Pendekatan&Metodologi AdvisoryInvestasi

download Pendekatan&Metodologi AdvisoryInvestasi

of 43

description

Keuangan

Transcript of Pendekatan&Metodologi AdvisoryInvestasi

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-1

    B

    PENDEKATAN DAN

    METODOLOGI

    B.1 PEMAHAMAN, TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

    B.1.1 Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

    Pemahaman secara umum terhadap kerangka acuan kerja yang meliputi latar belakang, maksud,

    tujuan dan sasaran pekerjaan, ruang lingkup kegiatan, produk/keluaran yang dihasilkan/pelaporan, kebutuhan

    tenaga ahli, jangka waktu penyelesaian kegiatan pada dasarnya konsultan sudah memahami kerangka acuan

    kerja dari kegiatan Konsultan Advisory Investasi.

    B.1.2 Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja

    Tanggapan Terhadap KAK (Kerangka Acuan Kerja) dilakukan sebagai upaya untuk melengkapi

    beberapa poin pemikiran yang belum terdapat didalam KAK. Tanggapan ini akan dibagi kedalam dua bagian

    yaitu tanggapan umum dan tanggapan khusus. Tanggapan umum akan membahas kepada gambaran

    pelaksanaan pekerjaan secara umum, sedangkan tanggapan khusus akan membahas terhadap item-item

    yang termuat di dalam KAK dan akan menjadi sub bab dalam Usulan Teknis.

    Berdasarkan pemahaman terhadap KAK yang telah dilakukan serta review terhadap Berita Acara

    Penjelasan (Aanwijzing), maka Konsultan telah cukup memahami subtansi materi dari kegiatan pekerjaan

    Konsultan Advisory Investasi. Namun seperti telah dijelaskan diatas, Konsultan akan menyampaikan

    beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja terutama untuk kepentingan peningkatan kinerja pada

    saat pelaksanaan pekerjaan nantinya.

    Tanggapan yang akan dikemukakan oleh Konsultan pada dasarnya untuk memperjelas subtansi dan

    materi yang akan diuraikan pada KAK, agar tidak ada permasalahan dan kendala dalam proses

    pelaksanaannya, sehingga produk yang dihasilkan dapat optimal dan tentunya dapat diselesaikan dengan

    tepat waktu. Dengan demikian, tanggapan yang akan disampaikan Konsultan ini diharapkan dapat juga

    menghindarkan dari kesalahan interpretasi yang dapat merugikan semua pihak.

    Secara umum tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja ini disusun setelah Tim Konsultan

    mempelajari dan mencermati:

    Mempelajari Dokumen Pemilihan khususnya Kerangka Acuan Kerja (KAK)

    Mengikuti aanwijzing kantor

    Mempelajari berita acara hasil aanwijzing

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-2

    Berdasarkan pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja Konsultan Advisory Investasi, maka

    konsultan menanggapi beberapa hal sebagai berikut:

    Tabel B-B.1. Tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja

    No Materi

    Pembahasan Penjelasan Tanggapan

    1 Latar Belakang A. Gambaran Umum Untuk mendukung pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, sektor air minum merupakan aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Pelayanan air minum yang baik tentunya akan memberikan dampak pada perbaikan sosial, ekonomi dan lingkungan. Akan tetapi, untuk mencapai tingkat pelayanan yang baik perlu didukung dengan penyediaan infrastruktur yang handal. Kinerja pelayanan air minum sampai saat ini secara nasional pada tahun 2013 telah mencapai 67,73% dan untuk sistem perpipaan di perkotaan cakupan mencapai 57,76 %. Upaya peningkatan capaian masih harus diupayakan untuk mengejar sasaran target yang telah dicanangkan dalam RPJMN 2015 2019 yaitu 100% pelayanan air minum pada tahun 2019. Capaian akses air minum aman sebesar 100% dipenuhi baik melalui Jaringan Perpipaan (JP) dan Bukan Jaringan Perpipaan (BJP), di perkotaan dan perdesaan. Sektor air minum sebagaimana diamankan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 merupakan urusan bersama pemerintah pusat dan pmerintah daerah. Oleh karenanya pemerintah bertekad untuk mewujudkan pelayanan air minum yang lebih baik dengan meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan. Untuk mewujudkan tekad tersebut, biaya investasi yang diperlukan untuk tahun 2015-2019 diperkirakan mencapai Rp. 253,85 Trilyun. Memperhatikan kemampuan keuangan pemerintah pusat, alokasi APBN untuk sektor air minum diperkirakan sekitar Rp 69,884 Triliyun, sedangkan sisanya sebesar Rp 183.966 Trilyun diharapkan dipenuhi oleh daerah, baik melalui dana APBD maupun sumber pembiayaan lainnya. Saat ini Pemerintah mendorong investasi pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) melalui berbagai alternatif pembiayaan seperti pinjaman perbankan, obligasi, Corporate Social Responsibility (CSR), pinjaman dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) dan alternatif pembiayaan lainnya. Pemanfaatan berbagai alternatif pembiayaan ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan investasi untuk pengembangan SPAM dan mempercepat pencapaian pelayanan air minum. Dalam upaya meningkatkan pemanfaatan alternatif pembiayaan di setiap kabupaten/kota, perlu dilakukan identifikasi dan

    Jelas

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-3

    No Materi

    Pembahasan Penjelasan Tanggapan

    inventarisasi kemampuan daerah dan potensi pengembangan SPAM yang dapat dibiayai melalui berbagai alternatif pembiayaan. Untuk itu, pada TA 2015, dilaksanakan kegiatan Advisory Investasi di Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi (PAMS) Provinsi Bali melalui kegiatan ini diharapkan hasilnya dapat memberikan gambaran tentang potensi investasi di daerah dibidang air minum.

    2 Maksud dan Tujuan

    A. Maksud Maksud kegiatan ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai realisasi kemampuan dan potensi dari setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali dalam pengembangan SPAM dengan memanfaatkan berbagai alternatif pembiayaan.

    B. Tujuan Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan inventarisasi realisasi dan kemampuan investasi Pemda dan PDAM serta identifikasi potensi masing-masing kabupaten/kota untuk memanfaatkan berbagai alternatif pembiayaan yang ada.

    Jelas

    3 Sasaran Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah kabupaten/kota dan PDAM di Provinsi Bali

    Jelas

    4 Lokasi Kegiatan Kegiatan pekerjaan ini dilaksanakan di Provinsi Bali Cukup jelas dengan

    tanggapan

    5 Sumber Pendanaan

    Kegiatan ini dibiayai dengan sumber dana APBN Rupiah murni TA 2015 dalam DIPA Satuan Kerja PAMS Provinsi Bali dengan nilai pagu Sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)

    Jelas

    6 Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen

    Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Didik Wahyudi, ST, M.Sc. Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Bali

    Jelas

    7 Data Dasar 1. Data kapasitas fiskal kabupaten/kota dari Peraturan Menteri Keuangan.

    2. Laporan realisasi anggaran kab/kota dan provinsi Bali. 3. Laporan kinerja Pemda berdasarkan Kepmendagri No. 120 -

    251 tahun 2014 tentang Penetapan Peringkat dan Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Secara Nasional.

    4. Data alokasi APBD untuk sektor air minum kabupaten/kota dan provinsi.

    5. Laporan Hasil Audit BPKP terhadap Kinerja PDAM Tahun 2012, 2013, 2014.

    6. Data Kinerja Pemda. 7. Data teknis dan keuangan PDAM/Penyelenggara Air Minum. 8. Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)

    kabupaten/kota. 9. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota.

    Jelas

    8 Standar Teknis SNI dan RSNI bidang air minum Cukup jelas dengan

    tanggapan

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-4

    No Materi

    Pembahasan Penjelasan Tanggapan

    9 Studi-studi Terdahulu

    Laporan Advisory Investasi Provinsi Bali Tahun 2012, 2013 dan 2014

    Jelas

    10 Referensi Hukum 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan. 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Otonomi

    Daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang

    Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

    Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

    5. Perpres no. 67 tahun 2005, j.o Perpres no. 13 tahun 2010, j.o Perpres no. 56 tahun 2011 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.

    6. Permen PU Nomor 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

    7. Permen PU No.21/PRT/M2009 tentang Pedoman Teknis Kelayakan Investasi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

    8. Permen PU no. 12 tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

    9. Permen Bappenas no.3 tahun 2012 tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.

    10. Permen PU Nomor 13 Tahun 2013 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

    Jelas

    11 Lingkup Kegiatan 1. Melakukan pendataan kapasitas fiskal, realisasi anggaran, alokasi APBD untuk air minum kabupaten/kota dan data kinerja Pemda.

    2. Melakukan evaluasi kemampuan keuangan Pemda untuk melakukan investasi bidang air minum menggunakan website Sistem Pemetaan Pola Investasi Air Minum.

    3. Melakukan inventarisasi kinerja PDAM dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan menggunakan metode Credit Worthiness Ladder yang ada pada website Sistem Pemetaan Pola Investasi Air Minum.

    4. Melakukan validasi idle capacity PDAM/ penyelenggara air minum kab/kota.

    5. Mengidentifikasi berbagai alternatif pembiayaan yang sesuai untuk masing-masing Pemda/PDAM/ berdasarkan hasil evaluasi kemampuan keuangan Pemda dan kinerja PDAM.

    6. Membantu pengguna jasa melakukan pemutakhiran data website Sistem Pemetaan Pola Investasi Air Minum.

    Jelas

    12 Keluaran Keluaran kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan laporan advisory investasi yang memuat: 1. Hasil inventarisasi kapasitas fiskal, realisasi anggaran dan

    alokasi APBD untuk sektor air minum baik APBD provinsi

    Jelas

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-5

    No Materi

    Pembahasan Penjelasan Tanggapan

    dan kab/kota. 2. Hasil evaluasi kemampuan keuangan setiap kabupaten/kota

    untuk melakukan investasi di sektor air minum. 3. Hasil inventarisasi kinerja PDAM dari aspek teknis, keuangan

    dan kelembagaan. 4. Hasil validasi idle capacity masing-masing kab/kota. 5. Potensi pemanfaatan berbagai alternatif pembiayaan untuk

    masing-masing kabupaten/kota. 6. Hasil pemutakhiran website pola pemetaan investasi air

    minum.

    13 Peralatan Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen

    a. Data b. Fasilitas perjalanan dinas c. Fasilitas sosialisasi/Rapat d. Staf Pengawas

    Jelas

    14 Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi

    a. Akomodasi b. Penyediaan oleh penyedia jasa

    Jelas

    15 Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa

    Membantu Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Bali untuk pekerjaan Advisory investasi tahun 2015.

    Jelas

    16 Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan

    Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 6 (enam) bulan atau 180 hari kalender.

    Jelas

    17 Personil 1. Ketua Tim (TA Teknik Lingkungan) 2. Tenaga Ahli Ekonomi Keuangan 3. Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan

    Cukup jelas dengan

    tanggapan

    18 Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

    Penyedia harus membuat jadwal pelaksanaan sesuai kebutuhan untuk penyelesaian pekerjaan.

