PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga...

96
PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Transcript of PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga...

Page 1: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA,KEBUDAYAAN NASIONAL DAN

KEPERCAYAAN TERHADAP TUHANYANG MAHA ESA

Page 2: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat
Page 3: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

BAB XVI

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAANNASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP

TUHAN YANG MAHA ESA

A. PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

1. Pendahuluan

Pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda merupakan bagian integral dari upaya pengembangan sumber daya manusia di berbagai bidang yang pada hakikatnya bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia dan kehidupan masyarakat secara utuh dan menyeluruh. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1988, antara lain menggariskan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung

XVI/3

Page 4: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani agar menjadi manusia-manusia pembangunan. Dengan demikian, maka sejalan dengan penggarisan dalam GBHN, pembangunan pendidikan nasional dalam Repelita V dilaksanakan secara lebih terpadu dan serasi. Sesuai dengan tuntutan pembangunan yang memerlukan berbagai jenis keterampilan dan keahlian, berbagai jenis pendidikan kejuruan dan keahlian terus diperluas dan ditingkatkan mutunya serta diupayakan keterpaduan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha.

Prioritas pembangunan pendidikan dalam Repelita V ditekankan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan. Selain itu ditekankan pula pentingnya perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan menengah dalam rangka persiapan perluasan wajib belajar untuk pendidikan menengah tingkat pertama. Agar pendidikan mampu menghasilkan manusia berkualitas yang berpegang teguh pada kepribadian bangsa, maka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tetap diimbangi dengan nilai-nilai dasar moral, budaya dan kemanusiaan. Untuk itu, maka Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, termasuk pendidikan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) dilanjutkan dan makin ditingkatkan di semua jenis dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Perguruan swasta sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional terus didorong untuk berperan sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan pendidikan.

Perguruan tinggi, termasuk perguruan tinggi swasta, terus dikembangkan dan diarahkan sebagai lembaga pembaharuan dan pembangunan yang mampu mendidik mahasiswa agar mempunyai daya nalar tinggi dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. Tata kehidupan kampus terus dikembangkan menuju masyarakat yang mampu beramal ilmiah dan berilmu amaliah, bermoral Pancasila dan berkepribadian Indonesia. Mutu dosen, sarana dan prasarana kampus termasuk

XVI/4

Page 5: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

laboratorium dan perpustakaan terus diupayakan peningkatannya. Seiring dengan itu, kegiatan penelitian di perguruan tinggi terus ditingkatkan jumlah dan mutunya agar bangsa Indonesia lebih mampu berpacu dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat.

Pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas tidak hanya dapat diupayakan melalui jalur sekolah. Oleh karena itu, pendidikan luar sekolah, termasuk kepramukaan dan berbagai latihan keterampilan, ditingkatkan dan diperluas dalam rangka mengembangkan minat, bakat dan kemampuan, serta dalam upaya memberikan kesempatan yang lebih luas bagi anggota masyarakat untuk bekerja atau berusaha.

Guna menjamin keberhasilan berbagai program di atas, pendidikan dan pembinaan guru serta tenaga pendidikan lainnya, termasuk tenaga pendidikan di luar sekolah, ditingkatkan mutunya dan pelaksanaannya diselenggarakan secara terpadu. Sarana dan prasarana pendidikan, seperti gedung sekolah dan laboratorium, terus ditingkatkan dan lebih didayagunakan. Selain itu penulisan, penerjemahan dan pengadaan buku pelajaran, buku ilmu pengetahuan dan terbitan pendidikan lainnya terus ditingkatkan jumlah dan mutunya, sedangkan penyediaannya diusahakan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, ditingkatkan pula pembinaan pengembangan generasi muda sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang mempuinyai kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara. Selain itu, ditingkatkan pula pendidikan jasmani dan olahraga di lingkungan sekolah, pembinaan olahraga prestasi, pemasyarakatan olahraga dan pengolahragaan masyarakat. Guna memelihara dan mendayagunakan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia program operasi dan perawatan fasilitas terus ditingkatkan.

XVI/5

Page 6: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

Berkat pembangunan pendidikan, maka semakin banyak penduduk yang mendapat pendidikan. Dalam Repelita V lebih dari 90% anak kelompok umur 7-12 tahun pernah mendapat pendidikan tingkat SD. Demikian pula pada tingkat SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi rasio jumlah murid atau mahasiswa dengan jumlah penduduk kelompok umur yang bersangkutan juga terus meningkat. Pada tahun 1992/93 angka partisipasi pada jenjang SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi berturut-turut sebesar 43,9%, 31,3% dan 9,0%.

Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang mem-peroleh kesempatan belajar di berbagai jenjang pendidikan maka mutu sumber daya manusia telah dapat ditingkatkan yang antara lain berdampak pada peningkatan produktivitas di berbagai bidang, pembangunan.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Program-program pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda meliputi : (a) pembinaan pendidikan dasar, (b) pembinaan pendidikan menengah tingkat pertama, (c) pem-binaan pendidikan menengah tingkat atas, (d) pembinaan pendidikan tinggi, (e) pembinaan tenaga kependidikan (f) pembinaan pendidikan masyarakat, (g) pembinaan generasi muda (h) pembinaan keolahragaan (i) Pembinaan peranan wanita (j) pembinaan pendidikan kedinasan, (k) pengembangan sistem pendidikan dan (1) pelaksanaan operasi dan pemeliharaan fasilitas pendidikan.

a. Pembinaan Pendidikan Dasar

Program Pembinaan Pendidikan Dasar meliputi usaha-usaha pembinaan pendidikan prasekolah pada Taman Kanak-kanak (TK), penyediaan fasilitas belajar pada tingkat sekolah dasar bagi semua anak usia 7-12 tahun, dan pengembangan kesempatan belajar bagi anak-anak berkelainan yang mengalami hambatan fisik atau mental melalui pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB). Pembinaan

XVI/6

Page 7: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

pendidikan prasekolah sebagai persiapan bagi anak usia balita memasuki dunia pendidikan terus diupayakan dan dikembangkan. Sampai dengan tahun keempat Repelita V Taman Kanak-kanak terus berkembang sampai di pedesaan. Hal ini terutama dilakukan atas prakarsa dan partisipasi masyarakat. Pada awal Repelita V mulai dibangun TK Pembina yaitu merupakan TK percontohan yang ada di suatu propinsi. Oleh karena hanya sebagai percontohan maka pembangunan TK Pembina sampai dengan tahun keempat Repelita V masih terbatas dengan jumlah 59 buah yang tersebar di 27 propinsi. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Taman Kanak-kanak, dilaksanakan melalui pembinaan kurikulum, penyelenggaraan penataran dan pengadaan peralatan pendidikan.

Dengan dilancarkannya program Inpres SD sejak tahun 1973/74 dan ditunjang oleh program wajib belajar 6 tahun yang dicanangkan sejak tahun 1984 tampak bahwa angka partisipasi meningkat dengan pesat. Jumlah murid SD termasuk Madrasah Ibtidaiyah (MI), yang berusia 7-12 tahun sekitar 25,2 juta orang sedangkan jumlah penduduk umur 7-12 tahun adalah sekitar 27,6 juta atau berarti angka partisipasi murni yaitu rasio murid SD 7-12 tahun terhadap penduduk kelompok umur 7-12 tahun adalah sebesar 91,5% (Tabel XVI-1). Jumlah penduduk usia 7-12 tahun pada tahun 1992/93 ada kecenderungan menurun dibandingkan tahun 1991/92 sesuai dengan transisi demografi yang menunjukkan kecenderungan makin kecilnya jumlah anak yang dilahirkan. Angka partisipasi murni pada Tabel XVI-1 lampiran Pidato Kenegaraan tahun 1992 yang menggambarkan hasil-hasil pembangunan pendidikan tahun 1991/92, masih menggunakan angka-angka catatan administrasi yang umumnya kurang teliti. Setelah hasil sensus 1990 diterbitkan pada tahun 1992 maka diperoleh angka-angka partisipasi murni yang lebih mendekati kenyataan. Oleh karena itu pada Tabel XVI-1 tahun 1992/93 ini diadakan perbaikan angka-angka partisipasi sejak tahun 1990/91 yaitu 90,1% sampai 91,5% pada tahun 1992/93. Angka tahun sebelumnya masih menggunakan angka 99,6% sebagai angka catatan administrasi.

XVI/7

Page 8: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

TABEL XVI - 11)

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU, DAN, LULUSANTINGKAT PENDIDIKAN DASAR,

1988/99 - 1992/93

XVI/8

Page 9: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

GRAFIK XVI – 1

JUMLAH PENDUDUK DAN MURID USIA SEKOLAHTINGKAT PENDIDIKAN DASAR,

1988/89 - 1992/93

XVI/9

Page 10: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

Dalam kenyataannya tidak semua murid SD hanya terdiri dari umur 7-12 tahun. Oleh karena berbagai hal ada anak-anak umur 6 tahun dan lebih dari 12 tahun adalah murid SD. Angka partisipasi kasar membagi jumlah murid SD secara keseluruhan (tidak terbatas 7-12 tahun) dengan jumlah anak yang berumur 7-12 tahun. Dalam Tabel XVI-1 dapat dilihat angka partisipasi kasar di atas 100% dan cenderung menurun dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa lama kelamaan makin berkurang jumlah murid SD yang di luar umur 7-12 tahun terutama yang berumur lebih dari 12 tahun. Hasil tersebut ada kaitannya dengan terus meningkatnya pelaksanaan wajib belajar 6 tahun sejak tahun 1984.

