PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS...

368
I I I I - 1 LAPORAN TAHUNAN 2011 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan Pertanian di Nusa Tenggara Barat didukung oleh 4 (empat) Direktorat Jenderal yaitu : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Disamping dana APBN Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura juga mengelola dana DPA - APBD. Provinsi NTB pada tahun 2011 menerima dana Dekonsentrasi ( DK ),Tugas Pembantuan (TP )yang dituangkan dalam 4 program yaitu : Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan (03); Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Industri Hilir, Pemasaran dan Eksport Hasil Pertanian (07); Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan (04); dan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (08), sedangkan untuk alokasi dana Tugas Pembantuan antara lain, a. (03) di UPTD BBI-PPH, b. (07) berada diKab/Kota, Secara rinci tujuan kegiatan prioritas masing-masing program adalah : a. Tujuan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan adalah (1) ketersediaan pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang cukup, aman dan terjangkau melalui swasembada dan swasembada yang bekelanjutan; (2) meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat; dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan pangan. b. Tujuan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan adalah untuk memfasilitasi : (1) berkembangnya usaha hortikultura agar produktif dan efisien menghasilkan berbagai produk hortikultura yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi baik di pasar domestik maupun internasional, dan (2) meningkatnya kontribusi subsektor hortikultura dalam perekonomian nasional, terutama melalui peningkatan devisa dan pertumbuhan PDB. c. Tujuan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Industri Hilir, Pemasaran dan Eksport Hasil Pertanian adalah: (1) memfasilitasi peningkatan kapasitas dan posisi tawar petani; (2) memperkokoh kelembagaan petani; (3) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif; dan (4) meningkatnya pendapatan petani dari hasil usahataninya.

Transcript of PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS...

Page 1: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

I I I I ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan Pertanian di Nusa Tenggara Barat didukung oleh 4 (empat)

Direktorat Jenderal yaitu : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal

Hortikultura, Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air dan Direktorat Jenderal

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Disamping dana APBN Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura juga

mengelola dana DPA - APBD. Provinsi NTB pada tahun 2011 menerima dana

Dekonsentrasi ( DK ),Tugas Pembantuan (TP )yang dituangkan dalam 4 program

yaitu : Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan

Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan (03); Program

Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Industri Hilir, Pemasaran dan Eksport Hasil

Pertanian (07); Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk

Tanaman Hortikultura Berkelanjutan (04); dan Program Penyediaan dan

Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (08), sedangkan untuk alokasi

dana Tugas Pembantuan antara lain, a. (03) di UPTD BBI-PPH, b. (07) berada

diKab/Kota, Secara rinci tujuan kegiatan prioritas masing-masing program adalah :

a. Tujuan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman

Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan adalah

(1) ketersediaan pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang

cukup, aman dan terjangkau melalui swasembada dan swasembada yang

bekelanjutan; (2) meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan

masyarakat; dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi

masalah kerawanan pangan.

b. Tujuan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk

Tanaman Hortikultura Berkelanjutan adalah untuk memfasilitasi : (1)

berkembangnya usaha hortikultura agar produktif dan efisien menghasilkan

berbagai produk hortikultura yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang

tinggi baik di pasar domestik maupun internasional, dan (2) meningkatnya

kontribusi subsektor hortikultura dalam perekonomian nasional, terutama

melalui peningkatan devisa dan pertumbuhan PDB.

c. Tujuan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Industri Hilir,

Pemasaran dan Eksport Hasil Pertanian adalah: (1) memfasilitasi peningkatan

kapasitas dan posisi tawar petani; (2) memperkokoh kelembagaan petani; (3)

meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif; dan (4)

meningkatnya pendapatan petani dari hasil usahataninya.

Page 2: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

I I I I ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

d. Tujuan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana

Pertanian adalah: (1) mengembangkan infrastruktur pertanian khususnya aspek lahan termasuk memperluas lahan pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan serta mengendalikan fungsi lahan dalam rangka mewujudkan pertanian abadi; (2) melakukan upaya optimasi, konservasi, rehabilitasi dan reklamasi lahan dalam rangka pendayagunaan lahan terlantar, pencegahan degradasi lahan; (3) mewujudkan usaha tani yang padi sawah yang ramah lingkungan melalui SRI (System of Rice Intensification)

Pembangunan Tanaman Pangan pada tahun 2011 tergabung di dalam Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan dengan beberapa titik focus, antara lain : Pengelolaan Tanaman Kacang dan Umbi, Pengelolaan Tanaman Serealia, Perbenihan Tanaman Pangan, Perlindungan Tanaman dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), Pasca Panen Tanaman Pangan dan Dukungan Manajemen.

Pembangunan tanaman pangan difokuskan kepada aspek ketersediaan pangan, dimana operasional program pembangunan tanaman pangan pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha bidang tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk, memiliki daya saing dan nilai tambah yang tinggi sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat. Upaya-upaya tersebut meliputi faktor intern usaha tani dalam hal pengelolaan budidaya tanaman sejak persiapan lahan, penyiapan bibit, penanaman bibit hingga penanganan panen. Disamping itu juga pengelolaan faktor luar usaha tani juga mendapat perhatian cukup serius karena sangat mempengaruhi hasil produksi usaha tani yang akan dihasilkan. Faktor tersebut adalah organisme pengganggu tanaman dan perubahan iklim. Khusus untuk perubahan iklim hanya dapat melakukan usaha untuk meminimalisir dampak fenomena perubahannya saja.

Pembangunan tanaman pangan diprioritaskan pada beberapa komoditas unggulan nasional, yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, dan komoditas alternatif/unggulan daerah, seperti talas, garut, gembili, sorgum, gandum dan lain-lain.

Pengembangan ketujuh komoditas prioritas dan komoditas unggulan lokal diaplikasikan dalam beberapa kegiatan, baik kegiatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/Kota, maupun kegiatan pendukung yang merupakan tugas pokok dan fungsi instansi lain.

Pembiayaan program dan kegiatan pembangunan tanaman pangan bersumber dari: (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); (2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) propinsi/kabupaten/kota; (3) kredit (KKP-E, KUKM, KUR, dll); (4) kemitraan (kerjasama dengan swasta), (5) dana masyarakat.

Page 3: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

I I I I ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun anggaran 2011 diarahkan terutama untuk mendukung kegiatan ekonomi nasional dalam memacu pertumbuhan, menciptakan dan memperluas lapangan kerja, meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dan mengurangi kemiskinan, disamping tetap menjaga stabilitas nasional, kelancaran kegiatan penyelenggaraan operasional pemerintahan, dan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Pada tahun anggaran 2011, Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dari anggaran APBN diberikan dalam dua jenis anggaran yaitu anggaran dekonsentrasi dan anggaran tugas pembantuan. Propinsi melaksanakan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi, sedangkan kabupaten/kota melaksanakan Anggaran Tugas Pembantuan.

Agar tujuan dan sasaran pembangunan sub-sektor tanaman pangan yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan yang dibiayai dari APBN dapat berjalan dengan baik, tepat sasaran dan tepat waktu serta anggaran yang tersedia dapat dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin, maka sebelumnya disusun Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan TA 2011.

Pembangunan hortikultura, telah memberikan sumbangan yang cukup berarti

bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dilihat dari

pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), jumlah rumah tangga yang

mengandalkan sumber pendapatan dari subsektor hortikultura, peningkatan

pendapatan masyarakat, perdagangan internasional, sumber pangan masyarakat.

Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat penting dan strategis

karena jenis komoditas ini merupakan kebutuhan pokok manusia yang hakiki, yang

setiap saat selalu harus tersedia dalam jumlah yang cukup dengan mutu yang layak,

aman dikonsumsi, dan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Pasar di

Indonesia sangat besar, dan dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan yang

semakin meningkat sejalan dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk

Indonesia.

Usaha agribisnis hortikultura (buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman

biofarmaka) merupakan sumber pendapatan tunai bagi masyarakat dan petani skala

kecil, menengah dan besar dengan keunggulan berupa nilai jualnya yang tinggi,

jenisnya beragam, tersedianya sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi

serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat. Produk

hortikultura dalam negeri saat ini telah mampu memasok kebutuhan konsumen

dalam negeri melalui pasar tradisional dan pasar modern serta pasar luar negeri.

Ketersediaan sumberdaya hayati yang berupa jenis tanaman dan varietas yang

banyak dan ketersediaan sumberdaya lahan, apabila dikelola secara optimal akan

menjadi sumber kegiatan usaha ekonomi yang bermanfaat untuk penanggulangan

kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja di pedesaan. Kondisi ini ternyata belum

dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat pembangunan subsektor

hortikultura.

Page 4: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

I I I I ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Pembangunan Hortikultura, dilaksanakan dengan enam kegiatan utama yaitu :

1. Pengembangan Sentra Kawasan (Cluster) 2. Sekolah Lapang Good Agriculture Practicies (SL-GAP) 3. Sekolah Lapang Good Handling Practicies (SL-GHP) 4. Peningkatan Sarana dan Prasarana 5. Penguatan Kelembagaan 6. Pemberdayaan Kelompok 7. Dukungan Manajemen

Pengembangan Sentra Kawasan atau yang kemudian dikenal dengan istilah cluster merupakan suatu Kawasan agribisnis hortikultura yang terdiri dari areal budidaya tanaman hortikultura yang disatukan oleh satu kesatuan fasilitas infrastruktur ekonomi seperti jalan, pasar dan pengolahan. Melalui pendekatan kawasan diharapkan dapat dicapainya skala minimal usaha yang menghasilkan produk yang kontinyu sesuai dengan kebutuhan pasar dan mensejahterakan petani. Cluster diharapkan sebagai fokus dan salah satu sasaran utama dalam rangka pengembangan hortikultura. Melalui pendekatan kawasan, karakteristik hortikultura yang spesifik dan sarana yang memadai dengan keragaman komoditas yang ada serta dengan nilai ekonomis yang tinggi dan waktu panen yang berbeda, dan secara utuh dalam suatu wilayah akan saling melengkapi dan merupakan potensi ekonomi yang dapat dijadikan sandaran dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.

Sekolah Lapang Good Agriculture Practicies atau yang biasa disingkat SL-GAP adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan melibatkan seluruh aspek di dalam usaha tani yang terdiri dari petani, sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya iklim serta sumber daya lainnya untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman hortikultura. Sekolah Lapang GAP (SL-GAP) merupakan media bagi petani untuk belajar memahami GAP secara mandiri. Prinsip penyelenggaraan SL-GAP adalah belajar dari pengalaman petani dalam melaksanakan kegiatan budidaya. Diharapkan melalui metode pembelajaran ini, petani akan lebih memahami hal-hal terkait dengan GAP di tingkat lapang. Sedangkan petugas hanya bertugas sebagai fasilitator untuk memberi arah bagi proses pembelajaran yang dilakukan. Penyelenggaraan SL-GAP yang dilakukan secara maksimal dapat memberi dan meningkatkan wawasan serta pemahaman pelaku usahatani hortikultura dalam menerapkan GAP/SOP pada kegiatan budidaya hortikultura.

Sekolah Lapang Good Handling Practicies (SL-GHP) adalah kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya tindak lanjut dari kegiatan SL-GAP. SL-GHP juga melibatkan petani sebagai peserta dengan mengadakan kegiatan pertemuan yang pelaksanaannya disesuaikan masa panen komoditas. Komponen SL-GAP dan SL-GHP adalah pertemuan petani dengan menyiapkan konsumsi, perbanyakan materi pengadaan bahan SL, materi, transportasi peserta dan honor pemandu lapang, sedangkan perbedaannya adalah SL-GAP mengambil topik budidaya sedangkan SL-GHP secara luas membahas tentang penanganan pasca panen.

Peningkatan Sarana dan Prasarana Hortikultura dilaksanakan dengan pengadaan alat penunjang untuk agribisnis hortikultura yang diperlukan untuk memperlancar

Page 5: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

I I I I ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

usaha tani terutama dalam pemanenan, penyimpanan dan pengangkutan hasil ke pasar. Hal ini sangat diperlukan mengingat sifat dari produk hortikultura yang tidak tahan lama dan sangat rentan terhadap resiko kehilangan hasil pada saat panen dan pasca panen.

Penguatan Kelembagaan Usaha sangat penting untuk meningkatkan daya saing rantai pasokan, untuk itu perlu dibangun kelembagaan yang mampu memperkuat kohsi horizontal dari pelaku-pelaku usaha dan segmen rantai pasokan dan inregrasi vertikal dari pelaku usaha dari segmen yang berbeda dari rantai pasokan. Kohesi horizontal mencakup kerjasama antara kelompok tani/ gapoktan ataupun kerjasama antar pedagang rantai pasokan. Integrasi vertikal merupakan kerjasama antara pelaku usaha dalam segmen yang berbeda yaitu antara kelompok tani dengan pedagang dan asosiasi.

Pemberdayaan Kelompok dilaksanakan untuk meningkatkan posisi tawar petani dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi usaha. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pembentukan dan penegakan kelompok-kelompok tani, pembentukan gabungan kelompok tani (gapoktan) keberadaan kelompok tani gapoktan disuatu kawasan selanjutnya diarahkan untuk menjadi assosiasi petani atau asosiasi komoditas.

Dalam rangka untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian dan peningkatan daya saing produk pertanian khususnya bidang hortikultura, dibutuhkan berbagai upaya. Salah satu upaya yang merupakan program Departemen Pertanian pada tahun 2011 adalah untuk meningkatkan pembinaan, bimbingan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani di lapangan.010

Beberapa permasalahan masih dihadapi oleh pelaku usaha hortikultura diantaranya

rendahnya produktivitas, lokasi yang terpencar, skala usaha sempit dan belum

efisien, kebijakan dan regulasi dibidang perbankan, transportasi, ekspor dan impor

belum sepenuhnya mendukung pelaku agribisnis hortikultura nasional. Hal ini

menyebabkan produk hortikultura nasional kurang mampu bersaing dengan produk

hortikultura yang berasal dari negara lain. Oleh karena itu untuk meningkatkan

kontribusi subsektor hortikultura ke depan diperlukan dukungan semua pihak secara

terintegrasi sesuai tugas dan fungsinya.

Penerapan sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja, membawa konsekuensi

akan pentingnya pengaturan sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan

yang mengakomodasi semangat reformasi yang lebih demokratis, desentralistik,

sinergis, komprehensif dan berkelanjutan. Sistem penganggaran yang lebih

responsif diperlukan guna memenuhi tuntutan peningkatan kinerja dalam bentuk

hasil pembangunan, kualitas layanan, dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya serta

mempermudah pencapaian sasaran program pembangunan pertanian, khususnya

subsektor hortikultura secara efektif, efisien, akuntabel dan terukur.

Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Pembangunan PPHP tahun 2011 dilaksanakan dengan mengacu kepada lima sub program yang terdiri dari Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian, Pengembangan Mutu dan

Page 6: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

I I I I ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Standarisasi, Pengembangan Usaha dan Investasi, Pemasaran Domestik dan Pemasaran Internasional. Kontribusi Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cukup besar maknanya bagi pembangunan pertanian, terutama bagi ketahanan ketahanan pangan. Kontribusinya adalah penurunan tingkat kehilangan hasil (loses) yang cukup signifikan bagi komoditas padi dan non padi. Selain penurunan tingkat kehilangan hasil baik berupa berat, volume dan kriteria kuantitatif lainnya, penurunan tingkat kehilangan hasil yang menjadi pusat perhatian adalah kehilangan hasil berupa mutu produk (kualitas) karena jika mutu produk tersebut menurun maka harga atau nilai jual produk tersebut juga berkurang dengan sendirinya atau bahkan tidak akan dapat diserap oleh pasar. Standarisasi mutu juga diperlukan dalam rangka memberikan jaminan kepada pasar bahwa produk yang akan dikonsumsi telah diproduksi sesuai porsedur dan aman untuk dikonsumsi. Jaminan tersebut merupakan daya tarik tersendiri yang dimiliki produk bagi pasar dan dapat meningkatkan posisi tawar produk di pasar.

Pembangunan agribisnis selama ini belum sepenuhnya menempatkan profit centre di petani. Petani hanya menerima sebagian kecil dari keuntungan dari suatu system agribisnis. Maka salah implementasi sistem tersebut adalah mengembangkan agroindustri pedesaan dengan pendekatan paradigma baru. Untuk mendukung pengembangan agroindustry pedesaan maka pengembangan usaha dan investasi juga dimasukkan ke salah satu sub program dalam program Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Setelah terbentuknya unit-unit usaha tadi dan sudah mendapatkan tempat di pasar lokal, maka dilaksanakan upaya lanjutan untuk dapat menarik pasar domestik (nasional) dan memperkenalkan produk-produk hasil pertanian unggulan daerah. Kemudian akhirnya produk-produk unggulan daerah tersebut akan diperkenalkan menjadi produk-produk unggulan nasional di pasar internasional.

Pembangunan Pengelolaan Lahan dan Air, tahun 2011 terjadi perubahan nama struktur pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air menjadi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Program yang dilakasanakan oleh Direktorat Jenderal PSP yaitu Program Penyediaan Dan Pengembangan Prasarana Dan Sarana Pertanian terdiri dari : (1) Kegiatan Aspek Pengelolaan Air terdiri dari Pengembangan Jaringan Irigasi

Tingkat Usaha Tani (JITUT), Pengembangan Jaringan Irigasi Desa (JIDES), Koordinasi JITUT dan JIDES, Penyusunan Database Profil Sosial Ekonomi Teknis Kelembagaan P3A/GP3A/IP3A, Pengembangan Embung dan Pengembangan Pertanian Partisipatif.

(2) Kegiatan Aspek Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian terdiri dari Pengembangan Jalan Usaha Tani (JUT), Perluasan Areal, Pertemuan Teknis Perluasan Areal, Pengembangan Metode SRI, Optimasi Lahan, Reklamasi dan konservasi lahan, Rapat Kordinasi Dan Monev Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Identifikasi dan Inventarisasi sekaligus pengkajian dalam rangka penyusunan Peraturan gubernur Tentang Lahan Pertanian.

(3) Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian, Pembiayaan Kelembagaan Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA)

(4) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjan PSP yang terdiri dari SAI dan SABMN, SIMONEV, Pertemuan Penyusunan data dan RKAKL PLA Tahun

Page 7: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

I I I I ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2012, Workshop SAI, Konsolidasi dan Evaluasi Program dan Kegiatan 2011 dan Administrasi Satker

(5) Fasilitas Pupuk dan Pestisida berupa Pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO)

(6) Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), Pemberdayaan dan Fasilitasi Pelayanan Pembiayaan Pertanian

Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan lahan pertanian. Menurut data yang terkumpul dan telah disajikan dalam buku LP2B ( Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan ), tahun 2010 NTB memiliki lahan sawah seluas 239.127 Ha dan lahan pertanian bukan sawah seluas 723.701 Ha, sedangkan lahan bukan pertanian seluas 1.019.652 Ha. Luas lahan pertanian bukan sawah tersebut di NTB berupa lahan kering. Untuk menunjang produksi tanaman pangan dan hortikultura, tahun 2011 dilaksanakan program perluasan areal dan cetak sawah seluas 1.000 ha yang terdistribusi di kabupaten sumbawa (600 Ha), kabupaten sumbawa barat (300 Ha) dan kabupaten dompu (100 Ha).

Dengan demikian maka masih ada peluang peningkatan produksi dengan cara meningkatkan jumlah lahan produktif. Kendala yang saat ini menghambat produksi adalah terbatasnya lahan produktif, serta berkurangnya alih fungsi lahan menjadi non pertanian (bangunan dll,) kendala lain dalam pendayagunaan sumber daya lahan bagi pembangunan pertanian yaitu terjadinya degradasi lahan sawah, kendala lain yang tidak kalah pentingnya yaitu ketersediaan air yang masih sangat terbatas. Beberapa tempat di Kabupaten Sumbawa Barat, Sumbawa dan Bima terdapat ketersediaan sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata air tersebut.

Pembangunan dan pengelolaan irigasi merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dalam pembangunan pertanian dan pedesaan. Sejarah telah mencatat bahwa keberhasilan pencapaian swasembada beras yang pernah dicapai Indonesia pada era 80-an tidak dapat dilepaskan dari dukungan infrastruktur irigasi. Pemerintah selama ini telah memberikan perhatian besar terhadap penyediaan infrastruktur irigasi untuk mendukung ketahanan pangan nasional, terutama di daerah-daerah penghasil beras.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB tahun anggaran 2011, pemerintah Pusat mengalokasikan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Anggaran dekonsentrasi dilaksanakan oleh Propinsi, sedangkan anggaran tugas pembantuan dilaksanakan oleh kabupaten/kota. Adapun anggaran yang dialokasikan oleh masing-masing Direktorat Jenderal Kementerian Pertanian ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB adalah sebagai berikut :

Page 8: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

I I I I ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel I-1. Alokasi Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Serta Serapan Anggaran Di Provinsi NTB TA. 2011.

Keu (Rp) % Keu % Fisik

1 DIPA TP (03) DK 2.130.840.000 1.725.783.330 80,99 87,02

2 DIPA TP (03) TP (BBI) 460.390.000 443.943.725 96,43 100,00

3 DIPA Horti (04) DK 5.157.800.000 3.464.393.375 67,17 75,46

4 DIPA P2HP (07) DK 1.390.250.000 1.309.322.900 94,18 99,02

5 DIPA P2HP (07) TP 1.850.000.000 1.834.844.400 99,18 99,20

6 DIPA PLA (08) DK 900.000.000 883.332.092 98,15 98,21

Jumlah 11.889.280.000 9.661.619.822

No Sumber Dana Jumlah (Rp) SERAPAN ANGGARAN

Disamping dana APBN Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura juga mengelola dana yang bersumber dari APBD Provinsi berupa DPA SKPD sebesar Rp. 36.920.578.765,- terdiri dari Belanja Tidak Langsung (BTL) sebesar Rp. 20.299.007.000,- dan Belanja Langsung (BL) sebesar Rp. 16.621.571.765,- kemudian dalam APBD perubahan menjadi sebesar Rp. 37.509.855.111,- terdiri dari Belanja Tidak Langsung (BTL) sebesar Rp. 21.654.312.346,- dan Belanja Langsung (BL) sebesar Rp. 15.855.542.765,-.

Jumlah total serapan anggaran DPA - SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB di akhir tahun 2011 sebesar Rp. 34.636.239.924,- atau sebesar 92,34 % dari total anggaran. Dari total tersebut untuk belanja tidak langsung tercapai serapan anggaran sebesar Rp. 20.506.492.496,- atau sebesar 94,70 % dari pagu anggaran belanja tidak langsung. Untuk belanja langsung tercapai Rp. 14.129.747.428,- atau sebesar 89,12 % dari anggaran belanja langsung. Capaian, sisa dan detail dari masing-masing sumber anggaran dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar I-1. Total Realisasi Serapan Anggaran DPA - SKPD Dinas Pertanian TPH Prov. NTB TA. 2011.

BL

Rp.14.129.747.42

8

(37,67%)

BTL

Rp.20.506.492.49

6

(54,67%)

Sisa BL

Rp.1.725.795.33

7

(4,60 %)

Sisa BTL

Rp.1.147.819.85

0

(3,06%)

Sisa

Rp.2.873.615.1

87

(7,66 %)

Page 9: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

I I I I ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Dari realisasi serapan anggaran DPA - SKPD Dinas Pertanian TPH Prov. NTB TA. 2011 terdapat sisa dana siap sebesar Rp. 2.873.615.187,- atau sebesar 7,66 % yang berasal dari nilai sisa dari masing-masing unit kerja. Perincian dari nilai sisa masing-masing unit kerja tersebut dapat dilihat pada table berikut :

Tabel I-2. Alokasi dan Serapan Anggaran APBD Provinsi NTB TA. 2011 di Masing-Masing Unit Kerja

Pagu Dana Realisasi Sisa Dana

2011 ( Rp ) ( Rp ) ( Rp )

Belanja Langsung 15.855.542.765 14.129.747.428 1.725.795.337 89,12 96,94

Belanja Tdk Langsung 21.654.312.346 20.506.492.496 1.147.819.850 94,70 94,70

Total DPA-SKPD 37.509.855.111 34.636.239.924 2.873.615.187 92,34 96,26

Belanja Langsung

1 Sekretariat 1.487.616.775 1.326.319.346 161.297.429 89,16 100,00

2 Bid. Tanaman Pangan 5.432.450.600 4.821.527.250 610.923.350 88,75 100,00

3 Bidang Hortikultura 382.986.120 308.232.750 74.753.370 80,48 100,00

4 Bidang PPHP 821.760.050 658.952.378 162.807.672 80,19 91,36

5 Bidang PLA/PSP 405.384.000 396.101.700 9.282.300 97,71 100,00

6 UPTD BBI-PPH 2.250.985.600 2.141.124.957 109.860.643 95,12 100,00

7 UPTD BPSB-TPH 483.806.000 452.054.354 31.751.646 93,44 100,00

8 UPTD BPTPH 1.148.162.000 955.047.203 193.114.797 83,18 100,00

9 UPTD BDP 478.226.520 447.251.641 30.974.879 93,52 98,25

10 UPTD SPP Mataram 2.441.377.647 2.138.425.139 302.952.508 87,59 92,83

11 UPTD SPP Bima 522.787.453 484.710.710 38.076.743 92,72 100,00

No Bidang/Subag/ UPTD Keuangan

( % )

Fisik (

% )

Disamping pencapaian serapan anggaran dari APBD, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusa Tenggara Barat TA. 2011 juga memiliki peran dalam pembentukan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada tahun anggaran 2011, PAD tercapai sebesar Rp.1.942.954.900,- dari target sebesar Rp. 2.270.750.000,- atau sebesar 85,56 %. PAD ini sebagian besar bersumber dari UPTD Balai Benih Induk – Padi, Palawija dan Hortikultura (BBI-PPH), terdiri dari Retribusi jasa usaha, Retribusi penjualan usaha dan lain-lain PAD yang sah .

Untuk memberikan gambaran dan pertanggungjawaban terhadap program kegiatan yang sudah dilaksanakan disusunlah laporan tahunan yang lengkap dan terperinci mengenai pencapaian serapan anggaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura TA. 2011, baik berupa dana yang bersumber dari APBN (Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi) dan APBD maupun pencapaian PAD TA 2011 maka disusunlah Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2011.

Page 10: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIIIII ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB II

KEADAAN UMUM WILAYAH

A. Gambaran Umum Provinsi NTB

Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak diantara 155o 46’ sampai 119o 5’ Bujur Timur dan 8 o 10’ sampai 9o 5’ Lintang Selatan.

Nusa Tenggara Barat terdiri atas dua Pulau besar, yaitu : Pulau Lombok dengan luas wilayah 4.738,70 km² dan Pulau Sumbawa dengan luas wilayah 15.414,45 km².

Batas-batas Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :

a. Disebelah Utara : Laut Flores

b. Disebelah Selatan : Lautan Indonesia

c. Disebelah Barat : Selat Lombok

d. Disebelah Timur : Selat Sape

Luas daerah Nusa Tenggara Barat adalah : 2.015.315 km², dengan keadaan topografi untuk Pulau Lombok dibagian utara terdapat gunung-gunung tinggi dengan puncaknya seperti :

a. Gunung Rinjani : 3.726 m.

b. Gunung Timanuk : 2.362 m.

c. Gunung Nangi : 2.330 m.

d. Gunung Parigi : 1.532 m.

e. Gunung Plawangan : 2.638 m.

f. Gunung Baru : 2.376 m.

Di bagian Barat Laut (sebelah Utara Kota Ampenan) terdapat bukit, dimana disepanjang bukit dan pertemuan gunung-gunung tersebut terdapat sumber-sumber mata air yang sangat berperan dalam peningkatan produksi pertanian. Dibagian tengah Pulau Lombok terdapat dataran rendah yang bentuknya datar sampai bergelombang. Sebagian besar daerah ini merupakan daerah persawahan dan daerah perkebunan. Topografi Pulau Sumbawa terdiri dari pegunungan dan berbukit.

Page 11: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIIIII ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Puncaknya yang tertinggi adalah Tambora dengan ketinggian 2.851 m, Gunung Batulanteh dengan ketinggian 1.730 m dan Gunung Soromandi / Donggo dengan ketinggian 1.467 m.

Tingkat kemiringan dan tinggi tempat Wilayah Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel II-1

Kemiringan Wilayah NTB

No. Tingkat kemiringan Luas

Km² %

1. Diatas 40 % (Daerah bergunung) 392.100 19,45

2. 15 % - 40 % (Daerah berbukit) 764.868 37,95

3. Kurang dari 15 % (Daerah Landai) 858.847 42,60

Jumlah 2.015.315 100,00

Sumber : Nusa Tenggara Barat Dalam Angka Tahun 2010

Tabel II-2 Ketinggian Wilayah Nusa Tenggara Barat

NO. Tinggi Tempat Luas

Keterangan Km² %

1. 0 – 100 527.776 26,18 Kabupaten se NTB

2. 101 – 500 913.465 45,32 Kabupaten se NTB

3. 500 – 1.000 433.884 21,52 Kabupaten se NTB

4. > 1.000 140.190 6,98 Kabupaten se NTB

Jumlah 2.015.315 100,00

Sumber : Nusa Tenggara Barat Dalam Angka Tahun 2010

B. Penduduk.

Jumlah penduduk di Nusa Tenggara Barat hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010, jumlah penduduk Nusa Tenggara Barat mencapai 4.434.012 jiwa. Dengan rincian, laki-laki sebanyak 2.119.538 jiwa dan perempuan sebanyak 2.314.474.802 jiwa.

Rincian jumlah penduduk untuk masing-masing Kabupaten/Kota tahun 2006 s/d 2010, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Page 12: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIIIII ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel II-3

Jumlah Penduduk Provinsi NTB Tahun 2006 s/d Tahun 2010

Luas

Wilayah

2005 2006 2007 2008 2009 2010 (Km2)

1 Mataram 356.748 353.183 356.141 362.243 375.506 402.843 61,30

2 Lobar 743.484 782.943 796.107 816.523 829.777 599.986 1.053,92

3 Loteng 793.440 825.772 831.286 844.105 856.675 860.209 1.208,40

4 Lotim 1.033.669 1.053.347 1.056.312 1.068.486 1.080.237 1.105.582 1.605,55

5 Sumbawa 390.172 403.500 406.888 413.869 420.750 415.789 6.643,98

6 KSB 89.676 95.837 97.013 99.056 101.089 114.951 1.849,02

7 Dompu 206.174 206.414 208.867 213.185 217.479 218.973 2.324,60

8 Bima 410.682 410.275 412.504 416.446 420.207 439.228 4.389,40

9 Kota Bima 119.247 126.035 127.373 129.843 132.292 142.579 207,50

10 KLU - - - - - 200.072 809,53

Jumlah 4.143.292 4.257.306 4.292.491 4.363.756 4.434.012 4.500.212 20.153,15

NoKabupaten /

Kota

Tahun

Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2011

C. Administrasi Pemerintahan.

Secara administratif dan menurut Undang-Undang Nomor 64 tahun 1958 Daerah Nusa Tenggara Barat diresmikan menjadi Provinsi Daerah Tingkat I pada tanggal 17 Desember 1958. Sampai dengan tahun 2010, dengan adanya pemekaran Kabupaten Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 (delapan) Kabupaten dan 2 (dua) Kota. Dengan telah dimekarkan kecamatan di Kabupaten, sampai saat ini jumlah Kecamatan menjadi 116 dan 1.085 Desa/Kelurahan.

Rincian jumlah kecamatan dan desa/kelurahan per Kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel II-4

Jumlah Kecamatan Tahun 2007-2011 dan Desa/Kelurahan di NTB Th. 2011 Desa /

Kelurahan

2007 2008 2009 2010 2011 2011

1 Mataram 3 6 6 6 6 50

2 Lobar 15 15 15 10 10 123

3 Loteng 12 12 12 12 12 139

4 Lotim 20 20 20 20 20 215

5 Sumbawa 23 24 24 24 24 166

6 Dompu 8 8 8 8 8 79

7 Bima 14 18 18 18 18 178

8 Kota Bima 3 5 5 5 5 38

9 KSB 5 5 8 8 8 64

10 KLU - - - 5 5 33

Jumlah 103 113 116 116 116 1.085

NoKabupaten /

KotaTahun

Kecamatan

Sumber : NTB dalam Angka Tahun 2011

Page 13: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIIIII ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

D. Jenis Tanah dan Luas Baku Sawah.

Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Skala 1 : 250.000 ( Lembaga Penelitian Tanah, 165 dan 167 ), jenis tanah di Provinsi Nusa Tenggara Barat terbagi / dipilahkan menjadi 26 jenis tanah dan paling dominan ada 5 jenis tanah yaitu:

a. Tanah Mediteran : 23,41 % b. Tanah Regosol : 19,35 % c. Tanah aluvial : 7,29 % d. Tanah Grumusol : 5,14 % e. Tanah Latosol : 2,03 %

Sedangkan jenis tanah lainnya adalah jenis tanah Kompleks Latosol Mediteran ditambah jenis tanah lainnya yang belum ada datanya. Jenis tanah dan luasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel II-5 Jenis dan Luas Tanah di Provinsi NTB

No. Jenis tanah Luas

Keterangan Ha %

1. Tanah Mediteran 463.902 23,02 Kab/kota se NTB

2. Tanah Regosol 383.169 19,02 Kab/kota se NTB

3. Aluvial 144.302 7,16 Kab/kota se NTB

4. Tanah Grumusol 101.702 5,05 Kab/kota se NTB

5. Tanah Latosol 40.097 1,98 Kab/kota se NTB

6. Jenis Tanah Lainnya 882.143 43,77 Kab/kota se NTB

Jumlah 2.015.315 100,00 -

Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010

Di Pulau Lombok jenis tanah yang banyak dijumpai adalah jenis tanah Regosol Coklat seluas 36.353 km² dan yang tersempit adalah jenis Regosol Kelabu dan Aluvial hidromorp seluas 1,79 km². Sedangkan di Pulau Sumbawa jenis tanah Komplek Latosol Mediteran Coklat kemerahan dan Mediteran Coklat yang terluas terdapat di Kabupaten Sumbawa seluas 471.720 km², Kabupaten Bima seluas 146.471 km² dan Kabupaten Dompu seluas 711.78km². Di Pulau Lombok jenis tanah ini tidak dijumpai.

Selama lima tahun terakhir di Provinsi Nusa Tenggara Barat telah terjadi peningkatan penggunaan lahan sawah, yaitu dari :

a. Lahan sawah tadah hujan menjadi lahan sawah irigasi non PU b. Lahan sawah irigasi non PU menjadi lahan sawah irigasi sederhana c. Lahan sawah irigasi sederhana menjadi lahan sawah irigasi ½ teknis d. Lahan sawah irigasi ½ teknis menjadi lahan sawah teknis.

Perkembangan penggunaan lahan di Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 14: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIIIII ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel II-6

Perkembangan Luas Baku Lahan Sawah di NTB Tahun 2005 s/d 2010

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Irigasi Teknis 79.957 84.118 78.543 76.433 79.749 74.258

2 Irigasi ½ teknis 71.708 72.967 73.037 78.132 77.788 84.296

3 Irigasi Sederhana 13.904 13.187 14.452 13.924 16.548 15.211

4 Irigasi Non PU 25.074 25.852 24.728 27.777 26.276 27.245

5 Tadah Hujan 36.071 36.396 36.379 34.511 35.850 37.400

Jumlah 226.714 232.520 227.139 230.777 236.211 238.410

No UraianTahun

Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2011

E. Keadaan Iklim

Daerah Nusa Tenggara Barat ditandai oleh 2 musim yaitu musim hujan yang terjadi antara bulan Oktober s/d Maret dan musim kemarau yang terjadi antara bulan April s/d September.

Pada dasarnya iklim di Nusa Tenggara Barat dicirikan oleh periode hujan yang pendek yaitu berkisar antara 3-4 bulan basah dan musim kering yang panjang yaitu sampai lebih dari 6–9 bulan. Tipe iklim di Nusa Tenggara Barat menurut Oldeman dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II-7 Tipe Iklim menurut Oldeman di Nusa Tenggara Barat

No. Type

Iklim

Hujan Wilayah

Basah Kering

1. C3 5 – 6 4 – 6 Kabupaten Lombok Barat membujur ke Timur dan

Kabupaten Sumbawa Bagian Tengah.

2. D3 3 – 4 4 – 6 Lombok Barat menuju ke Lombok Selatan dan sebagian besar Pulau Sumbawa.

3. D4 3 – 4 6 Lobar bagian Utara sebagian Kabupaten Sumbawa

Bagian Timur serta sebagian besar Kab. Bima.

4. E3 3 4 – 6 Kabupaten Sumbawa bagian selatan membujur ke

timur, se bagian Kabupaten Dompu & Bima.

5. E4 3 6

Kabupaten Lombok timur membujur ke selatan serta Kabupaten Bima sebelah timur.

Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010

Kriteria Oldeman yang menggunakan besarnya curah hujan bulanan rata-rata untuk menentukan bulan basah dan kering dapat dipakai pula untuk menentukan periode penanaman. Zone curah hujan di Nusa Tenggara Barat dibagi menjadi 7 (tujuh) Zone berdasarkan homogenitas wilayah (topografi, ketinggian tempat, dan temperatur).

Page 15: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIIIII ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel II-8

Pembagian Zone Curah Hujan di NTB

No. Zone Wilayah

1. Lombok Bagian Utara Gondang, Bayan dan Sambelia

2. Lombok Bagian Tengah Mataram, Peninjauan, Gerung, Kopang, Puyung, Montong Baan, Dasan Lekong, Lenek dan

Pringgabaya.

3. Lombok Bagian Selatan Sekotong, Sengkol, Mujur, Janapria, Keruak & Rensing.

4. Sumbawa Bagian Barat Lunyuk, Taliwang, Alas, Uthan Rhee dan Sumbawa.

5. Sumbawa Bagian Timur Moyohilir, Lape, Plampang dan Empang.

6. Dompu dan Bima Bagian Barat Dompu, Kilo, Kempo, Bolo dan Monta.

7. Bima Bagian Timur Sape dan Wawo.

Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010

F. Transportasi

Tabel II-9

Pelabuhan dan Bandar Udara di NTB

No. Kab./

Kota

Bandar Udara Pelabuhan

Nama Lokasi Nama Lokasi

1. Kota

Mataram

Selaparang Rembiga,

Mataram

Ampenan Pelsus

Pertamina Ampenan

2. Lombok

Barat

- - Lembar, Pemenang Lembar,

Pemenang

3. Lombok Timur

- - Kayangan, Labuhan Lombok

Labuhan Lombok

4. Sumbawa Brang Biji Sumbawa Besar

Badas Alas Sumbawa, Badas Alas

5. Dompu - - Kempo

Calabai

Kempo

6. Bima M Salahudin Bima Bima Sape Bima Sape

8. Sumbawa Barat

Tropical Air Ship Water

Base PT NTT

Selaparang

Sekongkang Benete

Benete Benete

9. Kota Bima - - Bima Tanjung

Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010

Page 16: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB III

KEDUDUKAN TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI NTB

A. Gambaran Umum Pelayanan SKPD

1. Kedudukan

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas-dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, kedudukan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :

a. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah unsur Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

b. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dipimpin oleh Kepala Dinas.

c. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara administratif dikoordinasikan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan.

2. Tugas Pokok dan Fungsi

a. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pertanian meliputi tanaman pangan daan hortikultura berdasarkan asas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi.

b. Dalam pelaksanaan tugas pokok sebagaimana dimaksud point 1, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian meliputi tanaman

pangan dan hortikultura; 2) Perencanaan program dan kegiatan bidang pertanian meliputi

tanaman pangan dan hortikultura; 3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;

Page 17: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4) Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;

5) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;

6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, terdiri dari :

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, terdiri dari : a. Sub bagian Program dan Pelaporan; b. Sub bagian Keuangan; c. Sub bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Produksi Tanaman Pangan, terdiri dari : a. Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan; b. Seksi Budidaya Serealia Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian; c. Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman

Pangan.

4. Bidang Produksi Hortikultura, terdiri dari : a. Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura; b. Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka. c. Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura.

5. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, terdiri dari : a. Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil; b. Seksi Pemasaran Hasil dan Mutu; c. Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha.

6. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air, terdiri dari : a. Seksi Pengelolaan Lahan dan Konservasi; b. Seksi Perluasan Areal; c. Seksi Pengelolaan Air.

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

8. Jabatan Fungsional

C. Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 21 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Provinsi

Page 18: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Nusa Tenggara Barat, Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :

1. Kepala Dinas

a. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang pertanian meliputi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang merupakan urusan pemerintahan provinsi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang

pertanian meliputi Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2) Pembinaan dan pelaksanaan tugas urusan pemerintahan bidang

pertanian meliputi Tanaman Pangan dan Hortikultura. 3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai

dengan tugas dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

2. Sekretariat

a. Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan administrasi yang meliputi ketatausahaan, umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan pemeliharaan kantor.

b. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Sekretariat menyelenggarakan fungsi : 1) Melaksanakan persiapan perumusan kebijakan dan koordinasi. 2) Pengelolaan urusan keuangan. 3) Pelaksanaan pembinaan administrasi dalam arti melakukan urusan

ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan dan keprotokolan.

d. Sekretariat membawahi :

1) Sub bagian Program dan Pelaporan a) Sub bagian Program dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub

Bagian. b) Sub bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas

menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,

Page 19: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

perencanaan dan penyusunan program, pengumpulan dan analisis data, evaluasi program dan pelaporan.

c) Rincian tugas Sub bagian Program dan Pelaporan, adalah : (1) Menyiapkan bahan dalam rangka perumusan

kebijakan, program dan pelaporan. (2) Menghimpun dan menganalisa data dalam rangka

program dan pelaporan. (3) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

pelaksanaan Program dan Pelaporan. (4) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian

Program dan Pelaporan. (5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

2) Sub bagian Keuangan a) Sub bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian. b) Sub bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan urusan keuangan. c) Rincian tugas Sub bagian Keuangan, adalah :

(1) Mengumpulkan / mengolah data keuangan untuk bahan penyusunan laporan keuangan.

(2) Menyiapkan bahan usulan dan pemberhentian pemimpin kegiatan, kuasa pemimpin kegiatan, bendaharawan dan atasan langsungnya.

(3) Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana penerimaan dan anggaran belanja dinas baik rutin maupun pembangunan.

(4) Menyiapkan bahan penyelenggaraan pembinaan administrasi keuangan dan perbendaraan.

(5) Mencatat dan mengklarifikasi laporan hasil pemeriksaan serta penyiapan tindak lanjut.

(6) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Keuangan .

(7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3) Sub bagian Umum dan Kepegawaian a) Sub bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala

Sub Bagian. b) Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas

melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggan, keprotokolan di lingkup dinas.

c) Rincian tugas Subbagian Umum dan Kepegawaian, adalah : (1) Melalukan urusan ketatausahaan. (2) Melakukan urusan kepegawaian. (3) Melakukan Urusan Perlengkapan. (4) Melaksanakan urusan kerumahtanggaan dan

keprotokolan.

Page 20: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(5) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagaian Umum dan Kepegawaian.

(6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3. Bidang Produksi Tanaman Pangan

a. Bidang Produksi Tanaman Pangan mempunyai tugas pokok yaitu perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, evaluasi di bidang pembenihan, sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknlogi tanaman pangan.

b. Bidang Produksi Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang produksi tanaman pangan menyelenggarakan fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perbenihan dan sarana

produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi tanaman pangan.

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi tanaman pangan.

3) Penyusunan pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi tanaman pangan.

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi tanaman pangan.

5) Pelaksanaan Administrasi Bidang Produksi Tanaman Pangan.

d. Bidang Produksi Tanaman Pangan membawahi :

1) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan. a) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan

dipimpin oleh Kepala Seksi. b) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan, pedoman, kriteria, dan prosedur serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi tanaman pangan.

c) Rincian tugas Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan adalah : (1) Melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, pedoman, kriteria dan prosedur. (2) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

perbenihan dan sarana produksi tanaman pangan. (3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

2) Seksi Budidaya Serealia Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian

Page 21: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

a) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Seksi.

b) Seksi Budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian mempunyai tugas melaksanakan Penyiapan, perumusan dan pelaksakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur serta bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.

c) Rincian tugas Budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian adalah : (1) Melaksanakan Penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan. (2) Penyusunan pedoman, kriteria, prosedur serta

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan. a) Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan

Teknologi Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Seksi. b) Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan

Teknologi Tanaman Pangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, kajian, dan penyebarluasan informasi teknologi perbenihan dan sarana produksi, perlindungan tanaman, teknologi budidaya tanaman pangan.

c) Rincian tugas Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan adalah :

(1) Melakukan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan dan kajian.

(2) Penyebarluasan informasi teknologi perbenihan dan sarana produksi, budidaya,serta perlindungan tanaman pangan dan teknologi budidaya tanaman pangan.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

4. Bidang Produksi Hortikultura.

a. Bidang Produksi Hortikultura mempunyai tugas Perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, evaluasi di bidang perbenihan, sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.

b. Bidang Produksi Hortikultura dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Page 22: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang Hortikultura mempunyai fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan dibidang perbenihan dan sarana

produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi hortikultura.

2) Pelaksanaan kebijakan dibidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.

3) Penyusunan pedoman, kriteria dan prosedur dibidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.

5) Pelaksanaan administrasi Bagian Produksi Hortikultura.

d. Bidang Produksi Hortikultura membawahi :

1) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura 1) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura dipimpin

oleh Kepala Seksi. 2) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi hortikultura

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pedoman, kriteria dan prosedur serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi hortikultura.

3) Rincian tugas Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan adalah : (1) Melakukan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan

kebijakan pedoman, kriteria dan prosedur. (2) Pemberian bimbingan teknis dan evalusi di bidang

perbenihan sarana produksi hortikultura. (3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

2) Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka 1) Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan

Biofarmaka dipimpin oleh Kepala Seksi. 2) Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan

Biofarmaka mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka.

3) Rincian tugas Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka adalah : (1) Melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan

kebijakan penyusunan pedoman, kriteria dan prosedur.

Page 23: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(2) Bimbingan Teknis dan evaluasi di bidang budidaya buah sayur-sayiran tanaman hinas dan biofarmaka.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura 1) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi

Hortikultura dipimpin oleh Kepala Seksi. 2) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi

Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan, penyusunan kebijakan, kajian dan penyebaran informasi teknologi perbenihan dan sarana produksi, perlindungan tanaman dan teknologi budidaya tanaman Hortikultura.

3) Rincian tugas Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura adalah : (1) Melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan

kebijakan dan kanian. (2) Penyebaran informasi teknologi perbenihan dan sarana

produksi, perlindungan tanaman dan Teknologi budidaya tanaman Hortikultura.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

5. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil

a. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai tugas melaksanakan pembinaan penerapan teknologi pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu; melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu; .menyusun juklak dan juknis bidang pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu.

b. Bidang Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaannya di bidang

pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu.

2) Penyiapan bahan pedoman dan penyusunan petunjuk operasional bidang pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu.

3) Pemberian bimbingan teknis dan evalusi kegiatan serta sarana dan prasarana pendukungnya di bidang pengolahan dan pemasaran hasil.

Page 24: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4) Penyiapan konsep koordinasi antara dinas / badan terkait dalam hal pelaksanaan tugas.

5) Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan. 6) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas serta memberikan saran

pertimbangan kepada atasan.

d. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil membawahi :

1) Seksi Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil. a) Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil mempunyai tugas

melaksanakan pembinaan penerapan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, pelaksanaan kebijakan serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang pasca panen dan hasil pertanian, membuatan juklak dan juknis untuk kelancaran tugas.

b) Rincian tugas Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil adalah : (1) Melaksanakan pembinaan penerapan teknologi pasca

panen dan pengolahan hasil pertanian. (2) Melaksanaan kebijakan serta pemberian bimbingan

teknis dan evaluasi di bidang pasca panen dan hasil pertanian, pembuatan juklak dan juknis untuk kelancaran tugas.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

2) Seksi Pemasaran Hasil. a) Seksi Pemasaran Hasil mempunyai tugas membuat rencana

kerja tahunan, menyiapkan konsep koordinasi dengan unit kerja / instansi terkait, menyiapkan rencana mutu produk hasil pertanian, membuat konsep juklak dan juknis sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

b) Rincian tugas Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil adalah : (1) Membuat rencana kerja tahunan. (2) Menyiapkan konsep koordinasi dengan unit kerja /

instansi terkait. (3) Menyiapkan rencana mutu produk hasil pertanian. (4) Membuat konsep juklak dan juknis sesuai dengan

peraturan perundang-undangan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3) Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha. a) Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha mempunyai

tugas melaksanakan pembinaan, pelaksanaan kebijakan serta memberikan bimbingan teknis dan mengevaluasi

Page 25: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dibidang pembiayaan dan pengembangan usaha. Membuat juklak dan Juknis untuk kelancaran tugas.

b) Rincian tugas Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil adalah : (1) Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan kebijakan (2) Memberikan bimbingan teknis dan mengevaluasi

dibidang pembiayaan dan pengembangan usaha, membuat juklak dan Juknis untuk kelancaran tugas.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

6. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air.

a. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air mempunyai tugas melakukan perumusan pelaksanaan kebijakan, melakukan bimbingan teknis, pemetaan tata ruang komoditas, inventarisasi dan tata alih fungsi lahan pertanian, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura, pengeloalaan lahan, pengelolaan air dan tata guna air pertanian dan monev bidang PLA dan penerapan kaidah-kaidah kesinambungan dan keseimbangan ekosistem lingkungan sumber daya alam.

b. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang Pengelolaan Lahan dan Air mempunyai fungsi : 1) Perumusan kebijakan pemetaan tata ruang komoditas, penataan

alih fungsi lahan pertanian dan inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura, pengelolaan lahan dan pengelolaan air dan tata guna air pertanian.

2) Melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan lahan dan pengelolaan air dan tata guna air pertanian.

3) Penyusunan pedoman, prosedur, kriteria sebagai dasar pelaksanaan kebijakan pengembangan lahan dan pengelolaaan air dan tata guna air pertanian.

4) Melakukan pembinaan teknis dan melakukan monitoring dan evaluasi pengembangan lahan dan pengelolaan air dan tata guna air pertanian.

5) Melaksanakan administrasi Bidang Pengembangan Lahan dan Air.

d. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air membawahi :

1) Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi. a) Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi mempunyai

tugas melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur, bimbingan teknis dan monev bidang optimasi lahan, rehabilitasi, reklamasi lahan dan konservasi lahan.

b) Rincian tugas Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi adalah :

Page 26: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

a. melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur.

b. Melakukan bimbingan teknis dan monev bidang optimasi lahan, rehabilitasi, reklamasi lahan dan konservasi lahan.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

2) Seksi Perluasan Areal. a) Seksi Perluasan Areal mempunyai tugas mempersiapkan dan

melakukan perumusan kebijakan pemetaan tata ruang komoditas, penataan alih fungsi lahan pertanian dan inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura.

b) Rincian tugas Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi adalah : a. Mempersiapkan dan melakukan perumusan kebijakan

pemetaan tata ruang komoditas. b. Melakukan penataan alih fungsi lahan pertanian dan

inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3) Seksi Pengelolaan Air. a) Seksi Pengelolaan Air mempunyai tugas melaksanakan dan

menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur, bimbingan teknis dan monev bidang pengelolaan dan tata guna air pertanian.

b) Rincian tugas Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi adalah : a. Melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan

melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur.

b. Melakukan bimbingan teknis dan monev bidang pengelolaan dan tata guna air pertanian.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

D. Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja UPTD Lingkup Dinas

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pada Dinas Daerah dan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) pada Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :

1. Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura.

Page 27: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

a. UPTD Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat di bidang perbenihan padi, palawija dan hortikultura.

b. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, UPTD Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi : 1) Menyusun rencana teknis perbenihan padi, palawija, dan

hortikultura. 2) Penghasil benih dasar dan benih pokok padi, palawija dan

hortikultura. 3) Pelaksanaan pengamatan teknologi dibidang perbenihan. 4) Penyampaian informasi perbenihan. 5) Pelaksanaan pengujian varietas dan galur harapan yang berasal

dari pemulia tanaman. 6) Pelaksanaan studi, latihan dan arena pertemuan penyuluh

pertanian, kontak tani dan para petugas serta ahli dalam kalangan perbenihan.

7) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

c. Susunan Organisasi BBI Padi, Palawija dan Hortikultura terdiri dari : 1) Kepala UPTD 2) Sub Bagian Tata Usaha 3) Seksi Benih Padi dan Palawija. 4) Seksi Benih Hortikultura 5) Kelompok Jabatan Fungsional.

d. Uraian Tugas :

1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Benih Induk Padi Palawija dan Hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi dilingkungan Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura.

3) Seksi Benih padi dan palawija mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis kegiatan perbenihan padi dan palawija.

Page 28: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4) Seksi Benih Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis kegiatan perbenihan hortikultura.

5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Benih Induk Padi Palawija dan Hortikultura sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

2. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

a. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menpunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Barat di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman pangan dan hortikultura.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi : 1) Penyusunan rencana teknis pemantauan, peramalan dan

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim dan rekomendasinya di bidang pertanian.

2) Pengkajian dan analisis hasil pemantauan, peramalan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim di bidang pertanian.

3) Pengujian dan penerapan teknis pemantauan, peramalan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim di bidang pertanian.

4) Pelaksanaan kebijakan teknis penyidikan penyakit di bidang pertanian lintas kabupaten / kota.

5) Pengembangan teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) menggunakan agen hayati, pestisida nabati dan musuh alami.

6) Penyebarluasan informasi tentang organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim dan rekomendasi pengendaliannya.

7) Pengawasan mutu, residu serta pemantauan dampak penggunaan pestisida.

8) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

c. Struktur Organisasi UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari : 1) Kepala UPTD. 2) Sub Bagian Tata Usaha. 3) Seksi Identifikasi, Analisa dan Evaluasi Serangan Organisme

Pengganggu Tumbuhan. 4) Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium organisme

Pengganggu Tumbuhan. 5) Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 29: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

d. Uraian Tugas :

1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga dan melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.

3) Seksi Identifikasi, Analisa dan Evaluasi Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan mempunyai tugas merencanakan dan mennyelenggarakan kegiatan identifikasi dan evaluasi serangan OPT, bencana alam, faktor iklim, penetapan rekomendasi dan pengendalian OPT serta pengawasan pestisida.

4) Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium Organisme Pengganggu Tumbuhan mempunyai tugas merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan diagnosa OPT dan bencana alam, pengembangan metode pengamatan, peramalan OPT, spesifik lokasi dan teknis pengendalian OPT, penetapan ambang ekonomi serta penggalian dan pengembangan agen hayati dan pestisida nabati.

5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

3. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

a. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Barat dibidang pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura.

b. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi : 1) Penyusunan rencana dan persiapan pelepasan varietas baru. 2) Pengkajian dan analisis teknis mutu benih. 3) Pengujian dan penerapan pengembangan metode pengujian /

analisa benih laboratorium.

Page 30: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4) Pelaksanaan kebijakan teknis penilaian penyebaran varietas padi, palawija dan hortikultura.

5) Pelaksanaan sertifikasi benih. 6) Pengawasan pemasaran benih berdasarkan peraturan yang berlaku. 7) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

c. Susunan Organisasi UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari : 1) Kepala UPTD. 2) Sub Bagian Tata Usaha 3) Seksi Penilaian kultivar, Sertifikasi dan Pengawasan Pemasaran. 4) Seksi Pengujian Benih Laboratorium. 5) Kelompok Jabatan Fungsional.

d. Uraian Tugas :

1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.

3) Seksi Penilaian Kultivar, Sertifikasi dan Pengawasan Pemasaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, pelaksanaan pengelolaan, pengembangan metode dan pengolahan data.

4) Seksi Pengujian Benih Laboratorium mempunyai tugas melakuklan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, pengawasan sistem mutu benih laboratorium.

5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

4. UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram

a. UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi NTB di bidang Pendidikan Pertanian yang

Page 31: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 16161616 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

meliputi sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, sub sektor perikanan, sub sektor peternakan, sub sektor perkebunan dan sub sektor kehutanan.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram menyelenggarakan fungsi : 1) Menyelenggarakan pendidikan formal tingkat menengah kejuruan

bagi lulusan SLTP dan yang sederajad dari Propinsi NTB khususnya dan Indonesia pada umumnya.

2) Penyiapan tenaga teknisi menengah pertanian yang siap pakai, mahir, trampil, memiliki jiwa wirausaha yang berwawasan agribisnis dan agro industri yang berperan serta dalam pembangunan pertanian.

3) Pelaksanaan pusat pengembangan pertanian di wilayah kerjanya. 4) Pelaksanaan koordinasi teknis penyelenggaraan pendidikan dan

akreditasi SPP daerah dan swasta di Provinsi Nusa Tenggara Barat. 5) Pelaksanaan pembinaan pada desa binaan untuk masyarakat

pertanian di pedesaan sekitar SPP Negeri Mataram sebagai salah satu perwujudan SPP Negeri Mataram selaku pusat pengembangan pertanian.

6) Penyediaan sarana dan prasarana dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar mengajar untuk menghasilkan lulusan yang siap pakai dan pengembangan sumber daya manusia pertanian.

7) Pemberdayaan alumni yang belum bekerja untuk melaksanakan kegiatan agribisnis dan agroindustri.

8) Pelaksanaan pemberdayaan petani kecil yang tersebar di Kabupaten / Kota se Nusa Tenggara barat.

9) Pelaksanaan kerja sama dengan instansi terkait, perusahaan agribisnis dan agroindustri, yayasan atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan masyarakat untuk menjalin kemitraan.

10) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

c. Susunan Organisasi UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram terdiri dari : 1) Kepala UPTD. 2) Sub Bagian Tata Usaha 3) Kelompok Jabatan Fungsional

d. Uraian Tugas :

1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 32: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 17171717 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram.

3) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

5. UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima

a. UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi NTB di bidang Pendidikan Pertanian yang meliputi sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, sub sektor perikanan, sub sektor peternakan, sub sektor perkebunan dan sub sektor kehutanan.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima menyelenggarakan fungsi : 1) Menyelenggarakan pendidikan formal tingkat menengah kejuruan

bagi lulusan SLTP atau sederajad yang berada di Kabupaten Bima dan Nusa Tenggara Barat pada umumnya, bahkan dari Nusa Tenggara Timur.

2) Penyiapan tenaga-tenaga muda lulusan sekolah pertanian pembangunan yang siap untuk mandiri/wiraswastawan dalam bidang pertanian dalam arti luas.

3) Penyediaan sarana dan fasilitas guna mendukung penyelenggaraan proses belajar mengajar yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dan ketata usahaan.

4) Pelaksanaan pengembangan usaha pada unit-unit produksi yang berada pada instalasi sekolah seperti koperasi sekolah, kepramukaan, palang merah remaja dan lain-lain.

5) Penyelenggaran administrasi umum dan keuangan.

c. Susunan Organisasi UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima terdiri dari : 1) Kepala UPTD. 2) Sub Bagian Tata Usaha. 3) Kelompok Jabatan Fungsional

d. Uraian Tugas : 1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan

mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian,

Page 33: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 18181818 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

perlengkapan, keuangan dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima.

3) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

6. UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram

a. UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi NTB di bidang Pendidikan dan Latihan Pertanian.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram menyelenggarakan fungsi : 1) Penyusunan rencana program kegiatan diklat dalam arti luas dan

diklat lainnya yang diperlukan untuk pengembangan sumberdaya manusia pertanian.

2) Pengkajian dan analisis teknis program kegiatan diklat pertanian. 3) Pengujian dan penerapan program kegiatan diklat pertanian. 4) Pelaksanaan kebijakan teknis program kegiatan diklat pertanian. 5) Penyiapan data dan informasi sumberdaya manusia pertanian. 6) Pengkajian kebutuhan tenaga kerja dan diklat pertanian.. 7) Koordinasi pelaksanaan diklat pertanian. 8) Pelaksanaan tugas operasional, pemberian layanan administrasi

dan penyediaan sarana/prasarana diklat pertanian. 9) Evaluasi pasca diklat dan pelaporan. 10) Penyelenggaran administrasi umum dan keuangan.

c. Susunan Organisasi UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram terdiri dari : 1). Kepala UPTD. 2). Sub Bagian Tata Usaha. 3). Seksi Perencanaan dan Evaluasi. 4). Seksi Sarana dan Penyelenggaraan. 5). Kelompok Jabatan Fungsional

d. Uraian Tugas : 1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan

mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga serta melaksanakan

Page 34: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 19191919 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram.

3) Seksi Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta bimbingan lanjutan pasca pelatihan.

4) Seksi Sarana dan Penyelenggaraan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, penyusunan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis sarana/prasarana dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

E. Sumber Daya Aparatur

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat didukung oleh 440 personalia yang terdiri dari 425 orang PNS dan 15 orang Non PNS (Honorer), yang tersebar pada Dinas Induk dan 6 UPTD.

F. Struktur Organisasi Dinas

Susunan Organisasi Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari Sekretariat dan empat Bidang. Sekretariat membawahi tiga Sub Bagian yaitu : Sub Bagian Program dan Pelaporan, Sub Bagian Keuangan , Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Disamping sekretariat terdapat empat bidang, yaitu : Bidang Produksi Tanaman Pangan, Bidang Produksi Hortikultura, Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil dan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air. Masing-masing Bidang membawahi tiga seksi.

1. Susunan Organisasi Dan Ketatausahaan

Susunan organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB Tahun 2011, dan personalianya terdiri dari :

Page 35: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 20202020 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel III-1 Susunan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi NTB

No Jabatan Nama Pejabat

1 Kepala Dinas : Ir. H. Abdul Ma’ad, MM

2 Sekretaris : Ir. Usman Fauzi, M.Si

1) Kasubbag Program dan Pelaporan : Sigit Nurwanta, SP.

2) Kasubbag Keuangan : Abdul Gafur, Bsc

3) Kasubbag Umum & Kepegawaian : H. Suparman, S. Sos.

3 Bidang Produksi Tanaman Pangan : Ir. Prihatin Haryono, M. Si.

1) Seksi Pembenihan dan Sarana

Produksi Tanaman pangan

: Ir. Hj. Nur Ilmiati

2) Seksi Budidaya Serealia, Kacang-

kacangan dan Umbi-umbian

: Ir. Budi Subagio, MM

3) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman

Pangan

: Ir. I Made Sukarsa

4 Bidang Produksi Hortikultura : Ir. H. L. Moh. Rais

1) Seksi Pembenihan dan Sarana

Produksi Hortikultura

: Ir. Desak Made Ramawati

2) Seksi Budidaya Buah, Sayuran, Tanaman Hias dan Biofarmaka

: Ir. Abdurahim

3) Seksi Perlindungan Tanaman dan

Penerapan Teknologi Hortikultura

: Yeni Wahyuni, SP, MM

5 Bidang Pengolahan dan Pemasaran

Hasil

: Ir. Hj. Rosyadah

1) Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

: Ir. I Nyoman Sinartha,M.Si

2) Seksi Pemasaran Hasil dan Mutu : Ir. Endy Rohendy

3) Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha

: Hj. Siti Chotijah, SP.

6 Bidang Pengelolaan Lahan dan Air : Ir. Husnul Fauzi, M.Si

1) Seksi Pengelolaan Lahan dan Konservasi

: Ir. Lalu Suwarjaya

2) Seksi Perluasan Areal : Ardin Zain, STP

3) Seksi Pengelolaan Air : Ir. L. Putrajaya

7 Jabatan Fungsional : -

G. Ketatausahaan

1. Kepegawaian

a. Keadaan Pegawai

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB didukung oleh 440 orang personil yang terdiri dari 397 orang PNS, 28 orang CPNS dan 15 orang Non PNS (PTT/Honorer), yang tersebar pada Dinas Induk dan 6 UPTD, dengan rincian sebagai tabel berikut.

Page 36: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 21212121 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel III-2 Personalia Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi NTB Tahun 2011

No. Lokasi PNS CPNSPTT /

HonorerJumlah

1. Dinas Induk 132 2 4 136

2. BBI PPH 53 0 5 58

3. BPTPH 44 0 0 44

4. BPSB TPH 53 2 0 53

5. SPP Bima 25 8 3 28

6. SPP Mataram 55 16 3 58

7. Diklat Pertanian 35 0 0 35

397 28 15 440Jumlah

Keadaan pegawai Dinas Pertanian Provinsi NTB s/d 31 Desember 2011, berdasarkan pangkat/golongan seperti tabel III-3.

Page 37: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 22222222 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel III-3 Keadaan Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan,

Setiap Unit Kerja pada Diperta TPH Provinsi NTB Tahun 2011

IV III II I

1 Kepala Dinas 1 0 0 0 1

2 Sekretariat 1 29 26 6 62

3 Bidang Prod.Pangan 3 14 3 0 20

4 Bidang Prod. Horti 2 9 4 0 15

5 Bidang P2HP 2 14 3 0 19

6 Bidang PLA 2 12 3 0 17

7 UPTD SPP Bima 1 23 8 1 33

8 UPTD BPTPH 3 20 20 1 44

9 UPTD BPSB TPH 1 35 15 4 55

10 UPTD BBI PPH 1 19 25 8 53

11 UPTD SPP MATARAM 14 33 22 2 71

12 UPTD BALAI DIKLAT 11 12 12 0 35

42 220 141 22 425

JmlPangkat / Golongan

Total

No Unit Kerja

Keadaan PNS/CPNS dan Tenaga Honorer Daerah Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, berdasarkan jenjang pendidikan sebagai berikut :

Tabel III-4. Keadaan PNS Dan Tenaga Honorer Daerah Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi NTB, Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan

L P Jml S2 S1 D3 D1 SLTA SLTP SD

1. PNS 273 124 397 23 169 14 10 153 28 0

2. CPNS 11 17 28 1 27 0 0 0 0 0

3. Honda 11 4 15 0 0 3 0 8 0 4

Jumlah 295 145 440 24 196 17 10 161 28 4440

No. Uraian

Jumlah Pegawai Berdasarkan

Jenis Kelamin Jenjang Pendidikan

Dari data di atas, tampak bahwa :

1) Jumlah pegawai berdasarkan gender, adalah : laki-laki 67,05 % dan perempuan 32,95 %.

2) Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan, adalah sebagai berikut : S2 5,45 %, S1 44,55 %, D3 3,86 %, D1 2,27 %, SLTA 36,59 %, SLTP 6,36 % dan SD 0,91%.

Page 38: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 23232323 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

b. Mutasi Kepegawaian

Selama TA. 2011 mutasi kepegawaian yang sudah terealisasi antara lain : Kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, alih tugas dan mutasi status kepegawaian, diuraikan sbb. :

1) Kenaikan Pangkat

Kenaikan pangkat reguler pegawai Diperta NTB tahun 2011 sebanyak 74 orang, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel III-5. Jumlah Pegawai Diperta NTB Yang Memperoleh Kenaikan Pangkat Reguler Tahun 2011

Dari Ke1 2 3 4 5

1. April 2011 IV/d IV/e 2

IV/b IV/c 1

III/d IV/a 1

III/c III/d 7

III/b III/c 5

III/a III/b 20

II/c III/a 1

II/c II/d 3

II/b II/c 1

II/a II/b 15

I/c II/a 1

I/c I/d 7

I/a I/b 4

68

2. Oktober 2011 III/d IV/a 1

III/c III/d 2

III/b III/c 2

III/a III/b 1

6

74

Jumlah

PegawaiPeriodeNo.

Kenaikan Pangkat

Jumlah

Total

Jumlah

2) Kenaikan Gaji Berkala

Kenaikan gaji berkala pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2010, sebanyak 53 orang, dengan rincian sebagai berikut :

Page 39: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 24242424 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel III-6. Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB Tahun 2011

1 2 3 4

1 J a n u a r i I I I 8

I I 4

I 1

2 F e b r u a r i I I I 1

I I 1

3 M a r e t I V 3

I I I 6

I I 6

4 A p r i l I V 2

I I I 5

I I 9

I 1

5 M e i I I I 2

I I 1

6 J u n i I I I 5

I I 1

7 J u l i I I I 1

I I 1

8 A g u s t u s I I I 2

9 S e p t e m b e r I I I 2

I 1

1 0 O k t o b e r I I I 1

1 1 N o p e m b e r - -

1 2 D e s e m b e r I I I 2

J u m l a h 6 9

N o . G o l o n g a nK e n a i k a n G a j i

B e r k a l a B u l a n

J u m l a h

P e g a w a i

3) Pengangkatan Pegawai

Tahun 2011, pegawai lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang diangkat menjadi PNS sebanyak 2 orang, yang diangkat sebagai CPNS sebanyak 28 orang.

c. Kartu Kepegawaian

Pengurusan kartu seperti Karpeg, Karis/Karsu, Askes dan Taspen Pegawai Diperta NTB pada TA.2011, dilaksanakan oleh Sekretaris melalui Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Page 40: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

1 III III III III ---- 25252525 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2. Sarana, Prasarana dan Pelayanan Umum

a. Sarana dan Prasarana

1) Bangunan Kantor Kantor Dinas Pertanian Provinsi NTB terletak di Kota

Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada lahan seluas 9840 m². Bangunan kantor seluas 1.448 m², terbagi dalam 5 (lima) bangunan gedung sebagai berikut : a). Kantor induk seluas 732 m² b). Ruang kerja Bidang Produksi Tanaman Pangan seluas 174

m² c). Gedung bertingkat dua seluas 405 m², sebagai ruang kerja :

(1) Bidang PLA, (2) Bidang Produksi Hortikultura, (3) Bidang P2HP.

d). Ruang Rapat Hortikultura seluas 142 m².

2) Mobilitas

Dalam rangka menunjang dan memperlancar pelaksanaan tugas operasional di Dinas Pertanian Provinsi NTB telah dilengkapi dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Kendaraan yang ada dan dalam keadaan baik di Dinas Pertanian Provinsi NTB pada TA. 2011, berjumlah 37 buah, terdiri dari 12 buah kendaraan roda empat dan 25 buah kendaraan roda dua.

3). Peralatan Kantor

Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan sehari-hari, pada TA. 2011, di Dinas Pertanian Provinsi NTB telah memiliki peralatan kantor/laboratorium melalui pengadaan barang inventaris yang sumber dananya berasal dari rutin, APBD Provinsi maupun APBN.

b. Komunikasi dan Pelayanan Umum (Surat Menyurat)

Kegiatan surat menyurat di Dinas Pertanian Provinsi NTB selama TA. 2011, berjumlah 7.078 surat, terdiri dari 3.608 buah surat masuk dan 3.470 buah surat keluar.

Page 41: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB IV

HASIL PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN

A. PENDAHULUAN

Komoditi tanaman pangan memiliki peran pokok sebagai pemenuh kebutuhan

pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cendrung meningkat,

seiring dengan penambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan

dan pakan. Sehingga dari sisi ketahanan pangan nasional fungsinya menjadi amat

penting dan strategis. Komoditi padi berperan sebagai pemenuhan pokok karbohidrat

masyarakat, sedangkan jagung dan kedelai untuk memenuhi kebutuhan bahan baku

industri pangan olahan dan pakan.

Pembangunan tanaman pangan difokuskan kepada aspek ketersediaan pangan,

dimana operasional program pembangunan tanaman pangan pada dasarnya

merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-

usaha bidang tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk, memiliki daya

saing dan nilai tambah yang tinggi sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan

kesejahtran petani dan masyarakat. Pembanguna tanaman pangan diperioritaskan

pada beberapa komoditas unggulan nasional, yaitu padi, jagung, kedelai, kacang

tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan komoditas alternatif/unggulan daerah

seperti talas, garut, gembili, sorgum, gandum dan lain-lain.

Ketahanan pangan nasional merupakan kunci dari ketahanan nasional.

Peningkatan produksi tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang

hijau, ubi kayu dan ubi jalar) perlu diupayakan dalam rangka pemantapan ketersediaan

beras, jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian yang bersumber dari produksi

dalam negeri.

Sasaran utama pembangunan tanaman pangan tahun 2010-2014 merupakan

turunan dari sasaran utama pembangunan pertanian yang disebut dengan EMPAT

SUKSES PERTANIAN yaitu :

1. mewujudkan pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

2. mewujudkan peningkatan diversifikasi pangan

Page 42: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3. mewujudkan peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor

4. mewujudkan peningkatan kesejahtraan petani

Dalam hal ini, pencapaian sasaran (target) utama diharapkan dapat

memberikan dampak yang sangat signifikan bagi pemenuhan kebutuhan nasional, baik

kebutuhan pangan, kebutuhan pakan, kebutuhan energi maupun kebutuhan bahan

baku untuk industri lainnya. Beberapa kinerja dampak dari pembangunan tanaman

pangan adalah :

1. meningkatnya ketahanan pangan

2. meningkatnya nilai tambah dan daya saing

3. meningkatnya kesejahtraan petani (pendapatan)

Pencapaian sasaran pembangunan subsektor tanaman pangan akan ditempuh

melalui strategi yang mengacu pada strategi yang ditetapkan oleh Kementerian

Pertanian yakni Tujuh Gema Revitalisasi, yaitu :

1. Revitalisasi lahan

2. Revitalisasi Perbenihan dan pembibitan

3. Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana

4. Revitalisasi Sumber Daya Manusia

5. Revitalisasi Pembiayaan Petani

6. Revitalisasi Kelembagaan Petani

7. Revitalisasi Teknologi dan industri hilir

Berkaitan dengan peningkatan produksi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

menetapkan strategi peningkatan produksi tanaman pangan melalui CATUR STRATEGI

Peningkatan Produksi Tanaman Pangan, yaitu :

1. Peningkatan Produktivitas

Strategi ini mendorong petani meningkatkan produktivitas yang dilaksanakan

secara terencana dan berkelanjutan melalui penerapan rekayasa ekonomi,

rekayasa sosial dan teknologi yang efisien dan spesipik lokasi serta didukung

oleh penerapan alat mesin pertanian dengan tetap memperhatikan kelestarian

lingkungan. Dalam mengembangkan penerapan teknologi dilakukan

pewilayahan berdasarkan tingkat produktivitas dan penerapan teknologi yang

ada. Akselerasi penerapan teknologi diarahkan pada daerah-daerah yang

Page 43: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

tingkat produktivitasnya relatif.rendah. Bagi daerah-daerah yang

produktivitasnya telah relative tinggi dimantapkan dengan focus pengembangan

diarahkan kepada aspek rekayasa sosial, ekonomi dan kelembagaan.

Peningkatan produktifitas dapat dicapai melalui :

a. Pengelolaan Lahan

Penyediaan alat mesin pertanian dan pengembangan usaha pelayanan jasa

alsintan pra panen dan pasca panen dilakukan untuk mendorong percepatan

pengolahan lahan, efisiensi usaha dan peningkatan kualitas produk pertanian

tanaman pangan yang dihasilkan

b. Penggunaan Benih bermutu dari varietas ungguls unggul

Penggunaan benih varietas unggul bermutu didorong melalui pembinaan

produsen benih untuk dapat menghasilkan benih secara enam tepat, yaitu

tepat waktu, mutu, varietas, jumlah, lokasi dan harga. Langkah-

langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan benih

varietas unggul bermutu adalah : 1) inventarisasi stok dan penangkaran

benih yang terdapat di masing-masing Kabupaten/Kota dalam setiap skala

waktu tertentu, 2) pemanfaatan stok benih yang ada secara optimal, 3)

pembinaan kepada produsen/penangkar benih agar proses produksi benih

terlaksana secara berkelanjutan.

c. Pengembangan cara Tanam

Pengembangan cara tanam (perbaikan sistem budidaya) dilakukan dengan

upaya-upaya antara lain : 1) perencanaan pola, tata, waktu dan cara tanam

yang tepat sesuai dengan rekomendasi BPTP, 2) pengaturan distribusi

panen yang lebih merata, 3) penerapan cara tanam yang sesuai anjuran

teknologi baru, 4) peningkatan populasi tanaman dengan pengaturan jarak

tanam, 5) penerapan pemupukan berimbang, 6) Penggantian varietas dari

varietas produksi rendah ke varietas produksi tinggi dan perluasan

penggunaan benih padi/jagung hibrida bermutu, 7) penyiapan lahan dengan

teknologi olah tanah yang disesuaikan dengan tipologi lahan dan jenis

tanaman

d. Pengaturan pengairan

Pengembangan jaringan irigasi dan tata guna air sesuai kebutuhan

pengairan usahatani, dilakukan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya

Page 44: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

sehingga penyediaan air bagi pertanaman dapat terjamin sesuai dengan

kebutuhan. Penyediaan air irigasi/pengairan sangat penting untuk

peningkatan produktivitas tanaman pangan, yang dilakukan melalui

perbaikan saluran-saluran yang rusak/bocor maupun melalui penerapan

sistem hemat air seperti sistem leb, pengairan bertahap (intermittent

irigation) serta peningkatan kerjasama dengan perkumpulan petani Pemakai

Air (P3A). Pengembangan bangunan konservasi dan pengelolaan

sumberdaya air seperti embung, sumur resapan, rorak, bendung, cekdam

dan lainnya dapat dimanfaatkan secara merata sepanjang tahun

e. Pemupukan berimbang dan penggunaan pupuk organik

Sebagai sumber hara, pupuk merupakan sarana produksi yang memegang

peranan penting dalam peningkatan produktivitas dan kualitas hasil

tanaman pangan. Pemberian pupuk diberikan dengan teknologi pemupukan

berimbang, yaitu pemupukan yang didasarkan pada kebutuhan tanaman dan

ketersediaan hara tanah spesipik lokasi secara tepat jumlah, jenis, cara dan

waktu pemberian sehingga pupuk menjadi lebih efektif dan efisien.

Pemberian pupuk organik yang berasal dari bahan organik seperti limbah

pertanian/kompos, kotoran hewan, dan pupuk hayati lainnya sangat berguna

untuk meningkatkan unsur hara tanah, daya ikat air dan kapasitas tampung

air oleh tanah.

2. Perluasan Areal

Pengembangan tanaman pangan melalui perluasan areal tanaman dilakukan

melalui :

a. Optimalisasi Lahan

Optimalisasi pemanfaatan lahan dilaksanakan melalui upaya :

1) peningkatan indeks pertanaman (IP) baik IP 100 menjadi IP 200 atau IP

200 menjadi IP 300 maupun IP 0 menjadi IP 100 atau IP 200 pada sawah

irigasi, tadah hujan, lahan kering maupun lahan lebak serta pasang surut,

serta pengembangan padi IP 400

2) penanaman tanaman pangan sebagai tanaman sela/intercroping di lahan

perkebunan, kehutanan maupun hortikultura. Tanaman sela dapat

diusahakan 3-5 tahun atau lebih, sepanjang tajuk tanaman pokok belum

menaungi. Sedangkan pada tanaman pokok sejenis kelapa rakyat,

Page 45: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

tanaman sela dapat dilakukan sepanjang tahun. Untuk lahan transmigrasi,

tanaman pangan dapat diusahakan pada lahan pekarangan, lahan usaha I

maupun lahan usaha II baik secara monokultur maupun tumpang sari.

b. Cetak sawah baru

Cetak sawah baru dilakukan melalui pembukaan lahan pada berbagai tipologi

lahan, khususnya lahan basah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam cetak

sawah baru adalah :

1) Ada inisiatif dari petani/pemuka masyarakat

2) Melakukan survei, investigasi dan desain

3) Status kepemilikan lahan jelas

4) Menghindari vegetasi hutan berat/hutan lindung

5) Pengairan/ketersediaan air terjamin dan

6) Mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat

Penyediaan air irigasi/pengairan melalui pembangunan/perbaikan jaringan

irigasi Teknis Usaha Tani (JITUT), Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dan Tata Air

Mikro (TAM). Perbaikan jaringan irigasi ini diharapkan dapat meningkatkan

ketersediaan air terutama dapat mendorong indeks pertanaman (IP)

c. Pembangunan/perbaikan pompa/sumur/embung

Pembangunan/perbaikan pompa/sumur/embung serta meningkatkan

kerjasama dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Pembangunan

atau perbaikan serta fasilitas sumber-sumber air untuk pertanian sangat

penting dalam mendorong peningkatan produktivitas maupun meningkatkan

perluasan areal tanam

d. Rehabilitasi dan Konservasi Lahan

Rehabilitasi dan konservasi lahan pertanian dilakukan pada lahan sawah

terlantar atau yang selama ini tidak dimanfaatkan/ditanami tanaman pangan

dan semak blukar. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka rehabilitasi

dan konservasi lahan antara lain :

1) Teknologi penyiapan/pembersihan lahan dari semak blukar

2) Perbaikan saluran irigasi

3) Pemanfaatan pompa air Traktor dan

4) Pengembangan usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) dan lain-lain

Page 46: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3. Pengamanan Produksi

Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengatasi gangguan organisme

pengganggu tumbuhan (OPT), dampak perubahan iklim (DPI) dan pengamanan

kualitas. Berbagai kendala dan permasalahan yang di hadapi dalam

mengamanan kualitas serta kehilangan hasil akibat penanganan panen dan

pasca panen yang tidak benar, dan pengembangan lumbung dan gudang. Ada

3 (tiga) sub strategi yang dapat dilakukan dalam rangka pengamanan produksi

yaitu :

a. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan ( OPT )

Gangguan OPT diatasi dengan menerapkan sistem pengendalian hama

terpadu (PHT), yaitu menerapkan berbagai cara pengendalian menjadi satu

kesatuan pengendalian yang kompatibel sehingga OPT tidak menimbulkan

kerugian. Pengendalian OPT dengan menggunakan pestisida diharapkan

menjadi alternatif terakhir, yaitu jika sistem pengendalian dengan metode

PHT tidak memungkinkan lagi atau serangan OPT telah terjadi secara

eksplosif dengan tingkat serangan berat

b. Pengembangan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim

Pengamanan hasil dari dampak perubahan iklim dilakukan dengan

memperkuat antisipasi agar kerusakan tanaman dapat dihindari.

Pengamanan produksi dari dampak kekeringan dilakukan melalui : efisiensi

penggunaan air; penyiapan embung, cek dam, bak penampungan air,

sumur, dan lain-lain; penerapan pola tanaman yang tepat; pemilihan

komoditas dan atau varietas umur pendek dan toleran kekeringan;

percepatan tanam; penanaman gogo rancah untuk padi dan penyiapan taxi

pump. Sedangkan pengamanan produksi dari dampak banjir dilakukan

melalui perbaikan saluran air, pembangunan/perbaikan cek dam dan

penguatan tanggul-tanggul.

Upaya untuk mengurangi kehilangan hasil dilakukan dengan menerapkan

teknologi panen dan pasca panen saat ini relatif tinggi berkisar antara 10-15

persen. Untuk mengurangi kehilangan hasil tersebut perlu ditingkatkan

pemasyarakatan penggunaan alsin panen dan pasca panen seperti sabit

bergerigi, mesin perontok (thresher), alat pengering (dryer), dan alat

Page 47: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

penyimpan. Untuk mendorong petani menggunakan thresher dan dryer

dapat memanfaatkan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang ada

Dari upaya pengamanan produksi tersebut diharapkan dapat dihindari

kehilangan hasil maksimal sekitar 5 persen, yaitu 2 persen akibat gangguan

OPT dan 3 persen dari pengaman hasil dari dampak perubahan iklim, serta

tercapainya penambahan produksi dari penurunan kehilangan hasil (losses)

c. Pengembangan Lumbung dan Gudang

Upaya pengembangan lumbung dan gudang perlu dilakukan untuk

menyimpan produksi yang dihasilkan sehingga pengamanan ketahanan

pangan dapat terjamin secara berkelanjutan. Lumbung dan gudang

merupakan instrumen untuk mempercepat cadangan pangan nasional

4. Penguatan Kelembagaan dan Pembiayaan

a. Pemantapan Kelembagaan Petani

Untuk dapat berkembangnya sistem dan usaha agribisnis tanaman pangan

diperlukan penguatan kelembagaan baik kelembagaan petani, maupun

kelembagaan usaha dan pemerintah agar dapat berfungsi sesuai dengan

peran masing-masing. Kelembagaan petani dibina dan dikembangkan

berdasarkan kepentingan masyarakat dan harus tumbuh dan berkembang

dari masyarakat itu sendiri

Kelembagaan pertanian antara lain yang meliputi kelembagaan penyuluhan

(BPP), kelompok tani (Poktan), gabungan kelompok Tani (Gapoktan),

koperasi tani (Koptan), penangkar benih, pengusaha benih, institusi

perbenihan lainnya, kios, KUD, pasar, pasar desa, pedagang, asosiasi petani,

asosiasi industri olahan, asosiasi benih, LSM, KTNA, HKTI, P3A, UPJA,

KUPJA, kios saprodi dan kemitraan diupayakan diberdayakan seoptimal

mungkin untuk mendukung keberhasilan pembangunan tanaman pangan.

Selain kelembagaan yang berbasis langsung petani, pembangunan tanaman

pangan juga melibatkan kelembagaan lain di pedesaan, yaitu Lembaga

Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) berbasis keagamaan seperti

pondok pesantren, paroki, gereja, vihara, subak dan lain-lain

Pada era otonomi daerah, dibeberapa daerah terlihat bahwa penyuluhan

tidak sepenuhnya berjalan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu dengan

Page 48: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

terbitnya Undang-Undang No 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan diharapkan dapat lebih menguatkan

peran penyuluhan dalam pelaksanaan pembangunan pertanian, khususnya

pembangunan tanaman pangan

b. Pembiayaan

Bagi petani atau kelompok tani yang kekurangan modal dalam

pengembangan usahataninya dapat memanfaatkan fasilitas Kridit Ketahanan

Pangan dan Energi (KKP-E) dan Kridit Usaha Rakyat (KUR) dan LDPM

(Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat). Peruntukan dana pinjaman

tersebut diarahkan antara lain untuk pengadaan saprodi, sarana prasarana,

dan pembelian hasil produksi

c. Kemitraan

Upaya untuk memediasi/memfasilitasi terjadinya kemitraan usaha antara

petani/kelompok tani dengan industri/swasta atau stake holder lainnya yang

bergerak di bidang agribisnis mulai dari subsistem hulu sampai hilir

(perusahaan saprodi, penangkar benih, perusahaan pengolahan hasil,

perdagangan) serta lembaga keuangan lainnya perlu terus dilakukan.

Dengan adanya koordinasi antar pihak terkait tersebut, makadi harapkan

hubungan sinergis antara subsistem agribisnis akan berjalan dengan

sempurna. Pemerintah daerah sebagai fasilitator diharapkan dapat

merupakan pemeran utama keberhasilan terjadinya kerjasama tersebut.

d. Optimalisasi Penanganan Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Kegiatan off-farm seperti pengolahan hasil dan pemasaran akan banyak

memperoleh nilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan dan

kesejahtraan petani. Oleh karena itu, pengolahan hasil dan pemasaran perlu

dikembangkan dengan cara penyebar luasan penerapan teknologi dan

pengembangan alat mesin pengolahan, penyimpanan hasil serta penataan

jaringan pemasaran. Peluang-peluang pemasaran hasil antara lain melalui

kemitraan atau menjalin kerjasama dengan pengusaha/pedagang juga harus

dikembangkan

e. Pemantapan Manajemen Pembangunan

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan tanaman pangan sangat

bergantung pada manajemen yang diterapkan. Oleh sebab itu, manajemen

Page 49: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

pembangunan harus terus diupayakan untuk diperkuat dan dimantapkan,

mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,

pengendalian, monitoring dan evaluasi. Perencanaan ke depan akan terus

dimantapkan melalui penerapan perencanaan partisipatif, bottom up, dan

terpadu yang diseraskan dengan kebijakan nasional.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian pada tahun 2011

melaksanakan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu

Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada

Berkelanjutan yang memiliki 9 (sembilan) kegiatan, yaitu (1) Pengelolaan produksi

tanaman serealia; (2) Pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi; (3)

Pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan; (4) Penyaluran subsidi benih

tanaman; (5) Penanganan pasca panen tanaman pangan; (6) Penguatan perlindungan

tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI; (7) Pengembangan metode pengujian

mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih;

(8) Pengembangan peramalan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT); dan

(9) Dukungan manajemen dan teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan.

Pengembangan ke tujuh komoditas prioritas dan komoditas unggulan lokal

diaplikasikan dalam beberapa kegiatan, baik kegiatan yang menjadi tugas pokok dan

fungsi Dirjen TP dan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota, maupun kegiatan

pendukung yang merupakan tugas pokok dan fungsi instansi lain.

Kegiatan peningkatan produksi tanaman pangan merupakan upaya yang

terkoordinasi untuk membangun pertanian tangguh dengan memasyarakatkan

teknologi dan inovasi baru melalui upaya Pengelolaan Tanaman dan Sumber daya

Terpadu (PTT). Pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan adalah melalui

pendekatan agribisnis, pendekatan pembangunan pertanian dan pedesaan terpadu dan

berkelanjutan dengan berbasis sumberdaya pertanian. Disamping itu kelembagaan

pedesaan juga dibina, baik yang berfungsi sebagai penghantar (delivery) yaitu

kelembagaan penyuluhan pertanian, perkreditan, pemasok sarana produksi, serta

pengolahan dan pemasaran hasil, maupun yang berfungsi sebagai penyerap/penerima

(receving) yaitu kelompok tani dan koperasi.

Page 50: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Upaya peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai di Provinsi NTB yang

terfokus pada penerapan SL-PTT tahun 2010 pada areal seluas 125.540 ha ( padi non

hibrida 83.350 ha, padi lahan kering 10.000 ha, jagung 1.740 ha dan kedelai 25.000 ha

serta kacang tanah 3.250 ha) hektar, maka pada tahun 2011 fokus kegiatan SL-PTT

telah dilanjutkan dan diperluas menjadi 136.450 ha ( padi non hibrida 89.700 ha,

padi lahan kering 15.750 ha, jagung 6.000 ha dan kedelai 25.000 ha )

Sekenario Peningkatan produksi tahun 2011 selain didukung melalui

pelaksanaan BLBU SL-PTT juga melalui CBN, penyediaan pupuk bersubsidi dan pupuk

berbantuan, bantuan alsintan serta bantuan pestisida bila terjadi eksplosif OPT.

Sementara produksi Tahun 2011 berdasarkan ARAM III 2011 dibandingkan

ATAP 2010, produksi total padi diperkirakan 2.056.879 ton atau naik 15,91 % (padi

sawah 1.888.123 ton atau naik 16,50% dan padi ladang 168.756 ton atau naik 9,70

%), jagung 442.426 ton atau naik 77,68 % dan kedelai 82.836 ton atau turun 11,05

%, kacang tanah 37.331 ton atau meningkat 10,89 %, kacang hijau 52.172 ton atau

naik 4,32 %, ubi kayu 74.912 ton atau naik 6,10 % dan ubi jalar 12.021 ton atau turun

8,47 %.

Pencapaian sasaran pembangunan tanaman pangan perlu didukung oleh

iklim, berusahatani yang kondusif. Dalam hal ini perlu diupayakan dukungan kebijakan

yang berpengaruh terhadap kegiatan usahatani dan dapat mendukung pengembangan

agribisnis tanaman pangan. Kebijakan tersebut antara lain :

1. Harga

Untuk kegiatan usaha tani, penetapan harga pembelian oleh Pemerintah untuk

suatu komoditas dapat berjalan apabila petani memperoleh insentif/ keuntungan

yang memadai. Karena itu pemerintah perlu menjaga kestabilan harga dan pasar

hasil tanaman pangan sepanjang tahun melalui penetapan harga pembelian oleh

pemerintah, khususnya komoditas strategis seperti padi, jagung dan kedelai.

Pengawasan pemerintah sangat diperlukan untuk menghindari ulah spekulan

pedagang yang dapat memainkan harga. Selain itu perlu mengupayakan tumbuh

dan berkembangnya kemitraan antara petani dengan pedagang/industry

olahan/pengusaha lainnya. Dalam pengendalian harga tersebut diperlukan

Page 51: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

koordinasi dengan instansi dan stakeholder terkait, baik di tingkat Provinsi dan

Kabupaten/Kota maupun tingkat pusat

2. Subsidi dan Bantuan Sosial

Subsidi yang akan diberikan oleh pemerintah untuk membantu petani pada tahun

2011 adalah :

a) Subsidi benih dan pupuk berupa subsidi harga

b) Bantuan Langsung Benih Unggul ( BLBU ) Dan Cadangan Benih Nasional (CBN)

c) Subsidi bunga kridit program

- Kredit Ketahanan Pangan dan Energi ( KKP-E)

- Kridit Usaha Rakyat ( KUR )

3. Bea Masuk

Dalam era globalisasi dewasa ini persaingan pasar antar komoditas tanaman

pangan semakin ketat. Komoditas tanaman pangan impor sering membanjiri pasar

dalam negeri dengan harga yang lebih murah. Hal ini dapat menghancurkan

pengembangan agribisnis tanaman pangan dalam negeri. Produk impor lebih

murah dari pada produk dalam negeri. Karena pemerintah Negara-negara

eksportir melindungi para petaninya secara baik dengan berbagai cara, sehingga

mampu menghasilkan kualitas yang baik serta dengan kontinuitas pasokan mampu

menghasilkan kualitas yang baik serta dengan kontuinutas pasokan yang terjamin.

Oleh karena system atau cara perlindungan yang diberikan terhadap petani mulai

dari aspek proses produksi sampai aspek pemasaran hasil dan system

perdagangannya perlu dikembangkan lebih lanjut

4. Karantina Tumbuhan

Pada era perdagangan bebas ini, karantina merupakan instrument yang penting

untuk memperlancar arus perdagangan, baik ekspor maupun impor. Dengan

adanya peraturan karantina yang selaras dengan aturan sanitasi dan fitosanitari

diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk ekspor impor yang pada

gilirannya juga dapat meningkatkan taraf hidup petani. Dengan demikian dapat

dihindari terjadinya tuntutan terhadap produk Indonesia di luar negeri akibat

buruknya mutu. Demikian juga derasnya arus masuk produk luar negeri yang tidak

bermutu dapat dicegah melalui pengawasan karantina

Page 52: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Untuk menjaga masuknya produk-produk pertanian tanaman (termasuk Benih)

yang tidak memenuhi persyaratan keamanan hama dan penyakit serta lingkungan,

maka perlu pengawasan dan penjagaan ketat oleh petugas karantina.

5. Pengendalian Alih Fungsi Lahan

Sesuai dengan pasal 3 UU Nomor 41 Tahun 2009, Perlindungan lahan pertanian

pangan berkelanjutan diselenggarakan dengan tujuan melindungi kawasan dan

lahan pertanian pangan secara berkelanjutan guna menjamin tersedianya lahan

pertanian pangan secara berkeanjutan mewujudkan kemandirian, ketahanan dan

kedaulatan pangan; melindungi kepemilikan lahan pertanian pangan milik petani;

meningkatkan kemakmuran serta kesejahtraan petani dan masyarakat;

meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan petani, meningkatkan penyediaan

lapangan kerja bagi kehidupan yang layak, mempertahankan keseimbangan

ekologis, dan mewujudkan revitalisasi pertanian. Sanksi bagi orang, perseorangan,

pejabat pemerintah yang melakukan alih fungsi lahan pertanian pangan

berkelanjutan akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2-5 tahun dan

denda berkisar antara 1 – 7 miliyar rupiah

Page 53: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

B. KERAGAAN BIDANG PRODUKSI TANAMAN PANGAN

Anggaran Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Anggaran kegiatan pada Bidang Produksi Tanaman Pangan bersumber

dari dana dekonsentrasi (APBN) dan dana DPA-APBD

Dana APBN disalurkan melalui Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura Provinsi NTB (03) TA. 2011, sedangkan dana APBD melalui DPA

SKPD Tahun 2011.

Jumlah Anggaran APBN SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Prov. NTB yang berasal dari dana APBN berjumlah

Rp.2.130.840.000,- sedangkan yang berasal dari DPA SKPD yang kemudian

diubah dalam DPPA SKPD berjumlah Rp. 5.432.450.600,- yang terdistribusi ke

seksi-seksi sebagai berikut : (1) seksi perbenihan dan sarana produksi sejumlah

Rp. 5.233.820.300,- yang terdiri dari kegiatan Bantuan Langsung Benih Unggul

(jagung), Perencanaan Kebutuhan Pupuk, Hand Traktor, Cornseler, Sprinkle dan

Embung. (2) Seksi Perlindungan dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan

sejumlah Rp. 92.686.300,- yang terdiri dari Pemantauan dan Pembinaan

Pengendalian OPT dan Pendataan Faktor Iklim. (3) Seksi Serealia dan Kacang

dan Umbi-umbian sejumlah Rp.105.944.000,- yang terdiri dari Akselerasi

Pengembangan Komoditas Unggulan (Jagung) dan Pertemuan PROKSIMANTAP

Tahun 2012.

Page 54: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

C. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK

BIDANG PRODUKSI TANAMAN PANGAN TAHUN 2011

Melalui dukungan anggaran sebagimana disebutkan sebelumnya, Bidang

Produksi Tanaman Pangan telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka

pencapaian produksi tanaman pangan. Dalam melaksanakan seluruh program dan

kegiatan, Dinas Pertanian tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB telah

berupaya seoptimal mungkin. Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai

berikut :

1. SEKSI BUDIDAYA SEREALIA DAN KABI( Kacang2an & Umbi2an)

a. Keragaan, Sasaran dan Target Produksi Tanaman Pangan

Trend produksi padi di NTB berfluktuasi selama enam tahun terakhir periode

tahun 2005 – 2010 rata-rata 2,7 % pertahun. Sedangkan trend produksi jagung

terus mengalami peningkatan rata-rata 17 % setahun, sementara produksi kedelai

dari tahun 2005 mengalami peningkatan dan turun 58,79 % pada tahun 2007 dan

meningkat 31,70% tahun 2009.

Perkembangan produksi sumber karbohidrat lainnya seperti ubi kayu dan

ubi jalar tidak sebaik padi, jagung dan kedelai. Malah komoditi ubi jalar terus

mengalami penurunan setiap tahunnya. Keadaan ini mungkin di sebabkan oleh

karena terjadi persaingan komoditi di lapangan dan petani memilih tanaman yang

lebih menguntungkan. Mengenai perkembangan produksi ( ketersediaan ) pangan

di Nusa Tenggara Barat selama enam tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel IV-1.

berikut :

Tabel IV-1. Keragaan Produksi Tanaman Pangan di NTB Periode Thn 2005 – 2010

No Komoditi Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Total Padi 1.367.869 1.552.628 1.526.347 1.750.678 1.870.775 1.774.499

45,54 45,48 45,99 48,67 49,98 47,41

a. P. Sawah 1.267.789 1.424.667 1.410.098 1.557.299 1.653.811 1.620.666

48,31 48,52 48,71 50,85 52,32 49,17

Page 55: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

b. P. Ladang 100.080 127.961 116.251 193.379 216.964 153.833

26,35 26,76 27,40 36,19 37,31 34,42

2 Jagung 96.459 103.963 120.612 196.263 308.863 249.005

24,49 25,60 28,08 33,22 37,88 40,43

3 Kedelai 106.683 108.639 68.419 95.086 95.846 93.122

11,96 11,40 12,02 12,49 10,90 10,75

4 Kc. Tanah 43.398 43.956 32.913 32.348 38.615 33.666

12,32 12,61 12,91 12,67 13,43 13,44

5 Kc. Hijau 35.428 40.967 40.970 39.756 33.774 50.012

7,93 8,14 9,31 9,93 9,78 10,99

6 Ubi Kayu 92.990 87.040 88.527 68.386 85.062 70.606

115,47 116,33 117,88 120,23 130,58 131,92

7 Ubi Jalar 19.430 19.076 13.007 10.985 11.276 13.134

114,16 112,68 114,60 115,27 116,37 116,95

Sehubungan dengan rencana peningkatan produksi komoditas tanaman

pangan yang telah dibuat pusat. Peningkatan produksi komoditi padi berkisar 2,0

%, jagung 5 %, kedelai 2 %, kc Tanah 2 %, Kc Hijau 2 %, Ubi Kayu 1 % dan Ubi

Jalar 1 %, Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel IV-2. berikut :

Tabel IV-2. Sasaran Produksi Tanaman Pangan di NTB Tahun 2011 – 2015

No

Komoditi

Sasaran Tahun Trend

Pertumbuhan ( % )

2011

( Ton )

2012

( Ton )

2013

( Ton )

2014

( Ton )

2015

( Ton )

1 Total Padi 1.954.827 1.927.253 1.965.798 2.005.114 2.045.216 2,0

a. P. Sawah 1.749.792 1.715.278 1.749.584 1.784.575 1.820.267 2,0

b. P. Ladang 205.035 211.975 216.215 220.539 224.950 2,0

2 Jagung 370.000 471.920 613.496 644.171 676.380 5,0

3 Kedelai 135.000 112.168 114.411 116.700 119.034 2,0

4 Kc. Tanah 41.986 44.203 45.087 45.989 46.909 2,0

5 Kc. Hijau 35.320 44.780 45.228 45.680 46.137 2,0

6 Ubi Kayu 100.690 108.663 109.750 110.847 111.956 1,0

7 Ubi Jalar 16.908 18.192 18.287 18.374 18.466 1,0

Dengan adanya program unggulan daerah Sapi, Jagung dan rumput laut

(Pijar). Dengan progam unggulan jagung, peningkatan poduksi dilakukan

dengan melakukan percepatan peningkatan produksi melalui trobosan-trobosan.

Sasaran tahun 2010 sebanyak 290.412 ton, maka pada tahun 2013 diharapkan

produksi jagung di NTB mencapai 613.496 ton. Agar Program Pengembangan

Agribisnis Jagung dapat berjalan seperti yang diharapkan, sasaran produksi

jagung selama 4 tahun (2010-2013) secara rinci dapat dilihat pada Tabel IV-3.

berikut :

Page 56: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 16161616 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-3. Sasaran Program Agribisnis Jagung di NTB Tahun 2010 – 2013

No Kabupaten Tanam Panen Provitas Produksi Tanam Panen Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ton ) ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ton )

1 Mataram 13 12 44,53 55 - - - -

2 Lobar 3.786 3.597 34,40 12.374 2.510 2.335 39,99 9.338

3 KLU 3.640 3.458 35,30 12.206 4.250 4.038 42,00 16.958

4 Loteng 4.282 4.068 35,74 14.538 4.500 4.225 38,87 16.423

5 Lotim 16.273 15.459 38,18 59.021 20.900 19.855 46,00 91.333

6 Sumbawa 26.359 25.041 38,36 96.051 30.850 29.308 46,00 134.815

7 KSB 4.796 4.556 41,55 18.930 6.160 5.852 43,50 25.456

8 Dompu 8.304 7.889 42,94 33.877 16.665 16.132 46,11 74.390

9 Bima 12.076 11.472 34,65 39.754 10.200 9.490 35,79 33.960

10 Kota Bima 942 895 40,32 3.608 1.085 1.031 41,98 4.327

Jumlah 80.471 76.447 37,99 290.412 97.120 92.266 44,11 407.000

No Kabupaten Tanam Panen Provitas Produksi Tanam Panen Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ton ) ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ton )

1 Mataram 17 16 52,01 84 20 19 54,74 104

2 Lobar 5.007 4.757 42,27 20.108 5.758 5.470 51,00 27.896

3 KLU 4.814 4.573 43,38 19.840 5.536 5.259 51,42 27.042

4 Loteng 5.663 5.380 43,91 23.623 6.512 6.186 51,26 31.711

5 Lotim 21.521 20.445 46,91 95.913 24.749 23.512 53,03 124.687

6 Sumbawa 34.861 33.118 47,13 156.078 40.090 38.086 53,28 202.902

7 KSB 6.343 6.026 49,39 29.760 7.294 6.929 54,39 37.689

8 Dompu 10.982 10.433 52,77 55.050 12.629 11.998 55,48 66.565

9 Bima 15.971 15.172 43,24 65.600 18.366 17.448 50,02 87.280

10 Kota Bima 1.246 1.184 49,52 5.862 1.433 1.361 55,98 7.621

Jumlah 106.425 101.104 46,68 471.920 122.387 116.268 52,77 613.496

Tahun 2012 Tahun 2013

Tahun 2010 Tahun 2011

b. Realisasi Tahun 2011

Realisasi tanam tanaman pangan di NTB s/d bulan September 2011

untuk Total padi 419.040 Ha ( 107,64 % dari sasaran 389.305 Ha ), Padi

sawah 370.253 Ha ( 110,64 % dari sasaran 334.640 Ha ), Padi ladang 48.787

Ha ( 89,25 % dari sasaran 54.665 Ha), Jagung 91.574 Ha (94,29 % dari

sasaran 97.120 Ha), kedelai 76.232 ha ( 79,25 % dari sasaran 96.197 Ha ),

Kac. Tanah 26.584 Ha ( 89,99 % dari Sasaran 29.542 Ha ), Kac. Hijau

46.258 ha ( 116,55 % dari sasaran 39.690 Ha ), Ubi kayu 4.781 ha ( 62,40 %

dari sasaran 7.662 Ha ) dan ubi jalar 969 ha (62,72 % dari sasaran 1.545 Ha).

Page 57: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 17171717 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Adapun realisasi tanam untuk masing-masing komoditas dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel IV-4. Target dan Realisasi Tanam Komoditi Tanaman Pangan tahun 2011 di NTB

No Komoditi Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen

( Ha ( Ha ) ( % ) ( Ha ( Ha ) ( % ) ( Ha ( Ha ) ( % )

1 Padi 294,545 310,636 105.46 94,760 108,404 114.40 389,305 419,040 107.64

P. Sawah 239,880 261,909 109.18 94,760 108,344 114.34 334,640 370,253 110.64

P.Ladang 54,665 48,727 89.14 - 60 - 54,665 48,787 89.25

2 Jagung 74,185 70,045 94.42 22,935 21,529 93.87 97,120 91,574 94.29

3 Kedelai 41,168 34,540 83.90 55,029 41,692 75.76 96,197 76,232 79.25

4 Kc. Tanah 12,992 13,022 100.23 16,550 13,562 81.95 29,542 26,584 89.99

5 Kc.Hijau 18,105 24,326 134.36 21,585 21,932 101.61 39,690 46,258 116.55

6 Ubi Kayu 6,173 3,787 61.35 1,489 994 66.76 7,662 4,781 62.40

7 Ubi Jalar 540 353 65.37 1,005 616 61.29 1,545 969 62.72

M H. 2010/2011 M K. 2011 Tahun 2011

Realisasi tanam tanaman pangan di NTB s/d bulan Desember 2011

untuk Total padi 182.542 Ha ( 46,19 % dari sasaran 395.188 Ha ), Padi sawah

142.690 Ha ( 42,16 % dari sasaran 338.428 Ha ), Padi ladang 39.852 Ha

( 70,21 % dari sasaran 56.760 Ha ), Jagung 64.625 Ha ( 64,00 % dari sasaran

100.975 Ha ), kedelai 10.582 ha ( 12,19 % dari sasaran 86.775 Ha ), Kac.

Tanah 6.6880 Ha ( 22,96 % dari Sasaran 29.962 Ha ), Kac. Hijau 453 ha (

1,03 % dari sasaran 44.120 Ha ), Ubi kayu 2.614 ha ( 34,06 % dari sasaran

7.675 Ha ) dan ubi jalar 227 ha ( 17,93 % dari sasaran 1.545 Ha ). Adapun

realisasi tanam untuk masing-masing komoditas dapat dilihat pada tabel

berikut :

Page 58: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 18181818 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-5. Target dan Realisasi Tanam Komoditi Tanaman Pangan tahun 2012 di NTB

No Komoditi Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen

( Ha ( Ha ) ( % ) ( Ha ( Ha ) ( % ) ( Ha ( Ha ) ( % )

1 Padi 298,429 182,542 61.17 96,759 - - 395,188 182,542 46.19

P. Sawah 241,669 142,690 59.04 96,759 - - 338,428 142,690 42.16

P.Ladang 56,760 39,852 70.21 - - - 56,760 39,852 70.21

2 Jagung 75,475 64,625 85.62 25,500 - - 100,975 64,625 64.00

3 Kedelai 35,630 10,582 29.70 51,145 - - 86,775 10,582 12.19

4 Kc. Tanah 13,412 6,880 51.30 16,550 - - 29,962 6,880 22.96

5 Kc.Hijau 22,535 453 2.01 21,585 - - 44,120 453 1.03

6 Ubi Kayu 6,183 2,614 42.28 1,492 - - 7,675 2,614 34.06

7 Ubi Jalar 540 277 51.30 1,005 - - 1,545 277 17.93

M H. 2011/2012 M K. 2012 Tahun 2012

Realisasi tanam tanaman pangan di NTB s/d Periode Desember tahun

2012 dibandingkan realisasi tanam periode yang sama tahun 2011, nampak

bahwa realisasi tanam tahun 2012 untuk semua komoditi lebih rendah

dibandingkan tahun 2011 kecuali tanaman jagung dan ubi jalar karena hujan

datang agak terlambat, namun dibangkan dengan sasaran 2012 semua

komoditi sudah melampau target, seperti tampak pada tabel berikut

Tabel IV-6. Perbandingan Realisasi Tanam Komoditi TP 2011 dan 2012

di NTB

Persen

2012 ke

No Komoditi Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen 2011

( Ha ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( % )

1 Padi 182,143 208,521 114.48 180,604 182,542 101.07 (12.46)

P. Sawah 140,618 167,644 119.22 137,590 142,690 103.71 (14.89)

P.Ladang 41,525 40,877 98.44 43,014 39,852 92.65 (2.51)

2 Jagung 49,917 56,325 112.84 48,377 64,625 133.59 14.74

3 Kedelai 30,755 26,445 85.99 26,366 10,582 40.14 (59.98)

4 Kc. Tanah 9,615 9,750 101.40 9,539 6,880 72.12 (29.44)

5 Kc.Hijau 966 1,372 142.03 1,732 453 26.15 (66.98)

6 Ubi Kayu 5,106 3,032 59.38 4,956 2,614 52.74 (13.79)

7 Ubi Jalar 339 215 63.42 334 277 82.93 28.84

TAHUN 2012TAHUN 20011

TARGET DAN REALISASI TANAM

Keterangan : data Oktober s/d Desember

Page 59: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 19191919 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Realisasi panen masing-masing komoditi s/d bulan Desember 2011

adalah : total padi 419.627 Ha ( 112,78 % dari sasaran 372.081 Ha ), Padi

sawah 370.814 Ha ( 116,82 % dari sasaran 317.415 Ha ), Padi ladang 48.813

Ha (89,29 % dari sasaran 54,665 Ha), Jagung 89.585 Ha (97,10 % dari sasaran

92.264 Ha), kedelai 75.961 ha ( 83,12 % dari sasaran 91.387 Ha), Kacang

Tanah 26.463 Ha ( 94,29 % dari Sasaran 28.065 Ha), Kacang Hijau 45.351 ha

( 120,28 % dari sasaran 37.706 Ha ), Ubi kayu 5.277 ha ( 68,87 % dari sasaran

7.947 Ha ) dan ubi Jalar 1.015 ha ( 69,21 % dari sasaran 1.468 Ha). Adapun

rincian realisasi panen Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel IV-7.

Tabel IV-7. Target dan Realisasi Panen Tanaman Pangan Tahun. 2011 di NTB

No Komoditi Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen

59,421 ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Ha ) ( % )

1 Padi 279,551 315,061 112.70 92,530 104,566 113.01 372,081 419,627 112.78

P . Sawah 224,886 266,283 118.41 92,530 104,531 112.97 317,416 370,814 116.82

P . Ladang 54,665 48,778 89.23 - 35 #DIV/0! 54,665 48,813 89.29

2 Jagung 70,329 67,838 96.46 21,935 21,747 99.14 92,264 89,585 97.10

3 Kedelai 35,909 35,257 98.18 55,478 40,704 73.37 91,387 75,961 83.12

4 Kc. Tanah 12,868 12,874 100.05 15,197 13,589 89.42 28,065 26,463 94.29

5 Kc. Hijau 15,373 27,767 180.62 22,333 17,584 78.74 37,706 45,351 120.28

6 Ubi Kayu 3,393 1,836 54.11 4,269 3,441 80.60 7,662 5,277 68.87

7 Ubi Jalar 507 326 64.30 961 690 71.80 1,468 1,016 69.21

( Januari - Juni ) ( Juli - Desember ) Tahun 2011

c. Target dan Realisasi SLPTT

1) SL-PTT Padi Non Hibrida

Pelaksanaan SL-PTT padi non hibrida sampai dengan bulan Desember 2011,

dari target seluas 89.700 Ha realisasi tanam seluas 79.625 Ha ( 88,77 %)

sisanya akan ditanam bulan Januari 2011, dilaksanakan di 10 Kabupaten, 110

Kec, 954 Desa dan 3.295 kelompok. Sampai dengan bulan ini sudah dipanen

seluas 28.946 Ha dengan provitas rata-rata 62,87 kw/ha. Rincian pelaksanaan

SL-PTT untuk masing-masing Kab./Kota dapat dilihat pada Tabel IV-8 berikut

Page 60: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 20202020 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-8. Target dan Realisasi SL-PTT Padi Non Hibrida di NTB Tahun 2011 Luas

No Kab/Kota Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) (Kw/Ha) ( Ton )

1 M ataram 6 25 57 1,500 1,200 80.00 400 58.60 2,344

2 Lobar 10 85 427 11,500 11,500 100.00 5,150 66.62 34,309

3 KLU 5 24 24 5,500 2,925 53.18 1,250 55.00 6,875

4 Loteng 12 158 719 18,000 18,000 100.00 2,425 58.58 14,206

5 Lotim 16 88 317 8,600 7,950 92.44 6,796 63.25 42,985

6 Sumbawa 24 144 625 15,600 12,000 76.92 3,175 78.72 24,994

7 KSB 7 48 170 4,400 2,975 67.61 1,225 62.88 7,703

8 Dompu 8 67 263 7,500 7,500 100.00 725 54.57 3,956

9 Bima 18 285 611 15,600 14,075 90.22 6,725 56.82 38,211

10 Kota Bima 4 30 82 1,500 1,500 100.00 1,075 59.60 6,407

Jumlah 110 954 3,295 89,700 79,625 88.77 28,946 62.87 181,990

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

2) SL-PTT Padi Lahan Kering

Pelaksanaan SL-PTT padi lahan kering sampai dengan bulan Desember

2011, dari target seluas 15.750 Ha terealisasi 14.518 Ha ( 92,18 % ), yang

dilaksanakan di 9 Kabupaten, 69 Kec, 294 Desa dan 622 Kelompok Tani.

Rincian Pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat

dilihat pada Tabel IV-9. berikut

Tabel IV-9. Target dan Realisasi SL-PTT Padi Lahan Kering di NTB Tahun 2011 Luas

No Kab/Kota Kec Desa Klp Luas Luas Persen Luas Provitas Produksi( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Kw/ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - -

2 Lobar 3 10 20 500 500 100.0 - - -

3 KLU 2 5 20 500 - - - - -

4 Loteng 3 17 40 1,000 1,000 100.0 - - -

5 Lotim 6 14 40 1,000 518 51.8 - - -

6 Sumbawa 24 87 200 5,000 5,000 100.0 - - -

7 KSB 1 6 10 250 - - - - -

8 Dompu 8 46 75 2,000 2,000 100.0 - - -

9 Bima 18 92 193 5,000 5,000 100.0 - - - 10 Kota B ima 4 17 24 500 500 100.0 - - -

Jumlah 69 294 622 15,750 14,518 92.18

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

3) SL-PTT Jagung Hibrida

Pelaksanaan SL-PTT jagung sampai dengan bulan Desember 2011, dari

target seluas 6.000 Ha, realisasi sebesar 5.594 Ha ( 93,23 %) yang sisanya

akan ditanam bulan Januari 2012 dan panen 3.640 Ha dengan provitas 75,19

Kw/ha, dilaksanakan di 7 Kabupaten, 50 Kec. 175 Desa dan 391 kelompok

tani, Rincian Pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota

dapat dilihat pada tabel IV-10 berikut,

Page 61: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 21212121 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-10. Target dan Realisasi SL-PTT jagung hibrida di di NTB Tahun 2011

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( ha ) ( kw/Ha ) ( ton )

1 M ataram - - - - - - - - -

2 Lobar 7 25 33 495 490 98.99 410 59.39 2,434.99

3 KLU 2 12 50 750 750 100.00 - - -

4 Loteng - - - - - - - - -

5 Lotim 10 43 100 1,500 1,500 100.00 1,265 98.35 12,441.28

6 Sumbawa 12 34 85 1,260 1,260 100.00 675 67.29 4,542.08

7 KSB 2 13 50 750 349 46.53 210 55.00 1,155.00

8 Dompu 8 23 28 495 495 100.00 495 60.50 2,994.75

9 Bima 9 25 45 750 750 100.00 585 64.97 3,800.75

10 Kota B ima - - - - - - - - -

Jumlah 50 175 391 6,000 5,594 93.23 3,640 75.19 27,368.84

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

4) SL-PTT Kedelai

Pelaksanaan SL-PTT kedelai sampai dengan bulan Desember 2011, dari

target seluas 25.500 Ha realisasinya tanam seluas 23.630 Ha ( 92,67 % ), 90

Ha di Kota Mataram tidak dilaksanakan dan panen 22.570 Ha provitas 14,73

kw/ha dan tidak ditanam 90 Ha karena sudah lewat musim tanam,

dilaksanakan di 9 Kabupaten, 76 Kec, 435 Desa dan 1.704 kelompok tani.

Rincian pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat

dilihat pada Tabel IV-11. berikut

Tabel IV-11. Target dan Realisasi SL-PTT kedelai di NTB Tahun 2011

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram 5 14 39 1,000 910 91.00 910 15.00 1,365

2 Lobar 8 51 140 1,500 1,500 100.00 1,230 10.46 1,287

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 8 66 415 6,000 6,000 100.00 6,000 13.89 8,334

5 Lotim 4 16 50 500 500 100.00 495 16.29 806.36

6 Sumbawa 16 71 250 2,500 2,000 80.00 1,040 24.55 2,553.20

7 KSB 7 27 100 1,000 1,000 100.00 960 8.20 787

8 Dompu 8 55 186 5,000 5,000 100.00 4,465 14.82 6,617.13

9 Bima 16 106 427 7,000 7,000 100.00 7,000 15.55 10,885.00

10 Kota Bima 4 29 97 1,000 1,000 100.00 470 13.10 615.70

Jumlah 76 435 1,704 25,500 24,910 97.69 22,570 14.73 33,250

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

Page 62: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 22222222 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

5) SL-PTT Kacang Tanah

Pelaksanaan SL-PTT Kacang tanah sampai dengan bulan Desember 2011,

dari target seluas 5.500 Ha realisasi tanam 2.150 Ha ( 39,09 %) dan sudah

dipanen seluas 2.150 Ha dengan produktivitas rata-rata 16,93 kw/ha. Untuk

Kabupaten Lobar, KLU, Loteng, Lotim dan Sumbawa tidak dilaksankan

karena sudah lewat musim tanam dan tidak tersedia benih. Rincian

pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat

pada Tabel IV-12. berikut

Tabel IV-12. Target dan Realisasi SL-PTT Kacang Tanah di NTB Tahun 2011

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - 750 - - - - -

3 KLU - - - 800 - - - - -

4 Loteng - - - 1,000 - - - - -

5 Lotim - - - 300 - - - - -

6 Sumbawa - - - 250 - - - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu 7 12 15 250 250 100.00 250 15.84 396

9 B ima 15 60 106 1,900 1,900 100.00 1,900 17.07 3,244

10 Kota B ima - - - 250 - - - - -

Jumlah 22 72 121 5,500 2,150 39.09 2,150 16.93 3,640

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

6) SL-PTT Kacang Hijau

Pelaksanaan SL-PTT Kacang Hijau sampai dengan bulan Desember 2011, dari

target seluas 2.500 Ha realisasi tanam seluas 1.000 Ha (40,0 %) dan sudah

panen 450 Ha dengan produktivitas rata-rata sebesar 12,33 Ku/Ha. Untuk

Kabupaten Lotim dan Sumbawa tidak dilaksanakan karena sudah lewat musim

tanam dan tidak tersedia benih. Rincian pelaksanaan SL-PTT untuk masing-

masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel IV-13 berikut

Page 63: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 23232323 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-13 Target dan Realisasi SL-PTT Kacang Hijau di NTB Tahun 2011

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng - - - - - - - - -

5 Lotim - - - 500 - - - - -

6 Sumbawa - - - 1,000 - - - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu 5 28 52 1,000 1,000 100.00 450 12.33 555

9 Bima - - - - - - - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 5 28 52 2,500 1,000 40.00 450 12.33 555

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

7) BLBU Non SL-PTT

• Target dan Realisasi BLBU Jagung Hibrida Non SL-PTT

Pelaksanaan BLBU Jagung Hibrida Non SL-PTT sampai dengan bulan

Desember 2011, dari target seluas 5.357 Ha dan realisasinya 5.357 Ha

(100,0 %), yang dilaksanakan di 3 Kabupaten, 23 Kec, 101 Desa dan 342

Kelompok. Rincian pelaksanaan BLBU Jagung Non SL-PTT untuk masing-

masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel IV-14. Target dan Realisasi BLBU Jagung Hibrida Non SL-PTT

di NTB Tahun 2011

Jlh Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Benih Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Ko ta ( Kg ) ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - - -

4 Loteng 7 23 79 15,000 1,000 1,000 100.00 - - -

5 Lotim 8 31 138 30,000 2,000 2,000 100.00 - - -

6 Sumbawa - - - - - - - - - -

7 KSB - - - - - - - - - -

8 Dompu 8 47 125 35,355 2,357 2,357 100.00 - - -

9 Bima - - - - - - - - - -

10 Kota B ima - - - - - - - - - -

Jumlah 23 101 342 80,355 5,357 5,357 100.00 - #DIV/0! -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

• Target dan Realisasi BLBU Kedelai Non SL-PTT

Pelaksanaan BLBU Kedelai Non SL-PTT sampai dengan bulan Desember

2011, dari target seluas 4.590 Ha dan realisasinya 4.590 Ha (100,0 %),

Page 64: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 24242424 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

yang dilaksanakan di 5 Kabupaten, 21 Kecamatan, 116 Desa, 292

Kelompok Tani. Rincian pelaksanaan BLBU Kedelai Non SL-PTT untuk

masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel IV-15. berikut

Tabel IV-15. Target dan Realisasi BLBU Kedelai Non SL-PTT di NTB Tahun 2011

Jlh Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Benih Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Kg ) ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - - -

2 Lobar 8 51 92 40,000 1,000 1,000 100.00 - - -

3 KLU - - - - - - - - - -

4 Loteng 3 17 69 40,000 1,000 1,000 100.00 - - -

5 Lotim 3 12 41 20,000 500 500 100.00 - - -

6 Sumbawa 4 13 30 40,000 1,000 1,000 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - - -

8 Dompu - - - - - - - - - -

9 Bima 3 23 60 40,000 1,090 1,090 100.00 - - -

10 Kota B ima - - - - - - - - - -

Jumlah 21 116 292 180,000 4,590 4,590 100.00 - #DIV/0! -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

• Target dan Realisasi BLBU Padi Non Hibrida Non SL-PTT

Pelaksanaan BLBU Padi Non Hibrida Non SL-PTT sampai dengan bulan

Desember 2011, dari target seluas 12.000 Ha dan realisasinya 12.000 Ha

( 99,67 % ), yang dilaksanakan di 8 Kabupaten, 66 Kecamatan, 264 Desa dan

575 Kelompok tani. Rincian pelaksanaan BLBU Padi Non Hibrida untuk

masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel IV-16. berikut

Tabel IV-16. Target dan Realisasi BLBU Padi Non Hibrida non SL-PTT

di NTB Tahun 2011

Jlh Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Benih Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Kg ) ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - - -

2 Lobar 9 52 77 49,000 1,960 1,960 100.00 - - -

3 KLU 4 18 50 25,000 1,000 1,000 100.00 - - -

4 Loteng 7 44 76 43,750 1,750 1,750 100.00 - - -

5 Lotim 5 26 116 43,750 1,750 1,750 100.00 - - -

6 Sumbawa 10 29 62 37,500 1,500 1,500 100.00 - - -

7 KSB 6 19 77 37,500 1,500 1,500 100.00 - - -

8 Dompu 7 24 45 25,000 1,000 1,000 100.00 - - -

9 Bima 18 52 72 38,500 1,540 1,540 100.00 - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - - -

Jumlah 66 264 575 300,000 12,000 12,000 100.00 - #DIV/0! -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

Page 65: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 25252525 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Target dan Realisasi BLBU Padi Hibrida Non SL-PTT

Pelaksanaan BLBU Padi Hibrida sampai dengan bulan Desember 2011,

dari target seluas 3.000 Ha dan realisasinya 2.563 Ha (84,53 %), yang

dilaksanakan di 5 Kabupaten, 17 Kecamatan, 68 Desa dan 152 Kelompok

Tani. Rincian pelaksanaan BLBU Padi Hibrida untuk masing-masing

Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel IV-17. Target dan Realisasi BLBU Padi Hibrida di NTB Tahun 2011

Jlh Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Benih Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Kg ) ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - - -

2 Lobar 2 5 10 3,750 250 250 100.00 - - -

3 KLU - - - - - - - - - -

4 Loteng 6 23 37 7,500 500 500 100.00 - - -

5 Lotim 5 30 89 18,180 1,212 1,210 99.83 - - -

6 Sumbawa 2 5 8 4,320 288 288 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - - -

8 Dompu - - - - - - - - - -

9 B ima 2 5 8 11,250 750 288 38.40 - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - - -

Jumlah 17 68 152 45,000 3,000 2,536 84.53 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

• Target dan Realisasi BLBU Padi Gogo

Pelaksanaan BLBU Padi Gogo sampai dengan bulan Desember 2011, dari

target seluas 17.750 Ha dan realisasinya 17.750 Ha ( 100,0 %), yang

dilaksanakan di 8 Kabupaten, 50 Kecamatan, 233 Desa dan 705 Kelompok

Tani. Rincian pelaksanaan BLBU padi gogo untuk masing-masing

Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel berikut

Page 66: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 26262626 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-18. Target dan Realisasi BLBU padi Gogo di NTB Tahun 2011

Jlh Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Benih Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Kg ) ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - - -

2 Lobar 3 5 10 6,250 250 250 100.00 - - -

3 KLU 2 9 19 12,500 500 500 100.00 - - -

4 Loteng 3 10 18 12,500 500 500 100.00 - - -

5 Lotim 4 9 19 25,000 1,000 1,000 100.00 - - -

6 Sumbawa 10 43 133 100,000 4,000 4,000 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - - -

8 Dompu 8 63 223 125,000 5,000 5,000 100.00 - - -

9 Bima 17 83 257 150,000 6,000 6,000 100.00 - - -

10 Kota B ima 3 11 26 12,500 500 500 100.00 - - -

Jumlah 50 233 705 443,750 17,750 17,750 100.00 - #DIV/0! -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

8) BLBU APBN-P

• Target dan Realisasi BLBU Jagung Hibrida APBN-P

Pelaksanaan BLBU Jagung Hibrida sampai dengan bulan Desember 2011,

dari target seluas 15.000 Ha dan realisasinya 15.000 Ha ( 100,00 %), yang

dilaksanakan di 8 Kabupaten, 51 kecamatan, 210 desa dan 840 kelompok

Tani. Rincian pelaksanaan BLBU jagung Hibrida untuk masing-masing

Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel IV-19. Target dan Realisasi BLBU Jagung Hibrida APBN-P di NTB Tahun 2011

Jlh Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Benih Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Kg ) ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - - -

2 Lobar 4 15 102 10,500 700 700 100.00 - - -

3 KLU 4 20 72 15,000 1,000 1,000 100.00 - - -

4 Loteng 2 8 31 15,000 1,000 1,000 100.00 - - -

5 Lotim 5 15 119 30,000 2,000 2,000 100.00 - - -

6 Sumbawa 8 32 154 64,500 4,300 4,300 100.00 - - -

7 KSB 3 8 33 15,000 1,000 1,000 100.00 - - -

8 Dompu 8 56 209 37,500 2,500 2,500 100.00 - - -

9 B ima 17 56 120 37,500 2,500 2,500 100.00 - - -

10 Kota B ima - - - - - - - - - -

Jumlah 51 210 840 225,000 15,000 15,000 100.00 - #DIV/0! -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

Page 67: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 27272727 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

9) Cadangan Benih Nasional (CBN)

a) Target dan Realisasi CBN Padi Non Hibrida

Pelaksanaan CBN Padi Non Hibrida sampai dengan bulan Desember 2011,

dari target seluas 24.898,45 Ha dan realisasinya 24.898,45 Ha (100,0 %),

yang dilaksanakan di 3 Kabupaten, 26 Kecamatan, 192 desa dan 1.016

kelompok tani. Rincian pelaksanaan CBN Padi Non Hibrida untuk masing-

masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel IV-20. Target dan Realisasi CBN Padi Non Hibrida di NTB Tahun 2011

Jlh Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Benih Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Kg ) ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )1 Mataram - - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - - -

3 KLU 5 24 74 37.500 1.500 1.500 100,00 - - -

4 Loteng - - - - - - - - - -

5 Lotim 8 79 577 408.361 16.334,5 16.334,5 100,00 - - -

6 Sumbawa - - - - - - - - - -

7 KSB - - - - - - - - - -

8 Dompu - - - - - - - - - -

9 Bima 13 89 365 176.600 7.064 7.064 100,00 - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - - - Jumlah 26 192 1.016 622.461 24.898,5 24.898,5 100,00 - #DIV/0! -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

b) Target dan Realisasi CBN jagung Hibrida

Pelaksanaan CBN Jagung Hibrida sampai dengan bulan Desember 2011,

dari target seluas 21.167 Ha dan realisasinya 21.167 Ha ( 100,0 %), yang

dilaksanakan di 6 Kabupaten, 53 Kecamatan, 256 Desa dan 962 Kelompok

Tani. Rincian pelaksanaan CBN jagung Hibrida untuk masing-masing

Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel berikut

Page 68: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 28282828 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-21. Target dan Realisasi CBN Jagung Hibrida di NTB Tahun 2011

Jlh Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Benih Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Kg ) ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - - -

3 KLU 4 22 122 44,595 2,973 2,973 100.00 - - -

4 Loteng - - - - - - - - - -

5 Lotim - - - - - - - - - -

6 Sumbawa 13 26 57 24,525 1,635 1,635 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - - -

8 Dompu 8 58 366 131,250 8,750 8,750 100.00 - - -

8 47 102 56,250 3,750 3,750 100.00 - - -

9 Bima 16 96 289 53,385 3,559 3,559 100.00 - - -

10 Kota B ima 4 7 26 7,500 500 500 100.00 - - -

Jumlah 53 256 962 317,505 21,167 21,167 100.00 - #DIV/0! -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

c) Target dan Realisasi CBN Kedelai

Pelaksanaan CBN Kedelai sampai dengan bulan Desember 2011, dari target

seluas 2.727 Ha dan realisasinya 2.727 Ha ( 100,0 %), yang di dilaksanakan

di Kabupaten Bima (9 Kecamatan, 43 Desa dan 103 Kelompok tani), Rincian

pelaksanaan CBN Kedelai untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat

dilihat pada Tabel IV-22 berikut

Tabel IV-22. Target dan Realisasi CBN Kedelai di NTB Tahun 2011

Jlh Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Benih Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Kg ) ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - - -

4 Loteng - - - - - - - - - -

5 Lotim - - - - - - - - - -

6 Sumbawa - - - - - - - - - -

7 KSB - - - - - - - - - -

8 Dompu - - - - - - - - - -

9 B ima 9 43 103 109,080 2,727 2,727 100.00 - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - - -

Jumlah 9 43 103 109,080 2,727 2,727 100.00 - #DIV/0! -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

Page 69: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 29292929 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

a. Target dan Realisasi Demfarm Ubi Kayu dan Ubi Jalar

1) Target dan Realisasi Denfarm Ubi Kayu

Pelaksanaan denfarm ubi Kayu sampai dengan bulan Desember 2011, dari

target seluas 150 Ha, telah terealisasinya seluas 100 Ha ( 66,67 %), yang

dilaksanakan di 2 Kabupaten (Lombok Utara dan Lombok Tengah), 4 desa

dan 4 kelompok tani. Sementara untuk Kabupaten Lobar seluas 50 Ha tidak

dilaksanakan karena sudah lewat tanam dan tidak tersedia benih. Rincian

pelaksanaan denfarm ubi kayu untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat

dilihat pada Tabel IV-23 berikut

Tabel IV-23. Target dan Realisasi Denfarm Ubi Kayu di NTB Tahun 2011

Jlh Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Benih Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Stek ) ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - 50 - - - - -

3 KLU 3 3 3 - 75 75 100.0 - - -

4 Loteng 1 1 1 - 25 25 100.0 - - -

5 Lotim - - - - - - - - - -

6 Sumbawa - - - - - - - - - -

7 KSB - - - - - - - - - -

8 Dompu - - - - - - - - - -

9 B ima - - - - - - - - - -

10 Kota B ima - - - - - - - - - -

Jumlah 4 4 4 - 150 100 66.67 - #DIV/0! -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

2) Target dan Realisasi Denfarm Ubi Jalar

Pelaksanaan denfarm ubi jalar sampai dengan bulan Desember 2011, dari

target seluas 450 Ha telah terealisasinya seluas 150 Ha (33,33 %), yang

dilaksanakan di 3 Kabupaten ( KLU, Lotim dan Dompu ), 3 Kecamatan, 3

desa dan 4 Kelompok tani. Sementara di kabupaten Lobar, Loteng,

Sumbawa, Bima dan Kota Bima tidak dilaksanakan karena sudah lewat

waktu tanam dan tidak tersedia benih. Rincian pelaksanaan denfarm ubi

jalar untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel IV-24

berikut :

Page 70: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 30303030 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-24. Target dan Realisasi Denfarm Ubi Jalar di NTB Tahun 2011

Jlh Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Benih Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Stek ) ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - 50 - - - - -

3 KLU 2 2 2 - 50 50 100.0 - - -

4 Loteng - - - - 50 - - - - -

5 Lotim 1 1 2 - 50 50 100.0 - - -

6 Sumbawa - - - - 50 - - - - -

7 KSB - - - - - - - - - -

8 Dompu 3 4 7 - 50 50 100.0 - - -

9 Bima - - - - 100 - - - - -

10 Kota Bima - - - - 50 - - - - -

Jumlah 6 7 11 - 450 150 33.33 - #DIV/0! -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

b. Target dan Realisasi Kegiatan SKR Ubi Kayu

Pelaksanaan SKR Ubi Kayu sampai dengan bulan Desember 2011, dari target

seluas 120 Ha, telah terealisasinya seluas 249 Ha ( 207,92 %), yang

dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur ( 2 Kecamatan, 2 desa dan 6

kelompok tani ). Rincian pelaksanaan denfarm ubi kayu untuk masing-masing

Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel IV-25. Target dan Realisasi SKR Ubi Kayu di NTB Tahun 2011

Jlh Sasaran

No Kab Kec Desa Klp Benih Areal Luas Persen

( Stek ) ( Ha ) ( Ha ) ( %)

1 Lotim Pringgabaya Gunung M alang Senotok - 20 20 100.0

Putra - 20 20 100.0

Sempager - 20 20 100.0

Sumber Rezeki - 20 20 100.0

Labuahan Haji Ijobalit Tunggal Ika II - 20 89.5 447.5

A l Barokah - 20 80 400.0

- - - - -

- - - - -

Jumlah - - - - 120 249.5 207.92

Jumlah Realisasi Tanam

c. Target dan Realisasi BLBU Jagung APBD I

Realisasi tanam jagung dari bantuan benih APBD I s/d bulan Desember 2011,

dari target seluas 5.000 Ha telah terealisasinya 5.000 Ha (100,0 %) yang

dilaksanakan di 5 Kabupaten, 25 Kecamatan, 89 Desa dan 265 Kelompok tani.

Page 71: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 31313131 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Rincian pelaksanaan BLBU Jagung APBD I untuk masing-masing

Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel IV-26. Target dan Realisasi BLBU Jagung APBD I di NTB Tahun 2011

Jlh Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Benih Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Kg ) ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )1 Mataram - - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - - -

4 Loteng - - - - - - - - - -

5 Lotim 3 9 40 7.500 500 500 100,00 - - -

6 Sumbawa 5 18 36 15.000 1.000 1.000 100,00 - - -

7 KSB 1 5 33 7.500 500 500 100,00 - - -

8 Dompu 8 34 127 37.500 2.500 2.500 100,00 - - -

9 Bima 8 23 29 7.500 500 500 100,00 - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - - - Jumlah 25 89 265 75.000 5.000 5.000 100,00 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

d. Target dan Realisasi Program Agribisnis Jagung ( PAJ )

Jagung adalah salah satu komoditi yang masuk dalam program unggulan

daerah NTB. Dalam pelaksanaannya program pengembangan Agribsnis

Jagung dilaksanakan melalui program akselerasi/percepatan

Untuk Tahun 2011 realisasi tanam jagung s/d Nopember 2011 sebesar 103.209

Ha ( 106,27 % dari sasaran 97.120 ha) dan panen 89.585 Ha ( 97,09 % dari

sasaran 92.266 ha), berdasarkan ARAM III produksi 2011 dipekirakan sebesar

442.426 Ha (108,70 % dari sasaran) seperti tampak pada Tabel IV-27 berikut

Page 72: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 32323232 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-27. Target dan Realisasi Program Agribisnis Jagung (PAJ) 2011

No Kab/Kota Target Reali Persen Target Reali Persen Target Reali Persen

( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ton ) ( Ton ) ( % )

1 M ataram - 2.00 - - 2.00 - - - -

2 Lobar 2,510 4,121 164.18 2,335 3,398 145.52 9,337 - -

3 KLU 4,250 6,353 149.48 4,038 6,058 150.02 16,958 - -

4 Loteng 4,500 3,887 86.38 4,225 3,288 77.82 16,423 - -

5 Lotim 20,900 17,400 83.25 19,855 15,744 79.29 91,333 - -

6 Sumbawa 30,850 27,111 87.88 29,308 26,094 89.03 134,815 - -

7 KSB 6,160 5,626 91.33 5,852 5,291 90.41 25,456 - -

8 Dompu 16,665 22,738 136.44 16,132 16,902 104.77 74,390 - -

9 Bima 10,200 13,766 134.96 9,490 11,351 119.61 33,960 - -

10 Kota B ima 1,085 2,205 203.23 1,031 1,457 141.32 4,328 - -

Jumlah 97,120 103,209 106.27 92,266 89,585 97.09 407,000 442,426 108.70

Target & Reali ProduksiTarget & Realisasi Tanam Target & Realisasi Panen

Keterangan : - Data Tanam s/d Nopember dan panen s/d Desember

- Produksi ARAM III

Page 73: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 33333333 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2. SEKSI PERLINDUNGAN TANAMAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

TANAMAN PANGAN

1. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Tahun 2011

Melalui pengamatan dan monitoring secara berkesinambungan

terhadap keadaan serangan OPT yang dilakukan oleh petugas provinsi,

kabupaten dan kecamatan / POPT-PHP diperoleh data mengenai jenis-jenis

OPT yang menyerang tanaman dan luas serangannya pada setiap musim

tanam.

Komulatif luas serangan OPT pada Tanaman Pangan di Provinsi Nusa

Tenggara Barat selama Tahun 2011 dapat dilihat dari Tabel IV-28. berikut :

Tabel IV-28. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Padi Tahun 2011 di Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Kota Mataram 82,40 0,50 - - 82,90

2 Lombok Barat 1.194,82 175,88 - - 1.370,70

3 Lombok Utara 146,35 1,05 9,00 - 156,40

4 Lombok Tengah 2.221,25 111,30 - - 2.332,55

5 Lombok Timur 1.083,01 22,00 - - 1.105,01

6 Sumbawa 1.984,27 2,00 - - 1.986,27

7 Sumbawa Barat 69,00 - - - 69,00

8 Dompu 617,00 14,00 - - 631,00

9 Bima 2.539,00 10,00 14,00 65,00 2.628,00

10 Kota Bima 104,00 - - - 104,00

JUMLAH 10.041,10 336,73 23,00 65,00 10.465,83

Luas Serangan (Ha)

Page 74: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 34343434 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-29. Luas Serangan kompleks OPT Tanaman Padi Tahun 2011 di Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tabel IV-30 Luas Serangan OPT pada Tanaman Jagung Tahun 2011

diKabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Kota Mataram 94,90 0,50 - - 95,40

2 Lombok Barat 1.498,07 175,88 - - 1.673,95

3 Lombok Utara 184,65 4,55 9,00 - 198,20

4 Lombok Tengah 2.384,60 111,30 - - 2.495,90

5 Lombok Timur 1.105,76 22,00 - - 1.127,76

6 Sumbawa 3.279,17 2,00 - - 3.281,17

7 Sumbawa Barat 88,00 - - - 88,00

8 Dompu 797,00 14,00 - - 811,00

9 Bima 3.444,00 10,00 14,00 111,00 3.579,00

10 Kota Bima 245,00 - - - 245,00

JUMLAH 13.121,15 340,23 23,00 111,00 13.595,38

Luas Serangan (Ha)

No. Kabupaten/Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Kota Mataram - - - - -

2 Lombok Barat 50,90 - - - 50,90

3 Lombok Utara 7,25 - - 7,25

4 Lombok Tengah 2,00 - - - 2,00

5 Lombok Timur 183,70 - - - 183,70

6 Sumbawa 238,00 - - - 238,00

7 Sumbawa Barat 2,50 - - - 2,50

8 Dompu 609,50 - - - 609,50

9 Bima 35,00 - - - 35,00 10 Kota Bima 328,00 - - - 328,00

JUMLAH 1.456,85 - - - 1.456,85

Luas Serangan (Ha)

Page 75: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 35353535 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-31. Luas Serangan OPT pada Tanaman Kedelai Tahun 2011 di Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tabel IV-32.Luas Serangan OPT pada Tanaman Kacang Tanah Tahun 2011 di Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Kota Mataram 7,00 - - - 7,00

2 Lombok Barat 96,20 - - - 96,20

3 Lombok Utara - - - - -

4 Lombok Tengah 250,91 - - - 250,91

5 Lombok Timur - - - - -

6 Sumbawa 217,00 - - - 217,00

7 Sumbawa Barat - - - - -

8 Dompu 202,75 - - - 202,75

9 Bima 819,00 - - - 819,00

10 Kota Bima 94,00 - - - 94,00

JUMLAH 1.686,86 - - - 1.686,86

Luas Serangan (Ha)

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Kota Mataram 1,00 - - - 1,00

2 Lombok Barat 7,70 - - - 7,70

3 Lombok Utara 15,50 - - - 15,50

4 Lombok Tengah 105,00 - - - 105,00

5 Lombok Timur - - - - -

6 Sumbawa - - - - -

7 Sumbawa Barat - - - - -

8 Dompu 20,00 - - - 20,00

9 Bima 408,00 - - - 408,00

10 Kota Bima 12,00 - - - 12,00

JUMLAH 569,20 - - - 569,20

Luas Serangan (Ha)

Page 76: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 36363636 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-33. Luas Serangan OPT pada Tanaman Kacang Hijau Tahun 2011 di Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tabel IV-34. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Padi Tahun 2011 di

Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Kota Mataram - - - - -

2 Lombok Barat 0,15 - - - 0,15

3 Lombok Utara - - - - -

4 Lombok Tengah - - - - -

5 Lombok Timur 1,75 - - - 1,75

6 Sumbawa 73,00 - - - 73,00

7 Sumbawa Barat - - - - -

8 Dompu 32,00 - - - 32,00

9 Bima 64,00 - - - 64,00

10 Kota Bima - - - - -

JUMLAH 170,90 - - - 170,90

Luas Serangan (Ha)

No. Jenis

OPT Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Penggerek Batang 2.110,44 - - - 2.110,44

2 Tikus 741,85 1,00 - - 742,85

3 Wereng Btg Coklat 151,30 0,50 - - 151,80

4 Tungro 1.800,43 183,88 23,00 65,00 2.072,31

5 Blast 1.572,82 24,80 - - 1.597,62

6 Kresek 2.527,16 126,55 - - 2.653,71

7 Walang sangit 863,55 - - - 863,55

8 Ulat Grayak 293,55 - - - 293,55

JUMLAH 10.061,10 336,73 23,00 65,00 10.485,83

Luas Serangan (Ha)

Page 77: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 37373737 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-35. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Padi Tahun 2011 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Jenis

OPT Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Babi 1,00 - - - 1,00

2 Belalang 391,00 - - 46,00 437,00

3 Bercak Daun Coklat 97,00 - - - 97,00

4 Blas 1.572,82 24,80 - - 1.597,62

5 Burung 852,00 - - - 852,00

6 Cercospora 76,00 - - - 76,00

7 Ganjur 2,00 - - - 2,00

8 Hama Putih 939,65 3,50 - - 943,15

9 Hawar Pelepah 30,30 - - - 30,30

10 Kresek 2.527,16 126,55 - - 2.653,71

11 Lalat Daun 190,90 - - - 190,90

12 Pengerek Batang 2.110,44 - - - 2.110,44

13 Siput Murbei 448,45 - - - 448,45

14 Tikus 741,85 1,00 - - 742,85

15 Trips 3,75 - - - 3,75

16 Tungro 1.800,43 183,88 23,00 65,00 2.072,31

17 Ulat Grayak 293,55 - - - 293,55

18 Uret/Lundi 43,00 - - - 43,00

19 Walang Sangit 843,55 - - - 843,55

20 Wereng Coklat 151,30 0,50 - - 151,80

21 Nematoda 5,00 - - - 5,00

JUMLAH 13.121,15 340,23 23,00 111,00 13.595,38

Luas Serangan (Ha)

Page 78: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 38383838 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-36. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Jagung Tahun 2011 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Aphis 4,00 - - - 4,00

2 Babi 25,00 - - - 25,00

3 Belalang 262,50 - - - 262,50

4 Bulai 22,50 - - - 22,50

5 Busuk Tongkol 167,00 - - - 167,00

6 Layu Bakteri 7,00 - - - 7,00

7 Penggerek Batang 46,40 - - - 46,40

8 Penggerek Tongkol 322,00 - - - 322,00

9 Tikus 274,60 - - - 274,60

10 Ulat Grayak 115,50 - - - 115,50

11 Ulat Jengkal 3,50 - - - 3,50

12 Lalat Bibit 45,90 - - - 45,90

13 Uret / Lundi - - - - -

14 Karat Daun 127,50 - - - 127,50

15 Wereng Jagung 33,45 - - - 33,45

JUMLAH 1.456,85 - - - 1.456,85

Luas Serangan (Ha)

Page 79: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 39393939 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-37. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Kedelai Tahun 2011 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Belalang 324,00 - - - 324,00

2 Aphis 31,00 - - - 31,00

3 Karat Daun 82,75 - - - 82,75

4 Kutu Daun/Aphis 28,00 - - - 28,00

5 Kepik Hijau 86,00 - - - 86,00

6 Kumbang Kedelai 10,00 - - - 10,00

7 Kumbang Tnh Kuning 209,46 - - - 209,46

8 Lalat Kacang 76,25 - - - 76,25

9 Pelipat Daun 22,00 - - - 22,00

10 Penggerek Polong 65,10 - - - 65,10

11 Penggerek Pucuk 51,00 - - - 51,00

12 Penggulung Daun 66,00 - - - 66,00

13 Pengisap Polong 54,00 - - - 54,00

14 Penggerek Batang 69,00 69,00

15 Tikus 123,75 - - - 123,75

16 Ulat Grayak 121,60 - - - 121,60

17 Ulat Jengkal 196,95 - - - 196,95

18 Ulat Buah 20,00 20,00

19 Uret / Lundi 18,00 - - - 18,00

20 Kepik Coklat 32,00 - - - 32,00

JUMLAH 1.686,86 - - - 1.686,86

Luas Serangan (Ha)

Page 80: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 40404040 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-38. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Kacang Tanah Tahun 2011 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Aphis 57,45 - - - 57,45

2 Babi Hutan 30,00 30,00

3 Belalang Daun 9,00 - - - 9,00

4 Bercak Daun Coklat 37,00 - - - 37,00

5 Cercospora 59,00 - - - 59,00

6 Karat Daun 170,00 - - - 170,00

7 Pelipat Daun 55,50 - - - 55,50

8 Tikus 16,00 - - - 16,00

9 Uret/Lundi 25,00 - - - 25,00

10 Ulat Grayak 52,00 - - - 52,00

11 Ulat Jengkal 47,00 - - - 47,00

12 Ulat Daun 1,00 - - - 1,00

13 Virus Belang 1,00 - - - 1,00

14 Wereng Amrasca 9,25 - - - 9,25

JUMLAH 569,20 - - - 569,20

Luas Serangan (Ha)

Page 81: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 41414141 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-39. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Kacang Hijau Tahun 2011 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

2. Pengendalian Serangan OPT Tanaman Pangan.

Untuk mengantisipasi perkembangan serangan OPT dan pengamanan

pertanaman yang perlu terus dilakukan dalam upaya pengendalian OPT antara

lain adalah :

a. Meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan OPT terutama kepada

semua jajaran petugas perlindungan tanaman yang terdepan dalam hal ini

POPT-PHP. Frekuensi pengamatan lapangan dan penyebaran informasi

kepada petani melalui kelompok-kelompoknya tentang bahaya dan cara

pengendaliannya harus lebih ditingkatkan lagi terutama untuk daerah-

daerah endemis serangan OPT.

b. Bila ditemukan serangan OPT pada tingkat yang berbahaya maka petugas

lapang agar segera merekomendasikan tindakan pengendaliannya.

c. Penyuluhan untuk menerapkan aturan pola tanam yang sudah ada secara

tepat dengan pola tanam serempak untuk dapat memutus siklus hidup OPT

dan penggunaan varietas tahan terutama pada daerah-daerah yang ada

sisa tanaman padi yang terserang OPT utama atau daerah endemis OPT

utama seperti tungro, penggerek batang, wereng coklat, ulat grayak dan

tikus, walang sangit, kresek dan blast.

No. Kabupaten/Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Aphis 26,15 - - - 26,15

2 Belalang 46,00 - - - 46,00

3 Kepik Coklat 11,00 - - - 11,00

4 Penggerek Pucuk 4,00 - - - 4,00

5 Lalat Kacang 13,00 - - - 13,00

6 Penggerek Polong 15,00 - - - 15,00

7 Penggulung daun 20,00 - - - 20,00

8 Lalat bibit 1,75 - - 1,75

9 Ulat Jengkal 4,00 - - - 4,00

10 Ulat grayak 16,00 - - - 16,00

11 Virus Mozaik 14,00 - - - 14,00

JUMLAH 170,90 - - - 170,90

Luas Serangan (Ha)

Page 82: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 42424242 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

d. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dan koordinasi tiga unsur

pelaksanaan kegiatan di lapangan (POPT – PHP, PPL dan KCDK/Mantri Tani)

e. Pengelolaan OPT mengacu pada prinsip pengendalian Hama Terpadu (PHT)

yaitu dilakukan dengan upaya preventif dan responsif. Upaya preventif

dilakukan dengan mengupayakan agar spot serangan OPT tidak terjadi

(SPOT STOP) melalui pengaturan pola tanam, tanam serentak dan budidaya

tanaman sehat sedangkan upaya responsif dilakukan apabila berdasarkan

pengamatan rutin terjadi spot serangan OPT dan segera dilakukan

pengendalian secara dini sehingga serangan OPT tidak meluas.

f. Apabila serangan OPT cenderung meningkat dan secara teknis dan

ekonomis membahayakan maka dilakukan tindakan pengendalian

menggunakan pestisida. Pestisida milik pemerintah yang telah dialokasikan

ke Kabupaten/Kota dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan serangan

OPT dengan tetap berpedoman pada prinsip-prinsip PHT.

g. Guna dapat diperoleh hasil optimal berbagai upaya penggunaan pestisida

nabati hendaknya dapat dipergunakan agar dapat terhindar dari

pencemaran lingkungan.

Luas pengedalian OPT pada tanaman tersebut dipengaruhi oleh tingkat

intensitas serangan OPT, teknologi budidaya dan kemampuan petani dalam

menyediakan pestisida pada pengelolaan proses produksi tanamannya yang

dikaitkan dengan produksi yang akan dicapai.

Luas pengendalian OPT Utama pada beberapa komoditi Tanaman Pangan

( Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, dan Kacang Hijau ) di Provinsi NTB

pada Tahun 2011 disajikan pada tabel IV-40 sampai Tabel IV-51. Pada tabel

terlihat bahwa pengendalian OPT pada tanaman padi khususnya OPT utama

(penggerek batang, tikus, wereng coklat, tungro, blas, walang sangit, kresek,

penggerek batang dan ulat grayak) cukup besar yaitu luas pengendalian

kompleks OPT pada tanaman padi sebesar 97,51 % sedangkan luas

pengendalian OPT utama mencapai 110,14 %, sedangkan pada tanaman

palawija luas pengendalian OPT tidak sebesar pada tanaman padi yaitu 28 – 52

%. Hal ini disebabkan karena dalam pengendalian OPT diperhatikan juga aspek

ekonomisnya antara biaya yang dikeluarkan terhadap hasil yang diperoleh, dan

Page 83: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 43434343 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

intensitas serangan OPT yang apabila masih kriteria ringan maka pengendalian

tidak terlalu intensif.

Tabel IV-40 Luas Pengendalian OPT Utama pada Tanaman Padi

Tahun 2011 di Kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/ Luas Luas Pengen-

Kota Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Kota Mataram 82,90 103,50 124,85

2 Lombok Barat 1.370,70 1.646,00 120,08

3 Lombok Utara 156,40 190,55 121,84

4 Lombok Tengah 2.332,55 3.375,43 144,71

5 Lombok Timur 1.105,01 1.589,85 143,88

6 Sumbawa 1.986,27 1.899,27 95,62

7 Sumbawa Barat 69,00 60,00 86,96

8 Dompu 631,00 316,70 50,19

9 Bima 2.628,00 1.350,00 51,37

10 Kota Bima 104,00 100,00 96,15

JUMLAH 10.465,83 10.631,30 101,58

Tabel IV-41. Luas Pengendalian kompleks OPT pada Tanaman Padi

Tahun 2011 di Kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/ Luas Luas Pengen-

Kota Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Kota Mataram 95,40 125,00 131,03

2 Lombok Barat 1.673,95 1.986,30 118,66

3 Lombok Utara 198,20 249,90 126,08

4 Lombok Tengah 2.495,90 3.545,98 142,07

5 Lombok Timur 1.127,76 1.646,40 145,99

6 Sumbawa 3.281,17 3.296,67 100,47

7 Sumbawa Barat 88,00 71,00 80,68

8 Dompu 811,00 336,70 41,52

9 Bima 3.579,00 1.871,00 52,28

10 Kota Bima 245,00 128,00 52,24

JUMLAH 13.595,38 13.256,95 97,51

Page 84: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 44444444 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-42. Luas Pengendalian kompleks OPT pada Tanaman Jagung

Tahun 2011 di Kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/ Luas Luas Pengen-

Kota Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Kota Mataram - - -

2 Lombok Barat 50,90 36,90 72,50

3 Lombok Utara 7,25 7,10 97,93

4 Lombok Tengah 2,00 - -

5 Lombok Timur 183,70 200,90 109,36

6 Sumbawa 238,00 247,00 103,78

7 Sumbawa Barat 2,50 1,50 60,00

8 Dompu 609,50 72,00 11,81

9 Bima 35,00 72,00 205,71

10 Kota Bima 328,00 9,00 2,74

JUMLAH 1.456,85 646,40 44,37

Tabel IV-43. Luas Pengendalian kompleks OPT pada Tanaman Kedelai

Tahun 2011 di Kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/ Luas Luas Pengen-

Kota Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Kota Mataram 7,00 6,00 85,71

2 Lombok Barat 96,20 69,45 72,19

3 Lombok Utara - - -

4 Lombok Tengah 250,91 80,50 32,08

5 Lombok Timur - - -

6 Sumbawa 217,00 167,00 76,96

7 Sumbawa Barat - - -

8 Dompu 202,75 49,00 24,17

9 Bima 819,00 403,00 49,21

10 Kota Bima 94,00 30,00 31,91

JUMLAH 1.686,86 804,95 47,72

Page 85: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 45454545 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-44. Luas Pengendalian kompleks OPT pada Tanaman Kacang Tanah Tahun 2011 di Kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/ Luas Luas Pengen-

Kota Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Kota Mataram 1,00 - -

2 Lombok Barat 7,70 4,70 61,04

3 Lombok Utara 15,50 18,00 116,13

4 Lombok Tengah 105,00 17,00 -

5 Lombok Timur - - -

6 Sumbawa - - -

7 Sumbawa Barat - - -

8 Dompu 20,00 - -

9 Bima 408,00 122,00 29,90

10 Kota Bima 12,00 - -

JUMLAH 569,20 161,70 28,41

Tabel IV-45. Luas Pengendalian kompleks OPT pada Tanaman Kacang Hijau Tahun 2011 di Kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/ Luas Luas Pengen-

Kota Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Kota Mataram - - -

2 Lombok Barat 0,15 0,15 100,00

3 Lombok Utara - - -

4 Lombok Tengah - - -

5 Lombok Timur 1,75 6,25 357,14

6 Sumbawa 73,00 76,00 104,11

7 Sumbawa Barat - - -

8 Dompu 32,00 3,00 9,38

9 Bima 64,00 - -

10 Kota Bima - - -

JUMLAH 170,90 85,40 49,97

Page 86: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 46464646 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-46. Luas Pengendalian OPT Utama Tanaman Padi

Tahun 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Pengerek Batang 2.110,44 1.675,37 79,38

2 Tikus 742,85 700,60 94,31

3 Wereng Coklat 151,80 284,90 187,68

4 Tungro 2.072,31 2.758,04 133,09

5 Blas 1.597,62 1.934,64 121,10

6 Kresek 2.653,71 2.467,20 92,97

7 Walang sangit 843,55 489,05 57,98

8 Ulat Grayak 293,55 321,50 109,52

JUMLAH 10.465,83 10.631,30 101,58

No. Nama OPT

Page 87: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 47474747 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-47. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Padi

Tahun 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Babi 1,00 0,00 0,00

2 Belalang 437,00 325,00 74,37

3 Bercak Daun Coklat 97,00 10,00 10,31

4 Blas 1.597,62 1.934,64 121,10

5 Burung 852,00 969,00 113,73

6 Cercospora 76,00 6,00 7,89

7 Ganjur 2,00 2,00 100,00

8 Hama Putih 943,15 676,00 71,67

9 Hawar Pelepah 30,30 15,30 50,50

10 Kresek 2.653,71 2.467,20 92,97

11 Lalat Daun 190,90 342,40 179,36

12 Pengerek Batang 2.110,44 1.675,37 79,38

13 Siput Murbei 448,45 271,20 60,47

14 Tikus 742,85 700,60 94,31

15 Trips 3,75 1,25 33,33

16 Tungro 2.072,31 2.758,04 133,09

17 Ulat Grayak 293,55 321,50 109,52

18 Uret/Lundi 43,00 5,00 11,63

19 Walang Sangit 843,55 489,05 57,98

20 Wereng Coklat 151,80 284,90 187,68

21 Nematoda/BusukAkar 5,00 2,00 40,00

JUMLAH 13.595,38 13.256,45 97,51

No. Nama OPT

Page 88: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 48484848 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-48. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Jagung

Tahun 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Aphis 4,00 0,00 -

2 Babi 25,00 3,00 12,00

3 Belalang 262,50 77,00 29,33

4 Bulai 22,50 12,00 53,33

5 Busuk Tongkol 167,00 0,00 -

6 Layu Bakteri 7,00 8,00 114,29

7 Penggerek Batang 46,40 14,90 32,11

8 Penggerek Tongkol 322,00 20,50 6,37

9 Tikus 274,60 266,10 96,90

10 Ulat Grayak 115,50 49,00 42,42

11 Ulat Jengkal 3,50 6,50 185,71

12 Lalat Bibit 45,90 48,50 105,66

13 Uret / Lundi - 0,00 -

14 Karat Daun 127,50 89,50 70,20

15 Wereng Jagung 33,45 51,40 153,66

JUMLAH 1.456,85 646,40 44,37

No. Nama OPT

Page 89: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 49494949 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-49. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Kedelai

Tahun 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Belalang 324,00 124,00 38,27

2 Aphis 31,00 18,00 58,06

3 Karat Daun 82,75 8,00 9,67

4 Kutu Daun/Aphis 28,00 14,00 50,00

5 Kepik Hijau 86,00 57,00 66,28

6 Kumbang Kedelai 10,00 4,00 40,00

7 Kumbang Tnh Kuning 209,46 75,80 36,19

8 Lalat Kacang 76,25 61,55 80,72

9 Pelipat Daun 22,00 12,00 54,55

10 Penggerek Polong 65,10 30,50 46,85

11 Penggerek Pucuk 51,00 12,00 23,53

12 Penggulung Daun 66,00 40,50 61,36

13 Pengisap Polong 54,00 26,00 48,15

14 Tikus 123,75 60,00 48,48

15 Ulat Grayak 121,60 87,60 72,04

16 Ulat Jengkal 196,95 141,00 115,95

17 Ulat Buah 20,00 14,00 7,11

18 Uret / Lundi 18,00 4,00 22,22

19 Kepik Coklat 32,00 14,00 43,75

20 Penggerek Batang 69,00 1,00 1,45

JUMLAH 1.686,86 804,95 47,72

No. Nama OPT

Page 90: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 50505050 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-50. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Kacang Tanah Tahun 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Aphis 57,45 22,45 39,08

2 Babi Hutan 30,00 0,00 -

3 Belalang Daun 9,00 0,00 -

4 Bercak Daun Coklat 37,00 2,00 5,41

5 Cercospora 59,00 2,00 3,39

6 Karat Daun 170,00 37,00 21,76

7 Pelipat Daun 55,50 36,00 64,86

8 Tikus 16,00 2,00 12,50

9 Uret/Lundi 25,00 0,00 -

10 Ulat Grayak 52,00 46,50 89,42

11 Ulat Jengkal 47,00 2,00 4,26

12 Ulat Daun 1,00 0,00 -

13 Virus Belang 1,00 2,00 200,00

14 Wereng Amrasca 9,25 9,75 105,41

JUMLAH 569,20 161,70 28,41

No. Nama OPT

Tabel IV-51. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Kacang Hijau

Tahun 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Aphis 26,15 4,15 15,87

2 Belalang 46,00 31,00 67,39

3 Kepik Coklat 11,00 0,00 -

4 Penggerek Pucuk 4,00 4,00 100,00

5 Lalat Kacang 13,00 0,00 -

6 Penggerek polong 15,00 15,00 100,00

7 Penggulung daun 20,00 11,00 55,00

8 Virus Mozaik 14,00 0,00 -

9 Lalat bibit 1,75 6,25 357,14

10 Ulat Jengkal 4,00 12,00 300,00 11 Ulat Grayak 16,00 2,00 12,50

JUMLAH 170,90 85,40 49,97

No. Nama OPT

Page 91: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 51515151 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3. Sarana Pengendalian OPT

Untuk mengantisipasi meningkatnya serangan OPT dan melakukan tindakan

pengendalian OPT di lapangan maka selama tahun 2011 telah dilakukan

pengadaan pestisida, penerimaan pestisida dari Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan kementerian Pertanian serta dilakukan penyaluran bantuan

sarana pengendalian OPT (pestisida dan alat pengendalian OPT) ke

kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat. Sarana pengendalian OPT tersebut

digunakan untuk membantu petani dalam pengendalian OPT dengan sistim

SPOT-STOP yang penggunaannya berpedoman pada prinsip pengendalian

hama terpadu (PHT). Jumlah dan jenis pengadaan, penerimaan, dan

penyaluran sarana pengendalian OPT ke kabupaten/kota disajikan pada tabel

berikut.

Tabel IV-52. Jumlah dan Jenis Pengadaan Pestisida dalam rangka

Operasional Brigade Proteksi Tanaman Tahun 2011

No. Jenis Nama Jumlah

Pestisida Barang (kgltr)

1 Insektisida Kanon 400 EC 50 Mipcinta 50 WP 80 Petrofur 3 GR 380

2 Fungisida Topsin 500 SC 50 Nordox 56 WP 100

JUMLAH 660

Page 92: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 52525252 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-53. Jumlah Penerimaan Pestisida dari Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan Tahun 2011

No. Jenis

Pestisida

Alokasi Tahun 2010

Tahap I ( April 2011)

Tahap II (Juli 2011)

Tahap III ( Nop. 2011)

Tahap IV (Des. 2011) Jumlah

1 Insektisida 1.745 1.980 2.760 43.046 3.050 52.581

2 Fungisida 500 245 280 2.490 - 3.515

3 Moluskisida - - - 290 - 290

4 Rodentisida 280 - - 5.655 - 5.935

Jumlah 2.525 2.225 3.040 51.481 3.050 62.321

5Bahan Pengasapan 830 - - 1.850 2.741 5.421

JUMLAH 5.880 4.450 6.080 104.812 8.841 130.063

Periode Penerimaan

Tabel IV-54. Penyaluran bantuan sarana pengendalian OPT ke

Kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat tahun 2011

No. Kabupaten/ Insektisida Fungisida Rodentisida Jumlah

Kota (kg/ltr) (kg/ltr) (kg) (kgltr)

1 Kota Mataram 932 80 60 1.072

2 Lombok Barat 1.893 230 250 2.373

3 Lombok Utara 1.313 190 295 1.798

4 Lombok Tengah 2.016 480 250 2.746

5 Lombok Timur 2.547 190 250 2.987

6 Sumbawa 1.993 170 300 2.463

7 Sumbawa Barat 992 70 170 1.232

8 Dompu 2.034 209 270 2.513

9 Bima 2.372 190 300 2.862

10 Kota Bima 856 70 83 1.009

JUMLAH 16.948 1.879 2.228 21.055

Dari jumlah pengadaan, penerimaan, dan penyaluran sarana pengendalian OPT

selama tahun 2011 maka posisi stok sarana pengendalian OPT yang dikelola

Page 93: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 53535353 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

oleh Dinas Pertanian TPH NTB (Gudang Brigade Proteksi Tanaman BPTPH) dan

kondisi alat pengendalian OPT yang ada disajikan pada tabel.

Tabel IV-55. Keadaan stok, penerimaan, dan penyaluran sarana Pengendalian OPT tahun 2011

No. Jenis Sarana Stok Jumlah Jumlah Jumlah

Pengendalian OPT awal Penerimaan Penyaluran Stok

A. Pestisida1 Insektisida 14.573 53.091 16.948 50.716

2 Fungisida 1.398 4.665 1.879 4.184

3 Moluskisida - 290 - 290 4 Rodentisida 1.407 5.935 2.228 5.114

Jumlah 17.378 63.981 21.055 60.304

5 Bahan Pengasapan 383 5.421 - 5.804

B. Alat Pengendalian1 Mist blower 72 - - 72 2 Hand sprayer 251 - 2 249 3 Power sprayer 5 - - 5 4 Hand duster 6 - - 6 5 Emposan, bubu tikus 111 - - 111 6 Swing fog 27 - - 27

Jumlah 472 - 2 470

Tabel IV-56. Jumlah dan keadaan alat pengendalian OPT di Brigade

Proteksi Tanaman BPTPH Provinsi NTB Tahun 2011

Nama alatNo. Pengendalian OPT Rusak Rusak Ket.

Baik Ringan Berat Jumlah

1 Mist blower 17 15 40 72 2 Hand sprayer 249 - - 249 3 Power sprayer 2 - 3 5 4 Hand duster - 6 - 6 5 Emposan, bubu tikus 111 - - 111 6 Swing fog 1 2 24 27

Jumlah 380 23 67 470

Jumlah alat dalam kondisi :

Page 94: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 54545454 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2. Dampak Perubahan Iklim (DPI)

a. Curah Hujan Tahunan

Rata-rata curah hujan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sampai dengan Bulan

Desember Tahun 2011 sebesar 1.396 mm dengan rata-rata hari hujan

sebanyak 103 hari. Rata-rata curah hujan ini lebih rendah apabila dibandingkan

dengan jumlah curah hujan tahun sebelumnya (Tahun 2010). Tahun 2010

rata-rata jumlah curah hujan sebanyak 1.615 mm dengan rata-rata hari hujan

sebanyak 117 hari. Rincian jumlah curah hujan dan hari hujan pada setiap

kabupaten/kota setiap bulan pada tahun 2011 sebagai berikut :

Tabel IV-57. Rata-rata curah hujan di Provinsi NTB Tahun 2011

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Mataram 153 103 107 260 118 4 0 0 0 59 246 99 1.149

Lombok Barat 291 125 158 256 107 7 3 0 4 87 230 185 1.453

Lombok Utara 516 390 230 154 96 18 1 1 0 42 187 185 1.821

Lombok Tengah 176 117 179 297 175 7 18 0 6 42 226 291 1.534

Lombok Timur 179 143 203 182 129 3 1 0 1 27 118 193 1.178

Sumbawa 261 242 237 228 124 3 0 0 2 33 88 154 1.374

Sumbawa Barat 223 107 554 458 47 22 11 0 7 20 21 192 1.660

Dompu 146 197 97 190 70 0 8 0 2 45 121 186 1.062

Bima 231 168 209 302 67 1 6 0 1 15 91 225 1.318

Kota Bima 506 332 185 966 0 0 0 0 0 10 43 61 2.102

NTB 2.177 1.593 1.974 2.327 932 64 48 2 22 370 1.330 1.710 12.550

Rata-rata 242 177 219 259 104 7 5 1 3 41 148 190 1.396

Jumlah curah hujan (mm) pada bulan :Kabupaten JML

Tabel IV-58. Rata-rata hari hujan di Provinsi NTB Tahun 2011

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JML

Mataram 14 12 9 15 10 1 1 0 1 8 18 16 105

Lombok Barat 16 10 13 13 8 1 1 0 1 7 15 12 98

Lombok Utara 21 13 12 10 6 3 1 2 1 5 12 11 97

Lombok Tengah 18 12 15 16 10 2 4 0 3 7 14 16 117

Lombok Timur 18 12 17 13 10 1 0 0 1 3 10 14 99

Sumbawa 20 14 17 16 8 0 0 0 0 3 8 12 98

Sumbawa Barat 19 7 15 16 7 3 2 0 0 4 5 19 95

Dompu 16 16 14 21 8 0 1 0 0 6 15 21 119

Bima 20 14 18 18 7 0 2 0 1 3 10 19 113

Kota Bima 25 17 17 21 0 0 0 0 0 6 10 10 105

NTB 162 109 130 139 73 11 13 2 9 46 108 140 941

Rata-rata 18 12 14 15 9 1 1 1 1 5 9 16 103

Jumlah Hari Hujan pada BulanKabupaten

Page 95: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 55555555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Untuk mengetahui seberapa besar terjadinya penyimpangan (anomali) iklim

khususnya curah hujan maka dilakukan analisis perbandingan dengan jumlah

curah hujan selama lima tahun terakhir di Provinsi NTB. Rata-rata curah hujan di

Provinsi NTB tahun 2011 per kabupten/kota dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV-59. Perbandingan rata-rata curah hujan di Provinsi NTB

Tahun 2010 terhadap tahun 2011

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JML

Mataram 128 127 26 44 109 89 230 98 442 380 271 296 2.239

Lobar 281 165 44 72 206 130 138 53 243 217 208 300 2.057

Lombok Utara 238 161 91 93 155 51 109 8 62 141 83 539 1.729

Loteng 243 226 110 415 181 87 133 52 139 97 219 308 2.211

Lotim 233 219 43 126 95 26 49 88 92 161 85 262 1.479

Sumbawa 212 115 66 46 160 16 40 28 38 83 126 230 1.160

Sumbawa Barat 194 114 17 40 109 22 74 83 20 130 175 223 1.200

Dompu 113 101 31 20 88 39 63 16 80 61 134 138 882

Bima 374 183 70 101 181 45 64 13 99 138 149 156 1.574

Jumlah 2.016 1.410 498 957 1.283 503 901 439 1.214 1.408 1.451 2.452 14.531

Rerata 224 157 55 106 143 56 100 49 135 156 161 272 1.615

Tahun 2011 242 177 219 259 104 9 6 1 3 42 148 190 1.396

Perbandingan 18 20 164 152 -39 -47 -94 -47 -132 -114 -13 -82 -219

Jumlah curah hujan Tahun 2010 (mm) pada bulan :Kabupaten/ Kota

Pada tabel. IV-59 terlihat bahwa rata-rata jumlah curah hujan di Provinsi NTB

pada tahun 2011 sebesar 1.396 mm. Apabila dibandingkan dengan rata-rata

jumlah curah hujan tahun 2010 sebanyak 1.615 mm, berarti pada tahun 2011

rata-rata curah hujan mengalami penurunan sebesar 219 mm. Fluktuasi/anomali

rata-rata curah hujan pada tahun 2011 terhadap 2010 terjadi pada bulan april dan

september.

Page 96: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 56565656 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-60. Perbandingan rata-rata curah hujan di Provinsi NTB Tahun 2011 terhadap rata-rata curah hujan selama 7 tahun terakhir.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JML

2004 226 206 193 67 99 5 3 1 7 26 168 251 1.261

2005 117 147 230 159 1 29 28 24 13 62 163 286 1.250

2006 257 237 197 119 71 12 9 0 0 7 36 158 1.260

2007 51 130 176 171 37 37 3 1 0 9 88 266 969

2008 151 243 238 96 43 11 0 4 2 69 216 193 1.267

2009 316 249 115 75 91 14 10 2 29 31 59 92 1.081

2010 224 157 55 106 143 56 100 49 135 156 161 272 1.614

Jumlah 1.342 1.370 1.203 793 485 164 152 81 186 360 891 1.518 8.546

Rerata 192 196 172 113 69 23 22 12 27 51 127 217 1.221

Komulatif 192 387 559 673 742 765 787 799 825 877 1.004 1.221 1.221

Tahun 2011Rerata 242 177 219 259 104 9 6 1 3 42 148 190 1.396

Komulatif 242 419 638 897 1.001 1.009 1.015 1.016 1.019 1.061 1.209 1.396

Tahun 2010Rerata 224 157 55 106 143 56 100 49 135 156 161 272 1.614

Komulatif 2010 224 381 436 542 685 741 841 890 1.025 1.181 1.342 1.614

Tahun 2004 sd 2010Rerata 192 196 172 113 69 23 22 12 27 51 127 217 1.221

Komulatif 7 Tahun 192 387 559 673 742 765 787 799 825 877 1.004 1.221

Perbandingan komulatifTahun 2011 - Tahun 2010 18 38 202 355 316 267 172 124 -8 -123 -136 -218

Tahun 2011-purata 7 tahun 50 32 79 224 259 242 226 215 191 181 201 175

Perbandingan tiap bulanTahun 2011 - Tahun 2010 18 20 164 153 -39 -47 -95 -48 -132 -115 -13 -82

Tahun 2011-purata 7 tahun 50 -19 47 145 34 -16 -16 -11 -23 -10 20 -27

Tahun Bulan

Pada Tabel IV-60 terlihat bahwa rata-rata jumlah curah hujan di Provinsi NTB

pada tahun 2011 sebesar 1.396 mm. Apabila dibandingkan dengan rata-rata

jumlah curah hujan selama tujuh tahun terakhir (tahun 2004 s/d 2010) sebanyak

1.221 mm, berarti pada tahun 2011 rata-rata curah hujan mengalami

peningkatan sebesar 175 mm. Fluktuasi/anomali rata-rata curah hujan lima

tahun terakhir terjadi setiap bulan.

b. Bencana Alam Banjir dan Kekeringan Tahun 2011

1) Bencana Alam Banjir

Terjadinya perubahan iklim yaitu tidak teratur turunnya hujan, pada musim

hujan curah hujan cukup tinggi dan terfokus namun pada daerah tertentu

Page 97: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 57575757 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

sangat sedikit. Sehingga terjadinya bencana alam berupa banjir yang

melanda areal pertanian tanaman pangan di beberapa daerah di Provinsi

NTB. Luas areal tanaman pangan yang mengalami bencana alam banjir pada

tahun 2011 seluas 2.389,75 ha dan yang mengalami puso seluas 885,20 ha

dengan rincian disajikan pada Tabel IV-61 dan Tabel IV-62

Tabel IV-61. Komulatif luas areal tanaman pangan di Provinsi NTB

yang terkena banjir tahun 2011

Padi Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau JML1 Kota Mataram - - - - - - 2 Lombok Barat - - - - - - 3 Lombok Utara - - - - - - 4 Lombok Tengah 67,00 - - - - 67,00 5 Lombok Timur 8,70 - - - - 8,70 6 Sumbawa 871,70 1,00 - - 1,00 873,70 7 Sumbawa Barat 75,85 - - - 10,00 85,85 8 Dompu 10,00 - - - - 10,00 9 Bima 1.249,50 - 60,00 35,00 - 1.344,50

10 Kota Bima - - - - - - Jumlah 2.282,75 1,00 60,00 35,00 11,00 2.389,75

Komulatif Luas banjir (Terkena)No. Kabupaten/Kota

Tabel IV-62. Luas puso pada tanaman pangan di Provinsi NTB akibat

Banjir tahun 2011

Padi Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau JML1 Kota Mataram - - - - - - 2 Lombok Barat - - - - - - 3 Lombok Utara - - - - - - 4 Lombok Tengah 28,00 - - - - 28,00 5 Lombok Timur - - - - - - 6 Sumbawa 107,80 4,00 - - 1,00 112,80 7 Sumbawa Barat 30,00 - - - 1,00 31,00 8 Dompu 1,00 - - - - 1,00 9 Bima 635,40 - 60,00 17,00 - 712,40

10 Kota Bima - - - - - -

Jumlah 802,20 4,00 60,00 17,00 2,00 885,20

Komulatif Luas Banjir (Puso)No. Kabupaten/Kota

Berkurangnya curah hujan pada MK. 2011 berakibat terjadinya kekeringan di

beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat. Komulatif luas areal tanaman

pangan yang terkena bencana alam kekeringan pada Tahun 2011 yaitu seluas

Page 98: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 58585858 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1.504 ha dan puso seluas 347,1 ha dengan rincian disajikan pada Tabel IV-63

dan Tabel IV-64.

Tabel IV-63. Luas areal tanaman pangan di Provinsi NTB terkena kekeringan Tahun 2011

Padi Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau Jumlah

1 Kota Mataram - - - - - -

2 Lombok Barat 43,60 36,50 2,00 2,00 - 84,10

3 Lombok Utara 10,00 - - 16,00 - 26,00

4 Lombok Tengah 1,00 - - - - 1,00

5 Lombok Timur - - - - - -

6 Sumbawa 94,00 - - - - 94,00

7 Sumbawa Barat 121,90 - - - - 121,90

8 Dompu 10,00 15,00 - - - 25,00

9 Bima 947,00 - 205,00 - - 1.152,00 10 Kota Bima - - - - - -

JUMLAH 1.227,50 51,50 207,00 18,00 - 1.504

Komulatif Luas kekeringan ( Ha)No. Kabupaten/Kota

Tabel IV-64. Luas puso pada tanaman pangan di Provisi NTB akibat bencana alam kekeringan tahun 2011

Padi Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau Jumlah

1 Kota Mataram - - - - - -

2 Lombok Barat - - - - - -

3 Lombok Utara - - - - - -

4 Lombok Tengah - - - - - -

5 Lombok Timur - - - - - -

6 Sumbawa 28,00 - - - - 28,00

7 Sumbawa Barat 93,10 - - - - 93,10

8 Dompu 2,00 - - - - 2,00

9 Bima 224,00 - - - - 224,00

10 Kota Bima - - - - - -

Jumlah 347,10 - - - - 347,1

No. Kabupaten/KotaKomulatif Luas Puso ( Ha)

Page 99: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 59595959 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3. SEKSI PERBENIHAN DAN SARANA PRODUKSI TANAMAN PANGAN

Pembangunan pertanian sub sektor tanaman pangan ditujukan untuk

meningkatkan ketahanan pangan, pengembangan agribisnis, meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan petani. Sehubungan dengan itu peningkatan

produksi dan produktivitas merupakan suatu keharusan karena jumlah penduduk

yang terus bertambah, dilain pihak terjadi alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke

lahan non pertanian serta penurunan jumlah dan debit air irigasi. Disamping itu

terjadinya keterbatasan tenaga kerja disub sektor pertanian tanaman pangan,

karena para pemuda desa cenderung enggan menjadi petani, tenaga ternak untuk

mengolah tanah jumlahnya terbatas, maka mekanisasi di bidang pertanian

khususnya tanaman pangan harus dikembangkan.

1) Bantuan Langsung Benih Unggul

Kendala yang dihadapi dalam memperkuat ketahanan pangan antara lain

masih relatif rendahnya produktivitas tanaman oleh karena sebagian petani

belum menggunakan benih bermutu varietas unggul dalam budidayanya.

Kontribusi penggunaan benih bermutu varietas unggul dalam meningkatkan

produktivitas dan produksi bahkan mutu hasil telah terbukti secara signifikan,

antara lain dengan keberhasilan peningkatan produksi komoditas tanaman

pangan yang terjadi selama ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

ketersediaan dan penggunaan benih bermutu varietas unggul merupakan suatu

syarat keharusan bagi peningkatan ketahanan pangan nasional disamping

penyediaan sarana produksi lainnya. Bantuan langsung benih unggul kepada

kelompok tani harus diarahkan menggunakan varietas unggul yang potensi

hasilnya untuk jagung diatas 8,0 ton/ha. Dalam rangka peningkatan

penggunaan benih bermutu varietas unggul dan mendukung upaya peningkatan

produktivitas dan produksi jagung pada musim tanam (MT) 2011 dan MT

2011/2012, maka Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalokasikan

Bantuan Benih melalui Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) dari dana

APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat TA 2011. Bantuan benih yang diberikan

kepada kelompok tani adalah benih Jagung Hibrida seluas 5000 Ha dengan

jumlah benih 75.000 kg.

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan bantuan langsung benih unggul

jagung tersebut, disediakan dana pengawalan agar bantuan benih yang

Page 100: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 60606060 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dialokasikan ke kabupaten/kota dapat terpantau dengan baik. Sehubungan

dengan adanya bantuan langsung benih unggul jagung yang bersumber dari

dana DPA SKPD (APBD) Tahun Anggaran 2011.

Jumlah Bantuan Langsung Benih Unggul TA. 2011 perkabupaten se Nusa

Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel IV-65. BLBU Jagung TA. 2011 se Nusa Tenggara Barat

Areal Jumlah benih(Ha) (Kg)

1 Lombok Timur 500,00 7.500,00 2 Sumbawa 1.000,00 15.000,00 3 Sumbawa Barat 500,00 7.500,00 4 Dompu 2.500,00 37.500,00 5 Bima 500,00 7.500,00

5.000,00 75.000,00

NO. Kabupaten

Total

Pelaksanaan distribusi Bantuan Langsung Benih Unggul Jagung tahun

anggaran 2011 disesuaikan dengan jadwal tanam petani/kelompok tani. Realisasi

penyalurannya per kabupaten dapat dilihat pada tabel IV-66 berikut.

Tabel IV-66. BLBU Jagung TA. 2011 se Nusa Tenggara Barat

(Ha) (kg) (Ha) (Kg)

1 Lombok Timur 500,00 7.500,00 500,00 7.500,00 100

2 Sumbawa 1.000,00 15.000,00 1.000,00 15.000,00 100

3 Sumbawa Barat 500,00 7.500,00 500,00 7.500,00 100

4 Dompu 2.500,00 37.500,00 2.500,00 37.500,00 100

5 Bima 500,00 7.500,00 500,00 7.500,00 100

5.000,00 75.000,00 5.000,00 75.000,00 100

NO. Kabupaten

Total

Target Realisasi

%

Bantuan Langsung Benih Unggul Jagung TA 2011 diterima oleh 266

kelompok tani yang tersebar di 90 Desa di 5 kabupaten se-NTB. Jumlah benih

yang diterima kelompok tani, desa di masing-masing kecamatan dapat dilihat

pada tabel IV-67 berikut :

Page 101: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 61616161 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-67. Sebaran jumlah kelompok tani penerima BLBU Jagung TA. 2011.

No Kecamatan Jumlah Desa Jumlah KLP tani Jumlah Bibit

9 40 7.500

1 Aikmel 2 10 1.500

2 sambelia 1 3 675

3 Pringgabaya 6 27 5.325

19 37 15.000

1 Alas Barat 7 11 3.000

2 Utan 6 10 1.950

3 Buer 1 4 1.500

4 Lunyuk 5 12 8.550

5 33 7.500

1 Pototano 5 33 7.500

34 127 37.500

1 Woja 3 10 4.500

2 Pajo 3 18 4.950

3 Hu'u 7 32 6.195

4 Kilo 4 24 4.875

5 Pekat 3 9 3.600

6 Dompu 3 11 4.305

7 Kempo 4 10 5.025

8 Manggalewa 7 13 4.050

23 29 7.500

1 Sape 7 7 1.500

2 Lambu 3 3 750

3 Palibelo 1 2 750

4 Ambalawi 2 2 750

5 Woha 3 7 1.500

6 Parado 2 2 750

7 Bolo 3 4 750

8 Madapangga 2 2 750

90 266 75.000

Kab Lotim

Kab Sumbawa

Kab Sumbawa Barat

Kab Dompu

Kab Bima

Total

2) Unit Pelayanan Jasa Alsintan

Mekanisasi pertanian secara umum, alat dan mesin pertanian (alsintan)

secara khusus memiliki peran dan potensi yang sangat strategis dalam

mendukung program peningkatan ketahanan pangan, karena kontribusinya

dalam : (a) percepatan mengolah tanah, meningkatkan produktivitas dan

efisiensi sumber daya manusia (SDM) dan lahan, (b) menekan kehilangan hasil

panen dan pasca panen, (c) meningkatkan nilai tambah hasil pertanian, (d)

mengatasi kekurangan tenaga kerja usahatani, dan (e) meningkatkan

Page 102: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 62626262 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

produktivitas tenaga kerja di pedesaan. Namun demikian dengan sempitnya

kepemilikan lahan, keterbatasan modal usahatani, tingkat pendidikan dan

keterampilan petani yang rendah berdampak kepada pegelolaan usahatani yang

tidak efisien. Pada kondisi dan situasi demikian sistem Usaha Pelayanan Jasa

Alsintan (UPJA) merupakan alternatif strategis dalam pendayagunaan dan

pengembangan alsintan pada sub sektor tanaman pangan. Untuk itu dalam

rangka optimalisasi pendayagunaan dan pengembangan alsintan perlu adanya

upaya untuk mengoptimalkan peran dan fungsi kelembagaan yang ada

dipedesaan.

Keberadaan UPJA di daerah sentra produksi tidak saja menjadi solusi

dalam mengatasi kebutuhan alsintan bagi petani untuk mengolah lahan

pertanian, pengairan, panen dan pasca panen, tetapi juga menjadi solusi dalam

mengatasi pengangguran di pedesaan dan peningkatan pendapatan petani.

Secara operasional pengembangan UPJA diarahkan untuk mendorong

penggunaan alsintan oleh petani/kelompok tani, dan sekaligus merupakan

terobosan dalam mengatasi masalah kepemilikan alsintan secara individu yang

kurang menguntungkan. Pada hakekatnya pengembangan UPJA dimaksudkan

untuk dapat membangun sistem dan kelembagaan UPJA di sentra produksi

tanaman pangan yang berorientasi bisnis.

Keberhasilan pengembangan UPJA, selain ditentukan oleh kemampuan

pengelola UPJA itu sendiri, juga tidak terlepas dari adanya dukungan

kelembagaan ekonomi pedesaan yang terkait dalam sistem UPJA, salah satu

diantaranya adalah kelembagaan perbengkelan. Perbengkelan adalah salah satu

subsistem dalam pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan UPJA. Peran

kelembagaan perbengkelan sangat penting dalam mendukung operasional UPJA

di lapangan..

Berdasarkan beberapa hal di atas dan sebagai upaya pemerintah untuk

menumbuhan/mengembangan UPJA yang ada di kabupaten/kota, maka pada

tahun 2010 dialokasikan dana APBD yang ditujukan untuk melakukan

pembinaan bagi Petugas Kabupaten/Kota agar dapat memotivasi UPJA yang ada

di daerah agar tumbuh dan berkembang sehingga dapat menggerakkkan

perekonomian dipedesaan.

Page 103: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 63636363 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Kegiatan bimbingan pengembangan UPJA dilaksanakan melalui kunjungan

ke kabupaten/kota dalam rangka sosialisasi kebijakan dan peraturan yang terkait

dengan penumbuhan dan pengembangan UPJA dan memfasilitasi tumbuh dan

berkembangnya UPJA di sentra-sentra produksi Tanaman Pangan. Kegiatan ini

dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan petugas pengelola

alsintan kabupaten/kota agar dapat membimbing pengelola UPJA yang ada

diwilayahnya sehingga UPJA dapat tumbuh dan berkembang. Secara operasional

pengembangan UPJA diarahkan untuk mendorong pemilik alsintan perorangan

agar bekerjasama satu sama lain, sehingga alsintan yang dimiliki dapat dikelola

secara bersama dalam suatu wadah yang dikenal dengan nama UPJA.

Pengembangan UPJA dimaksudkan untuk dapat membangun sistem dan

kelembagan UPJA, agar kepengurusan berfungsi secara optimal. Dengan

difungsikannya semua unsur yang ada dalam struktur organisasi diharapkan

UPJA dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi petani atau kelompok

tani di sekitar wilayahnya.

Sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra pembangunan

pertanian khususnya penumbuhan dan pengembangan unit pelayanan jasa

alsintan di NTB, maka ditargetkan adanya penumbuhan dan pengembangan

UPJA di sentra-sentra produksi tanaman pangan Kab/Kota Se NTB dengan target

penumbuhan dan pengembangan UPJA sebanyak 5 unit pertahuan. Pada tahun

2010 terbentuk sebanyak 236 kelompok UPJA yang tersebar di Kab/Kota Se-

NTB. Penumbuhan dan pengembangan UPJA di Kab/kota Se NTB diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan petani akan alsintan terutama traktor roda 2 untuk

pengolahan tanah dan juga peralatan alsintan lain yang dapat membantu petani

dalam mempercepat pengelolaan usaha taninya. Sesuai dengan Rencana

Strategis Pembangunan Pertanian di Nusa Tenggara Barat, dimana diharapkan

pada setiap tahun ada penumbuhan atau penambahan UPJA sebanyak 5 unit.

Pada tahun 2010 jumlah UPJA yang tersebar di kabupaten/Kota berjumlah 236

kelompok. Dilihat dari jumlah alsintan yang dikelola oleh UPJA, dari 236 UPJA

yang ada sebagian besar mengelola alsintan antara 1 – 4 unit alsintan. Secara

rinci keragaan Unit Pelayanan Jasa Alsintan berdasarkan jumlah alsintan yang di

kelola dapat di lihat pada Tabel IV-68.

Page 104: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 64646464 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-68 Keragaan UPJA di kabupaten/kota se- Nusa Tenggara Barat Berdasarkan Jumlah Alsintan yang Dikelola Pada Tahun 2010

No Kab./Kota Jumlah

UPJA 1-4 unit 5-9 unit ≥ 10 unit

1 Mataram 2 1 - 1

2 Lombok Barat 16 9 1 6

3 Lombok Utara 3 1 - 2

4 Lombok Tengah 48 36 2 10

5 Lombok Timur 28 19 1 8

6 Sumbawa 37 13 14 10

7 Sumbawa Barat 11 6 4 1

8 Dompu 53 37 8 8

9 Bima 35 21 5 9

10 Kota Bima 3 1 1 1

NTB 236 144 36 56

Jumlah Alsin yang dikelola UPJA

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 236 UPJA, sebanyak 56 UPJA yang

mengelola alsintan lebih dari 10 unit, 36 UPJA mengelola alsintan antara 5 – 9

unit dan 144

UPJA mengelola alsintan antara 1 - 4 unit alsintan, dengan demikian

sebanyak 144 (61,02%) UPJA dikatagorikan kelas Pemula.

Keragaan UPJA di Kab/Kota Se-NTB jika dilihat dari jenis alsintan yang

dikelola, diperoleh bahwa ; 138 UPJA memilik jenis alsintan antara 1-2 jenis

alsintan, 49 UPJA memiliki 3 – 4 jenis alsintan dan 52 UPJA memiliki lebih dari

5 jenis alsintan. Rincian keragaan UPJA berdasarkan jenis alsintan yang dikelola

seperti Tabel IV-69.

Page 105: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 66665555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-69. Keragaan UPJA Berdasarkan Jenis Alsintan Yang Dikelola Di Nusa Tenggara Barat 2010

No Kab./Kota Jumlah

UPJA 1-2 jenis 3-4 Jenis ≥ 5 jenis

1 Mataram 2 - 2 -

2 Lombok Barat 16 9 2 5

3 Lombok Utara 3 1 - 2

4 Lombok Tengah 48 37 1 10

5 Lombok Timur 28 19 4 5

6 Sumbawa 37 12 13 12

7 Sumbawa Barat 11 6 3 2

8 Dompu 53 33 9 14

9 Bima 35 19 14 2

10 Kota Bima 3 2 1 -

NTB 236 138 49 52

Jenis Alsin yang dikelola UPJA

Tabel diatas menunjukkan bahwa, dilihat dari jenis alsintan yang dikelola oleh

UPJA, yang ada di Kab/Kota Se- NTB 138 UPJA (58,47%) dikatagorikan UPJA

Pemula. Beberapa kriteria UPJA pemula sebagai berikut :

- Anggaran Dasar/Aanggaran Rumah Tangga belum ada

- Petugas administrasi dan teknisi belum ada

- Jarang sekali melakukan pertemuan rutin UPJA

- Jenis ALSINTAN yang dikelola berkisar antara 1- 2 jenis

- Masih belum memiliki gudang penyimpanan alsintan

- Bengkel alsintan belum ada

- Pengelola (Manajer, petugas administrasi dan operator) belum pernah

mengikuti pelatihan

Pada tahun 2011 terjadi penambahan jumlah UPJA sebagai berikut:

Page 106: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 66666666 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Pemula Berkembang Profesional

1 2 3 4 5 6

1 Kota Mataram 1 1 2

2 Lombok Barat 9 1 6 16

3 Lombok Utara 3 1 2 6

4 Lombok Tengah 34 5 10 49

5 Lombok Timur 18 2 8 28

6 Sumbawa Barat 6 4 1 11

7 Sumbawa 13 14 10 37

8 Dompu 35 10 8 53

9 Bima 22 5 9 36

10 Kota Bima 1 1 1 3

142 43 56 241

Tabel IV-70. Data Keragaan UPJA Pada Tahun 2011

No Kab./Kota

Total NTB

Klasifikasi UPJA

Total

Pengadaan Alsintan (Traktor R2 dan Corn Sheller ) APBD I 2011

TR-2 alat Bajak CS besar CS Kecil

1 2 3 4 5 6

1 Kota Mataram 0 0 0

2 Lombok Barat 1 1 1

3 Lombok Utara 1 1 1 1

4 Lombok Tengah 1 1 1

5 Lombok Timur 3 3 1 1

6 Sumbawa Barat 1 1 1 1

7 Sumbawa 3 3 1 1

8 Dompu 3 3 1 1

9 Bima 2 2 1 1

10 Kota Bima

15 15 7 7

Tabel IV-71. Pengadaan Alsin Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2011

No Kab./Kota

Total NTB

Alokasi

bantuan (Unit)

Ket : CS = Corn Sheller

Untuk membantu petani/kelompok tani atau UPJA dalam mempercepat

mengelolaan usaha tani dan juga untuk pengembangan dan penumbuhan UPJA

di Nusa Tenggara Barat, maka pada Tahun Anggaran 2011 Dinas Pertanian TPH

Page 107: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 67676767 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

melalui dana APBD I, melakukan Pengadaan 15 unit TR2 , 7 Corn Sheller Besar

dan 7 Corn Sheller Kecil yang dialokasikan ke kelompok UPJA/Kelompok Tani

Kabupaten/Kota Se-Nusa Tenggara Barat. Selain untuk mempercepat

penumbuhan dan pengembangan UPJA, pemberian bantuan ini dimaksudkan

untuk peningkatan IP yang semula dari IP 200 ke IP 300.

Perbengkelan adalah salah satu sub sistem dalam pengembangan dan

pemberdayaan kelembagaan Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), oleh karena

itu peran kelembagaan tersebut sangat penting dalam mendukung operasional

UPJA, termasuk bengkel keliling yang diharapkan mampu melayani secara

optimal kegiatan UPJA di lapangan.

Dengan meningkatnya penggunaan alsintan oleh petani di tingkat

pedesaan telah mendorong bermunculannya bengkel-bengkel /pengrajin

alsintan di daerah. Bengkel Alsin yang sudah terbentuk di Nusa Tenggara Barat

sebanyakt 59 bengkel alsintan yang terdiri dari bengkel alsintan dinas dan

bengkel alsintan swasta. Rincian keragaan bengkel seperti Tabel IV-72.

Tabel IV-72. Keragaan Bengkel Alsintan Di Nusa Tenggara Barat

No

Kabupaten / Kota

Bengkel Dinas ( unit )

Bengkel Swasta ( unit )

Jumlah Bengkel ( unit )

1 2 3 4 5 6 7 8

Kota Mataram Lombok Barat Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Dompu Bima Kota Bima

1 1 - - - 1 - -

2 2 10 11 6 12 3 10

3 3 10 11 6 13 3 10

N T B 3 56 59

Page 108: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 68686868 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Dari bengkel yang ada sebagian besar bengkel alsintan belum banyak

berperan dalam mendukung operasional UPJA di lapangan. Untuk itu dalam

rangka meningkatkan kinerja bengkel alsintan diperlukan adanya pembinaan

dan pengembangan bengkel yang terarah dan berkelanjutan dari pemerintah

daerah.

Upaya pengembangan dan pemberdayaan bengkel tersebut dapat

dilakukan melalui pemanfaatan dan pendayagunaan bengkel alsintan yang

sudah ada, baik bengkel dinas, UPJA maupun bengkel swasta, pelatihan bagi

petugas bengkel, pemberian bantuan alat pendukung operasional bengkel

alsintan.

3) Bantuan Peralatan Sarana Pasca Panen Tanaman Pangan

Tahun 2011, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa

Tenggara Barat menerima bantuan Peralatan Sarana Pasca Panen Tanaman

Pangan dari Kementerian Pertanian. Bantuan tersebut berasal dari Anggaran

Dekonsentrasi Satker Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB yang terdiri dari Paddy

Mower, Power Tresher, Pedal Tresher, Terpal dan Sabit Bergerigi yang

dilaksanakan di 5 kabupaten di wilayah NTB. Kabupaten yang mendapatkan

bantuan tersebut adalah : Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Sumbawa,

Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. Daftar

nama penerima bantuan sarana pasca panen tanaman pangan di masing-

masing kabupaten dapat dilihat dari Tabel IV-73. berikut :

Page 109: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 69696969 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1 2 3 4 5 6 7 8

I. LOMBOK TENGAH 1. Trasna H. Makrifatul Aini Bagu Pringgarata *Paddy Mower 8 Unit

5 *Power Thereser 4 Unit

*Terpal 25 Buah

*Revitalisasi :

-Pecah Kulit 1 Unit

-Polisher 1 Unit

-Moisture Tester 1 Unit

2. Bun Sorak H. Muhtar Arif Ranggagata Praya Barat *Paddy Mower 6 unit

Daya *Power Thereser 8 Unit

*Terpal 16 Buah

*Moisture Tester 1 Unit

II. SUMBAWA BARAT 1. Anak Awan Abdul Wahab Sapugara Bree Brang Rea *Pady Mower 21 Unit

*Power Thereser 4 Unit

*Terpal 8 Unit

*Sabit Bergerigi 10 Unit

2. Lestari H.A. Latif Lampok Brang Ene *Pady Mower 21 Unit

*Power Thereser 4 Unit

*Terpal 8 Unit

*Sabit Bergerigi 10 Unit

KET.

Tabel. IV-73 DAFTAR PENERIMA BANTUAN SARANA PASCA PANEN TAN. PANGAN

KABUPATEN/KOTA SE-NUSA TENGGARA BARAT TAHUN ANGGARAN 2011

NO. KABUPATEN/KOTA POKTAN KETUA DESA/KEL KECAMATAN ALAT YANG DIBELI

III. SUMBAWA 1. Saling Sakiki Abdul Wahab Pernek Moyo Hulu *Pady Mower 11 Unit

*Powertresher 3 Unit

*Pedal Thereser 11 Unit

*Tarpal 21 Unit

*Sabit Bergerigi 40 Unit

2. Maris Gama H. Jon Kenedy Persiapan Empang *Pady Mower 11 Unit

Bungan Eja *Powertresher 3 Unit

*Pedal Thereser 11 Unit

*Tarpal 21 Unit

*Sabit Bergerigi 40 Unit

IV. DOMPU a. Sugih Makmur Ruminggah Kampasi Meci Manggelewa *Power Thereser 5

*Pedal Thereser 7

*Pady Mower 4

*Terpal 50

*Sabit Bergerigi 50

b. So Ompu Su Junaidin Saneo Woja *Power Thereser 5

*Pedal Thereser 7

*Pady Mower 4

*Terpal 50

*Sabit Bergerigi 50

Page 110: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 70707070 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

V. BIMA 1. Karya Maju A. Latif H.M.Ali Belo Palibelo *Pady Mower 25

*Pedal Thereser 7

*Power Thereser 1

*Terpal 17

*Sabit Bergerigi 50

2. La Wure Usman H. Yasin Rato Bolo *Pady Mower 28

*Pedal Thereser 6

*Power Thereser 1

*Terpal 14

*Sabit Bergerigi 36

4) Pembinaan Kios Saprodi

Pembangunan sektor pertanian saat ini diarahkan pada terwujudnya sistem

pertanian yang modern yang berorientasi pada agribisnis, didukung oleh

sumberdaya masnuia, sumberdaya alam, tingkat penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang memadai.

Dalam mendukung peningkatan produksi dan pendapatan petani,

ketersediaan sarana produksi pertanian khususnya pupuk, pestisida dan

bibit/benih sangatlah penting. Ketersediaan sarana produksi berhubungan erat

dengan tersedianya kios sarana produksi di tingkat lapang.

Kios saprodi sebagai salah satu unit usaha dalam agribisnis, mempunyai

peranan yang sangat strategis dalam penyediaan sarana produksi. Jumlah usaha

dibidang kios saprodi di Provinsi Nusa Tenggara Barat terutama di daerah sentra

produksi pertanian relativ terus meningkat. Namun di lapangan berbagai

permasalahan yang dijumpai diantaranya sebagian besar kios saprodi tergolong

tipe A (tahap pertumbuhan), SDM pengelola minim, kurangnya permodalan kios.

Dari fenomena tersebut diperlukan pembinaan dan pengaturan sedini mungkin

untuk meningkatkan peran dan fungsi kios saprodi tersebut.

Pelaksanaan kegiatan melalui pembinaan ke petugas yang menangani sarana

produksi dan monitoring ke beberapa Kios saprodi di kabupaten/kota se Nusa

Tenggara Barat. Kegiatan Pembinaan kios saprodi sangat penting dilaksanakan

mengingat kios saprodi merupakan sarana yang sangat pital dalam penyedia sarana

produksi untuk petani, oleh karena itu keberadaannya harus tersedia cukup dan

berada di dekat petani. Disamping itu untuk kelancaran penyediaan sarana

Page 111: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 71717171 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

produksi, maka pengelola kios sarana produksi harus memiliki modal yang cukup

agar sarana produksi (pupuk, pestisida dan benih) dapat tersedia secara cukup

dan petani dapat memperoleh sarana produksi yang dibutuhkan pada saat yang

tepat. Adapun jenis barang/produk yang diperjual belikan di kios saprodi adalah;

pupuk bersubsidi (pupuk urea, SP-36, ZA, NPK dan Organik), pestisida, benih padi,

kedelai, kacang tanah dll. Berdasarkan data dari PT. Pupuk Kalimantan Timur dan

PT. Petrokimia Gresik bahwa dalam menyalurkan pupuk bersubsidi ke petani,

produsen pupuk tersebut menunjuk distributor dan pengecer pupuk bersubsidi

untuk menyalurkan pupuk ke petani. Jumlah distributor yang tersebar di

Kabupaten/Kota Se NTB sebanyak 25 distributor PT. Pupuk Kalimantan Timur dan

22 distributor PT. Pupuk Petrokimia Gresik. Sedangkan jumlah kios pengecer pupuk

bersubsidi yang tersebar di Kab/Kota se NTB sebanyak 1.241 pengecer. Adapun

rincian distributor dan pengecer pupuk bersubsidi seperti Tabel IV-71 dan IV-72.

Page 112: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 72727272 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-74. Jumlah distributor pupuk bersubsidi di Kabupetan/Kota se NTB

Tahun 2011

PT. Kaltim PT. Petrokimia

1 PUSKUD NTB v v

2 PPI v v

3 PT. PERTANI v v

4 CV. HIDAYAT v v

5 CV. FORTUNA v v

6 CV. ILHAM TANI v v

7 CV. BINTANG TIMUR v v

8 PD. SELAPARANG AGRO v v

9 CV. Populer Farma v v

10 CV. SUBUR MAKMUR v v

11 CV. SURYA TANI v v

12 CV. PESONA v v

13 CV. UTAN PUTRI v v

14 CV. SUMBER ALAM v v

15 CV. MEGARIA v v

16 UD. MULIA JAYA v v

17 CV. AGRO MAKMUR MANDIRI v v

18 UD. RAHMAWATI v v

19 UD. MEGA JAYA v -

20 GUNUNG MAS v -

21 AL-ZAMAN v -

22 REJEKI v -

23 BINTANG MAS v -

24 LA-HILLA v -

25 SANTYA MAKMUR v -

26 PT. PETROSIDA - v

27 UD. CINTANI - v

28 UD. SARI SANTOSA - v

29 CV. DEWI TANI JAYA - v

JUMLAH 25 DISTRIBUTOR 22 DISTRIBUTOR

Produsen PupukNo. Nama Distributor

Page 113: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 73737373 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-75. Keragaan Kios pengecer pupuk bersubsidi di Kabupaten/Kota Se NTB Tahun 2011

No.

Kabupaten/Kota

Pengecer

PT. Pupuk Kalimantan

Timur

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10

Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Sumbawa Barat Dompu Bima Kota Bima

16 100 329 288 218 28 63 110 89

Total NTB 1.241

Dari beberapa kios pengecer pupuk bersubsidi yang dikunjungi, bahwa

masih ada kios pengecer resmi pupuk bersubsidi yang hanya menyediakan

pupuk bersubsidi saja, sedangkan pupuk alternatif lainnya serta pestisida tidak

disediakan. Ada beberapa alasan kios pengecer tidak menyediakan sarana

produksi secara lengkap yaitu keterbatasan modal usaha. Disamping itu juga

berdasarkan pantauan bahwa ada beberapa kios yang sudah menyediakan

pupuk dan pestisida, kios dimaksud dapat di lihat pada lampiran 1. Adapun

jenis pupuk dan pestisida yang diperjual belikan di kios saprodi seperti pada

lampiran 2.

Dari kios saprodi yang dikunjungi rata-rata masih dalam kriteria kios

saprodi tahap Pertumbuhan ( belum berkembang ) namun sedikit sekali kios

yang tergolong kriteria kios tahap Pemantapan ( berkembang ).

5) Pembinaan dan Pengembangan Pupuk

Dari anggaran yang tersedia, maka dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut

1) Koordinasi dan Pengawalan Bantuan Rumah Kompos

Pada tahun 2010 Pemerintah pusat mengalokasikan bantuan rumah

kompos ke 3 Kabupaten Se NTB yaitu Kabupaten Lombok Timur, Sumbawa

Barat dan Bima. Anggaran kegiatan tersebut tertuang di dalam RKA-KL

kabupaten. Pemerintah Kabupaten memiliki peran yang sangat penting

Page 114: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 74747474 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dalam menentukan kelompok penerima bantuan, oleh karena itu

pemerintah provinsi menyusun Petunjuk pelaksanaan pemberian bantuan

rumah kompos yang diberikan kepada pemerintah kabupaten untuk

dijadikan pedoman dalam penentuan kelompok dan lokasi penerima

bantuan.

Beberapa langkah yang dilakukan oleh kabupaten dalam menentukan

kelompok penerima RP3O. Langkah yang harus dilakukan oleh kabupaten

adalah sebagai berikut :

1. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan identifikasi calon penerima

bantuan dan menganalisa serta verifikasi secara obyektif bahwa calon

penerima bantuan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.

2. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menetapkan Kelompok Tani atas dasar

hasil identifikasi dan verifikasi.

3. Petani yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan mengajukan

proposal untuk proses pencairan dana ke KPN kabupaten.

4. Proses pencairan dana dapat dilakukan oleh KPPN Kabupaten setelah

proposal ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

Dalam melakukan identifikasi calon penerima bantuan, pemerintah

kabupaten harus obyektif dengan berpedoman pada petunjuk pelaksanaan

yang ada, sehingga alat yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan

optimal dan sekaligus merupakan stimulan kepada petani/kelompok tani

sekitarnya untuk mendorong pengembangan penggunaan pupuk organik di

tingkat petani. Kriteria kelompok tani penerima bantuan yaitu:

1) Diutamakan kelompok tani yang telah ditetapkan sebagai pelaksana

Sekolah Lapang (SL).

2) Kelompok tani yang aktif, berpengalaman dan mempunyai organisasi

minimal ketua, sekretaris dan bendahara.

3) Kelompok tani harus memiliki atau siap memiliki tabungan kelompok di

Bank.

4) Kelompok tani tidak mempunyai tunggakan kredit atau belum pernah

menerima bantuan sejenis sebelumnya.

Dari kriteria diatas, maka pemerintah kabupaten menetapkan

kelompok penerima bantuan rumah kompos sebagai berikut :

Page 115: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 75757575 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel. IV-76. Kelompok Penerima Bantuan Rumah Kompos TA. 2010

No Kabupaten Desa

Nama Nilai

No. SK Kadis

Kelompok

Tani Ketua

JLH Bantuan

(UNIT) (Rp)

1 Lombok

Timur

Lendang

Nangka Utara

Kec. Masbagik

POKTAN Sejati

Suhaidi

1

85.000.000

PPH.521.1/594.a/PP/2010

2

Sumbawa

Barat

Beru,

Kecamatan

Jereweh

Rolina A.Rakhim

Perbata

1 85.000.000

520/02/DISHUTBUNTAN/

IV/2010

Desa

Karumbu Kec.

Langgudu

3 Bima Oi Busi 1 85.000.000

Jumlah 3

Page 116: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 76767676 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Nilai bantuan yang diberikan ke kelompok ditransper melalui rekening kelompok

sebesar Rp. 80.000.000,- dengan rincian penggunaan uang sebagai berikut :

- Pembangunan RP3O dengan ukuran bangunan 9 x 7 m

- Pembelian APPO tipe kecil sebanyak 1 unit dan

- Pembelian sarana pendukung berupa; bioaktivator, kantong plastik , alat penjahit

karung.

2) Pengawalan Bantuan Rumah Kompos dan APPO

Jumlah APPO yang dialokasikan di kab/kota se-NTB sejak Tahun 2008 sampai

dengan 2009 dari dana dekonsentrasi sebagai berikut:

Tabel IV-77. Keragaan bantuan APPO melalui dana dekosentrasi di Prov. NTB Tahun

2007 - 2009

Jumlah Jumlah2009 APPO 2008 2009 RP3O

APBN APBN-P APBN APBN-P APBN (unit) APBN APBN (unit)

1 Kota Mataram 1 - 2 1 - 4 - - 02 Lombok Barat 1 - - 3 3 7 1 - 13 Lombok Tengah 1 - - 7 1 9 1 1 24 Lombok Timur 1 - 3 3 1 8 - 1 15 Sumbawa Barat 1 - - 1 3 5 - - 06 Sumbawa 1 - - 5 3 9 1 - 17 Dompu 1 - - 2 1 4 - 1 18 Bima 1 1 - 3 1 6 - - 09 Kota Bima 1 - - 3 - 4 - 1 1

9 1 5 28 13 56 3 4 7Jumlah

No Kab/KotaAPPO (unit) RP3O

2007 2008

Hasil koordinasi dan pemantauan ke lapangan, maka dapat di identifikasi

kelompok tani yang melakukan pembuatan pupuk organik sebagaimana Tabel IV-75.

Page 117: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IV IV IV IV ---- 77777777 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel IV-78. Kelompok Tani Pembuat Pupuk Organik di Kab/Kota se NTB

Produsen/KelompokNo Kabupaten Tani Pembuat Pupuk Alamat Bahan Baku

Kota Organik

1 MATARAM Karang Pule Karang Pule Jerami & EM3 2.400 kgJumlah 2.400 kg

2 LOBAR Kel.Tani Wiresinge Batu Kuta Jerami, pupuk kandang & EM3 24.000 kgBeriuk Maju Sigerongan Jerami, pupuk kandang & EM3 6.000 kgPemda Baru Kediri Jerami, pupuk kandang & EM3 2.400 kgDrs. Ll. Juarsih Lembar Jerami, pupuk kandang & EM3 6.000 kgH. Usman Jagaraga Jerami, pupuk kandang & EM3 2.400 kgHarapan Bersama Nyiur Lembang, Narmada Jerami, pupuk kandang & EM3 1.000 kg

Jumlah 41.800 kg3 LOTENG Kel.Tani Gerak Maju Pidendang,Ds Sepakek Pringgarata Pupuk Kandang 65.000 kg

Kel Tani Tarasne Peneguk Desa Bagu, Pringgarata Pupuk Kandang 80.000 kgKel,Tani Anugrah Dasan Baru Desa Ubung, Jonggat Pupuk Kandang 120.000 kgSarwanik Ulur Agung Desa Labulia Jonggat Pupuk Kandang 50.000 kgKel. Tani Embel Bao Desa Mas-mas Pupuk Kandang, Jerami, dokompuse 150.000 kgBersatu Jaya Ds. Berembang Jurang Jaler

Jumlah 465.000 kg4 LOTIM BUMD Desa Perian Kec. Montong Gading Limbah pertanian & ppk kandang 300.000 kg

Kel.Tani Lembung Tani Desa Perian Kec. Montong Gading Urin Sapi 3.000 ltrKel.Tani Bareng Mele Desa Kelayu Jorong, Kec. Selong Limbah ternak sapi& limbah pertanian 120.000 kgKel.Tani Beriuk Mekar Desa Kelayu Selatan, Kec. Selong Limbah ternak sapi& limbah pertanianUD. Remaja Desa Pringgasela Limbah ternak sapi& limbah pertanian 540.000 kgUD. Mitra Tani Desa Apitaik, kec. Pringgabaya Limbah ternak sapi& limbah pertanian 1.200.000 kgKel, Pade Patuh Desa Pringgabaya,Kec.Pringgabaya Limbah ternak sapi& limbah pertanian 1.200.000 kgUD. Bintang Organik Desa Apitaik, kec. Pringgabaya Limbah ternak & limbah pertanian 3.600.000 kgKel. Tani Riawit Desa Tembeng Putik, Wanasaba 3.000 ltrBaru Mekar I Kelayu, Selong 1.500 kg

Jumlah 6.967.500 kg5 SMB. BRT Batu Bele Desa Manala Limbah ternak, limbah hsl pertanian 3.000 kg

Al-Ihlas Desa Manala Limbah ternak, limbah hsl pertanian 3.000 kgTekad Bersama Dsn Seranggin Ds Bugis, Taliwang Limbah ternak, limbah hsl pertanian 3.000 kg

Jumlah 9.000 kg6 SUMBAWA Orong Nunung Dusun Poto Jerami, Kotoran Hewan, Dedak 120.000 kg

Al Slalu Dusun Sameri Jerami, Kotoran Hewan, Dedak 60.000 kgSemangat membangun Desa Boa Kec. Moyo Utara Jerami & EM3 36.000 kgCari Untung Krato Alas, Kec. Unter Ewes Sekam & Jerami 24.000 kgKelompok Mandiri Wanita - Dusun Sela Desa Batu Tering Kotoran KelelawarBuin Nunuk Kec. Moyo HuluTunas Rezeki Bale Brang, Uthan

Jumlah 240.000 kg7 DOMPU Kuta I Desa Rasabou Jerami, Dedak, EM4 1.200 kg

Doro Tangga Jerami, Dedak, EM, Daun-daunan 6.000 kgKel.Tani Nangka Tiga Desa Matua-Kec. Wojo Kotoran kuda, kerbau dan EM4 45.000 kgKel.Tani Sama Kai Kel. Bali I, Kec. Domp Kotoran kuda, kerbau dan EM4 40.000 kgKel.Tani Onderneming Satu Desa O'O Kec. Dompu Kotoran kuda, kerbau dan EM4 45.000 kgKel.Tani Tani Makmur Kel. Monta Baru-Woja Kotoran kuda, kerbau dan EM4 50.000 kgKel,Tani Doro Ringi Kel. Bada Kotoran kuda, kerbau dan EM4 60.000 kgKel.Tani Sori Silo Kel, Doro Tangga Kotoran kuda, kerbau dan EM4 50.000 kgKel.Tani Imbal Jasa Desa Saneo Kec. Woja Kotoran kuda, kerbau dan EM4 45.000 kgKel.Tani Diwu Nduha Desa aepadi, Kec. Dompu Kotoran kuda, kerbau dan EM4 60.000 kgDoro Bonto Bonto

Jumlah 402.200 kg8 BIMA Kel.Tani Ncuhu Mali I Desa Sari Kec. Sape 500 kg

Kel Tani Sepakat Desa Sie Kec, Monta 20.000 kg

KelTani Jempaka Desa Karimbu, Kec. Langgudu 10.000 kg

Kel.Tani Mawu Bersatu Desa Mawu, Kec. Ambalawi 14.000 kg

Jumlah 44.500 kg9 KOTA BIMA Kel.Tani Lambolo Kendo, Rasanae Timur 20.000 kg

Kel Tani Menggepambu Lampe, Rasanae Timur 10.000 kg

Jumlah 119.000 kg

Sekam, kotoran sapi/kerbau,Serbuk Kayu, EM

Sekam, kotoran sapi/kerbau,Serbuk Kayu, EMSekam, kotoran kambing,Serbuk gergaji,jerami, EM4Sekam, kotoran sapi/kerbau,Serbuk Kayu, EM

Jumlah yg

dihasilkan(kg/Liter)

Page 118: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB V HASIL PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

A. PENDAHULUAN

Pembangunan Pertanian melalui pengembangan hortikultura dilaksanakan

dengan Pendekatan Sistem Agribisnis berkelanjutan, sesuai dengan keunggulan

komparatif dan kompetitif yang berbasis pedesaan. Kesesuaian agroekologi dan potensi

wilayah merupakan langkah awal pemilihan jenis komoditi yang sesuai untuk

dikembangkan. Betapapun besarnya potensi yang dimiliki namun tidak terlepas dari

berbagai kendala dan permasalahan yang terkait dalam upaya peningkatkan produksi,

mutu dan daya saing produk.

Pembangunan hortikultura telah memberikan sumbangan yang cukup berarti

bagi sektor pertanian dan perekonomian, hal ini dapat dilihat dari Produk Domintik

Bruto ( PDB ), jumlah rumah tangga yang mengandalkan sumber pendapatan,

penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan dari sub sektor hortikultura.

Desawa ini agribisnis sebagai “ leading sector “ dalam pengembangan usaha pertanian,

dapat menjadi benteng pengamanan perekonomian masyarakat dipedesaan, karena

didukung oleh keunggulan komparatif yang dimiliki seperti keanekaragaman iklim dan

sumber daya alam.

Pengembangan agribisnis di Nusa Tenggara Barat dititik beratkan pada

pengembangan komoditas yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Tanaman

hortikultura merupakan komoditas primadona yang dapat mengangkat ekonomi

perdesaan, namun komoditi ini belum banyak diusahakan secara ekonomis. Disisi lain

kebutuhan masyarakat akan produk hortikultura terus meningkat, sejalan dengan

bertambahnya jumlah penduduk serta meningkatnya kesadaran dan kebutuhan

masyarakat akan gizi.

Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi yang cukup tinggi untuk

pengembangan tanaman hortikultura. Oleh karena itu perlu disusun strategi-strategi

dalam upaya untuk mendorong pengembaangan nya dengan mengacu pada 6 (enam)

pilar program hortikuktura yaitu ; 1). Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura;

2). Penataan rantai pasokan (Supply Chain Management); 3) Penerapan Budi Daya

Page 119: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Pertanian yang baik (Good Agricultural Practices / GAP ) dan Standar Operating

Procedure (SOP); 4). Fasilitasi terpadu investasi hortikukltura; 5). Pengembangan

kelembagaan usaha; dan 6). Peningkatan konsumsi dan akselerasi ekspor. Kesemua

kegiatan tersebut menjadi satu kesatuan yang saling terkait.

B. KERAGAAN BIDANG HORTIKULTURA

ANGGARAN

Pembangunan Bidang Hortikultura di Provinsi Nusa Tenggara Barat dilaksanakan

dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sumber dananya berasal dari anggaran

Pemerintah Daerah (DPS SKPD) dan Pemerintah Pusat (Ditjen Hortikultura). Jumlah

Anggaran yang dikelola Bidang Produkti Hortikultura adalah :

1. DPA SKPD (APBD) ............................................................. = Rp 382.986.120,-

2. DIPA (04) Horti (DK) ......................................................... = Rp. 5.157.800.000,-

Total dana ............................................................. = Rp. 5.540.786.120,-

Anggaran APBD dengan jumlah total sebesar Rp. 382.986.120,- terdiri dari belanja

pegawai (Rp.6.240.000,-), Belanja Barang dan Jasa (Rp.366.671.120,-) dan Belanja

Modal (Rp.10.075.000,-). Anggaran APBN berjumlah Rp. 5.157.800.000,- terbagi ke

dalam beberapa rekening, antara lain Belanja Keperluan Kantor, Honor Yang Terkait

Dengan Operasional Satuan Kerja, Belanja Barang Operasional Lainnya, Belanja Bahan,

Honor Yang Terkait Dengan Output Kegiatan, Belanja Barang Non Operasional Lainnya,

Belanja Barang Penungajng Kegiatan Dekonsentrasi, Belanja Sewa, Belanja Jasa

Profesi, Belanja Jasa Lainnya, Belanja Perjalanan Lainnya dan Belanja Lembaga Sosial

Lainnya.

Page 120: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

C. PELAKSANAAN KEGIATAN HORTIKULTURA TAHUN 2011

Pelaksanaan pembangunan Hortikultura di Provinsi Nusa Tenggara Barat penting

artinya karena perannya sebagai komponen utama pada Pola Pangan Harapan (PPH).

Komoditas hortikultura khususnya sayuran dan buah-buahan memegang peranan penting

bagi keseimbangan pangan yang dikonsumsi sehingga harus tersedia setiap saat dalam

jumlah yang cukup, bermutu baik, aman dikonsumsi, harga terjangkau serta dapat diakses

oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pembangunan Hortikultura telah memberikan sumbangan yang cukup besar bagi

sektor pertanian dan perekonomian. Tanaman Hortikultura merupakan komoditas

primadona yang dapat mengangkat ekonomi pedesaan, namun sampai saat ini komoditas

hortikultura belum banyak diusahakan secara ekonomis. Salah satu cara untuk mendukung

pembangunan hortikultura adalah dengan jalan mendukung pengembangan kawasan

hortikultura, penggunaan benih bermutu dari varietas unggul dan dukungan mekanisasi

pertanian (penggunaan alat dan mesin). Oleh karena itu pelaksanaan kegiatan-kegiatan

yang berhubungan dengan anggaran diarahkan untuk menunjang hal-hal yang telah

disebutkan tadi.

1. Pelaksanaan Anggaran APBD

Anggaran APBD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa

Tenggara Barat khususnya Program Penelitian dan Pengembangan Teknologi

dilaksanakan oleh Bidang Produksi Hortikultura, untuk TA 2011 menerima anggaran

sebesar Rp. 382.232.750,-. Kinerja keuangan tercapai sebesar Rp.308.232.750,-

(80,48%) dengan capaian fisik sebesar 100 %. Rincian capaian pelaksanaan fisik dan

keuangan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel V-1. Pagu Anggaran Kegiatan Bidang Produksi Hortikultura TA 2011

Jenis Belanja Pagu Anggaran Fisik Sisa

(Rp) (Rp) % % (Rp)

Belanja Pegawai 6.240.000 2.640.000 42,31 100 3.600.000

Belanja Barang

dan Jasa 366.671.120 295.955.250 80,71 100 70.715.870

Belanja Modal 10.075.000 9.637.500 95,66 100 437.500

Jumlah 382.986.120 308.232.750 80,48 100 74.753.370

Keuangan

Page 121: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Dari tabel V-1 terlihat pagu dana terbesar ada pada Belanja Barang Dan Jasa

yaitu sebesar Rp. 366.671.120,-. Pada jenis belanja ini terdapat 2 (dua) kegiatan yang

dilaksanakan yaitu belanja bahan berupa bibit tanaman dan pelatihan.

Alokasi anggaran tersebut salah satunya digunakan dalam rangka

Pengembangan Wilayah Terintegrasi di Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten

Sumbawa. Dana tersebut dipergunakan untuk pengadaan bibit untuk kelompok tani

pada kedua kabupaten tadi. Kelompok tani yang mendapakan bantuan benih dapat

dilihat pada tabel V—2 berikut :

Tabel V-2 Nama-nama Kelompok Tani Penerima Bantuan

No Kabupaten Nama Kelompok Jenis Bantuan Jumlah

- Jagung Manis 300 Sachet

- Cabe 200 Sachet

- Tomat 40 Sachet

- Kc. Panjang 70 Sachet

- Sawi 200 Sachet

- Pupuk Organik 30.000 kg

- Manggis 800 Pohon

- Durian Lokal 700 Pohon

K.T. Anugerah - Pisang 1.000 Pohon

- Jagung Manis 300 Sachet

- Cabe 200 Sachet

- Tomat 40 Sachet

- Kc. Panjang 70 Sachet

- Sawi 200 Sachet

- Pisang 1.500 Pohon

K. T. Lenang Kukin - Sawo 400 Pohon

K. T. Tiu Sebanga - Sawo 200 Pohon

K. T. Plan Tawai - Sawo 370 Pohon

K. T. Tomodong - Durian Lokal 300 Pohon

K. T. Brang Saneo - Durian Lokal 500 Pohon

Lombok Timur

K.T. Gumi Selaparang

K.T. Semeton Jari

1

2 Sumbawa

K. T. Harapan Jaya

Alokasi anggaran lainnya adalah pelaksanaan kegiatan Pertemuan Pembuatan

Pestisida Nabati dan Sosialisasi Budidaya Tanaman Sehat Pada Tanaman Buah.

Pertemuan Pembuatan Pestisida Nabati dilaksanakan pada tanggal 5 – 6 Juli 2011

bertempat di Desa Brangkolong Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa. Jumlah

peserta pertamuan sebanyak 25 orang yang berasal dari daerah sekitar tempat

pelaksanaan acara sosialisasi. Hasil yang didapat dari pertemuan tersebut adalah

Page 122: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1. Peran petugas lapangan dan adanya kepedulian kelompok yang berbasis kearifan

lokal sangat diperlukan untuk melakukan budidaya tanaman sehat guna

menghasilkan produk yang aman dikonsumsi.

2. Kelompok tani sangat penting keberadaannya dan perlu digerakkan serta dimotivasi

untuk ikut secara bersama-sama melakukan pengendalian OPT secara serentak di

wilayahnya.

3. Agar pelaksanaan pengendalian OPT dengan pestisida nabati dapat berjalan efektif

dan efisien hendaknya difasilitasi oleh POPT.

4. Penggunaan pestisida kimia secara benar dan aman perlu diperhatikan dalam

mengaplikasikan sejumlah produk pestisida berbahan kimia dengan mengikuti

prinsip 5 (lima) tepat, yaitu : tepat jenis dan mutu, tepat dosis, tepat waktu, tepat

cara dan tepat alat.

Selain kegiatan Pertemuan Pembuatan Pestisida Nabati, dilaksanakan juga

kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Sehat Pada Tanaman Buah. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan mengundang peserta sebanyak 25 orang yang berasal dari petani

yang telah mengembangkan tanaman pisang di Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu.

Dipilihnya lokasi pelaksanaan di Kabupaten Dompu karena prospek pengembangan

pisang di daerah tersebut sangat menjanjikan dilihat dari potensi luas areal

pertanamannya.

Pada tahun 2011 melalui APBD P, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat menerima anggaran berupa belanja modal

berupa pengadaan alat petik buah dan keranjang panen yang akan diberikan kepada

kelompok-kelompok tani di kabupaten kota. Kelompok-kelompok tani penerima

bantuan alat petik buah dan keranjang panen dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 123: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel V-3. Daftar Nama Kelompk Penerima Bantuan Alat Petik Buah dan Keranjang

Panen Tahun 2011.

No Kab/Kota/ Nama Kelompok Alamat Jumlah Alat Keterangan

1 Mataram 10 bh keranjang Data kelompok blm

masuk

2 Lombok Barat

a. K.T. Maju Bersama Desa Batu Mekar 5 bh alat petik

b. KT. Endut Dua Desa Batu Mekar 5 bh alat petik

c. KT. Mertha Sari Desa Suranadi 5 bh alat petik

d. KT. Sumber Makmur Desa Suranadi 5 bh alat petik

3 Lombok Utara

a. Gapoktan Paok Manggis Desa Kayangan 7 bh alat petik

b. Gapoktan Mangga jaya Desa Sukadana 8 bh alat petik

4 Lombok Tengah 10 bh alat petik

10 bh keranjang

5 Sumbawa Barat

KT. Sahabat Bumi Desa Banjar 10 bh alat petik

6 Sumbawa

KT. Alas Sari Desa Labuhan Badas 10 bh alat petik

7 Dompu

a. KT. Sonco O'O Rui 2 bh alat petik

b. KT. Mada Libi 2 bh alat petik

c. KT. Nggaro Pali K. 2 bh alat petik

d. Kt. Sera Woro 2 bh alat petik

e. KT. Merpati 2 bh alat petik

Data kelompok blm

masuk

2. Pelaksanaan Anggaran APBN

1) SEKSI PERBENIHAN DAN SARANA PRODUKSI HORTIKULTURA.

Adapun gambaran target dan realisasi fisik / keuangan yang mendukung

pelaksanaan kegiatan Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura yang

bersumber dari anggaran dekonsentrasi (APBN) maupun DPA-SKPD sampai dengan

bulan Desember 2011 adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah

Berkelanjutan

Page 124: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1) Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Kegiatan Pengembangan Daerah Aliran Sungai ini dilaksanakan untuk

mendukung pengembangan kawasan hortilkultura di daerah aliran sungai

khususnya di Kabupaten Lombok Timur. Kegiatan ini meliputi beberapa sub

kegiatan antara lain Pertemuan Koordinasi, perjalanan dalam rangka CP/CL dan

Pembinaan, dan BANSOS. Pertemuan koordinasi dimaksud antara lain untuk a)

menyamakan persepsi antara petugas provinsi dan petugas/petani kabupaten

dalam pemahaman Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS), b) memfasilitasi

pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan dukungan Bansos sehingga

terbangun kebun buah di DAS, dan c) Meningkatnya luasan kawasan

pengembangan tanaman buah di Daerah Aliran Sungai (DAS).

Sasaran dari kegiatan ini adalah petani pada kawasan Pengembangan

Daerah Aliran Sungai (DAS), Petugas Dinas Pertanian dan beberapa instansi

terkait lainnya di Kabupaten Lombok Timur.

Dari hasil pertemuan diperoleh rumusan antara lain bahwa a)

kegiatan penanaman buah di Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) khusus pada

kemiringan tertentu agar dibuatkan terasering, b) Untuk keberhasilan Program

Pengembangan Buah-buahan di Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) perlu

memperhatikan ketersediaan air, c) Dalam penentuan CP/CL harus diperhatikan

kepemilikan lahan agar apabila terjadi hal yang tidak diinginkan misalnya terjadi

alih fungsi maka pemerintah tidak akan menanggung ganti rugi, e) Kegiatan

pemupukan untuk tanaman buah dihimbau agar menggunakan pupuk organik

yaitu dari kotoran hewan (pupuk kandang) atau yang lainnya yang bersifat

organik.

Kegiatan CP/CL, pembinaan dan monitoring dimaksudkan untuk

memantau apakah petani yang akan menerima Bantuan Sosial (Bansos)

tersebut layak atau tidak untuk mendapat bantuan sekaligus melakukan

pemantauan / pembinaan / monitoring terhadap perkembangannya setelah

mendapatkan bantuan.

Untuk kegiatan Pengembangan Kawasan pada Daerah Aliran Sungai

(DAS), Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang layak dan memenuhi

Page 125: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

persyaratan untuk mendapatkan Bansos adalah Gapoktan "SINAR TANI" yang

berada di Dusun Lekong Pituk, Desa Tete Batu Kecamatan Sikur Kabupaten

Lombok Timur dengan luas lahan yang dikembangkan adalah seluas 20 Ha

(2.000 pohon) dengan nominal dukungan dana sebesar

Rp. 98.000.000,- (Sembilan Puluh Delapan Juta Rupiah).

Tabel V-4. Daftar Nama Kelompok Tani Penerima Bansos Bibit Pohon TA.2011

No Nama Klp Tani Alamat

1 Tani Sejati Tete batu, Sikur, Lotim 15 Orang 2,5 Ha 250 Pohon

2 Ingin Maju Tete batu, Sikur, Lotim 15 Orang 2,5 Ha 250 Pohon

3 Sasak Tulen Tete batu, Sikur, Lotim 15 Orang 2,5 Ha 250 Pohon

4 Muda Karya Tete batu, Sikur, Lotim 15 Orang 2,5 Ha 250 Pohon

5 Erat Tojang Tete batu, Sikur, Lotim 15 Orang 2,5 Ha 250 Pohon

6 Ingin Maju Tete batu, Sikur, Lotim 15 Orang 2,5 Ha 250 Pohon

7 Pade Girang Tete batu, Sikur, Lotim 15 Orang 2,5 Ha 250 Pohon

8 Mekar Sari Tete batu, Sikur, Lotim 15 Orang 2,5 Ha 250 Pohon

120 Orang 20 Ha 2000 PohonJumlah

Luas LahanJml Anggota Jumlah Bibit

2) Fasilitasi Sarana Pasca Panen

Alat dan atau mesin pertanian (alsintan) merupakan salah satu

sarana produksi yang sangat penting dan strategis dalam mendukung

keberhasilan peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu produk pertanian

khususnya hortikultura.

Kegiatan Fasilitasi Sarana Pasca Panen ini dimaksudkan untuk

memfasilitasi sarana / alat pasca panen bagi petani hortikultura khususnya buah

maupun sayuran yang ada di kabupaten/kota agar tingkat kerusakan hasil

panennya dapat dikurangi.

Kegiatan Fasilitasi Sarana Pasca Panen ini dilaksanakan dalam bentuk

pengadaan keranjang panen sebanyak 1.020 unit yang dialokasi ke 10

kabupaten/kota se NTB dengan rincian sebagai berikut

Page 126: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel V-4. Lokasi dan Jumlah Bantuan Fasilitasi Sarana Pasca Panen di Kabupaten/Kota se-NTB Ta 2011

NO KAB/KOTA KOMODITI JUMLAH DITERIMA

YANG DIKEMBANGKAN (BUAH)

1. KOTA MATARAM SAYURAN DATARAN RENDAH 40

2. LOMBOK BARAT MANGGIS 125

3. LOMBOK UTARA MANGGA 175

4. LOMBOK TENGAH NAGA, MANGGA 100

5. LOMBOK TIMUR SAYURAN DATARAN RENDAH 90

6. SUMBAWA BARAT SAYURAN DATARAN RENDAH 40

7. SUMBAWA MANGGA 150

8. DOMPU MANGGA 175

9. BIMA SRIKAYA 100

10. KOTA BIMA MANGGA 25

JUMLAH

1.020

Pengalokasian bantuan keranjang panen ini dilaksanakan sesuai dengan potensi

komoditi yang dikembangkan pada masing-masing wilayah.

3) Fasilitasi Pembinaan SOP

Kegiatan Fasilitasi Pembinaan SOP ini dilaksanakan dalam bentuk

pengadaan Alat Pembuatan Pupuk Organik (APPO) sebanyak 2 (dua) unit yang

dimaksudkan untuk mendukung sekaligus memfasilitasi sarana produksi

pembuatan pupuk bagi petani hortikultura di kabupaten/kota agar mampu

memproduksi pupuk organik sendiri dengan memanfaatkan limbah tanaman

maupun kotoran ternak yang ada disekitarnya.

Adapun alokasi bantuan APPO adalah di Kabupaten Lombok Tengah

(Kelompok Tani Karya Bersama, Desa Jago Kecamatan Praya; Ketua : Zainal

Abidin, S.Adm.) dan Kabupaten Lombok Timur (Gapoktan Maju Terus, Desa Sepit

Kecamatan Keruak; Ketua : Supardi, S.AP.)

Page 127: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4) Sarana Kantor mendukung Pengembangan Kawasan Buah

Kegiatan ini berupa pengadaan sarana kantor yaitu laptop dan printer

masing-masing sebanyak 2 unit yang telah dilaksanakan dengan melibatkan pihak

ketiga. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendukung kelancaran administrasi

berbagai sub kegiatan hortikultura antara lain : identifikasi, pertemuan,

pembinaan dan monitoring baik itu pembuatan juklak/juknis, penyusunan SK,

pembuatan panduan, materi, absensi peserta sampai pada pelaporan.

b. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran

dan Tanaman Obat Berkelanjutan

1) Pengembangan Kawasan Bawang Merah di Kabupaten Bima

Kegiatan Pengembangan Kawasan Bawang Merah ini dilaksanakan

untuk mendukung pengembangan kawasan hortilkultura khususnya sayuran

bawang merah yang ada dihamparan Kabupaten Bima dengan harapan nantinya

Kabupaten Bima mampu menjadi sentra perbenihan bawang merah. Kegiatan ini

meliputi beberapa sub kegiatan antara lain Penyusunan Profil Bawang Merah,

perjalanan dalam rangka CP/CL, Pembinaan, Monitoring dan evaluasi serta

BANSOS. Penyusunan Profil Bawang Merah ini dibuat sebagai acuan umum

dalam pelaksanaan pengembangan agribisnis hortikultura khususnya untuk

komoditi bawang merah di Nusa Tenggara Barat. Penyusunan Profil ini

melibatkan pihak ketiga yaitu Perguruan Tinggi (Fakultas Pertanian Universitas

Mataram).

Kegiatan CP/CL, pembinaan dan monitoring dimaksudkan untuk

memantau apakah petani yang akan menerima Bantuan Sosial (Bansos)

pengembangan bawang merah tersebut layak atau tidak untuk mendapat

bantuan sekaligus melakukan pemantauan / pembinaan / monitoring / evaluasi

terhadap perkembangannya setelah mendapatkan bantuan.

Kelompok Tani yang layak dan memenuhi persyaratan untuk mendapatkan

Bansos Pengembangan Kawasan Bawang Merah adalah Kelompok Tani Fo’o

Page 128: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Kapanto yang berada di Desa Keli Kecamatan Woha dengan luas lahan yang

dikembangkan adalah seluas 2 Ha dengan nominal dukungan dana sebesar Rp.

80.000.000,- (Delapan Puluh Juta Rupiah).

Hasil produksi Bawang Merah Varietas Keta Monca yang dicapai oleh petani

pada pengembangan kawasan bawang merah seluas 2 Ha adalah 30,39 Ton,

dengan perincian sebagai berikut :

Tabel V-6. Hasil Produksi Bawang Merah Varietas Keta Moca oleh Petani pada Pengembangan Kawasan Bawang Merah

No Petani

Pelaksana

Luas

Areal

(ha)

Hasil Produksi

( Ton) Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Drs. Ramli

Safrudin

Mauhamad

Nasir

Dahlan

H. Anwar

0,70

0,30

0,30

0,35

0,35

11,79

4,52

4,32

4,97

4,79

- Pupuk kandang 5.000

kg/ha

- Pupuk NPK 450 kg/ha

- Pupuk SP-36 200 kg/ha

- Pupuk KCL 200 kg/ha

- Insektisida 6 ltr/ha

- Fungisida 4 ltr/ha

- Tricoderma 200 kg/ha

Jumlah 2,00 30,39

Untuk meningkatkan produk dan produktivitas bawang merah di Kabupaten

Bima dianjurkan agar setiap melakukan budidaya lebih mengutamakan

penggunaan pupuk organik sehingga diharapkan bisa menjadi pertanian yang

berkelajutan. Disamping itu juga untuk keberlanjutan pengembangan kawasan

bawang merah di Kabupaten Bima diharapkan dukungan kebijakan dari

Pemerintah Daerah setempat khususnya Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Kabupten Bima untuk terus melakukan pembinaan teknis kepada petani

penangkar benih baik melalui pembinaan lapangan oleh petugas BPSB maupun

pelatihan teknis penangkar.

Page 129: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2) Sosialisasi GAP/SOP Mendukung Kawasan Inisiasi SDR di Kota Mataram

Tujuan diselenggarakannya kegiatan Sosialisasi GAP/SOP Mendukung Kawasan

Inisiasi Sayuran Dataran Rendah (SDR) ini adalah : Untuk menyampaikan

informasi yang berkaitan dengan GAP/SOP Pengembangan Aneka Sayuran

Dataran Rendah kepada petugas dan kelompok tani khususnya di Wilayah Kota

Mataram dengan harapan nantinya pemahaman petugas dan petani tentang

GAP/ SOP lebih terarah sehingga mampu dan dapat diterapkan di tingkat

lapangan yang pada akhirnya sayuran yang dihasilkan produksinya jauh lebih

baik, berkualitas dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

Kegiatan Sosialisasi GAP/SOP Mendukung Kawasan Inisiasi Sayuran Dataran

Rendah (SDR) ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari pada tanggal 20 September

2011 bertempat di Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Mataram,

dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang yang terdiri dari Petugas Dinas dan

Petani Sayuran di Kota Mataram.

Rumusan hasil pertemuan :

a. GAP/SOP adalah merupakan panduan umum dalam melaksanakan budidaya

tanaman hortikultura (buah, sayuran, biofarmaka dan tanaman hias) secara

benar dan tepat, sehingga diperoleh produktivitas tinggi, mutu produk yang

baik, keuntungan optimum, ramah lingkungan dan memperhatikan aspek

keamanan, kesehatan dan kesejahteraan petani, serta usaha produksi yang

berkelanjutan.

b. Tujuan diterapkannya GAP/SOP antara lain:

Untuk Meningkatkan Produksi Dan Produktivitas Tanaman

Hortikultura

Meningkatkan Mutu Hasil Hortikultura

Memberi Jaminan Keamanan Terhadap Konsumen

Meningkatkan Efisiensi Produksi Dan Daya Saing

Memperbaiki Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Alam

Mempertahankan Kesuburan Lahan, Kelestarian Lingkungan Dan

Sistem Produksi Yang Berkelanjutan

Page 130: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Mendorong Petani Dan Kelompok Tani Untuk Memiliki Sikap Mental

Yang Bertanggung Jawab Terhadap Kesehatan Dan Keamanan Diri

Dan Lingkungan;

Meningkatkan Peluang Penerimaan oleh pasar internasional

c. Prinsip-prinsip diterapkannya GAP/SOP antara lain :

� Mempunyai tujuan dan target yang harus dicapai;

� Spesifik komoditas

� Spesifik lokasi

� Berisi informasi yang akurat dan valid

� Diuraikan secara jelas dan mudah dilaksanakan

� Bersifat dinamis dan dapat mengikuti perkembangan teknologi

d. Kunci Sukses Penerapan GAP/SOP antara lain:

SDM petani dan petugas yang memahami GAP dan SOP;

Komitmen petani dan petugas pendamping

Jaminan pasar/kemitraan;

Sistem pencatatan yang baik --� traceability system

Pendampingan penerapan GAP dan SOP serta Pencatatan

Kebun/lahan usaha ter-register

e. Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan petunjuk teknis baku yang

singkat, jelas dan praktis dari setiap tahapan kegiatan untuk menjamin

produk akhir yang berkualitas baik dan aman dikonsumsi.

f. Penerapan GAP dan SOP dilapangan biasanya dilengkapi dengan buku kerja

sebagai catatan yang dapat ditelusuri.

3) Sosialisasi GAP/SOP Mendukung Kawasan Inisiasi Bawang Merah di

Kabupaten Bima

Sosialisasi GAP/SOP Mendukung Kawasan Inisiasi Bawang Merah ini

diselenggarakan dengan tujuan : untuk menyampaikan informasi kepada

petugas dan kelompok tani yang berkaitan dengan GAP/SOP khususnya untuk

Pengembangan Bawang Merah, agar dapat diterapkan di tingkat lapangan,

Page 131: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

sehingga dihasilkan tanaman Bawang Merah yang baik yang nantinya

mempunyai nilai produksi yang tinggi.

Kegiatan Sosialisasi GAP/SOP Mendukung Kawasan Inisiasi Bawang Merah ini

dilaksanakan selama 1 (satu) hari pada tanggal 21 Juli 2011 bertempat di Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bima, dengan jumlah

peserta sebanyak 25 orang yang terdiri dari Petugas Dinas dan Petani Bawang

Merah di Kabupaten Bima.

Rumusan hasil pertemuan :

a. GAP/SOP adalah merupakan panduan umum dalam melaksanakan budidaya

tanaman hortikultura (buah, sayuran, biofarmaka dan tanaman hias) secara

benar dan tepat, sehingga diperoleh produktivitas tinggi, mutu produk yang

baik, keuntungan optimum, ramah lingkungan dan memperhatikan aspek

keamanan, kesehatan dan kesejahteraan petani, serta usaha produksi yang

berkelanjutan.

b. Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan petunjuk teknis baku yang

singkat, jelas dan praktis dari setiap tahapan kegiatan untuk menjamin

produk akhir yang berkualitas baik dan aman dikonsumsi.

c. Penerapan GAP dan SOP dilapangan biasanya dilengkapi dengan buku kerja

sebagai catatan yang dapat ditelusuri.

d. Tujuan diterapkannya GAP/SOP antara lain:

� Untuk Meningkatkan Produksi Dan Produktivitas Tanaman Hortikultura

� Meningkatkan Mutu Hasil Hortikultura

� Memberi Jaminan Keamanan Terhadap Konsumen

� Meningkatkan Efisiensi Produksi Dan Daya Saing

� Memperbaiki Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Alam

� Mempertahankan Kesuburan Lahan, Kelestarian Lingkungan Dan

Sistem Produksi Yang Berkelanjutan

� Mendorong Petani Dan Kelompok Tani Untuk Memiliki Sikap Mental

Yang Bertanggung Jawab Terhadap Kesehatan Dan Keamanan Diri Dan

Lingkungan;

� Meningkatkan Peluang Penerimaan oleh pasar internasional

Page 132: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

g. Prinsip-prinsip diterapkannya GAP/SOP antara lain :

� Mempunyai tujuan dan target yang harus dicapai;

� Spesifik komoditas

� Spesifik lokasi

� Berisi informasi yang akurat dan valid

� Diuraikan secara jelas dan mudah dilaksanakan

� Bersifat dinamis dan dapat mengikuti perkembangan teknologi

h. Kunci Sukses Penerapan GAP/SOP antara lain:

� SDM petani dan petugas yang memahami GAP dan SOP;

� Komitmen petani dan petugas pendamping

� Jaminan pasar/kemitraan;

� Sistem pencatatan yang baik --� traceability system

� Pendampingan penerapan GAP dan SOP serta Pencatatan

Kebun/lahan usaha ter-register

4) Sosialisasi Toga dan Pekarangan

Kegiatan Sosialisasi Toga dan Pekarangan ini dimaksudkan untuk

memasyarakatkan pemanfaatan lahan pekarangan khususnya di wilayah

perkotaan dalam rangka mendukung keterpaduan program/kegiatan

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan

Tanaman Obat untuk menjamin ketersediaan sayuran dan tanaman obat

dipekarangan. Sosialisasi Toga dan Pekarangan ini telah dilaksanakan selama 1

(satu) hari pada tanggal 12 Juli 2011 di Aula Hortikultura Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB yang diikuti oleh Ibu-ibu

PPK/Dharmawanita Kota Mataram dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi NTB sebanyak 100 orang.

Dari hasil Sosialisasi Toga dan Pekarangan ini dapat disampaikan beberapa hasil

rumusan antara lain :

a. Pekarangan bukan hanya untuk menimbulkan keindahan dan kesejukan

saja, namun yang lebih utama adalah membantu ekonomi keluarga

(ekonomi rumah tangga)

Page 133: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 16161616 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

b. Fungsi dan manfaat pekarangan antara lain

Sebagai keindahan pemandangan

Sebagai lumbung pangan

Sebagai apotik hidup

Untuk perbaikan gizi

Sebagai penambah pendapatan

Untuk penyediaan bahan bangunan/kerajinan dan lain-lain.

c. Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan di pekarangan antara lain :

tanaman buah-buahan, sayuran, palawija, rempah-rempah, bunga-bungaan,

tan. Obat, ikan dan ternak

d. Tanaman obat adalah tumbuhan yang berkhasiat obat yaitu mampu

menghilangkan rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, membunuh bibit

penyakit dan memperbaiki organ yang rusak serta menghambat

pertumbuhan tidak normal seperti tumor dan kanker.

e. Secara medis bahwa efek samping negatif yang terkandung dalam obat

tradisional sangat kecil bila dibandingkan dengan obat-obatan kimiawi.

Secara ekonomis harga ramuan tradisional jauh lebih murah dan gampang

diperoleh bila terdapat disekitar pekarangan rumah.

f. Ada beberapa jenis tanaman yang memiliki manfaat untuk tanaman obat

antara lain :

♦ Alang-alang : Mimisan, Air Kemih Berdarah, Radang Ginjal Akut.

♦ Alpukat : Darah Tinggi, Sakit Kepala, Sakit Gigi Berlubang, Kencing

Manis.

♦ Tanaman Belimbing Wuluh : Darah Tinggi, Batuk Rejan.

♦ Beluntas : Menghilangkan bau badan, Menurunkan panas.

♦ Bangle : Demam, Masuk Angin, Sakit Kuning, Lemah Jantung.

♦ Brotowali : Rematik, Kencing Manis, Badan Gatal-gatal

♦ Ciplukan : Kencing Manis, Pembengkakan Prostat

♦ Daun Dewa : Pendarahan pada wanita, Menghilangkan bekuan darah

pada pembuluh darah.

♦ Daun Jinten : Rematik, Perut Kembung.

♦ Duwet : Kencing Manis, Mencret, Masuk Angin.

Page 134: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 17171717 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

♦ Jarak Pagar : Rematik, Penyubur Rambut

♦ Kelor : Rematik, Sulit Buang Air Kecil, Nafsu Makan Kurang

♦ Kumis Kucing : Infeksi Kantung Kemih, Batu dalam kantung kemih,

Infeksi saluran kencing, sering kencing (anyang-anyangan), Encok,

Asam urat

♦ Kunyit : Tekanan Darah Tinggi, Keputihan, Eksim

♦ Kunyit Putih : Badan Lemah, Nafsu Makan Kurang, Panas Dalam

♦ Lengkuas Merah : Bronchitis, Masuk Angin, Diare

♦ Lidah Buaya : Kencing Manis, Sembelit

♦ Mengkudu : Kencing Manis, Sakit Lever, Tekanan Darah Tinggi

♦ Mimba : Kencing Manis, Malaria, Kanker Lever, Hepatitis, Gagal Lever

♦ Patikan Kebo : Asma, Radang Tenggorokan

♦ Pegagan : Darah Tinggi, Cuci Darah,

♦ Pepaya : Malaria, Kena Racun Singkong, Melancarkan ASI.

♦ Salam : Kencing Manis, Sakit Maag, Mabuk akibat alkohol, Kudis, Gatal.

♦ Sambiloto : Darah Tinggi, Kencing Manis

♦ Sambung Nyawa : Tekanan Darah Tinggi, Tumor, Kolesterol Tinggi

5) Roodmap/Rancang Bangun

Penyusunan Roadmap/Rancang Bangun Cabe dan Bawang Merah ini dibuat

sebagai acuan umum dalam pelaksanaan pengembangan agribisnis hortikultura

khususnya untuk komoditi Cabe dan Bawang Merah di Nusa Tenggara Barat.

Penyusunan Roadmap/Rancang Bangun ini melibatkan pihak ketiga yaitu

Perguruan Tinggi (Fakultas Pertanian Universitas Mataram).

6) Fasilitasi Sarana Pasca Panen Sayuran dan Biofarmaka

Kegiatan Fasilitasi Pasca panen Sayuran dan Biofarmaka ini dilaksanakan untuk

mendukung pengembangan kawasan inisiasi Sayuran Dataran Rendah (SDR) di

Kota Mataram dan kawasan inisiasi Bawang Merah di Bima. Kegiatan ini meliputi

sub kegiatan perjalanan dalam rangka CP/CL di kawasan inisiasi dan Belanja

Lembaga Sosial (Bansos) berupa perbaikan mutu pengembangan kawasan

Page 135: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 18181818 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

inisiasi Sayuran Dataran Rendah (SDR) di Kota Mataram dan perbaikan mutu

kawasan inisiasi Bawang Merah di Bima

Kegiatan CP/CL dimaksudkan untuk memantau apakah petani yang akan

menerima Bantuan Sosial (Bansos) tersebut layak atau tidak untuk mendapat

bantuan.

Untuk kegiatan perbaikan mutu pengembangan kawasan inisiasi Sayuran

Dataran Rendah (SDR) di Kota Mataram, Kelompok Tani yang layak dan

memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Bansos adalah :

a. Gapoktan "MEKAR SARI" yang berada di Desa Pejarakan Karya Kecamatan

Ampenan Kota Mataram dengan luas lahan yang dikembangkan adalah

seluas 56,1 Ha (jumlah anggota 51 orang), dengan nominal dukungan dana

sebesar Rp. 27.500.000,- (Dua Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu

Rupiah).

Bantuan dana tersebut digunakan untuk pembelian 1 unit Kendaraan Roda

Tiga untuk memasarkan sayur-sayuran (hasil pertanian) dengan rincian

biaya selengkapnya adalah sebagai berikut :

No. Uraian Vol. Satuan @ Rp. Jumlah

1

Roda 3 Merk Triseda

(Kaisar) 1 buah

21.250.000

21.250.000

2 Penguatan Modal 1 paket

6.000.000

6.000.000

3 Pembuatan Laporan 1 paket

250.000

250.000

Jumlah Biaya : ...

27.500.000

b. Kelompok Tani "SUKA MAJU" Desa Sakuru Kecamatan Monta Kabupaten

Bima dengan luas lahan yang dikembangkan adalah seluas 25 Ha (jumlah

anggota 37 orang) dengan nominal dukungan dana sebesar Rp.

27.500.000,- (Dua Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).

Bantuan dana tersebut digunakan untuk pembelian sarana pasca panen

(Terpal) dalam upaya mencegah kehilangan hasil dan mempertahankan

Page 136: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 19191919 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

mutu produk bawang merah dengan rincian biaya selengkapnya adalah

sebagai berikut :

No. Uraian Vol. Satuan @ Rp. Jumlah

1 Sarana Pasca Panen

* Terpal (uk. 5 x 7 m/A 10) 100 Lmbr

206.250

20.625.000

2 Penguatan Kelembagaan

* Papan Nama Kelompok 1 Unit

250.000

250.000

* Alat Tulis Kelompok 1 Paket

250.000

250.000

* Penguatan Modal Kelompok/Simpan Pinjam 1 Paket

6.375.000

6.375.000

Jumlah Biaya : ...

27.500.000

c. Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura

1) Bimbingan Penyediaan Benih Sumber Sayuran

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung kinerja perbenihan dalam

menyediakan/memenuhi kebutuhan benih tanaman sayuran baik ditingkat

petani/gapoktan maupun pelaku usaha tanaman sayuran.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah a) mengetahui potensi dan

kondisi perbenihan sayuran pada penangkar-penangkar di masing-masing

kabupaten/kota; b) mengidentifikasi penangkar-penangkar yang memproduksi

benih sumber tanaman sayuran; serta c) mengidentifikasi kebutuhan sarana dan

alsintan pendukung perbenihan tanaman sayuran.

Sasaran kegiatan ini adalah Petani/Penangkar benih sayuran di 5 (lima)

kabupaten/ kota (Kab. Lotim, Lobar, Loteng, Kota Mataram dan Kab. Bima).

Namun kenyataan dilapangan dan berdasarkan hasil laporan petugas di masing-

masing kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat bahwa untuk

petani/penangkar benih maupun perusahaan benih hortikultura yang bergerak

dibidang penyediaan benih sumber sayuran masih belum ada karena

keterbatasan SDM, pengetahuan maupun sarana/prasarana untuk memproduksi

benih tersebut.

Page 137: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 20202020 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2) Bimbingan Penyediaan Benih Sebar Sayuran

Penyelenggaraan kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung kinerja

perbenihan dalam menyediakan/memenuhi kebutuhan benih tanaman sayuran

khususnya untuk penyediaan benih sebar baik ditingkat petani/gapoktan

maupun pelaku usaha tanaman sayuran.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah a) mengetahui potensi dan

kondisi perbenihan sayuran pada penangkar-penangkar di masing-masing

kabupaten/kota, b) mengidentifikasi penangkar-penangkar yang memproduksi

benih sebar tanaman sayuran, serta c) mengidentifikasi kebutuhan sarana dan

alsintan pendukung perbenihan tanaman sayuran.

Sasaran kegiatan ini adalah petani/penangkar benih sayuran di 5 (lima)

kabupaten/ kota (Kab. Lotim, Lobar, Loteng, Kota Mataram dan Kab. Bima).

Hasil Bimbingan Penyediaan Benih Sebar Sayuran

a) Secara umum untuk penangkaran benih sayuran diwilayah Kabupaten

Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Bima dan Kota Mataram

masih belum ada.

b) Sama halnya dengan kebanyakan petani di kabupaten lainnya petani lebih

banyak menggunakan benih Hibrida dibandingkan membuat benih sendiri

karena disamping keunggulan daripada benih hibrida itu sendiri yang

antara lain rentan terhadap penyakit, umur tanam lebih pendek dan juga

produksi lebih tinggi, benih tersebut selalu ada dipasaran dan harga bisa

terjangkau oleh para petani.

c) Mengapa petani tidak melakukan penangkaran benih sayuran, hal ini

disebabkan karena kemampuan atau SDM petani untuk melakukan proses

perbenihan masih sangat rendah disamping itu juga alur/proses

perbenihan sangat panjang untuk bisa menghasilkan benih yang bermutu

dan berkualitas.

d) Sementara ini untuk penanaman sayuran, bibit diperoleh langsung dari

penangkar yang melakukan penyemaian bibit sehingga petani membeli

bibit siap untuk tanam dibedengan.

e) Petugas Dinas Pertanian Kabupaten didampingi petugas BPSB harus terus

melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap benih-benih sayuran

Page 138: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 21212121 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

yang beredar di petani. Diharapkan bahwa untuk kedepannya pada

Lingkup Dinas Kabupaten/kota perlu merencanakan program kegiatan

berupa pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia

(SDM) dibidang perbenihan yang mampu memproduksi benih-benih

sayuran lokal guna mempertahankan sayuran yang sudah ada.

3) Bimbingan Penyediaan Benih Sumber Tanaman Hias

Untuk menunjang penyediaan benih tanaman hias yang berkualitas dan

berkuantitas di Provinsi NTB, perlu dilakukan pengembangan perbenihan

tanaman hias. Penyelenggaraan kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung

kinerja perbenihan dalam menyediakan/memenuhi kebutuhan benih tanaman

hias baik ditingkat petani/gapoktan maupun pelaku usaha tanaman hias.

Dalam upaya meningkatkan penyediaan benih sumber tanaman hias di

Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Kota Mataram perlu dilakukan

bimbingan kepada petani penangkar untuk mengetahui ketersediaan benih

sumber tanaman hias.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah

a. Mengetahui potensi dan kondisi perbenihan tanaman hias terutama benih

sumber pada penangkar di masing-masing kabupaten/kota .

b. Mengidentifikasi penangkar-penangkar yang memproduksi benih sumber

tanaman hias.

c. Mengidentifikasi kebutuhan sarana dan alsintan pendukung perbenihan

tanaman hias.

Sasaran kegiatan ini adalah Petani/Penangkar benih tanaman hias di Kabupaten

Lombok Barat, Lombok Tengah dan Kota Mataram.

Namun kenyataan dilapangan dan berdasarkan hasil laporan petugas di masing-

masing kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat bahwa untuk

petani/penangkar benih penyedia tanaman hias masih belum ada, tanaman hias

yang banyak dipasarkan saat ini didatangkan dari luar NTB yaitu Bali dan Jawa.

Page 139: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 22222222 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4) Bimbingan Penyediaan Benih Sebar Tanaman Hias

Penyelenggaraan kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung kinerja

perbenihan dalam menyediakan/memenuhi kebutuhan benih tanaman hias baik

ditingkat petani/gapoktan maupun pelaku usaha tanaman hias. Dalam upaya

untuk memenuhi ketersediaan benih sebar tanaman hias perlu dilakukan

bimbingan kepada petani penangkar untuk melakukan perbanyakan benih sebar

tanaman hias sehingga petani mampu memproduksi dan menyediakan benih

sebar tanaman hias dalam jumlah yang cukup dengan varietas yang unggul.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :

a. Mengetahui potensi dan kondisi perbenihan tanaman hias terutama benih

sumber pada penangkar di masing-masing kabupaten/kota.

b. Mengidentifikasi penangkar-penangkar yang memproduksi benih sumber

tanaman hias.

c. Mengidentifikasi kebutuhan sarana dan alsintan pendukung perbenihan

tanaman hias.

Sasaran kegiatan ini adalah petani/penangkar benih tanaman hias di Kabupaten

Lombok Barat, Lombok Tengah dan Kota Mataram.

Namun kenyataan dilapangan dan berdasarkan hasil laporan petugas di masing-

masing kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat bahwa untuk

petani/penangkar benih penyedia tanaman hias masih belum ada, tanaman hias

yang banyak dipasarkan saat ini didatangkan dari luar NTB yaitu Bali dan Jawa.

5) Bimbingan Penyediaan Benih Sumber Tanaman Buah

Benih bermutu merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang

mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam upaya peningkatan

produksi dan mutu hasil budidaya tanaman yang pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat, oleh karena

itu sistem perbenihan tanaman harus mampu menjamin tersedianya benih

bermutu secara memadai dan berkesinambungan.

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah a) mengetahui potensi dan kondisi

perbenihan tanaman buah-buahan terutama benih sumber ditingkat petani

penangkar, b) mengidentifikasi penangkar-penangkar yang memiliki pohon

Page 140: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 23232323 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

induk tunggal sebagai penyedian benih sumber tanaman buah, c)

mengidentifikasi kebutuhan sarana dan alsintan pendukung perbenihan

tanaman buah.

Sasaran kegiatan ini adalah Petani/Penangkar benih tanaman buah di

Kabupaten se NTB.

Hasil Bimbingan Penyediaan Benih Sumber Tanaman Buah yang diharapkan :

♦ Diperolehnya data-data potensi lahan pengembangan tanaman buah-buahan

dimasing-masing kabupaten;

♦ Diperolehnya data jumlah dan jenis Pohon Induk Tunggal yang masih ada;

♦ Diketahuinya kondisi dan permasalahan serta kebutuhan sarana/alsintan

mendukung perbenihan tanaman buah pada penangkar di lapangan

khususnya untuk penyediaan benih sumber tanaman buah.

6) Bimbingan Penyediaan Benih Sebar Tanaman Buah

Benih bermutu merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang

mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam upaya peningkatan

produksi dan mutu hasil budidaya tanaman yang pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat, oleh karena

itu sistem perbenihan tanaman harus mampu menjamin tersedianya benih

bermutu secara memadai dan berkesinambungan.

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah a) Mengetahui potensi dan kondisi

perbenihan tanaman buah-buahan terutama benih sebar ditingkat petani

penangkar, b) mengidentifikasi penangkar-penangkar yang memiliki pohon

induk tunggal sebagai penyedian benih sebar tanaman buah, serta c)

mengidentifikasi kebutuhan sarana dan alsintan pendukung perbenihan

tanaman buah.

Sasaran kegiatan ini adalah Petani/Penangkar benih tanaman buah di

Kabupaten se NTB.

Hasil Bimbingan Penyediaan Benih Sebar Tanaman Buah yang diharapkan :

♦ Diperolehnya data-data penangkar benih sebar untuk komoditi tanaman

buah-buahan dimasing-masing kabupaten;

Page 141: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 24242424 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

♦ Diketahuinya kondisi dan permasalahan serta kebutuhan sarana/ alsintan

mendukung perbenihan pada penangkar di lapangan khususnya untuk

penyediaan benih sebar tanaman buah.

7) Pemantapan Teknologi Topworking untuk Penggantian Varietas

Teknik Top Working sangat bermanfaat dalam program penggantian varietas

dari pohon induk varietas yang kurang produktif menjadi varietas unggul yang

lebih produktif. Hal ini disebabkan karena teknik ini lebih efisien dibanding

dengan penggantian varietas tanaman buah melalui penanaman baru. Dengan

Teknik Top Working masa berproduksinya pun lebih cepat dibanding dengan

penanaman baru.

Hasil Pemantapan Teknologi Topworking untuk Penggantian Varietas yang

diharapkan adalah :

♦ Adanya persamaan persepsi antara petugas provinsi dan kabupaten maupun

petani penangkar benih dalam hal penerapan Teknologi Topworking;

♦ Dikenalnya teknis topworking sebagai salah satu upaya untuk

menyeragamkan dan meningkatkan mutu buah dengan cara mengganti

dengan varietas unggul yang disukai konsumen;

♦ Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan penangkar maupun petugas

perbenihan dalam penerapan teknik topworking perbenihan tanaman buah.

Namun kegiatan Pemantapan Teknologi Topworking untuk Penggantian Varietas

ini tidak dapat kami laksanakan karena beberapa hal antara lain :

a. Dukungan dana untuk menghadirkan narasumber dari pusat maupun

perusahaan yang sudah berpengalaman dari luar daerah tidak ada

(dibintang);

b. Waktu untuk pelaksanaan kegiatan ini sangat singkat (1 hari), sedangkan

kegiatan ini butuh pragaan/praktek sekaligus fieldtrip ke lapangan agar

materi yang disampaikan lebih mudah dan cepat dimengerti;

c. Kegiatan serupa sudah dilaksanakan oleh Balai Benih Induk (BBI PPH)

Provinsi NTB sehingga menjadi pertimbangan untuk melakukan kegiatan

yang sama dalam waktu yang berdekatan.

Page 142: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 25252525 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

8) Revitalisasi Perbenihan Tanaman Jeruk

Jeruk merupakan salah satu buah yang sangat disukai masyarakat karena selain

mudah didapat, juga karena mengandung vitamin C yang cukup besar serta

memiliki citarasa, aroma dan kesegaran yang sangat disukai. Agribisnis jeruk

masih memperlihatkan peluang yang menjanjikan dan sangat cerah mengingat

komoditas ini memiliki prospek pasar yang cukup baik, baik didalam negeri

maupun diluar negeri jika digarap secara intensif dan serius oleh semua pihak.

Tujuan diselenggarakannya Pertemuan Revitalisasi Pembenihan Tanaman Jeruk

ini adalah :

a) Merumuskan dan menjaring informasi terkait prospek dan permasalahan

dalam Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura khususnya komoditi

jeruk di NTB.

b) Mendorong dan memfasilitasi berkembangnya usaha perbenihan serta

kerjasama antara kelompok penangkar dan pengusaha benih yang saling

menguntungkan.

c) Meningkatkan kemampuan petugas/petani penangkar tanaman buah-

buahan khususnya jeruk dalam penerapan Revitalisasi Pembenihan

Tanaman Jeruk.

Kegiatan Pertemuan Revitalisasi Pembenihan Tanaman Jeruk ini dilaksanakan

selama 2 (dua) hari pada tanggal 6 s/d 7 Juni 2011 bertempat di Hotel Lombok

Raya – Mataram.

Peserta Pertemuan Revitalisasi Pembenihan Tanaman Jeruk Provinsi Nusa

Tenggara Barat berjumlah 20 orang yang terdiri dari Petugas yang menangani

perbenihan dan Petani penangkar pada masing-masing kabupaten/kota se NTB.

Rumusan Hasil Pertemuan

a. Dalam rangka pengembangan kawasan jeruk untuk tahun 2012 di Provinsi

NTB, hal yang paling mendasar yang perlu diperhatikan adalah varietas

jeruk yang dikembangkan sebaiknya berasal dari benih yang bebas penyakit.

b. Jeruk yang akan dikembangkan adalah jeruk yang berwarna kuning dan

orange sesuai dengan permintaan pasar.

c. Persiapan yang perlu diperhatikan dalam perbanyakan benih jeruk bebas

penyakit adalah prosedur perbanyakan secara klonal yaitu dengan

Page 143: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 26262626 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

menggunakan pohon induk yang jelas asal-usulnya, dan setiap pengambilan

mata tempel harus mengikuti persyaratan serta diawasi oleh Petugas BPSB

PPH agar tidak terjadi kesalahan teknis dalam pengambilan mata tempel.

d. Varietas Jeruk Pamelo Taliwang Merah dan Putih di Kabupaten Sumbawa

Barat keadaannya sudah mulai akan punah, maka diharapkan agar

keberadaan jeruk tersebut dapat dikembalikan lagi dengan perbanyakan

secara klonal dan bekerjasama dengan instansi terkait (BBI, BPSB dan Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota maupun provinsi).

e. Untuk mempersiapkan benih jeruk bebas penyakit guna mendukung

pengembangan kawasan jeruk di Provinsi NTB maka Balai Benih Induk (BBI

PPH) Provinsi NTB siap bekerjasama dengan penangkar dalam hal

perbanyakan benih jeruk bebas penyakit.

f. Pendampingan instansi terkait (BBI PPH, BPSB TPH, Balai Karantina

Tumbuhan, Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/ kota) sangat diperlukan

dalam mendukung pengembangan kawasan jeruk di kabupaten.

g. Dalam mendukung kegiatan pengembangan kawasan jeruk, Balai Benih

Induk (BBI PPH) Provinsi NTB Tahun 2012 dapat menyediakan benih sumber

(BPMT) sesuai dengan pengembangan yang dilaksanakan oleh petani, untuk

itu koordinasi sangat penting dilaksanakan antara penangkar dengan BBI

PPH.

h. Dalam pengajuan sertifikasi buah-buahan ke BPSB TPH, penangkar tidak

diperkenankan mengajukan lebih dari 1 (satu) varietas dalam satu

hamparan, maksudnya setiap jenis buah yang varietasnya berbeda

pengajuannya dipisah tidak digabung, begitu juga dihamparan harus dipisah

termasuk juga pengajuan kelas benih.

i. Pada perbanyakan jeruk bebas penyakit sebaiknya penangkar menggunakan

batang bawang varietas RL dan JC

j. Pengiriman bibit jeruk bebas penyakit ke luar daerah harus membawa

dokumen kelengkapan yaitu surat keterangan dari BPSB (Label Benih) dan

surat keterangan bebas penyakit yang dikeluarkan oleh Balai Karantina

Tumbuhan setempat.

Page 144: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 27272727 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

9) Pembinaan/Pendampingan Kelembagaan Produksi Benih

Dalam upaya meningkatkan peran kelembagaan perbenihan hortikultura dalam

menghasilkan benih bermutu harus didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

yang berkualitas, oleh karena itu untuk menjembatani informasi perbenihan

ditingkat kabupaten perlu dilakukan pembinaan/pendampingan kelembagaan

produksi benih yang nantinya akan mampu mendorong peningkatan mutu,

produktivitas dan daya saing produk hortikultura yang akhirnya berdampak pada

peningkatan pendapatan.

Adapun beberapa hasil pembinaan/pendampingan kelembagaan produksi benih

yang telah dilakukan dibeberapa kabupaten :

1. Kelembagaan produksi benih ditingkat petani penangkar belum terbentuk

sehingga seyogyanya dilakukan pembinaan dan pendampingan.

2. Hampir disemua kabupaten sebagian besar petani masih minim yang

melakukan penangkaran/sertifikasi benih sayuran (baik sayuran daun,

sayuran umbi dan sayuran buah) tetapi khusus untuk benih bawang merah

petani tidak melakukan sertifikasi benih, tetapi hanya melakukan seleksi

umbi untuk dijadikan benih.

3. Khusus untuk penangkaran bawang merah petani masih belum telaten

dalam melakukan pengeringan benih sehingga berdampak pada rendahnya

mutu dan kualitas benih.

4. Terkadang petani penangkar benih khususnya bawang merah tidak sabar

menyimpan benih dan langsung menjual benih sebagai bahan konsumsi

yang mengakibatkan petani rugi dalam harga.

5. Dalam memperoduksi benih terkadang petani penangkar harus berhadapan

dengan cuaca dan iklim serta sering terjadi serangan OPT yang secara

otomatis berpengaruh terhadap mutu benih itu sendiri.

6. Ketersediaan benih bermutu belum cukup (jumlah, waktu dan mutu)

7. Penerapan teknik budidaya yang baik dan benar belum diterapkan secara

optimal.

8. Kelembagaan petani belum mendukung usaha perbenihan.

Page 145: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 28282828 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

10) Pemberdayaan Penangkar Benih Hortikultura

Tujuan diselenggarakannya Pertemuan Pemberdayaan Penangkar Benih

Hortikultura ini adalah :

a) Untuk memberdayaan kelembagaan perbenihan dalam mendukung

pengembangan perbenihan hortikultura di NTB;

b) Merumuskan dan menjaring informasi terkait permasalahan perbenihan

hortikultura di masing-masing kabupaten/kota;

c) Meningkatkan kemampuan petugas/petani penangkar benih tanaman

hortikultura dalam perbenihan tanaman hortikultura khususnya komoditi

Bawang Merah dan Pisang.

Kegiatan Pertemuan Pemberdayaan Penangkar Benih Hortikultura ini

dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada tanggal 25 s/d 26 April 2011 bertempat

di Hotel Lombok Garden – Mataram.

Peserta Pertemuan Pemberdayaan Penangkar Benih Hortikultura Provinsi Nusa

Tenggara Barat berjumlah 30 orang yang terdiri dari Petugas yang menangani

perbenihan dan Petani penangkar pada masing-masing kabupaten/kota se NTB

Rumusan Hasil :

a) Dalam memproduksi benih bawang merah penangkar maupun balai benih

diharapkan dapat berkoordinasi dengan petani bawang merah secara

langsung untuk dapat mengetahui jumlah maupun varietas benih yang

dibutuhkan.

b) Lokasi penanaman harus jauh dari sumber penyakit (terisolasi) karena akan

mempengaruhi mutu benih yang dihasilkan.

c) Seleksi dan pengaturan tata letak benih digudang merupakan kunci

keberhasilan dalam mendapatkan benih bermutu.

d) Benih Bawang Merah (BS) bisa diproduksi oleh penangkar dengan

didampingi oleh pemulia atau peneliti yang membantu untuk

mengidentifikasi kemurnian daripada benih tersebut.

e) Penyeleksian benih bawang merah terutama untuk kelas BS harus diperketat

karena kalau ada salah satu benih yang luka akan sangat mempengaruhi

mutu benih yang dihasilkan.

Page 146: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 29292929 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

f) Apabila ada varietas lokal bawang merah yang mempunyai keunggulan

tertentu dapat dikoordinasikan dengan BPSB dan BBI untuk diidentifikasi

serta menghubungi pemulia agar varietas tersebut dapat dilepas.

g) Stok benih bawang merah yang ada dipenangkar sejumlah 169 ton dengan

kelas benih BR, diharapkan agar segera didaftar dulu sebelum diperbanyak.

h) Perbanyakan pisang dengan bonggol dapat dilaksanakan di daerah kawasan

pengembangan pisang karena perbanyakan pisang ini mudah dilaksanakan

dan masalah produksinya sama dengan pisang yang diperbanyak dengan

anakan.

i) Pohon induk tunggal untuk Manggis Lingsar yang ada di Desa Lingsar sudah

tidak layak lagi diambil untuk mata tempel, untuk itu diharapkan pohon

induk Manggis Lingsar tersebut segera dibuat BF-nya agar apabila ada

perbanyakan tidak mengalami kesulitan pengadaan mata tempel.

j) Untuk komoditi pisang ada 9 jenis pisang di Kabupaten Bima yang perlu

diidentifikasi oleh BPSB TPH Provinsi NTB untuk ditindaklanjuti karena

mempunyai keunggulan lokal.

11) Sosialisasi Benih Hortikultura Bermutu

Tujuan diselenggarakannya Sosialisasi Benih Hortikultura Bermutu ini adalah :

1. Meningkatkan kemampuan petugas/petani penangkar tanaman

hortikultura (tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan

biofarmaka).

2. Merumuskan dan menjaring informasi terkait prospek dan permasalahan

dalam Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura di NTB

3. Mengembangkan sistem informasi perbenihan hortikultura bermutu;

4. Meningkatkan ketersediaan benih bermutu.

Kegiatan Pertemuan Sosialisasi Benih Hortikultura Bermutu ini dilaksanakan

selama 2 (dua) hari pada tanggal 5 s/d 6 Oktober 2011 bertempat di Hotel

Lombok Garden – Mataram.

Peserta Pertemuan Sosialisasi Benih Hortikultura Bermutu Provinsi Nusa

Tenggara Barat berjumlah 20 orang yang terdiri dari Petugas yang menangani

perbenihan dan Petani penangkar pada masing-masing kabupaten/kota se NTB.

Page 147: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 30303030 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Rumusan Hasil :

a. Benih bermutu sangat mempengaruhi produksi, untuk itu dalam rangka

meningkatkan produksi dan produktivitas hortikultura penyiapan benih harus

mengikuti tehnik perbanyakan yang sudah dilaksanakan sesuai teknologi

yang sudah diterapkan. Cara perbanyakan benih atau bibit hortukultura

bermutu biasanya dilaksanakan dengan prosedur yang telah ditentukan

yaitu untuk benih sumbernya persyaratannya adalah dari pohon induk yang

telah dilepas sehingga hasilnya dapat dijamin terutama produksinya maupun

kwalitas dari buahnya

b. Penangkar benih hortikultura dalam memproduksi bibit hortikultura

hendaknya memperhatikan persyaratan yang dikehendaki oleh konsumen

sehingga dalam pemasarannya tidak mengalami kesulitan.

c. Forum perbenihan sebagai wadah profesi belum berjalan dengan baik

sehingga informasi antar pelaku perbenihan tidak dapat terwujud sesuai

dengan yang diharapkan,untuk itu kedepan Dinas pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura sebagai fasilitator akan merencanakan program

kegiatan Forum Perbenihan Hortikultura dua kali dalam setahun yang

tujuanya untuk menghimpun informasi mengenai perbenihan dan

menyelesaikan permasalahan yang terjadi dilapangan terutama dalam

memproduksi benih maupun dalam penyalurannya.

d. Khusus untuk Kota Bima yang mempunyai pohon Induk Sawo yang sudah

tidak memungkinkan diambil mata tempelnya sehingga petani dalam

memperbayak bibit kesulitan untuk mencari mata tempel. Sehubungan

dengan hal tersebut dari Dinas terkait yaitu Dinas Pertanian kabupaten

maupun Propinsi serta BPSB TPH Prov. NTB diharapkan dapat membantu

dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan mengalokasikan kegiatan

yang berupa pelatihan untuk petani dan penangkar hortikultura di Kota

Bima.

e. PMUK perbenihan yang telah dilaksanakan di kabupaten Sumbawa sangat

membantu penangkar dalam hal permodalan sehingga apabila

memungkinkan program tersebut dapat dilanjutkan sangat membantu

Page 148: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 31313131 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

penangkar dalam hal mengatasi permasalahan biaya produksi yang

dikeluarkan selama proses penyiapan benih.

f. Bawang putih sangga yang ada di Sembalun Kabupaten Lombok Timur

akhir-akhir ini keberdaannya sudah tidak lagi seperti dulu mempunyai

kwalitas yang baik serta produksi yang tinggi, keadaan seperti ini harus kita

atasi dengan melaksanakan pemurnian untuk mengembalikan

keunggulannya yang pernah kita rasakan pada masa yang lalu yaitu sekitar

tahun delapan puluhan.

g. Untuk membantu petugas kabupaten dalam menyiapkan benih sumber

untuk perbanyakan maka diharapkan agar keadaan stock benih yang ada di

BBI PPH Prov. NTB dapat diinformasikan setiap bulan ke kabupaten.

h. Varietas-varietas yang sudah dilepas baik itu buah-buahan maupun sayuran

agar diperbanyak bibitnya sehingga perkembangannya lebih cepat dan dapat

lebih dkenal oleh masyarakat dan juga pohon Induk yang sudah tidak layak

lagi diharapkan agar dibuat duplikat PIT nya

i. Plasma Nutfah yang ada di kabupaten yang mempunyai keunggulan tertentu

seperti contoh di Kabupaten Sumbawa SRIKAYA yang ada di Kecamatan

Utan, Pisang Kepok yang ada di Kaabupaten Sumbawa Barat direncanakan

oleh kabupaten akan dilepas dalam waktu dekat dan kabupaten

mengharapkan kerjasama dari dinas terkait yang ada di propinsi yaitu Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. NTB dan BPSB TPH Prov.

NTB.

j. Jeruk Pamelo Putih yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat yang

mempunyai keunggulan tertentu agar diperbanyak mata tempelnya untuk

pengembangan selanjutnya yang tujuannya untuk mempertahankan

keberadaannya di daerah asalnya.

12) Perbanyakan Pedoman/Leaflet/Banner Perbanyakan Benih

Untuk menjembatani petani pengguna benih dalam menyerap teknologi-

teknologi yang baru dan informasi benih-benih yang bermutu dan sehat maka

Dinas Pertanian perlu menyusun dan mencetak pedoman/leaflet perbanyakan

benih hortikultura, dengan harapan nanti akan ada peningkatan penggunaan

Page 149: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 32323232 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

benih bermutu dan berkualitas ditingkat petani di lapangan yang nantinya

berdampak pada peningkatan hasil tanaman yang maksimal.

Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah a) Menginformasikan teknologi-

teknologi baru dan benih-benih yang bermutu dan sehat kepada petugas

perbenihan kabupaten/kota dan penangkar-penangkar perbenihan hortikultura

di kabupaten/kota se NTB; b) Meningkatnya penggunaan benih bermutu;

Dengan sasaran : Petugas dinas kabupaten/kota; Petani/Penangkar benih

tanaman hortikultura dan masyarakat di Kabupaten/kota se NTB.

Untuk mendukung Perbanyakan Pedoman/Leaflet/Banner Perbanyakan Benih ini

dibentuk tim penyusunan yang tugasnya mengumpulkan data-data yang ada di

kabupaten/kota terkait penyusunan pedoman/leaflet.

Data-data yang berhasil diperoleh / terangkum dalam penyusunan Perbanyakan

Pedoman / Leaflet / Banner Perbanyakan Benih ini antara lain adalah data

pendukung penyusunan perbanyakan benih cabe dan tomat dan data untuk

mendukung penyusunan Pedoman Pengelolaan Kebun Durian.

13) Pengenalan Varietas Baru

Pengenalan varietas-varietas hortikultura yang baru dimaksudkan untuk mencari

informasi keberadaan varietas tanaman hortikultura yang masih belum banyak

dikenal masyarakat namun memiliki nilai ekonomi yang dapat mendukung

perekonomian petani (masyarakat).

Untuk mendukung Pengenalan varietas baru ini dibentuk tim yang tugasnya

mengumpulkan data-data yang ada di kabupaten/kota terkait varietas-varietas

tanaman hortikultura yang sudah dilepas, yang kemudian dirangkum dan

dituangkan dalam buku yang memuat antara lain kondisi geografis wilayah Nusa

Tenggara Barat dan Potensi Sumberdaya Pertanian khususnya komoditi

hortikultura (buah-buahan) yang potensial dikembangkan dan varietasnya telah

dilepas di Nusa Tenggara Barat seperti : Manggis, Rambutan, Mangga, Duku,

Nangka, Leci, Sawo, Srikaya, Jeruk, Pisang dan Durian.

Untuk lebih lengkapnya data-data yang berhasil diperoleh/terangkum dari

beberapa kabupaten /kota se NTB dalam rangka Pengenalan varietas baru ini

antara lain :

Page 150: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 33333333 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel V-7. Pengenalan Jenis dan Varietas Baru di Beberapa Kabupaten/Kota se-

NTB

No. Jenis dan Varietas

Asal Tahun No. SK. Mentan Pemilik

Kabupaten dilepas

Buah-Buahan

1. Durian Si Payuk Lombok Barat 2002 236/Kpts/TP.240/4/2002 Krama Pura

2. Durian Tong Medaye Lombok Barat 2003 338/Kpts/TP.240/6/2003 Krama Pura

3. Durian Sedapir Sumbawa 2004 486/Kpts/LB.240/8/2004 Bujer.D.Atta

4. Durian Kepala Gajah Sumbawa 2004 484/Kpts/LB.240/8/2004 A.Azis,MA.

5. Durian Pakem Lombok Barat 2008 441/Kpts/SR.120/4/2008 Maryadi Idris

6. Durian Gundul Lombok Barat 2008 440/Kpts/SR.120/4/2008 Kamarudin

7. Jeruk Taliwang Merah

Sumbawa Barat 2004 490/Kpts/LB.240/8/2004

Tundru Adam

8. Jeruk Taliwang Putih

Sumbawa Barat 2004 489/Kpts/LB.240/8/2004 Syamsudin

9. Jeruk Kotaraja Lombok Timur 2005 514/Kpts/SR.120/12/2005 Wildan

10. Sawo Plampang Sumbawa 2003 552/Kpts/PD.210/10/2003 M. Tahir Basso

11. Sawo Kota Bima Kota Bima 2007 172/Kpts/SR.120/3/2007 Diperta Kota Bima

12. Rambutan Narmada Lombok Barat 1995 590/Kpts/TP.240/9/1995 Mo'ade

13. Nangka Prabu Lombok Barat 2003 335/Kpts/TP.240/6/2003 A. Ma'in

14. Pisang Gunung Sari Lombok Barat 2004 351/Kpts/LB.240/6/2004 Haji Marzuki

15. Srikaya Bimaraba Kab. Bima 2004 363/Kpts/LB.240/6/2004 M. Arsyad

16. Manggis Lingsar Lombok Barat 2006 572/Kpts/SR.120/9/2006 Krama Pura

17. Mangga Darakande Lombok Timur 2006 570/Kpts/SR.120/9/2006 H.L. Ridwan

18. Leci Putri Mandalika Lombok Tengah 2007 169/Kpts/SR.120/3/2007 Baiq Zaitun

19. Duku Ruslan Kota Mataram 2010 2038/Kpts/SR.120/5/2010 Dr. Cok

20. Mangga Mentaram Kota Mataram 2011 1838/Kpts/SR.120/4/2011 H. Lalu Junaidi

14) Penyusunan Data Base Perbenihan Hortikultura

Penyusunan Data Base Perbenihan Hortikultura ini dimaksudkan untuk

memberikan gambaran informasi perkembangan perbenihan khususnya untuk

komoditi- komoditi hortikultura yang ada saat ini baik perkembangannya kearah

Page 151: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 34343434 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

kemajuan ataupun kemunduran sehingga diketahui kebutuhan benih apa saja

yang banyak dibutuhkan oleh petani di lapangan.

Untuk mendukung penyusunan Data Base Perbenihan Hortikultura ini dibentuk

tim penyusunan yang tugasnya mengumpulkan data-data terkait perbenihan

yang ada di kabupaten/kota.

Data-data yang berhasil diperoleh/terangkum dalam penyusunan data base

antara lain :

♦ Data Potensi Buah dan Sayuran di Provinsi NTB;

♦ Data Luas Penangkaran Benih Sayuran dan Buah-buahan di Provinsi NTB;

♦ Data Stok Benih Sayuran dan Buah-buahan di Provinsi NTB selama 5

(lima) tahun (2006-2010);

♦ Data Penyaluran Benih Sayuran dan Buah-buahan di Provinsi NTB selama

5 (lima) tahun (2006-2010);

♦ Data Produksi Benih Sayuran dan Buah-buahan di Provinsi NTB selama 5

(lima) tahun (2006-2010);

♦ Data Jumlah BBI Hortikultura di Provinsi NTB;

♦ Data Jumlah Screen House;

♦ Data Pemilik Pohon Induk Tunggal (PIT);

♦ Data Komoditas Hortikultura yang Sudah Dilepas;

♦ Data Penangkar Hortikultura;

♦ Data Gapoktan Hortikultura;

♦ Data Kelompok Tani Hortikultura.

Data Base Perbenihan Hortikultura ini disusun sebagai acuan dan bahan

informasi bagi pelaku usaha, petani, petugas dalam mendukung pengembangan

hortikultura di Nusa Tenggara Barat.

15) Penyusunan Profil Penangkar Benih

Kegiatan penyusunan profil penangkar benih tanaman hortikultura ini

dimaksudkan untuk memberikan gambaran informasi tentang petani penangkar

perbenihan hortikultura yang menghasilkan benih bermutu/bersertifikat dengan

harapan nanti akan ada peningkatan penggunaan benih bermutu dan

berkualitas ditingkat petani di lapangan yang nantinya berdampak pada

peningkatan hasil tanaman yang maksimal..

Page 152: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 35353535 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Untuk mendukung penyusunan Profil Penangkar Benih Tanaman Hortikultura ini

dibentuk tim penyusunan yang tugasnya mengumpulkan data-data terkait

perbenihan yang ada di kabupaten/kota.

Data-data yang berhasil diperoleh/terangkum dalam penyusunan Profil

Penangkar Benih Tanaman Hortikultura ini memuat Data Produsen/Pedagang

Benih yang bergerak dibidang Pertanian Hortikultura yang tersebar dibeberapa

kabupaten/kota se NTBProfil Penangkar Benih Tanaman Hortikultura ini disusun

sebagai acuan dan bahan informasi bagi pelaku usaha, petani, petugas dalam

mendukung pengembangan hortikultura di Nusa Tenggara Barat.

16) Operasional yang menangani Perbenihan

Kegiatan ini berupa pengadaan alat pengolah data (sarana kantor) yaitu 1 (satu)

unit laptop yang telah dilaksanakan dengan melibatkan pihak ketiga. Kegiatan

ini dilaksanakan untuk mendukung kelancaran administrasi berbagai sub

kegiatan hortikultura antara lain : identifikasi, pertemuan, pembinaan dan

monitoring baik itu pembuatan juklak/juknis, penyusunan SK, pembuatan

panduan, materi, absensi peserta sampai pada pelaporan setiap hasil kegiatan.

B. SEKSI BUDIDAYA BUAH, SAYURAN, TANAMAN HIAS DAN BIOFARMAKA.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Budidaya Tanaman Buah-buahan, Sayuran,

Tanaman Hias dan Biofarmaka selama tahun 2011 bersumber dari dana APBN yaitu :

1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah

Berkelanjutan

a. Pengembangan Kawasan Tanaman Buah

Kegiatan ini terbagi menjadi 2 (dua) sub kegiatan yaitu :

1) Pertemuan Pengembangan Kawasan Buah

Pertemuan ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari yaitu tanggal 9 Mei 2011 dan

bertempat di Hotel “Lombok Raya” Mataram yang diikuti oleh kelompok tani

buah-buahan dan petugas Dinas dari masing-masing Kabupaten/Kota se Pulau

Lombok.

Kegiatan ini bertujuan untuk :

Page 153: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 36363636 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1. Menumbuhkembangkan dan mengutuhkan kawasan/ sentra produksi

buah.

2. Menjamin kesinambungan pasokan buah ke pasar dalam maupun luar

negeri.

3. Meningkatkan luas tanam sehingga usaha agribisnis yang dilakukan dapat

mendatangkan keuntungan bagi petani.

Rumusan hasil pertemuan :

� Produk hortikultura yang berupa produk segar membutuhkan penanganan

yang lebih cepat sehingga hortikultura perlu dibangun dalam bentuk

kawasan.

� Membangun kawasan hortikultura tidak hanya melibatkan bidang

hortikultura, tetapi harus melibatkan banyak pihak yang terkait seperti

bidang pengelolaan lahan dan air, bidang pengolahan dan pemasaran

hasil pertanian dan lain-lain.

� Kawasan buah sebaiknya berskala ekonomi dengan luas minimal 100 Ha

dan ditata secara bertahap terhadap satu komoditi unggulan daerah yang

disertai dengan penerapan GAP/SOP.

� Target dari penerapan GAP/SOP adalah kebun/lahan usaha yang

dikembangkan secara komersial untuk pasar eksport, untuk memenuhi

pasar regional dan nasional serta kebun binaan dinas/swasta yang

membentuk hamparan/ kawasan.

� Potensi pengembangan buah-buahan unggulan nasional di Pulau Lombok

No. Komoditi Potensi (Ha) Populasi yang ada

(Pohon) (Ha)

1. Manggis 9.749 109.653 1.096,53

2. Mangga 37.705 447.945 4.034,80

3. Durian 684 91.495 914,95

4. Rambutan 5.838 134.354 1.279,14

5. Pisang 5.625,50 1.359.155 931,91

Page 154: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 37373737 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2) Penyusunan Road Map

Dilaksanakan selama 1 (satu) hari pada tanggal 12 Mei 2011di Hotel “Bintang

Senggigi” Mataram yang diikuti oleh para petugas Dinas Pertanian dan

PPL/KCD dari masing-masing Kabupaten/Kota se Pulau Lombok.

Tujuan pertemuan penyusunan Road Map :

1. Memberikan acuan bagi penyusunan road map pengembangan kawasan

buah.

2. Menyamakan persepsi dari seluruh stakeholders terkait dalam

membangun dan mengembangkan kawasan buah.

Hasil pertemuan :

� Pertemuan Road Map Pengembangan Kawasan Buah diharapkan dapat

menyamakan persepsi dari seluruh stakeholders terkait dalam

membangun dan merancang kawasan buah 5 tahun mendatang, sehingga

mampu membentuk kawasan/sentra produksi buah, menjamin

kesinambungan pasokan buah ke pasar dalam maupun luar negeri dan

dapat meningkatkan luas tanam.

� Terbentuknya buku Road Map Durian bertujuan untuk memberikan acuan

dalam pelaksanaan program, rencana kerja dan kegiatan pengembangan

durian selama periode tahun 2011–2015. Selain itu, juga untuk

meningkatkan pemahaman para pelaksana di daerah dan di lapangan

dalam melaksanakan kegiatan pengembangan durian serta menciptakan

keterpaduan dalam pengembangan durian sebagai aset agribisnis daerah

melalui pengembangan model usaha tani dengan kelembagaan tani yang

mapan dan berdaya saing melalui peningkatan produksi dan mutu produk

dengan menerapkan Good Agriculture Practices (GAP).

Tahun 2011 kegiatan pengembangan kawasan pisang dilaksanakan di

Kabupaten Dompu. Kelompok tani yang menerima dana bantuan sosial untuk

pengembangan pisang ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas

Pertanian Kabupaten Dompu yaitu kelompok tani “Usaha Muda” di Desa

Karombo, Kecamatan Pekat sebesar Rp. 100.000.000,-. Penandatanganan

kontrak kerjasama pengembangan kawasan pisang dilakukan antara Pihak I

Page 155: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 38383838 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(Kepala Bidang Produksi Hortikultura Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB)

dengan Pihak II (Ketua Kelompok Tani Usaha Muda : Sahrul Muhtar) dan

dilaksanakan di Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Nusa Tenggara Barat pada hari senin tanggal 4 Juli 2011.

b. Pembuatan Kebun Percontohan

Merupakan salah satu strategi untuk mendukung gerakan pengembangan kawasan

tanaman buah. Kebun percontohan ini nantinya akan menjadi acuan petani dalam

budidaya buah-buahan sekaligus sebagai lokasi uji coba teknologi untuk menyusun

standar baku pengelolaan/manajemen kebun (SOP). Berdasarkan hasil

pemantauan di lapangan, tahun 2011 ada 2 kebun yang dijadikan percontohan

yaitu kebun Manggis di Kabupaten Lombok Barat dan kebun Buah Naga di

Kabupaten Lombok Tengah.

c. Fasilitasi Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Buah

Kegiatan yang dilakukan berupa perjalanan identifikasi kelembagaan ke

Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat. Beberapa kelompok tani buah-buahan

yang teridentifikasi adalah sebagai berikut :

� Kabupaten Lombok Barat

Kelompok tani buah-buahan yang berhasil diidentifikasi yaitu :

1. Sari Mandiri di Kec. Lingsar (Manggis).

2. Ingin Maju di Kec. Lingsar (Manggis).

3. Karya Maju di Kec. Lingsar (Manggis).

4. Karya Makmur di Kec. Lembar (Semangka).

5. Tunggal Arse di Kec. Lembar (Semangka).

6. Sumber Hidup di Kec. Lembar (Semangka).

7. Patuh Pacu di Kec. Lembar (Semangka).

8. Karya Bersama di Kec. Lingsar (Manggis, Rambutan, Durian).

9. Berkah Bersatu di Kec. Lingsar (Manggis).

10. Fajar Indah di Kec. Lingsar (Manggis, Durian).

� Kabupaten Lombok Tengah

Beberapa kelompok tani yang berhasil diidentifikasi yaitu :

1. Kelompok Kayangan di Desa Tanak Awu (Semangka).

2. Kelompok P3A Aik Meneng I di Desa Ganti, Kec. Praya Timur (Melon).

Page 156: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 39393939 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

� Kabupaten Lombok Timur

Terdapat 4 kelompok tani buah-buahan yaitu :

1. Pade Girang I, Desa Lepak Kec. Sakra Timur (Melon).

2. Pade Girang II, Desa Lepak Kec. Sakra Timur (Melon).

3. Pade Girang III, Desa Lepak Kec. Sakra Timur (Melon).

4. Penyayak II, Desa Jerowaru Kec. Keruak (Semangka).

� Kabupaten Lombok Utara

Kelompok tani yang dikunjungi adalah kelompok tani mangga yaitu :

1. Arum Manis di Selengen.

2. Madu Jaya di Dangiang, Bayan.

3. Gumantar Jaya di Gumantar, Bayan.

4. Mekar Sari di Salut.

� Kabupaten Sumbawa Barat

Teridentifikasi 3 kelompok tani buah-buahan yaitu :

1. Kelompok Saling Sakiki, Desa Banjar Kec. Taliwang (Pisang).

2. Kelompok Suke Rede, Desa Taliwang, Kec. Taliwang (Pisang).

3. Kelompok Otak Keris, Desa Maluk (Jeruk Pamelo).

� Kabupaten Sumbawa

Kelompok tani buah-buahan yang berhasil diidentifikasi yaitu :

1. Uma Buntar I di Untar Uwes (Mangga)

2. Kuang Bungir II di Labuan Badas (Mangga).

3. Sapa II di Plampang (Sawo).

4. Tegal Sari I di Labuan Badas (Pisang).

5. Uma Lemir di Buer (Durian).

6. Tanah Merah di Buer (Durian).

7. Ai Ngemung di Moyo Hilir (Pisang).

8. Mata Ganang di Labuhan Alas (Pisang).

� Kabupaten Dompu

Kelompok tani buah-buahan yang berhasil diidentifikasi yaitu :

1. Ointala, Desa Pekat Kec. Pekat (Manggis).

2. So Nangatumpu, Desa Sukadamai Kec. Manggelewa (Mangga).

3. Safa’a Boda, Desa Lanci Jaya Kec. Manggelewa (Mangga).

Page 157: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 40404040 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4. Usaha Muda, Desa Karombo Kec. Pekat (Pisang).

5. Tolo Kalo, Desa Tolo Kalo Kec. Kempo (Pisang).

6. Sinar Abadi, Desa Bara Kec. Bara (Sawo).

7. So Sanggopa, Desa Doro Bara Kec. Dompu (Manggis).

� Kabupaten Bima

Teridentifikasi 7 kelompok tani buah di 7 kecamatan yaitu :

1. Kelompok Mada Oi Kususe di Kec. Langgudu (Mangga).

2. Kelompok Tekad Makmur di Kec. Wera (Mangga).

3. Kelompok Ndano Duo Iba di Kec. Parado (Durian).

4. Kelompok Diwu Wau di Kec. Wawo (Durian).

5. Kelompok Sori Katupu di Kec. Tambora (Pisang).

6. Kelompok Asi Rado di Kec. Parado (Pisang).

7. Kelompok Rasa Ntoi di Kec. Samar (Pisang).

� Kota Bima

Ada 6 kelompok tani buah yang teridentifikasi yaitu :

1. So Doro Mbolo di Lampe (Mangga).

2. Mori Sama di Raba Ngodu (Sawo).

3. Makarawi Sama di Sadia (Sawo).

4. Nggaro Te’h di Jatiwangi (Sawo).

5. Dam Sipi di Dodu (Mangga).

6. Kara Keka di Dodu (Mangga).

d. Fasilitasi Kemitraan/Kontak Bisnis

Pertemuan Fasilitasi Kemitraan/Kontak Bisnis dilaksanakan selama 2 (dua) hari

yaitu tanggal 14 s/d 15 Juni 2011 di Hotel “Lombok Raya” Mataram. Pertemuan ini

diikuti oleh petugas Dinas dan pelaku usaha/pedagang/pengumpul buah-buahan

dari masing-masing Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat.

Pertemuan ini bertujuan untuk :

1. Menata rantai pasokan komoditas buah-buahan di sentra produksi

2. Menumbuhkembangkan kemitraan di kawasan sentra produksi buah-buahan

3. Mengembangkan jaringan kerjasama (networking) antar kawasan sentra

produksi buah-buahan

Rumusan Hasil Pertemuan Fasilitasi Kemitraan/Kontak Bisnis :

Page 158: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 41414141 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1. Petani/pedagang pengumpul yang mempunyai rencana untuk bermitra dengan

perusahaan tertentu diharuskan agar memegang teguh etika bermitra yaitu

saling mempercayai dan saling menguntungkan sehingga kelangsungan usaha

dapat berjalan lancar dan berkelanjutan.

2. Apabila dalam bermitra terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terutama yang

sering terjadi adalah pada saat panen raya harga produk sangat murah

sehingga diharapkan adanya kesepakatan yang telah dibuat sebelum

pelaksanaan transaksi.

3. Dalam membangun usaha yang baik agar berkelanjutan dan menguntungkan

hal penting yang harus diperhatikan adalah manajemen sangat penting yaitu

pencatatan secara teratur pemasukan dan pengeluaran barang maupun uang

sehingga jelas arah dan modal yang digunakan.

4. Persyaratan yang harus diperhatikan dalam memasukkan barang ke

supermarket (Hero) adalah kualitas barang, kontinuitas dan grade barang yang

sesuai persyaratan.

e. Pertemuan Konsorsium Buah

Pertemuan Konsorsium buah dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 3

sampai dengan 4 Oktober 2011. Pelaksanaan Konsorsium buah Tahun Anggaran

2011 bertempat di Hotel “Graha Ayu” Mataram yang diikuti oleh petugas dinas dan

kelompok tani/gapoktan, pakar (dosen PT, BPTP, ahli otodidak) dan pelaku usaha

dari masing-masing kabupaten/kota se-Pulau Lombok.

Tujuan kegiatan :

1. Mendukung pengembangan usaha buah-buahan guna merespon pasar dan

persaingan.

2. Meningkatkan efisiensi produksi dan mengefektifkan pelayanan yang

menunjang pengembangan usaha buah.

Beberapa rumusan yang diperoleh antara lain sebagai berikut :

1. Diharapkan pemerintah dapat membantu memfasilitasi sarana pasca panen

(cool storage) buah-buahan seperti mangga, manggis, melon dan rambutan

agar dapat bertahan lebih lama sehingga tidak menurunkan kualitas buah.

2. Diharapkan pemasaran buah memiliki rantai pasok yang tidak terlalu panjang

sehingga petani langsung dapat berhubungan dengan pemasok pasar

Page 159: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 42424242 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

modern sehingga harga di tingkat petani menjadi lebih tinggi terutama pada

saat panen raya. Harga jual produk berdasarkan atas kesepakatan bersama

antara petani dan pemasok melalui perjanjian kerjasama yang saling

menguntungkan.

3. Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah berhasil mengeksport buah-buahan

seperti Mangga Arumanis keluar negeri yaitu ke Singapura, Hongkong dan

Malaysia antara 8 - 10 ton.

4. Diharapkan petani bisa bekerja sama secara langsung dengan pemasok Hero

Mall Mataram.

5. Evaluasi terhadap petani buah yang mendapat bantuan sosial (Bansos) agar

dilaksanakan benar-benar sesuai dengan prosedur. Pembinaan secara rutin

dilakukan oleh Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten maupun Petugas

Kecamatan setempat, karena kalau terjadi kegagalan maka program tersebut

akan ditinjau kembali.

f. Apresiasi Teknologi Produksi (Durian, Pisang)

Pertemuan Apresiasi Teknologi Produksi (Durian dan Pisang) dilaksanakan selama

2 (dua) hari yaitu tanggal 25 s/d 26 Oktober 2011 bertempat di Hotel “Lombok

Garden” Mataram yang diikuti oleh petugas Dinas dan Petani/Kelompok

Tani/Pelaku Usaha tanaman buah-buahan dari masing-masing Kabupaten/Kota se-

Nusa Tenggara Barat.

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Meningkatkan pemahaman pelaku agribisnis dalam budidaya buah-buahan

(durian dan pisang).

2. Mengaplikasikan hasil-hasil penelitian terkait budidaya buah-buahan (durian

dan pisang) dalam kegiatan sehari-hari.

Rumusan hasil pertemuan sebagai berikut :

1. Luas pengembangan kawasan durian telah mencapai 200 hektar yang terdiri

dari 4 varietas nasional asal NTB (Sipayuk, Tong Medaya, Sipakem dan

Sigundul) dan tersebar di empat kabupaten yaitu Lombok Barat, Lombok

Tengah, Lombok Timur dan Sumbawa.

Page 160: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 43434343 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2. Teknologi produksi pisang bertujuan memberikan perbaikan teknik budidaya

untuk peningkatan produksi, pembuahan di luar musim (off season),

pemenuhan kebutuhan pisang dan pelestarian buah asli spesifik lokasi.

3. Teknologi yang membuat durian berbuah di luar musim sudah banyak tersedia

antara lain yaitu teknik kerat batang, teknik pruning (pemangkasan), teknik

pelukaan, teknik pengikatan (strangulasi) dan teknik cekaman (strees) air.

Kelima teknik tersebut pada dasarnya mengatur C/N rasio. Teknik yang lebih

baik adalah dengan menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT) seperti Auxin.

4. Menghasilkan tanaman pisang yang produktif dilakukan dengan menanam

bibit berkualitas (bebas hama penyakit), yaitu bibit yang berasal dari kultur

jaringan dan bibit yang berasal dari rumpun yang sehat dan subur.

5. Untuk efektifnya pembuahan pohon durian ada beberapa perlakuan yang

dapat dilakukan yaitu pemangkasan, pemberian pupuk P dan K, pemberian

hormon, pengeratan dan pengeringan.

g. Apresiasi Teknologi Pasca Panen (Mangga, Manggis, Melon)

Pertemuan Apresiasi Teknologi Pasca panen (Mangga, Manggis, Melon)

dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 18 s/d 19 Juli 2011 di Hotel Graha

Ayu Mataram yang diikuti oleh petugas Dinas dan Petani/Kelompok Tani/Pelaku

Usaha buah-buahan dari masing-masing Kabupaten/Kota se-Nusa Tenggara Barat.

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Untuk meningkatkan mutu pengelolaan pasca panen buah melalui penyediaan

sarana dan pra sarana pasca panen.

2. Meningkatkan kemampuan penanganan pasca panen di tingkat petani,

kelompok tani, gapoktan.

3. Menyediakan sarana dan pra sarana pasca panen buah.

Beberapa rumusan yang dihasilkan sebagai berikut :

• Alat panen untuk buah-buahan (mangga, manggis, melon) perlu diperhatikan

pada waktu penggunaan di lapangan, apabila salah cara menggunakannya

akan mengakibatkan luka yang akan menurunkan kualitas buah sehingga sulit

untuk bersaing di pasar eksport.

Page 161: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 44444444 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Pada umumnya kualitas buah-buahan di NTB kurang atau belum optimum

karena petani memanen buah sebelum waktunya untuk dijual borongan

sehingga tingkat kematangannya tidak seragam.

• Manggis NTB mempunyai kualitas dan produksi yang lebih baik dibandingkan

dari daerah lain sehingga mampu bersaing di pasar internasional. Kendalanya

petani belum menguasai teknologi pasca panen sehingga yang terjadi banyak

pengusaha dari Bali yang menampung hasil panen petani kemudian

melakukan pengemasan/packing di Bali untuk selanjutnya dieksport dengan

nama Manggis Bali. Diharapkan dari Dinas Pertanian Provinsi NTB

memfasilitasi sarana pasca panen agar petani dapat langsung menjual

produknya ke suplier lokal dengan nama Manggis NTB. Dengan demikian

rantai pemasaran tidak terlalu panjang yang berdampak pada peningkatan

harga dan pendapatan petani.

• Produk hortikultura Indonesia sering mengalami kendala pemasaran karena

residu pestisida, terutama untuk buah-buahan semusim. Untuk meminimalisir

residu tersebut diharapkan para petani mulai menerapkan sistem pertanian

organik.

• Bagi petani buah yang ingin menciptakan alat panen yang mudah, praktis dan

harganya terjangkau, yang harus diperhatikan adalah posisi, ukuran dan

bentuk buah serta perlunya konsultasi dengan ahli baik dari peneliti maupun

pengrajin.

• Untuk meningkatkan kualitas buah-buahan khususnya di NTB, yang perlu

diperhatikan adalah tahap pasca panen yaitu waktu pemetikan, pengumpulan,

pembersihan, grading dan packing sampai pengiriman.

• Untuk kelompok tani di Kabupaten Sumbawa dan Dompu yang mempunyai

alat pengolah hasil buah yang belum digunakan yang disebabkan karena

tenaga operator yang belum dilatih sehingga kedepan diharapkan dari Dinas

Kabupaten untuk mengadakan pelatihan tenaga operator tersebut.

• Pengembangan mangga di Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu seluas

2.000 Ha (tahun 2007) kondisinya sangat memperihatinkan dan sampai saat

ini hanya tersisa 700 Ha. Hal ini disebabkan karena harga mangga sangat

rendah pada saat panen raya (Rp. 1.000/12 biji) sehingga petani mangga

Page 162: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 45454545 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

banyak beralih ke komoditi lain. Diharapkan Dinas Pertanian Kabupaten untuk

mengkaji kedepan komoditi apa yang sesuai/cocok dikembangkan serta

diharapkan adanya dukungan teknologi pengolahan buah agar masalah di atas

bisa teratasi.

• Kualitas mangga di NTB belum optimal karena masih ada serangan hama

penyakit seperti embun jelaga, lalat buah dan anthraknosa. Untuk itu harapan

petani ataupun petugas kabupaten agar dapat dibuat demplot kebun contoh

buah-buahan di salah satu sentra produksi di masing-masing kabupaten.

• Sentra melon NTB yang dikenal selama ini terdapat di Desa Ganti, Kabupaten

Lombok Tengah. Pada musim kemarau, keterbatasan air dapat mengganggu

proses pergiliran tanaman melon. Karena itu diharapkan adanya dukungan

dari Dinas Pertanian Provinsi maupun Kabupaten berupa pembangunan

embung.

h. Penyusunan Pedoman Teknologi Produksi Buah

Pertemuan Penyusunan Pedoman Teknologi Produksi Buah Tahun Anggaran 2011

dilaksanakan di Hotel Lombok Garden Mataram selama 1 (satu) hari yaitu tanggal

21 Oktober 2011.

Tujuan pertemuan adalah :

Menyusun pedoman teknologi budidaya tanaman buah-buahan (Mangga, Manggis,

Melon) yang dapat diaplikasikan oleh pelaku usaha di lapangan untuk

meningkatkan produksi dan produktivitas.

Hasil pertemuan antara lain :

a. Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB mengharapkan dengan penerapan

teknologi produksi yang baik mulai dari penyediaan benih, budidaya sampai

pasca panen akan dapat meningkatkan produksi, produktivitas, kontinuitas

dan mutu produk, sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan petani.

b. Strategi pengembangan kawasan hortikultura di NTB meliputi pemberdayaan

kelembagaan, kerjasama antara kelompok tani/gapoktan sehingga mencapai

skala ekonomi, mampu mengakses teknologi, modal maupun pasar serta

pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan.

c. Hampir semua jenis buah yang diperdagangkan dapat dikembangkan di NTB,

karena topografi lahan dan kondisi iklim yang sangat variatif, mulai dari

Page 163: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 46464646 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dataran tinggi sampai dataran rendah seperti mangga, manggis, melon, jeruk

dan nanas.

d. Untuk mengatasi ketimpangan produksi dan harga yang fluktuatif diperlukan

suatu pedoman teknologi produksi di luar musim (off season) terutama untuk

mangga dan manggis.

e. Penelitian yang dilakukan UNRAM selama ini untuk pembuahan di luar musim

(off season) terbatas pada komoditi mangga.

i. Partisipasi Pekan Flori dan Flora Nasional di Bali (Buah, Florikultura,

Sayuran dan Biofarmaka)

Kegiatan PF2N 2011 diselenggarakan selama 5 (lima) hari yaitu dari tanggal 18

sampai dengan 22 Nopember 2011 dan berlangsung dari jam 09.00 – 21.00 setiap

hari di Pantai Matahari Terbit, Sanur – Denpasar, Bali.

Peserta PF2N terdiri dari pengusaha besar pertanian, asosiasi tani dan kelompok

tani, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan Provinsi dari seluruh Indonesia, industri

dan produsen produk pertanian, bibit dan benih unggul, produk olahan makanan,

kesehatan, kecantikan, industri mesin dan alat pertanian, mesin pengolahan bahan

makanan, serta pelaku bisnis dan jasa yang terkait dengan pertanian seperti

perbankan dan kargo, perguruan tinggi ternama di bidang pertanian hortikultura

serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terkait di bidang hortikultura. Kegiatan

PF2N 2011 juga melibatkan beberapa negara tetangga sebagai partisipan seperti

Australia, Singapura, Malaysia, Korea, Taiwan dan Thailand.

Kegiatan PF2N bertujuan untuk :

1. Memasyarakatkan produk hortikultura nasional (tanaman hias, buah, sayuran

dan biofarmaka) kepada para konsumen dalam upaya peningkatan

permintaan pasar dalam dan luar negeri.

2. Meningkatkan citra hortikultura sebagai khazanah pemasaran dalam dan luar

negeri.

3. Sebagai ajang kerjasama, konsultasi dan kontak bisnis antara produsen dan

pelaku usaha.

Hasil pelaksanaan PF2N 2011 di Sanur, Bali antara lain :

a. Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) tahun 2011 ini dirasakan lebih semarak

mengingat adanya penggabungan tiga even sekaligus yaitu Pekan Flori dan

Page 164: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 47474747 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Flora Nasional (PF2N) 2011, Denpasar Festival Hortikultura, dan Sanur Village

Festival VI yang juga dibarengi dengan pelaksanaan KTT ASEAN ke-19.

b. Beberapa produk hortikultura buah-buahan yang dipamerkan di Stand Provinsi

NTB adalah Durian Gulagaet, Mangga Darakanda dan Mentaram, Manggis

Lingsar, Rambutan Narmada, Nangka Prabu, Melon, Jeruk Pamelo, Sawo

Plampang dan Buah Naga. Produk sayuran dan biofarmaka berupa Bawang

Putih Sembalun, Bawang Merah, Kentang, Kangkung, Cabe, Tomat, Terong,

Paria dan Labu serta produk temuan/invensi 2005 Kabupaten Lombok Barat

yaitu Obat Nabati Tradisional Legenda Lombok “Tegining Ganang Rinjani

(TEGAR)” yang berupa minyak dan serbuk/jamu dengan khasiat aneka guna

luar dan dalam dengan cara oles, urut dan minum. Sedangkan tanaman hias

yang ikut dipamerkan adalah aneka jenis anggrek lokal seperti Vanda Limbata,

Dendrobium dan Phalaenopsis (Bulan).

c. Keikutsertaan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam PF2N cukup memberikan

aspirasi bagi para pengunjung baik dari kalangan bisnis terutama dalam upaya

pengenalan komoditi unggulan strategis daerah NTB maupun para pelaku

usaha dalam upaya pengembangan tanaman hias unggulan dan pengolahan

biofarmaka.

j. Partisipasi ITF 2011 di Surabaya

Kegiatan pameran Indonesian Tropical Fruit Festival (ITF2) tahun anggaran 2011

bertempat di Carrefour Surabaya, Jawa Timur. Pelaksanaan ITF2 yang selama 4

(empat) hari yaitu tanggal 27 s/d 30 Oktober 2011diikuti oleh 22 Dinas Pertanian

Provinsi se-Indonesia dan 27 Gapoktan/pengusaha bidang buah-buahan serta

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika yang diwakili Unit Kerja Balitbu Tropika

Kebun Percobaan Cukur Gondang Probolinggo.

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap buah tropika Nusantara

2. Membangun kontak bisnis antar stakeholders terkait (petani, pemerintah dan

pelaku usaha/ carrefour).

Hasil pelaksanaan pameran ITF2 Surabaya sebagai berikut :

1. Kegiatan tersebut menjadi media promosi buah-buahan tropika dari berbagai

daerah di Indonesia dan sebagai pemicu petani dalam menerapkan usaha

Page 165: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 48484848 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

agribisnis buah-buahan yang berstandar sehingga produk yang dihasilkan

bermutu prima.

2. Menjadi ajang kontak bisnis antara stakeholders terkait yaitu petani, petugas

dan pelaku usaha/pasar modern (Carrefour) dalam memasarkan produknya.

3. Dengan adanya kegiatan ini buah-buahan tropik nasional dapat menjadi tuan

rumah di negeri sendiri sehingga mengurangi import buah yang mengandung

bahan–bahan pengawet seperti lilin dan parafin yang berbahaya bagi

kesehatan.

4. Kegiatan ini memberikan inspirasi bagi peserta dari NTB agar jaminan mutu

buah menjadi prioritas utama dan daya saing produk dapat ditingkatkan. Di

NTB belum satupun kebun buah yang diregistrasi sehingga produk buah kita

banyak diklaim menjadi produk daerah lain.

5. Produk buah kita dari segi kualitas tidak jauh berbeda dengan buah import

baik dari penampilan maupun cita rasanya disamping itu pula produk buah

kita aman konsumsi karena tidak menggunakan bahan pengawet.

6. Carrefour bersedia menerima produk petani berapapun jumlahnya asal mutu

dan kontinuitas produk terjamin.

k. Sarana Kantor

Kegiatan ini berupa pengadaan komputer dan printer masing-masing sebanyak 2

unit oleh pihak ketiga. Pengadaan komputer dan printer dilakukan untuk

mendukung kegiatan pengembangan kawasan buah.

2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Florikultura

1. Penataan Rantai Pasok

Tujuan kegiatan penataan rantai pasok :

a. Menata rantai pasokan komoditas florikultura di sentra produksi

b. Menumbuhkembangkan kemitraan di kawasan sentra produksi florikultura

c. Mengembangkan jaringan kerjasama (networking) antar kawasan sentra

produksi florikultura

Kegiatan ini berupa pertemuan yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu

tanggal 13 dan 14 Juli 2011 di Aula Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB dan diikuti

Page 166: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 49494949 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

oleh petugas Dinas serta pelaku usaha/pedagang/produsen tanaman hias dari

masing-masing Kabupaten/Kota se Pulau Lombok.

Beberapa rumusan hasil pertemuan :

1. Pemasaran untuk tanaman florikultura khususnya anggrek memiliki rantai

pasokan yang tidak terlalu panjang karena pedagang/pengusaha langsung

dapat berhubungan dengan pemasok yaitu perusahaan yang bergerak di

bidang pengadaan bibit atau tanaman anggrek yang sudah berbunga. Harga

untuk penjualan berdasarkan kesepakatan dari pemasok untuk menekan

persentase dan kenaikan harga setiap jenis anggrek sehingga dalam

penjualan produk tidak mengalami kesulitan.

2. Berdasarkan pengalaman pelaku usaha tanaman hias non anggrek

(Aglaonema, Adenium, Anthurium) di Mataram perlu adanya kebijakan dari

pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian untuk mempromosikan pemakaian

bunga segar atau taman sebagai dekorasi hotel, instansi pemerintah, rumah

makan, bank dan tempat pelayanan umum lainnya.

3. Dari hasil evaluasi sementara untuk kebutuhan anggrek berbunga di Kota

Mataram adalah 500 pot per bulan pada hari biasa, tetapi apabila menjelang

hari besar seperti natal dan tahun baru meningkat sampai 25% yaitu sekitar

750 – 1000 pot per bulannya. Sehubungan dengan keadaan tersebut maka

dihimbau untuk pedagang tanaman hias agar dapat mengusahakan dan

membudidayakan sendiri mulai dari bibit (botolan).

4. Agar terwujud Kota Mataram sebagai sentra tanaman hias, maka diharapkan

petani/pedagang dan pengusaha tanaman hias mulai menekuni budidaya

tanaman hias baik anggrek maupun non anggrek.

5. Berdasarkan pengalaman petani/pengusaha anggrek bahwa menjadi

petani/pengusaha anggrek sangat menguntungkan, untuk itu diharapkan

pedagang tanaman hias mulai menekuni bisnis anggrek tersebut karena

keuntungan dapat mencapai 100% dengan syarat harus cermat mengamati

situasi pasar.

6. Evaluasi terhadap petani yang mendapat bantuan sosial (Bansos) tanaman

hias perlu dilaksanakan karena dana yang disalurkan sangat besar jumlahnya

Page 167: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 50505050 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dan apabila dari hasil evaluasi persentase keberhasilannya sangat rendah,

maka Bansos tersebut perlu ditinjau kembali.

7. Usaha agribisnis tanaman hias khususnya non anggrek mengalami penurunan

drastis di hampir semua Kabupaten/ Kota di Pulau Lombok sejak tahun 2008

pasca anjloknya harga anthurium, sehingga yang banyak berkembang

sekarang adalah tanaman hias taman.

2. Peningkatan Kapabilitas Petani/Petugas Mendukung Produksi

Kegiatan ini berupa studi banding /magang yang bertujuan :

1. Meningkatkan peran kelembagaan agribisnis tanaman florikultura dan upaya

meningkatkan posisi tawar pelaku usaha florikultura khususnya anggrek,

untuk menunjang pengembangan dan keberlanjutan usaha, serta

meningkatkan daya saing produksi

2. Menata rantai pasok tanaman florikultura khususnya anggrek sehingga setiap

mata rantai mendapat keuntungan yang seimbang

3. Meningkatkan motivasi para pelaku usaha tanaman florikultura khususnya

anggrek

Magang tanaman hias di Jawa Timur selama 4 (empat) hari yaitu tanggal 25

sampai dengan 28 Juli 2011 dilakukan bersamaan dengan magang sayuran yang

diikuti oleh petugas Dinas dan pelaku usaha tanaman hias yang ada di Kota

Mataram.

Beberapa rumusan hasil magang tanaman hias :

• Daerah sentra tanaman hias berada di Kabupaten Malang sedangkan untuk

pengembangan bibitnya dilakukan di PUSPA–LEBO. Pengembangan

difokuskan pada tanaman berdaun indah seperti Aglonema, Calatea,

Gelombang Cinta dan lain-lain yang pengembangan/pembibitannya dilakukan

di rumah lindung.

• Kunjungan selanjutnya yaitu ke Kelompok Tani Sekar di Desa Pakis

Kecamatan Ponco Kusumo dengan ketua Bapak Irwan. Kelompok ini

mengembangkan tanaman hias berupa Anggrek jenis Dendrobium dan

Phalaenopsis (anggrek bulan) yang disilangkan sendiri oleh anggota

kelompok. Perbanyakan anggrek dilakukan secara kultur jaringan yang

sederhana yaitu dengan menggunakan Enkas dan media dibuat sendiri dari

Page 168: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 51515151 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

bahan-bahan yang ada di sekitarnya seperti limbah dari sayuran yang

dicampur dengan pupuk anorganik.

3. Pengembangan Kawasan Tanaman Hias

Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan produksi dan mutu

florikultura pada kawasan pengembangan serta menyusun rancang bangun

pengembangan tanaman hias.

Pelaksanaan kegiatan bertempat di Hotel “Lombok Garden” Mataram selama 2

(dua) hari yaitu tanggal 28 dan 29 Nopember 2011.

Beberapa rumusan hasil pertemuan antara lain :

1. Kebijakan pengembangan tanaman hias diarahkan pada lima komoditas

utama yaitu bunga potong, daun potong, bunga pot, tanaman hias taman dan

bunga tabur. Kegiatan pengembangan kawasan tanaman hias di NTB

dipandang sebagai langkah strategis agar kita tidak menjadi pemasok

tanaman hias dari luar.

2. Langkah-langkah pengembangan kawasan tanaman hias dimulai dengan

menyusun profil dan peta kawasan sebagai acuan perencanaan kedepan.

Kawasan tanaman hias tidak diatur dalam Perda Tata Ruang tetapi termasuk

dalam kawasan peruntukan pertanian.

3. Pembentukan kelompok usaha merupakan salah satu kunci keberhasilan

agribisnis anggrek.

4. Tanaman hias dapat diperbanyak dengan cara stek batang (puring, adenium,

euphorbia), stek daun (samia, sanseviera), cangkok, sambung, umbi dan lain

sebagainya.

5. Rencana pengembangan tanaman hias (2011-2016) se Pulau Lombok :

Tabel V-8. Rencana Pengembangan Tanaman Hias Tahun 2011-2016 se-pulau

lombok

No. Komoditas Perkiraan Luas Tanam (m2)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 1. Anggrek 7.419 7.791 8.180 8.589 9.018 9.469 2. Aglaonema 936 983 1.032 1.084 1.138 1.195 3. Heliconia 8.462 8.885 9.429 9.796 10.285 10.800 4. Adenium 7.276 7.640 8.021 8.423 8.843 9.286 5. Euphorbia 27.924 29.320 30.786 32.325 33.942 35.638 6. Palem 1.563 1.642 1.723 1.810 1.900 1.995 7. Sanseviera 59.570 62.549 65.676 68.960 74.408 76.028

Page 169: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 52525252 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran

dan Tanaman Obat Berkelanjutan

1. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Sayuran dan Biofarmaka Mendukung

Peningkatan Produksi

Kegiatan yang dilakukan berupa perjalanan dalam rangka pembinaan dan

pendampingan ke beberapa Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat.

Hasil perjalanan dinas sebagai berikut :

� Kabupaten Sumbawa Barat

a. Fasilitas yang sudah ada dalam rangka mendukung peningkatan produksi

kelompok tani bawang merah di Kecamatan Taliwang berupa

pengembangan irigasi tanah dangkal 2 unit dan sarana jalan usaha tani

sepanjang 5 Km.

b. Kelompok tani aneka sayuran yang merupakan binaan PT. Newmount

mendapatkan bantuan berupa sarana produksi dan tenaga teknis serta

fasilitasi APPO untuk pembuatan kompos dari pemerintah.

� Kabupaten Sumbawa

a. Sistem budidaya yang dilakukan sudah mendekati standar namun secara

administrasi belum ada pencatatan sehingga penurunan dan peningkatan

hasil produksi dan mutu tidak dapat dideteksi.

b. Sebagian besar kelompok tani di Sumbawa menanam bawang merah,

sisanya membudidayakan sayuran dataran rendah.

� Kabupaten Bima

a. Terdapat 314 kelompok tani sayuran yang tersebar di 16 Kecamatan di

Kabupaten Bima yang terdiri dari 248 kelompok tani bawang merah, 10

Page 170: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 53535353 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

kelompok tani bawang putih, 137 kelompok tani sayuran campuran

seperti tomat, cabe, sawi, labu, kubis dan lain-lain serta 9 kelompok tani

biofarmaka.

b. Kelompok tani yang menjadi sasaran pembinaan dan pendampingan

adalah kelompok tani Raba Niu dan kelompok tani Doro Pica yang

keduanya beralamat di Desa Risa Kecamatan Woha. Dalam rangka

peningkatan produksi maka pembinaan dan pendampingan difokuskan

pada cara budidaya yang baik dan benar.

2. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Sayuran dan Biofarmaka Mendukung

Peningkatan Mutu

Kegiatan yang dilakukan berupa perjalanan dalam rangka pembinaan ke beberapa

Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat.

Hasil perjalanan dinas ke Kabupaten Bima sebagai berikut :

a. Sasaran pembinaan diarahkan ke kelompok tani Doro To’I (kelompok tani

sayuran umbi/bawang merah) dan kelompok tani Tolo Manggo (kelompok tani

sayuran buah/cabe).

b. Sistem budidaya yang dilakukan kedua kelompok masih jauh dari harapan

untuk dapat meningkatkan mutu produk.

Solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah menanam sayuran daun

sebaiknya memakai bedengan untuk mempermudah pemeliharaan dan

menggunakan pupuk organik (pupuk kandang).

3. Pemberian Penghargaan Pelaku Usaha

Merupakan kegiatan tahunan yaitu pemberian penghargaan kepada masyarakat

yang mempunyai prestasi menonjol di bidang ketahanan pangan. Tahun 2011 ini

penyelenggaranya adalah Dewan Ketahanan Pangan dan nama penghargaannya

Page 171: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 54545454 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

disempurnakan menjadi Adhikarya Ketahanan Pangan Nusantara. Upacara

penyerahan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara dan Penghargaan

Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Bidang Hortikultura dilaksanakan di Istana

Negara Jakarta pada tanggal 6 Desember 2011. Penerima penghargaan adalah

petugas/peneliti/ pelaku usaha/petani yang telah memberikan kontribusi bagi

peningkatan pendapatan petani sekitar. Nusa Tenggara Barat dengan berbagai

komoditas hortikultura unggulan melahirkan petani/pelaku usaha yang layak

dijadikan teladan dalam pengelolaan usaha taninya.

Beberapa petani/pelaku usaha yang menerima penghargaan yaitu :

1. Gapoktan Mekar Sari yang berada di Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan

Ampenan Kota Mataram mengelola usaha budidaya Sayuran Dataran

Rendah (SDR).

2. Kelompok Tani Karya Bhakti di Desa Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar

Kabupaten Lombok Barat dengan komoditas unggulan Manggis Lingsar.

Sedangkan petani/pelaku usaha/kelompok tani yang tidak lulus dalam verfikasi

dan telah dinilai oleh Tim Pusat adalah :

1. Kelompok tani Mangga Jaya (Mangga) di Desa Selengen, Kecamatan

Kayangan Kabupaten Lombok Utara.

2. Kelompok tani P3A Aik Meneng I (Melon) di Desa Ganti, Kecamatan Praya

Timur Kabupaten Lombok Tengah.

3. Kelompok tani Parewa (Bawang Merah) di Desa Sakuru, Kecamatan Monta

Kabupaten Bima.

4. Sosialisasi/Pembentukan Konsorsium

Pertemuan Sosialisasi/Pembentukan Konsorsium Sayuran dilaksanakan tanggal 29

s/d 30 September 2011 di Hotel “Graha Ayu” Mataram dan diikuti oleh petugas

Dinas dan petani/pelaku usaha sayuran dari masing-masing Kabupaten/Kota se

Nusa Tenggara Barat.

Tujuan Pertemuan :

a. Mendukung pengembangan usaha sayuran guna merespon pasar dan

persaingan.

Page 172: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 55555555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

b. Meningkatkan efisiensi produksi dan mengefektifkan pelayanan yang

menunjang pengembangan usaha agribisnis sayuran.

Beberapa hasil pertemuan sebagai berikut :

1. Penerapan pertanian sayuran organik di masyarakat banyak mengalami

kendala karena persepsi petani selama ini produksi lebih tinggi dengan

menggunakan bahan kimia, selain itu mudah diperoleh, gampang diaplikasi

dan cepat terlihat hasilnya. Diharapkan dari pemerintah baik di provinsi,

kabupaten, kecamatan maupun PPL agar secara terus-menerus

mensosialisasikan penggunaan bahan organik dan dampak atau bahayanya

jika menggunakan bahan kimia.

2. Untuk mencegah masuknya produk organik dari luar disarankan pertemuan ini

dapat menjadi momen untuk membentuk konsorsium sayuran organik agar

dapat dilakukan sertifikasi. Dengan terbentuknya konsorsium diharapkan akan

mempercepat penerapan pertanian organik dan meninggalkan pertanian

konvensional.

3. Agar pertanian organik ini lebih dikenal masyarakat maka perlu adanya

demplot tentang pertanian organik melalui kerjasama dengan Perguruan

Tinggi dan pelaku usaha/perusahaan. Diharapkan adanya anggaran khusus

untuk pengembangan sayuran organik agar petani dapat merasakan manfaat

dan dampaknya bagi pendapatan serta kesejahteraan petani.

5. Pertemuan Koordinasi/Sosialisasi/Workshop Kawasan Inisiasi/ Intensif

Tingkat Provinsi

Pertemuan dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 14 s/d 15 Nopember

2011 dan bertempat di Hotel Lombok Garden, Mataram.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengkoordinasikan, mensinergikan dan

mengintegrasikan program, kegiatan dan pendanaan berbagai institusi pemerintah

dan pelaku usaha dan swasta agar terpadu, fokus dan sinergi dalam membangun

kawasan inisiasi/intensif.

Hasil pertemuan :

a. Peningkatan produksi dan produktivitas sayuran dilakukan melalui pendekatan

kawasan. Pengembangan kawasan intensif maupun inisiasi diarahkan pada

Page 173: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 56565656 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

lahan yang memiliki karakteristik sayuran yang spesifik seperti kentang dan

bawang putih.

b. Kawasan inisiasi sayuran merupakan daerah pengembangan kawasan sayuran

yang dipersiapkan untuk menjadi kawasan pendampingan intensif yang akan

dilaksanakan pada periode berikutnya.

6. Pertemuan Koordinasi dan Evaluasi Penetapan Pola Produksi Sayuran

Pertemuan dilaksanakan di Hotel Lombok Raya Mataram, dari tanggal 28 sampai

29 Maret 2011 yang diikuti oleh petugas dinas (bidang hortikultura dan bagian

perencanaan) Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat.

Tujuan pertemuan adalah :

a. Mensinkronkan data rencana luas tanam, luas panen dan produksi enam

sayuran utama (Bawang Merah, Kentang, Kubis, Cabe Besar, Cabe Rawit dan

Tomat) tahun 2011 dan 2012 dengan Kabupaten/Kota se NTB.

b. Mengatur pola tanam untuk mendukung ketersediaan sayuran sepanjang

tahun agar terjadi keseimbangan produksi dengan kebutuhan.

Beberapa rumusan yang dihasilkan sebagai berikut :

1. Format data dari beberapa Kabupaten yang disampaikan masih belum sesuai

dengan format dari Provinsi, sehingga perlu disinkronkan untuk memudahkan

dalam merekap data.

2. Dalam upaya untuk menambah luas areal komoditas yang mempengaruhi

inflasi seperti cabe dan bawang merah, Kabupaten diharapkan untuk

menanam di luar musim (off season) dengan memanfaatkan lahan kering.

3. Untuk mengamankan produksi khususnya cabe dan bawang merah perlu

dibuat target dengan SK dan dievaluasi setiap bulan.

4. Sebagai tindaklanjut dari hasil evaluasi data sayuran, Provinsi merekap data-

data tersebut kemudian mengembalikannya ke Kabupaten/Kota untuk

dikoreksi dan dikirim kembali ke Provinsi yang akan dilanjutkan ke Pusat untuk

ditindaklanjuti.

7. Peningkatan Kapasitas Petani/Petugas Mendukung Peningkatan Produksi

Kegiatan ini berupa studi banding/magang yang dilaksanakan selama 4 (empat)

hari yaitu tanggal 25 sampai dengan 28 Juli 2011 dan diikuti oleh petugas Dinas

serta pelaku usaha tanaman sayuran yang ada di Pulau Lombok (Kota Mataram

Page 174: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 57575757 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dan Kabupaten Lotim Timur). Kegiatan Studi Banding/Magang Tanaman Sayuran

Tahun 2011 dilaksanakan di Jawa Timur dengan lokasi kunjungan sebagai berikut

:

a. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur

b. Pusat Studi dan Pengembangan Agribisnis Hortikultura (Puspa Lebo),

Kabupaten Sidoarjo

c. Kelompok Tani Sayuran Dataran Rendah di Kabupaten Sidoarjo

d. Sub Terminal Agribisnis (STA) Mantung, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang

e. Kelompok Tani Sayuran Organik di Kota Batu

Kegiatan studi banding/magang bertujuan untuk :

1. Meningkatkan kemampuan/kapasitas petugas/petani dalam rangka

peningkatan produksi sayuran dan tanaman obat dengan menggunakan

teknologi maju.

2. Meningkatkan dan menambah pengetahuan petani/petugas dalam

pengembangan sayuran organik.

Beberapa rumusan hasil kunjungan studi banding/magang :

1. Perkembangan sayuran di Provinsi Jawa Timur mulai mengarah ke sayuran

organik, bahkan di Kabupaten Malang dan Kota Batu sudah banyak kelompok

tani yang menghasilkan sayuran organik bersertifikat.

2. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan di Puspa Lebo adalah pusat studi dan

kajian (berupa penerapan teknologi budidaya yang baik dan benar, pengujian

benih introduksi, pertanian organik dan teknologi inovasi lainnya), pelayanan

agribisnis (berupa pelayanan konsultasi agribisnis, percontohan rumah hijau,

penyediaan agro input dan menampung produksi hortikultura milik petani atau

mitra kerja) dan obyek wisata agro (sebagai tempat untuk belajar menanam,

panen, outbound dan mengenal berbagai jenis tanaman hortikultura).

3. Fungsi STA Mantung adalah sebagai tempat transaksi jual beli yang aman,

nyaman, higienis dan terkoordinasi antara penjual dan pembeli secara

transparan. STA ini juga ikut menentukan data harga pusat/Nasional.

4. Kegiatan yang dilakukan kelompok tani Tanuse yaitu budidaya sayur organik

(mulai pembibitan sampai panen dan produk sudah bersertifikat), jual

Page 175: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 58585858 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

beli/pemasaran, ternak domba, pembuatan pupuk organik dan membentuk

kawasan organik sayuran.

8. Partisipasi Festival Jamu di Yogyakarta

Festival Jamu diselenggarakan di Yogyakarta tanggal 20 sampai dengan 21 Juli

2011, diikuti oleh 12 Provinsi, 8 perusahaan swasta dan 11 kelompok tani

(KT)/gabungan pengusaha (GP) sebagai peserta pameran. Provinsi Nusa Tenggara

Barat ikut berpartisipasi hanya sebagai undangan/peninjau.

Kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi tanaman obat sebagai jamu

tradisional kita.

Beberapa hasil kunjungan Festival Jamu di Yogyakarta yaitu :

• Tanaman obat merupakan warisan leluhur yang tidak kalah khasiatnya

dengan obat-obatan modern sehingga perlu dikembangkan baik dari sisi

budidaya, pasca panen, pengolahan maupun pemasaran.

• Tema yang diangkat pada Festival Jamu tahun 2011 adalah “Sehat Bugar dan

Ayu dengan Jamu”.

• Kegiatan yang dilaksanakan antara lain Seminar, Sosialisasi, berbagai Lomba,

Wisata Napak Tilas Tanaman Obat dan Sepeda Gembira Mubeng Beteng.

C. SEKSI PERLINDUNGAN TANAMAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

HORTIKULTURA.

1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Tanaman

Buah Berkelanjutan.

Untuk memenuhi tuntutan konsumen domestik maupun global akan produk

yang aman, bermutu dan ramah lingkungan, maka penerapan Good Agricultural

Practices (GAP) dan Standard Operating Procedure (SOP) merupakan hal yang perlu

dilakukan. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan

dan perubahan pemahaman dan sikap petugas serta produsen tanaman buah dalam

melaksanakan sistem budidaya yang baik dan benar, sesuai dengan SOP yang telah

disusun.

Penerapan GAP dalam budidaya tanaman buah dimaksudkan untuk

memperbaiki proses produksi menjadi lebih ramah lingkungan, meningkatkan

kualitas produk sesuai standar, memungkinkan penelusuran semua aktivitas

Page 176: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 59595959 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

produksi dan dapat dilacak balik bila terjadi masalah atau keluhan dari konsumen,

serta meningkatkan daya saing dalam memasuki pasar global. Sebagai upaya

meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan petani dalam

menerapkan GAP maka perlu dilakukan pelatihan bagi petani dalam bentuk Sekolah

Lapang. SL-GAP tanaman buah merupakan salah satu pendekatan dalam

meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan petani dalam

menerapkan prinsip-prinsip GAP tanaman buah.

Adapun sub kegiatan dari Pertemuan/Pembinaan/Identifikasi/Sosialisasi

/Workshop Mendukung Peningkatan Produksi adalah sebagai berikut :

a. Sosialisasi GAP/SOP Tanaman Buah–buahan.

• Kegiatan Pertemuan Sosialisasi GAP/SOP dilaksanakan pada tanggal, 21-22

Maret 2011 DI Hotel Lombok Raya Jalan Panca Usaha Nomor. 11 Mataram.

• Tujuannya adalah Untuk menyampaikan informasi/ materi yang berkaitan

dngan GAP/SOP kepada kelompok tani dengan tujuan untuk meningkatkan

pemahaman petanii tentang GAP/SOP agar dapat diterapkan oleh petani di

tingkat lapangan.

• Sasaran dari kegiatan pertemuan ini adalah petugas dan petani yang

tergabung dalam kelompok tani/ Gapoktan.

• Peserta kegiatan Pertemuan Sosialisasi GAP/SOP Buah (Mangga, Pisang

dan Buah Naga) Tingkat Provinsi berjumlah 50 orang yang terdiri dari

petani dan petugas yang berasal dari kabupaten/kota se-Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

• Penanggung jawab pelaksana kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat. Untuk

mempersiapkan pelaksanaan kegiatan penanggung jawab menunjuk

Kepala Bidang Produksi Hortikultura bersama Seksi perlindungan dan

Penerapan Teknologi Tanaman Hortikultura serta staf yang terkait.

Pelaksana bersama dengan narasumber melaksanakan kegiatan pertemuan

Sosialisasi GAP/SOP sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Nomor:

TU.841.1/39/III/Diperta TPH/2011, tanggal 14 Maret 2011.

Page 177: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 60606060 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Pelaksanaan kegiatan Pertemuan Sosialisasi GAP/SOP mengacu pada

anggaran yang tertuang dalam Rencana Operasional Pelaksanaan

Anggaran Kegiatan (ROPAK) dan Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja

(RKA-SK) Tahun Anggaran 2011 Satker Dinas pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2011.

• Materi yang disampaikan dalam pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi GAP/SOP

adalah :

- Materi Kebijakan Pembangunan Hortikultura;

- Pengantar GAP/SOP dan Prinsip-prinsip SOP;

- Penerapan GAP di Bidang Perlindungan Tanaman Hortikultura;

- Pemupukan, sanitasi kebun, pengendalian OPT buah (melon, mangga

dan buah naga);

- Standard pemilihan varietas, pemilihan lokasi dan penyiapan lahan

untuk tanaman Buah (Mangga, Pisang dan Buah Naga);

• Narasumber pertemuan Kegiatan Sosialisasi GAP/SOP tanaman buah adalah

: Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa

Tenggara Barat, Kepala Bidang Produksi Hortikultura, Kepala Seksi

Perlindungan Tanaman Hortikultura, Petugas dari Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi Nusa Tenggara Barat,

dan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi

Nusa Tenggara Barat.

Hasil perlaksanaan pertemuan adalah :

a. Peserta secara tehnis telah mengenal secara mendalam tentang teknik

budidaya tanaman, namun pengetahuan tentang tata cara budidaya

tanaman yang baik dan benar sesuai prinsip SOP/GAP para peserta masih

belum paham maka dari itu peserta menyadari bahwa penerapan GAP/SOP

sangat berguna untuk masa-masa yang akan datang.

b. Hasil pertemuan ini menambah pengetahuan petugas dan petani cara

penerapan GAP/SOP yang dilakukan sesuai prinsip dasar GAP tanaman

buah-buahan yang bersifat umum dan tidak spesifik komoditas, merupakan

Page 178: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 61616161 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

proses pembelajaran bagi petani/pelaku usaha, perkembangan teknologi

yang bersifat dinamis dan penerapan beberapa komponen GAP/SOP yang

terdiri dari 68 titik kendali antara lain 14 titik kendali WAJIB, 54 titik kendali

SANGAT DIANJURKAN, 32 titik kendali ANJURAN.

c. Petani dan petugas setelah mengikuti pertemuan ini dapat memahami apa

yang dimaksud produk aman konsumsi, produk bermutu, usaha budidaya

ramah lingkungan.

d. Petani dan petugas dapat memahami apa penyebab rendahnya kualitas

buah yang dihasilkan sampai pada lemahnya jaringan pasar produk yang

ada. Dengan mengikuti pertemuan ini petani dan petugas mendapatkan

solusi tekhnis melalui pedoman cara berbudidaya tanaman buah dari pra

panen hingga pasca panen.

e. Satu hal yang penting yang didapatkan petani dan petugas adalah

penanganan terpadu pada keseluruhan proses dari pra panen, pasca panen

hingga sepanjang rantai perdagangan buah dari produsen sampai dengan

konsumen.

f. Petani dan petugas mengerti bagaimana dapat menerapkan prinsip-prinsip

PHT dalam mendukung pelaksanaan GAP di tingkat lapang. Dan petani dan

petugas dapat mengenal berbagai jenis OPT pada komoditas tertentu.

g. Petani dan petugas dapat mengetahui pentingnya identifikasi benih yang

digunakan oleh petani, karena produk yang berkualitas tergantung pada

sumber benih yang digunakan.

b. Penyusunan SOP Buah (Mangga, Pisang dan Buah Naga)

• Kegiatan pertemuan penyusunan SOP Mangga, Pisang dan Buah Naga

dilaksanakan pada tanggal, 4 Mei 2011, bertempat di Hotel Lombok Raya Jln.

Panca Usaha Nomor 10 Mataram.

• Tujuan dari kegiatan Pertemuan Penyusunan SOP buah ini menyusun

acuan/panduan umum dalam melaksanakan budidaya tanaman buah secara

baik, benar dan tepat sehingga diperoleh produktivitas yang tinggi, mutu yang

baik dan mempunyai nilai jual yang tinggi sehingga mendapat keuntungan yang

maksimal.

Page 179: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 62626262 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Sasaran dari kegiatan pertemuan ini adalah : Petugas dan petani yang

tergabung dalam kelompok tani di Kabupaten Lombok Utara untuk tanaman

Mangga, Petugas dan Petani Pisang di Kabupaten Dompu dan Buah Naga di

Kabupaten Lombok Tengah.

• Peserta pertemuan Penyusunan SOP Buah berjumlah 75 orang yang terdiri dari

petugas/petani yang berasal dari Kabupaten Lombok Tengah untuk komoditi

buah naga, Lombok Utara untuk komoditi mangga dan Kabupaten Dompu

untuk komoditi pisang.

• Pelaksanaan kegiatan Pertemuan Penyusunan SOP Buah mengacu pada

anggaran yang tertuang dalam Rencana Operasional Pelaksanaan Anggaran

Kegiatan (ROPAK) dan Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja (RKA-SK) Tahun

Anggaran 2011 Satker Dinas pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2011.

• Penanggung jawab pelaksana kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB. Untuk mempersiapkan pelaksanaan

kegiatan penanggung jawab menunjuk Kepala Bidang Produksi Hortikultura

bersama Seksi Perlindungan dan Penerapan Teknologi Tanaman Hortikultura

serta Staf yang terkait. Pelaksana bersama dengan narasumber melaksanakan

kegiatan pertemuan Penyusunan SOP Buah sesuai dengan Keputusan Kepala

Dinas Nomor. TU.841.1/76/IV/ 2011, tanggal 27 April 2011.

• Materi pertemuan difokuskan pada Proses Penerapan GAP dan SOP untuk

Komoditi Mangga, Pisang dan Buah Naga, yang nantinya akan dituangkan

dalam bentuk buku Standart Operating Prosedure (SOP), sehingga produk yang

dihasilkan memenuhi standar mutu, berdaya saing, aman dikonsumsi dan

berkelanjutan.

• Narasumber pertemuan adalah petugas dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura Provinsi NTB, Balai Proteksi Tanaman Pangan dan

Hortikultura, Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Provinsi NTB, Balaii Pengkajian

Teknologi Pertanian Provinsi NTB berjumlah 6 orang.

Page 180: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 63636363 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Hasil perlaksanaan pertemuan adalah :

• Tersusuannya Buku SOP Mangga, Pisang dan Buah Naga (Petunjuk Teknis

Baku) yang singkat, jelas dan praktis dari setiap tahapan kegiatan untuk

menjamin produk akhir yang dihasilkan berkualitas baik dengan prinsip spesifik

lokasi, jelas (informasi rinci) dan operasional (mengacu pada “target” yang

akan dicapai), berupa Produk Aman Konsumsi adalah produk yang tidak

mengandung residu pestisida berbahaya, dan tidak mengandung cemaran

biologis, kimiawi maupun fisik; Produk Bermutu adalah produk yang

mempunyai zat aktif yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Usaha

budidaya ramah lingkungan adalah usaha budidaya yang dilakukan dengan

prinsip tidak merusak dan mencemari lingkungan terkait dengan aspek

pemanfaatan sumberdaya alam, pembuangan limbah dan keamanan

lingkungan sekitar;

• Hasil Pertemuan Penyusunan SOP Buah Mangga, Pisang dan Buah Naga adalah

Petani/kelompok tani memahami pengembangan tanaman hortikultura dengan

cara budidaya tanaman buah secara baik, sehat dengan memperhatikan

benih/bibit yang akan ditanam, pengolahan tanah yang baik, pemeliharaan

tanaman yang baik, pengendalian OPT berprinsip pada PHT. Pengembangan

tanaman hortikultura khususnya tanaman buah harus dilaksanakan dengan

pengembangan kawasan dalam wadah kelompok tani/ gapoktan.

• Peran aktif masyarakat tani/kelompok tani sangat penting dalam pengendalian

OPT sehingga perlu dipacu, karena pengendalian OPT merupakan tanggung-

jawab masyarakat, sedangkan pemerintah hanya sebagai fasilitator.

Pengendalian OPT yang berprinsip pada pengendalian hama terpadu selalu

melibatkan peran kelompok untuk pengendalian OPT secara kolektif dalam

suatu kawasan. Pengendalian OPT secara kolektif diketahui sangat efektif

mengendalikan hama yang menyerang tanaman buah.

• Hasil diskusi dengan para petani telah dihasilkan SOP dari ketiga komoditas

tersebut diatas yang selanjutnya telah disepakati bersama untuk dilaksanakan

oleh petani ditingkat lapangan sebagai pedoman kegiatan berbudidaya sesuai

dengan komoditas yang diusahakan.

Page 181: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 64646464 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Penyusunan SOP Pisang sangat membantu petani untuk meningkatkan mutu

buah yang dihasilkan, dengan demikian apabila SOP yang sudah disepakati

dalam pertemuan tersebut diharap agar cepat disampaikan kepada petani agar

aplikasi dilapangan segera dapat dilaksanakan.

• Pemakaian Tricoderma untuk perlakuan dalam budidaya pisang sangat direspon

oleh petani pisang dan salah satu petani pekat mengharapan agar

pemasyarakatan/sosialisasi oleh BPTPH dapat dilaksanakan didaerah sentra

produksi pisang.

• Untuk meningkatkan pemahaman tentang Budidaya yang baik dan benar

diharapkan agar kegiatan Sekolah Lapang (SL) GAP dapat segera dilaksanakan

di daerah Sentara pengembangan pisang.

• Pemasaran untuk buah naga oleh petani sentra produk dirasakan mengalami

hambatan karena apabila produksi mulai melimpah harga menjadi rendah

sehingga petani banyak pendapatannya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas dari pihak pemerintah melalui Dinas

Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat memahami petani dalam hal

mengatasi permasalahan tersebut.

• Masalah penyebaran penyakit Kerdil Pisang yang akhir-akhir ini sudah mulai

menyerang pertanaman pisang didaerah sentra yang di kab. Lombok Utara,

Kab. Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa sehingga perlu mendapat

perhatian dari instansi terkait dalam hal ini BPTPH. Untuk Dinas Pertanian TPH

Provinsi Nusa Tenggara Barat, agar segera melaksanakan sosialiasi mengenai

cara penanganan penyakit kerdil pisang dengan berkoordinasi dengan UPTD

BPTPH.

• Dalam rangka penerapan GAP/SOP mangga harus berdasarkan teknologi ramah

lingkungan. Penanganan terpadu pada keseluruhan proses pasca panen

sepanjang rantai perdagangan buah: dari produsen s/d konsumen.

• Dalam mencapai produksi yang maksimal harus dilakukan beberapa hal :

- Pemilihan Bibit yaitu Bibit dipilih dari varietas yg mempunyai nilai

ekonomi tinggi dan mudah dipasarkan (Arumanis 143, Manalagi 69, ,

Gedong Gincu, Garifta);

Page 182: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 66665555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Bibit didapat dari penangkar dan berlabel. Bibit dibuat secara klonal

(penyambungan, okulasi ataupun cangkok)

- Didapatkan :

� Keragaman mutu

� Perlu mutu tinggi

� Sifat konsumsi fancy

- Penyiapan lahan

- Penanaman dilakukan sesuai anjuran yaitu Lubang dibuat dengan ukuran

60x60x60 cm atau 100x100x100 cm. Diberi pupuk kandang20 – 40 kg /

lubang.

- Pemeliharaan Tanaman terdiri dari :

� Pemangkasan awal harus dilakukan pada umur 1 tahun.

� Pemberongsongan utnuk meningkatkan kualitas buah.

� Beberapa masalah yang dihadapi dalam pengembangan horti yang

berkaitan dengan benih/bibit.

� Penyebaran benih, Pengolahan kebun yang masih sangat sederhana.

c. Registrasi Kebun Buah

• Penerapan GAP Buah telah dilaksanakan di berbagai kawasan utama

pengembangan buah-buahan. GAP mengatur berbagai aspek mulai dari aspek

lahan, penggunaan benih, budidaya, pengendalian OPT hingga penanganan

pascapanen segar. Perwujudan penerapan GAP ini dibuktikan dengan penerbitan

nomor registrasi yang diberikan melalui kegiatan registrasi yang mengacu kepada

Pedoman Penilaian Kebun Buah dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor.

62/Permentan/ OT.140/10/2010. Kebun yang telah mendapat nomor

registrasi tersebut diharapkan siap untuk ditindaklanjuti dengan sertifikasi

seperti Prima, GlobalGAP, maupun berbagai standar jaminan mutu lainnya.

• Tujuan daripada kegiatan ini adalah mengidentifikasi dan memverifikasi

lahan kebun/meregistrasi kebun atau lahan petani di Kabupaten/Kota yang

menerapkan GAP/SOP sesuai komoditas yang diusahakan sehingga terjadi

peningkatan produksi, produktivitas, mutu hasil dan keamanan konsumsi

produk hortikultura.

• Sasaran dari kegiatan ini adalah kebun/lahan petani yang telah menerapkan

Page 183: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 66666666 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

GAP/SOP untuk semua komoditas hortikultura baik buah-buahan, sayuran,

tanaman hias dan biofarmaka. Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini

akan mendorong peningkatan pengetahuan petani tentang pentingnya

penerapan GAP/SOP sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan nilai

tawar produk yang dihasilkan/petani.

Hasil yang dicapai adalah telah dilaksanakannya identifikasi dan

verifikasi serta registrasi Kebun terhadap beberapa lahan milik petani

dan pengusaha antara lain :

a. Komoditas melon yang telah di identifikasi, diverifikasi serta diregistrasi

adalah lahan melon di daerah Ganti kecamatan Praya Timur pada lahan

petani seluas 13.89 Ha yang terbagi dalam 38 Kelompok tani. Ketiga puluh

delapan lahan milik petani tersebut telah di identifikasi, diverifikasi dan

diregistrasi oleh petugas (dari Propinsi dan Kabupaten). Nomor Registrasi

ketiga puluh delapan lahan petani tersebut saat ini sudah ada.

b. Komoditas Manggis yang telah di identifikasi, diverifikasi serta diregistrasi

adalah lahan Manggis di daerah Selebung kecamatan Batukliang Kabupaten

Lombok Tengah pada lahan petani seluas 2.71 Ha yang terbagi dalam 8

Kelompok tani. Kedelapan lahan milik petani tersebut telah di identifikasi,

diverifikasi dan diregistrasi oleh petugas (dari Propinsi dan Kabupaten). No

Registrasi delapan lahan petani tersebut saat ini sudah ada.

2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Florikultura

Berkelanjutan.

Sekolah Lapang GAP/GHP Tanaman Hias

• Sekolah lapang adalah suatu metode belajar dengan pendekatan orang

dewasa (experential learning cycle) untuk menghasilkan tanaman sehat

dengan produktivitas optimal dengan proses yang tidak membahayakan

peserta.

• Sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan

keterampilan petani dalam menerapkan SOP tanaman hias serta

meningkatkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan, dipandang

perlu dilakukan sekolah lapang GAP/SOP dan GHP Tanaman Hias. SL

Page 184: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 67676767 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

GAP/SOP dan GHP tanaman hias merupakan salah satu metode belajar

dengan pendekatan orang dewasa dalam meningkatkan pengetahuan,

kemampuan dan ketrampilan petani dalam menerapkan prinsip-prinsip

GAP/SOP dan GHP tanaman hias melalui pola pembelajaran lewat

pengalaman, dengan menggunakan lahan sebagai tempat belajar,

memantau secara teratur setiap minggu atau dua minggu sepanjang

musim tanam, mengkaji dan membahasnya sehingga petani ahli dalam

bidangnya.

• Melalui Sekolah Lapang GAP/SOP dan GHP Tanaman Hias, pengelolaan

budidaya tanaman hias dapat dilakukan dengan menerapkan sistem GAP

dan SOP yang benar diharapkan akan terjadi perubahan sistem budidaya

maupun pengelolaan dan pola pikir petani/kelompok tani/gapoktan ke

arah yang lebih baik dalam usaha mendorong peningkatan usaha

agribisnis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat/ petani.

• Jumlah Peserta Kegiatan Pertemuan keseluruhan berjumlah 20 orang

yang terdiri dari 10 orang di kelompok Alam Lestari dan 10 orang di

kelompok Puri Anggrek .

• Kegiatan Pertemuan dilaksanakan pada bulan September – November

2011 pada dua kelompok tani

• Topik khusus untuk SL GAP adalah materi yang disusun sesuai

kesepakatan kelompok. Topik khusus ditekankan pada 14 titik kendali

wajib penerapan GAP (Good Agriculture Practices) dan GHP (Good

Handling Practices), yaitu 1) Lahan bebas dari cemaran limbah bahan

berbahaya dan beracun, 2) Kemiringan lahan < 30% untuk komoditas

sayur dan buah semusim, 3) Media tanam tidak mengandung cemaran

berbahaya dan beracun [B3], 4) Tindakan konservasi dilakukan pada

lahan miring, 5) Kotoran manusia tidak digunakan sebagai pupuk, 6)

Pupuk disimpan terpisah dari produk pertanian, 7) Pelaku usaha mampu

menunjukkan pengetahuan dan ketrampilan mengaplikasikan pestisida, 8)

Pestisida yang digunakan tidak kadaluarsa, 9) Pestisida disimpan terpisah

dari produk pertanian, 10) Air yang digunakan untuk irigasi tidak

mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun, 11) Wadah hasil

Page 185: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 68686868 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

panen yang akan digunakan dalam keadaan baik, bersih dan tidak

terkontaminasi, 12) Pencucian hasil panen menggunakan air bersih, 13)

Kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk, 14)

Tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan

pestisida.

Hasil perlaksanaan pertemuan adalah :

• Berdasarkan hasil pengamatan perbandingan petak konvensional dengan

petak penerapan GAP/SOP, ternyata petak penerapan GAP/SOP

memberikan hasil yang lebih baik.

• Hasil yang baik ditandai dengan :

a. Standar bibit dari compot

- Varietas unggul/berkualitas baik dan jelas nama serta asal

induknya

- Umur sekitar 4 – 6 bulan

- Kondisi kesehatan bibit baik (perakaran, bulb dan daun) tidak

terserang hama penyakit

- Pertumbuhan subur (daun hijau segar) dan seragam

- Tinggi bibit lebih dari 6 cm

- Tidak ada kerusakan fisik

- Bulb atau batang tanaman kokoh, berdiri tegak

b. Standar bibit dari seedling

- Varietas unggul/berkualitas baik dan jelas nama serta asal

induknya

- Umur sekitar 5-6 bulan

- Kondisi kesehatan bibit baik (perakaran bulb dan daun) tidak

terserang hama penyakit

- Pertumbuhan subur (hijau daun segar) dan seragam

- Tinggi bibit lebih dari 10-15 cm

- Jumlah bulb muda minimal dua batang

- Tidak ada kerusakan fisik

- Bulb atau batang tanaman kokoh, berdiri tegak.

Page 186: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 69696969 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Standar Bibit dari Tanaman Remaja

- Varietas unggul/berkualitas baik dan jelas nama serta asal

induknys

- Umur sekitar 6-7 bulan

- Kondisi bibit baik (perakaran, bulb dan daun) tidak terserang

hama penyakit

- Pertumbuhan subur/gemuk (daun hijau segar) dan seragam

- Tinggi bibil lebih dari 30-40 cm

- Jumlah bulb muda minimal tiga batang

- Tidak ada kerusakan fisik

- Bulb atau batang tanaman kokoh berdiri tegak

- Bulb tidak tumbuh/keluar.

d. Standar Bibit dari Tanaman Dewasa :

- Varietas unggul/berkualitas baik dan jelas nama serta asal

induknyu

- Kondisi kesehatan bibit baik (perakaran, bulb dan daun) tidak

terserang hama penyakit

- Kondisi tanaman mulus

- Pertumbuhan subur/gemuk (daun hijau segar) dan seragam

- Tinggi bibit 30 cm s/d 100 cm

- Jumlah bulb minimal tiga batang

- Tidak ada kerusakan fisik

- Bulb atau batang tanaman kokoh, berdiri tegak

- Bulb tidak tumbuh/keluar keiki

- Jumlah tangkai bunga minimal 1 batang

- Keluar kuntum bunga knop besar

e. Standar Bunga Potong Siap Panen

- Bunga dipetik 30% mekar (5-6 kuntum)

- Tangkai atau kuntum bunga tidak rusak atau cacat

- Tangkai bunga dan bunga bersih dari kotoran

- Tangkai bunga dan bunga terbebas dari hama-penyakit

Page 187: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 70707070 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Petani/petugas maupun pelaku usaha tanaman hias telah mempraktekkan

penerapan GAP dan SOP, tujuan SL GAP Tanaman hias ini dapat

memenuhi kebutuhan pasar untuk produk tanaman hortikultura,

khususnya tanaman hias (Anggrek) yang berkualitas dan memiliki daya

saing yang tinggi di pasaran mendorong kita untuk terus

mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk

dengan cara pembudidayaan tanaman Anggrek secara benar dan tepat

guna untuk menghasilkan produk yang benar-benar bermutu dan berdaya

saing tinggi di pasar lokal maupun internasional.

• Hasil dari uji ballot box akhir bahwa sebagian besar pesertasudah

memahami budidaya anggrek yang baik dan benar. Pada kelompok Puri

anggrek, 70 % peserta sudah memahami budidaya anggrek sesuai kaidah

GAP/SOP sedangkan pada kelompok Alam lestari 60 % peserta sudah

memahami budidaya anggrek sesuai kaidah GAP/SOP.

3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman

Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan.

a. Sosialisasi GAP/SOP Tingkat Provinsi untuk Tanaman Sayuran

Saat ini sebagian besar usaha budidaya hortikultura dilakukan oleh

petani dengan cara budidaya yang tradisional. Tuntutan kebutuhan pasar

untuk produk tanaman hortikultura, khususnya tanaman sayuran dan

biofarmaka yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi di

pasaran mendorong kita untuk terus mengembangkan dan meningkatkan

kualitas dan kuantitas produk dengan cara pembudidayaan tanaman

sayuran dan biofarmaka secara benar dan tepat guna menghasilkan

produk yang benar-benar bermutu dan berdaya saing tinggi di pasar lokal

maupun internasional. Untuk itu penerapan GAP(Good Agriculture

Product) dan SOP (Standart Operating Procedure) sangat perlu diketahui

oleh para petugas maupun para pelaku usaha tanaman sayuran dan

biofarmaka, maka diperlukan sosialisasi penerapan GAP/SOP sayuran dan

biofarmaka.

Page 188: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 71717171 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tujuan dari keiatan ini adalah untuk menyampaikan informasi/

materi yang berkaitan dngan GAP/SOP kepada kelompok tani dengan

serta untuk meningkatkan pemahaman petanii tentang GAP/SOP agar

dapat diterapkan oleh petani di tingkat lapangan.

Sasaran dari kegiatan pertemuan ini adalah petugas dan petani

yang tergabung dalam kelompok tani/ Gapoktan.

Penanggung jawab pelaksana kegiatan adalah Kepala Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB. Untuk

mempersiapkan pelaksanaan kegiatan penanggung jawab menunjuk

Kepala Bidang Produksi Hortikultura bersama Seksi perlindungan dan

Penerapan Teknologi Tanaman Hortikultura serta staf yang terkait.

Pelaksana bersama dengan narasumber melaksanakan kegiatan

pertemuan Sosialisasi GAP/SOP sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas

Nomor: TU.841.1/ 73 /IV/ Diperta TPH /2011, tanggal 13 April 2011.

Pelaksanaan kegiatan Pertemuan Sosialisasi GAP/SOP mengacu

pada anggaran yang tertuang dalam Rencana Operasional Pelaksanaan

Anggaran Kegiatan (ROPAK) dan Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja

(RKA-SK) Tahun Anggaran 2011 Satker Dinas pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2011.

Peserta Kegiatan Pertemuan Sosialisasi GAP/SOP Sayuran Tingkat

Provinsi berjumlah 50 orang yang terdiri dari petani dan petugas yang

berasal dari kabupaten/kota se- Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Materi yang disampaikan dalam pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi

GAP/SOP adalah :

- Materi Kebijakan Pembangunan Hortikultura

- Penerapan GAP/SOP Hortikultura

- Sosialisasi Tata Cara Penerapan GAP Sayuran

- Penerapan GAP Mutu Bidang Perlindungan Tanaman Hortikultura

- Standart pemilihan varietas, pemilihan lokasi dan penyiapan lahan

untuk tanaman Sayuran

- Pemupukan, Sanitasi Kebun dan Pengendalian OPT

Page 189: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 72727272 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Narasumber pertemuan Kegiatan Sosialisasi GAP/SOP adalah :

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB,

Kepala Bidang Produksi Hortikultura, Kepala Seksi Perlindungan dan

Penerapan Teknologi Tanaman Hortikultura, Petugas dari Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi NTB, Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi NTB, dan Balai Proteksi Tanaman Pangan

dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi NTB.

Hasil Pelaksanaan Kegiatan ini adalah :

• GAP/SOP tanaman sayuran adalah merupakan pedoman umum

dalam melaksanakan budidaya tanaman sayuran secara benar dan

tepat, sehingga diperoleh produktivitas tinggi, mutu produk yang

baik, keuntungan optimum, ramah lingkungan dan memperhatikan

aspek keamanan, kesehatan dan kesejahteraan petani, serta usaha

produksi yang berkelanjutan. Disampaikan juga beberapa

komponen GAP/SOP yang terdiri dari 100 Titik Kendali yang terdiri

dari : 14 Titik Kendali Wajib, 54 Titik Kendali Sangat dianjurkan, 32

Titik Kendali Anjuran.

• Penerapan GAP/SOP Hortikultura ditekankan pada arti pentingnya

GAP/SOP yaitu untuk dapat berkompetisi dan sekaligus melindungi

petani hortikultura indonesia di era perdagangan global, rangkaian

integral penerapan SCM dalam rangka peningkatan efisiensi dan

daya saing produk, khususnya pada aspek pemahaman pelanggan

dan penyediaan produk dengan benar, dan merupakan panduan

bagi pelaku usaha tani hortikultura dalam melaksanakan usaha

taninya.

• Ketersediaan benih bermutu belum mencukupi secara tepat (waktu,

jumlah dan mutu), penerapan teknik budidaya yang baik dan benar

belum dilaksanakan secara optimal, sarana dan prasarana masih

terbatas, kelembagaan usaha di tingkat petani belum dapat menjadi

pendukung usaha budidaya, skala usaha relatif kecil akibat

sempitnya kepemilikan lahan dan lemahnya permodalan,

produktivitas cenderung mengalami penurunan, harga cenderung

Page 190: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 73737373 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

berfluktuasi dan masih dikuasai tengkulak serta serangan opt yang

semakin bertambah akibat cuaca yang tidak menentu.

• Tuntutan konsumen akan produk pertanian yang aman bagi

kesehatan dan kebugaran, aman bagi keselamatan kerja, aman bagi

kualitas dan kelestarian lingkungan hidup mendorong

dikembangkannya berbagai persyaratan teknis bahwa produk harus

dihasilkan dengan teknologi yang ramah lingkungan.

• Beberapa komponen Good Agriculture Practices (GAP) antara lain

pencapaian standar Mutu melalui penelusuran, pencatatan,

Varietas, Pengolahan lahan, Pemupukan, Irigasi, Perlindungan

Tanaman, penanganan panen dan pasca panen

• Salah satu hal penting yang harus menjadi perhatian bersama

adalah pelaksanaan budidaya dengan memperhatikan kelestarian

lingkungan melalui penggunaan pestisida nabati, agen hayati dan

cara-cara lain yang ramah lingkungan, membiarkan musuh alami

berkembang, penggunaan pestisida kimia sebagai alternatif terakhir.

GAP berarti menggabungkan pelaksanaan Integrated Pest

Management (IPM) dan Integrated Crop Management (IGM) dalam

produksi pertanian komersial dalam rangka pengembangan jangka

panjang dan berkelanjutan.

• Pentingnya identifikasi benih yang digunakan oleh petani. Karena

produk yang berkualitas tergantung pada sumber benih yang

digunakan. Benih tanaman sayuran yang selanjutnya disebut benih

adalah benih tanaman sayuran dalam bentuk biji, dengan ukuran

besar atau kecil, bentuk anakan atau umbi yang digunakan untuk

memperbanyak dan atau memproduksi sayuran.

• Pengendalian Hama Terpadu (PHT) memadukan semua tehnik

pengendalian yang ada ke dalam suatu program tunggal untuk

mengendalikan populasi OPT tetap pada tingkat yang tidak

menimbulkan kerugian ekonomis dan membatasi pengaruh samping

terhadap lingkungan yang tidak dikendalikan. Kegiatan ini

mencakup; Menciptakan ekosistem pertanian yang tidak sesuai

Page 191: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 74747474 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

untuk perkembangan OPT, Pemantauan Perkembangan OPT, dan

Penggunaan pestisida yang bijaksana.

• Penerapan GAP dan SOP sangat perlu diketahui oleh para

petugas/petani maupun para pelaku usaha tanaman sayuran dan

biofarmaka, maka diperlukan sosialisasi penerapan GAP/SOP

Sayuran dan Biofarmaka dengan tujuan Untuk dapat memenuhi

kebutuhan pasar untuk produk tanaman hortikultura, khususnya

tanaman sayuran dan biofarmaka yang berkualitas dan memiliki

daya saing yang tinggi di pasaran mendorong kita untuk terus

mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk

dengan cara pembudidayaan tanaman sayuran dan biofarmaka

secara benar dan tepat guna untuk menghasilkan produk yang

benar-benar bermutu dan berdaya saing tinggi di pasar lokal

maupun internasional.

• Diharapkan petugas maupun petani yang telah mengikuti kegiatan

Sosialisasi dapat memahami dan sepenuhnya menerapkan

GAP/SOP di tingkat lapang sehingga produk yang dihasilkan

memenuhi standar mutu, berdaya saing, aman dikonsumsi dan

berkelanjutan.

• Peran aktif petugas/petani sangat penting untuk menyampaikan

informasi yang berkaitan dengan GAP/SOP kepada kelompok tani

dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman petani tentang

GAP/ SOP agar dapat diterapkan oleh petani di tingkat lapangan.

b. Penyusunan dan Perbanyakan Buku SOP Kangkung

Upaya untuk meningkatkan produktivitas kangkung guna

memenuhi permintaan pasar, maka system bercocok tanamnya perlu di

sempurnakan dengan menerapkan budidaya kangkung yang baik dan

benar serta ramah lingkungan. Oleh karena itu diadakanlah pertemuan

penyusunan dan perbanyakan SOP Kangkung. Kegiatan Pertemuan

dilaksanakan pada tanggal 6 September 2011 di Hotel Lombok Raya Jl.

Panca Usaha No 11, Jumlah Peserta Kegiatan Pertemuan keseluruhan

Page 192: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 75757575 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

berjumlah 15 orang yang terdiri dari petani dan petugas dinas yang

berasal dari Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat.

Sasaran dari kegiatan pertemuan ini adalah petugas dan petani

yang tergabung dalam kelompok tani/ Gapoktan.

Rangkuman dari keseluruhan Materi yang disampaikan dalam

pelaksanaan Kegiatan ini adalah :

1. Tata Cara Penerapan GAP /SOP Kangkung.

2. Prospek Pengembangan Kangkung Lombok

3. Pembentukan Kelembagaan

Narasumber Pertemuan Penyusunan dan Perbanyakan Buku SOP

Kangkung adalah : Dosen Universitas Mataram D. Tarmizi, Dr. Bambang

Budi Santoso, dan Dr. Uyek Malik Yakop serta Dr. Bing Gianto yang

merupakan pengusaha yang kompeten di bidangnya.

Hasil dari pertemuan ini adalah :

• Kangkung Lombok adalah produk sayuran daun segar yang

diperoleh dari areal pertanaman tanaman kangkung air (Ipomoea

aquatica L.) di kawasan persawahan di kabupaten Lombok Barat

dan Kota Mataram. Penanaman Kangkung Lombok ini dilakukan

oleh masyarakat petani di kawasan tersebut. Kangkung Lombok ini

sangat berbeda dengan kangkung yang sejenis dari daerah lain di

Indonesia.

• Produk panenan komoditas Kangkung Lombok ini berupa potongan

pucuk Kangkung Lombok yang panjangnya sekitar 40-50 cm. Pucuk

Kangkung Lombok dipanen dari pertanaman dengan simtem

genangan air yang mengalir terus menerus di persawahan dan

bermedia tanam lumpur tanah.

• Kangkung Lombok sudah menjadi varietas nasional yakni varietas

aini dan gomong. Kedua varietas itu sudah dikukuhkan Menteri

Pertanian sebagai varietas unggul melalui SK Mentan masing-

masing nomor 258/Kpts/Tp.240/4/2002 dan nomor

269/KptsTp.240/4/2002, tertanggal 12 April 2002. kangkung

Lombok juga sudah berhasil diekspor keluar negeri seperti Australia,

Page 193: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 76767676 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Singapura, dan beberapa Negara di timur tengah. “permintaan dari

negara-negara tersebut sekarang cukup besar. Oleh karena itu

pemerintah perlu memberi perhatian khusus dengan memperluas

arel budidaya kangkung lombok.

• Sistem produksi dimaksud adalah sistem budidaya di lapangan yang

diawali dari persiapan lahan tanam hingga pemanenan.

• Pengolahan hasil merupakan tindakan pemilahan tunas-tunas

panenan berdasarkan kualitas dan juga pengikatan untuk

menghasilkan ikatan (bunch). Penanganan pascapanen dilakukan

secara tradisional yaitu pucuk-pucuk Kangkung Lombok yang sudah

dipetik, dipisahkan atau dipilah-pilah berdasarkan ukuran yang

muda dipisahkan dari daun yang tua, kemudian dilakukan pencucian

dengan air bersih untuk menghindarkan dari berbagai kotoran dan

kontaminan. Pucuk-pucuk yang telah seragam dalam grad atau

kriteria kemudian diikat membentuk satu ikatan (bunch).

• Setiap ikatan terdiri atas 10-15 pucuk kangkung. Kumpulan ikatan

Kangkung Lombok kemudian diikat dan dibungkus dengan

menggunakan daun pisang dan kemudian karung plastik di bagian

luar. Bungkusan Kangkung Lombok kemudian diletakkan ditempat

teduh menunggu tindakan distribusi ke pasar-pasar.

• Sebagai partisipan aktif Kelompok ini kemudian mengiringi wacana

rencana pembentukan dan pendirian suatu institusi yang secara

aktif dan profesional mengembangkan komoditas Kangkung Lombok

ini menjadi lebih baik. Kemudian, wacana menjadikan komoditas

Kangkung Lombok sebagai suatu komoditas yang hanya dapat

dihasilkan oleh masyarakat Pulau Lombok dipelopori oleh pihak

Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat.

• AKKL merupakan organisasi yang diwujudkan oleh masyarakat

pemerhati Kangkung Lombok. Pembentukan AKKL, akhirnya

terdeklarasikan pada tanggal 19 Agustus 2011 oleh masyarakat

pemerhati komoditas Kangkung Lombok ini yang difasilitasi oleh

Dinas pertanian Tanaman Pangan dan Hortikutura Provinsi NTB

Page 194: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 77777777 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Penyusunan dan Perbanyakan Buku SOP SDR di Kota Mataram

Dalam upaya pengembangan sayuran dataran rendah dan

mengahadapi tantangan era globalisasi serta perdagangan bebas, maka

standar mutu produk dan jaminan keamanan diperlukan. Agar persiapan

dan pelaksanaan pengembangan tanaman sayuran dataran rendah dapat

berjalan dengan baik di semua lokasi yang sudah ditentukan maka

diperlukan suatu pertemuan sebagai wahana untuk melakukan

koordinasi/sinergi antara pemerintah, pelaku usaha dan instansi terkait

lainnya.Pertemuan tersebut adalah pertemuan penyusunan buku SOP

Sayuran Dataran Rendah (SDR) di Kota Mataram.

Kegiatan Pertemuan Penyusunan Buku SOP Sayuran Dataran

Rendah (SDR) di Kota Mataram dilaksanakan di Hotel Lombok Raya Jalan

Panca Usaha No. 11 Mataram pada tanggal 8 Desember 2011. Jumlah

Peserta Kegiatan Pertemuan keseluruhan berjumlah 15 orang yang terdiri

dari petani tanaman sayuran dan petugas dinas yang berasal dari Dinas

Pertanian Kota Mataram.

Rangkuman dari keseluruhan Materi yang disampaikan dalam

pelaksanaan Kegiatan ini adalah :

1. Materi Kebijakan Pembangunan Hortikultura.

2. Penerapan GAP/SOP Hortikultura.

3. Standart pemilihan varietas, pemilihan lokasi dan penyiapan lahan

untuk tanaman Sayuran

4. Pengendalian OPT Tanaman Sayuran

Narasumber Pertemuan Penyusunan Buku SOP Sayuran Dataran

Rendah Di Kota Mataram.adalah : Kepala Bidang Hortikultura Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Kepala Seksi

Perlindungan dan Penerapan Teknologi Tanaman Hortikultura, Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi NTB, dan Balai Proteksi

Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi NTB.

Page 195: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 78787878 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Hasil dari pertemuan ini adalah :

• Petani, petugas dan pelaku usaha selesai pertemuan dapat

menerapkan GAP dan SOP tanaman sayuran dan biofarmaka.

Penyusunan buku SOP Sayuran Dataran Rendah di Kota mataram

dengan tujuan untuk dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan

SOP sayuran dataran rendah dengan melakukan penyesuaian sesuai

kondisi komoditas dan lokasi setempat. guna menghasilkan produk

yang benar-benar bermutu dan berdaya saing tinggi di pasar lokal

maupun internasional.

• Petugas maupun petani dan pelaku usaha yang telah mengikuti

kegiatan ini dapat memahami dan sepenuhnya menerapkan

GAP/SOP di tingkat lapang sehingga produk yang dihasilkan

memenuhi standar mutu, berdaya saing, aman dikonsumsi dan

berkelanjutan.

• Peran aktif petugas/petani sangat penting untuk menyampaikan

informasi yang berkaitan dengan GAP/SOP kepada kelompok tani

dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman petani tentang

GAP/ SOP agar dapat diterapkan oleh petani di tingkat lapangan.

• Kegiatan Penyusunan SOP dilakukan secara terkoordinasi dan

bersinergi oleh instansi terkait baik ditingkat provinsi maupun

kabupaten/kota untuk lebih memasyarakatkan GAP / SOP sehingga

petani/kelompok tani yang belum sepenuhnya menerapkan

GAP/SOP bersedia menerapkan GAP/SOP sayuran sehingga produk

yang dihasilkan memenuhi standar mutu, berdaya saing, aman

dikonsumsi dan berkelanjutan.

• Peran pemerintah daerah sangat diharapkan untuk mendukung dan

mempermudah akses petani dan pelaku usaha dalam memasarkan

produk sayuran.

• Prospek Pengembangan Sayuran dilaksanakan dengan

memperhatikan Kondisi lahan, agroeosistem dan potensi Indonesia

memungkinkan pengemba-ngan sayuran secara teratur/ kontinyu

sepanjang tahun.

Page 196: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 79797979 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Teknologi pengelolaan OPT akibat pengaruh iklim yang ekstrim

dengan menggunakan Langkah Pengelolaan OPT pada budidaya

sayuran dengan cara Pengelolaan budidaya di areal yang sudah ada

tanaman di lapangan dengan (Melakukan sanitasi lingkungan,

Melakukan pemupukan berimbang dengan bahan organik,

Melakukan perbaikan drainase, Mengaplikasikan PGPR (Plant

Growth Promoting Rhizobacter). Pengelolaan di lahan/pertanaman

baru dengan cara (Melakukan pengolahan tanah dalam, Menanam

benih sehat, mengadakan pengaturan jarak tanam yang optimal,

mengaplikasikan agens antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium

sp, menggunakan jerami di dataran rendah (cabai), untuk

mengurangi infestasi serangga vektor penyakit. Melakukan

pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang; serta Melakukan

penyemprotan pestisida efektif dan bergantian agar tidak

mempercepat terjadi resisten terhadap OPT, yaitu insektisida (untuk

serangga vektor atau hama) atau fungisida (untuk patogen),

dengan prinsip 6 (enam) tepat.

d. Penyusunan dan Perbanyakan Buku SOP Bawang Merah di Bima

Kegiatan Pertemuan dilaksanakan di Hotel Permata Jalan

Soekarno-Hatta Kabupaten Bima pada tanggal 5 Desember 2011 sesuai

jadwal berikut. Jumlah Peserta Kegiatan Pertemuan keseluruhan

berjumlah 15 orang yang terdiri dari petani tanaman bawang merah dan

petugas dinas yang berasal dari Dinas Pertanian TPH Kabupaten Bima.

Penyusunan pedoman SOP budidaya Bawang Merah ini mengacu

pada budidaya Bawang Merah dengan memperhatikan prinsip-prinsip GAP

serta pengalaman petugas. Penyusunan pedoman SOP ini diharapkan

dapat dijadikan acuan untuk melaksanakan SOP Bawang Merah dengan

melakukan penyesuaian sesuai kondisi komoditas dan lokasi setempat.

Sasaran kegiatan ini adalah :

1. Mendukung penerapan GAP/SOP dalam pengembangan kawasan

bawang merah di NTB.

Page 197: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 80808080 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2. Untuk mendukung pelaksanaan GAP-SOP dalam pengembangan

bawang merah yang menghasilkan produk buah yang bermutu dan

aman konsumsi.

3. Menambah pengetahuan dan pemahaman petugas dan petani yang

tergabung dalam kelompok tani/Gapoktan

Rangkuman dari keseluruhan Materi yang disampaikan dalam

pelaksanaan Kegiatan ini adalah :

1. Materi Sosialisasi GAP/SOP Sayuran mendukung kawasan inisiasi

Bawang Merah di Bima.

2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Bawang Merah.

3. OPT Tanaman Bawang merah

4. Teknologi Perbenihan Bawang Merah

Narasumber Pertemuan Penyusunan Buku SOP Bawang Merah di

Bima adalah : Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Bima, Kepala Bidang Produksi Hortikultura Kabupaten Bima,

Kepala seksi Hortikultura Kabupaten Bima , dan staf yang terkait.

Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pertemuan :

• Produksi Bawang Merah di Kab.Bima masih dapat di tingkatkan

dengan cara memanfaatkan Paket Teknologi Budidaya Bawang

Merah yang sesuai dengan kondisi agro-ekosistem sesuai dengan

Penerapan GAP/SOP Bawang Merah

• Target Penerapan SOP Bawang Merah adalah : Produktivitas 12 –

25 ton/ ha, diameter umbi 2 –3 cm, keseragaman bentuk dan

warna umbi minimal 90%, rendeman hasil >85%.

• Diharapkan petugas maupun petani yang telah mengikuti kegiatan

ini dapat memahami dan sepenuhnya menerapkan GAP/SOP di

tingkat lapang sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar

mutu, berdaya saing, aman dikonsumsi dan berkelanjutan.

• Pelaksanaan kegiatan agar lebih ditingkatkan baik kuantitas maupun

kualitasnya untuk lebih memasyarakatkan GAP/SOP sehingga

petani/ kelompok tani yang belum sepenuhnya menerapkan

Page 198: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 81818181 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

GAP/SOP bersedia menerapkan GAP/SOP sayuran sehingga produk

yang dihasilkan memenuhi standar mutu, berdaya saing, aman

dikonsumsi dan berkelanjutan.

• Peran pemerintah daerah sangat diharapkan untuk mendukung dan

mempermudah akses petani dan pelaku usaha dalam memasarkan

produk sayuran.

e. Penyusunan SOP Pasca Panen

Kegiatan Pascapanen bertujuan mempertahankan mutu produk

segar agar tetap prima sampai ke tangan konsumen, menekan losses

atau kehilangan karena penyusutan dan kerusakan, memperpanjang daya

simpan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian. Diperkirakan,

kehilangan hasil buah/sayuran masih relative tinggi melebihi 20 %.

Oleh karena itu, perbaikan system pengelolaan tanaman secara

terpadu disertai pengembangan teknologi pemanenan dan penanganan

pascapanen merupakan salah satu unsur yang diperlukan untuk mencapai

mutu produk yang baik. Untuk itu diadakan kegiatan SOP Pascapanen

Sayuran dan Biofarmaka.

Kegiatan Pertemuan SOP Pascapanen Sayuran dan Biofarmaka

dilaksanakan di Hotel Lombok Raya Jalan Panca Usaha No. 11 Mataram

pada tanggal 7 Desember 2011. Peserta Kegiatan pertemuan SOP

Pascapanen Sayuran dan Biofarmaka berjumlah 15 orang yang terdiri dari

petani dan petugas yang berasal dari Kota Mataram Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

Cara penanganan pascapanen hasil Hortikultura yang baik

diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman umum dalam melaksanakan

pascapanen hortikultura secara baik dan benar, sehingga kehilangan dan

kerusakan hasil dapat ditekan seminimal mungkin dan menghasilkan

produk yang bermutu atau memenuhi standar mutu yang berlaku yaitu

Standar Nasional Indonesia (SNI).

Sasaran dari kegiatan pertemuan ini adalah petugas dan petani

yang tergabung dalam kelompok tani/ Gapoktan.

Page 199: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 82828282 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Materi yang disampaikan dalam pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi

GAP/SOP adalah :

1. Materi Kebijakan Pembangunan Hortikultura

2. Penyusunan SOP Pascapanen Tanaman Sayuran dan Biofarmaka

3. Penyusunan SOP Pascapanen Tanaman Sayuran dan Biofarmaka

4. OPT Pascapanen Sayuran dan Biofarmaka

Narasumber pertemuan Kegiatan pertemuan SOP Pascapanen

Sayuran dan Biofarmaka adalah : Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Kepala Seksi Perlindungan dan

Penerapan Teknologi Tanaman Hortikultura, Dosen Pertanian Universitas

Mataram.

Hasil yang dicapai dalam pertemuan ini :

• Penanganan yang minimum menurunkan kualitas Produk,

sementara Penanganan yang baik berdampak pada (Kualitas bahan

dapat dipertahankan, masa / daya simpan bahan relatif tinggi

dengan kualitas yang relatif tetap bagus, harga dapat bersaing,

keuntungan memadai.

• Tahapan Penanganan (Panen, Pencucian/ Pembersihan,

Pendinginan pendahuluan, Sortasi, Pengemasan, Penyimpanan

(dengan kontrol suhu), Transportasi (dengan kontrol suhu),

Pemasaran.

• Tujuan Penerapan penanganan pascapanen yang baik adalah :

Menuingkatkan mutu hasil hortikultura yang beredar di pasaran;

Menekan kehilangan hasil atau susut produk hasil hortikultura;

Meningkatkan nilai ekonomis dan daya saing produk hortikultura;

Meningkatkan Effisiensi Usaha Agribisnis Hortikultura.

• Penanganan Yang Minimum Menurunkan Kualitas Produk.

• Penanganan Yang Optimal akan berdampak pada: Kualitas bahan

dapat dipertahankan, Masa/daya simpan bahan relatif tinggi dengan

kualitas yang relatif tetap bagus, Harga dapat bersaing ,

Keuntungan memadai

Page 200: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 83838383 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4. Pengembangan Sistem Perlindungan.

Perlindungan Tanaman pada hakekatnya adalah suatu rangkaian

kegiatan untuk mencegah dan mengurangi serangan Organisme Pengganggu

Tumbuhan (OPT) melalui upaya pencegahan, pengendalian dan eradikasi OPT.

Salah satu kendala dalam upaya peningkatan produksi pertanian adalah

adanya serangan berbagai Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).

Kehilangan hasil karena serangan OPT ditentukan oleh beberapa faktor yatni

tinggi rendahnya populasi, intensitas serangan, tindakan pengendaliannya dan

dilain pihak juga tergantung dari bagian tanaman yang dirusak, fase

perumbuhan tanaman dan respon tanaman terhadap gangguan pengerusakan.

Dalam mendukung sistem produksi, strategi perlindungan hortikultura

dilakukan melalui peningkatan berbagai upaya kegiatan antara lain melalui

peningkatan subsistem pelaku perlindungan hortikultura.

Sumberdaya lokal yang ada di daerah ini perlu mendapatkan prioritas

untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi angroklimak di daerah ini. Seperti

mangga bayan yang ada di Kabupaten Lombok Utara dan Pisang yang ada di

Kabupaten Dompu serta Sayuran di Kota Mataram serta komoditas-komoditas

lainnya yang memiliki keunggulan khas NTB yang berbeda dengan tanaman

serupa yang berasal dari daerah lain.

Tujuan Kegiatan Koordinasi Pengendalian OPT Hortikultura pada

budidaya mangga, pisang dan sayuran bertujuan:

a. Memberikan petunjuk dan informasi pada petani tentang tehnis budidaya

tanaman yang baik dan benar serta cara aplikasi bahan – bahan yang

dibeli.

b. Memacu peran aktif petugas dan masyarakat tani dalam upaya

mengendalikan OPT hortikultura yang berwawasan dengan tetap

berprinsif pada pengendalian hama terpadu (PHT).

Sasaran dari kegiatan Koordinasi Pengendalian OPT Hortikultura adalah :

a. Kelompok Tani mangga di kecamatan Kayangan dan Bayan serta

Kelompok Tani pisang yang ada di kecamatan woja dan pekat juga

Kelompok Tani Sayuran di Kota Mataram.

Page 201: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 84848484 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

b. Mendukung penerapan GAP/SOP dalam pengembangan kawasan

hortikultura di kabupaten Lombok Utara dan Dompu khususnya serta NTB

pada umumnya.

Kegiatan Koordinasi pengendalian OPT hortikultura dilaksanakan pada

kelompok tani di dua Kabupaaten yaitu kelompok tani mangga yang ada di

kabupaten Lombok Utara dan kelompok tani pisang di Kabupaten Dompu,

khususnya kelompok tani penerima bantuan biaya pengendalian OPT.

Tabel V-9. Daftar Kelompok Tani Penerima Bantuan Sarana Pengendali OPT

adalah :

NO KELOMPOK TANI KECAMATAN KABUPATEN

I.

II.

Kabupaten Lombok Utara

1. Gumantar Jaya

2. Arum Manis

3. Mangga Jaya

4. Beriuk

5. Mekar Berseri

Kabupaten Dompu

1. Kelompok tani La Dore

2. Kelompok tani Karombo/

Mekarsari

3. Kelompok tani Bina Tani

4. Kelompok tani Tunas Reda

5. Kelompok tani Usaha Muda

6. Kelompok tani Meci Angi

7. Kelompok tani Beriuk Tinjal

8. Kelompok tani Horti Green I

9. Kelompok tani Horti Green II

10. Kelompok tani Morinawa Green

Kayangan

Kayangan

Kayangan

Bayan

Bayan

Pekat

Pekat

Pekat

Pekat

Pekat

Pekat

Pekat

Pajo

Pajo

Woja

Lombok Utara

Lombok Utara

Lombok Utara

Lombok Utara

Lombok Utara

Dompu

Dompu

Dompu

Dompu

Dompu

Dompu

Dompu

Dompu

Dompu

Dompu

Dalam rangka kegiatan koordinasi pengendalian OPT hortikultura ke

kelompok tani yang ada pertemuan dihadiri oleh ketua dan anggota kelompok

Page 202: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 85858585 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

tani dan petugas baik petugas kabupaten maupun petugas lapangan yaitu KCD

dan PPL. Kegiatan Koordinasi pengendalian OPT hortikultura dilaksanakan

dimasing-masing kelompok tani yang ada.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dan penjelasan

mengenai bantuan yang diberikan pada masing–masing kelompok serta

pemanfaatan dari bantuan tersebut. Bantuan yang diberikan tersebut

diharapkan dapat menjadi sarana pendukung dalam usaha budidaya tanaman

mangga maupun pisang di masing-masing kelompok tani.

Hasil Pelaksanaan Kegiatan :

a. Secara tehnis petani telah mengenal tentang teknik budidaya tanaman,

namun pengetahuan mengenai penanggulangan OPT yang ramah

lingkungan dengan penggunaan pestisida nabati, serta cara penggunaan

alat berupa perangkap lalat petani masih belum paham maka dari itu

peserta menyadari bahwa penggunaan pestisida nabati dan teknologi

yang ada sangat berguna untuk masa-masa yang akan datang.

b. Petugas dan kelompok tani sangat besar perannya terutama dalam

penerapan teknologi budidaya tanaman serta pengendalian hama

penyakit sedini mungkin.

c. Petani dan masyarakat sudah mulai sadar dan peduli terhadap lingkungan

dalam melakukan kegiatan budidaya tanaman ramah lingkungan, dengan

penggunaan pestisida kimia sebagai alternatif terakhir dalam

pengendalian OPT.

d. Petugas dan kelompok tani dimotivasi untuk ikut aktif secara bersama-

sama melakukan pengendalian OPT.

e. Beberapa penyakit yang teridentifikasi masih sering dijumpai menyerang

pertanaman pisang adalah penyakit layu fusarium, bercak daun,

antraknosa, dan penyakit bakteri darah. Semua jenis penyakit tersebut

sangat mempengaruhi produksi panen.

Page 203: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 86868686 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel V-10. Luas Serangan dan Pengendalian OPT Tanaman Hortikultura

di NTB tahun 2010 s/d 2011

No Nama OPT

Luas Serangan Luas Pengendalian

Tahun

2010

Tahun

2011 % +/-

Tahun

2010 %

Tahun

2011 %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

I CABE

- Antraknose

- Bercak

Daun

- Aphis

- Lalat Buah

- Layu

Fusarium

- Virus

keriting

- Cescospora

151.7

74.00

111.2

270.1

7.80

1.00

39.00

109.2

101.5

197.2

154.4

158.8

23.05

20.00

568.4

0.00

507.5

1095

367.1

0.00

800.0

89.9

81.5

179.2

112.3

146.7

23.05

17.50

100.0

37.00

81.15

57.00

1.05

0.50

0.00

66.18

50.00

72.9

21.00

13.4

50.00

41.3

91.33

45.50

186.2

60.55

126.7

14.05

11.00

83.7

44.8

94.42

39.23

79.78

60.95

55.00

II TOMAT

- Ulat buah

- Lalat buah

- Bercak

coklat

- Phytoptora

- Layu

fusarium

- Antraknose

12.20

58.60

4.10

4.00

15.10

8.00

58.05

15.0

61.00

68.55

76.60

21.75

475.8

25.60

1487.8

1713.7

507.3

271.8

45.85

-43.6

56.90

64.55

61.50

13.75

6.70

52.6

7.10

3.50

5.00

1.00

54.9

89.7

173.2

87.5

33.1

12.5

46.05

9.00

5.00

65.55

29.40

15.75

79.33

60.00

8.20

95.62

38.38

31.50

Page 204: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 87878787 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

III BAWANG

MERAH

- Embun

tepung

- Layu

fusarium

- Phytoptora

- Thrips

- Trotol

- Ulat

bawang

- Antraknose

- Bercak

Ungu

294

854

118

30

233

0

3.5

3.5

513.5

531.0

6.00

53.7

147.4

483.0

13.7

13.0

174.66

62.14

5.08

179.0

63.26

0.00

391.43

371.43

219.5

323.5

112.0

23.7

-85.6

483.0

10.2

9.50

179

208

18.0

19.0

113.0

245.0

3.00

0.00

60.8

24.3

15.3

63.3

48.5

33.8

85.7

0.00

362.3

133.0

0.00

19.0

81.0

180.0

8.70

7.00

70.56

25.05

0.00

150.8

73.41

0.00

63.50

53.85

IV BAWANG

PUTIH

- Thrips

- Busuk daun

- Layu

fusarium

- Lalat Buah

0.00

0.00

0.00

0.00

25.00

16.00

10.07

14.00

0.00

0.00

0.00

0.00

25.00

16.00

10.07

14.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

98.50

21.25

0.10

9.00

394.00

132.8

0.99

64.29

VII KACANG

PANJANG

- Aphis

- Penghisap

polong

- Penggulung

daun

- Phitoptora

20.5

15.0

6.00

0

13.85

0.8

35

18.05

67.56

5.33

857.1

0

-6.65

-14.2

29

2.65

15.9

0.00

4.00

0.00

77.56

0.00

66.67

0.00

6

0.8

6

8.75

43.32

100

17.14

48.48

VIII SAWI

- Kumbang

tanah

0

2.25

0

2.25

0

0

2.75

122

Page 205: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 88888888 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

kuning

IX NANGKA

- Lalat Buah

- Ulat Buah

- Penggerek

Buah

318

0

0

218

30

257

68.55

0

0

-100

30

257

94

0

0

29.56

0

0

115

0

0

52.75

0

100

X MANGGIS

- Getah

Darah

- Bercak

Daun

Coklat

- Ulat Daun

- Diplodia

- Karat Daun

- Belalang

- Buah Burik

139

279

2752

2552

0

0

0

0

1286

11

0

64

100

385

0

460.9

0.4

0

0

0

0

-139

1007

-

2741

-

2552

64

100

385

6

0

2225

2210

0

0

0

4.32

0

80.84

86.59

0

0

0

0

0

7

0

8

0

0

0

0

63.64

0

12.5

0

0

XI MANGGA

- Bercak

daun

- Bintil Daun

- Kutu Putih

- Lalat Buah

- Penggerek

pucuk

- Wereng

Mangga

719

509

2169

1150

409

2695

631

468

757

744

536

302

87.76

91.94

34.90

64.70

131.1

11.20

-88

-41

-

1412

-406

127

-

2393

104

6

135

68.5

49

324

14.46

1.18

6.22

5.96

11.98

12.02

90

32

14

132

164

7

14.26

6.84

1.85

17.74

30.6

2.32

XII PISANG

Page 206: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 89898989 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Bercak

Coklat

- Kudis

Pisang

- Karat

Pisang

- Layu

Fusarium

- Penggulung

daun

- Buncy top

- Layu

Bakteri

- Darah

pisang

- Bercak

daun

372

717

706

2472

1164

883

68

1291

-

386

110

562

2583

557

1366

219

1533

174

103.7

15.34

79.6

104.5

47.85

154.7

322.1

118.7

0

14

-607

-144

111

-607

483

151

242

174

101

0

265

579

885

281

34

295

0

27.15

0

37.54

23.42

76.03

31.82

50

22.88

0

70

95

194

367

646

30

83

94

31

18.13

86.36

34.52

14.21

115.9

2.2.

37.9

6.13

17.82

XIII JERUK

- Embun

Jelaga

- Kutu Putih

- Ulat daun

- Kutu Daun

0

215

71

142

160

143

4

77

0

66.51

5.63

54.23

0

-72

-67

-65

0

39

38

36

0

18.14

53.52

25.35

0

10

4

7

0

6.99

100

9.09

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk beberapa komoditi seperti Cabe,

tomat, bawang merah, bawang putih, kacang panjang, sawi dan nangka, Luas

serangan OPT yang terjadi pada tahun 2011 lebih besar dibandingkan Luas serangan

OPT pada tahun 2010. Sementara itu untuk komoditi Manggis, Mangga, Pisang dan

Jeruk, luas serangan OPT pada tahun 2011 relatif lebih kecil dibandingkan tahun

2010.

Untuk mengantisipasi pengamanan pertanaman yang perlu terus dilakukan

dalam upaya pengendalian OPT antara lain adalah :

Page 207: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

V V V V ---- 90909090 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

a. Meningkatan kewaspasdaan terhadap serangan OPT terutama untuk semua

jajaran petugas perlindungan tanaman yang terdepan dalam hal ini PHP.

Frekwensi pengamatan lapangan dan penyebaran infoermasi kepada petani

melalui kelompok-kelompoknya tentang bahaya dan cara pengendaliannya

harus lbih ditingkatkan lagi terutama untuk daerah-daerah endemis serangan

OPT.

b. Bila ditemukan serangan OPT pada tingkat yang berbahaya maka petugas

lapang agar segera merekomendasikan tindakan pengendaliannya.

c. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait.

d. Guna dapat diperoleh hasil optimal berbagi upaya penggunaan pestisida nabati

hendaknya dapat dipergunakan agar dapat terhindar dari pencemaran

lingkungan.

Luas pengendalian OPT pada tanaman tersebut dipengaruhi oleh tingkat

intensitas serangan OPT, teknologi budidaya dan kemampuan petani dalam

menyediakan pestisida pada pengelolaan proses produksi tanamannya yang dikaitkan

dengan produksi yang akan dicapai.

Page 208: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB VI HASIL PEMBANGUNAN

PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

A. P E N D A H U L U A N

Kebijakan Revitalisasi Pertanian pada dasarnya mengupayakan agar profit centre

berada pada petani. Oleh sebab itu maka pembangunan pertanian dimasa mendatang

harus lebih banyak diorientasikan pada pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, karena

dari sinilah nilai tambah dan daya saing tersebut bersumber. Dalam rangka meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat petani dan keluarganya di

pedesaan, maka prioritas pembangunan pertanian di Nusa Tenggara Barat selain pada

upaya peningkatan produksi dan pengembangan komoditas untuk mendukung peningkatan

ketahanan pangan, juga diarahkan pada pengembangan produk melalui pengembangan

industri yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara

( intermediate product ), semi akhir ( semi finished product ) maupun produk akhir ( finish

product ) guna mendukung pengembangan agribisnis. Terkait dengan itu, dengan mengacu

pada program utama, yakni program peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir

pemasaran dan ekspor hasil pertanian maka kegiatan utama pembangunan pengolahan

dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat difokuskan pada (1)

Pengembangan mutu dan standarisasi pertanian, (2) Pengembangan Pemasaran Domestik,

(3) Pengembangan Usaha dan Investasi, dan (4) Pengembangan Pengolahan Hasil

Pertanian

Sejak Tahun 2009, kegiatan penanganan pasca panen padi di Nusa Tenggara Barat

telah memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan produksi padi, yaitu dengan

menurunnya tingkat susut hasil ( losses ) dari 12,36 % menjadi 10,33 % dan

meningkatnya mutu dan rendemen beras yang diindikasikan dengan meningkatnya mitra

BULOG dalam pengadaan beras/gabah ( dari 141 perusahaan menjadi 184 perusahaan ).

Disamping itu, harga gabah ( GKP ) di tingkat petani pada saat panen raya cukup aman yaitu

sesuai atau di atas harga pembelian pemerintah ( HPP ). Seperti halnya pada penanganan

pasca panen padi, kegiatan pasca panen dan pengolahan hasil hortikultura, khususnya

Page 209: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

bawang merah telah berkembang dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan tumbuh

kembangnya Kelompok Usaha industri pengolahan bawang merah (bawang goreng ) pada

daerah – daerah sentra produksi bawang merah di Kabupaten Bima.

Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian tahun 2009 tidak terlepas dari adanya upaya pembinaan terhadap

petani/Gapoktan/pelaku usaha berupa : (1) bantuan peralatan pasca panen

padi ( power thresher, terpal, paddy mower, lantai jemur, RMU, dll ) dan peralatan

pengolahan bawang merah ( mesin perajang bawang, penggorengan, mesin peniris

minyak/spiner, kompor, kemasan dll ) serta bantuan penguatan Modal Usaha Kelompok

(PMUK); (2) pengawalan kegiatan oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten,

supervisor dan instansi terkait ; serta (3) pendampingan oleh site manager. Namun

demikian disamping keberhasilan yang telah dicapai, terdapat beberapa kegiatan yang

tidak sesuai dengan harapan yaitu antara lain :

Penanganan pasca panen jagung oleh petani belum berkembang dengan baik, hal ini

dikarenakan : (a) Kemampuan dan pengetahuan sumberdaya manusia (SDM) petani dalam

penanganan pasca panen masih terbatas, (b) Kelembagaan pasca panen yang belum

berkembang, (c) Terbatasnya alat mesin pasca panen, (d) Alat mesin pasca panen yang

tersedia di tingkat petani seperti silo jagung belum dimanfaatkan secara optimal, dan (e)

Belum mantapnya kemitraan usaha antara petani ( produsen ) dan industri. Silo Jagung

yang dikelola oleh Gapoktan Mula Tulen di Desa Pringgabaya-Lombok Timur dan Gapoktan

Liang Dewa di Desa Labangka-Sumbawa selama ini belum beroperasi secara optimal,

karena terbatasnya modal usaha, dan tidak tersedianya lantai jemur dan gudang.

Rumah kemasan ( Grading & Packaging House ) yang dibangun di 4 kabupaten

( Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa dan Dompu ) untuk penanganan pasca

panen hortikultura ( sayuran dan mangga ) belum beroperasi, dikarenakan terbatasnya

modal usaha dan tidak tersedianya sarana penunjang ( listrik dan air bersih ). Begitu pula

kondisi Pasar Tani yang dikelola oleh Aspartan Gora Selaparang ( Kota Mataram ) dan

Aspartan Rinjani ( Lombok Timur ) sejak dilaunching pada tahun 2008 sampai saat ini

belum menunjukan adanya kemajuan yang signifikan. Hal ini dikarenakan antara lain

terbatasnya pengetahuan dan keterampilan pengurus Aspartan dalam mengelola pasar

tani dan terbatasnya modal usaha.

Page 210: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan program / kegiatan tahun 2009, maka pada tahun

2010 telah dilaksanakan program / kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran

hasil pertanian dengan kegiatan utama meliputi : Fasilitasi Penerapan Teknologi

Pengolahan Hasil Pertanian, Pemberdayaan Petani ( Pengawalan Pasar Tani, Pekan Pasar

Tani, Studi Banding Gapoktan ke Malaysia, Pengawalan Manajemen Pasar Tani, Pertemuan

Kemitraan Pasar Tani, Pembinaan/Bimbingan Teknis pasca panen ), Perbaikan Mutu Hasil

Pertanian, Promosi Produk Pertanian, Pengembangan Sistem Layanan Informasi Agribisnis ,

Peningkatan Kemampuan SDM, Pengembangan Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Tanaman Pangan, Rapat –Rapat Koordinasi/Kerja/Dinas/Pimpinan, Akselerasi GP4GB

mendukung P2BN, Pengembangan Pengering dan Penyimpanan Jagung, Monitoring dan

Evaluasi. Program/Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan /

kegagalan yang terjadi pada tahun 2009. Sasaran program tersebut antara lain adalah

menekan tingkat kehilangan hasil padi ( losses ) dari 10,33 % menjadi 8 %, meningkatkan

mutu dan rendemen beras ( 65 % ), beroperasinya silo jagung secara optimal di 2

kabupaten, beroperasinya grading dan packaging house di 4 kabupaten, beroperasinya

pasar tani secara optimal di 2 kabupaten / kota dan tumbuh kembangnya industri

pengolahan hasil ( agroindustri ) di perdesaan.

B. KERAGAAN BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL 2011

Sumber Dana, Anggaran dan Kegiatan

Sesuai dengan rincian tugas yang dibebankan kepada bidang Pengolahan dan

Pemasaran Hasil, maka untuk melaksanakan tugas / kegiatan tersebut, Bidang

Pengolahan dan Pemasaran Hasil pada tahun 2011 telah mendapat alokasi dana

operasional pembinaan untuk pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian di Nusa Tenggara Barat . Perencanaan program / kegiatan pembangunan

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

2011 mengacu pada program utama Kementerian Pertanian yaitu : Program

Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil

Pertanian dan Program Peningkatan Ketahanan Pangan. Besarnya anggaran untuk

Page 211: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat

tahun 2011 seluruhnya berjumlah Rp. 4.062.010.050,- dengan rincian :

1. Dana dekonsentrasi sebesar Rp. 1.390.250.000,- 2. Tugas Pembantuan sebesar Rp. 1.850.000.000,- 3. DPA-SKPD sebesar Rp. 821.760.050,-

Adapun besarnya anggaran program/kegiatan pembangunan pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian secara rinci berdasarkan sumber dananya adalah sebagai

berikut :

Tabel VI-1 Kegiatan PPH Dengan Sumber Dana APBN ( Dekonsentrasi )

Kode Program/Kegiatan/SubKegiatan /Jenis

Belanja/Rincian Belanja Volume Jumlah Biaya Indikator Keberhasilan

(1) (2) (3) (4) (5)

018.07.10

PROGRAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, INDUSTRI HILIR, PEMASARAN, DAN EKSPOR HASIL PERTANIAN

1 Tahun 1,390,250,000

1788 PENGEMBANGAN MUTU DAN STANDARISASI PERTANIAN

396,250,000

1788.002 PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU HASIL PERTANIAN

10 UNIT USAHA

396,250,000

011 PERBAIKAN MUTU HASIL PERTANIAN 271,250,000

A PELATIHAN SL PPHP BAGI PL II 191,250,000 - Terlatihnya SL-PPHP untuk 30 orang PL II dalam rangka Perbaikan Jaminan Mutu Hasil Pertanian

521211 BELANJA BAHAN 5,700,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

27,150,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

92,500,000

522114 BELANJA SEWA 4,500,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 61,400,000

B SL PPHP PELAKU USAHA AGRIBISNIS (PUA) TANAMAN PANGAN

40,000,000 - Meningkatnya keterampilan 40 orang petani/pelaku usaha di bidang pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil Tanaman Pangan.

521211 BELANJA BAHAN 15,000,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

11,900,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

5,100,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 8,000,000

C SL PPHP PELAKU USAHA AGRIBISNIS (PUA) HORTIKULTURA

40,000,000 - Meningkatnya keterampilan 40 orang petani/pelaku usaha di bidang pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil Hortikultura.

521211 BELANJA BAHAN 12,500,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

11,900,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

4,000,000

Page 212: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 11,600,000

012 OKKPD 125,000,000

521211 BELANJA BAHAN 16,000,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

4,450,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

49,810,000

522115 BELANJA JASA PROFESI 10,000,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 44,740,000

1789 PENGEMBANGAN PEMASARAN DOMESTIK

284,000,000

1789.02 PEMANTAUAN PASAR DAN STABILISASI HARGA

2 LAPORAN

284,000,000

011 PENGAWALAN PASAR TANI 284,000,000

A PENGAWALAN PASAR TANI 75,000,000 - Meningkatnya volume transaksi produk hasil pertanian, danjumlah petani/gapoktan yang terlibat dalam pasar tani

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

57,000,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 18,000,000

B PENGAWALAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA)

57,000,000 - Berfungsinya STA sebagai pusat pelayanan informasi pasar 521219

BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

44,000,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 13,000,000

C PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI PROVINSI

38,000,000 - Tersedianya data informasi pasar di provinsi yang cepat, akurat, kontinu dan up to date.

521211 BELANJA BAHAN 1,880,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

9,000,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 27,120,000

D PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Lombok Barat yang cepat, akurat, kontinu dan up to date.

521211 BELANJA BAHAN 750,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

4,800,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

1,100,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000

E PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Lombok Tengah yang cepat, akurat, kontinu dan up to date.

521211 BELANJA BAHAN 750,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

4,800,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

1,100,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000

Page 213: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

F PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Lombok Timur yang cepat, akurat, kontinu dan up to date.

521211 BELANJA BAHAN 750,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

4,800,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

1,100,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000

G PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN SUMBAWA

14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Sumbawa yang cepat, akurat, kontinu dan up to date

521211 BELANJA BAHAN 750,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

4,800,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

1,100,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000

H PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Sumbawa Barat yang cepat, akurat, kontinu dan up to date

521211 BELANJA BAHAN 750,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

4,800,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

1,100,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000

I PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN LOMBOK UTARA

14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Lombok Utara yang cepat, akurat, kontinu dan up to date

521211 BELANJA BAHAN 750,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

4,800,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

1,100,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000

J PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN DOMPU

14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Dompu yang cepat, akurat, kontinu dan up to date

521211 BELANJA BAHAN 750,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

4,800,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

1,100,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000

K PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN BIMA

14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Bima yang cepat, akurat, kontinu dan up to date

521211 BELANJA BAHAN 750,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

4,800,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

1,100,000

Page 214: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000

011 PROMOSI INVESTASI DALAM NEGERI 200,000,000 - Tereksposenya produk hasil olahan unggulan NTB

521211 BELANJA BAHAN 56,200,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

6,000,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

5,000,000

522115 BELANJA JASA PROFESI 50,000,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 82,800,000

1792 PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

510,000,000

1792.01 UNIT USAHA PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN

10 KELOMPOK USAHA

450,000,000

011 ADMINISTRASI, KOORDINASI DAN PEMBINAAN

335,000,000

A ADMINISTRASI KEGIATAN 80,000,000 - Tersedianya pedoman/petunjuk pelaksanaan/teknis, laporan hasil kegiatan dan laporan realisasi fisik dan keuangan

521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA

24,660,000

521119 BELANJA BARANG OPERASIONAL LAINNYA

8,850,000

521211 BELANJA BAHAN 9,430,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 37,060,000

B PEMANTAUAN PELAPORAN DAN EVALUASI

70,000,000 - Terselenggaranya sistem pelaporan yang baik, tertib, cepat dan akurat

521211 BELANJA BAHAN 2,000,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

6,000,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

1,000,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 61,000,000

C EVALUASI AWAL KEGIATAN PPHP DAN SAI, SIMAK-BMN DENGAN PETUGAS KABUPATEN

48,355,000 - Tersedianya juklak/juknis, laporan evaluasi SAI dan SIMAK BMN, serta 1 unit laptop dan printer untuk kegiatan SAI

- Terevaluasinya program dan anggaran PPHP NTB dgn baik, tertib, akurat.

- Meningkatnya SDM pengelola anggaran

521211 BELANJA BAHAN 3,350,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

3,050,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

1,295,000

522115 BELANJA JASA PROFESI 3,000,000

522119 BELANJA JASA LAINNYA 12,600,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 9,560,000

532111 BELANJA MODAL PERALATAN DAN MESIN

15,500,000

D PERTEMUAN EVALUASI AKHIR KEGIATAN PPHP DAN SAI (JATIM, JATENG, DIY, BALI, NTT, NTB)

86,645,000 - Tersedianya laporan evaluasi SAI

521211 BELANJA BAHAN 8,725,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN 9,250,000

Page 215: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

OUTPUT KEGIATAN

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

2,500,000

522115 BELANJA JASA PROFESI 3,500,000

522119 BELANJA JASA LAINNYA 47,250,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 15,420,000

E PENGAWALAN DAN PEMBINAAN LM 3 TAHUN SEBELUMNYA

50,000,000 - Tersedianya laporan hasil pengawalan dan pembinaan LM3, dan adanya usaha kerjasama usaha LM3 dengan stakeholder lain

- Meningkatnya peran masyarakat sekitar LM3 dalam pengembangan agribisnis

521211 BELANJA BAHAN 2,250,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

2,500,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

27,500,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 17,750,000

012 PENYUSUNAN DATA BASE 65,000,000 - 50 buah buku Data Base

- Adanya pedoman penyusunan anggaran kegiatan tahun berikutmya

521211 BELANJA BAHAN 6,750,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

5,400,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

1,290,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 51,560,000

014 PENGAWALAN DAN PEMBINAAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

50,000,000 - Meningkatnya kemampuan 10 kelompok tani/pelaku usaha pengolahan di bidangmanajemen mutu dan teknologi pengolahan hasil

521211 BELANJA BAHAN 1,550,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 48,450,000

1792.02 UNIT USAHA PENGOLAHAN HASIL HORTIKULTURA

1 KELOMPOK USAHA

40,000,000

011 APRESIASI, SOSIALISASI DAN BINTEK AGROINDUSTRI TEPUNG

40,000,000 - Meningkatnya pengetahuan dn ketrampilan 25 petugas tentang agroindustri tepung lokal

- Dihasilkannya produk olahan yang memilii nilai tambah dan daya saing

- Tersedianya produk olahan sebagai bahan dalam pengembangan dan percepatan diversifikasi pangan

521211 BELANJA BAHAN 4,080,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

3,750,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

500,000

522115 BELANJA JASA PROFESI 2,500,000

522119 BELANJA JASA LAINNYA 17,500,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 11,670,000

1792.06 LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBINAAN 10 LAPORAN

20,000,000

011 FASILITASI PERBAIKAN KEMASAN HORTIKULTURA

20,000,000 - Meningkatnya kemampuan 10 kelompok tani/pelaku usaha dalam pengemasan produk

521211 BELANJA BAHAN 1,480,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 18,520,000

Page 216: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

olahan hortikultura.

- Mempertahankan mutu, meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk olahan hortikultura

Tabel VI-2 Kegiatan PPH Dengan Sumber Dana APBN ( TP Provinsi )

Kode Program/Kegiatan/SubKegiatan /Jenis

Belanja/Rincian Belanja Volume Jumlah Biaya

Indikator Keberhasilan

(1) (2) (3) (4) (5)

018.07.10

PROGRAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, INDUSTRI HILIR, PEMASARAN DAN EKSPOR HASIL PERTANIAN

1 Tahun 1,850,000,000

1789 PENGEMBANGAN PEMASARAN DOMESTIK

650,000,000

1789.01 OPTIMALISASI SARANA DAN KELEMBAGAAN PASAR DOMESTIK

2 UNIT PASAR 650,000,000

011 PENGEMBANGAN PASAR TANI DI KABUPATEN LOMBOK BARAT (UTARA)

350,000,000

- Meningkatnya kemampuan petani dalam bidangagribisnis dari petani produsen menjadi petani pemasok - Terbangunnya jaringan pemasaran bagi petani/poktan/gapoktan di Kab. Lombok Barat.

B BANTUAN SARANA 280,000,000

573119 BELANJA LEMBAGA SOSIAL LAINNYA 280,000,000

A ADMINISTRASI DAN PEMBINAAN 70,000,000

521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA

4,080,000

521211 BELANJA BAHAN 8,370,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

13,800,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

14,250,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 29,500,000

012 PENGEMBANGAN PASAR TANI DI KABUPATEN SUMBAWA

300,000,000 - Meningkatnya kemampuan petani dalam bidang agribisnis dari petani produsen menjadi petani pemasok - Terbangunnya jaringan pemasaran bagi petani/poktan/ gapoktan di Kab. Lombok Barat.

B BANTUAN SARANA 230,000,000

573119 BELANJA LEMBAGA SOSIAL LAINNYA 230,000,000

A ADMINISTRASI DAN PEMBINAAN 70,000,000

521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA

4,080,000

521211 BELANJA BAHAN 7,870,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

13,800,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

13,250,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 31,000,000

1791 PENGEMBANGAN USAHA DAN INVESTASI

700,000,000

1791.01 PENGEMBANGAN KEMITRAAN DAN KEWIRAUSAHAAN

2 KELOMPOK USAHA 700,000,000

Page 217: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

011

PENGEMBANGAN USAHA PENGERING DAN PERGUDANGAN DAN KEMITRAAN JAGUNG DI KABUPATEN SUMBAWA

350,000,000

- Meningkatnya pasca panen dan mutu jagung serta berkembangnya pemasaran jagungdi Kab. Sumbawa - Tumbuh kembangnya kelembagaan pasca panen jagung di Kab. Sumbawa berbasis gapoktan di daerah sentra produksi jagung yang mandiri dan profesional

B BANTUAN SARANA 276,000,000

573119 BELANJA LEMBAGA SOSIAL LAINNYA 276,000,000

A ADMINISTRASI DAN PEMBINAAN 74,000,000

521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA

4,080,000

521211 BELANJA BAHAN 9,770,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

13,800,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

14,250,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 32,100,000

012

PENGEMBANGAN USAHA PENGERING DAN PERGUDANGAN DAN KEMITRAAN JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

350,000,000

- Meningkatnya pasca panen dan mutu jagung serta berkembangnya pemasaran jagungdi Kab. Lombok Timur - Tumbuh kembangnya kelembagaan pasca panen jagung di Kab. Lombok Timur berbasis gapoktan di daerah sentra produksi jagung yang mandiri dan profesional

B BANTUAN SARANA 280,000,000

573119 BELANJA LEMBAGA SOSIAL LAINNYA 280,000,000

A ADMINISTRASI DAN PEMBINAAN 70,000,000

521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA

4,080,000

521211 BELANJA BAHAN 8,420,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

13,800,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

14,250,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 29,450,000

1792 PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

500,000,000

1792.02 UNIT USAHA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

NULL KLPK USAHA 400,000,000

011 PENGEMBANGAN PENGOLAHAN BAWANG MERAH DI KABUPATEN BIMA

400,000,000

- Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan 45 orang petani dalam penerapan teknologi pengolahan bawang merah di Kab. Bima - Terlaksananya bantuan sarana pengolahan bawang merah kepada petani/poktan berupa : mesin perajang bawang 7 unit, mesin penggoreng 7 unit, mesin peniris minyak 7 unit, hand sealer 7 unit, tabung gas 14 unit, bahan dan sarana packaging 1 unit

B BANTUAN SARANA 330,000,000

573119 BELANJA LEMBAGA SOSIAL LAINNYA 330,000,000

A ADMINISTRASI DAN PEMBINAAN 70,000,000

521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA

3,480,000

521211 BELANJA BAHAN 8,370,000

521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

12,900,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

14,250,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 31,000,000

Page 218: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

-Tumbuhnya 7 kelompok/unit usaha baru di bidang pengolahan bawang merah di Kab. Bima

1792.06 LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBINAAN

100,000,000

011 ADMINISTRASI DAN PEMBINAAN 100,000,000

521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA

18,360,000

521211 BELANJA BAHAN 14,720,000

521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

27,000,000

524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 39,920,000

Tabel VI-3 Kegiatan PPH Dengan Sumber Dana APBD ( DPA SKPD )

N0. Kegiatan /Jenis

Belanja/Rincian Belanja Volume Jumlah Biaya

Indikator

Keberhasilan

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pelatihan Pasar Tani 1 Keg 31.339.000 Terlatihnya 30

orang petugas dan pengurus pasar tani

dari 4 Kab/ Kota.

2. Pengawalan Pasar Tani 2 Keg 218.621.400 Meningkatnya

volume transaksi

produk hasil pertanian, dan

jumlah petani / poktan/ gapoktan

yang terlibat dalam

pasar tani

3 Agrinex Expo 1 Keg 72.860.200 Adanya event yang

lebih diarahkan untuk lebih

menumbuhkan

empati, simpati, serta pemahaman

publik tentang prospek agribisnis

Indonesia

4 Soropadan Expo 1 Keg 54.538.400 Terlaksananya Gelar Promosi

agribisnis IV Soropadan 2011.

5 Penas 1 Keg 76.233.900 Memperkenalkan

potensi dan reputasi daerah

NTB khususnya

untuk produk

Page 219: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

unggulan

(agribisnis dan agroindustri)

6 Promosi NTB Expo I Keg 26.969.200 Ter-eksposenya

produk hasil olahan dan sayur segar

unggulan NTB

7. Jakarta Agro Outlet 1 Keg 61.462.000 Tereksposenya produk unggulan

TPH

8. Sub Terminal Agribisnis 1 Keg 26.731.000

Meningkatkan peranan Sub

Terminal Agrinbisnis dalam

melayani petani/ kelompok tani

dalam

memasarkan hasil produksinya agar

memiliki posisi tawar yang lebih

baik .

9. Pembinaan Perberasan 1 Keg 35.443.400

Menjaga stabilitas harga, ketersediaan

pangan dan distribusi pangan

khususnya beras

10. Agenda Nasional MPU 1 Paket 45.260.000

Terciptanya produk pertanian yang

ramah lingkungan.

11. Hari-hari Besar 1 Paket 29.286.400

Memperkuat kerja sama dan

membangun

koordinasi fungsional yang

efektif dengan melibatkan seluruh

komponen pemerintahan dan

masyarakat dalam

rangka mempertahankan

ketahanan pangan nasional.

12. Kursus Wanita Tani 1 Keg 111.695.000

25 orang wanita

tani meningkat pengetahuan dan

keterampilannya dalam mengelola

usaha tani dan

mengolah hasil

Page 220: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

pertanian

13 NTB Bersaing Expo 1 Keg 31.320.150

Diperkenalkannya

reputasi daerah NTB dalam bidang

agribisnis

JUMLAH 821.760.050

Page 221: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

C. KINERJA PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2011

1) SUMBER DANA DPA- SKPD (DANA APBD)

1) Pelatihan Pasar Tani.

Pasar Tani dapat memangkas mata rantai perdagangan produk pertanian, di mana (selama ini) yang menikmati banyak keuntungan adalah para pedagang. Tata niaga yang terlalu panjang mengakibatkan banyaknya lembaga yang terlibat dalam pendistribusian pemasaran dari sentra produksi ke sentra konsumen. Sehingga menyebabkan struktur pasar yang kurang baik karena harga yang terbentuk tidak transparan. Di Pasar Tani ini, petani dan produsen olahan melayani konsumen secara langsung dan dibayar secara kontan.

Selanjutnya, akses informasi pasar dan teknologi pertanian merupakan unsur yang sangat penting untuk kelangsungan usaha tani. Informasi pertanian yang memadai dan tepat waktu dapat digunakan sebagai dasar strategi penguasaan pasar dan dasar rencanaan/pertimbangan untuk pengembangan usaha tani lebih lanjut. Terlaksananya kegiatan pengembangan, pengelolaan, dan pemanfaatan informasi pertanian secara langsung maupun tidak langsung akan mendukung pengembangan pertanian lahan marjinal.

Terkait dengan pengembangan pasar tani maka dalam meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dan kelembagaan usaha khususnya para Pengurus Pasar Tani/ Aspartan dan Petani/Poktan/Gapoktan pasar tani sangat diperlukan adanya Pelatihan agar keterampilan atau kemampuan manajemen dalam pengelolaan pasar tani dapat ditingkatkan.

A. Tujuan :

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah , untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas maupun pengurus pasar tani, agar dapat :

a. Meningkatkan operasionalisasi Pasar Tani sebagai sarana pemasaran bagi Petani/ Kelompok Tani/ Gapoktan.

b. Meningkatkan profesionalisme pasar tani dalam pemasaran hasil pertanian. c. Menumbuh kembangkan kewirausahaan dan memberi peluang bagi petani untuk

menjual produknya secara langsung . d. Meningkatkan pendapatan petani

B. Sasaran

Sasaran dalam kegiatan ini adalah 30 orang pesrta yang terdiri dari petugas Provinsi dan Kabupaten serta pengurus pasar tani maupun pedagang dari 4 Kabupaten/ Kota yaitu Kota Mataram, Kabupaten : Lombok Timur, Lombok Barat dan Sumbawa.

C. Pelaksanaan

Pelaksanaan pelatihan berjalan dengan baik sesuai dengan rencana dan harapan. Berikut ini waktu dan tempat pelatihan di laksanakan : Pelaksanakan Pelatihan Pasar

Page 222: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tani dilaksanakan pada tanggal 9 – 12 Juni 2011. Tempat penginapan dan pelaksanaan Pelatihan di Wisma Mareje , Jalan Cempaka No. 7 Mataram.

Hasil Pelatihan :

a. Terlatihnya 30 orang yang berasal dari petugas yang menangani kegiatan Pasar Tani dari 4 Kabupaten/Kota, pengurus pasar tani dan pedagang dari 4 Kabupaten/ Kota.

b. Adanya saling tukar pengalaman diantara peserta pelatihan c. Terselenggaranya pelatihan selama 3 (tiga) hari, dengan materi pelatihan teori 90 %

dan praktek 10 %. d. Indikator Kinerja :

Input : Jumlah dana Rp, 31.339.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SDM

Output : 30 orang petugas dan pengurus pasar tani mampu mengelola pasar tani.

Outcome : Meningkatnya operasional pasar tani Benefit : Petani mendapat nilai jual yang layak Dampak : Meningkatnya pendapatan pelaku usaha.

e. Realisasi Fisik dan Keuangan

Pagu dana Rp. 31.339.000,- Realisasi Rp. 27.434.000,- ( 88 %) , realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp. 3.905.000,- Efisiensi sewa aula dan akomodasi, konsumsi.

2) Pengawalan Pasar Tani

Dalam memasarkan produknya, petani sangat tergantung pada pedagang pengumpul dan pada umumnya petani menerima harga yang ditetapkan secara sepihak oleh pedagang pengumpul. Untuk itu dalam rangka meningkatkan posisi tawar petani produsen, maka pada TA. 2008 telah dibangun Pasar Tani yang berlokasi di Kota Mataram ( Monumen Bumi Gora, Jl.Udayana Mataram ) yang dikelola oleh ”ASPARTAN GORA SELAPARANG” dan di Kabupaten Lombok Timur ( eks. pasar lama, Jl. Ahmad Yani, Selong ) yang dikelola oleh ”ASPARTAN RINJANI”.

Produk yang dijual di pasar tani berupa : Sayuran dan buah segar, Tanaman hias dan bunga, Tanaman obat-obatan, Olahan sayuran dan buah, Olahan tanaman obat / biofarmaka, dan Olahan produk tanaman pangan, peternakan, perkebunan, perikanan, dan makanan siap saji.

A. Tujuan

1. Meningkatkan operasionalisasi Pasar Tani sebagai sarana pemasaran bagi Petani/ Kelompok Tani/ Gapoktan.

2. Meningkatkan profesionalisme pasar tani dalam pemasaran hasil pertanian 3. Menumbuhkembangkan kewirausahaan dan memberi peluang bagi petani untuk

menjual produknya secara langsung . 4. Meningkatkan pendapatan petani.

Page 223: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 16161616 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

A. Sasaran: • Sasaran dalam kegiatan ini adalah petani/ kelompok tani/ gapoktan yang terlibat

dalam kegiatan pasar tani.

B. Pelaksanaan

Pagu dana Rp. 218.621.400,-dipergunakan untuk pengadaan 10 unit sarana pasar tani berupa tenda dan perlengkapannya ( meja, korsi, box kontaine dan taplak meja senilai Rp. 100.000.000,- Sarana tersebut dialokasikan ke Kabupaten Sumbawa.

Dana sebesar Rp. 87.700.000,- direvisi yang rencananya dipergunakan untuk kegiatan pemetaan kawasan sentra agribisnis di Kabupaten Lombok Timur, namun hasil revisinya keluar menjelang akhir tahun, sehingga tidak berani dilaksanakan sehingga dana tersebut siap. Dana sebesar Rp. 30.921.400,- dipergunakan untuk pembinaan pasar tani di 4 Kabupaten ( Sumbawa, Lombok Barat, Lombok Timur dan Kota Mataram).

C. Indikator Kinerja Input : Tersedianya dana Rp. 218.621.400,- Juklak, Juknis, data

potensi, Kelembagaan, SDM. Output : Meningkatnya kemampuan petani dalam bidang agribisnis dari

petani produsen menjadi petani pedagang Outcome : Meningkatnya volume transaksi produk hasil pertanian, dan

jumlah petani / poktan/ gapoktan yang terlibat dalam pasar tani

Benefit : Meningkatnya pendapatan petani Dampak : Meningkatnya kesejahteraan petani

D. Realisasi Fisik dan keuangan : Jumlah dana untuk mendukung kegiatan ini Rp.218.621.400,- Realisasi keuangan Rp.128.412.800,- (95 %). Sisa dana Rp.90.208.600,- disebabkan oleh tidak dipergunakannya dana untuk pemetaan kawasan sentra agribisnis Rp. 87.700.000,- adanya efisiensi pengadaan sarana pasar tani dan efisiensi biaya perjalanan.

3) Agrinex expo

Agrinex Expo 2011 merupakan suatu ajang eksibisi untuk memperkenalkan serta mempromosikan berbagai potensi daerah Nusa Tenggara Barat kepada buyers dan investor daerah lainnya termasuk berbagai potensi investasi dan peluang agribisnis yang terbuka luas di Jakarta. Agrinex Expo 2011 ini dilaksanakan di Balai Sidang Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta dan event promosi ini juga merupakan suatu ajang pameran dagang berbagai produk unggulan daerah yang didukung potensi sumberdaya daerah sebagai keunggulan komparatif yang dimiliki daerah NTB.

Page 224: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 17171717 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

A. Tujuan

Tujuan dilaksanakan promosi produk hasil pertanian pada Agrinex Expo 2011 di Jakarta adalah untuk memperkenalkan potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat khususnya untuk komoditas unggulan (agribisnis dan agroindustri) terutama aneka produk unggulan spesifik daerah Nusa Tenggara Barat kepada pasar regional dan internasional.

1. Sasaran

Sasaran mengikuti pameran dan promosi Agrinex Expo 2011 adalah untuk mengembangkan pasar produk hasil pertanian daerah NTB serta mengembangkan dan meningkatkan kontak dagang (kontak bisnis) dan kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok usaha agribisnis di Daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok usaha/ penyalur hasil-hasil pertanian serta konsumen dari daerah/provinsi lainnya.

2. Pelaksanaan

Keikutsertaan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi Agrinex Expo 2011 di Jakarta dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu dan tempat yang telah ditetapkan dan difasilitasi oleh PT. Puteri Cahaya Kharisma adalah sebagai berikut :

1. Tempat.

Pameran dan promosi Agrinex Expo 2011 yang diikuti oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat ini diselenggarakan di Balai Sidang Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta pada Hall Assembly.

2. Waktu.

Pameran dan promosi Agrinex Expo 2011 ini diselenggarakan selama 3 (tiga) hari, yaitu dari tanggal 4-6 Maret 2011 dan setiap harinya kegiatan pameran dan promosi berlangsung dari jam 10.00 – 21.00 WIB

3. Peserta.

Peserta dalam pameran dan promosi Agrinex Expo 2011 dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, sesuai dengan misi/tema keikutsertaan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi adalah mengedepankan peran serta para Pelaku Usaha Agribisins dan Agroindustri dalam peningkatan dan pengembangan pasar hasil pertanian melalui informasi yang dapat dihubungi dalam kontak bisnis. Oleh karena itu peserta dari unsur stakeholder/pelaku usaha diutamakan adalah pelaku usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian, serta dari kalangan pelaku usaha baik distributor maupun supplier atau produsen/ petani/ kelompok tani/ gapoktan yang bergerak di bidang agribisnis dengan didampingi petugas dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Page 225: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 18181818 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4. Komoditi Pameran

Komoditi/produk yang dipamerkan/dipromosikan dalam ajang pameran dan promosi Agrinex Expo 2011 tersebut adalah berbagai komoditi/produk hasil-hasil pertanian, khususnya hasil tanaman pangan sesuai dengan program Pemerintah Daerah NTB yaitu PIJAR (Sapi, Jagung dan Rumput Laut) sebagai komoditas unggulan yang sedang dikembangkan, namun disamping itu juga dari komoditas tanaman pangan lainnya seperti kacang hijau dan kedele, dan hortikultura sebagai pendukung antara lain bawang merah, bawang putih, dan kangkung. Untuk komoditas jagung selain berupa jagung tongkol dan pipilan juga dipajang berbagai bentuk olahan seperti olahan marning jagung berbagai rasa, emping jagung, dan berbagai kue dari tepung jagung.

3. Indikator Kinerja

Input : Tersedianya dana Rp. 72.860.200, SDM. Output : Adanya event yang lebih diarahkan untuk lebih menumbuhkan

empati, simpati, serta pemahaman publik tentang prospek agribisnis Indonesia

Outcome : Terjadinya kontak dagang yang cukup memberikan peluang kepada pelaku usaha yang ingin memperluas jaringan pemasarannya ke luar NTB.,

Benefit : Meningkatnya pendapatan pelaku usaha Dampak : Meningkatnya kesejahteraan petani

4. Realisasi Fisik dan Keuangan

Pagu dana Rp. 72.860.200,- Realisasi keuangan Rp. 72.300.200,- (99 %), realisasi fisik 100 % terdapat sisa dana Rp. 560.000,- karena adanya efisiensi belanja bahan.

4) Soropadan Expo

Untuk memacu perkembangan sektor agribisnis dan agroindustri di Nusa Tenggara

Barat telah diupayakan berbagai kegiatan pembinaan dan pengembangan kelompok / unit usaha pengolahan hasil pertanian yang berbasis pada sumberdaya daerah / domestik ( domestic resources ) sebagai keunggulan komparatif ( comparative advantage ) daerah dan berakar pada ekonomi rakyat. Upaya pembinaan dan pengembangan unit pengolahan hasil pertanian yang dilakukan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat khususnya melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat telah memberikan

A. Tujuan

Tujuan dilaksanakan promosi produk pertanian pada Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 ini adalah untuk memperkenalkan potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat khususnya dalam bidang pertanian ( agribisnis dan agroindustri ) terutama aneka produk unggulan spesifik daerah Nusa Tenggara Barat kepada pasar regional atau internasional.

Page 226: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 19191919 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

B. Sasaran Sasaran mengikuti pameran dan promosi Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 adalah untuk mengembangkan pasar produk hasil pertanian daerah NTB serta mengembangkan dan meningkatkan kontak dagang ( kontak bisnis ) dan kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok usaha agribisnis di Daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok usaha / penyalur hasil – hasil pertanian serta konsumen dari daerah / provinsi lainnya.

C. Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan kegiatan pameran Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 adalah sebagai berikut : 1. Tempat

Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 diselenggarakan di Kawasan Agrowisata dan STA Soropadan Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah.

2. Waktu Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 diselenggarakan selama 5 ( lima ) hari, yaitu dari tanggal 24 – 28 Juni 2010 dan berlangsung dari pukul 09.00 – 21.00 WIB.

3. Peserta Peserta yang ikut dalam Pameran Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 adalah sebanyak 2 ( dua ) orang yaitu dari unsur Petugas Pembina Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.

4. Komoditi Pameran Komoditi yang dipamerkan dalam Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 adalah berbagai jenis komoditi hasil pertanian, baik tanaman pongan maupun hortikultura dalam bentuk segar maupun olahan yang cukup potensial dan memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Adapun jenis – jenis komoditi yang dipamerkan pada Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2011 adalah sebagai berikut : � Aneka Dodol (Dodol Nangka, Dodol Tape, Dodol Labu, Dodol Sirsak) � Aneka Keripik (Keripik Pisang, Keripik Nangka) � Aneka Pangan Olahan Lainnya (Rengginang, Pisang Sale, Kacang Kriuk) � Aneka Buah (Pisang, Mangga, Nangka, Nenas, Sawo, Jeruk Lokal) � Aneka Sayur (Cabe, Bawang Merah, Bawang Putih, Tomat, Paprika, Terong,

Kangkung) � Aneka Kacang – kacangan (Kacang Tanah, Kedelai, Kacang Gude, Kacang

Hijau)

D. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp, 54.538.400,- SDM Output : Terlaksananya Gelar Promosi agribisnis IV Soropadan

2011.

Outcome : Ter-eksposenya produk hasil olahan , buah dan nsayur segar unggulan NTB.

Page 227: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 20202020 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Benefit : Dampak :

Meningkatnya pemasaran produk Pertanian Meningkatnya pendapatan petani/kesejahteraan petani

E. Realisasi fisik dan keuangan :

Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 54.538.400,- Realisasi keuangan Rp.49.706.400,- (91 %). Realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp. 4.842.000,- disebabkan karena adanya efisiesi anggaran sewa stand.

5) Penas

Penas merupakan suatu ajang eksibisi untuk memperkenalkan serta mempromosikan berbagai potensi daerah Nusa Tenggara Barat kepada buyers dan investor daerah lainnya termasuk berbagai potensi investasi dan peluang agribisnis yang terbuka luas di arena tersebut karena berbagai unsur yang hadir untuk melihat keberhasilan semua petani dari berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di lokasi kawasan Stadion Madya Aji Imbut Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Kegiatan ini berlangsung dari Tanggal 18 – 23 Juni 2011.

A. Tujuan

Adapun tujuan kegiatan PENAS XII secara umum adalah untuk meningkatkan motivasi dan kegairahan petani nelayan dan hutan juga masyarakat pelaku agribisnis dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan melaui kemitraan yang saling menguntungkan serta menumbuhkembangkan minat generasi muda pada bidang pertanian, perikanan dan kehutanan. Sedangkan secara khusus yang terkait dengan kegiatan pameran/ promosi produk hasil pertanian sebagai salah satu kegiatan dalam pelaksanaan PENAS ini adalah untuk memperkenalkan potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat khususnya untuk komoditas unggulan (agribisnis dan agroindustri) terutama aneka produk unggulan spesifik daerah Nusa Tenggara Barat kepada masyarakat tani yang hadir dari seluruh Indonesia dan masyarakat luas pada umumnya yang turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

B. Sasaran

Sasaran mengikuti pameran dan promosi pada PENAS XIII 2011 ini adalah untuk mengembangkan pasar produk hasil pertanian daerah NTB serta mengembangkan dan meningkatkan kontak dagang (kontak bisnis) dan kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok tani dan pelaku usaha agribisnis di Daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok tani dan kelompok pelaku usaha/ pengusaha/ stekholder investor bidang agribisnis serta konsumen dari daerah/provinsi lainnya.

C. Pelaksanaan

Keikutsertaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran PENAS XII 2011 di Kutai Kartanegara Kalimantan Timur dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu dan tempat yang telah

Page 228: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 21212121 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

ditetapkan dan difasilitasi oleh PT. Feraco (Ferry Agung Corindotama) adalah sebagai berikut :

a) Tempat.

Pameran dan promosi PENAS XIII 2011 yang diikuti oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat ini diselenggarakan di Kawasan Stadion Madya Aji Imbut Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.

b) Waktu.

Pameran PENAS XIII 2011 ini diselenggarakan selama 6 (enam) hari, yaitu dari tanggal 18 – 23 Juni 2011 dan setiap harinya kegiatan pameran dan promosi berlangsung dari jam 08.00 – 20.00 WITA

c) Peserta.

Peserta dalam pameran PENAS XIII 2011 dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, sesuai dengan misi/tema keikutsertaan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi adalah mengedepankan peran serta para Petani dan Pelaku Usaha Agribisins dan Agroindustri dalam peningkatan dan pengembangan pasar hasil pertanian melalui informasi yang dapat dihubungi dalam kontak bisnis. Oleh karena keterbatasan dana yang tersedia maka peserta dari unsur stakeholder/pelaku usaha dan petani yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian diikutkan melalui peserta kabupaten/kota dan didampingi petugas dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.

d) Komoditi Pameran

Komoditi/produk yang dipamerkan/dipromosikan dalam ajang pameran PENAS XIII 2011 tersebut adalah berbagai komoditi/produk hasil-hasil pertanian, khususnya hasil tanaman pangan sesuai dengan program Pemerintah Daerah NTB yaitu PIJAR (Sapi, Jagung dan Rumput Laut) sebagai komoditas unggulan yang sedang dikembangkan, namun disamping itu juga dari komoditas tanaman pangan lainnya seperti kacang hijau dan kedele, dan hortikultura sebagai pendukung antara lain bawang merah dan bawang putih. Untuk komoditas jagung selain berupa jagung tongkol dan pipilan juga dipajang berbagai bentuk olahan seperti olahan marning jagung berbagai rasa, emping jagung, dan berbagai kue dari tepung jagung.

D. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp. 76.233.900,- Output : Memperkenalkan potensi dan reputasi daerah NTB

khususnya komoditi unggulan (agribisnis dan agroindustri)

Outcome : Ter-eksposenya potensi dan potensi mserta produk hasil unggulan NTB

Page 229: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 22222222 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Benefit : Dampak :

Meningkatnya pemasaran produk Pertanian Meningkatnya pendapatan petani

E. Realisasi fisik dan keuangan :

Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 76.233.900,-- Realisasi keuangan Rp.75.689.900,- (99 %). Realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp. 544.000,-disebabkan karena adanya efisiesi biaya perjalanan .

6) Promosi NTB Expo Pameran Perdagangan dan industri The 9th NTB EXPO 2011 merupakan suatu ajang eksibisi untuk memperkenalkan serta mempromosikan berbagai potensi daerah Nusa Tenggara Barat kepada buyers dan investor daerah lainnya termasuk berbagai potensi investasi dan peluang agribisnis yang terbuka luas di Nusa Tenggara Barat. Pameran The 9th NTB EXPO 2011 ini dilaksanakan di GOR Turida Mataram dan event promosi ini juga merupakan suatu ajang pameran dagang berbagai produk unggulan daerah yang didukung potensi sumberdaya daerah sebagai keunggulan komparatif yang dimiliki daerah NTB.

A. Tujuan

Tujuan dilaksanakan pameran dan promosi pada The 9th NTB EXPO 2011 di Mataram Nusa Tenggara Barat adalah a. Untuk memperkenalkan potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat

khususnya dalam bidang pembangunan pertanian (agribisnis dan agroindustri) terutama aneka produk unggulan spesifik daerah Nusa Tenggara Barat kepada pasar lokal, regional atau internasional.

b. Mempromosikan daerah NTB sebagai daerah tujuan investasi khususnya dalam bidang pertanian.

c. Memberi kesempatan kepada pengusaha industri kecil dan koperasi untuk mempromosikan produknya.

d. Meraih peluang eksport ke mancanegara.

B. Sasaran

Sasaran mengikuti pameran dan promosi The 9th NTB EXPO 2011 adalah : 1. untuk mengembangkan pasar produk hasil pertanian daerah NTB serta

mengembangkan dan meningkatkan kontak dagang (kontak bisnis) dan kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok usaha agribisnis di Daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok usaha / penyalur hasil-hasil pertanian serta konsumen dari daerah/provinsi lainnya.

2. Membantu Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUKM) dalam menghadapi pasar global 3. Mendorong NTB sebagai tempat promosi/ pameran yang dapat diandalkan.

Page 230: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 23232323 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

C. Pelaksanaan

Keikutsertaan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi The 9th NTB EXPO 2011 Di Mataram, dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu dan tempat yang telah ditetapkan dan difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Event Organizer (EO) PT. SOLINDO DUTA CONVEX sebagai penyelenggara pameran. Adapun pelaksanaan kegiatan pameran dan promosi pada The 9th NTB EXPO 2011 tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tempat Pameran dan promosi The 9th NTB EXPO 2011 yang diikuti oleh Dinas Pertanian

TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat ini diselenggarakan di Sport Hall GOR Turida Mataram.

2. Waktu Pameran dan promosi The 9th NTB EXPO 2011 ini diselenggarakan selama 6 (enam) hari, yaitu dari tanggal 21-25 Juli 2011 dan setiap harinya kegiatan pameran dan promosi berlangsung dari Pukul 10.00 – 21.00 Wita

3. Peserta Peserta dalam pekan pameran dan promosi The 9th NTB EXPO 2011 dari Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat, sesuai dengan misi/tema keikutsertaan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi adalah mengedepankan peran serta para Pelaku Usaha Agribsins dan Agroindustri dalam peningkatan dan pengembangan pasar hasil pertanian. Oleh karena itu peserta dari unsur stakeholder/pelaku usaha diutamakan adalah pelaku usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian, serta dari kalangan pelaku usaha baik Distributor maupun Supplier atau produsen/petani/kelompok usaha yang bergerak di bidang agribisnis dengan didampingi petugas dari Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat.

4. Komoditi Pameran

Komoditi/produk yang dipamerkan/dipromosikan dalam pameran dan promosi The 9th NTB EXPO 2011 tersebut adalah berbagai komoditi/produk hasil-hasil pertanian, khususnya hasil tanaman pangan dan hortikultura baik dalam bentuk produk segar maupun hasil olahan yang cukup potensial dan strategis serta mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi.

Berbagai Komoditi-komoditi yang di display dan diperdagangkan pada pekan The 9th NTB EXPO 2011 cukup tinggi. Komoditi-komoditi tersebut antara lain meliputi:

� Hasil olahan : Jagung garing, jagung emping, Aneka Dodol ,Aneka Kripik, Aneka Pangan Olahan lainnya.

� Hasil segar terdiri dari : Aneka Buah ( Pisang, Mangga, Nangka, melon,Jeruk pamelo), Aneka Sayur (Cabe Besar, Cabe Kecil /Rawit, Bawang merah, Bawang putih, Tomat Buah/Beef, Paprika, Kangkung.

� Aneka Kacang-kacangan : Kacang Tanah, Jagung, Kedele, Kacang Hijau � Aneka benih/bibit : benih padi , jagung, kedele, mangga, manggis, rambutan,

durian, dll.

Page 231: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 24242424 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Disamping hasil-hasil tanaman pangan dan hortikultura, juga ditampilkan beberapa jenis komoditi pertanian lainnya, antara lain Hasil Perikanan berupa Dodol dan Manisan rumput laut, Jellly rumput laut.

B. Indikator Kinerja :

Input : Jumlah dana Rp, 26.969.200,- SDM Output : Terlaksananya Promosi NTB Expo 2011.

Outcome : Ter-eksposenya produk hasil olahan dan sayur segar unggulan NTB.

Benefit : Dampak :

Meningkatnya pemasaran produk Pertanian Meningkatnya pendapatan petani

C. Realisasi fisik dan keuangan :

Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 526.969.200,- Realisasi keuangan Rp25.762.500,- (96 %). Realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp.1.206.700,-disebabkan karena adanya efisiesi anggaran sewa stand.

7) Jakarta Agro Outlet

Dalam rangka memperlancar pemasarannya perlu disediakan suatu tempat memajang komoditi dalam bentuk segar maupun olahan pada tempat strategis, yaitu Jakarta Agro Outlet.

Pemerintah diharapkan mendorong prospek pengembangan industri hilir atau pengolahan hasil. Mengingat, prospek pengembangan industri pengolahan ini lebih berpotensi untuk maju dengan didorong oleh banyaknya sumber daya alam, khususnya sektor pertanian yang baik. Untuk meningkatkan akses pasar produk-produk horikultura sayuran, tanaman pangan dan produk olahan maka provinsi NTB mengikuti kegiatan Agro Outlet di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.

A. Tujuan pemantapan dan perluasan pemasaran komoditi pertanian (komoditi unggulan) yang dihasilkan oleh petani/kelompok usahatani.

B. Sasaran • Konsumen akhir yang langsung mengkonsumsi komoditas yang dibelikannya.

• Konsumen antara yang membeli komoditas pertanian sebagai bahan baku. C. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan penumbuhan marketing/etalase komoditi unggulan dilakukan sesuai dengan penyediaan dana yang disediakan.Dana untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp. 61.462.000,-Dana tersebut dipergunakan untuk honor penjaga malam, honor petugas Full Timer, dan dipergunakan untuk operasional agro outlet seperti alat tulis menulis kantor, biaya air, listrik dan telpon. Harapan dari kegiatan tersebut adalah terjalinnya akses-akses pasar bagi para petani, sehingga mempermudah dalam pemasaran sayuran kedepan.

D. Indikator Kinerja :

Input : Jumlah dana Rp, 61.462.000,- Output : Terlaksananya Promosi produk unggulan NTB

Page 232: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 25252525 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Outcome : Ter-eksposenya produk hasil olahan dan sayur segar unggulan NTB.

Benefit : Dampak :

Meningkatnya pemasaran produk Pertanian Meningkatnya pendapatan petani

E. Realisasi fisik dan keuangan :

Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 61.462.000,- Realisasi keuangan Rp. 11.700.000,- (20 %). Realisasi fisik 25 %. Sisa dana Rp.49.762.000,- disebabkan karena : 1. Dana yang ada hanya terrealisasi untuk membayar honor petugas full timer dan

penjaga malam. 2. Biaya operasional seperti listrik, air, telpon, bahan tidak ter realisasi, karena : belum

maksimalnya operasional agro outlet, sebagian besar agro outlet yang ada belum ber-operasi.

3. Biaya perjalanan tidak dipergunakan karena tidak ada agenda nasional (panggilan pusat).

8) Sub Terminal Agribisnis

Subsektor tanaman pangan dan hortikultura dituntut untuk dapat menghasilkan bahan pangan dalam jumlah cukup, serta mampu menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin, sekaligus menghasilkan devisa.

Terkait dengan itu, maka pembangunan pertanian subsektor tanaman pangan dan hortikultura di Nusa Tenggara Barat dalam jangka panjang diarahkan untuk mewujudkan pertanian yang tangguh guna memantapkan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing serta peningkatan kesejahteraan petani.

A. Tujuan:

- Meningkatkan peranan Sub Terminal Agribisnis Mandalika dalam melayani petani/ kelompok tani dalam memasarkan hasil produksinya agar memiliki posisi tawar yang lebih baik

- Meningkatkan ketersediaan data informasi harga, potensi, dan stok produksi tanaman pangan & hortikultura yang cepat, akurat, dan up to date.

- Meningkatkan pendapatan petani. B. Sasaran Kegiatan :

Sasaran dalam kegiatan ini adalah petani/ kelompok tani/ gapoktan / pedagang yang terlibat dalam kegiatan Sub Terminal Agribisnis (STA)

C. Pelaksanaan Dana tersebut dipergunakan untuk membayar honor Petugas di Sub Terminal Agribisnis 1 orang Rp. 800.000,-/ bulan dan penjaga malam 1 oran Rp. 750.000,-/ bulan . ATK Rp.4.531.000,- Telpon Rp.1.200.000,- Biaya air Rp. 600.000,- dan Listrik Rp. 1.800.000,- Sisa dana Rp. 1.496.400,- karena adanya efisiensi penggunaan Listrik, air dan telepon.

D. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp,26.731.000,-,- SDM Output : Terlaksananya operasional Sub Terminal Agribisnis andalika.

Page 233: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 26262626 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Outcome : Laporan pelaksanaan STA

Benefit : Dampak :

Memberikan informasi kepada stake holder Meningkatnya pendapatan petani

E. Realisasi fisik dan keuangan : Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 26.731.000,- Realisasi keuangan Rp. 25.224.600,- (96 %). Realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp.1.496.400, disebabkan karena adanya efisiensi pembayaran Telpon, Listrik dan air.

9) Pembinaan Perberasan

Beras merupakan komoditas strategis yang selalu menjadi bahan perbincangan setiap waktu, dimana saja dan oleh siapa saja. Masyarakat menjerit bila harga beras mahal, pemerintah seperti kebakaran jenggot bila rakyat menjerit soal beras, dan petani mengeluh bila harga beras murah dan tidak sesuai dengan keinginannya. Siapakah yang harus diperjuangkan dan siapa yang harus dibela dan siapa yang membela? Itulah permasalahan besar yang sedang dihadapi oleh bangsa yang besar ini.

Kelemahan yang dilakukan selama ini oleh semua pihak yang terkait dengan kebijakan pembangunan pertanian nasional adalah terlalu percaya diri dan yakin dengan kemampuan serta peran petani. Bila teknologi sudah diperoleh, kebijakan sudah ditetapkan dan semua harus diterapkan maka penyuluh dan petugas di lapang akan menyelesaikannya, kemudian akan diperoleh hasil sesuai dengan rencana.Untuk memenuhi kebutuhan beras di Daerah, maka perlu adanya pembinaan perberasan di Kabupaten/ Kota di NTB.

A. Tujuan

1. meningkatkan ketersediaan dan distribusi pangan kepada masyarakat;

2. meningkatkan konsumsi pangan lokal dalam rangka penciptaan permintaan produk pangan lokal;

3. meningkatkan jangkauan/aksesibiltas masyarakat terhadap pangan; 4. menanggulangi terjadinya keadaan darurat dan kerawanan pangan pasca bencana; 5. menjaga stabilitas harga pangan di tingkat masyarakat; 6. memperpendek jalur distribusi pangan pemerintah sampai ke tingkat

masyarakat/rumah tangga; 7. mendorong terwujudnya Desa Mandiri Pangan (Desa Mapan), dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

B. Pelaksanaan

Melaksanakan Pembinaan perberasan kepada pelaku usaha penggilingan padi, kelompok tani tani dan aparat Dinas Pertanian di Kabupten/ Kota.

C. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp,35.443.400,- SDM Output : Menjaga stabilitas harga, ketersediaan pangan dan distribusi

pangan khususnya beras. Outcome : Terpenuhinya ketersediaan dan Stabilnya harga beras

Benefit : Terhindar dari adanya rawan pangan

Page 234: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 27272727 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Dampak : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat

D. Realisasi fisik dan keuangan : Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 35.443.400,- Realisasi keuangan Rp. 35.443.400,- (100 %). Realisasi fisik 100 %.

10) Agenda Nasional MPU

A. Kegiatan Mitra Praja Utama (MPU) adalah : 1. Mengikuti Bimbingan Penerapan Teknologi Budidaya Ramah Lingkungan untuk

Petugas Mitra Praja Utama (MPU) yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 27 – 29 Juli 2011. Adapun hasilnya adalah :

a. Acara bimbingan Penerapan teknologi budidaya Ramah lingkungan untuk petugas mitra praja utama dibuka oleh asisten Perekonomian Provinsi DKI(Bp. Ir. Hasan Basri Saleh, B.Sc) yang diikuti oleh 40 orang peserta dari 10 provinsi.

b. Dalam pengarahannya diharapkan dengan penerapan pertanian organik maka budidaya sayuran yang bramah lingkungan harus di tingkatkan agar sayuran yang dikonsumsi aman dan sehat

c. Petani sayuran umumnya mengendalikan OPT dengan pestisida kimiawi sintesis, sehingga kemuingkinan besar sayuran tersebut mengandung residu pestisida. Kedepan diharapkan budidaya sayuran yang ramah lingkungan.

d. Dalam era globalisasi perdagangan bebas menghendaki produk yang aman dikonsumsi serta ramah lingkungan, maka diperlukan adanya standar mutu produk dan jaminan keamanan mutu produk yang dihasilkan.

e. Selain SOP produk pertanian organik juga harus ada sertifikasi organik, Dimana sertifikasi organik adalah suatu proses untuk mendapatkan pengakuan secara tertulis bahwa proses produksi sesuai dengan persyaratan sistem pangan organik di Indonesia yang diatur dalam SNI 01-6727-2002.

f. Kendala utama dalam pemasaran pertanian organik adalah persaingan harga diantara operator sendiri dan pengolahan ketersediaan supply, sehingga dapat menyebabkan potensi pasar menjadi lemah.

g. Mengikuti Pertemuan Partisipasi dalam pelaksanaan pestival produk organik, yang dibahas adalah di Bali.

h. Mengikuti Pameran Pertanian Organik di Bali pada tanggal 20 – 23 September. B. Jumlah dana yang tersedia Rp. 45.260.000,- realisasi keuangan Rp. 45.260.000,-

(100 %) dan Realisasi Fisik 100 %

11) Hari-hari Besar Pelaksanaan Hari pangan Sedunia (HPS) ke 31 tahun 2011, dilaksanakan di Kabupaten

Bone Bolango Provensi Gorontalo pada tanggal 20 -23 oktober 2011. Terpilihnya provinsi Gorontalo sebagai tuan rumah karena pemerintah mempunyai komitmen yang kuat dalam hal produksi untuk ketahanan pangan. Gorontalo juga mempunyai program unggulan , salah satunya adalah pertanian dan dinilai mampu berfokus pada pengembangan jagung sebagai pangan alternatif pengganti beras.

Page 235: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 28282828 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Hari Pangan Sedunia (HPS) diadakan di Bone Bolango, pada Hari kamis 20 Oktober

2011, Wakil Presiden Boediono meresmikan puncak peringatan Hari Pangan Dunia 2011 di

Lapangan Badan Pusat Informasi Jagung (BPIJ), Gorontalo.

Puncak peringatan Hari Pangan Sedunia itu ditandai dengan pemukulan Palo-palo (alat

musik tradisional Gorontalo) oleh Wakil Presiden. Dalam kunjungan itu, wakil presiden hadir

bersama istri (Herawati Boediono) dan Menteri Pertanian Suswono yang disambut tarian

tradisional penyambut tamu, tidi lo oayabu.

A. Tujuan

Tujuan umum dari penyelenggaraan peringatan HPS ke-XXXI :

1) Meningkatnya kesadaran dan perhatian masyarakat internasional akan pentingnya penanganan masalah pangan baik ditingkat global, regional dan khususnya tingkat nasional;

2) Memperkokoh solidaritas antar bangsa dalam usaha memberantas kekurangan pangan dan gizi yang masih dialami oleh sebagian penduduk dunia terutama di negara berkembang. Peringatan HPS ke-XXXI Tahun 2011,.

Tujuan khusus :

1) Memperkuat kerja sama dan membangun koordinasi fungsional yang efektif dengan melibatkan seluruh komponen pemerintahan dan masyarakat dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan nasional;

2) Memotivasi stekholder ketahanan pangan untuk berpartisipasi aktif secara berkelanjutan dalam pembangunan ketahanan pangan serta mengkomunikasikan hasil-hasil pembangunan ketahanan pangan kepada masyarakat luas.

B. Sasaran : Masyarakat Internasional dan Nasional

C. Pelaksanaan

Peringatan HPS memberikan dampak yang besar bagi Provinsi Gorontalo, baik terhadap ekonomi masyarakat maupun pembangunan pertanian."Penetapan Gorontalo sebagai tempat pelaksanaan HPS XXXI karena Gorontalo dinilai berhasil dalam pembangunan pertanian khususnya sebagai sentra produksi jagung nasional serta ikut berkonstribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, " ungkap Ketua Pelaksana Harian Peringatan HPS ke-XXXI Tahun 2011 tingkat nasional yang sekaligus sebagai Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini. Adapun manfaat langsung yang diperoleh oleh Gorontalo sebagai tuan rumah antara lain dialokasikannya bantuan program Gerakan Peningkatan Produksi Pertanian berbasis Koorporasi (GP3K). Yakni paket program bantuan lengkap berupa sarana dan biaya produksi seluas 25 ribu hektar dari 50 ribu hektar yang dialokasikan di seluruh provinsi. "Selain itu total peserta yang hadir dari seluruh Provinsi sekitar 5 ribu orang, bila masing-masing membelanjakan uangnya sebesar RP. 3 juta untuk biaya hotel, transportasi, makan, dan souvenir selama HPS, maka total uang yang berputar di masyarakat sekitar RP. 15 Miliar, termasuk UMKM yang ada di Gorontalo.

D. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp,29.266.400,- SDM Output : Di ikutinya kegiatan HPS di Gorontalo

Outcome : Sebagai bahan informasi dan acuan kerja bagi daerah NTB

Page 236: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 29292929 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dalam penyediaan Pangan

Benefit :

Memberikan informasi kepada stake holder dan Pemerintah daerah.

E. Realisasi fisik dan keuangan :

Besarnya dana untuk mendukung kegiatan ini Rp.29.286.400,- dipergunakan untuk kegiatan HPS di Gorontalo Rp. 14.286.400,-, sisanya Rp. 15.000.000,- dipergunakan untuk kegiatan HPS di Daerah yang di rencanakan di Kabupaten Sumbawa Barat. Dana tersebut rencananya dipergunakan untuk Baliho, mobil arak-arakan, mobil hias. Pada APBD perubahan, kegiatan tersebut direvisi menjadi ATK, Foto copy, dokumentasi, pembelian bahan-bahan pameran, dekorasi dan perjalanan ke Kabupaten Sumbawa Barat.

Karena lokasi pelaksanaan kegiatan semula di Kabupaten Sumbawa Barat diubah ke Mataram maka anggaran perjalanan tidak dapat terserap. Dari pagu yang ada hanya dapat terserap sebesar Rp. 6.250.000,-

Pagu Rp. 29.286.400,-, Realisasi keuangan Rp. 20.536.400,- (90 %) dan realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp. 8.750.000,- (setor ke Kas Negara)

12) Kursus Wanita Tani

Untuk menunjang berhasilnya usaha-usaha kesejahteraan sosial, peranan wanita dalam pembangunan perlu ditingkatkan khususnya dalam bidang pertanian. Kelompok wanita tani sebagai salah satu unsure pembangunan pertanian perlu kiranya mendapatkan perhatian yang sangat serius hal ini dapat dilihat dari perhatian pemerintah yang sangat besar dalam rangka meningkatkan sumber daya wanita tani, pengetahuan dan ketrampilannya dalam rangka untuk memanfaatkan dan menggunakan cara-cara dan teknologi tepat guna dalam kegiatan produksi, penyimpanan, pengolahan dan penggunaan hasil serta pemasarannya serta keterampilan lainnya. Untuk menunjang hal tersebut maka kegiatan bimbingan ataupun kursus-kursus terhadap para tokoh wanita dan organisasi wanita sangat penting, untuk kemudian difungsikan dalam pelaksanaan bimbingan ketrampilan ekonomis produktif terhadap para wanita agar potensi sosial yang ada dapat dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan wanita tani dipedesaan maka sangat perlu dilaksanakan/ diselenggarakan kegiatan Kursus Wanita Tani Tahun 2011.

A. Tujuan

1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan wanita tani pedesaan . 2. Untuk meningkatkan wawasan wanita tani pedesaan sehingga terbuka pemikirannya

untuk berusaha pengolahan hasil pertanian sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya.

3. Meningkatkan kualitas SDM wanita tani pedesaan sehingga memiliki daya saing yang tinggi, dalam mengelola dan memanfaatkan kekayaan dan kearifan lokal yang ada.

B. Sasaran

Sasaran dari Kegiatan Kursus Wanita Tani adalah : keluarga Puteri petani / Wanita Tani dipedesaan yang putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan sekolah disebabkan

Page 237: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 30303030 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

adanya tidak tersedianya biaya, peserta kursus sebanyak 25 (Dua Puluh Lima) orang yang berasal dari kabupaten/kota se - Provinsi Nusa Tenggara Barat.

C. Pelaksanaan

1. Pelaksanaan Kursus Wanita Tani tahun 2011 selama 15 (Lima Belas ) hari mulai tanggal 5 s/d 19 Juli 2011 bertempat di Diklat Dinas Pertanian Provinsi NTB –Narmada berjalan dengan lancar.

2. Peserta Kursus Wanita Tani sangat antusias mengikuti semua kegiatan baik didalam maupun diluar kelas, materi yang diberikan lebih disederhanakan dan menyentuh langsung kepada peserta sehingga mudah difahami oleh peserta.Hal ini dapat dilihat dari hasil-hasil yang dipamerkan pada akhir kegiatan.

3. Peserta Kursus Wanita Tani sebagian besar mempunyai wiirausaha di desanya dan umumnya belum pernah mengikuti pelatihan-pelatihan seperti ini sehingga dapat menambah ilmu demi kemajuan usaha mereka. Sehingga peserta sangat berharap bisa mengikuti pelatihan Kursus Wanita Tani ini untuk tahun yang akan datang.

D. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp.111.695.000,- Output : 25 orang wanita tani meningkat pengetahuan dan

keterampilannya dalam mengelola usaha tani dan mengolah hasil pertanian .

Outcome : Laporan pelaksanaan Kursus wanita tani

Benefit : Dampak :

Peserta mampu menerapkan hasil belajarnya di lokasi masing-masing Meningkatnya pendapatan wanita tani

E. Realisasi fisik dan keuangan

Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 111.695.000,- Realisasi keuangan Rp.111.695.000,- (100 %). Realisasi fisik 100 %.

13) NTB Bersaing Expo

Dalam rangka memacu dan mendorong perkembangan sektor agribisnis dan agroindustri di Nusa Tenggara Barat telah diupayakan berbagai kegiatan pembinaan dan pengembangan kelompok/ unit usaha agribisnis terutama kelompok/ unit usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang berbasis pada sumberdaya daerah/ domistik ( Domistic resources) dan berakar pada ekonomi rakyat. Upaya pembinaan dan pengembangan unit pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang dilakukan Pemerintah Daerah/ Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui dinas/ instansi terkait telah memberikan dampak yang cukup berarti dengan tersedianya berbagai produk/ komoditas hasil pertanian dipasaran baik pasar tradisional maupun pasar modern. Disisi lain kebijakan dalam peningkatan produksi terus ditingkatkan/ dikembangkan, guna mendukung kebijakan ketahanan pangan daerah.

Page 238: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 31313131 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Oleh karena itu melalui even HUT NTB ke- 53 ini pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar berbagi kegiatan seperti bakti sosial, lomba masak, dan pameran dan promosi produk pertanian guna mendukung kemampuan produk-produk pertanian agribisnis terutama yang dihasilkan oleh pelaku agribisnis dalam skala kecil dan rumah tangga.

A. Tujuan

Tujuan dilaksanakan pameran NTB Bersaing Expo 2011 adalah untuk memperkenalkan potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat dalam sektor pertanian (agribisnis) terutama produk-produk pertanian unggulan spesifik daerah baik dalam bentuk segar maupun hasil olahan.

A. Sasaran

Sasaran mengikuti kegiatan NTB Bersaing Expo 2011 adalah berkembangnya pangsa pasar produk-produk agribisnis Nusa Tenggara Barat di pasar regional serta terjalinnya kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok usaha agribisnis di Daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok usaha agribisnis antar daerah/ kabupaten lainnya.

B. Pelaksanaan

Dalam rangka menyambut dan memeriahkan HUT NTB Bersaing Expo 2011 dalam rangka menyambut HUT NTB ke 53. Pameran ini dibuka oleh Bapak Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Ir. Badrul Munir, MM yang membuka secara resmi Pameran NTB Bersaing Expo 2011 dan dihadiri juga oleh Bupati dan Walikota serta pejabat pemerintah lainnya, dalam pidatonya bapak Wakil Gubernur menyampaikan “Sektor pertanian sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi, serta menekankan kembali arti pentingnya sektor pertanian dalam rangka ketahanan pangan, mengurangi kemiskinan dan pengangguran serta peningkatan daya saing ekonomi nasional sekaligus mendorong tersedianya bahan baku untuk tumbuh dan berkembangnya industry olahan. Menindaklanjuti program tersebut dan dengan melihat potensi yang ada, Pemerintah Prov. NTB menetapkan pengembangan 3 komoditas unggulan: sapi, jagung dan rumput laut yang disingkat PIJAR. Dengan adanya even NTB Bersaing Expo 2011 ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas bagi segenap komponen masyarakat. Pameran ini diharapkan dapat meningkatkan kecintaan kita akan produk unggulan daerah kita sendiri, meningkatkan nilai jual, mendatangkan investasi dari luar, serta potensi lainnya yang lebih besar. Lapangan kerja juga diharapkan terbuka lebar disektor pertanian.

Keikutsertaan Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat pada event NTB Bersaing Expo 2011 cukup memberikan konstribusi yang cukup signifikan terutama dalam upaya memperkenalkan aneka produk/komoditi strategis unggulan Daerah Nusa Tenggara Barat yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Kegiatan pameran dan promosi yang diikuti ini, telah memberikan peluang kepada para pelaku usaha/stakeholder dari daerah Nusa Tenggara Barat untuk dapat memperkenalkan berbagai bentuk potensi dan reputasi para pelaku agribisnis dan agroindustri didaerah dalam membangun tatanan agribisnis dan agroindustri di daerah. Disisi lain, melalui ajang pameran dan promosi ini para pelaku bisnis (Agrobisnis) dapat bertemu dengan para buyer dari luar daerah sehingga terjadi dan terjalin kontak bisnis serta kontak kerjasama pemasaran dengan para buyer sebagai mitra usaha/bisnisnya.

Page 239: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 32323232 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Disamping itu, aneka produk olahan lainnya seperti Kripik Nangka, hasil olahan jagung seperti emping jagung, jagung garing dan produk hortikultura merupakan komoditi yang banyak menarik perhatian para pengunjung (visitor) pada ajang pameran dan promosi NTB Bersaing Expo 2011. Para calon pembeli (buyer) yang ingin melakukan kontak dagang adalah dari kalangan distributor yang memiliki saluran distribusi dan mitra bisnis ke luar daerah, baik untuk kebutuhan industri pengolahan (agroindustry) maupun untuk hotel dan restoran serta supermarket.

Pada kesempatan event pameran dan promosi tersebut, bagi para pelaku usaha hal ini merupakan ajang untuk menimba ilmu dan pengetahuan serta pengalaman/wawasan sebagai bekal untuk dapat meningkatkan kemampuan (kompetensi) mereka dalam mengembangkan pangsa pasar produk hasil-hasil pertanian daerah Nusa Tenggara Barat, guna dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya dan petani Nusa Tenggara Barat umumnya.

C. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp.31.320.000,- Output : Diperkenalkannya reputasi daerah NTB dalam bidang

agribisnis Outcome : Tereksposenya agribisnis unggulan NTB

Benefit : Dampak :

Meningkatnya permintaan produk unggulan NTB Meningkatnya pendapatan wanita tani

D. Realisasi fisik dan keuangan : Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 31.320.000,-,-- Realisasi keuangan Rp. 30.595.150,- (98 %). Realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp. 750.000,-diakibatkan dari efisiensi biaya bahan.

2. DANA DEKONSENTRASI (APBN)

Anggaran yang dialokasikan untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Nusa Tenggara Barat tahun 2011 dari dana dekonsentrasi sebesar Rp. 1.390.250.000,- (program peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor hasil pertanian). Sampai dengan akhir Desember 2011, realisasi anggaran pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian mencapai 94,18 % dengan realisasi fisik sebesar 98,78 %.

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian secara rinci tahun 2011 di Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut :

Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian dimaksudkan untuk meningkatkan mutu produk segar pengembangan produk olahan dan perbaikan sistem pemasarannnya. Peningkatan Daya Saing dan Nilai Tambah melalui industri pedesaan harus melalui perumusan yang komprehensif yang melibatkan lintas sektoral yang mencakup hulu hilir sehingga program yang dikembangkan dapat saling menunjang satu sama lain. Program untuk penguatan sektor budidaya diharapkan dapat menjadi pendorong sektor di bidang pengolahan dan pemasaran. Sebaliknya program di sektor pengolahan diharapkan dapat menarik pertumbuhan dan pengembangan sektor

Page 240: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 33333333 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

budidaya atau disebut dengan memiliki keterkaitan pull and push factor yang kuat. Terkait dengan itu, maka kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang telah dilaksanakan pada TA. 2011 di Nusa Tenggara Barat meliputi : Pengembangan Mutu dan Standardisasi Pertanian, Pengembangan Pemasaran Domestik, Pengembangan Usaha dan Investasi dan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian. Secara keseluruhan pagu dana Dekonsentrasi Rp. 1.390.250.000,- Realisasi keuangan Rp. 1.309.322.900,- (94,18 %) dan realisasi fisik 98,78 %.

Rincian kegiatan dan realisasinya, adalah sebagai berikut :

1788. Pengembangan Mutu dan Standardisasi Pertanian

A. Pelatihan SL PPHP Bagi PL II

Dalam rangka meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) petani/pelaku usaha industri pengolahan hasil pertanian, maka perlu diselenggarakan kegiatan Sekolah Lapang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (SL PPHP). Untuk melaksanakan Sekolah Lapangan (SL) bagi petani / pelaku usaha diperlukan Pemandu Lapangan Satu (PL I) dan Pemandu Lapangan Dua (PL II). Mengingat jumlah PL II yang ada di daerah sangat terbatas, maka perlu diadakan SL PPHP bagi PL II.

1. Tujuan : Meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan petugas di bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) melalui pelatihan SL PPHP.

2. Sasaran : Terlaksananya pelatihan SL PPHP bagi 30 orang PL II dalam rangka Perbaikan Jaminan Mutu Hasil Pertanian.

3. Pelaksanaan

Kegiatan Pelatihan SL PPHP bagi PL II telah dilaksanakan selama 14 hari dari tanggal 18 Mei sampai dengan 1 Juni 2011 di Balai Diklat Pertanian Peninjauan Narmada Kabupaten Lombok Barat, NTB. Peserta pelatihan SL PPHP bagi PL II Sub Sektor Tanaman Pangan diikuti oleh 30 orang peserta/petugas penyuluh pertanian lapangan / petugas dinas tingkat kabupaten / kota yang terdiri dari 5 (lima) provinsi (NTB, NTT, Bali, Jawa Timur dan Kalimantan Timur), masing-masing provinsi dihadiri oleh 6 (enam) orang peserta.

4. Indikator Kinerja

Input : Rp. 191.250.000,- Output : 30 orang PL II dari Sub sektor Tanaman pangan terlatih Outcomes : 30 orang PL II mampu melaksanakan SL-PPHP Benefit : Meningkatnya mutu hasil Pertanian Impact : Meningkatnya pendapatan pelaku usaha

5. Realisasi fisik dan keuangan

Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp. 191.250.000,- Realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember 2011 mencapai Rp. 185.790.000,- atau sebesar 97,15 % dan realisasi fisik mencapai 100 % (sesuai target) . Terdapat Sisa

Page 241: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 34343434 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Dana (siap mati) sebesar Rp. 5.460.000,- sisa dana ini akibat adanya efisiensi dana akomodasi dan konsumsi.

B. SL PPHP Pelaku Usaha Agribisnis Tanaman Pangan

Rendahnya penggunaan sarana dan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil tanaman pangan ini diakibatkan antara lain oleh tingkat kualtas Sumber Daya Manusia (SDM) petani / pelaku usaha yang masih rendah. Terkait dengan itu, dalam rangka meningkatkan mutu hasil tanaman pangan, maka perlu diadakan pelatihan bagi petani/pelaku usaha agribisnis tanaman pangan melalui Sekolah Lapangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (SL PPHP).

1. Tujuan :

- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani / pelaku usaha agribisnis tanaman pangan dalam penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan, sehingga mampu menghasilkan produk yang bermutu dan berdaya saing.

- Memotivasi dan mendorong petani / pelaku usaha pasca panen dan industri pengolahan hasil untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dalam menghasilkan produknya sehingga mampu bersaing di pasaran.

2. Sasarannya adalah : - Terlaksananya kegiatan SL PPHP Usaha Agribisnis Tanaman Pangan dengan

jumlah peserta sebanyak 20 orang dengan efektif dan efisien.

3. Pelaksanaan :

Kegiatan SL PPHP Pelaku Usaha Agribisnis (PUA) di laksanakan di KWT. Harkat Makmur, Kelurahan Sayang-Sayang, Kecamatan Cakranegara Kota Mataram dan Kelompok Mandiri, Dsn. Montong Dao, Ds. Teratak, Kec. Batukliang Utara Kab. Lombok Tengah. Kegiatan SL PPHP Pelaku Usaha Agribisnis (PUA) ini dilaksanakan mulai tanggal 9 Juni – 25 Agustus 2011.

Peserta SLPPHP PUA Sub Sektor Tanaman Pangan adalah para pelaku usaha agribisnis/agroindustri tanaman pangan yang terdiri dari 20 orang anggota yang tergabung dalam masing-masing kelompok.

4. Indikator Kinerja :

Input : Rp. 40.000.000,-

Output : 20 orang Pelaku usaha terlatih SL-PPHP

Outcome : Pelaku usaha mampu melaksanakan SL-PPHP Tanaman Pangan

Benefit : Meningkatnya jaminan mutu dan keamanan pangan

Impact : Produk hasil olahan mampu bersaing di pasaran.

5. Realisasi fisik dan keuangan

Kegiatan Pelatihan SL PPHP Pelaku Usaha Agribisnis Tanaman Pangan dalam pelaksanaannya berjalan sesuai target, dengan alokasi dana sebesar Rp. 40.000.000,-

Page 242: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 35353535 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

realisasi keuangan mencapai Rp. 39.900.000 (99,75 %) dan fisik 100 % . Terdapat sisa dana Rp 100.000,- akibat adanya efifiensi biaya bahan ( di setor ke Kas Negara ).

C. SL PPHP Pelaku Usaha Agribisnis (PUA) Hortikultura

Kegiatan pasca panen dan pengolahan hasil hortikultura masih dilakukan secara sederhana (tradisional), sehingga produk hortikultura yang dihasilkan bermutu rendah dan tidak dapat bersaing di pasar domestik maupun internasional. Hal ini dikarenakan antara lain : Terbatasnya kemampuan dan pengetahuan petani / pelaku usaha dalam kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil hortikultura.

Terkait dengan hal tersebut diatas, dalam rangka meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan petani / pelaku usaha dalam penanganan pasca panen dan pengolahan hasil hortikultura yang baik dan benar serta sistem pemasaran yang efisien, maka perlu dilaksanakan kegiatan SL PPHP bagi pelaku usaha agribisnis hortikultura.

1. Tujuan dari kegiatan ini yaitu :

- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani / pelaku usaha agribisnis hortikultura melalui peningkatan kualitas SDM petani / pelaku usaha guna mendorong berkembangnya usaha agribisnis hortikultura d kabupaten Sumbawa dan Bima.

- Memotivasi dan mendorong petani / pelaku usaha pasca panen dan industri pengolahan hasil untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dalam menghasilkan produknya sehingga mampu bersaing di pasaran.

2. Sasarannya adalah :

- Meningkatnya kemampuan, pengetahuan, ketrampilan 40 orang petani / pelaku usaha agribisnis hortikultura di bidang pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura.

3. Pelaksanaan :

Kegiatan Pelatihan SL PPHP Pelaku Usaha Agribisnis Hortikultura dalam pelaksanaannya berjalan tidak sesuai target. Kegiatan ini hanya terrealisasi di Kabupaten Sumbawa, sedangkan Kabupaten Bima tidak dapat ter-realisasi. Kendalanya adalah : Ada permasalahan di Kabupaten Bima, yaitu tidak Sinkrunnya antara Pemandu Lapang II, Kelompok Tani dan Petugas Kabuapten, sehingga kegiatan tidak bisa dilaksanakan yang mengakibatkan dana tidak terpakai sebesar Rp. 19.100.000,- (siap mati dan di setor ke kas negara) .

4. Indikator Kinerja : Input : Rp. 40.000.000,- Output :20 orang dari rencana 40 orang Pelaku usaha agribisnis hortikultura

terlatih SL-PPHP Outcome : Pelaku usaha mampu melaksanakan SL-PPHP Hortikultura Benefit : Meningkatnya jaminan mutu dan keamanan pangan Impact : Produk hasil olahan mampu bersaing di pasaran.

Page 243: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 36363636 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

D. OKKPD

OKKPD ( Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah ) Nusa Tenggara Barat memperoleh sertifikat verifikasi dari Kementerian Pertanian, karena mampu mengimplementasikan pedoman Badan Standarisasi Nasional untuk ruang lingkup pangan hasil pertanian.

"Sertifikat itu diberikan oleh Otoritas Kompeten Kemanan Pangan Pusat (OKKPP) di bawah Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan),". OKKPD NTB merupakan unit pelaksana teknis yang berada di bawah BKP NTB. Lembaga itu dibentuk dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan jaminan mutu pangan produk pertanian khususnya produk buah dan sayur segar di NTB.

Lembaga tersebut dibentuk dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur NTB Nomor 321 Tahun 2009 tanggal 23 Juni 2009. Dengan pemberian sertifikat verifikasi tersebut, OKKPD NTB merupakan salah satu dari 10 provinsi yang telah lulus verifikasi oleh Kementan.

"Dengan adanya sertifikat verifikasi itu OKKPD NTB telah mendapat akreditasi sebagai lembaga yang berhak mengeluarkan sertifikat jaminan keamanan pangan khususnya produk buah dan sayuran,"

Kegiatan yang telah dilakukan OKKPD NTB sejak dibentuk pada Juni 2009 hingga kini antara lain sosialisasi kemananan pangan buah dan sayur segar. Hal itu dilakukan dalam rangka menyebarluaskan informasi tentang keamanan pangan serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para pejabat yang menangani keamanan pangan dari BKP kabupaten/kota dan petani atau pelaku usaha.

Upaya lain yang juga telah dilaksanakan adalah memberikan apresisasi dan pelatihan pengawasan keamanan pangan segar bagi petani atau pelaku usaha dan petugas kabupaten/kota.

1. Tujuan

Memberdayakan masyarakat agar mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dikuasainya untuk mewujudkan ketahanan pangan secara berkelanjutan, dengan cara:

a. Meningkatkan ketersediaan dan cadangan pangan dengan mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya/dikuasainya secara berkelanjutan;

b. Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan pangan;

c. Mengembangkan sistem distribusi, harga dan akses pangan untuk turut serta memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan bagi masyarakat;

d. Mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi guna meningkatkan kualitas SDM dan penurunan konsumsi beras perkapita;

Page 244: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 37373737 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

e. Mengembangkan sistem penanganan keamanan pangan segar.

2. Sasaran

a. Tercapainya peningkatan distribusi pangan yang mampu menjaga harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat;

b. Meningkatnya penanganan keamanan pangan segar melalui peningkatan peran produsen dan kepedulian konsumen;

c. Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan.

3. Pelaksanaan :

a. Melaksanakan bimbingan teknis inspektorat mutu dan keamanan pangan. b. Melaksanakan penyusunan dokumen sistem c. Melaksanakan pertemuan dan pelatihan bagi petugas d. Melaksanakan verifikasi dan surveilance OKKPD

4. Indikator Kinerja :

Input : Rp. 125.000.000,- Output : Terlaksananya OKKPD Outcome : Tercukupinya ketersediaan, distribusi harga dan cadangan

pangan Benefit Impact

: Meningkatnya jaminan mutu dan keamanan pangan : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat

5. Realisasi fisik dan keuangan

Sampai dengan akhir Desember 2011, Realisasi keuangan mencapai Rp. 118.771.600,- (95,02%) dan realisasi fisik 100. Sisa anggaran diakibatkan oleh real cost biaya perjalanan pada saat kegiatan tidak sebesar pagu sehingga terdapat sisa mati sebesar Rp. 6.288.400,-.

1789. Pengembangan Pemasaran Domestik

A. Pengawalan Pasar Tani

Pemilikan lahan yang sempit, penerapan input dan teknologi pertanian yang masih sangat sederhana, akses ke sumber permodalan usaha yang masih sangat terbatas dan kurangnya akses terhadap informasi dan teknologi, merupakan gambaran umum dari situasi petani dan pertanian Indonesia. Situasi dan kondisi ini telah menempatkan posisi tawar petani pada posisi yang lemah dan dirugikan.

Dalam memasarkan produknya, petani sangat tergantung pada pedagang pengumpul dan pada umumnya petani menerima harga yang ditetapkan secara sepihak oleh pedagang pengumpul. Untuk itu dalam rangka meningkatkan posisi tawar petani produsen, maka pada TA. 2008 telah dibangun Pasar Tani yang berlokasi di Kota Mataram ( Monumen Bumi Gora, Jl.Udayana Mataram ) yang dikelola oleh ”ASPARTAN GORA SELAPARANG” dan di Kabupaten Lombok Timur ( eks. pasar lama, Jl. Ahmad Yani, Selong ) yang dikelola oleh ”ASPARTAN RINJANI”.

Page 245: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 38383838 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Produk yang dijual di pasar tani berupa : Sayuran dan buah segar, Tanaman hias dan bunga, Tanaman obat-obatan, Olahan sayuran dan buah, Olahan tanaman obat / biofarmaka, dan Olahan produk tanaman pangan, peternakan, perkebunan, perikanan, dan makanan siap saji.

1. Tujuan dan Sasaran

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :

a. Meningkatkan operasionalisasi Pasar Tani sebagai sarana pemasaran bagi Petani/ Kelompok Tani/ Gapoktan.

b. Meningkatkan profesionalisme pasar tani dalam pemasaran hasil pertanian c. Menumbuhkembangkan kewirausahaan dan memberi peluang bagi petani untuk

menjual produknya secara langsung . d. Meningkatkan pendapatan petani.

Sasaran kegiatan ini adalah petani/ kelompok tani/ gapoktan yang terlibat dalam kegiatan pasar tani.

2. Kegiatan Yang Dilaksanakan

a. Bimbingan teknis dan penguatan kelembagaan Pasar Tani. b. Pendampingan Manajemen Pasar Tani c. Promosi dan Temu Usaha Pasar Tani d. Pertemuan dan Pekan Raya Tani

a) Batasan Kegiatan

- Bimbingan teknis dan penguatan kelembagaan dilakukan minimal 2 kali kunjungan - Bantuan promosi dan Temu Usaha pasar tani diberikan sesuai dana yang tersedia - Pertemuan dan pekan raya tani dilakukan sesuai surat undangan dari pusat.

4. Pelaksanaan Kegiatan

a) Pembinaan Pembinaan terhadap Pasar Tani dilakukan secara berjenjang mulai dari Tingkat Pusat (Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cq. Direktorat Pemasaran Domestik), Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota oleh Dinas Lingkup Pertanian terkait. 1). Tingkat Pusat

• Menyusun Pedoman Teknis Pengembangan Pasar Tani. • Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota dalam melaksanakan monitoring, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengawalan.

• Melakukan fasilitasi, pembinaan dan bimbingan teknis. 2). Tingkat Provinsi

• Menyusun Petunjuk Teknis Pengawalan Pasar Tani dengan mengacu pada Pedoman Teknis yang telah disiapkan oleh Tingkat Pusat.

• Melakukan koordinasi dan sinkronisasi lintas sektor di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

• Merekrut dan menetapkan Site Manager . • Memfasilitasi, membina, membimbing dan memantau pelaksanaan pengawalan di Tingkat Provinsi.

Page 246: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 39393939 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Melaporkan secara berkala perkembangan hasil pemantauan, pembinaan dan pengawalan di Tingkat Provinsi ke Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cq. Direktorat Pemasaran Domestik.

3). Tingkat Kabupaten/Kota

• Melakukan koordinasi dan sinkronisasi lintas sektor di Tingkat Kabupaten/Kota.

• Memfasilitasi, membina, membimbing dan memantau pelaksanaan pengawalan di Tingkat Kabupaten/Kota.

• Melaporkan secara berkala perkembangan hasil pemantauan, pembinaan dan pengawalan di Tingkat Kabupaten/Kota ke Dinas Provinsi dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cq. Direktorat Pemasaran Domestik.

4). Pendampingan Dalam rangka operasionalisasi Pasar Tani, diharapkan Dinas Pembina

dapat menempatkan minimal 1 (satu) orang sebagai tenaga pendamping profesional (site manager) yang secara intensif membantu manajemen pengurus dan peserta Pasar Tani. Seorang site manager minimal berpendidikan sarjana dan memiliki kompetensi dibidang pemasaran hasil pertanian.

Kegiatan pendampingan yang dilakukan mencakup pengembangan kelembagaan, manajemen usaha dan pemasaran, akses terhadap pembiayaan dan teknologi, mulai dari awal perencanaan, selama pelaksanaan sampai pelaporan Pasar Tani secara berkala.

b) Bimbingan Teknis Kelembagaan dan manajemen Pasar Tani.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2011 di Aula Dinas Pertanian

Tanaman pangan dan Hortikultura, dengan jumlah Peserta : 30 orang, terdiri dari Petugas Dinas Provinsi, Petugas dari Kabupaten/ Kota, Pengurus Pasar Tani maupun Pedagang dari 4 Kabupaten/ Kota, yaitu Kota Mataram, Kabupaten : Lombok Timur, Lombok Barat dan Sumbawa.

Bimbingan teknis, dilaksanakan oleh tenaga pendamping (site manager) yang

telah ditunjuk maupun oleh Instansi/Dinas terkait. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan pengelola serta petani/poktan/gapoktan anggota Pasar Tani sehingga mampu melaksanakan manajemen usaha dan bisnis kelompok.

c) Promosi : Pelaksanaannya di Makasar dalam rangka pekan Raya Tani

Promosi dan Pertemuan Pekan Raya Tani diikuti oleh seluruh Pasar Tani se-

Indonesia. Anggota Pasar Tani dari setiap lokasi membawa berbagai produk hasil pertanian dan olahannya yang sudah dikemas secara menarik untuk dipromosikan dan dijual di Pekan Raya Tani. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6-9 Oktober 2011

Page 247: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 40404040 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

d) Temu Usaha.

Kegiatan temu usaha dilaksanakan pada tanggal 28 November 2011 bertempat di Giri Hotel Mataram, di ikuti oleh 30 orang peserta.

1). Tujuan Pelaksanaan Temu Usaha :

• Terjalin kerjasama antara sesama pengusaha agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan mitra kerjanya, yaitu : Gabungan Koperasi Pegawai Negeri, Perhotelan, Forum Agribisnis Hortikultura (FAH) dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura .

• Adanya kerjasama dalam pengembangan produksi dan mutu produksi sesuai kebutuhan masyarakat

• Adanya kerjasama dalam aspek pemasaran produk.

2). Sasaran terselenggaranya kegiatan Temu Usaha Pengawalan Pasar Tani yang diikuti oleh para pengusaha agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura sebanyak 30 orang.

3). Pelaksanaan :

Kegiatan temu usaha dilaksanakan pada tanggal 28 November 2011 bertempat di Giri Hotel Mataram, di ikuti oleh 30 orang peserta.

e) Site Manager, dana ini berjumlah Rp. 14.000.000,- dipergunakan untuk membayar honor petugas Site Manager selama 12 bulan.

4. Indikator Kegiatan

Input : Tersedianya dana Rp. 75.000.000,- Buku Pedum , Juklak, Juknis, data potensi, Kelembagaan, SDM.

Output : Terlaksananyan kegiatan Pengawalan Pasar Tani, adanya peningkatan kemampuan petani dalam bidang agribisnis dari petani produsen menjadi petani pedagang

Outcome : Meningkatnya volume transaksi produk hasil pertanian, dan jumlah petani / poktan/ gapoktan yang terlibat dalam pasar tani

Benefit : Meningkatnya pendapatan petani Impact : Meningkatnya kesejahteraan petani

5. Realisasi Fisik dan Keuangan

Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 75.000.000,-. Sampai dengan akhir Desember 2011, realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan pengawalan pasar tani sebesar Rp. 75.000.000 (100 %) dan realisasi fisik 100 %.

Page 248: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 41414141 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

B. Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA)

Subsektor tanaman pangan dan hortikultura dituntut untuk dapat menghasilkan bahan pangan dalam jumlah cukup, serta mampu menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin, sekaligus menghasilkan devisa.

Terkait dengan itu, maka pembangunan pertanian subsektor tanaman pangan dan hortikultura di Nusa Tenggara Barat dalam jangka panjang diarahkan untuk mewujudkan pertanian yang tangguh guna memantapkan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing serta peningkatan kesejahteraan petani.

1. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan:

- Meningkatkan peranan Sub Terminal Agrinbisnis dalam melayani petani/ kelompok tani dalam memasarkan hasil produksinya agar memiliki posisi tawar yang lebih baik

- Meningkatkan ketersediaan data informasi harga, potensi, dan stok produksi tanaman pangan & hortikultura yang cepat, akurat, dan up to date.

- Meningkatkan pendapatan petani. a. Sasaran Kegiatan :

Sasaran dalam kegiatan ini adalah petani/kelompok tani/gapoktan/pedagang yang terlibat dalam kegiatan Sub Terminal Agribisnis (STA)

2. Adapun rincian kegiatannya adalah : a. Site Manajer : Petugas yang bertugas memantau perkembangan pasar tani,

petugas ini diberikan honor setiap bulan. Jumlah dana yang tersedia Rp. 14.000.000,-

b. Penguatan Kelembagaan STA. Sub Terminal Agribisnis (STA) sebagai lembaga pemasaran yang memerankan fungsi busines leader bagi pelaksanaan manajemen rantai pasokan dapat mendistribusikan produk petani secara efisien memiliki peranan yang cukup strategis dalam pemasaran hasil pertanian tanaman pangan & hortikultura.Terkait dengan kegiatan pengembangan STA Mandalika ini maka dalam upaya meningkatkan kemanpuan SDM kelembagaan ini khususnya Pengurus STA telah dilakukan kegiatan Fasilitasi Penguatan Kelembagaan STA agar keterampilan dan kemampuan manajemen dalam pengelolaan STA dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan

3. Pelaksanaan a. Site Manager, pendampingan oleh petugas yang berguna memonitor

perkambangan STA selama setahun, petugas tersebut diberikan honor bulanan yang besarnya Rp. 14.000.000,- setahun.

b. Fasilitasi Penguatan Kelembagaan STA 1) Waktu dan Tempat

Kegiatan Fasilitasi Penguatan Kelembagaan STA ini dilaksanakan selama 1 hari yaitu pada tanggal 2 Nopember 2011 dan bertempat di Sub Terminal Agribisnis Mandalika, Komplek Pasar Induk Mandalika Bertais Kecamatan Sandubaya Kota Mataram.

Page 249: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 42424242 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2) Peserta. Peserta bimbingan berjumlah 30 orang yang berasal dari petugas kelompok tani, dan pedagang dari kabupaten/ kota sepulau Lombok dan ditambah dari Kabupaten Sumbawa, serta seluruh pengurus STA.

3) Jumlah dana untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp. 10.000.000,-

c. Sosialisasi dan Uji coba Lelang Petani

1) Waktu dan tempat pelaksanaan : kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 8 November 2011 bertempat di Sub Terminal Agribisnis Mandalika – Mataram.

2) Maksud dan tujuan dilaksanakan Sosialisasi dan Uji Coba Lelang Petani komoditi agro ini adalah untuk : a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas perdagangan produk tanaman pangan

dan hortikultura di Provinsi NTB. b. Mencukupi kebutuhan antar daerah , menciptakan insentif bagi peningkatan

produksi dan mutu produk pertanian di Provinsi NTB c. Menciptakan sistem perdagangan melalui mekanisme pemntauan dan

pembentukan harga harapan yang transparan.

3) Pengajar dan nara sumber berasal dari : a. Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB b. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB

4) Realisasi fisik dan keuangan Pada TA. 2011, pagu dana untuk kegiatan ini sebesar Rp.57.000.000,-,

realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember 2011 sebesar Rp.55.789.600,- (97,88 %) dan capaian fisik 100 %. Terdapat sisa dana sebesar Rp.1.210.400,- sisa dana ini diakibatkan oleh adanya sisa dari real cost biaya perjalanan.

C. Pengembangan PIP Agribisnis di Provinsi dan Kabupaten

Untuk mengetahui perkembangan harga komoditi pertanian baik ditingkat petani, produsen, grosir secara periodik dan berkesinambungan dalam sistem kerja yang terpadu di NTB maka perlu dilakukan pemantauan, pencatatan, pengolahan dan analisa perubahan harga. Hal ini perlu karena faktor-faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan terjadinya fluktuasi harga pada suatu pasar cukup variatif. Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya Kegiatan Pengembangan Sistem Layanan Informasi Agribisnis yang didukung Petugas PIP yang melaksanakan pencatatan harga serta fasilitasi kegiatan Operasional Langganan Internet, Penyebaran Informasi Pasar melalui radio dan internet.

Pengembangan PIP di Kabupaten, dilaksanakan di Kabupaten : Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu dan Bima, dengan jumlah anggaran masing-masing Kabupaten sebesar Rp. 14.250.000,-

Adapun realisasi Fisik dan keuangan sampai dengan akhir Desember 2011, adalah sebagai berikut :

Page 250: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 43434343 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel VI-5. Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan PIP Agribisnis Berdasarkan Lokasi Pelaksanaan

No. Lokasi Jumlah.

Dana (Rp)

Real.

Keuangan (Rp)

% Fisik

(%)

Permasalahan

1 Provinsi 38.000.000,- 36.706.900, 96,60 100

2 Lobar 14.250.000,- 13.700.000,

-

96,14 100 Sisa dana Rp.550.000,- (real

cost perjalanan)

3 Loteng 14.250.000,- 14.050.000,-

98,60 100 Sisa dana Rp.200.000,- efisiensi biaya penggandaan.

4 Lotim 14.250.000,- 13.300.000,

-

93,33 100 Sisa dana Rp.950.000,-

efisiensi blj. operasional

5 Sumbawa 14.250.000,- 14.250.000,

-

100 100

6 KSB 14.250.000,- 13.750.000,-

96,49 100 Sisa dana Rp.500.000,- efisiensi blj brng non

operasional

7 KLU 14.250.000,- 13.250.000,-

92,98 100 Sisa dana Rp. 1.000.000,- efisiensi biaya perjln dan

blj.non op

8 Dompu 14.250.000,- 12.750.000,-

89,47 100 Sisa dana Rp.1.500.000,- efisiensi biaya blj.op,

perjalanan dan honor yang terkait dg.biaya op.

9 Bima 14.250.000,- 13.350.000,

-

93,68 100 Sisa dana Rp. 900.000,-

efisiensi biaya blj.op dan real cost biaya perjalanan

1791. Pengembangan Usaha dan Investasi 1791.03. Pameran, Promosi , eksebisi dan Perlombaan i dalam Negeri maupun

luar negeri. 011. Promosi investasi Dalam Negeri

Salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran adalah melalui promosi dengan cara memperkenalkan dan mebginformasikan kegiatan program pertanian orgnik. Dalam rangka pengembangan promosi produk pertanian di pasar domestik, Kementerian Pertanian menyelenggarakan Pameran Agro & Food Expo 2011 dan Indonesia Agribusiness Expo sehingga dapat memacu dan mendorong perkembangan sektor agribisnis dan Agroindustri di Nusa Tenggara Barat.

1. Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan potensi dan reputasi daerah Nusa Tenggara Barat dalam sektor pertanian (Agribisnis) terutama produk-produk pertanian unggulan spesifik daerah, baik dalam bentuk segar maupun hasil olahan di pasar kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya sebagai kota sentra bisnis.

2. Sasaran Sasaran dari kegiatan ini adalah berkembangnya pangsa pasar produk-produk agribisnis Nusa Tenggara Barat di pasar regional dan internasional serta terjalinnya

Page 251: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 44444444 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok usaha agribisnis di daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok usaha agribisnis antar daerah / provinsi lainnya.

3. Pelaksanaan Agro and Food Expo 2011 ke 11 diadakan pada tanggal 26-29 Mei 2011 di Hall B, Balai Sidang Jakarta Convention Centre. Pameran kali ini mengusung tema ”Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Rempah – Rempah Indonesia untuk menjadi Pemenang di Pasar Rempah Dunia”. Melalui ajang pameran dan promosi ini para pelaku bisnis (agribisnis) dapat bertemu dengan para buyer dari luar daerah sehingga terjadi dan terjalin kontak bisnis serta kontak kerjasama pemasaran dengan para buyer sebagai mitra usaha/ bisnisnya.

No Nama Buyers Alamat Komoditi yang diminati

1 Nonik Surabaya Kacang Ijo Besar

2 Megmety F. Bukrie Jakarta Kangkung

3 Kartika Saraswati Jakarta Kripik Jagung

4 Yuan Jun China Pisang Kayu

5 Roberto Jakarta Mangga

6 Henry Ponorogo Jagung, Kedelai, Kc. Hijau

Batam Agribusiness Expo 2011 dan Bulan Mutu Kementerian Pertanian 2011 di Mega Mall Batam Centre – Batam pada tanggal 10-13 November 2011. Pameran kali ini mengusung tema ”Buah dan Makanan Eksotik Indonesia yang Bermutu untuk Membangun Kepercayaan Nasional dan Global”. Kegiatan Batam Agriusiness Expo ke 6 tahun 2011 dan Bulan Mutu Kementerian Pertanian 2011, dihadiri wakil dari 33 provinsi seluruh Indonesia, sebagai peserta pameran ataupun peserta seminar.kegiatan yang ada didalam rangkaian bulan mutu antara lain, berupa : pameran, seminar serta pemberian sertifikasi kepada pelaku usaha dan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPS). Keikutsertaan Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat pada event Batam Agribusiness Expo ke 6 tahun 2011 dan Bulan Mutu Kementerian Pertanian 2011 cukup memberikan kontribusi yang cukup signifikan terutama dalam upaya memperkenalkan aneka produk / komoditi strategis unggulan Daerah Nusa Tenggara Barat yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.

4. Indikator keluaran

Input : Jumlah dana Rp, 200.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SDM

Output : Terlaksananya Pameran Agro & Food Expo 2011,

Terlaksananya Pameran Indenesia Agribisnis Expo

Outcome : Ter-eksposenya produk hasil olahan unggulan NTB. Benefit : Meningkatnya pemasaran produk Pertanian

Dampak : Meningkatnya pendapatan petani.

5. Realisasi fisik dan keuangan

Page 252: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 45454545 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp.200.000.000,-,

realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan mencapai Rp.197.000.000 (98,50 %) dan

realisasi fisik 100 %.

1972. Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian 1972.01. Unit Usaha Pengolahan Hasil Tanaman Pangan A. Administrasi Kegiatan

Ketertiban dan kelancaran komponen administrasi akan menunjang kelancaran dan keberhasilan komponen fisik/teknis yang pada akhirnya akan menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan dan pelaksanaan program. Sasaran-sasaran kegiatan yang ada dalam program hanyalah merupakan sasaran antara untuk mencapai sasaran akhir dari tujuan pembangunan dibidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Sasaran tersebut hanya dapat dicapai apabila dipadukan dan mendapat dukungan dari sektor / sub sektor lainnya yang terkait.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam menunjang kelancaran program pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian perlu diperhatikan masalah-masalah penting seperti ; pemberdayaan Sumber Daya Manusia, pengelolaan anggaran, proses pengadaan barang dan jasa, penatausahaan barang inventaris sebagai aset negara/pemerintah dan peningkatan dan pengendalian. Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan/program adalah tidak tercapainya sasaran program yang telah ditetapkan dan terjadinya penyimpangan- penyimpangan yang menyebabkan penggunaan dana menjadi tidak efisien dan efektif. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, maka administrasi kegiaatan perlu dilakukan secara baik, tertib dan terarah.

2. Tujuan : meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola program/kegiatan dan anggaran dalam melaksanakan administrasi kegiatan yang baik, tertib dan terarah guna mendukung kegiatan teknis/fisik.

3. Sasaran : tercapainya target realisasi fisik dan keuangan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan yang dituangkan dalam Rencana Operasional Kegiatan.

4. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp, 80.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SK, SDM

Output : Terlaksananya administrasi kegiatan yang baik dan tertib, sehingga pelaksanaan program dan kegiatan dapat berjalan lancar sesuai target yang telah ditetapkan.

Outcome : Tersedianya pedoman/petunjuk pelaksanaan / teknis , laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan laporan realisasi fisik dan keuangan.

Benefit : Diketahui perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap bulan.

Dampak : Tertib administrasi.

Page 253: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 46464646 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

5. Realisasi Fisik dan Keuangan

Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp. 80.000.000,-. Sampai dengan akhir Desember 2011, realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan administrasi sebesar Rp.74.273.100,- (92.84 %) dan realisasi fisik 100 %. Terdapat sisa anggaran Rp. 5.726.900,- yang berasal dari efisiensi penggunaan dana pengiriman surat dan laporan Rp.1.500.000,-, efisiensi belanja bahan Rp. 897.500 dan sisa akibat real cost biaya perjalanan Rp.3.329.400,-. Sisa Dana Rp.5.726.900,- di setor ke Kas Negara

B. Pemantauan, Pelaporan dan Evaluasi

Untuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan program kegiatan pembangunan dan pemasaran hasil pertanian perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkambangan pelaksanaan program/kegiatan dan anggaran yang digunakan.

1. Tujuan :

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah ; a. Mengetahui perkembangan pelaksanaan program/kegiatan dan anggaran

sebagai upaya antisipasi terhadap penyimpangan/penyelewengan yang mungkin terjadi dan perbaikan perencanaan dan pelaksanaan dimasa mendatang ;

b. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola program / kegiatan dan anggaran, sehingga dalam pelaksanaan program / kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai sasaran yang telah ditetapkan.

2. Sasaran : Kabupaten /Kota dan pelaksana kegiatn di Provinsi. 3. Pelaksanaan :

a. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis Kegiatan Petunjuk Pelaksanaan/teknis disusun oleh Tim Penyusun berdasarkan Pedoman Umum yang dikeluarkan oleh pusat.

b. Monitoring dan evaluasi Pembinaan/monev dilaksanakan oleh petugas provinsi di 10 kabupaten/kota dengan cara berkunjung ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan mengadakan pertemuan dengan petugas kabupaten yang mengelola anggaran dan kegiatan P2HP guna mengetahui perkembangan pelaksanaan program/kegiatan dan permasalahannya serta solusinya.

c. Mengikuti Workshop Aplikasi SIMONEV Dalam rangka meningkatkan kemampuan petugas SIMONEV di daerah, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil menyelenggarakan Workshop Aplikasi SIMONEV.

d. Konsultasi dan Koordinasi Tujuan dari kegiatan ini antara lain untuk menyamakan persepsi antara petugas daerah dan pusat dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi program/kegiatan dan anggaran.

e. Pelaporan Berdasarkan hasil pembinaan/monitoring yang telah dilaksanakan, di kabupaten/kota, dibuatkan laporan berkala (bulanan/triwulan) dan disampaikan secara berjenjang dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ke Dinas pertanian

Page 254: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 47474747 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Provinsi dan dari Dinas Pertanian Provinsi (rekapitulasi laporan kabupaen/kota) selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP).

4. Realisasi Fisik dan Keuangan

Jumlah dana untuk kegiatan ini sebesar RP. 70.000.000,-Sampai dengan akhir Desember 2011, realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan pemantauan, pelaporan dan evaluasi mencapai Rp.67.384.750,- (96,26) dan realisasi fisik 100 %. Terdapat sisa dana sebesar Rp. 2.615.250,- yang diakibatkan oleh adanya efisiensi belanja bahan berupa ATK sebesar Rp.500.000,-, efisiensi belanja barang non op. Berupa pengiriman laporan dan surat sebesar Rp. 166.950 dan sisa real cost biaya pejalanan sehingga terdapat sisa sebesar Rp. 2.398.300,-

5. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp, 70.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SK, SDM

Output : Terlaksananya kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan program/ kegiatan dan anggaran dengan baik

Outcome : Terselenggaranya sistem pelaporan yang baik, tertib, cepat dan akurat, tepat watu dan berkualitas .

Benefit : Tercapainya sasaran program/kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dengan penggunaan dana yang lebih efisien dan efektif

Dampak : Tertib administrasi.

C. Evaluasi Awal Kegiatan PPHP dan SAI, SIMAK BMN dengan Petugas Kabupaten

Dalam kegiatan/program pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi baik di tingkat provinsi maupun Kabupaten / Kota. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi kegiatan/program agar lebih akurat dalam pelaksanaannya harus melibatkan Dinas / Instansi terkait di Provinsi maupun di Kabupaten / Kota. Untuk itu perlu adanya pertemuan Evaluasi Awal dengan Kabupaten / Kota.

1. Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan ini antara lain : a. Menyamakan persepsi diantara petugas Provinsi dan Kabupaten dalam

melakukan Evaluasi, SAI dan SIMAK-BMN pelaksanaan program / kegiatan dan anggaran pembangunan PPHP tahun 2010;

b. Meningkatkan Sumber daya Manusia (SDM) pengelola program/kegiatan dan anggaran, sehingga dalam pelaksanaan program/kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai sasaran yang telah ditetapkan.

2. Sasaran : 12 orang petugas Kabupaten / Kota dan Petugas Provinsi yang menangani SAI.

3. Pelaksanaan : dilaksanakan selama 3 hari yaitu pada hari, Rabu- Jum’at ( 27-29 Juni 2011), bertempat di hotel Arum Jaya, Jalan Pura Pancaka No.27 Mataram. Dengan jumlah peserta 11 orang dari 12 orang yang direncanakan.

Page 255: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 48484848 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4. Indikator Kinerja Input : Jumlah dana Rp, 48.355.000,- Juklak, Juknis, Buku

Pedoman, SK, SDM Output : 11 orang dari 12 orang petugas yang menangani

SAI terlatih. Outcome : Terselenggaranya sistem pelaporan SAI, SIMAK

BMN yang baik, tertib, cepat dan akurat. Benefit : Tercapainya sasaran program/kegiatan

pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dengan penggunaan dana yang lebih efisien dan efektif

Dampak : Tertib administrasi. 5. Realisasi Fisik dan Keuangan :

Jumlah dana yang tersedia Rp. 48.355.00,- sampai dengan akhir Desember 2011, realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan evaluasi awal kegiatan PPHP dan SAI, SIMAK BMN dengan Petugas Kabupaten mencapai Rp.39.986.150,-(82,69 % ) dan realisasi fisik 100 %.Terdapat sisa dana Rp. 8.368.850,-yang diakibatkan oleh : a. adanya efisiensi belanja bahan sebesar Rp.1.729.350,- b. Insentif Peserta Rp. 150.000. c. Tidak dimanfaatkannya dana untuk Pengiriman surat dan laporan Rp.

1.295.000,- d. Efisiensi belanja jasa Profesi sebesar Rp. 750.000,- e. Efisiensi biaya sewa hotel sebesar Rp.3.525.000,- f. Sisa akibat realcost biaya perjalanan Rp. 819.500,- g. Efisiensi belanja modal peralatan dan mesin Rp. 100.000,-

D. Pertemuan Evaluasi Akhir Kegiatan PPHP dan SAI (Jatim, Jateng, DIY, Bali,

NTT, NTB) Dalam kegiatan/program pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil

dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi baik di tingkat pusat maupun provinsi. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi kegiatan/program agar lebih akurat dalam pelaksanaannya harus melibatkan pusat (Ditjen PPHP) dan Dinas/Instansi tingkat Provinsi. Untuk itu perlu adanya pertemuan Evaluasi Akhir dan SAI tingkat regional.

1. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan ini antara lain : a. Menyamakan persepsi diantara petugas pusat, provinsi dan kabupaten dalam

melakukan Evaluasi kegiatan PPHP dan SAI program / kegiatan dan anggaran pembangunan PPHP tahun 2011;

b. Meningkatkan Sumber daya Manusia (SDM) pengelola program/kegiatan dan anggaran, sehingga dalam pelaksanaan program/kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai sasaran yang telah ditetapkan.

2. Sasaran : 45 orang petugas yang menangani SAI dari Provinsi Jatim, Jateng, DIY, Bali, NTT dan NTB.

Page 256: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 49494949 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3. Pelaksanaan : Dilaksanakan pada tanggal 26 – 28 Oktober 2011, bertempat di hotel Lombok Raya, Jalan Panca Usaha No. 11 Mataram

4. Indikator Kinerja Input : Jumlah dana Rp, 86.645.000,- Juklak, Juknis, Buku

Pedoman, SK, SDM Output : Terlaksananya kegiatan pertemuan evaluasi akhir

kegiatan PPHP dan SAI dengan baik. Outcome : Tersedianya laporan evaluasi dan SAI pelaksanaan

program dan kegiatan pembangunan PPHP. Benefit : Mantapnya pengelolaan anggaran dan kegiatan dalam

pelaksanaan program/kegiatan Dampak : Tertib administrasi.

5. Realisasi Fisik dan Keuangan : Dana yang tersedia RP. 86.645.000,- realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan pertemuan evaluasi akhir kegiatan PPHP dan SAI(Jatim, jateng, DIY, Bali, NTT, NTB) mencapai Rp. 70.205.200,- (81,03) %) dan realisasi fisik 100 %. Terdapat sisa dana sebesar RP. 16.439.800,- (Dana Siap Mati) yang diakibatkan oleh ; a) adanya efisiensi belanja bahan sebesar RP. 1.729.350,- b) Tidak dibayarnya insentif peserta sejumlah Rp. 6.750.000,- karena peserta

yang diundang oleh Pusat tidak mendapat uang saku. Untuk menghindari ketimpangan diantara peserta undangan pusat dan daerah maka seluruh peserta tidak mendapatkan uang saku.

c) Tidak dimanfaatkannya biaya pengiriman surat/ laporan dan tidak dilaksanakannya pertemuan persiapan sebesar Rp.2.500.000,-

d) Tidak hadirnya nara sumber daerah 1 orang sehingga honor tidak dibayar Rp.500.000,-

e) Efisiensi biaya akomodasi dan konsumsi sebesar Rp. 270.000,- f) Tidak hadirnya peserta dari Dompu, Lombok Tengah, Kota mataram,

Sumbawa Barat, Kota Bima dan Lombok Utara, sebesar Rp. 4.069.800,-

E. Pengawalan dan Pembinaan LM3 Tahun Sebelumnya

Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) merupakan bentuk pola pemberdayaan kelompok, yang diwujudkan dalam bentuk penyaluran dana langsung ke rekening kelompok tani dan pondok pesantren LM3 diterapkan guna mengatasi permasalahan utama di tingkat petani dan masyarakat yaitu keterbatasan modal petani, disamping permasalahan tingkat usaha tani yang lain, rendahnya pengusahaan teknologi serta lemahnya SDM dan kelembagaan petani. Melalui pola pemberdayaan yang diterapkan, diharapkan dapat merangsang tumbuhnya kelompok usaha agribisnis dan mempercepat terbentuknya jaringan kelembagaan agribisnis di suatu wilayah.

1. Uraian kegiatan yang dilaksanakan : a. Melakukan Pertemuan Sosialisasi LM3

Tujuan : (1) Tumbuhnya kesadaran LM3 dalam pengembangan usaha agribisnis di lembaganya,

(2) Meningkatkan kemampuan/kelompok tani dalam mengelola usahanya, (3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang berdaya saing.

Page 257: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 50505050 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Sasaran : masyarakat / petani yang mempunyai lembaga yang tumbuh dan berkembang secara mandiri di masyarakat dengan kegiatan utama meningkatkan gerakan moral melalui kegiatan pendidikan, sosial dan keagamaan, serta peningkatan ketrampilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain pondok pesantren, seminar, paroki, gereja, pasraman, vihara dan subak.

Pelaksanaan : Sosialisasi LM3 telah dilaksanakan selama 2 (dua) hari mulai tanggal 27-28 September 2011 di Hotel Graha Ayu Mataram, dan di hadiri oleh 25 orang peserta berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten se NTB.

2. Koordinasi dan Pembinaan LM3 Tahun Sebelumnya Tujuan : Dilaksanakan koordinasi dan pembinaan LM3 adalah untuk meningkatkan

kemampuan, kapasitas dan wawasan SDM pengelola LM3 melalui kegiatan-kegiatan pelatihan, magang, sekolah lapang, studi banding dan pendampingan.

Sasaran : Petugas pendamping, petugas yang menguasai secara teknis bidang usaha LM3 dan berdomisili dekat dengan lokasi LM3 serta para petani yang mendapat LM3.

Pelaksanaan : Sosialisasi LM3 telah dilaksanakan selama 2 (dua) hari mulai tanggal 12-13 September 2011 di Hotel Graha Ayu Mataram, dan di hadiri oleh 25 orang peserta berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten se NTB.

3. Indikator keluaran Input : Jumlah dana Rp, 50.000.000,- Juklak, Juknis, Buku

Pedoman, SK, SDM Output : Terlaksananya Pengawalan dan Pembinaan LM 3 Tahun

sebelumnya, dan tahun berjalan. Outcome : Laporan hasil pengawalan dan pembinaan LM3, adanya

jejaring kerjasama usaha antar LM3 dan stakeholder lainnya

Benefit : Peningkatan peran serta masyarakat di sekitar LM3 yang tergabung dalam pengembangan agribisnis pangan

Dampak : Peningkatan kesejahteraan dan pendapatan petani

4. Realisasi Fisik dan keuangan Pagu dana yang tersedia Rp. 50.000.000,-capaian keuangan sebesar Rp. 48.800.000,- (97,60 %) dan realisasi fisik sebesar 100 %. Terdapat sisa dana Rp. 200.000,- akibat adanya efisiensi belanja barang non operasional lainnya sebesar Rp. 200.000,-

012. Penyusunan Data base

Salah satu kendala untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian (PPHP) di Nusa Tenggara barat adalah terbatasnya ketersediaan adata yang terkait dengan pasca panen, pengolahan, dan pemasaran hasil pertanian di tingkat lapangan. Kondisi yang demikian ini menyebabkan program dan kegiatan pembangunan PPHP dalam pelaksanaannya tidak tepat sasaran dan tidak efisien. Untuk itu, dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pembangunan PPHP, maka

Page 258: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 51515151 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

perlu adanya kegiaatan penyusunan data base. Data base sangat dibutuhkan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan PPHP.

1. Tujuan : Melaksanakan identifikasi, pengumpulan, dan pengolahan data dalam rangka penyusunan data base bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

2. Sasaran : Tersedianya data base bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang diperlukan sebagai dasar / acuan dalam perencanaan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat.

3. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp, 65.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SK, SDM

Output : Terlaksananya Penyusunan Data Base Outcome : Buku data Base (50 Buku) Benefit : Sebagai pedoman dalam penyusunan anggaran dan

kegiatan tahun berikutnya. Dampak : Peningkatan kesejahteraan dan pendapatan petani

4. Pelaksanaan

a. Pembentukan Tim Identifikasi dan Pengumpulan Data Base P2HP

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan data base P2HP perlu dibentuk Tim Identifikasi dan Pengumpulan Data Base yang susunan keanggotaannya terdiri dari : Ketua Tim, Sekretaris, Koordinator dan anggota, dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB selaku Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA ).

b. Rapat Koordinasi

Tujuan rapat koordinasi adalah untuk menyamakan persepsi diantara petugas Tim Identifikasi dalam pelaksanaan penyusunan data base. Rapat koordinasi dilaksanakan di Mataram sebanyak 2 kali, dihadiri oleh petugas yang tergabung dalam Tim Identifikasi Dinas pertanian Provinsi, dengan jumlah peserta setiap kali rapat 25 orang. Materi rapat membahas jenis dan model data yang diperlukan serta jadwal pelaksanaan identifikasi ( rapat koordinasi pertama ). Sedangkan materi pada rapat koordinasi kedua yaitu membahas /mengevaluasi hasil identifikasi yang telah dilaksanakan dan sekaligus menambah atau menyempurnakan data yang kurang lengkap.

c. Identifikasi, Pengumpulan, Penyusunan dan Pengolahan Data

Kegiatan identifikasi dan pengumpulan data dilaksanakan oleh Tim Identifikasi yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi NTB. Kegiatan identifikasi dan pengumpulan data dilakukan dengan cara berkunjung ke Dinas Pertanian Kabupaten /Kota se- NTB

Page 259: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 52525252 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dan mengadakan pertemuan dengan petugas terkait guna mengumpulkan data yang diperlukan sesuai blanko yang telah disediakan. Disamping itu, untuk melengkapi data yang ada, dilakukan pula kunjungan ke lokasi kelompok tani/Gapoktan/pelaku usaha pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil.

Data hasil identifikasi yang dikumpulkan dari kabupaten/kota selanjutnya disusun dan diolah oleh Tim Penyusun dan Pengolah Data menjadi data base bidang PPHP. dan kemudian digandakan. Tim Penyusun dan Pengolah data dibentuk dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen.

d. Koordinasi dan konsultasi ke pusat .Tujuan kegiatan ini adalah menyamakan persepsi antara pusat dan daerah dalam menetapkan kebijakan program dan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan penyusunan data base bidang PPHP, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan tertib sesuai sasaran yang telah ditetapkan. Bagi petugas /pejabat yang melakukan koordinasi dan konsultasi ke pusat diberikan biaya perjalanan dinas yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Realisasi Fisik dan Keuangan : Jumlah dana untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp. 65.000.000,-Sampai dengan akhir Nopember 2011, kegiatan penyusunan data base mencapai Rp. 63.629.000,- (97,89 %) dan realisasi fisik 100 %. Terdapat sisa dana sebesar Rp. 1.371.000,- akibat adanya efisiensi belanja bahan Rp. 500.000,- dan sisa akibat real cost belanja perjalanan sebesar Rp. 1.366.000,-

‘ 014. Pengawalan dan Pembinaan Pengolahan Hasil Pertanian

Kegiatan Pengawalan dan pembinaan dilaksanakan oleh petugas provinsi bersama-sama dengan petugas kabupaten/kota dengan cara berkunjung ke lokasi unit usaha /pelaku usaha di 9 kabupaten dan mengadakan pertemuan/wawancara dengan pelaku usaha menggunakan kuesioner yang telah disiapkan guna mengumpulkan data dan informasi tentang wilayah, karakter, kemampuan dan motivasi kelompok dan lain-lain serta untuk mengetahui permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam pengembangan uisaha dan sekaligus solusinya. Data dan informasi hasil identifikasi kelompok selanjutnya dianalisa sebagai bahan / materi pembinaan berikutnya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah : a). Koordinasi dan konsultasi ke pusat, Tujuan kegiatan ini adalah menyamakan persepsi antara pusat dan daerah dalam menetapkan kebijakan program dan kegiatan pengawalan dan pembinaan pengolahan hasil pertanian, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan tertib sesuai sasaran yang telah ditetapkan. Bagi petugas /pejabat yang melakukan koordinasi dan konsultasi ke pusat diberikan biaya perjalanan dinas yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b). Pertemuan Regional Sosialisasi GMP Teknologi Pengolahan Hasil . Tujuan dari kegiatan ini antara lain meningkatkan pengetahuan dan wawasan para petugas di daerah tentang cara pengolahan hasil pertanian yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah Good Manufacturing Practices ( GMP .

Pagu dana untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp. 50.000.000,- sampai dengan akhir Desember realisasi keuangan mencapai Rp. 50.000.000,- (100 %) , Fisik 100 %.

Page 260: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 53535353 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1792.02 Unit Pengolahan Hasil Hortikultura.

011. Apresiasi, Sosialisasi & Bintek Agroindustri Tepung

Pada umumnya para petani diperdesaan cenderung menjual produk tanaman pangan seperti ubi kayu, ubi jalar dalam bentuk segar ( primer ), yang relatif memberikan nilai tambah kecil jika dibandingkan apabila petani menjual dalam bentuk produk olahan ( tepung ) yang memberikan nilai tambah lebih besar. Hal ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan keterampilan aparat pembina dan petani/pelaku usaha tentang industri pengolahan tepung lokal, belum meluasnya penggunaan tepung lokal di masyarakat dan terbatasnya industri pengolahan tepung di perdesaan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dan menyebarluaskan informasi teknologi pengolahan tepung lokal kepada masyarakat, maka perlu diadakan kegiatan apresiasi, sosialisasi dan bimbingan teknis agroindustri tepung.

1. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan :

• Menyebarluaskan informasi tentang pengembangan teknologi pengolahan tepung lokal kepada masyarakat / petani ( melalui aparat pembina ) yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam rangka mendukung ketersediaan produk olahan sebagai bahan dalam pengembangan dan percepatan diversifikasi pangan.

• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas tentang pengembangan agroindustri tepung lokal dalam rangka pengembangan agroindustri perdesaan.

b. Sasaran :

• Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan 25 orang petugas tentang agroindustri tepung lokal, sehingga diharapkan mampu memotivasi dan mendorong petani/pelaku usaha untuk mengembangkan usaha industri pengolahan tepung lokal di wilayahnya.

• Meningkatnya keanekaragaman tepung lokal untuk meningkatkan nilai tambah dalam rangka mendukung ketersediaan produk olahan sebagai bahan dalam pengembangan dan percepatan diversifikasi pangan

2. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp, 40.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SK, SDM

Output : Terlaksananya kegiatan apresiasi, sosialisasi dan bimtek agroindustri tepung dengan baik dan tertib

Outcome : Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan 25 orang petugas tentang pengembangan agroindustri tepung lokal.

Benefit : Dihasilkannya produk olahan yang memiliki nilai tambah dan daya saing.

Page 261: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 54545454 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Dampak : Tersedianya produk olahan sebagai bahan dalam pengembangan dan percepatan diversifikasi pangan

3. Pelaksanaan

a. Pembentukan Panitia Pelaksana Pertemuan Apresiasi

Pembentukan panitia pelaksana pertemuan apresiasi dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB selaku Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA ), dengan susunan keanggotaan terdiri dari1 orang Ketua ,1 orang Sekretaris, dan 3 orang anggota. Untuk mendukung kelancaran dalam pertemuan tersebut, kepada panitia pelaksana diberikan honor yang besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Rapat persiapan

Tujuan kegiatan ini adalah membahas rencana pelaksanaan pertemuan apresiasi yang dilaksanakan di Mataram, yaitu menyangkut tempat dan waktu pelaksanaan, akomodasi dan konsumsi peserta, jumlah dan asal peserta / Narasumber, dan lain-lain. Rapat berlangsung selama 1 hari, diikuti oleh Panitia pelaksana pertemuan dan Staf lingkup Dinas Pertanian Provinsi NTB, dengan jumlah peserta seluruhnya 20 orang.

c. Pertemuan Apresiasi, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Agroindustri Tepung

Pertemuan apresiasi diselenggarakan di Mataram, berlangsung selama 2 hari, diikuti oleh petugas yang menangani bidang PPHP pada Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi dengan jumlah peserta seluruhnya 25 orang. Untuk kelancaran dalam pelaksanaan pertemuan kepada peserta pertemuan disediakan ATK, akomodasi dan konsumsi selama pelaksanaan pertemuan berlangsung dan diberikan insentif serta biaya transport dari tempat asal ( PP ).

Sebagai Narasumber pada pertemuan tersebut adalah petugas dari pusat (Ditjen PPHP) dan petugas daerah. Kepada Narasumber diberikan honor yang besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

d. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Agroindustri Tepung di Pusat / Daerah lain

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan petugas daerah dalam pengembangan agroindustri tepung. Kepada petugas/pejabat yang menghadiri sosialisasi dan bimbingan teknis diberikan biaya perjalanan dinas yang besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Page 262: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 55555555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

e. Evaluasi dan Pelaporan

(1) Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pertemuan apresiasi, sosialisasi dan bimtek agroindustri tepung serta untuk mendapatkan masukan perbaikan pertemuan sejenis dimasa mendatang perlu dilakukan :

- Evaluasi narasumber - Evaluasi penyelenggaraan pertemuan/bimtek - Evaluasi materi pertemuan/bimtek - Evaluasi peserta

(2) Pelaporan

Pelaporan kegiatan apresiasi, sosialisasi, bimtek agroindustri tepung dibuat oleh pelaksana kegiatan yang disampaikan kepada Direktur Jenderal PPHP, Direktur Pengolahan Hasil Pertanian dan Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB.

5. Realisasi Fisik dan Keuangan :

Pagu dana Rp. 40.000.000,- Realisasi keuangan Rp.39.995.000,-9 99,99 %) dan realisasi fisik 100 %. Terdapat sisa dana sebesar Rp. 5.000,- adanya efisiensi biaya belanja jasa lainnya.

1792.06. Laporan Kegiatan dan Pembinaan

011. Fasilitasi Perbaikan Kemasan Hortikultura

Selama ini produk olahan hasil buah-buahan yang dihasilkan oleh industri kecil atau industri rumah tangga belum mampu bersaing di pasaran, dikarenakan cara pengemasannya yang kurang baik, sehingga kurang menarik konsumen dan bahan kemasan yang digunakan tidak sesuai dengan ketentuan ( memperpendek daya simpan. produk ). Rendahnya kualitas kemasan ini disebabkan antara lain terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan keterampilan petani/pelaku usaha dalam melakukan pengemasan yang baik dan efisien. Untuk itu perlu adanya kegiatan fasilitasi perbaikan kemasan hortikultura.

Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan :

• Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan petani/pelaku usaha dalam melakukan pengemasan produk olahan hortikultura

• Mempertahankan mutu dan meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk olahan hortikultura

Page 263: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 56565656 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

b. Sasaran :

• Terwujudnya 10 kelompok tani/pelaku usaha yang mampu melakukan pengemasan produk olahan hortikultura dengan baik, menarik dan efisien dalam rangka mempertahankan mutu dan meningkatkan nilai tambah serta daya saing produk

c. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp, 20.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SDM

Output : Terlaksananya kegiatan fasilitasi perbaikan kemasan hortikultura dengan baik dan tertib

Outcome : Meningkatnya kemampuan, pengetahuan dan keterampilan 10 kelompok tani/pelaku usaha dalam melakukan pengemasan produk olahan hortikultura

Benefit : Mempertahankan mutu dan meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk olahan hortikultura

Dampak : Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani.

d. Pelaksanaan

a). Rapat Koordinasi

Tujuan rapat koordinasi adalah menyamakan persepsi diantara petugas provinsi dan kabupaten / kota dalam pelaksanaan kegiatan fasilitasi perbaikan kemasan hortikultura. Rapat koordinasi dilaksanakan di Mataram, berlangsung selama 1 hari, dihadiri oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota, dengan jumlah peserta seluruhnya 15 orang. Mater rapat antara lain membahas jadwal pembinaan ke kelompok tani/pelaku usaha , nama kelompok tani/pelaku usaha yang akan dikunjungi dan lain-lain.

b). Pembinaan Petani/Pelaku Usaha

Pembinaan kelompoktani/pelaku usaha dilaksanakan oleh petugas provinsi di kabupaten/kota se- NTB dengan cara berkunjung ke lokasi kelompok usaha industri pengolahan hortikultura ( buah-buahan ) dan mengadakan pertemuan /wawancara dengan petani/pelaku usaha guna mengetahui permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pengemasan produk olahan sekaligus solusinya. Pada kesempatan tersebut dimanfaatkan untuk memberikan bimbingan/penyuluhan tentang pengemasan yang baik dengan menunjukkan berbagai macam model kemasan yang baik sesuai ketentuan. Hasil pelaksanaan pembinaan dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB. .

c). Mengikuti pertemuan gebyar jamu dan biofarmaka di Yogyakarta

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas daerah dalam pengembangan industri jamu dan biofarmaka. Kepada

Page 264: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 57575757 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

petugas/pejabat yang mengikuti kegiatan tersebut diberikan biaya perjalanan dinas yang besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

e. Realisasi Fisik dan Keuangan Dana untuk kegiatan ini sebesar Rp. 20.000.000,- realisasi keuangan sampai dengan akhir Nopember mencapai Rp. 19.500.000,- (97,50 %) dan realisasi fisik 100 %, terdapat dana siap Rp.500.000,- karena adanya efisiensi belanja bahan.

3. DANA TUGAS PEMBANTUAN PROPINSI (APBN)

Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian

Secara keseluruhan Jumlah Pagu Dana Tugas Pembantuan Rp. 1.850.000.000,- Realisasi sampai dengan akhir Desember 2011 adalah : Realisasi keuangan Rp. 1.834.844.400,- (99,18 %) dan realisasi Fisik 100 %. Sisa Dana Rp. 15.155.600,- akibat adanya Sisa dana Bantuan Sosial Rp. 6.377.000,-, biaya honor staf administrasi Rp.100.000,- dan sisa akibat real cost biaya perjalanan sebesar Rp.8.678.600,-

Rincian Kegiatan dan Realisasi kegiatan sebagai berikut :

1789. Pengembangan Pemasaran Domestik 1789.01. Optimalisasi Sarana dan Kelembagaan Pasar Domestik

011. Pengembangan Pasar Tani di Kab. Lombok Barat

Pada tahun 2008 di NTB telah dibentuk pasar tani pada 2 lokasi yaitu Kota Mataram dan kabupaten Lombok Timur. Kedua pasar tani ini telah membentuk kelembagaan yaitu di Mataram adalah Pasar tani Gora Selaparang dan di Lombok Timur Pasar Tani Rinjani. Dibentuknya pasar tani di provinsi NTB cukup dirasakan manfaatnya oleh petani namun jumlah pasar tani yang telah ada dirasakan masih kurang. Sehubungan dengan hal tersebut maka pada tahun 2011 melalu anggaran APBN (Tugas Pembantuan) dikembangkan pasar tani sebanyak 2 unit yaitu di Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Sumbawa.

a. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah : 1) Membangun pasar tani sebagai outlet pemasaran produk petani melalui kelompok

tani / gapoktan ; 2) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani terhadap pemasaran ; 3) Meningkatkan posisi tawar petani ; 4) Meningkatkan akses petani secara langsung dengan konsumen dan pasar ; 5) Membangun jaringan pemasaran petani untuk mengembangkan pasar.

b. Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah : 1) Terbangunnya kelembagaan petani yang mandiri 2) Meningkatnya peran pasar tani sebagai sarana pemasaran produk pertanian secara

langsung kepada konsumen 3) Meningkatnya usaha dan pemasaran hasil pasar tani

Page 265: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 58585858 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4) Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani dengan merubah perilaku petani dari produsen menjadi pemasok / supplier.

c. Pelaksanaan Ruang lingkup kegiatan dalam Pengembangan Pasar Tani ini meliputi : 1) Pembinaan

Pembinaan terhadap Pasar Tani dilakukan secara berjenjang mulai dari Tingkat Pusat (Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cq. Direktorat Pemasaran Domestik), Tingkat Provinsi oleh Dinas Lingkup Pertanian terkait dan Dinas Lingkup Pertanian Tingkat Kabupaten/Kota. a) Tingkat Pusat

• Menyusun Pedoman Teknis Pengembangan Pasar Tani.

• Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota dalam melaksanakan monitoring, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengawalan.

• Melakukan fasilitasi, pembinaan dan bimbingan teknis. b) Tingkat Provinsi

• Menyusun Petunjuk Teknis Pengembangan Pasar Tani dengan mengacu pada Pedoman Teknis yang telah disiapkan oleh Tingkat Pusat.

• Melakukan koordinasi dan sinkronisasi lintas sektor di Tingkat Provinsi dan Tim Teknis di Tingkat Kabupaten/Kota.

• Merekrut dan menetapkan Site Manager . • Memfasilitasi, membina, membimbing dan memantau pelaksanaan

pengawalan di Tingkat Provinsi. • Melaporkan secara berkala perkembangan hasil pemantauan, pembinaan dan

pengawalan di Tingkat Provinsi ke Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cq. Direktorat Pemasaran Domestik.

c) Tingkat Kabupaten/Kota

• Menyusun Petunjuk Teknis Pengembangan Pasar Tani, dengan mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan yang telah disiapkan oleh Provinsi.

• Melakukan koordinasi dan sinkronisasi lintas sektor di Tingkat Kabupaten/Kota.

• Memfasilitasi, membina, membimbing dan memantau pelaksanaan pengawalan di Tingkat Kabupaten/Kota.

• Melaporkan secara berkala perkembangan hasil pemantauan, pembinaan dan pengawalan di Tingkat Kabupaten/Kota ke Dinas Provinsi dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cq. Direktorat Pemasaran Domestik.

2) Pendampingan Dalam rangka operasionalisasi Pasar Tani, diharapkan Dinas Pembina dapat

menempatkan minimal 1 (satu) orang sebagai tenaga pendamping profesional (site manager) yang secara intensif membantu manajemen pengurus dan peserta Pasar Tani. Seorang site manager minimal berpendidikan sarjana dan memiliki kompetensi dibidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

Page 266: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 59595959 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Kegiatan Pendampingan mencakup pengembangan kelembagaan, manajemen usaha dan pemasaran, akses terhadap pembiayaan dan teknologi, mulai dari awal perencanaan, selama pelaksanaan dan pelaporan pasar tani secara berkala.

3) Bimbingan Teknis/Pelatihan Bimbingan teknis dan pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Pembina instansi

terkait serta tenaga pendamping (site manager) yang telah ditunjuk, dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan pengelola serta petani/ poktan/ gapoktan anggota Pasar Tani sehingga mampu melaksanakan manajemen usaha dan bisnis kelompok. Bimbingan teknis di Kabupaten Lombok Barat dilaksanakan pada tanggal 17 – 18 November 2011, dilaksanakan di Hotel Mareje Sariguna Mataram, dengan jumlah peserta 15 orang pengurus pasar tani “ Patut Patuh Patju. Nama ini sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Lombok Barat No. 213 A/ 44/ Dipertanakbun/ 2011 tanggal 17 Maret 2011 tentang Struktur Organisasi dan Pengurus Pasar Tani “ Patut Patuh Patju “ periode 2011- 2015.

Adapun hasil dari Bimbingan Teknis ini adalah : a. Bahwa Pasar Tani di Kabupaten Lombok Barat perlu terus ditingkatkan guna

meningkatkan pendapatan , daya saing dan mutu produk pertanian. b. Pengembangan Pasar Tani harus di dukung oleh kualitas SDM (Pengurus dan

anggota pasar tani) yang memadai dalam rangka meningkatkan peran dan daya saing serta kemampuan berkomunikasi dalam memasarkan produk-produk pertanian.

c. Pengembangan Pasar Tani memerlukan dukungan pembiayaan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sarana prasarana dan biaya operasional lainnya baik yang bersumber dari bantuan pemerintah maupun swadaya pasar tani.

d. Kegiatan operasional pasar tani memerlukan lokasi yang tetap dan lokasi yang berpindah-pindah sesuai dengan kebutuhan operasional pasar tani yang diperkuat dengan Surat Keputusan Bupati sebagai ijin operasional pasar tani khususnya di wilayah Kabupten Lombok Barat.

e. Penyebarluasan informasi pasar tani tidak hanya dilakukan melalui kegiatan sosialisasi tetapi juga dapat dilakukan melalui media cetak/ elektronik dan melalui jaringan internet.

f. Sebelum kegiatan operasional pasar tani dilakukan perlu dilaksanakan Lounching Pasar Tani guna memperkenalkan dan menyebarluaskan keberadaan lembaga pasar tani. Oleh karena itu Launching/ peresmian Pasar tani di Kabupaten Lombok Barat dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Desember 2011 yang diresmikan oleh Bapak Bupati Lombok Barat.

4) Penguatan Modal Usaha Kelompok ( PMUK )

Dalam upaya penguatan modal usaha kelompok, site manager dibantu oleh pengurus Pasar Tani dapat menghimpun dana operasional usaha untuk mengembangkan pemasaran produk pertanian yang berasal dari petani/poktan/gapoktan anggota Pasar Tani serta mencari sumber pembiayaan lainnya (Bank, Koperasi dan lain-lain). Sedangkan anggaran untuk operasionalisasi Pasar Tani disediakan melalui dana Tugas Pembantuan yang ada di Provinsi. Permintaan anggaran dilakukan melalui pengajuan proposal ke Dinas Provinsi dengan tembusan Dinas Kabupaten/Kota. Dinas Provinsi mempelajari proposal yang diajukan

Page 267: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 60606060 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dan apabila sudah disetujui anggaran akan ditransfer melalui rekening pengelola Pasar Tani.

Bantuan Sosial Sarana Pasar Tani di Kabupaten Lombok Barat dari Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp. 280.000.000,-. Dana tersebut dipergunakan untuk pengadaan sarana pasar tani, sarana yang disepakati oleh anggota kelompok aPatut Patuh Patju , Desa Karang Kates Persiapan Mekar Sari Kecamatan Narmada, Lombok Barat. Adapun sarana yang disepakati adalah berupa tenda dan kelengkapannya (meja, korsi, bok ranjang) sebanyak 28 unit senilai Rp. 276.780.000,-.

5) Promosi & Sosialisasi

Promosi dan sosialisasi untuk pasar tani dilakukan sebelum pasar tani tersebut dibuka secara resmi. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui media masa baik cetak maupun elektronik. Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2011 sekaligus Launching Pasar Tani yang diresmikan oleh Bupati Lombok Barat.

6) Bantuan Sarana Pengembangan Pasar Tani

Dalam upaya pengembangan pasar tani, adapun sarana pasar tani yang utama yang harus dipersiapkan adalah antara lain lahan tempat lokasi pasar tani, tenda, meja, kursi, dan kontainer plastik. Adapun Lokasi Pengembangan Pasar Tani di Kabupaten Lombok Barat adalah di : Kelompok Tani : Patut Patuh Patju Kampung : Karang Kates Desa : Persiapan Mekar Sari Kecamatan : Narmada Kabupaten : Lombok Barat Bantuan Sarana : Tenda dan perlengkapannya (meja, kursi dan kontainer plastik)

sebanyak 28 Unit 7) Indikator Kinerja :

Input : Dana Rp. 350.000.000,- Buku Pedum , Juklak, Juknis, data

potensi, Kelembagaan, SDM. Output : Terbentuknya Pasar Tani “ Patut Patuh Patju” Kampung

Karang Kates Desa Persiapan Mekar Sari, Kecamatan Narmada.

Outcome : Meningkatnya kemampuan petani dalam bidang agribisnis dari petani produsen menjadi petani pemasok.

Benefit : Terbangunnya jaringan pemasaran bagi petani/ poktan/ gapoktan.

Dampak : Meningkatnya posisi tawar petani dalam usaha pertanian dan pada akhirnya meningkatnya pendapatan petani

8) Realisasi Fisik dan Keuangan :

Pagu dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini adalah Rp. 350.000.000,-. Realisasi keuangan Kegiatan pengembangan pasar tani di Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp. 346.267.600,- (98,93 %) dan realisasi fisik 100 %.

Sisa dana sebesar Rp. 3.732.300,- diakibatkan oleh adanya efisiensi dana pengadaan sarana Pasar Tani (Bansos) sebesar Rp. 3.220.000,-, adanya efisiensi

Page 268: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 61616161 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

biaya bahan (ATK) dan sisa dari biaya perjalanan akibat real cost perjalanan sebesar Rp. 512.400,-.

012. Pengembangan Pasar Tani di Kabupaten Sumbawa

Bantuan Sarana Pasar Tani di Kabupaten Sumbawa adalah berupa 23 Paket

Tenda dan Perlengkapannya ( Meja, kursi dan kontainer plastik) (SP2D tanggal 12 Juli2011 ) sesuai dengan kesepakatan kelompok. Dana untuk Bansos sebesar Rp. 230.000.000,- terrealisasi Rp. 227.335.000,-

Promosi dan Sosialisasi dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Desember 2011 sekaligus peresmian oleh Bapak Bupati Sumbawa. Lokasi Pengembangan Pasar Tani di Kabupaten Sumbawa :

Kelompok Tani : Mampis Rungan Kelurahan : Uma Sima Kecamatan : Sumbawa Kabupaten : Sumbawa. Pagu dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini adalah Rp. 300.000.000,-.

Serapan keuangan kegiatan pengembangan pasar tani di Kabupaten Sumbawa sebesar Rp. 294.570.400,- (98,19 %) dengan capaian fisik sebesar 100 %.

Sisa dana sebesar Rp. 5.429.600,- diakibatkan oleh adanya sisa dana pengadaan sarana Pasar Tani ( Bansos) sebesar Rp. 2.645.000,-, sisa biaya perjalanan akibat real cost perjalanan sebesar Rp. 2.684.600,- dan sisa honor staf administrasi yang tidak terbayar sebesar Rp.100.000,-.

1791. Pengembangan dan Usaha Investasi 1791.01. Pengembangan Kemitraan dan Kewirausahaan

011. Pengembangan Usaha Pengering dan Pergudangan dan Kemitraan Jagung di Kabupaten Sumbawa

Pemerintah pada tahun 2007 telah membangun 1 unit silo jagung di kabupaten

Sumbawa yang selanjutnya diserahkan kepada Gapoktan Liang Dewa yang beralamat di Desa Labangka, Kecamatan labangka untuk dikelola secara mandiri dan professional.

Namun demikian dalam perkembangannya, silo jagung yang dikelola oleh Gapoktan tersebut sampai saat ini belum beroperasi. Hal ini disebabkan karena Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan petani / gapoktan dalam mengelola usaha silo jagung, belum mantapnya kelembagaan Gapoktan, dan tidak tersedianya sarana penunjang silo (seperti gudang penyimpanan jagung dan lantai jemur). Terkait dengan itu, dalam rangka optimalisasi operasional silo jagung di Kabupaten Sumbawa, maka perlu diadakan kegiatan pengembangan usaha pengeringan dan pergudangan (silo jagung).

1. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :

a. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan petani / kelompok tani / gapoktan dalam penanganan pasca panen jagung dan pengelolaan silo jagung ;

b. Menekan kehilangan hasil pasca panen, meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya saing produk jagung ;

Page 269: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 62626262 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Mengembangkan sarana penanganan pasca panen, meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya saing produk jagung ;

d. Menumbuh kembangkan kelembagaan pasca panen jagung berbasis Gapoktan di daerah sentra produksi jagung yang mandiri dan profesional ;

e. Menumbuhkembangkan kemitraan usaha antara petani / kelompok tani/ Gapoktan dengan industri pengolahan jagung / pakan ternak.

2. Sasaran : Lokasi yang berpotensi untuk pengembangan jagung di Kabupaten Sumbawa

(Kecamatan Labangka)

3. Pelaksanaan

a. Pembinaan ke petani lokasi silo jagung b. Pertemuan Bimbingan Teknis yang dihadiri oleh petani Gapoktan pengelola silo

jagung dengan peserta sebanyak 15 orang selama 2 hari dan dilakukan 3 kali dalam setahun.

c. Bantuan sarana Pengembangan Pengering dan Pergudangan dan Kemitraan Jagung di Kabupaten Sumbawa di laksanakan di Kecamatan Labangka, Sumbawa berupa 1 unit Pengering dan pergudangan dengan pagu dana Rp. 276.000.000,- kegiatan ini telah terrealisasi dengan SP2D tanggal 23 Mei 2011 (realisasi 100 %).

d. Rapat Koordinasi yang dihadiri oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi / Kabupaten/Kecamatan dan aparat Desa serta Dinas/Instansi terkait lainnya dengan jumlah peserta 30 orang dan dilaksanakan 4 kali pertemuan.

e. Mengikuti pertemuan evaluasi ke pusat / daerah lain.

4. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp, 350.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SDM

Output : Tumbuh kembangnya kelembagaan pasca panen

jagung berbasis Gapoktan di Kecamatan Labangka

yang merupakan daerah sentra produksi jagung

yang mandiri dan profesional

Outcome : Meningkatnya Pasca Panen dan Mutu Jagung serta berkembangnya pemasaran Jagung .

Benefit : Tumbuhkembangnya kelembagaan pasca panen jagung berbasis Gapoktan di daerah sentra produksi jagung yang mandiri dan profesional

Dampak : Meningkatnya pendapatan petani.

5. Realisasi Fisik dan Keuangan Dana yang tersedia Rp. 350.000.000,-, capaian keuangan kegiatan pengembangan

usaha pengering dan pergudangan dan kemitraan jagung di kabupaten Sumbawa sebesar Rp. 348.371.900,- (99,53) dan realisasi fisik 100 %.

Terdapat Sisa dana sebesar Rp.3.009.400,-, Rp. 1.628.100,- akibat adanya sisa dana perjalanan pertemuan sosialisasi, evaluasi awal dan akhir SAI dan perjalanan pembinaan dan Monev akibat real cost perjalanan.

Page 270: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 63636363 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

012. Pengembangan Usaha Pengering dan Pergudangan dan Kemitraan Jagung di Kabupaten Lombok Timur

Dalam rangka meningkatkan nilai tambah, mutu dan daya saing produk jagung di

Kabupaten Lombok Timur, maka pada tahun 2007 telah dibangun 1unit silo jagung yang diserahkan kepada Gapoktan Mula Tulen (Kab. Lombok Timur) dan Gapoktan Liang Dewa (Kab. Sumbawa) untuk dikelola secara mandiri dan professional.

Namun demikian dalam perkembangannya, silo jagung yang dikelola oleh Gapoktan Mula Tulen tersebut sampai saat ini belum beroperasi secara optimal. Hal ini dikarenakan antara lain belum mantapnya kelembagaan Gapoktan, dan tidak tersedianya sarana penunjang silo seperti gudang dan lantai jemur.

Untuk itu dalam rangka optimalisasi operasional silo jagung di Kabupaten Lombok Timur perlu adanya kegiatan pengembangan usaha pengeringan dan pergudangan (silo jagung).

1. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah : a. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan petani / kelompok tani /

gapoktan dalam penanganan pasca panen jagung dan pengelolaan silo jagung ; b. Menekan kehilangan hasil pasca panen, meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya

saing produk jagung ; c. Mengembangkan sarana penanganan pasca panen, meningkatkan mutu, nilai tambah

dan daya saing produk jagung ; d. Menumbuh kembangkan kelembagaan pasca panen jagung berbasis Gapoktan di

daerah sentra produksi jagung yang mandiri dan profesional ; e. Menumbuhkembangkan kemitraan usaha antara petani / kelompok tani/ Gapoktan

dengan industri pengolahan jagung / pakan ternak.

2. Sasaran , Daerah Sentra Jagung (Kecamatan Peringgabaya, Kabupaten Lombok Timur)

3. Pelaksanaan Kegiatan

- Pembinaan ke petani lokasi silo jagung - Pertemuan Bimbingan Teknis yang dihadiri oleh petani Gapoktan pengelola silo

jagung dengan peserta sebanyak 15 orang selama 2 hari dan dilakukan 3 kali dalam setahun.

- Bantuan sarana Pengembangan Pengering dan Pergudangan dan Kemitraan Jagung di Kabupaten Lombok Timur di laksanakan di Kecamatan Preringgabaya, Lombok Timur berupa 1 unit Pengering dan pergudangan dengan pagu dana Rp. 280.000.000,- kegiatan ini telah terrealisasi dengan SP2D tanggal 23 Mei 2011 (realisasi 100 %).

- Rapat Koordinasi yang dihadiri oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi / Kabupaten/Kecamatan dan aparat Desa serta Dinas/Instansi terkait lainnya dengan jumlah peserta 30 orang dan dilaksanakan 4 kali pertemuan.

- Mengikuti pertemuan evaluasi ke pusat / daerah.

Page 271: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 64646464 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp, 350.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SDM

Output : Tumbuh kembangnya kelembagaan pasca panen

jagung berbasis Gapoktan di Kecamatan

Peringgabaya yang merupakan daerah sentra

produksi jagung yang mandiri dan profesional

Outcome : Meningkatnya Pasca Panen dan Mutu Jagung serta berkembangnya pemasaran Jagung .

Benefit : Tumbuhkembangnya kelembagaan pasca panen jagung berbasis Gapoktan di daerah sentra produksi jagung yang mandiri dan profesional

Dampak : Meningkatnya pendapatan petani.

5. Realisasi keuangan dan fisik

Pagu Dana Rp. 350.000.000,- terserap sebesar Rp. 348.618.700,- (99,61 %) dan realisasi fisik 100 %. Sisa Dana Rp. 1.381.300,- akibat dari adanya sisa real cost biaya perjalanan.

1792. Pengembangan Pengolahan hasil Pertanian

011. Pengembangan Pengolahan Bawang Merah di Kabupaten Bima

Dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petanibawang merah di Kabupaten Bima, maka perlu adanya industri pengolahan hasil yang mengolah produk segar menjadi produk olahan (bawang goreng). Untuk itu peru dilaksanakan kegiatan pembinaan pengolahan hasil bio farmaka (bawang merah).

1. Tujuan kegiatan ini adalah :

a. Meningkatkan pengetahuan, kemampuandan ketrampilan petani / kelompok tani tentang penerapan teknologi pengolahan hasil (bawang merah) yang baik dan benar (sesuai kaidah-kaidah GMP).

b. Mengembangankan agroindustri bawang merah untuk meningkatkan nilai tambah komoditi bawang merah dalam rangka meningkatkan pendapatan petani.

2. Sasaran : Daerah sentra bawang Merah 3. Pelaksanaan :

� Rapat Koordinasi untuk memantapkan pelaksanaan program/kegiatan � Identifikasi petani /kelompok tani ( CP/CL ) � Pengadaan sarana pengolahan bawang merah � Pembinaan petani/kelompok tani/pelaku usaha � Pertemuan Bimbingan Teknis � Koordinasi dan Konsultasi ke Provinsi � Penyelesaian administrasi keuangan dan kegiatan ke Prov

Page 272: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VI VI VI VI ---- 66665555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Pengadaan Sarana Pengolahan bawang Merah dialokasikan di 14 kelompok dengan SP2D tanggal 15 dan 16 Juni 2011. Adapun Lokasinya adalah : 1. KWT. Ambalawi,Jaya, Desa Mawu, Kec. Ambalawi, Bima 2. KWT. Oi Wora, Desa Nipa, Kec. Ambalawi, Bima 3. KWT. Ihya Ulimuddin, Desa Nipa, Kec. Ambalawi, Bima 4. KWT. Lampawa, Desa Nunggi, Kec. Wera, Bima 5. KWT. Mawar, Desa Canggu, Kec. Belo, Bima 6. KWT. Kawara Angi, Desa Tawali, Kec. Wera, Bima 7. KWT Soki Mantila, Desa Soki, Kec. Belo, Bima 8. KWT Harapan Bersama, Desa Kaleo, Kec. Lambu, Bim 9. KWT Doronteli, Desa Simpasai, Kec. Lambu, Bima 10. KWT Flamboyan, Desa Rasabou, Kec. Sape, Bima 11. KWT Flamboyan, Desa Rasabou, Kec. Sape, Bima 12. KWT So Raba Ni'U, Desa Risa, Kec. Woha, Bima 13. KWT Melati, Desa Tenga, Kec. Woha, Bima 14. KWT Melati, Desa Tenga, Kec. Woha, Bima

4. Indikator Kinerja

Input : Jumlah dana Rp, 400.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SDM

Output : Tumbuh dan berkembangnya agroindustri bawang merah di daerah sentra produksi bawang merah yang mandiri dan profesional di kabupaten dan terciptanya nilai tambah komoditi bawang merah

Outcome : Adanya bantuan sarana pengembangan Pengolahan Bawang Merah di 14 kelompok

Benefit : Meningkatnya mutu hasil olahan bawang merah Dampak : Meningkatnya pendapatan pelaku usahai.

5. Realisasi Fisik dan keuangan

Pagu dana Rp. 400.000.000,-, realisasi keuangan sebesar Rp. 398.669.000,- (99.67 %) dan realisasi fisik 100 %.. Sisa dana sebesar Rp. 1.331.000,- akibat adanya sisa dana perjalanan karena real cost.

1792.06. Laporan Kegiatan dan Pembinaan 011. Administrasi dan Pembinaan

Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan / program

adalah tidak tercapainya sasaran program yang telah ditetapkan dan terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan penggunaan dana menjadi tidak efisien dan efektif. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, maka administrasi kegiatan perlu dilakukan secara baik, tertib dan terarah.

Jumlah dana untuk mendukung kegiatan ini Rp. 100.000.000,- Realisasi keuangan sampai akhir Nop 2011 Rp. 98.346.800,- (98,35 %) dan realisasi fisik 100 %

Page 273: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 1111

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

BAB VII HASIL PEMBANGUNAN

PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini pembangunan dan pengelolaan

infrastruktur irigasi telah menjadi fokus utama perhatian pemerintah dalam

melakukan pembangunan pertanian di provinsi NTB. Hal ini bertujuan untuk

mencapai target swasembada pangan nasional khususnya beras mengingat

kebutuhan akan konsumsi beras yang kian meningkat seiring dengan peningkatan

jumlah penduduk di provinsi NTB.

Peningkatan produktivitas dan luas panen sebagai dampak dari perbaikan

infrastruktur irigasi (mulai dari jaringan utama sampai dengan jaringan tingkat

usaha tani) terkait erat dengan peningkatan kapasitas Kelembagaan Pengelola

Irigasi (KPI) baik petugas pengelola irigasi tingkat provinsi, kabupaten serta

kelembagaan petani.

Mengacu pada SK Menteri Pertanian nomor: 431/Kpts/RC.210/7/2004 tentang

sistem monitoring, evaluasi dan pelaporan program/proyek yang disempurnakan

dengan Surat Edaran Menteri Pertanian nomor: 391/RC.210/A/6/2005 maka

Bidang Pengelolaan Lahan dan Air membuat laporan kemajuan kegiatan setiap

akhir tahun. Untuk kebutuhan laporan tahunan tersebut diatas maka diperlukan

koordinasi yang lebih solid antara propinsi dan kabupaten dalam melaksanakan,

memonitor dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan.

Dengan demikian diharapkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air

dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien serta sasaran pembangunan

pengelolaan lahan dan air secara nasional dapat tercapai

Page 274: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 2222

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

B. KERAGAAN BIDANG PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PLA

Sesuai Peraturan daerah nomor: 7 tahun 2008, sebagai bentuk implementasi

PP 41 Tahun 2007 dan PP 38 Tahun 2007, Bidang Pengelolaan Lahan dan Air

mempunyai tugas pokok diantaranya : melakukan perumusan pelaksanaan kebijakan,

melakukan bimbingan teknis, pemetaan tata ruang komoditas, inventarisasi dan tata

alih fungsi lahan pertanian, pengelolaan lahan, pengelolaan air dan tata guna air

pertanian dan monev Bidang PLA serta penerapan kaidah-kaidah kesinambungan

ekosistem.

Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Pengelolaan Lahan dan Air

menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan pemetaan tata ruang komoditas, penataan alih fungsi lahan

pertanian dan inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan

hortikultura, pengelolaan lahan dan pengelolaan air tata guna air pertanian

b. Melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan lahan dan pengelolaan air dan

tata guna air pertanian

c. Menyusun pedoman, prosedur kriteria sebagai dasar pelaksanaan kebijakan

pengembangan lahan dan pengelolaan air tata guna air pertanian.

d. Melakukan pembinaan teknis dan melakukan monitoring dan evaluasi

pengembangan lahan dan pengelolaan air tata guna air pertanian.

PRIORITAS PEMBAGUNAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

Prioritas Kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2011 adalah tersedianya

prasarana dan sarana pertanian secara berkelanjutan untuk mendukung pemantapan

ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta

peningkatan kesejahteraan petani. Adapun pada tahun 2011 ini Bidang Pengelolaan

Lahan dan Air mendukung seluruh misi Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB melalui

kegiatan :

Page 275: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 3333

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

A. Tanaman Pangan

Prioritas kegiatan pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian TA 2011 dalam

mendukung produksi tanaman pangan terefleksi dari berbagai aspek sbb:

1. Aspek Perluasan dan Pengelolaan Lahan

a. Basis Data Lahan

b. Perluasan Areal Tanaman Pangan melalui Pencetakan Sawah dan

Pendampingan

c. Perluasan Areal Tanaman Pangan melalui Pembukaan Lahan Kering

d. Optimasi Lahan

e. Reklamasi Lahan

f. Konservasi

g. Pengendalian Lahan

h. Pengembangan Jalan Produksi

i. Pengembangan Jalan Usahatani

j. Pra dan Pasca Sertifikasi Lahan Petani

k. Pengembangan UPPO

l. Rumah Kompos

m. Pengembangan SRI

n. Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)

2. Aspek Pengelolaan Air Irigasi

a. Pengembangan Sumber Air

b. Rehabilitasi dan Optimasi Air

c. Pengembangan Konservasi Air Irigasi

d. Upaya Antisipasi Kekeringan dan Kebanjiran

e. Pemberdayaan Kelembagaan petani pemakai air

Page 276: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 4444

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

3. Aspek Pupuk dan Pestisida

a. Penyempurnaan Kebijakan dan Peraturan dibidang pupuk dan pestisida

b. Peningkatan pengawalan ketersediaan dan pemanfaatan pupuk bersubsidi

serta bantuan langsung pupul (BLP) melalui penyempurnaan data RDKK

petani penerima pupuk bersubsidi dan CPCL penerima BLP

c. Pengembanga pemupukan berimbang spesifik lokasi dengan penggunaan

pupuk organic dan pupuk majemuk

d. Pengawalan penyaluran dan penggunaan pestisida yang aman bagi

kesehatan dan kelestarian lingkungan

e. Pemberdayaan Kelembagaan pengawasan pupuk pestisida

f. Evaluasi peredaran dan penggunaan pupuk pestisida

g. Perbaikan kualitas lahan melalui pengembangan pupuk organik dan

pembenah tanah

h. Peningkatan pelayanan teknis pendaftaran pestisida

i. Peningkatan pelayanan teknis pendaftaran pupuk dan pembenah tanah

4. Aspek Alat dan Mesin Pertanian

a. Pengembangan kebijakan alat dan mesin pertanian

b. Pengembangan standarisasi alsintan

c. Optimasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian

d. Peningkatan pengawasan pengadaan, penggunaan dan peredaran alsintan

e. Peningkatan kompetensi petugas pengawas alsintan

f. Penumbuhan dan penguatan kelembagaan UPJA

g. Pengembangan pelayanan alsintan (bengkel dan pengrajin)

5. Aspek Pembiayaan Pertanian

a. Pemanfaatan skim Kredit Program (KKP-E dan KUR)

b. Pengembangan pembiayaan agribisnis (PUAP)

Page 277: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 5555

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

c. Pemanfaatan dan pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis

(LKM-A)

d. Pemanfaatan dan pengembangan pola pembiayaan syariah

B. Hortikultura

Prioritas kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian tahun anggaran

2011 dalam mendukung produksi tanaman hortikultura terefleksi dari berbagai

aspek sbb:

1. Aspek Perluasan dan Pengelolaan Lahan

a. Pembukaan Lahan Hortikultura

b. Optimasi Lahan

c. Reklamasi Lahan

d. Rehabilitasi dan Konservasi Lahan

e. Pengendalian Lahan

f. Pengembangan Jalan Produksi

g. Pengembangan Jalan Usahatani

h. Sertifikasi Lahan Petani

i. Pengembangan UPPO

j. Rumah Kompos

k. Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)

2. Aspek Pengelolaan Air

a. Pengembangan Sumber Air

b. Rehabilitasi dan Optimasi Air

c. Pengembangan Konservasi Air Irigasi

d. Upaya Antisipasi Kekeringan dan Kebanjiran

e. Pemberdayaan Kelembagaan petani pemakai air

Page 278: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 6666

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

3. Aspek Pupuk dan Pestisida

a. Penyempurnaan Kebijakan dan Peraturan dibidang pupuk dan pestisida

b. Peningkatan pengawalan ketersediaan dan pemanfaatan pupuk bersubsidi

melalui penyempurnaan data RDKK petani penerima pupuk bersubsidi

c. Pengembangan pemupukan berimbang spesifik lokasi dengan penggunaan

pupuk pupuk organik dan pupuk majemuk

d. Pengawalan penyaluran dan penggunaan pestisida yang aman bagi

kesehatan dan kelestarian lingkungan

e. Pemberdayaan Kelembagaan pengawasan pupuk dan pestisida

f. Evaluasi peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida.

g. Perbaikan kualitas lahan melalui pengembangan pupuk organik dan

pembenah tanah

h. Peningkatan pelayanan teknis pendaftaran pestisida

i. Peningkatan pelayanan teknis pendaftaran pupuk dan pembenah tanah

4. Aspek Alat dan Mesin Pertanian

a. Pengembangan kebijakan alat dan mesin pertanian

b. Pengembangan standarisasi alsintan

c. Optimasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian

d. Peningkatan pengawasan pengadaan, penggunaan dan peredaran alsintan

e. Peningkatan kompetensi petugas pengawas alsintan

f. Penumbuhan dan penguatan kelembagaan UPJA

g. Pengembangan pelayanan alsintan (bengkel dan pengrajin)

5. Aspek Pembiayaan Pertanian

a. Pemanfaatan skim Kredit Program (KKP-E dan KUR)

b. Pengembangan pembiayaan Agribisnis (PUAP)

c. Pemanfaatan dan pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis

(LKM-A)

d. Pemanfaatan dan pengembangan pola pembiayaan syariah

Page 279: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 7777

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

C. PROGRES KEGIATAN BIDANG PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

1. SUMBER DANA APBD

Dalam rangka mendukung suksesnya kegiatan Bidang Pengelolaan Lahan dan

Air, DPA SKPD Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB TA.2011 pelaksanaan kegiatan tahun

2011 secara rinci pada tabel VII-1.

Tabel VII-1. Progres Penyerapan Dana APBD Bidang PLA Tahun 2011.

Kode

RekeningNama Program/kegiatan/belanja Jumlah Anggaran

Realisasi

Pelaksanaan

Fisik

Sisa Dana

Rp Bobot %

TOTAL 887.801.000 876.461.700 98,72 99,00 11.339.300

LOMBA P3A dan GP3A 405.384.000 396.101.700 97,71 97,71 9.282.300

2 01 01 16 17 Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering 405.384.000 396.101.700 97,71 97,71 9.282.300

5 2 2 01 01 Belanja ATK 7.200.000 6.450.000 89,58 89,58 750.000

5 2 2 02 06 Belanja Publikasi/Dokumentasi/Dekorasi 1.050.000 1.050.000 100,00 100,00 -

5 2 2 03 07 Belanja Paket Pengiriman 5.000.000 4.800.000 96,00 96,00 200.000

5 2 2 06 02 Belanja Pengadaan 1.000.000 999.900 99,99 99,99 100

5 2 2 06 03 Belanja Penjilidan 750.000 750.000 100,00 100,00 -

5 2 2 07 06 Belanja Sewa Penginapan/Asrama 53.400.000 53.400.000 100,00 100,00 -

5 2 2 11 04 Belanja Makan Minum Kegiatan 40.925.000 40.425.000 98,78 98,78 500.000

5 2 2 14 03 Belanja Pakaian Batik Tradisional 10.000.000 10.000.000 100,00 100,00 -

5 2 2 15 01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 33.170.000 33.035.000 99,59 99,59 135.000

5 2 2 15 02 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 130.864.000 128.366.800 98,09 98,09 2.497.200

5 2 2 17 02 Belanja Sosialisasi 12.025.000 12.025.000 100,00 100,00 -

5 2 3 02 01 Belanja Modal Pengadaan Traktor 50.000.000 46.500.000 93,00 93,00 3.500.000

6 2 3 03 11 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat

Bermotor Sepeda Motor

22.000.000 21.900.000 99,55 99,55 100.000

7 2 3 09 01 Belanja Modal Pengadaan Penggiling Hasil

Pertanian

38.000.000 36.400.000 95,79 95,79 1.600.000

2 01 01 16 29Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu

Produk Perkebunan, Produk Pertanian482.417.000 480.360.000 99,57 99,57 2.057.000

5 2 3 23 05 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan

Irigasi482.417.000 480.360.000 99,57 99,57 2.057.000

Realisasi Penyerapan Dana

Dari tabel diatas, dapat dijabarkan kegiatan yang bersumber dari dana APBD sebagai

berikut :

Page 280: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 8888

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Kegiatan : Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi NTB TA.2011.

Dari total dana kegiatan

Rp.405.384.000,- realisasi

penyerapan dana berjumlah

Rp.396.101.700,- (98,72%) yang

digunakan untuk keseluruhan

instrument kegiatan yang berbentuk

perlombaan ini (dapat dilihat pada

tabel 1). Adapun realisasi fisik

kegiatan ini sebesar 98,72%.

Lomba P3A dan GP3A dilaksanakan

mulai tanggal 17 - 19 Mei 2011 dengan tahapan sebagai berikut :

- Tanggal 1 April 2011, batas akhir pengajuan calon peserta P3A dan GP3A

- Tanggal 17 Mei 2011, registrasi peserta sekaligus penilaian administrasi dan profil

peserta lomba

- Tanggal 18 – 19 Mei 2011, Wawancana dan Presentasi di Hotel Lombok Raya, Jl.

Pancausaha No.11 Mataram

- Tanggal 23 Mei s/d 1 Juni 2011, Visitasi/penilaian lapangan nominator lomba P3A

dan GP3A di Kabupaten Sumbawa, Dompu, Bima, Sumbawa Barat, Lombok Timur,

Lombok Utara dan Lombok Barat.

Tim juri terdiri dari unsur Dinas PU Provinsi NTB, Dinas Pertanian TPH Provinsi

NTB, Lemlit Lahan Kering UNRAM, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Badan

Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) Provinsi NTB.

[

Page 281: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 9999

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Tabel VII-2. Nama-nama peserta P3A yang mengikuti lomba P3A dan GP3A

tingkat Provinsi NTB TA. 2011.

No Kabupaten/Kota Nama P3A Peserta Alamat

1 Mataram Sinar Harapan Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Kecamatan Mataram

2 Lombok Tengah Aik Meneng I Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Desa Ganti, Kec. Praya Timur

3 Lombok Timur Sehati Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Desa Lando, Kec. Terara

4 Lombok Utara Lendang Jurang

Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Desa Kayangan, Kec. Kayangan

5 Sumbawa Barat Plampo’o Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Desa Sekongkang Atas, Kec. Sekongkang

6 Sumbawa Telaga Makmur

Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Desa Dalam, Kec. Alas

7 Dompu Bata Jaya Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Desa Kendai I, Kec. Dompu

8 Kota Bima Makmur Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Desa Nungga, Kec. Rasanae Timur

Tabel VII-3. Nama-nama peserta GP3A yang mengikuti lomba P3A dan GP3A tingkat Provinsi NTB TA. 2011.

No Kabupaten/Kota Nama GP3A Peserta Alamat

1 Lombok Barat Pesonggoran Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Kecamatan Mataram

2 Lombok Tengah Bejeng Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Desa Ganti, Kec. Praya Timur

3 Lombok Timur Timba Gading Ketua 1 orang Desa Lando,

Page 282: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 10101010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Kec. Terara

4 Lombok Utara Gabungan Sendang Gila

Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Desa Kayangan, Kec. Sembalun

5 Sumbawa Barat Batu Hijau Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Desa Sekongkang Atas, Kec. Sekongkang

6 Sumbawa Tiunawa Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Desa Dalam, Kec. Alas

7 Dompu Wadumandundu Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Desa Kendai I, Kec. Dompu

8 Bima Mari Sama-sama Damai

Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang Ketua 1 orang Sekretaris 1 orang Pendamping 1 orang

Desa Nungga, Kec. Rasanae Timur

Desa Sie, Kec. Monta

Lomba ini dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

1. Seleksi administrasi/data profil kelompok

2. Presentasi

3. Penilaian oleh tim juri secara terbuka.

Setelah dilakukan penilaian oleh tim juri

berdasarkan cara penyajian, substansi (aspek

kelembagaan, teknis dan pembiayaan) dan

penguasaan materi, maka diperoleh 3

[

Page 283: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 11111111

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

nominator dalam tahap administrasi dan penyisihan.

Nominator Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi NTB TA.2011 adalah :

Tabel VII-4. Nominator Pemenang Lomba.

Nominator Nama P3A/GP3A Kabupaten Nilai

I P3A Sehati Lombok Timur 88,78

II P3A Bata Jaya Dompu 77,44

III P3A Telaga Makmur Sumbawa 70,11

I GP3A Timba Gading Lombok Timur 89,67

II GP3A Pesongoran Lombok Barat 80,56

III GP3A Tiu Kawa Sumbawa 76,33

Setelah diperoleh 3 nominator P3A dan 3 nominator GP3A maka dilakukan kegiatan

kunjungan lapangan/visitasi terhadap nominator tersebut untuk menentukan

pemenang lomba P3A dan GP3A.

Dengan demikian, berdasarkan Keputusan Tim Juri Lomba P3A dan GP3A Tingkat

Provinsi NTB Tahun 2011 tentang Hasil Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi NTB

Tahun 2011 tanggal 6 Juni 2011, maka diputuskan bahwa :

Juara I : P3A Sehati

Juara II : P3A Bata Jaya

Juara III : P3A Telaga Makmur

Juara I : GP3A Timba Gading

Juara II : GP3A Pesongoran

Juara III : GP3A Tiu Kawa

Masing-masing juara I lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi NTB TA.2011 akan

menjadi peserta yang mewakili Provinsi NTB dalam kegiatan Lomba P3A dan

Page 284: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 12121212

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

GP3A/IP3A Tingkat Nasional TA.2011 yang dilaksanakan di Yogyakarta tanggal 18 –

22 Juli 2011.

Hadiah lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi NTB TA.2011 yaitu:

Juara I P3A Sehati : 1 (satu) unit Traktor

Juara II P3A Bata Jaya : 1 (satu) unit Power Tresser

Juara III P3A Telaga Makmur : 1 (satu) unit Power Tresser

Juara I GP3A Timba Gading : 1 (satu) unit Kendaraan Bermotor Roda Tiga

Juara II GP3A Pesongoran : 1 (satu) unit Traktor

Juara III GP3A Tiu Kawa : 1 (satu) unit Power Tresser

2. Sumber Dana Dekonsentrasi/APBN

Pelaksanaan kegiatan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air Program Peningkatan

Ketahanan Pangan pada DIPA Satker Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB TA.2010 pada

tahun 2011 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Masing-masing hadiah tersebut diserahkan oleh Gubernur NTB pada tanggal 18 Agustus 2011 bertempat di Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat.

Page 285: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 13131313

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Tabel VII-5. Kalender Kerja Kegiatan APBN Bidang PLA Tahun 2011

JadwalPelaksanaan

018.08.11 PROGRAM PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA 900,000,000 DAN SARANA PERTANIAN

1794 PENGELOLAAN AIR 168,970,000 1794.02 REHAB. JITUT,JIDES DAN PENGEMBANGAN TAM 85,650,000

011 PENGEMBANGAN JITUT DAN JIDES 85,650,000

A. PENGEMBANGAN JITUT 27,810,000 JuniB PENGEMBANGAN JIDES 29,520,000 Juli

C. KOORDINASI KEG. JITUT DAN JIDES 28,320,000 April

1794.03 PENGEMBANGAN EMBUNG,SUMUR RESAPAN 58,420,000

011 PENYUSUNAN DATA BASE PROFIL SOSIAL EKONOMI 34,900,000 April

TEKNIS KELEMBAGAAN P3A/GP3A/IP3A012 PENGEMBANGAN EMBUNG 23,520,000 Agustus

1794.11 PENGEMBANGAN IRIGASI PARTISIPATIF 1 unit 24,900,000

011 PENGEMBANGAN PERTANIAN PARTISIPATIF 24,900,000 September

1795 PERAL DAN PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN 219,280,000

1795.01 CETAK SAWAH, PERAL LAHAN KERING, PERAL HORTI, 64 ha 117,290,000 PERAL PERKEBUNAN DAN PERAL PETERNAKAN

011 PENGEMBANGAN JALAN USAHA TANI 21,770,000 September

012 PERLUASAN AREAL 55,580,000 September

A. Cetak Sawah R1 16,940,000 MeiB. Perluasan Areal Lahan Kering 15,420,000 JuniC. Pembukaan Lahan Hortikultura 7,400,000 MeiD. Monitoring dan Evaluasi 15,820,000 September

013 PERTEMUAN TEKNIS PERLUASAN AREAL 28,900,000 Mei

014 PENGEMBANGAN METODE SRI 11,040,000 April

1795.02 OPTIMASI LAHAN PERTANIAN,KONSERVASI DAN REKLAMASI 101,990,000 JuniLAHAN PERTANIAN

011 OPTIMASI LAHAN, REKLAMASI DAN KONSERVASI L LAHAN 28,520,000 Juni

012 RAPAT KOORDINASI DAN MONEV KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN 27,500,000 April

013 IDENTIKASI DAN INVENTARISASI SEKALIGUS PENGKAJIAN 45,970,000 Maret

DLM RANGKA PENYUSUNAN PERATURAN GUBERNURTENTANG LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (LPPB) PROV.NTB

1796 PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN DAN PENGAWASAN 46,080,000 NopemberALAT MESIN PERTANIAN

1796.03 USAHA PELAYANAN JASA ALSINTAN 46,080,000 Nopember

011 PEMBINAAN KELEMBAGAAN UNIT PELAYANAN JASA ALSINTAN (UPJA) 46,080,000 Nopember

1797 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS 362,670,000 DesemberLAINNYA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

1797.01 JUMLAH DOKUMEN PERENCANAAN(PROGRAM,ANGGARAN 6 Dokumen 312,470,000 Desember

DAN KERJASAMA),KEUANGAN,UMUM SERTA EVALUASI DAN PELAPORAN PROGRAM PENINGK.NILAI TAMBAH, DAYASAING,SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN

011 SAI, SABMN,SIMONEV,PERENCANAAN PROGRAM/KEG., 312,470,000 Desember

KONSOLIDASI DAN SINKRONISASI PROGRAM /KEG. PLA

B SAI dan SABMN 28,400,000 12 Bulan

C SIMONEV 38,900,000 12 BulanD. PERTEMUAN PENYUS. DATA DAN RKAKL PLA TH. 2012 77,970,000 September

E WORKSHOP SAI 57,620,000 NopemberF KONSOLIDASI DAN EVALUASI PROGRAM DAN KEGIATAN 2011 109,580,000 Pebruari

1797.02 LAYANAN PERKANTORAN 12 Bulan 50,200,000 12 Bulan

011 ADMINISTRASI SATKER 50,200,000 12 Bulan

3993 FASILITAS PUPUK DAN PESTISIDA 23,920,000 Mei

3993.10 UNIT PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK (UPPO) 1 Unit 23,920,000 Mei

011 PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK (UPPO) 23,920,000 Mei

3994 PELAYANAN PEMBIAYAAN PERTANIAN DAN PENGEMBANGAN 79,080,000 NopemberUSAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)

3994.05 KEBIJAKAN PEMBIAYAAN PERTANIAN 1 Paket 79,080,000 Nopember

011 Pemberdayaan dan Fasilitasi Pelayanan Pembiayaan Pert. 79,080,000 Nopember

Kode Uraian Volume Jumlah Biaya

Page 286: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 14141414

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Sisa Anggaran

Rp % Rp % Rp % Rp %

1 Januari 10.520.000 1,17 - 0,00 1,17 1,17 0 0 900.000.000

2 Februari 70.280.000 7,81 58.785.500 6,53 7,81 7,81 6,53 6,53 841.214.500

3 Maret 70.280.000 7,81 58.785.500 6,53 7,81 7,81 6,53 6,53 841.214.500

4 April 386.960.000 43,00 313.905.572 34,88 43,00 43,00 31,00 31,00 586.094.428

5 Mei 386.960.000 43,00 311.905.572 34,66 43,00 43,00 38,74 38,74 588.094.428

6 Juni 470.720.000 52,30 362.125.572 40,24 52,30 52,30 43,41 43,41 537.874.428

7 Juli 509.340.000 56,59 460.541.572 51,17 56,59 56,59 55,15 55,15 439.458.428

8 Agustus 577.960.000 64,22 565.994.972 62,89 64,22 64,22 63,35 63,35 334.005.028

9 September 705.770.000 78,42 636.283.822 70,70 78,42 78,42 74,01 74,01 263.716.178

10 Oktober 715.370.000 79,49 693.449.072 77,05 79,49 79,49 77,15 77,15 206.550.928

11 November 813.670.000 90,41 767.227.242 85,25 90,41 90,41 85,71 85,71 132.772.758

12 Desember 900.000.000 100,00 883.332.092 98,15 100,00 100,00 98,21 98,21 16.667.908

900.000.000 100,00 883.332.092 98,15 100,00 100,00 98,21 98,21 16.667.908

Tabel VII-6. Target dan Realisasi Fisik dan Keuangan Dana APBN Tahun 2011

Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Hortikultura

Provinsi Nusa Tenggara Barat

No Bulan

Penyerapan Dana Selama Tahun 2011 Penyerapan Fisik Selama Tahun 2011

Target Realisasi Target Realisasi

Total

Berdasarkan kalender kerja (table VII-5) kegiatan APBN bidang PLA tahun 2011, maka

dapat dijabarkan progress realisasi keuangan dan realiasasi fisik kegiatan sebagai

berikut :

Page 287: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 15151515

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Kode : 1794.02.

Kegiatan : Rehab JITUT JIDES

Sub Kegiatan : Pengembangan JITUT dan JIDES

Sub-sub Kegiatan :

A. Pengembangan JITUT

Dari total dana kegiatan Rp. 27.810.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.27.452.100,- (98,71%) yang digunakan untuk ATK dan bahan computer,

penggandaan, penjilidan dan pengiriman, kegiatan identifikasi dan pembinaan ke

kabupaten/kota se-pulau Lombok dan Sumbawa serta konsultasi ke pusat. Adapun

realisasi fisik kegiatan ini sebesar 98,71%.

B. Pengembangan JIDES

Dari total dana kegiatan Rp. 29.520.000,-

realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.28.722.500,- (97,30%) yang digunakan

untuk ATK dan bahan computer,

penggandaan, penjilidan dan pengiriman,

kegiatan identifikasi dan pembinaan ke

kabupaten/kota se-pulau Lombok dan

Sumbawa serta konsultasi ke pusat. Adapun

[

Page 288: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 16161616

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

realisasi fisik kegiatan ini sebesar 97,30%.

C. Koordinasi Kegiatan JITUT dan JIDES

Dari total dana kegiatan Rp. 28.320.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.28.240.000,- (99,72%), sedangkan realisasi fisik kegiatan ini telah mencapai

100%. Sesuai dengan kalender kerja bidang PLA tahun 2011, Kegiatan yang

berbentuk pertemuan ini telah dilaksanakan di Hotel Lombok Raya Mataram

selama 2 (dua) hari dari tanggal 18 s/d 19 April 2011.

Page 289: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 17171717

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Hasil Pelaksanaan Kegiatan :

Dalam rangka pencapaian target peningkatan produksi perlu :

1. Mempercepat pelaksanaan kegiatan tahun 2011 seperti JITUT, JIDES, PIP,

Embung

2. Menghadiri revisi kegiatan produksi yang berdampak langsung terhadap

peningkatan produksi seperti : Pengembangan JITUT/JIDES,

Page 290: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 18181818

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Pengembangan TAM, Pengembangan Air Permukaan dan Pengembangan

Embung

3. Merevisi kegiatan yang kurang berdampak langsung terhadap peningkatan

produksi, yaitu Pengembangan Sumur Resapan, Pengarus Utamaan Gender

(PUG), Sekolah Lapang Iklim (kecuali di pulau Jawa, Sulawesi Selatan, dan

NTB maksimal 5 paket, dan di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, NTT dan Bengkulu maksimal 4

paket) menjadi kegiatan yang berdampak langsung seperti JITUT, JIDES,

Embung, Tata Air Mikro, Air Permukaan dan Air Tanah.

- Strategi pengolahan air irigasi meliputi :

1. Optimasi air untuk meningkatkan luas tanam, produktivitas, dan IP.

2. Pengembangan Konservasi Air.

3. Pengembangan kegiatan dalam rangka mitigasi dalam perubahan iklim

eksrim.

4. Panen hujan dan aliran permukaan untuk meningkatkan produktivitas di

lahan kering.

5. Peningkatan efisiensi penggunaan air sesuai dengan kebutuhan tanaman.

6. Pengembangan sumberdaya manusia dan kelembagaan dalam pengelolaan

irigasi.

7. Peningkatan koordinasi lintas sektor/ sub sektor dan stake houlder terkait.

- Strategi pencapaian kegiatan perluasan dan pengelolaan lahan meliputi :

1. Penyelenggaraan Kontrak Kinerja bagi Daerah Penerima Manfaat Bantuan

Sosial Kegiatan Perlusan dan Pengelolaan Lahan.

2. Melakukan kegiatan verifikasi kondisi lahan yang diusulkan mencakup

kondisi lahan (biofisik) dan keberadaan kelompok tani.

3. Meningkatkan frekuensi kegiatan sosialisasi, bimbingan, monitoring, dan

evaluasi petugas Kabupaten dan Provinsi.

Page 291: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 19191919

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

4. Memastikan dukungan dari Pemerintah Daerah dan Instansi terkait dalam

hal :

- Pelaksaan Survey, Investigasi, dan Disain lokasi kegiatan perluasan dan

pengeloaan lahan.

- Pengembangan infrastruktur pendukung yang dibutuhkan seperti saluran

irigasi, cek dam, embung, rehab jaringan, tanggul, dan lain-lain.

- Pembinaan dari petugas provinsi dan kabupaten terhadap pelaksanaan

kegiatan perluasan dan pengelolaan lahan.

- Mendorong terselenggaranya pola pelaksanaan kegiatan Perluasan dan

Pengelolaan Lahan dilapangan berupa pola padat karya dan pola padat

karya partisipatif.

- Wewenang dan tanggung jawab pengeloaan irigasi pada jaringan irigasi

tersier :

1. P3A berhak dan bertanggung jawab dalam O&P Jaringan Irigasi Tersier,

bagian jaringan irigasi yang dibangunnya sendiri, jaringan irigasi desa,

jaringan irigasi air tanah, jaringan pemberi dalam irigasi mikro Pasal 56

ayat (5) dan Penjelasan Pasal 57.

2. P3A bertanggung jawab membiayai pengembangan irigasi tersier, dengan

menggunakan sumber-sumber yang dikumpulkan dari petani dalam bentuk

tenaga, dana, dan sejenisnya yang dikelola, dimanfaatkan dan

dipertanggungjawabkan oleh P3A sendiri = Pasal 27 ayat (2),Pasal 75

Ayat (3) dan Pasal 78

3. P3A pada sistem irigasi yang sudah ada dapat memperoleh hak guna pakai

air untuk irigasi tanpa izin = Pasal 33 ayat (1).

4. Pemerintah, Pemprov, dan Pemkab/Kota dapat memberi bantuan kepada

perkumpulan petani pemakai air dalam hal perkumpulan petani pemakai air

tidak mampu = Pasal 28 ayat (6).

Page 292: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 20202020

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

- Tujuan prinsip pengelolaan irigasi pada jaringan irigasi tersier adalah :

1. Menyediakan jaringan dalam rangka menambah luas areal pelayanan.

2. Meningkatkan kinerja jaringan irigasi sehingga dapat meningkatkan serta

mengembalikan fungsi dari layanan irigasi.

3. Meningkatkan areal tanam melalui penambahan indeks pertanaman dan

pertambahan baku lahan.

4. Meningkatkan produktivitas.

5. Membangun rasa memiliki terhadap jaringan irigasi.

- Sasaran prinsip pengelolaan irigasi pada jaringan irigasi tersier adalah :

1. Terbangunnya irigasi tingkat usaha tani di beberapa provinsi.

2. Meningkatkan fungsi dan kondisi serta layanan irigasi.

3. Meningkatkan luas areal tanam melalui tambahan IP lebih dari 30% dan

peningkatan produktivitas lebih dari 1 ton/Ha.

4. Terbangunnya rasa memiliki petani terhadap jaringan irigasi yang dibangun

dan di rehab.

- Kebijakan pengembangan lahan pertanian meliputui :

1. Penambahan Baku Lahan Pertanian.

2. Pendekatan Kawasan Berkala Ekonomi.

3. Kesesuaian Daya Dukung dan Agropedroklimak.

4. Partisipasi dan Pemberdayaan Petani.

5. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran.

- Kendala/Hambatan/Masalah :

1. Masih rawannya ketahanan pangan dan ketahanan energi.

2. Tingginya alih fungsi lahan pertaniana ke non lahan pertanian (

110.000ha/tahun ).

Page 293: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 21212121

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

3. Masih tingginya degradasi kesuburan lahan pertanian (2,8 ha/tahun)yang

mengakibatkan semakin luasnya lahan terlantar (luas 12,4 juta ha)

4. Meningkatkan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global.

5. Menurunnya kualitas dan kesuburan lahan

6. Ketersediaan inprastruktur,sarana prasarana, lahan dan air masih terbatas.

7. Meningkatkan prasarana irigasi yang rusak.

8. Adanya persaingan pemanfaatan sumber daya air dengan sektor/subsektor

lainnya.

9. Konversi lahan pertanian.

Kode : 1794.03. Kegiatan : Pengembangan Embung, Sumur

Resapan.

Sub Kegiatan :

A. Penyusunan Database Profil Sosial Ekonomi Teknis.

Dari total dana kegiatan Rp. 34.900.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.34.879.400,- (99,94%), sedangkan realisasi fisik kegiatan ini telah mencapai

100%. Sesuai dengan kalender kerja bidang PLA tahun 2011, kegiatan ini

direncanakan dilaksanakan pada bulan April 2011. Kegiatan ini berbentuk

penyusunan laporan database dimana realisasi dana diatas digunakan untuk

konsumsi tim penyusun, dokumentasi dan penggandaan laporan, honor tim

penyusun serta monitoring dan pengumpulan data ke kabupaten/kota se-provinsi

NTB.

Hasil pelaksanaan kegiatan :

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan Pengelolaan Air terutama

tentang sosial ekonomi teknis kelembagaan P3A/GP3A/IP3A yang ada, maka harus

didukung dengan penyediaan data sosial ekonomi yang akurat dalam

penyusunan/pengumpulan/pengolahan/updating dan statistik sehingga dapat

dipertanggungjawabkan.

Page 294: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 22222222

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Database profil sosial ekonomi teknis kelembagaan P3A/GP3A/IP3A yang dihimpun

dari daerah (provinsi/kabupaten/kota) bermanfaat sebagai informasi yang

diperlukan untuk membantu pemimpin dan perencana baik pusat maupun daerah

dalam mengidentifikasi dan mengungkapkan potensi daerah guna perumusan

kebijakan serta penyusunan perencanaan, evaluasi dan monitoring pembangunan

pertanian, khususnya bidang pengelolaan lahan dan air.

Hasil monitoring dan pengumpulan data di Kabupaten/kota se-provinsi NTB secara

umum berdasarkan qoesioner sosial ekonomi teknis kelembagaan P3A/GP3A/IP3A

yang telah diisi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Intensifikasi

a. Aspek Sosial

- Mempunyai RDKK dalam pengelolaan usahatani.

- Mempunyai AD/ART secara tertulis.

- Belum ada upaya pengembangan kelompok.

- Kelompok melakukan hubungan kerjasama dengan koperasi/lembaga

lain tetapi tidak tertulis.

- Pernah mengikuti perlombaan GP3A yang diadakan oleh Dinas

Pertanian Kabupaten dan Provinsi.

- Mendapat prestasi juara I Lomba GP3A Tingkat Kabupaten dan juara

IV Tingkat Provinsi.

- Aktif melakukan rembuk kelompok terutama ; saat merencanakan

usahatani, saat tanam dan saat panen, sedangkan saat pemeliharaan

rembuk kelompok diadakan ketika ada serangan OPT.

- Kegiatan gotong royong dalam usahatani ; pemeliharaan jaringan

irigasi, perbaikan Dam, pembasmian hama penyakit, usaha minapadi,

usaha pupuk organisme.

- Kegiatan gotong royong di luar usahatani ; perbaikan jalan-jalan

kampung/pemukiaman, perbaikan sekolah/masjid.

Page 295: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 23232323

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

- Melakukan pola tanam ; padi – padi - palawija (jagung, kedelai,

bawang merah, cabe rawit).

b. Aspek Ekonomi

- Melakukan analisa usahatani cukup lengkap.

- Melakukan gerakan menabung di Kas Kelompok setiap selesai panen.

- Sumber dana dalam pengelolaan usahatani di peroleh dari modal

sendiri dan meminjam tabungan di kas kelompok.

- Hasil usahatani dijual ke koperasi/mitra usaha dan pedagang pasar.

- Hasi usahatani masih dilakukan secara perorangan dan kelompok.

- Kelompok P3A mengetahui harga lokal dan grosir saat panen

- Kelompok telah melakukan usaha untuk meningkatkan keuntungan

kelompok dengan melakukan analisa usahatani secara benar

2. Kemitraan

a. Aspek Sosial

- Kelompok sudah menjalin kerjasama dengan koperasi/kelembagaan lain

dalam pengelolaan usahatani baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

- Pelayanan kelompok terhadap anggota dari segi administrasi cukup baik

- Untuk menunjang pelaksanaan usahatani kelompok aktif melakukan

rapat anggota, melakukan demonstrasi, gotong royong dan aktif juga

mengikuti penyuluhan.

b. Aspek Ekonomi

- Terdapat kerjasama dengan penyedia sarana produksi secara tertulis.

- Sarana produksi yang dimitrakan adalah benih, pupuk, pestisida.

- Tidak ada kendala yang dihadapi dalam pemenuhan sarana produksi

karena tersedia setiap dibutuhkan.

- Modal kelompok kurang mencukupi sesuai kebutuhan kelompok.

- Dalam proses dan pemasaran hasil usahatani kelompok terdapat

kemitraan dengan lembaga lain yang sangat mendukung meskipun

tidak tertulis.

Page 296: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 24242424

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

- Kelompok melakukan kerjasama/kemitraan dalam pemenuhan tenaga

kerja/jasa alsintan secara tertulis.

- Sudah ada upaya kelompok untuk mengembangkan nilai tambah hasil

dengan terus mencari mitra usaha lain yang lebih menguntungkan dari

yang sudah ada.

3. Pembinaan Oleh Aparat

Aspek Sosial dan Ekonomi

- Secara terjadwal terdapat pembinaan usahatani dari aparat

pertanian/penyuluh kepada kelompok P3A.

- Terdapat bantuan permodalan dari pihak pemerintah meskipun tidak rutin

setiap tahunnya..

- Kelompok Sering/rutin (2 kali dalam 1 bulan) mengikuti penyuluhan

pertanian.

- Kelompok tidak mengalami kesulitan dalam penyampaian informasi/inovasi

baru oleh aparat.

- Inovasi baru disampaikan sewaktu-waktu oleh aparat pertanian. Contoh ;

SRI.

- Aparat aktif dalam menumbuhkembangkan koperasi tani.

- Sudah ada pembinaan dalam bidang administrasi terhadap kelompok P3A.

- Rutin dilakukan rapat koordinasi antara kelompok dengan aparat.

- Aparat sudah berusaha mendorong agribisnis dengan menghubungi

stakeholder yang bergerak pada subsistem hulu, hilir dan jasa lainnya

Adapun untuk laporan yang lebih lengkap dapat dibaca pada laporan Penyusunan

Database Profil Sosial Ekonomi Teknis yang disusun terpisah dari laporan tahunan

ini.

B. Pengembangan Embung

Dari total dana Rp. 23.520.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.23.350.000,- (99,28%) yang digunakan untuk ATK dan bahan computer,

Page 297: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 25252525

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

penggandaan, penjilidan dan pengiriman, identifikasi dan pembinaan ke pulau

Lombok, kabupaten/kota bima dan Sumbawa serta konsultasi ke pusat. Adapun

realisasi fisik kegiatan ini sebesar 99,28%.

Kode : 1794.11. Kegiatan : Pengembangan Irigasi Partisipatif.

Sub Kegiatan : Pengembangan Irigasi Partisipatif.

Dari total dana Rp. 24.900.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah Rp.24.820.000,-

(99,68%) yang digunakan untuk keseluruhan instrumen kegiatan yang berbentuk

pertemuan yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada tanggal 26-27 September

2011 bertempat di Hotel Grand Legi, Mataram. Adapun realisasi keuangan terjadi pada

bulan Oktober sedangkan realisasi fisik kegiatan telah mencapai 100% pada bulan

September.

Page 298: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 26262626

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Hasil pelaksanaan kegiatan :

Pertemuan ini dihadiri oleh petugas pertanian sebanyak 20 (dua puluh) orang yang

menangani P3A/GP3A di Kabupaten/Kota se-NTB yang pengembangan pengelolaan

irigasinya belum optimal, baik dari kondisi fisik jaringan, pemeliharaan dan

pemanfaatan air irigasi di tingkat usaha tani.

Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan peran petugas pertanian

dalam mendorong terciptanya rasa kebersamaan, rasa memiliki dan tanggung jawab

dalam pengelolaan irigasi serta terpenuhinya harapan petani melalui upaya

peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan irigasi yang berkelanjutan.

Adapun narasumber pertemuan ini berasal dari Dinas Pertanian TPH NTB, Bakorluh

Provinsi NTB dan Dinas PU Provinsi NTB.

Metodologi yang digunakan dalam penyampaian materi pertemuan adalah klasikal

yakni penyampaian dengan menggunakan tayangan dan diselingi dengan diskusi dan

simulasi studi kasus.

Rumusan Hasil Pertemuan :

- Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi yang sesuai dengan harapan petani dan

kebijakan PP No. 20 Tahun 2006 adalah Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi

Partisipatif.

- Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif akan terlaksana dengan baik

apabila kelembagaan petani (P3A/GP3A/IP3A ) kuat dan berkembang.

Page 299: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 27272727

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

- Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif tidak bias ditangani oleh satu

atau beberapa instansi terkait melainkan harus bekerjasama atau ditangani oleh

semua pihak pemangku kepentingan ( stakeholder )

- Peran penyuluh sebagai Motivator, Pembina /pembimbing, fasilitator Advisor

sangat penting untuk meningkatkan SDM dan pasilitas petani/P3A/GP3A/IP3A

dalam Pengelolaan Irigasi Partisipatif .

Usulan Tindak Lanjut :

- Perlu dibentuk P3A/GP3A/IP3A yang kuat dan mandiri serta multifungsi melalui

partisipasi semua pihak.

- P3A/GP3A/IP3A hendaknya membuat pametaan wilayah Pengembangan dan

Pengelolaan Irigasi Partisipatif ( pergiliran penggunaan air, pola tanam ).

- Memasukkan program Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif dala,

program penyuluhan dan rencana kerja tahunan (RKT) penyuluh pada berbagai

tingkatan.

1795.01. Kegiatan : Cetak Sawah, Perluasan Areal Lahan Kering,

Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan.

Sub Kegiatan : Pengembangan Jalan Usaha Tani (JUT)

Dari total dana kegiatan Rp. 21.770.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.21.770.000,- (100%) yang dipakai untuk ATK dan bahan computer, penggandaan,

penjilidan dan pengiriman, identifikasi dan pembinaan ke pulau Lombok,

kabupaten/kota Bima dan Sumbawa serta konsultasi ke pusat. Adapun realisasi fisik

kegiatan ini juga mencapai 100%.

Page 300: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 28282828

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Gambar 1. Gambar 2.

Hasil Pelaksanaan Kegiatan:

Jalan Usaha Tani (JUT) perlu ditingkatkan kapasitasnya atau direhabilitasi agar

memenuhi standar teknis untuk dilalui kendaraan guna mengangkut hasil pertanian

dan alat mesin pertanian yang diperlukan.

Sasaran lokasi pengembangan JUT adalah kabupaten :

1. Lombok Utara dengan nama kelompok tani : Patuh Angen (1 Km),Tunas Mekar 1,

Tunas Mekar 2, Karya Tani II dan Mandala Sari. Kegiatan JUT masing-masing

kelompok tani ini adalah sepanjang 1 Kilometer.

2. Lombok Tengah dengan nama kelompok tani :Harapan Tani, Ternak Hidup Baru,

Pade Sadar II dan Semut Briring. Kegiatan JUT masing-masing kelompok tani ini

adalah sepanjang 1 Kilometer.

3. Sumbawa Barat dengan nama kelompok tani : Maju Bersama (3 km), Tiu Pandang

(2 km), Lang Kamar (2 km), Ai’ Batu (2 km), Kuang Ganyan (3 km) dan Ai’ Kolong

(1 km).

4. Sumbawa dengan nama kelompok tani :Pangalo I (400 m), Gerta Merta (400 m),

Saling Beme (400 m), Semangat Baru (500 m), Dewi Sri (500 m), Maris Gama

(400 km), Orong Melung (400 m), Pasang Sunung II (400 m), Olat Sepang (400

m), Orong Unter (400 m), Empang Ketujir(400 m) dan Kuang Dope (400 m).

Page 301: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 29292929

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Pelaksanaan identifikasi dilapangan dilakukan untuk melihat apakah lokasi yang

ditentukan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan sudah memenuhi syarat dan criteria

yang telah ditetapkan dalam Juklak Kegiatan Jalan Usaha Tani TA.2011.

Untuk laporan selengkapnya dapat dilihat pada buku Laporan Kegiatan Pengembangan

Jalan Usaha Tani TA.2011 yang disusun terpisah dari Laporan Tahunan ini.

Sub Kegiatan : Perluasan Areal

Sub-sub Kegiatan :

A. Cetak Sawah R1

Dari total dana kegiatan Rp. 19.920.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.19.909.800,- (99,95%) yang dipakai untuk ATK dan bahan computer,

penggandaan, penjilidan dan pengiriman serta biaya perjalanan identifikasi dan

pembinaan ke kabupaten/kota se-provinsi NTB dan konsultasi ke pusat, sedangkan

realisasi fisik kegiatan ini sebesar 99,95%.

Hasil Pelaksanaan Kegiatan

1. Lokasi Kegiatan Perluasan Areal Cetak Sawah

Pelaksanaan identifikasi dan pembinaan perluasan areal cetak sawah

dilaksanakan di 3 (tiga) kabupaten yaitu di :

Tabel VII-7. Lokasi Kegiatan Perluasan Areal Cetak Sawah.

No. Kabupaten Luas Lahan Keterangan

1.

2.

3.

Sumbawa

Sumbawa Barat

Dompu

600 ha

300 ha

100 ha

Page 302: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 30303030

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Gambar 1. Gambar 2.

Gambar 3. Gambar 4.

2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

a. Identifikasi Lapangan

Pelaksanaan identifikasi di lapangan dilakukan untuk melihat apakah

lokasi yang telah ditentukan sudah memenuhi norma, standar teknis,

kriteria dan prosedur seperti yang tertera pada panduan Petunjuk

Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan perluasan areal

cetak sawah TA 2011 seperti :

- Identifikasi Calon Petani Calon Lokasi (CPCL)

- Survey dan Investigasi

- Penetapan Lokasi

- Desain

- Konstruksi

- Pengawasan dan penyerahan hasil (pekerjaan)

- Pemanfaatan

Page 303: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 31313131

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

- Pelaporan

Adapun kegiatan perluasan areal cetak sawah tahun 2011 dirinci

sebagai berikut :

Tabel VII-8. Kegiatan perluasan areal cetak sawah tahun 2011.

No. Kabupaten

Lokasi Luas

Lahan

(Ha) Kecamatan Desa Kelompok Tani

1 Sumbawa Lunyuk Jamu Ruat Loka 45

Lunyuk Lunyuk Ode Maris Gama II 15

Lunyuk Padasuka Tunas Karya 10

Lunyuk Padasuka Dadar Binang I 10

Lunyuk Padasuka Dadar Binang II 20

Lunyuk Padasuka Banyu Urip 10

Orong Telu Sebeok Lenang Ketubung 10

Lenangguar Telaga Asar Binong 10

Lenangguar Telaga Brang Menir II 10

Lenangguar Telaga Bunga Kemiri 10

Lenangguar Telaga Sampar Bukal 20

Lenangguar Telaga Jodoh Batompok 10

Lenangguar Ledang Ledang 10

Lenangguar Ledang

Lampas

Pangayam 10

Lenangguar Lenangguar Panto Layar 10

Lenangguar Lenangguar Paliuk Balemeng 10

Lenangguar Tatebal Tua Belo 10

Moyo Hulu Pernek Jati Padesa 20

Moyo Hulu Marga Karya Salempong 10

Moyo Hulu Marga Karya Buin Sekedit 10

Moyo Hulu Batu Tering Untir Ano Rawi 10

Moyo Hulu Batu Tering Untir Jontal 10

Moyo Hulu Brang Rea Propok 10

Moyo Hulu Brang Rea Pengampas II 15

Moyo Hulu Sempe, Dusun Sempe A Kuang Monte 10

Moyo Hulu Sempe, Dusun Sempe B Tiu Panemung 10

Moyo Utara Kuken Tanah Rentung 15

Moyo Hilir Ngeru Unter Sanika 10

Moyo Hilir Kakiang, Dusun Pengenyar Pariri 10

Rhee Sampe Sakiki Rara 10

Page 304: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 32323232

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Alas Barat Mapin Kebak Ai Gali 15

Buer Kalasebo Batu Soan 10

Lape Lab. Kuris Ai Lante 15

Lopok Langam Mampis Rungan 20

Maronge Pemasar, Dusun Teruntum Lenang Nap 10

Maronge Simu Orong Plam 15

Maronge Simu Olat Rebu 15

Plampang

Brang Kolong, Dusun Lab

Ala Kuang Nima 20

Plampang Sepakat Omal Ketujir 20

Plampang Sepayung Tiu Temang 10

Empang Gapit Unter Siwan 20

Empang Boal Orong Jeringo 20

Tarano

Bt Lanteh, Dusun

Kerongkeng Minta Selamat 20

Tarano Pidang, Dusun Kunil Kokar Baru 10

2 Sumbawa Barat

Pototano Tebo Bumi Dawai 25

Brang Rea Seminar Salit Seminar Salit 25

Seteluk Seteluk Tengah Tobang Subur 50

Jereweh Goa Ai' Blang 25

Jereweh Goa Ai' Cabe 25

Seteluk Kelanir Ai' Putat 25

Seteluk Kelanir Ai' Lemar 25

Seteluk Air Suning Beringin Rindang 25

Taliwang Lalar Liang

Taruna

Mangadang 25

Brang Ene Mujahiddin Jorok Tano 25

Jereweh Beru Kuang Kesami' 25

3 Dompu Pekat Doropeti Sama ngawa 25

Dompu O'o Sera naru 25

Dompu Mangge Asi Doro kaleli 25

Dompu Mangge Asi Ngeru 2 19

Dompu Potu Jero utara 6

Kegiatan perluasan areal cetak sawah TA 2011 di Provinsi Nusa

Tenggara Barat seluas 1.000 ha dengan sebaran 600 ha di Kabupaten

Sumbawa, 300 ha di Kabupaten Sumbawa Barat, dan 100 ha di Kabupaten

Dompu.

Page 305: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 33333333

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Kegiatan perluasan areal cetak sawah di Kabupaten Sumbawa, pada

tahun anggaran 2011 seluas 600 ha tersebar di 15 kecamatan dan 44

lokasi. Dari hasil pengamatan di lapangan, 3 lokasi sampel (3 kecamatan)

yang dikunjungi, kegiatan perluasan areal cetak sawah yang berada di

Kabupaten Sumbawa sudah sesuai dengan ketentuan dan syarat seperti

yang tercantum dalam panduan petunjuk pelaksanaan Cetak sawah TA.

2011. Sebagian besar kegiatan cetak sawah merupakan peningkatan luas

areal sawah untuk mendukung peningkatan produksi tanaman pangan dan

dilaksanakan di lahan-lahan yang belum pernah diusahakan sebelumnya.

Realisasi fisik kegiatan perluasan areal cetak sawah di kabupaten

Sumbawa sampai dengan bulan April 2011 mencapai 10 %, sedangkan

realisasi keuangan masih 0 %. Hal ini disebabkan karena untuk Kabupaten

Sumbawa, DIPA TA. 2011 masih dalam proses revisi di Pusat, sehingga

kabupaten masih belum dapat menggunakan anggaran yang ada dalam

DIPA APBN TA. 2011.

Di Kabupaten Sumbawa Barat, beberapa lokasi perluasan areal cetak

sawah dipadukan dengan kegiatan pembangunan jalan usaha tani. Lokasi

yang dimaksud berada di Desa Air Suning Kecamatan Seteluk dan Desa

Lalar Liang Kecamatan Taliwang.

Realisasi fisik di lapangan untuk kegiatan perluasan areal cetak sawah

di Kabupaten Sumbawa Barat sampai dengan bulan April 2011 baru

mencapai 10 % dan 0 % untuk realisasi keuangan. Rendahnya realisasi fisik

dan keuangan ini disebabkan karena keterlambatan terbitnya SK PPK dari

Pusat ke Kabupaten.

Untuk Kabupaten Dompu, kegiatan perluasan areal cetak sawah

dilaksanakan di 5 (lima) lokasi dengan luas lahan 100 ha. Realisasi fisik

sampai dengan bulan April 2011 mencapai 10 %, sedangkan realisasi

keuangan masih 0 %. Hal ini disebabkan karena SK PPK dari Pusat

diterbitkan di akhir bulan April 2011.

Page 306: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 34343434

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Anggaran kegiatan perluasan areal cetak sawah ini disediakan dari

dana APBN sebesar Rp. 2.250.000.000,- (Rp. 7.500.000,-/ha) dengan pola

transfer dana ke rekening kelompok (berupa dana Bansos), dan sampai

dengan saat identifikasi dan pembinaan realisasi fisik baru mencapai 10 %

sedangkan realisasi keuangan masih nihil (0%). Karena kegiatan ini

merupakan jenis bansos, maka dana kegiatan akan ditransfer setelah

kegiatan SID selesai atau penetapan CPCL telah ditetapkan.

b. Pembinaan

Pembinaan di lokasi dilakukan secara tim. Materi pembinaan

mencakup tujuan kegiatan perluasan areal cetak sawah serta manfaat yang

akan dirasakan oleh petani dengan adanya kegiatan ini. Inti dari pembinaan

yang telah dilakukan yaitu :

1. Tujuan dilakukannya kegiatan perluasan areal cetak sawah dengan

upaya menambah baku lahan tanaman pangan adalah untuk

mendukung pemantapan ketahanan pangan, sehingga dapat

meningkatkan produksi tanaman pangan dan mengurangi alih fungsi

lahan dari lahan sawah/lahan pertanian menjadi lahan non pertanian

2. Kegiatan perluasan areal cetak sawah merupakan kegiatan bantuan

sosial (Bansos) yang penyaluran dana kegiatan akan langsung masuk ke

dalam rekening kelompok. Hal ini dilakukan agar realisasi penyaluran

kepada kelompok penerima manfaat benar-benar tercapai sesuai target

sehingga memenuhi kriteria tepat jumlah, tepat waktu dan tepat

sasaran.

Kesimpulan:

a. Kegiatan perluasan areal cetak sawah di provinsi NTB tahun anggaran 2011

dilaksanakan di 3 (tiga) kabupaten yaitu : Kabupaten Sumbawa (600 ha),

Kabupaten Sumbawa Barat (300 ha) dan Kabupaten Dompu (100 ha). Total

perluasan areal cetak sawah di NTB seluas 1.000 ha.

Page 307: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 35353535

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

b. Lokasi kegiatan perluasan areal cetak sawah di NTB sudah cukup memenuhi

syarat kriteria yang terdapat dalam Juklak dan Juknis. Lokasi yang dipilih

sebagian besar juga memiliki sumber pengairan yang berasal dari sungai dan

embung dengan debit air yang cukup besar. Penentuan titik koordinat untuk

kegiatan perluasan areal cetak sawah diusahakan selesai sebelum

pelaksanaan cetak sawah agar dapat dipantau oleh tim Unit Kerja Presiden

Pemantauan Pengawasan Pembangunan (UKP4) yang merupakan bagian dari

kegiatan survey, investigasi dan Desain (SID) yang di danai dari dana APBD.

Saran :

- Pemanfaatan lahan sawah yang baru di cetak merupakan kegiatan yang perlu

diperhatikan, mengingat pada lahan tersebut tanaman sangat mudah

menyamak kembali. Oleh karena itu, petani perlu dibina secara intensif dan

difasilitasi dengan bantuan sarana produksi pertanian agar petani dapat segera

mengusahakan lahan sawah tersebut secara berkelanjutan.

B. Perluasan Areal Lahan Kering

Dari total dana Rp. 12.440.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.12.420.000,- (99,84%) yang digunakan untuk ATK dan bahan computer,

penggandaan, penjilidan dan pengiriman serta biaya perjalanan identifikasi dan

pembinaan ke kabupaten/kota se-provinsi NTB dan konsultasi ke pusat, sedangkan

realisasi fisik kegiatan ini sebesar 99,84%.

Page 308: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 36363636

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Hasil Pelaksanaan Kegiatan :

1. Lokasi Kegiatan Perluasan Areal Lahan Kering

Pelaksanaan identifikasi dan pembinaan perluasan areal lahan kering

dilaksanakan di 2 (dua) kabupaten yaitu di :

No. Kabupaten Luas Lahan Keterangan

1.

2.

Sumbawa Barat

Dompu

100 ha

100 ha

Fisik 100 %

Fisik 100 %

2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

a. Identifikasi Lapangan

Pelaksanaan kegiatan identifikasi di lapangan dilakukan untuk melihat

apakah lokasi yang telah ditentukan sudah memenuhi syarat dan kriteria

Page 309: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 37373737

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

seperti yang tertera pada panduan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan

Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan perluasan areal lahan kering TA 2011,

yaitu bahwa kegiatan ini harus memiliki aspek yang meliputi :

- Identifikasi Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) serta penetapan lokasi

- Survey dan Investigasi

- Desain

- Konstruksi Perluasan Lahan Kering

- Pengawasan Lahan Kering Baru

- Pengawasan dan Penyerahan Hasil Pekerjaan

- Pelaporan

Adapun kegiatan perluasan areal lahan kering tahun 2011 dirinci

sebagai berikut :

Tabel VII-9. Kegiatan perluasan areal lahan kering tahun 2011

No. Kabupaten Lokasi

Luas Lahan (Ha) Kecamatan Desa Kelompok Tani

1 Sumbawa Barat Sekongkang Tatar Puna Jaya 100

2 Dompu 100

Kempo Kempo Lalowo Nciwo 14

Mangga

Lewa Tanju Mata Suku 20

Mangga

Lewa Soriutu Saboade 20

Mangga

Lewa Sukadane Pujuwali 10

Woja SebeokRiwo Cncuhi riwo 36

Kegiatan perluasan areal lahan kering TA 2011 di Provinsi Nusa

Tenggara Barat seluas 200 ha yang tersebar di Kabupaten Sumbawa Barat

dan Kabupaten Dompu. Kegiatan perluasan areal lahan kering di

Kabupaten Sumbawa Barat seluas 100 ha terdapat di kecamatan

Sekongkang dengan kelompok tani Puna Jaya. Dari hasil pengamatan di

lapangan, kegiatan perluasan areal lahan kering yang berada di

Page 310: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 38383838

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Kabupaten Sumbawa Barat sudah memenuhi ketentuan dan syarat seperti

yang tercantum dalam panduan petunjuk pelaksanaan Lahan Kering TA.

2011. Sebagian besar kegiatan perluasan areal lahan kering dilaksanakan

di lahan-lahan yang belum pernah diusahakan sebelumnya.

Realisasi fisik di lapangan untuk kegiatan perluasan areal lahan kering

di Kabupaten Sumbawa Barat sampai dengan bulan April 2011 baru

mencapai 10 % dan 0 % untuk realisasi keuangan. Rendahnya realisasi

fisik dan keuangan ini disebabkan karena keterlambatan terbitnya SK PPK

dari Pusat ke Kabupaten.

Untuk Kabupaten Dompu, kegiatan perluasan areal lahan kering

dilaksanakan di 5 (lima) lokasi dengan luas lahan 100 ha. Dari hasil

pengamatan di lapangan, dari 3 lokasi sampel yang dikunjungi, kegiatan

perluasan areal lahan kering yang berada di Kabupaten Dompu sudah

sesuai dengan ketentuan dan syarat seperti yang tercantum di dalam

Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis Pelaksanaan Perluasan Areal

Lahan Kering TA. 2011.

Realisasi fisik dan keuangan kegiatan perluasan areal lahan kering di

Kabupaten Dompu sampai dengan bulan April 2011, fisik mencapai 10 %(

CP/CL mencapai 100 %), sedangkan realisasi keuangan masih 0 %. Hal ini

disebabkan karenaketerlambatan terbitnya SK PPK dari Pusat yang baru

diterbitkan di akhir bulan April 2011.

Anggaran kegiatan perluasan areal Lahan kering ini disediakan dari

dana APBN sebesar Rp. 1.000.000.000,- (Rp. 5.000.000,-/ha) dengan pola

transfer uang ke rekening kelompok (berupa dana Bansos), yang dapat

dilakukan setelah Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) disetujui

oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan mengikuti ketentuan yang

berlaku.

b. Pembinaan

Page 311: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 39393939

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Pembinaan di lokasi dilakukan secara tim. Materi pembinaan mencakup

tujuan kegiatan perluasan areal lahan kering serta manfaat yang akan

dirasakan oleh petani dengan adanya kegiatan ini. Inti dari pembinaan

yang telah dilakukan yaitu :

- Tujuan dilakukannya kegiatan perluasan areal lahan kering adalah upaya

untuk menambah baku lahan pertanian untuk usahatani tanaman

pangan yang dilakukan pada lahan bervegetasi ringan, sedang dan

semak belukar dalam satu hamparan.

- Kegiatan perluasan areal cetak sawah merupakan kegiatan bantuan

sosial (Bansos) yang penyaluran dana kegiatan akan langsung masuk ke

dalam rekening kelompok. Hal ini dilakukan agar realisasi penyaluran

kepada kelompok penerima manfaat benar-benar tercapai sesuai target

sehingga memenuhi kriteria tepat jumlah, tepat waktu dan tepat

sasaran.

Satu hal yang cukup penting untuk diketahuim bahwa dalam proses

pembelanjaan dana bantuan sosial sangat dimungkinkan adanya

efisiensi, dimana jika terdapat sisa dana sedangkan fisik pelaksanaan

secara keseluruhan telah selesai dilaksanakan, maka dapat

dimanfaatkan oleh kelompok untuk kepentingan yang bersifat produktif.

Kesimpulan :

1. Kegiatan perluasan areal lahan kering di provinsi NTB tahun anggaran 2011

dilaksanakan di 2 (dua) kabupaten yaitu : Kabupaten Sumbawa Barat (100 ha)

dan Kabupaten Dompu (100 ha). Total perluasan areal cetak sawah di NTB

seluas 200 ha.

2. Lokasi kegiatan perluasan areal lahan kering di NTB sudah cukup memenuhi

syarat kriteria yang terdapat dalam Juklak dan Juknis. Lokasi yang dipilih

sebagian besar layak untuk dijadikan lokasi untuk kegiatan perluasan areal

lahan kering.

Page 312: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 40404040

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Saran :

- Lahan kering baru yang telah selesai dibuka harus segera

dimanfaatkan/ditanami dengan tanaman padi gogo atau palawija. Oleh karena

itu petani perlu dibina secara intensif dan difasilitasi dengan bantuan sarana

produksi, agar lahan kering tersebut dapat dimanfaatkan secara

berkelanjutan.

C. Pembukaan Lahan Hortikultura

Dari total dana kegiatan Rp. 7.400.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.7.400.000,- (100%) yang dipakai untuk ATK dan bahan computer,

penggandaan, penjilidan dan pengiriman serta biaya perjalanan identifikasi dan

pembinaan ke kabupaten Lombok Tengah, sedangkan realisasi fisik kegiatan ini

telah mencapai 99,71 %.

D. Monitoring dan Evaluasi

Dari total dana Rp. 15.820.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.15.773.800,- (99,71%) yang digunakan untuk ATK dan bahan computer,

penggandaan, penjilidan dan pengiriman serta monitoring dan evaluasi ke

Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Lombok Tengah dan Dompu serta untuk

konsultasi ke pusat. Adapun realisasi fisik kegiatan ini telah mencapai 100 %.

Sub Kegiatan : Pertemuan Teknis Perluasan Areal

Dari total dana Rp. 28.900.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah Rp.28.820.000,-

(99,72%) yang digunakan untuk keseluruhan instrument kegiatan yang berbentuk

pertemuan. Pertemuan ini telah dilaksanakan pada tanggal 14 s/d 15 Juni 2011

namun realisasi biaya akomodasi dan konsumsi peserta berada pada bulan Juli, dan

total realisasi pencairan dana seluruh instrumen kegiatan ini berada pada bulan

Agustus 2011. Adapun realisasi fisik kegiatan ini telah mencapai 99,72 %.

Page 313: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 41414141

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Hasil Pelaksanaan Kegiatan :

Dalam rangka pemantapan pelaksanaan kegiatan Perluasan dan Pengelolaan

Lahan tahun 2011, telah dilaksanakan kegiatan Pertemuan Teknis Perluasan Areal

Tanaman Pangan TA. 2011 yang diselenggarakan tanggal 14 s/d 15 Juni 2011 yang

bertempat di Hotel Grand Legi, Jalan Sriwijaya No. 81 Mataram.

Pertemuan dihadiri oleh Petugas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang menangani

Kegiatan Perluasan Areal TA. 2011. Pertemuan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provisi NTB.

Setelah mendengarkan penyampaian Kebijakan Direktur Perluasan dan

Pengelolaan Lahan, arahan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi NTB, serta pemaparan dari berbagai narasumber antara lain dari Kepala

Bidang PLA, Kepala Seksi Perluasan Areal serta hasil diskusi para peserta pertemuan,

maka dirumuskan pokok-pokok hasil Pertemuan sebagai berikut:

1. Tujuan Pertemuan Teknis Perluasan Areal TA. 2011 adalah untuk Meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman dibidang perluasan areal (perluasan sawah dan

perluasan lahan kering) khususnya, serta perluasan dan pengelolaan lahan

umumnya dan untuk memberikan motivasi dan kesadaran mengenai pentingnya

perluasan areal tanaman pangan dalam menunjang program P2BN dan

ketahanan pangan nasional.

2. Output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah agar perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan perluasan areal (pencetakan sawah dan lahan kering) serta pengelolaan

lahan secara menyeluruh dan realistis, dapat berjalan lebih baik sesuai dengan

target yang telah ditentukan sesuai aturan yang berlaku.

3. Pesatnya laju pembangunan nasional di segala bidang dalam tiga dasawarsa

terakhir ini ditambah dengan adanya sistem pemerintahan otonomi daerah telah

membawa implikasi kepada perubahan tata ruang dan pemanfaatannya yang

mendorong meningkatnya permintaan lahan yang cukup tinggi akibat terjadinya

alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian serta ketergantungan Indonesia

terhadap pasokan pangan dari luar akan semakin meningkat. Oleh karena itu,

Page 314: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 42424242

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

perlu memperkuat dan memantapkan ketahanan pangan melalui upaya

penyediaan lahan dan air secara lestari menjadi suatu perhatian yang besar bagi

seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pertanian di Indonesia.

4. Dalam mewujudkan percepatan penanganan kegiatan perluasan areal pertanian

di daerah perlu dilakukan upaya-upaya antara lain :

a. Pemantapan koordinasi internal (lingkup dinas pertanian, perkebunan dan

peternakan) serta eksternal (antar instansi terkait) dengan memperhatikan

aspek tata ruang wilayah dan rencana detail tata ruang wilayah, sehingga

kegiatan tersebut tidak overlap dengan instansi lain,

b. Peningkatan kemampuan Sumberdaya Manusia yang menangani perluasan

areal pertanian baik dalam bidang teknis maupun administratif,

c. Penelaahan kembali potensi wilayah yang dapat dikembangkan untuk

penambahan luas baku lahan pertanian dengan memperhatikan aspek

komoditas unggulan yang akan dikembangkan, sumberdaya manusia,

budaya serta infrastruktur penunjang.

d. Menggali sumber-sumber pembiayaan lainnya untuk menunjang pelaksanaan

perluasan areal pertanian dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(stakeholders) pertanian di Indonesia.

e. Khusus untuk pencetakan sawah perlu adanya kesinambungan kegiatan

yang terpadu antara kegiatan PSP (Khususnya perluasan areal),

pengolahan dan pemasaran hasil (P2HP) maupun dengan institusi diluar

lingkup Dinas Pertanian baik pengairan, transmigrasi, perdagangan, koperasi,

industri maupun pihak BUMN dan Swasta.

5. Kebijakan perluasan dan pengelolaan lahan dilaksanakan dengan pendekatan

memperkuat/memperluas kawasan yang telah ada yaitu kawasan yang berskala

ekonomi dengan memperhatikan kesesuaian daya dukung agropedoklimat serta

berorientasi pasar.

6. Terkait dengan kegiatan PLA TA. 2010 dan sebelumnya, dimana ada kegiatan –

kegiatan yang dalam pelaksanaan terdapat kerugian negara dan sampai saat ini

Page 315: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 43434343

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

penyelesaiannya belum dilaksanakan secara tuntas, untuk itu diminta kepada

pelaksana yang terkena Tuntutan Ganti Rugi (TGR) agar segera menindaklanjuti

hasil Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang ada.

7. Dalam kegiatan Bantuan Sosial (Bansos), RUKK merupakan acuan dalam

pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu apabila terjadi perubahan pelaksanaan

kegiatan dilapangan dengan yang tercantum dalam RUKK, maka harus dilakukan

revisi terhadap RUKK dimaksud.

8. Pengendalian terhadap dana Bantuan Sosial (Bansos) tetap harus dilakukan, agar

pekerjaaan sesuai dengan volume, teknis dan administrasi. Disamping itu lahan

yang sudah dibangun harus dimanfaatkan, sehingga target produksi yang telah

ditetapkan oleh Pemerintah dapat tercapai.

9. Dalam pelaksanaan kegiatan perluasan dan pengelolaan lahan di lapangan,

masih dijumpai adanya pelaksanaan kegiatan oleh beberapa Kabupaten/Kota

yang belum sesuai dengan Pedoman Teknis. Untuk itu perlu diperhatikan dan

dicermati kembali NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) yang tertuang

dalam pedoman teknis. Beberapa titik kritis yang berpotensi terhadap terjadinya

penyimpangan antara lain : pelaksanaan identifikasi CPCL, SID, pelaksanaan

konstruksi, pengadaan saprotan.

10. Sebagai usaha untuk mengantisipasi penyimpangan tersebut, perlu dilakukan

peningkatan sosialisasi dan pembinaan melalui efektifitas koordinasi dengan

instansi terkait, akurasi SID dan CPCL, pengendalian RUKK dan RAB, upaya

pendampingan serta pelatihan petugas dan petani dalam pelaksanaan kegiatan

perluasan dan pengelolaan lahan pertanian.

11. Dalam rangka menjaga ketersediaan pangan nasional, maka kegiatan perluasan

sawah dan SRI di laksanakan dengan baik dan dimanfaatkan secara

berkelanjutan. Disamping itu hasil dari kegiatan ini harus diinformasikan ke

kantor statistik setempat agar tercatat luasan sawah yang ada. Data dan

informasi tidak hanya sebatas angka tetapi harus disertai juga dengan peta

sebarannya.

Page 316: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 44444444

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

12. Pola pelaksanaan kegiatan perluasan dan pengelolaan lahan dilaksanakan

dengan pola bantuan sosial, dimana dengan pola tersebut telah mendapatkan

apresiasi yang cukup baik dari masyarakat tani, karena melibatkan partisipasi

petani yang besar dalam proses pembangunannya, penggunaan anggaran lebih

optimal, serta dapat terbangunnya rasa ikut memiliki dari petani/kelompok tani

penerima manfaat.

13. Dalam pelaksanaan pola bantuan sosial ada 10 langkah yang perlu diperhatikan :

a). Identifikasi CP/CL, b). Penetapan kelompok penerima bansos, c). Pembukaan

tabungan dan RUKK, d). Penandatanganan perjanjian kerjasama, e). Transfer

dana bansos, f). Pencairan dana, g). Pemanfaatan dan pembelanjaan, h).

Pekerjaan fisik, i). Pemeriksaan dan serah terima pekerjaan, j). Pertanggung

jawaban.

14. Dalam pelaksanaan perluasan sawah dengan pola bansos harus memperhatikan

8 titik kritis yaitu : a). Perencanaan kegiatan kurang matang, b). Pengurusan

rekomendasi/ SK Bupati yang lambat, c). Pengurusan SK Pengelola keuangan

yang lambat, d). Pengurusan administrasi transfer yang lambat e). Proses ke

KPPN yang lambat, f). Tantangan pekerjaan dilapangan yang berat, g). Realisasi

pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai, h). Bukti pertanggung jawaban yang tidak

lengkap.

15. Untuk meningkatkan pencapaian kinerja perluasan dan pengelolaan lahan yang

optimal, maka diharapkan Dinas Pertanian Propinsi dapat mengkoordinir

pelaksanaan kegiatan perluasan dan pengelolaan lahan dengan lebih mencermati

pedoman teknis, mempelajari kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam POK dana

Tugas Pembantuan di Kabupaten/kota serta mendorong penyusunan dan

pengiriman laporan dari kabupaten/kota yang mengacu sepenuhnya kepada

prosedur, waktu pengiriman dan format yang telah ditentukan, dan

melaporkannya ke Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan setiap minggu

sesuai dengan perkembangan di lapangan ke email : [email protected]

Page 317: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 45454545

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

16. Dalam memperlancar pelaksanaan kegiatan di daerah baik dari segi fisik maupun

administrasi, serta mencapai target sasaran untuk dapat menghindari

pelaksanaan revisi kegiatan yang memakan waktu yang lebih lama. Apabila

kegiatan tersebut mengharuskan untuk dilakukan revisi, maka harus melalui

persetujuan dari Kepala Daerah (Bupati/ Walikota) setempat.

17. Upaya dalam pencapaian target perluasan dan pengelolaan lahan tahun 2012

adalah dengan memperhatikan usulan 2012 dan usulan 2011 yang belum

terpenuhi, sedangkan Kabupaten/ Kota yang kena punishment, tidak akan dapat

alokasi walaupun telah menyampaikan proposal. Kriteria usulan kegiatan

perluasan dan pengelolaan lahan TA. 2012 antara lain : a). Proposal sesuai hasil

musrenbangtan daerah, b). Penyampaian laporan secara rutin ke Ditjen PSP, c).

Tidak ada permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan, d). Telah menyelesaikan

laporan hasil pemeriksaan (LHP) ; jika ada temuan terhadap LHP, e). Lokasi

harus jelas, f). Telah ada hasil SID yang baik dan sesuai dengan tata ruang

wilayah dan telah ditetapkan melalui SK Bupati, g). Petaninya ada dan bersedia

memanfaatkan lahan, h). Proposal telah diverifikasi oleh tingkat Kabupaten dan

Propinsi.

18. Dalam rangka peningkatan pemanfaatan dan produktivitas pada sawah bukaan

baru, perlu dilakukan berbagai upaya seperti pembuatan sarana pengairan,

intensifikasi pengelolaan lahan melalui penelitian dan kajian serta pembuatan

demplot dalam upaya peningkatan produktivitas pada sawah bukaan baru

tersebut serta optimalisasi aksesibilitas ke lokasi sawah bukaan baru.

Sub Kegiatan : Pengembangan Metode SRI

Dari total dana Rp. 11.040.000,- realisasi penyerapan dana telah mencapai 100%

yakni Rp.11.040.000,- yang digunakan untuk Indentifikasi dan Pembinaan ke Kab.

Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa Barat, konsultasi ke pusat,

pembelian ATK serta penggandaan laporan. Adapun realisasi fisik kegiatan ini telah

mencapai 100%.

Page 318: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 46464646

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Hasil panen tanaman padi yang menggunakan metode SRI

Hasil Pelaksanaan Kegiatan :

Identifikasi lapangan

Pelaksanaan kegiatan identifikasi dilapanan dilakukan untuk melihat apakah

pelaksanaan dilapangan sudah sesuai dengan petunjuk teknis pelaksaan kegiatan dan

apakah calon penerima manfaat sudah sesuai dengan kriteria lokasi, petani, kelompok

tani, pengajar, pendamping dan pembantu pelaksana pengembangan SRI.

Dari hasil evaluasi di lapangan, dari 4 kabupaten yang melaksanakan kegiatan

Pengembangan SRI, sampai dengan bulan Juni 2011 baru 1 (satu) kabupaten yang

telah selesai yang melaksanakan kegiatan yaitu kabupaten Lombok Utara. Sedangkan

3 kabupaten lainnya di jadwalkan akan melaksanakan pada bulan Juli 2011

Di Kabupaten Lombok Utara kegiatan ini dilaksanakan di 3 lokasi yaitu Kelompok

Tani Kebun Nila di Desa Pemenang Barat kec. Pemenang, Kelompok Tani Kates Desa

Tanjung Kec. Tanjung, dan Kelompok Tani Karya Darma Desa Jenggala Kec. Tanjung.

Page 319: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 47474747

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Pelaksaan kegiatan Pengembangan Metode SRI di Kabupaten Lombok Utara sudah

dimulai sejak bulan Mei 2011. Luas areal yang digunakan seluas 75 ha yang tersebar

di tiga kelompok tersebut. Realisasi anggaran sampai bulan Juni 2011 sudah mencapai

100% begitu juga dengan relisasi fisiknya mencapai 75. Dijadwalkan tanaman padi

akan dipanen pada akhir bulan Juli 2011.

Di kabupaten Lombok Barat, kegiatan dilaksanakan di 15 lokasi yang tersebar di

beberapa kecamatan, 4 lokasi di kecamatan labuapi, 4 lokasi di kecamatan gerung, 2

lokasi di kecamatan gunung sari, 2 lokasi di kecamatan Kediri, 2 lokasi ke kecamatan

kuripan dan 1 lokasi di kecamatan narmada.

Di kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa Barat kegiatan masih

dapat dilaksanakan karena masih menunggu SK penetapan CP/CL dsari Bupati.

Sehingga realisasi fisik dan keuangan di kedua kabupaten ini untuk kegiatan

Pengembangan Metode SRI masih 0%.

Pembinaan.

Pembinaan dilokasi dilakukan secara tim. Materi pembinaan mencakup tujuan

kegiatan pengembangan metode SRI serta manfaat yang dirasakan oleh petani

dengan adanya kegiatan ini. Inti dari pembinaan yang dilakukan adalah sosialisasi hal-

hal sebagai berikut :

1. Usahatani padi sawah organik metode SRI adalah usahatani sawah irigasi secara

intensif dan efisien dalam pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui

pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal serta berbasis pada kaidah ramah

lingkungan.

2. Usahatani metode SRI merupakan salah satu usahatani pada sawah organic,

karena dalam prakteknya menggunakan bahan – bahan organik yang berasal

dari lingkungan disekitarnya untuk digunakan sebagai pupuk organic yang selain

menjadi pupuk bagi tanaman juga dapat meningkatkan kualitas tanah pertanian

yang selama ini masih berkurang kualitasnya yang diakibatkan oleh penggunaan

pupuk anorganik secara terus menerus.

Page 320: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 48484848

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

3. Dalam sekolah lapangan SRI akan memberikan pelajaran yang langsung

diterapkan dilapangan selama 1 musim tanam,melalui 15 kali pertemuan.

4. Diharapkan kepada kelompok tani yang melaksanakan metode SRI pada saat ini,

dapat menularkan ilmunya kepada kelompok tani yang lain sehingga jumlah

petani yang menggunakan metode SRI dalam usaha taninya dapat semakin luas.

1795.02. Kegiatan : Optimasi Lahan Pertanian, Konservasi dan

Reklamasi Lahan Pertanian

Sub Kegiatan : Optimasi Lahan, Reklamasi dan Konservasi Lahan

Dari total dana kegiatan Rp. 28.520.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.28.042.000,- (98,32%) yang dipakai ATK dan bahan computer, penggandaan,

penjilidan dan pengiriman laporan serta untuk belanja perjalanan identifikasi dan

pembinaan di kabupaten se-pulau Lombok, kabupaten dompu dan Sumbawa Barat,

sedangkan realisasi fisik kegiatan ini sebesar 98,32%.

Hasil Pelaksanaan Kegiatan :

Page 321: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 49494949

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

(ket: foto kegiatan optimasi, reklamasi dan konservasi lahan di Provinsi

NTB)

Sub Kegiatan : Rapat Koordinasi dan Monev Kegiatan Pengelolaan Lahan

Dari total dana Rp. 27.500.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah Rp.7.900.000,-

(28,73%) yang digunakan untuk keseluruhan instrument kegiatan yang berbentuk

pertemuan, sedangkan realisasi fisik kegiatan ini sebesar 28,73%.

Hasil pelaksanaan kegiatan:

Dalam rangka pemantapan pelaksanaan kegiatan Perluasan dan Pengelolaan

Lahan tahun 2011, telah dilaksanakan kegiatan Pertemuan Teknis Perluasan Areal

Tanaman Pangan TA. 2011 yang diselenggarakan tanggal 14 s/d 15 Juni 2011 yang

bertempat di Hotel Grand Legi, Jalan Sriwijaya No. 81 Mataram.

Pertemuan dihadiri oleh Petugas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang

menangani Kegiatan Perluasan Areal TA. 2011. Pertemuan dibuka secara resmi oleh

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provisi NTB.

Setelah mendengarkan penyampaian Kebijakan Direktur Perluasan dan

Pengelolaan Lahan, arahan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi NTB, serta pemaparan dari berbagai narasumber antara lain dari Kepala

Bidang PLA, Kepala Seksi Perluasan Areal serta hasil diskusi para peserta pertemuan,

maka dirumuskan pokok-pokok hasil Pertemuan sebagai berikut:

- Tujuan Pertemuan Teknis Perluasan Areal TA. 2011 adalah untuk Meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman dibidang perluasan areal (perluasan sawah dan

Page 322: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 50505050

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

perluasan lahan kering) khususnya, serta perluasan dan pengelolaan lahan

umumnya dan untuk memberikan motivasi dan kesadaran mengenai pentingnya

perluasan areal tanaman pangan dalam menunjang program P2BN dan ketahanan

pangan nasional.

- Output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah agar perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan perluasan areal (pencetakan sawah dan lahan kering) serta pengelolaan

lahan secara menyeluruh dan realistis, dapat berjalan lebih baik sesuai dengan

target yang telah ditentukan sesuai aturan yang berlaku.

- Pesatnya laju pembangunan nasional di segala bidang dalam tiga dasawarsa

terakhir ini ditambah dengan adanya sistem pemerintahan otonomi daerah telah

membawa implikasi kepada perubahan tata ruang dan pemanfaatannya yang

mendorong meningkatnya permintaan lahan yang cukup tinggi akibat terjadinya

alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian serta ketergantungan Indonesia

terhadap pasokan pangan dari luar akan semakin meningkat. Oleh karena itu,

perlu memperkuat dan memantapkan ketahanan pangan melalui upaya

penyediaan lahan dan air secara lestari menjadi suatu perhatian yang besar bagi

seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pertanian di Indonesia.

- Dalam mewujudkan percepatan penanganan kegiatan perluasan areal pertanian di

daerah perlu dilakukan upaya-upaya antara lain :

a. Pemantapan koordinasi internal (lingkup dinas pertanian, perkebunan dan

peternakan) serta eksternal (antar instansi terkait) dengan memperhatikan

aspek tata ruang wilayah dan rencana detail tata ruang wilayah, sehingga

kegiatan tersebut tidak overlap dengan instansi lain,

b. Peningkatan kemampuan Sumberdaya Manusia yang menangani perluasan

areal pertanian baik dalam bidang teknis maupun administratif,

c. Penelaahan kembali potensi wilayah yang dapat dikembangkan untuk

penambahan luas baku lahan pertanian dengan memperhatikan aspek

komoditas unggulan yang akan dikembangkan, sumberdaya manusia, budaya

serta infrastruktur penunjang.

Page 323: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 51515151

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

d. Menggali sumber-sumber pembiayaan lainnya untuk menunjang pelaksanaan

perluasan areal pertanian dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(stakeholders) pertanian di Indonesia.

e. Khusus untuk pencetakan sawah perlu adanya kesinambungan kegiatan

yang terpadu antara kegiatan PSP (Khususnya perluasan areal), pengolahan

dan pemasaran hasil (P2HP) maupun dengan institusi diluar lingkup Dinas

Pertanian baik pengairan, transmigrasi, perdagangan, koperasi, industri

maupun pihak BUMN dan Swasta.

- Kebijakan perluasan dan pengelolaan lahan dilaksanakan dengan pendekatan

memperkuat/memperluas kawasan yang telah ada yaitu kawasan yang berskala

ekonomi dengan memperhatikan kesesuaian daya dukung agropedoklimat serta

berorientasi pasar.

- Terkait dengan kegiatan PLA TA. 2010 dan sebelumnya, dimana ada kegiatan –

kegiatan yang dalam pelaksanaan terdapat kerugian negara dan sampai saat ini

penyelesaiannya belum dilaksanakan secara tuntas, untuk itu diminta kepada

pelaksana yang terkena Tuntutan Ganti Rugi (TGR) agar segera menindaklanjuti

hasil Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang ada.

- Dalam kegiatan Bantuan Sosial (Bansos), RUKK merupakan acuan dalam

pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu apabila terjadi perubahan pelaksanaan

kegiatan dilapangan dengan yang tercantum dalam RUKK, maka harus dilakukan

revisi terhadap RUKK dimaksud.

- Pengendalian terhadap dana Bantuan Sosial (Bansos) tetap harus dilakukan, agar

pekerjaaan sesuai dengan volume, teknis dan administrasi. Disamping itu lahan

yang sudah dibangun harus dimanfaatkan, sehingga target produksi yang telah

ditetapkan oleh Pemerintah dapat tercapai.

- Dalam pelaksanaan kegiatan perluasan dan pengelolaan lahan di lapangan, masih

dijumpai adanya pelaksanaan kegiatan oleh beberapa Kabupaten/Kota yang belum

sesuai dengan Pedoman Teknis. Untuk itu perlu diperhatikan dan dicermati

kembali NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) yang tertuang dalam

Page 324: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 52525252

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

pedoman teknis. Beberapa titik kritis yang berpotensi terhadap terjadinya

penyimpangan antara lain : pelaksanaan identifikasi CPCL, SID, pelaksanaan

konstruksi, pengadaan saprotan.

- Sebagai usaha untuk mengantisipasi penyimpangan tersebut, perlu dilakukan

peningkatan sosialisasi dan pembinaan melalui efektifitas koordinasi dengan

instansi terkait, akurasi SID dan CPCL, pengendalian RUKK dan RAB, upaya

pendampingan serta pelatihan petugas dan petani dalam pelaksanaan kegiatan

perluasan dan pengelolaan lahan pertanian.

- Dalam rangka menjaga ketersediaan pangan nasional, maka kegiatan perluasan

sawah dan SRI di laksanakan dengan baik dan dimanfaatkan secara

berkelanjutan. Disamping itu hasil dari kegiatan ini harus diinformasikan ke kantor

statistik setempat agar tercatat luasan sawah yang ada. Data dan informasi tidak

hanya sebatas angka tetapi harus disertai juga dengan peta sebarannya.

- Pola pelaksanaan kegiatan perluasan dan pengelolaan lahan dilaksanakan dengan

pola bantuan sosial, dimana dengan pola tersebut telah mendapatkan apresiasi

yang cukup baik dari masyarakat tani, karena melibatkan partisipasi petani yang

besar dalam proses pembangunannya, penggunaan anggaran lebih optimal, serta

dapat terbangunnya rasa ikut memiliki dari petani/kelompok tani penerima

manfaat.

- Dalam pelaksanaan pola bantuan sosial ada 10 langkah yang perlu diperhatikan :

a). Identifikasi CP/CL, b). Penetapan kelompok penerima bansos, c). Pembukaan

tabungan dan RUKK, d). Penandatanganan perjanjian kerjasama, e). Transfer

dana bansos, f). Pencairan dana, g). Pemanfaatan dan pembelanjaan, h).

Pekerjaan fisik, i). Pemeriksaan dan serah terima pekerjaan, j). Pertanggung

jawaban.

- Dalam pelaksanaan perluasan sawah dengan pola bansos harus memperhatikan 8

titik kritis yaitu : a). Perencanaan kegiatan kurang matang, b). Pengurusan

rekomendasi/ SK Bupati yang lambat, c). Pengurusan SK Pengelola keuangan

yang lambat, d). Pengurusan administrasi transfer yang lambat e). Proses ke

Page 325: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 53535353

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

KPPN yang lambat, f). Tantangan pekerjaan dilapangan yang berat, g). Realisasi

pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai, h). Bukti pertanggung jawaban yang tidak

lengkap.

- Untuk meningkatkan pencapaian kinerja perluasan dan pengelolaan lahan yang

optimal, maka diharapkan Dinas Pertanian Propinsi dapat mengkoordinir

pelaksanaan kegiatan perluasan dan pengelolaan lahan dengan lebih mencermati

pedoman teknis, mempelajari kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam POK dana

Tugas Pembantuan di Kabupaten/kota serta mendorong penyusunan dan

pengiriman laporan dari kabupaten/kota yang mengacu sepenuhnya kepada

prosedur, waktu pengiriman dan format yang telah ditentukan, dan

melaporkannya ke Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan setiap minggu

sesuai dengan perkembangan di lapangan ke email : [email protected]

- Dalam memperlancar pelaksanaan kegiatan di daerah baik dari segi fisik maupun

administrasi, serta mencapai target sasaran untuk dapat menghindari pelaksanaan

revisi kegiatan yang memakan waktu yang lebih lama. Apabila kegiatan tersebut

mengharuskan untuk dilakukan revisi, maka harus melalui persetujuan dari Kepala

Daerah (Bupati/ Walikota) setempat.

- Upaya dalam pencapaian target perluasan dan pengelolaan lahan tahun 2012

adalah dengan memperhatikan usulan 2012 dan usulan 2011 yang belum

terpenuhi, sedangkan Kabupaten/ Kota yang kena punishment, tidak akan dapat

alokasi walaupun telah menyampaikan proposal. Kriteria usulan kegiatan

perluasan dan pengelolaan lahan TA. 2012 antara lain : a). Proposal sesuai hasil

musrenbangtan daerah, b). Penyampaian laporan secara rutin ke Ditjen PSP, c).

Tidak ada permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan, d). Telah menyelesaikan

laporan hasil pemeriksaan (LHP) ; jika ada temuan terhadap LHP, e). Lokasi harus

jelas, f). Telah ada hasil SID yang baik dan sesuai dengan tata ruang wilayah dan

telah ditetapkan melalui SK Bupati, g). Petaninya ada dan bersedia memanfaatkan

lahan, h). Proposal telah diverifikasi oleh tingkat Kabupaten dan Propinsi.

Page 326: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 54545454

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

- Dalam rangka peningkatan pemanfaatan dan produktivitas pada sawah bukaan

baru, perlu dilakukan berbagai upaya seperti pembuatan sarana pengairan,

intensifikasi pengelolaan lahan melalui penelitian dan kajian serta pembuatan

demplot dalam upaya peningkatan produktivitas pada sawah bukaan baru tersebut

serta optimalisasi aksesibilitas ke lokasi sawah bukaan baru.

Sub Kegiatan : Identifikasi dan Inventarisasi Sekaligus Pengkajian Dalam

Rangka Penyusunan Peraturan Gubernur Tentang Lahan Pertanian

Berkelanjutan (LPPB) Provinsi NTB.

Dari total dana kegiatan Rp. 45.970.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.45.389.952,- (98,74%) yang digunakan untuk rapat koordinasi, konsumsi tim

penyusun, dokumentasi dan penggandaan laporan serta kegiatan monitoring dan

pengumpulan data ke kabupaten/kota se-pulau Lombok dan konsultasi ke pusat,

sedangkan realisasi fisik kegiatan ini sebesar 98,74 %.

Hasil Pelaksanaan Kegiatan:

Sasaran kegiatan ini adalah seluruh pemangku kepentingan, baik pejabat

pengambil keputusan, pejabat perencana pembangunan, aparat yang terkait dengan

perlindungan lahan pertanian pangan, maupun masyarakat luas yang terkait langsung

maupun tidak langsung dengan penggunaan lahan pertanian pangan yang ada di

lingkup Propinsi maupun Kabupaten/Kota se Nusa tenggara Barat.

Kegiatan Identifikasi dan Inventarisasi Lahan Pertanian Berkelanjutan (LPPB) di

Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat ini merupakan tahap awal didalam rencana

penetapkan wilayah Lahan Pertanian Berkelanjutan Propinsi NTB. Data-data yang

berhasil dikumpulkan terutama berasal dari Kantor Statistik Propinsi NTB yang

kemudian diverifikasi dengan data-data yang ada di Kabupaten/Kota. Dari hasil diskusi

dan pembahasan selama kegiatan, terbangun persepsi dan pemahaman yang sama

tentang Undang-Undang No. 41 Tahun 2009. Melihat jumlah penduduk NTB tahun

2010 mencapai 4.500.212 jiwa dengan tingkat pertumbuhan mencapai 1,17

persen/tahun dan perluasan pemukiman dan perkembangan industri yang banyak

Page 327: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 55555555

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

menggunakan lahan pertanian produktif, dirasa sangat perlu dan mendesak untuk

melakukan langkah langkah berikutnya dalam mewujudkan adanya kawasan lahan

pertanian pangan yang berkelanjutan yang dilindungi. Kerjasama dengan

kabupaten/kota dinilai mendesak agar disetiap kabupaten/kota juga segera dimulai hal

yang sama. Penetapan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan tingkat

propinsi sulit dilakukan tanpa diikuti oleh penetapan lahan pertanian pangan

berkelanjutan tingkat kabupaten/kota, mengingat diperlukannya kesepakatan antara

kedua belah pihak dalam menentukan kawasan tersebut.

Kegiatan ini dilaksanakan di Mataram yang terkait dengan rapat-rapat koordinasi,

diskusi dan pengumpulan data pada tingkat propinsi. Selain itu, kegiatan ini juga

bertempat di semua Ibukota kabupaten/kota se NTB terutama yang terkait dengan

pengumpulan data, kunjungan dan diskusi dengan para pihak yang terkait di masing-

masing kabupaten/kota. Sementara waktu pelaksanaan kegiatan dimulai dari tahap

persiapan penyusunan buku panduan sekitar bulan Februari 2011 sampai selesainya

kegiatan dan penyusunan laporan pada bulan Juni 2011. Untuk laporan selengkapnya

dapat dilihat pada buku laporan Identifikasi Dan Inventarisasi Sekaligus Pengkajian

Dalam Rangka Penyusunan Peraturan Gubernur Tentang Lahan Pertanian

Kerkelanjutan (LPPB) Provinsi NTB yang disusun terpisah dari laporan tahunan ini.

Rumusan Laporan:

Perencanaan dan Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Kenyataan yang dihadapi di lapangan adalah lahan pertanian pangan dan lahan

cadangan pertanian pangan berkelanjutan dapat saja berada di dalam kawasan

pertanian pangan atau di luar kawasan pertanian pangan. Sehingga perencanaan

terhadap lahan pertanian pangan berkelanjutan tidak hanya dilakukan pada (1) lahan

pertanian pangan berkelanjutan, dan (2) lahan cadangan pertanian pangan

berkelanjutan, tetapi juga pada (3) kawasan pertanian pangan berkelanjutan, baik

yang berada pada kawasan perdesaan maupun pada kawasan perkotaan, dengan

memperhitungkan luas kawasan dan jumlah penduduk.

Page 328: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 56565656

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Perencanaan lahan yang dijadikan lahan pertanian pangan dan lahan cadangan

pangan berkelanjutan harus memiliki lima kriteria yaitu:

(1) Kesesuaian lahan; yaitu lahan-lahan tersebut harus sesuai secara biofisik untuk

pengembangan pangan dengan memperhatikan daya dukung lingkungan.

Sesuai secara biofisik dalam aspek kelerengan, iklim, sifat fisik kimia dan biologi

tanahnya.

(2) Ketersediaan infrastruktur; seperti sistem irigasi, jalan usaha tani dan jembatan.

(3) Penggunaan lahan; yang merupakan bentuk penutupan permukaan lahan atau

pemanfaatan lahan baik yang merupakan bentuk alami maupun buatan

manusia.

(4) Potensi teknis lahan; yaitu lahan yang secara biofisik sesuai atau cocok

dikembangkan untuk pertanian. Secara biofisik maksudnya dari aspek

topografi/lereng, iklim dan sifat tanah (sifat fisik, kimia dan biologi).

(5) Luasan kesatuan hamparan lahan; merupakan sebaran dan luasan hamparan

lahan yang menjadi satu kesatuan sistem produksi pertanian yang terkait

sehingga tercapai skala ekonomi dan sosial budaya yang mendukung

produktivitas dan efisiensi produksi.

Apabila suatu lahan sesuai untuk pertanian pangan, terdapat infrastruktur yang

memadai untuk pengembangan pangan, potensi dan penggunaan untuk pangan dan

terdapat pada kesatuan hamparan, maka ia bisa direncanakan untuk lahan pertanian

pangan dan lahan cadangan.

Dalam merencanakan lahan pertanian pangan, lahan cadangan, dan kawasan

lahan pertanian berkelanjutan harus didasarkan pada :

(a) pertumbuhan penduduk dan kebutuhan konsumsi pangan penduduk;

(b) pertumbuhan produktivitas;

(c) kebutuhan pangan nasional;

(d) kebutuhan dan ketersediaan lahan pertanian pangan;

(e) pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

(f) musyawarah petani.

Page 329: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 57575757

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Aspek kebutuhan pangan secara nasional harus menjadi prioritas, bukan pada

kebutuhan wilayah atau kebutuhan sempit kabupaten/kota atau kecamatan. Sehingga

walaupun secara regional jumlah areal lahan pertanian yang dilindungi

produktivitasnya sudah melebihi kebutuhan wilayah, maka areal tersebut harus tetap

dilindungi untuk memenuhi kebutuhan pangan secara nasional. Keterlibatan petani

dalam merencanakan penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan mutlak

diperlukan, karena merekalah yang secara langsung terlibat dalam pengelolaannya.

Didalam mengusulkan perencanaan lahan pertanian pangan berkelanjutan

dilakukan berdasarkan (1) inventarisasi, (2) identifikasi, dan (3) penelitian.

Inventarisasi berarti pendataan penguasaan, pemilikan, penggunaan, pemanfaatan,

atau pengelolaan hak atas tanah pertanian dengan mengedepankan prinsip partisipatif

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Gambar 7). Penelitian dilakukan

dalam melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan baik yang sudah ada maupun

lahan cadangan yang meliputi, pengembangan penganekaragaman pangan,

identifikasi dan pemetaan kesesuaian lahan, penetapan zonasi lahan pertanian pangan

berkelanjutan, inovasi pertanian, fungsi agroklimatologi dan hidrologi dan fungsi

ekosistem.

Lahan-lahan yang sudah direncanakan sebagai lahan pertanian pangan yang

dilindungi, kemudian dapat ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Untuk penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan di tingkat propinsi, usulan

penetapan pertama-tama disampaikan oleh Kepala Dinas Propinsi (dalam hal ini

Kepala Dinas Pertanian Propinsi) kepada SKPD yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang penataan ruang wilayah propinsi untuk dikoordinasikan

dengan instansi terkait. Setelah dikaji, kemudian perencanaan tersebut disampaikan

kembali ke Kepala Dinas Pertanian. Berikutnya Kepala Dinas Pertanian mengusulkan

kepada Gubernur untuk ditetapkan sebagai Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan

propinsi yang ditetapkan dalam tata ruang wilayah propinsi. Proses yang sama

dilakukan juga dalam penetapan kawasan pertanian pangan berkelanjutan di tingkat

kabupaten/kota.

Page 330: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 58585858

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Inventarisasi dan Identifikasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di

NTB.

Dari hasil inventarisasi dan identifikasi lahan yang tersebar di Propinsi NTB

sampai tahun 2010, tercatat 1,982,480 ha lahan yang tersebar di 10 kabupaten/kota

dengan tipe penggunaan secara umum sebagai lahan sawah, lahan pertanian bukan

sawah dan lahan bukan pertanian. Ke-10 kabupaten/kota tersebut yaitu Lombok

Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Kota Mataram, Sumbawa,

Sumbawa Barat, Dompu, Bima, dan Kota Bima. Dari semua kabupaten/kota tersebut,

Kabupaten Sumbawa memiliki luas lahan baku terluas (652,092 ha) disusul oleh

Kabupaten Bima (437,465 ha) dan Kabupaten Sumbawa Barat (184,902), masing-

masing nomor urut ke-2 dan ke-3. Tingginya luas lahan baku di Kabupaten Sumbawa

Barat yang merupakan pecahan dari Kabupaten Sumbawa, bukan disumbangkan oleh

lahan sawah dan bukan lahan sawah, tetapi sebagian besar oleh lahan bukan

pertanian dengan luas 137,223 ha. Sementara kabupaten/kota yang memiliki luas

lahan baku tersempit adalah Kota Mataram dengan luas 6,130 ha.

Namun jika dilihat dari luas lahan pertanian (lahan sawah dan bukan sawah)

dan lahan non-pertanian, Kabupaten Sumbawa masih memiliki luas lahan pertanian

terluas yaitu 288.393 ha diikuti oleh Kabupaten Bima (205.039 ha) dan Kabupaten

Dompu (123.142 ha). Khusus untuk kabupaten/kota yang memiliki lahan sawah,

Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Lombok Timur

masih mendominasi dengan luas masing-masing 54.562 ha, 48.491 ha dan

45.717 ha.

Menarik untuk dikemukakan bahwa hanya 239.127 ha atau sekitar 12

persen lahan baku yang ada di seluruh propinsi NTB untuk lahan sawah, padahal

jumlah ini masih bisa ditingkatkan dengan mengkonversi lahan lahan lain seperti

tegal/kebun (240.044 ha) ladang/huma 44.706 dan lahan yang sementara tidak

diusahakan dengan luas 54.860 ha

Dalam mengajukan usulan lahan yang akan dijadikan lahan pertanian dan

cadangan lahan pertanian pangan berkelanjutan, tidak cukup dengan mengetahui

Page 331: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 59595959

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

luasan dari jenis lahan, tetapi juga diperlukan penentuan lokasi dimana kawasan

lahan-lahan tersebut berada. Mengingat kegiatan ini tidak sampai pada tahap

menentukan lokasi rencana lahan-lahan yang akan dilindungi sebagai lahan pertanian

pangan berkelanjutan, sehingga kedepan diperlukan kegiatan yang

target/outcomenya dapat menentukan kawasan-kawasan tersebut. Untuk kegiatan ini

akan dibutuhkan biaya yang besar mengingat penentuan rencana kawasan tersebut

memerlukan data spasial (misalnya dari remote sensing) yang biasanya tidak murah,

disamping juga diperlukan survey yang cermat di lapangan (ground survey).

Tantangan yang juga akan dihadapi dalam melakukan penentuan kawasan lahan

pertanian pangan berkelanjutan adalah membangun kesepakatan antara propinsi dan

kabupaten/kota terhadap lahan-lahan yang perlu dilindungi. Dapat saja muncul konflik

muncul antara propinsi dan kabupaten/kota. Tantangan lain adalah, proses tersebut

memerlukan pelibatan dan partisipasi masyarakat luas terutama yang terkena

pengaruh dari kebijakan penentuan kawasan yang akan dilindungi. Kadang, banyak

conflic of interest dari setiap unsur masyarakat yang perlu dikelola dalam mencapai

suatu kesepakatan. Pengelolaan konflik membutuhkan seni tersendiri yang solusinya

kadang sederhana, namun tidak jarang membutuhkan proses yang rumit dan

memakan waktu lama.

Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan.

Masyarakat, dalam arti perorangan atau kelompok, memiliki peranan yang

penting dalam perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Peranannya

dilakukan dalam tahapan:

(1) Perencanaan; masyarakat dapat memberikan usulan perencanaan, tanggapan,

dan saran perbaikan atas usulan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota dalam perencanaan perlindungan lahan, lahan cadangan dan

kawasan pertanian pangan berkelanjutan.

(2) Pengembangan; masyarakat dapat berperanan dalam usaha intensifikasi dan

ekstensifikasi dalam pengembangan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Page 332: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 60606060

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

(3) Penelitian; masyarakat dapat berperanan dalam penelitian lahan pertanian

pangan berkelanjutan, disamping peran oleh pemerintah dan perguruan tinggi.

(4) Pengawasan; masyarakat dapat berperanan dalam menyampaikan laporan dan

pemantauan kinerja dari pemerintah desa, kabupaten/kota, propinsi dan

pemerintah pusat dalam perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

(5) Pemberdayaan petani; masyarakat dan pemerintah dapat berperanan dalam

penguatan kelembagaan petani, penyuluhan dan pelatihan. Dalam melakukan

peranannya guna pemberdayaan petani, masyarakat perlu dukungan

pemerintah dalam hal permodalan, bantuan kredit kepemilikan lahan,

pembentukan bank bagi petani, pemberian fasilitas pendidikan dan kesehatan,

dan pemberian fasilitas untuk mengakses ilmu pengetahuan teknologi dan

informasi.

(6) Pembiayaan; masyarakat dapat berperan dalam pembiayaan perlindungan

lahan pertanian pangan berkelanjutan.

1796.03. Kegiatan : Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin

Pertanian

Sub Kegiatan : Pembinaan Kelembagaan Unit Pelayananan Jasa Alsintan (UPJA)

Dari total dana kegiatan Rp. 46.080.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.46.060.000,- (99,96%) yang digunakan untuk kegiatan monitoring dan pembinaan

ke kabupaten/kota se-provinsi NTB, sedangkan realisasi fisik kegiatan ini adalah

99,96%.

1797.01. Kegiatan : Jumlah Dokumen Perencanaan (Program,

Anggaran, Sarana Dan Prasarana Pertanian, Keuangan, Umum

Serta Evaluasi Dan Pelaporan Program Peningkatan Nilai

Tambah).

Page 333: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 61616161

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Sub Kegiatan : SAI, SABMN, SIMONEV, Perencanaan Program/Kegiatan,

Konsolidasi Dan Sinkroniasi Program/Kegiatan PLA

Sub-sub Kegiatan :

1. SAI dan SABMN

Dari total dana Rp. 28.400.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.25.733.500,- (90,61%) yang digunakan untuk : ATK dan bahan computer,

penggandaan, penjilidan dan pengiriman laporan, honor penyusunan laporan,

perjalanan dalam rangka mengikuti kegiatan workshop SAI dan SABMN,

sedangkan realisasi fisik kegiatan ini sebesar 90,61%.

2. SIMONEV

Dari total dana Rp. 38.900.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.38.410.020,- (98,74%) yang digunakan untuk : biaya ATK dan bahan

computer, penggandaan, penjilidan dan pengiriman laporan, penyusunan laporan

akhir, perjalanan dalam rangka mengikuti workshop SIMONEV dan Evaluasi PLA

serta honor penyusunan laporan SIMONEV, sedangkan realisasi fisik kegiatan ini

sebesar 98,74%.

3. Pertemuan Penyusunan Data dan RKAKL PLA Tahun 2012

Dari total dana Rp. 77.970.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.72.771.200,- (93,33%) yang digunakan untuk keseluruhan instrumen

pertemuan atau workshop. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Grand Legi

Mataram pada tanggal 17-18 November 2011 yang dihadiri oleh Kepala

Bidang/petugas yang menangani kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air serta

Kasubag Perencanaan Dinas Lingkup Pertanian Provinsi/ Kabupaten/ Kota se

NTB, sebanyak 25 (dua puluh lima) orang.

Page 334: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 62626262

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Hasil Pelaksanaan kegiatan :

Tujuan dilaksanakannya

pertemuan ini adalah untuk

menyusun data dan RKAKL

Kegiatan PLA Tahun Anggran

2012, untuk menyamakan

persepsi antara pusat, provinsi

dan Kabupaten/Kota tentang

pelaksanaan kegiatan PLA Tahun

Anggran 2012, dan meningkatkan kemampuan petugas perencana dan pengelola

kegiatan PLA di Kabupaten/Kota. Adapun narasumber pertemuan ini berasal dari

Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan Pertanian Direktorat Jenderal

Prasarana dan Sarana Pertanian - Kementerian Pertanian RI, Direktur Pengelolan

Air Irigasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian - Kementerian

Pertanian RI, Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB, Kepala Kantor Wilayah

XXI Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTB,Sekretaris Dinas Pertanian

TPH Provinsi NTB, Kepala Bidang Pengelolaan Lahan dan Air Diperta TPH

Provinsi NTB dan Kepala Seksi Pengelolaan Air Bidang PLA Diperta TPH Provinsi

NTB.

Sedangkan realisasi fisik kegiatan ini telah mencapai 93,33 %.

Rumusan Hasil Pertemuan:

1. Alokasi dana kegiatan Tugas Pembantuan (TP) Tahun 2012 Provinsi NTB

adalah Rp. 86.919.700.000,- dengan rincian :

- Pengelolaan Air Irigasi Rp. 14.060.000.0000

- Perlusan Sawah Rp. 49.527.600.000

- Pengelolaan Lahan Rp. 23.332.100.000

2. Alokasi dana Dekon Satker Rp. 3.282.030.000.-.

3. Reward dan Punishment akan diberikan kepada Kab/Kota oleh provinsi dan

pusat.

[

Page 335: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 63636363

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

4. Satker diminta untuk mengalokasikan dana pendukung untuk kelancaran

pelaporan keuangan baik dari tolok ukur honorarium, pelaporan maupun

perjalanan dinas.

5. Alokasi Harga Satuan Perjalanan Dinas per OP disesuaikan standar biaya

masing-masing Provinsi.

6. Terjadi penyederhanaan Satker dari masing-masing Kabupaten / Kota

menjadi satker pulau Lombok dan masing-masing Satker Kab / Kota pulau

Sumbawa jadi ada 6 Satker.

7. Rincian penggunaan dana Bansos untuk kegiatan fisik ( Konstruksi ) adalah

20% untuk insentif tenaga kerja dan 80% pembelian bahan material dan

semua alat.

8. Proposal Perluasan Areal ( cetak sawah ) agar disesuaikan dengan dukungan

oleh pemerintah daerah sesuai hasil Musrenbangtan daerah serta telah di

verifikasi di tingkat Kabupaten / Kota dan Provinsi.

9. Petugas / Tim Teknis Kabupaten / Kota agar melakukan pengukuran luas

hasil pekerjaan,baik secara manual maupun GPS sebelum membayar hasil

pekerjaan.

10. Sedapat mungkin konstruksi sawah baru selesai pada tahun anggaran dan

penanaman / pemanfaatan sawah baru dapat dilakukan pada tahun

anggaran tersebut,atau jika terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan,

pada semester pertama tahun berikutnya sawah baru sudah dimanfaatkan.

11. Perencanaan / SID agar lebih cermat dan evaluasi kesesuaian lahan agar

lebih diperhatikan seperti calon petani, calon lokasi ( kondisi/tipologi lahan)

kemiringan lahan, tipe vegetasi saluran irigasi, drainase, debit air serta

informasi akses jalan menuju lokasi.

12. Agar petugas baik Kabupaten / Kota dan Provinsi lebih memahami pedoman

umum dan Juknis serta lebih sering berkoordinasi monitoring dan

mengevaluasi kegiatan.

Page 336: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 64646464

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

13. Pelaksanaan pekerjaan agar dilaksanakan pada awal tahun, sehingga dapat

diselesaikan tepat waktu dan penyampaian laporan lebih informatif.

14. POK merupakan dokumen yang memuat Uraian Rencana Kegiatan dan Biaya

yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan,disusun oleh KPA Sebagai

penjabaran lebih lanjut dari DIPA oleh sebab itu revisi POK cukup dilakukan

oleh KPA sesuai Peraturan Menteri Keuangan ( PMK ) Nomor :

15. DIPA T.A 2012 harus sudah selesai pada tanggal 9 Desember 2011, bila

terlambat akan diterbitkan DIPA sementara dimana dana yang dapat

dicairkan adalah gaji pegawai, keperluan sehari-hari perkantoran, langganan

daya dan jasa serta lauk pauk/bahan makanan, selain itu dananya akan

diblokir.

16. Adanya Surat Pernyataan Sementara Kesanggupan melaksanakan kegiatan

Perluasan areal tanaman pangan (sawah) Tahun anggaran 2012, antara

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan Dinas Pertanian

Kabupaten /Kota se Nusa Tenggara Barat pada tanggal 17 sampai dengan 18

Nopember 2011 di Hotel Grand Legi Mataram, sesuai dengan target yang

dibebankan.

4. Workshop SAI

Dari total dana Rp. 57.620.000.,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.56.842.800,- (98,65%) yang digunakan untuk keseluruhan instrumen

kegiatan yang berbentuk pertemuan, sedangkan realisasi fisik kegiatan ini

sebesar 98,65%.

Page 337: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 66665555

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Hasil pelaksanaan kegiatan:

Pertemuan ini dilaksanakan di Hotel Grand Legi Mataram pada tanggal 13-14

Juni 2011 yang dihadiri oleh para petugas yang menangani pelaporan, baik

pelaporan teknis maupun keuangan di lingkup Dinas Pertanian

Provinsi/Kabupaten/Kota se-provinsi NTB sebanyak 22 orang, yang bertujuan

untuk meningkatkan pemahaman petugas pelaporan dan mekanisme system

pelaporan baik laporan teknis maupun laporan keuangan (SAI) dan

mensosialisasikan format pelaporan kegiatan PSP melalui fasilitas internet (model

pelaporan online).

Adapun narasumber pertemuan ini berasal dari Dinas Pertanian TPH NTB, dan

Sekditjen PSP.

Metodologi yang digunakan dalam penyampaian materi pertemuan adalah

klasikal yakni penyampaian dengan menggunakan tayangan dan diselingi dengan

diskusi dan simulasi studi kasus.

Rumusan Hasil Pertemuan:

1. Seluruh petugas pelaporan tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten lingkup

Ditjen PSP siap mengkoordinasikan penanganan Laporan Keuangan (SAI)

dan Laporan Teknis (Model Pelaporan Online / MPO) dalam satu

penanganan.

Page 338: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 66666666

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

2. Petugas yang menangani pelaporan pada Satker Dana Dekonsentrasi

(Tingkat Provinsi) akan ditetapkan melalui Keputusan Dirjen PSP terdiri dari:

a. Salah satu Kasi yang menangani PSP/PLA (sebagai koordinator)

b. Petugas Pelaporan SAI

c. Petugas Pelaporan Teknis (MPO)

3. Petugas yang menangani Pelaporan pada Satker Dana Tugas

Pembantuan (Tingkat Kabupaten/Kota) akan ditetapkan melalui

Keputusan Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB yang terdiri dari :

a. Salah satu Kasi yang menangani PSP/PLA (sebagai koordinator)

b. Petugas Pelaporan SAI

c. Petugas Pelaporan Teknis (MPO)

4. Khusus untuk Model Pelaporan Online (MPO) Ditjen PSP sepakat dijadikan

sebagai bentuk Laporan Teknis Kegiatan Ditjen PSP dari Dana Dekonsentrasi

maupun Dana Tugas Pembantuan .

5. Sesuai dengan Pedoman Umum MPO, jadwal penyampaian laporan (editing

data) dilaksanakan paling lambat tanggal 5 pada setiap bulan. Sedangkan

laporan dalam bentuk Print out (hardcopy) disampaikan setiap 3 bulan sekali

(triwulan) sesuai dengan format yang telah disepakati.

6. Khusus menyangkut Pelaporan Keuangan / SAI maka :

a. Provinsi sebagai kepanjangan tangan Pemerintah Pusat di Daerah agar

dapat lebih berperan untuk mengkoordinir dan memfasilitasi penyusunan

dan pengiriman laporan SAI dari Kabupaten / Kota di Wilayahnya.

b. Untuk Kabupaten/Kota yang masih ada masalah temuan BPK (seperti

saldo kas di bendahara pengeluaran, PNBP agar segera menindaklajuti.

c. Untuk Satker Kabupaten/Kota yang belum melakukan I.P agar segera

melaksanakan I.P dan Reevaluasi bersama KPKNL setempat.

d. Hasil I.P dan Revaluasi aset agar segera diinput dan dilaporkan dalam

SIMAKBMN.

Page 339: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 67676767

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

e. Satker inaktif yang membawa aset, dan sekarang aktif kembali agar

melaporkan asetnya.

f. Penyampaian Laporan Keuangan / SAI dari Satker Dekonsentrasi dan

Satker Tugas Pembantuan Lingkup Ditjen PSP ke Unit Akuntansi Ditjen

PSP disepakati melalui E-Mail [email protected]

5. Konsolidasi dan Evaluasi Program dan Kegiatan Tahun 2011

Dari total dana Rp. 109.580.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah

Rp.105.623.500,- (96,39%) yang digunakan untuk keseluruhan instrument

kegiatan yang berbentuk pertemuan, sedangkan realisasi fisik kegiatan ini

sebesar 98,49 %.

Hasil pelaksanaan kegiatan :

Pertemuan ini dilaksanakan di Hotel Lombok Raya Mataram pada tanggal 11-13

April 2011 yang dihadiri oleh para petugas pengelolan anggaran prasarana dan

sarana pertanian lingkup Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota se-provinsi

Page 340: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 68686868

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

NTB sebanyak 26 orang, yang bertujuan untuk menyatukan dan menyamakan

persepsi dalam melaksanakan kegiatan PSP di lingkup Dinas Pertanian.

Adapun narasumber pertemuan ini berasal dari Dinas Pertanian TPH NTB,

Kasubdit Kelembagaan dan Pembiayaan Anggaran Ditjen PSP, Kasubdit

Pengendalian Lahan Ditjen PSP, Kasubdit Iklim, Konservasi Air dan Lingkungan

Hidup Ditjen PSP.

Metodologi yang digunakan dalam penyampaian materi pertemuan adalah

klasikal yakni penyampaian dengan menggunakan tayangan dan diselingi dengan

diskusi dan simulasi studi kasus.

Rumusan Hasil Pertemuan:

1. Kepala Dinas Lingkup Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota diminta untuk

berkoordinasi dan memobilisasi jajarannya guna turun ke lapangan untuk

mendukung upaya percepatan pelaksanaan kegiatan prasarana dan sarana

pertanian di wilayahnya serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait

lainnya (PU, BPN, Kehutanan, dll).

2. Laporan realisasi fisik dan keuangan dikirim ke Dinas lingkup Pertanian

Provinsi paling lambat tgl 5 setiap bulannya, laporan ditembuskan ke Ditjen

PSP.

3. Semua Satker Tugas Pembantuan Lingkup Ditjen PSP di Kabupaten/Kota

harus melakukan percepatan pelaksanaan kegiatan PSP 2011 untuk

mencapai pencapaian target realisasi minimum 50 % (per 30 Juni 2011) dan

sekaligus untuk mengantisipasi adanya APBNP pada Tahun 2011.

4. Untuk satker yang belum menerima DIPA Tugas Pembantuan Ditjen PSP

2011 (satker susulan) diharapkan dapat melaksanakan kegiatan persiapan

sambil menunggu terbitnya DIPA, yang diperkirakan akan terbit pada akhir

Bulan April 2011.

5. Diharapkan agar program/ kegiatan PSP tahun 2011 di daerah (Provinsi /

Kabupaten/Kota) agar dapat secara teknis bersinergi di bidang / fungsi yang

Page 341: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 69696969

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

ada dan menjadi koordinator penyelenggaraan program/ kegiatan PSP tahun

2011.

6. Kegiatan-kegiatan JITUT dan JIDES pada Tahun 2011 akan dimonitor oleh

UKP4 untuk itu pelaksanaannya agar dikawal secara khusus dan pelaksanaan

kegiatan harus dilaporkan secara tertib dan tepat waktu.

7. Dalam rangka pencapaian target realisasi minimum 50 % (per 30 Juni 2011)

perlu diperhatikan hal-hal sbb:

a. Satker yang tidak mengalami revisi dan sudah menerima SK Pengelolaan

Keuangan, segera menyelesaikan:

• SK Tim Teknis

• SK Penetapan Lokasi dan Kelompok Tani

• Surat Perjanjian Kerjasama

• Pembukaan Rekening Kelompok Tani (contrasign)

• Menyusun RUKK, dll

b. Percepatan eksekusi kegiatan yang berdampak langsung terhadap

peningkatan produksi padi, seperti :

• Perluasan areal (cetak sawah)

• Pengembangan JITUT/JIDES.

8. Peningkatan target produksi padi NTB ditetapkan sebesar 12,36%, Angka

Ramalan BPS Propinsi NTB dan Dinas Pertanian TPH NTB sebesar 1.9 juta

ton dan mendapat penugasan sebesar 2 juta ton untuk tahun 2011 dari

Kementerian Pertanian sebagai upaya untuk meningkatkan produksi padi

dalam tahun 2011 ini. Untuk itu diperlukan berbagai terobosan luar biasa

dari semua pihak khususnya jajaran pertanian dan harus bekerja

extraordinary di Kabupaten / Kota se NTB.

9. Tahun 2012 akan dilakukan penyederhanaan pedoman teknis dan menu

serta harga satuan kegiatan prasarana dan sarana pertanian, dengan tujuan

untuk lebih mempermudah proses perencanaan dan memprioritaskan

Page 342: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 70707070

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

kegiatan-kegiatan yang berdampak nyata pada upaya pencapaian

swasembada dan swasembada pangan berkelanjutan.

10. Provinsi akan mengkonfirmasi ke Pusat tentang Satker yang masih direvisi

dan yang masih ada penggabungan agar dipercepat penyelesaiannya

sehingga pelaksanaan kegiatan dan percepatan kegiatan dapat dilaksanakan.

11. Meningkatkan pengawasan pelaksanaan yang menyangkut Aspek Prasarana

dan Sarana Pertanian dan aspek yang compatible dalam kualitas dan

kuantitas diantaranya program BLM di tingkat lapangan dan kelompok.

12. Agar lebih mencermati kembali Pedoman Teknis dan Juklak dalam seluruh

aspek program kegiatan selanjutnya melalui juknis di jabarkan kembali

sesuai dengan kondisi dalam daerah sepanjang tidak bertentangan dengan

Panduan Teknis dan Juklak yang ada.

13. Berkaitan dengan keberlanjutan program kegiatan PLA/ PSP melalui

anggaran APBD dimohon untuk terus mendampingi / melakukan pembinaan

terhapat program kegiatan yang telah terealisasi sebelumnya.

14. Di harapkan kepada Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan kegiatan Dana

Tugas Pembantuan dapat bersinergi dengan kegiatan dari instansi lainnya

untuk tujuan keterpaduan program serta menggerakkan partisipasi aktif

masyarakat dan atau swasta lainnya dalam rangka percepatan pembangunan

pertanian di daerah.

15. Agar Kabupaten/Kota selalu melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan

instansi terkait perihal kondisi riil yang ada terhadap potensi sumberdaya

alam khususnya lahan dan air dalam rangka pencapaian produksi dan

produktivitas agar dapat diperoleh data yang valid (melakukan updating data

secara periodik).

Page 343: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 71717171

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

1797.02. Kegiatan : Layanan Perkantoran

Sub Kegiatan : Administrasi Satker

Dari total dana Rp. 50.200.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah Rp.50.016.720,-

(99,63%) yang digunakan untuk instrumen kegiatan layanan perkantoran (honor,

ATK, penggandaan laporan, koordinasi ke kabupaten dan perjalanan konsultasi ke

pusat), sedangkan realisasi fisik kegiatan ini sebesar 99,82%.

3993.10. Kegiatan : Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO)

Sub Kegiatan : Pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO)

Dari total dana Rp. 23.920.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah Rp.23.920.000,-

(100%) yang digunakan untuk :ATK dan bahan computer, identifikasi dan pembinaan

di kabupaten/kota se-NTB. Adapun realisasi fisik kegiatan ini sebesar 100%.

3994.05. Kegiatan : Kebijakan Pembiayaan Pertanian

Sub Kegiatan : Pemberdayaan dan Fasilitasi Pelayanan Pembiayaan

Pertanian.

Dari total dana Rp. 79.080.000,- realisasi penyerapan dana berjumlah Rp.27.575.000,-

(99,36%) yang digunakan untuk : koordinasi, monev, pelaporan, ATK dan bahan

computer, honor tim pemantau PUAP serta koordinasidan pembinaan ke

kabupaten/kota se-NTB. Adapun realisasi fisik kegiatan ini sebesar 99,36%.

Hasil Pelaksanaan Kegiatan :

Dari Evaluasi Pengawalan Teknologi dan Supervisi PUAP Provinsi NTB dengan

dana Rp. 19.200.000.000,- yang telah dikucurkan untuk gapoktan PUAP tahun 2008,

sampai dengan 31 Desember 2011 terdapat pengembalian rata rata sebesar

Rp. 20,144,984,687,- (106%). Kemudian Gapoktan PUAP tahun 2009, dari dana

Page 344: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 72727272

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Rp. 26.300.000.000,- yang telah dikucurkan, sampai dengan 31 Desember 2011

terdapat pengembalian rata rata sebesar Rp. 21,578,518,171(82%), sedangkan

gapoktan 2010 sebanyak 224 gapoktan senilai Rp. 23,518,029,388(105%) dan

Gapoktan 2011 sebanyak 86 Gapoktan senilai Rp. 8,600.000.000,-sampai dengan 31

Desember 2011 pengembaliannya masih Rp. 8,764,512,500 (102%).

Perkembangan jumlah gapoktan dilihat dari realisasi dana di masing-masing

kabupaten/kota se-NTB dari tahun 2008 hingga 2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel VII-10. Perkembangan Jumlah Gapoktan 2008 - 2011

Kab/Kota 2008 2009 2010 2011 jumlah

Kota Mataram 7 4 9 5 25

Lombok Barat 34 22 19 14 89

KLU 0 9 9 2 20

Loteng 34 25 38 13 110

Lotim 35 19 71 12 137

KSB 12 9 20 7 48

Sumbawa 26 17 24 15 82

Dompu 1 68 7 2 78

Kab. Bima 36 84 20 12 152

Kota bima 7 6 7 4 24

Jumlah 192 263 224 86 765

Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah Gapoktan yang terbentuk dan terealisasi dananya

tumbuh sebesar rata-rata 149,72 % pertahun dan pada akhir tahun 2011 tercatat sudah

terealisasi 765 Gapoktan. Jika dibandingkan dengan jumlah desa di wilayah Nusa Tenggara

Barat (996 desa), terdapat sisa 231 buah desa (23,19 %) yang belum terbentuk Gapoktan di

wilayahnya dan sudah dalam tahap diusulkan untuk menempati kuota 2000 desa tahun 2011.

Dalam rangka memfasilitasi dan memberikan pendampingan kepada Gapoktan-

gapoktan yang telah terbentuk maka dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Pelatihan TOT bagi Penyuluh Pendamping PUAP

Pelatihan TOT bagi Penyuluh Pendamping PUAP sd 31 Desember 2011 berjumlah 86

orang sudah dilaksanakan di Balai Diklat Pertanian (BDP) Matara. Pelatih berasal dari

TOMT 4 orang, Widya Iswara BDP Mataram serta Nara Sumber dari Badan Penyuluhan

dan Peningkatan Sumber Daya Pertanian (BPSDMP).

Page 345: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 73737373

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

2. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan PUAP tahun 2011 sebagai berikut.

Tabel VII-11. Jadwal palang pelaksanaan kegiatan pendampingan dan supervisi

PUAP 2011

Uraian Kegiatan Bulan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pertemuan Rutin Bulanan PMT, rapat

koordinasi dengan Tim Pembina Propinsi di

BPTP NTB

X X X X X X X X X X X X

Penandatanganan Kontrak Kerja

Perpanjangan PMT 2008 ke 2010 X

Penyerahan SKPA X

Verifikasi data desa PUAP 2010 (berdasarkan

SK. Mentan Nomor1192/Kpts.OT.160/3/2010)

di tiap tiap Kabupaten.

X

Merekrut PMT Baru X

Merancang Pelatihan Penyuluh Pendamping

dan Pengurus Gapoktan Tk. Prop. NTB X

Penandatanganan MOU PMT Baru X

Hasil Revisi Penetapan Gapoktan, Penyuluh

Pendamping dan Pengurus Gapoktan X

Apresiasi LKM-A X

Apresiasi Teknologi X

Sosialisasi cara memverifikasi RUB dan

Dokumen Satker kepada Tim Pembina

Propinsi

X

Pendampingan membuat RUB dan Dokumen

Satker X

Pengiriman RUB dan Dokumen Satker yang

sudah disyahkan oleh Penyuluh Pendamping

ke Tim Teknis Kabupaten dan Tim Pembina

Propinsi

X

Verifikasi RUB dan Dokumen Satker oleh Tim

Pembina Provinsi X

Page 346: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 74747474

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Uraian Kegiatan Bulan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pengiriman RUB dan Dokumen Satker masing-

masing Kabupaten ke Pusat X

Identifikasi dan analisis ketersediaan teknologi

dari BPTP NTB X

Melakukan percontohan dengan metode

demplot di salah satu kabupaten X X X X X X X

Menerbitkan materi diseminasi disesuaikan

dengan kebutuhan Gapoktan berdasarkan

RUA, RUK dan RUB berupa barang cetakan

X

Pendampingan dalam rangka turunnya BLM

PUAP X

Supervisi terhadap pencairan anggaran

bantuan modal usaha PUAP dari Gapoktan ke

Poktan dan Anggota

X X X X X

Laporan Bulanan, Triwulan, Tengah Tahunan

dan Akhir X X X X X X X X X X X X

3. Rapat Koordinasi dengan PMT dan Dinas/Instansi terkait

Rapat ini membahas masalah :

• Perkembangan dana gapoktan. Masing-masing kabupaten melaporkan perkembangan

dana PUAP setiap bulannya.

• Rencana monitoring ke lapangan

• Rencana bermitra dengan Kementrian Perkoperasian

• Usulan desa/gapoktan tahun 2012 diserahkan ke Pusat sd minggu ke 2 bulan Januari

2012

• Identifikasi LKM-A pada masing-masing kabupaten

Permasalahan

Tidak semua gapoktan dapat berjalan dengan baik dalam rangka mengembangkan dana

stimulant PUAP. Beberapa gapoktan berdasarkan hasil monev ada temuan-temuan antara lain

sebagai berikut.

1. Belum ada informasi besarnya alokasi dana pendampingan dari masing-masing

kabupaten/Kota

Page 347: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 75757575

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

2. Belum ada informasi tentang tindak lanjut dari Kabupaten/Kota mengenai alokasi dana

untuk pembinaan PMT dari bulan Oktober 2011 sd Desember 2011 dari masing-masing

kabupaten/kota

3. Gapoktan belum mempunyai modal awal (Simpok, Simwa dan Simsuk)

4. Pertemuan rutin belum optimal dilaksanakan

5. Msih ada anggota yang melanggar aweq-aweq atau aturan main Gapoktan

6. RUB tidak sesuai dengan kenyataan pelaksanaan di lapangan

7. Menganggap bahwa BLM PUAP adalah bantuan yang tidak harus dikembalikan atau

langsung dihabis

8. Ada pengeluaran diambil dari modal usaha yang Rp. 100.000.000,-

9. Pengembalian pinjaman yang tidak tepat waktu

10. Pengurus tidak transparent terhadap keuangan yang dikelola

11. Tidak ada bukti tanda terima antara Pengurus dengan Anggota pada saat pencairan

pinjamannya

12. Masih ada sisa pencairan BLM yang ada baik di Bank maupun di Gapoktan.

3. Dana Tugas Pembantuan (APBN)

Pada tahun 2011 ini, terdapat perubahan sistem pengelolaan anggaran dana Tugas

Pembantuan (TP) kabupaten/kota se-provinsi NTB. Bila pada tahun 2010 sistem pengelolaan

anggaran dana Tugas Pembantuan kabupaten/kota se-provinsi NTB berada di masing-masing

Satker Kabupaten/Kota se-provinsi NTB, maka pada tahun 2011 ini, sistem pengelolaan

anggaran dana Tugas Pembantuan untuk Pulau Lombok yakni Kota Mataram, Kabupaten

Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Lombok Utara, KPA, PPK, Pejabat

Penandatangan SPM, Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan Dana Tugas

Pembantuan berada di Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB, sedangkan untuk pulau Sumbawa

yakni Kota Bima, Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu dan Bima, KPA, PPK, Pejabat

Penandatangan SPM, Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan Dana Tugas

Pembantuan kembali berada di masing-masing kabupaten/kota sesuai dengan Keputusan

Menteri Pertanian no.888/Kpts/Ku.410/2/2011 tanggal 9 Februari 2011.

Pelaksanaan kegiatan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air dengan sumber dana Tugas

Pembantuan (TP) Program Peningkatan Ketahanan Pangan Dan Hortikultura dan Program

Penyediaan Dan Pengembangan Prasana dan Sarana Pertanian pada DPA SKPD Dinas

Page 348: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VVVVIIIIIIII ---- 76767676

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LAPORAN TAHUNAN 2011

Pertanian Kabupaten/Kota se-Nusa Tenggara Barat TA.2011 dengan total dana

Rp.39.903.700.000,- untuk kegiatan tahun 2011 sementara ini dapat dilaporkan bahwa

realisasi penyerapan dananya mencapai 38.079.246.700,- atau 95,43%. Pagu dana, realisasi

keuangan dan fisik dapat dilihat dari tabel VII-13 berikut ini :

Tabel VII-13. Pagu dana, realisasi keuangan dan fisik kegiatan yang bersumber dari Dana

Tugas Pembantuan Ditjen PSP TA 2011

Pagu Anggaran Realisasi Fisik

Rp. Rp. % %

1 Mataram 618.750.000 618.564.700 99,97 100

2 Lombok Barat 5.553.250.000 5.508.160.000 99,19 99,47

3 Lombok Tengah 4.514.950.000 4.382.825.000 97,07 98,00

4 Lombok Timur 3.130.000.000 3.051.400.000 97,49 100

5 Lombok Utara 3.050.750.000 3.050.750.000 100,00 100

6 Sumbawa Barat 7.023.250.000 6.269.340.000 89,27 89,27

7 Sumbawa 8.652.000.000 8.652.000.000 100,00 99,41

8 Dompu 4.255.000.000 4.097.077.000 96,29 100

9 Bima 1.692.500.000 1.412.500.000 83,46 95,00

10 Kota Bima 1.413.250.000 1.036.630.000 73,35 73,35

39.903.700.000 38.079.246.700 95,43 95,45

Realisasi KeuanganNo Kabupaten/Kota

Jumlah

Page 349: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB VIII

MASALAH DAN UPAYA PEMECAHANNYA

A. Bidang Produksi Tanaman Pangan

1. Permasalahan :

a. Budidaya Serealia, Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.

1) Masih adanya keterlambatan dalam menentukan CP/CL, SK. Penetapan Kelompoktani, pengumpulan No rekening bank, pengajuan rencana belanja sosial ke bank, dalam pelaksanaan SL-PTT

2) Benih BLBU yang di droping ke pada areal SL-PTT maupun non SL-PTT Padi, Jagung dan Kedelai di Kabupaten/Kota, ada yang belum tepat waktu/sasaran dan tepat jenis/varietas

3) SDM yang ada di Kabupaten/Kota dalam mendukung pelaksanaan administrasi dan Teknis SL-PTT masih terbatas dalam Jumlah dan Kemampuan

4) Masih banyaknya tenaga PPL yang belum mengikuti Pelatihan Pemandu lapang sehingga akan mempengaruhi pelaksanaan SL-PTT

5) Pengiriman Laporan dari Kabupaten/Kota belum tepat waktu, sehingga mengakibatkan pengiriman laporan ke Pusat mengalami keterlambatan.

b. Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan.

1) Terjadinya perubahan iklim ( DPI ) khususnya curah hujan yang masih sulit diramalkan kejadiannya secara akurat baik melalui perkembangan teknologi maupun kebiasaan masyarakat setempat. Kejadian anomali iklim yang pada tahun 2011 terjadi pada bulan Januari sampai dengan Mei dengan curah hujan lebih tinggi dari normalnya sehingga di beberapa daerah terjadi banjir yang melanda areal tanaman pangan sementara mulai Bulan Juni sampai dengan September Curah hujan di bawah rata-rata normalnya sehingga beberapa areal tanaman pangan mengalami kekeringan.

2) Dengan terjadinya pengembangan jumlah kecamatan dan banyaknya tenaga POPT-PHP yang beralih fungsi ke struktural maka tenaga POPT-PHP menjadi berkurang, demikian juga tenaga teknis perlindungan di Propinsi maupun Kabupaten/Kota masih kurang.

3) Pola tanam belum dapat diterapkan secara optimal sehingga setiap musim tanam terdapat tanaman padi yang memberikan peluang untuk berkembangnya OPT tertentu yang cukup membahayakan.

4) Eradikasi pada tanaman terserang virus, bakteri, maupun jamur masih belum optimal.

5) Varietas Ciherang yang dominan ditanam saat ini sudah peka terhadap serangan OPT seperti blast, kresek dan tungro.

Page 350: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

6) Laporan peringatan bahaya seringkali terlambat bahkan di beberapa daerah Kabupaten kurang aktif melaporkannya, sehingga penanganan pengendalian terlambat.

7) Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan sistem budidaya sehat belum sepenuhnya dapat dilaksanakan misalnya dalam penggunaan pupuk berimbang, tandur jajar, pemilihan varietas tahan.

8) Pergiliran varitas ( Gilvar ) belum dilaksanakan secara optimal ditingkat lapangan.

c. Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan

Permasalahan Terkait Penyelenggaraan Kios Saprodi

a. Terdapat beberapa kelemahan dalam penyelenggaraan kios saprodi antara lain : kurangnya pemahaman pengelola terhadap aturan yang berakibat penyelewengan pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi, kurangnya tempat penyimpanan yang memadai sehingga tidak dapat menyimpan pupuk untuk 1-2 bulan kemudian, dan modal yang mengakibatkan jenis saprodi yang dijual kurang (tidak lengkap).

b. Kurangnya pengawasan dari produsen dan distributor kepada pengecer resmi sehingga pengecer yang ada saat ini kadang tidak sesuai dengan harapan, contohnya : ada pengecer resmi yang menjual saprodi diluar RDKK.

c. Tidak lengkapnya saprodi yang tersedia hal ini menyebabkan petani kesulitan mendapatkan saprodi.

Permasalahan Terkait Dengan Bantuan Langsung Benih Unggul

BLBU (jagung)

a. Minimnya laporan perkembangan kegiatan bantuan benih dari tingkat lapang atau dari kabupaten, sehingga provinsi kesulitan dalam memonitor dampak dari bantuan benih yang dialokasikan khususnya peningkatan produktivitas dan produksi jagung yang bersumber dari anggaran APBD Provinsi.

b. Seringnya terjadi mutasi pejabat di daerah/kabupaten menjadi salah satu kendala dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan yang dialokasikan kabupaten/kota terutama dalam hal penyampaian laporan perkembangan kegiatan ke Provinsi

2. Upaya Pemecahan Masalah

a. Budidaya Serealia, Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.

Page 351: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1) Kegiatan pemilihan calon lokasi dan calon petani (CP/CL) untuk kegiatan tahun berikutnya harus lebih dimantapkan, seawall mungkin dilakukan .

2) Adanya efisiensi anggaran, sisa dana tersebut disetor ke kas Negara 3) Memantapkan rancangan kegiatan, jadwal palang dan memantapkan

pembinaan/ kesepakatan di tingkat kelompok tani. 4) Memantapkan koordinasi antara Petugas Provinsi, Kabupaten/ Kota dan

KCD di tingkat lapangan. 5) Perlu adanya bimbingan dan koordinasi yang lebih intensif 6) Mengusulkan dana untuk Pelatihan pemandu Lapangan 7) Koordinasi antara Provinsi dan Kabupaten lebih dimantapkan dan

diintensifkan serta perlu adanya kontak person per Kabupaten.

b. Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan.

1) Perlu dikembangkan varietas unggul baru tanaman padi yang lebih tahan terhadap serangan OPT serta pengembangan keragaman varietas di lapangan.

2) Pemantauan pertanaman secara intensif dan berkesinambungan mulai dari pengolahan tanah, sampai dengan panen dan melaksanakan pengendalian dini secara cepat dan tepat dengan berpedoman pada pengendalian hama terpadu (PHT).

3) Meningkatkan bimbingan teknis dan penyuluhan di dalam upaya peningkatan upaya pengendalian OPT.

4) Meningkatkan kerjasama dengan BMKG untuk dapat menyampaikan informasi prakiraan iklim yang lebih dapat diaplikasikan dalam perencanaan tanam.

5) Perlu dikembangkan sistim irigasi khususnya di lahan tadah hujan/lahan kering antara lain dengan membuat embung dan sprinkle irrigation serta upaya konservasi lahan dengan membuat terasering.

6) Meningkatkan kewaspadaan semua jajaran petugas perlindungan tanaman terutama PHP terhadap serangan OPT utama sehingga frekuensi pengamatan lapangan, pelaporan dan penyebaran informasi kepada instansi terkait dan kelompok tani tentang bahaya serangan OPT dan cara pengendaliannya terutama di daerah endemis dan sentra produksi.

7) Melakukan konsolidasi dan pendekatan dengan pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota tentang keberadaan dan pentingnya peran POPT-PHP dalam pengamanan produksi.

8) Melakukan pembinaan/penyuluhan agar petani/kelompok tani dapat melakukan pengendalian OPT secara serentak melalui suatu gerakan pengendalian.

9) Menyiapkan pestisida dan alat pengendalian OPT sebagai stok/cadangan provinsi maupun kabupaten/kota yang dapat dilokasikan kepada petani/kelompok tani untuk menekan perkembangan serangan OPT dan dalam penggunaannya tetap berpedoman kepada prinsip pengendalian hama terpadu (PHT).

10) Untuk membantu petani yang pertanaman padi sawahnya mengalami gagal panen (puso) akibat terkena banjir, kekeringan, dan serangan OPT maka melalui anggaran yang berada di Kementerian pertanian RI

Page 352: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

diberikan bantuan sebesar Rp.3.700.000,- per hektar yang dapat dipergunakan untuk pembelian pupuk dan biaya tenaga kerja usahatani.

c. Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan

Permasalahan Terkait Penyelenggaraan Kios Saprodi

1) Terkait dengan beberapa kelemahan dari penyelenggaran kios saprodi, maka perlu dilaksanakan penyuluhan dan pembinaan secara bersama-sama yang melibatkan semua pihak yang berkompeten agar pelaksanaan kios saprodi yang menunjang penyaluran pupuk bersubsidi dapat terlaksana dengan baik. Penyuluhan yang dilaksanakan juga mengenai masalah permodalan yang sangat vital dalam pemenuhan keragaan saprodi yang diperlukan petani.

2) Melakukan sosialisasi tentang aturan penyaluran pupuk bersubsidi, jenis pupuk terdaftar kepada semua pihak/instansi terkait yang dilakukan secara berjenjang dari Provinsi, Kabupaten/kota sampai ke tingkat lapang/petani dengan melibatkan peran pemerintah daerah sampai ke desa, agar semua pihak dapat memahami peraturan/mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi.

3) Mendorong agar produsen dan distributor agar meningkatkan fungsi pembinaan kepada pengecer dan mengarahkan pengecer untuk melaksanakan penyediaan saprodi sesuai dengan RDKK dan memberikan teguran dan sanksi bila melanggar.

4) Untuk menghindari terjadinya penjualan pupuk maupun pestisida ilegal, maka perlu ada informasi melalui buku, brosur atau leaflet tentang jenis – jenis pupuk dan pestisida yang sudah terdaftar di Kementerian Pertanian yang dapat dijadikan pegangan oleh pengelola kios sarana produksi.

5) Sosialisasi lebih diintensifkan sehingga petani paham dalam menentukan kebutuhan dan jenis saprodi yang diperlukan.

Permasalahan Terkait Bantuan Langsung Benih Unggul (Jagung)

1) Melakukan koordinasi yang lebih efektif antara Provinsi dengan kabupaten agar laporan-laporan yang dibutuhkan dapat diterima provinsi untuk menganalisa bantuan-bantuan yang telah diberikan.

2) Melakukan evaluasi terhadap laporan-laporan bantuan benih di kabupaten.

3) Perlunya diadakan pertemuan bulanan yang melibatkan unsur terkait untuk mengevaluasi Bantuan Benih Langsung Benih Unggul ditingkat petani.

B. Bidang Produksi Hortikultura

Page 353: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1. Pemasalahan Hortikultura di NTB.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan Hortikultura di Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut :

a. Belum optimalnya penerapkan teknologi maju sesuai GAP/SOP sehingga kualitas produksi belum memenuhi standar pasar yang diperlukan.

b. Belum tersosialisasinya sistem budidaya tanaman yang baik dan benar sesuai GAP/SOP.

c. Tingkat SDM petani yang masih rendah sehingga pengelolaan lahan masih dilakukan secara konvensional.

d. Kondisi/perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi e. Pengendalian OPT pra panen serta pasca panen belum optimal. f. Laporan bulanan serangan OPT hortikultura dan bencana alam di tingkat

daerah sering terlambat sehingga penanganannya menjadi tidak maksimal. g. Posisi tawar petani rendah karena kelembagaan manajemen usahatani belum

diterapkan secara optimal. h. Kurangnya dukungan dari pemerintah daerah Kabupaten/Kota untuk

hortikultura hal ini terlihat dari tidak adanya anggaran untuk hortikultura di APBD Kabupaten/Kota sehingga masih mengandalkan anggaran yang berasal dari pusat dan provinsi.

i. Kurangnya laporan data komoditas yang ditanam di kawasan-kawasan sentra setiap musim tanam sehingga sering terjadi revisi kegiatan.

j. Lemahnya koordinasi Kabupaten/Kota dengan Provinsi, akibat dampak dari OTDA.

2. Upaya Pemecahan Masalah Hortikultura di NTB.

a. Melakukan penumbuhan kelembagaan (UPJA, Kelompok tani) yang menanganai tanaman hortikultura atau dominan menangani tanaman hortikutura di daerah sentra-sentra hortikultura.

b. Mengintensifkan dan meningkatkan frekuensi sosialisasi cara budidaya yang baik dan benar sesuai GAP/SOP kepada petani.

c. Mengadakan pelatihan-pelatihan budidaya tanaman dan penerapan teknologi budidaya untuk meningkatkan pengetahuan petani.

d. Mengarahkan petani untuk menanam tanaman-tanaman/ komoditas unggul yang tahan terhadap perubahan iklim dan serangan hama.

e. Melakukan sosialisasi dan pengenalan jenis-jenis OPT utama hortikultura dan cara penanggulangannya baik OPT pra panen dan pasca panen.

f. Melakukan koordinasi yang lebih intensif lagi dengan pihak Kabupaten/Kota berkaitan dengan luasan areal tanam komoditas hortikultura, serangan OPT dan hal-hal yang berkaitan dengan usaha peningkatan produksi hortikultura.

g. Merancang program dan kegiatan yang lebih strategis, fokus dan operasional dalam pengembangan hortikultura dengan penerapan enam pilar pengembangan hortikultura yaitu pengembangan kawasan, penerapan SCM, penerapan GAP/SOP, melakukan fasilitasi agribisnis terpadu investasi hortikultura (FATIH), pengembangan kelembagaan hortikultura, dan peningkatan produksi hortikultura untuk konsumsi dalam negeri dan peningkatan akselerasi ekspor untuk menciptakan komoditi yang bermutu dan berdaya saing.

Page 354: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

h. Mendorong Pemerintah Kabupaten untuk juga memberikan perhatian pada pengembangan hortikultura.

i. Dilakukan identifikasi yang lebih detail tentang kawasan-kawasan sentra hortikultura, komoditas yang diusahakan, peralatan yang tersedia dan yang diperlukan sesuai kebutuhan dan potensi wilayah sehingga mendukung penumbuhan sentra-sentra dalam pengembangan kawasan sesuai road map pengembangan kawasan yang telah disusun.

j. Dilakukan sosialisasi GAP/SOP komoditi hortikultura.baik dengan menyebarkan brosur/ leaflet maupun dengan pertemuan-pertemuan di lapangan.

k. Koordinasi yang lebih intens dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam merencanakan dan melaksanakan program kegiatan agar program kegiatan dapat terlaksana lebih terarah dan efisien serta tidak terjadi tumpang tindih.

l. Perlu melakukan pembenahan sisi administrasi data, dan melakukan upaya-upaya terobosan mengenai komoditi hortikultura baik ditingkat kabupaten maupun di provinsi, mengingat telah terbentuknya bidang yang menangani hortikultura di Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat

m. Membangun sistem komunikasi, koordinasi dan pelaporan yang lebih baik untuk menciptakan sinergisme pembangunan tanaman hortikultura NTB sebagai wujud dari kepedulian dan keseriusan kita dalam menciptakan kawasan-kawasan pengembangan yang memenuhi standar GAP/SOP dan memiliki produk bermutu dan berdaya saing.

C. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, khususnya kegiatan pengembangan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura di Nusa Tenggara Barat terdapat beberapa permasalahan dan hambatan yaitu antara lain :

1. Pemandu Lapang II (PL II) yang berasal dari Penyuluh Pertanian Kabupaten kurang berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bima, sehingga kegiatan Sekolah Lapang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (SL-PTT) sub Sektor Hortikultura tidak dilaksanakan di Kabupaten Bima. Upaya pemecahan masalah : Menegur Petugas Kabupaten dan PL II, agar melaksanakan koordinasi yang baik di masa yang akan datang dan dana yang tersedia tidak digunakan / setor ke Kas Negara.

2. Pengadaan Sarana Pasar Tani terlambat pelaksanaannya, hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan barang yang berkualitas sesuai spesifikasi teknis rekanan harus mendatangkan barang tersebut dari luar negeri ( inport). Upaya pemecahan masalah : Memesan barang ke luar Negeri.

3. Pembangunan sarana Gudang Jagung di Kabupaten Sumbawa terlambat pelaksanaannya. Hal ini disebabkan adanya penggantian material pada pintu gudang yang semula material dari kayu (sesuai bestek) di ganti dengan besi.

Page 355: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4. Dalam kegiatan expo telah banyak adanya kontak bisnis antara pelaku usaha / agribisnis NTB dengan pengusaha di luar NTB, namun tindak lanjut kesepakatan ini belum berjalan, hal ini disebabkan karena belum adanya pelaku usaha untuk menyediakan produk secara kontinyu dan kelembagaan petani/ pelaku usaha yang masih lemah. Upaya pemecahan masalah , membina pelaku agribisnis melalui kelompok tani dan kelompok usaha pengolahan.

5. Pengusaha/ pelaku usaha pemasaran maupun pelaku usaha pengolahan di daerah umumnya memiliki keterbatasan modal , sehingga tidak mampu membeli hasil produk petani / bahan baku usaha pengolahannya sesuai harapan , yang berimplikasi kepada kontinuitas produksi suplai produk kepada pasar menjadi kendala di dalam meraih pasar. Upaya pemecahan masalah, mendekatkan pelaku usah kepada lembaga keuangan (perbankan, Koperasi dan lain-lain).

6. Kegiatan operasional pasar tani selama tahun 2010 telah berjalan meskipun masih banyak kekurangan antara lain hambatan lokasi pasar tani, dan kurangnya dukungan dari pemerintah Kabupaten/ Kota melalui Dinas Pertanian belum maksimal terutama masalah bantuan sarana prasarana, seperti perijinan lokasi, gudang, transportasi, dll. Upaya pemecahannya, mencari lokasi yang memiliki potensi pemasaran dan memaksimalkan pemanfaatan sarana dan permodalan yang berasal dari Provinsi.

7. Sub Terminal Agribisnis (STA), telah berjalan sesuai dengan sasaran utama yaitu tersedianya data informasi harga pada terminal agribisnis, namun kelembagaan ini belum berkembang sebagaimana yang diharapkan dalam Pedum STA,. Upaya pemecahannya, pada tahun mendatang diupayakan bekerja sama dengan pihak ke tiga yang terkait dengan tugas dan fungsi STA.

8. Untuk memenuhi peluang pasar yang cukup potensial tersebut untuk komoditi pertanian dari daerah-daerah di Nusa Tenggara Barat, maka salah satunya yang perlu mendapat perhatian dalam mengangkat potensi daerah, yaitu memberikan pengetahuan dan pemahaman user atau pengunjung pameran, dan komoditi yang dipromosikan . Solusi/ pemecahannya : Agar pameran dilengkapi dengan brosur tentang diskripsi atau karakteristik komoditi yang bersangkutan dan untuk dapat menarik investasi dan atau minat investor ke Nusa Tenggara Barat, untuk pelaksanaan pameran yang akan datang agar dilengkapi dengan brosur atau leaflet informasi tentang potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat.

D. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Page 356: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

A. Pemasalahan

1. Administrasi kegiatan di kabupaten/kota se-provinsi NTB belum berjalan sebagaimana mestinya dan belum mengirimkan laporan ke tingkat provinsi sehingga menyulitkan provinsi dalam menyusun laporan bulanan secara lebih lengkap dan akurat.

2. Kode Satker yang sering berubah-ubah 3. Pengalokasian anggaran yang tidak tepat sehingga harus revisi 4. Jumlah Satker yang terlalu besar/banyak 5. Seringnya penggantian petugas di Kabupaten/Kota yang menangani

pelaporan SAI 6. Tidak ada alokasi anggaran dan prasarana yang memadai untuk kegiatan

pelaporan 7. Kurangnya Sumber Daya Manusia yang menangani laporan.

B. Upaya Pemecahannya :

1. Adapun rencana tindak lanjut yang diharapkan pada tahun 2011 ini agar Bidang PLA dan seluruh Kabupaten/Kota se-provinsi NTB lebih melakukan tertib administrasi kegiatan.

2. Agar Kabupaten/Kota se-provinsi NTB selaku KPA, PPK, Pejabat Penandatangan SPM, Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan Dana Tugas Pembantuan mencermati item kegiatan untuk mempercepat pertanggung jawaban dan laporan-laporan kegiatan ke Provinsi dan Pusat.

3. Untuk dapat mengakses bantuan-bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah, kelompok perlu memperkuat kapasitas kelembagaannya dengan lebih baik.

4. Melakukan penertiban aset-aset dinas sebagai barang inventaris. 5. Propinsi memfasilitasi dan mengkoordinir kabupaten/kota se-provinsi NTB

dalam penyusunan dan penyampaian laporan keuangan yang akurat, akuntabel, dan tepat waktu sesuai ketentuan yang berlaku;

6. Setiap satker bekerjasama dengan KPKNL setempat untuk melakukan inventarisasi dan penilaian kembali aset yang pernah diadakan lewat APBN dan melaporkannya dalam laporan SIMAK BMN;

7. Kepala Dinas selaku Kepala Satker, meningkatkan pengawasan dan pengendalian internal dalam penyusunan dan penyampaian laporan keuangan.

8. Meningkatkan SDM petugas pelaporan keuangan, dan tidak mengganti petugas yang sudah dilatih sebelum ada penggantinya.

9. Mengalokasikan anggaran dan prasarana yang memadai untuk kegiatan pelaporan

Page 357: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIXXXX ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB IX KESIMPULAN

A. Bidang Produksi Tanaman Pangan

1. Sasaran dan realisasi tanam komoditi tanaman pangan Tahun 2011 s/d bulan September 2011 adalah : a. Total Padi, Sasaran 389.305 Ha ( MH 294.545 Ha dan MK 94.760 Ha) realisasi 419.404 Ha ( 107,64 % dari sasaran tahun 2011 ) - Padi Sawah, sasaran 334.640 Ha ( MH 239.880 Ha dan MK 94.760 Ha ) realisasi 370.253 Ha ( 110,64 % dari sasaran tahun 2011)

- Padi Ladang, sasaran 54.665 Ha ( MH 54.665 Ha dan MK tidak ada ) realisasi 48.787 Ha ( 89,25 % dari sasaran tahun 2011 )

b. Jagung, sasaran 97.120 Ha ( MH 74.185 Ha dan MK 22.935 Ha) realisasi 91.574 Ha ( 94,29 % dari sasaran tahun 2011 )

c. Kedelai, sasaran 96.197 Ha (MH 41.168 Ha dan MK 55.029 Ha) realisasi 76.232 Ha ( 79,25 % dari tahun 2011)

d. Kacang Tanah, sasaran 29.542 Ha ( MH 12.992 Ha dan MK 16.550 Ha) realisasi 26.584 Ha ( 88,99 % dari sasaran tahun 2011),

e. Kacang Hijau, sasaran 39.690 Ha ( MH 18.105 Ha dan MK 21.585 Ha) realisasi 46.258 Ha ( 116,55 % dari sasaran tahun 2011),

f. Ubi Kayu, sasaran 7.662 Ha ( MH 6.173 Ha dan MK 1.489 Ha) realisasi 4.781 Ha ( 62,40 % dari sasaran tahun 2011)

g. Ubi Jalar, sasaran 1.545 Ha ( MH 540 Ha dan MK 1.005 Ha) realisasi 969 Ha ( 62,72 % dari sasaran tahun 2011 )

2. Sasaran dan realisasi tanam komoditi tanaman pangan Tahun 2012 s/d bulan Desember 2012 adalah : a. Total Padi, Sasaran 395.188 Ha ( MH 298.429 Ha dan MK 96.759 Ha) realisasi 182.542 Ha ( 46,19 % dari sasaran tahun 2012 ) - Padi Sawah, sasaran 338.428 Ha ( MH 241.669 Ha dan MK 96.759 Ha ) realisasi 142.690 Ha ( 42,16 % dari sasaran tahun 2012 )

- Padi Ladang, sasaran 56.760 Ha ( MH 56.760 Ha dan MK tidak ada ) realisasi 39.852 Ha ( 70,21 % dari sasaran tahun 2012 )

b. Jagung, sasaran 100.975 Ha ( MH 75.475 Ha dan MK 25.500 Ha) realisasi 64.625 Ha ( 64,00 % dari sasaran tahun 2012 )

c. Kedelai, sasaran 86.775 Ha (MH 35.630 Ha dan MK 51.145 Ha) realisasi 10.582 Ha ( 12,19 % dari tahun 2012 )

d. Kacang Tanah, sasaran 29.962 Ha ( MH 13.412 Ha dan MK 16.550 Ha) realisasi 6.880 Ha ( 22,96 % dari sasaran tahun 2012 ),

e. Kacang Hijau, sasaran 44.120 Ha ( MH 22.535 Ha dan MK 21.585 Ha) realisasi 453 Ha ( 1,03 % dari sasaran tahun 2012 ),

f. Ubi Kayu, sasaran 7.675 Ha ( MH 6.183 Ha dan MK 1.492 Ha) realisasi 2.614 Ha ( 34,06 % dari sasaran tahun 2012 )

g. Ubi Jalar, sasaran 1.545 Ha ( MH 540 Ha dan MK 1.005 Ha) realisasi 277 Ha ( 17,93 % dari sasaran tahun 2012 )

Page 358: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIXXXX ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3. Sasaran dan realisasi panen komoditi tanaman pangan Tahun 2011 s/d bulan Desember 2011 adalah : a. Total Padi, sasaran 372.081 Ha ( Januari-Juni : 279.551 Ha dan Juli-Desember : 92.530 Ha) realisasi 419.627 Ha ( 112,78 % dari sasaran tahun 2011) - Padi Sawah, sasaran 317.416 Ha (Januari-Juni : 224.886 Ha dan Juli -Desember : 92.530 Ha ) realisasi 370.814 Ha ( 116,82 % dari sasaran dari sasaran tahun 2011)

- Padi Ladang, sasaran 54.665 Ha (Januari-Juni : 54.665 Ha dan Juli -Desember tidak ada ) realisasi 48.813 Ha (89,29 % dari sasaran tahun 2011 )

b. Jagung, sasaran 92.266 Ha (Januari-Juni : 89.581 Ha dan Juli-Desember : 22.686 Ha) realisasi 89.585 Ha ( 97,09 % dari sasaran tahun 2011 )

c. Kedelai, sasaran 91.387 Ha ( Januari-Juni : 35.909 Ha dan Juli-Desember : 55.478 Ha), realisasi 75.961 Ha ( 83,12 % dari sasaran tahun 2011)

d. Kacang Tanah, sasaran 28.065 Ha ( Januari-Juni : 12.868 Ha dan Juli -Desember : 15.197 Ha) realisasi 26.463 Ha ( 94,29 % dari sasaran tahun 2011),

e. Kacang Hijau, sasaran 37.706 Ha ( Januari-Juni : 15.373 Ha dan Juli-Desember : 22.333 Ha) realisasi 45.351 Ha ( 120,28 % dari sasaran tahun 2011),

f. Ubi Kayu, sasaran 7.662 Ha ( Januari-Juni : 3.393 Ha dan Juli-Desember : 4.269 Ha) realisasi 5.277 Ha ( 68,87 % dari sasaran tahun 2011)

g. Ubi Jalar, sasaran 1.468 Ha ( Januari-Juni : 507 Ha dan Juli-Desember : 961 Ha) realisasi 1.016 Ha ( 69,21 % dari sasaran tahun 2011 ),

4. Berdasarkan ARAM III 2011 produksi komoditi tanaman pangan Tahun 2011 diperkirakan mencapai : a. Total padi. Luas panen 416.079 Ha, produktivitas 49,43 kw/ha dan produksi 2.056.879 ton ( naik 15,91 % dari ATAP 2010 ) - Padi Sawah, Luas panen 367.301 Ha, produktivitas 51,41 kw/ha dan produksi 1.888.123 ton ( naik 16,50 % dari ATAP 2010)

- Padi Ladang, Luas panen 48.778 Ha, produktivitas 34,60 kw/ha dan produksi 168.756 ton ( naik 9,70 % dari ATAP 2010)

b. Jagung, Luas panen 89.406 Ha, produktivitas 49,49 kw/ha dan produksi 442.426 ton ( naik 77,68 % dari ATAP 2010)

c. Kedelai, Luas panen 74.806 Ha, produktivitas 11,07 kw/ha dan produksi 82.836 ton ( turun 11,05 % dari ATAP 2010)

d. Kac.Tanah, Luas panen 26.860 Ha, produktivitas 13,90 kw/ha dan produksi 37.331 ton ( turun 10,89 % dari ATAP 2010)

e. Kac. Hijau, Luas panen 46.620 Ha, produktivitas 11,19 kw/ha dan produksi 52.172 ton ( naik 4,32 % dari ATAP 2010)

f. Ubi Kayu, Luas panen 5.273 Ha, produktivitas 142,07 kw/ha dan produksi 74.912 ton ( naik 6,10 % dari ATAP 2010)

g. Ubi Jalar, Luas panen 1.032 Ha, produktivitas 116,48 kw/ha dan produksi 12.021 ton ( naik 8,47 % dari ATAP 2010)

5. Target dan Realisasi Tanam Kegiatan SL-PTT Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah dan kacang hijau s/d bulan Desember 2011 adalah a. Target SL-PTT Padi Non Hibrida 89.700 Ha, Realisasi tanam 79.625 Ha (88,77 %) dan panen 28.946 Ha dengan rata-rata produktivitas 62,87 Kw/Ha

b. Target SL-PTT Padi Lahan Kering 15.750 Ha, Realisasi tanam 14.518 Ha (92,18 %) dan belum panen sebesar 1.232 Ha (7,82 %)

Page 359: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIXXXX ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Target SL-PTT Jagung 6.000 Ha, Realisasi tanam 5.594 Ha ( 93,23 % ) dan luas panen 3.640 Ha dengan rata-rata produktivitas 75,19 Kw/Ha.

d. Target SL-PTT Kedelai 25.500 Ha, Realisasi tanam 24.910 Ha ( 97,69 % ) dan luas panen 22.570 Ha dengan rata-rata produktivitas 14,73 Kw/Ha

e. Target SL-PTT Kacang Tanah 5.500 Ha, Realisasi tanam 2.150 Ha ( 39,09 % ) dan luas panen 1.150 Ha dengan rata-rata produktivitas 16,93 Kw/Ha

f. Target SL-PTT Kacang hijau 2.500 Ha, Realisasi tanam 1.000 Ha ( 40,0 % ) dan luas panen 450 Ha dengan rata-rata produktivitas 12,33 Kw/Ha

6. Target dan Realisasi Tanam Kegiatan BLBU Non SL-PTT Padi, Jagung hibrida dan Kedelai s/d bulan Desember 2011 adalah : a. Target BLBU Padi Hibrida 3.000 Ha, Realisasi 3.000 Ha ( 100,0 % ) b. Target BLBU Padi Non Hibrida 12.000 Ha, Realisasi 12.000 Ha ( 100,0 % ) c. Target BLBU Padi Gogo 17.750 Ha, Realisasi 17.750 Ha ( 100,0 % ) d. Target BLBU Jagung 5.357 Ha, Realisasi 5.357 Ha ( 100,00 % ) e. Target BLBU Kedelai 5.090 Ha, Realisasi 5.090 Ha ( 100,0 % )

7. Target dan Realisasi Kegiatan BLBU APBN-P Jagung s/d bulan Desember 2011 adalah 15.000 Ha, Realisasi 15.000 Ha ( 100,0 % )

8. Target dan Realisasi Kegiatan CBN Padi, Jagung dan Kedelai s/d bulan Desember 2011 adalah : a. Target CBN Padi Non Hibrida 24.899,45 Ha, Realisasi 24.899,45 Ha (100,0 %) b. Target CBN jagung hibrida 17.417 Ha, Realisasi 17.417 Ha ( 100,0 % ) c. Target CBN jagung komposit 3.710 Ha, Realisasi 3.710 Ha ( 100,0 % ) d. Target CBN kedelai 2.727 Ha, Realisasi 2.727 Ha ( 100,0 % )

9. Target dan Realisasi Kegiatan Denfarm s/d bulan Desember 2011 adalah : a. Target Denfarm Ubi Kayu 150 Ha, Realisasi tanam 100 Ha ( 66,67 % ) b. Target Denfarm ubi jalar 450 Ha, Realisasi tanam 150 Ha ( 33,33 % )

10.Target dan Realisasi Program Unggulan Pengembangan Agribisnis Jagung (PAJ) Tahun 2011, s/d bulan Desember 2011 adalah : a. Target Tanam 97.120 Ha, Realisasi 103.204 Ha ( 106,27 % ) s/d Nop 2011 b. Target Panen 92.266 Ha, Realisasi 89.585 Ha ( 97,09 % ) c. Target Provitas 44,11 Kwt/Ha, ARAM III 49,49 Kwt/Ha ( naik 22,40% ) d. Target Produksi 407.000 Ton, ARAM III 442.426 Ton ( naik 77,68 % )

11.Target dan Realisasi Program Unggulan Pengembangan Agribisnis Jagung (PAJ), Oktober 2012 s/d bulan Desember 2012 adalah : a. Target Tanam 100.975 Ha, Realisasi 64.625 Ha ( 64,00 % ) b. Target Panen 95.926 Ha, Realisasi 0 Ha ( 0,0 % ) c. Target Provitas 49,35 Kwt/Ha, Realisasi 0,0 Kwt/Ha d. Target Produksi 473.432 Ton, Realisasi 0,0 Ton

12.Target dan Realisasi kegiatan Bantuan Benih Jagung APBD I s/d bulan Desember 2011 adalah Target 5.000 Ha dan realisasi tanam 5.000 Ha ( 100,0 % )

13.Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Kegiatan APBN, keadaan s/d bulan Desember 2011 realisasi Rp 545.034.200 ( 86,27 % dari target sebesar Rp 631.750.000 ), dengan rincian masin-masing kegiatan sebagai berikut :

Page 360: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIXXXX ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

a. Pembinaan, Pengawalan, Pendampingan, Monev dan Pelap. SL-PTT Padi, - Target keuangan Rp.132.390.000 ( 100,00 % ) & Realisasi Keuangan Rp.131.629.800 ( 99,43 %)

- Target Fisik 100,00 %, Realisasi Fisik 100,00 % ( 10 Kabupaten/Kota : 1 kali Koordinasi ( @ 30 Orang ) dan 2 kali pengawalan ( @ 3 orang) )

b. Pembinaan, Pengawal, Pendampingan, Monev dan Pelap. SL-PTT

Jagung - Target keuangan Rp. 116.790.000 ( 100,00 %) & Realisasi Keuangan Rp. 100.444.700 ( 86,00 % )

- Target Fisik 100,00 %, Realisasi Fisik 100,00 % ( 8 Kabupaten/Kota : 1 kali Koordinasi ( @ 25 Orang ) dan 2 kali pengawalan ( @ 3 Orang ) )

c. Pembinaan, Pengawalan, Monev dan Pelap. SL-PTT KABI dan Dem Area - Target keuangan Rp.200.000.000 ( 100,00 %) dan Realisasi Keuangan Rp.143.793.000 ( 71,90 %)

- Target Fisik 100,0 %, Realisasi Fisik 75,00 % ( 10 Kabupaten/Kota : 1 kali Koordinasi ( @ 30 Orang ) dan 2 kali pengawalan ( @ 3 Orang ) )

d. Koordinasi Penyusunan Pengembangan Tanaman Pangan 2012 - Target keuangan Rp. 73.130.000 ( 100,0 %) dan Realisasi Keuangan : Rp 73.010.000 ( 99,84 %)

- Target Fisik 100,0 % dan realisasi Fisik : 100,0 % ( 1 Kali Koordinasi = 35 Orang, yaitu: dari 10 Kabupaten/Kota @ 3 Orang dan Provinsi 5 Orang )

e. Koordinasi Peningkatan Produksi Melalui SL-PTT Tingkat Provinsi, - Target Keuangan Rp. 92.440.000 (100,0%) dan Realisasi Keuangan : Rp 90.158.700 ( 97,53 %)

- Target Fisik 100,0 % dan realisasi Fisik : 100,0 % ( 1 Kali Koordinasi = 33 Orang, yaitu: dari 10 Kabupaten/Kota @ 3 Orang dan Provinsi 3 Orang )

f. Pengembangan Sorgum , - Target Keuangan Rp. 17.000.000 (100,0%) dan Realisasi Keuangan : Rp 6.000.000 ( 35,29 %)

- Target Fisik 100,0 % dan realisasi Fisik : 50,0 %

14. Target dan Realisasi keuangan dan Fisik Kegiatan APBD, keadaan s/d bulan Desember 2011 realisasi Rp 154.571.500 ( 99,46 % dari target sebesar Rp 155.414.000 ), dengan rincian masin-masing kegiatan sebagai berikut : a. Pertemuan Koordinasi Akselerasi Pengembangan Komoditas Unggulan, Target Keuangan untuk kegiatan ini sebesar Rp 78.220.000,- dan Realisasi Keuangan Rp. 77.707.500 ( 99,34 % ), dengan rincian : 1) Pembinan dan Pengawalan

- Target Keuangan Pembinaan Rp 10.120.000,- dan Realisasi Keuangan Rp. 10.120.000 ( 100,00 % )

- Target Fisik Pembinaan 100 % dan Realisasi Fisik 100 % ( 0 Orang ) 2) Cetak Booklet PIJAR Evaluasi

- Target Keuangan Cetak Booklet PIJAR Evaluasi Rp. 32;550.000 dan Realisasi Keuangan Rp 32.137.500 % ( 98,73 % )

- Target Fisik Cetak Booklet PIJAR Evaluasi 100 % ( 1.050 Exp ) dan Realisasi Fisik 100,0 % ( 1.050 Exp )

Page 361: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIXXXX ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3) Cetak Booklet PIJAR Agribisnis - Target Keuangan Cetak Booklet PIJAR Agribisnis Rp 2.600.000 dan

Realisasi Keuangan Rp 2.600.000 ( 100 % ) - Target Fisik Cetak Booklet PIJAR, Agribisnis 100 % ( 200 Exp ) dan

Realisasi Fisik 100 % ( 200 Exp ) 4) Cetak Road Map

- Target Keuangan Cetak Road Map Rp 20.000.000 dan Realisasi Keuangan Rp 19.950.000 ( 99,75 % )

- Target Fisik Cetak Road map 100 % ( 500 Exp ) dan Realisasi Fisik 100 % ( 500 Exp )

5) Pengadaan Alat Pengolah data - Target Keuangan Pengadaan alat pengolah data Rp 12.000.000 dan

Realisasi Keuangan Rp 11.950.000 ( 99,58 % ) - Target Fisik Pengadaan Lap top 100 % ( 1 Unit ) dan Realisasi Fisik 100 %

(1 Unit ) 6) Pembuatan Baliho

- Target Keuangan Pembuatan Baliho Rp 950.000 dan Realisasi Keuangan Rp 950.000 ( 100,00 % )

- Target Fisik Pembuatan baliho 100 % ( 1 Buah) dan Realisasi Fisik 100 % (1 buah )

b. Pertemuan Masyarakat Agribisnis Jagung - Target Keuangan Perjalanan Rp 12.350.000,- dan Realisasi Keuangan Rp. 12.350.000 ( 100,00 % )

- Target Fisik 100 % dan Realisasi Fisik 100,0 % c. Pertemuan Proksimantap 2012 - Target Keuangan Perjalanan Rp 64.884.000,- dan Realisasi Keuangan Rp. 64.514.000 ( 99,49 % )

- Target Fisik 100 % dan Realisasi Fisik 100,0 %

15. Dari hasil pertemuan koordinasi/Pembinaan dan pengawalan terhadap pelaksanaan SL-PTT Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang Hijau yang dilakukan, hal yang menonjol dijumpai di tingkat lapang adalah : a. Penyaluran benih untuk SL-PTT ada yang belum tepat waktu dan belum tepat varietas, sehingga pelaksanaan SL-PTT mundur dan atau beralih lokasi lain atau mundur di musim berikutnya

b. Dana untuk pembelian saprodi dan pertemuan di LL pencairannya ada yang belum tepat waktu disebabkan antara lain : ada kesalahan nama ketua kelompok, nama ketua di KTP dengan di rekening tidak sama, rekening yang dimiliki kelompok sudah tidak aktif, penyerahan no rekening ke Kabupaten/Kota dari tingkat lapang terlambat,

c. Petunjuk teknis ada yang terlambat sampai di tingkat penyuluh d. Pembuatan RUK ada yang belum tepat waktu dan belum mengambarkan keinginan murni kelompok

e. Pemilihan paket teknologi oleh kelompok bervariasi, sesuai dengan kebutuhan di lapangan seperti : penggunaan pupuk organik padat dan cair, pengendalian OPT mengunakan prinsip PHT, pembuatan saluran draenase, Pengolahan tanah, penggunan pupuk organic dan penanganan panen dan pasca panen

f. Pengiriman laporan dari Kabupaten/Kota ada yang belum benar dan tepat waktu karena laporan dari Ka UPTD/Pemandu lapang/PPL terlambat

Page 362: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIXXXX ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

g. Pemandu lapang mengalami kesulitan membuat laporan karena keterbatasan ATK h. Dalam melakukan kunjungan untuk memandu di pertemuan kelompok, pemandu lapang mengalami kesulitan karena belum ada dana untuk transport

i. Pelaksanaan pelatihan PL III di Kabupaten/Kota ada yang tidak dilaksanakan, dan yang melaksanakan waktu pelaksanaannya belum disesuaikan dengan pelaksanaan SL-PTT

j. Tingkat kehadiran anggota kelompok, pada saat pertemuan kelompok sudah cukup bagus

k. Materi pembelajaran yang diberikan oleh pemandu lapang pada saat pertemuan kelompok sudah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di lapangan

16. Upaya pemantapan pencapaian produksi tahun 2011 beberapa hal yang telah dilakukan yaitu : a. Penyediaan sarana produksi khususnya benih dan pupuk secara tepat, termasuk percepatan penyaluran bantuan langsung benih unggul ( BLBU ) dan CBN

b. Mengamankan dari serangan OPT dan dampak fenomena iklim c. Meningkatkan kemitraan dengan stake holder pada areal SL-PTT d. Mengoptimalkan penggunaan peralatan pasca panen seperti terpal, sabit bergerigi, thresher, dryer dan silo dalam upaya menekan kehilangan hasil

e. Meningkatkan pendampingan/pengawalan khususnya pada areal SL f. Meningkatkan supervisi dan bimbingan g. Pengamanan tanaman melalui upaya penyediaan pengairan yang terjamin dengan berkoordinasi dengan jajaran PU Pengairan

h. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi disemua tingkatan antara Dinas teknis, penyedia dan penyebar sumber teknologi, BPS dan Badan/Kantor yang menangani penyuluhan

17. Sasaran Tanam, panen, provitas dan produksi tanaman pangan tahun 2012 yaitu

1) Sasaran Tanam a. Total Padi, Sasaran 395.188 Ha ( MH 298.429 Ha dan MK 96.759 Ha)

- Padi Sawah, sasaran 338.428 Ha (MH 241.669 Ha dan MK 96.759 Ha ) - Padi Ladang, sasaran 56.760 Ha ( MH 56.760 Ha dan MK tidak ada )

b. Jagung, sasaran 100.975 Ha ( MH 75.475 Ha dan MK 25.500 Ha) c. Kedelai, sasaran 86.775 Ha (MH 35.630 Ha dan MK 51.145 Ha) d. Kacang Tanah, sasaran 29.962 Ha ( MH 13.412 Ha dan MK 16.550 Ha) e. Kacang Hijau, sasaran 44.120 Ha ( MH 22.535 Ha dan MK 21.585 Ha) f. Ubi Kayu, sasaran 7.675 Ha ( MH 6.183 Ha dan MK 1.492 Ha) g. Ubi Jalar, sasaran 1.545 Ha ( MH 540 Ha dan MK 1.005 Ha)

2) Sasaran Panen a. Total Padi, Sasaran 378.267 Ha ( MH 286.346 Ha dan MK 91.921 Ha) - Padi Sawah, sasaran 321.507 Ha (MH 229.586 Ha dan MK 91.921 Ha ) - Padi Ladang, sasaran 56.265 Ha ( MH 56.265 Ha dan MK tidak ada )

b. Jagung, sasaran 95.926 Ha ( MH 71.701 Ha dan MK 24.225 Ha) c. Kedelai, sasaran 83.872 Ha (MH 31.951 Ha dan MK 51.921 Ha) d. Kacang Tanah, sasaran 28.464 Ha ( MH 13.270 Ha dan MK 15.194 Ha) e. Kacang Hijau, sasaran 41.334 Ha ( MH 20.612 Ha dan MK 20.732 Ha) f. Ubi Kayu, sasaran 7.675 Ha ( MH 6.183 Ha dan MK 1.492 Ha) g. Ubi Jalar, sasaran 1.468 Ha ( MH 507 Ha dan MK 960 Ha)

Page 363: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIXXXX ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3) Sasaran Produktivitas dan Produksi a. Total Padi, Sasaran provitas 55,70 kw/ha dan produksi 2.106.940 ton - Padi Sawah, sasaran provitas 58,06 kw/ha dan produksi 1.866.665 ton - Padi Ladang, sasaran provitas 42,33 kw/ha dan produksi 240.275 ton

b. Jagung, sasaran provitas 49,35 kw/ha dan produksi 473.432 ton c. Kedelai, sasaran provitas 13,61 kw/ha dan produksi 112.169 ton d. Kacang Tanah, sasaran provitas 15,53 kw/ha dan produksi 44.204 ton e. Kacang Hijau, sasaran provitas 10,68 kw/ha dan produksi 44.780 ton f. Ubi Kayu, sasaran provitas 141,58 kw/ha dan produksi 108.663 ton g. Ubi Jalar, sasaran 123,94 kw/ha dan produksi 18.192 ton

18. Sasaran Tanam, panen, provitas dan produksi tanaman pangan tahun 2011 yaitu :

1) Sasaran Tanam a. Total Padi, Sasaran 389.305 Ha ( MH 294.545 Ha dan MK 94.760 Ha)

- Padi Sawah, sasaran 334.640 Ha ( MH 239.880 Ha dan MK 94.760 Ha ) - Padi Ladang, sasaran 54.665 Ha ( MH 54.665 Ha dan MK tidak ada )

b. Jagung, sasaran 97.120 Ha ( MH 74.185 Ha dan MK 22.935 Ha) c. Kedelai, sasaran 96.197 Ha (MH 41.168 Ha dan MK 55.029 Ha) d. Kacang Tanah, sasaran 29.542 Ha ( MH 12.992 Ha dan MK 16.550 Ha) e. Kacang Hijau, sasaran 39.690 Ha ( MH 18.105 Ha dan MK 21.585 Ha) f. Ubi Kayu, sasaran 7.662 Ha ( MH 6.173 Ha dan MK 1.489 Ha) g. Ubi Jalar, sasaran 1.545 Ha ( MH 540 Ha dan MK 1.005 Ha)

2) Sasaran Panen a. Total Padi, Sasaran 372.573 Ha ( MH 279.551 Ha dan MK 93.022 Ha)

- Padi Sawah, sasaran 317.908 Ha ( MH 224.886 Ha dan MK 93.022 Ha ) - Padi Ladang, sasaran 54.665 Ha ( MH 54.665 Ha dan MK tidak ada )

b. Jagung, sasaran 92.264 Ha ( MH 70.329 Ha dan MK 21.935 Ha) c. Kedelai, sasaran 91.387 Ha (MH 35.908 Ha dan MK 55.480 Ha) d. Kacang Tanah, sasaran 28.065 Ha ( MH 12.867 Ha dan MK 15.198 Ha) e. Kacang Hijau, sasaran 37.706 Ha ( MH 15.373 Ha dan MK 22.332 Ha) f. Ubi Kayu, sasaran 7.662 Ha ( MH 3.393 Ha dan MK 4.269 Ha) g. Ubi Jalar, sasaran 1.468 Ha ( MH 508 Ha dan MK 960 Ha)

3) Sasaran Produktivitas dan Produksi a. Total Padi, Sasaran provitas 54,98 kw/ha dan produksi 2.016.978 ton

- Padi Sawah, sasaran provitas 49,73 kw/ha dan produksi 1.806.815 ton - Padi Ladang, sasaran provitas 41,00 kw/ha dan produksi 210.163 ton

b. Jagung, sasaran provitas 42,17 kw/ha dan produksi 407.000 ton c. Kedelai, sasaran provitas 14,61 kw/ha dan produksi 135.000 ton d. Kacang Tanah, sasaran provitas 14,10 kw/ha dan produksi 40.625 ton e. Kacang Hijau, sasaran provitas 13,55 kw/ha dan produksi 48.071 ton f. Ubi Kayu, sasaran provitas 134,94 kw/ha dan produksi 100.690 ton

Page 364: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIXXXX ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

g. Ubi Jalar, sasaran 120 kw/ha dan produksi 16.908 ton

19. Perlu dikembangkan varietas unggul baru tanaman padi yang lebih tahan terhadap serangan OPT serta pengembangan keragaman varietas di lapangan.

20. Pemantauan pertanaman secara intensif dan berkesinambungan mulai dari pengolahan tanah, sampai dengan panen dan melaksanakan pengendalian dini secara cepat dan tepat dengan berpedoman pada pengendalian hama terpadu (PHT)

21. Meningkatkan bimbingan teknis dan penyuluhan di dalam upaya peningkatan upaya pengendalian OPT

22. Melakukan konsolidasi dan pendekatan dengan pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota tentang keberadaan dan pentingnya peran POPT-PHP dalam pengamanan produksi.

23. Meningkatkan kewaspadaan semua jajaran petugas perlindungan tanaman terutama PHP terhadap serangan OPT utama sehingga frekuensi pengamatan lapangan, pelaporan dan penyebaran informasi kepada instansi terkait dan kelompok tani tentang bahaya serangan OPT dan cara pengendaliannya terutama di daerah endemis dan sentra produksi.

24. Menyiapkan pestisida dan alat pengendalian OPT sebagai stok/cadangan provinsi maupun kabupaten/kota yang dapat dilokasikan kepada petani/kelompok tani untuk menekan perkembangan serangan OPT dan dalam penggunaannya tetap berpedoman kepada prinsip pengendalian hama terpadu (PHT)

25. Ketersediaan pupuk bersubsidi di tingkat petani/kelompok tani masih belum memenuhi azas 6 (enam) tepat, terutama tepat jumlah dan harga.

26. Realisasi penyaluran pupuk di Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 dibandingkan dengan rencana adalah sebagai berikut pupuk urea = 126.839,55 ton (86,10%), pupuk SP-36 = 13.535,00 ton (67,68%), pupuk ZA = 10.030,00 ton (80,24%), pupuk NPK = 21.934,60 ton (62,67%) dan pupuk Organik = 2.157,52 (17,26%).

27. Koordinasi dan sinkronisasi antar instansi terkait tentang peraturan tentang pupuk bersubsidi dan non subsidi perlu ditingkatkan agar terjalin kerjasama dan penyamaan persepsi dalam penyediaan dan pengawasan pupuk dan pestisida.

28. Kondisi iklim pada Tahun 2011 dengan curah hujan yang cukup banyak selama periode tanam berdampak pada meningkatnya luas tanam pada komoditi tanaman pangan terutama padi dan jagung. Namun demikian terjadinya anomali iklim pada bulan-bulan tertentu dengan kondisi ekstrim pada suatu wilayah mempunyai dampak negatif yaitu terjadinya kekeringan dan banjir pada beberapa areal pertanaman. Luas tanaman pangan yang terkena banjir dan kekeringan pada Tahun 2011 lebih sedikit dibandingkan kejadian banjir dan kekeringan pada beberapa tahun sebelumnya. Komulatif luas bencana alam pada tanaman pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2011 sebagai berikut :

Page 365: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIXXXX ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Bencana alam kekeringan seluas 1.504 ha dan yang mengalami puso seluas 347,10 ha yang terjadi pada tanaman padi.

• Bencana alam banjir seluas 2.389,75 ha dan yang mengalami puso seluas 885,20 ha dengan rincian : tanaman padi 802,20 ha, jagung 4 ha, kedelai 60 ha, kacang tanah 17 ha dan kacang hijau 2 ha.

29. Serangan OPT pada tanaman pangan tahun 2011 relatif aman, dibandingkan dengan luas serangan pada tahun lalu mengalami penurunan. Intensitas serangan sebagian besar kategori ringan dan telah dilakukan upaya pengendalian. Beberapa jenis OPT yang serangannya cukup luas dan perlu diwaspadai yaitu : kresek, penggerek batang, tungro, blas, dan hama putih pada tanaman padi; tikus pada tanaman jagung; belalang, kumbang tanah kuning dan ulat jengkal pada kedelai; penyakit karat daun pada kacang tanah. Komulatif luas serangan dan luas pengendalian OPT pada tanaman pangan pada Tahun 2011 yaitu : • Tanaman padi : luas serangan 13.595,38 ha dan luas pengendalian 13.256,95 ha (97,51 %).

• Tanaman jagung : luas serangan 1.456,85 ha dan luas pengendalian 646,40 ha ( 44,37 %).

• Kedelai : luas serangan 1.686,86 ha dan luas pengendalian 804,95 ha ( 47,72 %).

• Tanaman kacang tanah : luas serangan 569,20 ha dan luas pengendalian 161,70 ha ( 28,41 %).

• Tanaman kacang hijau : luas serangan 170,90 ha dan luas pengendalian 85,40 ha (49,97 %).

30. Perlu terus ditingkatkan kewaspadaan terhadap serangan OPT melalui pengamanan tanaman secara ketat yaitu dengan meningkatkan pemantauan dan pengamatan OPT lebih intensif dan pengendalian dini terhadap sumber serangan.

31. Penerapan pola tanam untuk memutuskan siklus hidup OPT perlu terus dilakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat karena beberapa tahun terakhir pola tanam di beberapa daerah tampaknya tidak ditepati lagi sehingga hampir setiap waktu terdapat pertanaman padi di lapangan.

32. Peran serta masyarakat petani Alumni Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) di dalam pengamatan maupun pengendalian OPT, perlu ditingkatkan dan untuk itu perlu dukungan dana bagi petugas di tingkat Kecamatan/ lapangan.

33. Berkurangnya tenaga POPT-PHP dibandingkan dengan jumlah kecamatan akibat pemekaran wilayah kabupaten/kecamatan dan terjadinya mutasi menjadi tenaga struktural sangat mempengaruhi kinerja perlindungan tanaman. Untuk mengatasi permasalah tersebut telah dilakukan pendekatan ke pemerintah kabupaten/kota dan kekurangan tenaga perlindungan tanaman telah dipenuhi, namun masih perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan tekhnis.

34. Kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan semangat petani/kelompok tani untuk dapat melakukan gerakan pengendalian secara serentak di tingkat lapang perlu ditingkatkan.

Page 366: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIXXXX ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

35. Persediaan sarana pengendalian OPT (pestisida dan alat pengendalian OPT) masih mencukupi untuk melakukan antisipasi dan pengendalian serangan OPT.

36. Rata-rata jumlah curah hujan di provinsi Nusa Tenggara barat Tahun 2011 sebesar 1.396 mm. Apabila dibandingkan dengan rata-rata jumlah curah hujan Tahun 2010 sebesar 1.615 mm berarti pada Tahun 2011 terjadi penurunan jumlah curah hujan sebesar 219 mm. Walaupun terjadi penurunan jumlah curah hujan namun pada periode pertanaman padi curah hujan cukup banyak sehingga berdampak pada meningkatnya luas tanam.

37. Untuk membantu petani yang pertanaman padi sawahnya mengalami puso maka pada tahun 2011 telah dialokasikan bantuan penanggulangan padi puso (BP3) dari anggaran yang ada di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian kementerian Pertanian untuk areal seluas 861,9 ha dengan nilai sebesar Rp. 3.189.030.000,-.

38. Seiring dengan perkembangan teknologi budidaya maka pengenalan dan penggunaan varietas unggul baru yang tahan serangan OPT, pergiliran varietas, diversifikasi varietas perlu dikembangkan karena varietas unggul yang sedang berkembang dewasa ini seperti ciherang sudah kurang tahan terhadap serangan OPT.

B. Bidang Produksi Hortikultura Dari rangkaian program kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya pada bisang pembangunan hortikultura dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengembangan Kawasan Tanaman Buah diharapkan dapat menumbuhkembangkan kawasan/sentra produksi buah, menjamin kesinambungan pasokan buah ke pasar dalam maupun luar negeri dan meningkatkan luas tanam sehingga usaha agribisnis yang dilakukan dapat mendatangkan keuntungan bagi petani.

2. Fasilitasi Kemitraan/Kontak Bisnis mempertemukan pihak-pihak terkait sehingga terjadi suatu kontak bisnis secara berkesinambungan antara pelaku usaha dalam memanfaatkan peluang bisnis hortikultura.

3. Terbentuknya konsorsium hortikultura (buah dan sayur) yang melibatkan MP3 (Masyarakat, Pakar, Pelaku usaha dan Pemerintah) akan meningkatkan manajemen pengelolaan usaha hortikultura dari tingkat hulu sampai hilir dan dapat menjalin kerjasama (networking) yang terintegrasi sehingga menghasikan suatu input optimal yang berdampak pada peningkatan pendapatan petani.

4. Terlaksananya pertemuan Apresiasi Teknologi Produksi (durian, pisang) diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pelaku agribisnis dalam budidaya buah-buahan dan hasil-hasil penelitian terkait budidaya buah durian dan pisang dapat diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.

Page 367: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIXXXX ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

5. Apresiasi Teknologi Pasca Panen mampu meningkatkan kualitas SDM untuk penanganan pasca panen buah sehingga dapat meningkatkan daya saing serta mempertahankan mutu buah sampai di tangan konsumen.

6. Pedoman Teknologi Produksi Buah (Mangga, Manggis, Melon) dapat menjadi acuan petani di lapangan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas serta kontinuitas yang pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

7. Penataan rantai pasokan tanaman hias dapat menumbuhkembangkan kemitraan di kawasan sentra produksi tanaman hias dan mengembangkan jaringan kerjasama (networking) antar kawasan sentra produksi tanaman hias.

8. Rencana pengembangan kawasan tanaman hias dituangkan dalam “Rancang Bangun Pengembangan Kawasan Tanaman Hias” berupa pedoman yang dapat menjadi rujukan memadai dalam pengembangan kawasan tanaman hias secara menyeluruh dan hasilnya dapat dijadikan rujukan semua pihak terkait dalam mewujudkan terbentuknya kawasan tanaman hias yang berdaya saing.

9. Pertemuan Koordinasi/Sosialisasi/Workshop Kawasan Inisiasi/Intensif Tingkat Provinsi diharapkan dapat mengkoordinasikan, mensinergikan dan mengintegrasikan program, kegiatan dan pendanaan berbagai institusi pemerintah dan pelaku usaha/swasta agar terpadu, fokus dan sinergi dalam membangun kawasan inisiasi/intensif.

10. Pengaturan pola tanam sayuran sangat penting dilakukan untuk mendukung ketersediaan sayuran sepanjang tahun agar terjadi keseimbangan produksi dengan kebutuhan.

11. Beberapa kegiatan promosi yang diikuti tahun 2011 antara lain Indonesian Tropical Fruit Festival (ITF2) di Surabaya, Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) di Sanur

Denpasar Bali, Festival Jamu di Yogyakarta dan Studi Banding/Magang ke Jawa Timur.

C. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat tahun 2011 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Anggaran pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang Pelaksanaan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil tahun 2011 telah berjalan dengan baik dan realisasi untuk anggaran : a. Dekonsentrasi pagu dana Rp. 1.390.250.000,-dengan realisasi keuangan mencapai Rp. 1.309.322.900 (94,18 %) dan realisasi fisik 98, 78 %. Sisa dana Rp. 80.927.100,-(Setor ke Kas Negara).

b. Tugas Pembantuan, Jumlah Pagu Dana Tugas Pembantuan Rp. 1.850.000.000,- Realisasi sampai dengan akhir Desember 2011 Realisasi keuangan Rp. 1.834.844.400,- (99,18 %) dan realisasi Fisik 100 %. Sisa Dana Rp. 15.155.600,-

Page 368: PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun

IIIIXXXX ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2011

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

akibat adanya Sisa dana Bantuan Sosial Rp. 6.377.000,- , maksimalisasi biaya honor staf administrasi Rp.100.000,- dan maksimalisasi biaya perjalanan sebesar Rp.8.678.600,-Solusi : Stor ke Kas Negara.

c. Dana DPA SKPD, Pagu dana Rp. 821.760.050, Realisasi keuangan Rp. 659.770.330,-(80 %) dan realisasi fisik 100 %. Sisa Dana Rp. 161.989.700,- (Setor ke Kas Negara).

2. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan dan rencana kerja, maka sebagian besar kegiatan mendukung tugas pokok dan fungsi seksi-seksi yang ada di Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil.

3. Ajang pameran dan promosi merupakan media informasi dan komunikasi untuk memperkenalkan bebagai potensi dan reputasi usaha agribisnis serta berbagai produk unggulan darah Nusa Tenggara Barat kepada masyarakat agribisnis dari berbagai strata stake holder buyers/ investor/ pelaku usaha agribisnis.

4. Kegiatan Pasar Tani merupakan kegiatan sebagai media pembedlajaran kepada petani untuk mengenal pasar secara langsung , serta mendekatkan petani pada konsumen dengan sasaran memperpendek rantai pemasaran dengan harapan keuntungan petani menjadi lebih besar.

5. Pengawalan Farm Gate Market (STA) dapat memberikan informasi data oleh petugas STA dalam menangani pelayanan informasi pasar dan potensi komoditi hasil pertanian yang cepat akurat dan mudah diakses oleh masyarakat agribisnis.

6. Kelembagaan OKKPD sudah terbentuk dan sudah melakukan pembinaan kepada kelompok tani buah dan sayur dan telah melakukan registrasi dan sertifikasi terhadap 3 komoditas yaitu, jeruk Pamelo, Jeruk Graf Fruit dan Melon.

D. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air

Pelaksanaan pembangunan Pengelolaan Lahan dan Air yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat selama Tahun Anggaran 2011 telah dilaksanakan. Beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut. :

1. Dari Total dana APBN sebesar Rp.900.000.000,- realisasi penyerapan dana Bidang Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2011 mencapai Rp.883.332.092,- atau bobotnya sebesar 98,15% dan realisasi pelaksanaan fisik kegiatan sudah mencapai 98,21%, sehingga dana APBN yang tersisa dalam program Peningkatan Ketahanan Pangan Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB adalah sebesar Rp.16.667.908,-

2. Dari Total dana APBD sebesar Rp.887.801.000,- realisasi penyerapan dana Bidang Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2011 mencapai Rp. 876.461.700,- atau bobotnya sebesar 98,72% dan realisasi pelaksanaan fisik kegiatan sudah mencapai 99%, sehingga dana APBD yang tersisa adalah sebesar Rp.11.339.300,-

3. Dari Total dana TP sebesar Rp.39.903.700.000,- realisasi penyerapan dana kabupaten se-NTB tahun 2011 Rp.38.079.246.700,- atau 95,43% dan realisasi pelaksanaan fisik kegiatan mencapai 95,45%, sehingga dana TP yang tersisa dalam program Peningkatan Ketahanan Pangan Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB adalah sebesar Rp.1.824.453.300,-