PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter...

20
PENDAHULUAN Latar Belakang Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, seperti: bubur kacang hijau dan isi onde-onde. Kecambahnya dikenal sebagai tauge. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat melancarkan buang air besar dan menambah semangat hidup, juga digunakan untuk pengobatan (Atman, 2007). Pulau Jawa merupakan penghasil utama kacang hijau di Indonesia, karena memberikan kontribusi 61% terhadap produksi kacang hijau nasional. Sebaran daerah produksi kacang hijau di Indonesia adalah: NAD, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, NTB dan NTT. Total kontribusi daerah tersebut adalah 90% terhadap produksi kacang hijau nasional dan 70% berasal dari lahan sawah. Tantangan pengembangan kacang hijau di lahan kering adalah peningkatan produktivitas dan mempertahankan kualitas lahan untuk berproduksi lebih lanjut. Pengembangan kacang hijau merupakan solusi murah untuk mengatasi masalah tersebut. Keterbatasan modal, garapan lahan kering yang relatif luas, anggapan petani terhadap kacang hijau sebagai tanaman kedua, dan infrastruktur yang kurang memadai merupakan faktor biofisik dan sosial ekonomi yang menghambat pengembangan kacang hijau di lahan kering (Kasno, 2007). Tanaman kacang hijau masih kurang mendapat perhatian petani, meskipun hasil tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik. Universitas Sumatera Utara

Transcript of PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter...

Page 1: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman

kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, seperti: bubur

kacang hijau dan isi onde-onde. Kecambahnya dikenal sebagai tauge. Tanaman

ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium,

minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain

dari tanaman ini adalah dapat melancarkan buang air besar dan menambah

semangat hidup, juga digunakan untuk pengobatan (Atman, 2007).

Pulau Jawa merupakan penghasil utama kacang hijau di Indonesia, karena

memberikan kontribusi 61% terhadap produksi kacang hijau nasional. Sebaran

daerah produksi kacang hijau di Indonesia adalah: NAD, Sumatera Barat dan

Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan

Sulawesi Selatan, NTB dan NTT. Total kontribusi daerah tersebut adalah 90%

terhadap produksi kacang hijau nasional dan 70% berasal dari lahan sawah.

Tantangan pengembangan kacang hijau di lahan kering adalah peningkatan

produktivitas dan mempertahankan kualitas lahan untuk berproduksi lebih lanjut.

Pengembangan kacang hijau merupakan solusi murah untuk mengatasi masalah

tersebut. Keterbatasan modal, garapan lahan kering yang relatif luas, anggapan

petani terhadap kacang hijau sebagai tanaman kedua, dan infrastruktur yang

kurang memadai merupakan faktor biofisik dan sosial ekonomi yang menghambat

pengembangan kacang hijau di lahan kering (Kasno, 2007).

Tanaman kacang hijau masih kurang mendapat perhatian petani, meskipun

hasil tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

2

Dibanding dengan tanaman kacang-kacangan yang lain, kacang hijau memiliki

kelebihan ditinjau dari segi agronomi maupun ekonomis, seperti: lebih tahan

kekeringan, serangan hama penyakit lebih sedikit, dapat dipanen pada umur

55 – 60 hari, dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, dan cara budidayanya

yang mudah. Dengan demikian kacang hijau mempunyai potensi yang tinggi

untuk dikembangkan (Sunantara, 2000).

Masalah yang dihadapi dalam pengembangan kacang hijau adalah masih

rendahnya produksi yang dicapai petani. Rendahnya hasil disebabkan oleh

budidaya yang kurang baik (tanpa pemupukan dan penyiangan), persediaan air

tidak cukup, adanya serangan penyakit terutama seperti bercak daun Cercospora,

karat daun, embun tepung, kudis (scab) dan virus (Rukmana, 1997).

Kecambah kacang hijau (tauge) merupakan sayuran tradisional yang

terkenal diseluruh dunia. Nama itu jadi bersih sejak pelarangan pestisida dalam

proses produksinya. Untuk itu, sumber vitamin yang baik perlu dipikirkan,

khususnya kaya akan vitamin C. Enam puluh jam proses perkecambahan

meningkatkan kadar vitamin C hingga 132 mg/100 g, sebuah pertimbangan

keuntungan yang nyata. Perkecambahan itu juga meningkatkan kadar niasin dan

riboflavin secara signifikan. Jika tauge diproduksi berbasis komersial, diperlukan

suatu varietas baik yang memiliki sifat diinginkan seperti hasil yang tinggi, dapat

beradaptasi pada kondisi iklim yang berbeda dan toleran terhadap hama-penyakit

selain untuk produksi tauge yang baik. Kacang hijau kualitas tinggi untuk

kecambah, harus sedikit akar, berdiameter besar dan renyah. Permasalahan utama

yang terjadi secara komesial adalah: akar yang panjang dan hipokotil yang

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

3

ramping, sulit berkecambah, perakaran pendek dan besar tauge dikatakan hal yang

paling sulit untuk dicapai (Heettiarachchi, 1985).

Dalam perdagangan kacang hijau di Indonesia hanya dikenal dua macam

mutu, yaitu kacang hijau biji besar dan biji kecil. Kacang hijau biji besar

digunakan untuk bubur dan tepung, sedangkan yang berbiji kecil digunakan untuk

pembuatan tauge. Di Indonesia, tauge sangat populer karena proses pembuatannya

sangat sederhana (Astawan, 2004).

Varietas unggul merupakan komponen teknologi produksi yang murah,

mudah diadopsi petani serta aman terhadap lingkungan. Tersedianya varietas yang

memiliki produktivitas tinggi, tahan terhadap penyakit embun tepung, memegang

peranan penting dalam menekan kehilangan hasil dan meningkatkan pendapatan

petani. Selain itu tersedianya varietas tersebut memiliki dampak positif terhadap

efisiensi usaha tani dan aman terhadap lingkungan (Anwari, et al, 2006).

Meskipun banyak usaha yang telah dilakukan pada kecambah (tauge),

mereka mengutamakan pada penemuan cara untuk meningkatkan kualitas tauge.

Juga banyak usaha telah dilakukan pada analisa kualitas nutrisinya. Hanya

literatur yang terbatas menyediakan berbagai komponen produksi tauge. Ada

hubungan terbalik antara hari dan indeks panen dari awal pembungaan sampai

awal pematangan polong pada kacang hijau. Ini menjadi tahap dalam kelebihan

dari strategi yang diperlukan dari kerapatan kanopi dalam kondisi agronomi yang

berbeda, hasil, dalam produksi kering berikutnya, sebagian lagi pada batang dan

daun tanpa peningkatan produksi (Heettiarachchi, 1985).

Dalam sebuah studi pada berbagai karakter populasi kacang hijau

kelompok kematangan yang berbeda menunjukkan dalam kelompok yang paling

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

4

cepat matang dengan jumlah polong/tanaman, tinggi tanaman dan biji/polong

menjadi komponen produksi utama dimana dalam kelompok kematangan terakhir

jumlah polong/tanaman, ruas/tanaman, cabang sekunder, cabang primer, biji/

polong, tinggi tanaman dan hari berbunga. Selebihnya, mereka pernah meneliti

suatu hubungan negatif diantara berat dan hasil 100 galur. Jumlah polong

/tanaman sebagai komponen hasil utama (Heettiarachchi, 1985).

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi varietas kacang hijau

(Vigna radiata (L.) Wilczek) dalam produksi kecambah (tauge) yang berkualitas

tinggi.

Hipotesa Penelitian

1. Ada perbedaan pertumbuhan dan produksi dari varietas kacang hijau

(Vigna radiata (L.) Wilczek) yang diuji.

2. Ada pengaruh perbedaan varietas kacang hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek)

terhadap produksi kecambah (tauge).

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

5

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Sistematika tanaman kacang hijau adalah:

Kingdom: Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Class: Magnoliopsida

Ordo: Fabales

Family: Fabaceae

Genus: Vigna

Species: Vigna radiata (L.) Wilczek

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau, 2010).

Perakaran tanaman kacang hijau bercabang banyak dan membentuk bintil

akar (nodul, nodula). Makin banyak nodul akar, makin tinggi kandungan nitrogen

(N) sehingga menyuburkan tanah (Rukmana, 1997).

Jumin (2002) dalam Ojimorinews (2011)

http://www.ojimori.com/2011/06/29/proses-biokimia-dan-fisiologi-fiksasi-nitrogen/

bahwa pada tanaman legume, pembentukan bintil akar yang efektif disamping di

tentukan oleh sifat genotip, juga ditentukan oleh galur Rhizobium yang berperan.

Bintil akar diklasifikasikan dalam dua kelompok yaiu kelompok efektif dan

kelompok tidak efektif. Sifat tidak berbintil dan berbintil akar sangat berguna

untuk mengukur fiksasi nitrogen dan residunya di dalam tanah terutama dalam

mengatur sistem pola tanam, agar konsumsi pupuk dapat ditekan, tetapi

pertumbuhan dan produksi konsumsi pupuk dapat ditekan, tetapi pertumbuhan

dan produksi tetap tinggi. Mikroorganisme yang berperan dalam fiksasi nitrogen

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

6

dalam akar banyak spesies yang telah teridentifikasi pada beberapa pohon tropika

adalah Chyanobakteri, tetapi pada sebagian besar spesies yang melaksanakan

proses ini adalah organisme seperti Actionomycetes (bakteri berfilamen). Pada

polong–polongan yang berperan adalah spesies bakteri dari genus Rhizobium

tertentu biasanya efektif hanya pada satu spesies polong–polongan. Rhizobium

memperoleh energi karbohidrat ini mula–mula dibentuk di daun selama proses

fotosintesis dan kemudian diangkut melalui floem ke bintil akar. Sukrosa

merupakan karbohidrat yang paling umum dan banyak diangkut, seperti pada

polong–polongan beberapa elektron dan ATP yang diperoleh selama oksidasi

dalam bakteroid digunakan untuk mereduksi N2 menjadi NH4+. Faktor – faktor

yang mempengaruhi proses fiksasi nitrogen adalah jumlah NH4+ didalam tanah

yang terbentuk, populasi bakteri nitrifikasi, reaksi tanah, aerasi, kelembaban

tanah, dan suhu. Jumlah NH4+ di dalam tanah lebih disukai organisme yang

mengikat N2 dibanding bentuk – bentuk lain. Ada tiga hal penting dalam proses

nitrifikasi yaitu:

Reaksi ini membutuhkan oksigen, oleh sebab itu proses ini berlangsung di

tanah – tanah yang aerasinya baik,

Reaksi ini membebaskan H+ yang merupakan penyebab terjadinya

pengasaman tanah bila dipupuk dengan pupuk NH4,

Kecepatan perubahan dipengaruhi oleh lingkungan.

(http://www.ojimori.com/2011/06/29/proses-biokimia-dan-fisiologi-fiksasi-nitrogen/, 2011).

Kacang hijau merupakan tumbuhan semusim yang tegak, percabangannya

bermula dari buku terbawah. Pasangan daun pertama berhadapan dan berupa daun

tunggal, daun berikutnya berseling-seling serta beranak daun tiga, anak daunnya

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

7

bundar telur sampai berbentuk delta. Bunganya besar, berdiameter 1 – 2 cm

kehijauan sampai kuning cerah, terletak pada tandan ketiak yang tersusun atas 5 –

25 kuntum bunga, panjang tandan bunga 2 – 20 cm. Polongnya menyebar dan

menggantung berbentuk silinder, panjangnya mencapai 15 cm, sering lurus

berbulu atau tanpa bulu dan berwarna hitam atau coklat soga (towny brown) berisi

sampai 20 butir biji yang bundar. Biji berwarna hijau, memiliki warna yang

kusam atau berkilap. Perkecambahannya secara epigeal (Somaatmadja, 1993).

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bevariasi

antara 30 – 60 cm. Cabangnya menyamping pada batang utama, berbentuk bulat

dan berbulu, berwarna hijau dan ada yang ungu (Suprapto, 2007).

Daun tanaman kacang hijau termasuk trifoliat (dalam satu tangkai terdapat

3 helai daun), letaknya berselingan dan berbentuk oval berwarna hijau muda

sampai hijau tua (Fachruddin, 2000).

Bunga kacang hijau termasuk bunga sempurna (hermaprodite), dapat

menyerbuk sendiri, berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning. Biasanya

berbunga 30 – 70 hari, dan polongnya menjadi tua 60 – 120 hari setelah tanam.

Perontokan bunga banyak terjadi, mencapai 90%. Persilangan masih juga terjadi

sampai 5%. Bunga biasanya diserbuki pada malam hari, sebelum mekar pagi hari

berikutnya. Polong berbentuk silindris dengan panjang antara 6 – 15 cm dan

biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua

berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10 – 15 biji (Somaatmadja, 1993

dan Suprapto, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

8

Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot (berat) tiap butir

0.5 mg – 0.8 mg atau berat per 1000 butir antara 36 g – 78 g dan berwarna hijau

(Rukmana, 1997).

Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan

beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau

fitohormon. Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik

dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya

hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu,

sejumlah gen yang semula tidak aktif akan memulai ekspresi dan merupakan

bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya. Pemahaman terhadap fitohormon

telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai

macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami,

mencakup hasil, memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk, atau

menyeragamkan waktu berbunga tanaman buah musiman

(http://plantshormon.blogspot.com/, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

9

Syarat Tumbuh

Iklim

Faktor iklim seperti curah hujan, suhu, radiasi surya, dan kelembaban

sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Tanaman kacang-

kacangan membutuhkan air yang cukup selama pertumbuhannya (kondisi tanah

yang lembab). Kondisi air yang berlebihan (tergenang) tidak baik bagi

pertumbuhan tanaman. Apabila air irigasi tidak tersedia, maka curah hujan

100 – 200 mm /bulan dinilai cukup bagi pertumbuhan tanaman (Arsyad, 2003).

Kacang hijau dapat ditanam di daerah iklim hangat dan di daerah

subtropik. Sebagian besar genotipnya memperlihatkan tanggapan terhadap hari

pendek. Kacang hijau adalah tanaman musim hangat dan tumbuh dibawah suhu

rata-rata yang berkisar 20 – 40 oC dengan suhu optimumnya 20 – 30 oC

(Somaatmadja, 1993).

Pertumbuhan yang optimum yang tercapai pada suhu 20 – 25 oC. Suhu

12 – 20 oC adalah suhu yang sesuai bagi sebagian besar proses pertumbuhan

tanaman, tetapi dapat menunda proses perkecambahan benih dan pemunculan biji.

Pada suhu yang lebih tinggi dari 30 oC, fotorespirasi cenderung mengurangi hasil

fotosintesis (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Pada banyak jenis tanaman, khususnya pada jenis tanaman semusim suhu

memainkan peranan yang sangat penting dalam proses pembentukan dan

perkembangan bunga (Barden, Halfacre and Parish, 1987).

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

10

Tanah

Jenis tanah yang dikehendaki tanaman kacang hijau adalah liat

berlempung atau tanah lempung yang banyak mengandung bahan organik, seperti

tanah podsolik merah kuning (pmk) dan latosol. Kacang hijau dapat tumbuh pada

ketinggian < 2000 m dpl, dan tumbuh subur pada tanah liat atau liat berpasir yang

cukup kering, dengan pH 5.5 – 7.0 (Rukmana, 1997).

Tanaman kacang hijau hampir dapat tumbuh pada semua jenis tanah yang

banyak mengandung bahan organik, dengan drainase yang baik. Namun demikian,

tanah yang paling cocok bagi tanaman kacang hijau ialah tanah liat berlempung

atau tanah lempung, misalnya podsolik merah kuning (PMK) dan latosol

(Fachruddin, 2000).

Tanah yang mempunyai pH 5.8 paling ideal untuk pertumbuhan kacang

hijau, sedangkan tanah yang sangat asam tidak baik karena penyediaan makanan

terhambat. Kacang hijau menghendaki tanah dengan kandungan hara fosfor,

kalium, kalsium, magnesium, dan belerang. Unsur hara ini cukup penting untuk

meningkatkan produksinya (Suprapto, 2007).

Suplai nitrogen di dalam tanah merupakan faktor yang sangat penting

dalam kaitannya dengan pemeliharaan atau peningkatan kesuburan tanah. Peranan

N terhadap pertumbuhan tanaman adalah jelas, karena senyawa organik di dalam

tanaman pada umumnya mengandung N antara lain asam-asam amino, enzim dan

bahan lainnya yang menyalurkan energi (Buckman dan Brady, 1982).

Pori tanah yang lebih besar akan meningkatkan perkembangan akar dan

kemampuan akar menyerap air dan unsur hara yang pada akhirnya dapat

mempengaruhi pertumbuhan serta hasil tanaman (Buckman dan Brady, 1982).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

11

Lahan yang akan ditanami tanaman kacang hijau bisa sawah beririgasi,

lahan sawah tadah hujan, lahan kering tegalan, serta lahan pasang surut dan lebak.

Lahan kacang hijau prioritas pertama (sawah beririgasi) mempunyai keuntungan

lahan lebih produktif, ketersediaan air lebih terjamin, biaya produksi relatif rendah

(karena tanpa mengolah tanah secara intensif), terhindar resiko erosi, takaran

pupuk lebih rendah, dan kualitas biji hasil panen lebih baik

(Andrianto dan Indarto, 2004).

Keberadaan air di alam dapat menjadi pembatas pertumbuhan tanaman,

apabila jumlahnya terlalu banyak (menimbulkan genangan) sering menimbulkan

cekaman aerasi dan jika jumlahnya terlalu sedikit, sering menimbulkan cekaman

kekeringan. Besarnya kerusakan tanaman sebagai dampak genangan tergantung

pada fase tumbuhan. Fase yang peka genangan : fase perkecambahan, fase

pembungaan dan pengisian. pada tingkat yang berlebihan menyebabkan genangan

pada tanaman (Manik, dkk , 2008).

Varietas

Varietas tanaman yang selanjutnya disebut dengan varietas adalah

sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk

tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi

karakteristik genotip yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama

oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak

tidak mengalami perubahan (Mangoendidjojo, 2003).

Varietas hibrida adalah generasi F1 dari suatu persilangan sepasang atau

lebih tetua yang mempunyai sifat unggul. Dengan demikian biji varietas ini selalu

harus disediakan melalui persilangan tetua tersebut. Penanaman biji varietas

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

12

hibrida pada generasi berikutnya (generasi F2 dan selanjutnya) akan menghasilkan

tanaman yang rata-ratanya tidak unggul lagi, akibat adanya segregasi tanaman F2

(Poespodarsono, 1988).

Varietas atau klon introduksi perlu diuji adaptabilitasnya pada suatu

lingkungan untuk mendapatkan genotif ungul pada lingkungan tersebut. Pada

umumnya suatu daerah memiliki kondisi lingkungan yang berbeda terhadap

genotif. Respon genotif terhadap faktor lingkungan ini biasanya terlihat dalam

penampilan fenotip dari tanaman bersangkutan (Darliah, dkk, 2001).

Hasil maksimum akan dapat dicapai apabila suatu kultivar unggul

menerima respon terhadap kombinasi optimum dari air, pupuk dan praktek

budidaya lainnya. Semua kondisi input ini penting dalam mencapai produktivitas

tinggi (Nasir, 2002).

Perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab

penampilan tanaman. Program genetik yang akan diekspresikan pada suatu fase

pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang

mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keragaman

pertumbuhan tanaman. Keragaman penampilan tanaman akibat perbedaan

susunan genetik selalu dan mungkin terjadi sekalipun tanaman yang digunakan

berasal dari jenis yang sama (Sitompul dan Guritno, 1995).

Gen-gen dari tanaman tidak akan dapat menyebabkan perkembangan suatu

karakter terkecuali apabila gen-gen tersebut berada dalam lingkungan yang sesuai

dan sebaliknya tidak akan ada pengaruh gen-gen terhadap perkembangan

karakteristik dan merubah tingkat keadaan lingkungan terkecuali gen yang

diperlukan ada. Apabila keragaman penampilan tanaman timbul akibat perbedaan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

13

sifat dalam tanaman (genetik) atau perbedaan keadaan lingkungan atau kedua-

duanya dan apabila keragaman tanaman masih tetap timbul sekalipun bahan

tanaman dianggap mempunyai susunan genetik yang sama atau berasal dari jenis

tanaman yang sama dan ditanam pada tempat yang sama, hal ini berarti cara yang

diterapkan tidak mampu menghilangkan perbedaan sifat dalam tanaman atau

keadaan lingkungan atau kedua-duanya (Allard, 2005).

Biji

Biji merupakan alat untuk melanjutkan hidup species suatu tumbuhan

yaitu dengan cara mempertahankan dan memperpanjang kehidupan embryonic

axis. Didalam biji terdapat embryo serta cadangan makanan yang menunjang

embryo muda untuk berkecambah sampai berfotosintesis. Penyimpanan cadangan

makanan merupakan salah satu fungsi utama biji. Penyimpanan cadangan

berhubungan erat dengan proses pemasakan dan pengisian biji. Didalam proses

pemasakan dan pengisian biji terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

optimumnya proses tersebut, faktor internal dipengaruhi oleh jenis tanaman dan

keberagaman gen antar varietas dalam species, faktor ekternal yang berorientasi

pada lingkungan dipengaruhi oleh kondisi iklim, dan kondisi lahan, serta teknik

budidaya (Ma’rufah, 2008).

Varietas kacang hijau yang berdaya hasil tinggi belum tentu memberikan

keuntungan yang tinggi kepada petani. Selera konsumen atau permintaan pasar

terhadap kualitas tertentu, seperti ukuran dan warna biji, turut menentukan harga

jual. Kriteria mutu biji kacang hijau yang baik adalah biji berukuran besar (65–70

g/1000 biji), tidak mengandung biji keras, kandungan protein tinggi (> 30%),

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

14

bentuk biji bundar, dan warna biji hijau kusam. Varietas unggul yang sudah

dilepas mempunyai kandungan protein berkisar antara 18−26% (Suhartina 2005).

Sifat lain yang turut menentukan mutu biji kacang hijau adalah ukuran dan

warna biji. Ukuran biji berhubungan erat dengan kandungan biji keras. Varietas

kacang hijau yang berbiji kecil mengandung biji keras lebih tinggi daripada

varietas berbiji besar, makin besar ukuran biji maka kandungan biji keras makin

rendah. Oleh karena itu, kacang hijau yang berbiji besar dan biji berwarna hijau

kusam lebih disenangi petani karena rasanya lebih enak (pulen) serta harga

jualnya lebih tinggi daripada yang berbiji kecil. Karakterisasi terhadap kacang

hijau berbiji besar 70−73 g/1.000 biji (Hakim, 2008).

Warna biji merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mutu biji

kacang hijau. Kacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih

baik karena rasanya lebih enak (pulen) dan bila dibuat bubur lebih tahan basi

daripada yang berwarna hijau mengkilat (Hakim, 2008).

Perkecambahan

Perkecambahan ditentukan oleh kualitas benih (vigor dan kemampuan

berkecambah), pengujian awal (pematahan dormansi) dan kondisi perkecambahan

seperti: air, suhu, media, cahaya dan terbebas dari hama dan penyakit. Cahaya,

suhu, dan kelembaban merupakan tiga faktor utama (Utomo, 2006).

Para ahli fisiologi menyatakan bahwa perkecambahan adalah munculnya

radikula menembus kulit benih. Para agronomis menyatakan bahwa

perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya struktur penting embrio dari

dalam benih dan menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan kecambah

normal pada kondisi lingkungan yang optimum (Tohari, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

15

Proses perkecambahan merupakan suatu rangkaian kompleks dari

perubahan-perubahan morfologis, fisiologis, dan biokimia. Tahap pertama

perkecambahan benih dimulai dari proses penyerapan air oleh benih diikuti

melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Setelah biji menyerap air

maka biji akan menghasilkan hormon tumbuh seperti giberellic acid (GA) yang

menstimulir kegiatan enzim-enzim di dalam biji. Tahap kedua dimulai dengan

kegiatan sel-sel dan enzim serta naiknya respirasi benih. Tahap ketiga merupakan

terjadinya penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak, dan protein

menjadi bentuk melarut dan ditranslokasikan ke titik tumbuh. Tahap keempat

merupakan assimilasi dari bahan yang telah diuraikan tadi ke daerah meristematik

untuk menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan

pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima merupakan pertumbuhan dari

perkecambahan mulai dari proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel

pada titik-titik tumbuh. Proses pertumbuhan dan perkembangan embrio diawali

dari ujung-ujung titik tumbuh akar yang diikuti oleh titik tumbuh tunas. Daun

yang terbentuk belum dapat berfungsi optimal sebagai organ fotosintesis,

pertumbuhan kecambah sangat bergantung pada persediaan makanan yang ada

dalam biji (Utomo, 2006).

Heritabilitas

Untuk dapat menaksir peranan genotip dan lingkungan dapat dihitung

melalui keragaman fenotip pada suatu populasi. Keragaman fenotip merupakan

jumlah dari keragaman yang disebabkan genotip dan keragaman yang disebabkan

oleh pengaruh lingkungan. Oleh karena itu, yang terutama ingin diketahui tentang

pengaruh genotip, maka yang perlu dihitung hanya ratio keragaman genotip

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

16

terhadap keragaman fenotip. Ratio ini merupakan konsep heritabilitas.

Heritabilitas dapat diartikan proporsi keragaman teramati yang disebabkan oleh

sifat menurun. Heritabilitas dapat dinyatakan dengan :

Nilai heritabilitas dinyatakan dalam bilangan 0 dan 1. Heritabilitas dengan

nilai 0 berarti bahwa keragaman fenotip hanya disebabkan lingkungan, sedangkan

keragaman dengan 1 dinyatakan heritabilitasnya makin tinggi, sebaliknya semakin

mendekati 0 heritabilitasnya makin rendah (Poespodarsono, 1988).

