Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

download Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

of 21

Transcript of Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    1/21

    PELATIHAN SINGKAT PENYUSUNAN KONTRAK PERKULIAHAN

    DAN BAHAN AJAR BAGI STAF PENGAJAR PTN

    KAWASAN TIMUR INDONESIA

    PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEDALAM PEMBELAJARAN

    DRS FRANS A. RUMATE, Apt.

    KERJASAMAPUSAT PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN AKTIVITAS

    INSTRUKSIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN(P3AI-UNHAS)

    DENGANBAGIAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS

    SUMBER DAYA MANUSIA DIRJEN DIKTI

    21 -26 November 2005

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    2/21

    PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN

    Drs Frans A.Rumate, Apt. *

    I. PENDAHULUAN

    Dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa, sangatlah penting untuk

    mengadopsi metode pembelajaran yang sesuai untuk pencapaian tujuan

    pembelajaran, dengan melakukan pergeseran dari teaching centered ke

    learning centered, mengakomodasi kebutuhan perimbangan antara

    keunggulan dan kesesuaian akademik untuk tujuan peningkatan kualitas,

    kebutuhan peserta didik , dan pendekatan belajar lain yang lebih lentur

    (HELTS 2003-2010). Usaha pembelajaran berorientasi-pembelajar di

    perguruan tinggi telah dilakukan melalui program penataran PEKERTI/AA

    bagi staf pengajar. Konsep pembelajaran ini telah lama pula diadopsi pada

    pendidikan dasar dan menengah melalui Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

    Demikian pula Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada dasarnya

    berorientasi pembelajar, dengan perumusan kompetensi yang perlu dicapaiseorang lulusan pada penyelesaian suatu program pendidikan.

    Perkembangan terakhir dalam pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, ialah

    penerapan berbagai strategi pembelajaran yang berorientasi pembelajar

    (Student-centered Learning Strategies) :

    - belajar aktif

    - belajar mandiri

    - belajar kooperatif dan kolaboratif

    - generative learning,

    * Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional

    2

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    3/21

    Universitas Hasanuddin (P3AI-UNHAS)

    dan berbagai model pembelajaran kognitif

    -problem based learning

    - discovery learning

    - cognitive strategies

    Semuanya ini didasarkan pada teori belajar atau aliran filsafat

    Konstruktivisme.

    Konstruktivisme saat ini semakin mempengaruhi pembelajaran tradisional,

    khususnya pembelajaran pada pendidikan tinggi. Sebagian pakar

    menganggap konstruktivisme sebagai suatu aliran filsafat pengetahuan ,

    namun sebagian lagi menganggapnya sebagai suatu teori tentang

    pembelajaran. Menurut Kamus Merriam Webster, teori ialah prinsip-prinsip

    umum yang masuk akal atau dapat diterima secara ilmiah yang disajikan

    untuk menjelaskan suatu fenomena, sedangkan filsafat (philosophy) ialah

    pencarian akan pemahaman umum tentang nilai-nilai dan realitas, yang

    dilakukan terutama melalui cara yang spekulatif, bukan secara observasi.

    Konstruktivisme bukan berakar pada penelitian pendidikan dibanding dengan

    berbagai teori belajar yang lain seperti behaviorisme dan kognitivisme.

    Namun demikian, saat ini konstruktivisme banyak dikembangkan oleh

    komunitas pendidik dalam melalukan desain atau rancangan instruksional.

    II. BATASAN /DEFINISI KONSTRUKTIVISME

    Konstruktivisme

    merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

    bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi (bentukan) kita sendiri,

    3

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    4/21

    bukan imitasi dari kenyataan, bukan gambaran dunia kenyataan yang

    ada.

    pengetahuan selalu merupakan akibat dari konstruksi kognitif dari

    kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktivitas seseorang

    (mahasiswa). Mahasiswa membentuk skema, kategori, konsep dan

    struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.

    pengetahuan bukanlah tentang hal-hal yang terlepas dari pengamat,

    tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari

    pengalaman atau dunia yang dialaminya

    proses pembentukan ini berjalan terus menerus, dan setiap kali terjadi

    reorganisasi atau rekonstruksi karena adanya pengalaman baru.

