PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ...

14
LATIHAN KHUSUS KOHATI NASIONAL (LKK) CABANG YOGYAKARTA PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU MASYARAKAT LIBERATIF (KODE N) Oleh : Yulia Eka Saputri HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) KOMISARIAT AHMAD DAHLAN I CABANG SUKOHARJO 2018

Transcript of PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ...

Page 1: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

LATIHAN KHUSUS KOHATI NASIONAL (LKK) CABANG YOGYAKARTA

PENDIDIKAN POLITIK BAGI

PEREMPUAN MENUJU MASYARAKAT

LIBERATIF

(KODE N)

Oleh : Yulia Eka Saputri

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

KOMISARIAT AHMAD DAHLAN I

CABANG SUKOHARJO

2018

Page 2: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

قدمةم

ق و ق ح ل ان م ىض ل ع ل و ص ح ال ب م ز ل ت ة ع و م ج م ي اه م ة ل و د ع م ت ج م ي ف ة ع و م ج م ك ة أ ر م ال ف ن .إ ان س ن ال ع ال وق ق ح يل م ال ع ال ن ل ان س ن ال

8491)دوهام ق و ق ح ل ة د د ح م ات ان م ض د و ج ىو ل ع ة اح ر ص ص ن (ل إ ة ي ائ س الن ات ع و م ج م ل ل ان س ن ال ، ن م 2ة اد الم ن أ ل ع ال ن ل

ق و ق ح ل ي م ال ع ال اس س ىأ ل ع ز ي ي م الت م د ع ك ل يذ اف م ،ب ز ي ي م ت ن و د ع ي م ج ل ل ن ي ك ل ام ن و ك ن أ ب ج ة ر ح ال و ق ح ال ن ىأ ل ع ص ن ت ان س ن ال

ك ل ذ ياف م ،ب ة أ ر م ال ق و ق ح ة ا م ح ة ي ول ؤ س ام ض أ ل م ح ت ا،ت ه ي ن اط و م ان م ض ب ة ل و الد ام ز ت ال ب ط ب ت ر ات م د ن ،ع ة ل و الد ن إ ا،ف ذ ك ه ،و س ن ج ال

تال از م ة اس ي يالس ف ن و ان ق اال يه ل ع ص ن ي ت ال ٪03ة سب ن ب د اع ق الم ص ص ح ن أ و ه ث د ح ا م ن ك ل ي.و اس ي الس ن م ال و م ي ل ع يالت ف ق ح ال

ن م ل ك ب ع ش جل أ ن م و عب الش ن م و ب ع الش ن م ة اس ي الس ال ك ش أ يع م ج ه ي ف د م ت س يت اط ر ق م د د ل اب ي يس ن و د ن إ ن .إ ل ام الك ب ة ل م ت ك م ر ي غ

إ ر اص ن ع ك اء س الن ت ج در اأ ذ ا،إ ذ .ل ة أ ر الم و ل ج الر نخ م ة م و ك ح يال ف ة ي ام ز ل ة ف عر م ب ة ز ه ج م ة رأ الم ون ك نت أ ب ج ، ن ه ب ع يش ل ث م م ل ل

و د د ع ت الم يم ل ع الت )ال ه فس ن يق ق ح نت م ة رأ الم ن ك م ت يت ك ل . و ة ر د ق ا ، و ات ار خب ت س ال إ م ، ح ك ل ىذ ل ا ة ص ت خ م و ة ل ه ؤ م ة رأ الم ح صب ىت ت (

ة ق ر الط ه ذ ه ب ي.و اس ي الس د ع ق م يال ف وس ل لج ل م ت يث ،ح ي ر ر ح ت ع م جت م اء ش ن إ م ت ي ،س ك ل ذ ك ر م ال ان اك ذ .إ ة رأ الم ح ال ص م د بع ت س ت ،ل

ياس ي الس يم ل عىالت ل ع ول ص الح ن مك .و ق ي ب ط لت ل ل اب ق و اه م اق ي يس مف ه ار فك أ يه ج و ت و ،ث د ح لت ل ة او س ت م ة اح س م اء س الن و ال ج الر اء عط إ

نخ م ط ائ س و ،و ي سم الر يم عل الت ات س س ؤ م ل ل ال الط ات م ظ ن الم ،و ي ر ي اه م ج ال م عل .ة ي اس ي الس اب ز ح ال ،و ة ي ب ل

ة ي اس ي الس ة ي ب ر ،الت ة أ ر م ،ال ة اس ي :الس ث ح ب ال ات م ل ك

Page 3: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

ABSTRAK

Perempuan sebagai suatu kelompok dalam masyarakat suatu Negara, merupakan kelompok

yang termasuk wajib mendapatkan jaminan HAM. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

