PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

25
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS NILAI PANCASILA DAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH Penulis: Muhammad Zainuddin, SH., MH Diterbitkan oleh

Transcript of PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Page 1: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BERBASIS NILAI PANCASILA DAN

AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

Penulis: Muhammad Zainuddin, SH., MH

Diterbitkan oleh

Page 2: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

[ii]

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS NILAI

PANCASILA DAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

Penulis:

Muhammad Zainuddin, SH., MH

Editor:

Achmad Syarif Sirojuddin

Purwo Adi Wibowo

Desain Sampul:

Elisa Sulistiyowati

Cetakan ke 1, Edisi 1, September 2020

Diterbitkan oleh:

UNISNU Press

Alamat: Kampus UNISNU Jepara

08957-1000-3000 ; 0857-2930-2000

IG: @pressunisnu ; FB: Unisnu Press Jepara

Email: [email protected]

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Zainuddin, Muhammad.

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila

dan Ahlussunnah Wal Jama’ah / Penulis, Zainuddin. --

Jepara: UNISNU Press, 2020.

x + 200 hlm. ; 14,8 x 21 cm.

ISBN 978-623-91604-5-6

Hak cipta pada penulis; hak penerbitan pada UNISNU Press

Tidak boleh direproduksi sebagian atau seluruhnya dalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit

Page 3: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

[iii]

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas Rahmat, Hidayah, dan karunia-nya penulis

dapat menyusun buku ini. Sebagai manusia

berketuhanan kita diwajibkan untuk selalu belajar dan

menuntut ilmu, sebagai bekal dalam hidup bersosial,

berbangsa, dan bernegara, hingga untuk bekal pada

alam yang selanjutnya. Terkait pembelajaran dalam

berbangsa dan bernegara telah diberikan salah satu

kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan semenjak di

Sekolah Dasar.

Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, terkait

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diatur

dalam Pasal 37ayat (2), dimana untuk jenjang perguruan

tinggi wajib memuat kurikulum inti yaitu Pendidikan

Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan bahasa.

Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

bertujuan untuk melatih para mahasiswa dalam

bersikap, berpikir kritis, analitis, dan bertindak demokratis,

dengan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Tahun 1945. Sehingga negara perlu

menyelenggarakan Pendidikan Kewarganegaraan,

mengingat setiap generasi adalah orang baru yang

harus mendapat pengetahuan, sikap/nilai dan

keterampilan. Selain itu pula, warga negara mampu

mengembangkan kepribadian serta memiliki watak atau

karakter yang baik dan cerdas (smart and good citizen)

untuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat,

Page 4: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

[iv]

berbangsa dan bernegara sesuai dengan demokrasi

konstitusional.

Selain membentuk karakter dalam sikap dalam

berbangsa dan bernegara, perlu juga memberikan

bekal dengan landasan agama, guna meningkatkan

nilai religius dalam bermasyarakat, terutama nilai

Ahlussunnah Wal Jama’ah pada agama Islam, ajaran

agama sangat relevan bila diterapkan dalam

berbangsa dan bernegara, mengingat landasan

berdirinya bangsa Indonesia adalah Ketuhanan Yang

Maha Esa.

Semoga kehadiran buku ini dapat memberikan

manfaat sebagai mana yang diharapkan oleh penulis.

Tegur sapa, kritik, saran, koreksi dari pembaca akan kami

terima dengan terbuka melalui [email protected]

Pembaca juga dapat berdiskusi dengan penulis secara

langsung atau melalui Email.

Jepara, 17 Agustus 2020

Penulis

Page 5: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

[v]

Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................... III

Daftar Isi................................................................................... V

Daftar Tabel dan Bagan ....................................................... IX

BAB I PEMBERIAN MATA KULIAH PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN KEPADA MAHASISWA DI

PERGURUAN TINGGI ............................................................... 1

A. Subtansi Dan Tujuan Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Mahasiswa di Perguruan Tinggi ................................... 2

B. Dasar Pemberian Mata Kuliah

Kewarganegaraan Kepada Mahasiswa ................... 6

C. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Masa Depan ................................................................ 10

D. Hakikat dan Pentingnya Pendidikan

Kewarganegaraan ..................................................... 12

BAB II BENTUK NEGARA DAN LEMBAGA NEGARA

INDONESIA ............................................................................. 15

A. Hakikat Negara Indonesia ......................................... 15

B. Antara Nusantara dan Indonesia ............................. 17

C. Identitas Nasional Indonesia ...................................... 19

D. Lembaga-Lembaga Negara .................................... 21

BAB III HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ............... 43

A. Hak Dan Kewajiban Warga Negara

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 .............. 43

B. Hak Asasi Manusia (HAM) .......................................... 45

C. Hak Dan Kewajiban Dalam Bela Negara ................ 52

Page 6: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

[vi]

D. Perspektif Yuridis Dan Empiris Hak Asasi Warga

Indonesia ...................................................................... 54

BAB IV KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA

DAN NEGARA ........................................................................ 57

A. Undang-Undang Dasar 1945 Sebagai

Konstitusi Indonesia ..................................................... 59

B. Hubungan Konstitusi Terkait dengan Tugas

dan Fungsi Negara ..................................................... 61

C. Perkembangan Konstitusi di Indonesia .................... 62

D. Kajian terhadap Mahkamah Konstitusi (MK) .......... 72

BAB V PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA ............. 77

A. Pemahaman Dasar Terkait Ideologi ........................ 77

B. Alasan Pancasila dapat Menjadi Ideologi

Bangsa .......................................................................... 83

C. Dasar Hukum Penetapan Pancasila Sebagai

Ideologi Bangsa .......................................................... 86

D. Macam-Macam Ideologi di Dunia .......................... 88

E. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan

Ideologi Lain ................................................................ 98

BAB VI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

SOSIAL, BERBANGSA, DAN BERNEGARA .......................... 107

A. Nilai-Nilai Dasar Pancasila ....................................... 107

B. Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila dalam

Kehidupan Masyarakat, Berbangsa, dan

Bernegara .................................................................. 118

C. Internalisasi Nilai Pancasila Melalui Pendidikan .... 124

D. Membudayakan Nilai Pancasila ............................ 126

E. Pengembangan Nilai-Nilai Pancasila .................... 128

Page 7: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

[vii]

BAB VII GEOSTRATEGI INDONESIA DALAM WUJUD

PERTAHANAN NEGARA ...................................................... 135

A. Pengertian Dan Hakikat Pertahanan Negara ...... 137

B. Tujuan Dan Fungsi Pertahanan Negara ................. 139

C. Bela Negara Sebagai Upaya Mewujudkan

Ketahanan Nasional ................................................. 140

D. Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia ......... 146

BAB VIII WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI WUJUD

GEOPOLITIK INDONESIA ..................................................... 149

A. Latar Belakang Konsep Wawasan Nusantara ...... 150

B. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara

Sebagai Geopolitik Indonesia ................................. 154

C. Esensi Dan Urgensi Wawasan Nusantara ............... 156

D. Implementasi Wawasan Nusantara Pada

Konsep Geopolitik ..................................................... 159

E. Dinamika Dan Tantangan Wawasan

Nusantara ................................................................... 162

BAB IX AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH DALAM KAITAN

NAHDLATUL ULAMA ............................................................ 165

A. Landasan Berdirinya Ahlussunnah Wal

Jama’ah ..................................................................... 165

B. Landasan Berdirinya Nahdlatul Ulama .................. 168

C. Hubungan Ahlusunnah Wal Jama’ah Dengan

Nahdlatul Ulama ....................................................... 170

D. Ahlusunnah Wal Jama’ah Versi Nahdlatul

Ulama .......................................................................... 172

BAB X AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH DALAM KAITAN

NAHDLATUL ULAMA ............................................................ 175

A. Nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah Dalam Bidang

Kehidupan .................................................................. 175

Page 8: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

[viii]

B. Konsep Hubbul Wathan Minal Iman Wujud

Benteng Pertahanan Negara Dalam Ajaran

Islam. ........................................................................... 180

BAB XI PERAN NILAI PANCASILA DAN AJARAN

AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH SEBAGAI PENANGKAL

RADIKALISME ....................................................................... 183

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 190

Page 9: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

[ix]

