Pendidikan Kewarganegaraan

97
TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN IDENTITAS DAN INTEGRASI DI SUSUN OLEH : (Kelompok 3) 1. Afifah Nurlaila (M0513004) 2. Aprilla Paskarika Kuswara (M0513009) 3. Azaria Nur Fadhilah (M0513010) 4. Dessy Wahyuningsih (M0513015) 5. Ersi Indah Asmari (M0513018) 6. Shofwah Dinillah (M0513043) JURUSAN INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2014

Transcript of Pendidikan Kewarganegaraan

Page 1: Pendidikan Kewarganegaraan

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IDENTITAS DAN INTEGRASI

DI SUSUN OLEH :

(Kelompok 3)

1. Afifah Nurlaila (M0513004)

2. Aprilla Paskarika Kuswara (M0513009)

3. Azaria Nur Fadhilah (M0513010)

4. Dessy Wahyuningsih (M0513015)

5. Ersi Indah Asmari (M0513018)

6. Shofwah Dinillah (M0513043)

JURUSAN INFORMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2014

Page 2: Pendidikan Kewarganegaraan

BAB 1

IDENTITAS DAN INTEGRASI

Menurut seorang filsuf Yunani, Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah zoon

politicon, yang artinya manusia adalah makhluk yang berkelompok. Kelompok persekutuan

hidup manusia dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Kemudian dilanjutkan

dengan suku, masyarakat, dan bangsa. Negara merupakan suatu organisasi yang dibentuk

oleh bangsa yang memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan mempunyai

pemerintahan yang sama.

Bangsa memiliki ciri khas sehingga bisa dibedakan dengan bangsa lain. Ciri khas

suatu bangsa merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan. Identitas-identitas yang di

sepakati dan di terima oleh bangsa menjadi identitas nasional. Identitas nasional dibutuhkan

sebagai pengikat sekaligus pembeda dengan bangsa lainnya. Selain identitas, sebuah bangsa

juga membutuhkan integrasi guna menjamin dan mempertahankan kesatuannya.

A. Bangsa dan Identitas

Identitas berasal dari bahasa Inggris, yaitu identity yang secara harafiah berarti jati

diri, ciri-ciri, atau tanda-tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga mampu

membedakannya dengan yang lain. Sehingga, identitas adalah sifat khas yang

menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri,

kelompok sendiri, atau komunitas sendiri.

1. Pengertian Bangsa

Istilah bangsa, nation (bahasa Inggris), natio (bahasa Latin), wangsa (bahasa

Sansekerta) memiliki arti yang sama, yaitu bangsa adalah persekutuan hidup dari

orang-orang atau kelompok manusia yang memiliki keinginan untuk hidup bersama.

Konsep bangsa mempunyai dua pengertian, yaitu bangsa dalam pengertian sosiologis

antropologis dan bangsa dalam pengertian politis.

a. Bangsa Menurut Arti Sosiologis Antropologis

Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah persekutuan

hidup masyarakat yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota persekutuan

hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat. Ikatan

yang demikian disebut dengan ikatan primodial. Contoh : Bangsa Indonesia

Page 3: Pendidikan Kewarganegaraan

memiliki beragam suku, suku Jawa, suku Batak, suku Dayak, dan lain-lain yang

tersebar dari Sabang sampai Merauke.

b. Bangsa Menurut Arti Politis

Bangsa dalam pengertian politis adalah suatu masyarakat dalam suatu

daerah yang sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu

kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Mereka diikat oleh suatu kekuasaan

politik yang disebut dengan negara. Dengan kata lain, dalam arti politis bangsa

adalah bangsa yang sudah bernegara. Contoh : kemunculan bangsa Indonesia

setelah terciptanya negara Indonesia.

2. Cultural Unity dan Political Unity

Menurut Jacobsen dan Lipman, bangsa memiliki dua arti, yaitu bangsa dalam

pengertian kebudayaan (Cultural Unity) dan bangsa dalam pengertian politik

kenegaraan (Political Unity).

Cultural Unity terjadi karena suatu masyarakat sebagai persekutuan hidup itu

merasa satu ras, bahasa, sejarah, religi, dan adat istiadat. Roeslan Abdulgani

menyebutnya sebagai cultural-natio-theory, bahwa suatu bangsa adalah sekelompok

manusia dengan persamaan kebudayaan. Cultural unity adalah bangsa dalam

pengertian sosiologis antropologis.

Masing-masing anggota warga negara dalam political unity mungkin berbeda

corak dan lapangan kehidupannya, adat istiadat dan kebudayaannya, tetapi mereka

menjadi satu bangsa, menurut pengertian politik menjadi penduduk (warga negara)

yang berdiam di suatu daerah yang sama, dengan pemerintahan yang sama, dan

tunduk pada kedaulatan negara sebagai kekuasaan tertinggi. Political unity adalah

bangsa dalam pengertian politik.

3. Proses Pembentukan Bangsa-Negara

Secara umum proses pembentukan bangsa-negara ada dua, yaitu model

ortodoks dan model mutakhir. Model Ortodoks bermula dari adanya suatu bangsa

terlebih dahulu terbentuk untuk kemudian bangsa itu membentuk satu negara

tersendiri. Contoh: bangsa Yahudi berupaya mendirikan negara Israel untu satu

bangsa Yahudi. Model Mutakhir yang berawal dari adanya negara terlebih dahulu

yang terbentuk melalui proses tersenidri, sedangkan penduduk negara merupakan

sekumpulan suku bangsa dan ras. Contoh: kemuncula negara Amerika Serikat pada

tahun 1776.

Page 4: Pendidikan Kewarganegaraan

Perbedaan Model Ortodoks dan Model Mutakhir

Faktor Pembeda Model Ortodoks Model Mutakhir

Ada tidaknya perubahan

unsur dalam masyarakat

Tidak mengalami perubahan

unsur karena satu bangsa

membentuk satu negara.

Mengalami perubahan unsur

karena dari banyak kelompok

suku bangsa menjadi satu

bangsa.

Lamanya waktu yang

diperlukan dalam proses

pembentukan bangsa-negara

Membuthkan waktu yang

singkat, yaitu hanya

pembentukan identitas kultural

baru.

Memerlukan waktu yanng

lama karena harus mencapai

kesepakatan tentang identitas

kultural yang baru.

Kesadaran politik

masyarakat

Muncul setalah terbentuknya

bangsa-negara.

Muncul mendahului bahkan

menjadi kondisi awal

terbentuknya bangsa-negara.

Derajat partisipasi politik

dan rezim politik

Merupakan bagian terpisah

dari proses integrasi nasional.

Merupakan hal yang tak

terpisahkan dari proses

integrasi nasional.

4. Identitas Kultural dan Identitas Nasional

Ada dua macam identitas, yaitu Identitas Cultural Unity atau Identitas

Kusukubangsaan dan Identitas Political Unity atau Identitas Kebangsaan.

a. Identitas Cultural Unity atau Identitas Kusukubangsaan

Cultural Unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau

bangsa dalam arti sosiologis antropologis. Identitas yang dimiliki oleh sebuah

cultural unity kurang lebih bersifat askriptif (sudah ada sejak lahir), bersifat

alamiah, primer, dan etnik. Hal tersebut disebut dengan identitas primodial.

Loyalitas pada primodialnya pada umumnya kuat dan langgeng.

b. Identitas Political Unity atau Identitas Kebangsaan

Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu

bangsa-negara. Identitas-identitas kebangsaan, merupakan bentukan-bentukan

dan kesepakatan dari banyak bangsa di dalamnya. Identitas nasional dapat juga

berasal dari identitas sebuah bangsa di dalamnya yang selanjutnya disepakati dan

Page 5: Pendidikan Kewarganegaraan

diangkat sebagai identitas nasionalnya. Identitas kebangsaan bersifat buatan,

sekunder, etis, dan nasional.

B. Identitas Nasional Indonesia

Kata nasional merujuk pada bangsa secara keseluruhan. Identitas Nasional lebih

merujuk pada identitas bangsa dalam pengertian politik (political unity).

1. Faktor Pembentukan Identitas Bersama

Proses pembentukan bangsa-negara membutuhkan identitas-identitas untuk

menyatukan masyarakat bangsa yang bersangkutan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi antara lain :

a. Primodial

Merupakan identitas yang menyatukan masyarakat sehingga mereka dapat

membentuk bangsa-negara.

b. Sakral

Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau

ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.

c. Tokoh

Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh

masyarakat, menyatukan bangsa-negara, sebagai penyambung lidah rakyat,

pemersatu rakyat, dan simbol persatuan bangsa yang bersangkutan.

d. Bhinneka Tunggal Ika

Prinsip bhinneka tunggal ika pada dasarnya adalah kesediaan warga

bangsa untuk bersatu dalam perbedaan.

e. Sejarah

Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah mereka

dapat menyatukan diri ke dalam satu bangsa.

f. Perkembangan Ekonomi

Perkembangan ekonomi akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan

profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat.

g. Kelembagaan

Lembaga-lembaga yang melayani dan mempertemukan warga tanpa

membeda-bedakan asal usul dan golongannya dalam masyarakat.

2. Identitas Nasional Indonesia

Page 6: Pendidikan Kewarganegaraan

Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya

nasional. Bersifat buatan karena identitas naisonal itu dibuat, dibentuk, dan disepakati

oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder

karena lahirnya identitas nasional setelah identitas kesukubangsaan yang memang

telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif. Proses pembentukan identitas

nasional umumnya membutuhkan waktu dan perjuangan panjang di antara warga

bangsa-negara yang bersangkutan.

Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia

b. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih

c. Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya

d. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila

e. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika

f. Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila

g. Konstitusi (Hukum Dasar) negara, yaitu UUD 1945

h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

i. Konsepsi Wawasan Nusantara

j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional

Tumbuh dan disepakatinya beberapa identitas nasional indonesia itu

sesungguhnya telah diawali dengan adanya kesadaran politik bangsa Indonesia.

Kesadaran politik adalah tumbuhnya semangat nasionalisme (semangat kebangsaan)

sebagai gerakan menentang penjajahan dan mewujudkan negara-bangsa Indonesia.

3. Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Pancasila bukan sekedar identitas dalam wujud lambang yang bersifat fisik,

tetapi ia lebih pada identitas bangsa dalam wujud psikis, yaitu mencerminkan watak

dan perilaku manusia Indonesia. Pancasila adalah sebagai nilai-nilai merupakan salah

satu unsur yang dapat dikonstruksikan dalam rangka mengembangkan identitas

nasional.

Para pendiri negara Indonesia membahasa tentang dasar negara yang akan

didirikan. Soekarno mengusulkan agar dasar negara yang didirikan adalah Pancasila,

yang merupakan prinsip dasar dan nilai dasar yang tumbuh dan berkembang dalam

masyarakat Indonesia, yang mempribadi dalam masyarakat dan merupakan suatu

living reality. Sejalan dengan konsep identitas nasional sebagai manifestasi nilai-nilai

budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa.

Page 7: Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Hardono Hadi (1994), Pancasila sebagai pernyataan jati diri bangsa

mencakup tiga aspek, yaitu Pancasila sebagai kepribadian bangsa (mencerminkan

kenyataan akan nilai-nilai yang telah ada sebagai hasil interaksi antar kebudayaan dan

masyarakat ideologi sebagai pembentuknya), identitas bangsa (unsur-unsur dasar

kebudayaan bangsa Indonesia menjadi ciri khas dari waktu ke waktu sepanjang hidup

berbangsa Indonesia), dan keunikan bangsa (ketika pendukung unsur kepribadian dan

identitas bergaul dengan masyarakat dunia atau bangsa-bangsa lain di dunia yang

terjadi bukan dalam keterpisahan, tetapi terjadi dalam pergaulan).

C. Negara Kebangsaan Indonesia

1. Hakikat Negara Kebangsaan Indonesia

Hakikat dari negara Indonesia adalah negara kebangsaan (nation-state).

Negara-bangsa dibangun, dilandasi, dan diikat oleh semangat kebangsaan atau disebut

nasionalisme. Nasionalisme menjadi ideologi bagi negara kebangsaan sekaligus

perekat anggota masyarakat dalam menciptakan loyalitas serta kesetiaan pada

identitas negara.

Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia adalah : adanya

persamaan nasib; adanya keinginan bersama untuk merdeka; adanya kesatuan tempat

tinggal; dan adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan

sebagai suatu bangsa.

Sehingga, hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara

kebangsaan modern (negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat

kebangsaan atau nasionalisme).

2. Proses Terbentuknya Negara Indoensia

Terbentuknya negara Indonesia merupakan proses atau rangkaian tahap-tahap

yang berkesinambungan, dimana tahap perkembangannya terdapat dalam keempat

alinea pembukaan UUD 1945. Secara teoritis, perkembangan terbentuknya negara

Indonesia sebagai berikut :

a. Terbentuknya negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya

pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa

Indonesia memiliki tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan

penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain (Alenia I Pembukaan UUD 1945)

b. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah yang kemudian

menghasilkan proklamasi yang mengantarkan ke pintu gerbang kemerdekaan.

Page 8: Pendidikan Kewarganegaraan

Negara yang dicita-citakan adalah dalam keadaan adil, makmur, berdaulat,

bersatu, dan merdeka (Alinea II Pembukaan UUD 1945)

c. Terbentuknya negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa

Indonesia, sebagai suatu keinginan luhur bersama dan atas rahmat Allah Yang

Maha Kuasa (Alinea III Pembukaan UUD 1945)

d. Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi

tujuan, bentuk, sistem pemerintahan, UUD, dan dasar negara (Alinea IV

Pembukaan UUD 1945)

3. Cita-Cita, Tujuan, dan Visi Negara Indonesia

Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang adil dan makmur

sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Tujuan bangsa Indonesia yang terjabarkan

dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut :

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

b. Memajukan kesejahteraan umum.

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi, dan keadilan sosial.

Visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai,

sejahtera, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, dan maju dalam wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat,

mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, kesadaran hukum dan

lingkungan, menguasai IPTEK, memiliki etos kerja tinggi, dan berdisiplin (Tap MPR

RI No. VII/ MPR/ 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan). Berdasarkan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2010-2014 (Perpres No. 5

Tahun 2010) disebutkan bahwa visi Pembangunan Nasional Tahun 2010-2014 adalah

terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan.

D. Integrasi Nasional

1. Pengertian Integrasi

Integrasi memiliki dua macam pengertian, yaitu (a) pengendalian terhadap

konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu dan (b) membuat

suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu. Integrasi mempunyai dua

macam pengertian, yaitu :

Page 9: Pendidikan Kewarganegaraan

a. Secara politik, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok

budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu

identitas.

b. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-

unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam

kehidupan bermasyarakat.

2. Jenis Integrasi

Myron Weiner membedakan lima tipe integrasi, yaitu :

a. Integrasi bangsa

Proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam satu

wilayah dan saat pembentukan identitas nasional.

b. Integrasi wilayah

Pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas wilayah-

wilayah yang lebih kecil yang mungkin beranggotakan suatu kelompok

budaya atau sosial tertentu.

c. Integrasi nilai

Adanya konsensus atau persetujuan terhadap nilai-nilai bersama yang

diperlukan untuk memelihara tertib sosial.

d. Integrasi elit-massa

Kemampuan menghubungkan antara yang memerintah dengan yang

diperintah elit atau massa.

e. Integrasi tingkah laku

Kemampuan berorganisasi, bekerja sama demi mencapai tujuan

bersama dan bermanfaat yang harus dimiliki oleh orang-orang.

E. Pengembangan Integrasidi Indonesia

1. Integrasi di Indonesia

William Liddle mengidentifikasikan dua macam penghalang integrasi yang di

hadapi oleh Indonesia, yaitu : (a) pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan

suku, ras, agama, dan geografi dan (b) pembelahan vertikal, yaitu celah perbedaan

antara elit dan massa.

2. Pengembangan Integrasi

Howard Wriggins menyebut ada lima pendekatan agar bangsa dapat

mengembangkan integrasinya, yaitu antara lain :

Page 10: Pendidikan Kewarganegaraan

a. Adanya Ancaman dari Luar

Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi dalam masyarakat.

Contoh, ketika penjajah Belanda ingin kembali ke Indonesia, warga Indonesia

bersatu padu melawannya.

b. Gaya Politik Kepemimpinan

Gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan masyarakat bangsa

tersebut. Contoh, Nelson Mandela dari Afrika Selatan.

c. Kekuatan Lembaga-Lembaga Politik

Lembaga politik, misalnya birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan

sistem pelayanan yang sama, baik, dan diterima oleh masyarakat yang beragam.

d. Ideologi Nasional

Ideologi adalah seperangkat nilai-nilai yang diterima dan disepakati, yang

memberikan visi dan beberapa panduan cara untuk mencapai visi tersebut.

e. Kesempatan Pembangunan Ekonomi

Jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan maka

masyarakat bangsa tersebut dapat menerima sebagai satu kesatuan.

Suntoyo Usman menyebutkan bahwa suatu kelompok dikatakan terintegrasi

apabila memenuhi tiga hal, yaitu : (a) masyarakat dapat menemukan dan menyepakati

nilai-nilai fundamental yang dapat dijadikan rujukan bersama, (b) masyarakat

terhimpun dalam unit sosial sekaligus, mampu bersatu dan menciptakan loyalitas

bukan pada latar belakangnya, dan (c) Masyarakat berada di atas saling

ketergantungan di antara unit-unit sosial yang terhimpun di dalamnya dalam

pemenuhan kebutuhan ekonomi.

Selain itu, Nazarudin Zamsudin menyebutkan bahwa integrasi bangsa dapat

dilakukan dengan dua strategi kebijakan, yaitu : (a) Policy assimilasions, yang

dilakukan dengan cara penghapusan sifat-sifat kultural utama dari komunitas kecil

yang berbeda menjadi semacam kebudayaan nasional dan (b) Policy Bhennika

Tunggal Ika, yang dilakukan dengan cara penciptaan kesetiaan nasional tanpa

menghapuskan kebudayaan lokal.

Page 11: Pendidikan Kewarganegaraan

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANWARGA NEGARA & KEWARGANEGARAAN

DI SUSUN OLEH :

(Kelompok 3)

1. Afifah Nurlaila (M0513004)

2. Aprilla Paskarika Kuswara (M0513009)

3. Azaria Nur Fadhilah (M0513010)

4. Dessy Wahyuningsih (M0513015)

5. Ersi Indah Asmari (M0513018)

6. Shofwah Dinillah (M0513043)

JURUSAN INFORMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2014

Page 12: Pendidikan Kewarganegaraan

BAB 2

WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN

Pendahuluan

Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak. Salah satu unsur negara adalah rakyat.

Rakyat yang tinggal di wilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan.

Seseorang menjadi warga negara oleh karena ia menjadi anggota dari negara yang

bersangkutan. Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan hubungan berupa status

(identitas), partisipasi, hak, dan kewajiban yang bersifat timbal balik (resiprokalitas).

Hubungan yang baik antara warga negara dengan negara sangat penting untuk

mengembangkan hubungan yang harmonis, konstruktif, produktif, dan demokratis guna

mendukung kelangsungan hidup bernegara yang bersangkutan.

A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan

1. Warga Negara

Istilah warga negara merupakan terjemahan kata citizen (inggris). Kata citizen

secara etimologis berasal dari berasal dari bahasa Yunani, yaitu “civis” atau “civitas”

yang berarti anggota atau warga dari city-state. Dari bahasa Perancis

diistilahkan ”citoyen” yang bermakna warga dalam “cite” (kota) yan memiliki hak-

hak terbatas.

Dalam Merriam-Webster Online Dictionary, dinyatakan definisi citizen yaitu :

a. An inhabitant of a city or town, especially one entitled to the rights and

privileges of a freeman

b. A member of a state; A native or naturalized person who owes allegiance to

a goverment and is entitled to protection form it

c. A civilian as distinguished from a specialized servant of the state

Dengan begitu, dapat dikemukakan bahwa citizen adalah warga dari suatu

komunitas yang dilekati dengan sejumlah keistimewaan, memiliki kedudukan yang

sederajat, memiliki loyalitas, berpartisipasi, dan mendapat perlindungan dari

komunitasnya. Oleh karena itu, pada dasarnya istilah citizen lebih tepat sebagai warga,

tidak hanya sebagai warga negara, tetapi lebih luas pada komunitas lain di samping

negara.

Page 13: Pendidikan Kewarganegaraan

Namun pada zaman sekarang, istilah warga negara (dalam bahasa Indonesia)

kiranya telah menjadi konsep yang lazim sebagai terjemahan dari kata citizen. Istilah

kawula negara lazim diganti warga negara untuk menunjukkan hubungan yang

sederajat antara warga dan negaranya.

Selain itu terdapat pula istilah rakyat dan penduduk. Rakyat lebih merupakan

konsep politis dan menunjuk pada orang-orang yang berada di bawah satu

pemerintahan dan tunduk pada pemerintah tersebut. Istilah rakyat biasanya

dilawankan dengan penguasa. Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal

di suatu wilayah negara dalam kurun waktu tertentu. Orang yang berada di suatu

wilayah negara dapat dibedakan menjadi penduduk dan non-penduduk. Sedangkan

penduduk negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan orang asing atau bukan

warga negara.

2. Kewarganegaraan

Cogan & Derricott (1998) mendefinisikan kewarganegaraan sebagai “a set of

characteristics of being a citizen”. Karakteristik atau atribut kewarganegaraan

(attribute of citizenship) itu meliputi (a) sense of identify (perasaan akan identitas), (b)

the enjoyment of certain right (pemilikan hak-hak tertentu), (c) the fulfilment of

corresponding obligations (pemenuhan kewajiban-kewajiban yang sesuai), (d) a

degre of interest and involvement in public affair (tingkat ketertarikan dan

keterlibatan dalam masalah publik), dan (e) an acceptance of basic social values

(penerimaan terhadap nilai-nilai sosial dasar).

Pendapat lain menyatakan kewarganegaraan adalah bentuk identitas yang

memungkinkan individu-individu merasakan makna kepemilikan, hak, dan kewajiban

sosial dalam komunitas politik (negara). Dalam kamus Maya Wikipedia dikatakan

kewarganegaraan merupakan keanggotaan dalam komunitas politik (yang dalam

sejarah perkembangannya diawali dengan negara kota, namun sekarang ini telah

berkembang pada keanggotaan suatu negara) yang membawa implikasi pada

kepemilikan hal untuk berpartisipasi dalam pollitik.

Menurut hukum Indonesia, yakni dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2006

tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, arti kewarganegaraan adalah segala

Page 14: Pendidikan Kewarganegaraan

hal ikhwal (hubungan timbal balik hingga menimbulkan adanya hak dan kewajiban)

yang berhubungan dengan warga negara.

Kewarganegaraan dapat dipahami dalam tiga status. Pertama, status legal, yakni

memiliki hak dan perlindungan dari negara. Kedua, status sebagai agen politikal yang

melahirkan aneka partisipasi dalam berbagai pranata politik. Ketiga, status

keanggotaan itu sendiri yang menghadirkan identitas (Kalidjernih, 2010). Pengertian

kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis

- Dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-

orang dengan negara atau kewarganegaraan sebagai status legal.

- Dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi ikatan

emosional (seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan

sejarah, dan ikatan tanah air).

b. Kewarganegaraan dalam arti formal dan material

- Dalam arti formal menunjuk pada tempat kewaranegaraan dalam

sistematika hukum.

- Dalam arti material menunjuk pada akibat dari status kewarganegaraan,

yaitu adanya hak dan kewajiban serta partisipasi warga negara.

B. Kedudukan Warga Negara dalam Negara

1. Penentuan Warga Negara

Setiap negara berdaulat berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi warga

negaranya. Negara tidak terikat oleh negara lain dalam menentukan kewarganegaraan.

Negara lain juga tidak berhak menentukan atau turut campur dalam penentuan

kewarganegaraan suatu negara.

Meski demikian, dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, negara tidak

boleh melanggar “general principles” atau asas-asas umum internasional tentang

kewarganegaraan. Asas-asas tersebut adalah :

a. Suatu negara tidak boleh memasukkan orang-orang yang sama sekali “tidak

ada hubungan sedikit pun” dengan negara yang bersangkutan sebagai warga

negaranya.

Page 15: Pendidikan Kewarganegaraan

b. Suatu negara tidak boleh menentukan kewarganegaraan berdasarkan unsur-

unsur primordial yang dirasakan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum

umum (general principles) tadi.

Ada pula penentuan kewarganegaraan berdasakan kelahiran dan asas

kewarganegaraan :

- Kelahiran

1) Asas ius soli (ius = hukum/dalil, soli = negeri/tanah) adalah asas yang

menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan dari tempat di

mana orang tersebut dilahirkan.

2) Asas ius sangunis (sangunis = daerah) adalah asas yang menyatakan

bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan keturunan dari

orang tersebut.

- Perkawinan

1) Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah

suatu ikatan yang tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat. Berdasarkan

asas ini diusahakan status kewarganegaraan suami dan istri adalah sama

dan satu.

2) Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak

menyebabkan perubahan status kewarganegaraan suami atau istri. Jadi

suami istri tersebut dapat berbeda kewarganegaraan.

Penentuan kewarganegaraan yang berbeda-beda oleh setiap negara dapat

menciptakan masalah kewarganegaraan bagi seorang warga. Secara ringkas masalah

kewarganegaraan adalah munculnya apatride atau bipatride. Apatride adalah istilah

untuk orang-orang yang tidak memiliki kewarganegaraan. Bipatride adalah istilah

untuk orang-orang yang memiliki kewarganegaraan ganda (dua). Bahkan dapat

muncul multipatride, yaitu istilah untuk orang-orang yang memiliki kewarganegaraan

banyak (lebih dari dua).

Orang yang berstatus apatride atau bipatride menimbulkan masalah dalam suatu

negara. Orang yang apatride akan mempersulit orang tersebut menjadi penduduk

negara. Ia dapat dianggap orang asing yang hak dan kewajibannya terbatas dibanding

warga negara atau penduduk. Orang yang bipatride maupun multipatride dapat

Page 16: Pendidikan Kewarganegaraan

mengacaukan keadaan kependudukan diantara dua/lebih negara. Orang yang dapat

memanfaatkan hak dan kewajibannya sebagai warga negara di dua/lebih negara

berbeda. Oleh karena, orang yang apatride, bipatride mupun multipatride diupayakan

untuk memiliki status kewarganegaraan yang jelas.

2. Warga Negara Indonesia

Negara Indonesia telah menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara.

Ketentuan tersebut tercantum dalam Pasal 26 UUD 1945 sebagai berikut :

a. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan

orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai

warga negara.

b. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat

tinggal di Indonesia.

c. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.

Berdasarkan hal di atas, kita mengetahui bahwa :

- Yang dapat menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa

Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-

Undang.

- Penduduk Indonesia terdiri dari dua, yaitu warga negara dan orang asing.

3. Ketentuan Undang-Undang mengenai Warga Negara Indonesia

Perihal warga negara Indonesia diatur oleh Undang-Undang. Sejak Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia sampai saat ini, Undang-Undang yang mengatur perihal

kewarganegaraan adalah sebagai berikut :

a. UU No. 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara

b. UU No. 6 Tahun 1947 tentang Perubahan atas UU No. 3 Tahun 1946

c. UU No. 8 Tahun 1947 tentang Memperpanjang Waktu untuk Mengajukan

Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia

d. UU No. 11 Tahun 1948 tentang Memperpanjang Waktu Lagi untuk Mengajukan

Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia

e. UU No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan RI

f. UU No. 3 Tahun 1976 tentang Perubahan atas pasal 18 UU No. 62 Tahun 1958

g. UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI

Page 17: Pendidikan Kewarganegaraan

Sampai saat ini Undang-Undang yang berlaku adalah UU No. 12 Tahun 2006

tentang Kewarganegaraan RI. Adapun peraturan pelaksaan guna mendukung undang-

undang ini antara lain, Peraturan Pemerintah RI No. 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara

Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan

RI.

C. Kewarganegaraan Indonesia

Undang-Undang yang mengatur tentang kewarganegaraan Indonesia atau

undang-undang sebagai pelaksana dari pasal 26 UUD 1945 yang berlaku sekarang ini

adalah UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI yang diundangkan pada

1 Agustus 2006. Pokok materi yang diatur di dalamnya antara lain :

a. Siapa yang menjadi warga negara Indonesia

b. Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan RI

c. Kehilangan kewarganegaraan RI

d. Syarat dan tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan RI, dan

e. Ketentuan pidana

1. Tentang Warga Negara Indonesia

Berikut ini beberapa ketentuan yang diatur dalam UU No. 12 Tahun 2006 :

a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau

berdasarkan perjanjian Pemerintah RI dengan negara lain sebelum undang-

undang ini berlaku suda menjadi warga Negara Indonesia

b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga

Negara Indonesia

c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara

Indonesia dan ibu warga negara asing

d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing

dan ibu Warga Negara Indonesia

e. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara

Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum

negara asalnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut

f. Anak yang lahir dalam tenggang 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari

perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia

Page 18: Pendidikan Kewarganegaraan

g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara

Indonesia

h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara

asing yang diakui oleh ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan

pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun dan/atau belum

kawin

i. Anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status

kewarganegaraan ayah dan ibunya

j. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara RI selama ayah dan

ibunya tidak diketahui

k. Anak yang lahir di wilayah negara RI apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai

kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya

l. Anak yang lahir di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu Warga

Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut

dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan

m. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan

kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum

mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia

n. Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum

berusia 18 tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang

berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia, dan

o. Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah

sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap

diakui sebagai Warga Negara Indonesia

2. Tentang Pewarganegaraan

Pewarganegaraaan secara luas dapat diartikan sebagai cara atau upaya orang

dalam memperoleh status sebagai warga negara dari suatu negara. Menurut undang-

undang, yang dimaksud pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk

memperoleh kewarganegaraan RI melalui permohonan.

Page 19: Pendidikan Kewarganegaraan

Tentang tata cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia, menurut UU No.

12 Tahun 2006 antara lain :

a. Melalui permohonan; yaitu tata cara bagi orang asing untuk memperoleh

kewarganegaraan RI. Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh

pemohon jika memenuhi syarat sebagai berikut :

- Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin

- Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah

negara RI paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun

tidak berturut-turut

- Sehat jasmani dan rohani

- Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

- Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang

diancam dengan pidana penjara 1 atau lebih tahun

- Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI tidak memperoleh

kewarganegaraan ganda

- Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan lengkap

- Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara

b. Melalui pernyataan; yaitu warga negara asing yang kawin secara sah dengan

Warga Negara Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan RI dengan

meyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat

berwenang. Pernyataan sebagaimana dimaksud dilakukan apabila yang

bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara RI paling singkat 5

tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut, kecuali

dengan perolehan kewarganegaraan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan

ganda

c. Melalui pemberian kewarganegaraan; orang asing yang telah berjasa kepada

negara RI atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi

kewarganegaraan RI oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan DPR RI,

kecuali dengan pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang

bersangkutan berkewarganegaraan ganda

Page 20: Pendidikan Kewarganegaraan

d. Melalui penyataan untuk memilih kewarganegaraan; ketentuan ini berlaku

bagi anak yang sudah berusia 18 tahun atau telah kawin atau anak yang

memenuhi kriteria di bawah ini :

- Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah,

belum berusia 18 tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya

yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga Negara

Indonesia

- Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 tahun diangkat secara

sah sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan

pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia. Anak tersebut

memiliki kewargaranegaraan ganda. Akan tetapi setelah berumur 18 tahun

atau kawin, ia harus memilih kewarganegaraan. Apakah ia memilih

berkewaarganegaraan asing atau kah berkewarganegaraan Indonesia

3. Tentang Kehilangan Kewarganegaraan

Dinyatakan bahwa kewarganegaraan RI hilang karena :

a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri

b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang

yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu

c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya

sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun, bertempat tinggal di luar

negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak menjadi

tanpa kewarganegaraan

d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin teerlebih dahulu dari Presiden

e. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing yang jabatan dalam dinas

semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia

f. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada

negara asing atau bagian negara asing tersebut

g. Tidak diwajibkan, tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat

ketatanegaraan untuk suatu negara asing

h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat

yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari

negara lain atas namanya

Page 21: Pendidikan Kewarganegaraan

i. Bertempat tinggal di luar wilayah negara RI selama 5 tahun terus-menerus

dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak

menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia

sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5 tahun berikutnya yang

bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara

Indonesia kepada Perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat

tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan RI tersebut telah

memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang

bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan

j. Perempuan Warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki warga

negara asing kehilangan kewarganegaraan RI jika menurut hukum negara asal

suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai

akibat perkawinan tersebut

k. Laki-laki Warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan warga

negara asing kehilangan kewarganegaraan RI jika menurut hukum negara asal

istrinya, kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai

akibat perkawinan tersebut. Atau jika ingin tetap menjadi Warga Negara

Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai keinginannya kepada

pejabat atau perwakilan RI yang wilayahnya meliputi tempat tinggal

perempuan atau laki-laki tersebut, kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan

kewarganegaraan ganda. Surat pernyataan dapat diajukan oleh perempuan

setelah 3 tahun sejak tanggal perkawinannya berlangsung

l. Setiap orang yang memperoleh kewarganegaraan RI berdasarkan keterangan

yang kemudian di hari dinyatakan palsu atau dipalsukan, tidak benar, atau

terjadi kekeliruan mengenai orangnya oleh instansi yang berwenang

dinyatakan batal kewarganegaraannya. Menteri mengumumkan nama orang

yang kehilangan Kewarganegaraan RI dalam Berita Negara RI

Sementara itu, asas-asas yang dipakai dalam UU No. 12 Tahun 2006 meliputi :

a. Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang

berdasarkan keturunan bukan negara tempat kelahiran

b. Asas ius soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan

berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diperuntukkan terbatas bagi anak-

anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini

Page 22: Pendidikan Kewarganegaraan

c. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu

kewarganegaraan bagi setiap orang, dan

d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan

kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur

dalam undang-undang ini

D. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara

Wujud hubungan antara warga negara dengan negara pada umumnya berupa

peran (role), hak, dan kewajiban. Peran pada dasarnya adalah tugas apa yang

dilakukan sesuai dengan status yang dimiliki, dalam hal ini sebagai warga negara.

Menurut Cholisin (2000), peran warga negara meliputi peran pasif, aktif, negatif,

dan positif.

Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku atau kebijakan politik yang ada. Peran aktif merupakan

aktivitas warga negara untuk terlibat (berpartisipasi) serta ambil bagian dalam

kehidupan bernegara, terutama dalam memengaruhi keputusan publik. Peran positif

merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Peran negatif merupakan aktivitas warga negara untuk

menolak campur tangan negara dalam persoalan pribadi warga.

2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam pasal 27 sampai pasal 34

UUD 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain :

a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak tercantum dalam Pasal

27 Ayat (2) UUD 1945

b. Hak membela negara tercantum dalam Pasal 30 Ayat (1) UUD 1945

c. Hak berpendapat tercantum dalam Pasal 28 UUD 1945

d. Hak kemerdekaan memeluk agama tercantum dalam Pasal 29 Ayat (1)

dan (2) UUD 1945

e. Hak ikut serta dalam pertahanan negara tercantum dalam Pasal 30 Ayat

(1) UUD 1945

f. Hak untuk mendapatkan pendidikan tercantum dalam Pasal 31 Ayat (1)

dan (2) UUD 1945

Page 23: Pendidikan Kewarganegaraan

g. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional

Indonesia tercantum dalam Pasal 32 UUD 1945

h. Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial tercantum

dalam Pasal 33 Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) UUD 1945

i. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial tercantum Pasal 34 UUD 1945

Kewajiban warga negara terhadap negara Indonesia antara lain :

a. Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan tercantum dalam Pasal 27

Ayat (1) UUD 1945

b. Kewajiban membela negara tercantum dalam Pasa 27 Ayat (3) UUD

1945

c. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara tercantum dalam Pasal 30

Ayat (1) UUD 1945

Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan

hak dan kewajiban warga negara terhadap negara, yaitu :

a. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan

b. Hak negara untuk dibela

c. Hak negara untuk mengausai bumi air dan kekayaan untuk kepentingan

rakyat

d. Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil

e. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara

f. Kewajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional

untuk rakyat

g. Kewajiban negara memberi jaminan sosial

h. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah

Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang tertuang dalam

UUD 1945 mencakup berbagai bidang. Bedang-bidang ini antara lain bidang politik

dan pemerintahan, bidang sosial, bidang keagamaan, bidang pendidikan, bidang

ekonomi, dan bidang pertahanan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai berbagai hak dan kewajiban warga negara

dalam hubungannya dengan negara tertuang dalam berbagai peraturan perundang-

undangan sebagai penjabaran atas UUD 1945, diantarannya :

Page 24: Pendidikan Kewarganegaraan

a. Hak dan kewajiban warga negara di bidang pendidikan terdapat dalam

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dan UU No. 14 Tahun

2005 tentangg Guru dan Dosen

b. Hak dan kewajiban warga negara di bidang pertahanan keamanan

terdapat dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, UU No.

2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI, dan UU No. 34 Tahun 2004

tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI)

c. Hak dan kewajiban warga negara di bidang politik terdapat dalam UU

No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di

Muka Umum, UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, UU No. 31 Tahun

2002 tentang Partai Politik, UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan

Anggota DPR, DPD, dan DPRD, UU No. 23 Tahun 2003 tentang

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, dll.

Secara umum, pemuatan hak dan kewajiban warga negara lebih banyak

dibandingkan pengaturan tentang partisipasi warga negara. Hal demikian

dikarenakan pemahaman tentang kewarganegaraan lebih banyak menekankan pada

kewarganegaraan sebagai status legal formal di mana hak yang utama dan

kewajiban menjadi elemen utama.

Page 25: Pendidikan Kewarganegaraan

TUGAS PENDIDIKAN DANKEWARGANEGARAAN

Afifah Nurlaila (M0513004) Aprilla Paskarika Kuswara (M0513009) Azaria Nur Fadhilah (M0513010) Dessy Wahyuningsih (M0513015) Ersi Indah Asmari (M0513018) Shofwah Dinillah (M0513043)

BAB 3NEGARA DAN KONSTITUSI

JURUSAN INFORMATIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET2014

Page 26: Pendidikan Kewarganegaraan

A. KONSTITUSIONALISME

Negara adalah organisasi kekuasaan yang terdiri dari unsur-unsur,yang meliputi : penduduk, wilayah, dan pemerintah. Pemerintah adalah satu unsur negara. Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang menjaminsepenuhnya kepentingan rakyat dan hak-hak dasar rakyat. Konstitusi dibuat untuk melindungi kesewenangan kekuasaanpemerintah.

Page 27: Pendidikan Kewarganegaraan

Dua hal pokok dalam konstitusi negara :

1. Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa agar

tidak sewenang-wenang terhadap warganya

2. Konstitusi menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga negara

Walaupun negara memiliki konstitusi sebagai hukum dasar, tapi tidak

setiap negara memiliki undang-undang dasar.

Negara konstitusional adalah negara yang menganut gagasan

konstitusionalisme. Maksudnya, konstitusi tidak hanya dokumen

pembagian tugas dan kekuasaaan, melainkan juga menentukan dan

membatasi kekuasaaan agar tidak disalahgunakan.

Page 28: Pendidikan Kewarganegaraan

Konstitusi constituerPeraturan dasar (awal) mengenai pembentukannegaraHukum dasar Memiliki arti secara luas dan sempitKedudukan Konstitusi :- Hukum dasar- Hukum tertinggi

Page 29: Pendidikan Kewarganegaraan

ISI KONSTITUSI RI DAPAT DIKETAHUI DENGAN MEMBACA PASAL

DEMI PASAL DALAM UUD ‘45Beberapa hal yang diatur di dalamnya yaitu :- Hal-hal yang sifatnya umum- Hal-hal yang menyangkut lembaga negara, hubungan antar lembaga negara,fungsi, tugas, hak, dan kewenangannya- Hal yang menyangkut hubungan antara negara dengan warga negara- Konsepsi atau cita negara dalam berbagai bidang- Hal mengenai peruubahan UUD, dll3 tujuan dasar konstitusi :- Memberi pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik- Melepas kontorl kekuasaan dari penguasa itu sendiri- Memberi batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankankekuasaannya

Page 30: Pendidikan Kewarganegaraan

Fungsi-fungsi konstitusi (Jimly Asshiddiqie) :- Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan negara- Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara- Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara denganwarga negara- Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaannegara- Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumberkekuasaan yang asli- Fungsi simbolik- Fungsi sebagai sarana pengendali masyarakat- Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat

Page 31: Pendidikan Kewarganegaraan

C. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara IndonesiaLima naskah resmi UUD 1945, yakni : Naskah UUD 1945 yang ditetapkan pada 18 Agustus 1945 oleh PPKI. Naskah Perubahan Pertama UUD 1945 hasil Sidang Tahunan MPRTahun 1999. Naskah Perubahan Kedua UUD 1945 hasil Sidang Tahunan MPR Tahun2000. Naskah Perubahan Ketiga UUD 1945 hasil Sidang Tahunan MPR Tahun2001. Naskah Perubahan Keempat UUD 1945 hasil Sidang Tahunan MPRTahun 2002.

Page 32: Pendidikan Kewarganegaraan

1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di IndonesiaUndang-undang dasar yang pernah berlaku di Indonesia yaitu :a. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 menggunakanUUD 1945.b. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 menggunakanUUD RIS.c. Periode 17 Agustus 1950 – 15 Juli 1959 menggunakan UUDS1950.d. Periode 15 Juli – sekarang kembali menggunakan UUD 1945.

Page 33: Pendidikan Kewarganegaraan

2. Proses Amandemen

• Istilah amandemen sebenarnya merupakan hak, yaitu hakparlemen untuk mengubah atau mengusulkan perubahanrancangan undang-undang.• Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukanmerupakan sisipan dari konstitusi yang asli.• Dalam hal pembaruan konstitusi, perubahan yang dilakukanadalah baru secara keseluruhan.

Page 34: Pendidikan Kewarganegaraan

Amandemen UUDAmandemen UUD 1945 telah dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu :1. Amandemen pertama -> Sidang umum MPR 1999. Disahkan : 19Oktober 19992. Amandemen kedua -> Sidang tahunan MPR. Disahkan : 18Agustus 20003. Amandemen ketiga -> Sidang tahunan MPR. Disahkan : 10November 20014. Amandemen keempat ->Sidang tahunan MPR. Disahkan 10Agustus 2002

Page 35: Pendidikan Kewarganegaraan

ISI UUD 1945

UUD 1945 terdiri dari :1. PembukaanBagian pembukaan berisi pernyataan luhur dan cita-cita BangsaIndonesia.2. Pasal-PasalBagian pasal berisi mengenai pengaturan konstitusipemerintahan yang ada di dalamnya

Page 36: Pendidikan Kewarganegaraan

Negara Kesatuan merupakan Negara yang tidak terdapat Negarabagian di dalamnya. Di dalam Negara Kesatuan terdapat seorang KepalaNegara, satu Undang-Undang Dasar yang berlaku untuk seluruh warganegara, satu Kepala Pemerintahan, dan satu Parlemen. Sehinggapemerintah memiliki kekuasaan untuk mengatur seluruh urusanpemerintahan yang ada dalam negara. Berdasarkan praktiknya terdapatdua cara untuk menjalankan pemerintahan yaitu sebagai berikut : Sentralisasi (berasal dari kata centrum yang artinya memusat). Berartiseluruh kekuasaan pemerintahan dipusatkan pada pemerintah pusat.

SISTEM KETATANEGARAANA. Bentuk Negara Kesatuan

Page 37: Pendidikan Kewarganegaraan

Desentralisasi (berasal dari kata de dan centrum yang menjadidecentrum yang berarti melepas atau menjauh dari pusat). Berartiterdapat kekuasaan yang melepas yaitu kekuasaan yang terdapatdi daerah, dimana nantinya daerah tersebut akan disebut sebagaidaerah otonom.

Lanjutan

Page 38: Pendidikan Kewarganegaraan

Indonesia menetapkan bentuk pemerintahannya adalah Republikbukan monarki atau kerajaan. Dasar penetapan : Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945yang menyatakan “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yangberbentuk Republik.” Secara teoritis (menurut ajaran Nicollo Machiavelli),klasifikasi bentuk pemerintahan secara modern ada dua, yaitu republikdan monarki (kerajaan). Penjelasan untuk masing-masing bentukpemerintahan adalah sebagai berikut : Bentuk pemerintahan republik cara pengangkatan kepala negara melaluipemilihan. Bentuk pemerintahan monarki (kerajaan) cara pengangkatan kepalanegara melalui pewarisan secra turun-temurun.

B. Bentuk Pemerintahan Republik

Page 39: Pendidikan Kewarganegaraan

Bentuk Pemerintahan Indonesia pernah mengalami perubahanpada Desember 1949 – Agustus 1950, yaitu berubah menjadi serikat.Sedangkan untuk bentuk pemerintahannya belum pernahmengalami perubahan menjadi kerajaan.Berdasarkan Pasal 37 ayat 5 UUD 1945 yang menyatakan“Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesiatidak dapat dilakukan perubahan.” Sehingga bentuk kesatuan danbentuk pemerintahan Indonesia tidak dapat diubah.

Lanjutan

Page 40: Pendidikan Kewarganegaraan

C. Sistem Pemerintahan PresidensialBerdasarkan ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945, Indonesia

menganut sistem pemerintahan presidensial.Sistem pemerintahan disebut sistem pemerintahan presidensialapabila badan eksekutif berada di luar pengawasan langsung bdanglegislatif.Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial antara lain, yaitu :penyelenggaraan negara berada di tangan presiden, kabinet dibentuk oleh presiden, presiden tidak bertanggung jawab kepadaparlemen, presiden tidak dapat membubarkan parlemen, parlemenmemiliki kekuatan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan, danpresiden tidak berada di bawah pengawasan langsung parlemen.

Page 41: Pendidikan Kewarganegaraan

D. Sistem Politik DemokrasiSistem politik yang di anut Indonesia adalah sistem politik

demokrasi. Hal ini di nyatakan dalam Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945,bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan di laksanakanmenurut Undang-Undang Dasar”.Tabel Perbedaan Sistem Politik Demokrasi dan Sistem Politik OtoriterFaktor Pembeda Sistem Politik Demokrasi Sistem Politik OtoriterKewenanganpemerintah terhadapaspek-aspek kehidupanwarganya

Amat terbatas, pemerintahtidak turut campur atassemua aspek kehidupanwarganya.Amat luas, mencakup hampirseluruh aspek kehidupanwarganya dan mengendalikansegenap kehidupan berbangsadan bernegara.Tanggung jawabpemerintah terhadapwarganya Pertanggung jawabanpemerintah kepada rakyatnyaatas apa yang di jalankan Tidak terdapatnya pertanggungjawaban pemerintah kepadarakyatnya atas segala hal yangtelah di jalankan.

Page 42: Pendidikan Kewarganegaraan

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB 5 NEGARA HUKUM DAN HAM

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4

ANGGOTA KELOMPOK:

1. FEMBI REKRISNA GRANDEA PUTRA (M0513019)2. MUTIARA AULIYA KHADIJA (M0512034)3. NURMA AYU WIGATI (M0512035)4. RAMADHAN FEBRI UTAMA (M0513037)5. RIDHO WIJAYA (M0513038)6. WHENY RUSDIANA (M0513046)

JURUSAN INFORMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

MEI 2014

Page 43: Pendidikan Kewarganegaraan

A. Konsep dan Ciri Negara Hukum1. Pengertian Negara Hukum

Negara hukum Rechstaat/Rule of law (sebagai bentuk perumusan yuridisdari gagasan konstitusionalisme).

Secara sederhana, negara hukum adalah negara yang penyelenggaraankekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Negara berdasar atas hukumsebagai hal yang tertinggi (supreme) sehingga ada istilah supremasi hukum.Apabila negara berdasar atas hukum, pemerintahan negara itu juga harus berdasaratas suatu konstitusi atau undang-undang dasar sebagai landasan penyelenggaraanpemerintahan. Konstitusi dalam negara hukum adalah konstitusi yang bercirikangagasan konstitusionalisme, yaitu adanya pembatasan atas kekuasaan dan jaminanhak dasar warga negara.

2. Negara Hukum Formil dan Negara Hukum Materiil Negara hukum formil adalah negara hukum dalam arti sempit, yaitu negara

yang membatasi ruang geraknya dan bersifat pasif terhadap kepentinganwarga negara.o Urusan ekonomi diserahkan pada warga dengan dalil “Laissez faire,

laissez aller” Negara hukum materiil (negara hukum modern) adalah negara yang mana

pemerintah negara memiliki keleluasaan untuk turut campur tangan dalamurusan warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawabterhadap kesejahteraan rakyat.

Pemerintah dalam hukum materiil dapat bertindak lebih luas dalam urusandan kepentingan publik jauh melebihi batas-batas yang pernah diatur dalamkonsep negara hukum formil.

3. Ciri Negara HukumMenurut A. V. Dicey, ciri-ciri negara hukum yaitu:

Supremasi hukum tidak boleh ada kesewenang-wenangan dalam hukum. Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun bagi

pejabat. Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan

pengadilan.B. Negara Hukum Indonesia

1. Landasan Yuridis Negara Hukum IndonesiaDasar negara Indonesia adalah negara hukum ada pada Pasal 1 ayat 3 UUD

1945, berbunyi “Negara adalah hukum”. Dengan dimasukkannya landasan ini kedalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum sertamenjadi amanat negara bahwa negara Indonesia adalah dan harus merupakannegara hukum.

2. Perwujudan Negara Hukum di IndonesiaHukum di Indonesia membentuk sistem hukum, jenis, dan hierarki peraturan

perundangan, yaitu:a. UUD 1945

Page 44: Pendidikan Kewarganegaraan

b. Ketetapan MPRc. UU/Perpud. Peraturan Pemerintahe. Peraturan Presidenf. Peraturan daerah propinsig. Peraturan daerah kabupaten/kota

3. Hubungan Negara Hukum dengan Demokrasi Dapat dinyatakan bahwa negara demokrasi pada dasarnya adalah negara

hukum. Akan tetapi, negara hukum belum tentu negara demokrasi. Demokrasi melatarbelakangi munculnya negara hukum.

C. Hakikat Hak Asasi Manusia1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia sejak lahir sebagaianugerah Tuhan Yang Maha Esa.Pengakuan terhadap HAM memiliki 2 landasan, yaitu:

Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam, yakni Tuhan menciptakan

manusia.2. Macam Hak Asasi Manusia

HAM meliputi berbagai bidang, yaitu: Hak asasi pribadi Hak asasi politik Hak asasi ekonomi Hak asasi sosial dan kebudayaan Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tata cara peradilan dan

perlindunganD. Sejarah Perkembangan HAM

1. Sejarah Pengakuan Hak Asasi ManusiaBerikut ini perkembangan HAM terjadi pada:

a. Perkembangan HAM pada masa sejarahb. Perkembangan HAM di Inggrisc. Perkembangan HAM di Amerika Serikatd. Perkembangan HAM di Perancise. Atlantic Charter tahun 1941f. Pengakuan HAM oleh PBBg. Hasil Sidan Majelis Umum 1966

E. Hak Asasi Manusia di Indonesia1. Pengakuan Bangsa Indonesia Akan HAM

Berikut ini pengakuan akan HAM dalam UUD 1945 dan peraturanperundang-undangan lainnya:a. Pembukaan UUD 1945 Alenia Pertamab. Pembukaan UUD 1945 Alenia Keempat

Page 45: Pendidikan Kewarganegaraan

c. Batang Tubuh UUD 1945d. Peraturan Perundang-Undangan

UU no. 39 tahun 19992. Penegakan Hak Asasi Manusia

Kelembagaan yang menangani masalah yang berkaitan dengan penegakanHAM, antara lain:a. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)b. Pengadilan HAMc. Pengadilan HAM Ad-Hocd. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Masyarakat dapat berpartisipasi dalam rangka penegakan dan perlindungan

HAM, yang diatur dalam Bab VIII UU no. 39 tahun 1999 tentang HAM. Dalam praktiknya, masyarakat dapat membentuk lembaga swadaya

masyarakat (LSM). Beberapa contoh LSM, yaitu:

a. Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras)b. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)c. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)d. Human Right Watch (HRW)

3. Hubungan HAM dengan DemokrasiAda keterkaitan erat antara demokrasi dengan hak asasi manusia.

Pada dasarnya sejarah perjuangan mewujudkan demokrasi juga perjuanganmenegakkan hak asasi manusia di dunia.

Unsur pokok dari demokrasi tiada lain adalah perwujudan dari pengakuanakan hak asasi manusia.

Unsur pokok dalam pemerintahan demokrasi ada dua, yaitu:a. Pengakuan atas hak asasi manusiab. Partisipasi rakyat dalam pemerintahan

Adanya isu dan gerakan global demokrasi, serta HAM pada negara-negara didunia berimplikasi sebagai berikut:a. Keinginan dari masing-masing negara untuk dikatakan sebagai negara

demokrasi dengan cara menyusun pemerintahan dan meratifikasiberbagai konvensi internasional tentang HAM.

b. HAM dan demokrasi menjadi semacam persyaratan bagi negara-negaradalam menjalin internasional maupun dalam hal bantuan internasional.

c. Pelanggaran atas demokrasi dan HAM di suatu wilayah sudah bukanlagi merupakan urusan intern negara bersangkutan.

Page 46: Pendidikan Kewarganegaraan

BAB 6Wawasan Nusantara Sebagai

Geopolitik Indonesia

Kelompok 2 :Alfath Prabanuadhi M0513006Della Fitrayani B. M0513014Desti Yulianingtyas M0513016Ig. Donny Fernando M0513022Irsyad Fakhrur Roji M0513024Maulana Azis AAL M0513029

Page 47: Pendidikan Kewarganegaraan

A.PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN WAWASANNUSANTARA

• Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan danNusantara. Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berartipandangan, tinjauan, atau penglihatan indriawi.• Secara etimologi, kata “nusantara” tersusun dari dua kata, “nusa” dan

“antara”. Kata “nusa” dalam bahasa Sansekerta berarti pulau ataukepulauan. Sedangkan dalam bahasa Latin, kata “nusa” berasal dari kataneos yang dapat berarti semenanjuk, bahkan suatu bangsa.• Secara terminologi, berikut ini Wawasan Nusantara menurut beberapa

pendapatMenurut Prof. Dr. Wan Usman:“Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diridan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupanyang beragam.”

1. Pengertian Wawasan Nusantara

Page 48: Pendidikan Kewarganegaraan

2. Hakikat Wawasan Nusantara

• Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan bangsa dan kesatuanwilayah nasional.

Menurut Hasnan Habib (1970), inti dari pokok Wawasan Nusantaraadalah:• Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan bangsa, satu

tujuan dan tekad perjuangan dan satu kesatuan hukum,• Satu kesatuan sosial budaya,• Satu kesatuan ekonomi, dan• Satu kesatuan hankam.

Page 49: Pendidikan Kewarganegaraan

3. Kedudukan Wawasan Nusantara

Page 50: Pendidikan Kewarganegaraan

LATAR BELAKANG KONSEPSI WAWASANNUSANTARA

Dari segi sejarah, bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yangbersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal, yaitu:• Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan

terpecah, dan• Kita pernah mengalami memiliki wilayah yang terpisah.

1. Segi Historis atau Sejarah

Page 51: Pendidikan Kewarganegaraan

2. Segi Grografis dan Sosial BudayaKeunikan wilayah dan heterogenitas bangsa tersebut antara lain:• Indonesia bercirikan negara kepulauan/maritim (Archipelago State) dengan

jumlah sekitar 17.504 pulau.• Luas wilayah 5.180.053 km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan atau perairan.• Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.1110 km.• Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang).• Indonesia terletak pada garis katulistiwa.• Indonesia berada pada iklim tropis dengan 2 musim.• Indonesia menjadi pertemuan 2 jalur pegunungan, yaitu Sirkum Mediterania

dan Sirkum Pasifik.• Berada pada 60 LU-110 LS dan 950 BT-1410 BT.• Wilayah yang subur dan habitable (dapat dihuni)• Kaya akan flora, fauna, dan sumber daya alam.• Memiliki banyak etnik (heterogenitas suku bangsa) sehingga memiliki

kebudayaan yang beragam.• Memiliki jumlah penduduk yang besar sekitar 241 juta (2012).

Page 52: Pendidikan Kewarganegaraan

3. Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional

• Prinsip geopolitik Indonesia yaitu, bangsa Indonesia tidak adasemangat untuk memperluas wilayah sebagai ruang hidup(ekspansionis).• Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana menjadi

bangsa dan wilayah ini senantiasa satu dan utuh. Kepentingannasional itu merupakan turunan dari cita-cita nasional, tujuannasional, maupun visi nasional.• Sejalan dengan hal tersebut maka bangsa Indonesia berkepentingan

untuk mewujudkan hal-hal di atas. Upaya untuk terus membinapersatuan dan kesatuan wilayah adalah sengan mengembangkanwawasan nasional bangsa.

Page 53: Pendidikan Kewarganegaraan

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIKINDONESIA

• Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani)yang berarti bumi dan tidak lepas dari pengaruh letak, serta kondisigeografis bumi yang menjadi wilayah hidup. Istilah geopolitik pertamakali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi politik (politicalgeography), yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen menjadigeographical politic, disingkat Goepolitik.

1. Geopolitik sebagai Ilmu Bumi Politik

Page 54: Pendidikan Kewarganegaraan

2. Teori-Teori Geopolitik• Teori Geopolitik Frederich RatzelFrederich Ratzel (1844-1904), negara itu seperti organisasi yang hidup.Negara itu identik dengan ruang yang di tempati oleh sekelompokmasyarakat (bangsa).• Teori Geopolitik Rudolf Kjellen.Rudolf Kjllen (1864-1922), melanjutka ajaran Ratzel tentang teoriorganisme. Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan negara sepertiorganisme maka ia menyatakan dengan tegas bahwa negara adalahsuatu organisme bukan hanya mirip.

Page 55: Pendidikan Kewarganegaraan

3. Paham Geopolitik Bangsa Indonesia• Secara geografis Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua

samudra (India dan Pasifik) dan dua benua (Asia dan Australia),dibawah orbit Geostationary Satellite Orbit (GSO).• Secara historis, wilayah Indonesia sebelumnya adalah bekas jajahan

Belanda yang dulunya disebut Hindia Belanda. Rakyat di wilayahHindia Belanda memiliki le desir d’etre ensemble serta character-gemeinschaft yang sama akibat penjajahan Belanda.

Page 56: Pendidikan Kewarganegaraan

D.PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA

• Hakikat dari Wawasan Nusantara adalah kesatuan bangsa dankeutuhan wilayah Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia tersebutmencakup:• Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik.• Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi.• Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial.• Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan

Keamanan.

1. Perumusan Wawasan Nusantara

Page 57: Pendidikan Kewarganegaraan

2. Konsep “Nusantara” dalam UUD 1945• Adanya wilayah merupakan salah satu syarat berdirinya negara.

Kondisi wilayah indonesia digambarkan sebagai wilayah yang berciriNusantara. Undang-undang yang mengatur lebih lanjut ketentuanPasal 25A UUD 1945 ini antara lain UU No.43 Tahun 2008 tentangwilayah Negara yang sebelumnya telah berlaku juga UU No. 6 tahun1996.

Page 58: Pendidikan Kewarganegaraan

3. Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia• Wilayah daratanWilayah daratan adalah daerah di permukaan bumi di batas-batas tertentudan didalam tanah permukaan bumi. Untuk menentukan batas wilayahdaratan biasanya dilakukan dengan negara yang berbatasan darat.• Wilayah perairanWilayah perairan Indonesia meliputi laut teritorial Indonesia, perairankepulauan, dan perairan pedalaman. Laut teritorial Indonesia adalah jalurlaut selebar 12 mil laut yang diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia.• Wilayah udara

• Teori udara bebas• Kebebasan ruang tanpa batas, ruang udara dapat digunakan oleh siapapun. Negara tidak berhak

dan berdaulat di ruang udara• Kebebasan ruang terbatas, terbagi dua:

• Negara kolong berhak mengambil tindakan tertentu untuk memelihara keamanan dankeselamatan, dan

• Negara kolong hanya berhak terhadap suatu wilayah tertentu.

Page 59: Pendidikan Kewarganegaraan

4. Tujuan dan Manfaat Wawasan NusantaraTujuan Wawasan NusantaraTujuan Wawasan nusantara terdiri atas dua, yaitu:• Tujuan ke dalam adalah menjamin perwujudan persatuan kesatuan

segenap aspek kehidupan nasional.• Tujuan ke luar adalah terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang

serba berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.Manfaat Wawasan Nusantara• Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional.• Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia.• Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup.• Penerapan Wawasan Nusatara menghasilkan cara pandang tentang

keutuhan wilayah nusantara.• Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana intergrasi nasional.

Page 60: Pendidikan Kewarganegaraan

OTONOMI DAERAH DI INDONESIA

• Wawasan Nusantara menghendaki adanya persatuan bangsa dankeutuhan wilayah nasional. Wawasan Nusantara juga megajarkanperlunya kesatuan sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial,sistem budaya, dan sistem pertahanan-keamanan dalam lingkupnasional Indonesia. Oleh karena itu, NKRI menyelenggarakanpemerintahannya menganut asas desentralisasi bukan sentralisasi.Desentralisasi inilah yang menghasilkan otonomi daerah di Indonesia.Negara kita melaksanakan otonomi daerah karena melaksanakanamanat UUD 1945 Pasal 18.

1. Kaitan Wawasan Nusantara dengan Otonomi Daerah

Page 61: Pendidikan Kewarganegaraan

2. Otonomi Daerah di IndonesiaMenurut UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, daerah yang bersifatotonom atau daerah otonom meliputi 3 daerah, yaitu:• Daerah propinsi,• Daerah kabupaten, dan• Daerah kota.

Pemerintahan daerah berwenang mengurus sendiri kepentingan masyarakat. Urusan itumeliputi berbagai bidang sebagai berikut:• Pendidikan,• Kesejahretaan,• Kesehatan,• Perumahan,• Pertanian, dan• Perdagangan, dan lain-lain.Sedangkan untuk pemerintah pusat hanya menangani 6 urusan saja, yaitu:• Politik luar negeri,

• Pertahanan,

• Keamanan,

• Yustisi,

• Moneter dan fiskal nasional, dan

• agama

Page 62: Pendidikan Kewarganegaraan

KELOMPOK 7

KETAHANANNASIONAL SEBAGAIGEOSTRATEGIINDONESIA

1. Aditya Luky Wibowo M05130022. Galih Suweno M05130203. Irene Patasik M05130234. Moechammad Alvan P U M05130325. Tiyas Sulistyoningrum M0513045

Page 63: Pendidikan Kewarganegaraan

A. PENGERTIAN KETAHANANNASIONAL

Ketahanan nasional adalah konsepsi politikkenegaraan Replubik Indonesia dan jugamerupakan landasan konsepsional bagipembangunan nasional di Indonesia

Page 64: Pendidikan Kewarganegaraan

Terdapat tiga perspektif atau sudut pandangterhadap kensepsi ketahanan nasional.1. Ketahanan nasional sebagai kondisi2. Ketahanan nasional sebagai sebuah

pendekatan, strategi, metode, atau cara dalammenjalankan suatu kegiatan

3. Ketahanan nasional sebagai doktrin ataukonsepsi

Page 65: Pendidikan Kewarganegaraan

B. PERKEMBANGAN KONSEP KETAHANANNASIONAL DI INDONESIA

Page 66: Pendidikan Kewarganegaraan

SEJARAH LAHIRNYA KETAHANANNASIONAL Ketahanan nasional memiliki latar belakang sejarah

kelahiran di Indonesia. Gagasan ketahanan Nasionalbermula pada tahun 60’an pada kalangan militer angkatandarat di SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD. Masaini saat meluasnya pengaruh komunisme yang berasal dariUni Soviet dan China.

Pada tahun ’65 di Indonesia terjadi pemberontakan diIndonesia. Namun dapat teratasi, hal ini menunjukkanbahwa perlu adanya kekuatan nasional yang antara lainberupa unsur kesatuan dan persatuan serta kekuatannasional.

Konsepsi ketahanan nasional tahun ’72 dirumuskansebagai kondisi dinamik satu bangsa yang berisi keuletandan ketangguhan berkemampuan mengembangkankekuatan nasional, dalam menghadapi ancaman baik daridalam maupun dari luar, baik secara langsung atau tidaklangsung yang membahayakan identitas dan integritasnasional.

Page 67: Pendidikan Kewarganegaraan

KETAHANAN NASIONAL DALAM HBHNKonsepsi ketahanan nasional pertama kali

dirumuskan dalam GBHN ’73 ( Tap.MPR NoIV/MPR/1973 )Rumusan Ketahanan Nasional dalam GBHN1998 adalah :1. Untuk tetap memungkinkan berjalannyapembangunan nasional yang selalu harusmenuju ke tujuan yang hendak dicapai.2. Ketahanan nasional merupakan kondisidinamis yang merupakan integritas dari kondisitiap aspek kehidupan bangsa dan Negara.

Page 68: Pendidikan Kewarganegaraan

3. Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideology, ketahananpolitik, ketahanan social budaya, dan ketahanan pertahanankeamanan.

- Ketahanan ideology kondisi mental bangsa Indonesia yangberlandaskan keyakinan akan kebenaran ideology Pancasila.- Ketahanan politik kondisi kehidupan politik bangsa yangberlandaskan demokrasi politik berdasarkan Pancasila danUUD’45.- Ketahanan ekonomi kondisi kehidupan perekonomian bangsayang berlandaskan pancasila untuk menjaga stabilitas ekonomiyang dinamis.- Ketahanan sosbud kondisi kehidupan social budaya bangsayang menjiwai kepribadian nasional berdasarkan pancasilasehingga dapat membentuk masyarakat yang berlandaskanpancasil dan dapat menangkal penetrasi budaya asing.- Ketahanan pertahanan keamanan kondisi daya tangkalbangsa yang dilandasi kesadaran bela Negara seluruh rakyatsehingga mempertahankan kedaulatan Negara dan menangkalsegala macam bentuk ancaman.

Page 69: Pendidikan Kewarganegaraan

TIGA WUJUD ATAU WAJAH KONSEP KETAHANANNASIONAL :

1. Ketahanan nasional sebagai metode pendekatansebagaimana tercermin dari rumusan pertama. Konsepsi ketahanan nasional sebagai cara dalammelaksanakan pembangunan.

2. Ketahanan nasional sebagai kondisi Merupakan kondisi dinamis yang merupakan integrasidari tiap aspek kehidupan bangsa dan Negara.Dicerminkan dalam unsure unsure Ketahanan NasionalIndonesia yang dikenal dengan istilah gatra ( Tri Gatra,Panca Gatra dan Asta Gatra ).

3. Ketahanan nasional sebagai doktrin Menggambarkan kondisi ideal dan bidang- bidangpembangunan. Kondisi ideal ini menjadi acuan apakahpembangunan dan penyelenggaraan bernegara Indonesiayang dijalankan ini mampu mencapai ideal.

Page 70: Pendidikan Kewarganegaraan

C. UNSUR – UNSURKETAHANAN NASIONAL

Page 71: Pendidikan Kewarganegaraan

GATRA DALAM KETAHANAN NASIONAL

Unsur, elemen, atau faktor yang memengaruhikekuatan/ketahanan nasional suatu negaraterdiri atas beberapa aspek.

Unsur – unsur kekuatan nasional di Indonesiadiistilah dengan gatra dalam KetahananNasional Indonesia dan dikembangkan olehLemhanas.

Unsur – unsur kekuatan nasional Indonesiadikenal dengan nama Asta Gatra yang terdiriatas Tri Gatra dan Panca Gatra.

Page 72: Pendidikan Kewarganegaraan

Ketahanan Nasional pada hakikatnya adalah kondisi yangdinamis dari integrasi tiap gatra yang ada.

Model Ketahanan Nasional dengan delapan gatra (Asta Gatra)ini secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut.K(t) = f (Tri Gatra, Panca Gatra) t ; atau

= f (G,D,A), (I,P,E,S,H)tKeterangan:K(t) = kondisi Ketahanan Nasional yang dinamis.G = kondisi geografi.D = kondisi demografi.A = kondisi kekayaan alam.I = kondisi sistem ideologi.P = kondisi sistem politik.E = kondisi sistem ekonomi.S = kondisi sistem sosbud.H = kondisi sistem hankam.f = fungsi, dalam pengertian matematis.t = dimensi waktu.

Page 73: Pendidikan Kewarganegaraan

PENJELASAN ATAS TIAP GATRA DALAMKETAHANAN NASIONAL

a. Unsur atau Gatra Penduduk1) Aspek kualitas, mencakup tingkat pendidikan,

keterampilan, etos kerja, dan kepribadian.2) Aspek kuantitas, mencakup jumlah penduduk,

pertumbuhan, persebaran, perataan danpertimbangan penduduk di tiap wilayah negara.

3) Faktor moral nasional dan karakter nasional.Moral nasional merujuk pada dukungan rakyatterhadap negaranya ketika menghadapi ancaman.Karakter nasional merujuk pada ciri – ciri khususyang dimiliki suatu bangsa.

Page 74: Pendidikan Kewarganegaraan

b. Unsur atau Gatra Wilayah1) Bentuk wilayah negara berupa negara pantai, negara

kepulauan, atau negara kontinental.2) Luas wilayah negara, ada negara dengan wilayah yang

luas dan negara dengan wilayah yang sempit.3) Posisi geografis, astronomis, dan geologis negara.4) Daya dukung wilayah negara, ada wilayah yanghabitable dan ada wilayah yang unhabitable.

c. Unsur atau Gatra Sumber Daya Alam1) Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan.2) Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam.3) Pemanfaatan sumber daya alam dengan

memperhitungkan masa depan dan lingkungan hidup.4) Kontrol atas sumber daya alam.

Page 75: Pendidikan Kewarganegaraan

d. Unsur atau Gatra di Bidang IdeologiIdeologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita darisebuah masyarakat tentang kebaikan bersama yangdirumuskan dalam bentuk tujuan yang harusdicapai dan cara – cara yang digunakan untukmencapai tujuan itu (Ramlan Surbakti, 1999).Ideologi itu berisikan serangkaian nilai (norma).Ideologi mendukung ketahanan suatu bangsa karenaideologi bagi suatu bangsa memiliki dua fungsipokok, yaitu :

1) Sebagai tujuan atau cita – cita dari kelompokmasyarakat yang bersangkutan.

2) Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yangbersangkutan.

Page 76: Pendidikan Kewarganegaraan

e. Unsur atau Gatra di Bidang PolitikPolitik penyelenggaraan bernegara dapat ditinjau daribeberapa aspek, seperti :

1) Sistem politik yang dipakai.2) Sistem pemerintahan yang dijalankan.3) Bentuk pemerintahan yang dipilih.4) Susunan negara yang dibentuk.

f. Unsur atau Gatra di Bidang EkonomiSetiap negara memiliki sistem ekonomi dalam rangkamendukung kekuatan ekonomi bangsanya. Sistemekonomi dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu sistemekonomi liberal dan sistem ekonomi sosialis. Suatunegara dapat pula mengembangkan sistem ekonomi yangdianggap sebagai cerminan dari nilai dan ideologi bangsayang bersangkutan. Contoh, bangsa Indonesiamenyatakan sistem ekonomi Pancasila yang bercorakkekeluargaan.

Page 77: Pendidikan Kewarganegaraan

g. Unsur atau Gatra di Bidang Sosial BudayaUnsur budaya di masyarakat juga menentukankekuatan nasional suatu negara. Hal – hal yangdialami sebuah bangsa yang homogen tentu sajaakan berbeda dengan yang dihadapi bangsa yangheterogen (plural) dari segi sosial budayamasyarakatnya. Contoh, bangsa Indonesia yangrelatif heterogen berbeda dengan bangsa Israel.Pengembangan integrasi nasional dapatmemperkuat ketahanan nasionalnya. Integrasibangsa dapat dilakukan dengan 2 strategi kebijakan,yaitu “policy asimilasionis” dan “policy bhinnekatunggal ika”.

Page 78: Pendidikan Kewarganegaraan

h. Unsur atau Gatra di Bidang Pertahanan KeamananPertahanan keamanan suatu negara merupakan unsurpokok terutama dalam menghadapi ancaman militernegara lain. Negara dapat melibatkan rakyatnya dalamupaya pertahanan negara sebagai bentuk dari hak dankewajiban warga negara dalam membela negara. BangsaIndonesia saat ini menetapkan politik pertahanan sesuaidengan UU No. 3 Tahun 2002 tentang PertahananNegara. Ketahanan Nasional Indonesia dikelolaberdasarkan unsur Asta Gatra yang meliputi unsur –unsur 1)geografi, 2)kekayaan alam, 3)kependudukan,4)ideologi, 5)politik, 6)ekonomi, 7)sosial budaya, dan8)pertahanan keamanan. Unsur 1, 2, dan 3 disebutTrigatra. Sedangkan unsur 4, 5, 6, 7, dan 8 disebutPancagatra. Ketahanan Nasional adalah suatupengertian holistik, dimana terdapat saling hubunganantar gatra dalam keseluruhan kehidupan nasional(Astagatra).

Page 79: Pendidikan Kewarganegaraan

D. PEMBELAAN NEGARA

Page 80: Pendidikan Kewarganegaraan

MAKNA BELA NEGARA

Kegiatan pembelaan negara pada dasarnyamerupakan usaha dari warga negara untukmewujudkan ketahanan nasional.

Pembelaan negara atau bela negara adalahtekad, sikap, dan tindakan warga negara yangteratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjutyang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dankesadaran hidup berbangsa dan bernegara.

Page 81: Pendidikan Kewarganegaraan

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANTENTANG BELA NEGARA

Ketentuan hukum mengenai bela negara secaratersurat terdapat dalam Pasal 27 Ayat 3 danPasal 30 UUD 1945.

Untuk mengenai peran warga negara dalam belanegara disebutkan dalam Pasal 9 UU No. 3Tahun 2002.

Sedangkan untuk mengenai keikutsertaan warganegara dalam upaya bela negara disebutkandalam Pasal 18 UU No. 20 Tahun 1982.

Page 82: Pendidikan Kewarganegaraan

KEIKUTSERTAAN WARGA NEGARA DALAMBELA NEGARA

Keikutsertaan Warga Negara dalam Bela Negaraitu terdiri dari bela negara secara fisik dan belanegara secara nonfisik.

Bela negara secara fisik dilakukan dengan cara“memanggul bedil” untuk menghadapi ancamandari luar.

Bela negara secara nonfisik dapat didefinisikansebagai segala upaya untuk mempertahankanNKRI dengan cara meningkatkan kesadaranberbangsa dan bernegara, menanamkankecintaan terhadap tanah air serta berperanaktif dalam memajukan bangsa dan negara.

Page 83: Pendidikan Kewarganegaraan

BELA NEGARA SECARA FISIK

Menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang PertahananNegara, keikutsertaan warga negara dalam belanegara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadianggota Tentara Nasional Indonesia dan PelatihanDasar Kemiliteran.

Sekarang ini pelatihan dasar kemiliterandiselenggarakan melalui program Rakyat Terlatih(Ratih).

Ratih terdiri beberapa unsur, seperti ResimenMahasiswa (Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra),Pertahanan Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, danOrganisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP).

Ratih mempunyai 4 fungsi, yaitu Ketertiban Umum,Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat, danPerlawanan Rakyat.

Page 84: Pendidikan Kewarganegaraan

BELA NEGARA SECARA NONFISIK

Menurut UU No. 3 Tahun 2002, keikutsertaan warganegara dalam bela negara secara nonfisik dapatdiselenggarakan melalui pendidikankewarganegaraan dan pengabdian sesuai denganprofesi.

Keterlibatan warga negara dalam bela negara secaranonfisik dapat dilakukan, misalnya dengan cara :

1) Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.2) Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara

dengan berkarya nyata (bukan retorika).3) Kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang –

undang dan menjunjung tinggi HAM.4) Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat.

Page 85: Pendidikan Kewarganegaraan

IDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAPBANGSA DAN NEGARA

Menurut UU No. 3 Tahun 2002, ancaman adalahsetiap usaha dan kegiatan baik dari dalammaupun luar negeri yang dinilai membahayakankedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,dan keselamatan segenap bangsa.

Page 86: Pendidikan Kewarganegaraan

BENTUK ANCAMAN

Menurut Buku Putih Pertahanan (2008), ancamandibedakan menjadi 2, yaitu ancaman militer danancaman non/nirmiliter.

Ancaman militer adalah ancaman yangmenggunakan kekuatan bersenjata yangterorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuanyang membahayakan kedaulatan negara, keutuhanwilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.

Ancaman nirmiliter adalah ancaman yangmenggunakan faktor – faktor nirmiliter, yang dinilaimempunyai kemampuan yang membahayakankedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dankeselamatan segenap bangsa.

Page 87: Pendidikan Kewarganegaraan

BENTUK ANCAMAN MILITER

1) Agresi berupa penggunaan kekuatanbersenjata oleh negara lain dalam bentuk dancara – cara antara lain : invasi, bombardemen,blokade, dll.

2) Pelanggaran wilayah.3) Spionase.4) Sabotase.5) Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh

jaringan terorisme internasional.6) Pemberontakan bersenjata.7) Perang saudara.

Page 88: Pendidikan Kewarganegaraan

BENTUK ANCAMAN NIRMILITER

1) Ancaman yang berdimensi ideologi contohnya gerakankelompok radikal sebagai salah satu ancaman nyata.

2) Ancaman berdimensi politik, bentuk ancamannya sepertiintimidasi, provokasi, atau blokade politik.

3) Ancaman berdimensi ekonomi, contoh internalnyaberupa inflasi dan pengangguran yang tinggi, sedangkancontoh eksternalnya berupa daya saing ekonomi yangrendah.

4) Ancaman berdimensi sosial budaya, yaitu berupa isu –isu kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan.

5) Ancaman berdimensi teknologi informasi, contohnyaberupa kejahatan cyber dan kejahatan perbankan.

6) Ancaman berdimensi keselamatan umum, contohnyaberupa gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, dll.

Page 89: Pendidikan Kewarganegaraan

E. INDONESIA DANPERDAMAIAN DUNIA

Page 90: Pendidikan Kewarganegaraan

Sebagai sebuah proses, globalisasi memilikikarakteristik :

a. Terkait erat dengan kemajuan teknologi, arus informasi,dan komunikasi yang lintas batas negara.

b. Tidak dapat dilepaskan dari adanya akumulasi kapital,tingginya arus investasi, keuangan, dan perdaganganglobal.

c. Berkaitan dengan semakin tingginya intensitasperpindahan manusia, barang, jasa, dan pertukaranbudaya lintas batas negara.

d. Ditandai dengan semakin meningkatnya tingkatketerkaitan dan ketergantungan tidak hanya antarbangsa / negara, tetapi juga antar masyarakat.

Page 91: Pendidikan Kewarganegaraan

Berikut ini skema kondisi negara – bangsa dalamdunia global dewasa ini.

NationState

Ekonomi Global

LembagaTransnasional

HukumInternasional

Blok kekuatan

Populasi, Migrasi

Nilai global

Lingkungan hidup

Identitas lokal,etno nasionalism

Page 92: Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam menghadapi globalisasi ini, bangsa – bangsa didunia memberi respons atau tanggapan sebagaiberikut.

a. Sebagian bangsa menyambut positif globalisasi.b. Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi.c. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai

sebuah keniscayaan, tetapi tetap kritis terhadap akibatnegatif globalisasi.

Dalam naskah Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional (RPJMN) 2004 – 2009 telahdimunculkan Program Pengembangan NilaiBudaya yang bertujuan untuk memperkuat jati diribangsa (identitas nasional) dan memantapkan budayanasional.

Page 93: Pendidikan Kewarganegaraan

Berikut ini beberapa contoh Partisipasi Indonesia BagiPerdamaian Dunia dalam pasukan perdamaian tersebut.

a. ICCS (International Commission of Control and Supervision)b. UNDOF (United Nations Disengagement Observer Force)c. UNEF (United Nations Emergency Force)d. UNFICYP (United Nations Peacekeeping Force in Cyprus)e. UNMOGIP (United Nations Military Observer Group in India

and Pakistan)f. UNOC (United Nations Operation in the Congo)g. UNTSO (United Nations Truce Supervision Organization in

Palestine)h. UNCRO (United Nation Confidence Restoration Operation)i. UNPROFOR (United Nation Protection Forces)j. UNPREDEF (United Preventive Deployment Force)k. UNMIL (United Nations Mission in Liberia)

Keikutsertaan Indonesia dalam upaya perdamaian duniaadalah dengan menjadi anggota pasukan perdamaian dansudah dimulai sejak tahun 1957 dikenal dengan namaKontingen Garuda atau Konga.

Page 94: Pendidikan Kewarganegaraan

Indonesia tercatat sebagai anggota tidak tetap DewanKeamanan PBB dan sampai saat ini Indonesia sudah3 kali menjadi anggota tidak tetap Dewan KeamananPBB, yaitu :

a. Keanggotaan pertama periode 1973 – 1974.b. Keanggotaan kedua periode 1995 – 1996.c. Keanggotaan ketiga periode 2007 – 2008.

Page 95: Pendidikan Kewarganegaraan
Page 96: Pendidikan Kewarganegaraan

PERTANYAAN 1. MAUL OM OM (KELOMPOK 2) – CONTOH

BELA NEGARA DALAM KEHIDUPANSEHARI-HARI .

Pos kampling, patuh undang-undang. 2. DESSY –CONTOH 2 STRATEGI KEBIJAKAN

POLICY ? dijelaskan oleh galihh 3. ERSI – CONTOH BELA NEGARA OLEH

MAHASISWA INFORMATIKA ? melalui berkarya, menciptakan sesuatu yang

wow, mencegah kejahatan cyber. 4. DELLA – NEGARA DI SERANG?

BAGAIMANA KEBIJAKAN KITA? PILIHDAMAI OPO TAWUR? :V

emohhhhhh

Page 97: Pendidikan Kewarganegaraan

PESAN DAN KESAN

Sebagai mahasiswa, kita dapat membela negaradengan ilmu yang kita pelajari untukmengharumkan nama bangsa.

Selain itu, kita dapat berperan aktif dalammemajukan bangsa dan negara dengan berkaryaatau menciptakan suatu karya ilmiah, mengikutisuatu lomba olimpiade internasional, dll.