Pendidikan Kewarganegaraan
-
Upload
fembi-rekrisna-grandea-putra -
Category
Education
-
view
680 -
download
1
Transcript of Pendidikan Kewarganegaraan
TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
IDENTITAS DAN INTEGRASI
DI SUSUN OLEH :
(Kelompok 3)
1. Afifah Nurlaila (M0513004)
2. Aprilla Paskarika Kuswara (M0513009)
3. Azaria Nur Fadhilah (M0513010)
4. Dessy Wahyuningsih (M0513015)
5. Ersi Indah Asmari (M0513018)
6. Shofwah Dinillah (M0513043)
JURUSAN INFORMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014
BAB 1
IDENTITAS DAN INTEGRASI
Menurut seorang filsuf Yunani, Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah zoon
politicon, yang artinya manusia adalah makhluk yang berkelompok. Kelompok persekutuan
hidup manusia dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Kemudian dilanjutkan
dengan suku, masyarakat, dan bangsa. Negara merupakan suatu organisasi yang dibentuk
oleh bangsa yang memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan mempunyai
pemerintahan yang sama.
Bangsa memiliki ciri khas sehingga bisa dibedakan dengan bangsa lain. Ciri khas
suatu bangsa merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan. Identitas-identitas yang di
sepakati dan di terima oleh bangsa menjadi identitas nasional. Identitas nasional dibutuhkan
sebagai pengikat sekaligus pembeda dengan bangsa lainnya. Selain identitas, sebuah bangsa
juga membutuhkan integrasi guna menjamin dan mempertahankan kesatuannya.
A. Bangsa dan Identitas
Identitas berasal dari bahasa Inggris, yaitu identity yang secara harafiah berarti jati
diri, ciri-ciri, atau tanda-tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga mampu
membedakannya dengan yang lain. Sehingga, identitas adalah sifat khas yang
menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri,
kelompok sendiri, atau komunitas sendiri.
1. Pengertian Bangsa
Istilah bangsa, nation (bahasa Inggris), natio (bahasa Latin), wangsa (bahasa
Sansekerta) memiliki arti yang sama, yaitu bangsa adalah persekutuan hidup dari
orang-orang atau kelompok manusia yang memiliki keinginan untuk hidup bersama.
Konsep bangsa mempunyai dua pengertian, yaitu bangsa dalam pengertian sosiologis
antropologis dan bangsa dalam pengertian politis.
a. Bangsa Menurut Arti Sosiologis Antropologis
Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah persekutuan
hidup masyarakat yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota persekutuan
hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat. Ikatan
yang demikian disebut dengan ikatan primodial. Contoh : Bangsa Indonesia
memiliki beragam suku, suku Jawa, suku Batak, suku Dayak, dan lain-lain yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke.
b. Bangsa Menurut Arti Politis
Bangsa dalam pengertian politis adalah suatu masyarakat dalam suatu
daerah yang sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu
kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Mereka diikat oleh suatu kekuasaan
politik yang disebut dengan negara. Dengan kata lain, dalam arti politis bangsa
adalah bangsa yang sudah bernegara. Contoh : kemunculan bangsa Indonesia
setelah terciptanya negara Indonesia.
2. Cultural Unity dan Political Unity
Menurut Jacobsen dan Lipman, bangsa memiliki dua arti, yaitu bangsa dalam
pengertian kebudayaan (Cultural Unity) dan bangsa dalam pengertian politik
kenegaraan (Political Unity).
Cultural Unity terjadi karena suatu masyarakat sebagai persekutuan hidup itu
merasa satu ras, bahasa, sejarah, religi, dan adat istiadat. Roeslan Abdulgani
menyebutnya sebagai cultural-natio-theory, bahwa suatu bangsa adalah sekelompok
manusia dengan persamaan kebudayaan. Cultural unity adalah bangsa dalam
pengertian sosiologis antropologis.
Masing-masing anggota warga negara dalam political unity mungkin berbeda
corak dan lapangan kehidupannya, adat istiadat dan kebudayaannya, tetapi mereka
menjadi satu bangsa, menurut pengertian politik menjadi penduduk (warga negara)
yang berdiam di suatu daerah yang sama, dengan pemerintahan yang sama, dan
tunduk pada kedaulatan negara sebagai kekuasaan tertinggi. Political unity adalah
bangsa dalam pengertian politik.
3. Proses Pembentukan Bangsa-Negara
Secara umum proses pembentukan bangsa-negara ada dua, yaitu model
ortodoks dan model mutakhir. Model Ortodoks bermula dari adanya suatu bangsa
terlebih dahulu terbentuk untuk kemudian bangsa itu membentuk satu negara
tersendiri. Contoh: bangsa Yahudi berupaya mendirikan negara Israel untu satu
bangsa Yahudi. Model Mutakhir yang berawal dari adanya negara terlebih dahulu
yang terbentuk melalui proses tersenidri, sedangkan penduduk negara merupakan
sekumpulan suku bangsa dan ras. Contoh: kemuncula negara Amerika Serikat pada
tahun 1776.
Perbedaan Model Ortodoks dan Model Mutakhir
Faktor Pembeda Model Ortodoks Model Mutakhir
Ada tidaknya perubahan
unsur dalam masyarakat
Tidak mengalami perubahan
unsur karena satu bangsa
membentuk satu negara.
Mengalami perubahan unsur
karena dari banyak kelompok
suku bangsa menjadi satu
bangsa.
Lamanya waktu yang
diperlukan dalam proses
pembentukan bangsa-negara
Membuthkan waktu yang
singkat, yaitu hanya
pembentukan identitas kultural
baru.
Memerlukan waktu yanng
lama karena harus mencapai
kesepakatan tentang identitas
kultural yang baru.
Kesadaran politik
masyarakat
Muncul setalah terbentuknya
bangsa-negara.
Muncul mendahului bahkan
menjadi kondisi awal
terbentuknya bangsa-negara.
Derajat partisipasi politik
dan rezim politik
Merupakan bagian terpisah
dari proses integrasi nasional.
Merupakan hal yang tak
terpisahkan dari proses
integrasi nasional.
4. Identitas Kultural dan Identitas Nasional
Ada dua macam identitas, yaitu Identitas Cultural Unity atau Identitas
Kusukubangsaan dan Identitas Political Unity atau Identitas Kebangsaan.
a. Identitas Cultural Unity atau Identitas Kusukubangsaan
Cultural Unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau
bangsa dalam arti sosiologis antropologis. Identitas yang dimiliki oleh sebuah
cultural unity kurang lebih bersifat askriptif (sudah ada sejak lahir), bersifat
alamiah, primer, dan etnik. Hal tersebut disebut dengan identitas primodial.
Loyalitas pada primodialnya pada umumnya kuat dan langgeng.
b. Identitas Political Unity atau Identitas Kebangsaan
Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu
bangsa-negara. Identitas-identitas kebangsaan, merupakan bentukan-bentukan
dan kesepakatan dari banyak bangsa di dalamnya. Identitas nasional dapat juga
berasal dari identitas sebuah bangsa di dalamnya yang selanjutnya disepakati dan
diangkat sebagai identitas nasionalnya. Identitas kebangsaan bersifat buatan,
sekunder, etis, dan nasional.
B. Identitas Nasional Indonesia
Kata nasional merujuk pada bangsa secara keseluruhan. Identitas Nasional lebih
merujuk pada identitas bangsa dalam pengertian politik (political unity).
1. Faktor Pembentukan Identitas Bersama
Proses pembentukan bangsa-negara membutuhkan identitas-identitas untuk
menyatukan masyarakat bangsa yang bersangkutan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi antara lain :
a. Primodial
Merupakan identitas yang menyatukan masyarakat sehingga mereka dapat
membentuk bangsa-negara.
b. Sakral
Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau
ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
c. Tokoh
Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh
masyarakat, menyatukan bangsa-negara, sebagai penyambung lidah rakyat,
pemersatu rakyat, dan simbol persatuan bangsa yang bersangkutan.
d. Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip bhinneka tunggal ika pada dasarnya adalah kesediaan warga
bangsa untuk bersatu dalam perbedaan.
e. Sejarah
Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah mereka
dapat menyatukan diri ke dalam satu bangsa.
f. Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan
profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat.
g. Kelembagaan
Lembaga-lembaga yang melayani dan mempertemukan warga tanpa
membeda-bedakan asal usul dan golongannya dalam masyarakat.
2. Identitas Nasional Indonesia
Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya
nasional. Bersifat buatan karena identitas naisonal itu dibuat, dibentuk, dan disepakati
oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder
karena lahirnya identitas nasional setelah identitas kesukubangsaan yang memang
telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif. Proses pembentukan identitas
nasional umumnya membutuhkan waktu dan perjuangan panjang di antara warga
bangsa-negara yang bersangkutan.
Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia
b. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih
c. Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya
d. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila
e. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika
f. Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila
g. Konstitusi (Hukum Dasar) negara, yaitu UUD 1945
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
i. Konsepsi Wawasan Nusantara
j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional
Tumbuh dan disepakatinya beberapa identitas nasional indonesia itu
sesungguhnya telah diawali dengan adanya kesadaran politik bangsa Indonesia.
Kesadaran politik adalah tumbuhnya semangat nasionalisme (semangat kebangsaan)
sebagai gerakan menentang penjajahan dan mewujudkan negara-bangsa Indonesia.
3. Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Pancasila bukan sekedar identitas dalam wujud lambang yang bersifat fisik,
tetapi ia lebih pada identitas bangsa dalam wujud psikis, yaitu mencerminkan watak
dan perilaku manusia Indonesia. Pancasila adalah sebagai nilai-nilai merupakan salah
satu unsur yang dapat dikonstruksikan dalam rangka mengembangkan identitas
nasional.
Para pendiri negara Indonesia membahasa tentang dasar negara yang akan
didirikan. Soekarno mengusulkan agar dasar negara yang didirikan adalah Pancasila,
yang merupakan prinsip dasar dan nilai dasar yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat Indonesia, yang mempribadi dalam masyarakat dan merupakan suatu
living reality. Sejalan dengan konsep identitas nasional sebagai manifestasi nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa.
Menurut Hardono Hadi (1994), Pancasila sebagai pernyataan jati diri bangsa
mencakup tiga aspek, yaitu Pancasila sebagai kepribadian bangsa (mencerminkan
kenyataan akan nilai-nilai yang telah ada sebagai hasil interaksi antar kebudayaan dan
masyarakat ideologi sebagai pembentuknya), identitas bangsa (unsur-unsur dasar
kebudayaan bangsa Indonesia menjadi ciri khas dari waktu ke waktu sepanjang hidup
berbangsa Indonesia), dan keunikan bangsa (ketika pendukung unsur kepribadian dan
identitas bergaul dengan masyarakat dunia atau bangsa-bangsa lain di dunia yang
terjadi bukan dalam keterpisahan, tetapi terjadi dalam pergaulan).
C. Negara Kebangsaan Indonesia
1. Hakikat Negara Kebangsaan Indonesia
Hakikat dari negara Indonesia adalah negara kebangsaan (nation-state).
Negara-bangsa dibangun, dilandasi, dan diikat oleh semangat kebangsaan atau disebut
nasionalisme. Nasionalisme menjadi ideologi bagi negara kebangsaan sekaligus
perekat anggota masyarakat dalam menciptakan loyalitas serta kesetiaan pada
identitas negara.
Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia adalah : adanya
persamaan nasib; adanya keinginan bersama untuk merdeka; adanya kesatuan tempat
tinggal; dan adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan
sebagai suatu bangsa.
Sehingga, hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara
kebangsaan modern (negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat
kebangsaan atau nasionalisme).
2. Proses Terbentuknya Negara Indoensia
Terbentuknya negara Indonesia merupakan proses atau rangkaian tahap-tahap
yang berkesinambungan, dimana tahap perkembangannya terdapat dalam keempat
alinea pembukaan UUD 1945. Secara teoritis, perkembangan terbentuknya negara
Indonesia sebagai berikut :
a. Terbentuknya negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya
pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa
Indonesia memiliki tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan
penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain (Alenia I Pembukaan UUD 1945)
b. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah yang kemudian
menghasilkan proklamasi yang mengantarkan ke pintu gerbang kemerdekaan.
Negara yang dicita-citakan adalah dalam keadaan adil, makmur, berdaulat,
bersatu, dan merdeka (Alinea II Pembukaan UUD 1945)
c. Terbentuknya negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa
Indonesia, sebagai suatu keinginan luhur bersama dan atas rahmat Allah Yang
Maha Kuasa (Alinea III Pembukaan UUD 1945)
d. Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi
tujuan, bentuk, sistem pemerintahan, UUD, dan dasar negara (Alinea IV
Pembukaan UUD 1945)
3. Cita-Cita, Tujuan, dan Visi Negara Indonesia
Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang adil dan makmur
sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Tujuan bangsa Indonesia yang terjabarkan
dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut :
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai,
sejahtera, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, dan maju dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat,
mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, kesadaran hukum dan
lingkungan, menguasai IPTEK, memiliki etos kerja tinggi, dan berdisiplin (Tap MPR
RI No. VII/ MPR/ 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan). Berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2010-2014 (Perpres No. 5
Tahun 2010) disebutkan bahwa visi Pembangunan Nasional Tahun 2010-2014 adalah
terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan.
D. Integrasi Nasional
1. Pengertian Integrasi
Integrasi memiliki dua macam pengertian, yaitu (a) pengendalian terhadap
konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu dan (b) membuat
suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu. Integrasi mempunyai dua
macam pengertian, yaitu :
a. Secara politik, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu
identitas.
b. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-
unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan bermasyarakat.
2. Jenis Integrasi
Myron Weiner membedakan lima tipe integrasi, yaitu :
a. Integrasi bangsa
Proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam satu
wilayah dan saat pembentukan identitas nasional.
b. Integrasi wilayah
Pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas wilayah-
wilayah yang lebih kecil yang mungkin beranggotakan suatu kelompok
budaya atau sosial tertentu.
c. Integrasi nilai
Adanya konsensus atau persetujuan terhadap nilai-nilai bersama yang
diperlukan untuk memelihara tertib sosial.
d. Integrasi elit-massa
Kemampuan menghubungkan antara yang memerintah dengan yang
diperintah elit atau massa.
e. Integrasi tingkah laku
Kemampuan berorganisasi, bekerja sama demi mencapai tujuan
bersama dan bermanfaat yang harus dimiliki oleh orang-orang.
E. Pengembangan Integrasidi Indonesia
1. Integrasi di Indonesia
William Liddle mengidentifikasikan dua macam penghalang integrasi yang di
hadapi oleh Indonesia, yaitu : (a) pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan
suku, ras, agama, dan geografi dan (b) pembelahan vertikal, yaitu celah perbedaan
antara elit dan massa.
2. Pengembangan Integrasi
Howard Wriggins menyebut ada lima pendekatan agar bangsa dapat
mengembangkan integrasinya, yaitu antara lain :
a. Adanya Ancaman dari Luar
Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi dalam masyarakat.
Contoh, ketika penjajah Belanda ingin kembali ke Indonesia, warga Indonesia
bersatu padu melawannya.
b. Gaya Politik Kepemimpinan
Gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan masyarakat bangsa
tersebut. Contoh, Nelson Mandela dari Afrika Selatan.
c. Kekuatan Lembaga-Lembaga Politik
Lembaga politik, misalnya birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan
sistem pelayanan yang sama, baik, dan diterima oleh masyarakat yang beragam.
d. Ideologi Nasional
Ideologi adalah seperangkat nilai-nilai yang diterima dan disepakati, yang
memberikan visi dan beberapa panduan cara untuk mencapai visi tersebut.
e. Kesempatan Pembangunan Ekonomi
Jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan maka
masyarakat bangsa tersebut dapat menerima sebagai satu kesatuan.
Suntoyo Usman menyebutkan bahwa suatu kelompok dikatakan terintegrasi
apabila memenuhi tiga hal, yaitu : (a) masyarakat dapat menemukan dan menyepakati
nilai-nilai fundamental yang dapat dijadikan rujukan bersama, (b) masyarakat
terhimpun dalam unit sosial sekaligus, mampu bersatu dan menciptakan loyalitas
bukan pada latar belakangnya, dan (c) Masyarakat berada di atas saling
ketergantungan di antara unit-unit sosial yang terhimpun di dalamnya dalam
pemenuhan kebutuhan ekonomi.
Selain itu, Nazarudin Zamsudin menyebutkan bahwa integrasi bangsa dapat
dilakukan dengan dua strategi kebijakan, yaitu : (a) Policy assimilasions, yang
dilakukan dengan cara penghapusan sifat-sifat kultural utama dari komunitas kecil
yang berbeda menjadi semacam kebudayaan nasional dan (b) Policy Bhennika
Tunggal Ika, yang dilakukan dengan cara penciptaan kesetiaan nasional tanpa
menghapuskan kebudayaan lokal.
TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANWARGA NEGARA & KEWARGANEGARAAN
DI SUSUN OLEH :
(Kelompok 3)
1. Afifah Nurlaila (M0513004)
2. Aprilla Paskarika Kuswara (M0513009)
3. Azaria Nur Fadhilah (M0513010)
4. Dessy Wahyuningsih (M0513015)
5. Ersi Indah Asmari (M0513018)
6. Shofwah Dinillah (M0513043)
JURUSAN INFORMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014
BAB 2
WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN
Pendahuluan
Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak. Salah satu unsur negara adalah rakyat.
Rakyat yang tinggal di wilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan.
Seseorang menjadi warga negara oleh karena ia menjadi anggota dari negara yang
bersangkutan. Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan hubungan berupa status
(identitas), partisipasi, hak, dan kewajiban yang bersifat timbal balik (resiprokalitas).
Hubungan yang baik antara warga negara dengan negara sangat penting untuk
mengembangkan hubungan yang harmonis, konstruktif, produktif, dan demokratis guna
mendukung kelangsungan hidup bernegara yang bersangkutan.
A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan
1. Warga Negara
Istilah warga negara merupakan terjemahan kata citizen (inggris). Kata citizen
secara etimologis berasal dari berasal dari bahasa Yunani, yaitu “civis” atau “civitas”
yang berarti anggota atau warga dari city-state. Dari bahasa Perancis
diistilahkan ”citoyen” yang bermakna warga dalam “cite” (kota) yan memiliki hak-
hak terbatas.
Dalam Merriam-Webster Online Dictionary, dinyatakan definisi citizen yaitu :
a. An inhabitant of a city or town, especially one entitled to the rights and
privileges of a freeman
b. A member of a state; A native or naturalized person who owes allegiance to
a goverment and is entitled to protection form it
c. A civilian as distinguished from a specialized servant of the state
Dengan begitu, dapat dikemukakan bahwa citizen adalah warga dari suatu
komunitas yang dilekati dengan sejumlah keistimewaan, memiliki kedudukan yang
sederajat, memiliki loyalitas, berpartisipasi, dan mendapat perlindungan dari
komunitasnya. Oleh karena itu, pada dasarnya istilah citizen lebih tepat sebagai warga,
tidak hanya sebagai warga negara, tetapi lebih luas pada komunitas lain di samping
negara.
Namun pada zaman sekarang, istilah warga negara (dalam bahasa Indonesia)
kiranya telah menjadi konsep yang lazim sebagai terjemahan dari kata citizen. Istilah
kawula negara lazim diganti warga negara untuk menunjukkan hubungan yang
sederajat antara warga dan negaranya.
Selain itu terdapat pula istilah rakyat dan penduduk. Rakyat lebih merupakan
konsep politis dan menunjuk pada orang-orang yang berada di bawah satu
pemerintahan dan tunduk pada pemerintah tersebut. Istilah rakyat biasanya
dilawankan dengan penguasa. Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal
di suatu wilayah negara dalam kurun waktu tertentu. Orang yang berada di suatu
wilayah negara dapat dibedakan menjadi penduduk dan non-penduduk. Sedangkan
penduduk negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan orang asing atau bukan
warga negara.
2. Kewarganegaraan
Cogan & Derricott (1998) mendefinisikan kewarganegaraan sebagai “a set of
characteristics of being a citizen”. Karakteristik atau atribut kewarganegaraan
(attribute of citizenship) itu meliputi (a) sense of identify (perasaan akan identitas), (b)
the enjoyment of certain right (pemilikan hak-hak tertentu), (c) the fulfilment of
corresponding obligations (pemenuhan kewajiban-kewajiban yang sesuai), (d) a
degre of interest and involvement in public affair (tingkat ketertarikan dan
keterlibatan dalam masalah publik), dan (e) an acceptance of basic social values
(penerimaan terhadap nilai-nilai sosial dasar).
Pendapat lain menyatakan kewarganegaraan adalah bentuk identitas yang
memungkinkan individu-individu merasakan makna kepemilikan, hak, dan kewajiban
sosial dalam komunitas politik (negara). Dalam kamus Maya Wikipedia dikatakan
kewarganegaraan merupakan keanggotaan dalam komunitas politik (yang dalam
sejarah perkembangannya diawali dengan negara kota, namun sekarang ini telah
berkembang pada keanggotaan suatu negara) yang membawa implikasi pada
kepemilikan hal untuk berpartisipasi dalam pollitik.
Menurut hukum Indonesia, yakni dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, arti kewarganegaraan adalah segala
hal ikhwal (hubungan timbal balik hingga menimbulkan adanya hak dan kewajiban)
yang berhubungan dengan warga negara.
Kewarganegaraan dapat dipahami dalam tiga status. Pertama, status legal, yakni
memiliki hak dan perlindungan dari negara. Kedua, status sebagai agen politikal yang
melahirkan aneka partisipasi dalam berbagai pranata politik. Ketiga, status
keanggotaan itu sendiri yang menghadirkan identitas (Kalidjernih, 2010). Pengertian
kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis
- Dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-
orang dengan negara atau kewarganegaraan sebagai status legal.
- Dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi ikatan
emosional (seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan
sejarah, dan ikatan tanah air).
b. Kewarganegaraan dalam arti formal dan material
- Dalam arti formal menunjuk pada tempat kewaranegaraan dalam
sistematika hukum.
- Dalam arti material menunjuk pada akibat dari status kewarganegaraan,
yaitu adanya hak dan kewajiban serta partisipasi warga negara.
B. Kedudukan Warga Negara dalam Negara
1. Penentuan Warga Negara
Setiap negara berdaulat berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi warga
negaranya. Negara tidak terikat oleh negara lain dalam menentukan kewarganegaraan.
Negara lain juga tidak berhak menentukan atau turut campur dalam penentuan
kewarganegaraan suatu negara.
Meski demikian, dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, negara tidak
boleh melanggar “general principles” atau asas-asas umum internasional tentang
kewarganegaraan. Asas-asas tersebut adalah :
a. Suatu negara tidak boleh memasukkan orang-orang yang sama sekali “tidak
ada hubungan sedikit pun” dengan negara yang bersangkutan sebagai warga
negaranya.
b. Suatu negara tidak boleh menentukan kewarganegaraan berdasarkan unsur-
unsur primordial yang dirasakan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum
umum (general principles) tadi.
Ada pula penentuan kewarganegaraan berdasakan kelahiran dan asas
kewarganegaraan :
- Kelahiran
1) Asas ius soli (ius = hukum/dalil, soli = negeri/tanah) adalah asas yang
menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan dari tempat di
mana orang tersebut dilahirkan.
2) Asas ius sangunis (sangunis = daerah) adalah asas yang menyatakan
bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan keturunan dari
orang tersebut.
- Perkawinan
1) Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah
suatu ikatan yang tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat. Berdasarkan
asas ini diusahakan status kewarganegaraan suami dan istri adalah sama
dan satu.
2) Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak
menyebabkan perubahan status kewarganegaraan suami atau istri. Jadi
suami istri tersebut dapat berbeda kewarganegaraan.
Penentuan kewarganegaraan yang berbeda-beda oleh setiap negara dapat
menciptakan masalah kewarganegaraan bagi seorang warga. Secara ringkas masalah
kewarganegaraan adalah munculnya apatride atau bipatride. Apatride adalah istilah
untuk orang-orang yang tidak memiliki kewarganegaraan. Bipatride adalah istilah
untuk orang-orang yang memiliki kewarganegaraan ganda (dua). Bahkan dapat
muncul multipatride, yaitu istilah untuk orang-orang yang memiliki kewarganegaraan
banyak (lebih dari dua).
Orang yang berstatus apatride atau bipatride menimbulkan masalah dalam suatu
negara. Orang yang apatride akan mempersulit orang tersebut menjadi penduduk
negara. Ia dapat dianggap orang asing yang hak dan kewajibannya terbatas dibanding
warga negara atau penduduk. Orang yang bipatride maupun multipatride dapat
mengacaukan keadaan kependudukan diantara dua/lebih negara. Orang yang dapat
memanfaatkan hak dan kewajibannya sebagai warga negara di dua/lebih negara
berbeda. Oleh karena, orang yang apatride, bipatride mupun multipatride diupayakan
untuk memiliki status kewarganegaraan yang jelas.
2. Warga Negara Indonesia
Negara Indonesia telah menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara.
Ketentuan tersebut tercantum dalam Pasal 26 UUD 1945 sebagai berikut :
a. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
b. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
c. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan hal di atas, kita mengetahui bahwa :
- Yang dapat menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-
Undang.
- Penduduk Indonesia terdiri dari dua, yaitu warga negara dan orang asing.
3. Ketentuan Undang-Undang mengenai Warga Negara Indonesia
Perihal warga negara Indonesia diatur oleh Undang-Undang. Sejak Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia sampai saat ini, Undang-Undang yang mengatur perihal
kewarganegaraan adalah sebagai berikut :
a. UU No. 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara
b. UU No. 6 Tahun 1947 tentang Perubahan atas UU No. 3 Tahun 1946
c. UU No. 8 Tahun 1947 tentang Memperpanjang Waktu untuk Mengajukan
Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia
d. UU No. 11 Tahun 1948 tentang Memperpanjang Waktu Lagi untuk Mengajukan
Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia
e. UU No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan RI
f. UU No. 3 Tahun 1976 tentang Perubahan atas pasal 18 UU No. 62 Tahun 1958
g. UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI
Sampai saat ini Undang-Undang yang berlaku adalah UU No. 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan RI. Adapun peraturan pelaksaan guna mendukung undang-
undang ini antara lain, Peraturan Pemerintah RI No. 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
RI.
C. Kewarganegaraan Indonesia
Undang-Undang yang mengatur tentang kewarganegaraan Indonesia atau
undang-undang sebagai pelaksana dari pasal 26 UUD 1945 yang berlaku sekarang ini
adalah UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI yang diundangkan pada
1 Agustus 2006. Pokok materi yang diatur di dalamnya antara lain :
a. Siapa yang menjadi warga negara Indonesia
b. Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan RI
c. Kehilangan kewarganegaraan RI
d. Syarat dan tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan RI, dan
e. Ketentuan pidana
1. Tentang Warga Negara Indonesia
Berikut ini beberapa ketentuan yang diatur dalam UU No. 12 Tahun 2006 :
a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian Pemerintah RI dengan negara lain sebelum undang-
undang ini berlaku suda menjadi warga Negara Indonesia
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing
dan ibu Warga Negara Indonesia
e. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asalnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
f. Anak yang lahir dalam tenggang 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia
g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia
h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan
pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun dan/atau belum
kawin
i. Anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya
j. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara RI selama ayah dan
ibunya tidak diketahui
k. Anak yang lahir di wilayah negara RI apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
l. Anak yang lahir di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
m. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
n. Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum
berusia 18 tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia, dan
o. Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah
sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap
diakui sebagai Warga Negara Indonesia
2. Tentang Pewarganegaraan
Pewarganegaraaan secara luas dapat diartikan sebagai cara atau upaya orang
dalam memperoleh status sebagai warga negara dari suatu negara. Menurut undang-
undang, yang dimaksud pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk
memperoleh kewarganegaraan RI melalui permohonan.
Tentang tata cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia, menurut UU No.
12 Tahun 2006 antara lain :
a. Melalui permohonan; yaitu tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
kewarganegaraan RI. Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh
pemohon jika memenuhi syarat sebagai berikut :
- Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin
- Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara RI paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun
tidak berturut-turut
- Sehat jasmani dan rohani
- Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
- Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 1 atau lebih tahun
- Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI tidak memperoleh
kewarganegaraan ganda
- Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan lengkap
- Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara
b. Melalui pernyataan; yaitu warga negara asing yang kawin secara sah dengan
Warga Negara Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan RI dengan
meyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat
berwenang. Pernyataan sebagaimana dimaksud dilakukan apabila yang
bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara RI paling singkat 5
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut, kecuali
dengan perolehan kewarganegaraan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan
ganda
c. Melalui pemberian kewarganegaraan; orang asing yang telah berjasa kepada
negara RI atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi
kewarganegaraan RI oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan DPR RI,
kecuali dengan pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang
bersangkutan berkewarganegaraan ganda
d. Melalui penyataan untuk memilih kewarganegaraan; ketentuan ini berlaku
bagi anak yang sudah berusia 18 tahun atau telah kawin atau anak yang
memenuhi kriteria di bawah ini :
- Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah,
belum berusia 18 tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya
yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga Negara
Indonesia
- Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 tahun diangkat secara
sah sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan
pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia. Anak tersebut
memiliki kewargaranegaraan ganda. Akan tetapi setelah berumur 18 tahun
atau kawin, ia harus memilih kewarganegaraan. Apakah ia memilih
berkewaarganegaraan asing atau kah berkewarganegaraan Indonesia
3. Tentang Kehilangan Kewarganegaraan
Dinyatakan bahwa kewarganegaraan RI hilang karena :
a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri
b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang
yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya
sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun, bertempat tinggal di luar
negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak menjadi
tanpa kewarganegaraan
d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin teerlebih dahulu dari Presiden
e. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia
f. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
negara asing atau bagian negara asing tersebut
g. Tidak diwajibkan, tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing
h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya
i. Bertempat tinggal di luar wilayah negara RI selama 5 tahun terus-menerus
dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak
menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia
sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5 tahun berikutnya yang
bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara
Indonesia kepada Perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan RI tersebut telah
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan
j. Perempuan Warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki warga
negara asing kehilangan kewarganegaraan RI jika menurut hukum negara asal
suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai
akibat perkawinan tersebut
k. Laki-laki Warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan warga
negara asing kehilangan kewarganegaraan RI jika menurut hukum negara asal
istrinya, kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai
akibat perkawinan tersebut. Atau jika ingin tetap menjadi Warga Negara
Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai keinginannya kepada
pejabat atau perwakilan RI yang wilayahnya meliputi tempat tinggal
perempuan atau laki-laki tersebut, kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan
kewarganegaraan ganda. Surat pernyataan dapat diajukan oleh perempuan
setelah 3 tahun sejak tanggal perkawinannya berlangsung
l. Setiap orang yang memperoleh kewarganegaraan RI berdasarkan keterangan
yang kemudian di hari dinyatakan palsu atau dipalsukan, tidak benar, atau
terjadi kekeliruan mengenai orangnya oleh instansi yang berwenang
dinyatakan batal kewarganegaraannya. Menteri mengumumkan nama orang
yang kehilangan Kewarganegaraan RI dalam Berita Negara RI
Sementara itu, asas-asas yang dipakai dalam UU No. 12 Tahun 2006 meliputi :
a. Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan bukan negara tempat kelahiran
b. Asas ius soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diperuntukkan terbatas bagi anak-
anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini
c. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang, dan
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam undang-undang ini
D. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara
Wujud hubungan antara warga negara dengan negara pada umumnya berupa
peran (role), hak, dan kewajiban. Peran pada dasarnya adalah tugas apa yang
dilakukan sesuai dengan status yang dimiliki, dalam hal ini sebagai warga negara.
Menurut Cholisin (2000), peran warga negara meliputi peran pasif, aktif, negatif,
dan positif.
Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku atau kebijakan politik yang ada. Peran aktif merupakan
aktivitas warga negara untuk terlibat (berpartisipasi) serta ambil bagian dalam
kehidupan bernegara, terutama dalam memengaruhi keputusan publik. Peran positif
merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Peran negatif merupakan aktivitas warga negara untuk
menolak campur tangan negara dalam persoalan pribadi warga.
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam pasal 27 sampai pasal 34
UUD 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain :
a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak tercantum dalam Pasal
27 Ayat (2) UUD 1945
b. Hak membela negara tercantum dalam Pasal 30 Ayat (1) UUD 1945
c. Hak berpendapat tercantum dalam Pasal 28 UUD 1945
d. Hak kemerdekaan memeluk agama tercantum dalam Pasal 29 Ayat (1)
dan (2) UUD 1945
e. Hak ikut serta dalam pertahanan negara tercantum dalam Pasal 30 Ayat
(1) UUD 1945
f. Hak untuk mendapatkan pendidikan tercantum dalam Pasal 31 Ayat (1)
dan (2) UUD 1945
g. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional
Indonesia tercantum dalam Pasal 32 UUD 1945
h. Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial tercantum
dalam Pasal 33 Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) UUD 1945
i. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial tercantum Pasal 34 UUD 1945
Kewajiban warga negara terhadap negara Indonesia antara lain :
a. Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan tercantum dalam Pasal 27
Ayat (1) UUD 1945
b. Kewajiban membela negara tercantum dalam Pasa 27 Ayat (3) UUD
1945
c. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara tercantum dalam Pasal 30
Ayat (1) UUD 1945
Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan
hak dan kewajiban warga negara terhadap negara, yaitu :
a. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan
b. Hak negara untuk dibela
c. Hak negara untuk mengausai bumi air dan kekayaan untuk kepentingan
rakyat
d. Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil
e. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara
f. Kewajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional
untuk rakyat
g. Kewajiban negara memberi jaminan sosial
h. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah
Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang tertuang dalam
UUD 1945 mencakup berbagai bidang. Bedang-bidang ini antara lain bidang politik
dan pemerintahan, bidang sosial, bidang keagamaan, bidang pendidikan, bidang
ekonomi, dan bidang pertahanan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai berbagai hak dan kewajiban warga negara
dalam hubungannya dengan negara tertuang dalam berbagai peraturan perundang-
undangan sebagai penjabaran atas UUD 1945, diantarannya :
a. Hak dan kewajiban warga negara di bidang pendidikan terdapat dalam
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dan UU No. 14 Tahun
2005 tentangg Guru dan Dosen
b. Hak dan kewajiban warga negara di bidang pertahanan keamanan
terdapat dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, UU No.
2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI, dan UU No. 34 Tahun 2004
tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI)
c. Hak dan kewajiban warga negara di bidang politik terdapat dalam UU
No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di
Muka Umum, UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, UU No. 31 Tahun
2002 tentang Partai Politik, UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan
Anggota DPR, DPD, dan DPRD, UU No. 23 Tahun 2003 tentang
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, dll.
Secara umum, pemuatan hak dan kewajiban warga negara lebih banyak
dibandingkan pengaturan tentang partisipasi warga negara. Hal demikian
dikarenakan pemahaman tentang kewarganegaraan lebih banyak menekankan pada
kewarganegaraan sebagai status legal formal di mana hak yang utama dan
kewajiban menjadi elemen utama.
TUGAS PENDIDIKAN DANKEWARGANEGARAAN
Afifah Nurlaila (M0513004) Aprilla Paskarika Kuswara (M0513009) Azaria Nur Fadhilah (M0513010) Dessy Wahyuningsih (M0513015) Ersi Indah Asmari (M0513018) Shofwah Dinillah (M0513043)
BAB 3NEGARA DAN KONSTITUSI
JURUSAN INFORMATIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET2014
A. KONSTITUSIONALISME
Negara adalah organisasi kekuasaan yang terdiri dari unsur-unsur,yang meliputi : penduduk, wilayah, dan pemerintah. Pemerintah adalah satu unsur negara. Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang menjaminsepenuhnya kepentingan rakyat dan hak-hak dasar rakyat. Konstitusi dibuat untuk melindungi kesewenangan kekuasaanpemerintah.
Dua hal pokok dalam konstitusi negara :
1. Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa agar
tidak sewenang-wenang terhadap warganya
2. Konstitusi menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga negara
Walaupun negara memiliki konstitusi sebagai hukum dasar, tapi tidak
setiap negara memiliki undang-undang dasar.
Negara konstitusional adalah negara yang menganut gagasan
konstitusionalisme. Maksudnya, konstitusi tidak hanya dokumen
pembagian tugas dan kekuasaaan, melainkan juga menentukan dan
membatasi kekuasaaan agar tidak disalahgunakan.
Konstitusi constituerPeraturan dasar (awal) mengenai pembentukannegaraHukum dasar Memiliki arti secara luas dan sempitKedudukan Konstitusi :- Hukum dasar- Hukum tertinggi
ISI KONSTITUSI RI DAPAT DIKETAHUI DENGAN MEMBACA PASAL
DEMI PASAL DALAM UUD ‘45Beberapa hal yang diatur di dalamnya yaitu :- Hal-hal yang sifatnya umum- Hal-hal yang menyangkut lembaga negara, hubungan antar lembaga negara,fungsi, tugas, hak, dan kewenangannya- Hal yang menyangkut hubungan antara negara dengan warga negara- Konsepsi atau cita negara dalam berbagai bidang- Hal mengenai peruubahan UUD, dll3 tujuan dasar konstitusi :- Memberi pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik- Melepas kontorl kekuasaan dari penguasa itu sendiri- Memberi batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankankekuasaannya
Fungsi-fungsi konstitusi (Jimly Asshiddiqie) :- Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan negara- Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara- Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara denganwarga negara- Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaannegara- Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumberkekuasaan yang asli- Fungsi simbolik- Fungsi sebagai sarana pengendali masyarakat- Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat
C. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara IndonesiaLima naskah resmi UUD 1945, yakni : Naskah UUD 1945 yang ditetapkan pada 18 Agustus 1945 oleh PPKI. Naskah Perubahan Pertama UUD 1945 hasil Sidang Tahunan MPRTahun 1999. Naskah Perubahan Kedua UUD 1945 hasil Sidang Tahunan MPR Tahun2000. Naskah Perubahan Ketiga UUD 1945 hasil Sidang Tahunan MPR Tahun2001. Naskah Perubahan Keempat UUD 1945 hasil Sidang Tahunan MPRTahun 2002.
