PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN ... · Web viewSelain itu dilaksanakan pula peningkatan daya...

93
PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Transcript of PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN ... · Web viewSelain itu dilaksanakan pula peningkatan daya...

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

BAB XVI

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONALDAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

A. PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

1. Pendahuluan

Salah satu tujuan nasional yang ditetapkan dalam Pembuka-an Undang Undang Dasar 1945 ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pasal 31 UUD mene-tapkan bahwa : "(1) Tiap-tiap Warga Negara berhak mendapat pengajaran. (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan Undang-undang".

Selanjutnya, dalam rangka melaksanakan ketentuan terse-but, pembangunan pendidikan nasional menurut Garis-garis Be-sar Haluan Negara berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, mem-perkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan. Oleh karena itu pembangunan pendidikan diarahkan kepada menumbuh-kan manusia-manusia yang dapat membangun dirinya sendiri ser-ta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Selanjutnya dalam rangka mempersiapkan kader-kader pene-rus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional, kepada gene-rasi muda diberikan bekal ketrampilan, kepemimpinan, kesegar-an jasmani, daya kreasi, patriotisme, kepribadian dan budi pekerti luhur.

Dalam rangka mewujudkan berbagai kebijaksanaan dasar ten-tang pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda sebagaimana telah digariskan dalam GBHN, maka dalam Repelita III telah dijabarkan serangkaian kebijaksanaan dan program utama untuk pemecahan secara mendasar sejumlah masalah pokok yang berkaitan satu sama lain. Masalah-masalah tersebut me-nyangkut : (a) pemerataan kesempatan belajar, terutama dalam rangka persiapan kewajiban belajar; (b) peningkatan mutu pen-didikan pada semua.tingkat dan jenis pendidikan; (c) relevan-si pendidikan agar mampu menghasilkan tenaga pembangunan; (d) persiapan generasi muda sebagai penerus perjuangan dan pem-bangunan nasional; dan (e) efisiensi dan efektivitas pengelo-laan pendidikan untuk terlaksananya tujuan pembangunan pendi-dikan dan pengembangan nasional secara keseluruhan.

XVI/3

2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah

Pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda da-lam rangka mencapai tujuan-tujuan Repelita III dilaksanakan dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan pokok serta melalui lang-kah-langkah sebagai berikut

a. Peningkatan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Untuk memungkinkan setiap rakyat Indonesia memperoleh pendidikan yang layak dalam hubungan dengan peningkatan peme-rataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ditempuh usa-ha-usaha keterpaduan pengelolaan sistem pendidikan nasional. Dalam hubungan ini dilakukan usaha-usaha peningkatan daya tampung lembaga pendidikan berikut segala implikasinya dalam pembiayaan, ketenagaan, dan peralatan, diarahkan terutama un-tuk menyongsong pelaksanaan wajib belajar pada tingkat pendi-dikan dasar. Peningkatan daya tampung sekolah dasar dilaksa-nakan melalui pengembangan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, pengembangan SD kecil dan SD PAMONG, serta usaha-usaha melalui jalur pendidikan luar sekolah dengan KEJAR (bekerja sambil belajar). Selain itu dilaksana-kan pula peningkatan daya tampung SMTP dan SMTA melalui pem-bangunan sekolah baru, penambahan ruang kelas baru pada SMTP dan SMTA yang ada, dan penyelenggaraan SMP Terbuka, serta penambahan fasilitas lain. Peningkatan daya tampung lembaga pendidikan tinggi dilaksanakan melalui penambahan ruang dan fasilitas belajar. Selain itu, peranan perguruan swasta di-tingkatkan sebagai mitra Pemerintah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

b. Peningkatan mutu pendidikan

Di dalam usaha melaksanakan kebijakan pemerataan pendi-dikan, sekaligus ditangani pula peningkatan mutu pendidikan itu sendiri sehingga tercapai keseimbangan yang dinamik anta- ra kedua aspek itu. Kegiatan meningkatkan mutu pendidikan, meliputi antara lain, usaha pembinaan kurikulum, penyelengga-raan EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Nasional) secara berta-hap, peningkatan mutu tenaga kependidikan, penambahan buku dan sarana pendidikan lainnya, pembinaan perpustakaan seko-lah, dan peningkatan pengelolaan pendidikan. Selain itu di-adakan pula lomba penelitian dan penulisan karya ilmiah ba-gi anak didik di jenjang pendidikan dasar, menengah dan tinggi, lomba karya tulis dan penulisan buku di kalangan guru

XVI/4

serta penetapan siswa, mahasiswa, guru dan dosen teladan, baik yang berasal dari sekolah negeri maupun swasta. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, dikembangkan pula konsep ketahanan se-kolah yaitu "sekolah sebagai pusat kebudayaan" melalui pe-ningkatan aspek metodologi dan evaluasi, guru, pengawasan, dan masukan instrumental lain. Pengembangan konsep sekolah sebagai pusat kebudayaan dilaksanakan dengan tujuan mening-katkan mutu pendidikan melalui pengembangan logika, etika, estetika, dan praktika. Pada tingkat pendidikan tinggi di-kembangkan konsep perguruan tinggi sebagai masyarakat ilmiah melalui pelaksanaan normalisasi kehidupan kampus dan wawasan nusantara.

c. Peningkatan relevansi pendidikan

Pendidikan merupakan usaha penunjang yang efektif bagi pencapaian tujuan pembangunan nasional. Oleh sebab itu usaha-usaha terus dilanjutkan untuk meningkatkan relevansi pendi-dikan terhadap pembangunan nasional melalui keterpaduan dalam perencanaan pendidikan dan pembangunan. Sebaliknya, dengan adanya peningkatan pembangunan nasional, memperlancar pula pembangunan pendidikan nasional.

d. Pembinaan dan pengembangan generasi muda

Dalam rangka mempersiapkan kader-kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional maka kepada generasi muda di-berikan bimbingan kearah pembinaan bakat, keterampilan, kepe-mimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, ideal-isme, kepribadian, dan budi pekerti luhur terutama melalui Pendidikan Moral Pancasila dan sejarah nasional. Pendidikan jasmani dan kegiatan olah raga ditingkatkan dan disebarluas-kan sebagai usaha pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap orang dalam rangka memasyarakatkan olah raga dan meng-olahragakan masyarakat.

e. Peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan

Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas pendi-dikan, kebijaksanaan pokok yang ditempuh ialah mengkaitkan penggunaan sumber daya dan dana yang optimal dalam rangka pencapaian sasaran yang telah digariskan, baik fisik maupun non fisik. Dalam rangka mewujudkan satu sistem pendidikan na-sional, telah mulai diambil langkah-langkah antara lain, pe-nyusunan konsep pembaharuan pendidikan, peningkatan pengelo-

XVI/5

laan tenaga kependidikan secara terpadu dari tingkat pendi-dikan dasar sampai perguruan tinggi, dan penyusunan konsep satu sistem pendidikan nasional.

Selain itu terus diusahakan peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan dan pelayanan administratif, kepegawai-an, serta penelitian dan pengembangan, berdasarkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi.

3. Pelaksanaan Kegiatan

Program-program yang tercakup dalam bidang pendidikan dan generasi muda ialah : a. pembinaan pendidikan dasar; b. pem-binaan pendidikan menengah tingkat pertama; c. pembinaan pen-didikan menengah tingkat atas; d. pembinaan pendidikan ting-gi; e. penunjangan bakat dan prestasi; f. peningkatan pendi-dikan masyarakat; g. peranan wanita; h. generasi muda; i. ke-olahragaan dan j. pengembangan sistem pendidikan. Hasil-hasil pelaksanaan masing-masing program dalam tahun 1982/83 yaitu tahun keempat Repelita III dapat dikemukakan sebagai berikut

a. Pembinaan Pendidikan Dasar.

Program ini mencakup : usaha-usaha pembinaan pendidikan pra sekolah pada Taman Kanak-kanak (TK); usaha-usaha menye-diakan kesempatan belajar bagi anak-anak berkelainan (menga-lami hambatan fisik atau mental) melalui pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB); dan usaha-usaha penyediaan fasilitas bela-jar pada tingkat pendidikan dasar bagi semua anak usia 7 - 12 tahun terutama melalui pembinaan Sekolah Dasar (SD).

Sesuai dengan prioritas program yang ditentukan dalam GBHN maka titik berat pembangunan bidang pendidikan selama Repelita II dan Repelita III diletakkan pada perluasan pendi-dikan dasar dalam rangka mewujudkan pelaksanaan wajib belajar.

Jumlah murid pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah) yang pada tahun 1978/79 berjumlah 21,892 juta (19,075 juta di SD dan 2,817 juta di Madrasah Ibtidaiyah) te-lah meningkat pada tahun ajaran 1982/83 menjadi sekitar 28,238 juta (25,024 juta di SD dan 3,214 juta di Madrasah Ibtidaiyah) yang berarti mengalami kenaikan 6,346 juta atau 29% terhadap tahun ajaran 1978/79, khususnya kenaikan 5,949 juta atau 31,2% untuk SD selama 4 tahun terakhir ini (Tabel XVI - 1). Hal ini berarti pula bahwa pada tahun 1982/83 se-banyak 93,4% dari kelompok usia 7 - 12 tahun yang berjumlah 25,817 juta sudah tertampung (angka partisipasi murni) pada

XVI/6

TABEL XVI – 1

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID,1978/79 - 1982/83

(ribu orang)

*) Masih termasuk murid SMP hasil pengintegrasianSMTP Kejuruan dan Teknologi menjadi SMP

XVI/7

GRAFIK XVI – 1

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID,1978/79 - 1982/83

XVI/8

pendidikan dasar (82,9% di SD dan 10,5% di Madrasah Ibtidai-yah) dibandingkan dengan 79,2% pada tahun 1978/79 (69,5% di SD dan 9,7% di Madrasah Ibtidaiyah) (Tabel XVI-2). Sedangkan kalau seluruh jumlah murid SD dan MI (termasuk murid di bawah 7 tahun/di atas 12 tahun), langsung.dibandingkan dengan jum-lah penduduk 7-12 tahun (angka partisipasi kasar) maka daya tampung pendidikan dasar pada tahun 1982/83 ini sudah men-capai 109,3% (96,9% di SD dan 12,4% di MI).

Usaha perluasan dan pemerataan belajar pada SD dilakukan melalui Instruksi Presiden tentang Bantuan Pembangunan Seko-lah Dasar (Inpres SD). Dalam tahun 1982/83 telah dan sedang dibangun 22.600 buah gedung SD baru (masing-masing 3 ruang kelas). Di samping itu dilaksanakan pula pembangunan tambahan 35.000 ruang kelas baru pada SD yang sudah ada serta rehabi-litasi 25.000 gedung sekolah (16.775 gedung SD Negeri 2.225 SD swasta dan 6.000 Madrasah Ibtidaiyah Swasta). Selanjutnya telah dibangun pula 20.000 rumah dinas kepala sekolah/peru-mahan guru di daerah terpencil dan 12.000 rumah penjaga se-kolah.

Dengan demikian, selama empat tahun Repelita III (1979/80 - 1982/83) seluruhnya telah dibangun 61.600 buah gedung SD dan tambahan 95.000 ruang kelas baru, rehabilitasi 85.000 ge-dung sekolah, pembangunan 42.000 rumah Kepala Sekolah/peru-mahan guru dan 44.350 rumah penjaga sekolah.

Untuk memenuhi keperluan guru dan tenaga lainnya sejalan dengan pembangunan gedung-gedung SD tersebut di atas, telah dilaksanakan penambahan tenaga guru dan tenaga lainnya. Dalam tahun 1982/83 telah dan sedang dilaksanakan pengangkatan 121.100 tenaga guru dan tenaga lainnya pada SD yaitu 85.550 guru kelas/bidang studi, 23.700 guru agama dan 11.850 penjaga sekolah (Tabel XVI - 4).

Dengan demikian selama empat tahun Repelita III dilaku-kan pengangkatan tambahan 324.450 tenaga guru dan tenaga la-innya, yang terdiri dari 227.550 guru kelas/bidang studi, 59.700 guru agama, dan 37.200 penjaga sekolah. Hal ini berar-ti bahwa pengangkatan tambahan tenaga guru selama Repelita III telah jauh melampaui sasaran semula yang direncanakan se-banyak 105.300 orang.

Perluasan pemerataan dan pemantapan kesempatan belajar pada SD disertai pula dengan usaha peningkatan mutu pendidik-annya, antara lain melalui penataran guru, pengadaan buku pe-lajaran dan buku bacaan/perpustakaan, penyediaan alat-alat

XVI/9

peraga, ketrampilan, kesenian dan olah raga.

Dalam tahun 1982/83 sebanyak 2.99.393 tenaga guru kelas/ bidang studi mendapatkan penataran termasuk guru Pendidikan Moral Pancasila, sehingga selama empat tahun Repelita III te-lah diadakan penataran bagi 1.711.541 guru SD.

Jumlah buku pelajaran pokok SD yang telah dan sedang di-sediakan tahun 1982/83 adalah 45.400.000 (Tabel XVI-4). De-ngan demikian selama empat tahun Repelita III dapat disedia-kan 187.507.000 buku pelajaran.

Di samping buku pelajaran telah disediakan pula buku ba-caan kanak-kanak pada perpustakaan Sekolah Dasar.dan Madrasah Ibtidaiyah. Dalam Repelita III direncanakan penyediaan lebih dari 62,5 juta buku bacaan/perpustakaan atas dasar perhitung-an setiap SD dan MI (baik Negeri maupun Swasta) akan memper-oleh 100 judul setiap tahunnya. Dalam tahun 1982/83 disedia-kan 30,0 juta buku bacaan sedangkan dalam tahun 1979/80 sam-pai dengan 1981/82 dilakukan penyediaan sebanyak 41,5 juta buku bacaan. Dengan demikian selama empat tahun Repelita III akan dapat disediakan 71,5 juta buku bacaan kanak-kanak pada perpustakaan SD dan MI, yang berarti melampaui sasaran semula Repelita III.

Selanjutnya dalam tahun 1982/83 telah pula disediakan alat peraga (IPA, IPS, Matematika dan Bahasa Indonesia) seba-nyak 80.420 perangkat serta alat ketrampilan, kesenian dan olah raga sebanyak 60.680 perangkat. Sementara itu dalam ta-hun 1982/83 pembinaan pendidikan Taman Kanak-kanak antara lain mencakup usaha-usaha pengadaan berbagai jenis buku (buku pedoman guru/murid, buku perpustakaan dan buku kurikulum TK) sebanyak 218.750 buku, 180.000 buletin guru, dan 100.000 buku evaluasi belajar. Sejalan dengan penyempurnaan kuriku-lum, dilakukan penataran bagi 3.500 guru dan pembina TK. Di samping itu alat-alat peraga untuk Taman Kanak-kanak telah disediakan sebanyak 1.145 perangkat. Dalam rangka pembinaan mutu, telah pula didirikan Taman Kanak-kanak percontohan se-banyak 10 gedung sekolah.

Seperti halnya dengan Taman Kanak-kanak, dalam tahun 1982/83 pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB) dilaksanakan an-tara lain melalui pengadaan 33.000 buah pedoman guru/murid dan buku kurikulum, 5.000 buku evaluasi belajar dan 10.000 buletin guru, serta penataran sebanyak 450 guru dan pembina SLB. Selanjutnya peralatan pendidikan yang telah disediakan berjumlah 53 perangkat. Kecuali itu direhabilitasi 10 gedung

XVI/10

Sekolah Luar Biasa (SLB), di samping pembangunan lanjutan 2 gedung SLB baru.

b. Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Pertama (SMTP)

Pengembangan pendidikan menengah tingkat pertama (SMTP) dalam Repelita III bertujuan untuk meningkatkan daya tampung terutama pada SMP. Sejalan dengan itu mutu SMP dan SMTP Keju-ruan ditingkatkan pula.

Jumlah murid SMTP secara keseluruhan (SMP dan SMTP Keju-ruan dan Teknologi) yang pada tahun 1978/79 berjumlah 2.674.000 murid (2.271.000 murid SMP dan 403.000 murid SMTP Kejuruan) telah meningkat menjadi 4.334.000 murid (4.263.000 murid SMP dan 71.000 murid SMTP Kejuruan) pada tahun 1982/83. Hal ini berarti kenaikan 1.660.000 murid SMTP atau 62% selama tahun terakhir, khususnya kenaikan 1.922.000 murid SMP atau 87,7%. Penurunan jumlah murid SMTP Kejuruan dan Teknologi se-banyak 332.000 atau 82% adalah dikarenakan pengintegrasian sejumlah besar SMTP Kejuruan dan Teknologi (Sekolah Teknik dan Sekolah Kesejahteraan Keluarga) menjadi SMP yang lebih ditingkatkan mutu pendidikan dan prasarananya. Di lain pihak sejumlah SMTP Kejuruan yang dipertahankan terutama di daerah pedesaan telah pula ditingkatkan mutu dan relevansinya sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan tenaga pembangunan setempat. Betapapun juga, perkiraan semula dalam Repelita III bahwa jumlah murid SMTP akan mencapai sekitar 4,719 juta murid pada tahun terakhir Repelita III (1983/84) ternyata sudah hampir terlaksana dengan tertampungnya 4,334 juta pada tahun 1982/83.

Jika jumlah murid SMTP pada tahun 1982/83 sebanyak 4,334 juta itu dibandingkan dengan penduduk 13 - 15 tahun yang di-perkirakan berjumlah 11,285 juta, maka dapat dikatakan bahwa daya tampung SMTP terhadap kelompok usia sekolah yang ber-sangkutan (angka partisipasi) mencapai 38,4%. Hal ini berarti pula bahwa angka partisipasi pada SMTP telah meningkat 12,0% selama empat tahun terakhir ini (Tabel XVI-2).

Dalam pada itu, sekitar 1.644 juta lulusan SD atau 72,0% (angka melanjutkan) dari keseluruhan 2,202 juta lulusan SD tahun 1981/82 dapat ditampung pada SMTP pada tahun 1982/83, dibandingkan dengan 70,5% (angka melanjutkan) pada tahun 1978/79 yang berarti kenaikan (angka melanjutkan) 1,5% (Tabel XVI-3).

XVI/11

TABEL XVI – 2

JUMLAH PENDUDUK DAN MURID DALAM KELOMPOK USIA SEKOLAH SERTA ANGKA PARTISIPASI,1978/79 – 1982/83

1) Awal tahun ajaran pada bulan Juli (kecuali tahun 1977) dan setelah disesuaikan dengan hasil Sensus Penduduk bulan Oktober 1980

2) Untuk pendidikan Dasar digunakan Jumlah Murid Neto yaitu murid-murid darikelompok usia 7 – 12 tahun saja. Untuk tingkatan pendidikan lainnya digunakan Jumlah Murid/Mahasiswa Bruto yaitu seluruh murid/mahasiswa dari sekolah yangbersangkutan

3) Untuk Pendidikan Dasar digunakan Angka Partisipasi Neto (Murid) =

Jumlah murid dalam usia Sekolah yang bersangkutan------------------------------------------------------- x 100%Jumlah penduduk Kelompok usia sekolah yang bersangkutan

Untuk tingkatan Pendidikan lainnya digunakan Angka Partisipasi Bruto (Gross) =

Jumlah seluruh murid dari Sekolah yang bersangkutan--------------------------------------------------------------- x 100%Jumlah penduduk Kelompok usia sekolah yang bersangkutan

XVI/12

GRAFIK XVI – 2

JUMLAH MURID KELOMPOK USIA SEKOLAH DAN ANGKA PARTISIPASI,1978/79 – 1982/83

XVI/13

(Lanjutan Grafik XVI – 2)

XVI/14

TABEL XVI – 3

JUMLAH LULUSAN, JUMLAH PEMASUKAN DAN ANGKA KELANJUTAN,1978/79 – 1982/83

XVI/15

TABEL XVI - 4

PEMBINAAN PENDIDIKAN DASAR,1978/79 - 1982/83

XVI/16

GRAFIK XVI - 3PEMBINAAN PFNDIDIKAN DASAR,

1978/79 - 1982 /83

XVI/17

(Lanjutan Grafik XVI – 3)

XVI/18

(Lanjutan Grafik XVI – 3)

XVI/19

(1) Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Pembangunan gedung baru SMP dan pembangunan tambahan ru-ang kelas baru pada SMP yang ada memungkinkan perluasan daya tampung yang besar. Dalam tahun 1982/83 dilakukan pembangunan gedung baru SMP sejumlah 1.010 buah (dengan rata-rata masing-masing 4 ruang kelas) dan pembangunan 5.000 tambahan ruang kelas baru pada SMP yang ada. Sebagai usaha pemantapan fasi-litas belajar yang telah ada telah pula diperbaiki kembali 380 gedung SMP (Tabel XVI - 5). Bersamaan dengan itu telah dirintis dan dikembangkan sejumlah SMP Terbuka yang ditunjang dengan penyediaan modul sebagai satuan pelajaran yang memung-kinkan anak didik belajar secara lebih mandiri.

Sejak 1979/80 sampai dengan 1981/82 telah dibangun 667 gedung SMP baru dan 4.193 tambahan ruang kelas baru, sehingga selama empat tahun Repelita III dapat dibangun sebanyak 1.677 gedung SMP dan 9.193 tambahan ruang kelas baru.

Perluasan kesempatan belajar pada SMP telah ditunjang pu-la dengan pengangkatan dan penempatan guru baru dalam tahun 1982/83 sebanyak 10.500 orang. Sejak tahun 1979/80 sampai de-ngan 1982/83 telah diangkat sebanyak 27.903 guru SMP baru.

