PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf ·...

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Untuk meraih tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, yakni mewujudkan wawasan nusantara serta memperkuat ketahanan nasional maka diperlukan sistem transportasi nasional yang mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah, mempererat hubungan antar bangsa, dan memperkukuh kedaulatan Negara. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dengan letak geografis antar pulau satu dengan pulau yang lainnya berjauhan, untuk menjalin hubungan antar pulau atau daerah yang luas tersebut Indonesia membutuhkan jasa pengangkutan. Kondisi seperti itu menyebabkan jasa pengangkutan mempunyai peran yang sangat penting. Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian pengangkutan udara untuk mengangkut penumpang dengan pesawat terbang dan dengan menerima imbalan bayaran atau jasa lainnya. Menurut Abdulkadir Muhammad, pengangkutan adalah proses kegiatan pemindahan penumpang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan berbagai jenis alat pengangkut mekanik yang diakui dan diatur undang – undang sesuai dengan bidang angkutan dan kemajuan teknologi, salah satunya adalah menggunakan angkutan udara. Menurut Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (13) tentang Penerbangan yang dimaksud dengan angkutan udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara

Transcript of PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf ·...

Page 1: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Untuk meraih tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar

Republik Indonesia Tahun 1945, yakni mewujudkan wawasan nusantara serta

memperkuat ketahanan nasional maka diperlukan sistem transportasi nasional yang

mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah, mempererat hubungan

antar bangsa, dan memperkukuh kedaulatan Negara. Indonesia merupakan negara

kepulauan yang sangat luas dengan letak geografis antar pulau satu dengan pulau yang

lainnya berjauhan, untuk menjalin hubungan antar pulau atau daerah yang luas tersebut

Indonesia membutuhkan jasa pengangkutan. Kondisi seperti itu menyebabkan jasa

pengangkutan mempunyai peran yang sangat penting.

Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian

pengangkutan udara untuk mengangkut penumpang dengan pesawat terbang dan

dengan menerima imbalan bayaran atau jasa lainnya. Menurut Abdulkadir Muhammad,

pengangkutan adalah proses kegiatan pemindahan penumpang atau barang dari suatu

tempat ke tempat lain dengan menggunakan berbagai jenis alat pengangkut mekanik

yang diakui dan diatur undang – undang sesuai dengan bidang angkutan dan kemajuan

teknologi, salah satunya adalah menggunakan angkutan udara. Menurut Undang –

Undang Nomor 1 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (13) tentang Penerbangan yang dimaksud

dengan angkutan udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara

Page 2: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

untuk mengangkut penumpang, kargo, dan pos untuk satu kali perjalanan atau lebih

dari satu bandar udara ke bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara.

Transportasi udara mempermudah dalam melakukan pengangkutan antar daerah

maupun pulau dengan waktu yang lebih singkat dan ekonomis, karena biaya yang

dikeluarkan penumpang untuk membeli tiket pesawat udara masih dapat dijangkau.

Dengan perkembangan teknologi dan jaman, masyarakat juga lebih menyukai

menggunakan pesawat udara sebagai alat angkutannya untuk berpergian. Hal ini

disebabkan karena pesawat udara memiliki kecepatan yang melebihi alat transportasi

lainnya seperti transportasi melalui darat dan transportasi melalui laut. Berpergian ke

luar daerah atau pulau memiliki jarak tempuh yang sangat jauh namun apabila

menggunakan pesawat udara akan mempersingkat waktu. Sehingga masyarakat dapat

menghemat waktu dan tenaga.

Dengan jumlah konsumen yang begitu besar, suatu usaha transportasi atau bisnis

transportasi jasa pengangkutan merupakan salah satu usaha yang sangat menggiurkan

untuk di dirikan, karena sangat diperlukan oleh pengguna jasa untuk menghubungkan

antar pulau di Indonesia agar mempermudah dan mempercepat suatu perjalanan

dengan lebih efisien.

Pentingnya peran angkutan udara menuntut penyedia jasa untuk terus berkembang

dan meningkatkan kualitas pelayanan dan keamanan penerbangan. Angkutan udara

mempromosikan kualitasnya baik melalui media elektronik, media cetak, maupun

media online mengenai berbagai fasilitas – fasilitas dan tiket penerbangan dengan

harga yang bervariasi. Dengan banyaknya media serta cara penyampaiannya yang

kreatif dan mudah dipahami diharapkan dapat menarik perhatian pengguna jasa dalam

Page 3: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

menggunakan angkutan udara untuk berpergian keluar daerah atau pulau.” Penumpang

dalam hal ini lebih mengutamakan ketepatan waktu dan pelayanan yang memuaskan

sehingga tidak jarang penumpang rela mengeluarkan banyak biaya untuk sampai di

tempat tujuan dengan tepat waktu. Maka dari itu angkutan udara sebagai penyedia jasa

harus memiliki standar kualitas pelayanan yang optimal dan propesional.