    Jelas

    19 Laporan 1. Laporan Pendahuluan 2. Laporan Antara + CD 3. Konsep Laporn Akhir + CD 4. Laporan Akhir + CD 5. Buku Laporan Pengawasan dan Pembinaan Investasi Air

    Minum + CD 6. Buku Profil PDAM + CD

    Jelas

    20 Produksi dalam Negeri

    Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

    Jelas

    21 Persyaratan Kerjasama

    Tidak diperlukan. Jelas

    22 Pedoman Pengumpulan data Lapangan

    Panduan pengisian website Sistem Pemetaan Pola Investasi Air Minum.

    Cukup jelas dengan

    tanggapan

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-6

    B.1.3 Tanggapan Terhadap Lokasi Kegiatan

    Pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) hanya mencantumkan lokasi pekerjaan dilaksanakan di Provinsi

    Bali dengan tidak memperlihatkan peta lokasinyan dan tidak menyebutkan secara rinci jumlah PDAM yang

    ada di Provinsi Bali. Konsultan menganggap bahwa jumlah PDAM yang ada di provinsi Bali sangat penting

    dalam melakukan penawaran yang terkait dengan jadwal pengumpulan data sekunder. Peta Provinsi Bali

    dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

    Gambar B.1. Peta Provinsi Bali

    B.1.4 Tanggapan Terhadap Standar Teknis

    Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) disebutkan bahwa standar teknis yang digunakan adalah SNI

    atau RSNI dalam bidang air minum, tetapi tidak menjelaskan secara detail SNI atau RSNI nomor berapa yang

    akan dipergunakan sebagai standar teknis. Menurut konsultan SNI atau RSNI yang terkait dengan

    pendampingan investasi dalam bidang air minum belum ada. SNI atau RSNI yang ada batu terkait dengan

    standar desain atau aplikasi di bidang air minum.

    B.1.5 Tanggapan Terhadap Personil

    Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) hanya menjelaskan tentang rincian tenaga ahli, akan tetapi

    tidak mencantumkan rincian tentang kebutuhan tenaga pendukung. Tenaga pendukung tetap diperlukan

    dalam kegiatan ini yang akan dipergunakan sesuai dengan BOQ yang tersedia.

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-7

    B.1.6 Tanggapan Terhadap Pedoman Pengumpulan data Lapangan

    Pedoman pengumpulan data lapangan dalam KAK yang dipergunakan adalah panduan pengisian

    website Sistem Pemetaan Pola Investasi Air Minum. Namun dalam KAK tidak menyebutkan nama website

    dan data apa saja yang dapat diperoleh berdasarkan web tersebut. Konsultan akan mencoba untuk

    menemukan website Sistem Pemetaan Pola Investasi Air Minum.

    B.2 APRESIASI INOVASI (GAGASAN/IDE BARU)

    Secara jelas laporan yang harus diserahkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sudah dapat

    mengadopsi semua kebutuhan dalam kegiatan advisory investasi. Selain laporan yang telah dijelaskan dalam

    KAK, untuk memberikan informasi lebih detail mengenai proses desain konsultan merekomendasikan

    beberapa hal seperti;

    Penyusunan 1 (satu) CD video pelaksanaan pekerjaan. Video berdurasi sekitar 90 menit

    merupakan rangkuman kegiatan lapangan.

    Laporan Bulanan. Konsultan merekomendasikan penambahan penyusunan laporan bulanan

    sebagai wahana informasi progress pekerjaan dan penyerapan keuangan. Melalui laporan ini

    diharapkan dapat dimonitor perkembangan pekerjaan konsultan sehingga dapat diketahui

    setiap tahapan dan permasalahan yang terjadi.

    B.3 URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

    B.3.1 Pendekatan Operasional

    Dengan pengalaman yang telah dimiliki, konsultan diharapkan mampu memberikan jasa-jasa teknis

    secara efesien dan efektif dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini, dan beberapa langkah yang

    dilakukan meliputi:

    Organisasi dan Staffing yaitu konsultan dituntut untuk mampu menyajikan tenaga ahli yang

    sesuai dengan spesifikasi teknis.

    Modulus Kerja yaitu untuk memberikan hasil outcome yang optimal, konsultan akan selalu

    berkoordinasi dalam satu tim dengan direksi pekerjaan. Koordinasi yang intensif mengurangi

    kesalahan interpretasi yang mungkin terjadi dan kesempurnaan hasil dapat diperoleh.

    Sistem Komunikasi yaitu Team Leader bertanggung jawab terhadap aktivitas monitoring dan

    hasil pekerjaan secara keseluruhan serta dalam melaksanakan tugas tetap mengacu pada

    standar kerja jasa konsultasi.

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-8

    B.3.2 Pendekatan Teknis

    Dalam pendekatan teknis ini beberapa langkah yang harus dilakukan oleh konsultan antara lain:

    Standar yang Digunakan

    Seluruh kegiatan konsultansi disusun berdasarkan acuan/standar/aturan yang baku mengenai

    pekerjaan ini. Aturan-aturan baku yang disajikan dalam sub bab sebelumnya memberikan pedoman

    agar semua hasil analisa dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuaan.

    Sistem Manajemen Proyek

    Konsultan harus melaksanakan suatu sistem manajemen proyek yang diperlukan dalam rangka

    pelaksanaan proyek yang meliputi pengendalian jadwal, kualitas dan biaya pelaksanaan konstruksi.

    B.3.3 Dasar Hukum

    Berikut ini ialah beberapa Undang-Undang yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan

    kegiatan ini:

    Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.

    Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang pengembangan Sistem Penyediaan Air

    Minum (SPAM).

    PP No.23 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU).

    Perpres No. 29 Tahun 2009, tentang pemberian jaminan dan subsidi bunga oleh pemerintah

    pusat dalam rangka percepatan penyediaan air minum.

    Perpres no. 67 tahun 2005 Tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam

    Penyediaan Infrastruktur.

    Perpres no. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Pertama Atas Perpres no. 67 Tahun 2005

    Tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan Infrastruktur.

    Perpres no. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Perpres no. 67 Tahun 2005

    Tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan Infrastruktur.

    Peraturan Mentri Keuangan No. 229/PMK.01/2009, tentang tata cara pelaksanaan pemberian

    jaminan dan subsidi bunga.

    Permenkeu No. 91/PMK.011/2011 sebagai Perubahan Peraturan Menteri Keuangan no.

    229/PMK.01/2009 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Penjaminan dan Subsidi Bunga.

    Permen PU No. 21/PRT/M2009, tentang pedoman teknis kelayakan investasi pengembangan

    sistem air minum.

    Permen PU No. 20 Tahun 2006, tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan

    Sistem Penyediaan Air Minum.

    Permen PU No. 12 tahun 2010 tentang Pedoman Kerja Sama Pengusahaan Pengembangan

    Sistem Penyediaan Air Minum.

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-9

    Permen Bappenas No. 3 tahun 2012 tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama

    Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

    Permen Bappenas No. 6 tahun 2012 tentang Tata Cara Penyusunan Daftar Rencana Proyek

    Infrastruktur

    Peraturan Mentri Dalam Negri No. 61 Tahun 2007, tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

    Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD).

    B.3.4 Metodologi

    Sesuai uraian tugas yang tercantum dalam "Kerangka Acuan Kerja (KAK)", Konsultan berkewajiban

    untuk dapat menganalisa semua data yang ada dan selanjutnya dilakukan tahap evaluasi dan analisa

    sehingga diperoleh produk berupa pelaporan yang sesuai harapan.

    Dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab konsultan, diperlukan metode

    pelaksanaan pekerjaan yang tepat agar dapat dicapai suatu hasil optimal. Untuk itu diperlukan beberapa

    data/laporan dan sarana penunjang agar dapat tercapai hasil pekerjaan yang sesuai. Untuk dapat

    mendukung pekerjaan agar didapatkan suatu hasil evaluasi yang optimal, diperlukan suatu prosedur

    pelaksanaan yang baik. Untuk merealisasikan hal tersebut perlu disusun organisasi, tata cara pelaksanaan

    pekerjaan antara konsultan sebagai pelaksana dan pemberi kerja.

    Untuk mencapai hasil pekerjaan yang maksimal dan sesuai harapan, konsultan telah menyusun

    tahapan pekerjaan yang mana tahapan ini nantinya akan digunakan sebagai pedoman ketika pelaksanaan

    pekerjaan. Berikut ini ialah tahapan pekerjaan yang akan dilakukan konsultan :

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-10

    Gambar B.2. Tahapan Pekerjaan Konsultan Advisory Investasi

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-11

    B.3.4.1 Inventarisasi Data Sekunder dan Primer

    Untuk menghasilkan sebuah pekerjaan yang maksimal, diperlukan data-data penunjang yang

    relevan. Data-data pengelola SPAM yang diperlukan antara lain:

    Data Kondisi Investasi Pengelolaan SPAM

    Melalui kegiatan ini akan dianalisa seluruh investasi yang diberikan oleh pemberi pekerjaan dan

    pihak lain dibidang SPAM. Kajian dari keberhasilan investasi tersebut dapat dianalisa dari tingkat

    pelayanan yang diterima dan analisa keuangan target dan realisasi yang terjadi. Konsultan akan

    menganalisa seluruh kondisi tersebut dan merumuskan hasil dari kegiatan dalam bentuk

    rekomendasi.

    Data Keuangan PDAM dan Badan Pengelola SPAM

    Untuk mengajukan permohonan pinjaman investasi, data yang perlu dilampirkan ialah data

    kinerja PDAM dan kinerja keuangan yang telah diaudit. Data keuangan tersebut antara lain:

    Resume Laporan Kinerja PDAM yang diaudit oleh BPKP

    Data yang diperlukan ialah data hasil audit kinerja PDAM oleh BPKP untuk kinerja PDAM

    tahun terakhir.

    Laporan Neraca Keuangan PDAM

    Neraca keuangan yang diperlukan ialah neraca keuangan PDAM yang telah di-audit

    selama 3 (tiga) tahun terakhir.

    Laporan Laba/Rugi Keuangan PDAM

    Laporan Laba/Rugi yang diperlukan meliputi data laporan keuangan PDAM yang telah di-

    audit selama tiga tahun terakhir.

    Laporan Arus Kas/Cashflow

    Laporan arus kas yang digunakan ialah laporan arus kas PDAM yang telah di-audit

    selama tiga tahun terakhir.

    Data Rekening Koran PDAM

    Data rekening koran PDAM selama tiga bulan terakhir.

    Data Legalitas dan Badan Pengelola SPAM

    Dalam penyusunan proposal pengajuan pinjaman investasi diperlukan lampiran dokumen

    legalitas PDAM yang terdiri dari:

    Perda tentang pendirian PDAM.

    SK Walikota/Bupati tentang pengangkatan direksi PDAM.

    Domisili Perusahaan (PDAM).

    Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang sah berikut tanda bukti (surat) Pengusaha Kena

    Pajak (PKP).

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-12

    Data Aspek Manajerial PDAM dan Badan Pengelola SPAM

    Untuk melengkapi data proposal pengajuan kredit, harus disertakan Company Profile yang

    menunjukkan kinerja PDAM selama ini. Hal-hal yang harus diuraikan pada bagian ini adalah:

    Reputasi dan Prestasi PDAM

    Berisikan tentang uraian hal-hal yang telah dicapai dengan baik/sukses oleh PDAM.

