PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan...

16
1 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat” APA ITU MEMBELAJARKAN? A pakah artinya membelajarkan? Agar Fasilitator Infomobilisasi (FI) dapat menjalankan peran dan tugasnya secara baik, mari kita mulai dengan mencoba memahami istilah ini. Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat Pembelajaran yang dilakukan sebagai proses atau bagian dari program pembangunan atau pengembangan masyarakat, biasanya diikuti oleh peserta orang dewasa sehingga pendidikan masyarakat biasa disebut Pendidikan Orang Dewasa (POD) atau adult education. Pendidikan masyarakat merupakan jenis pendidikan non-formal (di luar sekolah). Fasilitator infomobilisasi bekerja di dalam jenis pendidikan ini. Pengertian membelajarkan, belajar dan pembelajaran menurut konsep POD adalah sebagai berikut: Membelajarkan, adalah upaya ‘pendidik’ untuk membantu ‘peserta didik‘ melakukan kegiatan belajar. Membelajarkan merupakan kegiatan sistematis dan dilakukan secara sengaja oleh pendidik untuk membantu peserta didik agar melakukan kegiatan belajar. Belajar. Sebagai proses, adalah upaya sadar ‘peserta didik’ untuk melakukan perubahan atau penyesuaian tingkah laku. Sebagai hasil,

Transcript of PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan...

Page 1: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

1

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PENDAHULUAN“Membelajarkan danMemberdayakan Masyarakat”

APA ITU MEMBELAJARKAN?

Apakah artinya membelajarkan? Agar FasilitatorInfomobilisasi (FI) dapat menjalankan peran dan tugasnyasecara baik, mari kita mulai dengan mencoba memahami

istilah ini.

Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat

Pembelajaran yang dilakukan sebagai proses atau bagian dariprogram pembangunan atau pengembangan masyarakat, biasanyadiikuti oleh peserta orang dewasa sehingga pendidikan masyarakatbiasa disebut Pendidikan Orang Dewasa (POD) atau adult education.Pendidikan masyarakat merupakan jenis pendidikan non-formal (di luarsekolah). Fasilitator infomobilisasi bekerja di dalam jenis pendidikan ini.Pengertian membelajarkan, belajar dan pembelajaran menurut konsepPOD adalah sebagai berikut:

• Membelajarkan, adalah upaya ‘pendidik’ untuk membantu ‘pesertadidik‘ melakukan kegiatan belajar. Membelajarkan merupakankegiatan sistematis dan dilakukan secara sengaja oleh pendidikuntuk membantu peserta didik agar melakukan kegiatan belajar.

• Belajar. Sebagai proses, adalah upaya sadar ‘peserta didik’ untukmelakukan perubahan atau penyesuaian tingkah laku. Sebagai hasil,

Page 2: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

2

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh peserta didik darikegiatan belajar; perubahan tingkah laku mencakup pengetahuan –sikap – keterampilan (PSK). Belajar bisa juga dilakukan sendiri (tanpapendidik).

• Pembelajaran, adalah setiap upaya yang sistematis dan disengajaoleh ‘pendidik’ untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didikmelakukan kegiatan belajar. Pelakunya adalah 2 pihak, yaitu: pesertadidik (siswa, peserta pelatihan, kader, murid, dan sebagainya.) danpendidik (guru, tutor, pelatih, fasilitator, dan sebagainya.).

Pembelajaran Menurut PLA/PRA

Participatory Rural Appraisal (PRA) atau Participatory Learning andAction (PLA) adalah metodologi pendekatan pembangunan(pengembangan masyarakat) yang mengadopsi konsep pembelajaranmasyarakat. Tokoh pengembang PRA/PLA adalah Robert Chambers dariInggris, yang menyatakan bahwa salah satu sumber atau akar PRA/PLAadalah pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan kritis atau pendidikanpembebasan yang mengartikan pembelajaran masyarakat sebagaipembelajaran untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kualitashidupnya. Orang dewasa tidak butuh belajar teori yang tidak relevandengan kehidupannya. Orang dewasa, belajar sesuatu untuk dapatditerapkan. Petani, belajar teori wanatani, supaya bisa dikembangkan dikebunnya.

Page 3: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

3

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Itu sebabnya berkembang istilah pembelajaran aksi, PRA dan PLA:karena orang dewasa belajar agar bisa bertindak. Inilah sebabnyamengapa program infomobilisasi mengadopsi PRA/PLA sebagaimetodologi pendekatan. Dalam konsep PRA/PLA, 3 agenda harusmenjadi satu kesatuan, yaitu: pengkajian, pembelajaran masyarakat,dan aksi/tindakan/kegiatan.

Pembelajaran Menurut Komunikasi Pembangunan

Participatory Development Communication (PDC) ataukomunikasi pembangunan partisipatif (kombangpar) sebagaipendekatan dalam pembangunan, menempatkan masyarakat sebagaiaktor (subyek) seperti pemangku kepentingan lainnya (pemdes, dinas/instasi pemerintah, LSM, dan sebagainya) dalam sebuah hubungankemitraan (partnership). Masyarakat bukanlah hanya sasaran ataupenerima manfaat program saja. Seorang praktisi pembangunan –seperti FI– memiliki 2 peran utama, yaitu:

• Salah satu pelaku komunikasi di dalam suatu komunitas, sedangkanpelaku lainnya adalah para pemangku kepentingan (stakeholders)lainnya yang ada di komunitas tersebut;

• Fasilitator proses pengembangan partisipatif yang bertugasmembangun dialog, kerjasama, dan keterlibatan di antara berbagaipemangku kepentingan yang ada di komunitas.

Seluruh kegiatan yang dilakukan seorang FI dalam menjalankanperannya sebagai pelaku komunikasi dan fasilitator proses partisipatifpendampingan masyarakat, dapat disebut sebagai tugasmembelajarkan masyarakat dengan menekankan pada aspekpenggunaan informasi. Sumber belajar bagi seorang FI untukmenjalankan peran tersebut berasal dari beragam pendekatan, bidangstudi (disiplin ilmu) dan ideologi, antara lain: pendidikan orang dewasa,advokasi, pemasaran sosial (social marketing), pengkajian/penelitianpartisipatif (seperti PRA/PLA), bahkan juga program komunikasi-informasi-edukasi dan “penyuluhan partisipatif’. Jadi, tidak ada

Page 4: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

4

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

perbedaan prinsipil antara membelajarkan menurut konsep POD, PRA/PLA dengan kombangpar karena akar atau sumber perkembangannyasejalan.

Tugas seorang praktisi pembangunan yang menggunakanpendekatan kombangpar, bukanlah untuk mentransfer ataumenyebarluaskan informasi, melainkan menggunakan komunikasi-informasi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalampembangunan. Ini berarti peningkatan kapasitas masyarakat untuk bisaberpartisipasi secara aktif. Juga menggunakan komunikasi berbasismasyarakat (community communication) untuk bisa mengembangkansistem informasi-komunikasi lokal yang lebih demokratis dan memilikistruktur horisontal (tidak tersentral).

PROSES PEMBELAJARAN

Filosofi pendidikan Paulo Freire merupakan sumber inspirasi utamapara fasilitator pembelajaran yang menggunakan idiom partisipasi,pemberdayaan, dan pembebasan. Karena itu, berikut ini akan dipaparkankonsep pembelajaran atau pendidikan yang berkembang atas pemikiranPaulo Freire dan juga menjadi konsep dasar POD, PRA/PLA, dankombangpar.

Proses Pendidikan Hadap Masalah

Kritik Paulo Freire terhadap dunia pendidikan yang disebut‘pendidikan gaya bank’, masih sangat relevan sampai kini. Pendidikan‘gaya bank’ memperlakukan masyarakat atau siswa sekolah sebagai obyekbelajar (murid yang harus diajar atau dicekoki ilmu) dengan sifat ANTIDIALOGIS (searah) sehingga terjadilah proses dehumanisasi (penindasan).Hasil dari pendidikan semacam ini adalah ‘burung beo’ (murid yang pintarkarena menghafal atau dimuati informasi sebanyak-banyaknya) tetapicanggung menghadapi realitas sosial atau kehidupan yang nyata.

Paulo Freire menyebut kegiatan pembelajaran sebagai proses AKSI-REFLEKSI-AKSI atau disebut juga sebagai proses DIALEKTIKA. Refleksiartinya merenungi, menganalisis, atau memaknai suatu peristiwa ataukeadaan atau pengalaman, sehingga timbul kesadaran. Kesadaran itumendorong suatu tindakan atau aksi. Proses dialektika terjadi karena

Page 5: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

5

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

perenungan itu menjadi pelajaran dan mendasari aksi berikutnyaterutama untuk mengatasi dan mencari jalan keluar dari masalah yangterjadi. Karena itulah, konsep pembelajaran Paulo Freire juga disebutsebagai pendidikan HADAP MASALAH (problem posing). Kita belajarmengenai realitas kehidupan untuk bisa membuatnya lebih baik, itulahtujuan dari kita belajar.

Proses pembelajaran aksi-refleksi-aksi terjadi berulang-ulang(bukan hanya satu kali) sehingga sebenarnya membentuk sebuah spiralpembelajaran. Setiap kali sebuah proses dialektika terjadi, akandilanjutkan dengan dialektika berikutnya, dan begitu seterusnya.Artinya, sebuah proses pembelajaran tidak pernah menjadi rutinitasmelainkan sebuah proses perkembangan dan transformasi. Belajarmerupakan sesuatu yang terjadi sepanjang hidup.

• Obyek belajar: Realitas kehidupan yang harus diperbaharui• Pendekatan: hadap masalah (problem posing)• Sifat: DIALOGIS (saling memanusiakan)• Proses dan tujuan: humanisasi (“memanusia”)• Inti proses: penyadaran (konsientisasi)

Skema 1. Spiral Pembelajaran/Pendidikan Kritis

Page 6: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

6

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Proses Pendidikan Orang Dewasa (POD)

Konsep pendidikan orang dewasa (POD) atau adult educationmerupakan istilah yang berkembang di kalangan universitas sejak tahun1960-an –khususnya untuk bidang studi pendidikan dan pembangunan-dan disebut juga ilmu andragogi (kebalikan dari pedagogi atau ilmu“mengajar anak”). POD berkembang dengan adanya sumbanganpemikiran Paulo Freire. Daur pembelajaran orang dewasa –denganmengadopsi filosofi Paulo Freire- dapat digambarkan sebagai berikut:

Tugas fasilitator pembelajaran hadap masalah adalah mengem-bangkan proses sebagai berikut:

1. Mulai dari Pengalaman Peserta

Fasilitator mendorong peserta untuk menyampaikan pengalamannyadengan cara menguraikan kembali rincian fakta, unsur-unsur, urutankejadian, dll. dari kenyataan tersebut. Kemudian menggali tanggapan dankesan peserta atas kenyataan tersebut.

Skema 2. Daur Belajar Orang Dewasa

Page 7: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

7

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

2. Lakukan Analisis

Fasilitator mendorong peserta untuk menemukan pola denganmengkaji sebab-sebab dan kaitan-kaitan permasalahan yang ada dalamrealitas tersebut—yakni tatanan, aturan-aturan, sistem yang menjadiakar persoalan. Lihat bab-5 pada buku ini tentang teknik/caramelakukan analisis bersama masyarakat.

3. Tarik Kesimpulan

Fasilitator mengajak peserta merumuskan makna realitas tersebutsebagai suatu pelajaran dan pemahaman atau pengertian baru yanglebih utuh, berupa prinsip-prinsip atau kesimpulan umum (generalisasi)dari hasil pengkajian atas pengalaman tersebut.

4. Terapkan

Fasilitator mengajak peserta merumuskan dan merencanakantindakan-tindakan baru yang lebih baik berdasarkan hasil pemahamanatau pengertian baru tersebut, sehingga sangat memungkinkan untukmenciptakan kenyataan-kenyataan baru yang lebih baik. Prosespengalaman belumlah lengkap, sebelum pemahaman baru penemuanbaru tersebut dilaksanakan dan diuji dalam perilaku yangsesungguhnya. Tahap inilah bagian yang bersifat “eksperimental”.

Orang dewasa bukanlah ”gelas kosong” yang dengan mudah dapatdituangkan sesuatu ke dalamnya. Orang dewasa kaya pengalaman,punya pendirian dan sikap nilai tertentu. Dalam memfasilitasipembelajaran dengan orang dewasa di atas, perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

• Prinsip pertama; tidak menggurui atau mengajari orang dewasa,tetapi ajaklah mereka BELAJAR bersama, karena:

• Orang dewasa menganggap dirinya mampu BELAJAR sendiri.• Orang dewasa mampu mengatur dirinya sendiri (mandiri) dan

tidak suka diajari apalagi diperintah kecuali jika mereka diberikesempatan untuk bertanya mengapa? Dan mengambilkeputusan sendiri. Sikap yang terkesan mengguruinya akancenderung ditolaknya, atau dihindarinya.

Page 8: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

8

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

• Prinsip Kedua; jangan menyalahkan atau merendahkan pendapatmasyarakat (Orang Dewasa), karena:

• Harga diri sangat penting bagi orang dewasa. Dia menuntutuntuk dihargai, terutama menyangkut diri dan kehidupannya.

• Orang dewasa memilki kesadaran akan dirinya dalammenanggapi penilaian orang lain.

• Prinsip Ketiga; Kembangkan proses belajar dari pengalamanmasyarakat atau hubungkan antara teori dengan kehidupan sehari-harimasyarakat karena:

• Orang dewasa lebih senang mengobrol dan diskusi pengalamanuntuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan diri merekadan lingkungan

• Orang dewasa senang menceritakan pengalamannya dan senangmendengarkan pengalaman orang lain.

• Prinsip Keempat; Berikan informasi yang memang dibutuhkanmasyarakat, karena:

• Setiap orang dewasa mengontrol proses belajarnya, karena iaselalu punya tujuan pribadi untuk belajar.

• Orang dewasa tidak suka belajar sesuatau yang tidak bermanfaatdalam kehidupan sehari-hari (tidak suka TEORI yang tidakdiaplikasikan)

• Orang dewasa cenderung ingin segera menerapkan pengetahuandan keterampilan baru.

• Prinsip Kelima; pertimbangan keterbatasan kemampuan belajarmasyarakat (Orang Dewasa), karena kemampuan untuk menyerapinformasi juga semakin kurang berdasar usia dan perubahan fisik.

Page 9: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

9

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

MEMFASILITASI PROSES PEMBELAJARAN

Membelajarkan sebagai Kebalikan Mengajar

Guru bertugas untuk mengajar (teaching), sedang murid bertugasmenerima pelajaran (diajar). Metode yang digunakan disebut metodemengajar (pedagogi) yang sifatnya adalah komunikasi searah (dari guruke murid) sehingga mengembangkan hubungan hirarkis. Begitu jugadengan penyuluh, meskipun bekerja dengan cara yang lebih partisipatif(penggunaan diskusi dan beragam media), namun intinya adalahsekedar transfer informasi ‘dari luar’ yang sering tidak relevan denganrealita masyarakat.

Membelajarkan adalah mendorong peserta untuk belajar dansaling belajar, bukan mengajari. Fasilitator menggunakan metodepembelajaran orang dewasa (andragogi) yang sifatnya adalahkomunikasi multiarah (dari peserta belajar ke peserta belajar, darifasilitator ke peserta belajar, dan sebaliknya) sehinggamengembangkan proses dialog dan hubungan kesetaraan. Tema-temabelajarnya adalah keseharian, sehingga belajar menjadi relevan dengankehidupan dan realitas peserta belajar.

Tabel berikut ini memperlihatkan perbedaan antaramembelajarkan dengan mengajar.

Page 10: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

10

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Tabel 1. Perbedaan Membelajarkan dan Mangajar

Membelajarkan Mengajar

Pelaku Fasilitator dan peserta belajar; Fasilitator lapangan & masyarakat

Guru dan murid; Orangtua dan anak; Penyuluh dan masyarakat

Pembagian peran

• Jendela “Johari”: semua menyumbang pengalaman dan pengetahuannya

• Fasilitator mengurangi peran – peserta memperbesar peran

• Guru sebagai keran air, murid sebagai ‘gelas kosong’

• Guru sebagai sumber ilmu, murid sebagai penerima ilmu

Pola hubungan Kesetaraan (saling belajar) Hirarkis (mengajar-diajar)

Prinsip Partisipatif, dialogis Searah

Konsep belajar Konsep pendidikan kritis Konsep pendidikan ‘gaya bank’

Proses belajar Aksi – refleksi – aksi (dialektika)

Input (pengetahuan/ informasi) – process (memori) – output (tanggapan)

Metode Andragogi (metode pendidikan orang dewasa/POD)

Pedagogi (metode mengajar/ didaktik)

Cara ko-munikasi

Multi-arah (jaringan pembelajaran) Searah

Jalur pendidikan

Pendidikan non-formal yang bersifat ‘alternatif’

Pendidikan formal (sekolah); Pendidikan informal (keluarga); Pendidikan non-formal (misal pesantren)

Page 11: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

11

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Membelajarkan dengan Pendekatan KomunikasiPembangunan

Cara kerja seorang FI tentunya tidak sama dengan penyuluh, apalagisebagai seorang juru penerang (jupen) yang merupakan petugas yangsekedar menyampaikan informasi dari lembaga formal. Peran seorang FI,selaku fasilitator yang menggunakan pendekatan komunikasi dalampengembangan proses partisipasi masyarakat dapat dijabarkan sebagaiberikut:

Skema 3.Fasiltator Komunikasi Pembangunan

Page 12: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

12

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

MEMBELAJARKAN YANG MEMBERDAYAKAN

Pemberdayaan (empowering) artinya adalah meningkatkankekuatan atau posisi tawar masyarakat agar mereka bisa mengambilkeputusan untuk dirinya sendiri, serta ikut menentukan danmempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan pihak lain danberpengaruh terhadap dirinya (misalnya program pembangunan danperumusan kebijakan desa). Pemberdayaan adalah sebuah konsepyang terkait dengan kekuasaan (power), dan konsep kekuasaan initerkait dengan konsep lainnya yaitu: demokrasi.

Pembelajaran masyarakat menurut komunikasi pembangunanpartisipatif merupakan proses pengembangan partisipasi danpemberdayaan masyarakat. Bagaimana komunikasi dapatmemberdayakan? Komunikasi dialogis di antara para pemangkukepentingan di dalam suatu komunitas, akan membangun prosespartisipatif dalam pengembangan program. Partisipasi masyarakat initidak cukup hanya diartikan secara instrumentalis (yaitu terlibat dalamprogram pembangunan). Partisipasi perlu diperluas juga menjadipartisipasi dalam proses-proses tatapemerintahan desa untukmengembangkan keterbukaan, akuntabilitas, dan kepemimpinan lokalyang bersih dan demokratis sehingga terjadi sebuah tata pemerintahandesa yang baik (good village governance).

Seorang FI, sebaiknya mengkaitkan kegiatan membelajarkandengan memberdayakan masyarakat dalam konteks partisipasi dalamarti lebih luas. Infomobilisasi sebagai program kombangpar tidak dapatdikatakan berjalan baik, apabila partisipasi yang dikembangkan tidakmengubah struktur komunikasi masyarakat menjadi lebih demokratisdan partisipatif.

“ILMU” SEORANG FASILITATOR:ANTARA TEORI DAN PRAKTEK

Tidak ada cara untuk menjadi seorang fasilitator infomobilisasiyang handal, kecuali dengan belajar sambil bekerja secara terus-menerus. Tetapi, belajar dari pengalaman akan menjadi lebih bermaknaapabila FI juga belajar dari berbagai sumber yang menyumbang pada

Page 13: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

13

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Cara kita memfasilitasi ditentukan oleh teori yang ada di dalam kepala kita. Kalau kitamenggunakan teori komunikasi pembangunan konvensional, maka masyarakat akan menjadiOBYEK yang diperlakukan sebagai penerima informasi dari pihak luar. Kalau kita menggunakanteori komunikasi pembangunan partisipatif, maka masyarakat adalah SUBYEK dan proses yangdikembangkan FI adalah dialog dan pertukaran pengetahuan/informasi.

pengembangan pendekatan partisipatif. Ada 3 hal yang selalu salingberkaitan dalam praktek atau cara kerja kita sebagai seorang fasilitator,yaitu: paradigma dan teori/filosofi pembelajaran yang kita gunakan,metodologi (mencakup pemilihan metode/teknik), serta instrumen(mencakup penggunaan media). Kita mungkin juga jangan menjadiseorang penganut teori tertentu secara ‘fanatik’ karena ilmu yang palingrelevan dalam menjalankan peran/tugas FI adalah lapangan itu sendiri:masyarakat dan lingkungan yang menjadi tempat FI bekerja.

Skema 4. Tiga Jenis Kemampuan FI

Page 14: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

14

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

ISI BUKU KEEMPAT

Konsep pembelajaran yang diambil dari teori pendidikan PauloFreire, pendidikan masyarakat, POD, PRA/PLA, dan komunikasipembangunan partisipatif, dihantarkan dalam bagian Pendahuluanbuku keempat. Paparan ini dimaksudkan menjadi sedikit bahan refleksibagi para FI mengenai konsep dasar yang menjadi acuannya dalammemfasilitasi dan mendampingi masyarakat. Untuk mengembangkanwacana –terutama mengenai kombangpar–t FI dapat mencari padaberbagai sumber bacaan lainnya. Sementara, isi buku ini yang terdiridari 6 bab, seluruhnya memaparkan teknik fasilitasi pendampinganmasyarakat secara partisipatif yang merupakan aplikasi konseppembelajaran partisipatif. Seringkali, atas nama partisipasi, terjadilahsebuah proses yang kehilangan arah, tanpa tujuan/tidak mencapaitujuan, dan justru menimbulkan konflik karena perbedaan pendapatatau adanya dominasi. Karena itulah, seorang fasilitator partisipatifmembutuhkan keterampilan mengembangkan dan mengelola prosesdialogis antara para peserta belajar. Tanpa keterampilan praktis, makapartisipasi hanya akan menjadi konsep dan jargon yang sulitdiimplementasikan. Tetapi, praktek fasilitasi tanpa menguasai teori danmetodologi, akan kehilangan makna.

Bagaimana mendorong peserta belajar untuk aktif berbicara,berbagi pengalaman dan mulai membangun kepercayaan diri dalammenyampaikan pendapatnya, dipaparkan dalam bab teknik dasarfasilitasi (Bab-1). Penggunaan media berdasarkan prinsip fasilitasipartisipatif dan andragogis, dilakukan dengan mengikuti alur atau siklusbelajar berdasarkan pengalaman. Teknik penggunaan media saatmemfasilitasi di dalam proses partisipatif merupakan suatuketerampilan yang penting bagi fasilitator (Bab-2).

Mengatur dan ‘mengarahkan’ proses partisipatif janganlah bersifatmemanipulasi partisipasi itu sendiri. Fasilitator membutuhkan teknikbertanya dan mendengarkan (Bab-3) untuk bisa mengatur dan‘mengarahkan’ sebuah proses dialogis. Sulitkah membangun prosespembelajaran partisipatif? Sulit apabila kita berada di dalam kelompokyang belum terbiasa berdiskusi, bertukar gagasan, di satu sisi adalahpeserta yang terbiasa mendengarkan dan diam, sementara di sisi lainadalah peserta yang biasa mendominasi dan berpengaruh. Teknik

Page 15: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi

15

1PENDAHULUAN

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

mengatasi situasi sulit saat memfasilitasi (Bab-4) memaparkan keadaanini dan saran mengatasinya.

Teknik menganalisis informasi dalam diskusi dan membuatkesepakatan/kesimpulan secara partisipatif (Bab-5), merupakanketerampilan yang menentukan dalam sebuah proses partisipatif.Apabila tidak dikuasai, akan sulit bagi sebuah forum untukmengerucutkan berbagai pengalaman dan persoalan yang dibahasmenjadi suatu rumusan pelajaran atau kesimpulan. Ini akanmenimbulkan kekecewaan atau konflik karena perbedaan pendapat diantara peserta. Sebagai bab terakhir, yaitu pembahasan tentangbagaimana menjadi sebuah tim fasilitator (tendem) yang bekerja samasecara kompak (Bab-6) yang bisa diterapkan FI bersama kader danmitra fasilitator lainnya.

Seringkali kita tidak ”menteorikan” cara dan teknik memfasilitasikarena keterampilan ini berkembang berkat praktek atau ’jam terbang’yang semakin banyak. Materi-materi di bagian ini akan menolong kitauntuk merefleksi dan mengevaluasi teknik fasilitasi yang sudah kitamiliki dan kemudian meningkatkannya menjadi lebih baik –terutamadalam hal memfasilitasi proses hand over the stick atau pengalihankemampuan kepada masyarakat.

Page 16: PENDAHULUAN “Membelajarkan dan Memberdayakan … · Pengertian Menurut Konsep Pendidikan Masyarakat ... penyadaran (konsientisasi) Skema ... 1960-an –khususnya untuk bidang studi