PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR RELATIF LEBIH LAMA

12
1 PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR RELATIF LEBIH LAMA Oleh Advendi Kristiyandaru Abstrak Kesegaran jasmani merupakan sangat didambakan setiap insan di dunia. Begitu juga bagi setiap mahasiswa. Namun banyak pendapat bahwa pendidikan jasmani dan olahraga (penjasor) hanya membuat tubuh kelelahan dan hanya meningkatkan keterampilan fisik saja. Ternyata bahwa penjasor merupakan bagian integral dari pendidikan nasional. Dan salah satu tujuan pendidikan jasmani adalah menjaga kesegaran tubuh sehingga memberikan tenaga kepada tubuh melakukan pekerjaan atau bekerja relatif lebih lama dan masih memiliki daya cadang setelah belajar dengan keras. Kata kunci: penjasor, kesegaran jasmani 1. PENDAHULUAN Para mahasiswa adalah kaum muda harapan bangsa yang tentunya mendambakan hidup sehat, vitalitas, kesegaran jasmani dan panjang umur. Namun harapan itu tidak akan pernah didapat tanpa diikuti oleh usaha yang memadai untuk mencapainya. Hidup sehat, vitalitas, kesegaran jasmani bukan saja harapan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), namun juga menjadi idaman semua mahasiswa khususnya mahasiswa Universitas Negeri Surabaya non FIK. Kehidupan modern saat ini membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan dan kesegaran jasmani kita. Dengan makin canggihnya teknologi, semakin banyak mengesampingkan kebutuhan aktivitas fisik, sehingga mempengaruhi kebiasaan hidup sehari-hari. Banyak kegiatan yang semula memerlukan kemampuan fisik telah diganti oleh tenaga mesin yang dengan mudah dapat menarik, mendorong

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : Advendi Kristiyandaru, http://ejournal.unesa.ac.id/

Transcript of PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR RELATIF LEBIH LAMA

Page 1: PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR  RELATIF LEBIH LAMA

1

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR

RELATIF LEBIH LAMA

Oleh

Advendi Kristiyandaru

Abstrak

Kesegaran jasmani merupakan sangat didambakan setiap insan di dunia. Begitu juga bagi setiap mahasiswa. Namun banyak pendapat bahwa pendidikan jasmani dan olahraga (penjasor) hanya membuat tubuh kelelahan dan hanya meningkatkan keterampilan fisik saja. Ternyata bahwa penjasor merupakan bagian integral dari pendidikan nasional. Dan salah satu tujuan pendidikan jasmani adalah menjaga kesegaran tubuh sehingga memberikan tenaga kepada tubuh melakukan pekerjaan atau bekerja relatif lebih lama dan masih memiliki daya cadang setelah belajar dengan keras.

Kata kunci: penjasor, kesegaran jasmani

1. PENDAHULUAN

Para mahasiswa adalah kaum muda harapan bangsa yang tentunya

mendambakan hidup sehat, vitalitas, kesegaran jasmani dan panjang umur. Namun

harapan itu tidak akan pernah didapat tanpa diikuti oleh usaha yang memadai untuk

mencapainya. Hidup sehat, vitalitas, kesegaran jasmani bukan saja harapan mahasiswa

Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), namun juga menjadi idaman semua mahasiswa

khususnya mahasiswa Universitas Negeri Surabaya non FIK.

Kehidupan modern saat ini membawa dampak yang kurang baik bagi

kesehatan dan kesegaran jasmani kita. Dengan makin canggihnya teknologi, semakin

banyak mengesampingkan kebutuhan aktivitas fisik, sehingga mempengaruhi

kebiasaan hidup sehari-hari. Banyak kegiatan yang semula memerlukan kemampuan

fisik telah diganti oleh tenaga mesin yang dengan mudah dapat menarik, mendorong

Page 2: PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR  RELATIF LEBIH LAMA

2

suatu benda yang sangat berat hanya cukup dengan menarik handel atau menekan

tombol. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa akibat dari semua itu akan

mempunyai pengaruh yang sangat buruk terhadap kesehatan manusia. Memang

dengan semakin majunya teknologi tentu akan mengurangi aktifitas gerak manusia

dalam melaksanakan pekerjaannya, namun masyarakat pada suatu saat juga akan

menyadari bahwa secara alami kodrat dan eksistensi kehidupan suatu makhluk hidup

ditunjukkan dengan adanya suatu gerak. Semakin menurun aktifitas geraknya maka

akan semakin menurun pula fungsi tubuh yang dimilikinya.

Dalam menanggapi hal di atas, Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

mengambil suatu kebijakan dengan memasukkannya matakuliah pendidikan jasmani

dan olahraga (Penjasor) dalam kurikulum. Kurikulum ini diberlakukan untuk semua

jurusan di masing-masing fakultas yang ada di Unesa, dengan bobot 2 (dua) SKS.

Pandangan bahwa mahasiswa non FIK tidak membutuhkan pendidikan jasmani dan

olahraga adalah sebuah kesalahan. Untuk itu perlu kita mengetahui terlebih dahulu

apa itu konsep penjasor serta tujuan penjasor.

2. Konsep Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui penyediaan

pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga

yang direncanakan secara sistematis guna merangsang pertumbuhan dan

perkembangan fisik, ketrampilan motorik, keterampilan berfikir, emosional, sosial dan

moral. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus

membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat (Depdiknas, 2002). Pendidikan

jasmani dan olahraga yang diberikan kepada para mahasiswa juga merangsang

keterampilan motorik, artinya para mahasiswa sudah lebih mendekat kepada hal-hal

yang sifatnya praktikkum atau kegiatan langsung di lapangan. Penjasor juga

merangsang keterampilan berpikir artinya mahasiswa harus lebih banyak berpikir

terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.

Soemosasmito (1999) menjelaskan bahwa pendidikan jasmani merupakan

proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dengan tujuan meningkatkan perilaku

hidup sehat manusia seutuhnya. Peranan pendidikan jasmani dan olahraga adalah

Page 3: PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR  RELATIF LEBIH LAMA

3

sangat penting yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat

langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui gerak. Sedangkan Sukintaka

(2004) mengatakan pendidikan jasmani merupakan proses interaksi antara peserta

didik dengan lingkungannya melalui aktivitas jasmani yang disusun secara sistematis

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Mutohir (2002) dalam hal ini menyatakan, pendidikan jasmani adalah suatu

proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang

dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh

pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan,

kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka

pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.

Berdasarkan pendapat di atas, pendidikan jasmani dan olahraga (Penjasor)

yang diberikan di perguruan tinggi merupakan bagian dari proses pendidikan yang

diarahkan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan manusia secara

menyeluruh (fisik, mental, sosial, intelektual, emosional, spiritual) melalui media

aktifitas fisik.

3. Tujuan Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Pada dasarnya pendidikan jasmani dan olahraga memiliki tujuan yang sama.

Soemosasmito dan Mutohir (2002) mengatakan bahwa tujuan keduanya ibarat

sekeping mata uang yang memiliki dua sisi, pendidikan jasmani dan olahraga

mengarah kepada dua aspek, (1) aspek pendidikan mengarah kepada nilai-nilai edukatif,

dan (2) aspek olahraga mengarah kepada prestatif. Maka kedua aspek tersebut tidak bisa

dipisahkan sehingga harus saling mengait dan melengkapi dalam rangka mewujudkan

pribadi peserta didik yang sehat rohaniah dan jasmaniah yang memungkinkan untuk

berprestasi.

Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sarana yang ampuh

untuk menumbuhkembangkan pribadi peserta didik menjadi sosok manusia yang utuh

tidak hanya mengarah kepada pelatihan teknik gerak saja akan tetapi juga merangsang dan

menumbuhkembangkan kepribadiannya. Seperti yang tertulis pada tabel di bawah ini:

Page 4: PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR  RELATIF LEBIH LAMA

4

Tabel Tujuan Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Perilaku Hidup Sehat

Indikator Keberhasilan Pembelajaran

1. Aspek Sehat Jasmaniah Mengacu pada pribadi yang memiliki struktur

jasmani yang tampan, serasi dan seimbang

a.Tumbuh kembang serasi dan

seimbang

Pertumbuhkembangan jasmani dan organ-organ

tubuh secara serasi dan seimbang

b.Terampil Gerak yang semakin kuat, cepat, tepat, lentur,

terkoordinasi, luwes indah, anggun dan tangkas,

yang mendukung tercapainya prestasi olahraga

yang tinggi

c. Bugar Tidak mengidap penyakit, dapat bekerja dan

belajar relatif lama dan memiliki daya cadang

setelah bekerja dan belajar dengan keras

d. Segar Tampang selalu segar dan menarik

2. Aspek sehat rohaniah Mengacu pada pribadi yang berbudi pekerti

luhur

a. Sehat sosial Dapat bekerja sama, tolong-menolong, sikap

terbuka dan toleransi dan menghargai pihak lain

termasuk lawan

b. Sehat emosional Dapat mengendalikan diri, tenggang rasa, saling

memaafkan, saling menghormati, dan dapat

mengutarakan pendapat secara santun

c. Sehat mental Bersikap jujur, sportif, disiplin, rela berkorban,

tangguh, mantap, mandiri dan bertanggung

jawab

d. Sehat intelektual Memiliki citra hidup sehat dan berupaya untuk

mengaktualisasikan perilaku hidup sehat

intelektual yang tampak dalam kehidupannya

sehari-hari, dan dapat mengantisipasi situasi

pertandingan dalam menemukan strategi, teknik

dan taktik yang tepat dan cepat

e. Sehat spiritual Dapat mengambil hikmah dan merasakan

nikmat karena menghayati dan dapat

Page 5: PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR  RELATIF LEBIH LAMA

5

mengaktualisasikan perilaku hidup sehat,

karena mendapat limpahan rahmat dan anugrah

dari Tuhan Yang Maha Esa

Sumber : Soemosasmito dan Mutohir (2002)

Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki tujuan yang bersifat menyeluruh

(holistik), jadi pendidikan jasmani dan olahraga merupakan alat untuk membina

peserta didik agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas

jasmani yang dilakukannya dan mengalami pola hidup sehat dalam berbagai aktivitas

pendidikan jasmani yang dimanfaatkan untuk mengembangkan kepribadian dirinya.

Dengan kata lain pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas

jasmani.

Mengapa pendidikan jasmani dan olahraga perlu diajarkan di lingkup

perguruan tinggi? Telah terjadi kesalahpahaman, ada yang berpendapat bahwa

pendidikan jasmani dan olahraga lebih menekankan pembinaan keterampilan fisik,

tentu jawabnya tidak demikian. Tujuan yang sesungguhnya dari pendidikan jasmani

itu bersifat menyeluruh, sebab bukan hanya aspek fisik semata, tetapi juga aspek

lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral.

Menurut Mutohir (2002) tujuan pendidikan jasmani yang akan dicapai terjabar

seperti butir-butir berikut ini:

(1) Perkembangan pribadi: (a) pertumbuhan fisik secara optimal, (b) sehat fisik, mental,

sosial, dan spiritual, (c) kesegaran jasmani optimal, (d) cerdas, (e) kreatif dan

inovatif, terampil dalam gerak dan memecahkan masalah, dan (g) jujur, disiplin,

percaya diri, dan tanggung jawab.

(2) Hubungan antar pribadi dan lingkungan : (a) sosial pada sesama, (b) gotong royong,

(c) luwes (mudah menyesuaikan diri), (d) komunikatif dalam ide (konsep), dan

pemikiran, (e) etika (sopan santun), (f) menghargai kondisi lingkungan, dan (g) jujur,

disiplin, percaya diri,dan tanggungjawab.

(3) Ketahanan Nasional Politik : a) cinta tanah air, b) demokrasi pancasila, c) loyal pada

Pancasila dan UUD 1945.

Page 6: PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR  RELATIF LEBIH LAMA

6

(4) Ekonomi: a.) penguasaan informasi dan teknologi, b) etos kerja.

(5) Sosial budaya : a) tertib hukum, b) kesetiakawanan sosial.

(6) Budaya : a) rnenghargai karya orang lain, b) berpikir kritis, c) toleransi penerapan

IPTEK.

(7) Hankam: a) kesiapan membela negara, b) berpartisipasi dalam Hankamrata.

Dengan memperhatikan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan jasmani dan olahraga bagi mahasiswa merupakan bagian integral

pendidikan yang dapat memberi arah dan sasaran terhadap manajemen pembelajaran

dalam upaya memberikan pemahaman kepada mahasiswa untuk

menumbuhkembangkan potensi diri atau kemampuan pribadi utuh dan akhlak mulia

secara terpadu dan optimal.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melakukan pendekatan promosi kesehatan

dan pencegahan penyakit melalui kegiatan-kegiatan health promotion. Salah satu

aspek health promotion yang dianggap penting saat ini adalah hidup dengan penuh

aktifitas. Kampanye hidup aktif ini berkaitan erat dengan upaya kesegaran jasmani.

Sekarang makin banyak orang membicarakan kesegaran jasmani. Bahkan

pemerintah menganjurkan para pegawai negeri maupun karyawan perusahaan

melakukan kegiatan yang sifatnya untuk meningkatkan kesegaran jasmani misalnya

senam aerobik yang dilakukan serentak pada hari Jumat pagi di masing-masing instansi.

Seyogyanya aktivitas seperti senam aerobic inipun dapat dilakukan oleh semua

mahasiswa di fakultas masing-masing. Lalu apa sebenarnya kesegaran jasmani (physical

fitness) itu ?

Kesegaran/kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk

melakukan pekerjaan/tugasnya sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa kelelahan

yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati

waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan yang mendadak. Dapat pula

ditambahkan, kesegaran jasmani merupakan kemampuan untuk melakukan

pekerjaan/tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sulit/sukar, dibandingkan

dengan orang yang kesegaran jasmaninya kurang sehingga tidak dapat melakukan

pekerjaan tersebut. Dan bagi mahasiswa kesegaran/kebugaran jasmani yang baik akan

Page 7: PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR  RELATIF LEBIH LAMA

7

membuat mereka tidak mudah mengidap penyakit, dapat belajar relatif lama dan

memiliki daya cadang setelah belajar dengan keras.

Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri atas empat

komponen yaitu (1) daya tahan jantung-paru, (2) kekuatan otot, (3) kelentukan dan (4)

komposisi tubuh. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan merupakan

dasar pengembangan fisik dari seseorang. Oleh karena itu kesegaran jasmani yang

berhubungan dengan kesehatan harus lebih dahulu diperhatikan sebelum

memperhatikan komponen kesehatan jasmani yang lain.

Empat macam Komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Daya tahan jantung-paru

Daya tahan jantung-paru adalah suatu kondisi tubuh seseorang yang

mampu untuk menghisap, mengangkut dan menggunakan oksigen di dalam

tubuhnya dengan baik, efisien dan efektif. Daya tahan jantung-paru merupakan

kesanggupan sistem jantung-paru dan pembuluh darah berfungsi secara optimal

saat melakukan latihan dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang

berarti.

Daya tahan jantung-paru sangat penting untuk menunjang kerja otot

sehingga terjadi peningkatan kapasitas dan vitalitas tubuh. Peningkatan kapasitas

dan vitalitas tubuh akan menghasilkan suatu kegiatan yang penuh semangat,

kreatif dan inovatif (akan memudahkan untuk berfikir dan memunculkan ide-ide

baru).

b. Kekuatan Otot

Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk

melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban yang

berat. Kekuatan otot yang maksimal tergantung dari ukuran, jumlah otot, proporsi

serabut otot, koordinasi beberapa kelompok otot. Kekuatan otot merupakan hal

penting untuk setiap orang karena berguna untuk melakukan gerakan,

mempertahankan keseimbangan dan postur tubuh. Orang yang mempunyai

Page 8: PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR  RELATIF LEBIH LAMA

8

kekuatan otot yang baik akan memiliki kemampuan dalam mengatur dan

melaksanakan berbagai macam gerakan dengan baik.

c. Kelentukan

Kelentukan adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam

ruang gerak sendi secara maksimal. Kelentukan menunjukkan besarnya pergerakan

sendi secara maksimal sesuai dengan lingkup gerak sendi (range of motion). Orang

yang mempunyai kelentukan yang baik akan mampu melakukan gerakan secara

bebas tanpa adanya hambatan dan rasa takut dari persendian. Kelentukan yang

dilakukan melalui latihan peregangan dapat mencegah terjadinya cedera /

gangguan pada sendi.

d. Komposisi tubuh

Komposisi tubuh adalah susunan tubuh yang digambarkan sebagai dua

kompartemen yaitu massa tubuh tanpa lemak dan lemak tubuh. Komposisi tubuh

dapat diketahui dengan cara mengukur banyaknya lemak tubuh dengan memakai

alat yang disebut skinfold caliper. Komposisi tubuh selain diukur dengan

menggunakan parameter lemak tubuh, sering juga dilakukan dengan memakai

indeks massa tubuh. Indeks massa tubuh merupakan cara untuk menggambarkan

status gizi yaitu melihat berat badan dalam hubungannya dengan tinggi badan.

Banyak pertanyaan yang timbul, mengapa sudah cukup lama berlatih, tetapi

masih belum juga menunjukkan adanya peningkatan kesegaran/kebugaran jasmani,

khususnya bagi para mahasiswa, sehingga kadang-kadang menimbulkan rasa bosan

dan kejenuhan? Untuk meningkatkan kesegaran/kebugaran jasmani tidak hanya

bergantung pada lamanya seseorang melakukan latihan. Terdapat banyak Faktor yang

mempengaruhi peningkatan kesegaran/kebugaran seseorang, salah satu Faktor

diantaranya adalah intensitas dan frekuensi latihan. Namun masih banyak lagi Faktor

lain yang sangat berpengaruh. Faktor – faktor lain yang dimaksud adalah :

Page 9: PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR  RELATIF LEBIH LAMA

9

a. Intensitas Latihan

Intensitas latihan adalah kerasnya seseorang melakukan latihan,

khususnya latihan yang bersifat aerobik, yaitu yang berlangsung lebih dari enam

menit secara terus menerus. Misalnya lari untuk mempersiapkan diri bermain

bulutangkis, tenis, bola basket, sepak bola, dan lain-lainnya dengan baik. Untuk itu

latihan harus dengan takaran intensitas yang cukup. Adapun cara mengukur

intensitas latihan dengan cara menghitung denyut nadi.

Intensitas latihan menunjukkan dosis latihan yang harus dilakukan

seseorang, menurut daerah latihan (training zone) yang telah ditetapkan dan

dianggap aman. Apabila intensitas latihan tidak memadai atau terlalu rendah maka

tidak ada pengaruh pada tubuh. Dan intensitas lathan yang terlalu berat akan

dapat menyebabkan cidera atau sakit. Untuk menentukan intensitas latihan yang

aman dapat ditaksir dengan denyut nadi maksimal, dengan mempertimbangkan

usia seperti rumus:

Perlu diketahui bahwa denyut nadi adalah frekuensi irama denyut atau

detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-

tempat tertentu, seperti pada: pergelangan tangan bagian depan sebelah atas

pangkal ibu jari tangan, leher sebelah kiri atau kanan depan otot sterno cleido

mastoidues, dada sebelah kiri tepat diapex jantung dan pelipis.

Adapun cara penghitungan denyut nadi yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

a) Apabila nadi dihitung selama 6 detik maka harus dikalikan 10 b) Apabila nadi dihitung selama 10 detik maka harus dikalikan 6 c) Apabila nadi dihitung selama 15 detik maka harus dikalikan 4 d) Apabila nadi dihitung selama 30 detik maka harus dikalikan 2

(Nurhasan, dkk. 2005)

Prediksi Denyut Nadi Maksimal (DNM) = 220 – umur

Page 10: PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR  RELATIF LEBIH LAMA

10

b. Lama Latihan

Lama latihan, merupakan hal yang perlu diketahui pula. Lama latihan

adalah jumlah waktu yang digunakan dalam setiap kali latihan, dimana intensitas

latihan harus tetap dipertahankan. Latihan dilakukan minima selama 20 menit, dan

lama latihan yang optimal adalah 30-45 menit. Jika intensitas latihan lebih tinggi,

maka waktu latihan dapat lebih pendek. Sebaliknya jika intensitas latihan lebih

kecil, maka waktu latihan harus lebih lama.

c. Frekuensi

Frekuensi latihan berhubungan erat dengan intensitas latihan dan lama

latihan. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa latihan paling sedikit tiga hari per

minggu. Seseorang akan menurun ketahanannya setelah 48 jam tidak melakukan

latihan.

Telah diketahui bahwa empat hari latihan hasilnya lebih baik daripada tiga

hari, dan lima hari latihan sedikit lebih baik daripada empat hari. Dari penelitian

juga terlihat bahwa dua hari latihan per minggu tidak efektif untuk melatih jantung

dan peredaran darah. Dengan perkataan lain, jika kita hanya melakukan latihan

dua hari per minggu, maka hasilnya hanya sedikit lebih baik daripada tidak

melakukan latihan sama sekali.

Untuk mencapai sasaran yang diinginkan, latihan harus dijalankan secara

bertahap, teratur, dan memenuhi takaran/dosis latihan yang diperlukan. Jika

latihan tidak cukup takarannya maka tidak akan begitu nampak manfaatnya bagi

kesehatan namun jika latihan secara berlebihan juga akan membahayakan

kesehatan dan kesegaran jasmani kita.

Matakuliah Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang diberikan kepada

mahasiswa di lingkungan Universitas Negeri Surabaya selain mahasiswa Fakultas

Ilmu Keolahrgaan, telah disusun dalam bentuk Garis-garis Besar Rencana

Perkuliahan (GBRP) dengan cukup sistematis. Maksudnya adalah selain

memberikan pengetahuan tentang olahraga juga memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan motorik, keterampilan berpikir,

nilai-nilai afektif seperti: kejujuran, kerja sama, toleransi. Dan yang paling utama

Page 11: PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR  RELATIF LEBIH LAMA

11

dalam program selama satu semester tersebut adalah dapat meningkatkan

kesegaran jasmani mahasiswa untuk mampu belajar relatif lebih lama. Dan pokok

bahasan yang diberikan antara lain sebagai berikut:

(1) Penjelasan tentang Pendidikan Jasmani dan Olahraga

(2) Penjelasan tentang Kesegaran Jasmani, Zona Latihan (Training Zone), Program

Latihan Kesegaran Jasmani

(3) Tes Lari 1000m untuk putri dan 1200m untuk putra

(4) Bentuk Latihan Aerobik Jalan/lari

(5) Senam Aerobik

(6) Olahraga Permainan

(7) Pengetahuan Umum Olahraga, Manajemen Olahraga

(8) Sistem Pertandingan

(9) Olahraga Pilihan

(10) Pertandingan antar kelas/jurusan

Page 12: PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR  RELATIF LEBIH LAMA

12

DAFTAR RUJUKAN

Depdiknas, 2002. Kurikulum dan hasil Belajar Rumpun Pelajaran Pendidikan Jasmani.

Puskur Balitbang: Jakarta.

Mutohir, Toho, C. 2002. Gagasan-Gagasan Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga.

UNESA Press: Surabaya.

Nurhasan, dkk. 2005. Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Bersatu

Membangun Manusia yang Sehat Jasmani dan Rohani). Unesa University Press:

Surabaya.

Soemosasmito, S. 1999. Penelitian Tindakan Supervisi Kelompok Praktikan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Jasmani. Disertasi. IKIP Negeri

Malang.

Sukintaka. 2004. Teori Pendidikan Jasmani, Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan.

Nuansa Press: Bandung.