PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …
Transcript of PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN …
PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN
INTRAKULIKULER DAN EKSTRAKULIKULER DI
MA AL-KADARINNIYAH PANTAR
SKRIPSI
Dianjurkan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Melanjutkan Penelitian
Proposal Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah
Makassar
OLEH
PANJIT KARI
10538290814
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Panjit Kari
NIM : 10538290814
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Judul Skripsi : Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler
Dan Ekstrakulikuler Di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyususnan Proposal Sampai selesai Skripsi ini, saya menyusunnya
sendiri (tidak di buat oleh sisapapun)
2. Dalam penyusunan Skripsi ini yang selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah di tetapkan oleh pimpinan fakultas
3. Saya tidak melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan Skripsi saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sesuai aturan yang ada.
Makassar, Oktober 2020
Yang membuat pernyataan
PANJIT KARI
10538290814
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Panjit Kari
NIM : 10538290814
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Judul Skripsi : Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler
Dan Ekstrakulikuler Di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar
Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya sendiri, bukan
hasil jiplakan atau di buat oleh orang lain.
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Oktober 2020
Yang membuat pernyataan
PANJIT KARI
10538290814
MOTTO
“Man Jadda Wa Jadda”
Artinya: Barang siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkannya Takkan ada
hasil yang sempurna tanpa semangat untuk berusaha mencapai keberhasilan.
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
ABSTRAK
Panjit Kari 2014, Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler Dan
Ekstrakulikuler Di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar skripsi ini di bimbing oleh
Kaharuddin,M.Pd.P.hd Pembimbing I dan Lukman Ismail, S.Pd., M.Pd Pembimbing II
Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan karakter religius
yang di kembangkan di Madrasah Al Kadarinniayh Pantar.”. Dengan adanya
penelitian ini di harapkan siswa dapat mnegembangkan keterampilan berfikir dan
mengemabngkan minat dan bakat baik di dalam kelas maupun di luar kelas.untuk
memudahkan penelitan ini maka sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaiman Konsep pembentukan karakter religius dalam kegiatan intrakulikuler dan
ekstrakulikuler di MA Al Kadarinniyah Pantar.? “bagaiman konsep kegiatan
ekstrakulikuler dan intrakulikuler di MA Al Kadarinniyah Pantar.? “Apasaja Faktor
pendorong dan penghambat terbentuknya karakter religius dalam kegiatan
ekstrakulikuler dan intrakulikuler di MA Al Kadarinniyah Pantar.? “Bagaimana
dampak Penerapan kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler di MA Al Kadarinniayh
Pantar..
Hasil penelitian menunjukan bahawa terdapat peserta didik sangat antusisa
dengan kegiatan yang di terapkan di sekolah MA Al Kadarinniayh Pantar. Yang mana
dengan hasil yang di terapkan siswa dapat mengembangkan minat dan bakat baik
melalu baca tulis Al_Quraan, Melaksanakan Sholat Berjamaah, Mengembangkan
Bakat Menulis bahasa Arab, serta rutin dalam membaca buku di perpustakaan. Faktor
pendorong dari penelitian ini adalah peserta didik lebih bagus dalam membaca Al-
Quraan dengan baik, peserta didik dapat melukis bahasa Arab dengan baik, serta peseta
didik sangat antusia dalam melaksanakan kegiatan sholat berjamaah di musholah
maupun di masjid. Faktor penghambat pada penelitan ini termasuk alokasi waktu yang
sangat sempit sehingga dalam menerapkan kegiatan ini pendidk merasa sangat sulit,
yang kedua adalah tidak adanya kontribusi dari orang tua agar menasehati anaknya agar
tidak keseringan bolos dalam proses pembelajaaran. Dampak yang di dapat pada
peneltian ini adalah dampak negatif di mana siswa sering keleahan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena alokasi waktu yang padat. Sedangakan dampak positf
adalah siswa dalam membaca Al-Quraan dengan lancar dan baik dalam lafal tajwidnya,
serta pserta didik senangtiasa melaksanakan sholat berjamaah di mushola maupun di
masjid.
Kata kunci: Karakter Religius,Intrakulikuler dan Ekstrakulikuler.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayahnya sehingga penulis akhirnya dapat meneyelesaikan skripsi dengan judul
“Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler dan ekstrakulukuler Di
Madrasah Al-kadarinniyah Pantar” Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
baginda Nabi besar Muhamad SAW yang telah membawa ummat manusia dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Proposal ini dilihat dalam rangka memenuhi tugas akhir dan sebagai prasyarat
guna memperoleh gelar sarjana SI pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, yang tulus dan
ikhlas dibuat untuk menjadi bahan referensi pembaca maupun penulis selanjutnya yang
kiranya akan membahas hal serupa dengan permasalahan ini.
Penulis menyadari sepenuh bahwa penyusunan skripsi ini sungguh tidaklah
mudah, penulis banyak menemui kesulitan serta hambatan. Namun, Alhamdulillah
berkat pertolongan dari Allah SWT yang datang melalui bantuan dan bimbingan serta
motivasi dari berbagai pihak, kesulitan-kesulitan dan hambatan dapat teratasi. Oleh
karena itu, melalui kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih serta
penghargaan yang sebesar-besarnya dengan segenap cinta dan hormat penulis haturkan
kepada kedua orang tua, yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh cinta
kasih sayang, dan kesabaran. Atas doa-doa yang tiada henti dan dukungan, serta
pengorbanan tulus Ibu berikan kepada penulis.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis haturkan
kepada: Dr. Abd Rahman Rahim, S.E.,M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
ii
Makassar beserta jajarannya. Erwin Akib, M.Pd, P.hd sebagai Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan pembantu
Dekan I, II, III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Drs H. Nurdin, M.Pd sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan
Kaharuddin,M.Pd.P.hd sebagai Sekretaris Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kaharuddin,M.Pd.P.hd Pembimbing 1 dan Lukman Ismail,S.Pd.M.Pd Pembimbing II
yang memberikan saran, kritikan, dan dorongan yang bersifat membangun dalam
penulisan skripsi ini. Ayahanda dan ibunda tercinta,Serta dosen pengajar, khususnya
Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang
telah mendidik dan membimbing selama proses perkuliahan serta memberikan bekal
ilmu pengetahuan kepada penulis. Sahabat-sahabatku tersayang Fauzy, Jumriani dan
Junaidi daeng di kampus dalam motivasi, dukungan, dan doanya selama saya
menyusun skripsi ini. Serta suka, duka, cerita, dan kenangan dari awal perkuliahan
hingga saat ini. Teman-teman seangkatan saya di sosiologi 014 yang merupakan teman
seperjuangan dalam suka dan duka selama beberapa tahun mengikuti perkuliahan.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak
yang tak dapat penulis ucapkan satu persatu, semoga Allah SWT senantiasa membalas
kebaikan kita semua Aamiin.
Alor, 06 April 2020
Penulis,
Panjit Kari
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN
SURAT PERJANJIAN
MOTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 11
E. Batasan Istilah .............................................................................................. 12
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 14
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 14
1. Penelitian Yang Relevan ......................................................................... 14
B. Konsep Pendidikan Karakter. ........................................................................ 17
a. Definisi Pendidikan Karakter ................................................................. 17
c. Proses Pembentukan Karakter Religius. .................................................... 24
d. Faktor Pendorong Terbentuknya Pendidikan Karakter Religius ................. 26
e. Faktor Penghambat Terbentuknya Pendidikan Karakter Religius. .............. 27
f. Tujuan Pendidikan Karakter ..................................................................... 28
C. Konsep Kegiatan Sekolah. ............................................................................ 29
a. Bentuk Kegiatan Sekolah ......................................................................... 31
b. Implementasi Kegiatan Intrakulikuler Dan Ekstrakulikuler. ....................... 37
c. Tujuan Kegiatan Sekolah ......................................................................... 40
1) Prestasi akademik, seni, dan /atau olahraga sinkron talenta serta minat; ...... 40
D. Landasan Teori ........................................................................................... 41
1. Teori Perkembangan Belajar. ............................................................ 41
2. Teori Konstruktivisme ......................................................................... 42
iv
E. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 44
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 46
B. Pendekatan Penelitian ................................................................................... 47
C. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 47
D. Waktu Penelitian .......................................................................................... 48
E. Fokus Penelitian ........................................................................................... 49
F. Informan Penelitian ...................................................................................... 49
G. Sumber Data Dan Jenis Data Penelitian ......................................................... 51
H. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 52
I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 53
J. Teknik Analisis Data .................................................................................... 55
K. Teknik Keabsahan Data .............................................................................. 56
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ................................................ 59
A. DESKRPSI LOKASI PENELITIAN ............................................................ 59
1. Sejarah Singkat Madrasah Al-Kadarinniyah Pantar. .................................. 59
2. Kurikulum. .............................................................................................. 60
3. Profil Sekolah Al-Kadarinniyah Pantar. .................................................... 60
4. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah .................................................................. 61
5. Tujuan Sekolah/Madrasah ........................................................................ 61
6. Struktur Organisasi .................................................................................. 62
7. Keadaan Tenaga Pendidik,dan Siswa ........................................................ 62
B. HASIL PENELITIAN. ................................................................................. 64
1. Konsep Pendidikan Karakter Religius Yang Di Kembangkan Di Madrasah
Al-Kadarinniyah Pantar Tahun 2020. ............................................................ 66
2. Konsep Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulkuler
Ekstrakulikuler Di Madrsah Al Kadarinniyah Pantar ..................................... 68
3. Dampak Pendikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler Dan
Ekstrakulikuler Di Madrasah Al kadarinniyah Pantar ..................................... 78
4. Faktor Pendorong Dan Penghambat Terbentuknya Karakter Religius Dalam
Kegiatan Ekstrakulikuler Dan Intrakulikuler Di Ma Al Kadarinniyah Pantar .. 81
C. PEMBAHASAN .......................................................................................... 86
v
1. Konsep Penerapan Pendidikan Karakter Religius di Madrasah Al
Kadarinniyah Pantar. .................................................................................... 87
2. Konsep Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulkuler
Ekstrakulikuler Di Madrsah Al Kadarinniyah Pantar ..................................... 88
3. Dampak Pendikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler Dan
Ekstrakulikuler Di Madrasah Al kadarinniyah Pantar. .................................... 91
4. Faktor Pendorong Dan Penghambat Terbentuknya Karakter Religius Dalam
Kegiatan Ekstrakulikuler Dan Intrakulikuler Di Ma Al Kadarinniyah Pantar .. 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 96
A. Kesimpulan .................................................................................................. 96
B. Saran ............................................................................................................ 97
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 99
vi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Kerangka Berfikir ........................................................................................... 50
Bagan 2 struktur pengurus sekolah Madrasah Al-kadarinniyah Pantar .................... 68
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penellitian ........................................................................................... 54
Tabel 3.2 Daftar Informan ............................................................................................. 56
Bagan 4.1 Tenaga Pendidik Madrasah Al Kadarinniyah Pantar ............................... 69
Bagan 4.2 Jumlah Keseluruhan Siswa Madrasah Al Kadarinniyah Pantar .............. 70
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Pedoman Wawancara
2. Daftar Informan
3. Dokumentasi
4. Persuratan
5. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu hal yang penting dari
konsep pendidikan adalah usaha sadar yang terencana, hal ini berarti bahwa pendidikan
di universitas bukanlah proses yang dilakukan asal asalan tetapi proses pendidikan yang
dilakukan oleh dosen bersama mahasiswa adalah usaha sadar yang terencana dan
diarahkan pada pencapaian tujuan. Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan
utamanya pada setiap bidang studi perlu dilaksanakan untuk membentuk mahasiswa
yang siap dalam menghadapi tantangan kehidupan masa kini.
Pendidikan Nasional Bertujuan untuk mencerdaskan bangsa serta idealnya
pembelajaran di Indonesia menciptakan lulusan yang beriman kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berkarakter, berpengetahuan serta berketerampilan. Tetapi, realitasnya
Indonesia dikala ini lagi dalam permasalahan krisis kepribadian. Perihal ini dibuktikan
dengan banyaknya kasus yang terjalin di warga. Menurut Kemendiknas( 2010: 1)
permasalahan tersebut semacam korupsi, kekerasan, kejahatan intim, peluluhlantahkan,
perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak
produktif. Tidak hanya itu, permasalahan krisis kepribadian ikut menyerang kalangan
2
pelajar yang diisyarati dengan maraknya permasalahan kenakalan anak muda semacam
tawuran, penyalahgunaan narkoba, pergaulan leluasa, balapan liar, acara minuman
keras, berjudi, membolos sekolah serta sebagainya. Dari seluruh kasus yang sudah
dijabarkan tersebut bisa dijadikan penanda kalau tujuan pembelajaran nasional belum
seluruhnya tercapai. Kesuksesan di seluruh aspek kehidupan berbangsa tidak cuma
didetetapkan oleh pengetahuan serta keahlian saja namun pula kepribadian ataupun
karakter. Hasil riset Institut Teknologi Carnegie( Kurniawan dalam Mansur, 2014: 3)
melaporkan kalau dari 10. 000 orang sukses, 85% sebab aspek karakter( kepribadian)
serta 15% sebab aspek teknis. Demikian pula hasil riset Wiggam( Kurniawan dalam
Mansur, 2014: 3) melaporkan kalau dari 4000 orang yang kehabisan pekerjaan, 400
orang( 10%) sebab keahlian teknis sebaliknya 3 3. 600 orang( 90%) sebab aspek
karakter ataupun kepribadian. Berikutnya, hasil riset di Universitas Stanford
merumuskan kalau kesuksesan didetetapkan oleh 87% perilaku( kepribadian) serta
cuma 12, 5% sebab keahlian akademik( Mardiansyah dalam Mansur, 2014: 3).
Pemerintah lewat Departemen Pembelajaran Nasional( Kemendiknas) semenjak tahun
2010 sudah mencanangkan pembelajaran kepribadian untuk seluruh tingkatan
pembelajaran. Program ini diadakan sebab sepanjang ini dunia pembelajaran Indonesia
dinilai belum seluruhnya sukses dalam menghantarkan generasi bangsa jadi pribadi-
pribadi yang bermartabat. Dunia pembelajaran Indonesia cuma sanggup melahirkan
lulusan dengan tingkatan intelektualitas mencukupi. Tetapi, tidak sedikit diantara
lulusan tersebut belum memiliki sikap yang pintar dan mental karakter yang baik(
Aunillah dalam Mansur, 2014: 5). Kemendiknas( 2010: 4) mengemukakan kalau
pembelajaran kepribadian dimaknai bagaikan pembelajaran yang meningkatkan nilai-
3
nilai kepribadian bangsa pada diri siswa dan siswi sehingga mereka mempunyai nilai
serta kepribadian dalam dirinya setelah itu hendak mempraktikkan nilai- nilai tersebut
dalam kehidupannya. Berikutnya, pembelajaran kepribadian bukan cuma hanya
mengarahkan mana yang benar serta mana yang salah, namun lebih ialah sesuatu usaha
menanamkan kerutinan kerutinan yang baik sehingga siswa dan siswi sanggup berlagak
serta berperan bersumber pada nilai- nilai yang sudah jadi kepribadiannya. Secara
resmi, implementasi pembelajaran kepribadian mempunyai landasan yuridis yang
kokoh. Perihal ini merujuk pada guna serta tujuan pembelajaran nasional yang
membagikan dasar kalau pembelajaran yang dilaksanakan selayaknya 4 menuju pada
pembuatan kepribadian generasi muda bangsa. Dengan demikian, di samping jadi
langkah strategis dalam menanggulangi perkara krisis kepribadian yang lagi terjalin,
implementasi pembelajaran kepribadian sebetulnya ialah amanah dari peraturan
perundang- undangan. Sehingga dengan terdapatnya kasus krisis kepribadian bisa
dijadikan penanda kalau implementasi pembelajaran kepribadian belum terlaksana
dengan maksimal. Sedangakan Bagi Garin Nugroho yang dilansir oleh Masnur
Muslich, berkata kalau hingga dikala ini dunia pembelajaran di Indonesia dinilai belum
mendesak pembangunan kepribadian bangsa. Perihal ini diakibatkan oleh ukuran-
ukuran dalam pembelajaran tidak dipulangkan pada kepribadian partisipan didik, tetapi
dipulangkan pada pasar.“ Pembelajaran nasional belum sanggup mencerahkan bangsa
ini. Pembelajaran kita kehabisan nilai- nilai luhur itu”. Lebih lanjut dia mengemukakan
kalau pembelajaran kepribadian hendak sirna serta hendak melenyapkan aspek- aspek
manusia dankemanusiaan, sebab kehabisan kepribadian itu sendiri”, ucapnya.( Masnur
Muslich, 2013: 1- 2). Terlepas dari bermacam problem di atas, pembelajaran
4
kepribadian di Indonesia mengusung semangat baru dengan optimisme yang penuh
buat membangun kepribadian bangsa yang bermartabat. Oleh sebab itu, konsep
pembelajaran kepribadian wajib mengambil posisi yang jelas, kalau ciri seorang bisa
dibangun lewat pembelajaran. Pembelajaran semacam apakah yang sanggup
membentuk ciri tersebut, jawaban atas persoalan inilah yang diucap dengan
pembelajaran kepribadian.( Suyadi, 2013: 4). Sedangkan itu, dalam dunia pembelajaran
permasalahan berperan sangat penting ( cheating) baik berbentuk aksi mencontek,
mencontoh pekerjaan sahabat ataupun mencontoh dari novel pelajaran seolah- olah
ialah peristiwa tiap hari. Apalagi dalam penerapan tes akhir sekolah di sebagian
wilayah ditengarai terdapat guru yang membagikan kunci jawaban kepada siswa, sebab
khawatir muridnya tidak lulus sehingga mencoreng nama sekolah. Seakan- akan dalam
dunia pembelajaran kejujuran sudah jadi benda yang sangat jarang, contoh hilangnya
kejujuran di warga Indonesia semacam maraknya fenomena korupsi serta kolusi telah
amat banyak. Keprihatinan ini sudah jadi keprihatinan nasional, presiden Republik
Indonesia mengantarkan dalam pidatonya:“ Pembangunan sifat( character building)
amat berarti. Kita mau membangun manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti,
serta berperilaku baik. Bangsa kita mau pula mempunyai peradaban yang unggul serta
mulia. Peradaban yang demikian bisa dicapai apabila warga kita pula ialah warga yang
baik( good society). Keharuman nama tidak sering dapat dipulihkan, kala kepribadian
sirna seluruhnya pula sirna. Salah satunya mutiara kehidupan yang sangat berharga
lenyap selamanya.( Muchlas Samani serta Hariyanto, 2011: 5- 6). Memandang pada
kondisi di Indonesia dikala ini, dengan menoleh atas sebagian perihal tersebut di atas,
bangsa Indonesia sangat membutuhkan sumber manusia dalam jumlah serta memiliki
5
mutu kepribadian yang mencukupi bagaikan pendukung utama dalam pembangunan.
Buat penuhi sumber energi manusia tersebut, pembelajaran mempunyai kedudukan
yang sangat berarti, buat menggugah bangsa ini serta masyarakat negaranya dan warga
sipil, pejabat negeri, institusi sosial kemasyarakatan serta keagamaan buat intropeksi
diri dan melaksanakan langkah- langkah revisi menanggulangi krisis multidimensional
bangsa ini. Berkaitan dengan dialami terus menjadi mendesaknya pembelajaran
kepribadian di Indonesia, Pusat Kurikulum Tubuh Riset serta Pengembangan
Departemen Pembelajaran Nasional dalam publikasinya bertajuk Pedoman Penerapan
Pembelajaran Kepribadian melaporkan kalau pembelajaran kepribadian pada intinya
bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, tumbuh dinamis, berorientasi ilmu
pengetahuan serta teknologi yang seluruhnya dijiwai oleh iman serta takwa kepada
Tuhan yang Maha Esa bersumber pada Pancasila.( Muchlas Samani serta Hariyanto,
2011: 9). Pembelajaran kepribadian ialah keharusan yang wajib diterapkan memandang
keadaan disintegrasi bangsa kita yang terus menjadi merebak, membuat wajib lekas
dicoba langkah preventif semenjak dini, paling utama di area sekolah. Sebagaimana
yang diajarkan oleh pemerintah, dalam perihal ini Departemen Pembelajaran serta
Kebudayaan menimpa Pengelolaan Pembelajaran Kepribadian. Pemerintah
mengharapkan area sekolah bagaikan bagian terutama dalam pembelajaran
kepribadian. Pada bagian proses pendidikan diharapkan bisa terlaksana sebaik bisa jadi
buat jadi garda terdepan dalam pembelajaran kepribadian.
Berdasarkan pernyataan di atas maka diperlukan penanaman karakter religius
melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler yang bertujuan untuk membina
6
moral, sikap dan membentuk karakter siswa menjadi lebih baik. Menurut Omar
Mohammad Al-Toumy al-Syaibani yaitu diarahkan kepada perubahan tingkah laku
agar menjadikan manusia yang sempurna baik di dunia maupun di akhirat.2 Sebagai
upaya menanamkan karakter religius harus ditanamkan sejak dini, karakter religius
tidak dapat tertanam begitu saja dalam waktu yang yang singkat akan tetapi
menanamkan karakter religius membutuhkan waktu yang lama dan harus terus
menerus secara konsisten ditanamkan baik itu dalam kegiatan belajar mengajar,
lingkungan sekolah dan dimasyarakat. Sehingga karakter religius dapat tertanam dalam
diri siswa.
Di sekolah sendiri, penerapan nilai–nilai religius melalui kegiatan intrakulikuler
dan ekstrakulikuler pada anak adalah tanggung jawab guru. Salah satu cara guru
karakter di sekolah adalah dengan menerapkan sikap yang di ajarkan oleh agama. Nilai
Religius bukan hanya sekedar berbicara tentang hubungan manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa, tapi hal ini birbicara persoalan hubungan manusia dengan manusia
lainya yang memiliki hubungan timbal balik.Zubaedi (2011:25)
Sekolah Madrasah Al-kadarinniyah Pantar merupakan Sekolah swasta milik
Pemerintah sekolah ini merupakan salah satu Sekolah yang berkarakter religius islam.
