Pendidikan konservasi
-
Upload
kawanremaja -
Category
Documents
-
view
86 -
download
0
Transcript of Pendidikan konservasi
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 1
PENDIDIKAN KONSERVASI1
Oleh :
Drs. Djoko Setiono2
ABSTRAK
Pendidikan konservasi adalah pendidikan yang mengharapkan adanya perubahan tingkah laku, sikap dan cara berfikir, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam dan ekosistemnya. Didalam mencari bentuk, model dan metode pendidikan konservasi, pengumpulan pendapat, diskusi dan pengalaman dari berbagai lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan konservasi merupakan salah satu cara untuk mencari masukan. Hasil dari berbagai diskusi dan seminar, disimpulkan bahwa pendidikan konservasi yang paling efektif adalah pendidikan konservasi dengan metode ”LEARNING BY GAME” atau belajar sambil bermain. Melalui metode ini siswa sekolah/pra sekolah diajak bermain; dimana dalam permainan itu disisipkan prinsip-prinsip pendidikan konservasi sehingga secara tidak sadar anak-anak didik menyadari/memahami prinsip-prinsip konservasi secara sederhana tetapi mendalam dan akan terbawa sepanjang hidupnya.
Kata kunci : Pendidikan konservasi, ”LEARNING BY GAME” dan perubahan pola pikir
serta tingkah laku.
I. PENDAHULUAN
Negara-negara berkembang mulai menyadari akibat kerusakan sumberdaya alam dan
ekosistemnya, berupa tanah longsor, banjir, dan pemanasan global. Di beberapa Negara
maju (Amerika serikat dan Eropa) kesadaran masyarakat tentang konservasi sudah
berjalan dengan baik hal ini dapat terjadi karena pendidikan dan pelatihan konservasi
alam sudah berjalan lama dan dimulai sejak usia dini, sehingga pada usia dewasa,
masyarakat di Negara maju umumnya sudah memiliki kesadaran konservasi alam secara
mendalam. Walau demikian kegiatan pendidikan tentang konservasi alam masih terus
berjalan. Pada waktu liburan sekolah umumnya anak-anak dan remaja memanfaatkan
waktu untuk mengikuti pelatihan konservasi alam, dengan menempuh perjalanan yang
cukup jauh dan biaya tingi. Bahkan harus booking dalam waktu yang cukup lama.
Di Jerman tepatnya di Bavarian National Park (± 70 km dari Munchen) merupakan
salah satu tempat pendidikan konservasi alam yang paling favorit di Jerman, untuk 1 Makalah disajikan dalam Pelatihan “Pendidikan Konservasi Alam”, Angkatan 26. Diselenggarakan
oleh The Indonesian Wildlife Conservation Foundation (IWF) dan Balai Taman Nasional Alas Purwo. Banyuwangi, Jawa Timur, 18-19 Juli 2011.
2 Sekretaris The Indonesian Wildlife Conservation Foundation (IWF)
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 2
mengikuti pelatihan konservasi alam, perlu waktu untuk booking ± 1 tahun dengan
biaya sekitar 14 juta rupiah selama 5 hari. Di beberapa Taman Nasional Indonesia
kegiatan diklat konservasi alam sudah mulai berkembang, masyarakat juga mulai
menyadari arti penting konservasi alam.
Tumbuhnya gerakan sosial tentang lingkungan di abad 21 ini merupakan respon positif
terhadap keberlanjutan krisis lingkungan hidup. Permasalahan lingkungan dan
pelestarian alam, merupakan masalah yang sangat komplek dan merupakan tanggung
jawab kita bersama. Oleh karena itu pemberian informasi sedini mungkin kepada siswa,
sesuatu hal yang sangat baik dan kemungkinan besar akan selalu diingat sepanjang masa
dan tertanam di dalam hati sanubari mereka.
Untuk penyebaran informasi tentang pelestarian alam, jalur pendidikan merupakan salah
satu cara penyampaian yang dilakukan. Untuk itu sangat perlu dicari sebuah cara agar
informasi yang disampaikan kepada siswa sekolah atau pra sekolah dapat diterima,
mudah diingat dan berguna bagi mereka.
Oleh karena itu Yayasan Pelestarian Alam dan Kehidupan Liar Indonesia (The
Indonesian Wildlife Conservation Foundation/IWF) sebagai salah satu Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) yang membantu pemerintah di bidang konservasi tergerak
melaksanakan pendidikan konservasi bagi guru-guru sekolah dasar (SD).
Melalui guru-guru yang dilatih diharapkan penyebaran informasi tentang konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dapat disebarluaskan kepada siswa,
diharapkan dimasa depan akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang berwawasan
konservasi.
II. PENGERTIAN
A. Pendidikan
Ada beberapa batasan mengenai arti kata pendidikan diantaranya mengatakan
a. Pendidikan adalah suatu usaha dengan sadar untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan seseorang didalam atau diluar sekolah sepanjang umur
hidupnya.
b. Pendidikan adalah usaha untuk merubah perilaku atau sikap manusia yang
dididik sesuai apa yang diharapkan oleh pendidik.
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 3
Dari kedua batasan tersebut diatas, dapat dikemukakan beberapa pokok pengertian
antara lain :
1. Kegiatan pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan dengan sadar
dalam arti direncanakan dan dilaksanakan dengan cara, harapan dan
tujuan tertentu, sehingga yang dididik dapat menjadi seperti apa yang
diharapkan.
2. Kegiatan pendidikan tidak hanya dapat dilakukan atau berlangsung di sekolah
saja tetapi juga diluar sekolah.
3. Dalam kegiatan pendidikan ini diharapkan terjadi perubahan (perkembangan)
kepribadian, sikap, tingkah laku dan kemampuan (pengetahuan, keterampilan),
dalam arti positif sehingga yang didik dapat menjadi seperti yang diharapkan
pendidiknya.
