Penda Hulu An
-
Upload
anida-futri -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
description
Transcript of Penda Hulu An
PENDAHULUAN1. Latar Belakang
2. Arti dan Tujuan
3. Kedudukan Teknologi benih
4. Perkembangan Perbenihan
1. Global
2. Indonesia
LATAR BELAKANG
MENGAPA PERLU? PERTAMBAHAN PENDUDUK PRODUKSI VS KONSUMSI PRODUKSI BENIH PERLU PENANGAN
PESIAPAN DAN ATAU PERENCANAAN PENGAWASAN (MONEV) PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN UJI BENIH SERTIFIKASI
ARTI TEKNOLOGI BENIH Ilmu pengetahuan tentang: metode perbaiki sifat genetis dan
fisik benih: Pengembangan varietas (pemuliaan tanaman) Penilaian dan pelepasan varietas (pemuliaan tanaman) Produksi benih (agronomi) Pengolahan benih (agronomi) Penyimpanan benih Pengujian benih, serta Serifikasi benih
TUJUAN MENDAPATKAN BENIH BERKUALITAS
KEBENARAN VARIETAS DAYA HASIL (PRODUKTIVITAS) TINGGI TAHAN/TOLERAN THD OPT
PROSENTASE BERKECAMBAH KEKUATAN TUMBUH PROSENTASE BIJI RERUMPUTAN RENDAH BEBAS DARI OPT PROSESNTASE KOTORAN RENDAH
KEDUDUKAN TEKNOLOGI BENIH
SANGAT STRATEGIS
PERKEMBANGAN PERBENIHAN Amerika Serikat
Bisnis benih telah begitu kuat? Iklim bisnis swasta sangat kondusif Perlindungan HaKI sangat efektif----partisipasi swasta
meningkat Pengendalian mutu efektif
Truth in labelling Sertifikasi benih Akreditasi Lab dan Analis Jaminan mutu berdasarkan permintaan pembeli
PERKEMBANGAN PERBENIHAN Jepang mampu menembus pasar USA
Turnover ekspor = $ 105 juta/th Ekspor ke America = $ 13 -14 juta/th Produksi Benih
Perusahaan besar Perusahaan Kecil (Koperasi petani, tanpa R&D)
Lemlit pemerintah secara efektif melayani kebutuhan benih sumber bagi perusahaan kecil
Pengendalian mutu Inspeksi label selama pemasaran Pengujian mutu benih Berpartisipasi benih dalan aktivitas ISTA
PERKEMBANGAN PERBENIHAN Thailand
Menembus pasar Amerika = $ 4.0 – 4.6 jt/th Nucleous program benih:
23 seed centers telah dibangun pemerintah Inspeksi lapang dan pengujian mutu dilakukan
pemerintah Peningkatan kinerja seed centers melalui penerapan IS
standar
PERKEMBANGAN PERBENIHAN Indonesia
Ekspor benih ke Amerika: $ 0.2 – 0.3 jt/th Permintaan cukup besar, produksi masih terbatas, impor (benih
hortikultura) masih besar Perlindungan HaKI belum efektif, shg belum mampu mendorong
investasi swasta dalam R&D Beberapa peraturan terlalu ketat (Sertifikasi Benih) Jaminan mutu masih belum memadai
Data 1997 1998 2000 2002 2004
Luas Panen (juta ha)11.14 11.73 11.79 11.52 11.91
Produktivitas (kw/ha)44.32 41.97 44.01 44.69 45.40
Produksi GKG (juta ton)49.37 49.24 51.90 51.49 54.06
Impor Beras (juta ton)0.35 2.89 1.35 0.43 0.16*
Ekspor Beras(ton)113 2 001 1 247 1 532 313*
*Data hingga Juli 2004
Luas Panen, Produktivitas, Produksi, Impor dan Ekspor Padi/Beras di Indonesia Tahun 1997 – 2004
Peningkatan mutu benih:
Mutu genetis : Potensi hasil varietas
Kemurnian varietas
Mutu Fisiologis : Viabilitas benih
Vigor benih
Perbaikan teknik budidaya
Perluasan areal tanam
Upaya untuk meningkatkan produksi pangan
SEJARAHMuda, di Amerika berkembang sesudah Perang Dunia ke II, di Indonesia 1964. Didahului bidang Analisis Benih dengan stasiun pertama di Saxony (Jerman) tahun 1869, juga di Kopenhagen dan Zurich.Pd pertemuan Lab pengujian benih tahun 1921 berdiri ”The European Seed Testing Assosciation”, pertemuan ke4 tahun 1924 di Cambridge diresmikan “The International Seed Testing Association” atau disingkat ISTA yang mempunyai semboyan “Keseragaman dalam pengujian”. Kemudian lahir “Journal of Seed Science and Technology”. Pada tahun 1928 lahir peraturan internasional pengujian benih, yang terbit tahun 1931.1974 pisahkan peraturan dasar (prinsip-prinsip yang tidak mudah diubah ) dan peraturan tambahan. ISTA berdiri karena:keharusan moral sajikan benih sehat, bersih dan benar. ketidakseragaman dalam metoda maupun hasil pengujian benih antar laboratorium.Semakin meluasnya perdagangan benih antar Negara.
IndonesiaDi Yogya (tahun 1924) diadakan kebun benih Crotalaria,Di Tosari (tahun 1927) kebun bibit kentang,di Krawang kebun benih padi,di Pacet kebun benih sayuran, di Pasuruan terdapat kebun benih buah-buahanpenyebaran benih unggul dilaksanakan oleh Jawatan Pertanian Rakyat Urusan Balai Benih tahun 1957,dan di tahun 1960 dilakukan oleh Gabungan Pemancar Bibit sebagai penangkar lanjutan dari Balai Benih.Benih yang dihasilkan dari Balai Benih diperbanyak oleh Gabungan Penangkar Benih yang terdiri dari petani-petani penggarap Pada tahun 1969 mulai dirintis proyek benih oleh Direktorat Pengembangan Produksi Padi Direktorat Jendral Pertanian Departemen Pertanian yang bertujuan untuk menjamin benih yang bermutu tinggi secara kontinyu. Pada tahun 1971 dibentuk Badan Benih Nasional yang bertugas pokok merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan dibudang perbenihan
(sebelum UU RI No.12 1992)Biji = hasil perbiakan generatif tanamanBenih = biji untuk tujuan agronomisBibit = benih yang telah berkecambah menjadi tanaman kecil(setelah UU RI No.12 1992). Benih digunakan baik bahan pertanaman hasil perbiakan generatif maupun vegetatif, istilah bibit dipakai untuk ternak