Penda Hulu An

15
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menuar yang ditandai dengan panas (demam) dan disertai dengan perdarahan (Depkes RI, 2007). Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit virus yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan penderita meninggal dalam waktu yang sangat pendek (beberapa hari) (Djakaria, 2008). Demam Berdarah Dengue telah menjadi endemik di negara- negara Asia Tenggara seperti Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Phillipina, Indonesia, Thailand dan negara- negara di Pasifik Barat (WHO, 2005).Di Indonesia DBD

description

fgrdutj

Transcript of Penda Hulu An

Page 1: Penda Hulu An

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menuar yang ditandai dengan

panas (demam) dan disertai dengan perdarahan (Depkes RI, 2007). Demam

Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah

penyakit virus yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan penderita

meninggal dalam waktu yang sangat pendek (beberapa hari) (Djakaria, 2008).

Demam Berdarah Dengue telah menjadi endemik di negara-negara Asia

Tenggara seperti Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Phillipina, Indonesia,

Thailand dan negara-negara di Pasifik Barat (WHO, 2005).Di Indonesia DBD

pertama kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virologis

baru diperoleh pada tahun 1970. Di Jakarta kasus pertama dilaporkan pada tahun

1969 kemudian DBD berturut-turut dilaporkan di Bandung (1972) dan

Yogyakarta (1972). Epidemi pertama di luar Jawa dilaporkan pada tahhun 1972

di Sumatera Barat dan Lampung, disusul oleh Riau, Sulawesi Utara dan Bali

(1973) (IDAI, 2010).

Page 2: Penda Hulu An

Angka kejadian kasus DBD di Indonesia khususnya di Bandar Lampung

mengalami peningkatan tiap tahunnya. Kejadian terbesar terjadi pada tahun 2007

dengan Incidence Rate (IR) 235,55per 100.000 penduduk dengan CFR 0.75%.

menururn pada tahun 2008 dan 2009, lalu kembali meningkat di tahun 2010

sebesar 90,80 per 100.000 penduduk (Dinkes Kota Bandar Lampung, 2011).

Virus dengue disebarkan melalui beberapa vektor. Vektor utama DHF adalah

nyamuk Aedes aegypti, sedangkan vektor potensialnya adalah Aedes albopictus.

Aedes aegypti tersebar luas di seluruh Indonesia dan dapat ditemukan di kota-

kota pelabuhan yang penduduknya padat, namun spesies nyamuk inijuga

ditemukan di daerah pedesaan (Djakaria, 2008).

Upaya pencegaha dilakukan untuk menanggulangi peningkatan angka kasus

DBD (Fauzan, 2007). Depkes memiliki program khusus untuk mencegah

meningkatnya angka kejadian DBD, salah satunya adalah dengan

memberdayakan masyarkat dalam kegiatan PSN melalui gerakan 3M (Menguras,

Manutup, dan Mengubur). Kegiatan ini setelah diintensifkan sejak tahun 1992

dan pada tahun 200 dikembangkan menjadi 3M plus yaitu dengan cara

menggunakan larvasida, memelihara ikan, abatisasi, memakai kelambu, dan

menggunakan penolak nyamuk. Sampai saat ini upaya tersebut belum

menunjukkan hasil yang diinginkan karena setiap tahun masih terjadi

peningkatan angka kematian (Depkes, 2007).

Page 3: Penda Hulu An

Pemberantasan vektor DBD dengan menggunakan insektisida telah banyak

menimbulkan dampak negatif antara lain peningkatan resistensi nyamuk,

pencemaran lingkungan, keracunan, kematian makhluk bukan residdu (Murtanti

& Astuti, 2005). Pemakaian insektisida kimia sangat mudah dan membunuh

organisme penganggu dengan cepat, namun efekyang ditinggalkannya adalah

berupa residu yang dapat masuk ke dalam komponen lingkungan karena bahan

aktif sangat sulit terurai di alam. Dampak negatif lain dari insektisida kimia yang

penggunaannya tidak sesuai dengan aturan pemakaiannya adalah resisten

serangga sasaran sehingga memungkinkan berkembangnya strain baru, adanya

residu insektisida dalam makanan maupun lingkungan, dan efek lain yang tidak

diinginkan terhadap manusia daan binatang peliharaan (Naria, 2005).