(DUHAM 1948) memang tidak meyatakan secara eksplisit tentang adanya jaminan hak asasi terhadap

kelompok perempuan secara khusus, namun dalam pasal 2 DUHAM dimuat bahwa hak dan

kebebasan perlu dimiliki oleh setiap orang tanpa diskriminasi, termasuk tidak melakukan diskriminasi

berdasarkan jenis kelamin. Dengan demikian, bila dikaitkan dengan kewajiban Negara untuk

memberikan jaminan atas warga negaranya, Negara juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi

hak-hak perempuan termasuk hak untuk mendapat jaminan pendidikan dan berpolitik. Namun yang

terjadi adalah, kuota 30% kursi yang disediakan undang-undang dalam politik, masih belum terisi

sepenuhnya. Indonesia adalah Negara demokrasi dimana segala bentuk-bentuk kebijakan bersumber

dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat baik laki-laki maupun perempuan. Maka jika perempuan

dilibatkan sebagai unsur wajib dalam pemerintahan melalui wakil rakyatnya (DPR/DPRD),

perempuan perlu dibekali pengetahuan akan pendidikan poltik. Agar perempuan mampu

mengaktualisasikan dirinya (kemampuan, kecerdasan, dll) Sehingga perempuan menjadi layak dan

berkompeten untuk duduk di kursi politik. Dengan begitu, maka kepentingan-kepentingan yang

menyangkut perempuan tidak terkesampingkan. Lalu akan tercipta sebuah masyarakat liberatif,

dimana laki-laki dan perempuan diberi ruang yang sama untuk bersuara dan menyalurkan gagasan

mereka sesuai konteks yang berlaku. Pendidikan politik dapat diperoleh perempuan melalui lembaga

pendikan formal, media massa, organisasi mahasiswa, dan partai politik.

Kata Kunci: Politik, perempuan, pendidikan politik

Page 4: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

I. PENDAHULUAN

Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki manusia secara kodrati tanpa pengecualian dan

keistimewaan bagi golongan, kelompok, maupun tingkat sosial tertentu. Hak-hak tersebut mencakup

antara lain hak atas kehidupan, keamanan, kebebasan berpendapat dan merdeka dari segala bentuk

penindasan yang wajib dijunjung tinggi, tidak saja oleh setiap individu dari suatu negara yang

mengakui keberadaan dan mengakui HAM itu sendiri, namun harus pula dijamin oleh negara tanpa

ada pengecualiannya.(Savitri, 2008;1-2)

Perempuan sebagai suatu kelompok dalam masyarakat suatu Negara, merupakan kelompok

yang termasuk wajib mendapatkan jaminan HAM. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

(DUHAM 1948) memang tidak meyatakan secara eksplisit tentang adanya jaminan hak asasi terhadap

kelompok perempuan secara khusus, namun dalam pasal 2 DUHAM dimuat bahwa hak dan

kebebasan perlu dimiliki oleh setiap orang tanpa diskriminasi, termasuk tidak melakukan diskriminasi

berdasarkan jenis kelamin. Dengan demikian, bila dikaitkan dengan kewajiban Negara untuk

memberikan jaminan atas warga negaranya, Negara juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi

hak-hak perempuan termasuk hak untuk mendapat jaminan pendidikan dan berpolitik.(Ibid)

Berbicara soal hak-hak perempuan, tidak terlepas dari istilah feminisme. Feminisme menjadi

trending topic dalam beberapa tahun belakangan. Di Indonesia, kata “feminisme” sebenarnya sudah

terdengar sejak tahun 1970 an yang dimuat dalam majalah-majalah ataupun jurnal-jurnal. Feminisme

diidentikkan dengan kebangkitan perjuangan perempuan untuk memperjuangkan hak-hak atas

perempuan. Paham sekaligus gerakan ini adalah sebagai respon, kritikan, sekaligus perlawanan atas

hak-hak perempuan yang dirasa masih belum bisa terpenuhi karna status gender.(Rueda, 2007;3) Saat

ini, feminisme mengalami kemajuan jika dibanding dengan awal mula gerakan tersebut muncul.

Aplikasi gerakan feminisme modern dapat dilihat dari berbagai aspek pembangunan saat ini. Salah

satunya dalam aspek politik.

Dalam aspek politik, peran perempuan belum maksimal seperti dalam aspek-aspek yang lain.

Buktinya kuota 30% kursi di pemerintahan belum semuanya terpenuhi. UU no.10 tahun 2008 tentang

pemilu legislatif dan UU no.2 tahun 2008 tentang partai politik (parpol) menyatakan bahwasanya

kuota keterlibatan perempuan dalam dunia politik adalah sebesar 30 %, terutama untuk duduk di

parlemen. Bahkan dalam pasal 8 butir di UU no.10 tahun 2008, disebutkan adanya pernyataan

sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan pada kepengurusan parpol tingkat pusat sebagai

salah satu persyaratan parpol untuk dapat menjadi peserta pemilu, dan pasal 53 UU menyatakan

bahwa daftar bakal calon peserta pemilu juga harus memuat sedikitnya 30% keterwakilan perempuan.

(amirullah:2016). Di Jawa Tengah saja, kuota 30 % kuota yang disediakan belum terpenuhi

sepenuhnya. Seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak dan Pengendalian Penduduk Jateng, Sri Kusuma Astuti mengatakan tingkat partisipasi

perempuan di DPRD Jateng hasil pemilihan legislatif (Pileg) 2014 baru mencapai 24 dari jumlah

100 kursi. Sementara di 35 kabupaten/kota di Jateng, jika dirata-rata baru mencapai 17,4%.

(Suara Merdeka;13/09/17)

Kursi-kursi yang belum terpenuhi tersebut merupakan salah satu bentuk penyempitan ruang

gerak yang disebabkan tidak terpenuhinya hak-hak perempuan untuk bersuara di kancah politik

Indonesia. Peran perempuan dalam dunia politik sendiri dibagi menjadi dua, yakni dalam arti sempit

dan dalam arti luas. Dalam arti sempit ialah terkait dengan perannya secara praktis. Sedangkan dalam

arti luas, diartikan sebagai segala kegiatan yang dilakukan untuk masyarakat dan mempuanyai

dampak atas hajat hidup orang banyak melalui pengambilan keputusan yang melibatkan kekuasaan.

