Pendahuluan Kep

2
PENDAHULUAN KEP merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KEP disebabkan ka defisiensi macro nutrient (zat gizi makro). Meskipun sekarang ini terjadi perges gizi dari defisiensi macro nutrient kepada defisiensi micro nutrient, namun bebe di Indonesia prealensi KEP masih tinggi (! "#$) sehingga memerlukan penanganan dalam upa%a penurunan prealensi KEP. Pen%akit akibat KEP ini dikenal dengan K&ashiorkor, Marasmus, dan K&ashiorkor. K&ashiorkor disebabkan karena kurang protein. Marasmus disebabkan k kurang energi dan Manismic K&ashiorkor disebabkan karena kurang energi dan prote umumn%a diderita oleh balita dengan gejala hepatomegali (hati membesar). 'anda t %ang mengalami K&ashiorkor adalah badan gemuk berisi cairan, depigmentasi kulit, jagung dan muka bulan (moon face). 'anda tanda anak %ang mengalami Marasmus a badan kurus kering, rambut rontok dan flek hitam pada kulit. dapun %ang menjadi pen%ebab langsung terjadin%a KEP adalah konsums kurang dalam jangka &aktu %ang lama. Pada orang de&asa, KEP timbul pa keluarga rumahtangga miskin olek karena kelaparan akibat gagal panen atau hilang pencaharian. *entuk berat dari KEP di beberapa daerah di +a&a pernah pen%akit busung lapar atau - ( onger -edeem). Menurut perkiraan eutlinger dan %dn, saat ini terdapat / 0 mil%ar pendudu %ang kekurangan energi sehingga tidak mampu melakukan aktiitas fisik d 1isamping itu masih ada / #,2 mil%ar orang kekurangan protein sehingga melakukan aktiitas minimal dan pada anak anak tidak dapat menunjang terjadin%a pertumbuhan badan secara normal. 1i Indonesia masalah kekurangan pangan dan kelaparan merupakan salah satu m pokok %ang dihadapi memasuki epelita I dengan ban%akn%a kasus - da beberapa daerah. -leh karena itu tepat bah&a sejak epelita I pembangunan perta mencukupi kebutuhan pangan penduduk merupakan tulang punggung pembangunan nasion kita. *ahkan sejak epelita IIIpembangunan pertanian tidak han%a ditujukan untuk meningkatkan produksi pangan dan meningkatkan pendapatan petani, tetapi secara e juga untuk meningkatkan keadaan gizi mas%arakat.

description

Pendahuluan Kep

Transcript of Pendahuluan Kep

PENDAHULUANKEP merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KEP disebabkan karena defisiensi macro nutrient (zat gizi makro). Meskipun sekarang ini terjadi pergeseran masalah gizi dari defisiensi macro nutrient kepada defisiensi micro nutrient, namun beberapa daerah di Indonesia prevalensi KEP masih tinggi (> 30%) sehingga memerlukan penanganan intensif dalam upaya penurunan prevalensi KEP.Penyakit akibat KEP ini dikenal dengan Kwashiorkor, Marasmus, dan Marasmic Kwashiorkor. Kwashiorkor disebabkan karena kurang protein. Marasmus disebabkan karena kurang energi dan Manismic Kwashiorkor disebabkan karena kurang energi dan protein. KEP umumnya diderita oleh balita dengan gejala hepatomegali (hati membesar). Tanda-tanda anak yang mengalami Kwashiorkor adalah badan gemuk berisi cairan, depigmentasi kulit, rambut jagung dan muka bulan (moon face). Tanda-tanda anak yang mengalami Marasmus adalah badan kurus kering, rambut rontok dan flek hitam pada kulit.Adapun yang menjadi penyebab langsung terjadinya KEP adalah konsumsi yang kurang dalam jangka waktu yang lama. Pada orang dewasa, KEP timbul pada anggota keluarga rumahtangga miskin olek karena kelaparan akibat gagal panen atau hilangnya mata pencaharian. Bentuk berat dari KEP di beberapa daerah di Jawa pernah dikenal sebagai penyakit busung lapar atau HO (Honger Oedeem).Menurut perkiraan Reutlinger dan Hydn, saat ini terdapat 1 milyar penduduk dunia yang kekurangan energi sehingga tidak mampu melakukan aktivitas fisik dengan baik. Disamping itu masih ada 0,5 milyar orang kekurangan protein sehingga tidak dapat melakukan aktivitas minimal dan pada anak-anak tidak dapat menunjang terjadinya proses pertumbuhan badan secara normal.Di Indonesia masalah kekurangan pangan dan kelaparan merupakan salah satu masalah pokok yang dihadapi memasuki Repelita I dengan banyaknya kasus HO dan kematian di beberapa daerah. Oleh karena itu tepat bahwa sejak Repelita I pembangunan pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk merupakan tulang punggung pembangunan nasional kita. Bahkan sejak Repelita III pembangunan pertanian tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan produksi pangan dan meningkatkan pendapatan petani, tetapi secara eksplisit juga untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat.