Penda Hulu An
-
Upload
rahmah-martiyasih -
Category
Documents
-
view
34 -
download
0
Transcript of Penda Hulu An
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena
makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk
melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan
berbagai reaksi kimia tingkat seluler (Campbell dkk., 2002).
Populasi mikroba di alam sangat kompleks dan besar. Beratus-ratus
spesies dari berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam tubuh kita,
termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Salah satu mikroba tersebut adalah
bakteri. Bakteri memiliki tiga macam bentuk yaitu kokus (bulat atau bola), basil
(batang), dan spiral (Fardiaz, 1989).
Sifat bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.
Dikatakan menguntungkan karena bakteri dapat melakukan proses pembusukan
sampah agar tidak menumpuk, sebagai antibiotik, indikator pencemaran, dan
sebagainya. Sedangkan dikatakan merugikan karena bakteri dapat menimbulkan
penyakit untuk beberapa spesies. Walaupun begitu, mikroba khususnya bakteri
sengaja ditumbuhkan pada seuah medium. Medium yang digunakan adalah
medium yang ketersediaan nutrientnya tercukupi seperti air, karbon, energy,
mineral, dan faktor tumbuh untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri.
Suatu bakteri dikatakan patogen jika bakteri tersebut telah membentuk suatu
koloni. Koloni didapatkan jika berada pada lingkungan buatan, sedangkan jika
berada di alam konsentrasi bakteri pathogen menjadi rendah dan suit untuk
dideteksi. Oleh karena itu dilakukan analisis mikrobiologi untuk mengidentifikasi
bakteri pathogen, misalnya uji mikrobiologi air (Fardiaz, 1989).
Uji mikrobiologis air dapat dianalisis berdasarkan organisme penunjuk
atau indicator organism. Syarat organisme indikator antara lain yaitu terdapat
pada air yang tercemar, mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar
dari patogen, terdapat dalam jumlah lebih banyak daripada patogen, dan mudah
dideteksi dengan teknik laboratorium yang sederhana. Biasanya yang digunakan
sebagai indikator yaitu dari jenis Escheichia Coli (E. coli atau coli tinja)
dikarenakan terdapat hanya dan selalu terdapat dalam tinja (Adam, 1992).
Total E. coli terdiri dari E. coli yang berasal dari tinja (disebut E. coli
tinja) atau disebut juga coli fecal (baru tercemar tinja), lalu bakteri-bakteri lain
selain E. coli (disebut coliform) seperti Klebsiella sp., Enterobacter freundii,
Enterobacter aerogenes, atau disebut juga coli nonfecal (pernah terjemar tinja)
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan
untuk mengetahui mutu bahan pangan dan menghitung proses pengawetan yang
akan diterapkan pada bahan pangan tersebut. Air merupakan materi esensial bagi
kehidupan makhluk hidup, karena makhluk hidup memerlukan air untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air dalam tubuh
setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan
suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler (Campbell
dkk., 2002).
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau
mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah
pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada makanan dan minuman dengan
metode MPN (Most Probable Number). Uji kualitatif coliform secara lengkap
terdiri dari tiga tahap yaiutu uji dugaan (Presumtive test), uji penetapan
(confirmed test), dan uji pelengkap (completed test). (Ramona, dkk, 2007)
B. Tujuan
Mengetahui cara kerja untuk mendeteksi adanya bakteri coliform yang
merupakan kontaminan utama sumber air minum.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan dalam percobaan uji kualitas air secara
mikrobiologi adalah tabung reaksi, tabung durham, pipet volume dan filler, pipit
tetes, inkubator, dan pembakar spirtus.
Bahan yang digunakan dalam percobaan uji kualitas air secara
mikrobiologi adalah LBDS, LBSS, dan sampel air bak mandi. Bahan yang
digunakan dalam uji IMVIC adalah Covack Indole Reagent, Methyl Red, KOH
40% dan α-naphtole, dan simnonims citrate.
B. Metode
a. Uji Duga
Dinyalakan
Disiapkan
LBDS LBSS LBSS
Dimasukkan sampel air sumur
Diinkubasi selama 2x24 jam
Hasil atau data
9 tabung dengan 3 seri
Pembakar spirtus
b. Uji IMVIC
Ditambah 3 tetes methyl red, indole,
sitrat, KOH dan α-naphtole
Diinkubasi 2x24 jam
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil positif uji lengkap
Hasil atau data
A. Hasil
LBDS 10 ml LBSS 1 ml LBSS 0,1 ml
Tabung Hasil
LBDS 10 ml 3 tabung (+)
LBSS 1 ml 3 tabung (+)
LBSS 0,1 ml 3 tabung (+)
Medium EMBA
UJI IMVIC
UJI IMVIC Positif (+) Negatif (-)
Uji Indol
Uji Methyl Red
Uji Voges Proskaurer
sample
Uji Sitrat
Sample
B. Pembahasan
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena
makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk
melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan
berbagai reaksi kimia tingkat seluler (Campbell dkk., 2002).
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air
merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan
mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara
kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat
pencemaran (Ramona dkk., 2007).
Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya
ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti coliform dan fecal coli
(Ramona dkk., 2007).
Ciri-ciri coliform adalah sebagai berikut :
bentuk batang.
merupakan bakteri gram negatif,.
tidak membentuk spora.
aerobik atau anaerobik fakultatif yang memfermentasikan laktosa
dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam dan suhu
350C (Pelczar dan Chan., 2006).
Adanya bakteri coliform didalam makanan atau minuman menunjukkan
adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik yang berbahaya bagi kesehatan.
(Dwijoseputro, 2005).
Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal
misalnya Escherichia coli dan coliform nonfecal misalnya Enterobacter
aerogenes. E. coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau
manusia, sedangkan E. aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang
telah mati. Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah
terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus
(Dwijoseputro., 2005).
Eschericia coli adalah satu bakteri yang tergolong Coliform dan hidup
secara normal di dalam kotoran manusia maupun hewan sehingga E. coli
digunakan sebagai bakteri indicator pencemaran air yang berasal dari kotoran
hewan berdarah panas. (Trisnawulan, 2007).
Perbedaan Coli Fekal dan Nonfekal
Uji kualitatif coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji
dugaan (Presumtive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap
(completed test) (Ramona dkk., 2007).
Uji duga (presumptive test) ialah uji yang bertujuan untuk mendeteksi
mikroorganisme yang dapat diduga sebagai bakteri coliform dan untuk melihat
apakah sample air mampu memfermentasi laktosa. Karena media yang digunakan
adalah Lactose Broth (LB) atau kaldu laktosa. Cara pengerjaannya ialah
memasukkan sample air ke dalam tabung reaksi bertutup yang didalamnya telah
berisi lactose broth serta tabung durham. Apabila setelah inkubasi selama 2x24
jam, terdapat gelembung pada bagian atas tabung durham yang disimpan terbalik
maka menyatakan adanya coliform. Uji penguat (confirmed test) yaitu uji lanjutan
dari tahap uji duga dengan membuat piaraan agar piaraan laktoa cair pada media
agar selektif dan diferensial yaitu Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). Koloni E.
coli akan tampak berwarna hijau metalik dan disebut sebagai koloni tipikal, tipe
lain disebut atipikal. Kemudian uji lengkap (completed test) yaitu uji yang
dilakukan untuk pembuatan piaraan cair dalam media laktosa dari koloni tipikal
pada media EMBA dengan tujuan mendeteksi mikroorganisme yang di duga
E.coli untuk memfermentasi laktosa juga diamati morfologinya.
Medium EMBA merupakan medium diferensial, yaitu medium yang
dapat memisahkan antar koloni bakteri yang berbeda dan digunakan sebagai
media isolasi dan identifikasi. Medium tersebut digunakan untuk bakteri coliform
(bakteri yang sebagian besar terdiri dari bakteri E. coli ), yang salah satunya dapat
memfermentasi laktosa, dari koloni yang berwarna biru kehitaman menjadi koloni
yang berwarna hijau metalik (Adam, 1992).
Untuk membedakan Enterobacter aerogenes dan Escherichia coli
dilakukan uji IMVIC yang terdiri dari uji-uji :
a. Uji Indol
Asam amino triptofan merupakan kompunen asam amino yang
lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah
dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein.
Bakteri tertentu seperti misalnya Escherichia coli mampu
menggunakan triptofan sebagai sumber karbon.
E. coli menghasilkan enzim triptofanase yang mengkatalisasikan
penguraian gugus indol dari triptofan. Reagens bereaksi dengan
indol dan menghasilkan senyawa yang tidak larut dalam air dan
berwarna merah pada permukaan medium. Reagens yaitu Kovacs,
Gore, Ehrlich dan Ehrlich-Bohme. Semua reagens tersebut
mengandung para-dimetil-aminobenzaldehida.
b. Uji Methyl Red
Uji methyl red digunakan untuk menentukan adanya fermentasi
asam campuran. Beberapa bakteri memfermentasikan glukosa dan
menghasilkan berbagai produk yang bersifat asam sehingga akan
menurunkan pH media pertumbuhannya menjadi 5.0 atau lebih
rendah. Penambahan indikator pH methyl red dapat menunjukkan
adanya perubahan pH menjadi asam. Methyl Red berwarna merah
pada lingkungan dengan pH 4.4 dan berwarna kuning dalam
lingkungan dengan pH 6.2.
c. Uji Voges-Proskauer
Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang
melaksanakan fermentasi 2,3-butanadiol. Pada penambahan KOH,
adanya asetoin ditunjukan adanya perubahan warna kaldu menjadi
merah muda. Perubahan warna ini diperjelas dengan penambahan
larutan alpha-naphtol. Perubahan warna kaldu biakan lebih jelas
pada bagian yang berhubungan dengan udara, karena sebagian 2,3-
butanadiol dioksidasikan kembali menjadi asetoin sehingga
memperjelas hasil reaksi.
d. Penggunaan Sitrat
Uji Sitrat digunakan untuk melihat kemampuan
mikroorganisme menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber
karbon dan energi. Untuk uji ini dapat digunakan medium sitrat –
Koser berupa medium cair atau medium sitrat – Simmon berupa
medium padat. Simmon’s citrate agar merupakan medium sintetik
dengan Na sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon, NH4+ sebagai
sumber N dan brom thymol blue sebagai indikator pH, sedangkan
medium sitrat-Koser tidak mengandung indikator. Bila
mikroorganisme mampu menggunakan sitrat, maka asam akan
dihilangkan dari medium biakan, sehingga menyebabkan
peningkatan pH dan mengubah warna medium dari hijau menjadi
biru.
Metode yang digunakan pada percobaan kali ini adalah metode uji duga
atau MPN. Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba
di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk
contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari
contoh tersebut (Fardiaz, 1993).
Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana
perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang
ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang
diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas.
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada
pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi
medium cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut
mengandung satu sel, beberapa tabung yang lainnya mengandung lebih dari satu
sel atau tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi,
diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai
tabung positif, sedangkan tabung lainnya negatif.
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi
air dalam praktikum digunakan kelompok koliform sebagai indikator. Metode
MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan koliform
sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform dalam sampel yang
diuji. Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung jumlah jasad renik
tertentu yang terdapat diantara campuran jasad renik lainnya. Sebagai contoh, jika
digunakan Lactosa Broth, maka adanya bakteri yang dapat memfermentasi laktosa
ditunjukkan dengan terbentuknya gas di dalam tabung Durham. Cara ini biasa
digunakan untuk menentukan MPN koliform terhadap air atau minuman karena
bakteri Coliform termasuk bakteri yang dapat menfermentasi laktosa. (Fardiaz,
1993).
Percobaan dengan metode uji duga ini dilakukan dengan membagi 9
tabung menjadi 3 seri, dimana seri pertama tabung diisi larutan LBDS, sedangkan
seri kedua dan ketiga tabung diisi LBSS. Pada seri 1,2,3 masing-masing
ditambahkan secara berurutan 10, 1, dan 0,1 ml larutan sampel air sumur yang
akan diamati apakah mengandung bakteri coliform didalamnya. Selanjutnya
semua tabung diinkubasi selama 2x24 jam.
Pengamatan terhadap air sumur menunjukkan hasil positif dalam uji
dugaan coliform. Hal ini ditandai dengan adanya kekeruhan dan gelembung gas
dalam tabung durham pada seluruh tabung dari semua seri pengenceran.
Timbulnya gas ini disebabkan karena kemampuan bakteri coliform yang terdapat
pada sampel air dalam memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan
gas dalam waktu 48 jam dan pada suhu 350 C (Pelczar dan Chan., 2006).
Air sumur termasuk air dibawah permukaan tanah dimana terdapat pori-
pori tanah dan batuan yang jenuh air pada daerah ini karena dipengaruhi oleh
proses penyaringan. Mikroorganisme tertahan oleh bahan partikulat dalam tanah
yang berfungsi sebagai penyaring (filter). Dengan demikian besar kemungkinan
perairan yang berada jauh di bawah tanah bebas dari mikroorganisme (Pelczar dan
Chan., 2006).
Berdasarkan tabel indeks MPN diatas, dapat dilihat bahwa larutan sampel
air sumur yang kita amati dengan hasil semua tabung menunjukkan hasil positif
maka indeks MPN air sumur >1100. Hal ini menandakan bahwa air sumur tidak
layak digunakan sebagai air minum karena mengandung banyak sekali bakteri
coliform yang dapat mengganggu kesehatan.
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan
jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming
unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai
perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL
atau per gram. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya,
dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95% sehingga
pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN
tertinggi (FDA, 1989).
Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan
coliform, artinya, kualitas air semakin baik. Terdapatnya bakteri coliform dalam
air dapat menjadi indikasi kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya.
E. coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara
universal dalam analisis dengan alasan;
a) E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan
manusia (sebagai flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan
yang telah terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang
sekali ditemukan dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi,
b) E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi
jika pemeriksaan dilakukan dengan benar,
c) Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut
dianggap berbahaya bagi penggunaan domestik,
d) Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat
ditemukan bersama-sama dengan
Percobaan uji IMVIC dengan sampel yang telah disediakan, sampel 1
ditambahkan 3 tetes reagen indol menimbulkan cincin merah di permukaan air.
Pada sampel kedua yang ditambahkan 3 tetes methyl red, menghasilkan warna
merah. Pada sampel ketiga ditambahkan 3 tetes KOH 40% dan α-naphtol,
menghasilkan warna yang tidak berubah menjadi merah. Pada sampel keempat
ditambahkan 3 tetea reagen sitrat, menimbulkan warna hijau. Berdasarkan data
diatas, dapat diketahui bahwa bakteri yang dikandung oleh sampel merupakan
jenis bakteri fekal. Hal ini dikarenakan, bakteri fekal akan menimbulkan warna
bagi sampel yang (+) sedangkan warna yang tidak berubah pada sampel (-).
I M Vi C
E. coli + + - -
A. aerogenes - - + +
( Pelczar and Chan, 2006 ).
Dapat dilihat bahwa bakteri E.coli (fekal) akan menunjukkan hasil (+)
pada reaksi indole dan methyl red, sedangkan A. aerogenes (nonfekal)
menunjukkan hasil (+) pada reaksi VP dan sitrat.
Dari kiri ke kanan: Indole (+), methyl red (+), reaksi VP (+), sitrat (+)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bakteri coliform yang mengkontaminasi sumber air minum dapat di
deteksi melalui uji bakteriologis, yaitu uji untuk mengetahui aman atau tidaknya
air untuk diminum. Uji ini meliputi beberapa tahap yaitu uji duga, uji penetapan,
dan uji lengkap. Selanjutnya, untuk mengetahui jenis bakteri Coliform dapat
melakukan uji IMVIC. Uji IMVIC meliputi uji Indole, uji Methyl red, uji Voges
Proskauer, dan uji Sitrat. Jika bakteri tersebut fekal maka akan menunjukan hasil
(+) pada uji indole dan methyl red, sedangkan jika bakteri tersebut adalah bakteri
nonfekal, maka akan menunjukan tanda (+) pada uji VP dan Sitrat.
B. Saran
Perlu dilakukan uji lanjut, yaitu uji penguat dengan tujuan untuk
mendeteksi adanya bakteri E. coli, karena pada penelitian uni belum melakukan
uji penguat untuk mengetahui lebih lanjut akan keberadaan bakteri E. coli.
DAFTAR REFERENSI
Adam. 1992. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Campbell, N. A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2002. Biologi Jilid 2 edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).
Malang: Universitas Negeri Malang.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Surabaya: Djambatan.
Fardiaz, Srikandi. 1989. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Friedhem, E., and Michaelis, L. 1998. Food and Drug Administration (FDA),
Becteriological Analytical Manual, 8th Editon,. 2001 J. Biol. Chem.,
91, 55-368. Cit. PORTER, J.R.
Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.
Ramona, Y., R. Kawari, I. B. G. Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum
Mikrobiologi Umum untuk Program Studi Farmasi FMIPA UNUD.
Bukit Jimbaran: Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas
MIPA Universitas Udayana.
Trisnawulan, I.A.M. 2007. Analisis Kualitas Air Sumur Gali di Kawasan
Pariwisata sanur, Ecotrophic volume 2. Bali: Universitas Udayana.