pendingin 2

16
Komponen sistem pengkondisian udara 1.sistem pembangkit kalor, mesin refrigerasi, menara pendingin dan ketel uap 2.sistem pipa: pipa air dan pipa refrigerasi dan pompa 3.sistem saluran udara: kipas dan saluran udara 4.pengkondisian udara: saringan udara, pendingin udara, pemanas udara dan pelembab udara krometrik Proses Air Conditioning Psikometrik adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat termodinamika dari udara basah. Secara umum digunakan untuk mengilustrasikan dan menganalisis perubahan sifat termal dan karakteristik dari proses dan siklus sistem penyegaran udara (air conditioning).

description

hgkrgu;rotagre g;aoeriguh;oergh'aroig h;orag;roahr;ogaur; oarh;arihiorg0r[gq038gy erpirh;orih ;odfng;kdjfn;gmn;lqik345oi56u4654645u05toirh drsdtsyrtysrtysty stoyht;osyts

Transcript of pendingin 2

Page 1: pendingin 2

Komponen sistem pengkondisian udara

1.sistem pembangkit kalor, mesin refrigerasi, menara pendingin dan ketel uap2.sistem pipa: pipa air dan pipa refrigerasi dan pompa3.sistem saluran udara: kipas dan saluran udara4.pengkondisian udara: saringan udara, pendingin udara, pemanas udara dan pelembab udara

Psikrometrik Proses Air ConditioningPsikometrik adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat termodinamika dari udara basah. Secara umum digunakan untuk mengilustrasikan dan menganalisis perubahan sifat termal dan karakteristik dari proses dan siklus sistem penyegaran udara (air conditioning).

Page 2: pendingin 2
Page 3: pendingin 2

a. Temperatur bola kering (DB)

Temperatur tersebut dapat dibaca pada thermometer dengan sensor kering dan terbuka. Namun, penunjukan tidaklah tepat karena adanya pengaruh radiasi panas, kecuali jika sensornya memperoleh ventilasi yang cukup baik

b. Temperatur bola basah (WB)

Dalam hal ini digunakan thermometer dengan sensor yang dibalut dengan kain basah untuk menghilangkan pengaruh radiasi panas. Namun perlu diperhatikan bahwa melalui sensor harus terjadi aliran udara sekurang-kurangnya 5 m/s.

Page 4: pendingin 2

c. Perbandingan Kelembaban (W)

Kelembaban spesifik atau ratio kelembaban (), dinyatakan dalam besaran masa uap air yang terkandung di udara per satuan masa udara kering yang diukur dalam gram per kilogram dari udara kering (gr/kg) atau grain/lb

kelembaban spesifik merupakan fungsi dari suhu titik embun.

d. Kelembaban Relatif (RH)

Kelembaban relatif (RH), dinyatakan dalam persen (%), merupakan perbandingan antara tekanan parsial aktual yang diterima uap air dalam suatu volume udara tertentu (tekanan uap moist) dengan tekanan parsial yang diterima uap air pada kondisi saturasi pada suhu udara saat itu (Psat).

Page 5: pendingin 2

e. Volume Spesifik (V)

Volume spesifik adalah volume udara campur dengan satuan meterkubik per kilogram udara kering. Dapat juga dikatakan sebagai meterkubik campuran udara kering, karena volume yang diisi oleh masing-masing substansi

Page 6: pendingin 2

Perhitungan Beban PendinginanDengan makin besarnya biaya-biaya pemakaian energi maka makin dirasa perlu mengadakan optimasi sistem pengaturan udara suatu gedung atau bangunan yang harus dihitung dari waktu kewaktu secara dinamis.Didalam kenyataannya kalor yang masuk kedalam gedung tidak tetap, karena faktor-faktor yang mempengaruhi kalor tersebut juga berubah-ubah

Temperatur udara luar (lingkungan) nilainya merupakan fungsi waktu, yaitu maksimum disiang hari rendah dipagi dan sore hari, sedang minimumnya dimalam hari. Demikian pula kelengasan udara luar maupun radiasi surya yang mengenai dinding bangunan nilainya berubah terhadap waktu.

