pend.islam

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar pendidikan Islam merupakan landasan operasional yang dijadikan untuk merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan Islam. Hasan Langgulung, berpendapat bahwa dasar operasional pendidikan Islam terdapat enam (6) macam, yaitu:historis, sosiologis, ekonomis, politik dan administrasi, psikologis dan filosofis , yang mana keenam macam dasar itu berpusat pada dasar filosofis.Penentuan dasar tersebut agaknya sekuler, selain tidak memasukan dasar religious, juga menjadikan filsafat induk dari segala dasar.Dalam Islam dasar operasional segala sesuatu adalah agma, sebab agama menjadi frame bagi setiap aktvitas yang benuansa keislaman.Dengan agama maka semua aktivitas pendidikan menjadi bermakna, mewarnai dasar lain, dan bernilai ubudiyah. Oleh karena itu, dasar operasional pendidikan yang enam sebagaimana yang diungkapkan oleh Hasan Langgulung di atas perlu ditambahkan dengan dasar yang bersumber dari agama yaitu dari tinjauan al-Quran dan sunnah (Hadits Nabi). B. Rumusan Masalah 1

description

dasar pend. islam

Transcript of pend.islam

Page 1: pend.islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dasar pendidikan Islam merupakan landasan operasional yang dijadikan

untuk merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan Islam. Hasan Langgulung,

berpendapat bahwa dasar operasional pendidikan Islam terdapat enam (6) macam,

yaitu:historis, sosiologis, ekonomis, politik dan administrasi, psikologis dan filosofis,

yang mana keenam macam dasar itu berpusat pada dasar filosofis.Penentuan dasar

tersebut agaknya sekuler, selain tidak memasukan dasar religious, juga menjadikan

filsafat induk dari segala dasar.Dalam Islam dasar operasional segala sesuatu adalah

agma, sebab agama menjadi frame bagi setiap aktvitas yang benuansa

keislaman.Dengan agama maka semua aktivitas pendidikan menjadi bermakna,

mewarnai dasar lain, dan bernilai ubudiyah. Oleh karena itu, dasar operasional

pendidikan yang enam sebagaimana yang diungkapkan oleh Hasan Langgulung di

atas perlu ditambahkan dengan dasar yang bersumber dari agama yaitu dari tinjauan

al-Quran dan sunnah (Hadits Nabi).

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dan fokus

pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai beriku:

1. Bagaimana tinjauan al-Quran dan Hadits ?

2. Bagaimana tinjauan falsafah ?

3. Bagaimana tinjauan yuridis formal ?

4. Bagaimana tinjauan psikologis ?

5. Bagaimana tinjauan sosiologis, ?dan

6. Bagaimana tinjauan aksiologis

BAB II

1

Page 2: pend.islam

PEMBAHASAN

A. Dasar Pemikiran Pendidikan Islam

1. Tinjauan al-Quran dan Hadits

Menurut Sai'id Ismail Ali, sebagaimana yang dikutip oleh Hasan Langgulung,

sumber atau dasar pendidikan Islam terdiri atas enam macam, yairu al-Quran, As-

Sunnah, kata-kata sahabat (madzhab shahabi), kemaslahatan umat/sosial (mashalil

al-mursalah), tradisi atau adat kebiasaan masyarakat ('uruf), dan Hasil pemikiran para

ahli dalam Islam (ijtihad).

a. Al-Quran

Al-Quran dijdikan sebagai sumber pendidikan Islam yang pertama dan utama

karena ia memiliki nilai absolute yang diturunkan dari Tuhan. Allah s.w.t.

menciptakan manusia dan dia pula yang mendidik manusia, yang mana isi pendidikan

itu telah termaktub dalam wahyu-Nya.Tidak satupun persoalan, termasuk persoalan

pendidikan, yang luput dari jangkauan al-Quran.Allah s.w.t. berfirman dalam Q.s. al-

An'am ayat: 38, yang berbunyi sebagai berikut:

Terjemahnya:

"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang

dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu.Tiadalah Kami

alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka

dihimpunkan". Q.S. al-An’am : 38.

Q.S an-Nahl ayat: 89, sebagai berikut:

2

Page 3: pend.islam

Terjemahnya:

"(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang

saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad)

menjadi saksi atas seluruh umat manusia.Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al

Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar

gembira bagi orang-orang yang berserah diri".Q. S. an-Nahl : 89.

