PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA...
Transcript of PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA...
i
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM KELUARGA JAMA`AH TABLIG
DI KABUPATEN MAGELANG
Oleh:
Rizka Roikhana, S.H.I, S.Pd.I
NIM: 1420410024
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam
Program Studi Pendidikan Islam
Konsentrasi Pendidikan Agama Islam
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
vii
ABSTRAK
Rizka Roikhana: Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Jama`ah Tablig di
Kabupaten Magelang.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh empat keluarga dari pengikut jama`ah
tablig di Kabupaten Magelang yang berbeda latar belakang pendidikan, berbeda
mata pencaharian, yang meninggalkan keluarganya untuk melaksanakan
kewajiban mereka sesuai ajaran dalam kelompok ini yaitu berdakwah. Pendidikan
agama Islam dan pendidikan sosial tidak hanya diserahkan sepenuhnya kepada
lembaga pendidikan Islam saja. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis proses pendidikan agama Islam pada keluarga jama`ah tablig di
Kabupaten Magelang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan untuk
memberikan masukan proses pendidikan agama Islam pada keluarga jama`ah
tablig di Kabupaten Magelang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan objek penelitian
Pendidikan agama Islam dalam Keluarga Jama`ah Tablig di Kabupaten Magelang.
pengumpulan data data dilakukan dengan mengadakan observasi (pengamatan),
wawancara mendalam, dan dokumentasi. Setelah malakukan analisis data peneliti
dapat menyimpulkan bahwa (1) secara umum, keempat keluarga tersebut berbeda
profesi dan pendidikan. Pendidikan mereka bermacam-macam, lulus SD untuk
orang tuanya dan untuk anak-anaknya lulus SMP kemudian tidak melanjutkan ke
tingkat SMA akan tetapi melanjutkan di pondok pesantren dakwah juga. Akan
tetapi ada juga yang berprofesi sebagai dosen di Akmil (akademi militer)
Magelang. Rata-rata mereka lebih senang ketika anaknya menjadi hafid/ hafidah
atau ahli kitab yang hanya mendalami al-Qur`an dan as-sunnah saja. (2) Proses
pendidikan agama Islam jama`ah tablig tersebut mayoritas malam hari. Semua
keluarga jama`ah tablig tersebut mengadakan taklim sebagai pelaksanaan secara
teoritis dan juga taklim ini dijadikan wadah untuk musyawarah dan juga sharing
antar anggota keluarga.
Kata kunci: Pendidikan agama Islam, Jama`ah tablig
viii
MOTTO
Artinya: kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,
di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik.
(QS. Ali Imran : 110)1
1 Kementerian Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT Syamil Cipta
Media, 2005), hlm. 64
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan Tesis ini untuk
Almamaterku tercinta Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Program Studi PI, Konsentrasi PAI.
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Pedoman Transliterasi Arab-Latin ini merujuk pada Surat Keputusan
Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988 No: 158/1987 dan 0543b/U/1987.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alīf Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا
Bā‟ B Be ب
Tā‟ T Te خ
a‟ Es titik di atas ث
Jīm J Je ج
ā‟ Ha titik di bawah ح
Khā‟ Kh Ka dan Ha خ
Dal D De د
al Zet titik di atas ذ
Rā‟ R Er ر
Zai Z Zet ز
Sīn S Es ش
Syīn Sy Es dan Ye ش
ā Es titik di bawah ص
ā De titik di bawah ض
ā‟ Te titik di bawah ط
xi
ā‟ Zet titik di bawah ظ
Ayn ...„... Koma terbalik di atas„ ع
Gayn G Ge غ
Fā‟ F Ef ف
Qāf Q Qi ق
Kāf K Ka ك
Lām L El ل
Mīm M Em م
Nūn N En ى
Wawu W We و
Hā‟ H Ha
Hamzah ...ʹ... Apostrof ء
Yā Y Ye ي
II. Konsonan Rangkap karena tasydīd ditulis Rangkap
هتعاقديي
عدج
Ditulis
Ditulis
Muta’aqqidīn
„iddah
III. T ’ Mar ah
1. Bila imatikan itulis engan “h”, misalnya:
Ditulis hibah هثح
xii
Ditulis jizyah جسيح
(Ketentuan ini tidak diberlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap
ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali
apabila dikehendaki penelitian lafal aslinya).
2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t:
عوح هللا
زكاج الفطر
Ditulis
Ditulis
Ni’matull h
Zak tul-fitri
IV. Vokal Pendek
(fathah) ditulis a contoh ب ر ض ditulis ḍaraba
(kasrah) ditulis i contoh ن ه ف ditulis fahima
(dammah) ditulis u contoh ة ت ك ditulis kutiba
V. Vokal Panjang
1 Fat ah alif
Contoh: ح ي ل اه ج
Ditulis
Ditulis
Ā (garis di atas)
J hiliyyah
2 Fat ah alif maqşur
Contoh: ىع س ي
Ditulis
Ditulis
Ā (garis di atas)
yas’
3 Kasrah ya‟ mati
Contoh: دي ج ه
Ditulis
Ditulis
ī (garis di atas)
majīd
xiii
4 ammah a u‟
mati
Contoh: ض و ر ف
Ditulis
Ditulis
Ū (garis di atas)
fur ḍ
VI. Vokal Rangkap
1 Fat ah ya‟ mati
Contoh: ن ك ي ت
Ditulis
Ditulis
ai
bainakum
2 Fat ah + wau mati
Contoh: لى ق
Ditulis
Ditulis
Au
Qaul
VII. Vokal Pendek Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof
أأتن
اعدت
لئه شكرتم
Ditulis
Ditulis
Ditulis
A`antum
U’iddat
La’in syakartum
VIII. Kata San ang Alif Lām
1. Bila iikuti huruf qamariyah maka itulis engan huruf “l”, misalnya:
القرأن
القيبس
Ditulis
Ditulis
Al-Qur’ n
Al-Qiy s
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah maka ditulis dengan menggandakan huruf
syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf “l”, misalnya:
xiv
الشمس
السمبء
Ditulis
Ditulis
asy-syams
as-sam '
IX. Huruf Besar
Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
X. Penyusunan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat dapat ditulis menurut
penelitiannya
لفروضذوى ا
اهل السنة
Ditulis
Ditulis
Żawi al-fur ḍ
Ahl al-sunnah
xv
KATA PENGANTAR
واالذينالل ي رفع"قالالذيالعالمينرب للوالحمد العلمأ وت واوالذينمنك مامن رسلينءانبيالأشرفعلىالم والسوالصالة (,11:المجادلو")درجات والم
رواه")الجنةإلىطري قالو الل سهلعلمابوي لتمس طري قاسلكمن"قالالذيبعداما,اجمعينوصحبوالووعلى(,الترميذي
Puji syukur alhamdulilah peneliti panjatkan kepada Allah SWT sang
pemilik dan pencipta alam semesta yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
pertolongan-Nya, sehingga penelitian yang berju ul “PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DALAM KELUARGA JAMA`AH TABLIG DI KABUPATEN
MAGELANG” apat terealisasi. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Saw, sang uswatun hasanah yang selalu kita rindukan
sosoknya.
