, yaitu: 1) Masih tingginya angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS). 2) Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Perilak
Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal, pelayanan air minum, air bersih dan air
baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman
a. Meningkatkan pengelolaan limbah domestik
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pembinaan dan Pengendalian Pencemaran Air, Sampah dan B3
Persentase penurunan konsentrasi Parameter COD (mg/L)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 294
u Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS), terutama menyangkut limbah. 3) Rendahnya komitmen kepala daerah
terhadap pentingnya mendidik masyarakat untuk ber-PHBS. 4) Masih rendahnya kualitas dan kapasitas infrastruktur pengolahan limbah setempat. 5) Masih terbatasnya regulasi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 295
pengelolaan air limbah di tingkat kabupaten/kota. 6) Belum ada unit kerja khusus untuk pengelolaan limbah.
7) Masih rendahnya kualitas dan kapasitas infrastruktur pengolahan limbah setempat. 8) Belum ada unit kerja khusus untuk pengelolaan limbah. 9) Masih rendahnya tingkat pelayan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 296
an limbah terpusat. 10) Tingginya pencemaran lingkungan akibat limbah yang tidak terolah di IPAL dan
IPLT dan/atau kebocoran tangki. 11) Masih terbatasnya regulasi pengelolaan air limbah di tingkat kabupaten/kota. 12) Terbatasnya pendanaan di tingkat kab/kota untuk pembangunan infrastruktur
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 297
pengolahan limbah sistem terpusat. 13) Rendahnya komitmen kepala daerah terhadap pengelolaan limbah.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 298
11.6.1 (a) Persentase sampah perkotaan yang tertangani.
Mengembangkan TPA konsep waste to energi untuk TPA kawasan perkotaan meliputi Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota Depok; meningkatkan layanan persampahan di kabupaten/kota sedang dan kecil dengan tingkat
layanan 80% di Kab.Bandung, Kab.Bandung Barat, Kab.Bekasi, Kab.Bogor, Kab.Karawang dan kabupaten lainnya; menerapkan pengurangan sampah dari sumber dengan konsep minimal 3R; mengembangkan TPS3R berbasis desa
Dinas Lingkungan Hidup & Dinas PU dan Tata Ruang
Cakupan layanan persampahan perkotaan terus meningkat dari 64,88 persen di tahun 2014 menjadi 67,11 persen di tahun 2017. Berdasarkan tabel di
atas, pencapaian cakupan layanan persampahan di tahun 2016 tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Pada Tahun 2017 dilakukan perubahan target RPJMD, dari target tahun 2017 sebesar 69-70% berubah menjadi 66,78% disebabkan karena ada permasala
Cakupan pelayanan persampahan perkotaan mencapai 67,11 persen di tahun 2017. Akar masalah
terkait belum optimalnya pelayanan persampahan perkotaan, antara lain: 1) Perilaku masyarakat membuang sampah sembarangan serta belum ada kesadaran dalam mengurangi dan
Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal, pelayanan air minum, air bersih dan air
baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman
a. Meningkatkan pengelolaan limbah domestik
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Peningkatan Pelayanan Pengelolaan Sampah Regional
Persentase peningkatan sampah yang terolah di TPA/TPST Regional
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 299
han teknis dan penganggaran terkait persampahan.
memilah sampah (3R). 2) Belum memadainya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan terpadu (pada
sumber, TPS, TPA, dan pengangkutan dari hulu ke hilir). Pengelolaan persampahan berorientasi 3R (dari hulu ke hilir) yang belum efektif dan terpadu
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 300
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
11.1.1 (a) Jumlah TPS3R yang dibangun
Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal, pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan
distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman
a. Meningkatkan pengelolaan limbah domestik
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Peningkatan Pelayanan Pengelolaan Sampah Regional
Persentase peningkatan sampah yang terolah di TPA/TPST Regional
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 301
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
dikelola secara tepat guna
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 302
11.1.1 (a) Persentase rumah tangga kumuh perkotaan.
Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman; Tidak direkomendasikan membangun bangunan permukiman baru secara masif di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok dan
Kota Cimahi dikarenakan daya tampung lahan rawan terlampaui; Penataan kawasan kumuh di Provinsi Jawa Barat
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Dalam kurun waktu RPJMD 2013-2018 direncanakan perbaikan 100.000 unit Rutilahu dengan perincian sebanyak 80.000 unit kategori rutilahu
perdesaan yang berada di 18 kabupaten dan sebanyak 20.000 unit kategori rutilahu perkotaan yang berada di 9 kota. Sampai dengan tahun 2017 telah diselesaikan perbaikan Rutilahu sebanyak 127.163 unit rumah dan pada tahun 2018 telah tersedia
Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal, pelayanan air minum, air bersih dan air
baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman
a. Meningkatkan pengelolaan limbah domestik
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Presentase Pengurangan Luas Kawasan Permukiman Kumuh
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 303
anggaran perbaikan Rutilahu yang bersumber dari APBN, APBDP dan APBD Kab/Kota untuk perbaikan 51.337 unit. Jika terlaksana semua maka sampai dengan
tahun 2018 telah dilaksanakan perbaikan sebanyak 178.500 unit. Sekalipun jumlah perbaikan melebihi jumlah yang dijanjikan Gubernur Jawa Barat, kebutuhan perbaikan rumah tidak layak huni masih cukup besar di Jawa Barat. Berdasarkan data TNP2K,
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 304
masih ada sekitar 191.507 unit rumah tidak layak huni yang perlu ditangani.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 305
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pembangunan dan Pengembangan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas) Permukiman
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 306
Permukiman
11.1.1 (a) Proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap hunian yang layak dan terjangkau.
Penghasil timbulan sampah terbesar di Jawa Barat adalah Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Tasikmlaya, Kota Cirebon,
Kota Sukabumi, Kota Depok, dan Kota Bekasi; 3. Daya dukung lahan terbangun DDLB Provinsi Jawa Barat secara keseluruhan adalah 4,18 yang termasuk dalam daya dukung lahan bangunan relatif cukup
Meningkatkan capian rumah layak huni mencapai 7,7 %; Menigkatkan pelayanan pengelolaan persampahan di permukiman terutama di Kota/Kabupaten Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Tasikmlaya, Kota Cirebon,
Kota Sukabumi, Kota Depok, dan Kota Bekasi; Meningkatkan rumah layak huni berbasis kebencanaan di daerah pantai utara, Cekungan Bandung dan pantai selatan meliputi Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi dan Kab.Tasikmalaya; Menjaga kebersihan lingkungan (perilaku hidup bersih dan sehat); Meningkatkan pelayanan sarana lumpur tinja dan limbah rumah
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Cakupan rumah layak huni di Jawa Barat terus meningkat dari 92,41 persen pada tahun 2014 menjadi 92,78 persen pada tahun 2016.
Cakupan rumah layak huni di Jawa Barat sebesar 93,12 persen di Tahun 2017, ini berarti masih belum mencap
ai target RPJMD 2013-2018 sebesar 93,30-93,89 persen
Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal, pelayanan air minum, air bersih dan air
baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman
a. Meningkatkan pengelolaan limbah domestik
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat
Program pengelolaan dan pelayanan perumahan
Tingkat kepuasan pelayanan penghunian rumah susun
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 307
untuk pengembangan pembangunan; Kerentanan bencana tinggi berada di wilayah pantai utara, Cekungan Bandung dan
pantai selatan meliputi Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi dan Kab.Tasikmalaya; daya dukung fungsi lindung di Provinsi Jawa Barat kurang baik. Cakupan rumah layak huni masih memiliki gap pencapaian
tangga; Meningkatkan ruang terbuka hijau di kawasan permukiman
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 308
sebesar 7,7%
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 309
Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
1.5.1 (a) Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana daerah. (TD)
Kerentanan bencana tinggi berada di wilayah pantai utara, Cekungan Bandung dan pantai selatan meliputi Kab.Pangandara
n, Kab.Sukabumi dan Kab.Tasikmalaya; konflik pemanfaatan sumber daya alam antara pertanian dan kehutanan, energi berbasis geologi dan sumber daya air, pertambangan dan kehutanan di Kab.Bogor, Kab.Ban
Meningkatkan mitigasi bencana di daerah berisiko tinggi terkena bencana di wilayah pantai utara, Cekungan Bandung dan pantai selatan meliputi Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi dan Kab.Tasikmala
ya; Meningkatkan indeks ketahanan bencana di Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar, & Kab.Pangandaran; Mengurangi tumpang tindih pemanfaatan lahan kehutanan untuk lahan pertanian karena akan mengurangi kekuatan fungsi hutan untuk menahan run off water; Mengurangi tumpang tindih energi berbasis geologi dan
BPBPD, Dinas Lingkungan Hidup
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2013, Provinsi Jawa Barat dikategorikan sebagai daerah dengan Indeks
Risiko Bencana yang Tinggi. Kondisi ini menuntut pemerintahan daerah dan masyarakat Provinsi Jawa Barat untuk dapat melakukan tindakan kesiapsiagaan, maupun bersiap pada saat terjadi bencana dan pasca bencana
Meningkatnya risiko bencana akibat belum optimalnya kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana
Pengendalian pemanfaatan ruang dan pengawasan penataan ruang, penanganan kebencanaan tetap menjadi perhatian utama untuk lima
tahun kedepan
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya ketangguhan terhadap bencana
Mengurangi Risiko Bencana
a. Meningkatkan mitigasi dan penanggulangan bencana
Program Pengurangan Kerentanan Bencana
Program Pengurangan Kerentanan Bencana
Program Kerentanan terhadap bencana
Tingkat sadar risiko bencana
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 310
dung Barat dan Kab.Purwakarta; Kota/Kabupaten yang perlu ditingkatkan indeks ketahanan terhadap bencana adalah
Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar, & Kab.pangandaran.
