Pendampingan SL PTT Padi, Jagung, Kedelai, K.Tanah, dan ...
Transcript of Pendampingan SL PTT Padi, Jagung, Kedelai, K.Tanah, dan ...
0
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Pendampingan SL PTT Padi, Jagung, Kedelai, K.Tanah, dan PSDS Program Strategis Kementerian Pertanian
di Kabupaten Bone,Sulawesi Selatan
Kamaruddin, dkk
Ringkasan Eksekutif
Kabupaten Bone adalah salah satu dari wilayah Propinsi Sulawesi Selatan, dengan
agoekosistem dan tenaga kerja penduduknya telah memberikan sumbangan, khususnya dalam
melestarikan swasembada beras berkelnjutan, termasuk pengembangan tanaman palawija,
jagung, kedelai dan kacang tanah. Program strategis dari kementerian pertanian juga sedang
dikembangkan tanaman perkebunan, khususnya kakao, dan peternakan khususnya sapi bali.
Berkaitan dengan Visi Kabupaten Bone untuk menjadikan wilayahnya pertanian modern
berbasis agroindustri, dan sebagai pusat pelayanan wialayah lainnya dibagian timur Indonesia
Program strategis untuk percepatan adopsi innovasi teknologi pertanian melalui Sekolah
Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Demplot Varietas Unngul Padi, Jagung,
Kedelai dan Kacang Tanah, pada saat ini memasuki fase massal dan membutuhkan dukungan
dan pendampingan dari sumber-sumber innovasi teknologi pertanian dari Badan Litbang
Pertanian dan Balai Pengkajian Teknologi Petanian (BPTP) Sulawesi Selatan. Dari kegiatan ini
diharapkan untuk mencapai tujuan (i) mempromosikan inovasi treknologi kepada petani,
kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan), (ii) pendampingan pada
pelaksanaan SL PTT dan Demplot Varietas Unggul Baru padi, jagung, kedelai dan kacang tanah,
(iii) menjadi narasumer dalam pelatihan penyuluh dan petani, dan kelompok tani, serta (iv)
pengembangan informasi dengan mendistribusikan media diseminasi pada wilayah ini.
Keseluruhan pelaksanaan kegiatan ini diharapkan berdampak pada peningkatan produksi
pertanian, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tani.
Hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan pendampingan ini selama TA.2010 adalah(i)
Sebaran pendampingan fisik di lapangan (Kelompok Tani pelaksana SL PTT Tanaman Pangan))
mencapai 59,62% dengan dukungan koordinasi, baik di tingkat kelembagaan Pemkab Bone,
Kecamatan/BPP, Desa dan Gapoktan. (ii) Efektivitas Demplot VUB, khususnya Padi Inbrida (Non
Hibrida) Inpari 1, Inpari 3, dan Inpari 4 yang dikembangkan dalam MT.April-September 2010,
data dari 82 unit dengan jumlah luasan 20,50 ha, diperkirakan telah menjangkau lebih dari
1.400 orang pengunjung. Berkaitan dengan tahap adopsi, sebagai manfaat Demplot, 23,3 %
dari pengunjung terdorong untuk menerapkan, 23,3 % berminat dan akan mencoba, dan
selebihnya 53,4 % belum berminat dan akan mencari informasi tambahan. (iii) Adaptabilitas
VUB Padi Inbrida yang didemonatrasikan, dari uji sedrahana pada 82 unit sampel, pada 3 Zone
Kavupaten Bone (Barat, Tengah, dan Utara), produktivitas tertinggi dicapai pada Inpari 3
(Rerata 76,68 Qtl./ha gkp), menyusul Inpari 4, 54,56 Qtl./ha gkp, dan terakhir Inpari 1. dengan
produktivitas rerata 62,24 Qtl./ha gkp. VUB padi Inbrida ini masih akan ditanam dan dinilai
adaptasinya pada pertanaman Musim Kemarau, namun pilihan sementara pada Inpari 3
(adaptabilitas tinggi/T).
1
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Demplot VUB Jagung Hibrida dan VUB Kedelai, belum diperoleh data akhir karena
pertanaman baru terlaksana pada Nopember-Desember 2010 karena kendala curah hujan tinggi
dan masa basah berkepanjangan (selama 8 bulan) di Kabupaten Bone. Khusus untuk kegiatan
pendampingan pada PSDS Kabupaten Bone, tepatnya di Kelurahan Macanang, Kecamatan
Tanete Riattang Barat, dengan pelaksana KWT An-Nisaa Gony,(sejak 2007, dipelopori oleh
SMD), memdapatkan pendampingan inovasi teknologi berupa pembinaan dan pembuatan
Kebun Bibit Rumput Unggul, luas 0,50 ha, dengan pertanaman Rumput Gajah, Rumput
Benggala, dan Arachis.
Kegiatan yang cukup memberikan manfaat bagi keberlanjutan penerapan inovasi
teknologi, adalah (iv) Penyediaan narasumber dan pendampingan pelatihan teknis Pemandu
Lapang-3 (PL-3) untuk semua komoditas SL PTT (Padi Imbrida, Hibrida, Jagung Hibrida,
Kedelai, Kacang Tanah, dan Padi Gogo), dengan menjangkau Penyuluh, POPT, Pengawas Benih
Pendamping, termasuk Penyuluh Swadaya. Dari pelatihan, workshop, sosialisasi dan apresiasi,
selama TA.2010. tercatat telah mencapai peserta sebanyak 245 orang. (v) Mendukung
pendampingan pelatihan teknis, dilaksanakan pula kegiatan pengembangan informasi melalui
penyebar-luasan media cetak dan elektronik, berupa buku, buku saku, brosur, leaflet/folder dan
poster, serta keping VCD/DVD, baik karena urgensinya diperbanyak oleh Tim Pendampingan,
maupun dari kegiatan Proyek FEATI dan PUAP. Tercatat 87 Inovasi Teknologi (kebanyakan
berulang), telah disalurkan pada tahun 2010.
I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kabupaten Bone adalah salah satu kabupaten di Propinsi Sulawesi Selatan,dengan luas
wilayahnya 4.555.9 km2 atau 7,3 % dari luas Propinsi Sulawesi Selatan. Terletak pada posisi 140
13” sampai 50 06” lintang selatan dan antara 1190 42” sampai 1200 3” bujur timur, dengan
batas-batasnya sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Soppeng dan wajo
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa.
Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone,
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep dan Barru.
Topografi wilayahnya sangat bervariasi, mulai dari landai (umumnya bagian timur, utara)
kemudian kearah barat dan selatan, bergelombang, sampai curam. Kemiringan wilayah ini
dibedakan atas :kemiringan 0-2% sekitar36% kemiringan 2-15% adalah 20%, kemiringan 15
sampai 40 % sebanyak 25%, dan > dari kemiringan 40% seluas 19% lebih.
Beriklim Tropis, dengan suhu udara berkisar 260 sampai 430 Celsius. Pada peroide April
s.d September bertiup angin timur yang membawa hujan, yang lazim disebut Pola Curah Hujan
2
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Sektor Timur. Sebaliknya pada bulan Oktober samapai Maret bertiup angin barat, (Pola Curah
Hujan Sektor Barat), dimana wilayah ini menjadi zone bayangan hujan, dan mengalami musim
kemarau. Pada periode ini petani pada umumnya menanam palawija pada sawah tadah hujan
dan padi gadu pada wilayah yang beririgasi. Sebagaian kecil wilayah Kabupaten Bone yang
tergololong wialayah peralihan dan mendapat dua pola curah hujan, barat dan timur yakni
wilayah Kecamatan Bontocani dan Libureng. Rata-rata curah hujan dan hari hujan 5 tahun
terakhir Kebupaten Bone adalah 2500 mm dengan 200 hari hujan.
Luas lahan Kabupaten Bone adalah 455.900 ha, (2007) terdiri dari sawah 88.449 ha,
tegalan/kebun 81.035 ha dengan pengembangan komoditas tanaman pangan, padi, palawija
dan hortikultura. :Penggunaan lahan lainya, padang rumput/pengembalaan 49.322 ha, hutan
rakyat 7.323 ha, hutan negara 125.316 ha, tambak 9.809 ha, kolam/waduk 125 ha dan
pemukiman 16.579,serta penggunaan lainnya. Data demografi tercatat bahwa penduduk
wilayah Kabupaten Bone adalah 685.950 jiwa, terdiri dari laki-laki 324.488 jiwa dan perempuan
361,102 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,25%. Jumlah kepala keluarga yang
bekerja disektor pertanian tercatat 177.672 orang atau 25,91%. Berdasarkan oganisasi
pemerintahan, Kabupaten Bone terdiri dari 27 Kecamatan, 333 desa dan 27 kelurahan (360
desa/kelurahan).,
Pengelompokan wialayah berdasarkan letak dan karakter fasilitas, infrastruktur,
terutama fasilitas transfortasi/jalan adalah :
a. Wilayah bagian barat, (7 kecamatan), meliputi : 1.Lamuru, 2.Lappariaja, 3.Bengo, 4.Libu-
reng, 5.Tellu LimpoE, 6..Ulaweng, dan 7.Amali.
b. Wilayah bagian tengah (7 kecamatan), terdiri dari :1.Tanete Riattang, 2.Tanente Riattang
Timur, 3.Tanente Riattang Barat, 4.Palakka, 5.Barebbo, 6.SibuluE, dan 7.Kecamatan Cina.
c. Wilayah bagian utara meliputi (5 kecamatan),1.TellusiattingE, 2.Dua BoccoE, 3. Cenrana,
4.Ajangale, dan 5.Awangpone.
d. Wilayah bagian selatan (8 Kecamatan), meliputi : 1 Mare, 2.Tonra 3.Salomeko, 4.Kajuara,
5.Kahu, 6.Bonto Cani 7.Patimpeng, dan 8.Ponre.
Dengan Potensi SDA dan SDM, Kabupaten Bone berusaha mencapai Visi Kabupaten,
yakni terwujudnya Kabupaten Bone menjadi wilayah pertanian mo-dern, tangguh, dan efisien,
ber-budaya industri, berbasis di-pedesaan, dan memberdayakan petani maju, menuju
masyarakat tani yang modern, sejahtera, se-bagai pusat penmbangunan dan pelayanan di
3
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
kawasan timur Sulawesi Selatan, serta sebagai pintu gerbang yang efektif menghubungkan
Sulawesi Selatan dengan Sulawesi Tenggara serta kawasan timur Indonesia.
Posisi Kabupaten Bone
adalah penyangga utama pro-
duksi pangan (padi, palawija),
dan hortikultura Sulawesi Sela-
tan. Demikian pula halnya pe-
ngembangan perkebuanan, peter
nakan dan komoditas petanian
pada umumnya. serta P2SDS,
dan lainnya.
Beberapa permasalahan
yang berkaitan kegiatan pendam-
pingan (Peneliti-Penyuluh) BPTP
Sulawesi Selatan, TA.2010, khu-
susnya di Kabupaten Bone ada-
lah :
1. Karena seluruh kegiatan
berkaitan pemanfaatan sum-
berdaya pertanian, kegiatan
bududaya, dan keterpaduan
dengan berbagai puhak,
sehingga perlu upaya koordinasi, integrasi, simplipikasi dengan pihak-pihak terkait (petani,
aparat dinas, stakeholder) pada semua tingkatan (propinsi, kabupaten, BPP dan ditingkat
desa/Gapoktan serta lapangan usahatani)
2. Diperlukan perencanaan rinci, berkaitan persoalia, waktu, tempat dan sarana/material serta
pembiayaan
3. Diperlukakan dukungan personalia dan pengadministrasian kegiatan (perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian).
Wil.Pendamping
an
Prop.Sulawesi Selatan
Gambar 1 : Peta Prop.Sul-Sel, dan Wil.Pendampingan Kab.Bone
4
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
1.2.Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dan pendekatan yang digunakan dirumuskan sbb:
Tujuan Umum,
Yakni tercapainya tujuan dari Program Strategis Kementerian Pertanian yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bone dengan pembiayaan yang bersumber
dari Dana Dekonstrasi.TA.2010. dengan terlaksananaya kegiatan dimaksud adalah :
a) Sekolah Lapang PTT Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah);
sebanyak, 1.290 unit, dimana sekurang-kuranya 60 % (774 unit) didampingi oleh BPTP
Sulawesi Selatan, berlokasi pada 26 dari 27 Kecamatan di Kabupaten Bone.
b) Pengembangan PSDS (inisiasi tahun 2007 oleh SMD).
c) Proyek FEATI/ P3TIP;pada 15 Kecamatan, 40 Desa (40 FMA);
d) Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP); pada 9 Kecamatan, 35 Desa.
(c dan d, :belum terangkum dalam RODHP ini, termasuk pembiayaannya)
Tujuan khusus
Tujuan yang akan dicapai dari kegiatan TA.2010 mengacu kepada Panduan dan
Pedoman Pendampingan, serta secara khusus tertuang dalam SK Kepala Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan No.187/OT. 140/10.21/11/2009, tanggal 30 Nopember
2009, tentang Penunjukan Koordinator Kabupaten/Tim Pendamping Program Strategi
Kementerian Pertanian pada BPTP Sulawesi Selatan.Untuk mencapai tujuan umum di atas,
maka Tim Pendampingan mengemban tugas-tugas sbb:
a) Membangun koordinasi dengan Pemkab Bone tentang pelaksanaan PTT Tanaman Pangan
(Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah; dalam hal Calon petani, Calon lokasi, waktu
tanam), KKP, Perancangan Agribisnis, dan SL Agribisnis Gapoktan FEATI/P3TIP.
b) Intervensi Inovasi Teknologi ke Gapoktan, antara lain dalam Program RUB.;
c) Berkoordinasi secara berkelanjuan dengan Penyuluh Pendamping, Komite Pengarah, dan
Gapoktan khususnya dalam pelaksanaan Demplot Inovasi Teknologi pada Laboratorium
Lapangan SL Tanaman Pangan.
d) Mendistribusikan materi pelatihan dan Demonstrasi Teknologi.
e) Mengorganisasikan pendampingan (Peneliti, Penyuluh,Teknisi, Mahasiswa, POPT ,dll).
f) Menjadi dan atau mengkoordinasikan ketersediaan Narasumber pelatihan; mengevaluasi
adopsi komponen Teknologi PTT, dan melaksanakan tugas-tugas pendampingan lainnya
5
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, ditempuh pendekatan Pendampingan Program
Strategis Departemen Pertanian di Kabupaten Bone, 2010 sbb:
1. Pendekatan Wilayah dan Agroekosistem, dalam hal ini adalah Lahan Sawah dan lahan
kering, Pendekatan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT), serta Sistem Integrasi
Tanaman-Ternak (CLS);.
2. Pendekatan Agribisnis yang dimotori oleh kelembagaan petani (Gapoktan, Koptan) yang
mapan, sehingga mampu menggerakkan Sistem Usahatani Intensifikasi dan Diversifikasi
dikalangan Kelompok Tani yang menjadi anggotanya di satu sisi, dan di sisi yang lain
mengoperasionalkan Agribisnis
3. Pendekatan Pemberdayaan dalam menerapkan inovasi teknologi untuk meningkatkan
produksi, pendapatan, dan tingkat kesejahteraan petani dan keluarganya, dan penguatan
kelembagaan masyarakat pedesaan pada umumnya.
1.3.Keluran
1. Terbangunnya koordinasi dengan Pemkab Bone tentang pelaksanaan PTT Tanaman Pangan
(Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah; dalam hal Calon petani, Calon lokasi, waktu
tanam), KKP, Perancangan Agribisnis, dan SL PTT Tanaman Pangan.
2. Terlaksanananya Intervensi Inovasi Teknologi ke Gapoktan dalam Program RUB.;
3. Teciptanya koordinasi secara berkelanjuan dengan Penyuluh Pendamping, Komite Pengarah,
dan Gapoktan khususnya dalam pelaksanaan Demplot Inovasi Teknologi VUB Padi, Jagung
dan Kedelai pada Laboratorium Lapangan SL PTT Tanaman Pangan.
4. Terdistribusinya materi pelatihan dan Demonstrasi Teknologi.
5. Pengorganisasaian pendampingan (Peneliti, Penyuluh,Teknisi, Mahasiswa, POPT ,dll).
6. Tersedianya Narasumber pelatihan;
7. Terlaksananaya evaluasi adopsi komponen Teknologi PTT, dan
8. Terlaksananya tugas-tugas pendampingan lainnya.
Dampak yang diharapkan, yakni tercapainya tujuan ikutan dari Program Strategis
Kementerian Pertanian yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bone.TA.2010
adalah :
1. Dampak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, akan terjadi adopsi inovasi yang berdampak
perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap mendukung pembangunan pertanian,
sehingga diperoleh Sumberdaya Manusia Petani yang lebih bermut .dalam hal : PTT
6
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah) dan Pengembngan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP), serta Pemberdayaan FMA Gapoktan.
2. Dari segi Ekonomi dan pengembangan masyarakat, akan diperoleh berbagai dampak,
seperti, peningkatan produksi dan produktivitas, peningkatan pendapatan dan pada
akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Dari Aspek Sosial penumbuhan dan peningkatan kerjasama, dinamika dan sinergitas
masyarakat di pedasaan,
II.PROSEDUR PELAKSANAAN
Prosedur yang ditempuh dalam pelaksanaan kegiatan ini mencakup ruang lingkup
kegiatan, pendekatan, rincian kegiatan, mengacu kepada Kelompoktani yang yang memperoleh
Bantuan Langsung Benih Unngul (BLBU) Tanaman Pangan. Selanjutnya dipadu dengan metode
diseminasi inovasi tekologi SL PTT Tanaman Pangan, dan dari luasan 15,0-0,25 ha, diantaranya
1,0 ha sebagai Laboratorium Lapangan(LL), termasuk 0,15 ha-0,25 ha diguanakan sebagai
dempot Varietas Unggul Baru (Padi, Jagung, dan Kedelai) dengan pendampingan BPTP Peneliti
dan Penyuluh BPTP Sulawesi Selatan.
2.1. Ruang Lingkup
Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) SL PTT Tanaman Pangan (Padi dan
Palawija) di Kabupaten Bone TA.2010, diawali dengan menetapkan Calon Kelompok Tani
penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) terdiri dari Padi Inbrida, Hibrida, Padi Gogo,
Benih Jagung Hibrida, Kedelai dan Kacang Tanah oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Bone, dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bone, Nomor:570.1/07/01/2010, tanggal 06 Januari 2010
tentang Penerima Bantuan SLPTT TPH, TA.2010.
Dari CPCL dalam SK Kepala Dinas Pertanian TPH Kabupaten Bone tersebut, menjadi
acuan dasar Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian di Kabupaten Bone oleh
BPTP Sulawesi Selatan, TA.2010, yakni SL PTT Padi dan Palawija, termasuk perogram strategis
lainnya seperti PSDS, yang dimotori oleh Sarjana Membangun Desa/SMD sejak 2007, Proyek
Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Petanian (P3TIP/FEATI), dan Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP).
7
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Tugas yang diperankan oleh Tim Peneliti/Penyuluh BPTP Sulawesi Selatan pada
dasarnya adalah (1) mendapingi pelaksanaan Demplot, budidaya, pascapanen dan agribisnis
padi, padi hibrida, palawija jagung hibrida, kedelai, dan kacang tanah, (2) penyediaan nara
sumber pelatihan/kursus, dan (3)pengembanan informasi melaui penyebaran media tercetak.
2.2.Tahapan Pelaksanaan:
Tahapan pelaksanaan diawali penentuan Liaison Office (LO) dan Tim Pendampingan
dengan SK Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan (.187/OT.140/
10.21/11/2009, tanggal 30 Nopember 2009, dengan personalia ( di Kabupaten Bone) sbb:
LO/Koordinator Tim : Drs.Kamaruddin.AS,MP
Anggota Tim :
1.Prof.Dr.Djafar Baco (Peneliti Senior)
2.Ir.Hj.St.Najmah Penyuluh)
3.Faisal, SP (Calon Peneliti)
Tugas awal Tim Pendampingan ini adalah berkoordinasi dengan Penanggung jawab dan
Tim SL PTT Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Bone dan menjadikan Data CPCL yang ada dalam menyusun Rencana Operasional
Diseminasi Hasil Pengkajian (RODHP) Pendampingan Program Strategis Kementerin Pertanian di
Kabupaten Bone TA.2010. Membahas RODHP tersebut dalam Seminar perencanaan dan
selanjutnya menetapkan RODHP depinitif sebagai acuan pelaksanaan pendampingan dalam
tahun 2010. Dengan berpedonam kepada RODHP tersebut, dirancanglah kegiatan
pendampingan sebagai berikut :
1. Menetapkan allokasi Demplot VUB Padi, Jagung Hibrida, dan Kedelai berdasarkan Kalender
Musim, Zone Agroekosistem, keterjangkaunan transportasi dan lainnya;
2. Merancang pembinaan dan pendampingan SLPTT Padi, Padi Hibrida, Padi Gogo, Palawija
:Jagung hibrida, Kedelai, dan Kacang Tanah dan PSDS. Berkoordinasi dengan Penanggung
jawab dan Tim SL PTT Tanaman Pangan, PSDS, P3TIP/FEATI, dan Prgram PUAP di tingkat
Kabupaten dalam rangka penyediaan narasumber pelatihan/kursus berkaitan dengan
kegiatan pendampingan khususnya dan diseminasi inovasi teknologi dan kelembagaan pada
umumnya, serta menjajaki BPP/Kecamatan sebagai basis kegiatan.
3. Berperan dalam pengembangan komunikasi teknologi dan informasi pertanian dengan
penyediaan dan distribusi media cetak dan elektronik.
4.Muh.Amin, SP (Teknisi)
5.A.Satna, SP (Staf BPTP/Calon Penyuluh)
8
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Sebaran Lokasi Pendampinangan.
Dalam proses identifikasi dan penentuan wilayah pendampingan, Kabupaten Bone dibagi
menjadi empat zone, yakni Zone Barat, Tengah, Utara dan Zone Selatan.
Tabel 1. Lokasi Pendampingan SLPTT di Kabupaten Bone, TA.2010
No
Zone/ Keca matan
Lokasi SL PTT (Jumlah Desa/Kelompok Tani) Capaian Pen- dampingan Ke camatan/Kelp. Tani (%)
Padi
Jagung hibrida
Kedelai
K.Tanah, dll
Inbrida Hibrida
1 2 3 4 5 6 7 8
I. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Zone Barat: Bengo Lappa Riaja Tellu LimpoE Lamuru Libureng Ulaweing Amali
9/20 8/25 7/8
10/16 20/28 11/21 2/4
4/6 5/10
- -
7/15 - -
3/4 4/4 -
4/4 9/9 -
9/9
5/21 8/15
- 7/10 14/25
- -
5/8 - - -
7/7 - -
59/38 54/30 8/2 30/- 84/2 21/- 13/-
Jumlah (I) 67/122 16/31 29/30 34/71 12/15 269/72(26,76)
II. 1. 2. 3 4. 5. 6. 7..
Zone Tengah T. Riattang T.R .Barat T.R.Timur Palakka Barebbo SibuluE C i n a
7/10 6/10
- 14/22 17/30 20/22 12/28
5/10 5/10
- 10/15 15/20 8/13 4/10
2/3 3/3 -
6/6 9/9 3/4 6/7
7/20 4/15 4/10 11/18 15/30 4/7 7/18
-
1(PSDS) -
5/6 5/5 5/6
43/43 38/35 10/-
94/47 94/57 132/35 63/22
Jumlah (II) 73/122 47/78 29/32 52/118 15/17 367/229(62,40)
III 1. 2. 3. 4. 5..
Zone Utara Tl.SiattingE Dua BoccoE Cenrana Ajang Ale Awangpone
9/25 10/24 11/25 8/24 17/25
-
3/16 -
4/10 7/12
3/6 8/10
- 9/9 6/6
- - - - -
-
3/4 -
5/6 -
31/25 54/40 25/-
43/34 43/37
Jumlah (III) 55/123 14/38 26/31 0/0 8/10 202/136(67,33)
IV 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8..
Zone Selatan Mare Tonra Salomekko Kajuara Kahu Bontocani Patimpeng Ponre
15/25 9/23 8/20 15/25 18/29 10/24 9/16 8/18
-
9/15 -
6/14 9/10
- 5/6 4/11
4/4 4/4 4/6 5/5
10/10 3/4 9/9 5/5
- - - -
9/12 6/10
- 6/19
- -
5/9 5/10 7/9 4/6 -
2/4
29/2 42/- 35/- 57/- 70/4 44/- 31/- 37/-
Jumlah (IV) 92/180 33/56 44/47 21/41 23/38 362/6(1,62)
Total (I+IV) 290/540 110/203 120/128 97/230 58/80 1200/443(36,92)
9
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Untuk mengoptimalkan hasil-hasil pendampingan yang dicapai, maka prioritas utama
perhatian pada wilayah pelaksana Demplot VUB Padi, Jagung Hibrida, dan VUB Kedelai, seperti
pada tabel diatas. Pendampingan secara fisik di lapangan mencapai 443 Kelompok Tani dari
keseluruhan SL PTT (Padi, Palawija) atau 36,92 % dari keseluruhan SL PTT.Namun, jika
dikaitkan dengan kelompok kegiatan yang telah selesai dilaksanakan (SL PTT Padi Inbrida dan
Padi Hibrida, minus Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah), mencapai 59,62% SLPTT, dengan
pemusatan pada Zone Tengah, Barat dan Utara, dan sangat kurang pada Zone Selatan.
Permasalahan yang dijumpai pada Zone Utara yang rawan bencana alam banjir (14 Unit
Demplot VUB Padi gagal panen di zone ini), dan zone selatan yang sebagian bergunung dengan
kendala transportasi, dan MT.lebih awal, sehingga tidak ada allokasi Demplot VUB pada MT
2010 di zone ini.
3.2.Hasil Koordinasi dengan Pemkab Bone:
Penyelenggaraan koordinasi dalam hal ini, dapat berupa internal Pemkab Bone, Internal
Dinas Pertanin Tanaman Pangan dan Hortikutura Kabupaten Bone, dan eksternal dengan
kelembagaan terkait lainnya, seperti Pemprop Sulawesi Selatan, BPTP Sulawesi Selatan, BUMN
Penyalur BLBU, dan kelembagaan pendukung seperti Penyalur/pedagang sarana produksi
pertanian. Ferfomance dan kinerja koordinasi di tingkat kelembagaan Kabupaten dan Lapangan
(Kecamatan/Desa) dikemukakan seperti berikuti ini:
Tabel 2. : Kinerja Koordinasi Tingkat Pemkab. Bone, Sulawesi Selatan.TA.2010
No
Kelembagaan
Komponen Penilaian Kinerja Koordinasi(skor 1 – 3)*)
Nilai
Faktor Kendala A**) B**) C**)
1 2 3 4 5 6 7
I. Kelembagaan Eksternal:
(Propinsi, BPTP, BUMN,Bakor-Bapeluh)
2 1 2
5 Koordinasi baru se batas peran fung-sional
II. Kelembagaan Pemkab:
(Dinas pertanian TPH, Ketahanan Pangan Kelemb.PP/BPP)
1 1 2 4 Dualisme PP, anta ra THL dan PP Organik; (Bapel be-lum ada/ Peran BPP yang be-lum jelas)
III Internal Dinas Pert.TPH:
(SLPTT,FEATI, PUAP)
1 2 2 5 Keterkaitan dan sinergi peran be-lum optimal
Rata-Rata : 1,33 1,33 2 4,66
10
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Adapun perfomance koordinasi pada tingkat lapangan (Kecamatan/BPP, Desa dan
Gapoktan) sbb:
Tabel 3. Kinerja Koordinasi Tingkat Lapangan (Kecamatan/BPP dan Desa),Kab. Bone, 2010
No
Zone/ Kecamatan
Komponen Penilaian Kinerja Koordinasi(skor 1 – 3)*)
Nilai
Faktor
Kendala A**) B**) C**)
1 2 3 4 5 6 7
I. Zone Barat:
(Lappa Riaja, Bengo,Libureng)
(Tellu LimpoE, Ulaweng, Amali)
2
1
2
1
2
1
6
3*)
*).Kendala fasi- litas transportasi & koodinasi
II. Zone Tengah
(T. rittang, dan Kec. Ainnya, kecuali Cina)
(Kecamatan Cina)
2
1
2
1
3
1
7
3*)
*) Tim PTT/PP BPP tidak terorganisasi kan dengan baik,
sehingga tidak da- pat ber peran opt- imal
III Zone Utara
(Awangpone,Ajang Ale,Tellu SiattingE)
2 2 2 6 Wilayah rawan bencana banjir
IV. Zone Selatan
(Mare, Tonra, PalattaE) (Ponre,Bontocani,dan
kecamatan lainnya)
1
1
1
1
2
1
4
3*)
*).Kendala fasi- litas transportasi & koodinasi
Rata-Rata : 1,43 1,43 1,57 4,43
*) skor penilaian 1 = kurang, 2 = baik, 3 = sangat baik **) A = Kelengkapan legalitas keterlibatan institusi. B = Berfungsinya institusi yang terlibat sesuai fungsi yang telah disepakati bersama. C = Sinergi pelaksanaan di lapangan.
Faktor pendorong koordinasi adalah karena adanya kegiatan yang saling bersinergi,
namun kadang-kadang terlupakan pihak-pihak terkait.
3.3.Efektivitas Demplot Sebagai Obyek Kunjungan
Efektivitas dari jenis atau komponen teknologi inovasi yang diintroduksi kepada petani/
Kelompok Tani pelaksana dan jumlah petani yang berkunjung dan memperhatikan penerpannya
di lapangan, dikemukakan pada tabel berikut :
11
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Tabel 4. Keragaan Pelaksanaan Demplot Inovasi PTT Komoditas Padi (VUB Inpari 1, Inpari 3 dan Inpari 4, TA.2010
No
Lokasi Demplot (Zone/Kecamatan)
Jenis Inovasi Teknologi yang diintoroduksi
Unit/ Luas Dem-plot (ha)
Juml.petani Pengunjung (org)
1 2 3 4 5
I. .
.
Zone Barat: (Bengo;Lappa Riaja)
Komp.Teknologi Dasar:VUB; Benih
Unggul; Pemupukan spesifik lokasi; PHT, dan Pupuk/Bhn Organik. Komp.Teknologi Piliihan: OTS; Ta- nam Jajar Legowo/Atabela; AWD (khusus Lappa Riaja), dan Panen dan Pasca Panen yang tepat.
12/3,00 ha
300
Jumlah (I) 12/3,00 ha 300
II.
..
Zone Tengah T. Riattang;T.R .Barat T.R.Timur,Palakka Barebbo,SibuluE C i n a
Komp.Teknologi Dasar:VUB; Benih Unggul; Pemupukan spesifik lokasi; PHT,& pengendalian Gulma; Pupuk/ Bahan Organik. Komp.Teknologi Piliihan: OTS; Ta- nam Jajar Legowo/ATabela; Panen dan Pasca Panen yang tepat.
56/14,00 ha 1.020
Jumlah (II) 56/14,00 ha 1.020 III
1. 2. 3. 4. ..
Zone Utara Tl.SiattingE Dua BoccoE Ajang Ale Awangpone
Komp.Teknologi Dasar:VUB; Benih Unggul; Pemupukan spesifik lokasi; PHT & pengendalian Gulma; Pupuk/ Bahan Organik. Komp.Teknologi Piliihan: OTS; Ta- nam Jajar Legowo; dan Panen dan Pasca Panen yang tepat.
14/3,50 ha 120
Jumlah (III) 14/3,50 ha 120
Total (I+III) 82/20,50 ha*) 1.440
*) Jumlah Unit Demplot VUB Padi 146 Unit, namun data lengkap baru 82Unit (20,50 ha), di ataranya 14 Unit Gagal karena bencana banjir
Komponen Teknologi pilihan lainnya, seperti tanam bibit muda, dan tanam 1-3 batang
penerapannya masih terbatas pada lokasi tertentu yang bebas ancaman Hama Keong Mas.
Demikian pula dengan tanam dengan jajar legowo masih dikombinasikan dengan peng gunaan
Alat Tabela (Atabela) sebagai pengembang an dari tanam dengan hambur langsung tidak
beraturan yang lazim disebut dengan “Ampo Langsung/Amplas”.
12
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Demikian pula dengan tanam dengan jajar legowo masih dikombinasikan dengan
penggunaan Alat Tabela (Atabela) sebagai pengembangan dari tanam dengan hambur
langsung tidak beraturan yang lazim disebut dengan “Ampo Langsung/Amplas”. Jumlah
pengunjung yang adalah para petani anggota Kelompok Tani pelaksana SL PTT Padi, 20 sampai
25 orang per kelompok. Dengan demikian total petani pengunjung 1.440 orang pada
pelaksanaan Demplot VUB di Kabupaten Bone, TA.2010.
Gambar 2 : Salah satu Unit Dempot VUB Padi.
ngalami penundaan (Tanam Nopember-Desember 2010), pertanaman masih berlangsung
sampai saat ini. Perkiranaan panen Februari-Maret 2011. Musim Tanam Rendengan (MH) di
wilayah ini jatuh pada bulan April-September, dan MT.Gadu (MK) pada bulan Oktober-Maret
tiap tahun, yang didukung oleh Pola Curah Hujan seperti pada Rerata Curah Hujan dan Hari
Hujan 5 tahun terakhir, 2005-2009.
Intensitas hujan pada periode tersebut adalah 103 hari hujan dengan jumlah curah
hujan setahun 1.702,4 mm. Pada MT.Rendengan tahun 2010, jumlah hari hujan meningkat
menjadi 229 hari, dan curah hujan kumulatif naik menjadi 3.657,0 mm, dan jika dibandingkan
rerata 5 tahun terakhir, maka hari hujan meningkat 87% dan curah hujan naik lebih tinggi lagi
yaitu 115%, dengan masa basah lebih lama, yakni 8 bulan (April s.d. Nopember 2010). Kondisi
ini yang menghambat pelaksanaan SL PTT Palawija (Jagung, Kedelai, dan Kacang Tanah), dan
kegiatan pendampingan Demplot VUB Jagung dan Kedelai. Kondisi iklim, terutama intensitas
curah hujan dan hari hujan secara rinci dikemukakan pada tabel di bawah ini.
Pelaksanaan Demplot VUB
Palawija Jagung Hibrida Nasional
(Bima 2 dan 3) dan VUB Kedelai
dari Balitkabi Malang, Jawa Timur
(Varietas Anjasmoro, Argomulyo,
Grobogan dan Kaba), terkendala
oleh MT yang tidak mendukung
dengan curah hujan tinggi selama
2010,, sehingga masa tanam me-
13
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Tabel 5.: Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan 2005 s.d.2009, dan Intensitas Hujan
Kabupaten Bone, 2010 :
No.
Bulan
Rerata C.h 2005-2009 Intensitas C.h 2010
Hari Hujan C.Hujan (mm3) Hari Hujan C.Hujan (mm3)
1 Januari 6,2 37,4 9 102,0
2 Februari 8,6 94,2 11 163,0
3 Maret 8,2 98,6 13 192,0
4 April 14,0 241,0 16 221,0
5 Mei 14,4 343,2 25 390,0
6 Juni 13,4 291,8 29 587,0
7 Juli 9,6 171,2 27 483,0
8 Agustus 5,6 89,6 24 411,0
9 September 5,6 53,2 21 365,0
10 Oktober 3,6 74,6 18 282,0
11 Nopember 6,0 99,0 20 314,0
12 Desember 7,4 108,6 16 147,0
Jumlah: 102,6 1.702,4 229 3.657,0
*) Sumber :Dinas Pertanian TPH Kab.Bone, 2011
Tabel 6. Keragaan Pelaksanaan Demplot Inovasi PTT Komoditas Jagung Hibrida
(Varietas Bima 2 dan Bima 3), TA.2010
No
Lokasi Demplot (Zone/Kecamatan)
Jenis Inovasi Teknologi yang diintoroduksi
Unit/ Luas Dem- plot (ha)
Juml.petani Pengunjung (org)
1. Zone Tengah (T.R .Barat Palakka dan C i n a)
Komp.Teknologi Daar:VUB;Benih Unggul; Populasi Tanam 66.000 s.d. 75.000, Pemupukan spesifik lokasi; Komp.TeknologiPiliihan: (Penyiapan lahan, OTS versus TOT, Pembuatan saluran drainase /irigasi, Pemberian pupuk organik, Pembum-bunan,Pengendalian H/P dan Gulma Terpadu, Penanganan Panen dan Pascapanen.