Visi Madrasah Pantar ini yaitu mendampingi anak dalam belajar dan mengembangkan
potensinya untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia dan terampil. Berdasarkan
observasi awal Peneliti Mendapat informasi, salah satu bentuk kegiatan yang
menunjukkan pelaksanaan nilai religius yang ada Di Madrasah Al-kadarinniyah Pantar
ini yaitu melakukan sholat dhuhur berjamaah yang diikuti oleh semua siswa, selain itu
siswa di Sekolah ini juga sering mengikuti lomba keagamaan dan selalu mendapatkan
7
juara, diantaranya juara 1 MTQ se kecamatan Pantar, juara 3 saritilawah se-kecamatan
Pantar,
Kegiatan intrakurikuler, adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang
sudah teratur, jelas dengan sistematik yang merupakan program utama dalam proses
mendidik siswa. Kegiatan intrakurikuler dalam pelaksanaannya telah terdapat
pengalokasian atau telah terjadwal dengan baik karena kegiatan ini dilakukan oleh guru
dan siswa pada jam-jam pembelajaran di sekolah. Kegiatan intrakurikuler ini dilakukan
untuk mencapai tujuan minimal setiap mata pelajaran yang tergolong inti maupun
bukan.jadi kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan inti dalam pembelajaran yang biasa
dilakukan oleh guru dan siswa pada setiap harinya atau dapat juga dikatakan kegiatan
belajar mengajar antara guru dan siswa di dalam sekolah setiap mata pelajaran adalah
kegiatan intrakurikuler. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting sekali
karena lebih banyak materi diterima siswa pada saat proses pembelajaran jadi proses
pelaksanaan dari pembelajaran intrakurikuler ini harus berjalan dengan baik agar tujuan
dari setiap pembelajaran itu dapat tercapai maka diperlukan juga peran aktif lembaga
sekolah dalam pelaksanaannya, kegiatan ini juga dapat dikatakan sebagai kegiatan tatap
muka pembelajaran. Kunandar (2007: 177)
Kegiatan ekstrakurikuler disusun bertepatan dengan membuat kurikulum serta
modul pelajaran. Maksudnya Kegiatan tersebut ialah bagian dari pelajaran sekolah
serta kelulusan siswa dan siswi dipengaruhi oleh Kegiatan nya dalam Kegiatan
ekstrakurikuler tersebut. Struktur Kurikulum Jenjang Satuan Pembelajaran diterangkan
jika kegiatan intrakurikuler serta ekstrakurikuler masuk dalam jenis komponen
pengembangan diri. Intrakurikuler merupakan kegiatan di luar pelajaran. Kegiatan
8
yang dilakukan pada waktu- waktu tertentu, misalnya serupa pengajian kelas dicoba
tiap sebulan sekali, shalat dzuhur berjamaah yang dilaksanakan tiap hari serta pesantren
kilat yang dilaksanakan pada bulan ramadhan. Untuk para siswa madrasah salah
satunya ialah dengan memperoleh Pembelajaran intrakurikuler yang tujuannya adalah
siswa/siswi lebih menghayati apa yang dipelajari serta apa yang di terapkan di luar
pembelajaran atau sekolah.
Ekstrakurikuler merupakan Kegiatan pembelajaran di luar mata pelajaran serta
pelayanan konseling yang tujuannya dalah pengembangan keterampilan siswa yang
kemudian di seusaikan dengan dengan kebutuhan, kemampuan, atensi serta bakat lewat
pemebelajaran yang secara kurikulum diselenggarakan oleh pendidik ataupun tenaga
kependidikan yang berkemampuan serta berkewenangan di sekolah ataupun madrasah.
Oleh sebab itu,Pemebelajaran ekstrakurikuler keagamaan pengembangan keterampilan
keagamaan sangat butuh diadakan. Pemebelajaran ekstrakurikuler pengembangan
atensi serta bakat Islami di dunia sekolah diperuntukan buat menggali serta memotivasi
siswa dan siswi dalam bidang tertentu. Sebab itu, kegiatan Kegiatan ekstrakurikuler
wajib disesuaikan dengan hobi dan keadaan siswa dan siswi
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler yaitu menunjang serta menumbuhkan
keterampilan bakat serta kemampuan siswa dalam beragama. Sehingga kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan bisa di tingkatkan, pengamalan ajaran Islam dan tingkatkan
keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam penerapan kegiatan siswa dan
siswi di sekolah tidak sekedar belajar di dalam kelas saja, namun terdapat satu kegiatan
yaitu kegiatan di luar kelas (ekstrakurikuler).pemeblajaran ini ialah Kegiatan yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam program sekolah atau
9
program kurikulum yang di di seuai dengan kondisi serta kebutuhan sekolah.
Sehubungan dengan Kegiatan siswa dan siswi di luar sekolah, pada dasarnya buat
memenuhi serta menaikkan pengetahuan serta keahlian mereka, berkenaan dengan
Kegiatan kurikuler yang diterima di sekolah pada jam- jam pelajaran resmi. Buat
mengambangkan kemampuan anak dari segi intelektual keislaman serta bisa lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT, hingga pihak Madrasah Al- kadarinniyah Pantar
mengadakan Kegiatan sholat sunnah dhuha berjamaah serta sholat dhuhur berjamaah
dan Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang diiringi segala siswa dan siswi
Madrasah Al- kadarinniyah Pantar.
Bersumber pada hasil pra survey bagaikan langkah dini dari Kegiatan riset
yang penulis mengamati di lapangan, ditemui fenomena faktual yang menarik yang
kemudia di dianalisis lebih lanjut. Walaupun kegiatan ekstrakurikuler keagamaan,
sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah, serta Kegiatan ekstrakurikuler telah
dikelola dengan baik dan membagikan rangsangan positif terhadap siswa dan siswi
buat lebih maksimal dalam menuntut ilmu dengan penuh pemahaman, supaya
membentuk manusia yang berpengetahuan luas serta mempunyai nilai- nilai
pembelajaran agama islam, tetapi di sisi lain teruji masih terdapat siswa dan siswi yang
membolos buat tidak menjajaki Kegiatan ekstrakurikuler, sholat sunnah dhuha
berjamaah serta sholat dhuhur berjamaah, siswa dan siswi yang tidak masuk anggota
ekstrakurikuler keagamaan siswa dan siswi kurang berminat dalam meningkatkan
bakatnya.
Dari statment di atas membuktikan terdapatnya kesenjangan, antara kegiatan
siswa dan siswi dalam menjajaki Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan
10
terdapatnya siswa dan siswi yang kurang berminat dalam meningkatkan bakatnya.
Keadaan yang kemudia di temui di lapangan menimbulkan pertanyaan besar , sekalian
jadi problematika yang membutuhkan riset lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “Pendidikan Karakter Religius melalui Kegiatan IntraKulikuler dan
Ekstrakulikuler (Studi Kasus Di Madrasah Al-kadarinniyah Pantar Kabupaten Alor
Tahun Ajaran 2020/2021)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas serta untuk mempermudah arah
pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan suatu rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Konsep pembentukan pendidikan karakter religius dalam kegiatan
ekstrakulikuler dan intrakulikuler di MA Al-Kadarinniyah Pantar.?
2. Bagaimana konsep kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler di Di MA Al-
kadarinniyah Pantar.?
3. Apa saja faktor pendorong dan penghambat terbentuknya karakter religius
dalam kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler di MA Al Kadarinniyah
Pantar?
4. Bagaimana dampak penerapan kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler pada
pembentukan karakter religius di MA Al-kadarinniyah Pantar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, adapun tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui :
11
1. Konsep pendidikan karakter religius yang dikembangkan Di MA Al-
kadarinniyah Pantar Tahun 2020.?
2. Konsep kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler di Di MA Al-kadarinniyah
Pantar. Tahun 2020.
3. Dampak penerapan kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler pada
pembentukan karakter religius Di MA Al-kadarinniyah Pantar.
4. Faktor pendukung dan pemnghambat implementasi kegiatan ekstrakulikuler
dan intrakulikuler pada pembentukan karakter religius Di MA Al-kadarinniyah
Pantar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil yang didapat dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian
ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Mengetahui pembentukan karakter religius.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan deskripsi mengenai
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk referensi dan
evaluasi bagi para praktisi pendidikan dalam pendidikan karakter
khususnya karakter religius.
b. Bagi masyarakat non-praktisi pendidikan.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan kepada
masyarakat luas mengenai upaya pendidikan karakter religius dalam
kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler
12
a. Memberi wawasan bagi orang tua dan guru mengenai pembentukan
karakter siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi praktisi pendidikan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan deskripsi mengenai
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk referensi dan
evaluasi bagi para praktisi pendidikan dalam pendidikan karakter religius
dalam kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler.
b. Bagi masyarakat non-praktisi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan kepada
masyarakat luas mengenai upaya pendidikan karakter religius dalam
kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler.
c. Bagi Guru.
Memberi referensi dan motivasi bagi guru dalam upaya pembentukan
pendidikan karakter religius dalam kegiatan ekstrakulikuler dan
intrakulikuler yang efektif dan efisien
E. Batasan Istilah
1. Pendidikan Karakter
Mewujudkan karakter yang baik pada diri seseorang dapat dilakukan dengan
upaya pendidikan karakter. Pendidikan karakter sendiri dapat dilakukan dalam
pendidikan formal, nonformal dan informal. Dengan demikian, pendidikan karakter
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan secara sistematis
13
guna memperbaiki karakter siswa di Madrasah Al-kadarinniyah Pantar. khususnya
karakter religius melalui kegiatan sekolah.
2. Religius.
Religius adalah nilai karakter yang berhubungan dengan Tuhan. Pikiran,
perkataan dan perbuatan seseorang diupayakan berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan
atau ajaran agama yang dianut. Religius yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
nilai-nilai religiusitas yang diajarkan kepada siswa di sekolah, khususnya dalam
pembelajaran di kelas melalui beberapa kegiatan yang sifatnya religius.
3. Intrakulikuler
Kegiatan intrakurikuler, adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang
sudah teratur, jelas dengan sistematik yang merupakan program utama dalam proses
mendidik siswa. Dalam kurikulum pun perlu adanya menekankan pada pencapaian
kompetensi dengan memperhatikan usia, karakteristik dan budaya anak didik agar
dapat membekalinya dimasa kini dan yang akan datang.
4. Ekstrakulikuler
Kegiatan Ekstrakulikuler adalah kegiatan keagamaan yang dapat meningkat
kan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan membiasakan
peserta didik untuk berakhlak mulia. Manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak
mulia akan terbentuk melalui proses kehidupan, terutama melalui proses pendidikan,
khususnya kehidupan beragama dan pendidikan agama.
14
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Yang Relevan
Riset atau penelitian yang kemudian di analisis oleh Annis Titi Utami( 2014: 7)
yang bertajuk penerapan nilai religius dalam pembelajaran kepribadian di SD Negara 1
Kutowinangun Kebumen, mengatakan jika: anggapan guru tentang berartinya nilai
religius dalam pembelajaran kepribadian ialah salah satu sumber yang melandasi
pembelajaran kepribadian serta sangat berarti bagi siswa dan siswi kemudian
ditanamkan kepada siswa semenjak dini sebab dengan bekal keagamaan yang kokoh
semenjak dini hendak memperkokoh pondasi moral siswa di masa depan. Hasil riset
Annis Titi Utami( 2014: 7) menampilkan bahwasanya pembelajaran kepribadian telah
diketahui dalam agama Islam dengan nama pembelajaran akhlak. Pembelajaran akhlak
ini mengacu pada perilaku yang ditunjukkan Nabi umat Islam ialah Nabi Muhammad
SAW.
Letak persamaan dengan riset di mana riset Annis Titi Utami( 2014: 7) yang
dicoba merupakan dengan terdapatnya kesamaan dalam topik ulasan riset yang berkisar
menimpa pembelajaran kepribadian di SD Negara 1 Kutowinangun Kebumen, Letak
perbandingan fokus riset di mana riset Annis Titi Utami( 2014: 7) lebih
menekankan pada gimana perspektif Islam memandang pembelajaran kepribadian
sebaliknya riset ini lebih menekankan pada pembelajaran kepribadian religius dalam
aktivitas intrakulikuler serta ekstrakulikuler di MA Al- kadarinniyah Pantar.
Sumber referensi lain yang dapat dijadikan rujukan adalah dalam International
Journal of History Education, Volume XII, No.2 oleh Agung (2011) yang berjudul
15
“Character Education Integration in Social Studies Learning”. Penelitian ini bertujuan
membahas implementasi pendidikan karakter yang diintegrasikan melalui
pembelajaran IPS pada siswa Madrasah Al Kadarinniyah Pantar . Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa fokus pendidikan karakter membangun identitas siswa yang
cerdas dan berkarakter. Pendidikan karakter dapat diimplementasikan melalui
pendidikan formal di sekolah, khususnya pembelajaran IPS, karena maksud dari
pembelajaran IPS tidak hanya tentang aspek kognitif (kemampuan intelektual),tetapi
juga aspek afektif (kemampuan personal). Pembelajaran IPS secara umum
mengajarkan tentang sikap, nilai, dan moral yang menuntut guru untuk kreatif dalam
merencanakan pembelajaran dan mengimplementasikan pendidikan karakter.
Letak persamaan dalam penelitian Agung (2011) ini adalah sama-sama
membahas konsep karakter sedangkan. Letak perbedaan fokus penelitiannya adalah
pada fokus penelitian Agung (2011) ini lebih menekankan kepada integrasi pendidikan
karakter melalui pembelajaran IPS di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama
(Madrasah Al Kadarinniyah Pantar ). Sedangkan pada fokus penelitian ini adalah
pendidikan karakter religius dalam kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler di MA
Al-kadarinniyah Pantar.
Penelitian yang dilakukan oleh Nor Nas Kurnia Nanisanti (mahasiswi IAIN
Tulungagung 2014) yang berjudul Pengembangan Karakter Religius Siswa Melalui
Kegiatan Ektrakulikuler Muhadhoroh di MTs Pondok Modern Darul Hikmah
Menyimpulkan bahwa Karakter religius yang dikembangkan melalui kegiatan
ektrakulikuler muhadhoroh di MTs Darul Hikmah ada empat karakter antara lain,
16
Silaturahim, Al-Ukhuwah, Amanah, dan Iffah atau ta’afuf siswa tumbuh dengan
sendirinya melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
Letak persamaannya adalah sama-sama membahas tentang karakter Religius
melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah pada penelitian ini juga bahas tentang
karakter religius. Namun ada perbedaan fokus penelitiannya di mana pada fokus
penelitian Nor Nas Kurnia Nanisanti (mahasiswi IAIN Tulungagung 2014) ini lebih
menekankan kepada pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan
pada fokus penelitian ini membahas tentang pendidikan karakter religius dalam
kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler di MA Al-kadarinniyah Pantar.
Abdul Malik Kusuma Negara.(2016). Pembinaan Karakter Keislaman Siswa
melalui kegiatan intrakurikuler PAI di MA Muhammadiyah Baturetno, Wonogiri Uin
Sunan Kalijaga. Hasil ini adalah semakin meningkatnya kebobrokan moral pada
generasi bangsa yang disebabkan krisis karakter masing-masing individu. Pergaulan
yang terlalu bebas dan pengawasan orang tua yang minim, memicu timbulnya perilaku
negatif pada karakter bangsa. Untuk mengantisipasi meningkatnya kebobrokan moral
pada generasi bangsa khususnya di MAM Baturetno, disinilah peran penting PAI
dalam pendidikan karakter sebagai solusi permasalahan fenomena tersebut. MAM
Baturetno merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berbasis Islam yang
bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual dan moral para peserta didiknya.
Pada penelitian ini Letak persamaannya adalah sama-sama membahas
pelaksanaan pendidikan karakter Religius melalui kegiatan religius Intrakurikuler di
sekolah. Sedangkan Letak perbedaan penelitiannya adalah di mana fokus penelitian
Abdul Malik Kusuma Negara.(2016).ini lebih menekankan pada satu kegiatan yaitu
17
kegiatan Intrakurikuler sedangkan pada penelitian ini lebih foku di dua kegiatan yaitu
kegiatan sekolah intrakulikuler.dan ekstrakulikuler di MA Al-kadarinniyah Pantar.
Kesimpulan yang dapat diambil dari kelima tinjauan pustaka yang digunakan
untuk penelitian ini secara garis besar memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan
secara umum dari kelima tinjauan pustaka yang digunakan dengan penelitian ini adalah
topik permasalahan seputar pendidikan karakter, sedangkan perbedaannya adalah pada
esensi hasil penelitian serta fokus penelitian yang diambil.
B. Konsep Pendidikan Karakter.
a. Definisi Pendidikan Karakter
Kata pendidikan terbagi dalam bebrapa bahasa yaitu dalam bahasa inggris
(education) kemudain kata education ini berasal dari bahasa latin yang terjemahannya
adalah menuntut, mengaralhkan, atau memmimpin, sementara itu pendidikan dalam
bahasa yunani kuno adalah pedagogik, yang terdiri dari dua kata di mana dari kata Paid
adalah anak sedangkan agogos adalah membimbing jadi secara harafiah pedagogik
adalah ” ilmu dan seni mengajar. (Andre, 2013: 1).
Secara etimologi, customized organization karakter (inggris: character) berasal
dari bahasa yunani, charassein yang berarti "to etch" dapat diterjemahkan menjadi
mengukir, melukis, memahatkan atau menggoreskan (Suyadi, 2013: 5). Karakter
berasal dari bahasa yunani karakter yang berakar dari diksi 'kharassein' yang berarti
memahat atau mengukir (to write/to etch), sedangkan dalam bahasa latin karakter
bermakna membedakan tanda. Dalam bahasa Indonesia, karakter dapat diartikan
sebagai sifat-sifat kejiwaan/tabiat/watak (Narwanti, 2011: 1). Karakter berbeda dengan
moral dan akhlak, Moral adalah suatu tindakan manusia yang bercorak khusus, yaitu
18
yang didasarkan kepada pengertiannya mengenai baik buruk. Morallah sebenarnya
yang membedakan manusia daripada makhluk Tuhan lainnya dan menempatkannya
bila telah menjadi tertib pada derajat di atas mereka. Sedangkan akhlak adalah
kebiasaan atau kehendak, akhlak juga bisa disebut menangnya keinginan dari beberapa
keinginan manusia dengan langsung berturut-turut (Amin: 1983: 62).
Secara Istilah Zubaedi, (2012: 8) menjelaskan bahwa karakter merupakan
bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah kepribadian, berperilaku, bersifat,
bertabiat dan berwatak.Wynne dalam Mulyasa (2011: 3) mengemukakan bahwa
karakter berasal dari bahasa yunani yang berarti "to check" (menandai) dan
memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata
atau perilaku sehari-hari.
Karakter adalah sesuatu hal yang unik hanya ada pada individu ataupun pada
suatu kelompok, bangsa. Karakter itu adalah landasan dari kesadaran budaya,
kecerdasan budaya merupakan pula perekat budaya. Sedangkan basic beliefs digali dan
dikembangkan dari budaya masyarakat itu sendiri (Narwanti, 2011: 27), berbeda
dengan Muslich (2011: 75) yang memaparkan untuk dapat memahami pendidikan
karakter perlu mengetahui struktur antropologis yang ada dalam diri manusia, yaitu atas
jasad, ruh dan akal.
Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana dalam
compositions pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang
menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan
berakhlak (berkarakter) mulia (UU No. 20 Tahun 2009). Pendidikan karakter dalam hal
19
ini merupakan expositions berkelanjutan dan tak pernah berakhir (ceaseless cycle),
sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang kesinambungan (consistent quality
improvement), yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia masa depan dan
berakar pada nilai-nilai budaya bangsa (Mulyasa, 2011: 1). Gaffar dalam Kesuma
(2011: 5) menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah expositions
transformasi nilai-nilai kehidupan untuk di tumbuh kembangkan dalam kepribadian
seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Pendidikan
karakter dalam penelitian ini adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai
karakter pada peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter
dirinya dan dapat menghasilkan sosok manusia yang berkualitas dan memiliki masa
depan.
Berdasarkan urian yang kemudian di uraikan di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa pendidikan karakter adalah expositions pemberian tuntutan secara sadar dan
sungguh-sungguh kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang
berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter
dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan
kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter dapat
pula dimaknai sebagai upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal,
peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai
insan yang baik.
20
b. Bentuk-Bentuk Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dapat teridentifikasi sejumlah bentuk Menurut Zubaedi
(2011:74) yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial
dan tanggung jawab berikut penjelasannya:
1) Religius
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksana kan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain. Religius juga bisa diartikan sebagai nilai karakter
dalam hubungannya dengan Allah Swt. Menunjukkan bahawa fikiran, perkataan dan
tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan
ajaran agamanya. Mustari (2011:2) mengemukakan manusia religius berkeyakinan
bahawa semua yang ada di alam semesta ini adalah merupakan bukti yang jelas
terhadap adanya Tuhan. Narwanti, (2011: 64) menulis kan tentang unsur-unsur
pewujudan serta benda-benda alam mengukuhkan keyakinan bahawa ada Maha
Pencipta dan Pengatur, dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi beberapa
hal yaitu: Beraqidah lurus, beribadah yang benar, berdo'a sebelum mulai dan sesudah
selesai pembelajaran, mengikuti materi pembelajaran dengan kekuasaan Allah Swt,
melaksanakan shalat dhuha, melaksanakan shalat zuhur secara berjemaah, melaksana
kan shalat Ashar secara berjemaah, dan Tahfiz Al-Qur'an min 1 juz (Program Tahfiz:
setoran hafalan 1 juz ayat Al Qur'an dan Program penunjang: Tilawah AlQur'an/tahfiz
sesudah shalat dzuhur berjamaah selama 5 menit).
21
2) Jujur
Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Suyadi
(2013 :8) mengemukakan bahwa jujur diartikan sebagai sikap dan perilaku yang
mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan mengetahui yang
benar,mengatakan yang benar dan melakukan yang benar, sehingga menjadikan orang
yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya. Mustari (2011: 15)
mengemukakan jujur merujuk pada suatu karakter moral yang mempunyai sifat-sifat
positif dan mulia seperti integritas, penuh kebenaran dan lurus sekaligus tiadanya
bohong, curang ataupun mencuri. Narwanti (2011: 65) menuliskan dengan indikator
pencapaian pembelajaran meliputi beberapa hal dibawah ini:
(a) Membuat laporan hasil percobaan sesuai dengan information yang
diperoleh;
(b) Tidak pernah menyontek dalam ulangan;
(c) Tidak pernah berbohong dalam berbicara;
(d) Mengakui kesalahan;
(e) Terbuka dalam memberi penilaian kepada peserta didik.
3) Toleransi
Toleransi dalam pandangan Fathurrohman (2013: 19) adalah sikap dan
tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya. Toleransi diartikan sebagai sikap dan perilaku
yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan terhadap agama, aliran
kepercayaan, suku adat, bahasa, ras, etnis, pendapat dan hal-hal lain yang berbeda
22
dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serat dapat hidup tenang di tengah perbedaan
tersebut. Narwanti (2011: 65) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran
meliputi beberapa hal dibawah ini:
(a) Pelayanan yang sama terhadap peserta didik tanpa membedakan suku,
agama, ras, golongan, status sosial dan status ekonomi;
(b) Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus;
(c) Bekerja dalam kelompok dengan teman-teman yang berbeda jenis kelamin,
agama, suku dan tingkat kemampuan;
(d) Tidak memaksakan pendapat atau kehendak kepada orang lain;
(e) Hormat menghormati;
(f) Raso jo pareso (Raso berarti rasa atau perasaan manusia). Raso dapat
berbentuk malu, takut, senang atau bahagia. Ukuran rasio didasarkan pada
nilai budi yang dimiliki manusia;
(g) Basa basi;
(h) Sopan santun;
(i) Manyauk dihikie bakato dibawah-bawah (Hati-hati tidak boleh tinggi hati
atau berbicara tinggi.
4) Disiplin
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan. Mustari (2011: 42)mengemukakan bahwa disiplin
merujuk pada instruksi sistematis yang diberikan kepada murid (supporter). Untuk
mendisiplinkan berarti menginstruksikan orang untuk mengikuti tatanan tertentu
melalui aturan-aturan tertentu. Biasanya customized organization "disiplin" berkonotasi
23
negatif, karena untuk melangsungkan tatanan dilakukan melalui hukuman. Disiplin
dalam arti lain berarti suatu ilmu tertentu yang diberikan kepada murid. Narwanti
(2011: 66) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi beberapa
hal yaitu: Hadir tepat waktu, mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran, mengikuti
prosedur kegiatan pembelajaran dan menyelesaikan tugas tepat waktu.
5) Kerja Keras
Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya. Mustari (2011: 52) mengemukakan bahwa kerja keras yang mesti
dilakukan adalah hal-hal yang baik-baik, memperhatikan supaya segala urusannya
dapat berbuah lezat dan dapat dirasakan manfaatnya, baik usaha itu tertuju pada bidang
pelajaran maupun pekerjaan. Kepentingannya agar apa-apa yang diusahakan itu tidak
mudah roboh dan hancur, tidak mudah rusak dan punah, dihindarkan dari rasa
mempermudah pekerjaan, sehingga menyebabkan mudah binasa dan terbengkalai.
Nurwanti (2011: 66) menuliskan dengan indikator pencapaian pembelajaran meliputi
beberapa hal dibawah ini:
(a) Berupaya dengan gigih untuk menciptakan semangat kompetisi yang sehat;
(b) Substansi pembelajaran menantang peserta didik untuk berpikir keras;
(c) Menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh master;
(d) Berupaya mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi.
6) Kreatif
Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
24
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Suyadi (2013: 8)
mengemukakan kreatif sebagai sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam
berbaBerdasarkan bentuk-bentuk pendidikan karakter yang disebutkan di atas
merupakan bentuk-bentuk yang mendasari program sekolah yang menerapkan
pendidikan karakter dalam menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki
karakter yang baik. Kepala sekolah beserta Guru-guru harus saling mendukung dalam
menerapkan pendidikan karakter, mengingat pendidikan karakter tidak
sepenuhnya dituangkan dalam mata pelajaran khusus namun terintegrasi secara
sistematis dengan menitikberatkan pada nilai-nilai pendidikan karakter yang telah
diterapkan.
c. Proses Pembentukan Karakter Religius.
Al Ghazali memberi perhatian yang sangat besar untuk menempatkan
pemikiran Islam dalam pendidikan. Al-Ghazali menekankan pentingnya pembentukan
karakter. Dengan memberikan pendidikan karakter yang baik maka orang tua sudah
membantu anak-anaknya untuk hidup sesuai jalan yang lurus. Namun, pendidikan yang
buruk akan membuat karakter anak-anak menjadi tidak baik dan berpikiran sempit
sehingga sulit membawa mereka menuju jalan yang benar kembali. Ibnu Qayyim
mengemukakan empat sendi karakter baik dan karakter buruk. Karakter yang baik
didasarkan pada:
1) Sabar, yang mendorongnya menguasai diri, menahan marah, tidak
mengganggu orang lain, lemah lembut, tidak gegabah, dan tidak tergesa-gesa.
2) Kehormatan diri, yang membuatnya menjauhi hal-hal yang hina dan buruk,
baik berupa perkataan maupun perbuatan, membuatnya memiliki rasa malu,
25
yang merupakan pangkal segala kebaikan, mencegahnya dari kekejian, bakhil,
dusta, ghibah dan mengadu domba.
3) Keberanian, yang mendorongnya pada kebesaran jiwa, sifat- sifat yang luhur,
rela berkorban, dan memberikan sesuatu yang paling dicintai; dan
4) Adil, yang membuatnya berada di jalan tengah, tidak meremehkan, dan tidak
berlebih-lebihan.
Adapun karakter yang buruk juga didasarkan pada empat sendi yaitu:
1) Kebodohan, yang menampakkan kebaikan dalam rupa keburukan,
menampakkan keburukan dalam rupa kebaikan, menampakkan kekurangan
dalam rupa kesempurnaan, dan menampakkan kesempurnaan dalam rupa
kekurangan.
2) Kedhaliman, yang membuatnya meletakkan sesuatu bukan pada
tempatnya, memarahi perkara yang mestinya diridhai, meridhai sesuatu
yang mestinya dimarahi, dan lain sebagainya dari tindakan-tindakan yang
tidak proporsional.
3) Syahwat, yang mendorongnya menghendaki sesuatu kikir, bakhil, tidak
menjaga kehormatan, rakus dan hina, dan
4) Marah, yang mendorongnya bersikap takabur, dengki, dan iri,
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan karakter
religius itu adalah nilai baik atau buruk. Nilai baik disimbolkan dengan nilai Malaikat
dan nilai buruk disimbolkan dengan nilai Setan. Karakter manusia merupakan hasil
tarik-menarik antara nilai baik dalam bentuk energi positif dan nilai buruk dalam
bentuk energi negatif. Energi positif itu berupa nilai-nilai etis religius yang bersumber
26
dari keyakinan kepada Tuhan, sedangkan energi negatif itu berupa nilai nilai yang
amoral yang bersumber dari taghut (Setan). Nilai-nilai etis moral itu berfungsi sebagai
sarana pemurnian, penyucian dan pembangkitan nilai-nilai kemanusiaan yang sejati
(hati nurani)
d. Faktor Pendorong Terbentuknya Pendidikan Karakter Religius
Menurut Zubaedi (2011:177-184) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pendidikan karakter religius diantaranya melalui:
1) insting.
Insting disini maksudnya adalah tindakan dan perbuatan manusia yang
dikehendaki. Insting ini merupakan bawaan sejak lahir. Insting berfungsi sebagai
motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku. Setiap siswa tentunya
mempunyai tingkah laku yang berbeda dan merupakan bawaan sejak lahir. Ada
beberapa siswa ketika mereka membuat kesalahan kemudian siswa tersebut
memperbaiki kesalahan tersebut. Misalnya, ada siswa yang belum melaksanakan
sholat, karena dia merasa bersalah dan berdosa kemudian siswa tersebut melaksanakan
sholat.
2) Kebiasaan.
kebiasaan adalah tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Di sekolah,
siswa diajarkan untuk selalu mengaji sejak kelas I dan kegiatan mengaji sudah
terjadwal, sehingga dari ajakan tersebut menjadi kebiasaan yang memang dilaksanakan
oleh siswa setiap harinya.
27
3) Lingkungan.
Lingkungan di sini adalah seseorang mempunyai tingkah laku baik buruk
dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya. Lingkungan sekolah yang semua siswa dan
gurunya beragama islam menjadi salah satu faktor pendukung implementasi
pendidikan karakter religius. Tidak hanya karena semua beragama islam tetapi juga
sarana prasarana dari sekolah tersebut yang dapat mendukung terbentuknya karakter
religius siswa. Selain itu, lingkungan keluarga yang nyaman dan faktor pendukung dari
orang tua siswa juga berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi pendidikan
karakter religius. Orang tua yang selalu mendukung Kegiatan anaknya, dan ada
kolaborasi antara orang tua dan guru juga berpengaruh terhadap keberhasilan
implementasi pendidikan karakter religius siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan faktor Pendorong
Terbentuknya Pendidikan Karakter Religius adalah sarana prasarana sekolah sendiri
yaitu, sudah adanya tempat wudhu yang bisa digunakan oleh siswa dan guru, ter
sedianya iqro dan al-qur’an yang dapat di gunakan untuk sanggar dan pelajaran iqro
seta tahfiz.
e. Faktor Penghambat Terbentuknya Pendidikan Karakter Religius.
Faktor penghambat karakter religius yaitu: faktor dari diri siswa yang belum
dapat menginternalisasikan nilai karakter religius ke dalam dirinya sehingga siswa tidak
sadar dalam melakukan sesuatu. Kemudian lingkungan keluarga, masih ada beberapa
orang tua yang kurang memperhatikan pengamalan karakter religius, padahal di
sekolah anak di didik oleh gurunya semaksimal mungkin agar anak tersebut
mempunyai karakter religius. Selain itu dari sekolah sendiri, belum terdapat masjid atau
28
mushola di dalam lingkungan sekolah, sehingga kegiatan sholat dzuhur berjamaah
harus terlaksana di dua tempat yaitu sekolah dan masjid dekat sekolah.
Kesimpulan yang diambil dari penjelasan diatas adalah faktor penghambat
terbentuknya karakter religius yaitu faktor lingkungan keluarga yang kurang
memperhatikan anak dalam pembentukan karakter religius.
f. Tujuan Pendidikan Karakter
Mulyasa (2011: 9) menjelaskan pendidikan karakter pada tingkat satuan
pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai
yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang
dipraktikkan oleh semua warga sekolah/madrasah dan masyarakat sekitarnya. Budaya
sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak dan citra sekolah/madrasah
tersebut di mata masyarakat luas. Zubaedi (2012: 18) berpendapat bahwa pendidikan
karakter secara rinci memiliki lima tujuan, yaitu sebagai berikut:
1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai
manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa;
2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa;
4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri,kreatif dan berwawasan kebangsaan;
29
5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan dan dengan
rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
Wiyani (2013: 70) mengemukakan tujuan pendidikan karakter adalah
menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan
perlu sehingga menjadi kepribadian kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana
nilai-nilai yang dikembangkan, mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak
bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah dan membangun
koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung
jawab karakter bersama.
Berdasarkan pernyataan yang telah dikemukakan di atas maka. Tujuan
pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah mengembangkan sikap peserta didik
agar memiliki perilaku terpuji, sifat mandiri, kreatif, rasa tanggung jawab dan jiwa
kepemimpinan serta menciptakan lingkungan yang bersahabat di sekolah melalui
kegiatan Intrakulikuler dan Ekstrakulikuler.
C. Konsep Kegiatan Sekolah.
Kegiatan Sekolah merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam
pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan didalam dan/atau di luar
lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-
norma sosial baik lokal, nasional,maupun global untuk membentuk insan yang
seutuhnya. Dengan kata lain,kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan kegiatan
pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan
30
peserta didik,sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. (Permendiknas No.
39 Tahun 2009,).
kegiatan di sekolah merupakan pendidikan formal yang bertugas untuk berbagi
potensi, kemampuan, talenta dan minat peserta didik yang memungkinkan mereka
menjadi insan-insan yang dapat berkembang dengan baik, senang serta bertanggung
jawab menjadi siswa dan siswi. untuk mencapai tujuan ini sekolah harus melaksanakan
hal tertentu misalnya, usulan–usulan pendidikan hendaknya ditunjang oleh aktivitas–
aktivitas yang sejalan antara pimpinan sekolah, pengajar bidang studi, Bimbingan serta
Konseling ataupun semua karyawan sekolah bahkan orang tua peserta didik,warga
untuk mengikuti perkembangan pembangunan bangsa khususnya pada bidang
pendidikan.
guru menjadi komponen manusiawi pada proses belajar mengajar, ikut
berperan pada perjuangan pembentukan sumber daya manusia yang potensial pada
bidang pembangunan. pada rangka ini pengajar tidak semata-mata menjadi guru
“switch of understanding” tetapi jua menjadi pendidik“transfer of value”, atau
menggunakan kata lain guru berperan menjadi pengajar serta pendidik. Selain berperan
menjadi pengajar dan pendidik, guru jua berperan sebagai pembimbing yang
menyampaikan pengarahan cara menuntun siswanya dalam belajar.
31
a. Bentuk Kegiatan Sekolah
1) Kegiatan Intrakurikuler
Berdasarkan ulasan dari Kunandar (2010: 177) yang dimaksud menggunakan
aktivitas ekstrakurikuler ialah kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian
besar di pada kelas (intrakurikuler). kegiatan intrakurikuler ini tidak terlepas asal
proses belajar mengajar yang artinya proses inti yang terjadi di sekolah menjadi suatu
lembaga pendidikan formal. sinkron hal tersebut, belajar diartikan menjadi suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan pada diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara
bertingkah laris yang baru berkat pengalaman dan latihan. Hal ini sebagaimana yang
diungkapkan sang Oemar Hamalik (2010: 4) yang menyatakan bahwa belajar
merupakan perubahan tingkah laku melalui hubungan antara individu serta
lingkungan.
Ada berbagai unsur yang terdapat dalam pembelajaran.antara lain ialah motif
buat belajar, tujuan yang hendak dicapai dan situasi yang mensugesti. Jadi faktor yang
menunjang efisiensi yang akan terjadi belajar artinya kesiapan (readiness) yang
berawal berasal kesiapan pengajar dalam hal ini guru, maka asal itu kesiapan mutlak
ada sebab adalah kemampuan potensial fisik pula mental, untuk belajar disertai harapan
keterampilan yang dimiliki serta latar belakang buat mengerjakan sesuatu.
Minat asal siswa yang bisa ditingkatkan di luar kelas (extra), konsentrasi dalam
belajar pada hal ini disiplin yang ditanamkan oleh pengajar dikelas atau pada luar kelas,
yang sangat berpengaruh akan keteraturan ketika di belajar. Minat serta konsentrasi
dalam belajar merupakan 2 faktor yang saling berkaitan. Konsentrasi ialah pemusatan
pikiran terhadap suatu hal dengan memberikan semua hal lain yang tak bekerjasama.
32
Minat merupakan menunjukkan kesungguhan pada mengerjakan sesuatu menggunakan
benar-sahih-benar-benar. Keteraturan saat; belajar secara teratur serta mengikuti
pengaturan ketika yang telah ditetapkan secara disiplin sebenarnya bisa mendatangkan
keuntungan bagi diri sendiri. Baik pada hal akademis juga fisik dan mental. Secara
akademis keteraturan mampu memperbanyak perbendaharaan ilmu pengetahuan.
Melakukan aktivitas pembelajaran , posisi pengajar menjadi pendidik serta
pengajar perlu menyadari bahwa yang dihadapi ialah anak bangsa yang mempunyai
perbedaan karakter dan latar belakang, dan perlu memperhatikan perkembangan
peserta didik baik secara individual juga pada mengajar ialah merupakan kegiatan guru
di menyampaikan pelajaran pada siswa yang didasarkan pada kemampuan/
kompetensi mengajar pengajar yang sudah dipengaruhi. menjadi akibatnya di proses
aktivitas pembelajaran di kelas, guru perlu membangun korelasi yang serasi menjadi
akibatnya guru dapat mengelola proses belajar mengajar serta mengelola kelas secara
efektif dan efisien. Pentingnya peranan pengajar di membentuk kondisi belajar-
mengajar yang efektif, dikarenakan guru yang menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran yang dilaksanakan. Hal ini menuntut perubahan perubahan pada
pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, taktik belajar-mengajar, juga
perilaku dan ciri pengajar dalam mengelola proses belajar-mengajar (Usman, 1990:
16).
Berkaitan menggunakan hal tersebut, ada beberapa kemampuan dasar yang
harus dimiliki sang guru pada kegiatan pembelajaran pada kelas (intrakurikuler). Piet
A. Sahertian sebagaimana dikutip Ary H. Gunawan (2000:121), menyatakan bahwa
terdapat 10 kompetensi yang wajib dimiliki sang seseorang guru, antara lain:
33
(a.) Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan
(b) Kemampuan mengelola program belajar mengajar
(b.) Kemampuan mengelola kelas
(c.) Kemampuan memakai media/berasal belajar
(d.) Kemampuan menguasai landasan pendidikan
(e.) Kemampuan mengelola hubungan belajar mengajar
(f.) Kemampuan menilai prestasi peserta didik buat kependidikan pedagogi
(g.) Kemampuan mengenal fungsi serta acara pelayanan bimbingan dan
penyuluhan
(h.) Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan
(i.) Kemampuan tahu prinsip-prinsip serta menafsirkan yang akan terjadi yang
akan terjadi penelitian guna keperluan mengajar (Gunawan, 2010: 121).
Berdasarkan urian di atas kompetensi pada atas maka, diharapkan adanya
pembinaan berasal ketua sekolah menjadi pemimpin sekaligus supervisor. Beberapa
kemampuan pada atas kemudian diberikan penguatan berupa dominasi keterampilan-
keterampilan mengajar.
Adapun tujuan kegiatan intrakurikuler artinya buat meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan peserta didik buat biologi
mandiri serta mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai menggunakan acara
kejuruannya. supaya bisa bekerja secara efektif dan menyebarkan keahlian serta
keterampilan, mereka harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang
keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai
pandangan hidup kerja yang tinggi, serta mampu berkomunikasi sinkron memakai
34
tuntutan pekerjaannya, serta mempunyai kemampuan menyebarkan diri. Struktur
kurikulum kejuruan pada hal ini di Sekolah Menengah Madrasah Aliyah diarahkan
buat mencapai tujuan tersebut. Kurikulum MA berisi mata pelajaran wajib , mata
pelajaran kejuruan, muatan lokal, serta pengembangan diri.
kesimpulan yang diambil sinkron pernyataan di atas ialah Tujuan intrakurikuler
di di kurikulum serta keterlibatan guru pada dalam aktivitas pembelajaran di pada kelas
(intrakurikuler) mempunyai pengaruh yang bertenaga, karena pada pada Proses Belajar
Mengajar (PBM) faktor kurikulum serta pengajar sebagai seorang edukator,
administrator, fasilitator, konduktor dan sebagainya memiliki peran yang strategis
selain faktor asal pembelajaran pendukung lainya.
2) Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengertian ekstra secara umum mengandung pengertian segala sesuatu yang
mempunyai makna berbeda dan mempunyai nilai lebih dari biasa. Searah dengan
pengertian tersebut, ekstrakurikuler di sekolah merupakan kegiatan yang bernilai
tambah yang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan secara kurikuler.
Menurut Piet A. Sahertian, Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam
pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar
sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan
antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya
pembinaan manusia seutuhnya.
Menurut Oemar Hamalik berpendapat bahwa “Kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat
pedagogis dan menunjang pendidikan dalam rangka ketercapaian tujuan sekolah.
35
Sedangkan definisi kegiatan ekstrakurikuler menurut Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan adalah : Kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap
muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai
mata pelajaran dalam kurikulum.
Ekstrakurikuler juga dapat diartikan menjadi kegiatan pendidikan diluar mata
pelajaran serta pelayanan konseling untuk membantu pengembangan siswa sesuai
kebutuhan, potensi, bakat, serta minat mereka melalui kegiatan. yang secara spesifik
diselenggarakan sang pendidik dan atau energi kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan pada sekolah/madrasah.
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu aktivitas bimbingan, arahan
yang dilakukan pengajar, di mana menerapkan Pendidikan Islam yang bertujuan
menambah wawasan pengetahuan kepercayaan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan. menaikkan suatu pengetahuan, keterampilan, nilai perilaku, memperluas
cara berpikir siswa yang kesemuanya itu dapat berpengaruh terhadap prestasi
belajarnya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas
pembelajran ekstrakurikuler artinya kegiatan tambahan yang pelaksanaannya di luar
jam pelajaran dengan maksud mengisi kekosongan waktu siswa untuk menggunakan
hal-hal positif yang bertujuan supaya peserta didik bisa memperluas wawasannya,
berbagi kemampuan dan keterampilan, nilai perilaku, memperluas cara berpikir peserta
didik melalui jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang sinkron menggunakan minat
serta bakatnya.
36
Adapun tujuan aktivitas ekstrakurikuler, yaitu telah tercantum dalam
Permendiknas No. 39 Tahun 2008, artinya sebagai berikut:
1) membuatkan potensi siswa secara optimal serta terpadu, yang meliputi talenta,
minat serta kreativitas.
2) Memantapkan kepribadian peserta didik buat mewujudkan ketahanan sekolah
menjadi lingkungan pendidikan sehingga terhindar berasal perjuangan dan
dampak negatif dan bertentangan menggunakan tujuan pendidikan. tiga)
3) Mengaktualisasikan potensi peserta didik pada pencapaian prestasi unggulan
sinkron bakat serta minat.
4) Menyiapkan siswa agar menjadi rakyat rakyat yang berakhlak
mulia,demokratis,menghormati hak-hak asasi insan pada rangka mewujudkan
rakyat madani (civil society).
