PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB...

53
PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENAMBANGAN EMAS ILEGAL (Studi Pada Polres Way Kanan) Skripsi Oleh M. RIFKI USMAN PUBARA NPM. 1342011109 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

1

PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK

PIDANA PENAMBANGAN EMAS ILEGAL

(Studi Pada Polres Way Kanan)

Skripsi

Oleh

M. RIFKI USMAN PUBARA

NPM. 1342011109

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

ABSTRAK

PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK

PIDANA PENAMBANGAN EMAS ILEGAL

(Studi Pada Polres Way Kanan)

Oleh

M. Rifki Usman Pubara

Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan dan

perlu penanganan yang tegas oleh pihak Polres Way Kanan yang bertujuan untuk

menegakkan hukum di wilayah hukum Polres Way Kanan. Hingga akhir bulan

April tahun 2016 Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Way Kanan Lampung

telah mengamankan 21 orang pemilik tambang emas ilegal. Permasalahan

dalam penelitian adalah bagaimanakah penegakan hukum oleh kepolisian dalam

tindak pidana penambangan emas ilegal oleh Polres Way Kanan dan apakah

faktor penghambat dalam penegakan hukum oleh kepolisian dalam tindak pidana

penambangan emas ilegal oleh Polres Way Kanan.

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif

dan empiris. Metode analisis secara kualitatif dan disimpulkan dengan cara pikir

induktif.

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan upaya Kepolisian dalam

penegakan hukum penambangan emas ilegal melalui 2 upaya, yaitu upaya secara

preventif yaitu Polres Way Kanan melaksanakan patroli, razia, operasi keamanan

yang dilakukan secara rutin dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat Way

Kanan tentang pentingnya menciptakan keamanan serta cara mengatasi

penambangan emas ilegal. Sedangkan upaya represif yang dilakukan Polres Way

Kanan adalah dengan mengoptimalkan upaya penindakan serta menghimpun

bukti-bukti guna menindak secara hukum pelaku penambangan batu secara liar

dengan pemberian sanksi tegas dan berefek jera serta melalui mediasi terhadap

para pihak yang berperkara sehingga pelaku tidak perlu di proses melalui sanksi

pidana. Faktor penghambat upaya kepolisian dalam penegakan hukum tindak

pidana penambangan emas ilegal di Kabupaten Way Kanan yaitu pertama faktor

Penegak Hukum seperti masih kurang maksimal dalam menjalankan programnya.

Faktor sarana dan prasarana yang masih terbatas seperti personil

kepolisian (penyidik) untuk melakukan pencarian, razia dan patroli. faktor

masyarakat yaitu antara masyarakat serta pihak kepolisian tidak tercipta kerjasama

yang bersinergi karena kurangnya pendekatan yang dilakukan oleh pihak

kepolisian, sehingga kurangnya dukungan dan rendahnya kesadaran hukum dari

masyarakat yang sebagian besar berminat untuk melakukan penambangan emas

ilegal

Page 3: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

Saran dalam skripsi ini adalah meningkatkan upaya penegakan hukum tindak

pidana penambangan emas ilegal oleh pihak kepolisian khususnya Polres Way

Kanan dengan upaya preventif guna menekan angka pertumbuhan kejahatan ini

yaitu dengan meningkatkan razia, patroli dan pengawasan daerah pertambangan,

perbaikan sarana dan prasarana serta melakukan pendekatan kepada masyarakat.

Kata Kunci: Penegakan hukum, Kepolisian, Penambangan emas ilegal

M. Rifki Usman Pubara

Page 4: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

1

PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK

PIDANA PENAMBANGAN EMAS ILEGAL

(Studi Pada Polres Way Kanan)

Oleh

M. RIFKI USMAN PUBARA

NPM. 1342011109

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 5: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan
Page 6: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan
Page 7: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan
Page 8: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Way Kanan Pada Tanggal 28 april 1995, sebagai anak ketiga

dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Usman Karim Jab, S.Pd.,M.M., dan

Ibu Aminah, S.Pd. Jenjang pendidikan penulis diawali dari Taman Kanak-Kanak

(TK) Nurul Islam Way Kanan yang lulus pada tahun 2001, kemudian dilanjutkan

pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Tiuh Baru di Way Kanan dan lulus pada

tahun 2007.Pada tahun 2007, penulis kembali melanjutkan pendidikan ke Sekolah

Menengah Pertama Negeri (SMP) 19 Bandar Lampung dan lulus pada tahun

2010, lalu diteruskan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Gajah Mada Bandar

Lampung dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung dan memilih Bagian Hukum

Pidana sebagai pilihan minatnya. Selama menjadi mahsiswa, penulis pernah

menjadi anggota dari Himpunan Mahasiswa Hukum Pidana , penulis melakukan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sribusono, Kecamatan Way Seputih,

Kabupaten Lampung Tengah.

Page 9: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

MOTTO

„‟Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.‟‟

(Q.S. Ar-Ra‟du: 11)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(Q.S. Al-Insyirah: 5-6)

“Kau tak akan pernah mampu menyebrangi lautan sampai kau berani berpisah dengan daratan.”

(Christoper Columbus)

“Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak.”

(Albert Einstein)

“Segala sesuatu yang bisa kau bayangkan adalah nyata.”

(Pablo Picaso)

“Ubahlah cara berpikir anda maka hidup anda akan berubah”

(M. Rifki Usman Pubara)

Page 10: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya kecil berupa skripsiku ini kepada :

Ayah dan Ibu tercinta, Usman Karim Jab, S.Pd., M.M. dan Aminah, S.Pd. Kalian

berdua adalah sosok terhebat dalam hidupku yang terus berjuang dan berkorban

membesarkan, membimbing, dan menafkahi aku dan kakakku dengan penuh

kesabaran, ketulusan dan kasih sayang serta keridhoan tiada henti.

Kakakku Pipin Ropisianti dan Reza Anggraini, adikku Ulfa Nafila Umri kalian

merupakan sosok berharga yang ku miliki dan ku sayangi selalu memberikan doa,

semangat dan kebahagian serta keceriaan dalam hidupku.mudah-mudahan kita

dapat membahagiakan orang tua dunia dan akhirat.

Kakek Nenek serta Sidi dan Siti, engkau adalah sosok terhebat berikutnya dan

sangat ku sayang serta kucintai dalam hidupku. Selalu ikut merawat, menyayangi,

dan membimbingku dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan keridhoan tiada

henti, engkau takkan pernah tergantikan.

Kakek Abdullah (Alm) dan sekeluarga

Sidi H. Ilyas Yusuf dan sekeluarga

Para Pendidikku

Para sahabatku tersayang, dan

Almamaterku tercinta, Universitas Lampung

Page 11: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamiin. Segala puji dan syukur, penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ‘Penegakan Hukum Oleh

Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Penambangan Emas Ilegal’’ ini dengan

baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini, yaitu

sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana

Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Segala kemampuan, baik tenaga maupun pikiran telah penulis curahkan demi

penyelesaian skripsi ini, namun skripsi ini masih memiliki kekurangan atau jauh

dari kata sempurna, baik dari segi penulisan mupun isi. Untuk itu, segala kritik

dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini bukanlah berasal dari jerih payah

sendiri, namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga

penulisan skripsi dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini,

penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus datang dari

lubuk hati penulis kepada :

1. Bapak Armen Yasir, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

2. Bapak Eko Raharjo, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas

Hukum Universitas Lampung.

3. Ibu Dona Raisa, S.H., M.H., selaku Sekretaris Bagian Hukum Pidana Fakultas

Hukum Universitas Lampung.

4. Ibu Dr. Erna Dewi, S.H., M.H., selaku Pembimbing 1 yang dengan penuh

kesabaran dan keikhlasan memberikan bimbingan, kritik, dan saran kepada

penulis demi penyelesaian dan kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dona Raisa Monica, S.H., M.H., selaku pembimbing II yang dengan

penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan bimbingan, kritik, dan saran

kepada penulis demi penyelesaian dan kesempurnaan skripsi ini.

