pendaftran tanah pertama kali

81
PROSES PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI SECARA SPORADIK ASAL TANAH ADAT ATAU YASAN DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KENDAL TUGAS AKHIR Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Manajemen Pertanahan Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Bayu Prasetyo NIM 3451304002 FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

Transcript of pendaftran tanah pertama kali

Page 1: pendaftran tanah pertama kali

PROSES PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI

SECARA SPORADIK ASAL TANAH ADAT ATAU YASAN

DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KENDAL

TUGAS AKHIR

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Manajemen Pertanahan

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Bayu Prasetyo

NIM 3451304002

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 2: pendaftran tanah pertama kali

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas akhir ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia

tugas akhir pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing

Rodhiyah, S.Pd, M. Si NIP.132 258 661

Mengetahui :

Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

Drs. Slamet Sumarto, M. Pd. NIP. 131 570 070

ii

Page 3: pendaftran tanah pertama kali

PENGESAHAN KELULUSAN

Tugas Akhir ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Tugas Akhir

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Sabtu

Tanggal : 4 Agustus 2007

Penguji Tugas Akhir

Penguji Utama Penguji I

_Drs. Sartono Sahlan, M.H Rodhiyah, S. Pd, M. Si. NIP. 131125644 NIP. 132258661

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Drs. Sunardi, M.M_ NIP. 130367998

iii

Page 4: pendaftran tanah pertama kali

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Masalah yang kita hadapi tidak bisa kita pecahkan pada tingkat

berpikir yang sama seperti pada saat kita menciptakan masalah

tersebut.

Semakin dekat cita-citamu makin dekat pula rintangan yang akan

dihadapi

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini kupersembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibu yang selalu mencurahkan segenap doa dan

kasih sayangnya.

2. Kakakku Pratiwi dan adekku Prawita

3. Dedeku yang telah mendukungku

4. Teman-teman D III Managemen Pertanahan angkatan

2004

5. Temen-temen kos (Firman, Boz nyoto, Purnomo, Lattep,

Arzak, Andi, Indro)yang telah memberi dukungan dan

bantuanya.

6. Almamaterku Universitas Negeri Semarang

iv

Page 5: pendaftran tanah pertama kali

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam tugas akhir ini benar-benar hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tugas akhir ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2007

BAYU PRASETYO NIM. 3451304002

v

Page 6: pendaftran tanah pertama kali

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan pembuatan tugas akhir ini.

Tugas akhir yang berjudul “PROSES PENDAFTARAN TANAH

PERTAMA KALI SECARA SPORADIK ASAL TANAH ADAT ATAU

YASAN DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KENDAL”, ini disusun

dalam rangka menyelesaikan studi Diploma III guna memperoleh gelar Ahli

Madya dalam Manajemen Pertanahan di Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Keberhasilan penyusunan tugas akhir ini tidak akan berhasil tanpa

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang ikut berpartisipasi dalam

pembuatan tugas akhir ini. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. DR. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberi ijin dalam penyusunan Tugas Akhir.

2. Drs. Sunardi, M.M, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang beserta para Pembantu Dekan yang telah memberi kesempatan

dan kemudahan dalam pembuatan Tugas Akhir.

3. Drs. Slamet Sumarto, M.Si, Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

vi

Page 7: pendaftran tanah pertama kali

4. Drs. Rustopo, S.H, M.Hum, Ketua Program Studi Manajemen Pertanahan

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

5. Rodhiyah, S. Pd, M. Si, Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tulus

membimbing dan mengarahkan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

6. Drs. Sartono sahlan, M..H. Penguji Utama yang telah memberikan arahan,

saran dan masukan kepada penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.

7. Santoso, SH, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal beserta staf

yang telah membantu untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam

penyusunan Tugas Akhir ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial UNNES dan para staf

administratife yang telah berkenan mendidik dan membantu.

9. Pihak-pihak lain yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun tugas akhir ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun demikian penulis tidak menutup

pintu kritik dan saran pembaca yang bersifat positif dan membangun demi

kemajuan dan kesempurnaannya.

Semarang Juli 2007

Penulis

vii

Page 8: pendaftran tanah pertama kali

ABSTRAK

Bayu Prasetyo, 2007. Proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal tanah adat atau yasan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal. Tugas akhir. Manajemen Pertanahan D3. Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.69 halaman Kata Kunci : Pendaftaran Tanah Pertama Kali, Sporadik, Tanah Adat

Penulis dalam menyusun tugas akhir ini dilatar belakangi masalah banyaknya masyarakat yang belum mengerti arti penting pendaftaran tanah, cara pendaftarannya, dan untuk memenuhi syarat kelulusan DIII manegemen pertanahan.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal tanah adat atau yasan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal? hambatan-hambatan dan cara penanganannya dalam proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal tanah adat atau yasan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal tanah adat atau yasan dan mendeskripsikan hambatan-hambatan dan cara penanganannya dalam proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal tanah adat atau yasan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun tugas akkhir ini adalah wawancara, dokumentasi, observasi dan metode analisis data dengan analisis kualitatp. Tugas akhir ini mengambil lokasi di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal.

Hasil Penulisan dan analisis data mengenai proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal tanah adat atau yasan di kantor Pertanahan Kabupaten Kendal sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah dan ketentuan pelaksanaan dalam peraturan mentri negara agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997.

Kesimpulan dari tugas akhir ini adalah dengan memahami bagaimana proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal tanah adat atau yasan dan syarat-syarat yang diperlukan sampai proses selesai, menjadikan masyarakat sadat akan arti penting pendaftran tanah.

Saran dari penulis adalah supaya kantor pertanahan kabupaten kendal lebih meningkatkan lagi dalam hal pelayanan pendaftaran tanah karena semakin banyak masyarakat yang sadar atau peduli untuk mendaftarkan tanahnya guna untuk menjamin kepastian hukum.

viii

Page 9: pendaftran tanah pertama kali

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................ iv

PERNYATAAN........................................................................................... v

PRAKATA................................................................................................... vi

ABSRAK ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI................................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

E. Sistematika laporan ..................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 9

A. Pendaftaran tanah........................................................................ 9

B. Tujuan pendaftaran tanah............................................................ 11

C. Penyelenggaraan pendaftaran tanah............................................ 12

D. Satuan wilayah dan pelaksanaan pendaftaran tanah..................... 13

ix

Page 10: pendaftran tanah pertama kali

E. Tanah bekas milik adat................................................................ 15

F. Dasar hukum pendaftaran tanah.................................................. 18

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 19

A. Lokasi penelitian ......................................................................... 19

B. Fokus penelitian ......................................................................... 19

C. Teknik pengumpulan data ........................................................... 20

D. Analisis data ................................................................................ 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................... 25

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 25

1. Gambaran umum Kantor Pertanahan Kabupaten Kenal ....... 25

2. Susunan organisaai Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal .. 30

3. Uraian kerja dari masing-masing Sub bagian dan seksi di

Kantor Pertanahan kabupaten Kendal................................... 30

4. Proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal

tanah adat atau yasan di Kantor Pertanahan Kabupaten

Kendal ................................................................................... 42

B. Pembahasan .............................................................................. 48

1. Proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik

asal tanah adat atau yasan di Kantor Pertanahan

Kabupaten Kendal ................................................................ 48

2. Hambatan-hambatan dan cara penanganannya dalam proses

pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asaltanah adat

atau yasan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal ........... 65

x

Page 11: pendaftran tanah pertama kali

BAB V PENUTUP....................................................................................... 67

A. Kesimpulan................................................................................ 67

B. Saran .......................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi

Page 12: pendaftran tanah pertama kali

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01 : Peta Wilayah Kabupaten Kendal

Lampiran 02 : Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal

Lampiran 03 : POPP-3.08-KPM (Pendaftaran Tanah Pertama Kali Secara

Sporadik)

Lampiran 04 : Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal Nomor

600.02/I/2007 tentang Tarif Biaya Pengukuran dan Pemetaan

Bidang Tanah pada Kantor Pertanahan Kebupaten Kendal Tahun

Anggaran 2007

Lampiran 05 : Kwitansi (DI 306)

Lampiran 06 : Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT-PBB)

Lampiran 07 : Formulir Permohonan Hak

Lampiran 08 : Fotokopi Letter C

Lampiran 09 : Sket Lokasi

Lampiran 10 : Surat Pernyataan Penetapan Batas dan Menerima Hasil Ukur

Lampiran 11 : Risalah Penyelidikan Riwayat Bidang Tanah dan Penetapan Batas

(DI 201)

Lampiran 12 : Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis

Lampiran 13 : Sertipikat

Lampiran 14 : Surat Ukur

xii

Page 13: pendaftran tanah pertama kali

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Permohonan Hak Di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal

Tahun 2006.

xiii

Page 14: pendaftran tanah pertama kali

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembangunan nasional peranan tanah bagi pemenuhan berbagai

keperluan akan meningkat, baik sebagai tempat bermukim atau untuk kegiatan

usaha. Sehubungan dengan itu kan meningkat pula kebutuhan akan dukungan

berupa jaminan kepastian hukum dibidang pertanahan. Pemberian jaminan

hukum dibidang pertanahan, pertama-tama memerlukan tersediamya

perangkat hukum yang tertulis, lengkap dan jelas. Selain itu dalam

mengahadapi kasus-kasus kongkrit diperlukan juga terselenggaranya

pendaftaran tanah yang memungkinkan bagi para pemegang atas tanah untuk

dengan mudah membuktikan hak atas tanah yang dikuasainya, khususnya

adalah tanah bekas milik adat. Tanah bekas milik adat adalah hak atas tanah

yang lahir berdasarkan proses adat setempat misalnya hak yasan, hak

andrabeni, hak atas druwe desa, pesini, grant sultan dan sebagainya yang

sejak tanggal 24 September 1960 dikonversi menjadi hak milik namun belum

terdaftar.( Badan Pertanahan Nasional)

Jenis tanah bekas milik adat sendiri terdiri dari : (1) tanah bekas milik

adat yang mempunyai surat tanda bukti pemilikan atas nama pemegang hak

pada waktu berlakunya UUPA dan apabila kemudian itu berakhir, bukti

peralihan hak berturut-turut sampai ke tangan pemegang hak pada waktu

dilakukan pembukuan; (2) tanah bekas milik adat yang tidak mempunyai

tanda bukti pemilikan atau yang kurang lengkap.

1

Page 15: pendaftran tanah pertama kali

Dalam rangka meningkatkan dukungan yang lebih baik pada

pembangunan nasional dengan memberikan kepastian hukum dibidang

pertanahan juga untuk menghimpun dan menyajikan informasi yang lengkap

mengenai data fisik dan data yuridis mengenai bidang tanah yang

bersangkutan. Guna menjamin kepastian hukum di bidang penguasaan dan

pemilikan tanah faktor kepastian letak dan batas tiap bidang tanah tidak dapat

diabaikan.

Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan

pembangunan disegala bidang, sementara kesediaan tanah relatif tetap,

sehingga permasalahan di pertanahan makin meningkat pula. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan

menyelengarakan pendaftaran tanah yang bertujuan memberikan kepastian

hukum kepada tanah-tanah yang dimohonkan haknya bagi keperluan

perseorangan, badan hukum, swasta maupun bagi kepentingan instansi

pemerintah.