sumber daya air; Mengurangi tumpang tindih pertambahan dan kehutanan di Kab.Bogor, Kab.Bandung Barat dan Kab.Purwakarta. Meningkatkan jumlah sarana prasarana peringatan dini
kebencanan di wilayah pantai utara, Cekungan Bandung dan pantai selatan meliputi Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi dan Kab.Tasikmalaya; Meningkatkan pendanaan untuk pengurangan risiko bencana
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 311
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Menurunkan titik terdampak banjir, genangan, dan kekeringan
Indeks Risiko Bencana (IRB)
1.5.1 (e) Jumlah daerah bencana alam/bencana sosial yang mendapat pendidikan layanan khusus. (TD)
Belum optimalnya penanganan bencana sosial
Permasalahan sosial muncul diakibatkan karena perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Sumber permasalahan sosial bisa terjadi dari proses sosial kemasyarakatan
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya ketangguhan terhadap bencana
Mengurangi Risiko Bencana
Menurunkan titik terdampak banjir, genangan, dan kekeringan
Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Penanggulangan Bencana
Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Penanggulangan Bencana
Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan penanggulangan bencana
Persentase fasilitator destana yang terbentuk
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 312
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
dan bencana alam
persentase posko kesiapsiagaan yang terbentuk
Persentase Norma, standar dan prosedur dalam Penanggulangan bencana
1.5.2 (a) Indeks risiko bencana pada pusatpusat pertumbuhan yang berisiko tinggi. (TD)
Meningkatnya risiko bencana akibat belum optimalnya kesiapsiagaan dan tanggap
Pengendalian pemanfaatan ruang dan pengawasan penataan ruang, penanganan kebencan
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya ketangguhan terhadap bencana
Mengurangi Risiko Bencana
a. Meningkatkan mitigasi dan penanggulangan bencana
Program Pengurangan Kerentanan Bencana
Program Pengurangan Kerentanan Bencana
Program Kerentanan terhadap bencana
Tingkat sadar risiko bencana
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 313
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
darurat bencana
aan tetap menjadi perhatian utama untuk lima tahun kedepan
b. Menurunkan titik terdampak banjir, genangan, dan kekeringan
Indeks Risiko Bencana (IRB)
11.5.1* Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak bencana per 100.000 orang. (TD)
Meningkatnya risiko bencana akibat belum optimalnya kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana
Pengendalian pemanfaatan ruang dan pengawasan penataan ruang, penanganan kebencanaan tetap menjadi perhatian utama untuk
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya ketangguhan terhadap bencana
Mengurangi Risiko Bencana
a. Meningkatkan mitigasi dan penanggulangan bencana
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana
Program Kedaruratan dan Logistik Bencana
Tingkat penanganan kedaruratan dan pemenuhan logistik bencana
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 314
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
lima tahun kedepan
b. Menurunkan titik terdampak banjir, genangan, dan kekeringan
Program Rehabilitasi dan rekonstruksi Pasca Bencana
Tingkat Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca bencana
11.5.1 (a) Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). (TD)
Meningkatnya risiko bencana akibat belum optimalnya kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana
Pengendalian pemanfaatan ruang dan pengawasan penataan ruang, penanganan kebencanaan tetap menjadi perhatian utama
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya ketangguhan terhadap bencana
Mengurangi Risiko Bencana
Meningkatkan mitigasi dan penanggulangan bencana
Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Penanggulangan Bencana
Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Penanggulangan Bencana
Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan penanggulangan bencana
Indeks Risiko Bencana (IRB)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 315
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
untuk lima tahun kedepan
persentase fasilitator destana yang terbentuk
persentase posko kesiapsiagaan yang terbentuk
Persentase Norma, standar dan prosedur dalam Penanggulangan bencana
11.5.1 (c) Jumlah sistem peringatan dini cuaca dan iklim serta kebencanaan. (TD)
Meningkatnya risiko bencana akibat belum optimalnya kesiapsiagaan dan tanggap
Pengendalian pemanfaatan ruang dan pengawasan penataan ruang, penanganan kebencan
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya ketangguhan terhadap bencana
Mengurangi Risiko Bencana
a. Meningkatkan mitigasi dan penanggulangan bencana
Program Pengurangan Kerentanan Bencana
Program Pengurangan Kerentanan Bencana
Program Kerentanan terhadap bencana
Tingkat sadar risiko bencana
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 316
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
darurat bencana
aan tetap menjadi perhatian utama untuk lima tahun kedepan
11.b.2* Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat daerah. (TD)
Meningkatnya risiko bencana akibat belum optimalnya kesiapsiagaan dan tanggap
darurat bencana
Pengendalian pemanfaatan ruang dan pengawasan penataan ruang, penanganan kebencan
aan tetap menjadi perhatian utama untuk lima tahun kedepan
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya ketangguhan terhadap bencana
Mengurangi Risiko Bencana
a. Meningkatkan mitigasi dan penanggulangan bencana
Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Penanggulangan Bencan
a
Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Penanggulangan Bencan
a
Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan penanggulangan bencana
persentase fasilitator destana yang terbentuk
persentase posko kesiapsiagaan yang terbentuk
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 317
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persentase Norma, standar dan prosedur dalam Penanggulangan bencana
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 318
Lingkungan Hidup
12.3.1 Komposisi limbah makanan (dibandingkan berat sampah keseluruhan) (TD)
Emisi gas rumah kaca pencapaian penurunan emisi gas rumah kaca sudah melebihi target tingkat penurunan emisi gas
rumah kaca; Timbulan sampah, penghasil timbulan sampah terbesar di Jawa Barat adalah Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Tasikmlaya, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kota Depok, dan Kota Bekasi; Beban
Meningkatkan pengawasan pengolahan limbah dan sampah industri; Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Tasikmlaya, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kota Depok, dan Kota Bekasi; Mengembangkan kawasan industri
berwawasan lingkungan (pengolahan limbah, penghijauan sekitar industri, peduli pengolahan sampah, menjaga kebersihan industri)
Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian, Dinas Kebersihan dan Persampahan
Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik di tahun 2013 sebesar 63,40 persen, terus meningkat sampai tahun 2017 menjadi 67,01 persen
Menurunnya kualitas air akibat pencemaran oleh limbah domestik, industri, pertanian, peternakan, dan
pertambangan
Saat ini, kualitas lingkungan hidup baik kualitas air, udara maupun tutupan lahan semakin menurun. Pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanj
utan perlu menjadi perhatian kedepan dan harus dilakukan secara seimbang dan holistik bersamaan dengan pembangunan ekonomi dan sosial. Berbagai aktivitas yang dilakukan harus dipastikan agar tidak mengakibatkan terlampauinya
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
Meningkatkan upaya penurunan emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan, pertanian, energi, transportasi, dan pengelol
aan limbah domestik, serta adaptasi terhadap dampak perubahan iklim
Program Pengelolaan DAS dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya
Program Pengelolaan DAS dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya
Program Pembinaan dan Pengendalian Pencemaran Air, Sampah dan B3
Persentase penurunan konsentrasi Parameter COD (mg/L)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 319
pencemar, pencemaran yang tinggi berdasarkan BOD, COD, TSS terdapat di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Depok,
Kota Bekasi, dan Kota Bogor. Proyeksi beban pencemar terus meningkat setiap tahun; Pencemaran udara bahwa beban emisi tersebar paling tinggi di daerah perkotaan, yaitu Kota Bandung dan Kota Cimahi; konflik
daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga menimbulkan kerusakan ekosistem dan pencemaran. Fokus utama lainnya adalah
mengantisipasi dampak dari perubahan iklim dengan melakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Dampak perubaan iklim dapat meningkatkan kerusakan lingkungan, risiko bencana, dan kerugian ekonomi serta menurunkan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 320
pemanfaatan sumber daya alam antara pertanian dan kehutanan, energi berbasis geologi dan sumber daya air, pertambangan
dan kehutanan di Kab.Bogor, Kab.Bandung Barat dan Kab.Purwakarta; Defisit air berada di Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
tingkat kesehatan masyarakat. Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal,
pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 321
Cirebon, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Cimahi, dan Kota Cirebon.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 322
12.4.2 (a) Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah B3 yang diolah sesuai peraturan perundangan (sektor industri). (TD)
Menurunnya kualitas air akibat pencemaran oleh limbah domestik, industri, pertanian, peternakan, dan
pertambangan
Saat ini, kualitas lingkungan hidup baik kualitas air, udara maupun tutupan lahan semakin menurun. Pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanj
utan perlu menjadi perhatian kedepan dan harus dilakukan secara seimbang dan holistik bersamaan dengan pembangunan ekonomi dan sosial. Berbagai aktivitas yang dilakukan harus dipastikan agar tidak mengakibatkan terlampauinya
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman
a. Meningkatkan pengelolaan limbah domestik
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pembinaan dan Pengendalian Pencemaran Air, Sampah dan B3
Persentase penurunan konsentrasi Parameter COD (mg/L)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 323
daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga menimbulkan kerusakan ekosistem dan pencemaran. Fokus utama lainnya adalah
mengantisipasi dampak dari perubahan iklim dengan melakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Dampak perubaan iklim dapat meningkatkan kerusakan lingkungan, risiko bencana, dan kerugian ekonomi serta menurunkan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 324
tingkat kesehatan masyarakat. Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal,
pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 325
15.9.1 (a) Dokumen rencana pemanfaatan keanekaragaman hayati.
Menyusun dokumen pengaturan dan pengendalian pemanfaatan keanekaragaman hayati; Meningkatkan anggaran untuk konservasi dan keanekaragaman hayati; Menanam tanaman bakau di pesisir pantai
utara dan selatan; Menjaga biota laut dan terumbu karang; Revitalisasi dan reboisasi tutupan lahan hijau
Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup; Dinas Kelautan dan Perikanan
Meningkatnya kerusakan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati akibat kerusakan lahan
Saat ini, kualitas lingkungan hidup baik kualitas air, udara maupun tutupan lahan semakin menurun. Pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanj
utan perlu menjadi perhatian kedepan dan harus dilakukan secara seimbang dan holistik bersamaan dengan pembangunan ekonomi dan sosial. Berbagai aktivitas yang dilakukan harus dipastikan agar tidak mengakibatkan terlampauinya
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan pengelolaan DAS, konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Persentase peningkatan luasan Taman Keanekaragaman Hayati (KEHATI)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 326
daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga menimbulkan kerusakan ekosistem dan pencemaran. Fokus utama lainnya adalah
mengantisipasi dampak dari perubahan iklim dengan melakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Dampak perubaan iklim dapat meningkatkan kerusakan lingkungan, risiko bencana, dan kerugian ekonomi serta menurunkan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 327
tingkat kesehatan masyarakat. Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal,
pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 328
15.1.1 Anggaran pemerintah daerah untuk konservasi dan keanekaragaman hayati
Meningkatnya kerusakan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati akibat kerusakan lahan
Saat ini, kualitas lingkungan hidup baik kualitas air, udara maupun tutupan lahan semakin menurun. Pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanj
utan perlu menjadi perhatian kedepan dan harus dilakukan secara seimbang dan holistik bersamaan dengan pembangunan ekonomi dan sosial. Berbagai aktivitas yang dilakukan harus dipastikan agar tidak mengakibatkan terlampauinya
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan pengelolaan DAS, konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pembinaan Konservasi Lingkungan untuk Masyarakat dan Mitra Lingkungan
Persentase peningkatan desa berbudaya lingkungan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 329
daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga menimbulkan kerusakan ekosistem dan pencemaran. Fokus utama lainnya adalah
mengantisipasi dampak dari perubahan iklim dengan melakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Dampak perubaan iklim dapat meningkatkan kerusakan lingkungan, risiko bencana, dan kerugian ekonomi serta menurunkan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 330
tingkat kesehatan masyarakat. Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal,
pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 331
9.4.1* Rasio Emisi
Meningkatan penurunan emisi gas rumah kaca; Meningkatkan kerjasama antara dinas lingkungan hidup,dinas perindustrian dan dinas perhubungan untuk mengawasi peningkatan emisi gas rumah kaca dan
mengendalikan penyebab emisi dari industri ataupun kendaraan; Meningkatkan tutupan lahan hijau, Meningkatkan ruang terbuka hijau terutama di Kota Bandung dan Kota Cimahi
Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Dinas Pertamanan
Menurunnya kualitas udara ambien dan meningkatnya emisi gas rumah kaca
Saat ini, kualitas lingkungan hidup baik kualitas air, udara maupun tutupan lahan semakin menurun. Pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanj
utan perlu menjadi perhatian kedepan dan harus dilakukan secara seimbang dan holistik bersamaan dengan pembangunan ekonomi dan sosial. Berbagai aktivitas yang dilakukan harus dipastikan agar tidak mengakibatkan terlampauinya
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
Meningkatkan upaya penurunan emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan, pertanian, energi, transportasi, dan pengelol
aan limbah domestik, serta adaptasi terhadap dampak perubahan iklim
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Persentase ketersediaan data inventarisasi dan mitigasi GRK kabupaten/kota
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 332
daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga menimbulkan kerusakan ekosistem dan pencemaran. Fokus utama lainnya adalah
mengantisipasi dampak dari perubahan iklim dengan melakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Dampak perubaan iklim dapat meningkatkan kerusakan lingkungan, risiko bencana, dan kerugian ekonomi serta menurunkan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 333
tingkat kesehatan masyarakat. Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal,
pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 334
CO2/Emisi Gas Rumah Kaca dengan nilai tambah sektor industri manufaktur. (TD)
Menurunnya kualitas udara ambien dan meningkatnya emisi gas rumah kaca
Saat ini, kualitas lingkungan hidup baik kualitas air, udara maupun tutupan lahan semakin menurun. Pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanj
utan perlu menjadi perhatian kedepan dan harus dilakukan secara seimbang dan holistik bersamaan dengan pembangunan ekonomi dan sosial. Berbagai aktivitas yang dilakukan harus dipastikan agar tidak mengakibatkan terlampauinya
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
Meningkatkan upaya penurunan emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan, pertanian, energi, transportasi, dan pengelol
aan limbah domestik, serta adaptasi terhadap dampak perubahan iklim
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Persentase ketersediaan data inventarisasi dan mitigasi GRK kabupaten/kota
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 335
daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga menimbulkan kerusakan ekosistem dan pencemaran. Fokus utama lainnya adalah
mengantisipasi dampak dari perubahan iklim dengan melakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Dampak perubaan iklim dapat meningkatkan kerusakan lingkungan, risiko bencana, dan kerugian ekonomi serta menurunkan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 336
tingkat kesehatan masyarakat. Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal,
pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 337
9.4.1 (a) Persentase Perubahan Emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca. (TD)
Menurunnya kualitas udara ambien dan meningkatnya emisi gas rumah kaca
Saat ini, kualitas lingkungan hidup baik kualitas air, udara maupun tutupan lahan semakin menurun. Pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanj
utan perlu menjadi perhatian kedepan dan harus dilakukan secara seimbang dan holistik bersamaan dengan pembangunan ekonomi dan sosial. Berbagai aktivitas yang dilakukan harus dipastikan agar tidak mengakibatkan terlampauinya
Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
Meningkatkan upaya penurunan emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan, pertanian, energi, transportasi, dan pengelol
aan limbah domestik, serta adaptasi terhadap dampak perubahan iklim
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Persentase ketersediaan data inventarisasi dan mitigasi GRK kabupaten/kota
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 338
daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga menimbulkan kerusakan ekosistem dan pencemaran. Fokus utama lainnya adalah
mengantisipasi dampak dari perubahan iklim dengan melakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Dampak perubaan iklim dapat meningkatkan kerusakan lingkungan, risiko bencana, dan kerugian ekonomi serta menurunkan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 339
tingkat kesehatan masyarakat. Pengolahan sampah terpadu antar lintas daerah, pembangunan sanitasi baik individual maupun komunal,
pelayanan air minum, air bersih dan air baku harus dioptimalkan terutama penyebaran dan distribusi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan air limbah domestik harus dikelola secara tepat guna
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 340
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
10.1.1 (b) Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan. (TD)
Anggaran untuk bidang pemberdayaan masyarakat dan desa tidak terindentifikasi pada laporan keuangan dalam LKPJ daerah; Target penurunan desa tertinggal sampai mencapai 0%;
Peningkatan desa mandiri dengan target 10% per tahun hingga mencapai 100% desa mandiri
Meningkatkan pembangunan desa melalui kegiatan : a. Penyediaan prasarana dasar permukiman perdesaaan
Dinas Sosial dan Dinas Kependudukan
Belum optimalnya pembangunan desa mencakup: 1) peningkatan pelayanan dasar; 2) Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan; 3) pengem
bangan ekonomi pertanian berskala produktif; 4) pengembangan dan pemanfaatan
Dimensi lain yang perlu diperhatikan dalam persoalan kemiskinan adalah tingkat kedalaman kemiskinan (P1) dan keparahan kemiskinan (P2). Kemiskinan lebih banyak terjadi di desa dibanding
kan dengan perkotaan, diindikasikan dari angka kemiskinan perdesaan sebesar 10,25 persen dan
Terwujudnya percepatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan yang berkelanjutan
Meningkatnya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa
Mempercepat pembangunan desa
a. Memperkuat infrastruktur dasar desa dan kawasan perdesaan
Program Peningkatan dan Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan
Program Peningkatan dan Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Dan Desa
Persentase Bumdesa yang mendapat pendampingan Pembangunan Ekonomi Desa yang Mandiri
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 341
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
di Jawa Barat
Teknologi Tepat Guna; dan 5) Peningkatan kualitas ketertiban dan ketentraman masyarakat desa
kemiskinan perkotaan sebesar 6,47 persen pada Maret Tahun 2018. Kemiskinan di pedesaan disebabkan oleh rendahnya akses pelayanan dasar, akses ekonomi dan infrastruktur serta pola hidup masyarakat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 342
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b.Penyediaan infrastruktur dasar di desa tertinggal, desa terpencil, permukiman kumuh, desa di kawasan rawan bencana serta desa perbatasan dengan provinsi lain.
b. Memperkuat ekonomi desa dan kawasan perdesaan
c. Menata kawasan permukiman kumuh perdesaan dengan prinsip konservasi dan pengelolaan bencana
c. Memperkuat pemerintahan desa
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 343
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
d. Membangun jalan poros penghubung perdesaan menjadi sentra produksi Melakukan pendataan jumlah desa tertinggal di Provinsi Jawa Barat; Meningkatkan desa mandiri mencapai 100%l Menurunkan desa tertinggal sampai 0%
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 344
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Perhubungan
9.1.2 (c) Jumlah pelabuhan strategis.
Daya dukung lahan terbangun DDLB Provinsi Jawa Barat secara keseluruhan adalah 4,18 yang termasuk dalam daya dukung lahan yang relatif cukup untuk pengem
bangan pembangunan
Membangun pelabuhan untuk gerbang distribusi produk Provinsi Jawa Barat di daerah strategis daerah utara Provinsi Jawa Barat dan daerah selatan Provinsi Jawa Barat; Membangun pelabuhan tahan terhadap risiko bencana
Kementerian Perhubungan
Jumlah terminal dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 sejumlah 122 terminal dengan jumlah pelabuhan laut sebanyak 10 pelabuhan laut
Pembangunan infrastruktur wilayah dan kawasan menjadi perhatian utama guna mendukung pemerataan dan percepatan pembangunan di Jawa Barat. Pembangunan infrastruktur jalan,
jembatan dan irigasi sampai dengan saat ini dikategorikan dalam kondisi cukup baik meskipun dibeberap
Terwujudnya percepatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan yang berkelanjutan
Meningkatnya aksesibilitas dan mobilitas transportasi menuju pusat-pusat perekonomian
Meningkatkan kapasitas dan kualitas sistem jaringan infrastruktur transportasi
a. Meningkatkan kemantapan dan keselamatan transportasi sampai ke pelosok
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Peningkatan Prasarana dan Keselamatan Perhubungan Laut dan ASDP di Jawa Barat
Persentase perencanaan prasarana dan keselamatan perhubungan laut dan ASDP di Jawa Barat yang dihasilkan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 345
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
a tempat masih perlu penanganan yang maksimal. Penataan sistem transportasi perlu segera ditingkatkan terutama di wilayah perkotaan, dikarenakan Pemenuhan sarana transportasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan pertumbuhan dan pergerakan orang, barang dan jasa
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 346
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Membangun prasarana angkutan laut, darat dan udara yang menguhubungkan wilayah potensial
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 347
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
9.1.2 (b) Jumlah dermaga penyeberangan.
