PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi...

42
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) Tesis diajukan sebagai persyaratan memperoleh gelar Magister Agama Bidang Pendidikan Pembimbing : Prof. Dr. Suwito, MA. Disusun oleh: Jayadi NIM: 13.2.00.1.03.01.0045 SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi...

Page 1: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

i

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya)

Tesis diajukan sebagai persyaratan memperoleh gelar Magister Agama

Bidang Pendidikan

Pembimbing : Prof. Dr. Suwito, MA.

Disusun oleh:

Jayadi

NIM: 13.2.00.1.03.01.0045

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

ii

Page 3: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

iii

Page 4: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

iv

Page 5: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

v

Page 6: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

vi

Page 7: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

vii

ABSTRAK

Penelitian ini berkesimpulan bahwa pendidikan agama berupaya

membangun moral secara individual maupun secara sosial kepada anak

didik. Moral dalam kehidupan di daratan maupun di lautan. Kesimpulan

ini berdasarkan atas temuan-temuan lapangan yang menunjukkan bahwa

pendidikan agama Islam baik dalam kurikulum secara formal maupun

ekstra sekolah berupaya membangun pemahaman keagamaan dan

menciptakan karakter anak didik yang baik. Dalam hal ini anak didik

yang ingin diwujudkan adalah calon pelaut yang taat beribadah dan

memiliki moral yang baik. Namun demikian, secara implementatif

masih terdapat problem dalam pendidikan agama Islam, yakni terkait

dengan integrasi materi kebaharian dalam Islam yang belum

dikembangkan.

Penelitian ini mendukung Todd Ames (2013), Munsi Lampe

(2012), yang menyatakan bahwa sebuah negara yang memiliki wilayah

perairan yang luas harus membangkitkan budaya bahari, karena hal ini

dapat mengantarkan kepada bangsa yang besar. Untuk membangkitkan

budaya bahari itu dapat melalui pendidikan. Selanjutnya Agus S. Djamil

(2004), Dendasurono Prawiroatmojo (2005) yang menyatakan bahwa

mengembangkan kebaharian dapat menggunakan pendekatan teologis

yakni melalui pendidikan agama Islam, sebab pendidikan agama ini

memiliki paradigma yang tidak bertentangan dengan kebaharian.

Penelitian ini tidak sependapat dengan pandangan David B. Skillicorn

(2012), dan Louis Ernesto Mora (2014), yang menjelaskan bahwa agama

membuat manusia berpikir tidak logis dan mendorong manusia untuk

berperilaku fundamental dan radikal.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang

merupakan kajian lapangan (field research). Objek penelitian ini

dilakukan di SMK Pelayaran Jakarta Raya. Sekolah ini dipilih karena

sebagai sekolah kejuruan yang berkonsentrasi pada pengembangan

kebaharian atau yang berkaitan dengan kelautan. Sumber primer dalam

penelitian ini adalah kurikulum dan program pembelajaran di SMK

Pelayaran Jakarta Raya. Adapun sumber sekundernya adalah literatur

yang terkait dengan tema penelitian ini. Cara pencarian datanya melalui

wawancara, pengamatan, dan dokumentasi.

Page 8: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

viii

Page 9: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

ix

ABSTRACT

This study concludes that the religious education makes an

effort to build the moral of their students individually and socially.

Morale in the life of land and sea. This conclusion is based on the

findings of the field indicating that Islamic religious education in both

the formal and school extra curriculum seeks to build understanding and

create good students’ character. In this case, the students to be realized

is the young sailor or navy cadet that is pious and has good morale. In

spite of this, there is still some problem in the religion education of

Islam in the real implementation or in the field, which is associated with

the integration of the nautical material in Islam that has not been

developed.

This study supports Todd Ames (2013), Munsi Lampe (2012),

stating that a country which has a wide water area should arouse the

maritime culture, as this can lead to a great nation. Evoking the

maritime culture can be through education. Furthermore, Agus S.

Djamil (2004), DendasuronoPrawiroatmojo (2005) stated that the

development of marine can use the theological approach through Islamic

religious education because it has a paradigm that does not conflict with

the marine. This study does not agree with the view of Skilicom David

B. (2012), and Louis Ernesto Mora (2014), explaining that religion

makes people think illogically and encourages them to behave

fundamentally and radically.

This study uses the qualitative approach which is a result of the

field research. The object of this study is conducted in SMK Pelayaran

Jakarta Raya. This school has been selected for the reason that it is the

vocational school which concentrates on development of marine or sea

related sector. The primary sources in this reseach are the curriculum

and learning programs at SMK Pelayaran Jakarta Raya. Now the

secondary source is the literature associated with this research theme.

The methods of the data searching are through the interviews,

observation, and documentation.

Page 10: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

x

Page 11: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

xi

البحث ملخص

تواصلت ىذه الدراسة إىل خالصة أن التعليم الديين يسعى بكل جهد على بناء األخالق الكردية للطالب بشكل فردي واجتماعي سواء يف الرب والبحر. وتقوم اخلالصة أو االستنتاج على أساس النتائج ادليدانية اليت تشري إىل أن التعليم الديين يف ادلنهج الدراسي

ن شخضية الطالب بشكل جيد. يالرمسي أو غري الرمسي حياول على بناء ادلفاىيم الدينية وتكو تحلي باألخالق الكردية. يعبادة اهلل و الذي خيضعفي ويستهدف التعليم الديين ادلرشح للبحار

يق التعليم الديين ما زال يوجد فيو مشاكلتتعلق بدمج ادلواد البحرية يف يمع ذلك فإن تطبو تتم تطويرىا. مل اإلسالم اليت

أن الدولة ب(3103، موسي الميب ))3102وأيدت الدراسة رأي تود أميس )ي إىل إقامة اليت هبا ادلناطق البحرية الواسعة البد ذلا من أن تطور الثقافة البحرية ألهنا تؤد

خالل التعليم. ويرى أغوس س، كن إقامة الثقافة البحرية من ديالدولة العظيمة. و ( إن تطوير الشؤون البجرية ديكن باستخدام النهج 3112، وديندا سورانو )(2004)مجيل

بالشؤون البحرية. العقائدي من خالل التعليم اإلسالمي دلا لو من منط الفكر الذي ال خيالف أن يف)3102لويس إرنيتو مورا )و )3103دافيد يب سكيلي شورن ) الدراسة رأيمث رفضت

الدين جعل اإلنسان يفكر بشكل غري منطقي و يدفعو إىل أن يكون أصوليا ومتطرفا. أجريت يف ادلدرسة حيث لدراسة ادلنهج النوعي وىو البحث ادليدايناوتبعت

ركز يف تطوير تألهنا ىا كموضوع البحثاختيار الثانوية ادلهنية لألحبار جباكرتا رايا. وسبب األحبار أو ما يتعلق بالشؤون البحرية. إن ادلصادر األساسية للبحث ىي ادلنهج الدراسي والربامج الدراسية بادلدرسة الثانوية ادلهنية لألحبار جباكرتا رايا بينما ادلصادر الثانية فهي الكتب

حلصول على البيانات من خالل ادلقابالت الشخصية اليت تتعلق مبوضوع البحث. أما طريقة ا وادلالحظة ومجع الوثائق.

Page 12: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

xii

Page 13: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

xiii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah

menciptakan lautan menutupi 70 persen permukaan bumi ini. Atas

kehendak-Nyalah tesis ini dapat diselesaikan secara baik. Shalawat dan

Salam hanya untuk Nabi Muhammad yang tangguh, penuh kasih, mulia

dan agung. Begitu pula keluarganya, sahabat-sahabatnya dan

pengikutnya.

Terinspirasi oleh slogan apabila ingin menguasai dunia maka harus bisa menguasai laut,dan sebagai bangsa yang pernah berjaya

ketika menguasai lautan (Jalesveva Jayamahe: ‚Justru di laut kita

jaya‛), maka penulis berkeinginan untuk memberikan kontribusi

pemikiran dalam usaha mendukung program pemerintah ‚Menjadikan

Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia‛ melalui bidang Pendidikan

Agama Islam. Pengusaan laut yang tidak berdasarkan agama akan

menjadikan kekuasaan yang semu yaitu kekuasaan yang dimiliki oleh

‚bajak laut‛ kekuasaan yang digunakan untuk berbuat kejahatan.

Dengan adanya bekal pengetahuan agama yang berbasis kelautan

diharapkan dapat melahirkan pelaut-pelaut yang berkarakter-religius.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati atas segala kekurangan,

atas selesainya tesis ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, dorongan

dan spirit dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan

banyak terima kasih dengan setulus hati dan penghargaan yang sedalam-

dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan penulisan tesis ini, baik secara langsung maupun tidak

langsung terutama kepada:

1. TNI Angkatan Laut dalam hal ini Dinas Pendidikan TNI AL

yang telah memfasilitasi berupa bantuan beasiswa. Panglima

Armada RI Kawasan Barat, Komandan Lantamal III Jakarta dan

Kapusbintal TNI yang telah mengijinkan kepada penulis sampai

selesai studi ditingkat magister ini.

2. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Dede

Rosyada, MA.

3. Pimpinan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Prof. Dr.Masykuri Abdillah, Prof. Dr. Didin Saepudin,

M.A, Dr. JM Muslimin, MA dan staf Tata Usaha.

4. Prof. Dr. Suwito, M.A, selaku pembimbing tesis yang telah

meluangkan waktunya, dengan memberikan kritik, saran dan

motivasi serta bimbingan dan wawasan pengetahuan kepada

penulis.

Page 14: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

xiv

5. Dosen-dosen Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tercinta, yang telah mencurahkan ilmunya kepada

penulis selama belajar di kampus ini, semoga Allah senantiasa

mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya serta membalas segala

amal baiknya.

6. Laksamana TNI (Pur) Dr. Marsetio, M.M. yang senantiasa

memberikan perhatian serius bagi prajuritnya dalam

mengembangkan pengetahuannya dalam bidang akademik,

semoga beliau beserta keluarga senantiasa dalam keberkahan

dan lindungan Allah SWT.

7. Kedua orang tua penulis, ayahanda H. Sahroni, doa dari kami

senantiasa selalu tercurahkan, ibunda Hj. Syari’ah yang telah

mendidik dan mengasuh penulis dengan penuh kasih sayang.

8. Isteriku tercinta dan tersayang Laili Istianah, S.Pd.I, yang selalu

setia dan memotivasi penulis dalam penyelesaian kuliah dan

penulisan tesis ini. Tak lupa kepada anak-anakku Arini

Maksurotin Filkhiyam dan Nawal Izz Zayani yang telah

merelakan waktunya bermain sendiri tanpa ditemani

ayahandanya.

9. Ketua Pembina Yayasan Hang Tuah Ny. Endah Supandi.

10. Pihak SMK Pelayaran Jakarta Raya yang telah mengijinkan dan

membantu penulis sebagai objek penelitian dalam tesis ini,

terutama kepada Dra. Eny Suskandari selaku kepala Sekolah,

dan Dudi Akasyah, S.Ag, M.Si, Syahril Sidiq, S.Ag, Imas

Herawati, ANT-III dan Paiman, SAB, MM.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis bermunajat. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa apa yang ditulis dalam tesis ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran menjadi harapan

penulis demi untuk perbaikan dan penyempurnaan tesis ini.

Wassalam.

Jakarta, 9 Desember 2016

Jayadi

Page 15: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

xv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam

penelitian ini adalah ALA-LC ROMANIZATION tables yaitu sebagai

berikut:

A. Vokal

1. Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fatḥah A A ــَـ

Kasrah I I ــِـ

D{ammah U U ــُـ

Initial Romanization Initial Romanization Initial Romanization

b ب Z ز f ف

t ت S س q ق

th ث Sh ش k ك

J ج s} ص l ل

h{ ح d} ض m م

kh خ t} ط n ن

d د z} ظ w و

dh ع ‘ ذ h ه

r ر Gh غ y ي

Page 16: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

xvi

2. Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

.. ي. ــَـ Fatḥah dan ya Ai a dan i

و.. . ــَـ Fatḥah dan wau Au a danu

Contoh:

H{awl :حول H{usayn :حسني

3. Vokal Panjang

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

Fatḥah dan alif a> a dan garis di atas ــاََ

Kasrah dan ya i> i dan garis di atas ـِـي

Ḑamah dan wau Ū u dan garis di atas ــُو

B. Ta’ Marbūţah

Transliterasi ta’ marbūţah (ة) di akhir kata, bila dimatikan

ditulis h.

Contoh:

Madrasah :مدرسة Mar’ah : مرأة

(ketentuan ini tidak digunakan terhadap kata-kata Arab yang

sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia seperti shalat, zakat dan

sebagainya, kecuali dikehendaki lafadz aslinya)

C. Shiddah

Shiddah/Tashdīd ditransliterasi ini dilambangkan dengan huruf,

yaitu huruf yang sama dengan huruf bershaddah itu.

Contoh:

Shawwa>l :شّوال <Rabbana :ربّنا

D. Kata SandangAlif + La>m

Apabila diikuti dengan huruf qamariyah, ditulis al.

Contoh:

al-Qalam : القلم

Page 17: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

xvii

DAFTAR ISI

Surat Pernyataan ………………………………………………….. i

Keterangan Pengesahan Pembimbing …………………………….. ii

Abstrak …… …..………………………………………………….

Abstract ……………………………………………………………

البحث ملخص …………………………………………………….

iii

v

vii

Kata Pengantar ….………………………………………………… ix

Pedoman Transliterasi …………………………………………….. xi

Daftar Isi …………………………………………………………... xiii

Daftar Tabel ……………………………………………………….. xv

Daftar Singkatan ………………………………………………….. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………….. 1

B. Permasalahan ……………………………………........ 15

1. Identifikasi Masalah …………………………….

2. Pembatasan Masalah ……………………………

3. Perumusan Masalah ……………………………..

15

15

15

C. Tujuan Penelitian ……………………………………. 15

D. Manfaat Penelitian …………………………………... 16

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan …………………. 16

F. Metodologi Penelitian …..………………………....... 19

G. Sistematika Pembahasan …………………………….. 20

BAB II DISKURSUS KEBAHARIAN DALAM ISLAM

A. Laut dan Manfaat Bagi Manusia …………...……….. 23

B. Lautan Perspektif Al-Qur’a>n ……. …..……………… 28

C. Merawat Budaya Bahari ……..………………………. 37

D. Pendidikan Agama Islam dan Budaya Bahari ……...... 42

BAB III PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK PELAYARAN

JAKARTA RAYA

A. SMK Pelayaran Jakarta Raya ……………………….. 49

B. Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMK

Pelayaran ……………………………..........................

57

C. Kepala Sekolah dan Guru dalam Pelaksanaan

Kurikulum PAI ….. …………... …..............................

72

Page 18: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

xviii

BAB IV PROBLEM DAN NILAI-NILAI BAHARI DALAM

KURIKULUM PAI DI SMK PELAYARAN

A. Kurikulum PAI Belum Integrasi dengan Kebaharian . 79

B. Kebaharian dalam Kegiatan Keagamaan dan Ekstra

Sekolah ………………………….....……....................

94

C. Nilai-nilai Bahari dalam Pendidikan Agama Islam …. 99

D. Pengembangan Pembelajaran PAI yang Integratif ..… 113

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………... 117

B. Saran ………………………………............................. 118

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………...... 119

GLOSSARIUM ……………………………………………………... 137

INDEKS ……………………………………………………………... 141

LAMPIRAN …………………………………………………………. 147

BIOGRAFI PENULIS ………………………………………………. 157

Page 19: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

xix

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 : Kualifikasi Tenaga Pengajar pada SMK

Pelayaran Jakarta Raya ……............................

52

Tabel. 2 : Pola Penyelenggaraan Program Diklat …….... 54

Tabel. 3 : Lama Pelaksanaan Program Diklat ……......... 55

Tabel. 4 : Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

kelas X ………………………………...............

63

Tabel. 5 : Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

pekerti Kelas XI ……………………………….

66

Tabel. 6 : Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

pekerti Kelas XII ……………………………...

69

Tabel. 7 : Ayat-ayat Al-Qur’an Pelajaran Agama Islam

Kelas X Kurikulum 2013 ……………………...

71

Tabel. 8 : Ayat-ayat Al-Qur’an Pelajaran Agama Islam

Kelas XI Kurikulum 2013 …………………….

72

Tabel. 9 : Ayat-ayat Al-Qur’an Pelajaran Agama Islam

Kelas XII Kurikulum 2013 ……………………

72

Page 20: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

xx

DAFTAR SINGKATAN

ABK : Anak Buah Kapak.

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Sydrome (kumpulan

tanda-tanda dan gejala penyakit yang timbul akibat

melemahnya sistim kekebalan tubuh karena terinfeksi

HIV).

BNN : Badan Narkotika Nasional.

HIV : Human Immunodefiency Virus (Virus yang

melemahkan sistim kekebalan tubuh manusia).

IMO : International Maritime Organization.

IMS : Infeksi Menular Sexual.

IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

KSI : Kelompok Studi Islam.

KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

NMC : National Maritime Convention.

OTEC : Ocean Thermal Energy Conversional.

PAI : Pendidikan Agama Islam.

PHBI : Peringatan Hari Besar Islam.

PRALA : Praktek Laut.

PT : Perguruan Tinggi.

RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

SATDIK : Satuan Pendidikan.

SKI : Sejarah Kebudayaan Islam.

SD : Sekolah Dasar.

SKLSP : Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan.

SMK : Sekolah Menengah Kejuruan.

SMP : Sekolah Menengah Pertama.

STCW : The International Convetional on Standards of

Training, Certification and Whachkeeping for

Seafarers.

TK : Taman Kanak-kanak.

Page 21: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia di masa depan tidak lagi bergantung pada daratan, akan

tetapi kembali pada lautan. Keberlangsungan manusia tidak akan

dipisahkan lagi dengannya. Seorang pakar kelautan Benjamin S.

Halpern, mengatakan bahwa kehidupan selanjutnya manusia akan

tergantung terhadap ekosistem yang berada di laut.1 Laut merupakan

sumber utama bahan pangan dan sumber makanan protein hewani murah

bagi penduduk di seluruh dunia menjadi harapan bagi manusia di masa

mendatang.2 Disamping sebagai sumber utama bahan pangan dan

sumber makanan protein hewani laut juga sebagai sumber energi yang

belum tersentuh. Menurut MJ Sitepu sumber energi yang dapat di

manfaatkan antara lain berasal dari arus pasang surut, gelombang,

perbedaan salinitas, angin, serta pemanfaatan perbedaan suhu air laut di

lapisan permukaan dan lapisan dalam perairan yang dikenal dengan

OTEC.3

Laut adalah bagian bumi yang amat luas, bahkan lebih luas

sekitar 70 % dari daratan itu sendiri. Suatu keajaiban yang amat luar

biasa, yang sesungguhnya air laut berbeda dengan air biasa yang

dirasakan manusia dari gunung atau air hujan. Walaupun air laut terasa

asin tetapi banyak binatang, ikan dan tumbuhan yang hidup di

dalamnya, dan selanjutnya dibutuhkan dalam kehidupan manusia.4

Manusia yang hidup di wilayah kelautan akan memiliki visi atau

1Benjamin S. Halpern, ‚A Global Map of Human Impact onMarine

Ecosystems‛, Science: Vol 319 (15 February 2008) : 948. 2Djoko Tribawono, Hukum Perikanan Indonesia (Bandung: Citra

Aditya Bakti, 2002), 25. 3Indroyono Soesilo dan Budiman, Laut Indonesia: Teknologi dan

Pemanfaatannya (Jakarta: LISPI, 2003), 215-216. ‚ OTEC = Ocean Thermal Energy Conversion adalah salah satu bentuk pengalihan energi yang tersimpan

dari sifat fisika air laut menjadi energi listrik. Suhu air laut akan menurun

sesuai dengan bertambahnya kedalaman.‛ 4Muhammad Abdel Haleem, Understanding The Qur’an Themes and

Style (New York: I>.B. Tauris, 2011), 36. Lihat juga: Tim Penyusun, Pelestarian Lingkungan Hidup: Tafsir Al-Qur’an Tematik (Jakarta: Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Qur’an, 2009), 21. Lihat juga: Carol Inskip, Kelestarian Laut (Solo:

Tiga Serangkai, 2009), 7.

Page 22: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

2

pandangan hidup berwawasan maritim yangdapat berfungsi untuk

mengontrol dan memanfaatkan laut sebagai syarat mutlak mencapai

kesejahteraan dan kejayaan. Disamping itu sebagai penguasaan terhadap

pulau-pulau yang menjadi wilayahnya, karena dalam hal ini budaya

maritim pada kawasan yang mempunyai perairan terluas akan

berpengaruh terhadap kehidupan sosial di wilayah tersebut.5

Negara yang memiliki wilayah kelautan yang lebih luas tentu ini

akan menjadi peluangnya dimasa mendatang, seperti halnya Indonesia.

Indonesia adalah negara agraris dan juga negara maritim. Apabila

dibandingkan wilayahnya antara yang agraris dengan yang maritim,

maka jauh lebih luas wilayah kemaritimannya. Keberadaan ini juga

menjadi titik perhatian para budayawan, misalkan saja Radhar Panca

Dahana. Ia berpandangan Indonesia adalah miniatur terbaik bagi kodrat

bumi karena ruang hidup wilayahnya dua pertiga diisi air. Secara

natural, sesungguhnya manusia Indonesia memiliki kodrat sebagai

manusia maritim, yaitu manusia yang mengacu keberadaan dirinya

secara eksistensial, memahami dasar-dasar ontologi hingga kosmologis,

pada tata cara hidup dan kebudayaan yang berbasis pada dunia laut dan

pesisir.6

Masalahnya, keberadaan yang menjadi peluang baik tersebut

belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh negara. Setelah Indonesia

merdeka kekayaan lautnya tidak terurus. Pembangunan negara hanya

terfokuskan pada wilayah daratan. Dari keyataan ini ada ketimpangan

yang jelas, sehingga orientasi masyarakat mengarah ke lainnya bukan

lagi ke laut. Terutama dalam urusan darat. Fakta ini memiliki dampak

yang tidak sedikit, selain dampak ekonomi juga berdampak pada

karakter masyarakat yang cenderung mengabaikan potensi laut.

Orientasi pembangunan Indonesia dan negeri-negeri berpenduduk

Muslim telah mengalami kemunduran dikarenakan melalaikan potensi

kelautan.7

5Todd Ames, ‚Maritime Culture in the Western Pacific: A Touch of

Tradition‛, Pacific Asia Inquiry, Volume 4, Nomor 1, Fall 2013: 94. Lihat juga:

Irawan Djoko Nugroho, Majapahit Peradaban Maritim: Ketika Nusantara Menjadi Pengendali Pelabuhan Dunia (Jakarta: Suluh Nuswantara Bakti,

2010), 12. 6Radhar Panca Dahana seorang budayawan dan juga aktif sebagai

penulis, reporter lepas dan redaktur tamu serta dosen jurusan Sosiologi

Universitas Indonesia. 7Agus S. Djamil, Al-qur’an dan Lautan (Bandung: Arazy Mizan,

2004), 38.

Page 23: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

3

Bila menelusuri kebudayaan prasejarah Indonesia, bahwa

sebenarnya nenek moyang bangsa Indonesia telah menguasai bahari

sejak dahulu. Relief-relief di Candi Borobudur, Jawa Tengah sebagai

bukti Indonseia sebagai bangsa bahari, terdapat 10 relief yang

memunculkan berbagai bentuk kapal layar tiang tinggi. Kerajaan

Majapahit dan Sriwijaya mencapai kejayaan karena mempunyai

wawasan kelautan dan memanfaatkan potensi laut untuk mencapai

sumber-sumber daya di tempat lain.8

Sejarah tersebut telah menjelaskan keterlibatan pemerintah

dalam memperdayakan sumber daya alam (lautan) sangat berpengaruh

sekali. Politik raja-raja waktu itu telah mengembangkan kekuatan laut

dengan pandangan atau keyakinan bahwa laut ditinjau dari sudut

ekonomi maupun komunikasi merupakan sumber kemakmuran dan

kesejahteraan.9 Sudah semestinya nilai-nilai kemaritiman (wawasan

kelautan atau kebaharian) menjadi paradigma sebuah bangsa dalam

rangka mengeluarkan kebijakan untuk pembangunan nasional (ocean policy). Dengan demikian bangsa yang terbentuk secara sosial dan

religius sebagai bangsa pelaut atau bangsa bahari dan bangsa niaga.10

Diawal kemerdekaan Indonesia, walaupun belum menjadi fokus

pembangunan nasional tetapi semangat kemaritiman ternyata pernah

berkumandang. Seperti yang didengungkan oleh Soekarno dalam satu

statemennya pada National Maritime Convention (NMC) 1963 adalah:

8Indroyono Soesilo dan Budiman, Laut Indonesia: Teknologi dan

Pemanfaatannya (Jakarta: LISPI, 2003), 53. ‚Pada abad ke-7 dan abad ke-8,

bangsa Indonesia telah mengenal alat transportasi modern dalam bentuk perahu

lesung, kapal besar yang tidak bercadik, dan kapal-kapal besar bercadik.‛

Dalam Q.S. Ash-Shu>ra (42) : 32 dan Q.S. Ar-Rahma>n (55) : 24. Menjelaskan

bahtera yang berlayar di laut laksana gunung-gunung, Ibnu Katsir dalam kitab

tafsirnya mengatakan bahwa bahtera tersebut nampak besar seperti gunung

menandakan kapal-kapal besar yang mempunyai tiang yang tinggi. 9L. Askandar. Dkk, Jiwa Bahari Sebagai Warisan Nenek Moyang

Bangsa Indonesia (Jakarta: Dinas Sejarah TNI AL, 1973), 81-82. ‚Karl

Haushofer seorang ahli Teori Geopolitik dan Geostrategi mengemukakan

bahwa geografi suatu negara menentukan politik dari negara yang bersangkutan

dan selanjutnya menentukan strategi dasarnya untuk pencapaian politik itu.

Kerajaan-kerajaan tua di Indonesia (Sriwijaya, Majapahit, Aceh, Makasar dan

lain-lain) mengalami kejayaan dikarenakan menerapkan teori yang hampir

sama dengan teori geopolitik dan geostrategik. Wawasan Bahari menjadi suatu

sikap yang dianut pemerintahan kerajaan, sehingga pemerintah berusaha

menguasai laut dan mengembangkan kekuatan lautnya‛. 10

Suwarno Adiwijoyo, Konsolidasi Wawasan Maritim Indonesia

(Jakarta: Pakar, 2005), 37-39.

Page 24: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

4

‚Untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara kuat,

negara makmur, negara damai yang merupakan national building bagi

negara Indonesia. Maka negara dapat menjadi kuat jika dapat menguasai

lautan. Untuk mengusai lautan kita harus menguasai armada yang

seimbang.‛11

Semangat ini baru mulai direalisasikan setelah reformasi.

Misalnya, deklarasi Bunaken tahun 1998 yang dicanangkan oleh

Presiden BJ. Habibie yang membuktikan Indonesia serius dalam

mengembangkan kebaharian Nusantara. Kemudian dilanjutkan oleh

presiden Abdurrahman Wahid dengan komitmennya terhadap

pembangunan kelautan,12

walaupun sebelumnya sudah ada upaya untuk

memperkenalkan negara kebaharian kepada generasi muda dengan

kegiatan sail.13

Untuk mengoptimalkan potensi laut di Indonesia perlu adanya

instrumen. Dalam hal ini Marsetio mengatakan bahwa untuk

mengaplikasikan kekuatan laut Indonesia perlu adanya instrumen

penting yakni yang terletak pada karakter bahari dalam bangsa.

Menurutnya, instrumen bangsa yang berkarakter bahari menjadi bangsa

11

Darmawan, Tinjauan Pembangunan Berorientasi Maritim, dalam

Tinjauan Pembangunan Maritim Indonesia Menjawab Tantangan Masa Depan, editor: Bambang Murgiyanto dkk (Jakarta: PPAL, 2012), 66. ‚Seirama dengan

dengan amanat Presiden Soekarno pada Upacara Peresmian berdirinya Institut

Angkatan Laut (IAL) tahun 1953 di Surabaya, adalah ‚usahakan agar kita

menjadi bangsa pelaut kembali. Ya..., bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya.

Bukan sekadar menjadi jongos di kapal… bukan! Tetapi bangsa pelaut dalam

arti cakrawati samudera. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa

pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukkannya di

laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri….‛ 12

Djoko Pramono, Budaya Bahari (Jakarta: Gramedia, 2005), 8. ‚Inti

Deklarasi Bunaken: pemahaman bahwa laut merupakan peluang, tantangan, dan

harapan untuk masa depan persatuan, kesatuan, dan pembangunan bangsa

Indonesia‛. 13

Sebelum pelaksanaan kegiatan sail usaha untuk membangkitkan

kembali kejayaan maritim telah dilakukan melalui pelayaran KRI Dewaruci,

Pelayaran Phinisi Nusantara ke Vancouver (1986), Ekspedisi Phinisi Bugis

Amanagappa ke Madagaskar (1992), lalu Pelayaran Borobudur untuk menapak

tilas rute perdagangan kayu manis ke Afrika Barat tempo doeloe (2003).

Kegiatan Sail meliputi kegiatan Pelayaran Lingkar Nusantara (Pelantara) yang

diikuti oleh Gerakan Pramuka Nasional Satuan Saka Bahari, pesertanya Saka

Bahari seluruh Indonesia dan Lingkar Nusantara Remaja Pemuda Bahari/Kapal

Pemuda Nusantara (LNRPB/KPN), pesertanya pemuda dan remaja seluruh

Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olah Raga, dibawa binaan Dinas

Potensi Maritim TNI AL, dengan menggunakan Kapal Repulik Indonesia (KRI)

jenis Landing Platform Dock (LPD).

Page 25: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

5

yang nasionalismenya mampu menyatu bagaikan air, tanpa mengenal

identitas kelompok, serta mempunyai keimanan yang teguh dan kokoh

bagaikan tegaknya karang di laut, yang tidak tergoyahkan oleh

hempasan ombak dan gelombang.14

Banyak para pengamat yang mengatakan dalam media nasional

bahwa pemimpin Indonesia mendatang harus berorientasi pada laut.

Sebagai negara dengan panjang garis pantai lebih dari 95 ribu kilometer

persegi, sewajarnya kekuatan ekonomi Indonesia tumbuh dan

berkembang di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.15

Menurut Van

Leeuwen dan Van Tatenhove di dalam memperdayakan lautan harus

melibatkan banyak pihak diantaranya pemerintah, masyarakat dan

organisasi, terutama dalam tata kelola lautan yang dapat mengatur

kegiatan di laut dan konsekuensinya.16

Mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai bangsa bahari

(bangsa pelaut) yang pernah jaya dengan cara menguasai lautan dapat

meningkatkan taraf hidup masyarakatnya dan mensejajarkan Indonesia

dengan negara-negara maju di dunia.17

Rokhmin Dahuri menambahkan

laut dan kehidupan yang ada di dalamnya merupakan bahan penelitian

dan pendidikan yang tidak akan pernah habis-habisnya. Kegiatan

pendidikan dan penelitian di bidang kelautan dapat memberikan

14

Marsetio, Sea Power Indonesia (Jakarta: Universitas Pertahanan,

2014), 97-98. ‚Enam Instrumen Penting dalam mencapai command of the sea through naval superiority, yaitu: pertama; Posisi Geografis, posisi Indonesia

merupakan titik persilangan antara dua benua Asia dan Australia, samudera

Pasifik dan samudera Hindia. Posisi yang strategis jalur pelayaran

internasional, kedua; Konfigurasi Wilayah, Indonesia memiliki kedaulatan

penuh atas semua yang ada di dalamnya sampai dengan batas-batas teritorial

yang jelas selebar 12 mil laut dari garis dasar dan hak berdaulat di zona 24 mil,

ZEE 200 mil dan landas kontinen, ketiga; Luasnya Wilayah, keempat; Jumlah

Penduduk, kelima; Karakter Bangsa, dan keenam; Karakter Pemerintah,

tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia sejak dahulu hingga ke depan

adalah bagaimana melahirkan karakter pemerintah yang pro maritim.‛ 15

Lihat:http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/06/20/n7h

7rw-presiden-diharapkan-perkuat-pendidikan. (diakses 17 September 2014).

Lihat juga: Laode M. Kamaluddin, Indonesia Sebagai Negara Maritim dari Sudut Pandang Ekonomi (Malang: UMM Press, 2005), 63-64.

16Svein Jentoft and Maaike Knol, ‚Marine Spatial Planning: Risk or

Opportunity for Fisheries in the North Sea?‛, A Springer Open Journal: Maritime Studies, 2014: 2.

17M. Dawan Rahardjo, Keluar dari Kemelut Pendidikan Nasional:

Menjawab Tantangan Kualitas Sumberdaya Manusia Abad 21 (Jakarta: PT

Intermasa, 1997), 96.

Page 26: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

6

manfaat yang besar dalam pemanfataan dan pendayagunaan sumber

daya kelautan bagi kehidupan masyarakat.18

Tidak menyadari bahwa

laut merupakan jalan murah yang diberikan Tuhan kepada masyarakat

khususnya Indonesia sebagai negara kepulauan.19

Dalam rangka memberi perhatian khusus terhadap penggalian,

pemanfaatan, dan pemeliharaan sumberdaya laut, harus ada pendidikan

tersendiri mengenai lingkungan kelautan, membekali para generasi

muda dan pelajar agar memiliki, kesadaran, pengetahuan sikap dan

perilaku yang rasional dan bertanggung jawab atas pemanfaatan serta

pengelolaan lingkungan kelautan.20

Pendidikan memiliki peran besar

sebagai salah satu sarana mentransfer budaya dari generasi tua ke

generasi muda merupakan bagian dari hak asasi manusia dalam

mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, memberikan

kebebasan kepada setiap individu untuk berpartisipasi secara efektif

dalam masyarakat dan lingkungannya.21

Manusia melakukan proses pendidikan yang lama untuk

menghasilkan prestasi, melakukan kegiatan khas manusiawi yang

menjadi produk kebudayaan manusia dalam upaya mempertahankan dan

melanjutkan hidup dan kehidupan manusia (estafet perjuangan).22

Pendidikan memberikan adanya interaksi manusia dengan

lingkungannya, sehingga terjadi proses perubahan kearah yang lebih

baik dalam tatanan sosial budaya, menciptakan tenaga kerja guna

memenuhi kebutuhan hidup manusia.23

Potensi manusia pada dasarnya bukanlah sesuatu yang bersifat

telah jadi (state of being), tetapi merupakan kondisi natural (state of

18

Rokhmin Dahuri, ‚Urgensi RUU Kelautan Bagi Pertumbuhan

Ekonomi Serta Kejayaan dan Kemakmuran Bangsa‛, Jurnal Maritim, Edisi 2,

Juni 2013 : 60. 19

Richard Joost Lino, ‚Maritim Indonesia Menuju Kelas Dunia‛, Jurnal Maritim, Edisi 9, Januari 2014 : 39.

20Dendasurono Prawiroatmodjo, Pendidikan Lingkungan Kelautan:

Pengantar Menuju Pengelolaan Sumberdaya Laut Melalui Program Pendidikan

(Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 3. 21

Unesco, A Human Rights-Based Approach to Education For All (New York: NY10017, 2007), 7.

22R.S.Peters, The Concept Of Education: Volume 17 (Francis: e-

Library Taylor & Francis, 2010), 1-2. Baca juga: Sanusi Uwes, Visi dan Pondasi Pendidikan (Dalam Perspektif Islam) (Ciputat: Logos Wacana Ilmu,

2003), 14-15. 23

J. Rubén Valdés Mirayes ‚The Prejudices of Education: Educational

Aspects of the Scottish Enlightenment, ‚Atlantis, Vol. 27, No. 2 (2005):101-

118.

Page 27: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

7

nature) yang perlu diproses untuk ‚menjadi‛ (state of becoming) dalam

konteks budaya secara makro maupun mikro melalui pendidikan. Dapat

dikatakan dalam posisi ini pendidikan hanya sebagai faktor eksternal

pengembangan potensi manusia.24

Pada era globalisasi, masyarakat

menuntut agar pendidikan disesuaikan dengan tingkat kemajuan ilmu

pengetahuan serta perubahan-perubahan zaman yang semakin pesat,

sehingga pendidikan memainkan peranan ke arah kesadaran kritis dalam

melihat tantangan-tantangan masa depan.25

Hal ini merupakan proses

untuk menunjukkan seseorang mampu hidup dalam suatu budaya

tertentu dan menuntut hubungan yang harmonis antara pendidikan dan

kebudayaan. Praktek pendidikan harus mendasarkan pada teori-teori

yang bersumber dari suatu pandangan hidup masyarakat yang

bersangkutan, dalam hal ini masyarakat Indonesia sebagai masyarakat

bahari.26

Pendidikan berusaha mentrasformasikan intelektual agar orang

menjadi terdidik, selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab

yang lebih universal yakniuntuk mengantarkan manusia mempunyai

kesadaran moral.27

Sumber daya alam atau natural resources berupa

kekayaan alam dan sumber daya manusia atau human resources berupa

kemampuan dan kecakapan agar bisa dijadikan modal bagi

pembangunan nasional, maka harus dihimpun melalui pendidikan

sebagai wahananya(human capital).28

Lebih dari itu, menurut Karl Mark seperti yang disebutkan

Soyomukti bahwa basis bagi pendidikan adalah perkembangan ekonomi,

yakni cara manusia menghadapi alam untuk memenuhi kehidupan dan

mengembangkannya. Manusia belajar dari alam, dan dari pengalaman-

pengalaman yang dirasakan. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang

24

Mohamad Irfan dan Mastuki HS, Teologi Pendidikan: Tauhid sebagai Paradigma Pendidikan Islam (Jakarta: Friska Agung Insani, 2000), 103.

25Firdaus M. Yunus, Pendidikan Berbasis Realitas Sosial: Paulo Freire

dan YB. Mangunwijaya (Jogjakarta: Logung Pustaka, 2004), 6. 26

Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan (Yogyakarta: Bigraf

Publishing, 2000), 82. 27

Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi: Mengungkap Pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2007), 110.

28Mohammad Ali, ‚Reorientasi Makna Pendidikan: Urgensi

Pendidikan Terpadu,‛dalam Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), 173.

Page 28: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

8

mempunyai alam lautnya lebih luas dari daratannya, boleh di kata laut

adalah guru bagi masyarakat Indonesia.29

Upaya yang dapat dilakukan untuk memperkenalkan budaya

maritim kepada generasi muda, berdasarkan dalam penelitiannya Todd

Ames adalah menekankan pada dunia pendidikan. Ia memberikan

pandangannya terhadap pengembangan budaya maritim melalui dunia

pendidikan dengan cara mengajak siswa-siswa SMA untuk melakukan

kegiatan pelayaran dari satu pulau ke pulau lainnya dengan

menggunakan perahu tradisional, dan cara-cara navigasi tradisional.

Kemudian kegiatan pelayaran tersebut dilakukan setiap tahun.30

Selanjutnya Munsi Lampe mengatakan bahwa pelayaran dan

perdagangan merupakan ciri khas budaya maritim. Interaksi manusia

(pelaut) dengan lingkungan fisik (laut) pada saat dalam pelayaran dan

perdagangan memberikan pengalaman yang berbeda dengan perjalanan

di darat. Sehingga ketika budaya maritim dipahami sebagai fenomena

mental/kognitif maka pengalaman navigasi (saat pelayaran) akan

membentuk karakter bahari, dan menurutnya pendidikan adalah salah

satu sarana untuk melestarikan budaya maritim.31

Menurut Agus

Nuryanto bahwa pendidikan akan memberikan kontribusi secara

maksimal terhadap kehidupan publik jika dibangun di atas fondasi yang

kokoh. Paradigma pendidikan yang selalu berorientasi ke darat harus di

rubah kepada pendidikan yang berorientasi ke laut. Mengingat sebagian

besar bumi ini adalah lautan.32

Keberhasilan dalam menjalankan pendidikan yang berbasis

kemaritiman tergantung pada kurikulum yang mendukung. Kurikulum

dalam paradigma baru bukan hanya sebagai program pendidikan, tetapi

merupakan produk pendidikan, dan hasil belajar yang diinginkan sebagai

pengalaman belajar siswa.33

Masalah yang sering muncul dalam

29

Nurani Soyomukti, Metode Pendidikan Marxis Sosialis : Antara Teori dan Praktek (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), 86.

30Todd Ames, ‚Maritime Culture in the Western Pacific: A Touch of

Tradition,‛ Pacific Asia Inquiry, Vol. 4, No. 1, (2013) : 96. 31

Munsi Lampe, ‚Bugis-Makassar Seamanship and Reproduction of

Maritime Culture Values in Indonesia,‛ Humaniora, Vol. 24, No. 2, (2012) :

123. 32

Agus Nuryanto, Paradigma Baru Pendidikan: Pendidikan Berbasis Masyarakat dan Transformasi Pendidikan Islam (Jakarta: PIC UIN Jakarta,

2008), 311. 33

Deborah Loewenberg Ball and Francesca M. Forzani, ‚The Work of

Teaching and the Challenge for Teacher Education,‛ Sage: Journal of

Page 29: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

9

kegagalan menciptakan pendidikan yang diinginkan (seperti pendidikan

bahari), karena kurikulum menjadi mesin politik kekuasaan untuk

melancarkan segala program penguasa. Kurikulum memberikan

legitimasi dari segala bentuk kebijakan dan keputusan politik yang

dijalankan oleh penguasa.34

Dalam hal ini politik kekuasaan perlu mendukung adanya

gagasan pendidikan bahari. Kurikulum yang harus dikembangkan

merupakan bagian integral dari penyusunan strategi untuk mengarahkan

proses transformasi kultural-politik dari masyarakat Indonesia sebagai

bangsa bahari. Dalam artian kurikulum secara permanen mampu

mencetak peserta didik menjadi manusia yang diinginkan oleh tujuan

pendidikan itu sendiri.35

Dalam pandangannya Tilaar, apabila

pemerintah Indonesia bertekad akan menjadikan Indonesia sebagai

‚poros maritimnya di dunia‛, maka untuk mewujudkannya harus secara

langsung berada dan masuk dalam sistem pendidikan dengan tidak lagi

menggunakan bentuk hidden curriculum.36

Dalam pengelolaan potensi laut strategi yang digunakan dengan

memberdayakan jaringan kerja yang melibatkan unsur universitas

(lembaga pendidikan), pemerintah dan swasta/ pribadi. Integrasi dari

ketiga unsur dapat memacu pembangunan kelautan.37

Sebagai bangsa

bahari, sudah terlalu lama umat Islam Indonesia lupa pada lautan.

Kekeliruan besar bila menganggap lautan sebagai kendala

pembangunan, sebagai masalah, padahal lautan justru merupakan solusi

bagi tumpukan persoalan kita. Pembangunan nasional dan segala

aktifitas kehidupan kita lebih berorientasi kepada kedaratan/ kontinental

ketimbang pada kelautan.38

Education, (2010) : 497. Lihat juga: Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 126-127. 34

Moh. Yamin, Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan (Yogyakarta:

DIVA Press, 2009), 95. 35

Carol R. Rodgers, ‚Coming to care about teaching for social justice:

The Putney Graduate School of Teacher Education (1950-1964),‛ International Journal of Progressive Education, Vol. 9 No. 1, (2013) : 29.

36H.A.R. Tilaar, Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan

Nasional dalam Pusaran Kekuasaan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 189. 37

Indra Jaya, Pengembangan Ekonomi dan Kesejahteraan Nasional Berbasis Maritim: Peranan dan Kontribusi Kawasan Timur Indonesia (KTI) dalam Format Indonesia Baru Paradigma Pembangunan Menuju Milenium II Editor: Laode M. Kamaluddin (Jakarta: Kaukus Iramasuka Nusantara, 1999),

155. 38

Lihat:http://www.fethullahgulenchair.com/index.php?option=com_c

ontent&view=article&id=953:paradigma-kelautan-mengangkat-

Page 30: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

10

Tahapan yang paling awal dalam menggalakkan pembangunan

kelautan Indonesia perlu menanamkan cinta laut/semangat bahari

melalui pendidikan sejak dini. Mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak

(TK) yang sudah diperkenalkan tentang kelautan dan potensinya

mengenai wisata bahari, industri maritim, wisata pantai, transportasi

maupun taman laut.39

Hal senada juga di sampaikan oleh Ahmad Syafii

Maarif. Ia mengusulkan agar masalah kelautan dimasukkan dalam

kurikulum sekolah dari tingkat dasar (SD) sampai SMA. Menyiapkan

generasi mendatang agar dapat memanfaatkan potensi lautan yang tak

ternilai.40

Selain melalui pendidikan secara umum, gagasan lain

melakukan transformasi paradigma dalam rangka mempromosikan

perspektif kelautan (maritime), perlu mendapatkan justifikasi argumen

teologis. Basis argumen teologis ini penting mengingat bangsa

Indonesia adalah bangsa yang religius. Lebih-lebih mayoritas

penduduknya adalah muslim, karena itu legimitasi dari sudut pandang

aqidah dan semacamnya merupakan keharusan filosofis.41

Hal yang

sama juga dijelaskan oleh Sugiyono bahwa usaha yang dapat dilakukan

dalam membangkitkan wawasan bahari tidak bisa diandaikan tumbuh

alamiah atau begitu saja. Akan tetapi perlu usaha terencana dan

konsisten dengan melalui usaha pendidikan untuk membangun

kesadaran spasial (keruangan) bangsa Indonesia, dan menumbuhkan

kecintaan terhadap laut dengan materi pelajaran yang disandarkan

agama.42

Achmad Chodjim memberi penekanan, memberdayakan agama

dapat membangkitkan kembali kedaulatan maritim Indonesia. Dengan

ini pendidikan agama harus fokus pada ajaran dan tidak dikotak-

martabatbangsa&catid=96:news (diakses 20 Mei 2014). Lihat juga: Jacub Rais,

Menata Ruang Laut Terpadu: Menuju Pentabdiran Lautan Nasional (Towards National Ocean Governance) (Jakarta: Pradnya Paramita, 2004), 209. Lihat

juga: Jefrey Rawis, Menjahit Laut Yang Robek (Jakarta: Yayasan Malesung,

2004), 1. 39

Soekistijanto, ‚Laut Merupakan Harapan Bagi Kita di Masa

Mendatang‛, dalam Lautku Pengabdianku (Jakarta: Yayasan Prasetya Jala

Utama, 2001), 257. 40

Ahmad Syafii Ma’arif, Al-Qur’an dan Realitas Umat (Jakarta:

Republika, 2010), 7. 41

Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural (Jakarta: Erlangga, 2005), 13.

42Sugiyono, Membangkitkan Kembali Jiwa dan Wawasan Maritim,

dalam Tinjauan Pembangunan Maritim Indonesia Menjawab Tantangan Masa Depan, editor Bambang Murgiyanto dkk (Jakarta: PPAL, 2012), 62.

Page 31: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

11

kotakkan oleh pemahaman ritual. Dari hal itu Indonesia dapat

menciptakan lapangan pekerjaan di bidang maritim dengan sebesar-

besar tenaga kerjanya adalah rakyat Indonesia.43

Pendidikan agama

berperan membentuk suatu private culture yang berfungsi sebagai

landasan budaya masyarakat atau bangsa yang bersangkutan public culture, dalam masyarakat bahari.

44 Pengetahuan agama yang berbasis

kelautan diharapkan mampu melahirkan manusia yang memiliki

kemampuan spiritual, memiliki komitmen terhadap profesionalisme,

memiliki akhlak terhadap Allah dan akhlak terhadap makhluk-Nya yang

mencerminkan keanggunan moralitas manusia dalam keluarga,

masyarakat dan berbangsa, kenal dan paham terhadap lingkungannya.45

Begitu juga halnya dengan pendidikan agama Islam pemantapan

kurikulum pendidikan agama dengan mengedepankan esensi aspek-

aspek keagamaan yang elementer akan mewujudkan sosok anak didik

yang berwatak, berkarakter, berkepribadian utuh dengan landasan iman,

takwa, dan nilai-nilai moral yang kokoh.46

Agama bukan seperti yang

dikatakan oleh David B. Skillicorn bahwa doktrin agama dapat

menjadikan manusia yang beragama fundamental dan radikal.47

Atau

yang dikatakan juga oleh Louis Ernesto Morabahwa agama membuat

manusia berpikir tidak logis.48

43

Lihat: http://www.pikiran-rakyat.com/node/280141. Diskusi Panel

Serial ‚Mengungkap Budaya Luhur Nusantara Menuju Peradaban Maritim

Indonesia‛. Dengan tema ‚Pengaruh Eksternal Terhadap Sinergi Budaya

Maritim Dan Agraris Nusantara.‛ (diakses 22 Mei 2014). 44

Muhammad Tholchah Hasan, Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman (Jakarta: Lantabora Press, 2000), 220.

45Yusron Razak, Pendidikan Agama untuk Perguruan Tinggi (Jakarta:

Laboratium Sosiologi Agama, 2009), 76. 46

Juju Saepudin, ‚Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah

Unggulan: Studi pada SMPN 2 Kota Bandar Lampung,‛ Jurnal Penelitian Keagamaan dan Kemasyarakatan (PENAMAS), Vo. 26, No. 2, (2013) : 123.

47David B. Skillicorn, Christian Leuprecht and Conrad Winn,

‚Homegrown Islamist Radicalization in Canada: Process Insights from an

Attitudinal Survey,‛ Canadian Journal of Political Science, vol. 45, no. 4

(2012) : 929-956. Bandingkan juga Christopher G. Ellison, Identification and

Separatism: Religious Involvement and Racial Orientations Among Black

Americans,‛ The Sociological Quarterly, vol. 32, no. 3 (Autumn, 1991): 477-

494, http://www.jstor.org/stable/4120919 (accessed March 2, 2015). 48

Lihat Louis Ernesto Mora, Panayiotis Stavrinides, Wilson McDermut,

‚Religious Fundamentalism and Religious Orientation Among the Greek

Orthodox,‛ J Relig Health 53, (2014) : 1498-1513.

Page 32: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

12

Landasan pokok dalam pendidikan Islam adalah al-Qur’a >n dan

Sunnah. Sebagai implementasi ajaran Islam al-Qur’a>n dan Sunnah

menjadi rujukan untuk mencari, membuat dan mengembangkan konsep,

prinsip, teori dan teknik pendidikan Islam.49

Al-Qur’a >n sering

membicarakan berbagai aspek, banyak kaitannya dengan pendidikan

yang bertujuan untuk membina sikap dan kepribadian yang mulia,

bertumpu pada hubungan dengan Allah (h}ablun min Allah) dan

hubungan dengan manusia (h}ablun min al-Na>s) termasuk di dalamnya

hubungan manusia dengan alam.50

Manusia sebagai penguasa di bumi (khali>fah fil ard}) diberikan

akal dan pikiran yang dituntut bertanggung jawab menerima risalah

Tuhan. Dengan risalah itu mereka dapat memahami, menyelidiki dan

bahkan mengembangkan apa yang dibentangkan Allah di muka bumi

ini. Kesejarahan manusia bagi pendidikan yaitu kebutuhan untuk

membiasakan diri melihat bahwa berbagai persoalan masa kini

bersangkut paut dengan ‚akar-akar sejarah‛ masa lalu.51

Al-Qur’a>n juga sering menceritakan persoalan laut yang

merupakan alat untuk menerangkan sisi kemukjizatannya, kemudian

berbagai fakta-fakta ilmiah yang bersifat qat}‘i>. Selain itu menjelaskan

apa yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW benar

walaupun beliau jauh dari lautan.52

Dengan berlandaskan al-Qur’a>n para

ilmuwan muslim banyak menciptakan alat yang sangat bermanfaat bagi

kehidupan manusia yang ada kaitannya dengan laut seperti halnya

kompas dan peta alat untuk mengetahui arah ketika berlayar di laut.53

49

Sanusi Uwes, Visi dan Pondasi Pendidikan (Dalam Perspektif Islam) (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 2003), 7.

50Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2010), 263-264. Lihat juga: Taqiyuddin an-Nabhani, Hakekat Bepikir (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2010), 79-80. ‚Manusia merasakan bahwa

dirinya ada, merasakan adanya kehidupan dalam dirinya, dan merasakan adanya

alam semesta tempat dia hidup‛. 51

M. Sastrapratedja, ‚Apa dan Siapakah Manusia‛, dalam Pendidikan Manusia Indonesia (Jakarta: Buku Kompas, 2004),12.

52Ahmad Fuad Pasya, Dimensi Sains Al-Qur’an: Menggali Kandungan

Ilmu Pengetahuan dari Al-Qur’an (Solo: Tiga Serangkai, 2004), 147-148. 53

Howard R. Turner, Sains Islam yang Mengagumkan (Bandung:

Nuansa, 2004), 115. Lihat juga: H. Somad Z. dkk., Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Universitas Trisakti, 2003), 215. ‚Kaum Muslimin mencapai

kemajuan dalam pembuatan kapal, ahli di dalam bidang pelayaran dan peta.

Ahmad Ibnu Majid seorang ahli peta, navigator dan pengarang buku-buku

navigasi sebagai bahan pemandu Vascoda Gama pada tahun 1498 M, berlayar

melalui Afrika Barat dan Afrika Selatan sampai ke India‛.

Page 33: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

13

Islam mengajarkan ‚hidup untuk mengabdi kepada Allah‛

merupakan salah satu nilai dasar dalam sistem moral yang diajarkan

oleh al-Qur’a>n dalam implementasinya dengan menggunakan konsep

tash}ir (penundukan sumber daya alam) berupa pengolahan sumber daya

dan kekayaan alam.54

Pendidikan Islam merupakan salah satu bentuk

manifestasi dari cita-cita hidup Islam untuk melestarikan,

mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai Islam tersebut

kepada generasi penerusnya, sehingga nilai kultural-religius yang dicita-

citakan dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari

waktu ke waktu.55

Pada akhirnya tercipta seorang muslim yang terbina

seluruh potensi dirinya.56

Masalah yang ada bahwa pendidikan Islam tidak mampu

menumbuhkembangkan potensi manusia yang lebih baik. Pendidikan

Islam dapat dikesankan sebagai konservatif dan ketinggalan jaman,

apalagi dalam merespon tantangan jaman, misalnya pengembangan

karakter bahari.57

Namun seiring perkembangan jaman dan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pendidikan Islam mulai

mengadakan perubahan serta selalu berintegrasi dengan aspek

kehidupan manusia dengan alam sekitarnya secara luas, dilaksanakan

secara berkesinambungan dan senantiasa berinteraksi dengan

lingkungan. Hal ini membutuhkan adanya prinsip dalam pendidikan

Islam, yakni membantu pencapaian kesempurnaan manusia dalam

menemukan potensi baiknya.58

Menurut Nur Syam misi dalam penyelenggaraan pendidikan

Islam di antaranya mengembangkan Pendidikan Keagamaan Islam

berbasis tafaqquh fi> al-di>n bertradisikan pengajian dan kajian, kearifan

lokal, berwatak kewirausahaan, serta berwawasan kebangsaan dan

54

Muhammad Tholchah Hasan, Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman (Jakarta: Lantabora Press, 2000), 151. ‚Laut yang penuh

dengan sumber daya alam menjanjikan kemakmuran dan kesejahteraan umat

manusia, tempat untuk mengais rezeqi yang baik yang dianjurkan oleh Allah.‛ 55

Muhammad Syukri Salleh, ‚Strategizing Islamic Education,‛

International Journal of Education and Research, Vol. 1 No. 6 (2013) : 4. Lihat

juga: Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), 132. 56

Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan (Jakarta: RajaGrafindo,

2010), 169. 57

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006), 130. 58

Imron Fauzi, Manajemen Pendidikan ala Rasulullah (Jogjakarta, Ar-

Ruzz Media, 2012), 62.

Page 34: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

14

lingkungan, tentunya dalam hal ini wawasan kebangsaan sebagai bangsa

bahari dan lingkungan bahari.59

Pendidikan Islam harus mulai berbenah diri dengan menyusun

strategi untuk dapat menyongsong dan dapat menjawab tantangan

perubahan tersebut, apabila tidak maka pendidikan Islam akan

tertinggal dalam persaingan global. Pada lingkungan sekolah pendidikan

agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman,

penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada

Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.60

Memberikan kesadaran

keterlibatan manusia dengan laut yang saling membutuhkan.

Tesis ini berupaya mengkaji pengembangan budaya

kemaritiman dalam dunia pendidikan. Tujuannya adalah untuk

menemukan proses pendidikan dalam mengembangkan budaya bahari

atau kemaritiman. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dalam

hal ini Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut

serius berupaya menciptakan tenaga kerja profesional di bidang

kelautan. Ada sekitar 105 SMK Pelayaran dan 615 SMK Kelautan dan

Perikanan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Setiap tahunnya

menghasilkan 1.700 pelaut baik dari SMK Pelayaran maupun Kelautan.

Sebenarnya jumlah ini sangat kurang sekali apabila disesuaikan dengan

kebutuhan pelaut pertahunnya yang mencapai 16.000 pelaut, sesuai

dengan kebutuhan Industri maritim nasional yang masih membutuhkan

83.000 pelaut mulai dari jenjang nakhoda/kapten kapal, perwira/mualim

sampai ABK.61

Jadi keberadaan SMK di Indonesia menjadi penting dan

menarik untuk menjadi objek penelitian.

Jumlah SMK Pelayaran yang berada di wilayah Jakarta, bila

dihitung ada 14 sekolah, baik yang berstatus negeri maupun swasta.

Dari jumlah tersebut sekolah yang dipilih untuk kajian tesis ini di

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelayaran Jakarta Raya. Sekolah

ini dipilih tentu berdasarkan studi pendahuluan yang pernah dilakukan

yang menunjukkan bahwa sekolah ini dari awal dibentuk untuk

59

Nur Syam, ‚Ikhtiar Membuat Lembaga Pendidikan Islam Lebih

Membanggakan‛, Sindo Weekly, Edisi Khusus 17 Agustus, No. 24 Tahun III,

14-20 Agustus 2014 : 65-66. 60

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam

Mulia, 2010), 22. 61

Dokumen Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Luat Badan

Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan RI. Lihat juga: Tim

Redaksi, ‚Balada Sang Pelaut,‛ Jurnal Maritim, Edisi 10, Pebruari 2014 : 3.

Page 35: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

15

mengembangkan skill kebaharian. Secara eksplisit keberadaan sekolah

ini nampak dalam nama sekolahnya yakni sebagai SMK Pelayaran

Jakarta Raya. Selain itu SMK Pelayaran Jakarta Raya merupakan SMK

Pelayaran dalam pembinaan Yayasan Hang Tuah TNI Angkatan Laut.

Jadi dalam hal ini nantinya dapat menjadi bahan evaluasi untuk SMK

Pelayaran tersebut.

Sebagai sekolah yang mempersiapkan tenaga kerja yang

berhubungan di dunia kelautan, SMK Pelayaran Jakarta Raya

melakukan penanaman karakter kerja kelautan dan pelayaran bagi

siswa/taruna. Hal ini supaya menghasilkan lulusan yang mampu

bersaing dan berhasil dalam pekerjaannya. Integrasi penanaman karakter

kerja kelautan dan perikanan dalam pembelajaran dilakukan dalam

semua mata pelajaran termasuk ke dalam mata pelajaran pendidikan

agama Islam. SMK Pelayaran Jakarta Raya menggunakan sistem

pendidikan yang mengacu pada kurikulum 2013 yang dipadukan dengan

kurikulum Operasional dan Pelatihan Pembentukan Kompetensi

Kepelautan Dirjen Perhubungan Laut. Dengan demikian yang ingin

ditemukan dalam penelitian ini tentang bagaimana model pendidikan

SMK Pelayaran Jakarta Raya dalam mengembangkan karakter bahari,

khususnya pada bidang pendidikan agama Islam.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di

atas, di sini dapat diidentifikasi menjadi 3 masalah, yakni:

a. Negara Indonesi sebagai negara maritim belum mengoptimalkan

potensi kemaritimannya.

b. Pendidikan secara umum belum berorientasi kepada visi

kemaritiman

c. Secara khusus pendidikan Islam masih konservatif dan belum

mampu menghadapi tantangan jaman, khususnya di bidang

kemaritiman.

2. Pembatasan masalah

Sub ini berupaya melakukan pembatasan masalah, supaya kajian

dalam tesis ini lebih fokus. Pembatasan yang dilakukan meliputi tema

masalah, konsepnya, dan objek penelitiannya. Sesuai dengan ketiga

masalah yang sudah teridentifikasi di atas tesis ini membatasi pada

masalah yang ketiga yakni tentang pendidikan agama Islam yang belum

mampu merespon tantangan jaman terutama dalam hal

kebaharian/kelautan. Jadi dalam kajian ini konsep utamanya tentang

Page 36: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

16

pendidikan agama Islam dan kebaharian. Kemudian objek penelitian

yang menjadi kajian dalam tema utama tersebut adalah sebuah sekolah

pelayaran. Tepatnya yaitu SMK Pelayaran Jakarta Raya. Sekolah ini

dipilih karena sebagai sekolah yang menegaskan secara eksplisit untuk

mengembangkan hal yang berhubungan dengan kelautan.

3. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah;

Bagaimana kurikulum pendidikan agama Islam dan

implementasinya dalam mengembangkan wawasan kebaharian di SMK

Pelayaran Jakarta Raya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut;

1. Menemukan peran pendidikan agama Islam dalam

mengembangkan budaya bahari.

2. Menemukan pola pembelajaran PAI dalam mengembangkan

wawasan bahari.

3. Menemukan kekurangan PAI dalam mengembangkan wawasan

bahari.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

praktis maupun teoritis sebagaimana berikut ini:

a. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan (bahan evaluasi)

untuk pengembangan kurikulum materi pelajaran pendidikan

agama Islam dan budi pekerti berbasis kelautan di sekolah

umum dan sekolah SMK Pelayaran, khususnya pada SMK

Pelayaran Jakarta Raya.

b. Sarana untuk mengembangkan wawasan serta pengalaman

dalam menganalisis permasalahan khususnya di bidang

pendidikan.

c. Mendukung tanggung jawab dalam pembinaan potensi

maritim melalui pendekatan agama.

d. Sebagai pengembangan pendidikan maupun keilmuan terkait

pembentukan karakter kemaritiman dan dapat menjadi

rekomendasi untuk penelitian lanjutan yang serupa yang lebih

mendalam.

Page 37: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

17

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Kajian terdahulu dalam sub ini dimaksudkan untuk mengetahui

sejauh mana kajian yang sudah ada terkait dengan tema tesis ini.

Dengan mengetahui perkembangan kajian terdahulu maka tesis dapat

mengisi kekosongan atas kajian terhadap tema kebaharian. Adapun

kajian terdahulu yang disajikan di sini berupa hasil penelitian yang

sudah diterbikan dalam bentuk buku maupun artikel jurnal.

Pertama buku yang ditulis oleh Agus S. Djamil62

yaitu‚Al-Qur’an dan Lautan.‛ Buku ini mengkaji tentang kelautan dan

bagaimana al-Qur’a>n membahasnya. Buku ini berkesimpulan bahwa

dalam rangka mengubah paradigma yang berorientasi ke darat kepada

paradigma yang berorientasi ke laut perlu adanya kerjasama pada semua

pihak. Setidaknya kerjasama tersebut melibatkan Kementerian Agama

dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta organisasi

nirlaba bekerja sama membentuk kurikulum pelajaran umum maupun

pelajaran agama Islam yang bernuansa kelautan. Pemerintah daerah

dengan otonominya dapat mempelopori berdirinya rangkaian pesantren

berbasis kelautan pada beberapa kantong kampung nelayan.63

Selain itu buku tersebut memberikan pengetahuan baru tentang

lautan dalam perspektif agama terutama agama Islam. Pelestarian

budaya maritim dan menumbuhkan jiwa/karakter bahari melalui

pendekatan agama/teologi. Peranan agama terutama agama Islam sangat

dibutuhkan dalam menuju paradigma yang berwawasan kelautan,

terlebih lagi masyarakat Indonesia walaupun bukan negara Islam akan

tetapi mempunyai penduduk yang mayoritas beragama Islam sudah

sepatutnya al-Qur’a>n sebagai pedoman umat Islam digunakan sebagai

rujukan untuk mengelola lautan. Buku ini merupakan kajian normatif

terkait dengan kelautan menurut al-Qur’a>n. Inilah bagian dari

kelemahan buku tersebut mengkaji kelautan pada sisi normatifitas

belaka sehingga temuan-temuan secara praktis tidak ada.

Selanjutnya buku Dendasurono Prawiroatmodjo yang berjudul

Pendidikan Lingkungan Kelautan (Pengantar Menuju Pengelolaan Sumberdaya Laut Melalui Program Pendidikan). Buku ini menyajikan

bagaimana laut dapat dimanfaatkan serta dijaga kelestariannya melalui

62

Agus S. Djamil, penulis buku Al Qur’an dan Lautan pakar di bidang

Exploration and Development Geophysics dari Stanford University di Palo

Alto, Amerika Serikat. Sejak 1998 ia bekerja pada Kerajaan Brunei Darussalam

dan berdomisili di Bandar Seri Begawan. Sebelumnya, 1988-1998, bekerja pada

Caltex Pacific Indonesia. 63

Agus S. Djamil, Al-Qur’an dan Lautan (Bandung: Arasy Mizan,

2004).

Page 38: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

18

pendidikan khusus tentang lingkungan kelautan. Buku ini juga

memberikan alternatif bahan materi pelajaran yang disampaikan yang

mencakup tentang laut itu sendiri dan kehidupan sosial budaya

masyarakat pantai. Disertai dengan metode pembelajaran yang akan

digunakan. Mengajak kepada seluruh komponen bangsa untuk

memanfaatkan laut guna memenuhi kebutuhan hidupnya dan

meningkatkan kesejahteraan akan tetapi tidak dengan cara berlebihan.

Dalam artian tetap menjaga kesimbangan agar tidak merusak

lingkungan dan di manfaatkan dalam jangka waktu yang panjang.64

Kelemahan buku ini bukan dari penelitian lapangan sehingga cenderung

normatif.

Berikutnya penelitiannya Todd Amesdi dalam artikelnya yang

berjudul‚Maritime Culture in the Western Pacific: A Touch of Tradition.‛ Todd Ames mengatakan bahwa kearifan tradisi yang digali

dari nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan maritim masyarakat

Mikronesia, dapat menyadarkan generasi muda. Bahwasanya kesadaran

yang terbangun terkait dengan generasi terdahulunya pernah maju

dengan memanfaatkan laut sebagai sumber penghidupannya. Hal ini

dapat memberikan inspirasi untuk dijadikan sebagai ladang

pembelajaran, untuk terus menjadi sumber daya, tidak saja bagi

kehidupan ekonomi namun juga sumber daya kehidupan budaya, untuk

menjadi sumber pemersatu sekaligus sumber daya ekspresi seni.65

Artikel ini menjelaskan pengajaran tradisi maritim secara umum saja

dan tidak terkait dengan pendidikan agama.

Kajian lainnya yaitu artikel Munsi Lampeyang berjudul ‚Bugis-Makassar Seamanship and Reproduction of Maritime Culture Values in Indonesia.‛ Bahwasanya Munsi Lampe mengatakan, pelayaran dan

perdagangan merupakan budaya maritim pelaut Bugis-Makassar.

Pelayaran dan perdagangan dapat membentuk para pelaut mempunyai

karakter. Pelayaran juga dapat menumbuhkan kesadaran akan

keragaman nilai-nilai dan hubungan antar kelompok etnis dan budaya

yang dapat menimbulkan rasa cinta tanah air sebagai satu kesatuan.66

Secara substansi penelitian ini menyajikan materi yang mengandung

64

Dendasurono Prawiroatmodjo, Pendidikan Lingkungan Kelautan: Pengantar Menuju Pengelolaan Sumberdaya Laut Melalui Program Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2005).

65Todd Ames, ‚Maritime Culture in the Western Pacific: A Touch of

Tradition,‛ Pacific Asia Inquiry, Volume 4, Nomor 1, Fall 2013. 66

Munsi Lampe, ‚Bugis-Makassar Seamanship and Reproduction of

Maritime Culture Values in Indonesia,‛ Humaniora, Volume 24, No. 2, Juny

2012 : 121-132.