Berkembangnya industri di bidang angkutan udara tersebut diatas berdampak pada

semakin banyaknya maskapai penerbangan komersial di Indonesia. Banyaknya

maskapai penerbangan ini salah satunya menyebabkan semakin murahnya harga tiket

pesawat yang hampir sama dengan harga tiket angkutan darat seperti kereta api,

sehingga pengguna jasa angkutan udara dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan. Namun terdapat beberapa masalah yang sering ditemui dalam sistem

pengangkutan udara tersebut, kerugian yang di alami penumpang salah satunya adalah

tertundanya penerbangan atau yang sering disebut dengan delay. Hal ini sangat

merugikan penumpang, khususnya penumpang yang lebih mengutamakan waktu dari

pada biaya yang dikeluarkan untuk sampai di tempat tujuan secara tepat waktu.

Terjadinya penundaan dan pembatalan penerbangan dapat merugikan bagi pengguna

jasa penerbangan dari segi waktu ataupun biaya. Dimana dalam kenyataannya, akhir-

akhir ini banyak perusahaan angkutan udara yang selalu melakukan penundaan dan

pembatalan penerbangan padahal perusahaan tersebut dalam mempromosikan

kualitasnya selalu berbicara masalah ketepatan waktu atau on time performance dalam

penerbangan. Maka dari itu sangatlah dituntut kepropesionalan pihak maskapai

penerbangan menangani hal yang sangat penting ini, yang berdampak besar pada

Page 4: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

mobilitas penumpang dalam menjalankan bisnis dan perkembangan transportasi udara

sebagai salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi bangsa.

Banyaknya keluhan dan kritikan dari berbagai kalangan akibat kerugian yang

dirasakan para pengguna jasa angkutan udara akibat tertundanya penerbangan tersebut

di atas, yang merugikan banyak materiil dan kepercayaan, maka dikeluarkannya

Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan dan secara khusus

mengenai tanggung jawab pengangkut angkutan udara diatur dalam Peraturan Menteri

Perhubungan No 77 Tahun 2011. Dikeluarkannya Peraturan Menteri Perhubungan ini

merupakan amanat dari pasal 186 ayat (2) Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2009

yang bebunyi “perlu menetapkan peraturan menteri perhubungan tentang tanggung

jawab pengangkut angkutan udara”. Peraturan Menteri Perhubungan ini merupakan

jawaban atas keluhan serta kritikan dari masyarakat yang beranggapan bahwa selama

ini penyelenggaraan jasa penerbangan dirasakan sangat merugikan pengguna jasa

angkutan udara. Dengan adanya Peraturan Menteri Nomor 77 Tahun 2011 ini, hak dan

kewajiban pengguna jasa, penyedia jasa angkutan udara maupun pihak ketiga menjadi

lebih jelas, sehingga apabila terjadi wanprestasi, akan dapat diselesaikan melalui

mekanisme penyelesaian sengketa sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah tanggung jawab maskapai penerbangan terhadap penumpang atas

tertundanya penerbangan (delay) berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor 77 tahun 2011 ?

Page 5: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

2. Bagaimanakah cara penentuan besarnya ganti kerugian dalam hal terjadinya

penundaan penerbangan (delay) ?

1.3. Ruang Lingkup Masalah

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini dan agar lebih terarah dan berjalan

dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup

permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, yaitu: hanya dibahas

mengenai tanggung jawab pengangkut angkutan udara serta hanya menggunakan

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 sebagai penyelesaian masalah

mengenai tanggung jawab maskapai penerbangan atas keterlambatan penerbangan

danjuga besaran ganti kerugian yang diterima penumpang oleh pihak maskapai

penerbangan.

1.4. Orisinalitas Penelitian

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tulisan yang berjudul Tanggung Jawab

Maskapai Penerbangan Terhadap Penumpang Atas Tertundanya Penerbangan (Delay)

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011adalah sepenuhnya

hasil pemikiran dan tulisan oleh penulis sendiri dengan menggunakan 2 (dua) skripsi

sebagai referensi. Beberapa penelitian yang ditelusuri berkaitan dengan penelitian ini

dapat dikemukakan sebagai berikut:

NO Penulis Judul Skripsi Rumusan masalah

Page 6: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

1 Ahmad Zazili Fakultas Hukum Universitas Udayana Diponogoro Tahun 2008

Perlindungan Hukum terhadap penumpang pada Transportasi Udara Niaga

1. Bagaimanakah peraturan mengenai perlindungan hukum terhadap penumpang pada transportasi udara niaga berjadwal nasional?

2. Upaya hukum apakah yang dapat ditempuh oleh penumpang yang mengalami kerugian dalam kegiatan transportasi udara niaga?

2. William Yudha Pratama Fakultas Hukum Universitas Jember Tahun 2013

Tanggung jawab Hukum Maskapai Penerbangan Terhadap Keterlambatan Penerbangan Pesawat

1. Upaya Hukum yang dapat dilakukan oleh penumpang apabila maskapai yang bersangkutan tidak memberi ganti kerugian?

2. bentuk ganti kerugian yang diberikan oleh maskapai penerbangan kepada penumpang saat penumpang mengalami kerugian?

Karya ilmiah :

Page 7: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

Bobby ferdinal Purwanto Fakultas Hukum Universitas Udayana tahun 2015

Tanggung Jawab Maskapai Penerbangan Terhadap Penumpang Atas Tertundanya Penerbangan (delay) Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011

1. Bagaimanakah tanggung jawab maskapai penerbangan terhadap penumpang atas tertundanya penerbangan (delay) berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 tahun 2011 ?

2. Bagaimanakah cara penentuan besarnya ganti kerugian dalam hal terjadinya penundaan penerbangan (delay) ?

2.1. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab maskapai penerbangan terhadap

penumpang atas tertundanya penerbangan (delay) berdasarkan Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor 77 tahun 2011.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar kesarjanaan

dalam bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar.

2) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan Penulis di bidang hukum

khususnya mengenai tanggung jawab maskapai penerbangan terhadap

Page 8: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

penumpang atas tertundanya penerbangan (delay) berdasarkan Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor 77 tahun 2011.

1.6. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

perkembangan ilmu khususnya mengenai tanggung jawab maskapai penerbangan

terhadap penumpang atas tertundanya penerbangan (delay) berdasarkan Peraturan

Menteri Perhubungan Nomor 77 tahun 2011.

b. Manfaat Praktis

Dari segi praktis , berguna sebagai upaya yang dapat diperoleh langsung

manfaatnya, seperti peningkatan keahlian dan keterampilan menulis, sumbangan

pemikiran dalam pemecahan suatu masalah hukum, acuan pengambilan keputusan

yuridis, dan bacaan baru bagi penelitian ilmu hukum.

1.7. Landasan Teoritis

Landasan teoritis adalah upaya untuk mengidentifikasi teori hukum umum dan

khusus, konsep-konsep hukum, asas-asas hukum, pendapat hukum dan lain-lain yang

akan dipakai landasan untuk membahas permasalahan penelitian , sebagai landasan

dimaksudkan untuk mewujudkan kebenaran ilmu hukum yang bersifat consensus yang

diperoleh dari rangkaian upaya penelusuran, maka harus dihindari teori-teori (ajaran

atau doktrin), konsep-konsep hukum, asas-asas hukum, dan pendapat hukum yang

bertentangan satu sama lain. Semakin banyak teori, konsep , asas, dan pendapat hukum

yang berhasil diidentifikasi semakin tinggi derajat kebenaran yang bias dicapai.

Page 9: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

Untuk menjawab rumusan masalah yang diungkapkan maka penelitian ini

menggunakan 3 teori yaitu sebagai berikut.

a. Teori Kepentingan (utilitarianisme theory) dari Jeremy Bentham

Kebebasan berkontrak adalah refleksi dari perkembangan paham pasar bebas yang

dipelopori oleh adam smith. Adam smith dengan teori ekonomi klasiknya mendasari

pemikirannya pada ajaran hukum alam, hal yang sama menjadi dasar pemikiran Jeremy

Bentham yang dikenal dengan utilitarianisme. Utilitarianisme dan teori klasik ekonomi

laissez faire. Dianggap saling melengkapi dan sama-sama menghidupkan pemikiran

liberlis individualistis. Menurut teory utilitis tujuan hukum ialah menjamin adanya

kebahagiaan sebesar-besarnya pada orang sebanyak-banyaknya. Kepastian melalui

hukum bagi perseorangan merupakan tujuan utama dari pada hukum. Peraturan-

peraturan yang timbul dari norma hukum (kaedah hukum), dibuat oleh penguasa

Negara, isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat dipertahankan dengan

segala paksaan alat-alat Negara. Keistimewaan dari norma hukum justru terletak dalam

sifatnya yang memaksa, dengan sanksinya berupa ancaman hukuman. Bahwa undang-

undang adalah keputusan kehendak dari satu pihak, perjanjian, keputusan kehendak

dari kedua pihak, dengan kata lain, bahwa orang terikat pada perjanjian berdasarkan

atas kehendaknya sendiri pada undang-undang terlepas dari kehendaknya.

b. Teori Mengenai Keputusan Penumpang dari Banfet

Teori ini memberikan pernyataan mengenai faktor yang mempengaruhi keputusan

penumpang, “A consumer’s purchase of an airline ticket can be either a routine buyer

response behavior or the result of extensive evaluation and weighing of various airline

Page 10: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

offerings, one against the other. The consumer tends to be price sensitive, but also

influenced by loyalty, advertising and image.”

Teori tersebut di atas menjelaskan secara eksplisit bahwa kebanyakan penumpang

pesawat terbang mempertimbangkan harga ketika akan membeli tiket pesawat terbang.

Namun demikian, faktor lain yang mempengaruhi penumpang dalam mengambil

keputusan untuk memilih suatu maskapai dan membeli tiket pesawat juga disebabkan

oleh faktor loyalitas, promosi/iklan dan citra yang melekat pada maskapai

penerbangan.

Teori mengenai pengaruh pelayanan, keamanan, harga dan citra Industri jasa

(service) kepuasan pelanggan selalu dipengaruhi oleh kualitas interaksi antara

pelanggan dan karyawan yang melakukan kontak layanan. Ada dua hal pokok yang

berkaitan dengan layanan, yaitu harapan pelanggan terhadap kualitas layanan (expected

quality) dan persepsi pelanggan atas layanan pada saat menerima layanan (experienced

atau perceive quality)

Kualitas pelayanan yang baik timbul karena adanya strategi pelayanan yang

berkaitan dengan kebijakan-kebijakan perusahaan. Strategi pelayanan harus dapat terus

dikembangkan untuk dipelihara dan ditingkatkan terutama untuk menciptakan

kesetiaan pelanggan (customer loyalty). Strategi pelayanan harus dapat memberikan

nilai (perceive value) yang diterima oleh pelanggannya, seperti pelayanan yang harus

memenuhi harapan pelanggannya, maka hal ini akan memotivasi pelanggan untuk tetap

setia pada perusahaan tersebut daripada harus pindah ke perusahaan pesaing. Kepuasan

adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Page 11: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

dirasakannya dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari

perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.

c. Teori Terjadinya Keterlambatan Penerbangan Menurut “Soherman

Abdul” :

1. Ramp Handling

Yaitu keterlambatann dalam melakukan pengemasan muatann kargo dann pos,

serta ketidak tepatan waktu dalam penanganan kebersihan pesawat.

2. Terminal Handling

Yaitu keterlambatan dalam proses check-in, penanganan dalam pengelompokan

penumpang, dan penanganan bagasi.

3. Operational Problem

Yaitu terjadinya keterlambatan masalah dokumen penerbangan.

4. Technical Problem

Yaitu terjadinya kerusakan pada pesawat atau penggantian pesawat karena alasan

teknis.

5. Ekstern

Yaitu masalah cuaca atau masalah pada imigrasi dan pabean.

1.8 Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penulisan ini adalah penelitian hukum empiris, penelitian ini

pada dasarnya menyangkut data lapangan yang diperoleh langsung dari masyarakat

sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan. Penelitian hukum empiris

adanya kesenjangan antara teori dan realita , kesenjangan antara keadaan teoritis

Page 12: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

dengan fakta hukum dan atau adanya situasi ketidaktauan yang dikaji untuk

pemenuhan sistem akademik. Penelitian hukum empiris atau sosiologis lebih

menitikberatkan pada penelitian data primer yaitu wawancara

b. Sifat Penelitian

Pada penulisan ini menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif.penelitian

yang bersifat deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek/objek penelitian

(seseorang,lembaga,masyarakat,dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-

fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif dapat dikatakan

sebagai langkah-langkah melakukan representative objektif tentang gejala-gejala yang

terdapat di dalam masalah yang diselidiki. Dengan penelitian deskriptif maka dapat

menggambarkan secara tepat situasi atau kejadian dan menerangkan hubungan antara

kejadian tersebut dengan masalah yang akan diteliti , karena dari hasil ini dapat

memberikan gambaran mengenai tanggung jawab maskapai penerbangan terhadap

penumpang sehingga gambaran tersebut dapat dianalisa tanpa memberikan

kesimpulan-kesimpulan yang bersifat hukum.

c. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber data yaitu

sebagai berikut.

1. Data primer (data lapangan), yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama dan belum diolah dan diuraikan oleh orang lain. Data yang diperoleh

didapatkan secara langsung melalui teknik wawancara dengan informan.

Page 13: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

2. Data sekunder, antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku,

hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya.

Adapun bahan hukum yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sumber-

sumber data sekunder yaitu sebagai berikut.

1) Bahan hukum primer , yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat. Bahan

hukum ini berupa peraturan perundangan-undangan yang dapat membantu

dalam menganalisa dan memahami permasalahan dalam penulisan ini.

Dalam penulisan skripsi ini bersumber pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku yaitu sebagai berikut.

a) Undang – undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan.

b) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2008 Mengenai

Penyelenggaraan Angkutan Udara.

c) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 Mengenai Tanggung

Jawab Pengangkut Angkutan Udara

d) KUHPerdata

2) Bahan hukum sekunder, bahan hukum yang dapat memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer , berupa literatur-literatur hukum , majalah ,

Koran dan karya tulis yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam

penulisan ini.

d. Teknik Pengumpulan Data

Menurut soerjono soekanto dalam penelitian lazimnya dikenal 3 (tiga) jenis alat

pengumpul data yaitu bahan pustaka , pengamatan atau observasi dan wawancara atau

Page 14: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

interview. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka teknik yang digunakan

sebagai berikut.

- Data studi dokumen atau bahan kepustakaan yang juga disebut sebagai data

sekunder terutama dapat diperoleh dari perpustakaan. Maksudnya bahwa dalam

penelitian ini akan dikumpulkan data-data kepustakaan yang dikumpulkan dengan

cara membaca dan memahami , selanjutnya dilakukan teknik pencatatan dengan

mengutip teori dan penjelasan yang penting dari bahan-bahan yang relavan

dengan pokok permasalahan kutipan tidak langsung.

- Teknik wawancara (interview), yaitu suatu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data guna mencari informasi dengan cara mengadakan Tanya

jawab secara lisan dan tulisan yang diarahkan pada masalah tertentu dengan

informan yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan

sebelumnya.

e. Teknik Penentuan Sampel Penelitian

Penentuan populasi dan sampel tepat sangat penting artinya dalam suatu

penelitian , populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama.

Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti yang dianggap

mewakili populasinya. Maka populasi dalam penelitian ini adalah pihak Maskapai

penerbangan Denpasar.

Berdasarkan hal tersebut , pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Non

Probability Sampling ,maka sampel dalam penelitian adalah Petugas yang berkaitan

Page 15: PENDAHULUAN - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11512/2/b0bdaecfd6f2ec45dbc33a03e5d10c85.pdf · Angkutan udara adalah orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ... 1.Bagaimanakah

dengan Maskapai Penerbangan , karena sampel-sampel tersebut memenuhi kriteria dan

sifat-sifat yang peneliti tentukan.

f. Teknik Pengolahan dan analisis data

Untuk yang berpedoman hasil atau jawaban atas permasalahan yang diteliti , maka

keseluruhan data yang terkumpul baik itu berupa data kepustakaan maupun data

lapangan, selanjutnya diolah dan analisa secara kualitatif dalam arti keseluruhan data

yang terkumpul diklasifikasikan sedemikian rupa kemudian diambil yang ada

hubungan dengan permasalahan yang dibahas. Akhirnya diperoleh data yang berupa

menjawab atas rumusan masalah dalam skripsi ini yang selanjutnya disajikan secara

deskriptif analistis yaitu berusaha menganalisa data dengan menguraikan dan

memapaparkan secara jelas dan apa adanya mengenai objek yang diteliti.Data

informasi yang diperoleh dari objek penelitian dikaji dan dianalisa dikaitkan dengan

teori dan peraturan yang berlaku yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan

yang diangkat dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi.