pendahuluan kista dermoid
description
Transcript of pendahuluan kista dermoid
BAB I
PENDAHULUAN
Pada diskusi ini kami mendapatkan kasus “Seorang wanita 28 thn,datang ke UGD
dengan keluhan nyeri perut hebat sejak 1 jam yang lalu”. Diskusi ini dilaksanakan pada hari
Jumat, 15 Juli 2011 yang berdurasi 2 jam.
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk
glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol daripada
elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang
paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
Angka Kejadian
Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan paling
sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari semua kista dermoid
bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista dermoid dapat ditemukan
pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat besar, sehingga beratnya
mencapai beberapa kilogram.
Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah sebagai berikut :
Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan Gunawan masing-masing
11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor ovarium. Sebelum perang dunia II,
Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi kista dermoid sebesar 3,8% dari 451 tumor
ovarium yang diperiksa di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di Bandung, diantaranya satu
kasus pada anak umur 13 tahun.
Gambaran Klinik tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista
kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di
bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah,
biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada
umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal. Maka
dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot
jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan,
dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari
kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut. Rambut ini
terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut
bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat
pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira
dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang
tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen ektodermal. Ada
kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya tumor
yang khas.