Penda Hulu An

21
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unsur besi (Fe) dalam suatu sistem Periodik Unsur (SPU) termasuk ke dalam golongan VIII. Besi dapat dibuat dari biji besi dalam tungku pemanas. Biji besi biasanya mengandung Fe 2 O 3 yang dikotori oleh pasir (SiO 2 ) sekitar 10%, serta sedikit senyawa sulfur, fosfor, aluminium, dan mangan. Besi dapat pula dimagnetka. Endapan pasir besi, dapat memiliki mineral- mineral magnetik seperti magnetik (Fe 3 O 4 ), hematit (α- Fe 2 O 3 ), dan maghemit (γ- Fe 2 O 3 ). Mineral-mineral tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan industri. Magnetit, misalnya, dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk tinta kering (toner) pada mesin photo-copy dan printer laser, sementara maghemit adalah bahan utama untuk pita-kaset. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi Fe (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat.

description

svsv

Transcript of Penda Hulu An

Page 1: Penda Hulu An

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Unsur besi (Fe) dalam suatu sistem Periodik Unsur (SPU) termasuk ke

dalam golongan VIII. Besi dapat dibuat dari biji besi dalam tungku pemanas. Biji

besi biasanya mengandung Fe2O3 yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar 10%,

serta sedikit senyawa sulfur, fosfor, aluminium, dan mangan. Besi dapat pula

dimagnetka.

Endapan pasir besi, dapat memiliki mineral-mineral magnetik seperti

magnetik (Fe3O4), hematit (α- Fe2O3), dan maghemit (γ- Fe2O3). Mineral-mineral

tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan industri.

Magnetit, misalnya, dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk tinta kering

(toner) pada mesin photo-copy dan printer laser, sementara maghemit adalah

bahan utama untuk pita-kaset.

Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi Fe (III), maka

merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin

nyatalah efek ini; dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer

akan mengoksidasikan ion besi (II). Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan

dari oksida besi (III), Fe2O3.Besi yang sangat halus bersifat pirofor. Logamnya

mudah larut dalam asam mineral. Dengan asam bukan pengoksidasi tanpa udara,

diperoleh FeII. Dengan adanya udara atau bila digunakan HNO3 encer panas,

sejumlah besi menjadi Fe (III). Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat

encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan garam-garam besi (II) dan gas

hydrogen. Besi murni cukup reaktif. Dalam udara lembap cepat teroksidasi

Page 2: Penda Hulu An

memberikan besi (III) oksida hidrat (karat) yang tidak sanggup melindungi,

karena zat ini hancur dan membiarkan permukaan logam yang baru terbuka.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini, yaitu :

1. Bagaimana cara pembuatan garam rangkap atau garam mohr ?

2. Apakah dalam percobaan ini diperoleh garam mohr ?

C. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini, yaitu:

1. Mengetahui teknik dan cara pembuatan garam rangkap atau garam mohr.

2. Mengetahui apakah diperoleh garam mohr dalam percobaan ini..

Page 3: Penda Hulu An

II. TINJAUAN PUSATAKA

Besi murni cukup relative dalam udara lembab cepat teroksidasi

memberikan besi (III) oksida hidrat (karat) yang tidak sanggup

melindungi ,karena zat ini hancur dan membiarkan permukaan logam yang baru 

terbuka. Besi yang sangat halus bersifat  pirofor logamnya mudah larut dalam

asam mineral . Dengan asam bukan pengoksidasi tanpa udara diperoleh Fe (II).

Dengan adanya udara atau bila digunakan HNO3 encer panas. Sejumlah besi Fe

(III). Media pengoksidasi yang sangat kuat seperti HNO3 pekat atau asam asam

yang mengandung dikromat membuat besi pasif. Ion fero Fe (H2O)6 memberikan

garam berkristal. Garam mohr (NH4)2Fe(SO4)2.H2O cukup stabil dalam terhadap

udara dan terhadap hilangnya air dan umumnya dipakai untuk membuatlaruttan

beku Fe2+ bagi analisis volumetric,dan sebagai zat pengkalibrasi dalam

pengukuran magnetic. Sebaliknya FeSO4.7H2O secara lambat melapuk dan

berubah menjadi kuning kecoklatan biladibiarkan dalam udara. (Cotton dan

Wilkinson,1989).

Garam-garam besi (III) (atau feri) diturunkan dari oksida besi (III), Fe2O3

mereka lebih stabil dari pada garam besi (II). Dalam larutannya terdapat kation-

kation Fe3+ yang berwarna kuning muda, jika larutan mengandung klorida, warna

menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi mengubah ion besi (III) menjadi besi (II)

(Vogel, 1985).

Anion basa kuat sering dipergunakan dalam mengambil ion-ion

yangbermuatan negatif. Anion basa kuat ini dapat dioperasionalkan pada kondisi

Page 4: Penda Hulu An

hidroksida (R+, OH-), maka anion basa kuat ini dapat mengambil hampir seluruh

jenis ion negatif dan pada proses regenerasinya menggunakan larutan natrium

hidroksida (NaOH), sedangkan anion basa kuat dioperasionalkan pada kondisi

klorida (R+, Cl-) maka ion-ion negatif yang dapat diambil seperti sulfat dan nitrat,

dan pada proses regenerasinya menggunakan larutan garam (NaCl), sedangkan

untuk anion basa lemah dipergunakan untuk mengambil asam-asam seperti asam

klorida (HCl) atau asam sulfat (H2SO4). Dan pada proses regenerasinya

menggunakan larutan natrium hidroksida (NaOH), ammonium hidroksida

(NH4OH) atau natrium karbonat (Na2CO3) (Pujiastuti, 2008).

Proses pencucian dan pengeringan yang dilakukan di industri garam

yang ada di Indonesia saat ini ternyata belum cukup mampu menghasilkan garam

dengan kualitas yang baik sehingga stabilitas Iodiumnya rendah. Hal ini

disebabkan pencucian dan pengeringan yang dilakukan hanya bertujuan

meningkatkan tampilan fisik garam (bersih dan kering), dan belum sampai pada

cara menghilangkan zat pengotor higroskopis (senyawa - senyawa Ca dan Mg)

dan zat-zat pereduksi pada garam, sehingga berdasarkan survai yang telah

dilakukan, lebih dari 50 % produk garam konsumsi yang dihasilkan Industri

garam memiliki stabilitas iodium yang rendah. Beberapa variabel proses

pencucian seperti komposisi air pencuci dan ukuran partikel garam yang akan

dicuci akan divariasikan untuk mendapatkan kondisi proses pencucian yang

optimum(Saksono, 2002).

Besi merupakan salah satu unsur pokok alamiah dalam kerak bumi.

Keberadaan besi dalam air tanah biasanya berhubungan dengan pelarutan batuan

Page 5: Penda Hulu An

dan mineral terutama oksida, sulfida karbonat, dan silikat yang mengandung

logam-logam tersebut. Pertukaran ion merupakan proses pertukaran kimia dimana

zat yang insoluble memisahkan ion-ion bermuatan positif atau negatif dari larutan

elektrolit dan melepaskan ion-ion bermuatan sejenis kedalam larutan yang secara

kimiawi jumlahnya sama. Proses pertukaran ion ini tidak menyebabkan perubahan

struktur fisik penukar ion (Poerwadio, dkk.,2004).

Page 6: Penda Hulu An

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum kimia Anorganik pada percobaan garam mohr, dilakasanakan

pada hari kamis, 6 November 2014, puku 07.30 – 09.55, yang bertempat di

laboratorium Kimia Anorganik fakltas Mateamatik dan Ilu Pengetahuan Alam

Universitas Halu Oleo Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan garam mohr yaitu, gelas

kimia, batang pengaduk, corong, dan erlenmeyer

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum garam mohr yaitu,

serbuk bersi, asam sulfat% dan amonia.

Page 7: Penda Hulu An

C. Prosedur Kerja

- 50ml H2SO4 ditambahkan amonia dicampur dalam erlenmeyer

- Diuapkan hingga terbentuk larutan

- Ditimbang 5 gram dengan teliti

- dilarutkan dengan 75ml H2SO4 dalam gelas kimia 250ml

- dipanaskan

- disaring

- difiltrasi + H2SO4

- dipanaskan secara perlahan dan diuapkan sampai terbentuk kristal lapisan permukaaan

Serbuk Besi H2SO4 10%

- Dicampur dalam keadaan panas

- Diamati pembentukan kristalnya

- Dipisahkan dari cairannya

- Dikristalisasi dengan aquaades panas

- Timbang kristal garam mohr

Larutan A Larutan B

Rendamen

Page 8: Penda Hulu An

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data pegamatan

2. Reaksi

1. Reaksi yang terjadi:

Fe(s) + H2SO4(aq) FeSO4(aq) + H2(g)

2NH3(aq) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4(aq)

(NH4)2FeSO4(s) + 6H2O(l) (NH4)2FeSO4.6H2O(s)

2). Analisis Data

Diketahui : Massa Fe = 2,5 gram

Massa kristal garam Mohr = 0 gram

Mr Fe = 56 gram/mol

BM garam Mohr = 392 gram/mol

Ditanyakan : % Rendamen = . . . ?

Jawab :

Mol Fe = Mol garam Mohr

Mol Fe = Gram

Mr

= 2,5 gram

56 gram /mol = 0,044 mol

Page 9: Penda Hulu An

Massa garam Mohr = mol garam Mohr × BM garam Mohr

= 0,044 mol × 392 gram/mol

= 17,248 gram

Jadi, % Rendamen = Berat praktek

Berat tori × 100%

= 0

17,248 gram × 100%

= 0 %

B. Pembahasan

Besi adalah logam yang berwarna putih-perak, kokoh, dan liat. Besi

melebur pada 1535oC. Besi merupakan logam yang reaktif sehingga banyak

ditemukan di kerak bumi. Salah satu senyawa besi (II) yang sangat penting adalah

gram besi (II) sulfat atau ferrosulfat. Garam ini dikenal dengan awrna hijau vitriol

dan memiliki rumus terhidrat FeSO4.7H2O. Bentuk kristal dari garam ini adalah

monoklin dan berisomorf dengan garan Inggris.Garam mohr tidak lain adalah

garam rangkap dari besi sulfat dan ammonium sulfat dengan rumus molekul

(NH4)2FeSO46H2O atau (NH4)2(SO4)26H2O). Garam mohr dikenal dengan warna

hijau vitriol dan memiliki rumus terhidrat FeSO4.7H2O. Bentuk kristal dari garam

ini adalah monoklin dan berisomorf dengan garam Inggris. Kristal adalah suatu

padatan yang atom, molekul, atau penyusunnya terkemas secara teratur dan

Page 10: Penda Hulu An

polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair membentuk

kristal ketika mengalami proses pemadatan.

Pada pembuatan makalah ini dipelajari teknik pembuatan garam Mohr.

Dasar dari pembuatan garam rangkap itu sendiri adalah proses kristalisasi dimana

baik garam rangkap atau garam kompleks, kristal garamnya diperoleh dari

pemanasan. Sesuai teori garam Mohr dibuat dengan mereaksikan besi (II) sulfat

dengan ammonium sulfat. Serbuk besi yang telah ditimbang dilarutkan dalam

H2SO4 10 %, kemudian dipanaskan untuk menyempurnakan kelarutan besi dalam

H2SO4. Pemanasan dilakukan dengan perlahan untuk menjaga agar besi (II) tidak

teroksidasi menjadi besi (III).

Kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan serbuk besi yang

tidak larut dari larutannya kemudian ditambahkan H2SO4, ditambahkan sulfat pada

filtrat ditujukan agar larutan bersifat agak sedikit asam, karena dalam suasana

netral/basa, ion Fe2+ sangat mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara menjadi ion

Fe 3+ yang mana akan mengganggu proses reaksi. Dan pemanasan kembali

dilakukan secara perlahan untuk menjaga kestabilan Fe. Pemanasan dilakukan

hingga jenuh ditandai dengan terbentuk kristal pada lapisan permukaan, tetapi

pada percobaan ini memberikan hasil yang negatif dengan tidak menunjukkan

terbentuknya kristal pada lapisan permukaan (larutan A). Kemudian dibuat

larutan dengan mencampurkan amoniak dengan H2SO4 10%. Kelarutan amoniak

sangat besar karena tidak adanya kehadiran ion senama, dalam hal ini amoniak

sebagai garam dalam larutan sehingga kelarutan cenderung meningkat (larutan B).

Kedua larutan pereaksi (larutan A dan B) yang telah jenuh dicampurkan dalam

Page 11: Penda Hulu An

keadaan panas tanpa dilakukan proses pendinginan terlebih dahulu. Hal ini

dilakukan untuk mencegah masukknya zat-zat lain yang dalam atmosfer terutama

karena sifat kedua pereaksi dalam bentuk padatan adalah hidroskopis sehingga

mudah untuk mengikat zat lain disekitarnya. Larutan campuran dibiarkan dingin

agar diperoleh kristal yang diinginkan yaitu kristal berwarna hijau kebiru-biruan

atau hijau vitriol berbentuk monoklin. Setelah larutan campuran dibiarkan dingin,

didapatkan hasil yang positif dimana terbentuknya kristal berwarna hijau kebiru-

biruan.

Garam Mohr (NH4)2SO4.[Fe(H2O)6]SO4 cukup stabil terhadap udara dan

terhadap hilangnya air, dan umumnya dipakai untuk membuat larutan baku Fe2+

bagi analisis volumetrik dan sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran

magnetik. Sebaiknya FeSO4.7H2O secara lambat melapuk dan berubah menjadi

kuning coklat bila dibiarkan dalam udara. Penambahan HCO3- atau SH- kepada

larutan akua Fe2+ berturut-turut mengendapkan FeCO3 dan FeS. Ion Fe2+

teroksidasi dalam larutan asam oleh udara menjadi Fe3+. Dengan ligan-ligan selain

air yang ada, perubahan nyata dalam potensial bias terjadi, dan system FeII – FeIII

merupakan contoh yang baik sekali mengenai efek ligan kepada kestabilan relatif

dari tingkat oksidasi.

Ion ferro [Fe(H2O)6]2+ memberikan garam berkristal. Garam mohr

(NH4)2SO4. Fe(H2O)6 SO4 cukup stabil terhadap udara dan terhadap hilangnya air,

dan umumnya dipakai untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetri,

dan sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik. Sebaliknya

Page 12: Penda Hulu An

FeSO4.7H2O secara lambat melapuk dan berubah menjadi kuning cokelat bila

dibiarkan dalam udara.

.

1.

Page 13: Penda Hulu An

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada pembahasan,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Garam Mohr dibuat dengan mencampurkan kedua garam sulfat yang berasal

dari serbuk besi (besi (II) dan dammonium pekat dengan perbandingan mol

yang sama. Tiap garam dilarutkan sampai jenuh dan pada besi (II)

ditambahkan sedikit asam. Kedua garam tersebut dicampurkan dalam

keadaan panas lalu didinginkan sampai diperoleh kristal berwarna hijau

vitriol yang berbentuk monoklin yang disebut garam Mohr.

2. Pada percobaan ini, kristal yang diharapkan terbentuk atau dengan kata lain

terbentuk garam mohr sehingga diperoleh berat dan rendamen garam mohr.

Page 14: Penda Hulu An

DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F., A., dan Willkinson, G., 1989. Kimia Anorganik Dasar. Universitas Indonesia, Jakarta.

Pujiastuti, Caecilia. 2008. Kajian Penurunan Ion (Cl-, SO42-, HCO3

-) dala Air Laut dengan Resin Dowex. Vol.1. No. 1.

Poerwadio, A.,D., dan Ali Masduqi. 2004. Penurunan Kadar Besi oleh Media Zeolit Alam Ponorogo Secara Kontinyu. Vol. 5. No.4.

Saksono, Nelson. 2002. Studi Pengaruh Proses Pencucian Garam Terhadap Komposisi dan Stabilitas Yodium Garam Konsumsi. Vol. 6. No. 1.

Vogel, 1985, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Kalman. Media Pustaka, Jakarta.

Page 15: Penda Hulu An

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN I

GARAM MOHR

OLEH:

NAMA : NURLAILA

STAMBUK : F1C1 13 063

KELOMPOK : VIII

ASISTEN PEMBIMBING : ANDI TENRI NURWAHIDAH

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014