PENDAHULUAN - pratamatechnec.files.wordpress.com · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG ....
Transcript of PENDAHULUAN - pratamatechnec.files.wordpress.com · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG ....
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi
pembahasan yang peting. Pertama, keputusan penganggaran modal
berakibat besar pada perusahaan sedangkan penganggaran yang tepat
memerlukan prkiraan biaya modal. Kedua, struktur keuangan
mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan. Pengetahuan
tentang biaya modal dan bagaimana biaya ini diperngaruhi oleh leverage
keuangan, akan beruna dalam pengambilan keputusan dibidang strultur
modal. Ketiga, sejumlah keputusan seperti leasing, pendanaan kembali,
obligasi dan kebijaksanaan modal kerja, semuanya memerlukan perkiraan
biaya modal.
Selain itu biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis
investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang
harus diperoleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat
menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang
ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya,
biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk
melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu
perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko
tertentu.
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
- Apa yang dimaksud dengan Biaya Modal (Cost of Capital)?
- Apa saja jenis-jenis Biaya Modal (Cost of Capital)?
- Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Biaya Modal (Cost of
Capital)?
- Apa hubungan antara Biaya Modal (Cost of Capital) dengan
Capital Budgeting (Penganggaran Modal).?
- Apa yang dimaksud dengan Risiko ?
1.3 TUJUAN PERUMUSAN MASLAAH
- Untuk mengetahui pengertian Biaya Modal (Cost of Capital).
- Untuk mengetahui jenis-jenis Biaya Modal (Cost of Capital).
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Biaya Modal
(Cost of Capital).
- Untuk mengetahui hubungan antara Biaya Modal (Cost of Capital)
dengan Capital Budgeting (Penganggaran Modal).
-
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
2.1.1 DEFINISI
Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham
biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan
berikut:
1. Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya
(termasuk biaya modal) diminimumkan.
2. Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.
3. Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal
leasing, modal kerja.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai
pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return).
Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima
atau ditolaknya uatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan
membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan biaya
modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of capital.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata
tertimbang dari seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau
WACC).Biaya modal harus dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus
kas setelah pajak adalah yang paling relevan untuk keputusan investasi.
4
Biaya yang harus dibayar :
1. Pembayaran Bunga.
2. Pembayaran dividen.
3. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau “principal”.
Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari
investasi baru yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko
dari investasi baru sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.
Namun untuk hutang wesel ( notes payable ) atau hutang jangka pendek
yang berbunga dimasukkan dalam perhitungan rata-rata tertimbang hanya jika
hutang tersebut merupakan bagian dari pembelanjaan tetap perusahaan, bukan
pembelanjaan sementara.
Sehingga dengan demikian pada umumnya hutang jangka dan modal
sendirinya yang merupakan unsur untuk menghitung rata-rata tertimbang.
Dengan demikian kita harus menghitung :
1. Biaya Hutang (Cost of Debt).
2. Biaya Saham Preferen (Cost of Preferen Stock).
3. Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning).
4. Biaya Saham Baru (Cost of New Common Stock).
2.1.2 BIAYA HUTANG (COST OF DEBT)
A. BIAYA MODAL SECARA INDIVIDUAL
Jika hutang jangka pendek merupakan bagian dari
pembelanjaan perusahaan dimasukkan pula pada WACC, misal hutang
bank jangka pendek.
Cost of debt = biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat pajak)
Jika Hutang jangka pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit
bank, jangka waktu pinjaman paling lama satu tahun. Biasanya bank
5
me-motong bunganya didepan, plus premi asuransi, sehingga jumlah
yang diterima dibawah nilai nominal hutangnya.
Gambar 1.Rumus COD After Text
Biaya Hutang dari Obligasi.
Dapat dihitung dengan dua cara, yaitu denga rumus pendek atau
Short Cut Formula, dan dengan Metode Accurate (menggunakan table
Present Value).
Gambar 2.Rumus YTM Short Cut Formula
Metode Accurate.
Metode ini diselesaikan dengan trial and error, menggunakan
tabel PV kemudian diinterpolasi.
Interpolasi :
Selisih Selisih PV of Int. Selisih PV of Interest dengan
Bunga& NV of Bond PV of Market Value of Bond
Interest Payment + Premi AsuransiCod = ------------------------------------------- x 100%
Nilai Nominal Hutang – (IP + PA)
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).
Short Cut Formula : (before tax)
C + F - P dimana : N C = Annual Int.Payment.YTM = ---- x 100% F = Value of Bond. P + F P = Market Price of Bond.
2 N = Period.
6
Tabel 1.Rumus PV
Bunga I PV of Int. & VB I PV of Interest & VB I
Bunga II PV of Int. & VB II PV of Nominal Value of Bond
A B C
YTM = Bunga I + (B/C) (A)%YTM After Tax = (YTM before tax)(1-t).
Jika perusahaan menggunkan hutang jangka panjang dengan
menerbitkan obligasi, maka biaya hutang obligasi sbb:
Biaya modal obligasi = I + ( N – N b ) /n
(Nb + N) /2Ket: I = Bunga hutang obligasi satu tahun dalam rupiah
N
Nb
= Harga nominal obligasi
= Nilai bersih penjualan
n = Umur obligasi
Kemudian biaya modal obligasi sebelum pajak disesuaiakan
menjadi biaya modal setelah pajak.
Biaya Modal Saham Preferen
Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat
keuntungan yang dinikmati pembeli saham preferen.
Kp = Dp/PnKet : Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah
dikurangi flotation cost).
Biaya Laba Ditahan
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan
yang disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang
7
bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak
ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba
tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali
laba yang menjadi haknya ke perusahaan (flow back fund).
Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:
1. Pendekatan CAPM
Ks = bunga bebas risiko + premi risiko
Ks = krf + bi (km – krf)
Ket: Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham
perusahaan I, Krf = bunga bebas risiko
Km = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi = beta saham perusahaan i.
Biaya modal dihitung dengan memperhatikan premium risiko
pasar dan beta saham.
ke = Rf + i(Rm – Rf)
Ket: Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko.
Rm= Tingkat keuntungan pasar.
= Beta saham perusahaan.
Persamaan tersebut sebenarnya diperoleh dari persamaan Garis Pasar Sekuritas
(GPS), sebagai berikut : Ri = Rf + i (Rm – Rf)
Ket : Ri = Tingkat keuntungan yang diharapkan pemilik saham biasa.Ri = ke
8
Gambar 3.Kurva garis pasar sekuritas
Gambar 2. Pendekatan discounted cash flow / Pendiskontoan Aliran Kas.
Model yang digunakan untuk estimasi adalah Gordon.
Model:
Po = D1 Ks – g
Maka D1 = Deviden akhir periode
Po = Harga saham awal periodeg = Tingkat pertumbuhan
Ks = D1 + g deviden. Po
Model ini dihitung dengan mengestimasikan biaya modal de-ngan mendiskontokan aliran kas, yaitu dari dividen yang diha-rapkan akan diterima pemegang saham.
Keterangan :
Po = D t Po = Harga pasar saham saat ini.
9
(1+ke)t Dt = Dividend diterima untuk periode t
T=1 ke = Expected return bagi investor.
Besarnya ke ditentukan oleh besarnya dividend yang diharapkan
akan diterima selama periode t. Saham dimiliki untuk jangka waktu tidak
terbatas, dan dividend tidak mengalami pertumbuh-an, maka biaya
modalnya menjadi :
ke = D x 100%
Po
Namun yang lebih realistis sesuai dengan harapan investor
dividend mengalami pertumbuhan, sebesar g. Sehingga biaya modalnya
menjadi :
Po = D o( 1 + g ) t dimana Do merupakan dividend yg
di- t=1 (1+ke)t terima pada t = 0.
