PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA...

40
LAPORAN AKHIR TAHUN 2014 PENDAMPINGAN INOVASI PERTANIAN DAN PROGRAM STRATEGIS NASIONAL/KEMENTAN Judul Kegiatan PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU DI PROVINSI BANTEN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANTEN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

Transcript of PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA...

Page 1: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

LAPORAN AKHIR TAHUN 2014

PENDAMPINGAN INOVASI PERTANIAN DAN PROGRAM STRATEGIS NASIONAL/KEMENTAN

Judul Kegiatan

PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU

DI PROVINSI BANTEN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANTEN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2014

Page 2: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Swasembada daging sapi merupakan salah satu target utama Kementerian Pertanian

pada periode tahun 2010-2014. Hal ini merupakan langkah pemerintah dalam membentengi

dari ketergantungan penyediaan daging sapi luar negeri. Sebagai gambaran, 20-30%

penyediaan daging sapi dari total kebutuhan Indonesia, masih didominasi impor dari

Australia. Dalam pencapaian program swasembada daging sapi, definisi swasembada adalah

kemampuan penyediaan dalam negeri sebesar 90 - 95 %, sementara sisanya (5 – 10 %)

dapat dipenuhi melalui impor. Perkembangan terkini berdasarkan laporan Kementerian

Pertanian, Persediaan daging sapi tahun 2011 sebesar 449,31 ribu ton, terdiri dari 292,45

ribu ton produksi lokal dan 156,85 ribu ton berasal dari impor. Produksi yang meningkat

dibandingkan tahun 2010, hanya sebesar 417,04 ribu ton yang terdiri dari 195,82 ribu

ton produksi lokal dan 221,23 ribu ton berasal dari impor. Peningkatan produksi daging

lokal ini telah dapat menekan proporsi daging impor dari semula 53.0 % terhadap total

konsumsi daging sapi nasional pada tahun 2010 menjadi hanya 34,9 % pada tahun

2011.

Dalam pelaksanaannya, Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDSK), lokasi

dikelompokkan menjadi dua yaitu 20 provinsi prioritas dan 13 provinsi pendukung. Provinsi

Banten merupakan salah satu provinsi pendukung PSDS/K dalam periode 2010-2014, yang

diharapkan mampu memberikan kontribusi peningkatan produksi daging sapi sebesar 180

ton/tahun. Dalam rangka pelaksanaan PSDS/K, BPTP sebagai ujung tombak Badan Litbang

Pertanian yang berada di setiap provinsi mempunyai kewajiban untuk memberikan

dukungan terhadap keberhasilan program Kementerian Pertanian tersebut. Wujud dukungan

BPTP diimplementasikan dalam pelaksanaan pendampingan dalam bentuk inovasi teknologi

dan kelembagaan.

Realisasi kegiatan mengacu pada target Direktorat Jendral Peternakan dan

Kesehatan Hewan, meliputi: 1) Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan

mengoptimalkan sumber daya lokal, 2) Peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan

sumber daya lokal, 3) Peningkatan produksi pakan ternak dengan pendayagunaan sumber

daya lokal, 4) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategik dan

penyakit zoonosis, 5) Penjaminan pangan asal hewan yang aman dan halal serta

pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan, 6) Peningkatan koordinasi dan

Page 3: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

dukungan manajemen dibidang peternakan.

Populasi kerbau lebih besar dibandingkan sapi potong, dimana pada tahun 2010

tercatat kerbau sebanyak 153.204 ekor sedangkan sapi potong 67.727 ekor, di tahun 2011

jumlah kerbau mengalami penurunan yaitu 123.143 ekor, sedangkan sapi potong 46.900

ekor. Keberadaan kerbau mampu memposisikan Banten sebagai provinsi dengan populasi

kerbau terbesar ke-lima di Indonesia. Penyebaran kerbau meliputi seluruh Kabupaten/Kota

yang ada di Provinsi Banten dengan jumlah yang bervariasi satu dengan lainnya.

Berdasarkan data BPS (Banten dalam angka yang bersumber pada Dinas Pertanian dan

Peternakan Provinsi Banten) tahun 2012, populasi ternak kerbau tertinggi berada di

Kabupaten Lebak mencapai 43.737 ekor (35,52%) dan Kabupaten Serang 30.596 ekor

(24,85%). Populasi sapi potong terbesar di Kabupaten Tangerang sebanyak 35.045 ekor

(76,64%) dan Kabupaten Serang sebesar 5.649 ekor (12%).

Sistem pemeliharaan kerbau di Provinsi Banten yang telah berlangsung sejak turun

temurun umumnya masih dilakukan secara tradisional. Pengetahuan petani/peternak terkait

dengan teknologi budidaya masih rendah. Sistem pemeliharaan dilakukan seadanya, belum

ada input teknologi didalamnya dan dilaksanakan sebagai usaha sampingan. Diperkirakan

tingkat inbreeding kerbau di Provinsi Banten cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari

munculnya kerbau dengan warna kulit albino atau tanduk menggantung (defect).

Berbeda dengan kerbau, masyarakat Banten masih belum terbiasa dengan sapi

potong. Beberapa permasalahan terkait dengan pengembangan sapi potong di Provinsi

Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi potong yang ada di Provinsi

Banten, sebagian besar adalah kelompok ternak yang baru dibentuk pada saat adanya

bantuan, 2) kelompok ternak belum memiliki pengalaman yang cukup tentang pemeliharaan

sapi potong, 3) keterbatasan jumlah penyuluh peternak yang ada di Provinsi Banten dan 4)

keterbatasan tenaga petugas Inseminasi Buatan (IB) dan sarana pendukungnya.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan PSDSK di provinsi Banten, diperlukan upaya

percepatan diseminasi inovasi teknologi, baik dalam pengembangan ternak sapi potong

maupun kerbau. Sehubungan dengan hal tersebut, BPTP Banten akan melakukan

pendampingan PSDSK dengan mengacu pada roadmap yang telah disusun sebelumnya dan

mengarahkan kegiatan pada: 1) Peningkatan populasi ternak sapi/kerbau, 2) Pertambahan

bobot badan (ADG) dan bobot potong. Terkait dengan keterbatasan waktu, dana dan tenaga

pelaksana maka kegiatan dilakukan secara bertahap sesuai dengan prioritas.

Page 4: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

1.2 Dasar Pertimbangan

Badan Litbang Pertanian diberikan amanat untuk ikut serta dalam merumuskan

langkah strategis dan mensosialisasikan langkah-langkah operasional PSDSK kepada seluruh

pemangku kepentingan di daerah. Secara operasional, amanat tersebut dilaksanakan oleh

BPTP yang secara partisipatif melakukan pendampingan dalam upaya peningkatan populasi,

produksi dan produktivitas sapi dan kerbau di provinsi masing-masing.

Hasil kegiatan PSDSK yang telah dilaksanakan pada tahun 2011 hingga 2013 adalah

sebagai berikut :

1. Identifikasi kebutuhan teknologi dari peternak yang dilaksanakan pada tanggal 14 Maret

2011, bertempat di Aula BPTP Banten dengan dihadiri oleh perwakilan petani/peternak

yang ada di Provinsi Banten. Hasil yang didapat memperlihatkan bahwa teknologi yang

dibutuhkan antara lain yaitu teknologi penggemukan sapi potong, pengolahan kompos,

pemberian pakan konsentrat, inseminasi buatan dan pemeriksaan kebuntingan.

2. Sosialisasi kegiatan PSDSK melalui koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan

Provinsi Banten kepada Dinas Peternakan Kabupaten dan Kota se-Banten yang

dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2011 di Aula BPTP Banten.

3. Pemilihan lokasi pendampingan, penentuan lokasi pendampingan dilakukan dengan

metode PRA berdasarkan potensi pengembangan peternakan di suatu wilayah yang

meliputi beberapa aspek seperti luas lahan pengembangan (tidak adanya alih fungsi

lahan dalam kurun waktu 20 tahunan), ketersediaan sumber pakan ternak, anggota

kelompok ternak yang kooperatif dan mau mengembangkan usaha ternak, lingkungan

kemasyarakatan (keamanan, kesehatan masyarakat), dan dukungan dari Dinas terkait

untuk mendukung kegiatan pengembangan sapi/kerbau. Berdasarkan hasil PRA,

ditentukan 2 (dua) lokasi kegiatan yaitu Kelompok Ternak Cahaya Danau Biru berada di

Desa Bugel, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang dan Kelompok Ternak Solear

Jaya berada di Desa Sindang Mulya, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak.

4. Kegiatan yang sudah dilaksanakan di 2 (dua) lokasi kegiatan yaitu : PRA, Baseline

survey, pendampingan, pembelajaran dan pelatihan.

5. Awal tahun 2013 melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi Banten,

Kabuapaten Serang, Kota Serang, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Lebak. Khusus

Kabupaten Lebak membahas tentang tindak lanjut pendampingan di Kelompok Solear

Jaya dengan komoditas usaha ternak kerbau. Sedangkan untuk komoditas sapi potong

Page 5: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

melalui rekomendasi dan sinergitas program Dinas Peternakan maka pendampingan

dilaksanakan di Kabupaten Tangerang (2 lokasi).

6. Bulan Maret pengambilan data primer mengenai kondisi kelompok dan data

perkembangan populasi kerbau.

7. Pembelajaran di Kelompok Solear Jaya diawali dengan: 1) Pembuatan aturan yang telah

disepakati mengenai pembuatan pupuk organik dan penyediaan hijauan pakan ternak

yang melibatkan anggota kelompok (laki-laki) dan bagi anggota kelompok (wanita)

melakukan kegiatan integrasi ternak-tanaman (sayuran); 2) Materi teknologi pakan dan

pemanfaatan pupuk organik disampaikan melalui pertemuan pada Bulan April 2013; 3)

Studi banding kelompok Solear Jaya ke Gapoktan Juhut Mandiri (lokasi laboratorium

lapang Badan Litbang Pertanian) dilaksanakan pada Bulan Mei 2013. Bertujuan

meningkatkan motivasi kelompok dalam melaksanakan kegiatan; 4) Bulan Juni 2013,

pemberdayaan wanita melalui kegiatan integrasi ternak-tanaman dan pengambilan data

mengenai produksi pupuk organik dan produktivitas tanaman sawi hasil integrasi; 5)

Pembelajaran dengan materi komersialisasi pupuk organik dan intensifikasi kawin alam

dilaksanakan pada Bulan Juli 2013; 6) Pertemuan penguatan kelembagaan dengan

materi dinamika kelompok pada Bulan Oktober 2013.