Pembangunan infrastruktur wilayah dan kawasan menjadi perhatian utama guna mendukung pemerataan dan percepatan pembangunan di Jawa Barat. Pembangunan infrastruktur jalan,
jembatan dan irigasi sampai dengan saat ini dikategorikan dalam kondisi cukup baik meskipun dibeberap
Terwujudnya percepatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan yang berkelanjutan
Meningkatnya aksesibilitas dan mobilitas transportasi menuju pusat-pusat perekonomian
Meningkatkan kapasitas dan kualitas sistem jaringan infrastruktur transportasi
a. Meningkatkan kemantapan dan keselamatan transportasi sampai ke pelosok
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Peningkatan Prasarana dan Keselamatan Perhubungan Laut dan ASDP di Jawa Barat
Persentase perencanaan prasarana dan keselamatan perhubungan laut dan ASDP di Jawa Barat yang dihasilkan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 348
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
a tempat masih perlu penanganan yang maksimal. Penataan sistem transportasi perlu segera ditingkatkan terutama di wilayah perkotaan, dikarenakan Pemenuhan sarana transportasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan pertumbuhan dan pergerakan orang, barang dan jasa
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 349
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Membangun prasarana angkutan laut, darat dan udara yang menguhubungkan wilayah potensial
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 350
Energi dan Sumber Daya Mineral
7.1.2 (b) Rasio penggunaan gas rumah tangga. (TD)
Kegiatan pertambangan Persentase kegiatan pertambangan tanpa izin di Provinsi Jawa Barat mencapai 82,99% pada tahun
2014 dan menurun di tahun 2015 menjadi 79,88%, tetapi kembali naik pada tahun 2016 menjadi 82,86%. Dampak utama berupa terganggunya keanekaragaman hayati; Anggaran untuk bidang Energi dan Sumber
Meningkatkan energi gas terbarukan; Mengembangkan energi gas berbahan gas metan (sumber air lindi) untuk jaringan gas rumah tangga
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral & Pemerintah Daerah
a. Meningkatnya penggunaan air tanah b. Instalasi tenaga listrik belum terstandardisasi c. Belum merata
nya akses terhadap layanan listrik d. Pemanfaatan energi final belum efisien dan minimnya pemanfaatan baru dan terbarukan
Revitalisasi jaringan kereta api, pembangunan jalan dan jembatan serta pelabuhan dan bandar udara, penyediaan listrik serta pemanfaa
tan energi baru dan terbarukan menjadi fokus lima tahun kedepan. Komunikasi dan telekomunikasi menjadi daya dukung untuk pembangunan dan pemerataan pembangunan di Jawa Barat
Terwujudnya percepatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan yang berkelanjutan
Meningkatnya infrastruktur energi listrik yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan akses listrik terhadap rumah
tangga hingga ke pelosok
Meningkatkan akses layanan listrik dan pemanfataan sumber EBT
a. Meningkat investasi pemanfaatan sumber EBT
Program Pengembangan Energi
Program Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Geologi
Program Pengembangan dan Konservasi Energi
Persentase Energi Baru dan Terbarukan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 351
Daya Mineral perlu diefisienkan dan dioptimalkan dalam pembangunan di Provinsi Jawa Barat; Pencapaian gap rasio elektrifi
kasi sebesar 1,13%
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 352
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Jumlah Reduksi CO2 dari bidang energi (tidak termasuk sektor transportasi)
7.3.1* Intensitas energi primer.
Program kemitraan dan konservasi energi melalui kegiatan:
a. Meningkatnya penggunaan air tanah b. Instalasi tenaga listrik belum terstandardisasi c. Belum meratanya akses terhadap layanan listrik d. Pemanfaatan energi final belum efisien
Revitalisasi jaringan kereta api, pembangunan jalan dan jembatan serta pelabuhan dan bandar udara, penyediaan listrik serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan menjadi fokus lima tahun kedepan. Komunikasi dan telekomunikasi menjadi
Terwujudnya percepatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan yang berkelanjutan
Meningkatnya infrastruktur energi listrik yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan akses listrik terhadap rumah tangga hingga ke pelosok
Meningkatkan akses layanan listrik dan pemanfataan sumber EBT
a. Meningkat investasi pemanfaatan sumber EBT
Program Pengembangan Energi
Program Pengembangan Energi
Program Pengembangan dan Konservasi Energi
Persentase Energi Baru dan Terbarukan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 353
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
dan minimnya pemanfaatan baru dan terbarukan
daya dukung untuk pembangunan dan pemerataan pembangunan di Jawa Barat
a. Audit energi gratis bagi bangunan gedung dan industri
Jumlah Reduksi CO2 dari bidang energi (tidak termasuk sektor transportasi)
b.Revisi Standar Komptensi Kerja Nasional (SKKNI) manajer energi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 354
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
c.Menyediakan sistem pelaporan menajamanajemen energi berbasis web system
d.Rekapitulasi hasil program kemitraan audit
e.Penerapa SNI{ISO 500001 tentang sistem manajemen energi pada industri tekstil, garmen, makanan dan minuman dan industri kimia
f.Penyiapan profil investasi konservasi energi sebagai pedoman investasi untuk proyek konservasi energi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 355
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
g.Pemberian insentif bagi pengguna hemat energi dan melaksanakan konservasi energi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 356
Komunikasi dan Internet
17.8.1 (a) Persentase kabupaten 3T yang terjangkau layanan akses telekomunikasi universal dan internet.
Anggaran untuk bidang komunikasi dan internet tidak terindentifikasi pada laporan keuangan dalam LKPJ daerah; Belum optimalnya
pemenuhan kebutuhan telekomunikasi; Belum optimalnya pengembangan teknlogi informasi dan komunikasi dalam interaksi antara pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha; Belum optimalnya pembiayaan untuk
Meningkatkan pendanaan untuk kebutuhan telekomunikasi di Kabupaten/Kota tertinggal dan terpencil; Meningkatkan jaringan komunikasi dan intenet di Kabupaten/Kota tertinggal dan terpencil
Dinas Komunikasi dan Informasi
a. Belum adanya Standar Operasional Prosedur pada beberapa layanan TI
Revitalisasi jaringan kereta api, pembangunan jalan dan jembatan serta pelabuhan dan bandar udara, penyediaan listrik serta pemanfaa
tan energi baru dan terbarukan menjadi fokus lima tahun kedepan. Komunikasi dan telekomunikasi menjadi daya dukung untuk pembangunan dan pemerataan pembangunan di Jawa Barat
Terwujudnya percepatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan yang berkelanjutan
Meningkatnya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa
Mempercepat pembangunan desa
a. Memperkuat ekonomi desa dan kawasan perdesaan
Program Peningkatan Infrastruktur Perdesaan
Program Peningkatan Infrastruktur Perdesaan
Program Pengelolaan dan Pengembangan Informasi Komunikasi Publik
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Layanan Informasi dan Komunikasi Publik
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 357
pemenuhan kebutuhan telekomunikasi
b. Kurangnya kuantitas, kualitas dan peningkatan
b. Memperkuat pemerintahan desa
Persentase diseminasi informasi dan partisipasi kemitraan komunikasi yang dilaksanakan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 358
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
kompetensi SDM pengelola TI
Persentase media komunikasi publik yang dimanfaatkan
Persentase persidangan Komisi Informasi melalui mediasi dan ajudikasi non
litigasi
Misi 4: Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 359
Kehutanan
6.5.1 (e) Luas pengembangan hutan serta peningkatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) untuk pemulihan kawasan DAS. (TD)
Daya tampung lahan kabupaten/kota yang daya tampungnya akan terlampaui pada tahun 2024, yaitu Kabupaten Bogor,
Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Cimahi; daya dukung fungsi lindung di Provinsi Jawa Barat kurang baik; Sumber daya hutan tingkat kerusakan hutan di Provinsi Jawa Barat
Meningkatkan rehabilitasi hutan di Kota Sukabumi, Kab.Purwakarta dan Kota Cirebon; Mengendalikan konversi lahan di Kota Cirebon melalui pengendalian pertumbuhan penduduk; Pemanfaatan perizinan sinergis
dengan rencana ruang di Provinsi Jawa Barat; Meningkatkan konservas lahan hutan; Meningkatkan ruang terbuka hijau; Menurunkan tumpang tindih pemanfaatan lahan pertanian di dalam kawasan hutan dan energi berbasis geologi dan sumber daya air; Menurunkan atau mengendalikan aktivitas pertambangan di kawasan hutan di Kab.Bogor,
Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertamanan
Kerusakan kawasan hutan adalah luas kerusakan kawasan hutan dibagi dengan luas kawasan hutan dikalikan 100 persen. Pada tahun
2014 sebesar 1,22 persen, menurun di tahun 2015 menjadi 0,45 persen, dan menurun kembali di tahun 2016 menjadi 0,02 persen
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB stagnan di 0,08 persen dari tahun 2014-2016
Pada sektor kehutanan masih terdapat permasalahan yang ditandai oleh menurunnya rehabilitasi hutan dan lahan kritis, dan rata-rata daya
serap tenaga kerja sektor kehutanan menurun, hal ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas hasil hutan, tumpang tindih kewenangan dalam hal pembentukan perhutanan social
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas
ekonomi
Jawa Barat sebagai daerah pertanian, Kelautan dan perikanan yang mandiri untuk mencapai kedaulatan pangan
Mengembangkan inovasi untuk peningkatan produksi/produktivitas dan nilai tambah hasil pertanian serta kelautan dan perikanan
Revitalisasi lahan, dukungan infrastruktur, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan sumber
saya manusia
Program Pemanfaatan Sumber Daya Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Pemanfaatan Sumber Daya Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Berkurangnya luas lahan kritis
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 360
adalah sebesar 1,22%; Konflik pemanfaatan Sumber Daya Alam terjadi tumpang tindih pemanfaatan lahan antara pertanian dan
kawasan hutan, energi berbasis geologi dan sumber daya air dan izin pertambangan dan sektor kehutanan di Kab.Bogor, Kab.Bandung Barat, dan Kab.Purwakarta; Kota/Kabupaten dengan tingkat rehabilitasi lahan rendah
Kab.Bandung Barat, dan Kab.Purwakarta; Meningkatkan tutupan lahan hutan 0,25% per tahun; Menurunkan luas lahan kritis 0,27 % per tahun
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 361
dan lahan kritis yang tinggi yaitu Kota Sukabumi dan Purwakarta; Rehabilitasi lahan rendah terdapt di Kota Cirebon,
Kab.Majalengka, Kuningan, Indramayu, Pangandaran, Banjar. Kota Tasikmalaya, Sumedang, Ciamis. Kab.Tasikmalaya, Garut; Peningkatan tutupan lahan hutan sebesar 0,25% per tahun; Penurunan 0,27 % per tahun
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 362
untuk luas lahan kritis.
