PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah...

12
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 2 Agustus 2008 1 PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS DARI TINJAUAN KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN LINGKUNGAN KERJA DI PT. BARATA INDONESIA (PERSERO) - GRESIK Neny Mukhlisani*, Sritomo Wignjosoebroto**, Indung Sudarso*** Pascasarjana Teknik Industri-ITS, Kampus ITS Surabaya e-mail : *[email protected] , **[email protected] , ***[email protected] ABSTRAK Meningkatkan produktivitas adalah sebuah perhatian utama berbagai industri, sebagai perubahan efektifitas dan efisiensi dari sumber daya ke dalam produk yang dapat dipasarkan dan menentukan keuntungan bisnis. Sebagai akibatnya, berbagai indikator dan faktor yang dapat dipertimbangkan telah diarahkan untuk dapat meningkatkan produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi hubungan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas, dan (2) Mengidentifikasi hubungan lingkungan kerja dari segi fisik dan lingkungan kerja dari segi psikologi dan sosial terhadap keselamatan dan kesehatan serta produktivitas kerja. Objek penelitian ini dilakukan pada industri manufaktur logam dan peralatan berat serta Engineering, Procurement & Construction (EPC) berkelas industri besar berstatus Badan Usaha Milik Negara, yaitu PT. Barata Indonesia (Persero) Gresik. Data yang digunakan berasal dari data kuesioner yang kembali dan layak untuk diolah sejumlah 126 responden, yang merupakan karyawan di divisi produksi. Data direkap dengan perangkat lunak SPSS 11 dan menggunakan LISREL 8.30 untuk mengolah data secara statistik dengan metode Structural Equation Modeling (SEM). Dengan SEM, diperoleh faktor variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja berpengaruh langsung terhadap produktivitas kerja. Lingkungan kerja dari segi fisik berpengaruh langsung terhadap kesehatan, namun tidak berpengaruh pada keselamatan kerja, dan berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui keselamatan kerja. Untuk lingkungan kerja dari segi psikologi dan sosial, berpengaruh langsung terhadap keselamatan kerja, namun tidak berpengaruh terhadap kesehatan kerja, dan berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui kesehatan kerja. Kata kunci : kesehatan, keselamatan, lingkungan, produktivitas, Structural Equation Modeling PENDAHULUAN Di Indonesia, menurut data PT. Jamsostek (Persero) dalam periode 2002 2005, terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaan kerja, 5000 kematian, 500 cacat tetap dan kompensasi lebih dari Rp. 550 milyar. Kompensasi ini adalah sebagian dari kerugian langsung dari 7,5 juta pekerja sektor formal yang aktif sebagai peserta Jamsostek. Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih dari Rp. 2 triliun di mana sebagian besar merupakan kerugian dunia usaha. Dengan kata lain, inilah hilangnya produktivitas dunia usaha karena kelalaian dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Begitu pula survei ILO (International Labor

Transcript of PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah...

Page 1: PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah Nenny S2.pdf · Kerja K3 Nasional, ... Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi

Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 2 Agustus 2008

1

PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK

ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS DARI

TINJAUAN KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN LINGKUNGAN KERJA DI

PT. BARATA INDONESIA (PERSERO) - GRESIK

Neny Mukhlisani*, Sritomo Wignjosoebroto**, Indung Sudarso***

Pascasarjana Teknik Industri-ITS, Kampus ITS Surabaya

e-mail : *[email protected],

**[email protected], ***[email protected]

ABSTRAK

Meningkatkan produktivitas adalah sebuah perhatian utama berbagai industri,

sebagai perubahan efektifitas dan efisiensi dari sumber daya ke dalam produk yang

dapat dipasarkan dan menentukan keuntungan bisnis. Sebagai akibatnya, berbagai

indikator dan faktor yang dapat dipertimbangkan telah diarahkan untuk dapat

meningkatkan produktivitas.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi hubungan keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap produktivitas, dan (2) Mengidentifikasi hubungan lingkungan

kerja dari segi fisik dan lingkungan kerja dari segi psikologi dan sosial terhadap

keselamatan dan kesehatan serta produktivitas kerja.

Objek penelitian ini dilakukan pada industri manufaktur logam dan peralatan

berat serta Engineering, Procurement & Construction (EPC) berkelas industri besar

berstatus Badan Usaha Milik Negara, yaitu PT. Barata Indonesia (Persero) – Gresik.

Data yang digunakan berasal dari data kuesioner yang kembali dan layak untuk diolah

sejumlah 126 responden, yang merupakan karyawan di divisi produksi. Data direkap

dengan perangkat lunak SPSS 11 dan menggunakan LISREL 8.30 untuk mengolah data

secara statistik dengan metode Structural Equation Modeling (SEM).