Daftar Tabel dan Bagan

Tabel 3. 1. Bentuk Hak dan Jenis hak yang

dilindungi ............................................................. 49

Tabel 4. 1. Perbedaan Sifat antara Konstitusi Tertulis

dan Tidak Tertulis ................................................ 58

Tabel 5. 1. Tabel Perbedaan Ideologi Terbuka dan

Tertutup ............................................................... 82

Tabel 5. 2. Perbedaan Ideologi Pancasia dengan

Ideologi yang Lain. .......................................... 104

Bagan 1. 1 Pembagian Objek Pembahasan ..................... 3

Bagan 5. 1. Bentuk Pemisahan Paham Nasionalisme ..... 95

Page 10: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

[x]

Page 11: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

| 1

PEMBERIAN MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KEPADA MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI

Dalam rangka mempersiapkan generasi bangsa yang

cerdas, unggul, bertanggung jawab, dan berkarakter,

pembelajaran tentang Pendidikan Kewarganegaraan

dipelajari mulai semenjak di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah

Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas.

Sedangkan di jenjang Perguruan Tinggi termasuk

pembelajaran wajib bagi mahasiswa.

Mata kuliah tentang pendidikan kewarganegaraan

masuk dalam kelompok pengembangan kepribadian bagi

mahasiswa di Perguruan Tinggi, selain mata kuliah Panca-

sila, Pendidikan Agama, Ilmu Sosial Budaya Dasar, dan

Bahasa Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan dikenal

juga sebagai civic education, citizenship education, dan

democracy education. Mata kuliah Pendidikan Kewarga-

negaraan yang diberikan kepada mahasiswa di Perguruan

Tinggi berkaitan erat dengan Filsafat Pancasila. Oleh karena

itu, materi tentang pendidikan kewarganegaraan dianggap

memiliki paradigma baru, yaitu paradigma pendidikan

BAB

I

Page 12: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

2 | Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

kewarganegaraan yang berbasiskan Pancasila. 1 Sehingga

sangat perlu diberikan kepada mahasiswa.

A. Subtansi Dan Tujuan Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa di Perguruan

Tinggi

Terkait substansi keilmuan, pembahasan dalam

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan

objek yang jelas, baik secara material maupun formal.

Tentunya hal ini sebagai syarat ilmiah cabang sebuah ilmu,

yang juga mensyaratkan metode dan sistem yang bersifat

universal.

Objek pembahasan material merupakan tujuan yang

ingin dicapai, sehingga dilakukan pembahasan dan pengka-

jian oleh suatu bidang atau cabang ilmu. Adapun objek

pembahasan secara formal merupakan arah atau sudut

pandang yang digunakan untuk membahas dari objek mate-

rial. Secara sederhana dalam pembagian objek pembahasan

dapat kita lihat sebagai berikut.

1 Kaelan dan Ahmad Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Paradigma, 2010), Halaman 1

Page 13: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

| 3

Bagan 1. 1 Pembagian Objek Pembahasan

Objek pembahasan tersebut diperinci menjadi pokok-

pokok bahasan atau substansi kajian dalam pendidikan

kewarganegaraan yang meliputi:

1) Filsafat Pancasila,

2) Identitas Nasional,

3) Negara dan Konstitusi,

Objek Materi Pembahasan Pendidikan

Kewarganegaraan

Objek Material

Materi tentang

Warga negara

Sikap,

Wawasan, serta

Perilaku Warga

negara

Objek Formal

Hubungan

antara Warga

negara dan

Negara,

termasuk

sesama warga

negara

Pembelaan

terhadap

negara oleh

warga negara

negara

Page 14: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

4 | Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

4) Demokrasi Indonesia,

5) Rule of Law (aturan hukum) dan Hak Asasi Manusia

(HAM),

6) Kewajiban dan Hak Warga negara,

7) Geopolitik Indonesia, dan

8) Geostrategi Indonesia.

Tujuan akhir yang ingin dicapai dari pokok-pokok

bahasan di atas adakalanya bersifat sosiologis, yaitu untuk

membentuk kaum akademisi dan profesional yang memiliki

rasa cinta tanah air, memiliki kebanggaan secara hebat

kepada negara, berjiwa demokratis, serta memiliki sifat

sosial sesuai amalan Pancasila. Oleh karena itu, mahasiswa

diharapkan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-

hari dengan berperan aktif dalam membangun kehidupan

yang selaras sesuai dengan sistem nilai Pancasila.

Secara Yuridis, pemberian mata kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan untuk mahasiswa di Perguruan Tinggi

masuk pada kategori mata kuliah pengembangan kepriba-

dian. Ketentuan tersebut dapat ditemukan dalam ketentuan

rambu-rambu pelaksanaan kelompok mata kuliah di Pergu-

ruan Tinggi. Visi pengembangan kepribadian mahasiswa di

Perguruan Tinggi adalah untuk membentuk sumber nilai

serta pedoman dalam pelaksanaan pengembangan dan

penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan

mahasiswa untuk memantapkan kepribadian sebagai

Page 15: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

| 5

manusia Indonesia seutuhnya.2 Sedangkan misi dari mata

kuliah Pengembangan Kepribadian yang diberikan di

Perguruan Tinggi adalah membantu mahasiswa agar secara

konsisten dan berkesinambungan mampu mewujudkan nilai

dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan yang

kuat sehingga mampu menimbulkan rasa cinta tanah air,

menguasai, menghayati, mengamalkan bahkan

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni

yang dimiliki dengan rasa tanggung jawab.

Standar kompetensi yang wajib dikuasai oleh maha-

siswa dalam mata kuliah tentang pengembangan kepriba-

dian antara lain nilai budaya, agama, dan kewarganegaraan.

Mahasiswa nantinya diharapkan mampu untuk mengimple-

mentasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-

hari, baik dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan

berbangsa. Memiliki kepribadian yang baik, mampu bersi-

kap rasional, berpikir kritis, etis, dinamis, memiliki panda-

ngan luas, dan mempunyai sikap demokratis yang berke-

adaban. Secara spesifik, kompetensi yang diharapkan untuk

dicapai dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ada-

lah “Menjadi ilmuwan yang profesional serta memiliki rasa

kebangsaan kuat dan cinta tanah air, demokratis yang

berkeadaban, terbentuk menjadi warga negara yang

berkarakter, berdaya saing, disiplin, dan berperan aktif

2 Lihat pada ketentuan Pasal 1 Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di Perguruan Tinggi.

Page 16: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

6 | Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

dalam pembangunan kehidupan yang damai dengan

landasan nilai Pancasila”.

Pada akhir tujuannya, mahasiswa diharapkan mampu

mengimplementasikan nilai-nilai kehidupan yang diberikan

dalam materi Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan

sistem nilai Pancasila, serta mampu berperan dalam pemba-

ngunan masyarakat dari kaum akademisi atau individu yang

terdidik. Dengan begitu, mahasiswa mampu mempengaruhi

masyarakat pada umumnya, dengan memiliki tekad dan

kemauan yang kuat dalam mewujudkan kaidah-kaidah nilai

berbangsa serta bernegara demi mewujudkan masyarakat

yang madani.

B. Dasar Pemberian Mata Kuliah Kewarganegaraan

Kepada Mahasiswa

Secara Yuridis, dasar hukum pemberian materi

pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi kepada

mahasiswa diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Peraturan tersebut diantaranya Undang-Undang Dasar

1945, UU Nomor 3 Tahun 2002 yang mengatur tentang

Sistem Pertahanan Negara, UU Nomor 20 Tahun 2003 yang

mengatur tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta yang

masih berlaku sampai sekarang yaitu Keputusan Direktur

Jenderal Pendidikan Tinggi bagian Departemen Pendidikan

Nasional Nomor 43 Tahun 2006 yang mengatur tentang

Muatan Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah

Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Page 17: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

| 7

Dalam dasar hukum pertama yang terdapat dalam

hukum tertinggi negara Indonesia, dimana pada ketentuan

pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 alinea

keempat, disebutkan cita-cita bangsa yang diantaranya ada-

lah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini kemudian

dipertegas kembali pada Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 yang

mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan pengajaran, bahkan negara mewajibkan

kepada warganya untuk mendapatkan pendidikan dasar,

sehingga untuk pelaksanaan pendidikan dasar maka

pemerintah wajib membiayainya. Kewajiban pemerintah

dalam memberikan pendidikan kepada warga negara maka

pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu

sistem pendidikan nasional, sistem pendidikan ini berorien-

tasi untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta

akhlak mulia setiap peserta didik, selain itu juga dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dasar hukum yang kedua ialah Undang-Undang ten-

tang Pertahanan Negara, Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2002 sebenarnya merupakan pengganti atas UU Nomor 20

Tahun 1982 yang mengatur tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia.

Penggantian ini bertujuan untuk mengikuti perkembangan

dan memenuhi akan kebutuhan yang semakin berkembang,

sehingga diperlukan pembaruan untuk melingkupinya.

Tentunya timbul suatu pertanyaan apa korelasi antara atu-

ran hukum terkait Pertahanan Negara dengan Pendidikan

Page 18: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

8 | Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

Kewarganegaraan? Kita dapat melihat subtansi kajian dalam

pendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggi, yang

diantaranya adalah Kewajiban dan Hak Warga Negara dan

Geostrategi Indonesia. Karena terdapat kesamaan dalam

subtansi pembelajaran sehingga dijadikan dasar untuk pem-

belajaran pendidikan kewarganegaraan.

Selaras dengan itu, undang-undang tentang pertaha-

nan negara dimana pada ketentuan Pasal 9 telah mengama-

natkan bahwa setiap warga negara memiliki kewajiban

untuk ikut serta dalam upaya bela negara, upaya tersebut

dapat diimplementasikan melalui pendidikan kewarganega-

raan, mengikuti pelatihan dasar kemiliteran secara wajib,

Pengabdian diri menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia

(TNI) secara sukarela, dan dapat pula melakukan pengab-

dian sesuai dengan profesi, keahlian, kemampuan dan juga

bakat yang dimiliki.

Ketentuan terkait upaya bela negara melalui pendi-

dikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran atau

wajib militer, dan pengabdian diri kepada negara sesuai

dengan profesi, nantinya akan diatur tersendiri pada

undang-undang yang lain.

Dasar ketiga ialah Undang-Undang tentang Sistem

Pendidikan Nasional, yaitu UU Nomor 20 Tahun 2003, Da-

lam UU ini, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

diatur dalam BAB X Kurikulum Pasal 37 ayat (1). Dimana

kewarganegaraan merupakan kurikulum pendidikan dasar

Page 19: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

| 9

dan menengah selain pendidikan agama, bahasa, matema-

tika, ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, seni

dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keteram-

pilan/ kejujuran, dan muatan lokal.

Sedangkan untuk kurikulum inti di perguruan tinggi

adalah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,

dan bahasa. Kewajiban memuat kurikulum inti terdapat

pada Pasal 31 ayat (2). Pemberian kurikulum inti di pergu-

ruan tinggi tidak berlaku bagi seluruh mahasiswa yang

menempuh pendidikan, akan tetapi hanya diberikan kepada

mahasiswa yang menempuh pendidikan pada program

Diploma 3 (D3) dan Strata 1 (S1).

Dasar keempat adalah Keputusan dari Direktur

Jenderal Pendidikan Tinggi bagian Departemen Pendidikan

Nasional Nomor 43 Tahun 2006, Keputusan tersebut

memberikan muatan tentang rambu-rambu pelaksanaan

kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di Pergu-

ruan Tinggi. Keputusan ini merupakan tindak lanjut dalam

mengimplementasikan aturan hukum tentang sistem pendi-

dikan nasional yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003. Secara garis besar isi keputusan ini membahas ten-

tang teknis dalam pelaksanaannya, diantaranya kompe-

tensi, subtansi kajian, metodologi pembelajaran, status dan

beban studi, penilaian hasil belajar, kodifikasi dan sebaran,

persyaratan kualifikasi dosen, fasilitas pembelajaran, serta

wadah penyelenggara mata kuliah pengembangan

kepribadian.

Page 20: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

10 | Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

C. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Masa

Depan

Manusia memiliki keterbatasan dalam menebak atau

memprediksi kemungkinan yang akan terjadi. Paling tidak,

yang bisa dilakukan adalah mempersiapkan diri terhadap

berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi di masa depan.

Pada era 4.0 saat ini pun, dengan kecanggihan informasi

dan teknologi, manusia tidak mampu menjawab kepastian

terhadap sesuatu yang akan terjadi.

Pernahkah kita berpikir tentang kemungkinan yang

akan terjadi dalam kehidupan bangsa Indonesia pada 10,

30, atau 50 tahun yang akan mendatang? Mungkinkah

bangsa Indonesia masih seperti saat ini? atau mengalami

kemajuan betapa cepatnya. Kita bisa mengidentifikasi

kondisi Negara Indonesia pada 10 tahun, 30 tahun, dan 100

tahun yang lalu, kemudian kita bandingkan dengan kondisi

saat ini. Indikatornya berupa fakta maupun peristiwa yang

telah terjadi. Tidak menuntut kemungkinan akan ditemukan

hal-hal yang sama atau identik antara fakta dan peristiwa

masa lalu dengan kehidupan yang terjadi saat ini. Indikator-

indikator inilah yang kemudian dikaji dalam pendidikan

kewarganegaraan.

Negara Indonesia dalam analisa yang dilakukan oleh

ahli bahwa pada tahun 2045 atau tahun ketika Indonesia

memasuki 100 tahun kemerdekaan, bangsa Indonesia akan

mendapat bonus demografi (demographic bonus). Negara

Page 21: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

| 11

Indonesia pada tahun 2030-2045 akan mempunyai sumber

daya manusia dengan usia yang produktif (15-64 tahun)

yang berlimpah, inilah yang disebut dengan istilah bonus

demografi. Bonus demografi dapat dimanfaatkan secara

optimal dan maksimal apabila dipersiapkan dengan benar

dan baik, melalui cara-cara yang paling strategis, salah

satunya melalui bidang pendidikan, termasuk pendidikan

kewarganegaraan.

Perkembangan era global yang begitu cepat terutama

dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi yang

mampu mengakibatkan perubahan terhadap tatanan

kehidupan, termasuk perilaku warga negara, tidak terke-

cuali adalah peserta didik. Warga negara dalam berperilaku

ada dua Kecenderungan, yakni perilaku secara positif dan

negatif. Pendidikan Kewarganegaraan harus dijadikan alat

agar mampu mendorong warga negara agar mampu

mengarah pada memanfaatkan yang positif dari perkem-

bangan Iptek dalam membangun negara maupun bangsa.

Begitu juga sebaliknya, Pendidikan Kewarganegaraan perlu

melakukan intervensi terhadap perilaku warga negara yang

cenderung mengarah kepada hal yang bersifat negatif.

Sehingga kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan yang

diajarkan baik dari materi yang akan diberikan, metode

yang digunakan, dan sistem pelaksanaan evaluasinya harus

selalu disesuaikan dengan perkembangan Ilmu Penge-

tahuan dan Teknologi.

Page 22: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

12 | Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

Kemajuan suatu negara tidak ditentukan atau tergan-

tung dari negara lain, melainkan sangat tergantung terha-

dap kemampuan negara itu sendiri. Untuk menjadi negara

yang madani pada masa depan, serta bermartabat dan

dihormati maupun disegani oleh negara lain, semuanya

sangat tergantung kepada bangsa Indonesia. 3 Sehingga

untuk mengatur itu semua diperlukan SDM yang unggul,

cerdas, berdaya saing, serta berkarakter. Demikian pula ma-

sa depan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

sangat berkaitan dengan eksistensi konstitusi negara Indo-

nesia. Selain itu, di antara faktor lainnya ialah perkem-

bangan, tuntutan kemajuan bangsa, serta yang tidak kalah

penting adalah faktor pelaksanaan dari konstitusi.

D. Hakikat dan Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan

Penilaian atas pentingnya Pendidikan

Kewarganegaraan dapat kita tinjau melalui sudut pandang

historis, etimologis, sosiologis, yuridis, dan politis.

Historis : Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan

Indonesia pada mulanya dilaksanakan oleh

organisasi pergerakan dengan tujuan dalam

membangun semangat rasa kebangsaaan dan

meraih Indonesia merdeka.

3 Paristiyanti Nurwardani, dkk, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan

Kemahasiswaan, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta : Ristek Dikti, 2016) , Halaman 23.

Page 23: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

| 13

Etimologis : Secara Etimologis pendidikan Kewarga-

negaraan berasal dari kata “Pendidikan” yang

memiliki makna usaha yang terencana dan

terstruktur untuk mewujudkan suasana belajar

maupun dalam proses pembelajaran, sehingga

secara aktif akan menggali dan

mengembangkan potensi dirinya.

Sosiologis : Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

dilaksanakan pada tataran sosial kultural oleh

para pemimpin, dimana masyarakat didorong

bahkan memaksa agar dalam hati nurani

mampu untuk mencintai tanah air dan bangsa

Indonesia.

Yuridis : Pendidikan Kewarganegaraan diberikan de-

ngan tujuan untuk membentuk peserta didik

menjadi manusia yang memiliki rasa kebang-

saan tinggi dan memiliki rasa cinta tanah air.

Selain itu sebagai upaya untuk membentuk

karakter, kepribadian, dan SDM yang unggul

dan memiliki daya saing.

Politis : Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

Indonesia, sangat dipengaruhi oleh tuntutan

UUD 1945 dan kebijakan Pemerintah yang

berkuasa, sehingga disesuaikan dengan masa-

nya pemegang kewenangan.

Page 24: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

14 | Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kepada

mahasiswa di Perguruan Tinggi pada hakikat sangat penting,

salah satu tujuannya untuk meningkatkan kemampuan

mahasiswa agar mampu berpikir kritis, analitis, bersikap

atau bertindak secara demokratis berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945. Sehingga negara wajib untuk menyelengga-

rakan Pendidikan Kewarganegaraan, alasan yang mendasar

dan perlu dicermati adalah setiap generasi merupakan indi-

vidu baru yang harus memiliki bekal pengetahuan,

sikap/nilai, dan keterampilan sehingga warga negara memi-

liki karakter atau watak yang baik dan cerdas (smart and

good citizen) dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara,

dan berbangsa sesuai dengan demokrasi konstitusional.

Bahkan mampu untuk mengembangkan sesuai dengan

perkembangan.

Dinamika yang sering dihadapi dalam mempelajari

Pendidikan Kewarganegaraan diantaranya perubahan

dalam bentuk sistem ketatanegaraan dan pemerintahan,

serta tantangan dalam kehidupan berbangsa dan berne-

gara. Sehingga Pendidikan Kewarganegaraan Indonesia

pada masa mendatang sangat ditentukan dan dipengaruhi

oleh pandangan, tuntutan dinamika perkembangan bangsa

Indonesia dan eksistensi konstitusi negara.4

4 Ibid

Page 25: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai Pancasila dan Ahlussunnah Wal Jama’ah

| 15

BENTUK NEGARA DAN LEMBAGA NEGARA INDONESIA

Indonesia merupakan negara kesatuan dengan bentuk

Republik yang berlandaskan falsafah Pancasila dan bersem-

boyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Pemerintahannya berda-

sarkan pada demokrasi Pancasila, yaitu demokrasi yang ber-

makna pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat,

dan akan kembaIi lagi untuk rakyat. Dalam ketentuan kons-

titusi negara Indonesia dimana dalam Pasal 1 ayat (1) dise-

butkan bahwa "Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan

yang berbentuk Republik", yang kemudian dalam ayat (3)

terdapat penegasan: “Negara Indonesia adalah Negara

Hukum”.

A. Hakikat Negara Indonesia

Negara pada hakikatnya merupakan sebuah organi-

sasi kekuasaan yang meliputi kelompok manusia. Negara

sebagai organisasi kekuasaan harus memiliki suatu kewiba-

waan, sehingga negara mampu memaksakan kehendaknya

kepada seluruh anggota masyarakat yang termasuk dalam

organisasi negara. Indonesia menganut prinsip otonomi

bertingkat/berjenjang, yaitu Pemerintahan Daerah Provinsi

ditempatkan pada tingkat/jenjang lebih tinggi dan

BAB

II