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 363
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
15.4.1 Persentase Tutupan Hutan
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas ekonomi
Jawa Barat sebagai daerah pertanian, Kelautan dan perikanan yang mandiri untuk mencapai kedaulatan pangan
Mengembangkan inovasi untuk peningkatan produksi/produktivitas dan nilai tambah hasil pertanian serta kelautan dan perikanan
Revitalisasi lahan, dukungan infrastruktur, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan sumber saya manusia
Program Pemanfaatan Sumber Daya Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Pengelolaan DAS dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Berkurangnya luas lahan kritis
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 364
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
15.3.1 Proporsi lahan kritis terhadap luas lahan keseluruhan.
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis adalah Luas hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi dibagi dengan luas total hutan dan lahan kritis dikalikan 100 persen. Pada tahun 2014, rehabilitasi hutan dan lahan
kritis mencapai 26,08 persen, meningkat di tahun 2015 menjadi 100 persen, dan menurun kembali di tahun
Menurunnya rehabilitasi hutan dan lahan kritis. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan data sebagai berikut: pada tahun 2014 Rehabilitasi hutan dan lahan
kritis mencapai 26,08 persen, meningkat di tahun 2015 menjadi 100 persen dan menuru
Pada sektor kehutanan masih terdapat permasalahan yang ditandai oleh menurunnya rehabilitasi hutan dan lahan kritis, dan rata-rata daya serap tenaga kerja sektor kehutanan menurun,
hal ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas hasil hutan, tumpang tindih kewenangan dalam hal pembentu
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas ekonomi
Jawa Barat sebagai daerah pertanian, Kelautan dan perikanan yang mandiri untuk mencapai kedaulatan pangan
Mengembangkan inovasi untuk peningkatan produksi/produktivitas dan nilai tambah hasil pertanian serta kelautan dan perikanan
Revitalisasi lahan, dukungan infrastruktur, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan sumber saya manusia
Program Pemanfaatan Sumber Daya Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Pengelolaan DAS dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Berkurangnya luas lahan kritis
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 365
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2016 menjadi 81,28 persen
n kembali di tahun 2016 menjadi 81,28 persen
kan perhutanan social
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 366
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
15.3.1 (a) Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas lahan keseluruhan.
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis adalah Luas hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi dibagi dengan luas total hutan dan lahan kritis dikalikan 100 persen. Pada tahun 2014, rehabilitasi hutan dan lahan
kritis mencapai 26,08 persen, meningkat di tahun 2015 menjadi 100 persen, dan menurun kembali di tahun
Menurunnya rehabilitasi hutan dan lahan kritis. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan data sebagai berikut: pada tahun 2014 Rehabilitasi hutan dan lahan
kritis mencapai 26,08 persen, meningkat di tahun 2015 menjadi 100 persen dan menuru
Pada sektor kehutanan masih terdapat permasalahan yang ditandai oleh menurunnya rehabilitasi hutan dan lahan kritis, dan rata-rata daya serap tenaga kerja sektor kehutanan menurun,
hal ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas hasil hutan, tumpang tindih kewenangan dalam hal pembentu
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas ekonomi
Jawa Barat sebagai daerah pertanian, Kelautan dan perikanan yang mandiri untuk mencapai kedaulatan pangan
Mengembangkan inovasi untuk peningkatan produksi/produktivitas dan nilai tambah hasil pertanian serta kelautan dan perikanan
Revitalisasi lahan, dukungan infrastruktur, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan sumber saya manusia
Program Pemanfaatan Sumber Daya Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Pengelolaan DAS dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Berkurangnya luas lahan kritis
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 367
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2016 menjadi 81,28 persen
n kembali di tahun 2016 menjadi 81,28 persen
kan perhutanan social
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 368
2.4.1 Penetapan kawasan pertanian pangan berkelanjutan.
Meningkatkan kawasan pertanian pangan berkelanjutan; Menyusun peraturan legal untuk lahan pertanian pangan berkelanjutan di Provinsi Jawa Barat.
Dinas Pertanian
Menurunnya luas lahan pertanian
Pada sektor pertanian terjadi beberapa permasalahan yang ditandai oleh kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB tidak stabil, menurun
nya kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB; dan produksi tanaman pangan mengalami fluktuasi, hal tersebut disebabkan oleh masih rendahnya produktivitas komoditas pertanian dan nilai tambah petani, belum optimalny
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas
ekonomi
Jawa Barat sebagai daerah pertanian, Kelautan dan perikanan yang mandiri untuk mencapai kedaulatan pangan
Menyediakan pangan berkualitas bagi masyarakat
Meningkatkan ketersediaan, akses, distribusi, keamanan, dan penguatan cadangan, serta konsumsi pangan yang beragam
Program Peningkatan Produksi Produktifitas dan Nilai Tambah Produk Peternakan
Program Peningkatan Produksi Produktifitas dan Nilai Tambah Produk Peternakan
Program Konsumsi dan pengembangan sumber daya manusia
Penurunan konsumsi Beras (persen)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 369
a aktivitas ekonomi pertanian dari hulu ke hilir, terganggunya ekosistem pangan, pertanian dan perikanan, kuantitas dan kualitas sumberda
ya pertanian belum optimal, ketersediaan data pertanian belum memadai, rendahnya penguasaan dan pemanfaatan teknologi budidaya pertanian, tingginya gangguan hama dan penyakit tanaman pertanian dan perkebunan, serta peternakan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 370
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Peningkatan konsumsi Pangan hewani
Peningkatan konsumsi Sayur dan buah
Peningkatan konsumsi Umbi-umbian
Peningkatan kelembagaan
Keamanan pangan segar
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 371
Pangan
2.1.1 Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (Prevalence of Undernourishment). (TD)
Defisit pangan adalah Kota Bekasi,Kota Bandung, Kota Depok, Kab.Bogor, Kab.Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi, Kab.Bandung,
Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kota Sukabumi,dan Kab.Bandung Barat; Daya tampung lahan kabupaten/kota yang daya tampungnya akan terlampaui pada tahun 2024, yaitu Kabupaten Bogor, Kota Bogor,
Meningkatkan jaringan irigasi di daerah surplus pangan terbesar terdapat meliputi Kabupaten Garut, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kab.tasikmalaya, Kab.Karawang, Kab.Cianjur,
Kab.Sukabumi dan Kab.Majalengka (dilakukan untuk meningkatkan produksi pertanian dan men supply pangan ke daerah defisit pangan); Meningkatkan jalur distribusi pangan dari daerah surplus pangan ke daerah defisit pangan yaitu Kota Bekasi,Kota Bandung, Kota Depok, Kab.Bogor, Kab.Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi, Kab.Bandung, Kota Cirebon, Kota
Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pola konsumsi pangan yang berpengaruh terhadap gizi
Pada bidang ketahanan pangan masih terdapat beberapa masalah yang ditandai oleh Skor Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat masih di
bawah rata-rata nasional, hal ini disebabkan oleh masyarakat miskin rawan pangan masih tinggi, ketersediaan pangan di Jawa Barat masih mengalami ketimpangan, keanekaragaman konsumsi pangan masih rendah, Ketidakstabilan harga
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas
ekonomi
Jawa Barat sebagai daerah pertanian, Kelautan dan perikanan yang mandiri untuk mencapai kedaulatan pangan
Menyediakan pangan berkualitas bagi masyarakat
Meningkatkan ketersediaan, akses, distribusi, keamanan, dan penguatan cadangan, serta konsumsi pangan yang beragam
Program Ketahanan Pangan
Program Ketahanan Pangan
Program Konsumsi dan pengembangan sumber daya manusia
Penurunan konsumsi Beras (persen)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 372
Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Cimahi; Konflik pemanfaatan Sumber Daya Alam terjadi tumpang tindih
pemanfaatan lahan antara pertanian dan kawasan hutan, energi berbasis geologi dan sumber daya air dan izin pertambangan dan sektor kehutanan di Kab.Bogor, Kab.Bandung Barat, dan Kab.Purwakarta; status pencapa
Tasikmalaya, Kota Sukabumi,dan Kab.Bandung Barat; Meningkatkan penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan; Meningkatkan kecukupan gizi nutrisi makanan melalui pengawasan harga bahan
pokok makanan di pasar di Kota Bekasi,Kota Bandung, Kota Depok, Kab.Bogor, Kab.Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi, Kab.Bandung, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kota Sukabumi,dan Kab.Bandung Barat; Edukasi pemenuhan nutrisi sesuai kecukupan gizi di Kota Bekasi,Kota Bandung, Kota Depok, Kab.Bogor, Kab.Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi, Kab.Bandung, Kota Cirebon,
pangan, dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pola konsumsi pangan yang berpengaruh terhadap gizi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 373
ian status mutu sungai dan waduk di Provinsi Jawa Barat masih tidak sesuai dengan target pencapaian; Kerenta
nan bencana tinggi berada di wilayah pantai utara, Cekungan Bandung dan pantai selatan meliputi Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi dan Kab.Tasikmalaya; Penurunan prevelnsi balita penderita gizi buruk
Kota Tasikmalaya, Kota Sukabumi,dan Kab.Bandung Barat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 374
sebesar 5% per tahun; Peningkatan kualitas pangan mencapai 99,7%
Peningkatan konsumsi Pangan hewani
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 375
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Peningkatan konsumsi Sayur dan buah
Peningkatan konsumsi Umbi-umbian
Peningkatan kelembagaan
Keamanan pangan segar
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 376
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2.1.2 (a) Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di bawah 1400 kkal/kapita/hari.
Capaian Provinsi Jawa Barat dalam konsumsi ikan menunjukkan trend yang meningkat dari tahun 2010-2017. Namun demikian perlu upaya lebih untuk meningkatkan konsumsi ikan agar memenuhi
target dan standar WHO
Rata-rata konsumsi ikan masyarakat di Jawa Barat masih relatif rendah jika dibandingkan dengan standar World Health Organization (WHO) yaitu 36 kg/kapita/tahu
n
Pada bidang ketahanan pangan masih terdapat beberapa masalah yang ditandai oleh Skor Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat masih di bawah rata-rata nasional, hal ini disebabkan oleh masyarak
at miskin rawan pangan masih tinggi, ketersediaan pangan di Jawa Barat masih mengalami ketimpan
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas ekonomi
Jawa Barat sebagai daerah pertanian, Kelautan dan perikanan yang mandiri untuk mencapai kedaulatan pangan
Menyediakan pangan berkualitas bagi masyarakat
Meningkatkan ketersediaan, akses, distribusi, keamanan, dan penguatan cadangan, serta konsumsi pangan yang beragam
Program Ketahanan Pangan
Program Ketahanan Pangan
Program Konsumsi dan pengembangan sumber daya manusia
Penurunan konsumsi Beras (persen)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 377
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
gan, keanekaragaman konsumsi pangan masih rendah, Ketidakstabilan harga pangan, dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pola konsumsi pangan yang berpengaruh terhadap gizi
Peningkatan konsumsi Pangan hewani
Peningkatan konsumsi Sayur dan buah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 378
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Peningkatan konsumsi Umbi-umbian
Peningkatan kelembagaan
Keamanan pangan segar
2.2.2 (c) Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat konsumsi ikan.
