Pendinginan (Chilling)
-
Upload
cirry-suciati-utami -
Category
Documents
-
view
37 -
download
5
description
Transcript of Pendinginan (Chilling)
![Page 1: Pendinginan (Chilling)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072108/5695cfc11a28ab9b028f62f0/html5/thumbnails/1.jpg)
CHILLING (PENDINGINAN)Bab I. Pendahuluan
Chilling adalah unit operasi dimana suhu dari bahan dikurangi menjadi diantara -1’C sampai
8’C. Digunakan untuk mengurangi laju dari perubahan-perubahan biokimia dan mikrobiologikal
dan dapat memperpanjang umur simpan dari pangan segar dan yang telah diproses.
Menyebabkan perubahan yang minimal untuk karakteristik sensorik dan nutrisi dari bahan
pangan, sebagai hasilnya, bahan pangan yang didinginkan dirasakan oleh konsumen dengan
sangat baik, mudah untuk diolah/disiapkan, berkualitas tinggi dan ‘menyehatkan’, ‘natural’ dan
‘segar’.
Chilling sering dikombinasikan dengan unit operasi lainnya (contohnya: fermentasi atau
pasterisasi) untuk memperpanjang umur simpan dari makanan ringan olahan. Ada pengawetan
yang lebih besar disaat chilling dikombinasikan dengan kontol dari tempat penyimpanan
daripada yang menggunakan satu unit operasi. Bagaimanapun juga, tidak semua bahan pangan
dapat didinginkan dan tropis, subtropis dan beberapa suhu buah-buahan, seperti contoh, tidak
tahan terhadap chilling injury pada 3-10’C, diatas titik bekunya.
Bahan pangan yang didinginkan dikelompokkan kedalam tiga kategori menurut jarak suhu
penyimpanannya, yaitu:
1. -1’C sampai 1’C (Ikan segar, daging, sosis, daging asap, ground meats, dan ikan yang
dilapisi tepung roti)
2. 0’C sampai 5’C (Daging kaleng pasteurisasi, susu, krim, yogurth, salad siap saji, roti isi
atau sandwiches, produk yang dipanggang, pasta segar, sup segar, saos, pizza, kue kering,
dan adonan yang dipanggang)
3. 0’C sampai 8’C (Daging yang telah dimasak, pai ikan, daging curing yang dimasak atau
belum dimasak, mentega, margarin, keju padat, nasi yang telah dimasak, jus buah, dan
buah bertekstur lembut)
PENDINGINAN PRODUK SEGAR
Laju perubahan-perubahan biokimia menyebabkan mikroorganisme atau enzim meningkat
secara logaritmik yang terjadi secara natural dengan temperatur. Chilling dapat mengurangi laju
dari perubahan enzimatik dan mikrobiologikal dan memperlambat respirasi dari pangan segar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi umur simpan produk segar yang disimpan pada suhu dingin :
- Tipe bahan pangan dan varitas/kultivar
![Page 2: Pendinginan (Chilling)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072108/5695cfc11a28ab9b028f62f0/html5/thumbnails/2.jpg)
- Bagian tanaman yang dipanen (bagian yang tumbuh lebih cepat mempunyai laju
metabolisme yang > dan masa simpan yang lebih singkat)
- Kondisi bahan ketika dipanen (ada tidaknya kerusakan mekanis atau kontaminasi
mikroba, tingkat kematangan)
- Suhu panen, penyimpanan, distribusi dan pemasaran
- RH tempat penyimpanan, dimana dapat mempengaruhi dehydration losses
Berdasarkan perubahan laju respirasinya selama penyimpanan, buah dibedakan atas
klimakterik dan non klimakterik. Jika suhu diturunkan hingga lebih kecil dati suhu optimum
maka terjadi perubahan yang tidak diinginkan pada buah dan disebut chilling injury. Perubahan
yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh pendinginan daging sebelum rigormortis disebut
cold shortening. Pada proses pendinginan produk segar, maka perlu dilakukan penghilangan
panas baik panas lapang (sensible heat/field heat) maupun panas respirasi (respiration heat).
PENDINGINAN PRODUK OLAHAN
Penurunan suhu di bawah suhu minimum yang dibutuhkan mikroba untuk pertumbuhannya
akan memperpanjang waktu generasi mikroba atau memperlambat reproduksi. Berdasarkan suhu
pertumbuhannya ada 4 kategori mikroba :
- Thermofilik ( minimum : 30-40’C, opt : 55-65’C)
- Mesofilik (minimum 5-10’C, opt : 30-40’C)
- Psykrotropik (minimum <0-5’C, opt: 20’C-30’C)
- Psykopilik (minimum <0-5’C, opt: 12’C-18’C)
Pendinginan mencegah pertumbuhan mikroba termofilik dan sebagian besar mesofilik.
