PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

131
PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN INTRAKULIKULER DAN EKSTRAKULIKULER DI MA AL-KADARINNIYAH PANTAR SKRIPSI Dianjurkan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Melanjutkan Penelitian Proposal Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH PANJIT KARI 10538290814 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

Page 1: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN

INTRAKULIKULER DAN EKSTRAKULIKULER DI

MA AL-KADARINNIYAH PANTAR

SKRIPSI

Dianjurkan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Melanjutkan Penelitian

Proposal Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah

Makassar

OLEH

PANJIT KARI

10538290814

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 2: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …
Page 3: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …
Page 4: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Panjit Kari

NIM : 10538290814

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Judul Skripsi : Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler

Dan Ekstrakulikuler Di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyususnan Proposal Sampai selesai Skripsi ini, saya menyusunnya

sendiri (tidak di buat oleh sisapapun)

2. Dalam penyusunan Skripsi ini yang selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah di tetapkan oleh pimpinan fakultas

3. Saya tidak melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan Skripsi saya.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya

bersedia menerima sesuai aturan yang ada.

Makassar, Oktober 2020

Yang membuat pernyataan

PANJIT KARI

10538290814

Page 5: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Panjit Kari

NIM : 10538290814

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Judul Skripsi : Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler

Dan Ekstrakulikuler Di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar

Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya sendiri, bukan

hasil jiplakan atau di buat oleh orang lain.

Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Oktober 2020

Yang membuat pernyataan

PANJIT KARI

10538290814

Page 6: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

MOTTO

“Man Jadda Wa Jadda”

Artinya: Barang siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkannya Takkan ada

hasil yang sempurna tanpa semangat untuk berusaha mencapai keberhasilan.

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Page 7: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

ABSTRAK

Panjit Kari 2014, Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler Dan

Ekstrakulikuler Di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar skripsi ini di bimbing oleh

Kaharuddin,M.Pd.P.hd Pembimbing I dan Lukman Ismail, S.Pd., M.Pd Pembimbing II

Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan karakter religius

yang di kembangkan di Madrasah Al Kadarinniayh Pantar.”. Dengan adanya

penelitian ini di harapkan siswa dapat mnegembangkan keterampilan berfikir dan

mengemabngkan minat dan bakat baik di dalam kelas maupun di luar kelas.untuk

memudahkan penelitan ini maka sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Bagaiman Konsep pembentukan karakter religius dalam kegiatan intrakulikuler dan

ekstrakulikuler di MA Al Kadarinniyah Pantar.? “bagaiman konsep kegiatan

ekstrakulikuler dan intrakulikuler di MA Al Kadarinniyah Pantar.? “Apasaja Faktor

pendorong dan penghambat terbentuknya karakter religius dalam kegiatan

ekstrakulikuler dan intrakulikuler di MA Al Kadarinniyah Pantar.? “Bagaimana

dampak Penerapan kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler di MA Al Kadarinniayh

Pantar..

Hasil penelitian menunjukan bahawa terdapat peserta didik sangat antusisa

dengan kegiatan yang di terapkan di sekolah MA Al Kadarinniayh Pantar. Yang mana

dengan hasil yang di terapkan siswa dapat mengembangkan minat dan bakat baik

melalu baca tulis Al_Quraan, Melaksanakan Sholat Berjamaah, Mengembangkan

Bakat Menulis bahasa Arab, serta rutin dalam membaca buku di perpustakaan. Faktor

pendorong dari penelitian ini adalah peserta didik lebih bagus dalam membaca Al-

Quraan dengan baik, peserta didik dapat melukis bahasa Arab dengan baik, serta peseta

didik sangat antusia dalam melaksanakan kegiatan sholat berjamaah di musholah

maupun di masjid. Faktor penghambat pada penelitan ini termasuk alokasi waktu yang

sangat sempit sehingga dalam menerapkan kegiatan ini pendidk merasa sangat sulit,

yang kedua adalah tidak adanya kontribusi dari orang tua agar menasehati anaknya agar

tidak keseringan bolos dalam proses pembelajaaran. Dampak yang di dapat pada

peneltian ini adalah dampak negatif di mana siswa sering keleahan dalam mengikuti

proses pembelajaran karena alokasi waktu yang padat. Sedangakan dampak positf

adalah siswa dalam membaca Al-Quraan dengan lancar dan baik dalam lafal tajwidnya,

serta pserta didik senangtiasa melaksanakan sholat berjamaah di mushola maupun di

masjid.

Kata kunci: Karakter Religius,Intrakulikuler dan Ekstrakulikuler.

Page 8: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat, taufik dan

hidayahnya sehingga penulis akhirnya dapat meneyelesaikan skripsi dengan judul

“Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler dan ekstrakulukuler Di

Madrasah Al-kadarinniyah Pantar” Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada

baginda Nabi besar Muhamad SAW yang telah membawa ummat manusia dari alam

kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Proposal ini dilihat dalam rangka memenuhi tugas akhir dan sebagai prasyarat

guna memperoleh gelar sarjana SI pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, yang tulus dan

ikhlas dibuat untuk menjadi bahan referensi pembaca maupun penulis selanjutnya yang

kiranya akan membahas hal serupa dengan permasalahan ini.

Penulis menyadari sepenuh bahwa penyusunan skripsi ini sungguh tidaklah

mudah, penulis banyak menemui kesulitan serta hambatan. Namun, Alhamdulillah

berkat pertolongan dari Allah SWT yang datang melalui bantuan dan bimbingan serta

motivasi dari berbagai pihak, kesulitan-kesulitan dan hambatan dapat teratasi. Oleh

karena itu, melalui kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih serta

penghargaan yang sebesar-besarnya dengan segenap cinta dan hormat penulis haturkan

kepada kedua orang tua, yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh cinta

kasih sayang, dan kesabaran. Atas doa-doa yang tiada henti dan dukungan, serta

pengorbanan tulus Ibu berikan kepada penulis.

Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis haturkan

kepada: Dr. Abd Rahman Rahim, S.E.,M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Page 9: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

ii

Makassar beserta jajarannya. Erwin Akib, M.Pd, P.hd sebagai Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan pembantu

Dekan I, II, III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar. Drs H. Nurdin, M.Pd sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan

Kaharuddin,M.Pd.P.hd sebagai Sekretaris Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Kaharuddin,M.Pd.P.hd Pembimbing 1 dan Lukman Ismail,S.Pd.M.Pd Pembimbing II

yang memberikan saran, kritikan, dan dorongan yang bersifat membangun dalam

penulisan skripsi ini. Ayahanda dan ibunda tercinta,Serta dosen pengajar, khususnya

Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang

telah mendidik dan membimbing selama proses perkuliahan serta memberikan bekal

ilmu pengetahuan kepada penulis. Sahabat-sahabatku tersayang Fauzy, Jumriani dan

Junaidi daeng di kampus dalam motivasi, dukungan, dan doanya selama saya

menyusun skripsi ini. Serta suka, duka, cerita, dan kenangan dari awal perkuliahan

hingga saat ini. Teman-teman seangkatan saya di sosiologi 014 yang merupakan teman

seperjuangan dalam suka dan duka selama beberapa tahun mengikuti perkuliahan.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak

yang tak dapat penulis ucapkan satu persatu, semoga Allah SWT senantiasa membalas

kebaikan kita semua Aamiin.

Alor, 06 April 2020

Penulis,

Panjit Kari

Page 10: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN

SURAT PERJANJIAN

MOTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 10

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 11

E. Batasan Istilah .............................................................................................. 12

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 14

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 14

1. Penelitian Yang Relevan ......................................................................... 14

B. Konsep Pendidikan Karakter. ........................................................................ 17

a. Definisi Pendidikan Karakter ................................................................. 17

c. Proses Pembentukan Karakter Religius. .................................................... 24

d. Faktor Pendorong Terbentuknya Pendidikan Karakter Religius ................. 26

e. Faktor Penghambat Terbentuknya Pendidikan Karakter Religius. .............. 27

f. Tujuan Pendidikan Karakter ..................................................................... 28

C. Konsep Kegiatan Sekolah. ............................................................................ 29

a. Bentuk Kegiatan Sekolah ......................................................................... 31

b. Implementasi Kegiatan Intrakulikuler Dan Ekstrakulikuler. ....................... 37

c. Tujuan Kegiatan Sekolah ......................................................................... 40

1) Prestasi akademik, seni, dan /atau olahraga sinkron talenta serta minat; ...... 40

D. Landasan Teori ........................................................................................... 41

1. Teori Perkembangan Belajar. ............................................................ 41

2. Teori Konstruktivisme ......................................................................... 42

Page 11: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

iv

E. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 44

A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 46

B. Pendekatan Penelitian ................................................................................... 47

C. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 47

D. Waktu Penelitian .......................................................................................... 48

E. Fokus Penelitian ........................................................................................... 49

F. Informan Penelitian ...................................................................................... 49

G. Sumber Data Dan Jenis Data Penelitian ......................................................... 51

H. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 52

I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 53

J. Teknik Analisis Data .................................................................................... 55

K. Teknik Keabsahan Data .............................................................................. 56

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ................................................ 59

A. DESKRPSI LOKASI PENELITIAN ............................................................ 59

1. Sejarah Singkat Madrasah Al-Kadarinniyah Pantar. .................................. 59

2. Kurikulum. .............................................................................................. 60

3. Profil Sekolah Al-Kadarinniyah Pantar. .................................................... 60

4. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah .................................................................. 61

5. Tujuan Sekolah/Madrasah ........................................................................ 61

6. Struktur Organisasi .................................................................................. 62

7. Keadaan Tenaga Pendidik,dan Siswa ........................................................ 62

B. HASIL PENELITIAN. ................................................................................. 64

1. Konsep Pendidikan Karakter Religius Yang Di Kembangkan Di Madrasah

Al-Kadarinniyah Pantar Tahun 2020. ............................................................ 66

2. Konsep Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulkuler

Ekstrakulikuler Di Madrsah Al Kadarinniyah Pantar ..................................... 68

3. Dampak Pendikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler Dan

Ekstrakulikuler Di Madrasah Al kadarinniyah Pantar ..................................... 78

4. Faktor Pendorong Dan Penghambat Terbentuknya Karakter Religius Dalam

Kegiatan Ekstrakulikuler Dan Intrakulikuler Di Ma Al Kadarinniyah Pantar .. 81

C. PEMBAHASAN .......................................................................................... 86

Page 12: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

v

1. Konsep Penerapan Pendidikan Karakter Religius di Madrasah Al

Kadarinniyah Pantar. .................................................................................... 87

2. Konsep Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulkuler

Ekstrakulikuler Di Madrsah Al Kadarinniyah Pantar ..................................... 88

3. Dampak Pendikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler Dan

Ekstrakulikuler Di Madrasah Al kadarinniyah Pantar. .................................... 91

4. Faktor Pendorong Dan Penghambat Terbentuknya Karakter Religius Dalam

Kegiatan Ekstrakulikuler Dan Intrakulikuler Di Ma Al Kadarinniyah Pantar .. 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 96

A. Kesimpulan .................................................................................................. 96

B. Saran ............................................................................................................ 97

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 99

Page 13: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

vi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka Berfikir ........................................................................................... 50

Bagan 2 struktur pengurus sekolah Madrasah Al-kadarinniyah Pantar .................... 68

Page 14: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penellitian ........................................................................................... 54

Tabel 3.2 Daftar Informan ............................................................................................. 56

Bagan 4.1 Tenaga Pendidik Madrasah Al Kadarinniyah Pantar ............................... 69

Bagan 4.2 Jumlah Keseluruhan Siswa Madrasah Al Kadarinniyah Pantar .............. 70

Page 15: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Pedoman Wawancara

2. Daftar Informan

3. Dokumentasi

4. Persuratan

5. Daftar Riwayat Hidup

Page 16: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu hal yang penting dari

konsep pendidikan adalah usaha sadar yang terencana, hal ini berarti bahwa pendidikan

di universitas bukanlah proses yang dilakukan asal asalan tetapi proses pendidikan yang

dilakukan oleh dosen bersama mahasiswa adalah usaha sadar yang terencana dan

diarahkan pada pencapaian tujuan. Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan

utamanya pada setiap bidang studi perlu dilaksanakan untuk membentuk mahasiswa

yang siap dalam menghadapi tantangan kehidupan masa kini.

Pendidikan Nasional Bertujuan untuk mencerdaskan bangsa serta idealnya

pembelajaran di Indonesia menciptakan lulusan yang beriman kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berkarakter, berpengetahuan serta berketerampilan. Tetapi, realitasnya

Indonesia dikala ini lagi dalam permasalahan krisis kepribadian. Perihal ini dibuktikan

dengan banyaknya kasus yang terjalin di warga. Menurut Kemendiknas( 2010: 1)

permasalahan tersebut semacam korupsi, kekerasan, kejahatan intim, peluluhlantahkan,

perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak

produktif. Tidak hanya itu, permasalahan krisis kepribadian ikut menyerang kalangan

Page 17: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

2

pelajar yang diisyarati dengan maraknya permasalahan kenakalan anak muda semacam

tawuran, penyalahgunaan narkoba, pergaulan leluasa, balapan liar, acara minuman

keras, berjudi, membolos sekolah serta sebagainya. Dari seluruh kasus yang sudah

dijabarkan tersebut bisa dijadikan penanda kalau tujuan pembelajaran nasional belum

seluruhnya tercapai. Kesuksesan di seluruh aspek kehidupan berbangsa tidak cuma

didetetapkan oleh pengetahuan serta keahlian saja namun pula kepribadian ataupun

karakter. Hasil riset Institut Teknologi Carnegie( Kurniawan dalam Mansur, 2014: 3)

melaporkan kalau dari 10. 000 orang sukses, 85% sebab aspek karakter( kepribadian)

serta 15% sebab aspek teknis. Demikian pula hasil riset Wiggam( Kurniawan dalam

Mansur, 2014: 3) melaporkan kalau dari 4000 orang yang kehabisan pekerjaan, 400

orang( 10%) sebab keahlian teknis sebaliknya 3 3. 600 orang( 90%) sebab aspek

karakter ataupun kepribadian. Berikutnya, hasil riset di Universitas Stanford

merumuskan kalau kesuksesan didetetapkan oleh 87% perilaku( kepribadian) serta

cuma 12, 5% sebab keahlian akademik( Mardiansyah dalam Mansur, 2014: 3).

Pemerintah lewat Departemen Pembelajaran Nasional( Kemendiknas) semenjak tahun

2010 sudah mencanangkan pembelajaran kepribadian untuk seluruh tingkatan

pembelajaran. Program ini diadakan sebab sepanjang ini dunia pembelajaran Indonesia

dinilai belum seluruhnya sukses dalam menghantarkan generasi bangsa jadi pribadi-

pribadi yang bermartabat. Dunia pembelajaran Indonesia cuma sanggup melahirkan

lulusan dengan tingkatan intelektualitas mencukupi. Tetapi, tidak sedikit diantara

lulusan tersebut belum memiliki sikap yang pintar dan mental karakter yang baik(

Aunillah dalam Mansur, 2014: 5). Kemendiknas( 2010: 4) mengemukakan kalau

pembelajaran kepribadian dimaknai bagaikan pembelajaran yang meningkatkan nilai-

Page 18: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

3

nilai kepribadian bangsa pada diri siswa dan siswi sehingga mereka mempunyai nilai

serta kepribadian dalam dirinya setelah itu hendak mempraktikkan nilai- nilai tersebut

dalam kehidupannya. Berikutnya, pembelajaran kepribadian bukan cuma hanya

mengarahkan mana yang benar serta mana yang salah, namun lebih ialah sesuatu usaha

menanamkan kerutinan kerutinan yang baik sehingga siswa dan siswi sanggup berlagak

serta berperan bersumber pada nilai- nilai yang sudah jadi kepribadiannya. Secara

resmi, implementasi pembelajaran kepribadian mempunyai landasan yuridis yang

kokoh. Perihal ini merujuk pada guna serta tujuan pembelajaran nasional yang

membagikan dasar kalau pembelajaran yang dilaksanakan selayaknya 4 menuju pada

pembuatan kepribadian generasi muda bangsa. Dengan demikian, di samping jadi

langkah strategis dalam menanggulangi perkara krisis kepribadian yang lagi terjalin,

implementasi pembelajaran kepribadian sebetulnya ialah amanah dari peraturan

perundang- undangan. Sehingga dengan terdapatnya kasus krisis kepribadian bisa

dijadikan penanda kalau implementasi pembelajaran kepribadian belum terlaksana

dengan maksimal. Sedangakan Bagi Garin Nugroho yang dilansir oleh Masnur

Muslich, berkata kalau hingga dikala ini dunia pembelajaran di Indonesia dinilai belum

mendesak pembangunan kepribadian bangsa. Perihal ini diakibatkan oleh ukuran-

ukuran dalam pembelajaran tidak dipulangkan pada kepribadian partisipan didik, tetapi

dipulangkan pada pasar.“ Pembelajaran nasional belum sanggup mencerahkan bangsa

ini. Pembelajaran kita kehabisan nilai- nilai luhur itu”. Lebih lanjut dia mengemukakan

kalau pembelajaran kepribadian hendak sirna serta hendak melenyapkan aspek- aspek

manusia dankemanusiaan, sebab kehabisan kepribadian itu sendiri”, ucapnya.( Masnur

Muslich, 2013: 1- 2). Terlepas dari bermacam problem di atas, pembelajaran

Page 19: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

4

kepribadian di Indonesia mengusung semangat baru dengan optimisme yang penuh

buat membangun kepribadian bangsa yang bermartabat. Oleh sebab itu, konsep

pembelajaran kepribadian wajib mengambil posisi yang jelas, kalau ciri seorang bisa

dibangun lewat pembelajaran. Pembelajaran semacam apakah yang sanggup

membentuk ciri tersebut, jawaban atas persoalan inilah yang diucap dengan

pembelajaran kepribadian.( Suyadi, 2013: 4). Sedangkan itu, dalam dunia pembelajaran

permasalahan berperan sangat penting ( cheating) baik berbentuk aksi mencontek,

mencontoh pekerjaan sahabat ataupun mencontoh dari novel pelajaran seolah- olah

ialah peristiwa tiap hari. Apalagi dalam penerapan tes akhir sekolah di sebagian

wilayah ditengarai terdapat guru yang membagikan kunci jawaban kepada siswa, sebab

khawatir muridnya tidak lulus sehingga mencoreng nama sekolah. Seakan- akan dalam

dunia pembelajaran kejujuran sudah jadi benda yang sangat jarang, contoh hilangnya

kejujuran di warga Indonesia semacam maraknya fenomena korupsi serta kolusi telah

amat banyak. Keprihatinan ini sudah jadi keprihatinan nasional, presiden Republik

Indonesia mengantarkan dalam pidatonya:“ Pembangunan sifat( character building)

amat berarti. Kita mau membangun manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti,

serta berperilaku baik. Bangsa kita mau pula mempunyai peradaban yang unggul serta

mulia. Peradaban yang demikian bisa dicapai apabila warga kita pula ialah warga yang

baik( good society). Keharuman nama tidak sering dapat dipulihkan, kala kepribadian

sirna seluruhnya pula sirna. Salah satunya mutiara kehidupan yang sangat berharga

lenyap selamanya.( Muchlas Samani serta Hariyanto, 2011: 5- 6). Memandang pada

kondisi di Indonesia dikala ini, dengan menoleh atas sebagian perihal tersebut di atas,

bangsa Indonesia sangat membutuhkan sumber manusia dalam jumlah serta memiliki

Page 20: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

5

mutu kepribadian yang mencukupi bagaikan pendukung utama dalam pembangunan.

Buat penuhi sumber energi manusia tersebut, pembelajaran mempunyai kedudukan

yang sangat berarti, buat menggugah bangsa ini serta masyarakat negaranya dan warga

sipil, pejabat negeri, institusi sosial kemasyarakatan serta keagamaan buat intropeksi

diri dan melaksanakan langkah- langkah revisi menanggulangi krisis multidimensional

bangsa ini. Berkaitan dengan dialami terus menjadi mendesaknya pembelajaran

kepribadian di Indonesia, Pusat Kurikulum Tubuh Riset serta Pengembangan

Departemen Pembelajaran Nasional dalam publikasinya bertajuk Pedoman Penerapan

Pembelajaran Kepribadian melaporkan kalau pembelajaran kepribadian pada intinya

bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,

bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, tumbuh dinamis, berorientasi ilmu

pengetahuan serta teknologi yang seluruhnya dijiwai oleh iman serta takwa kepada

Tuhan yang Maha Esa bersumber pada Pancasila.( Muchlas Samani serta Hariyanto,

2011: 9). Pembelajaran kepribadian ialah keharusan yang wajib diterapkan memandang

keadaan disintegrasi bangsa kita yang terus menjadi merebak, membuat wajib lekas

dicoba langkah preventif semenjak dini, paling utama di area sekolah. Sebagaimana

yang diajarkan oleh pemerintah, dalam perihal ini Departemen Pembelajaran serta

Kebudayaan menimpa Pengelolaan Pembelajaran Kepribadian. Pemerintah

mengharapkan area sekolah bagaikan bagian terutama dalam pembelajaran

kepribadian. Pada bagian proses pendidikan diharapkan bisa terlaksana sebaik bisa jadi

buat jadi garda terdepan dalam pembelajaran kepribadian.

Berdasarkan pernyataan di atas maka diperlukan penanaman karakter religius

melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler yang bertujuan untuk membina

Page 21: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

6

moral, sikap dan membentuk karakter siswa menjadi lebih baik. Menurut Omar

Mohammad Al-Toumy al-Syaibani yaitu diarahkan kepada perubahan tingkah laku

agar menjadikan manusia yang sempurna baik di dunia maupun di akhirat.2 Sebagai

upaya menanamkan karakter religius harus ditanamkan sejak dini, karakter religius

tidak dapat tertanam begitu saja dalam waktu yang yang singkat akan tetapi

menanamkan karakter religius membutuhkan waktu yang lama dan harus terus

menerus secara konsisten ditanamkan baik itu dalam kegiatan belajar mengajar,

lingkungan sekolah dan dimasyarakat. Sehingga karakter religius dapat tertanam dalam

diri siswa.

Di sekolah sendiri, penerapan nilai–nilai religius melalui kegiatan intrakulikuler

dan ekstrakulikuler pada anak adalah tanggung jawab guru. Salah satu cara guru

karakter di sekolah adalah dengan menerapkan sikap yang di ajarkan oleh agama. Nilai

Religius bukan hanya sekedar berbicara tentang hubungan manusia dengan Tuhan

Yang Maha Esa, tapi hal ini birbicara persoalan hubungan manusia dengan manusia

lainya yang memiliki hubungan timbal balik.Zubaedi (2011:25)

Sekolah Madrasah Al-kadarinniyah Pantar merupakan Sekolah swasta milik

Pemerintah sekolah ini merupakan salah satu Sekolah yang berkarakter religius islam.

Visi Madrasah Pantar ini yaitu mendampingi anak dalam belajar dan mengembangkan

potensinya untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia dan terampil. Berdasarkan

observasi awal Peneliti Mendapat informasi, salah satu bentuk kegiatan yang

menunjukkan pelaksanaan nilai religius yang ada Di Madrasah Al-kadarinniyah Pantar

ini yaitu melakukan sholat dhuhur berjamaah yang diikuti oleh semua siswa, selain itu

siswa di Sekolah ini juga sering mengikuti lomba keagamaan dan selalu mendapatkan

Page 22: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

7

juara, diantaranya juara 1 MTQ se kecamatan Pantar, juara 3 saritilawah se-kecamatan

Pantar,

Kegiatan intrakurikuler, adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang

sudah teratur, jelas dengan sistematik yang merupakan program utama dalam proses

mendidik siswa. Kegiatan intrakurikuler dalam pelaksanaannya telah terdapat

pengalokasian atau telah terjadwal dengan baik karena kegiatan ini dilakukan oleh guru

dan siswa pada jam-jam pembelajaran di sekolah. Kegiatan intrakurikuler ini dilakukan

untuk mencapai tujuan minimal setiap mata pelajaran yang tergolong inti maupun

bukan.jadi kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan inti dalam pembelajaran yang biasa

dilakukan oleh guru dan siswa pada setiap harinya atau dapat juga dikatakan kegiatan

belajar mengajar antara guru dan siswa di dalam sekolah setiap mata pelajaran adalah

kegiatan intrakurikuler. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting sekali

karena lebih banyak materi diterima siswa pada saat proses pembelajaran jadi proses

pelaksanaan dari pembelajaran intrakurikuler ini harus berjalan dengan baik agar tujuan

dari setiap pembelajaran itu dapat tercapai maka diperlukan juga peran aktif lembaga

sekolah dalam pelaksanaannya, kegiatan ini juga dapat dikatakan sebagai kegiatan tatap

muka pembelajaran. Kunandar (2007: 177)

Kegiatan ekstrakurikuler disusun bertepatan dengan membuat kurikulum serta

modul pelajaran. Maksudnya Kegiatan tersebut ialah bagian dari pelajaran sekolah

serta kelulusan siswa dan siswi dipengaruhi oleh Kegiatan nya dalam Kegiatan

ekstrakurikuler tersebut. Struktur Kurikulum Jenjang Satuan Pembelajaran diterangkan

jika kegiatan intrakurikuler serta ekstrakurikuler masuk dalam jenis komponen

pengembangan diri. Intrakurikuler merupakan kegiatan di luar pelajaran. Kegiatan

Page 23: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

8

yang dilakukan pada waktu- waktu tertentu, misalnya serupa pengajian kelas dicoba

tiap sebulan sekali, shalat dzuhur berjamaah yang dilaksanakan tiap hari serta pesantren

kilat yang dilaksanakan pada bulan ramadhan. Untuk para siswa madrasah salah

satunya ialah dengan memperoleh Pembelajaran intrakurikuler yang tujuannya adalah

siswa/siswi lebih menghayati apa yang dipelajari serta apa yang di terapkan di luar

pembelajaran atau sekolah.

Ekstrakurikuler merupakan Kegiatan pembelajaran di luar mata pelajaran serta

pelayanan konseling yang tujuannya dalah pengembangan keterampilan siswa yang

kemudian di seusaikan dengan dengan kebutuhan, kemampuan, atensi serta bakat lewat

pemebelajaran yang secara kurikulum diselenggarakan oleh pendidik ataupun tenaga

kependidikan yang berkemampuan serta berkewenangan di sekolah ataupun madrasah.

Oleh sebab itu,Pemebelajaran ekstrakurikuler keagamaan pengembangan keterampilan

keagamaan sangat butuh diadakan. Pemebelajaran ekstrakurikuler pengembangan

atensi serta bakat Islami di dunia sekolah diperuntukan buat menggali serta memotivasi

siswa dan siswi dalam bidang tertentu. Sebab itu, kegiatan Kegiatan ekstrakurikuler

wajib disesuaikan dengan hobi dan keadaan siswa dan siswi

Tujuan kegiatan ekstrakurikuler yaitu menunjang serta menumbuhkan

keterampilan bakat serta kemampuan siswa dalam beragama. Sehingga kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan bisa di tingkatkan, pengamalan ajaran Islam dan tingkatkan

keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam penerapan kegiatan siswa dan

siswi di sekolah tidak sekedar belajar di dalam kelas saja, namun terdapat satu kegiatan

yaitu kegiatan di luar kelas (ekstrakurikuler).pemeblajaran ini ialah Kegiatan yang

diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam program sekolah atau

Page 24: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

9

program kurikulum yang di di seuai dengan kondisi serta kebutuhan sekolah.

Sehubungan dengan Kegiatan siswa dan siswi di luar sekolah, pada dasarnya buat

memenuhi serta menaikkan pengetahuan serta keahlian mereka, berkenaan dengan

Kegiatan kurikuler yang diterima di sekolah pada jam- jam pelajaran resmi. Buat

mengambangkan kemampuan anak dari segi intelektual keislaman serta bisa lebih

mendekatkan diri kepada Allah SWT, hingga pihak Madrasah Al- kadarinniyah Pantar

mengadakan Kegiatan sholat sunnah dhuha berjamaah serta sholat dhuhur berjamaah

dan Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang diiringi segala siswa dan siswi

Madrasah Al- kadarinniyah Pantar.

Bersumber pada hasil pra survey bagaikan langkah dini dari Kegiatan riset

yang penulis mengamati di lapangan, ditemui fenomena faktual yang menarik yang

kemudia di dianalisis lebih lanjut. Walaupun kegiatan ekstrakurikuler keagamaan,

sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah, serta Kegiatan ekstrakurikuler telah

dikelola dengan baik dan membagikan rangsangan positif terhadap siswa dan siswi

buat lebih maksimal dalam menuntut ilmu dengan penuh pemahaman, supaya

membentuk manusia yang berpengetahuan luas serta mempunyai nilai- nilai

pembelajaran agama islam, tetapi di sisi lain teruji masih terdapat siswa dan siswi yang

membolos buat tidak menjajaki Kegiatan ekstrakurikuler, sholat sunnah dhuha

berjamaah serta sholat dhuhur berjamaah, siswa dan siswi yang tidak masuk anggota

ekstrakurikuler keagamaan siswa dan siswi kurang berminat dalam meningkatkan

bakatnya.

Dari statment di atas membuktikan terdapatnya kesenjangan, antara kegiatan

siswa dan siswi dalam menjajaki Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan

Page 25: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

10

terdapatnya siswa dan siswi yang kurang berminat dalam meningkatkan bakatnya.

Keadaan yang kemudia di temui di lapangan menimbulkan pertanyaan besar , sekalian

jadi problematika yang membutuhkan riset lebih lanjut.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “Pendidikan Karakter Religius melalui Kegiatan IntraKulikuler dan

Ekstrakulikuler (Studi Kasus Di Madrasah Al-kadarinniyah Pantar Kabupaten Alor

Tahun Ajaran 2020/2021)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas serta untuk mempermudah arah

pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan suatu rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Konsep pembentukan pendidikan karakter religius dalam kegiatan

ekstrakulikuler dan intrakulikuler di MA Al-Kadarinniyah Pantar.?

2. Bagaimana konsep kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler di Di MA Al-

kadarinniyah Pantar.?

3. Apa saja faktor pendorong dan penghambat terbentuknya karakter religius

dalam kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler di MA Al Kadarinniyah

Pantar?

4. Bagaimana dampak penerapan kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler pada

pembentukan karakter religius di MA Al-kadarinniyah Pantar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, adapun tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui :

Page 26: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

11

1. Konsep pendidikan karakter religius yang dikembangkan Di MA Al-

kadarinniyah Pantar Tahun 2020.?

2. Konsep kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler di Di MA Al-kadarinniyah

Pantar. Tahun 2020.

3. Dampak penerapan kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler pada

pembentukan karakter religius Di MA Al-kadarinniyah Pantar.

4. Faktor pendukung dan pemnghambat implementasi kegiatan ekstrakulikuler

dan intrakulikuler pada pembentukan karakter religius Di MA Al-kadarinniyah

Pantar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang didapat dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat

baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian

ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Mengetahui pembentukan karakter religius.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan deskripsi mengenai

informasi yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk referensi dan

evaluasi bagi para praktisi pendidikan dalam pendidikan karakter

khususnya karakter religius.

b. Bagi masyarakat non-praktisi pendidikan.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan kepada

masyarakat luas mengenai upaya pendidikan karakter religius dalam

kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler

Page 27: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

12

a. Memberi wawasan bagi orang tua dan guru mengenai pembentukan

karakter siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi praktisi pendidikan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan deskripsi mengenai

informasi yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk referensi dan

evaluasi bagi para praktisi pendidikan dalam pendidikan karakter religius

dalam kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler.

b. Bagi masyarakat non-praktisi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan kepada

masyarakat luas mengenai upaya pendidikan karakter religius dalam

kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler.

c. Bagi Guru.

Memberi referensi dan motivasi bagi guru dalam upaya pembentukan

pendidikan karakter religius dalam kegiatan ekstrakulikuler dan

intrakulikuler yang efektif dan efisien

E. Batasan Istilah

1. Pendidikan Karakter

Mewujudkan karakter yang baik pada diri seseorang dapat dilakukan dengan

upaya pendidikan karakter. Pendidikan karakter sendiri dapat dilakukan dalam

pendidikan formal, nonformal dan informal. Dengan demikian, pendidikan karakter

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan secara sistematis

Page 28: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

13

guna memperbaiki karakter siswa di Madrasah Al-kadarinniyah Pantar. khususnya

karakter religius melalui kegiatan sekolah.

2. Religius.

Religius adalah nilai karakter yang berhubungan dengan Tuhan. Pikiran,

perkataan dan perbuatan seseorang diupayakan berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan

atau ajaran agama yang dianut. Religius yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

nilai-nilai religiusitas yang diajarkan kepada siswa di sekolah, khususnya dalam

pembelajaran di kelas melalui beberapa kegiatan yang sifatnya religius.

3. Intrakulikuler

Kegiatan intrakurikuler, adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang

sudah teratur, jelas dengan sistematik yang merupakan program utama dalam proses

mendidik siswa. Dalam kurikulum pun perlu adanya menekankan pada pencapaian

kompetensi dengan memperhatikan usia, karakteristik dan budaya anak didik agar

dapat membekalinya dimasa kini dan yang akan datang.

4. Ekstrakulikuler

Kegiatan Ekstrakulikuler adalah kegiatan keagamaan yang dapat meningkat

kan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan membiasakan

peserta didik untuk berakhlak mulia. Manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak

mulia akan terbentuk melalui proses kehidupan, terutama melalui proses pendidikan,

khususnya kehidupan beragama dan pendidikan agama.

Page 29: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

14

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Yang Relevan

Riset atau penelitian yang kemudian di analisis oleh Annis Titi Utami( 2014: 7)

yang bertajuk penerapan nilai religius dalam pembelajaran kepribadian di SD Negara 1

Kutowinangun Kebumen, mengatakan jika: anggapan guru tentang berartinya nilai

religius dalam pembelajaran kepribadian ialah salah satu sumber yang melandasi

pembelajaran kepribadian serta sangat berarti bagi siswa dan siswi kemudian

ditanamkan kepada siswa semenjak dini sebab dengan bekal keagamaan yang kokoh

semenjak dini hendak memperkokoh pondasi moral siswa di masa depan. Hasil riset

Annis Titi Utami( 2014: 7) menampilkan bahwasanya pembelajaran kepribadian telah

diketahui dalam agama Islam dengan nama pembelajaran akhlak. Pembelajaran akhlak

ini mengacu pada perilaku yang ditunjukkan Nabi umat Islam ialah Nabi Muhammad

SAW.

Letak persamaan dengan riset di mana riset Annis Titi Utami( 2014: 7) yang

dicoba merupakan dengan terdapatnya kesamaan dalam topik ulasan riset yang berkisar

menimpa pembelajaran kepribadian di SD Negara 1 Kutowinangun Kebumen, Letak

perbandingan fokus riset di mana riset Annis Titi Utami( 2014: 7) lebih

menekankan pada gimana perspektif Islam memandang pembelajaran kepribadian

sebaliknya riset ini lebih menekankan pada pembelajaran kepribadian religius dalam

aktivitas intrakulikuler serta ekstrakulikuler di MA Al- kadarinniyah Pantar.

Sumber referensi lain yang dapat dijadikan rujukan adalah dalam International

Journal of History Education, Volume XII, No.2 oleh Agung (2011) yang berjudul

Page 30: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

15

“Character Education Integration in Social Studies Learning”. Penelitian ini bertujuan

membahas implementasi pendidikan karakter yang diintegrasikan melalui

pembelajaran IPS pada siswa Madrasah Al Kadarinniyah Pantar . Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa fokus pendidikan karakter membangun identitas siswa yang

cerdas dan berkarakter. Pendidikan karakter dapat diimplementasikan melalui

pendidikan formal di sekolah, khususnya pembelajaran IPS, karena maksud dari

pembelajaran IPS tidak hanya tentang aspek kognitif (kemampuan intelektual),tetapi

juga aspek afektif (kemampuan personal). Pembelajaran IPS secara umum

mengajarkan tentang sikap, nilai, dan moral yang menuntut guru untuk kreatif dalam

merencanakan pembelajaran dan mengimplementasikan pendidikan karakter.

Letak persamaan dalam penelitian Agung (2011) ini adalah sama-sama

membahas konsep karakter sedangkan. Letak perbedaan fokus penelitiannya adalah

pada fokus penelitian Agung (2011) ini lebih menekankan kepada integrasi pendidikan

karakter melalui pembelajaran IPS di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama

(Madrasah Al Kadarinniyah Pantar ). Sedangkan pada fokus penelitian ini adalah

pendidikan karakter religius dalam kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler di MA

Al-kadarinniyah Pantar.

Penelitian yang dilakukan oleh Nor Nas Kurnia Nanisanti (mahasiswi IAIN

Tulungagung 2014) yang berjudul Pengembangan Karakter Religius Siswa Melalui

Kegiatan Ektrakulikuler Muhadhoroh di MTs Pondok Modern Darul Hikmah

Menyimpulkan bahwa Karakter religius yang dikembangkan melalui kegiatan

ektrakulikuler muhadhoroh di MTs Darul Hikmah ada empat karakter antara lain,

Page 31: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

16

Silaturahim, Al-Ukhuwah, Amanah, dan Iffah atau ta’afuf siswa tumbuh dengan

sendirinya melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.

Letak persamaannya adalah sama-sama membahas tentang karakter Religius

melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah pada penelitian ini juga bahas tentang

karakter religius. Namun ada perbedaan fokus penelitiannya di mana pada fokus

penelitian Nor Nas Kurnia Nanisanti (mahasiswi IAIN Tulungagung 2014) ini lebih

menekankan kepada pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan

pada fokus penelitian ini membahas tentang pendidikan karakter religius dalam

kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler di MA Al-kadarinniyah Pantar.

Abdul Malik Kusuma Negara.(2016). Pembinaan Karakter Keislaman Siswa

melalui kegiatan intrakurikuler PAI di MA Muhammadiyah Baturetno, Wonogiri Uin

Sunan Kalijaga. Hasil ini adalah semakin meningkatnya kebobrokan moral pada

generasi bangsa yang disebabkan krisis karakter masing-masing individu. Pergaulan

yang terlalu bebas dan pengawasan orang tua yang minim, memicu timbulnya perilaku

negatif pada karakter bangsa. Untuk mengantisipasi meningkatnya kebobrokan moral

pada generasi bangsa khususnya di MAM Baturetno, disinilah peran penting PAI

dalam pendidikan karakter sebagai solusi permasalahan fenomena tersebut. MAM

Baturetno merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berbasis Islam yang

bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual dan moral para peserta didiknya.

Pada penelitian ini Letak persamaannya adalah sama-sama membahas

pelaksanaan pendidikan karakter Religius melalui kegiatan religius Intrakurikuler di

sekolah. Sedangkan Letak perbedaan penelitiannya adalah di mana fokus penelitian

Abdul Malik Kusuma Negara.(2016).ini lebih menekankan pada satu kegiatan yaitu

Page 32: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

17

kegiatan Intrakurikuler sedangkan pada penelitian ini lebih foku di dua kegiatan yaitu

kegiatan sekolah intrakulikuler.dan ekstrakulikuler di MA Al-kadarinniyah Pantar.

Kesimpulan yang dapat diambil dari kelima tinjauan pustaka yang digunakan

untuk penelitian ini secara garis besar memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan

secara umum dari kelima tinjauan pustaka yang digunakan dengan penelitian ini adalah

topik permasalahan seputar pendidikan karakter, sedangkan perbedaannya adalah pada

esensi hasil penelitian serta fokus penelitian yang diambil.

B. Konsep Pendidikan Karakter.

a. Definisi Pendidikan Karakter

Kata pendidikan terbagi dalam bebrapa bahasa yaitu dalam bahasa inggris

(education) kemudain kata education ini berasal dari bahasa latin yang terjemahannya

adalah menuntut, mengaralhkan, atau memmimpin, sementara itu pendidikan dalam

bahasa yunani kuno adalah pedagogik, yang terdiri dari dua kata di mana dari kata Paid

adalah anak sedangkan agogos adalah membimbing jadi secara harafiah pedagogik

adalah ” ilmu dan seni mengajar. (Andre, 2013: 1).

Secara etimologi, customized organization karakter (inggris: character) berasal

dari bahasa yunani, charassein yang berarti "to etch" dapat diterjemahkan menjadi

mengukir, melukis, memahatkan atau menggoreskan (Suyadi, 2013: 5). Karakter

berasal dari bahasa yunani karakter yang berakar dari diksi 'kharassein' yang berarti

memahat atau mengukir (to write/to etch), sedangkan dalam bahasa latin karakter

bermakna membedakan tanda. Dalam bahasa Indonesia, karakter dapat diartikan

sebagai sifat-sifat kejiwaan/tabiat/watak (Narwanti, 2011: 1). Karakter berbeda dengan

moral dan akhlak, Moral adalah suatu tindakan manusia yang bercorak khusus, yaitu

Page 33: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

18

yang didasarkan kepada pengertiannya mengenai baik buruk. Morallah sebenarnya

yang membedakan manusia daripada makhluk Tuhan lainnya dan menempatkannya

bila telah menjadi tertib pada derajat di atas mereka. Sedangkan akhlak adalah

kebiasaan atau kehendak, akhlak juga bisa disebut menangnya keinginan dari beberapa

keinginan manusia dengan langsung berturut-turut (Amin: 1983: 62).

Secara Istilah Zubaedi, (2012: 8) menjelaskan bahwa karakter merupakan

bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,

temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah kepribadian, berperilaku, bersifat,

bertabiat dan berwatak.Wynne dalam Mulyasa (2011: 3) mengemukakan bahwa

karakter berasal dari bahasa yunani yang berarti "to check" (menandai) dan

memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata

atau perilaku sehari-hari.

Karakter adalah sesuatu hal yang unik hanya ada pada individu ataupun pada

suatu kelompok, bangsa. Karakter itu adalah landasan dari kesadaran budaya,

kecerdasan budaya merupakan pula perekat budaya. Sedangkan basic beliefs digali dan

dikembangkan dari budaya masyarakat itu sendiri (Narwanti, 2011: 27), berbeda

dengan Muslich (2011: 75) yang memaparkan untuk dapat memahami pendidikan

karakter perlu mengetahui struktur antropologis yang ada dalam diri manusia, yaitu atas

jasad, ruh dan akal.

Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana dalam

compositions pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang

menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan

berakhlak (berkarakter) mulia (UU No. 20 Tahun 2009). Pendidikan karakter dalam hal

Page 34: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

19

ini merupakan expositions berkelanjutan dan tak pernah berakhir (ceaseless cycle),

sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang kesinambungan (consistent quality

improvement), yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia masa depan dan

berakar pada nilai-nilai budaya bangsa (Mulyasa, 2011: 1). Gaffar dalam Kesuma

(2011: 5) menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah expositions

transformasi nilai-nilai kehidupan untuk di tumbuh kembangkan dalam kepribadian

seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Pendidikan

karakter dalam penelitian ini adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai

karakter pada peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter

dirinya dan dapat menghasilkan sosok manusia yang berkualitas dan memiliki masa

depan.

Berdasarkan urian yang kemudian di uraikan di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa pendidikan karakter adalah expositions pemberian tuntutan secara sadar dan

sungguh-sungguh kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang

berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter

dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,

pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk

memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan

kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter dapat

pula dimaknai sebagai upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal,

peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai

insan yang baik.

Page 35: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

20

b. Bentuk-Bentuk Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dapat teridentifikasi sejumlah bentuk Menurut Zubaedi

(2011:74) yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial

dan tanggung jawab berikut penjelasannya:

1) Religius

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksana kan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup

rukun dengan pemeluk agama lain. Religius juga bisa diartikan sebagai nilai karakter

dalam hubungannya dengan Allah Swt. Menunjukkan bahawa fikiran, perkataan dan

tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan

ajaran agamanya. Mustari (2011:2) mengemukakan manusia religius berkeyakinan

bahawa semua yang ada di alam semesta ini adalah merupakan bukti yang jelas

terhadap adanya Tuhan. Narwanti, (2011: 64) menulis kan tentang unsur-unsur

pewujudan serta benda-benda alam mengukuhkan keyakinan bahawa ada Maha

Pencipta dan Pengatur, dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi beberapa

hal yaitu: Beraqidah lurus, beribadah yang benar, berdo'a sebelum mulai dan sesudah

selesai pembelajaran, mengikuti materi pembelajaran dengan kekuasaan Allah Swt,

melaksanakan shalat dhuha, melaksanakan shalat zuhur secara berjemaah, melaksana

kan shalat Ashar secara berjemaah, dan Tahfiz Al-Qur'an min 1 juz (Program Tahfiz:

setoran hafalan 1 juz ayat Al Qur'an dan Program penunjang: Tilawah AlQur'an/tahfiz

sesudah shalat dzuhur berjamaah selama 5 menit).

Page 36: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

21

2) Jujur

Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Suyadi

(2013 :8) mengemukakan bahwa jujur diartikan sebagai sikap dan perilaku yang

mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan mengetahui yang

benar,mengatakan yang benar dan melakukan yang benar, sehingga menjadikan orang

yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya. Mustari (2011: 15)

mengemukakan jujur merujuk pada suatu karakter moral yang mempunyai sifat-sifat

positif dan mulia seperti integritas, penuh kebenaran dan lurus sekaligus tiadanya

bohong, curang ataupun mencuri. Narwanti (2011: 65) menuliskan dengan indikator

pencapaian pembelajaran meliputi beberapa hal dibawah ini:

(a) Membuat laporan hasil percobaan sesuai dengan information yang

diperoleh;

(b) Tidak pernah menyontek dalam ulangan;

(c) Tidak pernah berbohong dalam berbicara;

(d) Mengakui kesalahan;

(e) Terbuka dalam memberi penilaian kepada peserta didik.

3) Toleransi

Toleransi dalam pandangan Fathurrohman (2013: 19) adalah sikap dan

tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan

orang lain yang berbeda dari dirinya. Toleransi diartikan sebagai sikap dan perilaku

yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan terhadap agama, aliran

kepercayaan, suku adat, bahasa, ras, etnis, pendapat dan hal-hal lain yang berbeda

Page 37: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

22

dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serat dapat hidup tenang di tengah perbedaan

tersebut. Narwanti (2011: 65) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran

meliputi beberapa hal dibawah ini:

(a) Pelayanan yang sama terhadap peserta didik tanpa membedakan suku,

agama, ras, golongan, status sosial dan status ekonomi;

(b) Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus;

(c) Bekerja dalam kelompok dengan teman-teman yang berbeda jenis kelamin,

agama, suku dan tingkat kemampuan;

(d) Tidak memaksakan pendapat atau kehendak kepada orang lain;

(e) Hormat menghormati;

(f) Raso jo pareso (Raso berarti rasa atau perasaan manusia). Raso dapat

berbentuk malu, takut, senang atau bahagia. Ukuran rasio didasarkan pada

nilai budi yang dimiliki manusia;

(g) Basa basi;

(h) Sopan santun;

(i) Manyauk dihikie bakato dibawah-bawah (Hati-hati tidak boleh tinggi hati

atau berbicara tinggi.

4) Disiplin

Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan. Mustari (2011: 42)mengemukakan bahwa disiplin

merujuk pada instruksi sistematis yang diberikan kepada murid (supporter). Untuk

mendisiplinkan berarti menginstruksikan orang untuk mengikuti tatanan tertentu

melalui aturan-aturan tertentu. Biasanya customized organization "disiplin" berkonotasi

Page 38: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

23

negatif, karena untuk melangsungkan tatanan dilakukan melalui hukuman. Disiplin

dalam arti lain berarti suatu ilmu tertentu yang diberikan kepada murid. Narwanti

(2011: 66) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi beberapa

hal yaitu: Hadir tepat waktu, mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran, mengikuti

prosedur kegiatan pembelajaran dan menyelesaikan tugas tepat waktu.

5) Kerja Keras

Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya. Mustari (2011: 52) mengemukakan bahwa kerja keras yang mesti

dilakukan adalah hal-hal yang baik-baik, memperhatikan supaya segala urusannya

dapat berbuah lezat dan dapat dirasakan manfaatnya, baik usaha itu tertuju pada bidang

pelajaran maupun pekerjaan. Kepentingannya agar apa-apa yang diusahakan itu tidak

mudah roboh dan hancur, tidak mudah rusak dan punah, dihindarkan dari rasa

mempermudah pekerjaan, sehingga menyebabkan mudah binasa dan terbengkalai.

Nurwanti (2011: 66) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi

beberapa hal dibawah ini:

(a) Berupaya dengan gigih untuk menciptakan semangat kompetisi yang sehat;

(b) Substansi pembelajaran menantang peserta didik untuk berpikir keras;

(c) Menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh master;

(d) Berupaya mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi.

6) Kreatif

Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

Page 39: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

24

cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Suyadi (2013: 8)

mengemukakan kreatif sebagai sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam

berbaBerdasarkan bentuk-bentuk pendidikan karakter yang disebutkan di atas

merupakan bentuk-bentuk yang mendasari program sekolah yang menerapkan

pendidikan karakter dalam menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki

karakter yang baik. Kepala sekolah beserta Guru-guru harus saling mendukung dalam

menerapkan pendidikan karakter, mengingat pendidikan karakter tidak

sepenuhnya dituangkan dalam mata pelajaran khusus namun terintegrasi secara

sistematis dengan menitikberatkan pada nilai-nilai pendidikan karakter yang telah

diterapkan.

c. Proses Pembentukan Karakter Religius.

Al Ghazali memberi perhatian yang sangat besar untuk menempatkan

pemikiran Islam dalam pendidikan. Al-Ghazali menekankan pentingnya pembentukan

karakter. Dengan memberikan pendidikan karakter yang baik maka orang tua sudah

membantu anak-anaknya untuk hidup sesuai jalan yang lurus. Namun, pendidikan yang

buruk akan membuat karakter anak-anak menjadi tidak baik dan berpikiran sempit

sehingga sulit membawa mereka menuju jalan yang benar kembali. Ibnu Qayyim

mengemukakan empat sendi karakter baik dan karakter buruk. Karakter yang baik

didasarkan pada:

1) Sabar, yang mendorongnya menguasai diri, menahan marah, tidak

mengganggu orang lain, lemah lembut, tidak gegabah, dan tidak tergesa-gesa.

2) Kehormatan diri, yang membuatnya menjauhi hal-hal yang hina dan buruk,

baik berupa perkataan maupun perbuatan, membuatnya memiliki rasa malu,

Page 40: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

25

yang merupakan pangkal segala kebaikan, mencegahnya dari kekejian, bakhil,

dusta, ghibah dan mengadu domba.

3) Keberanian, yang mendorongnya pada kebesaran jiwa, sifat- sifat yang luhur,

rela berkorban, dan memberikan sesuatu yang paling dicintai; dan

4) Adil, yang membuatnya berada di jalan tengah, tidak meremehkan, dan tidak

berlebih-lebihan.

Adapun karakter yang buruk juga didasarkan pada empat sendi yaitu:

1) Kebodohan, yang menampakkan kebaikan dalam rupa keburukan,

menampakkan keburukan dalam rupa kebaikan, menampakkan kekurangan

dalam rupa kesempurnaan, dan menampakkan kesempurnaan dalam rupa

kekurangan.

2) Kedhaliman, yang membuatnya meletakkan sesuatu bukan pada

tempatnya, memarahi perkara yang mestinya diridhai, meridhai sesuatu

yang mestinya dimarahi, dan lain sebagainya dari tindakan-tindakan yang

tidak proporsional.

3) Syahwat, yang mendorongnya menghendaki sesuatu kikir, bakhil, tidak

menjaga kehormatan, rakus dan hina, dan

4) Marah, yang mendorongnya bersikap takabur, dengki, dan iri,

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan karakter

religius itu adalah nilai baik atau buruk. Nilai baik disimbolkan dengan nilai Malaikat

dan nilai buruk disimbolkan dengan nilai Setan. Karakter manusia merupakan hasil

tarik-menarik antara nilai baik dalam bentuk energi positif dan nilai buruk dalam

bentuk energi negatif. Energi positif itu berupa nilai-nilai etis religius yang bersumber

Page 41: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

26

dari keyakinan kepada Tuhan, sedangkan energi negatif itu berupa nilai nilai yang

amoral yang bersumber dari taghut (Setan). Nilai-nilai etis moral itu berfungsi sebagai

sarana pemurnian, penyucian dan pembangkitan nilai-nilai kemanusiaan yang sejati

(hati nurani)

d. Faktor Pendorong Terbentuknya Pendidikan Karakter Religius

Menurut Zubaedi (2011:177-184) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pendidikan karakter religius diantaranya melalui:

1) insting.

Insting disini maksudnya adalah tindakan dan perbuatan manusia yang

dikehendaki. Insting ini merupakan bawaan sejak lahir. Insting berfungsi sebagai

motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku. Setiap siswa tentunya

mempunyai tingkah laku yang berbeda dan merupakan bawaan sejak lahir. Ada

beberapa siswa ketika mereka membuat kesalahan kemudian siswa tersebut

memperbaiki kesalahan tersebut. Misalnya, ada siswa yang belum melaksanakan

sholat, karena dia merasa bersalah dan berdosa kemudian siswa tersebut melaksanakan

sholat.

2) Kebiasaan.

kebiasaan adalah tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara

berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Di sekolah,

siswa diajarkan untuk selalu mengaji sejak kelas I dan kegiatan mengaji sudah

terjadwal, sehingga dari ajakan tersebut menjadi kebiasaan yang memang dilaksanakan

oleh siswa setiap harinya.

Page 42: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

27

3) Lingkungan.

Lingkungan di sini adalah seseorang mempunyai tingkah laku baik buruk

dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya. Lingkungan sekolah yang semua siswa dan

gurunya beragama islam menjadi salah satu faktor pendukung implementasi

pendidikan karakter religius. Tidak hanya karena semua beragama islam tetapi juga

sarana prasarana dari sekolah tersebut yang dapat mendukung terbentuknya karakter

religius siswa. Selain itu, lingkungan keluarga yang nyaman dan faktor pendukung dari

orang tua siswa juga berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi pendidikan

karakter religius. Orang tua yang selalu mendukung Kegiatan anaknya, dan ada

kolaborasi antara orang tua dan guru juga berpengaruh terhadap keberhasilan

implementasi pendidikan karakter religius siswa.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan faktor Pendorong

Terbentuknya Pendidikan Karakter Religius adalah sarana prasarana sekolah sendiri

yaitu, sudah adanya tempat wudhu yang bisa digunakan oleh siswa dan guru, ter

sedianya iqro dan al-qur’an yang dapat di gunakan untuk sanggar dan pelajaran iqro

seta tahfiz.

e. Faktor Penghambat Terbentuknya Pendidikan Karakter Religius.

Faktor penghambat karakter religius yaitu: faktor dari diri siswa yang belum

dapat menginternalisasikan nilai karakter religius ke dalam dirinya sehingga siswa tidak

sadar dalam melakukan sesuatu. Kemudian lingkungan keluarga, masih ada beberapa

orang tua yang kurang memperhatikan pengamalan karakter religius, padahal di

sekolah anak di didik oleh gurunya semaksimal mungkin agar anak tersebut

mempunyai karakter religius. Selain itu dari sekolah sendiri, belum terdapat masjid atau

Page 43: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

28

mushola di dalam lingkungan sekolah, sehingga kegiatan sholat dzuhur berjamaah

harus terlaksana di dua tempat yaitu sekolah dan masjid dekat sekolah.

Kesimpulan yang diambil dari penjelasan diatas adalah faktor penghambat

terbentuknya karakter religius yaitu faktor lingkungan keluarga yang kurang

memperhatikan anak dalam pembentukan karakter religius.

f. Tujuan Pendidikan Karakter

Mulyasa (2011: 9) menjelaskan pendidikan karakter pada tingkat satuan

pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai

yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang

dipraktikkan oleh semua warga sekolah/madrasah dan masyarakat sekitarnya. Budaya

sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak dan citra sekolah/madrasah

tersebut di mata masyarakat luas. Zubaedi (2012: 18) berpendapat bahwa pendidikan

karakter secara rinci memiliki lima tujuan, yaitu sebagai berikut:

1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai

manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa;

2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;

3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik

sebagai generasi penerus bangsa;

4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri,kreatif dan berwawasan kebangsaan;

Page 44: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

29

5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan dan dengan

rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

Wiyani (2013: 70) mengemukakan tujuan pendidikan karakter adalah

menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan

perlu sehingga menjadi kepribadian kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana

nilai-nilai yang dikembangkan, mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak

bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah dan membangun

koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung

jawab karakter bersama.

Berdasarkan pernyataan yang telah dikemukakan di atas maka. Tujuan

pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah mengembangkan sikap peserta didik

agar memiliki perilaku terpuji, sifat mandiri, kreatif, rasa tanggung jawab dan jiwa

kepemimpinan serta menciptakan lingkungan yang bersahabat di sekolah melalui

kegiatan Intrakulikuler dan Ekstrakulikuler.

C. Konsep Kegiatan Sekolah.

Kegiatan Sekolah merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam

pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan didalam dan/atau di luar

lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan

keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-

norma sosial baik lokal, nasional,maupun global untuk membentuk insan yang

seutuhnya. Dengan kata lain,kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan kegiatan

pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan

Page 45: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

30

peserta didik,sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui

kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga

kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. (Permendiknas No.

39 Tahun 2009,).

kegiatan di sekolah merupakan pendidikan formal yang bertugas untuk berbagi

potensi, kemampuan, talenta dan minat peserta didik yang memungkinkan mereka

menjadi insan-insan yang dapat berkembang dengan baik, senang serta bertanggung

jawab menjadi siswa dan siswi. untuk mencapai tujuan ini sekolah harus melaksanakan

hal tertentu misalnya, usulan–usulan pendidikan hendaknya ditunjang oleh aktivitas–

aktivitas yang sejalan antara pimpinan sekolah, pengajar bidang studi, Bimbingan serta

Konseling ataupun semua karyawan sekolah bahkan orang tua peserta didik,warga

untuk mengikuti perkembangan pembangunan bangsa khususnya pada bidang

pendidikan.

guru menjadi komponen manusiawi pada proses belajar mengajar, ikut

berperan pada perjuangan pembentukan sumber daya manusia yang potensial pada

bidang pembangunan. pada rangka ini pengajar tidak semata-mata menjadi guru

“switch of understanding” tetapi jua menjadi pendidik“transfer of value”, atau

menggunakan kata lain guru berperan menjadi pengajar serta pendidik. Selain berperan

menjadi pengajar dan pendidik, guru jua berperan sebagai pembimbing yang

menyampaikan pengarahan cara menuntun siswanya dalam belajar.

Page 46: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

31

a. Bentuk Kegiatan Sekolah

1) Kegiatan Intrakurikuler

Berdasarkan ulasan dari Kunandar (2010: 177) yang dimaksud menggunakan

aktivitas ekstrakurikuler ialah kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian

besar di pada kelas (intrakurikuler). kegiatan intrakurikuler ini tidak terlepas asal

proses belajar mengajar yang artinya proses inti yang terjadi di sekolah menjadi suatu

lembaga pendidikan formal. sinkron hal tersebut, belajar diartikan menjadi suatu bentuk

pertumbuhan atau perubahan pada diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara

bertingkah laris yang baru berkat pengalaman dan latihan. Hal ini sebagaimana yang

diungkapkan sang Oemar Hamalik (2010: 4) yang menyatakan bahwa belajar

merupakan perubahan tingkah laku melalui hubungan antara individu serta

lingkungan.

Ada berbagai unsur yang terdapat dalam pembelajaran.antara lain ialah motif

buat belajar, tujuan yang hendak dicapai dan situasi yang mensugesti. Jadi faktor yang

menunjang efisiensi yang akan terjadi belajar artinya kesiapan (readiness) yang

berawal berasal kesiapan pengajar dalam hal ini guru, maka asal itu kesiapan mutlak

ada sebab adalah kemampuan potensial fisik pula mental, untuk belajar disertai harapan

keterampilan yang dimiliki serta latar belakang buat mengerjakan sesuatu.

Minat asal siswa yang bisa ditingkatkan di luar kelas (extra), konsentrasi dalam

belajar pada hal ini disiplin yang ditanamkan oleh pengajar dikelas atau pada luar kelas,

yang sangat berpengaruh akan keteraturan ketika di belajar. Minat serta konsentrasi

dalam belajar merupakan 2 faktor yang saling berkaitan. Konsentrasi ialah pemusatan

pikiran terhadap suatu hal dengan memberikan semua hal lain yang tak bekerjasama.

Page 47: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

32

Minat merupakan menunjukkan kesungguhan pada mengerjakan sesuatu menggunakan

benar-sahih-benar-benar. Keteraturan saat; belajar secara teratur serta mengikuti

pengaturan ketika yang telah ditetapkan secara disiplin sebenarnya bisa mendatangkan

keuntungan bagi diri sendiri. Baik pada hal akademis juga fisik dan mental. Secara

akademis keteraturan mampu memperbanyak perbendaharaan ilmu pengetahuan.

Melakukan aktivitas pembelajaran , posisi pengajar menjadi pendidik serta

pengajar perlu menyadari bahwa yang dihadapi ialah anak bangsa yang mempunyai

perbedaan karakter dan latar belakang, dan perlu memperhatikan perkembangan

peserta didik baik secara individual juga pada mengajar ialah merupakan kegiatan guru

di menyampaikan pelajaran pada siswa yang didasarkan pada kemampuan/

kompetensi mengajar pengajar yang sudah dipengaruhi. menjadi akibatnya di proses

aktivitas pembelajaran di kelas, guru perlu membangun korelasi yang serasi menjadi

akibatnya guru dapat mengelola proses belajar mengajar serta mengelola kelas secara

efektif dan efisien. Pentingnya peranan pengajar di membentuk kondisi belajar-

mengajar yang efektif, dikarenakan guru yang menentukan kuantitas dan kualitas

pengajaran yang dilaksanakan. Hal ini menuntut perubahan perubahan pada

pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, taktik belajar-mengajar, juga

perilaku dan ciri pengajar dalam mengelola proses belajar-mengajar (Usman, 1990:

16).

Berkaitan menggunakan hal tersebut, ada beberapa kemampuan dasar yang

harus dimiliki sang guru pada kegiatan pembelajaran pada kelas (intrakurikuler). Piet

A. Sahertian sebagaimana dikutip Ary H. Gunawan (2000:121), menyatakan bahwa

terdapat 10 kompetensi yang wajib dimiliki sang seseorang guru, antara lain:

Page 48: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

33

(a.) Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan

(b) Kemampuan mengelola program belajar mengajar

(b.) Kemampuan mengelola kelas

(c.) Kemampuan memakai media/berasal belajar

(d.) Kemampuan menguasai landasan pendidikan

(e.) Kemampuan mengelola hubungan belajar mengajar

(f.) Kemampuan menilai prestasi peserta didik buat kependidikan pedagogi

(g.) Kemampuan mengenal fungsi serta acara pelayanan bimbingan dan

penyuluhan

(h.) Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan

(i.) Kemampuan tahu prinsip-prinsip serta menafsirkan yang akan terjadi yang

akan terjadi penelitian guna keperluan mengajar (Gunawan, 2010: 121).

Berdasarkan urian di atas kompetensi pada atas maka, diharapkan adanya

pembinaan berasal ketua sekolah menjadi pemimpin sekaligus supervisor. Beberapa

kemampuan pada atas kemudian diberikan penguatan berupa dominasi keterampilan-

keterampilan mengajar.

Adapun tujuan kegiatan intrakurikuler artinya buat meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan peserta didik buat biologi

mandiri serta mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai menggunakan acara

kejuruannya. supaya bisa bekerja secara efektif dan menyebarkan keahlian serta

keterampilan, mereka harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang

keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai

pandangan hidup kerja yang tinggi, serta mampu berkomunikasi sinkron memakai

Page 49: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

34

tuntutan pekerjaannya, serta mempunyai kemampuan menyebarkan diri. Struktur

kurikulum kejuruan pada hal ini di Sekolah Menengah Madrasah Aliyah diarahkan

buat mencapai tujuan tersebut. Kurikulum MA berisi mata pelajaran wajib , mata

pelajaran kejuruan, muatan lokal, serta pengembangan diri.

kesimpulan yang diambil sinkron pernyataan di atas ialah Tujuan intrakurikuler

di di kurikulum serta keterlibatan guru pada dalam aktivitas pembelajaran di pada kelas

(intrakurikuler) mempunyai pengaruh yang bertenaga, karena pada pada Proses Belajar

Mengajar (PBM) faktor kurikulum serta pengajar sebagai seorang edukator,

administrator, fasilitator, konduktor dan sebagainya memiliki peran yang strategis

selain faktor asal pembelajaran pendukung lainya.

2) Kegiatan Ekstrakurikuler

Pengertian ekstra secara umum mengandung pengertian segala sesuatu yang

mempunyai makna berbeda dan mempunyai nilai lebih dari biasa. Searah dengan

pengertian tersebut, ekstrakurikuler di sekolah merupakan kegiatan yang bernilai

tambah yang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan secara kurikuler.

Menurut Piet A. Sahertian, Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam

pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar

sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan

antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya

pembinaan manusia seutuhnya.

Menurut Oemar Hamalik berpendapat bahwa “Kegiatan ekstrakurikuler adalah

kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat

pedagogis dan menunjang pendidikan dalam rangka ketercapaian tujuan sekolah.

Page 50: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

35

Sedangkan definisi kegiatan ekstrakurikuler menurut Direktorat Pendidikan

Menengah Kejuruan adalah : Kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap

muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan

memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai

mata pelajaran dalam kurikulum.

Ekstrakurikuler juga dapat diartikan menjadi kegiatan pendidikan diluar mata

pelajaran serta pelayanan konseling untuk membantu pengembangan siswa sesuai

kebutuhan, potensi, bakat, serta minat mereka melalui kegiatan. yang secara spesifik

diselenggarakan sang pendidik dan atau energi kependidikan yang berkemampuan dan

berkewenangan pada sekolah/madrasah.

Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu aktivitas bimbingan, arahan

yang dilakukan pengajar, di mana menerapkan Pendidikan Islam yang bertujuan

menambah wawasan pengetahuan kepercayaan peserta didik untuk mencapai tujuan

pendidikan. menaikkan suatu pengetahuan, keterampilan, nilai perilaku, memperluas

cara berpikir siswa yang kesemuanya itu dapat berpengaruh terhadap prestasi

belajarnya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas

pembelajran ekstrakurikuler artinya kegiatan tambahan yang pelaksanaannya di luar

jam pelajaran dengan maksud mengisi kekosongan waktu siswa untuk menggunakan

hal-hal positif yang bertujuan supaya peserta didik bisa memperluas wawasannya,

berbagi kemampuan dan keterampilan, nilai perilaku, memperluas cara berpikir peserta

didik melalui jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang sinkron menggunakan minat

serta bakatnya.

Page 51: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

36

Adapun tujuan aktivitas ekstrakurikuler, yaitu telah tercantum dalam

Permendiknas No. 39 Tahun 2008, artinya sebagai berikut:

1) membuatkan potensi siswa secara optimal serta terpadu, yang meliputi talenta,

minat serta kreativitas.

2) Memantapkan kepribadian peserta didik buat mewujudkan ketahanan sekolah

menjadi lingkungan pendidikan sehingga terhindar berasal perjuangan dan

dampak negatif dan bertentangan menggunakan tujuan pendidikan. tiga)

3) Mengaktualisasikan potensi peserta didik pada pencapaian prestasi unggulan

sinkron bakat serta minat.

4) Menyiapkan siswa agar menjadi rakyat rakyat yang berakhlak

mulia,demokratis,menghormati hak-hak asasi insan pada rangka mewujudkan

rakyat madani (civil society).

Pengembangan diri atau kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang bertujuan

menyampaikan kesempatan kepada siswa buat membuatkan serta mengekspresikan diri

sesuai dengan kebutuhan, talenta, serta minat.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kesimpulan yang diambil merupakan

kegiatan pengembangan diri bukan artinya mata pelajaran yang harus diasuh sang guru

pada sekolah, atau sang guru PAI. kegiatan pengembangan diri bertujuan memberikan

kesempatan serta motivasi buat berkreasi pada siswa, buat berbagi dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, talenta, serta minat setiap siswa, Hal ini

dapat pada sesuai dengan syarat sekolah. sebagai akibatnya di pada pelaksanaannya

aktivitas pengembangan diri difasilitasi atau dibimbing konselor.

Page 52: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

37

b. Implementasi Kegiatan Intrakulikuler Dan Ekstrakulikuler.

1) Implementasi Kegiatan Intrakurikuler

Implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan intrakurikuler melalui

kegiatan PBM memiliki peran yang sangat penting dan positif dalam menanamkan

nilai-nilai karakter pada peserta didik, pendidikan karakter tidak diselenggarakan secara

sistematis pada mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi secara substansi implementasi

pendidikan karakter sudah terlihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan sekolah

seperti guru mengaitkan materi pelajaran dengan pembinaan karakter peserta didik

seperti pengembangan sikap disiplin dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,

memotivasi siswa dalam belajar merupakan bagian dari pembinaan karakter untuk

membangun etos kerja tinggi. Ada beberapa nilai karakter dan moral yang dapat

ditanamkan kepada peserta didik pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar,

yaitu sebagai berikut:

(a) Setiap pagi siswa beragama mengawali dengan membaca tadarus/asmaul

husna.

(b) Dalam proses pembelajaran berlangsung, guru mengintegrasikan pada sub

pokok bahasan yang sesuai dengan nilai karakter dan moral yang ada dalam

proses PBM.

(c) Sebelum dimulai proses PBM selalu diawali dengan berdo’a sesuai agama

dan kepercayaan masing-masing, demikian juga pada saat mengakhiri

pelajaran

(d) Pengaturan jadwal kebersihan kelas.

(e) Menerapkan aturan tata tertib sekolah berikut sanksi bagi yang melanggar.

Page 53: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

38

(f) Penanaman nilai nilai karakter , keteladanan, dan rasa tanggung jawab,

termasuk tidak mencontek.

2) Implementasi kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah memiliki peran

penting dan positif dalam mendukung proses penanaman nilai-nilai karakter warga

sekolah, baik melalui kegiatan yang berkaitan dengan sosial keagamaan maupun sosial

kemasyarakatan.Dijelaskan namun secara implisit bahwa tujuan kegiatan

ekstrakurikuler merupakan bagian dari pembinaan karakter peserta didik. Pelaksanaan

pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler, terutama yang dilakukan oleh

siswa-siswa antara meliputi:

(a) Kegiatan Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) dan sholat dhuhur berjamaah.

(b) Kegiatan olahraga.

(c) Kegiatan Pramuka.

(d) Kegiatan PMR.

Berdasarkan kedua penjelasan tentang pengimplementasian kegiatan sekolah di

atas maka, kegiatan intrakurikuler ekstrakurikuler dan sebagai kegiatan yang dapat

membentuk karakter peserta didik serta dapat mendukung nilai-nilai karakter dan moral

dalam pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sehingga tujuan

pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dapat terwujud dengan menghasilkan siswa

yang berkarakter dan moral berbudi pekerti luhur.

Page 54: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

39

3) Dampak Penerapan Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler

Setiap kegiatan di sekolah tentu memberikan dampak kepada proses

pembelajaran ataupun kepada siswanya. Baik itu dampak positif maupun dampak

negatif .

Adapun dampak positif dari Intrakurikuler dan ekstrakurikuler terhadap prestasi

belajar siswa antara lain :

(a) Memberikan wawasan akademik maupun non akademik.

(b) Membentuk karakter siswa

(c) Mengembangkan bakat siswa

(d) Menunjang prestasi belajar siswa

Dampak Negatif Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler Selain memiliki

dampak positif, ekstrakurikuler juga berdampak negatif bagi proses pembelajaran.

Dampak negatif tersebut diantaranya :

(a) Mengurangi waktu belajar siswa baik di rumah maupun di sekolah

(b) Sangat menguras stamina para siswa, karena waktu istirahat mereka

digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler.

(c) Terkadang mengganggu kegiatan belajar siswa di kelas.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka kesimpulan yang diambil adalah dari

dampak penerapan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler siswa di sekolah akan

dapat terjadi kesinambungan antara konsep pembelajaran yang dilaksanakan di dalam

kelas dan di luar kelas berdasarkan penerapan kurikulum yang dilaksanakan di sekolah.

Oleh itu guru berperan penting agar konsep kegiatan tidak berdampak pada siswa.

Page 55: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

40

c. Tujuan Kegiatan Sekolah

Proses pembelajaran di sekolah bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa

sebagaimana telah tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu:

1) Mengembangkan potensi siswa secara optimal serta terpadu yang mencakup

talenta, minat serta kreativitas;

2) Memantapkan kepribadian peserta didik buat mewujudkan ketahanan sekolah

menjadi lingkungan pendidikan sebagai akibatnya terhindar dari perjuangan

serta imbas negatif dan bertentangan menggunakan tujuan pendidikan;

3) Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian prestasi unggulan

sinkron talenta dan minat;

4) Menyiapkan siswa supaya menjadi masyarakat rakyat yang berakhlak mulia,

demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan

rakyat madani.

Permendiknas angka 39 Tahun 2008 perihal pembinaan Kesiswaan

mengungkapkan sepuluh grup nilai karakter yang dikembangkan pada siswa melalui

kegiatan pelatihan kesiswaan, yaitu:

1) Keimanan dan ketaqwaan terhadap ilahi yang Maha Esa;

2) Budi pekerti luhur atau akhlak mulia;

3) Kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara;

1) Prestasi akademik, seni, dan /atau olahraga sinkron talenta serta minat;

2) Demokrasi, hak asasi insan, pendidikan politik, lingkungan hayati,kepekaan

serta toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural;

3) Kreativitas, keterampilan, serta kewirausahaan;

Page 56: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

41

4) Kualitas jasmani, kesehatan,dan gizi berbasis asal gizi yang terdiversifikasi

5) Sastra serta budaya;

6) Teknologi gosip serta komunikasi;

7) Komunikasi pada bahasa Inggris;

Kesepuluh kelompok nilai tersebut dijabarkan menjadi banyak sekali kegiatan

yang secara rinci disebutkan pada lampiran Permendiknas angka 39 Tahun 2008. bila

ditelaah lebih jauh, rincian dari Permendiknas tersebut diatas tidak tidak sama dengan

dua puluh nilai-nilai utama yang dikelompokkan sebagai nilai-nilai yang berhubungan

dengan Ketuhanan, diri sendiri, sesama insan, lingkungan serta kebangsaan yang ialah

penekanan berasal pendidikan karakter.

D. Landasan Teori

Suatu tulisan atau kajian dapat dikatakan ilmiah jika mempunyai alat analisis,

baik berupa teori juga konsep. Berkaitan dengan hal itu, pada bawah ini adalah teori

serta konsep yang dipergunakan dalam menganalisis data yang diperoleh di lapangan

tentang pendidikan karakter religius dalam kegiatan Intrakulikuler dan Ekstrakulikuler.

1. Teori Perkembangan Belajar.

Penelitian ini menggunakan teori perkembangan belajar berdasarkan Sosiologi.

Tokoh pedagogik Sosiologi artinya Baldwin (pada Fudyartanta, 2010 : 65-66) yang

konsepsinya relatif memiliki efek akbar. Baldwin mempunyai imbas terutama pada

hipotesisnya tentang reaksi sirkuler. Baldwin mengambarkan perkembangan anak

menjadi proses sosialisasi pada bentuk meniru atau imitasi yang berlangsung secara

adaptasi dan seleksi. Adaptasi atau penyesuaian serta seleksi tersebut berlangsung atas

dasar pengaruh berasal Thorndike (teori belajar koneksionisme). Tingkah laku pribadi

Page 57: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

42

diterangkan sebagai peniruan, kebiasaan ialah peniruan pada tingkah laris sendiri

sedangkan adaptasi artinya peniruan terhadap orang lain. Tingkah laku memiliki imbas

(hasil) maka tingkah laku menjadi dipertahankan, dan seterusnya sebab pengaruh bisa

meningkatkan prestasi aktivitas. Proses yang demikian maka terciptalah inisiatif serta

daya cipta, sebagai akibatnya insan dapat menemukan alat-alat, akibat meniru diri

sendiri. Proses itu jua, jua bisa dikatakan bahwa akunya anak merupakan pancaran

orang lain yang menjadi objek penirunya. Baldwin juga membedakan dua macam

peniruan, yaitu peniruan naif (wantah, apa adanya), diklaim nondeliberate imitation dan

deliberate imitation, suatu peniruan dengan pertimbangan. Proses peniruan tersebut

dalam teori ini terjadi melalui tiga fase, antara lain :

a. Fase proyektif, di tingkat ini anak mendapatkan kesan mengenai

contoh atau objek yang ditiru;

b. Fase subjektif, anak cenderung meniru gerakan-gerakan atau sikap

contoh atau objeknya;

c. Fase objektif, anak sudah menguasai hal yang ditirunya, sehingga anak

dapat mengerti bagaimana orang merasakan, berpikir, berangan-angan,

berbuat, dan seterusnya.

2. Teori Konstruktivisme

Menurut Trianto (2007:13) teori konstruktivis berupaya mengarahkan

bagaimana siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi

kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya

apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Selanjutnya Sagala (2008:88)

mengemukakan esensi dari teori konstruktivisme adalah siswa harus menemukan

Page 58: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

43

sendiri dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila

dikehendaki informasi itu menjadi milik sendiri. Tugas guru adalah memfasilitasi

proses tersebut dengan menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.

Slavin (Baharuddin 2008:116) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran siswa

harus terlibat aktif dan siswa dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar dan

pembelajaran di kelas. Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan mengajar

menggunakan cara-cara membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan relevan

bagi siswa.

Belajar menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembentukan

pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh siswa sendiri. Maka siswa harus

aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna

sesuatu yang dipelajarinya. Maka para guru , perancang pembelajaran, dan

pengembang program-program pembelajaran ini berperan untuk menciptakan

lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar.

Dari penjelasan kedua teori diatas maka disimpulkan bahwa dalam hal ini siswa

harus aktif melakukan kegiatan,aktif berfikir,menyusun konsep dan memberi makna

sesuatu yang dipelajarinya serta siswa diharapkan mampu meniru apa yang kemudian

di ajar oleh guru.dan guru sebagai pembelajaran mampu mengembangkan program-

program melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler.

Page 59: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

44

E. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dibuat berdasarkan fokus penelitian, serta menggambarkan

secara singkat alur penelitian yang dilakukan. Secara singkat alur penelitian yang telah

dilaksanakan dapat digambarkan dalam bagan 1 di bawah ini berikut ini :

Konsep kerangka berfikir yang kemudian dideskripsikan sebagai berikut bahwa

degradasi moral yang terjadi pada generasi muda bangsa Indonesia menjadi latar

belakang dilema perlunya pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui pendidikan

formal. Pendidikan karakter pada dalamnya terdapat delapan belas nilai karakter, salah

Degradasi Moral Siswa

Penerapan Pendidikan Karakter Religius

Kegiatan Intrakulikuler

Kegiatan Ekstrakulikuler

Pembelajaran

Dampak Karakter

Religius

Teori

Belajar

Proses

Pembentukan

Karakter Religius

Faktor Pendorong Dan

Penghambat Karakter

Religius

Bagan 1.(Kerangka Berfikir)

Page 60: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

45

satunya ialah karakter religius. Pendidikan karakter religius secara awam sudah

dilaksanakan sang guru pendidikan kepercayaan . tapi, karena pelaksanaan penanaman

pendidikan karakter melalui kegiatan intrakulikuler serta ekstrakulikuler yang

diintegrasikan dengan seluruh mata pelajaran, tanggung jawab penerapan pendidikan

karakter tak hanya menjadi milik guru mata pelajaran yang bersangkutan atau yang

terdapat hubungannya saja. persoalan ini jua menyangkut pelaksanaan pendidikan

karakter religius yang tidak hanya sebagai tanggung jawab pengajar pendidikan agama.

pengajar mata pelajaran yang lain juga bertanggung jawab pada penanaman karakter

religius. Secara spesifik, pengajar Sosiologi juga memiliki tanggung jawab dalam

implementasi pendidikan karakter religius pada aktivitas kegiatan intrakulikuler serta

ekstrakulikuler dan realisasinya tidak sama menggunakan pengajar pendidikan agama.

Pendidikan karakter religius pada kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler

memakai teori perkembangan belajar di mana teori ini memandang bahwa proses

perkembangan belajar pada diri individu merupakan yang akan terjadi berasal proses

peniruan (imitasi). Proses imitasi ini terjadi pada diri peserta didik yang berakibat guru

sebagai contoh imitasi. Proses imitasi yang dimaksud ialah berkaitan dengan karakter

religius yang diteladankan oleh pengajar dan peserta didik menirunya. dengan

demikian, pendidikan karakter religius yang dilaksanakan oleh guru Sosiologi melalui

aktivitas intrakulikuler dan ekstrakulikuler diharapkan dapat menaikkan karakter

religius pada peserta didik.

Page 61: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode kualitatif yaitu metode yang mengutamakan bahan yang sukar dapat

diukur dengan angka-angka atau karena ukuran-ukuran lain yang bersifat walaupun

bahan-bahan tersebut secara nyata ada dalam masyarakat.Afrizal (2014:3) menjelaskan

bahwa metode penelitian kualitatif didefinisikan sebagai metode penelitian ilmu-ilmu

sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun

tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha menghitung atau

mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh Pengaruh Positif Pengaruh

Negatif dengan demikian tidak menganalisis angka-angka dan penelitian ini berlokasi

di Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya di prodi sosiologi. Alasan

digunakannya metode kualitatif dalam penelitian ini adalah karena bertujuan untuk

memberikan deskripsi atau gambaran dengan menggunakan kata kata mengenai

pemahaman siswa di MA Al-kadarinniyah Pantar tentang pendidikan karakter religius

dalam kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler yang pada dasarnya tidak dapat

diukur serta dicari dalam bentuk angka-angka.

Menurut Lexy J. Moleong metode kualitatif adalah metode penelitian yang

bertujuan untuk memahami fenomena empiris secara holistik dengan cara

mendeskripsikan ke dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Page 62: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

47

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif dengan

pendekatan Studi Kasus. Salah satu dari jenis pendekatan yang dikemukakan oleh

Creswell adalah studi kasus. Jenis pendekatan studi kasus ini merupakan jenis

pendekatan yang digunakan untuk menyelidiki dan memahami sebuah kejadian atau

masalah yang telah terjadi dengan mengumpulkan berbagai macam informasi yang

kemudian diolah untuk mendapatkan sebuah solusi agar masalah yang diungkap dapat

terselesaikan. Susilo Rahardjo & Gudnanto pada tahun 2010 juga menjelaskan bahwa

studi kasus merupakan suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara

integratif dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang

individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat

terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik. Alasan digunakannya

metode kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus dalam penelitian ini adalah karena

bertujuan untuk memberikan gambaran dan solusi dengan menggunakan kata kata

mengenai pemahaman siswa di MA Al-kadarinniyah Pantar tentang pendidikan

karakter religius dalam kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler yang pada dasarnya

tidak dapat diukur serta dicari dalam bentuk angka-angka.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Madrasah Al-kadarinniyah Pantar. Letak MA Al-

kadarinniyah Pantar berada di desa Wailawar Kec Pantar Kabupaten Alor. Alasan

peneliti mengambil lokasi penelitian di MA Al-kadarinniyah Pantar karena dilandasi

dengan adanya pertimbangan bahwa instansi pendidikan tersebut melaksanakan

pendidikan karakter religius dalam kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler dengan

Page 63: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

48

treatment yang berbeda dengan guru pendidikan agama yang terdapat di MA Al-

kadarinniyah Pantar.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan oleh peneliti selama dua bulan,di desa

Wailawar kecamatan Pantar yang akan diteliti oleh peneliti. Adapun pelaksanaan

kegiatan penelitian ini direncanakan dengan jadwal sebagai berikut :

Tahun 2020/2020

No Jenis Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan II

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengusulan judul

2 Penyusunan proposal

3 Konsultasi

Pembimbing

4 Seminar proposal

5 Pengurusan izin

Penelitian

6 Pengumpulan data

7 Analisis data

8 Konsultasi

pembimbing

9 Seminar skripsi

Tabel. 3.1 Waktu Penelitian

Page 64: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

49

E. Fokus Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan judul pendidikan karakter dalam kegiatan

intrakulikuler dan ekstrakulikuler yang telah diambil maka penelitian ini dilaksanakan

di Madrasah Al-kadarinniyah Pantar yang tepatnya bertempat di Desa Wailawar Kec

Pantar Kab Alor, yang bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1. Proses pembentukan karakter religius dalam kegiatan ekstrakulikuler dan

intrakulikuler di ma al kadarinniyah pantar.

2. Faktor pendorong dan penghambat terbentuknya karakter religius dalam kegiatan

ekstrakulikuler dan intrakulikuler di ma al kadarinniyah pantar.?

3. Dampak penerapan kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler pada pembentukan

karakter religius di MA Al-kadarinniyah Pantar?

F. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.Penelitian kualitatif tidak

dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Subjek penelitian

menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama

proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu:

1. Informan kunci, ( key informan ), yaitu orang yang mengetahui dan memiliki

informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan biasa, yaitu orang yang terlibat secara langsung dalam Kegiatan yang

diteliti,

3. Informan tambahan, yaitu orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak

langsung terlibat dalam Kegiatan yang sedang diteliti.

Page 65: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

50

Dari penjelasan yang sudah diterangkan diatas, maka peneliti menggunakan

teknik Purposive Sampling dalam menentukan informannya. Purposive sampling

merupakan penentuan informan tidak didasarkan atas strata, kedudukan, pedoman, atau

wilayah tetapi didasarkan pada adanya tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap

berhubungan dengan permasalahan penelitian. Yang menjadi informan peneliti adalah :

1. Informan kunci yaitu Kepala Sekolah Madrasah Al-kadarinniyah Pantar.

2. Informan Ahli yaitu Waka kesiswaan yang telah mengabdi di sekolah selama 5

tahun dalam membina karakter siswa di Madrasah Al-kadarinniyah Pantar.

3. Dalam usaha menentukan informan tambahan, peneliti menggunakan teknik

Accidental yaitu penarikan sampel berdasarkan kebetulan. Maka yang menjadi

informan Tambahan adalah Guru dan siswa yang ikut berpartisipasi dalam

Kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler di MA Al-kadarinniyah Pantar.

Berikut ini adalah daftar informan dalam penelitian ini yakni :

Tabel 3.2. Daftar Informan

No Jadwal Jenis Kelamin Keterangan Pendidikan

1. Informan kunci L Kepala Sekolah S1

2. Informan Ahli L Waka Kesiswaan S1

3. Informan Tambahan L Guru dan siswa S1

(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2020)

Alasan pemilihan informan pendukung sebagaimana di atas dengan beberapa

pertimbangan, antara lain:

1. Informan lebih memahami kondisi pergaulan peserta didik di dalam sekolah

pada khususnya;

2. Informan lebih mengetahui tentang perkembangan karakter siswa.

Page 66: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

51

G. Sumber Data Dan Jenis Data Penelitian

Sumber data merupakan dapat diperoleh memiliki 3 macam sumber data,

yaitu:

1. Person, yaitu Sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban ekspresi

melalui wawancara Adapun asal data yang berupa person pada penelitian ini

berupa wawancara yakni kepala sekolah, Wakasek kesiswaan, pembina osis

serta , guru, peserta didik yang aktif mengikuti aktivitas intrakulikuler serta

ekstrakulikuler, wacana peran kegiatan intrakulikuler serta ekstrakulikuler

dalam menumbuhkan karakter peserta didik MA Al Kadarinniyah Pantar.

2. Place,yaitu Data yang menyajikan tampilan berupa keadaan membisu,

kemudian data tersebut di ambil dari hasil penelitian yakni data yang di ambil

di MA Al Kadarinniyah Pantar, mengenai peran kegiatan intrakulikuler dan

ekstrakulikuler dalam menumbuhkan karakter siswa.

3. Paper, yaitu Data yg menyajikan data-data berupa alfabet , angka, gambar, atau

simbol-simbol lain asal data ini mencakup data siswa, data pengajar, data

tenaga kependidikan, serta data sarana prasarana, dokumen sekolah, data

seluruh kegiatan ekstrakurikuler sekolah, program ekstrakurikuler sekolah, tat

tertib MA Al Kadarinniyah Pantar tata tertib Intrakulikuler dan ekstrakulikuler

dokumen-dokumen lain yang diperlukan pada penelitian ini.

Adapun pada penelitian ini memakai asal data mirip person serta paper

buat memperoleh data-data yang diharapkan dalam penelitian ini. Data yang

diharapkan dalam penelitian ini terdiri asal dua jenis sumber data yaitu data utama

dan data sekunder. Data dalam penelitian ini yakni:

Page 67: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

52

a. Data utama

Data primer, yaitu sumber data lapangan yang diperoleh secara langsung. Data

primer ini diperoleh berdeasarkan data pertama yakni person dengan memakai prosedur

serta teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Observasi dilakukan

di lapangan mengamati secara langsung serta mencatat secara sistematis objek

penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder, adalah asal data yang mendukung dan melengkapi data utama.

Data sekunder diperoleh berdasrkan data ketiga yakni paper menggunakan memakai

teknik dokumentasi yang relevan menjadi pendukung penelitian.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen utama pengumpulan data pada sebuah penelitian kualitatif adalah

peneliti itu sendiri, sebagaimana yang disebutkan Garna (1999:33), bahwa : “instrumen

penelitian adalah manusia itu sendiri, artinya peneliti perlu sepenuhnya memahami

dan adaptif terhadap situasi sosial dalam kegiatan penelitian itu”. Penelitian kualitatif

instrumen penelitiannya adalah peneliti yang menggunakan alat bantu seperti: lembar

observasi berfungsi untuk mengamati secara langsung dan pencatatan secara sistematis

terhadap objek penelitian.

Selain peneliti yang menjadi instrumen penelitian, peneliti juga menggunakan

instrumen berupa pedoman wawancara yang telah peneliti susun dan juga yang tidak

tersusun secara resmi serta didukung dengan alat perekam dan kamera dalam

mengumpulkan informasi.

Page 68: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

53

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama pada

penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan menerima data

yang memenuhi standar data yg ditetapkan.

Pengumpulan data adalah pencatatan insiden fenomena-fenomena yang terjadi

informasi, karakteristik-karakteristik atau hal-hal yg berkaitan menggunakan

sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian, atau

cara yang bisa dipergunakan peneliti yaitu mengumpulkan data. Adapun teknik

pengumpulan data yg dipergunakan pada penelitian ini ialah :

1. Metode Observasi

Nasution menyatakan bahwa , observasi ialah dasar ilmu pengetahuan.

Para ilmuwan hanya dapat bekerja sesuai data, yaitu fakta tentang dunia kenyataan

yang diperoleh melalui observasi. Metode observasi artinya metode penelitian

menggunakan mengamati secara eksklusif serta pencatatan secara sistematis terhadap

objek penelitian.Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memakai

perkataan di umumnya melibatkan penglihatan terhadap data visual, bisa juga

melibatkan alat lain mirip telinga, sentuhan, penciuman. Observasi dilaksanakan di saat

proses penelitian ini berlangsung. Metode ini penulis pakai buat mengetahui

pelaksanaan program-acara intrakurikuler ekstrakurikuler dan melihat kondisi disiplin

peserta didik ketika berada di lingkungan sekolah dan pada waktu aktivitas

berlangsung, mengamati keadaan pembina, instruktur, serta guru pada mendukung

kegiatan serta karakter siswa serta mengamati faktor pendukung dan penghambat pada

Page 69: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

54

proses pembelajran yang berlangsung. kemudian pengamatan atau observasi dipertegas

lagi menggunakan teknik wawancara juga dokumentasi.

2. Metode wawancara (Interview)

Ciri utama dari wawancara adalah proses pengumpulan data atau Information

melalui tatap muka antara pihak penanya (interview) dengan pihak yang ditanya atau

menjawab (interview).Wawancara digunakan peneliti guna memperoleh data yang

eksklusif dan valid, informan di wawancara ini yaitu mempunyai keterkaitan langsung

dengan aktivitas ekstrakurikuler dan disiplin siswa. Tujuan wawancara merupakan

untuk mengumpulkan informasi dan bukannya merubah ataupun untuk mensugesti

pendapat responden. Lincoln and Guba dalam Sanapiah Faisal, (2013:86)

mengemukakan terdapat tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk

mengumpulkan data pada penelitian kualitatif, yaitu:

a. Menetapkan pada siapa wawancara itu akan dilakukan.

b. Menyiapkan pokok-pokok dilema yang akan sebagai bahan pembicaraan.

c. Mengawali atau membuka alur wawancara.

d. Melangsungkan alur wawancara.

e. Mengkonfirmasikan ikhtisar akibat wawancara serta mengakhirinya

f. Menulis akibat wawancara kedalam catatan lapangan

g. Mengidentifikasikan tindak lanjut akibat wawancara yg telah diperoleh

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai bukti yang akurat dari sumber yang

didapatkan dapat dipercaya dan dapat pula di pertanggung jawabkan dokumentasi

tersebut dapat berupa gambar atau foto dan sebagainya.

Page 70: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

55

J. Teknik Analisis Data

Penulis memperoleh data di lapangan yaitu pendidikan karakter religius pada

kegiatan intrakulikuler serta ekstrakulikuler pada MA Al Kadarinniyah Pantar. Data

yang di peroleh kemudian di olah sampai pada menemukan hasil dan data tersebut di

nyatakan Valid, hal berikut yang di lakukan oleh peneliti adalah menganalisis data

adapun analisis data sebagai berikut:

1. Pengumpulan data.

Penulis mencatat seluruh data secara objektif dan apa adanya berdasarkan pada

hasil observasi serta wawancara. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi serta

wawancara berkaitan dengan pendidikan karakter religius pada aktivitas intrakulikuler

serta ekstrakulikuler pada MA Al Kadarinniyah Pantar.

2. Reduksi data

Tahap reduksi mencakup kegiatan memilah, dikategorikan, mengorganisasikan,

dan menyaring data sesuai dengan penekanan penelitian, yaitu pendidikan karakter

religius pada kegiatan intrakulikuler serta ekstrakulikuler pada MA Al Kadarinniyah

Pantar.Data-data yang tidak sinkron dengan fokus penelitian tidak dicantumkan

menggunakan tujuan mempertajam proses analisis data serta disimpan supaya

mempermudah peneliti Bila sewaktu-waktu mencari lagi . Data yang direduksi seperti

data mengenai data jumlah guru serta staf TU, data peserta didik tahun ajaran

2020/2021, struktur organisasi sekolah, serta data yang akan terjadi wawancara yg tidak

sesuai menggunakan penekanan penelitian.

Page 71: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

56

3. Penyajian data.

Penyajian data ini dilaksanakan setelah reduksi penulis lakukan. yang akan

terjadi reduksi data yg sebelumnya sudah dikelompokkan kedalam dua kategori atau

poin,setelah itu data di diolah serta dianalisis dengan teori. Data yg diperoleh terkait

dengan pendidikan karakter religius dalam kegiatan intrakulikuler serta ekstrakulikuler,

perangkat pembelajaran yang disusun, metode yg digunakan, serta media dan evaluasi

yg dilaksanakan sang guru disajikan menggunakan analisis terlebih dahulu dengan teori

yg telah ada. Begitu pula dengan data yg diperoleh dari siswa serta pengajar-guru MA

Al Kadarinniyah Pantar dengan teori dan konsep-konsep yg ada lalu tersaji.

4. Penarikan konklusi atau verifikasi.

Penarikan konklusi atau verifikasi merupakan suatu kegiatan yang berupa

pengambilan intisari berasal penyajian data yg sudah dianalisis. Penulis menarik

kesimpulan asal penyajian data yang lalu dianalisis dengan menggunakan konsep

sebagai akibatnya simpulan yang kemudian didapatkan benar-benar valid serta sinkron

menggunakan penekanan penelitian.

K. Teknik Keabsahan Data

Investigasi terhadap keabsahan data artinya salah satu bagian sangat penting di

dalam penelitian kualitatif yaitu mengetahui derajat dari yang akan terjadi penelitian

yang sudah dilakukan. jika peneliti melaksanakan investigasi terhadap keabsahan data

secara cermat serta menggunakan teknik yang tepat, maka akan diperoleh yang akan

terjadi penelitian yang benar-benar bisa dipertanggung jawabkan. Penyajian data atau

teknik penyusunan data mencapai kredibilitas data perlu diuji keabsahan dan

kebenarannya dengan menggunakan triangulasi.

Page 72: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

57

Triangulasi dalam penelitian ini diartikan sebagai cara serta waktu. menggunakan

demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan sumber

data.

1. Triangulasi asal

Triangulasi sumber di buat untuk menguji keabsahan data dilakukan

menggunakan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa narasumber.

menjadi contoh untuk menguji keabsahan data wacana Pendidikan karakter religius

pada kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler. Maka pengujian serta data dan

pengumpulan data yg sudah diperoleh dilakukan berasal dari sekolah, koordinator

aktivitas ekstrakurikuler,guru dan peserta didik.

2. Triangulasi teknik pengumpulan data

Triangulasi teknik pengumpulan data artinya penggunaan menggunakan

macam-macam teknik di mana pengungkapan data yang dilakukan kepada narasumber.

Menguji kredibilitas aktivitas siswa pada kelas dengan teknik wawancara, kemudian

dicek menggunakan observasi ke kelas melihat kegiatan siswa.

3. Triangulasi saat

Triangulasi ketika yaitu mengecek konsistensi, kedalaman serta

ketepatan/kebenaran suatu data. Menguji kredibilitas data dengan triangulasi waktu

dilakukan menggunakan cara mengumpulkan data pada waktu yang tidak selalu sama.

4. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik dibuat menggunakan cara yaitu menguji keabsahan data

dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama menggunakan teknik yg

tidak sinkron. contohnya data diperoleh menggunakan cara wawancara, kemudian

Page 73: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

58

dicek menggunakan observasi atau data dari dokumentasi. Jika menggunakan 3 teknik

pengujian dapat dipercaya data tadi membentuk data yang tidak sama, maka penulis

wajib melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan agar

supaya memastikan data mana yg dianggap benar atau mungkin semuanya benar.

Dalam penelitian ini penulis memakai Triangulasi asal, Triangulasi sumber

buat menguji keabsahan data dilakukan menggunakan cara mengecek data yg telah

diperoleh melalui beberapa narasumber. menjadi contoh buat menguji keabsahan data

ihwal Pendidikan karakter religius dalam aktivitas intrakulikuler serta ekstrakulikuler

Maka pengujian data dan pengumpulan data yang sudah diperoleh dilakukan dari

wawancara kepala sekolah, pembina aktivitas ekstrakurikuler dan peserta didik.

Page 74: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

59

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. DESKRPSI LOKASI PENELITIAN

1. Sejarah Singkat Madrasah Al-Kadarinniyah Pantar.

Madrasah Aliah Swasta Al-Kadarinniyah Pantar yang berada di bawah

naungan kemeentrian Agama, yang kemudian di dirikan pada tanggal 25-10 2016

bulan. Madrasah Aliah Swasta Al-Kadarinniyah Pantar Berlokasi di desa Wailawar

Kecematan Pantar Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Madrasah Aliyah

Swasta Al-kadarinniyah Pantar dalam tingkat kemajuan dan perkembangn di sekolah

ini boleh di katakan berkembang dengan baik sesuai dengan program pemerintah

yaitku program wajin belajar. Khussusnya yang di gencar oleh Kementrian Agama

Kabupaten Alor untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perkembangan dan kemajuan

sekolah yang pesat dapat di liohat dari berbagai bidang sarana yang memadai, tempat

ibadah dan lain-lain saran tersebut sangat bermanfaat untuk kelancaran dan kemajuan

serta keberhasil proses pembelajaran baik pembelajaran di dalam kelas maupun

pembelajaran dim luar kelas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa. Madrasah Aliyah Swasta Al-kadarinniyah Pantar

Pada saat ini di pimpin oleh bapak Akbar Salim S. Pd selaku kepalah sekolah dan

kemudian di bantu oleh para guru guru lain. Madarsah Aliyah Swasta Alkadariniyah

Pantar Pada tahun mulai di dirikan dengan harapan bahwa semua generasi muda islam

di lingkungan kabupaten Alor khususnya kecematan Pantar dapat berlanjut

memperdalam ilmu pengetahuan dan agama yang sesuai dengan aqidah ahlulsunnah

wal jama’ah sejak dini hingga pada jenjang pendidikan yang tinggi.

Page 75: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

60

2. Kurikulum.

Madrasah Aliyah Swasta Al Kadarinniyah Pantar menggunakan Kurikulum

Departemen Agama, sebagaimana yang digunakan oleh Madrasah pada umumnya,

baik negeri maupun swasta yang dikenal Kurikulum 1984, Kurikulum 1994,

Kurikulum 2004 serta sekarang menggunakan Kurikulum 2006 ( KTSP ). Secara

terurai struktur Program Kurikulum Madrasah Aliyah Swasta Al Kadarinniyah Pantar

terus mengikuti perkembangan dari Kurikulum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

3. Profil Sekolah Al-Kadarinniyah Pantar.

a. Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Swasta Al kadarriniyah

Pantar

b. Alamat

c. Desa : Wailawar

d. Kecamatan : Pantar

e. Kab/Kota : Alor

f. Provinsi : Nusa Tenggara Timur.

g. Kode Pos :

h. Tahun berdidri : 2016

i. Badan penyelenggara : Madrasah Aliyah Swasta Al

kadarriniyah Pantar

j. Akte Notaris : NO : C-64/HT.03.01-TH.2015 TGL.25

JANUARI 2016

k. Terdaftar Pada Kanwil Depag : Selasa 02 Agustus 2016

l. Status Madrasah Nomor : -

m. Nomor Statistik Madrasah : -

Page 76: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

61

n. Waktu Belajar : Pagi pukul 07.00-12.40 WIT

4. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

a. Visi

“Menyelenggarakan Pendidikan yang bermutu dan berwawasan Islam serta

menciptakan insan yang bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa”

b. Misi

1) Terwujudnya lembaga pendidikan yang bermutu

2) Terwujudnya pendidikan yang Islami

3) Terwujudnya lembaga pendidikan yang terjangkau dan membanggakan

bagi masyarakat luas.

5. Tujuan Sekolah/Madrasah

Sesuai dengan Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Al Istiqomah Girimulyo

bertujuan dalam memberi pengajaran dan pendidikan kepada para peserta didik sebagai

berikut :

a. Menjadikan peserta didik yang dapat memahami dan manjalankan ajaran Islam

sehari-hari

b. Menghasilkan lulusan yang berprestasi yang mampu memberikan nilai dan

contoh yang baik.

c. Menjadikan peserta didik yang mampu mengikuti perkembangan teknologi

dam sistem pembelajaran

d. Menghasilkan peserta didik yang dapat mengembangkan potensi diri dalam

berbagai bidang sesuai dengan bakat dan keahlian mereka

Page 77: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

62

e. Menghasilkan peserta didik yang mempunyai Akhlakul karimah baik di rumah

maupun di madrasah.

6. Struktur Organisasi

Adapun Strukur Pengurus sekolah Madrasah Al-kadarinniyah Pantar dalam

periode 2020-2021 dapat di lihat dari tabel sebagai berikut.

Bagan 2

Strukur Pengurus Sekolah Madrasah Al-Kadarninniyah

Pantar 2020/2021

Sumber : Sekertaris Sekolah 23 September 2020

7. Keadaan Tenaga Pendidik,dan Siswa

a. Keadaan Tenaga Penddiik

Sekolah Madrasah Aliyah Swasta Al-Kadarinniyah Pantar memiliki tenaga

pendidik dan siswa sebagai mana dalam tabel di bawah ini yaitu:

Kepala Sekolah

Akbar Salim S. Pd

Pembina

Rahim Sengaji

Sekertaris Umum

Kasim Karim S. Pd

Bendahara Umum

Siti. W Tangi S. Pd

Wakasek

Saminah Lewa,

S. Pd

Minat Dan bakat

Ismail

Bambali,S.Pd

Humas

Rahmad Hasan S.PI Bidang Kaderisasi

Muhajir U.Pao S.Pd

Page 78: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

63

Tabel 4.1

Tenaga Pendidik Madrasah Al Kadarinniyah Pantar

No Nama guru Tempat tgl

lahir

Status Ijazah terakhir Tugas

1 Akbar Salim S. Pd Alor, 23 Juli

1971

PNS - Kepala

Sekolah

2 Saminah Lewa, S. Pd Baranusa,23

April 1978

PNS Sarjana IPS Sejarah

1996

Wakil

Kepla

Sekolah

3 Muhajirin Usman Pao

S.Pd

Wailawwar

25-10-1993

Honor - Mapel

4 Kasim Karim S. Pd Bana 5 Juni

1972

Honor Sarjana Matematika

2018

Mapel

5 Ismail Bambali, S. Pd I Pulau Kura,

15 Agustus

1990

PNS Sarjana Bahasa

Indonesia 2013

Mapel

6 Abdul Latif Lewa, S. Pd Baranusa, 7

April 1992

Honor Sarjana Pendidikan

agama islam

2013

Mapel

7 Usmana A. Beri, S.Pd Honor Sarjana bhs. Jerman

2014

Mapel

8 Siti Wahyuni. Tangi, S. Pd PNS Sarjana Bhs Inggris

2017

Mapel

9 Andri Atakari Aikoli, 16

Juni 1977

PNS Sarjana Bhs

Indonesia

Mapel

10 Abdullah Kay Ull Tamakh, 22

November

1984

Honor Sarjana Fisika

2013

Mapel

11 Yustina Kerla, S. Sos Panea, 30

Juli

- SMA -

12 Warsina P. H. Balich 1979 -

13 Rahman Ladang S. Pd Baranusa,23

April 1978

-

14 Umar B.Arsyad S.Pd Wailawwar

25-10-1993

-

16 La P. Undu S. Pd Bana 5 Juni

1972

-

17 Muhammad ArminL. Rote 22-10

1995

- SMA Pegawai

18 Rahmad Hasan Kabir 12-03-

1988

- Honor Mapel

Sumber: Sekertaris Sekolah (23 September 2020)

Page 79: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

64

b. Keadaan Peserta didik

Secara umum keadaan jumlah peserta didik Madrasah Al Kadarinniyah Pantar

dari tahun ke tahun walau kurang mengalami peningkatan yang cukup, namun tetap

meningkat. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat terhadap madrasah

untuk mendidik anakanak mereka sesuai dengan Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Al

Kadarinniyah Pantar, ini menunjukkan bahwa orang tua peserta didik percaya untuk

menitipkan anaknya di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar Adapun data Peserta didik

yang ada di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Keseluruhan Siswa Madrasah Al Kadarinniyah Pantar

NO KELAS L P JUMLAH

1 VII 11 15

2 VIII 12 13

3 IX 17 10

JUMLAH 40 38 78

Ruangan VII 1 R

Kelas VIII 1 R

IX 2 R 4 R

Sumber : Sekretaris Sekolah (23 September 2020)

Berdasarkan tabel di atas yang di dapat dari dokumen sekolah bahwa jumlah

siswa terdapat 78 siswa di antaranya 40 siswa laki-laki dan 38 siswa perempuan hal ini

menunjukan bahwa sekolah Madrasah Al kadarinniyah Pantar baru di dirikan sejak

tahun 2016 sehingga masih membutuhkan siswa agar kemajuan sekolah ini tetap

tejaga.

B. HASIL PENELITIAN.

Hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi tentang Pendidikan Karakter

Religius dalam kegiatan Intrakulikuler dan Ektrakulikuler pada peserta didik di

Madrasah Aliyah Swasta Al Kadarinniyah Pantar, penulis uraikan Madrasah MAS Al

Page 80: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

65

Kadarinniyah Pantar berusaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi peserta

didik dalam proses belajar mengajar untuk mencapai hasil pembelajaran yang

maksimal. Bukan hanya dari segi kegiantan belajar mengajar saja tapi dari kegiatan

Ekstrakurikuler juga. Dalam hal ini pembina kegiatan ekstrakurikuler sangat berperan

penting dalam membimbing peserta didik yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler

sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Peserta didik Madradsah Al kadarinniyah

Pantar diharuskan patuh terhadap semua peraturan dan kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Dalam rentan waktu belajar tersebut para peserta didik diberikan dua kali jam

istirahat pada pukul 10.15 WIT dan pukul 12.10. WIT Jam istirahat digunakan peserta

didik untuk makan siang, beristirahat, bermain dengan peserta didik lainnya karena

padatnya proses belajar mengajar di dalam kelas.

Sebelum mulai kegiatan belajar mengajar Peserta didik diwajibkan mengikuti

shalat dhuha berjama’ah. Setelah selesai kegiatan belajar mengajar di dalam kelas para

peserta didik diharuskan mengikuti shalat dzuhur berjama’ah. Setelah shalat berjama’ah

peserta didik melanjutkan dengan Kegiatan Intrakulikuler dan Kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan yang berhubungan dengan minat dan bakat Peserta didik di Madrasah Al

Kadariniyah Pantar adalah Baca Tulis Qur’an, Kegiatan Pramuka dan Olahraga, Semua

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ini adalah sebagai salah satu tujuan pendidikan

dalam membentuk generasi muda yang memiliki keahlian dalam kegiatan keagamaan,

dengan kegiatan ini bakat-bakat yang dimiliki peserta didik akan ditunjukkan dengan

kemampuan yang baik, dapat pula membentuk potensi yang mampu berkembang bagi

peserta didik itu sendiri. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan juga mengadakan acara

yang bersifat insidental, seperti memperingati hari besar Islam (PHBI). Hal ini

Page 81: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

66

merupakan salah satu usaha pihak pelatih untuk menumbuh kembangkan minat dan

Bakat peserta didik untuk mengikuti kegiatan tersebut, dalam kegiatan ini ada empat

hal yang mendasar untuk dikembangkan yaitu, pendekatan diri kepada Allah SWT,

keterampilan membaca ayat suci Al-Qur’an, meningkatkan daya pikir sehingga

menyadarkan untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya dan belajar berorganisasi.

1. Konsep Pendidikan Karakter Religius Yang Di Kembangkan Di Madrasah

Al-Kadarinniyah Pantar Tahun 2020.

Pendidikan karakter Religius yang di kembangkan di Madarasah Al

Kadarinniyah Pantar ini sebagai proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk

menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa

dan karsa. Yang mana hakekat dari Pendidikan karakter Religius dapat dimaknai sebagai

pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang

bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-

buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kabaikkan itu dalam kehidupan sehari-

hari dengan sepenuh hati.

Hasil Observasi pada sekolah madrarasah Al Kadarinniyah Pantar bahwa

Pengembangan pendidikan karakter religius yang di kembangkan melaalui setaiap

pembelajaran baik pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal ini sesuai

dengan pernyataaan kepala sekolah A,S (57 Tahun) melalui dokumentasi wawancara

pada tanggal 23 September sebagai berikut:

“Pendidikan karakter religius yaang di kembangkan di Madarasah Al

Kadarinniyah Pantar pada tahun 2020 telah di rencanakan Dek, di mana

setiap mata pelajaran yang di ajarkan tentunya di terapkan nilai-nilai religius

seperti halnya kejujuran saling menghargai,dan lain sebgainya.(wawnacara

kepala sekolah 23 september 2020)

Page 82: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

67

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, peneliti menemukan

beberapa konsep yang dikembangkan dalam pendidikan karakter religius siswa di

Madrasah Al Kadarinniyah Pantar , terlihat bahwa di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar

ini pelaksanaan pendidikan karakter berkonsep kepada ahlak mulia, penegakan aturan

di sekolah, nilai dan norma agama, unggah-ungguh budaya jawa dan sesuai dengan visi

misi yang ada. Konsep pendidikan karakter yang didasarkan kepada akhlak mulia

terlihat dari segala aktifitas dan pembiasaan siswa yang selalu menerapkan nilai

kejujuran, sopan santun, amanah, kebersihan lingkungan, dan adab-adab yang

dilakukan. Adab bertemu guru, adab menuntut ilmu, adab bertemu tamu dan masih

banyak lagi.

Pengembangan konsep karakter di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar bermuara

kepada nilai dan norma agama, ini artinya nilai dan norma agama menjadi nilai utama

dan tertinggi yang harus diterapkan. Karena jika siswa, guru dan semua warga sekolah

menerapkan nilai dan norma agama insyaa allah tidak ada siswa yang melanggar norma

dan hukum. Karena jelas bahwa di dalam agama islam telah dijelaskan bahwa akhlak

seorang muslim itu sempurna, dengan dibekali akal fikiran yang diharapkan mampu

digunakan untuk berfikir dan bertindak dan diharapkan mampu untuk membedakan

mana perbuatan yang haq dan perbuatan yang bathil. Dalam Al-Qur’an pun juga jelas,

bahwa Rasulullah SAW diutus di muka bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar Islam Al- yang mempunyai visi

membangun generasi yang berkualitas, beriman dan bertaqwa itu merupakan konsep

dan tujuan dari pelaksanaan implementasi pendidikan karakter siswa di sana, jadi tidak

cukup hanya dengan siswa yang pandai saja, atau yang berkarakter baik saja. Akan

Page 83: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

68

tetapi siswa yang pandai dan juga berkarakter baik (Sumber: Observasi, Selasa 21

September 2020 di Madrasah Al Kadarinniyah. Nilai-nilai karakter inilah yang

kemudian dijadikan fokus dalam pengembangan pembelajaran humanis dalam

pendidikan karakter di. Nilai-nilai karakter tersebut harus di-terapkan dalam setiap mata

pelajaran di kelas, bukan diintegrasikan dengan mata pelajaran tertentu.

Berdasarkan urian yang telah di paparkan di atas maka, kesimpulan yang di

ambil adalah pengembang pendidikan karakter religus di Madrasah Al Kadarinniayah

Pantar ini merupakan penanaman nilai-nilai keislaman baik nilai akhlak kejujuran,

kesopanan, nilai iman dan lain sebgainya. Karena jelas bahwa di dalam agama islam

telah dijelaskan bahwa akhlak seorang muslim itu sempurna, dengan dibekali akal

fikiran yang diharapkan mampu digunakan untuk berfikir dan bertindak dan diharapkan

mampu untuk membedakan mana perbuatan yang haq dan perbuatan yang bathil.

2. Konsep Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulkuler

Ekstrakulikuler Di Madrsah Al Kadarinniyah Pantar

Adapun hasil penelitian ini adalah pendidikan karakter religius di Madrasah Al

Kadarinniyah Pantar melalui Kegiatan Intrakulikuler yang dijabarkan pada nilai-nilai

religius yang ada dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, baik kegiatan

pembelajaran, faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan intrakulikuler. Pada

hakekatnya kegiatan intrakulikuler merupakan kegiatan proses pembelajaran yang di

lakasanakan di dalam kelas. Yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa

dalam memahami setiap pembelajaran yang di berikan. Kegiatan kegiatan

intrakulikuler yang di terapkan di Madrasah Al Kadariniyah Pantar adalah sebagaio

berikut:

Page 84: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

69

a. Pendidikan Karakter Religius Melalui Kegiatan Intrakulikuler di Madrasah Al

Kadarinniyah Pantar.

Hasil penelitian mengenai nilai religius apa saja yang ada dalam Pembelajaran

Intrakulikuler yang ada di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar diperoleh melalui teknik

pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi.

1) Pendidiakn agama islam (PAI)

Pendidikan agama islam merupaka mata pelajaran yang wajib di terapkan oleh

guru di Madrasah Al Kadarinniayah Pantar Pendidikan Agama Islam dalam rangka

menambah wawasan pengetahuan agama siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.

Meningkatkan suatu pengetahuan, ketrampilan, nilai sikap, memperluas cara berfikir

siswa yang kesemuanya itu dapat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

2) Praktek Ibadah

Praktek ibadah yang telah di terapkan di Madrasah Al kadarinniyah Pantar di

mana sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar peserta didika di arahkan

terlebih dahulu melaksanakan sholat dhua berjamaah di Mushola sekolah. Ini menjadi

keunggulan madrasah Al Kadarinniayh Pantar yang bertujuan mengajarkan siswa agar

melaksanakan Sunnah Rasullulah sebagai suri tauladan.

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah terkait nilai religius yang ada

dalam Pembelajaran Intrakulikuler di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar adalah

kegiatan pembelajaran seperti halnya dengan sekolah-sekolah lain namun di madrasah

Al Kadarininyah Pantar agak sedikit berbeda karena di sekolah ini menyediakan tempat

di mana siswa dapat mengetahui sejarah sejarah Islam yang di sediakan oleh sekolah

yaitu di perpustakaan melalui budaya membaca siswa dapat mengatehuinya.

Page 85: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

70

Hal ini di perkuat oleh wawancara penulis dengan kepala sekolah Bapak A.S

pada tanggal 23 September 2020

“Kegiatan yang di lakukan adalah membaca Buku-buku bergenre islam di

perpustakaan seperti ensiklopedia untuk memperluas wawasan siswa setiap

ruang ruang kami menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa

Arab dan bahasa Inggris. Dan di perpustakaan kami menyediakan Adanya

peta sejarah perjalanan Rasulullah di perpustakaan untuk media

pembelajaran.” (Wawancara KS, 20 September2020).

Berdasakan hasil wawancara dengan kepala sekolah terkait nilai ajaran religius

di dalam Pembelajaran Intrakulikuler untuk mendukung pendidikan karakter religius

melalui kegiatan ini diketahui bahwa di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar terdapat

buku ensiklopedia bergenre islam di perpustakaan. Selain itu, kepala sekolah juga

menyatakan bahwa nama ruang di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar ditulis dengan

menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Kepala sekolah juga menyatakan adanya peta sejarah perjalanan rasulullah yang ada di

perpustakaan. Peta sejarah perjalanan rasulullah tersebut digunakan untuk media

pembelajaran di dalam kelas melalui matapelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam).

Memperkuat penyataan dari kepala sekolah didapatkan hasil wawancara dengan siswa

Y.K terkait ketersediaan buku bacaan islami di sekolah berikut ini

“Iye kak benar di setiap Pojok baca kelas, sekolah menyediakan buku cerita

islami.” (Wawancara siswa AS, 11 April 2018).

Hal ini Senada dengan pernyataan Muh L. (12 Tahun) Dengan As (14 Tahun),

terkait dengan penerapan kegiatan pembelajaran intrakulikuler yang di kembangkan di

Madarasah Al Kadarinniyah Pantar Adalah Sebagai Berikut.

“Benar kak yang di sampaikan oleh kepsek bahwa Perpustakaan dan pojok

baca kelas menyediakan buku cerita bernuansa islami.” (Wawancara siswa

Muh L, 09 April 2018).

Page 86: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

71

Hasil wawancara dengan siswa, memperkuat pernyataan dari kepala sekolah

terkait dengan pembelajaran Intrakulikuler yang di dukung oleh ketersediaan buku

bacaan yang bernuansa islami di sekolah. baik di perpustakaan yang merupakan gudang

ilmu banyak disediakan buku-buku cerita islami untuk siswa. Selain di perpustakaan,

ada beberapa kelas yang mempunyai pojok baca. Di pojok baca ini, tersedia banyak

buku yang merupakan buku dengan nuansa islami. Buku-buku ini merupakan buku-

buku yang dibawa oleh siswa sendiri kemudian diletakkan di pojok baca yang

kemudian dibaca bersama oleh siswa di kelas tersebut maupun siswa kelas lain yang

meminjam. Pernyataan dari kepala sekolah didukung dengan pernyataan guru Muhajir

(28 Tahun) dan guru Wahyuni (26 Tahun) sebagai berikut:

“Nama ruang perpustakaan yang ditulis dalam bahasa arab dan semua

ruangan yang ada di sekolah ini di setiap ruangan ditulis dalam tiga bahasa

yaitu bahasa Indonesia, arab dan inggris dengan tujuan penguatan lingkungan

dan memperkenalkan pada anak. Di perpustakaan terdapat pajangan

perjalanan Rasulullah dan yang lainnya untuk digunakan sebagai media serta

dibaca oleh siswa.” (Wawancara guru M,U.P 25 September 2020).

Hal yang sama yang di sampaikan oleh guru W.T (26 Tahun) terkait dengan

penerapan kegiatan intrakulikuler yang di laksanakan Madarasah Al Kadarinniyah Pantar

adalah sebagabi berikut:

“Terdapat alat peraga, tulisan-tulisan motivasi, tulisan arab karena sekolah

mengupayakan di setiap sudut anak diperkenalkan nilai-nilai yang berkitan

dengan tulisan motivasi dan tulisan arab tersebut. Lorong utama sekolah

berbentuk seperti bangunan ka’bah.” (Wawancara guru W,T 26 September

2020).

Dari pernyataan guru W,T kemudian di benarkan oleh guru I.B (29 Tahun)

berdasarkan kegiatan kegiatan Intrakulikuler yang di laksanakan di Madarasah AL

Kadarinniyah Pantar sebagai berikut

Page 87: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

72

“Karena akidah berkaitan dengan ibadah maka yang digunakan aula dan

mushola. Tulisan Allah dan Muhammad yang ada di kelas.” (Wawancara guru

I. B,28 September 2020).

Berdasarkan wawancara dengan guru diketahui bahwa bukan hanya

pembelajaran di dalam kelas (Intrakulikuler) namun pembelajaran tersebut juga di

dukung dengan membaca di perpustakaan dan juga mengetahui semua nama ruang

yang ada di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar, nama si setiap ruang ditulis

menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, Arab dan Inggris. Ditegaskan juga

oleh guru Muhajir, yang juga menjelaskan bahwa tujuan dari penulisan tersebut agar

siswa bisa mengenal dan terbiasa. Guru Wahyuni juga mempertegas bahwa salah satu

tujuannya yaitu untuk memperkenalkan kepada anak. Selain itu, guru FI menambahkan

informasi terkait peta sejarah perjalanan rasulullah yang ada di perpustakaan. Dan guru

Wahyuni juga menambahkan informasi terlait lorong utama sekolah yang terletak di

halaman depan sekolah yang didesain menyerupai bangunan ka’bah. Ditambahkan juga

oleh guru terkait dengan hiasan dinding yang ada di kelasnya berupa lafal Allah dan

Muhammad. Dipertegas dengan pernyataan dari guru FI yang menyatakan bahwa ada

asmaul husna di kelas. Dari beberapa pernyataan di atas, diketahui bahwa setiap kelas

mempunyai hiasan dinding yang berbeda. Tetapi sama-sama bernuansa agama.

Hasil wawancara didukung dengan hasil observasi terkait ketersediaan buku-

buku islami yaitu adanya buku bacaan islami, iqro, Al Quran dan juz ama di rak yang

ada di dalam kelas (Observasi 29 September 2020). Hasil observasi dihari lain yaitu

adanya ensiklopedia tentang mujizat Quran dan Hadist di perpustakaan. (Observasi 24

September 2020). Hasil wawancara terkait nama ruang yang ditulis dengan tiga bahasa

didukung dengan hasil observasi yaitu diketahui nama ruang kelas menggunakan 3

Page 88: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

73

bahasa yaitu bahasa Indonesia, arab dan inggris (Observasi 23 September 2020). Dan

hasil observasi yang menunjukkan bahwa di dinding perpustakkan yang terbuat dari

kaca, ada tiga tulisan perpustakaan dalam tiga bahasa yaitu arab, bahasa Indonesia dan

bahasa inggris dan desain lorong utama yang ada di sekolah ini menyerupai ka’bah

(Observasi 22 September 2020).

Hasil obervasi diperoleh informasi di perpustakaan ada gambar silsilah

keluarga rasulullah, jejak rasulullah, peta 25 nabi dan rasul, serta perkiraan masa 25

nabi dan rasul (Observasi 20 September 2020). Dan hasil observasi yang dilakukan

pada tanggal 19 September sampai dengan 29 2020 ) diketahui bahwa di setiap kelas

dari kelas 1-3 terdapat hiasan dinding bernuansa islam seperti lafal Allah dan

Muhammad, asmaul husna, nama-nama malaikat dan tugasnya, serta benda-benda yang

ditulis dalam bahasa arab. Walaupun setiap kelas mempunyai hiasan dinding yang

berbeda, tetapi setiap kelas hiasan dindingnya mengandung unsur agama islam. Hiasan

kelas tersebut ada yang merupakan hasil karya siswa sendiri, dibuat saat kegiatan

pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Dari hasil wanwancara dengan berbagai

narasumber di atas madrasah Al Kadariniyah Pantar sangat mendukung pembelajaran

di dalam kelas (Intrakulikuler) maupun Kegiatan Pembelajaran di luar kelas

(Ektrakulikuler)

b. Pendidikan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler di Madrasah

Al Kadarinniyah Pantar.

Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan diadakan karena pertama : kurangnya

alokasi waktu pembelajaran pendidikan agama Islam yang meliputi Qur’an Hadis,

Fiqih, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Aswaja. Dalam satu minggu

Page 89: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

74

pembelajaran pendidikan agama Islam terjadi satu kali pertemuan untuk masing-

masing bidang, alokasi waktunya adalah 2x40 menit. Kedua beranekaragam bakat dan

minat siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda perlu untuk digali dan

dikembangkan supaya menjadi pribadi yang lebih baik. Ketiga problem problem yang

dialami siswa dalam bidang agama seperti kurang lancar dan benar dalam membaca

Al-Qur’an Sebagaimana yang diutarakan oleh Kepala Sekolah A,S (57 Tahun) dan

Waka kurikulum Ekstrakurikuler Madrasah Al Kadariniyah Pantar S,L (49 Tahun)

“Kami Punya alasan mengapa ekstrakurikuler agama itu diterapkan

diMadarasah Al Kadarinniyah Pantar yaitu untuk menyalurkan bakat minat

siswa, serta menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan siswa dalam

bidang keagamaan, agar siswa itu mempunyai keunggulan. Karena tidak

mungkin kan De keterampilan siswa itu bisa ditumbuhkan dan dikembangkan

melalui kurikuler karena keterbatasan alokasi waktu, Selain itu ekstrakurikuler

ini juga untuk memperdalam pengetahuan siswa yang didapat melalui

pembelajaran dikelas, juga sebagai solusi bagi mereka yang mengalami

kesulitan dalam bidang agama seperti belum lancar dan benar dalam

membaca Al-Qur’an dari situ kita sediakan ekstra tartil, masalah-masalah

seperti ini tidak memungkinkan Ade kalau diselesaikan dalam

kurikuler”.(Sumber: Wawancara Kepsek 25 September 2020)

Selain wawancara dengan kepala sekolah adapun wawancara berikut dengan

wakasiswa S,L (49 tahun) di mana beliau menjelaskan kegiatan yang di adakan di

Madrasah Al Kadarinniyah Pantar sebagai berikut:

“Program kegiatan ekstrakurikuler keagamaan direncanakan setiap tahun ajaran

baru, selesai satu tahun kegiatan maka peserta didik yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan juga akan bertambah dan ada yang berkurang. Dalam

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini pembina kegiatan ekstrakurikuler ada 3

orang yang pertama saya sendiri bapak M.U bapak R.H. Dalam

mengimplementasikan kegiatan ekstrakurikuler ini tidak mudah ada sedikit

hambatan tapi sampai sekarang ini masih bisa diatasi dan menghasilkan peserta

didik yang memiliki kemampuan dan BTQ (Baca Tulis Qur’an) yang patut

dibanggakan”(Sumber: Wawancara wakasiswa 23 September 20220)

Berdasarkan wawancara kepala sekolah dan wakasiswa di atas Pendidikan

Krakater Religius Melalui kegiatan Ekstrakulikuler di addkan dengan alasan bahwa

Page 90: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

75

kegiatan ekstrakulikuler itu di adakan karena kurangnya alookasi waktu yang menjadi

hambatan, kegiatan ekstrakulikuler mengapa di adakankan karena sebagai penyalur

bakat dan minat peserta didik dalam hal ini siswa dapat mengembangkan keterampilan

dalam bidang agama,selain itu juga kegiatan ekstrakulikuler Religius di adakan karena

untuk memperdalam pengetahuan siswa yang di peroleh melalui kegiatan

korilkuler.yang terakhir adalah kegiatan tersebut di adakan karena utnuk mengatasi

masalah-masalah yang kemudian di hadapi oleh siswa dalam bidang keagamaan, di

mana ada 2 program kegiatan Ektrakulkuler yang di adakan di Madrasah Al

Kladarinniyah Pantar yaitu:

1) Kegiatan Ektrakulikuler (Membaca Kitab Suci Al-Quraan)

Kegiatan ektrakulikuler merupakan kegiatan pembelajaran luar kelas yang di

lakasanakan sekolah. Kegiaatan Ekstrakulikuler Religius yang di lakukan Madarsah Al

Kadarinniyah Pantar ini bertujuan untuk meningkatkan pengembangan siswa untuk

membaca dan juga bisa menulis isi dari Al-Quraan, dari hasil penelitian yang di

lakukan terlihat bahwa siswa maju satu persatu untuk membaca Kitab Suci Al-Quraan,

dari kegiatan ini masih ada siswa yang belum lancar dalam membaca kitab Suci Al-

Quraan,setelaha kegiaatan baca kiatab suci Al-Quraan di lanjutkan dengan menulis apa

yang kemudian siswa tersebut baca, dari kegiatan yang di lakukan oleh Madarasah Al-

Kadarinniyah Pantar masih banyak siswa yang belum bisa membaca Al-kuraan dengan

baik. Sebagaimana yang di sampaikan oleh Bapak Ismail (29 Tahun) sebagai berikut:

“siswa yang mengikuti kegiatan ini masih ada yang belum mampu membaca

Al-Quraan dengan baik dan disini kami bersuaha denagn semaksimal

mungkin dalam mengajar siswa siswi kami terutama dalam kegiatan baca Al-

Quraan dengan baik”(wawancara I B 23 September 2020)

Page 91: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

76

Berdasarkan hasil penelitian trangulasi dan Analisis data penjelasan yang di

uraikan di atas dapat di simpulkan bahwa Kegiatan Ektrakulikuler religius di

Madarasah Al-Kadarinniyah Panatar ini dapat memberikan dampak yang bagus

tertutama kepada siswa siswi Madarasah Al Kadarinniyah Pantar dalam hal ini kegiatan

membaca kitab suci Al-Quraan, karena dengan adanya kegiatan ini sebagain siswa

yang awalnya tidak bisa membaca Al-Quraan dapat membaca Al-quraan dengan baik

bahakan Madrasah Al Kadarinniayh Pantar mampu mengikuti setiap perlombaan MTQ

tingkat Remaja antar pelajar se kecematan Pantar. Keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler

bisa terwujud apabila antara kepala sekolah, Pembina kegiatan ekstrakurikuler dan peserta

didik bersama-sama melaksanakan kegiatan dengan penuh semangat, terus menerus belajar

berjalan bersama hingga mencapai tujuan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler di

Madrasah Al-Kadarinniyah Pantar.

2) Kegiatan Ektrakulikuler (Seni Kaligrafi)

Kegiatan seni kali grafi adalah kegiatan melukis bahasa arab kegiatan Seni

kaligrafi arab diadakan di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar untuk menyalurkan bakat

minat siswa dan sekaligus mengembangkan keterampilan siswa dalam seni lukis arab,

pembelajaran kaligrafi di laksanakan pada pembelajaran ekstrakurikuler yang

dilaksanakan setiap hari sabtu Sebagaiman yang disampaikan oleh Kepala sekolah

Madrasah Al Kadarinniyah Pantar A.S (57) sebagi berikut:

“Kegiatan Ekstrakurikuler seni kaligrafi itu bertujuan untuk menyalurkan

bakat seni siswa dan akhirnya menjadikan siswa dalam menulis kaligrafinya

itu suatu hal yang bagus Dek, bagaimana caranya, bagaiman teorinya, itu

anak menjadi tahu sehingga kemapuan anak dalam menulis seni arab menjadi

tersalurkan dan terbina”(wawancara A,S 24 September 2020)

Hal yang sama di sampaikan oleh wakasiswa dalam wawancara pada tanggal

24 September 2020 di mana beliau menjelaskan sebagai berikut:

Page 92: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

77

“Kegiatan Seni kaligrafi itu untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam

menulis seni huruf arab, sekaligus menjadikan citra sekolah ini bagus, kita

tahu bahwasanya ini kan sekolah Islam sehingga kalau siswanya itu menguasai

suatu bidang keislaman sekolah ini juga menjadi bagus juga kan

Dek”(wawancara S.L 24 September 2020)

Hasil Observasi yang di kemukakan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Seni

Kaligrafi dilaksanakan setiap hari sabtu pada jam ke 3 s/d 4 yaitu jam 08.40 s/d 10.00.

Dalam pembelajarannya guru menggunakan metode ceramah dan demontrasi Dalam

penyampaian materi, dan pembelajarannya lebih menekankan praktek menulis. Materi

yang diberikan berupa,gambar-gambar kaligrafi huruf hijayah dan cara menulis model

huruf-huruf hijaiyah. Guru memberikan materi dengan mendemontrasikan cara

menggambar di papan tulis, guru menulis huruf per hurufnya dengan perlahan-lahan

sambil menjelaskan kepada siswa dan siswa disuruh untuk memperhatikannya.

Kemudian guru menyuruh siswa untuk menirukannya di buku gambar mereka

masing-masing dengan menggunakan dua pensil yang diikat menjadi satu selanjutnya

siswa disuruh untuk menirukan. selain itu guru juga memberikan contoh berupa

gambar yang sudah jadi untuk diplagiat yang sebelumnya siswa sudah diberi tahu

teknik menggambarnya. Siswa sangat antusias dalam memperhatikan penjelasan guru

dalam praktek menggambarnya siswa terlihat serius, dimana siswa sering bertanya

pada pembimbing untuk mengulangi teknik menggambarnya, komunikasi siswa

dengan pembimbing sangat baik.

Berdasarkian urian yang di paparkan di atas bahwa kegiatan ekstrakulikuler

seni Kaligrafi yang di terapkan ini merupakan kegiaan pengembangan keterampilan

peserta didik dalam melkukis huruf hijayiah.harapan yang di harapkan oleh guru adalah

Page 93: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

78

ketika siswa itu benar benar dalam melaksanakan kegiatan yang di terapkan dengan

antusiasme yang tinggi.

3. Dampak Pendikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler Dan

Ekstrakulikuler Di Madrasah Al kadarinniyah Pantar

a. Dampak Negatif

1) Alokasi Waktu

Hasil Wawancara peneliti terhadap 2 orang siswa yang di lakukan di rumah

masing-masing siswa, di mana di peroleh data mengenai alokasi waktu Berdasarkan

wawancara dengan Andri ia mengungkapkan bahwa:

“Saya selama ini belum pernah datang terlambat baik itu ketika masuk sekolah

maupun ketika hadir dikegiatan , dan dalam tugas saya mengerjakan sesuai

dengan apa yang diperintahkan oleh guru, tetapi kak saya merasa capek karna

banyak tugas dan banyaknya kegiatan yang kami ikut selama di

sekolah”(Wawancara Dengan Siswa 25 September)

Hal senada juga di sampaikan oleh R.N sesuai dengan hasil wawancara peneliti

di rumah siswa, menjelaskan bahwa

“Saya pernah datang terlambat dalam kegiatan pembelajaran, karena saya

saya bangun kesiangan akibat dari mengerjakan tugas sampai kesiangan dan

juga saya pera bolos sekolah karena kecapean kami belajar di dalam kelas

banyak sekalai menggunakan waktu.” (Wawancara Dengan Siswa 25

September)

Berdasarkan wawancara diatas peneliti berasumsi bahwa kesadaran para siswa

terhadap perilaku patuh (disiplin waktu) sudah tertanam dalam diri mereka, walau

memang dari beberapa siswa yang penulis wawancarai masih ada siswa yang pernah

dan tidak disiplin waktu karena merasah lelah dalam mengikuti proses belajar mengajar

Kesimpulan yang di ambil berdasarkan Hasil wawancara yang di lakukan oleh

peneliti terhadap siswa bahwa para siswa yang mengikuti kegiatan intrakulikuler dan

Page 94: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

79

ekstrakulikuler memiliki karakter waktu yang baik serta berkarakter, dan ada juga

masih memiliki karakter waktu yang baik serta berkarakter

2) Lingkungan sekitar

Hasil wawancara peneliti kepada sejumlah siswa, diperoleh data mengenai

bagaimana perilaku/tatakrama mereka kepada sesama dan guru sebagai berikut:

“kalau dalam pergaulan saya tidak terlalu banyak bicara ka, jadi paling sama

teman-teman yang sudah kenal dan dekat saja saya bergaul, kalau dengan

orang atau siswa kelas lain dan kakak kelas yang belum akrab dan tidak terlalu

kenal, kalau bertemu saya Cuma diam dan ngeliatin atau paling senyum,

karena di juga kan diajarkan kalau kita harus berperilaku baik. Kalau dengan

guru tentunya kalau bertemu pasti menyapa dan bersalaman, bertutur kata

yang sopan dan patuh.” (Wawancara Dengan Siswa R N 25 September)

Berdasarkana hasil wawancara diatas dapat diperoleh gambaran bahwa, para

siswa memiliki perilaku dan tatakrama yang baik kepada teman dan guru. Selain

wawancara penelitia juga melakukan observasi di para siswa dalam bergaul dengan

masayarakat sekitar juga memilki tutur kata yang span dan santun antara sesama.

b. Dampak Positif

1) Kesadaran siswa

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan siswa bahwa Salah satu

kesadaran siswa setelah mengikuti proses kegiatan Ekstrakulikuler adalah tidak

meninnggalkan kewajiban sebagai umat islam yaitu tetap melaksanakan ibadah sholat

secara berjamaah di masjid. Wawancara peneliti dengan siswa R.N menjelaskan

bahwa:

“Saya selalu ikut sholat berjamaah disekolah, Alhamdulillah selama ini saya

beribadah dengan rutin, saya bersyukur bisa sekolah disini dan mengikuti

ekskul karena disini saya di didik dan dibimbing dengan para guru yang

teladan”(Wawancar Dengan Siswa R.N 20 September)

Page 95: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

80

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa karakter siswa dalam beribadah

sudah tertanam dengan baik dalam dirinya, mereka mengerjakan sholat berjamaah

dimasjid sekolah bersama-sama ketika waktu sholat tiba.

2) Kemampuan siswa meningkat.

Hasil wawancara peneliti dengan siswa yaitu dengan mengikuti kegiatan

kegiatan di sekolah tanpa di sadari siswa dapat membaca kitab Suci Al-Quraan dengan

Baik dan jelas Tajdwidnya.

Hasil wawancara penelitia denagan anggun mengenai kemampuannya dalam

membaca Al Quraan.

“Di dalam kegiatan ekstrakulikuler banyak hal yang dipelajari seperti belajar

ceramah, kaligrafi, tilawah dan tahfid al-qur’an. Saya selalu mengikuti

kegiatan tersebut dengan rutin serta menuntut saya harus belajar dan berlatih

dengan giat, selain itu Pembina dan guru-guru disini juga selalu member

nasehat dan arahan kepada saya agar selalu disiplin dalam belajar. Dan

alhamdulillah melalui karakter mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut saya

menjadi bisa, seperti membaca al-qur’an” (Wawancara Dengan Siswa A I 25

September)

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa kemampuan siswa dalam mebaca

maupun mengahafal Kitab suci Al quraan sangat baik hal ini terllihat dari lafalan tajwid

siswa dalam mebaca Al quraan.

Page 96: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

81

4. Faktor Pendorong Dan Penghambat Terbentuknya Karakter Religius Dalam

Kegiatan Ekstrakulikuler Dan Intrakulikuler Di Ma Al Kadarinniyah Pantar

a. Faktor Pendorong Terbentuknya Karakter Religius Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler

Dan Intrakulikuler Di Ma Al Kadarinniyah Pantar

1) Faktor Pendorong Kegiatan Intrakulikuler

a) Ruang Kelas

Hasil wawancara peneliti dengan kepala di mana di peroleh data mengenai

sekolah Ruang kelas di sekolah madrasah Al Kadarinniyah Pantar.

Hasil wawancara dengan kepala sekolah Akbar,menjelaskan bahwa

“Kami memiliki 10 ruang kelas yang di gunakan pada saat ini untuk aktifitas

belajar mengajar, selain 5 ruang kelas yang sudah layak di gunakan kami juga

memiliki ruang kelas yang sementara di bangun.

Hal senada juga di sampaikan oleh wakil kepala sekolah Samina di mana

beliau menjelaskan bahwa :

“ ruang yang sudah jadi dan di gunakan oleh siswa siswa dalam proses belajar

mengajar ada 10” (Wawancara Dengan Kepsek A.S 25 September)

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa proses belajar mengajar yang

berlangsung di madrasah al kadariniyah Pantar berjalan dengan baik hal tersebut di

dukung oleh sarana prasarana berupa ruang kelasa sebanyak 10 ruang kelas yang sudah

di gunakan dan 5 lainya masih dalam tahap pembangunan.

b) Perpustakaan

Hasil wawancara denagan wakil kepala sekolah di mana data yang di peroleh

adalah mengenai perpustakaan , Hasil wawancara peneliti dengan wakil kepala sekolah

Samina

Page 97: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

82

“Wadah yang telah di siapkan oleh sekolah yaitu perpustakaan dengan

berbagai macam buku bacaan dari sejarah perjalan Raullulah, Pembelajarn

SKI sejarah kebudayaan Islam.” (Wawancara Dengan Wakasek 27 September)

Hal ini juga di benarkan oleh seorang guru R.D di mana beliau menjelaskan

bahwa:

“Benara kami memilkiki perpustakaan di dalam perpustakaan di sediakan

buku buku bergendre islam dan buku perjalanRasullulah”

Berdasarkan hasil wawancara di atas di mana wawacara denagan wakil kepala

sekolah dan salah seorang guru bahawa madrasah Al Kadarinniyah Pantar memiliki

Perpustakaan yang dapat menunjang pemahaman siswa.

c) Musholah

Tempat ibadah yang di gunakan oleh siswa setiap sebelum pembelajaran

berlangsung. Hasil penelitian mengenai faktor pendukung pendidikan karakter religius

dalam kegiatan intrakulikuler Madrasah Al Kadarinniyah Pantar diperoleh melalui

teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan

wawancara dengan kepala sekolah A.S (57 Tahun) mengenai faktor pendukung dalam

pendidikan karakter religius melalui kegiatan Intrakulikuler adalah

“tempat yang di gunakan setiap hari dalam proses pembelajaran adalah

Ruang kelas dan Perpustakaan .” (Wawancara AS, 20 September 2020).

Hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat diketahui bahwa Ketika

kegiatan pembelajaran di dalam kelasa (Intrakulikuler) berjalan degan baik dan dapat di

dukung dengan sarana prasarana, salah satu sarana prasarana adalaah Mushola,

kapasitas mushola sangat di butuhkan untuk digunakan warga sekolah dalam

melaksanakan ibadah sholat siswa/i bersama beberapa guru dan masyarakat sekitar. Di

dukung dengan pernyataan dari guru M.U (28 Tahun) yang menyatakan bahwa

Page 98: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

83

“Mushola sudah memadai kapaitasnya salah satunya adalah adanya karpet.

Tujuan dari Mushola ini di bangun adalah untuk melaksanakan sholat

berjamah warga sekolah Madarasah Al Kadarinniyah Pantar” (Wawancara

guru LS, 20 September 2020).

Berdasarkan hasil Wawancara yang di lakukan di atas maka terdapat faktor

pendukung dalam kegiatan intrakulikuler di mana diketahui bahwa terdapat

perpustakkaan yang kemudian di sediakan oleh sekolah dan mushola yang di bangun,

itu semua karena mengedepankan strategi madarasah sesuai dengan tujuan departemen

agama kabupaten alor bahawa mencerdaskan manusia berdasarkan iman dan takwa.

Dari semua sarana dapat mendudkung kegiatan pembelajaran di dalam kelas

(intrakulikuler).dengan ketersediaan fasilitas yang memadai ini pendidikan karakter

religius dalam kegiatan intrakulikuler dan eksttrakulikuler di Madarasah Al

Kadarinniyah Pantar dapat berjalan dengan lancar.

2) Faktor Pendorong Kegiatan Ekstrakulikuler

a) Sarana Prasarana

Hasil wawancara penelirti dengan kepala sekolah di mana data yang di peroleh

mengenai sarana prasarana. Hasil wawancara dengan kepala sekolah A.S beliau

menjelaskan bahwa:

“Alhamdullilah sarana prasaran di madrasah Alkadarinniyah pantar cukup

memadai” (Wawancara Dengan Kepsek 21 September)

Berdasarkan hasil wawancara denagan kepala sekolah bahwa Kegiatan yang di

terapkan berjalan dengan baik apabila di dukung oleh sarana dan prasarana. Hasil

penelitian menunjukankan bahwa sekolah Madrasah Al Kadarinniyah Pantar memilki

sarana prasarana yang dapat menunjang setiaap kegiatan seperti halnya Mushola,

Page 99: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

84

perpustakaan dan lokasi sekolah yang luas yang apat di gunakan oleh guru dalam

membina peserta didik.

b) Antusiasme Siswa

Hasil wawancara dengan seorang siswa di mana data yang di peroleh mengenai

antusias Siswa dalam mengikuti kegiatan. Hasil wawancara denagn Anggun

menjelaskan bahwa

“Saya selalu mengikuti kegiatan di sekolah dan kegiatan kegiatan lain di luar

sekolah seperti ibadah berjamaah di masjid dan masi banyak lain alagi kak

yang saya iku”

Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas bahwa antusias dari siswa dalam

proses belajar mengajar merupakan proses yang di ikuti oleh siswa dalam setiap

kegiatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas

b. Faktor Penghambat Terbentuknya Karakter Religius Dalam Kegiatan

Ekstrakulikuler Dan Intrakulikuler Di Ma Al Kadarinniyah Pantar

1) Faktor Penghambat Kegiatan Intrakulikuler

a) Kurangnya Ketersediaan Rak

Hasil wawancara dengan seorang guru di mana dta yang di peroleh adalah

mengenai kebutuhan rak buku di perpustakaan Hasil wawancara peneliti dengan Rd

bahwa:

“ketersediaan buku di perpustakaan semakin banyak namun tempat untuk

menyimpan buku tidak ada”(Wawancara dengan guru Rd 20 September)

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa Sekolah menyiapkan perpustakaan

yang bertujuan untuk siswa dalam meningkatkan keterampilan dalam membaca namun

buku yang di siapkan oleh sekolah terbatas.

Page 100: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

85

b) Sarana Tempat Wudhu Yang Terbatas

Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru di mana di peroleh data

mengenai tempat wuduh di mushola di sekoah, Hasil wawncara denagn IB pada

tanggal 20 september 2020

“Tempat wuduh di mushola Al Kadarinniyah ini terbatas pak di mana hanya

menyediakan satu tempat wudhu”(Wawancara IB 20 september)

Hal senada juga di sampaikan oleh salah seorang Siswa di mana hasil

wawancara peneliti dengan An bahwa

“Iya betul kak kami sangat tidak nyaman dengan sarana yang tersedia karana

tempat wudhu hanya satu dan buku buku masih berantakan di

sekitar”(wawancara Mr,23 September 2020)

Dari hasil wawancara di atas di mana di jelaskan bahawa Terbatasnya Tempat

Wudhu merupakan penghambat setiap kegiatan ekstrakulikuler karena siswa lebih

memilih antrian wudhu hal ini memakan waktu yang cukup banyak sehingga

menghambat proses kegiatan yang nanti berlangsung. ketahui bahawa faktor

penghambat dalam kegiatan intrakulikuler adalah kurangnya sarana prasarana masih

berukrang serta partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan tersebut masih jauh dari

kata sempurna karana sebagaian siswa yang enggan melaksanakan ibadah Sholat

Berjamaah bersama para guru di sekolah hal ini yang menjadi faktor poenghambat bagi

Madarasaah Al; Kadarinniyah Pantar.

2) Faktor Penghambat Kegiatan Ekstrakulikuler

a) Alokasi Waktu Yang Berkurang Di Bidang Tertentu

Waktu sangat penting dalam menerapkan kegiatan belajar mengajar waktu

yang sedikit akan menghamat kegiatan belajar mengajar.

Page 101: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

86

b) Rendahnya Antusiasme Minat Siswa Pada Bidang Tertentu.

Hasil wawancara Peneliti dengan M.U(27 Tahun) bahwa guru di mana di

peroleh data mengenai rendahnya antusiasme minat siswa pada bidang tertentu.

“Kami menerapkan kegiatan ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan baik

hambatan waktu yang di gunakan maupun antusias dalam mengikuti

kegiatan.” (M.U 20 september)

Hasil peneltian menunjukqan bahwa terdapat faktor penghambat dalam

kegiatan ektrakulikuler yang berlangsung seperti halnya alokasi waktu, kurangnya

antusis dari siswa dalam bidang bidang tetentu hal ini yang menyebabkan

menghambatnya proses belajar mengajar. Hal ini di dukung dengan pernyataan guru

M.U(27 Tahun) bahwa

Berdasarkan penjelasan faktor pendukung dan penghambat dalam kegiaatan

kegaiatan yang di trapkan di sekolah Madrasah Al Kadarinniyah pantar ada banyak hal

yang perlu di benahi sekolah yaitu alokasi waktu serta antusiasisme siswa-siswi

madrasah Al kadarinniyah Pantar.

C. PEMBAHASAN

Dari Seluruh data hasil penelitian yang telah peneliti kumpulkan dari lapangan

dan telah peneliti sajikan. Tahap selanjutnya yang akan peneliti lakukan adalah analisis

data Pendidikan Karakter Religius melalui Kegiatan Intrakulikuler dan Ektrakulikuler

Untuk Mengembangkan Keterampilan Keislaman Siswa Di Madarasah Al

Kadarinniyah Pantar, Kegiatan ektrakulikuler keagamaan tersebut ialah kegiatan

intrakulikuler antara lain budaya membaca di perpustakaan dalam hal ini untuk

mengenal sejarah perjalanan Rasullulah SAW. Serta kegiatan Ekstrakulikuler antara

lain kegiatan membaca kitab suci Al-Quraan, dan Seni Kaligrafi,

Page 102: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

87

Sebagaimana di jelaskan bahawa penanaman karakter religius melalui kegiatan

intrakulikuler dan ekstrakulikuler yang bertujuan untuk membina moral, sikap dan

membentuk karakter siswa menjadi lebih baik. Menurut Omar Mohammad Al-Toumy

al-Syaibani yaitu diarahkan kepada perubahan tingkah laku agar menjadikan manusia

yang sempurna baik di dunia maupun di akhirat. Sebagai upaya menanamkan karakter

religius harus ditanamkan sejak dini, karakter religius tidak dapat tertanam begitu saja

dalam waktu yang yang singkat akan tetapi menanamkan karakter religius

membutuhkan waktu yang lama dan harus terus menerus secara konsisten ditanamkan

baik itu dalam kegiatan belajar mengajar, lingkungan sekolah dan dimasyarakat.

Sehingga karakter religius dapat tertanam dalam diri siswa.

1. Konsep Penerapan Pendidikan Karakter Religius di Madrasah Al

Kadarinniyah Pantar.

Pendidikan Karakter merupakan pembentukan kepribadian seseorang dalam

kehidupan sehari hari, dalam pembentukan karakter bisa melalui kegiatan yang di

terapkan baiik kegiatan intrakulikuler dan kegiatan ekstrakulikuler yang bertujuan

untuk mengembangkan minat dan bakat dan juga membentuk karakter siswa yang ada

di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar yang mengedepankan pendidikan agama.

Berbicara masalah pembinaan atau pembentukan disiplin sama dengan berbicara

pengembangan karakter. Berdasarkan teori pembinaan atau pembentukan disiplin

adalah hasil, pendidikan, latihan, pembinaan, teladan, perjuangan keras dan

sungguhsungguh atau hasil usaha. Namun bagaimana usaha atau langkah-langkah

pembinaan (pembentukan) disiplin melalui kegiatan intrakulikuler dan kegiatan

Page 103: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

88

ekstrakulikuler di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar dalam mengupayakan agar siswa

mempunyai disiplin yang baik.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh keterangan bahwa

penerapan kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler dalam membentuk karakter

siswa di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar.

2. Konsep Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulkuler

Ekstrakulikuler Di Madrsah Al Kadarinniyah Pantar

a. Kegiatan Intrakulikuler

Berdasarkan data lapangan menunjukkan bahwa dalam kegiatan Intrakulikuler

ini memberikan tauladan kepada siswa, Pembina serta guru-guru berusaha

menampilkan perilaku yang baik kepada siswa. Karena seorang pendidik adalah

panutan yang akan ditiru oleh para peserta didiknya. Pembina dan guru menampilkan

sikap dan cara berbicara yang baik, teratur dan ridak berteriak, berpakaian yang sopan,

berperilaku mulia dan lurus, disiplin waktu dengan masuk tepat waktu, mengerjakan

sholat secara jamaah. Selain itu keteladanan diberikan melalui cerita hidup Rasulullah

Saw sebagai suri tauladan seluruh umat muslim. Kemudian dalam memberikan

keteladanan kepada siswa pembina serta pengurus memperlakukan siswa (anggota)

dengan akhlak yang baik, atau dengan kata lain menciptakan suasana akrab dan penuh

kasing sayang. Agar siswa dapat menerima apa yang dikatakan dan ditunjukkan.

Sebagai guru harus mampu menempatkan diri bukan hanya sebagai guru tetapi sebagai

orang tua atau sebagai sahabat. Contohnya jika remaja mengalami suatu masalah atau

kesulitan, maka ia tidak akan merasa sungkan untuk meminta pendapat kepada guru.

Page 104: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

89

Beradasarkan teori belajar (konstruktivisme) ialah tindakan atau perbuatan

pendidik yang sengaja dilakukan untuk ditiru oleh anak didik. Teladan merupakan alat

pendidikan yang utama dalam menanmkan keyakinan atau membentuk tingkah laku

yang baik kepada anak didik. Perbuatan dan tindakan kerap kali lebih besar

pengaruhnya dibandingkan dengan kata-kata. Karena itu, contoh dan teladan disiplin

kepala sekolah dan guru-guru sangat berpengaruh terhadap disiplin para siswa. Mereka

lebih mudah meniru apa yang mereka lihat, disbanding apa yang mereka dengar. Dan

hal ini karena guru adalah teladan bagi siswa.

Berdasarkan data lapangan dan teori dapat disimpulkan bahwa dalam

memberikan keteladanan sudah baik. Para guru dan pembina memberikan keteladanan

kepada siswa. Memberikan keteladanan dalam keseharian dengan datang tepat waktu,

taat dalam beribadah, berpakaian rapih serta bertutur kata baik dan memperlakukan

siswa dengan akhlak yang baik, menciptakan rasa kasih dan sayang terhadap sesama.

b. Kegiatan Ekstrakulikuler

Adanya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di Madrasah Al kadarinniyah Pantar

menghasilkan perkembangan minat dan bakat peserta didik yang ada di Madrasah Al

kadarinniyah Pantar. Hal ini karena keberhasilan peserta didik yang dari awal mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan mempunyai dampak yang baik selain untuk dirinya

sendiri, kegiatan yang mereka ikuti membuat bangga Pembina kegiatan ekstrakurikuler,

kedua orang tua, mengharumkan nama baik Al kadarinniyah Pantar di mata masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh keterangan bahwa

keberhasilan dalam Penerapan kegiatan ekstrakulikuler Religius dalam membentuk

karakter siswa Madrasaha Al Kadarinniyah Pantar adalah sebagai berikut:

Page 105: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

90

1) Kegiatan Baca Kitab Suci Al-Quraan

Keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler yang di capai adalah:

a) Mengikuti perlombaan MTQ anatar sekolah

b) Kemampuan Siswa dalam membaca AL Quraan.

c) Menjuarai kegiatan baca surat-surat pendek

d) Kegiatan rutin Maulid Nabi

1) Kegiatan Seni Kaligrafi

Keberhasilan kegiatan ekstrakulikuler religius seni kaligrafi di MA Al

Kadariniyah Pantar adalah siswa Kegiatan melukis Kaligrafi yang di lakukan oleh

siswa siswi yang pada dasarnya lukisan yang mereka buat sangat baik, meskipun

kegiatan ini baru di terapkan namun kemampuan dan keterampilan siswa dalam

melikuis kaligrafi sangat bagus.

Berdasarkan hasil data lapangan menunjukkan bahwa dalam membentuk

disiplin siswa melalui kegiatan baca Tulis Al Quraan Pembina dan pengurus didalam

mencetak siswa-siswi yang berkarakter dan disiplin, maka selaku pengurus

menggiatkan kegiatan-kegiatan religius, karena padadasarnya siswa adalah penerus

bangsa dan agama yaitu dengan mengikutkan kegiatan secara rutin, datang tepat waktu,

melaksanakan sholat lima waktu dan sholat berjamaah disekolah, belajar ceramah,

kaligrafi dan tilawah serta tahfidz al-qur’an, memberi siswa tugas dan tanggung jawab.

Tujuannya adalah agar para siswa terbiasa disiplin waktu, disiplin belajar, terbiasa

berbiacara di depan orang banyak, tidak hanya itu tetapi siswa juga belajar

menyampaikan ilmu pengetahuan kepada orang lain. Selain itu Pembina juga

membiasakan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab terhadap hak dan kewajiban.

Yaitu dengan melatih siswa untuk tampil dengan citra ibadah dan teguh di dalam

Page 106: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

91

menegakkan amar ma’uf nahi munkar. Sebagai contoh seperti mengerjakan dan

mengajak serta mengingatkan teman untuk melaksanakan sholat, menghafal al-qur’an

dan kegiatan ini dilakukan secara terus menerus dan konsisten dalam melakukan

pembinaan melalui pembiasaan.

Berdasarkan teori belajar dalam menumbuh kembangkan disiplin siswa harus

memberikan latihan pembiasaan secara terus-menerus dan berlangsung secara

kontinyu. Dengan pembiasaan disiplin akan mempunyai pengaruh yang positif bagi

kehidupan peserta didik dimasa yang akan datang, dan dengan terus-menerus dilakukan

akan menjadi kebiasaan yang baik menuju kearah disiplin diri sendiri

3. Dampak Pendikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler Dan

Ekstrakulikuler Di Madrasah Al kadarinniyah Pantar.

Berdasrkan data di lapangan terdapat kegiatan kegiatan yang di terapkan di

sekolah mendapatkan dampak Positif maupun dampak negatif yang berpengaruh pada

sekolah dan siswa sebagai obyek penerapan ilmu pendidikan. Hal tersebut di buktikan

dengan penjelasan yang di jelaskan di hasil penelitian bahwa kegiatan kegiatan yang di

terapkan mendapatkan dampak negatif yang cukup signifikan, yaitu di mana siswa

lebih cendrung malas, bolos dan lain-lain. Namun tetapi kegiatan yang di terapkan juga

berdampak positif hal terlihat bahwa antusias dari siswa sangat bagus dalam mengikuti

kegiatan yang di terapapkan oleh sekolah,

Dalam pembinaan disiplin siswa agar lebih baik, pembina memberikan

perhatian dan penyadaran kepada siswa anggota agara berperan aktif dalam kegiatan

keagamaan yang diadakan disekolah. Seperti mengadakan peringatan hari besar islam,

mengikuti perlombaan. Maka pembina menghimbau kepada para siswa agar

Page 107: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

92

berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan. Hal ini dilakukan agar siswa memiliki

kegiatan yang positif di lingkungan sekolah sekaligus menambah wawasan agama

islam. Dikarenakan kegiatan keagamaan merupakan kegiatan yang berdampak positif

bagi perilaku siswa sendiri.

Selain itu dalam penerapan penddiikan karakter pembina selalu mengingatkan

dan menasehati para siswa agar selalu menyadari akan hak dan kewajiban sebagai

siswa yakni mematuhi peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama agar siswa

bisa berdisiplin atas peraturan yang telah dibuat.

Berdasarkan teori dalam membina karakter harus memberi pelajaran atau

nasihat, yaitu mengingatkan pada sesuatu yang dapat berdampak baik bagi diri sendiri,

selain itu guru dan siswa harus saling bekerjasama dengan baik dalam melakukan

kesalahan mereka harus diberi teguran atau hukuman asalkan yang bersifat mendidik.

Berdasarkan data lapangan dan teori, bahwa Pembina dan guru guru Madrasah

Alkadarinniyah Pantar dalam memberikan penerapan pendidikan kaarakter dilakukan

cukup baik. Tapi karena mengingat hanya diberikan teguran saja. Seharusnya guru

bukan hanya memberikan pengertian atau wawasan kepada siswa agar merubah pola

pikir mereka dan menyadari atas apa yang mereka lakukan. Tetapi harus diiringi

dengan memberikan sanksi. Tujuannya adalah agar siswa termotivasi untuk berdisiplin

dan mematuhi peraturan yang dibuat. Agar penerapan pendidikan karakter berdampak

positif bagi siswa.

Page 108: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

93

4. Faktor Pendorong Dan Penghambat Terbentuknya Karakter Religius Dalam

Kegiatan Ekstrakulikuler Dan Intrakulikuler Di Ma Al Kadarinniyah Pantar

Dalam penerapan pendidikan Karakter melalui mengembangkan minat dan

bakat serta membentuk disiplin dan karakter siswa yang bernafaskan riligius.

Berdasarkan hasil data lapangan dapat disimpulkan bahwa pembinaan disiplin yang

dilakukan Guru ekstrakulikuler sudah berjalan baik. Langkah-langkah yang diambil

untuk membentuk karakter siswa yaitu melalui kegiatan baca tulis Al Quraan, Seni

Kaligrafi, masi ada lain lainya. Hal ini di dorong oleh kenginan dan antusias dari siswa

serta sarana prasaran yang di sediakan oleh sekolah salah satu conto adalah sekolah

menyiapkan perpustakaan yang bertujuan agar siswa lebih giata membaca buku buku

bergenre islam serta buku perjalanan Rasullulah. Tetapi kegiatan yang di terapkan

terkadang berjalan tidak dengan baik di akbiatakan siswa tidak mengikuti kegiatan

kegiatan tersebut.

Karakter adalah faktor penting agar tercapainya proses belajar mengajar yang

dilakukan di sekolah “Karakter itu bisa dibentuk dan dibina karena Karakter merupakan

hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan, Berdasarkan pendapat di atas menunjukkan

bahwa karakter dapat dibentuk yakni melalui pendidikan, Pembinaan yang dilakukan

oleh lembaga pendidikan maupun di dalam keluarga dan masyarakat, tentunya

mendapatkan hambatan dan lain lain

Adapun karakter siswa yang mengikuti ekstrakulikuler dianggap sudah baik

yaitu karakter dalam waktu, dalam belajar dan dalam bertatakrama. Para siswa rutin

mengikuti kegiatan, datang tepat waktu, selain itu para siswa juga mempunyai

tatakrama yang baik, sopan kepada guru, mereka apabila bertemu dengan guru atau

Page 109: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

94

teman mereka berjabat tangan, menyapa juga bersalaman, berpakaian rapih sesuai

peraturan yang ada di sekolah, membantu teman yang kesulitan, dan juga patuh serta

hormat kepada guru.

Sedangkan Pendidkaan karakter siswa dalam belajar, para siswa memiliki

motivasi belajar yang tinggi serta tekun, terbukti dengan selalu mengikuti kegiatan

yang dilaksanakan rutin, berlatih atau mengulang pelajaran serta belajar/mengulasnya

bersama teman, mengerjakan tugas yang diberikan pembina dan guru, dan bertanggung

jawab atas tugas yang diberikan/diperintahkan guru kepadanya. Tidak jarang dari

disiplin dalam belajar ini para siswa yang mengikuti ekskul mendapatkan juara atau

berprestasi dalam perlombaan baik antar sekolah atau tingkat provinsi.

Namun dalam hal disiplin waktu ada juga siswa yang terkadang datang

terlambat baik ketika masuk sekolah atau ketika kegiatan dilaksanakan hal ini yang

menjadi hambatan bagi para guru guru dalam menerapkan pendidikan karakter di

sekolah maupun di luar sekolah.

Secara keseluruhan dapat disimpulakan bahwa pendidikan karakter dalam

kegiatan intrakulikuler ekstrakulikuler dalam menumbuhkan karakter siswa melalui

langkah-langkah di atas sudah baik, sehingga para siswa memiliki sikap disiplin dalam

kesehariannya. Hal ini dikarenakan Pembina dan guru memberikan pembinaan disiplin

kepada para siswa anggota , diantaranya pembinaan melalui kegiatan baca tulis

Alkuran dan lain-lain yang dilakukan secara konsisten, secara terus menerus,

keteladanana yang ditampilkan oleh pengajar, namun dalam hal pengawasan perilaku

dimana belum terlaksananya dalam memberikan hukuman kepada siswa yang bersalah

atau kurang disiplin. Karena pembina hanya memberikan teguran saja dan ini perlu

Page 110: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

95

ditingkatkan serta ditegaskan lagi dalam hal memberi sangsi kepada siswa yang

bersalah agar terdapat efek jera dan siswa bisa lebih disiplin.

Page 111: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di paparkan sebelumnya, maka secara

garis besar dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter religius dalam kegiatan

intrakulikkuler dan ekstrakulikuler yang di terapkan di MA Al Kadarinniayah pantar

berjalan sangat baik kegiatan Intrakilikuker yang di laksanakan adalah kegiatan di

dalam kelas dan kegiatan di perpustakaan yang mana peserta didik di wajibkan untuk

mengembang ketrampilan dalam membaca buku islami yang disediakan oleh sekolah

sedangkan kegiatan intrakulikuler yang dikembangkan melalui kegiatan bakat dan

minat yaitu kegiatan membaca Al-Quraan, Melukis Bahasa Arab(Kaligrafi) kegiatan

tersebut berjalan dengan baik serta diikuti oleh siswa dengan antusias dan mendapatkan

dorongan dari orang tua.

Kegiatan kegiatan yang di terapkankan oleh Madarsah Al Kadarinniyah Pantar

berdsarakan hasil penelitian tidak terlepas dari dampak dari segi negatif serta faktor

pendorong dan penghamabat yang dapat mengakibatkan tidak berjalannya kegiatan

yang di terapkan

Dari hasil peneltian data ditemukan bahwa dari program penerapan pendidikan

karakter dalam kegiatan intrakulikuler dan ekstra kulikuler yang dilakukan secara rutin

memiliki peran dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, yaitu disiplin dalam hal waktu

dengan tidak terlambat dalam mengikuti kegiatan yang diadakan, selalu sholat dzuhur

secara berjamaah diawal waktu. Kemudian kegiatan membaca Al Quraan dan lain-lain

dalam belajar dengan selalu mengikuti kegiatan secara rutin, bersungguh-sungguh

dalam belajar, mengerjakan tugas yang telah diberikan. Yang terakhir disiplin dalam

Page 112: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

97

bertata karma dengan pengetahuan, nasehat, dan cerita serta suri tauladan. Selain itu

dari data ditemukan bahwa terdapat dampak serta faktor pendoronag dan penghambat

Pada penerapan penerapan pendidikan karater para guru selalu memberi nasehat, dan

teguran bagi siswa yang melanggar.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah penulis kemukakan di atas, maka

penelti memberi saran yang diharapkan dapat berguna bagi setiap pengelola sekoalh,

pendidikan dan orang tua murid pada umumnya serta para peserta didik. Adapun saran-

saran yang perlu penulisw kemukakan adalah sebagai berikut:

Kepada kepala Sekoah Madrasah Al Kadarinnayh Pantar di harap Pendidikan

karakter religius yang di kembangkan di sekolah Madrsaha AL kadarinniayh Pantar ini

merupakan kegiatan yang yang bertujuan untuk mengajarkan siswa berahlak baik serra

menerapkan nilai- nilai keislamanya. Oleh karenya itu pihak sekolah yaitu kepala

sekolah dalam memperhatikan fasilitas yang menjadi penunjang pendidikan agar

pendidiokan yang di terapkan di Madrasah Al kadarin niayh Pantar berjalan dengan

baik.

Kepada Guru-guru matapeelajaran diharapkan agar dapat terus meningkatkan

dan menegakan serta memaksimalkan pelaksanaan pembinaan dan menerapkan

karakter yang dapat mengarah kepada siswa secara terus-menerus, menampilkan

keteladanan yang baik , dan menjalankan pengawasan perilaku berupa penguatan

seperti halnya sanksi yang diberikan kepada siswa yang bersalah, dan selalu termotivasi

untuk mengembangkan tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik dalam usaha

membina dan menumbuhkan disiplin siswa. Serta menjalin kerjasama dan hubungan

Page 113: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

98

yang akrab dan baik kepada para siswa agar dalam pelaksanaan kegiatan atau proses

belajar siswa tidak merasa bosan dan takut.

Kepada Pembina Ektrakulikuler di harapkan lebih giat lagi dalam melihat bakat

dan minat siswa. Karena pada deasarnya siswa memiliki bakat dan minat masing-

masing yang kemudian di kembangkan oleh sekolah. Hal ini sangat di harapkan oleh

Pembina dalam melakukan pembinaan terhadap peserta didik.

Kepada seluruh siswa yang mengikuti kegiatan intrakulikuler dan

ekstrakurikuler agar dapat terus menumbuhkan dan menegakan serta meningkatkan

kedisiplinan diri, senantiasa menaati guru dan peraturan yang akhirnya diharapkan akan

berpengaruh terhadap peningkatan belajar, kehidupan sehari-hari, bahkan tertanam

hingga di masa depan. Kemudian hendaknya, pihak terkait yaitu para Pembina, guru

bisa dijadikan teladan bagi siswa untuk meningkatkan karakter yang baik dan dapat

menjalin kerjasama yang baik dalam memajukan kegiatan pembelajaran baik dalam

kegiatan intrakulikuler maupun ekstrakulikuler, Hendaknya orang tua mendukung

secara penuh keaktifan dalam kegiatan yang di terapkan oleh sekolah dan dalam hal itu

sekolah memiliki kewajiban untuk memberikan sosialisasi serta penjelasan mengenai

pentingnya kegiatan intrakulikuler dan ekstrakurikuler bagi siswa. Selain itu

hendaknya, baik pemerintah pusat dan daerah mendukung secara penuh melalui

pendanaan untuk menunjang sarana prasarana kegiatan di sekolah.

Page 114: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

99

DAFTAR PUSTAKA

Annis Titi Utami. 2014. “Pelaksanaan Nilai Religius dalam Pendidikan Karakter di

SD Negeri 1 Kutowinangun Kebumen”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Vol

III No 8. (http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artik el/8785/99/891 diunduh

23 April 2020)

Abdul Malik Kusuma Negara.(2016). Pembinaan Karakter Keislaman Siswa melalui

kegiatan intrakurikuler PAI di MA Muhammadiyah Baturetno,

Ary H. Gunawan(2000:121),Ekstrakulrikuler Keagamaan Dalam Kurikulum

2013,dalam https://www.scribd.com/doc/Ekstra-Kurikuler Keagamaan dalam

Kurikulum 2013 docx, diakses: 28 januari 2015.

Baharuddin. Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR

RUZZ Media Group

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum 1984 Petunjuk

Pelaksanaan dan Pengelolaan Kurikulum 1984 Sekolah Menengah Umum

Tingkat Atas (SMA) jakarta.

Departemen Agama rI, Direktorat jenderal Kelembagaan Agama Islam (2005):

Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam, jakarta

Fathurrohman, Pupuh dkk. 2013. Pengembangna Pendidikan Karakter. Bandung :

Refika Aditama.

Imam Al-Ghazali, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,

2009), hlm. 279-280

Journal of History Education, Volume XII, No.2 oleh Agung (2011) yang berjudul

“Character Education Integration in Social Studies Learning”.

Kemendiknas. 2011.Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian

Pendidikan Nasional.

Muslich,Masnur. 2013.”Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional”. Jakarta: PT Bumi Aksara

Narwati, Sri. 2011. Pendidikan Karakter: Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk

Karakter dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia.

Nor Nas Kurnia Nanisanti.2014. “Pengembangan Karakter Religius Siswa Melalui

Kegiatan Ektrakulikuler Muhadhoroh di MTs Pondok Modern Darul Hikmah”

Page 115: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

100

Suyadi.2013.Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter.Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Syamsul Kurniawan. 2016. Pendidikan Karakter.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik.

Konsep,Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi

Pustaka

Wiyani, Novan Ardy.Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter. Bandung:

ALPHABET.

https://Madrasah Al Kadarinniyah Pantar

muhammadiyah11sby.wordpress.com/Intrakulikuler /baca tartil al quran btq

diakses pada minggu 29 maret 2020 jam 14.00

Zubaedi.2011.Desain Pendidikan Karakter:Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan.Jakarta:Kencana

Wawncara

Akbar salim wawncara dengan penulis. Konsep pendidiakn karakter Madrasah Al

Kadarinniyah Pantar tanggal 23 september 2020

Samina Lewa wawancara dengan penulis konsep pendidikan karakter religius

Madrasah Al Kadarinniyah Pantar tanggal 23 september 2020

Siti W Tangi wawacara dengan penulis penerapan kegiatan pemebelajaran Madrasah

Al Kadarinniyah Pantar tanggal 24 september 2020

Muhajir U Pao wawancara dengan penulis penerapan kegiatan pembelajaran Madrasah

Al Kadarinniyah Pantar tanggal 25 september 2020

Ismail Bambali wwncara dengan penulis penerapan serta faktor dan dampak

penerapan kegiatan Ekstrakulikuler Madrasah Al Kadarinniyah Pantar tanggal

28 september 2020

Rahmad Hasan wawancara dengan penulis penerapan kegiatan intrakulikuler dan

ekstrakulikuler Madrasah Al Kadarinniyah Pantar tanggal 29 september 2020

Dokumentasi sekolah Madrasah Al Kadarinniyah Pantar tanggal 29 september 2020

Page 116: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

101

L A M P I R A N

Page 117: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

102

Lampiran 1

LEMBAR OBSERVASI

JUDUL “PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN

INTRAKULIKULER DAN EKSTRA KULIKULER DI

MADRASAH AL KADARINNIYAH PANTAR

Hari/Tanggal Pengamatan : September 2020

Waktu pengamatan : 09 : 00 WITA

Lokasi pengamatan : Madrasah Al Kadarinniyah Pantar

A. Aspek yang di amati.

No Hasil Pengamatan Kategori

Ya Tidak

1 Sejarah singkat berdirinya Madrasah

2 Kondisi saran dan prasaran Madrasah

3 Kondisi Guru dan Siswa

4 Langkah-langkah pelaksanaan program intrakilkuler

5 Langkah langkah pelaksanaan program ekstrakulikuler

Page 118: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

103

Lampiran 2

DAFTAR INFORMAN

No INFORMAN JABATAN UMUR

1 Akbar Salim S.Pd Kepala Sekolah 57 Tahun

2 Samina Lewa S.Pd Wakasek 54 Tahun

3 Muhajir U Pao S.Pd Guru Mapel 27 Tahun

4 Ismail Bambali S.Pd Guru Mapel 29 Tahun

6 Siti Wahyuni Tangi S.Pd Guru Mapel 27 Tahun

7 Ahmad Saleh Siswa 14 Tahun

8 Muhammad Lamludin Siswa 15 Tahun

Page 119: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

104

Lampiran 3

PEDOMAN .WAWANCARA

PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN

INTRAKULIKULER DAN EKSTRAKULIKULER DI

MADRASAH AL KADARINNIYAH PANTAR.

A. Idetitas Informan

Informan Indikator Pertanyaan

Kepala sekolah

Konsep pendidikan

Karakter Religius dalam

kegiatan intrakulikuler dan

ekstrakulikuler.

1. Menurut bapak apa saja konsep

pendidikan karater religius yang di

terapkan di madrasah Al Kadarinniyah

Pantar. ?

2. Menurut bapak apakah sarana prasaran

telah memadai di madrasah Al

kadarinniyah Pantar.?

3. Menurut bapak kegiatan kegiatan apa

saja yang di terapkan di madrasah Al

Kadarinniayh Pantar

4. Bagaimana penerapan kegiatan intra

kulikuler dan ektrakulikuler di

Madrasah Al Kadarinniyah Pantar.?

5. Apa faktor pendukung kegiatan

intrakulikuler dan ekstrakulikuler di

Madrasah Al kdarinniyah Pantar.?

6. Apa faktor penghambat kegiatan

Page 120: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

105

intrakulikuler dan ekstrakulikuler di

madrasah al kadarinniyah pantar

Wakasek Konsep Pendidikan

Karakter Religius dalam

kegiatan intrakulikuler dan

ekstrakulikuler

1. Menurut bapak apa saja konsep

pendidikan karater religius yang di

terapkan di madrasah Al Kadarinniyah

Pantar. ?

2. Menurut bapak kegiatan kegiatan apa

saja yang di terapkan di madrasah Al

Kadarinniayh Pantar

3. Bagaimana penerapan kegiatan intra

kulikuler dan ektrakulikuler di

Madrasah Al Kadarinniyah Pantar.?

4. Bagaiman implementasi kegiatan

intrakulikuler dan ekstrakulikuler di

madrasahj al kadarinniyah pantar.?

Guru Kegiatan Pembelajaran 1. Bagaiman langkah-langkah kegiatan

intrakulikuler dan ekstrakulikuler.?

2. Bagaiman implementasi kegiatan

intrakulikuler dan ekstrakulikuler.?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat

kegiatan intrakulikuler dan

ekstrakulikuler .?

Peserta didik Kegiatan pembelajaran 1. Bagaiman dengan penerapan kegiatan

Page 121: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

106

ekstrakulikuler yang anda ikut.?

2. Kegiatan ekstrakulikuler apa saja yang

anda ikut

3. Apakah pihak sekolah menyediakan

sarana prasarana di madrasah al

kadarinniyah pantar

4. Apa kah anda mengikuti setiap kegiatan

di sekolah.?

5. Apakah anda memperhatikan kegiatan

yang berlangsung saat pembelajaran.?

Page 122: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

107

Lampiran 4

DOKUMENTASI

Dokumentasi wawancara bersama kepala sekolah

Foto wawancara dengan guru mata pelajaran

Page 123: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

108

Foto Bersama Guru Madrasah Al Kadarinniyah Pantar

Page 124: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

109

Foto kegiatan belajar mengajar di dalam kelas bersama peserta didik MAS Pantar

Foto kegiatan bersama guru guru MAS Pantar

Page 125: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …
Page 126: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …
Page 127: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …
Page 128: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …
Page 129: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …
Page 130: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …
Page 131: PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Panji Kari : Nama penulis Panjit Kari, dilahirkan di desa Pandai

Kecamatan Pantar Kabir Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara

Timur Tanggal 25 Oktober 1993. Merupakan anak ketiga dari 4

bersaudara pasangan suami istri Bapak Ismail Kari (Alm) Dan Ibu Halipa Kari

Pendidikan dasar penulis tempuh adalah di Madrasaha Ibtidayah Swasta (Mis)

Nurdin Pandai selesai pada tahun 2007, kemudian melanjutkan pendidikan di

SMP Negeri 1 Rote Timur, selesai pada tahun 2010, kemudian melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Rote Timur selesai pada tahun 2013. Kemudian

melanjutkan pendidikan S1 di Universita Muhammadiyah Makassar pada Jurusan

Pendidikan Sosioligi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar hingga saat ini.