Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

30
FLEKSIBILITAS STRUKTUR SOSIAL DALAM MEMPENGARUHI TRANSFORMASI AGRARIS DI DUSUN SLATRI, DESA PAIT, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG (Studi Kritis Mengenai Pengaruh Fleksibilitas Struktur Sosial terhadap Perubahan Hasil Produksi Di Dusun Slatri, Desa Pait, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang) Nama Kelompok : Benny Daniarsa (D0308026) A. Nimas Kesuma Negari (D0310002) Belva Hendry Lukmana (D0310014) Irqas Aditya Herlambang (D0310032) M. Ainun Najib (D0310044) Nur Ibrahim Tikko (D0310050) Yuni Wulan Ndari (D03310066)

description

Tugas perkuliahan kami di Sosiologi FISIP UNS , semoga bisa menjadi bahan referensi dan bermanfaat, pertanyaan lebih lanjut hub [email protected]

Transcript of Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

Page 1: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

FLEKSIBILITAS STRUKTUR SOSIAL DALAM MEMPENGARUHI

TRANSFORMASI AGRARIS DI DUSUN SLATRI, DESA PAIT,

KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG

(Studi Kritis Mengenai Pengaruh Fleksibilitas Struktur Sosial terhadap

Perubahan Hasil Produksi Di Dusun Slatri, Desa Pait, Kecamatan Kasembon,

Kabupaten Malang)

Nama Kelompok :

Benny Daniarsa (D0308026)

A. Nimas Kesuma Negari (D0310002)

Belva Hendry Lukmana (D0310014)

Irqas Aditya Herlambang (D0310032)

M. Ainun Najib (D0310044)

Nur Ibrahim Tikko (D0310050)

Yuni Wulan Ndari (D03310066)

Page 2: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah masyarakat pasti memiliki struktur sosial, dimana struktur sosial ini

yang akan memengaruhi masyarakat didalamnya. Struktur sosial bersifat sistematis,

teratur, permanen sepanjang agen memproduksinya dimasa depan. Struktur sosial

memiliki kapasitas ganda, baik mengekang maupun mendorong (menyediakan

sumber daya) agensi manusia. Struktur sosial bisa menjadi alat dan menjadikan

konsekuensi tindakan manusia (Giddens,2008:419).

Suatu struktur terdapat dua unsur yaitu aturan dan sumber daya

(Giddens,2008:418), jadi struktur sosial hanya akan terwujud bila ada aturan dan

sumber daya. Keduanya sangat penting untuk mereproduksi sistem sosial. Karena itu,

struktur sosial menjelma dalam ingatan orang yang memiliki banyak pengetahuan

(Waters,1994:46-48 dan Jary,1991:258). Sumber daya yang menjadi unsur struktur

sosial tersebut dimiliki oleh seorang agen dimana akan digunakan untuk melakukan

monitoring refleksif terhadap suatu struktur sosial yang ada di suatu tempat.

Dalam sebuah struktur masyarakat pedesaan tentu saja memiliki karakteristik

mata pencaharian tertentu, misalnya saja industri, perikanan maupun pertanian.

Seiring berjalannya waktu terjadi perubahan pekerjaan utama. Seperti contoh kasus

penduduk di Tanjung Menang, kecamatan Mesuji Timur yang semula mayoritas

penduduk merupakan peternak sapi berubah menjadi petani kelapa sawit dan karet.

Hal ini terjadi karena sapi-sapi yang mereka peroleh dari program inpres kabupaten

dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mulai menghasilkannya tanaman keras

berupa kelapa sawit dan karet yang juga mereka peroleh bibitnya dari program inpres

(bappenas,2010)

Page 3: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

Slatri adalah sebuah Dusun di Desa Pait Kabupaten Malang yang juga

memiliki struktur sosial sehingga didalamnya ada unsur berupa aturan dan sumber

daya. Sifat struktur sosial di Slatri sendiri akan mempengaruhi peran yang dapat

dijalankan seorang agen dalam transformasi agraris.

