Pendidik an | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 13 · 2011-02-23 · lapangan kerja meskipun tidak ... yang...

1
RABU, 23 FEBRUARI 2011 | | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 13 P ENDIDIK AN T AHUN ajaran baru 2011/2012 semakin mendekat. Itulah momen yang me- negangkan sekaligus ditunggu para siswa SMA/SMK yang berniat melanjutkan pendidik- an ke perguruan tinggi. Diperlukan banyak per- timbangan untuk memilih perguruan tinggi swasta (PTS) yang sesuai dengan keinginan, apalagi jumlah kursi perguruan tinggi negeri (PTN) terbatas. Setiap tahunnya ratusan ribu mahasiswa lulus perguruan tinggi, baik PTN maupu PTS. Namun, sayangnya sebagian besar dari mereka kesulitan untuk bekerja. Itulah salah satu paradigma yang harus diubah, yaitu jiwa-jiwa pekerja yang masih tertanam kuat dalam budaya di Indonesia. “Lebih baik menciptakan lapangan kerja meskipun tidak ada yang melarang untuk men- cari kerja,” kata Direktur Bina Sarana Informatika (BSI) Naba Aji Notoseputro. Dia mengingatkan persaing- an para job seeker setiap tahun semakin meningkat sehingga para pencari kerja harus pintar dan cerdik. Bahkan akan lebih baik jika terus membangun jiwa kewirausahaan. Karena itu, tambahnya, dia menyarankan memilih PTS yang peduli karier lulusannya. Itulah salah satu tanggung ja- wab yang diberikan BSI sebagai salah satu lembaga pendidikan untuk para lulusannya. Dia mengakui besarnya pengangguran yang ada di Indonesia saat ini menjadi tan- tangan BSI untuk menjadi loko- motif dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan siap ber- saing dalam dunia kerja. “Tidak semua mahasiswa ingin berwirausaha, juga tidak semua mahasiswa ingin men- jadi pekerja,” ungkap Naba. Sebagai solusi, lanjutnya, BSI menyediakan jalan untuk menyalurkan keinginan maha- siswa, baik yang ingin menjadi pekerja maupun wirausaha. Atas dasar itu BSI membentuk BSI Career Center (BCC) yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan kemitraan BSI. “Penanganan akan persiap- an, penempatan karier ma- hasiswa, dan alumnus BSI dikelola dengan baik dan profe- sional,” sambung Kepala BCC Heri Kuswara. Dia memaparkan bukti ke- sungguhan BCC adalah pelak- sanaan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan persiap- an dan penempatan karier, yang selalu ada setiap tahun- nya. Bagi mereka dengan jiwa entrepreneurship yang kuat, BSI siap memfasilitasinya de- ngan telah membentuk BSI Entrepreneur Center (BEC) yang bekerja sama dengan banyak pengusaha lintas bi- dang. Target utama BSI adalah lulusan mampu menciptakan lapangan kerja dan membantu mengurangi angka pengang- guran di Indonesia. “Lulusan BSI nantinya ada- lah para wirausaha muda. Karena itu, kita mulai mem- bangun jiwa wirausaha kepada mahasiswa sejak awal mereka masuk BSI,” tegas Heri. Kurikulum resmi BSI kini telah menegaskan pendidikan kewirausahaan menjadi bagian yang sangat penting menghadapi persaing- an ketat dalam dunia kerja saat ini. “BSI memberikan dasar- dasar pendidikan wirausaha sejak mahasiswa menginjak- kan kaki di BSI untuk pertama kalinya,” cetus Naba. Direktur BSI yang berla- tar belakang pengusaha ini pun memberikan kiat bagi para calon mahasiswa dalam memilih PTS. Menurutnya, sangat sederhana untuk bisa memilih PTS, yaitu pilih PTS yang lulusannya banyak dicari berbagai perusahaan karena kualitas. Dia menyarankan agar setiap calon mahasiswa membandingkan dengan teliti peluang-peluang yang setiap PTS tawarkan. Bahkan, sebaiknya calon mahasiswa mencari berbagai informasi dari alumni PTS yang hendak dipilih sehingga bisa memilih dengan lebih objektif. Dia menekankan untuk me- lihat akreditasi PTS pilihan. Terpenting, ungkapnya, cari dan pilihlah PTS yang meng- urusi para mahasiswa pascalu- lus seperti yang dilakukan BSI, baik menjadi pekerja profesio- nal maupun berwirausaha. BSI melihat jiwa wirausaha menjadi harga mutlak agar lulusan bisa bersaing, selain terus mengasah kreativitas dan keterampilan untuk berino- vasi. Dengan demikian, me- reka mampu menghasilkan lapangan pekerjaan baru untuk orang-orang di sekitar. Tersebarnya kampus BSI di Pulau Jawa, dengan biaya pen- didikan relatif murah, mem- buat lembaga pendidikan itu mampu bersaing dengan berba- gai PTS dan menyerap ribuan mahasiswa yang nantinya akan menjadi para profesional atau- pun entrepreneur. Kelebihan lain yang dimiliki BSI adalah kuatnya ikatan alumni BSI. “Ikatan alumni BSI sangat kuat. Itulah mengapa BSI bisa berkembang,” tukas Naba. Pasalnya, menjadi seorang wirausaha berarti memadukan perwatakan pribadi, keuangan, dan sumber daya lain di ling- kungannya. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan jaringan alumni. “Tidak semua lulusan akan cepat mendapatkan pekerjaan. Karena itu, BSI secara berkelan- jutan menanamkan pola dasar entrepreneur sejak dini, untuk menjadikan lulusan sebagai pengusaha-pengusaha muda,” pungkas Naba kepada Media Indonesia. (S-4) BSI Siapkan Diri Menjadi Entrepreneur Muda Profesional BINA Sarana Informatika (BSI) tidak hanya kuat dalam pendidikan entrepreneurship, tetapi juga fokus memberikan layanan bagi para mahasiswa yang ingin menjadi tenaga profesional. “Ada yang ingin sebagai wirausaha dan ada pula yang ingin jadi pekerja,” kata Naba Aji, Direktur BSI. BSI yang berdiri sejak 3 Maret 23 tahun silam ini me- mang telah menjelma menjadi lembaga pendidikan yang lu- lusan mudah bekerja, baik sebagai profesional ataupun wirausaha. Tagline ‘Kuliah Cepat Kerja pun Dapat’ sangat pas di- usung BSI. Mereka memang berkomitmen mencari jalan bagi mahasiswanya untuk segera bekerja begitu me- nyelesaikan kuliah. Salah satunya lewat BSI Career Center (BCC), yang secara rutin menggelar berbagai program untuk membuka peluang bekerja bagi para lulusannya. Naba mengatakan ke- beradaan BCC merupakan jawaban dari tantangan dan persaingan dunia kerja yang kompetitif. Dengan lebih dari 50.000 mahasiswa yang terse- bar di 44 kampus di Jawa dan Kalimantan, BSI memi- kul tanggung jawab besar untuk mencetak lulusannya tidak hanya siap kerja, tapi juga mendapatkan pekerjaan. “Kita tidak mau menciptakan pengangguran baru.” BCC yang terbentuk pada 2004 merupakan penegasan bahwa BSI akan tetap di jalurnya. Berbagai kegiatan BCC, seperti seminar karier, work- shop karier, sarasehan karier, program magang, outbond karier. BSI juga memberikan buletin karier secara berke- lanjutan kepada para maha- siswanya. Ketua BCC Heri Kuswara mengatakan BCC menangani tiga bidang untuk karier ma- hasiswa, yakni persiapan, penempatan, dan pengem- bangan. Tiga bidang itu diberikan dengan intensitas tinggi yang bermaterikan soft skill, com- munication skill, interpersonal student, mental, dan keper- cayaan diri. BCC juga memberikan ke- sempatan program magang yang disalurkan ke 177 perusa- haan. Perusahaan-perusahaan tersebut memang telah be- kerja sama dengan BSI melalui nota kesepahaman dengan perusahaan-perusahaan itu. “Sejak pembentukan BCC pada 2004 hingga sekarang, lebih dari 1.500 perusahaan meminta SDM dari BSI. Ini bukan retorika, saya punya datanya,” papar Heri. Salurkan ke dunia kerja Sebagai sebuah lembaga pendidikan, BSI juga tidak serta-merta mencari profit semata dengan mencari ma- hasiswa sebanyak-banyaknya untuk kemudian lepas tangan setelah mereka lulus. Dengan alasan itulah, la- hir BCC yang berfungsi me- nyalurkan alumni masuk dunia industri atau usaha. Hadirnya BCC memberikan perbedaan BSI dengan pergu- ruan tinggi lainnya. Dengan ada BCC, para mahasiswa disiapkan untuk memper- siapkan karier mereka sejak semester pertama. (S-1) BSI Salurkan Alumni ke 1.500 Perusahaan PROFIL 12 CRATIVE: Bergerak di Bidang Wedding Organizer omzet perbulan sudah mencapai kisaran Rp10 juta. KAOS MOTIVASI: Bergerak di pembuatan T-Shirt Motivasi omzet mencapai Rp5 jutaan perbulan. TOKOQU: Bergerak di Bidang Handy Craft dan sepatu Lukis, TokoQu itu bisa mencapai Rp5 jutaan perbulan. GETCHE: Bergerak di Bidang IT dan Web Desain, omzetny bisa mencapai Rp6 juta perbulan. FOTO-FOTO: DOK BSI

