Penda Hulu An

1
PENDAHULUAN Gangguan pemusatan perhatian atau sering disebut sebagai ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) adalah ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang perhatiannya sangat singkat waktunya dibandingkan anak lain yang seusia, Biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif. Kelainan ini dapat mengganggu perkembangan anak dalam hal kognitif, perilaku, sosialisasi maupun komunikasi (Brinchmann, 2014). Pada tahun 2011, 6,4 juta anak usia 4-17 tahun (11%) berdasarkan laporan orang tua telah terdiagnosis ADHD. Estimasi prevalensi ADHD meningkat 33% dari tahun 1997 sampai 2008 sehingga meningkatkan prevalensi anak yang memakai obat untuk ADHD (Visser et al, 2015). Pengobatan yang paling umum diberikan untuk ADHD adalah obat stimulan, terutama methylphenidate, yang digunakan dengan perkiraan 2,8% dari populasi usia sekolah (Corkum et al, 2010). Academy of Pediatric (AAP) merekomendasikan terapi perilaku dimulai pada usia presekolah, serta diresepkan methylpenidate jika terapi tidak cukup memperbaiki gejala. Pada anak-anak, terapi methylpenidate telah disetujui dengan atau tanpa terapi perilaku. Terapi kombinasi (methylpenidate + perilaku) lebih disukai terutama untuk anak usia sekolah dasar (Visser, 2015). Di Norwegia, anak-anak dengan ADHD memerlukan layanan sekolah khusus dan layanan kesehatan mental (Brinchmann, 2014).

description

h

Transcript of Penda Hulu An

Page 1: Penda Hulu An

PENDAHULUAN

Gangguan pemusatan perhatian atau sering disebut sebagai ADHD (Attention Deficit

Hyperactive Disorders) adalah ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatiannya pada

sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang perhatiannya sangat singkat waktunya dibandingkan

anak lain yang seusia, Biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang

impulsif. Kelainan ini dapat mengganggu perkembangan anak dalam hal kognitif, perilaku,

sosialisasi maupun komunikasi (Brinchmann, 2014).

Pada tahun 2011, 6,4 juta anak usia 4-17 tahun (11%) berdasarkan laporan orang tua

telah terdiagnosis ADHD. Estimasi prevalensi ADHD meningkat 33% dari tahun 1997

sampai 2008 sehingga meningkatkan prevalensi anak yang memakai obat untuk ADHD

(Visser et al, 2015). Pengobatan yang paling umum diberikan untuk ADHD adalah obat

stimulan, terutama methylphenidate, yang digunakan dengan perkiraan 2,8% dari populasi

usia sekolah (Corkum et al, 2010).

Academy of Pediatric (AAP) merekomendasikan terapi perilaku dimulai pada usia

presekolah, serta diresepkan methylpenidate jika terapi tidak cukup memperbaiki gejala. Pada

anak-anak, terapi methylpenidate telah disetujui dengan atau tanpa terapi perilaku. Terapi

kombinasi (methylpenidate + perilaku) lebih disukai terutama untuk anak usia sekolah dasar

(Visser, 2015). Di Norwegia, anak-anak dengan ADHD memerlukan layanan sekolah khusus

dan layanan kesehatan mental (Brinchmann, 2014).