Dengan mengidentifikasi bentuk struktur yang ada dalam masyarakat disana

kita dapat kritis terhadap fungsi seorang agen dalam transformasi agraris, apakah

mampu memanfaatkan monitoring refleksif ataupun tidak serta dampak yang

ditimbulkan dari sebuah struktur dalam mempengaruhi perubahan hasil produksi.

Rumusan masalah

1. Bagaimana fleksibilitas struktur sosial dalam kehidupan bermasyarakat di

dusun Slatri?

2. Bagaimana relasi fleksibilitas struktur terhadap perubahan hasil produksi di

desa slatri?

Tujuan penelitian :

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui fleksibilitas struktur masyarakat di dusun slatri

2. Mengetahui seberapa jauh pengaruh fleksibilitas struktur yang ada di dusun

Slatri terhadap perubahan hasil produksi

Manfaat Penelitian :

Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan manfaat penelitian sebagai berikut :

1. Menambah wawasan serta pengalaman di bidang penelitian kualitatif

2. Menambah pemahaman mengenai bentuk struktur constrain atau enabling

3. Menambah daya kritis terhadap suatu masalah

Page 4: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Yang Digunakan

A. Fleksibilitas Struktur

Menurut Giddens, struktur didefinisikan sebagai “properti-properti

yang berstruktur (aturan dan sumber daya), properti yang memungkinkan

praktik sosial berupa yang dapat dijelaskan untuk eksis di sepanjang ruang

dan waktu yang membuatnya menjadi bentuk sistemik”. Struktur dapat

terwujud jika terdapat aturan dan sumber daya. Sumber daya yang secara

analitis dibedakan Giddens sebagai sumber daya alokatif (allocative

resources) dan sumber daya otoritatif (authoritatice resources) merupakan

parameter utama bagi agensi dalam menjelmakan kekuasaannya. Sehingga

konsep strukturasi menyatakan bahwa “struktur hanya ada di dalam dan

melalui aktivitas agen manusia”. Giddens tidak sepakat bahwa struktur berada

“diluar” dan “eksternal” terhadap aktivitas individu. Menurut Giddens,

struktur adalah apa yang membentuk dan menentukan terhadap kehidupan

sosial, tetapi bukan struktur itu sendiri yang membentuk dan menentukan

kehidupan sosial itu. Sehingga dalam permasalahan ini menganggap adanya

dwi rangkap struktur yang menunjukkan bahwa agen manusia secara kontinyu

mereproduksi struktur sosial – artinya individu dapat melakukan perubahan

atas struktur sosial. (Giddens,2008:417).

Menurut Giddens, Struktur tidak disamakan dengan kekangan

(constraint) namun selalu mengekang (constraining) dan membebaskan

(enabling). Struktur dan agensi (dengan tindakan-tindakannya) tidak bisa

dipahami secara terpisah. Pada tingkatan dasar, misalnya, orang menciptakan

masyarakat, namun pada saat yang sama orang juga dikungkung dan dibatasi

(constrained) oleh masyarakat. (Giddens,2008:413).

Page 5: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

Teori strukturasi Giddens didasakan pada proposisi bahwa struktur itu

selalu memberi kemudahan dan paksaan (enabling dan constraining),

berdasarkan hubungan yang ada antara struktur dan agen (agensi dan

kekuasaan).

B. Transformasi agraris

Transformasi pertanian biasanya dihubungkan dengan pembangunan

pedesaan (Rural Development), yang didalamnya mencakup hubungan sosial

ekonomi pedesaan dan ekonomi nasional secara keseluruhan. Jika

perkembangan itu sifatnya tidak “melingkar” (cyclical), melainkan secara

mendasar menghasilkan bentuk, pola atau susunan baru, maka proses

perubahan itu biasanya disebut dengan istilah transformasi. Dalam pandangan

sosiologis, sebagian pakar berpendapat bahwa yang dimaksud dengan

perubahan mandasar itu lalu disebut dengn istilah transformasi Struktural.

