Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap...

22

Click here to load reader

Transcript of Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap...

Page 1: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

51

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA PENDEKATAN PENDIDIKAN

AGAMA KRISTEN (PAK) TERHADAP PEMBENTUKAN SPIRITUAL

SEBAGAI KOMPONEN KARAKTER REMAJA BATU GANTONG

DALAM GPM JEMAAT REHOBOTH

Kajian terhadap spiritualitas Remaja Batu Gantong Dalam (Batu Gantong Dalam)

di GPM Jemaat Rehoboth, perlu didahului dengan mengetahui gambaran umum

kehidupan jemaat. Dalam bab ini akan dipaparkan aspek-aspek kehidupan jemaat antara

lain, letak geografis, keadaan demografi, mata pencaharian, tingkat pendidikan dan situasi

pelayanan jemaat. Hal ini dimaksudkan agar pembaca dapat memiliki gambaran yang

utuh tentang seluruh aspek kehidupan GPM Jemaat Rehoboth khususnya daerah

pelayanan Batu Gantong Dalam.

3.1 GAMBARAN UMUM GPM JEMAAT REHOBOTH

3.1.1 Letak Geografis

Secara geografis, lokasi penelitian penulis terletak di GPM Jemaat

Rehoboth, Batu Gantong Dalam (Batu Gantong Dalam). Secara umum, GPM

Jemaat Rehoboth berada di Kecamatan Nusaniwe, terletak di dekat pusat kota

Ambon. Sebagian besar kondisi fisik wilayah pelayanan GPM Jemaat Rehoboth

merupakan daerah berbukit khususnya pada bagian Selatan dan hanya sebagian

kecil daerahnya yang berupa dataran rendah yakni pada bagian Utara. Posisi Batu

Gantong Dalam (Batu Gantong Dalam) sendiri, terletak di sebelah timur lokasi

pelayanan GPM Jemaat Rehoboth. Batas-batas wilayah pelayanan jemaat antara

lain sebagai berikut:

Page 2: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

52

Sebelah Utara: Berbatasan dengan Teluk Ambon.

Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Jemaat GPM Kesya dan Jemaat GPM

Seri.

Sebelah Barat: Berbatasan dengan Jemaat GPM Imanuel-OSM dan Jemaat

GPM Eden.

Sebelah Timur: Berbatasan dengan Jemaat GPM Silo, Jemaat Kategorial

GPM Sinar Kasih POLRI dan Jemaat GPM Menara

Kasih

3.1.2 Demografi

Jika dilihat secara umum, demografi Jemaat GPM Rehoboth sangat beragam

sebab terdiri dari beberapa suku-suku, baik itu yang berasal dari Maluku maupun dari

luar Maluku. Hal ini merupakan salah satu pengarauh terhadap jumlah penduduk yang

begitu banyak. Berikut ini adalah jumlah penduduk jemaat Rehoboth, terutama di sektor

Yarden.

Tabel No. 1. Jumlah Anggota Jemaat GPM Rehoboth, sektor Yarden

No Sektor Unit KK Jiwa Jenis Kelamin

L P

1 Yarden 3 172 795 397 398

Jumlah 3 172 795 397 398

Sumber: Data Statistik Jemaat Rehoboth Tahun 2012

Berdasarkan data pada tabel di atas, jumlah jiwa di satu sektor cukup

banyak. Hal ini memperlihatkan betapa besarnya jemaat ini. Jumlah anggota

jemaat yang dimiliki Jemaat GPM Rehoboth ini, menjadi kekhawatiran besar,

karena pelayanan gereja ditakutkan tidak dapat menjangkau semua pihak dan

menyentuh jemaat secara leluasa.

Page 3: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

53

3.1.3 Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan sumber ekonomi bagi jemaat. Berdasarkan data

yang diperoleh dari kantor GPM Jemaat Rehoboth maka terdapat beragam mata

pencaharian anggota Jemaat Rehoboth seperti yang terdapat pada tabel di bawa

ini.

Tabel No. 2. Mata Pencaharian Jemaat

Sumber: Data Statistik Jemaat Rehoboth Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa status sosial ekonomi anggota

GPM Jemaat Rehoboth, terutama di Batu Gantong Dalam (Batu Gantong Dalam) sangat

beragam. Presentasi menunjukkan bahwa wiraswasta menduduki persentase lebih tinggi

dari pada jenis pekerjaan lainnya. Dengan tingkat perekonomian yang beragam ini, jelas

terlihat bahwa kompleksitas persoalan hidup semakin besar. Gereja dituntut untuk tidak

mengesampingkannya. Karena justru dalam ranah seperti inilah, jemaat mengalami

pergumulan yang hebat, yang rentan terhadap berbagai konflik dan berakibat pada

timbulnya banyak persoalan keluarga dan masyarakat.

No

Sektor

Jenis Pekerjaan

PNS Swasta

Wiraswasa

ta

TNI/

Polri

Petani Buruh

19 Batu

Gantong

Dalam

8 42 97 9 - 1

Jumlah 8 42 97 9 - 1

Page 4: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

54

3.1.4 Pendidikan

Keunggulan kompetitif kualitas di setiap jenjang pendidikan menunjukkan

kemajuan yang cukup baik. Itu berarti merupakan potensi yang cukup besar bagi

kemajuan pembinaan pelayanan. Kualitas pelayanan seyogianya juga perlu

didukung dengan sumberdaya manusia yang terampil dan berkualitas. Tingkat

pendidikan sangat berpengaruh pada kesejahteraan kehidupan jemaat. Dengan

tingkat pendidikan yang memadai, jemaat terutama Remaja yang berusia

produktif dapat mengusahakan kesejahteraan hidup dan masa depan yang lebih

baik. Sehingga, waktu yang dimiliki oleh para Remaja, dimanfaatkan untuk

sesuatu yang berguna, dan dimanfaatkan secara bertanggung jawab. Sehingga para

Remaja tidak terlibat dalam pergaulan yang negatif dan dapat menjerumuskan

mereka ke dalam dosa. Tingkat pendidikan warga jemaat dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel No. 3. Tingkat Pendidikan Jemaat

No Sektor SD SMP SMA S.O S1 S2

19

Batu Gantong

Dalam

103 54 40 4 50 7

Sumber: Data Statistik Jemaat Rehoboth Tahun 2012.