Pengembangan diri atau kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang bertujuan
menyampaikan kesempatan kepada siswa buat membuatkan serta mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, talenta, serta minat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kesimpulan yang diambil merupakan
kegiatan pengembangan diri bukan artinya mata pelajaran yang harus diasuh sang guru
pada sekolah, atau sang guru PAI. kegiatan pengembangan diri bertujuan memberikan
kesempatan serta motivasi buat berkreasi pada siswa, buat berbagi dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, talenta, serta minat setiap siswa, Hal ini
dapat pada sesuai dengan syarat sekolah. sebagai akibatnya di pada pelaksanaannya
aktivitas pengembangan diri difasilitasi atau dibimbing konselor.
37
b. Implementasi Kegiatan Intrakulikuler Dan Ekstrakulikuler.
1) Implementasi Kegiatan Intrakurikuler
Implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan intrakurikuler melalui
kegiatan PBM memiliki peran yang sangat penting dan positif dalam menanamkan
nilai-nilai karakter pada peserta didik, pendidikan karakter tidak diselenggarakan secara
sistematis pada mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi secara substansi implementasi
pendidikan karakter sudah terlihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan sekolah
seperti guru mengaitkan materi pelajaran dengan pembinaan karakter peserta didik
seperti pengembangan sikap disiplin dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
memotivasi siswa dalam belajar merupakan bagian dari pembinaan karakter untuk
membangun etos kerja tinggi. Ada beberapa nilai karakter dan moral yang dapat
ditanamkan kepada peserta didik pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar,
yaitu sebagai berikut:
(a) Setiap pagi siswa beragama mengawali dengan membaca tadarus/asmaul
husna.
(b) Dalam proses pembelajaran berlangsung, guru mengintegrasikan pada sub
pokok bahasan yang sesuai dengan nilai karakter dan moral yang ada dalam
proses PBM.
(c) Sebelum dimulai proses PBM selalu diawali dengan berdo’a sesuai agama
dan kepercayaan masing-masing, demikian juga pada saat mengakhiri
pelajaran
(d) Pengaturan jadwal kebersihan kelas.
(e) Menerapkan aturan tata tertib sekolah berikut sanksi bagi yang melanggar.
38
(f) Penanaman nilai nilai karakter , keteladanan, dan rasa tanggung jawab,
termasuk tidak mencontek.
2) Implementasi kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah memiliki peran
penting dan positif dalam mendukung proses penanaman nilai-nilai karakter warga
sekolah, baik melalui kegiatan yang berkaitan dengan sosial keagamaan maupun sosial
kemasyarakatan.Dijelaskan namun secara implisit bahwa tujuan kegiatan
ekstrakurikuler merupakan bagian dari pembinaan karakter peserta didik. Pelaksanaan
pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler, terutama yang dilakukan oleh
siswa-siswa antara meliputi:
(a) Kegiatan Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) dan sholat dhuhur berjamaah.
(b) Kegiatan olahraga.
(c) Kegiatan Pramuka.
(d) Kegiatan PMR.
Berdasarkan kedua penjelasan tentang pengimplementasian kegiatan sekolah di
atas maka, kegiatan intrakurikuler ekstrakurikuler dan sebagai kegiatan yang dapat
membentuk karakter peserta didik serta dapat mendukung nilai-nilai karakter dan moral
dalam pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sehingga tujuan
pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dapat terwujud dengan menghasilkan siswa
yang berkarakter dan moral berbudi pekerti luhur.
39
3) Dampak Penerapan Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler
Setiap kegiatan di sekolah tentu memberikan dampak kepada proses
pembelajaran ataupun kepada siswanya. Baik itu dampak positif maupun dampak
negatif .
Adapun dampak positif dari Intrakurikuler dan ekstrakurikuler terhadap prestasi
belajar siswa antara lain :
(a) Memberikan wawasan akademik maupun non akademik.
(b) Membentuk karakter siswa
(c) Mengembangkan bakat siswa
(d) Menunjang prestasi belajar siswa
Dampak Negatif Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler Selain memiliki
dampak positif, ekstrakurikuler juga berdampak negatif bagi proses pembelajaran.
Dampak negatif tersebut diantaranya :
(a) Mengurangi waktu belajar siswa baik di rumah maupun di sekolah
(b) Sangat menguras stamina para siswa, karena waktu istirahat mereka
digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler.
(c) Terkadang mengganggu kegiatan belajar siswa di kelas.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kesimpulan yang diambil adalah dari
dampak penerapan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler siswa di sekolah akan
dapat terjadi kesinambungan antara konsep pembelajaran yang dilaksanakan di dalam
kelas dan di luar kelas berdasarkan penerapan kurikulum yang dilaksanakan di sekolah.
Oleh itu guru berperan penting agar konsep kegiatan tidak berdampak pada siswa.
40
c. Tujuan Kegiatan Sekolah
Proses pembelajaran di sekolah bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa
sebagaimana telah tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu:
1) Mengembangkan potensi siswa secara optimal serta terpadu yang mencakup
talenta, minat serta kreativitas;
2) Memantapkan kepribadian peserta didik buat mewujudkan ketahanan sekolah
menjadi lingkungan pendidikan sebagai akibatnya terhindar dari perjuangan
serta imbas negatif dan bertentangan menggunakan tujuan pendidikan;
3) Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian prestasi unggulan
sinkron talenta dan minat;
4) Menyiapkan siswa supaya menjadi masyarakat rakyat yang berakhlak mulia,
demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan
rakyat madani.
Permendiknas angka 39 Tahun 2008 perihal pembinaan Kesiswaan
mengungkapkan sepuluh grup nilai karakter yang dikembangkan pada siswa melalui
kegiatan pelatihan kesiswaan, yaitu:
1) Keimanan dan ketaqwaan terhadap ilahi yang Maha Esa;
2) Budi pekerti luhur atau akhlak mulia;
3) Kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara;
1) Prestasi akademik, seni, dan /atau olahraga sinkron talenta serta minat;
2) Demokrasi, hak asasi insan, pendidikan politik, lingkungan hayati,kepekaan
serta toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural;
3) Kreativitas, keterampilan, serta kewirausahaan;
41
4) Kualitas jasmani, kesehatan,dan gizi berbasis asal gizi yang terdiversifikasi
5) Sastra serta budaya;
6) Teknologi gosip serta komunikasi;
7) Komunikasi pada bahasa Inggris;
Kesepuluh kelompok nilai tersebut dijabarkan menjadi banyak sekali kegiatan
yang secara rinci disebutkan pada lampiran Permendiknas angka 39 Tahun 2008. bila
ditelaah lebih jauh, rincian dari Permendiknas tersebut diatas tidak tidak sama dengan
dua puluh nilai-nilai utama yang dikelompokkan sebagai nilai-nilai yang berhubungan
dengan Ketuhanan, diri sendiri, sesama insan, lingkungan serta kebangsaan yang ialah
penekanan berasal pendidikan karakter.
D. Landasan Teori
Suatu tulisan atau kajian dapat dikatakan ilmiah jika mempunyai alat analisis,
baik berupa teori juga konsep. Berkaitan dengan hal itu, pada bawah ini adalah teori
serta konsep yang dipergunakan dalam menganalisis data yang diperoleh di lapangan
tentang pendidikan karakter religius dalam kegiatan Intrakulikuler dan Ekstrakulikuler.
1. Teori Perkembangan Belajar.
Penelitian ini menggunakan teori perkembangan belajar berdasarkan Sosiologi.
Tokoh pedagogik Sosiologi artinya Baldwin (pada Fudyartanta, 2010 : 65-66) yang
konsepsinya relatif memiliki efek akbar. Baldwin mempunyai imbas terutama pada
hipotesisnya tentang reaksi sirkuler. Baldwin mengambarkan perkembangan anak
menjadi proses sosialisasi pada bentuk meniru atau imitasi yang berlangsung secara
adaptasi dan seleksi. Adaptasi atau penyesuaian serta seleksi tersebut berlangsung atas
dasar pengaruh berasal Thorndike (teori belajar koneksionisme). Tingkah laku pribadi
42
diterangkan sebagai peniruan, kebiasaan ialah peniruan pada tingkah laris sendiri
sedangkan adaptasi artinya peniruan terhadap orang lain. Tingkah laku memiliki imbas
(hasil) maka tingkah laku menjadi dipertahankan, dan seterusnya sebab pengaruh bisa
meningkatkan prestasi aktivitas. Proses yang demikian maka terciptalah inisiatif serta
daya cipta, sebagai akibatnya insan dapat menemukan alat-alat, akibat meniru diri
sendiri. Proses itu jua, jua bisa dikatakan bahwa akunya anak merupakan pancaran
orang lain yang menjadi objek penirunya. Baldwin juga membedakan dua macam
peniruan, yaitu peniruan naif (wantah, apa adanya), diklaim nondeliberate imitation dan
deliberate imitation, suatu peniruan dengan pertimbangan. Proses peniruan tersebut
dalam teori ini terjadi melalui tiga fase, antara lain :
a. Fase proyektif, di tingkat ini anak mendapatkan kesan mengenai
contoh atau objek yang ditiru;
b. Fase subjektif, anak cenderung meniru gerakan-gerakan atau sikap
contoh atau objeknya;
c. Fase objektif, anak sudah menguasai hal yang ditirunya, sehingga anak
dapat mengerti bagaimana orang merasakan, berpikir, berangan-angan,
berbuat, dan seterusnya.
2. Teori Konstruktivisme
Menurut Trianto (2007:13) teori konstruktivis berupaya mengarahkan
bagaimana siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya
apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Selanjutnya Sagala (2008:88)
mengemukakan esensi dari teori konstruktivisme adalah siswa harus menemukan
43
sendiri dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila
dikehendaki informasi itu menjadi milik sendiri. Tugas guru adalah memfasilitasi
proses tersebut dengan menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.
Slavin (Baharuddin 2008:116) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran siswa
harus terlibat aktif dan siswa dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar dan
pembelajaran di kelas. Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan mengajar
menggunakan cara-cara membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan relevan
bagi siswa.
Belajar menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembentukan
pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh siswa sendiri. Maka siswa harus
aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna
sesuatu yang dipelajarinya. Maka para guru , perancang pembelajaran, dan
pengembang program-program pembelajaran ini berperan untuk menciptakan
lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar.
Dari penjelasan kedua teori diatas maka disimpulkan bahwa dalam hal ini siswa
harus aktif melakukan kegiatan,aktif berfikir,menyusun konsep dan memberi makna
sesuatu yang dipelajarinya serta siswa diharapkan mampu meniru apa yang kemudian
di ajar oleh guru.dan guru sebagai pembelajaran mampu mengembangkan program-
program melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler.
44
E. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dibuat berdasarkan fokus penelitian, serta menggambarkan
secara singkat alur penelitian yang dilakukan. Secara singkat alur penelitian yang telah
dilaksanakan dapat digambarkan dalam bagan 1 di bawah ini berikut ini :
Konsep kerangka berfikir yang kemudian dideskripsikan sebagai berikut bahwa
degradasi moral yang terjadi pada generasi muda bangsa Indonesia menjadi latar
belakang dilema perlunya pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui pendidikan
formal. Pendidikan karakter pada dalamnya terdapat delapan belas nilai karakter, salah
Degradasi Moral Siswa
Penerapan Pendidikan Karakter Religius
Kegiatan Intrakulikuler
Kegiatan Ekstrakulikuler
Pembelajaran
Dampak Karakter
Religius
Teori
Belajar
Proses
Pembentukan
Karakter Religius
Faktor Pendorong Dan
Penghambat Karakter
Religius
Bagan 1.(Kerangka Berfikir)
45
satunya ialah karakter religius. Pendidikan karakter religius secara awam sudah
dilaksanakan sang guru pendidikan kepercayaan . tapi, karena pelaksanaan penanaman
pendidikan karakter melalui kegiatan intrakulikuler serta ekstrakulikuler yang
diintegrasikan dengan seluruh mata pelajaran, tanggung jawab penerapan pendidikan
karakter tak hanya menjadi milik guru mata pelajaran yang bersangkutan atau yang
terdapat hubungannya saja. persoalan ini jua menyangkut pelaksanaan pendidikan
karakter religius yang tidak hanya sebagai tanggung jawab pengajar pendidikan agama.
pengajar mata pelajaran yang lain juga bertanggung jawab pada penanaman karakter
religius. Secara spesifik, pengajar Sosiologi juga memiliki tanggung jawab dalam
implementasi pendidikan karakter religius pada aktivitas kegiatan intrakulikuler serta
ekstrakulikuler dan realisasinya tidak sama menggunakan pengajar pendidikan agama.
Pendidikan karakter religius pada kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler
memakai teori perkembangan belajar di mana teori ini memandang bahwa proses
perkembangan belajar pada diri individu merupakan yang akan terjadi berasal proses
peniruan (imitasi). Proses imitasi ini terjadi pada diri peserta didik yang berakibat guru
sebagai contoh imitasi. Proses imitasi yang dimaksud ialah berkaitan dengan karakter
religius yang diteladankan oleh pengajar dan peserta didik menirunya. dengan
demikian, pendidikan karakter religius yang dilaksanakan oleh guru Sosiologi melalui
aktivitas intrakulikuler dan ekstrakulikuler diharapkan dapat menaikkan karakter
religius pada peserta didik.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode kualitatif yaitu metode yang mengutamakan bahan yang sukar dapat
diukur dengan angka-angka atau karena ukuran-ukuran lain yang bersifat walaupun
bahan-bahan tersebut secara nyata ada dalam masyarakat.Afrizal (2014:3) menjelaskan
bahwa metode penelitian kualitatif didefinisikan sebagai metode penelitian ilmu-ilmu
sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun
tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha menghitung atau
mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh Pengaruh Positif Pengaruh
Negatif dengan demikian tidak menganalisis angka-angka dan penelitian ini berlokasi
di Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya di prodi sosiologi. Alasan
digunakannya metode kualitatif dalam penelitian ini adalah karena bertujuan untuk
memberikan deskripsi atau gambaran dengan menggunakan kata kata mengenai
pemahaman siswa di MA Al-kadarinniyah Pantar tentang pendidikan karakter religius
dalam kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler yang pada dasarnya tidak dapat
diukur serta dicari dalam bentuk angka-angka.
Menurut Lexy J. Moleong metode kualitatif adalah metode penelitian yang
bertujuan untuk memahami fenomena empiris secara holistik dengan cara
mendeskripsikan ke dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
47
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif dengan
pendekatan Studi Kasus. Salah satu dari jenis pendekatan yang dikemukakan oleh
Creswell adalah studi kasus. Jenis pendekatan studi kasus ini merupakan jenis
pendekatan yang digunakan untuk menyelidiki dan memahami sebuah kejadian atau
masalah yang telah terjadi dengan mengumpulkan berbagai macam informasi yang
kemudian diolah untuk mendapatkan sebuah solusi agar masalah yang diungkap dapat
terselesaikan. Susilo Rahardjo & Gudnanto pada tahun 2010 juga menjelaskan bahwa
studi kasus merupakan suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara
integratif dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang
individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat
terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik. Alasan digunakannya
metode kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus dalam penelitian ini adalah karena
bertujuan untuk memberikan gambaran dan solusi dengan menggunakan kata kata
mengenai pemahaman siswa di MA Al-kadarinniyah Pantar tentang pendidikan
karakter religius dalam kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler yang pada dasarnya
tidak dapat diukur serta dicari dalam bentuk angka-angka.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Madrasah Al-kadarinniyah Pantar. Letak MA Al-
kadarinniyah Pantar berada di desa Wailawar Kec Pantar Kabupaten Alor. Alasan
peneliti mengambil lokasi penelitian di MA Al-kadarinniyah Pantar karena dilandasi
dengan adanya pertimbangan bahwa instansi pendidikan tersebut melaksanakan
pendidikan karakter religius dalam kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler dengan
48
treatment yang berbeda dengan guru pendidikan agama yang terdapat di MA Al-
kadarinniyah Pantar.
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan oleh peneliti selama dua bulan,di desa
Wailawar kecamatan Pantar yang akan diteliti oleh peneliti. Adapun pelaksanaan
kegiatan penelitian ini direncanakan dengan jadwal sebagai berikut :
Tahun 2020/2020
No Jenis Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan II
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengusulan judul
2 Penyusunan proposal
3 Konsultasi
Pembimbing
4 Seminar proposal
5 Pengurusan izin
Penelitian
6 Pengumpulan data
7 Analisis data
8 Konsultasi
pembimbing
9 Seminar skripsi
Tabel. 3.1 Waktu Penelitian
49
E. Fokus Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan judul pendidikan karakter dalam kegiatan
intrakulikuler dan ekstrakulikuler yang telah diambil maka penelitian ini dilaksanakan
di Madrasah Al-kadarinniyah Pantar yang tepatnya bertempat di Desa Wailawar Kec
Pantar Kab Alor, yang bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Proses pembentukan karakter religius dalam kegiatan ekstrakulikuler dan
intrakulikuler di ma al kadarinniyah pantar.
2. Faktor pendorong dan penghambat terbentuknya karakter religius dalam kegiatan
ekstrakulikuler dan intrakulikuler di ma al kadarinniyah pantar.?
3. Dampak penerapan kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler pada pembentukan
karakter religius di MA Al-kadarinniyah Pantar?
F. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.Penelitian kualitatif tidak
dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Subjek penelitian
menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama
proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu:
1. Informan kunci, ( key informan ), yaitu orang yang mengetahui dan memiliki
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
2. Informan biasa, yaitu orang yang terlibat secara langsung dalam Kegiatan yang
diteliti,
3. Informan tambahan, yaitu orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak
langsung terlibat dalam Kegiatan yang sedang diteliti.
50
Dari penjelasan yang sudah diterangkan diatas, maka peneliti menggunakan
teknik Purposive Sampling dalam menentukan informannya. Purposive sampling
merupakan penentuan informan tidak didasarkan atas strata, kedudukan, pedoman, atau
wilayah tetapi didasarkan pada adanya tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap
berhubungan dengan permasalahan penelitian. Yang menjadi informan peneliti adalah :
1. Informan kunci yaitu Kepala Sekolah Madrasah Al-kadarinniyah Pantar.
2. Informan Ahli yaitu Waka kesiswaan yang telah mengabdi di sekolah selama 5
tahun dalam membina karakter siswa di Madrasah Al-kadarinniyah Pantar.
3. Dalam usaha menentukan informan tambahan, peneliti menggunakan teknik
Accidental yaitu penarikan sampel berdasarkan kebetulan. Maka yang menjadi
informan Tambahan adalah Guru dan siswa yang ikut berpartisipasi dalam
Kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler di MA Al-kadarinniyah Pantar.
Berikut ini adalah daftar informan dalam penelitian ini yakni :
Tabel 3.2. Daftar Informan
No Jadwal Jenis Kelamin Keterangan Pendidikan
1. Informan kunci L Kepala Sekolah S1
2. Informan Ahli L Waka Kesiswaan S1
3. Informan Tambahan L Guru dan siswa S1
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2020)
Alasan pemilihan informan pendukung sebagaimana di atas dengan beberapa
pertimbangan, antara lain:
1. Informan lebih memahami kondisi pergaulan peserta didik di dalam sekolah
pada khususnya;
2. Informan lebih mengetahui tentang perkembangan karakter siswa.
51
G. Sumber Data Dan Jenis Data Penelitian
Sumber data merupakan dapat diperoleh memiliki 3 macam sumber data,
yaitu:
1. Person, yaitu Sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban ekspresi
melalui wawancara Adapun asal data yang berupa person pada penelitian ini
berupa wawancara yakni kepala sekolah, Wakasek kesiswaan, pembina osis
serta , guru, peserta didik yang aktif mengikuti aktivitas intrakulikuler serta
ekstrakulikuler, wacana peran kegiatan intrakulikuler serta ekstrakulikuler
dalam menumbuhkan karakter peserta didik MA Al Kadarinniyah Pantar.
2. Place,yaitu Data yang menyajikan tampilan berupa keadaan membisu,
kemudian data tersebut di ambil dari hasil penelitian yakni data yang di ambil
di MA Al Kadarinniyah Pantar, mengenai peran kegiatan intrakulikuler dan
ekstrakulikuler dalam menumbuhkan karakter siswa.
3. Paper, yaitu Data yg menyajikan data-data berupa alfabet , angka, gambar, atau
simbol-simbol lain asal data ini mencakup data siswa, data pengajar, data
tenaga kependidikan, serta data sarana prasarana, dokumen sekolah, data
seluruh kegiatan ekstrakurikuler sekolah, program ekstrakurikuler sekolah, tat
tertib MA Al Kadarinniyah Pantar tata tertib Intrakulikuler dan ekstrakulikuler
dokumen-dokumen lain yang diperlukan pada penelitian ini.
Adapun pada penelitian ini memakai asal data mirip person serta paper
buat memperoleh data-data yang diharapkan dalam penelitian ini. Data yang
diharapkan dalam penelitian ini terdiri asal dua jenis sumber data yaitu data utama
dan data sekunder. Data dalam penelitian ini yakni:
52
a. Data utama
Data primer, yaitu sumber data lapangan yang diperoleh secara langsung. Data
primer ini diperoleh berdeasarkan data pertama yakni person dengan memakai prosedur
serta teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Observasi dilakukan
di lapangan mengamati secara langsung serta mencatat secara sistematis objek
penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder, adalah asal data yang mendukung dan melengkapi data utama.
Data sekunder diperoleh berdasrkan data ketiga yakni paper menggunakan memakai
teknik dokumentasi yang relevan menjadi pendukung penelitian.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen utama pengumpulan data pada sebuah penelitian kualitatif adalah
peneliti itu sendiri, sebagaimana yang disebutkan Garna (1999:33), bahwa : “instrumen
penelitian adalah manusia itu sendiri, artinya peneliti perlu sepenuhnya memahami
dan adaptif terhadap situasi sosial dalam kegiatan penelitian itu”. Penelitian kualitatif
instrumen penelitiannya adalah peneliti yang menggunakan alat bantu seperti: lembar
observasi berfungsi untuk mengamati secara langsung dan pencatatan secara sistematis
terhadap objek penelitian.
Selain peneliti yang menjadi instrumen penelitian, peneliti juga menggunakan
instrumen berupa pedoman wawancara yang telah peneliti susun dan juga yang tidak
tersusun secara resmi serta didukung dengan alat perekam dan kamera dalam
mengumpulkan informasi.
