Pendidikan Akhlak Pada Remaja Desa Widoropayung

8/18/2019 Pendidikan Akhlak Pada Remaja Desa Widoropayung

1/33

PENDIDIKAN AKHLAK PADA REMAJA DESA WIDOROPAYUNG(STUDI KASUS MAJELIS SHOLAWAT)

Latar Belakang

Allah SWT menciptakan manusia hanya untuk

beribadah kepada-Nya. Dalam rangka ibadah kepada Allah

SWT, manusia telah diberi petunjuk oleh-Nya. Petunjuk Allah

SWT tersebut dinamakan Ad-Din Agama!. Agama adalah

satu kata yang sangat mudah diucapkan dan mudah juga

untuk menjelaskan maksudnya khususnya bagi orang

a"am!, tetapi sangat sulit memberikan batasan de#nisi!

yang tepat lebih-lebih bagi para pakar. $al ini disebabkan

antara lain, dalam menjelaskan sesuatu secara ilmiah

dalam arti mende#nisikannya!, mengharuskan adanya

rumusan yang mampu menghimpun semua unsur yang

dide#nisikan sekaligus mengeluarkan segala yang tidak

termasuk unsurnya. %emudahan yang dialami oleh orang

a"am disebabkan oleh cara mereka dalam merasakan

agama dan perasaan itulah yang mereka lukiskan&.

Pendidikan dalam kehidupan manusia berperan sangat

penting bagi kelangsungan hidup orang banyak. Pendidikan

merupakan unsur utama yang harus ada agar manusia

1 'uraisy Syihab. ())*. Membumikan Al-Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu

dalam Kehidupan Masyarakat . +andung ian, /(/.

1


2/33

dapat melangsungkan kehidupan di dunia ini, pendidikan

merupakan proses belajar dan mengajar pola-pola kelakuan

manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat.

Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan

perubahan perilaku peserta didik. Perilaku manusia pada

hakikatnya sama yaitu bersi0at sosial, yakni dipelajari dalam

sebuah interaksi dengan sesama manusia.

$ampir segala sesuatu yang kita pelajari merupakan

hasil hubungan dengan orang lain baik itu di rumah,

sekolah, masyarakat, tempat-tempat bermain, bekerja dan

sebagainya. Proses pendidikan bera"al dari sebuah

keluarga, sekolah kemudian dilanjutkan dalam lingkungan

masyarakat. Tempat tersebut menjadi arena dimana proses

pendidikan itu berlangsung melalui interaksi sosial antar

manusia sehingga pendidikan dapat diartikan sebagai

sarana sosialisasi bermasyarakat. %eluarga, sekolah dan

masyarakat merupakan tripusat pendidikan, artinya

pendidikan dapat diperoleh melalui interaksi sosial yang

terjadi di ketiga tempat tersebut. %etiganya merupakan

sumber pendidikan dan dapat dikatakan sebagai lembaga

pendidikan yang si0atnya 0ormal dan non 0ormal.

Proses pendidikan berlangsung dalam suatu "adah

atau yang biasa disebut dengan lembaga pendidikan, baik

2


3/33

itu yang bersi0at 0ormal maupun non 0ormal. Dalam hal ini

menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan

tersebut dilaksanakan dalam lingkungan sekolah 0ormal

maupun pendidikan di luar sekolah yang bersi0at non 0ormal.

Pendidikan merupakan sistem yang terbuka sebab tidak

mungkin pendidikan dapat berjalan dengan semestinya,

untuk itu pendidikan menjadi tanggung ja"ab bersama baik

pemerintah, masyarakat, dan orang tua. 1leh karena itu

pendidikan sangat berpengaruh terhadap kehidupan

manusia dan moral suatu bangsa.

Dengan terbukanya pendidikan bagi setiap lapisan

masyarakat khususnya "arga 2ndonesia untuk mendapatkan

kesempatan belajar, maka lembaga-lembaga di 2ndonesia,

baik sekolah maupun luar sekolah telah ada dan nampak

bermunculan di tengah-tengah masyarakat agar senantiasa

mampu menikmati dan memperoleh pendidikan yang layak

baik di dalam mencari ilmu pengetahuan, ketrampilan,

maupun nilai-nilai keagamaan dan keimanan, karena maju

mundurnya suatu kaum atau masyrakat sebagaian besar

tergantung pada pendidikan yang berlaku di lingkungan

mereka.

Namun demikian yang paling utama adalah pendidikan

sebagai sarana mempersiapkan generasi muda dalam

3


4/33

meraih masa depan yang bagus dengan didasari akhlak

terpuji dan moral yang baik agar dalam melangkah tidak

salah jalan karena berpegang pada nilai-nilai moral dan

akhlak karimah sesuai dengan ajaran 2slam.

Dalam pendidikan agama terdapat ajaran tentang

akhlak yang mana akhlak ini merupakan suatu ajaran yang

tidak bisa ditinggalkan karena didalamnya mengajarkan

tentang budi pekerti, sopan santun, norma-norma serta nilai-

nilai kebaikan yang terkandung dalam Al-'ur3an. Akhlak

merupakan si0at-si0at yang diba"a manusia sejak manusia

itu lahir yang tertanam dalam ji"a dan selalu ada pada diri

manusia itu sendiri. Si0at yang lahir dalam perbuatan baik

merupakan akhlak mulia, atau akhlak terpuji, sedangkan

perbuatan buruk disebut akhlak yang tercela.

enurut Ahmad Amin, kehendak ialah ketentuan dari

beberapa keinginan manusia setelah bimbang, sedang

kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang

sehingga mudah untuk melakukannya dan menjadi sebuah

kebiasaan yang dilakukan. asing-masing dari kehendak

dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan yang

menimbulkan kekuatan yang besar, kekuatan yang besar ini

4


5/33

dinamakan akhlak(.

4aman yang semakin maju dan serba modern ini

memicu timbulnya krisis akhlakul karimah. Salah satu

penyebab timbulnya krisis akhlakul karimah yang terjadi

saat ini dikarenakan orang sudah mulai lengah dan kurang

mengindahkan agama, khususnya dikalanga remaja yang

identik dengan kehidupan gaya bebas. $al ini ditandai

dengan semakin mejamurnya pola kehidupan barat di

2ndonesia. Sikap mementingkan diri sendiri, egois, apatis,

serta pudarnya nilai-nilai sopan santun yang semakin

menghinggapi dalam diri manusia, dan remaja pada

khususnya.

5aya kehidupan yang semakin hedonis menjadi suatu

yang sudah menjalar dikalangan masyarakat sehingga

sedikit demi sedikit telah mengikis nilai-nilai ketimuran,

khususnya bagi bangsa 2ndonesia yang menjunjung tinggi

nilai dan norma. Penurunan moral dikalangan remaja saat ini

merupakan indikasi bah"a pendidikan yang selama ini

dilaksanakan belum berhasil membina moral dan akhlak

generasi muda.

Pendidikan cenderung semakin materealistik dan tidak

2 4ahruddin dan $asanudin Sinaga. ())6. Pengantar Studi

Akhlak , 7akarta PT. 8aja 5ra#ndo, 9

5


6/33

seimbang dengan aspek spiritual. $al ini membuat peran

pendidikan semakin dituntut agar lebih maju, khususnya

pendidikan agama 2slam. Salah satu tujuan pendidikan

agama 2slam adalah me"ujudkan akhlak yang mulia (al-

akhlak al-karimah.

%edudukan akhlak dalam kehidupan manusia sangatlah

penting, baik sebagai indi:idu maupun sebagai anggota

masyarakat dan bangsa. 7atuh bangunnya, jaya atau hancur,

sejahtera atau rusaknya suatu bangsa dan masyarakat

tergantung bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik

berakhlak!, akan sejahtera lahir batinnya, akan tetapi

apabila akhlaknya buruk rusaklah lahir dan batinnya/.

Agama 2slam merupakan komponen yang paling

penting dalam pendidikan akhlak manusia karena agama

memberikan pedoman-pedoman dan petunjuk-petunjuk

yang dibutuhkan manusia untuk dapat mencapai budi

pekerti yang luhur dan mulia, baik hubungannya dengan

Allah SWT, 8asul-Nya, dirinya sendiri, keluarga, masyarakat,

maupun kepada Negara. +udi pekerti yang baik berakhlak

mulia serta berkepribadian yang luhur merupakan tujuan

utama dari pendidikan bagi kalangan muslim, karena akhlak

3 8ahmat Djatmika. &;;


7/33

merupakan aspek penting dalam kehidupan setiap manusia.

=ntuk me"ujudkan akhlak yang mulia tidaklah mudah,

diperlukan adanya kesadaran serta kerjasama antar pihak

yang terlibat dalam pendidikan seperti keluarga atau orang

tua, sekolah, dan masyarakat guna mengarahkan kepada

pembangunan manusia yang seutuhnya untuk membentuk

sumber daya manusia yang baik secara lahiriyah maupun

batiniyah. Agar dapat ter"ujudnya sumber daya manusia

tersebut diperlukan berbagai upaya antara lain dengan

meningkatkan pendidikan dan pendidikan keagamaan,

khususnya pendidikan akhlakul karimah serta pendidikan

2man dan Ta>"a yang dilaksanakan dengan lebih

memperdalam pengetahuan, pemahaman dan peningkatan

pengamalan ajaran serta nilai-nilai agama 2slam untuk

membentuk akhlak mulia yang mampu menja"ab

tantangan-tantangan aman.

Proses pengembangan pendidikan dapat ditempuh

melalui pendidikan, baik melalui jalur pendidikan 0ormal

maupun non-0ormal. =ntuk mencapai esensi pendidikan,

khususnya pendidikan 2slam sangat dibutuhkan peran

seorang pendidik ataupun pembina yang pro0esional dalam

rangka mengupayakan pendidikan akhlak remaja di Desa

Widoropayung melalui majelis shala"at.

7


8/33

Shala"atan merupakan salah satu bentuk akti:itas

keagamaan yang laim ditemui di 2ndonesia. Shala"at

secara terminologi berasal dari kata ?shala@ yang bisa

berarti berdoa atau selamat. Akan tetapi pada praktiknya,

umat 2slam, khususnya Nahdliyin6 memahami shala"atan

sebagai ?mendoakan keselamatan kepada Nabi@.

Ada beragam praktik shala"atan di berbagai daerah di

2ndonesia. +iasanya, tradisi ini dilakukan pada bulan

kelahiran Nabi, yakni 8abi3ul A"al. Sehingga bulan ini sering

disebut ?aulid@ atau Mulud di 7a"a. Di daerah Surakarta,

pada mulanya juga berkembang tradisi shala"atan,

tepatnya di Pajang, a"eyan, Solo. Di dalam acara tersebut,

biasanya "arga-"arga di sekitar Solo, termasuk

%aranganyar, %laten, +oyolali, datang berduyun-duyun

untuk merayakan hari kelahiran Nabi uhammad. ereka

datang untuk bershala"at bersama dan dilanjutkan

pengajian oleh ulama-ulama besar9. Dari tradisi inilah,

acara-acara shala"atan berkembang menjadi cukup masi0 di

berbagai daerah, seperti acara ?Bogyakarta +ershala"at..@,

?Pemalang +erdikirC@, ?Shala"at dan Dikir bersama $abib

4 $ahdliyin adalah sebutan bagi "arga Nahdlatul =lama N=!.

5 Nur 8osyid. ()&/. %ershala&at %ersama 'abib Trans0ormasi +aru 8elasiAudiens uslim N= di 2ndonesia# A$)*A +alai Pelestarian Nilai Sejarah dan

Tradisi. ol. 22, No. ( Des

8


9/33

Syech@, dan sebagainya.

Sebenarnya, studi mengenai tradisi aulid di 2ndonesia

sudah banyak yang melakukan, salah satunya adalah A0rida.

Dia menjelaskan, tradisi aulid mulai diperkenalkan pada

tahun ;);-&&* oleh seorang penguasa Dinasti Eatimiyah.

Sejak kemunculannya, tradisi aulid sudah banyak

menimbulkan kontro:ersi di kalangan ulama dan pemuka

agama. Pada saat itu, aulid masih dalam tara0 ujicoba.

+anyak pihak yang menilai, tradisi ini tidak lebih dari sebuah

kegiatan pemborosan dan penyimpangan ajaran 8asulullah

SAW. Sebagian berpendapat, tradisi aulid tidak

diperintahkan dalam al-'uran dan tidak pula dicontohkan

oleh 8asulullah. Sumber lain menyebutkan, perayaan aulid

Nabi pertama kali dilakukan oleh Abu Said al-'akburi,

seorang 5ubernur 2rbil, di 2rak pada masa pemerintahan

Sultan Salahuddin Al-Ayyubi &&/F-&&;/!


10/33

dengan istilah ?slametan@. 8itus ini merupakan ritus inti

dalam masyarakat 7a"a yang digunakan untuk melanjutkan,

memelihara atau meningkatkan tatanan. Doa-doa

dilangsungkan dalam setiap penyelenggaraan dan pada

perayaan-perayaan komunal demi menjamin

?kesinambungan yang mulus@*.

ebih lanjut, agar sebuah slametan menjadi ritual yang

e0ekti0, para tetangga juga harus disertakan, bahkan jika

acara yang diselenggarakan dimaksudkan untuk

mengamankan kesejahteraan pribadi seseorang. Dengan

demikian, acara shala"atan kurang lebih sama dengan

praktik ritual slametan orang 7a"a. +ershala"at pada

dasarnya tidak untuk diri pribadi, tetapi dilakukan secara

komunal.

Di 2ndonesia pernah terjadi perdebatan mengenai

peringatan maulid ini pada tahun &;*)anF. Perdebatan

tersebut adalah seputar benar atau tidaknya ajaran

tersebut. Supani menjelaskan, mereka yang menolak

peringatan aulid menganggap bah"a peringatan aulid

yang dilakukan dengan cara membaca kitab tadi adalah

7 Niels ulder. ()&). Mistisisme a&a: "de+l+gi di "nd+nesia, Let. 2. Bogyakarta %iS, &9

8 Supani. ())*. ?)radisi Maulid: Pr+ dan K+ntra@, dalam 2+DA3 7urnalStudi 2slam dan +udaya, STA2N Pur"okerto. ol 9, No.& 7anuari-

7uni, &9-&<

10


11/33

perbuatan tercela bidah dhalalah!. Selanjutnya, mereka

munuduh kalangan pesantren yang mempertahankan tradisi

aulid berarti telah mengesahkan amalan yang dicela 2slam.

Alasan yang mereka kemukakan adalah pujian-pujian di

dalam tiga kitab tersebut telah melanggar batasan puji-

pujian yang digariskan oleh syari3ah. enurut mereka,

materi pujian yang menggambarkan Nabi sebagai pemberi

sya0a3ah, ampunan, dan keselamatan adalah perbuatan

syirik menyekutukan Tuhan!. aksudnya, mereka

menempatkan Nabi dalam kapasitas sebagai pemberi

keselamatan, padahal itu sebuah hak mutlak Tuhan saja.

+erdasarkan hasil pra obser:asi dan "a"ancara dengan

salah satu pengurus majelis shala"at, diperoleh in0ormasi

bah"a kegiatan shala"at yang diadakan oleh majelis

shala"at, desa Widoropayung merupakan salah satu

langkah untuk meningkatkan pengamalan ajaran 2slam

khususnya dalam hal pendidikan serta pendidikan akhlak;.

elalui majelis shala"at yang akhir-akhir ini disukai oleh

masyarakat khusunya oleh para remaja yang mana alunan-

alunan shala"at dinyanyikan dengan diiringi oleh tabuhan

rebana yang menimbulkan kecintaan kepada 8asulullah

9 $asil "a"ancara dengan =stad Sunoto sebagai salah satu pengurus majelis

shala"at, inggu, &< 1ktober ()&6, pukul &).)) W2+!.

11


12/33

SAW. Seperti yang dijelaskan dalam Al-'ur3an surat al-Ahab

ayat 9< tentang anjuran untuk bershala"at kepada Nabi

uhammad SAW, yakni

MOQR U VO XY XZ[X\ ]^_`X M^\M^ Z`X f^ V[U V`X X

.Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-$yabersh+la&at untuk $abi# 'ai +rang-+rang yangberiman, bersh+la&atlah kamu untuk nabi danu/apkanlah salam pengh+rmatan kepadanya0

Dari keterangan ayat di atas diperoleh bah"a shala"at

sebagai "ujud rasa cinta kepada Nabi uhammad SAW, dan

berharap sya0a3at dari Nabi uhammad SAW. aka di dalam

masyarakat muncul tradisi shala"at sebagai cermin

pengamalan terhadap nilai-nilai yang tedapat dalam Al-

'ur3an dan $adits. Sehingga sering dijumpai jamaah jamaah

shala"at atau majelis shala"at.

Dalam majelis tersebut terdapat ritual pembacaan

shala"at yang disertai dengan puji-pujian kepada Nabi

uhammad SAW. Di samping memuji Nabi dalam lantunan

shala"at tersebut juga diselingi lantunan syair-syair tentang

cara hidup Nabi, perilaku, dan kedudukan beliau di sisi Allah

SWT, sehingga menjadi cermin atau suri tauladan yang baik

dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan majelis shala"at ini tidak hanya dapat

12


13/33

menghidupkan dan mengamalkan sunnah Nabi SAW, tetapi

juga dapat menjadi media dak"ah serta media pendidikan

dalam memberikan materi-materi tentang ajaran 2slam

terutama pendidikan akhlak dan juga sebagai tempat

sosialisasi masyarakat secara umum untuk saling

bersilaturahmi. %egiatan yang dilakukan oleh majelis

shala"at . selain membaca shala"at juga diselingi dengan

ceramah-ceramah yang berkaitan dengan pendidikan

akhlak. $al ini disebabkan masih banyaknya remaja dusun

Tanjung =mbulmartani yang perilaku akhlaknya kurang

mencerminkan sebagai seorang muslim.

Dalam penelitian ini sesuatu yang menarik untuk diteliti

adalah peran majelis shala"at dalam membina akhlak para

remaja yang menggunakan media majelis shala"at yang

diiringi dengan tabuhan rebana, hal ini memunculkan rasa

senang pada remaja sehingga mereka ingin bias memainkan

rebana. +erangkat dari rasa senang tersebut pengurus

majelis shala"at . memasukkan materi-materi tentang

pendidikan akhlak untuk disampaikan kepada para remaja

yang mengikuti majelis yang diharapkan dapat membenahi

akhlak mereka agar menjadi manusia yang berakhlak. =saha

yang dilakukan dalam membina akhlak remaja dusun

Tanjung belum cukup e0ekti0, dari hasil obser:asi yang

13


14/33

dilakukan pada saat acara gotong royong bersama, dalam

kegiatan sehari-hari, dan juga pada saat kegiatan rutinan

pembacaan maulid&). 8emaja yang mengikuti majelis

shala"at masih sedikit yang mau merubah akhlak dan

tingkah laku mereka dalam berbagai aspek kehidupan dalam

keseharian mereka, seperti bagaimana sopan santun

terhadap orang yang lebih tua, melaksanakan semua

ke"ajibannya serta bagaimana menjadi seorang yang

bertanggung ja"ab baik sebagai seorang hamba maupun

sebagai seorang indi:idu yang berguna bagi masyarakat

lain. ereka juga masih ada yang belum bisa bersikap sopan

kepada orang yang lebih tua, masih ada juga yang

mengerjakan sholat 0ardhu masih belum penuh dan toatal,

tetapi ada juga yang tadinya menjalankan sholat belum

penuh sekarang sudah mulai dijalankan dengan teratur.

Diharapkan dengan kegiatan seperti ini agar para remaja

dusun Tanjung =mbulmartani dapat mengetahui serta

memahami ajaran akhlak mulia agar dapat mengamalkan

dalam kehidupan sehari-hari&&.

R!"an Ma"ala#

10 $asil obser:asi yang dilakukan pada setiap kegiatan yang dijalankan olehmajelis shala"at, seperti gotong royong dan kegiatan rutinan pembacaanmaulid.

11 Wa"ancara dengan =stad Sunoto, salah satu pengurus majelis shala"at,

pada hari inggu (9 September ()&6, di rumah =stad Sunoto.

14


15/33

+erdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat

dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut

&. +agaimana kee0ekti0an majelis shala"at . dalam membina

akhlak remaja desa WidoropayungJ(. +agaimana pelaksanaan pendidikan akhlak remaja melalui

majelis shala"at . desa WidoropayungJ

T$an %an Kegnaan Penel&t&an

&. Tujuan PenelitianA. =ntuk mengetahui kee0ekti0an majelis shala"at dalam

membina akhlak remaja desa Widoropayung.+. =ntuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dalam

pendidikan akhlak remaja melalui majelis shala"at . desa

WidoropayungL. engetahui cara-cara yang dilakukan majelis shala"at .

dalam upaya pendidikan akhlak remaja desa

Widoropayung.(. %egunaan Penelitian

a. %egunaan teoritik&! Diharapkan tulisan ini dapat menambah khaanah

keilmu"an dalam dunia pendidikan, terutama

"acana tentang pengembangan akhlak.(! Sebagai landasan untuk mengembangkan penelitian

yang luas tentang pengembangan akhlak melalui

peran majelis-majelis terutama majelis shala"at.b. %egunaan secara praktis.

&! Diharapkan dapat memberikan kontribusi positi0

pengetahuan dan menambah "acana keilmu"an

15


16/33

khususnya dalam pengembangan akhlak remaja.(! Dapat memberikan gambaran tentang

pengembangan akhlak remaja melalui majelis

shala"at

Lan%a"an Te'r&

Pen%&%&kan Ak#lak Re!a$aa Pengert&an Pen%&%&kan Ak#lak

Pendidikan adalah proses perbaikan, pera"atan, dan

pengurusan terhadap pihak yang di didik oleh pendidik yang

menggabungkan unsur-unsur pendidikan yang ada.,

sehingga ia menjadi pribadi yang matang dan mencapai

tingkat sempurna yang sesuai dengan kemampuannya.

enurut Athiyah al-Abrasyi, para ahli pendidikan 2slam

telah sepakat bah"a maksud dari pendidikan dan

pengajaran bukanlah memenuhi otak peserta didik dengan

segala macam ilmu yang belum mereka tahu, tetapi

maksudnya adalah mendidik akhlak dan ji"a mereka

dengan menanamkan rasa 0adhilah keutamaan!,

membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,

mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci

seluruhnya, ikhlas dan jujur. aka tujuan utama pendidikan

2slam adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan ji"a&(.

12 uhammad uhyidin. ()&/. Saat Si Mungil Mulai *ema1a.

Bogyakarta Di:a Press, (;

16


17/33

Pengertian pendidikan menurut =ndang-=ndang

S2SD2%NAS Sistem Pendidikan Nasional! nomor () Tahun

())/ Pasal & ayat &

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untukme"ujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agarpeserta didik secara akti0 mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaliandiri, kepribadian, kecerdaan, akhlak mulia, serta ketrampilanyang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara&/.

Dalam hal ini pendidikan menekankan pengembangan

manusia dari segi praktis, yaitu pengembangan sikap,

kemampuan dan kecakapan, Sedangkan pendidikan lebih

menekankan pengembangan manusia dari segi teoritis,

yaitu pengembangan pengetahuan dan ilmu&6.

Dalam pendidikan terdapat lembaga pendidikan yang

bersi0at 0ormal dan juga non 0ormal, lembaga pendidikan

0ormal juga disebut dengan pendidikan sekolah sedangkan

pendidikan non 0ormal disebut juga dengan pendidikan luar

sekolah. %aitannya dengan pendidikan agama atau

pendidikan iman dan ta>"a serta akhlak mulia, pendidikan

keagamaan harus terselanggara melalui pendidikan sekolah

dan pendidikan luar sekolah atau pendidikan pada

masyarakat, temasuk juga pendidikan keluarga yang

meliputi pendidikan usia dini, de"asa dan usia lanjut

13 =ndang-=ndang S2SD2%NAS. ()&/. (Sistem Pendidikan $asi+nal, n+m+r 23)ahun 2334 disertai pen1elasan. Bogyakarta Absolut, ;

14 2bid, &&

17


18/33

membutuhkan metode pengajaran dan pendidikan serta

materi peljaran yang sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan masyarakat&9.

Pendidikan luar sekolah merupakan kegiatan pendidikan

yang diselenggarakan di luar sekolah. enurut Sana#ah

Eaisal, secara umum dikatakan bah"a pendidikan luar

sekolah relati0 lebih lentur dan berjangka pendidikan

penyelenggaraannya dibandingkan dengan pendidikan

0ormal pendidikan sekolah!&


19/33

makhluk sosial dan hidup dalam masyarakat serta

mengajarkan untuk saling menghormati satu dengan yang

lainnya.

Penanaman akhlak kepada Allah SWT bertujuan untuk

membina akhlak dalam hal ibadah kepada Allah SWT dan

penanaman akhlak kepada sesama bertujuan untuk

membina akhlak remaja agar saling menghormati dan

berakhlak baik dengan masyarakat serta lingkungan tempat

tinggal. Akhlak berasal dari bahasa Arab jama3 dari bentuk

mu0radnya Khulu6un yang menurut logat diartikan budi

pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat&*. Dalam

pengertian sehari-hari akhlak umumnya disamakan dengan

kata budi pekerti atau kesusilaan atau juga disebut sopan

santun.

7ika dikaitkan dengan kata 2slami, maka akan berbentuk

akhlak 2slami, secara sederhana akhlak 2slami diartikan

sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran 2slam atau akhlak

yang bersi0at 2slami. %ata 2slam yang berada di belakang

kata akhlak dalam menempati posisi si0at.

Dengan demikian akhlak 2slami adalah perbuatan yang

dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan

17 4ahrudin dan $asanuddin Sinaga. ())6. Pengantar Studi Akhlak . 7akarta

8aja 5ra#ndo Persada, &&

19


20/33

sumbernya berdasarkan pada ajaran 2slam. Akhlak islam

bersi0at mengarahkan, membimbing, mendorong,

membangun peradaban manusia dan mengobati bagi

penyakit sosial dari ji"a dan mental, serta tujuan berakhlak

yang baik untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan

akhirat.

Dengan demikian akhlak 2slami itu jauh lebih sempurna

dibandingkan dengan akhlak lainnya. 7ika akhlak lainnya

hanya berbicara tentang hubungan dengan manusia, maka

akhlak 2slami berbicara pula tentang cara berhubungan

dengan makhluk-makhluk lainnya seperti he"an, tumbuhan,

air, udara dan lain sebagainya. Dengan cara demikian,

masing-masing makhluk merasakan 0ungsi dan

eksistensinya di dunia ini.

Mater& Pen%&%&kan Ak#lak

Secara garis besar materi pendidikan akhlak harus

mengarahkan pada tiga asumsi pokok ajara 2slam. Pokok

ajaran 2slam dalam pendidikan akhlak adalah meliputi

Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia, dilihat dari segi

hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan

manusia, akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu

&. Akhlak Terhadap Allah

20


21/33

Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran

bah"a tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki si0at-si0at

terpuji demikian Agung si0at itu, yang jangankan manusia,

malaikat pun tidak akan menjangkau hakekatnya. Tugas

manusia sebagai hamba Allah harus senantiasa beribadah

kepada-Nya, dengan menjalankan perintah dan menjauhi

segala larangan-larangan-Nya. entauhidkan Allah yaitu

mempertegas, meyakini, dan mengakui bah"a tidak ada

tuhan selain Allah, tidak ada sesuatu pun yang setara

dengan Dat, Si0at dan Asma Allah.(. Akhlak terhadap Diri Sendiri

Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan

menghargai, menghormati,menyayangi dan menjaga diri

sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bah"adirinya

itu sebgai ciptaan dan amanah Allah yang harus

dipertanggung ja"abkan dengan sebaik-baiknya.Lontohnya enghindari minuman yang beralkohol,

menjaga kesucian ji"a serta berperilaku baik dan

menghindari perbuatan tercela.

/. Akhlak terhadap sesama manusiaanusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan

eksistensinya secara 0ungsional dan optimal banyak

bergantung pada orang lain, untuk itu, ia perlu

bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang

lain. 2slam menganjurkan berakhlak yang baik kepada

21


22/33

saudara, %arena ia berjasa dalam ikut serta mende"asaan

kita, dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita.

Laranya dapat dilakukan dengan memuliakannya,

memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya&F.

Met'%e Pen%&%&kan Ak#lak

enurut $adari Na"a"i proses pembentukan akhlak

dalam 2slam dapat dicapai dengan beberapa cara metode!,

diantaranya adalah

&! endidik elalui %eteladananDalam kehidupan ini sebagian besar dilalui dengan saling

meniru dan mencontoh oleh manusia yang satu dengan

manusia yang lainnya.%ecenderungan ini sangat berperan pada anak-anak yang

masa itu adalah masa mereka mudah untuk meniru dan

mencontoh apa yang mereka lihat sehingga sangat

mempengaruhi perkembangan anak. Sesuatu yang

dicontoh, ditiru atau diteladani itu mungkin ada yang

bersi0at baik dan mungkin pula bernilai keburukan, untuk

itu bagi umat 2slam keteladanan yang paling baik dan

utama terdapat dalam diri pribad2 8asulullah SAW.(! endidik elalui Pembiasaan

Pembiasaan dilakukan untuk membiasakan anak

melakukan hal-hal yang baik agar dapat menjadi suatu

18 oh. Ardani. ())9. Akhlak )asa&u7 . Let ke-(. Bogyakarta itra Lahaya

=tama, 6;-9*

22


23/33

kebiasaan yang baik yang dilakukan dalam kehidupan

sehari-hari. +erbagai kebiasaan harus dibentuk pada anak

oleh para orang tua, pendidikan dengan membentuk

kebiasaan harus dilakukan secara berulang-ulang dan

dilatih dengan seksama. =ntuk itu orang tua harus mampu

memilih kebiasaan yang baik si0atnya dan berlaku di

masyarakat untuk dilatih sejak dini pada anak./! endidik elalui Nasehat

Nasehat dilakukanj dengan cara bercerita, cerita disini

maksudnya adalah cerita yang mengundang nasehat agar

menumbuhkan kesadaran peserta didik dalam

meningkatkan imannya dan untuk berbuat amal kebaikan

dalam kehidupannya, nasehat juga tidak harus

disampaikan dengan cerita.6! endidik elalui Partisipasi

+anyak kegiatan orang de"asa yang dialakukan dengan

kegiatan yang positi0 sehingga pendidik dapat

mengikutsertakan anak menjadi bagian darinya, semua itu

dilakukan demi mengantarkan anak menuju kede"asaan.

Pemberian kesempatan berpartisipasi ini melalui

prosesbertukar pikiran terhadap suatu masalah baik yang

datang dari dirinya sendiri maupun dari lingkungannya&;.

Tra%&"& "e*aga& Me%&a Pen%&%&kan Ak#lak

19 $adari Na"a"i. &;;/. Pendidikan dalam "slam. Surabaya Al-

2khlas, (&/

23


24/33

Tradisi merupakan salah satu dari beberapa hal yang

menjadi media dalam pendidikan akhlak dan budi pekerti.

Tradisi merupakan suatu gambaran sikap dan perilaku

manusia yang telah berproses dalam "aktu lama dan

dilakukan secara turun-temurun dimulai dari nenek moyang.

Tradisi yang telah membudaya akan memudahkan

dalam proses pendidikan akhlak, hal ini memudahkan

penyampaian akhlak yang bersumber pada al-'ur3an dan

$adits yang menjadi sumber dalam berakhlak dan berbudi

pekerti seseorang. anusia dalam berbuat akan melihat

realitas yang ada di lingkungan sekitarnya sebagai upaya

dari sebuah adaptasi "alaupun sebenarnya orang tersebut

telah mempunyai moti:asi berperilaku yang sesuai dengan

tradisi yang ada pada dirinya. Di samping itu, manusia

dalam berperilaku selalu mengidenti#kasikan dirinya dengan

orang lain. Dalam proses ini, keluarga dan lingkungan

tempat tinggal merupakan hal yang terdekat. 1leh karena

itu, gambaran kehidupan yang berlangsung lama secara

turun-temurun dari nenek moyangnya yang telah menjadi

tradisi diidenti#kasikan sebagai perilaku dirinya. Dalam

jangkauan "aktu tertentu, perilaku diri sendiri ini akan

menjadi perilaku kelompok atau masyarakat. Tradisi, sebagai

salah satu media dalam pendidikan akhlak dan budi pekerti,

24


25/33

memiliki de#nisi dalam arti sempit dan dalam arti luas.

Dalam arti sempit, tradisi mencakup kesenian dengan

semua cabang-cabangnya sedangkan dalam arti luas, tradisi

mencakup semua aspek kehidupan manusia().

Dalam tradisi ada bermacam-macam bentuk tradisi

diantaranya adalah musik. Ada bentuk tradisi musik dalam

masyarakat 2slam yang populer, yang sekarang disebut

sebagai musik rakyat. Seperti yang ada di 7a"a Timur ada

yang disebut musik Terbangan, Tanjidor, 5amelan, dan

semacanmya. %eberadaannya merupakan bagian integral

dari pola kehidupan berbagai kelompok. Terkadang jenis

musik ini menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh su# tertentu

untuk mencapai kesempurnaan tujuan spiritual. %onon

7alaludin 8umi mengambil nyanyian-nyanyian dari kedai-

kedai minum Anatolia dan menggubahnya menjadi sarana

untuk mengungkapkan kerindun yang amat mendalam

kepada Tuhan. $al yang sama dapat kita lihat pada apa

yang dilakukan Gmha Ainun Najib.

Dengan musikalisasi %iai %anjeng, ia sanggup

mengubah gamelan yang berasal dari tradisi 7a"a menjadi

sarana pengungkapan akan kekosongan diri dan

20httpHHcari-disini-aja.blogspot.comH())FH&(Htradisi-dan-budaya-sebagai

sumber.html. diakses tanggal &( 7anuari ()&9

25

http://cari-disini-aja.blogspot.com/2008/12/tradisi-dan-budaya-sebagai%20sumber.htmlhttp://cari-disini-aja.blogspot.com/2008/12/tradisi-dan-budaya-sebagai%20sumber.htmlhttp://cari-disini-aja.blogspot.com/2008/12/tradisi-dan-budaya-sebagai%20sumber.htmlhttp://cari-disini-aja.blogspot.com/2008/12/tradisi-dan-budaya-sebagai%20sumber.html


26/33

kecintannya kepada Sang Pencipta(&. Dalam kaitannya

dengan Tradisi musik, Gmha Ainun Najib menggunakan

gamelan sebagai sarana dak"ah serta memba"a pesan-

pesan moral yang dituangkan melalui syair-syair puisi dan

musik. usik dan puisi mempermudah komunikasi,

memperindah pergaulan, memperdalam cinta,

mempercepat keharuan keilahian((.

Tradisi dan budaya memiliki peranan penting sebagai

media pembinaan akhlak dan budi pekerti. Tradisi, yang

merupakan sebuah kebiasaan, memberikan sebuah

pengaruh yang cukup kuat bagi perilaku kita sehari-hari

karena tradisi memiliki lingkup yang sempit dan biasanya

berasal dari lingkungan sekitar. Selain itu, tradisi juga

memberikan pengaruh yang cukup kuat bagi akhlak dan

budi pekerti seseorang.

Pengaruh ini timbul dari akti:itas seseorang sehari-hari.

1leh karena itu, tradisi dan budaya dapat memberikan

pengaruh positi0 maupun negati0 bagi akhlak dan budi

pekerti manusia(/. Tradisi yang ada di 2ndonesia cukup

21 Dra. Nanih achendra"aty, dan Agus Ahmad Sa0ei. ())&. PengembanganMasyarakat "slam, Dari "de+l+gi, Strategi sampai )radisi, +andung 8emaja8osdakarya, (


27/33

banyak dan bermacam- macam tardisi 2slam yang saat ini

masih berkembang di masyarakat diantaranya adalah

pembacaan shala"at atau pembacaan maulid yang sering

dikenal dengan shala&atan#

Pembacaan shala"at diperkenalkan oleh orang-orang

Arab, Baman disamping pendak"ah-pendak"ah dari

%uridistan. 2ni dapat dilihat sampai sekarang banyak

keturunan mereka yang mempertahankan tradisi

pembacaan maulid. Penulisan kitab maulid al -Diba‟i, al-

%ar8an1i, simtu ad-durr+r atau pun yang lainnya, para

penulisnya menyandarkan dirinya sebagai 8urrriyah

keturunan! 8asul. Dalam kitab-kitab tersebut berisi tentang

biogra# Nabi uhammad SAW dari lahirnya, bagaimana

keseharian beliau, akhlak beliau dalam kehidupan sehari-

hari dan lain sebagainya.

Tradisi menurut bahasa adalah kebiasaan turun-

temurun, sedangkan menurut istilah tradisi dimaknai

sebagai pe"arisan budaya yang dilakukan dari generasi ke

generasi yang dirasa dapat memba"a dampak positi0 bagi

kehidupan. Dapat dipahami bah"a tradisi pembacaan

shala"at merupakan salah satu sarana penyebaran 2slam di

dunia bukan hanya di 2ndonesia.

2slam tidak mungkin mudah tersebar dan diterima

27


28/33

masyarakat luas di 2ndonesia, jika saja proses penyebaran

tidak melibatkan tradisi-tradisi keagamaan. Dikutip dari

skripsi Sholeh 2lham yang mengutip dari Dr. Bunasril Ali

dalam buku anusia Litra 2lahi, Pro0. Ayumardi Ara

mengemukakan bah"a penyebaran agama 2slam yang sejak

abad ke-&/ semakin meluas di nusantara adalah terutama

atas kegiatan kaum Su# yang mampu menyajikan 2slam

dalam kemasan atrakti0, khususnya dengan menekankan

kontinuitas kebudayaan masyarakat dalam konteks 2slam(6.

Dalam pembacaan shala"at kesakralan suasana

terbangun oleh alunan pelantun syair dan prosa lirik

shala"at serta sering kali dengan iringan tabuhan hadroh

rebana! yang dapat mengantarkan pendekatan pada Tuhan.

Tentunya hal ini akan dirasakan pada jamaah yang

mengikutinya sebagai pengalaman spiritual keagamaan(9.

Terdapat 0akta yang kuat bah"a tradisi pembacaan

shala"at merupakan salah satu ciri kaum muslimin

tradisional 2ndonesia yang umumnya dilakukan oleh

kalangan su# dari jairah arab yang memba"a tradisi

24 Dikutip dari skripsi Sholeh ilham. ()&&, yang berjudul ?Ka1ian )erhadap)radisi Shala&at 1amiyyah Ahbabul Al-Musta7a Kabupaten Kudus Studi i:ing$adis!@, Skripsi, Eakultas =shuluddin, Studi Agama dan Pemikiran 2slam =2NSunan %alijaga Bogyakarta, 6(-6/

25 Ahmad Anas. ())/. Menguak Pengalaman Su9stik . Bogyakarta

Pustaka Pelajar, &99

28


29/33

maulid sebagai perayaan kelahiran Nabi uhammad SAW

sekaligus sebagai media dalam menyampaikan ajaran-

ajaran 2slam. aka dari segi ini dapat diperoleh kesimpulan

bah"a masuknya perayaan maulid hari kelahiran Nabi

SAW! berikut pembacaan kitab-kitab shala"at bersamaan

dengan proses masuknya 2slam ke 2ndonesia yang diba"a

oleh pendak"ah yang umumnya merupakan kaum su#. Dari

sini pula pembacaan shala"at ini dijadikan sebagai media

dalam pendidikan akhlak, dalam pendidikan 2slam. Setelah

proses pembacaan shala"at berlangsung maka para kiai

atau ustad memberikan materi tentang ajaran 2slam serta

mengenai akhlak 8asulullah yang materinya diambil dari

kitab-kitab maulid karena didalamnya mengandung banyak

sekali ilmu yang dikaji, terutama mengenai suri tauladan

yang diajarkan oleh Nabi uhammad SAW tentang akhlak

karimah.

$al itu dilakukan karena dasar pandangan ahlu sunnah

&al 1amaah sebagai corak 2slam yang mendominasi "arna

2slam di 2ndonesia, lebih eksibel dan toleran.

empertahankan tradisi menjadi sangat penting maknanya

dalam kehidupan keagamaan. %arena dalam 2slam, tradisi

mampu menyesuaikan ajaran 2slam dengan tradisi atau adat

yang telah mengakar dalam masyarakat sehingga mampu

29


30/33

menarik dan menggalang simpati dari masyarakat umum

terutama dalam menyampaikan suatu ajaran atau

pendidikan tentang 2slam. Tradisi shala"at merupakan asli

yang berasal dari 2ndonesia yang sering disebut dengan

tradisi Sh+la&atan#

Salah satu sarana e0ekti0 penggalangan simpati

tersebut adalah pelestarian tradisi-tradisi keagamaan yang

populer dimasyarakat yang dapat dijadikan sebagai media

dalam proses pendidikan dalam masyarakat, melalui tradisi-

tradisi yang ada dimasyarakat proses pendidikan akan lebih

mudah diterima oleh masyarakat karena hal itu bukan hal

yang baru dan asing bagi mereka, khususnya masyarakat.

Termasuk yang paling penting didalamnya terdapat hal-

hal yang berman0aat seperti contoh peringatan maulid Nabi

SAW serta pembacaan kitab-kitab shala"at. 2slam tidak

menggaris besarkan bagaimana bentuk-bentuk seni

tertentu, namun sekedar memberi pedoman serta petunjuk

tentang batasan-batasan dalam seni, misalnya 2slam tidak

membolehkan jenis-jenis syair atau puisi tertentu yang

si0atnya tidak 2slami atau isinya tidak mencerminkan

tentang ajaran agama. Suatu bentuk kesenian dapat

menjadi seni 2slam apabila hasil yang di dapatkan dari

kesenian tersebut mengungkapkan tentang ajaran-ajaran

30


31/33

2slam serta mengajak kepada kebaikan dan menuju kepada

si0at akhlakul karimah.

=ntuk itu dibutuhkan kesenian-kesenian yang

mengandung unsur-unsur pendidikan serta ajakan dalam

ibadah dan kebaikan. Dengan demikian seni dapat dijadikan

sebagai media untuk menyampaikan tentang ajaran-ajaran

agama 2slam, khususnya dalam pembentukan dan

pendidikan akhlakul karimah. Pendidikan melalui seni dan

budaya sesungguhnya sudah dilakukan oleh para Wali

khususnya di tanah 7a"a ini, mereka melakukan pendidikan

denga cara berdak"ah. Seperti yang dilakukan Sunan

%alijaga dalam berdak"ah menyampaikan ajaran-ajaran

2slam melalui kesenian, beliau menggunakan "ayang kulit,

gamelan, seni suara dan seni pakaian. Ternyata media

tersebut dapat berhasil dengan baik, kenyataan ini terbukti

dengan adanya perayaan sekaten, grebegan dan "ayang(


32/33

PENDIDIKAN AKHLAK PADA REMAJA DESA WIDOROPAYUNG(STUDI KASUS MAJELIS SHOLAWAT)

Mata Kl&a#Studi andiri H

Seminar Proposal Tesis

Dosen Pembimbing

oh. ah0ud Ea>ih. ,Si LD!

1leh Agus $idayatullah

32


33/33

P8158A PASLASA87ANA2NST2T=T A5AA 2SA N=8= 7AD2D

P81+12N551()&6

Pendidikan Akhlak Pada Remaja Desa Widoropayung

Documents

Transcript of Pendidikan Akhlak Pada Remaja Desa Widoropayung