1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di IndonesiaUndang-undang dasar yang pernah berlaku di Indonesia yaitu :a. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 menggunakanUUD 1945.b. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 menggunakanUUD RIS.c. Periode 17 Agustus 1950 – 15 Juli 1959 menggunakan UUDS1950.d. Periode 15 Juli – sekarang kembali menggunakan UUD 1945.
2. Proses Amandemen
• Istilah amandemen sebenarnya merupakan hak, yaitu hakparlemen untuk mengubah atau mengusulkan perubahanrancangan undang-undang.• Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukanmerupakan sisipan dari konstitusi yang asli.• Dalam hal pembaruan konstitusi, perubahan yang dilakukanadalah baru secara keseluruhan.
Amandemen UUDAmandemen UUD 1945 telah dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu :1. Amandemen pertama -> Sidang umum MPR 1999. Disahkan : 19Oktober 19992. Amandemen kedua -> Sidang tahunan MPR. Disahkan : 18Agustus 20003. Amandemen ketiga -> Sidang tahunan MPR. Disahkan : 10November 20014. Amandemen keempat ->Sidang tahunan MPR. Disahkan 10Agustus 2002
ISI UUD 1945
UUD 1945 terdiri dari :1. PembukaanBagian pembukaan berisi pernyataan luhur dan cita-cita BangsaIndonesia.2. Pasal-PasalBagian pasal berisi mengenai pengaturan konstitusipemerintahan yang ada di dalamnya
Negara Kesatuan merupakan Negara yang tidak terdapat Negarabagian di dalamnya. Di dalam Negara Kesatuan terdapat seorang KepalaNegara, satu Undang-Undang Dasar yang berlaku untuk seluruh warganegara, satu Kepala Pemerintahan, dan satu Parlemen. Sehinggapemerintah memiliki kekuasaan untuk mengatur seluruh urusanpemerintahan yang ada dalam negara. Berdasarkan praktiknya terdapatdua cara untuk menjalankan pemerintahan yaitu sebagai berikut : Sentralisasi (berasal dari kata centrum yang artinya memusat). Berartiseluruh kekuasaan pemerintahan dipusatkan pada pemerintah pusat.
SISTEM KETATANEGARAANA. Bentuk Negara Kesatuan
Desentralisasi (berasal dari kata de dan centrum yang menjadidecentrum yang berarti melepas atau menjauh dari pusat). Berartiterdapat kekuasaan yang melepas yaitu kekuasaan yang terdapatdi daerah, dimana nantinya daerah tersebut akan disebut sebagaidaerah otonom.
Lanjutan
Indonesia menetapkan bentuk pemerintahannya adalah Republikbukan monarki atau kerajaan. Dasar penetapan : Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945yang menyatakan “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yangberbentuk Republik.” Secara teoritis (menurut ajaran Nicollo Machiavelli),klasifikasi bentuk pemerintahan secara modern ada dua, yaitu republikdan monarki (kerajaan). Penjelasan untuk masing-masing bentukpemerintahan adalah sebagai berikut : Bentuk pemerintahan republik cara pengangkatan kepala negara melaluipemilihan. Bentuk pemerintahan monarki (kerajaan) cara pengangkatan kepalanegara melalui pewarisan secra turun-temurun.
B. Bentuk Pemerintahan Republik
Bentuk Pemerintahan Indonesia pernah mengalami perubahanpada Desember 1949 – Agustus 1950, yaitu berubah menjadi serikat.Sedangkan untuk bentuk pemerintahannya belum pernahmengalami perubahan menjadi kerajaan.Berdasarkan Pasal 37 ayat 5 UUD 1945 yang menyatakan“Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesiatidak dapat dilakukan perubahan.” Sehingga bentuk kesatuan danbentuk pemerintahan Indonesia tidak dapat diubah.
Lanjutan
C. Sistem Pemerintahan PresidensialBerdasarkan ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945, Indonesia
menganut sistem pemerintahan presidensial.Sistem pemerintahan disebut sistem pemerintahan presidensialapabila badan eksekutif berada di luar pengawasan langsung bdanglegislatif.Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial antara lain, yaitu :penyelenggaraan negara berada di tangan presiden, kabinet dibentuk oleh presiden, presiden tidak bertanggung jawab kepadaparlemen, presiden tidak dapat membubarkan parlemen, parlemenmemiliki kekuatan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan, danpresiden tidak berada di bawah pengawasan langsung parlemen.
D. Sistem Politik DemokrasiSistem politik yang di anut Indonesia adalah sistem politik
demokrasi. Hal ini di nyatakan dalam Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945,bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan di laksanakanmenurut Undang-Undang Dasar”.Tabel Perbedaan Sistem Politik Demokrasi dan Sistem Politik OtoriterFaktor Pembeda Sistem Politik Demokrasi Sistem Politik OtoriterKewenanganpemerintah terhadapaspek-aspek kehidupanwarganya
Amat terbatas, pemerintahtidak turut campur atassemua aspek kehidupanwarganya.Amat luas, mencakup hampirseluruh aspek kehidupanwarganya dan mengendalikansegenap kehidupan berbangsadan bernegara.Tanggung jawabpemerintah terhadapwarganya Pertanggung jawabanpemerintah kepada rakyatnyaatas apa yang di jalankan Tidak terdapatnya pertanggungjawaban pemerintah kepadarakyatnya atas segala hal yangtelah di jalankan.
TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BAB 5 NEGARA HUKUM DAN HAM
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK:
1. FEMBI REKRISNA GRANDEA PUTRA (M0513019)2. MUTIARA AULIYA KHADIJA (M0512034)3. NURMA AYU WIGATI (M0512035)4. RAMADHAN FEBRI UTAMA (M0513037)5. RIDHO WIJAYA (M0513038)6. WHENY RUSDIANA (M0513046)
JURUSAN INFORMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
MEI 2014
A. Konsep dan Ciri Negara Hukum1. Pengertian Negara Hukum
Negara hukum Rechstaat/Rule of law (sebagai bentuk perumusan yuridisdari gagasan konstitusionalisme).
Secara sederhana, negara hukum adalah negara yang penyelenggaraankekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Negara berdasar atas hukumsebagai hal yang tertinggi (supreme) sehingga ada istilah supremasi hukum.Apabila negara berdasar atas hukum, pemerintahan negara itu juga harus berdasaratas suatu konstitusi atau undang-undang dasar sebagai landasan penyelenggaraanpemerintahan. Konstitusi dalam negara hukum adalah konstitusi yang bercirikangagasan konstitusionalisme, yaitu adanya pembatasan atas kekuasaan dan jaminanhak dasar warga negara.
2. Negara Hukum Formil dan Negara Hukum Materiil Negara hukum formil adalah negara hukum dalam arti sempit, yaitu negara
yang membatasi ruang geraknya dan bersifat pasif terhadap kepentinganwarga negara.o Urusan ekonomi diserahkan pada warga dengan dalil “Laissez faire,
laissez aller” Negara hukum materiil (negara hukum modern) adalah negara yang mana
pemerintah negara memiliki keleluasaan untuk turut campur tangan dalamurusan warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawabterhadap kesejahteraan rakyat.
Pemerintah dalam hukum materiil dapat bertindak lebih luas dalam urusandan kepentingan publik jauh melebihi batas-batas yang pernah diatur dalamkonsep negara hukum formil.
3. Ciri Negara HukumMenurut A. V. Dicey, ciri-ciri negara hukum yaitu:
Supremasi hukum tidak boleh ada kesewenang-wenangan dalam hukum. Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun bagi
pejabat. Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan
pengadilan.B. Negara Hukum Indonesia
1. Landasan Yuridis Negara Hukum IndonesiaDasar negara Indonesia adalah negara hukum ada pada Pasal 1 ayat 3 UUD
1945, berbunyi “Negara adalah hukum”. Dengan dimasukkannya landasan ini kedalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum sertamenjadi amanat negara bahwa negara Indonesia adalah dan harus merupakannegara hukum.
2. Perwujudan Negara Hukum di IndonesiaHukum di Indonesia membentuk sistem hukum, jenis, dan hierarki peraturan
perundangan, yaitu:a. UUD 1945
b. Ketetapan MPRc. UU/Perpud. Peraturan Pemerintahe. Peraturan Presidenf. Peraturan daerah propinsig. Peraturan daerah kabupaten/kota
3. Hubungan Negara Hukum dengan Demokrasi Dapat dinyatakan bahwa negara demokrasi pada dasarnya adalah negara
hukum. Akan tetapi, negara hukum belum tentu negara demokrasi. Demokrasi melatarbelakangi munculnya negara hukum.
C. Hakikat Hak Asasi Manusia1. Pengertian Hak Asasi Manusia
Hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia sejak lahir sebagaianugerah Tuhan Yang Maha Esa.Pengakuan terhadap HAM memiliki 2 landasan, yaitu:
Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam, yakni Tuhan menciptakan
manusia.2. Macam Hak Asasi Manusia
HAM meliputi berbagai bidang, yaitu: Hak asasi pribadi Hak asasi politik Hak asasi ekonomi Hak asasi sosial dan kebudayaan Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tata cara peradilan dan
perlindunganD. Sejarah Perkembangan HAM
1. Sejarah Pengakuan Hak Asasi ManusiaBerikut ini perkembangan HAM terjadi pada:
a. Perkembangan HAM pada masa sejarahb. Perkembangan HAM di Inggrisc. Perkembangan HAM di Amerika Serikatd. Perkembangan HAM di Perancise. Atlantic Charter tahun 1941f. Pengakuan HAM oleh PBBg. Hasil Sidan Majelis Umum 1966
E. Hak Asasi Manusia di Indonesia1. Pengakuan Bangsa Indonesia Akan HAM
Berikut ini pengakuan akan HAM dalam UUD 1945 dan peraturanperundang-undangan lainnya:a. Pembukaan UUD 1945 Alenia Pertamab. Pembukaan UUD 1945 Alenia Keempat
c. Batang Tubuh UUD 1945d. Peraturan Perundang-Undangan
UU no. 39 tahun 19992. Penegakan Hak Asasi Manusia
Kelembagaan yang menangani masalah yang berkaitan dengan penegakanHAM, antara lain:a. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)b. Pengadilan HAMc. Pengadilan HAM Ad-Hocd. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Masyarakat dapat berpartisipasi dalam rangka penegakan dan perlindungan
HAM, yang diatur dalam Bab VIII UU no. 39 tahun 1999 tentang HAM. Dalam praktiknya, masyarakat dapat membentuk lembaga swadaya
masyarakat (LSM). Beberapa contoh LSM, yaitu:
a. Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras)b. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)c. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)d. Human Right Watch (HRW)
3. Hubungan HAM dengan DemokrasiAda keterkaitan erat antara demokrasi dengan hak asasi manusia.
Pada dasarnya sejarah perjuangan mewujudkan demokrasi juga perjuanganmenegakkan hak asasi manusia di dunia.
Unsur pokok dari demokrasi tiada lain adalah perwujudan dari pengakuanakan hak asasi manusia.
Unsur pokok dalam pemerintahan demokrasi ada dua, yaitu:a. Pengakuan atas hak asasi manusiab. Partisipasi rakyat dalam pemerintahan
Adanya isu dan gerakan global demokrasi, serta HAM pada negara-negara didunia berimplikasi sebagai berikut:a. Keinginan dari masing-masing negara untuk dikatakan sebagai negara
demokrasi dengan cara menyusun pemerintahan dan meratifikasiberbagai konvensi internasional tentang HAM.
b. HAM dan demokrasi menjadi semacam persyaratan bagi negara-negaradalam menjalin internasional maupun dalam hal bantuan internasional.
c. Pelanggaran atas demokrasi dan HAM di suatu wilayah sudah bukanlagi merupakan urusan intern negara bersangkutan.
BAB 6Wawasan Nusantara Sebagai
Geopolitik Indonesia
Kelompok 2 :Alfath Prabanuadhi M0513006Della Fitrayani B. M0513014Desti Yulianingtyas M0513016Ig. Donny Fernando M0513022Irsyad Fakhrur Roji M0513024Maulana Azis AAL M0513029
A.PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN WAWASANNUSANTARA
• Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan danNusantara. Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berartipandangan, tinjauan, atau penglihatan indriawi.• Secara etimologi, kata “nusantara” tersusun dari dua kata, “nusa” dan
“antara”. Kata “nusa” dalam bahasa Sansekerta berarti pulau ataukepulauan. Sedangkan dalam bahasa Latin, kata “nusa” berasal dari kataneos yang dapat berarti semenanjuk, bahkan suatu bangsa.• Secara terminologi, berikut ini Wawasan Nusantara menurut beberapa
pendapatMenurut Prof. Dr. Wan Usman:“Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diridan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupanyang beragam.”
1. Pengertian Wawasan Nusantara
2. Hakikat Wawasan Nusantara
• Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan bangsa dan kesatuanwilayah nasional.
Menurut Hasnan Habib (1970), inti dari pokok Wawasan Nusantaraadalah:• Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan bangsa, satu
tujuan dan tekad perjuangan dan satu kesatuan hukum,• Satu kesatuan sosial budaya,• Satu kesatuan ekonomi, dan• Satu kesatuan hankam.
3. Kedudukan Wawasan Nusantara
LATAR BELAKANG KONSEPSI WAWASANNUSANTARA
Dari segi sejarah, bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yangbersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal, yaitu:• Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan
terpecah, dan• Kita pernah mengalami memiliki wilayah yang terpisah.
1. Segi Historis atau Sejarah
2. Segi Grografis dan Sosial BudayaKeunikan wilayah dan heterogenitas bangsa tersebut antara lain:• Indonesia bercirikan negara kepulauan/maritim (Archipelago State) dengan
jumlah sekitar 17.504 pulau.• Luas wilayah 5.180.053 km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan atau perairan.• Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.1110 km.• Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang).• Indonesia terletak pada garis katulistiwa.• Indonesia berada pada iklim tropis dengan 2 musim.• Indonesia menjadi pertemuan 2 jalur pegunungan, yaitu Sirkum Mediterania
dan Sirkum Pasifik.• Berada pada 60 LU-110 LS dan 950 BT-1410 BT.• Wilayah yang subur dan habitable (dapat dihuni)• Kaya akan flora, fauna, dan sumber daya alam.• Memiliki banyak etnik (heterogenitas suku bangsa) sehingga memiliki
kebudayaan yang beragam.• Memiliki jumlah penduduk yang besar sekitar 241 juta (2012).
3. Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional
• Prinsip geopolitik Indonesia yaitu, bangsa Indonesia tidak adasemangat untuk memperluas wilayah sebagai ruang hidup(ekspansionis).• Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana menjadi
bangsa dan wilayah ini senantiasa satu dan utuh. Kepentingannasional itu merupakan turunan dari cita-cita nasional, tujuannasional, maupun visi nasional.• Sejalan dengan hal tersebut maka bangsa Indonesia berkepentingan
untuk mewujudkan hal-hal di atas. Upaya untuk terus membinapersatuan dan kesatuan wilayah adalah sengan mengembangkanwawasan nasional bangsa.
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIKINDONESIA
• Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani)yang berarti bumi dan tidak lepas dari pengaruh letak, serta kondisigeografis bumi yang menjadi wilayah hidup. Istilah geopolitik pertamakali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi politik (politicalgeography), yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen menjadigeographical politic, disingkat Goepolitik.
1. Geopolitik sebagai Ilmu Bumi Politik
2. Teori-Teori Geopolitik• Teori Geopolitik Frederich RatzelFrederich Ratzel (1844-1904), negara itu seperti organisasi yang hidup.Negara itu identik dengan ruang yang di tempati oleh sekelompokmasyarakat (bangsa).• Teori Geopolitik Rudolf Kjellen.Rudolf Kjllen (1864-1922), melanjutka ajaran Ratzel tentang teoriorganisme. Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan negara sepertiorganisme maka ia menyatakan dengan tegas bahwa negara adalahsuatu organisme bukan hanya mirip.
3. Paham Geopolitik Bangsa Indonesia• Secara geografis Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua
samudra (India dan Pasifik) dan dua benua (Asia dan Australia),dibawah orbit Geostationary Satellite Orbit (GSO).• Secara historis, wilayah Indonesia sebelumnya adalah bekas jajahan
Belanda yang dulunya disebut Hindia Belanda. Rakyat di wilayahHindia Belanda memiliki le desir d’etre ensemble serta character-gemeinschaft yang sama akibat penjajahan Belanda.
D.PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA
• Hakikat dari Wawasan Nusantara adalah kesatuan bangsa dankeutuhan wilayah Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia tersebutmencakup:• Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik.• Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi.• Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial.• Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan
Keamanan.
1. Perumusan Wawasan Nusantara
2. Konsep “Nusantara” dalam UUD 1945• Adanya wilayah merupakan salah satu syarat berdirinya negara.
Kondisi wilayah indonesia digambarkan sebagai wilayah yang berciriNusantara. Undang-undang yang mengatur lebih lanjut ketentuanPasal 25A UUD 1945 ini antara lain UU No.43 Tahun 2008 tentangwilayah Negara yang sebelumnya telah berlaku juga UU No. 6 tahun1996.
3. Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia• Wilayah daratanWilayah daratan adalah daerah di permukaan bumi di batas-batas tertentudan didalam tanah permukaan bumi. Untuk menentukan batas wilayahdaratan biasanya dilakukan dengan negara yang berbatasan darat.• Wilayah perairanWilayah perairan Indonesia meliputi laut teritorial Indonesia, perairankepulauan, dan perairan pedalaman. Laut teritorial Indonesia adalah jalurlaut selebar 12 mil laut yang diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia.• Wilayah udara
• Teori udara bebas• Kebebasan ruang tanpa batas, ruang udara dapat digunakan oleh siapapun. Negara tidak berhak
dan berdaulat di ruang udara• Kebebasan ruang terbatas, terbagi dua:
• Negara kolong berhak mengambil tindakan tertentu untuk memelihara keamanan dankeselamatan, dan
• Negara kolong hanya berhak terhadap suatu wilayah tertentu.
4. Tujuan dan Manfaat Wawasan NusantaraTujuan Wawasan NusantaraTujuan Wawasan nusantara terdiri atas dua, yaitu:• Tujuan ke dalam adalah menjamin perwujudan persatuan kesatuan
segenap aspek kehidupan nasional.• Tujuan ke luar adalah terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang
serba berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.Manfaat Wawasan Nusantara• Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional.• Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia.• Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup.• Penerapan Wawasan Nusatara menghasilkan cara pandang tentang
keutuhan wilayah nusantara.• Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana intergrasi nasional.
OTONOMI DAERAH DI INDONESIA
• Wawasan Nusantara menghendaki adanya persatuan bangsa dankeutuhan wilayah nasional. Wawasan Nusantara juga megajarkanperlunya kesatuan sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial,sistem budaya, dan sistem pertahanan-keamanan dalam lingkupnasional Indonesia. Oleh karena itu, NKRI menyelenggarakanpemerintahannya menganut asas desentralisasi bukan sentralisasi.Desentralisasi inilah yang menghasilkan otonomi daerah di Indonesia.Negara kita melaksanakan otonomi daerah karena melaksanakanamanat UUD 1945 Pasal 18.
1. Kaitan Wawasan Nusantara dengan Otonomi Daerah
2. Otonomi Daerah di IndonesiaMenurut UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, daerah yang bersifatotonom atau daerah otonom meliputi 3 daerah, yaitu:• Daerah propinsi,• Daerah kabupaten, dan• Daerah kota.
Pemerintahan daerah berwenang mengurus sendiri kepentingan masyarakat. Urusan itumeliputi berbagai bidang sebagai berikut:• Pendidikan,• Kesejahretaan,• Kesehatan,• Perumahan,• Pertanian, dan• Perdagangan, dan lain-lain.Sedangkan untuk pemerintah pusat hanya menangani 6 urusan saja, yaitu:• Politik luar negeri,
• Pertahanan,
• Keamanan,
• Yustisi,
• Moneter dan fiskal nasional, dan
• agama
KELOMPOK 7
KETAHANANNASIONAL SEBAGAIGEOSTRATEGIINDONESIA
1. Aditya Luky Wibowo M05130022. Galih Suweno M05130203. Irene Patasik M05130234. Moechammad Alvan P U M05130325. Tiyas Sulistyoningrum M0513045
A. PENGERTIAN KETAHANANNASIONAL
Ketahanan nasional adalah konsepsi politikkenegaraan Replubik Indonesia dan jugamerupakan landasan konsepsional bagipembangunan nasional di Indonesia
Terdapat tiga perspektif atau sudut pandangterhadap kensepsi ketahanan nasional.1. Ketahanan nasional sebagai kondisi2. Ketahanan nasional sebagai sebuah
pendekatan, strategi, metode, atau cara dalammenjalankan suatu kegiatan
3. Ketahanan nasional sebagai doktrin ataukonsepsi
B. PERKEMBANGAN KONSEP KETAHANANNASIONAL DI INDONESIA
SEJARAH LAHIRNYA KETAHANANNASIONAL Ketahanan nasional memiliki latar belakang sejarah
kelahiran di Indonesia. Gagasan ketahanan Nasionalbermula pada tahun 60’an pada kalangan militer angkatandarat di SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD. Masaini saat meluasnya pengaruh komunisme yang berasal dariUni Soviet dan China.
Pada tahun ’65 di Indonesia terjadi pemberontakan diIndonesia. Namun dapat teratasi, hal ini menunjukkanbahwa perlu adanya kekuatan nasional yang antara lainberupa unsur kesatuan dan persatuan serta kekuatannasional.
Konsepsi ketahanan nasional tahun ’72 dirumuskansebagai kondisi dinamik satu bangsa yang berisi keuletandan ketangguhan berkemampuan mengembangkankekuatan nasional, dalam menghadapi ancaman baik daridalam maupun dari luar, baik secara langsung atau tidaklangsung yang membahayakan identitas dan integritasnasional.
KETAHANAN NASIONAL DALAM HBHNKonsepsi ketahanan nasional pertama kali
dirumuskan dalam GBHN ’73 ( Tap.MPR NoIV/MPR/1973 )Rumusan Ketahanan Nasional dalam GBHN1998 adalah :1. Untuk tetap memungkinkan berjalannyapembangunan nasional yang selalu harusmenuju ke tujuan yang hendak dicapai.2. Ketahanan nasional merupakan kondisidinamis yang merupakan integritas dari kondisitiap aspek kehidupan bangsa dan Negara.
3. Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideology, ketahananpolitik, ketahanan social budaya, dan ketahanan pertahanankeamanan.
- Ketahanan ideology kondisi mental bangsa Indonesia yangberlandaskan keyakinan akan kebenaran ideology Pancasila.- Ketahanan politik kondisi kehidupan politik bangsa yangberlandaskan demokrasi politik berdasarkan Pancasila danUUD’45.- Ketahanan ekonomi kondisi kehidupan perekonomian bangsayang berlandaskan pancasila untuk menjaga stabilitas ekonomiyang dinamis.- Ketahanan sosbud kondisi kehidupan social budaya bangsayang menjiwai kepribadian nasional berdasarkan pancasilasehingga dapat membentuk masyarakat yang berlandaskanpancasil dan dapat menangkal penetrasi budaya asing.- Ketahanan pertahanan keamanan kondisi daya tangkalbangsa yang dilandasi kesadaran bela Negara seluruh rakyatsehingga mempertahankan kedaulatan Negara dan menangkalsegala macam bentuk ancaman.
TIGA WUJUD ATAU WAJAH KONSEP KETAHANANNASIONAL :
1. Ketahanan nasional sebagai metode pendekatansebagaimana tercermin dari rumusan pertama. Konsepsi ketahanan nasional sebagai cara dalammelaksanakan pembangunan.
2. Ketahanan nasional sebagai kondisi Merupakan kondisi dinamis yang merupakan integrasidari tiap aspek kehidupan bangsa dan Negara.Dicerminkan dalam unsure unsure Ketahanan NasionalIndonesia yang dikenal dengan istilah gatra ( Tri Gatra,Panca Gatra dan Asta Gatra ).
3. Ketahanan nasional sebagai doktrin Menggambarkan kondisi ideal dan bidang- bidangpembangunan. Kondisi ideal ini menjadi acuan apakahpembangunan dan penyelenggaraan bernegara Indonesiayang dijalankan ini mampu mencapai ideal.
C. UNSUR – UNSURKETAHANAN NASIONAL
GATRA DALAM KETAHANAN NASIONAL
Unsur, elemen, atau faktor yang memengaruhikekuatan/ketahanan nasional suatu negaraterdiri atas beberapa aspek.
Unsur – unsur kekuatan nasional di Indonesiadiistilah dengan gatra dalam KetahananNasional Indonesia dan dikembangkan olehLemhanas.
Unsur – unsur kekuatan nasional Indonesiadikenal dengan nama Asta Gatra yang terdiriatas Tri Gatra dan Panca Gatra.
Ketahanan Nasional pada hakikatnya adalah kondisi yangdinamis dari integrasi tiap gatra yang ada.
Model Ketahanan Nasional dengan delapan gatra (Asta Gatra)ini secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut.K(t) = f (Tri Gatra, Panca Gatra) t ; atau
= f (G,D,A), (I,P,E,S,H)tKeterangan:K(t) = kondisi Ketahanan Nasional yang dinamis.G = kondisi geografi.D = kondisi demografi.A = kondisi kekayaan alam.I = kondisi sistem ideologi.P = kondisi sistem politik.E = kondisi sistem ekonomi.S = kondisi sistem sosbud.H = kondisi sistem hankam.f = fungsi, dalam pengertian matematis.t = dimensi waktu.
PENJELASAN ATAS TIAP GATRA DALAMKETAHANAN NASIONAL
a. Unsur atau Gatra Penduduk1) Aspek kualitas, mencakup tingkat pendidikan,
keterampilan, etos kerja, dan kepribadian.2) Aspek kuantitas, mencakup jumlah penduduk,
pertumbuhan, persebaran, perataan danpertimbangan penduduk di tiap wilayah negara.
3) Faktor moral nasional dan karakter nasional.Moral nasional merujuk pada dukungan rakyatterhadap negaranya ketika menghadapi ancaman.Karakter nasional merujuk pada ciri – ciri khususyang dimiliki suatu bangsa.
b. Unsur atau Gatra Wilayah1) Bentuk wilayah negara berupa negara pantai, negara
kepulauan, atau negara kontinental.2) Luas wilayah negara, ada negara dengan wilayah yang
luas dan negara dengan wilayah yang sempit.3) Posisi geografis, astronomis, dan geologis negara.4) Daya dukung wilayah negara, ada wilayah yanghabitable dan ada wilayah yang unhabitable.
c. Unsur atau Gatra Sumber Daya Alam1) Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan.2) Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam.3) Pemanfaatan sumber daya alam dengan
memperhitungkan masa depan dan lingkungan hidup.4) Kontrol atas sumber daya alam.
d. Unsur atau Gatra di Bidang IdeologiIdeologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita darisebuah masyarakat tentang kebaikan bersama yangdirumuskan dalam bentuk tujuan yang harusdicapai dan cara – cara yang digunakan untukmencapai tujuan itu (Ramlan Surbakti, 1999).Ideologi itu berisikan serangkaian nilai (norma).Ideologi mendukung ketahanan suatu bangsa karenaideologi bagi suatu bangsa memiliki dua fungsipokok, yaitu :
1) Sebagai tujuan atau cita – cita dari kelompokmasyarakat yang bersangkutan.
2) Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yangbersangkutan.
e. Unsur atau Gatra di Bidang PolitikPolitik penyelenggaraan bernegara dapat ditinjau daribeberapa aspek, seperti :
1) Sistem politik yang dipakai.2) Sistem pemerintahan yang dijalankan.3) Bentuk pemerintahan yang dipilih.4) Susunan negara yang dibentuk.
f. Unsur atau Gatra di Bidang EkonomiSetiap negara memiliki sistem ekonomi dalam rangkamendukung kekuatan ekonomi bangsanya. Sistemekonomi dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu sistemekonomi liberal dan sistem ekonomi sosialis. Suatunegara dapat pula mengembangkan sistem ekonomi yangdianggap sebagai cerminan dari nilai dan ideologi bangsayang bersangkutan. Contoh, bangsa Indonesiamenyatakan sistem ekonomi Pancasila yang bercorakkekeluargaan.
g. Unsur atau Gatra di Bidang Sosial BudayaUnsur budaya di masyarakat juga menentukankekuatan nasional suatu negara. Hal – hal yangdialami sebuah bangsa yang homogen tentu sajaakan berbeda dengan yang dihadapi bangsa yangheterogen (plural) dari segi sosial budayamasyarakatnya. Contoh, bangsa Indonesia yangrelatif heterogen berbeda dengan bangsa Israel.Pengembangan integrasi nasional dapatmemperkuat ketahanan nasionalnya. Integrasibangsa dapat dilakukan dengan 2 strategi kebijakan,yaitu “policy asimilasionis” dan “policy bhinnekatunggal ika”.
h. Unsur atau Gatra di Bidang Pertahanan KeamananPertahanan keamanan suatu negara merupakan unsurpokok terutama dalam menghadapi ancaman militernegara lain. Negara dapat melibatkan rakyatnya dalamupaya pertahanan negara sebagai bentuk dari hak dankewajiban warga negara dalam membela negara. BangsaIndonesia saat ini menetapkan politik pertahanan sesuaidengan UU No. 3 Tahun 2002 tentang PertahananNegara. Ketahanan Nasional Indonesia dikelolaberdasarkan unsur Asta Gatra yang meliputi unsur –unsur 1)geografi, 2)kekayaan alam, 3)kependudukan,4)ideologi, 5)politik, 6)ekonomi, 7)sosial budaya, dan8)pertahanan keamanan. Unsur 1, 2, dan 3 disebutTrigatra. Sedangkan unsur 4, 5, 6, 7, dan 8 disebutPancagatra. Ketahanan Nasional adalah suatupengertian holistik, dimana terdapat saling hubunganantar gatra dalam keseluruhan kehidupan nasional(Astagatra).