Angka partisipasi murni yang kurang dari 100% menunjukkan masih ada anak usia 7-12 tahun yang belum tertampung di SD. Mereka adalah terutama anak-anak di daerah terpencil, anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan anak-anak penyandang cacat fisik atau mental. Oleh karena itu dalam Repelita V ditempuh kebijaksanaan untuk menjangkau anak-anak tersebut agar dapat mempunyai kesempatan belajar. Salah satu bentuk kegiatan untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil dan kepulauan adalah program guru kunjung yang dirintis di kepulauan Riau dan dilaksanakan sejak awal Repelita V. Untuk .meningkatkan pelayanan pendidikan bagi penduduk di daerah terpencil dan berpindah-pindah didirikan SD Kecil yaitu SD dengan jumlah murid terbatas. Ruang belajar terbatas hanya 2-3 ruang saja dan jumlah gurunya terbatas pula yaitu hanya 2-3 orang saja. Guru-guru SD Kecil ini mendapat penataran khusus dan mendapat modul sebagai sarana untuk mengajar. Di samping melalui SD Kecil upaya tersebut juga dilakukan melalui SD Pamong yaitu SD yang murid dan gurunya terbatas seperti SD Kecil tetapi tidak mempunyai gedung atau ruang belajar sendiri. Tempat atau ruang belajar biasanya menggunakan tempat umum seperti Balai Desa atau tempat lain yang disediakan oleh masyarakat. Upaya peningkatan kesempatan belajar di tingkat SD bagi anak-anak yang mempunyai kelainan fisik dan mental dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan Sekolah Luar

XVI/10

Page 11: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

Biasa (SLB) dan SD Terpadu yang disertai dengan peningkatan mutu guru dan penyediaan sarana belajar berupa buku, peralatan dan sebagainya. Pada tahun keempat Repelita V jumlah SLB menjadi 526 buah dengan murid sekitar 25,5 ribu orang.

Lulusan pendidikan dasar pada tahun 1992/93 sebesar 3,65 juta atau meningkat dari tahun 1991/92. Namun jika dibandingkan dengan tahun 1990/91 terjadi penurunan yang disebabkan karena jumlah murid baru kelas I enam tahun sebelumnya (1985/86) menurun dibandingkan dengan tahun 1984/85. Sedangkan pada tahun 1985/86 jumlah murid baru meningkat sebagai dampak awal dari wajib belajar 6 tahun.

Perluasan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pada ting-kat SD pada tahun keempat Repelita V dilakukan melalui berbagai penyediaan fasilitas yang diarahkan pada peningkatan mutu melalui pembangunan gedung baru, ruang kelas baru, pembangunan rumah guru dan kepala sekolah, rumah penjaga, penyediaan alat peraga, pengadaan buku pelajaran pokok dan buku bacaan serta penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan (BOP). Pembangunan gedung baru dipriori taskan pada daerah pemukiman baru, daerah transmigrasi dan daerah terpencil yang disebabkan oleh karena kondisi geografis atau infrastruktur; ruang kelas baru dibangun untuk tambahan ruang belajar dan sebagai tambahan fasilitas SD Inti yaitu sebagai ruang perpustakaan, ruang KKG (Kelompok Kerja Guru) dan ruang serba guna.

Melalui Inpres SD pada tahun 1992/93 telah dilakukan pem-bangunan 725 Unit Gedung Baru (UGB) dan 1.400 Ruang Kelas Baru (RKB). Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka pembangunan UGB dan RKB mengalami peningkatan sebesar 4,7% dan 16,7%. Kebijaksanaan pembangunan gedung baru SD selama Repelita V disertai dengan pembangunan rumah penjaga dan rumah kepala sekolah (Tabel XVI-2).

XVI/11

Page 12: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

TABEL XVI - 2

PEMBINAAN PENDIDIKAN DASAR,1988/89 - 1992/93

XVI/12

Page 13: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

Dengan semakin berkurangnya kebutuhan akan gedung baru SD, melalui Inpres SD perhatian dipusatkan pada rehabilitasi gedung SD yang sudah tua baik SD Negeri maupun swasta, termasuk Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS). Sesuai dengan kebutuhan, jumlah SD yang direhabilitasi tahun 1992/93 meningkat dengan lebih kurang 17% yaitu 37.050 gedung bila dibandingkan dengan tahun 1991/92.

Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu sekolah dasar dilakukan upaya memperbanyak jumlah dan jenis buku bacaan dan buku pelajaran. Selain itu secara bertahap SD yang dibangun juga dilengkapi dengan peralatan keterampilan, kesenian dan olahraga serta alat peraga untuk berbagai mata pelajaran. Dalam tahun 1992/93 disediakan buku bacaan lebih dari 20 juta eksemplar dan buku pelajaran pokok lebih dari 13,6 juta eksemplar. Bila dibandingkan dengan tahun 1991/92 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 46% dan 30,7%. Di samping itu untuk meningkatkan kegiatan kesenian dan olahraga, pengadaan alat kesenian dan olahraga ditingkatkan dari hanya sekitar 2.000 perangkat pada tahun 1991/92 menjadi hampir 36 ribu perangkat pada tahun 1992/93 yang disebarluaskan kepada SD di seluruh propinsi.

Salah satu kebijaksanaan yang dilaksanakan berkaitan dengan upaya peningkatan mutu guru SD adalah penghapusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan Sekolah Guru Olahraga (SGO) karena direncanakan guru SD minimal berpendidikan Diploma II (D-II). Sekolah-sekolah tersebut dialihfungsikan menjadi SMA atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Guru-guru lulusan SPG dan SGO yang telah mengajar di SD didorong untuk mengikuti pendidikan tambahan penyetaraan Diploma 11. Pada tahun 1992/93 lulusan SPG/SGO yang telah mengikuti penyetaraan D-II berjumlah sekitar 65.000 orang.

Untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar sejak tahun 1989/90 disediakan anggaran untuk Biaya Operasi dan

XVI/13

Page 14: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

Perawatan (BOP). Setiap SD memperoleh dana BOP sebesar Rp 700.000,- pada tahun 1992/93 yang pengelolaannya langsung dilakukan oleh Kepala Sekolah. Besarnya dana BOP per SD mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 1991/92 yang hanya sebesar Rp 600.000,-. Kendala yang masih ditemukan dalam pendayagunaan BOP adalah mekanisme yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan yaitu masih banyak Kepala Sekolah yang tidak mengelola langsung dana BOP tersebut.

Sejalan dengan upaya-upaya tersebut di atas, dalam Repelita V secara bertahap kesejahteraan guru SD terus ditingkatkan terutama yang bertugas di daerah-daerah terpencil, antara lain dengan memberikan tunjangan khusus yang disebut dengan tunjangan pengabdian dengan cara melipatduakan gaji mereka. Selain itu calon guru yang akan bertugas di daerah terpencil dibekali dengan pelatihan termasuk pelatihan prajabatan melalui program Satuan Bhakti Guru Daerah Terpencil.

Seperti diuraikan di muka, wajib belajar 6 tahun telah memperluas kesempatan belajar dalam Repelita V sehingga secara potensial tersedia sumber daya manusia yang lebih bermutu terutama untuk memperoleh kesempatan belajar yang lebih tinggi.

b. Pembinaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

Pembinaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama diarahkan pada peningkatan mutu dan perluasan daya tampung di SMP. Pengembangan SLTP juga dilaksanakan dalam rangka persiapan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Pada tahun 1.992/93 jumlah lulusan SD yang melanjutkan ke SLTP sekitar 55,2% atau menurun sebesar 1,0% dibandingkan tahun 1991/92. Adanya kecenderungan banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke SLTP Umum disebabkan antara lain: (1) diduga sebagian orang tua murid lebih

XVI/14

Page 15: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

TABEL XVI - 31)

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU, DAN LULUSANSEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA,

1988/89 - 1992/93

XVI/15

Page 16: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

GRAFIK XVI - 2

JUMLAH PENDUDUK DAN MURID USIA SEKOLAHTINGKAT SLTP,

1988/89 - 1992/93

XVI/16

Page 17: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

senang mengirim anaknya mengikuti Program Paket B dari Program Pendidikan Kemasyarakatan yang memberikan pelajaran praktis untuk lulusan SD yang tidak, melanjutkan ke SLTP; (2) pendidikan SLTP bagi sebagian penduduk berpenghasilan rendah masih merupakan beban ekonomi; dan (3) jumlah SLTP masih jauh dari memadai sehingga banyak anak lulusan SD harus melanjutkan ke kota kecamatan atau kabupaten yang jauh dari desa asalnya. Oleh karena itu angka partisipasi kasar SLTP yaitu rasio antara jumlah murid SLTP dengan jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun juga menunjukkan penurunan dari 44,8% pada tahun 1991/92 menjadi 43,9% pada tahun 1992/93. Apabila kecenderungan ini berlangsung terus maka akan menimbulkan masalah dalam pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Oleh karena itu upaya pemecahannya memer lukan perha t ian yang leb ih sungguh-sungguh.

Meskipun ada kecenderungan angka partisipasi SLTP yang menurun, fasilitas belajar di SLTP terus diperluas. Pada tahun 1992/93 unit gedung baru (UGB) SLTP dan ruang kelas baru (RKB) bertambah berturut-turut dengan 250 gedung dan 2.529 ruang (Tabel XVI-4).