Dengan SEM, diperoleh faktor variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja

berpengaruh langsung terhadap produktivitas kerja. Lingkungan kerja dari segi fisik

berpengaruh langsung terhadap kesehatan, namun tidak berpengaruh pada keselamatan

kerja, dan berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui keselamatan

kerja. Untuk lingkungan kerja dari segi psikologi dan sosial, berpengaruh langsung

terhadap keselamatan kerja, namun tidak berpengaruh terhadap kesehatan kerja, dan

berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui kesehatan kerja.

Kata kunci : kesehatan, keselamatan, lingkungan, produktivitas, Structural

Equation Modeling

PENDAHULUAN

Di Indonesia, menurut data PT. Jamsostek (Persero) dalam periode 2002 –

2005, terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaan kerja, 5000 kematian, 500 cacat tetap dan

kompensasi lebih dari Rp. 550 milyar. Kompensasi ini adalah sebagian dari kerugian

langsung dari 7,5 juta pekerja sektor formal yang aktif sebagai peserta Jamsostek.

Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih

dari Rp. 2 triliun di mana sebagian besar merupakan kerugian dunia usaha. Dengan

kata lain, inilah hilangnya produktivitas dunia usaha karena kelalaian dalam

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Begitu pula survei ILO (International Labor

Page 2: PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah Nenny S2.pdf · Kerja K3 Nasional, ... Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi

Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 2 Agustus 2008

2

Organization) menyatakan bahwa tingkat ”competitiveness” karena faktor K3

Indonesia adalah negara ke-2 dari bawah dari lebih 100 negara yang disurvei.

Untuk menuju dunia usaha dan dunia kerja yang berbudaya K3 serta

terlaksananya implementasi peraturan perundangan K3 di Indonesia, maka Dewan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) sebagai institusi tripartit ekstra

struktural memprakarsai untuk menyusun Visi, Misi, Kebijakan, Strategi, dan Program

Kerja K3 Nasional, khususnya untuk periode 2007 – 2010, dengan target indikator

sampai 2010, 50% perusahaan di Indonesia sudah melaksanakan K3.

Perusahaan perlu melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang

diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, yang

pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan dan produktivitas kerja

karyawan. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja perlu dan sangat penting,

karena membantu terwujudnya pemeliharaan yang baik, sehingga karyawan menyadari

arti penting dari pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi karyawan maupun

perusahaan.

Meningkatkan produktivitas adalah sebuah perhatian utama berbagai industri,

sebagai perubahan efektifitas dan efisiensi dari sumber daya ke dalam produk yang

dapat dipasarkan dan menentukan keuntungan bisnis. Sebagai akibatnya, berbagai

indikator dan faktor yang dapat dipertimbangkan telah diarahkan untuk dapat

meningkatkan produktivitas. Maka dari itu, dalam penelitian ini, tidak hanya

membahas masalah K3 saja untuk meningkatkan produktivitas kerja, namun termasuk

masalah lingkungan kerja dari segi fisik serta lingkungan kerja dari segi psikologi dan

sosial.

PT. Barata Indonesia (Persero) merupakan suatu industri manufaktur logam dan

peralatan berat serta Engineering, Procurement & Construction (EPC) berkelas industri

besar berstatus Badan Usaha Milik Negara, berpusat di Gresik, yang juga mempunyai

cabang perusahaan di, Tegal, Bandung, Sukabumi, Cilegon, Medan, dan Makasar,

bergerak di bidang pembuatan alat-alat mesin untuk industri, dengan produk unggulan

alat berat, permesinan, pengecoran, konstruksi, dan jasa pemasangan. Potensi bahaya

yang ditimbulkan oleh karakteristik proses dan bahan produksinya sangat besar. Perihal

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia sedang mendapat perhatian

khusus. PT. Barata Indonesia (Persero) mempunyai komitmen yang tinggi terhadap

implementasi program K3. Hal ini dalam rangka untuk terus menjalin hubungan baik

dengan konsumennya dan menjaga agar sistem produksi perusahaan secara

keseluruhan berjalan dengan baik. Hal ini merujuk pada Peraturan Menteri Tenaga

Kerja Nomor : PER. 05/MEN/1996. Bab III pasal 3, disebutkan bahwa : ”Setiap

perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan

atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau

bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja, seperti peledakan,

kebakaran, pencemaran, dan penyakit akibat kerja (K3), wajib menerapkan Sistem

Manajemen K3”.

Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai keselamatan kerja

(Cooper dan Philips, 2004) serta keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan

(Nazarudin, 2007), namun kaitannya penelitian mereka dengan mutu. Penelitian

mengenai kesehatan terhadap produktivitas (Tompa, 2002) dihubungkan dengan

masalah ekonomi. Penelitian mengenai produktivitas saja dilakukan oleh De Greef,

dkk., (2004).

