Penda Hulu An

6
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanaman Kopi ( Coffea arabica ) merupakan tanaman perkebunan yang penting di Indonesia. Tanaman ini merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang dapat meningkatkan sumber pendapatan negara. Perbanyakan kopi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara vegetatif dan generatif. Cara generatif dapat dilakukan menggunakan biji sedangkan vegetatif yaitu dengan menyambung atau stek. Kopi merupakan tanaman penghasil bahan minuman bernilai ekonomis tinggi, dan menjadi sumber devisa nonmigas bagi negara kita. Untuk daerah Riau luas perkebunan kopi berkisar 14.350 Ha yang diusahakan oleh rakyat dan hasilnya sangat tidak memuaskan dimana hasil pertahunya hanya 4.582 ton (Dinas Perkebunan Tingkat I Riau 1999).

description

tugas pening

Transcript of Penda Hulu An

I. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangTanaman Kopi ( Coffea arabica ) merupakan tanaman perkebunan yang penting di Indonesia. Tanaman ini merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang dapat meningkatkan sumber pendapatan negara. Perbanyakan kopi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara vegetatif dan generatif. Cara generatif dapat dilakukan menggunakan biji sedangkan vegetatif yaitu dengan menyambung atau stek. Kopi merupakan tanaman penghasil bahan minuman bernilai ekonomis tinggi, dan menjadi sumber devisa nonmigas bagi negara kita. Untuk daerah Riau luas perkebunan kopi berkisar 14.350 Ha yang diusahakan oleh rakyat dan hasilnya sangat tidak memuaskan dimana hasil pertahunya hanya 4.582 ton (Dinas Perkebunan Tingkat I Riau 1999).Petani Indonesia memiliki lahan tanaman kopi dengan rata-rata luas yang berkisaran antara 0,5 sampai 1 hektar. Pada tahun 2004 luas areal perkebunan kopi mencapai 1,3 juta hektar dengan produksi sebesar 675 ribu ton (Ditjenbun, 2004 cit. Kustiari, 2007).Benih dari tanaman kopi untuk berkecambah membutuhkan waktu yang cukup lama. Menurut Najiati dan Damarti (1999), untuk mencapai stadium serdadu (hipokotil tegak lurus) butuh waktu 4-6 minggu, sementara untuk mencapai stadium kepalan (membukanya kotiledon) membutuhkan waktu 8-12 minggu. Keadaan ini tentu akan berdampak pada penyediaan bibit.Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk perkecambahan benih kopi ini disebabkan karena terjadinya dormansi fisik. Hal ini akibat dari kulit benih yang keras sehingga air dan oksigen sulit menembus kulit benih serta menghalangi pertumbuhan embrio. Kamil (1992) menyatakan bahwa tahap pertama dari perkecambahan adalah terjadinya penyerapan air oleh benih sehingga kulit benih menjadi lunak dan bersamaan dengan ini oksigen juga dapat masuk ke dalam benih.Usaha untuk memperpendek masa dormansi fisik ini dapat dilakukan secara mekanis dan kimia. Secara mekanis diantaranya dengan perlakuan kulit benih seperti menggosok kulit benih dengan amplas dan mengupas kulit benih. Perlakuan secara kimia yaitu dengan cara merendam benih didalam larutan kimia maupun yang alami. Semuanya ini bertujuan untuk mempermudah masuknya air dan gas ke dalam benih melalui imbibisi sehingga dapat mengaktifkan proses fisiologi dan biokimia yang pada akhirnya dapat mempercepat proses perkecambahan.Air kelapa adalah salah satu bahan alami, yang mengandung hormon seperti sitokinin, auksin dan giberelin serta senyawa lain yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil analisis hormon yang dilakukan oleh Savitri (2005) ternyata dalam air kelapa muda terdapat Giberelin (0,460 ppm GA3, 0,255 ppm GA5, 0,053 ppm GA7), Sitokinin (0,441 ppm Kinetin, 0,247 ppm Zeatin) dan Auksin (0,237 ppm IAA).Penelitian yang terkait dengan penggunaan air kelapa untuk memicu pertumbuhan dan perkembangan embrio biji pernah dilakukan oleh suita dan naming (2004), yaitu pada benih Kemiri (Aleurites mollucana) yang direndam air kelapa selama 4 jam menghasilkan daya berkecambah sebesar 53,33%.Menurut penelitian Fatmi (2008), air kelapa muda 25% merupakan zat pengatur tumbuh yang tepat dan terbaik yang dapat merangsang pertumbuhan tunas dasar buah nenas (Ananas comosus L.Merr.). Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempat dan Obat pada tahun (1987) cit. Deptan (1989) bahwa bahan yang terkandung dalam air kelapa muda dengan konsentrasi 25% dengan perendaman selama 12 jam mampu mendorong pertumbuhan akar dan tunas lada.Penggunaan air kelapa dalam perbanyakan tanaman konvensional (non kultur jaringan) belum banyak dilakukan. Hidayat (2000) melakukan penelitian untuk mempercepat perkecambahan pinang dengan cara merendamnya dalam air kelapa konsentrasi 100% selama 6, 12, 18 ,24, dan 30 jam. Perlakuan perendaman selama 24 jam dalam air kelapa memberikan hasil yang paling baik dalam meningkatkan daya kecambah biji pinang, dengan persentase perkecambahan 98,66%. Widyiastuti (2006) juga melakukan penelitian dengan menggunakan air kelapa untuk meningkatkan perkecambahan biji pinang, tetapi perlakuan yang diberikan adalah air kelapa konsentrasi 20%, 40%, 60% dan 80% dengan lama perendaman 24 jam. Perlakuan air kelapa dengan konsentrasi 80% memberikan hasil terbaik dengan persentase perkecambahan 97,78%.