Sementara itu untuk memberi kesempatan yang lebih luas kepada lulusan SD yang tidak meneruskan ke SLTP Umum disediakan berbagai SLTP lainnya yang setara yaitu SLTP Kejuruan, Madrasah Tsanawiyah, Pondok Pesantren, Paket B, SMP Kecil dan SMP Terbuka. Sejak tahun 1989/90 sebagai bagian dari kebijaksanaan pendidikan Repelita V, SLTP Kejuruan ditiadakan secara bertahap dan dialihkan ke SLTP Umum. Kebijaksanaan tersebut disesuaikan dengan peraturan batas minimal usia kerja yang berlaku, oleh karena lulusan SLTP masih di bawah batas minimal tersebut. Sampai dengan tahun 1992/93 masih terdapat dua macam SLTP Kejuruan yaitu Sekolah Teknik (ST) dan Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP).

XVI/17

Page 18: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

TABEL XVI - 4

PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH UMUM (SMP DAN SMA), 1988/89 - 1992/93

XVI/18

Page 19: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

Untuk menjangkau anak usia SLTP di daerah terpencil terma-suk daerah kepulauan sejak awal Repelita V dirintis pembangunan SMP Kecil dan SMP Terbuka. SMP Kecil adalah SMP yang ditujukan untuk daerah-daerah dengan jumlah murid terbatas dan guru yang terbatas pula. Dengan demikian seorang guru SMP Kecil disiapkan untuk mengajar lebih dari satu bidang studi.

Untuk memberi kesempatan kepada anak-anak yang kurang mampu mengikuti pendidikan di SMP Umum diselenggarakan SMP Terbuka yang tempat belajarnya disesuaikan dengan keadaan setempat seperti di pondok, balai pertemuan dan pusat kegiatan belajar (SKB). Murid SMP Terbuka belajar secara mandiri dengan mempelajari materi yang disediakan dalam bentuk modul. Untuk membantu mereka disediakan guru tutor yang melakukan kunjungan dan tatap muka secara berkala. Sampai dengan tahun keempat Repelita V telah diselenggarakan sebanyak 33 unit SMP Terbuka di 25 propinsi.

Selain dilakukan pembangunan sarana dan prasarana fisik, dalam rangka persiapan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, perhatian ditekankan pula pada peningkatan mutu guru. Tabel XVI-4 menunjukan bahwa dalam Repelita V jumlah guru SLTP dan SLTA yang mendapat pendidikan tambahan sangat meningkat sehingga pada tahun 1992/93 menjangkau sekitar 80,5 ribu orang guru.

Dengan upaya-upaya meningkatkan mutu dan sarana pendidikan SLTP seperti diuraikan di atas, diharapkan persiapan pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun akan menjadi lebih mantap. Selain itu mutu lulusan SLTP juga diharapkan makin baik sehingga dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan di SLTA baik umum maupun kejuruan.

c. Pembinaan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

Program Pembinaan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas meliputi Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah

XVI/19

Page 20: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

Tingkat Atas Kejuruan dan Teknologi. Program ini ditujukan untuk meningkatkan daya tampung pada Sekolah Menengah, Atas dan meningkatkan mutu baik SMA maupun Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan dan Teknologi.

Jumlah murid SLTA pada tahun 1992/93 sebesar 3.715,5 ribu orang. Bila dibandingkan dengan tahun 1991/92 jumlah ini mengalami penurunan sebesar 3,3% yaitu sebesar 125,5 ribu orang. Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun pada tahun 1992/93 sebesar 11.886 ribu orang. Dengan demikian angka partisipasi kasar SLTA pada tahun 1992/93 atau rasio antara jumlah murid SLTA dengan jumlah penduduk usia 16-18 tahun sebesar 31,3% atau mengalami penurunan sebesar 1,5% bila dibandingkan dengan tahun 1991/92. Hal ini sejalan dengan menurunnya angka lulusan SLTP yang melanjutkan ke SLTA (angka melanjutkan ke SLTA) dari 82,7% pada tahun 1991/92 rhenjadi 82,1 pada•tahun 1992/93 (tabel XVI-5). Penurunan ini antara lain disebabkan adanya lulusan SLTP yang memasuki dunia kerja karena alasan ekonomi.

Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan SLTA berupa unit gedung baru (UGB) dan ruang kelas baru (RKB) SMA pada tahun 1992/93 sebanyak 103 gedung dan 989 ruang. Apabila dibandingkan tahun 1991/92 berturut-turut angka ini tidak banyak berbeda (Tabel XVI-4). Hal ini disebabkan oleh kebijaksanaan pembangunan pendidikan tingkat SLTA yang hampir sama dengan tahun 1991/92. Bersamaan dengan pembangunan UGB dan RKB, penyediaan fasilitas guna meningkatkan mutu pendidikan dilaksanakan melalui penyediaan buku pelajaran, buku perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang keterampilan dan ruang perpus-takaan. Pada tahun keempat Repelita V antara lain dibangun 63 ruang laboratorium IPA, 47 ruang keterampilan dan 44 ruang perpustakaan. Sejalan dengan itu juga dilakukan pengadaan buku dasar perpustakaan SMP dan SMA sebesar 1.432 ribu eksemplar atau meningkat sekitar 6 kali dibandingkan tahun 1991/92. Di samping itu agar para siswa SLTA lebih dapat melakukan . kegiatan praktik,. bagi sekolah-sekolah tersebut pada tahun 1992/93

XVI/20

Page 21: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

TABEL XVI - 51)

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSANSEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS,

1988/89 - 1992/93

XVI/21

Page 22: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

GRAFIK XVI - 3JUMLAH PENDUDUK DAN MURID USIA SEKOLAH TINGKAT SLTA,

1988/89 - 1992/93

XVI/22

Page 23: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

disediakan 711 perangkat alat kesenian dan olahraga, 5.311 perangkat alat peraga matematika, sekitar 3.225 perangkat alat praktik IPA dan lebih dari 240 perangkat alat keterampilan. Sementara itu upaya memenuhi kekurangan guru berbagai bidang studi di SLTA dilakukan melalui penempatan guru SMA di daerah-daerah sebanyak 2.220 orang (Tabel XVI-4).

Upaya memberi kesempatan yang lebih luas bagi lulusan SLTP untuk melanjutkan ke SLTA di samping melalui SLTA umum (SMA) juga melalui SLTA Kejuruan. Pengembangan dan perluasan SLTA Kejuruan terus diupayakan agar para lulusan SLTA Kejuruan ini dapat memasuki dunia kerja dengan keterampilan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pada tahun keempat Repelita V telah dilakukan pembangunan, perluasan dan rehabilitasi berbagai fasilitas SLTA Kejuruan yang meliputi 8 STM Pembangunan, 44 STM 3 Tahun, 16 STM Pertanian, 5 STM Khusus, 60 SMEA dan 49 SMTA Kejuruan dan Teknologi lainnya yang tersebar di semua propinsi.

Di samping itu telah dilaksanakan pula pengadaan peralatan praktik bagi sekolah teknologi yang sesuai dengan perkembangan program studi. Untuk memacu hasil unit produksi yang dapat dipasarkan, beberapa STM telah menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industri seperti kerja sama antara STM Penerbangan Ban-dung dengan PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) dan kerja sama antara STM Perkapalan Sidoarjo dengan PT PAL Surabaya dan antara STM Kimia Bontang (Kalimantan Timur) dengan PT Pupuk Kaltim.

Sementara itu program tenaga kependidikan SPG dan SGO dalam Repelita V dialih fungsikan menjadi SMA atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Kebijaksanaan tersebut sesuai dengan upaya peningkatan mutu guru SD yang nantinya serendah-rendahnya harus memiliki Diploma II.

XVI/23

Page 24: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

TABEL XVI – 6

PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DAN TEKNOLOGI,1988/89 – 1997/93

XVI/24

Page 25: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

Dengan pembangunan sarana dan prasarana SLTA baik umum maupun kejuruan seperti diuraikan di atas, maka kesempatan untuk melanjutkan ke SLTA bagi lulusan SLTP semakin meningkat, di samping mutu pendidikan juga makin meningkat. Dengan demikian mutu sumber daya manusia juga makin meningkat, baik yang akan melanjutkan ke pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja dengan lebih produktif.

d. Pembinaan Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan terus dibina dan dikembangkan untuk mengantarkan serta membekali maha-siswa dengan kemampuan intelektual dan profesional dengan ragam yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, sehingga dapat menjadi manusia produktif dan kreatif. Oleh karena itu perguruan tinggi termasuk perguruan tinggi swasta terus dikembangkan dan diarahkan untuk makin meningkatkan kemampuannya dalam mendidik mahasiswa agar mempunyai daya nalar ilmiah yang tinggi dan semakin besar rasa tanggung jawabnya terhadap masa depan bangsa dan negara, di samping juga meningkatkan fungsinya sebagai lembaga pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan pendidikan tinggi dapat dilihat pada Tabel XVI-7. Jumlah mahasiswa baru pada tahun 1992/93 sebesar 376,0 ribu orang atau menurun sedikit (sebesar 1,8%) dibandingkan tahun 1991/92 yang berjumlah 383,0 ribu orang. Hal ini disebabkan antara lain oleh penurunan jumlah mahasiswa dari program diploma sebagai akibat dihapuskannya beberapa program studi. Pada tahun tersebut angka melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu rasio jumlah mahasiswa baru terhadap jumlah lulusan SLTA meningkat dibandingkan tahun 1991/92 yaitu dari 32,0% menjadi 33,1%. Hal ini menunjukkan bahwa secara relatif semakin banyak lulusan SLTA yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Angka partisipasi kasar pendidikan tinggi yaitu rasio antara jumlah mahasiswa dengan penduduk kelompok umur 19-24 tahun, mengalami penurunan dari 9,3% pada tahun 1991/92 menjadi 9,0% pada tahun 1992/93. Hal ini

XVI/25

Page 26: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

TABEL XVI – 7

PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISWA DAN LULUSAN MPERGURUAN TINGGI,

1988/89 – 1997/93

XVI/26

Page 27: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

GRAFIK XVI - 4

JUMLAH PENDUDUK DAN MURID USIA SEKOLAH TINGKATPENDIDIKAN TINGGI,

1988/89 - 1992/93(ribu orang)

XVI/27

Page 28: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

disebabkan oleh menurunnya jumlah mahasiswa program kedinasan. Jumlah lulusan pendidikan tinggi mengalami peningkatan yang cukup berarti yaitu menjadi 177,8 ribu orang pada tahun 1992/93 atau meningkat sebesar 19,0% dibandingkan tahun 1991/92.