53
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama pada
penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan menerima data
yang memenuhi standar data yg ditetapkan.
Pengumpulan data adalah pencatatan insiden fenomena-fenomena yang terjadi
informasi, karakteristik-karakteristik atau hal-hal yg berkaitan menggunakan
sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian, atau
cara yang bisa dipergunakan peneliti yaitu mengumpulkan data. Adapun teknik
pengumpulan data yg dipergunakan pada penelitian ini ialah :
1. Metode Observasi
Nasution menyatakan bahwa , observasi ialah dasar ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan hanya dapat bekerja sesuai data, yaitu fakta tentang dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi. Metode observasi artinya metode penelitian
menggunakan mengamati secara eksklusif serta pencatatan secara sistematis terhadap
objek penelitian.Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memakai
perkataan di umumnya melibatkan penglihatan terhadap data visual, bisa juga
melibatkan alat lain mirip telinga, sentuhan, penciuman. Observasi dilaksanakan di saat
proses penelitian ini berlangsung. Metode ini penulis pakai buat mengetahui
pelaksanaan program-acara intrakurikuler ekstrakurikuler dan melihat kondisi disiplin
peserta didik ketika berada di lingkungan sekolah dan pada waktu aktivitas
berlangsung, mengamati keadaan pembina, instruktur, serta guru pada mendukung
kegiatan serta karakter siswa serta mengamati faktor pendukung dan penghambat pada
54
proses pembelajran yang berlangsung. kemudian pengamatan atau observasi dipertegas
lagi menggunakan teknik wawancara juga dokumentasi.
2. Metode wawancara (Interview)
Ciri utama dari wawancara adalah proses pengumpulan data atau Information
melalui tatap muka antara pihak penanya (interview) dengan pihak yang ditanya atau
menjawab (interview).Wawancara digunakan peneliti guna memperoleh data yang
eksklusif dan valid, informan di wawancara ini yaitu mempunyai keterkaitan langsung
dengan aktivitas ekstrakurikuler dan disiplin siswa. Tujuan wawancara merupakan
untuk mengumpulkan informasi dan bukannya merubah ataupun untuk mensugesti
pendapat responden. Lincoln and Guba dalam Sanapiah Faisal, (2013:86)
mengemukakan terdapat tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk
mengumpulkan data pada penelitian kualitatif, yaitu:
a. Menetapkan pada siapa wawancara itu akan dilakukan.
b. Menyiapkan pokok-pokok dilema yang akan sebagai bahan pembicaraan.
c. Mengawali atau membuka alur wawancara.
d. Melangsungkan alur wawancara.
e. Mengkonfirmasikan ikhtisar akibat wawancara serta mengakhirinya
f. Menulis akibat wawancara kedalam catatan lapangan
g. Mengidentifikasikan tindak lanjut akibat wawancara yg telah diperoleh
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti yang akurat dari sumber yang
didapatkan dapat dipercaya dan dapat pula di pertanggung jawabkan dokumentasi
tersebut dapat berupa gambar atau foto dan sebagainya.
55
J. Teknik Analisis Data
Penulis memperoleh data di lapangan yaitu pendidikan karakter religius pada
kegiatan intrakulikuler serta ekstrakulikuler pada MA Al Kadarinniyah Pantar. Data
yang di peroleh kemudian di olah sampai pada menemukan hasil dan data tersebut di
nyatakan Valid, hal berikut yang di lakukan oleh peneliti adalah menganalisis data
adapun analisis data sebagai berikut:
1. Pengumpulan data.
Penulis mencatat seluruh data secara objektif dan apa adanya berdasarkan pada
hasil observasi serta wawancara. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi serta
wawancara berkaitan dengan pendidikan karakter religius pada aktivitas intrakulikuler
serta ekstrakulikuler pada MA Al Kadarinniyah Pantar.
2. Reduksi data
Tahap reduksi mencakup kegiatan memilah, dikategorikan, mengorganisasikan,
dan menyaring data sesuai dengan penekanan penelitian, yaitu pendidikan karakter
religius pada kegiatan intrakulikuler serta ekstrakulikuler pada MA Al Kadarinniyah
Pantar.Data-data yang tidak sinkron dengan fokus penelitian tidak dicantumkan
menggunakan tujuan mempertajam proses analisis data serta disimpan supaya
mempermudah peneliti Bila sewaktu-waktu mencari lagi . Data yang direduksi seperti
data mengenai data jumlah guru serta staf TU, data peserta didik tahun ajaran
2020/2021, struktur organisasi sekolah, serta data yang akan terjadi wawancara yg tidak
sesuai menggunakan penekanan penelitian.
56
3. Penyajian data.
Penyajian data ini dilaksanakan setelah reduksi penulis lakukan. yang akan
terjadi reduksi data yg sebelumnya sudah dikelompokkan kedalam dua kategori atau
poin,setelah itu data di diolah serta dianalisis dengan teori. Data yg diperoleh terkait
dengan pendidikan karakter religius dalam kegiatan intrakulikuler serta ekstrakulikuler,
perangkat pembelajaran yang disusun, metode yg digunakan, serta media dan evaluasi
yg dilaksanakan sang guru disajikan menggunakan analisis terlebih dahulu dengan teori
yg telah ada. Begitu pula dengan data yg diperoleh dari siswa serta pengajar-guru MA
Al Kadarinniyah Pantar dengan teori dan konsep-konsep yg ada lalu tersaji.
4. Penarikan konklusi atau verifikasi.
Penarikan konklusi atau verifikasi merupakan suatu kegiatan yang berupa
pengambilan intisari berasal penyajian data yg sudah dianalisis. Penulis menarik
kesimpulan asal penyajian data yang lalu dianalisis dengan menggunakan konsep
sebagai akibatnya simpulan yang kemudian didapatkan benar-benar valid serta sinkron
menggunakan penekanan penelitian.
K. Teknik Keabsahan Data
Investigasi terhadap keabsahan data artinya salah satu bagian sangat penting di
dalam penelitian kualitatif yaitu mengetahui derajat dari yang akan terjadi penelitian
yang sudah dilakukan. jika peneliti melaksanakan investigasi terhadap keabsahan data
secara cermat serta menggunakan teknik yang tepat, maka akan diperoleh yang akan
terjadi penelitian yang benar-benar bisa dipertanggung jawabkan. Penyajian data atau
teknik penyusunan data mencapai kredibilitas data perlu diuji keabsahan dan
kebenarannya dengan menggunakan triangulasi.
57
Triangulasi dalam penelitian ini diartikan sebagai cara serta waktu. menggunakan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan sumber
data.
1. Triangulasi asal
Triangulasi sumber di buat untuk menguji keabsahan data dilakukan
menggunakan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa narasumber.
menjadi contoh untuk menguji keabsahan data wacana Pendidikan karakter religius
pada kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler. Maka pengujian serta data dan
pengumpulan data yg sudah diperoleh dilakukan berasal dari sekolah, koordinator
aktivitas ekstrakurikuler,guru dan peserta didik.
2. Triangulasi teknik pengumpulan data
Triangulasi teknik pengumpulan data artinya penggunaan menggunakan
macam-macam teknik di mana pengungkapan data yang dilakukan kepada narasumber.
Menguji kredibilitas aktivitas siswa pada kelas dengan teknik wawancara, kemudian
dicek menggunakan observasi ke kelas melihat kegiatan siswa.
3. Triangulasi saat
Triangulasi ketika yaitu mengecek konsistensi, kedalaman serta
ketepatan/kebenaran suatu data. Menguji kredibilitas data dengan triangulasi waktu
dilakukan menggunakan cara mengumpulkan data pada waktu yang tidak selalu sama.
4. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik dibuat menggunakan cara yaitu menguji keabsahan data
dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama menggunakan teknik yg
tidak sinkron. contohnya data diperoleh menggunakan cara wawancara, kemudian
58
dicek menggunakan observasi atau data dari dokumentasi. Jika menggunakan 3 teknik
pengujian dapat dipercaya data tadi membentuk data yang tidak sama, maka penulis
wajib melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan agar
supaya memastikan data mana yg dianggap benar atau mungkin semuanya benar.
Dalam penelitian ini penulis memakai Triangulasi asal, Triangulasi sumber
buat menguji keabsahan data dilakukan menggunakan cara mengecek data yg telah
diperoleh melalui beberapa narasumber. menjadi contoh buat menguji keabsahan data
ihwal Pendidikan karakter religius dalam aktivitas intrakulikuler serta ekstrakulikuler
Maka pengujian data dan pengumpulan data yang sudah diperoleh dilakukan dari
wawancara kepala sekolah, pembina aktivitas ekstrakurikuler dan peserta didik.
59
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. DESKRPSI LOKASI PENELITIAN
1. Sejarah Singkat Madrasah Al-Kadarinniyah Pantar.
Madrasah Aliah Swasta Al-Kadarinniyah Pantar yang berada di bawah
naungan kemeentrian Agama, yang kemudian di dirikan pada tanggal 25-10 2016
bulan. Madrasah Aliah Swasta Al-Kadarinniyah Pantar Berlokasi di desa Wailawar
Kecematan Pantar Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Madrasah Aliyah
Swasta Al-kadarinniyah Pantar dalam tingkat kemajuan dan perkembangn di sekolah
ini boleh di katakan berkembang dengan baik sesuai dengan program pemerintah
yaitku program wajin belajar. Khussusnya yang di gencar oleh Kementrian Agama
Kabupaten Alor untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perkembangan dan kemajuan
sekolah yang pesat dapat di liohat dari berbagai bidang sarana yang memadai, tempat
ibadah dan lain-lain saran tersebut sangat bermanfaat untuk kelancaran dan kemajuan
serta keberhasil proses pembelajaran baik pembelajaran di dalam kelas maupun
pembelajaran dim luar kelas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Madrasah Aliyah Swasta Al-kadarinniyah Pantar
Pada saat ini di pimpin oleh bapak Akbar Salim S. Pd selaku kepalah sekolah dan
kemudian di bantu oleh para guru guru lain. Madarsah Aliyah Swasta Alkadariniyah
Pantar Pada tahun mulai di dirikan dengan harapan bahwa semua generasi muda islam
di lingkungan kabupaten Alor khususnya kecematan Pantar dapat berlanjut
memperdalam ilmu pengetahuan dan agama yang sesuai dengan aqidah ahlulsunnah
wal jama’ah sejak dini hingga pada jenjang pendidikan yang tinggi.
60
2. Kurikulum.
Madrasah Aliyah Swasta Al Kadarinniyah Pantar menggunakan Kurikulum
Departemen Agama, sebagaimana yang digunakan oleh Madrasah pada umumnya,
baik negeri maupun swasta yang dikenal Kurikulum 1984, Kurikulum 1994,
Kurikulum 2004 serta sekarang menggunakan Kurikulum 2006 ( KTSP ). Secara
terurai struktur Program Kurikulum Madrasah Aliyah Swasta Al Kadarinniyah Pantar
terus mengikuti perkembangan dari Kurikulum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
3. Profil Sekolah Al-Kadarinniyah Pantar.
a. Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Swasta Al kadarriniyah
Pantar
b. Alamat
c. Desa : Wailawar
d. Kecamatan : Pantar
e. Kab/Kota : Alor
f. Provinsi : Nusa Tenggara Timur.
g. Kode Pos :
h. Tahun berdidri : 2016
i. Badan penyelenggara : Madrasah Aliyah Swasta Al
kadarriniyah Pantar
j. Akte Notaris : NO : C-64/HT.03.01-TH.2015 TGL.25
JANUARI 2016
k. Terdaftar Pada Kanwil Depag : Selasa 02 Agustus 2016
l. Status Madrasah Nomor : -
m. Nomor Statistik Madrasah : -
61
n. Waktu Belajar : Pagi pukul 07.00-12.40 WIT
4. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi
“Menyelenggarakan Pendidikan yang bermutu dan berwawasan Islam serta
menciptakan insan yang bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa”
b. Misi
1) Terwujudnya lembaga pendidikan yang bermutu
2) Terwujudnya pendidikan yang Islami
3) Terwujudnya lembaga pendidikan yang terjangkau dan membanggakan
bagi masyarakat luas.
5. Tujuan Sekolah/Madrasah
Sesuai dengan Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Al Istiqomah Girimulyo
bertujuan dalam memberi pengajaran dan pendidikan kepada para peserta didik sebagai
berikut :
a. Menjadikan peserta didik yang dapat memahami dan manjalankan ajaran Islam
sehari-hari
b. Menghasilkan lulusan yang berprestasi yang mampu memberikan nilai dan
contoh yang baik.
c. Menjadikan peserta didik yang mampu mengikuti perkembangan teknologi
dam sistem pembelajaran
d. Menghasilkan peserta didik yang dapat mengembangkan potensi diri dalam
berbagai bidang sesuai dengan bakat dan keahlian mereka
62
e. Menghasilkan peserta didik yang mempunyai Akhlakul karimah baik di rumah
maupun di madrasah.
6. Struktur Organisasi
Adapun Strukur Pengurus sekolah Madrasah Al-kadarinniyah Pantar dalam
periode 2020-2021 dapat di lihat dari tabel sebagai berikut.
Bagan 2
Strukur Pengurus Sekolah Madrasah Al-Kadarninniyah
Pantar 2020/2021
Sumber : Sekertaris Sekolah 23 September 2020
7. Keadaan Tenaga Pendidik,dan Siswa
a. Keadaan Tenaga Penddiik
Sekolah Madrasah Aliyah Swasta Al-Kadarinniyah Pantar memiliki tenaga
pendidik dan siswa sebagai mana dalam tabel di bawah ini yaitu:
Kepala Sekolah
Akbar Salim S. Pd
Pembina
Rahim Sengaji
Sekertaris Umum
Kasim Karim S. Pd
Bendahara Umum
Siti. W Tangi S. Pd
Wakasek
Saminah Lewa,
S. Pd
Minat Dan bakat
Ismail
Bambali,S.Pd
Humas
Rahmad Hasan S.PI Bidang Kaderisasi
Muhajir U.Pao S.Pd
63
Tabel 4.1
Tenaga Pendidik Madrasah Al Kadarinniyah Pantar
No Nama guru Tempat tgl
lahir
Status Ijazah terakhir Tugas
1 Akbar Salim S. Pd Alor, 23 Juli
1971
PNS - Kepala
Sekolah
2 Saminah Lewa, S. Pd Baranusa,23
April 1978
PNS Sarjana IPS Sejarah
1996
Wakil
Kepla
Sekolah
3 Muhajirin Usman Pao
S.Pd
Wailawwar
25-10-1993
Honor - Mapel
4 Kasim Karim S. Pd Bana 5 Juni
1972
Honor Sarjana Matematika
2018
Mapel
5 Ismail Bambali, S. Pd I Pulau Kura,
15 Agustus
1990
PNS Sarjana Bahasa
Indonesia 2013
Mapel
6 Abdul Latif Lewa, S. Pd Baranusa, 7
April 1992
Honor Sarjana Pendidikan
agama islam
2013
Mapel
7 Usmana A. Beri, S.Pd Honor Sarjana bhs. Jerman
2014
Mapel
8 Siti Wahyuni. Tangi, S. Pd PNS Sarjana Bhs Inggris
2017
Mapel
9 Andri Atakari Aikoli, 16
Juni 1977
PNS Sarjana Bhs
Indonesia
Mapel
10 Abdullah Kay Ull Tamakh, 22
November
1984
Honor Sarjana Fisika
2013
Mapel
11 Yustina Kerla, S. Sos Panea, 30
Juli
- SMA -
12 Warsina P. H. Balich 1979 -
13 Rahman Ladang S. Pd Baranusa,23
April 1978
-
14 Umar B.Arsyad S.Pd Wailawwar
25-10-1993
-
16 La P. Undu S. Pd Bana 5 Juni
1972
-
17 Muhammad ArminL. Rote 22-10
1995
- SMA Pegawai
18 Rahmad Hasan Kabir 12-03-
1988
- Honor Mapel
Sumber: Sekertaris Sekolah (23 September 2020)
64
b. Keadaan Peserta didik
Secara umum keadaan jumlah peserta didik Madrasah Al Kadarinniyah Pantar
dari tahun ke tahun walau kurang mengalami peningkatan yang cukup, namun tetap
meningkat. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat terhadap madrasah
untuk mendidik anakanak mereka sesuai dengan Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Al
Kadarinniyah Pantar, ini menunjukkan bahwa orang tua peserta didik percaya untuk
menitipkan anaknya di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar Adapun data Peserta didik
yang ada di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Keseluruhan Siswa Madrasah Al Kadarinniyah Pantar
NO KELAS L P JUMLAH
1 VII 11 15
2 VIII 12 13
3 IX 17 10
JUMLAH 40 38 78
Ruangan VII 1 R
Kelas VIII 1 R
IX 2 R 4 R
Sumber : Sekretaris Sekolah (23 September 2020)
Berdasarkan tabel di atas yang di dapat dari dokumen sekolah bahwa jumlah
siswa terdapat 78 siswa di antaranya 40 siswa laki-laki dan 38 siswa perempuan hal ini
menunjukan bahwa sekolah Madrasah Al kadarinniyah Pantar baru di dirikan sejak
tahun 2016 sehingga masih membutuhkan siswa agar kemajuan sekolah ini tetap
tejaga.
B. HASIL PENELITIAN.
Hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi tentang Pendidikan Karakter
Religius dalam kegiatan Intrakulikuler dan Ektrakulikuler pada peserta didik di
Madrasah Aliyah Swasta Al Kadarinniyah Pantar, penulis uraikan Madrasah MAS Al
65
Kadarinniyah Pantar berusaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi peserta
didik dalam proses belajar mengajar untuk mencapai hasil pembelajaran yang
maksimal. Bukan hanya dari segi kegiantan belajar mengajar saja tapi dari kegiatan
Ekstrakurikuler juga. Dalam hal ini pembina kegiatan ekstrakurikuler sangat berperan
penting dalam membimbing peserta didik yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler
sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Peserta didik Madradsah Al kadarinniyah
Pantar diharuskan patuh terhadap semua peraturan dan kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Dalam rentan waktu belajar tersebut para peserta didik diberikan dua kali jam
istirahat pada pukul 10.15 WIT dan pukul 12.10. WIT Jam istirahat digunakan peserta
didik untuk makan siang, beristirahat, bermain dengan peserta didik lainnya karena
padatnya proses belajar mengajar di dalam kelas.
Sebelum mulai kegiatan belajar mengajar Peserta didik diwajibkan mengikuti
shalat dhuha berjama’ah. Setelah selesai kegiatan belajar mengajar di dalam kelas para
peserta didik diharuskan mengikuti shalat dzuhur berjama’ah. Setelah shalat berjama’ah
peserta didik melanjutkan dengan Kegiatan Intrakulikuler dan Kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan yang berhubungan dengan minat dan bakat Peserta didik di Madrasah Al
Kadariniyah Pantar adalah Baca Tulis Qur’an, Kegiatan Pramuka dan Olahraga, Semua
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ini adalah sebagai salah satu tujuan pendidikan
dalam membentuk generasi muda yang memiliki keahlian dalam kegiatan keagamaan,
dengan kegiatan ini bakat-bakat yang dimiliki peserta didik akan ditunjukkan dengan
kemampuan yang baik, dapat pula membentuk potensi yang mampu berkembang bagi
peserta didik itu sendiri. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan juga mengadakan acara
yang bersifat insidental, seperti memperingati hari besar Islam (PHBI). Hal ini
66
merupakan salah satu usaha pihak pelatih untuk menumbuh kembangkan minat dan
Bakat peserta didik untuk mengikuti kegiatan tersebut, dalam kegiatan ini ada empat
hal yang mendasar untuk dikembangkan yaitu, pendekatan diri kepada Allah SWT,
keterampilan membaca ayat suci Al-Qur’an, meningkatkan daya pikir sehingga
menyadarkan untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya dan belajar berorganisasi.
1. Konsep Pendidikan Karakter Religius Yang Di Kembangkan Di Madrasah
Al-Kadarinniyah Pantar Tahun 2020.
Pendidikan karakter Religius yang di kembangkan di Madarasah Al
Kadarinniyah Pantar ini sebagai proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk
menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa
dan karsa. Yang mana hakekat dari Pendidikan karakter Religius dapat dimaknai sebagai
pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang
bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-
buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kabaikkan itu dalam kehidupan sehari-
hari dengan sepenuh hati.
Hasil Observasi pada sekolah madrarasah Al Kadarinniyah Pantar bahwa
Pengembangan pendidikan karakter religius yang di kembangkan melaalui setaiap
pembelajaran baik pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal ini sesuai
dengan pernyataaan kepala sekolah A,S (57 Tahun) melalui dokumentasi wawancara
pada tanggal 23 September sebagai berikut:
“Pendidikan karakter religius yaang di kembangkan di Madarasah Al
Kadarinniyah Pantar pada tahun 2020 telah di rencanakan Dek, di mana
setiap mata pelajaran yang di ajarkan tentunya di terapkan nilai-nilai religius
seperti halnya kejujuran saling menghargai,dan lain sebgainya.(wawnacara
kepala sekolah 23 september 2020)
67
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, peneliti menemukan
beberapa konsep yang dikembangkan dalam pendidikan karakter religius siswa di
Madrasah Al Kadarinniyah Pantar , terlihat bahwa di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar
ini pelaksanaan pendidikan karakter berkonsep kepada ahlak mulia, penegakan aturan
di sekolah, nilai dan norma agama, unggah-ungguh budaya jawa dan sesuai dengan visi
misi yang ada. Konsep pendidikan karakter yang didasarkan kepada akhlak mulia
terlihat dari segala aktifitas dan pembiasaan siswa yang selalu menerapkan nilai
kejujuran, sopan santun, amanah, kebersihan lingkungan, dan adab-adab yang
dilakukan. Adab bertemu guru, adab menuntut ilmu, adab bertemu tamu dan masih
banyak lagi.