Skor PPH Jawa Barat tahun 2013 sebesar 74,90, menurun menjadi 74 di tahun 2014. Namun pada tahun-tahun berikutnya meningkat sehingga mencapai 84,30 di tahun 2017. Skor PPH ini menunjukkan tingkat keragaman konsumsi pangan di
Skor Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat masih di bawah rata-rata nasional
Pada bidang ketahanan pangan masih terdapat beberapa masalah yang ditandai oleh Skor Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat masih di bawah rata-rata nasional, hal ini disebabkan oleh masyarakat miskin rawan pangan masih tinggi,
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas ekonomi
Jawa Barat sebagai daerah pertanian, Kelautan dan perikanan yang mandiri untuk mencapai kedaulatan pangan
Menyediakan pangan berkualitas bagi masyarakat
Meningkatkan ketersediaan, akses, distribusi, keamanan, dan penguatan cadangan, serta konsumsi pangan yang beragam
Program Ketahanan Pangan
Program Ketahanan Pangan
Program ketersediaan dan distribusi
Rasio komposisi PPH ketersediaan terhadap PPH konsumsi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 379
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Jawa Barat
ketersediaan pangan di Jawa Barat masih mengalami ketimpangan, keanekaragaman konsumsi pangan masih rendah, Ketidakstabilan harga pangan, dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pola konsumsi pangan yang berpengaruh terhadap gizi
- Padi-padian
- Umbi-Umbian
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 380
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
- Pangan Hewani
- Minyak dan Lemak
- Buah atau Biji berminyak
- Kacang-kacagan
- Gula
- Sayur dan Buah
Persentase daerah rawan pangan yang diintervensi
Rasio Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) dari angka Ideal
persentase peningkatan jumlah lumbung pangan masyarakat
Stabilitasi Harga dan Pasokan Pangan (CV) :
- Beras
- Cabe Merah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 381
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
- Bawang Merah
- Daging Ayam
HPP Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani/produsen
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 382
KUKM 8.3.1 (c) Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) ke layanan keuangan.
Anggaran untuk Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah belum secara efisien dan optimal untuk pembangunan di
Provinsi Jawa Barat, akses modal terhadap KUKM, pengembangan SDM untuk KUKM
Meningkatkan kewirausahaan dan KUKM yang unggul serta kompetitif melalui penciptaan kelompok usaha, edukasi kewirausahaan, pemetaan jaringan pemasaran, mengelola keuangan berbasis
business plan; Meningkatkan bantuan modal bagi KUKM; Meningkatkan kerjasama antara perbankan dan KUKM; Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terampil dan berjiwa wirausaha untuk pengembangan KUKM melalui kegiatan pelatihan berbasis kelompok usaha; meningkatkan produk berbasis ekonomi lokal yang bernilai jual; Pemetaan
Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustian, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan
Pada tahun 2012 jumlah koperasi di Jawa Barat sebanyak 24.916 unit Koperasi dengan jumlah koperasi yang aktif sebesar 14.042 unit
Koperasi Aktif. Tahun 2017 jumlah koperasi aktif sebanyak 16.539 unit koperasi
Persentase koperasi aktif yang masih terbilang kecil selama tahun 2012-2017, dengan persentase tertinggi sebesar
64,02 persen di tahun 2017
Terjadinya penurunan realisasi penanaman modal asing yang disebabkan oleh realisasi investasi di kabupaten/kota belum merata,
ketersediaan dan kualitas infrastruktur penunjang investasi belum merata, dinamika sosial mempengaruhi kepastian dan keamanan berusaha, belum optimalnya serapan tenaga kerja lokal pada perusahaan/kegiatan PMA/PMDN
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas
ekonomi
Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi
Meningkatkan daya saing Koperasi dan Usaha Kecil
Meningkatkan kualitas kelembagaan, dukungan pembiayaan usaha dan peningkatan akses pasar (Off Taker & Promosi)
Program Peningkatan Investasi Daerah
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Program pendidikan dan pelatihan perkoperasian dan wirausaha
Jumlah wirausaha baru
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 383
potensi daerah dan pengembangan wilayah berbasis ekonomi lokal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 384
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Presentase Pertumbuhan kapasitas SDM pengelola koperasi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 385
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
8.10.1 (b) Proporsi kredit UMKM terhadap total kredit.
Peningkatan kapasitas usaha KUKM diantaranya dilakukan melalui penambahan modal usaha, yang salah satunya dengan pemanfaatan dana bergulir (kredit). Jumlah penerima manfaat kredit modal usaha
pada periode Tahun 2013-2017 mengalami fluktuasi, namun tetap menunjukkan trend yang positif. Pada tahun
a. Akses pembiayaan bagi KUKM khususnya terhadap dunia perbankan masih minim. Fasilitasi pembiayaan yang diterima KUKM di tahun 2014
sebesar 1.140 unit usaha memang sempat mengalami peningkatan menjadi 1.560 unit
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mengalami perlambatan hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya; belum berkembangnya koperasi dan usaha kecil dan menengah, khususnya pada
akses modal KUKM terhadap dunia perbankan masih minim, belum optimalnya fungsi dan kelembagaan
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas ekonomi
Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi
Meningkatkan daya saing Koperasi dan Usaha Kecil
Meningkatkan kualitas kelembagaan, dukungan pembiayaan usaha dan peningkatan akses pasar (Off Taker & Promosi)
Program Peningkatan Investasi Daerah
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Program Pemberdayaan koperasi
Laju pertumbuhan volume usaha koperasi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 386
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2013 terdapat 5.750 penerima manfaat kredit modal usaha dan jumlah ini bertambah dari tahun ketahun. Pada Tahun 2017 mencapai 11.996 penerima, namun angka ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 14.868 penerima
usaha pada tahun 2015, namun pada tahun 2016 kembali turun menjadi 1.194 unit usaha
koperasi yang ditunjukkan dengan masih cukup tingginya persentase jumlah koperasi tidak aktif (35,97%), pemanfaatan serta pengembangan akses pemasaran dan promosi bagi produk koperasi, serta usaha mikro dan kecil belum optimal, dan belum meratanya penerapan standar produk koperasi, serta
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 387
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
usaha mikro dan kecil
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 388
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Hal yang sama juga dialami dengan jumlah pelaku usaha yang menerima Kredit Cinta Rakyat (KCR) selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami penurunan. Tahun
2015 menunjukkan penerima sebanyak 3.257 KUKM namun terus menurun sampai
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 389
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
700 KUKM pada tahun 2016. Diharapkan bahwa penurunan ini menunjukkan kemandirian pembiayaan dari KUKM semakin baik, sehingga makin sedikit yang membutuhkan bantuan atau fasilitasi pembiayaan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 390
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
8.9.1 (c) Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) ke layanan keuangan
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas ekonomi
Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi
Meningkatkan daya saing Koperasi dan Usaha Kecil
Meningkatkan kualitas kelembagaan, dukungan pembiayaan usaha dan peningkatan akses pasar (Off Taker & Promosi)
Program Peningkatan Investasi Daerah
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Program kelembagaan koperasi
Persentase koperasi aktif
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 391
Kelautan & Perikanan
14.b.1 (b) Jumlah nelayan yang terlindungi.
Kerentanan bencana tinggi berada di wilayah pantai utara, Cekungan Bandung dan pantai selatan meliputi Kab.Pangandara
n, Kab.Sukabumi dan Kab.Tasikmalaya; Anggaran untuk bidang kelautan dan perikanan; Peningkatan sarana dan prasarana tangkap, peningkatan jalur distribusi produksi
Meningkatkan bantuan sarana-prasarana tangkap perikanan untuk nelayan; Meningkatkan keterampilan dan produktifitas nelayan; Meningkatkan edukasi mitigasi bencana dan penyelamatan
diri di daerah rentan bencana meliputi pantai utara dan pantai selatan Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi dan Kab.Tasikmalaya;Meningkatkan edukasi kewirausahaan pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan di pantai utara dan pantai selatan
Dinas Kelautan dan perikanan &
Berdasarkan rata-rata nilai tukar nelayan selama periode tahun 2011 – 2017 adalah sebesar 100,4 yang menunjukkan bahwa nelayan secara relatif
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya walaupun nilainya relatif terbatas, namun terjadi penurunan sebesar 0,63 persen per tahun
Nilai Tukar Nelayan yang cenderung turun pada periode 2013-2017 sebesar 0,63 persen
Pada sektor perikanan dan kelautan terdapat permasalahan yang ditandai oleh turunnya Nilai Tukar Nelayan, hal tersebut disebabka
n oleh eksploitasi ruang laut yang berlebihan dan tingginya tingkat pencemaran mengakibatkan penurunan laju tangkapan (fish landing) dan kerusakan lingkungan wilayah pesisir, pelabuhan perikanan Jawa Barat belum dimanfaatkan
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas
ekonomi
Jawa Barat sebagai daerah pertanian, Kelautan dan perikanan yang mandiri untuk mencapai kedaulatan pangan
Mengembangkan inovasi untuk peningkatan produksi/produktivitas dan nilai tambah hasil pertanian serta kelautan dan perikanan
Revitalisasi lahan, dukungan infrastruktur, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan sumber
saya manusia
Program Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Program Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Program Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Laju penanganan kasus pelanggaran sektor kelautan dan perikanan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 392
secara optimal dan masih terbatasnya pemenuhan sarana prasarana perikanan budidaya dan tangkap (lahan, kapal, dll), pemasaran hasil
kelautan dan perikanan masih bersifat individu, belum terintegrasi secara sistematik antara hulu dan hilir, masih rendahnya tingkat pengguasaan teknologi oleh nelayan, dan pencemaran perairan umum dan laut
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 393
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
14.b.1* Tersedianya kerangka kebijakan, dan instrumen terkait penataan ruang laut nasional.
Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi dan Kab.Tasikmalaya; Menyusun kebijakan terkait penataan ruang laut; Meningkatkan nilai tukar nelayan menjadi 115.
Dinas Koperasi dan UKM
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas ekonomi
Meningkatnya peran industri dan perdagangan dalam stabilitas perekonomian Jawa Barat
Meningkatkan perdagangan dalam dan luar negeri
Meningkatkan sistem dan jaringan distribusi barang, pengembangan pasar dalam dan luar negeri, serta perlindungan konsumen dan pasar tradisional
Program Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Program Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Program Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Laju penanganan kasus pelanggaran sektor kelautan dan perikanan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 394
Pariwisata
8.9.1 (a) Jumlah wisatawan mancanegara.
Daya dukung bangunan yang relatif cukup untuk pengembangan pembangunan; Kerentanan bencana tinggi berada di wilayah
pantai utara, Cekungan Bandung dan pantai selatan meliputi Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi dan Kab.Tasikmalaya
Meningkatkan pengembangan destinasi pariwisata terintegrasi (infrastruktur, sarana prasarana, dan promosi pariwisata); Meningkatkan kualitas lingkungan di lokasi pariwisata di Provinsi Jawa Barat; Penataan
ruang destinasi pariwisata sesuai rencana pemanfaatan ruang; Menjaga kebersihan lingkungan (pengelolaan sampah di lokasi pariwisata); Mengembangan pariwisata tanggap terhadap bencana di pantai selatan meliputi Kab.Pangandaran, Kab.Sukabumi dan Kab.Tasikmalaya; Meningkatkan kerjasama pemerintah, asosiasi pariwisata
Dinas Pariwisata; Dinas PU dan Tata Ruang
Jumlah wisatawan mancanegara pada tahun 2012 sebanyak 1.905.378 orang dan pada tahun 2013 terjadi penurunan menjadi 1.004.301 orang wisatawan
dan sejak tahun 2014 jumlahnya terus meningkat hingga tahun 2017 menjadi 4.984.035 orang. Kenaikan jumlah wisatawan mancanegara pada tahun 2017 sangat signifikan bila dibandingkan jumlah wisatawan mancanegara tahun 2015 yang sebanyak
a. Kurangnya dukungan infrastruktur (akses, transportasi, petunjuk mencapai lokasi) yang terintegrasi di
lokasi-lokasi wisata
Permasalahan lain yang penting adalah belum menguatnya pariwisata sebagai pendorong terciptanya perekonomian inklusif, hal
tersebut disebabkan oleh masih lemahnya konektivitas infrastruktur transportasi menuju destinasi wisata, terbatasnya atraksi di destinasi wisata yang menekan lama kunjung wisatawan, belum terinternalisasinya nilai-nilai hospitality di masyarak
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas
ekonomi
Tercapainya pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif
Meningkatkan keunggulan daya tarik dan promosi wisata
a. Mengembangkan destinasi pariwisata dan produk wisata serta meningkatkan kualitas ekonomi kreatif
Program pengembangan destinasi wisata
Program pengembangan destinasi wisata
Program Pemasaran Pariwisata
Persentase seni budaya dan destinasi wisata yang dipromosikan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 395
(PHRI), komunitas lingkungan dalam pengembangan lokasi pariwisata.
2.027.629 orang
at, belum maksimalnya analisa pasar wisatawan, branding dan aktivitas promosi, keterbatasan produk ekonomi kreatif dan rendahny
a konsumsi produk lokal
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 396
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Kurang terintegrasinya promosi yang dilakukan antar provinsi dan kabupaten yang didukung gambaran berbagai fasilitas yang tersedia dan akses
menuju lokasi wisata
b. Peningkatan promosi pariwisata berbasis digital
c. Promosi destinasi dan event yang masih bersifat sektoral
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 397
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
d. Pengelola destinasi wisata kurang profesional
e. Belum memadainya fasilitas pendukung kepariwisataan (Sanitasi dan tempat sampah)
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 398
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
8.9.1 (b) Jumlah kunjungan wisatawan nusantara.
Jumlah wisatawan nusantara ke Jawa Barat selalu meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah wisatawan domestik tahun 2012 sebanyak 42.758.063 orang terus meningkat sampai tahun 2017 mencapai sebanyak 59.644.07
0 orang
Permasalahan lain yang penting adalah belum menguatnya pariwisata sebagai pendorong terciptanya perekonomian inklusif, hal tersebut disebabkan oleh masih lemahnya konektivitas
infrastruktur transportasi menuju destinasi wisata, terbatasnya atraksi di destinasi wisata yang menekan
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas ekonomi
Tercapainya pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif
Meningkatkan keunggulan daya tarik dan promosi wisata
a. Mengembangkan destinasi pariwisata dan produk wisata serta meningkatkan kualitas ekonomi kreatif
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Program Pemasaran Pariwisata
Persentase seni budaya dan destinasi wisata yang dipromosikan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 399
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
lama kunjung wisatawan, belum terinternalisasinya nilai-nilai hospitality di masyarakat, belum maksimalnya analisa pasar wisatawan, branding dan aktivitas promosi, keterbatasan produk ekonomi kreatif dan rendahnya konsumsi produk lokal
b. Peningkatan promosi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 400
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
pariwisata berbasis digital
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 401
Perindustrian
9.2.1* Proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur terhadap PDB dan per kapita.
Daya dukung bangunan yang relatif cukup untuk pengembangan pembangunan; Daya tampung lahan kabupaten/kota yang daya
tampungnya akan terlampaui pada tahun 2024, yaitu Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Cimahi; Beban pencemar, pencemaran yang tinggi berdasarkan
Menurunkan beban pencemar yang disebabkan oleh industri di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kota Bogor. Menurunkan bahan pengahasil emisi pencemaran udara di Kota Bandung dan
Kota Cimahi; Meningkatkan pengawasan pengolahan limbah dan sampah industri; Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Tasikmlaya, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kota Depok, dan Kota Bekasi; Meningkatkan produktifitas industri terhadap PDRB sebesar 4,25% per tahun; Mengembangkan kawasan industri berwawasan lingkungan (pengolahan limbah, penghijauan
Dinas Perindustrian; Dinas Lingkungan Hidup; Dinas PU dan Tata Ruang
Persentase pertumbuhan industri di Provinsi Jawa Barat tahun 2013 dan tahun 2014 sebesar 12,21 persen, meningkat menjadi 16,76 persen
pada tahun 2015, dan menurun kembali pada tahun 2016 menjadi 8,87 persen
a. Menurunnya kontribusi sektor industri terhadap PDRB. Kontribusi sektor industri menurun dari 43,22 persen
di tahun 2013 menjadi 42,29 persen di tahun 2017
Pada sektor industri terdapat beberapa permasalahan yang ditandai dengan menurunnya pertumbuhan sektor industri, hal tersebut
disebabkan oleh produk industri berdaya saing rendah akibat biaya ekonomi tinggi (pajak dan biaya distribusi) sehingga mengakibatkan pertumbuhan sektor industri melambat, infrastruktur pendukung kawasan industri yang belum
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas
ekonomi
Meningkatnya peran industri dan perdagangan dalam stabilitas perekonomian Jawa Barat
Meningkatkan daya saing industri
Mengembangkan klaster industri, kemitraan dan pemanfaatan teknologi
Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri
Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri
Program Pembangunan Industri Agro, Kimia, Tekstil dan Aneka
Pertumbuhan PMA/PMDN Sektor Industri Agro, Kimia, Tekstil dan Aneka
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 402
BOD, COD, TSS terdapat di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kota Bogor. Proyeksi beban pencem
ar terus meningkat setiap tahun; Pencemaran udara bahwa beban emisi tersebar paling tinggi di daerah perkotaan, yaitu Kota Bandung dan Kota Cimahi; Emisi gas rumah kaca pencapaian penurunan emisi gas
sekitar industri, peduli pengolahan sampah, menjaga kebersihan industri); Meningkatkan kesadaran pekerja industri untuk menciptakan suasan bersih, hijau dan menjaga lingkungan
terintegrasi mengakibatkan tingginya biaya logistik dan ketimpangan pengembangan kawasan industri di Jawa Barat bagian Barat
dengan Jawa Barat bagian Timur, bahan baku industri mayoritas impor mengakibatkan biaya produksi tinggi, peranan industri kecil dan menengah (IKM) masih kecil dalam rantai pasok industri, dan belum memadainya ketersedia
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 403
rumah kaca sudah melebihi target tingkat penurunan emisi gas rumah kaca; Timbulan sampah, penghasil timbulan
sampah terbesar di Jawa Barat adalah Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Tasikmlaya, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kota Depok, dan Kota Bekasi; Peningkatan nilai tambah sektor industri terhadap PDRB sebesar 4,25%
an SDM sektor industri yang kompeten dan tersertifikasi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 404
per tahun
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 405
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Penurunan pertumbuhan industri. Persentase pertumbuhan industri di Provinsi Jawa Barat tahun 2013 sebesar 7,19 persen dan mengalami penuru
nan hingga 2015 sebesar 4,39 persen, dan terus mengalami peningkatan hingga tahun
Pertumbuhan jumlah Unit Usaha Industri Agro, Kimia, Tekstil dan Aneka
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 406
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2017 menjadi 5,35 persen
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 407
Keuangan
17.1.1 (a) Rasio penerimaan pajak terhadap PDB.
Kota/Kabupaten yang masih memiliki PDRB di bawah PDRB Jawa Barat antara lain Kab.Cianjur, Kab.Tasikmalaya, Kab.Gar
ut, Kab.Kuningan, Kab.Cirebon, Kab.Majalengka, Kota Banjar, Kab. Subang, Kab.Sukabumi, Kab.Ciamis, Kab.Bandung Barat, Kab.Pangandaran, Kab.Sumedang, Kota Depok, Kota Tasikmalaya, Kab.Bandung, Kota
Meningkatkan kapasitas aparatur pengelola keuangan sesuai standar kompetensi; Meningkatkan transparansi dan accountable dalam pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah; Meningkatkan pertumbuhan
PDRB mencapai 32,65 juta rupiah per kapita melalui sektor industri dan pariwisata di ab.Cianjur, Kab.Tasikmalaya, Kab.Garut, Kab.Kuningan, Kab.Cirebon, Kab.Majalengka, Kota Banjar, Kab. Subang, Kab.Sukabumi, Kab.Ciamis, Kab.Bandung Barat, Kab.Pangandaran, Kab.Sumedang, Kota Depok, Kota Tasikmalaya, Kab.Bandung, Kota Bekasi, Kota Sukabumi, Kab.Bogor,
Dinas Keuangan
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta mengurangi disparitas
ekonomi
Meningkatnya peran industri dan perdagangan dalam stabilitas perekonomian Jawa Barat
Meningkatkan daya saing industri
Mengembangkan klaster industri, kemitraan dan pemanfaatan teknologi
Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri
Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri
Program Pengelolaan Pendapatan Daerah I
Rasio Efektivitas PAD Lingkup Pendapatan I
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 408
Bekasi, Kota Sukabumi, Kab.Bogor, dan Kota Bogor.
dan Kota Bogor
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 409
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Laju Pertumbuhan PAD Lingkup Pendapatan I
Program Pengelolaan Pendapatan Daerah II
Rasio Efektivitas PAD Lingkup Pendapatan II
Rasio Efektivitas Dana Perimbangan
Rasio Efektivitas Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Laju Pertumbuhan PAD Lingkup Pendapatan II
Misi 5: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan Kepemimpinan yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 410
Kepegawaian
16.6.1.(d) Persentase instansi pemerintah yang memiliki nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).
Belum optimalnya integrasi dan kerjasama antara instansi, belum optimalnya peningkatan kapasitas kinerja pemerintah
daerah, belum optimalnya konsistensi dalam penegakkan hukum
Program Koordinasi dan Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan; Program pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah melalui kegiatan Meningkatkan kapasitas aparatur pengelola
sesuai standar kompetensi; Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah; Meningkatkan kepegawaian pemerintah daerah yang mencintai lingkungan (pengurangan penggunaan produk plastik, menjaga kebersihan lingkungan, pengurangan penggunaan kendaraan pribadi, melakukan penghijauan di lingkungan kantor instansi kerja)
Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Jawa Barat memiliki indeks reformasi birokrasi BB pada tahun 2017
Reformasi birokrasi belum terealisasi secara optimal Reformasi birokrasi terutama dari parameter manaje
men kepegawaian masih memerlukan peningkatan. Perlu dilakukan secara khusus program-program yang menunjang reformasi birokrasi sehingga amanat undang-undang tentang harus
Dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di Jawa Barat masih terjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian, yaitu masih kurangny
a sosialisasi dan kualitas serta jangkauan layanan informasi bagi publik atas hasil pembangunan daerah yang dilaksanakan, masih rendahnya profesionalisme aparatur dan masih terdapatnya sarana prasarana pemerintah yang kurang
Terwujudnya good governance dan whole of government
Terwujudnya inovasi tata kelola pemerintahan yang smart, bersih dan akuntabel
Meningkatkan penerapan reformasi birokrasi
a. Memperkuat kelembagaan dan tatalaksana pemerintahan berbasiskan e-government
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja dan Penyelenggaraan Reformasi Birokrasi
Persentase dokumen kinerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat yang disusun sesuai peraturan perundang-undangan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 411
terlaksananya reforasi birokrasi bisa tercapai
memadai, belum optimalnya pengelolaan kekayaan/aset pemerintah daerah, kualitas pelayanan publik, pelayanan data perencanaan, pelaksana
an monitoring dan evaluasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur, penataan peraturan perundang-undangan, dan kolaborasi pembangunan dengan pemerintah pusat dan kabupaten/kota
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 412
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Meningkatkan perencanaan, pengelolaan keuangan dan pengawasan pembangunan yang terpadu, transparan dan akuntabel berbasis teknologi dan informatika
Program Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Daerah Lingkup Bidang Ekonomi
Persentase dokumen kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang disusun sesuai peraturan perundang-undangan
Program Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Daerah Lingkup Bidang Fisik
Persentase rencana aksi Reformasi Birokrasi yang diimplementasikan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 413
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Program Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Daerah Lingkup Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya
Persentase Kabupaten/Kota dengan Indeks Reformasi Birokrasi berkategori 'B'
Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Program Perencanaan Pembang
unan Daerah
Program Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 414
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Program Pengelolaan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Program Pengelolaan Pebendaharaan Daerah
Program Pengelolaan Aset Daerah
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 415
16.6.1.(b) Persentase peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).
Nilai SAKIP Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan yang signifikan dari CC di Tahun 2014 menjadi sebesar A di Tahun 2016 dan
2017. Prestasi ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah daerah Jawa Barat semakin baik, akuntabel dan program yang dilaksanakan dapat mencapai sasaran
Belum optimalnya pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya
Dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di Jawa Barat masih terjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian, yaitu masih kurangny
a sosialisasi dan kualitas serta jangkauan layanan informasi bagi publik atas hasil pembangunan daerah yang dilaksanakan, masih rendahnya profesionalisme aparatur dan masih terdapatnya sarana prasarana pemerintah yang kurang
Terwujudnya good governance dan whole of government
Terwujudnya inovasi tata kelola pemerintahan yang smart, bersih dan akuntabel
Meningkatkan penerapan reformasi birokrasi
a. Memperkuat kelembagaan dan tatalaksana pemerintahan berbasiskan e-government
Program Pembinaan dan Pengawasan
Program Pembinaan dan Pengawasan
Program Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Kinerja Lingkup Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat
Persentase Perangkat Daerah yang nilai SAKIP-nya adalah ≥ A Lingkup Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 416
memadai, belum optimalnya pengelolaan kekayaan/aset pemerintah daerah, kualitas pelayanan publik, pelayanan data perencanaan, pelaksana
an monitoring dan evaluasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur, penataan peraturan perundang-undangan, dan kolaborasi pembangunan dengan pemerintah pusat dan kabupaten/kota
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 417
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
b. Meningkatkan perencanaan, pengelolaan keuangan dan pengawasan pembangunan yang terpadu, transparan dan akuntabel berbasis teknologi dan informatika
Persentase Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang nilai SAKIP-nya adalah ≥ BB Lingkup Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 418
16.6.1.(d) Persentase instansi pemerintah yang memiliki nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).
Provinsi Jawa Barat memiliki indeks reformasi birokrasi BB pada tahun 2017
Belum optimalnya pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya
Dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di Jawa Barat masih terjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian, yaitu masih kurangny
a sosialisasi dan kualitas serta jangkauan layanan informasi bagi publik atas hasil pembangunan daerah yang dilaksanakan, masih rendahnya profesionalisme aparatur dan masih terdapatnya sarana prasarana pemerintah yang kurang
Terwujudnya good governance dan whole of government
Terwujudnya inovasi tata kelola pemerintahan yang smart, bersih dan akuntabel
Meningkatkan penerapan reformasi birokrasi
a. Memperkuat kelembagaan dan tatalaksana pemerintahan berbasiskan e-government
Program Pembinaan dan Pengawasan
Program Pembinaan dan Pengawasan
Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja dan Penyelenggaraan Reformasi Birokrasi
Indeks Reformasi Birokrasi
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 419
memadai, belum optimalnya pengelolaan kekayaan/aset pemerintah daerah, kualitas pelayanan publik, pelayanan data perencanaan, pelaksana
an monitoring dan evaluasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur, penataan peraturan perundang-undangan, dan kolaborasi pembangunan dengan pemerintah pusat dan kabupaten/kota
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 420
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persentase dokumen kinerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat yang disusun sesuai peraturan perundang-undangan
b. Meningkatkan perencanaan, pengelolaan keuangan dan pengawasan pembangunan yang terpadu, transparan dan akuntabel berbasis teknologi dan informatika
Persentase dokumen kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang disusun sesuai peraturan perundang-undangan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 421
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persentase rencana aksi Reformasi Birokrasi yang diimplementasikan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
Persentase Kabupaten/Kota dengan Indeks Reformasi Birokrasi berkategori 'B'
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 422
Belum sinkronnya implementasi peraturan antara tingkat pusat dan daerah
Dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di Jawa Barat masih terjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian, yaitu masih kurangny
a sosialisasi dan kualitas serta jangkauan layanan informasi bagi publik atas hasil pembangunan daerah yang dilaksanakan, masih rendahnya profesionalisme aparatur dan masih terdapatnya sarana prasarana pemerintah yang kurang
Terwujudnya good governance dan whole of government
Terwujudnya inovasi tata kelola pemerintahan yang smart, bersih dan akuntabel
Meningkatkan kerjasama pembangunan
Meningkatkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar tingkat pemerintahan
Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Program Penataan Kelembagaan
Persentase penataan kelembagaan berbasis kinerja
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 423
memadai, belum optimalnya pengelolaan kekayaan/aset pemerintah daerah, kualitas pelayanan publik, pelayanan data perencanaan, pelaksana
an monitoring dan evaluasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur, penataan peraturan perundang-undangan, dan kolaborasi pembangunan dengan pemerintah pusat dan kabupaten/kota
Persentase penguatan
kelembagaan berbasis kinerja
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 424
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Program Pengembangan Ketatalaksanaan dan Peningkatan Pelayanan Publik
Persentase tingkat kepatuhan unit pelaksanaan pelayanan publik sesuai peraturan perundang-undangan
Persentase unit pelayanan publik yang melakukan percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik/inovasi
Persentase Perangkat Daerah Provinsi dengan ketatalaksanaa
n baik
Persentase Kabupaten/Kota yang telah memperoleh fasilitasi terkait ketatalaksanaan
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 425
16.6.1.(b) Persentase peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).
Nilai SAKIP Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan yang signifikan dari CC di Tahun 2014 menjadi sebesar A di Tahun 2016 dan
2017. Prestasi ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah daerah Jawa Barat semakin baik, akuntabel dan program yang dilaksanakan dapat mencapai sasaran
Belum optimalnya pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya
Dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di Jawa Barat masih terjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian, yaitu masih kurangny
a sosialisasi dan kualitas serta jangkauan layanan informasi bagi publik atas hasil pembangunan daerah yang dilaksanakan, masih rendahnya profesionalisme aparatur dan masih terdapatnya sarana prasarana pemerintah yang kurang
Terwujudnya good governance dan whole of government
Terwujudnya inovasi tata kelola pemerintahan yang smart, bersih dan akuntabel
Meningkatkan kerjasama pembangunan
Meningkatkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar tingkat pemerintahan
Program Pembinaan dan Pengawasan
Program Pembinaan dan Pengawasan
Program Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Kinerja Lingkup Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat
Persentase Perangkat Daerah yang nilai SAKIP-nya adalah ≥ A Lingkup Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 426
memadai, belum optimalnya pengelolaan kekayaan/aset pemerintah daerah, kualitas pelayanan publik, pelayanan data perencanaan, pelaksana
an monitoring dan evaluasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur, penataan peraturan perundang-undangan, dan kolaborasi pembangunan dengan pemerintah pusat dan kabupaten/kota
Kajian Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
LAMPIRAN II RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023 427
KLHS RPJMD RPJMD
Bidang
Indikator TPB belum
tercapai
Isu strategis klhs
Rekomendasi Perangkat
daerah
Bab II Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Kondisi Umum Daerah
Permasalahan Pembangunan
Isu Strategis
Tujuan
Sasaran Strategi Arah Kebijak
an
Program
Pembangunan Daerah
Program
Perangkat
Daerah (2019)
Program Perangkat Daerah (2020-2023)
Indikator Kinerja (IKU
dan IKK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persentase Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang nilai SAKIP-nya adalah ≥ BB Lingkup Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat
Sumber: hasil analisis, 2019