Melalui heritabilitas dapat diketahui apakah keragaman yang timbul oleh

suatu karakter didominasi oleh faktor genetik atau faktor lingkungan. Dengan

demikian pemulia tanaman dapat memperkirakan karakter yang akan memberikan

respon terhadap usaha perbaikan yang dilakukan, yaitu karakter yang memiliki

respon terhadap usaha perbaikan yang dilakukan, yaitu karakter yang memiliki

heritabilitas tinggi (Sjamsudin, 1990).

Ragam fenotip merupakan total ragam biologis yang terdiri dari ragam

genetik, ragam lingkungan dan interaksi antara keduanya. Variasi lingkungan

ditimbulkan oleh lingkungan, diukur dengan rata-rata tangggapan tetua homozigot

dan keturunan F1 terhadap lingkungan tertentu. Variasi genetik timbul dari gen-

gen yang sedang segregasi dan interaksinya dengan gen lain, diukur dengan

keragaman populasi F2 (Crowder, 1997).

eδgδgδhatau

pδgδh 22

22

2

22

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

17

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan penelitian dimulai pada Nopember 2010 sampai Pebruari

2011 di lahan percobaan Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian

tempat ± 25 m di atas permukaan laut.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang hijau

dengan 5 varietas yaitu: varietas Sampeong, varietas Gelatik, varietas Parkit,

varietas Perkutut, dan varietas Sriti sebagai bahan yang diamati, pupuk Urea, TSP,

dan KCl sebagai pupuk dasar, kompos sebagai media tanam, air sebagai

kebutuhan air tanaman, tanah dan kebutuhan perkecambahan, insektisida sebagai

bahan pengendali serangan hama dan penyakit.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul sebagai alat

pengolah tanah, handsprayer sebagai alat aplikasi insektisida, gembor sebagai alat

untuk menyiram tanaman, timbangan analitik sebagai alat pengukur bobot kacang

hijau dan kecambah (tauge), tali plastik, pacak sampel, jangka sorong untuk

mengukur diameter kecambah, dan kain untuk media perkecambahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

18

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non

Faktorial. Varietas Kacang Hijau yang diuji dengan 5 varietas (V):

V1 : Varietas Sampeong

V2 : Varietas Gelatik

V3 : Varietas Parkit

V4 : Varietas Perkutut

V5 : Varietas Sriti

Jenis Kebutuhan

Ukuran Plot : 60 x 100 (cm)

Jarak Antar Plot : 25 cm

Jumlah Plot /Blok: 15

Jarak Antar Blok : 50 cm

Jumlah Blok : 3

Jarak Antar Tanaman per Plot : 20 x 20 (cm)

Jumlah Tanaman per Plot : 15

Jumlah Sampel per Plot : 3

Jumlah Sampel Seluruhnya : 45

Jumlah Tanamn Seluruhnya 225

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

19

Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier

RAK sebagai berikut :

i : 1, 2, 3 j : 1, 2, 3

Dimana :

Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i sebagai pengaruh varietas ke-j

µ : Nilai tengah

αi : Efek blok ke-i

βj : Efek varietas ke-j

εij : Efek galat pada blok ke-i sebagai pengaruh varietas pada taraf ke-j

Jika hasil perhitungan sidik ragam yang diperoleh nyata, maka perhitungan

dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) dengan taraf 5 %

(Steel and Torrie, 1995).

Heritabilitas

Nilai heritabilitas dihitung dengan menggunakan rumus :

Dimana :

h2 : heritabilitas

σ2g : varian genotif

σ2p : varian fenotif

σ2e : varian lingkungan

ijjiij

eδgδgδhatau

pδgδh 22

22

2

22

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PENDAHULUAN Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31727/5/Chapter I.pdf · Kacang hijau (Vigna radiata L ... akar yang panjang dan hipokotil yang ... Varietas

20

heritabilitas dinyatakan :

tinggi ---------- jika nilai h2 > 50 % ; 0.5 – 1

sedang ---------- jika nilai h2 <= 50 % ; 0.2 – 0.5

rendah --------- jika nilai h2 < 20% ; 0 – 0.2

(Stansfield, 2005)

Universitas Sumatera Utara