Pengembangan konsep karakter di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar bermuara
kepada nilai dan norma agama, ini artinya nilai dan norma agama menjadi nilai utama
dan tertinggi yang harus diterapkan. Karena jika siswa, guru dan semua warga sekolah
menerapkan nilai dan norma agama insyaa allah tidak ada siswa yang melanggar norma
dan hukum. Karena jelas bahwa di dalam agama islam telah dijelaskan bahwa akhlak
seorang muslim itu sempurna, dengan dibekali akal fikiran yang diharapkan mampu
digunakan untuk berfikir dan bertindak dan diharapkan mampu untuk membedakan
mana perbuatan yang haq dan perbuatan yang bathil. Dalam Al-Qur’an pun juga jelas,
bahwa Rasulullah SAW diutus di muka bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar Islam Al- yang mempunyai visi
membangun generasi yang berkualitas, beriman dan bertaqwa itu merupakan konsep
dan tujuan dari pelaksanaan implementasi pendidikan karakter siswa di sana, jadi tidak
cukup hanya dengan siswa yang pandai saja, atau yang berkarakter baik saja. Akan
68
tetapi siswa yang pandai dan juga berkarakter baik (Sumber: Observasi, Selasa 21
September 2020 di Madrasah Al Kadarinniyah. Nilai-nilai karakter inilah yang
kemudian dijadikan fokus dalam pengembangan pembelajaran humanis dalam
pendidikan karakter di. Nilai-nilai karakter tersebut harus di-terapkan dalam setiap mata
pelajaran di kelas, bukan diintegrasikan dengan mata pelajaran tertentu.
Berdasarkan urian yang telah di paparkan di atas maka, kesimpulan yang di
ambil adalah pengembang pendidikan karakter religus di Madrasah Al Kadarinniayah
Pantar ini merupakan penanaman nilai-nilai keislaman baik nilai akhlak kejujuran,
kesopanan, nilai iman dan lain sebgainya. Karena jelas bahwa di dalam agama islam
telah dijelaskan bahwa akhlak seorang muslim itu sempurna, dengan dibekali akal
fikiran yang diharapkan mampu digunakan untuk berfikir dan bertindak dan diharapkan
mampu untuk membedakan mana perbuatan yang haq dan perbuatan yang bathil.
2. Konsep Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulkuler
Ekstrakulikuler Di Madrsah Al Kadarinniyah Pantar
Adapun hasil penelitian ini adalah pendidikan karakter religius di Madrasah Al
Kadarinniyah Pantar melalui Kegiatan Intrakulikuler yang dijabarkan pada nilai-nilai
religius yang ada dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, baik kegiatan
pembelajaran, faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan intrakulikuler. Pada
hakekatnya kegiatan intrakulikuler merupakan kegiatan proses pembelajaran yang di
lakasanakan di dalam kelas. Yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam memahami setiap pembelajaran yang di berikan. Kegiatan kegiatan
intrakulikuler yang di terapkan di Madrasah Al Kadariniyah Pantar adalah sebagaio
berikut:
69
a. Pendidikan Karakter Religius Melalui Kegiatan Intrakulikuler di Madrasah Al
Kadarinniyah Pantar.
Hasil penelitian mengenai nilai religius apa saja yang ada dalam Pembelajaran
Intrakulikuler yang ada di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar diperoleh melalui teknik
pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi.
1) Pendidiakn agama islam (PAI)
Pendidikan agama islam merupaka mata pelajaran yang wajib di terapkan oleh
guru di Madrasah Al Kadarinniayah Pantar Pendidikan Agama Islam dalam rangka
menambah wawasan pengetahuan agama siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
Meningkatkan suatu pengetahuan, ketrampilan, nilai sikap, memperluas cara berfikir
siswa yang kesemuanya itu dapat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.
2) Praktek Ibadah
Praktek ibadah yang telah di terapkan di Madrasah Al kadarinniyah Pantar di
mana sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar peserta didika di arahkan
terlebih dahulu melaksanakan sholat dhua berjamaah di Mushola sekolah. Ini menjadi
keunggulan madrasah Al Kadarinniayh Pantar yang bertujuan mengajarkan siswa agar
melaksanakan Sunnah Rasullulah sebagai suri tauladan.
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah terkait nilai religius yang ada
dalam Pembelajaran Intrakulikuler di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar adalah
kegiatan pembelajaran seperti halnya dengan sekolah-sekolah lain namun di madrasah
Al Kadarininyah Pantar agak sedikit berbeda karena di sekolah ini menyediakan tempat
di mana siswa dapat mengetahui sejarah sejarah Islam yang di sediakan oleh sekolah
yaitu di perpustakaan melalui budaya membaca siswa dapat mengatehuinya.
70
Hal ini di perkuat oleh wawancara penulis dengan kepala sekolah Bapak A.S
pada tanggal 23 September 2020
“Kegiatan yang di lakukan adalah membaca Buku-buku bergenre islam di
perpustakaan seperti ensiklopedia untuk memperluas wawasan siswa setiap
ruang ruang kami menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa
Arab dan bahasa Inggris. Dan di perpustakaan kami menyediakan Adanya
peta sejarah perjalanan Rasulullah di perpustakaan untuk media
pembelajaran.” (Wawancara KS, 20 September2020).
Berdasakan hasil wawancara dengan kepala sekolah terkait nilai ajaran religius
di dalam Pembelajaran Intrakulikuler untuk mendukung pendidikan karakter religius
melalui kegiatan ini diketahui bahwa di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar terdapat
buku ensiklopedia bergenre islam di perpustakaan. Selain itu, kepala sekolah juga
menyatakan bahwa nama ruang di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar ditulis dengan
menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Kepala sekolah juga menyatakan adanya peta sejarah perjalanan rasulullah yang ada di
perpustakaan. Peta sejarah perjalanan rasulullah tersebut digunakan untuk media
pembelajaran di dalam kelas melalui matapelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam).
Memperkuat penyataan dari kepala sekolah didapatkan hasil wawancara dengan siswa
Y.K terkait ketersediaan buku bacaan islami di sekolah berikut ini
“Iye kak benar di setiap Pojok baca kelas, sekolah menyediakan buku cerita
islami.” (Wawancara siswa AS, 11 April 2018).
Hal ini Senada dengan pernyataan Muh L. (12 Tahun) Dengan As (14 Tahun),
terkait dengan penerapan kegiatan pembelajaran intrakulikuler yang di kembangkan di
Madarasah Al Kadarinniyah Pantar Adalah Sebagai Berikut.
“Benar kak yang di sampaikan oleh kepsek bahwa Perpustakaan dan pojok
baca kelas menyediakan buku cerita bernuansa islami.” (Wawancara siswa
Muh L, 09 April 2018).
71
Hasil wawancara dengan siswa, memperkuat pernyataan dari kepala sekolah
terkait dengan pembelajaran Intrakulikuler yang di dukung oleh ketersediaan buku
bacaan yang bernuansa islami di sekolah. baik di perpustakaan yang merupakan gudang
ilmu banyak disediakan buku-buku cerita islami untuk siswa. Selain di perpustakaan,
ada beberapa kelas yang mempunyai pojok baca. Di pojok baca ini, tersedia banyak
buku yang merupakan buku dengan nuansa islami. Buku-buku ini merupakan buku-
buku yang dibawa oleh siswa sendiri kemudian diletakkan di pojok baca yang
kemudian dibaca bersama oleh siswa di kelas tersebut maupun siswa kelas lain yang
meminjam. Pernyataan dari kepala sekolah didukung dengan pernyataan guru Muhajir
(28 Tahun) dan guru Wahyuni (26 Tahun) sebagai berikut:
“Nama ruang perpustakaan yang ditulis dalam bahasa arab dan semua
ruangan yang ada di sekolah ini di setiap ruangan ditulis dalam tiga bahasa
yaitu bahasa Indonesia, arab dan inggris dengan tujuan penguatan lingkungan
dan memperkenalkan pada anak. Di perpustakaan terdapat pajangan
perjalanan Rasulullah dan yang lainnya untuk digunakan sebagai media serta
dibaca oleh siswa.” (Wawancara guru M,U.P 25 September 2020).
Hal yang sama yang di sampaikan oleh guru W.T (26 Tahun) terkait dengan
penerapan kegiatan intrakulikuler yang di laksanakan Madarasah Al Kadarinniyah Pantar
adalah sebagabi berikut:
“Terdapat alat peraga, tulisan-tulisan motivasi, tulisan arab karena sekolah
mengupayakan di setiap sudut anak diperkenalkan nilai-nilai yang berkitan
dengan tulisan motivasi dan tulisan arab tersebut. Lorong utama sekolah
berbentuk seperti bangunan ka’bah.” (Wawancara guru W,T 26 September
2020).
Dari pernyataan guru W,T kemudian di benarkan oleh guru I.B (29 Tahun)
berdasarkan kegiatan kegiatan Intrakulikuler yang di laksanakan di Madarasah AL
Kadarinniyah Pantar sebagai berikut
72
“Karena akidah berkaitan dengan ibadah maka yang digunakan aula dan
mushola. Tulisan Allah dan Muhammad yang ada di kelas.” (Wawancara guru
I. B,28 September 2020).
Berdasarkan wawancara dengan guru diketahui bahwa bukan hanya
pembelajaran di dalam kelas (Intrakulikuler) namun pembelajaran tersebut juga di
dukung dengan membaca di perpustakaan dan juga mengetahui semua nama ruang
yang ada di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar, nama si setiap ruang ditulis
menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, Arab dan Inggris. Ditegaskan juga
oleh guru Muhajir, yang juga menjelaskan bahwa tujuan dari penulisan tersebut agar
siswa bisa mengenal dan terbiasa. Guru Wahyuni juga mempertegas bahwa salah satu
tujuannya yaitu untuk memperkenalkan kepada anak. Selain itu, guru FI menambahkan
informasi terkait peta sejarah perjalanan rasulullah yang ada di perpustakaan. Dan guru
Wahyuni juga menambahkan informasi terlait lorong utama sekolah yang terletak di
halaman depan sekolah yang didesain menyerupai bangunan ka’bah. Ditambahkan juga
oleh guru terkait dengan hiasan dinding yang ada di kelasnya berupa lafal Allah dan
Muhammad. Dipertegas dengan pernyataan dari guru FI yang menyatakan bahwa ada
asmaul husna di kelas. Dari beberapa pernyataan di atas, diketahui bahwa setiap kelas
mempunyai hiasan dinding yang berbeda. Tetapi sama-sama bernuansa agama.
Hasil wawancara didukung dengan hasil observasi terkait ketersediaan buku-
buku islami yaitu adanya buku bacaan islami, iqro, Al Quran dan juz ama di rak yang
ada di dalam kelas (Observasi 29 September 2020). Hasil observasi dihari lain yaitu
adanya ensiklopedia tentang mujizat Quran dan Hadist di perpustakaan. (Observasi 24
September 2020). Hasil wawancara terkait nama ruang yang ditulis dengan tiga bahasa
didukung dengan hasil observasi yaitu diketahui nama ruang kelas menggunakan 3
73
bahasa yaitu bahasa Indonesia, arab dan inggris (Observasi 23 September 2020). Dan
hasil observasi yang menunjukkan bahwa di dinding perpustakkan yang terbuat dari
kaca, ada tiga tulisan perpustakaan dalam tiga bahasa yaitu arab, bahasa Indonesia dan
bahasa inggris dan desain lorong utama yang ada di sekolah ini menyerupai ka’bah
(Observasi 22 September 2020).
Hasil obervasi diperoleh informasi di perpustakaan ada gambar silsilah
keluarga rasulullah, jejak rasulullah, peta 25 nabi dan rasul, serta perkiraan masa 25
nabi dan rasul (Observasi 20 September 2020). Dan hasil observasi yang dilakukan
pada tanggal 19 September sampai dengan 29 2020 ) diketahui bahwa di setiap kelas
dari kelas 1-3 terdapat hiasan dinding bernuansa islam seperti lafal Allah dan
Muhammad, asmaul husna, nama-nama malaikat dan tugasnya, serta benda-benda yang
ditulis dalam bahasa arab. Walaupun setiap kelas mempunyai hiasan dinding yang
berbeda, tetapi setiap kelas hiasan dindingnya mengandung unsur agama islam. Hiasan
kelas tersebut ada yang merupakan hasil karya siswa sendiri, dibuat saat kegiatan
pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Dari hasil wanwancara dengan berbagai
narasumber di atas madrasah Al Kadariniyah Pantar sangat mendukung pembelajaran
di dalam kelas (Intrakulikuler) maupun Kegiatan Pembelajaran di luar kelas
(Ektrakulikuler)
b. Pendidikan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler di Madrasah
Al Kadarinniyah Pantar.
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan diadakan karena pertama : kurangnya
alokasi waktu pembelajaran pendidikan agama Islam yang meliputi Qur’an Hadis,
Fiqih, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Aswaja. Dalam satu minggu
74
pembelajaran pendidikan agama Islam terjadi satu kali pertemuan untuk masing-
masing bidang, alokasi waktunya adalah 2x40 menit. Kedua beranekaragam bakat dan
minat siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda perlu untuk digali dan
dikembangkan supaya menjadi pribadi yang lebih baik. Ketiga problem problem yang
dialami siswa dalam bidang agama seperti kurang lancar dan benar dalam membaca
Al-Qur’an Sebagaimana yang diutarakan oleh Kepala Sekolah A,S (57 Tahun) dan
Waka kurikulum Ekstrakurikuler Madrasah Al Kadariniyah Pantar S,L (49 Tahun)
“Kami Punya alasan mengapa ekstrakurikuler agama itu diterapkan
diMadarasah Al Kadarinniyah Pantar yaitu untuk menyalurkan bakat minat
siswa, serta menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan siswa dalam
bidang keagamaan, agar siswa itu mempunyai keunggulan. Karena tidak
mungkin kan De keterampilan siswa itu bisa ditumbuhkan dan dikembangkan
melalui kurikuler karena keterbatasan alokasi waktu, Selain itu ekstrakurikuler
ini juga untuk memperdalam pengetahuan siswa yang didapat melalui
pembelajaran dikelas, juga sebagai solusi bagi mereka yang mengalami
kesulitan dalam bidang agama seperti belum lancar dan benar dalam
membaca Al-Qur’an dari situ kita sediakan ekstra tartil, masalah-masalah
seperti ini tidak memungkinkan Ade kalau diselesaikan dalam
kurikuler”.(Sumber: Wawancara Kepsek 25 September 2020)
Selain wawancara dengan kepala sekolah adapun wawancara berikut dengan
wakasiswa S,L (49 tahun) di mana beliau menjelaskan kegiatan yang di adakan di
Madrasah Al Kadarinniyah Pantar sebagai berikut:
“Program kegiatan ekstrakurikuler keagamaan direncanakan setiap tahun ajaran
baru, selesai satu tahun kegiatan maka peserta didik yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan juga akan bertambah dan ada yang berkurang. Dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini pembina kegiatan ekstrakurikuler ada 3
orang yang pertama saya sendiri bapak M.U bapak R.H. Dalam
mengimplementasikan kegiatan ekstrakurikuler ini tidak mudah ada sedikit
hambatan tapi sampai sekarang ini masih bisa diatasi dan menghasilkan peserta
didik yang memiliki kemampuan dan BTQ (Baca Tulis Qur’an) yang patut
dibanggakan”(Sumber: Wawancara wakasiswa 23 September 20220)
Berdasarkan wawancara kepala sekolah dan wakasiswa di atas Pendidikan
Krakater Religius Melalui kegiatan Ekstrakulikuler di addkan dengan alasan bahwa
75
kegiatan ekstrakulikuler itu di adakan karena kurangnya alookasi waktu yang menjadi
hambatan, kegiatan ekstrakulikuler mengapa di adakankan karena sebagai penyalur
bakat dan minat peserta didik dalam hal ini siswa dapat mengembangkan keterampilan
dalam bidang agama,selain itu juga kegiatan ekstrakulikuler Religius di adakan karena
untuk memperdalam pengetahuan siswa yang di peroleh melalui kegiatan
korilkuler.yang terakhir adalah kegiatan tersebut di adakan karena utnuk mengatasi
masalah-masalah yang kemudian di hadapi oleh siswa dalam bidang keagamaan, di
mana ada 2 program kegiatan Ektrakulkuler yang di adakan di Madrasah Al
Kladarinniyah Pantar yaitu:
1) Kegiatan Ektrakulikuler (Membaca Kitab Suci Al-Quraan)
Kegiatan ektrakulikuler merupakan kegiatan pembelajaran luar kelas yang di
lakasanakan sekolah. Kegiaatan Ekstrakulikuler Religius yang di lakukan Madarsah Al
Kadarinniyah Pantar ini bertujuan untuk meningkatkan pengembangan siswa untuk
membaca dan juga bisa menulis isi dari Al-Quraan, dari hasil penelitian yang di
lakukan terlihat bahwa siswa maju satu persatu untuk membaca Kitab Suci Al-Quraan,
dari kegiatan ini masih ada siswa yang belum lancar dalam membaca kitab Suci Al-
Quraan,setelaha kegiaatan baca kiatab suci Al-Quraan di lanjutkan dengan menulis apa
yang kemudian siswa tersebut baca, dari kegiatan yang di lakukan oleh Madarasah Al-
Kadarinniyah Pantar masih banyak siswa yang belum bisa membaca Al-kuraan dengan
baik. Sebagaimana yang di sampaikan oleh Bapak Ismail (29 Tahun) sebagai berikut:
“siswa yang mengikuti kegiatan ini masih ada yang belum mampu membaca
Al-Quraan dengan baik dan disini kami bersuaha denagn semaksimal
mungkin dalam mengajar siswa siswi kami terutama dalam kegiatan baca Al-
Quraan dengan baik”(wawancara I B 23 September 2020)
76
Berdasarkan hasil penelitian trangulasi dan Analisis data penjelasan yang di
uraikan di atas dapat di simpulkan bahwa Kegiatan Ektrakulikuler religius di
Madarasah Al-Kadarinniyah Panatar ini dapat memberikan dampak yang bagus
tertutama kepada siswa siswi Madarasah Al Kadarinniyah Pantar dalam hal ini kegiatan
membaca kitab suci Al-Quraan, karena dengan adanya kegiatan ini sebagain siswa
yang awalnya tidak bisa membaca Al-Quraan dapat membaca Al-quraan dengan baik
bahakan Madrasah Al Kadarinniayh Pantar mampu mengikuti setiap perlombaan MTQ
tingkat Remaja antar pelajar se kecematan Pantar. Keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler
bisa terwujud apabila antara kepala sekolah, Pembina kegiatan ekstrakurikuler dan peserta
didik bersama-sama melaksanakan kegiatan dengan penuh semangat, terus menerus belajar
berjalan bersama hingga mencapai tujuan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler di
Madrasah Al-Kadarinniyah Pantar.
2) Kegiatan Ektrakulikuler (Seni Kaligrafi)
Kegiatan seni kali grafi adalah kegiatan melukis bahasa arab kegiatan Seni
kaligrafi arab diadakan di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar untuk menyalurkan bakat
minat siswa dan sekaligus mengembangkan keterampilan siswa dalam seni lukis arab,
pembelajaran kaligrafi di laksanakan pada pembelajaran ekstrakurikuler yang
dilaksanakan setiap hari sabtu Sebagaiman yang disampaikan oleh Kepala sekolah
Madrasah Al Kadarinniyah Pantar A.S (57) sebagi berikut:
“Kegiatan Ekstrakurikuler seni kaligrafi itu bertujuan untuk menyalurkan
bakat seni siswa dan akhirnya menjadikan siswa dalam menulis kaligrafinya
itu suatu hal yang bagus Dek, bagaimana caranya, bagaiman teorinya, itu
anak menjadi tahu sehingga kemapuan anak dalam menulis seni arab menjadi
tersalurkan dan terbina”(wawancara A,S 24 September 2020)
Hal yang sama di sampaikan oleh wakasiswa dalam wawancara pada tanggal
24 September 2020 di mana beliau menjelaskan sebagai berikut:
77
“Kegiatan Seni kaligrafi itu untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
menulis seni huruf arab, sekaligus menjadikan citra sekolah ini bagus, kita
tahu bahwasanya ini kan sekolah Islam sehingga kalau siswanya itu menguasai
suatu bidang keislaman sekolah ini juga menjadi bagus juga kan
Dek”(wawancara S.L 24 September 2020)
Hasil Observasi yang di kemukakan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Seni
Kaligrafi dilaksanakan setiap hari sabtu pada jam ke 3 s/d 4 yaitu jam 08.40 s/d 10.00.
Dalam pembelajarannya guru menggunakan metode ceramah dan demontrasi Dalam
penyampaian materi, dan pembelajarannya lebih menekankan praktek menulis. Materi
yang diberikan berupa,gambar-gambar kaligrafi huruf hijayah dan cara menulis model
huruf-huruf hijaiyah. Guru memberikan materi dengan mendemontrasikan cara
menggambar di papan tulis, guru menulis huruf per hurufnya dengan perlahan-lahan
sambil menjelaskan kepada siswa dan siswa disuruh untuk memperhatikannya.
Kemudian guru menyuruh siswa untuk menirukannya di buku gambar mereka
masing-masing dengan menggunakan dua pensil yang diikat menjadi satu selanjutnya
siswa disuruh untuk menirukan. selain itu guru juga memberikan contoh berupa
gambar yang sudah jadi untuk diplagiat yang sebelumnya siswa sudah diberi tahu
teknik menggambarnya. Siswa sangat antusias dalam memperhatikan penjelasan guru
dalam praktek menggambarnya siswa terlihat serius, dimana siswa sering bertanya
pada pembimbing untuk mengulangi teknik menggambarnya, komunikasi siswa
dengan pembimbing sangat baik.
Berdasarkian urian yang di paparkan di atas bahwa kegiatan ekstrakulikuler
seni Kaligrafi yang di terapkan ini merupakan kegiaan pengembangan keterampilan
peserta didik dalam melkukis huruf hijayiah.harapan yang di harapkan oleh guru adalah
78
ketika siswa itu benar benar dalam melaksanakan kegiatan yang di terapkan dengan
antusiasme yang tinggi.
3. Dampak Pendikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler Dan
Ekstrakulikuler Di Madrasah Al kadarinniyah Pantar
a. Dampak Negatif
1) Alokasi Waktu
Hasil Wawancara peneliti terhadap 2 orang siswa yang di lakukan di rumah
masing-masing siswa, di mana di peroleh data mengenai alokasi waktu Berdasarkan
wawancara dengan Andri ia mengungkapkan bahwa:
“Saya selama ini belum pernah datang terlambat baik itu ketika masuk sekolah
maupun ketika hadir dikegiatan , dan dalam tugas saya mengerjakan sesuai
dengan apa yang diperintahkan oleh guru, tetapi kak saya merasa capek karna
banyak tugas dan banyaknya kegiatan yang kami ikut selama di
sekolah”(Wawancara Dengan Siswa 25 September)
Hal senada juga di sampaikan oleh R.N sesuai dengan hasil wawancara peneliti
di rumah siswa, menjelaskan bahwa
“Saya pernah datang terlambat dalam kegiatan pembelajaran, karena saya
saya bangun kesiangan akibat dari mengerjakan tugas sampai kesiangan dan
juga saya pera bolos sekolah karena kecapean kami belajar di dalam kelas
banyak sekalai menggunakan waktu.” (Wawancara Dengan Siswa 25
September)
Berdasarkan wawancara diatas peneliti berasumsi bahwa kesadaran para siswa
terhadap perilaku patuh (disiplin waktu) sudah tertanam dalam diri mereka, walau
memang dari beberapa siswa yang penulis wawancarai masih ada siswa yang pernah
dan tidak disiplin waktu karena merasah lelah dalam mengikuti proses belajar mengajar
Kesimpulan yang di ambil berdasarkan Hasil wawancara yang di lakukan oleh
peneliti terhadap siswa bahwa para siswa yang mengikuti kegiatan intrakulikuler dan
79
ekstrakulikuler memiliki karakter waktu yang baik serta berkarakter, dan ada juga
masih memiliki karakter waktu yang baik serta berkarakter
2) Lingkungan sekitar
Hasil wawancara peneliti kepada sejumlah siswa, diperoleh data mengenai
bagaimana perilaku/tatakrama mereka kepada sesama dan guru sebagai berikut:
“kalau dalam pergaulan saya tidak terlalu banyak bicara ka, jadi paling sama
teman-teman yang sudah kenal dan dekat saja saya bergaul, kalau dengan
orang atau siswa kelas lain dan kakak kelas yang belum akrab dan tidak terlalu
kenal, kalau bertemu saya Cuma diam dan ngeliatin atau paling senyum,
karena di juga kan diajarkan kalau kita harus berperilaku baik. Kalau dengan
guru tentunya kalau bertemu pasti menyapa dan bersalaman, bertutur kata
yang sopan dan patuh.” (Wawancara Dengan Siswa R N 25 September)
Berdasarkana hasil wawancara diatas dapat diperoleh gambaran bahwa, para
siswa memiliki perilaku dan tatakrama yang baik kepada teman dan guru. Selain
wawancara penelitia juga melakukan observasi di para siswa dalam bergaul dengan
masayarakat sekitar juga memilki tutur kata yang span dan santun antara sesama.
b. Dampak Positif
1) Kesadaran siswa
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan siswa bahwa Salah satu
kesadaran siswa setelah mengikuti proses kegiatan Ekstrakulikuler adalah tidak
meninnggalkan kewajiban sebagai umat islam yaitu tetap melaksanakan ibadah sholat
secara berjamaah di masjid. Wawancara peneliti dengan siswa R.N menjelaskan
bahwa:
“Saya selalu ikut sholat berjamaah disekolah, Alhamdulillah selama ini saya
beribadah dengan rutin, saya bersyukur bisa sekolah disini dan mengikuti
ekskul karena disini saya di didik dan dibimbing dengan para guru yang
teladan”(Wawancar Dengan Siswa R.N 20 September)
80
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa karakter siswa dalam beribadah
sudah tertanam dengan baik dalam dirinya, mereka mengerjakan sholat berjamaah
dimasjid sekolah bersama-sama ketika waktu sholat tiba.
2) Kemampuan siswa meningkat.
Hasil wawancara peneliti dengan siswa yaitu dengan mengikuti kegiatan
kegiatan di sekolah tanpa di sadari siswa dapat membaca kitab Suci Al-Quraan dengan
Baik dan jelas Tajdwidnya.
Hasil wawancara penelitia denagan anggun mengenai kemampuannya dalam
membaca Al Quraan.
“Di dalam kegiatan ekstrakulikuler banyak hal yang dipelajari seperti belajar
ceramah, kaligrafi, tilawah dan tahfid al-qur’an. Saya selalu mengikuti
kegiatan tersebut dengan rutin serta menuntut saya harus belajar dan berlatih
dengan giat, selain itu Pembina dan guru-guru disini juga selalu member
nasehat dan arahan kepada saya agar selalu disiplin dalam belajar. Dan
alhamdulillah melalui karakter mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut saya
menjadi bisa, seperti membaca al-qur’an” (Wawancara Dengan Siswa A I 25
September)
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa kemampuan siswa dalam mebaca
maupun mengahafal Kitab suci Al quraan sangat baik hal ini terllihat dari lafalan tajwid
siswa dalam mebaca Al quraan.
81
4. Faktor Pendorong Dan Penghambat Terbentuknya Karakter Religius Dalam
Kegiatan Ekstrakulikuler Dan Intrakulikuler Di Ma Al Kadarinniyah Pantar
a. Faktor Pendorong Terbentuknya Karakter Religius Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler
Dan Intrakulikuler Di Ma Al Kadarinniyah Pantar
1) Faktor Pendorong Kegiatan Intrakulikuler
a) Ruang Kelas
Hasil wawancara peneliti dengan kepala di mana di peroleh data mengenai
sekolah Ruang kelas di sekolah madrasah Al Kadarinniyah Pantar.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah Akbar,menjelaskan bahwa
“Kami memiliki 10 ruang kelas yang di gunakan pada saat ini untuk aktifitas
belajar mengajar, selain 5 ruang kelas yang sudah layak di gunakan kami juga
memiliki ruang kelas yang sementara di bangun.
Hal senada juga di sampaikan oleh wakil kepala sekolah Samina di mana
beliau menjelaskan bahwa :
“ ruang yang sudah jadi dan di gunakan oleh siswa siswa dalam proses belajar
mengajar ada 10” (Wawancara Dengan Kepsek A.S 25 September)
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa proses belajar mengajar yang
berlangsung di madrasah al kadariniyah Pantar berjalan dengan baik hal tersebut di
dukung oleh sarana prasarana berupa ruang kelasa sebanyak 10 ruang kelas yang sudah
di gunakan dan 5 lainya masih dalam tahap pembangunan.
b) Perpustakaan
Hasil wawancara denagan wakil kepala sekolah di mana data yang di peroleh
adalah mengenai perpustakaan , Hasil wawancara peneliti dengan wakil kepala sekolah
Samina
82
“Wadah yang telah di siapkan oleh sekolah yaitu perpustakaan dengan
berbagai macam buku bacaan dari sejarah perjalan Raullulah, Pembelajarn
SKI sejarah kebudayaan Islam.” (Wawancara Dengan Wakasek 27 September)
Hal ini juga di benarkan oleh seorang guru R.D di mana beliau menjelaskan
bahwa:
“Benara kami memilkiki perpustakaan di dalam perpustakaan di sediakan
buku buku bergendre islam dan buku perjalanRasullulah”
Berdasarkan hasil wawancara di atas di mana wawacara denagan wakil kepala
sekolah dan salah seorang guru bahawa madrasah Al Kadarinniyah Pantar memiliki
Perpustakaan yang dapat menunjang pemahaman siswa.
c) Musholah
Tempat ibadah yang di gunakan oleh siswa setiap sebelum pembelajaran
berlangsung. Hasil penelitian mengenai faktor pendukung pendidikan karakter religius
dalam kegiatan intrakulikuler Madrasah Al Kadarinniyah Pantar diperoleh melalui
teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan
wawancara dengan kepala sekolah A.S (57 Tahun) mengenai faktor pendukung dalam
pendidikan karakter religius melalui kegiatan Intrakulikuler adalah
“tempat yang di gunakan setiap hari dalam proses pembelajaran adalah
Ruang kelas dan Perpustakaan .” (Wawancara AS, 20 September 2020).
Hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat diketahui bahwa Ketika
kegiatan pembelajaran di dalam kelasa (Intrakulikuler) berjalan degan baik dan dapat di
dukung dengan sarana prasarana, salah satu sarana prasarana adalaah Mushola,
kapasitas mushola sangat di butuhkan untuk digunakan warga sekolah dalam
melaksanakan ibadah sholat siswa/i bersama beberapa guru dan masyarakat sekitar. Di
dukung dengan pernyataan dari guru M.U (28 Tahun) yang menyatakan bahwa
83
“Mushola sudah memadai kapaitasnya salah satunya adalah adanya karpet.
Tujuan dari Mushola ini di bangun adalah untuk melaksanakan sholat
berjamah warga sekolah Madarasah Al Kadarinniyah Pantar” (Wawancara
guru LS, 20 September 2020).
Berdasarkan hasil Wawancara yang di lakukan di atas maka terdapat faktor
pendukung dalam kegiatan intrakulikuler di mana diketahui bahwa terdapat
perpustakkaan yang kemudian di sediakan oleh sekolah dan mushola yang di bangun,
itu semua karena mengedepankan strategi madarasah sesuai dengan tujuan departemen
agama kabupaten alor bahawa mencerdaskan manusia berdasarkan iman dan takwa.
Dari semua sarana dapat mendudkung kegiatan pembelajaran di dalam kelas
(intrakulikuler).dengan ketersediaan fasilitas yang memadai ini pendidikan karakter
religius dalam kegiatan intrakulikuler dan eksttrakulikuler di Madarasah Al
Kadarinniyah Pantar dapat berjalan dengan lancar.
2) Faktor Pendorong Kegiatan Ekstrakulikuler
a) Sarana Prasarana
Hasil wawancara penelirti dengan kepala sekolah di mana data yang di peroleh
mengenai sarana prasarana. Hasil wawancara dengan kepala sekolah A.S beliau
menjelaskan bahwa:
“Alhamdullilah sarana prasaran di madrasah Alkadarinniyah pantar cukup
memadai” (Wawancara Dengan Kepsek 21 September)
Berdasarkan hasil wawancara denagan kepala sekolah bahwa Kegiatan yang di
terapkan berjalan dengan baik apabila di dukung oleh sarana dan prasarana. Hasil
penelitian menunjukankan bahwa sekolah Madrasah Al Kadarinniyah Pantar memilki
sarana prasarana yang dapat menunjang setiaap kegiatan seperti halnya Mushola,
84
perpustakaan dan lokasi sekolah yang luas yang apat di gunakan oleh guru dalam
membina peserta didik.
b) Antusiasme Siswa
Hasil wawancara dengan seorang siswa di mana data yang di peroleh mengenai
antusias Siswa dalam mengikuti kegiatan. Hasil wawancara denagn Anggun
menjelaskan bahwa
“Saya selalu mengikuti kegiatan di sekolah dan kegiatan kegiatan lain di luar
sekolah seperti ibadah berjamaah di masjid dan masi banyak lain alagi kak
yang saya iku”
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas bahwa antusias dari siswa dalam
proses belajar mengajar merupakan proses yang di ikuti oleh siswa dalam setiap
kegiatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
b. Faktor Penghambat Terbentuknya Karakter Religius Dalam Kegiatan
Ekstrakulikuler Dan Intrakulikuler Di Ma Al Kadarinniyah Pantar
1) Faktor Penghambat Kegiatan Intrakulikuler
a) Kurangnya Ketersediaan Rak
Hasil wawancara dengan seorang guru di mana dta yang di peroleh adalah
mengenai kebutuhan rak buku di perpustakaan Hasil wawancara peneliti dengan Rd
bahwa:
“ketersediaan buku di perpustakaan semakin banyak namun tempat untuk
menyimpan buku tidak ada”(Wawancara dengan guru Rd 20 September)
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa Sekolah menyiapkan perpustakaan
yang bertujuan untuk siswa dalam meningkatkan keterampilan dalam membaca namun
buku yang di siapkan oleh sekolah terbatas.
85
b) Sarana Tempat Wudhu Yang Terbatas
Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru di mana di peroleh data
mengenai tempat wuduh di mushola di sekoah, Hasil wawncara denagn IB pada
tanggal 20 september 2020
“Tempat wuduh di mushola Al Kadarinniyah ini terbatas pak di mana hanya
menyediakan satu tempat wudhu”(Wawancara IB 20 september)
Hal senada juga di sampaikan oleh salah seorang Siswa di mana hasil
wawancara peneliti dengan An bahwa
“Iya betul kak kami sangat tidak nyaman dengan sarana yang tersedia karana
tempat wudhu hanya satu dan buku buku masih berantakan di
sekitar”(wawancara Mr,23 September 2020)
Dari hasil wawancara di atas di mana di jelaskan bahawa Terbatasnya Tempat
Wudhu merupakan penghambat setiap kegiatan ekstrakulikuler karena siswa lebih
memilih antrian wudhu hal ini memakan waktu yang cukup banyak sehingga
menghambat proses kegiatan yang nanti berlangsung. ketahui bahawa faktor
penghambat dalam kegiatan intrakulikuler adalah kurangnya sarana prasarana masih
berukrang serta partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan tersebut masih jauh dari
kata sempurna karana sebagaian siswa yang enggan melaksanakan ibadah Sholat
Berjamaah bersama para guru di sekolah hal ini yang menjadi faktor poenghambat bagi
Madarasaah Al; Kadarinniyah Pantar.
2) Faktor Penghambat Kegiatan Ekstrakulikuler
a) Alokasi Waktu Yang Berkurang Di Bidang Tertentu
Waktu sangat penting dalam menerapkan kegiatan belajar mengajar waktu
yang sedikit akan menghamat kegiatan belajar mengajar.
86
b) Rendahnya Antusiasme Minat Siswa Pada Bidang Tertentu.
Hasil wawancara Peneliti dengan M.U(27 Tahun) bahwa guru di mana di
peroleh data mengenai rendahnya antusiasme minat siswa pada bidang tertentu.
“Kami menerapkan kegiatan ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan baik
hambatan waktu yang di gunakan maupun antusias dalam mengikuti
kegiatan.” (M.U 20 september)
Hasil peneltian menunjukqan bahwa terdapat faktor penghambat dalam
kegiatan ektrakulikuler yang berlangsung seperti halnya alokasi waktu, kurangnya
antusis dari siswa dalam bidang bidang tetentu hal ini yang menyebabkan
menghambatnya proses belajar mengajar. Hal ini di dukung dengan pernyataan guru
M.U(27 Tahun) bahwa
Berdasarkan penjelasan faktor pendukung dan penghambat dalam kegiaatan
kegaiatan yang di trapkan di sekolah Madrasah Al Kadarinniyah pantar ada banyak hal
yang perlu di benahi sekolah yaitu alokasi waktu serta antusiasisme siswa-siswi
madrasah Al kadarinniyah Pantar.
C. PEMBAHASAN
Dari Seluruh data hasil penelitian yang telah peneliti kumpulkan dari lapangan
dan telah peneliti sajikan. Tahap selanjutnya yang akan peneliti lakukan adalah analisis
data Pendidikan Karakter Religius melalui Kegiatan Intrakulikuler dan Ektrakulikuler
Untuk Mengembangkan Keterampilan Keislaman Siswa Di Madarasah Al
Kadarinniyah Pantar, Kegiatan ektrakulikuler keagamaan tersebut ialah kegiatan
intrakulikuler antara lain budaya membaca di perpustakaan dalam hal ini untuk
mengenal sejarah perjalanan Rasullulah SAW. Serta kegiatan Ekstrakulikuler antara
lain kegiatan membaca kitab suci Al-Quraan, dan Seni Kaligrafi,
87
Sebagaimana di jelaskan bahawa penanaman karakter religius melalui kegiatan
intrakulikuler dan ekstrakulikuler yang bertujuan untuk membina moral, sikap dan
membentuk karakter siswa menjadi lebih baik. Menurut Omar Mohammad Al-Toumy
al-Syaibani yaitu diarahkan kepada perubahan tingkah laku agar menjadikan manusia
yang sempurna baik di dunia maupun di akhirat. Sebagai upaya menanamkan karakter
religius harus ditanamkan sejak dini, karakter religius tidak dapat tertanam begitu saja
dalam waktu yang yang singkat akan tetapi menanamkan karakter religius
membutuhkan waktu yang lama dan harus terus menerus secara konsisten ditanamkan
baik itu dalam kegiatan belajar mengajar, lingkungan sekolah dan dimasyarakat.
Sehingga karakter religius dapat tertanam dalam diri siswa.
1. Konsep Penerapan Pendidikan Karakter Religius di Madrasah Al
Kadarinniyah Pantar.
Pendidikan Karakter merupakan pembentukan kepribadian seseorang dalam
kehidupan sehari hari, dalam pembentukan karakter bisa melalui kegiatan yang di
terapkan baiik kegiatan intrakulikuler dan kegiatan ekstrakulikuler yang bertujuan
untuk mengembangkan minat dan bakat dan juga membentuk karakter siswa yang ada
di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar yang mengedepankan pendidikan agama.
Berbicara masalah pembinaan atau pembentukan disiplin sama dengan berbicara
pengembangan karakter. Berdasarkan teori pembinaan atau pembentukan disiplin
adalah hasil, pendidikan, latihan, pembinaan, teladan, perjuangan keras dan
sungguhsungguh atau hasil usaha. Namun bagaimana usaha atau langkah-langkah
pembinaan (pembentukan) disiplin melalui kegiatan intrakulikuler dan kegiatan
88
ekstrakulikuler di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar dalam mengupayakan agar siswa
mempunyai disiplin yang baik.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh keterangan bahwa
penerapan kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler dalam membentuk karakter
siswa di Madrasah Al Kadarinniyah Pantar.
2. Konsep Pendidikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulkuler
Ekstrakulikuler Di Madrsah Al Kadarinniyah Pantar
a. Kegiatan Intrakulikuler
Berdasarkan data lapangan menunjukkan bahwa dalam kegiatan Intrakulikuler
ini memberikan tauladan kepada siswa, Pembina serta guru-guru berusaha
menampilkan perilaku yang baik kepada siswa. Karena seorang pendidik adalah
panutan yang akan ditiru oleh para peserta didiknya. Pembina dan guru menampilkan
sikap dan cara berbicara yang baik, teratur dan ridak berteriak, berpakaian yang sopan,
berperilaku mulia dan lurus, disiplin waktu dengan masuk tepat waktu, mengerjakan
sholat secara jamaah. Selain itu keteladanan diberikan melalui cerita hidup Rasulullah
Saw sebagai suri tauladan seluruh umat muslim. Kemudian dalam memberikan
keteladanan kepada siswa pembina serta pengurus memperlakukan siswa (anggota)
dengan akhlak yang baik, atau dengan kata lain menciptakan suasana akrab dan penuh
kasing sayang. Agar siswa dapat menerima apa yang dikatakan dan ditunjukkan.
Sebagai guru harus mampu menempatkan diri bukan hanya sebagai guru tetapi sebagai
orang tua atau sebagai sahabat. Contohnya jika remaja mengalami suatu masalah atau
kesulitan, maka ia tidak akan merasa sungkan untuk meminta pendapat kepada guru.
89
Beradasarkan teori belajar (konstruktivisme) ialah tindakan atau perbuatan
pendidik yang sengaja dilakukan untuk ditiru oleh anak didik. Teladan merupakan alat
pendidikan yang utama dalam menanmkan keyakinan atau membentuk tingkah laku
yang baik kepada anak didik. Perbuatan dan tindakan kerap kali lebih besar
pengaruhnya dibandingkan dengan kata-kata. Karena itu, contoh dan teladan disiplin
kepala sekolah dan guru-guru sangat berpengaruh terhadap disiplin para siswa. Mereka
lebih mudah meniru apa yang mereka lihat, disbanding apa yang mereka dengar. Dan
hal ini karena guru adalah teladan bagi siswa.
Berdasarkan data lapangan dan teori dapat disimpulkan bahwa dalam
memberikan keteladanan sudah baik. Para guru dan pembina memberikan keteladanan
kepada siswa. Memberikan keteladanan dalam keseharian dengan datang tepat waktu,
taat dalam beribadah, berpakaian rapih serta bertutur kata baik dan memperlakukan
siswa dengan akhlak yang baik, menciptakan rasa kasih dan sayang terhadap sesama.
b. Kegiatan Ekstrakulikuler
Adanya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di Madrasah Al kadarinniyah Pantar
menghasilkan perkembangan minat dan bakat peserta didik yang ada di Madrasah Al
kadarinniyah Pantar. Hal ini karena keberhasilan peserta didik yang dari awal mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan mempunyai dampak yang baik selain untuk dirinya
sendiri, kegiatan yang mereka ikuti membuat bangga Pembina kegiatan ekstrakurikuler,
kedua orang tua, mengharumkan nama baik Al kadarinniyah Pantar di mata masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh keterangan bahwa
keberhasilan dalam Penerapan kegiatan ekstrakulikuler Religius dalam membentuk
karakter siswa Madrasaha Al Kadarinniyah Pantar adalah sebagai berikut:
90
1) Kegiatan Baca Kitab Suci Al-Quraan
Keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler yang di capai adalah:
a) Mengikuti perlombaan MTQ anatar sekolah
b) Kemampuan Siswa dalam membaca AL Quraan.
c) Menjuarai kegiatan baca surat-surat pendek
d) Kegiatan rutin Maulid Nabi
1) Kegiatan Seni Kaligrafi
Keberhasilan kegiatan ekstrakulikuler religius seni kaligrafi di MA Al
Kadariniyah Pantar adalah siswa Kegiatan melukis Kaligrafi yang di lakukan oleh
siswa siswi yang pada dasarnya lukisan yang mereka buat sangat baik, meskipun
kegiatan ini baru di terapkan namun kemampuan dan keterampilan siswa dalam
melikuis kaligrafi sangat bagus.
Berdasarkan hasil data lapangan menunjukkan bahwa dalam membentuk
disiplin siswa melalui kegiatan baca Tulis Al Quraan Pembina dan pengurus didalam
mencetak siswa-siswi yang berkarakter dan disiplin, maka selaku pengurus
menggiatkan kegiatan-kegiatan religius, karena padadasarnya siswa adalah penerus
bangsa dan agama yaitu dengan mengikutkan kegiatan secara rutin, datang tepat waktu,
melaksanakan sholat lima waktu dan sholat berjamaah disekolah, belajar ceramah,
kaligrafi dan tilawah serta tahfidz al-qur’an, memberi siswa tugas dan tanggung jawab.
Tujuannya adalah agar para siswa terbiasa disiplin waktu, disiplin belajar, terbiasa
berbiacara di depan orang banyak, tidak hanya itu tetapi siswa juga belajar
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada orang lain. Selain itu Pembina juga
membiasakan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab terhadap hak dan kewajiban.
Yaitu dengan melatih siswa untuk tampil dengan citra ibadah dan teguh di dalam
91
menegakkan amar ma’uf nahi munkar. Sebagai contoh seperti mengerjakan dan
mengajak serta mengingatkan teman untuk melaksanakan sholat, menghafal al-qur’an
dan kegiatan ini dilakukan secara terus menerus dan konsisten dalam melakukan
pembinaan melalui pembiasaan.
Berdasarkan teori belajar dalam menumbuh kembangkan disiplin siswa harus
memberikan latihan pembiasaan secara terus-menerus dan berlangsung secara
kontinyu. Dengan pembiasaan disiplin akan mempunyai pengaruh yang positif bagi
kehidupan peserta didik dimasa yang akan datang, dan dengan terus-menerus dilakukan
akan menjadi kebiasaan yang baik menuju kearah disiplin diri sendiri
3. Dampak Pendikan Karakter Religius Dalam Kegiatan Intrakulikuler Dan
Ekstrakulikuler Di Madrasah Al kadarinniyah Pantar.
Berdasrkan data di lapangan terdapat kegiatan kegiatan yang di terapkan di
sekolah mendapatkan dampak Positif maupun dampak negatif yang berpengaruh pada
sekolah dan siswa sebagai obyek penerapan ilmu pendidikan. Hal tersebut di buktikan
dengan penjelasan yang di jelaskan di hasil penelitian bahwa kegiatan kegiatan yang di
terapkan mendapatkan dampak negatif yang cukup signifikan, yaitu di mana siswa
lebih cendrung malas, bolos dan lain-lain. Namun tetapi kegiatan yang di terapkan juga
berdampak positif hal terlihat bahwa antusias dari siswa sangat bagus dalam mengikuti
kegiatan yang di terapapkan oleh sekolah,
Dalam pembinaan disiplin siswa agar lebih baik, pembina memberikan
perhatian dan penyadaran kepada siswa anggota agara berperan aktif dalam kegiatan
keagamaan yang diadakan disekolah. Seperti mengadakan peringatan hari besar islam,
mengikuti perlombaan. Maka pembina menghimbau kepada para siswa agar
92
berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan. Hal ini dilakukan agar siswa memiliki
kegiatan yang positif di lingkungan sekolah sekaligus menambah wawasan agama
islam. Dikarenakan kegiatan keagamaan merupakan kegiatan yang berdampak positif
bagi perilaku siswa sendiri.
Selain itu dalam penerapan penddiikan karakter pembina selalu mengingatkan
dan menasehati para siswa agar selalu menyadari akan hak dan kewajiban sebagai
siswa yakni mematuhi peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama agar siswa
bisa berdisiplin atas peraturan yang telah dibuat.
Berdasarkan teori dalam membina karakter harus memberi pelajaran atau
nasihat, yaitu mengingatkan pada sesuatu yang dapat berdampak baik bagi diri sendiri,
selain itu guru dan siswa harus saling bekerjasama dengan baik dalam melakukan
kesalahan mereka harus diberi teguran atau hukuman asalkan yang bersifat mendidik.
Berdasarkan data lapangan dan teori, bahwa Pembina dan guru guru Madrasah
Alkadarinniyah Pantar dalam memberikan penerapan pendidikan kaarakter dilakukan
cukup baik. Tapi karena mengingat hanya diberikan teguran saja. Seharusnya guru
bukan hanya memberikan pengertian atau wawasan kepada siswa agar merubah pola
pikir mereka dan menyadari atas apa yang mereka lakukan. Tetapi harus diiringi
dengan memberikan sanksi. Tujuannya adalah agar siswa termotivasi untuk berdisiplin
dan mematuhi peraturan yang dibuat. Agar penerapan pendidikan karakter berdampak
positif bagi siswa.
93
4. Faktor Pendorong Dan Penghambat Terbentuknya Karakter Religius Dalam
Kegiatan Ekstrakulikuler Dan Intrakulikuler Di Ma Al Kadarinniyah Pantar
Dalam penerapan pendidikan Karakter melalui mengembangkan minat dan
bakat serta membentuk disiplin dan karakter siswa yang bernafaskan riligius.
Berdasarkan hasil data lapangan dapat disimpulkan bahwa pembinaan disiplin yang
dilakukan Guru ekstrakulikuler sudah berjalan baik. Langkah-langkah yang diambil
untuk membentuk karakter siswa yaitu melalui kegiatan baca tulis Al Quraan, Seni
Kaligrafi, masi ada lain lainya. Hal ini di dorong oleh kenginan dan antusias dari siswa
serta sarana prasaran yang di sediakan oleh sekolah salah satu conto adalah sekolah
menyiapkan perpustakaan yang bertujuan agar siswa lebih giata membaca buku buku
bergenre islam serta buku perjalanan Rasullulah. Tetapi kegiatan yang di terapkan
terkadang berjalan tidak dengan baik di akbiatakan siswa tidak mengikuti kegiatan
kegiatan tersebut.
Karakter adalah faktor penting agar tercapainya proses belajar mengajar yang
dilakukan di sekolah “Karakter itu bisa dibentuk dan dibina karena Karakter merupakan
hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan, Berdasarkan pendapat di atas menunjukkan
bahwa karakter dapat dibentuk yakni melalui pendidikan, Pembinaan yang dilakukan
oleh lembaga pendidikan maupun di dalam keluarga dan masyarakat, tentunya
mendapatkan hambatan dan lain lain
Adapun karakter siswa yang mengikuti ekstrakulikuler dianggap sudah baik
yaitu karakter dalam waktu, dalam belajar dan dalam bertatakrama. Para siswa rutin
mengikuti kegiatan, datang tepat waktu, selain itu para siswa juga mempunyai
tatakrama yang baik, sopan kepada guru, mereka apabila bertemu dengan guru atau
94
teman mereka berjabat tangan, menyapa juga bersalaman, berpakaian rapih sesuai
peraturan yang ada di sekolah, membantu teman yang kesulitan, dan juga patuh serta
hormat kepada guru.
Sedangkan Pendidkaan karakter siswa dalam belajar, para siswa memiliki
motivasi belajar yang tinggi serta tekun, terbukti dengan selalu mengikuti kegiatan
yang dilaksanakan rutin, berlatih atau mengulang pelajaran serta belajar/mengulasnya
bersama teman, mengerjakan tugas yang diberikan pembina dan guru, dan bertanggung
jawab atas tugas yang diberikan/diperintahkan guru kepadanya. Tidak jarang dari
disiplin dalam belajar ini para siswa yang mengikuti ekskul mendapatkan juara atau
berprestasi dalam perlombaan baik antar sekolah atau tingkat provinsi.
Namun dalam hal disiplin waktu ada juga siswa yang terkadang datang
terlambat baik ketika masuk sekolah atau ketika kegiatan dilaksanakan hal ini yang
menjadi hambatan bagi para guru guru dalam menerapkan pendidikan karakter di
sekolah maupun di luar sekolah.
Secara keseluruhan dapat disimpulakan bahwa pendidikan karakter dalam
kegiatan intrakulikuler ekstrakulikuler dalam menumbuhkan karakter siswa melalui
langkah-langkah di atas sudah baik, sehingga para siswa memiliki sikap disiplin dalam
kesehariannya. Hal ini dikarenakan Pembina dan guru memberikan pembinaan disiplin
kepada para siswa anggota , diantaranya pembinaan melalui kegiatan baca tulis
Alkuran dan lain-lain yang dilakukan secara konsisten, secara terus menerus,
keteladanana yang ditampilkan oleh pengajar, namun dalam hal pengawasan perilaku
dimana belum terlaksananya dalam memberikan hukuman kepada siswa yang bersalah
atau kurang disiplin. Karena pembina hanya memberikan teguran saja dan ini perlu
95
ditingkatkan serta ditegaskan lagi dalam hal memberi sangsi kepada siswa yang
bersalah agar terdapat efek jera dan siswa bisa lebih disiplin.
96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di paparkan sebelumnya, maka secara
garis besar dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter religius dalam kegiatan
intrakulikkuler dan ekstrakulikuler yang di terapkan di MA Al Kadarinniayah pantar
berjalan sangat baik kegiatan Intrakilikuker yang di laksanakan adalah kegiatan di
dalam kelas dan kegiatan di perpustakaan yang mana peserta didik di wajibkan untuk
mengembang ketrampilan dalam membaca buku islami yang disediakan oleh sekolah
sedangkan kegiatan intrakulikuler yang dikembangkan melalui kegiatan bakat dan
minat yaitu kegiatan membaca Al-Quraan, Melukis Bahasa Arab(Kaligrafi) kegiatan
tersebut berjalan dengan baik serta diikuti oleh siswa dengan antusias dan mendapatkan
dorongan dari orang tua.
Kegiatan kegiatan yang di terapkankan oleh Madarsah Al Kadarinniyah Pantar
berdsarakan hasil penelitian tidak terlepas dari dampak dari segi negatif serta faktor
pendorong dan penghamabat yang dapat mengakibatkan tidak berjalannya kegiatan
yang di terapkan
Dari hasil peneltian data ditemukan bahwa dari program penerapan pendidikan
karakter dalam kegiatan intrakulikuler dan ekstra kulikuler yang dilakukan secara rutin
memiliki peran dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, yaitu disiplin dalam hal waktu
dengan tidak terlambat dalam mengikuti kegiatan yang diadakan, selalu sholat dzuhur
secara berjamaah diawal waktu. Kemudian kegiatan membaca Al Quraan dan lain-lain
dalam belajar dengan selalu mengikuti kegiatan secara rutin, bersungguh-sungguh
dalam belajar, mengerjakan tugas yang telah diberikan. Yang terakhir disiplin dalam
97
bertata karma dengan pengetahuan, nasehat, dan cerita serta suri tauladan. Selain itu
dari data ditemukan bahwa terdapat dampak serta faktor pendoronag dan penghambat
Pada penerapan penerapan pendidikan karater para guru selalu memberi nasehat, dan
teguran bagi siswa yang melanggar.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah penulis kemukakan di atas, maka
penelti memberi saran yang diharapkan dapat berguna bagi setiap pengelola sekoalh,
pendidikan dan orang tua murid pada umumnya serta para peserta didik. Adapun saran-
saran yang perlu penulisw kemukakan adalah sebagai berikut:
Kepada kepala Sekoah Madrasah Al Kadarinnayh Pantar di harap Pendidikan
karakter religius yang di kembangkan di sekolah Madrsaha AL kadarinniayh Pantar ini
merupakan kegiatan yang yang bertujuan untuk mengajarkan siswa berahlak baik serra
menerapkan nilai- nilai keislamanya. Oleh karenya itu pihak sekolah yaitu kepala
sekolah dalam memperhatikan fasilitas yang menjadi penunjang pendidikan agar
pendidiokan yang di terapkan di Madrasah Al kadarin niayh Pantar berjalan dengan
baik.
Kepada Guru-guru matapeelajaran diharapkan agar dapat terus meningkatkan
dan menegakan serta memaksimalkan pelaksanaan pembinaan dan menerapkan
karakter yang dapat mengarah kepada siswa secara terus-menerus, menampilkan
keteladanan yang baik , dan menjalankan pengawasan perilaku berupa penguatan
seperti halnya sanksi yang diberikan kepada siswa yang bersalah, dan selalu termotivasi
untuk mengembangkan tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik dalam usaha
membina dan menumbuhkan disiplin siswa. Serta menjalin kerjasama dan hubungan
98
yang akrab dan baik kepada para siswa agar dalam pelaksanaan kegiatan atau proses
belajar siswa tidak merasa bosan dan takut.
Kepada Pembina Ektrakulikuler di harapkan lebih giat lagi dalam melihat bakat
dan minat siswa. Karena pada deasarnya siswa memiliki bakat dan minat masing-
masing yang kemudian di kembangkan oleh sekolah. Hal ini sangat di harapkan oleh
Pembina dalam melakukan pembinaan terhadap peserta didik.
Kepada seluruh siswa yang mengikuti kegiatan intrakulikuler dan
ekstrakurikuler agar dapat terus menumbuhkan dan menegakan serta meningkatkan
kedisiplinan diri, senantiasa menaati guru dan peraturan yang akhirnya diharapkan akan
berpengaruh terhadap peningkatan belajar, kehidupan sehari-hari, bahkan tertanam
hingga di masa depan. Kemudian hendaknya, pihak terkait yaitu para Pembina, guru
bisa dijadikan teladan bagi siswa untuk meningkatkan karakter yang baik dan dapat
menjalin kerjasama yang baik dalam memajukan kegiatan pembelajaran baik dalam
kegiatan intrakulikuler maupun ekstrakulikuler, Hendaknya orang tua mendukung
secara penuh keaktifan dalam kegiatan yang di terapkan oleh sekolah dan dalam hal itu
sekolah memiliki kewajiban untuk memberikan sosialisasi serta penjelasan mengenai
pentingnya kegiatan intrakulikuler dan ekstrakurikuler bagi siswa. Selain itu
hendaknya, baik pemerintah pusat dan daerah mendukung secara penuh melalui
pendanaan untuk menunjang sarana prasarana kegiatan di sekolah.
99
DAFTAR PUSTAKA
Annis Titi Utami. 2014. “Pelaksanaan Nilai Religius dalam Pendidikan Karakter di
SD Negeri 1 Kutowinangun Kebumen”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Vol
III No 8. (http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artik el/8785/99/891 diunduh
23 April 2020)
Abdul Malik Kusuma Negara.(2016). Pembinaan Karakter Keislaman Siswa melalui
kegiatan intrakurikuler PAI di MA Muhammadiyah Baturetno,
Ary H. Gunawan(2000:121),Ekstrakulrikuler Keagamaan Dalam Kurikulum
2013,dalam https://www.scribd.com/doc/Ekstra-Kurikuler Keagamaan dalam
Kurikulum 2013 docx, diakses: 28 januari 2015.
Baharuddin. Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR
RUZZ Media Group
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum 1984 Petunjuk
Pelaksanaan dan Pengelolaan Kurikulum 1984 Sekolah Menengah Umum
Tingkat Atas (SMA) jakarta.
Departemen Agama rI, Direktorat jenderal Kelembagaan Agama Islam (2005):
Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam, jakarta
Fathurrohman, Pupuh dkk. 2013. Pengembangna Pendidikan Karakter. Bandung :
Refika Aditama.
Imam Al-Ghazali, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2009), hlm. 279-280
Journal of History Education, Volume XII, No.2 oleh Agung (2011) yang berjudul
“Character Education Integration in Social Studies Learning”.
Kemendiknas. 2011.Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional.
Muslich,Masnur. 2013.”Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional”. Jakarta: PT Bumi Aksara
Narwati, Sri. 2011. Pendidikan Karakter: Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk
Karakter dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia.
Nor Nas Kurnia Nanisanti.2014. “Pengembangan Karakter Religius Siswa Melalui
Kegiatan Ektrakulikuler Muhadhoroh di MTs Pondok Modern Darul Hikmah”
100
Suyadi.2013.Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Syamsul Kurniawan. 2016. Pendidikan Karakter.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik.
Konsep,Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi
Pustaka
Wiyani, Novan Ardy.Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter. Bandung:
ALPHABET.
https://Madrasah Al Kadarinniyah Pantar
muhammadiyah11sby.wordpress.com/Intrakulikuler /baca tartil al quran btq
diakses pada minggu 29 maret 2020 jam 14.00
Zubaedi.2011.Desain Pendidikan Karakter:Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan.Jakarta:Kencana
Wawncara
Akbar salim wawncara dengan penulis. Konsep pendidiakn karakter Madrasah Al
Kadarinniyah Pantar tanggal 23 september 2020
Samina Lewa wawancara dengan penulis konsep pendidikan karakter religius
Madrasah Al Kadarinniyah Pantar tanggal 23 september 2020
Siti W Tangi wawacara dengan penulis penerapan kegiatan pemebelajaran Madrasah
Al Kadarinniyah Pantar tanggal 24 september 2020
Muhajir U Pao wawancara dengan penulis penerapan kegiatan pembelajaran Madrasah
Al Kadarinniyah Pantar tanggal 25 september 2020
Ismail Bambali wwncara dengan penulis penerapan serta faktor dan dampak
penerapan kegiatan Ekstrakulikuler Madrasah Al Kadarinniyah Pantar tanggal
28 september 2020
Rahmad Hasan wawancara dengan penulis penerapan kegiatan intrakulikuler dan
ekstrakulikuler Madrasah Al Kadarinniyah Pantar tanggal 29 september 2020
Dokumentasi sekolah Madrasah Al Kadarinniyah Pantar tanggal 29 september 2020
101
L A M P I R A N
102
Lampiran 1
LEMBAR OBSERVASI
JUDUL “PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN
INTRAKULIKULER DAN EKSTRA KULIKULER DI
MADRASAH AL KADARINNIYAH PANTAR
Hari/Tanggal Pengamatan : September 2020
Waktu pengamatan : 09 : 00 WITA
Lokasi pengamatan : Madrasah Al Kadarinniyah Pantar
A. Aspek yang di amati.
No Hasil Pengamatan Kategori
Ya Tidak
1 Sejarah singkat berdirinya Madrasah
2 Kondisi saran dan prasaran Madrasah
3 Kondisi Guru dan Siswa
4 Langkah-langkah pelaksanaan program intrakilkuler
5 Langkah langkah pelaksanaan program ekstrakulikuler
103
Lampiran 2
DAFTAR INFORMAN
No INFORMAN JABATAN UMUR
1 Akbar Salim S.Pd Kepala Sekolah 57 Tahun
2 Samina Lewa S.Pd Wakasek 54 Tahun
3 Muhajir U Pao S.Pd Guru Mapel 27 Tahun
4 Ismail Bambali S.Pd Guru Mapel 29 Tahun
6 Siti Wahyuni Tangi S.Pd Guru Mapel 27 Tahun
7 Ahmad Saleh Siswa 14 Tahun
8 Muhammad Lamludin Siswa 15 Tahun
104
Lampiran 3
PEDOMAN .WAWANCARA
PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN
INTRAKULIKULER DAN EKSTRAKULIKULER DI
MADRASAH AL KADARINNIYAH PANTAR.
A. Idetitas Informan
Informan Indikator Pertanyaan
Kepala sekolah
Konsep pendidikan
Karakter Religius dalam
kegiatan intrakulikuler dan
ekstrakulikuler.
1. Menurut bapak apa saja konsep
pendidikan karater religius yang di
terapkan di madrasah Al Kadarinniyah
Pantar. ?
2. Menurut bapak apakah sarana prasaran
telah memadai di madrasah Al
kadarinniyah Pantar.?
3. Menurut bapak kegiatan kegiatan apa
saja yang di terapkan di madrasah Al
Kadarinniayh Pantar
4. Bagaimana penerapan kegiatan intra
kulikuler dan ektrakulikuler di
Madrasah Al Kadarinniyah Pantar.?
5. Apa faktor pendukung kegiatan
intrakulikuler dan ekstrakulikuler di
Madrasah Al kdarinniyah Pantar.?
6. Apa faktor penghambat kegiatan
105
intrakulikuler dan ekstrakulikuler di
madrasah al kadarinniyah pantar
Wakasek Konsep Pendidikan
Karakter Religius dalam
kegiatan intrakulikuler dan
ekstrakulikuler
1. Menurut bapak apa saja konsep
pendidikan karater religius yang di
terapkan di madrasah Al Kadarinniyah
Pantar. ?
2. Menurut bapak kegiatan kegiatan apa
saja yang di terapkan di madrasah Al
Kadarinniayh Pantar
3. Bagaimana penerapan kegiatan intra
kulikuler dan ektrakulikuler di
Madrasah Al Kadarinniyah Pantar.?
4. Bagaiman implementasi kegiatan
intrakulikuler dan ekstrakulikuler di
madrasahj al kadarinniyah pantar.?
Guru Kegiatan Pembelajaran 1. Bagaiman langkah-langkah kegiatan
intrakulikuler dan ekstrakulikuler.?
2. Bagaiman implementasi kegiatan
intrakulikuler dan ekstrakulikuler.?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat
kegiatan intrakulikuler dan
ekstrakulikuler .?
Peserta didik Kegiatan pembelajaran 1. Bagaiman dengan penerapan kegiatan
106
ekstrakulikuler yang anda ikut.?
2. Kegiatan ekstrakulikuler apa saja yang
anda ikut
3. Apakah pihak sekolah menyediakan
sarana prasarana di madrasah al
kadarinniyah pantar
4. Apa kah anda mengikuti setiap kegiatan
di sekolah.?
5. Apakah anda memperhatikan kegiatan
yang berlangsung saat pembelajaran.?
107
Lampiran 4
DOKUMENTASI
Dokumentasi wawancara bersama kepala sekolah
Foto wawancara dengan guru mata pelajaran
108
Foto Bersama Guru Madrasah Al Kadarinniyah Pantar
109
Foto kegiatan belajar mengajar di dalam kelas bersama peserta didik MAS Pantar
Foto kegiatan bersama guru guru MAS Pantar
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Panji Kari : Nama penulis Panjit Kari, dilahirkan di desa Pandai
Kecamatan Pantar Kabir Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tanggal 25 Oktober 1993. Merupakan anak ketiga dari 4
bersaudara pasangan suami istri Bapak Ismail Kari (Alm) Dan Ibu Halipa Kari
Pendidikan dasar penulis tempuh adalah di Madrasaha Ibtidayah Swasta (Mis)
Nurdin Pandai selesai pada tahun 2007, kemudian melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 1 Rote Timur, selesai pada tahun 2010, kemudian melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Rote Timur selesai pada tahun 2013. Kemudian
melanjutkan pendidikan S1 di Universita Muhammadiyah Makassar pada Jurusan
Pendidikan Sosioligi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar hingga saat ini.