PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

206
PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN INDONESIA (Studi Kasus Di Desa Pakeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar HASNAH 1053831115716 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI STRATA 1 (S1) 2021

Transcript of PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Page 1: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN

INDONESIA (Studi Kasus Di Desa Pakeng Kecamatan Lembang

Kabupaten Pinrang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

HASNAH

1053831115716

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI STRATA 1 (S1)

2021

Page 2: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

vi

MOTTO dan PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Dan Sesungguh akan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikan kabar gembira

kepada orang-orang yang sabar “ (Q.S AL-‘Baqarah: 155)

“Kamu tidak perlu luar biasa untuk memulai, Tetapi kamu harus memulai untuk menjadi luar biasa”

(Zig-Ziglar) “Hidup bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan orang lain.”

(Hasnah)

Railah kesuksesaan dengan terus berusaha, berdoa dan bersabar

Sesungguhnya kerja kerasmu tak akan pernah menghianti hasil..

(Hasnah )

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah… Atas rahmat Allah swt dan dengan penuh syukur, Karya

skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tuaku tercinta…

Terimah kasih kepada Ayahanda Lakka Ibunda tercinta Bunga tetesan

keringatmu, jerih payahmu, do’amu selalu menyertai langkahku. Dukungan

Ayahanda dan Ibunda adalah kekuatan terdahsyat ananda dalam menyelesaikan

karya ini.

Penghormatan dan terimahkasih juga kepada dosen pembimbingku, saudaraku,

keluarga besarku, sahabat-sahabatku atas semangat yang tidak pernah surut

kalian berikan, canda tawa dan kesan saat bersama dengan kalian tentunya tidak

mudah untuk dilupakan.

Page 3: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

vii

ABSTRACT

HASNAH. 2021. Informal Education on Children of Indonesian Migrant Workers

(PMI) in Pakeng Village, Lembang District, Pinrang Regency. Science of

Education, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Syahribulan

and Indah Ainun Mutiara.

The purpose of this research is to describe forms of education. This type of

research is a qualitative descriptive study. In this research, Informal informants on

the Children of Indonesian Migrant Workers (PMI) and to describe the inhibiting

factors and supporting factors of informal education in the children of Indonesian

Migrant Workers (PMI). This type of research is a qualitative descriptive study. In

this study, the informants were selected directly by the researcher who were called

the research targets based on the characteristics of the informants that had been

determined, namely substitute parents as grandparents, children, family relatives

and neighbors. Data collection techniques in this study were carried out by means

of observation, interviews and documentation. The data analysis technique uses

various stages, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions,

while the data validity technique uses triangulation of sources and techniques.

The results of research in the field show that, forms of informal education

for the children of Indonesian Migrant Workers (PMI) in Pakeng Village which

consist of character education, religious education and traditional / cultural

education provided by substitute parents as grandmothers tend to only order without

giving examples. exemplary to children and lack of assertiveness. Inhibiting

factors in providing informal education to children of Indonesian Migrant Workers

(PMI) are parents' ignorance of informal education, age of guardian parents, factors

of working parents, parental divorce factors and social media factors. Supporting

factors for informal education for the children of Indonesian Migrant Workers

(PMI), namely formal education (schools) and non-formal education (community),

the success of achieving the goals of educating children with good character will

run well and if the informal, formal and non-formal education strategies are

implemented properly and there is collaboration between parents, teachers in

schools and the community.

Keywords: Informal Education, Indonesian Migrant Workers (PMI).

Page 4: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

viii

ABSTRAK

HASNAH. 2021. Pendidikan Informal Pada Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI)

di Desa Pakeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang. lmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Syahribulan dan Indah

Ainun Mutiara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk

pendidikan. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam peneitian

ini informan Informal Pada Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan untuk

mendiskripsikan faktor penghambat dan faktor pendukung pendidikan informal

pada anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) . Jenis penelitian adalah penelitian

deskriptif kualitatif. Dalam peneitian ini informan dipilih langsung oleh peneliti

yang disebut sasaran penelitian berdasarkan karakteristik informan yang telah

ditetapkan yaitu orang tua pengganti selaku nenek/kakek, anak, kerabat keluarga

dan tetangga. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui berbagai

tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, sedangkan

teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, dan teknik.

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa, bentuk-bentuk

pendidikan Informal pada anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng

yang terdiri dari pendidikan karakter, pendidikan agama dan pendidikan

adat/budaya yang diberikan oleh orang tua penganti selaku nenek cenderung hanya

menyuruh tanpa memberikan contoh ketaladan kepada anak serta tidak adanya

ketegasan. Faktor penghambat dalam memberikan pendidikan informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia (PMI) adalah faktor ketidaktahuan orang tua mengenai

pendidikan informal, faktor usia orang tua wali, faktor orang tua bekerja, faktor

perceraian orang tua dan faktor media sosial. Faktor pendukung pendidikan

informal pada anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yaitu pendidikan formal

(sekolah) dan pendidikan nonformal (masyarakat), keberhasilan pencapaian tujuan

pendidika anak yang berakhlak akan berjalan baik dan adanya jika strategi

pendidikan informal, formal, dan nonformal dilaksanakan dengan baik dan adanya

kerjasama antara orang tua, guru di sekolah dan masyarakat.

Kata Kunci: Pendidikan Informal, Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Page 5: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirahim

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-

Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal ini. Shalawat serta salam tercurahkan

kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya, penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang

membantu kelancaran penulisan proposal ini, baik berupa dorongan moril maupun

materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya

bagi penulis untuk menyelesaikan penulis proposal ini. Disamping itu, izinkan

penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada ;

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bapak Erwin Akib, S.Pd.,

M.Pd., Ph.D serta para Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si dan

Sekretaris Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Kaharuddin, S.Pd.,

M.Pd., Ph.D, beserta seluruh staffnya.

3. Ibu Dra. Hj. Syahribulan, K., M.Pd., sebagai pembimbing I dan Ibu Indah

Ainun Mutiara, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan

Page 6: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

x

Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermamfaat

dikemudian hari.

5. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis

haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua Orang tua

penulis yang tercinta, Ayahanda Lakka dan Ibunda Bunga serta kakak adik

penulis yang dengan segala pengorbanannya tak akan pernah penulis

lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat, dan petunjuk dari mereka

yang merupakan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis

hingga saat ini.

6. Kawan-kawanku Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi

khususnya kawan-kawan seperjuangan Kelas D yang memberikan support

kepada penulis.

Makassar, 22 Agustus 2020

Hasnah

Page 7: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv

SURAT PERNYATAAN .................................................................................... v

SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

E. Definisi Rasional ....................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 9

A. Tinjauan Konsep ...................................................................................... 9

B. Tinjauan Teori .......................................................................................... 16

Page 8: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

xii

C. Kerangka Pikir ......................................................................................... 19

D. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 21

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 25

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian ............................................................... 25

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................... 26

C. Fokus Penelitian ........................................................................................ 28

D. Informan Penelitian ................................................................................... 28

E. Jenis Dan Sumber Data ............................................................................. 30

F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 31

G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 31

H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 35

I. Teknik Pengabsahan Data ......................................................................... 36

BAB IV GAMBARAN HISTORIS LOKASI PENITIAN ............................... 39

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 39

B. Deskripsi Lokasi Penelitian....................................................................... 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 51

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 51

B. Pembahasan ................................................................................................. 96

BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 103

A. Kesimpulan ................................................................................................ 103

B. Saran ........................................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 105

LAMPIRAN

Page 9: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tabel Skema kerangka pikir....................................................................... 23

2.2 Tabel Penelitian Terdahulu ........................................................................ 26

3.1 Tabel Kriteria Pemilihan Lokasi Penelitian ............................................... 27

3.2 Tabel Waktu Penelitian .............................................................................. 29

3.3 Tabel Daftar Nama-Nama Responden ....................................................... 32

3.4 Tabel Klasifikasi Pengumpulan Data ......................................................... 42

4.2 Tabel Luas daerah tiap kecamatan di Kabupaten Pinrang ......................... 46

4.3 Tabel Daftar Nama-Nama Kepala Desa Pakeng ........................................ 47

4.5 Tabel Orbitasi dan Jarak Tempuh Desa Pakeng ........................................ 50

Page 10: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Gambar Peta Kabupaten Pinrang .................................................................20

4.4 Gambar Struktur Organisasi Pemerintah Desa Pakeng ................................46

5.1 Gambar Kondisi Saat Anak Sedang mencuci piring di Rumah ....................54

5.2 Gambar Kondisi Saat Anak Sedang Belajar Sendiri di Rumah. ..................61

5.3 Gambar Kondisi Saat Anak Sedang Belajar Mengaji di Rumah

Tetangga .......................................................................................................65

5.4 Gambar Wawancara Dengan Orang tua/Wali Anak Pekerja Migran

Indonesia (PMI) di Desa Pakeng .................................................................75

5.5 Gambar Kondisi Saat Anak Sedang Menghabiskan Waktu

Menonton Menonton Tayang dari Media Handphone. .................................85

5.6 Gambar Kondisi Saat Anak Sedang Menonton di Rumah ...........................86

5.7 Gambar Bentuk Penddikan Formal (Sekolah) ..............................................90

5.8 Gambar Salah Satu Tempat Belajar Mengaji Untuk

Anak-Anak Di Desa Pakeng ........................................................................93

5.9 Kegiatan Pembelajaran Mengaji Di Desa Pakeng ........................................44

Page 11: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kamus lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa karakter yaitu sifat-

sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang

lain, tabiat, watak, Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian

kemanusiaan. Orang yang berkarakter adalah orang yang mempunyai idealisme

dalam hidupnya, mempunyai momentum untuk mencapai tujuan. Orang yang

berkarakter tidak akan mudah terjerumus dalam hal-hal negatif dan tidak akan

goyah keyakinannya karena dalam jiwanya telah tertanam kekuatan moral dan

nilai-nilai yang baik dalam hidupnya. Dengan terbentuknya karakter akan

menjadikan bangsa Indonesia adalah bangsa yang bermoral dan bermartabat.

Bahwa pendidikan karakter dalam keluarga sangat penting untuk

membangun sumber daya manusia (SDM) yang kuat, maka perlunya pendidikan

karakter yang dilakukan dengan tepat. Dapat dikatakan bahwa pembentukan

karakter tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Oleh karena itu, diperlukan

kepedulian oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah, sekolah, masyarakat maupun

keluarga.

Menurut Yusuf LN (2006:38) mendefinisikan bahwa keluarga merupakan

lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh karena itu kedudukan keluarga

dalam perkembangan kepribadian anak sangatlah dominan. Dalam hal ini orang tua

mempunyai peranan yang sangat penting dalam menumbuh kembangkan fitah

beragamaanak.

Page 12: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

2

Keluarga dan rumah tangga merupakan tempat yang anak mengenal hidup,

maka pendidikan disini tidak hanya terbatas pada pendidikan yang sengaja

diberikan seperti mengajarkan anak kebiasaan-kebiasaan yang baik, sopan santun,

pendidikan keagamaan dan lain sebagainya, Tetapi yang tidak sengaja sekalipun

sangat mempengaruhi anak. Semua yang terjadi dalam keluarga dan rumah tangga

misalnya perasaan,perilaku, dan pergaulan ibu dan bapak di rumah maupun di luar

rumah akan mempengaruhi anak. Oleh karena itu di samping menjadi pendidik,

juga menjadi teman dan suri tauladan bagi anak.

Sebuah keluarga yang harmonis, hubungan yang hangat dan penuh kasih

sayang, secara otomatis unsur-unsur kebaikan akan tertransfer ke dalam diri anak,

maka materi yang sering diterima anak baik di rumah disaat itu orang tua telah

berhasil menjadi seorang guru bagi anaknya dan akan memberikan lingkungan yang

kondusif bagi pembentuk karakter pada anak. Namun jika materi yang sering

diterima anak tidak baik, seperti kekerasan dalam rumah tangga, perhatian dan

kasih sayang yang kurang karena orang tua sibuk dengan urusan masing-masing,

ucapan-ucapan yang tidak baik disaat itu orang tua telah gagal menjadi guru

pertama dan utama bagi anak.

Pendidikan karakter di Romawi dibentuk melalui keluarga dengan cara

menghormati apa yang disebut dengan mos maiorum dan system fater families. Mos

maiorum merupakan sebuah rasa hormat atas tradisi yang diberikan oleh leluhur.

Pendidikan karakter mesti mempertimbangkan unsur tradisi ini sehingga tradisi

leluhur yang baik tetap dapat dihayati dan dihormati sebagai norma tingkah laku

Page 13: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

3

dan cara berpikir. Sistem fater families yaitu keluarga menjadi tempat utama dalam

proses pendidikan anak dikemukakan oleh Koesoema (2010: 31).

Model keluarga di Indonesia secara umum, ibu memegang peran sentral

dalam fungsi pengasuhan, perawatan dan pendidikan anak. Oleh sebab itu pada

umumnya anak lebih dekat dengan ibu daripada anggota keluarga yang lain. Dalam

keluarga yang berfungsi secara optimal, ibu menjadi contoh bagi anak dalam

mengembangkan berbagai keterampilan dan kemampuan sosial terutama pada

masa-masa awal pertumbuhan. Salah satunya adalah kemampuan dalam

menghadapi tekanan serta kondisi yang tidak sesuai dengan harapan.

Kedua orang tua harus terlibat dalam pengasuhan anak di masa kecil sampai

usia remaja dalam menentukan pembentukan karakter anak. Keluarga yang

harmonis dimana ayah dan ibu saling berinteraksi dengan kasih sayang dan selalu

ada kebersamaan keluarga, akan memberikan suatu lingkungan yang kondusif bagi

pembentukan karakter anak.

Dalam kenyataannya orang tua yang bekerja sebagai pekerja migran

Indonesia (PMI) di Desa Pakeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang

kebersamaan keluarga tentu saja tidak terjadi. Hal ini menjadi lingkungan yang

kurang kondusif dalam pembentukan karakter anak. Walaupun dapat digantikan

oleh anggota keluarga lainnya seperti ayah, kakak, bibi, atau nenek.

Syarbini (2014: 3) keluarga sebagai salah satu pranata sosial yang ada dalam

masyarakat memainkan peranan yang besar dalam pembinaan pola perilaku dan

internalisasi nilai yang normatif. Keluarga merupakan institusi yang pertama dan

utama dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan. Pendidikan dalam keluarga ini

Page 14: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

4

menitikberatkan pada penanaman nilai-nilai keyakinan, etika, moral dan

keterampilan, karena itu penanaman benih-benih pendidikan karakter dalam

keluarga sejatinya menjadi salah satu tugas pokok orang tua dalam keluarga sebagai

pendidik kodrati yang nyaris kurang mendapat perhatian dan terlupakan.

Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami kerusakan moral/akhlak

hampir pada semua segmen kehidupan dan seluruh lapisan masyarakat. Sementara

itu pada tingkat bawah, Hancurnya moral bangsa ditunjukan dengan merajalelanya

kejahatan dan kriminal seperti, pencurian, penipuan, pemerkosaan, dan

pembunuhan. Kerusakan moral yang terjadi dikalangan pelajar dan remaja ditandai

dengan maraknya seks bebas, penyalahgunaan narkoba, serta tawuran pada

kalangan pelajar dan remaja. Diyakini bahwa pendidikan karakter akan berjalan

efektif dan utuh jika melibatkan tiga institusi, pertama adalah keluarga (informal),

kedua sekolah (formal), dan ketiga masyarakat (nonformal). Pendidikan karakter

tidak akan berjalan baik jika salah satu institusi tersebut terabaikan, terutama

informal. Pada pendidikan anak dalam keluarga merupakan lingkungan tumbuh dan

berkembanganya anak sejak usia dini sehingga mereka menjadi dewasa.

Salah satu kesalahpahaman orang tua dalam dunia pendidikan sekarang ini

adalah adanya anggapan bahwa hanya sekolah yang bertanggung jawab atas

pendidikan anak-anaknya, Sehingga orangtua menyerahkan sepenuhnya

pendidikan anaknya kepada sekolah. Orang tua mulai sibuk dengan pekerjaan

maupun urusan mereka masing-masing tanpa peduli pendidikan anak di rumah

maupun di sekolah. Orang tua merasa waktu yang dimiliki tidak sampai atau tidak

Page 15: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

5

mencukupi untuk memberikan bimbingan bagi anaknya, hampir seluruh waktu

dihabiskan untuk bekerja dan bekerja.

Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

banyak wanita yang ikut andil dalam mencari nafka terutama keluarga berlatar

belakang miskin. Seorang ibu pada saat ini dapat pula berperan sebagai pencari

nafkah membantu dalam meningkatkan kesejahteraan perekonomian keluarga tapi,

ibu juga berperan pokok dalam urusan rumah tangga dan mengurus anak. Dengan

demikian, pengasuhan anak akan jatuh pada kerabat dekat terutama yang masih

memiliki nenek/kakek maka akan didik oleh nenek maupun kakeknya. Maka

kelekatan yang terbentuk pada seorang anak dengan pemberian perhatian utama

yaitu nenek/kakek akan berpengaruh pada perkembangan anak tersebut sepanjang

hidupnya.

Di Desa Pakeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang merupakan desa

dengan potensi alamnya berupa area persawahan yang luas menyebabkan sebagian

besar penduduk adalah buruh tani dan petani, Sebagian besarnya lagi memilih

bekerja sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) karena pendapatan yang lebih

menjanjikan.

Dari studi lapangan di Desa Pakeng Kecamatan Lembang Kabupaten

Pinrang. Ketika orangtua bekerja sebagai pekerja pekerja migran Indonesia (PMI),

pengasuhan anak secara tidak langsung akan beralih kepada nenek atau kakek,

alasan tersebut bertujuan agar anak tetap belajar kepada orang yang lebih dewasa.

Pada dasarnya nenek dan kakek memiliki harapan yang sama kepada cucunya,

menginginkan cucu mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak yang lebih baik,

Page 16: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

6

menjadi anak yang mandiri, dan bertanggung jawab, Namun di masyarakat didikan

yang diberikan oleh orang tua dengan didikan yang diberikan oleh nenek/kakek

terlihat berbeda, Ada kalanya didikan yang diberikan orangtua kepada anak untuk

belajar disiplin sehingga anak dapat diarahkan ke hal-hal positif Sedangkan, didikan

yang diberikan oleh nenek/kakek lebih cenderung membebaskan dan memanjakan

anak. Sebagai dampaknya, anak menjadi manja, kurang percaya diri, susah

diarahkan dan cenderung berperilaku menyimpang seperti melakukan pencurian,

bolos sekolah dan ikut perjudian sabung ayam. Diakibatkan oleh kurangnya

perhatian, kasih sayang dan didikan orangtua karena hampir seluruh waktu

dihabiskan untuk bekerja.

Orangtua yang bekerja dengan waktu yang lama dan jarak yang jauh seperti

menjadi sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri yang membutuhkan

waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk pulang dan bertemu anak dan

keluarganya berakibat terjadinya miskomunikasi antara anak dengan orangtua.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian mendalam yang berkaitan dengan judul: Pendidikan

Informal Pada Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) (Studi Kasus Di Desa

Pakeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk-bentuk Pendidikan Informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia (PMI)?

Page 17: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

7

2. Apakah faktor penghambat dan faktor pendukung Pendidikan Informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia (PMI)?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk Pendidikan Informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia (PMI).

2. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat dan faktor pendukung

Pendidikan Informal pada anak Pekerja Migran Indonesia (PMI).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi peneliti

selanjutnya yang berhubungan dengan ilmu sosial khususnya dengan bidang

pendidikan sosiologi. .

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Orangtua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

pentingnya pendidikan anak dalam keluarga, tidak hanya memperhatikan

pendidikan formalnya saja tetapi juga memperhatikan pendidikan informal pada

anak sehingga anak-anak dapat berguna bagi bangsa dan negara.

b. Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi mengenai pentingnya

penanaman karakter pada anak didalam keluarga.

c. Bagi Penulis

Page 18: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

8

Diharapkan dapat memberikan pengalaman serta menanamkan banyak ilmu

pengetahuan yang tidak terbatas untuk masa yang akan datang.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dari judul yang penulis konsepkan bertujuan untuk

memperoleh gambaran yang jelas dan untuk menghindari kesalahpahaman dalam

penafsiran. Maka penulis memberikan batas beberapa istilah yang digunakan dalam

penelitian ini. Adapun istilah-istilah adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Pendidikan Informal

Pendidikan Informal merupakan jalur pendidikan yang dilakukan secara

mandiri yang diperoleh seseorang dengan pengalaman sehari-hari dalam keluarga

dan lingkungan meliputi pendidikan akhlak, keagamaan, norma-norma dan nilai-

nilai budaya yang berlaku di lingkungan masyarakat.

2. Pekerja Migran Indonesia (PMI)

Pekerja migran Indonesia (PMI) adalah sebutan untuk warga Indonesia yang

sedang bekerja di Negara lain/luar negeri atau sebutan lainnya adalah Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) yaitu sebutan bagi warga Indonesia yang bekerja di luar negeri

(seperti Malaysia, Timur Tengah, Taiwan, Australia dan Amerika Serikat) dalam

hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.

Page 19: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Konsep

1. Pengertian Pendidikan Informal

Menurut Undang-Undang sistem pendidikan Nasional, No. 20 Tahun 2003.

Bab 1 pasal 1 ayat 13 bahwa pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga

dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Dari pengertian tersebut

ada dua hal yang menjadi sentranya pendidikan informal, pertama keluarga, kedua

lingkungan.

a. Keluarga

Pendidikan tertua dalam islam adalah pendidikan dalam keluarga,

Pendidikan dalam keluarga sama tuanya dengan peradaban manusia itu sendiri.

Bagaimana kita melihat keluarga manusia pertama nabi Adam, Hawa mendidik

anak-anak mereka berpusat pada pendidikan keluarga. Demikian pula pendidikan

yang dilakukan Luqman kepada anaknya juga berlangsung pada lingkungan

pendidikan keluarga demikian pula nabi Ibrahim, nabi Ya’kub dan lain-lain. Itulah

sebabnya Soejono (dalam Darlis, 2017: 86) mengatakan dalam keluarga

merupakan pusat dan lingkungan pendidikan yang pertama.

Rahman, (2015: 109) mendefinisikan pendidikan keluarga dapat diartikan

sebagai usaha dan upaya orangtua dalam memberikan bimbingan, pengarahan,

pembinaan, pembentukan kepribadian anak serta memberikan bekal pengetahuan

terhadap anak. Sesuai tujuan pendidikan yang searah dengan hakikat manusia,

maka moral dan etika anak juga menjadi bagian dari tugas dan fungsi keluarga.

Page 20: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

10

Dari uraian tersebut dapat memberikan pemahaman bahwa pendidikan

keluarga merupakan pengajaran, pembinaan yang dilakukan orang semenjak

dilahirkan ke dunia dimana orang tua memiliki peran penting, keberhasilan

pendidikan karakter dalam keluarga pada anak ditandai dengan menghasilkan

pribadi anak yang baik, Sebaliknya jika pendidikan keluarga pada anak terabaikan

maka akan menghasilkan pribadi yang tidak baik pula.

Samsudin, (2017: 44) keluarga dibedakan menjadi dua, yaitu keluarga inti

(conjugal family) dan kerabat (consanguine family). Conjugal family atau keluarga

inti didasarkan atas ikatan perkawinan dan terdiri dari suami, istri dan anak-anak

mereka yang belum kawin. Sedangkan consanguine family yaitu pertalian darah

atau ikatan keturunan dari sejumlah orang kerabat, keluarga kerabat yang memiliki

hubungan darah dari generasi yang mungkin berdiam dalam satu rumah atau tempat

lain yang berjauhan.

Jadi, keluarga merupakan suatu lembaga sosial dimana didalamnya

memiliki hubungan darah dari generasi yang saling mengikat.

b. Lingkungan

Lingkungan sangat erat kaitannya dengan lingkungan alamiah dan sosial

seseorang. Lingkungan alamiah termasuk iklim dan geografis yang ada. lingkungan

seperti ini sangat merangsang pembentukan kepribadian seseorang, Misalnya saja

dekat geografisnya terletak di daerah laut, Maka ini akan merangsang seseorang

untuk mempelajari bagaimana caranya untuk mengeksplorasi laut.

Adapun lingkungan sosial budaya adalah terkait dengan interaksi antara

individu dalam lingkungan masyarakat dan saling berhubungan dengan lambang-

Page 21: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

11

lambang tertentu, khususnya bahasa. Menurut Soelaeman, (2002) bahwa seseorang

akan mempelajari kelakuan orang lain di lingkungan sosialnya. Hampir segala

sesuatu yang dilakukannya, atau bahkan yang dipikirkan dan dirasakannya

berkaitan dengan orang lain.

Rina, (dalam Hasbullah (2011: 9) dalam arti sederhana pendidikan sering

diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan

nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dalam perkembangannya,

istilah pendidikan atau pedagogies berarti bimbingan atau pertolongan yang

diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dewasa di

sisni dimaksudkan adalah dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara

biologis, psikologis, paedagogis dan sosialis.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa selain keluarga, lingkungan

juga berpengaruh penting dalam pembentukan karakter anak. Pengaruh lingkungan

seperti teman sebaya maupun orang dewasa yang ditemui di luar akan

mempengaruhi kepribadian anak kelak. Ilham, (2015) pemisahan teman yang baik

dan teman yang buruk diibaratkan seorang penjual minyak wangi dan seorang

pandai besi, penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau

engkau dapat membeli minyak wangi darinya, walaupun tidak engkau tetap

mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya

bisa mengenai pakainanmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asap

yang tidak sedap.

Sistem pendidikan nasional yang semesta, yang menyeluruh dan terpadu

dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat

Page 22: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

12

Indonesia seluruhnya serta merupakan wahana kelangsungan hidup bangsa dan

Negara, pada hakikatnya menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia dan

dilaksanakan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah serta diusahakan agar

dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing

individu. Ihsan (2013: 57) Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Anak

pada Orang Tua, Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina

oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain sebagai berikut :

1) Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini merupakan dorongan

alamiah untuk dilaksanakan karena anak memerlukan makan, minum dan

perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

2) Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun

rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat

membahayakan dirinya.

3) Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang

berguna bagi hidupnya, sehingga apabila ia telah dewasa ia mampu berdiri

sendiri dan membantu orang lain serta melaksanakan kekhalifahannya.

4) Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya

pendidikan dengan agama sesuai dengan ketentuan Allah sebagai tujuan

akhir muslim tanggung jawab ini dikategorikan juga sebagai tanggung jawab

kepada Allah.

Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus

terus menerus perhatikan juga perlu dikembangkan pada setiap orang tua, mereka

juga perlu dibekali teori-teori pendidikan modern sesuai dengan perkembangan

Page 23: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

13

zaman. Kerjasama untuk mendidik anak antara suami dan istri sangat mutlak

diperlukan. Dalam konsep pendidikan modern, kedua orang tua harus sering

berjumpa dan berdialog dengan anak-anaknya,pergaulan dalam keluarga harus

terjalin secara mesra dan harmonis. Kekurangakrabatan orang tua dengan anak-

anaknya dapat menimbulkan kerenggangan kejiwaan yang dapat menjurus kepada

kerenggangan secara jasmaniah. Freud (dalam Ihsan, 2013) menganalisis

bahwa dalam keluarga anak lebih dekat kepada kedua orang tuanya yang lebih

cenderung lebih dekat dengan ibunya daripada ayahnya. Kenyataan ini dapat

dipahami atas rasional, bahwa memang dalam keseharian ibu lebih dekat dengan

anak-anaknya daripada ayahnya karena pekerjaan yang diembannya. Namun

demikian ibu yang bijaksana, rasa kedekatan ibu dapat digunakan untuk

menimbulkan kesadaran akan peranan ayah dalam rumah tangga, sehingga

kedekatan ayah dengan ayahnya dapat dipelihara dan ditumbuhkan oleh ibunya

melalui pergaulan sehari-hari dengannya.

Pengenalan tentang etika dan norma sosial kehidupan sehari-hari, etika

dalam kehidupan keluarga, dalam lingkungan sekolah, di dalam masjid, cara

bertamu, dan lain-lain. Tujuannya agar anak berakhlak sesuai dengan tata cara

kehidupan masyarakatnya dan dapat diterima oleh masyarakat dimana mereka

hidup. Dengan kata lain, anak-anak juga belajar tentang norma-norma mengenai

kenyataan baik dan kenyataan yang tidak layak dalam masyarakat. Dengan

demikian, anak-anak akan memperoleh standar pengetahuan tentang nilai-nilai

yang patut ditiru dan yang tidak patut. Pembentukan akhlak dan kepribadian anak

dilakukan sejak dini.

Page 24: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

14

Tujuan Pendidikan Karakter menurut Karo, (2011: 11) yaitu keluarga

institusi pendidikan seharusnya dapat menghasilkan orang-orang “pandai” dalam

arti luas pendidikan tidak hanya menghasilkan orang “pandai” akan tetapi juga

“baik”. Pendidikan tidak hanya cukup membuat orang pandai, tetapi juga mampu

menciptakan nilai-nilai luhur atau karakter.

Mundsir, (2015: 31) berpendapat bahwa tujuan pendidikan untuk

membentuk dan membangun karakter manusia adalah penting. Mengasuh dan

mendidik anak untuk perkembangan tabiat yang luhur adalah tugas para pendidik

baik itu oleh orang tua dirumah tangga, maupun guru di sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan karakter adalah

membentuk manusia atau anak mempunyai budi pekerti yang luhur, mempunyai

tabiat yang baik, berperilaku santun dan dapat bertanggung jawab, dan menjadi

manusia yang seutuhnya. Manusia yang berkarakter tidak akan mudah terjerumus

dalam hal-hal negatif karena mempunyai integritas.

2. Pekerja Migran Indonesia (PMI)

Buruh migran Sumardiani, (2014) adalah sebuah istilah yang digunakan

untuk individu atau kelompok yang berpindah (migrasi) dari tempat kelahiran atau

lokasi tinggal. Tujuan mereka berpindah secara umum adalah untuk keperluan

pekerjaan (buruh) hingga menetap pada lokasi tempat kerja tersebut dalam kurung

waktu tertentu. Secara kasar definisi buruh migran lebih sering ditujukan kepada

tenaga kerja Indonesia TKI yang bekerja diluar negeri. Secara definisi buruh migran

terbagi menjadi dua jenis yaitu

Page 25: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

15

a. Buruh migran Eksternal sering disebut sebagai Tenaga Kerja Indonesia

(TKI) adalah mereka yang menjadi pembantu, atau kepada suatu badan

perusahaan. Negara-negara tujuan buruh migran umumnya berupa negara-

negara Asia seperti Malaysia,Singapura,Brunei dan lain-lain.

b. Buruh migran Internal adalah mereka yang memilih meninggalkan tempat

tinggalnya di dalam negeri menuju tempat lain di dalam negaranya yang

menyediakan pekerjaan yang layak baik secara kualitas maupun kuantitas.

Naim ( 2013: 3) Merantau adalah tipe khusus dari migrasi dengan konotasi

budaya tersendiri yang tidak mudah diterjemahkan ke dalam bahasa inggris atau

bahasa barat manapun. “Merantau” adalah istilah Melayu, Indonesia, dan

Minangkabau yang sama arti dengan pemakaiannya dengan akar “rantau”.

“Rantau” menurut Winstedt, Iskandar, dan poerwadarminta, ialah kata benda yang

berarti dataran rendah atau daerah aliran sungai, jadi biasanya terletak dekat ke-atau

bagian daerah pesisir. “Merantau adalah kata kerja yang berawalan “me” yang

berarti “pergi ke rantau”. Tetapi dari sudut sosiologi, istilah ini sedikit mengandung

enam unsur pokok berikut: Meninggalkan kampung halaman, dengan kemauan

sendiri, untuk jangka waktu lama atau tidak, dengan tujuan mencari penghidupan,

menuntut ilmu atau mencari pengalaman, biasanya dengan maksud kembali pulang

dan Merantau ialah lembaga sosial yang membudaya.

Laksono, (2019: 124) Pekerja Migran Indonesia (PMI) adalah istilah baru

untuk penduduk warga Indonesia yang merantau bekerja diluar negeri. PMI adalah

istilah baru muncul sekarang.

Page 26: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

16

Mastur (2017: 119) yang dimaksud dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri

dalam hubungan kerja dalam waktu tertentu dengan menerima upah. Namun,

tenaga kerja yang dimaksud dalam penulisan ini adalah Tenaga Kerja Indonesia

(TKI) yang bekerja mencari nafkah di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarganya termasuk kebutuhan pendidikan anak-anak yang ditinggalkannya .

Tenaga Kerja Indonesia merupakan buruh atau pekerja yang melakukan suatu

pekerja untuk mendapatkan upah berupa uang atau barang.

Dari analisis-analisis diatas mengenai pekerja migran Indonesia dapat

simpulkan bahwa pekerja migran Indonesia (PMI), tenaga kerja Indonesia (TKI),

tenaga kerja wanita (TKW), dan merantau merupakan sebuah istilah yang memiliki

arti yang sama yaitu sebutan warga Indonesia yang bekerja diluar negeri maupun

luar kota untuk keperluan bekerja dalam kurung waktu tertentu.

B. Tinjauan Teori

Untuk mengarahkan dan memfokuskan penelitian ini, teori sangatlah

penting. Teori tersebut akan membantu dalam mencari dan menganalisis masalah

dalam penelitian. Oleh karena itu penulis mencoba menggunakan teori yang

dianggap relevan dengan pokok penelitian, agar nantinya penelitian ini

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Adapun teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Teori struktural Fungsional

Teori struktural fungsional Talcot Persons di mulai dengan empat fungsi

penting untuk semua sistim “tindakan” yang disebut dengan AGIL. Melalui AGIL

Page 27: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

17

ini kemudian dikembangkan pemikiran mengenai struktur dan sistim. Menurut

Persons (dalam Nursalam dan dkk, 2016) fungsi adalah kumpulan kegiatan yang

ditujuka ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistim. Dengan

definisi ini Persons yakin bahwa ada empat fungsi penting yang diperlukan semua

sistim yang dinamakan AGIL yang antara lain adalah:

a.).Adaptation / adaptasi Sebuah sistim harus menanggulangi situasi

eksternal yang gawat. Sistim harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan

menyesuaikan ligkungan itu dengan kebutuhannya.

b.)Goalattainment / pencapaian tujuan sebuah sistim harus mendifinisikan

diri untuk mencapai tujuan utamanya.

c.)Integration / integrasi sebuah sistim harus mengatur antar hubungan

bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistim juga harus mengelola

antar hubungan ketiga fungsi penting lainnya. (A, G, L).

d.)Latency / pemeliharaan pola sebuah sistim harus memperlengkapi,

memelihara, dan memperbaiki, baik motivasi individu maupun pola-pola

kultur yang menciptakan dan menopang motivasi.

Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa Person menekankan pada hirarkinya

integrasi terjadi dengan dua cara. Cara pertama adalah masing-masing tingkat yang

lebih rendah menyediakan kondisi atau kekuatan yang lebih tinggi. Kedua adalah

segala sesuatu yang lebih tinggi mengendalikan segala sesuatu yang ada ditingkat

yang lebih renda.

Pada struktur Fungsional pendidikan karakter pada jalur pendidikan

informal, nonformal dan formal memiliki peran strategis untuk mencapai tujuan

Page 28: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

18

pendidikan karakter pada anak. Peran tersebut tidak akan berjalan secara maksimal

apabila berjalan secara sindiri-sendiri. Keberhasilan pencapaian pendidikan

karakater akan diperoleh jika ketiga jalur berjalan dengan baik.

Pendidik informal di dalam keluarga yang terdiri dari seorang ayah pencari

nafka, seorang ibu pengurus rumah tangga, merawat dan mendidik, dan anak yang

memiliki fungsi dan peran masing-masing dimana diakui bahwa pendidikan

karakter dalam keluarga berjalan yang optimal pada setiap anak maka akan

mempunyai budi pekerti yang luhur, mempunyai tabiat yang baik, berperilaku

santun dan dapat bertanggung jawab.

2. Teori Behavioristik

Behavioristik adalah sebuah aliran dalam pemahaman manusia yang

dikembangkan oleh B.F. Skinner (dalam Nahar, 2016 :73 ) teori behavioristik

sosiologi ini dibangun dalam rangka menerapkan prinsip psikologi perilaku dalam

sosiologi. Teori ini memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara akibat dari

tingkah laku yang terjadi di dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku aktor.

Oleh karena itu teori ini juga dinamakan teori stimulus-respon. Menurut Skinner

hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan

lingkungannya, yang kemudian menimbulkan tingkah laku, tidaklah sederhana

karena stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan mempengaruhi respon

yang dihasilkan, Respon yang diberikan memiliki konsekuensi nantinya yang

mempengaruhi munculnya perilaku.

Dari hal ini teori belajar behavioristik perilaku, yang terlihat dan penyebab

luar yang stimulusnya. Pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku diperoleh

Page 29: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

19

dari pengkondisian lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan

masyarakat dan lingkungan sekolah. Pengkondisian tersebut terjadi melalui

interaksi kemudian menghasilkan tingkah laku.

Behavioristik dalam pembelajaran dalam keluarga yang diambil alih oleh

nenek dan kakek selaku orangtua penganti yang pada dasarnya nenek dan kakek

memiliki harapan yang sama kepada cucunya, menginginkan cucu mereka tumbuh

dan berkembang menjadi anak yang lebih baik, menjadi anak yang mandiri, dan

bertanggung jawab. Namun didikan yang diberikan oleh nenek dan kakek

cenderung membebaskan dan memanjakan. Dalam hal ini stimulus atau

pembelajaran dirumah yang diberikan oleh nenek dan kakek akan sangat

berpengaruh pada respon atau tingkah laku yang dihasilkan anak.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan diagram kerangka pikir penelitian dibawah dijelaskan bahwa

keluarga utuh adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan

anaknya yang memiliki peran dan fungsi masing-masing. Sebagaimana diketahui

bahwasannya keberhasilan suatu pendidikan pada anak dalam keluarga dikarenakan

keberhasilan orang tua dalam mendidik anaknya dalam pembentukan karakter

sehingga menjadi anak yang pintar dan baik pula akhlaknya.

Namun saat ini, krisis moral akhlak pada anak semakin tak tertanggulangi

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ketidak tahuan orang tua mengenai

pendidikan informal, pekerjaan yang digeluti orang tua, dan perceraian orang tua

yang terjadi. Hal ini mengakibat kurangnya perhatian, kasih sayang, dan didikan

yang penuh terhadap anaknya. Untuk tercapainya pendidikan karakter pada anak

Page 30: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

20

Berdasarkan uraian tersebut bahwa pendidikan informal pada anak, itu sangat

berpengaruhi oleh pendidikan nonformal dan pendidikan formal.

Tabel 2.1 Skema kerangka pikir dari penelitian ini:

tttt

D. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penyusunan peneliti meninjau kembali studi terdahulu

selain berfungsi sebagai wacana mendalam terhadap temuan yang terkait

penyusunan yang akan dilakukan juga dapat juga dijadikan sebagai acuan untuk

melihat celah yang belum tersentuh oleh studi tersebut.

Pendidikan Informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia (PMI) di Desa Pakeng Kecematan

Lembang Kabupaten Pinrang

Bentuk-bentuk Pendidkan

Informal pada anak Pekerja

Migran Indonesia (PMI)

1. Pendidikan Karakter

2. Pendidikan Agama

3.budaya/adat

Faktor Penghambat

Faktor Pendukung

Temuan

Page 31: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

21

1. Karya Skripsi Tsani Nurkha Laila, Peran serta Orang Tua/ Wali dalam

Pendidikan Anak Keluarga TKI Kabupaten Kendal (Kasus di Desa

Ngasinan, Kecamatan Weleri dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota

Kendal) 2011. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran serta

TKI dan orang tua/ wali dalam pendidikan anak keluarga TKI. Metode

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket dan wawancara.

Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif persentase dengan

skoring. Hasil dari penelitian ini adalah hasil persentase menunjukkan

bahwa anak TKI mendapat perlakuan, perhatian serta kasih sayang yang

bagus dari orang tua wali dalam pendidikan anak tersebut.

2. Karya Skripsi Apriyanti, Pendidikan Karakter Anak pada Keluarga TKW di

Desa Rungkang Kecamatan Losari Kabupaten Brebes, 2011. penulis

menyoroti permasalahan pada bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan

karakter anak pada keluarga TKW di Desa Rungkang Kecamatan Losari

Kabupaten Brebes. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di Desa Rungkang Kecamatan

Losari Kabupaten Brebes.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan

bahwa dengan tidak adanya peranan ibu dalam mendidik anak pendidikan

karakter yang diterapkan oleh keluarga TKW kepada anak kurang maksimal

karena adanya pola pendidikan dari pengasuh yang tidak konsisten strategi

dalam menanamkan pendidikan karakter pada anak hanya masih sebatas

menyuruh dan mengajari saja, Tetapi dalam perilaku secara umum tidak ada

Page 32: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

22

keteladanan dari orang tua untuk memberikan contoh perilaku yang

seharusnya dilakukan.

3. Karya Skripsi Anah Adi Fawistri, Pendidikan Agama Islam Anak Keluarga

TKI : Studi Kasus di Desa Magersari Kecamatan Patebon Kabupaten

Kendal, 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pendidikan

agama islam anak-anak keluarga TKI. Penelitian ini bersifat kualitatif

subjek penelitian ini meliputi anak-anak dan orang tua keluarga TKI.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode

observasi,wawancara,dokumentasi,analisis data dilakukan dengan

menafsirkan data penggunaan pendekatan fenomenologi kemudian

pengambilan kesimpulan dengan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan

Problematika dalam permasalah dalam pelaksanaan pendidikan agama

islam anak-anak keluarga TKI terdapat problematika diantaranya adalah

Kesibukan orang tua, kurangnya pengetahuan pengasuhan sebagai

pengganti orang tua, kurang kepedulian pengasuh, anak kehilangan sosok

figur bapak/ibu yang bekerja sebagai TKI, bapak/ibu kurang memiliki

tanggung jawab dan berperan dalam pengasuhan anak, kemajuan teknologi

dan komunikasi.

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Nama dan Judul penelitian Persamaan Perbedaan

1 Karya Skripsi Tsani Nurkha

Laila dengan judul Peran Serta

Orangtua/Wali Dalam

Pendidikan Anak Keluarga TKI

Kabupaten Kendal (Kasus Di

1. Membahas

mengenai

peran serta

orang tua/wali

dalam

1. Lokasi Penelitian

2. Penelitian terdahulu lebih

berfokus pada peran serta

orangtua/wali terhadap

Page 33: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

23

Desa Ngasinan, Kecamatan

Weleri Dan Kelurahan

Ketapang)

pendidikan

anak pada

keluarga

TKI/PMI

pendidikan anak pada

keluarga TKI.

3. Penelitian yang dilakukan

penulis fokus pada bentuk-

bentuk pendidikan

Informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia

(PMI).

4. Jika penelitian terdahulu

menggunakan deskriptif

persentase dengan skoring

sedangkan,

5. Penulis menggunakan

deskriptif kualitatif

dengan pendekatan studi

kasus.

2 Karya Skripsi Apriyanti

Dengan Judul Pendidikan

Karakter Anak Pada Keluarga

TKW di Desa Rungkang

Kecamatan Losari Kabupaten

Brebes (2011)

1. Membahas

mengenai

pendidikan

anak pada

keluarga

TKW/PMI

2. Metode yang

digunakan

deskriptif

kualitatif

1. Lokasi Penelitian

2. Penelitian terdahulu fokus

pada penanaman nilai-

nilai pendidikan karakter

anak pada keluarga TKW.

3. Penelitian yang dilakukan

penulis fokus pada

Bentuk-bentuk pendidikan

Informal pada anak

pekerja migran indonesia

(PMI).

3 Karya Skripsi Anah Adi

Fawistri dengan judul

Pendidikan Agama Islam Anak

Keluarga TKI Studi Kasus di

Desa Magersari Kecamatan

Patebon Kabupaten Kendal

(2017)

1. Membahas

mengenai

pendidikan

agama islam

pada anak

keluarga TKI

2. Metode yang

digunakan

deskriptif

kualitatif

1. Lokasi Penelitian

2. Penelitian sebelumya lebih

fokus pada pendidikan

agama islam pada anak

keluarga TKI

3. Penelitian yang dilakukan

oleh penulis fokus pada

Bentuk-bentuk pendidikan

Informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia

(PMI)

Page 34: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

24

Page 35: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti selama proses penelitian

berlangsung adalah penelitian deskriptif kualitatif melalui pendekatan Studi Kasus

mengenai” Pendidikan Informal pada anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di

Desa Pakeng Kecamatan Kecamatan Kabupaten Pinrang”.

Untuk memahami dan mendeskripsikan jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian deskriptif kualitatif mengenai”Pendidikan Informal Pada Anak

Pekerja Migran Indonesia (PMI) (Studi Kasus di Desa Pakeng Kecamatan Lembang

Kabupaten Pinrang)” Peneliti menggunakan studi lapangan (field research) dengan

observasi penelitian langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan pada

subjek dan objek penelitian.

Studi kasus ini dapat membantu peneliti untuk mengadakan studi mendalam

tentang perorangan, kelompok, program, organisasi, budaya, agama, daerah atau

bahkan negara. Dengan metode ini peneliti bertujuan melihat suatu kasus secara

keseluruhan serta peristiwa-peristiwa atau kejadian yang nyata untuk mencari

kekhususanya atau ciri khasnya.

Stake dalam Creswell (2010 : 22) mengemukakan bahwa :

Studi Kasus merupakan salah satu strategi penelitian yang didalamnya peneliti yang

memiliki peranan aktif karena dalam strategi ini peneliti menyelidiki berbagai

macam gejala atau permasalahan yang terjadi dalam suatu gejala atau masalah yang

akan diteliti oleh peneliti tersebut. Peneliti juga harus mampu menyelidiki secara

Page 36: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

26

cermat suatu program, kejadian, dan segala aktivitas yang dilakukan dan proses

yang dilakukan dalam sekelompok individu. Kasus-kasus dan masalah yang akan

diteliti dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi

secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data

berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini, secara geografis terletak di Desa Pakeng, Kecamatan

Lembang, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan.Pada penelitian ini

berkaitan erat dengan Pendidikan Informal Pada Anak Pekerja Migran Indonesia

(PMI) (Studi Kasus di Desa Pakeng, Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang).

Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Penelitian

Rancangan Kriteria Pemilihan Lokasi Penelitian

Lokasi

Penelitian

● Telah melakukan penelitian terkait dengan pendidikan

informal pada anak Pekerja Migran Indonesia (PMI)

yang dilakukan di Desa Pakeng Kecamatan Lembang

Kabupaten Pinrang. Adapun alasan peneliti memilih

tersebut Lokasi mudah dijangkau sehingga peneliti

memungkinkan lancarnya penelitian.

Page 37: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

27

Peristiwa /

persoalan

(issu)

● Di Desa Pakeng Kecamatan Lembang Kabupaten

Pinrang terdapat suatu persoalan mengenai pendidikan

informal pada anak Pekerja Migran Indonesia (PMI),

Persoalan tersebut telah menjadi perbincangan di

kalangan masyarakat sehingga peneliti tertarik untuk

membelinya

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian yaitu

dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya surat izin peneliti dalam kurung waktu

kurang lebih 2 bulan mulai dari tanggal 10 Oktober sampai dengan 26 Novenber

2020.

Tabel 3.2 Waktu Penelitian

No Nama Kegiatan Bulan Pelaksanaan Kegiatan

Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb

1. Survei Awal dan Penentuan

Lokasi Penelitian

2. Penyusunan Proposal

3. Konsultasi Bimbingan

4. Seminar Proposal -

5. Pelaksanaan Penelitian

Page 38: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

28

6. Pengolahan Data, Analisis,

dan Penyusunan Skripsi

7. Konsultasi Bimbingan

6. Seminar Hasil

-

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk

Pendidikan Informal Pada Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) Di Desa Pakeng

Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang dan untuk mengetahui bentuk-bentuk

pendidikan Informal pada anak Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan untuk

mengetahui apakah faktor penghambat dan pendukung pendidikan Informal pada

anak Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di desa pakeng kecamatan lembang

kabupaten pinrang.

C. Informan Penelitian

Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive

sampling, dimana pemilihan dilakukan secara sengaja berdasarkan kriteria yang

telah ditentukan dan berdasarkan tujuan penelitian. Adapun klasifikasi dari

Informan penelitian purposive sampling diantaranya:

1. Informan Kunci (key informan),

Yaitu mereka yang memiliki informasi pokok. Dengan ini anak-anak yang

pekerjaan orang tua mereka adalah pekerja migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng

Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang .

Page 39: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

29

2. Informan Ahli,

Yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam pemberian pendidikan

Informal pada anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng Kecamatan

Lembang Kabupaten Pinrang. Hal ini yaitu keluarga dan orang tua penganti yaitu

selaku nenek ataupun kakek.

3. Informan Tambahan,

Yaitu mereka yang dapat memberikan berbagai jenis informasi yang peneliti

butuhkan terkait apa yang diteliti walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi

sosial yang sedang diteliti. Hal ini yaitu kerabat dan masyarakat sekitar berupa

tetangga.

Tabel 3.3 Daftar Nama-Nama Responden

NO Nama

Responden

Status Jenis

Kelamin

Umur Alamat

1. Puasa

Siswa/

Anak

Perempuan 12 Tahun

Sepang

2. Safitri

Siswa/

Anak

Perempuan 12 Tahun Kampung

Baru

Sepang

3. Herwin

Siswa/

Anak

Laki-laki 13Tahun Sepang

4. Ibu Hania

Ibu

Rumah

Tangga

Perempuan 63 Tahun Sepang

5. Ibu Rahma Ibu

Rumah

Tangga

Perempuan 70 Tahun Kampung

Baru

Sepang

6. Ibu Maring Ibu

Rumah

Tangga

Perempuan 72 Tahun Sepang

7. Ibu Wati Ibu

Rumah

Tangga

Perempuan 45 Tahun Sepang

Page 40: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

30

8. Ibu Darma Mili Ibu

Rumah

Tangga

Perempuan 38 Tahun Kampung

Baru

Sepang

9. Ibu Rahma Ibu

Rumah

Tangga

Perempuan 45 Tahun

Sepang

D. Jenis Dan Sumber Data

Sugiyono, (2010:15) dalam Rahmawati (2018: 39) Data yang digunakan

dalam penelitian bersumber dari data primer serta data sekunder :

1. Data Primer

Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung pada suatu

objek.Untuk melengkapi data, maka melakukan wawancara secara langsung dan

mendalam dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebagai

alat pengumpulan data.Dalam hal ini sumber data utama (data primer) diperoleh

langsung dari setiap informan yang diwawancarai secara langsung di lokasi

penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang dapat diperoleh dari sumber bacaan

dan berbagai macam sumber lainnya terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian,

hasil rapat perkumpulan, sampai dokumentasi-dokumentasi resmi dari berbagai

instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah, lampiran-lampiran

dari badan-badan resmi seperti kementerian-kementerian, hasil-hasil studi, tesis,

hasil survey, dan sebagainya.

Page 41: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

31

Peneliti menggunakan data primer sekaligus data sekunder ini untuk

memperkuat berbagai penemuan dan melengkapi informasi yang telah

dikumpulkan melalui wawancara langsung dan wawancara tidak langsung.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data penelitian ini, maka digunakanlah instrumen

penelitian, Instrumen penelitian utama dari penelitian ini adalah peneliti itu sendiri

kemudian menyiapkan berupa lembar observasi, panduan wawancara, serta catatan

dokumentasi sebagai pendukung dalam penelitian ini.

1. Lembar observasi, berisi catatan-catatan yang diperoleh penelitian

pada saat melakukan pengamatan langsung di lapangan.

2. Panduan wawancara merupakan seperangkat daftar pertanyaan yang

sudah disiapkan oleh peneliti sesuai dengan rumusan masalah dan

pertanyaan peneliti yang akan dijawab melalui proses wawancara.

3. Catatan dokumentasi adalah data pendukung yang dikumpulkan

sebagai penguatan data observasi dan wawancara yang berupa

gambar, grafik, data angka, sesuai dengan kebutuhan penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

menggunakan beberapa cara, diantaranya:

1. Observasi

Observasi yaitu teknik penelitian dengan mendatangi lokasi penelitian,

mengadakan pengamatan secara langsung terhadap permasalahan yang akan diteliti

khususnya pada objek dan subjek penelitian.

Page 42: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

32

2.Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab peneliti dengan subjek penelitian

atau informan dalam suatu situasi sosial. Dengan memanfaatkan metode

wawancara ini, maka penulis dapat melakukan menyampaikan sejumlah pertanyaan

ke pihak responden secara lisan dengan menggunakan panduan wawancara tiada

lain untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis.

3. Dokumentasi

Mencari data mengenai beberapa hal, baik yang berupa catatan yang

berkenaan dengan judul penulis dan data dari responden atau catatan-catatan lain

yang berhubungan dengan permasalahan yang ingin diteliti peneliti. Metode ini

digunakan sebagai salah satu pelengkap dalam memperoleh data, tidak lain untuk

memperkuat kredibilitas data yang diperoleh.

Tabel 3.4 Klasifikasi Pengumpulan Data

No Teknik

Pengumpulan Data

Aspek yang Ingin diteliti

1. Observasi 1. Orang tua/wali mengajarkan karakter tanggung jawab

kepada anak

2. Orang tua/ wali mengajarkan karakter jujur kepada

anak

3. Orang tua/ wali pernah mengajarkan karakter madiri

kepada anak

4. Orang tua/ wali mengajarkan karakter displin kepada

anak

5. Orang tua/wali membina anak dalam belajar agama

berupa sholat lima waktu

6. Orang tua/wali membina anak dalam belajar agama

berupa mengaji

Page 43: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

33

7. Orang tua/wali membina anak dalam belajar agama

berupa puasa

8. Orang tua/wali mengajarkan adat etika berbahasa

kepada anak

9. Orang tua/wali mengajarkan adat etika perilaku

kepada anak

10. Ketidaktahuan orang tua/wali menjadi faktor

penghambat pendidikan informal kepada anak Pekerja

Migran Indonesia

11. Pekerjaan orang tua menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia

12. Perceraian orang tua menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia

13. Usia orang tua/wali menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia

14. Membebaskan anak menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia

15. Mengabaikan anak menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia

16. Media handphone menjadi faktor penghambat

pendidikan informal kepada anak Pekerja Migran

Indonesia

17. Media tv menjadi faktor penghambat pendidikan

informal kepada anak Pekerja Migran Indonesia

18. Pendidikan formal sekolah dasar (SD) menjadi faktor

pendukung pendidikan informal pada anak Pekerja

Migran Indonesia

19. Pendidikan nonformal (masyarakat) menjadi faktor

pendukung pendidikan informal pada anak Pekerja

Migran Indonesia

2. Wawancara a. Apakah anda sebagai orang tua/wali pernah

mengajarkan karakter tanggung jawab kepada anak

dan mengapa karakter tanggung jawab perlu

ditanamkan kepada anak?

b. Apakah anda sebagai orang tua/ wali pernah

mengajarkan karakter jujur kepada anak dan mengapa

karakter jujur perlu ditanamkan kepada anak?

c. Apakah anda sebagai orang tua/ wali pernah

mengajarkan karakter mandiri kepada anak dan

Page 44: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

34

mengapa karakter mandiri perlu ditanamkan kepada

anak ?

d. Apakah anda sebagai orang tua/ wali pernah

mengajarkan karakter disiplin kepada anak dan

mengapa karakter disiplin perlu ditanamkan kepada

anak ?

e. Apakah anda sebagai orang tua/wali selalu membina

anak dalam belajar agama berupa sholat lima waktu ?

f. Apakah anda sebagai orang tua/wali selalu membina

anak dalam belajar agama berupa mengaji ?

g. Apakah anda sebagai orang tua/wali selalu membina

anak dalam belajar agama berupa puasa ?

h. Apakah anda sebagai orang tua/wali selalu

mengajarkan adat etika berbahasa kepada anak?

i. Apakah anda sebagai orang tua/wali selalu

mengajarkan adat etika perilaku kepada anak ?

j. Apakah ketidaktahuan orang tua/wali tentang

pendidikan informal menjadi faktor penghambat

pendidikan informal kepada anak Pekerja Migran

Indonesia?

k. Apakah pekerjaan orang tua menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada anak Pekerja

Migran Indonesia?

l. Apakah perceraian orang tua menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada anak Pekerja

Migran Indonesia?

m. Apakah usia orang tua/wali menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada anak Pekerja

Migran Indonesia?

n. Apakah membebaskan anak menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada anak Pekerja

Migran Indonesia?

o. Apakah mengabaikan anak menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada anak Pekerja

Migran Indonesia PMI di Desa Pakeng?

p. Apakah media handphone menjadi faktor penghambat

pendidikan informal yang anda berikan kepada anak

Pekerja Migran Indonesia ?

Page 45: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

35

q. Apakah media Tv menjadi faktor penghambat

pendidikan informal yang anda berikan kepada anak

Pekerja Migran Indonesia?

r. Apakah pendidikan formal sekolah dasar (SD)

menjadi faktor pendukung pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia?

s. Apakah pendidikan nonformal (masyarakat) menjadi

faktor pendukung pendidikan informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia ?

3. Dokumentasi a. Profil lokasi desa

b. Data jumlah penduduk

c. Jurnal

d. Skripsi

e. Berita online

f. Dokumentasi selama proses penelitian

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipakai adalah analisis data berlangsung atau

mengalir (flow model analysis). Ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan

pada teknik analisis data tersebut yaitu mengumpulkan data, reduksi data, display

data dan verifikasi/menarik kesimpulan.

1. Pengumpulan data

Mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan observasi,

wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan fokus serta pendalaman data

pada proses pengumpulan data berikutnya.

2. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok memfokuskan

pada hal yang penting dicari tema dan polanya dan menyambung yang tidak perlu.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

Page 46: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

36

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data, dan

mencarinya bila diperlukan.

3. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Melalui penyajian data maka data terorganisasikan tersusun dalam pola hubungan

sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian

data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori,

flowchear dan sejenisnya.

4. Verifikasi/Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan secara konduktif, kesimpulan yang

diambil kemudian diverifikasi dengan jalan meninjau ulang catatan lapangan dan

mendiskusikannya guna mendapatkan kesepakatan intersubjektif, hingga dapat

diperoleh kesimpulan yang kokoh.

I. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data adalah upaya yang dilakukan dengan cara menganalisa atau

memeriksa data, mengorganisasikan data, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting berdasarkan kebutuhan dalam penelitian dan

memutuskan apa yang dapat dipublikasikan. Langkah analisis data akan melalui

beberapa tahap yaitu, mengelompokkannya, memilih dan memilah data lalu

kemudian menganalisanya. Untuk memperkuat keabsahan data, maka peneliti

melakukan usaha-usaha yaitu diteliti kredibilitasnya dengan melakukan teknik-

teknik sebagai berikut:

1. Perpanjangan pengamatan

Page 47: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

37

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti melakukan pengamatan,

wawancara lagi dengan sumber data atau menambah (memperpanjang) waktu untuk

observasi. Wawancara yang awalnya hanya satu minggu, maka akan ditambah

waktu satu minggu lagi. Dan jika dalam penelitian ini, data yang diperoleh tidak

sesuai dan belum cocok maka dari itu dilakukan perpanjangan pengamatan untuk

mengecek keabsahan data. Bila setelah diteliti kembali ke lapangan data sudah

benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

2. Meningkatkan ketekunan

Untuk meningkatkan ketekunan, peneliti bisa melakukan dengan sering

menguji data dengan teknik pengumpulan data yaitu pada saat pengumpulan data

dengan teknik observasi dan wawancara, maka peneliti lebih rajin mencatat hal-hal

yang detail dan tidak menunda-nunda dalam merekam data kembali, juga tidak

menganggap mudah / enteng data dan informasi.

3. Trianggulasi

Triangulasi merupakan teknik yang digunakan untuk menguji kepercayaan

data (memeriksa keabsahan data atau verifikasi data), atau istilah lain dikenal

dengan trustworthhinnes, yang digunakan untuk keperluan mengadakan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah dikumpulkan.

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber,

maksudnya bahwa apabila data yang diterima dari satu sumber adalah meragukan,

maka harus mengecek kembali ke sumber lain, tetapi sumber data tersebut harus

Page 48: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

38

setara sederajatnya. Kemudian peneliti menganalisis data tersebut sehingga

menghasilkan suatu kesimpulan dan dimintakan kesempatan dengan sumber-

sumber data tersebut.

b. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda,

yaitu yang awalnya menggunakan teknik observasi, maka dilakukan lagi teknik

pengumpulan data dengan teknik wawancara kepada sumber data yang sama dan

juga melakukan teknik dokumentasi.

c. Triangulasi peneliti

Triangulasi peneliti adalah membandingkan hasil pekerjaan seorang peneliti

dengan peneliti lainnya (peneliti yang berbeda) tidak lain untuk mengecek kembali

tingkat kepercayaan data, dengan begitu akan memberi kemungkinan bahwa hasil

penelitian yang diperoleh akan lebih dipercayai.

d. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu adalah pengujian data yang telah dikumpulkan dengan

memverifikasi kembali data melalui informan yang sama pada waktu yang berbeda.

Page 49: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

39

BAB IV

GAMBARAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Kabupaten Pinrang

Kabupaten Pinrang adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi

Selatan, Indonesia. Asal mula nama pinrang ialah ada beberapa versi mengenai asal

pemberian nama Pinrang yang berkembang di masyarakat Pinrang sendiri. Versi

pertama menyebut Pinrang berasal dari bahasa bugis yaitu kata "benrang" yang

berarti "air genangan" bisa juga berarti "rawa-rawa". Hal ini disebabkan pada awal

pembukaan daerah Pinrang masih berupa daerah rendah yang sering tergenang dan

rawa. Versi kedua menyebutkan bahwa ketika Raja Sawitto bernama La

Dorommeng La Paleteang, bebas dari pengasingan dari kerajaan Gowa.

Kedatangan disambut gembira namun mereka terheran karena wajah raja berubah

dan mereka berkata "Pinra bawangngi tappana puatta pole Gowa", yang artinya

berubah saja mukanya Tuan Kita dari Gowa. Setelah itu rakyat menyebut daerah

tersebut sebagai Pinra yang artinya berubah, kemudian lambat laun menjadi

Pinrang.

Sumber lain mengatakan pemukiman Pinrang yang dahulu rawa selalu

tergenang air membuat masyarakat berpindah-pindah mencari pemukiman bebas

genangan air, dalam bahasa Bugis disebut "Pinra-Pinra Onroang". Setelah

menemukan pemukiman yang baik, maka tempat tersebut diberi nama: Pinra-pinra.

Pada masa penjajahan cikal bakal Kabupaten Pinrang berasal dari Onder

Afdeling Pinrang yang berada di bawah afdeling Pare-Pare, yang merupakan

Page 50: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

40

gabungan empat kerajaan yang kemudian menjadi self bestuur atau swapraja, yaitu

Kassa, Batulappa, Sawitto dan Suppa yang sebelumnya adalah anggota konfederasi

kerajaan Massenrengpulu (Kassa dan Batulappa) dan Ajatappareng (Suppa dan

Sawitto). Selanjutnya Onder Afdeling Pinrang pada zaman pendudukan Jepang

menjadi Bunken Kanrikan Pinrang dan pada zaman kemerdekaan akhirnya menjadi

Kabupaten Pinrang.

Masa kemerdekaan pada tahun 1952 terjadi perubahan daerah di Sulawesi

Selatan, pembagian wilayahnya menjadi daerah swatantra. Daerah swantantra yang

dibentuk adalah sama dengan wilayah afdeling. Perubahan adalah

kata afdeling menjadi swatantra dan Onder Afdeling menjadi kewedaan. Dengan

perubahan tersebut maka Onder Afdeling Pinrang berubah menjadi kewedanaan

Pinrang yang membawahi empat swapraja dan beberapa distrik.

Pada tahun 1959 keluarlah undang-undang nomor 29/1959 yang berlaku pada

tanggal 4 Juli 1959 tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sulawesi

termasuk membentuk Daerah Tingkat II Pinrang. Pada tanggal 28 Januari 1960,

keluar surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: UP-7/3/5-392 yang

menunjuk H.A. Makkoelaoe menjadi Kepala Daerah Tingkat II Pinrang, karena

pada saat itu unsur atau organ sebagai perangkat daerah otonomi telah terpenuhi

maka tanggal tersebut dianggap sebagai tanggal berdirinya Kabupaten Pinrang.

2. Gambaran Geografi dan Administrasi Wilayah

a. Gambaran Geografi

Page 51: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

41

Kabupaten pinrang adalah salah satu daerah tingkat II di provinsi sulawesi

selatan, Indonesia. Kabupaten ini terletak 185 km dari Makassar arah utara yang

berbatasan dengan kabupaten Polewali Mandar provinsi sulawesi barat. Kabupaten

Pinrang terletak di ujung utara bagian barat dari Wilayah provinsi Sulawesi Selatan.

Secara geografis terletak antara 3019’13”–4010’30” Lintang Selatan (LS) dan 1190

26’ 30” – 1190 47’ 20” Bujur Timur (BT). Kabupaten Pinrang terletak di bagian

tengah Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten ini dibatasi:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja;

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan Sidenreng

Rappang;

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kotamadya Parepare; serta

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Polewali Mandar (Sulbar)

dan Selat Makassar.

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Pinrang

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pinrang 2017

b. Administratif Wilayah

Wilayah administratif kabupaten Pinrang terbagi dalam 12 Kecamatan dan

108 Desa/Kelurahan (39 Kelurahan dan 69 Desa) dengan luas 1.961,77 Km².

Page 52: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

42

Adapun Kecamatan Lembang merupakan kecamatan terluas dengan luas 733,09

Km².

Tabel 4.2 Luas daerah tiap kecamatan di Kabupaten Pinrang

No Kecamatan Luas

(Km2)

Jumlah

Kelurahan Desa Dusun

1 Suppa 74.2 2 8 22

2 Mattiro Soppe 96.99 2 7 19

3 Lanrisang 73.01 1 6 16

4 Mattiro Bulu 132.49 2 7 19

5 Watang Sawitto 58.97 8 -

6 Paleteang 37.29 6 -

7 Anggeraja 77.73 5 -

8 Tiroang 136.85 4 7 19

9 Patampanua 90.8 1 6 15

10 Duampanua 291.86 5 10 25

11 Batulappa 198.99 1 4 11

12 Lembang 733.09 2 14 37

Jumlah 1961.77 39 69 189

Sumber: Badan Pusat Statistik Tahun 2017oooobbbiqsuahan

3. Gambaran Potensi Wilayah

Page 53: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

43

Kabupaten pinrang memiliki potensi wilayah, meliputi Sektor Pertanian

memiliki peranan penting dalam perekonomian. Pada tahun 2017, berkontribusi

Sektor Pertanian terhadap PDRB sebesar 48,67 persen Kabupaten Pinrang.

Beberapa komoditas tanaman pangan di Pinrang antara lain: padi, jagung, ubi kayu,

ubi jalar dan kacang-kacangan dan Tanaman perkebunan antara lain; kakao, kelapa

dan kopi robusta.

Bidang Peternakan seperti sapi potong, kerbau, kuda, kambing/domba,

ayam dan itik. Populasi ternak pada tahun 2017 sebanyak 2.779.625 ekor dan Di

bidang perikanan kabupaten Pinrang pada tahun 2017 produksi perikanan tangkap

di perairan umum mencapai 3.571,1 Ton.

4. Gambaran Geohidrologi, Geologi, dan Klimatologi

a. Geohidrologi

Di Kabupaten Pinrang, terdapat dua sungai besar yaitu sungai Mamasa dan

Sungai Saddang, dimana sungai Mamasa sebenarnya masih merupakan anak sungai

Saddang. Saat ini sungai Mamasa dimanfaatkan untuk keperluan Pembangkit

Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru yang berlokasi di Desa Ulusaddang, Kecamatan

Lembang. PLTA yang ada ini selain untuk memenuhi kebutuhan listrik di

Kabupaten Pinrang, juga untuk memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Sulawesi

Selatan. Sedangkan Sungai Saddang dimanfaatkan untuk pengairan pertanian

dengan cakupan pelayanan selain Kabupaten Pinrang juga melayani Kabupaten

Sidrap.

b. Geologi

Page 54: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

44

Geologi wilayah Kabupaten Pinrang dari hasil pengamatan dan kompilasi

Peta Geologi Kabupaten Pinrang, maka susunan lapisan batuan yang meliputi

antara lain : Endapan alluvium dan sungai terdiri dari atas lempung, lanau, pasir

dan kerikil. Batuan gunung api tersusun atas trakit dan andesit, tuff batu apung, batu

pasir terpaan, konglomerat dan breksi terpaan, penyebarannya di bagian utara Kota

Pinrang, Sekitar Bulu Lemo, Bulu Pakoro sedangkan di bagian selatan sekitar Bulu

Manarang, Bulu Paleteang, Bulu Lasako (berbatasan dengan Parepare). Ke Arah

Bunging terdapat batu gamping terumbu yang umumnya relatif sama dengan batuan

gunung api. Batuan aliran lava, Batuan aliran lava bersusun trakhit abu-abu muda

hingga putih, kekar tiang, penyebarannya ke arah daerah Kabupaten Pinrang, yaitu

sekitar Kecamatan Lembang dan Kecamatan Duampanua. Batuan konglomerat

(Formasi Walanae), Batuan ini terletak di bagian Timur Laut Pinrang, sekitar

Malimpung sampai ke wilayah Kabupaten Sidrap, satuan batuan ini terdiri atas

konglomerat, sedikit batu pasir glaukonit dan serpih dan membentuk morfologi.

Batuan lava bersusun basol hingga andesit, Satuan batuan ini terbentuk lava bantal,

breksi andesit piroksin dan andesit trakhit dengan penyebaran sekitar Bulu Tirasa

dan Pakoro. Batu pasir, Satuan batuan ini bersusun andesit, batu lanau, konglomerat

dan breksi. Struktur sesar diperkirakan terdapat pada batuan aliran lava dan batu

pasir bersusun andesit, berupa sesar normal.

c. Klimatologi

Page 55: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

45

Klasifikasi iklim menurut Smith-Ferguson, tipe iklim Wilayah Kabupaten

Pinrang termasuk tipe A dan B dengan curah hujan terjadi pada bulan Desember

hingga Juni dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret. Musim kemarau

terjadi pada bulan Juni sampai Desember. Kriteria tipe iklim menurut Oldeman-

Syarifuddin bulan basah di Kabupaten Pinrang tercatat 7-9 bulan, bulan lembab 1-

2 bulan dan bulan kering 2-4 bulan. Tipe iklim menurut klasifikasi Oldeman -

Syarifuddin adalah iklim B dan C. Curah hujan tahunan berkisar antara 1073 mm

sampai 2910 mm, Evaporasi rata-rata tahunan di Kabupaten Pinrang berkisar antara

5,5 mm/hari sampai 8,7 mm/hari. Suhu rata-rata normal antara 27°C dengan

kelembaban udara 82% - 85%.

B. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Pembangunan Desa Pakeng

Pada abad ke13 atau tahun 1400 M telah berdiri suatu kerjaan kecil yang

bernama Pakeng asal katanya Apakeng. Jadi, mulanya orang datang dari

pegunungan pangala Pakeng disinilah mula-mulanya terbentuk suatu

perkampungan yang dipimpin oleh seorang raja perkampunan ini berbatasan

dengan keajaan letta.

Kerajaan pakeng pernah dipimpin oleh 14 raja yang dipilih secara turun temurun

dan memiliki tingkat keberhasilan masing-masing dalam memimpin kerajaan

pakeng adapun nama raja- raja pakeng yaitu.

a. Raja Pakeng ke I bernama Tandi Apa (Paung Tobarani )

b. Raja Pakeng ke II bernama Matindo di Bulo

c. Raja Pakeng ke III bernama Baconi Matindo di Massuangga

Page 56: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

46

d. Raja Pakeng ke IV bernama Sumani Matindo di Pare-Pare

e. Raja Pakeng ke V bernama Puang Janggo

f. Raja Pakeng ke VI bernama Labakka Matindo Bendo

g. Raja Pakeng ke VII bernama Lasiduppa (putra Labakka)

h. Raja Pakeng ke VII bernama Lapali (putra Labakka)

i. Raja Pakeng ke IX bernama Singgoro

j. Raja Pakeng ke X bernama Potte

k. Raja Pakeng ke XI bernama Lapalawa Daeng Mallawa

l. Raja Pakeng ke XII bernama Tammanangnga (Lapalawa Daeng Mallawa)

m. Raja Pakeng ke XIII bernama Massapaila

n. Raja Pakeng ke XIV bernama Tawakkal

Maka dari sekian raja-raja atau arung yang pernah memimpin di atas,

keberadaan dan pengelolaan sumber daya alam, suku yang mendiami hutan

belantara hidup dengan berburu. Hidup dengan berkebun jadung, padi, ladang dan

lain-lain. Dengan sistem ladang yang berpindah-pindah dengan jalan membabat

hutan lalu di tamani, sebagian mereka turun ke daerah rendah sehinggah pada

musim hujan kebunnya digenangi air maka kebunnya diolah menjadi sawah, dan

bahasa yang digunakan masyarakat Pakeng adalah bahasan Pattinjo sebagai bahasa

pemersatu dan bahasa bugis. Masyarakat Desa Pakeng menganut agama islam.

Tabel 4.3 Daftar Nama-Nama Kepala Desa Pakeng

NO NAMA JABATAN TAHUN

Page 57: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

47

1 Bapak Pattiroi Tawakkal Kepala Desa 1989 – 1990

2 Bapak Sanusi Kepala Desa 1991 – 1993

3 Bapak Abd Fatnan Sittara SE Kepala Desa 1993– 1994

4 Bapak Iskandar Kepala Desa 1994– 2002

5 Bapak Andi Basuki Syata Kepala Desa 2002 – 2008

6 Bapak Muh. Basri Kepala Desa 2008– Sekarang

Sumber: Kantor Desa Pakeng 2019

2. Visi Misi Desa

Visi: “Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Masyarakat Pakeng Melalui

Pelayanan Terpadu”

Misi:

a) Peningkatan kesejahteraan masyarakat

b) Meningkatkan pendapatan ekonomi rakyat

c) Meningkatkan sumber daya manusia

d) Pengembangkan sumber daya alam melalui pertanian, perkebunan dan

perternakan

e) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan partisipatif

3. Kelembagaan dan SOTK Desa

Pembagian wilayah administrasi Desa Pakeng terdiri atas dua dusun yaitu

Nama Desa Jenis RK

Pakeng 4

Rantoni 2

Page 58: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

48

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Pakeng

Sumber: Kantor Desa Pakeng 2019

3. Isu Strategis yang dihadapi Desa

Dalam menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa pakeng ada beberapa isu strategis atau potensi alam yang dapat

dimanfaatkan selain sumber daya manusia, perangkat desa dan organisasi

kemasyarakatan. Potensi-potensi tersebut dijabarkan sebagai berikut.

a. Potensi Sumber Daya Alam

Potensi wilayah desa pakeng sumber daya alam mayoritas dari sektor

pertanian sekitar 100 persen dari pertanian sawah dan 10 persen dari perkebunan.

b. Potensi Sumber Daya Manusia

Dengan adanya potensi sumber daya alam seperti diatas maka peluang untuk

mengentaskan kemiskinan di Desa Pakeng dalam hal memerlukan dukungan

sumber daya manusia SDM .

c. Potensi Aparat Desa dan Organisasi Kemasyarakatan

Page 59: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

49

Pembinaan pengembangan kapasitas masyarakat makan aparat desa juga

harus memiliki kemampuan untuk mendukung proses dalam mengentas kemiskinan

di Desa Pakeng dilihat dari perhatian dan fasilitas yang berikan cukup besar.

4. Masalah yang dihadapi Desa

Penyebab kemiskinan di Desa Pakeng sangat berpartisipasi yang berdasarkan

pada hasil gagasan dari tiap wilayah dusun. Kondisi sosial ekonomi tiap dusun

sangat berbeda. secara umum setelah diidentifikasi sebagai berikut.

a. Bidang Ekonomi

Secara umum warga yang tergolong dalam kategori miskin di desa

pakeng dari segi ekonomi diidentifikasi sebagai berikut.

1) Kurangnya keterampilan dan pengetahuan dibarengi oleh rendahnya

SDM atau latar belakang pendidikan minim.

2) Kurang memiliki aset untuk dikembangkan untuk menambah

pendapatan.

3) Kurangnya kepedulian pemerintah masalah pertanian/perkebunan di

desa.

b. Bidang Sosial

Ada dua sektor yang menjadi permasalah di desa pakeng sebagai berikut.

1) Sektor kesehatan, diidentifikasi rendahnya kualitas kesehatan KK

seperti bayi, ibu hamil kurang gizi disebabkan oleh kurangnya informasi

tentang program-program kesehatan yang dijalankan oleh pemerintah,

kurang dipahaminya prosedur akses ke program yang ada dan kurang

Page 60: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

50

nya kepedulian masyarakat tentang posyandu sehingga anak tidak

lengkap imunisasi.

2) Sektor pendidikan, Karena kondisi ekonomi menyebabkan orang tua

kurang memperhatikan anak-anaknya dan juga menyebabkan rendahnya

pemahaman orang tua tentang penting pendidikan sehingga tingginya

angka anak putus sekolah dan bahkan tidak pernah sekolah cukup tinggi.

c. Bidang Lingkungan

Lingkungan pemukiman Desa Pakeng masih banyak yang tidak

memenuhi standar kelayakan fasilitas pendukung yang sangat minim seperti, akses

jalan, drainase, fasilitas air minum, dan tempat pengolahan sampah.

5. Keadaan Geografis dan Luas Wilayah Desa

Desa Pakeng merupakan salah satu Desa yang berada di Kabupaten Pinrang,

Desa Pakeng memiliki wilayah dengan luas keseluruh 4656,7(Ha) yang dengan

batas-batas sebagai berikut:

(a) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pakeng

(b) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kariango

(c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tadokkong

(d) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pakeng

a. Orbitasi, Waktu Tempu dan Letak Desa Pakeng

Tabel 4.5 Orbitasi dan Jarak Tempuh Desa Pakeng

No Orbitasi dan Jarak Tempuh Keterangan

1. Jarak Ke Ibu Kota Kecamatan 11 Km

Page 61: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

51

2. Jarak Ke Ibu Kota Kabupaten 41 Km

3. Jarak Ke Ibu Kota Provinsi 340 Km

4. Waktu Tempuh Ke Ibu Kota Kecamatan 1 Jam

5. Waktu Tempuh Ke Ibu Kota Kabupaten 4 Jam

6. Waktu Tempuh Ke Fasilitas Terdekat

(Ekonomi, Kesehatan, Pemerintahan)

1 Jam

Sumber: Kantor Desa Pakeng 2019

Page 62: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

52

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan pada bagian ini berdasarkan pada seluruh data yang sebelumnya

telah dikumpulkan pada saat penulis melakukan penelitian di Desa Pakeng

Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang. Adapun data yang dimaksud dalam hal

ini merupakan data primer dan bersumber dari jawaban para informan dengan

menggunakan pedoman wawancara, observasi, serta dokumentasi atau wawancara

secara langsung sebagai media pengumpulan data yang digunakan untuk keperluan

selama penelitian berlangsung.

Dari data ini telah diperoleh beberapa jawaban terkait dengan Pendidikan

Informal Pada Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng Kecamatan

Lembang Kabupaten Pinrang.

A. Hasil Penelitian

1. Bentuk Pendidikan Informal Pada Anak Pekerja Migran Indonesia

(PMI) Di Desa Pakeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang

a. Pendidikan Karakter

1) Tanggung Jawab

Kata character berasal dari yunani dengan kata lain charassein, yang

artinya melukiskan, menggambarkan seperti orang yang lagi memahat batu

atau metal. Sikap rasa tanggung jawab harus diajarkan kepada anak sedini

mungkin karena sikap tanggung jawab tidak akan muncul begitu saja. Hal

ini akan tumbuh dalam waktu yang panjang melalui proses pembiasaan

yang baik (Wany, 2012).

Page 63: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

53

Dalam mendidik karakter tanggung jawab pada anak peran orang

tualah yang sangat dibutuhkan, sehingga anak memiliki karakter tanggung

jawab yang baik dengan mengajarkan kebiasaan-kebiasaan sederhana

kepada anak dengan memberikan tugas sehari-hari misalnya mencuci

piring, memperbaiki tempat tidur dan mengepel tangga.

Gambar 5.1 Kondisi Saat Anak Sedang mencuci piring di Rumah

Sumber: Pengambilan Gambar Oleh Peneliti Melalui Handphone

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

terkait orang tua/wali mengajarkan karakter tanggung jawab pada anak dari

keluarga dari pekerja migran indonesia (PMI) di desa pakeng kecamatan

lembang kabupaten pinrang berikut adalah :

“Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa memang benar

orang tua/wali selaku nenek anak dari pekerja migran indonesia di desa

pakeng pernah mengajarkan karakter tanggung jawab kepada anak

misalkan mencuci piring dan membantu mengerjakan pekerjaan rumah

lainnya namun cara didikannya yang tidak konsisten dan tegas anak susah

atau kurang peduli dengan apa arahan dari orang tua/walinya“(observasi

10 0kto 2020).

Berdasarkan hasil observasi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

adanya temuan perbedaan penerapan pengasuhan antara orang tua dengan

nenek dan kakek kepada anak di desa pakeng. Keberadaan kakek dan nenek

tidak bisa dipisahkan dari pertumbuhan anak, Masa kini banyak orang tua

Page 64: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

54

membutuhkan keberadaan terutama kakek-nenek, secara psikologi kasih

sayang yang diberikan oleh kakek-nenek dapat melengkapi pemenuhan

perhatian dari orang tua terutama bila orang tua tersebut bekerja. Ketika

anak dititipkan kepada nenek-kakek maka akan ada perbedaan gaya

pengasuhan yang dilakukan dengan gaya pengasuhan yang dilakukan oleh

orang tua . Hal inilah yang terjadi pada anak-anak dari pekerja migran

indonesia (PMI) di desa pakeng.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua penganti ibu H (63 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah orang tua/wali pernah

mengajarkan karakter tanggung jawab kepada anak, beliu menuturkan

sebagai berikut :

“ iya denne, yanna pura kumande suroh i mabissa panne,

mappaccing bola yarasa ke disuro’i labarai lari maningo, parallu to pea di

pagguru manna na usseng toi ya kalena masara tapi mawatang sa tea

dipagguru na mataru i “( Wawancara 12 okto 2020).

Artinya :

“Iya pernah, paling diajarakan membersihkan rumah dan memcuci

piring tapi kalau di suruh malah pergi main, perlu diajarkan anak suapaya

besar nanti mereka sudah paham taggung jawabnya sebagai anak tapi susah

di ajari karena itu anak susah diarahkan atau tidak mau mendengar “.

Hal demikian juga dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara yang

telah dilakukan dengan orang tua penganti Ibu B (70 tahun) selaku nenek

dari anak dari pekerja migran indonesia di desa pakeng beliu menuturkan

sebagai berikut :

Page 65: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

55

“iya anna la jo, yasa ke disuroh I budassan alasanna, anna

fitti’taeng lalo apa na kusseng na jama, di paguru I manna na usseng to iya

ke battoa apa jammana“( Wawancara15 okt 2020).

Artinya :

“Ya, pernah tapi ya gitu kalau disuruh banyak sekali alasannya,

kalau itu F tidak ada sama sekali itu mau kerja. Karena tanggung jawab akan

membimbing anak-anak kelak menjadi seseorang yang dapat bertanggung

jawab atas perbuatanya“.

Hal demikian dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara yang telah

dilakukan bersama dengan orang tua penganti Ibu M (72 tahun) selaku

nenek dari anak dari pekerja migran indonesia di desa pakeng beliu

menuturkan sebagai berikut :

“iya, denne banga, pada ke disuruo’i pacigei torro patindoang na

ke dong-dong i tapi, pada mi tu ke tummane ya bang na peccing ya bato na

salai kana’i mane onjo masikkola, iya, manna dikelorang i macege dikita“(

Wawancara 17 okto 2020)..

Artinya :

“Iya pernah, misalnya kalau dia bangun bangun kewajibannya

memperbaiki tempat tidurnya sebelum berangkat sekolah tapi ya begitulah

kalau anak laki-laki kadang diberisihkan kadang juga tidak lebih banyak

tidaknya. Karena itu penting bentuk dewasa anak yang lebih berkarakter“.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan bersama dengan ibu H

(62 tahun), ibu B (70 tahun) dan ibu M (72 tahun) para orang tua/wali anak

dari pekerja migran indonesia (PMI) di desa pakeng dapat ditarik

kesimpulan bahwa pemberian karakter tanggung jawab pada anak pekerja

migran indonesia (PMI) yang diambil asuh oleh neneknya dapat dilihat

tidak ada bentuk ketegasan yang dilakukan oleh orang tua/wali dalam

mendidik karakter anak dirumah.

Page 66: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

56

Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara dari ibu DM (38

tahun) selaku masyarakat umum (keluarga terdekat) keluarga dari Pekerja

Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng terkait dengan bagaimana

pandangan mengenai karakter tanggung jawab yang dimiliki anak dari

Pekerja Migran Indonesia (PMI) beliu menuturkan sebagai berikut:

“yake yaku kita i sa pada manag bara’I to pea di pagguru anna pada

dibola dipagguru i mabissa panne tapi selaingan ni tu to pea torro sola nene

na pea torro sola amma na sa sola ra nene na na kadidai rai appo na “(20

okto 2020).

Artinya :

“Menurut saya karakter tanggung jawab yang dimiliki anak tersebut

sama halnya dengan anak pada umumnya yang diberi tanggung jawab

misalnya mencuci piring setiap hari namun kalau anak yang tinggal bersama

neneknya terkesan tidak tegas kepada anak karena kasihan“.

Dari hasil wawancara dapat ditarik kesimpulan bahwa orang

tua/wali pernah mengajarkan karakter tanggung jawab kepada anak berupa

pekerjaan sederhana yang diberikan kepada anak misalnya memperbaiki

tempat tidur, Mencuci piring dan lain sebagainya, mereka mengatakan

bahwa anak perlu dibimbing agar anak dewasa nanti anak paham akan

tanggung jawabnya dan dapat bertanggung jawab atas perbuatannya namun

orang tua/wali mengalami kesulitan karena anak tersebut nakal dan susah

diatur. Namun pembelajaran karakter tak selamanya dikerjakan oleh anak

karena adanya rasa kasihan.

Salah satu fakta anak yang diasuh oleh nenek, anak menjadi kurang

terdorong aktivitas fisik, dalam penelitian lainnya disebutkan bahwa anak

yang diasuh oleh nenek cenderung kurang terdorong aktivitas fisiknya

Page 67: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

57

dibandingkan lain yang dibimbing oleh orang tuanya hal ini menyebabkan

anak menjadi kurang percaya diri dan bisa jadi terpojok oleh teman-

temannya (Fono, 2019).

Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu dalam

bentuk dokumentasi berupa dari jurnal Arini, (2018) dengan hasil pokok

pembahasan yang dituliskan mengatakan bahwa:

“pengasuhan anak yang dilakukan oleh kakek dan nenek semakin

banyak terjadi sekarang ini, sehingga muncul beberapa masalah terhadap

proses perkembangan sifat dan prestasi anak, hasil temuan ada dua pola

asuh yang cenderung diterapkan oleh kakek-nenek yaitu pola asuh permisif

dan pola asuh otoriter yang cenderung berdampak negatif bagi anak dan

prestasi anak di sekolah ” (Dokumentasi, 29 Oktober 2020).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, serta dokumentasi maka

dapat diinterpretasikan bahwa dalam suatu keluarga terdapat keadaan

dimana orang tua tidak mengurus anaknya sendiri disebabkan oleh berbagai

alasan misalnya permasalahan ekonomi yang membuat kedua orang tua

bekerja dan menitipkan anaknya kepada kakek-nenek, hal seperti ini sudah

menjadi budaya bagi kebanyakan orang di desa pakeng. Menitipkan anak

kepada nenek dengan tujuan menjaga anak agar mendapat pendidikan

keluarga yang sama menurut orang tua justru berbanding terbalik dengan

hal tersebut, gaya pengasuhan yang dilakukan oleh nenek pada anak pekerja

migran indonesia (PMI) di desa pakeng berkaitan dengan sikap anak yang

diasuh oleh nenek cenderung suka membantah dan malas.

Page 68: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

58

2).Pendidikan karakter jujur

Kejujuran adalah suatu nilai karakter yang harus dimiliki setiap

orang anak. Indonesia dikenal dengan dimana nilai dan akhlak yang menjadi

dominan dengan karakter akan menunjukan kualitas dari orang itu sendiri,

namun makin kesini, nilai karakter jujur terus memudar seiring dengan

perkebangnya zaman. Kejujuran harus menjadi pilar untuk suatu karakter

anak, maka dari itu pendidikan karakter jujur wajib diterapkan kepada setiap

anak dirumah sebagaimana diketahui bahwa pendidikan pertama anak

didapat di dalam rumah dan dilakukan oleh orang tua.

Berdasarkan dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pendidikan karakter jujur sangat perlu diterapkan kepada anak sejak dini

sebagai panutan pertama adalah didikan yang diberikan oleh orang tua

dirumah.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

terkait dengan orang tua/wali mengajarkan karakter jujur pada anak dari

keluarga dari pekerja migran indonesia (PMI) di desa pakeng kecamatan

lembang kabupaten pinrang berikut adalah:

“Dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter jujur pada anak

pekerja migran indonesia di desa pakeng yang diberikan oleh orang

tua/walinya kepada anaknya tidak menerapkan secara tegas, karakter jujur

perlu di bangun kepada anak untuk membangun kepercayaan kepada

mereka, dilihat dari keseharian bahwa adanya kasus-kasus pencurian yang

dilakukan anak tersebut yang dilakukan di rumahnya maupun dirumah

orang lain,misalnya mengambil uang neneknya secara diam-diam,

dikatakan bahwa karakter jujur minim pada anak dari pekerja migran

indonesia di karenakan kurang tegasnya didikan dari orang tua/walinya

disebabkan karena kondisi fisik orang tua/walinya yang semakin tua, anak

tersebut yang sulit untuk diatur, dan kebiasaan orang tua yang terlalu

berlebihan memberikan uang saku. setiap orang tua/walinya berusaha

Page 69: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

59

mengajarkan anaknya untuk belajar karakter jujur namun tidak

tegas“(Observasi 10 okto 2020).

Berdasarkan hasil observasi diatas dapat ditarik kesimpulan adanya

temuan bahwa karakter jujur pada anak dari pekerja migran indonesia (PMI)

di desa pakeng mengalami krisis yang sangat memprihatinkan masyarakat

sekitar adanya kasus pencurian yang dilakukan anak tersebut yang

dilakukan di rumahnya sendiri, mengambil uang tanpa sepengetahuan

neneknya. Kenakalan anak tersebut disebabkan karena kurangnya ketegasan

orang tua/wali terhadap anak dan faktor lainyya ialah kebebasan dan

mengabaikan anak dalam bertindak.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua penganti ibu H (63 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah orang tua/wali pernah

mengajarkan karakter jujur kepada anak, beliu menuturkan sebagai berikut

:

“iya nassami, denne na di pagguru iyakan kana ke di suroh’i pasule

doi a to pura na panggi, iya kanara tapi yahbang na pasule yang bang na

jo, kita to tummatua dipagguru’I manna dau na macca kabuto-buto, iya to

dau na mappakasiri-siri lako kampong“( Wawancara 12okto 2020).

Artinya :

“Ya jelas pernah, palingan misalnya di kasih uang lebih disuruh

kasih kembali sisanya, itu saja.tapi kadang dia kasih kembali kadang juga

tidak perlu diajarkan kepada anak,kalau tidak diajarkan ke anak maka

kebiasan berbohong a di bawah sampai dewasa“.

Hal demikian juga dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara yang

telah dilakukan bersama dengan orang tua penganti Ibu B (70 tahun) selaku

Page 70: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

60

nenek dari anak dari pekerja migran indonesia di desa pakeng beliu

menuturkan sebagai berikut :

“iya denne, tapi pada mitu ke pea na bebaskan ammana na deang

doi,yanna denne kiringanna mama na tannia yaku tanniang I dio ra tante

na anna di dea doi pira-pira di deang’I pada toi tu cappu. Yatu fitti denne

na boko doi na nenena saratu sabu dio mi tu mappamula di pagguru jujur

tapi taeng pa lako perubahan na, iya di pagguru manna anna batoa macca

I jaga I kalena“( Wawancara 15 okt 2020).

Artinya :

“iya pernah, tapi ya begitulah kalau anak terlalu dibebaskan diberi

uang oleh orang tuanya,kalau ada kiriman uang dari mamanya bukan saya

pegangin tapi tante nya namun kalau ada uang dia dikasih berapa-berapa

saja begitu juga yang habis. F pernah mencuri uang kakeknya 100 ribu , dari

situ F mulai diajarkan karakter jujur tapi belum ada perubahan. Karakter

jujur sangat perlu ditanamkan sejak dini perilaku jujur dapat meningkatkan

kepercayaan diri terhadap diri sendiri“.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan orang tua/wali

anak dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) terkait apakah orang tua/wali

mengajarkan karakter jujur kepada anak mengajarkan kepada anak bahwa

orang tua/wali pernah mengajarkannya misalnya mengajarkan

mengembalikan uang kembalian uang jajannya, Dan mengapa perlu

ditanamkan kepada anak para orang tua/wali mengatakan bahwa agar anak

tidak terbiasa untuk berbohong dan bisa dipercaya oleh orang tua dan orang

lain dan anak tidak terbiasa berbohong. Dapat ditarik kesimpulan bahwa

para orang tua/wali mengajarkan karakter jujur hanya pada permasalahan

uang saja. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat perbedaan gaya

pengasuhan yang dilakukan oleh nenek yang tidak konsisten dalam

menanamkan nilai karakter jujur pada anak. Gaya pengasuhan nenek yang

cenderung memanjakan, menuruti keinginan anak dan membebaskan anak,

Page 71: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

61

ketika anak melakukan hal yang buruk nenek hanya membiarkannya saja

tanpa memberikannya suatu hukuman yang dapat membuat anak takut

melakukan perbuatan buruk itu lagi.

Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara dari ibu R (45

tahun) selaku masyarakat umum (keluarga terdekat atau tetangga) keluarga

Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng terkait dengan bagaimana

pandanganya mengenai karakter jujur yang dimiliki anak dari pekerja

migran indonesia (PMI) beliu menuturkan sebagai berikut:

“yake yaku, yamo tu’u mawatang na to pea di jo kabuto-buto, yake

yaku kitai anaang to pasompa yato torro sola nene na joke pada’I ke pea

torro sola amma na, kita mi F biasa na boko do’I na nene na“R(

Wawancara 22 okto 2020).

Artinya:

“Menurut saya karakter jujur paling susah diajarkan kepada anak

tapi yang saya lihat karakter jujur dari anak dari pekerja migran indonesia

di pakeng rata-rata anak tersebut gagal dalam karakter jujur karena mereka

biasa melakukan pencurian uangnya neneknya.

Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara dari ibu W (45

tahun) selaku masyarakat umum (keluarga terdekat) keluarga Pekerja

Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng beliu menuturkan sebagai berikut:

“yake yaku kita’i pada mi tu ke pea torro sola nene na, jo ke

majampang, mangapa naku kua pada tu marepe na boko do’I na nene na,

na beasai ma doi-doi“(Wawancara 25 okto 2020).

Artinya :

“Menurut saya karakter jujur pada anak dari pekerja migran itu tidak

baik mengapa saya bilang begitu karena mereka banyak melakukan

pencurian neneknya itu karena anak terbiasa dibebaskan membelanjakan

uang tanpa dibatasi.

Page 72: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

62

Dari hasil wawancara dengan masyarakat umum selaku keluarga

terdekat dan tetangga anak dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa

Pakeng terkait dengan bagaimana pandangan karakter jujur pada anak,

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat memandang pendidikan karakter

jujur yang dimiliki anak dari pekerja migran di desa pakeng gagal atau

mereka tidak mendapatkan cara penerapan karakter dengan baik dari orang

tua/wali nya di lihat dari kasus yang terjadi bahwa anak tersebut pernah

mencuri uang nenek-kakeknya di rumahnya sendiri, hal ini menunjukkan

bahwa orang tua/wali gagal menerapkan pendidikan karakter jujur pada

anak. Dalam kasus gaya pengasuhan yang dilakukan oleh nenek yang

cenderung membebaskan dan mengabaikan anak sehingga anak menjadi

terbengkalai.

Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu dalam

bentuk dokumentasi berupa dari jurnal Statham, (2011) dengan hasil pokok

pembahasan yang dituliskan mengatakan bahwa:

Terdapat dampak negatif terhadap anak yang diasuh oleh neneknya,

sikap nenek dalam menerapkan pembelajaran di rumah yang tidak konsisten

dan tidak tegas menyebabkan anak cenderung membantah, suka pembohong

dan pemalas dan dampak pada proses pembelajaran anak ,yaitu kurangnya

anak dalam kemampuan persiapan sekolah seperti pemahaman

angka,huruf,warna dan lainya, (Dokumentasi 28 okto 2020).

Dari hasil observasi, wawancara serta dokumentasi yang telah

dilakukan di lapangan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan

Page 73: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

63

karakter jujur pada anak dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa

Pakeng yang dia ambil asuh oleh nenek atau kakeknya tidak menerapkan

pendidikan di rumah secara tegas dan konsisten, cara pengajaran orang

tua/wali yang hanya berfokus pada kejujuran mengenai uang saja belum

cukup untuk membentuk karakter jujur seorang anak dan kebiasan orang tua

yang secara berlebihan memberikan uang saku kepada anak menyebabkan

anak menjadi boros dan selalu merasa kurang. Hal ini ditunjukan oleh

adanya perilaku tidak terpuji yang dilakukan anak tersebut yaitu melakukan

pencurian di rumah tempat dia tinggal bersama neneknya.

3). Karakter mandiri

Pendidika anak pada usia dini merupakan pendidikn yang sangat

mendasar yang mempunyai pengaruh di masa depan anak. Menerepan

karakter pada seeorang pertama dan utama adalah di dalam di lingkungan

keluarga, Pembinaan nilai mandiri pada anak akan berjalan dengan

maksimal jika anak hidup dalam keluarga yang utuh yang terdiri oleh ayah

dan ibu. Ketidakhadiran salah satu orang tua akan menghambat proses

pembinaan nilai-nilai karakter pada anak. Seorang anak dari keluarga

Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ditinggal ibunya untuk bekerja di luar

kota maupun luar negeri sehingga pengasuhan diambil oleh pihak nenek.

Maka, beralihnya pengasuhan anak maka pua subjek yang melakukan

pembinaan nilai-nilai karakter pada anak.

Gambar 5.2 Kondisi Saat Anak Sedang Belajar Sendiri di Rumah

Page 74: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

64

Sumber: Pengambilan Gambar Oleh Peneliti Melalui Handphone

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

terkait dengan orang tua/wali mengajarkan karakter mandiri pada anak dari

keluarga dari pekerja migran indonesia (PMI) di desa pakeng kecamatan

lembang kabupaten pinrang berikut adalah:

“Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa orang tua/wali

pernah mengajarkan cucunya mandiri seperti halnya menyuruh anak

memperbaiki tempat tidurnya dan dapat dilihat dari kesehariannya bahwa

anak tersebut belajar membaca dan menulis sendiri tanpa ditemani oleh

orang tua bahwa setiap anak perlu belajar karakter mandiri sejak dini

untuk menjadikan dirinya lebih berani dalam segala hal, Karakter yang

dimiliki anak dari pekerja migran yang dimiliki anak tersebut sudah didik

mandiri secara alami oleh keadaan tanpa orang tua, seperti halnya

mengambil makanan sendiri, berpakain sekolah sendiri “(Observasi 10

okto 2020).

Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di lapangan dapat

ditarik kesimpulan bahwa karakter mandiri bukanlah suatu yang terbentuk

dengan sendirinya dalam jiwa anak, Kemandirian terbentuk melalui proses

yang membutuhkan waktu dan dengan seiringnya perkembangan

pertumbuhan anak maka anak akan semakin paham akan mandiri. Namun

kemandirian yang dimiliki pada anak dari pekerja migran indonesia (PMI)

di desa pakeng timbul dalam dirinya sendiri tanpa ada pengajaran yang

diberikan oleh orang tua/walinya, Hal tersebut dikarenakan anak sudah

Page 75: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

65

terbiasa dengan tanpanya orang tua di sampingnya. Pada dasarnya

kemandirian yang dimiliki anak akan berbeda dengan kemandirian anak

yang diajarkan langsung dari orang tuanya.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua penganti ibu H (63 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah orang tua/wa pernah

mengajarkan karakter mandiri kepada anak, beliu menuturkan sebagai

berikut :

“iya nassami, anna motong mo suroih pacigei patindoangna

kedondong’I, manna na besai masarah“(Observasi 12 okto 2020).

artinya:

“Iya, pernah, seperti hal setiap pagi saya suruh bersihkan tempat

tidurnya sendiri. perlu supaya besar nanti anak bisa mandiri dalam

melakukan pekerjaanya“.

Hal demikian juga dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara yang

telah dilakukan bersama dengan Ibu B (70 tahun) selaku nenek dari anak

dari pekerja migran indonesia di desa pakeng beliu menuturkan sebagai

berikut :

“ya denne, ke kita melota yato pea di pagguru mappamula biccu

bappa anna na besai matelen rami tu na bawa lattung batto a, yara sa

mataru““( Wawancara15 okt 2020).

Artinya :

“Ya, pernah, Sifat mandiri bisa ditanamkan kepada anak-anak dari

kecil sehingga mereka bisa melakukan sesuatu hal yang bermanfaat tanpa

harus bergantung kepada orang lain tapi susah diatur“.

Hal demikian juga dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara yang

telah dilakukan bersama dengan Ibu M (72 tahun) selaku nenek dari anak

Page 76: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

66

dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) di desa pakeng beliu menuturkan

sebagai berikut :

“Iya denne, manna dau na marranuang sola tau lain na manna

macca patuju’i kalena macege“(Wawancara 17 okto 2020) . .

artinya:

“Iya pernah, agar kelak nanti tidak ketergantungan kepada siapapun

dan lebih bisa dia arahkan dirinya dengan baik“.

Dari hasil wawancara dengan para orang tua/wali anak dari pekerja

migran indonesia (PMI) di desa pakeng, Maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa dari informasi terkait apakah orang tua/wali pernah mengajarkan

karakter mandiri kepada anak peran orang tua/ wali pernah mengajarkan

karakter mandiri pada anak Informasi terkait mengapa karakter mandiri

tanggung jawab perlu ditanamkan kepada anak bahwa para orang tua/wali

mengatakan bahwa karakter perlu diajarkan kepada anak segala hal agar

anak tidak manja dan dapat melakukan suatu hal yang bermanfaat tanpa

harus bergantung pada orang lain.

Hal demikian juga diperkuat oleh hasil dari wawancara yang telah

dilakukan bersama dengan anak perempuan P (12 tahun) selaku anak dari

pekerja migran indonesia di desa pakeng terkait apakah P (12 tahun) pernah

belajar mandiri dari orang tua/wali, beliu menuturkan sebagai berikut :

“denne, pada kedondong’i na suroh neneku paccing patindoanku

sola mabissa panne“(Wawancara 14 okto 2020) .

Artinya :

“Pernah, misalnya memperbaiki tempat tidur setiap pagi dengan

mencuci piring“.

Page 77: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

67

Hal demikian juga diperkuat oleh hasil dari wawancara yang telah

dilakukan bersama dengan anak laki-laki H (13 tahun) selaku anak dari

pekerja migran indonesia di desa pakeng terkait apakah H (13 tahun) pernah

belajar mandiri dari orang tua/wali, beliu menuturkan sebagai berikut :

“iya denne, pada ke pacigei patindoang kan sola pacigei barang-

barangku to laku bawah massikola “(wawancara 16 okto 2020).

artinya :

“iya pernah, kayak membereskan tempat tidur dengan mengurus

sendiri peralatan yang akan di bawa ke sekolah“.

Dari hasil wawancara dengan anak dan orang tua/wali dari pekerja

migran indonesia (PMI) dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka pernah

belajar karakter mandiri berupa memperbaiki tempat tidur setiap pagi dan

menyiapkan segala peralatan yang akan dibawah ke sekolah.

Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara dari ibu DM (45

tahun) selaku masyarakat umum (keluarga terdekat) keluarga Pekerja

Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng mengenai pandangan karakter

mandiri pada anak dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) beliu menuturkan

sebagai berikut:

“Yake yaku kitai’i,yake pea torro sola nenek na mannasa mi dikua

harus macca’i nurusu’I kalena sa jokelako amma jampang ta majampang I

kepa torro sola nene na, matua mi kan magarring tomi benna kua lana

urusu appo na(wawancara 20 okto 2020)”

Artinya

“Menurut saya karakter mandiri yang dimiliki anak tersebut

harusnya mandiri karena tidak bersama orang tuanya cuman sama nenekya

itupun neneknya sakit-sakitan jadi dia harus belajar mandiri sendiri

misalnya mengurus barang-barangnya sendiri, anak-anak kalau di urus

dengan neneknya tidak terurus dengan baik“.

Page 78: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

68

Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu dalam

bentuk dokumentasi berupa jurnal dari Latifa, (2016) dengan hasil pokok

pembahasan yang dituliskan mengatakan bahwa:

Secara umum anak yang diasuh oleh ibu dan nenek sudah

mempunyai kelekatan kemandirian karena mau tidak mau karena keadaan

mereka harus bisa melakukan dan memenuhi kebutuhan pribadinya sendiri,

hal ini terjadi karena kelekatan nenek-cucu yang semakin meningkat

mempengaruhi secara nyata peningkatan kognitif keadaan anak,

(Dokumentasi 13 okto 2020).

Hal demikian juga didukung penelitian terdahulu dalam bentuk

dokumentasi berupa dari jurnal Eka Wulida Latifah dan dkk hasil pokok

pembahasan yang dituliskan mengatakan bahwa:

“Perkembangan kemandirian anak menemukan dari enam puluh

persen anak yang diasuh oleh nenek terkategori mandiri dengan rata-rata

skor indeks kemandirian adalah 90,09%. Rata-rata dimensi kemandirian

dalam hal self help, self dressing, self direction, occupation, communication

dan locomotion anak“(Dokumentasi 14 okto 2020).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi maka,

dapat diinterpretasikan bahwa pembinaan karakter kemandirian terhadap

anak dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) pada dasarnya karakter tersebut

timbul bukan tanpa arahan dari neneknya sendiri melainkan juga karena

faktor kondisi dimana dia tumbuh tanpa adanya ibu atau bapaknya yang

Page 79: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

69

merawatnya. Kemandirian anak dibawah pengasuhan nenek sangat jelas

dengan pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua. Ketika orang tua

meninggalkan anaknya untuk bekerja diluar kota maupun luar negeri, mau

tidak mau anak tersebut harus memiliki kemandirian.

4). Karakter disiplin

Disiplin adalah suatu sikap taat dan patuh terhadap aturan-aturan dan

nilai-nilai yang ada dan dipercaya. Pendisiplinan merupakan suatu usaha

untuk menerapkan nilai ataupun pemaksaan agar objek memiliki

kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Dengan ini pembinaan

pendisiplinan harus memiliki sikap tegas dan konsisten.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

terkait dengan orang tua/wali mengajarkan karakter disiplin pada anak dari

keluarga dari pekerja migran indonesia (PMI) di desa pakeng kecamatan

lembang kabupaten pinrang berikut adalah:

“Dari hasil pengamatan di lapangan dapat dikatakan bahwa

penerapan karakter disiplin pada anak dari Pekerja Migran Indonesia

(PMI) yang dilakukan pengasuh pengganti yaitu neneknya memang benar

orang tua/walinya mengajarkan disiplin mengenai waktu berangkat

sekolah tapi hanya saja penerapan disiplin dilakukan pada anak dalam

bentuk arahan dan nasehat-nasehat saja sehingga anak hanya

mengabaikan arahan yang diberikan oleh neneknya. Dapat dikatakan

bahwa penerapan karakter disiplin pada anak PMI yang dilakukan oleh

neneknya tidak memiliki aturan dan hukuman yang dapat membuat anak

takut akan melanggar aturan tersebut, penerapan disiplin yang dilakukan

oleh nenek biasanya hanya menyuruh tanpa ada paksaan dibarengi dengan

nasehat-nasehat saja, hal ini disebabkan ketidak tahuan orang tua/wali

mengenai kedisiplinan dan bagaimana cara mendidik anak dirumah.

“(Observasi 17 okto 2020).

Dari hasil observasi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

penerapan karakter disiplin pada anak dari pekerja migran indonesia (PMI)

Page 80: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

70

pola asuh yang diberikan oleh orang tua/wali yaitu neneknya menunjukan

bahwa tidak ada aturan-aturan tegas yang diberikan kepada anak sehingga

anak hanya menanggapinya dengan masa bodoh dan tidak peduli.

Penerapan disiplin yang dilakukan oleh nenek cenderung menasehati tanpa

ada sanksi hukuman yang akan membuat anak takut melakukan hal yang

melanggar aturan.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu H (63 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah orang tua/wali pernah

mengajarkan karakter disiplin kepada anak, beliu menuturkan sebagai

berikut :

“ iya, yakana ke donngdong i manna dau namena ponjo massikola

“ (Wawancara 12 okto 2020).

artinya:

“Iya hanya pada saat pagi, Supaya anak tidak terlambat sekolah“.

Hal demikian juga dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara yang

telah dilakukan bersama dengan Ibu B (70 tahun) selaku nenek dari anak

dari pekerja migran indonesia di desa pakeng beliu menuturkan sebagai

berikut :

“Iya denne, yake dondong kemeloi mi onjo masikkola manna dau na

mena yara sa naukua tea mi massikola“ (Wawancara 15 okto 2020).

Artinya

“Iya, pernah, Pada saat pagi kalau anak mau berangkat sekolah

supaya tidak terlambat, terus dia bilang sudah ndak mau sekolah“.

Hal demikian juga dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara yang

telah dilakukan bersama dengan Ibu M (72 tahun) selaku nenek dari anak

Page 81: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

71

dari pekerja migran indonesia di desa pakeng beliu menuturkan sebagai

berikut :

“Iya pernah, dondong-dondong dipamotong masitta anna jo, jora

mo ke onjo masikkola kemena I motong““ (Wawancara 17 okto 2020).

Artinya :

“Ya pernah, setiap pagi harus di kasih bangun cepat karena kalau

tidak, dia tidak mau berangkat sekolah kalau sudah terlambat bangun“.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan para

orang tua/wali dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan karakter disiplin

yang dilakukan orang tua pengantin yaitu nenek terhadap cucunya tidak

memiliki aturan–aturan yang ketat diterapkan di rumah terhadap anak

mengenai pengaturan waktu bermain, menonton Tv, menggunakan Hp dan

waktu belajar, Hanya saja keteladanan yang diperlihatkan oleh nenek

mengenai usaha membangunkan cucunya bangun cepat agar tidak terlambat

sekolah.

Hal demikian juga diperkuat oleh hasil dari wawancara yang telah

dilakukan bersama dengan anak perempuan P (12 tahun) selaku anak dari

pekerja migran indonesia di desa pakeng terkait apakah P (12 tahun) pernah

belajar disiplin dari orang tua/wali, beliu menuturkan sebagai berikut :

“Iya, dondong-dondong na pamotong a neneku masitta manna dau

na ku mena onjo massikola“ (Wawancara 14 okto 2020).

Artinya

“Iya, setiap pagi nenek selalu membangunkan ku lebih awal agar

tidak terlambat sekolah“.

Hal demikian juga diperkuat oleh hasil dari wawancara yang telah

dilakukan bersama dengan anak perempuan S (12 tahun) selaku anak dari

Page 82: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

72

pekerja migran indonesia di desa pakeng terkait apakah S (12 tahun) pernah

belajar disiplin dari orang tua/wali, beliu menuturkan sebagai berikut :

“Denne, to na masikkola tau, midondong napamotong neneku

manna dau name onjo masikkola“(Wawancara 18 okto 2020).

Artinya

“Pernah, setiap pagi kalau sekolah cepat, saya di kasih bangun agar

tidak terlambat“.

Dari hasil wawancara diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

orang tua/wali selaku nenenya berusaha mengajarkan kepada cucunya

bangun lebih awal agar tidak terlambat ke sekolah.

Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu dalam

bentuk dokumentasi berupa dari jurnal Hartina dengan hasil pokok

pembahasan yang dituliskan mengatakan bahwa:

“Mengungkapan bahwa bermasalah terhadap pola asuh permisif

yang diberikan oleh nenek-kakek yang bersifat longgar dalam mengasuh

anak“(Dokumentasi 1 November 2020).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang

telah dilakukan bersama orang tua/wali yaitu nenek dan anak dari pekerja

migran indonesia di desa pakeng dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter

disiplin yang diterapkan terhadap anak hanya mengenai waktu bangun bagi

pada saat anak akan berangkat sekolah. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada

aturan-aturan yang ketat yang diterapkan oleh nenek dalam membentuk

karakter disiplin anak. Tidak adanya aturan yang diberikan memperlihatkan

pula bahwa tidak adanya pula konsistensi dan ketegasan terhadap nilai-nilai

yang diterapkan oleh nenek.

Page 83: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

73

b. Pendidikan Agama

1). Sholat lima waktu dan mengaji

Memberikan pendidikan agama kepada anak sangat diperlukan

untuk menjadikan anak yang berakhlak. Oleh karena itu, peranan orang tua

sangat dominan sehinggah anak dapat berperilaku positif dan bisa

membentengi dirinya denga perikau yang burruk. Namun, penerapan

pendidikan agama tehadap anak dari keluarga yang orang tuanya merukapan

Pekerja Migran Indonesia (PMI), Sudah jelas bahwa tanpa kehadira kedua

orang tua akan berdampak besar terhadap anak. Kepergian orang tua bekerja

di luar kota atau luar negeri, kebiasaan orang tua menitipkan anaknya

kepada nenek maka, secara tidak langsung pengasuhan akan akan dilakukan

oleh nenek dirumah.

Gambar 5.3 Kondisi Saat Anak Sedang Belajar Mengaji di Rumah Tetangga

Sumber: Pengambilan Gambar Oleh Peneliti Melalui Handphone

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

terkait dengan orang tua/wali mengajarkan pendidikan agama berupa sholat

lima waktu dan belajar mengaji pada anak dari keluarga dari pekerja migran

indonesia (PMI) di desa pakeng kecamatan lembang kabupaten pinrang

berikut adalah:

Page 84: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

74

“Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa pembinaan agama

berupa shalat lima waktu dan mengajarkan mengaji kepada anak tidak

dilaksanakan oleh orang tua/wali selaku neneknya dikarenakan oleh faktor

minimnya pengetahuan mengenai pendidikan keagaman, namun peneliti

melihat bahwa ada satu upaya yang dilakukan oleh nenek guna membantu

anak dalam belajar mengaji yaitu dengan membawa anak tersebut ke rumah

tetangga atau masyarakat sekitar yang paham dalam teknik mengaji ,dari

hasil pengamatan juga ditemukan selain nenek membantu mengenai

pembelajaran mengaji, pembelajaran puasa dilakukan nenek kepada

cucunya namun hanya pada saat bulan ramadhan saja“(Observasi 17 okto

2020).

Dari hasil observasi yang telah dilakukan di lapangan maka, dapat

ditarik kesimpulan bahwa penerapan pendidikan agama yang dilakukan

oleh nenek terhadap anak dari orang tua yang bekerja sebagai pekerja

migran indonesia menunjukan bahwa karena faktor minimnya pengetahuan

maka, nenek tidak menerapkan pendidikan agama berupa shalat lima waktu

dan mengaji di rumah, namun ada upaya yang dilakukan oleh nenek dalam

membantu anak dalam mengaji yaitu mengajaknya anak belajar mengaji

dengan tetangga dan masyarakat sekitar yang paham teknik mengaji singgah

anak tidak terbengkalai dalam belajar mengaji.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu H (63 tahun) selaku nenek dari anak dari Pekerja Migran

Indonesia (PMI) di desa Pakeng terkait dengan apakah orang tua/wali

pernah mengajarkan agama berupa sholat lima waktu dan mengaji kepada

anak, beliu menuturkan sebagai berikut :

“Jo’o, taen, apa kusseng yaku nang jo na massikola tau, jo diksseng

mabaca tapi kemangaji sa denne bang bali bola di bawa keanu tenne I

magguru mangaji“(Wawancara 12 okto 2020).

Artinya :

Page 85: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

75

“Tidak, karena tidak saya tahu membaca faktor pengetahuan

menjadi penghambat , anak- anak dalam belajar mengaji biasa arahkan

belajar mengaji rumah orang yang paham dan tahu teknik mengaji “

Hal demikian juga dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara

dengan orang tua/wali ibu B (70 tahun) selaku nenek dari anak dari Pekerja

Migran Indonesia (PMI) di desa pakeng terkait dengan apakah orang

tua/wali pernah mengajarkan agama berupa shalat lima waktu dan mengaji

kepada anak, beliu menuturkan sebagai berikut :

“Jo’o, taeng naku pagguru’i sa jo dikusseng mangaji, jo di kusseng

apa ra di pau ke massubanjang ki, tapi ke mangaji yato pea di suoh onjo

mangaji dibola ammo ure na pagguru mangaji“(Wawancara 15 okto 2020).

Artinya:

“Tidak, tidak pernah saya sekolah nak, tidak saya paham bacaan-

bacaan solat, Mengaji juga tidak, tetapi anak di suruh mengaji di tempat atau

rumahnya omnya biar pintar mengaji“.

Hal demikian juga dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan

orang tua/wali ibu M (72 tahun) selaku nenek dari anak dari Pekerja Migran

Indonesia (PMI) di desa pakeng terkait dengan apakah orang tua/wali

pernah mengajarkan agama berupa shalat lima waktu dan mengaji kepada

anak, beliu menuturkan sebagai berikut :

“Tenga nang, jo kusseng baca-baca sumbajang, taeng na massikola

tau, jadi teng apa dikusseng, yake mangaji jo to kusseng, biasaan ke anu di

bawa rai onjo mangaji di bolana catong manna dio magguru mangaji iya

rasa iya bang na onjo a ba na jo.“(Wawancara 17 okto 2020).

artinya:

“Kalau membina tidak karena saya saja tidak pernah sekolah jadi

tidak tahu bacaan bacaan sholat, cuman dalam bentuk arahan saja, Tidak

,saya juga tidak tahu mengaji jadi biasa mereka disuruh belajar mengaji

dengan orang yang tahu mengaji tapi kadang-kadang mau pergi mengaji

kadang tidak“

Page 86: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

76

Dar informasi terkait apakah orang tua/wali pernah mengajarkan

agama berupa sholat lima waktu kepada anak dari Pekerja Migran Indonesia

(PMI) bahwa orang tua/wali mengatakan bahwa mereka tidak pernah

mengajarkan agama berupa shalat lima waktu kepada anak karena mereka

tidak tahu atau terhambat masalah pengetahuan. informasi terkait apakah

orang tua/wali pernah mengajarkan agama berupa sholat lima waktu kepada

anak, bahwa orang tua/wali mengatakan bahwa mereka tidak pernah

mengajarkan agama berupa mengaji di rumah karena mereka tidak tahu

mengaji, tetapi ada bentuk usaha yang dilakukan neneknya yaitu dengan

membawa cucunya ke rumah tetangga untuk diajari mengaji.

Hal demikian didukung dengan temuan di lapangan oleh peneliti

dalam bentuk dokumentasi berupa dari buku harian dengan hasil pokok

pembahasan yang dituliskan mengatakan bahwa:

Bahwa pendidikan berupa agama sholat lima waktu dan

pembelajaran mengaji pada anak dari orang tua Pekerja Migran Indonesia

(PMI) di desa Pakeng menunjukan pembelajaran shalat lima waktu dan

mengaji tidak diberikan oleh orang tua/wali yaitu neneknya sebab minimnya

pengetahuannya yang dimiliki sehingga anak tidak mendapatkan

pembelajaran agam sholat lima waktu dan mengaji , Namun ada usaha yang

dilakukan oleh neneknya supaya cucunya tetap mendapatkan pelajaran

mengaji, usaha tersebut ditunjukan dengan membawa cucunya ke rumah

tetangga yang bisa mengajarkan anak belajar membaca al-quran. Meski

begitu gaya pola asuh yang dimiliki nenek yang cenderung

Page 87: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

77

memperbolehkan dan tidak konsisten menjadikan anak tak arahkan

(Dokumentasi, 02 November 2020).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi maka

dapat diinterpretasikan bahwa pembelajaran agama merupakan suatu yang

sangat penting untuk diajarkan kepada anak menyangkut keyakinan yang

dimiliki, pentingnya menanamkan nila-nilai agama sejak dini dalam

kehidupan sehari-hari kepada anak, sehingga anak mampu menjaga diri dari

perilaku yang buruk. Namun, pembelajaran agama kepada anak dari Pekerja

Migran Indonesia (PMI) di desa Pakeng yang dilakukan oleh orang tua

cukup memprihatinkan sebab orang tua wali selaku neneknya tidak

memiliki pengetahuan lebih mengenai agama berupa sholat lima waktu dan

mengaji. Namun, untuk membantu anak dalam hal belajar mengaji nenek

tetap berusaha supaya cucunya tetap bisa belajar mengaji dan berharap

cucunya dapat pintar mengaji, hal yang dilakukan ialah membawanya atau

menitipkan pada seorang guru mengaji di kampung untuk diajarkan mengaji

di rumahnya.

c. Adat etika berbahasa

Bahasa merupakan suatu perkataan-perkataan yang digunakan dalam

kehidupan sebagai alat komunikasi perilaku berbahasa seseorang dapat dijadikan

tolak ukur, tutur kata yang baik, sopan-santun yang dilakukan seseorang

menunjukan pribadi yang baik, dan hal tersebut tidak terbentuk begitu saja tetapi

melalui proses yang panjang, seperti yang kita tahu bahwa pendidikan pertama yang

didapat seseorang ialah pendidikan di dalam keluarga dimana guru utamanya

Page 88: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

78

adalah ibu dan ayah, namun permasalahan sekarang adalah permasalah ekonomi

yang membuat banyak orang tua memilih bekerja dan banyak pendapat bahwa

tempat paling aman menitipkan anak ialah bersama nenek secara tidak langsung

semua tanggung jawab orang tua mendidik anak beralih ke nenek.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilapangan terkait

dengan orang tua/wali mengajarkan adat etika berbahasa pada anak dari keluarga

dari pekerja migran indonesia (PMI) di desa pakeng kecamatan lembang kabupaten

pinrang berikut adalah:

“Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa orang tua/wali

pernah mengajarkan adat berbahasa kepada anak dapat dilihat dari

kesehariannya bagaimana gaya bahasa anak berbicara dengan orang lain

bahwa mereka selalu menggunakan kata iye“(Observasi 17 okt 2020).

Berdasarkan hasil observasi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Orang tua/wali selaku neneknya selalu berusaha mengajarkan adat berbahasa yang

baik pada anak, dan bagaimana berbicara sopan dengan orang yang lebih tua.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu H (63 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran indonesia di

desa pakeng terkait dengan apakah orang tua/wali pernah mengajarkan adat

berbahasa kepada anak, beliu menuturkan sebagai berikut :

“ iya, dipagguru mabicara sola tummatua sola tau lain, pada ke

dikua ke sola ko tumma tua macurita kua ko iye“(Wawancara 12 okto

2020).

Artinya :

“Iya, diajarkan cara berbicara dengan orang yang lebih tua semisal

ucapan kata iye jika lewat depan orang“.

Hal demikian juga dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu B (70 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran indonesia di

Page 89: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

79

desa pakeng terkait dengan apakah orang tua/wali pernah mengajarkan adat

berbahasa kepada anak, beliu menuturkan sebagai berikut :

“iya, dipagguru bennakua mabbicara sola tau, manassa kua parallu

I dipagguru ma mataratte“(Observasi 15 okto 2020).

Artinya :

“Iya, diajarkan kepada anak itu sangat penting agar anak

mengetahui cara beretika kepada orang lain“.

Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara dari ibu R (45 tahun)

selaku masyarakat umum (keluarga terdekat atau tetangga) keluarga Pekerja

Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng terkait dengan bagaimana pandanganya

mengenai adat etika berbahasa yang dimiliki anak dari pekerja migran indonesia

(PMI) beliu menuturkan sebagai berikut:

“Yake yaku kita, padang bangi pea lain di pagguru pake bahasa

sopan sola tummatua“(Wawancara 22 okto 2020).

Artinya:

“Menurut saya Sama saja dengan anak pada umumnya anak

menggunakan bahasa yang sopan dengan orang lain“.

Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu bentuk

dokumentasi berupa dari jurnal Hartina dengan hasil pokok pembahasan yang

dituliskan mengatakan bahwa:

Dengan hasil penelitiannya memaparkan bahwa terdapat dampak positif

dari hasil pengasuhan yang dilakukan nenek atau kakek yaitu beberapa tahun sejak

kecil anak memiliki kosakata yang lebih baik, (Dokumentasi 02 okto 2020).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi maka dapat

diinterpretasikan bahwa pendidikan adat etika berbahasa yang diterapkan oleh

Page 90: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

80

nenek kepada cucunya di desa pakeng tidak selamanya gaya pengasuhan yang

berikan oleh nenek berdampak buruk, Namun terdapat juga dampak positif, hal ini

ditunjukan dengan cara nenek mendidik adat etika berbahasa kepada cucunya

dengan tutur kata yang baik dan sopan.

2. Faktor Penghambat dan Pendukung Pendidikan Informal Pada Anak

Pekerja Migran (PMI) Di Desa Pakeng

a. Faktor penghambat

1) Pengetahuan orang tua mengenai pendidikan informal anak

Pengaruh keluarga dalam mendidik anak yang mengarah pada

pembentukan kepribadian anak yang merupakan hal yang penting dan

merupakan tanggung jawab orang tua, Namun permasalah internal sering

kali jadi faktor penghambat pendidikan pembetukan karakter pada anak,.

Orang tua maupun pengasuh pengganti perlu memiliki pengetahuan

khusus dalam mendidik anak, sebab anak memiliki kepribadian yang

lembut. Sebagai pendidik perlu menggunakan seni dalam membimbing

anak-anaknya untuk membangkitkan motivasi anak. Upaya mendidik anak

dirumah sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimiliki orang

tua.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

terkait ketidak tahuan orang tua/wali menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak dari keluarga dari pekerja migran indonesia

Page 91: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

81

(PMI) di desa pakeng kecamatan lembang kabupaten pinrang berikut

adalah:

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa memang benar

ketidaktahuan orang tua mengenai pentingnya pendidikan informal kepada

anak, hal ini dapat ditunjukan dengan pengakuan latar belakang

pendidikan orang tua/wali tersebut yang mengatakan bahwa kami orang

tua yang tidak pernah merasakan bangku sekolah, Dari hasil pengamatan

dapat dikatakan bahwa orang tua/wali masih banyak yang acuh kepada

anak-anaknya karena ketidaktahuannya mengenai pentingnya pendidikan

informal kepada anak. Banyak orang tua tahu akan tanggung jawabnya tapi

tidak paham cara mendidik anak yang baik “(Observasi 17 okto 2020).

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu H (63 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah ketidaktahuan orang

tua/wali mengenai pendidikan informal menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak, beliu menuturkan sebagai berikut :

“iya, yaku , yaku te nang taeng na msskola jokuseeng apara disanga

pendidikan informal, yate pea metta mi laba tumma tuanna sompa anna

tannia yaku jampang I teang mo tu “(Wawancara 12 okto 2020).

Artinya :

“Iya, saya tidak pernah sekolah tidak paham namanya pendidikan

informal Iya, yang diketahui cuman mengajarkan anak-anak di rumah sperti

memebersihkan rumah. orang tuanya ini anak lama pergi merantau kalau

bukan saya yang urus siapa lagi“.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu B (70 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah ketidaktahuan orang

tua/wali mengenai pendidikan informal menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak, beliu menuturkan sebagai berikut :

Page 92: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

82

“iya, yamo sa jo di kusseng sa teang na msisskola tau, kusanga ra

ke dio kana to pea di bola sikola magguru, na yaku te taeng na

massikola“(Observasi 15 okto 2020).

Artinya :

“Iya, salah satu penghambat dikarenakan saya kira hanya disekolah

saja anak-anak belajar pengetahuan, dan saya juga tidak pernah sekolah jadi

apa mau saya ajarkan“.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu M (72 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah ketidaktahuan orang

tua/wali mengenai pendidikan informal menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak, beliu menuturkan sebagai berikut :

“iya, apa la di pagguruang I nang, taeng sanga massikola to jolo-

jolo jadi apa la di kusseng I mabbaca, jadi to pea anna di bola magguru

mesa-mesa rai“(Wawancara 17 okto 2020).

Artinya :

“ya, , saya tidak pernah merasakan sekolah karena orang dulu-dulu

tidak mengenal pendidikan, saya ini buta huruf, jadi ndak ada bisa diajarkan

palingan dia belajar sendiri“.

Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara dari ibu DM (45

tahun) selaku masyarakat umum (keluarga terdekat atau tetangga) keluarga

Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng terkait dengan ketidak

tahuan orang/wali mengenai pendidikan informal pada anak dari pekerja

migran indonesia (PMI) beliu menuturkan sebagai berikut:

“iya, kita te tommatua jodikusseng apara disanga pendidikan

informal, kita di pagguru to pea yamo tomo dikusseng yato di pagguruang

I “(Wawancara 20 okto 2020).

Artinya :

Page 93: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

83

“Iya ,bagi kami orang tua yang tidak pernah sekolah tidak paham

dengan apa itu pendidikan informal kami hanya mengajarkan anak dengan

keadaan yang ada“

Dari hasil wawancara di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Dari informasi terkait ketidak tahuan orang tua mengenai faktor

penghambat pendidikan informal pada anak bahwa para orang tua/wali

mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengenal bangku sekolah sehingga

mereka tidak apa yang dimaksud dengan pendidikan informal dan hanya

mengira hanya pendidikan formal sekolah saja dimana anak mendapatkan

pengetahuan.

Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu bentuk

dokumentasi berupa dari skripsi Fawistri (2017) dengan hasil pokok

pembahasan yang dituliskan mengatakan bahwa:

Orang tua dalam melaksanakan berbagai upaya baik spiritual

maupun fisik juga akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya,

pendidikan yang rendah biasanya dalam merawat anak atau perhatian

pendidikan seadanya atau alami sesuai dengan pengaruh lingkungan, jadi

pengasuh anak-anak TKI umumnya berpendidikan rendah sehingga

melaksanakan semampunya, (Dokumentasi 20 Okto 2020).

Hal demikian didukung dengan informasi bentuk dokumentasi

jurnal dari Setiardi (2017) dengan hasil pokok pembahasan yang dituliskan

mengatakan bahwa:

Kondisi dimana orang tua tidak dapat merawat sendirinya anaknya

karena berbagai alasan membuat pola asuh dialihkan lebih banyak pada

Page 94: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

84

sang nenek sehingga menyebabkan dampak besar terhadap anak. Pola asuh

neneknya menerapkan mitos dalam pengajarannya salah satunya adalah

kesenjangan pengetahuan, (Dokumentasi 20 Okto 2020).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang

telah dilakukan dapat diinterpretasikan pendidikan yang rendah yang

dimiliki orang tua/wali dalam merawat dan membentuk kepribadian anak

sehingga mereka melaksanakan sebisanya sesuai dengan pengaruh

lingkungan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap anak, minimnya

pengetahuan mengenai pentingnya pendidikan informal yang dimiliki orang

tua atau pengasuh menyebabkan anak cenderung mengalami masalah

perilaku, kurang terdorong motivasi dan aktivitas fisik.

2) Usia orang tua/wali

Usia orang/wali ternyata berpengaruh dalam perawatan dan

pembentukan karakter anak

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilapangan usia

orang tua/wali menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak

dari keluarga dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) di desa pakeng

kecamatan lembang kabupaten pinrang berikut adalah:

“Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa usia orang tua/wali

menjadi faktor penghambat pendidikan informal kepada anak hal ini dapat

dilihat usia orang tua/wali selaku seorang nenek mengurus maupun

merawat cucunya yang tidak konsisten dan tegas dalam usaha membentuk

karakter anak dikarenakan rentang penyakit apalagi anak tersebut nakal

dan susah diatur “(Observasi 17 okto 2020).

Gambar 5.4. Wawancara Dengan Orang tua/Wali Anak Pekerja Migran

Indonesia (PMI) di Desa Pakeng

Page 95: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

85

Sumber: Pengambilan Gambar Oleh Peneliti Melalui Handphone

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu H (63 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah usia orang tua/wali menjadi

faktor penghambat pendidikan informal pada anak, beliu menuturkan

sebagai berikut :

“Iya, yake umuruku matua mo jomo kulle majjaga pea apala di

gokang I sa joke lako tummatuanna lamaba sompa di malaysia“(

Wawancara 15 okto 2020).

Artinya :

“Iya, umur memang menjadi faktor penghambat pendidikan

informal pada anak apalagi saya sudah tua mana bisa sepenuhnya mengurus,

tapi mau bagaimana lagi karena orang tuanya pergi malaysia“.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu B (70 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah usia orang tua/wali menjadi

faktor penghambat pendidikan informal pada anak, beliu menuturkan

sebagai berikut :

“iya wading ba tuo’I, yaku te jomo dikusseng pagguru asa ma tua

mki , kita ma yaku te matua ma date kana ramo leng bola sa magarring

tau, anna onjo mo maningo jomo na ngarang sule ya, tajang kana rami sa

jomo kulle onjo nonga i“(Wawancara 15 okto 2020).

Page 96: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

86

Artinya :

“Bisa juga, saya sudah tidak bisa memberikan pendidikan yang tegas

kepada anak karena usia, seperi saya sekarang cuman bisa dirumah saja, jadi

kalau anak pergi bermain dan lupa waktu pulang saya hanya bisa

menunggunya pulang karena saya sudah tidak bisa pergi mencarinya“.

Dari hasil wawancara di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Dari informasi terkait usia orang tua menjadi faktor penghambat pendidikan

informal pada anak dari pekerja migran indonesia para orang tua wali

mengatakan bahwa usia mereka sudah tua dan sudah tidak bisa memberikan

pendidikan sesuai dengan orang tua pada umumnya.

Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara dari ibu R (45

tahun) selaku masyarakat umum (keluarga terdekat atau tetangga) keluarga

Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng terkait dengan usia

orang/wali mengenai pendidikan informal pada anak dari pekerja migran

indonesia (PMI) beliu menuturkan sebagai berikut:

“Iya jelas ,kalau pengasuhnya apalagi neneknya, nassami jomo

nakulle mejjapang pea“(Wawancara 25 okto 2020).

Artinya :

“Iyalah jelas kalau pengasuhnya tua apalagi kalau nenek-nenek,

sudah tidak bisa mengurus anak-anak dengan baik“.

Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu bentuk

dokumentasi dari Skripsi Widianengsi, (2019) dengan hasil pokok

pembahasan yang dituliskan mengatakan bahwa:

Menyatakan bahwa terdapat permasalahan yang dihadapi nenek

dalam mengasuh cucunya, kesehatan dan usia nenek fokus penelitian ini

adalah melihat kecenderungan pola pengasuhan permisif yang diberikan

Page 97: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

87

oleh nenek adanya faktor jarak antar generasi dengan cucunya sehingga

terdapat beda pemikiran yang berpengaruh pada sifat dan prestasi anak di

sekolah (Dokumentasi 25 okto 2020).

Berdasarkan hasil obervasi, wawancara dan dokumentasi maka,

dapat diinterprestasikan bahwa orang tua/wali selaku nenek adari anak

pekerja migran indonesia di desa pakeng memiliki permasalahan antar

generasi atau jarak usia yang jauh menjadi salah satu faktor pengahambat

pembetukan kepribadiaan anak, pengasuhan yang dilakukan nenek yang

cenderung mebiarkan dan karang memperhatiakan, hal tersebut

menyebabkan keterbatasana inetraksi antara cucu dan nenek bahkan

pembicaraan sehari-hari pun cenderung tidak terlaksanakan.

3) Orang tua bekerja

Orang tua yang bekerja tidak menyisakan waktu sedikit dengan anak

atau bahkan butuh waktu bertahun-tahun untuk bertemu anaknya, seiring

dengan perkembangan globalisasi sekarang permasalah ekonomi yang

semakin tinggi maka banyak cara yang akan ditempuh orang tua guna

meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

orang tua bekerja menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada

anak dari keluarga dari pekerja migran indonesia (PMI) di desa pakeng

kecamatan lembang kabupaten pinrang berikut:

“Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa orang tua yang

bekerja dan meluangkan waktu hanya sedikit saja dengan anak-anaknya

bahkan berkomunikasi hanya melalui media handphone saja ini

menunjukan bahwa fungsi dari orang tua tidak berjalan sebagaimana

Page 98: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

88

tanggung jawabnya untuk mendidik anak di rumah“ (Oservasi 17 okto

2020).

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu H (63 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah orang tua bekerja menjadi

faktor penghambat pendidikan informal pada anak, beliu menuturkan

sebagai berikut :

“iya, tumma tuanna tepea metta mi onjo sompa yake tannia yaku

jampang’I nai la lain“(Wawancara 12 okto 2020).

Artinya :

“Iya, orang tuanya ini anak lama pergi merantau kalau bukan saya

yang rawat siapa lagi“.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu B (70 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah pekerjaan orang tua menjadi

faktor penghambat pendidikan informal pada anak, beliu menuturkan

sebagai berikut :

“oh iya, mettami amma te pea onjo sompa, yake tannia yaku

jampang nai la nasolanno lain, jo to ko wading na bawah anang na onjo

sompa“(Wawancara 15 okto 2020).

Artinya :

“oh iya, karena orang tuanya pergi jadi saya yang rawat anak siapa

lagi mau rawat kala bukan saya tidak mungkin juga maunya sama bawah

anaknya“

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu M (72 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah pekerjaan orang tua menjadi

Page 99: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

89

faktor penghambat pendidikan informal pada anak, beliu menuturkan

sebagai berikut :

“iya, melo mi dia apa sa torro kana toi lako te taeng to jamang yako

lako somparang sa kua buda-buda bangi gajinna, jadi yaku nala appo ku

“(Wawancara 17 okto 2020).

Artinya :

“Iya, mau bagaimana lagi disini tidak ada pekerjaan yang menetap

kalau di perantau gajinya menjanjikan, jadi saya yang rawat cucuku“.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan bersama orang tua/wali

maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa Dari informasi terkait pekerjaan

orang tua menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak dari

pekerja migran indonesia bahwa para orang tua/wali mengatakan bahwa

karena tuntutan ekonomi jadi orang tua dari anak pekerja migran indonesia

meninggalkan anaknya bekerja sehingga anak dititipkan ke neneknya. Hal

ini menyebabkan disfungsi keluarga yaitu dimana kedua orang tua menjalan

tugasnya sebagaimana tugas orang tua pada umumnya yaitu ibu yang

merawat dan mendidik anak dirumah sedangkan ayah mencari nafka.

Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu bentuk

dokumentasi dari jurnal Sutiana dan dkk, (2018) dengan hasil pokok

pembahasan yang dituliskan mengatakan bahwa:

Ketika ibu bekerja sebagai seorang TKW di luar negeri maka

seorang anak membutuhkan figur pengganti orang tua, sebagai pengganti

ibu dalam proses pendidikan anak di rumah sehingga pola asuh yang

diberikan oleh orang tua berbeda dengan pola asuh yang diberikan oleh ibu

pengganti, ikut sertaan ibu dalam bekerja maka fungsi dalam keluarga tidak

Page 100: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

90

berjalan, hal tersebut berpengaruh dengan perkembangan anak,

(Dokumentasi 21 okt 2020).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang

telah dilakukan maka dapat diinterpretasikan bahwa ditemukan selain

permasalahan proses perkembangan kepribadian dihadapi anak yang

ditinggalkan orang tuanya bekerja sebagai pekerja migran indonesia

ternyata terjadi pula disfungsi pada keluarga dimana orang tua tidak

menjalankan tanggung jawabnya sebagaimana orang tua pada umumnya.

Hal, ini sudah sangat jelas sangat berpengaruh pada tingkat perkembangan

kepribadian anak dimana tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian

penuh dari orang tuanya.

4) Perceraian orang tua

Perceraian merupakan perpisahan dari suatu pernikahan,perceraian

merupakan solusi yang dianggap paling baik dalam menyelesaikan

permasalahan dalam keluarga bagi banyak pasangan yang sudah menikah,

bagi pasangan yang memiliki anak dan memilih untuk berpisah maka akan

ada dampak terhadap anak.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

percerain orang tua menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada

anak dari keluarga dari pekerja migran indonesia (PMI) di desa pakeng

kecamatan lembang kabupaten pinrang berikut:

“Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa pencairan orang

tua memang menjadi faktor penghambat pendidikan informal kepada anak,

orang tua yang egois dapat menyebabkan anak menjadi terbengkalai atau

kurang kasih sayang dari orang tuanya, Dan dapat dikatakan bahwa anak

Page 101: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

91

yang memiliki orang tua yang lengkap lebih mendapatkan kasih sayang dan

perhatian cukup sedangkan anak yang orang tuanya bercerai lalu bekerja

sebagai pekerja migran indonesia anak tersebut kurang perhatian dan kasih

sayang dan jelas pendidikan yang langsung diberikan oleh orang tua

berbeda dengan yang didapat dari neneknya“(Observasi 17 okt 2020).

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu H (63 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah perceraian orang tua

menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak, beliu

menuturkan sebagai berikut :

“Iya, pada mi teu kita, ke assarang mi tumma tuanna te pea, pada

pura to botting sule, yake mama na laba I lako samarinda yake bapakna

lako bai tu kampung, ku kadidai ke sola bapakna torro sa joke na jampangi

keanui“(Wawancara 12 Okto 2020).

Artinya :

“Iya, seperti yang kamu tahu dan melihat bahwa kedua orang tua

anak ini sudah memiliki pasangan masing, mamanya ada di samarinda dan

sudah menikah sedangkan bapak ada di kampung dia juga sudah menikah,

terus anaknya saya yang rawat karena saya juga tidak tega meninggalkannya

dengan bapaknya“.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu B (70 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah perceraian orang tua

menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak, beliu

menuturkan sebagai berikut

“iya, tummatuanna tea metta mi massarang, pura lalo rami botting

sule, lakosomparang botting“(Wawancara 15 Okto 2020).

Artinya :

“Iya, orang tua anak ini sudah lama bercerai dan bahkan sudah

memiliki pasangan masing, orang tuanya menikah di perantauan“

Page 102: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

92

Hal tersebut dapat juga diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan

orang tua/wali ibu M (72 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah perceraian orang tua

menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak, beliu

menuturkan sebagai berikut :

“iIya, puranna bara massarang bara massarang pada onjo mi

sompa ono nonga I dalleng a lako somparan’i“(Wawancara 17 Okto 2020).

Artinya :

“Iya saya yang rawat cucuku karena orang tuanya sudah bercerai dan

pergi ke perantauan mencari nafka masing-masing“

Berdasarkan hasil wawancara maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Dari informasi terkait perceraian orang tua faktanya menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada anak dari pekerja migran indonesia

di desa pekang para orang tua/wali mengatakan iya rata-rata orang tua dari

anak pekerja migran indonesia di sepang tidak memiliki orang tua yang

lengkap. Rata-rata orang tua mereka mengalami bercerai dan memilih di

perantauan mencari nafka, sehingga anak-anak mereka menjadi

terbengkalai dan yang menjadi orang tua penggantinya adalah neneknya.

Hal demikian didukung dengan informasi berbentuk dokumentasi

skripsi dari Mawaddah, (2019) dengan hasil pokok pembahasan yang

dituliskan mengatakan bahwa:

Masalah perceraian yang dialami orang tua tidak hanya berdampak

pada orang tua saja melainkan memiliki dampak besar terhadap diantaranya

adalah kemungkinan anak menjadi kurang akrab dengan orang tuanya

sendiri kelak dewasa nanti dan prestasi anak menurun, hal ini karena anak

Page 103: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

93

kurang mendapatkan kasih sayang, perhatian dan motivasi dari orang tuanya

karena sibuk dengan dirinya masing-masing, (Dokumentasi 21 okto 2020).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dokumentasi yang telah

dilakukan maka dapat diinterpretasikan bahwa faktanya adalah faktor

perceraian yang dialami oleh orang tua anak dari pekerja migran

menyebabkan dampak negatif terhadap pembentukan kepribadian anak,

anak tersebut menjadi terbengkalai dan jauh dari kasih sayang kedua orang

tuanya terlebih lagi mereka sudah tinggal sejak kecil, hal ini kemungkinan

besar anak cenderung kurang mendapatkan motivasi dan kasih sayang

kedua orang tua.

5) Pengaruh media handphone dan Tv

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi yang semakin

canggih dan modern terutama media handphone dan televisi yang semakin

menarik untuk dinikmati oleh semua kalangan terutama anak-anak, namun

secara kualitas tayangan yang ada di televisi saat ini sangat minim akan

menambah pengetahuan anak.

Gambar 5.5 Kondisi Saat Anak Sedang Menghabiskan Waktu Menonton

Menonton Tayang dari Media Handphone

Page 104: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

94

Sumber: Pengambilan Gambar Oleh Peneliti Melalui Handphon

Gambar 5.6 Kondisi Saat Anak Sedang Menonton di Rumah

Sumber: Pengambilan Gambar Oleh Peneliti Melalui Handphone

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

percerain menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak dari

keluarga dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) di desa Pakeng kecamatan

lembang kabupaten pinrang berikut:

“Dari hasil observasi yang telah dilakukan di lapangan dapat

dikatakan bahwa media handphone dan media tv menjadi salah satu faktor

penghambat pendidikan informal pada anak, anak yang diberi kebebasan

privasi tanpa ada pengawasan dari orang tua/wali menjadikan lupa akan

tanggung jawab, misalnya waktu belajar menjadi terabaikan karena sibuk

menonton tayangan di televisi maupun sedang sibuk bermain

handphone“(Observasi 20 Okto 2020).

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu H (63 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah media handphone dan

media televisi menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak,

beliu menuturkan sebagai berikut :

“Iya, denne iya hp na alliang I amma , na pake sangkale na

sitalopng I amma ke anu, anna tannio mo tu hp taeng m kua na ngarang I

magguru” (wawancara12 Okto 2020).

Artinya

Page 105: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

95

ya, karena dia memiliki handphone dibelikan mamanya untuk iya

gunakan berkomunikasi dengan mamanya, kalau sudah main handphone

anak jadi lupa waktu belajar, sama saja dengan kalau menonton televisi.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu B (70 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah media handphone dan

media televisi menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak,

beliu menuturkan sebagai berikut :

Iya, ya teane-mane na lliang I mama na hp, na bawa lerrami onjo

solee, yare ke dikalajaran I kedenne tau besorang I hp na “(Wawancara 15

Okto 2020).

Artinya

Iya, apalagi dia baru ada handphone dia kasih dibelikan mamanya,

kemana-mana bawah hp, itu yang takutkan memicu hal-hal yang tidak

diinginkan.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu B (70 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah media handphone dan

media televisi menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak,

beliu menuturkan sebagai berikut :

Iya, anna mo manontong mo tu, lattung karrueng jalang to televisi

“(Wawancara 17 Okto 2020).

artinya

Iya, kalau anak sudah depan Tv bisa-bisa itu pagi sampai sore

menonton.

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa, Dari informasi terkait apakah media Tv menjadi faktor penghambat

Page 106: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

96

pendidikan informal pada anak dari pekerja migran indonesia bahwa para

orang tua/ wali mengatakan bahwa media tv memiliki efek yang sama

dengan handphone yaitu dapat membuat anak menjadi lupa waktu untuk

belajar, Dari informasi terkait apakah media handphone menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada anak dari pekerja migran indonesia

bahwa para orang tua mengatakan bahwa handphone menyebabkan anak

menjadi lupa waktu untuk belajar jika dibiarkan

Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara dari ibu R (45

tahun) selaku masyarakat umum (keluarga terdekat atau tetangga) keluarga

Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng mengenai media

handphone dan media televisi menjadi faktor penghambat pendidikan

informal pada anak dari pekerja migran indonesia (PMI) beliu menuturkan

sebagai berikut:

Yake kita to pea temo-temo na, jomo bega na jampangi to televisi,

Hp kana ramo na jampangi, anna paningona bang taeng mo tu namgan ran

pagguruan na (Wawancara 22 0kto 2020).

artinya

Menurut saya, memang jika anak terlalu dibebaskan bermain hp yaa,

akan lupa waktu apalagi zaman sekarang banyak game yang dimainkan

anak-anak sampai lupa mengerjakan tugas dari sekolah, kalau anak

memiliki maka, televisi sudah tidak begitu menghiraukan.

Hal demikian didukung dengan informasi berbentuk dokumentasi

jurnal dari Chusna, (2017) dengan hasil pokok pembahasan yang dituliskan

mengatakan bahwa:

Page 107: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

97

Televisi dan Handphone adalah dampak terhadap karakter anak

seiring dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih nan

modern saat ini kita dapat menerima siaran televisi melalui handphone yang

ditonton kapanpun dan dimanapun. Namun secara kualitas tayangan yang

ada di televisi ditampilkan saat ini dapat dikatakan saat minim, saat ini

banyak tayangan televisi terutama pada sinetron dan iklan-iklan yang tidak

mendidik bagi anak. Hal, ini berdampak terhadap anak yang menonton salah

satunya ialah menghabiskan waktu seharian menonton televisi maupun

handphone sehingga anak menjadi lupa waktu untuk belajar dan dapat

meniru apa yang telah mereka lihat di tayangan televisi maupun handphone

(Dokumentasi 22 0kto 2020).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi diatas

maka dapat diiterprestasikan bahwa handphones dan televisi memiliki

dampak pada perkembangan karakter anak.anak Salah satu media yang

paling dekat dengan anak-anak sepulang sekolah adalah media televisi,

hampir semua kalangan memiliki televisi di rumahnya. Dampak dari media

handphone dan televisi yaitu anak menjadi lupa waktu belajar karena

cenderung menghabiskan waktu menonton, dan bermain game. apalagi

sekarang berkembangya teknologi menyediakan banyak aplikasi game yang

banyak dimainkan anak-anak sehingga hal ini menimbulkan anak jaman

sekarang kurang memainkan permainan adat. Media tv dan handphone juga

berdampak pada mata anak dan dapat berdampak pada tingkat

perkembangan anak yang cenderung meniru apa yang sudah ditontonnya

Page 108: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

98

hinggah membat anak menjadi malas. Hal inilah yang terjadi dengan anak

dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) di desa Pakeng.

b. Faktor Pendukung

1) Pendidikan Formal (sekolah)

Pendidikan Adalah usaha dasar manusia untuk menumbuhkan dan

mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani

sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan

(Faud Ihsan, 2010). Pendidikan formal adalah pendidikan yang jelas dan

berjenjang mulai dari jenjang (Sekolah Dasar), (SMP), dan (SMA) hingga

pendidikan tinggi. Pendidikan formal dikenal dengan sebutan sekolah,

sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang tumbuh dan berkembang

di masyarakat dengan tujuan memberikan pelayanan pendidikan kepada

generasi, melatih kemampuan akademis.melatih mental, fisik dan disiplin,

melatih tanggung jawab dan mengembakan diri dan kreativitas anak.

Gambar 5.7 bentuk penddikan formal (sekolah)

Sumber : pengambilan gambar melalui berita online

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

mengenai pendidikan formal menjadi faktor pendukung pendidikan

Page 109: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

99

informal pada anak dari keluarga dari pekerja migran indonesia (PMI) di

desa pakeng kecamatan lembang kabupaten pinrang berikut:

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa memang betul

pendidikan formal sekolah dasar (SD), (SMP),(SMA), menjadi faktor

pendukung pendidikan informal pada anak Pekerja Migran Indonesia di

desa pakeng. Di lingkungan sekolah anak-anak akan lebih banyak belajar,

dibandingkan di lingkungan keluarga sebab kedekatan emosional antara

nenek dengan cucunya di rumah tidak terjalin. pendidikan formal sangat

membantu orang tua dalam mendidik anak namun kebanyakan dari mereka

hanya bisa sampai ke jenjang SD saja. hal ini dikarenakan kurangnya

motivasi dari orang tua maupun dari sang nenek dan faktor lainnya adalah

ekonomi yang dimiliki (Observasi 22 0kto 2020).

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu H (63 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah pendidikan formal menjadi

faktor pendukung pendidikan informal pada anak, beliu menuturkan sebagai

berikut :

Iya, yake kita te tummatua taeng na massikola tau, dikua mo tu

macege mi temo sa dikua demmo sikolamanyawang mi to pea massikola sa

jomo onjo mabela jotomo to ke lumamba ke onjo jo kepada kita to jolo-jolo

(Wawancara 12 Okto 2020).

Artinya

Iya, bagi kita orang tua yang tidak berpendidikan pernah justru

sangat pembantu mendidikan anak tidak seperti kita yang susah

mendapatkan pendidikan zaman dulu mana ada sekolah butuh perjuangan

ke sekolah sekarang anak-anak tidak perlu mi jalan kaki karena sudah

banyak transportasi.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu B (70 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah pendidikan formal menjadi

faktor pendukung pendidikan informal pada anak, beliu menuturkan sebagai

berikut :

Page 110: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

100

Iya, yaku te na, taeng na massikola, taeng apa dikusseng, di

passikola topea sa manna dikua maggurui na buda apa na kusseng, manna

dau na maro pada indona(Wawancara 15 Okto 2020).

Artinya

Iya, bagi kita orang tua yang tidak pernah merasakan bangku

sekolah, kami berusaha keras agar cucu saya bersekolah sampai

kemampuan kami, kita sebagai orang tua berharap di sekolah anak

mendapatkan pengetahuan yang banyak dan tidak jadi bodoh seperti orang

tuanya.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan

orang tua/wali ibu B (72 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah pendidikan formal menjadi

faktor pendukung pendidikan informal pada anak, beliu menuturkan sebagai

berikut :

Iya, keyaku diora di sekolah tu pea runtu pangguruan buda,

dipassiko’I manna maacca joke pada tummatuanna maro, tau jolo-jolo

taeng sanga sekolah jadi apala ta taeng dikusseng membaca (Wawancara

17 Okto 2020).

artinya

Iya, karena menurut saya, di sekolah anak akan belajar banyak dan

bisa jadi anak yang pintar tidak bodoh seperti orang tua, orang dulu-dulu

mana ada sekolah jadi kita buta huruf

Dari hasil wawancara dengan orang tua/wali di desa pakeng dapat

disimpulkan bahwa pendidikan formal merupakan salah satu yang menjadi

faktor pendukung pembentukan pendidikan karakter anak dengan

pendidikan formal anak akan lebih banyak mendapat pengetahuan, sebab

bagi orang tua/wali yang sangat minim dalam pengetahuan akan membantu

orang tua dalam mendidik anak, justru dengan adanya sekolah sangat

membantu, sangat menolong agar anak yang tadinya tidak tahu menjadi

tahu.

Page 111: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

101

Hal demikian didukung dengan temuan penelitian terdahulu

berbentuk dokumentasi jurnal dari duma karo-karo dengan hasil pokok

pembahasan yang dituliskan mengatakan bahwa:

Pendidikan dan pembentukan karakter terhadap anak yang baik

harus ada keterpaduan dan sinergi antara pendidikan dalam keluarga

(informal),dengan pendidikan di sekolah (formal). Guru merupakan aktor

utama dalam dunia pendidikan, baik buruknya tergantung kepada sosok

guru, sikap guru sangat pempengaruhi diri persta didik sehingga, ucapan,

karakter dan kepribadian menjadi cerminan peserta didiknya (Dokumentasi

20 okto 2020).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi maka

dapat diinterpretasikan bahwa pengaruh pendidikan formal merupakan

salah satu penunjang keberhasilan pembentukan karakter pada anak.

Pendidikan formal adalah (sekolah) adalah usaha sadar dan terencana agar

anak dapat mengembangkan potensi dirinya kecerdasan, akhlak dan

kepribadian yang baik, dimana pemeran utama di sekolah adalah guru

sedangkan dirumah adalah orang tua yang berperan penting dalam

pembentukan karakter anak maka, perlu kerjasama yang dilakukan oleh

orang tua dan pihak sekolah untuk mewujudkan generasi yang berkualitas

yang memiliki akhlak dan kepribadian yang baik.

Page 112: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

102

1) Pendidikan Non-formal (Masyarakat)

Pendidikan Non-formal adalah lingkungan pendidikan dengan

tujuan menambah dan melengkapi pendidikan formal, biasa terdapat di

lingkungan masyarakat.

Gambar 5.8 Salah Satu Tempat Belajar Mengaji Untuk Anak-Anak Di

Desa Pakeng

Sumber: Pengambilan Gambar Oleh Peneliti Melalui Handphone

Salah satu pendidikan non-formal yang ada di desa pakeng yaitu

tempat belajar mengaji bagi anak-anak yang dibuat khusus untuk mengajari

anak-anak belajar mengaji sampai mereka bisa. Hal ini sangat membantu

orang tua dengan kondisi sekarang ini makin sulit menemukan guru mengaji

untuk anak.

Gambar 5.9 Kegiatan Pembelajaran Mengaji Di Desa Pakeng

Sumber: Pengambilan Gambar Oleh Peneliti Melalui Handphone

Page 113: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

103

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

mengenai pendidikan Non-formal menjadi faktor pendukung pendidikan

informal pada anak dari keluarga dari pekerja migran indonesia (PMI) di

desa pakeng kecamatan lembang kabupaten pinrang berikut:

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa pendidikan

nonformal sangat membantu orang tua/wali dalam mendidik anak di desa

pakeng dapat dilihat adanya tempat atau rumah warga yang disediakan

khusus untuk belajar mengaji anak-anak. Ini menunjukan bahwa

pendidikan non-formal salah satu yang mempengaruhi pembentukan

karakter seorang anak (Observasi 13 okto 2020).

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu H (63 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah pendidikan non-formal

menjadi faktor pendukung pendidikan informal pada anak, beliu

menuturkan sebagai berikut :

Iya, sekarang deene mo mo torroang pangaji dikabua dikampong,

karrueng-karreng to pea onjo mangaji, jadi manyamang mi, apalgi temo-

tomo jarang tau melo mappaguru mangaji (Wawancara 12 Okto 2020).

Artinya

Iya, karena sekarang ada tempat sudah dibuat untuk belajar mengaji

anak-anak di kampung setiap sore, sangat bermanfaat karena sekarang

jarang kita dapat tempat untuk belajar mengaji anak.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan orang

tua/wali ibu B (70 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah pendidikan non-formal

menjadi faktor pendukung pendidikan informal pada anak, beliu

menuturkan sebagai berikut :

Page 114: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

104

Iya, yake kita te tummatua teeng apa dikusseng, pada mi magguru

mangaji sa jo to dikusseng mangaji jadi cege rami sa denne torroang

mangaji dikabua lako tu manyawang rami magguru onjo mangaji t pea,

manna macca mangaji (Wawancar 15 Okto 2020).

Artinya

Sangat mendukung, bagi kami orang tua yang tidak berpengetahuan

sangat membantu, misalnya di kampung sini sudah ada dibuka tempat untuk

belajar mengaji bagi anak-anak, itu sangat membantu mengaji supaya anak-

anak pintar mengaji.

Hal tersebut dapat juga diperkuat oleh hasil dari wawancara dengan

orang tua/wali ibu M (72 tahun) selaku nenek dari anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng terkait dengan apakah pendidikan non-formal

menjadi faktor pendukung pendidikan informal pada anak, beliu

menuturkan sebagai berikut :

Pendapatku yaku, iya, pada ke karrueng na to pea mengaji tomo

taeng mo guru pengaji, teng o melo mappa guru mengaji, jadi cege rami te

sa denne dibukka torroang pangaji di kampung, yamo na tenne’I mengaji.

(Wawancara 17 Okto 2020).

Artinya

Menurut saya di masyarakat sangat membantu orang tua mendidik

anak misalnya belajar mengaji bagi kami yang tidak tahu apa-apa di

masyarakat tempat anak-anak belajar terutama belajar mengaji.

Jadi hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua

merasa sangat terbantu dengan adanya dibuka tempat untuk belajar mengaji

di desa pakeng, kegiatan pembelajaran mengaji yang dilakukan setiap sore.

Adanya kesadaran masyarakat dalam membantu anak dalam hal mengaji

sangat baik.

Page 115: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

105

Hal demikian didukung dengan informasi berbentuk dokumentasi

dari jurnal dengan hasil pokok pembahasan yang dituliskan (Makmun dan

dkk, 2020) mengatakan bahwa:

Sumbangsi guru mengaji dikampung membantu melengkapi

pemahaman keagaamaan anak-anak selai di sekolah formal, guru ngaji di

kampung biasanya dilakukan dengan ikhlas dan tanpa meminta imbalan, tak

sekedar mengajarkan anak-anak membaca al-quran namun, juga menjadi

contoh teladan untuk anak-anak seperti halnya guru disekolah

(Dokumentasi 13 Okto 2020).

Berdasarkan hasil observasi,wawancara, dan dokumentasi maka

dapat diinterpretasikan bahwa pendidikan non-formal membawa pengaruh

untuk mewujudkan karakter anak yang baik. Salah satu pendidikan non-

formal yang ada di desa pakeng yang diselenggarakan oleh warga yang

memerlukan layanan pendidikan untuk menambah atau mengganti

pendidikan formal (sekolah) maupun pendidikan informal (keluarga).

B. Pembahasan

1. Bentuk Pendidikan Informal Pada Anak Pekerja Migran Indonesia

(PMI) Di Desa Pakeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang

Pada umumnya warga desa pakeng yang tergolong dalam kategori miskin dari

segi ekonomi. Salah satu faktornya adalah latar belakang pendidikan yang minim,

kurangnya memiliki aset untuk dikembangkan untuk menambah pendapatan. Hal

ini menyebabkan mengapa banyak warga desa pakeng yang memilih bekerja diluar

kota maupun di luar negeri yang biasa disebut pekerja migran indonesia (PMI)

Page 116: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

106

dengan alasan bahwa mencari uang di kampung orang lain lebih muda ketimbang

hanya tinggal dikampung. Karena krisis kondisi ekonomi menyebabkan orang tua

kurang memperhatikan anak-anaknya dan juga menyebabkan rendahnya

pemahaman orang tua tentang pentingnya pendidikan sehingga tingginya angka

anak putus sekolah dan bahkan angka anak yang tidak pernah sekolah cukup tinggi

.

Talcot Persons (dalam Nursalam dan dkk, 2016) terkait dengan teori struktural

fungsional, dalam sebuah keluarga memiliki fungsi dan peran masing-masing

dimana terdiri dari seorang ayah mencari nafka, seorang ibu pengurus rumah

tangga, merawat dan mendidik anak di rumah. Diakui bahwa pendidikan karakter

dalam keluarga yang berjalan optimal pada setiap anak maka akan mempunyai budi

pekerti yang luhur, mempunyai tabiat yang baik, berperilaku santun dan dapat

bertanggung jawab. Tak bisa dipungkiri bahwa setiap orang tua mengharapkan

setiap anaknya memiliki karakter yang baik dan dapat menjadikan hidupnya lebih

baik, semua itu perlu kesadaran diri yang dimiliki orang tua mengenai pentingnya

pendidikan terhadap anak. Namun, pada keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI)

fungsi keluarga tidak berjalan optimal dimana orang tua meninggalkan anaknya

kemudian bekerja diluar kota maupun luar negeri untuk mencari nafka. Jadi,

pengasuhan anak beralih ke anggota keluarga lain seperti nenek untuk mengantikan

peran orang tua. Maka, peranan nenek sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang

anak. Terkait dengan teori Behavioristik yang dikembangkan oleh B.F. Skinner

(dalam Nahar, 2016 :73 ) biasa juga dinamakan dengan teori stimulus-respon

dimana suatu respon yang terjadi diakibatkan melalui proses stimulus atau interaksi

Page 117: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

107

di lingkungan yang kemudian menghasilkan respon berupa tingkah laku. Pola asuh

yang diberikan sang nenek kepada cucunya akan sangat berpengaruh terhadap

tingkah laku dalam pembentukan baik atau buruknya seorang anak karakter anak.

Adapun beberapa bentuk pendidikan informal yang dilakukan oleh nenek

selaku orang tua penganti yang dapat diklasifikasi dalam beberapa bentuk yang

besar diantaranya sebagai berikut:

a. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu pendidikan yang diterapkan kepada anak sejak

usia mas ih kecil yang dimulai dalam lingkungan keluarga dengan tujuan untuk

membentuk karakter terhadap anak guna menciptakan generasi yang berakhlak dan

bermoral.

Adapun pendidikan karakter yang berusaha diberikan oleh orang tua penganti

selaku nenek dari anak dari pekerja migran indonesia (PMI) di desa pekeng yaitu

Penerapan karakter tanggung jawab, karakter jujur, karakter mandiri dan karakter

disiplin.

Pembelajaran karakter yang biasa dilakukan dirumah adalah dengan

memberikan anak tugas-tugas berupa pekerjaan rumah misalnya mencuci piring,

mengepel tangga dan belajar membersihkan tempat tidurnya sendiri. Namun

penerapan karakter yang diterapkan oleh nenek tidak dilaksanakan dengan tegas

dan konsisten, disebabkan rasa kasihan atau tidak tega yang dimiliki nenek terhadap

cucunya. Justru hal tersebut membuat membuat anak menjadi pemalas.

Sebenarnya orang tua pengganti selaku nenek selalu berusaha mengajarkan

karakter terhadap anak. Namun, cara pengasuhan nenek yang ditunjukkan

Page 118: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

108

cenderung hanya menceramahi dan menasehati saja dan tidak menerapkan

hukuman-hukuman terhadap anak, mengakibatkan anak menjadi pembangkang dan

susah diarahkan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perilaku menyimpang anak

tersebut berupa mencuri, dan pemalas pergi sekolah.

b. Pendidikan Keagamaan

Adapun pembelajaran agama yang orang tua/wali selaku nenek dalam

mengajarkan pendidikan keagamaan pada anak dari Pekerja Migran Indonesia

(PMI) di desa pekeng ialah pendidikan keagamaan berupa belajar mengaji dan

sholat lima waktu. Dapat dikatakan bahwa cukup memprihatikan. Dari segi

pembelajaran agama di rumah yang mestinya diajarkan kepada anak mengenai tata

cara sholat dan bacaannya tapi mereka tidak mendapatkannya. Tidak ada bentuk

pembelajaran agama yang diterapakan oleh orang tua/wali selaku nenek terhadap

cucunya di rumah. Minimnya pengetahuan menyababkan orang tua tidak

mengajarkan pendidikan keagamaan terhadap anak. Namun meskipun begitu orang

tua selaku nenek selalu mengusahakan agar cucunya mendapatkan pengetahuan

agama berupa mengaji. Adanya guru mengaji di dikampung sangat membantu

orang tua dalam membimbing anak dalam belajar mengaji.

c. Pendidikan budaya/adat

Adapun bentuk budaya/adat yang nenek selalu usahakan membina cucunya

dalam hal etika berbahasa. Pembelajaran etika berbahasa sehari-hari misalnya

pembelajaran dengan selalu menggunakan kata “iye, dan tabe“ jika berbicara atau

ingin meminta tolong dengan seseorang secara tidak langsung etika berbahasa

menunjukan sifat sopan santun seseorang. Tak selamanya pengasuhan yang

Page 119: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

109

dilakukan oleh nenek bersifat negatif hal ini ditunjukan dengan penerapan etika

berbahasa yang baik digunakan anak dari pekerja migran indonesia (PMI).

2. Faktor Pengambat dan Pendukung Pendidikan Informal Pada Anak

Pekerja Migran Indonesia (PMI) Di Desa Pakeng Kecamatan Lembang

Kabupaten Pinrang

a. Faktor Penghambat

Adapun beberapa faktor penghambat yang dialami oleh orang tua pengantin

selaku nenek dalam menerapkan pendidikan informal terhadap anak yaitu :

1) Faktor ketidaktahuan orang tua mengenai pendidikan informal,

ketidaktahuan orang tua dalam mendidik anak dirumah dikarenakan minimnya

pendidikan yang dimiliki oleh orang tua tersebut, sehingga banyak orang tua

yang tidak paham dan kurang memperhatikan akan pentingnya pendidikan di

rumah.

2) Faktor usia orang tua/wali, jarak antar generasi orang tua pengantin dengan

anak dapat mempengaruhi tingkat pembentukan karakter anak dirumah. Seperti

yang diketahui bahwa orang tua pengganti dari anak dari pekerja migran

indonesia (PMI) merupakan neneknya sendiri yang usianya tidak muda lagi dan

secara kondisi fisik beberapa mereka digerogoti penyakit. Karena faktor usia

orang tua menyebabkan anak menjadi kurang perhatian, tidak mendapat didikan

tegas sehingga cenderung mengabaikan.

3) Faktor pekerjaan orang tua, seperti yang kita ketahui bahwa seiring dengan

perkembangan zaman dan teknologi disertai dengan kebutuhan ekonomi yang

semakin besar, apapun akan dilakukan seseorang untuk meningkatkan

Page 120: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

110

kesejahteraan keluarganya. Ketika kedua orang tua bekerja maka tempat

penitipan anak yang pertama adalah neneknya, sehingga secara keseluruhan

pengasuhan akan beralih ke sang nenek. Tingkat perkembangan pembentukan

karakter anak akan dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan sang nenek.

4) Faktor perceraian orang tua, perceraian merupakan hal yang biasa terjadi

dalam sebuah pernikahan dan tidak mengenal kalangan. Setiap anak pasti ingin

memiliki keluarga yang lengkap dan utuh namun berbagai faktor sehingga

orang tua memilih bercerai. Perceraian orang tua yang terjadi mengakibatkan

dampak besar terhadap tumbuh kembangnya anak yang ditinggalkan, hal inilah

banyak terjadi pada anak dari pekerja migran indonesia (PMI) di desa pakeng.

Ketika Orang tua mereka bercerai dan memilih bekerja diluar kota maupun luar

negeri kemudian anak mereka dititipkan kepada nenek yang sudah tua.