Ucapan terima kasih dari peneliti kepada semua pihak yang telah
memotivasi, membimbing serta memberikan masukan atau kritikan demi
terwujudnya tesis ini. Maka dalam kesempatan ini peneliti menghaturkan rasa
hormat dan terima kasih kepada:
1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, beserta jajarannya.
2. Direktur Progtram Pasca Sarjana (PPS) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Ibu Ro‟fah, BSW., Ph.D, selaku koordinator prodi Pasca Sarjana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
xvi
4. Bapak Dr. Usman, S.S., M.Ag., selaku pembimbing tesis yang senantiasa
meluangkan waktu dan memberikan arahan serta bimbingan demi kebaikan
dalam penelitian ini.
5. Segenap dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Islam (UIN) Sunan
Kalijaga Yogyakarta yang telah membimbing dan mencurahkan ilmu yang
tak terhingga kepada peneliti.
6. Kedua orang tua tercinta, bapak Hadjir Ansori, S.Pd.I dan ibu Rubai`ah,
A.Md, yang telah memberikan do`a dalam setiap sujudnya, kasih sayangnya,
dan motivasi yang selalu tertanam dalam taman harian peneliti.
7. Bapak Ali Imran, S.Ag dan ibu Solikhah, mertua peneliti yang juga selalu
mendoakan menantunya menjadi orang sukses.
8. Suami tercinta Ahmad Taufiq, S.Pd.I., M.Pd.I yang merupakan mutiara jiwa
peneliti yang telah mendo`akan, memberikan ridho-Nya, mencurahkan
segalanya untuk peneliti, dan juga motivator bahkan inspirator bagi peneliti.
9. Adek-adek peneliti yaitu Nailatul Muna, S.Pd.I dan M. Fajrul Falah yang
telah memberikan warna dalam kehidupan peneliti.
10. Kepada Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummah KH. Ahmad Zabidi
Marzuki, Lc dan Ibu Nyai Hj. Barokah Nawawi.
11. Sahabat seperjuangan di pascasarjana PAI-A angkatan 2014/2015,
kebersamaan ini akan selalu peneliti rindukan.
12. Ustad Muhammad Ali Muammar selaku koordinator Jama`ah Tabligh di
Kabupaten Magelang, yang memberikan ijin dan kepercayaannya dan
xviii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ............................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ....................................................... vii
HALAMAN ABSTRAK ......................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR ISI ...................................................................... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ............................................................. xi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ..................................................... xii
BAB I: PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian. ............................................................. 7
E. Kajian Pustaka .................................................................... 8
F. Metode Penelitian ............................................................... 10
G. Sistematika Pembahasan .................................................... 19
BAB II: KAJIAN TEORI........................…………………..………... 21
A. Pendidikan Agama Islam .................................................... 21
B. Fungsi Pendidikan Agama Islam ....................................... 28
C. Tujuan Pendidikan Agama Islam ...................................... 29
D. Metode Pendidikan Agama Islam ...................................... 32
xix
BAB III: SEJARAH JAMA`AH TABLIG ........................................... 35
A. Sekilas Tentang Jama`ah Tablig ....................................... 35
1. Sejarah Jama`ah Tablig .............................................. 35
2. Maksud dan Tujuan Jama`ah Tablig ......................... 39
3. Ajaran Jama`ah Tablig .............................................. 41
4. Taklim Kitab Jama`ah Tablig .................................... 42
B. Sekilas Tentang Kabupaten Magelang Jawa Tengah ........ 50
1. Sejarah Kabupaten Magelang ...................................... 50
2. Letak Geografis Kabupaten Magelang ....................... 52
C. Jama`ah Tablig di Kabupaten Magelang .......................... 53
1. Masuknya Jama`ah Tablig di Indonesia ..................... 52
2. Sejarah masuknya Jama`ah Tablig
di Kabupaten Magelang .............................................. 54
BAB IV: KEHIDUPAN KELUARGA JAMA’AH TABLIGH
DI KABUPATEAN MAGELANG ........................................ 57
A. Profil Keluarga Jama`ah Tabligh Kabupaten Magelang ... 57
1. Keluarga Ustad Muhammad Ali Muammar ................ 57
2. Keluarga Letna Kolonel Asep Usman ......................... 61
3. Keluarga Bapak Sa‟a ................................................ 65
4. Keluarga Bapak Mukhtar ........................................... 68
B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam
Keluarga Jama`ah Tabligh di Kabupaten Magelang ........ 72
1. Keluarga Ustad Ali Muammar ................................... 72
a. Pendidikan Agama Islam ...................................... 72
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam .......................... 74
c. Metode Pendidikan Agama Islam ......................... 77
xx
2. Keluarga Letkol Asep Usman .................................... 81
a. Pendidikan Agama Islam ...................................... 81
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................ 85
c. Metode Pendidikan Agama Islam ....................... 87
3. Keluarga Bapak Sa`ad ................................................ 88
a. Pendidikan Agama Islam ..................................... 88
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................ 89
c. Metode Pendidikan Agama Islam ....................... 91
4. Keluarga Bapak Muhtar ............................................ 95
a. Pendidikan Agama Islam ..................................... 95
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................ 97
c. Metode Pendidikan Agama Islam ....................... 100
C. Pola Pendidikan Agama Islam dalam
Keluarga Jama`ah Tablig di Kabupaten Magelang ........... 105
BAB V: PENUTUP ................................................................................. 111
A. Kesimpulan ........................................................................ 111
B. Saran .................................................................................. 113
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ . 115
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 119
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................... 117
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk ciptaan Allâh SWT yang sempurna, jika
kita membandingkan dengan ciptaan yang lainya, yang didalamnya banyak
dibekali beberapa potensi dan beberapa kemampuan yang tidak dimiliki oleh
mahluk ciptaan tuhan yang lainya, dengan berbekal kepada akal dan
pengetahuan yang manusia miliki, mereka dapat membedakan sesuatu hal
mana yang benar dan mana yang salah, dengan memperhatikan pertimbangan
hati manusia dapat membedakan yang baik dan yang buruk.
Dalam hal pembelajaran, manusia atau dalam hal ini adalah anak tidak
akan lepas dari pendidikan keluarga yang mereka alami dan mereka peroleh
dari pendidikan keluarga yang didalamnya ada orang tua, yaitu ayah, ibu dan
juga kakak atau adiknya, pendidikan keluarga adalah pendidikan Islam yang
dilakukan dengan baik, baik disengaja maupun tidak disengaja, faktor
disengaja bisa melalui pendidikan orang tua kepada anak dalam rangka
memperkenalkan tentang : Islam sebagai agama, Allâh SWT sebagai tuhanya,
nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan utusan Allâh SWT, dan al Qur‟an
sebagai kitab sucinya.