Peningkatan mutu pendidikan SMP telah diusahakan terutama melalui penataran guru, penyediaan buku pelajaran pokok dan secara khusus melengkapi SMP yang memerlukan dengan ruang-ruang laboratorium IPA, ruang keterampilan, dan sekaligus di-sediakan peralatan praktek laboratorium IPA dan peralatan ke-trampilan. Dalam rangka pembinaan SMP dan SMA sebagai sekolah lanjutan umum, beberapa kegiatan utama telah diusahakan pe-laksanaannya secara terpadu, antara lain, dalam hal penataran guru serta penyediaan buku-buku pelajaran dan buku perpusta-kaan.

Dalam tahun 1982/83 telah ditatar 21.500 guru SMP/SMA, sehingga selama empat tahun Repelita III dapat dilaksanakan penataran bagi sekitar 57.166 guru sekolah-sekolah lanjutan umum (SMP/SMA). Usaha penataran guru tersebut di atas secara selektif, telah sangat ditunjang oleh adanya 9 buah Balai Pe-nataran Guru (BPG).

Dalam tahun 1982/83 telah disediakan buku pelajaran pokok bagi SMP dan SMA sejumlah 16.500.000 sehingga selama empat tahun Repelita III penyediaan buku pelajaran pokok bagi SMP dan SMA mencapai 65.431.000 buku.

XVI/20

TABEL XVI - 5PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH UMUM

(SMP DAN SMA)1978/79 – 1982/83

*) Angka diperbaiki

XVI/21

Dalam tahun 1982/83 peningkatan mutu SMP telah pula seca-ra khusus diusahakan melalui pengadaan ruang-ruang laborato-rium IPA bagi gedung-gedung sekolah yang belum memilikinya, yaitu sejumlah 451 ruang, yang berarti selama empat tahun terakhir Repelita III telah dibangun 1.098 ruang. Di samping itu dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan pengadaan alat la-boratorium IPA bagi semua SMP sebanyak 1.600 perangkat. De-ngan demikian maka sejak tahun 1979/80 sampai dengan tahun 1982/83 dilakukan pula penyediaan 2.587 perangkat peralatan IPA bagi SMP.

Selanjutnya dalam tahun 1982/83 mutu dan relevansi pendi-dikan SMP telah pula ditunjang dengan penyediaan buku perpus-takaan/bacaan sebanyak 1.000.000 buah bersama SMA; penyediaan alat ketrampilan 1.394 perangkat, alat peraga matematika 553 perangkat serta alat kesenian dan olah raga, sejumlah 1.098 perangkat, kesemuanya bagi SMP.

(2) Pembinaan SMTP Kejuruan

Pada tahun 1982/83 telah dilakukan pengembangan/rehabili-tasi gedung sekolah bagi 35 ST dan 9 SKK yang disertai dengan pengadaan peralatan praktek dan penyediaan buku pelajaran.

c. Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Atas (SMTA)

Kegiatan utama pembinaan Pendidikari Menengah Tingkat Atas yang terdiri dari SMA, SMTA Kejuruan dan SPG/SGO ditujukan untuk meningkatkan daya tampung terutama pada SMA, serta me-ningkatkan mutu SMA, SMTA Kejuruan dan SPG/SGO.

Daya tampung berbagai SMTA meningkat dari 1.290.000 murid pada tahun 1978/79 menjadi 2.285.000 pada tahun 1982/83 (Tabel XVI-1). Dengan demikian, maka selama empat tahun ter-akhir ini terdapat kenaikan sebesar 995.000 atau 77%. Perki-raan dalam Repelita III semula bahwa jumlah murid SMTA akan mencapai 2,243 juta pada tahun 1983/84 ternyata sudah sedikit terlampaui dalam tahun 1982/83.

Murid SMA meningkat dari 604.000 pada tahun 1978/79 men-jadi 1.503.000 pada tahun 1982/83, yang berarti kenaikan 148,8%. Dalam jangka waktu yang sama, murid pada SMTA Kejuru-an dan Teknologi meningkat dari 474.000 menjadi 545.000, yang berarti kenaikan 15%; sedangkan murid SPG/SGO meningkat dari 212.000 menjadi 237.000 atau 11,8 %.

XVI/22

(1) Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Dalam rangka mempercepat perluasan kesempatan belajar pa-da SMA, dalam tahun 1982/83 telah dibangun 152 buah SMA (ma-sing-masing rata-rata dengan 6 ruang kelas) dan ruang kelas tambahan 1.000 ruang. Di samping itu telah dilakukan rehabi-litasi terhadap 107 sekolah (Tabel XVI-5). Dengan demikian maka selama empat tahun Repelita III (1979/80 - 1982/83) te-lah di bangun sebanyak 283 gedung SMA baru dan 2.523 ruang kelas baru serta direhabilitasi sebanyak 396 gedung SMA.

Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dalam tahun 1982/83 telah dibangun 125 ruang laboratorium IPA, 100 ruang perpustakaan dan 90 ruang ketrampilan pada SMA yang masih memerlukannya. Di samping itu telah disediakan 150 perangkat peralatan laboratorium IPA dan 319 perangkat alat peraga matematika serta 395 perangkat alat kesenian dan olah raga.

Bersamaan dengan pembinaan SMP telah pula disediakan buku-buku pelajaran (termasuk buku Pendidikan Moral Pancasila dan buku Pendidikan Ketrampilan), dan buku perpustakaan serta penataran dan penempatan guru/kepala sekolah.

(2) Pembinaan SMTA Kejuruan

Tujuan utama pendidikan kejuruan ialah untuk menghasilkan tenaga yang terampil, terlatih terdidik dan mampu melakukan usaha sendiri (wiraswasta).

Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan kejuruan meli-puti kejuruan teknologi industri dan kejuruan teknologi per-tanian, kejuruan teknologi kerumah tanggaan, kejuruan kema-syarakatan serta kejuruan kesenian dan kerajinan.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan memantapkan daya tampung pada berbagai Sekolah Menengah Tingkat Atas Ke-juruan, dalam tahun 1982/83 telah dilakukan banyak usaha un-tuk pembangunan, memperluas dan merehabilitasi fasilitas pen-didikan yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan pendidikan lainnya. Kegiatan pengembangan tersebut dilakukan terhadap 8 buah STM Pembangunan (4 tahun) darl 9 Pusat Latihan Pendidikan Teknik (PLPT), 132 STM (3 tahun), 21 SMT Pertani- an, 4 STM Khusus (Grafika, Perkapalan, dan Penerbangan), 279 SMEA dan 112 berbagai Sekolah Kejuruan lainnya (Tabel XVI-6).

XVI/23

TABEL XVI – 6

PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH, KEJURUAN DAN TEKN0L0GI

1978/79 – 1982/83

XVI/24

Di samping itu dalam tahun 1982/83 juga dilakukan penga-daan buku pelajaran sebanyak 1.724.000 eksemplar, sehingga selama empat Repelita III disediakan 6.170.000 buku pelajaran SMTP/ SMTA Kejuruan. Dalam tahun 1982/83 telah dilakukan pe-nataran guru kejuruan sebanyak 3.084 orang (termasuk guru SMTP kejuruan). Pada tahun 1979/80 sampai dengan tahun 1981/ 82 telah ditatar sebanyak 13.506 orang guru kejuruan lagi. Dengan demikian selama empat tahun Repelita III telah ditatar sejumlah 16.590 orang guru.

(3) Sekolah Pendidikan Guru dan Sekolah Olah Raga (SPG/SGLB/SGO)

Dalam rangka pembinaan pendidikan guru, khususnya untuk meningkatkan mutu sekaligus meningkatkan jumlah lulusan SPG/ SGLB/SGO telah dilakukan pembangunan, rehabilitasi dan perlu-asan gedung sekolah sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah. Dalam tahun 1982/83 telah dikembangkan sejumlah 67 SPG, SGLB, SGO.

Selain itu dalam tahun 1982/83 telah disediakan sebanyak 2.660.000 buku pelajaran, yang berarti bahwa selama empat ta-hun Repelita III telah disediakan sebanyak 5.760.000 buku pe-lajaran dan 1.089.000 buku perpustakaan.

Dalam rangka penambahan tenaga guru maka dalam tahun 1982/83 dilakukan pengangkatan guru sejumlah 100 orang. Juga telah dilakukan penataran guru dan tenaga teknis bagi sejum-lah 1.160 tenaga, dengan demikian sejak tahun 1979/80 sampai dengan tahun 1982/83 telah ditatar sebanyak 18.709 tenaga.

Dalam tahun 1982/83 dilakukan penyediaan peralatan pendi-dikan sebanyak 100 perangkat, sehingga selama empat tahun Re-pelita III telah disediakan 594 perangkat peralatan pendidik-an (Tabel XVI-7).

d. Pembinaan Pendidikan Tinggi

Tujuan Program Pembinaan Pendidikan Tinggi adalah untuk meningkatkan mutu, efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan tinggi secara keseluruhan.

Dalam tahun 1982/83 telah diadakan pembangunan prasarana pada 43 Universitas/Institut Negeri (termasuk bantuan pada perguruan tinggi swasta), lebih dari 175 ribu m2 ruang ku-liah/kantor, 47 ribu m2 ruang laboratorium dan 3 ribu m2 ruang perpustakaan, di samping rehabilitasi 48 ribu m2. Se-

XVI/25

TABEL XVI - 7

PENBINAAN PENDIDIKAN NENENGAH - PENDIDIKAN GURU,(SPG DAN SGO)

1978/79 - 1982/83

XVI/26

lanjutnya telah dibangun rumah dosen sebanyak 387 buah (Tabel XVI-8).

Dengan demikian selama empat tahun Repelita III (1979/80 - 1982/83) telah dibangun lebih dari 422 ribu m2 ruang ku-liah/kantor, 109 ribu m2 ruang laboratorium, 9 ribu m2 ruang perpustakaan disamping rumah dosen 1.310 buah.

Demikian pula telah mendapat giliran pembangunan kampus baru untuk 11 universitas/institut.

Perluasan fasilitas belajar adalah untuk sejauh mungkin memenuhi kebutuhan meningkatnya mahasiswa yang dapat ditam-pung pada perguruan tinggi. Pada tahun 1978/79, pada perguru-an tinggi terdapat 388.500 mahasiswa (380.000 mahasiswa pro-gram gelar dan 8.500 mahasiswa non gelar).

Jumlah mahasiswa meningkat pada tahun 1982/83 menjadi 692.700 (633.800 mahasiswa program gelar dan 58.900 mahasiswa non gelar). Hal ini berarti bahwa dalam empat tahun terakhir jumlah mahasiswa telah meningkat dengan 304.200 atau 78,3% (termasuk kenaikan dengan 166,8% mahasiswa program gelar).

Apabila jumlah mahasiswa dibandingkan dengan jumlah pen-duduk kelompok usia 19 - 24 tahun maka terdapat kenaikan ang-ka partisipasi dari 2,6% dalam tahun 1978/79 menjadi 4,1% pa-da tahun 1982/83 (Tabel XVI-2).

Dalam usaha peningkatan mutu, dalam tahun 1982/83 disedi-akan buku pelajaran sebanyak 39.000 buku pada perpustakaan dan pengadaan/penerbitan 8.800 buku pelajaran. Perhatian khu-sus telah diberikan pada penyediaan peralatan laboratorium; sebanyak 270 perangkat peralatan laboratorium telah disedia-kan bagi berbagai ilmu.

Usaha mengatasi kekurangan tenaga guru pada SMTP dan SMTA, dilakukan melalui pengembangan pendidikan diploma pada lembaga pendidikan tenaga kependidikan (IKIP) dan Universi-tas-universitas yang mempunyai Fakultas Keguruan/Ilmu Pendi-dikan. Dalam usaha tersebut pada tahun 1982/83 telah dilak-sanakan pengadaan tenaga kependidikan sebanyak 33.790 orang.

Dalam tahun 1982/83 telah pula ditatar dosen-dosen seba-nyak 10.000 orang dalam bidang-bidang ilmu-ilmu pertanian, science dan teknologi serta ilmu kedokteran, ilmu-ilmu sosial budaya, serta pembinaan tenaga akademis/dosen dalam proses belajar mengajar, ilmu pendidikan dan keguruan. Di samping

XVI/27

TABEL XVI – 8

PEMBINAAN PENDIDIKAN TINGGI1978/79 – 1982/83

1) Termasuk beasiswa diploma pendidikan2) Dilakukan secara bertahap dan bergilir

XVI/28

itu dilaksanakan pula pendidikan pasca sarjana/program dok-tor (termasuk pendidikan dokter ahli) sebanyak 2.081 tenaga peserta, dan telah dilakukan 1.504 judul penelitian.

Beasiswa yang telah disediakan bagi mahasiswa, khusus untuk studi berbagai bidang ilmu yang relatif langka peminat, serta bagi. program diploma kependidikan, mencapai sebanyak 8.811 beasiswa.

Selanjutnya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah meli-batkan sebanyak 15.906 orang mahasiswa.

Pembinaan perguruan tinggi swasta terus dimantapkan anta-ra lain melalui penataan, penilaian kembali terhadap status, pemberian bantuan prasarana dan sarana secara. selektip serta bantuan yang bersifat pemerataan.

e. Penunjangan Bakat dan Prestasi

Kepada siswa dan mahasiswa yang berbakat dan berprestasi tetapi lemah dalam kemampuan ekonomi telah diberikan sejumlah beasiswa agar dapat berhasil mencapai tujuan pendidikannya.

Pada tahun 1982/83 telah diberikan sebanyak 35.225 bea-siswa, yaitu untuk SD 13.834, untuk SMTP 9.169, untuk tingkat SMTA sebanyak 7.112, dan untuk perguruan tinggi negeri dan swasta sebanyak 5.110, sehingga selama empat tahun Repelita III telah dapat dilaksanakan peniberian 104.008 beasiswa (42.818 SD; 26.198 SMTP; 20.416 SMTA, dan 14.576 PT)

f. Peningkatan Pendidikan Masyarakat

Program Peningkatan Pendidikan Masyarakat dititik berat-kan kepada pembinaan mental dan peningkatan kemampuan warga masyarakat untuk bekerja dan belajar sendiri serta peningkat-an kemampuan belajar bersama dari sumber belajar setempat yang ada. Pelaksanaan program ini antara lain meliputi kegi-atan-kegiatan pemberantasan buta huruf gaya baru atau pembe-rantasan tiga buta, yaitu buta aksara dan angka, pengetahuan dasar dan buta bahasa Indonesia. Bentuk usaha pendidikan ma-syarakat ini dilakukan melalui kelompok belajar (Kejar) Paket A, kelompok belajar Pendidikan Kesejahteraan Keluarga serta kelompok belajar Pendidikan Kejuruan. Untuk memanfaatkan ke-mampuan membaca, menulis dan berhitung serta pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki oleh mereka yang telah menye-lesaikan paket A, telah dikembangkan dan dilaksanakan kegiat-an Kejar Usaha (Kelompok Belajar Berusaha) sebagai wadahnya.

XVI/29

Dalam tahun 1982/83, kegiatan peningkatan pendidikan ma-syarakat telah dilaksanakan melalui pembinaan sejumlah kelom-pok belajar dari berbagai jenis yang melibatkan sekitar 1.279.725 orang peserta. Diantaranya terdapat 744.960 orang peserta kelompok belajar pendidikan dasar (Kejar Paket A), 363.500 orang peserta kelompok belajar pendidikan kesejahte-raan keluarga, 113.960 orang peserta kelompok belajar pendi-dikan kejuruan, serta 57.305 orang peserta kelompok belajar berusaha (Tabel XVI-9).

Untuk menunjang terlaksananya kegiatan belajar tersebut telah dilaksanakan pula latihan bagi para petugas (antara lain Penilik Pendidikan Masyarakat, Kepala Sekai Pendidikan Masyarakat serta Kepala Sanggar Kegiatan Belajar) sejumlah 4.711 orang. Di samping itu juga dilaksanakan latihan bagi para calon tutor/monitor yang melibatkan sejumlah 6.564 orang.

Sebagai sarana penunjang kegiatan lainnya adalah penye-diaan sejumlah 15.671.965 buku paket A, pengembangan sarana belajar 159 program dan sarana pendidikan lainnya berupa bul-letin sejumlah 390.000 eksemplar serta berbagai folder, leaf-let dan booklet sejumlah 201.800 eksemplar. Disamping itu te-lah pula dilaksanakan kegiatan komunikasi pendidikan luar se-kolah di 13 daerah operasional, antara lain melalui program radio, televisi, film serta program media lainnya.

Selanjutnya telah pula disediakan prasarana sebagai alat penunjang pelaksanaan kegiatan belajar berupa pembangungan 13 buah Sanggar Kegiatan Belajar yaitu di Kodya Bandung (Jawa Barat), Demak (Jateng), Meulaboh (Aceh), Labuan Haji (Aceh), Asahan (Sumatera Utara), Tembilahan (Riau), Baturaja (Suma-tera Selatan), Kotamobagu (Sulawesi Utara), Tamalate (Sula-wesi Selatan), Masohi (Maluku), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Manna (Bengkulu), serta Manokwari (Irian Jaya). Disamping itu telah pula dilaksanakan rehabilitasi/perluasan 25 buah Sang-gar Kegiatan Belajar yang tersebar di seluruh propinsi.

g. Program Peningkatan Peranan Wanita

Dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan latihan dan pe-ngembangan warga belajar wanita baik di tingkat Propinsi mau-pun di tingkat Kotamadya/Kabupaten sebanyak 7.358 orang dan penyelenggaraan lomba desa binaan di 26 propinsi yang meli-puti 104 desa. Di samping itu juga telah diselenggarakan Pe-nataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila tingkat

XVI/30

TABEL XVI - 9

PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT,

1978/79 – 1982/83

*) Angka diperbaiki

XVI/31

nasional untuk para pemimpin wanita yang diikuti oleh 75 orang peserta. Selanjutnya terus dikembangkan pula kegiatan belajar wanita menuju wiraswasta yang meliputi 60 kelompok belajar di 6 daerah yaitu Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Teng-gara, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Jawa Barat dan Aceh.

h. Pembinaan Generasi Muda

Dalam rangka mempersiapkan generasi muda sebagai generasi penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional, pembina-annya diarahkan kepada pemberian bekal antara lain kepemim-pinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa, serta perlu-asan partisipasi generasi muda dalam berbagai bidang pemba-ngunan.

Di bidang pendidikan, usaha-usaha yang dilaksanakan da-lam tahun 1982/83 meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

Dalam pengembangan kepemimpinan dan ketenagaan telah di-laksanakan latihan perintis pemuda sejumlah 11.500 orang, la-tihan pemuka pemuda sejumlah 600 orang, dan latihan penuntun pemuda sejumlah 506 orang. Sementara itu telah dilaksanakan pula penataran pemuda tingkat nasional berupa penataran P4 Pemuda yang melibatkan sejumlah 450 orang, P4 tingkat daerah 624 orang, penataran P4 di luar negeri (Saudi Arabia, Jerman Barat, Malaysia dan Philipina) sejumlah 450 orang. Di samping itu telah diselenggarakan penataran penatar pemuda 50 orang, penataran penyegaran penatar pemuda 50 orang serta penataran pengelola Gelanggang Pemuda sejumlah 50 orang serta penataran pembina teknis pemuda sejumlah 1.400 orang. Selanjutnya telah dibangun pula 4 buah Pondok Pemuda, masing-masing di Bukit-tinggi, Sumatera Barat; Ambarwinangun, Yogyakarta; Nusa Dua di Bali dan Cibubur di DKI Jakarta Raya.

Kegiatan pengembangan ketrampilan dan daya kreasi telah dilaksanakan antara lain dengan mengadakan pertukaran pemuda antar propinsi yang melibatkan sejumlah 200 orang, pertukaran pemuda antar negara (dengan Kanada, Malaysia dan Singapura) sebanyak 550 orang dalam rangka kerjasama internasional di bidang kepemudaan. Kegiatan lainnya adalah pembinaan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka sebanyak 26 tim serta penyelenggaraan festival tahunan pemuda di 26 lokasi, pembinaan kelompok unit kerja produktif sebanyak 280 orang, perkemahan kerja pemuda sejumlah 585 orang di berbagai Bumi Perkemahan Pemuda/Pramuka dan tugas sukarela pemuda sebanyak 700 orang.

XVI/32

Pengembangan wadah-wadah generasi muda telah dilaksanakan dengan pemberian bantuan kepada Komite Nasional Pemuda Indo-nesia (KNPI), Pramuka, serta sejumlah organisasi pemuda lain-nya. Bantuan kepada KNPI diarahkan antara lain kepada pening-katan mutu serta pemantapan organisasi, dan kegiatan yang te-lah dilaksanakan meliputi peningkatan dan pemantapan organi-sasi KNPI di 27 propinsi (Dati I dan Dati II), pemberian ban-tuan kepada 5 lembaga dilingkungan KNPI serta kepada 14 orga-nisasi pemuda pendukung Deklarasi Pemuda.

Dalam rangka pengembangan dan pengendalian operasional dari program generasi muda secara terpadu, kegiatan yang di-lakukan meliputi antara lain pengembangan kebijaksanaan dan program operasional terpadu, pengelolaan dan pengendalian pe-laksanaan, pengelolaan dan pengembangan informasi komunikasi pemuda, pameran pembangunan Pemuda dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, serta pengendalian serta pengelolaan ope-rasional pembinaan dan pengembangan generasi muda secara ter-padu di 27 propinsi.

Di samping itu dalam pengadaan dan peningkatan fasilitas dan sarana sedang dilanjutkan pembangunan Gedung Pusat Komu-nikasi Pemuda, Gedung Pusat Latihan Kepemimpinan dan Ketram-pilan di Cibubur serta pembangunan Balai Latihan Ketrampilan dan Kepemimpinan Regional (bekerjasama dengan beberapa ins-tansi) di Pandeglang dan Solok. Selain itu diberikan pula bantuan untuk pengembangan beberapa desa Pemuda yaitu di desa Damuli (Sumatera Utara), desa Mandalawangi (Jawa Barat) dan desa Punggaluku (Sulawesi Tenggara). Sementara itu sedang dilaksanakan pembangunan Pusat Latihan Perintis Pembangunan Regional Pemuda/Pramuka di desa Rajabasalama (Lampung).

Selanjutnya dalam rangka meningkatkan komunikasi antar pemuda dan instansi yang terlibat dalam pembinaan kepemudaan telah diterbitkan suatu media bulanan dengan nama Forum Pemu-da yang memuat, masalah-masalah yang menyangkut kebijaksanaan dan program serta ilmu pengetahuan.

Di bidang pertanian, telah diselenggarakan kegiatan pe-ningkatan pembinaan taruna tani dan nelayan usia 13 - 35 ta-hun berupa kegiatan latihan pembina taruna tani sebanyak 560 orang, temu karya taruna tani yang diikuti oleh 595 orang, kursus Pamong/Pengurus Kelompok taruna tani yang diikuti se-banyak 1.310 orang, latihan pembina/petugas Kabupaten seba-nyak 85 orang. Selain itu telah diadakan pula Aneka Usaha

XVI/33

Tani 163 unit serta Mimbar Sarasehan . yang dilakukan sebanyak 10 kali di propinsi Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Timur, Kalimantan Timur, DI Yogyakarta dan Sulawesi Tenggara.

Di bidang industri, telah dilaksanakan latihan dan pe-ningkatan ketrampilan untuk antara lain kerajinan bambu dan kulit, cetak sablon, konpeksi serta anyaman rotan yang meli-batkan 810 orang serta latihan lanjutan bagi 52 orang. Kegi-atan widya karya dilaksanakan dengan melibatkan mahasiswa dari 9 perguruan tinggi dan akademi negeri/swasta dimana pe-sertanya diutamakan para mahasiswa tingkat akhir yang juru-sannya ada hubungannya dengan industri. Untuk kesinambungan kegiatan-kegiatan tersebut telah dilakukan langkah-langkah untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang pernah menda-pat latihan untuk kerja praktek diperusahaan-perusahaan ter-tentu dan balai industri yang ada, di samping memberikan ke-sempatan untuk memperdalam ketrampilan mereka di daerah-da-erah lain yang lebih maju.

Di bidang perdagangan, telah dilaksanakan pembinaan peng-usaha muda dan pedagang kecil dalam hubungannya dengan pem-binaan usaha golongan ekonomi lemah berupa penataran dan kon-sultasi/penyuluhan yang melibatkan 1.800 orang di 15 propinsi.

Di bidang perkoperasian, telah diselenggarakan latihan bagi Pengurus Koperasi Pemuda/Mahasiswa, meliputi pengurus, Badan Pemeriksa, Manajer dan karyawan Koperasi,serta latihan perkoperasian bagi generasi muda trampil .

Di bidang kesejahteraan sosial, telah dilaksanakan usaha-usaha dalam wadah Karang Taruna dengan memberikan berbagai ketrampilan kerja, kerajinan tangan serta kesenian dan olah-raga, sehingga waktu luang dapat dipergunakan untuk karya produktif. Dalam tahun 1982/83 telah diberikan bantuan pe-rangkat peralatan berbagai ketrampilan dan kerajinan tangan untuk sejumlah Karang Taruna. Untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan pembinaan para remaja melalui Karang Taruna, telah diselenggarakan penataran bagi para pengurus, Kader, serta Pembina Karang Taruna.

Di bidang hukum, pembinaan generasi muda dilaksanakan melalui bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak yang meliputi pendidikan umum di sekolah, pendidikan keagamaan, kepramukaan, ketrampilan bertani dan berternak serta ketrampil-an berwiraswasta di 14 Lembaga Pemasyarakatan Anak Negara.

XVI/34

Di bidang agama, kegiatan ditujukan untuk meningkatkan kehidupan keagamaan para pemuda dan remaja melalui latihan-latihan ketrampilan dan kewiraswastaan yang dikaitkan dengan ajaran-ajaran agama yang dianut dengan prioritas utama dibe-rikan kepada para pemuda dan remaja didaerah pedesaan. Dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan penataran tenaga pembina yang terdiri dari pemuda/remaja di tingkat pusat sebanyak 50 orang, dan di tingkat daerah sebanyak 1.529 orang. Selain itu telah diselenggarakan darmabakti kemasyarakatan dengan peser-ta 450 orang serta penataran ketrampilan kewiraswastaan yang melibatkan 1.984 orang. Demikian pula telah diberikan bantuan pengembangan dan paket pembinaan kepada 968 kelompok pemuda, yang terdiri dari 820 kelompok Islam, 51 kelompok Protestan, 46 kelompok Katholik dan 51 kelompok Hindu/Budha serta ban-tuan biaya pengembangan untuk 10 wilayah.

Di bidang kesehatan, program ini diarahkan untuk memben-tuk generasi muda yang sehat fisik, mental dan sosial sehing-ga menjadi produktif dan berperan dalam pembangunan. Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain adalah kegiatan perbaikan gizi yang diintegrasikan dengan usaha-usaha kegiat-an lingkungan dan penyuluhan kesehatan, dan dilaksanakan di 13 propinsi (25 kabupaten dan 50 kecamatan) yang meliputi 50.000 anak. Di samping itu telah dilaksanakan pula penyuluh-an mengenai kebersihan lingkungan dan penyelenggaraan usaha kesehatan dari anak untuk anak di 1.000 SD sebanyak 4.000 kali. Selanjutnya dilaksanakan pula usaha penanggulangan dan pencegahan narkotika dan obat berbahaya lainnya serta pem-berian bantuan rehabilitasi korban narkotika bagi remaja dari keluarga berpenghasilan rendah. Usaha ini dilaksanakan di Medan, DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, terhadap 1.100 orang.

Di bidang transmigrasi, telah dilaksanakan latihan penga-lihan ketrampilan melalui kerja praktek lapangan, peningkatan ketrampilan yang melibatkan sebanyak 175 orang pemuda trans-migran di Sebaban (Kalimantan Selatan) Way Hitam (Sumatera Selatan) Sangau Lodan (Kalimanatan Barat) Bungo Dua (Sulawesi Utara) dan Air Mas I (Irian Jaya).Di samping itu telah dilak-sanakan pula latihan bagi Instrtuktur Pengalihan Ketrampilan Pemuda.

Di bidang ketenagakerjaan, telah dilaksanakan kegiatan peningkatan kesadaran buruh pemuda berupa penyuluhan. Sasaran penyuluhan adalah calon-calon angkatan kerja yang duduk di kelas-kelas terakhir pada Sekolah Menengah Atas, Akademi dan Universitas.

XVI/35

i. Program Keolahragaan

Pembinaan keolahragaan bertujuan untuk memasyarakatkan olahraga kepada masyarakat luas. Dalam rangka usaha untuk memberikan kemungkinan sebesar-besarnya agar sebanyak mungkin anggota masyarakat dapat turut serta dalam kegiatan olahraga, maka dicanangkan Panji Olahraga yaitu "Memasyarakatkan olah-raga dan mengolahragakan masyarakat" pada Musyawarah Keolah-ragaan Nasional (MUSORNAS) ke IV tahun 1981.

Pada tahun 1982/83 pembinaan olahraga bagi seluruh ang-gota masyarakat telah dilaksanakan melalui pemasalan olahraga pelajar yang melibatkan sebanyak 176.530 orang, pemasalan olahraga mahasiswa yang melibatkan 53.380 orang serta pema-salan olahraga masyarakat yang melibatkan sejumlah 454.537 orang. Di samping itu telah pula dilakukan peningkatan mutu/ kemampuan tenaga-tenaga teknis edukatif pembina olahraga yang bertugas baik di dalam maupun di luar sekolah (termasuk pem-bina olahraga mahasiswa) melalui penataran yang diikuti oleh sejumlah 1.809 orang. Dalam tahun 1982/83 telah diselenggara-kan pula kejuaraan nasional, regional maupun internasional yang melibatkan 1.398 orang pelajar serta 920 orang mahasiswa.

Dalam rangka olahraga karya yang bersifat pembibitan te-lah dilaksanakan pembibitan olahragawan berbakat sebanyak 203 orang di Pusat serta 103 orang di daerah (Salatiga, Ujung Pandang, Palembang, Jambi dan Maluku) untuk berbagai cabang olahraga.

Selain itu usaha-usaha pembinaan olahraga telah dilaksa-nakan dengan jalan mengadakan penelitian organisasi dan peng-organisasian olahraga di berbagai daerah di Indonesia. Di samping itu telah pula dilaksanakan pengembangan kerjasama internasional keolahragaan dalam bentuk seminar, kursus dan pertemuan olahraga yang diikuti oleh sebanyak 62 orang.

Dalam rangka menunjang berbagai kegiatan keolahragaan tersebut telah pula ditingkatkan berbagai prasarana dan sara-na olahraga antara lain pembangunan/rehabilitasi lapangan olahraga keras (lapangan bola volley, bola basket) seluas 42,263 m2, lapangan rumput seluas 148.900 m2, rehabilitasi/ pembangunan gedung olahraga/stadion olahraga seluas 48.076 m2, dan lintasan lari 29.575 m2. Peralatan olahraga telah di-sediakan antara lain alat-alat olahraga untuk penilik olah raga di kecamatan sebanyak 3.450 perangkat, peralatan/per-

XVI/36

lengkapan fungsional keolahragaan (Dati I) 27 perangkat dan untuk seksi olahraga (Dati 11) 326 perangkat, alat-alat olah-raga pedesaan 11.176 perangkat, alat-alat olahraga untuk Pu-sat Latihan Pelajar 8 perangkat, alat-alat olahraga perairan 1 perangkat, untuk pembinaan generasi muda 1 perangkat dan untuk pendidikan tinggi 60 perangkat. Di samping itu telah disediakan pula buku-buku olahraga, leaflet dan bagan (Chart), khususnya untuk peningkatan pelaksanaan olahraga masyarakat (senam pagi, pencak silat, sepak takraw, olahraga Balita, olahraga tradisonal), sebanyak 234.500 buah untuk 27 propinsi, dan kaset senam pagi sejumlah 11.000 buah.

Dalam rangka meningkatkan kegiatan kesegaran jasmani dan rekreasi telah dilaksanakan penelitian kemampuan fungsional dan ketrampilan, penelitian dan pembinaan usaha kesehatan se-kolah serta penelitian dan pembinaan rekreasi pendidikan. Pembinaan penelitian kesegaran jasmani dan rekreasi ini dika-itkan dengan bermacam-macam kelompok, misalnya terhadap ma-syarakat, sekolah, kaum remaja, angkatan bersenjata, olah-ragawan, penderita cacat serta golongan lanjut usia.