Page 3: PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah Nenny S2.pdf · Kerja K3 Nasional, ... Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi

Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 2 Agustus 2008

3

Penelitian terdahulu masih belum menunjukkan hubungan keselamatan kerja,

kesehatan kerja, lingkungan kerja dari segi fisik serta lingkugan kerja dari segi

psikologi dan sosial dengan produktivitas kerja. Maka, penelitian ini diharapkan dapat

menjelaskan hubungan kelima variabel tersebut dengan metode Structural Equation

Modeling (SEM) melalui bantuan perangkat lunak

METODE PENELITIAN

1. Tahap Pendahuluan

Pada tahap pendahuluan dilakukan studi pendahuluan, perumusan masalah, dan

penetapan tujuan penelitan.

1.1 Studi Pendahuluan

Pada tahap ini dilakukan studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur dilakukan

pada laporan tugas akhir, buku-buku dan jurnal yang berhubungan dengan topik

permodelan persamaan struktural atau yang lebih dikenal dengan sebutan Structural

Equation Modelling (SEM), keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan kerja

(lingkungan kerja dari segi fisik dan lingkungan kerja dari segi sosial dan psikologi),

serta produktivitas kerja. Kemudian dilakukan penentuan lokasi penelitian.

Berdasarkan hasil survei oleh badan statistik Amerika Serikat pada tahun 2002 yang

dikutip dalam disertasi Treiber, 2005, menunjukkan data seperti pada Tabel 1, dimana

tingkat luka (injury rates) tertinggi ada pada industri manufaktur dan konstruksi. Maka,

dipilihlah PT. Barata Indonesia (Persero) yang berlokasi di Gresik, yang merupakan

industri manufaktur logam dan peralatan berat berkelas industri besar berstatus Badan

Usaha Milik Negara serta bergerak di bidang usaha Engineering, Procurement &

Construction (EPC). Penelitian ini lebih fokus di divisi produksi, karena di divisi ini

para karyawannya berhubungan langsung dengan mesin dan proses produksi yang

berbahaya.

Tabel 1 Tingkat Luka berdasarkan Jenis Industri

Sumber : Treiber, 2005

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan studi literatur dan studi lapangan yang telah dilakukan, maka

permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh dari indikator-indikator tiap variabel terkait terhadap variabel

keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan kerja dari segi fisik, lingkungan

kerja dari segi sosial dan psikologi serta produktivitas kerja?

2. Indikator-indikator mana saja diantara semua indikator tiap variabel terkait yang

berpengaruh terhadap variabel keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan kerja

dari segi fisik, lingkungan kerja dari segi sosial dan psikologi serta produktivitas

kerja?

Page 4: PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah Nenny S2.pdf · Kerja K3 Nasional, ... Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi

Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 2 Agustus 2008

4

3. Apakah ada pengaruh dari faktor keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan

kerja dari segi fisik, lingkungan kerja dari segi sosial dan psikologi terhadap

produktivitas kerja?

4. Faktor-faktor mana saja diantara semua faktor yang berpengaruh terhadap

produktivitas kerja?

1.3 Penetapan Tujuan

Pada tahap ini, tujuan penelitian ditetapkan untuk menjawab permasalahan yang

dikaji meliputi :

1. Mengidentifikasi hubungan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas.

2. Mengidentifikasi hubungan lingkungan kerja dari segi fisik dan lingkungan kerja

dari segi psikologi dan sosial terhadap keselamatan dan kesehatan serta

produktivitas kerja.

2. Tahap Perancangan Model Penelitian

2.1 Kerangka Pemikiran

Merujuk teori dan hasil penelitian yang relevan, maka dapat dirancang

kerangka pemikiran yang diwujudkan dalam model struktural, seperti pada Gambar 1.

Untuk memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya, maka variabel-variabel pada

kerangka pemikiran/model strutural disingkat. Keselamatan kerja disingkat dengan

huruf S yang berasal dari Safety. Kesehatan kerja disingkat dengan huruf H yang

berasal dari Health. Lingkungan kerja dari segi fisik serta lingkungan kerja dari segi

psikologi dan sosial disingkat dengan huruf EP dan EPS yang berasal dari Physical

Work Environment dan Phychological and Social Work Environment. Huruf E

diletakkan di depan, karena keduanya mengamati dari sisi lingkungan kerja.

Produktivitas kerja disingkat dengan huruf P yang berasal dari Productivity.

Keselamatan Kerja

(S)

Kesehatan Kerja (H)

Produktivitas

Kerja (P)

Lingkungan Kerja

dari segi Fisik (EP)

Lingkungan Kerja

dari segi Psikologi

dan Sosial (EPS)

H-1

H-6

H-3

H-2

H-4

H-5

Gambar 1 Kerangka pemikiran/model struktural penelitian

Kerangka pemikiran di atas menjelaskan bahwa Produktivitas (P) adalah

variabel laten endogen yang diberlakukan sebagai variabel dependen. Keselamatan (S)

dan Kesehatan (H) merupakan variabel laten endogen yang diberlakukan sebagai

variabel antara (intervening), sedang Lingkungan kerja dari segi fisik (EP) serta

Lingkungan kerja dari segi psikologi dan sosial (EPS) adalah variabel laten eksogen

(independen).

2.2 Hipotesis

Dengan demikian, berdasarkan kerangka pemikiran, penelitian ini dapat

dirumuskan ke dalam tiga model persamaan dan lima hipotesis penelitian sebagai

berikut :

Page 5: PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah Nenny S2.pdf · Kerja K3 Nasional, ... Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi

Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 2 Agustus 2008

5

1. Model Keselamatan Kerja : S = F(EP, EPS)

H-1 : Lingkungan kerja dari segi fisik secara positif berhubungan dengan keselamatan

kerja.

H-2 : Lingkungan kerja dari segi psikologi dan sosial secara positif berhubungan

dengan keselamatan kerja.

2. Model Kesehatan Kerja : H = F(EP, EPS)

H-3 : Lingkungan kerja dari segi fisik secara positif berhubungan dengan kesehatan

kerja.

H-4 : Lingkungan kerja dari segi psikologi dan sosial secara positif berhubungan

dengan kesehatan kerja.

3. Model Produktivitas Kerja : P = F(S, H)

H-5 : Keselamatan kerja secara positif berhubungan dengan produktivitas kerja.

H-6 : Kesehatan kerja dari segi psikologi dan sosial secara positif berhubungan dengan

produktivitas kerja.

2.3 Operasionalisasi Variabel (Awal Perancangan Kuesioner)

Pada tahap operasionalisasi variabel, sebenarnya sudah merupakan tahap awal

perancangan kuesioner, karena pada tahap inilah mulai dibentuk pertanyaan-

pertanyaan/variabel manifes/indikator yang dapat mengukur tiap variabel laten dengan

pilihan skala pengukurannya. Berdasarkan teori terkait, maka operasionalisasi variabel

dalam penelitian ini, seperti pada Tabel 2 sampai Tabel 6. Skala pengukuran dalam

penelitian SEM menggunakan skala Likert, dimana skala Likert merupakan data

ordinal, yaitu data yang memiliki kategori-kategori berurutan (Joreskog dan Sorbom,

1993;1996, yang dikutip oleh Ghozali dan Fuad, 2005:39).

1. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja diukur dengan menggunakan Safety Climate Questionnaire

(SCQ) yang dibuat oleh Glendon dan Litherland, 2001 yang dikutip dalam penelitian

Wills, 2005. Kuesioner tersebut terdiri atas enam faktor dan tiga puluh dua indikator.

Dalam penelitian ini, hanya mengutip beberapa bagian yang telah disesuaikan dan

ditambahkan satu faktor, yaitu mengenai Importance of Safety Training, serta tiga

indikator yang mengukurnya. Faktor Importance of Safety Training merupakan faktor

yang dibuat oleh Zohar, 1980 yang dikutip dalam penelitian Cooper dan Phillips, 2004.

Berikut adalah kuesioner mengenai keselamatan kerja yang telah dimodifikasi dalam

penelitian seperti dalam Tabel 2.

Tabel 2 Operasionalisasi Variabel Keselamatan Kerja Variabel Laten Indikator Skala Pengukuran

Keselamatan

Kerja (S) Communication and support

(S1)

(S2)

(S3)

Masalah keselamatan kerja secara terbuka dibicarakan antara para

karyawan dan para supervisor

Para karyawan dapat melaporkan/menyampaikan ketika ada perubahan

antara praktek dengan rencana kerja

Perubahan dalam prosedur bekerja dan pengaruhnya pada keselamatan,

dikomunikasikan secara efektif pada para karyawan

Skala Likert 5 poin.

1 = Tidak pernah,

2 = Jarang,

3 = Kadang-kadang,

4 = Sering, dan

5 = Selalu.

Personal Protective Equipment

(S4)

(S5)

(S6)

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) diawasi untuk mengidentifikasi

area permasalahan

Karyawan diminta sarannya untuk perbaikan desain APD

Penggunaan APD ditingkatkan

Skala Likert 5 poin.

1 = Tidak pernah,

2 = Jarang,

3 = Kadang-kadang,

4 = Sering, dan

5 = Selalu.

Page 6: PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah Nenny S2.pdf · Kerja K3 Nasional, ... Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi

Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 2 Agustus 2008

6

Tabel 2 Operasionalisasi Variabel Keselamatan Kerja (Lanjutan) Variabel Laten Indikator Skala Pengukuran

Work Pressure

(S7)

(S8)

(S9)

Ada jumlah karyawan yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan yang

diperlukan

Jadwal waktu untuk menyelesaikan pekerjaan sudah realistis/sesuai

Beban kerja layak dan seimbang dengan kemampuan karyawan

Skala Likert 5 poin.

1 = Tidak pernah,

2 = Jarang,

3 = Kadang-kadang,

4 = Sering, dan

5 = Selalu.