Page 39: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

19

nilai-nilai karater bahari. Sangat baik untuk dijadikan pedoman dalam

kehidupan seorang taruna-taruni baik pada waktu masih di sekolah dan

bekal di tempat kerja. Munsi Lampe menyebutkan dalam melestarikan

budaya maritim perlu adanya peran pendidikan, akan tetapi tidak

disertai dengan metode atau strategi pembelajaran yang digunakan.

Dalam artikel ini Munsi Lampe menggambarkan temuan-temuannya

bukan dalam perspektif pendidikan.

Penelitian sebelumnya yang relevan di atas menitik beratkan

pada beberapa bidang ilmu yang normatif misalnya yang dikaji oleh

Agus S Djamil dan Dendasurono Prawiroatmodjo. Kemudian Todd

Amess dalam artikelnya hanya menjelaskan pengembangan tradisi

kemaritiman di masyarakat, kelemahan artikel ini bukan dalam

perspektif pendidikan. Sama halnya Munsi Lampe dalam mengkaji

budaya maritim di Bugis pendekatan yang digunakan adalah sosiologis

antropologis. Maka ada celah kosong yang belum dikaji oleh para

peneliti terdahulu terkait dengan pengembangan tradisi kemaritiman

dalam perspektif pendidikan formal terutama pada sisi pendidikan

agama. Tesis ini berupaya mengisi kekosongan tersebut, yakni mengkaji

pelestarian budaya bahari dari perspektif pendidikan teruma pendidikan

agama.

F. Metodologi

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Metode ini digunakan agar peneliti mendapatkan data secara mendalam

sampai pada tingkat makna. Selain itu penelitian ini merupakan

penelitian lapangan atau sering disebut dengan field research.

Sumber yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam.

Pertama sumber primer dan kedua sumber skunder. Sumber primer

merupakan sumber yang dipatkan secara langsung tanpa melalui

perantara. Dalam hal ini sumber primernya yang menjadi objek

penelitian adalah di SMK Pelayaran Jakarta Raya. Kemudian sumber

sekunder sebagai sumber pendukung. Sumber ini didapatkan dari

dokumen-dokumen jurnal/buku terkait dengan tema penelitian ini.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan teknik

observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengumpulan data ini

dilakukan pada tahun ajaran sekolah 2014/2015.

Page 40: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

20

a. Observasi

Teknik ini dilakukan dalam bentuk pengamatan terhadap objek

yang diteliti. Pengamatan dilakukan secara terlibat langsung kepada

aktifitas yang diteliti. Hal yang diamati adalah aktifitas pendidikan di

SMK Pelayaran Jakarta Raya baik kegiatan pembelajaran antara guru

dan murid, kegiatan ekstra sekolah, dan proses pembelajaran dalam

pendidikan agama Islam.

Peneliti ikut berperan serta dalam kegiatan belajar mengajar

pada materi pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMK

Pelayaran Jakarta Raya. Memberikan ceramah pada kegiatan pembinaan

rohani, mengambil apel pagi dan sebagai Pembina upacara serta

memberikan ceramah tentang karakter bahari. Ikut shalat berjamaah

Dzuhur. Dengan demikian observasi yang dilakukan dapat mendalam.

b. Wawancara

Dalam proses wawancara peneliti mewancarai kepala sekolah,

guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti,

karyawan, TU, taruna-taruni dan alumniSMK Pelayaran Jakarta Raya.

Wawancara terkait dengan upaya membangun budaya bahari/karakter

kemaritiman di sekolah. Baik pada sisi proses pembelajaran, dampak

yang muncul, permasalahan-permasalahan dan motivasi-motivasinya.

Untuk memperkuat data yang dibutuhkan, penulis juga mewancarai para

mantan pelaut yang sudah bekerja di laut dengan masa yang cukup lama

(5-10 tahun). Adapun cara yang dilakukan dengan cara berdialog/tanya

jawab langsung dan komunikasi dengan menggunakan telepon/HP.

Selanjutnya meringkas data kontak langsung dengan guru agama Islam,

kejadian dan situasi di lokasi penelitian.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data melalui teknik dokumentasi, diantaranya

dokumen personalia dan dokumen sekolah/kantor. Dokumen personalia

dokumen yang dimiliki oleh guru mata pelajaran pendidikan agama

Islam dan budi pekerti berupa catatan-catatan bahan materi pelajaran,

silabus dan photo-photo kegiatan belajar mengajar. Sedangkan dokumen

sekolah/kantor berupa photo kegiatan proses praktek ibadah.

3. Pendekatan dan Analisa Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian. Teknik analisis data dalam rangka mendapatkan data

yang absah, menggunakan trianggulasi dan chros check. Teknik ini

Page 41: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

21

berupaya untuk membanding-bandingkan antara data yang didapatkan

dari pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Selain itu juga

mencocokkan kembali kepada fakta yang ada. Data yang sudah

dianggap absah kemudian dipilah-pilah atau dikategorikan dalam bentuk

tema-tema tertentu lalu dianalisis mengunakan teori yang sudah

dibangun pada bab dua.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan tesis ini mencakup lima bab. Kelima bab

ini dua bab yang pertama terdiri dari pendahuluan dan kajian teori.

Kedua bab setelahnya adalah bab inti sebagai temuan lapangan yang

juga dianalisis. Satu bab yang terakhir adalah bab penutup. Masing-

masing bab penjelasannya seperti berikut ini.

Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi beberapa sub

tentang latar belakang masalah yang menguraikan masalah-masalah

yang terkait yang melatarbelakangi tesis ini dilakukan. Selanjutnya, sub

pembatasan masalah yang ditulis untuk menfokuskan pada masalah

yang dipilih dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi dan

seterusnya dibuat pertanyaan yang masuk ke dalam sub perumusan

masalah. Kemudian sub tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, yang

menunjukkan tujuan dan manfaat penelitian ini dilakukan.

Selanjutnyasub literatur/ tinjauan pustaka. Sub ini menjelaskan kajian

yang pernah dilakukan terkait dengan tema ini, sehingga dari kajian

terdahulu ini dapat menemukan kelemahannya masing-masing. Dari

kelemahan-kelemahan tersebut penelitian ini untuk melengkapi

kelemahan itu. Sub berikutnya metodologi penelitian yang di dalamnya

memuat tentang sifat penelitian, tujuannya adalah menjelaskan prosedur

penelitian ini dilakukan.

Bab kedua berjudul, diskursus kebaharian dalam Islam. Judul ini

memberikan uraian tentang kebaharian dalam perspektif Islam. Bab ini

mengurai empat sub bab. Sub pertama tentang laut dan manfaat bagi

manusia. Sub berupaya menjelaskan keberadaan laut sebagai salah satu

alam semesta dan juga manfaatnya. Sub kedua lautan perspektif al-

Qur’a>n. Sub ini menguraikan bagaiman al-Qur’a>n menjelaskan tentang

lautan. Sub ketiga merawat budaya bahari. Sub ini menjelaskan upaya-

upaya merawat budaya kebaharian. Terakhir sub yang keempat tentang

pendidikan agama Islam dalam budaya bahari. Sub ini menjelaskan

keterkaitannya antara pendidikan agama Islam dengan budaya bahari.

Selanjutnya bab tiga yang berjudul, pendidikan agama Islam di

SMK Pelayaran Jakarta Raya. Bab ini merupakan bab inti yang pertama

yang menguraikan data lapangan. Bab ini terdiri dari tiga sub yaitu sub

Page 42: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KELAUTAN (Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38646/1/Jayadi... · (Studi Kasus di SMK Pelayaran Jakarta Raya) ... wawancara,

22

tentang SMK Pelayaran Jakarta Raya. Sub ini ditulis untuk menjelaskan

keberadaan sekolah yang menjadi objek peneltitian ini. Tujuannya

adalah agar dapat mengantar pembaca untuk mengetahui dan mengenal

sekolah ini sebelum masuk ke dalam inti selanjutnya. Sub kedua tentang

kurikulum pendidikan agama Islam di SMK Pelayaran. Sub ini untuk

menguraikan bagaimana kurikulum pendidikan agama Islam yang

dilaksanakan di sekolah tersebut. Sub yang ketiga tentang kepala

sekolah dan guru dalam pelaksanaan kurikulum PAI. Sub ini

menguraikan peran kepala sekolah dan guru dalam implementasi

kurikulum.

Berikutnya bab empat berjudul, problem dan nilai-nilai bahari

dalam kurikulum PAI di SMK Pelayaran. Bab ini merupakan bab inti

kedua yang berupaya menganalisis implementasi PAI yang terjadi di

sekolah. Ada empat sub dalam bab ini. Sub pertama tentang kurikulum

PAI belum terintegrasi dengan kebaharian. Sub ini berupaya

mengungkapkan bahwa kurikulum PAI yang digunakan di sekolah

belum terintegrasi, namun sebatas pada pendidikan agama dan moral

kepada anak didik. Materi-materi kebaharian tidak nampak di dalamnya.

Sub kedua kebaharian dalam kegiatan keagamaan dan ekstra sekolah.

Sub ini menjelaskan selain dari kurikulum formal sekolah, yakni melihat

kegiatan di luar kurikulum itu. Sub ketiga nilai-nilai bahari dalam

pendidika agama Islam. Sub ini menjelaskan nilai-nilai yang terkandung

dalam kurikulum PAI terkait dengan nilai-nilai kebaharian walaupun

secara materi tidak disinggung. Di situlah sebenarnya PAI mengandung

moral yang sama dengan kebaharian. Sub keempat pengembangan

pembelajaran PAI yang integratif. Sub ini berupaya memberikan

pandangan alternatif agar PAI pada level implementatif dapat

menyelesaikan problemnya yakni tentang integrasi ke dalam materi

kebaharian.

Bab yang terakhir yaitu bab lima. Bab ini adalah penutup yang

didalamnya berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan ini bukan

menunjukkan ringkasan-ringkasan, tetapi merupakan temuan penelitian.

Kemudian sara-saran menunjukkan rekomendasi selanjutnya baik kepada

peneliti berikutnya maupun kepada pihak-pihak yang berkepentingan.