    III. PEMBENTUKAN PENGETAHUAN BARU

    Pembentukan pengetahuan baru menurut Konstruktivisme dapatdigambarkan dalam bagan berikut :

    IV. PANCAINDERA DAN KONSTRUKTIVISME

    Objek

    Lingkungan

    Pancaindera

    melihat

    mendengar

    menjamah

    mencium

    Pengalaman

    fisik

    kognitif mental

    Konstruksi

    Pengetahuan

    Baru

    4

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    5/21

    - Seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya melalui panca

    indranya, lalu menkonstruksi gambaran dunia pengalamannya itu.

    - Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begita saja dari otak seseorang

    (dosen) ke kepala orang lain (mahasiswa). Mahasiswa sendirilah yang

    harus mengartikan apa yang dipelajarinya itu, dan menyesuaikannya

    dengan pengalaman atau hasil konstruksi yang telah mereka

    miliki/bangun sebelumnya.

    - Pengetahuan ada dalam diri seseorang yang sedang mengetahui.

    Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang( dosen) ke kepala orang lain (mahasiswa).

    - Mahasiswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan

    itu dengan cara menyesuaikannya terhadap pengalaman-pengalaman

    atau konstruksi yang telah dibangunnya.sendiri dalam otaknya.

    V. PENGALAMAN DAN KONSTRUKTIVISME

    - Pengetahuan merujuk pada pengalaman seseorang akan dunia, tetapi

    bukan dunia itu sendiri.

    - Tanpa pengalaman, seseorang tidak dapat membentuk pengetahuan.

    Pengalaman bukan saja pengalaman fisik, tetapi juga pengalaman kognitif

    dan mental.

    - Pengetahuan dibentuk oleh struktur penerimaan konsep seseorang ketika

    ia berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi bagi orang itu, lingkungan ialah

    semua objek dan proposisinya yang telah diabstraksikan ke dalam

    pengalaman orang itu. Abstraksi seseorang terhadap suatu hal akan

    membentuk struktur konsep, dan membentuk pengetahuan bagi orang

    tersebut.

    5

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    6/21

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    7/21

    - Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman

    - Kemampuan membandingkan, dan mengambil keputusan

    (justifikasi) mengenai persamaan atau perbedaan sesuatu hal.

    - Lebih menyukai pengalaman yang satu daripada yang lain (selective

    conscience).

    VIII Gagasan (Konsep) Konstruktivisme mengenai pengetahuan

    1. Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka,

    tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatanmahasiswa ( Mind as inner individual representation)

    2. Mahasiswa mengkonstruksi sendiri skema kognitif, kategori, konsep,

    dan struktur dalam membangun pengetahuan, sehingga setiap individu

    akan memiliki, skema kognitif, kategori, kosep, dan struktur yang

    berbeda. Dalam hal ini proses abstraksi dan refleksi seseorang akan

    sangat berpengaruh dalam konstruksi pengetahuan (Reflection /

    Abstraction as primary)

    3. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep masing-masing individu

    mahasiswa. Struktur konsep dapat membentuk pengetahuan, apabila

    konsep yang baru diterima itu dapat dikaitkan atau dihubungkan

    (proposisi) dengan pengalaman yang telah dimiliki mahasiswa. Dengan

    demikian maka pengetahuan adalah apa yang ada dalam pikiran setiap

    mahasiswa (Knowledge as residing in the mind).

    4. Dalam proses pembentukan pengetahuan, kebermaknaannya itu

    merupakan interpretasi individual mahasiswa terhadap pengalaman

    yang telah dialaminya (Meaning as internally constructed).

    5. Perampatan (penyamarataan) makna merupakan proses negosiasi di

    dalam individu mahasiswa dengan pengalamannya melalui interaksi

    7

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    8/21

    dalam proses belajar mengajar (menjadi tahu) (Learning and teaching

    as negotiated construction of meaning).

    .

    Beberapa faktor yang mempengaruhi proses konstruksi pengetahuan

    manusia :

    Hasil konstruksi yang telah dimiliki seseorang (constructed

    knowledge).

    Domain pengalaman seseorang (domain of experience)

    Jaringan struktur kognitif seseorang (existing cognitive structure)

    IX PERBANDINGAN KONSTRUKTIVISME DENGAN

    BERBAGAI ALIRAN TEORI

    Konstruktivisme dan Empirisme

    Pertanyaan paling besar dalam konstruktivisme : Struktur pengetahuan itu

    terletak dalam realitas mana ? Apakah yang disebut kebenaran

    pengetahuan ?

    Kenyataan terdiri atas dua dimensi : dimensi eksternal yang bersifat objetif,

    dan dimensi internal yang bersifat subjektif. Kaum rasionalis : pengetahuan

    merujuk pada obyek-obyek, dan kebenaran merupakan akibat dari deduksi

    logis. (Cogito ergo sum = Saya berpikir maka saya ada). Kaum empiris :

    pengetahuan merujuk pada obyek-obyek berdasarkan penalaran induktif

    dengan bukti-bukti yang diperoleh dari pengalaman. Menurut kaum empiris,

    semua kenyataan itu diketahui dan dipahami melalui indra, dan kriteria

    kebenarannya adalah kesesuaiannya dengan pengalaman. Dalam hal ini

    kaum rasionalis lebih menekankan pada : rasio, logika, dan pengetahuan

    deduktif, sedangkan kaum empiris lebih menekankan pada pengalaman dan

    pengetahuan induktif. Konstruktivisme dikatakan merupakan sintesis

    8

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    9/21

    pandangan rasionalis dan empiris. Konstruktivisme menunjukkan interaksi

    antara subyek dan objek, antara realitas eksternal dan juga internal.

    Konstruktivisme, Empirisme, dan Relativisme

    Konstruktivisme sering terkontaminasi sehingga mengarah ke empirisme dan

    relativisme, terlebih dalam pendidikan sains. Kaum konstruktivis dalam

    pendidikan sains menekankan pada peranan indra, pengalaman, dan

    percobaan dalam pengembangan pengetahuan, sehingga cenderung ke

    empirisme. Konstruktivis lain menekankan pada abstraksi, sehingga

    mengarah pada relativisme, yang mengatakan bahwa semua konsep adalahsah, karena setiap ide diturunkan dari suatu abstraksi yang dianggap sah

    pula.

    Konstruktivisme, Empirisme, Nativisme, dan Pragmatisme

    Kalau empirisme menyatakan bahwa semua pengetahuan diturunkan dari

    pengalaman indrawi, nativisme menyatakan bahwa sumber pengetahuan

    adalah dari dalam diri manusia. Konstruktivisme memuat segi empirisme dan

    nativisme (gabungan) : pengetahuan itu berasal dari sumber luar tetapi

    dikonstruksikan dalam diri seseorang.

    Kebenaran pengetahuan dalam konstruktivisme diganti dengan viability

    (berjalannya suatu pengetahuan) dan tidak mengklain kebenaran. Hal ini

    berbeda dengan pragmatisme yang berslogan : kebenaran adalah hanya apa

    yang jalan. Konstruktivisme tidak mengklaim suatu kebenaran.

    Konstruktivime vs Idealisme

    Kaum idealis menyatakan bahwa pikiran dan konstruksinya adalah satu-

    satunya realitas. Konstruktivisme menyatakan bahwa kenyataan adalah apa

    yang dikonstruksikan dalam pikiran manusia . Bentukan selalu berjalan,

    namun tidak selalu merupakan representasi dari dunia nyata.

    9

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    10/21

    Konstruktivisme vs Objektivisme.

    Bagi para Objektivis : realitas itu ada, terlepas dari pengamat, dan dapat

    ditemukan melalui langkah-langkah sistematis menuju kenyataan dunia ini.

    Konstruktivisme : pengetahuan adalah konstruksi pikiran manusia.

    Pengetahuan adalah suatu kerangka untuk mengerti bagaimana seseorang

    mengorganisasikan pengealaman, dan apa yang mereka percayai sebagai

    realitas.