Page 7: pendingin 2

Dasar perhitungan beban pendinginan dilakukan dengan dua cara:

untuk mengetahui biaya operasi jangka pendek dan jangka panjang serta untuk mengetahui karakteristik dinamik dari instalasi yang bersangkutan

1. Perhitungan beban kalor puncak

untuk menetapkan besarnya instalasi

2. Perhitungan beban kalor sesaat

Page 8: pendingin 2

Aspek-aspek fisik yang harus diperhatikan dalam perhitungan beban pendingin antara lain : Orientasi gedung dengan mempertimbangkan pencahayaan dan pengaruh anginPengaruh emperan atau tirai jendela dan pantulan oleh tanahPenggunaan ruangJumlah dan ukuran ruangBeban dan ukuran semua bagian pembatas dindingJumlah dan aktivitas penghuniJumlah dan jenis lampuJumlah dan spesifikasi peralatan kerjaUdara infiltrasi dan ventilasi 

Page 9: pendingin 2

Beban pendinginan suatu ruang berasal dari dua sumber, yaitu melalui sumber eksternal dan sumber internal.

Sumber panas eksternal :

Radiasi surya yang ditransmisikan melaui kaca

Radiasi surya yang mengenai dinding dan atap, di konduksikan kedalam ruang dengan memperhitungkan efek penyimpangan melalui dindingPanas Konduksi dan konveksi melalui pintu dan kaca jendela akibat perbedaan temperatur.

Panas karena infiltrasi oleh udara akibat pembukaan pintu dan melalui celah-celah jendela.

Panas karena ventilasi.

Page 10: pendingin 2

Sumber panas internal antara :

Panas karena penghuni

Panas karena lampu dan peralatan listrik

Panas yang ditimbulkan oleh peralatan lain 

Beban pendinginan total merupakan jumlah beban pendinginan tiap ruang. Beban ruang tiap jam dipengaruhi oleh perubahan suhu udara luar, perubahan intensitas radiasi, surya dan efek penyimpanan panas pada struktur/dinding bagian luar bangunan gedung. Sehingga perlu beban tabahan

Page 11: pendingin 2

Beban tambahan dapat diklasifikasikan : 

1. Penambahan beban sensible Transmisi panas melalui bahan bangunan, melewati atap, dinding, kaca, partisi, langit-langit dan lantai Radiasi sinar matahari Panas dari penerangan atau lampu-lampu Pancaran panas dari penghuni ruangan Panas dari peralatan tambahan dari ruangan Panas dari elektromotor

2. Penambahan panas laten Panas dari penghuni ruangan Panas dari peralatan ruangan

3. Ventilasi dan infiltrasi/rembesan

Penambahan panas sensible akibat perbedaan temperatur udara dalam dan luar Penambahan panas laten akibat kelembaban udara dalam dan luar

Page 12: pendingin 2

Beban pendinginan puncak (total heat load) adalah total panas yang harus diambil oleh suatu sistem pendingin. Secara umum terdiri dari :

1. Panas konduksi (Q1)

Beban panas yang melalui dinding disebut sebagai beban kebocoran dinding, yaitu banyaknya panas yang bocor menembus dinding ruang dari bagian luar ke dalam. Karena tidak ada insulasi yang sempurna, maka akan selalu ada beban panas yang berasal dari luar ke dalam ruangan, karena suhu di dalam ruangan lebih rendah dari pada suhu di luar ruangan

2. Field heat (Q2)

Beban kalor yang dibawa oleh produk yang akan didinginkan atau disimpan

Page 13: pendingin 2

3. Panas Respirasi (Q3)

Panas yang diperoleh dari produk sebagai akibat dari proses respirasi

4. Beban lampu (Q4)

5. Service load (Q5)

Service load adalah panas lain yang timbul dalam proses operasi pendinginan seperti kipas, operator, udara luar ketika pintu dibuka, motor listrik dan panas infiltrasi dari penyekat dan rak pendingin. Diperkirakan besarnya adalah sekitar 10% dari total konduksi panas, field heat dan panas respirasi.

Page 14: pendingin 2
Page 15: pendingin 2
Page 16: pendingin 2