Transcript of Pendidik an | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 13 · 2011-02-23 · lapangan kerja meskipun tidak ... yang...

Page 1: Pendidik an | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 13 · 2011-02-23 · lapangan kerja meskipun tidak ... yang ingin menjadi tenaga profesional. “ada yang ingin ... Craft dan sepatu Lukis,

RABU, 23 FEBRUARI 2011 | | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 13Pendidikan

Tahun ajaran baru 2011/2012 semakin mendekat . I tu lah momen yang me­

negangkan sekaligus ditunggu para siswa SMa/SMK yang berniat melanjutkan pendidik­an ke perguruan tinggi.

Diperlukan banyak per­timbangan untuk memilih perguruan tinggi swasta (PTS) yang sesuai dengan keinginan, apalagi jumlah kursi perguruan tinggi negeri (PTn) terbatas.

Setiap tahunnya ratusan ribu mahasiswa lulus perguruan tinggi, baik PTn maupu PTS. namun, sayangnya sebagian besar dari mereka kesulitan untuk bekerja. Itulah salah satu paradigma yang harus diubah, yaitu jiwa­jiwa pekerja yang masih tertanam kuat dalam budaya di Indonesia.

“Lebih baik menciptakan lapangan kerja meskipun tidak ada yang melarang untuk men­cari kerja,” kata Direktur Bina Sarana Informatika (BSI) naba aji notoseputro.

Dia mengingatkan persaing­an para job seeker setiap tahun semakin meningkat sehingga para pencari kerja harus pintar dan cerdik. Bahkan akan lebih

baik jika terus membangun jiwa kewirausahaan.

Karena itu, tambahnya, dia menyarankan memilih PTS yang peduli karier lulusannya. Itulah salah satu tanggung ja­wab yang diberikan BSI sebagai salah satu lembaga pendidikan untuk para lulusannya.

Dia mengakui besarnya pengangguran yang ada di Indonesia saat ini menjadi tan­tangan BSI untuk menjadi loko­motif dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan siap ber­saing dalam dunia kerja.

“Tidak semua mahasiswa ingin berwirausaha, juga tidak semua mahasiswa ingin men­jadi pekerja,” ungkap naba.

Sebagai solusi, lanjutnya, BSI menyediakan jalan untuk menyalurkan keinginan maha­siswa, baik yang ingin menjadi pekerja maupun wirausaha. atas dasar itu BSI membentuk BSI Career Center (BCC) yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan kemitraan BSI.

“Penanganan akan persiap­an, penempatan karier ma­hasiswa, dan alumnus BSI dikelola dengan baik dan profe­sional,” sambung Kepala BCC

heri Kuswara.Dia memaparkan bukti ke­

sungguhan BCC adalah pelak­sanaan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan persiap­an dan penempatan karier, yang selalu ada setiap tahun­nya. Bagi mereka dengan jiwa entrepreneurship yang kuat, BSI siap memfasilitasinya de­ngan telah membentuk BSI Entrepreneur Center (BEC) yang bekerja sama dengan banyak pengusaha lintas bi­dang. Target utama BSI adalah lulusan mampu menciptakan lapangan kerja dan membantu mengurangi angka pengang­guran di Indonesia.

“Lulusan BSI nantinya ada­lah para wirausaha muda. Karena itu, kita mulai mem­bangun jiwa wirausaha kepada mahasiswa sejak awal mereka masuk BSI,” tegas heri.

Kurikulum resmiBSI kini telah menegaskan

pendidikan kewirausahaan menjadi bagian yang sangat penting menghadapi persaing­an ketat dalam dunia kerja saat ini.

“BSI memberikan dasar­dasar pendidikan wirausaha

sejak mahasiswa menginjak­kan kaki di BSI untuk pertama kalinya,” cetus naba.

Direktur BSI yang berla­tar belakang pengusaha ini pun memberikan kiat bagi para calon mahasiswa dalam memilih PTS. Menurutnya, sangat sederhana untuk bisa memilih PTS, yaitu pilih PTS yang lulusannya banyak dicari berbagai perusahaan karena kualitas. Dia menyarankan agar setiap calon mahasiswa membandingkan dengan teliti peluang­peluang yang setiap PTS tawarkan.

Bahkan, sebaiknya calon mahasiswa mencari berbagai informasi dari alumni PTS yang hendak dipilih sehingga bisa memilih dengan lebih objektif.

Dia menekankan untuk me­lihat akreditasi PTS pilihan. Terpenting, ungkapnya, cari dan pilihlah PTS yang meng­urusi para mahasiswa pascalu­lus seperti yang dilakukan BSI, baik menjadi pekerja profesio­nal maupun berwirausaha.

BSI melihat jiwa wira usaha menjadi harga mutlak agar lulusan bisa bersaing, selain terus mengasah kreativitas dan

keterampilan untuk berino­vasi. Dengan demikian, me­reka mampu menghasilkan lapangan pekerjaan baru untuk orang­orang di sekitar.

Tersebarnya kampus BSI di Pulau Jawa, dengan biaya pen­didikan relatif murah, mem­buat lembaga pendidikan itu mampu bersaing dengan berba­gai PTS dan menyerap ribuan mahasiswa yang nantinya akan menjadi para profesional atau­pun entrepreneur. Kelebihan lain yang dimiliki BSI adalah kuatnya ikatan alumni BSI.

“Ikatan alumni BSI sangat kuat. Itulah mengapa BSI bisa berkembang,” tukas naba.

Pasalnya, menjadi seorang wirausaha berarti memadukan perwatakan pribadi, keuangan, dan sumber daya lain di ling­kungannya. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan jaringan alumni.