8. Komoditas sapi potong pada dua lokasi yaitu Kelompok Rukun Bakti dan Bina Karya. Data

awal yang diperoleh yaitu populasi sapi potong. Pembelajaran yang telah dilakukan di

kelompok Rukun Bakti yaitu mengenai teknologi pakan dan reproduksi sapi potong pada

Bulan April 2013. Sedangkan praktik budidaya rumput gajah dilaksanakan pada Bulan

Mei. Untuk kelompok Rukun Bakti pembelajaran lebih mengarah pada dinamika

kelompok yang dilaksanakan pada Bulan Juni. Pembelajaran mengenai pembuatan pupuk

organik dan pemanfaatannya dilaksanakan pada Bulan Sepetember 2013. Data yang

diperoleh yaitu peningkatan pengetahuan peserta pembelajaran sebesar 62,5 % dan luas

lahan budidaya rumput gajah ± 7.000 m2.

1.3 Tujuan Kegiatan Secara umum tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

teknis kelompok ternak dalam rangka mempercepat diseminasi inovasi teknologi budidaya

sapi potong/kerbau di Provinsi Banten mendukung perwujudan program swasembada

daging. Secara khusus tahun 2014, tujuan kegiatan:

Page 6: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

1. Meningkatkan koordinasi dan sinergitas program dengan berbagai stakeholder

pembangunan peternakan di Provinsi Banten

2. Melaksanakan pendampingan usaha peternakan sapi/kerbau untuk meningkatkan

populasi, ADG dan bobot potong.

3. Meningkatkan pengetahuan penyuluh/petugas lapang dan petani pelaksana PSDS/K

melalui pelatihan dan temu lapang.

1.4 Keluaran yang diharapakan Keluaran umum kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis

kelompok ternak dalam rangka mempercepat diseminasi inovasi teknologi budidaya sapi

potong/kerbau di Provinsi Banten mendukung perwujudan program swasembada daging.

Secara khusus tahun 2014, tujuan kegiatan:

1. Meningkatnya koordinasi dan sinergitas program dengan berbagai stakeholder

pembangunan peternakan di Provinsi Banten (2 kabupaten).

2. Terlaksananya pendampingan usaha peternakan sapi/kerbau untuk meningkatkan

populasi populasi, ADG dan bobot potong (50 % - 75 %).

3. Meningkatnya pengetahuan penyuluh/petugas lapang dan petani pelaksana PSDS/K

melalui pelatihan dan temu lapang (50 orang).

1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak

1. Peningkatan ADG dan bobot popotng sapi/kerbau 50-75 %.

2. Peningkatan pendapatan usaha ternak sapi/kerbau di Prov. Banten sebesar 10-15 %.

3. Berkembangnya program swasembada daging sapi/kerbaupada beberapa wilayah

Kab./Kota di Provinsi Banten

Page 7: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

II. TINJAUAN PUSTAKA

Swasembada daging sapi merupakan salah satu target utama Kementerian Pertanian

pada periode tahun 2010-2014. Hal ini merupakan langkah pemerintah dalam membentengi diri

dari ketergantungan penyediaan daging sapi dari luar negeri. Sebagai gambaran, sebesar 20-

30% penyediaan daging sapi dari semua total kebutuhan Indonesia, tiap tahunnya masih

didominasi berasal dari Australia (Hidayat, 2010). Dalam pencapaian program swasembada

daging sapi, definisi swasembada adalah kemampuan penyediaan dalam negeri sebesar 90 - 95

persen, sementara sisanya (5 – 10 Persen) dapat dipenuhi melalui impor (Badan Litbang

Pertanian, 2009).

Pencapaian swasembada dengan sasaran produksi daging sapi sebesar 546 ribu ton

diupayakan melalui 5 kegiatan pokok, yaitu 1) Penyediaan bakalan/daging sapi lokal, 2)

Peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal, 3) Pencegahan pemotongan

sapi betina produktif, 4) Penyediaan bibit sapi dan 5) Pengaturan stok daging sapi dalam

negeri. Selanjutnya, dalam implementasinya kelima kegiatan pokok tersebut dijabarkan dalam

13 kegiatan operasional yang mencakup: 1) Pengembangan usaha pembiakan dan

penggemukan sapi lokal, 2) Pengembangan pupuk organik dan biogas, 3) Pengembangan

integrasi ternak sapi dan tanaman, 4) Pemberdayaan dan peningkatan kualitas Rumah Potong

Hewan (RPH), 5) Optimalisasi Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (INKA), 6)

Penyediaan dan pengembangan pakan dan air, 7) Penanggulangan gangguan reproduksi dan

peningkatan pelayanan kesehatan hewan, 8) Penyelamatan sapi betina produktif, 9) Penguatan

wilayah sumber bibit dan kelembagaan usaha pembibitan, 10) Pengembangan usaha

pembibitan sapi potong melalui Village Breeding Centre (VBC), 11) Penyediaan bibit melalui

subsidi bunga dalam Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), 12) Pengaturan stok sapi bakalan

dan daging sapi, dan 13) Pengaturan distribusi dan pemasaran sapi dan daging (Kemtan,

2010).

Terkait dengan swasembada daging sapi, saat ini pengembangan kerbau menjadi salah

satu komitmen Kementerian Pertanian. Bentuk komitmen tersebut diwujudkan dengan

memperluas PSDS menjadi Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK). Menteri

Pertanian pada saat membuka acara Evaluasi Perbibitan Kerbau Nasional pada tanggal 3

November 2010 di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menyatakan pencapaian swasembada

daging sapi merupakan target yang cukup berat, sehingga kerbau perlu dikembangkan dalam

rangka mendukung pencapaian swasembada daging (Trobos, 2010). Hal ini disebabkan karena

Page 8: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

posisi ternak kerbau yang cukup penting sebagai penghasil daging yang dapat menjadi

komplemen bahkan substitusi daging sapi (Diwyanto dan Eko, 2006).

Menurut Kusnadi et.al. (2005), fungsi dan peranan kerbau di Kab. Lebak dan Kab.

Pandeglang antara lain sebagai sumber tenaga, sumber pendapatan, tabungan keluarga,

sumber pupuk, status sosial dan sebagai kesenangan. Fungsi dan peranan kerbau sebagai

status sosial cukup melekat karena biasanya pemilik kerbau termasuk orang yang terpandang

dan mempunyai pengaruh pada masyarakat sekitar.

Provinsi Banten merupakan salah satu wilayah yang memiliki populasi kerbau ke-5 se

Indonesia. Lebak tercatat sebagai Kabupaten sentra kerbau, sehingga penelitian banyak

dilakukan di daerah tersebut. Budiarsa, dkk (2010) menyampaikan hasil penelitiannya bahwa

Lebak memiliki potensi sebagai kantong produksi ternak kerbau. Alasan yang mendasar yaitu

peternak kerbau telah terbiasa menggembalakan kerbau di lahan perkebunan sawit, sehingga

peluang integrasi sangat besar. Strategi pengembangan usaha peternakan Kerbau di kabupaten

Lebak Provinsi Banten, diarahkan pada pola kemitraan didahului dengan penguatan kelompok

yang dipayungi dan diawasi oleh kebijakan pemda tanpa bertentangan dengan peraturan yang

ada. Penelitian yang telah dilakukan Juarini, dkk (2011) mendukung hasil penelitian rekan

sebelumnya, yaitu Kabupaten Lebak secara ekologis sangat potensial dan sesuai untuk

digunakan sebagai kawasan pengembangan ternak kerbau.

Page 9: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

III. PROSEDUR DISEMINASI

3.1 Pendekatan

Pelaksanaan pendampingan PSDS/K dilakukan melalui fasilitasi bantuan

pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta partisipatif petani dan masyarakat.

Pendampingan PSDS/K dilaksanakan melalui pendekatan agroekosistem, wilayah, kelembagaan

dan pemberdayaan petani/poktan serta pengembangan media diseminasi melalui “Spectrum

Disemination Multy Chanel”.

3.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan pendampingan PSDSK dilaksanakan dalam waktu 4 tahun (2011-2014). Ruang

lingkup kegiatan pada tahun 2014 meliputi: 1) Peningkatan populasi ternak sapi/kerbau, 2)

Pertambahan bobot badan (ADG) dan bobot potong.

a. Koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait. Kegiatan yang dilakukan berupa

pertemuan koordinasi dengan stakeholder pembangunan peternakan di Provinsi Banten.

b. Pengembangan luasan hijauan pakan ternak sebagai upaya peningkatan bobot badan

ternak sapi/kerbau.

c. Pembelajaran dan pelatihan dalam rangka penguatan kelembagaan dan peningkatan

populasi sapi/kerbau.

d. Monitoring dan supervisi dilakukan di lokasi pendampingan (3 kabupaten) mengenai

penerapan teknologi budidaya sapi dan kerbau.

e. Pembuatan Laporan, sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dan pertanggung jawaban secara

administratif. Penyusunan perkembangan kegiatan pada laporan bulanan, aporan triwulan,

laporan tengah tahun dan laporn akhir tahun.

3.3 Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan

3.3.1 Bahan Yang Digunakan

Bahan dan alat yang digunakan untuk pelaksanaan pendampingan PSDSK terdiri dari

dekomposer untuk mengolah pupuk organik, bibit rumput gajah sebagai penyedia pakan

hijauan, materi pembelajaran, ATK, dan bahan diseminasi inovasi teknologi lainnya.

3.3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Pendampingan program swasembada daging sapi/kerbau dilaksanakan dalam bentuk

percontohan inovasi teknologi, penyediaan materi diseminasi, pelatihan penyuluh dan petani,

temu lapang serta monitoring dan supervisi penerapan teknologi. Percontohan teknologi yang

Page 10: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

dilaksanakan meliputi usaha pembibitan, penggemukan, penyediaan pakan dan pembuatan

pupuk organik.

a. Pembibitan dan penggemukan sapi/kerbau dilaksanakan pada 2 Kab./lokasi dengan jumlah

ternak sebanyak 75-100 ekor

b. Penyediaan hijauan pakan (rumput gajah) diusahakan pada lahan seluas 3-5 ha.

c. Pakan yang diberikan selama pemeliharaan berupa hijauan dan konsentrat dengan

frekuensi 2-3 kali/hari (dosis 10-15 % dari bobot badan). Pakan tambahan diberikan dalam

kurun 3 (tiga) bulan, mulai Mei hingga Juli. Sedangkan penimbangan dilakukan ditiap bulan

hingga pemberian pakan berakhir.

d. Kotoran sapi/kerbau digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik yang dapat

dimanfaatkan untuk usahatani berbagai komoditas tanaman pangan dan hortikultura.