    X PRINSIP-PRINSIP KONSTRUKTIVISME YANG BERKAITAN DENGAN

    PEMBELAJARAN

    1. Pengetahuan dibangun oleh mahasiswa sendiri, baik secara personal

    maupun sosial.

    2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari dosen ke mahasiswa,

    kecuali melalui keaktifan mahasiswa sendiri untuk menalar

    3. Mahasiswa aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga

    selalu terjadi perubahan konsep menuju ke yang lebih rinci, lengkap,

    serta sesuai dengan konsep ilmiah

    4. Dosen sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar

    proses konstruksi mhasiswa dapat terlaksana.

    XI HUBUNGAN KONSTRUKTIVISME DENGAN BEBERAPA TEORI

    BELAJAR

    Konstruktivisme menjadi landasan beberapa Teori Belajar, misalnya Teori

    Perubahan Konsep, Teori Belajar Bermakna (Ausubel), Teori Skema.

    Konstruktivisme dan Teori Perubahan Konsep

    10

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    11/21

    Konstruktivisme maupun Teori Perubahan Konsep percaya bahwa dalam

    proses belajar seseorang mengalami perubahan konsep melalui proses

    perkembangan terus menerus, dengan cara mengubah konsep lama melalui

    akomodasi. Atau mengembangkan konsep yang sudah ada melalui asimilasi;

    pengertian yang dibentuk sendiri oleh mahasiswa mungkin berbeda-beda

    dengan pengertian ilmuwan, sehingga terjadi miskonsepsi.

    Konstruktivisme dan Balajar Bermakna

    Teori Belajar Bermakna (Ausubel) juga didasarkan atas Konstruktivisme,

    dengan penekanan pada pentingnya mahasiswa mengasosiasikan

    pengalaman, fenomena, dan fakta baru ke dalam sistem pengertian yangtelah dimiliki mahasiswa sebelumnya

    Konstruktivisme dan Teori Skema

    Teori Skema juga berlandaskan Konstruktivisme, memandang bahwa

    seseorang belajar dengan mengadakan restrukturisasi (menambah atau

    mengganti) skema yang sudah dimiliki. Proses pembentukan dan

    pengubahan skema merupakan proses belajar

    XII PENGARUH KONSTRUKTIVISME TERHADAP PROSES BELAJAR

    Menurut Konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif mahasiswa

    mengkonstruksi arti, wacana, dialog, pengalaman fsik, dll. Belajar juga

    merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau

    informasi yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki mahasiswa

    sehingga pengetahuannya berkembang.

    Proses tersebut bercirikan :

    11

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    12/21

    1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh mahasiswa

    dari apa yang dilihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi arti itu

    dipengaruhi oleh pengertian yang telah dimiliki.

    2. Konstruksi arti merupakan proses yang terus menerus. Setiap kali

    berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, mahasiswa

    akan selalu mengadakan rekonstruksi.

    3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan suatu

    proses pengembangan pemikiran dengan membentuk suatu pengertian

    yang baru. Belajar bukanlah suatu hasil perkembangan, melainkan

    perkembangan itu sendiri, yang menuntut penemuan dan pengaturan

    kembali pemikiran seseorang.4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang

    dalam kesenjangan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi

    ketidakseimbangan (disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk

    memacu belajar.

    5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman mahasiswa dengan dunia

    fisik dan lingkungannya.

    6. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui

    mahasiswa, yaitu konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang

    mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.

    XIII PENGARUH KONSTRUKTIVISME TERHADAP MAHASISWA

    Kegiatan belajar adalah kegiatan aktif mahasiswa untuk menemukan sesuatu

    dan membangun sendiri pengetahuannya, bukan proses mekanik untuk

    mengumpulkan fakta. Mahasiswa bertanggungjawab atas hasil belajarnya. Ia

    membuat penalaran atas apa yang telah dipelajarinya dengan cara mencari

    makna, membandingkannya dengan apa yang telah diketahuinya, serta

    menyelesaikan ketidaksamaan antara yang telah diketahui dengan apa yang

    diperlukan dalam pengalaman baru. Belajar merupakanpengembangan

    12

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    13/21

    pemikiran dengan membuat kerangka pengertian yang berbeda. Belajar

    yang bermakna terjadi melalui refleksi, pemecahan konflik, dialog, penelitian,

    pengujian hipotesis, pengambilan keputusan, dll., dan dalam prosesnya

    tingkat pemikiran selalu diperbaharui sehingga menjadi semakin lengkap.

    Setiap mahasiswa mempunyai caranya sendiri untuk mengkonstruksikan

    pengetahuannya, yang terkadang sangat berbeda dengan teman-temannya.

    Jadi sangat penting bagi dosen untuk menciptakan berbagai variasi situasi

    dan metode belajar, karena dengan satu model saja tidak akan membantu

    mahasiswa yang cara belajarnya berbeda.

    Mahasiswa Belajar dalam Kelompok

    Pengetahuan dan pengertian dikonstruksi mahasiswa bila ia terlibat secara

    sosial dalam dialog, dan aktif dalam percobaan dan pengalaman.

    Pembentukan makna dapat diperoleh dari dialog antar pribadi dalam suatu

    kelompok. Dalam kelompok belajar, mahasiswa dapat mengungkapkan

    perspektifnya dalam melihat persoalan dan hal lain yang akan dilakukan

    dengan persoalan itu. Melalui kesempatan mengemukakan gagasan,

    mendengarkan pendapat orang lain, serta bersama-sama membangun

    pengertian akan menjadi sangat penting dalam belajar, karena memiliki

    unsur yang berguna untuk menantang pemikiran dan meningkatkan

    kepercayaan seseorang.

    XIV PENGARUH KONSTRUKTIVISME TERHADAP PROSES

    PEMBELAJARAN

    Bagi konstruktivisme, pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan

    pengetahuan (transfer of knowledge) dari dosen ke mahasiswa, melainkan

    kegiatan yang memungkinkan mahasiswa membangun sendiri

    pengetahuannya (belajar sendiri).

    13

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    14/21

    Pembelajaran berarti partisipasi dosen bersama mahasiswa dalam

    membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap

    kritis, dan mengadakan justifikasi. Pembelajaran adalah proses membantu

    seseorang berpikir secara benar, dengan cara membiarkannya berpikir

    sendiri, Berpikir yang baik lebih penting daripada mempunyai jawaban yang

    benar atas suatu persoalan. Seorang yang mempunyai cara berpikir yang

    baik dapat menggunakan cara berpikirnya ini dalam mengahadapi suatu

    fenomena baru, dan dapat menemukan pemecahan dalam menghadapi

    persoalan lain. Kemampuan ini tidak dipunyai mahasiswa yang hanya dapat

    menemukan jawaban yang benar, sehingga tidak dapat memecahkan

    masalah yang baru.

    XV DOSEN SEBAGAI MEDIATOR DAN FASILITATOR

    Menurut prinsip konstruktivisme, seorang dosen berperan sebagai mediator

    dan fasilitator, yang membantu agar proses belajar mahasiswa berjalan baik,

    yaitu :

    1. menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan mahasiswa

    bertanggungjawab. Memberi kuliah/ ceramah bukan lagi tugas utama

    dosen

    2. menyediakan kegiatan yang merangsang keingintahuan mahasiswa,

    dan membantu mereka mengekspresikan gagasannya serta

    mengkomunikasikan ide ilmiah mereka.

    3. memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran

    mahasiswa sudah berjalan atau tidak. Dosen menunjukkan dan

    mempertanyakan apakah pengetahuan mahasiswa dapat diberlakukan

    untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan.

    Agar faktor-faktor tersebut berfungsi optimal, maka kegiatan dosen

    hendaknya meliputi hal-hal sebagai berikut :

    14

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    15/21

    1. Dosen perlu banyak berinteraksi dengan mahasiswa untuk lebih

    mengerti hal-hal yang sudah diketahui dan dipikirkan mahasiswa

    2. Tujuan dan apa yang akan dilakukan di kelas sebaiknya dibicarakan

    bersama sehingga mahasiswa sungguh terlibat

    3. Dosen perlu mengerti pengalaman belajar yang lebih sesuai dengan

    kebutuhan mahasiswa. Hal ini dapat dilakukan dengan berpartisipasi di

    tengah mahasiswa

    4. Diperlukan keterlibatan dosen bersama mahasiswa yang sedang

    belajar, dan dosen perlu menumbuhkan kepercayaan mahasiswa

    bahwa mereka dapat belajar5. Dosen perlu mempunyai pemikiran yang fleksibel untuk dapat mengerti

    dan menghargai pemikiran mahasiswa , karena kadang kala

    mahasiswa berpikir berdasarkan pengandaian yang belum tentu

    diterima dosen.

    Dosen yang konstruktivis akan dapat menerima dan menghormati upaya-

    upaya mahasiswa untuk membentuk suatu pengertian baru, sehingga dapat

    menciptakan berbagai kemungkinan untuk siswa berkreasi :

    1. Membebaskan mahasiswa dari beban ikatan beban kurikulum dan

    membolehkan mahasiswa untuk berfokus pada ide-ide yang

    menyeluruh (big concepts)

    2. Memberikan kewenangan dan kebebasan kepada mahasiswa untuk

    mengikuti minatnya, mecari keterkaitan, mereformulasikan ide, dan

    mencapai kesimpulan yang unik.

    3. Berbagi informasi dengan mahasiswa tentang kompleksitas kehidupan

    di mana terdapat berbagai perspektif, dan kebenaran merupakan

    interpretasi orang per orang.

    15

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    16/21

    4. Mengakui bahwa belajar dan proses penilaian terhadap belajar

    merupakan hal yang tidak mudah untuk dikelola, karena banyak hal

    yang tidak kasat mata, tetapi lebih kepada rasionalitas individu.

    XVI PENGARUH KONSTRUKTIVISME TERHADAP

    STRATEGI PEMBELAJARAN

    Tugas dosen ialah membantu mahasiswa agar mampu mengkonstruksi

    pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang konkret. Selain penguasaan

    yang luas dan mendalam, seorang dosen dituntut untuk menguasai beragamstrategi pembelajaran sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan

    situasi mahasiswa. Hal ini disebabkan karena tidak ada satu strategi

    pembelajaran yang cocok untuk semua situasi, waktu, dan tempat. Strategi

    yang disusun dosen hanyalah suatu alternatif, bukan menu yang sudah jadi.

    Pembelajaran adalah suatu seni yang menuntut bukan hanya penguasaan

    teknik, melainkan juga intuisi dari setiap dosen.

    Ciri Pembelajaran Konstruktivisme:

    1. Orientasi. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan

    motivasi dalam mempelajari suatu topik, dan untuk mengadakan

    observasi terhadap topik yang hendak dipelajari.

    2. Elisitasi. Mahasiswa dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas

    dengan berdiskusi, menulis, membuat poster,dll. Mahasiswa

    mendiskusikan apa yang diobservasinya dalam wujud tulisan, gambar

    ataupun poster.

    3. Restrukturisasi ide

    - Klarifikasi ide yang dikontraskan dengan ide orang lain

    - Membangun ide yang baru

    16

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    17/21

    - Mengevaluasi ide barubya dengan eksperimen

    4. Penggunaan ide dalam banyak situasi.Ide atau pengetahuan yang telah

    dibentuk oleh mahasiswa perlu diaplikasikan pada bermacam-macam

    situasi yangdihadapi, sehingga menjadi lebih lengkap dan lebih rinci.

    5. Review bagaimana ide berubah. Dapat terjadi bahwa dalam

    mengaplikasikan pengetahuannya, seseorang perlu merevisi

    gagasannya agar menjadi lebih lengkap.

    Hal yang perlu diperhatikan dalam konstruktivisme ialah mengevaluasi hasil

    belajar mahasiswa. Dalam mengevaluasi, dosen sebenarnya menunjukkan

    kepada mahasiswa bahwa pikiran/ pendapat mereka tidak sesuai untukpersoalan yang dihadapi berdasarkan prinsip atau teori tertentu. Kebenaran

    bukanlah hal yang dicari, namun berhasilnya suatu proses (viable) adalah hal

    yang dinilai.

    Dalam mengevaluasi perlu dilihat tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,

    misalnya mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya, atau

    sekedar dapat menangani prosedur standar dan memberikan sumber

    jawaban standar yang terbatas. Proses evaluasi berbeda berdasarkan tujuan

    belajarnya, namun dalam konstruktivisme berfokus pada pendekatan

    mahasiswa terhadap persoalan yang dihadapi, bukan jawaban akhir yang

    diberikannya.

    Proses evaluasi dalam pembelajaran konstruktivisme tidak tergantung pada

    bentuk asesmen yang menggunakan paper and pencil testatau bentuk tes

    objektif. Bentuk asesmen yang digunakan disebut altenative assessment,

    seperti portfolio, observasi proses, dinamika kelompok, studi kasus, simulasi

    dan permainan,performance appraisal, dll.

    XVII PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

    17

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    18/21

    Contoh : Episode dari suatu proses pembelajaran (Brooks & Brooks, 1993)

    Tahap Perencanaan :

    Seorang dosen baru (A) diminta mempersiapkan mata kuliah Ilmu Alamiah

    Dasar (IAD). A sedikit kebingungan karena dianjurkan oleh Koordinator tim

    dosennya untuk memiliki gambaran yang menyeluruh tentang IAD dan

    keterkaitannya dengan mata kuliah lain. Namun A juga diharapkan berpikir

    sistematis dan dapat memilah materi IAD menjadi bagian/ unit kecil yang

    saling terkait sehingga dapat dimengerti mahasiswa dengan mudah. Adiminta untuk menjelaskan kepada mahasiswa unit-unit kecil dalam IAD dan

    hubungan antarunit tersebut ketika memulai perkuliahan. Hal ini penting

    karena A akan masuk pada beberapa pertemuan awal perkuliahan.

    Setelah berpikir seminggu lamanya, A akhirnya menemukan ide untuk

    menggunakan topik Melihat lebih dekat ke dalam kehidupan sebagai

    pembuka perkuliahan IAD. Dengan topik ini A merencanakan akan

    memberikan gambaran umum tentang kehidupan , lalu bagian/unit-unit kecil

    dalam kehidupan serta keterkaitannya satu sama lain. Kemudian, analogi ini

    akan digunakan untuk menjelaskan gambaran umum tentang IAD dan unit-

    unit kecil di dalamnya.

    Tahap Pelaksanaan

    A membuka perkuliahan IAD dengan ucapan salam kepada semua

    mahasiswa di kelas. Kemudian, ia melemparkan pertanyaan kepada

    mahasiswa. Menurut Anda, apa yang disebut ilmu pengetahuan alam ?

    Beberapa mahasiswa menjawab, Mahluk hidup, binatang, tumbuh-

    18

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    19/21

    tumbuhan. A mengangguk-angguk dan memberi penguatan kepada

    mahasiswa : bagus, ya benar.

    Lalu A membagikan fotokopi cerita tentang suatu peristiwa kebakaran yang

    terjadi di suatu kota, dan meminta mahasiswa membacanya dalam hati

    dalam waktu yang diberikannya. Setelah ia melihat mahasiswa selesai

    membacanya, A lalu berkata, Dalam bacaan tadi, Anda menemukan banyak

    sekali hal-hal yang saling terkait satu sama lain. Begitu juga dalam ilmu

    pengetahuan alam.

    Nah sekarang, coba baca buku Anda halaman 5-25, dan tuliskan apa isi

    bacaan Anda dalam buku catatan Anda.

    Setelah mahasiswa selesai membaca dan menulis, A memperlihatkan sebuah

    gambar yang ditayangkan melalui OHP sambil bertanya, Nah, dalam belajar

    ilmu pengetahuan alam, kita semua harus dapat melihat secara kritis semua

    hal yang ada di sekeliling kita. Sekarang, coba pikirkan apa yang Anda lihat

    dalam gambar ini ? Setelah beberapa saat, A bertanya lagi, Siapa yang

    melihat gambar vas bunga ? Beberapa mahasiswa menunjukkan tangannya.

    Kemudian Siapa yang melihat gambar dua wajah ? Beberapa mahasiswa

    kembali menunjukkan tangannya.

    Pertanyaan : Apakah episode proses pembelajaran IAD tersebut sudah

    merupakan pembelajaran konstruktivisme ?

    Perbedaan situasi pembelajaran di kelas berasarkan konstruktivisme

    dan secara tradisional

    19

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    20/21

    Tradisional:

    1. Ruang lingkup terpisah

    2. Kurik. secara tuntas

    3. Berdasar buku teks

    4. Mah.sbg,ember yang akan diisi

    5. Dosen mengajar dan sbg.

    penyebar informasi

    6. Mencari jawaban yang benar

    7. Penilaian terpisah dari

    proses belajar

    8. Mah.bekerja sendiri

    XIII STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

    Student-centered Learning Strategies :

    - belajar aktif

    - belajar mandiri

    - belajar kooperatif dan kolaboratif

    - generative learning

    - model pembelajaran kognitif :

    - problem based learning

    - discovery learning

    - cognitive strategies

    Konstruktivisme :

    1. utuh, ada keterkaitan

    2. Lebih penting pertanyaan

    mah.

    dan konstruksi jawaban

    3. Beragam sumber

    4. Mah. Sbg. Pemikir

    5 .Dosen interaktif, mediator

    dan fasilitator

    6. Dosen mengikuti pola pikir

    mah.

    7. Penilaian integral mengenai

    hasil kerja mah.

    20

  • 7/27/2019 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran (1)

    21/21

    Daftar Pustaka

    Behaviorism and constructivism. [On-line]. Available:http://hagar.up.ac.za/catts/learner/debbie/CADVANT.HTM

    Beyond constructivism - contextualism. [On-line]. Available:http://tiger.coe.missouri.edu/~t377/cx_intro.html

    Constructivist theory (J. Bruner). [On-line]. Available:http://www.gwu.edu/~tip/bruner.html

    Dick, W. (1991). An instructional designer's view of constructivism.Educational Technology, May, 41-44.

    Duffy, T. M., Jonassen, D. H. (1991). Constructivism: New implications forinstructional technolgy? Educational Technology, May, 7-12.

    Jonassen, D. H., McAleese, T.M.R. (Undated). A Manifesto for a constructivistapproach to technology in higher education. [On-line].Available:http://led.gcal.ac.uk/clti/papers/TMPaper11.html

    Khalsa, G. (Undated). Constructivism. [On-line]. Available:

    http://www.gwu.edu/~etl/khalsa.html

    Kulikowski, S. (Undated). The constructivist tool bar. [On-line]. Available:http://www.coe.missouri.edu:80tiger.coe.missouri.edu/

    Pannen, P. dkk. (2005) Konstruktivisme dalam Pembelajaran, PAU-PPAI-UT,

    DirJenDikti, DepDikNas.

    Shank, P. (Undated). Constructivist theory and internet based instruction.[On-line]. Available: http://www.gwu.edu/~etl/shank.html

    Smorgansbord, A., (Undated). Constructivism and instructional design. [On-line]. Available: http://hagar.up.ac.za/catts/learner/smorgan/cons.html

    21

    http://hagar.up.ac.za/catts/learner/debbie/CADVANT.htmhttp://tiger.coe.missouri.edu/~t377/cx_intro.htmlhttp://www.gwu.edu/~tip/bruner.htmlhttp://led.gcal.ac.uk/clti/papers/TMPaper11.htmlhttp://www.gwu.edu/~etl/khalsa.htmlhttp://www.gwu.edu/~etl/shank.htmlhttp://hagar.up.ac.za/catts/learner/smorgan/cons.htmlhttp://hagar.up.ac.za/catts/learner/debbie/CADVANT.htmhttp://tiger.coe.missouri.edu/~t377/cx_intro.htmlhttp://www.gwu.edu/~tip/bruner.htmlhttp://led.gcal.ac.uk/clti/papers/TMPaper11.htmlhttp://www.gwu.edu/~etl/khalsa.htmlhttp://www.gwu.edu/~etl/shank.htmlhttp://hagar.up.ac.za/catts/learner/smorgan/cons.html