Ketika berbicara mengenai jama`ah Tablîg tidak lepas dari bentuk
pluralitas yang ada di Indonesia dan juga merupakan buntut dari sejarah Islam
sejak jaman Rasulullah SAW, sampai pada saat sekarang ini. Gerakan
keagamaan jama‟ah Tablîg pada mulanya lahir di India dan dipelopori oleh
2
Syekh Maulana Ilyas Al Kandahlawi1. Jama`ah Tablîg pertama kali datang ke
Indonesia sekitar tahun 1962, sowan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
yang saat itu dijabat oleh bapak Muhammad Nasir, dari tahun itu mulai
berkembang hingga tahun 1974 dan pertemuan pertama kali Jama`ah Tablîg
yang ada di Indonesia tersebut tahun 1980 di Ancol, Jakarta. Kegiatan
dakwah ini juga telah berkembang di Kabupaten Magelang sejak tahun 1977
tepatnya di Tuguran Kota Magelang dan orang Magelang pertama yang ikut
jama`ah Tablîg dan menyebarkan jama`ah Tablîg yaitu bapak Ahmad
Hariyanto yang saat itu juga menjabat sebagai anggota DPR kabupaten
Magelang tahun 1970-an yang beralamat di Dusun Prangkoan, Desa
Pasuruhan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Jama`ah tablîg
kabupaten Magelang termasuk wilayah awal atau termasuk kota awal jama`ah
Tablîg berkembang di Indonesia. Kemudian untuk saat ini jama`ah Tablîg
kabupaten Magelang sebagai kantor sekretariat atau pusatnya di pondok
pesantren Sirojul Mukhlasin I desa Krincing, kecamatan Secang, kabupaten
Magelang. Kemudian oleh pengasuh pondok tersebut kegiatan jama`ah
Tablîg tersebut dimasukkan kedalam kegiatan ektra wajib bagi santrinya.
Rujukan buku atau kitab yang sering digunakan sebagai acuan di
Jama‟ah Tablîg ini diantaranya yaitu Faḍâil Aş Ṣadaqâtu karya Maulana
Muhammad Zakariyya Al-Khandahlawi Rah.a. dan Hayâtuṣ Ṣahâbah karya
Maulana Muhammad Yusuf Al-Khandahlawi yang isinya seputar perjuangan
1 Syekh Rabi` bin Hadi al Madkhali, Fatwa Ulama tentang Jama’ah Tablîg, Alih
bahasa oleh Muhammad Elvi Syam, http://dear.to/abusalma diakses pada tanggal 29 Januari
2016
3
yang dilakukan Rasulullah SAW. dan para sahabat dalam melakukan dakwah
dan jihad.
Adapun ciri khas dari gerakan Jamaan Tablîg dalam melakukan
dakwah yaitu Khurûj. Khurûj berasal dari bahasa Arab yaitu kharaja yang
berarti “keluar”, keluar maksudnya adalah kegiatan amal keluar berdakwah
untuk mengajak manusia beribadah kepada Allâh dan meninggalkan apa yang
dilarang Allâh SWT, selain itu Khurûj hukumnya wajib untuk setiap orang. 2
Jama‟ah Tablîg di Magelang sekarang berpusat di Desa Krincing,
kecamatan Secang, kabupaten Magelang tepatnya di Pondok Pesantren
Dakwah Sirojul Muḥlasin I ini sudah dimulai sekitar tahun 1980-an.
Kegiataan Khurûj ini diikuti oleh santri dan juga umum, dan juga sudah
banyak yang ikut baik khurûj yang didaerah sekitar Krincing maupun diluar
daerah Krincing, baik yang berada didalam negeri maupun kegiatan khurûj
yang ada di luar negeri. Kegiatan khurûj ini dilakukan door to door, dan
dilakukan tidak hanya oleh kaum laki-laki saja, akan tetapi dilakukan juga
oleh kaum perempuan atau ibu-ibu. Biasanya ibu-ibu yang ikut khurûj ini
untuk mendampingi suami yang ikut khurûj. Ibu-ibu yang ikut khurûj ini
lebih dikenal dengan sebutan mastûroh. Mastûroh ini juga selain
mendampingi para suami berdakwah, juga ada tugas dakwah yang sama
dilakukan oleh laki-laki. dengan mendekati ibu-ibu untuk diajak lebih
mendekatkan diri kepada Allâh SWT, yang mana biasanya seorang ibu
biasanya sudah kerepotan mengurusi rumah tangga akan tetapi tidak boleh
2 An Nadhr M Ishaq Shahab, Khuruj Fisabilillah; Sarana Tarbiyah Ummat untuk
Membentuk Sifat Imaniyyah (Bandung: Al Islah Press, 2012) hlm. 14
4
melupakan kegiatan yang berkaitan dengan menggapai ridla Allâh SWT, dan
juga belajar bersama dengan ibu-ibu rumah tangga yang belum bisa dalam
ilmu keagamaan. Konsep khurûj tersebut yaitu 3 hari dalam 1 bulan, 40 hari
dalam 1 tahun, 4 bulan sekali dalam seumur hidup, dan disertai beberapa
kriteria pelaksanakan khurûj.
Ketika melihat rentang waktu dari konsep khurûj di atas maka sangat
sedikit kemungkinan terpenuhinya kebutuhan pendidikan agama Islam yang
diperoleh anggota dalam keluarga pelaku khurûj tersebut. Karena ketika anak
ditinggal orang tua, pengasuhan dan pendidikan yang didapat oleh anak tidak
bisa terkontrol dan tidak bisa terpenuhi dengan maksimal. Ketika kedua orang
tua baik bapak ataupun ibu pergi melakukan kegiatan tablîg yaitu berdakwah
keluar rumah, keluar desa, keluar daerah, keluar wilayah, bahkan keluar
negeri, maka anak tersebut ada yang dititipkan nenek/kakeknya, ada pula
dengan cara menitipkan anaknya kepada kelompok yang tidak mengikuti
kegiatan khurûj, bahkan ada yang dipondokkan di Pondok Pesantren Sirojul
Mukhlasin I agar anak mendapat pendidikan yang layak. Tidak bisa berhenti
begitu saja, ketika anak ditinggal orang tua khurûj selama 3 hari, dilanjutkan
dengan 40 hari, maka perolehan pendidikan anak-anak akan berbeda, padahal
keluarga adalah figur pendidikan yang sebenarnya di sanalah anak-anak ini
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap dan minat dalam hidup.