Berdasarkan pada tabel di atas maka kita dapat mengetahui presentasi tingkat

pendidikan yang sementara ini digeluti oleh anggota Jemaat Rehoboth Batu Gantong

Dalam (Batu Gantong Dalam). Tingkat pendidikan SD dan SMP menduduki persentase

terbanyak, yang menunjukkan bahwa Batu Gantong Dalam (Batu Gantong Dalam)

memiliki potensi anak dan remaja. Potensi ini perlu mendapat perhatian khusus, agar

perkembangan dari jenjang anak dan remaja ke Remaja menjadi baik. Di samping

presentasi tingkat pendidikan dari SD sampai pada perguruan tinggi, ada warga jemaat

Page 5: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

55

yang tidak bersekolah, putus sekolah karena berbagai masalah. Hal ini perlu menjadi

pertimbangan gereja untuk bagaimana menumbuhkan kesadaran warga jemaatnya tentang

pentingnya pendidikan. Tabel berikut ini, memperlihatkan tingkat pendidikan jemaat

berdasarkan ijazah atau lulusan terakhir.

Tabel No. 4 Tingkat Pendidikan Menurut Ijazah Terakhir.

No Sektor SD SMP

SMA/

SMK

S.O S1 S2 S3

19 Yerden 33 9 260 18 69 3 1

Sumber: Data Statistik Jemaat Rehoboth Tahun 2012

3.1.5 Pelayanan Jemaat

GPM Jemaat Rehoboth merupakan salah satu jemaat anggota Klasis Pulau

Ambon. GPM Jemaat Rehoboth dibagi dalam 20 sektor, dengan 66 unit pelayanan.

Secara umum pelayanan ibadah yang ada di GPM Jemaat Rehoboth terdiri dari pelayanan

ibadah minggu, pelayanan ibadah wadah pelayanan laki – laki, pelayanan ibadah wadah

pelayanan perempuan, ibadah unit pelayanan, dan ibadah sektor. Secara khusus, ibadah

anak remaja dan SM-TPI Sebagai wadah pendidikan formal gereja SM-TPI untuk anak

dan remaja, berlangsung pada hari dan jam yang berbeda. Ibadah SM berlangsung pada

hari Minggu dan TPI pada hari Senin. Biasanya ibadah gabungan SM-TPI sektor

dilaksanakan pada tiap akhir bulan. Jumlah kelompok SM-TPI pada jemaat Rehoboth

adalah 32 kelompok. Kelompok-kelompok tersebut ditangani langsung oleh pengasuh di

sektor dan berkoordinasi dengan Badan Sub Komisi Anak dan Remaja GPM Jemaat

Rehoboth. SM-TPI merupakan wadah yang baik untuk membantu pertumbuhan iman

anak dan remaja sejak usia dini. Sehingga anak dan remaja disiapkan, diisi dan

diberdayakan untuk tampil sebagai citra Kristus dengan spiritualitas yang mantap dan

berkualitas. Pelayanan Remaja gereja dalam GPM Jemaat Rehoboth dapat dibedakan

menjadi dua pelayanan yakni, pelayanan katekisasi sebagai pendidikan formal gereja dan

Page 6: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

56

AMGPM. Ibadah ketekisasi dilakukan pada setiap hari Minggu jam 12.00 WIT

sedangkan ibadah angkatan muda berlangusng setiap hari Rabu jam 18.30 WIT.

Angkatan muda dalam jemaat Rehobot terdapat tiga cabang dan 28 ranting yaitu Cabang

Rehoboth 1 terdiri dari 11. Cabang Rehoboth 2 terdiri dari 6 ranting, dan Cabang

Rehoboth 3 terdiri dari 12 ranting. AMGPM berkoordinasi dengan Sub Komisi Pelayanan

Remaja GPM Jemaat Rehoboth.

Remaja merupakan cikal-bakal dari pembaharuan dan pembangunan

gereja. Sehingga mereka menjadi tulang punggung gereja dan masyarakat. Di

harapkan dari tiga cabang dan 28 ranting tersebut, mampu menjadi wadah bagi

pembinaan Remaja, sehingga Remaja bertumbuh menjadi baik dalam segala aspek

terutama spiritualitasnya, ke arah Yesus Kristus.

3.2 Permasalahan Remaja Batu Gantong Dalam GPM Jemaat Rohoboth

Usia 15–20 tahun.

GPM jemaat Rehoboth tentunya memiliki berbagai macam elemen –

elemen jemaat yang ada. Salah satu diantaranya adalah remaja. Remaja yang ada

di GPM jemaat Rehoboth berkisar anatara 800-900 jiwa remaja. Namun yang

menjadi fokus penelitian penulis disini terletak pada remaja yang ada di wilayah

Batu Gantong Dalam. Remaja yang ada di Batu Gantong Dalam ini berjumlah

kurang lebih 60 orang.

Kerentanan Remaja terhadap berbagai pengaruh, dapat membawa mereka

pada pergaulan yang negatif. Hal inilah yang ditunjukkan dalam konteks

kehidupan Remaja di Kelurahan Batu Gantung Dalam, jemaat GPM Rehobot.

Kaum muda yang berada pada usia produktif, terlibat dalam pergaulan dengan

kelompok-kelompok tertentu. Pergaulan kelompok-kelompok ini, dapat menjurus

Page 7: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

57

pada hal-hal yang negatif, walaupun ada potensi-potensi positif yang

sesungguhnya dapat mereka kembangkan.

Kehidupan Remaja di Batu Gantung Dalam, sering dikenal dengan adanya

kelompok-kelompok Remaja. Remaja-Remaja di Batu Gantung ini membentuk

kelompok Remaja agar dapat merangkul Remaja-Remaja yang ada di dalam

lokasi ini. Adanya pembentukan kelompok Remaja ini berpotensi menyebabkan

terjadinya tawuran Remaja, baik antar-Remaja dalam kompleks Batu Gantung,

maupun dengan Remaja dari kompleks lain. Perjudian, minum minuman keras,

kekerasan, juga balapan liar menjadi realitas yang tidak dapat dibantah dari

pergaulan kelompok-kelompok ini. Remaja-Remaja yang tergabung di dalamnya,

lebih banyak meluangkan waktu mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak

tertanggung jawab, dan mereka merasa nyaman dengan perilaku-perilaku

tersebut. Remaja tidak dapat dipisahkan dari upaya sosialisasi dengan sesama dan

lingkungan.Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pergaulan yang

tercipta antara Remaja sering kali melahirkan berbagai bentuk tindakan yang

negatif. Tindakan-tindakan negatif yang dilakukan oleh para Remaja di dalam

pergaulannya cukup beragam, misalnya aktivitas minum minuman keras “Saya

dan teman-teman seringkali duduk sambil miras”.1 Hal ini yang sering dilakukan

oleh hampir semua Remaja di Batu Gantung.

Menurut penuturan salah satu remaja: “tidak jarang, ketika sedang miras

dengan teman-teman, kami meminta uang dari teman-teman yang baru pulang dari

tempat kerja agar menambah uang untuk membeli minuman”2. Aktivitas miras

dilakukan hampir setiap waktu. “Kami biasanya miras kalau ada ajakan teman-

1 Hasil wawancara dengan J.P, 12 Juli 2015

2Hasil wawancara dengan A P, 10 Juli 2015.

Page 8: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

58

teman. Tidak tergantung waktunya. Paling sering kami lakukan di malam hari,

karena situasinya nyaman, dan tidak ada orang yang melihat, sehingga kami bebas

bercerita.3

Selain terlibat miras ada pula tindakan negatif yang sering dilakukan,

seperti tawuran.“Saya dan teman-teman sering terlibat perkelahian dengan Remaja

dari kompleks tetangga. Pada akhirnya, saya sendiri harus menangung akibatnya

yaitu masuk penjara karena memotong4 orang dari kompleks tetangga.”

5

Pengakuan informan tersebut, menunjukkan bahwa pergaulan Remaja Batu

Gantong Dalam, telah tiba pada tahap pembentukan kelompok. Jika seseorang

masuk ke dalam suatu kelompok, fanatisme dan kebanggan berlebihan akan

kelompok bisa saja muncul.

Selain miras, mereka juga terlibat dalam tawuran antar remaja. Menurut

penuturan salah satu informan, “Kami paling sering terlibat tawuran dengan

Remaja dari lingkungan di sekitar. Hampir setiap tahun, ada saja tawuran yang

terjadi. Entah dengan Remaja dari kompleks Batu Gantung Ganemo, Tanah

Lapang Kecil, Mangga Dua, dan sebagainya.”6 Penuturan informan tersebut

mengindikasikan bahwa rasa bersaing serta eksklusifisme kelompok yang

berlebihan akan memicu perselisihan. Apalagi bila terjadi tabrakan antar-egoisme

dan kebanggaan kelompok, maka perselisihan bisa memicu ajang tawuran.

Tawuran yang tiada henti menggumpal menjadi permusuhan. Permusuhan yang

tiada berakhir menjelma menjadi dendam, dan dendam itu bisa diawetkan dalam

3Hasil wawancara dengan Y S 10 Juli 2015.

4 Istilah Memotong adalah istilah yang berarti melukai seseprang dengan dialek Ambon

5Hasil wawancara dengan V T, 13 juli 2015.

6Hasil wawancara dengan W H 15 Juli 2015.

Page 9: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

59

ritual tawuran antar-kelompok. Tidak mengherankan bila tawuran sering terjadi,

entah apa pun yang menjadi penyulutnya.

Kelompok-kelompok Remaja di Batu Gantung Dalam ini lambat laun

mengorganisir dirinya, sehingga muncullah pemimpin-pemimpin kelompok.

“Dalam pergaulan kami, ada orang-orang tertentu yang kami anggap sebagai

pemimpin karena dia sosok yang berani dan bisa maju di depan jika ada

kekacauan di kompleks ini. Nyalinya besar, sehingga kita semua pasti mendengar

kalau dia berbicara.”7

Berdasarkan hasil pemaparan permasalahan diatas, maka menurut penulis

permasalahan remaja Batu Gantong Dalam terdapat beberapa permasalahan.

1. Permasalahan yang berhubungan dengan keluarga. Permasalahan keluarga yang

dimaksud disini ialah kurangnya perhatian dan penghargaan dari orang tua

terhadap anak sehingga mereka lebih memilih mencari perhatian di luar keluarga

mereka.

2. Permasalahan yang berhubungan dengan masalah konseling. Masalah sosial yang

dikarenakan kurangnya waktu yang tercipta untuk berkumpul dan berinteraksi

dalam keluarga. Selain itu juga relasi antara orang tua dan anak tidak berjalan

dengaan baik. Sosialisasi yang kurang dalam keluarga mempunyai pengaruh

terhadap pola didik dan pembentukan anak baik secara karakter maupun

imannya. Gereja juga membawa masalah dalam hubungan dengan proses

konseling yang tidak diberikan oleh gereja secara khusus kepada remaja. Dalam

hal ini Gereja lebih memfokuskan perhatian hanya kepada orang – orang dewasa

dan mengabaikan para remaja padahal remaja merupakan tulang punggung gereja

7Hasil wawancara dengan M H,, 15 Juli 2015.

Page 10: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

60

yang memerlukan pembinaan dan arahan dari Gereja untuk masa depannya yang

sesuai dengan citra Kristus sebagai kepala Gereja.

3. Permasalahan yang berhubungan dengan masalah spiritualitas. Masalahnya ialah

melemahnya sosialisasi dan perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak

maka mengakibatkan terputusnya budaya kekristenan dalam keluarga, dalam hal

ini ialah ibadah – ibadah keluarga, tradisi meja makan8, dan juga doa – doa

pribadi yang sering dilakukan oleh setiap anggota keluarga. Remaja menganggap

hal – hal tersebut hanya merupakan sebuah kegiatan rutinitas belaka tanpa

mengambil makna untuk pembentukan iman mereka ke depan.selain itu masalah

ini juga dipengaruhi Kurang adanya perhatian dari Gereja. Selain keluarga, gereja

juga membawa pengaruh terhadap tumbuh kembang remaja. Pada permasalahan

kenakalan remaja yang terjadi di atas Gereja tidak berperan dalam proses

pembinaan terhadap remaja.

Hasil penelitian yang dilakukan ternyata bertolak belakang dengan teori

pendekatan PAK yang dikutip oleh Nuhamara dari para ahli. Dalam pendekatan –

pendekatan yang ditawarkan tersebut ternyata tidak sesuai dengan konteks yang

terjadi bagi remaja Batu Gantong Dalam Jemaat GPM Rehoboth. Hal ini

dikarenakan waktu yang diberikan oleh orang tua kepada anak dalam hal ini

remaja sangatlah minim. Hal ini juga mempengaruhi perhatian, pola asuh, serta

psikis mereka, hal ini sangat disayangkan karena secara tanggung jawab moral

remaja belum mampu untuk bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan

masih memerlukan bimbingan dan perhatian dan orang tua; kemudian secara

8 Tradisi meja makan dalam konteks orang Maluku, bukan hanya sebagai tempat makan

tetapi juga merupakan sosialisasi yang dilakukan oleh keluarga dalam memberikan nasihat, doa, dan pengalaman yang diberikan orang tua terhadap anak.

Page 11: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

61

sosial mereka belum bisa mampu ciri mereka secara pribadi yang diterima dari

keluarga mereka ketika berinteraksi atau bersosialisasi dengan sesama.

3.3 Faktor – Faktor Penyebab Dan Dampak Dari Perilaku Negatif Yang

Dilakukan Oleh Remaja Batu Gantong Dalam GPM Jemaat Rehobot

Faktor penyebab dan dampak dari perilaku negatif yang dilakukan oleh

remaja Batu Gantong Dalam bertolak pada pemahaman yang sudah ada pada

bagian sebelumnya. Faktor penyebab dan dampak dari perilaku negatif tersebut

didiskripsikan sebagai berikut:

1. Permasalahan yang berhubungan dengan keluarga. Faktor penyebabnya ialah

kesibukan yang dimiliki oleh orang tua dalam memenuhi kebutuhan mereka

sehari – hari, selain itu ada juga dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan

yang dimiliki oleh orang tua sehingga orang tua kurang menyadari tanggung

jawabnya untuk mendidik dan membina keluarganya. Hal ini menimbulkan

relasi antara anak dan orang tua menjadi renggang. Selain itu penghargaan orang

tua terhadap anak itu kurang. Begitupun dengan penerimaan orang tua terhadap

kondisi anak.

Masalah ini merujuk pada pemahaman Branden dalam Engel, tentang

ketidakmampuan perkembangan spritual terkait kesadaran diri individu.9 Dalam

hal ini orang tua sebenarnya terjebak dalam kesadaran diri yang rendah karena

memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan secara tidak sadar mereka juga

mengalami konflik batin atau perasaan dengan anak. Hal ini membuat mereka

tidak mampu menyadari potensi yang dimiliki untuk mengembangkan ide dalam

rangka memperbaiki relasi yang baik dengan anak sehingga dapat mengatasi

masalah dengan anak. Hal ini juga dapat memberikan kepercayaan diri dan

kesadaran moral yang ada pada anak. Kepercayaan diri yang dimaksudkan disini

9 Engel, Nilai Dasar Logo Konseling, 18-19

Page 12: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

62

ialah ketika mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dan ketika ia

berjumpa dengan orang yang ada disekitarnya ia tetap mempercayai kemampuan

yang dimilikinya tanpa harus mengikuti atau mencontohi apa yang orang tua

miliki.

Kesadaran moral yang dimaksudkan disini ialah kemampuan

menggunakan kecerdasan ketika situasi membutuhkan. Artinya disini ialah ketika

remaja berada pada situasi atau pilihan dimana ia harus mengikuti atau tidak,

disitulah terjadi pertimbangan moral dalam dirinya, dimulai dari kegelisahan dari

dalam hatinya dan membuat ia berpikir melalui pemikirannya dan memilih untuk

melakukan mana yang baik menurut tataran nilai moral yang ada.

2. Permasalahan yang berhubungan dengan masalah konseling. Faktor penyebabnya

ialah kurangnya perhatian (waktu berkumpul anak dan orang tua) yang diberikan

orang tua sehingga mengakibatkan sosialisasi dalam keluarga tidak berjalan

dengan baik, remaja kurang begitu pintar dalam memposisikan diri di tengah –

tengah masyarakat dan cenderung larut dengan semua tindakan yang ada

ditengah – tengah lingkungan tersebut.

Faktor penyebab lainnya ialah kurangnya tenaga ahli untuk

menjembatani masalah dengan remaja. Hal tersebut dikarenakan orang lebih

memfokuskan diri kepada orang – orang dewasa dan mengabaikan remaja.

Karena mereka berangggapan bahwa remaja mudah untuk mengalami perubahan

terkhususnya perubahan kepribadian mereka. Keadaan ini menimbulkan remaja

bertumbuh tanpa ada bimbingan dari orang yang memahami mereka dengan

segala hal yang mereka lakukan. Tidak ada orang yang menanmpung aspirasi,

keluhan, persungutan bahkan tangisan mereka. Dalam hal ini lembaga gereja

yang seharusnya berperan. Oleh sebab itu mereka mencari sosok yang

memahami,menerima serta menghargai mereka di tempat mereka sendiri dalam

hal ini teman – teman sebaya mereka.

Page 13: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

63

Hal ini sejalan dengan pemikiran Erick Erikson mengenai krisis identitas.

Dalam hal ini, remaja Batu Gantong Dalam memainkan peranan penting untuk

membentuk identitas mereka. Jika lingkungannya jahat, maka remaja tersebut

juga akan menjadi remaja dengan segala kenakalannya atau sebaliknya jika

lingkungannya baik, ia juga akan ikut baik.10

Hal tersebut yang dialami oleh

remaja Batu Gantong Dalam, akibat kurangnya didikan yang baik dari orang tua

sehingga membuat merekaterpengaruh dan larut dengan keadaan yang ada

dilingkungan sekitar, sehingga membuat mereka bertumbuh menjadi sososk

remaja yang berperilaku negatif walaupun ada potensi – potensi pisitif dalam diri

mereka.

Berdaskan faktor penyebab yang penulis paparkan diatas selain sejalan

dengan pemikiran Erikson, hal tersebut juga sejalan dengan pemahaman dalam

teori PAK Remaja, dimana dikatakan bahwa teman sebaya merupakan tempat

berbagi perasaan dan pengalaman serta mereka juga dapat menjadi bagian dari

proses pembentukan diri remaja itu sendiri. Peer group berusaha untuk

menciptakan sebuah suasana yang nyaman dan aman bagi mereka, sehingga

mereka memiliki rasa percaya diri yang baik untuk berexperimen dengan segala

tindakan sehingga bisa menemukan identitas diri mereka melalui perilaku yang

negatif.11

Remaja pada akhirnya mendapatkan sosok yang dapat memahami

mereka di teman sebayana atau peer groupnya.

3. Permasalahan yang berhubungan dengan masalah spiritual. Faktor penyebabnya

ialah kurang adanya perhatian dari orang tua terhadap anak, kurangnya kesadaran

akan tugas tanggung jawab sebagai pelayan, serta kurang memahami apa saja

yang menjadi kebutuhan dari remaja. Hal tersebut dikarenakan orang lebih

memfokuskan diri kepada orang – orang dewasa dan mengabaikan remaja.

Karena mereka berangggapan bahwa remaja mudah untuk mengalami perubahan

10

Lihat: Alwisol, Psikologi Kepribadian, 98-99 11

Nuhamara, PAK Remaja, 59

Page 14: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

64

terkhususnya perubahan kepribadian mereka. Keadaan ini menimbulkan remaja

bertumbuh tanpa ada bimbingan dari orang yang memahami mereka dengan

segala hal yang mereka lakukan. Tidak ada orang yang menanmpung aspirasi,

keluhan, persungutan bahkan tangisan mereka. Dalam hal ini lembaga gereja

yang seharusnya berperan. Oleh sebab itu mereka mencari sosok yang

memahami,menerima serta menghargai mereka di tempat mereka sendiri dalam

hal ini teman – teman sebaya mereka. Pada akhirnya menjadikan remaja tersebut

kurang sadar akan nilai – nilai dan etika Kristen serta moral yang baik dan benar,

dalam hal ini mereka terus melakukan tindakan – tindakan negatif yang ada di

lingkungan tempat mereka berada.

Keadaan ini merujuk pada pemahaman Brandeen dalam Engel, tentang

harga diri yaitu sebagai kepercayaan diri dan perasaan nilai pribadi yang

didalamnya terkandung nilai spiritual. Setiap orang di satu sisi mempunyai

kemampuan menghadapi tantangan hidup untuk memahami dan

memecahkan masalah.12

Remaja Batu Gantong Dalam terjebak dalam

kepercayaan diri karena ia mengalami krisis kasih sayang dan perhatian

serta sosialisasi yang diberikan oleh orang tua sehingga hal ini merupakan

sebuah tantangan hidup yang dialami oleh dirinya. Oleh sebab itu

membuatnya tidak mampu mengatasi tantangan hidup sehingga membuat

ia mencari jalan untuk memuaskan keinginannya meskipun melakukan

tindakan – tindakan negatif yang ia lakukan.

Selain itu permasalahan tersebut diatas juga merujuk pada pamahaman

PAK Remaja yang mengatakan bahwa seorang pelayan harus mampu

melihat kebutuhan – kebutuhan rill dari remaja serta mampu memahami

dunia remaja dengan baik dan dilakukan oleh orang yang berkomitmen

12

Engel, Nilai Dasar Logo Konseling, 8

Page 15: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

65

penuh.13

Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa GPM Jemaat Rehoboth

ternyata belum bisa menjalankan tugas PAK untuk remaja dengan baik.

Karena untuk mendidik remaja bukanlah sesuatu hal yang mudah. Gereja

ketika mendidik remaja harus dapat memahami apa yang dibutuhkan oleh

remaja. Melihat hal tersebut maka diperlukan sosok pemimpin yang

diberikan oleh Gereja untuk membimbing remaja, dan sosok ini

seharusnya memiliki kepribadian yang sabar dan mau menerima serta

mencintai remaja. Sehingga hal tersebut mampu untuk merangkul serta

membimbing remaja menjadi remaja yang takut akan Tuhan dan beriman.

Hal ini juga sejalan dengan pemahaman teori kesadaran moral yang

diungkapkan oleh De Brain. Stigma negatif yang melekat pada diri mereka

membuat mereka merasa bangga, karena mereka juga mendapatkan

dukungan atau sanjungan dari sahabat bahkan kakak – kakak yang ada di

lingkungan tersebut. Hal ini juga bertolak belakang dengan teori yang

dipaparkan oleh De Brain tentang kesadaran moral dalam komponen

karakter dimana tindakan negatif yang dilakukan oleh remaja Batu

Gantong Dalam diakibatkan oleh perilaku mereka yang mengesampingkan

isu dan pertimbangan moral. Yang dimaksudkan disini ialah ketika

seseorang remaja melakukan tindakan dan ia melibatkan isu dan

pertimbangan moral dalam tindakan tersebut, maka secara langsung

tindakan ang dilakukan ialah tindakan – tindakan yang bersifat positif dan

membangun.14

Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian dari gereja maka

mengakibatkan standart nilai moral yang baik tidak dimiliki sehingga

mereka tetap mengikuti apa yang selama ini mereka lakukan.

13

Nuhamara, PAK Remaja, 18 14

De Braine, Jurnal: Leadership and Character, 5

Page 16: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

66

3.4 Pendekatan Pendidikan Agama Kristen Terhadap Pembentukan

Spiritual Sebagai

Komponen Karakter Remaja Batu Gantung Dalam.

Mengacu pada permasalahan pembentukan spiritual remaja Batu Gantong

Dalam dan faktor penyebab serta dampak yang timbul dari perilaku negatif yang

dilakukan oleh remaja tersebut, maka pada bagian ini akan dipaparkan bagaimana

upaya yang dilakukan oleh Gereja (GPM Rehoboth) baik secara sadar maupun

tidak sebagai upaya atau PAK pendekatan pendidikan agama Kristen sebagai

berikut:

1. Peran pendekatan keluarga. Permasalahan keluarga remaja Batu Gantong Dalam

Jemaat GPM Rehoboth disebabkan remaja kurang mendapatkan perhatian dan

pendidikan yang baik dari orang tua. Dalam perspektif pendekatan keluarga, Daniel

Nuhamara mengatakan bahwa keluarga yang seharusnya merupakan pusat dari

pendidik utama yang memiliki peran dalam mendidik, bertanggung jawab dan

memberikan contoh rill terhadap anak mengenai kehidupan,15

tidak memainkan

peran dengan seharusnya. Hal ini mengakibatkan remaja bertumbuh tanpa ada

contoh yang baik secara langsung dari orang tua, dan mereka hanya mencari

contoh – contoh dilingkungan tempat ia berada. Ketika remaja tidak mendapatkan

contoh yang baik dari orang tua, maka dapat dikatakan bahwa remaja tersebut

mengalami krisis dalam dirinya. Krisis yang dialami oleh remaja tersebut adalah

krisis akan perhatian serta kasih sayang dari orang tuanya. Hal ini berdampak,

remaja mencari hal tersebut atau memenuhinya di lingkungan sekitar ia berada.

Remaja – remaja yang mengalami krisis ini berusaha untuk menutupi apa yang

meraka rasakan dengan melakukan tindakan – tindakan yang tidak sesuai dengan

15

Nuhamara, Pembimbing PAK, 115

Page 17: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

67

nilai – nilai etika dan moral Kristen yang ada di tengah – tengah keluarga bahkan

masyarakat.

Melihat permasalah yang terjadi dalam kehidupan keluarga remaja Batu

Gantong Dalam, menurut penulis sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh

Laurence Steinberg yang mengatakan bahwa orang tua harus memiliki sifat

kebijaksanan. Remaja yang memiliki orang tua yang bijaksana adalah remaja yang

sukses, gigih, percaya diri, dan kemungkinan kecil mereka akan melakukan

tindakan – tindakan negatif.16

Bertolak dari pemahaman Laurence maka penulis

menganalisa bahwa orang tua dari remaja Batu Gantong Dalam tidak memiliki sifat

kebijaksanaan serta otoritas moral yang baik sehingga mengakibatkan anak – anak

mereka terlibat dalam tindakan – tindakan negatif.

Permasalahan remaja yang kurang mendapat perhatian dan pendidikan

yang baik dari keluarga jika dilihat dari perspektif Erick Erikcon mengenai krisis

identitas. Menurut Erickson Jika lingkungannya jahat, maka remaja tersebut juga

akan menjadi remaja dengan segala kenakalannya atau sebaliknya jika

lingkungannya baik, ia juga akan ikut baik.17

Hal tersebut juga dialami oleh para

remaja yang ada di Batu Gantong dalam. Mereka terpengaruh dengan keadaan

lingkungan sekitar, sehingga membuat mereka bertumbuh menjadi sosok remaja

yang berperilaku negatif walaupun ada potensi – potensi yang positif dalam diri

mereka. Menurut Erik Erickson untuk meyikapi permasalahan tersebut maka

remaja harus bisa untuk memposisikan diri di lingkungannya, sehingga tidak

mudah terpengaruh dengan hal – hal yang ada.

Selain dari pada itu perilaku negatif yang ditampilkan oleh remaja Batu

Gantong Dalam juga menggambarkan bahwa mereka mengalami low spiritual

yang diungkapkan oleh Brandeen.18

Artinya ialah spiritual mengarah pada hal – hal

yang baik yang dapat membangun diri seseorang. Sedangkan permasalahan yang

16

Thomas Lickona, Charcter Matters¸ 52S 17

Alwisol, Psikologi Kepribadian, , 98-99. 18

Engel, Nilai dasar Logo Konseling, iii

Page 18: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

68

terjadi dalam kehidupan remaja Batu gantong Dalam ialah sebaliknya. Oleh sebab

itu jika seseorang menampilkan perilaku yang buruk dan yang menyakiti orang

disekitarnya maka ia mengalami spritual yang rendah atau low spiritual.

Kehidupan keluarga Kristen ditengah – tengah lingkungan Kristen sudah

seharusnya sesuai dengan nilai – nilai moral kristiania, tetapi kenyataan yang

terjadi pada remaja yang mengalami krisis adalah kehidupan yang jauh dari nilai

moral Kristen.

2. Peran dari konseling. Permasalahan konseling yang dihadapi oleh remaja Batu

Gantong Dalam disebabkan kurang adanya sosialisasi yang baik dengan remaja

serta minimnya tenaga pelayanan untuk menjembatani permasalahan yang terjadi

pada remaja – remaja tersebut.

Dalam perspektif pendekatan konseling, Martheller lebih menekankan kepada ide

eklesia, yakni bahwa pelayanan gereja adalah proses mendidik dan merupakan misi

seluruh gereja.19

Hal yang dirasakan oleh remaja Batu Gantong Dalam merupakan

akibat dari terbatasnya atau kurangnya tenaga ahli yang lebih memfokuskan dirinya

bagi pelayanan remaja, dikarenakan gereja cenderung lebih memfokuskan pada

pelayanan pemuda dewasa serta pembangun gereja dan mulai mengurangi fokus

pelayanan mereka pada warga jemaat. Hal ini berdampak remaja – remaja Kristen

mengalami kurangnya perhatian dari Gereja dan membuat mereka tidak memahami

nilai – nilai kristen yang mencirikan kasih Kristus.

Konseling gereja bagi remaja merupakan sebuah perhatian tetapi juga

pemberdayaan yang diberikan oleh gereja kepada umatnya. Gereja yang

seharusnya melayani jemaat untuk meningkatkan kehidupan kerohaniannya tetapi

juga untuk melayani jemaat di dalam keluh kesah mereka. Hal tersebut merupakan

tugas dan tanggung jawab dari gereja. GPM Jemaat Rehoboth, mempunyai daerah

pelayanan yang sangat luas, secara langsung memaksa mereka harus mampu

melayani seluruh kebutuhan jemaat dengan merata. Namun realita yang terjadi bagi

19

Nuhamara, Pembimbing PAK, 124

Page 19: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

69

remaja Batu Gantong Dalam, remaja – remaja yang merupakan pewaris dan

penerus kekeristenan hampir tidak merasakan perhatian , kepercayaan, dan

penghargaan dari gereja bagi mereka.

Selain itu jika dilihat dari perspektif pendekatan konseling yang

diungkapkan oleh George Albert Cole. Dimana ia mengungkapkan bahwa interaksi

sosial merupakan bagian yang terpenting didalam pendidikan Agama Kristen,

dikarenakan lingkungan yang berbasis kristen pasti berinteraksi atau berperilaku

sesuai dengan nilai – nilai kekristenan yang ia terima dan diajarkan dilingkungan

keluarga bahkan masyarakat.20

Hal ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi

pada remaja Batu Gantong Dalam. Konteks kehidupan remaja Batu Gantong

memang tidak bisa terlepas dari interaksi dengan sesama, tetapi interaksi yang

tercipta bukan untuk menciptakan suasana pendidikan agama kristen, malah

sebaliknya. Dalam konteks remaja Batu Gantung dalam, interaksi yang tercipta di

kalangan remaja merupakan interaksi yang saling mendukung dalam menciptakan

suasana nyaman melalui tindakan negatif dan bukan interaksi untuk menciptakan

suatu pendidikan. Bahkan ketika seorang remaja yang sudah terlibat dalam

kegiatan agama kristen, dia akan cepat dipengaharui sehingga menarik diri keluar

dari kegiatan – kegiatan tersebut dan kembali terlibat pergaulan yang negatif.

Remaja yang bertumbuh dengan minimnya sosialisasi dalam keluarga

akan mengakibatkan ia kurang di dalam pengalaman akan hidup terlebih khusus

budaya Kekristenan yang bertumbuh dalam keluarga tersebut. Remaja dalam

kehidupan keluarganya kurang tercipta sebuah hubungan yang baik antara orang

tua dan anak, maka remaja tersebut akan kurang di dalam Pendidikan Kristen.

Ketika remaja yang dalam kehidupan keluarganya kurang dibentuk karena

minimnya sosialisasi dalam keluarga akan berdampak buruk bagi remaja tersebut

jika ia keluar dan berjumpa dengan masyarakat yang besar. Mengapa dikatakan

demikian? Hal tersebut dikarenakan masyarakat mempunyai budayanya sendiri dan

20

Nuhamara, Pembimbing PAK, 174-175

Page 20: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

70

remaja yang tidak kuat dalam pembentukan dirinya didalam keluarga akan

mengikuti apa yang ada di dalam masyarakat tanpa adanya pertimbangan –

pertimbangan yang krtitis dari dirinya. Sehingga remaja tersebut tidak lagi berdiri

di tengah – tengah masyarakat dengan didikan yang baik dari keluarganya tetapi ia

berdiri dan mengikuti apa yang ada ditengah lingkungan masyarakat. Hal ini

disebakan karena lingkungan masyarakat tidak menciptakan sebuah pendidikan

Kristen di dalam interaksi sosialnya. Interaksi yang tercipta di tengah masyarakat

adalah sebuah interaksi yang jauh dari nilai – nilai kekeristenan, karena adanya

pengaruh – pengaruh negatif yang muncul di tengah – tengah masyarakat.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis berpendapat bahwa perlu

adanya tindakan menyembuhkan, menopang serta membimbing remaja untuk dapat

menyadari kembali kehidupannya. Hal ini sejalan dengan perspektif fungsi

konseling yang diungkapkan oleh Howard Clinebell.21

Dalam hal ini remaja Batu

Gantong Dalam perlu disembuhkan dalam pengertian bahwa gereja dan orang tua

harus mampu untuk mengembalikan remaja – remaja tersebut ke arah yang lebih

baik. Selain menyembuhkan, gereja dan orang tua juga perlu membimbing serta

menopang mereka agar mereka tidak terjerumus kepada tindakan – tindakan

negatif yang mereka lakukan.

3. Peran spiritualitas. Permasalahan spiritual remaja Batu Gantong Dalam Jemaat

GPM Rehoboth disebabkan remaja kurang mendapatkan perhatian dan pendidikan

yang baik dari orang tua dan gereja, kurangnya kesadaran akan tugas tanggung

jawab sebagai pelayan, serta kurang memahami apa saja yang menjadi kebutuhan

dari remaja.

Dalam perspektif pendekatan spiritual, Westherhoff III mengatakan

bahwa gereja harus memiliki peran dalam membimbing umatnya terhadap tumbuh

21

Howars Clinebell, Tipe – Tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral, (Jakarta BPK Gunung Mulia, 2011), 53-54

Page 21: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

71

kembang iman jemaat.22

Gereja dan jemaat merupakan sebuah komunitas iman

yang tidak bisa dilepaspisahkan satu dengan yang lainnya. Permasalahan kenakalan

remaja yang terjadi pada Remaja Batu Gantong Dalam ialah permasalahan yang

sangat signifikan. Permasalahan ini seharusnya membutuhkan bimbingan dari

Gereja untuk dapat mengarahkan para remaja ke jalan yang lebih baik, namun

kenyataan yang ada disini ialah Gereja tidak memainkan perannya dengan baik

dalam hal ini perhatian serta bimbingan terhadap remaja. Sehingga remaja pun

merasa tidak diperhatikan oleh Gereja. Gereja seharusnya memberdayakan jemaat

dalam hal ini remaja dengan kegiatan – kegiatan yang ada untuk membangun

kehidupan remaja menjadi remaja Kristen yang baik. Tetapi hal ini sama sekali

tidak dirasakan oleh remaja Batu Gantong Dalam. Gereja hanya menjalankan

rutinitas, tanpa ditindaklanjuti dengan kegiatan – kegiatan untuk membimbing serta

memberdayakan jemaat dengan segala potensi – potensi positif yang mereka

miliki. sehingga potensi – potensi yang mereka miliki diberdayakan oleh teman –

teman sebaya mereka dan juga kakak – kakak yang ada di lingkungan mereka

berada. Kehidupan mereka sangat dipengaruhi dengan keadaan dari lingkungan

sekitar tempat tinggal mereka. Batu Gantong Dalam terkenal sebagai salah satu

daerah yang rawan akan tingkat perilaku negatif yang juga berpengaruh terhadap

pertumbuhan remaja di daerah tersebut. Kenakalan remaja adalah sesuatu hal yang

wajar. Namun yang harus diperhatikan disini ialah bimbingan yang diberikan pada

remaja ketika masalah tersebut itu terjadi. Jangan kita mencap mereka sebagai anak

– anak yang jahat dan lain sebagainya, karena masa remaja adalah masa dimana

mereka ingin mencoba-coba, sehingga hal – hal negatif yang menurut kita sebagai

orang dewasa, bagi remaja itu merupakan hal yang penting untuk dicoba.

Jika dilihat dari perspektif Ellis Nelson ia lebih menitikberatkan pada

permasalahan pewarisan iman secara turun temurun baik keluarga maupun di

lingkugan masyarakat, yang kemudian membentuk identitas diri dari hubungan

22

Nuhamara, Pembimbing PAK, 122 - 123

Page 22: Pendekatan Pendidikan Agama Kristen (PAK) terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12402/3/T2_752014005_BAB... · pergumulan yang hebat, ... Salah satu diantaranya adalah

72

sosial dengan kelompok sosial.23

Artinya disini ialah Ellis Nelson mengungkapkan

bahwa remaja yang terlahir dari keluarga Kristen dan kemudian bertumbuh di

lingkungan Kristen, sudah memiliki ciri kekristenan tersebut. Tapi pada kenyataan

yang ada pada lingkungan Remaja Batu Gantong Dalam, mereka yang lahir dan

bertumbuh di lingkungan Kristen tidak memiliki ciri kekristenan dalam dirinya.

Kekristenan hanya sebatas agama yang dipercayai saja. budaya kekristenan yang

terdapat pada remaja bukanlah sebuah kekristenanan yang baru muncul begitu saja,

tetapi kekristenan yang sudah ada dan diwariskan turun temurun di dalam

kehidupan keluarga tersebut. Bukan saja dalam lingkungan keluarga tetapi remaja

juga bertumbuh dalam lingkungan masyarakat yang secara langsung dibentuk oleh

pola hidup masyarakat. Pada konteks remaja Batu Gantong Dalam, mereka ada

pada keluarga dan lingkungan yang mayoritas Kristen. Remaja yang terlahir dari

keluarga Kristen seharusnya memiliki ciri dan tradisi kekristenan di dalam

kehidupannya sehari – hari. Ciri – cirinya ialah menggunakan kalung salib,

membawa alkitab kemana pun ia pergi, sedangkan tradisi yang diwarisi ada

beragam misalnya, tradisi meja makan yang telah penulis paparkan diatas, dimana

meja makan bukan hanya sebagai tempat mereka makan, tetapi juga sebagai tempat

sosialisasi dan doa bersama yang dilakukan dalam keluarga. Selain itu mereka juga

berdoa bukan hanya di meja makan saja tetapi ada juga doa – doa khusus dalam

keluarga yang dilaksanakan pada awal dan akhir minggu. Tetapi gambaran

kehidupan kekristenan diatas, hampir tidak dimiliki oleh remaja Batu Gantong

Dalam

23

Nuhamara, Pembimbing PAK, 120-121