Diasumsikan bahwa ke > g, maka persamaan tersebut dapat diubah menjadi :
Po = D1 x 100% dimana; D1 =
Do(1+g).
ke – g
maka, biaya modal sendiri dapat ditulis :
ke = D1 + g
Po
Model ini juga dapat digunakan untuk dividend yang mengalami
pertumbuhan beberapa tahap.
Po = m D o( 1 + g 1 ) t
t=1 (1+ke)t
+ D m
(1+ke)m
= m D o( 1 + g 1 ) t + ( 1 ) ( D m+1 )
t=1 (1+ke)t (1+ke)
m ke – g2Keterangan :
10
Po = Harga pasar saham.
g1 = Tingkat pertumbuhan dividend tahap pertama.
g2 = Tingkat Pertumbuhan dividend tahap kedua.
m = Periode waktu pertumbuhan.
Gambar 3. Pendekatan bond yield plus risk premium
Model ini biasanya digunakan oleh para analis yang tidak mem-
percayai CAPM. Model ini lebih subyektif, hanya menambah-kan premi
risiko mereka sendiri sebesar 3 sampai dengan 5 poin persentase.
Ks = Tingkat keuntungan obligasi perusahan + Premi risiko
Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih
tinggi pula.
Biaya Saham Biasa Baru
Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya
modal laba ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya
emisi atau flotation cost. Biaya emisi akan mengurangi penerimaan
perusahaan dari penjualan saham.
D1Ksb = + g
Po (1 –FC)
Ket : Ksb = biaya saham biasa baruFC = flotation cost
Biaya Modal dari Hutang Perniagaan
Biaya modal ini bersifat explicit, karena perusahaan gagal
mem-bayar pada tepat waktu, sehingga kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan discount.
Cash DiscountCod = x 100% Average Payable
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-t)
Weighted Average Cost of Capital
11
Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber
pendanaan, maka biaya modal dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.
WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
Ket : WACC = biaya modal rata-rata tertimbang
Wd = proporsi hutang dari modalWp = proporsi saham preferen dari modal
Ws = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd = biaya hutang
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya laba ditahan
Ksb = biaya saham biasa baru.
Marginal Cost of Capital
Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan
sebagai modal baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan
meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan modal.
Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk
menambah modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian
diperlukan suatu titik dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi
dengan penjualan saham biasa baru.
Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.Gambar 4. Rumus Break Point
Biaya Modal dari Hutang Wesel.
Dalam hutang wesel bunga dibayar dimuka, dengan memotong
jumlah yang akan diterima.
Interest PaymentCod = x 100% Nominal Wesel –
Interest Payment
Jumlah laba diatahanBreak point = . Bagian modal sendiri dalam struktur modal
12
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).
Biaya Modal dari Emisi Saham Baru.
Biaya modal dari emisi saham baru lebih tinggi dari biaya modal
dari laba ditahan, karena saham baru dibebani biaya emisi (flotati-on cost).
ke = R or y a n g di h ara p k a n d ar i S a h a m B i a sa 1 – Persentase Biaya Emisi.
Catatan : Persentase biaya emisi dihitung dari harga jual sebelum dikurangi biaya emisi.
Atau : ke = D1 x 100%Pnet
dimana : D1 = Divident yang diharapkan.Pnet = Harga pasar saham dikurangi biaya emisi saham.
Jika diharapkan dividend akan mengalami pertumbuhan selamanya
sebesar g, maka besarnya biaya modal :
ke = D1 + g Pnet
B. BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN.
Tingkat biaya modal yang harus dihitung perusahaan adalah
tingkat biaya modal secara keseluruhan. Perhitungannya menggunakan
konsep Weighted Average Cost of Capital (WACC).
Tabel 2. Menggunakan konsep Weighted Average Cost of Capital
(WACC).
Komponen
Modal
Biaya Masing-Masing Komponen
Jumlah Persentase Modal
Bond Payable
10% $ 100,000 20%
Preferred Stock
15 100,000 20
13
Common Stock
21 300,000 60
$ 500,000 100%
Tambahan Modal.
Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan
marginal cost of capital (MCC), sehingga WACC-nya naik, apabila
tambah-an modal tersebut begitu besarnya sehingga perusahaan harus
melakukan emisi saham baru. Agar supaya tambahan modal tidak
menaikan WACC, maka tambahan modal harus memperhatikan
besarnya laba ditahan pada periode tersebut.
Besarnya tambahan modal yang diperlukan supaya tidak mening-katkan WACC
dapat dihitung dengan rumus sbb :
Tambahan Modal = Laba Ditahan
Persentase Saham Biasa
Tabel 3. Hitung Tambahan ModalMisalkan, diketahui :Komponen
Modal
Jumlah Modal Biaya masing-
komponen
Persentase
dari total
Obligasi Rp 200.000.000 4,8 % 20%
Saham Preferen
50.000.000 10 5
Saham Biasa 750.000.000 12 75
Total Rp 1.000.000.000 100%
Dalam operasinya perusahaan memperoleh laba ditahan sebesar Rp
150.000.000,00. Besarnya tambahan modal maksimum yang
diperlukan untuk mempertahankan WACC-nya adalah :
14
Rp 150.000.000
Tambahan Modal = Rp 200.000.000.
0,75
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, maka WACC-nya
akan naik, karena perusahaan harus menerbitkan saham baru. Dimana
penerbitan saham baru ini akan dibebani biaya emisi atau flotation cost,
sehingga wacc-nya naik.
Biaya Saham LamaBiaya Saham Baru =
1 – Biaya Emisi
Marginal Cost of Capital (MCC).
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan ru-
piah modal baru; biaya rata-rata tertimbang dari rupiah terakhir modal
baru yang diperoleh. Skedul biaya modal marginalnya sbb :
Gambar 5. WACC
MCC tetap, karena setiap rupiah tambahan modal baru mempunyai
biaya sebesar 15%.
15
Gambar 6. MCC
Skedul Biaya Modal Marginal
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, misalkan Rp
500 juta berarti perusahaan harus menerbitkan saham baru, sehing-ga
WACC-nya naik menjadi 11,46%.
Komposisi Tambahan Modal :
Jika Rp 200 juta. Jika Rp 500 juta.
Obligasi Rp 40 juta. Obligasi Rp 100 juta.
Saham Preferen Rp 10 juta. Saham Preferen Rp 25 juta.
16
Laba Ditahan Rp 150 juta. Saham Biasa Rp 375
juta.
17
Biaya Modal dari Depresiasi.
Biaya modal dari depresiasi sama dengan biaya modal
rata-rata sebelum menggunakan modal yang berasal dari emisi saham
baru.
Skedul Oportunitas Investasi (IOS).
Merupakan sebuah grafik dari oportunitas investasi perusahaan
yang diberi peringkat berdasarkan tingkat pengembalian proyek tersebut.
Return (%)
A = 13%
13
C = 12%
12
MCC
B = 12,
10
IOS D = 10,2%
0 50 100 150 200 Jutaan
Tambahan Modal
Anggaran Modal Optimal Baru.
18
Sebesar Rp 180 juta.Tabel 4. Anggaran modal optimal
Proyek Modal (Rp) Return (%)A 50.000.000 13,00
B 50.000.000 12,50
C 80.000.000 12,00
D 80.000.000 10,20
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
2.2.1 Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.
a. Tingkat Suku Bunga.
Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang
juga akan meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang
obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal
utang.
b. Tarif Pajak.
Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan
dalam WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata
dimana kebijakan pajak mempengaruhi biaya modal.
2.2.2 Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.
a. Kebijakan Struktur Modal.
Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap kompo-nen
modal dengan komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur
modalnya berubah, maka biaya modalnya akan ber-ubah.
b. Kebijakan Dividend.
Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-
babkan biaya modal sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik.
19
c. Kebijakan Investasi.
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang
berrisiko. Besar kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya
modal.
2.2.3 Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal :
a. Keadaan-keadaan umum perekonomian
Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
b. Daya Jual saham suatu perusahaan
Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor
akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
c. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen
Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau
memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko
perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat yang
lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
d. B esarnya pembiayaan yang diperlukan
Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan.
2.2.4 Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
a. Risiko bisnis bersifat konstan.
Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu
investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan
kebijakan manajemen investasi. Biaya modal merupakan suatu kriteria
investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi yang memiliki risiko
bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.
b. Risiko keuangan bersifat konstan.
20
Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi return atas
saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan
hutang dan saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual
merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.
c. Kebijakan dividen bersifat konstan.
Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan
dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa
rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.
2.3 HUBUNGAN BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) DENGAN PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)
2.3.1. Capital Budgeting
Perusahaan multinasional mengevaluasi proyek dengan menggunaan
penganggaran modal, yang membandingkan manfaat dari suatu proyek
dengan biaya-biayanya. Capital budgeting ditujukan untuk memisahkan
proyek yang pantas diimplementasikan dan proyek yang tidak patut
dilaksanakan. Capital budgeting multinasional biasanya melibatkan proses
yang sama. Namun, karakteristik khusus dari proyek yang
mempengengaruhi arus kas masa datang atau suku bunga diskonto yang
digunakan untuk mendiskontokan arus kas membuat penganggaran modal
multinasional menjadi lebih rumit.
Modal (capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk
produksi dan anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg
memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa
periode pada saat yg akan datang. Penganggaran modal (capital
budgeting) adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap dan
merupakan proses menyeluruh menganalisa proyek dan menentuan mana
saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Capital budgeting adalah proses dimana manager financial dihadapi
pada keputusan apakah akan menginvestasi pada projek tertentu atau pada
asset tertentu. Capital budgeting perlu diperhatikan beberapa hal yaitu (1)
21
proyek apakah yang menguntungkan bagi perusahaan, (2) dari serangkaian
pilihan proyek, asset apakah yang diperlukan untuk mendukung proyek
tersebut, dan (3) berapa besar jumlah investasi yang harus dikeluarkan
untuk mendapatkan asset tersebut. Capital budgeting dilakukan oleh
instansi yang memiliki proyek jangka panjang yang ingin dijalankannya.
Proyek jangka panjang ini dapat berupa ekspansi pada sebuah divisi dari
anak perusahaan hingg pendirian anak perusahaan baru. Keputusan
penganggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama
sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
Tahap penganggaran modal meliputi (1) biaya proyek harus ditentukan,
(2) manajemen harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari
proyek, termasuk nilai akhir aktiva, (3) risiko dari aliran kas proyek harus
diestimasi memakai distribusi probabilitas aliran kas, (4) dengan
mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal
(cost of capital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek, (5) dengan
menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva, (6) nilai sekarang dari aliran
kas yang diharapkan dibandingkan dengan biayanya. Penganggaran modal
yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva dan pengeluaran modal sangatlah penting untuk dikaji.
Capital budgeting decision mempunyai pengaruh yang besar pada
perusahaan dan capital budgeting yang baik akan memerlukan
ramalan akan cost of capital yang tepat.
22
BAB IIIPERMASALAHAN
3.1. Pengertian Risk
Investasi model ini merupakan investasi dengan resiko yang
ringan, Sebagaimana hukum timbal balik, risiko ringan, maka akan
menghasilkan hasil yang kecil.Oleh karena itu seseorang yang ingin
mendapatkan hasil yang besar ia tidak akan pernah bermain investasi di
area ini.Mereka paham bahwa keuntungan yang didapat dari investasi
model low risk investment tidak besar, bahkan tetap ada resiko yang
mengintai.
Instrumen investasi yang termasuk katagori seperti ini, diantaranya
deposito, dan tabungan di bank, investasi ini resikonya kecil dan
keuntungannyapun kecil, Namun sekecil apapun resikonya tetap ada,
Misalnya gojolak moneter tiba-tiba datang, nilai mata uang yang kita
simpan tiba-tiba melemah hingga terpuruk, Secara otomatis terpuruknya
nilai mata uang akan membuat deposito atau tabungan anda merugi.
Kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi di negri kita, Pada
tahun 1965 terjadi sering, pada tahun 1980-an terjadi depaluasi.Tahun
1998 terjadi krisis moneter yang dahsat.Resiko lainnya yang di hadapi oleh
investasi jenis low rink investmet adalah kejahatan perbankan, namun
kejadian-kejadian seperti itu jarang terjadi.
Bila ingin menjadi pengusaha sukses, maka anda harus berani
menghadapi risiko. Kalimat tersebut dianggap resep untuk menjadi
23
pengusaha dianggap sukses. Kehidupan usaha penuh dengan risiko, baik
itu risiko finansial maupun manajerial.
3.1.1 Pembagian Risiko
Risiko finansial
Berkaitan dengan kegagalan usaha untuk merealisasikan rencana
finansial yang telah ditentukan.
Risiko manajerial
Berkaitan dengan kegagalan pimpinan perusahaan dalam
mengelola perusahaannya yang pada akhirnya diukur dengan kegagalan
finansial.
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau
kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan
terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang
diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon
“high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil
yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula.
Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun
harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil
yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang
berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko adalah
uncertainty about future event, adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim
mendefinisikan risiko pada 3 hal:
24
1. Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus
dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah
diketahui oleh pengambilan keputusan
2. Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan
lainnya
3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang
mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan
David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet
mengatakan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate
bases for associated assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko
dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu
keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil
berdasarkan suatu pertimbangan. Menurut salah satu definisi, risiko (risk)
adalah sama dengan ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko
dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau
perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Dalam penyusunan anggaran modal, suatu proyek investasi
( perluasan usaha / penggantian aktiva tetap ) kita sering mengalami
kegagalan setelah proyek tersebut dilaksanakan. Hal ini karena kita tidak
memperhitungkan unsur risiko didalamnya.
Misal : risiko aliaran kas ( cashflow ) dalam faktor diskonto ( dicountrate )
sebagai biaya modal. Apabila aliran kas yang ada kita peroleh diwaktu
yang akan datang tidak ada risiko, berarti kita dapat menentukan dengan
tepat, keputusan yang akan diambil. Hal ini karena anggaran yang kita
25
susun baik mengenai aliran kas masuk ( cash in flow ) maupun aliran kas
keluar ( cash out flow ) dianggap pasti terjadi dimasa yang akan datang.
Namun, jika terjadi penyimpangan, yang tidak menguntungkan, maka
perusahaan akan kesulitan menyesuaikannya, karena risiko terjadinya
penyimpangan tersebut belum ditentukan oleh perusahaan, lain jika unsur
risiko telah ditentukan didepan. Maka apabila terjadi penyimpangan
perusahaan akan lebih mudah menghitungnya.
Demikian pula biaya modal yang harus dikeluarkan dalam
anggaran modal. Apabila kita menganggap bahwa COC yang akan
dikeluarkan tanpa risiko, maka kita akan lebih mudah menghitungnya.
Namun, dalam kenyataannya COC tersebut kemungkinan akan naik atau
turun. COC yang turun bagi perusahaan akan menguntungkan, karena
perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih kecil, tetapi jika COC tersebut
naik, maka akan mengurangi kebutuhan perusahaan. Apabila perusahaan
menganggap bahwa biaya modal tersebut konstan/risiko, maka perusahaan
dapat menggunakan tingkat bunga bebas risiko ( freerate ).
Di Indonesia, nampaknya belum ada tingkat bunga yang bebas
risiko secara murni. Tingkat bunga SBI yang biasanya digunakan sebagai
acuan tingkat bunga bebas risiko sebenarnya juga mengandung risiko.
Walau lebih kecil risikonya disbanding tingkat bunga deposito bank-bank
di Indonesia. Apalagi dalam keadaan keadaan perekonomian yang kurang
menguntungkan. Besar tingkat risiko yang dimaksukan dalam panilainaan
investasi akan mempengaruhi besarnya hasil yang diharapkan oleh
pemodal. Apabila perusahaan membandingkan tingkat risiko yang tinggi
26
pada suatu investasi yang dianggarkan, maka pemodal yang akan
menanamkan dananya pada investasi tersebut mengharapkan hasil/
mensyaratkan hasil ( required rate of return ) yang tinggi pula dan terjadi
sebaliknya.
Memang antara hasil dan risiko ( risk and return ) memiliki
hubungan linear yang berkebalikan. Semakin tinggi risiko, maka semakin
tinggi hasil yang diperoleh. Sebaliknya semakin rendah risiko maka
semakin rendah pula hasil yang diperoleh/disyaratkan.
Risiko terhadap perusahaan tidak dapat dihindari, kita hanya dapat
mengelola bagaimana agar risiko tersebut sekecil mungkin mempengaruhi
keputusan perusahaan. Risiko yang terjadi diperusahaan ada yang dapat
dikelola/diatasi perusahaan terdapat pula risiko yang tidak dapat diatasi
perusahaan.
Risiko yang tidak dapat diatasi perusahaan ini biasanya karena
tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Risiko yang ada diperusahaan dapat
dibedakan tiga jenis risiko :
1. Risiko individual
Risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa
dipengaruhi oleh proyek lain.
2. Risiko perusahaan
Risiko yang dapat diukur tanpa mempertimbangkan
keanekaragaman yang dihadapi/portofolio yang dilakukan oleh investor.
3. Risiko pasar( market risk )
27
Risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya
pada investasi yang juga dilakukan oleh perusahaan dan perusahaan-
perusahaan lain.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya
perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap
investor dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha
meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun
makro akan mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus
diterapkan untuk tetap memperoleh return.
3.2. Alternatif –alternatif Menghindari Resiko
Untuk menghindari resiko yang timbul terhadap aktivitas investasi
yang dilakukan, perlu dilakukan alternatif-alternatif dalam pengambilan
keputusan. Alternatif keputusan yang diambil adalah dianggap realistis dan
tidak akan menimbulkan masalah nantinya. Tindakan seperti ini dianggap
sebagai bagian strategi investasi. Bahwa berbagai keputusan-keputusan
strategis akan menghasilkan nilai yang lebih besar bagi perusahaan.
Dimana tindak lanjut dari keputusan strategis ini adalah dengan
melibatkan secara maksimal sumber daya yang ada untuk
mengimplementasikan keputusan yang dimaksud dan menentukan pihak-
pihak yang bertanggung jawab atas implementasi ini. Artinya adalah
resiko yang timbul merupakan bentuk dari realita yang terjadi, yang mana
resiko itu selalu saja sulit untuk dihindari namun diusahakan resiko itu
terjadi dalam jumlah yang sangat minim.
28
3.3. Mengelola Resiko
Dalam aktivitas yang namanya resiko adalah pasti terjadi dan sulit
untuk dihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan
sangat penting untuk memikirkan bagaimana mengelola resiko tersebut.
Dalam mengelola resiko pada dasarnya ada 4 cara yaitu :
• Memperkecil resiko, dengan cara tidak memperbesar setiap
keputusan yang mengandung resiko tinggi tapi membatasinya bahkan
meminimalisirnya agar resiko tersebut tidak menambah menjadi besar dan
diluar kontrol manajemen perusahaan.
• Mengalihkan resiko, dengan cara mengalihkan resiko yang kita
terima tersebut ketempat lain seperti mengasurasikan bisnis guna
menghindari terjadinya resiko yang sifatnya tidak tentu waktunya
• Mengontrol resiko, dengan cara melakukan kebijakan
mengantisipasi terhadap timbulnya resiko sebelum terjadi, seperti
memasang alarm terhadap mobil, menempatkan satpam pada siang atau
malam hari
• Pendanaan resiko, dengan cara menyediakan dana cadangan
(reserve) guna mengantispasi timbulnya resiko dikemudian hari, seperti
perubahan terhadap nilai tukar dolar dipasaran maka kebijakan sebuah
bank adalah harus memiliki dana cadangan dalam bentuk dolar
3.4. Perhitungan Risiko
Sekedar informasi bahwa risiko yang terkecil itu adalah obligasi
(bond) yang dijual oleh pemerintah. Sedangkan risiko yang tertinggi
adalah saham yang dijual oleh perusahaan. Ada model perhitungan risiko
29
yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu secara
standar deviasi dan varian. Untuk melengkapi perhitungan ini agar lebih
komprehensif, terutama jika timbul suatu persoalan seperti penyebaran
return yang diharapkan sangat besar, maka dipergunakan perhitungan
tambahan dengan menggunakan coefficient of variation atau risiko relatif.
Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu estimasi
probabilitas perbedaan return nyata dari return yang diharapkan.
Varian (nilai kuadrat dari standar deviasi) adalah :
Dalam statistik, varian adalah ukuran penyerapan dari penyebaran
probabilitas. Hal ini merupakan pangkat dua deviasi standar. Misalnya,
bila standar deviasinya 20, maka variannya adalah 400.
Selisih pendapatan, biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang
direncanakan. Varian dihitung pada pusat pertanggungjawaban,
penganalisisan. Dan varian yang tidak menguntungkan, diselidiki untuk
mencari kemungkinan perbaikan.
Coefficient of variation adalah ukuran penyebaran relatif
atau risiko relatif.
30
BAB IVPENUTUP
4.1. KESIMPULAN
- Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham
biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
- Biaya modal (Cost of Capital) merupakan biaya yang harus
dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal
yang digunakan untuk investasi perusahaan.
Faktor- faktor biaya modal di perusahaan diantaranya:
1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.
Tingkat Suku Bunga.
Tarif Pajak.
2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.
Kebijakan Struktur Modal.
Kebijakan Dividend.
Kebijakan Investasi.
- Jadi biaya modal itu sangat berpengaruh besar bagi perusahaan
untuk menjalankan aktifitas perusahaan karenan biaya modal bisa
dijadikan patokan perusahaan untuk mengetahui apakah perusahaan
tersebut mendapatkan profit yang tinggi apa tidak.
- Risk Investasi model ini merupakan investasi dengan resiko yang
ringan, Sebagaimana hukum timbal balik, risiko ringan, maka akan
menghasilkan hasil yang kecil. Oleh karena itu seseorang yang ingin
mendapatkan hasil yang besar ia tidak akan pernah bermain investasi di
31
area ini.Mereka paham bahwa keuntungan yang didapat dari investasi
model low risk investment tidak besar, bahkan tetap ada resiko yang
mengintai.
- Capital budgeting decision mempunyai pengaruh yang besar pada
perusahaan dan capital budgeting yang baik akan memerlukan ramalan
akan cost of capital yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
F. Brigham, Eugene, Joel F, Houston. 2009. Fundamentals of Financial
Management Dasar-dasar Manajemen Keuangan. ed.10. Jakarta.
Salemba4.
Weston, J. Fred, F. Brigham, Eugene, dan A. Q. Khalid. 1991. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Imam Gunawan. 2009. Analisa Capital Budgeting (online).
(http://masimamgun.blogspot.com/2009/11/analisa-capital-budgeting.html,
diakses tanggal 19 Jauari 2014).