PENDAHULUAN Metode Penelitian Hasil Penelitian dan Pembahasan Penutup
Pendahuluan, Isi, Penutup
-
Upload
tia-nagzz-wbs -
Category
Documents
-
view
34 -
download
3
description
Transcript of Pendahuluan, Isi, Penutup
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Semua makhluk hidup menunjukkan aktivitas hidup, misalnya bernapas,
bergerak, berkembang biak, tumbuh dan berkembang. Untuk melakukan aktivitas tersebut
makhluk hidup memerlukan energi. Setiap makhluk hidup memperoleh energi dengan
cara yang berbeda-beda. Misalnya, manusia dan hewan memperoleh energi dari makanan
yang dimakannya. Energi diperoleh makhluk hidup melalui proses metabolisme. Selain
pembentukan energi, metabolisme juga meliputi proses pembentukan molekul yang
memerlukan energi. Metabolisme adalah semua proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh
makhluk hidup. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, metabole yang artinya berubah.
Proses metabolisme ini melibatkan berbagai reaksi kimia. Reaksi-reaksi tersebut
memerlukan energi. Dari manakah energi didapatkan?
Sumber energi utama bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi berasal
dari energi matahari. Energi matahari tersebut digunakan oleh produsen, seperti tumbuhan
untuk melangsungkan fotosintesis. Dalam tubuh makhluk hidup, energi disimpan dalam
bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi. Di dalam metabolise terdapat juga proses-proses
yang menunjang dalam keterlibatan metabolisme di dalam tubuh makhluk hidup. Proses
ini diartikan dalam kata mengolah, maksudnyasuatu rangkaian tindakan, pembuatan atau
pengolahan yang menghasilkan suatu produk. Proses metabolisme terdiri atas dua
aktivitas, yaitu anabolisme dan katabolisme. Reaksi anabolisme dan katabolisme
merupakan reaksi in vivo yang diatur oleh enzim. Reaksi katabolisme yaitu proses
perombakan atau penguraian senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana dan melepaskan sejumlah energi. Sedangkan reaksi anabolisme merupakan
proses penyusunan atau pembentukan senyawa sederhana menjadi senyawa yang lebih
kompleks. Dalam aktivtasnya, aktivitas metabolisme melibatkan ribuan enzim yang
bekerja secara stimulan. Enzim adalah senyawa pengatur yang mengoordinasi reaksi-
reaksi metabolisme yang bersifat spesifik.
Proses metabolisme ini tidak selalu berhasil di dalam tubuh. Seperti halnya
kehidupan, tidak semua yang berbau positif itu akan berujung positif. Kekuatan tubuh
untuk melangsungkan proses metabolisme itu berbeda-beda. Ada yang dapat
menyerapnya secara keseluruhan dan ada juga yang menyerapnya hanya setengah.
Bahkan ada juga beberapa makhluk hidup yang tidak bisa menyerap segala proses
metabolisme hingga menyebabkan kelainan metabolik. Kelainan ini bisa disebabkan
karena beberapa faktor, seperti faktor lingkungan dan faktor genetik.
Maka dari itu, kami sebagai tim penyusun akan membahas lebih lanjut
mengenai kelainan metabolik yang bisa menyebabkan masalah bagi kehidupan makhluk
hidup.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apakah definisi kelainan metabolisme?
1.2.2 Apa sajakah klasifikasi dari kelainan kelainan metabolisme?
1.2.3 Apakah yang mempengaruhi faktor dan risiko dari kelainan metabolisme?
1.2.4 Apa sajakah tanda dan gejala dari kelianan metabolisme?
1.2.5 Apa sajakah tindakan untuk pencegahan dan pengobatan pada kelainan
metabolisme?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui definisi kelainan metabolisme.
1.3.2 Untuk mengetahui klasifikasi kelainan metabolisme.
1.3.3 Untuk memahami faktor dan risiko kelainan metabolisme.
1.3.4 Untuk mengetahui tanda dan gejala kelainan metabolisme.
1.3.5 Untuk memahami tindakan pencegahan dan pengobatan kelainan metabolisme.
1.4 MANFAAT
1.4.1 Agar kita sebagai pembaca dapat mengetahui bahwa di dalam proses metabolisme
tidak selalu berjalan dengan normal.
1.4.2 Agar kita sebagai pembaca dapat memahami kelainan-kelainan yang terjadi di
dalam proses metabolisme sehingga kita mampu untuk mencegah dan
menanggulangi dari kelainan tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI KELAINAN METABOLISME
Kelainan metabolisme adalah keadaan tubuh yang tidak mampu menjalankan proses
metabolisme karena sesuatu dan lain hal. Kelainan metabolisme seringkali disebabkan
oleh kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk
merangsang suatu proses metabolisme.
Asri. 2012. Makalah Kelainan Metabolisme.
http://asri92d3analis.mhs.unimus.ac.id/files/2012/06/makalah-kelainan-metabolisme-
karbohidrat-punya-asri.pdf (online). Diakses pada tanggal 9 November 2014 pukul 21.50
WITA
2.2 KLASIFIKASI KELAINAN METABOLISME
Adapun klasifikasi kelainan metabolik dibagi atas beberapa macam yaitu kelainan
metabolik karbohidrat, kelainan metabolik asam amino, kelainan metabolik lemak, kelainan
metabolik piruvat.
A. Kelainan Metabolik Karbohidrat
Karbohidrat adalah gula, diantaranya adalah glukosa, sukrosa dan fruktosa. Fungsi
utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Sebagian karbohidrat di dalam
tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera;
sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah
menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan
lemak. Beberapa gula (misalnya sukrosa) harus diproses oleh enzim di dalam tubuh
sebelum bisa digunakan sebagai sumber energi. Jika enzim yang diperlukan tidak ada,
maka gula akan tertimbun dan menimbulkan masalah kesehatan. Adapun kelainan
metabolik karbohidrat diantaranya adalah :
1. Galaktosemia
Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam darah) biasanya disebabkan
oleh kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase. Kelainan ini merupakan
kelainan bawaan. Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut. Pada
awalnya mereka tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian,
nafsu makannya akan berkurang, muntah, tampak kuning (jaundice) dan
pertumbuhannya yang normal terhenti. Hati membesar, di dalam air kemihnya
ditemukan sejumlah besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan
penimbunan cairan dalam tubuh.
2. Glikogenosis
Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan penyakit
keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan
untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa
(untuk digunakan sebagai energi). Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah glikogen
yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di hati. Gejalanya timbul
sebagai akibat dari penimbunan glikogen atau hasil pemecahan glikogen atau akibat
dari ketidakmampuan untuk menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh. Usia
ketika timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada enzim apa
yang tidak ditemukan.
3. Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh
tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase.
Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari
fruktosa) tertimbun di dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan
menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi. Mencerna
fruktosa atau sukrosa (yang dalam tubuh akan diuraikan menjadi fruktosa, kedua jenis
gula ini terkandung dalam gula meja) dalam jumlah yang lebih, bisa menyebabkan :
hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah) disertai keringat dingin
tremor (gerakan gemetar diluar kesadaran)
linglung
mual
muntah
nyeri perut
kejang (kadang-kadang)
koma.
Jika penderita terus mengkonsumsi fruktosa, bisa terjadi kerusakan ginjal dan
hati serta kemunduran mental.
4. Fruktosuria
Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya, dimana fruktosa
dibuang ke dalam air kemih. Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzim
fruktokinase yang sifatnya diturunkan. 1 dari 130.000 penduduk menderita
fruktosuria. Fruktosuria tidak menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi
di dalam darah dan air kemih dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan
diabetes mellitus. Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
5. Pentosuria
Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang ditandai dengan
ditemukannya gula xylulosa di dalam air kemih karena tubuh tidak memiliki enzim
yang diperlukan untuk mengolah xylulosa. Pentosuria hampir selalu hanya ditemukan
pada orang Yahudi. Pentosuria tidak menimbulkan masalah kesehatan, tetapi adanya
xylulosa dalam air kemih bisa menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes
mellitus. Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
6. Diabetes Mellitus (Hiperglykemia)
Gejala klinis penyakit :
Hiperglikemia
Glikosuria
Dapat diikuti gangguan sekunder metabolisme protein dan lemak
Dapat berakhir dengan kematian
Insiden terbanyak pada usia 50 – 60 thn
Penyakit ini diturunkan secara autosomal resesif
Etiologi:
Berhubungan dengan kelainan hormonal
Insulin
Growth hormon
Hormon steroid
Keadaan diabetes timbul akibat ketidakseimbangan dalam interaksi pankreas,
hipofisis dan adreanalin.
1) Pankreas
Pankreas mempunyai pulau Langerhans yang mana didalamnya ada sel beta
dan sel alpha. Sel beta berfungsi menghasilkan hormon insulin sedangkan sel
alpha menghasilkan hormon glukgon. Efek anti insulin berfungsi sebagai faktor
hiperglikemik dan glikogenolitik meningkatkan kadar gula darah. Ada dua cara
kerja insulin dalam pankreas, yaitu :
a. Teori 1 (Teori Levine)
Insulin mentransfer glukosa melalui membran sel otot serat lintang, tetapi
tidak menggangu perpindahan glukosa melalui sel membran hati.
b. Teori 2
Insulin diperlukan untuk fosforilasi glukosa dalam sel menghasilkan glukosa
6 posfatase. Untuk pengikatan ini dibutuhkan enzim hexokinase yang
dihasilkan oleh sel hati. Kelenjar hipofisis menghasilkan zat inhibitor
hexokinase. Insulin merupakan zat antagonis terhadap hexokinase.
2) Kelenjar hipofisis
Adanya Growth hormon dan hormon ACTH. Efeknya dapat menghambat
enzim hexoki nase. Bila kelenjar hipofisis hiperaktif akan menyebabkan terjadi
diabetes.
3) Kelenjar Adrenal
Glukoneogenesis yaitu perubahan bentuk protein menjadi karbohidrat. Karena
pengaruh hormon steroid yang dihasilkan oleh kortex adrenal.
Bila berlangsung terus menerus maka akan menekan sel beta pankreas sehingga
menimbulkan difesiensi insulin permanen. Aktivitas adrenal bergantung kepada
kelenjar hipofisis anterior.
B. Kelainan Metabolik Asam Amino
Asam amino merupakan senyawa komponen pembentuk protein. Penyakit keturunan
pada pengolahan asam amino dapat menyebabkan gangguan pada penguraian asam amino
maupun pemindahan asam amino ke dalam sel. Beberapa kelainan metabolik asam amino:
1. Penyakit Fenilketonuria
Fenilketonuria adalah suatu penyakit metabolisme dari salah satu jenis asam amino
pembentuk protein yaitu, fenilalanin yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
retardasi mental. Fenilketonuria merupakan penyakit dimana penderita tidak dapat
memetabolisme fenilalanin secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang
mengoksidasi fenilalanin menjadi tirosin dan bisa terjadi kerusakan pada otak anak. Oleh
karena itu orang tersebut perlu mengontrol asupan fenilalanin ke dalam tubuhnya.
Penyakit ini tidak pernah ditemukan di Indonesia, tetapi pada orang kulit putih, itupun
hanya terjadi satu banding 15,000 ribu orang.
2. Penyakit Tirosinosis
Tirosinosis merupakan suatu kondisi langka akibat cacat dalam metabolisme asam
amino dan ditransmisikan sebagai sifat autosom-resesif. Hal ini ditandai dengan ekskresi
jumlah berlebihan asam parahydroxyphenylpyruvic, produk setengah dari tirosin, dalam
urin.
3. Penyakit Tirosinemia
Tyrosinemia atau tirosinose adalah kesalahan metabolisme bawaan , biasanya dari
lahir, yang dihasilkan dari kekurangan dari enzim oksidase asam p-hidroksifenilfiruvat,
yang mengubah asam homogentisat ini, mengakibatkan akumulasi tirosin dalam tubuh.
Penyakit ini secara genetik heterogen, dan setidaknya ada tiga jenis ditentukan oleh gen
terletak pada kromosom 15q (tipe I), 16 (tipe II) dan 12q (tipe III).
4. Penyakit Alkaptonuria
Alkaptonuria adalah kondisi yang langka di mana urin yang dikeluarkan seseorang
berwarna gelap ketika bersentuhan dengan udara. penyakit ini bersifat menurun.
Penyebabnya kerusakan pada gen HGD. Gen HGD berfungsi sebagai pengendali untuk
membuat enzim yang disebut homogentisate oksedase. Enzim ini membantu memecah
asam amini fenilalanin dan tirosin, yang merupakan pembentuk protein yang.penting.
Penderita alkaptonuria biasanya juga mengalami radang sendi, terutama di tulang
belakang.
5. Penyakit Histidinemia
Histidinemia merupakan kondisi yang diwariskan ditandai dengan darah tinggi tingkat
asam amino histidin, sebuah blok bangunan protein paling. Histidinemia disebabkan oleh
kekurangan (defisiensi) dari enzim yang memecah histidin. Histidinemia biasanya tidak
menyebabkan masalah kesehatan, dan kebanyakan orang dengan kadar tinggi histidin
tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini. Kombinasi histidinemia dan
komplikasi medis selama atau segera setelah lahir (seperti kurangnya sementara oksigen)
mungkin meningkatkan kesempatan seseorang mengembangkan cacat intelektual, masalah
perilaku, atau gangguan belajar.
6. Penyakit Imidazolaminoaciduria
Adanya asam amino dalam urin. Jumalah Asam amino dalam urin mungkin menigkat
akibat dari gangguan metabolisme, penyakit hati kronis atau gangguan ginjal.
7. Penyakit Prolinemia
Prolinemia atau Hyperprolinemia, adalah suatu kondisi yang terjadi ketika asam amino
prolin tidak dipecah dengan baik oleh enzim oksidase prolin atau pyrroline-5-karboksilat
dehydrogense, menyebabkan membangun dari prolin dalam tubuh.
8. Penyakit Maple Syrup urine disease
Maple syrup urine disease (MSUD) atau Maple sirup penyakit kencing adalah kelainan
bawaan di mana tubuh tidak mampu untuk memproses blok bangunan protein tertentu
(asam amino) dengan benar. Kondisi ini mendapatkan namanya dari bau manis khas dari
air seni bayi yang terkena dampak. Dimulai pada awal masa bayi, kondisi ini ditandai
dengan pemberian makan yang buruk, muntah, kekurangan energi (kelesuan), dan
keterlambatan perkembangan. Jika tidak diobati, sirup maple penyakit kencing dapat
menyebabkan kejang, koma, dan kematian.
C. Kelainan Metabolik Lemak
Lemak (lipid) adalah sumber energi penting pada tubuh. Tubuh menyimpan lemak
secara konstan diuraikan dan dibentuk kembali untuk menyeimbangkan kebutuhan energi
tubuh dengan persediaan makanan. Kelompok enzim khusus membantu tubuh
menguraikan dan memproses lemak. Beberapa ketidaknormalan pada enzim ini bisa
menyebabkan bertambahnya zat-zat lemak yang secara normal akan diuraikan oleh enzim.
Sepanjang waktu, penumpukan bahan-bahan ini bisa membahayakan banyak organ tubuh.
Gangguan disebabkan oleh penumpukan lemak disebut lipidoses. Kelainan enzim lain
dihasilkan di tubuh menjadi tidak dapat mengkonversi lemak menjadi energi dengan baik.
Kelainan ini disebut gangguan oksidasi asam lemak.
1. Penyakit Gaucher's
Pada penyakit gaucher, glucocerebroside, yang menghasilkan metabolisme lemak,
menumpuk di jaringan. Penyakit gaucher adalah lipidosis yang paling sering terjadi.
Penyakit tersebut paling umum pada orang-orang yahudi Ashkenazi (eropa timur).
Penyakit gaucher menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan pewarnaan coklat pada
kulit. Penumpukan glucocerebroside pada mata menyebabkan bercak kuning yang
disebut pingueculae akan terlihat. Penumpukan pada tulang rawan bisa menyebabkan
nyeri dan menghancurkan tulang. Kebanyakan orang mengalamu penyakit gaucher jenis
1, bentuk kronis, yang menghasilkan pembesaran hati dan limpa dan kelainan tulang.
Kebanyakan adalah orang dewasa, tetapi anak-anak juga bisa mengalami jenis 1. Jenis
2, bentuk infantile, terbentuk pada masa bayi, bayi dengan penyakit ini mengalami
pembesaran limpa dan kelainan sistem syaraf berat dan biasanya meninggal dalam
waktu setahun. Jenis 3, bentuk juvenile, bisa dimulai kapan saja selama masa kanak-
kanak. Anak dengan penyakit ini mengalami pembesaran hati dan limpa, kelainan
tulang, dan kelainan sistem syaraf yang berkembang dengan lambat. Anak yang
bertahan hidup sampai remaja bisa hidup untuk beberapa tahun. Kebanyakan orang
dengan penyakit gaucher bisa diobati dengan terapi penggantian enzim, dimana enzim
diberikan dengan cara infus, biasanya setiap 2 minggu. Terapi penggantian enzim lebih
efektif untuk orang yang tidak mengalami komplikasi sistem syaraf.
2. Penyakit Tay-Sachs
Pada penyakit tay-sach, ganglioside, yang menghasilkan metabolisme lemak,
menumpuk pada jaringan. Penyakit tersebut paling sering terjadi asli yahudi di eropa
timur. Pada usia yang sangat dini, anak dengan penyakit ini menjadi semakin lambat
dan tampak mengalami sifat otot yang terkulai. Terbentuk kejang diikuti kelumpuhan,
dementia, dan kebutaan. Anak ini biasanya meninggal di usia 3 atau 4 tahun. Penyakit
tay-sachs bisa diidentifikasikan pada janin dengan contoh chorionic villus atau
amniocentesis. Penyakit tersebut tidak dapat diobati atau disembuhkan.
3. Penyakit Niemann-Pick
Pada penyakit Niemann-Pick, kekurangan enzim khusus mengakibatkan
penumpukan sphingomyelin (produk metabolisme lemak) atau kolesterol. Penyakit
Niemann-Pick mempunya beberapa bentuk, bergantung pada beratnya enzim yang
berkurang dan dengan demikian penumpukan sphingomyelin atau kolesterol. Bentuk
yang paling berat cenderung terjadi pada orang yahudi. Bentuk yang lebih ringan terjadi
pada semua kelompok etnis. Pada bentuk berat yang sering terjadi (jenis A), anak gagal
untuk bertumbuh dengan baik dan mengalami masalah multiple neurologic. Anak ini
biasanya meninggal di usia 3 tahun. Anak dengan penyakit jenis B mengalami
pertumbuhan lemak di kulit, daerah berpigmen gelap, dan pembesaran hati, limpa, dan
batang limpa; mereka kemungkinan lambat secara mental. Anak dengan penyakit jenis
C mengalami gejala-gejala di masa kanak-kanak, dengan serangan dan kerusakan
syaraf.
Beberapa bentuk penyakit Niemann-Pick bisa didiagnosa pada janin dengan contoh
chrionic villus atau amniocentesis. Setelah lahir, diagnosa bisa dibuat dengan biopsi
hati (pengangkatan contoh jaringan untuk diteliti di bawah mikroskop). Tidak satupun
jenis pada penyakit Niemann-Pick ini bisa disembuhkan, dan anak cenderung
meninggal karena infeksi atau gangguan progresif pada sistem syaraf pusat.
4. Penyakit Fabry
Pada penyakit Fabry, glycolipid, yang merupakan hasil metabolisme lemak,
menumpuk pada jaringan. Karena gen tidak sempurna untuk gangguan langka ini
dibawa pada kromosom X, penyakit full-blown terjadi hanya pada pria. Penumpukan
glycolipid menyebabkan pertumbuhan pada kulit yang tidak bersifat kanker
(angiokeratomas) untuk terbentuk di sepanjang bagian bawah tubuh. Kornea menjadi
berawan, mengakibatkan pandangan buruk. Rasa terbakar bisa terjadi pada lengan dan
kaki, dan orang tersebut bisa mengalami peristiwa demam. Orang dengan penyakit
fabry segera mengalami gagal ginjal dan penyakit jantung, meskipun seringkali mereka
hidup ke dalam masa dewasa. Gagal ginjal bisa menyebabkan tekanan darah tinggi,
yang bisa mengakibatkan stroke. Penyakit Fabry bisa didiagnosa di dalam janin dengan
contoh chorionic villus atau amniocentesis. Penyakit Fabry tidak dapat disembuhkan
atau bahkan diobati secara lsngsung, tetapi peneliti menginvestigasikan sebuah
pengobatan dimana kekurangan enzim digantikan dengan transfusi. Pengobatan terdiri
dari penggunaan analgesik untuk membantu menghilangkan rasa sakit dan demam,
orang dengan kerusakan ginjal bisa memerlukan pencangkokan ginjal.
5. Gangguan oksidasi asam lemak
Beberapa enzim membantu menguraikan lemak sehingga mereka kemungkinan
dirubah menjadi energi. Kelainan menurun atau kekurangan salah satu enzim ini
membuat tubuh kekurangan energi dan membiarkan tubuh kekurangan energi dan
membiarkan produk diuraikan, seperti acyl-CoA, menumpuk. Enzim tersebu paling
sering kekurangan rantai medium acyl-CoA dehydrogenase (MCAD). Kekurangan
MCAD adalah salah satu gangguan turunan pada metabolisme yang paling umum,
terutama pada orang keturunan eropa utara. Gejala biasanya terjadi antara kelahiran dan
usia 3 tahun. Anak lebih mungkin mengalami gejala-gejala jika mereka tidak makan
untuk jangka waktu tertentu (yang menghabiskan sumber energi lainnya) atau yang
kebutuhan kalorinya meningkat karena olahraga atau sedang sakit. Kadar gula di dalam
darah menurun secara signifikan, menyebabkan pusing atau koma. Anak tersebut
menjadi lemah dan bisa mengalami muntah atau serangan. Melebihi jangka waktu yang
lama, anak mengalami penundaan perkembangan mental dan fisik, hati yang bengkak,
otot jantung yang lemah, dan detak jantung yang tidak beraturan. Kematian tiba-tiba
bisa terjadi. Beberapa negara menskrining bayi yang baru lahir untuk kekurangan
MCAD dengan tes darah. Pengobatan darurat adalah dengan infus glukosa. Untuk
pengobatan jangka panjang, anak harus seringkali makan, jangan pernah melewatkan
makan, dan mengkonsumsi makanan tinggi karbohidat dan rendah lemak. Tambahan
asam amino carnitine kemungkinan sangat membantu. Hasil jangka panjang biasanya
baik.
6. Kelebihan lemak (Obesitas)
Terjadi kalori didapat lebih dari kalori yg dimetabolisme (hipometabolisme)
Kalori yg dibutuhkan menurun, sehingga berat badan naik, meskipun diberi makan
tidak berlebihan. Lemak ditimbun pada jaringan subkutis, jaringan retroperitoneum,
peritoneum, omentum, pericardium, pankreas. Obesitas akan memperberat hipertensi,
diabetes, penyakit jantung.
7. Hiperlipemia
Jumlah lipid darah total dan kolesterol meningkat terdapat pada :
Diabetes melitus tidak diobati
Hipotiroidisme
Nefrosis lupoid
Penyakit hati
Sirhrosis biliaris
Xantomatosa
Penimbunan lemak terjadi di dinding pembuluh darah dan itu dinamakan dengan
arteriosklerosis.
8. Defisiensi lemak terjadi pada :
a. Kelaparan (starvation)
b. Gangguan penyerapan (malabsorption) : penyakit celiac, sprue, penyakit
Whipple. Tubuh terpaksa mengambil kalori dari simpanannya karena
intake kurang. Yang mula-mula dimobilisasi oleh karbohidrat dan lemak,
dan hanya pada keadaan gizi buruk akhirnya protein diambil dari jaringan.
Pada penyakit Whipple selain difisiensi lemak, juga difisensi protein,
karbohidrat dan vitamin.
D. Kelainan Metabolik Piruvat
Piruvat terbentuk dalam proses pengolahan karbohidrat, lemak dan protein.Piruvat
merupakan sumber energi untuk mitokondria (komponen sel yang menghasilkan energi).
Gangguan pada metabolisme piruvat dapat menyebabkan terganggunya fungsi
mitokondria sehingga timbul sejumlah gejala :
Kerusakan otot
Keterbelakangan mental
Kejang
Penimbunan asam laktat yang menyebabkan asidosis (meningkatnya asam dalam
tubuh)
Kegagalan fungsi organ (jantung, paru-paru, ginjal atau hati).
Gejala tersebut dapat terjadi kapan saja, mulai dari awal masa bayi sampai masa
dewasa akhir. Olah raga, infeksi atau alkohol dapat memperburuk gejala, sehingga
terjadi asidosis laktat yang berat.
Dapus:
Atriyanto. (Juli 2013). Makalah Kelainan Metabolisme. Diakses 11 November 2014 (pukul:
6.00 WITA) dari https://atriyanto.wordpress.com/2013/07/23/makalah-kelainan-metabolisme/
Asri. Diakses 11 November 2014 dari http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CC4QFjAC&url=http%3A%2F%2Fasri92d3analis.mhs.unimus.ac.id%2Ffiles%2F2012%2F06%2Fmakalah-kelainan-metabolisme-karbohidrat-punya-asri.pdf&ei=uTFhVOKWK5DluQSMoYCYAQ&usg=AFQjCNFy1alZ56LrLTCulnuaT2PPeyFHbA&sig2=jIP2KbANpKAiXY-4PDJZ2Q
http://www.spesialis.info/?metabolisme-lemak,437
2.3 FAKTOR PENYEBAB KELAINAN METABOLISME
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelainan metabolisme :
1) Diduga suatu galaktosemia jika pada pemeriksaan laboratorium, di dalam air kemih
ditemukan galaktosa dan galaktose 1-fostate. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan
pemeriksaan darah dan sel-sel hati, yang akan menunjukkan tidak adanya enzim
galaktose 1-fosfat uridil transferase.
2) Fenilketonuria disebabkan kekurangan enzim fenilalanin hidroksilase dan akumulasi
fenilalanin.
3) Intoleransi Fruktosa disebabkan penurunan gula darah dan akumulasi bahan
berbahaya dalam hati. Karier (pembawa gen untuk penyakit ini tetapi tidak menderita
penyakit ini) dapat ditentukan melalui analisa DNA dan membandingkannya dengan
DNA penderita dan DNA orang normal.
Banyak hal yang mengakibatkan terjadinya kelainan metabolisme karbohidrat,yaitu :
1. Menghindari kafein
Kafein adalah stimulan yang dapat meningkatkan tingkat metabolisme tubuh.
Menurut sebuah riset yang dipublikasikan dalam International Journal of Obesity,
konsumsi kafein dapat menaikkan tingkat metabolisme tubuh 4-5 persen, asalkan
dikonsumsi dengan jumlah yang benar. Namun, penting untuk tidak mengonsumsinya
secara berlebihan, karena dapat berdampak negatif pada tubuh Anda.
2. Tidak minum susu
Sebuah riset menunjukkan bahwa kekurangan kalsium telah dikaitkan dengan
melambatnya proses metabolisme di dalam tubuh. Penelitian juga menunjukkan bahwa
konsumsi produk susu rendah lemak atau bebas lemak akan mengurangi jumlah
penyerapan lemak yang berasal dari makanan lain. Jika memungkinkan, Anda dapat
mengonsumsi yogurt saat sarapan atau jam makan siang untuk memenuhi kebutuhan
kalsium.
3. Melewatkan waktu makan
Melewatkan waktu makan dengan alasan ingin langsing, sesungguhnya dapat
menyebabkan proses metabolisme di dalam tubuh menjadi lebih lambat. Mengapa?
Karena, tubuh membutuhkan sejumlah kalori setiap harinya untuk mendukung fungsi dari
kerja tubuh. Jadi, jika asupan kalori terlalu rendah, maka tubuh akan mencari sumber
bahan makanan lain dan biasanya mereka mengambilnya dari jaringan otot.
4. Terlalu banyak konsumsi alkohol
Menurut sebuah artikel yang ditulis oleh Dr Mauro Di Pasquale pada
BodyBuilding.com, disebutkan bahwa alkohol dapat memperlambat metabolisme hingga
73 persen, bahkan beberapa jam setelah Anda selesai mengonsumsi alkohol. Beberapa
riset memang menunjukkan bahwa minum satu gelas alkohol memiliki beberapa manfaat
kesehatan, tetapi lebih dari itu harus dihindari.
5. Rendah asupan vitamin D
Vitamin D telah lama dikenal sebagai vitamin “sinar matahari” dan sangat penting
dalam membantu proses penyerapan kalsium. Menghabiskan waktu beberapa menit di
bawah sinar matahari tanpa tabir surya dapat memberikan Anda dosis yang baik dari
vitamin D, seperti mendapat satu porsi ikan tuna, segelas susu atau sereal. Tetapi ingat,
Anda tidak boleh menghabiskan waktu terlalu lama berjemur di bawah sinar matahari
tanpa perlindungan untuk menghindari sengatan matahari dan kanker kulit.
6. Masa Otot rendah
Fakta ilmiah menyebutkan bahwa otot menggunakan lebih banyak energi ketimbang
lemak. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki massa otot lebih besar, umumnya
cenderung memiliki tingkat metabolisme yang lebih cepat. Jadi, dengan melakukan
latihan beban, tingkat metabolisme juga akan semakin meningkat. Sebagai bonus
tambahan, latihan beban juga akan membantu meningkatkan kepadatan tulang Anda.
7. Kekurangan zat besi
Besi adalah nutrisi penting yang diperlukan tubuh untuk membawa oksigen ke otot
untuk membantu membakar lemak. Namun banyak orang kekurangan zat besi, terutama
pada kaum perempuan yang secara rutin mengalami periode bulanan (menstruasi).
Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang menjadi cepat merasa lelah, lemas disamping
juga akan memperlambat metabolisme. Namun, besi dapat dengan mudah Anda temukan
dalam makanan seperti daging dan sayuran berdaun hijau seperti bayam.
8. Diabetes tipe 2
Meskipun hubungannya belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa seseorang dengan diabetes tipe 2 cenderung memiliki tingkat
metabolisme lebih lambat ketimbang mereka yang tidak mengidap diabetes tipe 2.
Sumber :
Arjuliana, Reki. 2009.
2.4 TANDA DAN GEJALA KELAINAN METABOLISME
Beberapa tanda dan gejala adanya kelainan metabolisme, yaitu :
Untuk hipotermia akut yaitu lemah, gelisah,pernafasan dan bunyi jantung lambat dan
kedua kaki dingin.
Untuk cold injury yaitu lemah, tidak mau minum, badan dingin, oliguria, suhu tubuh
29,0C – 350 C. Gerakan sangat kurang ; muka,kaki,tangan, dan ujung hidung merah
seolah-olah bayi dalam keadaan sehat; pengerasan jaringan subkitis atau edema.
Tetani, yaitu mudah terangsang, muscular twicthing ; tremor dan kejang.
Hipoplasia adrenal congenital , yaitu, lemah, muntah, diare, malas minum, dehidrasi.
Perdarahan adrenal yaitu / renjatan nadi lemah dan cepat , pucat, dingin.
Defesiensi tiroid yaitu konstipasi ikterus yang lemah ekstremitas dingin dan pada kulit
terdapat bercak yang menetap.
Hipertiroidisme sementara yaitu gelisah, mudah terserang, hiperaktif , eksoftalamus,
takikardia dan takipnu.
Gondok kongenital yaitu pembebasan pembebasan kelenjar , tiroid yang dapat
menimbulkan gejala gangguan pernapasan dan dapat menyebabkan kematian
hiporekstensi.
Asidosis metabolic
Muntah terus menerus
Pertumbuhan terhambat
Perkembangan abnormal
Kara metabolit tertentu pada darah dan urine meningkat, misalnya asam amino, bau
yang khas pada urine atau pada perubahan fisik seperti hepatomegali, kelainan
metabolisme bawaan yaitu dengan memisahkan tanda dan gejala yang tampak pada
periode neonatus dan yang tampak pada anak setelah periode neonatus.
Kebanyakan kelainan metabolisme bawaan diturunkan sebagai sifat resesif autosom,
sehingga riwayat kekerabatan dan/atau kematian dalam periode neonatus pada keluarga dekat
akan meningkatkan kecurigaan terhadap diagnosis kelainan metabolisme bawaan.
Manifestasi klinik kelainan metabolisme bawaan pada anak, antara lain : retardasi mental,
defisit motorik dan konvulsi. Kelainan metabolisme bawaan dapat terjadi akibat gangguan
metabolisme asam amino, gangguan metabolisme lipid atau asam lemak, gangguan
metabolisme karbohidrat dan gangguan metabolisme mukopolisakarida.
Meida.2009.Kelainan Metabolisme dan Kelainan Endokrin.http://meida.staff.uns.ac.id
(online). Diakses pada tanggal 9 November 2014 pukul 21.30 WITA
Paramitha, Meryana.Kelaianan Metabolik dan Endokrin.http://meryana-
paramitha.blogspot.com (online). Diakses pada tanggal 9 November 2014 pukul 21.21 WITA
Dianhusadanicky.Kelainan Metabolik dan Endokrin.http://dianhusadanicky.blogspot.com
(online). Diakses pada tanggal 9 November 2014 pukul 21.19 WITA
2.5 TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN KELAINAN METABOLISME
A. Kelainan Metabolisme Karbohidrat
1. Glikogenosis
Penanganan penyakit penimbunan glikogen bervariasi, tergantung dari gangguan yang
terjadi. Kebanyakan pengobatan bertujuan untuk menjaga kadar gula darah tetap normal.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberi tambahan glukosa melalui pembuluh darah atau
selang dari hidung ke dalam lambung. Pada beberapa anak, masalah ini bisa diatasi
dengan memberikan tepung jagung setiap 4-6 jam. Jika pemberian nutrisi tambahan tidak
berhasil, maka mungkin perlu dilakukan transplantasi hati.