    Profesionalisme Top Manajerial

    Berupa uraian tentang informasi latar belakang pendidikan, pengalaman dan kemampuan

    manajerial para pengurus PDAM.

    Kualitas Organisasi

    Berupa uraian tentang kualitas organisasi PDAM, mencakup tidak adanya turn over

    pegawai yang tinggi, dan perencanaan kedepan yang baik.

    Struktur Organisasi

    Berupa uraian tentang struktur/bagan organisasi yang menjelaskan posisi pengurus untuk

    mendukung core bisnisnya.

    Data Teknis dan Keuangan

    Dalam proposal pengajuan pinjaman juga berisikan data teknis kondisi SPAM eksisting yang

    meliputi:

    Unit Air Baku

    Unit air baku yang dimaksudkan ialah data yang berisikan gambaran mengenai kapasitas

    sarana dan prasarana pengambilan air baku yang dimiliki saat ini, meliputi letak, nama dan

    jarak lokasi sumber air.

    Unit Produksi

    Unit produksi yang dimaksud ialah mengenai kapasitas sarana dan prasarana untuk

    mengolah air baku menjadi air minum meliputi bangunan pengolahan dan perlengkapannya

    serta bangunan reservoir air minum yang dioperasikan saat ini.

    Unit Distribusi

    Unit Pelayanan

    Data Pemasaran dan Akuntansi

    Dalam data pemasaran PDAM diinformasikan kondisi usaha yang terkait dengan pemasaran

    dan segmentasi pasar yang telah diperoleh. Hal-hal yang diuraikan mencakup:

    Jumlah pelanggan PDAM eksisting baik pelanggan domestik maupun non domestik.

    Cakupan pelayanan eksisting yang menggambarkan coverage penduduk yang telah

    dilayani oleh PDAM terhadap total jumlah penduduk perkotaan.

    Volume air terjual per-tahun (m3/tahun).

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-13

    Kemampuan membayar pelanggan pertahun per-SR.

    Potensi penambahan pelanggan PDAM yang ditunjukkan dengan adanya daftar waiting

    list calon pelanggan PDAM.

    B.3.4.2 Analisa Data dan Kajian Investasi

    Identifikasi Permasalahan Realisasi Pengembangan SPAM

    Dalam tahap identifikasi permasalahan ini, terdapat beberapa hal yang menjadi sorotan yaitu:

    Kurangnya pemahaman mengenai potensi SPAM yang ada karena tidak adanya sumber

    dana yang mencukupi;

    Tidak ada suatu Bussinees Plan yang jelas terhadap kajian potensi SPAM sehingga pihak

    founding tidak memiliki kejelasan mengenai potensi bisnis yang ada.

    Tidak sehatnya PDAM, BUMD pengelola SPAM sehingga menghambat investor masuk.

    Tidak dimiliki pemahaman yang baik mengenai how to process the potency. Hal ini

    tentunya dibarengi kurang pahamnya unsur di daerah tahapan untuk memperoleh

    founding pendanaan.

    Evaluasi Realisasi Investasi SPAM

    Dalam tahap evaluasi, dilakukan kajian terhadap kondisi pengelola SPAM saat ini seperti:

    Kondisi Teknis.

    Evaluasi terhadap tingkat pelayanan terhadap sumber.

    Evaluasi terhadap Kinerja pelayanan.

    Kondisi keuangan dan Kondisi SDM.

    Pemahaman terhadap adanya banyak potensi pendanaan yang mampu diupayakan.

    Melibatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam mendukung suatu pendanaan

    SPAM.

    Evaluasi Kelemahan Kelembagaan dan Potensi Pengembangan

    Pelayanan air minum bagi masyarakat perlu pengelolaan yang baik, oleh sebab itu perlu

    dibentuk kelembagaan atau institusi yang akan bertanggung jawab atas pengoperasian dan

    pemeliharaan sistem pelayanan. Tanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan berarti

    akan menjamin terjadinya air minum melalui sistem perpipaan yang memenuhi syarat kuantitas dan

    kualitas.

    Kelembagaan penyelenggara SPAM harus dilengkapi dengan sumber daya manusia yang

    kompeten di bidang pengelolaan SPAM sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

    Kelembagaan pengelola dibentuk agar penyelenggaraan SPAM sesuai dengan pengaturan tujuan

    penyelenggaraan SPAM. Kegiatan kelembagaan dapat dimulai setelah adanya izin/kerjasama antara

    penyelenggara dengan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-14

    B.3.4.3 Bentuk Kelembagaan Penyelenggaraan SPAM

    Bentuk kelembagaan pengelolaan air minum sesuai PP No. 16 tahun 2005 dapat berupa:

    BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah bentuk perusahaan yang dibentuk dan dimiliki oleh

    pemerintah pusat yang diatur lebih lanjut dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

    BUMD (Badan Usaha Milih Daerah) adalah bentuk perusahaan yang dibentuk dan dimiliki oleh

    pemerintah daerah (provinsi, kabupaten atau kota) berdasarkan Peraturan Daerah dan

    mengacu pada Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 1984 atau

    perubahannya, dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 28/KPTS/1984 atau perubahannya, dan

    peraturan perundangan yang berlaku.

    Koperasi adalah salah satu bentuk kelembagaan dibentuk oleh beberapa individu untuk saling

    membantu dan merupakan milik bersama. Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun

    1992 antara lain:

    Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela.

    Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

    Pembagian hasil usaha secara adil sebanding besarnya jasa usaha masing-masing

    anggota.

    Kemandirian

    Mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang disetujui oleh

    anggotanya

    Badan Usaha Swasta (BUS) adalah bentuk perusahaan berbadan hukum yang dibentuk oleh

    perorangan atau suatu badan usaha lain.

    Pengelolaan air minum dalam skala tertentu dapat dilakukan oleh masyarakat secara individu

    atau berkelompok. Pengelolaan air minum secara berkelompok harus mempunyai ijin

    pengelolaan serta berbadan hukum.

    Semua bentuk kelembagaan tersebut diatas harus mempunyai ijin usaha khusus bidang air minum,

    atau atas ijin khusus sesuai peraturan daerah setempat.

    B.3.4.4 Jenis Kelembagaan

    Kelembagaan pengelolaan air minum, berdasarkan aspek yuridis formal pembentukannya dapat

    berupa:

    Perusahaan Negara (PN)

    Perusahaan Daerah (PD)

    Perseroaan Daerah (Perseroda)

    Perseroaan Terbatas (PT)

    Koperasi Air Minum (KOPAM)

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-15

    Badan Layanan Umum (BLU) - Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

    Kelompok Masyarakat seperti Himpunan Kelompok Pemakai Air Masyarakat (HIPAM), Badan

    Musyawarah Masyarakat (Bamus), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), atau Kelompok

    Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).

    B.3.4.5 Pembentukan Kelembagaan

    Kelembagaan pengelola harus disiapkan dan dibentuk sebelum SPAM selesai dibangun agar SPAM

    dapat langsung beroperasi. Kelembagaan pengelolaan air minum dapat berdiri sendiri atau bekerjasama

    antar lembaga-lembaga terkait.

    Kelembagaan pengelolaan air minum dapat dibentuk oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah

    dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyelenggaraan SPAM oleh

    koperasi dan BUS dilaksanakan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

    B.3.4.6 Kelengkapan Kelembagaan

    Setiap lembaga/institusi yang akan mengelola Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) minimal harus

    mempunyai :

    Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang sudah disahkan notaris.

    Susunan organisasi/pengurus.

    Tenaga ahli yang dimiliki dan uraian tugas.

    Surat ijin lainnya sesuai yang disyaratkan.

    Kegiatan kelembagaan pengelolaan air minum memiliki:

    Organisasi meliputi struktur organisasi kelembagaan dan personil unit pengelola SPAM.

    Tata laksana meliputi uraian tugas pokok dan fungsi, serta pembinaan karir pegawai

    penyelenggara SPAM

    Kelembagaan pengelola SPAM harus dilengkapi dengan sumber daya manusia yang kompeten di

    bidang pengelolaan SPAM sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

    B.3.4.7 Kelembagaan Lain yang terkait dengan Penyelenggraan SPAM

    Kelembagaan-kelembagaan lain yang terkait dengan penyelenggaraan SPAM, adalah:

    Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam kaitannya dengan Peraturan-peraturan, Norma,

    Standar, Pedoman, Manual yang berlaku dalam hal penyelenggaraan SPAM.

    Badan Pendukung Pengembangan SPAM (BPP SPAM), yaitu bertugas mendukung dan

    memberikan bantuan dalam rangka mencapai tujuan pengembangan SPAM guna lebih

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-16

    memberikan manfaat yang maksimal kepada negara dan rakyat. Keanggotaan BPP SPAM

    harus ganjil dan sebanyak-banyaknya 5 orang.

    Badan Pengawas, yaitu Badan yang dibentuk untuk pengawasan yang terdiri dari 3 orang

    mewakili: Pemerintah, profesi/akademisi dan pelanggan.

    Organisasi non-pemerintah dan asosiasi profesi. Di dalam forum ini dilakukan saling tukar

    menukar informasi diantara anggota didalam hal pengetahuan teknologi, peningkatan tata cara

    pengelolaan air minum, peningkatan keterampilan karyawan, dan kerjasama internasional

    lainnya.

    B.3.4.8 Alternatif Tipe Organisasi Pengelola Air Minum

    Adapun alternatif bentuk organisasi pengelolaan air minum yang dianggap sesuai dengan aturan

    kelembagaan berbadan hukum ada 4 (empat) tipe, yaitu:

    Tipe A

    Organisasi pengelolaan air minum yang dikelola oleh pemerintah desa dengan tata kerja

    sebagai berikut:

    Pemegang kebijaksaan pengelolaan: Kepala Desa yang disyahkan oleh LMD,

    Penanggung jawab pelaksana: Ketua PAMD (Pengelola Air Minum Desa),

    Pembina Teknis: PDAM, Dinas Kimpraswil, Dinas Kesehatan dan dinas yang terkait

    lainnya,

    Pelaksana Operasi:

    Ketua PAMD (Pengelola Air Minum Desa),

    Pelaksana administrasi,

    Pelaksana teknik,

    PJKU (Penanggung Jawab Kran Umum).

    Gambar B.3. Struktur Organisasi Sistem Air Minum yang Dikelola oleh Pemerintah Desa

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-17

    Tipe B

    Organisasi pengelolaan air minum yang dikelola oleh BPD dengan tata kerja sebagai berikut:

    Pemegang kebijaksaan pengelolaan: BPD (Badan Perwakilan Desa) yang disyahkan oleh

    LMD,

    Penanggung jawab pelaksana: Ketua PAMD (Pengelola Air Minum Desa),

    Pembina Teknis: PDAM, Dinas Perumahan, Dinas Kesehatan dan dinas terkait lainnya,

    Pelaksana Operasi:

    Ketua PAMD (Pengelola Air Minum Desa),

    Pelaksana administrasi,

    Pelaksana teknik,

    PJKU (Penanggung Jawab Kran Umum).

    Gambar B.4. Struktur Organisasi Sistem Air minum yang Dikelola oleh BPD

    Tipe C

    Organisasi pengelolaan air minum yang sumber airnya dengan sistem tapping/ menyadap dari

    pipa PDAM dan pengelolaannya oleh BPD dengan tata kerja sebagai berikut:

    Pemegang kebijaksaan pengelolaan: BPD yang disyahkan oleh LMD

    Penanggung jawab pelaksana: Ketua PAMD (Pengelola Air Minum Desa)

    Pelaksana operasi:

    Ketua PAMD (Pengelola Air Minum Desa)

    Pelaksana administrasi

    Pelaksana teknik

    PJKU (Penanggung Jawab Kran Umum)

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-18

    Kedudukan Kepala Desa

    Memberikan masukan kepada LKMD dalam rangka kelangsungan pengelolaan sistem air

    minum.

    Kedudukan PDAM

    Memberikan persetujuan dalam hal pemakaian air yang diambil dari pipa PDAM dan

    memberikan bimbingan pengelolaan serta menyetujui biaya yang akan dikenakan kepada

    pemakai air minum.

    Gambar B.5. Struktur Organisasi Sistem Air Minum yang Sumber Airnya Diambil dari PDAM yang dikelola oleh BPD

    Tipe D

    Organisasi pengelolaan air minum yang dikelola oleh gabungan beberapa desa dengan tata

    kerja sebagai berikut:

    Pemegang kebijaksaan pengelolaan: BPD dari beberapa desa yang dilayani satu system

    air minum,

    Pembina Kelembagaan: BPD tingkat kecamatan,

    Pembina Teknis: PDAM & Dinas terkait,

    Penanggung jawab pelaksana: Ketua PAMD (Pengelola Air Minum Desa) yang ditunjuk

    berdasarkan kesepakatan bersama dari beberapa BPD yang bergabung,

    Pelaksana Operasi:

    Ketua PAMD (Pengelola Air Minum Desa)

    Pelaksana administrasi

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-19

    Pelaksana teknik

    PJKU (Penanggung Jawab Kran Umum)

    Gambar B.6. Struktur Organisasi Sistem Air Minum yang Dikelola oleh Gabungan Badan Permusyawaratan Desa

    B.3.4.9 Kriteria Pengelola SPAM (PDAM)

    Kinerja PDAM di Indonesia diukur dengan menggunakan kriteria keuangan, manajemen dan

    operasional yang terdiri dari 13 indikator terpilih. Adapun kriteria, indikator dan bobot masing-masing dapat

    dilihat pada tabel berikut :

    Tabel B.2. Kriteria Kinerja PDAM

    NO KRITERIA BOBOT

    1 KEUANGAN 0,55

    a Operating Ratio 0,150

    b Debt Total Assets 0,125

    c Rasio Pendapatan thd Hutang Jangka Panjang 0,100

    d Rasio Kas thd Pendapatan Per Hari 0,175

    2 MANAJEMEN 0,30

    a Konsumsi air (m3/pelanggan/bln) 0,090

    b Persentase pelanggan industri dan usaha 0,075

    c Persentase pelanggan rumah tangga 0,065

    d Persentase pelanggan sosial 0,055

    e Rasio pegawai per 1000 pelanggan 0,015

    3 TEKNIS 0,15

    a Kebocoran Air 0,055

    b Efisiensi produksi 0,035

    c Jam operasi produksi 0,040

    d Kapasitas belum termanfaatkan 0,020

    1,000TOTAL

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-20

    Dari hasil pembobotan terhadap 13 indikator kinerja PDAM tersebut akan diperoleh indeks tingkat

    kinerja dari PDAM yang dinilai. Kategori kinerja dibagi menjadi tiga kategori yakni Sehat, Kurang Sehat, dan

    Sakit. Adapun pembagian kategori kinerja PDAM dapat dilihat dalam tabel berikut :

    Tabel B.3. Pembagian Kinerja Kategori PDAM

    Berdasarkan hasil audit data oleh BPKP tahun 2008, hanya 104 PDAM yang menunjukkan kriteria

    sehat. Hasil ini menggambarkan kondisi pengelolaan air minum perpipaan yang belum optimal. Berdasarkan

    hasil penelitian, permasalahan umum PDAM ialah sebagai sebagai berikut:

    Hutang yang sangat besar

    Cakupan pelayanan rendah

    Tingkat kehilangan air tinggi

    Tingkat penagihan piutang rendah

    Meningkatnya komponen biaya produksi

    Tarif yang belum menutupi biaya produksi

    Inefisiensi tenaga kerja

    Kebijakan investasi kurang terarah

    Campur tangan Pemda dan DPRD terlalu besar dalam pengambilan kebijakan.

    Kinerja yang tidak sehat menggambarkan kondisi dari sebagian besar PDAM yang beroperasi di

    Indonesia memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat akibat mengalami keterikatan terhadap hutang dalam

    jumlah yang cukup besar. Hal ini disebabkan tingkat tarif yang berada di bawah biaya produksi di sebagaian

    besar daerah menyebabkan banyak PDAM mengalami kerugian dari tahun ke tahun. Dampaknya terhadap

    sisi teknis, ketidakcukupan tarif layanan terhadap biaya produksi menyebabkan kualitas air yang disediakan

    belum memadai dari sisi kualitas maupun kesinambungan investasi untuk ekspansi usaha sehingga

    menimbulkan keluhan dari pelanggan pengguna jasa layanan PDAM.

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-21

    Sedangkan dari pengelolaan manajemen perusahaan juga belum dapat dinilai efisien. Akuntabilitas

    perusahaan yang belum terbuka hingga masuknya intervensi birokrasi dalam pengambilan keputusan

    perusahaan, menyebabkan PDAM cenderung bertindak lambat dalam merespon dinamika pasar hingga

    penggunaan sumber daya yang tidak efisien. Pengelolaan sumber daya manusia yang berlebihan

    menyebabkan tingkat produktivitas pegawai yang rendah sehingga semakin membebani kondisi keuangan

    perusahaan. Dampaknya terjadi lingkaran kesulitan dana (vicious funding cycle) yang menyebabkan

    perusahaan mengalami kesulitan untuk dapat beroperasi memenuhi standar kinerja yang diharapkan.

    B.3.5 Evaluasi Potensi Investasi dan Rencana Pendanaan

    B.3.5.1 Pedoman Teknis Kelayakan Investasi Pengembangan SPAM

    Untuk mendorong investasi pengembangan SPAM melalui perbankan nasional, pemerintah telah

    mengeluarkan Perpres No.29/2009 tentang pemberian jaminan dan subsidi bunga oleh pemerintah pusat.

    Dan untuk mendukung Perpres tersebut telah diterbitkan pula Peraturan Menteri PU no.21/PRT/M/2009 yang

    mengatur tentang pedoman teknis kelayakan investasi pengembangan sistem penyediaan air minum.

    B.3.5.2 Prasyarat Pengajuan Pinjaman

    Dalam mengajukan pinjaman dan subsidi, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi sebuah

    PDAM, syarat tersebut ialah :

    Kinerja PDAM

    PDAM yang ingin mengajukan pinjaman harus memiliki kinerja sehat yang ditunjukkan

    dengan hasil laporan audit oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

    Tarif Full Cost Recovery (Tarif FCR)

    PDAM harus menerapkan tarif air berdasarkan harga keekonomian yaitu tarif rata-rata, lebih

    besar dari biaya pokok (full cost recovery) yang ditunjukkan berdasarkan hasil audit kinerja oleh

    BPKP.

    Pinjaman Eksisting PDAM

    PDAM yang mempunyai tunggakan utang kepada pemerintah Pusat diwajibkan mengikuti

    program restrukturisasi yang diatur dalam peraturan Menteri Keuangan RI No.120 tahun 2008

    tentang penghapusan piutang, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan.

    Surat Kepala Daerah Tentang Dukungan Terhadap PDAM

    Sebelum mengajukan dokumen proposal pinjaman kepada Bank, PDAM wajib mendapat

    dukungan dari kepala Daerah atas rencana pinjaman yang dimaksud.

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-22

    B.3.5.3 Penyusunan Proposal Pinjaman

    Proposal pinjaman investasi SPAM dengan skema penjaminan dan subsidi bunga oleh pemerintah,

    minimal berisi informasi/data mengenai bisnis PDAM yang sedang berlangsung dan usulan proyek investasi

    SPAM yang direncanakan.

    B.3.5.4 Tatacara Pengajuan Proposal Pinjaman Kepada Sumber Pendanaan

    Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)

    Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS): Sumber pembiayaan dari Badan Usaha Swasta

    berdasarkan kontrak kerjasama antara Badan Usaha Swasta (BUS) dengan pemerintah

    (BOT/Konsesi). Dilaksanakan di kota yang memiliki pasar potensial (captive market) dan telah

    dilengkapi dengan studi pra feasibility study (FS) dan kesiapan pemerintah daerah.

    Gambar B.7. Skema Alternatif Pembiayaan KPS

    Perbankan Nasional

    Pinjaman terhadap perbankan dilakukan sesuai dengan PERMEN PU No. 21/PRT/M/2009

    Lampiran 1 tentang Pedoman Tata Cara Pengajuan Pinjaman Investasi PDAM Melalui Bank.

    Persyaratan Pengajuan Pinjaman

    PDAM harus memiliki kinerja "SEHAT" yang ditunjukkan dengan hasil laporan audit

    kinerja oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

    PDAM telah menerapkan tarif air berdasarkan harga keekonomian yaitu tarif rata-

    rata, lebih besar dari biaya pokok (full cost recovery /FCR) yang ditunjukan

    berdasarkan hasil audit kinerja oleh BPKP.

    PDAM yang mempunyai tunggakan utang kepada Pemerintah Pusat diwajibkan

    mengikuti program restrukturisasi yang diatur dalam peraturan Menteri Keuangan RI

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-23

    No. 120 tahun 2008 tentang penghapusan piutang, dan telah mendapatkan

    persetujuan/penetapan dari Menteri Keuangan.

    Sebelum mengajukan dokumen proposal pinjaman kepada Bank, PDAM wajib

    mendapat dukungan dari kepala Daerah atas rencana pinjaman yang dimaksud.

    Penyusunan Proposal Pinjaman

    Proposal pinjaman investasi SPAM dengan skema penjaminan dan subsidi suku bunga

    oleh pemerintah, minimal berisi informasi/data mengenai bisnis PDAM yang sedang

    berlangsung dan usulan proyek investasi SPAM yang direncanakan. Dokumen usulan proposal

    pinjaman antara lain terdiri dari:

    Surat Pengajuan Pinjaman

    Direksi PDAM harus membuat surat permohonan pengajuan kredit investasi yang

    ditujukan kepada Bank. Isi surat permohonan berisi informasi sebagai berikut:

    Tanggal pengajuan kredit.

    Perihal surat.

    Dirujukan kepada Kepala Cabang/Kepala Divisi Kredit Korporasi.

    Nama, alamat PDAM, nomor telpon kantor.

    Maksud kredit yang dimohon : investasi SPAM.

    Tujuan dari permohonan pinjaman (pengembangan atau perluasan SPAM).

    Besarnya dana/pagu kredit yang dimohon dan komposisi antara equity (self-

    financing) dengan pinjaman (loan). Selain itu juga disampaikan usulan jangka

    waktu/tenor pinjaman yang diinginkan.

    Lampirkan Surat Kepala Daerah tentang Persetujuan Usulan Pinjaman PDAM untuk

    investasi pengembangan SPAM.

    Lampirkan data pendukung.

    Penutup.

    Data Bisnis PDAM

    Data-data yang di cantumkan, antara lain;

    Data keuangan PDAM

    Data Legalitas PDAM

    Data aspek manajerial PDAM

    Data teknis PDAM

    Data pemasaran PDAM

    Dokumen Usulan Proyek Investasi SPAM

    Dokumen usulan investasi proyek SPAM memuat informasi sebagai berikut:

    Rencana Daerah Pclayanan Proyek

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-24

    Rencana ini menggambarkan wilayah pelayanan proyek, kondisi sosial ekonomi,

    jumlah penduduk, jumlah calon pelanggan, dan luas wilayah pelayanan.

    Rencana Teknis SPAM

    Rencana ini menggambarkan tentang rencana teknis sistem berupa unit air baku,

    unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan berikut uraian rencana besaran

    kapasitas dan tahap pelaksanaannya.

    Rencana Investasi Proyek

    Rencana ini menggambarkan besaran investasi per-SR dan besaran total investasi

    proyek SPAM serta tahapan /schedul pembangunannya.

    Pembiayaan Investasi

    Rencana ini menggambarkan rencana porsi pembiayaan investasi pembangunan

    asset-asset produktif SPAM, baik berupa porsi dana equity maupun porsi dana

    pinjaman serta tahapan/schedul pencairan dana.

    Rencana Volume Air Terjual

    Rencana ini menggambarkan proyeksi air terjual dalam satuan mVtahun.

    Rencana Proyeksi tarif

    Rencana ini menggambarkan proyeksi tariff pada masa operasional yang akan

    datang.

    Proyeksi Cashflow Proyek SPAM

    Proyeksi cashflow proyek SPAM yang direncanakan dengan menghitung rencana

    cash-in proyek (pendapatan dari air dan non air) serta rencana cash-out proyek

    (pengeluaran berupa biaya operasional, pajak, angsuran cicilan dan bunga

    pinjaman bank) selama periode operasional proyek.

    Valuasi Kelayakan Proyek

    Merupakan hasil perhitungan kelayakan keuangan proyek yang terdiri atas NPV,

    IRR dan Payback Period Proyek serta analisa sensitivitas proyek yang

    direncanakan.

    Proyeksi Neraca dan Rugi Laba Proyek

    Merupakan hasil perhitungan proyeksi rugi laba dan neraca proyek.

    Persyaratan Sebelum Perjanjian Kredit

    Apabila Bank telah menyetujui usulan kredit/pinjaman kepada PDAM, maka sebelum

    dilakukannya perjanjian kredit antara Bank (kreditur) dan PDAM (debitur), maka PDAM

    dipersyaratkan untuk menyajikan beberapa dokumen sebagai berikut:

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-25

    Surat Pernyataan Kepala Daerah tentang Tambahan Penyertaan Modal ( Dana

    Equity)

    Surat pernyataan Kepala Daerah diperlukan untuk menjamin ketersediaan dana

    yang akan dialokasikan sebagai dana equity PDAM dalam investasi SPAM dengan

    skema jaminan dan subsidi bunga dari pemerintah.

    Surat Persetujuan DPRD tentang Pinjaman PDAM dan Penyertaan Modal Pemda

    Surat persetujuan DPRD diperlukan sebagai bukti persetujuan dari DPRD atas

    rencana pinjaman dan alokasi penyertaan modal Pemda pada PDAM.

    Surat Pernyataan Kepala Daerah tentang Risiko Pinjaman PDAM

    Surat pernyataan Kepala Daerah diperlukan untuk menjamin kesediaan Pemda

    menanggung risiko pinjaman PDAM sebesar 30% sesuai ketentuan Perpres No.29

    Tahun 2009, dan pernyataan Kepala Daerah mengenai kesediaan dilakukan

    pemotongan Dana Alokasi Umum (DAU) dan atau Dana Bagi Hasil (DBH).

    Surat Persetujuan DPRD tentang Risiko Pinjaman PDAM

    Surat persetujuan DPRD diperlukan sebagai bukti persetujuan dari DPRD tentang

    risiko pinjaman PDAM sesuai surat pernyataan Kepala Daerah.

    Surat Pernyataan Direksi tentang Risiko Pinjaman PDAM

    Surat pernyataan Direksi PDAM diperlukan untuk menjamin kesediaan PDAM

    menanggung risiko pinjaman PDAM sesuai ketentuan Perpres No.29 Tahun 2009,

    dimana apabila terjadi default maka risk sharing yang ditanggung oleh pemerintah

    pusat sebesar 40% akan diperhitungkan sebagai pinjaman PDAM pada pemerintah

    pusat dengan persyaratan pinjaman yang akan diatur dalam perjanjian pinjaman

    antara pemerintah pusat dan PDAM.

    Surat Persetujuan Dewan Pengawas PDAM

    Surat persetujuan dewan pengawas PDAM diperlukan sebagai bukti persetujuan

    dari dewan pengawas tentang risiko pinjaman PDAM sesuai surat pernyataan

    Direksi PDAM.

    Umbrella Agreement

    Umbrella Agreement adalah perjanjian induk antara 3 pihak yaitu Pemerintah Pusat

    (c.q Menteri Keuangan), Pemerintah Daerah dan PDAM mengenai pembagian risiko

    (risk-sharing) pinjaman PDAM. Perjanjian ini harus ditandatangani oleh PDAM dan

    Kepala Daerah sebagai syarat mutlak untuk mendapatkan jaminan Pemerintah

    Pusat.

    Surat Pemberian Jaminan Pemerintah Pusat

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-26

    Surat pemberian jaminan pemerintah pusat diterbitkan oleh Departemen Keuangan

    setelah PDAM dan Pemerintah Daerah menandatangani Umbrella Agreement.

    Pihak Bank (kreditur) tidak diperbolehkan mengadakan perjanjian akad kredit

    dengan PDAM sebelum PDAM memiliki umbrella agreement dengan pemerintah

    pusat.

    Corporate Social Responsibility (CSR)

    Sistem CSR ini dinilai kementrian PU sebagai bentuk pendanaan yang berpotensi bagi

    pembangunan air minum, dikarenakan program air minum dan sanitasi merupakan salah satu

    program yang dinilai penting bagi perusahaan. Hal tersebut tampak dengan meningkatnya jumlah

    perusahaan yang melakukan kerjasama dengan jalan CSR. Berikut ini beberapa pokok yang harus

    diperhatiakan dalam pelaksanaan CSR.

    Menyusun Daftar Kegiatan Bidang Cipta Karya yang potensial untuk dikerjasamakan

    melalui Multipihak dan/atau CSR.

    Menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antara Ditjen Cipta Karya dengan CFCD

    (Corporate Forum for Community Development) pada tanggal 8 Mei 2011. CFCD

    merupakan suatu lembaga beranggotakan Perusahaan atau para CDO (Community

    Development Officer) yang membangun kemitraan lintas sektoral (pemerintah, LSM,

    Konsultan, dan asosiasi lainnya).

    Menindaklanjuti MoU dengan Memorandum of Agreement (MoA) program CSR antara

    Pemda dengan Perusahaan yang berminat.

    Menyusun Pedoman sebagai acuan bagi perusahaan yang ingin menyalurkan dana CSR

    untuk membiayai pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

    Bekerjasama dengan CFCD untuk melakukan Sosialisasi Roadshow ke 7 (tujuh) propinsi untuk

    menyampaikan Pedoman dan Daftar Kegiatan Bidang Cipta Karya yang potensial untuk

    dikerjasamakan melalui Multipihak dan/atau CSR, kepada anggota CFCD.

    Untuk lebih jelasnya mengenai skema tata cara pengajuan pinjaman Investasi PDAM melalui

    Bank dapat dilihat pada pokok bahasan berikutnya.

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-27

    Gambar B.8. Tata Cara Pengajuan Pinjaman Investasi PDAM

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi 28

    B.3.5.5 Perhitungan Kelayakan Investasi Proyek SPAM

    Dalam melakukan investasi sebuah proyek khususnya proyek pengembangan SPAM, dilakukan

    beberapa aspek studi kelayakan. Salah satunya ialah Studi kelayakan dalam aspek ekonomi dan finansial.

    Aspek ekonomi meliputi Economic Internal Rate of Return (IRR) dan Economic Benefit Cost Ratio

    (EBCR). Analisa biaya dan manfaat proyek mempertimbangkan beberapa hal seperti:

    Manfaat ganda terhadap kegiatan ekonomi secara langsung pada masyarakat sekitar proyek

    baik pada saat proyek dilaksanakan, amupun setelah operasi dan pemeliharaannya.

    Dengan tersedianya air minum maka akan meningkatkan tingkat kesehatan dan produktifitas

    daerah tersebut.

    Faktor ekonomi lingkungan juga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.

    Dalam melakukan analisa ekonomi dilakukan juga beberapa analisa yang meliputi:

    Analisa Kelayakan Pendanaan

    Untuk menilai kelayakan suatu kegiatan termasuk pengembangan SPAM diperlukan

    perhitungan secara kuantitatif, dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang biasa

    dipergunakan. Tidak semua rasio akan dipakai dalam menganalisa keuangan, khususnya dalam

    bidang air minum, rasio keuangan yang biasa digunakan antara lain ialah:

    Kemampuan Laba (Profitability)

    Pada dasarnya rasio ini dipergunakan untuk mengetahui kemampuan penyelenggara

    untuk menghasilkan laba. Rasio yang dibutuhkan meliputi:

    Rasio Laba Operasi Terhadap Penjualan Bersih (Operating Ratio)

    Net Profit Margin

    Return of Investment (ROI)

    Return on Equity (ROE)

    Kemampuan Likuiditas

    Likuiditas berkaitan dengan aktivitas keuangan untuk mengetahui kemampuan

    penyelenggara dalam memenuhi kewajiban-kewajiban yang bersifat segera (jangka pendek)

    dengan menggunakan rasio-rasio sebagai berikut:

    Rasio Lancar (Current Ratio)

    Rasio Cair (Quick Ratio)

    Efektifitas Penggunaan Dana

    Rasio ini dikaitkan erat dengan perputaran dana secara keseluruhan, makin cepat dana

    itu berputar makan akan semakin efektif. Untuk dapat mengukur efektifitas penggunaan seluruh

    dana, digunakan rasio sebagai berikut:

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi 29

    Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Ratio)

    Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

    Analisa Kelayakan Proyek

    Patokan penilaian kelayakan suatu proyek terdiri dari beberapa tolok ukur sebagai dasar kriteria

    investasi yang sering digunakan khususnya dalam bidang air minum adalah sebagai berikut:

    Analisa Payback Period

    Payback Period merupakan suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali

    pengeluaran investasi dengan menggunakan proceed atau aliran kas neto (net cash flow).

    Dengan demikian payback period suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang

    diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya.

    Metode payback ini sangat mudah perhitungannya, namun mempunyai beberapa kelemahan

    yaitu:

    Metode ini mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang

    diperoleh setelah payback period tercapai.

    Metode ini mengabaikan time value of money (nilai waktu daripada uang).

    Kriteria pertimbangan khusus untuk air minum biasanya lebih kecil dari masa

    pengembalian pinjaman, yaitu berkisar antara 13-15 tahun masih dianggap layak.

    Analisa Net Present Value (NPV)

    Dengan adanya kelemahan metode payback period,maka dapat dipergunakan metode

    lain yang memperhatikan baik proceeds setelah payback period maupun time value of money.

    Metode tersebut disebut dengan Net Present Value atau lebih sering disebut dengan Present

    Value.

    Oleh karena metode ini memperhatikan time value of money, maka proceeds yang

    dipergunakan adalah cash flow yang didiskonkan atas dasar biaya modal atau rate of return

    yang diinginkan. Dalam metode ini pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang dari

    proceeds yang diharapkan atas dasar discount rate tertentu, kemudian jumlah dari seluruh

    proceeds selama usianya dikurangi dengan PV dari jumlah investasi. Selisih antara PV

    keseluruhan proceeds dikurangi dengan PV dari pengeluaran modal dinamakan nilai sekarang

    neto (Net Present Value).

    Dalam menganalisa, tanda layak dinyatakan oleh nilai NPV yangsama atau lebih besar

    dari nol, artinya suatu proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan. Jika NPV sama

    dengan nol, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sama dengan nilai modal yang

    ditanamkan. Jika NPV lebih kecil dari nol, berarti proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya

    yang dipergunakan, oleh karena itu pelaksanaannya harus ditolak. Discount factor ditentukan

    sesuai dengan tingkat keuntungan yang diharapkan.

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi 30

    Bila discount rate ditentukan 20% dan ternyata NPV lebih kecil dari nol, yang berarti

    bahwa rate of return dari proyek kurang dari 20%, maka proyek tersebut tidak layak,begitupun

    sebaliknya.

    Analisa Internal Rate of Return

    Metode penilaian usul-usul investasi lain menggunakan discounted cash flow ialah

    metode internal rate of return . Pengertain internal rate of return (IRR) didefinisikan sebagai

    tingkat bunga yang akan dijadikan jumlah nilai sekarang dari proceed yang diharapkan akan

    diterima.Suku bunga yang ditetapkan adalah sesuai dengan suku bunga yang berlaku.

    Suku bunga ini sesungguhnya merupakan suatu ukuran yang dapat dipergunakan dalam

    menilai kelayakan suatu proyek. Dalam menetapkan suku bunga ada 2 katagori suku bunga

    yang harus diperhatikan, yaitu suku bunga deposito dan suku bunga kredit. Untuk menetapkan

    suku bunga diperlukan penilaian terhadap sumber pembiayaan investasi, jika sumber

    pembiayaan diperoleh dari modal pinjaman, maka suku bunga kredit yang berlaku dapat

    dipergunakan. Selanjutnya jika sumber pembiayaan berasal dari modal sendiri dapat

    dipergunakan suku bunga deposito.

    Pada dasarnya internal rate of return harus dicari dengan cara coba-coba (trial and error).

    Kriteria pertimbangan jika IRR lebih besar dari rata-rata tertimbang dari biaya modal ditambah

    alokasi resiko.

    Analisa Benefit Cost Ratio

    NCR adalah hasil perbandingan antara present value jumlah benefit kotor pada setiap

    periode (tahun) dengan jumlah present value dari biaya dan investasi yang

    dikeluarkan.Karakteristik pertimbangan, jika BCR lebih besar dari 1 (satu)maka dapat

    disimpulkan bahwa proyek menguntungkan layak diterima dan sebaliknya.

    Analisa Sensitifitas

    Salah satu kelebihan dari analisa keuangan proyek ini adalah analisa untuk menguji pengaruh

    terhadap kamampuan memperoleh penghasilan dari suatu proyek yang diakibatkan oleh kejadian-

    kejadian yang berbeda dari yang diduga dalam perencanaan. Analisa kepekaan ini menguji

    bagaimana kepekaan NPV proyek atau FIRR atau rasio manfaat/biaya lainnya terhadap kenaikan

    konstruksi, perpanjangan/penundaan periode pelaksanaan, atau penurunan harga. Jadi analisa

    kepekaan atau bisa disebut dengan Sensitifity Analisys adalah analisa yang dilakukan kembali untuk

    mengetahui akibat dari kondisi-kondisi tertentu.

    Ini merupakan salah satu petunjuk bahwa pada dasarnya proyeksi-proyeksi yang dibuat dalam

    analisa keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang cukup tinggi. Proyek-proyek di bidang air

    minum, biasanya dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu:

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi 31

    Biaya, biasanya proyek-proyek cenderung sangat peka terhadap biaya, terutama

    konstruksi, karena estimasi biaya yang dibuat sering mengandung unsur ketidakpastian

    mengenai harga yang sesungguhnya harus dibayar untuk supply dan peralatan.

    Pendapatan, pengujian terhadap pendapatan khususnya dalam bidang air minum juga

    dapat dilakukan. Unsur yang mempengaruhi pendapatan antara lain harga jual, jumlah

    sambungan, kapasitas yang tersedia, dan bad debts.

    Penundaan pelaksanaan proyek. Penundaan tersebut bisa disebabkan antara lain:

    Kesulitan teknis yang tidak diperkirakan sebelumnya.

    Keterlambatan dalam pemesanan dan penerimaan peralatan.

    Masalah-masalah administrasi dan persyaratan-persyaratan yang tidak dapat

    dihindarkan.

    Teknik pelaksanaan analisa kepekaan ini tidaklah rumit, hanya perlu menghitung kembali

    nilai proyek dengan menggunakan estimasi-estimasi baru untuk satu elemen dan atau elemen

    lainnya.

    B.3.5.6 Penyusunan Hasil Analisa

    Koordinasi Dengan Advisory Pusat

    Konsultan akan melakukan koordinasi dengan Advisory Pusat yang bertujuan untuk

    mendapatkan masukan dan solusi tentang kasus-kasus yang terjadi. Koordinasi akan dilakukan

    sebanyak 2 (dua) kali. Koordinasi yang pertama akan dilaksanakan pada bulan pertama. Koordinasi

    awal ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan dan mencari alternatif solusi yang terjadi di

    setiap PDAM khususnya pada aspek keuangan. Koordinasi yang kedua dilaksanakan pada bulan

    keempat. Koordinasi ini bertujuan untuk membahas dan mendapatkan masukan mengenai hasil dari

    analisa rencana investasi dalam memanfaatkan seluruh alternatif pendanaan yang ada agar

    nantinya menghasilkan suatu keluaran yang efektif dan aplikatif.

    Penyusunan Rencana Investasi Pengelola SPAM

    Berdasarkan hasil seluruh identifikasi dan analisis yang sudah dikerjakan, berikutnya akan

    dilakukan penyusunan rencana investasi pengelola SPAM. Penyusunan ini nantinya diharapkan

    mampu untuk memberikan suatu alternatif investasi pengelola SPAM untuk memanfaatkan seluruh

    pendanaan yang ada. Sehingga kedepannya akan dapat menghasilkan investasi yang efektif untuk

    pengembangan SPAM.

    Perumusan Rekomendasi Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan

    Dari semua hasil evaluasi yang telah dilakukan, tahap selanjutnya ialah dengan menyusun

    sebuah rekomendasi kegiatan pengawasan dan pembinaan investasi. Rekomendasi ini nantinya

    diharapkan menyelesaikan permasalahan investasi di daerah untuk pengembangan SPAM

    kedepannya. Selain itu diharapkan dapat tersusunnya rencana tindak perbaikan rencana investasi

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi 32

    pengelola SPAM. Melalui rekomendasi tersebut dapat disusun suatu kebijakan pengembangan

    berdasarkan bussines plan dan road map pengembangan potensi SPAM di Provinsi Bali.

    B.3.5.7 Revisi dan Penyempurnaan

    Setelah melakukan seluruh penyusunan hasil analisa, selanjutnya akan dilakukan revisi dan

    penyempurnaan. Revisi dan penyempurnaan ini dilakukan dengan cara melakukan koordinasi dengan

    pengguna jasa untuk mendapatkan masukan dan saran atas seluruh hasil analisa agar nantinya apa yang

    menjadi maksud dan tujuan dari pekerjaan ini bisa tercapai. Sehingga hasil akhir yang ingin dicapai tidak

    melenceng dari substansi yang sudah ditetapkan.

    B.4 RENCANA KERJA

    Setelah memahami langkah dan lingkup kegiatan yang akan dilakukan, selanjutnya konsultan

    melakukan penyusunan Program Kerja. Program Kerja ini nantinya akan menjadi pedoman atau acuan bagi

    tim pelaksana untuk melakukan setiap tahapan kegiatan. Program kerja yang baik akan menghasilkan

    pekerjaan yang efektif dan efisien. Program kerja yang disusun merupakan gambaran menyeluruh dan

    komprehensif usulan Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

    Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan. Dalam program kerja ini akan disampaikan uraian mengenai

    tahapan pekerjaan, konsep pelaksanaan pekerjaan, tugas dan tanggung jawab masing-masing personil,

    penggunaan sarana maupun pengerahan personil pendukung, dan schedule pelaksanaan pekerjaan.

    B.5 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Konsultan Advisory Investasi ini direncanakan selama 6

    (enam) bulan kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Untuk menyelesaikan

    pekerjaan ini agar tepat waktu dan sesuai dengan standar yang dijelaskan pada KAK. Konsultan telah

    menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan yang mencakup semua item pekerjaan yang sudah diuraikan pada

    metodologi dan pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan, penyusunan jadwal ini telah dipadukan dengan

    penawaran biaya yang telah dibuat.

    Perhitungan waktu pelaksanaan telah diuraikan dan dihitung secara cermat oleh konsultan, sehingga

    perhitungan penugasan personel dan perhitungan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mampu

    ditransfer pada sebuah rencana kerja yang matang, yang efisien dan terkendali oleh sebuah jalur aktifitas

    yang mantap. Pada halaman berikut dapat dilihat jadwal pelaksanaan secara umum yang telah disusun oleh

    konsultan. Jadwal pelaksanaan inilah yang nantinya digunakan sebagai acuan untuk menghasilkan pekerjaan

    yang sesuai dengan yang diharapkan.

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-33

    Tabel B.4. Jadwal Penugasan Personil dan Keuangan

    : Konsultan Advisory Investasi Waktu pelaksanaan : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender

    : Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Air Minum

    : Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Bali

    : 2015

    7 8 7 8 7 8 7 8 7 8 7 8 7 8 7 8 7 8 7 8 7 8 7 8

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

    I

    1.1 TENAGA AHLI

    1 Team Leader/ Teknik Lingkungan OB 1 6 19.462 0.757 0.865 0.757 0.865 0.757 0.865 0.757 0.865 0.757 0.865 0.757 0.865 0.757 0.865 0.757 0.865 0.757 0.865 0.757 0.865 0.757 0.865 0.757 0.865

    2 Ahli Ekonomi Keuangan OB 1 5 15.264 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814

    3 Ahli Ekonomi Pembangunan OB 1 5 15.264 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814 0.712 0.814

    1.2 STAF PENDUKUNG

    1 Sekretaris OB 1 6 5.037 0.196 0.224 0.196 0.224 0.196 0.224 0.196 0.224 0.196 0.224 0.196 0.224 0.196 0.224 0.196 0.224 0.196 0.224 0.196 0.224 0.196 0.224 0.196 0.224

    2 Operator Komputer OB 2 6 10.074 0.392 0.448 0.392 0.448 0.392 0.448 0.392 0.448 0.392 0.448 0.392 0.448 0.392 0.448 0.392 0.448 0.392 0.448 0.392 0.448 0.392 0.448 0.392 0.448

    3 Surveyor/Data Kolektor OB 2 2 3.434 0.401 0.458 0.401 0.458 0.401 0.458 0.401 0.458

    II BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL

    2.1 BIAYA PERLENGKAPAN KANTOR

    1 Biaya Telepon, Surat Menyurat dll Ls/Bulan 1 6 1.603 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071

    2 Bahan ATK Ls/Bulan 1 6 1.603 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071 0.062 0.071

    3 Sewa Komputer+Printer Unit/Bulan 2 6 3.205 0.125 0.142 0.125 0.142 0.125 0.142 0.125 0.142 0.125 0.142 0.125 0.142 0.125 0.142 0.125 0.142 0.125 0.142 0.125 0.142 0.125 0.142 0.125 0.142

    2.2 BIAYA PERJALANAN

    1

    Orang/Kali 2 2 4.274 2.137 2.137

    Orang/Kali 2 2 0.763 0.382 0.382

    Orang/Kali 2 2 0.458 0.229 0.229

    2

    Unit/Bulan 1 6 9.159 0.356 0.407 0.356 0.407 0.356 0.407 0.356 0.407 0.356 0.407 0.356 0.407 0.356 0.407 0.356 0.407 0.356 0.407 0.356 0.407 0.356 0.407 0.356 0.407

    Unit/Bulan 2 5 2.862 0.134 0.153 0.134 0.153 0.134 0.153 0.134 0.153 0.134 0.153 0.134 0.153 0.134 0.153 0.134 0.153 0.134 0.153 0.134 0.153

    2.3 PELAPORAN/DISKUSI

    1 Laporan Pendahuluan jilid 5 1 0.134 0.134

    2 Laporan Antara jilid 10 1 0.229 0.229

    3 Konsep Laporan Akhir + CD jilid 10 1 0.286 0.286

    4 Laporan Akhir + CD jilid 10 1 0.763 0.763

    5 Buku Laporan Pengawasan dan Pembinaan Investasi Air Minum + CD jilid 10 1 0.687 0.687

    6 Buku Profil PDAM di Provinsi Bali + CD jilid 10 1 0.572 0.572

    7 Diskusi dan Pembahasan kali 3 1 4.865 1.622 1.622 1.622

    JUMLAH TOTAL 100.000

    PROGRESS RENCANA (%) 1.950 2.229 3.508 5.765 3.909 4.467 3.909 4.467 3.909 4.467 3.909 6.318 6.256 4.009 3.508 4.009 3.508 4.009 3.508 5.917 6.256 4.009 1.950 4.251

    KUMULATIF (%) 1.950 4.179 7.687 13.452 17.361 21.828 25.737 30.204 34.113 38.580 42.489 48.807 55.063 59.073 62.581 66.590 70.099 74.108 77.616 83.534 89.789 93.799 95.749 100.000

    PROGRESS REALISASI (%)

    KUMULATIF (%)

    DEVIASI (%)

    Satker

    Paket

    PPK

    Tahun Anggaran

    No. Uraian Bulan I

    Satuan Vol. Waktu/ Frek. Bobot (%) Bulan III Bulan IV

    KET.

    Tan

    gg

    al M

    ula

    i

    Tan

    gg

    al B

    erak

    hir

    Bulan II Bulan VI Bulan V

    Jumlah Sub 1.2

    Jumlah Sub 2.1

    Jumlah Sub 2.2

    BIAYA LANGSUNG PERSONIL

    Jumlah Sub 1.1

    Jumlah Sub 2.3

    Perjalanan Dinas Koordinasi Dengan Advisory Pusat

    Transport

    Uang Harian 2 (hari)

    Uang Taksi 2 (trip)

    Sewa Kendaraan

    Sewa Kendaraan Roda 4

    Sewa Kendaraan Roda 2

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-34

    Tabel B.5. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

    : Konsultan Advisory Investasi Waktu pelaksanaan : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender

    : Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Air Minum

    : Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Bali

    : 2015

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

    I

    1

    2

    3

    4

    5

    II

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    III

    1

    2

    3

    4

    IV

    1

    2

    3

    4

    V

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    Bulan I KET.

    Paket

    PPK

    Satker

    Tahun Anggaran

    Bulan V

    PEKERJAAN PERSIAPAN

    UraianNo.

    Tan

    gg

    al B

    erak

    hir

    Tan

    gg

    al M

    ula

    i

    Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan VI

    Mempersiapkan Administrasi dan Surat Menyurat

    Mobilisasi dan Demobilisasi Personil

    Menyusun Perijinan & Surat Permakluman ke Instansi Terkait

    Penyiapan Kantor & Seluruh Peralatan Pendukung

    Studi Literatur & Kajian Terdahulu

    INVENTARISASI DATA SEKUNDER & PRIMER

    Data Kondisi Investasi Pengelolaan SPAM

    Data Keuangan PDAM dan Badan Pengelola SPAM

    Data Legalitas PDAM dan Badan Pengelola SPAM

    Data Aspek Managerial PDAM dan Badan Pengelola SPAM

    Data Teknis dan Keuangan

    Data Pemasaran dan Akuntansi

    ANALISA DATA DAN KAJIAN INVESTASI

    PENYUSUNAN HASIL ANALISA

    Koordinasi Dengan Advisory Pusat

    Penyusunan Rencana Investasi Pengelola SPAM

    Perumusan Rekomendasi Kegiatan Pengawasan & Pembinaan

    Identifikasi Permasalahan Realisasi Pengembangan SPAM (Idle Capacity)

    Evaluasi Realisasi Investasi SPAM

    Evaluasi Kelemahan Kelembagaan dan Potensi Pengembangan

    Evaluasi Potensi Investasi dan Rencana Pendanaan

    PELAPORAN

    Laporan Pendahuluan

    Laporan Antara

    Revisi dan Penyempurnaan

    Konsep Laporan Akhir

    Laporan Akhir

    Buku Laporan Pengawasan dan Pembinaan Investasi Air Minum

    Diskusi/Pembahasan

    Buku Profil PDAM di Provinsi Bali

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-35

    B.6 ORGANISASI PEKERJAAN

    Untuk memberikan hasil yang optimal dari suatu kegiatan, maka disusun team work dalam suatu

    organisasi pelaksanaan pekerjaan. Dalam organisasi ini akan disusun hierarki kewenangan, kerjasama,

    tanggung jawab dan instruksi sehingga semua yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dapat

    terakomodir.

    Team Leader, akan berkoordinasi dengan direksi pekerjaan dan Kasatker Pengembangan

    Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Team Leader akan

    mengelola seluruh anggota team untuk mengikuti setiap alur pelaksanaan pekerjaan.

    Proffesional Staff, akan dilakukan oleh seluruh anggota tim sesuai dengan tugas dan tanggung

    jawab masing-masing. Koordinasi terus dilakukan antar anggota dan direksi pekerjaan.

    Supporting Staff, memberikan layanan kepada seluruh anggota tim pekerjaan.

    Untuk lebih jelasnya mengenai organisasi pekerjaan yang disusun oleh konsultan, dapat dilihat pada

    gambar berikut:

    Gambar B.9. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

    Penjelasan :

    = Garis Koordinasi

    = Garis Instruksi

    PEMBERI TUGAS Satker Pengembangan Air Minum dan Sanitasi

    Provinsi Bali

    Sekretaris

    Ahli Ekonomi Pembangunan

    Team Leader

    CV. DWIPA MITRA

    Direksi Pekerjaan

    Ahli Ekonomi Keuangan

    Operator Komputer dan Surveyor/Data

    Kolektor

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-36

    B.7 KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

    Komposisi tim ahli maupun pendukung yang diusulkan ikut menangani pekerjaan ini ditentukan

    melalui seleksi dengan tolak ukur kemampuan, kualifikasi dan pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan

    sejenis atau sesuai dengan bidang keahliannya.

    Secara simultan dan berdasarkan pengalaman Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan sejenis

    serta kemampuan konsultan untuk memenuhi persyaratan maka disusun komposisi tim dan penugasan

    personil. Dalam penyelesaian pekerjaan ini, tenaga ahli akan dibantu oleh beberapa staf pendukung. Staf

    pendukung tersebut memiliki kualifikasi yang sesuai dengan yang tercantum dalam KAK.

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-37

    Tabel B.6. Komposisi Tim dan Penugasan

    NO NAMA PERSONIL PERUSAHAAN

    TENAGA AHLI

    LOKAL/ ASING

    LINGKUP KEAHLIAN

    POSISI YANG DIUSULKAN

    URAIAN PEKERJAAN JUMLAH ORANG BULAN

    TENAGA AHLI

    1 Sugeng Hariyadi, ST. CV. Dwipa Mitra Lokal Ahli Teknik Air Minum - Muda

    Team Leader/ Teknik Lingkungan

    Memimpin tim pelaksana untuk melaksanakan dan menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai KAK.

    Memimpin rapat-rapat dengan pemberi tugas dan instansi terkait.

    Menyusun rencana kerja, mengawasi dan mengendalikannya.

    Menyusun keperluan pengumpulan data sekunder.

    Melakukan kunjungan lapangan dan konsultasi dengan stakeholder.

    Mengidentifikasi kemampuan sumber pendanaan yang ada.

    Melakukan analisis dan evaluasi terhadap kegiatan investasi pengembangan SPAM.

    Menyusun rekomendasi arah investasi SPAM dan bentuk pendanaannya.

    6

    2 Gusti Ayu Astuti, SE. CV. Dwipa Mitra Lokal Ekonomi Akuntansi

    Ahli Ekonomi Pembangunan

    Melakukan inventarisasi data APBD, laporan kinerja Pemda, dan laporan keuangan daerah kabupaten/kota.

    Pengumpulan dan evaluasi data fiskal kabupaten/kota.

    5

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-38

    NO NAMA PERSONIL PERUSAHAAN

    TENAGA AHLI

    LOKAL/ ASING

    LINGKUP KEAHLIAN

    POSISI YANG DIUSULKAN

    URAIAN PEKERJAAN JUMLAH ORANG BULAN

    Melakukan analisis kinerja keuangan pemerintah daerah, kapasitas fiskal daerah dan kinerja pemda.

    Melakukan evaluasi kapasitas investasi Pemda untuk pengembangan SPAM dengan alat bantu website pemetaan pola investasi air minum.

    Membantu Ketua Tim dalam mendukung pengguna jasa melakukan pemuktahiran data website Sistem Pemetaan Pola Investasi Air Minum.

    3 Andre Surya Chandra, SE.

    CV. Dwipa Mitra Lokal Manajemen Keuangan

    Ahli Ekonomi Keuangan

    Melakukan inventarisasi data laporan keuangan PDAM dan laporan hasil audit BPKP.

    Melakukan analisis kinerja keuangan PDAM dengan metode credit worthiness ladder.

    Bersama-sama dengan Team Leader melakukan evaluasi kapasitas investasi PDAM.

    Membantu Ketua Tim dalam mendukung pengguna jasa melakukan pemuktahiran data website Sistem Pemetaan Pola Investasi Air Minum.

    5

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-39

    NO NAMA PERSONIL PERUSAHAAN

    TENAGA AHLI

    LOKAL/ ASING

    LINGKUP KEAHLIAN

    POSISI YANG DIUSULKAN

    URAIAN PEKERJAAN JUMLAH ORANG BULAN

    TENAGA PENDUKUNG

    1 To be name CV. Dwipa Mitra Lokal - Sekretaris Membantu team leader dan TA dalam hal administrasi.

    6

    2 To be name CV. Dwipa Mitra Lokal - Operator Komputer 1

    Membantu para TA pada Penyusunan/Pengetikan laporan.

    6

    3 To be name CV. Dwipa Mitra Lokal - Operator Komputer 2

    Membantu para TA pada Penyusunan/Pengetikan laporan.

    6

    4 To be name CV. Dwipa Mitra Lokal - Surveyor/Data Kolektor 1

    Membantu tenaga ahli dalam pengumpulan data primer dan data sekunder.

    2

    5 To be name CV. Dwipa Mitra Lokal - Surveyor/Data Kolektor 2

    Membantu tenaga ahli dalam pengumpulan data primer dan data sekunder.

    2

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-40

    B.8 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

    Tim ahli yang diusulkan ikut menangani pekerjaan ini ditentukan melalui seleksi dengan tolak ukur

    kemampuan, kualifikasi dan pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sejenis atau sesuai dengan bidang

    keahliannya. Pemilihan tim ahli ini berdasarkan kriteria yang telah dicantumkan pada Kerangka Acuan Kerja.

    Data dan riwayat pengalaman kerja masingmasing tenaga ahli disajikan pada Curriculum Vitae personil

    terlampir. Berikut ini ialah jadwal penugasan tenaga ahli yang telah disusun oleh konsultan:

    Tabel B.7. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

    B.9 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI

    Dalam melakukan sebuah pekerjaan perlu dilakukan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-

    masing tenaga ahli, tugas dan tanggung jawab tenaga ahli disusun dalam bentuk matriks untuk memberikan

    pemahaman yang cukup mengenai tugas masing-masing anggota tim.

    Nama Kegiatan : Konsultan Advisory Investasi

    PPK : Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Air Minum

    Satker : Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Bali

    Tahun Anggaran : 2015

    1 2 3 4 5 12

    A TENAGA AHLI

    1. Team Leader/ Teknik Lingkungan Sugeng Hariyadi, ST. 1.0 6.0

    2. Ahli Ekonomi Keuangan Andre Surya Chandra, SE. 1.0 5.0

    3. Ahli Ekonomi Pembangunan Gusti Ayu Astuti, SE. 1.0 5.0

    B STAF PENDUKUNG

    1. Sekretaris To be name 1.0 6.0

    2. Operator Komputer To be name 2.0 6.0

    3. Surveyor/Data Kolektor To be name 2.0 2.0

    No.I

    Posisi Nama Personil Jumlah BulanVIV

    Ket

    6

    II

    7

    III

    8

    IV

    9 11

    Bulan

    10

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-41

    Tabel B.8. Matriks Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli

    Nama Kegiatan : Konsultan Advisory Investasi

    PPK : Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Air Minum

    Satker : Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Bali

    Tahun Anggaran : 2015

    I PEKERJAAN PERSIAPAN

    1 Mempersiapkan Administrasi dan Surat Menyurat

    2 Mobilisasi dan Demobilisasi Personil

    3 Menyusun Perijinan & Surat Permakluman ke Instansi Terkait

    4 Penyiapan Kantor & Seluruh Peralatan Pendukung

    5 Studi Literatur & Kajian Terdahulu

    II INVENTARISASI DATA SEKUNDER & PRIMER

    1 Data Kondisi Investasi Pengelolaan SPAM

    2 Data Keuangan PDAM dan Badan Pengelola SPAM

    3 Data Legalitas PDAM dan Badan Pengelola SPAM

    4 Data Aspek Managerial PDAM dan Badan Pengelola SPAM

    5 Data Teknis dan Keuangan

    6 Data Pemasaran dan Akuntansi

    III ANALISA DATA DAN KAJIAN INVESTASI

    1 Identifikasi Permasalahan Realisasi Pengembangan SPAM (Idle Capacity)

    2 Evaluasi Realisasi Investasi SPAM

    3 Evaluasi Kelemahan Kelembagaan dan Potensi Pengembangan

    4 Evaluasi Potensi Investasi dan Rencana Pendanaan

    IV PENYUSUNAN HASIL ANALISA

    1 Koordinasi Dengan Advisory Pusat

    2 Penyusunan Rencana Investasi Pengelola SPAM

    3 Perumusan Rekomendasi Kegiatan Pengawasan & Pembinaan

    V PELAPORAN

    1 Laporan Pendahuluan

    2 Laporan Antara

    3 Konsep Laporan Akhir

    4 Laporan Akhir

    5 Buku Laporan Pengawasan dan Pembinaan Investasi Air Minum

    6 Buku Profil PDAM di Provinsi Bali

    7 Diskusi/Pembahasan

    = bertanggung jawab

    = membantu

    Tea

    m L

    ead

    er/ T

    ekn

    ik

    Lin

    gku

    ng

    an

    Ah

    li E

    kon

    om

    i

    Keu

    ang

    an

    Ah

    li E

    kon

    om

    i

    Pem

    ban

    gu

    nan

    TENAGA AHLI

    PEKERJAANNO

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-42

    B.10 PELAPORAN

    Hasil akhir dalam pekerjaan ini ialah berupa laporan-laporan yang berisikan hasil dari kegiatan yang

    telah dilakukan konsultan selama pekerjaan ini berlangsung. Seluruh laporan ini akan diserahkan kepada

    pemilik pekerjaan, dalam hal ini Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali. Berikut ini ialah

    laporan-laporan yang akan disusun dan diserahkan oleh konsultan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang

    telah diberikan:

    Laporan Pendahuluan: Laporan ini berisi antara lain latar belakang kegiatan, ruang lingkup,

    metodologi dan strategi pelaksanaan pekerjaan, organisasi pelaksana, rencana dan jadwal

    kegiatan. Laporan diserahkan (waktu disesuaikan dengan durasi kegiatan) minggu sejak

    diterbitkan SPMK sebanyak 5 (lima) eksemplar.

    Laporan Antara: Laporan Antara ini berisikan hasil inventarisasi data APBD, laporan kinerja

    Pemda, laporan keuangan daerah kabupaten/kota, data laporan teknik, keuangan dan kinerja

    kelembagaan PDAM, serta hasil analisis kinerja keuangan, kinerja teknis dan pelayanan dan

    kinerja kelembagaan dan SDM PDAM berdasarkan metode Credit Worthiness Ladder. Laporan

    antara harus sudah diserahkan (waktu disesuaikan dengan durasi kegiatan) setelah kontrak

    ditandatangani dan hasilnya digandakan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.

    Konsep Laporan Akhir: Laporan ini berisikan hasil analisis kinerja keuangan pemerintah

    daerah, kapasitas fiskal daerah dan kinerja pemda, kapasitas investasi Pemda dan PDAM

    untuk pengembangan SPAM dan hasil identifikasi berbagai alternatif pembiayaan yang sesuai

    untuk masing-masing kabupaten/kota berdasarkan hasil pemetaan dengan website pola

    pemetaan investasi air minum. Laporan diserahkan (waktu disesuaikan dengan durasi

    kegiatan) sejak diterbitkan SPMK sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan CD.

    Laporan Akhir: Laporan Akhir merupakan penyempurnaan dari konsep laporan akhir yang

    diserahkan (waktu disesuaikan dengan durasi kegiatan) sejak diterbitkan SPMK sebanyak 10

    (sepuluh) eksemplar disertai dengan soft copy semua laporan yang dimasukkan dalam

    Compact Disk sebanyak 5 (lima) buah, dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan advisory

    investasi dan ringkasan eksekutif.

    Selain laporan diatas Konsultan diwajibkan pula untuk membuat 2 buah buku yaitu:

    Buku Laporan Pengawasan dan Pembinaan Investasi Air Minum sebanyak 10 (sepuluh)

    eksemplar dan CD;

    Buku Profil PDAM yang ada di Provinsi Bali sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan CD.

    Seluruh pelaporan tersebut di atas harus direkam dalam bentuk Compact Disk (CD) dan diserahkan

    kepada pengguna jasa.

  • USULAN TEKNIS

    Konsultan Advisory Investasi B-43

    Tabel B.9. Jadwal Pelaporan

    B.11 PENGUNAAN FASILITAS PENDUKUNG

    Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan, konsultan menyusun jadwal penggunaan peralatan

    yang diperlukan untuk kesempurnaan hasil kegiatan. Alokasi waktu dan jenis peralatan mengacu pada

    rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan yang diberikan.

    Tabel B.10. Jadwal Penggunaan Peralatan

    Nama Kegiatan : Konsultan Advisory Investasi

    PPK : Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Air Minum

    Satker : Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Bali

    Tahun Anggaran : 2015

    1 9

    1. Laporan Pendahuluan

    2. Laporan Antara

    3. Konsep Laporan Akhir

    4. Laporan Akhir

    5. Buku Laporan Pengawasan dan Pembinaan Investasi Air Minum

    6. Buku Profil PDAM di Provinsi Bali

    7. Diskusi/Pembahasan

    No. PosisiBulan

    KetI II VIII IV VI

    2 3 4 5 6 87

    Nama Kegiatan : Konsultan Advisory Investasi

    PPK : Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Air Minum

    Satker : Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Bali

    Tahun Anggaran : 2015

    1 3 4 11

    A FASILITAS KANTOR

    1. Biaya Telepon, Surat Menyurat dll1.0 6.0

    2. Bahan ATK1.0 6.0

    3. Sewa Komputer+Printer2.0 6.0

    B KENDARAAN

    1. Sewa Kendaraan Roda 4 ( termasuk O & M )1.0 6.0

    2. Sewa Kendaraan Roda 2 ( termasuk O & M )1.0 5.0

    3. Sewa Kendaraan Roda 2 ( termasuk O & M )1.0 5.0

    No. Jumlah Bulan KetI

    Bulan

    VPosisi

    2 5 6 7 8 10

    II III IV VI

    9