Dua ayat di atas memberikan isyarat bahwa pendidikan Islam cukup digali

dari sumber autentik Islam, yaitu al-Quran.Ayat al-quran tersebut menunjukkan

kepada manusia bahwa Allah s.w.t. sejakawal memberikan pengajaran dan

pendididkan kepada manusia agar manusia menjadikan al-Quran sebagai petujuk

dalam kehidupannya.Selain ayat yang dikutip oleh penulis di atas masih banyak ayat-

ayat Allah yang memberikan petunjuk kepada manusia agar manusia memikirkan

tanda-tanda kekuasaan Allah.Nilai esensi dalam al-Quran selamanya akan abadidan

selalu relevan pada setiap waktu dan zaman, tanpa ada perubahan sama sekali.

Perubahan dimungkinkan hanya menyangkut masalah interpretasi mengenai nilai-

nilai instrumental dan menyangkut masalah tekhnik operasional.Pendididkan Islam

yang ideal harus sepenuhnya mengacu pada nilai dasar al-Quran, tanpa sedikitpun

menghindarinya.

b. As-Sunnah

Robert L. Gullick dalam Muhammad The Educator menyatakan: "Muhammad

betul-betul seorang pendidik yang membimbing manusia menuju kemerdekaan dan

dan kebahagiaan yang lebih besar serta melahirkan ketertiban dan stabilitas yang

mendorong perkembangan budaya Islam, serta revolusi sesuatu yang mempunyai

3

Page 4: pend.islam

tempo yang tak tertandingi dan gairah yang menantang. Dari sudut pragmatis,

seseorang yang mengangkat perilakuadalah manusia adalah seorang pangeran

diantara para pendidik". Corak pendidikan Islam yang diturunkan dari sunnah Nabi

Muhammad s.a.w. adalah sebagai berikut:

1. Diasampaikan sebagai rahmat li al-'alamin (rahmat bagi semua alam), yang

ruang lingkupnya tidak sebatas spesies manusia, tetapi juga pada makhluk

lainnya. (Q.S al-Anbiya: 107-108)

2. Disampaikan secra utuh dan lengkap, yang memuat berita gembira dan

peringatan pada umatnya. (Q.S Saba: 28)

3. Apa yang disampaikan merupakan kebenaran mutlak (Q. S. al-Baqarah: 119)

dan terpelihara autentitasnya. (Q.S. al-Hijr: 9)

4. Perilaku Nabi s.a.w. tercermin sebagai uswah hasnahyang dapat dijadikan

figure atau suri teladan (Q. S. al-Ahzab: 21), karena perilakunya dijaga oleh

Allah s.w.t (Q. S. an-Najm: 3-4), sehingga beliau tidak pernah berbuat

maksiat.

5. Dalam masalah tekhnik operasional dalam pendidikan Islam diserahkan penuh

pada umatnya. Strategi, pendekatan, metode dan tekhnik pembelajaran

diserahkan penuh pada ijtihad umatnya, selam hal itu tidak menyalahi aturan

pokok dalam Islam. Sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari

Anas dan Aisyah, “antum a’lam bi umur dunyaakum” (engkau lebih tahu

terhadap urusan duniamu).

2. Tinjauan Falsafah

Ada beberapa pendapat para ahli yang berusah memahami tujuan pendidikan

islam dari sudut pandang falsafah, antara lain :

4

Page 5: pend.islam

1. Ahmad D. Marimba, ia berpendapat bahwa pendidikan adalah bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

2. Muhammad ‘Athiyah al-Abrasy, dia berpendapat bahwa pendidikan budi

pekerti adalah jiwa dari pendidik Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa

pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Mencapai

akhlak yang sempurna adalah tujuan yang sebenarnya dari pendidikan Islam.

3. Hasan Langgulung, berpendapat bahwa berbicara Tentang tujuan pendidikan

tidak dapattidak mengajak kita berbicara tentang tujuan hidup. Tujuan hidup

ini menurutnya tercermin dalm ayat 162 surat al-An’am yang terjemahnya

:”katakanlah : sesunggunya sembahyangku dan ibadah hajiku, seluruh hidup

dan matiku, semuanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Sejalan juga dengan

pendapatnya Muhammad Quthb, ia berpendapat Isalam melakukan pendidikan

dengan melakukan pendekatan yang menyeluruh terhadap wujud manusia,

sehingga tidak ada yang tertinggal dan terabaikan sedikitpun, baik segi jasmani

maupun rohani, baik kehidupannya secara mental, dan segala kegiatannya di

bumi ini.

Dari beberapa pendapat di atas tujuan pendidikan Islam ditinjau dari

segi falasafah adalah sebagai berikut :

a. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan di muka bumi denagan

sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah

bumi sesuai denagan kehendak Tuhan

b. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekehalifahannya di

muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas

tersebut tersa ringan dilksanakan.

5

Page 6: pend.islam

c. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak

menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya

d. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia

memiliki ilmu, akhlak dan ketrampilan yang semua ini dapat digunakan guna

mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya

e. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidupdi dunia dan di

akhirat.