Di dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar

Pokok-pokok agraria, dalam Pasal 19 ayat 1 memerintahkan di

selelenggarakan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum.

Dalam pasal 1 menentukan untuk kepastian hukum atas tanah perlu diadakan

pendaftaran tanah diseluruh wilayah negara Indonesia. Selanjutnya di dalam

ayat 2 menentukan bahwa pendaftaran tanah yang dimaksud dalam ayat 1

meliputi :

a. Pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah.

2

Page 16: pendaftran tanah pertama kali

b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihannya.

c. pemberian surat tanda bukti hak, yang berlaku yang sebagai alat

pembuktian yang kuat.

Pasal 19 ayat 3 menentukan bahwa Pendaftaran tanah diselenggarakan

dengan mengingat keadaan negara dan masyarakat, keperluan lalu lintas sosial

ekonomis serta kemungkinan penyelengaraanya, menurut pertimbangan

mentri agraria, peraturan tentang pendaftaran tanah selain di atur dalam

Undang-Undang nomor 5 tahun 1960 juga di atur lebih lanjut dengan

Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1961 tentang pendaftaran tanah dan

telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 yang sampai

saat ini menjadi dasar kegiatan pendaftaran tanah.

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 Pasal 1 yang

dimaksud pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan, dan teratur meliputi

pengumpulan, pengolahan, pembukuan, penyajian, serta pemeliharaan data

fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang

tanah dan satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya

bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan

rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya, dan dilaksanakan

melalui pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara

sporadik. Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran

tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua

obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian

3

Page 17: pendaftran tanah pertama kali

wilayah suatu desa atau kelurahan, sedangkan Pendaftaran tanah secara

sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu

atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah

suatu desa atau kelurahan secara individual atau massal

Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 mewajibkan bagi pemilik

tanah adat atau yasan untuk mendaftarkan tanahnya sehingga tertib

administrasi bisa tercapai.

Dari uraian tersebut diatas maka penulis tertarik mengambil judul ”

PROSES PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI SECARA

SPORADIK ASAL TANAH ADAT ATAU YASAN DI KANTOR

PERTANAHAN KABUPATEN KENDAL ”

B. Rumusan masalah

1. Bagimana proses Pendaftaran Tanah Pertama Kali Secara Sporadik Asal

Tanah Adat atau Yasan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal.

2. Hambatan dan cara penanganan dalam proses Pendaftaran Tanah Pertama

Kali Secara Sporadik Asal Tanah Adat atau Yasan di Kantor Pertanahan

Kabupaten Kendal.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan proses Pendaftaran Tanah Pertama Kali Secara Sporadik

Asal Tanah Adat atau Yasan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal.

4

Page 18: pendaftran tanah pertama kali

2. Mendeskripsikan hambatan-hambatan yang di hadapi dan cara penanganan

dalam proses Pendaftaran tanah Pertama Kali Secara Sporadik Asal Tanah

Adat Atau Yasan di Kantor Pertanahnan Kabupaten Kendal.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Teoritis

Menambah pengetahuan dan wawasan serta untuk menerangkan

disiplin ilmu yang di peroleh dari program studi manajemen pertanahan

hukum dan kewarganegaraan, khususnya dapat mengetahui Proses

Pendaftaran Tanah Pertama Kali Secara Sporadik Asal Tanah Adat

atauYasan di kantor Pertanahan Kabupaten Kendal.

2. Praktis

a. Bagi Masyarakat

Dengan adanya Tugas Akhir ini masyarakat diharapkan lebih

mengetahi tentang proses Pendaftaran Tanah Pertama Kali Secara

sporadik Asal Tanah Adat atau Yasan di Kantor Pertanahan Kabupaten

Kendal

b. Bagi Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal

Dapat memberikan masukan pada instansi tesebut untuk lebih

memperhatikan proses Pendaftaran Pendaftaran Tanah Pertama Kali

Secara sporadik Asal Tanah Adat/Yasan, dan menambah referensi di

bidang pertanahan

5

Page 19: pendaftran tanah pertama kali

E. Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut

1. Bagian awal tugas akhir, terdiri dari : Judul tugas akhir, pengesahan,

abstrak, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar

lampiran.

2. Bagian utama tugas akhir, terdiri dari :

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini Penulis menguraikan tentang

A. Latar belakang masalah

B. Rumusan masalah

C. Tujuan penelitian

D. Manfaat penelitian

E. Sistematika penulisan

Bab II : Landasan Teori

Pada bab ini penulis membahas tentang :

A. Pendaftaran tanah

B. Tujuan pendaftaran tanah

C. Penyelenggaraan pendaftaran tanah

D. Satuan wilayah dan pelaksanaan pendaftaran tanah

E. Tanah bekas milik adat

F. Dasar hukum pendaftaran tanah

Bab III : Metode Penelitian

Pada bab ini penulis menerangkan tentang :

6

Page 20: pendaftran tanah pertama kali

A. Lokasi penelitian

B. Fokus penelitian

C. Teknis pengumpulan data

D. Analisis data

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini penulis menerangkan tentang :

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal.

2. Susunan Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten

Kendal.

3. Uraian kerja dari masing-masing sub Bagian dan seksi di

Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal.

4. Proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik

asal tanah adat atau yasan di Kantor Pertanahan

Kabupaten Kendal

B. Pembahasan

1. Proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik

asal tanah adat atau yasan.

2. Hambatan-hambatan dan cara penanganannya dalam

proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik

asal tanah adat atau yasan di Kantor Pertanahan

Kabupaten Kendal.

7

Page 21: pendaftran tanah pertama kali

BAB V : Penutup

Pada bab ini berisi tentang:

A. Simpulan

B. Saran.

3. Bagian pelengkap tugas akhir berisi : Daftar Pustaka dan Lampiran.

8

Page 22: pendaftran tanah pertama kali

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendaftaran Tanah

Dalam pembangunan jangka panjang kedua peranan tanah bagi

pemenuhan berbagai keperluan akan meningkat, baik sebagai tempat

bermukim maupun untuk kegiatan usaha. Sehubungan dengan itu akan

meningkat pula kebutuhan akan dukungan berupa jaminan kepastian hukum

dibidang pertanahan. Pemberian jaminan kepastian hukum dibidang

pertanahan, pertama-tama memerlukan tersedianya perangkat hukum yang

tertulis, lengkap dan jelas, yang dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan

jiwa isi ketentuan-ketentuanya. Selain itu dalam menghadapi kasus-kasus

kongkret diperlukan juga terselenggaranya pendaftaran tanah, yang

memungkinkan bagi para para pemegang hak atas tanah untuk dengan mudah

membuktikan haknya atas tanah yang dikuasainya, dan bagi para pemegang

hak yang berkepentingan, seperti calon pembeli dan calon kreditor, untuk

memperoleh keterangan yang diperlukan mengenai tanah yang menjadi objek

perbuatan hukum yang akan dilakukan, serta bagi pemerintah untuk

melaksanakan kebijaksanaan pertanahanya. Sehubungan dengan itu Undang-

Undang Pokok Agraria memerintahkan di selenggarakanya pendaftaran tanah

dalam rangka menjamin kepastian hukum.

Pada tanggal 8 Juli 1997 ditetapkan dan diundangkan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 tahun1997 tentang pendaftaran tanah menggantikan

9

Page 23: pendaftran tanah pertama kali

Peraturan Pemerintah nomor 10 Tahun 1961 yang sejak tahun 1961 mengatur

pelaksanaan pendaftaran tanah sebagaimana diperintahkan oleh Pasal 19

Undang-Undang pokok Agraria.

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 1997 Pasal 1,

Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah

secara terus menerus, berkesinambungan, dan teratur meliputi pengumpulan,

pengolahan, pembukuan, penyajian, serta pemeliharaan data fisik dan data

yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan

satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi

bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah

susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.

Dalam pelaksanaan pendaftaran tanah meliputi pendaftaran tanah untuk

pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah Pasal 11. Adapun

pengertian pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran

tanah yang dilakukan secara serentak terhadap obyek pendaftaran tanah yang

belum didaftar berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 tentang

Pendaftaran Tanah.

Pendaftaran pertama kali dilaksanakan melalui pendaftaran tanah secara

sistematik dan pendaftaran tanah secara sporadik.

Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah

untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek

pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah

suatu desa atau kelurahan.Pendaftaran tanah secara sistematik diselenggarakan

10

Page 24: pendaftran tanah pertama kali

atas prakarsa Pemerintah berdasarkan pada suatu rencana kerja jangka panjang

dan tahunan serta dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan oleh

Mentri Negara Agraria atau Kepala Badan Pertanahan Nasional. Dalam hal

suatu desa atau kelurahan belum ditetapkan sebagai wilayah pendaftaran

secara sistematik, pendaftarannya dilakukan melalui pendaftaran tanah secara

sporadik.

Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah

untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah

dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa atau kelurahan secara

individual atau massal. Pendaftaran tanah secara sporadik dilaksanakan atas

permintaan pihak yang berkepentingan, yaitu pihak yang berhak atas objek

pendaftaran tanah yang bersangkutan atau kuasanya.

B. Tujuan pendaftaran tanah

Berdasarkan Pasal 19 ayat 1 Undang-Undang Pokok Agraria pemerintah

menerbitkan Peraturan Pemerintah nomor 10 Tahun 1961 disempurnakan

dengan Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 1997. dalam Peraturan

Pemerintah nomor 24 Tahun 1997 telah diatur dalam Pasal 3 yaitu tujuan dari

pendaftaran tanah :

1 Memberikan kepastian hukum dan perlindungan kepada pemegang hak

atas suatu bidag tanah, satuan rumah susun dan hak – hak lain yang

terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai

pemegang hak yang bersangkutan (Pasal 19 UUPA).

11

Page 25: pendaftran tanah pertama kali

2 Menyediakan informasi kepada pihak – pihak yang berkepentingan

termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang di

perlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang – bidang

tanah dan satuan rumah susun yang sudah terdaftar.

3 Terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum maka kepada

pemegang hak atas tanah di berikan suatu bukti hak yang disebut dengan

sertifikat hak atas tanah, sedangkan untuk melaksanakan fungsi informasi,

data yang berkaitan dengan aspek fisik dan yuridis dari bidang – bidang tanah

yang sudah terdaftar terbuka untuk umum. Dalam hal mencapai tujuan tertib

administrasi pertanahan, maka setiap bidang atau satuan rumah susun,

termasuk peralihan, pembebanan dan hapusnya hak atas bidang tanah dan hak

milik atas satuan rumah susun wajib didaftar.

C. Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 1997 Pasal 5 dan

Pasal 6 pendaftaran tanah diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional.

Dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah dilakukan oleh Kepala

Kantor Pertanahan, kecuali kegiatan-kegiatan tertentu yang oleh peraturan

pemerintah ini atau perundang-undangan yang bersangkutan ditugaskan

kepada pejabat lain. Dalam melaksanakan pendaftaran tanah Kepala Kantor

Pertanahan dibantu oleh pejabat pembuat akte tanah PPAT dan pejabat lain

yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu menurut

12

Page 26: pendaftran tanah pertama kali

peraturan Pemerintah ini dan peraturan perundang-undangan yang

bersangkutan.

Penyelenggaraan pendaftaran tanah dalam garis besar meliputi kegiatan

pendaftaran tanah untuk pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah

(dalam PP Nomor 10 tahun 1961). Kedua hal tersebut sama pentingnya karena

kekurang perhatian terhadap salah satu dari keduanya akan mendatangkan hal-

hal yang tidak diharapkan dikemudian hari.

D. Satuan Wilayah dan Pelaksanaan Pendaftaran tanah

1. Satuan wilayah pendaftaran tanah

Satuan wilayah tata usaha pendaftaran tanah adalah desa atau

kelurahan yang merupakan wilayah pemerintah desa atau kelurahan

sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 73 tahun 2005

tentang pemerintah desa. Satuan wilayah pendaftaran tanah tata usaha

Pendaftaran Tanah bagi kegiatan pendaftaran tanah hak guna usaha, hak

pengelolaan, hak tanggungan, dan tanah Negara adalah kabupaten dan

kota, karena pada umumnya area hak guna usaha, hak pengelolaan, dan

tanah Negara, serta obyek hak tanggungan dapat meliputi beberapa desa

atau kelurahan.

Dalam ketentuan Peraturan Pemerintah nmor 10 tahun 1961, satuan

wilayah tata usaha pendaftaran tanah adalah:

a. Desa atau Kelurahan

13

Page 27: pendaftran tanah pertama kali

b. Khususnya untuk pendaftaran tanah hak guna usaha, hak pengelolaan,

hak tanggungan dan tanah negara satuan wilayah pendaftarannya

adalah Kabupaten.

2. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah

Pelaksanaan pendaftaran tanah dilaksanakan secara bertahap mulai

dari pengumpulan dan pengolahan data fisik sampai dengan penyimpanan

daftar umum dan dokumen. Dalam Pasal 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah

nomor 24 tahun 1997 di jelaskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan

dalam proses pendaftaran tanah yaitu

a. Pengumpulan dan pengolahan data fisik,meliputi

1) Pembuatan peta dasar pendaftaran

2) Penetapan batas bidang-bidang tanah

3) Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembutan peta

pendaftaran

4) Pembuatan surat ukur (Budi Harsono 2003 : 490)

b. Pembuktian hak dan pembukuannya, meliputi

1) Pembuktian hak baru

2) Pembuktian hak lama

3) Pembukuan hak (Budi Harsono 2003 : 494)

c. Penerbitan sertifikat

Sertifikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang

bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah

didaftar dalam buku tanah. (Budi Harsono 2003 : 503)

14

Page 28: pendaftran tanah pertama kali

d. Penyajian data fisik dan data yuridis

Dalam rangka penyajian data fisik dan data yuridis, Kantor

Pertanahan menyelenggarakan tata usaha pendaftaran tanah dalam

daftar umum yang terdiri dari :

1) Peta pendaftaran

2) Daftar tanah

3) Surat ukur

4) Buku tanah

5) Daftar nama (Budi Harsono 2003 : 507)

e. Penyimpanan daftar umum dan dokumen

Dokumen-dokumen yang merupakan alat pembuktian yang telah

digunakan sebagai dasar pendaftaran diberi tanda pengenal dan

disimpan di Kantor Pertanahan yang bersangkutan atau tempat lain

yang ditetapkan oleh mentri, sebagai bagian yang tidak terpisahkan

dari daftar umum. (Budi Harsono 2003 : 508)

E. Tanah Bekas Milik Adat

1. Pengertian

Tanah bekas milik adat yang pada tanggal 24 september 1960

pemiliknya berstatus sebagai warga Negara Indonesia (tunggal). Tanah

bekas milik adat adalah hak atas tanah yang lahir berdasarkan proses adat

setempat misalnya hak yasan, hak andrabeni, hak atas druwe desa, penisi,

15

Page 29: pendaftran tanah pertama kali

grant sultan dan sebagainya yang sejak tanggal 24 September 1960

dikonversi menjadi hak milik namun belum terdaftar. (Badan Pertanahan

Nasional)

konversi adalah hak-hak tanah menurut kitab Undang-undang hukum

perdata barat dan tanah-tanah yang tunduk kepada hukum adat untuk

masuk dalam sistem hak-hak atas tanah. Menurut ketentuan Undang-

Undang Pokok Agraria (A. P. Perlindungan 1990:5}. Dari kalimat tersebut

dapat dikatakan bahwa Konversi adalah penyesuaian hak atas tanah yang

telah diberikan berdasarkan peraturan yang lama dan tidak diberlakukan

lagi kepada peraturan yang baru yang berlaku sampai saat ini.

Sasaran pelaksanaan pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik

asal tanah adat adalah tanah-tanah dengan status hak milik adat yang

belum bersertifikat, ini berarti bahwa terhadap hak-hak atas tanah tersebut

belum pernah dibukukan atau dengan kata lain bahwa terhadap hak atas

tanah dengan status hak milik adat dimaksud belum pernah diterbitkan

sertifikat tanahnya. Sehingga perlu didaftarkan sertifikat atau bukti

kepemilikan hak atas tanahnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 1997. Sebagai penyempurna dari Peraturan Pemerintah

Nomor 10 Tahun 1961. Didalamnya dijelaskan secara rinci mengenai

pendaftaran tanah.

Dalam hal ini apabila permohonan pendaftaran hak tersebut diajukan

diatas bidang tanah dengan status hak bekas milik adat maka Kepala Desa

terlebih dahulu harus mengeluarkan surat keterangan milik adat yang

merupakan dasar dari penerbitan sertifikat tanahnya. Dalam memberikan

16

Page 30: pendaftran tanah pertama kali

surat keterangan milik adat inilah Kepala Desa memegang peranan yang

sangat penting, yakni kepala desa yang bersangkutan harus terlebih dahulu

menyelidiki riwayat tanah, batas-batasnya, panjang dan lebar serta luas

tanah tersebut, karena kepala desalah yang paling dekat dengan tanah yang

dimohon dan banyak mengetahui asal-usul tanah yang bersangkutan.

Surat keterangan milik adat adalah merupakan sumber pertama dari

terbitnya suatu hak milik atas tanah. Melalui pendaftran hak inilah status

tanah yang pada mulanya milik adat berubah statusnya menjadi hak milik

sebagaimana yang termuat dalam Undang-Undang Pokok Agraria.

Sedangkan jenis tanah bekas milik adat dibedakan menjadi 2 (dua) macam

yaitu :

a. Tanah bekas milik adat yang mempunyai surat tanda buktipemilikan

atas nama pemegang hak pada waktu berlakunya UUPA dan apabila

kemudian hal itu beralih, bukti peralihan hak berturut-turut sampai ke

tangan pemegang hak pada waktu dilakukan pembukuan.

b. Tanah bekas milik adat yang tidak mempunyai tanda pemilikan atau

yang kurang lengkap.

2. Tanah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam masyarakat hukum

adat, yaitu :

a. Karena sifatnya

Yaitu merupakan satu-satunya benda kekayaan yang meskipun

mengalami keadaan yang bagaimanapun juga masih bersifat tetap

dalam keadaannya melakukan menjadi lebih menguntungkan.

17

Page 31: pendaftran tanah pertama kali

b. Karena fakta yaitu kenyataan bahwa tanah :

1) Merupakan tempat tinggal persekutuan

2) Memberikan kehidupan

3) Merupakan tempat dimana warga persekutuan dikebumikan.

(Supomo, 1983 : 17).

F. Dasar hukum pendaftaran tanah

Adapun dasar Hukum Pendaftaran tanah

1. Undang – Undang nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

Pokok Agraria

2. Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah;

3. Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2002 tenang Tarif Atas jenis

penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku di Badan Pertanahan

Nasional.

4. Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 3

tahun 1997 tentang kententuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor

24 tahun 1997.

18

Page 32: pendaftran tanah pertama kali

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi penelitian

Lokasi yang ditetapkan dalam melaksanakan penelitian untuk

memperoleh data yang nantinya akan digunakan untuk menyusun Tugas Akhir

adalah Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal jalan Soekarno-Hatta No. 333

Kendal. Lokasi tersebut dipilih karena :

1. Peneliti tertarik untuk mengetahui secara mendalam mengenai

pelaksanaan proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal

tanah adat atau yasan

2. Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal merupakan instansi yang terkait

dengan permasalahan yang diteliti

3. Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal bertepatan dengan lokasi dimana

peneliti melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

B. Fokus penelitian

Penulisan tugas akhir ini penulis memberikan batasan masalah terhadap

uraian tugas akhir supaya dalam pembahasanya tidaklah jauh dari masalah

yang di timbulkan oleh tanah. Yang menjadi fokus dalam penelitian adalah:

1. Proses Pendaftaran Tanah Pertama Kali Secara Sporadik Asal Tanah Adat

Atau Yasan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal.

19

19

Page 33: pendaftran tanah pertama kali

2. Hambatan-hambatan dan Cara Penanganannya Dalam Proses Pendaftaran

Tanah Pertama Kali Secara Sporadik Asal Tanah Adat atau Yasan di

Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal.

C. Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang objektif maka penulis mengumpulkan data

dengan metode sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanyajawab, sehingga dapat dikontruksikan

makna dalam suatu topic tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2002:72)

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan atau tanya jawab secara langsung. Tanya jawab ini diajukan

kepada Sri Sudarmi S.H selaku subseksi Pendaftaran Hak di Kantor

Pertanahan Kabupaten Kendal. Peneliti mengadakan penelitian tentang

proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal tanah adat atau

yasan.

2. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk melihat keadaan yang ada pada Kantor

Pertanahan Kabupaten Kendal. Pada metode ini dilakukan survay

mengenai data proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal

tanah adat atau yasan yang berupa catatan, transkip, buku agenda dan

dokumen-dokumen dari objek yang diteliti.

20

Page 34: pendaftran tanah pertama kali

3. Observasi

Observasi adalah pengamatan secara langsung. Meliputi kegiatan

pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh

alat indera. (Suharsimi Arikunto,1998:133)

Penulis melakukan kegiatan observasi langsung ke lapangan dengan

mengamati dan melakukan pencatatan terhadap proses pendaftaran tanah

pertama kali secara sporadik asal tanah adat atau yasan Kegiatan ini

dilakukan di Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan

Kabupaten Kendal. Hal-hal yang diamati adalah :

a. Berkas atau dokumen yang diserahkan pemohon kepada Kantor

Pertanahan sebagai persyaratan pendaftaran hak atas tanah

b. Pengolahan dokumen yang dilakukan oleh pegawai Kantor Pertanahan

c. Penerbitan dan penyerahan sertipikat kepada pemohon.

D. Analisis Data

Data yang telah terkumpul dan disajikan selanjutnya dianalisis secara

kualitatif, yaitu dalam bentuk uraian yang menghubungkan antara teori dan

hasil penelitian di lapangan yang berhubungan dengan proses pendaftaran

tanah pertama kali secara sporadik asal tanah adat atau yasan di Kantor

Pertanahan Kabupaten Kendal. Analisis kualitatif tersebut diperoleh dari hal-

hal yang dinyatakan oleh para informan secara lisan yang berupa jawaban atau

tanggapan serta pendapat, dianalisa dan diinterpretasikan sehingga

menghasilkan suatu data yang deskriptif yaitu data yang melukiskan keadaan

objek atau peristiwa yang diteliti.

21

Page 35: pendaftran tanah pertama kali

Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung secara interaktif,

dimana setiap tahapan kegiatan tidak berjalan sendiri-sendiri. Meskipun tahap

penelitian dilakukan sesuai dengan kegiatan yang direncanakan, akan tetapi

kegiatan penelitian tetap harus dilakukan secara berulang antara kegiatan

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data serta verifikasi atau penarikan

suatu kesimpulan.

Tahapan analisis data ada 4 (empat) menurut Miles dan Huberman

(1992:16-19), yaitu:

1. Pengumpulan Data

Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan

hasil wawancara di lapangan.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan tertulis di lapangan.

3. Penyajian Data

Sajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

4. Pengambilan Keputusan

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Dalam penarikan kesimpulan ini didasarkan pada

reduksi data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam

penelitian.

22

Page 36: pendaftran tanah pertama kali

Untuk mempermudah pemahaman tentang metode analisis tersebut

Miles dan Huberman, menggambarkan siklus data interaktif sebagai

berikut:

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Kesimpulan-kesimpulan

Penarikan/Verifikasi

Komponen Analisis Data : Model Interaktif (Miles dan Huberman, 1992:20)

Keempat komponen tersebut saling interaktif yaitu saling

mempengaruhi dan terkait. Pertama-tama peneliti melakukan penelitian

lapangan dengan mengadakan wawancara atau observasi yang disebut

tahap pengumpulan data. Karena data yang dikumpulkan banyak, maka

diadakan reduksi data. Setelah direduksi kemudian diadakan penyajian

data, selain itu pengumpulan data juga digunakan untuk penyajian data.

Apabila ketiga tersebut selesai dilakukan maka diambil suatu keputusan

atau verifikasi.

23

Page 37: pendaftran tanah pertama kali

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal

a. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Secara geografis letak wilayah Kabupaten Kendal terletak pada

koordinat 109040’ – 110018’ Bujur Timur dan 6032’ – 7024’ Lintang

Selatan. Secara administrative wilayah Kabupaten Kendal berbatasan

dengan batas-batas wilayah :

Sebelah utara : Laut Jawa

Sebelah timur : Kota Semarang

Sebelah selatan : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Temanggung

Sebelah barat : Kabupaten Batang

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta administratif

Kabupaten Kendal. Keadaan rata-rata suhu udara atau temperature

wilayah Kabupaten Kendal adalah terbagi dalam 2 bagian :

1) Wilayah bagian utara : 27 0C

2) Wilayah bagian selatan : 25 0C

Ketinggian dari permukaan laut :

1) Wilayah bagian utara merupakan daerah dataran rendah dengan

ketinggian antara 0 s/d 10 m

24

Page 38: pendaftran tanah pertama kali

2) Wilayah bagian selatan merupakan daerah tanah pegunungan

dengan ketinggian wilayah 0 s/d 2.579 m

Luas wilayah Kabupaten Kendal adalah 1002,23 km2, yang

wilayahnya secara administratif terbagi menjadi 19 kecamatan dan 285

desa.

b. Visi dan Misi Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal

Kantor Pertanahan kabupaten Kendal dibentuk berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor 26 tahun 1988 tentang Badan Pertanahan

Nasional jo. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 1

tahun 1989 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional Propinsi dan Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kotamadya. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa

tugas pokok Kantor Pertanahan adalah melaksanakan sebagian tugas

Badan Pertanahan Nasional di wilayah Kabupaten/Kotamadya.

Sedangkan fungsi yang diemban adalah menyiapkan dan

melaksanakan :

1) Kegiatan ketatausahaan

2) Penyelesaian Sengketa, Konflik dan Perkara

3) Pengendalian dan Pemberdayaan

4) Pengaturan dan Penataan Pertanahan

5) Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

6) Survey, Pengukuran dan Pemetaan

25

Page 39: pendaftran tanah pertama kali

Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi,

haruslah mempunyai visi dan misi Kantor Pertanahan Kabupaten

Kendal yang telah ditetapkan. Adapun Visi dan Misi Kantor

Pertanahan Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut :

1) Visi

Visi adalah pandangan ideal yang menggambarkan arah dan

apa yang ingin diwujudkan di masa depan yang secara potensial

dapat dilaksanakan. Oleh karena itu, visi bukanlah fakta saat ini

tetapi gambaran masa depan yang realistis. Visi dapat memberikan

arah serta dorongan bagi anggota organisasi untuk menunjukkan

kinerja yang baik, dapat menimbulkan inspirasi serta siap

menghadapi tantangan yang dihadapi. Oleh karena visi sifatnya

sementara dan tidak abadi, sehingga dimungkinkan visi akan

berubah/disesuaikan

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta arah kebijakan

pembaharuan agraria yang dituangkan dalam Ketetapan MPR

No.IX/MPR/2001 tentang Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan

sumber daya Alam serta peraturan Daerah Nomor 20 tahun 2001

tentang Restra Kabupaten Kendal 2002-2006. Visi Kantor

Pertanahan Kabupaten Kendal adalah : “Terwujudnya Kantor

Pertanahan yang handal pada tahun 2006, untuk menunjang

Pelaksanaan Pembangunan menuju masyarakat Kendal yang

sejahtera. Diharapkan pada akhir tahun 2006, Kantor Pertanahan

26

Page 40: pendaftran tanah pertama kali

sudah menjadi kantor yang handal yang dapat melayani semua

stake holder dengan professional.”( Wawancara dengan Sri

Sudarmi S.H selaku subseksi pendaftaran hak )

2) Misi

Misi merupakan pernyataan mengenai hal-hal yang harus

dicapai organisasi di masa mendatang yang bermanfaat bagi

masyarakat. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta mengacu

pada visi yang ditetapkan, maka misi Kantor Pertanahan

Kabupaten Kendal adalah :

a) Menyiapkan kegiatan di bidang Survey Pengukuran dan

Pemetaan, Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, Pengaturan dan

Penataan Tanah, Pengendalian dan Pemberdayaan, Sengketa

Konflik dan Perkara.

b) Melaksanakan kegiatan di bidang Survey Pengukuran dan

Pemetaan, Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, Pengaturan dan

Penataan Tanah, Pengendalian dan Pemberdayaan, Sengketa

Konflik dan Perkara, serta meningkatkan sistem informasi

pertanahan.

c) Melaksanakan pelaksanaan prosedur pelayanan dalam rangka

memberikan pelayanan pertanahan yang prima

d) Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga seperti

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan

sarana dan prasarana kerja.

27

Page 41: pendaftran tanah pertama kali

Seluruh misi tersebut yang merupakan upaya untuk

mewujudkan visi dan pelaksanaannya dipandu oleh nilai-nilai yang

dianut organisasi. Nilai merupakan faktor penggerak perilaku

organisasi yang mendorong keunggulan karyawan serta

menentukan pencapai visi dan misi organisasi. Selain

mempedomani tuntutan agama, nilai-nilai yang dipegang teguh

adalah tanggung jawab, transparansi, melayani, kemitraan,

kebersamaan, kesejahteraan, kesinambungan, kejujuran, disiplin,

dedikasi, motivasi dan keunggulan.

Agar dapat berjalan dengan baik atas keberadaan suatu

organisasi yang berpedoman pada visi dan misi, maka dalam

organisasi Kantor Pertanahan kabupaten Kendal dipimpin oleh top

manager yaitu Kepala Kantor yang dibantu oleh 5 Kepala Seksi

dan 1 Kepala Subbagian tata usaha. Dari masing-masing kepala

seksi dan subbagian tata usaha membawahi kepala seksi - kepala

subseksi dan kepala urusan - kepala urusan beserta staf dibawah

Kepala sebseksi dan kepala urusan.

Salah satu kegiatan yang menjadi wewenang dari Kepala

Subseksi Pendaftaran Hak adalah melayani masyarakat dalam hal

pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal tanah adat atau

yasan.

28

Page 42: pendaftran tanah pertama kali

2. Susunan Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal

a. Kepala Kantor Pertanahan

b. Sub. Bagian Tata Usaha (TU);

c. Seksi Survey, Pengukuran dan Pemetaan;

d. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah ;

e. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan;

f. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan;

g. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara;

3. Uraian Kerja dari masing-masing Sub Bagian dan Seksi di Kantor

Pertanahan Kabupaten Kendal

a. Subbagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan

pelayanan administratif kepada semua satuan organisasi Kantor

Pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan

program, dan peraturan perundang-undangan.

Dalam menyelenggarakan tugas, Subbagian Tata Usaha

mempunyai fungsi :

1) pengelolaan data dan informasi;

2) penyusunan rencana, program dan anggaran serta laporan

akuntabilita kinerja pemerintah;

3) pelaksanaan urusan kepegawaian;

29

Page 43: pendaftran tanah pertama kali

4) pelaksanaan urusan keuangan dan anggaran;

5) pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan

prasarana;

6) penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program;

7) koordinasi pelayanan pertanahan.

Subbagian Tata Usaha terdiri dari :

1) Urusan Perencanaan dan Keuangan;

Mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rencana, program dan

anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah, keuangan

dan penyiapan bahan evaluasi.

2) Urusan Umum dan Kepegawaian.

Mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kepegawaian,

perlengkapan, rumah tanga, sarana dan prasarana, koordinasi

pelayanan pertanahan serta pengelolaan data dan informasi.

b. Seksi Survey, Pengukuran dan Pemetaan

Seksi survei, Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas

melakukan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan

perairan; perapatan kerangka dasar, pengukuran batas

kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah,

penyiapan pembinaan surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah.

Dalam menyelenggarakan tugas, Seksi Survey, Pengukuran dan

Pemetaan mempunyai fungsi :

30

Page 44: pendaftran tanah pertama kali

1) pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang

dan perairan; perapatan kerangka dasar, pengukuran batas

kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah,

pembinaan surveyor berlisensi;

2) perapatan kerangka dasar orde 4 dan penukuran batas kawasan/

wilayah;

3) pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang,dan

perairan;

4) survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembanagn pemetaan

tematik dan potensi tanah;

5) pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan pejabat

penilai tanah;

6) pemeliharaan peralatan teknis.

Seksi Survey, Pengukuran dan Pemetaan terdiri dari :

1) Subseksi Pengukuran dan Pemetaan;

Mempunyai tugas menyiapkan perapatan kerangka dasar orde 4,

penetapan batas bidang tanah dan pengkuran bidang tanah, batas

kawasan/wilayah, kerjasama teknis surveyor berlisensi dan

memelihara peta pendaftaran, daftar tanah, peta bidang tanah, surat

ukur, gambar ukur dan daftar-daftar lainnya di bidang pengukuran.

2) Subseksi Tematik dan Potensi Tanah.

Mempunyai tugas menyiapkan survey, pemetaan, pemeliharaan

dan pengembangan pemetaan tematik, survei potensi tanah,

31

Page 45: pendaftran tanah pertama kali

pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi dan pembinaan

pejabat penilai tanah.

c. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran mempunyai tugas

menyiapkan bahan dan melakukan penetapan hak dalam rangka

pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak tanah, pengadaan tanah,

perijinan, pendataan dan penertiban berkas tanah hak; pendaftaran,

peralihan, pembebanan hak atas tanah serta pembinaan Pejabat

Pembuat Akta Tanah (PPAT).

Dalam menyelenggarakan tugas, Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran

Tanah mempunyai fungsi :

1) pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah;

2) penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga dan tukar-

menukar, saran dan pertimbangan serta melakukan kegiatan

perijinan, saran dan pertimbangan usulan penetapan hak

pengelolaan tanah;

3) penyiapan telaah dan pelaksanaan pemberian rekomendasi

perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau

pendaftaran hak;

4) pengadministrasian atas tanah yang dikuasai da/atau milik Negara,

daerah bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan

hukum pemerintah;

32

Page 46: pendaftran tanah pertama kali

5) pendataan dan penertiban tanah bekas tanah hak;

6) pelaksanan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan

pertanahan;

7) pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak;

8) pelaksanaan peralihan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan

PPAT.

Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah terdiri dari :

1) Subseksi Penetapan Hak Tanah;

Mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pemerikasan, saran

dan pertimbangan mengenai penetapan Hak Milik, Hak Guna

Bangunan dan Hak Pakai, perpanjangan jangka waktu, pembaruan

hak, perijinan, peralihan hak atas tanah; penetapan

dan/rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang

pemasukan dan atau pendaftaran hak tanah perorangan.

2) Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah;

Mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran

dan pertimbangan mengenai penetapan hak milik dan hak pakai,

Hak Guna Bangunan dan hak pengelolaan bagi instansi

pemerintah, badan hukum pemerintah, perpanjangan jangka waktu,

pembaruan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah; rekomendasi

pelepasan dan tukar-menukar tanah pemerintah.

33

Page 47: pendaftran tanah pertama kali

3) Subseksi Pendaftaran Hak;

Mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pendaftaran hak atas

tanah, pengakuan dan penegasan konversi hak-hak lainnya, hak

milik atas satuan rumah susun, tanah hak pengelolaan, tanah

wakaf, data yuridis lainnya, data fisik bidang tanah, data

komputerisasi pelayanan pertanahan serta memelihara daftar buku

tanah, daftar nama, daftar hak atas tanah dan wakah serta daftar

lainnya di bidang pendaftaran tanah.

4) Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta

Tanah.

Mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan,

pembebanan hak atas hak tanah, pembebanan hak tanggungan dan

bimbingan PPAT serta sarana daftar isian di bidang pendaftaran

tanah.

d. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan

Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai tugas

menyiapkan bahan dan melakukan peñatagunaan tanah, landreform,

konsolidasi tanah, penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau

kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya.

Dalam menyelenggarakan tugas, seksi Pengaturan dan Penataan

Pertanahan mempunyai fungsi :

34

Page 48: pendaftran tanah pertama kali

1) Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah

dan penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan

wilayah tertentu lainnya, penetapan kriteria kesesuaian penggunaan

dan pemanfaatan tanah serta penguasaan dan pemilikan tanah

dalam rangka perwujudan fungsi kawasan/zoning, penyesuaian

penggunaan dan pemanfaatan tanah, penerbitan ijin perubahan

penggunaan tanah, penataan tanah bersama untuk peremajaan kota,

daerah bencana dan daerah bekas konflik serta pemukiman

kembali;

2) Penyusunan rencana persediaan, peruntukan, penggunaan dan

pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten/kota

dan kawasan lainnya;

3) Pemeliharaan basis data penatagunaan tanah kabupaten/kota dan

kawasan;

4) Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan

penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi

kawasan/zoning dan redistribusi tanah, pelaksanaan konsolidasi

tanah, pemberian tanah obyek landreform dan pemanfaatan tanah

bersama serta penertiban administrasi landreform;

5) Pengusulan penetapan atau penegasan tanah menjadi obyek

landreform;

6) Pengambilalihan dan/atau penerimaan penyerahan tanah-tanah

yang terkena ketentuan landreform;

35

Page 49: pendaftran tanah pertama kali

7) Penguasaan tanah-tanah obyek landreform;

8) Pemberian ijin peralihan hak atas tanah pertanian dan ijin

redistribusi tanah dengan luasan tertentu;

9) Penyiapan usulan penetapan surat keputusan redistribusi tanah dan

pengeluaran tanah dari obyek landreform;

10) Penyiapan usulan ganti kerugian tanah obyek landreform dan

penegasan obyek konsolidasi tanah;

11) Penyediaan tanah untuk pembangunan;

12) Pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan;

13) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan dokumentasi data

landreform.

Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan terdiri dari :

1) Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu;

Mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana

persediaan, peruntukan, pemeliharaan dan penggunaan tanah,

rencana penataan kawasan, pelaksanaan koordinasi, monitoring

dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan

pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan/zoning, penerbitan

pertimbangan teknis penatagunaan tanah, penetapan penggunaan

dan pemanfaatan tanah, serta melaksanakan pengumpulan dan

pengolahan dan pemeliharaan data tekstual dan spasial.

2) Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah

36

Page 50: pendaftran tanah pertama kali

Mempunyai tugas menyiapkan bahan usulan penetapan/penegasan

tanah menjadi obyek landreform, penguasaan tanah-tanah obyek

landreform; pemberian ijin peralihan hak atas tanah dan ijin

redistribusi tanah luasan tertentu; usulan penerbitan surat

keputusan redistribusi tanah, ganti kerugian, pemanfaatan tanah

bersama dan penertiban administrasi landreform serta fasilitasi

bantuan keuangan/permodalan, teknis dan pemasaran; usulan

penegasan obyek penataan tanah bersama untuk peremajaan

pemukiman kumuh, daerah bencana dan daerah bekas konflik serta

pemukiman kembali; penyediaan tanah dan pengelolaan

sumbangan tanah untuk pembangunan; pengembangan teknik dan

metode; promosi dan sosialisasi; pengorganisasian dan

pembimbingan masyarakat; kerja sama dan fasilitasi; pengelolaan

basis data dan informasi; monitoring dan evaluasi serta koordinasi

pelaksanaan konsolidasi tanah.

e. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai tugas

menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertanahan,

pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta

pemberdayaan masyarakat.

Dalam menyelenggarakan tugas, seksi Pengendalian dan

Pemberdayaan mempunyai fungsi :

37

Page 51: pendaftran tanah pertama kali

1) Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara,

tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat;

2) Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi pemenuhan hak dan

kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan dan evaluasi

penerapan kebijakan dan program pertanahan dan program

sektoral, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis;

3) Pengkoordinasian dalam rangka penyiapan rekomendasi,

pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan

dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah

negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis;

4) Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta

usulan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan

pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam

pengelolaan tanah negara serta penanganan tanah terlantar dan

tanah kritis;

5) Inventarisasi potensi masyarakat marjinal, asistensi dan

pembentukan kelompok masyarakat, fasilitas dan peningkatan

akses ke sumber produktif;

6) Peningkatan partisipasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat

dan mitra kerja teknis pertanahan dalam rangka pemberdayaan

masyarakat;

7) Pemanfaatan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis untuk

pembangunan;

38

Page 52: pendaftran tanah pertama kali

8) Pengelolaan basis data hak atas tanah, tanah negara, tanah terlantar,

dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat;

9) Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian

hubungan hukum atas tanah terlantar.

Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari :

1) Subseksi Pengendalian Pertanahan;

Mempunyai tugas menyiapkan pengelolaan basis data, dan

melakukan inventarisasi dan identifikasi, penyusunan saran tidak

dan langkah penanganan, serta menyiapkan bahan koordinasi

usulan penertiban dan pendayagunaan dalam rangka penegakan

hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah; pemantauan,

evaluasi, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program

pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara,

penanganan tanah terlantar dan tanah kritis.

2) Subseksi Pemberdayaan Masyarakat.

Mempunyai tugas menyiapkan bahan inventarisasi potensi,

asistensi, fasilitas dalam rangka penguatan penguasaan, dan

melaksanakan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga

masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengelolan pertanahan, serta

melakukan kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah

kabupaten/kota, lembaga keuangan dan dunia usaha, serta

bimbingan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.

39

Page 53: pendaftran tanah pertama kali

f. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara

Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara mempunyai tugas

menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa,

konflik dan perkara pertanahan.

Dalam menyelenggarakan tugas, Seksi Sengketa, Konflik dan

Perkara mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan;

2) Pengkajian masalah, sengketa dan konflik pertanahan;

3) Penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan

secara hukum dan non hukum, penanganan dan penyelesaian

perkara, pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa dan konflik

pertanahan melalui bentuk mediasi, fasilitas dan lainnya, usulan

dan rekomendasi pelaksanaan putusan-putusan lembaga peradilan

serta usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan

hukum antara orang, dan/atau badan hukum dengan tanah;

4) Pengkoordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara

pertanahan;

5) Pelaporan penanganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan

perkara pertanahan.

Seksi Konflik, sengketa dan Perkara terdiri dari :

1) Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan;

Mempunyai tugas menyiapkan pengkajian hukum sosial, budaya,

ekonomi dan politik terhadap sengketa dan konflik pertanahan,

40

Page 54: pendaftran tanah pertama kali

usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum

antara orang dan/atau badan hukum dengan tanah, pelaksanaan

alternatif penyelesaian sengketa melalui mediasi, fasilitasi, dan

koordinasi penanganan sengketa dan konflik.

2) Subseksi Perkara Pertanahan.

Mempunyai tugas menyiapkan penanganan dan penyelesaian

perkara, koordinasi penanganan perkara, usulan rekomendasi

pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang

dan/atau badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan

lembaga peradilan.

4. Proses Pendaftaran Tanah Pertama Kali Secara Sporadik Asal

Tanah Adat Atau Yasan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal.

Untuk Memperlancar dalam pemberian pelayanan pendaftaran tanah

Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal menyediakan loket-loket

pendaftaran tanah, adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

a. Loket I : Pelayanan informasi

b. Loket II : Pelayanan penerimaan berkas-berkas permohonan

pendaftaran hak atas tanah untuk proses pensertipikatan.

c. Loket III : Bendahara khusus penerima.

d. Loket IV : Pengambilan sertipikat.

41

Page 55: pendaftran tanah pertama kali

Dalam proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal

tanah adat atau yasan syarat-syarat yang harus dipenuhi pemohon adalah

sebagai berikut :

a. Bagi tanah bekas milik adat yang mempunyai surat tanda bukti

pemilikan

1) Asli tanda pemilikan tanah yang dimohon antara lain Petuk, Girik,

Ketitir, Pipil, Verponding Indonesia sebelum berlakunya UUPA

No. 5 Tahun 1960.

2) Surat tanda perolehan tanah tersebut didapat secara berurut (jual

beli, hibah, warisan).

3) Surat keterangan kepala desa atau lurah tentang riwayat tanah

tersebut.

4) Surat pernyataan tidak dalam sengketa dari pemilik.

5) Foto copy KTP pemohon (jual beli, warisan, hibah).

6) Pelunasan SPPT PBB terakhir

7) Bukti pelunasan bukti BPHTB apabila perolehan tanah setelah

tanggal 1 januari 1998.

8) Bukti pelunasan PPH.

b. Bagi tanah bekas milik adat yang tidak mempunyai surat tanda bukti

pemilikan

1) Surat pernyataan bahwa pemohon telah menguasai secara nyata

tanah yang bersangkutan selama 20 tahun atau lebih secara

berturut-turut atau telah memperoleh pengawasan dari pihak-pihak

42

Page 56: pendaftran tanah pertama kali

yang telah menguasainya sehingga waktu penguasaan pemohon

dan pendahulunya tersebut berjumlah 20 tahun atau lebih.

2) Surat perolehan tanah.

3) Surat pernyataan bahwa penguasaan tanah itu telah dilakukan

dengan itikad baik.

4) Surat pernyataan bahwa penguasaan tanah itu tidak pernah

diganggu gugat diakui dan dibenarkan oleh masyarakat hukum adat

atau desa atau kelurahan yang bersangkutan.

5) Surat pernyataan bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa.

6) Surat pernyataan, apabila pernyataan tersebut memuat hal-hal yang

tidak sesuai dengan kenyataan, penandatanganan bersedia dituntut

dimuka hakim secara pidana maupun perdata apabila memberikan

keterangan palsu.

7) Surat keteranagan dari kepala desa atau lurah dan sekurang

kurangnya dua orrang saksi yang kesaksianya dapat dipercaya,

karena fungsinya sebagai ketua adat setempat atau penduduk yang

sudah lama bertempat tinggal didesa atau lurah letak tanah yang

bersangkutan, dan tidak mempunyai hubungan keluarga dengan

pemohon sampai derajat kedua baik dalam keberatan fertikal

maupun horizontal.

8) Foto copy pemohon.

9) Bukti pelunasan SPPT PBB terakhir.

43

Page 57: pendaftran tanah pertama kali

10) Bukti pelunasan BPHTB, apabila perolehan tanah setelah tanggal 1

januari 1998

11) Bukti pelunasan PPH

Adapun proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik asal

tanah adat atau yasan.

a. Pemohon mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten kendal melalui loket dengan mengisi formulir penegasan

atau pengakuan hak.

b. Membayar biaya pengukuran, pemetaan dan pemeriksaan tanah(biaya

terdapat dilampiran).

c. Pemeriksaan data fisik meliputi penetapan dan pemasangan tanda

batas, pengukuran dan pemetaan oleh petugas yang ditunjuk.

d. Penelitian data yuridis bidang tanah, apabila bukti-bukti tertulis tidak

lengkap maka penelitian dilanjutkan oleh Panitia ”A” yang bertugas :

e. Daftar data yuridis dan data fisik bidang tanah dan peta bidang tanah

yang bersangkutan diumumkan di Kantor Pertanahan dan kantor desa

atau kelurahan letak letak tanah selama 60 hari berturut-turut.

f. Setelah jangka waktu pengumuman berakhir dan tidak ada pihak yang

mengajukan keberatan terhadap isi pengumuman maka data fisik dan

data yuridis yang diumumkan tersebut disahkan oleh kepala kantor

pertanahan dalam suatu berita acara.

g. Pelanjutnya dilakukan pendaftaran pembukuan hak atas tanah yang

bersangkutan, lalu menerbitkan sertipikat hak milik tanah tersebut.

44

Page 58: pendaftran tanah pertama kali

Alur dalam proses pendaftaran tanah pertama kali secara sporadaik asal

tanah adat atau yasan.

PEMOHON

APARAT DESA

RAPAT PANITIA ‘A’( DI 201 )

LOKET 1 PENDAFTARAN LOKET 3 BENDAHARA

PENGUKURAN BID TANAH dan

PEMBUATAN SU dan GU

PEBNELITIAN dan PENGOLAHAN DATA

YURIDIS

PENYE AHAN SERTIPIKAT

SANGGAHAN

PENGONSEPAN, PENGETIKAN, PENJILITAN, KOREKSI PARAF KASI HT dan PT TANDA

TANAGAN KEPALA KANTOR ( DI 307 dan DI 208 )

PENERBITAN SERTIPIKAT

PENGUMUMAN

45

Page 59: pendaftran tanah pertama kali

Tabel.1 Jumlah permohonan hak

Kantor pertanahan kabupaten kendal tahun 2006

No Bulan Permohonan Penyelesaian

pekerjaan

Sisa pekerjaan

bulan ini

1.

2.

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Januari

Februari

Maret

Aprel

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Jumlah

45

41

47

42

47

38

37

43

49

32

40

49

510

42

39

44

40

45

32

35

41

45

28

38

46

475

3

2

3

2

2

6

2

2

4

5

2

3

36

(sumber Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal 2006)

Untuk jumlah permohonan pendaftaran tanah pertama kali secara sporadik

asal tanah adat atau yasan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal pada tahun

2006 adalah 510 bidang dengan jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan

sebanyak 475 bidang. Jumlah permohonan terbanyak pada tahun 2006 adalah

bulan desember dengan jumlah 49 bidang

46

Page 60: pendaftran tanah pertama kali

B. PEMBAHASAN

1. Proses Pendaftaran Tanah Pertama Kali Secara Sporadik Asal

Tanah Adat Atau Yasan Di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal

Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan, dan teratur meliputi

pengumpulan, pengolahan, pembukuan, penyajian, serta pemeliharaan data

fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-

bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda

bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah haknya dan hak milik

atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.

Pendaftaran tanah ini memiliki tujuan yaitu :

a. Memberikan Kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada

pemilik hak atas tanah dan hak-hak lain yang terdaftar.

b. Menyediakan informasi atas bidang tanah satuan rumah susun dan

bidang-bidang tanah yang terdaftar.

c. Terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Pendaftaran tanah dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan, kecuali

kegiatan-kegiatan tertentu yang oleh peraturan pemerintah ini atau

perundang-undangan yang bersangkutan ditugaskan kepada pejabat lain.

Dalam melaksanakan pendaftaran tanah Kepala Kantor Pertanahan dibantu

oleh pejabat pembuat akte tanah (PPAT) dan pejabat lain yang ditugaskan

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu menurut peraturan

Pemerintah ini dan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.

47

Page 61: pendaftran tanah pertama kali

a. Syarat-Syarat Proses Pendaftaran Tanah Pertama Kali Secara

Sporadik Asal Tanah Adat atau Yasan di Kantor Pertanahan

Kabupaten Kendal

Dalam mengajukan permohonan pendaftaran tanah pertama kali

secara sporadik asal tanah adat atau yasan syarat-syarat yang harus

dipenuhi oleh pemohon adalah sebagai berikut menurut Peraturan

Menteri Negara Agraria nomor 3 tahun 1997 standar prosedur operasi

pengaturan dan pelayanan (SPOPP) :

1) Bagi tanah bekas milik adat yang mempunyai surat tanda bukti

pemilikan

a) Asli tanda pemilikan tanah yang dimohon antara lain Petuk,

Girik, Ketitir, Pipil, Verponding Indonesia sebelum berlakunya

UUPA No. 5 Tahun 1960.

b) Surat tanda perolehan tanah tersebut didapat secara berurut

(jual beli, hibah, warisan).

c) Surat keterangan kepala desa atau lurah tentang riwayat tanah

tersebut.

d) Surat pernyataan tidak dalam sengketa dari pemilik.

e) Foto copy KTP pemohon (jual beli, warisan, hibah).

f) Pelunasan SPPT PBB terakhir

g) Bukti pelunasan bukti BPHTB apabila perolehan tanah setelah

tanggal 1 januari 1998.

h) Bukti pelunasan PPH.

48

Page 62: pendaftran tanah pertama kali

2) Bagi tanah bekas milik adat yang tidak mempunyai surat tanda

bukti pemilikan

a) Surat pernyataan bahwa pemohon telah menguasai secara nyata

tanah yang bersangkutan selama 20 tahan atau lebih secara

berturut-turut atau telah memperoleh pengawasan dari pihak-

pihak yang telah menguasainya sehingga waktu penguasaan

pemohon dan pendahulunya tersebut berjumlah 20 tahun atau

lebih.

b) Surat perolehan tanah.

c) Surat pernyataan bahwa penguasaan tanah itu telah dilakukan

dengan itikad baik.

d) Surat pernyataan bahwa penguasaan tanah itu tidak pernah

diganggu gugat diakui dan dibenarkan oleh masyarakat hukum

adat atau desa atau kelurahan yang bersangkutan.

e) Surat pernyataan bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa.

f) Surat pernyataan, apabila pernyataan tersebut memuat hal-hal

yang tidak sesuai dengan kenyataan, penandatanganan bersedia

dituntut dimuka hakim secara pidana maupun perdata apabila

memberikan keterangan palsu.

g) Surat keteranagan dari kepala desa atau lurah dan sekurang

kurangnya dua orrang saksi yang kesaksianya dapat dipercaya,

karena fungsinya sebagai ketua adat setempat atau penduduk

yang sudah lama bertempat tinggal didesa atau lurah letak

49

Page 63: pendaftran tanah pertama kali

tanah yang bersangkutan, dan tidak mempunyai hubungan

keluarga dengan pemohon sampai derajat kedua baik dalam

keberatan fertikal maupun horizontal.

h) Foto copy pemohon.

i) Bukti pelunasan SPPT PBB terakhir.

j) Bukti pelunasan BPHTB, apabila perolehan tanah setelah

tanggal 1 januari 1998

k) Bukti pelunasan PPH

b. Proses Pendaftaran Tanah Pertama Kali

1) Pengumpulan data dan pengolahan data fisik.

Untuk keperluan pengumpulan dan pengelolaan data fisik perlu

dilakukan pengukuran dan pemetaan agar dapat diketahui letak,

batas dan luas tanah tersebut. Kegiatan pengukuran dan pemetaan

meliputi :

a) Pembuatan peta dasar pendaftaran

(1) Di wilayah-wilayah yang belum ditunjuk sebagai wilayah

pendaftaran tanah secara sistematik oleh Badan Pertanahan

Nasional diusahakan tersedianya peta dasar pendaftaran

untuk keperluan pendaftaran tanah secara sporadik.

(2) Untuk keperluan pembuatan Peta Dasar Pendaftaran Badan

Pertanahan Nasional menyelenggarakan pemasangan,

pengukuran, pemetaan dan pemetaan, pemeliharaan titik

dasar teknikdisetiap Kabupaten atau Kota..

50

Page 64: pendaftran tanah pertama kali

(3) Pengukuran untuk pembuatan peta dasar pendaftaran

sebagaimana dimaksud diatas diikatkan dengan titik dasar

teknik sebagai dasar kerangkanya.

(4) Jika disuatu daerah tidak ada atau belum ada titik dasar

teknik sebagaimana dimaksud di atas, dalam melaksanakan

pengukuran untuk pembuatan Peta Dasar Pendaftaran dapat

digunakan titik dasar teknik lokal yang bersifat sementara,

yang kemudian diikatkan menjadi titik dasar teknik

nasional.

(5) Peta Dasar Pendaftaran menjadi dasar untuk pembuatan

Peta Pendaftaran.

b) Penetapan batas-batas bidang tanah

(1) Untuk memperoleh data yang diperlukan bagi pendaftaran

tanah, bidang-bidang tanah yang akan dipetakan diukur

setelah ditetapkan tanda batas disetiap sudut bidang tanah

yang bersangkutan.

(2) Dalam penetapan batas-batas bidang tanah pada

pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah

secara sporadik diupayakan penataan batas berdasarkan

kesepakatan para pihak yang berkepentingan.

(3) Penempatan tanda-tanda batas termasuk pemeliharaannya,

wajib dilakukan oleh pemegang hak atas tanh yang

bersangkutan.

51

Page 65: pendaftran tanah pertama kali

(4) Bentuk ukuran dan teknis penempatan tanda batas

ditetapkan oleh mentri.

(5) Penetapan batas bidang tanah yang sudah dipunyai dengan

suatu hak yang belum terdaftar atau yang sudah terdaftar

tetapi belum ada surat ukur atau gambar situasinya atau

surat ukur dan gambar situasinya tidak sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya dilakukan oleh Panitia Ajudikasi

dalam pendaftaran tanah secara sistematik, atau oleh

Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara

sporadik. Berdasarkan penunjukan batas oleh pemegang

hak atas tanah yang bersangkutan dan sedapat mungkin

disetujui oleh para pemegang hak atas tanah yang

berbatasan, persetujuannya dituangkan dalam suatu berita

acara yang ditandatangani oleh mereka yang memberikan

persetujuan. Bentuk berita acara ditetapkan oleh mentri.

(6) Jika dalam penetapan batas bidang tanah tidak diperoleh

kesepakatan antara pemegang hak atas tanah dengan yang

berbatasan, pengukuran bidang tanahnya diupayakan untuk

sementara dilakukan berdasarkan batas-batas menurut

kenyataannya merupakan batas-batas bidang tanah yang

bersangkutan.

(7) Jika dalam waktu yang telah ditentukan pemegang hak atas

tanah yang bersangkutan atau yang berbatasan tidak hadir

52

Page 66: pendaftran tanah pertama kali

setelah dilakukan pemanggilan, pengukuran bidang

tanahnya untuk sementara dilakukan sesuai dengan

ketentuan diatas.

(8) Dalam gambar ukur sebagai hasil pengukuran sementara

dibubuhkan catatan atau tanda yang menunjukkan bahwa

batas-batas bidang tanah tersebut baru yang merupakan

batas-batas sementara.

(9) Dalam hal telah diperoleh kesepakatan melalui musyawarah

mengenai batas-batas yang dimaksudkan atau diperoleh

kepastiannya berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap, diadakan penyesuaian

terhadap data yang ada peta pendaftaran yang

bersangkutan.

c) Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan

peta pendaftaran.

(1) Bidang-bidang tanah yang sudah ditetapkan batas-batasnya

diukur dan selanjutnya dipetakan dalam peta dasar

pendaftaran.

(2) Jika dalam wilayah pendaftaran tanah secara sporadik yang

belum ada peta pendaftaran, dapat digunakan peta lain

sepanjang peta tersebut memenuhi syarat untuk pembuatan

Peta Dasar Pendaftaran.

53

Page 67: pendaftran tanah pertama kali

(3) Jika dalam wilayah tersebut belum tersedia Peta Dasar

Pendaftaran maupun peta lainnya, pembuatan Peta Dasar

Pendaftaran dilakukan bersama dengan pengukuran dan

pemetaan bidang tanah yang bersangkutan.

(4) Keterangan lebih lanjut mengenai pengukuran dan

pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan Peta Dasar

Pendaftaran ditetapkan oleh menteri.

d) Pembuatan daftar tanah

(1) Bidang-bidang tanah yang sudah ditetapkan atau

dibubuhkan nomor pendaftarannya pada peta pendaftaran

dibukukan dalam daftar tanah.

(2) Bentuk, isi, cara pengisian, penyimpanan dan pemeliharaan

surat ukur ditetapkan oleh menteri.

e) Pembuatan surat ukur.

(1) Bagi bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan Hak Milik,

Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak

Pengelolaan dan Tanah Wakaf yang sudah diukur serta

dipetakan dalam peta pendaftaran, dibuatkan surat ukur

untuk keperluan pendaftaran haknya.

(2) Untuk wilayah-wilayah pendaftaran tanah secara sporadik

yang belum tersedia peta pendaftaran, surat ukur dibuat dari

hasil pengukuran

(3) Bentuk, isi, cara pengisian, penyimpanan dan pemeliharaan

surat ukur ditetapkan oleh mentri.

54

Page 68: pendaftran tanah pertama kali

2) Pembuktian Hak dan Pembukuannya

Pembuktian hak meliputi hak baru dan pembuktian hak lama.

a) Pembuktian Hak Baru

Untuk keperluan pendaftaran hak diperlukan :

(1) Hak atas tanah baru dibuktikan dengan :

(a) Penetapan pemberian hak dari pejabat yang berwenang

memberikan hak yang bersangkutan menurut yang

berlaku apabila pemberian hak tersebut berasal dari

tanah negara.

(b) Asli akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut

oleh pemegang hak milik kepada penerima hak yang

bersangkutan apabila mengenai hak guna bangunan

dan hak pakai atas tanah hak milik.

(2) Hak Pengelolaan dibuktikan dengan penetapan pemberian

Hak Pengelolaan oleh pejabat yang berwenang.

(3) Tanah Wakaf dibuktikan dengan Akta Ikrar Wakaf.

(4) Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun dibuktikan dengan

Akta Pemisahan.

(5) Pemberian Hak Tanggungan dibuktikan dengan Akta

Pemberian Hak Tanggungan.

b) Pembuktian Hak Lama.

(1) Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang

berasal dari konversi hak-hak lama dibuktikan dengan alat

55

Page 69: pendaftran tanah pertama kali

bukti mengenai adanya hak tersebut berupa bukti-bukti

tertulis, keterangan saksi dan atau pernyataan yang

bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh Panitia

Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau

Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara

sporadik, dianggap cukup untuk mendaftarkan hak,

pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang membebaninya.

(2) Dalam hal tidak lagi tersedianya secara lengkap alat-alat

pembuktian sebagaimana dimaksud di atas pembukuan hak

dapat dilakukan berdasarkan penguasaan fisik bidang tanah

yang bersangkutan selama 20 tahun atau lebih secara

berturut-turut oleh pemohon pendaftaran tanah dan

pendahulu-pendahulunya dengan syarat yaitu :

(a) Penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan

secara terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang

berhak atas tanah, serta diperkuat oleh kesaksian orang

yang dapat dipercaya.

(b) Penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama

pengumuman tidak dipermasalahkan oleh masyarakat

hukum adat atau desa atau kelurahan yang bersangkutan

ataupun pihak lainnya.

(3) Dalam rangka menilai kebenaran alat bukti dilakukan

pengumpulan dan penelitian data yuridis mengenai bidang

56

Page 70: pendaftran tanah pertama kali

tanah yang bersangkutan oleh Panitia Ajudikasi dalam

pendaftaran tanah secara sistematik atau Kepala Kantor

Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik.

(4) Hasil penelitian alat bukti dituangkan dalam daftar isian

yang ditetapkan oleh mentri.

(5) Daftar isian beserta peta bidang atau bidang-bidang tanah

yang bersangkutan sebagai hasil pengukuran diumumkan

selama 30 hari dalam pendaftaran tanah secara sistematik

atau 60 hari dalam pendaftaran tanah secara sporadik, hal

ini dilakukan untuk memberi kesempatan kepada pihak

yang berkepentingan mengajukan keberatan.

(6) Pengumuman dilakukan di Kantor Panitia ajudikasi dan

Kantor Kepala Desa atau Kelurahan letak tanah yang

bersangkutan dalam pendaftaran tanah secara sporadik seta

di tempat lain yang dianggap perlu.

(7) Selain pengumuman dalam hal pendaftaran tanah secara

sporadik dilakukan secara individual, pengumuman juga

dapat dilakukan melalui media massa.

(8) Jika dalam jangka waktu pengumuman ada yang

mengajukan keberatan mengenai data fisik dan atau data

yuridis yang diumumkan, oleh Panitia Ajudikasi untuk

pendaftaran tanah secara sistematik atau Kepala Kantor

Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik

57

Page 71: pendaftran tanah pertama kali

mengusakan agar secepatnya keberatan yang diajukan

diselesaikan dengan musyawarah untu mufakat.

(9) Jika usaha penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat

membawa hasil maka dibuatkan berita acara penyelesaian

dan jika penyelesaian yang dimaksud mengakibatkan

perubahan pada apa yang diumumkan, perubahan tersebut

diadakan pada peta bidang-bidang tanah dan atau daftar

isian yang bersangkutan

(10) Jika usaha penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat

tidak membawa hasil, Ketua Panitia Ajudikasi dalam

pendaftaran tanah secara sistematik dan Kepala Kantor

Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik

memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang

mengajukan keberatan agar mengajukan gugatan mengenai

data fisik dan atau data yuridis yang disengketakan di

pengadilan.

(11) Setelah jangka waktu pengumuman berakhir, data fisik dan

data yuridis yang diumumkan tersebut oleh Ketua Panitia

Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik dan

Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara

sporadik disahkan dengan suatau berita acara yang mana

bentuknya ditetapkan oleh mentri.

58

Page 72: pendaftran tanah pertama kali

(12) Jika setelah berakhirnya jangka waktu pengumuman masih

ada kekuranglengkapan data fisik dan atau data yuridis

yang bersangkutan atau masih ada keberatan yang belum

diselesaikan, pengesahan dilakukan dengan catatan

mengenai hal-hal yang belum lengkap dan atau keberatan

yang belum diselesaikan.

(13) Berita Acara Pengesahan menjadi dasar untuk :

(a) Pembukuan hak atas tanah yang bersangkutan dalam

buku tanah

(b) Pengakuan hak atas tanah

(c) Pemberian hak atas tanah

c) Pembukuan Hak

Pembukuan Hak merupakan kegiatan membukukan atau

mencatat hak-hak atas tanah antara lain :

(1) Hak Atas Tanah, Hak Pengelolaan, Tanah Wakaf, Hak Milik

Atas Satuan Rumah Susun didaftar dengan membukukannya

dalam buku tanah yang memuat data yuridis dan data fisik

bidang tanah yang bersangkutan dan sepanjang ada surat

ukurnya dicatat pula dalam surat ukur tersebut.

(2) Pembukuan dalam buku tanah serta pencatatannya dalam

surat ukur merupakan bukti bahwa hak yang bersangkutan

beserta pemegang haknya dan bidang tanahnya yang

59

Page 73: pendaftran tanah pertama kali

diuraikan dalam surat ukur secara hukum telah didaftar

menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997.

(3) Pembukuan hak dilakukan berdasarkan alat bukti dan berita

acara pengesahan.

(4) Atas dasar alat bukti dan berita acara pengesahan hak atas

tanah bidang tanah :

(a) Yang data fisik dan data yuridisnya sudah lengkap dan

tidak ada yang disengketakan, dilakukan dalam

pembukuannya dalam buku tanah.

(b) Yang data fisik atau data yuridisnya belum lengkap

dilakukan pembukuannya dalam buku tanah dengan

catatan mengenai hal-hal yang belum lengkap.

(c) Yang data fisik dan atau data yuridisnya disengketakan

tetapi tidak diajukan gugatan ke pengadilan dilakukan

pembukuannya dalam buku tanah dengan catatan

mengenai adanya sengketa tersebut dan kepada pihak

yang berkeberatan diberitahukan oleh Ketua Panitia

Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik dan

Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah

secara sporadik untuk mengajukan gugatan ke pengadilan

mengenai data yang disengketakan dalam waktu 60 hari

dalam pendaftaran tanah secara sistematik dan 90 hari

untuk pendaftaran tanah secara sporadik dihitung sejak

disampaikannya permberitahuan tersebut.

60

Page 74: pendaftran tanah pertama kali

(d) Yang data fisik dan atau data yuridisnya disengketakan

dan diajukan gugatan ke pengadilan tetapi tidak ada

perintah dari pengadilan untuk status quo dan tidak ada

putusan penyitaan dari pengadilan, dilakukan

pembukuannya dalam buku tanah dengan catatan

mengenai adanya sengketa tersebut serta hal-hal yang

disengketakan.

(e) Yang data fisik dan atau data yuridisnya disengketakan

dan diajukan ke pengadilan serta ada perintah untuk

status quo dan putusan penyitaan dari pengadilan,

dibukukan dalam buku tanah dengan mengosongkan

nama pemegang haknya dalam hal-hal lain yang

disengketakan serta mencatat didalamnya adanya sita atau

perintah status quo tersebut.

(f) Telah diperoleh penyelesaian secara damai antara pihak-

pihak yang bersengketa.

(g) Diperoleh putusan pengadilan mengenai sengketa yang

bersangkutan yang telah memperoleh kekuatan hukum

tetap dan pencabutan sita atau status quo dari pengadilan.

3) Penerbitan Sertipikat

a) Sertipikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang

bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang

telah didaftar dalam buku tanah.

61

Page 75: pendaftran tanah pertama kali

b) Sertipikat hanya boleh diserahkan kepada pihak yang namanya

tercantum dalam buku tanah yang bersangkutan sebagai

pemegang hak atau kepada pihak lain yang diberi kuasa.

c) Mengenai Hak Atas Tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah

Susun kepunyaan bersama beberapa orang atau Badan Hukum

diterbitkan satu sertipikat, yang diterimakan kepada salah satu

pemegang hak bersama atas penunjukan tertulis para pemegang

hak bersama yang lain.

d) Mengenai Hak Atas Tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah

Susun kepunyaan bersama dapat diterbitkan sertipikat sebanyak

jumlah pemegang hak bersama untuk diberikan kepada tiap

pemegang hak bersama yang bersangkutan, yang memuat nama

serta besarnya bagian masing-masing dari hak besama tersebut.

e) Bentuk, isi, cara pengisian dan penandatanganan sertipikat

ditetapkan oleh mentri.

4) Penyajian Data Fisik dan Data Yuridis

a) Dalam rangka penyajian data fisikidan data yuridis, Kantor

Pertanahan yang menyelenggarakan tata usaha pendaftaran

tanah dalam daftara umum yang terdiri dari Peta Pendaftaran.

Daftar Tanah, Surat Ukur, Buku Tanah dan Daftar Nama.

b) Bentuk, cara pengisian, penyimpanan, pemeliharaan dan

penggantia Peta Pendaftaran, Daftar Tanah, Surat Ukur, Buku

Tanah dan daftar Nama ditetapkan oleh menteri.

62

Page 76: pendaftran tanah pertama kali

c) Setiap orang berkepentingan berhak mengetahui data fisik dan

data yuridis yang tersimpan dalam Peta Pendaftaran, Daftar

Tanah, Surat Ukur dan Buku Tanah.

d) Data fisik dan data yuridis yang tercantum dalam daftar nama

hanya terbuka bagi instansi pemerintah tertentu untuk

keperluan pelaksanaan tugasnya.

e) Persyaratan dana tata cara untuk memperoleh keterangan

mengenai data ditetapkan oleh mentri.

5) Penyimpanan Daftar Umum dan Dokumen

a) Dokumen-dokumen yang merupakan alat pembuktian yang

telah digunakan sebagai dasar pendaftaran diberi tanda

pengenal dan disimpan di Kantor Pertanahan setempat atau

ditempat lain yang ditetapkan oleh mentri, sebagai bagian yang

tak terpisahkan dari daftar umum.

b) Peta Pendaftaran, Daftar Tanah, Surat Ukur, Buku Tanah,

Daftar Nama dan Dokumen-dokumen harus tetap berada di

Kantor Pertanahan setempat atau ditempat lain yang ditetapkan

oleh mentri.

c) Dengan izin tertulis dari mentri atau pejabat yang ditunjuk

dapat diberikan salinan dokumen kepada instansi lain yang

memerlukan untuk pelaksanaan tugasnya.

d) Atas perintah pengadilan yang sedang mengadili suatu perkara,

asli dokumen dibawa oleh Kepala Kantor Pertanahan setempat

63

Page 77: pendaftran tanah pertama kali

atau pejabat yang ditunjuk ke sidang pengadilan tersebut untuk

diperlihatkan kepada Majelis Hakim dan para pihak yang

bersangkutan.

e) Secara bertahap data pendaftaran tanah disimpan dan disajikan

dengan menggunakan peralatan elektronik dan mikro film.

f) Rekaman dokumen yang dihasilkan alat elektronik dan mikro

film mempunyai kekuatan pembuktian sesudah ditandatangani

dan dibubuhi cap dinas dari Kantor Pertanahan setempat.

g) Bentuk, cara penyimpanan, penyajian dan penghapusan

dokumen-dokumen, demikian juga cara penyimpanan dan

penyajian data pendaftaran tanah dengan alat elektronik dan

mikro film ditetapkan oleh menteri.

2. Hambatan-hambatan dan Cara Penanganannya Dalam Proses

Pendaftaran Tanah Pertama Kali Secara Sporadik Asal Tanah Adat

atau Yasan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal.

Dalam rangka pelaksanaan pendaftaran tanah secara sporadik

terdapat kendala-kendala, antara lain :

a. Berkas permohonan yang tidak lengkap

Untuk mengatur masalah permohonan yang tidak lengkap, maka

Kantor Pertanahan perlu mengkaji ulang berkas permohonannya

barang kali ada berkas yang terselip. Jika memang berkasnya kurang

pemohon diberitahu secepatnya bahwa berkasnya kurang dan harus

segera melengkapinya, supaya pemrosesan dapat segera dilaksanakan

64

Page 78: pendaftran tanah pertama kali

b. Biaya pendaftaran tanah yang cukup besar

Dalam pelaksanaan pendaftaran tanah secara sporadik biaya

merupakan faktor yang penting. Karena proses pendaftarannya

dibiayai sendiri. Apabila pemohon tidak mampu membayar, Mentri

atau pejabat yang ditunjuk dapat membebankan pemohon dari

sebagian atau seluruh biaya jika pemohon dapat membuktikan dirinya

tidak mampu membayar dalam kegiatan pendaftaran tersebut. Biaya

yang harus ditanggung oleh pemohon cukup besar karena dalam

penguasaan permohonan pendaftaran tanah tersebut diserahkan kepada

pihak ketiga melainkan bukan pihak pemilik tanah yang bersangkutan.

Hal ini yang menyebabkan masyarakat enggan untuk mengurus sendiri

permohonan pendaftaran tanah tersebut.

c. Terdapat sanggahan dari pihak ketiga

Jangka waktu pengumuman yang diberikan adalah 60 hari untuk

memberi kesempatan pihak lain untuk mengajukan keberatan. Apabila

dalam jangka waktu tersebut timbul sanggahan atau keberatan dari

pihak lain maka pihak yang mengajukan keberatan dapat mengajukan

gugatan kemuka pengadilan atau diadakan musyawarah untuk mufakat

agar diperoleh jalan keluar yang terbaik.

d. Penunjukan batas yang tidak jelas.

Untuk penunjukan batas yang tidak jelas, maka pemegang hak

atas tanah yang bersangkutan dan pemegang hak atas tanah yang

berbatasan harus dipertemukan untuk memperoleh keterangan yang

benar dan jelas dari kedua belah pihak.

65

Page 79: pendaftran tanah pertama kali

BAB V

PENUTUP

Pada bab terakhir ini yaitu penutup, penulis akan mengemukakan kembali

hal-hal pokok yang perlu diketahui dari bab-bab sebelumnya dalam bentuk

kesimpulan. Selain itu juga memuat tentang saran-saran yang perlu diusulkan

sebagai bahan masukan bagi Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal dan bagi

masyarakat setempat.

A. Simpulan

1. Pelaksanaan pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal

sudah berjalan cukup baik sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang

berlaku yaitu Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 1997 Jo Peraturan

Mentri Negara Agraria atau Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 3

tahun 1997 tentang ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 24

tahun 1997.

2. Hambatan yang dihadapi

a. Hambatan yang dihadapi pada proses pendaftaran tanah pertama kali

secara sporadik asal tanah adat atau yasan, diantaranya adalah berkas

permohonan tidak lengkap, biaya pendaftaran yang cukup besar,

terdapat sanggahan dari pihak ke 3(tiga), dan penunjukan batas yang

tidak jelas.

66

Page 80: pendaftran tanah pertama kali

b. Adapun hambatan dari pihak Kantor Pertanahan yaitu mengenai

masalah jumlah tenaga kerja yang terbatas, beban pekerjaan yang

banyak dan kurangnya sarana dan prasarana yang memadai.

B. Saran

1. Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal agar lebih meningkatkan pelayanan

pendaftaran tanah ini disebabkan karena semakin banyaknya masyarakat

yang sadar atau peduli untuk mendaftarkan tanahnya guna mendapat

kepastian hukum atas tanah yang dimilikinya.

2. a. Mengatasi hambatan yang ada, khususnya bagi masyarakat yaitu

dalam proses pendafaran tanah pertama kali secara sporadik asal tanah

adat atau yasan, mengenai biaya pendaftaran tanah yang cukup besar,

pemerintah harus mengadakan pendaftaran tanah secara sistematik

yang mana kegiatan ini akan meringankan masyarakat yang tidak

sanggup dalam membiayai pensertipikatan tanahnya.

b. Untuk kelancaran dalam kinerja pada Kantor Pertanahan Kabupaten

Kendal sebaiknya tenaga kerja ditambah dan penyediaan sarana

prasarana yang dibutuhkan agar kinerja tidak terhambat.

67

Page 81: pendaftran tanah pertama kali

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian Suatu Praktik . Jakarta : Rineka Cipta.

Harsono, Boedi. 2003. Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya. Jakarta : Djambatan.

Harsono, Boedi. 2004. Hukum Agraria Indonesia Himpunan Peraturan Hukum Tanah Indonesia. Jakarta : Djambatan.

Miles, B. Mattew dan Huberman A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia.

Supriadi. 2006. Hukum Agraria. Jakarta : Sinar Grafika.

Sugiyono, SH, 1992.2005. memahami penelitian kualitatif. Bandung :Alfabeta

Wignjodipuro Surojo, 1983. Pengantar dan asas-asas hokum adat. Jakarta : PT Gunnung agung

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Peraturan Pelaksana PP Nomor 24 tahun 1997

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2006 tentang Uraian Tugas Sub Bagian dan Seksi pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional di Propinsi dan Uraian Tugas Sub Bagian Seksi dan Urusan Serta Sub Seksi pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya.

Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Pokok-pokok Agraria.

68