Berbicara keseharian sebuah keluarga dalam memenuhi kebutuhan
keluarga, maka akan timbul dari berbagai golongan / pihak luar yang kurang
mengetahui seperti apa konsep khurûj tersebut. Ada sebuah contoh ketika
5
khurûj itu dilaksanakan, maka tiap keluarga melaporkan kondisi keuangan,
baik keuangan yang untuk bekal ketika khurûj bahkan uang untuk meninggali
keluarga yang ditinggal seperti pemenuhan kebutuhan anak dan juga
kebutuhan istri (ketika istri tidak ikut khurûj) serta hasil laporan tersebut bisa
diketahui kesiapan seorang kepala rumah tangga ketika meninggalkan
keluarganya. Masalah ini yang menimbulkan semakin penasarannya pihak
luar (contohnya jama‟ah Tablîg) terlebih lagi peneliti. Faktor lain alasan
mengangkat penelitian ini yaitu latar belakang keluarga pelaku khurûj
tersebut, seperti latar belakang pendidikan, mata pencaharian keluarga
tersebut dan terlebih lagi kegiatan pendidikan agama Islam dalam keluarga
jama`ah Tablîg tersebut.
Sebagaimana kita tahu bahwa pendidikan agama Islam itu merupakan
kegiatan penting bagi keluarga muslim. Kegiatan tersebut dengan
memberikan pemahaman, pengetahuan dan juga pembelajaran serta
penerapan keseharian tentang agama Islam bagi masyarakat pada umumnya
dana bagi anggota keluarga pada khususnya. Pokok-pokok Pendidikan agama
Islam yang diterapkan dalam masing-masing keluarga bermacam-macam
untuk memahamkan tiap-tiap anggota keluarga dalam perilaku sehari-hari,
terlebih lagi dengan perbedaan pemahaman keilmuan agama Islam dan
dibenturkan lagi pada kesibukan orang tua yang dimiliki tiap anggota
keluarga, seperti belum tentu dalam keluarga muslim setiap keluarga orang
tua mampu mengontrol kegiatan anak-anaknya terlebih mengenahi
pendidikan Agama Islam.
6
Akan tetapi berbeda cara yang dilakukan untuk memahamkan
pendidikan agama Islam dalam keluarga jama`ah tablig di kabupaten
Magelang ini seperti; adanya kegiatan taklim wajib tiap hari untuk anggota
keluarga. Kegiatan taklim tersebut dengan mewajibkan belajar agama Islam
bersama dalam satu majlis yang berpegang pada kitab-kitab yang biasa
dipakai oleh Jama`ah Tablig pada umumnya, seperti mengkaji kitab Faḍilah
a`mal, Faḍilah Sedekah yang dibaca secara bergantian oleh tiap anggota
keluarga tersebut. Kegiatan selanjutnya musyawarah, musyawarah itu
memang dijadwalkan untuk sharing atau berbagi cerita dari masing-masing
anggota keluarga yang dilakukan hari itu dan yang akan dilakukan hari
berikutnya. Yang biasanya kegiatan tersebut dilakukan habis shalat
berjama`ah magrib, ada juga yang dilakukan setelah sholat jama`ah isya`,
atau dilakukan habis shalat subuh. Dimana waktu-waktu tersebut bisa
dimungkinkan anggota keluarga sudah berada dirumah.
Berikut beberapa keluarga jama`ah Tablîg yang akan peneliti jadikan
objek penelitian: a). Ustad Amar usia 42 tahun sebagai Ustad pengajar di
Pondok Pesantren Sirojul Muḥlasin I Krincing , yang bertempat tinggal di
sekitar pondok tersebut;. b). Bapak Sa`ad usia 54 tahun berprofesi sebagai
guru PNS disalah satu SMP Negeri di Kabupaten Magelang, tepatnya didesa
Petung, kecamatan Pakis.; c). Bapak Muhtar usia 54 tahun berprofesi sebagai
pedagang beralamat di Jambon Kota Magelang. d) Letnan Kolonel Asep
7
Usman seorang dosen Akademi Militer yang sekarang sedang menempuh
studi S3 di Universitas Diponegoro Semarang3
Dari sedikit pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terlebih yang terkait dengan pendidikan agama Islam
pada pendidikan keluarga jama‟ah Tablîg di kabupaten Magelang tersebut,
aktifitas keluarga yang terkait dengan kegiatan jama‟ah Tablîg, dan latar
belakang keluarga yang akan diteliti.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana latar belakang kehidupan keluarga jama‟ah Tablîg di
kabupaten Magelang ?
b. Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam pada keluarga jama`ah
Tablîg di kabupaten Magelang ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitan ini adalah :
1. Untuk mengetahui latar belakang baik dari segi pendidikan, sosial dan
budaya yang ada di keluarga jama‟ah Tablîg Kabupaten Magelang.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan agama Islam pada keluarga
jama‟ah Tablîg di Kabupaten Magelang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah : pertama, secara
teoritis keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pemikiran dalam pengembangan dan penerapan pendidikan agama
3 Hasil wawancara dengan Ustad Amar, beliau adalah seorang Ustad di pondok Sirojul
Mukhlasin I dan pelaku khuruj. Pada bulan 20 Agustus 2015
8
Islam dalam keluarga jama‟ah Tablîg, serta bisa membantu proses memahami
arti sebuah pendidikan yang lebih spesifik lagi dalam pendidikan agama
Islam.
Kedua secara praksis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berfungsi
sebagai bahan evaluasi dan pengetahuan bagi keluarga jama‟ah Tablîg, untuk
menambah refrensi keilmuan serta mengetahui secara detail tentang jama‟ah
Tablîg itu sendiri
E. Kajian Pustaka
Dikarenakan dalam hasil penelitian tesis masih sangat jarang yang
melakukan penelitian dalam bidang jama‟ah Tablîg ini, maka peneliti di sini
mengambil dari beberapa skripsi, untuk mendukung studi pustaka pada tesis
ini. Diantaranya yaitu
Pertama, Tesis yang disusun oleh Anis Hidayatul Imtihanah dengan
judul Relasi Gender Keluarga Jama`ah Tablîg (Studi Relasi Suami Istri
Pengikut Jama`ah Tablîg Temboro). Fokus dari penelitian ini tentang relasi
gender suami istri dalam keluarga pengikut jama`ah tablîg terkait pola relasi
suami istri yang mereka terapkan, serta implikasi relasi gender tersebut
terhadap pembentukan keluarga sakinah. Dalam penelitian yang
menunjukkan relasi gender suami istri di keluarga pelaku jama`ah tablîgh di
Temboro ini ada perbedaan antara kesamaan (sameness) dan kesetaraan
(equality). Keluarga tersebut mendukung (acclaiming) konsep kesetaraan
antara laki-laki dan perempuan, akan tetapi bukan berarti sama mutlak.
Kajian tesis ini fokus untuk mengupas relasi gender di keluarga pelaku
9
jama`ah tablîgh di Temboro, sehingga tidak menyentuh wilayah pendidikan
agama Islam di keluarga jama`ah tablîg.
Kedua, tesis yang disusun oleh Rozis, magister studi Islam
Universitas Islam Indonesia, dengan judul “ Paradigma Pondok Pesantren
Dakwah Jama`ah Khuruj di Krincing Secang Magelang”. dalam penelitian
ini, lebih menekankan pada kegiatan dakwah di pondok pesantren Krincing
Secang Magelang, penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode
kualitatif dengan mewancarai santri, pengurus, pengasuh dan masyarakat
sekitar, penelitian ini juga lebih cenderung meneliti pengelolaan pendidikan
dan pembinaan terhadap jama`ah khuruj.
Ketiga, Skripsi yang disusun Irham Ma`ruf Muflikin Prodi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
dengan judul “Kemunculan Gerakan Keagamaan Jama`ah Tablig (Studi
terhadap Jama’ah Tablig di Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten
Magelang )”. Penelitian tersebut disusun dengan menggunakan metode
penelitian yang bersifat deskriptif-kualitatif. Secara garis besar penelitian ini
menghasilkan kesimpulan bahwa latar belakang munculnya gerakan
keagamaan Jama‟ah Tablig serta ekspresi keagamaanya di desa Krincing,
kecamatan Secang, kabupaten Magelang dikarenakan adanya deprivasi4 yang
terjadi pada tokoh maupun pengikutnya, ekspresi keagamaan Jama‟ah Tablig
4 Deprivasi adalah perasaan terampas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok
orang oleh kelompok yang menjadi acuan (reference group), para pelaku deprivasi jarak
antara harapan dan dengan nilai kemampuan yang dimilikinya. Dilihat dalam buku
Syarifudin Jurdi, Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern, Teori Fakta dan Aksi Sosial,cet.
Ke-1 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm.141
10
di Krincing meliputi malam ijtima`(lailatul ijtima’), pertemuan halaqah dan
khurûj fi sabilillah.
Keempat, Skripsi saudara Ibnu Satyahadi , Kegiatan Khurûj dan
Dinamika Keluarga Jama’ah Tablig (studi pada anggota jama’ah Tablig dan
keluarga di masjid jami’ al ittihad jalan kaliurang km.5 kecamatan Depok
Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Program studi
Sosiologi Fakultas Sosial Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta, pada tahun 2014. Alasan peneliti mengambil skripsi
ibnu satyahadi sebagai bahan pustaka adalah terkait dengan dinamika
keluarga jama`ah tablig, model dinamika keluarga yang ada pada skripsi ini
mendukung tesis peneliti untuk jenis pendidikan keluarga
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang berusaha memahami
dan menafsirkan makna suatu peristiwa dalam situasi tertentu menurut
perspektif peneliti sendiri.5 Penelitian kualitatif mengutamakan
penghayatan (verstehn) subjek peneliti atas objek penelitiannya.
Kekuatan penghayatan ini akan menentukan hasil dari suatu analisis
terhadap dunia sosial. Menurut Giddens, analisis verstehn sipandang
sebagai metode yang paling tetap diaplikasikan dalam ilmu-ilmu
5 Husaini Usman & Purnomo S. Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Cet. Ke-4,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 81
11
humaniora (human sciences) yang dilawankan dengan metode observasi
ekternal yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam (natural sciences).6
Adapun pendekatan penelitian yang akan dipakai dalam penelitian
ini adalah pendekatan sosiologis untuk mengkaji dan meneliti realitas
pendidikan Islam yang terjadi pada saat ini, yang didasarkan pada kondisi
bangsa Insonesia yang memiliki beragam budaya. Pendekatan sosiologis
sendiri merupakan pendekatan yang digunakan untuk melihat gejala-
gejala dari apek sosial atau masyarakat, interaksi didalamnya, dan
jaringan hubungan sosial yang mana ketiga hal tersebut mencakup
dimensi sosial kelakuan manusia.7
Setidaknya terdapat beberapa pendekatan dari perspektif sosiologi
yang dapat digunakan dalam menganalisis permasalahan-permasalahan
yang dihadapi atau yang terjadi dalam bidang pendidikan, diantaranya
pendekatan individu, sosial, interaksi dan teori medan.
1) Pendekatan Individu ( The Individual Approach).
Dalam pendekatan individu titik penekanannya adalah tingkah laku
individu. Setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi pendekatan
individu ini yakni faktor internal yang meliputi faktor bioligis dan
faktor eksternal yangmeliputi faktor-faktor lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Hal ini dikarenakan pendekatan individu berasumsi
bahwa individu adalah primer dan masyarakat adalah sekunder.
6 Anthony Giddeeins, Studies in Social and Political Theory, (London: Hutchinson &
Co Publishers Ltd, 1977), hlm. 170 7 Sartono Karto Dirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 87
12
2) Pendekatan Sosial (The societal Approach)
Titik tekan pendekatan ini adalah masyarakat dengan berbagai
lembaga, kelompok, organisasi dan aktifitasnya. Secara konkrit
pendekatan sosial ini membahas aspek-aspek atau komponen dari
kebudayaan manusia, seperti keluarga, tradisi, adat istiadat dan
sebagainya.
3) Pendekatan Interaksi (Interaction Approach)
Didalam pendekatan interaksi ini perhatiannya adalah
menggabungkan dari pendekatan individu dan pendekatan sosial
melalui interaksi. Sebab pada kenyataanya menurut pendekatan
interaksi ini, individu dan masyarakat itu saling mempengaruhi dan
memiliki hubungan timbal balik.
4) Teori Medan ( Field Theory)
Teori medan adalah teori yang diperkenalkan oleh Dr. Kurt Lewin
dari bidang psikologi yang kemudian dikembangkan oleh J. F Brown
dalam psikologi sosial. Inti dari teori medan adalah meneliti struktur
medan hidup (life space), beserta pribadi (person) dan medan sosial
(life space socisal).8
Penelitian ini akan dilakukan di empat keluarga pelaku jama`ah
tablîg di Kabupaten Magelang yaitu :
a. Keluarga Ustad Muhammad Ali Muammar, Pondok Pesantren
Krincing, Secang, Magelang.
8 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 43-46
13
b. Keluarga Letnan Kolonel Asep Usman, Jln. Gelatik I Perum
Akademi Militer (Akmil) Panca Arga, Magelang
c. Keluarga Bapak Sa‟ad, Candi Mulyo, Magelang
d. Keluarga Bapak Muhtar, Jambon, Kota Magelang
Dari penelitian ini peneliti akan berusaha mendiskripsikan data
yang diperoleh berkaitan dengan judul penelitian secara objektif.
2. Sumber Data
Karena penelitian bersifat kualitatif, maka sebagaimana yang
disampaikan Nasution (1988) bahwa penelitian kualitatif, tidak ada
pilihan lain daripada menjadi manusia sebagai instrumen penelitian
utama.9 Berdasar pada teori Purposive Sampling maka peneliti
menentukan keluarga yang dapat memberikan informasi terkait kegiatan
pendidikan agama Islam di masing-masing keluarga pelaku jama`ah
tablîg tersebut, yang akan peneliti lakukan diantaranya yaitu:
a. Keluarga Ustad Muhammad Ali Muammar, selaku Ustad pondok
pesantren Krincing dan juga penanggung jawab jama`ah tablîg di
Kabupaten Magelang.
b. Keluarga Letnan Kolonel Asep Usman, sebagai dosen Akademi
Militer (Akmil) Magelang.
c. Keluarga Bapak Sa‟ad, sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) guru
mata pelajaran Matematika di SMP N Petung, Candi Mulyo,
9 Saifudin Anwar, Metode Penelitian, Cet. IV (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
hlm. 7
14
Magelang dan juga penanggung jawab Jama`ah Tablîg di Kabupaten
Magelang.
d. Keluarga Bapak Muhtar, sebagai pedagang obat herbal dan
penanggung jawab Jama`ah Tablîg di Kabupaten Magelang.
Data dari manusia ini tentunya akan dilengkapi dengan dokumen-
dokumen yang relevan dengan tema penelitian, baik internet, buku,
majalah ataupun dokumen yang lainnya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
mencakup empat macam tekhnik, yaitu:
a) Wawancara (interview)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi yang
dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Wawancara langsung dilaksanakan dengan
cara mengadakan tanya jawab dengan orang yang menjadi sumber
data tanpa perantara, mengenai diri dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan dirinya. Sedangkan wawancara tidak langsung,
dilakukan dengan orang lain yang dianggap mengetahui secara persis
tentang nara sumber.10
Proses tanya jawab berlangsung secara lisan dimana dua orang
atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-
informasi atau keterangan-keterangan. Pada tesis peneliti
10
Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan,.hlm. 57.
15
menggunakan wawancara bebas terpimpin yaitu pertanyaan yang
diajukan telah dipersiapkan sebelumnya dengan cermat dan lengkap,
namun penyampaikan bebas tanpa terikat oleh nomor urut yang telah
digariskan.11
Responden dalam wawancara ini adalah Ustad Muhammad Ali
Muammar beserta keluarga, Letnan Kolonel Asep Usman beserta
keluarga, Bapak Sa`ad beserta keluarga, dan bapak Muhtar beserta
keluarga. Adapun data yang ingin peneliti dapatkan dari metode
wawancara ini adalah mengenahi latar belakang masing-masing
keluarga jama`ah tablîg, pendidikan anak-anak keluarga jama`ah
tablîg, pendidikan agama Islam di keluarga jama`ah tablîg, aktifitas
jama`ah tablîg terkait khurûj dan mastûroh.
Kemudian untuk mempermudah dalam melakukan wawancara
sekaligus memberikan batasan terhadap jumlah responden, maka
peneliti menggunakan dua jenis sampel, yaitu Sampling Purposive dan
Snowball Sampling.
1) Sampling Purposive, adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Mislanya penelitian tentang kualitas
makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
makanan atau ahli gizi.12
Begitu juga dalam penelitian yang akan
peneliti lakukan tentang Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
11
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset, (Bandung: Mandar Maju, 1990), hlm.
204 12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, ( Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 124
16
Jama`ah Tablîg di Kabupaten Magelang, tentunya yang paling tepat
menjadi sampel dalam wawancara adalah keluarga pelaku jama`ah
tablîg.
2) Snowball Sampling, adalah teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Pengertian ini diambil
dari ilustrasi bulatan salju yang ketika digelindingkan akan semakin
membesar.13
Misalnya suatu penelitian menggunakan sampel
sebanyak 10 orang, tetapi peneliti merasa dengan 10 orang sampel
ini datanya masih kurang lengkap, mka peneliti mencari orang lain
yang dirasa layak dan lebih tahu tentang penelitiannya serta
dianggap mampu meneliti datanya. Ketika dalam proses penelitian
data yang didapat dirasa kurang, maka peneliti akan menambah
jumlah sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu
sebagaimana sudah dijelaskan dalam Sampling Purposive.
b) Observasi
Metode observasi adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mendengar dalam rangka
memahami, mencari jawaban dan bukti terhadap fenomena yang
terjadi guna penemuan data analisis.14
Observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan terhadap semua gejala yang tampak pada
obyek penelitian. Observasi dianggap sebagai cara terbaik untuk
menggali data yang lebih akurat, dapat dipertanggung jawabkan dan
13
Ibid., hlm. 125 14
Imam Suprayogo dan Bangkit Berani, Metodologi Penelitian Sosial Agama,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 167
17
sulit terbantahkan, karena banyak peristiwa yang tidak dapat direkam
oleh intrumen lain, justru dapat diungkap secara tuntas melalui
observasi.15
Teknik observasi yang digunakan adalah partisipasi pasif
(partisipant observation) yaitu pengamatan yang dilakukan dengan
cara ikut mengambil bagian atau melibatkan diri dengan aktifitas
objek yang diamati.16
Metode ini digunakan untuk meneliti dan mengamati
Pendidikan Agama Islam yang ada dalam keluarga Jama`ah Tablîg di
Kabupaten Magelang tersebut serta kegiatan lain yang berkaitan
dengan nilai-nilai pendidikan agama Islam.
c) Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan
cara mencari data mengenahi hal-hal atau variabel yang berupa
catatab, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.17
Teknik pengumpulan data ini digunakan peneliti untuk
memperoleh data tentang profil dari masing-masing keluarga jama`ah
Tablîg di Kabupaten Magelang.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
15
Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Lanakarsa Publiser,
2007), hlm. 71. 16
Ibid., hlm. 72 17
Suharsiwi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010), hlm. 206
18
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.18
Langkah langkah dalam menganalisis data yang dikemukakan
oleh Lexy moloeng adalah sebagai berikut :
1) Menelaah data. Semua data yang diperoleh dari hasil observasi,
dokumentasi, dan wawancara dipelajari dan ditelaah dengan seksama
2) Reduksi data. Reduksi data yaitu : merangkum memilih pokok-pokok
penting dan disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang hasil penelitian.
3) Penyusun data dalam satu kesatuan. Proses ini dilakukan sejak awal
pengumpulan data hingga selesai proses pengumpulan data. Data yang
diperoleh dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi
semuanya langsung dianalisis.
4) Kategorisasi. Kategorisasi merupakan pengumpulan dan pemilihan
data yang berfungsi untuk memperkaya uraian tersebut. Baik data
yang diperoleh melalui wawancara, observasi, maupun dokumentasi.
5) Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan
penggambaran yang utuh dari obyek penelitian. Penarikan kesimpulan
didasarkan pada hasil pengumpulan dan pemilihan data. Melalui tahap
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan .... hlm.335
19
ini peneliti dapat menarik kesimpulan yang didahului dengan proses
analisis
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam memahami isi tesis dan mengetahui
hubungan antar bagian maka peneliti membaginya dalam lima bagian.
Bagian pertama, merupakan pendahuluan tesis yang berisi paparan
masalah yang melatarbelakangi penelitian, rumusan masalah, dan tujuan serta
manfaat dari penelitian. Untuk mempermudah dalam proses penyusunan tesis
maka peneliti juga mencantumkan kajian pustaka, metode penelitian, dan
juga sistematika pembahasan.
Bagian kedua, berisi tentang teori tentang pendidikan agama Islam,
pendidikan keluarga dan yang mendasarinya. Teori-teori tersebut sebagai
bahan dan pedoman dalam melakukan analisis terhadap data yang diperoleh.
Bagian ketiga, setelah mengetahui rumusan masalah dan landasan
teorinya, maka pada bagian ini akan membahas tentang gambaran umum dari
subyek penelitian yaitu : keluarga jama‟ah tablig di Kabupaten Magelang,
sejarah jama`ah tablig di kabupaten Magelang, pelaksanaan jama`ah tablig di
kabupaten Magelang.
Setelah itu dilanjutkan pada bagian keempat yang membahasa
jawaban dari rumusan masalah yang menjadi inti pembahasan tesis ini, yaitu
tentang latar belakang keluarga jama`ah Tablig serta pendidikan agama Islam
di keluarga jama`ah tablig di Kabupaten Magelang.
20
Bagian kelima, setelah melakukan pembahasan pada bagian keempat
berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka pada bagian yang
terakhir ini, peneliti akan menyampaikan kesimpulan dari penelitian yang
sudah dilakukan, kemudian yang terakhir akan memberikan saran
111
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian terhadap pendidikan agama Islam
pada keluarga Jama`ah Tablig di kabupaten Magelang, penyusun
menyumpulkan di bawah ini sebagai berikut:
Pertama, dari empat keluarga pelaku jama`ah tablig di Magelang
ini berbeda profesinya ada yang menjadi Ustad di pondok pesantren,
menjadi dosen di Akademi Militer, ada yang menjadi guru PNS (pegawai
negeri sipil), dan juga menjadi pedagan, dengan penghasilan yang
berbeda-beda pula. Mereka menempuh pendidikan yang berbeda-beda,
rata-rata tamatan SLTP/ MTs dan juga SLTA/MA, namun ada satu yang
sedang S3, ada pula kepala keluarganya yang berpendidikan S1, bahkan
adapula salah satu istrinya lulusan SPK (sekolah perawat kesehatan). Dari
keempat keluarga jama`ah tablig ini tiga diantaranya kurang
memperhatikan dalam menekankan anak-anaknya dalam dunia
pendidikan formal, walaupun latar belakang orang tuanya dulu orang
yang sarjana, akan tetapi ada satu yang berbeda yaitu keluarga yang
bapaknya sedang S3 menginginkan anaknya tidak hanya belajar dipondok
pesantren saja, tetapi juga ingin anaknya sekolah tinggi. Namun, pada
intinya keempat keluarga ini sama-sama menginginkan anak-anaknya
memperkuat iman terlebih dulu, karena dengan iman yang kuat sebagai
dasar umat muslim hidup di dunia dan sebagai bekal di akhirat.
112
Kedua, dalam proses pendidikan agama Islam dalam keluarga
jama`ah tablig tersebut rata-rata memiliki agenda rutin setiap harinya
untuk melakukan taklim, yang mana taklim juga merupakan materi yang
diajarkan oleh jama`ah tablig secara keseluruhan. Taklim dalam keluarga
ini bertujuan sebagai pemantau, meningkatkan keakraban dan kerukunan
antar anggota keluarga dan juga taklim ini untuk meningkatkan iman
kepada Allah dan rasul melaui belajar bersama mengkaji kitab-kitab
rujukan atau kitab-kitab pegangan jama`ah tablig. Akan tetapi waktu
pelaksanaan yang berbeda, ada yang dilaksanakan habis magrib, habis
isya dan ada pula yang dilaksanakan habis subuh. Metode yang mereka
gunakan rata-rata ceramah, diskusi, tanyajawab, dan pelaksanaan metode
tersebut ketika taklim.
Ketiga, pemegang pokok pelaksanaan harian pendidikan di
masing-masing keluarga tersebut adalah ibu. Karena ibu dari keempat
keluarga tersebut sebagai ibu rumah tangga yang sering ditinggal pergi
kepala keluarga untuk berdakwah.
Keempat, ketika orang tua yaitu bapak ibu pergi berdakwah dalam
waktu yang lama, anak-anak mereka dititipkan di pondok pesantren.
Namun dari keempat keluarga ini yang bapak ibunya aktif melakukan
dakwah keluar yaitu hanya keluarga Ustad Ali Muammar saja. Keluarga
yang lain hanya bapaknya saja yang berdakwah.
113
Kelima, ketika anak-anak ditinggal berdakwah oleh bapaknya,
belum mampu mengakomodir secara kesulurahan kebutuhan pendidikan
agama Islam dalam keluarga tersebut.
Keenam, pola pendidikan agama Islam dalam keluarga jama`ah
tablig di kabupaten Magelang ini hampir semua keluarga menggunakan
pola pendidikan demokratis. Dengan pola ini anak diberikan bimbingan,
arahan dalam melaksanakan ajaran agama untuk mengasah potensi anak
dalam bidang agama.
B. Saran
Di akhir tulisan ini, penulis ingin memberikan saran sebagai
pertimbangan masa yang akan datang, sebagai berikut:
Pertama, saran bagi keluarga jama`ah tablig di Magelang ini
sebaiknya anak-anaknya tidak hanya belajar di pondok pesantren saja,
tapi juga pendidikan formal diperhatikan. Karena bukan hanya kemanfaat
bagi keluarga dan pribadi anak saja, akan tetapi kemanfaatannya akan
lebih terasa jika mampu bermanfaat bagi khalayak ramai terutama bagi
kemaslahatan umat. Ajarkan anak untuk mempelajari ilmu selain ilmu
agama (ilmu umum), karena sebagai modal di masa kemudian yang
keadaan semakin berkembang pesat. Ketika ilmu agama disandingkan
ilmu umum maka akan lebih indah dan lebih terlihat kebesaran dari Allah,
tidak hanya itu saja, dengan menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum
maka akan semakin menjadikan anak yang handal untuk menghadapi era
berikutnya.
114
Kedua, saran untuk semua anggota keluarga jama`ah tablig.
Berinteraksi sosial Allah terhadap orang sekitar, karena dengan
berinteraksi maka akan meminimalisir orang berfikir negatif terhadap
keluarga anda.
Ketiga, bagi kedua orang tua baik bapak maupun ibu keluarga
jama`ah tablig. Dalam sebuah keluarga untuk menciptakan proses
pendidikan agama Islam yang baik dibutuhkan peran kedua orang tua,
tidak hanya ibu saja atau bahkan bapak saja. Ketika tidak ada salah satu
baik bapak maupun ibu maka secara langsung akan mempengaruhi proses
pendidikan agama Islam, yang mana bapak dan ibu adalah tokoh utama
dalam proses berlangsungnya pendidikan agama Islam dalam sebuah
keluarga.
Keempat, saran untuk masyarakat umum dan juga untuk jama`ah
tablig. Perbedaan adalah rahmat bagi semua umat. Perbedaan bukan hal
yang negatif ketika bisa memanfaatkan dengan baik. Semua manusia
memiliki hak yang sama di mata Allah SWT dan Allah mencintai
keharmonisan.
115
DAFTAR PUSTAKA
Abd Allah, Abdal-Rahman Shaleh, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan al-Qur`an,
terj. Arifin HM, judul asli: Education Theori Quranic Outbook, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1991)
Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)
Al Kandahlawi, Muhmmad Yusuf, Kitab Ta`lim Hayatush Shahabah Jilid 1,
(Bandung: Pustaka Ramadhan, 2007)
Al Madkhali, Syekh Rabi` bin Hadi, Fatwa Ulama tentang Jama’ah Tablîg, Alih
bahasa oleh Muhammad Elvi Syam, http://dear.to/abusalma.
Ali, Said Ismail, Ushul at-tarbiyah al Islamiyah, (Kairo: Dar Assalam, 2007)
Anwar, Saifudin, Metode Penelitian, Cet. IV (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005)
Arif, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat
Press, 2002)
Arikunto, Suharsiwi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010)
As-Sirbuny, Abdurrahman Ahmad, Kupas Tuntas Jama`ah Tablig (Pustaka Nabawi,
Bandung 2010)
Aziz, Safrudin, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer,
(Yogyakarta: Kalimedia, 2015)
Darajat, Zakiah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Buni Aksara, 1996)
Dirdjo, Sartono Karto, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992)
Djam`annuri(Ed), Agama Kita: Perspektif Sejarah Agama-agama, (Yogyakarta:
Kurnia Kalam Semesta, 200)
Djamaludin dan Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka
Setia, 1999)
Giddeeins, Anthony, Studies in Social and Political Theory, (London: Hutchinson &
Co Publishers Ltd, 1977)
116
Ibn Rush, M. Abidin, Pemikiran al-Ghazâli tentang Pendidikan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1989)
Jurdi, Syarifudin, Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern, Teori Fakta dan Aksi
Sosial,cet. Ke-1, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010)
Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset, (Bandung: Mandar Maju, 1990)
Kementerian Agama RI, Al Qur‟an dan Tafsirnya, jilid 2 juz 4,5,6 (Jakarta: Lentera
Abadi, 2010)
Kementerian Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung: PT Syamil Cipta
Media, 2005)
Kurniawan, Syamsul & Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, (
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013)
Muflikin, Irkham Ma`ruf, Kemunculan Gerakan Keagamaan Jama`ah Tablig ( Studi
terhadap Jama`ah Tablig di desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten
Magelang), Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2012)
Nasih, Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan teknik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2009)
Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997)
Pirzada, Abdul Khaliq, Maulana Muhammad Ilyas, di antara Pengikut dan
Penentangnya, (Yogyakarta: Ash-Shaff, 1999)
Pohan, Rusdin, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Lanakarsa Publiser,
2007)
Putra, Nusa, Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Gema Insani Press, 2008)
Romli, A. M, Fungsi Agama Bagi Manusia: Suatu pendekatan Filsafat, (Jakarta:
Binarena Pariwara, 1999)
Satyahadi, Ibnu, Kegiatan Khuruj dan Dinamika Keluarga Jama`ah Tablig (Studi
pada anggota Jama`ah Tablig dan keluarga di Masjid Jami` Al Ittihad
Jalan Kaliurang Km.5 Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta), Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas
Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2014
117
Shahab, An Nadhr M Ishaq, Khuruj Fisabilillah; Sarana Tarbiyah Ummat untuk
Membentuk Sifat Imaniyyah (Bandung: Al Islah Press, 2012)
Soekamto, Sarjono, Kamus Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1985)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, ( Bandung: Alfabeta, 2011)
Suprayogo, Imam & Bangkit Berani, Metodologi Penelitian Sosial Agama,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003)
Suwito, Konsep Pendidikan Akhlak menurut Ibnu Miskawaih, Disertasi(Jakarta:
IAIN Jakarta, 1995/1996)
Syafaat, Aat, Sohari Sahrani & Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2008)
Thoha, Habib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996)
118
Lampiran 1
A. Pertanyaan untuk penanggung jawab jama`ah tablig
1. Bagaimana sejarah jama`ah tablig di Magelang ?
2. Apa buku rujukan yang di gunakan jama`ah tablig ?
3. Bagaimana cara berdakwah jama`ah tablig ?
B. Pertanyaan untuk keluarga jama`ah tablig ( keluarg Ustad Ali Muammar,
keluarga Letkol Asep Usman, keluarga bapak Sa`ad dan keluarga bapak
Muhtar )
1. Kapan anda mulai mengikuti jama`ah tablig ?
2. Apa alasan anda mengikuti jama`ah Tablig?
3. Bagaimana latar belakang pendidikan dalam keluarga anda?
4. Bagaimana penerapan pendidikan agama Islam dalam keluarga anda ?
5. Apa materi pendidikan agama Islam dalam keluarga anda?
6. Apa tujuan pendidikan agama Islam dalam keluarga anda ?
7. Bagaimana proses pendidikan agama Islam dalam keluarga anda ?
119
Lampiran 2
CURICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Rizka Roikhana, S.H.I., S.Pd.I
Tempat/tgl Lahir : Magelang, 21 Februari 1990
Alamat Rumah : Jln. Magelang- Kopeng km.07 Nuren 008/003,
Purwosari, Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah 56192
Nama Ayah : Hadjir Ansori, S.Pd.I
Nama Ibu : Rubai`ah, A.Md
Nama Suami : Ahmad Taufiq, S.Pd.I.,M.Pd. I
B. Riwayat Pendidikan :
1. Pendidikan Formal
a. SD N Tegalrejo Magelang ( lulus tahun 2001)
b. SMP N 1 Tegalrejo Magelang ( lulus tahun 2004)
c. MA Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta ( lulus tahun 2007 )
d. Fakultas Syari`ah dan Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
( lulus tahun 2011)
e. Fakultas Tarbiyah STAI Masjid Syuhada Yogyakarta ( lulus tahun
2013 )
f. Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prodi PI,
Konsentrasi PAI ( angkatan tahun 2014 )
2. Pendidikan Nonformal
a. Pondok Pesantren Darul Mukminin Salam, Magelang
b. Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta ( tahun 2004
– 2010)
120
C. Riwayat Pekerjaan
1. Mengajar di SMP N 8 Kota Magelang, tahun 2013
2. Mengajar di SMP N 1 Tegalrejo Kab. Magelang, tahun 2013 – sekarang
D. Prestasi /Penghargaan
1. Beasiswa Djarum, tahun 2009/2010
Yogyakarta, 7 Maret 2006
Penulis
( Rizka Roikhana, S.H.I., S.Pd.I )