Selanjutnya kepada KONI telah diberikan bantuan pembinaan organisasi olahraga dan peningkatan prestasi olahraga, pe-ngembangan Pusat Ilmiah Olahraga serta penyelenggaraan coaching clinic cabang-cabang olahraga di beberapa propinsi .

j. Pengembangan Sistem Pendidikan

Dalam rangka menunjang usaha pengembangan suatu sistem pendidikan yang mantap, telah dilakukan secara berkelanjutan berbagai usaha kegiatan penelitian dan pengembangan. Dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan sekitar 90 studi dan/atau penelitian, misalnya tentang Relevansi Pendidikan dan Dunia Kerja; Pemerataan pemanfaatan kesempatan memperoleh pendi-dikan; Kuantitas dan kualitas penilik Penmas; Penilaian bi-dang studi Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar; Kebijakan pe-ngembangan tenaga guru; Efektifitas Tenaga Pendidikan; Pe-ngembangan kelembagaan penelitian Pendidikan dan Kebudayaan; Pengaruh lingkungan kebudayaan dan pendidikan terhadap apre-siasi estetika, Evaluasi Kurikulum Pendidikan Dasar dan Mene-ngah (TK, SD, SLB, SMP, SMA, SPG, STM, SMEA dan SMKK); Antro-phometrik; Kemampuan Psikomotorik Dasar Siswa Pendidikan Ke-juruan; Perkembangan Kognitif Siswa SD; Keterbacaan Tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan; Kemampuan Mengarang; Me-todologi Pengajaran IPS; Pengembangan Model Metode Pengem-bangan Bahasa Indonesia; Pengembangan Model Metode Bahasa Daerah; Model Metodologi Pengajaran Kesenian; Metodologi Pe-ngajaran Olah Raga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar; Pene-

XVI/37

litian Metodologi Matematika; Metodologi Bidang Studi Ling-kungan SD; Evaluasi Model Supervisi Pendidikan Sekolah Me-nengah dan Pendidikan Guru; Evaluasi Model Bimbingan dan Pe-nyuluhan; Model Administrasi Kurikulum; Pengembangan Sistem Penataran Tenaga Pendidikan; Sistem Bidang Studi Terpadu Kurikulum Sekolah Dasar; Buku yang beredar; Metodologi Kurikulum SPG dan SGLB; Evaluasi Penelitian Sistem Pengajaran dengan Modul Pendidikan Tinggi (SPM-PT); Monitoring Pendidik-an Tinggi; Pendidikan Prasekolah di Pedesaan ; Pendidikan Terpadu bagi Anak Tunanetra; Sistem Pendidikan Terpadu bagi Anak Tunarungu; Pengembangan Model Anak Tunalaras; Penelitian Pendidikan Terpadu Anak Tunadaksa; Penelitian Pendidikan Non Formal Tunanetra; Pendidikan bagi Anak Berbakat; Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendidikan; Penyusunan Buku Pedoman Pem-buatan dan Penggunaan Alat-alat IPA sederhana; Penyusunan Buku Pedoman Penggunaan Alam Sekitar sebagai Alat/Sumber Pe-lajaran IPA di Sekolah Dasar; Evaluasi Komprehensif PPSP; Pengembangan Pendidikan Ketrampilan dan Pendidikan Ketrampil-an Terminal; Statistik Persekolahan; Pengolahan Data SD tahun 1982/1983; Kegiatan SBPP-SDN; Alokasi SD Inpres 1983/1984; Pemetaan Sekolah Dasar; Proyeksi Murid SD; Pendataan Bangunan SD dan MI; Nomor Statistik Sekolah (NSS); Informatik Pendi-dikan Menengah; Pengolahan dan Analisa Data Guru Tetap SMTP dan SMTA tahun 1981/82; Informatik Pendidikan Tinggi; In-formatik Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga (PLSPO); Informatik Kebudayaan; Penerapan International Standard Clasification Education (ISCED) di Indonesia; Bank Data; Penyajian Informatik/Pelayanan/Diseminasi; Perpustaka-an; Penyusunan Rancangan REPELITA IV; Komputerisasi; Monitor-ing Kelengkapan Data; Pengembangan SD PAMONG; Pengembangan Sekolah Kecil; Pengembangan Kebudayaan; Studi Pengembangan Paket Penyiapan Guru; Pengembangan Pendidikan Kedesaan Ter-padu; Pengembangan Pembinaan Generasi Muda dan Olah Raga; Pengembangan Sistem Kenaikan Pangkat dan Pengangkatan dalam Jabatan/Penilik; Pengembangan Perencanaan Pendidikan; Pengem-bangan Alat Ukur Tes Prestasi Belajar (TPB) dan Bank Soal ; Penataran Penulis Soal; Pengembangan Tes Psikologis; Penilai-an Kualitas Pendidikan; Kesahihan Sistem Seleksi Masuk Per-guruan Tinggi; Kelompok Kerja Pengembangan Tes; Pengembangan SMP Terbuka; Pembinaan Teknologi Pendidikan Dasar; Pengem-bangan Teknologi Pendidikan Luar Sekolah; Pengembangan Tekno-logi Komunikasi Pendidikan Tinggi; Pengembangan Komunikasi Kebijakan; Pengembangan Televisi Pendidikan Anak Anak; Pe-ngembangan Televisi Pendidikan Umum; Konsep Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang tentang Pokok-pokok Pendidikan; Koordinasi Kerjasama dan Pemanfaatan Bantuan Luar Negeri; Pe-nelitian dan Pengembangan Kebudayaan Jawa (Javanologi); Pen-

XVI/38

didikan Kependudukan; dan Pelaksanaan Keppres No.34 Tahun 1972.

B. KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

1. Pendahuluan

Guna lebih memantapkan penghayatan dan pengamanan Panca-sila, memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional serta memperkokoh jiwa kesatuan ditetapkan di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara bahwa ni-lai budaya Indonesia yang mencerminkan nilai luhur bangsa In-donesia harus dibina dan dikembangkan.

Dengan demikian sekaligus dapat dicegah nilai-nilai so-sial budaya yang bersifat feodal dan kedaerahan yang sempit serta sekaligus dapat menanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang bersifat negatif. Di lain pihak ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk menyaring dan menyerap nilai-nilai positif dari luar yang benar-benar diperlukan bagi pembaharuan dalam proses pembangunan.

Yang dimaksud dengan kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruh-nya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia, ter-hitung sebagai kebudayaan bangsa.

Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab buda-ya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanu-siaan bangsa Indonesia.

Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional antara lain adalah :

a. Bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku bangsa, agama, budaya dan bahasa bersatu dalam per-kembangan sejarahnya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan.

b. Keaneka ragaman latar belakang budaya juga mengalami per-geseran nilai-nilai sebagai akibat pembangunan. Hal ini berarti adanya pembauran dalam berbagai kehidupan.

XVI/39

c. Adanya pengaruh kebudayaan asing yang masuk dengan cepat. Hal ini berkaitan dengan kemajuan ilmu pengetahuan ter-utama bidang komunikasi dan transportasi yang memperlan-car hubungan kebudayaan antar bangsa.

Pada hakekatnya Budaya Indonesia adalah satu, sedangkan corak ragam budaya menggambarkan kekayaan Budaya Bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan Budaya Bangsa selu-ruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh Bangsa.

Oleh sebab itu nilai-nilai budaya Indonesia terus dibina dan dikembangkan guna memperkuat persatuan dan kesatuan serta kepribadian bangsa. Dengan demikian maka pengembangan kebuda-yaan nasional harus diarahkan kepada nilai-nilai luhur yang menjamin pengembangan ketangguhan bangsa Indonesia guna men-jamin kelangsungan hidup Bangsa dan Negara menuju kejayaan-nya. Dalam hubungan ini pengembangan kebudayaan nasional ber-arti usaha yang sadar memelihara, melestarikan, menghidupkan, memperkaya, menyebar luaskan, memanfaatkan dan meningkatkan mutu serta daya guna kebudayaan nasional dengan berbagai as-peknya.

2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah

Guna mencapai tujuan-tujuan diatas, pembangunan kebudaya-an nasional dan pembinaan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diambil berbagai kebijaksanaan pokok an-tara lain sebagai berikut:

a. Meningkatkan usaha di bidang kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman untuk menjaga warisan budaya sebagai satu sarana pembinaan bangsa bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Pembinaan dan penyelamatan warisan budaya diselenggarakan melalui usaha-usaha inventarisasi, peme-liharaan, pemugaran, penerbitan dan pendokumentasian. Di samping itu, disusun pula kebijaksanaan dan pola pengem-bangan pelbagai tingkat museum dan penentuan sistem serta tipologi sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.

b. Meningkatkan dan mengembangkan usaha di bidang seni bu-daya untuk menciptakan kondisi sosial budaya yang meno-pang tumbuhnya kreativitas seni melalui pembinaan seni pertunjukan rakyat yang menjangkau desa di seluruh Indo-nesia serta pemanfaatan pengaruh positif dan pengamanan dari pengaruh negatif kebudayaan asing.

XVI/40

c. Meningkatkan usaha di bidang pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra dengan mewajibkan penggunaan bahasa In-donesia yang baik dan benar. Di samping itu, bidang perbukuan dan perpustakaan diarahkan untuk meningkatkan pelayanan bahan pustaka, terutama bahan pustaka yang ber-bahasa Indonesia, yang tergolong baik dan guna meningkat-kan minat baca menjadi kebiasaan baca.

d. Meningkatkan usaha di bidang inventarisasi kebudayaan untuk memantapkan penghayatan nilai-nilai budaya bangsa dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, kepribadian bangsa, serta kebanggaan dan ketahanan nasional dengan melalui penelitian sejarah dan nilai tradisional, penu-lisan biografi pahlawan dan tokoh masyarakat, penelitian bahasa dan sastra serta penelitian kepurbakalaan. Di sam-ping itu, ditingkatkan usaha inventarisasi, dokumentasi dan evaluasi bahan data dan bahan informasi mengenai ke-percayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta pengembang-an kebijaksanaan pembinaan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

e. Pelaksanaan kebijaksanaan pokok kebudayaan nasional dan pembinaan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Esa ditopang dengan meningkatkan dan mengembangkan kemampuan teknis petugas di bidang kebudayaan. Di samping itu, perlu meningkatkan pengawasan dalam pelaksanaan tugas pengem-bangan kebudayaan nasional.

f. Meningkatkan partisipasi masyarakat dengan cara menda-erahkan bidang-bidang garapan budaya, tanpa menghilangkan asas pembinaan teknis yang diperlukan.

g. Meningkatkan kemampuan daya seleksi masyarakat terhadap nilai-nilai budaya secara terencana, sistematik dan ter-arah.

h. Memantapkan usaha pembinaan bahasa Indonesia sebagai ba-hasa nasional secara terencana dan berkesinambungan, me-lalui jalur penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan be-nar serta memperkaya perbendaharaannya melalui bahasa daerah.

i. Menginventarisasi aspek-aspek budaya dan nilai-nilai tra-disional sebagai sarana pemetaan budaya bangsa dalam rangka mempertinggi identitas bangsa Indonesia ke arah pemantapan ketahanan nasional.

XVI/41

j. Menggugah minat baca masyarakat melalui peningkatan pela-yanan perpustakaan umum.

k. Memantapkan usaha di bidang pembinaan penghayat Keperca-yaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk mempertinggi budi pekerti didalam kehidupan pribadi dan masyarakat.

1. Kebijaksanaan-kebijaksanaan diatas dibarengi dengan usaha meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan dan pelayanan administratif, pengawasan, serta penelitian dan pengembangan.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

Pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional tersebut selanjutnya dijabarkan dalam berbagai program/kegiatan seba-gai berikut :

a. Program Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Permuseuman. b. Program Pengembangan Seni Budaya.c. Program Kebahasaan dan Kesastraan, serta Perbukuan dan

Perpustakaan.d. Program Inventarisasi Kebudayaan.e. Program Pembinaan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa.f. Pendidikan Kedinasan Tenaga Kebudayaan

a. Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Permuseuman

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa. tradisi dan peningkatan sejarah yang mempunyai nilai perjua-ngan bangsa, kebangsaan, serta kemanfaatan Nasional tetap di-pelihara dan dibina untuk memupuk, memperkaya dan memberi co-rak kepada kebudayaan nasional.

Program di bidang kepurbakalaan, kesejarahan, dan permu-seuman diusahakan melalui kegiatan-kegiatan : (1) Pemugaran, pemeliharaan dan penyelamatan peninggalan sejarah dan purba-kala, termasuk penyelesaian pemugaran Candi Borobudur dan candi-candi lainnya; (2) melakukan inventarisasi, registrasi dan dokumentasi tentang khasanah peninggalan sejarah dan pur-bakala di seluruh propinsi; (3) mengadakan perencanaan, fung-

XVI/42

sionalisasi dan pengadaan koleksi museum di 26 propinsi; (4) melanjutkan pemugaran rumah adat, bekas keraton, benteng, gereja, mesjid, pura dan bangunan peninggalan bersejarah lainnya (termasuk pemugaran akibat bencana alam); (5) menga-dakan studi kelayakan pada lokasi bersejarah yang dipertim-bangkan untuk dipugar; (6) meningkatkan pengawasan lintassektoral terhadap perizinan penggalian serta pengiriman barang-barang kuno, baik antar pulau maupun ke luar negeri.

Di bidang permuseuman fungsi lembaga ini ditingkatkan se-bagai lembaga yang aktif berpartisipasi dalam pembinaan dan pengembangan pendidikan.

Usaha-usaha yang dilakukan dalam tahun 1982/83 dibidang permuseuman antara lain ialah telah diselesaikan (difungsi-kan) 12 museum propinsi yaitu di Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Daerah Is-timewa Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Maluku serta rehabilitasi Museum Nasional di Jakarta.

Demikian pula peralatan teknik telah disediakan untuk mu-seum seperti.bahan edukasi, perpustakaan, dokumentasi, pame-ran (78 unit), survey koleksi museum (116 lokasi) di 26 Pro-pinsi yang meliputi bidang historika, replika, etnografika, numismatika, keramika, arkeologika dan naskah kuno. Kecuali itu telah dilaksanakan pameran di 26 propinsi sebanyak 16 kali dan berbagai penerbitan brosur/majalah permuseuman. Pendokumentasian bahan museum telah dilaksanakan di 23 pro-pinsi. Untuk meningkatkan mutu pengelolaan museum dan tugas pelayanannya telah ditatar sebanyak 44 orang tenaga permu-seuman.

Kepada museum Pemerintah Daerah dan Swasta telah diberikan bantuan meliputi sebanyak 27 museum di 26 propinsi.

Dalam usaha mengenal peninggalan sejarah dan purbakala maka dslam tahun 1982/83 telah dilakukan inventarisasi, re-gistrasi dan dokumentasi peninggalan sejarah dan purbakala di 27 propinsi. Di samping itu, telah dilakukan pemugaran, pe-meliharaan, penyelamatan dan perlindungan terhadap peninggal-an sejarah dan purbakala, termasuk pemeliharaan bangunan dan situs kepurbakalaan serta telah diselesaikan pemugaran candi Borobudur dan pemugaran candi-candi lainnya serta taman pur-bakala yang tersebar di 27 propinsi termasuk Timor Timur. Dalam pada itu dilanjutkan pemugaran di kompleks pemugaran di Aceh dan di $anten serta kompleks percandian Prambanan. Demi-

XVI/43

kian pula telah dilakukan pemugaran kompleks kraton Boko di daerah Istimewa Yogyakarta, kompleks bekas ibu kota kerajaan Majapahit yaitu Trowulan di Jawa Timur serta kompleks prase-jarah di Sangiran Jawa Tengah.

Hasil-hasil pemugaran di bidang kepurbakalaan, keseja-rahan lainnya adalah pemugaran Taman Purbakala, Kompleks Per-candian, kraton/Istana, pura dan puri, mesjid, makam, rumah adat, bangunan bersejarah, benteng dan lain sebagainya se-banyak 67 lokasi serta melanjutkan pemugaran Monumen Nasional (MONAS).

Kegiatan pengamanan, pemeliharaan dan perlindungan waris-an sejarah purbakala di 26 propinsi telah menginventarisasi sejumlah 1.342 situs dan mengadakan studi kelayakan di 1 lo-kasi. Guna meningkatkan ketrampilan di bidang kepurbakalaan telah diadakan penataran tenaga kepurbakalaan sebanyak 24 orang. Selain itu, guna pengamanan tempat-tempat peninggalan sejarah dan purbakala telah dibentuk SATPAM (Satuan Penga-manan). Demikian pula diberikan imbalan bagi juru pemelihara-an peninggalan sejarah dan purbakala sebanyak 1.347 orang.

Disamping itu telah dibangun 3 buah laboratorium arkeologi beserta peralatannya di Bandung, Yogyakarta dan Bali. Juga telah diadakan kegiatan penelitian purbakala yang meliputi penelitian bidang pra sejarah, arkeologi klasik, arkeologi Islam, paleoantropologi dan paleoekologi radiometri.

Dalam rangka kerjasama di bidang kepurbakalaan dan kese-jarahan antar negara Asean telah diikuti kegiatan antara lain: Workshop on the Preservation of Traditional Performing Arts in Modern Environment di Bali; Workshop on Techniques of Restoration of Monuments di Jakarta; Seminar on Technical De-velopment and Traditional Performing Arts di Jakarta, serta Consultative Workshop on Archeological and Environment Stu-dies on Sriwijaya di Jakarta, Palembang dan Jambi.

Dengan demikian, kegiatan pemugaran dalam bidang kepurba-kalaan dan kesejarahan telah mampu menjangkau dan sebagian menyelesaikan/melebihi jumlah wilayah-wilayah yang direncana-kan pemugarannya dalam Repelita III.

b. Pengembangan Seni Budaya

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tentang bidang pe-ngembangan seni budaya dikemukakan antara lain perlu dikem-bangkannya kebijaksanaan yang menopang tumbuhnya kreativitas seniman yang sehat serta dapat lebih memperkaya kesenian In-donesia yang beraneka ragam.

XVI/44

Langkah-langkah pengembangan Seni Budaya terutama dilaku-kan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

(1) meningkatkan pembinaan kelompok-kelompok sosiodrama/tea-ter rakyat di seluruh propinsi;

(2) mengadakan inventarisasi, penggalian, konservasi, pembi-naan kesenian, terutama kesenian tradisional yang hampir punah dan melakukan penilaian seni atas pengaruh kebuda-yaan asing yang negatif serta penyebar luasannya;

(3) membina ketrampilan dan mengembangkan berbagai jenis kar-ya seni kepada masyarakat luas melalui penyuluhan, pame-ran, pagelaran dan pertukaran duta seni;

(4) membina berbagai organisasi profesi kesenian di seluruh propinsi;

(5) memberikan bantuan berupa peralatan kesenian untuk selu-ruh propinsi;

(6) meningkatkan kerjasama antar negara ASEAN dalam bidang pemetaan kesenian budaya dan terbitan bahan budaya serta pameran;

(7) meningkatkan mutu serta meningkatkan apresiasi dan peng-hayatan di bidang seni oleh masyarakat terutama generasi muda dengan jalan menyebar luaskan karya seni bermutu ke-pada masyarakat luas secara langsung di panggung-panggung terbuka untuk umum melalui media massa khususnya tele-visi, penyuluhan teknis demi peningkatan mutu teknis pa-meran, peragaan, pagelaran, diskusi serta berbagai cara pendidikan kesenian lainnya;

(8) melanjutkan studi/persiapan pengadaan Wisma Seni Nasional.

Dalam tahun 1982/83 kegiatan pengembangan seni budaya te-lah dilakukan antara lain meliputi usaha-usaha peningkatan pembinaan dan pengembangan kelompok sosio drama (teater rak-yat) di 27 propinsi serta pelaksanaan inventarisasi, pengga-lian, konservasi dan penyebarluasan 7 jenis seni yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, seni teater, seni pedalangan, seni karawitan dan seni sastra di semua propinsi termasuk Timor Timur. Dalam pada itu, dilakukan pembinaan dan pengem-bangan seni dan karya seni pada masyarakat luas melalui pe-nyuluhan, sarasehan, pameran, pagelaran dan pertukaran duta seni. Selanjutnya diberikan bantuan kepada seniman dan/atau organisasi kesenian di daerah, termasuk di 19 daerah trans-migrasi.

Aktivitas organisasi kesenian profesi telah ditingkatkan dalam 7 bidang seni disemua propinsi dan diambil langkahlangkah penanggulangan pengaruh kebudayaan asing yang negatif,

XVI/45

di daerah. Selanjutnya telah diselesaikan rencana induk ma-sing-masing Taman Budaya Daerah serta ditingkatkan kerjasama kesenian antar negara terutama ASEAN. Selain itu dilanjutkan usaha persiapan pendirian Wisma Seni Nasional melalui studi struktur organisasi dan pengelolaannya. Selain itu telah dilakukan pula penataran tenaga kesenian bagi 107 orang.

c. Kebahasaan, Kesastraan, Perbukuan dan Perpustakaan

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dikemukakan antara lain tentang pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia yang dilaksanakan dengan mewajibkan penggunaanya secara baik dan benar.

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di bidang kebaha-saan, kesastraan, perbukuan dan perpustakaan antara lain me-liputi :

(1) membina dan mengembangkan bahasa daerah dalam rangka me-ngembangkan bahasa Indonesia, termasuk bimbingan dan pe-ngendalian pelaksanaan kegiatan kebahasaan dan kesastraan guna memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.

(2) menyusun perkamusan bahasa dan peristilahan ilmiah ber-bagai bidang ilmu pengetahuan.

(3) memperluas pengetahuan kebahasaan dan kesastraan bagi ma-syarakat luas melalui sayembara kegiatan Bulan Bahasa terutama dilingkungan lembaga pendidikan, di samping me- ningkatkan kualitas tenaga kebahasaan dan kesastraan dan pengembangan bahasa melalui media komunikasi massa dan penerbitan;

(4) menerbitkan majalah pengetahuan umum dan profesi, buku-buku sastra termasuk sastra lama serta penerjemahan karya kebahasaan dan kesastraan daerah maupun nasional;

(5) meningkatkan volume dan mutu perbukuan serta majalah pro-fesi;

(6) memperluas fasilitas dan pengembangan pelayanan dan sis-tem perpustakaan di daerah dan pusat, dalam rangka me-ngaitkan minat baca menjadi keharusan membaca;

(7) mengadakan persiapan pembentukan perpustakaan nasional; memperluas penyebaran aspek-aspek kebudayaan melalui me-dia,-cetak, film, televisi dan radio serta melaksanakan studi pengembangan pusat informasi.

Dalam rangka pelaksanaan program.tersebut, dalam tahun 1982/83 telah dilakukan kegiatan antara lain sayembara me-ngarang dalam bahasa Indonesia bagi murid-murid tingkat Seko-lah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, Sekolah Menengah

XVI/46

Tingkat Atas, Perguruan Tinggi, dan juga bagi Guru (para pen-didik) dengan hasil seluruhnya 200 naskah. Selain itu telah diterbitkan hasil penelitian sastra Indonesia dan Daerah an-tara lain : Struktur Bahasa Suwawa (Sulawesi Utara), Bahasa Banjar Kuala (Kalimantan Selatan), Bahasa Muna (Sulawesi Tenggara), Bahasa Sekak (Sumatera Selatan), Bahasa Talaud (Sulawesi Utara), Bahasa Jawa di Pesisir Jawa Tengah, Bahasa Tidung (Kalimantan Selatan), Bahasa Simelue (Sumatera Utara), Sastra lisan Minangkabau, Apresiasi cerita rekaan sastra In-donesia murid kelas 3 SPG Jawa Barat, geografi dialek Sunda di Kabupaten Serang, geografi dialek Bahasa Banyuwangi, Baha-sa Ogan, geografi dialek Bahasa Bugis di Kabupaten Pinrang, morfologi dan Sintaksis Bahasa Jawa, sistem perulangan Bahasa Jawa, kemampuan berbahasa Sunda murid kelas VI SD di Jawa Barat, kemampuan murid kelas VI SD berbahasa Bugis, kedudukan dan fungsi Bahasa Palembang dan lain sebagainya.

Di samping itu dalam tahun 1982/83 dilaksanakan pula pe-nyusunan 6 judul kamus, satu kali sidang Majelis Bahasa Indo-nesia - Malaysia, pembinaan bahasa melalui TVRI dan RRI, ser-ta penyelesaian gedung Pusat Bahasa di Jakarta. Dalam rangka kegiatan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan sastra Daerah telah disusun laporan penelitian yang meliputi peneli-tian struktur bahasa daerah, sistem perulangan, sistim morfo-logi, morfosintaksis, geografi dialek, sastra lisan, novel dan drama. Selain itu telah diterbitkan pula sejumlah majalah untuk tingkat sekolah dasar, pendidikan menengah dan perguru-an tinggi. Dibidang perpustakaan dilanjutkan persiapan per-pustakaan nasional tahap terakhir.

Selain itu usaha di bidang perpustakaan antara lain pe-ningkatan fungsi 25 perpustakaan wilayah dengan jumlah 72.900 eksemplar buku perpustakaan Dati II dengan jumlah 146.900 eksemplar buku, perpustakaan kecamatan/desa dengan jumlah 23.400 eksemplar buku, perpustakaan percontohan dengan 2.500 eksemplar buku, perpustakaan keliling dengan jumlah 40.070 eksemplar buku, perpustakaan perintis untuk sekolah dengan jumlah 22.500 eksemplar buku, bantuan untuk perpustakaan Rekso Pustoko/Surakarta 1.000 eksemplar buku dan perpustakaan Museum 500 eksemplar buku sedangkan penataran tenaga teknis perpustakaan telah dilakukan sebanyak 65 orang. Dalam kegiat-an pengadaan majalah pengetahuan umum dan profesi telah dise-diakan sejumlah 297.000 majalah yang disebarkan pada sekolah-sekolah Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, Se-kolah Menengah Tingkat Atas dan Perguruan Tinggi.

XVI/47

Di bidang perbukuan telah dilaksanakan antara lain Pekan Buku Nasional sebanyak satu kali setahun untuk tingkat nasio-nal dan 5 kali setahun untuk tingkat Daerah. Kepada karya yang menonjol dalam rangka penulisan buku ilmiah maupun fiksi dan sastra remaja diberikan hadiah berupa penghargaan.

Kegiatan di bidang media kebudayaan antara lain telah me-laksanakan 5 kali acara Film Kebudayaan lewat TVRI, pembuatan 5 judul film kebudayaan, 7 bidang Album Seni Budaya, pembuat-an monografi daerah sebanyak 5 judul dan ceritera bergambar 2 judul.

Dalam hal penerbitan buku Sastra Indonesia dan Daerah te-lah dicetak dan didistribusikan ke daerah-daerah sebanyak 50 judul buku sastra.

d. Inventarisasi Kebudayaan

Dalam membina Wawasan Nusantara, kegiatan inventarisasi kebudayaan terus dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut:(1) inventarisasi dan dokumentasi kebudayaan daerah dan seja-

rah nasional di seluruh propinsi, termasuk tradisi lisan turun temurun, serta menerbitkan dan menyebarluaskan ha-sil penelitian;

(2) pengkajian naskah pahlawan dan tokoh nasional serta nas-kah sejarah;

(3) menyelenggarakan seminar kesejahteraan nasional;(4) mengadakan penyelamatan, penerjemahan dan menertibkan

kembali naskah-naskah Kuno;(5) melaksanakan penelitian kepurbakalaan dan mengadakan sa-

rana dan prasarana untuk balai penelitian arkeologi de-ngan dukungan administrasi dan unit perkantoran;

(6) mengadakan pembinaan kerjasama kebudayaan antar negara dengan sasaran kegiatan ASEAN dan internasional lainnya;

(7) menyelenggarakan peringatan tahunan Hari Kesaktian Panca-sila;

(8) mengadakan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan Daerah, termasuk sastra lisan;

(9) pembinaan teknik dan kebijaksanaan kebudayaan dengan ke-giatan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan serta pe-nyusunan/penulisan sumber informasi kebudayaan.

Beberapa lembaga pendidikan tinggi dan para ahli sejarah serta ahli bahasa telah dilibatkan dalam proses pengumpulan data di berbagai daerah Indonesia dalam rangka meningkatkan

XVI/48

kemampuan analisa sejarah secara ilmiah maupun secara populer untuk masyarakat.

Dalam tahun 1982/83 telah dilakukan kegiatan di bidang inventarisasi kebudayaan antara lain : inventarisasi kebuda-yaan yang dilakukan dalam rangka penyelamatan dan pemelihara-an warisan budaya dan telah berhasil dihimpun 5 aspek yaitu aspek-aspek sejarah daerah, adat istiadat, cerita rakyat, permainan rakyat, aspek geografi budaya daerah, yang meliputi 130 naskah dan terbitan sebanyak 91 judul naskah.

Dalam rangka kegiatan penelitiarn bahasa dan sastra Indo-nesia dan sastra daerah, telah disusun antara lain laporan penelitian sebanyak 102 jenis, pencetakan naskah penelitian sebanyak 138:000 eksemplar yang meliputi antara lain peneli-tian struktur bahasa daerah, sistem perulangan, sistem morfo-logi, morfosistaksis, geografi dialek, sastra lisan, novel dan drama.

Selain itu telah diadakan penulisan biografi Yahlawan Na-sional dan tokoh Nasional masing-masing sebanyak 75 orang to-koh.

c. Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Didalam Garis-garis Besar haluan Negara dinyatakan bahwa kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tidak merupakan agama. Pembinaan terhadap penghayat Kepercayaan Terhadap Tu-han Yang Maha Esa dilakukan :

(1) agar tidak mengarah pada pembentukan agama baru;(2) untuk mengefektifkan pengambilan langkah yang perlu agar

pelakaanaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa be-nar-benar sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa me-nurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dalam Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1983 antara lain di-nyatakan kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa makin dikembangkan sehingga terbina hidup rukun diantara sesama umat beragama, diantara sesama penganut ke-percayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan diantara semua umat beragama dan semua penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa dan meningkatkan amal untuk bersama-sama membangun ma-syarakat. Atas dasar ketentuan tersebut dalam rangka Program Pembinaan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

XVI/49

telah dilakukan kegiatan-kegiatan :

(1) inventarisasi dan dokumentasi serta evaluasi tentang per-masalahan penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di berbagai daerah;

(2) menyusun kebijaksanaan pembinaan bagi para penghayat Ke-percayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan peng-arahan Garis-garis Besar Haluan Negara;

(3) menyusun program kerja dan langkah-langkah kegiatan yang sesuai dengan Sila Ke-Tuhanan Yang Maha Esa dan Sila Ke-manusiaan yang adil dan beradab.

Dalam tahun 1982/83 usaha yang telah dilakukan antara lain inventarisasi dan dokumentasi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan menghasilkan 26 naskah, penerbitan Pedo-man Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa seba-nyak 1 naskah dan mengadakan sarasehan sebanyak 7 kali serta peningkatan tenaga pembinaan dan bimbingan Pinisepuh sebanyak 50 orang.

Di samping itu telah diadakan penyempurnaan terhadap satu hasil naskah inventarisasi dan sarasehan antara penghayat Ke-percayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai forum komuni-kasi. Juga telah diadakan bimbingan maupun siaran bimbingan melalui radio dan televisi.

f. Pendidikan Kedinasan Tenaga Kebudayaan

Guna meningkatkan pengetahuan teknis para tenaga kebuda-yaan sebagai kegiatan khusus dalam rangka pendidikan kedinas-an maka dalam tahun 1982/83 telah dilakukan pendidikan di bi-dang kebudayaan antara lain penataran tenaga teknik kegrafik-an sebanyak 400 orang. Penataran ini terdiri dari program re-guler dan penataran bagi assisten instruktur, guru-guru Seko-lah Menengah Tehnik Grafika dan pemuda putus sekolah. Selain itu telah diterbitkan pula buku-buku pedoman teknik kegrafik-an sebanyak 17.500 eksemplar serta penerbitan majalah penyu-luhan grafik sebanyak 16.000 eksemplar. Guna mengetahui mutu dan ketetapan bahan cetak oleh Pusat Grafika Indonesia, telah diadakan eksperimen dan pengujian bahan-bahan kegrafikan an-tara lain tentang mutu kertas, tinta dan bahan-bahan kimia lainnya. Untuk lebih meningkatkan mutu hasil penataran-penataran teknis kagrafikan Pusat Grafika Indonesia, dalam tahun anggaran 1982/83 telah diusahakan penambahan peralatan di bidang kegrafikan antara lain alat-alat untuk komposing foto reproduksi, cetak ofset besar, cetak ofset kecil dan

XVI/50

cetak tinggi (letterpress). Adapun dalam rangka penataran te-naga teknik kebudayaan telah ditatar sebanyak 341 orang, an-tara lain dalam bidang museum, kepurbakalaan, kesenian, per-pustakaan dan kebahasaan.

XVI/51