Relationship

(S10)

(S11)

(S12)

Karyawan yakin masa depan keselamatan kerja mereka pada

perusahaan ini

Di perusahaan ini terdapat hubungan kerja yang baik

Karyawan mempercayai manajemen

Skala Likert 5 poin.

1 = Tidak pernah,

2 = Jarang,

3 = Kadang-kadang,

4 = Sering, dan

5 = Selalu.

Safety Rules

(S13)

(S14)

(S15)

Aturan/prosedur keselamatan kerja selalu dilaksanakan

Aturan/prosedur keselamatan kerja dapat dilaksanakan tanpa membuat

kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan

Aturan/prosedur keselamatan kerja tetap dilaksanakan walaupun dalam

keadaan darurat

Skala Likert 5 poin.

1 = Tidak pernah,

2 = Jarang,

3 = Kadang-kadang,

4 = Sering, dan

5 = Selalu.

Adequacy of Procedures

(S16)

(S17)

(S18)

Prosedur keselamatan kerja sudah lengkap dan menyeluruh

Para karyawan dengan mudah mengidentifikasi prosedur keselamatan

kerja yang berhubungan dengan tiap pekerjaan

Sistem manajemen dokumentasi keselamatan kerja yang efektif

memastikan kelancaran kerja saat diperlukan

Skala Likert 5 poin.

1 = Tidak pernah,

2 = Jarang,

3 = Kadang-kadang,

4 = Sering, dan

5 = Selalu.

Importance of Safety Training

(S19)

(S20)

(S21)

Keikutsertaan dalam pelatihan keselamatan kerja

Kecepatan karyawan dalam menangani kecelakaan kerja

Risiko-risiko yang dapat terjadi dan akibatnya diidentifikasi dalam

pelatihan/training keselamatan kerja

Skala Likert 5 poin.

1 = Tidak penting,

2 = Kurang penting,

3 = Cukup penting,

4 = Penting, dan

5 = Sangat penting.

Sumber : Wills, 2005

2. Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja diukur dengan menggunakan Employee Health Survey yang

dikembangkan oleh Boyd, dkk., 2006. Kuesioner tersebut terdiri atas 24 indikator.

Setelah dilakukan penyesuaian dalam penelitian ini, kuesioner mengenai kesehatan

kerja, terdiri dari 8 indikator, seperti dalam Tabel 3.

Tabel 3 Operasionalisasi Variabel Kesehatan Kerja Variabel Laten Indikator Skala Pengukuran

Kesehatan Kerja (H) (H22)

(H23)

(H24)

(H25)

(H26)

(H27)

(H28)

(H29)

Saya merasa kurang berolahraga

Saya merasa kurang gizi/nutrisi

Saya mengalami kelebihan berat badan

Saya adalah perokok

Saya sering merasa stress

Saya merasa kualitas tidur saya kurang

Secara keseluruhan, saya merasa tidak sehat sekarang

Secara keseluruhan, saya merasa kesehatan mental

saya tidak baik

Skala Likert 5 poin.

1 = Tidak sesuai,

2 = Saya tidak ingin berubah

dalam 6 bulan ke depan,

3 = Saya ingin berubah

dalam 6 bulan ke depan,

4 = Saya ingin berubah bulan

depan, dan

5 = Saya mencoba untuk

berubah sekarang.

Sumber : Boyd, dkk., 2006

3. Lingkungan Kerja dari Segi Fisik

Lingkungan kerja dari segi fisik diukur dengan menggunakan Employee Health

Survey yang dikembangkan oleh Boyd dkk., 2006. Kuesioner tersebut terdiri atas 18

indikator. Setelah dilakukan penyesuaian dalam penelitian ini, kuesioner mengenai

lingkungan kerja dari segi fisik, terdiri dari 10 indikator, seperti dalam Tabel 4.

Page 7: PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah Nenny S2.pdf · Kerja K3 Nasional, ... Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi

Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 2 Agustus 2008

7

Tabel 4 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Kerja dari Segi Fisik Variabel Laten Indikator Skala Pengukuran

Lingkungan

Kerja dari Segi

Fisik (EP)

(EP30)

(EP31)

(EP32)

(EP33)

(EP34)

(EP35)

(EP36)

(EP37)

(EP38)

(EP39)

Di tempat kerja terasa panas yang berlebihan

Kualitas udara di tempat kerja jelek

Tempat kerja terlalu bising

Tempat kerja tidak luas/sempit

Pencahayaan pada tempat kerja kurang

Saya sering diperintahkan untuk melaksanakan

pekerjaan dengan tidak aman

Pelatihan keselamatan kerja tidak cukup

Risiko ketegangan secara fisik (misalnya, pada

punggung, leher, pergelangan tangan)

Saya bekerja dengan teman kerja yang berkata

kasar/tidak sopan

Saya bekerja dengan teman kerja yang

berkelakuan kasar/tidak sopan

Skala Likert 5 poin.

1 = Sangat tidak setuju,

2 = Tidak setuju,

3 = Ragu-ragu,

4 = Setuju, dan

5 = Sangat setuju.