D. PEMBELAAN NEGARA
MAKNA BELA NEGARA
Kegiatan pembelaan negara pada dasarnyamerupakan usaha dari warga negara untukmewujudkan ketahanan nasional.
Pembelaan negara atau bela negara adalahtekad, sikap, dan tindakan warga negara yangteratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjutyang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dankesadaran hidup berbangsa dan bernegara.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANTENTANG BELA NEGARA
Ketentuan hukum mengenai bela negara secaratersurat terdapat dalam Pasal 27 Ayat 3 danPasal 30 UUD 1945.
Untuk mengenai peran warga negara dalam belanegara disebutkan dalam Pasal 9 UU No. 3Tahun 2002.
Sedangkan untuk mengenai keikutsertaan warganegara dalam upaya bela negara disebutkandalam Pasal 18 UU No. 20 Tahun 1982.
KEIKUTSERTAAN WARGA NEGARA DALAMBELA NEGARA
Keikutsertaan Warga Negara dalam Bela Negaraitu terdiri dari bela negara secara fisik dan belanegara secara nonfisik.
Bela negara secara fisik dilakukan dengan cara“memanggul bedil” untuk menghadapi ancamandari luar.
Bela negara secara nonfisik dapat didefinisikansebagai segala upaya untuk mempertahankanNKRI dengan cara meningkatkan kesadaranberbangsa dan bernegara, menanamkankecintaan terhadap tanah air serta berperanaktif dalam memajukan bangsa dan negara.
BELA NEGARA SECARA FISIK
Menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang PertahananNegara, keikutsertaan warga negara dalam belanegara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadianggota Tentara Nasional Indonesia dan PelatihanDasar Kemiliteran.
Sekarang ini pelatihan dasar kemiliterandiselenggarakan melalui program Rakyat Terlatih(Ratih).
Ratih terdiri beberapa unsur, seperti ResimenMahasiswa (Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra),Pertahanan Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, danOrganisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP).
Ratih mempunyai 4 fungsi, yaitu Ketertiban Umum,Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat, danPerlawanan Rakyat.
BELA NEGARA SECARA NONFISIK
Menurut UU No. 3 Tahun 2002, keikutsertaan warganegara dalam bela negara secara nonfisik dapatdiselenggarakan melalui pendidikankewarganegaraan dan pengabdian sesuai denganprofesi.
Keterlibatan warga negara dalam bela negara secaranonfisik dapat dilakukan, misalnya dengan cara :
1) Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.2) Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara
dengan berkarya nyata (bukan retorika).3) Kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang –
undang dan menjunjung tinggi HAM.4) Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat.
IDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAPBANGSA DAN NEGARA
Menurut UU No. 3 Tahun 2002, ancaman adalahsetiap usaha dan kegiatan baik dari dalammaupun luar negeri yang dinilai membahayakankedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,dan keselamatan segenap bangsa.
BENTUK ANCAMAN
Menurut Buku Putih Pertahanan (2008), ancamandibedakan menjadi 2, yaitu ancaman militer danancaman non/nirmiliter.
Ancaman militer adalah ancaman yangmenggunakan kekuatan bersenjata yangterorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuanyang membahayakan kedaulatan negara, keutuhanwilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman nirmiliter adalah ancaman yangmenggunakan faktor – faktor nirmiliter, yang dinilaimempunyai kemampuan yang membahayakankedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dankeselamatan segenap bangsa.
BENTUK ANCAMAN MILITER
1) Agresi berupa penggunaan kekuatanbersenjata oleh negara lain dalam bentuk dancara – cara antara lain : invasi, bombardemen,blokade, dll.
2) Pelanggaran wilayah.3) Spionase.4) Sabotase.5) Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh
jaringan terorisme internasional.6) Pemberontakan bersenjata.7) Perang saudara.
BENTUK ANCAMAN NIRMILITER
1) Ancaman yang berdimensi ideologi contohnya gerakankelompok radikal sebagai salah satu ancaman nyata.
2) Ancaman berdimensi politik, bentuk ancamannya sepertiintimidasi, provokasi, atau blokade politik.
3) Ancaman berdimensi ekonomi, contoh internalnyaberupa inflasi dan pengangguran yang tinggi, sedangkancontoh eksternalnya berupa daya saing ekonomi yangrendah.
4) Ancaman berdimensi sosial budaya, yaitu berupa isu –isu kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan.
5) Ancaman berdimensi teknologi informasi, contohnyaberupa kejahatan cyber dan kejahatan perbankan.
6) Ancaman berdimensi keselamatan umum, contohnyaberupa gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, dll.
E. INDONESIA DANPERDAMAIAN DUNIA
Sebagai sebuah proses, globalisasi memilikikarakteristik :
a. Terkait erat dengan kemajuan teknologi, arus informasi,dan komunikasi yang lintas batas negara.
b. Tidak dapat dilepaskan dari adanya akumulasi kapital,tingginya arus investasi, keuangan, dan perdaganganglobal.
c. Berkaitan dengan semakin tingginya intensitasperpindahan manusia, barang, jasa, dan pertukaranbudaya lintas batas negara.
d. Ditandai dengan semakin meningkatnya tingkatketerkaitan dan ketergantungan tidak hanya antarbangsa / negara, tetapi juga antar masyarakat.
Berikut ini skema kondisi negara – bangsa dalamdunia global dewasa ini.
NationState
Ekonomi Global
LembagaTransnasional
HukumInternasional
Blok kekuatan
Populasi, Migrasi
Nilai global
Lingkungan hidup
Identitas lokal,etno nasionalism
Dalam menghadapi globalisasi ini, bangsa – bangsa didunia memberi respons atau tanggapan sebagaiberikut.
a. Sebagian bangsa menyambut positif globalisasi.b. Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi.c. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai
sebuah keniscayaan, tetapi tetap kritis terhadap akibatnegatif globalisasi.
Dalam naskah Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional (RPJMN) 2004 – 2009 telahdimunculkan Program Pengembangan NilaiBudaya yang bertujuan untuk memperkuat jati diribangsa (identitas nasional) dan memantapkan budayanasional.
Berikut ini beberapa contoh Partisipasi Indonesia BagiPerdamaian Dunia dalam pasukan perdamaian tersebut.
a. ICCS (International Commission of Control and Supervision)b. UNDOF (United Nations Disengagement Observer Force)c. UNEF (United Nations Emergency Force)d. UNFICYP (United Nations Peacekeeping Force in Cyprus)e. UNMOGIP (United Nations Military Observer Group in India
and Pakistan)f. UNOC (United Nations Operation in the Congo)g. UNTSO (United Nations Truce Supervision Organization in
Palestine)h. UNCRO (United Nation Confidence Restoration Operation)i. UNPROFOR (United Nation Protection Forces)j. UNPREDEF (United Preventive Deployment Force)k. UNMIL (United Nations Mission in Liberia)
Keikutsertaan Indonesia dalam upaya perdamaian duniaadalah dengan menjadi anggota pasukan perdamaian dansudah dimulai sejak tahun 1957 dikenal dengan namaKontingen Garuda atau Konga.
Indonesia tercatat sebagai anggota tidak tetap DewanKeamanan PBB dan sampai saat ini Indonesia sudah3 kali menjadi anggota tidak tetap Dewan KeamananPBB, yaitu :
a. Keanggotaan pertama periode 1973 – 1974.b. Keanggotaan kedua periode 1995 – 1996.c. Keanggotaan ketiga periode 2007 – 2008.
PERTANYAAN 1. MAUL OM OM (KELOMPOK 2) – CONTOH
BELA NEGARA DALAM KEHIDUPANSEHARI-HARI .
Pos kampling, patuh undang-undang. 2. DESSY –CONTOH 2 STRATEGI KEBIJAKAN
POLICY ? dijelaskan oleh galihh 3. ERSI – CONTOH BELA NEGARA OLEH
MAHASISWA INFORMATIKA ? melalui berkarya, menciptakan sesuatu yang
wow, mencegah kejahatan cyber. 4. DELLA – NEGARA DI SERANG?
BAGAIMANA KEBIJAKAN KITA? PILIHDAMAI OPO TAWUR? :V
emohhhhhh
PESAN DAN KESAN
Sebagai mahasiswa, kita dapat membela negaradengan ilmu yang kita pelajari untukmengharumkan nama bangsa.
Selain itu, kita dapat berperan aktif dalammemajukan bangsa dan negara dengan berkaryaatau menciptakan suatu karya ilmiah, mengikutisuatu lomba olimpiade internasional, dll.