Dalam rangka meningkatkan daya tampung di perguruan tinggi pada tahun, 1992/93 dibangun ruang kuliah/kantor seluas 174.780 m2 atau meningkat sebesar 15.309 m2 (9,6%) dibandingkan tahun 1991/92 yang dibangun seluas 159.471 m2. Di samping itu pada tahun itu telah dibangun pula ruang laboratorium seluas 66.419 m2, ruang perpustakaan 24.085 m2 dan rehabilitasi gedung seluas 243.240 m2. Apabila dibandingkan dengan tahun 1991/92 maka terjadi peningkatan pembangunan ruang laboratorium 23.224 m2 (5,4%), dan rehabilitasi gedung seluas 157.370 m2 (183%). Peningkatan yang sangat besar pada kegiatan rehabilitasi gedung di atas antara lain disebabkan oleh rehabilitasi gedung SPG/SGO yang dialih fungsikan untuk gedung Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Sementara itu telah dilaksanakan pengadaan buku perpustakaan sebanyak 170.238 buku. Penyediaan buku perpustakaan ini menjadi prioritas, sejalan dengan itu dilakukan pengadaan peralatan laboratorium sejumlah 2.504 perangkat yang meningkat hampir 600 perangkat (30%) dibanding tahun 1991/92 (Tabel XVI-8).

Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun terus dilaku-kan. Pada tahun 1992/93 dilaksanakan penambahan tenaga kependidikan sebanyak 24.060 orang dan penataran bagi sejumlah 4.680 orang dosen. Selain itu dilaksanakan pula pendidikan Diploma non Kependidikan bagi 20.505 orang, serta pendidikan pascasarjana/doktor bagi sejumlah 7..461 orang, sedangkan bagi mahasiswa yang berprestasi tetapi kurang mampu diberikan beasiswa. Untuk tahun 1992/93 beasiswa tersebut diberikan kepada 5.153 orang mahasiswa. Apabila dibandingkan dengan tahun 1991/92, dari kegiatan di atas yang sangat besar peningkatannya adalah pelaksanaan pendidikan Diploma non Kependidikan yang meningkat lebih dari tiga kali lipat. Peningkatan yang mencolok

XVI/28

Page 29: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

TABEL XVI – 8PEMBINAAN PERGURUAN TINGGI

1988/89 – 1992/93

Page 30: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

XVI/29

Page 31: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

tersebut dikarenakan jumlah mahasiswa Politeknik pada tahun 1991/92 dan sebelumnya tidak dilaporkan. Selain itu pada tahun 1992/93 banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta menyelenggarakan pendidikan Diploma non Kependidikan baik Diploma I, Diploma II maupun Diploma III terutama dalam bidang niaga, sosial politik, MIPA, dan teknik.

Pada tahun 1992/93 disediakan anggaran khusus untuk kegiatan penelitian terpilih yang bermutu tinggi yang disebut penelitian Hibah Bersaing. Melalui penelitian hibah bersaing dilakukan seleksi yang ketat dari usulan penelitian baik Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta. Hal ini terlihat dari sebesar 806 judul penelitian yang diusulkan hanya 131 judul yang terpilih. Dengan meningkatnya jumlah judul usulan penelitian di Perguruan Tinggi terlihat meningkatnya kegairahan untuk meneliti yang lebih dapat diandalkan. Sementara itu dilanjutkan kegiatan penelitian umum yang dilakukan oleh para dosen. Kegiatan tersebut pada 1992/93 meningkat menjadi 1.618 judul atau 61,8% dari tahun sebelumnya (1991/92) yang hanya berjumlah 1.000 judul. Di samping itu pada tahun 1992/93 tetap disediakan bantuan dana untuk meningkatkan kemampuan meneliti para dosen muda melalui program operasi dan perawatan fasilitas Pendidikan Tinggi.

Sejalan dengan kegiatan-kegiatan tersebut, untuk mening-katkan pemenuhan kebutuhan tenaga terampil sesuai perkembangan dunia usaha dan industri, pendidikan politeknik terus dikembangkan baik politeknik pertanian maupun engineering. Demikian pula pendidikan akuntansi, pada tahun keempat Repelita V ini meningkat pelaksanaannya.

Dalam rangka meningkatkan mutu perguruan tinggi swasta dalam tahun 1992/93 dilanjutkan pembinaan kerja sama antara Pergu-ruan Tinggi Swasta (PTS) dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam bentuk penataan status dan pembinaan 4 Pusat Pengembangan (Growth Centre) di 4 Kopertis Wilayah yaitu di Medan, Semarang, Surabaya dan Ujung Pandang yang merupakan kegiatan lanjutan untuk meningkatkan mutu PTS dalam bidang eksakta.

XVI/30

Page 32: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

e. Pembinaan Tenaga Kependidikan

Kegiatan pembinaan tenaga kependidikan dan kebudayaan bertujuan untuk mempersiapkan dan meningkatkan mutu serta kese-jahteraan tenaga kependidikan dan kebudayaan.

Dalam tahun 1992/93 telah dilaksanakan pengangkatan dan penempatan guru dan tenaga kependidikan sekitar 91.000 orang untuk semua jenis dan jenjang pendidikan. Selain itu dilaksanakan pula pengembangan jabatan fungsional untuk para penilik, pengawas dan pamong budaya, dan sistem informasi kepegawaian, pengem-bangan sistem profesi guru dan tenaga kependidikan, pengkajian kemampuan pengelolaan kepegawaian, penyempurnaan sistem pemberian penghargaan guru dan tenaga kependidikan, serta rotasi dan mutasi guru dan tenaga kependidikan pada umumnya.

Di samping itu telah dilakukan pula usaha peningkatan mutu tenaga teknik Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga yang berada di Unit Pelaksana Teknis dan lain-lain dalam rangka alih fungsi menjadi tenaga fungsional "Pamong Belajar".

f. Pembinaan Pendidikan Masyarakat (PPM)

Dari penduduk usia 7-44 tahun terdapat sebagian warga masya-rakat yang kurang beruntung karena tidak mempunyai kesempatan dan kemampuan memperoleh pelayanan pendidikan di sekolah yang terutama disebabkan oleh alasan ekonomi. Bagi kelompok tersebut diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di luar sekolah. Jalur pendidikan luar sekolah tersebut dikenal juga dengan sebutan pendidikan masyarakat. Kegiatan Pembinaan Pendidikan Masyarakat (PPM) terutama ditujukan untuk membebaskan masyarakat dari tiga buta, yaitu buta aksara, buta bahasa Indonesia dan buta pengetahuan dasar. Selain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat sehingga lebih mampu memberikan bekal keterampilan

XVI/31

Page 33: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

kepada peserta untuk mencari kerja dalam rangka meningkatkan pendapatannya. Kegiatan yang dilakukan dalam pembinaan pendidikan masyarakat antara lain meliputi: (1) pembinaan kegiatan belajar kelompok; (2) pembinaan kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat; dan (3) penataran dan pelatihan petugas. Berikut ini disajikan uraian mengenai hasil-hasil yang dicapai dalam tahun 1992/93.

(1) Pembinaan Kegiatan Belajar Kelompok

Pembinaan kegiatan belajar kelompok merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan terdiri dari: (a) Kelompok Belajar Pendidikan Dasar yang lazim disebut Kelompok Belajar Paket A, (b) Kelompok Belajar Paket B, (c) Kelompok Belajar Usaha, dan (d) Magang. Tujuan dari kegiatan belajar kelompok adalah untuk membebaskan masyarakat dari tiga buta, yang telah disebutkan terdahulu, untuk memberi peluang lebih besar kepada masyarakat untuk memasuki lapangan kerja, khususnya di sektor informal.

Pada tahun 1992/93 melalui kegiatan Kelompok Belajar Paket A telah berhasil dibina sebanyak lebih dari 1,35 juta orang, meningkat sekitar 35% dibandingkan dengan hanya kurang lebih 1 juta orang saja pada tahun 1991/92. Program Kelompok Belajar Paket A mempunyai peranan penting dalam upaya menurunkan angka buta aksara. Penduduk usia 10 tahun ke atas yang buta aksara telah menurun dengan nyata, yaitu dari 28,8% pada tahun 1980 menjadi hanya 15,8% saja pada tahun 1990. Khususnya pada kelompok usia 10-44 tahun penurunan tersebut terlihat lebih mencolok, yaitu dari 20,0% pada tahun 1980 menjadi 8,1% pada tahun 1990. Yang menarik, penurunan ini terjadi seeara lebih mencolok pada kelompok wanita, dari 26,2% pada tahun 1980 menjadi 10,9% pada tahun 1990. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut pemberantasan buta aksara bagi wanita lebih efektif dari pada laki-laki.

XVI/32

Page 34: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

Melalui Kelompok Belajar Usaha pada tahun 1992/93 berhasil dibina sebanyak 51.400 orang atau meningkat sekitar 15,2% dari tahun 1991/92 sedangkan hasil pembinaan melalui Kelompok Belajar Paket B pada tahun tersebut meningkat 60% yaitu dari 6.000 kelompok belajar pada tahun 1991/92 menjadi lebih dari 9.600 kelompok pada tahun 1992/93. Paket B adalah merupakan program tindak lanjut dari program Paket A setelah menyelesaikan A-1 sampai dengan A-100 dan lulus ujian persamaan SD. Program ini diarahkan untuk penguasaan pengetahuan setara SLTP dan memiliki keterampilan untuk bermata pencaharian sebagai sumber nafkah yang tepat dan layak.

Kegiatan magang dalam program PPM ini berupa pemanfaatan kesempatan belajar sambil bekerja di suatu lembaga atau perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh keterampilan bagi seseorang yang diharapkan langsung dapat dipekerjakan pada lembaga atau perusahaan yang bersangkutan. Dengan kegiatan magang diharapkan makin dapat diperluas kesempatan untuk memperoleh lapangan kerja bagi sebagian masyarakat. Pada tahun 1992/93 sebanyak 6.000 orang telah berhasil dilatih melalui magang, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 20% dari tahun 1991/92 sebanyak 5.000 orang.

Meningkatnya kegiatan berbagai kelompok belajar seperti yang diuraikan di atas antara lain didorong oleh makin besarnya peran serta masyarakat, termasuk kepedulian dunia usaha, dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Hal tersebut sangat mendukung upaya mencerdaskan dan membekali keterampilan masyarakat terutama yang tidak mampu sehingga memperoleh kesempatan memasuki lapangan kerja atau menciptakan lapangan kerja sendiri. Dengan demikian peningkatan kegiatan PPM dengan peran serta masyarakat merupakan salah satu upaya penting untuk mengentaskan kemiskinan.

XVI/33

Page 35: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

(2) Pembinaan Kursus-kursus yang diselenggarakan oleh Masyarakat

Di samping pendidikan luar sekolah (PLS) yang diselenggara-kan oleh pemerintah, terdapat pula. kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Kegiatan ini umumnya berbentuk kursus-kursus keterampilan, seperti kursus-kursus menjahit, mengemudi mobil, perbengkelan, mengetik, komputer, las, kecantikan, dan sebagainya. Dalam rangka peningkatan mutu, terus dilaksanakan pembinaan kepada kursus-kursus tersebut. Pada tahun 1992/93 dapat dibina lebih dari 19.535 kursus, sedikit lebih tinggi dibanding yang dibina tahun 1991/92. Kegiatan yang diberikan untuk kursus-kursus tersebut antara lain berupa pembinaan kemampuan manajerial serta peningkatan mutu guru dan instruktur melalui ujian negara.

(3) Penataran dan Pelatihan bagi Petugas

Keberhasilan penyelenggaraan dan keterjaminan mutu pendidikan pada masyarakat antara lain ditentukan oleh kemampuan para petugas. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka pada tahun 1992/93 telah diselenggarakan penataran dan pelatihan bagi sebanyak 44.224 orang petugas. Dibandingkan dengan kegiatan pada tahun 1991/92 sebanyak 40.880 orang berarti mengalami kenaikan sekitar 10%. Kelompok sasaran yang dilatih meliputi para petugas sanggar kegiatan belajar, para Kepala Seksi Pedidikan Masyarakat, dan para Pembina Kelompok Belajar yang melibatkan tutor serta fasilitator.

Pembinaan Generasi Muda

Pembinaan generasi muda diarahkan untuk meningkatkan kualitas generasi muda sebagai kader penerus• perjuangan bangsa dan sebagai manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila. Dengan dilak-sanakannya program ini diharapkan generasi muda kita sebagai

XVI/34

Page 36: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

potensi bangsa akan berkembang sebagai generasi muda yang sehat, tangguh dan bertanggung jawab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha ESa, dan cinta pada Tanah Air dan persatuan bangsa.

Pada tahun 1992/93 di bidang Pendidikan dan Kebudayaan dilaksanakan program Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (SP3) dan kegiatan-kegiatan pertukaran pemuda dalam dan luar negeri, napak tilas jejak para pahlawan, penataran P4, pembinaan organisasi pemuda (KNPI) dan pramuka, dan pelatihan keterampilan. Program SP3, selain ditujukan untuk melatih para sarjana agar mempunyai bekal tambahan pengalaman berupa kemampuan berwiraswasta, diharapkan dapat membantu percepatan pembangunan di pedesaan melalui pembentukan kader-kader wiraswasta dan kader penggerak yang mampu mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya di pedesaan. Pada tahun 1992/93 melalui program SP3 dilatih dan ditempatkan sebanyak 1.400 orang sarjana, yang berarti mengalami peningkatan sebesar 44% dari tahun 1991/92 yang baru mencapai sebanyak 900 orang. Penilaian efektivitas SP3 yang diselenggarakan tahun 1992/93 berkesimpulan bahwa program ini telah berjalan dengan baik.

Dalam rangka meningkatkan persatuan dan komunikasi antara para pemuda pada tahun 1992/93 telah dilakukan pertukaran pemuda antar propinsi yang diikuti sekitar 800 pemuda, dan dengan luar negeri (Kanada dan Australia) sebanyak 132 orang. Seperti halnya pada tahun-tahun sebelumnya, dalam rangka menghayati nilai dan semangat perjuangan para pahlawan pada tahun 1992/93 juga dilakukan kegiatan napak tilas jejak pahlawan yang melibatkan sekitar 6.000 pemuda. Guna menunjang kegiatan organisasi pemuda telah dilakukan pula pembinaan KNPI dan pramuka. Di samping hal-hal di atas dalam rangka membantu memperoleh kesempatan kerja pada tahun 1992/93 telah diselenggarakan pelatihan keterampilan dalam bidang-bidang pertukangan, industri otomotif dan aneka usaha tani. Kegiatan ini dilaksanakan di Rajabasa-lama-Lampung dan mengikutsertakan 165 orang pemuda.

XVI/35

Page 37: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

Pembinaan generasi muda di bidang kesejahteraan sosial ter-utama ditujukan untuk meningkatkan kegiatan Karang Taruna, yaitu organisasi sosial kepemudaan di tingkat desa yang potensial sebagai tenaga penggerak dan pelopor serta pelaksana pembangunan di pedesaan. Dalam tahun 1992/93 telah diberikan paket prasarana dan sarana usaha berupa modal peralatan usaha dan kerja kepada sekitar 3.000 Karang Taruna yang tersebar dan terdapat di setiap kabupaten. Jumlah ini hampir sama dengan jumlah bantuan yang diberikan pada tahun sebelumnya.

Sejalan dengan kegiatan ini pada tahun yang sama telah dise-lenggarakan pendidikan dan pelatihan kepada pengurus dan anggota Karang Taruna, untuk meningkatkan profesionalisme dan berbagai keterampilan praktis. Kegiatan pendidikan dan pelatihan tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan Pusat Pendidikan Zeni Angkatan Darat (Pusdikzi) Bogor, Balai Pelatihan di Ciawi, Tasikmalaya, Jepara, serta Tapos. Di samping itu, diselenggarakan pula Pekan Bakti Karang Taruna dengan mengadakan kegiatan seperti temu karya, bakti sosial, dan tukar menukar informasi dan pengalaman antar Karang Taruna dari berbagai propinsi. Hasil pembinaan yang dapat ditonjolkan antara lain adalah timbulnya upaya-upaya Karang Taruna dalam bidang industri kecil seperti kerajinan rotan, kulit, kayu, perbengkelan, pertambakan, dan pertanian di beberapa daerah, antara lain di desa-desa Raba (Bima), Babad (Lamongan), Pagar Dewa (Bengkulu), Gresik dan Bojonegoro. Selain itu terdapat pula Karang Taruna di beberapa desa yang ikut membantu menyelenggarakan Posyandu, motivasi Keluarga Berencana, dan Pro-gram Paket Kerja dan Belajar (Kejar) dari Pendidikan Masyarakat seperti di desa-desa di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan.

Pembinaan generasi muda di bidang agama bertujuan agar melalui pembinaan dan pendekatan keagamaan, kualitas generasi muda akan meningkat dan aktivitas mereka dapat lebih bermakna dan berdaya guna bagi pembangunan dirinya, masyarakat, bangsa, negara dan agama.

XVI/36

Page 38: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

Pembinaan generasi muda di bidang agama dilakukan melalui pendekatan keagamaan berupa kegiatan penataran dan pelatihan kete-rampilan. Pelaksanaan penataran sampai dengan tahun keempat Repelita V diikuti oleh sebanyak 6.258 orang tenaga pembina, sedangkan pelatihan keterampilan dan kewiraswastaan oleh 2.138 orang. Selain itu diadakan juga kegiatan darmabakti kemasyarakatan yang diikuti oleh 2.730 orang. Termasuk dalam kegiatan ini adalah penyediaan 12.140 buah buku perpustakaan remaja dan penyelenggaraan pagelaran di RRI dan TVRI. Sampai dengan tahun keempat Repelita V, kegiatan yang dilakukan antara lain berupa sarasehan agamawan muda dan pelatihan dakwah yang diikuti oleh sekitar 600 orang.

Di bidang kesehatan kegiatan generasi muda pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan antara lain dengan pengadaan Warta Generasi Muda sebanyak 18.375 eksemplar dan buku Pedoman sebanyak 5.000 eksemplar, pengembangan Forum Komunikasi Kesehatan generasi muda di pusat dan 27 propinsi, dan pengembangan teknologi tepat guna di bidang kesehatan pada 10 propinsi. Selain itu dilaksanakan pembinaan upaya kesehatan Unit Kegiatan Mahasiswa pada 5 propinsi, lomba poster kesehatan bagi generasi muda dalam rangka HKN 1992 tingkat propinsi dan pusat, pengembangan unit kesehatan pada organisasi kepemudaan dengan sasaran pimpinan organisasi sebanyak 1.800 orang, konsultasi kesehatan remaja/pemuda di 290 Dati II pada 27 propinsi, dan pembentukan motivator pemuda dalam penanggulangan narkotika dan obat-obatan terlarang di 13 propinsi.

Di bidang koperasi dikembangkan usaha untuk mengembangkan kader-kader koperasi melalui pendidikan dan pelatihan pemuda. Sampai dengan tahun keempat Repelita V telah dilaksanakan antara lain kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kemampuan para pemuda dalam membangun dirinya sendiri melalui kegiatan koperasi dan memberikan dorongan pada mereka untuk turut berpartisipasi aktif dalam koperasi, baik sebagai anggota,

XVI/37

Page 39: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

pengurus, badan pemeriksa atau sebagai manajer, atau karyawan koperasi. Pelatihan kader koperasi di lingkungan generasi muda telah mencapai 3.650 orang.

Dalam bidang perindustrian diselenggarakan pendidikan dan pelatihan bidang industri terutama bidang industri kecil dan industri pumah tangga. Dalam pendidikan dan pelatihan ini para peserta diarahkan agar mereka siap berwiraswasta bila memungkinkan. Sampai dengan tahun keempat Repelita V telah diselenggarakan pendidikan dan pelatihan tenaga terampil sektor industri sebanyak 160 orang (disalurkan ke BUMN dan BUMS), pp did , ikan dan pelatihan pengolahan komoditi industri 520 orang (berwirausaha) dan pendidikan dan pelatihan kewiraswastaan 185 orang, sebagian dari mereka telah menjadi pelopor/penggerak generasi muda dengan berusaha di pedesaan.

Dalam bidang hukum ditekankan pembinaan kesadaran hukum di kalangan generasi muda dan pembinaan generasi muda di berbagai lembaga pemasyarakatan anak negara, pemuda dan wanita. Sampai dengan tahun keempat Repelita V kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain berupa peningkatan bimbingan kemasyarakatan, pengentasan anak serta pemberian keterampilan berwiraswasta kepada para penghuni Lembaga Pemasyarakatan (LP) anak dan pemuda dengan kegiatan-kegiatan peningkatan ketaqwaan pada pemuda penghuni 67 LP, pelatihan pramuka pada pemuda penghuni 83 LP. Pelatihan kejuruan dan keterampilan sebanyak 937 orang, dengan jumlah pemuda penghuni LP 6.233 orang.

Di bidang perdagangan diupayakan untuk meningkatkan kemampuan para pemuda pengusaha informal dan pemuda putus seko-lah untuk berwiraswasta. Dalam hubungan ini pada tahun 1992/93 telah dilakukan pengembangan ke te rampi lan dan jiwa kewiraswastaan pemuda melalui temu wicara serta bimbingan dan

XVI/38

Page 40: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

penyuluhan di 9 propinsi yang diikuti oleh 800 orang.

Di bidang pertanian kegiatan pembinaan generasi muda dilakukan melalui pola magang dan pelatihan dalam negeri oleh petani nelayan yang dianggap maju. Pada tahun 1992/93 jumlah pemuda tani nelayan yang mengikutinya adalah 45 orang. Dari 45 orang kontak tani nelayan yang telah melaksanakan magang, di antaranya 12 orang telah mendirikan 12 Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S). Para pemagang umumnya adalah para petani muda atau calon petani (taruna tani), baik dari daerah sekitar tempat usaha kontak tani nelayan penyelenggara maupun dari propinsi lain, bahkan dari negara lain.

Dari 12 buah Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) tersebut pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan 56 kali pelatihan yang mencakup sekitar 1.680 orang petani muda dan taruna tani nelayan dengan rata-rata setiap latihan diikuti oleh 30 orang peserta dalam waktu antara 1-2 bulan. Kegiatan ini diharapkan di masa-masa mendatang akan meningkat. Untuk menjaga kelangsungan dan kesinambungan pusat tersebut diperlukan perhatian dan pembinaan dari berbagai pihak, khususnya instansi pemerintah yang terkait dan pihak swasta.

Selain kegiatan tersebut di atas telah dilakukan pula Temu Siswa dan Temu Taruna Tani Nelayan serta pelatihan pemuda tani nelayan yang diselenggarakan oleh Departemen Pertanian melalui Proyek NAEP (National Agriculture Extention Project) dan Pemuda Tani Nelayan. Pada tahun 1992/93 pelatihan yang dilaksanakan melalui Proyek NAEP menampung 4 angkatan dengan jumlah peserta sebanyak 200 orang. Pelatihan ini bertujuan memberikan bekal kepada mereka untuk mengembangkan diri menjadi pemimpin petani (kontak tani) pada masa-masa mendatang. Melalui Pusat Diklat Karya Nyata Cinaraga, telah dilatih pula sebanyak 656 pemuda tani nelayan di bidang keterampilan usaha tani. Khusus di Timor Timur, Balai Informasi Pertanian telah melatih 30 orang

XVI/39

Page 41: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

pemuda tani setempat, sebagai upaya meningkatkan keterampilan bertani dikalangan generasi muda.

Di bidang tenaga kerja, pada tahun 1992/93 telah dilakukan antara lain pengangkatan dan pendayagunaan tenaga kerja terdidik lulusan sarjana atau sarjana muda sebagai TKST (Tenaga Kerja Sukarela Terdidik) sekitar 2.234 orang. Sebagian besar dari tenaga tersebut diharapkan sebagai motivator dan konsultan manajemen di KUD di daerah transmigrasi. TKST berbeda dengan tenaga SP3 yang diuraikan dimuka, TKST lebih menekankan pada kegiatan ekonomi terutama di bidang koperasi sedangkan SP3 adalah motivator dan dinamisator di pedesaan yang bergerak di berbagai sektor.

Seperti bidang-bidang lain, di bidang transmigrasi pembinaan generasi muda dimaksudkan untuk mengembangkan potensi pemuda dalam pembangunan daerah transmigrasi. Pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan pelatihan pemuda transmigrasi dalam bidang keterampilan khusus seperti las, perbengkelan, peternakan unggas, dan. pertukangan kayu. Pemuda transmigrasi yang mengikuti berbagai keterampilan pada tahun 1992/93 tercatat. sebanyak 210 orang, sama dengan tahun sebelumnya. Kegiatan dilakukan di 7 daerah transmigrasi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Irian Jaya dan Timor Timur.

h. Pembinaan Keolahragaan

Pembinaan keolahragaan diarahkan pada usaha untuk mema-syarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia. Selain itu dilaksanakan pula pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga, peningkatan pendidikan jasmani dan olahraga, serta pengadaan dan peningkatan prasarana olahraga.

XIV/40

Page 42: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

Dalam rangka memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, program pembinaan olahraga untuk masyarakat lebih digalakkan. Pada tahun 1992/93 telah diselenggarakan pelatihan kesegaran jasmani dan rekreasi di 16 Sanggar Kegiatan Belajar di daerah serta Pusat Kesegaran Jasmani Nasional di 27 propinsi. Selanjutnya telah diselenggarakan pula tes kesegaran jasmani meliputi pelajar, mahasiswa, karyawan dan anggota masyarakat lainnya. Dalam rangka penyusunan norma, pedoman latihan dan pengembangan kesegaran jasmani dan rekreasi telah diteliti kesegaran jasmani meliputi 300 sampel. Selain itu telah diadakan pula pengkajian keadaan tingkat pengetahuan pendidikan kesehatan siswa Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di 4 propinsi melibatkan sekitar 1.000 siswa. Guna mengimbangi pesatnya perkembangan kegiatan olahraga dalam masyarakat telah dilakukan pula peningkatan mutu tenaga peneliti melalui penataran 25 hari untuk 12 orang.

