Penda Hulu An

3
PENDAHULUAN Difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya. Penyakit ini mudah menular dan menyerang terutama daerah saluran pernafasan bagian atas. Penularan biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman ke orang lain yang sehat dan bisa juga ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi. Difteri tersebar di seluruh dunia, tetapi insiden penyakit ini menurun secara drastis setelah penggunaan vaksin difteri secara meluas. Insiden tergantung kekebalan individu, lingkungan, dan akses pelayanan kesehatan. Serangan difteri sering terjadi dikalangan penduduk miskin yang tinggal di tempat berdesakan, memperoleh fasilitas pelayanan kesehatan terbatas, dan mempunyai pengetahuan serta pendidikan rendah. Kematian umumnya terjadi pada individu yang belum mendapat imunisasi.1,2 Obstruksi saluran nafas atas karena difteri adalah suatu keadaan darurat yang harus segera diatasi untuk mencegah kematian. Gejala obstruksi jalan nafas yang tampak adalah sesak nafas, disfoni sampai afoni, stridor inspirasi, retraksi otot di suprasternal, supraklavikula, epigastrial, dan interkostal, dan apabila tidak mendapat terapi yang adekuat pasien akan gelisah dan sianosis karena hipoksia.3 Pada 1400 kasus difteri di Kalifornia, fokus infeksi primer sekitar 94% adalah tonsil atau faring, sedangkan hidung dan laring merupakan dua tempat berikutnya yang angka kejadiannya lebih jarang daripada tonsil dan faring. Penyumbatan

description

difteri

Transcript of Penda Hulu An

Page 1: Penda Hulu An

PENDAHULUANDifteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya. Penyakit inimudah menular dan menyerang terutama daerah saluran pernafasan bagian atas.Penularan biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang membawa kumanke orang lain yang sehat dan bisa juga ditularkan melalui benda atau makanan yangterkontaminasi.Difteri tersebar di seluruh dunia, tetapi insiden penyakit ini menurunsecara drastis setelah penggunaan vaksin difteri secara meluas. Insiden tergantungkekebalan individu, lingkungan, dan akses pelayanan kesehatan. Serangan difterisering terjadi dikalangan penduduk miskin yang tinggal di tempat berdesakan,memperoleh fasilitas pelayanan kesehatan terbatas, dan mempunyai pengetahuanserta pendidikan rendah. Kematian umumnya terjadi pada individu yang belummendapat imunisasi.1,2

Obstruksi saluran nafas atas karena difteri adalah suatu keadaan darurat yangharus segera diatasi untuk mencegah kematian. Gejala obstruksi jalan nafas yangtampak adalah sesak nafas, disfoni sampai afoni, stridor inspirasi, retraksi otot disuprasternal, supraklavikula, epigastrial, dan interkostal, dan apabila tidak mendapatterapi yang adekuat pasien akan gelisah dan sianosis karena hipoksia.3

Pada 1400 kasus difteri di Kalifornia, fokus infeksi primer sekitar 94% adalahtonsil atau faring, sedangkan hidung dan laring merupakan dua tempat berikutnyayang angka kejadiannya lebih jarang daripada tonsil dan faring. Penyumbatanmekanik karena difteri laring atau difteri Bullneck dan miokarditis menyebabkankematian paling besar. Angka kematian kasus difteri saluran nafas hampir 10%.4

Mengingat pentingnya penyakit difteri dibidang THT-KL, pada makalah iniakan dibahas mengenai difteri pada saluran pernafasan atas dengan tujuan agarmendapat pemahaman yang lebih mendalam tentang difteri yang menyerang saluranpernafasan atas.

1. SALURAN NAFAS ATASHidung adalah tempat dimulainya proses pernafasan. Di hidung terdapatrambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang masukagar udara menjadi bersih. Saluran nafas atas terdiri dari hidung, faring, dan laring.3

Gambar 1. Saluran nafas atas dan bawah3

1.1 HidungHidung terdiri atas kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi jaringanikat dan kulit. Hidung terbagi atas kavum nasi kiri dan kanan oleh septum nasi.Rongga hidung terbuka di anterior pada nares dan di posterior pada koana. Luaspermukaannya diperbesar oleh tiga tonjolan dari dinding lateral yang disebut konkasuperior, media, dan inferior.5 Kulit yang menutup hidung dilapisi rambut sangathalus dengan kelenjar sebasea. Bagian dalam hidung dilapisi 4 jenis epitel. Epitelberlapis pipih pada kulit berlanjut ke dalam melalui nares ke dalam vestibulum,dimana sejumlah rambut kaku dan besar menonjol ke saluran udara. Sel rambut iniberfungsi menahan partikel debu yang besar dalam udara yang masuk ke dalamrongga hidung. Beberapa millimeter ke dalam vestibulum, epitel berlapis pipihberubah menjadi kolumnar atau kuboid tanpa silia yang kemudian berlanjut menjadi