Sumber : Boyd, dkk., 2006

4. Lingkungan Kerja dari segi Psikologi dan Sosial

Lingkungan kerja dari segi psikologi dan sosial diukur dengan menggunakan

Employee Health Survey yang dikembangkan oleh Boyd dkk., 2006. Kuesioner

tersebut terdiri atas 16 indikator. Setelah dilakukan penyesuaian, untuk kuesioner ini,

terdiri dari 6 indikator, seperti dalam Tabel 5.

Tabel 5 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Kerja dari Segi Psikologi dan Sosial Variabel Laten Indikator Skala Pengukuran

Lingkungan

Kerja dari Segi

Psikologi dan

Sosial (EPS)

(EPS40)

(EPS41)

(EPS42)

(EPS43)

(EPS44)

(EPS45)

Saya merasa puas dengan jumlah keterlibatan

yang saya lakukan dalam membuat keputusan

yang mempengaruhi pekerjaan saya

Saya merasa benar-benar dihargai (berkaitan

dengan pujian dan penghargaan) untuk nilai

usaha yang saya lakukan untuk pekerjaan saya

Saya merasa puas dengan kejujuran dan

penghormatan yang saya terima pada pekerjaan

Saya mempunyai kontribusi dan keahlian yang

cukup untuk melaksanakan pekerjaan saya

Perusahaan ini perhatian dengan kesehatan saya

Perusahaan menyediakan tunjangan yang cukup

untuk membantu saya dan keluarga saya dengan

masalah kesehatan

Skala Likert 5 poin.

1 = Sangat tidak setuju,

2 = Tidak setuju,

3 = Ragu-ragu,

4 = Setuju, dan

5 = Sangat setuju.

Sumber : Boyd, dkk., 2006

5. Produktivitas

Produktivitas kerja diukur dengan kuesioner yang dikembangkan oleh

Droussiotis, 2004. Secara teori, produktivitas kerja dinilai dari Effectiveness dan

Efficiency. Dalam penelitian Droussiotis, 2004, disebutkan 21 indikator mengenai

produktivitas kerja, namun karena penelitian ini tidak hanya menilai produktivitas

kerja, maka jumlah indikator untuk produktivitas kerja dipilih hanya beberapa saja.

Pada Tabel 6, ditunjukkan mengenai kuesioner produktivitas kerja dan indikatornya

yang terdiri dari 6 indikator.

Tabel 6 Operasionalisasi Variabel Produktivitas Kerja Variabel Laten Indikator Skala Pengukuran

Produktivitas

Kerja (P) Effectiveness Skala Likert 5 poin.

1 = Sangat tidak setuju,

2 = Tidak setuju,

3 = Ragu-ragu,

4 = Setuju, dan

5 = Sangat setuju.

(P46)

(P49)

(P50)

Saya dapat mengendalikan keadaan/situasi yang terjadi

disekitar saya

Saya mudah menghargai atas keputusan orang lain

Saya percaya bahwa saya dapat mengatasi segala

rintangan

Page 8: PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah Nenny S2.pdf · Kerja K3 Nasional, ... Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi

Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 2 Agustus 2008

8

Tabel 6 Operasionalisasi Variabel Produktivitas Kerja (Lanjutan) Variabel Laten Indikator Skala Pengukuran

Efficiency

(P47)

(P48)

(P51)

Saya adalah yang paling termotivasi dengan bekerjasama

dengan orang lain dalam suatu kelompok

Saya termotivasi oleh uang

Saya memberi pendapat tentang situasi kerja, hanya jika

ditanya oleh orang lain

Sumber : Droussiotis, 2004

Pemberian nomor dari 1 sampai 51 setelah huruf yang merupakan singkatan

dari tiap variabel laten, disesuaikan dengan urutan daftar pertanyaan, sehingga tampak

di sini, total jumlah indikator dalam penelitian ini ada 51 indikator.

3. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.1. Penentuan Sampel

Cara mengumpulkan data dilihat dari segi luasnya obyek penelitian, maka

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sampling. Sampling adalah cara

mengumpulkan data dengan jalan mencatat atau meneliti sebagian kecil saja dari

seluruh elemen yang menjadi obyek penelitian. Maka, hasil yang diperoleh adalah nilai

karakteristik perkiraan (estimate value) saja, dan dari sampel itu, dapat diperkirakan

nilai sesungguhnya dari populasi yang sedang diteliti. Oleh karena itu, untuk

mendapatkan nilai perkiraan yang baik, sampel yang diambil haruslah bersifat

representatif (dapat mencerminkan atau mewakili populasi). Menurut Boomsma,

1987:84 yang dikutip oleh Ghozali dan Fuad, 2005:13, menganjurkan bahwa estimasi

persamaan struktural melalui metode Maximum Likelihood akan efektif apabila jumlah

sampelnya paling tidak berjumlah 200. Penelitian yang menggunakan sampel kurang

dari 100 akan menghasilkan kesimpulan hasil yang tidak tepat. Menurut Ding dkk.,

yang dikutip oleh Ghozali dan Fuad, 2005:13, menyebutkan bahwa ukuran sampel 100

sampai 150 merupakan ukuran sampel minimum. Sampel yang diolah dalam penelitian

ini sebanyak 126 dari 228 kuesioner yang disebarkan.