Untuk mempercepat proses pengomposan diperlukan bioaktivator atau decomposer

diantaranya M-Dec, Orgadek Padat, Orgadek Liquid dan Promi.

e. Parameter yang diamati meliputi: jumlah induk bunting dan melahirkan, pertambahan

bobot, dan produksi pakan.

f. Monitoring dan supervisi penerapan teknologi dilakukan pada 3 Kabupaten/Kota yang

mendapat program PSDS/K. Pada lokasi terpilih dengan pendampingan lebih intensif,

monitoring dan supervisi penerapan teknologi yang dilakukan adalah mengidentifikasi

komponen teknologi yang diterapkan pada setiap program bantuan. Identifikasi yang

dilakukan adalah penerapan komponen teknologi dasar dan teknologi pilihan PSDS/K,

supervisi penerapan teknologi yang dilakukan meliputi komponen usaha petenakan

sapi/kerbau serta kelembagaan petani.

g. Pertemuan dan pembelajaran dengan materi pelatihan: teknologi budidaya sapi/kerbau,

teknologi perkawinan, teknologi pakan, teknologi pembuatan pupuk organik, dan

manajemen kelompok.

h. Sebagai pertanggung jawaban secara administarsi sekaligus sebagai bukti pelaksanaan

kegiatan pendampingan PSDS/K maka dibuat laporan tertulis secara berkala yang meliputi:

Laporan Tengah Tahun dan Laporan Akhir. Untuk mempertajam dan memperkaya isi

laporan dilakukan melalui seminar pembahasan hasil secara internal atau mengundang

pihak terkait lainnya.

Page 11: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

IV. ANALISIS RISIKO

4.1 Daftar Risiko

No Risiko Penyebab Dampak Upaya Penanganan

1 Ketertiban

recording yang

kurang maksimal

Kurangnya

motivasi

kelompok dalam

meningkatkan

populasi ternak

Data populasi

yang tidak

terdokumentasi

Memberikan motivasi

melalui pertemuan yang

intensif dan memberikan

contoh form kepada

kelompok untuk

recording kelahiran dan

kematian ternak

2 Pelaksanaan

pengembangan

luasan hjauan

pakan ternak tidak

optimal

Terbatasnya

ketersediaan bibit

hijauan dan luas

lahan yang

digunakan

Target perluasan

areal hijauan

pakan ternak

tidak tercapai

Distribusi bibit hijauan

dengan system

kerjasama antar

kelompok binaan.

3 Gangguan pada

ternak

Penyakit, trauma,

malnutrisi

Populasi menurun Pembelajaran kepada

petani mengenai

langkah/pencegahan

penyakit pada ternak

4 Pemanfaatan pupuk

organik yang tidak

maksimal

Rendahnya

produksi pupuk

organik dan

terbatasnya

bibit/benih

sayuran

Target sistem

integrasi ternak-

tanaman tidak

tercapai

Memaksimalkan kinerja

unit komersialisasi pupuk

dan mensuplay

kebutuhan benih/bibit

sayuran

5 Pemahaman petani

dalam pengisian

kuesioner

Rendahnya

Pengetahuan

anggota kelompok

Data tidak valid

Memberikan pemahaman

tentang maksud dan

tujuan dari pertanyaan

yang diajukan

Page 12: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sinergitas Program

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten melaksanakan sinergitas program

dengan instansi – instansi yang konsisten terhadap pengembangan peternakan di Provinsi

Banten. Tujuan sinergitas program yaitu meningkatkan koordinasi dan komunikasi, sehingga

pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan dengan prinsip kerjasama. Hasil dari sinergitas

program yaitu: 1) keterlibatan BPTP dalam merumuskan pengembangan kawasan kerbau, 2)

penentuan lokasi pendampingan, 3) pelaksanaan pelatihan dan pendampingan.

Penentuan lokasi pendampingan didasarkan pada hasil koordinasi dengan beberapa

instansi mulai dari tingkat Provinsi hingga Kabupaten. Koordinasi dilaksanakan dalam rangka

sosialisasi kegiatan dan sinergitas program mendukung swasembada daging sapi/kerbau tahun

2014 sekaligus mengevaluasi kegiatan sebelumnya (2013). BPTP Banten melakukan

pendekatan ke beberapa instansi lingkup provinsi dan kabupaten yang berperan penting dalam

pengembangan sapi/kerbau di Provinsi Banten.

1. Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten telah menetapkan kawasan

pengembangan kerbau di Kabupaten Lebak dan Serang. Sedangkan perbibitan dan

penggemukan sapi potong lebih difokuskan pada Kabupaten Tangerang. Pertimbangan

Tangerang sebagai wilayah pengembangan sapi potong tidak terlepas dari tersedianya petugas

inseminasi buatan (inseminator) dan aktifnya pelayanan kesehatan hewan. Sumberdaya

manusia menjadi modal utama terutama untuk menghadapi kendala yang besar yaitu

penguasaan lahan usaha sapi potong yang mayoritas telah beralih fungsi (dikapling untuk

perumahan). Kondisi ini tentunya menjadi titik kritis bagi peningkatan populasi sapi potong.

Evaluasi kegiatan tahun 2013 menggambarkan bahwa Dinas Pertanian dan Peternakan

Provinsi Banten telah memberikan bantuan sapi potong 17 ekor ke Kelompok Bina Karya.

Kelompok peternak yang notabene dipersiapkan sebagai kelompok yang mampu fokus pada

perbibitan sapi potong. Dilihat dari kemampuan pengurusnya, kelompok Bina Karya dinilai aktif

dan responsif. Sehingga hasil koordinasi ditetapkan bahwa pendampingan tahun 2014

dilanjutkan di kelompok Bina Karya yang berlokasi di Kabupaten Tangerang.

Khusus komoditas kerbau koordinasi membahas tentang pengembangan kawasan

kerbau di Kabupaten Lebak. Acara dihadiri oleh Kepala Bidang Pengembangan Peternakan

Distanak Provinsi, Peneliti dari Balai Penelitian Ternak, Dosen Universitas Padjajaran, Tim

Page 13: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

PSDSK BPTP Banten, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak dan Kepala UPTD wilayah

Lebak Selatan. Kelompok yang diusulkan dalam pengembangan kawasan kerbau di Kabupaten

Lebak ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kelompok Ternak Yang Diusulkan Menjadi Sasaran Pengembangan Kawasan Kerbau

No Nama Kelompok Nama Ketua Kelompok Alamat

1. Ternak Guntur 1 H. Rafei Kp. Puputan Desa Jayapura Kec. Cipanas

2. Cempaka Karsan Kp. Bengkok Desa Sukanegara Kec. Muncang

3. Tunas Harapan Mulya H. Ibrohim Kp. Kadongdong Kec. Rangkasbitung

4. Ratu Galuh A. Khotib Setiawan Kp. Talaga Desa Prabugantungan Kec. Cileles

5. Subur Jaya H. Suhada Kec. Wanasalam 6. Ternak Guntur 2 Mamam Kp. Puputan Desa Jayapura Kec.

Cipanas 7. Sumber Alam Uding Kp. Pasir Awi Desa Jayapura Kec.

Cipanas 8. Semangat Jaya Stiri Kp. Jaraja Desa Anggala Kec.

Cikulur 9. Munding Jaya 1 M. Sukarya Kp. Cikuesik Desa Malingping

Selatan Kec. Malingping 10. Basisir Sukajadi Yodi Kec. Panggarangan

Wujud dukungan dalam pengembangan kawasan kerbau, Dinas Pertanian dan

Peternakan Provinsi Banten mengawali kegiatan melalui pelatihan. Tujuan pelatihan yaitu

mengembangkan sumberdaya manusia (peternak),meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan peternak kerbau dalam budidaya ternaknya. Pelatihan dilaksanakan pada Bulan

November dengan tema Pelatihan Teknik Pembibitan Ternak Kerbau yang Baik (Good Breeding

Practice) dan Evaluasi Kegiatan Peningkatan Wilayah Pembibitan Kerbau di Kabupaten Lebak.

Peserta terdiri atas perwakilan kelompok (2 orang) yang terpilih sebagai sasaran

pengembangan kawasan kerbau. BPTP Banten berperan serta sebagai narasumber dan

menyampaikan materi tentang pemilihan bibit ternak yang baik, sistem pemeliharaan,

perkandangan, pengolahan dan budidaya HPT/Konsentrat, Body Condition Score (BCS) dan

penentuan umur ternak. Materi tambahan yang diberikan yaitu tentag formulasi pakan yang

disajikan dalam program Excell.

Pelatihan dilaksanakan selama 2 hari dan dihari ke-2 BPTP Banten secara langsung

mengajak partisipasi peserta dalam membuat comin block. Praktik pembuatan comin block

bertujuan memotivasi peserta sekaligus menambah wawasan tentang salah satu alternatif

Page 14: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

pakan tambahan. Peserta sebelumnya dibekali pengetahuan tentang pentingnya pemberian

pakan ternak berbasis kebutuhan gizi ternak. Comin block merupakan pakan tambahan ternak

yang terbuat dari bahan dedak, molases, semen putih, garam dan mineral blok. Bahan yang

digunakan untuk membuat comin blok syarat akan gizi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai

upaya peningkatan bobot badan ternak.

2. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang

BPTP Banten dan Distanak Kabupaten Tangeran telah berkerjasama dalam

pendampingan swasembada daging sapi/kerbau sejak tahun 2013. Sehingga tahun 2014,

kooridinasi bersifat lanjutan membahas tentang kegiatan teknis lapang yang akan digarap

bersama. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka pembinaan kelompok Bina

Karya meliputi pelatihan pembuatan pupuk organik, pelatihan budidaya rumput gajah dan

penguatan kelembagaan melalui temu lapang.

Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2014 melanjutkan dari hasil yang telah dicapai

sebelumnya dan menambahkan beberapa kegiatan pendukung. Kegiatan utama tetap fokus

pada: 1) menjaga ketersedian hijauan pakan ternak yaitu dengan menambah luas lahan,

mengingat target di tahun 2014 yaitu meningkatkan bobot sapi potong sebesar 50%-70% dan

2) pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik. Sedangkan kegiatan pendukung lebih

mengarah kepada pengembangan sumberdaya manusia (anggota kelompok) melalui

pembelajaran/pertemuan.

Selain kerjasama, BPTP Banten menggali data sekunder tentang eksistensi kelompok

ternak sapi potong. Data sekunder yang dijadikan sebagai bahan pendukung pendampingan

berupa nama-nama kelompok dan jumlah ternak yang telah diterima dari program bantuan

ternak sapi potong se Kabupaten Tangerang. Data sekunder tersebut secara rinci tersaji pada

Tabel 2.