4. Pendidikan tidak mengenal batas umur dalam arti bahwa seseorang dapat
mendapatkan pendidikan atau dapat belajar sejak dia dilahirkan sampai dia
meninggal dunia.
B. Konservasi
Istilah konservasi diambil dari bahasa Inggris yaitu Conservation yang searti dengan
kata Preservation yang keduanya mempunyai arti yang sama dalam bahasa
Indonesia yaitu pengawetan dan pelestarian.
Pengertian konservasi dalam tulisan ini adalah konservasi sumber daya alam.
Konservasi sumber daya alam adalah upaya pengelolaan sumber daya alam yang
menjamin pemanfaatan secara bijaksana dan menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keragamannya (Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya).
C. Pendidikan Konservasi
Pendidikan konservasi tidak mesti diartikan sesuatu cabang dari ilmu pendidikan.
Tujuan utamanya adalah pendekatan dan penginterpretasian “alam lingkungan
hidup”.
Akan tetapi pendidikan konservasi bukan hanya sekedar memberi pengetahuan
kepada masyarakat tentang lingkungan hidupnya, tetapi lebih dari itu menunjukkan
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 4
pada mereka “tempat sebenarnya” dimana mereka tinggal dan hubungan dengan
sekelilingnya sehingga mereka tahu cara berperilaku yang benar / baik.
Dengan demikian yang dimaksud dengan pendidikan konservasi adalah pendidikan
yang mengharapkan adanya perubahan tingkah laku, sikap dan cara berpikir,
terutama yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dan ekosistemnya.
Maksud diselenggarakannya pendidikan konservasi adalah :
1. Menyebarluaskan pengetahuan tentang sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya, fungsinya untuk kehidupan manusia, akibat bagi manusia apabila
sumber daya alam dan ekosistemnya ini rusak.
2. Memberi pengertian mengapa upaya konservasi sumber daya alam dan
ekosistemnya sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup manusia.
3. Memberi pengertian bahwa tugas konservasi sumber daya alam tidak semata-
mata tugas pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat dibidang konservasi
seperti Yayasan Pelestarian Alam dan Kehidupanliar Indonesia (IWF) tetapi
tanggung jawab seluruh masyarakat.
Pendidikan konservasi ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan cara berpikir yang
positif terhadap sumberdaya alam dan ekosistem beserta upaya konservasinya. Dengan
demikian orang akan semakin bijaksana dalam mengelola (termasuk memanfaatkan)
sumber daya alam, dalam melakukan kegiatan akan selalu berwawasan lingkungan.
III. METODA DAN MODEL PENDIDIKAN KONSERVASI
Beberapa waktu yang lalu sebelum tahun 1990-an, pendidikan konservasi dilakukan di
sekolah-sekolah dengan mendatangkan penceramah konservasi. Pendidikan konservasi
biasanya dilakukan pada waktu setelah evaluasi hasil belajar dan sebelum terima raport,
setiap sekolah memanfaatkan waktu ini untuk pertandingan-pertandingan olahraga
(class meeting). Pada waktu itulah petugas / penceramah konservasi dari Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Taman Nasional atau Direktorat Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam datang mengisi waktu untuk ceramah, siswa
sekolah yang sudah jenuh dengan belajar dikelas dan sebetulnya sedang bersenang-
senang bermain / ber-olah raga dipaksa untuk mendengarkan ceramah konservasi yang
kurang menarik.
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 5
Dari hasil evaluasi manfaat informasi konservasi dengan metoda ini manfaatnya sangat
minim. Untuk itu sangat perlu mencari sebuah cara / model agar informasi yang
disampaikan kepada anak sekolah atau pra sekolah dapat diterima, mudah diingat dan
berguna bagi mereka.
Didalam mencari bentuk, model dan metoda pendidikan konservasi, pengumpulan
pendapat, diskusi dan pengalaman dari berbagai lembaga yang bergerak dalam bidang
pendidikan konservasi merupakan salah satu cara untuk mencari masukan.
Melalui berbagai diskusi dan seminar akhirnya disepakati pendidikan konservasi yang
paling efektif adalah pendidikan konservasi dengan metoda “LEARNING BY GAME”
belajar sambil bermain. Dengan metoda ini siswa sekolah / pra sekolah diajak bermain;
dalam permainan itu disisipkan prinsip-prinsip pendidikan konservasi sehingga secara
tidak sadar anak-anak didik menyadari / memahami prinsip-prinsip konservasi secara
sederhana tetapi mendalam dan akan terbawa sepanjang hidupnya.
Secara tidak dipaksakan siswa sekolah mulai TAHU, MENGERTI, SADAR,
MENGHARGAI, MELAKUKAN, MENGAJAK.
Dengan keahlian seorang guru menjelaskan kepada siswa didik, maka siswa betul-betul
akan terkesan.
1. TAHU
Dengan menyampaikan informasi kepada siswa didik, paling tidak siswa didik
akan TAHU potensi alam yang ada dikawasan yang dikunjungi.
2. MENGERTI
Diharapkan dengan ‘Ketahuannya’, siswa didik akan mengerti potensi alam dan
permasalahannya baik manfaat dan ancamannya bagi kehidupan manusia, mereka
akan MENGERTI posisi dirinya didalam satu sistem kehidupan.
3. SADAR
Membuat siswa didik SADAR akan suatu hal yang selama ini tidak dimengerti
terutama permasalahan lingkungan yang ada.
4. MENGHARGAI
Oleh karena itu, langsung atau tidak langsung, siswa didik akan MENGHARGAI
arti pentingnya suatu pelestarian alam untuk kehidupan bersama, kini dan dimasa
yang akan datang.
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 6
5. MELAKUKAN
Diharapkan kesadaran itu dapat dilakukan dan berperan aktif dalam upaya
konservasi alam, baik melalui penyebaran inforamsi maupun MELAKUKAN upaya
konservasi.