16 Unit; 1,60 ha.
240
Jumlah : 16 Unit;. 1,60 ha.
240
14
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Keragaan pelaksanaan Demplot Inovasi Teknologi PTT Jagung Hibrida, dalam hal ini
Hibrida Nasional Bima 2 dan Bima 3, (benih diperoleh dari Balitsereal Maros), dilaporkan bahwa
pertanaman masih berlangsung dengan perkiraan waktu panen, Februari dan Maret 2011,
namun pengunjung sekurang-kurangnya anggota kelompok tani pelaksana, kumulatif 240 orang
(15 orang/kelompok).Demikian pula halnya dengan Demplot VUB Kedelai yang mengalami
penundaan pelaksanaannya. Di Zone Barat, penanamannya dimulai pada bulan Nopember 2010
dan Zone Timur pada bulan Desember 2010. Pertanaman menghadapi hambatan dalam
pemeliharaannya karena curah hujan yang masih tinggi, sekalipun musim tanam telah
memasuki Musim Gadu (MK).
Adapun pelaksanaan Demplot VUB Kedelai dengan Varietas Anjasmoro, Argomulyo,
Grobgoan dan Kaba (benih diperoleh dari Balitkabi Malang, Jawa Timur), pelaksanaannya juga
diundur ke MT Oktober-Maret 2010/2011 karena kendala yang sama pada pertanaman jagung
hibrida nasional, Bima 2 dan Bima 3, dengan keragaaan dikemukakan di bawah ini :
Gambar 3: Pertanaman Demplot VUB Jagung Hibrida Bima 2 dan Bima 3 pada fase Vegetatif.
15
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Tabel 7: Keragaan Pelaksanaan Demplot Inovasi PTT Komoditas Kedelai,
(Varietas Anjasmoro, Argomulyo, Grobogan, dan Kaba ) ,TA.2010
No
Lokasi Demplot (Zone/Kecamatan)
Jenis Inovasi Teknologi yang diintoroduksi
Unit/ Luas Dem plot (ha)
Juml.petani Pengun jung(org)
1 2 3 4 5
I.
Zone Barat: (Bengo Lappa Riaja)
Komp.Teknologi Dasar:VUB;Benih Unggul; Populasi tanaman (350 Ribu s.d.500 Ribu btg/ha) pembuatan sa-luran drainase/Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman)
20 Unit; 2,00 ha
200
Komp.Teknologi Piliihan: (Penyiap- an lahan, TOT/OTS, Pemu-
pukan, Pemberian pupuk Organik, Drainase/pengairan, dan Panen serta Pascapanen.
Jumlah (I) 20 unit;
2,00 ha
200
1 2 3 4 5
II.
.
Zone Tengah T. Riattang,T.R . Barat,T.R.Timur, Palakka,Barebbo
Komp.Teknologi Dasar:VUB;Benih Unggul; Populasi tanaman (350 Ribu s.d.500Ribu btg/ha)pembuatan saluran drainase Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) Komp.Teknologi Piliihan: (Penyiapan lahan, TOT/OTS, Pemu-pukan, Pemberian pupuk Organik, Drainase/pengairan, dan Panen serta Pascapanen.
26 Unit; 2,60 ha
260
Jumlah (II) 26 unit, 2,60ha
260
Total (I +II) 46,unit, 4,60ha
460
Sekalipun Keragaan Demplot belum diketahui, namun diprakirakan ini sekurang-
krangnya mempengaruhi kelompok pelaksana dan anggotanya dalam penerapan inovasi
teknolgi PTT Kedelai kedepan, yakni anggota kelompok masing-masing pelaksana, 690 orang.
16
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
3.3.1.Efektivitas Demplot VUB Sebagai Sarana Diseminasi:
Efektivitas Demplot berkaitan dengan jumlah petani pengunjung dan keinginan mereka
untuk menerapkan inovasi tersebut, (keputusan sementara) sambil menguji adaptabilitas VUB
yang diuji pada MT.Gadu (Oktober-Maret 2010/2011), diprakirakan mencapai angka seperti
dikemukakan pada table dibawa ini:
Tabel 8 : Keragaan Efektivitas Demplot Inovasi PTT Komoditas VUB Padi Inbrida,TA.2010
No
Nama Lokasi Demplot (Kecmatan)
Jumlah Petani pengun-jung
Jumlah petani pengunjung (Org) dan Efektifitas Demplot
Permasa lahan
Belum berminat
Berminat; Belum pasti Menggunakan
Berminat &akan menggunakan
1 2 3 4 5 6 7 1.
2.
3.
Zone Barat: (Bengo;Lappa Riaja) Zone Tengah T.Riattang;T.R
.Barat,TR. Timur,PalakkaBarebbo, SibuluE, Cina Zone Utara Tl.SiattingE Dua BoccoE Ajang Ale Awangpone
300
1.020
120
180
520
70
60
250
25
60
250
25
Hasil Dem-plot yang akan di dijadikan be-nih terbatas;
Jumlah : 1.440 770 335 335
Gambar 4 : Pertanaman Demplot Kedelai masih Pada Fase Vegetatif.
17
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Dengan SL PTT, petani/kelompok tani memantapkan preferensi/pilihan mereka terhadap
VUB Padi Inbrida yang didemonstrasikan (Ipari 1, 3, dan 4), seperti pengamatan lapangan pada
gambar dibawah ini.
Gambar 5 : Petani membangun preferensi mereka melalui pengamatan Langsung di lapangan(kiri), Kadis TPH Kab.Bone Panen Perdana Demplot.(kanan).
3.3.2.Efektivitas Demplot VUB Jagung Hibrida Nasional
Efektivitas Demplot VUB Jagung Hibrida Nasional sebaga metode penyulluh seperti
digambarkan pada tabel di baw ini masih merupakan angka prakiraan, karena pelaksanaannya
pada MT.2010/2011 (MT Gadu) karena kendala musim hujan dan masa basah yang
berkepanjangan (April- Nopember 2010), dengan keragaan digambarkan sbb:
Tabel 9 : Keragaan Efektifitas Demplot Inovasi PTT Komoditas Jagung Hibrida Nasional (Bima 2, Bima 3),TA.2010 No
Nama Lokasi Demplot (Kecmatan)
Jumlah Petani pengun-jung
Jumlah petani pengunjung (Org) dan Efektifitas Demplot*)
Permasa lahan
Belum berminat
Berminat; Belum pasti Menggunakan
Berminat &akan menggunakan
1 2 3 4 5 6 7
1.
Zone Tengah (T.R .Barat, Pa- lakka, SibuluE, dan C i n a)
200
100
50
50
Harga benih Jagung Hib. Dianggap mahal, diha rapkan dari bantuan.
X
18
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
3.3.3.Efektivitas Demplot VUB Kedelai
Sebagaimana Demplot VUB Kedelai yang penanamannya pada Nopember-Desember
2010 masa akhir pendampingan TA.2010, sehingga preferensi petani hanya dapat diprakirakan,
komposisi penerimaan kelompok tani, sebagaimana dikemukakan pada tabel di bawah ini:
Tabel 10 :Keragaan Efektifitas Demplot Inovasi PTT Komoditas Kedelai, TA.2010
No
Nama Lokasi Demplot (Kecmatan)
Jumlah Petani pengun-jung
Jumlah petani pengunjung (Org) dan Efektifitas Demplot*)
Permasa lahan
Belum berminat
Berminat; Belum pasti Menggunakan
Berminat &akan menggunakan
1 2 3 4 5 6 7
1.
2.
Zone Barat: (Bengo Lappa Riaja) Zone Tengah T. Riattang,T.R .Barat,TR.Timur Palakka, Ba- rebbo
200
260
100
160
50
50
50
50
*)Angka pra Kiraan. Penyediaan Benih ter-batas (dari prod. Demp lot)
Jumlah : 460 260 50 50
Animo kelompok penangkar/Gapoktan PUAP dan FEATI tinggi untuk memproduksi
benih, (Padi, Jagung Hibrida Nasional, dan Kedelai) sebagai usaha agribisnis mereka, namun
belum menemukan mitra dalam pemasaran, terutama dalam penyediaan benih bagi BLBU.
Salah satu pendorongnya adalah para petani komsumen telah melihat dan membina preferensi
mereka melalui pengamatan lapangan, baik di lokasi Demplot VUB, maupun pada lokasi SL
mereka.
3.4.Uji Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Inbrida:
Serangkaian dengan pelaksanaan Demplot VUB Padi Inbrida, juga dilakukan pengamat
an sederhana, keragaan produksi (rentang produktivitas dan rerata), dan peferensi patani. Dari
pembelajaran FEATI pada Percobaan Partisipatif Petani (Action Research Fasility), pengamatan
para Kelompok Tani Pelaksana Demplot VUB, diperoleh hasil uji sederhana VUB yang
didemontrasikan (Padi Inbrida Inpari 1, 3, dan 4) di wilayah ini, dikemukakan seperti berikut :
19
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Tabel 11 : Keragaan Efektifitas Demplot Inovasi PTT Komoditas Padi, TA.2010
No
Zone/Keca
matan
SL PTT/ Demplot VUB Padi
(Unit)
Agro- Eko
sistem
VUB dan Tkt. Produktivitas (Qtl. /ha gkp)
Varietas Pemban ding(Ek sisting)
Tk.Adap tabilitas (T,S,R)
1 2 3 4 5 6 7
I.
Zone Barat: (Bengo;Lappa Riaja;)
12
Sawah dataran sedang,Irigasi Desa,Tadah hujan;
Inpari 1 = 59,21 Inpari 3 = 79,02 Inpari 4 = 63,58
Ciherang Ciherang Ciherang
Rendah (R) Tinggi (T) Sedang (S) Jumlah (I) 122/12
II. .
Zone Tengah (T. Riattang T.R .Barat Palakka,Bareb- bo,SibuluE)
56
Sawah Irigasi, dataran rendah
Inpari 1 = 65,27 Inpari 3 = 74,33 Inpari 4 = 62,90
Ciherang Ciherang Ciherang
Rendah (R) Tinggi (T) Sedang (S)
Jumlah (II) 122/56
III
Zone Utara Awangpone
14
Sawah Irigasi, Rentan Banjir)
Inpari 1 - Inpari 3= 76,68 Inpari 4 =67,20
-
Ciherang Cigeulis
-
Tinggi (T) Sedang(S) Jumlah (III) 123/14
IV .
Zone Selatan (Mare,Tonra Salomekko Kajuara,Kahu Bontocani Patimpeng Ponre)
0
Sawah Tadah Hujan, Irigasi Desa, Dataran Tinggi
-
-
*)Tidak ada allokasi Demplot VUB di Zone ini)
Jumlah (IV) 180/0*) -
Total (I+IV) 540/82**) **) Tk. Produktivitas diolah dari seri data Demplot VUB 82 Unit,
Di Zone Barat, Tengah/Timur, dan Utara, tingkat produktiitas Inpari (!, 3, dan 4)
memperlihatkan adaptabilitas yang baik. Inpari 1 mmepunyai rentang produktivitas 51,20 Qtl.
sampai dengan 88,00 Qtl./ha gkp, dengan tingkat rerata 62,64 Qtl./ha gkp.VUB Inpari 3
memperlihatkan rentang produktivitas 57,60 Qtl./ha sampai 94,40 Qtl./ha gkp, dengan tingkat
rerata 75,69 Qtl./ha gkp.(produktivitas tertinggi) dibanding VUB yang didemonstrasikan lainnya.
Adapun Inpari 4 memperlihatkan rentang produktivitas dari 43,00 Qtl./ha sampai 84,20 Qtl./ha
gkp dengan rerata 66,92 Qtl./ha gkp. Komponen pendukung produksi yang dominan pada
Inpari 3, diketahui efektivitas pengisian biji lebih tinggi dari VUB yang didemonstrasikan lainnya.
20
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Hasil pendataan prefensi petani, tertinggi (T) pada Inpari 3, Sedang (S) pada Inpari 4
dan Rendah (R) pada Inpari 1, pada kondisi pertanaman MT.2010 dengan MH yang sangat
basah. Keragaan efektivitas Demplot Palawija (Jagung hibrida dan Kedelai) seperti dibawah ini:
Tabel 14 : Keragaan Efektifitas Demplot Inovasi PTT Komoditas Jagung Hibrida, TA.2010
No
Zone/Keca matan
SL PTT/
Demplot VUB J.Hib (Unit)
Agro- Eko sistem
VUB dan Tkt. Produktivitas (Qtl. /ha gkp)
Varietas
Pemban ding(Ek sisting)
Tk.Adap
tabilitas (T,S,R)
1 2 3 4 5 6 7
II. .
Zone Tengah (T. Riattang
T.R .Barat Palakka,Bareb- bo,SibuluE)
`16
Lahan kering,
Sawah Tadah Hujan;dataran rendah
Bima -2 -
Bima -3 -
Bisi-2
*)
TOTAL: 46 *) Data belum diperoleh, pertanaman fase vegetative (belum panen);
Demikian halnya dengan Demplot VUB Kedelai, juga ditanam belakangan karena
kendala Musim Hujan yang berkepanjangan, dan saat ini masih pada fase pertumbuhan
vegetatif, dengan keragaan efektivitasnya sbb:
Tabel 15 :.Keragaan Efektifitas Demplot Inovasi PTT Komoditas Kedelai,TA.2010
No
Zone/Keca
matan
SL PTT/ Demplot VUB Kdl.
(Unit)
Agro- Eko
sistem
VUB dan Tkt. Produktivitas (Qtl. /ha gkp)
Varietas Pemban ding(Ek
sisting)
Tk.Adap tabilitas (T,S,R)
1 2 3 4 5 6 7
I.
Zone Barat: (Bengo;Lappa Riaja;)
20
Lahan kering, sawah tadah hujan,dataran menengah
Anjasmoro; - Argomulyo - Grobogan - K a b a -
Maha meru
*)
Jumlah (I) 20
II. .
Zone Tengah (T. Riattang T.R .Barat Palakka,Bareb- bo,SibuluE)
26
Lahan Kering, Sawah tadah
Hujani, dataran rendah
Anjasmoro; - Argomulyo - Grobogan - K a b a -
- - - -
*)
Jumlah (II) 26
Total (I+IV) 46 *) Data belum diperoleh, pertanaman masih pada fase vegetatif/belum panen;
21
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
3.5. Penerapan Inovasi Teknologi melalui SL PTT
Sebagai metode diseminasi dalam pendekatan pembelajaran SL PTT Padi Inbrida dan
Padi Hibrida, ternyata telah mampu meningkatkan penerapan ninovasi teknologi (Komponen
Teknologi Dasar dan Pilihan), ditandai dengan peningkatan keterampilan mereka dalam
menerapkan inovasi teknologi PTT Padi dengan produksi yang dicapai seperti sbb:
Tabel 12. Hasil Evaluasi Produktivitas Rata-Rata per Zone/Kecamatan Padi Inbrida di LL, SL, dan Non-SL, Kabupaten Bone MT.2010, TA.2010
No
Kecamatan
Jumlah Unit yang Disampling
(Ubinan)
Produktifitas (Ton GKP/ha)
SL LL Non-SL
1 2 3 4 5 6
I
Zone Barat:
(Bengo, Lappa riaja, Libureng)
46
59,53
77,56
62,02
II. Zone Tengah (T.Riattang,
TRBarat,Palakka, Barebbo,SibuluE)
54
60,71
68,79
52,29
III. Zone Utara
(Ajang Ale, Awangpone)
14
57,46
71,38
52,00
IV. Zone Selatan
(Mare, Kajuara, Kahu,Patimpeng, Bontocani)
95
59,58
64,97
58,12
Jumlah/Rerata 209 59,32 70,68 56,11
SL PTT Padi Inbrida pada semua zone (Barat, Tengah, Utara dan Selatan) dengan 209
sampel, diperoleh tingkat produktivitas rerata pada LL 64,97 Qtl./ha gkp, 9,05 % lebih tinggi
dari areal SL yang hanya mencapai 59,58 qtl./ha gkp. Produktivitas yang dicapai LL ini juga
lebih tinggi 11,79 % areal di luar SL PTT yang hanya mencapai 56,11 Qtl./ha gkp. Adapun SL
PTT Padi Hibrida pada Musim tanam yang sama (MT.2010) sbb:
22
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Tabel 13. Hasil Evaluasi Produktifitas Rata-Rata per Zone/Kecamatan Padi Hibrida di LL, SL, dan Non-SL, Kabupaten Bone MT.2010, TA.2010
No
Kecamatan
Jumlah Unit yang Disampling
(Ubinan)
Produktifitas (Ton GKP/ha)
SL LL Non-SL
1 2 3 4 5 6
I Zone Barat: (Lappa Riaja,)
4
59,54,00
-
-
II. Zone Tengah ( Barebbo,)
9
64,73
75,49
46,40
III. Zone Utara - - - -
IV. Zone Selatan (Kajuara, Kahu, Libureng, Bontocani)
37
63,01
-
-
Jumlah/Rerata 50 61,00 70,49 46,40
Sampel data 50 unit/ubinan pada tiga zone Kabupaten Bone, (Barat, Tengah, dan
Selatan), diperoleh tingkat produktivitas rerata pada LL 70,49 Qtl./ha gkp, 15,56 % lebih tinggi
dari areal SL yang hanya mencapai 61,00 qtl./ha gkp. Produktivitas yang dicapai LL ini juga
lebih tinggi 39,49 % areal di luar SL PTT yang hanya mencapai 46,40 Qtl./ha gkp. Produktivitas
Padi Hibrida ini cenderung tidak mencapai potensi produksi varietasnya karena dikembangkan
pada lahan sub optimal, sawah tadah hujan, cara budidaya yang tidak intensif, dan trerutama
karena serangan Hama-Penyakit karena ditanam pada MH dengan curah hujan yang tinggi dan
masa basah yang panjang.
3.5.Dukungan perbenihan Padi dan Palawija
Dukungan penyediaan benih dalam kegitan ini menempati posisi kunci, baik pada
penyediaan BLBU bagi kelompok tani yang akan didampingi, maupun dan terutama penyediaan
benih Demplot VUB, (padi inbrida, jagung hibrida dan kedelai). Dukungan penyediaan benih
demplot VUB seperti dibawah ini :
Tabel 16.: Dukungan Perbenihan Demplot VUB Padi dan Palawija,TA.2010
No
Nama Varietas Jumlah Benih (kg) Mutu Benih(DT/%)
Yang dibutuhkan Yang tersedia
Yang dibutuhkan
Yang tersedia
Baik
Buruk
1 2 3 4 5 6 7
I.
VUB Padi : 1. Inpari 1 2. Inpari 3 3. Inpari 4
1. Inpari 1 2. Inpari 3 3. Inpari 4
100 100 100
100 100 100
>80 >80 >80
- - -
23
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
2 VUB J.Hibrida 1.Bima 2 2,Bima 3
1.Bima 2 2,Bima 3
32 32
32 32
>80 >80
- -
3.
VUB Kedelai 1.Anjasmoro 2.Argomulyo 3.Grobogan 4.K a b a
1.Anjasmoro 2.Argomulyo 3.Grobogan 4.K a b a
23 23 23 23
23 23 23 23
-
>80 >80
-
70 - -
76
Benih kedelai yang digunakan dua di antaranya dengan daya tumbuh di bawah
standar,yakni Anjasmoro dan Kaba, yang menyebabkan populasi tanaman tidak optimal.
3.6.Program Pengembangan Swasembada Daging Sapi (P2SDS)
Pendampingan PSDS 1 unit, berlokasi di Kelurahan Macanang, kec.Tanete Riattang
Barat, Kabupaten Bone. Pelaksana, KWT An-Nisaa Ghony dengan anggota 25 orang, kegiatan
dimulai pada tahun 2007 yang diinisiasi oleh Sarjana Membangun Desa (SMD). Ternak yang
dipilih: Sapi Bali, pembibitan untuk sapi betina dan kegiatan penggemukan, dengan sapi
jantan, tata laksana perkandangan kolektif. Populasi awal 45 ekor, awal 2010 menjadi 51
ekor. Pemanfaatan inovasi teknologi adalah Tata Laksana Perkandangan, Pengendalian
penyakit (ditangani Dinas Peternakan Kabupaten Bone), dan pembibitan rumput unggul se-
Bagi pendampingan inovasi teknologi oleh BPTP Sulawesi Selatan dalam TA.2010.
Gambar 6 : Uji Daya Tumbuh Benih Sebelum
digunaan di Lapangan.
Dari informasi yang dihim
pun tentang dukungan perbenihan
padi dan palawija untuk SL dan LL
(BLBU), sebagian besar memenuhi
Syarat, namun sebagian lagi ada
yang ditolak oleh Kelp.Tani, dan
sebagian lagi terlambat diterima.
24
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
9
3.7.Efektifitas Pelatihan Teknis
Salah satu metode penyebaran inovasi teknologi yang juga sebagai bagian
pendampingan BPTP Sulawesi Selatan adalah melalui peran Narasumber pelatihan, kursus,
Lokakarya, untuk Kabupaten Bone, diperankan oleh LO/Tim Pendampingan, sebagai berikut:
Tabel 17 : Efektifitas Pelatihan Teknis di Kabupaten Bone, 2010.
Tk.Pelatihan
dan Narasumber
Topik / Materi Pelatihan
Sasaran Peserta Pelatihan
Peserta Pelatihan Yang Menjadi Nara sumber di Wilayah
Kerjanya.
Asal
Institusi
Juml.
(org)
1 2 3 4 5
A. BB Besar Pelat.Pert. Bt.Kaluku, PL -1 Agribisnis Padi
1.Drs.Kamaruddin.AS,MP KKP Agribisnis Padi
PP/THL Kab Se-Sul-Sel.
30 org PP Kab., PP BPP dan TPL BPP
B.Tk.Kab.Bone PL – 3;
2.Prof.Dr.Djafar Baco
PTT Tanaman Padi
PP Dinas, POPT Penga was Benih
45 org
PP Pendamping Desa/ Gapoktan
3.Drs.Kamaruddin.AS,MP PTT Tanaman Jagung
-sda- 45 org sda
4.Drs.Kamaruddin.AS,MP dan Faisal, SP
PTT Kacang Tanah
-sda- 45.org sda
5.Ir.Hj.St.Najmah dan Muh.Amin
PTT Tanaman Kedelai
sda 45 org sda
Sejak TA 2007, pelaksana KWT An-Nisaa
Gony, dibawah bimbingan SMD (Pro.Nak);
PSDS Macanang, TRBarat
Rumput Gajah, R,Benggala & Arachis (0,5 ha)
Gambar 7 : Kandang kolektif dan Pembibitan Rumput Unggul PSDS Bone, 2010.
25
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
C.Lokakarya ARF BPTP Sul- Sel.:
6.Prof.Dr.Djafar Baco Hasil Pengkajian TP Spesifik Loka si Mendukung Agri bisnis FMA Ga-poktan FEATI
Ketua Ga-poktan/FMA; Penyuluh Pendamping
40 org
Pelaksana FMA; Penyuluh Pendam-ping/TPL
7.Drs.Kamaruddin.AS,MP Hasil Demplot VUB 2010 pada 2 Zone pengem. Padi Kab.Bone
sda 40 org sda
D.Lokakarya FEATI Kab.Bone
9.Drs.Kamaruddin.AS,MP Membangun Jeja ring Agribisnis Perbenihan TP berbasis FMA-
Gapoktan
Ketua Gapok tan/FMA, PP Pendam ping /TPL
40 org Gapoktan Pelaksana dan Pendamping Desa/TPL.
E.Pelatihan PP Swadaya Kab.Bone
10Drs.Kamaruddin.AS,MP Agribisnis Ta- naman Pangan & Hortikultura
Penyuluh Swadaya Gapktan
2angkt. (2 x 40 org)= 80 org.
Pelaksana Programa Penyuluhan Desa ber sama FMA, PP/TPL.
11.Dr.Mansur Azis, M.Si (Luar Tim Pendamp.)
Kepemimpinan Kewirausahaan dan Agribisnis
-sda- Sda 80 org.
Pelaksana Programa Penyuluhan Desa ber sama FMA, PP/TPL
12.Ir.Sjamsu Bahar, MS (Luar Tim Pendamp.)
Agribisnis Ternak Saoi
-sda- sda 80 org
Pelaksana Programa Penyuluhan Desa ber sama FMA, PP/TPL
F.Apresiasi PUAP BPTP Sul-Sel
13Drs.Kamaruddin.AS,MP
Penilaian Rating Gapoktan PUAP
Ketua Ga-poktan P UAP, Pe -
nyuluh Pen damping dan PMT
Kab.Bo ne 25 org;
Sinjai 25 org. Juml. 50 org.
Gapoktan pelaksana Pelaksana dan Pem-bimbing PUAP di -
Kab. Bone dan Kab. Sinjai
14Drs.Kamaruddin.AS,MP Upaya-2 Peme nuhan Kebutuh an Finansial Gapoktan
sda sda sda
15Drs.Kamaruddin.AS,MP Modul Penyalur an Dana PUAP
sda sda sda
G.Lokakarya P3TIP/ FEATI Kab.Bone
16Drs.Kamaruddin.AS,MP Membangun Jeja ring Agribisnis Perbenihan TP berbasisGapoktan
Ketua Ga-poktan/ PP Pendam ping/TPL
40 org Pelaksana dan Pendamping Desa /TPL.
26
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
H.Temu-PP&Petani P3TIP/ FEATI Bakorluh Propinsi Sul-Sel.
17Drs.Kamaruddin.AS,MP Diseminasi Tek-nologi Spesifik Lokasi Padi dan Jagung
Ketua Ga-poktan Kab Maros, PP Pendampin/TPLMaros
40 org Gapoktan Pelaksana PP BBP, dan Pendam ping Desa/TPL.
Pendampingan inovasi teknologi melalui Lokakarya, pelatihan dan kegiatan tatap muka
lainnya selama tahun 2010, baik pada tingkat propinsi (PL-1) maupun pada tingkat kabupaten
wialayah pelaksana kegiatan, secara kumulatif adalah sbb:
1. Pada tingkat Propinsi Sulawesi Selatan (PL-1 dan lainnya), peserta berasal dari berbagai
Kabupaten adalah (a) Agribisnis Padi (oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkluku),
(b)Temu Petani-Penyuluh (oleh Badan Koordinasi Penyuluhan Sulawesi Selatan), dan (c)
Apresiasi Program Pengembangan Agribisnis Pedesaan (PUAP), dilaksanakan oleh BPTP
Sulawesi Selatan, bertempat di Watampone. Jumlah peserta (Penyuluh Pertanian, Ketua
Gapoktan, dan PP Pendamping/TPL) secara kumulatif sebanyak 120 orang. Mereka ini ini
kemudian menjadi narasumber pada wilayahnya masing-masing. Anggota Tim
Pendampingan di Kabupaten Bone yang menjadi narasumber/pemberi prasaran pada
pelatihan tersebut adalah Prof.Dr. Djafar Baco dan Drs.Kamaruddin,AS, MP.
2. Kegiatan pendampingan Inovasi Teknologi yang khusus mengambil lokasi di Kabupaten
Bone, dengan peserta dikhususkan berasal dari wilayah ini, adalah (a) Pelatihan PL-3 SLPTT
Tanaman Pangan (Padi,Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah), dilaksanakan oleh Tim
Pelaksana Kabupaten Bone; (b) Lokakarya ARF BPTP Sulawesi Selatan yang khusus di
Gambar 8: Nara Sumber BPTP/Tim Pendampingan mendukung efektivitas Pelatihan, 2010
27
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
allokasikan di Kabupaten Bone bagi FMA-Gapoktan P3TIP, (c) Lokakarya P3TIP/FEATI
Kabupaten Bone, dengan Narasumber dari Tim Pendampingan BPTP di Kabupaten Bone,
dan (d) Pelatihan Penyuluh Swadaya FMA-Gapoktan P3TIP/FEATI Kabupaten Bone. Jumlah
peserta secara kumulatif 125 orang. Dengan demikan kegiatan pendapingan inovasi
teknologi melalui pelatihan, lokakarya mencakup peserta sebanyak 245 orang, dengan 15
topik/inovasi teknologi oleh Narasumber :
Anggota Tim Pendanpingan seluruhnya, yakni : Prof.Dr.Djafar Baco, Drs. Kamaruddin.
AS,MP, Ir.Hj.St.Najmah, Faisal, SP, Muh,Amin SP, dan A.Satna SP.
Peneliti-Penyuluh BPTP Sulawesi Selatan,dari luar Anggota Tim Pendampingan, namun
Karena urgensinya, difasilitasi oleh Tim Pendampingan Bone, adalah Dr.Ir.Mansur Azis,
M.Si, (Penyuluh Madya), dan Ir.Sjamsu Bahar MS (Peneliti Madya)
3.7.Pengembangan Informasi
Penyebar-luasan inovasi teknologi melalui media cetak dan media elektronik, dilakukan
melalui produksi dan distribusi barang cetakakn berupa Buku, Brosur, Buletin, Leaflet dan
Folder serta Poster.
Tabel 18 : Jumlah dan Efektifitas penyebarluasan inovasi dengan Media Cetak/Elektronik di Kabupaten Bone, 2010
No
Bentuk Media/
Topik Informasi
Jumlah
Eksemplar
Jumlah inovasi yang dimuat
Target Penerima
Media Informasi
1 2 3 4 5 I. Buku
1 Deskripsi Varitas Padi 90 Expl. Padi sawah;Padi Tipe Baru; Padi Hibrida;Padi Ketan; Padi gogoPadi Rawa (6 Inovasi)
PP Kabupaten dan BPP/ Kecamatan
2 Direktory Gapoktan PUAP Kerjasama
5 Expl Gapoktan PUAP Kerjasama Se Sulawesi Selatan;
Gapoktan PUAP Kerjasama di Kab.Bone
3 Buku Saku : Inovasi Teknologi Pertanian
5 Expl. 18 Inovasi Penyuluh Pen- damping
28
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
(1) (2) (3) (5) (6)
II. Brosur
4 Buklet Manajemenn Usaha
5Expl. 7 Inovasi Gapoktan PUAP Kerjasama di Kb.Bone
5 Buklet Teknologi Budi daya dan Pascapanen
5 Expl. 42 Inovasi sda
6 Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis; Petunjuk Pelaksanaan;
30 Expl. I Inovasi sda
III. Buletin
7 Buletin Inovasi Teknologi Pertanian
1 Edisi; 10 Expl.
4 inovasi BPP Model
IV. Media Elektronik:
8. VCD Informasi Teknologi Padi
5 Expl./ Keping
PTT Padi, Pemupuukan, AWD, PHT Tikus dengan Perangkap
PP BPP/ Kecamatan
Pengembangan informasi melalui barang cetakan dan keping VCD/DVD memuat 87
innovasi teknologi (sebagian besar berulang), terutama berkaitan dengan SL PTT Tanaman
Pangan, peternakan, pemupukan dan pemnfaatan limbah.
Gambar 8 : Salah satu Barang Cetakan yang diperuntukkan Pendamping lapangan, Deskripsi Varietas Padi.
Sebuah buku terbitan BB Padi,
Deskripsi Tanaman Padi, Edisi
2009 diperbanyak khusus agar
dapat dipedomani oleh para
penyuluh, POPT, dan Pengawas
Benih dalam pendampingan SL
PTT Padi di lapangan, dan
melengkapi perpustakaan BPP.
29
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Mengacu kepada hasil-hasil yang dicapai dan pembahasan yang dikemukakan di atas,
maka disimpulkan bahwa :
1. Sebaran pendampingan fisik di lapangan (Kelompok Tani pelaksana SL PTT Tanaman
Pangan) mencapai 59,62% dengan dukungan koordinasi, baik di tingkat kelembagaan
Pemkab Bone, Kecamatan/BPP, Desa dan Gapoktan.
2. Efektivitas Demplot VUB, khususnya Padi Inbrida (Non Hibrida) Inpari 1, Inpari 3, dan Inpari
4 yang dikembangkan dalam MT. April-September 2010, diperkirakan telah menjangkau
lebih dari 1.400 orang pengunjung. Sebagai manfaat Demplot, 23,3 % dari pengunjung
terdorong untuk menerapkan, 23,3 % berminat dan akan mencoba, dan selebihnya 53,4 %
belum berminat dan akan mencari informasi tambahan.
3. Adaptabilitas VUB Padi Inbrida yang didemonatrasikan pada 3 Zone Kabupaten Bone (Barat,
Tengah, dan Utara), produktivitas tertinggi dicapai pada Inpari 3 (Rerata 76,68 Qtl./ha gkp),
menyusul Inpari 4, 54,56 Qtl./ha gkp, dan terakhir Inpari 1. dengan produktivitas rerata
62,24 Qtl./ha gkp. VUB padi Inbrida ini masih akan ditanam dan dinilai adaptasinya pada
pertanaman Musim Kemarau. Demplot VUB Jagung Hibrida dan VUB Kedelai, belum
diperoleh data akhir.
4. Kegiatan pendampingan pada PSDS Kabupaten Bone, di Kelurahan Macanang, Tanete
Riattang Barat, ( KWT An-Nisaa Gony), sejak 2007, memdapatkan pendampingan inovasi
teknologi berupa pembinaan dan pembuatan Kebun Bibit Rumput Unggul, luas 0,50 ha,
dengan pertanaman Rumput Gajah, Rumput Benggala, dan Arachis.
5. Penyediaan nara sumber dan pendampingan pelatihan teknis Pemandu Lapang-3 (PL-3)
untuk semua komoditas SL PTT (Padi Imbrida, Hibrida, Jagung Hibrida, Kedelai, Kacang
Tanah, dan Padi Gogo), dengan menjangkau Penyuluh, POPT, Pengawas Benih
Pendamping, termasuk Penyuluh Swadaya.
6. Mendukung pendampingan pelatihan teknis, dilaksanakan pula kegiatan pengembangan
informasi melalui penyebar-luasan media cetak dan elektronik, berupa buku, buku saku,
brosur, leaflet/folder dan poster, serta keping VCD/DVD, baik karena urgensinya
diperbanyak oleh Tim Pendampingan, maupun dari kegiatan Proyek FEATI dan PUAP.
30
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
4.2. Saran
1. Luasan petak demonstrasi dirasakan kurang efektif dalam mendesiminasikan inovasi
teknologi, karena itu disarankan agar diperluas dan didukung dengan kegiatan Temu La-
pang untuk mengefektifkan pendamampingan inovasi teknologi dan pencapaian tujuan,
yaitu peningkatan keterampilan, sebagai tujuan SL PTT Tanaman Pangan (Padi, jagung,
Kedelai, dan kacang tanah).
2. Pragmentasi pendampingan agar dapat dikurangi, dipusatkan pada kawasan BPP potensial,
dan disinergikan dengan pertemuan/pelatihan berkala para Penyuluh Pendamping di BPP/
Kecamatan.
3. Perlu mendorong tumbuh-kembangnya penangkaran benih bagi VUB Padi dan Palawija yang
memperlihatkan adaptabilitas tinggi pada TA.2010, sambil tetap menguji VUB lain yang
diharapkan lebih berkembang kedepan secara berkelanjutan.
31
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2007. Strategy and Technology Innovation to Cope With Global Climate Change.Ministry of Agriculture of Indonesia :Jakarta
Anonym.2009. Pedoman Umum PTT Tanaman Padi, Jagung dan Kedelai. Badan Litbang Pertanian, BBP2TP, Bogor, Jawa Barat.
Anonym. 2008. Direktori Padi Indonesia 2008. Badan Litbang Pertanian, Balai Besar Penelitinan Tanaman Padi. Subang, Jawa Barat
Bambang Supriharto,Aan A.Dradjat, dkk. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Badan Litbang Pert.
Balai Besar Penelitian Tananaman Padi. Jawa Barat: Subang.
Gomes, Kwanchai.A, and Arturo Gomes.1982. Statistical Prosedures for Agric. Res. (Sec.Ed.) New York-USA: Wiley and Son.
Reg. Intergrated Agricultural Research System. 1986. Guidelines in Conducting Trial On Farmers’ Fields.,: Agric.Research Office.Philippines: Queson city