Mikroba utama yang terdapat pada produk pangan dingin adalah mikroba patogen yang dapat
tumbuh pada suhu < 5’C. Contoh bakteri yang dapat tumbuh pada suhu dingin dan bersifat
patogen :
- Aeromonas hydrophilia
- Yersinia enterocolitica
- Vibrio parahaemolyticus
- Listeria spp
- Bacillus cereus
- Escherichia coli
![Page 3: Pendinginan (Chilling)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072108/5695cfc11a28ab9b028f62f0/html5/thumbnails/3.jpg)
Masa simpan produk pangan olahan dingin ditentukan oleh:
- Type produk
- Tingkat destruksi mikroba atau inaktivasi enzim yang dihasilkan dari pengolahan
- Kebersihan selama proses pengolahan dan pengemasan
- Sifat barrier dari kemasan
- Suhu selama pengolahan, distribusi dan penyimpanan.
COOK-CHILL SYSTEM
Produk pangan dingin dikelasifikasikan berdasarkan resiko dikontaminasi oleh mikroba :
- Kelas 1 : produk pangan yang mengandung ingradien mentah seperti salad atau keju,
misalnya RTE (readyto eat) foods, bahan pangan mentah yang stabil pada suhu dingin
seperti daging, ikan dll).
- Kelas 2 : produk yang terbuat dari campuran ingradien yang sudah dimasak daningradien
mentah dengan resiko rendah
- Kelas 3 : produk yang dimasak dan kemudian dikemas
- Kelas 4 : produk yang dimasak setelah dikemas, termasuk Ready-to- eat-products-for-
extended- durability (REPFEDs) dengan umur simpan > 40 hari. Istilah REPFEDs juga
digunakan untuk : Refrigerated- pasteurised-foods-for-extended-durability).
Produk kelas 1, 2 dan 4 membutuhkan higenitas khusus untuk mencegah bakteri seperti
Listeria spp. Produk kelas 2 dan 3 membutuhkan “high care area” untuk memisahkan produk
pangan yang sudah dimasak selama persiapan. Cooked-chilled foods dimasak selama 30 menit,
didinginkan hingga suhu 3’C selama 90 menit dan disimpan pada suhu 0-3’C. Cook-pasteurised-
chill system : produk pangan yang panas diisi ke dalam kemasan fleksibel,kemudian divakumkan
sebagian untuk mengilangkan O2 dan dipasteurisasi pada suhu 80’C selamakemasan disealer
umur simpan 2-3 minggu. 10 menit diikuti pendinginan pada suhu 3’C
![Page 4: Pendinginan (Chilling)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072108/5695cfc11a28ab9b028f62f0/html5/thumbnails/4.jpg)
Bab II.
2.1 Gambar Alat
2.1.1 Mechanical (Compression-Expansion) Refrigerator
Gambar 1. Mechanical (compression-expansion) refrigerator
2.1.2 Cryogenic Chilling
Gambar 2. Cryogenic Chilling
2.2 Prinsip Kerja
2.2.1 Mechanical Refrigerators
Mechanical refrigerators mempunyai empat elemen dasar yaitu evaporator, kompresor,
kondenser, dan expansion valve. Didalam mesin pendingin mekanik refrigeran bersirkulasi dari
tangki penampung menuju katup ekspansi, evaporator, kompresor, kondensor dan kembali lagi
ke tangki penampung. Selama bersirkulasi itu refrigeran berganti-ganti mengalami peristiwa-
peristiwa : melewati katup ekspansi, cairan dari tangki tekanannya turun dan memasuki
![Page 5: Pendinginan (Chilling)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072108/5695cfc11a28ab9b028f62f0/html5/thumbnails/5.jpg)
evaporator, sepanjang perjalanan didalam evaporator cairanbertekanan rendah itu menguap dan
menyerap panas dari setiap bendadisekelilingnya. Pada akhir evaporator semua refrigerant telah
berbentuk gas yang temperaturnya juga rendah. Gas ini kemudian masuk kedalam kompresor,
dimana gas itu dimanfaatkan hingga tekanannya naik. Kenaikkan tekanan harus cukup tinggi
hingga titik kondensasi gas itu menjadi 35’C 40’C
2.2.2 Cryogenic Chilling
Kata kriogenik berasal dari bahasa Yunani yang berarti produksi pembekuan dingin, di mana
nitrogen cair (atau karbon dioksida) disemprotkan langsung pada bahan-bahan pangan berukuran
kecil seperti udang atau strawberry.
Kriogenik (cryogenic) merupakan salah satu teknologi pembekuan yang menggunakan gas
yang dimampatkan menjadi cairan (liquid) misalnya nitrogen (N2). Nitrogen cair memiliki titik
didih pada suhu -195,8 derajat Celsius, dengan suhu yang sedemikian dingin, nitrogen cair
mempunyai kemampuan membekukan bahan organik yang relatif lebih efektif daripada
pendingin berbahan amonia ataupun freon. Nitrogen cair merupakan satu dari beberapa
pendingin yang dapat kontak langsung dengan bahan pangan tanpa menyebabkan efek samping
seperti hambar dan tak berasa.
Pada saat sebelum pendinginan, bahan makanan dikondisikan berada pada suhu 0 derajat
Celsius (biasa disebut dengan fase precooling) yang kemudian disemprot dengan nitrogen cair.
Ketika nitrogen cair menyentuh permukaan makanan dan segera masuk pendidihan selaput tipis
dan terjadi transfer panas karena adanya perbedaan suhu yang cukup besar.
Nitrogen cair disemprotkan ke makanan untuk memberikan efek pendinginan. Pembekuan
dengan pencelupan bahan makanan dalam nitrogen cair umumnya dianggap sebagai metode
yang tidak efisien meskipun koefisien perpindahan panas tinggi di sekitar daerah titik didih. Hal
ini disebabkan oleh fakta bahwa koefisien perpindahan panas seratus kali lipat lebih rendah,
yaitu koefisien perpindahan panas ketika bahan makanan mengalami kontak dengan pendingin
cair menyebabkan mendidih sebagai akibat dari perbedaan suhu yang telalu ekstrim.
![Page 6: Pendinginan (Chilling)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072108/5695cfc11a28ab9b028f62f0/html5/thumbnails/6.jpg)
SINTESIS NITROGEN CAIR (LN2)
Nitrogen cair dapat disentesis dengan proses distilasi fraksinasi udara cair dengan tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Proses Pengiriman Udara
Udara bebas dihisap oleh kompresor dan ditekan hingga 9.5 bar, didinginkan dengan
sweet cooling water, kemudian udara yang lembab dipisahkan dalam separator.
2. Proses Pemurnian Udara
Udara dialirkan ke refrigerator, didinginkan hingga 3 derajat Celsius, udara yg lembab
dipisahkan dalam water separator, dilewatkan ke molecular sieve adsorber, udara
dipisahkan sisa unsur air dan lainnya hingga hanya mengandung N2 dan O2.
3. Proses Pemisahan Udara
Udara dialirkan ke main heat exchanger (untuk pendinginan dan pencairan), O2 akan
megembun, lalu dialirkan ke menara fraksinasi, O2 akan turun kebawah dan N2 akan naik
ke atas.
4. Proses Pencairan
Gas nitrogen dicairkan dengan pendinginan oleh O2 dan kemudian nitrogen cair (LN2)
ditampung dalam tangki.
![Page 7: Pendinginan (Chilling)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072108/5695cfc11a28ab9b028f62f0/html5/thumbnails/7.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Fellows, P. J. 2000. Food Processing Technology Second Edition. CRC press: United State
of America
Huda, Nila. 2011. Nitrogen Cair Sebagai Pembeku Makanan.
http://nilahuda.blogspot.co.id/2011/11/nitrogen-cair-sebagai-pembeku-makanan.html.
(Diakses: 12 December 2015)
Julianti, Elisa. 2013. Pengolahan Dengan Suhu Rendah.
https://elisajulianti.files.wordpress.com/2013/01/pengolahan-dengan-suhu-rendah-
compatibility-mode.pdf. (Diakses: 12 December 2015)
Mukodah, Roib. 2012. Prinsip Kerja Mesin Pendingin.
http://zackcliquer.blogspot.co.id/2012/04/prinsip-kerja-mesin-pendingin-mekanik.
html. (Diakses: 13 Desember 2015)
Nama Kelompok
1. ……………………………………………( )
2. ……………………………………………( )
3. ……………………………………………( )
4. ……………………………………………( )
5. ……………………………………………( )