Indonesia memiliki sumber keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, termasuk

jenis tumbuhan yang mempunyai bahan aktif untuk dikembangkan sebagai

insektisida nabati. Senyawa yang terkandung dalam tumbuhan dan diduga

berfungsi sebagai insektisida diantaranya adalah golongan sianida, saponin,

tanin, flavonoid, alkaloid, minyak atsiri, dan steroid (Kardinan, 2004).

Annona muricata (Sirsak) merupakan tanaman yang tersebar di daerah subtropik

dan tropik, berbentuk pohon perdu, tergolong dalam famili Annonaceae. Bahan

aktif yang terkandung daam tumbuhan ini adalah alkaloid, annonine, muricine

dan muricinine serta saponin yang dapat berperan sebagai insektisida (Grainge &

Ahmed, 1998 dalam Yus, 1996). Pada Sirsak juga ditemukan senyawa bersifat

Page 4: Penda Hulu An

bioaktif yag dikenal dengan nama acetogenin (Naria, 2005). Daun Sirsak

mengandung bahan aktif annonain, saponin, flavonoid, tanin, dan kandungan

minyak dalam bijinya sebesar 42-45%. Daun dan biji Sisak dapat berperan

sebagai insektisida, larvasida repellent (penolak serangga) dan anti feedant

(penghambat makan) (Kardinan, 2004).

Famili Annonaceae lain yaitu Annona squamosa (Srikaya) pernah diuji daunnya

terhadap larva Aedes aegypti. Untuk membunuh 50% larva Aedes aegypti

diperlukan konsentrasi antara 0.03008% - 0.3823% dan untuk membunuh 90%

larva Aedes aegypti diperlukan konsentrasi antara 0.5632% - 0.8324%. kematian

rata-rata larva Aedes aegypti pada uji umur residu LC90 pada konsentrasi ekstrak

daun srikaya tua 0.065568% pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-8 berturut-

turut sebesar 92, 86, 74, 61, 43, 26, 2.2, dan 0% (Noraida, 2000). Oleh karena itu

pada penelitian ini dipilih tanaman Sirsak yang memiliki kandungan saponin dan

flavonoid seperti pada tanaman Srikaya untuk mengetahui efektifitas ekstrak daun

Sirsak sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III.

B. Rumusan Masalah

Pestisida sintetik mengandung bahan kimia yang sulit teruraikan di alam sehingga

dapat mencemari lingkungan. Melihat kerugian yang ditimbulkan oleh pestisida

sintetik maka didapatkan suatu alternatif yang tidak mencemari lingkungan,salah

Page 5: Penda Hulu An

satunya dengan menggunakan pestisida alami yang memiliki dampak lebih kecil

terhadap lingkungan sehingga tidak berbahaya (Astrid,2009).

Sirsak (Annona muricata) merupakan salah satu bahan yang dapat dijadikan

sebagai pestisida alami karena mengandung unsur saponin dan flavonoid yang

diduga efektif sebagai larvasida. Berdasarkan uraian dalam latar belakang

tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaiman efektifitas ekstrak daun Sirsak

(Annona muricata) sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar

III ?

C. Tujuan Penelitian

Sirsak (Annona muricata) memiliki kandungan unsur saponin dan flavonoid yang

diduga efektif sebagai larvasida. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk

melihat efektifitas dari daun Sirsak (Annona muricata) sebagai larvasida, yang

dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas ekstrak daun Sirsak (Annona muricata) sebagai

larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III.

Page 6: Penda Hulu An

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui Lethal Concentration 50 (LC50) dari ekstrak daun Sirsak

(Annona muricata) sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti

instar III.

b. Mengetahui Lethal Dose 50 (LD50) dari ekstrak daun Sirsak (Annona

muricata) sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III.

c. Mengetahui Lethal Time 50 (LT50) dari ekstrak daun Sirsak (Annona

muricata) sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan dihaapkan hasil yang diperoleh dapat bermanfaat.

Adapun manfaat-manfaat dalampenelitian ini adalah :

1. Peneliti

Dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan peneliti tantang efek

ekstrak daun Sirsak (Annona muricata) sebagai larvasida terhadaplarva

nyamuk Aedes aegypti instar III.

2. Keilmuan

Diharapkan dapat menambah informasi ilmiah dan dapat digunakan sebagai

bahan penelitian selanjutnya.

3. Masyarakat

Menginformasikan ekstrak daun Sirsak (Annona muricata) dapat berguna

sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.

Page 7: Penda Hulu An

E. Kerangka Penelitian

Sirsak (Annona muricata) memiliki kandungan saponin dan flavonoid yang

bersifat toksik bagi larva sehingga efektif sebagai larvasida. Saponin dan

flavonoid bekerja dengan cara menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan

tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus larva sehigga dinding

traktus digestivus larva korosif yang menurunkan penyerapan makanan dari

traktus digestivus larva dan mengakibatkan kematian larva. Untuk memudahkan

pembacaan, teori di atas dijabarkan dalam kerangka di bawah ini :

1. Kerangka Teori

Kerangka teori pada penelitian ini adalah :

Gambar 1. Kerangka Teori

Sirsak (Annona muricata)

Saponin & Flavonoid

1. Menurunkan tagangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus larva sehingga menjadi korosif

2. Menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerapan makanan

3. Bersifat toksik bagi serangga

Kematian larva Aedes aegypti

Page 8: Penda Hulu An

2. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini adalah :

Gambar 2. Kerangka Konsep

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ekstrak daun Sirsak (Annona muricata) efektif sebagai larvasida terhadaplarva nyamuk Aedes aegypti instar III.

Jumlah larva yang mati

Dosis IV

Dosis III

Dosis II

Dosis I

Dosis V

Kelompok 6(kontrol positif)

Kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 2

Kelompok 1(kontrol negatif)

Abate

Analisis

Ekstrak daun Sirsak (Annona muricata)

Page 9: Penda Hulu An

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sirsak (Annona muricata)

1. Klasifikasi

Menurut Sunarjono (2005), klasifikasi tanaman Sirsak (Annona muricata) adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Magnoliales

Famili : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annona muricata L

Page 10: Penda Hulu An

2. Morfologi Sirsak (Annona muricata)

Tumbuhan Annona muricata atau biasa disebut Sirsak, merupakan tumbuhan

tegak evergreen dengan tinggi mencapai 5-6 meter. Daunnya berbentuk elips

atau bulat menyempit dengan bagian ujung ynag meruncing dengan panjang

6-20cm dan lebar 2-6 cm (Gambar 2.1). Permukaan daunnya halus dan

mengkilat dengan warna hijau yang lebih tua di bagian permukaan atas

dibandingkan dengan permukaan bawah (Adewole dan Caxton-Martins,

2006).

Bunga Annona muricata tumbuh secara tunggal, dapat muncul di semua

bagian batang, cabang, dan ranting. Bunga ini memiliki panjang 4-5 cm

dengan tangkai yang pendek. Bunga berbentuk kerucut-segitiga dilengkapi

dengan 3 helai bunga yang sedikit tebal dan tersusun berlapis. Bagian luar

helai bunga berwarna kuning kehijauan, sedangkan helai bunga bagian

dalamnyaberwarna kuning pucat (Adewole dan Caxton-Martins, 2006).

Buah Annona muricata berbentuk seperti jantung atau oval.buahmemiliki

panjang sekitar 10-30 cm dengan lebar hingga 15 cm dan berat mencapai

sekitar 4,5-6,8 kg (Adewole dan Caxton-Martins, 2006).

3. Manfaat Sirsak (Annona muricata)