3.2. Perancangan Kuesioner

Berdasarkan operasionalisasi variabel, dapat dirumuskan kuesioner penelitian

yang terdiri atas enam bagian, yaitu mengenai :

1. Karakteristik Responden (meliputi jenis divisi produksi, bagian, seksi, jabatan, usia,

pendidikan, dan masa kerja).

2. Keselamatan Kerja

3. Kesehatan Kerja

4. Lingkungan Kerja dari Segi Fisik

5. Lingkungan Kerja dari segi Psikologi dan Sosial

6. Produktivitas Kerja

Mengenai keselamatan kerja sampai produktivitas kerja sudah dijelaskan pada

Sub bab 2.3.

3.3. Pengolahan Data

Pada penelitian ini, digunakan beberapa perangkat lunak untuk mengolah data,

yaitu Excel 2007, SPSS (Statistical Product and Service Solution) 11, dan LISREL

(Linear Structural Relationships) 8.30. Data mentah yang diperoleh dari kuesioner

Page 9: PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah Nenny S2.pdf · Kerja K3 Nasional, ... Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi

Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 2 Agustus 2008

9

yang kembali dan layak diolah, direkap dengan bantuan perangkat lunak Excel 2007

dan SPSS 11.

Kemudian, mengolah seluruh data (data karakteristik responden dan indikator)

dengan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis tabulasi silang (crosstab), dengan

bantuan perangkat lunak SPSS 11.

Lalu, data indikator per variabel laten diolah dengan metode CFA melalui

perangkat lunak LISREL 8.30. Dari hasil CFA yang sudah valid dan reliabel,

pengolahan data dilanjutkan dengan metode SEM, yang merupakan metode final dalam

penelitian ini, dengan bantuan perangkat lunak LISREL 8.30.

HASIL DAN DISKUSI

Dari Kusnendi, 2008:270, diketahui bahwa SEM adalah metode analisis data

multivariat yang bertujuan menguji model pengukuran dan model struktural variabel

laten. Disebutkan pula dalam Kusnendi, 2008:275, dalam SEM terdapat dua model

yang digabungkan, sehingga diperoleh sebuah full SEM model yang disebut basic

model (Joreskog dan Sorbom, 1993; 1996) atau disebut juga hybrid model (Kline,

1998, dalam Holbert dan Stephenson, 2002). Merujuk model struktural dan model

pengukuran dapat dirumuskan hybrid model studi produktivitas kerja sebagaimana

dijelaskan Gambar 2.

Keselamatan

Kerja (S)

Kesehatan Kerja

(H)

Produktivitas

Kerja (P)

Lingkungan Kerja dari

segi Fisik (EP)

Lingkungan Kerja dari

segi Psikologi dan

Sosial (EPS)

e22P46

P47

P48

P49

P50

P51

e23

e24

e25

e26

e27

d1 EP30

EP31

EP32

EP33

EP34

EP35

d2

d3

d4

d5

d7

d6

EP36

EP37

EP38

EP39

EPS40

EP35

d8

d9

d10

d11

d12

EPS40

EPS41

d13

d14

EPS42d15

EPS43d16

EPS44d17

EPS45d18

e14S14

S17

S18

S19

S20

S21

e17

e18

e19

e20

e21e1 S1

e15

S13 e13

S11

e12

S12

S15

e11

S16

e1S10

e8

S9

e7

S8

e16

S7

e6 S6

e5 S5

e4 S4

e3 S3

e2 S2

e9

e10

H29

H28

e35

e34

H27

e32H26

e33

H22

H23

e28

e29

H24e30

H25e31

Gambar 2 Hybrid Model Penelitian

Dengan cara yang sama dengan pengolahan CFA dengan LISREL sebelumnya,

namun melibatkan seluruh indikator dan variabel laten, maka diperoleh pengolahan

data untuk SEM sebagai berikut.

Page 10: PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah Nenny S2.pdf · Kerja K3 Nasional, ... Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi

Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 2 Agustus 2008

10

Gambar 3 Statistik t-value Parameter Hybrid Model Penelitian (n=126)

Tabel 7 Ringkasan Hasil Uji Kesesuaian Hybrid Model Penelitian Ukuran Goodness of Fit Test Hasil Uji Kriteria Uji Keterangan

Chi square (χ2) 389.84 Diharapkan kecil

Derajat kebebasan (df) 979 -

P-value 1 ≥ 0.05 (maks. 1) Sempurna

RMSEA 0 ≤ 0.08 (maks. 1) Sempurna

GFI 0.88 ≥ 0.90 Baik

AGFI 0.87 ≥ 0.90 Baik

NFI 0.80 ≥ 0.90 Baik

NNFI 6.89 ≥ 0.90 Baik

CFI 1 ≥ 0.90 (maks. 1) Sempurna

KESIMPULAN

1. Faktor variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja berpengaruh langsung

terhadap produktivitas kerja.