“Tidak semua lulusan akan cepat mendapatkan pekerjaan. Karena itu, BSI secara berkelan­jutan menanamkan pola dasar entrepreneur sejak dini, untuk menjadikan lulusan sebagai pengusaha­pengusaha muda,” pungkas naba kepada Media Indonesia. (S­4)

BSI Siapkan Diri Menjadi Entrepreneur Muda ProfesionalBIna Sarana Informatika (BSI) tidak hanya kuat dalam pendidikan entrepreneurship, tetapi juga fokus memberikan layanan bagi para mahasiswa yang ingin menjadi tenaga profesional. “ada yang ingin sebagai wirausaha dan ada pula yang ingin jadi pekerja,” kata naba aji, Direktur BSI.

BSI yang berdiri sejak 3 Maret 23 tahun silam ini me­mang telah menjelma menjadi lembaga pendidikan yang lu­lusan mudah bekerja, baik sebagai profesional ataupun wirausaha.

Tagline ‘Kuliah Cepat Kerja pun Dapat’ sangat pas di­usung BSI. Mereka memang berkomitmen mencari jalan bagi mahasiswanya untuk segera bekerja begitu me­nyelesaikan kuliah. Salah satunya lewat BSI Career Center (BCC), yang secara rutin menggelar berbagai program untuk membuka peluang bekerja bagi para lulusannya.

naba mengatakan ke­beradaan BCC merupakan jawaban dari tantangan dan persaingan dunia kerja yang kompetitif. Dengan lebih dari 50.000 mahasiswa yang terse­bar di 44 kampus di Jawa dan Kalimantan, BSI memi­kul tanggung jawab besar untuk mencetak lulusannya tidak hanya siap kerja, tapi juga mendapatkan pekerjaan. “Kita tidak mau menciptakan pengangguran baru.”

BCC yang terbentuk pada 2004 merupakan penegasan bahwa BSI akan tetap di jalurnya.

Berbagai kegiatan BCC, seperti seminar karier, work-shop karier, sarasehan karier,

program magang, outbond karier. BSI juga memberikan buletin karier secara berke­lanjutan kepada para maha­siswanya.

Ketua BCC heri Kuswara mengatakan BCC menangani tiga bidang untuk karier ma­hasiswa, yakni persiapan, penempatan, dan pengem­bangan.

Tiga bidang itu diberikan dengan intensitas tinggi yang bermaterikan soft skill, com-munication skill, interpersonal student, mental, dan keper­cayaan diri.

BCC juga memberikan ke­sempatan program magang yang disalurkan ke 177 perusa­haan. Perusahaan­perusahaan tersebut memang telah be­kerja sama dengan BSI melalui nota kesepahaman dengan perusahaan­perusahaan itu.

“Sejak pembentukan BCC pada 2004 hingga sekarang, lebih dari 1.500 perusahaan meminta SDM dari BSI. Ini bukan retorika, saya punya datanya,” papar heri.

Salurkan ke dunia kerjaSebagai sebuah lembaga

pendidikan, BSI juga tidak serta­merta mencari profit semata dengan mencari ma­hasiswa sebanyak­banyaknya untuk kemudian lepas tangan setelah mereka lulus.

Dengan alasan itulah, la­hir BCC yang berfungsi me­nyalurkan alumni masuk dunia industri atau usaha. hadirnya BCC memberikan perbedaan BSI dengan pergu­ruan tinggi lainnya. Dengan ada BCC, para mahasiswa disiapkan untuk memper­siapkan karier mereka sejak semester pertama. (S­1)

BSI Salurkan Alumni ke 1.500 Perusahaan

Profil 12 Crative: Bergerak di Bidang Wedding Organizer omzet perbulan sudah mencapai kisaran Rp10 juta.

Kaos Motivasi: Bergerak di pembuatan T-Shirt Motivasi omzet mencapai Rp5 jutaan perbulan.

toKoQu: Bergerak di Bidang Handy Craft dan sepatu Lukis, TokoQu itu bisa mencapai Rp5 jutaan perbulan.

GetChe: Bergerak di Bidang IT dan Web Desain, omzetny bisamencapai Rp6 juta perbulan.

fOTO-fOTO: DOk BSI