(Tan dalam Yulfita dalam Novi, 1995:1) Seperti yang dikatakan Khofifah Indar Parawansa, selaku

mantan menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Beliau mengatakan bahwa, “Kita

start terlambat, Sehingga perwakilan perempuan dalam trias politika (legislatif, eksekutif, yudikatif)

sangat rendah”.(antarnews.com;21 Mar 14) Terkait dengan pembuat kebijakan, kontribusi

perempuan masih belum bisa dikatakan maksimal dari segi jumlah maupun kulaitas. Meskipun, akhir-

Page 5: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

akhir ini mulai muncul beberapa nama di tingkat daerah maupun di atasnya. Seperti yang terlihat di

permukaan, Rieke Diah Pitaloka, Tri Rismawati, Susi Pudjiastuti, dan lain-lain.

Jika dengan hanya melihat kinerja mereka, penulis kira, pembaca akan sepakat dengan kinerja

perempuan-perempuan di atas. Namun, belum terlalu banyak perempuan yang diberi kesempatan

seperti mereka untuk terlibat dalam pembuatan keputusan (polcy making). Padahal, hak suara

perempuan dan laki-laki adalah sejajar. Perempuan berhak untuk menyerukan aspirasinya terkait

dengan pembangunan yang di dalamnya mencakup banyak aspek, termasuk aspek yang berkaitan

dengan perempuan sendiri. Serta ia juga berhak untuk duduk sebagai pengurus dalam sebuah partai.

Apabila tingkat partisipasi nyata politik perempuan masih rendah, maka dikhawatirkan tidak terwujud

suatu pemerintahan yang demokratis, dan hanya didominasi oleh kelompok tertentu saja. Karena

sejatinya, kualitas dan ketajaman berpikir laki-laki dan perempuan adalah tidak berbeda, hanya saja

kesempatan untuk berpikir perempuan lebih sedikit karena tergerus paradigma yang terkanjur

terbangun dalam masyarakat, bahwa kemampuan perempuan di bawah laki-laki. Ini adalah paradigma

yang harus diubah, dan perempuan pantas mendapatkan kesempatan berpikir dan berperan aktif

dalam dunia yang lebih luas. Seperti dalam dunia politik. (Sukarno dalam Gurniwan, 1963:30)

Peningkatan peran perempuan dalam pembangunan yang berwawasan gender sebagai bagian

integral dari pembangunan nasional, mempunyai arti yang penting dalam upaya untuk membentuk

masyarakat liberatif. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan politik perempuan, perlu

ditingkatkan baik dari segi organisasional maupun pemantapan pilar-pilar demokrasi melalui lembaga

legislatif, eksekutif maupun yudikatif yang aspiratif dan pro terhadap kepentingan perempuan,

sebagai akses menuju masyarakat liberatif yang sesuai dengan asas dan kultur bangsa Indonesia.

Untuk itulah salah satu hal yang perlu ditangani adalah masalah pendidikan politik bagi kaum

perempuan, sehingga dengan tumbuh berkembangnya kesadaran politik dikalangan perempuan,

mereka diharapkan mampu memanfaatkan kesempatan dan peluang yang ada sesuai potensi yang

dimiliki dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka menuju

masyarakat liberatif dimana didalamnya kebebasan bergerak dan berpendapat antara laki-laki dan

perempuan adalah sama. Perempuan diizinkan untuk beraspirasi dan mendapat kesempatan untuk

menyampaikan suaranya, terutama terkait dengan kebijakan-kebijakan umum yang menyangkut

orang banyak. Lalu apa urgensi pendidikan politik bagi perempuan itu sendiri? Dan dimana

perempuan bisa menikmati pendidikan politik untuk menuju pada masyarakat liberatif? Dengan

rumusan tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah: mengetahui urgensi pendidikan

politik bagi perempuan dan mengetahui tempat-tempat yang menjadi wadah pendidikan politik bagi

perempuan. Penulis berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, baik dar segi wawasan

teoritis, maupun menjadi referensi bagi perempuan yang belum mengikuti pendidikan politik agar

dapat berpartisipasi secara aktif dalam dunia politik.

II. TINJAUAN PUSTAKA & METODE

Penulisan artikel ini menggunakan metode library research, yakni dengan menggunakan

referensi tulisan yang ada seperti buku, jurnal, dan artikel lain yang sesuai denga topic

pembahasan. Langkah pertama yang digunakan adalah mencari materi bahasan berupa literatur,

lalu mengidentifikasi literatur yang relevan sesuai dengan topik pembahasan. Kedua, mencermati

konten dari sumber data hasil identifikasi dan mencatatnya. Kemudian yang terakhir adalah

mengorganisir data yang tersedia untuk dipaparkan dalam sebuah karya tulis. Hasil

pengorganisasian data dianalisis dengan teori yang sesuai dengan topik karya tulis.

III. ANALISA & PEMBAHASAN

I. Urgensi Pendidikan Politik

Politik berasal dari bahasa Yunani polis (negara kota) yang berarti kegiatan dalam

rangka mengurus kepentingan masyarakat. Sehingga politik merupakan alokasi nilai-nilai

yang bersifat otoritatif yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan. Dalam

Page 6: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

sejarah politik, Aristoteles-lah orang yang pertama kali memperkenalkan istilah politik (385-

322 SM). Ia mengungkapkan bahwa manusia adalah binatang politik atau politic animal.

Bedasarkan asumsinya itu, ia mengemukakan gagasan bahwa kehidupan sosial sesungguhnya

adalah politik. Karena ada interaksi antara satu sama lain yang di dalamnya sudah pasti

memuat unsur-unsur politik. Ini adalah sebuah hal manusiawi dan sulit untuk dielakkan.

(Maksudi, 2012;9) ketika seseorang berupaya untuk memeneuhi kebutuhannya, ia akan

melakukan sebuah aktivitas. Aktivitas tersebut dinamakan aktivitas politik.

Dalam definisi yang lebih sempit, politik diartikan sebagai kegiatan dalam suatu

system politik atau bernegara yang menyangkut proses menentukan tujuan system dan

pelaksanaannya. Pendekatan yang digunakan di dalam nya adalah pendekatan kenegaraan

(state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijaksanaan

(policy), dan pembagian kekuasaan (distribution) atau alokasi (allocation). (Budiarjo dalam

Kamaludin & Alfan: 2015:179) Pemenuhan kepentingan oleh manusia sendiri tidak terbatas

pada kepentingan pribadi. Namun lebih luas lagi pada kepentingan public. Inilah ciri khas

politik yang sering kita temui di era modern saat ini. politik lebih diidentikkan pada kegiatan

yang berhubungan pada kepentingan negara. Untuk mengambil sebuah kebijakan, diperlukan

subjek-subjek yang dapat mewakili semua golongan rakyat. Jadi politik adalah segala

kegiatan sosial yang dilakukan guna memenuhi kepentingan pribadi maupun kelompok

termasuk kepentingan Negara ataupun public. Kondisi mayor saat ini adalah politik lebih

banyak dikendalikan oleh laki-laki. Padahal untuk menghasilkan sebuah kebijakan yang

berpihak pada pemenuhan hak-hak perempuan, diperlukan keterlibatan perempuan dalam

pembuatan kebijakan tersebut. Satu-satunya cara adalah dengan mempersiapkan generasi

perempuan yang terpelajar dan terlatih dalam bidang politik.

Indonesia adalah Negara demokrasi dimana segala bentuk-bentuk kebijakan

bersumber dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat baik laki-laki maupun perempuan. Maka

jika perempuan dilibatkan sebagai unsur wajib dalam pemerintahan melalui wakil rakyatnya

(DPR/DPRD), perempuan perlu dibekali pengetahuan akan pendidikan poltik. Agar

perempuan mampu mengaktualisasikan dirinya (kemampuan, kecerdasan, dll) Sehingga

perempuan menjadi layak dan berkompeten untuk duduk di kursi politik. Dengan begitu,

maka kepentingan-kepentingan yang menyangkut perempuan tidak terkesampingkan.

Pendidikan politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat,

Sehingga mereka menghayati dan memahami betul niali-nilai yang terkandung dalam system

politik yang dibangun.(Alfian dalam Sunarso, 2007;23).

Bung Hatta pernah mengatakan bahwa,

“Pendidikan politik dilakukan supaya keinsyafan rakyat (laki-laki &perempuan) akan

hak dan harga dirinya bertambah kuat dan pengetahuannya tentang politik, hokum

dan pemerintahan bertambah luas. Dengan ini Indonesia akan menjadi pemerintahan

yang berdasarkan kerakyatan dan kebangsaan, bersandar pada kemauan rakyat dan

takluk kepada rakyat.”

(Hatta dalam Hermawan, 2001:4)

Disamping sebagai media penyadaran akan pentingnya status diri, juga pengetahuan

pemerintahan, pendidikan politik bagi perempuan adalah sebagai alat untuk meningkatkan

peran perempuan dalam pembangunan. Seorang pengamat kajian perempuan di Indonesia

mengingatkan bahwa kesuksesan Indonesia terletak pada kaum perempuan, kaum buruh

khususnya. Itulah sebabnya, perempuan tidak bisa terlepas dari elemen pembangunan

Indonesia. (Primariantari, dkk, 1998:49) Jika para buruh perempuan saja mampu

berkontribusi sedemikian berpengaruhnya, maka para perempuan yang berada di lingkungan

akademisi seharusnya lebih mampu berkontribusi dalam pembangunan Negara terkait dengan

pengambilan kebijakan public. Dengan pendidikan politik yang baik dan memadai, maka

perempuan Indonesia akan mampu memberikan gagasan dan kontribusi nyatanya pada

Negara.

Page 7: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

Pada tahun 1998, presiden pernah mengatakan bahwa terkait dengan pembangunan

nasional, tugas yang harus dilanjutkan adalah meningkatkan kesiapan kaum perempuan untuk

mencapai kemampuan yang lebih tinggi agar dapat berperan lebih besar lagi dalam

pembangunan. (Ibid) Sesuai dengan ungkapan tersebut, maka pendidikan politik bagi

perempuan memanglah sangat penting dan turut berpengaruh guna meningkatkan sumbangan

gagasan yang diberikan perempuan dalam aspek pembangunan. Baik melalui sebuah partai

politik ataupun media lain. Bila melalui partai politik, saat ini kuota 30% yang disediakan

oleh undang-undang belum sepenuhnya terpenuhi. 30% dari kursi-kursi di DPR/DPRD yang

seharusnya diisi oleh para perempuan nyatanya belum bisa terealisasi. Disini peran

pendidikan politik sangat dibutuhkan. Perempuan akan mampu mengembangkan gagasan-

gagasan menariknya bila ia diberi wahana untuk belajar dan berpikir melalui pendidikan

politik. Dengan begitu, gagasan perempuan di dunia politik akan menjadi jembatan menuju

masyarakat liberatif.

II. Sarana Pendidikan Politik bagi Perempuan

Pendidikan politik bagi kaum perempuan dapat dimulai dari lingkup sempit hingga

lingkup luas. Pendidikan tersebut dapat berlangsung dimulai dari lingkungan keluarga hingga

lingkungan masyarakat sesuai subjek-subjek yang mempengaruhi proses pendidikan tersebut.

Seminar keperempuanan. Pendidikan politik ini sebenarnya termasuk dalam sosialisasi

politik. Sosialisasi politik dibagi menjadi dua. Yakni secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung ialah dengan melibatkan materi yang berkenaan dengan politik secara

eksplisit. Seperti pengajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah formal,

pengajaran matakuliah di fakultas ilmu sosial politik, pendidikan kewarganegaraan dan

sejenisnya. Lalu bisa juga dengan cara tidak langsung, ialah dengan pengembangan sikap

perempuan (respon) terhadap perintah orang tua, guru, ketua organisasi, maupun lembaga

pemerintahan.(Mas’oed dalam Sunarso,1997;34)

1. Lembaga Formal Pendidikan

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia

adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang

pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu tekad

suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang

sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik atau golongan

( Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan, dalam Zuhri, 2010;1).

Pendidikan politik yang dilalui dalam sebuah lembaga pendidikan formal, mayoritas

hanya sampai pada sekolah menengah atas saja melalui matapelajaran kewarganegaraan.

Baik melaui pengkajian teori maupun studi kasus-kasus politik yang sedang hangat.

Karena untuk jenjang perkuliahan, pendidikan politik secara mendalam hanya dipelajari

pada fakultas-fakultas ilmu sosial poltik saja. Dan untuk matakuliah umum di universtas,

pendidikan kewarganegaraan tidak dipelajari secara mendalam, rata-rata hanya dua SKS

saja. Pada lembaga pendidikan formal, selain dari matapelajaran kewarganegaraan,

perempuan dapat juga belajar politik melalui organisasi intrasekolah untuk mengasah skil

politiknya. Di dalamnya, mereka dapat mengembangkan sikap-sikap politik yang

nantinya akan menentukan sikap dan politiknya di masa depan. Karena, bagaimanapun

juga ketika seseorang berorganisasi, ia akan terlatih untuk berpendapat dan bertanggung

jawab atas amanah yang diberikan kepadanya.

2. Media Massa (Almond & Verba dalam Sunarso;23)

Media massa merupakan bentuk komunikasi dan rekreasi yang menjangkau

masyarakat secara luas sehingga pesan informasi yang samadapat diterima secara serentak

dan sesaat. Media massa terdiri dari media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti

Koran, tabloid, brosur, san lain-lain. Media elektronik terdiri dari telvisi, radio,

Page 8: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

handphone, dan lain-lain. Media massa diidentifikasikan sebagai media sosialisasi yang

berpengaruh pula terhadap perilaku masyarakat. Pesan-

pesan yang ditayangkan melalui media elektronik dapat mempengaruhi persepsi politik

bagi penggunanya. Terutama handphone atau gadget, hampir setiap menit perempuan

menggunakannya untuk sekedar berselancar di dunia maya maupun untuk berkomunikasi

dengan orang lain. Media ini cukup efektif sebagai media pembelajaran politik bagi

perempuan.

Lewat media massa yang ada saat ini, perempuan dapat dengan mudah menyimak issu-

issu politik yang sedang berkembang, serta perspektif para ahli di bidangnya. Setelah

menyimak ataupun membaca, perempuan dapat menganalisa solusi yang dirasa efektif

melalui perspektif mereka sebagai perempuan. Bahkan perempuan-perempuan masa kini

bisa dengan mudah mengkritik kebijakan politik melalui kolom opini pada surat kabar

maupun sosial media yang terkait issu-issu tersebut.

3. Organisasi Mahasiswa

Organisasi kemahasiswaan dibagi menjadi dua, yaitu organisasi intra kampus dan

ekstra kampus. Organisasi mahasiswa intrakampus adalah organisasi mahasiswa yang

berada di lingkungan perguruan tinggi dan mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan

dari pengelola perguruan tinggi dan atau dari Kementerian/Lembaga. Misalnya seperti

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Senat Mahasiswa

(SEMA). Sedangkan organisasi ekstrakampus merupakan organisasi mahasiswa yang

aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi-

organisasi kemahasiswaan tersebut baik intrakampus maupun ekstrakampus telah

memberikan peran positif dalam memberikan pemahaman terhadap kehidupan politik

bagi mahasiswa maupun mahasiswi.(Somawinata, 2017;1)

Salah satu di antaranya adalah organisasi ekstrakampus Himpunan Mahasiswa Islam.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi ekstrakampus yang didirikan

di Yogyakarta pada tanggal 5 Februari 1947/14 Rabi’ul Awal 1366 H yang diprakarsai

oleh Lafran Pane. Dalam HMI, ada sebuah wadah yang di dalamnya hanya siidi oleh

perempuan saja. Yaitu KOHATI atau korps HMIwati. KOHATI merupakan salah satu

badan yang menaungi HMIwati. KOHATI dididikan pada tanggal 17 September 1966 M

bertepatan dengan 2 Jumadil Akhir 1386 H pada Kongres VIII di Solo. Adapun alasan

terbentuknya KOHATI adalah sebagai berikut: 1. Secara internal, departemen keputrian

yang ada pada waktu itu sudah tidak mampu lagi menampung aspirasi para kader HMI-

Wati, disamping basic-needs anggota tentang berbagai persoalan perempuan kurang bisa

di fasilitasi oleh HMI. 2. Secara eksternal, HMI mengalami tantangan yang cukup pelik

dikaitkan dengan hadirnya lawan ideologis HMI yaitu komunis yang masuk melalui pintu

gerakan perempuan (GERWANI). Selain itu maraknya pergerakan perempuan yang

ditandai dengan munculnya organisasi perempuan dengan berbagai fariasi bentuk

ideologi, pilihan isu, maupun strategi gerkannya membuat HMI harus merapatkan

barisannya dengan cara terlibat aktif dalm kancah gerakan perempuan yang berbasis

organisasi perempuan. Atas dasar pertimbangan itulah pada di Solo dideklarasikan

KOHATI. Terpilih sebagai Ketua Umum KOHATI pertama waktu itu adalah Anniswati

Rokhlan.

(http://hmimadiun.blogspot.co.id/2014/11/sejarah-berdirinya-korps-hmi-wati-

kohati.html dalam Nurwardani,2017;3) Pembahasan tentang sejarah, dilaksanakan

tersendiri dalam Bedah Pedoman Dasar KOHATI, materi sejarah).( Perempuan-

perempuan yang ingin belajar mengenai politik, dapat belajar di KOHATI melalui proses

perkaderan yang dilaksanakan. Contohnya melalui kajian-kajian gender yang diadakan

KOHATI.

1) Forum Kajian sebagai salah satu cara pembinaan kader yang dilakukan secara

berkelompok, Hal di maksudkan untuk memberikan asupan nutrisi berupa wacana dan

Page 9: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

pemahaman tentang keperempuanan, gender,keislaman dan keorganisasian serta hal-

hal yang bersifat menjadi kebutuhan kader hmi wati secara khusus dan kader hmi

secara umum. Materi yang di sampaikan dalam forum kajian ini bertujuan untuk

meningkatkan hard skill dan soft skill kader HMI. Materi-materi yang perlu dikaji

dalam kajian tersebut antara lain:

POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN (diakses dari web)

No. Pokok Bahasan – Sub Pokok Bahasan Tatap muka

(kali)

D.1. Pengantar: 1

Pengertian politik

Pengertian gender

Ruang lingkup

D.2. Sejarah partisipasi wanita dalam politik 2

Internasional

Nasional

D.3. Teori dan konsep yang terkait 5

Negara

Demokrasi

Sosial budaya dan ekonomi

Personal is political

Affirmative action

Feminisme

D.4.

Hukum positif yang mengatur hak-hak wanita dalam politik Internasional

Nasional

Sinkronisasi antara pengaturan internasional dan nasional 3

D.5.

Partisipasi wanita dalam politik

Internasional

Nasional

Pusat

Daerah

Adat

Agama

Dalam

lingkup publik dan domestik

Dalam partai 3

D.6.

Pemilu

Tahapan proses

Kampanye

Pemilih dan yang dipilih 2

Page 10: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

TUJUAN PERKULIAHAN Setelah Mahasiswa dapat:

1. Mengetahui dan memahami pengertian politik, gender dan ruang lingkupnya.

2. Mengetahui dan memahami sejarah tentang partisipasi wanita dalam politik di level

internasional, nasional.

3. Mengetahui dan memahami tentang teori dan konsep negara, demokrasi, sosial

budaya dan ekonomi, personal is political dan affirmative action serta feminism.

4. Mengetahui dan memahami hukum positif yang mengatur tentang hak-hak wanita

dalam politik di level internasional, nasional beserta sinkronisasinya antara

pengaturan internasional dan nasional.

5. Mengetahui dan memahami tentang partisipasi wanita dalam politik pada level

internasional, nasional (pusat, daerah, adat dan agama), dalam lingkup public dan

domestic, serta dalam partai.

6. Mengetahui dan memahami tentang pemilihan umum, tahapan proses dan kampanye,

pemilih dan yang dipilih beserta pengalaman perempuan di dalam pemilihan umum.

DAFTAR RUJUKAN (PUSTAKA)

1. Sulistiyowati; 2006; Perempuan dan Hukum: menuju hukum yang berperspektif

kesetaraan dan keadilan; Penerbit nZaid bekerjasama dengan The Convention

Watch – Universitas Indonesia dan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

2. Abdul Bari Azed dan Makmur Amir; 2005; Pemilu, Partai Politik di Indonesia;

Penerbit Pusat Studi HTN FH UI, Jakarta.

3. Locco, Joseph dan William Leonard; 2002; Political Theory, Kajian Klasik dan

Kontemporer, Pemikiran Machiavelli dan Rowls;

4. Third World: Women and the Politics of Feminism edited by Chandra Talpade

Mohanty; Ann Russo; Lourdes Torres; Indiana University Press, 1991, Indianapolis.

2) Bermitra organisasi dengan organisasi mahasiswa dan organisasi perempuan Bermitra

dengan organisasi mahasiswa dan organisasi perempuan mutlak di lakukan dalam

mengembangkan organisasi dalam hal ranah eksternal. Karena dengan berjejaring

kohati bisa menjadi alat pencapai tujuan hmi dalam menyikapi persoalan

keperempuanan dan anak. Termasuk persoalan perempuan yang belum bisa memenuhi

kuota 30% kursi di DPR/DPRD. Dewasa ini jaringan dan komunikasi dengan mitra

organisasi eksternal sangat berguna terutama dalam persoalan teknis berkaitan dengan

dukungan massa ketika mengadakan aksi solidaritas dan mengadakan berbagai

pelatihan. Dinamika perkembangan modernitas hari ini, yang di satu sisi begitu deras

menghantam eksistensi sosial, dan di sisi lain cukup sulit untuk diprediksi ke mana

arahnya, membutuhkan tidak hanya kesiapan dalam menghadapi segala kemungkinan

yang akan datang, namun juga kemampuan dalam menganalisa perkembangan situasi

tersebut secara tajam, cermat, dan akurat. Jika menoleh kepada kondisi masyarakat

Indonesia, yang masih dapat dikatakan relatif gagap dalam menghadapi pesatnya

Page 11: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

kemajuan jaman, tentu saja akan lahir sikap pesimis dalam menatap masa depan.

Kecuali masyarakat Indonesia memiliki bagian di dalamnya yang mampu melakukan

dua tugas sebagaimana dimaksud, yaitu; kesiapan dalam menghadapi segala

kemungkinan di masa mendatang, dan kemampuan analisa yang tajam, cermat dan

akurat. Bagian dari masyarakat tersebut, yang secara integral, ke dalam menjalankan

fungsi education-empowering-advocation, dan keluar menjalankan peran fight for-

fight against, diharapkan mampu benar-benar mengawal masyarakat dalam

menghadapi kejutan-kejutan di masa depan. Dalam diskursus sosial-politik, entitas

yang dimaksud adalah civil society. (Pedoman Dasar Kohati,2016;29)

4. Partai Politik

adalah kelompok manusia yang terorganisasi secara stabil dengan tujuan untuk

merebut atau mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimpin partai dan

berdasarkan kekuasaan itu akan memberikan kegunaan materiil dan idiil pada para

anggotanya. (Friedrich dalam Hermawan, 2001;69) Partai politik masih bisa menyediakan

wadah bagi kader-kadernya, terutama perempuan untuk mendapatkan pendidikan,

pelatihan, juga pengalaman yang berkaitan dengan wacana perpolitikan maupun

pembangunan. Meskipun dalam realisasinya, partai politik masih dilemma dengan

pemenangan kandidat dalam pencalonan yang bersifat pragmatis. Pendidikan dalam partai

politik dinilai masih relevan asal dilaksanakan secara sistematis dan terarah. Meskipun

membutuhkan waktu yang cukup lama, namun jika perempuan-perempuan yang

berkompeten dalam bidang tersebut diberi kesempatan untuk belajar, maka akan

menghasilkan kader partai yang terpeelajar dan professional memperjuangkan hak-hak

rakyat termasuk hak-hak perempuan di dalamnya.

IV. Simpulan

Politik adalah segala kegiatan sosial yang dilakukan guna memenuhi kepentingan

pribadi maupun kelompok termasuk kepentingan Negara ataupun public. Kondisi mayor saat

ini adalah politik lebih banyak dikendalikan oleh laki-laki. Terutama dalam politik

pemerintahan. Padahal untuk menghasilkan sebuah kebijakan yang berpihak pada pemenuhan

hak-hak perempuan, diperlukan keterlibatan perempuan dalam pembuatan kebijakan tersebut.

Satu-satunya cara adalah dengan mempersiapkan generasi perempuan yang terpelajar dan

terlatih dalam bidang politik.

Indonesia adalah Negara demokrasi dimana segala bentuk-bentuk kebijakan

bersumber dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat baik laki-laki maupun perempuan. Maka

jika perempuan dilibatkan sebagai unsur wajib dalam pemerintahan melalui wakil rakyatnya

(DPR/DPRD), perempuan perlu dibekali pengetahuan akan pendidikan poltik. Agar

perempuan mampu mengaktualisasikan dirinya (kemampuan, kecerdasan, dll) Sehingga

perempuan menjadi layak dan berkompeten untuk duduk di kursi politik. Dengan begitu,

maka kepentingan-kepentingan yang menyangkut perempuan tidak terkesampingkan. Jika

sudah begitu, maka akan tercipta sebuah masyarakat liberatif, dimana laki-laki dan perempuan

diberi ruang yang sama untuk bersuara dan menyalurkan gagasan mereka sesuai konteks yang

berlaku.

Pendidikan politik bagi perempuan dapat diperoleh dari lembaga pendidikan formal,

seperti sekolah dan universitas. Selain itu, bisa juga diperoleh melalui media massa dengan

menelusuri issu-issu politik yang ada lalu menganalisa issu tersebut atau mencari materi-

materi politik yang terkait dengan keterlibatan perempuan dalam politik. Organisasi

mahasiswa tidak ketinggalan memainkan perannya untuk menjadi salah satu ruang pendidikan

politik bagi perempuan. KOHATI yang berada dalam naungan HMI efektif dalam

mencanangkan dan merealisasikan pendidikan politik bagi perempuan (mahasiswa) melalui

kajian yang sudah didesain terlebih dahulu materinya sesuai kebutuhan. Yang terakhir adalah

Page 12: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

melaui partai politik. Partai politik masih bisa menyediakan wadah bagi kader-kadernya,

terutama perempuan untuk mendapatkan pendidikan, pelatihan, juga pengalaman yang

berkaitan dengan wacana perpolitikan maupun pembangunan. Meskipun dalam realisasinya,

partai politik masih dilema dengan pemenangan kandidat dalam pencalonan yang bersifat

pragmatis. Pendidikan dalam partai politik dinilai masih relevan asal dilaksanakan secara

sistematis dan terarah.

Dari sekian cara yang bisa ditempuh perempuan untuk mendapatkan pendidikan

politik, cara ketiga adalah cara yang paling efektif. Yakni mengikuti organisasi mahasiswa.

Karena, dalam oraganisasi HMI, KOHATI giat melakukan kajian-kajian gender dan politik

kekinian yang relevan dengan issu-issu terkini. Juga, lingkup KOHATI sendiri adalah

nasional, jadi pengkaderan perempuan dan kemitraan organisasi yang ada di dalamnya pun

tidak sebatas pada wilayah regional saja.

Page 13: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

DAFTAR PUSTAKA

Hermawan Eman. 2001. Politik Membela yang Benar Teori Kritik & Nalar, Yogyakarta :Yayasan

Kajian dan Layanan Informasi untuk Kedaulatan Rakyat (KLIK).

Kamaludin Undang A, Alfan M. 2015. Dinamika Politik Indonesia Perjalanan Politik Di Indonesia

sejak Orde Lama hingga Reformasi, Bandung: Pustaka Setia.

Kamil Pasya G, Peranan Wanita dalam Kepemimpinan dan Politik , Pendidkan Geografi, FPIPS UPI

Maksudi Iriawan Beddy. 2012. Sistem Politik Indonesia Pemahaman secara Teoritik dan Empirik.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Marisa Rueda, Marta R, dkk. 2007. Feminisme untuk Pemula. Yogyakarta :Resist Book.

Niken Savitri, 2008. HAM Perempuan Kritik Teori Hukum Feminis terhadap KUHP. Yogyakarta:PT

Refika Aditama,

Pedoman Dasar Kohati, Korps HMI-Wati Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Periode 2016-

2018

Primariantari, dkk. 1998. Perempuan dan Politik Tubuh Fantastis .Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Somawinata R A. 2017. Peranan Sosialisasi Politik Organisasi Kemahasiswaan Ekstra Kampus

dalam Meningkatkan Kesadaran Politik Mahasiswa. Bandung :Universitas Pasundan.

Sunarso. 2007. jurnal civics no 4 vol 2 Desember Pendidikan Politik dan Politik Pendidikan.

Yogyakarta: FISE UNY Peranan Sekolah dalam Proses Sosialisasi Politik, Sihabudin

Zuhri, 2010, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.

ANTARANEWS.COM, https://www.antaranews.com/berita/425327/perempuan-indonesia-dan-

politik, Ella Syafputri, 21 Maret 2014.

http://www.suaramerdeka.com/index.php/news/detail/922/Jumlah-Legislator-Perempuan-Rendah-

Gubernur-Dorong-Pakai-Sistem-Tertutup# , diakses pada 14 Pebruari 2018, oleh Hanung

Soekendro

http://noveez.blogspot.co.id/2012/05/partisipasi-politik-perempuan-di_26.html , novee’s Blog.

Diakses pada 18 Pebruari 2018.

Page 14: PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENUJU … · ةمدقم ََن اَسَ نَل اََ قوَ قَ حَ لَيَم َ لاَعَ لاََن َل َع َل اََن َ إَ.َن

BIODATA

Nama Lengkap Yulia Eka Saputri

Nama Panggilan Putri

Tempat dan Tanggal Lahir Ngawi, 30 Juli 1997

Status Keluarga Belum Menikah

Alamat asal (Lengkap) RT 05 RW 02 Dsn. Mlarik, Ds. Baderan, Kec. Geneng, Kab. Ngawi

Alamat Tinggal Sekarang Menco ,Kartasura. Sukoharjo

No. Telp/HP 085815834249

Email [email protected]

Pendidikan Sekarang

a. Universitas / Institute Muhammadiyah Surakarta

b. Fakultas Agama Islam

c. Jurusan Pendidikan Agama Islam

d. Angkatan 2015

e. NIM (Nomer Induk G000150131

Mahasiswa)

Jenjang Pendidikan Sebelumnya Tahun Masuk Tahun Tamat

a. MIN 2003 2009

MLARIK

b. MTsN 2009 2012

NGAWI

c. MAN 2012 2015

NGAWI

d. Univ. Muhammadiyah 2015 Sekarang

Surakarta