5) Faktor media sosial handphone dan Tv, pengaruh media sosial terhadap

perkembangan anak. Seringkali kita jumpai anak-anak yang menghabiskan

waktu untuk menonton tayang-tayang baik itu dari media handphone maupun

media Tv. Tidak semua pengaruh media handphone dan Tv berdampak negatif

tetapi memiliki dampak positif juga, namun disini yang dibutuhkan adalah

peran orang tua yang mendidik anak secara tegas, kehadiran orang tua yang

tegas dalam memantau dan anak dalam hal menggunakan media sosial.

Pengaruh media handphone dan TV yang sering kali kita temui pada anak-anak

adalah anak menjadi lupa waktu untuk belajar dan cenderung lebih pemalas.

a. Faktor Pendukung

Page 121: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

111

Apapun beberapa faktor pendukung yang dialami oleh orang tua pengantin

selaku nenek dalam menerapkan pendidikan informal terhadap anak yaitu :

1) Pendidikan formal (sekolah), faktor pendukung dalam mendidik anak

merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua dirumah dengan guru di

sekolah untuk menunjang keberhasilan pembentukan karakter pada anak.

Menurut orang tua pendidikan formal (sekolah) sangat membantu dalam

mendidik anak karen di sekolah merupakan tempat anak mendapatkan

pengetahuan yang banyak. Salah satu pengaruh keberhasilan pendidikan formal

adalah dapat menaikkan derajat seseorang.

2) Pendidikan nonformal (masyarakat), selain pendidikan formal yang menjadi

pendukung dalam pendidikan informal pada anak ternyata pengaruh pendidikan

nonformal (masyarakat) juga sangat berpengaruh, salah satu pendidikan

nonformal yang ada di masyarakat desa Pakeng tempat pembelajaran mengaji

bagi anak-anak yang ingin belajar mengaji. Hal ini diungkapkan langsung oleh

masyarakat dan orang tua karena adanya tempat pembelajaran mengaji yang

dibuka justru sangat membantu orang tua mengajarkan agama berupa mengaji

terhadap anak.

Page 122: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

113

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan dan dibahas dalam

bab sebelumnya, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas

rumusan masalah diantaranya yaitu :

1. Bentuk pendidikan informal pada anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di

Desa Pakeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang yang terdiri dari

pendidikan karakter sendiri terdiri atas karakter tanggung jawab, karakter

jujur, karakter mandiri dan karakter disiplin, pendidikan agama berupa

mengaji, puasa dan pendidikan adat/budaya berupa penerapan etika

berbahasa. Pendidikan karakter yang dilakukan oleh orang tua pengantin

selaku nenek. Adapun usaha yang dilakukan sang nenek dalam mengajarkan

pendidikan informal pada anak cenderung hanya menyuruh tanpa

memberikan contoh dan keteladanan untuk anak serta tidak adanya

ketegasan yang diterapkan oleh sang nenek.

2. Faktor penghambat dalam memberikan pendidikan informal pada anak

berupa pendidikan karakter , agama dan budaya/adat adalah faktor

ketidaktahuan orang tua/wali mengenai pendidikan informal, faktor usia

orang tua/wali, faktor orang tua bekerja, faktor perceraian orang tua dan

faktor pengaruh dari media sosial handphone dan Tv. Adapun faktro dari

sikap anak yang cenderung membangkang dan susuah diarahkan.

Page 123: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

114

3. Faktor pendukung dalam memberikan pendidikan informal pada anak yaitu

pendidikan formal (sekolah) dan pendidikan nonformal (masyarakat).

Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan ada anak yang berakhlak dan

bermoral akan berjalan baik jika strategis pendidikan informal, formal, dan

non formal dilaksanakan secara baik dan adanya kerjasama antara orangtua,

guru di sekolah dan masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan data berupa dari hasil penelitian serta kesimpulan yang telah

dikemukakan, maka berikut ini akan dikemukakan beberapa saran yaitu :

1. Dalam memberikan pendidikan kepada anak sebaiknya disertai dengan

keteladan dan contoh perilaku serta sikap yang baik dari orang tua/wali yang

merawat anak tersebut. Sehingga anak memiliki panutan dirumah, tidak

hanya menyuruh namun memberikan contoh sholat berjamaah bersama dan

saling menghormati.

2. Sebaiknya orang tua/wali dalam menerapkan pendidikan kepada anak perlu

bersikap konsisten dan tegas dengan memberikan aturan dan hukuman

terhadap anak

Page 124: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

115

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, (2011). Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga TKW di Desa

Rungkang Kecamatan Losari Kabupaten Brebes . Tesis Program Sarjana

UNS Universitas Negeri Semarang. Skiripsi. diakses 12 Agustus 2020.

Arini, Sinto, (2018) Implikasi Pola Asuh Kakek-Nenekterhadap Sifat Dan Prestasi

Anak. Jurnal Dimensi Vol 7 No 1 Maret. Juusan Sosiologi. Diakses 29

Oktober 2020.

Amanah, (2007). Problematika Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Dalam

Keluarga TKW Di Desa Penyingkarang Kidul Indramanyu. Diakses 27

November 2020.

Creswell, John W. (2016). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif,

Kuantitatif Dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Chusna, Puji, Asmaul. (2017). Pengaruh Media Gadget Pada Perkembangan

Karakter Anak, Dinamika Penelitian Media Komunikasi Penelitian Sosial

Keagamaan 17 (2), 315-330,2017. Diakses 20 Okto 2020

Darlis, Ahmad dan dkk, (2017: 86). Hakikat Pendidikan Islam : Telaah Antara

Hubungan Pendidikan Informal, Non Formal Dan Formal. Jurnal

Tarbiyah. Vol,XXIV. Hlm 86. diakses 20 Agustus 2020.

Fawistri, Anah, Adi, (2017). Pendidikan Agama Islam Anak Keluarga TKI Studi

Kasus di Desa Magersari Kecamatan Patebong Kabupaten Kendal. Tesis

Program Sarjana UNS Universitas Negeri Semarang. Skripsi.diakses 12

Agustus 2020

Fono, Maria, Yasinta, (2019). Kemandirian dan Kedisiplinan Anak yang Diasuh

oleh Orangtua Penganti. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 3 (2), 537.

Diakses 30 Nov 2020.

Hartina, Riza. (2014). Perilaku Anak dalam Pola Asuhan Kakek Nenek (Studi Kasus

di Kampung Koto Rawang Nigeri Lakitan Timur Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan). Padang STKIP PGRI Sumatra Barat.

Diakses 02 Novenber 2020.

Hasbullah. (2011: 9). Dasar-Dasar Pendidikan . Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Page 125: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

116

Ihsan H. Fuad, (2013: 57). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.hal 56-62.

Ilham, Muhammad, (2015). Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesi.

Julianto, Eko, (2014). Pola Asuh Nenek Implikasinya tergadap Kepribadian Anak

(studi pada anak yang berada dalam pengasuhan nenek di desa bengle,

wonosegoro, boyolali). Diakses 24 November 2020

Karo-Karo, Dumma, (2011: 11). Membangung Karakter Anak Dengan

Mensinergikan Pendidikan Informal Dengan Pendidikan Formal. Jurnal

Pendidikan.Vol. 1.hlm 56. diakses 15 Agustus 2020.

Koesoema, (2010: 31). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di Zaman

Global. Jakarta:Grasindo.hal 44.

Kaharuddin, dan dkk, (2019). Panduan Penulisan Skripsi dan Proposal, pendidikan

Sosiologi.

Latifah, Eka, Wulida, dan dkk (2017). Pengaruh Pengasuhan Ibu dan Nenek

Terhadap Perkembangan Kemandirian Dan Kognitif Anak Usia

Prasekolah. Jurnal. Iim. Kel dan Kons. Vol.9 No.1. diakses 14 Oktober

2020.

Locananta, Pawuri, (2019). Pembinaan Nilai Mandiri Pada Anak Keluarga Tenaga

Kerja Wanitua (TKW) Luar Negeri Di Desa Mojo Kecamatan Cluwak

Kabupaten Pati. Diakses 24 November 2020.

Laksono, Bayu, Adi dan dkk, (2019: 124 ). Faktor Pendapatan Dan Pendidikan

Keluarga Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-4 Tahun.

Vol.VII hlm. 53. diakses 12 Agustus 2020.

Laila, Tsani, Nurkha. (2011). Peran Serta Tua/Wali Dalam Pendidikan Anak

Keluarga TKW Kabupaten Kendal (Kasus Di Desa Ngasinan, Kecamatan

Weleri Dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal). Tesis

Program Sarjana UNS Universitas Negeri Semarang. Skripsi.diakses 12

Agustus 2020

Mundsir, dan dkk, (2015:31). Pendidikan Luar Sekolah Dalam Perspektif Purna

Tenaga Kerja Indonesia (Studi Fenomenologi Di Pagelaran Malang).

jurnal Pendidikan Nonformal. vol 10, hlm 89. diakses 17 Agustus 2020.

Page 126: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

117

Mastur, (2017: 119). Ekonomi Keluarga TKI Dan Pendidikan Anak Di Desa Bagik

Polak Barat Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Tengah

Tahun 2017-2018. jurnal pendidikan Dasar. Vol 1, hal 119. diakses 17

Agustus 2020.

Makmun, Sakron dan Dkk, (2020). Konstribusi guru ngaji dalam meningkatkan

bacaan al-quran anak di masjid baiturahim desa muara pangi kecamatan

lembah masurai kabupaten merangin. UIN Sulthan Saifuddin Jambi.

Diakses 13 Okto 2020

Naim, Mochta (2013: 3). Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau. jakarta:

PT.Raja Grafindo. hlm.3

Nahar, Novi, Irwan (2016:73). Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam

Proses Pembelajaran. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial. Vol 1 Desember

2016. diakses 12 September 2020.

Rahman, Wen, Yusri, dan dkk. (2015:109). Analisi Kebijakan Pendidikan Keluarga

Dalam Memantapkan Perilaku Moral Anak Di Kabupaten Aceh Tengah.

Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh. Vol 3, No 2, Mei 2015

Sutiana, Mega, dan dkk (2018). Pola Pengasuhan Anak Pada Keluarga TKW Di

Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Pradigma, Vol 06 No 01. Diakses

21 Oktober 2020.

Statham, June, (2011). Grandperents Prividing Child Care. London :

ChildhooWeelbeing Research Center. Diakes 28 Oktober 2020.

Soelaeman, (2002). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta,200.hal 9

Syarbini, Amirulloh, (2014:3). Model Pendidikan Karakter Dalam Keluarga.

Jakarta: PT Elex Media Kompuntindo.

Samsudin, (2017: 44). Sosiologi Keluarga: Studi Perubahan Fungsi Keluarga.

Celabang Timur UH III/548 Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta.

Syarifuddin dan Suardi. (2018). Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar:

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Setiardi, Dicky (2017). Keluarga Sebagai Sumber Pendidikan Karakter Bagi Anak

Diakses 20 Okto 2020

Page 127: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

118

Sumardiani, Fenny, (2014). Peran Serikat Buruh Migran Indonesia Dalam

Melindungi Hak Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Jurnal

Penelitian Hukum 9(2), 257-272. Dakses 28 Juni 2020

Sinder Line Sippa Ciptakarya. pu. go id, (2019). Rencana Program Investasi

Jangka Menengah RPIJM Tahun 2019-2023.

Yusuf, LN, (2006:38). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bansuung:

Remaja Rosda Karya.

Wahy, Asbi, (2012). Keluarga Berbasis Pendidikan Pertama dan Utama, Jurnal

Ilmiah Sidaktika 12(2), 2012. Diakses 05 Nov 2020)

Mawaddah, Asri, Ifawati, (2019). Dampak Percerain Orang tua Terhadap

Psikologi Anak Di Desa Sulek Tlogosari Bondowoso. Diakses 21 Okto

2020.

Widianingsi, Reni, (2019). Pola Asuh Orang Tua Pada Keluarga TKW Dalam

Pendidikan Karakter Anak Di Dusun Singkil Desa Kudungsari

Kecematan Klirong Kabupaten Kebumen. Diakses 25 Oktober 2020.

Wirawan, B. I. (2012). Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradingma: Fakta Sosial,

Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial. Jakarta Kencana

Page 128: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …
Page 129: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

A. Triangulasi Sumber

NO Pertanyaan Informan I Informan II Informan III Interpretasi

Page 130: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

1.

Apakah anda sebagai

orang tua/wali pernah

mengajarkan karakter

tanggung jawab

kepada anak dan

mengapa karakter

tanggung jawab perlu

ditanamkan kepada

anak?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) Iya

pernah, paling

diajarkan

membersihkan rumah

dan mencuci piring,

perlu diajarkan anak

supaya besar nanti

mereka sudah paham

tanggung jawabnya

sebagai anak tapi susah

di ajari karena itu anak

susah diarahkan atau

tidak mau mendengar.

Orang tua/wali B

(70 Tahun) Ya,

pernah tapi ya gitu

kalau di suruh banyak

sekali alasannya kalau

F tidak ada sama sekali

itu mau na kerja.

Karena tanggung

jawab akan

membimbing anak-

anak kelak menjadi

seseorang yang dapat

bertanggung jawab

atas perbuatanya.

Orang tua/wali M

(72 Tahun) Iya

pernah, misalnya kalau

dia bangun bangun

kewajibannya

memperbaiki tempat

tidurnya sebelum

berangkat sekolah tapi

ya begitulah kalau

anak laki-laki kadang

diberisihkan kadang

juga tidak lebih

banyak tidaknya.

Karena itu penting

bentuk dewasa anak

yang lebih berkarakter

Dari informasi terkait apakah

orang tua/wali pernah

mengajarkan pendidikan

karakter tanggung jawab

kepada anak dari pekerja

migran indonesia bahwa

orang tua/wali pernah

mengajarkan karakter

tanggung jawab kepada anak

berupa pekerjaan sederhana

yang diberikan kepada anak

misalnya memperbaiki

tempat tidur, Mencuci piring

dan lain sebagainya, mereka

mengatakan bahwa anak

perlu dibimbing agar anak

dewasa nanti anak paham

akan tanggung jawabnya dan

dapat bertanggung jawab

atas perbuatannya namun

orang tua/wali mengalami

kesulitan karena anak

tersebut nakal dan susah

diatur.

Page 131: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

2.

Apakah anda sebagai

orang tua/ wali pernah

mengajarkan karakter

jujur kepada anak dan

mengapa karakter

jujur perlu

ditanamkan kepada

anak?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) Ya jelas

pernah, palingan

misalnya dikasih uang

lebih disuruh kasih

kembali sisanya, itu

saja.tapi kadang dia

kasih kembali kadang

juga tidak perlu

diajarkan kepada

anak,kalau tidak

diajarkan ke anak

maka kebiasan

berbohong a di bawah

sampai dewasa, jangan

bikin malu di kampung

Orang tua/wali B

(70 Tahun) iya

pernah, tapi ya

begitulah kalau anak

terlalu dibebaskan

diberi uang oleh orang

tuanya,kalau ada

kiriman uang dari

mamanya bukan saya

pegangin tapi tante

nya namun kalau ada

uang dia dikasih

berapa-berapa saja

begitu juga yang habis.

F pernah dicuri

uangnya kakeknya

dengan cara diam-

diam, dari situ F mulai

diajarkan karakter

jujur tapi belum ada

perubahan.

Karakter jujur sangat

perlu ditanamkan

Orang tua/wali M

(72 Tahun) iya

pernah, Jika ia sudah

pintar berbohong maka

ia akan melakukannya

hingga menjadi

kebiasaan

Dari informasi terkait apakah

orang tua/wali mengajarkan

kepada anak bahwa orang

tua/wali pernah

memenjarakan karakter jujur

kepada anak misalnya

mengajarkan

mengembalikan uang

kembalian uang jajannya.

Dan mengapa perlu

ditanamkan kepada anak

para orang tua/wali

mengatakan bahwa agar anak

tidak terbiasa untuk

berbohong dan bisa

dipercaya oleh orang tua dan

orang lain dan anak tidak

terbiasa berbohong.

Page 132: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

sejak dini perilaku

jujur dapat

meningkatkan

kepercayaan diri

terhadap diri sendiri

Page 133: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

3.

Apakah anda sebagai

orang tua/ wali pernah

mengajarkan karakter

mandiri kepada anak

dan mengapa karakter

mandiri perlu

ditanamkan kepada

anak ?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) ya, pernah,

Iya perlu supaya besar

nanti anak bisa mandiri

dalam segala hal

Orang tua/wali B (70

Tahun) iya pernah

Sifat mandiri bisa

ditanamkan kepada

anak-anak dari kecil

sehingga mereka bisa

melakukan sesuatu hal

yang bermanfaat tanpa

harus bergantung

kepada

orang lain

Orang tua/wali M (72

Tahun) iya pernah,

Agar kelak nanti tidak

ketergantungan

kepada siapapun dan

lebih bisa diarahkan

dirinya sendiri.

Dari informasi terkait apakah

orang tua/wali pernah

mengajarkan karakter

mandiri kepada anak peran

orang tua/ wali pernah

mengajarkan karakter

mandiri pada anak Informasi

terkait mengapa karakter

mandiri tanggung jawab

perlu ditanamkan kepada

anak bahwa para orang

tua/wali mengatakan bahwa

karakter perlu diajarkan

kepada anak segala hal agar

anak tidak manja dan dapat

melakukan suatu hal yang

bermanfaat tanpa harus

bergantung pada orang lain.

Page 134: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

4. Apakah anda sebagai

orang tua/ wali pernah

mengajarkan karakter

disiplin kepada anak

dan mengapa karakter

disiplin perlu

ditanamkan kepada

anak ?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) ya, pernah

contoh

membanungkan anak

lebih cepat agar tidak

terlambat ke sekolah

Supaya anak lebih bisa

menghargai waktu

Orang tua/wali B

(70 Tahun) iya

pernah, Disiplin

menjadikan anak lebih

bisa memanfaatkan

waktu sebaik mungkin

dan melakukan hal-hal

yang berguna

Orang tua/wali M

(72 Tahun) iya

pernah, Agar anak

lebih menghargai

waktu

Berdasarkan hasil

wawancara yang telah

dilakukan dengan para orang

tua/wali dapat ditarik

kesimpulan bahwa

penerapan karakter disiplin

yang dilakukan orang tua

penganti yaitu nenek

terhadap cucunya tidak

memiliki aturan–aturan yang

ketat diterapkan dirmah

terhadap anak menegenai

pengaturan waktu bermain,

menonton Tv, mengunakan

Hp dan waktu belajar, Hanya

saja ketaladan yang di

perlihatkan oleh nenek

mengenai usaha

membangunkan cucunya

bangun cepat agar tidak

terlambat sekolah.

5.

Apakah anda sebagai

orang tua/wali pernah

membina anak dalam

Orang tua/wali H Orang tua/wali B Orang tua/wali Dar informasi terkait apaka

orang tua/wali pernah

mengajarkan agama berupa

Page 135: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

belajar agama berupa

sholat lima waktu ?

(63 Tahun) Kalau

membina tidak karena

saya saja tidak pernah

sekolah jadi tidak tahu

bacaan bacaan sholat,

cuman dalam bentuk

arahan saja

(70 Tahun) Iya,

namun dalam bentuk

arahan saja karena

faktor pengetahuan

menjadi pengambat

M (72 Tahun) Iya

pernah ,namun dalam

bentuk arahan saja

karena terkendala

pengetahuan

shalat lima waktu kepada

anak dan pekerja migran

indonesia bahwa orang

tua/wali mengatakan bahwa

mereka tidak pernah

mengajarkan agama berupa

shalat lima waktu kepada

anak karena mereka tidak

tahu atau terhambat masalah

pengetahuan.

6. Apakah anda sebagai

orang tua/wali pernah

membina anak dalam

belajar agama berupa

mengaji ?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) Tidak

,saya juga tidak tahu

mengaji jadi biasa

mereka disuruh belajar

mengaji dengan orang

yang tahu mengaji

Orang tua/wali B

(70 Tahun) Iya namun

dalam bentuk arahan

saja karena

keterbatasan

pengetahuan, anak-

anak dalam belajar

mengaji biasa arahkan

belajar mengaji rumah

orang yang paham dan

tahu teknik mengaji

Orang tua/wali M

(72 Tahun) Kalau

menjari secara

langsung tidak, tetapi

anak di suruh mengaji

di tempat atau rumah

orang yang paham

teknik mengaji

Dar informasi terkait apaka

orang tua/wali pernah

mengajarkan agama berupa

shalat lima waktu kepada

anak dari pekerja migran

indonesia bahwa orang

tua/wali mengatakan bahwa

mereka tidak pernah

mengajarkan agama berupa

mengaji di rumah karena

mereka tidak tahu mengaji,

tetapi ada bentuk usaha yang

dilakukan neneknya yaitu

dengan membawa cucunya

Page 136: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

ke rumah tetangga untuk

diajari mengaji

7. Apakah anda sebagai

orang tua/wali pernah

membina anak dalam

belajar agama berupa

puasa?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) Iya,kalau

bulan puasa disitu

waktu yang tepat untuk

mengajarkan anak

berpuasa

Orang tua/wali

B (70 Tahun) Iya

diajarkan kepada anak

sehinggah mereka

merasa bersyukur atas

apa yang dimliki

sekarang ini

Orang tua/wali M

(72 Tahun) Iya,

pernah

Informasi terkait apakah

orang tua/wali pernah

mengajarkan agama puasa

kepada anak bahwa para

orang tua/wali mengatakan

bahwa mereka pernah

mengajarkan puasa kepada

anak pada saat bulan puasa

agar mereka bisa merasa

bersyukur.

8. Apakah anda sebagai

orang tua/wali pernah

mengajarkan adat

etika berbahasa

kepada anak ?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) Iya,

diajakan cara berbicara

dengan orang yang

lebih tua semisal

ucapan kata iye jika

lewat depan orang

Orang tua/wali B

(70 Tahun) Iya,

diajarkan kepada anak

itu sangat penting agar

anak mengetahui cara

beretika kepada orang

lain

Orang tua/wali M

(72 Tahun) Iya tu

penting

Dari informasi terkait apakah

orang tua/wali pernah

mengajarkan adat etika

berbahasa kepada anak

bahwa para orang tua/wali

mengatakan bahwa mereka

pernah belajar adat

berbahasa dari orang tua/wali

agar anak mengetahui cara

beretika dan berbicara sopan

Page 137: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

kepada orang lain misalnya

kata iye.

9.

Apakah anda sebagai

orang tua/wali pernah

mengajarkan adat

etika berperilaku

kepada anak ?

Orang tua/wali HN (63

Tahun) Iya, diajarkan

cara berbicara yang

sopan

Orang tua/wali BG (70

Tahun) Ya, etika

berperilaku perlu

diajarkan kepada anak

berperilaku sopan

kepada orang lain

Orang tua/wali MG

(72 Tahun)

Iya,

Dari informasi terkait apakah

orang tua wali pernah

mengajarkan karakter adat

etika berperilaku kepada

anak dan pekerja migran

indonesia bahwa orang

tua/wali pernah mengajarkan

etika perilaku kepada anak

misalnya mengajarkan anak

bagaimana cara berperilaku

sopan kepada orang lain.

10.

Apakah

ketidaktahuan orang

tua/wali tentang

pendidikan informal

menjadi faktor

penghambat

pendidikan informal

Orang tua/wali H

(63 Tahun) Iya, saya

tidak pernah sekolah

tidak paham namanya

pendidikan informal

Orang tua/wali B

(70 Tahun) Iya, salah

satu penghambat

dikarenakan saya kira

hanya di sekolah saja

anak-anak belajar

pengetahuan

Orang tua/wali M

(72 Tahun) Iya, saya

tidak pernah

merasakan sekolah

saya ini buta huruf.

Dari informasi terkait

ketidak tahuan orang tua

mengenai faktor penghambat

pendidikan informal pada

anak bahwa para orang

tua/wali mengatakan bahwa

mereka tidak pernah

mengenal bangku sekolah

Page 138: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

kepada anak Pekerja

Migran Indonesia?

sehingga mereka tidak apa

yang dimaksud dengan

pendidikan informal dan

hanya mengira hanya

pendidikan formal sekolah

saja dimana anak

mendapatkan pengetahuan.

11.

Apakah pekerjaan

orang tua menjadi

faktor penghambat

pendidikan informal

pada anak Pekerja

Migran Indonesia?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) Iya, orang

tuanya ini anak lama

pergi merantau kalau

bukan saya yang urus

siapa lagi

Orang tua/wali B

(70 Tahun) oh iya,

karena orang tuanya

pergi jadi saya yang

merawat anak siapa

lagi mau rawat kala

bukan saya tidak

mungkin juga maunya

ma bawah anaknya

Orang tua/wali

M (72 Tahun) Iya, mau

bagaimana lagi disini

tidak ada pekerjaan

yang menetap kalau di

rantau gajinya

menjanjikan.

Dari informasi terkait

pekerjaan orang tua menjadi

faktor penghambat

pendidikan informal pada

anak dari pekerja migran

indonesia bahwa para orang

tua/wali mengatakan bahwa

karena tuntutan ekonomi jadi

orang tua dari anak pekerja

migran indonesia

meninggalkan anaknya

bekerja sehingga anak

dititipkan ke neneknya. . Hal

ini menyebabkan disfungsi

keluarga yaitu dimana kedua

orang tua menjalan tugasnya

sebagaimana tugas orang tua

Page 139: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

pada umumnya yaitu ibu

yang merawat dan mendidik

anak dirumah sedangkan

ayah mencari nafka.

12.

Apakah perceraian

orang tua menjadi

faktor penghambat

pendidikan informal

pada anak Pekerja

Migran Indonesia?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) Iya, orang

tuanya PS sudah lama

bercerai malahan

kedua orang tuanya

sudah menikah

maning-masing,

mamanya ada di

samarinda dan sudah

menikah sedangkan

bapaknya juga sudah

menikah, namun anak

saya yang rawat karena

mamanya pergi

merantau sedangkan

saya juga tidak tega

Orang tua/wali B

(70 Tahun) Iya, orang

tuanya SF sudah lama

berpisah bapaknya

sudah menikah

kembali sedangkan

mamanya adai di

malaysia jadi anaknya

saya yang merawatnya

Orang tua/wali M

(72 Tahun) Iya saya

yang rawat cucuku

karena orang tuanya

sudah berpisah dan

pergi ke perantauan

mencari nafka masing-

masing

Dari informasi terkait

perceraian orang tua menjadi

faktor penghambat

pendidikan informal pada

anak dari pekerja migran

indonesia para orang tua/wali

mengatakan iya rata-rata

orang tua dari anak pekerja

migran indonesia di sepang

tidak memiliki orang tua

yang lengkap/ rata-rata orang

tua mereka bercerai dan

memilih di perantauan

mencari nafkah sehingga

anak-anak mereka menjadi

terbengkalai dan yang

menjadi orang tua

Page 140: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

meninggalkannya

dengan bapaknya

penggantinya adalah

neneknya

13.

Apakah usia orang

tua/wali menjadi

faktor penghambat

pendidikan informal

pada anak Pekerja

Migran Indonesia?

Orang tua/wali HN (63

Tahun) Iya, seperti

saya sekarang sudah

tua terus gampang

sakit-sakitan

Orang tua/wali BG (70

Tahun) Bisa juga

melihat orang tua yang

sudah tidak bisa

memberikan

pendidikan yang

sesuai kepada anak

karena usia yang

semakin rentang

Orang tua/wali MG

(72 Tahun) Iya

Dari informasi terkait usia

orang tua menjadi faktor

penghambat pendidikan

informal pada anak dari

pekerja migran indonesia

para orang tua wali

mengatakan bahwa usia

mereka sudah tua dan sudah

tidak bisa memberikan

pendidikan sesuai dengan

orang tua pada umumnya

14.

Apakah

membebaskan anak

menjadi faktor

penghambat

pendidikan informal

pada anak Pekerja

Migran Indonesia?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) iya, umur

saya tua tidak bisa

mengatur anak dengan

baik

Orang tua/wali B

(70 Tahun) Iya

dengan umur saya

yang sudah tua tidak

bisa mendidik anak

secara tegas

Orang tua/wali M

(72 Tahun) iya

Dari informasi terkait

membebaskan anak menjadi

faktor penghambat

pendidikan informal pada

anak dari pekerja migran

indonesia para orang tua

mengatakan bahwa umur

mereka sudah tua tidak

Page 141: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

mampu mengatur anak jadi

terkesan membebaskan saja.

15

Apakah mengabaikan

anak menjadi faktor

penghambat

pendidikan informal

pada anak Pekerja

Migran Indonesia

PMI di Desa Pakeng?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) ya

Orang tua/wali B

(70 Tahun) Iya, orang

tua yang mengabaikan

anaknya menjadi

faktor penghambat

Orang tua/wali M

(72 Tahun) iya

Dari informasi terkait

mengabaikan anak menjadi

faktor penghambat

pendidikan anak dari pekerja

migran indonesia bahwa para

orang tua mengatakan bahwa

iya, karena orang tuanya

mengabaikan anak dalam

mendidik anak di rumah anak

menjadi terbengkalai.

16. Apakah media

handphone menjadi

faktor penghambat

pendidikan informal

yang anda berikan

kepada anak Pekerja

Migran Indonesia ?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) iya, anak

jadi lupa pergi belajar

mengaji

Orang tua/wali B

(70 Tahun) Iya,

apalagi dia ada

handphone nya

dibelikan oleh

mamanya kalau anak

sudah main handphone

jadi lupa waktu belajar

kemana-mana bawah

hp itu yang takutkan

Orang tua/wali M

(72 Tahun) iya, anak

menjadi lupa waktu

Dari informasi terkait apakah

media handphone menjadi

faktor penghambat

pendidikan informal pada

anak dari pekerja migran

indonesia bahwa para orang

tua mengatakan bahwa

handphone menyebabkan

anak menjadi lupa waktu

untuk belajar jika dibiarkan

Page 142: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

memicu hal-hal yang

tidak diinginkan.

17.

Apakah media Tv

menjadi faktor

penghambat

pendidikan informal

yang anda berikan

kepada anak Pekerja

Migran Indonesia?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) Iya, kalau

anak dibiarkan nonton

sesukanya

menyebabkan anak

jadi lupa waktu untuk

belajar

Orang tua/wali B

(70 Tahun) Iya,

karena kalau anak

sudah depan Tv tidak

ada apa-apa dia

dengar, terabaikan

semua.

Orang tua/wali M

(72 Tahun) Iya kalau

anak sudah depan Tv

bisa-bisa itu pagi

sampai sore menonton.

Dari informasi terkait apakah

media Tv menjadi faktor

penghambat pendidikan

informal pada anak dari

pekerja migran indonesia

bahwa para orang tua/ wali

mengatakan bahwa media tv

memiliki efek yang sama

dengan handphone yaitu

dapat membuat anak menjadi

lupa waktu untuk belajar

18.

Apakah lingkungan

(teman bermain) anak

dapat menjadi faktor

penghambat

pendidikan informal

yang diberikan orang

tua kepada anak?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) iya, kalau

sudah bermain

terkadang anak jadi

lupa waktu pulang

makan dan belajar

Orang tua/wali B

(70 Tahun) Iya, tidak

pergi dicari anak tidak

pulang makan lupa

pergi mengaji jadi

harus mereka pergi di

cari

Orang tua/wali M

(72 Tahun) Iya, kalau

dia pulang sekolah

terkadang cuman

datang ganti baju terus

pergi main

Dari informasi terkait apakah

lingkungan teman bermain

menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada

anak dari pekerja migran

indonesia bahwa para orang

tua mengatakan bahwa kalau

anak sudah bermain maka

anak menjadi lupa waktu

Page 143: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

untuk pulang dan belajar

mengaji.

19.

Apakah pendidikan

formal sekolah dasar

(SD) menjadi faktor

pendukung

pendidikan informal

pada anak Pekerja

Migran Indonesia?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) Iya, bagi

kita orang tua yang

tidak berpendidikan

pernah justru sangat

membantu pendidikan

anak

Orang tua/wali B

(70 Tahun) Iya, bagi

kita orang tua yang

tidak pernah

merasakan bangku

sekolah, kami

berusaha keras agar

cucu saya bersekolah

sampai kemampuan

kami, kita sebagai

orang tua berharap di

sekolah anak

mendapatkan

pengetahuan yang

banyak dan tidak jadi

bodoh seperti orang

tuanya.

Orang tua/wali M

(72 Tahun) Iya,

karena menurut saya di

sekolah anak akan

belajar banyak dan

bisa jadi anak yang

pintar tidak bodoh

seperti orang tua,

orang dulu-dulu mana

ada sekolah jadi kita

buta huruf

Dari hasil wawancara dengan

orang tua/wali di desa

pakeng dapat disimpulkan

bahwa pendidikan formal

merupakan salah satu yang

menjadi faktor pendukung

pembentukan pendidikan

karakter anak dengan

pendidikan formal anak akan

lebih banyak mendapat

pengetahuan, sebab bagi

orang tua/wali yang sangat

minim dalam pengetahuan

akan membantu orang tua

dalam mendidik anak, justru

dengan adanya sekolah

sangat membantu, sangat

menolong agar anak yang

tadinya tidak tahu menjadi

tahu.

Page 144: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

20.

Apakah pendidikan

formal sekolah

menengah pertama

(SMP) menjadi faktor

pendukung

pendidikan informal

pada anak Pekerja

Migran Indonesia?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) iya tapi

kalau mau di suruh

lanjut ke jenjang smp

itu tergantung dari

anaknya dan juga

tergantung ekonomi

orang tuanya

Orang tua/wali B

(70 Tahun) Iya,

menurut saya di

sekolah adalah tempat

paling membantu

dalam mendidik anak

Orang tua/wali M

(72 Tahun) iya kalau

ada uang yang na kirim

mamanya untuk

menyekolahkan

anaknya kenapa tidak

karena sekarang anak-

anak banyak

gengsinya tidak seperti

orang dulu tidak malu-

malu

Dar cari informasi terkait

apakah pendidikan formal

menjadi faktor pendukung

pendidikan informal pada

anak dari pekerja migran

indonesia bahwa para orang

tua/wali mengatakan bahwa

sekolah formal sangat

membantu orang tua dalam

mendidik anak karena

mereka mengatakan tidak

pernah merasakan bangku

sekolah jadi dengan sekolah

anak mendapat pengetahuan

banyak namun

permasalahannya ada d

masalah ekonomi orang

tua/wali tersebut.

21.

Apakah pendidikan

formal sekolah

menengah atas (SMA)

menjadi faktor

Orang tua/wali H

(63 Tahun) iya

Orang tua/wali B

(70 Tahun)

Iya,menurut saya di

Orang tua/wali M

(72 Tahun) iya

Dari informasi terkait apakah

pendidikan formal sekolah

SMA menjadi faktor

pendorong pendidikan

Page 145: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

pendukung

pendidikan informal

pada anak Pekerja

Migran Indonesia

(PMI) di Desa Pakeng

?

sekolah adalah tempat

paling membantu

dalam mendidik anak

informal anak dari pekerja

migran indonesia di sepang

bahwa para orang tua/wali

mengatakan iya pendidikan

formal apa saja dapat

membantu anak dalam

belajar dalam hal.

22.

Apakah pendidikan

nonformal

(masyarakat) menjadi

faktor pendukung

pendidikan informal

pada anak Pekerja

Migran Indonesia ?

Orang tua/wali H

(63 Tahun) Iya,

karena sekarang ada

tempat sudah dibuat

untuk belajar mengaji

anak-anak di kampung

setiap sore, sangat

bermanfaat karena

sekarang jarang kita

dapat tempat untuk

belajar mengaji anak

Orang tua/wali B

(70 Tahun) Sangat

mendukung, bagi kami

orang tua yang tidak

berpengetahuan sangat

membantu, misalnya

di kampung sini sudah

ada dibuka tempat

untuk belajar mengaji

bagi anak-anak, itu

sangat membantu

mengaji supaya anak-

anak pintar mengaji.

Orang tua/wali M

(72 Tahun) iya,

Menurut saya di

masyarakat sangat

membantu orang tua

mendidik anak

misalnya belajar

mengaji bagi kami

yang tidak tahu apa-

apa di masyarakat

tempat anak-anak

belajar terutama

belajar mengaji.

Jadi hasil wawancara diatas

dapat disimpulkan bahwa

orang tua merasa sangat

terbantu dengan adanya

dibuka tempat untuk belajar

mengaji di desa pakeng,

kegiatan pembelajaran

mengaji yang dilakukan

setiap sore. Adanya

kesadaran masyarakat dalam

membantu anak dalam hal

mengaji sangat baik.

Page 146: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

B. Triangulasi Tehnik

No Rumusan

Masalah

Wawancara Observasi Dokumentasi Interpretasi

1.

Bentuk

pendidikan

Informal Pada

Anak Pekerja

Migran

Indonesia

(PMI) di Desa

Pakeng

Kecamatan

Lembang

Kabupaten

Pinrang

Adapun hasil

wawancara yang

diperoleh dari orang

tua/wali anak dari

pekerja migran

12/10/20/sepang

terkait dengan

pendidikan informal

berupa pendidikan

karakter tanggung

jawab menurut orang

tua/wali HN (63

Tahun)

“Iya pernah, paling

diajarakan

membersihkan

rumah dan memcuci

piring tapi kalau di

suruh malah pergi

main, perlu diajarkan

Dari hasil pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti “Dari

hasil pengamatan dapat

dikatakan bahwa memang

benar orang tua/wali selaku

nenek anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng

pernah mengajarkan karakter

tanggung jawab kepada anak

misalkan mencuci piring dan

membantu mengerjakan

pekerjaan rumah lainnya

namun cara didikannya yang

tidak konsisten dan tegas anak

susah atau kurang peduli

dengan apa arahan dari orang

tua/walinya“(observasi 10 0kto

2020).

Adapun hasil yang sama

telah ditemukan peneliti

melalui dokumentasi

berupa jurnal dari sinto

arini yaitu:

“pengasuhan anak yang

dilakukan oleh kakek dan

nenek semakin banyak

terjadi sekarang ini,

sehingga muncul beberapa

masalah terhadap proses

perkembangan sifat dan

Berdasarkan hasil observasi,

wawancara, serta dokumentasi

maka dapat diinterpretasikan

bahwa dalam suatu keluarga

terdapat keadaan dimana

orang tua tidak mengurus

anaknya sendiri disebabkan

oleh berbagai alasan misalnya

permasalahan ekonomi yang

membuat kedua orang tua

bekerja dan menitipkan

anaknya kepada kakek-nenek,

hal seperti ini sudah menjadi

budaya bagi kebanyakan orang

di desa pakeng. Menitipkan

anak kepada nenek dengan

tujuan menjaga anak agar

mendapat pendidikan keluarga

yang sama menurut orang tua

justru berbanding terbalik

Page 147: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

anak suapaya besar

nanti mereka sudah

paham taggung

jawabnya sebagai

anak tapi susah di

ajari karena itu anak

susah diarahkan atau

tidak mau

mendengar “.

prestasi anak, hasil temuan

ada dua pola asuh yang

cenderung diterapkan oleh

kakek-nenek yaitu pola

asuh permisif dan pola asuh

otoriter yang cenderung

berdampak negatif bagi

anak dan prestasi anak di

sekolah ” (Dokumentasi, 29

Oktober 2020).

dengan hal tersebut, gaya

pengasuhan yang dilakukan

oleh nenek pada anak pekerja

migran indonesia (PMI) di

desa pakeng berkaitan dengan

sikap anak yang diasuh oleh

nenek cenderung suka

membantah dan malas.

Adapun hasil

wawancara yang

diperoleh dari orang

tua/wali anak dari

pekerja migran

12/10/20/sepang

terkait dengan

pendidikan informal

berupa pendidikan

karakter jujur

menurut orang

tua/wali HN (63

Tahun) “Ya jelas

Dari hasil pengamatan yang

telah dilakukan oleh peneliti

“Dapat dikatakan bahwa

pendidikan karakter jujur pada

anak pekerja migran indonesia

di desa pakeng yang diberikan

oleh orang tua/walinya kepada

anaknya tidak menerapkan

secara tegas, karakter jujur

perlu di bangun kepada anak

untuk membangun

kepercayaan kepada mereka,

dilihat dari keseharian bahwa

Adapun dokumentasi

berupa dari jurnal Statham

dengan hasil pokok

pembahasan yang

dituliskan mengatakan

bahwa: “Terdapat dampak

negatif terhadap anak yang

diasuh oleh neneknya, sikap

nenek dalam menerapkan

pembelajaran di rumah

yang tidak konsisten dan

tidak tegas menyebabkan

anak cenderung

Dari hasil observasi,

wawancara serta dokumentasi

yang telah dilakukan di

lapangan maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pendidikan

karakter jujur pada anak dari

pekerja migran indonesia

(PMI) di Desa pakeng yang dia

ambil asuh oleh nenek atau

kakeknya tidak menerapkan

pendidikan di rumah secara

tegas dan konsisten, cara

pengajaran orang tua/wali

Page 148: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

pernah, palingan

misalnya dikasih

uang lebih disuruh

kasih kembali

sisanya, itu saja.tapi

kadang dia kasih

kembali kadang juga

tidak perlu diajarkan

kepada anak,kalau

tidak diajarkan ke

anak maka kebiasan

berbohong a di

bawah sampai

dewasa“.

adanya kasus-kasus pencurian

yang dilakukan anak tersebut

yang dilakukan di rumahnya

maupun dirumah orang

lain,misalnya mengambil uang

anaknya secara diam-diam,

dikatakan bahwa karakter jujur

minim pada anak dari pekerja

migran indonesia di karenakan

kurang tegasnya didikan dari

orang tua/walinya disebabkan

karena kondisi fisik orang

tua/walinya yang semakin tua

dan anak tersebut yang sulit

untuk diatur, setiap orang

tua/walinya berusaha

mengajarkan anaknya untuk

belajar karakter jujur namun

tidak tegas“(Observasi 10 okto

2020).

membantah, suka

pembohong dan pemalas

dan dampak pada proses

pembelajaran anak ,yaitu

kurangnya anak dalam

kemampuan persiapan

sekolah seperti pemahaman

angka,huruf,warna dan

lainya. “(Dokumentasi 28

okto 2020).

yang hanya berfokus pada

kejujuran mengenai uang saja

belum cukup untuk

membentuk karakter jujur

seorang anak. Hal ini

ditunjukan oleh adanya

perilaku tidak terpuji yang

dilakukan anak tersebut yaitu

melakukan pencurian di rumah

tempat dia tinggal bersama

neneknya.

Page 149: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Adapun hasil

wawancara yang

diperoleh dari orang

tua/wali anak dari

pekerja migran

12/10/20/sepang

terkait dengan

pendidikan informal

berupa pendidikan

karakter mandiri

menurut orang

tua/wali HN (63

Tahun) “Iya, pernah,

seperti hal setiap

pagi saya suruh

bersihkan tempat

tidurnya sendiri.

perlu supaya besar

nanti anak bisa

mandiri dalam

melakukan

pekerjaanya“.

Adapun hasil pengamatan yang

telah dilakukan “Dari hasil

pengamatan dapat dikatakan

bahwa orang tua/wali pernah

mengajarkan cucunya mandiri

seperti halnya menyuruh anak

memperbaiki tempat tidurnya

dan dapat dilihat dari

kesehariannya bahwa anak

tersebut belajar membaca dan

menulis sendiri tanpa ditemani

oleh orang tua bahwa setiap

anak perlu belajar karakter

mandiri sejak dini untuk

menjadikan dirinya lebih

berani dalam segala hal,

Karakter yang dimiliki anak

dari pekerja migran yang

dimiliki anak tersebut sudah

didik mandiri secara alami oleh

keadaan tanpa orang tua,

seperti halnya mengambil

makanan sendiri, berpakain

Adapun dokumentasi

berupa dari skripsi

Apriyanti dengan hasil

pokok pembahasan yang

dituliskan mengatakan

bahwa:

“Secara umum anak pada

keluarga TKW sudah

mempunyai kemandirian

karena mau tidak mau

karena keadaan mereka

harus bisa melakukan dan

memenuhi kebutuhan

pribadinya sendiri, hal ini

terjadi karena ayah tidak

Berdasarkan hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi

maka, dapat diinterpretasikan

bahwa pembinaan karakter

kemandirian terhadap anak

dari pekerja migran indonesia

(PMI) pada dasarnya karakter

tersebut timbul bukan tanpa

arahan dari neneknya sendiri

melainkan juga karena faktor

kondisi dimana dia tumbuh

tanpa adanya ibu atau

bapaknya yang merawatnya.

Kemandirian anak dibawah

pengasuhan nenek sangat jelas

dengan pengasuhan yang

dilakukan oleh orang tua.

Ketika orang tua

meninggalkan anaknya untuk

bekerja diluar kota maupun

luar negeri, mau tidak mau

anak tersebut harus memiliki

kemandirian.

Page 150: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

sekolah sendiri “(Observasi 10

okto 2020).

telaten dalam mengurus

anak berbeda dengan jika

ibu yang

mengurus“(Dokumentasi

13 okto 2020).

Adapun hasil

wawancara yang

diperoleh dari orang

tua/wali anak dari

pekerja migran

12/10/20/sepang

terkait dengan

pendidikan informal

berupa pendidikan

karakter disiplin

menurut orang

tua/wali HN (63

Tahun)

“Iya hanya pada saat

pagi, Supaya anak

tidak terlambat

sekolah“.

Adapun hasil pengamatan yang

telah dilakukan “Dari hasil

pengamatan di lapangan dapat

dikatakan bahwa penerapan

karakter disiplin pada anak

PMI yang dilakukan pengasuh

pengganti yaitu neneknya

memang benar orang

tua/walinya mengajarkan

disiplin mengenai waktu

berangkat sekolah tapi hanya

saja penerapan disiplin

dilakukan pada anak dalam

bentuk arahan dan nasehat-

nasehat saja sehingga anak

hanya mengabaikan arahan

yang diberikan oleh neneknya.

Dapat dikatakan bahwa

penerapan karakter disiplin

Adapun dokumentasi

berupa dari jurnal Hartina

dengan hasil pokok

pembahasan yang

dituliskan mengatakan

bahwa:

“Mengungkapan bahwa

bermasalah terhadap pola

asuh permisif yang

diberikan oleh nenek-kakek

yang bersifat longgar dalam

mengasuh anak

“(Dokumentasi 1 Novenber

2020).

Berdasarkan hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi

yang telah dilakukan bersama

orang tua/wali yaitu nenek dan

anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng dapat

ditarik kesimpulan bahwa

karakter disiplin yang

diterapkan terhadap anak

hanya mengenai waktu

bangun bagi pada saat anak

akan berangkat sekolah. Hal

ini menunjukan bahwa tidak

ada aturan-aturan yang ketat

yang diterapkan oleh nenek

dalam membentuk karakter

disiplin anak. Tidak adanya

aturan yang diberikan

memperlihatkan pula bahwa

Page 151: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

pada anak PMI yang dilakukan

oleh neneknya tidak memiliki

aturan dan hukuman yang dapat

membuat anak takut akan

melanggar aturan tersebut,

penerapan disiplin yang

dilakukan oleh nenek biasanya

hanya menyuruh tanpa ada

paksaan dibarengi

tidak adanya pula konsistensi

dan ketegasan terhadap nilai-

nilai yang diterapkan oleh

nenek.

Adapun hasil

wawancara yang

diperoleh dari orang

tua/wali anak dari

pekerja migran

12/10/20/sepang

terkait dengan

pendidikan informal

berupa pendidikan

agama menurut

orang tua/wali HN

(63 Tahun) “Tidak,

karena tidak saya

tahu membaca faktor

pengetahuan menjadi

Adapun hasil observasi yang

telah dilakukan di lapangan

.“Dari hasil pengamatan dapat

dikatakan bahwa pembinaan

agama berupa shalat lima

waktu dan mengajarkan

mengaji kepada anak tidak

dilaksanakan oleh orang

tua/wali selaku neneknya

dikarenakan oleh faktor

minimnya pengetahuan

mengenai pendidikan

keagaman, namun peneliti

melihat bahwa ada satu upaya

yang dilakukan oleh nenek

Adapun dokumentasi dari

buku harian yang dilakukan

peneliti Bahwa

pendidikan berupa agama

sholat lima waktu dan

pembelajaran mengaji pada

anak dari orang tua pekerja

Berdasarkan hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi

maka dapat diinterpretasikan

bahwa pembelajaran agama

merupakan suatu yang sangat

penting untuk diajarkan

kepada anak menyangkut

keyakinan yang dimiliki,

pentingnya menanamkan nila-

nilai agama sejak dini dalam

kehidupan sehari-hari kepada

anak, sehingga anak mampu

menjaga diri dari perilaku

yang buruk. Namun,

pembelajaran agama kepada

Page 152: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

penghambat , anak-

anak dalam bealajar

mengaji biasa

arahkan belajar

mengaji rumah orang

yang paham dan

tahu teknik mengaji “

.

guna membantu anak dalam

belajar mengaji yaitu dengan

membawa anak tersebut ke

rumah tetangga atau

masyarakat sekitar yang paham

dalam teknik mengaji ,dari

hasil pengamatan juga

ditemukan selain nenek

membantu mengenai

pembelajaran mengaji,

pembelajaran puasa dilakukan

nenek kepada cucunya namun

hanya pada saat bulan

ramadhan saja“(Observasi 17

okto 2020).

migran indonesia (PMI) di

desa pakeng menunjukan

pembelajaran sholat lima

waktu dan mengaji tidak

diberikan oleh orang

tua/wali yaitu neneknya

sebab minimnya

pengetahuannya yang

dimiliki sehingga anak

tidak mendapatkan

pembelajaran agam sholat

lima waktu dan mengaji ,

Namun ada usaha yang

dilakukan oleh neneknya

supaya cucunya tetap

mendapatkan pelajaran

mengaji, usaha tersebut

ditunjukan dengan

membawa cucunya ke

rumah tetangga yang bisa

mengajarkan anak belajar

membaca al-quran. Meski

begitu gaya pola asuh yang

dimiliki nenek yang

anak PMI di desa pakeng yang

dilakukan oleh orang tua

cukup memprihatinkan sebab

orang tua wali selaku

neneknya tidak memiliki

pengetahuan lebih mengenai

agama berupa sholat lima

waktu dan mengaji. Namun,

untuk membantu anak dalam

hal belajar mengaji nenek

tetap berusaha supaya cucunya

tetap bisa belajar mengaji dan

berharap cucunya dapat pintar

mengaji, hal yang dilakukan

ialah membawanya atau

menitipkan pada seseorang

untuk diajarkan mengaji

dirumahnya.

Page 153: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

cenderung

memperbolehkan dan tidak

konsisten menjadikan anak

tak arahkan (Dokumentasi,

02 November 2020).

Adapun hasil

wawancara yang

diperoleh dari orang

tua/wali anak dari

pekerja migran

12/10/20/sepang

terkait dengan

pendidikan informal

berupa pembelajaran

etika berbahasa

menurut orang

tua/wali HN (63

Tahun)

“Iya, diajarkan cara

berbicara dengan

orang yang lebih tua

semisal ucapan kata

Adapun hasil observasi yang

telah dilakukan di lapangan

“Dari hasil pengamatan dapat

dikatakan bahwa orang

tua/wali pernah mengajarkan

adat berbahasa kepada anak

dapat dilihat dari

kesehariannya bagaimana gaya

bahasa anak berbicara dengan

orang lain bahwa mereka selalu

menggunakan kata

iye“(Observasi 17 okto 2020).

Adapun dokumentasi

berupa dari jurnal Hartina

dengan hasil pokok

pembahasan yang

dituliskan mengatakan

bahwa:

“Dengan hasil

penelitiannya memaparkan

bahwa terdapat dampak

positif dari hasil

pengasuhan yang dilakukan

nenek atau kakek yaitu

beberapa tahun sejak kecil

anak memiliki kosakata

yang lebih

baik“(Dokumentasi 02 okto

2020).

Berdasarkan hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi

maka dapat diinterpretasikan

bahwa pendidikan adat etika

berbahasa yang diterapkan

oleh nenek kepada cucunya di

desa pakeng tidak selamanya

gaya pengasuhan yang berikan

oleh nenek berdampak buruk,

Namun terdapat juga dampak

positif, hal ini ditunjukan

dengan cara nenek mendidik

adat etika berbahasa kepada

cucunya dengan tutur kata

yang baik dan sopan.

Page 154: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

iye jika lewat depan

orang“.

Adapun hasil

wawancara yang

diperoleh dari orang

tua/wali anak dari

pekerja migran

12/10/20/sepang

terkait dengan

ketidaktahuan orang

tua/wali mengenai

faktor penghambat

pendidikan informal

pada anak menurut

orang tua/wali HN

(63 Tahun) “Iya,

Adapun hasil observasi yang

telah dilakukan di lapangan,

Dari hasil pengamatan dapat

dikatakan bahwa memang

benar ketidaktahuan mengenai

pentingnya pendidikan

informal kepada anak hal ini

dapat ditunjukan dengan

pengakuan latar belakang

pendidikan orang tua/wali

tersebut yang mengatakan

bahwa kami orang tua yang

tidak pernah merasakan bangku

sekolah, Dari hasil pengamatan

Adapun dokumentasi

berupa dari skripsi Ana

Andi Fawistri dengan hasil

pembahasan. “Orang tua

dalam melaksanakan

berbagai upaya baik

spiritual maupun fisik juga

akan sangat dipengaruhi

oleh tingkat pendidikannya,

pendidikan yang rendah

biasanya dalam merawat

anak atau perhatian

pendidikan seadanya atau

alami sesuai dengan

Berdasarkan hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi

yang telah dilakukan dapat

diinterpretasikan pendidikan

yang rendah yang dimiliki

orang tua/wali dalam merawat

dan membentuk kepribadian

anak sehingga mereka

melaksanakan sebisanya

sesuai dengan pengaruh

lingkungan. Hal tersebut

sangat berpengaruh terhadap

anak, minimnya pengetahuan

mengenai pentingnya

Page 155: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

saya tidak pernah

sekolah tidak paham

namanya pendidikan

informal Iya, yang

diketahui cuman

mengajarkan anak-

anak di rumah seperti

membersihkan

rumah. orang tuanya

ini anak lama pergi

merantau kalau

bukan saya yang urus

siapa lagi“.

dapat dikatakan bahwa orang

tua/wali masih banyak yang

acuh kepada anak-anaknya

karena ketidaktahuannya

mengenai pentingnya

pendidikan informal kepada

anak “(Observasi 17 okto

2020).

pengaruh lingkungan, jadi

pengasuh anak-anak TKI

umumnya berpendidikan

rendah sehingga

melaksanakan

semampunya“(Dokumenta

si 20 okto 2020).

pendidikan informal yang

dimiliki orang tua atau

pengasuh menyebabkan anak

cenderung mengalami

masalah perilaku, kurang

terdorong motivasi dan

aktivitas fisik.

Adapun hasil

wawancara yang

diperoleh dari orang

tua/wali anak dari

pekerja migran

12/10/20/sepang

terkait dengan usia

orang tua/wali

Adapun hasil observasi yang

telah dilakukan di lapangan

“Dari hasil pengamatan dapat

dikatakan bahwa usia orang

tua/wali menjadi faktor

penghambat pendidikan

informal kepada anak hal ini

dapat dilihat usia orang

dokumentasi dari jurnal

Shakya dkk dengan hasil

pokok pembahasan yang

dituliskan mengatakan

bahwa:

Berdasarkan hasil obervasi,

wawancara dan dokumentasi

maka, dapat diinterprestasikan

bahwa orang tua/wali selaku

nenek adari anak pekerja

migran indonesia di desa

pakeng memiliki

permasalahan antar generasi

Page 156: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

menjadi faktor

penghambat

pendidikan informal

pada anak menurut

orang tua/wali HN

(63 Tahun)

“Iya, umur memang

menjadi faktor

penghambat

pendidikan informal

pada anak apalagi

saya sudah tua mana

bisa sepenuhnya

mengurus, tapi mau

bagaimana lagi

karena orang tuanya

pergi malaysia“.

tua/wali selaku seorang nenek

mengurus maupun merawat

cucunya yang tidak konsisten

dan tegas dalam usaha

membentuk karakter anak

dikarenakan rentang penyakit

apalagi anak tersebut nakal dan

susah diatur “(Observasi 17

okto 2020).

Menyatakan bahwa

terdapat permasalahan yang

dihadapi nenek dalam

mengasuh cucunya,

kesehatan dan usia nenek

fokus penelitian ini adalah

melihat kecenderungan

pola pengasuhan permisif

yang diberikan oleh nenek

adanya faktor jarak antar

generasi dengan cucunya

sehingga terdapat beda

pemikiran yang

berpengaruh pada sifat dan

prestasi anak di sekolah

(Dokumentasi 25 okto

2020).

atau jarak usia yang jauh

menjadi salah satu faktor

pengahambat pembetukan

kepribadiaan anak,

pengasuhan yang dilakukan

nenek yang cenderung

mebiarkan dan karang

memperhatiakan, hal tersebut

menyebabkan keterbatasana

inetraksi antara cucu dan

nenek bahkan pembicaraan

sehari-hari pun cenderung

tidak terlaksanakan.

Page 157: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Adapun hasil

wawancara yang

diperoleh dari orang

tua/wali anak dari

pekerja migran

12/10/20/sepang

terkait dengan

perceraian orang tua

menjadi faktor

penghambat

pendidikan informal

pada anak menurut

orang tua/wali HN

(63 Tahun) “Iya,

seperti yang kamu

tahu dan melihat

bahwa kedua orang

tua anak ini sudah

memiliki pasangan

masing, mamanya

ada di samarinda dan

sudah menikah

Adapun hasil observasi yang

telah dilakukan di lapangan

“Dari hasil pengamatan dapat

dikatakan bahwa pencairan

orang tua memang menjadi

faktor penghambat pendidikan

informal kepada anak, orang

tua yang egois dapat

menyebabkan anak menjadi

terbengkalai atau kurang kasih

sayang dari orang tuanya, Dan

dapat dikatakan bahwa anak

yang memiliki orang tua yang

lengkap lebih mendapatkan

kasih sayang dan perhatian

cukup sedangkan anak yang

orang tuanya bercerai lalu

bekerja sebagai pekerja migran

indonesia anak tersebut kurang

perhatian dan kasih sayang dan

jelas pendidikan yang langsung

diberikan oleh orang tua

Adapun dokumentasi dari

berita online dari Nadia

dengan hasil pokok

pembahasan yang

dituliskan mengatakan

bahwa:

“Masalah perceraian yang

dialami orang tua tidak

hanya berdampak pada

orang tua saja melainkan

memiliki dampak besar

terhadap diantaranya adalah

kemungkinan anak menjadi

kurang akrab dengan orang

tuanya sendiri kelak dewasa

nanti dan prestasi anak

menurun orang tuanya

karena sibuk dengan

dirinya masing-masing

“(Dokumentasi 21 okt

2020).

Berdasarkan hasil observasi,

wawancara, dokumentasi yang

telah dilakukan maka dapat

diinterpretasikan bahwa

faktanya adalah faktor

perceraian yang dialami oleh

orang tua anak dari pekerja

migran menyebabkan dampak

negatif terhadap pembentukan

kepribadian anak, anak

tersebut menjadi terbengkalai

dan jauh dari kasih sayang

kedua orang tuanya terlebih

lagi mereka sudah tinggal

sejak kecil, hal ini kemanak

cenderung kurang mendapat

motiv dan kasih sayang kedua

orang tua

Page 158: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

sedangkan bapak ada

di kampung dia juga

sudah menikah, terus

anaknya saya yang

rawat karena saya

juga tidak tega

meninggalkannya

dengan bapaknya“

berbeda dengan yang di dapat

dari neneknya“(Oservasi 17

okto 2020).

Adapun hasil

wawancara yang

diperoleh dari orang

tua/wali anak dari

pekerja migran

12/10/20/sepang

terkait dengan orang

tua bekerja menjadi

faktor penghambat

pendidikan informal

pada anak menurut

orang tua/wali HN

(63 Tahun) “Iya,

orang tuanya ini anak

lama pergi merantau

kalau bukan saya

Adapun hasil observasi yang

telah dilakukan di lapangan

“Dari hasil pengamatan dapat

dikatakan bahwa orang tua

yang bekerja dan meluangkan

waktu hanya sedikit saja

dengan anak-anaknya bahkan

berkomunikasi hanya melalui

media handphone saja ini

menunjukan bahwa fungsi dari

orang tua tidak berjalan

sebagaimana tanggung

jawabnya untuk mendidik anak

dirumah“ (Observasi 17 okt

2020).

Adapun dokumentasi dari

jurnal Sutiana dkk dengan

hasil pokok pembahasan

yang dituliskan mengatakan

bahwa:

“Ketika ibu bekerja sebagai

seorang TKW di luar negeri

maka seorang anak

membutuhkan figur

pengganti orang tua,

sebagai pengganti ibu

dalam proses pendidikan

anak di rumah sehingga

pola asuh yang diberikan

oleh orang tua berbeda

Berdasarkan hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi

yang telah dilakukan maka

dapat diinterpretasikan bahwa

ditemukan selain

permasalahan proses

perkembangan kepribadian

dihadapi anak yang

ditinggalkan orang tuanya

bekerja sebagai pekerja

migran indonesia ternyata

terjadi pula disfungsi pada

keluarga dimana orang tua

tidak menjalankan tanggung

jawabnya sebagaimana orang

tua pada umumnya. Hal, ini

Page 159: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

2.

faktor

penghambat

yang rawat siapa

lagi“.

dengan pola asuh yang

diberikan oleh ibu

pengganti, ikut sertaan ibu

dalam bekerja maka fungsi

dalam keluarga tidak

berjalan, hal tersebut

berpengaruh dengan

perkembangan

anak“(Dokumentasi 21

okto 2020).

sudah sangat jelas sangat

berpengaruh pada tingkat

perkembangan kepribadian

anak aman tidak mendapatkan

kasih sayang dan perhatian

penuh dari orang tuanya.

Adapun hasil

wawancara yang

diperoleh dari orang

tua/wali anak dari

pekerja migran

12/10/20/sepang

terkait dengan media

tv dan handphone

menjadi faktor

penghambat

pendidikan informal

pada anak menurut

Adapun hasil observasi yang

telah dilakukan di lapangan

“Dari hasil observasi yang

telah dilakukan di lapangan

dapat dikatakan bahwa media

handphone dan media tv

menjadi salah satu faktor

penghambat pendidikan

informal pada anak, anak yang

diberi kebebasan privasi tanpa

ada pengawasan dari orang

tua/wali menjadikan lupa akan

tanggung jawab, misalnya

waktu belajar menjadi

dokumentasi berita online

dari Tifa dengan hasil

pokok pembahasan yang

dituliskan mengatakan

bahwa:

Berdasarkan hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi

diatas maka dapat

diiterprestasikan bahwa

handphones dan televisi

memiliki dampak pada

perkembangan karakter

anak.anak Salah satu media

yang paling dekat dengan

anak-anak sepulang sekolah

adalah media televisi, hampir

semua kalangan memiliki

televisi di rumahnya. Dampak

dari media handphone dan

Page 160: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

orang tua/wali HN

(63 Tahun)

ya, karena dia

memiliki handphone

dibelikan mamanya

untuk iya gunakan

berkomunikasi

dengan mamanya,

kalau sudah main

handphone anak jadi

lupa waktu belajar,

sama saja dengan

kalau dari menonton

televisi.

terabaikan karena sibuk

menonton tayangan di televisi

maupun sedang sibuk bermain

handphone“(Obsevasi 20 okto

2020).

Televisi dan Handphone

adalah dampak terhadap

karakter anak seiring

dengan adanya kemajuan

teknologi yang semakin

canggih nan modern saat ini

kita dapat menerima siaran

televisi melalui handphone

yang ditonton kapanpun

dan dimanapun. Namun

secara kualitas tayangan

yang ada di televisi

ditampilkan saat ini dapat

dikatakan saat minim, saat

ini banyak tayangan televisi

terutama pada sinetron dan

iklan-iklan yang tidak

televisi yaitu anak menjadi

lupa waktu belajar karena

cenderung menghabiskan

waktu menonton, dapat

berdampak pada mata anak

dan dapat berdampak pada

tingkat perkembangan anak

yang cenderung meniru apa

yang sudah ditontonnya

hinggah membat anak menjadi

malas. Hal inilah yang terjadi

dengan anak dari pekerja

migran indonesia (PMI) di

desa pakeng.

Page 161: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

mendidik bagi anak. Hal,

ini berdampak terhadap

anak yang menonton salah

satunya ialah

menghabiskan waktu

seharian menonton televisi

maupun handphone

sehingga anak menjadi lupa

waktu untuk belajar dan

dapat meniru apa yang telah

mereka lihat di tayangan

televisi maupun handphone

(Dokumentasi 22 0kto

2020).

Adapun hasil

wawancara yang di

peroleh dari orang

tua/wali anak dari

pekerja migran

12/10/20/sepang

terkait dengan

Adapun hasil observasi yang

telah dilakukan di lapangan

Dari hasil pengamatan dapat

dikatakan bahwa memang betul

pendidikan formal sekolah

dasar (SD), (SMP),(SMA),

menjadi faktor pendukung

berbentuk dokumentasi

jurnal dari duma karo-karo

dengan hasil pokok

pembahasan yang

dituliskan mengatakan

bahwa:

Berdasarkan hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi

maka dapat diinterpretasikan

bahwa pengaruh pendidikan

formal merupakan salah satu

penunjang keberhasilan

pembentukan karakter pada

Page 162: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

pendidikan formal

(sekolah)

menjadi faktor

pendukung

pendidikan informal

pada anak menurut

orang tua/wali HN

(63 Tahun)

Iya, bagi kita orang

tua yang tidak

berpendidikan

pernah justru sangat

pembantu

mendidikan anak

tidak seperti kita

yang susah

mendapatkan

pendidikan zaman

dulu mana ada

sekolah butuh

perjuangan ke

sekolah sekarang

anak-anak tidak

pendidikan informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia di

desa pakeng. Di lingkungan

sekolah anak-anak akan lebih

banyak belajar, dibandingkan

di lingkungan keluarga sebab

kedekatan emosional antara

nenek dengan cucunya di

rumah tidak terjalin.

pendidikan formal sangat

membantu orang tua dalam

mendidik anak namun

kebanyakan dari mereka hanya

bisa sampai ke jenjang SD saja.

hal ini dikarenakan kurangnya

motivasi dari orang tua maupun

dari sang nenek dan faktor

lainnya adalah ekonomi yang

dimiliki (Observasi 22 0kto

2020)

Pendidikan dan

pembentukan karakter

terhadap anak yang baik

harus ada keterpaduan dan

sinergi antara pendidikan

dalam keluarga

(informal),dengan

pendidikan di sekolah

(formal). Guru merupakan

aktor utama dalam dunia

pendidikan, baik buruknya

tergantung kepada sosok

guru, sikap guru sangat

pempengaruhi diri persta

didik sehingga, ucapan,

karakter dan kepribadian

menjadi cerminan peserta

anak. Pendidikan formal

adalah (sekolah) adalah usaha

sadar dan terencana agar anak

dapat mengembangkan

potensi dirinya kecerdasan,

akhlak dan kepribadian yang

baik, dimana pemeran utama

di sekolah adalah guru

sedangkan dirumah adalah

orang tua yang berperan

penting dalam pembentukan

karakter anak maka, perlu

kerjasama yang dilakukan oleh

orang tua dan pihak sekolah

untuk mewujudkan generasi

yang berkualitas yang

memiliki akhlak dan

kepribadian yang baik.

Page 163: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

perlu jalan kaki

karena sudah banyak

transportasi.

didiknya(Dokumentasi 20

okto 2020).

Adapun hasil

wawancara yang

diperoleh dari orang

tua/wali anak dari

pekerja migran

12/10/20/sepang

terkait dengan

pendidikan

nonformal

(masyarakat)

menjadi faktor

pendukung

pendidikan informal

pada anak menurut

orang tua/wali HN

(63 Tahun)

Iya, karena sekarang

ada tempat sudah

dibuat untuk belajar

mengaji anak-anak di

Dari hasil pengamatan dapat

dikatakan bahwa pendidikan

non formal sangat membantu

orang tua/wali dalam mendidik

anak di desa pakeng dapat

dilihat adanya tempat atau

rumah warga yang disediakan

khusus untuk belajar mengaji

anak-anak. Ini menunjukan

bahwa pendidikan non-formal

salah satu yang mempengaruhi

pembentukan karakter seorang

anak (Observasi 13 okto 2020).

dokumentasi dari berita

online dengan hasil pokok

pembahasan yang

dituliskan mengatakan

bahwa:

Berdasarkan hasil

observasi,wawancara, dan

dokumentasi maka dapat

diinterpretasikan bahwa

pendidikan non-formal

membawa pengaruh untuk

mewujudkan karakter anak

yang baik. Salah satu

pendidikan non-formal yang

ada di desa pakeng yang

diselenggarakan oleh warga

yang memerlukan layanan

pendidikan untuk menambah

atau mengganti pendidikan

formal (sekolah) maupun

pendidikan informal

(keluarga).

Page 164: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

kampung setiap sore,

sangat bermanfaat

karena sekarang

jarang kita dapat

tempat untuk belajar

mengaji anak.

Sumbangsi guru mengaji

dikampung membantu

melengkapi pemahaman

keagaamaan anak-anak

selai di sekolah formal,

guru ngaji di kampung

biasanya dilakukan dengan

ikhlas dan tanpa meminta

imbalan, tak sekedar

mengajarkan anak-anak

membaca alquran namun,

juga menjadi contoh

teladan untuk anak-anak

seperti halnya guru

disekolah (Observasi 13

okto 2020).

Page 165: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …
Page 166: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …
Page 167: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …
Page 168: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …
Page 169: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …
Page 170: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

3.

Faktor

pendukung

Page 171: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …
Page 172: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Pedoman Wawancara

Nama : Hasnah

Nim : 105381115716

Judul Penelitian : Pendidikan Informal Pada Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng Kecamatan Lembang Kabupaten

Pinrang

No Variabel Indikator Sub Indikator Item Pertanyaan

1. Bentuk-bentuk

pendidikan Informal

Pada Anak Pekerja

Migran Indonesia (PMI)

di Desa Pakeng

Kecamatan Lembang

Kabupaten Pinrang.

Karakater

● Tanggung

Jawab

1. Apakah anda sebagai orang tua/wali pernah mengajarkan

karakter tanggung jawab kepada anak dan mengapa karakter

tanggung jawab perlu ditanamkan kepada anak?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai karakter tanggung

jawab pada anak dari Pekerja Migran Indonesia PMI di Desa

Pakeng?

3. Apakah anda pernah belajar karakter tanggung jawab dari orang

tua/ wali ?

● Jujur

1. Apakah anda sebagai orang tua/ wali pernah mengajarkan

karakter jujur kepada anak dan mengapa karakter jujur perlu

ditanamkan kepada anak?

Page 173: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai karakter jujur pada

anak dari Pekerja Migran Indonesia PMI di Desa Pakeng?

3. Apakah anda pernah belajar karakter jujur dari orang tua/ wali?

● Mandiri

1. Apakah anda sebagai orang tua/ wali pernah mengajarkan

karakter mandiri kepada anak dan mengapa karakter mandiri

perlu ditanamkan kepada anak ?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai karakter mandiri

pada anak dari Pekerja Migran Indonesia PMI di Desa Pakeng?

3. Apakah anda pernah belajar karakter mandiri dari orang

tua/wali ?

● Disiplin

1. Apakah anda sebagai orang tua/ wali pernah mengajarkan

karakter disiplin kepada anak dan mengapa karakter disiplin

perlu ditanamkan kepada anak ?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai karakter disiplin

pada anak dari Pekerja Migran Indonesia PMI di Desa Pakeng?

3. Apakah anda pernah belajar karakter disiplin dari orang tua/wali

?

Page 174: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Agama ● Sholat lima

waktu

1. Apakah anda sebagai orang tua/wali selalu membina anak

dalam belajar agama berupa sholat lima waktu ?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai pembelajaran

agama sholat lima waktu pada anak ?

3. Apakah anda pernah belajar agama berupa sholat lima waktu

dari orang tua/wali ?

● Mengaji

1. Apakah anda sebagai orang tua/wali selalu membina anak

dalam belajar agama berupa mengaji ?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai pembelajaran

agama puasa pada anak ?

3. Apakah anda pernah belajar agama mengaji dari orang tua/wali?

● Puasa 1. Apakah anda sebagai orang tua/wali selalu membina anak

dalam belajar agama berupa puasa ?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai pembelajaran

agama puasa pada anak ?

3. Apakah anda pernah belajar agama puasa dari orang tua/wali ?

Budaya/Adat ● Etika

Bahasa

1. Apakah anda sebagai orang tua/wali selalu mengajarkan adat

etika berbahasa kepada anak ?

Page 175: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

2. Apakah anda pernah belajar adat etika bahasa dari orang

tua/wali ?

3. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai adat etika berhasa

pada anak Pekerja Migran Indonesia di Desa Pakeng ?

● Etika

Perilaku

1. Apakah anda sebagai orang tua/wali selalu mengajarkan adat

etika perilaku kepada anak ?

2. Apakah anda pernah belajar adat etika perilaku dari orang

tua/wali ?

3. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai adat etika perilaku

pada anak Pekerja Migran Indonesia di Desa Pakeng ?

2. Faktor penghambat Keluarga ● Pengetahua

n orang tua

1. Apakah ketidaktahuan orang tua/wali tentang pendidikan

informal menjadi faktor penghambat pendidikan informal

kepada anak Pekerja Migran Indonesia?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai ketidaktahuan

orang tua/wali tentang pendidikan menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran Indonesia PMI

di Desa Pakeng?

Page 176: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

● Orang tua

bekerja

1. Apakah pekerjaan orang tua menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran Indonesia?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai pekerjaan orang tua

menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia PMI di Desa Pakeng ?

3. Apa pekerjaan orang tua anda ?

● Perceraian

orang tua

1. Apakah perceraian orang tua menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran Indonesia?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai perceraian orang

tua menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia PMI di Desa Pakeng ?

3. Apa anda memiliki orang tua yang lengkap ?

● Usia orang

tua/wali

1. Apakah usia orang tua/wali menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran Indonesia?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai usia orang tua/wali

menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia PMI di Desa Pakeng ?

Page 177: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

● Membebas

kan anak

1. Apakah membebaskan anak menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran Indonesia?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai membebaskan anak

menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia PMI ?

● Mengabaik

an anak

1. Apakah mengabaikan anak menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran Indonesia PMI

di Desa Pakeng?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai mengabaikan anak

menjadi faktor penghambat pendidikan informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia PMI di Desa Pakeng ?

Media sosial ● Handphone

1. Apakah media handphone menjadi faktor penghambat

pendidikan informal yang anda berikan kepada anak Pekerja

Migran Indonesia ?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak media Handphone menjadi

faktor penghambat pendidikan informal pada anak Pekerja

Migran Indonesia PMI di Desa Pakeng ?

Page 178: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

● Tv

1. Apakah media Tv menjadi faktor penghambat pendidikan

informal yang anda berikan kepada anak Pekerja Migran

Indonesia?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai media Tv menjadi

faktor penghambat pendidikan informal pada anak Pekerja

Migran Indonesia PMI di Desa Pakeng ?

Lingkungan ● Teman

bermain

1. Apakah lingkungan (teman bermain) anak dapat menjadi faktor

penghambat pendidikan informal yang diberikan orang tua

kepada anak?

3. Faktor pendukung Pendidikan

formal

● SD

1. Apakah pendidikan formal sekolah dasar (SD) menjadi faktor

pendukung pendidikan informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia?

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai pendidikan formal

sekolah dasar (SD) menjadi faktor pendukung pendidikan

informal pada anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa

Pakeng ?

● SMP

1. Apakah pendidikan formal sekolah menengah pertama (SMP)

menjadi faktor pendukung pendidikan informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia?

Page 179: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

2. Bagaimana pandangan ibu/bapak mengenai pendidikan formal

sekolah menengah pertaman (SMP) menjadi faktor pendukung

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran Indonesia (PMI)

di Desa Pakeng ?

● SMA 1. Apakah pendidikan formal sekolah menengah atas (SMA)

menjadi faktor pendukung pendidikan informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng ?

2. Bagaimana menurut ibu/bapak mengenai pendidikan formal

sekolah menengah atas (SMA) menjadi faktor pendukung

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran Indonesia (PMI)

di Desa Pakeng ?

Pendidikan

nonformal

● masyarakat

1. Apakah pendidikan nonformal (masyarakat) menjadi faktor

pendukung pendidikan informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia

2. Bagaimana menurut ibu/bapak mengenai pendidikan nonformal

(masyarakat) menjadi faktor pendukung pendidikan informal

pada anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng?

Page 180: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Pedoman Observasi

Nama : Hasnah

Nim : 105381115716

Judul Penelitian : Pendidikan Informal Pada Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Pakeng Kecamatan Lembang Kabupaten

Pinrang

Tanggal :17 okto 2020

Tempat : Sepang

Variabel Indikator Sub

Indikator

Item Pengamatan Y T Keterangan

Bentuk-bentuk

pendidikan

Informal Pada

Anak Pekerja

Migran

Indonesia

(PMI) di Desa

Pakeng

Kecamatan

Karakater

● Tangg

ung

Jawab

Orang tua/wali mengajarkan karakter

tanggung jawab kepada anak

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

memang benar orang tua/wali selaku nenek anak

dari pekerja migran indonesia di desa pakeng

pernah mengajarkan karakter tanggungjawab

kepada anak misalkan mencuci piring dan

membantu mengerjakan pekerjaan rumah lainnya

namun cara didikannya yang tidak konsisten dan

tegas anak susah atau kurang peduli dengan apa

arahan dari orang tua/walinya.

Page 181: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Lembang

Kabupaten

Pinrang.

Karakter tanggung jawab pada anak

dari Pekerja Migran Indonesia PMI di

Desa Pakeng

√ Dapat dikatakan bahwa anak dari pekerja migran

indonesia yang tinggal bersama orang

tua/walinya yaitu neneknya karakter tanggung

jawab yang dimiliki anak tersebut belum

maksimal diberikan oleh orang tua/walinya

karena kadang di suruh dan kadang juga tidak

Pernah belajar karakter tanggung

jawab dari orang tua/ wali

√ Dapat dikatakan bahwa anak dari pekerja migran

indonesia di desa pakeng memang pernah belajar

karakter tanggung jawab dari walinya dapat

dilihat dari kesehariannya yang diberi tugas

mencuci piring

● Jujur

Orang tua/ wali mengajarkan karakter

jujur kepada anak

Dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter jujur

pada anak pekerja migran indonesia di desa

pakeng yang diberikan oleh orang tua/walinya

kepada anaknya tidak menerapkan tegas karakter

jujur perlu di bangun kepada anak untuk

membangun kepercayaan kepada mereka, dilihat

dari keseharian bahwa adanya kasus-kasus

pencurian yang dilakukan anak tersebut yang

dilakukan di rumahnya maupun dirumah orang

lain,misalnya mengambil uang neneknya secara

diam-diam.

Page 182: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Karakter jujur pada anak dari Pekerja

Migran Indonesia PMI di Desa

Pakeng

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

karakter jujur minim pada anak dari pekerja

migran indonesia di karenakan kurang tegasnya

didikan dari orang tua/walinya disebabkan karena

kondisi fisik orang tua/walinya yang semakin tua

dan anak tersebut yang sulit untuk diatur

Pernah belajar karakter jujur dari

orang tua/ wali

√ Dapat dikatakan bahwa memang setiap orang

tua/walinya berusaha mengajarkan anaknya

untuk belajar karakter jujur namun tidak tegas

● Mandi

ri

Orang tua/ wali pernah mengajarkan

karakter mandiri kepada anak

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

orang tua/wali pernah mengajarkan cucunya

mandiri seperti halnya menyuruh anak

memperbaiki tempat tidurnya dan dapat dilihat

dari kesehariannya bahwa anak tersebut belajar

membaca dan menulis sendiri tanpa ditemani

orang tua/wali bahwa setiap anak perlu belajar

karakter mandiri sejak dini untuk menjadikan

dirinya lebih berani dalam segala hal

Karakter mandiri pada anak dari

Pekerja Migran Indonesia PMI di

Desa Pakeng

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

karakter yang dimiliki anak dari pekerja migran

Page 183: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

yang dimiliki anak tersebut sudah didik mandiri

secara alami oleh keadaan tanpa orang tua

Pernah belajar karakter mandiri dari

orang tua/wali

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

orang tua/wali pernah mengajarkan karakter

mandiri kepada cucunya dapat dilihat dari

keseharian anak yang berusaha belajar tanpa

ditemani siapa-siapa.

Peduli

Orag tua/wal mengajarkan karakter

pedui kepada anak

√ Dari hasil pengamatan dapat dikataka bahwa

tidak bentuk pembelajarn khsus mengenai

karakter peduli terhadap anak yang dilakukan

oleh oran tua/wali. Pengajaran karakter hanya

sekerdar mengajari anak dirumah mengenai

pekerjaan rumah.

Karakter pedui pada anak pekerja

migran Migran Indonesia PMI di Desa

Pakeng

√ Dari hasil pengamatan mengenai karakter peduli

pada anak dari PMI dapat dikatakan bahwa

bnetuk karakter peduli yang diperlihatkan

misalnya membantu orang/awali membersihkan

rumah.

Page 184: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Pernah belajar karater peduli dari

orang tua /wali

√ Dari hasil pengamatan dapat dkatakan bahwa

anak tidak pernah belaar khusus mengenai

pembelajaan peduli dari orang tua/wali.

● Disipli

n

Orang tua/ wali mengajarkan karakter

displin kepada anak

Dari hasil pengamatan di lapangan dapat

dikatakan bahwa penerapan karakter disiplin pada

anak PMI yang dilakukan oleh neneknya memang

benar orang tua/walinya mengajarkan disiplin

dalam waktu berangkat sekolah tapi hanya saja

penerapan disiplin dilakukan pada anak dalam

bentuk arahan dan nasehat-nasehat saja sehingga

anak hanya mengabaikan arahan yang diberikan

oleh neneknya.

Karakter disiplin pada anak dari

Pekerja Migran Indonesia PMI di

Desa Pakeng

Dapat dikatakan bahwa penerapan karakter

disiplin pada anak PMI yang dilakukan oleh

neneknya tidak memiliki aturan dan hukuman

yang dapat membuat anak takut akan melanggar

aturan tersebut, penerapan disiplin yang

dilakukan oleh nenek biasanya hanya menyuruh

tanpa ada paksaan dibarengi dengan nasehat-

nasehat saja, hal ini disebabkan ketidak tahuan

orang tua/wali mengenai kedisiplinan dan

bagaimana cara mendidik anak dirumah.

Page 185: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Pernah belajar karakter disiplin dari

orang tua/wali

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

anak pernah belajar karakter disiplin dari orang

tua/walinya dapat dilihat dari

kesehariannya/orang tua/wali selalu berusaha

membangunkan cucunya lebih awal agar tidak

terlambat sekolah

Agama ● Sholat

lima

waktu

Orang tua/wali membina anak dalam

belajar agama berupa sholat lima

waktu

Dari hasil pengamatan dapat dikatan bahwa

pembinaan agama berupa sholat lima waktu

kepada anak tidsk dilaksanakan oleh orang

tua/wali dikarenakan oleh faktor minimnya

pengetahuan

Pembelajaran agama sholat lima

waktu pada anak

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

pembelajaran berupa sholat lima waktu kepada

anak tidak terlaksana

Pernah belajar agama berupa sholat

lima waktu dari orang tua/wali

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

memang anak dari pekerja migran tidak pernah

belajar agama berupa shalat lima waktu dari

orang tua/walinya dilihat dari keseharian anak

tersebut bahwa iya tidak pernah melaksanakan

sholat lima waktu

Page 186: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

● Menga

ji

Orang tua/wali membina anak dalam

belajar agama berupa mengaji

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

pembinaan agama berupa mengaji tidak

terlaksana oleh oleh orang tua/wali karena faktor

minimnya pengetahuan namun yang terlihat

bahwa orang tua/wali berusaha mengajarkan

dengan cara membawanya ke tetangga yang

pintar dalam mengaji

pembelajaran agama megaji pada

anak

Dapat dikatakan bahwa pembelajaran agama

berupa mengaji kepada anak tidak dilakukan oleh

orang tua/wali

Pernah belajar agama mengaji dari

orang tua/wali

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

anak tidak pernah belajar agama berupa mengaji

dari orang tua/walinya

● Puasa Orang tua/wali membina anak dalam

belajar agama berupa puasa

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

orang tua/wali pernah mengajarkan agama

Pembelajaran agama puasa pada anak

Dapat dikatakan bahawa pembelajaran agama

pada anak pernah diberikan oleh orang tua /wali

kepada anak

Page 187: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Pernah belajar agama puasa dari orang

tua/wali

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

memang anak pernah belajar agama berupa puasa

namun cara mengajarnya tidak begitu tegas

karena masih ada kesan kata terserah kepada anak

Budaya/A

dat

● Etika

Bahasa

Orang tua/wali mengajarkan adat

etika berbahasa kepada anak

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

orang tua/wali pernah mengajarkan adat

berbahasa kepada anak dapat dilihat dari

kesehariannya bagaimana inya berbicara dengan

orang lain

Pernah belajar adat etika bahasa dari

orang tua/wali

Dari hasil pengamatan keseharian anak dari

pekerja migran indonesia dapat dikatakan bahwa

anak tersebut pernah belajar adat etika bahasa dari

orang tua/walinya

Adat etika berbahasa anak Pekerja

Migran Indonesia di Desa Pakeng √

Dari hasil pengamatan keseharian anak dari

pekerja migran indonesia dapat dikatakan bahwa

anak tersebut pernah belajar adat etika bahasa dari

orang tua/walinya

● Etika

Perilak

u

Orang tua/wali mengajarkan adat

etika perilaku kepada anak

Dari hasil pengamatan orang tua/wali selalu

berusaha mengajarkan adab perilaku kepada anak

untuk membangun kepercayaan dirinya kepada

orang lain

Page 188: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Pernah belajar adat etika perilaku dari

orang tua/wali

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

anak tersebut belajar adat perilaku dari orang

tua/walinya dapat dilihat bagaimana anak tersebut

bertindak dan berperilaku terhadap orang yang

lebih tua

Adat etika perilaku pada anak Pekerja

Migran Indonesia di Desa Pakeng

Dari hasil pengamatan keseharian anak dari

pekerja migran indonesia dapat dikatakan bahwa

anak tersebut pernah belajar adat etika perilaku

dari orang tua/walinya

Faktor

penghambat

Keluarga ● Penget

ahuan

orang

tua

Ketidaktahuan orang tua/wali menjadi

faktor penghambat pendidikan

informal kepada anak Pekerja Migran

Indonesia

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

memang ketidaktahuan mengenai pentingnya

pendidikan informal kepada anak hal ini dapat

ditunjukan dengan pengakuan latar belakang

pendidikan orang tua/wali tersebut yang

mengatakan bahwa kami orang tua yang tidak

pernah merasakan bangku sekolah

ketidaktahuan orang tua/wali tentang

pendidikan informal menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia di

Desa Pakeng

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

orang tua/wali masih banyak yang acuh kepada

anak-anaknya karena ketidaktahuannya mengenai

pentingnya pendidikan informal kepada anak

Page 189: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

● Orang

tua

bekerj

a

Pekerjaan orang tua menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

orang tua yang bekerja dan meluangkan waktu

hanya sedikit saja dengan anak-anaknya bahkan

berkomunikasi hanya melalui media handphone

saja ini menunjukan bahwa fungsi dari orang tua

tidak berjalan sebagaimana tanggung jawabnya

untuk mendidik anak di rumah

Pekerjaan orang tua menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia di

Desa Pakeng

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

orang tua yang bekerja sebagai pekerja migran

indonesia di desa pakeng tidak menjalankan

tanggung jawabnya sebagai orang tua mendidik

anaknya di rumah

Orang tua bekerja

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

orang tua yang bekerja sebagai pekerja migran

indonesia di desa pakeng tidak menjalankan

tanggung jawabnya sebagai orang tua mendidik

anaknya di rumah

Page 190: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

● Percer

aian

orang

tua

Perceraian orang tua menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

pencairan orang tua memang menjadi faktor

penghambat pendidikan informal kepada anak,

orang tua yang egois dapat menyebabkan anak

menjadi terbengkalai atau kurang kasih sayang

dari orang tuanya

Perceraian orang tua menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia di

Desa Pakeng

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

pencairan orang tua memang menjadi faktor

penghambat pendidikan informal kepada anak,

orang tua yang egois dapat menyebabkan anak

menjadi terbengkalai atau kurang kasih sayang

dari orang tuanya

Memiliki orang tua lengkap √ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

anak yang memiliki orang tua yang lengkap lebih

mendapatkan kasih sayang dan perhatian

sedakang anak yang orang tuanya bercerai lalu

bekerja sebagai pekerja migran indonesia anak

tersebut kurang perhatian dan kasih sayang dan

jelas pendidikan yang langsung diberikan oleh

orang tua berbeda dengan yang di dapat dari

neneknya

Page 191: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

● Usia

orang

tua/wa

li

Usia orang tua/wali menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

usia orang tua/wali menjadi faktor penghambat

pendidikan informal kepada anak hal ini dapat

dilihat tidak mudah bagi seorang nenek mengurus

maupun merawat cucunya secara tegas

dikarenakan rentang penyakit

Usia orang tua/wali menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia di

Desa

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

usia orang tua/wali menjadi faktor penghambat

pendidikan informal kepada anak hal ini dapat

dilihat tidak mudah bagi seorang nenek mengurus

maupun merawat cucunya secara tegas

dikarenakan rentang penyakit apalagi jika anak

tersebut nakal dan susah diatur

● Memb

ebaska

n anak

Membebaskan anak menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

anak yang dibebaskan oleh orang tuanya

menyebabkan anak susah diatur dan seenaknya

mengambil keputusan

Membebaskan anak menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia di

Desa Pakeng

√ Dapat dikatakan membebaskan anak memanag

dapat majadi faktor pengambat pendidikan

informal kepada anak dapat dilihat anak yang

dibebaskan menjadi pembangakng terhadap

orang tua/kalinya

Page 192: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

● Menga

baikan

anak

Mengabaikan anak menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia

Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa anak

yang terabaikan oleh orang tuanya karakter nya

tidak iya miliki

Mengabaikan anak menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia di

Desa Pakeng

Dapat dikatakan bahwa mengabaikan anak

memang menjadi faktor penghambat pendidikan

informal anak, anak yang merasa terabaikan anak

membuat karakternya rusak karena tidak

mendapat kasih sayang orang tuanya

Media

sosial

● Handp

hone

Media handphone menjadi faktor

penghambat pendidikan informal

kepada anak Pekerja Migran

Indonesia

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

handphone menjadi faktor penghambat

pendidikan pada anak, anak yang memiliki

handphone terlalu cepat membuat anak menjadi

mengabaikan tanggung jawabnya misalnya waktu

belajar mengaji diabaikan gara-gara sibuk main

handphone

Media Handphone menjadi faktor

penghambat pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia PMI di

Desa Pakeng

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

handphone menjadi faktor penghambat

pendidikan pada anak, anak yang memiliki

handphone terlalu cepat membuat anak menjadi

mengabaikan tanggung jawabnya misalnya waktu

Page 193: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

belajar mengaji diabaikan gara-gara sibuk main

handphone

● Tv

Media tv menjadi faktor penghambat

pendidikan informal kepada anak

Pekerja Migran Indonesia

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

media handphone sama dengan media tv dapat

menjadi faktor penghambat pendidikan informal

pada anak, anak yang diberi kebebasan privasi

tanpa ada pengawasan dari orang tua/wali

menjadikan lupa akan tanggung jawabnya

Media Tv menjadi faktor penghambat

pendidikan informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia PMI di

Desa Pakeng

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

media tv, anak yang diberi kebebasan privasi

sebelum waktunya anak menjadi lupa akan

tanggung jawabnya

Lingkunga

n

● Teman

bermai

n

Lingkungan (teman bermain) anak

dapat menjadi faktor penghambat

pendidikan informal kepada anak

Pekerja Migran Indonesia

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

lingkungan teman bermain dapat juga menjadi

faktor penghambat pendidikan informal pada,

lingkungan dapat membentuk karakter seorang

anak baik itu karakter yang baik atau yang buruk

tergantung bagaimana teman yang ditemani

Page 194: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Faktor

pendukung

Pendidika

n formal

● SD

Pendidikan formal sekolah dasar (SD)

menjadi faktor pendukung pendidikan

informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

memang betul pendidikan formal sekolah dasar

(SD), (SMP),(SMA), menjadi faktor pendukung

pendidikan informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia di desa pakeng. Di lingkungan sekolah

anak-anak akan lebih banyak belajar,

dibandingkan di lingkungan keluarga sebab

kedekatan emosional antara nenek dengan

cucunya di rumah tidak terjalin. pendidikan

formal sangat membantu orang tua dalam

mendidik anak namun kebanyakan dari mereka

hanya bisa sampai ke jenjang SD saja. hal ini

dikarenakan kurangnya motivasi dari orang tua

maupun dari sang nenek dan faktor lainnya adalah

ekonomi yang dimiliki.

Pendidikan formal sekolah dasar (SD)

menjadi faktor pendukung pendidikan

informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia (PMI) di Desa Pakeng

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

memang betul pendidikan formal sekolah dasar

(SD) menjadi faktor pendukung pendidikan

informal pada anak Pekerja Migran Indonesia di

sekolah anak akan lebih banyak juga belajar

masalah karakter anak pendidikan formal sangat

membantu orang tua dalam mendidik anak

Page 195: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

● SMP

Pendidikan formal sekolah menengah

pertaman (SMP) menjadi faktor

pendukung pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

pendidikan formal sangat membantu dalam

membentuk karakter dan menambah pengetahuan

anak hal ini diungkapkan oleh orang tua/wali di

desa pakeng namun sedikit sekali dari anak

pekerja migran yang melanjutkan pendidikannya

sampai ke jenjang SMP.

Pendidikan formal sekolah menengah

pertama (SMP) menjadi faktor

pendukung pendidikan informal pada

anak Pekerja Migran Indonesia (PMI)

di Desa Pakeng

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

pendidikan formal sangat membantu dalam

membentuk karakter dan menambah pengetahuan

anak hal ini diungkapkan oleh orang tua/wali di

desa pakeng bahwa bahwa di sekolah adalah

tempat anak mendapatkan yang lebih banyak

● SMA Pendidikan formal sekolah menengah

atas (SMA) menjadi faktor pendukung

pendidikan informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

pendidikan formal sangat membantu dalam

membentuk karakter dan menambah pengetahuan

anak hal ini diungkapkan oleh orang tua/wali di

desa pakeng bahwa bahwa di sekolah adalah

tempat anak mendapatkan yang lebih banyak

namun kebanyakan dari anak pekerja migran

indonesia di jepang jarang yang ada melanjutkan

Page 196: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

sampai ke jenjang SMA hal ini karena faktor

ekonomi orang tua tersebut

Pendidikan formal sekolah menengah

atas (SMA) menjadi faktor pendukung

pendidikan informal pada anak

Pekerja Migran Indonesia (PMI) di

Desa Pakeng

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

pendidikan formal sangat membantu dalam

membentuk karakter dan menambah pengetahuan

anak hal ini diungkapkan oleh orang tua/wali di

desa pakeng bahwa bahwa di sekolah adalah

tempat anak mendapatkan yang lebih banyak

Pendidika

n

nonformal

● masyar

akat

Pendidikan nonformal (masyarakat)

menjadi faktor pendukung pendidikan

informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia

√ Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa

pendidikan nonformal sangat membantu orang

tua/wali dalam mendidik anak di desa pakeng

dapat dilihat adanya tempat atau rumah warga

yang disediakan khusus untuk belajar mengaji

anak-anak. Ini menunjukan bahwa pendidikan

non-formal salah satu yang mempengaruhi

pembentukan karakter seorang anak

Pendidikan nonformal (masyarakat)

menjadi faktor pendukung pendidikan

informal pada anak Pekerja Migran

Indonesia (PMI) di Desa Pakeng?

√ Dapat dikatakan bahwa pendidikan nonformal

sangat membantu mendidik anak-anak terutama

dalam belajar agama berupa mengaji

Page 197: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Makassar 27 September 2019

Peneliti

HASNAH

105381115716

Page 198: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Pedoman Dokumentasi

Bentuk-Bentuk Pendidikan Informal Pada Anak Pekerja Mingran Indonesia

No Dokumentasi Keterangan

1. Gambar Peta kabupaten pinrang

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pinrang

Gambaran umum lokasi peneitian kabupaten pinrang

Profil desa lokasi penelitian

Sumber: Kantor Desa Pakeng 15 okto 2020

Infomasi terkait profil desa pakeng dapat dilihat di bab 4 yang

menyatakan bahwa pendidikan sangat minim di desa pakeng

yang menjadi salah satu penyebab kemiskinanan dan

rendahnya pemahaman orang tua tentang penting pendidikan.

Page 199: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

2. Jurnal a. Sinto Arini dengan judul Implikasi Pola Asuh Kakek-

Nenek terhadap Sifat Dan Prestasi Anak. Jurnal

Dimensi Vol 7 No 1 Maret. (2018) Juusan Sosiologi.

b. Hartina Riza dengan judul Perilaku Anak dalam Pola

Asuhan Kakek Nenek (Studi Kasus di Kampung Koto

Rawang Nigeri Lakitan Timur Kecamatan

Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan). Padang

STKIP PGRI Sumatra Barat (2014).

c. Eka Wulida Lathifa dan dkk dengan judul Pengaruh

Pengasuhan Ibu dan Nenek Terhadap Perkembangan

Kemandirian Dan Kognitif Anak Usia Prasekolah.

Jurnal. Iim. Kel dan Kons. Vol.9 No.1. (2017).

d. Mega Sutiana dan dkk Pola Pengasuhan Anak Pada

Keluarga TKW Di Kecamatan Srengat Kabupaten

Blitar. Pradigma, Vol 06 No 01. (2018).

3. Skiripsi a. Amanah dengan judul Problematika Pendidikan

Agama Islam Bagi Anak Dalam Keluarga TKW Di

Desa Penyingkarang Kidul Indramanyu (2007).

b. Statham June dengan judul Grandperents Prividing

Child Care. London : ChildhooWeelbeing Research

Center (2011).

c. Reni Widianingsi, dengan judul Pola Asuh Orang Tua

Pada Keluarga TKW Dalam Pendidikan Karakter

Anak Di Dusun Singkil Desa Kudungsari Kecematan

Klirong Kabupaten Kebumen (2019).

Page 200: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

4. Berita online a. Luthfi Astuti, Manfaat anak diasuh nenek dan kakek

b. Astri Diana, dampak psikologi perceraian terhadap

anak

c. Tifa, pengaruh media sosial bagi perkembangan anak

d. Anisyah Kusumawati, dampak psikologi anak diasuh

nenek

5. Dokumentasi selama proses penelitian

Page 201: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Dokumentasi Selema Proses Penelitian

Gambar Kondisi Saat Anak Sedang mencuci piring di Rumah

Kondisi Saat Anak Sedang Belajar Sendiri di Rumah

Kondisi Saat Anak Sedang Menghabiskan Waktu Menonton Menonton

Tayang dari Media Handphone

Page 202: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Kondisi Saat Anak Sedang Menonton di Rumah

Salah Satu Tempat Belajar Mengaji Untuk Anak-Anak Di Desa Pakeng

Page 203: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Kegiatan Pembelajaran Mengaji Di Desa Pakeng

Wawancara Dengan Ibu B Selaku Orang tua/Wali Anak Pekerja Migran Indonesia

(PMI) di Desa Pakeng

Wawancara Dengan Ibu H Selaku Orang tua/Wali Anak Pekerja Migran Indonesia

(PMI) di Desa Paken

Page 204: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

Wawancara Dengan Ibu M Selaku Orang tua/Wali Anak Pekerja Migran Indonesia

(PMI) di Desa Pakeng

Wawancara Dengan Ibu R Selaku Kerabat/Tetangga Anak Pekerja Migran

Indonesia (PMI) di Desa Pakeng

Desa Pakeng

Wawancara Dengan S Selaku Siswa/Anak dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) di

Desa Pakeng

Page 205: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

DAFTAR NAMA RESPONDEN

Nama : Hasnah

Nim : 105381115716

Lokasi Penelitian : Desa Pakeng, Kec. Lembang Kab. Pinrang

NO Nama

Responden

Status Jenis

Kelamin

Umur Alamat

1. Puasa

Siswa/

Anak

Perempuan 12 Tahun

Sepang

2. Safitri

Siswa/

Anak

Perempuan 12 Tahun Kampung

Baru

Sepang

3. Herwin

Siswa/

Anak

Laki-Laki 13 Tahun

Sepang

4. Ibu Hania Ibu

Rumah

Tangga

Perempuan 63 Tahun Kampung

Baru

5. Ibu Bunga Ibu

Rumah

Tangga

Perempuan 70 Tahun Sepang

6. Ibu Maring Ibu

Rumah

Tangga

Perempuan 72 Tahun Sepang

7. Ibu Wati Ibu

Rumah

Tangga

Perempuan 45 Tahun Sepang

8. Ibu Darma Mili Ibu

Rumah

Tangga

Perempuan 45 Tahun Kampung

Baru

Sepang

9. Ibu Rahma Ibu

Rumah

Tangga

Perempuan 38 Tahun

Sepang

Page 206: PENDIDIKAN INFORMAL PADA ANAK PEKERJA MIGRAN …

RIWAYAT HIDUP

HASNAH. penulis dilahirkan di Sepang pada tanggal 07

Desember 1996 di Desa Pakeng Kecamatan Lembang

Kabupaten Pinrang yang merupakan anak ketiga dari empat

bersaudara yang merupakan buah kasih sayang dari pasangan

Ayahanda Lakka dan Ibunda Bunga. Putri ketiga yang akrab dipanggil Hasna telah

melalui beberapa jenjang pendidikan. Penulis menempuh pendidikan pertama pada

tahun 2004 di SD Negeri 149 Pakeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang

yang merupakan daerah tempat penulis di besarkan, di sekolah tersebut penulis

menimbah ilmu selama enam tahun lalu selesai tahun 2010. Pada tahun yang sama

penulis memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tingkat pertama di SMP Negeri

1 Lembang dan selesai pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan di sekolah SMA Negeri 2 Duampanua dan selesai pada tahun 2016.

Kemudian pada tahun yang sama penulis berhasil lulus pada jurusan Pendidikan

Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar program Strata Satu (S1 kependidikan). Alhamdulillah sekarang ini telah

berhasil menyusun skripsi dengan judul ”Pendidikan Informal Pada Anak

Pekerja Migran Indonesia (PMI) (StudiKasus Di Desa Pakeng Kecamatan

Lembang Kabupaten Pinrang)”