Page 15: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

Tabel 2. Data Kelompok Ternak Penerima Bantuan Ternak Sapi Potong Kabupaten Tangerang

No Nama Kelompok Alamat Jenis

Ternak

Jumlah Ternak

(ekor) Tahun

Penyebaran Desa Kecamatan Jantan Betina

1 Harum Jaya Sukaharja Sindang Jaya Sapi 14 2010 2 Sugi Mukti Badak Anom Sindang Jaya Sapi 10 2010

3 Berkah Sejahtera Peusar Panongan Sapi 7 2010 4 Ranca Kelapa 1 Ranca Kelapa Panongan Sapi 7 2010

5 Assalafah Solear Solear Sapi 7 2010 6 Sukamanah Solear Solear Sapi 7 2010

7 Barokah Legok Legok Sapi 9 2010

8 La-Tansa Palasari Legok Sapi 9 2010 9 Kube Sejahtera Cisauk Cisauk Sapi 14 2010

10 Al Barkah Suradita Cisauk Sapi 15 2010

11 Bani Yahya Al Aspuri Gunung Kaler Gunung Kaler Sapi 20 2010 12 Al Furqon Buaran Asem Mauk Sapi 5 15 2010

13 Al Amin Renged Kresek Sapi 5 15 2010

14 Suka Lembu Aufa Wanakerta Sindang Jaya Sapi/kerbau 6 36 2011 15 Gempol Ancol Pasir Jambe Sapi/kerbau 42 2011

16 Mekar Bakti Sukamanah Jambe Sapi pejantan 4 2011

17 Sabana Mandiri Sukatani Rajeg

Sapi

pejantan 4 2011

18 Kandang Sapi Sukaharja Sindang Jaya

Sapi

pejantan 4 2011

19 Bina Karya Cileles Tigaraksa

Sapi

pejantan 4 2011

20 Ranca Gede Munjul Solear

Sapi

pejantan 4 2011

21 Tapos Golf Tapos Tigaraksa Sapi 10 20 2011 22 Tunjang Kangkung Cibugel Cisoka Sapi 9 2011

23 Mekar Baru Cisoka Cisoka Sapi 9 2011 24 Tunas Baru Karang Harja Cisoka Sapi 9 2011

25 Ternak Mandiri Sampora Cisauk Sapi 5 2011

26 Kube Karya Bakti Sindang Sono Sindang Jaya Sapi 12 2012 27 Karya Makmur Pasir Nangka Tigaraksa Sapi 12 2012

28 Karya Bersama Kosambi Balaraja Sapi 12 2012 29 Dukuh Taban Jambe Sapi 5 2012

30 Rukun Bakti Mekar Bakti Panongan Sapi 43 2012 31 Ranca Kelapa Ranca Kelapa Panongan Sapi 10 2013

32 Tani Mukti Rahayu Pabuaran Cikupa Sapi 10 2013

33 Bina Karya Cileles Tigaraksa Sapi 1 17 2013

TOTAL 52 395

3. Dinas Peternakan Kabupaten Lebak

Koordinasi dengan Dinas Peternakan Lebak dilaksanakan sebagai rangkaian tindak lanjut

dan dukungan mewujudkan pengembangan kawasan kerbau di Provinsi Banten. Dinas

Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten telah menetapkan 10 kelompok lokasi

Page 16: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

pengembangan kerbau dan Dinas Peternakan Lebak memberikan gambaran tentang

karakteristik kelompok yang responsif. Lima kelompok di Lebak Tengah di usulkan ke BPTP

Banten untuk di survey dan dipilih satu lokasi sebagai kelompok model/sasaran kegiatan

pendampingan swasembada daging sapi/kerbau.

Lima kelompok yang dimaksud yaitu kelompok Ratu Galuh, Brahma, Gotong Royong,

dan Makmur Harapan di Kecamatan Cileles dan Kelompok Sumber Alam di Kecamatan Cikulur.

Hasil Rapid Rural Appraisal (RRA) diketahui bahwa kelompok yang memenuhi kriteria sasaran

pendampingan yaitu kelompok Ratu Galuh. Kriteria penilaian meliputi: 1) anggota kelompok

aktif dan responsif, 2) memiliki lahan untuk penyediaan/pengembangan areal hijauan pakan

ternak, 3) lokasi strategis dan mudah dijangkau, 4) pengurus yang berkomitmen dan mampu

menjalin komunikasi.

Sehingga sasaran pendampingan ditetapkan bersama di Kelompok Bina Karya

Kabupaten Tangerang dan Kelompok Ratu Galuh di Kabupaten Lebak. Mempertimbangkan

kelompok Ratu Galuh belum mampu melaksanakan kegiatan secara maksimal, maka

pengembangan kegiatan dilakukan di lokasi kelompok Harapan Mulya Kabupaten Pandeglang.

Pemilihan lokasi didasarkan pada kelompok yang telah mendapatkan bantuan program

pemerintah berupa ternak kerbau dan fasilitas yang memadai dalam menerapkan teknologi

sehingga memerlukan pendampingan yang intensif. Secara terperinci sasaran pendampingan

ditampilan pada Tabel 3.

Tabel 3. Lokasi Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau BPTP Banten T.A 2014

No. Nama Kelompok Lokasi Komoditas

1. Bina Karya Desa Cileles Kec. Tigaraksa Kab. Tangerang Sapi Potong

2. Ratu Galuh Desa Prabugantungan Kec. Cielels Kab. Lebak Kerbau

3. Harapan Mulya Desa Sukarame Kec. Carita Kab. Pandeglang Kerbau

Page 17: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

5.2 Populasi Ternak

Data awal yang diperoleh sebelum intensif melaksanakan pendampingan yaitu

jumlah/populasi ternak sebagai komoditas pendampingan. Populasi ternak merupakan kriteria

penentuan sasaran pendampingan setelah rekomendasi dari Dinas Peternakan Provinsi dan

Kabupaten. Pengambilan data primer tidak hanya jumlah ternak milik kelompok, tetapi juga

lingkup desa. Harapannya kelompok ternak mampu menjadi model sedangkan desa merupakan

kawasan/daerah pengembangan pendampingan.

Sasaran pendampingan di Kabupaten Tangerang terletak di Kelompok Bina Karya.

Identifikasi dilakukan lingkup Desa Cileles. Data yang diperoleh yaitu sapi potong sejumlah 131

ekor dengan jumlah peternak 72 orang. Status ternak sapi potong terdiri atas 8 pejantan

dewasa, 15 pejantan anak, 24 ekor betina anak dan 84 ekor betina dewasa. Dasar

pertimbangan pelaksanaan identifikasi yaitu perlunya pengembangan luasan wilayah

pendampingan. Tahun pertama hanya mendampingi kelompok dan tahun berikutnya cakupan

pendampingan merambah lingkup desa. Populasi sapi potong sampai dengan Desember 2014

mengalami pertambahan sebesar 9,5%. Berawal dari 131 ekor menjadi 138 ekor, akibat adanya

kelahiran pedet. Meski jumlah sapi potong mengalami pertambahan populasi, tetapi tidak

diimbangi dengan bertambahnya peternak yang tergabung dalam pendampingan. Peserta

pendampingan menurun dari 72 orang menjadi 67 orang (berkurang 8,3%). Peserta

pendampingan 66 orang terdiri atas 56 orang peserta sejak awal pendampingan, sedangkan

sisanya 10 orang merupakan peserta baru bergabung.

Lokasi pendampingan di Kabupaten Pandeglang terletak di Kelompok Harapan Mulya.

Anggota kelompok berjumlah 24 orang, mayoritas ternak kerbau dipelihara secara ekstensif.

Penggembalaan dilakukan di lahan sawah saat musim setelah panen dan saat musim tanam

dikepar di hutan sekitar desa mulai siang hingga sore hari. Awal pendampingan jumlah kerbau

127 ekor dan hingga Desember 2014 tercatat bertambah 140 ekor. Pertambahan jumlah ternak

disebabkan bertambahnya peternak yang bergabung dalam kegiatan pendampingan.

Kabupaten sebagai sentra kerbau tersbesar turut andil menjadi lokasi pendampingan.

Sasaran kegiatan terletak di Kelompok Ratu Galuh. Rata-rata kepemilikan ternak berkisar 2-3

ekor. Sistem pemeliharaan kerbau yaitu penggembalaan (ekstensif) di kebun kelapa sawit

seluas 850 Ha mulai pagi hingga sore hari. Peserta pendampingan tidak hanya berasal dari

kelompok Ratu Galuh, tetapi juga berasal dari kelompok Brahma yang lokasinya masih dalam

desa yang sama, sehingga total peternak yang bergabung sebanyak 30 orang. Secara

Page 18: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

sistematis populasi ternak sapid an kerbau yang dijadikan komoditas pendampingan disajikan

pada Tabel 4, sedangkan nama dan kepemilikan ternak secara rinci ditampilkan pada lampiran

1.

Tabel 4. Populasi Ternak Sapi dan Kerbau di 3 (tiga) Lokasi Pendampingan.

No Nama Kelompok Jenis Ternak Jumlah (Ekor) Awal Akhir

1. Harapan Mulya Kerbau 127 140 2. Ratu Galuh Kerbau 39 39 3. Bina Karya Sapi Potong 131 138

5.3 Pendampingan Teknologi dan Penguatan Kelembagaan

Tugas Pokok dan Fungsi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten dalam

Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau lebih mengarah pada proses

diseminasi, monitoring dan evaluasi inovasi teknologi dan kelembagaan. Teknologi yang

didiseminasikan bersumber pada hasil identifikasi masalah dan kebutuhan teknologi kelompok

(baseline). Mayoritas anggota kelompok membutuhkan teknologi pakan ternak dan pengolahan

limbah, sehingga pendampingan teknologi berprinsip pada upaya alternatif pemecahan masalah

yaitu dengan dilaksanakannya pelatihan (pembelajaran) tentang pakan ternak dan pengolahan

limbah. Penguatan kelembagaan juga disentuh melaui pendekatan persuasif. Tujuan penguatan

kelembagaan yaitu mengembangkan potensi sumberdaya manusia untuk mewujudkan

kelompok yang mampu dan mandiri memenuhi kebutuhan anggotanya. Rangkaian kegiatan

pendampingan yang telah dilaksanakan ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Kegiatan Pendampingan Teknologi di 3 (Tiga) Lokasi

No. Kegiatan Nama Kelompok (Kabupaten)

Bina Karya (Tangerang)

Ratu Galuh (Lebak)

Harapan Mulya (Pandeglang)

1. Introduksi Teknologi Perbibitan Recording Pedet

x x

2. Introduksi Teknologi Reproduksi Aplikasi IB x x

3. Introduksi Teknologi Pakan Ternak

a. Pengembangan Rumput Gajah 1.300 M2 5.000 M2 20.000 M2

b. Pembuatan Urea Mollasess Block / Comin Block

2 paket

2 paket 3 paket

c. Fermentasi Jerami 1 ton x x

d. Pemberian pakan tambahan (Konsetrat, bahan lokal dan UMB)

3 bulan x x

4. Teknologi Pengolahan Limbah (Pembuatan Pupuk Organik)

7 ton 200 Kg 15 Ton

Page 19: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

Tabel 4 memberi gambaran bahwa teknologi pakan dan pengolahan limbah dapat

dilakukan oleh semua kelompok. Teknologi perbibitan dan reproduksi tidak dapat dilaksanakan

di Kelompok Ratu Galuh karena sistem pemiliharaan kerbau cenderung ekstentif, yaitu

digembalakan di lahan perkebunan kelapa sawit. Ternak kerbau di kelompok Harapan Mulya

hampir sama dengan kelompok Ratu Galuh, penggembalaan kerbau di hutan dan beberapa

kerbau yang dikandangkan akan tetapi peternak belum memahami prinsip pembibitan.

Keberhasilan teknologi perbibitan dan reproduksi ternak terletak pada tertib pencatatan

(recording) mulai dari data indukan, status ternak, fase birahi dan manajemen perkawinan

hingga kelahiran pedet. Aplikasi teknologi perbibitan dan reproduksi tidak terlepas dari sistem

pemeliharaan secara intensif, karena segala perubahan status reproduksi harus diamati secara

teratur. Sistem pemeliharaan ekstensif akan berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan

penerapan teknologi perbibitan dan reproduksi, karena proses pencatatan status ternak sulit

dilakukan.

Pembuatan fermentasi jerami dan pemberian pakan tambahan pada ternak juga hanya

dilakukan di kelompok Bina Karya. Pertimbangan yang mendasar yaitu di lokasi kelompok Ratu

Galuh dan Harapan Mulya ketersediaan jerami sangat terbata, sehingga hanya sebatas materi

pembuatannya. Kegiatan pemberian pakan tambahanpun tidak dapat dilaksanakan karena

faktor sistem pemeliharaan ternak yang tidak mendukung (ekstensif).

5.4 Laboratorium Lapang (LL) dan Sekolah Lapang (SL) Sapi Potong

Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, maka diketahui bahwa satu lokasi

yang memenuhi kriteria dijadikan laboratorium lapang dan telah menerapkan prinsip sekolah

lapang yaitu kelompok Bina Karya Desa Cileles Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang.

Hasil pelaksanaan sekolah lapang Budidaya Sapi Potong yaitu:

1. Teknologi Perbibitan

Aplikasi teknologi perbibitan tidak terlepas dari kerjasama BPTP Banten dengan Dinas

Peternakan Kabupaten Tangerang. Materi tentang teknologi perbibitan telah disampaikan BPTP

Banten, sedangkan pelaksanaannya setiap bulan rutin dimonitor baik oleh tim pendamping

BPTP maupun Dinas. Teknologi perbibitan yang diintroduksikan mengacu pada petunjuk teknis

sistem perbibitan yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Pelatihan yang dilakukan membahas tentang pentingnya seleksi bibit, tahapan seleksi, sistem

Page 20: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

perbibitan dan pengelolaan produksi sapi bibit. Data indukan dan bibit (pedet) yang dihasilkan

selama pendampingan ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Recording Pedet Yang Dihasilkan Kelompok Bina Karya kurun waktu 1 tahun.

NO KODE INDUK JENIS

KELAMIN KELAHIRAN

(EKOR) JENIS

KELAMIN

1 179 BETINA 2 188 BETINA 1 JANTAN 3 180 BETINA 1 JANTAN 4 177 BETINA 1 JANTAN 5 169 BETINA 6 192 BETINA 7 183 BETINA

8 172 BETINA 1 JANTAN

9 178 BETINA

10 167 BETINA

11 170 BETINA

12 189 BETINA 13 187 BETINA 14 186 BETINA 1 JANTAN 15 194 BETINA 16 173 BETINA 17 24 BETINA

18 59 JANTAN

JUMLAH 5

Monitoring kelahiran pedet dilaksanakan oleh Ketua dan Sekretaris Kelompok. Tim Dinas

Peternakan Kabupaten Tangerang bertanggung jawab dalam pemberian antibiotik untuk induk.

Tujuan pemberian antibiotik yaitu untuk mencegah terjadinya infeksi akibat proses melahirkan.

Tim BPTP Banten ke lapang untuk pengambilan data ternak.

2. Teknologi Reproduksi

Introduksi teknologi reproduksi telah dilakukan melalui pelatihan dengan materi

reproduksi ruminansia besar. Introduksi teknologi mengacu petunjuk teknis manajemen

perkawinan sapi potong yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Cakupan materi yang disampaikan meliputi: teknik manajemen perkawinan (instensifikasi kawin

alam, inseminasi buatan dengan semen beku, dan inseminasi buatan dengan semen cair),

kalender perkawinan dan pengetahuan ciri-ciri birahi.

Pencatatan reproduksi ternak tidak terlepas dari penerapan teknologi perbibitan. Fokus

pencatataan reproduksi lebih mengarah pada pencatatan status ternak pra kawin

(estrus/birahi), teknik perkawinan yang dilakukan, waktu pelaksanaan dan keberhasilan

Page 21: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

perkawinan tersebut. Kelompok Bina Karya melakukan perkawinan ternak sapi potong dengan

inseminasi buatan, apabila tidak berhasil diulang dengan kawin alam. Pelaksanaan inseminasi

buatan dilakukan oleh 2 orang pengurus (ketua dan sekretaris) kelompok yang telah mengikuti

pelatihan. Sehingga setelah ternak terdeteksi birahi, maka langsung dapat diperkirakan

pelaksanaan inseminasi tepat waktu. Keberhasilan reproduksi diukur dengan kebuntingan, lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Recording reproduksi sapi potong di kelompok Bina Karya

NO KODE INDUK JENIS KELAMIN TEKNIK KAWIN STATUS (EKOR)

1 179 BETINA IB BUNTING

2 169 BETINA IB GAGAL

3 192 BETINA IB BUNTING

4 183 BETINA IB BUNTING

5 178 BETINA IB BUNTING

6 167 BETINA IB BUNTING

7 170 BETINA IB GAGAL

8 189 BETINA IB BUNTING

9 187 BETINA IB GAGAL

10 194 BETINA IB GAGAL

11 173 BETINA IB GAGAL

12 24 BETINA IB BUNTING

PROSENTASE KEBERHASILAN IB 58.33

3. Teknologi Pakan/Nutrisi

Aplikasi teknologi pakan dibagi menjadi 2 sistem yaitu penyediaan hijauan pakan ternak

dan pemberian pakan tambahan. Realisasi lahan yang telah ditanami rumput gajah seluas

13.000 m2. Distribusi bibit dan pengelolaan rumput gajah diterima dan dilaksanakan oleh

kelompok. Harapannya kegiatan yang dilaksanakan memberikan dampak positif dan dapat

memotivasi peternak-peternak di luar kelompok.

Rumput gajah di panen setelah umur 60 hari. Data terakhir yang diperoleh yaitu: 1) luas

lahan yang telah berproduksi (panen I) rumput gajah seluas 13.000 m2 dengan produksi per

rumpun (±10 batang) adalah 2 kg, sehingga estimasi total panen pertama rumput gajah

sebesar 38,469 Ton; 2) luas lahan yang mampu panen ke-2 seluas 8.000 m2, dengan hasil

22,750 Ton; 3) luas lahan yang mampu panen ke-3 seluas 16.000 m2, dengan hasil 54, 171 ton.

Hasil yang diperoleh belum maksimal karena pemeliharaan rumput gajah yang kurang

maksimal. Lahan diberi pupuk hanya saat olah tanah, selain itu gulma yang tumbuh disekitar

tanaman utama tidak dicabut/disiangi. Hasil yang diperoleh belum mampu memenuhi

Page 22: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

kebutuhan sapi potong secara keseluruhan. Rata-rata sapi potong dengan bobot 300 Kg

memerlukan pakan segar 30 – 60 kg/hari, sedangkan interval produksi rumput gajah 60 hari.

Sehingga pada panen I hanya mampu memenuhi 10 ekor sapi/harinya dan pada panen II

menuurun hanya mampu memenuhi 8 ekor sapi.

Produksi rumput gajah yang lebih rendah dibanding penelitian Sari (2012). Produksi

rumput gajah terutama pada lahan kawasan tambang memerlukan penambahan pupuk untuk

menambah unsur hara dalam tanah. Hasil penelitian yang diperoleh untuk satu rumpun yang

berisikan 9 batang, mampu menghasilkan rumput gajah 3,12 Kg. Dasar pertimbangan pemilihan

rumput gajah dibanding hijauan lainnya yaitu mudah dalam membudidayakannya dan memiliki

kandungan gizi yang sesuai kebutuhan ruminansia. Kandungan gizi rumput gajah terdiri dari

19,9% bahan kering; 10,2 % protein kasar; 1,6% lemak; 34%,2 serat kasar; 11,7% abu; dan

42,3% bahan esktrak tanpa nitrogen.

Pembibitan sapi potong dirsakan oleh peternak membutuhkan waktu yang relatif lama.

Rata-rata peternak mengharapkan adanya teknologi untuk penggemukan ternaknya dalam

waktu singkat. BPTP Banten melakukan pengkajian sederhada dengan memberikan beberapa

bahan pakan tambahan. Sapi potong yang digunakan tidak hanya berasal dari kelompok, tetapi

juga luar kelompok dalam satu desa. Sapi potong umur di bawah 12 bulan sebanyak 16 ekor

yang dijadikan ulangan dalam perlakuan pakan. Perlakuan pakan disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Pemberian pakan tambahan pada ternak sapi potong

No. Ternak

Umur (bl)

Lingkar Dada (Cm)

± BB Konsentrat (kg/hari)

Ampas Tahu (Kg/Hari)

UMB (Bulan)

Kode

1 1 57 62,41 1.5 - 1 P1 2 1 51 53,29 1.5 - 1 P1

3 3 102 153,76 2.5 - 1 P1 4 9 118 196 3 - 1 P1 5 5 120 201,64 3 - 1 P1 6 10 119 198,81 - 3 1 P2 7 2 80 104,04 - 1.5 1 P2 8 1 74 92,16 - 1.5 1 P2 9 10 119 198,81 - 3 1 P2

10 10 119 198,81 - 3 1 P2

11 7 107 166,41 - - 1 P3

12 1 65 75,69 - - 1 P3

13 4 79 102,01 - - 1 P3

14 12 80 104,04 - - 1 P4 15 12 134 243,36 - - 1 P5

16 12 120 201,64 - - - P0

Total Harian 11.5 12 15

Page 23: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

Pemberian pakan sapi potong di Kelompok Bina Karya cenderung berasal dari sumber

serat (rumput gajah/rumput lapang/jerami). Pakan yang diberikan belum mengacu prinsp

pemenuhan gizi, sehingga belum ada penambahan input pakan sumber protein (konsentrat)

yang diberikan. Introduksi teknologi pakan dilakukan melalui pelatihan, yaitu pembuatan

fermentasi jerami dan pembuatan urea mollasess block. Tujuan pemberian pakan tambahan

berupa konsentrat/ampas tahu/UMB untuk meningkatkan bobot potong sapid an secara tidak

langsung bertujuan merangsang pengetahuan peternak bahwa telah tersedia beberapa bahan

yang mudah didapat untuk penggemukan sapi. Harapannya peternak tidak lagi bingung

mengenai cara meningkatkan bobot badan sapi.

Induk sapi potong baik jantan maupun betina rata-rata memiliki bobot awal di atas 200

Kg. sedangkan data pertambahan bobot badan sapi potong indukan terdokumentasi pada Tabel

9.

Tabel 9. Pertambahan Bobot Badan Induk Sapi Potong

NO JENIS KELAMIN

BOBOT BADAN (BULAN)

PBBH JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL

1 BETINA 251 262 247.5 286 297.5 289 290.5 186.321

2 BETINA 228.5 245.5 234.5 281.5 282.5 286 306 365.566

3 BETINA 243 266.5 251.5 287 289 289 268.5 120.283

4 BETINA 238.5 247 241 263 282 278 247.5 42.4528

5 BETINA 210 208 204 225 228 225.5 229 89.6226

6 BETINA 279 288.5 295 313 334 307 275.6 -16.038

7 BETINA 244.5 259.5 259.5 287 306.5 301.5 302.5 273.585

8 BETINA 249.5 258 245.5 276 281.5 284 296.5 221.698

9 BETINA 200 206.5 209 217.5 248.5 240 267 316.038

10 BETINA 272 277 275 296.5 312 296 300 132.075

11 BETINA 216 212.5 217.5 240.5 248.5 248 245 136.792

12 BETINA 245 258 257.5 304 314.5 335 344.5 469.34

13 BETINA 184 194.5 193.5 204.5 204 197 189 23.5849

14 BETINA 267 285 285 296.5 288.5 260 244.5 -106.13

15 BETINA 215.5 225.5 218.5 238 264.5 268.5 260 209.906

16 BETINA 207.5 233.5 222.5 259.5 253.5 259.5 249.5 198.113

17 JANTAN 265.5 285.5 285.5 322.5 334 316.5 370.5 495.283

Dari Tabel 9 diketahui bahwa pertambahan bobot badan induk bervariasi dan di bawah

500 gram/hari. Angka pertambahan bobot badan yang rendah akibat pakan yang seadanya.

Dalam rangka introduksi teknologi pakan, BPTP Banten berupaya memberikan motivasi kepada

peternak sapi untuk memberikan pakan tambahan bagi ternaknya. Peternak yang terlibat

lingkup Desa Cileles, sehingga sebagai koordinator kegiatan dilaksankan oleh kelompok Bina

Page 24: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

Karya. BPTP Banten berkoordinasi dengan kelompok Bina Karya mengenai upaya penggemukan

sapi potong dengan memberikan pakan tambahan berupa urea molasses block (UMB),

konsentrat, dan ampas tahu pada ternak.

Ternak sapi potong yang diberi pakan tambahan berjumlah 16 ekor berjenis kelamin

pejantan dan berumur kurang dan sama dengan 12 bulan. Bobot badan awal ternak di hitung

untuk menghitung kebutuhan pakan harian. Setiap ternak memiliki bobot badan yang berbeda-

beda sehingga kebutuhan pakan pun berbeda. Bobot badan dan pemberian pakan tambahan

(3% – 4% dari bobot badan) baik jenis dan beratnya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Pertambahan Bobot Badan Sapi Potong di Desa Cileles

Keterangan Jumlah Sapi

(Ekor)

Rata-Rata BB awal

(Kg)

Rata-Rata BB Akhir

(Kg)

Selisih (BB Awal-BB Akhir)

Rata-Rata PBBH

(Gram/hari)

Peningkatan PBBH (%)

P1 5 133,42 184,998 51,58 560,63 92,26

P2 5 158,62 195,5 36,97 401,89 38,32

P3 5 138,302 190,074 51,77 562,74 93,68

P0 1 134,56 161,29 26,73 290,54 0

Keterangan: - P1 : Konsentrat + UMB - P2 : Ampas Tahu + UMB - P3 : UMB - P0 : Kontrol (Hijauan)

Pada Tabel 10 diketahui bahwa penambahan urea mollasess block memberikan

pertambahan bobot badan harian sapi potong tertinggi dibanding perlakuan lainnya yaitu

sebesar 562,74 gram/hari. Dilanjutkan dengan pertambahan konsetrat + urea mollasess block

dan ampas tahu + urea mollasess block yaitu 560,63 gram/ hari dan 401,89 gram/hari.

Pertambahan bobot badan harian terendah yaitu pada ternak yang hanya mengkonsumsi

hijauan. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan pakan kaya protein dan mineral pada ternak

mampu meningkatkan bobot badan lebih dari dua kali lipat dibanding ternak yang tanpa diberi

pakan tambahan apapun. Dengan demikian diketahui bahwa peningkatan pertambahan bobot

badan harian sapi potong yang mendapatkan input pakan berkisar antara 38,32 s/d 93,68

dengan rataan 74,99 %.

Page 25: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

4. Teknologi Pengolahan Limbah

Hingga akhir kegiatan (Desember 2014), Kelompok Bina Karya telah menghasilkan 9,5

ton pupuk organik. Pengolahan limbah ternak dengan cara pembuatan pupuk organik telah

dilaksanakan dengan menggunakan Dekomposer hasil Balitbangtan dan Perkebunan-Bogor.

Beberapa jenis decomposer yang digunakan yaitu M-Dec, Orgadek Padat, Orgadek Cair, dan

Promi. Instroduksi teknologi pengolahan limbah dilakukan melalui pelatihan dan praktik

pembuatan pupuk organik. Pupuk organik yang telah jadi dimanfaatkan di lahan sawah dan

sebagian untuk tanaman sayuran dan rumput gajah. Integrasi ternak-tanaman antara pupuk

organik dan padi belum sepenuhnya berjalan lancar. Kondisi sawah tadah hujan dan produksi

pupuk yang belum mampu mencukupi kebutuhan. Alternatif pemanfaatan pupuk organik yaitu

pada tanaman sayuran, sehingga peternak dapat secara langsung merasakan manfaatnya.

Kabupaten Tangerang memiliki potensi pengembangan sayuran dataran rendah.

Peluang besar Kabupaten Tangerang yaitu berdekatan dengan Ibu Kota dan tersedianya

fasilitas pasar baik tradisional maupun modern. Integrasi ternak-tanaman searah antara pupuk

organik bahan dasar kotorsan sapi dengan sayuran tentunya mampu menajdi salah satu

alternatif pemecahan masalah untuk pendapatan peternak. Sayuran yang mampu dipanen

dalam waktu singkat memberikan kontribusi untuk penambahan pendapatan keluarga.

Dokumetasi pembuatan pupuk organik ditampilkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Introduksi Teknologi Pengolahan Limbah Ternak (pembuatan pupuk organik)

5. Pengembangan Sumberdaya Manusia

Pembelajaran tentang budidaya sapi potong dan pelatihan pembuatan urea molasses

block (UMB). Narasumber drh. Eko Kardiyanto (Peneliti BPTP Banten). Penyampaian materi

Page 26: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

diawali dengan pentingnya seleksi calon bibit sumber. Seleksi penting dilakukan mengingat

indukan (pejantan dan betina) merupakan sumber utama yang diharapkan mampu

menghasilkan sapi-sapi unggul. Dilanjutkan dengan pemahaman jenis sapi yang cocok di

wilayah Cileles. Informasi yang diperoleh yaitu jenis sapi yang biasa dikembangkan di Cileles

yaitu sapi peranakan ongole (PO). Mengenai reproduksi, kususnya kelompok telah mengenal

bahkan telah menerapkan inseminasi buatan (IB). Terdapat dua pengurus yang telah mengikuti

pelatihan dan diharapkan mampu menjadi inseminator yang melayani petani ternak sekitar.

Materi tentang pakan tidak kalah menarik, karena hasil diskusi diketahui bahwa waktu yang

dibutuhkan untuk mencari rumput sama (1 jam) antara pemilik sapi 1 ekor dan 3 ekor.

Sehingga diketahui efektivitasnya, bahwa petani harapannya mampu minimal memelihara sapi

4-5 ekor/KK. Kandungan gizi juga disampaikan, meski rumput saja yang diberikan tetap harus

memperhatikan sumber gizi didalamnya. Seperti sumber karbohidrat, dapat diperoleh dari

rumput dengan serat kasar yang banyak (rumput gajah, jerami, daun jagung, dll). Sedangkan

sumber protein dapat ditemukan pada tanaman kacang-kacangan (leguminose). Vitamin dapat

diperoleh secara instan dari toko sapronak, sedangkan mineral dapat diberikan dengan mudah

dan tersedia secara melimpah. Salah satu alternatif pemenuhan mineral pada ternak yaitu

dengan memberikan urea molasses block (UMB). Tidak hanya materi yang disampikan tetapi

juga langsung praktik cara pembuatannya. Bahan yang dibutuhkan dalam membuat UMB yaitu

dedak, molases, mineral, garam,semen putih, dan air.

Sebelum dan setelah pembelajaran dilakukan test untuk mengetahui tingkat

pengetahuan peserta. Pertanyaan yang diajukan meliputi: seleksi bibit, reproduksi, sistem

pemeliharaan dan manajaemen pakan. Data peningkatan pengetahuan peserta pembelajaran

dapat dilihat pada tabel 11.

Page 27: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

Tabel 11. Peningkatan pengetahuan peserta pembelajaran budidaya sapi potong.

Responden Nilai Pre Test Nilai Post Test Selisih Kategori

1 11 28 17 Sedang 2 23 30 7 Rendah 3 14 31 17 Sedang

4 4 21 17 Sedang 5 5 31 26 Tinggi

6 14 28 14 Sedang

7 8 24 16 Sedang

8 6 31 25 Tinggi

9 12 31 19 Sedang 10 14 28 14 Sedang 11 14 30 16 Sedang 12 11 28 17 Sedang 13 10 29 19 Sedang 14 9 31 22 Sedang 15 8 28 20 Sedang 16 11 31 20 Sedang 17 7 23 16 Sedang 18 12 24 12 Sedang 19 9 17 8 Rendah 20 7 18 11 Rendah

Rata-rata 16.65 Sedang

Peningkatan Pengetahuan (%) 92,5

Dari Tabel 11 diketahui bahwa meskipun nilai rata-rata peserta pembelajaran termasuk

dalam kategori sedang, akan tetapi sebanyak 92,5 % peserta mengalami peningkatan

pengetahuan. Hal tersebut dapat diukur dari nilai yang diperoleh. Nilai setelah mengikuti

pembelajaran lebih tinggi dibanding nilai sebelum pembelajaran. Nilai sebelum pembelajaran

merupakan nilai riil atas pengetahuan peserta sebelum mendapatkan materi tentang budidaya

sapi potong. Dapat dikatakan juga nilai yang diperoleh menginterpretasikan pengetahuan awal.

Sedangkan nilai setelah pembelajaran lebih tinggi sebagai akibat dari adanya input ilmu yang

diberikan kepada peserta. Kecenderungannya yaitu ilmu yang diperoleh bersifat baru dan

suasana belajar bersifat partisipatif mendukung proses pembelajaran.

6. Temu Lapang

Temu lapang dilaksanakan pada Selasa, 18 November 2014 dengan jumlah peserta 80

orang. Peserta temu lapang terdiri atas tim pendamping BPTP Banten, Dinas Pertanian dan

Peternakan Kabupaten Tangerang dan petani ternak sapi potong lingkup Desa Cileles.

Narasumber temu lapang yaitu Parikin, MM (Kepala Bidang Peternakan Distanak Kab.

Tangerang), drh. Eko Kardiyanto (Peneliti BPTP Banten) dan Rika Jayanti Malik, SST (Penyuluh

Page 28: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

BPTP Banten). Distanak Kabupaten Tangerang menyampaikan tentang perbibitan sapi potong,

sedangkan tim pendamping BPTP lebih menekankan hasil yang diperoleh selama melakukan

pendampingan di Kelompok Bina Karya.

Sambutan dan arahan yang disampaikan oleh Parikin, MM menekankan target Distanak

Kabupaten Tangerang meliputi peningkatan produksi pakan, peningkatan teknologi tepat guna

dan peningkatan pemasaran hasil-hasil peternakan. BPTP Banten diakui secara nyata telah

mendukung kegiatan Distanak Kabupaten Tangerang, khususnya dalam hal penerapan

teknologi tepat guna. Sesuai dengan sambutan Bapak Parikin, BPTP Banten melaksanakan

prinsip pendampingan terhadap adopsi teknologi yang telah di introduksikan. Materi perbibitan

sapi potong yang dilakukan Distanak Kabupaten Tangerang meliputi: ciri-ciri pemilihan bibit

baik yang dijadikan indukan, target kegiatan yang menghasilkan pedet 1 (satu) ekor dalam

setahun, program bantuan ternak yang telah diberikan kepada kelompok, manajemen

reproduksi beserta pelatihan Inseminasi Buatan untuk pengurus kelompok.

Materi yang disampaikan tim BPTP Banten menekankan pada hasil kegiatan

pendampingan. Kegiatan pendampingan yang telah dilakukan BPTP Banten meliputi sosialisasi

dan koordinasi dengan instansi terkait pengembangan peternakan, introduksi teknologi pakan

ternak, teknologi pengolahan limbah, teknologi perbibitan dan teknologi reproduksi. Setelah

pelaksanaan temu lapang peserta diberi kuesioner untuk berperan serta memberikan penilaian

terhadap pelaksanaan temu lapang. Penilaian peserta terhadap: 1) teknologi yang telah

dilakukan kelompok Bina Karya meliputi: teknologi pengolahan limbah, teknologi pakan ternak,

teknologi perbibitan; 2) penguatan kelembagaan (keaktifan dan kekompakan kelompok) dan 3)

narasumber (kejelasan materi dan keramahan). Respon peserta terhadap teknologi yang

ditampilkan dalam temu lapang rata-rata menunjukkan kategori puas. Respon peserta terhadap

kelembagaan dan narasumber termasuk kategori cukup puas. Data respon peserta terhadap

pelaksanaan temu lapang ditampilkan pada lampiran 2.

Page 29: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

1. Koordinasi dan sinergitas program telah dilaksanakan dengan berbagai instansi yang

berkepentingan dalam pembangunan peternakan di Provinsi Banten. Instansi tersebut

meliputi: Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten, Dinas Peternakan Kabupaten

Lebak dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang. Koordinasi dilakukan

sebagai langkah awal penentuan lokasi pendampingan, sedangkan sinergitas program

mengarah kepada bagian-bagian kegiatan yang dikerjakan secara bersama. Pelaksanaan

pendampingan secara bersama dilakukan tim Pendamping (Peneliti/Penyuluh/Teknisi) BPTP

dengan tim pendamping dinas. Lokasi pendampingan berada di 3 (tiga) kabupaten, yaitu

Kelompok Harapan Mulya Kabupaten Pandeglang, Kelompk Ratu Galuh Kabupaten Lebak

dan Kelompok Bina Karya Kabupaten Tangerang. Komoditas yang diusahakan di Kabupaten

Lebak dan Pandeglang yaitu kerbau, sedangkan Kabupaten Tangerang adalah sapi potong.

2. Kegiatan pendampingan secara tidak langsung berkontribusi dalam peningkatan populasi

ternak sapi dan kerbau. Pertambahan jumlah ternak disebabkan dari bertambahnya peserta

yang bergabung dalam pendampingan dan adanya kelahiran pedet. Dua kelompok yang

bertambah jumlah ternaknya yaitu kelompok Bina Karya dan Harapan Mulya.

3. Teknologi yang berperan dalam peningakatan populasi ternak yaitu teknologi reproduksi.

Keberhasilan inseminasi buatan di kelompok Bina Karya mencapai 58,33 %.

4. Pengembangan luasan areal hijauan pakan ternak seluas 38.000 m2 dengan produksi

rumput gajah masih relatif rendah. Luas lahan yang telah berproduksi (panen I) rumput

gajah seluas 13.000 m2 dengan produksi per rumpun (±10 batang) adalah 2 kg, sehingga

estimasi total panen pertama rumput gajah sebesar 38,469 Ton; sedangkan luas lahan yang

mampu panen ke-2 seluas 8.000 m2, dengan hasil 22,750 Ton

5. Perlakuan pemberian pakan tambahan bagi ternak mampu meningkatkan pertambahan

bobot badan harian. rata-rata prosentase pertambahan bobot harian sapi potong mencapai

74,99 %.

6. Produksi pupuk organik berbahan dasar sapi potong yang dilaksanakan kelompok Bina karya

menghasilkan 9,5 ton, sedangkan pupuk organik yang berasal dari kotoran kerbau

dihasilkan kelompok Harapan Mulya sebanyak 15 ton.

7. Pelatihan yang telah dilakukan berkontribusi bagi pengembangan sumberdaya manusia

(petani ternak). Peningkatan pengetahuan peserta (20 orang) mencapai 92,5 %.

Page 30: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

8. Respon peserta temu lapang (80 orang) terhadap teknologi menunjukkan kategori puas.

Respon peserta terhadap kelembagaan dan narasumber menunjukkan kategori cukup puas.

6.2 Saran

Pengembangan ternak di Provinsi Banten seyogyanya mengacu kepada potensi wilayah

dan target yang akan dicapai pemerintah daerah. Tujuannya untuk memudahkan

mensinkronkan kegiatan dan pelaksanaan kegiatan mampu dijalankan berdampingan secara

bersama-sama. Indikator keberhasilan kegiatan pendampingan diukur dari perubahan perilaku

sasaran untuk meningkatkan usaha ternaknya dan berujung pada kesejateraan keluarga. Salah

satu faktor pendukung untuk mewujudkan keberhasilan tersebut adalah perlunya kerjasama

yang baik antara pemerintah pusat pelaksana program dan pemerintah daerah selaku pihak

yang paham tentang potensi wilayah.

Page 31: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

VII. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN 7.1 Tenaga Pelaksana

No. NAMA PELAKSANA

JABATAN / BIDANG

KEAHLIAN

TUGAS DALAM

KEGIATAN

ALOKASI WAKTU

(OJ/Bulan)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Drs. Mayunar PJ RDHP 15

2 Rika Jayanti Malik, SST Penyuluh/ Peternakan PJ RODHP 13

3 Drh. Eko Kardiyanto Peneliti/Peternakan Anggota 12

4 Maureen CH, SPt Peneliti/ Peternakan Anggota 10

5 Ani Pullaila, SP Penyuluh/Agronomi Anggota 10

6 Ivan Mambaul Munir, SP Calon Peneliti/Peternakan Anggota 10

7.2 Jadwal Pelaksanaan

No. Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1

Perencanaan Kegiatan (10 %) : a. Pembentukan tim, penyusunan dan

seminar RDHP/RODHP

x

b. Koordinasi perencanaan x x

c. Pembahasan rencana kerja dan pembagian tugas kepada tim/anggota

x x

2

Pelaksanaan Kegiatan (80 %):

a. Percontohan unit komersialisasi pupuk organik

x x

b. Pengembangan luasan hijauan pakan ternak

c. Integrasi ternak-tanaman x x x x

d. Pertemuan penguatan kelembagaan x x

e. Monitoring dan supervisi penerapan teknologi

x x x x x x x x x x

f. Koordinasi pelaksanaan x x x x

g. Entri dan Analisis Data x x

3

Pelaporan (10 %) a. Laporan Bulanan

x x x x x x x x x x x x

b. Laporan Triwulan x x x x

c. Laporan tengah tahun x

d. Laporan akhir x

Page 32: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2011. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2011. Kementerian Pertanian. Amir, P. And Knipscheer. 1989. Conducting On-farm Animal Research Procedure and Economic

Analysis. Winrock International Institute for Agricultural Development an International Development Reseatch Centre. Morrilton, Arkansab, USA

BPS. 2012. Banten Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. Badan Litbang Pertanian. 2009. Model Penerapan Teknologi Litbang Sapi Potong Mendukung

P2SDS. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Budiarsa, E. Juarini dan L Praharani. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Kerbau Di Kabupaten Lebak Banten. Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2010.

Diwyanto, K dan E. Handiwirawan. 2006. Strategi Pengembangan Ternak Kerbau : Aspek

Penjaringan dan Distribusi. Prosiding Usaha Ternak Kerbau Mendukung Program Kecukupan Daging Ssapi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Hidayat, C. Sinar Tani. Edisi 31 Maret 2010. Menuju Kedaulatan Sapi Indonesia. Juarini, Sumanto, I.G.M. Budiarsa dan L. Praharani. Kesesuaian dan arah pengembangan lahan

Ternak kerbau di kabupaten lebak. Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2011. Kementerian Pertanian. 2010a. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014.

274 Halaman. Kementerian Pertanian. 2010b. Statistik Peternakan 2010. Direktorat Jenderal Peternakan. 287

Halaman. Kusnadi, U., D.A. Kusumaningrum, R.G. Sianturi, dan E. Triwulanningsih. 2005. Fungsi dan

Peranan Kerbau dalam Sistem Usaha Tani di Provinsi Banten. Proceeding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner, Puslibang Peternakan : 316-322.

Trobos. “Peternakan Kerbau Ikut Menyangga Swasembada”. Edisi Desember 2010. No. 135.

Page 33: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

Lampiran 1 Populasi Ternak di Lokasi Pendampingan

1. Desa Sukarame Kec. Carita Kab. Pandeglang

No Nama Awal Akhir

1 Mulud 4 4

2 Tarwad 6 5

3 Kasni 4 4

4 Rabin 5 8

5 Mail 3 4

6 Kusen 4 6

7 Armin 4 5

8 Maja 2 2

9 Jaman 1 1

10 Lani 4 6

11 Unyil 2 2

12 Amat 2 2

13 Patmah 2 2

14 Jawar 1 1

15 Buang 7 8

16 Kiman 7 7

17 Juned 2 3

18 Rojaya 2 2

19 Saleh 7 7

20 Sabta 10 9

21 H. Amat 3 2

22 Sayuti 2 2

23 Ramta 2 2

24 Sarpin 2 2

25 Udin 2 2

26 Masjaya 4 4

27 Sarno 5 5

28 Masran 4 4

29 Manan 3 3

30 Baii 3 3

31 Rabani 4 4

32 Ramid 3 3

33 Kosno 4 4

34 Rukman 3 3

35 Sarka 4 4

36 Zaenul 2

37 Iwan 3

TOTAL 127 140

Page 34: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

2. Kelompok Ratu Galuh

No Nama Jumlah

1 Jupran 3

2 Suparman 2

3 Sopandi 2

4 Arjui 1

5 Asmat 2

6 Santari 2

7 A. Khotip Setiawan 2

8 Herman 1

9 Nursid 2

10 Kanta 3

11 Ketot 2

12 Asep Setiawan 2

13 Mubin 2

14 Kom 8

15 Royani 3

16 Djadja 2

TOTAL 39

3. Desa Cileles Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang

NO NAMA

MARET OKTOBER

JANTAN BETINA JUMLAH JANTAN BETINA JUMLAH

ANAK DWS ANAK DWS EKOR ANAK DWS ANAK DWS EKOR

1 Ahmad 2 2 2 2

2 Romli 3 3 1 2 3

3 Rubani 1 1 1 1

4 Rasudin 2 2 1 1 2 4

5 H. Ijoh 1 2 3 1 2 3

6 Suryadi 1 3 4 1 1 2 4

7 As'ari 3 3 2 2

8 Sudarsim 1 1 2 2 2

9 M. Fikri 1 1 2 4 1 1 2 4

10 Satibi 3 3 3 3

11 Ade S 1 2 3 1 2 3

12 Saepudin 1 1 1 1

13 Januri 1 2 3 1 1 2 4

14 Raman 1 1 1 1 2

15 Roni 1 1 1 1

16 Uci Sanusi 1 1 1 1 2

17 Asmayudin 1 1 1 1

18 Amat 1 3 4 2 1 3

Page 35: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

19 Madsura 1 1 1 1

20 Iyam/Imat 1 1 2 1 1 2

21 Amri 1 1

22 Maskadi 1 1 1 1 2

23 Awong 1 1

24 Parta 1 1 2 1 1 2

25 Hendra 1 1 1 1 2

26 Jasur 1 2 3 1 1 2

27 Rasim 1 1 2

28 Ame 1 1

29 Jenung 1 1 2 2

30 Anang 1 1 2 1 1 2

31 Nahrowi 1 1 2 2 2

32 Kubil 1 1 2 1 1 2

33 Tinah 1 1 2 1 1 2

34 Ucin 1 1 1 1 2

35 Awan 1 1 2 1 1 2

36 Arsaman 1 1 1 1 2

37 Soni 1 1 2 1 1 1 3

38 Leman 2 2 1 2 3

39 Sapei 1 1 1 1

40 Lukman 1 1 2

41 Nasim 1 1 1 3 1 2 3

42 Aman 1 1 2 1 1

43 Udin 1 1 2 1 1 2

44 Samin 1 1 2 1 1 2

45 H. Jaya 1 1 1 1

46 Merod 1 1 2

47 Cenghai 1 1 1 1

48 Manah 1 1 1 3 1 1 2 4

49 Ata 1 1 1 1

50 H. Jamin 1 1

51 Roik 1 1 4 1 5

52 Sarnaya 2 2 3 3

53 Acim 2 2

54 Usman 1 1 2

55 Ati 1 1 1 1

56 Marta 1 1

57 Kuncir 1 1 2 2 2

58 Uwit 1 1

59 Sartani 2 2

Page 36: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

60 Juhri 1 1 2 4 1 1 2 4

61 Cenglung 1 1 2 4 2 2

62 Salimun 1 1 2 1 2 3

63 Andi 1 1

64 Rohim 1 1 1 1 2

65 Misroni 1 1 1 1

66 Unus 1 1 2 1 1 2

67 Olim 1 1 1 1

68 Danil 1 1 2 1 2 3

69 Anda 1 1 1 1 2

70 Sarkani 1 1

71 Sakim 1 1

72 Saimat 1 1

73 Pendi 1 1

74 Utun 2 2

75 Iyul 1 1

76 Rama 1 1

77 Juhra 2 2

78 Rasam 1 1

79 Abu 1 1

80 Murhasan 1 1

81 Arsamad 2 2

82 Raswinta 1 1

TOTAL 15 8 24 84 131 22 16 10 90 138

Page 37: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

Lampiran 2 Respon Peserta Temu Lapang

NO UMUR PENDIDIKAN NILAI Jml

Teknologi

NILAI Jml

Kelembagaan

NILAI Jml

Narasumber

TOTAL NILAI

A B C D E F G H I J

1 47 S2 3 2 3 3 2 2 15 2 2 4 3 3 6 25

2 65 SD 3 0 2 3 2 0 10 3 0 3 2 0 2 15

3 63 SD 3 0 2 3 2 3 13 0 0 0 2 0 2 15

4 45 SD 3 2 0 1 0 3 9 0 3 3 3 0 3 15

5 59 SD 3 2 3 2 0 0 10 3 0 3 2 0 2 15

6 46 SMP 3 2 1 3 2 0 11 3 0 3 2 0 2 16

7 35 SMP 3 2 0 3 0 2 10 0 3 3 3 0 3 16

8 60 SD 3 2 0 3 0 2 10 0 2 2 0 0 0 12

9 32 S1 3 2 2 0 3 3 13 2 2 4 2 2 4 21

10 38 S1 3 3 3 2 3 2 16 2 2 4 3 2 5 25

11 20 SD 3 0 0 0 2 0 5 2 0 2 3 0 3 10

12 52 SMP 2 1 2 2 3 2 12 2 2 4 3 3 6 22

13 30 SD 3 3 3 2 3 2 16 2 2 4 3 2 5 25

14 22 SMP 3 3 3 2 3 2 16 2 2 4 3 2 5 25

15 36 SD 3 3 3 2 3 2 16 2 2 4 3 2 5 25

16 16 SMP 3 3 3 2 3 2 16 2 3 5 2 2 4 25

17 32 3 3 3 2 3 2 16 2 2 4 2 0 2 22

18 30 SD 3 3 3 2 0 2 13 2 2 4 3 2 5 22

19 35 SD 3 3 3 2 3 2 16 2 2 4 3 2 5 25

20 43 SMP 3 3 3 2 3 2 16 2 2 4 3 2 5 25

21 48 SMP 3 3 3 2 3 2 16 2 2 4 3 2 5 25

22 53 SR 3 3 3 3 0 2 14 2 3 5 2 0 2 21

23 27 SD 3 3 3 2 3 2 16 2 2 4 3 2 5 25

24 42 SD 3 3 3 2 3 2 16 2 2 4 3 2 5 25

25 56 SD 3 3 3 2 3 2 16 2 2 4 3 2 5 25

26 51 SD 3 3 3 2 2 3 16 2 2 4 3 2 5 25

Page 38: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

27 45 SD 3 3 3 2 3 2 16 2 2 4 3 2 5 25

28 75 SD 3 2 3 0 2 0 10 3 0 3 2 0 2 15

29 60 SD 2 2 2 2 3 3 14 2 2 4 3 2 5 23

30 90 SMP 3 2 2 2 3 3 15 2 2 4 3 3 6 25

31 50 SD 3 2 2 2 3 3 15 2 2 4 3 3 6 25

32 42 SD 2 3 0 0 0 2 7 0 2 2 3 3 6 15

33 70 SD 2 3 3 0 3 0 11 3 2 5 3 0 3 19

34 28 SD 2 3 3 0 3 0 11 3 2 5 3 3 6 22

35 63 SD 2 0 3 0 3 3 11 0 0 0 0 3 3 14

36 25 SMP 2 3 3 3 3 3 17 2 0 2 3 3 6 25

37 34 SD 3 3 3 3 3 3 18 3 3 6 3 3 6 30

38 65 SD 3 3 3 3 3 0 15 3 2 5 3 3 6 26

39 30 SD 2 3 1 0 0 3 9 0 2 2 0 3 3 14

40 37 SD 2 3 0 0 3 0 8 3 0 3 0 2 2 13

41 63 SD 2 3 0 0 3 3 11 0 2 2 0 2 2 15

42 36 SD 2 3 0 0 0 3 8 3 0 3 0 3 3 14

43 45 SD 3 3 0 3 3 3 15 3 3 6 3 3 6 27

44 40 SD 2 3 0 0 0 3 8 3 0 3 0 2 2 13

45 35 SMP 3 3 0 0 3 0 9 3 0 3 3 0 3 15

46 63 SMA 3 3 0 0 3 3 12 3 3 6 0 0 0 18

47 85 SD 3 3 0 0 3 0 9 3 0 3 3 0 3 15

48 40 SMP 3 3 3 0 3 0 12 3 0 3 3 0 3 18

49 55 SD 2 3 0 0 0 3 8 3 0 3 0 3 3 14

50 36 SD 3 3 3 3 3 3 18 3 3 6 3 3 6 30

51 29 SD 2 2 0 0 0 3 7 3 3 6 0 3 3 16

52 56 - 3 3 3 3 3 3 18 3 3 6 3 3 6 30

53 2 2 3 0 0 3 10 3 0 3 0 3 3 16

54 63 SD 2 3 2 0 3 2 12 3 0 3 0 3 3 18

TOTAL 146 135 105 80 116 105 687 114 84 198 117 95 212 1097

RATA-RATA 2.70 2.50 1.94 1.48 2.15 1.94 12.72 2.11 1.56 3.67 2.17 1.76 3.93 20.31

KATEGORI PUAS CUKUP PUAS CUKUP PUAS CUKUP PUAS

Page 39: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Comin Blok (Pakan Tambahan Ternak)

Gambar 2. Tim Pendamping PSDSK BPTP Banten dan Dinas Peternakan Kab. Tangerang memantau proses kelahiran pedet

Gambar 3. Demplot Rumput Gajah umur 20 Hari (Kiri) dan 60 hari, siap panen (kanan)

Page 40: PENDAMPINGAN MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA …banten.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/psdsk-2014-bptp-bant… · Banten antara lain : 1) kelompok ternak penerima bantuan sapi

Gambar 4. Introduksi Teknologi Pengolahan Limbah Ternak (pembuatan pupuk organik)

Gambar 5. Pegembangan SDM

Gambar 6. Temu Lapang