Pendahuluan Modul 1
-
Upload
aninda-fitriandini -
Category
Documents
-
view
449 -
download
19
Transcript of Pendahuluan Modul 1
MODUL 1
RANGKAIAN DASAR OP AMP
A. Tujuan
1. Membuktikan secara eksperimental bahwa penguatan op amp dapat diatur dan
dapat bernilai negatif
2. Mampu mengoprasikan op amp sebagai amplifier non inverting
3. Mampu mengoprasikan op amp sebagai amplifier inverting
4. Mampu mengoprasikan op amp sebagai diferensial amplifier
5. Menguji pengubah tegangan ke arus
6. Menguji pengubah arus ke tegangan
7. Mahasiswa dapat menguji/mengetes kondisi suatu komponen elektronika.
B. Teori Dasar
Operational amplifier (op-amp) dapat dikatakan sebagai penguat dengan multistage
yang mempunyai input diferensial. Op-amp dikemas dalam rangkaian integrasi (IC).
Ciri-ciri op-amp antara lain:
a. Memiliki dua input dengan satu output
b. Impedansi input tinggi
c. Impedansi output rendah
d. Penguatan open loop tinggi
e. Lebar pita frekuensi tidak terhingga
f. Dapat dikonfigurasi dengan umpan balik
g. Tegangan output nol bila kedua tegangan input sama
Pada kenyataan op-amp memiliki nilai batas tertentu, tergantung jenis metode
pembuatan op-amp tersebut
1
Pengertian Op Amp
Penguat operasional (Operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp
merupakan suatu komponen elektronika berupa sirkuit teritegrasi (integrated circuit
atau IC) yang terdiri atas bagian differential amplifier, common emitter amplifier dan
bagian push-pull amplifier. Bagian output op-amp ini biasanya dikendalikan dengan
umpan balik negatif (negative feedback) karena nilai gain-nya yang tinggi.
Keuntungan dari penggunaan op-amp adalah karena komponen ini memiliki
penguatan yang sangat besar, impedansi input yang besar, dan impedansi output yang
kecil. Selain dari itu, kemampuan interval frekuensi dari komponen ini sangat lebar.
Penggunaan dari op-amp meliputi amplifier atau penguat biasa (non-inverting
amplifier), inverting amplifier, computer analog (operasi jumlah, kurang, integrasi
dan diferensiasi), dll. Adapun jenis op amp yang sering digunakan adalah chip 741.
Penguat operasional adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat
dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat operasional
memiliki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi.
Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu
simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharha
negatif (-V) terhadap tanah (ground).
Berikut ini adalah symbol dari penguat operasional:
Gambar 1.1 Simbol Op Amp
Karakteristik Ideal Op Amp
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh op amp ideal adalah sebagai berikut:
2
a. Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) Avol=−∞
b. Tegangan offset keluaran (output offset voltage) V Of =0
c. Hambatan masukan (input resistance) R I=∞
d. Hambatan keluaran (output resistance) RO=0
e. Lebar pita (bandwidth) BW=∞
f. Waktu tanggapan (respond time) ¿0
g. Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis,yang tidak mungkin
dapatdicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk
membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas.
Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati
kondisi ideal.
Rangkaian-rangkaian Dasar Op Amp
a. Rangkaian Inverting
Sebuah penguat inverting menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan
menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran
kembali ke masukan. Karena keluaran tidak sefase sebesar 180°, maka nilai
keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Ini mengurangi bati
keseluruhan dari penguat dan disebut dengan umpan balik negatif.
Gambar 1.2 Inverting Op Amp
V out=−R f
R¿V ¿
b. Rangkaian Non-Inverting
Rangkaian non inverting ini hampir sama dengan rangkaian inverting hanya
perbedaannyaadalah terletak pada tegangan inputnya dari masukan noninverting.
Rumus penguatan non-inverting adalah sebagai berikut:
3
V o=(1+Rf
R¿)V 1
Dengan demikian, penguat non-pembalik memiliki bati minimum bernilai 1. Hasil
tegangan output noninverting ini akan lebih dari satu dan selalu positif.
Gambar 1.3 Non-inverting Op Amp
c. Rangkaian Differential Amplifier
Differential Amplifier digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang
telah dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi,
yaitu sebesar Rf
R1 untuk R1=R2 dan R f=Rg. Penguat jenis ini berbeda dengan
diferensiator. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
V out=( R f +R1 ) Rg
( Rg+R2 ) R1
V 2−R f
R1
V 1
Sedangkan untuk R1=R2 dan R f=Rg, maka;
V out=R f
R¿(V 2−V 1 )
Gambar 1.4 Differential Op Amp
d. Rangkaian Adder Amplifier
Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang
dasarrangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya
adalah dikalikan denganpenguatan seperti pada rangkaian inverting.Adder
4
amplifier menjumlahkan beberapa tegangan masukan, dengan persamaan sebagai
berikut:
V out=−Rf (V 1
R1
+V 2
R2
+…+V n
Rn)
Saat R1=R2=…=Rn dan R f saling bebas maka:
V out=−Rf (V 1+V 2+…+V n )
Keluaran adalah terbalik. Impedansi masukan dari masukan ke-n adalah Zn=Rn.
Gambar 1.5 Adder Amplifier
e. Rangkaian Integrator
Penguat ini mengintegrasikan tegangan masukan terhadap waktu, dengan
persamaan:
V out=−1RC
∫0
t
V ¿dt+V o
dimana t adalah waktu dan V o adalah tegangan keluaran pada t=0. Sebuah
integrator dapat juga dipandang sebagai tapis pelewat-tinggi dan dapat digunakan
untuk rangkaian tapis aktif.
Gambar 1.6 Integrator
f. Rangkaian Differentiator
Mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan terhadap waktu dengan persamaan:
V out=−RCd V ¿
dt
5
di mana V ¿ dan V out adalah fungsi dari waktu. Rangkaian diferensiator adalah
rangkaian aplikasi dari rumusan matematika yang dapat dimainkan (dipengaruhi)
dari kerja kapasitor.
Gambar 1.7 Differentiator
C. Peralatan
1. Sumber tegangan ± 15 V
2. Osiloskop
3. Multimeter
4. Fungsi generator
5. Op amp 741
6. Resistor dengan bermacam harga
D. Prosedur Percobaan
1. Penguatan Op Amp Inverting
a. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 1.1 di bawah ini
Gambar 1.8
b. Membandingkan tegangan input dengan tegangan output
c. Memperbesar output pada generator fungsi
6
d. Mengukur dan catat pada lembar data, tegangan output dan input pada kondisi
ini
e. Menghitung penguatan tegangan dan bandingkan fasa tegangan input dan
output
f. Mematikan power op amp dang anti R1 dengan beberapa harga yang berbeda
kemudian mengulangi langkah 1 s/d 5
2. Penguatan Op Amp Non Inverting
a. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 1.2
Gambar 1.9
b. Melakukan langkah langkah seperti pada percobaan 1
3. Op Amp sebagai Penjumlah
c. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 1.3
Gambar 1.10
d. Menutup saklar S1 dan buka S2 lalu mencatat tegangan V1 dan Vout
e. Membuka saklar S1 dan tutup S2 lalu mencatat tegangan V1 dan Vout
f. Menutup saklar S1 dan S2 lalu mencatat tegangan Vout
7
g. Mematikan power ke op amp dan menukar polaritas V1 dan melakukan seperti
langkah 4
h. Merancang rangkaian penguat seperti pada gambar 1.3 agar menghasilkan
tegangan output sebesar -4,5V dengan tegangan input 1,5V
4. Differensial
a. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 1.4
Gambar 1.11
b. Memberikan V1=0,2 V dan V2=0,3 V
c. Mencatat Vout yang terukur
d. Mengubah Rf menjadi 50kΩ. mencatat Vout yang terukur
5. Pengubahan Tegangan ke Arus
a. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 1.5
Gambar 1.12
b. Mengatur variable resistor P1 sehingga didapat V3=1V
c. Mencatat arus output Iout
d. Mengubah variable resistor sehingga didapat Vin yang berbeda, ulangi
langkah 1 s/d 3
8
6. Pengubah Arus ke Tegangan
a. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 1.6
Gambar 1.13
b. Mengatur variable resistor P1 sehingga didapat arus input Iin=0,1mA
c. Mencatat tegangan output Vout
d. Mengubah variable resistor sehingga didapat Iin yang berbeda, ulangi langkah
1 s/d 3
E. Tugas Pendahuluan
1. Buat persamaan penguatan rangkaian 1.8, 1.9, 1.10!
a. Rangkaian inverting:
A=−R f
R¿
b. Rangkaian non-inverting:
A=R f
R¿+1
c. Adder amplifier:
A=R f
R¿
2. Apa yang dimaksud dengan umpan balik negatif?
Yang dimaksud dengan sistem umpan balik negatif adalah suatu sistem dimana
sinyal keluaran dari penguat dikembalikan lagi ke masukan penguat tersebut,
sehingga sinyal keluaran bergabung dengan sinyal masukan, dan sinyal keluaran
9
yang dikembalikan mempunyai fase yang berlawanan dengan sinyal masukan.
Adapun macam-macam umpan balik negatif :
a. Seri – Parallel (Voltage Controlled Voltage Source/VCVS)
adalah rangkaian umpan balik negatif yang mempunyai keluaran berupa
tegangan yang dikendalikan oleh masukan berupa tegangan. Tipe dari
penguat ini adalah penguat tegangan. Penguat ini idealnya mempunyai
impedansi masukan tak berhingga dan impedansi keluaran nol.
b. Parallel – Parallel (Current Controlled Voltage Source/ICVS)
adalah rangkaian umpan balik negatif yang mempunyai keluaran berupa
tegangan yang dikendalikan oleh masukan berupa arus. Tipe dari penguat
ini adalah penguat transresistansi. Penguat ini idealnya mempunyai
impedansi masukan nol dan impedansi keluaran nol.
c. Seri – Seri (Voltage Controlled Current Source/VCIS)
adalah rangkaian umpan balik negatif yang mempunyai keluaran berupa
arus yang dikendalikan oleh masukan berupa tegangan. Tipe dari penguat
ini adalah penguat transkonduktansi. Penguat ini idealnya mempunyai
impedansi masukan tak berhingga dan impedansi tak berhingga.
d. Parallel – Seri (Current Controlled Current Source/ICIS)
adalah rangkaian umpan balik negatif yang mempunyai keluaran berupa
arus yang dikendalikan oleh masukan berupa arus. Tipe dari penguat ini
adalah penguat arus. Penguat ini idealnya mempunyai impedansi masukan
nol dan impedansi keluaran tak berhingga.
3. Apa kelebihan dan kekurangan rangkaian penguat op amp dibanding rangkaian
penguat transistor?
Kelebihan : memiliki impedansi input yang tinggi dan gain yang besar
Kekurangan : hanya dapat bekerja untuk arus yang kecil
4. Apa syarat utama sebuah rangkaian differensial amplifier dengan op amp?
Memiliki dua input dan memiliki nilai R f yang sama.
10
5. Buat skema pengukur dan tegangan yang jatuh di sebuah hambatan!
11
F. Data Hasil Percobaan
Berikut ini adalah data hasil percobaan yang telah praktikan peroleh
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
No S1 S2 Vout (volt) Gain
1 Tutup Buka 1,4 0,93
2 Buka Tutup 1,4 0,93
3 Tutup Tutup 2,8 1,87
12
(a)
Vin (Vp) Vout (Vp) A
1 0.8 0.8
2 1.78 0.89
3 2.7 0.9
4 3.54 0.885
5 4.6 0.92
(b)
Vin (Vp) Vout (Vp) A
1 1.56 1.56
2 3.8 1.9
3 6 2
4 7.8 1.95
5 9.8 1.96
(a)
Vin (Vp) Vout (Vp) A
1 1.8 1.8
2 3.6 1.8
3 5.8 1.93
(b)
Vin (Vp) Vout (Vp) A
1 2.8 2.8
2 5.76 2.88
3 8.46 2.82
G. Tugas Akhir
1. Dapatkah kita menghasilkan tegangan output yang melebihi Vcc op-amp dari
sebuah tegangan input yang cukup kecil?
Kita tidak dapat menghasilkan tegangan output yang lebih besar dari tegangan
output karena adanya tegangan jatuh sehingga nilai MPP dari penguat op-amp
tidak dapat dicapai.
2. Cocokkah penguatan yang dihitung dengan teori disbanding dengan kenyataan?
Umumya, untuk besar penguatan yang kecil memiliki kecocokan dengan teori
tetapi ketika untuk besar penguatan yang cukup besar tidak didapatkan kecocokan
dengan teori. Dalam percobaan ini nilai penguatan hampir semuanya mendekati
perhitungan teori.
3. Apa saja yang mempengaruhi kecocokan perhitungan penguatan dari teori dengan
kenyataan di rangkaian?\
Kecocokan perhitungan penguatan dari teori dengan kenyataan di rangkaian
dipengaruhi oleh:
a. Power supply yang diberikan
b. Besar nilai resistor yang diberikan
c. Frekuensi input yang diberikan
H. Analisis
Percobaan elektronika ini memiliki beberapa tujuan, antara lain membuktikan
secara eksperimental bahwa penguatan op amp dapat diatur dan dapat bernilai negatif;
mampu mengoprasikan op-amp sebagai amplifier non inverting; mampu
mengoprasikan op-amp sebagai amplifier inverting; mampu mengoprasikan op amp
sebagai diferensial amplifier; menguji pengubah tegangan ke arus; menguji pengubah
arus ke tegangan; dapat menguji/mengetes kondisi suatu komponen elektronika.