3. Tinjauan Yuridis Formal

Pancasila yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah sebagai dasar Negara,

kepribadian, tujuan dan pandangan hidup bangsa Indonesia.Dasar Negara, pandangan

hidup bansa, Pancasia merpakan pedoman yang menunjukkan arah, cita-cita dan

tujuan bangsa. Kerena itu Pancasila harus menjadi semua dasar kegiatan pendidikan

di Indonesia.Melalui system pendidikan nasional diharapka setiap rakyat Indonesia

mempertahankan hidupnya, mengembangkan dirinya dan secara bersama-sama

membangun masyarakatnya.Pendidikan di Indonesia mempunyai landasan ideal

adalah Pancasila, landasan konstitusional ialah UUd 1945, dan landasan operasional

ialah Ketetapan MPR tentang GBHN.

a. Landasan ideal

Dalam Undang-Undang pendidikan no.4 tahun 1950 tentang dasar-dasar

pendidikan dan pengajaran sekolah pada BAB III Pasal 4 tercantum bahwa landasan

ideal pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan

masyrakat dan tanah Air.

6

Page 7: pend.islam

Menurut Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi dalam buku Program akta

Mengajar VB, komponen bidang studi Pendidikan Moral Pancasila (1984/1985)

dikemukakan seperti berikut:

“sistem pendidikan nasional Pancasila ialah system pendidikan nasional Indonesia

satu-satunya yang menjamin teramalkan dan terlestarikan Pancasila. Predikat

Pancasila perlu ditonjolkan sebagai identitas system karena pada hakikatnya secara

intrinsik Pancasila adalah kepribadian (identitas system kenegaraan RI dengan segala

jenis implikasinya terhadap subsistem dalam negara ),” dan sebagainya.

b. Landasan konstitusional

Pendidikan nasional didasarkan atas landasam konstitusonal/Undang-Undang

Dasar 1945 pada Bab XIII Pasal 31 yang berbuyi:

Ayat 1 : tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.

Ayat 2 : pemerintah harus mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system

pengajaran nasional yang ditetapkan denagan Undang-Undang.

Pasal 33 berbunyi: pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia

Dalam pembukaan Undang-undang 1945 dapat dilihat bahwa pemerintah:

1) Memajukan kesejahteraan umum

2) Mencerdaskan kehidupan bangsa

3) Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan social.

c. Landasan operasional

1) TAP MPRS No. XXVII/1966 Bab II Pasal 3

2) TAP MPR No. IV/MPR/1973

3) TAP MPR No. IV/MPR 1978

7

Page 8: pend.islam

4) TAP MPR No. II/MPR1983

5) TAP MPR No. II/MPR/1988

6) Bab II PAsal 4 UU RI No. 2 Tahun 1989.

4. Tinjauan Psikologis

Pendekatan ini menurut kita berpandangan bahwa manusia adalah makhluk

Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan rohaniah dan

jasmaniah yang memerlukan bimbingan dan pengarahan melalui proses

kependidikan.

Membimbing dan mengarahkan perkembangan jiwa dan pertumbuhan jasmani

dalam pengertian bahwa pendidikan tidak dapat dipisahkan dari pengertian

psikologis. Kerena pekerjaan mendidik atau mengajar menusia didasarkan atas dasar

tahap-tahap perkembangan/pertumbuhan psikologis dimana psikologis telah banyak

melakukan studi secara khusus dari aspek-aspek kemampuan belajar manusia.

Tanpa disadri denagan pandangan psikologis tidak akan menemukan sasaran

yang tepat, yang berakibat pada pencapaian produk pendidikan yang tidak tepat pula.

Antara pedagogic denagan (dalam hal ini psikologi pendidikan) saling

mengembangkan dan memperkokoh dalam proses pengembangan akademiknya lebih

lanjut, juga dalam proses pencapaian tujuan pembudayaan manusia melalui proses

kependidikan.Allah telah menunjukkan berbagai gejala hambatan dan rintangan

psikologis yang bermukim di dalam diri manusia, baik yang bersifat pembawaan

maupun karena pengaruh factor eksternal. Firman allah s.w.t.

Terjemahnya:

“di dalam hati mereka (orang kafir) terdapat penyakit maka allah menambah

(parah) penyakit mereka dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka

berdusta. “ (Q. S. al-Baqarah: 10)

5. Tinjauan aksiologis

Pengembangan dan penerapan ilmu pendidikan Islam diperlukan etika

profetik, yakni etika yang dikembangkan atas dasar nilai-nilai ilahiyah (qauliyah)

8

Page 9: pend.islam

bagi pengembangan dan penerapanilmu.Ada beberapa butir nilai, hasil deduksi dari

al-Quran, yang dapat dikembangkan untuk etika profetikpengembangan dan

penerapan ilmu pendidikan Islam, yaitu:

1. Nilai ibadah

2. Nilai ihsan

3. Nilai masa depan

4. Nilai kerahmatan

5. Nilai amanahnilai dakwah

6. Nilai thabsyir (memberi harapan baik).

Demikian makna pendidikan Islam ditinjau dari segi aksiologisnya diharapkan

dapat memberi arti bagi kelanjutan pendidikan Islam dalam membina dan

mengembangkan potensi manusia.

B. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau

kegiatan selesai.Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan kegiatan yang

berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuan bertahap dan

bertingkat. Kalau kita melihat kembali pengertian pendidikan Islam, akan terlihat

dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami pendidikan

Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi

“Insan Kamil” artinya manusia utuh jasmani dan rohani, dapat hidup dan berkembang

secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah s.w.t.Tujuan ini

kelihatannaya sudah terlalu ideal. Tetapi dengan kerja keras dan terencana dengan

kerangka-kerangka kerja yang konsepsional mendasar, pencapaian itu bukan sesuatu

yang mustahil.

Ada beberapa tujuan pendidikan Islam :

9

Page 10: pend.islam

1. Tujuan umum

Tujuan umum pendidikan harus dikaitkan dengan tujan pendidikan nasional

Negara tempat pendidikan Islam itu dilaksanakandan harus dikaitkan pula

dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu.

2. Tujuan Akhir

Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat

pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Tujuan akhir pendidikan Islam

tersebut dapat dipahami dalam firman Allah s.w.t. yang terjemahnya sebagai

berikut :“wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah

denagan sebenar-benar takwa’ dan janganlah kamu mati kecuali dalam kedaan

muslim (menurut ajaran islam).” (Q. S. Ali-Imran : 102 ).

3. Tujuan sementara

Tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu

yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Pada tujuan

berbentuk insan kamil dengan pola takwa sudah kelihatan meskipun dalam

ukuran sederhana.

4. Tujuan operasional

Tujuan yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu

seperti tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus (TIU dan TIK).

Dalam adagium ushuliyah dinyatakan bahwa : “al-umur bimaqshidiha”,

bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau renana yang

telah ditetapkan. Perumusan tujuan pendidikan islam harus berorientasi pada hakikat

pendidikan yang meliputibeberapa aspeknya, misalnya tentang :

10

Page 11: pend.islam

1. Tujuan dan tugas hidup manusia(Q. S. al-Imran: 191).

2. Memperhatikan sifat-sifat dasr (nature) manusia (Q.S. al-Kahfi: 29)

3. Tuntutan masyarakat

4. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam.

Kongres se-Dunia ke II tentang pendidikan Islam tahun 1980 di Islamabad,

menyatakan bahwa:

Tujuan Pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan

kepribadian manusia (peserta didik pen.) secar menyeluruh dan seimbang yang

dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran (intelektual), diri manusia yang rasional,

perasaan dan indera.Karena itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan

seluruh aspek fitrah peserta didik, aspekspiritual, imajinasi, fisik, ilmiah dan bahasa,

baik secara individual maupun secara kolektif, dan mendorong semua aspektersebut

berkembang kea rah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan muslim

terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara

peibadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia.

Daftar Pustaka

al-Abrasy, Mohammad Athiyah Dasar-dasar pokok pendidikan Islam, (terjemahan) Bustami A. Ghani dan Djohar Bahry L.I.S. dari al-Tarbiyah al-Islamiyah,Jakarta: Bulan Bintang, 1974.

Al-Rasyidin dan Syamsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam (pendekatan historis, teoritis dan praktis). Ciputat: PT Ciputat Press, 2005

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasrkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT Bumi Aksara. 2006

Departemen Agama Islam RI, Mukadimah al-Quran dan tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). Jakarta: Departemen Agama Islam RI. 2009.

11

Page 12: pend.islam

Dradjat. Zakiah Ilmu Pendidikan IslamJakarta: Bumi Aksara, 2006.

Ihsan, Fuad Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta:PT Rineka Cipta Anggota IKAPI, 1996

Langgulung, Hasan. Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: al-Husna, 1988

________________, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Bandung: al-Ma'arif, 1980.

________________, Manusia dan pendidikan suatu analisa psikologi dan pendidikan, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1968.

Marimba, Ahmad . Pengantar filsafat pendidikan Islam, Bandung: PT. al-Ma’arif, 1962

Muhaimin. Nuansa Baru Pendidikan Islam. Edisi pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. Ilmu Pendidika Islam. Jakarta: Kencana, 2006

Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997

Rahmat, Jalaluddin. Islam Alternatif, Bandung: Mizan, 1991.

12