Pemassalan olahraga masyarakat terus digalakkan meliputi antara lain bersepeda santai, jalan kaki pagi, olahraga massal, senam dan sebagainya. Selain itu dilakukan pula pengadaan sarana olahraga sebanyak 1.127 paket dan peningkatan mutu tenaga pembina olahraga sekitar 2.000 orang serta latihan olahragawan berbakat sebanyak 250 orang. Pemassalan olahraga masyarakat terasa sangat meningkat dibandingkan tahun 1991/92. Tahun 1992/93 juga merupakan tahun prestasi bagi keolahragaan nasional antara lain kejuaraan senam pelajar ASEAN di Bangkok Thailand, Pasific School Games di Sydney Australia, kejuaraan bola volly pelajar ASEAN di Hongkong, kejuaraan atletik pelajar di Jakarta dan Pekan Olahraga Mahasiswa di Thailand. Sebagai catatan khusus pada olympiade di Barcelona tahun 1992 tim Indonesia pertama kali memperoleh 2 medali emas dan 2 medali perak dan 1 medali perunggu.

i. Pembinaan Peranan Wanita

Di sektor Pendidikan dan Kebudayaan, program ini ditujukan

XVI/41

Page 43: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

antara lain untuk mempercepat tercapainya kebebasan wanita dari tiga buta dan menyiapkan berbagai upaya guna memperbesar peluang untuk memperoleh pekerjaan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan pembangunan masyarakat. Sebagai hasil sensus 1990 yang diterbitkan tahun 1992 tentang pencapaian angka buta huruf -wanita dan laki-laki kelompok umur 10-44 tahun diketahui bahwa terjadi penurunan yang cukup mencolok pada kelompok wanita yaitu dari 26,2% pada tahun 1980 menjadi 10,9% pada tahun 1990. Program ini dilaksanakan melalui pendidikan luar sekolah, terutama melalui Kelompok Belajar Paket A dan Kejar Usaha. Pada tahun 1992/93 Kejar Paket A mengikutsertakan lebih dari 1,3 juta orang wanita dan kelompok belajar usaha mengikutsertakan 51 ribu orang. Dalam rangka meningkatkan kemampuan wanita dalam peningkatan kesejahteraan keluarga, pada tahun 1992/93 juga diselenggarakan berbagai pelatihan keterampilan praktis bagi wanita di berbagai kecamatan. Di samping itu pada tahun itu juga diselenggarakan pelatihan kepemimpinan wanita di berbagai kabupaten/kodya melibatkan sekitar 4.000 orang. Kegiatan-kegiatan tersebut ditunjang dengan penyediaan sarana belajar berupa buku pendidikan kesejahteraan keluarga dan teknologi sebanyak 60 ribu eksemplar.

j. Pembinaan Pendidikan Kedinasan

Pendidikan kedinasan diarahkan terutama untuk meningkatkan pengetahuan, . keterampilan dan sikap karyawan aparatur pemerintah sesuai dengan prioritas bidang-bidang pembangunan. Usaha tersebut dimaksudkan untuk lebih menyiapkan dan menyesuaikan mutu tenaga dengan bidang tugasnya agar dapat terus menerus mengikuti dan menguasai cara-cara pengelolaan yang selalu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan teknologi.

Dalam tahun 1992/93 sebagai bagian dari kegiatan pendidikan dan pelatihan aparatur pemerintah secara nasional, telah dilakukan

XVI/42

Page 44: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

diklat penjenjangan SESPA, SEPADYA, dan SEPALA bagi 450 orang karyawan, diklat teknik fungsional bagi 1.080 orang dari berbagai Departemen/Lembaga Pemerintah. Peserta diklat tersebut antara lain terdiri dari Kepala SLTA, Kepala SLTP, tenaga pemeriksa, tenaga keuangan, tenaga teknis kebudayaan, tenaga kearsipan, pembina teknis unit percetakan, tenaga teknik grafika dan penerjemah buku grafika.

k. Pengembangan Sistem Pendidikan

Pengembangan sistem pendidikan dilakukan untuk menyem-purnakan pendidikan yang ada. Kegiatan tersebut meliputi penelitian pengembangan kebijaksanaan, penyediaan informasi, pengembanganr kurikulum dan teknologi pendidikan.

Kegiatan pengembangan sistem pendidikan dalam Repelita V tahun keempat antara lain berupa: (1) penelitian-penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan statistik persekolahan, perintisan perencanaan terpadu, perintisan radio pendidikan dan pembenahan sistem sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP); (2) perintisan sekolah pembangunan, pengembangan sistem SD Pamong dan pengembangan sistem informasi pengelolaan pendidikan serta (3) pembaharuan kurikulum yang menyeluruh.

Untuk menunjang upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan dalam rangka pengembangan sistem pendidikan telah dihasilkan berbagai pengkajian permasalahan yang meliputi antara lain masalah kesenjangan antara kebijakan nasional pendidikan dengan pelaksanaannya, strategi pengembangan dan pembinaan perguruan tinggi, pengembangan pendidikan pada 25 tahun kedua, satuan pendidikan yang mempunyai ciri khas keagamaan, peran serta keluarga, masyarakat dan sektor swasta. Pengkajian terhadap media televisi yang menyangkut tujuan, isi siaran maupun pengelolaan serta dampaknya terhadap perubahan sistem nilai juga dilakukan.

XVI/43

Page 45: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

1. Pelaksanaan Operasi dan Perawatan Fasilitas Pen-didikan

Kegiatan operasi dan perawatan dimulai pada tahun pertama Repelita V, dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pemanfaatan segenap sarana dan prasarana yang ada, agar pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja dapat berjalan dengan baik. Program ini diarahkan untuk merawat dan meningkatkan daya guna segenap sarana dan prasarana yang ada agar proses belajar mengajar dan pelaksanaan setiap unit kerja dapat berjalan dengan baik.

Pada tingkat SD, biaya untuk kegiatan operasi dan perawatan (BOP) telah disediakan sejak tahun 1987/88 melalui dana Inpres SD. Pada tahun 1992/93 besarnya dana BOP yang disediakan per SD sebesar Rp 700.000,- atau meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp 600.000,-. Dana BOP untuk SD diberikan kepada 169.337 SD Negeri, SD Swasta dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS). Di samping itu dana BOP juga disediakan untuk 59 TK Pembina, 25 SLB, 8.392 SMP, 254 SLKTP, 2.559 SMA, 1.086 SLKTA Kejuruan, 48 Pusat Penataran dan 6 SGPLB.

Seperti halnya dengan tahun 1991/92, maka pada tahun 1992/93 biaya operasional dan perawatan fasilitas pendidikan tinggi diberikan kepada 124 eks SPG/SGO yang diintegrasikan ke Perguruan Tinggi, 49 Perguruan Tinggi Negeri, 25 politeknik, 12 Kopertis, dan Biotrop. Biaya ini selain digunakan untuk merawat fasilitas pendidikan, juga digunakan untuk melaksanakan rehabilitasi gedung pendidikan baik yang ringan maupun yang sedang dan untuk melakukan penelitian khususnya oleh para dosen muda. Dengan disediakannya BOP sejak 4 tahun terakhir ini, penampilan fisik gedung, ruangan dan lingkungan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi tampak lebih bersih dan menarik.

Selain itu BOP diberikan juga kepada lembaga-lembaga Pen-didikan Luar Sekolah yaitu Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Balai

XVI/44

Page 46: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB), Balai Pendidikan Masyarakat (BPM) dan Unit Pelaksana Teknis Museum Negeri Propinsi dan Taman Budaya dan kepada Pusat Teknologi dan Komunikasi, Pusat Kurikulum, Pusat Kesenian, dan Pusat Perbukuan.

Dalam rangka mengoptimalkan fasilitas kebudayaan di pusat dan daerah pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan perawatan fasilitas kebudayaan sebanyak 24.806 m2 di 55 unit kerja.

B. KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

1. Pendahuluan

Sesuai GBHN dan Repelita V di bidang Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa telah dirumuskan berbagai kebijaksanaan dan langkah-langkah antara lain sebagai berikut: (1) inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya yang dapat menanamkan dan memantapkan disiplin, pembauran bangsa, tanggung b jawab dan kesetiakawanan sosial; (2) pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan, yang diarahkan untuk mengusahakan agar bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa negara dan bahasa nasional tumbuh menjadi bahasa modern; (3) pembinaan perpustakaan diarahkan pada usaha memantapkan sistem nasional perpustakaan, peningkatan layanan perpustakaan yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sampai ke desa-desa; (4) pembinaan kesenian yang dapat mendorong dan menumbuhkan kreatifitas dan daya cipta seniman untuk memperkuat integritas, identitas dan kebanggaan nasional; (5) pembinaan tradisi dan peninggalan sejarah yang diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran bersejarah, semangat perjuangan dan cinta tanah air untuk mendukung usaha pengembangan kebudayaan nasional; di sini termasuk pembinaan permuseuman yang diarahkan

XVI/45

Page 47: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

pada usaha meningkatkan fungsi museum sebagai lembaga yang melestarikan warisan budaya bangsa dan menyajikannya kepada masyarakat untuk tujuan-tujuan kultural edukatif dan rekreasi; (6) pembinaan penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diarahkan pada usaha meningkatkan pengungkapan dan penanaman budi luhur budaya spiritual yang sesuai dengan Pancasila tanpa mengarahkan pada terbentuknya agama baru.

