pendahuluan hematologi patoklin

download pendahuluan hematologi patoklin

of 2

Transcript of pendahuluan hematologi patoklin

  • 8/11/2019 pendahuluan hematologi patoklin

    1/2

    Pendahuluan

    Darah adalah jaringan berbentuk cairan, terdiri dari 2 bagian besar yaitu

    plasma darah dan korpuskuli (Widmann 1995) .Plasma darah merupakan bagian cair,

    sedangkan yang dimaksud dengan korpuskuli terdiri atas sel darah putih (SDP), sel

    darah merah (SDM) atau eritrosit dan sel pembeku darah atau trombosit.

    45-60 % darah terdiri atas sel sel darah terutama eritrosit. Selama hidupnya,

    eritrosit tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah atau eritrosit ini mampu

    mengangkut oksigen secara efektif terjadi bukan karena antibodi atau tarikan kovalen

    tetapi karena tarik menarik diantara permukaan sel (Widmann 1995).

    Sel darah merah atau eritrosit berfungsi sebagai tempat pengangkutan nutrisi dan

    oksigen. Hal ini didukung oleh struktur morfologi selnya yang tidak memiliki inti sel

    sehingga ruang sitoplasmanya besardan berpotensi sebagai ruang pengangkut.

    Sebagai pengganti nukleus yang notabene berfungsi sebagai pengatur hidup utama sel,

    salah satunya dalam pembelahan, maka nukleus digantikan keberadaannya oleh

    sumsum tulang yang berfungsi sebagi tempat eritropoeiesis atau pembentukan sel

    darah merah karena umur eritrosit hanya berkisar 120 hari (Cunningham 2007).

    Jumlah sel darah merah juga dapat dijadikan indikator tubuh apabila tubuh tidak

    sedang berada pada kondisi homeostasis, misalnya anemia. Anemia dapat disebabkan

    kurangnya jumlah eritsosit yang beredar dalam pembuluh darah.

    Menurut Srigandono (1996) hemoglobin merupakan senyawa organik yang

    mengandung ferrum (zat besi) dan yang memberi warna merah pada eritrosit dalam

    darah. Hemoglobin berperan sangat penting dalam mengangkut O2dari paru-paru ke

    jaringan. Mitruka dan Rawnsley (1981), menyatakan bahwa hemoglobin adalah zat

    besi yang mengandung gabungan protein (heme + globin). Molekul hemoglobin

    terdiri dari satu molekul globin dihubungkan dengan empat molekul heme dan

    masing-masing dapat diputar mengikat empat molekul oksigen membentuk

    oksihemoglobin. Fungsi utama dari hemoglobin adalah sebagai transport oksigen dari

    paru-paru ke jaringan dan sebaliknya membawa karbodioksida darah dan membantu

    regulasi asam-asam melalui CO2 dalam paru-paru serta buffer dari imidazole histidin

    hemoglobin (Benjamin, 1994), selanjutnya Phillis (1976) menyatakan bahwa hemoglobin

    berfungsi sebagai pigmen respiratoris darah dan sebagai bagian dari sistem buffer

    intrinsik darah. Oksigen tersedia dan dibebaskan secara mudah oleh kandungan atom Fe

    dalam molekul hemoglobin sambil darah melintasi kapiler paru-paru.

  • 8/11/2019 pendahuluan hematologi patoklin

    2/2

    Berdasarkan pendapat Coles (1974) bahwa kadar hemoglobin dipengaruhi

    oleh beberapa faktor, diantaranya adalah umur, spesies, jenis kelamin, serta kualitas

    dan kuantitas pakan. Semakin berkualitas pakan yang diberikan, nutrisi yang dapat

    digunakan pun tercukupi sehingga darah mengandung kadar hemoglobin standar.

    Demikian pula dengan pemenuhan pakan secara kuantitas dan dapat diartikan pula

    kontinuitas pemberian pakan, akan nutrisi sehingga kadar hemoglobin juga akan stabil.

    Pengukuran kondisi kesehatan suatu individu dapat dilihat dengan

    pemeriksaan darah, salah satu contohnya adalah pengukuran hematokrit. Nilai

    hematokrit ataupacked cell volume(PCV) adalah suatu istilah yang artinya persentase

    (berdasar volume) dari darah yang terdiri dari sel-sel darah merah (Frandson 1996).

    Menurut Kelly (1984) hematokrit adalah perbandingan anatara eritrosit dengan

    plasma di dalam darah perifer sehingga berhubungan erat sekali bila terjadi penurunan

    jumlah eritrosit maka akan diikuti oleh penurunan nilai hematokrit.

    Sumber:

    Benjamin MM. 1961. Outline of Veterinary Clinical Pathology, 2nd Ed. The Lowa

    State University Press: USA.

    Coles, E.H. 1974. Veterian Clinical Pathologi 2nd Edition. W. B. Sounders Co.

    Philadelphia.Cunningham JG, BG Klein. 2007. Textbook of Veterinary

    Physiology 4th

    Edition. St. Louist, Missouri: Saunders Elsevier.Cunningham JG, BG Klein. 2007. Textbook of Veterinary Physiology 4thEdition. St.

    Louist, Missouri: Saunders Elsevier.

    FrandsonRD.1992.Anatomy and Physiology of Farm Animals,4th Edition.Yogyakarta:

    Gadjah Mada University Press.

    Kelly, WR. 1984. Veterinery Clinical Diagnosis. Edisi ke-3. London Bailliere Tindall

    Mitruka, B. M. and H.M. Rawnsley. 1981. Clinical Biochemical and Haematological

    Reference Values in Normal Experimental Animals and Normal Humans 2 nd

    Ed. Massons Publishin USA Inc. New York.

    Phillis, J. W. 1976. Veterinary Physiology. Bristol Wright. Scientechnica.

    Srigandono, B. 1996. Kamus Istilah Peternakan. Gadjad Mada University Press.

    Yogyakarta.

    Widmann FK. 1995. Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium. EGC:

    Jakarta.