PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS …lib.unnes.ac.id/2940/1/5206.pdfJurusan...

86
TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SD PUTRA KELAS V DABIN WINDUAJI KECAMATAN PANINGGARAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Setara 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan OLEH AGUS WIDIATMOKO 6101907061 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2009

Transcript of PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS …lib.unnes.ac.id/2940/1/5206.pdfJurusan...

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SD PUTRA KELAS V

DABIN WINDUAJI KECAMATAN PANINGGARAN

KABUPATEN PEKALONGAN

TAHUN 2008/2009

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Setara 1

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

AGUS WIDIATMOKO

6101907061

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2009

ii

“SARI”

Agus Widiatmoko, 2009. Tingkat kesegaran jasmani Siswa SD Negeri Putra

Kelas V Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan

2009. Skripsi. Jurusan pendidikan Jasmani kesehatan dan rekreasi,

Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang Tahun 2009

Pembimbing I Rumini SPd, MPd, Pembimbing II Drs. Zaeni, MPd.

Kata kunci: Kesegaran Jasmani.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana

Tingkat kesegaran jasmani siswa SDN putra Kelas V Dabin Winduaji Kecamatan

Paninggaran Kabupaten Pekalongan Tahun 2009. Sedangkan Penelitian ini

bertujuan ingin mengetahui Tingkat kesegaran jasmani siswa SDN Putra Kelas V

Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan.

Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan

tugas, pekerjaan sehari-hari tanpa kelelahan yang berarti.dan tubuh masih

memiliki cadangan tenaga, baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak

maupun untuk menikmati waktu senggangnya dengan rekreasi yang aktif.

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa SD Putra Kelas V Dabin

Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan sejumlah 60 siswa dengan rincian

sebagai berikut : 15 siswa dari SDN Krandegan, 10 siswa dari SDN 01 winduaji,

14 siswa dari SDN 02 winduaji, 12 siswa dari SDN 01 werdi, 9 siswa dari SDN

02 werdi. Sampel diambil semua dengan menggunakan Tehnik Total Sampling,

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode survei dalam menganalisis data

menggunakan analisis deskriptif persentase.

Berdasarkan analisis persentase, tingkat kesegaran jasmani pada Siswa

SDN Putra Kelas V Dabin Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan untuk

kategori sedang menunjukkan jumlah persentase paling besar yaitu 55 % kategori

sedang, 33,33 % kategori kurang, 8,33 % kategori baik sedangkan 1,67 %

kategori baik sekali dan 1,67 % kategori kurang sekali.

iii

Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran ataupun masukan bagi

pemerintah, guru dan semua yang berkecimpung dalam dunia pendidikan agar

memperhatikan tingkat kesegaran jasmani anak-anak usia sekolah dasar dan

diharapkan dapat menunjang kemampuan belajar sekaligus prestasi belajar siswa.

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan pada panitia Ujian Skripsi

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

RUMINI, S.Pd, M.Pd. Drs. ZAENI, M.Pd.

NIP :132 137 920 NIP: 131 413 271

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Universitas Negeri Semarang

Drs. HERMAWAN PAMOT R.MPd.

NIP. 131 961 216

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO:

Satu jam yang tekun dan intensif, jauh lebiuh baik dan menguntungkan daripada

bertahun – tahun bermimpi dan merenung – renung. (Henry W. Beecher)

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

orang tua, Bapak Darwidjan dan Ibu

Etin Sularyi Alm. Istriku Yenti,

anakku Ibnu dan Aurani serta rekan-

rekan seperjuangan beserta

Almamater FIK UNNES Semarang.

vi

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, peneliti panjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan pembuatan skripsi ini dengan Judul Tingkat Kesegaran Jasmani

Pada Siswa SDN Putra Kelas V Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran,

Kabupaten Pekalongan Tahun 2008/2009 dengan baik.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, peneliti ingin menyampaikan

rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya pada beliau dan semua

pihak yang telah membantu dengan tulus hati dalam penyusunan skripsi ini.

Rasa hormat dan ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

untuk menjadikan sarjana

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan izin penelitian.

3. Ketua Jurusan PJKR Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan motivasi sehingga bisa terselesaikannya

skripsi ini.

4. Ibu Rumini, S.Pd, M.Pd, dan Bapak Drs. Zaeni, M.Pd, selaku Dosen

pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran, dan bantuan

sehingga dapat terselesainya skripsi ini.

5. Bapak, Ibu Dosen FIK Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

ilmu kepada peneliti selama peneliti sebagai mahasiswa.

6. Bapak dan ibu staf tata usaha dan administrasi yang selalu membantu

terselesaikannya skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Kepala Sekolah Se Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran

Kabupaten Pekalongan yang bersedia memberikan tempat kepada peneliti

untuk melaksanakan penelitian.

8. Bapak dan Ibu Guru olahraga Se Dabin Winduaji yang ikut membantu dalam

pelaksanaan pengambilan data.

vii

9. Rekan-rekan mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

bantuan baik moril maupun materil.

Semoga Allah SWT akan selaku memberikan pahala atas semua kebaikan

yang telah bapak, ibudan rekan-rekan berikan. Peneliti berharap kritik dan saran

yang konstruktif akan membantu tersempurnanya skripsi ini. Semoga hasil dari

penelitian ini dapat bermanfaat bagi kemajuan bersama.

Semarang, juni 2009

Peneliti,

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i

SARI ................................................................................................................. ii

PENGESAHAN ............................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Permasalahan .............................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

1.4 Penegasan Istilah ......................................................................... 6

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ......................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori ........................................................................... 9

2.2 Hipotesis ..................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ......................................................... 28

3.2 Variabel Penelitian ...................................................................... 29

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 29

3.4 Instrumen Penelitian .................................................................... 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 31

3.6 Prosedur Penelitian ..................................................................... 32

3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ............................ 33

3.8 Analisis Data ................................................................................ 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ix

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 36

4.2 Hasil Analisis Data ....................................................................... 40

4.3 Pembahasan ................................................................................. 44

4.3.1 Faktor Latihan dan Olahraga ........................................... 44

4.3.2 Faktor Istirahat ................................................................ 44

4.3.3 Faktor Kebiasaan Hidup Sehat ........................................ 45

4.3.4 Faktor Lingkungan .......................................................... 45

4.3.5 Faktor Makanan dan Gizi ................................................ 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan ................................................................................................... 46

Saran-saran ................................................................................................. 46

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47

LAMPIRAN – LAMPIRAN ........................................................................... 49

x

DAFTAR TABEL Halaman

1. Sampel Siswa SD Putra Kelas V Dabin Winduaji .................................... 30

2. Tenaga Pembantu Penelitian ..................................................................... 32

3. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Usia 10 – 12 Tahun Putera ...... 33

4. Norma Kesegaran Jasmani Indonesia ....................................................... 33

5. Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa SD Putra Kelas V

Dabin Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan Jenis Tes Lari

40 meter..................................................................................................... 37

6. Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa SD Putra Kelas V

Dabin Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan Jenis Tes

Gantung siku tekuk ................................................................................... 37

7. Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa SD Putra Kelas V

Dabin Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan Jenis Tes

Baring Duduk ............................................................................................ 38

8. Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa SD Putra Kelas V

Dabin Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan Jenis Tes

Loncat Tegak............................................................................................. 38

9. Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa SD Putra Kelas V

Dabin Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan Jenis Tes Lari

600 meter.................................................................................................. 39

10. Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa SD Putra Kelas V

Dabin Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan ............................... 39

11. Analisis Deskriptif Presentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa SD

Putra Kelas V Dabin Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan ........ 43

xi

DAFTAR GAMBAR

1. Grafik Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa SD Putera

Kelas V Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten

Pekalongan ................................................................................................ 40

2. Grafik Analisis Deskriptif Presentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa

SD Putera Kelas V Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran

Kabupaten Pekalongan .............................................................................. 43

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Peserta Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa SD Putra

Kelas V Dabin Winduaji ............................................................................ 49

2. Daftar Peserta Tes Kesegaran Jasmani Siswa SD Putra Kelas V

Dabin Winduaji .......................................................................................... 52

3. Daftar Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa SD Putra Kelas V

Dabin Winduaji .......................................................................................... 55

4. Lari 40 Meter ............................................................................................. 58

5. Gantung Siku Tekuk .................................................................................. 61

6. Baring Duduk ............................................................................................. 63

7. Loncat Tegak .............................................................................................. 65

8. Lari 600 Meter .......................................................................................... 67

9. Surat Ijin Penelitian dari Dekan ................................................................. 68

10. Surat Rekomendasi dari Bapeda Kabupaten Pekalongan ......................... 69

11. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari Kepala Sekolah

Dasar .......................................................................................................... 70

12. Surat Keterangan Penguji Stop Watch dan Meteran .................................. 75

13. Dokementasi ............................................................................................... 76

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam masa pembangunan ini, semua warga Indonesia dituntut aktif

berperan serta dalam pembangunan nasional. Pembangunan nasional pada

hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan

masyarakat indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan

pedomannya sebagaimana tertuang dalam Tap No. 11/MPR/1993 tentang GBHN

yang menjelaskan bahwa “Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan

bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang ditunjukan pada

peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat, pemupukan watak,

disiplin dan sportifitas serta pengembangan prestasi yang dapat membangkitkan

rasa kebanggaan Nasional”.

Dalam hal ini perhatian pemerintah Indonesia terhadap bidang olahraga

sangat besar karena olahraga dipandang mempunyai peranan yang penting dalam

pembangunan yaitu untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Dewasa ini

olahraga sudah merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Dalam berolahraga tiap-tiap individu mempunyai tujuan yang

berbeda-beda, diantaranya ada yang bertujuan untuk berprestasi, kesegaran

jasmani maupun untuk rekreasi.

Titik berat dari upaya tersebut telah dilakukan dengan mengembangkan

suatu pola kerja yang menitikberatkan pada upaya menghasilkan sumber daya

2

insani berkualitas yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, melalui surat

keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 075/U/193 tentang Pola

Umum Pembinaan dan Pengembangan Kesegaran Jasmani yang pada dasarnya

memberi arahan bahwa sasaran yang akan dicapai meliputi peserta didik (siswa,

mahasiswa, warga negara) tenaga pendidikan penyelenggaraan / pengelolaan

kegiatan jasmani maupun masyarakat umum.

Pembinaan dan pengembangan kesegaran jasmani merupakan bagian dari

upaya mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya serta upaya

peningkatan kualitas manusia Indonesia yang ditujukan pada peningkatan

kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat. Oleh karena itu, pembinaan dan

pengembangan kesegaran jasmani harus dilakukan secara lebih efektif dan efisien.

Sejak Repelita IV sampai dengan Repelita VII, berbagai upaya pemerintah telah

dilakukan untuk meningkatkan mutu (kualitas) manusia Indonesia yang meliputi

fisik dan nonfisik. Peningkatan kualitas itu dihubungkan dengan upaya

menjadikan penduduk sebagai modal pembangunan (Depdikbud 1998:1).

Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk menunjang tercapainya tujuan

pendidikan nasional antara lain dengan peningkatan kesegaran jasmani bagi

pelaksana pendidikan.

Manusia sebagai individu merupakan gabungan dua unsur yang terdiri

dari jasmani dan rohani dimana dari kedua unsur tersebut satu sama lain tidak

dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Oleh sebab itu maka

kedua unsur tersebut harus dibina, disempurnakan dan dipelihara dengan baik agar

terwujud individu yang utuh. Berdasarkan kesatuan kedua unsur tersebut, dalam

3

usaha menunjang tercapainya pendidikan nasional tidak hanya ditentukan oleh

kemampuan intelektual saja namun ditentukan oleh kemampuan jasmani yang

memadai bagi siswa atau anak-anak pelajar baik dari tingkat dasar sampai

ketingkat menengah.

Dengan Tingkat Kesegaran Jasmani yang baik mereka akan dapat

melakukan ektifitas pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

dengan baik dan juga diharapkan dapat mengikuti pelajaran-pelajaran yang lain.

Dan diharapkan siswa-siswi dengan tingkat kesegaran jasmani yang baik dan akan

menunjang dalam kegiatan olahraga khususnya pada pelaksanaan olahraga yang

melibatkan otot-otot besar.

Di Indonesia pembinaan kesegaran jasmani pelajar sudah tercantum

dalam kurikulum sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan tugasnya menjelaskan bahwa seirama

dengan derap pembangunan bangsa dan negara, masyarakat sekolah haruslah

dikondisikan secara sosial kultural, seperti misalnya dapat memberikan nilai yang

tinggi dan rasional terhadap arti kesegaran jasmani. Hal tersebut mengandung

pengertian bahwa dalam hubungan antara pembangunan bangsa dan negara,

sekolah dan kesegaran jasmani, maka yang menjadi obyek dan subyeknya adalah

anak-anak sekolah dan lingkungannya. Masyarakat sekolah diharapkan

melakukan usaha-usaha pembinaan kesegaran jasamani agar dapat mempengaruhi

lingkungan sehingga berkembang luas dikalangan masyarakat umum.

Menyadari bahwa berbagai gangguan kesehatan timbul akibat tidak

diterapkannya pola hidup sehat serta diperburuk oleh kebiasaan-kebiasaan yang

4

dapat merusak kesehatan, maka Badan Kesehatan Dunia dan WHO telah

mendeklarasikan pentingnya “Active Living”bagi setiap orang, dimana latihan

fisik merupakan bagian penting dari kehidupan kita dan saat ini telah menjadi

bagian dalam program dunia.

Penerapan pola hidup sehat ini dimulai dengan adanya pembiasaan hidup

sehat yang dapat dicapai melalui proses pendidikan dan pembudayaan. Sehingga

peningkatan kualitas fisik yang meliputi perbaikan status gizi, peningkatan status

kesehatan dan kesegaran jasmani juga harus dilakukan melalui proses pendidikan

dan pembudayaan. Ini semua ditempuh melalui pembinaan kesegaran jasmani,

pendidikan jasmani, serta pengembangannya yang ditujukan kepada seluruh

masyarakat.

Dengan memperhatikan dan menganalisis hal-hal tersebut diatas maka

penulis mengadakan penelitian dengan judul “Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa

SD Putera Kelas V, Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten

Pekalongan Tahun Pelajaran 2009”.

Hal menjadi pertimbangan dalam pemilihan judul penelitian tersebut di

atas adalah untuk memudahkan penelitian dimana adanya rentang usia antara 10 –

12 tahun dan jenis kelamin sama secara fisiologis tidak menunjukkanperbedaan

yang signifikan. Tes kesegaran jasmani anak umur 10 – 12 tahun ini lebih baik

dan tepat jika dipergunakan oleh sekolah atau lembaga pendidikan sejenisnya

karena usia 10 – 12 tahun ini masih termasuk dalam kategori usia wajib belajar

sehingga hampir seluruhnya menjadi siswa sekolah. Selain itu kesegaran jasmani

merupakan salah satu tujuan dari pelaksanaan pendidikan di sekolah, yang dicapai

5

melalui pelaksanaan bidang studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Depdiknas

2003 : 2).

Alasan penulis menulis judul tersebut adalah :

1. Kesegaran jasmani merupakan salah satu faktor penunjang kesehatan dan

memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan siswa untuk

menyerap pelajaran lainnya.

2. Kesegaran jasmani merupakan salah satu sarana penting yang dibutuhkan

oleh setiap manusia untuk menjaga dan meningkatkan efisien dan

efektifitas kehidupan sehari-hari demikian pula pada pelajar merupakan

faktor yang sangat penting dan berpengaruh pada kemampuan belajar

siswa.

3. Usia siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah antara 10

sampai 12 tahun atau secara umum saat ini duduk di kelas V.

Pengambilan sampel pada siswa kelas V ini diharapkan dapat dijadikan

acuan dalam penerapan kurikulum Pendidikan Jasmani yang akan

menunjang dalam peningkatan kesegaran jasmani siswa di kelas

berikutnya (kelas VI) utamanya dalam mempersiapkan siswa kelas VI

untuk mengikuti UASBN.

4. Sampai saat ini belum ditemukan adanya penelitian sejenis yang

melakukan penelitian tentang tingkat kesegaran jasmani di “Dabin

Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran

2009”.

6

1.2 Permasalahan

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana tingkat

kesegaran jasmani siswa Sekolah Dasar Negeri Putera kelas V yang berada di

Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran

2008/2009.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk

Mengetahui Status Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa SD Putera Kelas V dabin

Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2009.

1.4 Penegasan Istilah/Batasan Operasional

1.4.1 Survei

Survei adalah teknik visit dengan memberi batas yang jelas atas data

penyelidikan ( KBBI 2001:1110 ).

Van Dalen mengatakan bahwa survei merupakan bagian dari studi

deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan (status) fenomena (gejala) dan

menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang

sudah ditentukan.

Suharsimi Arikunto (1998 : 93). Studi survei adalah salah satu

pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan untuk mengumpulkan data

yang luas dan banyak.

7

Dalam penelitian ini survey diartikan sebagai alat atau metode dalam

memperoleh data teknik tes.

1.4.2 Tingkat Kesegaran Jasmani

Pengertian kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk

melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa kelelahan yang berarti untuk dapat

mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan

latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan

yang benar. (Depdiknas 2002 : 1). Seseorang yang hidup sehari-hari lebih aktif

akan memiliki tingkat kesegaran jasmani yang lebih baik bila dibandingkan

dengan mereka yang hidup sehari-harinya kurang aktif. Jika tingkat kesegaran

jasmani yang dimaksud adalah taraf atau derajat yang menggambarkan

kesanggupan seseorang yang melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan

kelelahan yang berarti atau berlebihan dan masih mempunyai cadangan tenaga

untuk menikmati waktu sengangnya dengan baik dan tenaganya dapat pulih

kembali atau pulih asal dengan segera.

Seseorang dinyatakan fit bila ia bebas dari ganguan atau kelemahan

membatasi geraknya dan yang memiliki ketahanan dan ketangkasan dalam tugas

hariannya, dan yang masih memiliki cadangan tenaga yang bukan hanya dapat

digunakan untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak, tetapi juga dapat

digunakan untuk menikmati waktu senggangnya.

Marchouse dan Miller mengatakan bahwa seseorang dinyatakan fit untuk

sesuatu tugas adan aktifitas bila ia mampu mengatasi tugas tersebut cukup efisien

dan tanpa kelelahan berlebihan, dan dapat pulih asal dengan segera.

8

Dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk

mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien, tanpa kelelahan

yang berarti dan tubuh masih memiliki tenaga cadangan baik untuk mengatasi

keadaan darurat yang mendadak serta mampu untuk menikmati waktu senggang

dengan rekreasi yang aktif.

1.4.3 Siswa

Siswa atau murid terutama pada tingkat Sekolah Dasar dan Menengah

Pelajar (Tim Penyusun Kamus KBBI : 2001/1077). Yang dimaksud siswa dalam

penelitian ini adalah pelajar atau siswa putera kelas V, Dabin Winduaji

Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2009.

1.4.4 Sekolah Dasar Negeri

Yang dimaksud Sekolah Dasar Negeri disini adalah semua sekolah dasar

negeri yang berada di dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten

Pekalongan yang dibina oleh pengawas TK/SD.

1.4.5 Dabin

Dabin atau Daerah Binaan yang dimaksud disini adalah daerah binaan

pengawas TK/ SD di Kecamatan Paninggaran di wilayah Winduaji dan sekitarnya.

Di Kecamatan Paninggaran terbagi menjadi 3 Dabin yaitu Dabin Tanggeran oleh

Bapak Taufik, S.Pd., Dabin Winduaji oleh Bapak Subagyo S.Pd., Dabin Tenogo

oleh Bapak Wahyudi S.Pd. Adapun Dabin Winduaji terdiri dari SDN Krandegan,

SDN 01 Winduaji, SDN 02 Winduaji, SDN 01 Werdi, SDN 02 Werdi.

9

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian

Setiap hasil penelitian diharapkan berguna bagi perkembangan ilmu dan

teknologi, khususnya pada disiplin ilmu yang dijadikan obyek penelitian. Hasil

penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan gambaran mengenai tingkat

kesegaran jasmani siswa SD putera kelas V Dabin Winduaji Kecamatan

Paninggaran Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2009, sehingga dapat

dijadikan pertimbangan bagi pembinaan dan latihan selanjutnya.

10

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Kesegaran Jasmani

Kesegaran Jasmani merupakan hal yang sudah populer dikalangan

masyarakat saat ini. Untuk mempertegas agar pengertiannya lebih sesuai dengan

apa yang dimaksud dengan hal tersebut, maka penulis mencantumkan pendapat

dari para ahli atau pakar kesehatan jasmani.

Sutarman (1975:227) mengemukakan bahwa kesegaran jasmani adalah

suatu aspek yaitu aspek fisik dari kesegaran yang menyeluruh (total fitness) yang

memberikan kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang

produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap-tiap pembebanan (stess) fisik

yang layak.

Pembebanan fisik pada seseorang adalah sangat individual dan

tergantung tugasnya, maka kesegraan jasmani yang dimilikinya harus sesuai

dalam pembebanan dalam penghidupannya. Semakin berat tugas fisik yang harus

dilakukannya, makin tinggi pula kesegaran jasmani yang harus dimilikinya.

Soemohardojo dan Giriwidjojo (1977:227) mengemukakan bahwa kesegaran

jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyelesaikan fungsi alat-alat tubuh

dalam batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan atau kerja fisik secara efisien

tanpa lelah berlebihan. Oleh karena itu tubuh masih dapat melakukan kegiatan-

11

kegiatan lain yang bersifat rekreatif dan telah mengalami pemulihan yang

sempurna sebelum datangnya tugas yang sama esok hari.

Dengan pengertian di atas dapatlah dimengerti bahwa pada dasarnya

kesegaran jasmani merupakan derajat yang sesuai dengan tugas tuntutan jasmani

seseorang. Sebagai konsekwensi pengertian di atas maka perhatian olahraga

kesehatan dapat dianggap sama dengan olahraga kesegaran jasmani.

Parameter kesegaran jasmani yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk derajat

kesegaran jasmani adalah kompleks dikarenakan kesegaran jasmani mengandung

berbagai unsur.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah

keadaan jasmani yang sehat yang mempunyai cukup kemampuan serta kekuatan

untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang

berarti, sehingga masih memiliki sisa tenaga untuk mengisi waktu luangnya dan

tugas-tugas yang mendadak lainnya.

2.1.2. Unsur-Unsur Kesegaran Jasmani

Larson dan Yocom sebagaimana dikutip oleh Moch. Moeslim ( 1995:10)

menyebutkan bahwa unsur-unsur penting kesegaran jasmani diantaranya adalah:

2.1.2.1 Kekebalan Terhadap Penyakit

Hal ini berkaitan dengan aspek medik, dan merupakan faktor penting

untuk kesegaran jasmani berarti kebal terhadap semua penyakit keturunan maupun

terjangkitnya penyakit. Kekebalan terhadap penyakit terutama terutama

ditentukan oleh faktor keturunan, disamping karena pengaruh makanan, istirahat,

12

kebesihan, aktifitas fisik, rekreasi, pakaian,. Pemeriksaan medik penting sekali

bagi setiap atlit;

lebih-lebih atlit yang mengikuti pertandingan atau kompetisi.

Pemeriksaan medik bagi olahragawan yang sekedar untuk rekreasi tidak

selengkap dibanding elit atlit yang harus berlatih lebih berat. Sebenarnya seorang

pelatih mewajibkan setiap atlitnya melakukan pemeriksaan medik lebih dahulu,

untuk memberi keterangan boleh tidaknya seseorang mengikuti kegiatan olahraga

(Moch. Moeslim, 1995:13).

2.1.2.2 Kekuatan dan Daya Tahan Otot

Kekuatan merupakan unsur utama yang menentukan dalam menentukan

dalam penampilan gerak, demikian pula daya tahan otot. Dalam melaksanakan

tugas sehari-hari kita memerlukan kekuatan dan daya otot pada tahap yang

memadai.

Kekuatan dan daya tahan otot diartikan kemampuan seseorang

menggunakan sekelompok otot-otot sesuai dengan beban atau tugas yang

diberikan. Seseorang yang memiliki kekuatan dan daya tahan tinggi akan dengan

mudah melakukan setiap pekerjaan yang berkaitan dengan hal tersebut. Beberapa

istilah tentang kekuatan:

1) Kekuatan statik, ialah daya maksimal yang dilakukan dikerahkan oleh

seseorang secara efektif terhadap suatu obyek dengan posisi menetap.

Obyeknya tidak bergerak, misalnya tembok. Kekuatan statik disebut juga

kontraksi statik atau kontraksi isomarik.

13

2) Kekuatan dinamik, ialah beban maksimal yang dapat dipindahkan seketika

melalui ruang gerak tertentu dengan posisi badan tertentu. Kekuatan

dinamik disebut juga kontraksi isotonik atau kontraksi dinamik.

3) Daya tahan otot statik, ialah lamanya waktu yang dapat dipertahankan otot

untuk berkontraksi.

4) Daya tahan dinamik, ialah suatu kegiatan yang besinambungan, dapat

berupa gerakan untuk mengatasi suatu beban yang berat melalui ruang

gerak tertentu sekurang-kurangnya dua kali ulangan atau gerakan

mengatasi beban yang ringan dengan beberapa kali ulangan (Moch.

Moeslim, 1995:13).

2.1.2.3 Daya tahan kardiovaskuler respiratori

Daya tahan kardiovaskuler respiratori adalah kemampuan kontraksi

sekelompok otot yang bekerja dalam waktu dan intensitas cukup lama dengan

memenuhi fungsi peredaran dan pernapasan. Efisiensi sistem kardiovaskuler

respiratori ini penting karena:

1) Otot tidak dapat terus menerus kontraksi, kecuali terpenuhinya bahan-

bahan bakar dan oksigen.

2) Bahan-bahan bakar dan oksigen di bawa ke sel-sel otot melalui sistem

peredaran dan pernafasan.

Sebagai contoh pelari jarak jauh mempunyai sistem peredaran empat

lima kali per menit lebih banyak darah dibanding dengan orang-orang yang

melakukan latihan sedang.

14

Daya tahan kardiovaskuler respiratori ini dapat dicapai bila :

1) Menit volume besar, menyebabkan lebih banyak bahan bakar atau O2

dibawa ke sel-sel otot dan pembuangan sisa-sisa lebih cepat.

2) Denyut nadi lambat, ini menyebabkan bertambah lamanya vertrikulus

relaksasi dan terisi.

3) Tekanan darah rendah, ini mengurangi waktu bila tekanan darah mencapai

batas fisiologi.

4) Ruang paru-paru besar, ini menyebabkan lebih banyak assimilasi O2 dalam

darah.

5) Banyaknya jumlah sel-sel darah merah dan hemoglobin yang menambah

jumlah O2 kejaringan-jaringan.

6) Besarnya penyesuaian kapasitas darah dan otot, ini dapat memperlambat

timbulnya kelelahan (Moch. Moeslim, 1995:14).

2.1.2.4 Kecepatan

Hal ini diartikan kemampuan seseorang melakukan gerakan-gerakan

sejenis secara berhasil dalam waktu tersingkat. Kecepatan merupakan sejumlah

gerakan per unit waktu. Umpama dalam lari cepat, ini adalah suksesnya gerakan-

gerakan kaki dan lengan per unit waktu. Dalam semua prestasi fisik unsur-unsur

daya kecepatan satu sama lain berhubungan erat (Moch. Moeslim, 1995:14).

2.1.2.5 Power dan Kekuatan Eksplosif

Hal ini diartikan kemampuan daya maksimal dalam waktu tercepat.

Power ini terdapat dalam lari cepat, lempar bola sofbol, loncat tegak (vertical

jump), lompat jauh tanpa awalan dan lain-lainnya. Power dimiliki oleh seseorang

15

yang mempunyai kekuatan besar, kecepatan tinggi, dan kecepatan

mengintegrasikan kekuatan dan kecepatan (Moch. Moeslim, 1995:15).

2.1.2.6 Kelincahan

Ini diartikan kemampuan seseorang mengubah posisi dan atau arah dalam

waktu cepat. Kecepatan merupakan unsur penting dalam kelincahan di samping

adanya koordinasi yang baik (Moch. Moeslim, 1995:15).

2.1.2.7 Fleksibilitas / Kelentukan

Fleksibilitas atau kelentukan diartikan kemampuan seseorang melakukan

bermacam-macam kegiatan fisik yang ditentukan oleh seluruh anggota tubuh atau

sendi-sendi tertentu. Fleksibilitas ditentukan baik oleh hal-hal fisiologi maupun

mekanis. Dalam melakukan suatu gerakan ketangkasan seorang yang lebih

fleksibel (lentuk) akan mengeluarkan energi yang lebih sedikit dibanding orang

yang kurang lentuk (Moch. Moeslim, 1995:15).

2.1.2.8 Koordinasi

Koordinasi diartikan kemampuan seseorang melakukan berbagai gerakan

menjadi satu kebulatan/ gerakan yang sempurna. Koordinasi yang baik ditunjang

oleh kelincahan, kecepatan, dan keseimbangan (Moch. Moeslim, 1995:16).

2.1.2.9 Keseimbangan

Keseimbangan diartikan kemampuan seseorang mengontrol alat-alat

organis yang bersifat neuromusculer, misalnya dalam pelaksanaan berdiri tangan

(hand stand), sepatu roda, main ski, tumbling. Dalam keseimbangan diperlukan

unsur-unsur koordinasi, ketangkasan, dan kelincahan (Moch. Moeslim, 1995:16).

2.1.2.10 Ketetapan (Accuracy)

16

Ketetapan diartikan sebagai kemampuan seseorang melakukan gerakan-

gerakan yang terkoordinasi dengan baik untuk suatu tujuan. Beberapa ilustrasi

dari faktor ketetapan misalnya adalah dalam pelaksanaan shooting (menembak)

pada kegaitan bola basket, menendang bola ke arah gawang, memanah,

menembak dan sebagainya (Moch. Moeslim, 1995:16).

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani, dimana

faktor tersebut saling melengkapi. Faktor utama yang mempengaruhi kesegaran

jasmani antara lain : Faktor latihan, faktor istarahat, faktor kebiasaan hidup sehat,

faktor lingkungan serta faktor gizi dan makanan. Secara rinci faktor-faktor yang

mempengaruhi kesegaran jasmani diuraikan sebagai berikut:

2.1.3.1. Faktor Latihan

Latihan adalah belajar dan membiasakan diri agar mampu/dapat

melakukan sesuatu (KBBBI 2001 : 643).

Adapun prinsip-prinsip latihan menurut Suharno HP (1982:19) adalah sebagai

berikut :

2.1.3.1.1 Prinsip latihan harus sepanjang tahun terseling (kontinyuitas dalam

latihan)

Mengingat sifat adaptasi manusia terhadap beban latihan yang diterima

bersifat labil dan sementara, maka untuk mencapai mutu prestasi maksimal,

adaptasi atlit akan menurun lagi bila beban latihan menjadi ringan dan latihan

tidak kontinyu. Sasaran latihan setiap periode harus berbeda penekanannya, untuk

itu diperlukan penggunaan bermacam-macam metode latihan sesuai dengan tujuan

17

latihan, betul dan tepat penggunaan intensitas latihan dalam periode persiapan,

periode pertandingan dan periode peralihan.

2.1.3.1.2 Kenaikan beban yang teratur

Latihan makin lama meningkat beratnya, tetapi kenaikan beban latihan

harus sedikit. Hal ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi overtraining dan

proses adaptasi atlit terhadap loading akan menjamin keteraturannya. (Suharno

HP, 1982:22).

2.1.3.1.3 Prinsip Individual (Perorangan atlit)

Sebagai manusia yang bersifat unik baik dari segi fisik, mental, watak

dan tingkatan kemampuanny, perbedaan itu perlu diperhatikan dalam pelatihan

agar pemberian dosis latihan dan metode latihan dapat serasi untuk mencapai

mutu prestasi tiap-tiap individu. (Suharno HP, 1982:22).

2.1.3.1.4 Prinsip Interval

Prinsip interval sangat penting dalam rencana latihan dari yang bersifat

harian, mingguan, bulanan, kwartalan, tahunan yang berguna untuk pemulihan

fisik dan mental atlit dalam menjalankan latihan. (Suharno HP, 1982:23)

2.1.3.1.5 Prinsip Stress ( Over Load)

Latihan harus mengakibatkan penekanan mental dan fisik atlit. Beban

latihan yang dikerjakan oleh atlit sebaiknya sesuai dengan batas maksimal

kemampuannya. Kemudian timbul kelelahan fisik dan mental secara menyeluruh.

(Suharno HP, 1982:26)

2.1.3.1.6 Prinsip Spesialisasi (Spesifik)

18

Latihan harus memiliki ciri dan bentuk yang khas sesuai dengan cabang

olahraga. Hal tersebut sesuai dengan sifat dan tuntutan tiap-tiap cabang yang

selalu berbeda-beda.

2.1.3.1.7 Prinsip Nutrisium (Gizi Makanan)

Dalam pembinaan kesegaran jasmani, tubuh haruslah cukup makanan

yang bergizi yang mengandung unsur-unsur: protein, lemak, karbohidrat, garam

mineral, vitamin dan air (Suharno, 1986:27).

2.1.3.2 Faktor Istirahat

Tubuh akan merasa lelah setelah melakukan aktivitas, hal ini disebabkan

oleh pemakaian tenaga untuk aktivitas yang bersangkutan. Untuk mengembalikan

tenaga yang telah terpakai, diperlukan istirahat. Dengan istirahat tubuh akan

menyusun kembali tenaga yang hilang.

Mengingat pentingnya istirahat dalam proses pengembalian tenaga,

diperlukan istirahat di antara aktivitas yang dilakukan. Sedangkan istirahat yang

baik dan yang ideal adalah tidur.

2.1.3.3 Faktor Kebiasaan Hidup Sehat

Seseorang apabila menginginkan kesegaran jasmaninya tetap terjaga,

maka ia harus menerapkan cara hidup sehat dalam lingkungan sehari-hari seperti

memakan makanan yang bersih dan memiliki kandungan gizi yang memadai (4

sehat 5 sempurna), selalu menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan, mandi

secara teratur, selalu menjaga kebersihan gigi, rambut, kuku serta memakai

pakaian yang bersih.

2.1.3.4 Faktor Lingkungan

19

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal dalam waktu yang

lama, dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik dan sosial, dimulai dari

lingkungan perumahan, lingkungan pelayanan daerah tempat tinggal dan

sebagainya.

2.1.3.5 Faktor Makanan dan Gizi

Sejak masih dalam kandungan manusia sudah memerlukan makanan

deengan kandungan gizi yang mencukupi yang digunakan untuk pertumbuhan.

Jadi dalam pembinaan kesegaran jasmani, tubuh haruslah cukup mendapatkan

makanan yang bergizi yang mengandung unsur-unsur: protein, lemak,

karbohidrat, garam mineral, vitamin dan air.

2.1.3.5.1 Protein

Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat

hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Dapat dikatakan bahwa setiap

gerak hidup sel dan fungsi sel selalu bersangkutan dengan protein. Protein selain

berfungsi sebagai zat pembangun, juga berfungsi untuk pertumbuhan dan

pemeliharaan jaringan, mengganti sel-sel yang rusak dan aus terpakai, zat

pengatur, dan juga protein sebagai sumber energi. Sumber protein dapat diperoleh

dari sayuran- sayuran (nabati ) atau dari hewan (hewani).

2.1.3.5.2 Lemak

Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur

karbon, hydrogen, dan oksigen yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat

pelarut tertentu. Lemak dalam tubuh berfungsi untuk cadangan tenaga, bantalan

organ-organ tubuh tertentu, memberikan fiksasi organ tersebut seperti biji mata

20

dan ginjal, isolasi sehingga panas tubuh tidak banyak keluar, mempertahankan

tubuh dari ganguan-gangguan luar seperti pukulan atau bahan-bahan berbahaya

seperti zat kimia yang dapat merusak jaringan otot dan memberikan garis-garis

bentuk tubuh yang baik.

2.1.3.5.3 Karbohidrat

Karbohidrat adalah nama kelompok bagi ikatan-ikatan organik yang

mempunyai fungsi meghasilkan energi dan mempunyai karateristik sejenis, yang

terdiri unsur-unsur C,H,O. Sumber utama karbohidrat didalam makanan berasal

dari tumbuhan, dan hanyak sedirkit saja termasuk bahan makanan hewani.

2.1.3.5.4 Mineral

Mineral merupakan zat yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sangat

sedikit. Umumnya mineral terdapat cukup di dalam makanan sehari-hari. Mineral

mempunyai fungsi sebagai pembentuk berbagai jaringan tubuh, tulang, hormon,

enzim, sebagai zat pengatur berbagai proses metabolisme, keseimbangan cairan

tubuh, proses pembekuan darah, kepekaan syaraf dan untuk kontraksi otot, untuk

itu mineral juga sangat penting sekali dibutuhkan oleh organ-organ tubuh kita

dalam pembentukan jaringan tubuh.

2.1.3.5.5 Vitamin

Vitamin merupakan zat gizi yang harus dikonsumsi dan mutlak

diperlukan setiap hari. Vitamin mempunyai fungsi sebagai bagian dari suatu

enzim atau coenzim yang penting dalam pengaturan berbagai proses metabolisme,

berbagai jaringan termasuk jaringan syaraf, untuk mempertahankan daya tahan

tubuh, untuk proses pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru.

21

Secara garis besar, vitamin dapat dibagi menjadi 2 golongan : Vitamin

yang larut dalam air : Vitamin B, C, Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin

A, D, E, K. Vitamin yang larut dalam air bila dikonsumsi berlebih akan

dikeluarkan tubuh melalui air seni (urine). Sedangkan vitamin yang larut dalam

lemak bila dikonsumsi dengan jumlah banyak tidak dapat dikeluarkan tubuh,

tetapi ditimbun sehingga dapat berlebih, keadaan ini disebut dengan

hypervitaminosis (Leone, Suniar. 2 : 10)

2.1.3.5.6 Air

60-70% tubuh manusia terdiri dari air. Di dalam tubuh manusia air

memiliki peran penting untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi keseluruh

tubuh agar organ-organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Disamping itu, air

berfungsi untuk mengatur suhu tubuh. Penggerakan dan proses-proses yang terjadi

di dalam tubuh menghasilkan panas.

Fungsi air berikutnya dalam tubuh adalah mengeluarkan zat-zat tubuh

yang tidak digunakan tubuh sebagai hasil metabolisme makanan dan minuman

terutama pemecahan protein yang akan dikeluarkan bersama urine.

Rincian pengeluaran air adalah melalui keringat + 500 cc, melalui

pernapasan + 350 cc, melalui urine + 1.500 cc, dan melalui faeces/tinja + 150

cc.

2.1.4 Aspek-aspek Kesegaran Jasmani

Segi pandangan kesegaran jasmani dijabarkan menjadi lima aspek yang

mengarah pada kesegaran jasmani yang menyeluruh (Total fitnes), lima aspek

tersebut yaitu :

22

2.1.4.1 Kemampuan Statis

Kemampuan statis adalah ada atau tidaknya penyakit dengan berpangkal

pada arti sehat tidak hanya berarti tidak sakit atau cacat, melainkan juga ada

keserasian yang sempurna dari segi fisik, mental dan sosial.

2.1.4.2 Kemampuan Dinamis

Kemampuan dinamis adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan

jasmani yang tidak memerlukan ketangkasan khusus. Dalam hal ini daya tahan

menjadi patokan penelitian. Jadi kemampuan untuk bertahan dapat dikategorikan

ke dalam kemampuan dinamis atau kesanggupan melakukan aktifitas fisik yang

lama tanpa menimbulkan kelelahan.

2.1.4.3 Kemampuan Jasmani

Kemampuan jasmani adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-

gerakan

yang terkoordinasi, dalam hal ini diperlukan ketrampilan tertentu, misalnya

kemampuan untuk bersepeda, berenang dan lain sebagianya.

2.1.4.4 Kemampuan Mental

Kemampuan mental adalah kemampuan dalam menghadapi tantangan-

tantangan dan liku-liku kehidupan. Dalam hal ini tentunya diperlukan sifat-sifat

mental yang tangguh, seperti kepercayaan terhadap diri sendiri, keuletan dalam

menyelesaikan permasalahan, ketabahan hati dan sifat tidak lekas putus asa dalam

menghadapi tantangan yang harus dihadapi.

23

2.1.4.5 Kemampuan sosial

Kemampuan sosial adalah kemampuan seseorang untuk dapat berdiri

sendiri tanpa menggantungkan hidupnya kepada orang lain atau belas kasihan

orang lain, mempunyai cukup kekuatan dan daya tahan untuk melaksanakan tugas

atau pekerjaan dengan baik.

2.1.5 Sasaran dan Tujuan Kesegaran Jasmani

Sasaran dan tujuan kesegaran jasmani akan selalu tergantung pada obyek

yang dituju, dimana obyek yang dituju tersebut adalah:

2.1.5.1 Golongan yang dihubungkan dengan pekerjaan

Kesegaran jasmani yang dihubungkan dengan pekerjaan diantaranya

adalah kesegaran jasmani bagi para pelajar dan mahasiswa untuk mempertinggi

kemampuan dan kemauan belajar, kesegaran jasmani bagi olahragawan untuk

menjaga kondisi dan meningkatkan prestasi, kesegaran jasmani bagi para

karyawan, pegawai dan petani untuk meningkatkan dan produktifitas kerja.

2.1.5.2 Golongan yang digolongkan dengan keadaan

Kesegaran jasmani bagi para penderita cacat untuk rehabilitasi, kesegaran

jasmani bagi ibu hamil untuk perkembangan bayi dalam kandungan dan untuk

mempersiapkan diri menghadapi kelahiran.

2.1.5.3 Golongan yang dihubungkan dengan usia

Kesegaran jasmani bila dihubungkan dengan usia diantaranya dapat

dilihat pada ilustrasi bahwa bagi anak-anak kesegaran jasmani diperlukan untuk

perkembangan dan pertumbuhan, sedangkan kesegaran jasmani bagi orangtua

berguna untuk mempertahankan kondisi jasmani.

24

2.1.5.4 Hubungan antara Kesegaran Jasmani dengan Kesehatan

Secara umum dapat dikatakan bahwa kesegaran jasmani bersifat relatif,

artinya selalu dihubungkan dengan tugas pekerjaannya. Makin tinggi tingkat

kesegaran jasmani maka makin tinggi pula daya kerjanya terhadap pekerjaan

tertentu. Yang penting dalam meningkatkan kesegaran jasmani ialah yang

berhubungan langsung dengan ergosistem sekunder (paru-paru, jantung dan

peredaran darah) karena yang berhubungan langsung dengan kesehatan.

Sedangkan peningkatan ergosistem primer (otot-otot dan persarafan) tidak merata.

Oleh karena itu untuk dapat lebih meningkatkan daya kerjanya perlu meningkakan

ergosistem primer (otot-otot persarafan) khusus. Jadi dapat disimpulkan bahwa

makin meningkat kesegaran jasmani makin meningkat derajat sehat dinamisnya,

makin meningkat pula daya kerjanya.

2.1.6 Tes Kesegaran Jasmani

Tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat diketahui dengan

mengadakan tes kesegaran jasmani. Ada beberapa macam tes kesegaran jasmani

yang digunakan di Indonesia antara lain: AAHPER (American Association for

Physical education and recreation), tes aerobic, tes ACSPFT (Asian committe for

standadization of physical

fitness test), navy standart physical fitness test, harvard step ups test.

Dari bermacam-macam tes kesegaran jasmani yang ada yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes ACSPFT atau tes kesegaran jasmani Indonesia

untuk anak umur 10-12 tahun (Depdiknas, 2003). Adapun rangkaian tes kesegaran

25

jasmani Indonesia anak umur 10-12 tahun adalah: lari 40 meter, gantung siku

tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 meter.

Alasan penelitian menggunakan tes ini karena tes tersebut merupan

standar baku untuk anak usia sekolah 10-12 tahun. Sedangkan norma tingkat

kesegaran jasmani ini terdapat dalam buku kesegaran jasmani Indonesia untuk

anak usia 10-12 tahun (Depdiknas, 2003). Adapaun kategorinya adalah baik

sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali.

2.1.7 Hakekat pertumbuhan dan pekembangan

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian

peserta didik baik di taman kana-kanak, sekolah dasar, pendidikan menengah

ataupun perguruan tinggi adalah pertumbuhan dan perkembangan dengan faktor

yang mempengaruhinya, serta fase-fase dan hukum-hukum perkembangan.

Adapun beberapa hal yang mendasari pentingnya pengetahuan pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik diantaranya adalah masa perkembangannya yang

cepat, pengaruh yang komplek, proses yang komplek, nilai yang diterapkan dan

masalah yang menarik, (Mulyani Sumantri, Nana Syaodik : 1.1 – 1.4).

2.1.7.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

Menurut Santrok (1992), Banyak aspek yang mempengaruhi

perkembangan khususnya kecerdasan seseorang, namun yang paling besar adalah

faktor keturunan (hereditas).

Arthur Fansen (1996) mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan itu

diwariskan (ditemukan) ia juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya

hanya mempunyai peran minimal dalam kecerdasan. Temperamen adalah gaya

26

perilaku karakteristik individu dalam merespon, Interaksi dengan lingkungan dan

perkembangan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan

individual dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan buat bakat minat yang khas.

2.1.7.2 Fase-fase perkembangan

Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerak

atau pertumbuhan yang dinilai pada saat terjadinya pembuahan dan berlangsung

terus selama siklus kehidupan. Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan.

Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan

pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dimulai manusia dengan sebutan fase.

Sauntak dan Yussen membagi menjadi : Fase para natal (saat dalam kandungan),

Fase bayi, Fase kanak-kanak awal, Fase kanak-kanak tengah dan akhir, Fase

remaja. ( Mulyani Sumantri, Nana Syaodih : 1.7 – 1.9 ).

2.1.7.3 Ciri-ciri perkembangan anak-anak usia sekolah dasar.

Ciri-ciri perkembangan anak usia sekolah dasar antara lain dapat dilihat

dari adanya dorongan yang kuat pada usia ini untuk keluar dari rumah dan masuk

ke dalam kelompok sebaya.

Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada usia baik fisik maupun

mental akan mendorong anak untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan

fisik terutama otot-otot, Adanya dorongan mental untuk memasuki dunia konsep-

konsep, logika, simbol (lambang), dan bentuk-bentuk komunikasi secara dewasa,

(Depdiknas, 2001,6).

2.1.8 Karakteristik Fisiologis atau Fungsional Kelas V

1) Otot-otot penunjang lebih berkembang lagi dari usia sebelumnya.

27

2) Makin menyadari tentang keadaan tubuhnya sendiri.

3) Permainan-permainan aktif lebih disukai, baik oleh anak-anak laki-laki

maupun wanita.

4) Masa usia ini bukan masa bertambahnya tinggi dan berat badan.

5) Perkembangan kekuatan ototnya belum sejalan dengan laju

pertumbuhannya.

6) Reaksi geraknya makin membaik.

7) Minatnya terhadap cabang-cabang olahraga pertandingan mulai bangkit.

8) Perbedaan antara anak laki-laki dan wanita semakin nampak jelas.

9) Penampilan tubuhnya nampak sehat dan kuat.

10) Koordinasi-koordinasi geraknya baik.

11) Pada usia perkembangan panjang tungkai lebih cepat daripada anggota

bagian atas.

12) Kekuatan otot antara anak laki-laki dan wanita makin nampak

perbedaannya.

(Depdikbud 1992 : 49)

2.1.9 Kerangka Berpikir

Berangkat dari uraian pada sub bab terdahulu, maka untuk mendapatkan

gambaran yang jelas tentang kesegaran jasmani bagi siswa SD putera kelas V

Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan tahun 2009,

dilakukan penelitian dengan kerangka berpikir sebagai berikut:

Seseorang yang aktif melakukan aktivitas jasmani disepanjang hidupnya,

memperoleh keuntungan yang sangat nyata. Hal ini sesuai dengan tujuan program

28

pendidikan jasmani di SD, yaitu membina gaya hidup aktif, tidak hanya selama

seseorang duduk dibangku sekolah. (Rusli Lutan, J. Hartoto, Tomoliyus, 2002 :2)

Namun demikian, aktivitas jasmani yang dilakukan oleh para siswa SD di Dabin

Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan perlu mendapatkan

perhatian karena adanya beberapa faktor yang dikhawatirkan menimbulkan

kondisi kontra produktif bagi kesegaran jasmani siswa.

Rata-rata jarak tempuh siswa dari rumah ke sekolah yang cukup jauh

(bervariasi antara 500 meter sampai 2 km) diperparah oleh kondisi topografi

wilayah yang berbukit-bukit dengan kontur tanah naik-turun. Hal ini pada

gilirannya dapat menyebabkan siswa sudah mengalami kelelahan sehingga dapat

mengganggu konsentrasi belajarnya.

Kondisi lingkungan social yang cukup unik juga terlihat pada para siswa

di Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan, dimana

hampir seluruh siswa dituntut oleh orang tuanya untuk mengikuti sekolah sore

(madrasah) untuk memperdalam pengetahuan mereka di bidang agama. Dengan

jeda waktu yang cukup singkat (madrasah atau tempat mengaji rata-rata memulai

pelajarannya pada pukul 13.00 atau setelah sholat Dhuhur sampai dengan waktu

sholat Ashar) maka dikhawatirkan para siswa tidak mempunyai cukup waktu

untuk beristirahat.

Dengan latar belakang ekonomi orang tua siswa yang rata-rata adalah

petani dengan tingkat pendidikan kurang, pengetahuan akan makanan dan gizi

kurang mendapatkan perhatian, dan dikhawatirkan akan dapat menyebabkan

kurangnya ketahanan tubuh para siswa.

29

Sementara itu, untuk dapat mengikuti pelajaran secara optimal,

dibutuhkan beberapa persyaratan, diantaranya adalah kesegaran jasmani. Untuk

itu, diperlukan suatu data yang cukup akurat untuk mengetahui sejauh mana

tingkat kesegaran jasmani dari para siswa SD di dabin Winduaji Kecamatan

Paninggaran Kabupaten Pekalongan.

Untuk dapat mengetahui tingkat kesegaran jasmani para siswa di dabin

Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan, diperlukan penelitian

secara obyektif dan terstruktur, dan dalam penelitian ini dilakukan tes kesegaran

jasmani dengan menggunakan standar ACSPFT (Asian committe for

standadization of physical fitness test). Secara umum tes ini terdiri dari beberapa

variable percobaan, diantaranya adalah Lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring

duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter. Untuk menyederhanakan proses

penelitian, maka sampel yang akan di teliti dipilih siswa putera dengan kelompok

umur 10 – 12 tahun atau kelas V SD.

Hasil yang diperoleh dari tes kesegaran jasmani tersebut di atas

diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum pendidikan

jasmani di wilayah kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan.

2.2 Hipotesis

Untuk memberikan titik acuan dalam melakukan penelitian dan

membantu mengarahkan penelitian menuju ke arah konklusi maka dibutuhkan

praduga awal atau hipotesis dalam penelitian ini.

30

Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tingkat Kesegaran Jasmani siswa SD putera kelas V Dabin Winduaji

Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan Tahun 2009 berada pada

kondisi kurang.

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesegaran jasmani siswa SD di

wilayah Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan tahun 2009 maka

diperlukan serangkaian langkah penelitian dan analisis guna mendapatkan

jawaban dari pertanyaan tersebut.

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah

menggunakan metoda survey dengan pendekatan deskriptif prosentase, dimana

penelitian akan mencari tingkat kesegaran jasmani dari para siswa yang diambil

sebagai sampel dengan serangkaian tes yang telah direncanakan.

Adapun desain penelitian yang dilakukan adalah dengan menyusun jenis-jenis tes

yang dianggap dapat mewakili tingkat kesegaran jasmani sampel.

Tes yang dilakukan diambil dari pedoman yang telah ditetapkan oleh

Departemen Pendidikan Nasional, dimana untuk kategori siswa SD dengan usia

10 – 12 tahun, terdapat 5 jenis tes.

Dalam penelitian ini, seluruh sampel diberikan pengarahan akan jenis tes

yang akan dilakukan, kemudian diminta untuk mempersiapkan diri dengan

beberapa gerakan pemanasan. Setelah dirasa cukup, dilakukan tes kesegaran

jasmani dengan melibatkan beberapa penilai untuk memandu dan mencatat hasil

tes yang dilaksanakan.

32

3.2 Variabel Penelitian

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulu, terdapat 10 faktor yang

mengindikasikan tingkat kesegaran jasmani. Namun demikian mengingat

keterbatasan sumber daya yang ada maka variable yang akan diamati pada

penelitian ini adalah 5 variabel, yaitu kecepatan, kekuatan, daya tahan, daya ledak

dan daya tahan jantung dan paru-paru.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Putera Kelas V Dabin

Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2009

yang berjumlah 60 siswa yang terdiri dari 5 sekolah dasar yaitu berjumlah 15

siswa SD Krandegan, 10 siswa SD 01 Winduaji, 14 siswa SD 02 Winduaji, 12

siswa SD 01 Werdi, 9 siswa SD 02 Werdi.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SD Putera

Kelas V Dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan Tahun

Pelajaran 2009 yang berjumlah 60 siswa dari jumlah populasi yang ada yaitu 60

siswa, sehingga teknik pengambilan sampel adalah secara total sampling. Apabila

subyek penelitian kurang dari 100 maka penentuan sampel dapat diambil semua

dari jumlah populasi (Suharsimi Arikunto, 1998:10).

Adapun alasan penelitian mengambil populasi tersebut adalah : para

siswa Sekolah Dasar Negeri Kelas V dengan jenis kelamin Putera, mempunyai

usia yang relatif sama, walaupun ada perbedaan selisihnya hanya sedikit.

Selanjutnya factor yang merupakan pertimbangan adalah bahwa sampel adalah

33

siswa putra SD Negeri yang berada di daerah binaan wilayah Winduaji

Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan.

TABEL 1

JUMLAH SAMPEL SISWA SD PUTRA KELAS V DABIN WINDUAJI

KECAMATAN PANINGGARAN KAB. PEKALONGAN

No Nama Sekolah Populasi Populasi x 100 % Sampel

1 SDN Krandegan 15 15 x 100 % 15

2 SDN 01 Winduaji 10 10 x 100 % 10

3 SDN 02Winduaji 14 14 x 100 % 14

4 SDN 01 Werdi 12 12 x 100 % 12

5 SDN 02Werdi 9 9 x 100 % 9

Jumlah 60 60

3.4 Instrumen Penelitian

3.4.1 Instrumen Tes

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tes kesegaran

jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 tahun (Depdiknas, 2003). Antara lain:

Lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan lari

600 meter.

Adapun instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya adalah:

34

− Blangko-blangko isian hasil tes yang meliputi tes lari 40 meter, gantung

siku tekuk, baring duduk, loncat tegak dan lari 600 meter (terlampir).

− Area lapang yang memiliki kontur tanah datar (kompleks SD Winduaji

II).

− Lintasan lari yang menggunakan tali sebagai pembatas

− Pipa melintang sebagai tempat tes angkat siku gantung.

− Bendera kecil sebagai alat pengatur waktu pemberangkatan (start) untuk

lari 30 meter maupun lari 600 meter.

− Pencatat waktu (stop watch)

− Tenaga pembantu penelitian

3.4.2 Validitas dan Reliabilitas

3.4.2.1 Validitas.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen diukatakan valid apabila dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. (Suharsimi Arikunto

1998 : 160)

35

3.4.2.2 Reliabilitas.

Reliabilitas instrumen menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Reabilitas menunjukkan pada keterampilan

sesuatu, reable artinya dipercaya, jadi dapat dijadikan obyek penelitian oleh

seorang peneliti untuk mengambil data semua karena mengunakan teknik total

sampling dengan sampel sebanyak 60 siswa putra kelas V Dabin Winduaji

kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan. Tahun 2009. Rehabilitas

intrumen dimabil dari (Suharsimi, Arikunto, 1998:170).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Cara mendapatkan sampel dilakukan dengan menyusun daftar siswa yang

akan dijadikan subyek penelitian (populasi sebanyak 60 siswa) dari seluruh siswa

sekolah dasar Negeri yang ada di dabin Winduaji Kecamatan Paninggaran

Kabupaten Pekalongan.

3.5.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni, tahun 2009, pukul 08.00

WIB sampai selesai, Tepatnya pada tanggal 22 Juni 2009, hari senin.

3.5.2 Lokasi Penelitian

Tes dilaksanakan sekali dan diputuskan di komplek SDN 02 Winduaji

Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan.

36

3.5.3 Tenaga Pembantu Penelitian

TABEL 2

TABEL TENAGA PEMBANTU PENELITIAN

No Nama Penguji Status dan Jabatan

1 Mir’an Mahasiswa PJKR / Penguji

2 Suswanto Mahasiswa PJKR / Penguji

3 Supardiono Mahasiswa PJKR / Penguji

4 Nurul Ibadi Guru Penjas SD Krandegan / Penguji

5 Faidurohman Guru Penjas SD 01 Winduaji / Penguji

6 Supardi Guru Penjas SD 02 Winduaji / Penguji

7 Hapy Puspitasasi Guru Penjas SD 01 Werdi / Penguji

8 Sigit B Guru Penjas SD 02 Werdi / Penguji

Tenaga pembantu saat ini penelitian adalah teman olahraga peneliti

sebanyak 3 orang dan 5 orang guru olahraga dari masing-masing sekolah dasar

yang berada di Dabin Winduaji

3.6 Prosedur Penelitian

Prestasi setiap butir yang dicapaikan anak yang telah mengikuti tes

tersebut masih merupakan “hasil kasar” langsung berdasarkan prestasi yang telah

di capai. Karena satuan ukuran yang digunakan masing-masing butir tes tidak

sama, yaitu : untuk butir tes lari dan gantung siku telah dipergunakan satuan

37

ukuran waktu, untuk butir tes baring duduk dipergunakan satuan ukuran jumlah

ulangan gerak, untuk butir tes loncat tegak dipergunakan ukuran senti meter.

Hasil penjumlahan tersebut menjadi dasar untuk menentukan klasifikasi kesegaran

jasmani anak dengan mengunakan tabel nilai, tabel norma, lebih jelasnya sebagai

berikut :

TABEL 3

TABEL TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA

UNTUK ANAK USIA 10-12 TAHUN PUTRA

Nilai Lari 40 meter

(detik)

Gantung siku

tekuk (detik)

Baring duduk

(30 detik)

Loncat tegak

( cm)

Lari 600 m

(menit/detik)

5 Sd – 6,3” 51” ke atas 23 ke atas 46 ke atas sd – 2,09”

4 6,4 -6,9” 31” – 50 18 - 22 38 – 45 2’10” – 2’30”

3 7,0” – 7,7” 15” – 30” 12 – 17 31 – 37 3’31” – 2’45”

2 7,8 – 8,8” 5” – 14” 4 - 11 24 – 30 2’46” – 3’44”

1 8,9” - dst 4” – dst 0 - 3 23 – dst 3’45” – dst

TABEL 4

TABEL NORMA KESEGARAN JASMANI INDONESIA

NO JUMLAH NILAI KLASIFIKASI

1 22 – 25 BAIK SEKALI ( BS )

2 18 – 21 BAIK ( B )

3 14 – 17 SEDANG ( S )

4 10 – 13 KURANG ( K )

38

5 6 – 9 KURANG SEKALI ( KS )

3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian

Dalam penelitian ini telah diusahakan untuk menghindari adanya

kemungkinan kesalahan selama melakukan penelitian sehubungan dengan

pengemabilan data, maka dibawah ini dikemukakan adanya variabel yang

dikendalikan meliputi beberapa faktor dan usaha untuk menghindarinya. Adapun

faktor-faktor tersebut adalah:

3.7.1 Faktor Kesungguhan Hati

Kesungguhan hati dari tiap-tiap individu dalam melakukan kegiatan

penelitian tidaklah sama, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Untuk

menghindari diupayakan agar sungguh-sungguh dalam melakukan tes saat

penelitian

berlangsung dalam keadaan fit.

3.7.2 Faktor Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian, diupayakan selengkap mungkin

dan dapat dipersiapkan sebelum tes dimulai. Hal ini untuk menunjang kelancaran

dari jalannya penelitian.

3.7.3 Faktor Cuaca

Karena pelaksanaan tes dilapangan terbuka, maka faktor cuaca khusunya

hujan dapat mengganggu jalannya penelitian. Bila hal ini terjadi, maka proses

penelitian pada hari itu diganti dengan hari lain.

39

3.7.4 Faktor Tenaga Penilai

Karena penelitian dalam tes ini membutuhkan kecermatan dan ketelitian

yang tinggi maka faktor tenaga penilai sangat penting untuk diperhatikan.

3.8 Analisis Data

Untuk memperoleh suatu generalisasi atau kesimpulan masalah yang

akan diteliti maka analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam

penelitian, karena dengan menganalisis data akan dapat ditarik kesimpulan

mengenai masalah yang akan diteliti. Untuk menganalisis data diperlukan suatu

teknik analisis yang sesuai dengan bentuk data yang terkumpul.

Analisis statistik dapat memberikan efisiensi dan efektifitas kerja karena

dapat membuat data lebih ringkas bentuknya. Teknik yang dipakai untuk

memperoleh data penelitian adalah statistik deskripsi dengan analisis diskripsi

presentase.

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini merupakan survei tentang Tingkat Kesegaran Jasmani

Siswa Putra SD Kelas V Dabin Winduaji Kec. Paninggaran, Kabupaten

Pekalongan Tahun 2008/2009. Data diambil dengan tes kesegaran jasmani umur

10-12 tahun siswa putra yang meliputi lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring

duduk (30 detik), loncat tegak dan lari 600 meter. Dengan hasil sebagai berikut :

Dari tes lari 40 meter didapatkan hasil 17 siswa dapat melaksanakan test tersebut

dalam waktu antara 6,40 – 6,90 detik, 38 siswa waktu antara 7,00 – 7,79 detik,

dan 5 siswa waktu antara 7,80 – 89,89 detik.

Pada test gantung siku tekuk, terdapat 1 siswa berhasil lebih dari 51

detik, 5 siswa antara 31 50 detik, 40 siswa antara 15 - 30detik, 14 siswa antara 5 –

14detik.

Pada test baring duduk selama (30 detik), terdapat hasil 1 siswa melebihi

23, 16 siswa antara 18 – 22, 34 siswa antara 12 – 17 dan 9 siswa antara 4 – 11.

Pada test loncat tegak didapatkan hasil sebagai berikut: 1 siswa melaksanakan test

antara 46 cm keatas, 7 siswa antara 38-45cm, 27 siswa antara 31 – 37cm,

19 siswa antara 24 – 30 cm dan 6 siswa kurang dari 24cm.

Pada test lari 600 meter, terdapat hasil 12 siswa melaksanakan test antara 2,10” –

2,30”, 27 siswa antara 2,31 – 2,45 dan 21 siswa antara 2,46 – 3,44.

41

TABEL 5

TABEL HASIL PENELITIAN TES KESEGARAN JASMANI SISWA

PUTRA KELAS V DABIN WINDUAJI KEC. PANINGGARAN

KAB. PEKALONGAN TAHUN 2008/2009

JENIS TES : LARI 40 METER

No Catatan Waktu N n Nxn Rata-rata

1. Sd – 6,3” 0 5 0

3,20

2. 6,4 -6,9” 17 4 68

3. 7,0” – 7,7” 38 3 114

4. 7,8 – 8,8” 5 2 10

5. 8,9” - dst 0 1 0

Jumlah 60 192

TABEL 6

TABEL HASIL PENELITIAN TES KESEGARAN JASMANI SISWA

PUTRA KELAS V DABIN WINDUAJI KEC. PANINGGARAN

KAB. PEKALONGAN TAHUN 2008/2009

JENIS TES : GANTUNG SIKU TEKUK

No Catatan Waktu N n Nxn Rata-rata

1. 51” ke atas 1 5 5

2,83 2. 31” – 50 5 4 20

3. 15” – 30” 40 3 120

4. 5” – 14” 14 2 28

42

5. 4” – dst 0 1 0

Jumlah 60 173

TABEL 7

TABEL HASIL PENELITIAN TES KESEGARAN JASMANI SISWA

PUTRA KELAS V DABIN WINDUAJI KEC. PANINGGARAN

KAB. PEKALONGAN TAHUN 2008/2009

JENIS TES : BARING DUDUK

No Catatan Waktu N n Nxn Rata-rata

1. 23 ke atas 1 5 5

3,15

2. 18 - 22 16 4 64

3. 12 – 17 34 3 102

4. 4 - 11 9 2 18

5. 0 - 3 0 1 0

Jumlah 60 189

TABEL 8

TABEL HASIL PENELITIAN TES KESEGARAN JASMANI SISWA

PUTRA KELAS V DABIN WINDUAJI KEC. PANINGGARAN

KAB. PEKALONGAN TAHUN 2008/2009

JENIS TES : LONCAT TEGAK

No Catatan Waktu N n Nxn Rata-rata

1. 46 ke atas 1 5 5 2,63

43

2. 38 – 45 7 4 28

3. 31 – 37 27 3 81

4. 24 – 30 19 2 38

5. 23 – dst 6 1 6

Jumlah 60 158

TABEL 9

TABEL HASIL PENELITIAN TES KESEGARAN JASMANI SISWA

PUTRA KELAS V DABIN WINDUAJI KEC. PANINGGARAN

KAB. PEKALONGAN TAHUN 2008/2009

JENIS TES : LARI 600 METER

No Catatan Waktu N n Nxn Rata-rata

1. sd – 2,09” 0 5 0

2,85

2. 2’10” – 2’30” 12 4 48

3. 3’31” – 2’45” 27 3 81

4. 2’46” – 3’44” 21 2 42

5. 3’45” – dst 0 1 0

Jumlah 60 171

TABEL 10

TABEL HASIL PENELITIAN TES KESEGARAN JASMANI SISWA

PUTRA KELAS V DABIN WINDUAJI KEC. PANINGGARAN

KAB. PEKALONGAN TAHUN 2008/2009

44

No Jenis Tes Rata-rata

1. Lari 40 meter 3,20

2. Gantung siku tekuk 2,83

3. Baring duduk (30 detik) 3,15

4. Loncat tegak 2,63

5. Lari 600 meter 2,85

Jumlah 14,68

Rerata total nilai 2,94

TABEL 11

GRAFIK HASIL PENELITIAN TES KESEGARAN JASMANI SISWA

SD PUTRA KELAS V DABIN WINDUAJI KEC. PANINGGARAN

KAB. PEKALONGAN TAHUN 2008/2009

1

2

3

4 5

Lari 40 M Gantung Siku Tekuk

Baring Duduk

Loncat Tegak

Lari 600 M

3,5 3,20

2,83

3,15

2,63

2,85

45

Keterangan :

: Rata-rata

4.2 Hasil Analisis Data

Dari hasil penelitian diatas dapat dianalisis bahwa untuk masing-masing

item tes kesegaran jasmani pada Siswa Putra SDN Kelas V Dabin Winduaji Kec.

Paninggaran Kab. Pekalongan Tahun 2008/2009, terlihat bahwa rata-rata nilai

siswa berkisar pada angka 2,63 sampai 3,20 dengan rerata sebesar 2,94.

Berdasarkan konversi nilai ke skor yang telah di tetapkan maka dapat disimpulkan

bahwa hasil kesegaran jasmani rata-rata Siswa Putra SDN Kelas V Dabin

Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan Tahun 2008/2009 adalah SEDANG.

Selanjutnya bila dilihat pada masing-masing materi tes kesegaran jasmani, terlihat

bahwa nilai rata-rata tertinggi dicapai pada jenis tes lari 40 meter, dengan nilai

rata-rata 3,20.

Nilai rata-rata paling rendah dicapai pada tes kesegaran jasmani dengan

jenis tes loncat tegak, dengan nilai rata-rata 2,63.

Hasil di atas dapat menjelaskan beberapa hal, sebagai berikut:

- Nilai rata-rata tertinggi dicapai untuk jenis tes lari 40 meter (sprint)

menunjukkan bahwa secara umum sampel memiliki kekuatan yang cukup

memadai. Namun demikian, karena nilai untuk loncat tegak menunjukkan

angka yang paling rendah, terlihat bahwa daya ledak siswa relative rendah.

Walaupun sama-sama menggunakan unsur otot kaki baik bisep maupun

trisep, terlihat bahwa para siswa mengalami kesulitan untuk

46

mengkonsentrasikan daya ledak mereka pada otot-otot dimaksud. Hal ini

menunjukkan bahwa secara umum para siswa kurang terlatih untuk

melakukan gerakan-gerakan high impact yang memadukan unsur daya

ledak, kekuatan dan koordinasi.

- Nilai rata-rata cukup tinggi dicapai pada jenis tes baring duduk yaitu sebesar

3,15 menunjukkan bahwa secara umum para siswa sudah memiliki otot

abdomen yang cukup terlatih. Beberapa siswa yang mencapai nilai kurang

terutama lebih disebabkan oleh postur siswa yang cenderung gemuk

sehingga otot-otot abdomen mereka memang cenderung lemah.

- Pada jenis tes gantung siku tekuk, terlihat bahwa nilai yang dicapai secara

umum masih kurang bagus yaitu 2,83. Hal ini menunjukkan bahwa secara

umum kemampuan siswa dalam mengkoordinasikan otot bisep dan trisep

lengan mereka masih belum memadai. Sebagaimana pada jenis tes baring

duduk, beberapa siswa yang mendapatkan nilai kurang terutama lebih

disebabkan karena postur mereka yang cenderung gemuk sehingga berat

badan mereka kurang mampu diangkat oleh otot-otot lengan mereka.

- Jenis tes terakhir adalah lari 600 meter, dan menunjukkan bahwa rata-rata

nilai yang dicapai masih kurang dari 3 (standar sedang) dimana sampel

hanya mencapai nilai 2,85. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa kurang

memiliki ketahanan (endurance) yang juga berpengaruh terhadap kapasitas

oksigen dalam paru-paru (VO2 max). Hal ini juga menunjukkan bahwa

secara umum para siswa kurang terlatih untuk melakukan gerakan-gerakan

terkoordinasi dalam jangka waktu cukup lama.

47

Dengan melihat uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa secara

umum para siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki

karakteristik:

- Kekuatan sedang

- Daya ledak kurang

- Daya tahan kurang

- Koordinasi kurang

Kemudian dengan menggunakan analisis deskriptif persentase diperoleh

klasifikasi atau kategori Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra SD Kelas V

Dabin Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan Tahun 2008/2009.

Adalah : untuk kategori baik sekali sebanyak 1 siswa dengan jumlah persentase

1,67 %, untuk kategori baik sebanyak 5 siswa dengan jumlah persentase 8,33 %,

untuk kategori sedang sebanyak 33 siswa dengan jumlah persentase 55 %, untuk

kategori kurang sebanyak 20 siswa dengan jumlah persentase 33,33 % dan

kategori kurang sekali sebanyak 1 siswa dengan jumlah persentase 1,67 %,

Kemudian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dan tabel dibawah ini :

TABEL 12

GRAFIK ANALISIS DESKRIPTIF PRESENTASE TES KESEGARAN

JASMANI SISWA SD PUTRA KELAS V DABIN WINDUAJI

KEC. PANINGGARAN KAB. PEKALONGAN

TAHUN 2008/2009

48

Keterangan :

BS : Baik Sekali K : Kurang

B. : Baik KS : Kurang Sekali

S : Sedang

TABEL 13

TABEL ANALISIS DESKRIPTIF PRESENTASE TES KESEGARAN

JASMANI PUTRA SD KELAS V DESA WINDUAJI KEC. PANINGGARAN

KAB. PEKALONGAN TAHUN 2008/2009

No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase %

1. 22 – 25 Baik Sekali

(BS) 1 1,67 %

2. 18 – 21 Baik ( B

) 5 8,33 %

3. 14 – 17 Sedang ( S 33 55 %

10%

0BS

20%

30%

40%

50%

60%

B S K KS

1,67% 1,67%

8,33%

55%

33,33%

49

)

4. 10 – 13 Kurang ( K

) 20 33,33 %

5. 6 – 9 Kurang Sekali (KS) 1 1.67 %

∑ = 60f 100 %

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriftif persentase dapat

diketahui bahwa tingkat kesegaran jasmani pada Siswa Putra SD Kelas V Dabin

Winduaji Kec. Paninggaran Kab. PekalonganTahun 2008/2009 rata-rata termasuk

dalam kategori sedang.

Dalam hal ini tingkat kesegaran jasmani pada Putra SD Kelas V Dabin

Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan Tahun 2008/2009 masih

dipengaruhi beberapa faktor antara lain :

4.3.1. Faktor Latihan dan Olahraga

Faktor latihan dan olahraga merupakan faktor yang sangat berpengaruh

pada tingkat kesegaran jasmani seseorang. Karena dengan latihan dan olahraga

dapat meningkatkan kesegaran jasmani seseorang kondisi Siswa Putra SD Kelas

V Dabin Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan bila diamati mereka jarang

sekali menggunakan waktu mereka untuk kegiatan latihan ataupun olahraga anak-

anak hanya melakukan kegiatan olahraga disekolahnya saja.

4.3.2. Faktor Istirahat

50

Faktor tidur atau istirahat merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

pada kesegaran jasmani seseorang. Dengan istirahat dan dapat memulihkan

kondisi tubuh setelah melakukan aktifitas sehari-hari dengan menyusun kembali

tenaga yang hilang. Kondisi anak-anak di Dabin Winduaji Kec. Paninggaran, Kab.

Pekalongan dihabiskan untuk kegaiatan belajar, baik belajar disekolah maupun

dimasyarakat seperti kegiatan keagamaan yaitu mengaji. Waktu mereka sehari-

hari banyak dihabiskan untuk kegiatan yang membutuhkan konsentrasi yang

banyak Mereka sedikit sekali menggunakan waktu untuk istirahat, kalaupun ada

hanya sedikit saja. Padahal secra tidak langsung maupun langsung akan

mempengaruhi kondisi ataupun kesegaran jasmani.

4.3.3. Kebiasaan Hidup Sehat

Faktor kebiasaan hidup sehat merupakan juga salah satu pengaruh

kesegaran jasmani seseorang pada masyarakat Dabin Winduaji Kec. Paninggaran

Kab. Pekalongan pola kebiasaan hidup sehat hampir semuanya menerapkan

walaupun semuanya tidak menerapkan sehingga faktor kebiasaan hidup sehat

tidak terlalu bermasalah.

51

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis persentase, maka dapat

disimpulkan bahwa : sarana umum Tingkat Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra

SD Kelas V Dabin Winduaji Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan dalam kategori

sedang.

Meskipun aktifitas fisik siswa sudah baik, namun tingkat kesegaran

jasmani, siswa belum optimal, hal ini dimungkinkan karena faktor makanan dan

gizi serta faktor istirahat yang kurang.

5.2 Saran-saran

5.2.1. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani pada anak-anak usia sekolah dasar

kegiatan seperti olahraga perlun ditingkatkan dan juga kegiatan-kegiatan yang

sekiranya dapat meningkatkan kesegaran jasmani sehingga dimungkinkan dapat

menunjang tingkat kemampuan belajar siswa sekaligus prestasi belajar siswa.

5.2.2. Diharapkan peran aktif pemerintah, guru, pembina, pelatih ataupun semua

yang berkecimpung dalam dunia pendidikan memperhatikan dan berupaya

meningkatkan kesegaran jasmani siswa usia sekolah dasar dan dapat memberi

pembinaan bagi anak usia sekolah dasar di masing-masing sekolah..

5.2.3. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani pada anak-anak usia sekolah dasar

hendaknya faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani benar-benar

52

harus diperhatikan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesegaran jasmani

bagi anak-anak usia sekolah dasar.

53

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pembina, UKS.1987. Pedoman Mengajar Usaha Kesehatan Sekolah. Jawa Tengah: Depdikbud.

Depdiknas. 2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdikbud. 1998.Petunjuk Pelaksanaan Pola Umum Pembinaan dan Pengembangan Kesegaran Jasmani. Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.

Depdiknas. 2002.Tingkat Kesegaran Jasmani anda. Jakarta: Pusat

Pengembangan Kualitas Jasmani. Depdiknas. 2003.Tes Kesegaran Jasmani IndonesiaUntuk Umur 10-12 Tahun.

Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Leane Sunior 2002. Dukungan Zat-zat untuk Menunjang Prestasi Olahraga,

Jakarta: Kalamedia. Mulyani Sumantri. Nana Syaodih.2006. Perkembangan Peserta Didik, Jakarta:

Universitas Terbuka. Moch. Moeslim. 1995. Tes dan Pengukuran Kepelatihan. Jakarta: Komite

Olahraga Nasional Indonesia Pusat Nadisa. 1992. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Depdikbud Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Kependidikan.

Rusli lutan, Hartoto, Tomoliyus, 2002. Pendidikan Kebugaran Jasmani. Jakarta :

Direktorat Jendral Olah Raga Depdiknas. Rusli Ibrahim. 2001. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani, Jakarta:

Direktorat Jendral Olahraga Depdiknas. SK Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Semarang, Nomor

59/FIK/2002, Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Stara I. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Bhineka Cipta

54

Sutarman 2003 Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa SD Negeri Desa Swasembada di Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, Skripsi Universitas Negeri Semarang.

55

Lampiran 1

TABEL DAFTAR PESERTA TEST KESEGARAN JASMANI SDN KRANDEGAN KECAMATAN PANINGGARAN KAB. PEKALONGAN

TAHUN 2008/2009

No Nama Tanggal Lahir Alamat Sekolah 1. Rizkun Nasha 17-11-1997 SDN Krandegan

2. Mualimin 13-08-1997 SDN Krandegan

3. Fiplana Rohman 23-04-1998 SDN Krandegan

4. Hamzah Suada 07-06-1997 SDN Krandegan

5. Firman Khulaiki 01-08-1997 SDN Krandegan

6. Khoirul Ismam 09-07-197 SDN Krandegan

7. Ismat Yusuf 18-10-1997 SDN Krandegan

8. Ifan Maulana 07-04-1997 SDN Krandegan

9. Khasim Syukur 12-12-1997 SDN Krandegan

10. Lukmanul 12-06-1998 SDN Krandegan

11. Fikhan Hamdani 10-06-1997 SDN Krandegan

12. Aktori Ma’mun 18-04-1997 SDN Krandegan

13. Imam Konian 14-07-1997 SDN Krandegan

14. Burhannudin 17-10-1997 SDN Krandegan

15. Isa Mukhoririn 09-03-1999 SDN Krandegan

16 Ainu Rofik 29-10-1999 SDN 01 Winduaji

17 Feri Firlana 07-05-1998 SDN 01 Winduaji

18 Nasokha 01-06-1998 SDN 01 Winduaji

19 Manarul Hidayat 06-01-1999 SDN 01 Winduaji

56

No Nama Tanggal Lahir Alamat Sekolah 20 Moh. Ibadi 07-02-1999 SDN 01 Winduaji

21 Khulalan 25-02-1998 SDN 01 Winduaji

22 M. Anil Faza 28-04-1999 SDN 01 Winduaji

23 Mukarobin 10-11-1998 SDN 01 Winduaji

24 Wiranto 21-04-1998 SDN 01 Winduaji

25 Madrois 31-03-1998 SDN 01 Winduaji

26 M. Ari Irfan 22-10-1998 SDN 02 Winduaji

27 Zainul Asikin 28-06-1998 SDN 02 Winduaji

28 Safa Adinan 03-01-1998 SDN 02 Winduaji

29 Aji Setiawan 03-09-1998 SDN 02 Winduaji

30 M. Ismu 02-04-1999 SDN 02 Winduaji

31 Mudrik Armia 05-09-1998 SDN 02 Winduaji

32 Nahnu Alka 19-12-1997 SDN 02 Winduaji

33 Khairul Hakim 09-07-1997 SDN 02 Winduaji

34 Moh. Izan 15-11-1997 SDN 02 Winduaji

35 Asvi Udoni 22-11-1998 SDN 02 Winduaji

36 M. Rohani 11-03-1998 SDN 02 Winduaji

37 Moh. Hatep 09-07-1997 SDN 02 Winduaji

38 Sultani 17-04-1997 SDN 02 Winduaji

39 Ulul Asmi 19-05-1998 SDN 02 Winduaji

40 Afif Mustofa 12-04-1998 SDN 01 Werdi

41 M. Malik Adiyatna 11-09-1999 SDN 01 Werdi

57

No Nama Tanggal Lahir Alamat Sekolah 42 Sodik Abdullah 17-08-1999 SDN 01 Werdi

43 Arif Munandi 28-06-1998 SDN 01 Werdi

44 Agus Widodo 19-11-1998 SDN 01 Werdi

45 Imam Setiawan 09-12-1998 SDN 01 Werdi

46 Abdul Muis 19-06-1998 SDN 01 Werdi

47 Moh. Zaenuri 27-05-1997 SDN 01 Werdi

48 Sodikin 09-07-1997 SDN 01 Werdi

49 Dhanohy 25-03-1998 SDN 01 Werdi

50 Laelatul Amri 11-10-1999 SDN 01 Werdi

51 Rahmat Wijaya 23-09-1997 SDN 01 Werdi

52 Misbahun Munir 06-01-1998 SDN 02 Werdi

53 Moh. Taufik 04-03-1999 SDN 02 Werdi

54 Gunawan Tri.H 13-10-1999 SDN 02 Werdi

55 Rudi 27-02-1998 SDN 02 Werdi

56 M. Haryanto 25-11-1998 SDN 02 Werdi

57 Lutfi 23-07-1997 SDN 02 Werdi

58 Sahadi 03-08-1997 SDN 02 Werdi

59 M. Jalal 22-01-1998 SDN 02 Werdi

60 M. Mualidin 26-06-1999 SDN 02 Werdi

58

Lampiran 2

TABEL DAFTAR TES SAMPEL SISWA PUTRA SD KELAS V DABIN WINDUAJI KEC. PANINGGARAN, KAB. PEKALONGAN

TAHUN 2008/2009

No Nama Lari 40m(detik)

Gantung Siku

(detik)

Baring Duduk

(30 detik)

Loncat Tegak Lari 600 M

0 1 2 1. Rizkun Nasha 7,17 14,16 15 157 187 180 2,48

2. Mualimin 6,41 15,06 14 171 208 208 2,26

3. Fiplana Rohman 7,14 12,86 12 170 182 188 3,15

4. Hamzah Suada 7,15 14,30 12 170 200 208 2,43

5. Firman Khulaiki 7,10 15,18 8 193 220 226 2,57

6. Khoirul Ismam 6,58 22,24 20 177 205 205 3,15

7. Ismat Yusuf 6,80 23,56 12 172 204 209 2,43

8. Ifan Maulana 6,64 27,39 20 179 211 212 2,38

9. Khasim Syukur 7,11 29,49 17 172 206 206 2,35

10. Lukmanul 7,18 24,28 14 170 200 201 2,39

11. Fikhan Hamdani 6,64 30,54 21 184 224 224 2,23

12. Aktori Ma’mun 7,07 26,10 17 171 199 198 2,26

13. Imam Konian 7,47 8,18 20 173 203 206 3,01

14. Burhannudin 6,71 27,69 19 173 206 208 2,44

15. Isa Mukhoririn 8,12 8,00 9 162 180 183 2,52

16. Ainu Rofik 8,60 10,15 9 167 190 198 2,14

17. Feri Firlana 7,35 11,54 14 157 185 179 2,41

18. Nasokha 7,28 8,73 12 161 190 190 2,34

19. Manarul H. 7,84 18,75 15 152 168 174 3,09

20. Moh. Ibadi 8,01 11,73 15 155 181 180 3,18

21. Khulalan 7,32 12,78 14 155 178 179 2,41

59

No Nama Lari 40m(detik)

Gantung Siku

(detik)

Baring Duduk

(30 detik)

Loncat Tegak Lari 600 M

0 1 2 22. M. Anil Faza 7,27 26,19 14 158 181 185 2,48

23. Mukarobin 7,53 22,06 15 164 186 194 2,15

24. Wiranto 7,47 21,06 18 161 198 192 2,44

25. Madrois 7,49 17,88 7 158 181 184 3,08

26. M. Ari Irfan 7,12 19,17 16 165 193 193 2,38

27. Zainul Asikin 7,15 27,08 17 156 186 184 2,39

28. Safa Adinan 7,12 19,08 12 165 200 201 2,24

29. Aji Setiawan 7,17 19,08 20 175 206 208 2,36

30. M. Ismu 7,20 22,72 18 160 191 193 2,42

31. Mudrik Armia 7,41 30,63 11 161 192 190 2,37

32. Nahnu Alka 6,78 14,70 18 185 215 220 2,28

33. Khairul H. 6,66 37,46 13 180 210 215 2,35

34. Moh. Izan 7,13 18,06 15 171 200 205 2,30

35. Asvi Udoni 6,82 15,30 13 165 196 200 2,49

36. M. Rohani 6,80 25,20 18 172 217 215 2,24

37. Moh. Hatep 6,92 43,22 18 173 219 219 2,25

38. Sultani 7,48 34,59 14 178 210 213 3,02

39. Ulul Asmi 7,56 10,01 16 171 199 201 2,54

40. Afif Mustofa 7,25 16,70 13 174 208 209 2,36

41. M. Malik A. 7,19 13,27 13 165 182 183 3,06

42. Sodik A. 6,84 24,18 15 160 191 194 2,32

60

No Nama Lari 40m(detik)

Gantung Siku

(detik)

Baring Duduk

(30 detik)

Loncat Tegak Lari 600 M

0 1 2 43. Arif Munandi 7,07 8,24 12 174 194 198 3,18

44. Agus Widodo 7,11 18,29 12 165 200 198 2,50

45. Imam S. 7,18 16,05 11 163 183 180 3,05

46. Abdul Muis 7,05 20,65 17 165 195 198 2,56

47. Moh. Zaenuri 6,64 20,21 19 173 215 211 2,35

48. Sodikin 6,80 15,03 18 175 212 215 2,40

49. Dhanohy 7,20 20,11 16 160 195 192 3,05

50. Laelatul Amri 7,75 13,80 13 158 180 183 3,15

51. Rahmat W. 6,69 22,15 20 181 210 212 2,42

52. Misbahun M. 7,60 32,10 12 157 183 187 2,35

53. Moh. Taufik 7,36 23,39 13 153 180 180 2,38

54. Gunawan Tri.H 7,07 15,63 8 167 184 186 2,29

55. Rudi 7,43 25,70 12 173 202 202 2,51

56. M. Haryanto 7,08 21,43 17 168 202 204 2,39

57. Lutfi 6,48 57,12 23 169 212 213 2,20

58. Sahadi 6,45 32,45 15 187 220 221 2,32

59. M. Jalal 7,57 20,89 9 161 190 189 2,41

60. M. Mualidin 7,75 13,49 12 169 200 200 2,52

61

Lampiran 3

TABEL NILAI HASIL TEST KESEGARAN JASMANI PUTRA SD KELAS V DABIN WINDUAJI KEC. PANINGGARAN, KAB. PEKALONGAN

TAHUN 2008/2009

No Nama Lari 40m

(detik)

Gantung Siku

(detik)

Baring Duduk

(30 detik)Loncat tegak

Lari 600m menit/detik Nilai Kategori

1. Rizkun Nasha 3 2 3 2 2 12 K

2. Mualimin 4 3 3 3 4 17 S

3. Fiplana Rohman 3 2 3 1 2 11 K

4. Hamzah Suada 3 2 3 4 3 15 S

5. Firman Khulaiki 3 3 2 3 2 13 K

6. Khoirul Ismam 4 3 4 2 3 16 S

7. Ismat Yusuf 4 3 3 4 3 17 S

8. Ifan Maulana 4 3 4 3 3 17 S

9. Khasim Syukur 3 3 3 3 3 15 S

10. Lukmanul 3 3 3 3 3 15 S

11. Fikhan Hamdani 4 3 4 4 4 19 B

12. Aktori Ma’mun 3 3 3 2 2 16 S

13. Imam Konian 3 2 4 3 3 14 S

14. Burhannudin 4 3 4 3 3 17 S

15. Isa Mukhoririn 2 2 2 1 2 9 KS

16. Ainu Rofik 2 2 2 3 4 13 K

17. Feri Firlana 3 2 3 2 3 13 K

18. Nasokha 3 2 3 2 3 13 K

19. Manarul H. 2 3 3 1 2 11 K

20. Moh. Ibadi 2 2 3 2 2 11 K

21. Khulalan 3 2 3 2 3 13 K

62

No Nama Lari 40m

(detik)

Gantung Siku

(detik)

Baring Duduk

(30 detik)Loncat tegak

Lari 600m menit/detik Nilai Kategori

22. M. Anil Faza 3 3 3 2 2 13 K

23. Mukarobin 3 3 3 2 4 15 S

24. Wiranto 3 3 4 3 3 16 S

25. Madrois 3 3 2 2 2 12 K

26. M. Ari Irfan 3 3 3 2 3 14 S

27. Zainul Asikin 3 3 4 2 3 15 S

28. Safa Adinan 3 3 3 3 4 16 S

29. Aji Setiawan 3 3 4 3 3 16 S

30. M. Ismu 3 3 4 3 3 16 S

31. Mudrik Armia 3 3 2 3 3 14 S

32. Nahnu Alka 4 4 4 3 4 17 S

33. Khairul H. 4 3 4 3 3 17 S

34. Moh. Izan 3 3 3 3 4 16 S

35. Asvi Udoni 4 3 3 3 2 15 S

36. M. Rohani 4 3 3 4 4 19 B

37. Moh. Hatep 4 4 4 5 4 21 B

38. Sultani 3 4 4 3 2 15 S

39. Ulul Asmi 3 2 2 2 2 12 K

40. Afif Mustofa 3 3 3 3 3 15 S

41. M. Malik A. 2 2 3 1 2 10 K

42. Sodik A. 4 3 3 3 3 16 S

63

No Nama Lari 40m

(detik)

Gantung Siku

(detik)

Baring Duduk

(30 detik)Loncat tegak

Lari 600m menit/detik Nilai Kategori

43. Arif Munandi 3 2 3 2 2 12 K

44. Agus Widodo 3 3 3 3 2 14 S

45. Imam S. 3 3 2 1 2 11 K

46. Abdul Muis 3 3 3 3 2 14 S

47. Moh. Zaenuri 4 3 4 4 3 18 B

48. Sodikin 4 3 4 4 3 18 B

49. Dhanohy 3 3 3 3 2 14 S

50. Laelatul Amri 3 2 3 2 2 12 K

51. Rahmat W. 4 3 4 3 3 17 S

52. Misbahun M. 3 4 3 2 3 15 S

53. Moh. Taufik 3 3 3 2 3 14 S

54. Gunawan Tri.H 3 3 2 1 4 13 K

55. Rudi 3 3 3 2 2 13 K

56. M. Haryanto 3 3 3 3 3 15 S

57. Lutfi 4 5 5 4 4 22 BS

58. Sahadi 4 4 3 3 3 17 S

59. M. Jalal 3 3 2 2 3 13 K

60. M. Mualidin 3 2 3 3 2 13 K

64

Lampiran 4

LARI 40 METER

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan

b. Alat dan fasilitas

1) Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, Bergerak 40 meter, dan masih

mempunyai lintasan lanjutan.

2) Bendera start

3) Peluit

4) Tiang pancang

5) Stopwatch

6) Serbuk kapur

7) Alat tulis

c. Petugas tes

1) Petugas keberangkatan

2) Pengukuran waktu merangka pencatat hasil

d. Pelaksanaan

1) Sikap permulaan

Peserta berdiri di belakang garis start

2) Gerakan

a) Pada aba-aba “Siap peserta mengambil sikapm start berdiri, siap untuk lari

untuk lari (lihat gambar I).

65

b) Pada aba-aba “Ya” peserta lain secepat mungkin menuju garis finish

menempuh jarak 40 meter.

3) Lari masih bisa diulang apabila:

a) Pelari mencuri start

b) Pelari tidak melewati garis finish

c) Pelari terganggu dengan pelari yang lain.

4) Pengukuran waktu

Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat

melintas garis finish.

66

Gambar 1

Sikap permulaan start lari 40 meter

(Diambil dari Depdiknas 2003:7)

e. Pencatatan hasil

1) Hasil yang diyg dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk

menempuh jarakc 40 meter, dalam satuan waktu detik.

2) Waktu dicatat satu angka di belakang koma.

67

Lampiran 5

GANTUNG SIKU TEKUK

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot

bahu.

b. Alat dan Fasilitas

1) Palang tunggal yang dapat diturunkan dinaikkan (lihat gambar 2)

2) Stopwatch

3) Formulir tes dan alat tulis

4) Nomor dada

5) Serbuk kapur atau magnesium karbonat

c. Petugas tes

Pengukuran waktu merangkap pencatat hasil

d. Pelaksanaan

Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta.

1) Sikap permulaan

Peserta berdiri di bawah palang tunggal kedua tangan berpegangan pada palang

tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke belakang (lihat

gambat

2) Gerakan

Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai mencapai

sikap bergantungan siku tekuk. Dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut

dipertahankan selama mungkin (lihat gambar 4).

68

Gambar 2

Sikap Awal Gantung Siku Tekuk

(Diambil dari Depdiknas 2003:9)

e. Pencatatan Hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan

sikap tersebut di atas dalam satuan waktu detik.

Catatan :

Peserta yang tidak dapat melakukan sikap di atas dinyatakan gagal, hasilnya

ditulis dengan angka 0 (nol)

69

Lampiran 6

BARING DUDUK

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.

b. Alat dan Fasilitas

1) Lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih.

2) Stopwatch

3) Alat tulis

4) Alas/tikar/matras

c. Petugas tes

1) Pengamat waktu

2) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil.

d. Pelaksanaan

1) Sikap permulaan

a) Berbaring terlentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut +

900, kedua tangan jari-jarinya berselang selip diletakkan dibelakang kepala.

b) Petugas/ peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kaki, agar

kaki tidak terangkat.

2) Gerakan

a) Gerakan aba-aba “Ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk, sampai

kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permulaan.

b) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat (selama 30

detik).

70

Catatan :

(1) Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin

lagi.

(2) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha.

(3) Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.

e. Pencatatan hasil

1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan barinh duduk yang

dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik.

2) Peserta yang tidak melakukan tes baring duduk ini hasilnya ditulis dengan

angka 0 (nol).

Gambar 3

Sikap Permulaan Baring Duduk

(Diambil dari Depdiknas 2003:11)

71

Lampiran 7

LONCAT TEGAK

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak otot dan tenaga eksplosif.

b. Alat dan fasilitas

1) Papan berskala senti meter, warna gelap berukjuran 30 x 150 cm dipasang

pada dinding atau tiang.

2) Serbuk kapur

3) Alat penghapus

4) Nomor dada

c. Petugas tes

Pengamat dan pencatat hasil

d. Pelaksanaan

1) Sikap permulaan

a) Terlebih dahulu ujung jari tang peserta dioles dengan serbuk kapur atau

magnesium karbonat.

b) Peserta berdiri tegak dekat dinding. Kaki rapat, papan skala berada disamping

kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus ke

atas telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan

bekas raihan jarinya.

2) Gerakan

a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukan lutut dan kedua lengan

diayun kebelakang.

72

Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menpuk papan dengan

tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas.

b) Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut.

Gambar 4

Sikap Permulaan Loncat Tegak

(Diambil dari Depdiknas 2003:14-15)

e) Pencatatan Hasil

1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak

2) Ketiga selisih raihan, dicatat.

73

Lampiran 8

LARI 600 METER

a ) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung peredaran darah dan

pernapasan.

b ) Alat dan Fasilitas

2) Lintasan lari 600 meter

3) Stopwatch

4) Bendera start

5) Peluit

6) Tiang pancang

7) Alat tulis

c ) Petugas tes

1) Petugas keberangkatan

2) Pengukuran waktu

3) Pencatatan hasil

4) Pembantu umum

d ) Pelaksanaan

1 ) Sikap permulaan

Peserta berdiri di belakang garis start

2) Gerakan

Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start mberdiri, siap untuk lari.(lihat

gambar 12)

74

Pada aba-aba “YA” peserta lari menuju garis finish, menempuh jarak 600 meter.

Catatan :

(1) Lari siulangi bilamana ada pelari yang mencuri start.

(2) Lari diulang bilamana pelari tidak melewati garis finish

Gambar 5

Sikap awal dan akhir lari 600 meter

(Diambil dari Depdiknas 2003:17)

10. Pencatatan hasil

1) Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tep[at

melintas garis finish.

2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh

jarak 600 meter. Waktu yang dicatat dalam satuan menit dan detik.

Contoh penulisan

Seorang pelari dengan hasil waktu 3 menit 12 detik ditulis 3’12”.