Transformasi struktural suatu masyarakat biasanya diartikan sebagai

proses perubahan susunan sosial ekonomi, atau secara lebih khusus mengacu

kepada perubahannya masyarakat agraris tradisional menjadi masyarakat yang

didalamnya sistem produksi pertanian tidak lagi bersifat eksklusif, melainkan

terintegrasi dengan pilar-pilar ekonomi lainnya, atau menyatu kepada sistem

ekonomi secara keseluruhan sehingga lebih produktif, dan tingkat hidup

rakyat jadi lebih baik (Harriss, 1982: 161-176).

Para ilmuwan mengidentifikasi adanya tiga jalan, cara atau model

yang memungkinkan terjadinya transformasi. Pertama, transformasi struktural

terjadi melalui pengembangan usaha tani kapitalistik, yang mungkin

melibatkan pembentukan satuan-satuan produksi berskala besar dan menyerap

hampi seluruh sektor pertanian kecil. Kedua, transformasi juga dapat terjadi

melalui pembentukan usaha tani koperatif berskala besar yang diprakarsai

pemerintah, usaha tani kolektif atau usaha tani negara. Ketiga transformasi

juga terjadi atas dasar pengembangan model usaha tani berskala kecil yang

dapat modal (Harriss, 1982:15-16).

Page 6: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

C. Konsep Kepemilikan Lahan

Pengertian lahan disini adalah pemanfaatan lahan khususnya sawah

dalam menghasilkan pendapatan. Kondisi sekarang lahan pertanian banyak

beralih fungsi mengikuti pertumbuhan penduduk dan kebutuhan dalam

perkembangan ekonomi.

Konsep pemilikan lahan menurut Wiradi, kata “pemilikan” disini

menunjuk pada penguasaan formal. Hak milik atas tanah berkaitan dengan

hak-hak yang dimiliki seseorang atas tanah, yaitu hak yang sah untuk

menggunakannya, mengolahnya, menjualnya, dan memanfaatkan bagian-

bagian tertentu dari permukaan lahan (Wiradi, 2008).

Menurut Wiradi, konsep pemilikan lahan dengan penguasaan lahan

perlu dibedakan. Kata pemilikan menunjuk pada penguasaan formal,

sedangkan kata penguasaan menunjuk pada penguasaan efektif. Pemilikan

lahan tidak selalu mencerminkan penguasaan lahan (Wiradi,2008).

Konsep pemilikan lahan pada penelitian ini, berkaitan dengan jenis

status hak pemilikan, cara perolehan lahan pertanian, perubahan luas lahan

yang dimiliki dan pola hubungan produksi yang diterapkan pemilik.

D. Hubungan Struktur Sosial dengan Perubahan Hasil Produksi

Menurut R. Hefner (1990) Proses transformasi pertanian pada dasarnya

merupakan sebuah proses pembangunan pertanian, yaitu suatu proses perubahan pada

berbagai aspek di bidang pertanian. Perubahan tersebut tidak hanya berupa

mekanisasi dan teknologi namun lebih jauh lagi pada ekonomi dan kehidupan sosial

mayarakatnya, seperti masalah perubahan identitas, otoritas, dan budaya masyarakat

itu sendiri. Sebagai sebuah negara yang agraris, sebagian besar penduduk pedesaan di

Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Dengan demikian proses

transformasi pertanian dapat dikatakan sebagai proses transformasi pedesaan. Proses

ini menyentuh seluruh lapisan masyarakat di penjuru Indonesia.

Page 7: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

BAB III

METODE PENELITIAN

Suatu metode ilmiah dapat dipercaya apabila disusun dengan mempergunakan

suatu metode yang tepat. Metode merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat

memahami obyek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan.

Metode adalah pedoman–pedoman, cara seseorang ilmuwan mempelajari dan

memahami lingkungan–lingkungan yang dihadapi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode–metode sebagai

berikut:

1. Strategi Penelitian

Metode Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kritis dimana dalam

suatu masyarakat terdapat suatu hubungan yang sifatnya kontradiktif. Pada

pendekatan ini selain mementingkan kritisi dari kondisi yang ada, juga

mementingkan untuk melakukan pergerakan-pergerakan.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian yang bersifat

kualitatif dengan menggunakan metode kritis , peneliti menggambarkan atau

melukiskan keadaan subyek atau obyek pada saat sekarang berdasarkan fakta

yang nampak.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Dusun Slatri, Desa Pait, Kecamatan Kasembon,

Kabupaten Malang dikarenakan di desa tersebut terdapat transformasi hasil

produksi dari produksi susu sapi menjadi hasil pertanian.

4. Sumber Data

Data yang diperlukan:

Page 8: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

a. Data primer

Merupakan keterangan atau fakta yang diperoleh secara langsung dari

lapangan. Data primer ini didapat dari wawancara dengan masyarakat yang

berprofesi sebagai petani serta yang dianggap sebagai tokoh masyarakat.

Wawancara di lakukan kepada 5 responden.

b. Data sekunder

Yaitu data yang mendukung sumber data primer berupa data dari buku-buku,

literatur, peraturan-peraturan dan lain-lain yang berhubungan dengan

penelitian ini. Buku-buku yang di dapat adalah buku 20 tokoh sosiologi

(Rahmat K dwi susilo), press release yang ditebitkan oleh Perhimpunan

Ekonomi Pertanian Indonesia serta data monografi dusun slatri yang di dapatkan

dari kepala desa setempat.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara

Dalam metode ini penulis mengadakan tanya jawab langsung dengan

responden di Dusun Slatri, Desa Pait, Kecamatan Kasembon, Kabupaten

Malang. Penulis akan melakukan wawancara dengan masyarakat yang

berprofesi sebagai petani serta yang dianggap sebagai tokoh masyarakat.

Wawancara di lakukan kepada 5 responden yang berkaitan dengan masalah

yang di cari

Responden pertama adalah bapak ichsan yang merupakan bayan di dusun

tersebut , pak ichsan merupakan agen di sini yang mengganti hasil produksi

tersebut.

Responden kedua adalah ibu siti aminah adalah seorang petani yang menjual

sapi-sapinya karena hasil yang di dapat dari penjualan susu sapi tidak cukup

membiayai.

Responden ketiga adalah bapak sulihat merupakan pemilik toko kelontong di

dusun tersebut, bpk sulihat tidak memiliki sawah ataupun sapi , dia hanya

menjadi buruh.

Page 9: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

b. Dokumentasi

Dokumentasi yang kami ambil pada saat penelitian berupa foto-foto

yang di ambil pada saat turun ke lapangan , kemudian ada pula monografi

desa yang di dapat kan dari kelurahan setempat lalu ada rekaman pembicaraan

pada saat wawancara dengan responden.

6. Teknik Pengambilan sampling

Teknik pengambilan sampling pada peneltian ini menggunakan purposive

sampling, yaitu dengan mengumpulkan informasi dari informan yang

dianggap mengetahui tentang masalah yang dikaji seperti petani sebagai

penggarap lahan, pak bayan sebagai pemimpin di dusun tersebut yang

memiliki kebun dan pernah memiliki beberapa sapi.

7. Metode analisis data

Dalam sebuah masyarakat pedesaan mengenai kepemilikan lahan pada

dasarnya lahan tersebut awalnya dimiliki oleh diri sendiri namun, ketika hadir

seorang agen dengan sumber daya yang dia miliki sedikit demi sedikit

kepemilikan lahan tersebut terakumulasi kepada agen tertentu sehingga

memiliki otoritas penuh dalam mengatur kehidupan ekonomi para buruh serta

masyarakat dusun Slatri. Dalam kehidupan bermasyarakat para agen yg

menguasai lahan tersebut dimungkinkan dapat mempengaruhi berbagai

keputusan yang diambil di dusun Slatri.

Dalam memperoleh berbagai data tersebut menggunakan model

analisa interaktif, Sedangkan yang dimaksud dengan metode analisis

interaktif, ialah model analisa yang terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu

sebagai berikut:

a.data collection

data yang di kumpulkan mengenai siapa yang memiliki banyak lahan

dan sebelum nya memiliki sapi yang di jual susu nya sebagai hasil produksi

Page 10: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

guna mengetahui siapa agen. Mengetahui sejarah dari kepemilikan lahan dan

pekerjaan masyarakat di slatri yang ada kebanyakan, pendidikan penduduk

guna mengetahui kecenderungan masyarakat menjual lahan banyaknya ternak

yang di miliki guna mengetahui hasil produksi susu pada saat memelihara sapi

yang akan di bandingkan hasil produksinya dengan hasil pertanian, jenis

pekerjaan guna mengetahui peranan sektor pertanian sebagai sumber mata

pencahariaan utama. Serta berbagai informasi lain yang mendukung

pernyataan diatas.

b. Sajian data

setelah mendapatkan informasi mengenai transformasi agraris di dusun

slatri peneliti menyajikan data berupa pernyataan yang diperoleh dari

responden serta dokumentasi, data tersebut akan disajikan dalam bentuk

deskriptif dimana akan dianalisis hubungan-hubungan antar data untuk

kemudian saling dikaitkan untuk kemudian diketahui pengaruh kapitalisme

dalam mengendalikan sektor ekonomi khususnya mengenai hasil produksi di

dusun slatri.

c. Kesimpulan

Setelah memahami maksud berbagai hal yang ditemui dengan

melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pertanyaan-pertanyaan, alur sebab

akibat akhirnya dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa transformasi agraris di

dusun slatri terjadi pada hasil produksi nya yang sebelum nya kebanyakan dari

masyarakat menjual susu sapi untuk penghasilan saat ini banyak warga yang

memilih menjual sapi nya untuk di belikan lahan. kemudian dilakukan sebuah

aksi guna menindaklanjuti penelitian tersebut. Jenis aksi yang kami gunakan

adalah membuat press release yang kami sebarkan di berbagai jejaring sosial

guna mengundang perhatian khalayak terhadap kejadian yang ada.

Page 11: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

Untuk lebih jelas, penulis akan memberikan gambaran (skema) model

analisis interaktif sebagai berikut :

Pengumpulan Data

Sajian Data

Penarikan

Kesimpulan

Page 12: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

BAB IV

DISKRIPSI LOKASI

Kami melakukan penelitian ini di Desa Pait Kecamatan Kasembon Kabupaten

Malang. Dari Solo menepuh perjalanan kurang lebih 3,5 jam menggunakan kereta

lalu oper menggunakan kendaraan dari sana menuju desa Pait. Desa Pait cukup dekat

dengan perbatasan Kabupaten Malang dengan Kabupaten Kediri. Dengan Luas

Wilayah Desa, 45,229 Ha(Tanah pekarangan), 168,229 Ha(Tanah Sawah), 281,524

Ha(Tanah Tegalan), 1126,736 Ha(Tanah Hutan). Desa Pait mempunya 5 Dusun yaitu,

Slatri, Bonjagung, Pait Lor, Barakan, Tangkil, dengan jumlah penduduk 4.238 jiwa

terdiri dari 2.255 orang laki-laki dan 1983 orang perempuan,serta jumlah KK yaitu

1203 dengan 551 KK miskin. Mayoritas penduduk disana bertani dan berternak,

mengingat lahan sawah dan ladang tidak memadai maka pendapatan penduduk sangat

minim. Penduduk berpencaharian petani (3992 orang), lalu Buruh tani(775

orang),Pegawai negeri(45 orang), pegawai swasta(135 orang), usaha sendiri(191

orang).

Kami memfokuskan penelitian di Dusun Slatri, yang terdiri dari 8 RT dan 2

RW. Slatri merupakan Dusun terluas yang ada di Desa Pait dan wilayahnya terbagi

menjadi 2 wilayah yang dipisahkan oleh jalan raya. Kondisi jalan disana bisa dibilang

cukup parah dan naik turun, jalanannya tidak banyak bercabang dan hanya terdapat

satu jalan utama itu saja. Tetapi orang-orang disana sangat ramah terhadap tamunya

sehingga jika ada peneliti masuk kesana tidak usah khawatir dan jika tidak membawa

kendaraan sendiri tidak usah sungkan untuk meminjam kendaraan yang nganggur

untuk melakukan penelitian.

Pemandangan alam disana sangat indah, sawah ladang hijau terhampar luas

begitu menyegarkan mata, udaranya pun sejuk seperti di daerah pegunungan. Rumah

rumah berada disepanjang jalan utama dengan model yang hampir sama yaitu rumah

tanpa pintu gebang, warganya pun mayoritas orang tua dan anak- anak, para remaja

kebanyakan merantau keluar daerah dan cenderung tidak mau melanjutkan pekerjaan

Page 13: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

sebagai seorang petani atau peternak. Lahan garapan penduduk rata-rata berada di

atas gunung maupun di dusun lain dan biasanya ditanami kopi, jagung, padi dll.

Kepala Dusunnya bernama bapak Kasi’in. Disana terdapat 1 SD,1 TK, 1 Pondok

pesantren, dan 1 KUD yang kini sudah tidak berfungsi lagi.

Page 14: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

BAB V

FLEKSIBILITAS STRUKTUR DI DUSUN SLATRI

Menurut Giddens, Struktur tidak disamakan dengan kekangan (constraint)

namun selalu mengekang (constraining) dan membebaskan (enabling). Struktur dan

agensi (dengan tindakan-tindakannya) tidak bisa dipahami secara terpisah. Pada

tingkatan dasar, misalnya, orang menciptakan masyarakat, namun pada saat yang

sama orang juga dikungkung dan dibatasi (constrained) oleh masyarakat.

(Giddens,2008:413).

Di desa Pait khususnya di Dusun Slatri dulu adalah penghasil susu sapi,

mayoritas penduduknya adalah peternak sapi perah, mereka selalu menjual hasil susu

sapi tersebut di sebuah KUD di daerah Kasembon, walaupun dengan harga yang

relatif rendah mereka terpaksa menjualnya kesana karena sifat dari susu sapi sendiri

yang tidak tahan lama serta warga cenderung tidak memiliki kemampuan untuk

mengolahnya sehingga warga mau tidak mau menjualnya di KUD Kasembon

tersebut. hal itu menunjukkan bahwa fleksibilitas struktur di Dusun Slatri juga

menunjukkan dualitas sifatnya yang constrain (mengekang) dan Enabling

(membebaskan). Constrain ada pada dimana warga tidak memiliki pilihan lain dalam

menjual selain di KUD Kasembon, sedangkan enabling ada pada keberadaan KUD

Kasembon sebagai alternatif pilihan untuk penghasilan dimana kalau susu tersebut

tidak segera dijual maka akan basi dan mereka tidak akan memperoleh pendapatan

apapun.

Page 15: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

BAB VI

TRANSFORMASI AGRARIS BERUPA PERUBAHAN HASIL PRODUKSI

Individu (agen) dapat melakukan perubahan atas struktur sosial.

(Giddens,2008:417). Di jelaskan di atas bahwasannya sumberdaya dimiliki oleh

seorang agen, dimana sumberdaya tersebutlah yang akan digunakan oleh seorang

agen untuk melakukan monitoring refleksif terhadap suatu struktur sosial sehingga

struktur sosial dapat dirubah atau dipertahankan. Menurut Giddens sumber daya itu

dibagi menjadi dua, yaitu pertama, sumber daya alokatif yaitu yang memungkinkan

dominasi manusia atas dunia material. Sumber alokatif ini seperti misalnya bahan

mentah, peralatan produksi, teknologi,  hasil-hasil produksi. Kedua, sumberdaya

autoritatif (sumberdaya yang memungkinkan manusia mendominasi atas dunia sosial)

seperti misalnya pengorganisasian ruang-waktu, organisasi dan relasi manusia dalam

asosiasi timbal balik, pengorganisasian kemungkinan kehidupan, ketika

menggunakan dua sumber daya tersebut. (Karnaji,2010: 286-298)