Di dalam Repelita V kebijaksanaan dan langkah-langkah terse-but di atas dijabarkan dalam 6 program Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu: (a) Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya, (b) Pembinaan Kebahasaan, Kesusastraan dan Perpustakaan, (c) Pembinaan Kesenian, (d) Pembinaan Tradisi, Peninggalan Sejarah dan Permuseuman, (e) Pembinaan Penghayatan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan (f) Pembinaan Tenaga Kebudayaan. Selain itu dilaksanakan juga kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas kebudayaan.

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

a. Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya

Kegiatan inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya antara lain diarahkan untuk mengungkapkan dan menanamkan nilai-nilai budaya Indonesia yang mencerminkan nilai luhur bangsa yang sesuai dengan tuntutan pembangunan agar dapat diwujudkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Pada tahun 1992/93 telah dilanjutkan kegiatan inventarisasi dan pembinaan budaya nasional antara lain mencakup 32 penelitian mengenai isi naskah kuno •dan penelitian kebudayaan daerah sebanyak 121 judul, penyebaran 25.000 eksemplar naskah hasil penelitian dan penyebarluasan budaya melalui media massa sebanyak 69 kali. Dibandingkan dengan kegiatan tahun 1991/92, maka

XVI/46

Page 48: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

penyebarluasan budaya pada tahun 1992/93 lebih diperbanyak melalui media massa, sedang penyebaran melalui pencetakan naskah-naskah hasil penelitian agak dikurangi. Alasannya adalah penyebarluasan melalui media massa terutama di koran dan di majalah lebih cepat diketahui umum.

Dalam rangka penambahan fasilitas kerja pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan pembangunan lanjutan gedung Balai Kajian Sejarah Nilai Tradisional di Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara, sedangkan pembangunan baru dilakukan di Daerah Istimewa Aceh dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan demikian pada tahun 1992/93 terdapat tambahan 2 lokasi gedung Balai Kajian Sejarah Nilai Tradisional.

b. Pembinaan Kebahasaan, Kesusastraan, dan Perpusta-kaan

Pada tahun 1992/93 pembinaan kebahasaan lebih ditingkatkan dalam rangka menanamkan sikap positip dan meningkatkan kebanggaan kepada bahasa Indonesia. Di samping itu program ini juga ditujukan untuk meningkatkan mutu pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar. Kegiatan pembinaan kebahasaan terus dilanjutkan melalui penyuluhan bahasa Indonesia di pusat maupun daerah sebanyak 20 kali.

Seperti halnya tahun 1991/92, dalam rangka lebih meningkat-kan apresiasi sastra pada tahun 1992/93 dilanjutkan kegiatan pengum-pulan dan penerbitan naskah sastra lama Indonesia dan daerah sebanyak 16 naskah. Di samping itu dilanjutkan juga penyusunan 21 naskah sastra anak-anak. Dari naskah-naskah tersebut telah dicetak dan disebarkan masing-masing sebanyak 6.500 dan 21.000 eksemplar buku.

Dalam rangka pemantapan sistem perpustakaan nasional dan pelayanan perpustakaan masyarakat sampai ke desa-desa, pada

XVI/47

Page 49: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

tahun 1992/93 telah dilaksanakan penambahan koleksi buku dan bahan bacaan lainnya sekitar 357 ribu eksemplar yang terdiri dari koleksi Perpustakaan Nasional 6.925 eksemplar, perpustakaan daerah 111.150 eksemplar, perpustakaan keliling 178.005 eksemplar, perpustakaan Dati II 53.900 eksemplar, perpustakaan sekolah 6.500 eksemplar dan koleksi asing sebanyak 272 eksemplar. Dengan demikian penambahan ini secara keseluruhan meningkat sekitar 83% dibanding dengan pengadaan koleksi tahun 1991/92 yang hanya sebanyak 195 ribu eksemplar.. Bertambahnya koleksi bahan bacaan dan perpustakaan di berbagai tingkat dan tempat, akan makin mendorong minat baca masyarakat. Seiring dengan itu, dalam rangka peningkatan . kemampuan tenaga teknis perpustakaan pada tahun 1992/93 telah dilatih sebanyak 686 orang yang berarti naik 55% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

c . Pembinaan Kesenian

Pada tahun 1992/93 kegiatan pembinaan kesenian menunjuk-kan beberapa peningkatan antara lain dalam kegiatan bantuan perala-tan kesenian untuk Dati II, daerah transmigrasi, taman budaya, kegiatan pagelaran seni dan pameran seni rupa.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan kesenian, pada tahun 1992/93 telah diberikan bantuan sebanyak 172 unit peralatan kesenian untuk Dati II, daerah transmigrasi dan taman budaya. Selain itu telah dilaksanakan pagelaran seni di taman-taman budaya di tingkat propinsi sebanyak 172 kali dan tingkat kabupaten/kodya sebanyak 302 kali atau berturut-turut meningkat 2 kali dan 6 kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 1991/92. Pameran seni rupa diselenggarakan sebanyak 9 kali.

Selain itu untuk mendorong kegiatan kesenian yang dilakukan oleh masyarakat pada tahun 1992/93 ini dilanjutkan pula bimbingan dan penyuluhan kepada sanggar-sanggar kesenian dan bantuan peralatan kesenian kepada organisasi kesenian secara selektif.

XVI/48

Page 50: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

d. Pembinaan Tradisi, Peninggalan Sejarah dan Permu-seuman

Kegiatan pembinaan tradisi, peninggalan sejarah dan permu-seuman antara lain diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran sejarah, semangat perjuangan dan cinta tanah air untuk mendukung usaha pengembangan kebudayaan nasional secara menyeluruh.

Dalam rangka pelestarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah dan purbakala dalam tahun 1992/93 telah dilaksanakan perbaikan Candi Kalasan, evaluasi pelaksanaan hasil studi situs Kerajaan Sriwijaya, dan perawatan Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Seperti halnya pada tahun 1991/92, pada tahun 1992/93 dilanjutkan kegiatan konservasi Candi Borobudur melalui. observasi stabilitas batu candi dan lingkungan, evaluasi struktur candi dan bukit, konservasi batu candi dan dokumentasi serta pengamanan Candi Borobudur. Guna Iebih meningkatkan pelestarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah dan purbakala telah dilanjutkan pemugaran bekas Kota Kerajaan Majapahit, Kota Lama Banten, Candi Brahu, Benteng Spelwijk serta bekas Kraton Ratu Boko. Di samping itu telah dilakukan pemugaran Kraton Kasepuhan, Kacirebonan dan Kanoman serta pemeliharaan terhadap 1.438 situs yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pada tahun 1992/93 dilanjutkan kegiatan pengembangan permuseuman seperti pameran khusus dan pameran keliling sebanyak 48 kali, renovasi 6.670 m2 ruang tata pameran, pengadaan 64 unit peralatan, dan pengadaan 10 buah kendaraan operasional untuk daerah. Di samping itu diberikan bantuan kepada sebanyak 21 museum swasta dan daerah.

Untuk lebih meningkatkan fungsi Museum Nasional pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan kegiatan baru yang berupa penambahan bangunan seluas 500 m2, penyempurnaan tata pameran tetap seluas 400 m2, penerbitan sebanyak 6.000 eksemplar folder

XVI/49

Page 51: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

dan brosur yang berisi informasi mengenai berbagai koleksi museum dan penyelenggaraan pameran khusus 2 kali.

Dalam pada itu juga dihasilkan naskah penelitian arkeologi untuk 40 situs yang meliputi situs prasejarah, arkeologi klasik, arkeologi Islam, arkeometri dan penelitian terapan arkeologi serta analisis laboratorium hasil-hasil penemuan arkeologi. Jika dibandingkan dengan tahun 1991/92 kegiatan tersebut meningkat dengan 29 %.

e. Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain bertujuan untuk mengungkapkan dan menanam-kan budi luhur budaya spiritual yang sesuai dengan Pancasila dan tidak mengarah pada terbentuknya agama baru. Dalam tahun 1992/93 telah dilanjutkan penyebaran informasi tentang budaya spiritual dan budi luhur melalui media massa, khususnya TVRI dan RRI sebanyak 60 kali yang berarti sama dengan tahun 1991/92.

f. Pembinaan Tenaga Kebudayaan

Dalam rangka meningkatkan mutu para petugas di bidang kebudayaan, tahun 1992/93 telah dilaksanakan pelatihan bagi tenaga-tenaga permuseuman, kepurbakalaan, penyuluhan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME, kebahasaan, kesejarahan, kesenian, dan sebagainya bagi sebanyak 497 orang atau mengalami sedikit kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 1991/92 yaitu untuk 493 orang.

g. Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas Kebudayaan

Dalam tahun 1992/93 terus dilanjutkan dan ditingkatkan kegiatan operasi dan perawatan fasilitas kebudayaan meliputi

XVI/50

Page 52: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat

penyusunan dan penerbitan sejumlah eksemplar buku petunjuk pelaksanaan Operasi dan Perawatan Fasilitas Kebudayaan; pengadaan peralatan, bahan konservasi dan bahan laboratorium. Di samping itu dilakukan pula inventarisasi fasilitas kebudayaan seluruh unit kerja pusat dan daerah, perawatan dan perbaikan sistem pengaman, pengadaan peralatan, pemeliharaan gedung taman budaya dan museum di berbagai lokasi.

XVI/51

Page 53: PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, - Kementerian … · Web viewSelain itu melalui kegiatan PPM ini juga diberikan bantuan pembinaan terhadap•kursus-kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat