Penda Hulu An
-
Upload
ady-heryanto -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Penda Hulu An
Pendahuluan
Istilah organisasi memang tidak berasal dari Islam, tetapi bukan berarti Islam tidak
mengandung ajaran bagaimana cara berorganisasi. Bahkan kalau kita perhatikan banyak
sekali prinsip-prinsip organisasi modern telah dipraktekan oleh umat Islam generasi pertama
baik dalam kehidupan sehari-hari pada waktu damai maupun dalam bidang kemiliteran
ketika bertempur menghadapi musuh. Surat Ash Shaf seperti yang dikutip di awal tulisan ini
mengajarkan bahwa pengaturan pasukan atau barisan secara baik akan mengokohkan
kekuatan sehingga lebih mudah dalam mencapai tujuan dan kemenangan. Dalam setiap
peperangan Nabi mengatur pasukannya baik posisi maupun tugas-tugasnya sedemikian
rupa sehingga bisa memenangkan peperangan. Hal itu merupakan contoh yang sangat baik
bagaimana prinsip berorganisasi dijalankan di zaman Nabi. Demikian pula di bidang
da’wah, ekonomi, politik dan sebagainya termasuk kegiatan yang bersifat ritual.
Shalat jamaah, sebagaimana yang berulang-ulang diserukan oleh Nabi merupakan contoh
terbaik bagaimana organisasi dilaksanakan. Dengan shalat berjamaah kita memperoleh
hasil berlipat ganda (disimbolkan dengan perolehan pahala dua puluh tujuh kali lipat
dibanding dengan shalat munfarid), walaupun waktu dan energi yang dipergunakan sama.
Demikian pula dengan organisasi, kita mampu menghimpun kekuatan yang lebih besar
melebihi jumlah dari kekuatan masing-masing individu yang terga bung. Dalam shalat
berjamaah telah diatur siapa yang menjadi imam, siapa yang menjadi makmum, apa tugas
imam, apa tugas makmum, dimana posisi imam, dimana posisi makmum.
Organisasi yang pada awalnya dibentuk untuk mempermudah dan mempercepat
pencapaian tujuan, jangan sampai berubah menjadi penghambat karena prosedur dan
mekanisme yang berbelit belit. Untuk menghindari hal tersebut kita perlu memperhatikan
beberapa prinsip organisasi seperti penentuan tujuan yang jelas, penyusunan Disain
organisasi, penempatan personal, perencanaan dan lain-lain. Apa yang tersaji dalam tulisan
ini hanyalah pengantar sehingga perlu pendalaman lebih lanjut baik secara teoritis maupun
praktis.
Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi adalah suatu pernyataan tentang keadaan masa depan yang diinginkan
dan diusahakan pencapaiannya oleh organisasi melalui berbagai kegiatan-kegiatan yang
direncanakan Tujuan organisasi sering dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus
atau tujuan akhir dan tujuan antara. Rumusan tujuan organisasi biasanya dicantumkan
sebagai salah satu pasal dalam Anggaran Dasar Organisasi.
Tujuan organisasi berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan dan penyaluran
usaha-usaha dan kegiatan anggota organisasi. Dalam hal ini tujuan berfungsi memberi arah
dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan harus tidak dilakukan.
Tujuan juga merupakan sumber legitimasi bagi suatu organisasi melalui pembenaran
kegiatan-kegiatannya dan keberadaannya di kalangan pihak lain. Pengakuan atas legitimasi
ini akan meningkatkan organisasi untuk mendapatkan berbagai sumber daya dan dukungan
dari lingkungan sekitarnya. Bila tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, akan
memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi.
Tujuan organisasi berfungsi sebagai sumber motivasi bagi anggota.
Secara sederhana, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi.
Tujuan organisasi dan struktur organisasi berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk pencapaian tujuan, pola penggunaan sumber daya, implementasi berbagai
unsur perancangan organisasi, pola komunikasi, mekanisme kerja, departementalisasi dan
lain-lain.
Desain Organisasi
Desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal
pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun
orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi. Disain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja,
standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputu san dan
besaran satuan kerja
Desain organisasi sangat dipengaruhi oleh : (1) Strategi organisasi yaitu seperangkat
kebijakan organisasi yang dirumuskan dan dipilih melalui pertimbangan dan penelitian
sebagai jembatan antara realitas kekinian dan kedisinian organisasi dengan tujuan yang
ingin dicapai. Desain organisasi mengikuti strategi organisasi sehingga bila strategi berubah
maka desain organisasi juga harus berubah.
Dalam organisasi yang memproduksi barang-barang manufaktur atau jasa, desain
organisasi dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan. Sebagai contoh sebuah perusahan
yang memproduksi mobil yang menggunakan teknologi industri massal memerlukan tingkat
standardisasi dan spesialisasi lebih tinggi dibanding perusahaan industri pakaian yang
mengikuti perubahan mode.
Desain organisasi sangat tergantung pada anggota dan orang-orang yang terlibat dalam
organisasi, baik kemampuan, cara berpikir maupun kebutuhan-kebutuhannya. Desain
organisasi yang anggotanya terdiri dari para sarjana tentu berbeda dengan disain organisasi
yang anggotanya hanya terdiri dari para lulusan sekolah dasar meskipun tujuan dan
kegiatannya sama, karena kemampuan dan cara berpikirnya anggota kedua organisasi
berbeda.
Desain organisasi juga sangat dipengaruhi oleh besarnya organisasi secara keseluruhan
maupun satuan-satuan kerjanya. Semakin besar ukuran organisasi akan semakin kompleks
dan harus dipilih bentuk desain yang tepat.
Desain organisasi terlalu rumit untuk diuraikan secara verbal sehingga perlu sebuah bagan
untuk menggambarkannya. Bagan ini memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-
departemen atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan di
antaranya. Satuan-satuan organisasi yang terpisah biasanya digambarkan dalam kotak-
kotak dan dihubungkan satu sama lain dengan garis yang menunjukkan rantai perintah dan
jalur komunikasi formal.
Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu disain organisasi yang secara
ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan individu atau satuan organisasi yang
bertanggungjawab untuk kegiatan organisasi tertentu, dan tingkat spesialisasi yang
digunakan.
2. Rantai Perintah. Bagan organisasi menunjukkan hubungan wewenang-tanggung jawab yang
menghubungkan atasan dan bawah dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari
jenjang organisasi yang tertinggi sampai yang paling bawah.
3. Tipe Pekerjaan yang dilaksanakan. Label dan deskripsi dalam setiap kotak menunjukkan
pekerjaan organisasional atau bidang tanggung jawab yang berbeda. Misalnya dalam disain
kepengurusan IMM Cabang Jember kita lihat ada bidang Organisasi, bidang Kader, bidang
Keilmuan, bidang Hikmah, dsb.
4. Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan menunjukkan atas dasar
apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar fungsional atau dasar devisional atau lainnya.
5. Tingkat Manajemen. Suatu bagan organisasi menunjukkan keseluruhan hirarki manajemen
organisasi.
Keuntungan dan kelemahan bagan organisasi sudah lama menjadi perdebatan di kalangan
ahli organisasi. Salah satu keuntungan bagan organisasi adalah anggota mendapat
gambaran bagaimana organisasi disusun. Pimpinan dan Staf digambarkan dengan jelas. Bila
seseorang dibutuhkan untuk menangani suatu masalah khusus, bagan menunjukkan tempat
dimana orang yang bersangkutan dapat ditemukan. Proses pembuatan bagan juga
memungkinkan pimpinan mengetahui dengan tepat kelemahan-kelemahan organisasi,
seperti sumber-sumber potensial terjadinya konflik atau bidang-bidang dimana duplikasi
yang tidak diperlukan terjadi.
Kelemahan atau kekurangan utama bagan organisasi adalah masih banyak hal-hal yang
tidak jelas atau tidak ditunjukkan. Bagan, sebagai contoh, tidak menunjukkan seberapa
besar tingkat wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan manajerial. Bagan juga tidak
menunjukkan hubungan-hubungan informal dan keseluruhan komunikasi, dimana organisasi
tidak dapat berfungsi secara efisi en tanpa hal itu. Kelemahan bagan ini biasanya diatasi
dengan cara membuat deskripsi dan job spesifikasi.
Fungsi Fungsi Manajemen Organisasi
Meskipun manajemen banyak dikembangkan dan diterapkan dalam dunia usaha, dalam
organisasi yang mengejar profit, manajemen sebenarnya dibutuhkan oleh semua tipe
kegiatan dan dalam semua tipe organisasi. Manajemen sering didefinisikan sebagai cara
bekerja dengan orang lain dan melalui orang lain untuk menentu kan, menginterpretasikan,
dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
berorganisasi. Dalam pelaksanaannya manajemen juga membutuhkan sentuhan artistik
(seni) terutama yang berkaitan dengan perencanaan, komunikasi dan fungsi-fungsi lain
yang men yangkut manusia. Atas dasar inilah manajemen selain disebut sebagai ilmu juga
disebut sebagai seni. Berikut akan kita lihat beberapa fungsi manajemen yang sudah kita
sebutkan tadi.
Setidaknya ada tiga hal yang merupakan prinsip pokok dalam manajemen,
yakni planning,actuating, dan controlling. Akan tetapi ada beberapa sub tambahan untuk
melengkapi pokok-pokok dalam manajemen organisasi yaitu planning, organizing,
actuating, controlling, dan Evaluating. Prinsip-prinsip pokok ini harus dilakukan dengan
melibatkan organ-organ dalam organisasi.
1. Planning
Perencanaan adalah pemilihan dan penetapan target dan sasaran organisasi serta
menyusun langkah-langkah pencapaiannya dengan menentukan strategi, kebijaksanaan,
proyek-proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan
untuk mencapai target dan sasaran tadi. Fungsi-fungsi manajemen lainnya sebenarnya
merupakan pelaksanaan dari hasil perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses yang
tidak berakhir bila rencana organisasi telah ditetapkan, tetapi terus berlanjut selama
rencana dilaksanakan yang mungkin dalam pelaksanaan membutuhkan beberapa
modifikasi agar tetap berguna. Perencanaan kembali (perencanaan yang dilakukan ketika
rencana sedang dilaksanakan sebagai upaya penyesuaian) kadang menjadi faktor kunci
pencapaian sukses. Oleh karena itu perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan
fleksibelitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat
mungkin.
Planning/perencanaan adalah hal utama yang harus dilakukan dalam manajemen.
Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang “begin from the end”. Kita tetapkan
tujuan bersama yang ingin dicapai. Tujuan adalah pelita yang menunjukkan jalan bahkan di
kegelapan malam. Tetapkan visi dan misi organisasi. Yang penting adalah penetapan tujuan,
visi, dan misi organisasi ini harus dilakukan bersama-sama. Minimal tidak dilakukan
sendirian. Memang pada umumnya sebuah organisasi didirikan dengan seorang/beberapa
tokoh kunci sebagai pemberi konsep. Tetapi konsep itu mutlak harus diketahui oleh tiap
orang dalam organisasi agar terdapat kesamaan persepsi.
Konseptor tidak mungkin berjalan sendirian dalam perjalanan organisasi. Jangan ragu dalam
menetapkan tujuan, visi, dan misi. Seorang yang bermimpi besar dan berusaha keras
mewujudkannya namun tidak bisa lebih baik daripada orang yang bermimpi kecil dan bisa
mewujudkannya. Walaupun tidak dicapai, dengan bermimpi besar maka langkah kita pun
akan besar. Lagipula orang yang bermimpi besar dalam pencapaiannya melebihi orang yang
bermimpi kecil.
Perencanaan memiliki banyak manfaat diantaranya membantu organisasi untuk
menyesuaikan diri ketika terjadi perubahan lingkungan, membantu pengurus organisasi
memahami keseluruhan operasi atau kegiatan organisasi, membantu penempatan tanggung
jawab lebih tepat, memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian
dalam organisasi, membuat target lebih khusus, lebih terinci dan lebih mudah dipahami,
meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti dan menghemat waktu, usaha, dan dana.
Ada empat tahap dalam menyusun perencanaan, yaitu :
Menetapkan target atau serangkaian target.
Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan
organisasi. Tanpa rumusan target yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya,
waktu secara tidak efektif dan tidak efisien.
Merumuskan keadaan saat ini.
Pemahaman akan posisi organisasi saat ini dari keseluruhan tujuan yang hendak kita capai
sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya
setelah keadaan waktu saat ini dianalisa, rencana baru dapat kita rumuskan. Tahap ini
membutuhkan informasi tentang kuantitas anggota, kualitasnya, sumber daya, dana yang
dimiliki dll.
Mengindentifikasi segala kemudahan, hambatan dan ancaman yang mungkin akan kita
hadapi di masa yang akan datang.
Segala kelemahan dan kekuatan organisasi perlu kita identifikasi untuk mengukur
kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-
faktor intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuan, atau yang
mungkin menimbulkan masalah. Walaupun dilakukan, antisipasi keadaan, masalah dan
kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi masa yang akan datang merupakan
essensi dari proses perencanaan.
Mengembangkan rencana dan serangkaian kegiatan pencapaian tujuan.
Tahap akhir dari proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif yang ada.
2. Organizing
Organizing sebenarnya merupakan salah satu tahapan dari planning (perencanaan) akan
tetapi perlu kiranya organizing disendirikan menjadi sebuah tahapan dalam manajemen
oraganisasi. Organizing disini dimaksudkan untuk mengatur sebuah penempatan person
yang melaksanakan suatu konsep yang telah dibuat dalam planning sehingga job
description-nya jelas dan tidak terjadi tumpang tindih tugas dalam sebuah oragnisasi atau
sebuah kegiatan.
Setelah kita menetapkan misi dan tujuan organisasi, menyusun rencana, menentukan
program pelaksanaannya, selanjutnlya kita perlu merancang dan mengembangkan
organisasi sebagai instrumen pencapaian kesemuanya. Inilah yang disebut sebagai
organizing, yaitu penentuan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi, perancangan kelompok kerja tertentu yang akan menjadi pelaksana
program, penugasan tanggung jawab dan pendelegasian wewenang yang diperlukan
kepada individu untuk melaksanakan tugasnya.
Fungsi ini menciptakan struktur formal di mana pekerjaan ditetapkan, dibagi-bagikan,
dikoordinasikan atau dengan kata lain fungsi ini bertugas menciptakan disain organisasi.
Penempatan orang yang tepat untuk sebuah jabatan yang tepat akan banyak membantu
kelancaran jalannya kegiatan organisasi. Dalam organisasi profit (perusahaan) penyusunan
personalia diawali dengan berbagai tes kemampuan yang rumit dan kadang berjenjang.
3. Actuating
Actuating/pelaksanaan adalah roh dari organisasi. Hanya omong kosong jika perencanaan
tidak diikuti dengan aksi yang sesuai. Implementasi adalah sama pentingnya dengan
perencanaan. Tanpa pelaksanaan yang baik rencana akan hancur berantakan tanpa sempat
mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu adanya pendelegasian yang tepat untuk suatu tugas
tertentu. Serahkanlah suatu hal pada ahlinya. Jika ditangani ahlinya tentu suatu persoalan
akan selesai lebih cepat dan hasilnya pun baik.
Untuk menunjuk orang yang tepat di tempat yang tepat perlu adanaya komunikasai terus
menerus antara anggota organisasi. Dengan adanya komunikasi dan silaturahmi,
kompetensi seseorang seringkali akan dapat diketahui. Selain itu komunikasi sangat penting
dilakukan antara planner dan actuator. Komunikasi penting untuk menyelaraskan antara
keinginan perencana dengan pelaksana. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat
mengganggu jalannya organisasi Rencana bisa berubah di tengah jalan jika ternyata pada
pelaksanaannya terdapat situasi yang mendesak.
Oleh karena itu pelaksanaan haruslah bersifat fleksibel tanpa keluar dari jalur tujuan yang
hendak dicapai. Orang mengatakan ‘banyak jalan menuju ke Roma’. Begitupun
dengan action(pelaksanaan), ia harus bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Bukan
mengalir dengan arus bukan pula melawan arus tetapi berusaha membelokkan arus
perlahan-lahan ke arah yang kita kehendaki.
4. Controlling
Controlling adalah kunci dalam manajemen. Walaupun pendelegasian adalah hal yang
mutlak dalam organisasi, tetapi pendelegasian bukanlah berarti menyerahkan segala urusan
tanpa kendali. Seorang yang buta niscaya akan dapat berjalan dengan normal jika
diberitahu jalan yang harus dilewatinya. Begitupun orang-orang dalam organisasi, seburuk-
buruknya sistem manajemen jika ada kontrol dan umpan balik yang rutin dilakukan maka
hasilnya masih dapat diterima. Haruslah ada sistem reward and punishment dalam
manajemen organisasi.
Pelaksanaan controlling memerlukan sebuah pengarahan atau leading yang merupakan
usaha pimpinan organisasi untuk membuat semua individu dalam organisasi untuk bergerak
menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-
masing. Fungsi pengarahan melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin serta
kemampuan pemimpin untuk berkomunikasi, dan memberi motivasi. Pengarahan dalam
manajemen sering digunakan istilah yang berbeda tetapi sebenarnya maksudnya sama,
yaitu leading, actuating, directting, motivating dll. Yang jelas fungsi manajemen yang satu
ini bersentuhan langsung dengan manusia.
Semua fungsi manajemen terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan
(Controlling). Penga wasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk
menjamin semua rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur, yaitu:
1. Penetapan standar pelaksanaan.
2. Penetapan ukuran-ukuran pelaksanaan.
3. Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah
ditetapkan.
4. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.
Orang yang berprestasi patut diberi penghargaan dan sebaliknya orang yang melakukan
kesalahan sebaiknya diingatkan untuk tidak mengulangi kesalahannya. Ini penting sebab
sistem ini akan memacu orang-orang dalam organisasi untuk mengeluarkan kemampuan
terbaiknya karena merasa dihargai. Hargai prestasi sekecil apapun dan jangan biarkan
kesalahan sekecil apapun. Segala sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil. Kita harus
tegas dalam hal ini. Ini semua dilakukan agar pelaksanaan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Tidak melenceng dari sasaran apalagi menetapkan sasaran seenaknya.
5. Evaluating
Hal yang tak kalah penting dari sebuah organisasi adalah evaluasi. Evaluasi dibutuhkan
sebagai bahan renungan dan sebagai penilaian perjalanan sebuah organisasi sehingga
organisasi ini bisa menghindari terjadinya kesalahan organisasi. Dengan adanya evaluasi
dapat meminimalisir kesalahan dalam berorganisasi dan menjadikan kesalahan untuk tidak
terulang pada masa mendatang. Tetapi ada hal yang penting namun seringkali terlewatkan
oleh banyak manajer (pimpinan) organisasi. Yakni pentingnya menyentuh hati manusia
dengan hati lagi.
Ya, cinta seringkali dilupakan dalam manajemen organisasi. Ada dua hal yang bisa membuat
orang total dalam suatu hal, yakni adanya keuntungan dan cinta. Orang bilang cinta itu
buta. Jika orang telah merasakan cinta dia akan melupakan kelelahan, kesusahan,
penderitaan yang diperoleh dan akan mencurahkan segenap waktunya untuk hal yang
dicintainya. Jangan ragu-ragu bagi semua elemen untuk melakukan pendekatan personal
untuk orang-orang dalam organisasi seperti menjenguk jika ada yang sakit, menanyakan
kabar, memberi hadiah, melontarkan pujian, dan sebagainya. Perhatikan kebutuhannya dan
berempatilah terhadap kesusahannya. Hal-hal ini mungkin kedengarannya remeh tetapi
sebenarnya ini solusi yang jitu bagi manajemen organisasi. Cinta akan menjadi perekat yang
sangat kuat bagi keutuhan organisasi.
Penutup
Semua fungsi manajemen telah kita bicarakan harus dilaksana kan kapan saja dan dimana
saja kelompok-kelompok diorganisasikan, walaupun ada perbedaan tekanan untuk tipe
organisasi, jabatan-jabatan fungsional, dan tingkatan manajemen yang berbeda. Satu atau
lebih fungsi mungkin lebih mendapat tekanan dari fungsi-fungsi yang lain dengan adanya
perbedaan tingkat manajemen. Sebagai contoh, fungsi perencanaan adalah fungsi yang
lebih mendapat perhatian untuk manajemen atas, sementara tingkat manajemen lini
pertama lebih memperhatikan fungsi pengarahan dll.
Keahlian berorganisasi tidak cukup hanya dengan penguasaan teori, tetapi yang lebih
penting sebenarnya adalah pengalaman di lapangan. Itulah sebabnya organisasi-organisasi
Mahasiswa semacam HMI, PMII, IMM, dan lain sebagainya dinilai sangat besar peranannya
melahirkan orang-orang yang pandai berorganisasi.