6. MENGAJAK
Jika telah dapat berperan aktif, mereka dengan pengetahuan dan pengalaman yang
ada, diharapkan dapat menularkan pengetahuannya pada siswa lain serta
MENGAJAK untuk melakukan upaya konservasi alam.
Dengan demikian, melalui peran guru, siswa didik selain dapat menikmati potensi flora
/ fauna, keindahan alam dan keunikan fenomena alam, siswa didik juga secara tidak
langsung mendapatkan pendidikan konservasi yang dapat mendorong meningkatkan
kesadaran dan kepedulian akan arti penting konservasi alam.
IV. BEBERAPA CONTOH MODUL PENDIDIKAN KONSERVASI ALAM Sebelum kita memberikan contoh-contoh pendidkan konservasi alam kepada anak didik
terlebih dahulu perlu kita fahami hal-hal yang berkaitan dengan konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistem.
Sampai saat ini pengertian konservasi selalu sebatas yang tertuang dalam undang-
undang nomor 5 tahun 1990 Tenteng Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
a. Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati
yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan
b. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur di alam yang terdiri dari
sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani
(satwa), yang bersama dengan unsur-unsur non hayati disekitarnya
secara keseluruhan membentuk ekosistem.
c. Ekosistem adalah sistem hubungan timbal balik antara unsur dialam, baik hayati
maupun non hayati yang saling tergantung dan saling mempengaruhi.
Bila kita melihat istilah dan pengertian-pengertian tersebut diatas, sulit bagi anak didik
untuk memahami oleh karena itu akan lebih mudah apabila kita dapat menjelaskan
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 7
dengan beberapa contoh kejadian kehidupan sehari-hari dan juga melalui permainan-
permainan.
Kita saling mengatakan kata-kata “TAK KENAL MAKA TAK SAYANG”. Kita dapat
memanfaatkan kata-kata tersebut apabila kita ingin melaksanakan konservasi sumber
daya alam. Dimulai dari sumber daya alam yang kita gunakan sehari-hari; misalnya :
1. AIR
Air sangat kita perlukan untuk hidup, tanpa air manusia akan sangat merasakan
sekali betapa sengsaranya hidup ini. Mulai dari bangun tidur, mandi perlu air,
minum, masak, mencuci, membersihkan segala macam barang kita menggunakan
air. Tanpa air tidak ada kehidupan dimuka bumi ini.
2. HUTAN
Sejak masih TK kita diajari nyanyian, NAIK-NAIK KEPUNCAK GUNUNG,
TINGGI-TINGGI SEKALI, KIRI-KANAN KULIHAT SAJA BANYAK POHON
CEMARA. Pohon cemara dikanan kiri berarti hutan. Puncak tidak akan dingin /
sejuk lagi kalau hutannya gundul.
Pohon-pohon dihutan berfungsi menyerap karbonmonoksida yang keluar dari
kendaraan bermotor yang menimbulkan panas. Misalnya kota Bogor tahun1970-an
masih dingin, sekarang dimana kendaraan bermotor makin banyak dan hutan /
taman sudah jadi rumah maka udara di Bogor sudah tidak sejuk lagi tetapi panas.
Dua hal tersebut diatas dapat menjadi pengantar sebelum kita mengajak anak didik
memahami arti penting konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Berikut beberapa paket permainan dan diskusi sebagai lahan untuk pendidikan
konservasi bagi anak-anak.
PERSIAPAN
Lakukan diskusi kecil dengan para peserta dengn mengajukan pertanyaan-pertanyaan
seperti berikut ini :
Adakah ada diantara adik-adik yang pernah ke hutan ?
Apakah yang menurut adik-adik akan kita temukan di hutan ?
Apakah yang adik-adik pikirkan / bayangkan tentang hutan ?
Lakukan diskusi dengan santai, tak perlu memaksa mereka untuk menjawab. Ikutilah
dinamika peserta. Bila mereka bersemangat untuk menjawab, manfaatkan itu dan
biarkanlah mereka mengungkapkan segala hal yang ada dipikirannya tanpa perlu
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 8
dikoreksi. Namun, bila mereka tidak bersemangat menjawab, sebenarnya pertanyaan-
pertanyaan ini bersifat setengah retoris, sehingga bila tidak dijawab pun sebenarnya
fungsinya sudah tercapai (hati-hati untuk tidak terjebak pada penyakit twenty question).
Lalu katakanlah satu kalimat berikut ini :
Hari ini kita akan bersama-sama akan mencoba berkenalan lebih jauh dengan hutan.
Dan ajaklah mereka untuk menuju tepi hutan dan mulailah memperkenalkan kegiatan
Ular-ularan.
A. PENGENALAN INDERA
1. Ular-ularan
Kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan kekaguman akan hutan,
munculkan keajaiban suasana hutan serta memicu kepekaan indera. Ini adalah
tahap yang sangat kritis! Bila digunakan dengan tepat, kegiatan ini akan memicu
perubahan persepsi secara berarti dan momen perubahan hubungan setiap
peserta dengan hutan dalam masa hidupnya yang akan datang.
Peserta akan memasuki hutan dengan mata tertutup, mulai dari daerah yang
terbuka agak jauh dari hutan. Selama perjalanan mereka akan mengalami
perubahan suasana, dari daerah terbuka kehutan. Mereka dipandu untuk meraba
berbagai benda-benda yang ada disekitarnya. Karena semuanya terjadi dengan
mata yang tertutup, perasaan penuh misteri (dan mungkin takut) akan
menyelimuti hati mereka, apalagi untuk mereka yang belum pernah memasuki
hutan. Perasaan terkejut yang diharapkan dapat membangkitkan rasa kagum
akan terjadi saat tutup mata mereka dibuka di dalam hutan.
Hal penting yang harus diingat :
1. Karena kritisnya peran kegiatan ini, mentor menanggung tanggung jawab
yang sangat besar pada relasi anak dan dalam kehidupannya selanjutnya.
Oleh karena itu, lakukan semuanya dengan konsentrasi penuh, beri
perhatian kepada setiap peserta, lakukan dengan perlahan untuk memberi
kesempatan kepada mereka untuk menyerap sebanyak mungkin
pengalaman dan lakukan semuanya dengan penuh kehati-hatian.
2. Perasaan takut biasanya muncul pada sebagian peserta, apalagi kegiatan ini
adalah kegiatan yang sangat awal, tidak saja dalam konteks kegiatan ini
tetapi pada pengalaman mereka berinteraksi dengan hutan. Mentor
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 9
berperan penting dalam menimbulkan rasa aman. Beberapa saran untuk ini
dapat dilihat di bawah.
Briefing
Ungkapan yang santai dan memancarkan antusiasme dari mentor sangat penting
untuk membuat peserta tertarik dengan kegiatan ini. Nama permainan “Ular-
ularan” digunakan untuk membuat peserta merasa tidak asing dengan kegiatan
sehingga meminimalkan rasa tidak aman. Maka, setelah mencapai tepi hutan,
mentor dapat berkata seperti contoh berikut :
Sekarang kita akan bermain ular-ularan dengan mata tertutup!
Kegiatan
Mintalah peserta untuk membuat satu barisan, semuanya menghadap ke satu
arah. Mintalah peserta meletakkan kedua tangannya di pundak teman di
depannya. Kemudian katakan :
Nah, kali ini kita akan bermain ular-ularan dengan mata yang tertutup!
Tutuplah mata peserta. Mungkin ada peserta yang menunjukkan penolakan pada
tahap ini. Tekankanlah padanya bahwa ia akan aman dijaga oleh kakak mentor,
kita akan mendapatkan pengalaman yang menarik dari permainan ini dan
bagaimana rekan-rekan lainnya tidak takut. Bila perlu salah satu mentor ikut
ditutup matanya untuk lebih membangkitkan rasa aman para peserta. Lalu
katakanlah hal-hal berikut :
Sekarang kita akan berjalan perlahan-lahan. Kakak akan memimpin dari depan,
berjalanlah perlahan-lahan saja agar rekan dibelakang tidak tertinggal. Jangan
sampai ada yang tangannya terlepas. Perhatikan aba-aba kakak, kakak akan
memberitahu kalau ada batu, belokan, dll.
Untuk menenangkan peserta, sebelum perjalanan dimulai, lakukan relaksasi
pendahuluan dengan kata-kata berikut :
Santai saja, lemaskan otot-otot kalian (jangan tegang). (perjalanan ini dijamin
aman), pusatkan perhatian pada keadaan disekitar. Cobalah tajamkan indera-
inderamu, apa yang anda dengar? Hiruplah udara, apa yang kalian rasakan?
Nah marilah kita mulai berjalan, perlahan-lahan sekali…
Mulailah berjalan perlahan-lahan, benar-benar perlahan-lahan. Usahakan anda
merasakan menjadi peserta walaupun tidak ditutup matanya, agar dapat
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 10
mengukur kecepatan gerak anda. Untuk setiap perubahan gerakan atau bila ada
halangan (batu, kayu, dll) beritahukan kepada peserta secara jelas tanpa perlu
bersuara keras. Mentor asisten akan bergerak diseluruh barisan untuk menjamin
keamanan peserta.
Berhentilah pada objek-objek tertentu (yang telah ditetapkan sebelumnya),
bantulah peserta untuk menggunakan inderanya (penciuman dan peraba dalam
hal ini) dalam mengeksplorasi dengan tenang, misalnya :
- Lumut dibatu atau batang pohon : kadang-kadang ada peserta yang terkejut
dan takut memegang ini, karena ia mengira itu binatang. Cobalah
menangkan dengan mengatakan ini aman, bahwa yang lain juga sudah
mencoba dan memintanya untuk meraba lagi tanpa perlu memberitahukan
itu apa. Bila ia masih tidak berani jangan dipaksa.
- Daun-daunan : peserta dapat diminta untuk meraba berbagai macam daun-
daunan. Untuk peserta yang ketakutan memegang lumut dapat diminta untuk
memegang daun-daunan. Untuk yang ini kita dapat memberitahukan bahwa
ini daun, cobalah pegang untuk membuktikan. (lumut tetap dipertahankan
sebagai misteri) kalau perlu ambil satu daun dan usapkan pada tangannya,
dan bimbinglah tangannya ke daun. Dengan mengatakan ini daun, perasaan
aman biasanya muncul dan ada keberanian untuk mencoba. Mintalah dia
untuk meraba beberapa daun. Setelah itu biasanya ada lebih banyak
keberanian untuk meraba berbagai benda termasuk lumut yang ditakutinya
tadi.
- Batang pohon, dll.
Setelah berjalan beberapa puluh meter, sekitar 10 menit (sudah dipersiapkan
sebelumnya!) bawalah peserta agak masuk ke hutan bila mungkin, atau di tepi
jalur, hadapkan mereka ke arah hutan dan bukalah tutup mata mereka. Biasanya
berbagai komentar akan muncul, mengapa kita disini, dsb. Walaupun dibelakang
mereka sebenarnya adalah jalur, dengan menghadapkan mereka ke arah hutan
sudah cukup untuk membangkitkan perasaan di tengah hutan (walaupun hanya
untuk beberapa saat, cukup sebagai kejutan).
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 11
Sharing
Berilah kesempatan pada peserta yang ingin mengungkapkan kesan-kesannya.
Pancinglah dengan pertanyaan : Bagaimana kesan kalian ?, Ada yang merasa
takut tadi ? Bagaimana perasaannya sekarang ?
Diskusinya tidak perlu terlalu lama. Katakan bahwa dalam kehidupan sehari-
hari kita sering terlalu terbiasa menggunakan mata kita, dengan menutup mata
kita membuat indera yang lain menjadi lebih peka, kita menjadi lebih awas dan
memperhatikan keadaan sekitar. Kepekaan kita sangat penting untuk mengenali
hutan secara mendalam lalu katakan mari kita coba menggali lebih banyak lagi
tentang hutan untuk mengawali kegiatan berikutnya.
Catatan
1. Mentor harus selalu diingat untuk tidak terlalu terburu-buru. Ingatlah bahwa peran
kita adalah memandu peserta dalam memperoleh berbagai/ pertamanya tentang
hutan.
2. Persiapan sangat penting, lakukanlah ini walaupun anda sudah berkali-kali
melakukan hal ini di tempat yang sama :
- Rencanakanlah dahulu obyek-obyek yang akan kita dieksplorasikan ?
- Amati jalur, apakah ada hal yang dapat membahayakan peserta ?
- Berapa jarak yang akan ditempuh ? bagaimana mengaturnya dengan kelompok
lainnya ?
3. Prosedur pengamanan selama memimpin kelompok dengan mata tertutup :
- Pandulah peserta baik dengan tangan maupun dengan suara anda. Misalnya :
Ada undakan kecil di sini… kita akan berjalan menanjak…
- Peserta yang ditutup matanya bergantung sepenuhnya kepada mentor. Terimalah
tanggung jawab ini dengan menjalankan peran anda secara sungguh-sungguh.
- Tidak ada gunanya untuk memberikan perintah seperti “Hati-hati dengan cabang
pohon itu”. Peserta yang ditutup matanya tidak dapat melihat cabang yang anda
sebutkan. Ungkapkan perintah dengan jelas.
- Jangan menyeret peserta karena berjalan terlalu cepat. Peserta biasanya ingin
bergerak dengan sangat hati-hati. Sedikit demi sedikit peserta akan terbiasa dan
akan berjalan dengan lebih cepat.
- Bersabarlah.
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 12
2. Palet Warna Hutan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak peserta mengeksplorasi kekayaan hutan lebih
dalam dengan menggunakan matanya. Dalam hal ini mereka akan mengenali berbagai
macam warna didalam hutan.
Briefing
Sebelum beranjak dari lokasi dibukanya tutup mata, tunjukkan sebuah palet kertas dan
tanyakan Ada yang tahu benda apa ini ? kemudian jelaskan bahwa itu adalah sebuah
tiruan palet, alat yang digunakan seorang pelukis untuk meletakkan cat berbagai
warna.
Mintalah peserta untuk melihat keadaan di sekelilingnya, “Warna apa saja yang
kalian lihat?” setelah peserta menyebut beberapa warna, mentor bertanya Apa benar
hanya warna ini ? Mari kita lihat bersama.
Jelaskan pada peserta bagaimana cara menggunakan alat ini. Misalnya Bila bagian ini
di buka di sini kita bisa menempelkan berbagai benda alam (tunjukkan contohnya).
Kita akan menjadi pelukis tetapi hanya dengan menggunakan warna-warna hutan.
Karena kita belum tahu warna apa yang ada, kita akan mencoba mengumpulkan
warna-warna itu sendiri. Ada warna apa saja sih di hutan ? Kumpulkanlah berbagai
warna dari benda-benda yang ada di sekitar kita dan tempelkan disini. Usahakan
untuk mengambil dari berbagai benda yang sudah jatuh ke tanah dan ambil sedikit
saja supaya kita bisa menaruh sebanyak mungkin warna. Kalian bisa mengambil
warna dari bagian tumbuhan yang masih hidup tetapi ambil bagian yang kecil saja.
Dan ingat, jangan buang kertas stiker disembarang tempat, masukkan ke kantung
kalian.
Kegiatan
Persilahkan mereka untuk mengumpulkan warna-warna yang mereka temui, sambil
berjalan terus maju perlahan-lahan. Panggil peserta untuk berkumpul kambali dengan
menggunakan cara yang anda sukai, panggilan biasa, siulan atau dengan peluit suara
burung.
Bila diperlukan kita dapat membantu pesrta mencari tempat menemukan sumber-
sumber warna. Biasanya peserta cenderung mencari warna-warna yang kontras dari
berbagai bunga-bungaan. Tunjukkanlah bahwa ada berbagai macam gradasi warna
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 13
hijau, dari daun-daun kering dapat ditemukan berbagai warna (kuning, merah, coklat),
lumut, jamur dan tanah juga merupakan sumber dari berbagai warna si hutan.
Sharing
Mintalah peserta untuk saling memperlihatkan paletnya. Berilah perhatian pada setiap
palet yang mereka hasilkan. Sekali-kali minta mereka menunjukkan darimana mereka
memperoleh suatu warna. Ini akan membangun rasa bangga di hati mereka.
Bagaimanakah kesan yang muncul di hati mereka ?
Ceritakan bahwa warna hutan tidak seperti warna yang kita temukan di kota, warna-
warna hutan sangat beragam tetapi tidak berupa warna-warna kontras seperti di kota.
Kita terbiasa dengan warna-warna kota, sehingga sukar memahami kekayaan warna
alami hutan. Bila mungkin tunjukkan bbagaimana contoh-contoh lukisan dengan
warna-warna alam.
3. Ekspedisi Tekstur
Kegiatan ini bertujuan agar peserta berlatih menggunakan indera perabanya.
Rancangan harus mengumpulkan terlalu banyak benda.
Briefing
Sekarang kakak akan mengirim kalian berdua-dua ke dalam suatu ekspedisi dengan
tugas rahasia. Tugas ini jangan sampai diketahui teman-teman kalian.
Berilah contoh bagaimana menjalankan tugas rahasia ekspedisi.
Setiap kelompok kecil mendapatkan sebuah kontak sentuh (tempat telur dari kardus
yang dipotong sehingga terdiri dari dua baris masing-masing tiga kotak). Tugas
rahasia ekspedisi ini berupa dua tekstur yang berlawanan (misalnya : kasar dan halus)
setiap kelompok diminta untuk mengumpulkan tiga benda untuk kata pertama dan tiga
benda untuk kata kedua, yang masing-masing ditempatkan pada deretan terpisah
(benda yang bertekstur sama ditempatkan pada jajaran yang sama).
Lalu katakanlah bahwa ekspedisi dilakukan sambil berjalan perlahan di jalur ini.
Kegiatan
Peserta mengumpulkan benda-benda sambil berjalan perlahan di sepanjang jalur.
Mentor harap mengawasi apakah mereka benar-benar sudah memahami instruksi yang
diberikan.
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 14
Sharing
Setelah peserta selesai mengumpulkan keenam benda tersebut, mintalah setiap
kelompok untuk memberikan kotak seutuhnya kepada kelompok lainnya dan mintalah
setiap kelompok untuk menebak tugas rahasia kelompok lainnya dengan hanya
menggunakan indera peraba. Ini adalah cara agar peserta dapat mengenal keragaman
berbagai tekstur tanpa harus mengumpulkan terlalu banyak benda.
Seperti biasa buat sharing singkat dengan menanyakan kesan-kesan mereka dan
ungkapkan bahwa selain memiliki berbagai warna hutan juga menjadi semakin
beragam lagi dengan bermacam-macam teksturnya.
4. Koktail (Rujak) Bau-Bauan
Kegiatan ini bertujuan agar peserta menggunakan indera penciumannya dan mengenal
bau-bauan dari alam.
Briefing
Apakah adik-adik sudah pernah makan rujak ? kali ini kita akan membuat rujak,
bukan rujak biasa tetapi rujak bau-bauan. Cara membuat rujak ini adalah dengan
mencampur berbagai bahan dari alam yang kalian pikir memiliki bau yang menarik.
Ambillah daun-daunan dan remaslah sehingga bau-bauannya keluar. Kita juga dapat
memasukkan berbagai benda alam lainnya seperti kayu lapuk, tanah dan lain-lain.
Daun-daunan ini dicampurkan di dalam sebuah wadah (biasanya botol bekas aqua).
Mintalah peserta untuk mengumpulkan daun-daunan sambil berjalan di trail.
Bila dilakukan di kota dapat digunakan nama koktail. Kita juga dapat
menganologikan apa yang di buat dalam kegiatan ini dengan apa saja. Periksalah
pengetahuan peserta sebelumnya.
Kegiatan
Ambillah beberapa kesempatan untuk menunjukkan contoh daun-daunan yang baunya
unik. Hal ini akan menginspirasi dan meningkatkan semangat peserta.
Sharing
Mintalah peserta untuk saling menukarkan rujak bau-bauannya diantara teman-
temannya. Setelah itu buatlah sharing singkat seperti biasa. Lalu ungkapkan bahwa
bau-bauan itu berasal dari berbagai zat yang dikandung oleh tanaman, banyak
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 15
diantara zat-zat tersebut yang memiliki nilai penting bagi kehidupan manusia,
misalnya dalam bidang obat-obatan.
5. Pita Suara
Permainan ini bertujuan untuk meningkatkan kepekaan indera pendengaran peserta
terhadap berbagai suara yang ada di dalam hutan. Permainan ini juga bertujuan untuk
menjembatani kegiatan-kegiatan sebelumnya yang penuh dengan gerakan dengan
kegiatan Temu Pohon yang merupakan proses pengalaman yang lebih mendalam.
Briefing
Sekarang kita akan menguji kemampuan indera pendengaran kita untuk mengenal
berbagai jenis suara yang ada di dalam hutan.
Setiap peserta diberikan selembar kertas berbentuk bujursangkar dengan tanda X
ditengahnya. Mintalah peserta untuk mendengarkan suara dan menentukan darimana
arah dan jauhnya suara tersebut dari posisi berdiri. Kemudian buatlah lambang untuk
setiap suara dan tempatkan di peta tersebut, sesuai dengan posisi dan jaraknya dari
tempat kita berdiri.
Mintalah peserta untuk menyebar di jalur dengan jarak sekitar tiga meter di antara
setiap peserta. Jarak ini cukup memberi rasa aman pada peserta karena masih dapat
saling melihat, namun mintalah peserta untuk tidak saling berbicara satu sama lain,
tetapi tidak berkonsentrasi penuh pada suara-suara yang ada di sekitar.
Beri waktu sekitar 5-10 menit setelah itu panggil peserta untuk berkumpul kembali.
Sharing
Setelah peserta berkumpul kembali mintalah mereka untuk saling menukar peta
suaranya dan menceritakan apa yang mereka dengar kepada teman-temannya.
6. Blind Walk
Tujuan : Menimbulkan saling percaya diantara sesama peserta. Memberi
pengalaman memasuki hutan tanpa menggunakan indra mata
mengaktifkan indra pendengaran, perasaan/perabaan,
penciuman).
Metoda : Permainan / Team work
Rincian kegiatan :
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 16
- Peserta dibariskan seorang-seorang kebelakang
- Pasang penutup mata untuk semua peserta;
- Seluruh peserta berjalan dengan bantuan / bimbingan mentor;
- Sampai jarak tertentu satu persatu dipisah dan disuruh diam beberapa saat,
kemudian tutup mata dibuka;
- Diskusi / berbagai pengalaman
Alat bantu : Alat penutup mata
7. Valet Warna
Tujuan : Memperkenalkan kekayaan potensi hutan melalui pengamatan
keanekaragaman warna;
Metoda : Permainan, Diskusi
Rincian Kegiatan :
- Ajak peserta jalan-jalan dihutan, setiap peserta diberi sepotong kertas karton
(yang berfungsi sebagai palet tempat menempel) dan solatip bolak balik;
- Kumpulkan dan tempel benda-benda dari berbagai warna pada valet yang
telah dibagikan selama waktu tertentu;
- Amati dan coba analisis dalam diskusi mengapa ada perbedaan warna
(mengapa daun puring berwarna warni, pucuk daun berwarna cerah, daun tua
berwarna kuning / merah atau kadang-kadang ada yang berwarna putih,
mengapa ada daun yang lebar, warna hijau tua, licin, mengapa warna bunga
mencolok, dll)
Alat Bantu : Kertas karton, gunting, solatip bolak-balik, gunting, kertas koran,
spidol.
8. Kotak Sentuh
Tujuan : Memperkenalkan kekayaan potensi hutan melalui pengamatan
keanekaragaman dengan menggunakan indra peraba / tangan.
Metoda : Permainan
Rincian Kegiatan :
- Peserta dibagi wadah yang terdiri dari beberapa kolom / kotak;
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 17
- Isilah kotak tersebut dengan benda-benda yang mempunyai karakteristik berbeda,
misalnya basah dan kering atau berduru dan berbulu atau lainnya;
- Masing-masing anggota kelompok harus menebak karakteristik benda yang
dikumpulkan oleh temannya dengan cara meraba benda yang bersangkutan;
- Suruh mereka bergantian menebak benda dari teman-temannya;
- Diskudi / berbagai pengalaman
Alat Bantu : bekas wadah telor
9. Injakan Kaki
Tujuan : Memperkenalkan kekayaan potensi hutan melalui pengamatan
keanekaragaman dengan menggunakan indra peraba telapak
kaki.
Metoda : Permainan
Rincian Kegiatan :
- Siapkan tempat untuk berjalan yang ditutup dengan berbagai jenis benda yang
berlainan, seperti serasah, kayu busuk, batang / ranting kayu, pasir, kerikil, batu-
batu ukuran sedang, tanah, lumur, lumpur dan air.
- Peserta dibariskan, alas kakinya dibuka dan ditutup matanya;
- Bawalah mereka ketempat yang telah disiapkan tadi dan suruh berjalan diatas
benda-benda yang berlainan tersebut;
- Masing-masing anggota kelompok bercerita tentang pengalaman yang
dirasakannya kepada temannya;
- Diskusi/berbagai pengalaman di kelompok besar
Alat Bantu : Material dari alam spt. : batu, pasir, tanah, kayu busuk. Serasah,
lumpur, air, dll.
10. Peta Suara
Tujuan : Memperkenalkan kekayaan potensi hutan melalui pengamatan
keanekaragaman suara.
Metoda : Permainan
Rincian Kegiatan :
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 18
- Peserta ditempatkan pada lokasi yang agak berjauhan, suruh mereka duduk
dengan enak;
- Mereka disuruh mendengarkan suara-suara yang mereka dengan selama
beberapa menit ditempat pengamatannya;
- Diskusi/berbagai peengalaman;
Alat bantu : kertas manila dan pensil serta penghapus
11. Temu Pohon
Tujuan : Memperkenalkan kekayaan potensi hutan melalui pengamatan
keanekaragaman bentuk, bau sifat benda serta untuk
meningkatkan kepekaan.
Metoda : Permainan
Rincian Kegiatan :
- Peserta disuruh berpasang-pasangan;
- Salah satu dari pasangan tersebut ditutup matanya,kemudian dibimbing ke arah
suatu benda / pohon dengan cara berputar-putar (supaya tidak mudah ditebak);
- Mintalah dia supaya meraba pohon untuk mengetahui bentuk, ukuran serta
karakteristik lainnya dari pohon tersebut (misal benda yang menempel pada
pohon tersebut, keadaannya basah atau kering, dll);
- Bawa peserta ke tempat semula, buka tutup matanya dan suruh menebak pohon
yang dia amati tadi;
- Suruh mereka bergantian untuk meraba pohon;
- Diskudi / berbagai pengalaman.
Alat Bantu : Kain penutup mata.
12. Kamera Hidup
Tujuan : Menimbulkan dan menanamkan rasa cinta pada alam.
Metoda : Permainan
Rincian Kegiatan :
- Peserta disuruh berpasang-pasangan;
- Salah satu dari pasangan tersebut menjadi kamera_(ditutup matanya), kemudian
dibimbing ke arah suatu benda / pohon;
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 19
- Setelah sampai disuatu benda mintalah supaya anak yang ditutup matanya
membuka mata;
- Apa yang dia lihat kemudian digambar;
- Suruh mereka bergantian untuk menjadi kamera;
- Diskudi / berbagai pengalaman.
Alat Bantu : Kertas gambar, pensil dan pensil gambar.
13. Berbagi Pengalaman
Tujuan : - Memperkaya pengalaman peserta menambah kegembiraan dan
kesan bagi peserta
- Mendorong peserta untuk berani tampil di forum
Metoda : Diskusi
Rincian Kegiatan :
- Peserta berkumpul pada suatu tempat yang cukup luas;
- Masing-masing kelompok maju kedepan dan salah seorang diantaranya menjadi
juru bicara untuk menceritakan pengalaman atau kesannya selama mengikuti
kegiatan;
- Peserta dari kelompok lainnya boleh bertanya (diskusi)
Alat Bantu : alas duduk
Kelompok Penunjang
14. Pindah Tempat
Tujuan : Penyegaran dan pengakraban
Metoda : Permainan
Rincian Kegiatan :
- Semua peserta dan mentor berkumpul membentuk lingkaran yang cukup besar;
- Tempat masing-masing peserta permainan diberi tanda (misalnya dengan tas /
ransel)
- Seorang mentor berdiri ditengah lingkaran, menjelaskan permainan;
- Suruh beberapa peserta (dengan kriteria tertentu) pindah tempat, misalnya yang
pakai topi pindah, pesrta yang ada ditengah cepat cari posisi dipinggir lingkaran;
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 20
- Yang tidak kebagian tempat berdiri ditengah untuk memberi perintah dengan
kriteria tertentu;
- Demikian seterusnya sampai semua peserta dan mentor bergembira dan timbul
semangat untuk melaksanakan kegiatan.
Alat Bantu : benda untuk menandai tempat misalnya tas atau alas duduk.
15. Benang Kusut
Tujuan : Memberikan pengertian bahwa setiap persoalan dapat
diselesaikan dengan baik bila adanya kerjasama dengan
sesamanya.
Metoda : Permainan
Rincian kegiatan :
- Sekelompok peserta disuruh membuat lingkaran kecil (berdekatan);
- Suruh mereka berpegangan tangan silang menyilang, usahakan berpegangan
dengan dua orang dari temannya;
- Usahakan supaya mereka membuat lingkaran, masing-masing orang
bergandengan tangan (tidak ada yng menyilang lagi) dengan cara bergerak
sedemikian rupa;
- Diskusi atau penjelasan esensi dari permainan
Alat Bantu : -
16. Pohon Tumbang
Tujuan : Menanamkan rasa saling percaya diantara sesama teman
Metoda : Permainan
Rincian Kegiatan :
- Peserta berbaris dalam dua syaf;
- Barisan yang depan menjatuhkan diri ke arah belakang, dengan posisi badan
lurus;
- Barisan belakang bertugas menahan temannya yang menjatuhkan diri supaya
tidak jatuh ketanah;
- Peserta yang ragu-ragu atau kakinya bergerak itu tandanya masih kurang
percaya sama temannya;
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 21
- Diskusi dan informasi esensi permainan.
Alat Bantu : -
Permainan Alternatif Bila Hujan / Mendung
17. Duplikasi
Tujuan : Memerkenalkan keanekaragaman / kekayaan hutan (yang berada
dilantai hutan) Melatih konsentrasi dan daya ingat.
Metoda : Permainan
Rincian Kegiatan :
- Kumpulkan sepuluh jenis benda yang berada di lantai hutan, simpan pada suatu
tempat;
- Tutuplah kumpulan benda itu dengan selembar kain;
- Kumpulkan peserta dan suruh melihat kumpulan benda tersebut selama beberapa
detik, kemudian tutup kembali;
- Peserta disuruh mencari benda-benda yang sama dengan yang telah dilihatnya
tadi;
- Bila benda yang didapatnya sesuai dengan yang diharapkan, coba berbagi cerita
tentang benda tersebut.
Alat Bantu : Nyiru dan kain penutup
18. Permainan Jaringan Makanan
Tujuan : Memberikan gambaran tentang interaksi yang terjadi dalam suatu
ekosistem.
Metoda : Permainan
Rincian Kegiatan :
- Peserta berkumpul dalam bentuk lingkaran;
- Mentor bertanya kepada setiap peserta benda apa yang ada disekitarnya;
- Peserta yang sudah menyebutkan nama benda disuruh memegang tali dan
sekaligus berperan sebagai benda yang disebutnya tadi;
- Tali dihubung-hubungkan ke peserta lainnya sesuai dengan peran dan
interaksinya;
IWF Peduli Pelestarian Alam Sejak Tuhun 1968 | 22
- Tali ditarik oleh semua peserta dengan agak kuat, untuk menggambarkan betapa
kuatnya interaksi yang terjadi;
- Mentor yang juga memegang salah satu peran dari unsur ekosistem, melepaskan
tali yang dipegangnya, hingga semua peserta jatuh, hal ini untuk
menggambarkan bahwa bila salah satu mata rantai rusak atau terputus akan
mengakibatkan ambruknya suatu ekosistem;
- Ulasan dan berbagi pengalaman.
Alat Bantu : Tali, kertas koran dan spidol kecil, bila ada matras / bagor.
19. Bisikan Daun
Tujuan : Melatih indera pendengaran dan konsentrasi
Metoda : Permainan
Rincian : Susun kalimat, dibaca dan diingat oleh peserta dan disampaikan /
dibisikan pada rekan disampingkan terus sampai yang terakhir,
peserta terakhir harus mengucapkannya keras atau mengambil
benda yang diperintahkan atau memeragakan pelaksanaan dari
dari perintah, bandingkan dengan kalimat aslinya, adanya
perbedaan ?
20. Animal Scramble
Tujuan : Memperkenalkan keanekaragaman ciri dari suatu benda (satwa
atau tumbuhan)
Metoda : Permainan
Rincian Kegiatan :
- Peserta dibagi dalam kelompok kecil 5 s/d 6 orang;
- Salah seorang diantaranya diberi gambar binatang atau tumbuhan;
- Peserta yang lainnya suruh menebak gambar yang dipunyai temannya dengan
cara menyebutkan ciri-ciri;
- Bila sudah ketebak gantian;
- Diskusi mengapa mempunyai ciri demikian.
Alat Bantu : gambar binatang atau tumbuhan
MATERI PENDIDIKAN KONSERVASI ALAM BAGI GURU SEKOLAH DASAR
DI SEKITAR BALAI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO ANGKATAN 26
BANYUWANGI, 18-19 JULI 2011 JAWA TIMUR
Drs. DJOKO SETIONO
YAYASAN PELESTARIAN ALAM DAN KEHIDUPAN LIAR INDONESIA
THE INDONESIAN WILDLIFE CONSERVATION FOUNDATION (IWF)
Jl. H. Batong Raya No.3 Cilandak Barat Jakarta Selatan 12430 Telp : (021) 7695658 Fax : (021) 75909559
Email : [email protected] Website : www.iwf.or.id