2. Diabetes Melitus
Pencegahan terhadap penyakit diabetes melitus ini dapat dilakukan dengan cara
mendapatkan banyak serat dalam makanan, makanlah kacang-kacangan dan biji-bijian,
perbanyak minum produk susu berlemak, kurangi lemak hewani, kurangi konsumsi gula
dan lainnya. Penderita diabetes melitus dapat diobati dengan cara menjalani pengobatan
terapi insulin yang berkesinambungan dan pengontrolan nilai kadar gula dalam darah
dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula
darah.
3. Intoleransi Fruktosa Herediter
Pengobatan terdiri dari menghindari fruktosa (biasanya ditemukan dalam buah-
buahan yang manis), sukrosa dan sorbitol (pengganti gula) dalam makanan sehari-hari.
Serangan hipoglikemia diatasi dengan pemberian tablet glukosa, yang harus selalu
dibawa oleh setiap penderita intoleransi fruktosa herediter.
4. Galaktosemia
Penderita galaktosemia harus menghindari makanan yang mengandung galaktosa,
misalnya susu, produk susu lainnya, beberapa buah dan sayur, serta hasil laut, seperti
rumput laut. Penderita galaktosemia harus membatasi konsumsi galaktosa sepanjang
hidupnya.
Seorang wanita yang diketahui membawa gen untuk penyakit ini sebaiknya tidak
mengkonsumsi galaktosa selama kehamilan. Seorang wanita hamil yang menderita
galaktosemia juga harus menghindari galaktosa. Jika kadar galaktosanya tinggi, galaktosa
dapat melewati plasenta dan sampai ke janin, menyebabkan katarak pada bayi.
Jika diobati secara adekuat, maka tidak akan terjadi keterbelakangan mental. Tetapi
tingkat kecerdasannya lebih rendah dibandingkan dengan saudara kandungnya dan sering
ditemukan gangguan berbicara. Pada masa pubertas dan masa dewasa, anak perempuan
seringkali mengalami kegagalan ovulasi (pelepasan sel telur) dan hanya sedikit yang
dapat hamil secara alami.
5. Glikosuria
Orang yang memiliki kelainan batas toleransi laktosa dapat meminum sekitar 250 ml
susu setiap hari tanpa gejala yang parah. Kebanyakan orang dewasa di dunia adalah
penderita batas toleransi laktosa. Sebuah perubahan genetis membuat banyak orang Eropa
tetap memproduksi laktosa dalam usia dewasa, namun adalah minoritas.
Orang yang menderita batas toleransi laktosa dapat mengonsumsi produk-produk
bebas-laktosa, misalnya susu kedelai, susu almond dan susu beras. Batas toleransi laktosa
tidak sama dengan alergi susu, yang merupakan reaksi tubuh terhadap protein susu.
6. Mukopolisakaridosis
Mukopolisakaridosis (MPS) tidak dapat disembuhkan. Pencangkokan sumsum tulang
belum memberikan hasil yang memuaskan. Terapi sulih enzim untuk MPS I dan MPS II
masih dalam taraf perco
B. Kelainan Metabolisme Lipid
1. Penyakit Gaucher
Penyakit ini dapat diobati dengan terapi sulih enzim. Biayanya sangat mahal, dimana
enzim diberikan secara intravena, biasanya 2 kali/minggu. Terapi ini sangat efektif pada
penderita yang tidak memiliki komplikasi sistem saraf. Untuk mengatasi anemia bisa
dilakukan transfusi darah.
2. Penyakit Niemann-Pick
Penyakit Niemann-Pick tidak dapat diobati, dan anak-anak yang menderita penyakit
ini cenderung meninggal karena infeksi atau kelainan fungsi sistem saraf pusat yang
progresif.
3. Penyakit Tay-Sachs
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Tetapi penyakit ini bisa dicegah
dengan melakukan pemeriksaan terhadap pasangan suami istri yang dilahirkan atau
mempunyai riwayat penyakit ini dalam keluarganya.
4. Gangguan Oksidasi Lemak
Pengobatan darurat adalah dengan infus glukosa. Untuk pengobatan jangka panjang,
anak harus seringkali makan, jangan pernah melewatkan makan dan mengkonsumsi
makan tinggi karbohidrat dan rendah lemak. Tambahan asam amino comitine
kemungkinan sangat membantu. Hasil jangka panjang biasanya baik.
5. Obesitas
Obesitas dapat dicegah dengan cara mengatur pola makan, berolahraga rutin dan
hindari alkohol. Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh
penderita dan risiko kesehatannya dengan cara menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT).
Selanjutnya, jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap
penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita
dan yang terakhir adalah memilih program penurunan berat badan yang aman dan
berhasil.
6. Penyakit Fabry
Penyakit Fabry tidak dapat disembuhkan atau bahkan diobati. Secara langsung, tetapi
peneliti menginvestigasikan sebuah pengobatan dimana kekurangan enzim digantikan
dengan transfusi. Pengobatan terdiri dari penggunaan analgesik untuk menghilangkan
rasa sakit dan demam.
7. Xantomatosis Serebrotendinosa
Obat kenodiol bisa membantu mencegah perkembangan penyakit xantomatosis
serebrotendinosa, tetapi tidak dapat menyembuhkan kerusakan-kerusakan yang telah
terjadi sebelumnya.
8. Penyakit Refsum
Penanganan berupa mengurangi makanan yang mengandung asam fitanik, yaitu
dengan menghindari sayuran dan buah-buahan yang berwarna hijau, yang mengandung
klorofil. Plasmaferesis yaitu suatu prosedur dimana asam fitanik dikeluarkan dari darah
dan hal ini dapat dilakukan.
9. Sitosterolemia
Seseorang yang didiagnosa sitosterolemia harus mengurangi asupan makanan yang
kaya akan lemak tumbuhan, seperti minyak sayur, kacang-kacangan, alpukat, margarin,
atau coklat. Selain itu, bisa juga digunakan Colestyramine Resin untuk membantu
menurunkan kadar lemak tumbuhan dalam darah.
Sitosterolemia yang tidak diobati meningkatan risiko kematian, terutama akibat
penyakit jantung koroner. Dengan terapi, kadar kolesterol dapat dinormalkan, dan
xantoma dapat menghilang. Penderita juga harus memeriksakan diri ke dokter spesialis
jantung.
10. Hiperlipidemia
Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL.
Olahraga bisa membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dan menambah kadar
kolesterol HDL. Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar
kolesterol atau trigliserida tinggi adalah menurunkan berat badan jika mereka mengalami
kelebihan berat badan, berhenti merokok, mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam
makanan, menambah porsi olahraga, mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika
diperlukan). Jika kadar lemak darah sangat tinggi, maka perlu dicari penyebab yang
spesifik dengan melakukan pemeriksaan darah khusus sehingga bisa diberikan
pengobatan yang khusus.
C. Kelainan Metabolisme Protein dan Asam Amino
1. Fenilketonuria
Pengobatan Fenilketonuria adalah diet ketat dengan sangat terbatas asupan
fenilalanin, yang kebanyakan ditemukan dalam makanan yang kaya protein. Jumlah yang
aman fenilalanin berbeda untuk setiap orang. Dokter akan menentukan jumlah yang aman
melalui diet teratur meninjau catatan, grafik pertumbuhan dan kadar fenilalanin. Tes
darah sering dapat membantu memantau jumlah fenilalanin.
2. Tirosinemia
Untuk penderita Tyrosinemia pada bayi yang baru lahir dapat diberikan vitamin C.
Selain itu pengobatan dapat juga dilakukan dengan cara pengaturan diet dan transplantasi
hati.
3. Sistinuria
Pengobatannya adalah mencegah pembentukan batu sistin dengan cara memperkecil
konsentrasi sistin di dalam air kemih. Penderita diharuskan untuk minum banyak air
putih. Membuat suasana basa dalam air kemih dengan mengkonsumsi natrium bikarbonat
atau asetazolamide, karena sistin lebih mudah dilakurkan dalam suasana basa. Jika
tindakan diatas tidak efektif, maka diberikan obat penisilamin. Penisilamin bereaksi
dengan sistin dan melarutkannya.
Efek samping dari penisilamin adalah demam, ruam kulit atau nyeri sendi. Untuk
mengatasi kolik ureter (nyeri akibat batu yang tersangkut di ureter) bisa diberikan obat
pereda nyeri. Biasanya batu akan keluar secara spontan. Jika hal ini tidak terjadi, maka
dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan batu. Selain pembedahan bisa
dilakukan litotripsi, yaitu pemecahan batu dengan gelombang ultrasonik atau gelombang
kejut sehingga batu lebih mudah dibuang melalui air kemih atau diangkat
melaluiendoskopi.
4. Homosistinuria
Beberapa anak dengan homosistinuria membaik sewaktu diberikan vitamin B6
(pyridoxine) atau vitamin B12 (cobalamin).
5. Alkaptonuria
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Para medis biasanya memberikan
tirosin dan asam askorbat dosis tinggi.
6. Penyakit Hartnup
Pemberian makanan yang kaya protein bisa mengatasi kekurangan asam amino yang
terjadi akibat penyerapan usus yang kurang baik, serta pembuangan asam amino yang
berlebihan ke dalam air kemih.
7. Albinisme
Tidak ada pengobatan untuk albinisme. Penanganan yang dilakukan bertujuan untuk
mengatasi, meminimalkan, dan mencegah masalah yang mungkin terjadi, antara lain
dengan melindungi kulit dan mata dari sinar matahari, seperti menggunakan kacamata
anti UV untuk meringankan fotofobia, menghindari paparan sinar matahari langsung
untuk mengurangi risiko terjadinya luka bakar, memakai tabir surya atau pakaian
pelindung. Sebaiknya digunakan krim tabir surya dengan SPF yang tinggi.
http://ichikawami.blogspot.com/2014/05/v-behaviorurldefaultvmlo_5660.html
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Metabolisme sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, karena terdapat
proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang sangat berguna bagi kelangsungan
kehidupan kita. Metabolisme merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam sel
dan merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Di dalam proses ini terdapat juga enzim yang
sangat berperan dalam membantu proses metabolisme. Dalam proses berlangsungnya
metabolisme ini, seringkali mengalami suatu hambatan dan bisa mengakibatkan kelainan
metabolisme.
Kelainan metabolisme yaitu keadaan tubuh yang tidak mampu menjalankan proses
metabolisme karena sesuatu dan lain hal. Kelainan metabolisme seringkali disebabkan
oleh kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk
merangsang suatu proses metabolisme. Dengan adanya kelainan metabolisme, ini akan
memperburuk keadaan dalam tubuh manusia. Mengapa demikian? Karena apabila di dalam
tubuh proses metabolisme sudah terhambat, maka uuntuk melakukan aktivitas kehidupan itu
juga sangat berpengaruh bagi hidup makhluk hidup. Kelainan metabolisme sangat
dipengaruhi oleh faktor genetik. Kelainan metabolisme bisa dilihat melalui tanda dan gejala
seperti mudah lelah, lesu, lunglai, dan sebagainya yang memperlihatkan seseorang dalam
keadaan tubuh yang lemah. Kelainan metabolisme ini sebenarnya bisa kita cegah dan hindari
tergantung dari jenis dan gejala yang dialami.
3.2 SARAN
Melalui penulisan makalah ini, diharapkan kepada pembaca agar dapat memahami
mengenai metabolisme, khususnya kepada kelainan metabolisme yang selama ini jarang
diketahui oleh masyarakat awam pada umumnya, sehingga dengan adanya makalah ini
pembaca mampu mencegah dan bahakan menanggulangi kelainan metabolisme.