Page 12: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

6. Ibu Firganefi., S.H., M.H., selaku pembahas 1 yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis demi penyelesaian

dan kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Sri rizki, S.H., M.H., selaku pembahas II yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis demi penyelesaian

dan kesempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu dan telah memberikan ilmu pengetahuan yang

berguna bagi penulis.

9. Seluruh Staff dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung, yang telah

membantu kelancaran seluruh urusan akademik penulis.

10. Ibu Bripda chosima selaku anggota Reskrim Polres Way Kanan yang telah

membantu kemudahan dan kelancaran jalannya penelitian.

11. Bapak Usman Karim Jab, S.Pd.,M.M., dan Ibu Aminah, S.Pd. sebagai kedua

orang tuaku yang dengan penuh kesabaran merawat, membimbing, dan

menafkahi aku hingga bisa menjadi sekarang ini. Aku sayang dan cinta kalian.

12. Pipin Ropisianti, A.M.Keb., kakakku tercinta yang selalu memberikan senda

gurau, keceriaan, dan semangat kepadaku.

13. Reza Anggraini. S.E., kakakku tercinta yang selalu memberikan senda gurau,

keceriaan, dan semangat kepadaku

14. Ulfa Nafila Umri., Adiku tercinta yang selalu memberikan senda gurau,

keceriaan, dan semangat kepadaku

15. Seluruh sanak saudara, seperti sepupu-sepupu dan keponakan-keponakanku

tercinta.

16. Teman-teman masa kecilku, Aan, Rido, Yogi, Rudi, Hendra, Fauzi, Arbet,

Rio, Lukman, Rendi, terimakasih atas keceriaannya dan kebersamaan selama

ini.

17. Teman-teman SMP, rio, Erik, Merta, Zoel, Afif, Rahmat, terimakasih atas

kebersamaannya.

18. Teman-teman SMA, Anisa, Umi, Roy, Anggi, Doni, Made, Wahyudi, Satria,

Husen, Zakaria, Supri, Angga, Erwin, Febri terbaik pokoknya.

Page 13: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

19. Teman-teman kuliah dan seperjuanganku di FH Unila yang selalu menemani

dalam suka dan duka serta memberikan keceriaan dan semangat bagiku, Jaya,

Heli, Husen, Khaidir, Alvenroy, Ikbal, Fazhar, M.Akbar Syahlevi A, S.H.,

Mersandi Novan, S.H., Gery, S.H., Abed Nego, S.H., Arlen, S.H

20. Teman-teman KKN-ku di Desa Sribusono, Kecamatan Way Seputih,

Kabupaten Lampung Tengah, aji, irfan ibnu hadi, Desti Dianasari, Erny

Robianti, Jesika Raka Siwi, Ellza, Arief Albi, Satria, Dimas, Neti.

Terimakasih atas kekompakan dan kebersamaannya selama 40 hari hehe.

21. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan ikut serta

memberikan semangat, dorongan, dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Tidak ada yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, kecuali hanya permohonan

kepada Allah SWT semoga apa yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan

balasan yang lebih baik.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, 2018

Penulis

Muhammad Rifki Usman Pubara

Page 14: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 5

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ................................................. 6

E. Sistematika Penulisan .................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tindak Pidana dan Jenis-Jenis Tindak Pidana ............. 11

B. Tindak Pidana Penambangan Emas Ilegal ..................................... 13

C. Tugas dan Fungsi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) ............. 17

D. Penegakan Hukum ......................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah ....................................................................... 30

B. Sumber dan Jenis Data ................................................................... 30

C. Penentuan Narasumber................................................................... 32

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................... 32

E. Analisis Data .................................................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penegakan Hukum oleh Kepolisian dalam Tindak Pidana

Penambangan Emas Ilegal oleh Polres Way Kanan ...................... 34

B. Faktor Penghambat dalam Penegakan Hukum oleh Kepolisian

dalam Tindak Pidana Penambangan Emas Ilegal oleh Polres Way

Kanan ............................................................................................. 54

Page 15: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ....................................................................................... 82

B. Saran ............................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia adalah hukum sebagai mana yang diatur dalam Pasal 1 ayat

(3) jo Pasal 27 ayat (1) jo Pasal 28 D ayat (1) Undang-Undang Dasar Repbulik

Indonesia Tahun 1945 yaitu setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,

perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di

hadapan hukum.1

Sepanjang sejarah manusia, kejahatan selalu mengikuti perkembangan zaman.

Dunia manusia yang masih tradisional maka dalam melakukan suatu kejahatan

pun masih tradisional, seperti kejahatan terhadap kemerdekaan orang masih

sangat tradisional yang dimuat dalam Pasal 324 didalamnya terdapat unsur

perniagaan budak. Sedangkan era semakin modern, maka manusia dalam

melakukan kejahatan semakin modern dan berani, ketika perbudakan sudah

dihapus di muka dunia, maka perniagaan budak pun sudah berbeda, yang dulu

yang namanya budak disamakan seperti hewan peliharaan yang di eksploitasi,

kerja paksa tanpa upah, huma sekedar makan, tetapi budak zaman modern

diberi kesempatan kerja, sekolah, pendidikan, yang budak sekarang hanya

sebagai obyek pemuas nafsu, obyek seksual.2

1 Adrian Sutedi, Hukum Pertambangan, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hlm. 32

2 Pipin Syarifin, Hukum Pidana di Indonesia. Pustaka Setia, Bandung, 2010, hlm. 115

Page 17: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

2

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) membagi semua tindak

pidana, baik yang termuat di dalam maupun di luar KUHP, menjadi dua

golongan besar, yaitu golongan kejahatan (midrivjen) yang teramat di dalam

buku II dan golongan pelanggaran (overtredingen) yang termuat dalam Buku

III KUHP. Adapun terdapat penggolongan kualitatif dalam Buku II KUHAP

perihal kejahatan. Di antara bentuk-bentuk kejahatan itu adalah: Kejahatan

terhadap keamanan negara, pemalsuan surat, kejahatan terhadap nyawa orang,

kejahatan terhadap kemerdekaan orang, kejahatan terhadap lingkungan, dll.3

Penegakan hukum merupakan usaha-usaha yang diambil oleh pemerintah atau

suatu otoritas untuk menjamin tercapainya rasa keadilan dan ketertiban dalam

masyarakat dengan menggunakan beberapa perangkat atau alat kekuasaan

baik dalam bentuk undang-undang, sampai pada para penegak hukum

antara lain polisi, hakim, jaksa, serta pengacara.4

Peran Polisi berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian sebagai penegak hukum berdasarkan atas asas persamaan

kedudukan hukum masyarakat (Equality before the law) Aparat kepolisian

sebbagai penegak hukum sudah seharusnya dapat menjaadi panutan

masyarakat, mampu menjadi pengendali dan sahabat masyarakat, memiliki

kualitas komunikasi yang baik. Namun demikian polisi juga merupakan

manusia biasa, yang tidak luput dari kesalahan atau kekurangannya sebagai

manusia yang memiliki nafsu atau emosi. Undang – undang sudah mengatur

3 Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia. Refika Aditama, Bandung,

2003, hlm. 114. 4 Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi, PT. Pembangunan Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981,

hlm. 15.

Page 18: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

3

secara tegas bagaimanakah tugas aparat kepolisian dalam menegakkan hukum

terhadap masyarakatnya, termasuk kedudukannya sebagai pelayan masyarakat

tanpa membeda bedakan kedudukan social, politik, ekonomi, ras, agama dan

budayanya.5

Pengertian pertambangan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4

Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara memiliki arti

sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan

dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum,

eksplorasi, studi kelayakan, kontruksi, penambangan, pengolahan dan

pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang.

Pengertian izin disini adalah izin untuk melakukan usaha pertambangan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009

tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, yang dikeluarkan oleh pejabat

berwenang yaitu Bupati/Gubernur/Menteri sesuai Wilayah Izin Usaha

Pertambangan (WIUP) yang menjadi kewenangannya masing-masing.

Sebagaimana telah diketahui di atas bahwa Negara mempunyai hak menguasai

atas bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya termasuk

tambang. Berdasarkan hal tersebut setiap orang yang akan

melakukan pertambangan aturan mainnya wajib meminta izin terlebih dahulu

dari Negara/Pemerintah. Apabila terjadi kegiatan penambangan pelakunya

tidak memiliki izin, maka perbuatannya merupakan tindak pidana yang diatur

dalam Pasal 158 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang

5 Soejono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2004, hlm. 34

Page 19: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

4

Pertambangan Mineral dan Batu Bara yang berbunyi “Setiap orang yang

melakukan usaha penambangan tanpa IUP, IPR atau IUPK sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 37, Pasal 40 ayat (3), Pasal 48, Pasal 67 ayat (1), Pasal

74 ayat (1) atau (5) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan

denda paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)”.

Hingga akhir bulan April tahun 2016 Markas Kepolisian Resor (Mapolres)

Way Kanan Lampung telah mengamankan 21 orang pemilik tambang emas

ilegal. Kapolres Way Kanan AKBP. Harseno, SIK., MM. melalui Kasat

Reskrim AKP. Hi. Sahril Paison, SH., Minggu (01/5) pagi mengatakan,

Polres Way Kanan telah bekerja keras untuk menindak tegas penambang-

penambang emas ilegal tersebut. Dalam kurun satu bulan terakhir,

Satreskrim Polres Way Kanan telah mengamankan 21 orang penambangan

emas ilegal. Sebelum dilakukan penindakan tegas, Polres Way Kanan telah

melakukan sosialisasi sejak bulan Agustus tahun 2015.6

Sembilan petani yang beralih profesi jadi penambang ilegal diringkus tim

gabungan Polres Way Kanan dipimpin langsung Kapolres AKBP Yudy

Chandra. Tersangka tersebut adalah Sapuan (55), Dedi (22) dan Sujianto (27).

Ketiganya warga Kampung Bali Rejo, Rifin (55), Sugeng Winarno (30),

Suyanto (27), Aan Febianto (23) dan Amri Suseno (20) kelimanya warga

Kampung Gunung Katun dan Eki (18) warga Kampung Donomulyo.7

6 Martha Ardiansyah, Polres Waykanan Amankan 21 Penambang Emas Ilegal,

http://www.pelitaekspres.com/berita-1353-polres-waykanan-amankan-21-penambang-emas-

ilegall-.html, diakses tanggal 21 Agustus 2017, Pukul 19.00 WIB 7 http://poskotanews.com/2017/02/09/sembilan-penambang-emas-ilegal-ditangkap, diakses tanggal

7 November 2017, Pukul 09.10 WIB

Page 20: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

5

Uraian di atas menunjukkan bahwa penambangan emas ilagal di Kabupaten

Way Kanan masih banyak terjadi dan perlu penanganan yang tegas oleh pihak

Polres Way Kanan yang bertujuan untuk menegakkan hukum di wilayah

hukum Polres Way Kanan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan judul: Penegakan Hukum Oleh Kepolisian Terhadap Tindak Pidana

Penambangan Emas Ilegal (Studi Pada Polres Way Kanan).

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah penegakan hukum oleh kepolisian dalam tindak pidana

penambangan emas ilegal oleh Polres Way Kanan?

2. Apakah faktor penghambat dalam penegakan hukum oleh kepolisian

dalam tindak pidana penambangan emas ilegal oleh Polres Way Kanan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penegakan hukum oleh

kepolisian dalam tindak pidana penambangan emas ilegal oleh Polres Way

Kanan dan untuk mengetahui faktor penghambat dalam penegakan

hukum oleh kepolisian dalam tindak pidana penambangan emas ilegal

oleh Polres Way Kanan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan proposal ini bagi penulis merupakan salah

satu syarat wajib untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum, selain itu

Page 21: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

6

dalam melakukan penelitian ini manfaat yang diberikan ada dua macam,

yaitu secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat bagi kajian ilmu

pengetahuan khususnya di bidang Hukum Pidana dan dapat menambah

literatur terutama yang berkaitan dengan penegakan hukum oleh

kepolisian dalam tindak pidana penambangan emas ilegal oleh Polres Way

Kanan serta melatih dan mempertajam daya analisis terhadap persoalan

dinamika hukum yang terus berkembang seiring perkembangan zaman dan

teknologi terutama penegakan hukum oleh kepolisian dalam tindak pidana

penambangan emas ilegal oleh Polres Way Kanan.

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para

pembaca, terutama sekali bagi pihak-pihak yang memiliki perhatian dalam

perkembangan hukum pidana khususnya penegakan hukum oleh

kepolisian dalam tindak pidana penambangan emas ilegal oleh Polres Way

Kanan. Agar hasil penelitian ini menjadi perhatian dan dapat digunakan

oleh semua pihak baik bagi pemerintah, masyarakat umum, maupun

pihak yang bekerja di bidang hukum, khususnya Hukum Pidana.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Pada permasalahan pertama dengan menjawabnya digunakan teori tentang

Pencegahan dan penanggulangan kejahatan dengan sarana penal

merupakan penal policy atau penal law enforcement policy yang

fungsionalisasi/operasionalisasinya melalui beberapa tahap, yaitu:

Page 22: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

7

a. Tahap formulasi, yaitu tahap penegakan hukum in abstracto oleh badan

pembuat undangundang, tahap ini disebut tahap kebijakan legislatif.

b. Tahap aplikasi, yaitu tahap penerapan hukum pidana oleh aparat

penegak hukum mulai dari kepolisian sampai pengadilan, tahap ini

disebut tahap kebijakan yudikatif.

c. Tahap eksekusi, yaitu tahap pelaksanaan hukum pidana secara konkret

oleh aparat-aparat pelaksana pidana, tahap ini dapat disebut juga

sebagai kebijakan eksekutif atau administratif. 8

Berdasarkan tahapan tersebut, maka kebijakan kriminal melalui hukum

pidana dimulai dari tahap formulasi yakni dengan merumuskan peraturan

perundangundangan (hukum pidana), kemudian peraturan perundang-

undangan tersebut diaplikasikan melalui sistem peradilan pidana. Oleh

karena itu, tahap formulasi atau kebijakan legislatif merupakan tahapan

yang paling strategis dari kebijakan hukum pidana, serta memiliki urgensi

yang tinggi untuk menentukan keberhasilan upaya penanggulangan

kejahatan pada tahapan selanjutnya yakni tahap aplikasi dan eksekusi.

Apabila terdapat kekurangan atau kelemahan dari kebijakan legislatif,

maka akan menjadi kelemahan strategis pula yang dapat menghambat

kebijakan yudikatif dan kebijakan eksekutif. Kebijakan legislatif sebagai

tahapan awal yang paling strategis ini harus diperhitungkan sebaik-

baiknya oleh badan legislatif. Sehingga upaya pencegahan dan

penanggulangan kejahatan melalui sarana hukum pidana bukan hanya

8 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya Bhakti, Bandung,

1996, hlm. 152-153.

Page 23: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

8

tugas dari aparat penegak/penerap hukum, tetapi juga tugas dari aparat

pembuat hukum/badan legislatif. Upaya pencegahan dan penanggulangan

kejahatan perlu ditempuh dengan pendekatan kebijakan, dalam arti ada

keterpaduan antara kebijakan/politik kriminal dengan kebijakan/politik

sosial, serta ada keterpaduan antara upaya penanggulangan kejahatan

melalui sarana penal dengan sarana non penal.

Pada permasalahan kedua dijawab dengan teori penghambat penegakan

hukum. Pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor

lain yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut mempunyai

arti yang netral, sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi

faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah, sebagai berikut:

a. Faktor hukumnya sendiri, dalam hal ini dibatasi pada undang-undang

saja.

b. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum.

c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.

d. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku

atau diterapkan.

e. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. 9

9 Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, Rajawali, Jakarta,

1986, hlm:3

Page 24: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

9

2. Konseptual

a. Penegakan hukum merupakan usaha-usaha yang diambil oleh

pemerintah atau suatu otoritas untuk menjamin tercapainya rasa

keadilan dan ketertiban dalam masyarakat.10

b. Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan

lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.11

c. Tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak melakukan

sesuatu yang oleh peraturan Perundang-Undangan dinyatakan sebagai

perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana, untuk dinyatakan

sebagai tindak pidana, selain perbuatan tersebut dilarang dan diancam

pidana oleh peraturan Perundang-Undangan, harus juga bersifat

melawan hukum atau bertentangan dengan kesadaran hukum

masyarakat. Setiap tindak pidana selalu dipandang bersifat melawan

hukum, kecuali ada alasan pembenar.12

d. Penambangan emas ilegal merupakan kegiatan eksplorasi emas yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang tanpa mendapatkan

izin dari pihak yang berwenang. 13

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami isi dari skripsi ini, maka diuraikan secara garis

besar masing-masing Bab dan akan penulis susun secara sistematis yang

merupakan uraian-uraian yang dikemukakan sehingga tersusun sampai Bab V.

10

Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi, PT. Pembangunan Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981,

hlm. 15. 11

Fokus Media, 2012, Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Bandung, Fokus

Media, hlm. 3. 12

Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bhakti,

Bandung, 1996, hlm. 152-153. 13

H. Salim HS, Hukum Pertambangan Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hlm. 97.

Page 25: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

10

I. Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kerangka teoritis dan konseptual serta sistematika penulisan.

II. Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang dapat dijadikan sebagai dasar atau

teori dalam menjawab masalah yang terdiri dari pengertian pengertian dan jenis-

jenis tindak pidana, pertanggungjawaban pidana.

III. Metode Penelitian

Bab ini berisikan metode penelitian yang digunakan yang terdiri dari tipe

penelitian, jenis data dan bahan hukum, prosedur pengumpulan data, prosedur

pengolahan data dan analisis data.

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisikan pembahasan tentang penegakan hukum oleh kepolisian dalam

tindak pidana penambangan emas ilegal oleh Polres Way Kanan di Polres

Lampung Selatan dan faktor penghambat penegakan hukum oleh kepolisian

dalam tindak pidana penambangan emas ilegal oleh Polres Way Kanan di Polres

Lampung Selatan

V. Penutup

Bab ini berisi kesimpulan yang merupakan rangkaian dari pembahasan pada Bab-

Bab sebelumnya dan beberapa saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Page 26: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tindak Pidana dan Jenis-Jenis Tindak Pidana

1. Pengertian Tindak Pidana

Pidana memiliki pengertian perbuatan yang dilakukan setiap orang/subjek hukum

yang berupa kesalahan dan bersifat melanggar hukum ataupun tidak sesuai dengan

Perundang-undangan. Istilah pidana merupakan istilah teknis-yuridis yang berasal

dari terjemahan delict atau strafbaarfeit. Disamping itu dalam bahasa Indonesia,

istilah tersebut diterjemahkan dengan berbagai istilah, seperti peristiwa pidana,

perbuatan pidana, pelanggaran pidana, perbuatan yang dapat dihukum dan

perbuatan yang boleh dihukum.

Pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang

melakukan perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Pidana pada

umumnya sering diartikan sebagai hukuman. Hukuman adalah pengertian yang

bersifat umum, sedangkan pidana merupakan suatu pengertian yang bersifat

khusus sebagai suatu sanksi atau nestapa yang menderitakan.13

Berdasarkan keenam istilah sebagai terjemahan delict atau strafbaarfeit Wantjik

Saleh menyatakan bahwa istilah yang paling baik dan tepat untuk dipergunakan

13

Dikutip dari Tesis Figa Zulkarnain dengan judul, Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi,

Universitas Sriwijaya, Palembang. 2013, hlm. 19

Page 27: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

12

adalah antara dua istilah yaitu “tindak pidana” atau “perbuatan pidana”.14

Sedangkan Moeljatno lebih cenderung menggunakan istilah “perbuatan pidana”

yang selanjutnya mendefinisikan perbuatan pidana sebagai “perbuatan yang oleh

aturan hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana barang siapa yang

melanggar larangan tersebut”.15

Berdasarkan pengertian tersebut, beliau memisahkan antara perbuatan dengan

orang yang melakukan. Pompe merumuskan bahwa suatu strafbaarfeit itu

sebenarnya tidak lain daripada suatu tindakan yang menurut sesuatu rumusan

undang-undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum.16

2. Jenis-Jenis Tindak Pidana

Tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang

oleh peraturan Perundang-undangan dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang

dan diancam dengan pidana, untuk dinyatakan sebagai tindak pidana, selain

perbuatan tersebut dilarang dan diancam pidana oleh peraturan Perundang-

undangan, harus juga bersifat melawan hukum atau bertentangan dengan

kesadaran hukum masyarakat. Setiap tindak pidana selalu dipandang bersifat

melawan hukum, kecuali ada alasan pembenar.17

Tindak pidana umum adalah tindak pidana kejahatan dan pelanggaran yang diatur

di dalam KUHP yang penyidikannya dilakukan oleh Polri dengan menggunakan

ketentuan yang terdapat dalam KUHAP. Tindak pidana khusus adalah tindak

14

Wantjik Saleh. Tindak Pidana Korupsi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1977, hlm. 9 15

Moeljatno. Asas-asas Hukum Pidana, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1984, hlm. 1. 16

PAF Lamintang. Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Sinar Baru, Bandung, 1987, hlm. 174 17

Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bhakti,

Bandung, 1996, hlm. 152-153.

Page 28: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

13

pidana di luar KUHP seperti Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, Undang-

Undang Tindak Pidana Ekonomi, Undang Undang Bea Cukai, Undang-Undang

Terorisme dan sebagainya yang penyidikannya dilakukan oleh Polri, Kejaksaan,

dan Pejabat Penyidik lain sesuai dengan ketentuan-ketentuan khusus hukum acara

pidana bersangkutan. Sementara itu, tindak pidana tertentu adalah tindak pidana di

luar KUHP yang tidak termasuk dalam tindak pidana khusus, seperti Undang-

Undang Hak Cipta, Undang Keimigrasian, Peraturan Daerah, dan sebagainya.

Menurut Roscoe Pound dalam Lili Rasjidi menyatakan bahwa konstelasi negara

modern, hukum dapat difungsikan sebagai sarana rekayasa sosial (law as a tool of

social engineering).18

B. Tindak Pidana Penambangan Emas Ilegal

1. Pengertian Tindak Pidana Penambangan Emas Ilegal

Undang-Undang pertambangan selain mengenal adanya tindak pidana illegal

mining juga terdapat bermacam-macam tindak pidana lainnya, yang sebagian

besar ditujukan kepada pelaku usaha pertambangan, dan hanya satu macam

tindak pidana yang ditujukan kepada pejabat penerbit izin di bidang

pertambangan.

Ketentuan pidana lebih banyak ditujukan kepada perbuatan yang dilakukan

oleh penerima/pemegang izin tambang. Selain itu UU Pertambangan juga

mengatur tentang tindak pidana yang ditujukan kepada pejabat pemberi izin

sebagaimana Pasal 165 yang berbunyi: “Setiap orang yang mengeluarkan IUP,

18

Roscoe Pound, Filsafat Hukum, Bhratara. Lili Rasjidi, Jakarta 1992, Dasar-Dasar Filsafat

Hukum,Alumni, Bandung, 1978. hlm. 43.

Page 29: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

14

IPR, atau IUPK yang bertentangan dengan undang-undang ini dan

menyalahgunakan kewenangannya diberi sanksi pidana paling lama 2 tahun

penjara dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00”. Perbuatan penyalahgunaan

kewenangan sifatnya luas tetapi terhadap pejabat penerbit izin tersebut dibatasi

sepanjang perbuatan penerbitan IUP, IPR, atau IUPK saja. Tujuan diaturnya

tindak pidana ini agar pejabat tersebut dapat bekerja dengan baik dan melayani

kepentingan masyarakat dengan semestinya.

Pelaku tindak pidana di bidang pertambangan di atas yang dijatuhi pidana penjara

dan denda merupakan hukuman pokok. Selain jenis hukuman tersebut terhadap

pelakunya dapat dijatuhi dikenai pidana tambahan berupa:

a. Perampasan barang yang digunakan dalam melakukan tindak pidana

b. Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana

c. Kewajiban membayar biaya yang timbul akibat tindak pidana Kemudian

hakim juga dapat menjatuhkan hukuman tambahan terhadap

badan hukum berupa pencabutan izin usaha dan/atau pencabutan status

badan hukum.19

Pelaku tindak pidana di bidang pertambangan di atas yang dijatuhi pidana penjara

dan denda merupakan hukuman pokok. Selain jenis hukuman tersebut terhadap

pelakunya dapat dijatuhi dikenai pidana tambahan berupa:

a. Perampasan barang yang digunakan dalam melakukan tindak pidana

b. Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana

19

Ibid, hlm, 248.

Page 30: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

15

c. Kewajiban membayar biaya yang timbul akibat tindak pidana Kemudian

hakim juga dapat menjatuhkan hukuman tambahan terhadap

badan hukum berupa pencabutan izin usaha dan/atau pencabutan status

badan hukum.20

2. Dasar Hukum Pemberantasan Tindak Pidana Pertambangan Mineral dan Emas

Bara dan Dasar Hukumnya

Penggolongan bahan galian diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1967 jo Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980 tentang

Penggolongan Bahan Galian. Bahan galian dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Bahan galian strategis merupakan bahan galian untuk keperluan pertahanan

keamanan serta perekonomian negara. Dalam Pasa 1 huruf a Peraturan

Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980 tentang Penggolongan Bahan Galian

ditentukan golongan bahan galian strategis. Bahan galian strategis dibagi

menjadi enam golongan, yaitu :

a. Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;

b. Bitumen padat, aspal;

c. Antrasit, emas bara, emas bara muda;

d. Uraniun, radium, thorium, dan bahan-bahan galian radioaktif lainnya;

e. Nikel,kobal;

f. Timah

2. Bahan galian vital merupakan bahan galian yang dapat menjamin hajat hidup

orang. Bahan galian vital ini disebut juga golongan bahan galian B. Bahan

galian vital digolongkan menjadi delapan golongan, yaitu :

20

Ibid, hlm, 248.

Page 31: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

16

a. Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;

b. Bautsit, tembaga, timbal, seng;

c. Emas, platina, perak, air raksa, intan;

d. Arsin, antimon, bismut;

e. Ytterium, rtutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;

f. Berilium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;

g. Kriolit, flourspar, barit;

h. Yodium, brom, klor, belerang

3. Bahan galian yang tidak termasuk golongan strategis dan vital yaitu bahan

galian yang lazim disebut dengan galian C. Bahan galian ini dibagi menjadi

sembilan golongan, yaitu:

a. Nitrat-nitrat (garam dari asam sendawa, dipakai dalam campuran

pupuk;HNO3) Pospat-pospat, garam emas (halite)

b. Asbes, talk, mika, grafit magnesit;

c. Yarosit, leusit, tawas (alum), oker;

d. Emas permata, emas setengah permata;

e. Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;

f. Emas apung, tras, absidian, perlit, tanah diatome, tanah serap;

g. Marmer, emas tulis

h. Emas kapur, dolomit, kalsit;

i. Granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, tanah pasir sepanjang tidak

megandung unsur mineral golongan a maupun b dalam jumlah berarti.21

21

H. Salim HS, Hukum Pertambangan Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hlm. 97.

Page 32: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

17

Masyarakat pada umumnya menggolongkan bahan galian berdasarkan nilai

komersialnya. Golongan bahan galian yang memiliki nilai komersial tinggi adalah

minyak dan gas bumi, emas, tembaga dan perak, serta emas bara yang mempunyai

dampak positif dalam pembiayaan pembangunan nasional. Undang-

Undang pertambangan selain mengenal adanya tindak pidana illegal mining juga

terdapat bermacam-macam tindak pidana lainnya, yang sebagian besar ditujukan

kepada pelaku usaha pertambangan, dan hanya satu macam tindak pidana yang

ditujukan kepada pejabat penerbit izin di bidang pertambangan.

C. Tugas dan Fungsi Kepolisian Republik Indonesia (Polri)

1. Pengertian Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Menurut Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2002 dan KUHAP

Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

terdapat rumusan mengenai definisi dari berbagai hal yang berkaitan dengan

Polisi, termasuk pengertian Kepolisian. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor

2 Tahun 2002 pengertian Kepolisian adalah sebagai berikut:

a. Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga

polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah pegawai negeri pada

Kepolisian pada Kepolisian Negara Republik Indonesia.

c. Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah anggota Kepolisisan

Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Undang-Undang memiliki

wewenang umum Kepolisian.

d. Peraturan Kepolisian adalah segala peraturan yang dikeluarkan oleh

Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka memelihara ketertiban

Page 33: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

18

dan menjamin keamanan umum sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

e. Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis

masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan

nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh

terjaminnya keamanan, ketertiban dalam tegaknya hukum, serta terbinanya

ketentraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan

potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan

menanggulangi segala bentuk pelanggaran Hukum dan bentuk-bentuk

gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

2. Fungsi Kepolisian Republik Indonesia (Polri)

Mengenai fungsi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terdapat dalam Pasal 2

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 yang berbunyi: ”fungsi Kepolisian adalah

salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan

ketertiban masyarakat, penegakan Hukum, perlindungan, pengayoman dan

pelayanan kepada masyarakat.”

Pengertian kepolisian sebagai fungsi tersebut diatas sebagai salah satu fungsi

Pemerintahan negara di bidang pemeliharaan, keamanan dan ketertiban

masyarakat, penegakan hukum, pelindung, pengayom dan pelayanan kepada

masyarakat. Sedang pengertian Kepolisian sebagai lembaga adalah organ

pemerintah yang ditetapkan sebagai suatu lembaga yang diberikan kewenangan

menjalankan fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Jadi apabila

Page 34: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

19

kita membicarakan persoalan kepolisian berarti berbicara mengenai fungsi dan

lembaga kepolisian.22

Menurut Sadjijono, istilah ”polisi” dan ”kepolisian” mengandung pengertian yang

berbeda. Istilah ’polisi’ adalah sebagai organ atau lembaga pemerintah yang ada

dalam negara, sedangkan istilah ”kepolisian” adalah sebagai organ dan fungsi.

Sebagai organ yakni suatu lembaga pemerintah yang terorganisasi dan terstruktur

dalam organisasi negara. Sedangkan sebagai fungsi yakni tugas dan wewenang

serta tanggung jawab lembaga atas kuasa undang-undang untuk

menyelenggarakan fungsinya, antara lain pemeliharaan dan ketertiban masyarakat,

penegakan hukum, pelindung, pengayom, dan pelayanan masyarakat. 23

Pengemban Fungsi Kepolisian ditemukan melalui penguraian dimensi fungsi

Kepolisian yang terdiri dari dimensi yuridis dan sosiologis. Dalam dimensi yuridis

fungsi kepolisian terdiri atas fungsi kepolisian umum dan khusus. Fungsi

Kepolisian umum berkaitan dengan kewenangan Kepolisian berdasarkan undang-

undang dan peraturan perundang-undangan yang meliputi semua lingkungan

kuasa dan umum yaitu:

1) Lingkungan kuasa soal-soal yang termasuk kompetensi Hukum Publik

2) Lingkungan kuasa orang

3) Lingkungan kuasa tempat, dan

4) Lingkungan kuasa waktu.

22

Pudi Rahardi, Hukum Kepolisian(Profesionalisme dan Reformasi Polri), Laksbang Mediatama

Surabaya, 2007, hlm. 56 23

Sadjijono, Hukum Kepolisian, Laksbang Pressindo, Yogyakarta, 2006, hlm. 6.

Page 35: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

20

Pengemban fungsi kepolisian secara umum, sesuai undang-undang adalah

Kepolisian Negara Republik Indonesia, sehingga tugas dan wewenangnya dengan

sendirinya akan mencakup keempat lingkungan kuasa tersebut. Dalam dimensi

sosiologis, fungsi Kepolisian terdiri atas pekerjaanpekerjaan tertentu yang dalam

praktek kehidupan masyarakat dirasakan perlu dan ada manfaatnya, guna

mewujudkan keamanan dan ketertiban di lingkungannya, sehingga dari waktu ke

waktu dilaksanakan atas dasar kesadaran dan kemauan masyarakat sendiri secara

swakarsa serta kemudian melembaga dalam tata kehidupan masyarakat. Fungsi

sosiologis kepolisian dalam masyarakat hukum adat dapat disebut antara lain:

penguasa adat dan kepala desa. Sedangkan mengenai tujuan Kepolisian Republik

Indonesia (Kepolisian Republik Indonesia (Polri)) disebutkan dalam Pasal 4

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 yang menyatakan bahwa: ”Kepolisian

Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri

yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan

tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan

masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi

hak asasi manusia”.

3. Tugas Kepolisian Republik Indonesia (Polri)

Tugas dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) diatur dalam Pasal 13 dan Pasal

14 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 adalah sebagai berikut:

Pasal 13:

”Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:

a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;

Page 36: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

21

b. Menegakkan hukum; dan

c. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat”

Pasal 14:

(1) ” Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,

Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas:

a. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap

kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;

b. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban,

dan kelancaran lalu lintas di jalan;

c. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,

kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap

hukum dan peraturan perundang-undangan;

d. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional;

e. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;

f. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap

kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk

pengamanan swakarsa;

g. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana

sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan

lainnya;

h. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,

laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas

kepolisian;

i. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan

lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk

memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi

manusia;

j. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum

ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang;

k. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya

dalam lingkup tugas kepolisian; serta

l. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan”

Agar Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dapat bertindak secara lancar dalam

melaksanakan tugasnya, maka Kepolisian Republik Indonesia (Polri) harus

memiliki wewenang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002,

wewenang Kepolisian Republik Indonesia (Polri) diatur dalam Pasal 15 ayat (1)

dan (2) serta Pasal 16. Adapun isinya adalah sebagai berikut:

Page 37: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

22

Pasal 15:

(1) ”Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

13 dan 14 Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum berwenang:

a. Menerima laporan dan/atau pengaduan;

b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat

mengganggu ketertiban umum;

c. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;

d. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam

persatuan dan kesatuan bangsa;

e. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan

administratif kepolisian;

f. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan

kepolisian dalam rangka pencegahan;

g. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;

h. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;

i. Mencari keterangan dan barang bukti;

j. Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;

k. Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam

rangka pelayanan masyarakat;

l. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan

pengadilan, kegiatan instansi lain, serta

m. Kegiatan masyarakat;

n. Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu”

(2) Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-

undangan lainnya berwenang:

a. Memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan

masyarakat lainnya;

b. Menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor;

c. Memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor;

d. Menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik;

e. Memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak,

dan senjata tajam;

f. Memberikan izin operasional dan melakukan pengawasan terhadap badan

usaha di bidang jasa pengamanan;

g. Memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian khusus

dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian;

h. Melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan

memberantas kejahatan internasional;

i. Melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing yang

berada di wilayah Indonesia dengan koordinasi instansi terkait;

j. Mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi kepolisian

internasional;

k. Melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas

kepolisian”

Page 38: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

23

Pasal 16:

(1) ”Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

13 dan 14 di bidang proses pidana, Kepolisian Negara Republik Indonesia

berwenang untuk :

a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;

b. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian

perkara untuk kepentingan penyidikan;

c. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka

penyidikan;

d. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa

tanda pengenal diri;

e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;

f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau

saksi

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan

pemeriksaan perkara;

h. Mengadakan penghentian penyidikan;

i. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;

j. Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang

berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau

mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka

melakukan tindak pidana;

k. Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai

negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil

untuk diserahkan kepada penuntut umum; dan

l. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab”

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa Kepolisian Republik

Indonesia mengemban amanah Undang-Undang untuk memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat, perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat

serta penegakan hukum.

D. Penegakan Hukum

Penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide keadilan,

kepastian hukum dan kemanfaatan sosial menjadi kenyataan. Jadi penegakan

hukum pada hakikatnya adalah proses perwujudan ide-ide. Penegakan hukum

adalah proses dilakukannya upaya tegaknya atau berfungsinya norma-norma

Page 39: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

24

hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku dalam lalu lintas atau hubungan-

hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penegakan

hukum merupakan usaha untuk mewujudkan ide-ide dan konsepkonsep hukum

yang diharapakan rakyat menjadi kenyataan. Penegakan hukum merupakan suatu

proses yang melibatkan banyak hal.24

Menurut Soerjono Soekanto, penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan

hubungan nilai-nilai yang terjabarkan didalam kaidah-kaidah/pandangan nilai

yang mantap dan mengejewantah dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran

nilai tahap akhir untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian

pergaulan hidup. Penegakan hukum secara konkret adalah berlakunya hukum

positif dalam praktik sebagaimana seharusnya patut dipatuhi. Oleh karena itu,

memberikan keadilan dalam suatu perkara berarti memutuskan hukum in concreto

dalam mempertahankan dan menjamin di taatinya hukum materiil dengan

menggunakan cara procedural yang ditetapkan oleh hukum formal.25

Pencegahan dan penanggulangan kejahatan dengan sarana penal merupakan penal

policy atau penal law enforcement policy yang fungsionalisasi/operasionalisasinya

melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap formulasi, yaitu tahap penegakan hukum in abstracto oleh badan

pembuat undangundang, tahap ini disebut tahap kebijakan legislatif.

b. Tahap aplikasi, yaitu tahap penerapan hukum pidana oleh aparat penegak

hukum mulai dari kepolisian sampai pengadilan, tahap ini disebut tahap

kebijakan yudikatif.

24

Dellyana Shant, Konsep Penegakan Hukum. Liberty, Yogyakarta, 2008, hlm. 32 25

Soejono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2004, hlm. 34

Page 40: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

25

c. Tahap eksekusi, yaitu tahap pelaksanaan hukum pidana secara konkret oleh

aparat-aparat pelaksana pidana, tahap ini dapat disebut juga sebagai kebijakan

eksekutif atau administratif. 26

Menurut Satjipto Raharjo penegakan hukum pada hakikatnya merupakan

penegakan ide-ide atau konsep-konsep tentang keadilan , kebenaran, kemamfaatan

sosial, dan sebagainya. Jadi Penegakan hukum merupakan usaha untuk

mewujudkan ide dan konsep-konsep tadi menjadi kenyataan. Hakikatnya

penegakan hukum mewujudkan nilai-nilai atau kaedah-kaedah yang memuat

keadilan dan kebenaran, penegakan hukum bukan hanya menjadi tugas dari para

penegak hukum yang sudah di kenal secara konvensional , tetapi menjadi tugas

dari setiap orang. Meskipun demikian, dalam kaitannya dengan hukum publik

pemerintahlah yang bertanggung jawab.27

Kebijakan kriminal melalui hukum pidana dimulai dari tahap formulasi yakni

dengan merumuskan peraturan perundangundangan (hukum pidana), kemudian

peraturan perundang-undangan tersebut diaplikasikan melalui sistem peradilan

pidana. Oleh karena itu, tahap formulasi atau kebijakan legislatif merupakan

tahapan yang paling strategis dari kebijakan hukum pidana, serta memiliki urgensi

yang tinggi untuk menentukan keberhasilan upaya penanggulangan kejahatan

pada tahapan selanjutnya yakni tahap aplikasi dan eksekusi. Apabila terdapat

kekurangan atau kelemahan dari kebijakan legislatif, maka akan menjadi

kelemahan strategis pula yang dapat menghambat kebijakan yudikatif dan

kebijakan eksekutif. Kebijakan legislatif sebagai tahapan awal yang paling

26

Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya Bhakti, Bandung,

1996, hlm. 152-153. 27

Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Bandung, 2004, hlm. 142.

Page 41: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

26

strategis ini harus diperhitungkan sebaik-baiknya oleh badan legislatif. Sehingga

upaya pencegahan dan penanggulangan kejahatan melalui sarana hukum pidana

bukan hanya tugas dari aparat penegak/penerap hukum, tetapi juga tugas dari

aparat pembuat hukum/badan legislatif. Upaya pencegahan dan penanggulangan

kejahatan perlu ditempuh dengan pendekatan kebijakan, dalam arti ada

keterpaduan antara kebijakan/politik kriminal dengan kebijakan/politik sosial,

serta ada keterpaduan antara upaya penanggulangan kejahatan melalui sarana

penal dengan sarana non penal.

Upaya penanggulangan kejahatan secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu lewat

jalur “penal” (hukum pidana) dan lewat jalur “non penal” (bukan/di luar hukum

pidana). Upaya-upaya yang disebut dalam butir (b) dan (c) dapat dimasukkan

dalam kelompok upaya “non penal”. Secara kasar dapatlah dibedakan bahwa

upaya penanggulangan kejahatan lewat jalur penal lebih menitikberatkan pada

sifat “represif” (penindasan/ pemberantasan/penumpasan) sesudah kejahatan

terjadi, sedangkan jalur “non penal” lebih menitikberatkan pada sifat “preventif”

(pencegahan/ penangkalan/pengendalian) sebelum kejahatan terjadi. Dikatakan

sebagai perbedaan secara kasar, karena tindakan represif pada hakikatnya juga

dapat dilihat sebagai tindakan preventif dalam arti luas.

Usaha-usaha non penal misalnya penyantunan dan pendidikan sosial dalam rangka

mengembangkan tanggungjawab sosial warga masyarakat; penggarapan kesehatan

jiwa masyarakat melalui pendidikan moral, agama dan sebagainya; peningkatan

usaha-usaha kesejahteraan anak dan remaja yang oleh Sudarto dikemukakan

Page 42: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

27

bahwa kegiatan Karang Taruna, kegiatan Pramuka merupakan upaya non penal

dalam mencegah dan menanggulangi kejahatan.

Upaya non penal dapat pula digali dari berbagai sumber lainnya yang juga

mempunyai potensi efek-preventif, misalnya media pers/media massa,

pemanfaatan kemajuan teknologi (dikenal dengan istilah techno-prevention) dan

pemanfaatan potensi efek-preventif dari aparat penegak hukum. Mengenai yang

terakhir ini, kegiatan patroli dari polisi yang dilakukan secara kontinu termasuk

upaya non penal yang mempunyai pengaruh preventif bagi penjahat (pelanggar

hukum) potensial. Sehubungan dengan hal ini, kegiatan razia/operasi yang

dilakukan pihak kepolisian di beberapa tempat tertentu dan kegiatan yang

berorientasi pada pelayanan masyarakat atau kegiatan komunikatif edukatif

dengan masyarakat, dapat pula dilihat sebagai upaya non penal yang perlu

diefektifkan.

Upaya non penal yang paling strategis adalah segala upaya untuk menjadikan

masyarakat sebagai lingkungan sosial dan lingkungan hidup yang sehat (secara

materil dan immateril) dari faktor-faktor kriminogen (sebab-sebab terjadinya

kejahatan). Ini berarti, masyarakat dengan seluruh potensinya harus dijadikan

sebagai faktor penangkal kejahatan atau faktor anti kriminogen yang merupakan

bagian integral dari keseluruhan politik kriminal. Pentingnya keterpaduan antara

penggunaan sarana penal dan non penal pada akhirnya harus bermuara pada

tujuan kebijakan sosial yaitu perlindungan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh

karena itu, sangat beralasan kiranya untuk terus menggali, memanfaatkan dan

Page 43: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

28

mengembangkan upaya-upaya non penal untuk mengimbangi keterbatasan sarana

penal dalam kebijakan hukum pidana.

Kebijakan penegakan hukum adalah usaha-usaha yang diambil oleh pemerintah

atau suatu otoritas untuk menjamin tercapainya rasa keadilan dan ketertiban dalam

masyarakat dengan menggunakan beberapa perangkat atau alat kekuasaan baik

dalam bentuk undang-undang, sampai pada para penegak hukum antara lain

polisi, hakim, jaksa, serta pengacara.28

Menurut Soerjono Soekanto ada beberapa faktor yang mempengaruhi penegakan

hukum dalam upaya penanggulangan kejahatan, yaitu:

a. Faktor hukumnya sendiri, yaitu ada kemungkinan terjadi ketidak cocokan

dalam peraturan perundang-undangan mengenai bidang bidang kehidupan

tertentu. Kemungkinan lainnya adalah ketidakcocokan antara peraturan

perundang undangan dengan hukum tidak tertulis atau hukum kebiasaan.

kadangkala ketidakserasian antara hukum tertulis dan hukum kebiasaan

dan seterusnya.

b. Faktor penegak hukum, yaitu Salah satu kunci dari keberhasilan dalam

penegakan hukum adalah mentalitas atau kepribadian dari penegak hukumnya

sendiri. Penegak hukum antara lain mencakup hakim,polisi,jaksa,pembela,

petugas pemasyarakatan, dan seterusnya.

c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegak hukum, yaitu seperti

mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang

baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup. Kurangnya fasilitas

28

Budi Rizki H, dan Rini Fathonah,Op Cit, hlm. 2.

Page 44: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

29

yang memadai menyebabkan penegakan hukum tidak akan berjalan

dengan semestinya.

d. Faktor masyarakat, yakni bagian yang terpenting dalam menentukan penegak

hukum adalah kesadaran hukum masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum

masyarakat maka akan semakin memungkinkan penegakan hukum yang baik.

Sebaliknya semakin rendah tingkat kesadaran hukum masyarakat, maka

akan semakin sukar untuk melaksanakan penegakan hukum yang baik.

e. Faktor kebudayaan, yaitu budaya sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang di

dasarkan pada karsa manusia dalam pergaulan hidup. Kebudayaan Indonesia

merupakan dasar dari berlakunya hukum adat, sehingga berlakunya hukum

tertulis (perundang-undangan) harus mencerminkan nilai-nilai yang menjadi

dasar hukum adat.29

29

Soerjono Soekanto, Op Cit, hlm. 5.

Page 45: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif

dan empiris. Pendekatan yuridis normatif ini dilaksanakan melalui studi

kepustakaan (library research) dengan mempelajari norma atau kaidah

hukum, tinjauan teori tentang penegakan hukum oleh kepolisian terhadap

tindak pidana penambangan emas ilegal. Pendekatan yang dilakukan melalui

penelitian secara langsung terhadap objek penelitian dengan cara observasi

dan wawancara.

Sedangkan pendekatan empiris adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara

melakukan penelitian di lapangan, guna mendapatkan data-data teknis yang

konkret berkaitan dengan tindak pidana penyelundupan di atas

B. Sumber dan Jenis Data

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung terhadap objek

penelitian penegakan hukum oleh kepolisian terhadap tindak pidana

penambangan emas ilegal dengan cara obervasi (observation) dan

wawancara (interview) kepada informan penelitian.

Page 46: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

31

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara studi kepustakaan

(library research) dengan cara membaca, mengutip dan menelaah berbagai

kepustakaan, azas-azas hukum yang berkaitan dengan masalah-masalah

yang diteliti.

Data sekunder terdiri dari 3 (tiga) bahan hukum, yaitu:

1) Bahan Hukum Primer dimaksud, antara lain yaitu:

a) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 jo Undang-Undang Nomor

73 Tahun 1958 tentang Pemberlakukan Peraturan Hukum Pidana di

Seluruh Indonesia (KUHP)

b) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (KUHAP)

c) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan

Mineral dan Batu Bara.

d) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 jo Peraturan

Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 jo Peraturan Pemerintah Nomor

42 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan KUHAP

2) Bahan hukum sekunder yaitu terdiri dari Peraturan Pemerintah,

Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati.

3) Bahan hukum tersier merupakan data pendukung yang berasal dari dari

karya ilmiah, tulisan ilmiah lainnya, media massa, kamus Bahasa

Indonesia dan Kamus Hukum maupun data-data lainnya.

Page 47: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

32

C. Penentuan Narasumber

Penentuan narasumber dipilih berdasarkan kemampuan narasumber dalam

menjawab permasalahan penelitian. Pada penelitian ini narasumber yang akan

diwawancarai adalah:

a. Penyidik pada Polres Way Kanan 1 orang

b. Akademisi pada Bagian hukum Pidana Fakultas Hukum Unila 1 orang

Jumlah 2 orang

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan pengumpulan data dilaksanakan dengan cara sebagai

berikut:

a. Studi Pustaka (Library Research)

Mempelajari literatur-literatur untuk memperoleh data sekunder yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti berupa azas-azas hukum,

peraturan-peraturan hukum dan bahan hukum lain yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Lapangan (Field Research)

Terdiri dari observasi (observation) atau pengamatan yang

dilaksanakan dengan jalan mengamati tentang penegakan hukum oleh

kepolisian terhadap tindak pidana penambangan emas ilegal dan

wawancara (interview) yang dilakukan untuk mengumpulkan data

primer yaitu dengan cara wawancara langsung secara terarah (directive

interview) terhadap narasumber yang terkait dengan perkara tersebut.

Page 48: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

33

2. Prosedur Pengolahan Data

Data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian selanjutnya diolah

dengan tahapan sebagai berikut:

a. Identifikasi Data

Merupakan proses pengambilan data berdasarkan identtikasi masalah

yang berhubungan dengan masalah penelitian.

b. Klasifikasi Data

Data yang sudah terkumpul dikelompokkan sesuai dengan jenis dan

sifatnya agar mudah dibaca selanjutnya dapat disusun secara

sistematis.

c. Sistematisasi Data

Data yang sudah dikelompokan disusun secara sistematis sesuai

dengan pokok permasalahan konsep dan tujuan penelitian agar mudah

dalam menganalisis data.

E. Analisis Data

Setelah diperoleh data kemudian dianalisis dengan menggunakan metode

analisis secara kualitatif yaitu setelah data didapat diuraikan secara sistematis

dan disimpulkan dengan cara pikir induktif sehingga menjadi gambaran umum

jawaban permasalahan berdasarkan hasil penelitian.

Page 49: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

82

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan dan hasil penelitian di atas, penulis

menarik simpulan sebagai berikut:

1. Upaya Kepolisian dalam penegakan hukum penambangan emas ilegal

(Studi Pada Polres Way Kanan) melalui 2 upaya, yaitu

a. Upaya secara preventif yaitu Polres Way Kanan melaksanakan patroli,

razia, operasi keamanan yang dilakukan secara rutin dan memberikan

sosialisasi kepada masyarakat Way Kanan tentang pentingnya

menciptakan keamanan serta cara mengatasi penambangan emas ilegal

serta Polres Way Kanan melakukan pendekatan dengan warga sekitar

melakukan rembuk pekon untuk tidak melakukan kegiatan penambangan

batu secara liar.

b. Sedangkan upaya represif yang dilakukan Polres Way Kanan adalah

dengan mengoptimalkan upaya penindakan serta menghimpun bukti-bukti

guna menindak secara hukum pelaku penambangan batu secara liar

dengan pemberian sanksi tegas dan berefek jera serta melalui mediasi

terhadap para pihak yang berperkara sehingga pelaku tidak perlu di proses

melalui sanksi pidana.

Page 50: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

83

2. Faktor penghambat upaya kepolisian dalam penegakan hukum tindak pidana

penambangan emas ilegal di Kabupaten Way Kanan yaitu pertama faktor

Penegak Hukum seperti masih kurang maksimal dalam menjalankan

programnya contohnya program penyuluhan Polres Way Kanan yang belum

menjangkau seluruh masyarakat sehingga mengakibatkan peningkatan

penambangan emas ilegal, selain itu pada permasalahan penambangan emas

ilegal ini hingga saat ini masih dalam proses penyelidikan sehingga belum ada

yang ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara ini. Kedua, faktor sarana

dan prasarana yang masih terbatas seperti personil kepolisian

(penyidik) untuk melakukan pencarian, razia dan patroli. Ketiga faktor

masyarakat yaitu antara masyarakat serta pihak kepolisian tidak tercipta

kerjasama yang bersinergi karena kurangnya pendekatan yang dilakukan oleh

pihak kepolisian

B. Saran

1. Diharapkan Polres Way Kanan mengutamakan upaya preventif guna menekan

angka pertumbuhan kejahatan yaitu dengan meningkatkan razia, patroli dan

pengawasan daerah pertambangan, perbaikan sarana dan prasarana serta

melakukan pendekatan kepada masyarakat.

2. Diharapkan Polres Way Kanan melakukan sosialisasi, pendekatan dan

pengarahan yang baik kepada seluruh lapisan masyarakat Way Kanan yang

dikemas dalam bentuk pertemuan yang bersifat kekeluargaan sehingga

mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersama bertanggung

jawab atas keamanan lingkungan hidup mereka.

Page 51: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Abdullah, Rozali Syamsir, Perkembangan Hak Asasi Manusia dan

Keberadaan Peradilan Hak Asasi Manusia di Indonesia, Mandar Maju,

Bandung, 2010.

B, Simanjuntak dan Ali, Chairil, Cakrawala Baru Kriminologi, Trasito,

Bandung, 1980

Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi, PT. Pembangunan Ghalia Indonesia,

Jakarta, 1981

Firgnefi dan Achmad, Deni Buku Ajar Hukum Kriminologi, PKKPUU FH

Unila, Bandar Lampung, 2013

Goodland, “The Concept of Environmental Sustainability”, Annual Review of

Ecology and Systematic, Vol. 26, No. 1, November 1995.

HS, H. Salim, Hukum Pertambangan Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2008.

Kartanegara, Satochid. Kumpulan Kuliah Hukum Pidana, Refika Aditama,

Bandung, 2008

Kwaku D Kessey and Benedict Arko, “Small Scale Gold Mining and

Environmental Degradation, in Ghana: Issue of Mining Policy

Implementation and Challenges”, Journal of Studies in Social Sciences,

Vol. 5, No. 1, 2013.

Lamintang, P.A.F. dan Samosir, C. Djisman, Delik-Delik Khusus, Tarsito,

Bandung, 1981.

Marpaung, Leden, Proses Penanganan Perkara Pidana, Sinar Grafika,

Jakarta, 1992.

Nawawi Arief, Barda, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya

Bhakti, Bandung, 1996.

Nickel, James W. Hak Asasi Manusia Refleksi Filosofis atas Deklarasi

Universal Hak Asasi Manusia, Terjemahan. Remaja Rosdakarya

Bandung, 2010.

Page 52: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

Prodjodikoro, Wirjono Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia. Refika

Aditama, Bandung, 2003.

Prodjodikoro, Wirjono, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Refika

Aditama, Jakarta, 2006.

Rahardjo, Satjipto, Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Bandung, 2004.

Ruray, Syaiul Bahri, Tanggung Jawab Hukum Pemerintah Daerah Dalam

Pengelolaan & Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup, PT. Alumni,

Bandung, 2012.

Samsudin M A. Qirom, E, Sumaryo E., Kejahatan Anak Suatu Tinjauan dari

Segi Psikologis dan Hukum, Liberti, Yogyakarta, 1985

Setiawan, M Arif, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Penerbit Liberty,

Yogyakarta, 2007.

Shant, Dellyana, Konsep Penegakan Hukum. Liberty, Yogyakarta, 2008.

Soejono, D., Penanggulangan Kejahatan (Crime Prevention), Alumni,

Bandung, 1976

Soekanto, Soejono, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,

PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.

Sutedi, Adrian. Hukum Pertambangan, Sinar Grafika, Jakarta, 2011

Syarifin, Pipin, Hukum Pidana di Indonesia. Pustaka Setia, Bandung, 2010.

B. UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN-PERATURAN LAINNYA

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 jo Undang-Undang Nomor 73 Tahun

1958 tentang Pemberlakukan Peraturan Hukum Pidana di Seluruh

Indonesia (KUHP)

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

(KUHAP)

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan

Batu Bara.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah Nomor

58 Tahun 2010 jo Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2015 tentang

Pedoman Pelaksanaan KUHAP

Page 53: PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP TINDAK …digilib.unila.ac.id/30450/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penambangan emas ilagal di Kabupaten Way Kanan masih banyak dilakukan

C. SUMBER LAIN

Ali Muhammad. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Pustaka Amani.

Jakarta. 1980.

Figa Zulkarnain, Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi, Tesis Universitas

Sriwijaya, Palembang. 2013

JCT Simorangkir, et.al, Kamus Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2003.

Lukman Hakim. Kamus Bahasa Inggris. Tangga Pustaka, Jakarta, 1987.