2. Lingkungan kerja dari segi fisik berpengaruh langsung terhadap kesehatan, namun

tidak berpengaruh pada keselamatan kerja, dan berpengaruh tidak langsung

terhadap produktivitas melalui keselamatan kerja.

Page 11: PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah Nenny S2.pdf · Kerja K3 Nasional, ... Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi

Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 2 Agustus 2008

11

3. Untuk lingkungan kerja dari segi psikologi dan sosial, berpengaruh langsung

terhadap keselamatan kerja, namun tidak berpengaruh terhadap kesehatan kerja,

dan berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui kesehatan kerja.

4. Model final penelitian yang diperoleh dari metode SEM, diperoleh model yang fit,

dengan nilai Chi-Square = 389.84, P-value = 1 (sempurna), dan RMSEA = 0

(sempurna).

5. Dari SEM, diketahui bahwa indikator yang paling berpengaruh terhadap

produktivitas adalah P49, yaitu kemudahan untuk menghargai keputusan orang

lain, dengan angka loading factor = 3.96.

6. Indikator yang paling berpengaruh terhadap keselamatan kerja adalah S11, yaitu

hubungan kerja yang baik, dengan angka loading factor = 6.87.

7. Untuk kesehatan kerja, indikator yang paling berpengaruh adalah H29, yaitu

kondisi kesehatan mental, dengan angka loading factor = 6.96.

8. Indikator yang paling berpengaruh terhadap lingkungan kerja dari segi fisik adalah

EP33, yaitu luas/sempitnya tempat kerja, dengan angka loading factor = 5.91.

9. Indikator yang paling berpengaruh terhadap lingkungan kerja dari segi psikologi

dan sosial adalah EPS44, yaitu perhatian perusahaan terhadap kesehatan, dengan

angka loading factor = 6.33.

DAFTAR PUSTAKA Boyd, Neil dkk. (2006), Employee and Workplace : British Columbia Community Social

Service Sector, Final Report, British Columbia Community Social Services Sector,

http://www.communitysocialservicesmatter.ca/files/Component%203%20-

%20employee%20and%20Workplace%20Heatlh%20study.pdf

Cooper, M.D. dan Phillips, R.A. (2004), ”Exploratory Analysis of The Safety Climate

and Safety Behavior Relationship”, Journal of Safety Research, Vol. 35, Hal.

479–512, www.b-safe.net/articles/bsms14.pdf. De Greef, Marc, dkk. (2004), Working Environment and Productivity, Working Paper

European Agency for Safety and Health at Work, Luxemburg.

DK3N. (2007), Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007 – 2010, Dewan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), Jakarta. Droussiotis, Annbel (2004), “The Profile of High Performing Employees in Cyprus”, The

Journal of Business in Developing Nations, Vol. 8,

http://www.ewp.rpi.edu/jbdn/jbdnv802.pdf Ghozali, Imam dan Fuad (2005), Structural Equation Modeling – Teori, Konsep dan Aplikasi

dengan Program LISREL 8.54, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Semarang.

Kusnendi (2008), Model-Model Persamaan Struktural – Satu dan Multigrup sampel

dengan LISREL, Alfabeta, Bandung.

Nazarudin, M. Iwan (2007), Analisis Faktor-Faktor Program Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat Mendukung Program Manajemen Mutu

ISO 9001 : 2000 untuk Peningkatan Mutu Produk (Studi Kasus PT. A.

Schulman Indonesia), Tesis, Program Magister Manajemen Teknologi, ITS,

Surabaya. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Sarwono (2006), Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14, Penerbit Andi, Yogyakarta. Suardi, Rudi (2005), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Seri Manajemen

Operasi No. 11, Penerbit PPM, Jakarta.

Page 12: PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION …personal.its.ac.id/files/pub/2895-m_sritomo-ie-Makalah Nenny S2.pdf · Kerja K3 Nasional, ... Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi

Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 2 Agustus 2008

12

Tompa, Emile, (2002), The Impact of Health on Productivity : Empirical Evidence and Policy

Implications, The Review of Economic Performance and Social Progress. Hal. 181 –

202.

Treiber, Linda Ann (2005), Waorkplace Organization, Labor Process Control and

Occupational Health, Disertasi, North Carolina State University.

Wills, Andrew R.; Biggs, Robert C.; Watson, Berry (2005), “Analysis of a Safety Climate

Measure for Occupational Vehicle Drivers and Implications for Safer Workplaces”,

Australian Journal of Rehabilitation Counselling, Vol. 11, No. 1, Hal. 8-21,

http://eprints.qut.edu.au/archive/00002917/01/2917.pdf