Percobaan ini dibagi menjadi enam bagian, yakni percobaan prnguatan op-amp
inverting (Percobaan 1); percobaan penguatan op-amp non inverting (Percobaan 2);
percobaan op-amp sebagai penjumlah (Percobaan 3); percobaan diferensial
(Percobaan 4); percobaan pengubah tegangan ke arus (Percobaan 5); dan percobaan
pengubah arus ke tegangan (Percobaan 6). Untuk melakukan percobaan ini, praktikan
diharuskan untuk menysun enam buah rangkaian yang berbeda untuk masing-masing
percobaan, yang telah diilustrasikan sebelumnya.
13
Setiap akan melakukan percobaan, (sesuai dengan petunjuk) praktikan
diharuskan untuk menguji komponen yang akan digunakan terlebih dahulu dengan
menggunakan ohmmeter, voltmeter dan amperemeter yang semuanya terdapat pada
multimeter. Rangkaian yang digunakan pada percobaan pertama merupakan sebuah
rangkaian inverting amplifier sederhana yang tersusun atas sebuah op-amp 741 dan
dua buah resistor. Adapun yang divariasikan dalam percobaan ini adalah nilai dari Rf.
Pertama-tama nilai yang digunakan adalah nilai 10kΩ, kemudian 5kΩ. Variasi ini
dilakukan agar didapatkan nilai A (penguatan) yang bervariasi pula. Adapun sumber
tegangan AC yang digunakan sebesar ±15 volt.
Setelah dilakukan percobaan dan dihitung secara teoritis, ternyata hasil yangh
diperoleh dari percobaan tidak sama persis, namun hasilnya mendekati. Penguatan
yang terjadi semestinya bernilai 1 dan 2 untuk diode bersifat ideal. Namun karena ini
merupakan hasil praktikum dimana tidak mungkin ada alat yang bersifat ideal, maka
hasil yang didapat praktikan masih berkisar diantara dua nilai tersebut.
Percobaan kedua yang dilakukan praktikan adalah percobaan penguatan op-amp
non inverting. Rangkaian komponen yang digunakan pada percobaan kedua ini sama
sederhananya dengan rangkaian pertama. Perbedaan antara kedua rangkaian tersebut
hanya terletak pada penempatan Vin. Sama dengan percobaan sebelumnya, resistor
yang digunakan adalah resistor bernilai 10kΩ dan 5 kΩ. Pada percobaan ini praktikan
juga diminta untuk mencari nilai penguatan pada rangkaian non-inverting. Adapun
hasil yang diperoleh dari percobaan ini sudah mendekati perhitungan secara teoritis.
Percobaan ketiga yakni mengenai op-amp sebagai penjumlah. Pada input
masukan inverting op-amp diberikan tegangan masukan dan input non inverting
dihubungkan dengan ground. Percobaan ini menggunakan 2 sumber yaitu v1 dan v2
yang masing-masing dihubungkan seri dengan hambatan yang bedarnya sama. Kedua
sumber dirangkai parallel yang kemudian terhubung dengan input masukan invering
op-amp dan hambatan Rf. Besar penguatan yang dihasilkan merupakan penjumlahan
masing-masing penguatan dari sinyal masukan. Karena sinyal masukan diberikan
pada input inverting sehingga fase dari sinyal keluaran akan berlawanan dengan sinyal
masukan. Pada percobaan ini nilai V1 dan V2 yang kami gunakan memiliki besar
yang sama karena keterbatasan alat. Nilai V1 dan V2 yang kami gunakan sebesar 3.5
volt. Saat IC di beri tegangan sumber, hasil yang kami dapatkan sesuai dengan teori
yang ada yaitu berupa penjumlahan namun saat tegangan sumber dimatikan tegangan
14
output yang dihasilkan tidak sesuai. Dalam hal ini besar tegangan yang output yang
dihasilkan bernilai 1 volt. Pada percobaan ini variasi yang digunakan adalah dengan
membuka dan menutup saklar 1 dan saklar 2.
Untuk percobaan-percobaan selanjutnya, praktikan tidak dapat
melaksanakannya karena waktu yang disediakan sangatlah terbatas.
I. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
1. Penguatan op-amp dapat diatur dengan menambahkan komponen lain yakni
resistor.
2. Sinyal output akan memiliki beda fase sebesar 180o dengan sinyal input apabila
input inverting diberi sinyal dan input non inverting di-ground-kan.
3. Sinyal output akan memiliki fase yang sama dengan sinyal input apabila input non
inverting diberi sinyal dan input inverting di-ground-kan.
4. Hal yang paling berpengaruh pada penguatan op-amp adalah perbandingan nilai
resistor pada rangkaian.
5. Op-amp dapat berfungsi sebagai adder atau penjumlah.
J. Referensi
Boyslestad, Robert & Louis Nashelky. Electronic Devices and Circuit Theory 7 th
Edition, New Jersey: Prentince Hall Publishing Company.
15
LAMPIRAN
16