Struktur sosial masyarakat Slatri dimana sebagian besar adalah penjual susu

sapi, bagi penduduk Slatri sendiri penjualan susu sapi dengan keuntungan rata-rata

Rp 800/liter tidak sebanding dengan pengeluaran yang dihasilkan sehingga mereka

merasa ini bukanlah mata pencaharian yang dirasa cocok lagi untuk mereka. Perlu

adanya transformasi pekerjaan utama agar para penduduk Slatri dapat terus survive

dan sejahtera ditengah kondisi berat saat ini. Disaat seperti ini muncul lah seorang

Agen yang mencoba merubah struktur sosial yang pada mulanya sangat bergantung

pada susu sapi menjadi sebuah alternatif pekerjaan yang lebih menjanjikan dibidang

pertanian.

Agen tersebut adalah seorang Bayan di dusun Slatri, beliau memiliki kedua

sumber daya tersebut baik alokatif maupun autoritatif berupa kemampuan untuk

menjalin relasi dengan pihak luar dalam kasus ini adalah pemerintah guna

memperoleh bantuan berupa lahan dan bibit dari pemerintah. Dengan sumberdaya

Page 16: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

tersebut Bayan dapat mempengaruhi masyarakat dalam struktur sosial tersebut untuk

menjual sapi perahnya dan beralih menjadi seorang petani.

Pada tahun 2002 dari jumlah KK di Dusun Slatri sebanyak 400 KK hanya

tinggal 10 KK saja yang memiliki sapi perah di rumahnya, sementara yang lainnya

sudah beralih menjadi petani. Perubahan hasil produksi di Slatri sendiri tak lepas dari

bantuan Bayan, dimana beliau selalu mencoba mengajukan proposal bantuan kepada

pemerintah maupun swasta untuk mempermudah para petani disana bertahan dalam

struktur sosial berupa pertanian.

Bantuan tersebut berupa pelelangan hak pengolahan lahan oleh perhutani

ketika melakukan pembukaan hutan sehingga lahan disana dapat dimanfaatkan untuk

bercocok tanam dan retribusi penggunaan lahan tersebut hanya Rp 250000 per

tahunnya. Lahan itu diberikan kepada kelompok tani di dusun slatri, setiap ada

kesempatan para kelompok tani tersebut yang dipimpin oleh Bayan mengajukan

bantuan bibit kepada pihak swasta sehingga keberlangsungan kegiatan pertanian

disana tetap terjaga.

Page 17: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

BAB VII

CENGKRAMAN KAPITALIS DI DALAM STRUKTUR SOSIAL

MASYARAKAT DUSUN SLATRI

KUD Kasembon adalah satu-satunya akses jalan utama untuk menjual susu

sapi penduduk kalau penduduk tidak mau merugi, di KUD tersebutlah susu-susu itu

nanti akan dikirim ke beberapa perusahaan susu skala nasional yang sudah

bekerjasama dengan KUD tersebut yaitu perusahaan Nesttle dan Indomilk. Sehingga

dalam kondisi tersebut KUD Kasembon akan dengan sangat mudah untuk

menentukan harga beli susu sapi terhadap warga bahkan tanpa ada timbal balik

kesejahteraan peternak berupa bahan pakan, obat-obatan atau semacamnya. Pengurus

KUD disanapun ternyata masih memiliki hubungan saudara sehingga alur pendapatan

selalu berputar-putar di keluarga tersebut, kalaupun pergantian pengurus hanya

seperti pertukaran jabatan saja tanpa ada perubahan orang yang ada didalamnya.

Disini kapitalis terbesar adalah perusahaan-perusahaan susu skala nasional

tersebut yang berupaya mencengkram sumberdaya susu sapi agar mendapat

keuntungan tinggi dengan mentransformasikan dirinya ke dalam KUD Kasembon

sehingga masyarakat tidak menyadari dan sangat sulit untuk menghancurkannya

dikarenakan itu sudah masuk kedalam sebuah struktur sosial suatu masyarakat.

Page 18: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

BAB VIII

PENUTUP

Page 19: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

Daftar pustaka

Anthony giddens. 2003. Teori strukturasi untuk analisis sosial. Pasuruan: penerbit

pedati.

Barony Herdiyanto. 2010. Transmigrasi Tradisional vs Transmigrasi Modern dalam

http://pijar.org/content/view/223/68/ diunduh pada Rabu 06 Juni 2012 jam 08.18

Burger. 1983. Perubahan-perubahan struktur dalam masyarakat jawa. Jakarta:

bhratara karya aksara.

Bernstein, henry. 1982. Notes on Capital and Peasantry, Dalam John Harris (ed)

Harris ,John. 1982. Rural development (introduction). Hal 15-26.

Rural development, Theories of Peasant Economy and Agrarian Change. Hutchinson

dan Co. Ltd.

Hefner, R. 1990. The Political Economy of Mountain Java: An Interpretive history.

Berkeley: University of California Press

Karnaji. 2010. Sektor Informal Kota: Analisis Teori Strukturasi Giddens (Kasus

Pedagang Pasar Keputran Kota Surabaya). (Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan

Politik Nomor 4 Volume 22). Surabaya: Departemen Sosiologi, FISIP, Universitas

Airlangga.

Wiradi. 2008. Reforma Agraria dan Pembangunan Pedesaan. Makalah dalam

‘Pertemuan Ilmiah’. PAU- Studi Sosial. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Page 20: Pendekatan Kritis Terhadap Struktur Sosial Masyarakat Desa Slatri

INTERVIEW GUIDE

1. Siapa pemilik lahan paling luas di dusun Slatri?2. Berapa perbandingan luasnya dengan lahan milik penduduk lain?3. Bagaimana sejarah pemilikan lahan tersebut? Apakah dari warisan atau

akumulasi modal sendiri kemudian menambah pemilikan lahan dengan membeli lahan milik orang lain?

4. Bagaimana sistem pengelolaan lahannya? Apakah pemilik lahan menggarap sendiri atau memperkerjakan penduduk lain sebagai penggarapnya?

5. Bagaimana dengan sistem penguasaan atas kepemilikan lahan tersebut?6. Apakah kekuasaan atas pemilikan lahan yang luas tersebut mempengaruhi

penduduk lain? Dengan kata lain apakah dia yang mengontrol masyarakat sekitar?

7. Bagaimana pengaruh kekuasaannya? Dalam hal apa saja?8. Apakah pemilik lahan merupakan pelaku ekonomi yang berorientasi pada

usaha milik keluarga (lahan dijadikan sumber utama untuk memenuhi kepentingan seluruh anggota keluarga)? Atau lahan dijadikan sebagai ukuran terpenting untuk status sosial tertinggi? Atau berkaitan dengan budaya yang spesifik (yang menekankan pemeliharaan tradisi dan konformitas serta solidaritas sosial)?(embededness: keluarga, status sosial, atau budaya?)

9. Semua Pemilik lahan disini merupakan orang asli dusun slatri atau ada pendatang?

10. Bagaimana pengaruh pendatang di dusun ini? Apakah ada pendatang yang memiliki lahan pertanian disini?

11. Bagaimana dia bisa memiliki lahan disini? Dan seberapa besar kepemilikannya?

12. Apakah ada peralihan pemilikan lahan karena pengaruh pendatang atau orang luar? Petani yang awalnya sebagai pemilik lahan kemudian menjadi penggarap biasa atau sebaliknya?

13. Jika iya, bagaimana hal itu bisa terjadi? 14. Apakah pemilik lahan yang paling luas tersebut menjadi sentral dalam

kegiatan ekonomi di dusun Slatri dan memonopoli sumber daya ekonomi disini?